suspensi dan geometri roda · web view2014. 3. 23. · dapat menjelaskan cara perawatan dan...
TRANSCRIPT
Suspensi dan Geometri Roda
BAB IITITIK BERAT DAN SUSPENSI
2.1 TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat:
1. Dapat mengukur posisi titik berat sebuah kendaraan
2. Dapat menjelaskan sumbu guling dan mengukurnya
3. Dapat menyebutkan dan menjelaskan macam – macam suspensi
4. Dapat menjelaskan cara perawatan dan perbaikan suspensi
2.2 PENDAHULUAN
Posisi titik berat ini memegang peranan penting dalam analisa dinamika
kendaraan, ada beberapa cara untuk mengukur posisi titik berat salah satu cara
yaitu dengan memakai peralatan yang cukup sederhana, yaitu timbangan dan
dongkrak. Posisi titik berat terhadap poros depan ( a ) dan terhadap poros
belakang ( b ) serta tinggi titik berat dari permukaan jalan ( h ).
2.3 Mengukur Posisi Titik Berat Kendaraan
Pengukuran ( a ) dan ( b ) dilakukan dengan menimbang bagian depan dan
bagian belakang kendaraan pada posisi betul-betul horizontal, seperti ditunjukkan
pada gambar 2.1. Jika pada saat menimbang poros depan didapat hasil
penimbangan Wf dan penimbangan poros belakang didapat hasil Wr , maka berat
total kendaraan didapat :
Wt = Wf + Wr = W
Dengan memakai hasil penimbangan tersebut dan menerapkan konsep
statika maka didapat :
a = (a+b )WrWf +Wr
¿¿
b = (a+b )WfWf +Wr
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 16
Suspensi dan Geometri Roda
diman :
a + b = L ; adalah wheel base yaitu jarak antara poros depan /
belakang kendaraan
Gambar 2.1 : Penimbangan pada poros depan dan belakang
Setelah jarak dari pusat berat terhadap poros depan ( a ) dan jarak pusat berat
terhadap poros belakang ( b ) didapat maka kemudian dapat dicari tinggi titik
pusat berat dari kendaraan.
Untuk mencari tinggi pusat berat kendaraan, pada roda depan atau roda belakang
dapat ditopang dengan timbangan dan roda yang lain didongkrak hingga
membentuk sudut ( θd ) seperti pada gambar 2.2 dibawah ini. Jika dimungkinkan
pada saat mendongkrak kendaraan suspense dikunsi agar bodi kendaraan tidak
menukik ( pitching ) terhadap posisi roda, atau sudut ( θd ) dibuat tidak begitu
besar agar bodi kendaraan tidak menukik.
Gambar 2.2 Penimbangan Roda Depan dan Roda Belakang didongkrak
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 17
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.3 : Grafis Mencari Tinggi Titik Pusat Berat
ΣMg = 0
Wf ( a + b ) Cos θ – W (hr . Sin θ + b . Cos θ ) = 0
Wf ( a + b ) Cos θ – Wb . Cos θ = Whr . Sin θ
hr = Wf (a+b )cosθ−Wb.cosθ
WSin θ
hr = Wf (a+b )−WbWtanθ
h = hr + r
2.4 Gaya Tekan Kendaraan
Gaya Tekan Roda depan kendaraan diukur seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.4 : Mengukur Gaya Tekan Roda Depan Kendaraan
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 18
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.5 : Variabel dan Gaya Reaksi Pada Saat Roda Depan Menekan
ΣMg = 0
Wf (a + b) Sin θ – W(hr + r ).Sin θ + b.Cos θ – Rf.Cos θ = 0
Wf(a + b) Sin θ = Wb.Cos θ + W (hr + r).Sin θ + Rf.Cos θ
Wf = W (hr+r ) . sinΘ+Wb .cosΘ+Rf .cosΘ
(a+b ) sinΘ
Dimana :
Wf = Gaya tekan roda depan kendaraan ( N )
Rf = Tolling resistance roda depan ( N )
y = Tinggi lintasan (Speed bump) ( m )
W = Berat total kendaraan ( N )
a = Jarak posisi titik berat kendaraan terhadap poros roda depan
b = Jarak posisi berat kendaraan terhadap poros roda belakang
a + b= L = Wheel Base, yaitu jarak antara poros depan dan belakang.
