survey geolistrik daerah grobogan

88
i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi ( PUSDIKLAT MIGAS CEPU-BLORA ) PENDUGAAN ADANYA LAPISAN PEMBAWA AIR (AKUIFER) BERDASARKAN SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH KRADENAN-GROBOGAN Disusun Oleh : Lusiyati 105097003204 PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

Upload: lusy

Post on 10-Jun-2015

3.172 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

pencarian akuifer

TRANSCRIPT

Page 1: survey Geolistrik daerah Grobogan

i

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi

( PUSDIKLAT MIGAS CEPU-BLORA )

PENDUGAAN ADANYA LAPISAN PEMBAWA AIR (AKUIFER)

BERDASARKAN SURVEY GEOLISTRIK

DI DAERAH KRADENAN-GROBOGAN

Disusun Oleh :

Lusiyati 105097003204

PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2008

Page 2: survey Geolistrik daerah Grobogan

i

PENDUGAAN ADANYA LAPISAN PEMBAWA AIR (AKUIFER)

BERDASARKAN SURVEY GEOLISTRIK

DI DAERAH KRADENAN-GROBOGAN

Lusiyati 105097003204

Laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL )

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Fisika

Fakultas Sains Dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

Page 3: survey Geolistrik daerah Grobogan

ii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA LAPANGAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

MINYAK DAN GAS BUMI (PUSDIKLAT MIGAS)

CEPU, JAWA TENGAH

Tanggal 1 Juli – 30 Juli 2008

PENDUGAAN ADANYA LAPISAN PEMBAWA AIR (AKUIFER) BERDASARKAN

SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH KRADENAN-GROBOGAN

Oleh :

Lusiyati 105097003204

Laporan ini telah diperiksa dan disahkan oleh :

Pembimbing Lapangan

Fx Yudi Triyono, ST

NIP: 100013501

Mengetahui,

a.n. Kepala Bidang Pelatihan

Kepala Sub Bidang Pelaksanaan Pelatihan

Ir. HENK SUBEKTI, Dipl. Eng.

NIP : 100011657

Page 4: survey Geolistrik daerah Grobogan

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ’alamin dengan mengucap syukur kepada Allah

Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-

Nya akhirnya Praktek Kerja Lapangan dan penulisan laporan Praktek Kerja

Lapangan ini dengan judul “PENDUGAAN ADANYA LAPISAN PEMBAWA AIR

(AKUIFER) BERDASARKAN SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH

KRADENAN-GROBOGAN ” dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan laporan

Praktek Kerja Lapangan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu

persyaratan kuliah wajib diikuti oleh mahasiswa Prodi Fisika jurusan MIPA

fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang terpadu dalam kurikulum selain perkuliahan dan tugas akhir yang

bertujuan guna memberikan pengalaman dan wawasan bagi para mahasiswa

bagaimana kerja sesungguhnya.

Banyak pihak yang telah terlibat dan banyak memberikan konstribusi

moril dan material baik secara langsung maupun tidak langsung kepada kami

dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini. Dalam kesempatan ini kami

dengan penuh ketulusan, mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Ayahanda yang selalu memberi semangat dan cintanya, terima kasih ayah

untuk senyum terakhirmu yang begitu indah yang akan selalu menjadi

sang penghibur dikala hati gundah, untuk Bundaku atas do’a, Ridho dan

kasih sayang yang tak pernah terputus sehingga aku dapat belajar mengerti

hidup ini serta kakak dan adik tercinta “ walaupun kalian nun jauh disana

tetapi tetap dihati”.

2. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi.

3. Bapak Drs. Sutrisno, M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika.

4. Ibu Tati Zera,M. Si selaku Dosen Pembimbing atas motivasi dan

bimbingannya.

Page 5: survey Geolistrik daerah Grobogan

iv

5. Bapak Ir. Henk Subekti, Dipl. Eng. Selaku kepala bidang Latihan dan

Sertifikasi Minyak dan Gas Bumi di PUSDIKLAT MIGAS CEPU.

