suspensi

14
Suspensi I.1 Definisi a. Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hal 17 Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. (Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hlm 18) Suspensi Oral : sediaaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral. b. Farmakope Indonesia III, Th. 1979, hal 32 Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. c. USP XXVII, 2004, hal 2587 Suspensi oral : sediaan cair yang menggunakan partikel-partikel padat terdispersi dalam suatu pembawa cair dengan flavouring agent yang cocok yang dimaksudkan untuk pemberian oral. Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit. Suspensi otic : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel mikro dengan maksud ditanamkan di luar telinga. d. Fornas Edisi 2 Th. 1978 hal 333 Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan. Yang pertama berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua berupa serbuk untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan. I.2 Keuntungan dan Kekurangan Sediaan (RPS ed. 18, vol 3, 1538-1539) Keuntungan : 1.Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak. 2.Homogenitas tinggi 3.Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).

Upload: eni-herdiani

Post on 22-Nov-2014

2.255 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Suspensi

Suspensi

I.1  Definisia. Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hal 17Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. (Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hlm 18)Suspensi Oral : sediaaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.  b. Farmakope Indonesia III, Th. 1979, hal  32Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. c. USP XXVII, 2004, hal 2587

Suspensi oral  : sediaan cair  yang menggunakan partikel-partikel padat terdispersi dalam suatu pembawa cair dengan flavouring agent yang cocok yang dimaksudkan untuk pemberian oral.

Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit.

Suspensi otic   : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel mikro dengan maksud ditanamkan  di luar telinga. d. Fornas Edisi 2 Th. 1978 hal 333Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan.  Yang pertama berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua berupa serbuk untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.I.2 Keuntungan dan Kekurangan Sediaan  (RPS ed. 18, vol 3, 1538-1539)

   Keuntungan :1.Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak.2.Homogenitas tinggi3.Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).4.Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)5.Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.   Kekurangan :1.Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh, degradasi, dll)2.Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun.3.Alirannya menyebabkan sukar dituang4.Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan5.Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan

Page 2: Suspensi

temperatur.6.Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.

I.3  Macam-macam Suspensi Berdasarkan Penggunaan (FI IV, 1995, hal 18)

1. Suspensi oral, sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral.

2. Suspensi topikal, sediaan cair mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit.

3. Suspensi tetes telinga, sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

4. Suspensi optalmik, sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.Syarat suspensi optalmik (hal 14):

-  Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi dan atau goresan pada kornea.

- Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau penggumpalan.Berdasarkan Istilah

1. Susu, untuk suspensi dalam pembawa yang mengandung air yang ditujukan untuk pemakaian oral.  (contoh : Susu Magnesia)

2. Magma, suspensi zat padat anorganik dalam air seperti lumpur, jika zat padatnya mempunyai kecenderungan terhidrasi dan teragregasi kuat yang menghasilkan konsistensi seperti gel dan sifat reologi tiksotropik (contoh : Magma Bentonit).

3. Lotio, untuk golongan suspensi topikal dan emulsi untuk pemakaian pada kulit (contoh : Lotio Kalamin)Berdasarkan Sifat  (Diktat kuliah Likuida dan Semisolida, hal 102-104)

1. Suspensi Deflokulasi- Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila kecepatan

sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya akan lambat.

- Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap.

- Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi partikel yang halus sangat lambat.

- Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang lambat.

- Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena terbentuk masa yang kompak.

- Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paronya.2.  Suspensi Flokulasi

Page 3: Suspensi

- Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif besar.

- Cairan supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.

- Keunggulannya :sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah diredispersi.

- Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya tinggi.