Gambar 2.6 : Variabel dan Gaya Reaksi Pada Saat Roda Belakang Menekan
ΣMg = 0
Wr (a + b) Sin θ – W.a . Cos θ + W (h r + r). Sin θ + Ftr . Cos θ. y – Rr.Cos θ . y =
0
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 19
Suspensi dan Geometri Roda
Wr (a + b) Sin θ = W.a. Cos θ – W(hr + r) Sin θ – Ftr. Cos θ. Y + RrCos.Y
Wr = W .a .cosΘ−W (hr+r ) . sinΘ−Ftr .cosΘ.Y +RrCosΘ.Y
(a+b ) sinΘ
Dimana :
Wr = Gaya tekan roda belakang kendaraan ( N )
Rr = Tolling resistance roda belakang ( N )
y = Tinggi lintasan (Speed bump) ( m )
W = Berat total kendaraan ( N )
Ftr = Gaya dorong kendaraan pada roda belakang ( N )
a = Jarak posisi titik berat kendaraan terhadap poros roda depan
b = Jarak posisi berat kendaraan terhadap poros roda belakang
a + b= L = Wheel Base, yaitu jarak antara poros depan dan belakang.
2.5 Sumbu Guling dan Mengukurnya
Pada saat kendaraan berbelok akan terjadi gaya sentrifugal pada pusat
massa bodi kendaraan yang akan mengakibatkan bodi kendaraan berotasi terhadap
satu sumbu memanjang kendaraan. Sumbu memanjang tersebut yang merupakan
pusat rotasi dari bodi kendaraan disebut sebagai sumbu guling bodi kendaraan
atau disingkat sumbu guling.
Jarak antara sumbu guling dengan pusat massa bodi kendaraan disebut lengan
guling. Momen guling untuk bodi kendaraan adalah perkalian gaya sentrifugal
dengan lengan guling, makin besar lengan guling akan semakin besar juga momen
guling yang terjadi.
Tinggi rendahnya letak sumbu guling terhadap permukaan jalan adalah tergantung
pada sistim suspense serta kekakuan dari suspense. letak sumbu guling dari suatu
kendaraan secara sederhana dapat dicari sebagai berikut :
1. Posisikan kendaraan pada landasan horizontal sehingga dijamin semua
roda berada pada level yang sama
2. Berikan garis vertical yang membelok secara simetris bodi kanan dan kiri
dari kendaraan. Garis tersebut harus menempel pada bagian depan dan
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 20
Suspensi dan Geometri Roda
belakang kendaraan sehingga ia selalu mengikuti gerakan dari bodi
kendaraan.
3. Pasang kaca atau benda transparent didepan dan dibelakang kendaraan
pada posisi vertical menutupi secara frontal bagian depan dan
belakangkendaraan. Benda ini menempel pada kendaraan horizontal dan
tidak mengikuti gerakan bodi kendaraan.
4. Buat garis vertical yang menempel pada kaca atau benda transparent
tersebut yang posisi garis tersebut parallel dengan garis yang ada pada
bodi kendaraan. Jika dilihat dari belakang atau depan kendaraan maka
garis yang ada pada bodi kendaraan berimpit dengan garis yang berada
benda transparent tersebut.
5. Dorong bagian atas bodi dari samping sampai sedikit terguling dan tidak
sampai ada roda yang terangkat dari landasan. Pada saat itu garis yang ada
pada bodi dan pada benda transparent terlihat tidak berimpit lagi tapi
saling berpotongan. Perpotongan garis tersebut di bagian depan dan
belakang merupakan titik-titik dari sumbu guling di depan dan belakang di
belakang. Jika kedua titik tersebut dihubugkan maka akan didapat sumbu
guling dari kendaraan tersebut.