6. Bapak Yuan Kanis Caya, ST. Yang telah membimbing kami selama proses

Kerja Praktek di PUSDIKLAT MIGAS CEPU.

7. Bapak Fx Yudi Triyono selaku pembimbing lapangan yang telah

membimbing kami pada Kerja Praktek di PUSDIKLAT MIGAS CEPU.

8. Segenap karyawan PUSDIKLAT MIGAS CEPU, khususnya Unit Lab

Geologi.

9. Teman-teman PKL dari berbagai Universitas : Fungky dan Dadan “UII”

atas keceriaannya selama kami di kosan, Ika, Fitri dan Yuni “UII” atas

persahabatan yang bermakna ini, Mas Arif, Mas Erik dan Mas Teguh

“ITS” yang selalu kami repotin, terima kasih atas persahabatan yang

singkat namun berkesan ini, teman-teman team PKL dari UII, ITS, UI, dll.

10. Teman-teman di kampus: Wulan, Hasty, Fitri, Iil, Hety, Irma, Isty, Dessy

“kesebelasan girl”, Hady, Mano, Udin, Daeroby, Salim, Haykal dll atas

kegokilan, do’a dan semangatnya untuk kami selalu.

11. Orang terdekat kami : Bukhory atas bantuannya selama kami di Cepu,

Fadly yang telah menginspirasi perjalanan hidup kami, Kak Fajar, Kak

Rasul atas dukungan dan do’anya.

12. Berbagai pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan

laporan ini yang tak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih

terdapat beberapa kesalahan untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan laporan Praktek Kerja

Lapangan ini. Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat memberikan

manfaat kepada semua pihak terutama mahasiswa Fisika.

Cepu, Juli 2008

Penyusun

Page 6: survey Geolistrik daerah Grobogan

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Topik yang Dipilih ............................................................... 1

1.3 Tujuan Praktek ..................................................................... 2

1.4 Manfaat Kerja Lapangan ..................................................... 2

BAB II DESKRIPSI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

2.1 Penjelasan Umum Pusdiklat Migas Cepu ................................. 3

2.1.1 Tugas Pokok .................................................................. 3

2.1.2 Fungsi ............................................................................. 4

2.1.3 Program Kegiatan

2.1.3.1 Program Diklat Reguler ...................................... 4

2.1.3.2 Pendidikan Non Reguler...................................... 5

2.1.4 Sertivikasi Tenaga Teknik Khusus Bidang Minyak ....... 5

2.1.5 Jasa Teknologi ................................................................. 6

2.1.6 Hubungan Kerjasama ...................................................... 6

2.2 Sejarah Singkat PUSDIKLAT Cepu ......................................... 6

2.2.1 Jaman Hindia Belanda .................................................... 7

2.2.2 Jaman Jepang .................................................................. 8

2.2.3 Masa Indonesia Merdeka ................................................ 9

2. 3 Lokasi PUSDIKLAT MIGAS Cepu ......................................... 11

2.4 Kualifikasi Lapangan yang terletak didaerah Cepu ................... 12

2.5 Struktur Oraganisasi dan Kepegawaian ..................................... 12

Page 7: survey Geolistrik daerah Grobogan

vi

2.6 Unit Wax plant ........................................................................... 13

2.7 Unit Destilasi ............................................................................. 17

2.8 Peralatan Proses ......................................................................... 17

2.9 Uraian Proses Produksi .............................................................. 19

2.10 Perpustakaan ............................................................................ 20

2.11 Unit Keamanan ........................................................................ 27

2.12 Unit Power Plant ...................................................................... 33

2.13 Water Treatment ...................................................................... 36

2.14 Unit Boiler Plant ...................................................................... 39

2.15 Unit Fire and Safety.................................................................. 44

2.16 Struktur Orgainisasi Fire and Safety ....................................... 51

BAB III KEGIATAN SELAMA PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Orientasi Khusus ...................................................................... 55