- Flokulasi dapat dikendalikan dengan : a.     Kombinasi ukuran partikelb.    Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.c.     Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel

dalam suspensi.I.4 Syarat Suspensia. FI IV, 1995, hal 181. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat antimikroba.3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat. b. FI III, 1979, hal 32

1.  Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap2. Jika dikocok, harus segera terdispersi kembali3. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi4. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok

dan dituang.5. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari

suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.(Ansel, 356) c. Fornas Edisi 2, 1978, hal 333Pada pembuatan suspensi, untuk mencegah pertumbuhan cendawan, ragi dan jasad renik lainnya, dapat ditambahkan zat pengawet yang cocok terutama untuk suspensi yang akan diwadahkan dalam wadah satuan ganda atau wadah dosis ganda.I.5  Penggunaan Suspensi dalam Farmasi(Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, Michael E. Aulton, hlm 270 : Diktat Teknologi Farmasi Liquida dan Semisolid, DR. Goeswin Agoes, hlm 89 – 90) 1. Beberapa orang terutama anak-anak sukar menelan obat yang berbentuk tablet / zat padat.  Oleh karena itu diusahakan dalam bentuk larutan.  Kalau zat berkhasiat tidak larut dalam air, maka bentuk suspensi-dimana zat aktif tidak larut-terdispersi dalam medium cair merupakan suatu alternatif.

2. Mengurangi proses penguraian zat aktif didalam air.  Untuk zat yang sangat mudah terurai dalam air, dibuat bentuk yang tidak larut.  Dengan demikian, penguraian dapat dicegah.  Contoh  :  untuk menstabilkan

Page 4: Suspensi

Oxytetrasiklin HCl di dalam sediaan cair, dipakai dipakai garam Ca karena sifat Oxytetrasiklin yang mudah sekali terhidrolisis di dalam air.

3. Kontak zat padat dengan medium pendispersi dapat dipersingkat dengan mengencerkan zat padat medium dispersi pada saat akan digunakan.  Contoh : Ampisilin dikemas dalam bentuk granul, kemudian pada saat akan dipakai disuspensikan dahulu dalam medim pendispersi.  Dengan demikian  maka stabilitas ampisilin untuk 7 hari pada temperatur kamar masih dapat dipenuhi.

4. Apabila zat aktif sangat tidak stabil dalam air, maka digunakan medium non-air sebagai medium pendispersi.  Contoh  :  Injeksi Penisilin dalam minyak dan Phenoxy penisilin dalam minyak kelapa untuk oral.

5. Sediaan suspensi yang terdiri dari partikel halus yang terdispersi dapat menaikkan luas permukaan di dalam saluran pencernaan, sehingga dapat mengabsorpsi toksin-toksin atau menetralkan asam yang diproduksi oleh lambung.  Contoh Kaolin, Mg-Karbonat, Mg-Trisilikat. (antasida/Clays)

6. Sifat adsorpsi daripada serbuk halus yang terdispersi dapat digunakan untuk sediaan yang berbentuk inhalasi.  Zat yang mudah menguap seperti mentol, Ol. Eucaliptus, ditahan dengan menambah Mg-Karbonat yang dapat mengadsorpsi tersebut.

7. Dapat menutup rasa zat berkhasiat yang tidak enak atau pahit dengan lebih baik dibandingkan dalam bentuk larutan.  Untuk suspensi Kloramfenikol dipakai Kloramfenikol Palmitas yang rasanya tidak pahit.

8. Suspensi BaSO4 untuk kontras dalam pemeriksaan X-Ray.9. Suspensi untuk sediaan bentuk aerosol.I.6 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Suspensi (Lachman

Practice, 479-491)1.Kecepatan sedimentasi (Hk. Stokes)

Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi dapat dipakai sebagai pegangan supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap, maka :

a. Perbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus kecil, dapat menggunakan sorbitol atau sukrosa.  BJ medium meningkat.

b. Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan blender / koloid millc. Memperbesar viskositas dengan menambah suspending agent.2.Pembasahan serbuk

Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting agent atau surfaktan, misal : span dan tween.

3. Floatasi (terapung), disebabkan oleh :a. Perbedaan densitasb. Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada permukaanc. Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat.  Hal ini dapat diatasi

dengan penambahan humektan.Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat padat.  Mekanisme humektan :  mengganti lapisan udara yang ada di permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi.  Contoh : gliserin, propilenglikol.