Gambar 2.7 : Penentuan Sumbu Guling Sprung Mass
Ada beberapa cara lain untuk mencari pusat guling atau sumbu guling dari sprung
mass yaitu dengan percobaan sederhana dan dengan mencari pusat guling
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 21
Suspensi dan Geometri Roda
suspense secara grafis. Pusat guling adalah titik dimana kalau gaya lateral
diberikan pada titik itu maka sprung mass tidak berputar atau roll. Berdasar
konsep tersebut maka dengan percobaan sederhana dapat dicari pusat guling
sprung mass sebagai berikut :
1. Dorong kendaraan dengan gaya lateral pada garis vertical diatas roda
depan dan belakang
2. Cari posisi gaya lateral sedemikian agar bodi baik bagian depan atau
belakang tidak terguling. posisi tersebut adalah pusat guling depan dan
belakang.
3. Dengan menghubungkan pusat guling depan dan belakang maka akan
didapat sumbu guling sprung mass.
Letak pusat guling sprung mass tergantung pada sistim suspense, karena itu pusat
guling sprung mass dapat juga dicari berdasarkan pusat putar dari masing-masing
sistim suspense.
Untuk kendaraan yang menggunakan “independent suspension” dengan positip
swing arm, maka pusat guling (roll center) dapat dicari dengan grafis seperti pada
gambar 2.5 dibawah ini.
Gambar 2.8: Posisi Pusat Guling Untuk Positip Swing Arm
Untuk kendaraan yang menggunakan “Negatif Swing Arm Independent
Suspension” posisi pusat guling (roll center) dapat dilihat pada gambar 2.6
dibawah ini.
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 22
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.9 : Posisi Pusat guling Untuk Negatip Swing Arm Independent
Suspension
Untuk kendaraan yang menggunakan “Parallel Horizontal Link Independent
Suspension” posisi pusat guling (roll center) dapat dilihat pada gambar 2.7
dibawah ini,
Gambar 2.10: Posisi Pusat guling “Parallel Horizontal Link Independent
Suspension”
Untuk kendaraan yang menggunakan “Inclined Parallel Link Independent
Suspension” posisi pusat guling (roll center) dapat dilihat pada gambar 2.11
dibawah ini.
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 23
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.11: Posisi Pusat guling “Inclined Parallel Link Independent
Suspension”
Untuk kendaraan yang menggunakan “Swing Axle Independent Suspension”
posisi pusat guling (roll center) dapat dilihat pada gambar 2.12 dibawah ini.
Gambar 2.12: Posisi Pusat Guling “Swing Axle Independent Suspension”
Untuk kendaraan yang menggunakan “Mac Pherson Strut Independent
Suspension” posisi pusat guling (roll center) dapat dilihat pada gambar 2.13
dibawah ini.
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 24
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.13: Posisi Pusat guling “Mac Pherson Strut Independent Suspension”
2.6 SUSPENSI
Suspensi adalah kompnonen kendaraan yang fungsi utamanya adalah
untuk menjamin kenyamanan kepada penumpang jika kendaraan berjalan pada
jalan bergelombang dan juga jika kendaraan pada berbagai jenis permukaan jalan
serta berbagai gerak kendaraan. Untuk menjaga kenyamanan penumpang maka
sistim suspensi harus mampu mengisolasi penumpang dari pengaruh getaran yang
terjadi dari pengaruh eksitasi gelombang jalan. Secara ideal suspensi juga harus
mampu meredam atau mengendalikan gerakan atau getaran serta goyangan dari
bodi yang dapat mengganggu stabilitas arah kendaraan akibat gelombang jalan,
gerakan zigzag dan belokan.