3.2 Proses Pengolahan Data ……………………………………… 56

3.3 Pembuatan Laporan …………………………………………... 56

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1PengolahanData ……………………………………………….. 57

4.2 Interpretasi Data ……………………………………………… 57

4.3 Hasil Interpretasi ……………………………………………… 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan …………………………………………………… 63

5.2 Saran ………………………………………………………….. 63

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 64

Page 8: survey Geolistrik daerah Grobogan

vii

LAMPIRAN

Lampiran A

Dasar Teori …………………………………………65

Lampiran B :

- Data Survey Geolistrik ………………………….... 71

- Hasil Output Program Progress …………………… 73

- Penampang litologi ………………………………... 78

Lampiran C :

- Struktur Organisasi PUSDIKLAT MIGAS Cepu … 79

Page 9: survey Geolistrik daerah Grobogan

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persediaan air, baik air permukaan, air tanah maupun air tanah maupun air

bawah tanah mempunyai peranan yang sangat penting sebagai sumber daya air

baku untuk pasokan kebutuhan air bersih guna berbagai keperluan. Pemanfaatan

tersebut cenderung terus meningkat dari waktu kewaktu seiring dengan

pertambahan jumlah penduduk serta pembangunan disegala bidan. Meningkatnya

kebutuhan air tersebut menjadikan air bawah tanah sebagai sumber alternatif

untuk berbagai keperluan seperti air bersih untuk perkotaan, industry, air irigasi,

jasa dan sebagainya. Air bawah tanah yang semula merupakan barang bebas

yang dapat digunakan dengan begitu mudahnya saat ini telah menjadi barang

alternative yang diperdagangkan seperti komiditi lainnya, bahkan dibeberapa

daerah mempunyai nilai strategis.

Pemakaian air bersih di lingkungan tempat tinggal telah menyebabkan

permintaan akan air bersih meningkat. Dalam menganbtisipasi dampak

pembangunan secara umum serta mengantisipasi kebutuhan air baku, irigasi dan

industry di daerah Kradenan Kabupaten Grobogan, dalam hal ini Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas (Pusdiklat Migas) Cepu berusaha

meningkatkan pemenuhan kebutuhan air bersih dengan upaya survey geolistrik

yang bersifat kontinu untuk mengetahui potensi dan konservasi kandungan air

bawah tanah di daerah tersebut guna memberikan informasi tentang lapisan

pembawa air didaerah itu.

1.2. Topik yang Dipilih

Topik yang dipilih penulis dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah

bagaimana menduga keberadaan lapisan pembawa air (Akuifer) di daerah

penyelidikan Kradenan Kabupaten Grobogan yang didasarkan pada nilai

resistivitas tiap lapisan batuan terukur. Adapun nilai resistivitas diperoleh

berdasarkan survey Geolistrik dengan metode konfigurasi Schlumberger dengan

teknik pengambilan data vertical sounding.

Page 10: survey Geolistrik daerah Grobogan

2

1.3. Tujuan Praktek

Tujuan survey ini untuk memberikan dugaan bahwa di daerah Kradenan

Kabupaten Grobogan tedapat lapisan pembawa air (Akuifer) yang nantinya dapat

memberikan letak keberadaan air tanah yang dapat digunakan untuk mendukung

kebutuhan air bersih bagi masyarakat dan sebagai penunjang pekerjaan

pemboran.

1.4. Manfaat Kerja Praktek

Survey geolistrik daerah Kradenan Kabupaten Grobogan merupakan

survey awal mengenai pendugaan mengenai pendugaan adanya lapisan pembawa

air (Akuifer) yang nantinya diharapkan dapat memberikan informasi bagi

berbagai pihak dalam pengembangan pencarian air tanah pada masa yang akan

datang.