4.Pertumbuhan kristalLarutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jenuh.  Bila terjadi perubahan suhu dapat terjadi pertumbuhan kristal.  Ini dapat dihalangi dengan penambahan surfaktan.Adanya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan kristal.

Page 5: Suspensi

 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kristalisasi (Disperse system, Vol. I, 158)

-gunakan partikel dengan range ukuran yang sempit-pilih bentuk kristal obat yang stabil-cegah penggunaan alat yang membutuhkan energi besar untuk pengecilan

ukuran partikel- gunkan pembasah- gunakan colloidal pelindung seperti gelatin, gums, dan lain-lain yang akan

membentuk lapisan pelindung pada partikel-viskositas ditingkatkan-cegah perubahan suhu yang ekstrim

Hal-hal yang memicu terbentuknya kristal (Disperse system, Vol. I, 158)- keadaan super jenuh- pendinginan yang ekstrim dan pengadukan yang cepat- sifat aliran pelarut yang dapat mengkristalkan zat aktif, dalam ukuran dan

bentuk yang bervariasi- keberadaan cosolutes, cosolvent, dan absorbent- kondisi saat proses pembuatan.5. Pengaruh gula (sukrosa)a. Suspending agent dengan larutan gula : viskositas akan naikb.  Adanya batas konsentrasi gula dalam campuran dengan suspending

agent.  Bila batas ini dilalui polimer akan menurun.c. Konsentrasi gula yang besar juga dapat menyebabkan kristalisasi yang

cepatd. Gula cair 25 % mudah ditumbuhi bakteri, perlu pengawet. (tidak lebih dari

30 %; hati-hati cap locking)e. Hati-hati jika ada alkohol dalam suspensi6. Metode dispersi : Deflokulasi dan Flokulasi

            7. Pengaruh alat-alat pendispersi, menyebabkan :a. Variasi pada ukuran partikel berhubungan dengan RPM Shearing Forceb. Variasi pada sifat-sifat suspensi

c. Variasi pada viskositas pembawa, berhubungan dengan hidratasi suspending agen.Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Page 6: Suspensi

Suspensi

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung bahan obat padat dalam halus dan

tidak larut, yang terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak

boleh cepat mengendap, dan bila di kocok perlahan-lahan, endapan harus terdispersi kembali.

Dapat di tambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan

suspensi harus menjamin sediaan mudah di kocok dan di tuang.

Suspensi terbagi atas beberapa jenis antara lain suspensi oral, suspensi topikal,

suspensi tetes telinga, suspensi optalmik, suspensi untuk injeksi, dan suspensi untuk injeksi

kontinyu. Suspensi oral merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat yang

terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan

oral. Suspensi topikal merupakan sediaan cair mengandung partikel padat terdispersi dalam

cairan pembawa yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Suspensi tetes telinga sediaan

cair mengandung partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

Suspensi optalmik merupakan sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang

terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata. Suspensi

untuk injeksi merupakan sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan

tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal. Sedangkan suspensi untuk

injeksi kontinyu merupakan sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk

membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah

penambahan bahan pembawa yang sesuai.

Suatu sediaan suspensi memiliki komposisi antara lain zat aktif, bahan terdispersi, zat

pensuspensi, dan pendispersi. Zat aktif adalah zat yang dapat memberikan efek terapeutik.

Bahan terdispersi adalah bahan cair yang tidak larut maupun bercampur dengan cairan dari

Page 7: Suspensi

fase pendispersi. Zat pensuspensi adalah bahan yang digunakan untuk memperlambat

penggumpalan sehingga keseragaman dosis dapat diukur untuk mencegah terjadinya

kekerasan dan zat pengembang. Sedangkan pendispersi adalah bahan padat yang tidak larut

dalam medium dispersi.