Sistim suspensi umumnya terdiri dari 2 komponen yaitu pegas yang
mengakomodasi getaran, dan peredam kejut yang meredam getaran seperti pada
gambar dibawah ini :
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 25
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.14: Sistim Suspensi
Sistim suspensi yang mempunyai pegas dan peredam dengan koefisien pegas dan
dan peredam tetap disebut sistem suspensi pasif atau juga disebut suspensi
konvensional, seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.15: Sistim Suspensi Pasif
Sistim suspensi tersebut hanya mampu mengamankan atau mengisolasi
penumpang terhadap getaran yang ditimbulkan oleh gelombang jalan yang
terbatas atau tertentu.Jika gelombang jalan melebihi batasan tersebut baik dari
amplitudo maupun dari panjang gelombang maka sistim suspensi tersebut sudah
tidak mampu lagi menyamankan penumpang.Untuk dapat menjaga kenyamanan
penumpang pada berbagai gelombang jalan maka besaran konstanta pegas atau
konstanta redaman disesuaikan secara otomatis sesuai kebutuhan untuk
mengendalikan getaran.Sistim suspensi yang dapat mengatur besar redaman atau
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 26
Suspensi dan Geometri Roda
pegas secara otomatis untuk menjaga kenyamanan penumpang pada berbagai
gelombang jalan disebut sistim suspensi “semi aktif”.Sistim suspensi yang dapat
disamping menjaga kenyamanan penumpang untuk berbagai gelombang jalan dan
juga dapat mengendalikan gerak guling bodi kendaraan kearah berlawanan pada
saat kendaraan belok sehingga stabilitas arah kendaraan juga terjaga baik disebut
“sistim aktif”.Suspensi aktif umumnya dapat mengontrol kekakuan pegas dan
besarnya redaman. Sampai saat ini telah dikembangkan konsep desain dari
suspensi aktif yaitu sistim hidrolik, sistim hydropneumatic, dan sistim suspensi
udara seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.16: Model Sistim Suspensi Udara
2.6.1 SUSPENSI AKSEL RIGIDSifat – sifat :
Gerakan salah satu roda mempengaruhi roda yang lain Konstruksi sederhana, perawatan mudah Gerakan pemegasan sedikilt mempengaruhi geometri roda Memerlukan ruang pemegasan yang besar Titik berat kendaraan tidak dapat rendah (kenyamanan kurang) Massa tak berpegas (aksel, roda) berat (kenyamanan kurang Bodi sedikit miring pada saat belok
Penggunaan : Aksel belakang tanpa/dengan penggerak roda ( kendaraan ringan dan berat ), aksel depan ( kendaraan berat ) tanpa / dengan penggerak
Macam – Macam Suspensi Aksel RigidPOLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 27
Suspensi dan Geometri Roda
1. Aksel Canggah
Gambar 2.17: Aksel Canggah
Ujung aksel berbentuk seperti canggah atau garpu yang dihubungkan sumbu king pin dengan spindelPenggunaan : Aksel depan pada kendaraan berat
2. Aksel Kepalan Tinju
Ujung aksel berbentuk seperti kepalan tinju yang dihubungkan sumbu king pin dengan spindel
Penggunaan : Aksel depan pada kendaraan berat
Gambar 2.18: Aksel Kepalan Tinju
3. Aksel Pipa
1) Berpegas Koil
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 28
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.19: Aksel Pipa Berpegas Koil
Lengan – lengan berfungsi untuk mengantar gerakan roda ( pegas koil tidak dapat
menerima beban horisontal ) arah memanjang dan melintang
Penggunaan : Aksel depan / belakang, dengan / tanpa penggerak roda
2) Berpegas Daun
Gambar 2.20: Aksel Pipa Berpegas Daun
Tidak dibutuhkan lengan – lengan, karena pegas daun dapat meneruskan beban /
gaya memanjang dan melintang
Penggunaan : Aksel depan / belakang, dengan / tanpa penggerak roda
4) Aksel De- Dion
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 29
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.21: Aksel Pipa De-Dion
Kedua roda dipegang batang / aksel khusus, diferensial diikat pada bodi, perlu
empat penghubung ( joint ) pada aksel roda, tidak ada perubahan geometri roda
saat pemegasan, massa tak terpegas ringan
Penggunaan : Aksel belakang dengan penggerak roda belakang
2.6.2.SUSPENSI INDEPENDEN
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 30
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.22: Suspensi Independen
Sifat – sifat secara umum :1) Gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain2) Konstruksi agak rumit3) Membutuhkan sedikit tempat4) Jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan5) Titik berat kendaraan dapat rendah ( nyaman dan aman )6) Pegas dapat dikonstruksi lembut ( pegas tidak membantu mengantar gerakan
roda7) Perawatan lebih sulit
Penggunaan :1) Aksel depan dan belakang ( kendaraan penumpang / sedan )2) Aksel depan saja ( kendaraan menengah dan berat )
1. Suspensi Mac. Pherson
1) Dengan Lengan Melintang dan Batang Penahan
Lengan melintang : Mengantar gerakan roda ( arah melintang ) saat pemegasan
Batang Penahan : Menahan Gaya mamanjang ( rem, penggerak dsb.)