Page 11: survey Geolistrik daerah Grobogan

3

BAB II

DESKRIPSI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

2.1. Penjelasan Umum Pusdiklat Migas Cepu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (PUSDIKLAT

MIGAS) Cepu merupakan instansi pemerintah yang mempunyai tugas

melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak dan gas bumi.

berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 150 tanggal 2 Maret 2001 maka

PPT. MIGAS telah berubah nama menjadi PUSDIKLAT MIGAS berdasarkan

Peraturan Menteri ESDM Nomor 0030 tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005.

2.1.1. Tugas Pokok

Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak dan gas bumi

seperti kursus-kursus, penataran dan penemuan ilmiah, pelaksanaan operasional

kerja pertambangan minyak dan gas bumi serta pengusahaan panas bumi.sebagai

pelaksana tugas Pusdiklat Migas Cepu bertanggung jawab langsung kepada

Kepala Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral.

Visi

Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi yang unggul

dengan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, baik, transparan dan

terbuka.

Misi

Misi utama PUSDIKLAT MIGAS Cepu adalah :

a. Meningkatkan kapasitas aparatur negara dan PUSDIKLAT MIGAS

untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

b. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sektor migas untuk

berkompetisi melalui mekanisme ekonomi pasar.

c. Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi

menjadi lebih kompetitif melalui program pengembangan sumber

daya manusia.

Page 12: survey Geolistrik daerah Grobogan

4

2.1.2. Fungsi

Fungsi Pusdiklat Migas Cepu :

a. Perumusan dan pelaksanaan rencana dan program serta kerja sama

pendidikan dan pelatihan.

b. Perumusan dan pelaksanaan standart, pedoman, norma, prosedur, kriteria

pendidikan dan pelatihan.

c. Penyiapan Akreditasi program lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya,

serta penyelenggaraan uji kompetensi tenaga khusus dan teknis keperluan

lembaga sertifikasi profesi.

d. Pemberian pelayanan jasa, sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan.

e. Pengelolaan sistem informasi pendidikan dan pelatihan.

f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional pusat.

g. Pengolahan ketatausahaan, administrasi keuangan dan kepegawagaian

serta rumah tangga pusat.

h. Evaluasi pendidikan dan pelatihan bidang minyak dan gas bumi.

2.1.3. Program Kegiatan

2.1.3.1. Program Diklat Reguler

Program Diklat regular terdiri dari :

- Diklat Aparatur Negara yang pesertanya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil

(PNS), Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), yang berada di lingkungan

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) maupun

Pemerintah Daerah (Pemda).

- Diklat Teknis

- Diklat Fungsional

- Diklat Struktural

Diklat tersebut selalu diberi anggaran oleh sektor Migas.

Page 13: survey Geolistrik daerah Grobogan

5

2.1.3.2. Program Diklat Non Reguler

Program kursus-kursus yaitu mendidik dan melatih tenaga kerja di dalam

kelas, kerja praktek, dan latihan lapangan berupa :

a. Bimbingan untuk kaderisasi dan pra jabatan

b. Penataran, kursus yang berupa up grading kepada karyawan

c. Peningkatan keahlian program DPKK

Pendidikan Non Reguler pesertanya terdiri dari :

- Karyawan Pertamina

- Mahasiswa

- Karyawan KPS

- Industri Petrokimia

- Pemerinta Daerah

Di samping itu Pusdiklat Migas juga menyelenggarakan kursus-kursus yang

meliputi :

a. Kursus pra jabatan ( Pre Employment Training ).

b. Kursus singkat bidang migas ( Crash Program Training ).

c. Kursus singkat bidang penunjang / Umum.

d. Technical Cooperation Among Development Countries ( TCDC ).

e. Penjenjangan pegawai negeri sipil.

f. Kursus penyegaran ( Refreshing Course ), sertifikasi tenaga pemboran,

seimik, pesawat angkat dan aviasi, dll.