Pada pembuatan suspensi terdapat 2 metode pembuatan yaitu metode dispersi dan

metode pengendapan. Metode dispersi digunakan untuk pembuatan suspensi, pembawa harus

diformulasi hingga fase padat dengan mudah dibasahi dan didispersikan, surfaktan dapat

digunakan untuk menjamin pembahasan zat padat hidrofobik dengan seragam. Metode

pengendapan terbagi atas beberapa jenis antara lain:

  Pengendapan pelarut organik

Obat-obat yang tidak larut dalam air dapat diendapkan dengan melarutkan dalam pelarut-

pelarut organik yang bercampur dengan air, kemudian menambah fase organik ke air murni

dibawah kondisi standar.

  Pengendapan yang dipengaruhi oleh pil medium

Metode ini bisa jadi lebih membentu dan tidakmenimbulkan kesulitan yang serupa dengan

endapan pelarut organik. Tetapi tehnik ini hanya dapat diterapkan pada obat-oabt yang

kelarutannya tergantung terhadap harga ph.

  Penguraian rangkap

Pembuatan suspensi dengan penguraian ganda hanya melibatkan proses kimia yang

sederhana.

Syarat-syarat suspensi yang baik anatara lain zat terdispersi harus halus dan tidak

boleh mengendap, jika dikocok harus segera terdispersi kembali, dapat mengandung zat

tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi, kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi

Page 8: Suspensi

agar sediaan mudah dikocok dan dituang, serta karakteristik suspensi harus sedemikian rupa

sehingga ukuran partikel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada

penyimpanan.

Karakteristik suspensi yang ideal antara lain partikel yang terdispersi harus

mempunyai ukuran yang sama sehingga tidak cepat mengendap dibawah, endapan yang

terjadi tidak membentuk cake yang keras, mudah didispersikan kembali sehingga

memudahkan penggunaan pada pasien, produk harus mudah dituang, nyaman digunakan dan

tahan terhadap serangan mikroba.

Stabilitas suspensi adalah keadaan suspensi dimana mencegah terjadinya

pengumpalan suspensi. Jika pada suspensi, dimana proses sedimentasi tidak dapat dicegah,

maka dipilih suatu bahan pendispersi dengan sifat rheologis tertentu, yang tidak

memungkinkan turunnya setiap partikel terdispersi. Artinya diupayakan agar proses

sedimentasi ataupun proses lain yang dapat mempengaruhi homogenitas sediaan, seperti

aglomerasi, flotasi dan flokulasi, dapat dihambat. Hal itu dapat diatasi dengan penambahan

stabilisator, yang mempertinggi viskositas sediaan. Akan tetapi daya alir suspensi (terutama

pada suspensi per oral) tetap dipertahankan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

stabilitas suspensi antara lain:

  Ukuran Partikel

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan

keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan

terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan

keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin

kecil luas penampangnya.

  Kekentalan / Viskositas

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin

kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).

  Jumlah Partikel / Konsentrasi

Page 9: Suspensi

Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut

akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel

tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena

itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel

dalam waktu yang singkat.

  Sifat / Muatan Partikel

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang

sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan

tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan

tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi. Ukuran partikel

dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan

mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat

pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut

sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam

air (hidrokoloid).

Seperti sediaan yang lainnya, suspensi juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelebihan dari suspensi antara lain:

  Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak.

  Memiliki homogenitas tinggi.

  Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif

dan saluran cerna meningkat).

  Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit dari obat.

  Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.

Sedangkan kekurangan dari suspensi antara lain:

  Memiliki kestabilan yang rendah (pertumbuhan kristal (jika jenuh), degradasi, dll).

  Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya akan

menurun.

  Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar dituang.

  Ketetapan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan.

Page 10: Suspensi

  Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi-

deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.

  Sediaan suspensi harus cocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.

Untuk pengemasan dan penyimpanan suspensi, semua suspensi harus dikemas dalam

wadah mulut lebar yang mempunyai ruang udara yang memadai diatas cairan sehingga dapat

dikocok dan mudah dituang. Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah yang

tertutup rapat dan terlindung dari pembekuan, panas yang berlebih, dan cahaya. Suspensi

perlu dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin distribusi zat padat yang merata

dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan tepat dan seragam.