Penggunaan : Aksel depan dengan / tanpa penggerak roda
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 31
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.23: Suspensi Mac. Pherson Dengan Lengan Melintang dan Batang
Penahan
2) Dengan Lengan Melintang dan Memanjang
Gambar 2.24: Suspensi Mac. PhersonDengan Lengan Melintang dan Memanjang
Lengan memanjang/melintang : mengantar gerakan roda / mengatasi gaya
melintang dan memanjang
Penggunaan : Aksel belakang tanpa penggerak roda
3) Dengan Lengan “ L “
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 32
Suspensi dan Geometri Roda
Lengan “ L “ mengantar gerakan roda ( menahan gaya memanjang / melintang
Penggunaan : Aksel depan, dengan / tanpa penggerak roda
Gambar 2.25: Suspensi Mac. PhersonDengan Lengan “ L “
4) Mac Pherson Sistem “ Honda “ ( Suspensi Lengan Melintang )
Gambar 2.26: Suspensi Lengan Melintang
Suspensi ini tergolong “ Suspensi Wish Bone “ atau lengan menlintang yang
dikembangkan dari suspensi Mac Pherson oleh Honda Penggunaan : Aksel
depan dengan penggerak roda
2. Suspensi Wishbone ( Lengan Melintang Dobel )1) Dengan pegas koil
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 33
Suspensi dan Geometri Roda
Penggunaan : Aksel depan tanpa penggerak roda
Gambar 2.27: Suspensi WishboneDengan pegas koil
2) Dengan pegas batang torsi
Gambar 2.28: Suspensi Wishbone Dengan Pegas Batang Torsi
Pada suspensi Wishbone, lengan atas dibuat lebih pendek daripada lengan bawah, supaya saat pemegasan :
a) Jarak roda tidak berubah ( keausan ban berkurang )b) Tumpuan roda saat pemegasan ( belok ) baik
2.6.3 SUSPENSI INDEPENDEN DENGAN AKSEL LENGAN TORSI
Pada saat salah satu roda terpegas ( juga pada saat belok ), maka lengan torsi
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 34
Suspensi dan Geometri Roda
menerima beban puntir sehingga berfungsi seperti stabilitator.
Penggunaan : Aksel belakang tanpa penggerak roda
Gambar 2.29: Suspensi Independen Dengan Aksel Lengan Torsi
2.6.4 SUSPENSI INDEPENDEN LENGAN MEMANJANG
Gambar 2.30: Suspensi Independen Lengan Memanjang
Lengan memanjang mengantar gerakan roda dan menahan gaya memanjang /
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 35
Suspensi dan Geometri Roda
melintangPenggunaan : Aksel belakang tanpa penggerak roda
2.6.5 SUSPENSI INDEPENDEN LENGAN MIRING
Gambar 2.31: Suspensi Independen Lengan Miring
Lengan miring : untuk menahan gaya melintang & memanjang Penggunaan : Aksel belakang dengan penggerak roda
2.7 PEGAS DAN STABILISATORPegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh
pukulan jalan pada roda. Selain itu juga menjamin roda tetap menapak pada jalan.
2.7.1 PEGAS DAUN
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 36
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.32: Nama Nama Bagian Pegas Daun
Sifat – Sifat :a) Konstruksi sederhanab) Dapat meredam getaran sendiri ( gesekan antara daun pegas )c) Berfungsi sebagai lengan penyangga ( tidak memerlukan lengan memanjang
dan melintang )
Penggunaan :Aksel depan / belakang, tanpa / dengan penggerak roda
2.7.2 PEGAS KOILPada saat pemegasan, batang pegas koil menerima beban puntir dan lengkung
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 37
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.33: Pegas Koil
Sifat – Sifat :a) Langkah pemegasan panjangb) Tidak dapat meredam getaran sendiri c) Tidak dapat menerima gaya horisontal ( perlu lengan – lengan )d) Energi beban yang diabsorsi lebih besar daripada pegas daune) Dapat dibuat pegas lembut
Penggunaan :Pada suspensi independen dan aksel rigrid
2.7.3 PEGAS BATANG TORSI ( PUNTIR )Pada saat pemegasan, pegas menerima beban punter
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 38
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.34: Pegas Batang Torsi
Sifat – Sifat :a) Memerlukan sedikit tempatb) Energi yang diabsorsi lebih besar daripada pegas lainc) Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri d) Dapat menyetel tinggi bebas mobile) Langkah pemegasan panjangf) Mahal
Penggunaan :a) Suspensi Independen
2.7.4 PEGAS HIDROPNEUMATIS
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 39
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.35: Pegas Hidropneumatis
Sifat – sifat :a) Elastisitas tinggib) Saat pemegasan tidak timbul gelembung udara pada olic) Dapat untuk mengatur tinggi bebas kendaraan
Penggunaan :Kendaraan penumpang / sedan
2.8 STABILISATOR :Stabilisator berfungsi untuk mengurangi efek rolling bodi kendaraan dan memperbaiki sifat jalan belok kendaraan
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 40
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.36: Stabilitator
Cara kerja :Pada saat salah satu roda terpegas ( misal : pada saat kendaraan belok ), maka
bagian melintang stabilisator menerima beban puntir karena gaya pada kedua
sisi memanjang berlawanan arah.
Karena salah satu sisi stabilisator berhubungan langsung dengan bodi, maka
gaya Fa menarik bodi ke bawah gaya Fb mengangkat bodi ke atas, sehingga
kecenderungan “ Rolling “ berkurang
2.9 PEREDAM GETARAN ( SHOC ABSORBER )
Fungsi Peredam Getaran :
Adalah untuk meredam getaran karoseri dan aksel, sehingga jalannya
kendaraan dapat memberikan kenyamanan pada penumpang. Energi gerak
dari bagian yang bergetar dirubah melalui gerakan menjadi panas
a) Tanpa peredam getaran:
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 41
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.37: Grafik Getaran Untuk Kendaraan Tanpa Peredam Getaran
b) Dengan Peredam Getaran
Gambar 2.38: Grafik Getaran Untuk Kendaraan Dengan Peredam Getaran
Prinsip kerja peredam getaran
Pada saat terjadi pemegasan, peredam getaran menerima beban tekan dan tarik
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 42
Suspensi dan Geometri Roda
Gambar 2.39: Peredam Getaran
Langkah Tekan : Langkah Tarik:
Oli berpindah melalui lubang Oli berpindah melalui lubang kecil
besar tahanan oli yg berpindah tahanan oli yang berpindah besar
kecil
Kesimpulan :Peredam getaran pada langkah tarik lebih kuat daripada langkah tekan
Jenis Peredam Getaran:
1) Peredam Getaran Jenis Dua Pipa ( Twin – Tube Type Shock Absorber )
Sifat – Sifat : Pemindahan panas kurang baik Dapat timbul gelombang udara ( kavirasi ) Murah
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 43
Suspensi dan Geometri Roda
Penggunaan :Pada kebanyakan mobil sedan dan truk
Gambar 2.40: Peredam Getaran Jenis Dua Pipa
2) Peredam Getaran Jenis Satu Pipa / Tekanan Gas ( Mono Tube Type Shock Absorber )
Gambar 2.41: Peredam Getaran Jenis Satu Pipa / Tekanan Gas
Sifat – sifat : Pemindahan panas baik Tidak timbul kavitasi ( gelembung udara ) Volume oli besar pada ruang kerja Tekanan gas merapat = 120 bar
Penggunaan :
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 44
Suspensi dan Geometri Roda
Mobil – mobil penumpang ( taxi )
POLITEKNIK NEGERI MALANG_2013 Page 45