2.1.4. Sertifikasi Tenaga Teknik Khusus (STTK) Bidang Migas

Pemberian tanda pengakuan oleh Pemerintah melalui Lembaga Sertifikasi

Profesi Terakreditasi atas tingkat keahlian atau keterampilan khusus di bidang

pertambangan minyak dan gas bumi serta pengusahaan panas bumi.

Page 14: survey Geolistrik daerah Grobogan

6

2.1.5. Jasa Teknologi

Dalam bentuk melaksanakan jasa pengelolaan crude oil menjadi bahan

bakar (BBM) dan pemasaran hasil sampingnya, mengikutsertakan tenaga-tenaga

ahli pada penelitian-penelitian terapan, studi-studi proses rancang bangun, dsb.

2.1.6. Hubungan Kerjasama

Dalam rangka upaya mensukseskan berbagai program Diklat, Pusdiklat

Migas menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah dari

pihak perguruan tinggi seperti : UI, UIN, UGM, ITB, Universitas Trisakti, ITS,

ITN Malang, UNDIP, UMS, UPN Surabaya, UPN “Veteran” Yogyakarta dan

sebagainya. Tujuan kerja sama tersebut adalah saling memberikan bantuan dalam

hal-hal tertentu yang menguntungkan kedua belah pihak.

Kerja sama dengan pihak luar negeri antara lain :

a. Kerjasama Diklat dengan ASEAN (Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar)

b. Kerjasama Pelatihan dan Sertifikasi dengan Iran.

c. Kerjasama dengan IFF Germany dalam menyusun Environment

Performance Assesment dan Evironment Performence Indicator.

d. Kerjasama dengan CCOP untuk Petroleum Policy Management.

e. Kerjasama dengan GSI/GIWI untuk sertifikasi pengelesan.

f. Kerjasama Sertifikasi Tenaga Pemboran dengan IADC Wellcap USA.

2.2. SEJARAH SINGKAT PUSDIKLAT MIGAS CEPU

Sejak berdiri sampai sekarang Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak

dan Gas Bumi mengalami beberapa pergantian nama. Dalam perkembangannya,

lapangan Cepu dan sekitarnya telah dikelola (dieksploitasikan) oleh beberapa

perusahaan dan instansi.

Umur kilang minyak di Cepu telah mencapai seratus tahun lebih dan

pengolahannya telah mengalami beberapa periode pengolahan yaitu :

Page 15: survey Geolistrik daerah Grobogan

7

2.2.1. Jaman Hindia Belanda ( 1886 – 1942 )

Pada tahun 1886 seorang sarjana pertambangan Mr. Andrian Stoop

berhasil mengadakan penyelidikan minyak bumi di jawa yang kemudian

mendirikan DPM (Dutsche Petroleum Maatschappij) pada tahun 1887.

Pengeboran pertama dilakukan disurabaya kemudian pada tahun 1890 didirikan

penyaringan minyak didaerah Wonokromo. Selain disurabaya Mr. Andrian Stoop

juga menemukan minyak didaerah Rembang.

Pada bulan Januari 1893 Mr. Andrian Stoop mengadakan perjalanan

dengan rakit dari Ngawi menyelusuri Solo menuju Ngareng, Cepu yang

merupakan kota kecil ditepi Bengawan Solo, diperbatasan jawa Timur dan Jawa

Tengah. Konsesi minyak didaerah ini bernama Panolan yang diresmikan pada

tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB Versteegh. AB Versteegh tidak mengusahakan

sendiri sumber minyak tersebut tetapi mengontrakan kepada perusahaan yang

sudah kuat pada masa itu yaitu perusahaan DPM di Surabaya. Kontrak

berlangsung selama 3 tahun dan baru syah menjadi milik DPM pada tahun 1899.

Penemuan sumur minyak bumi bermula dari desa Ledok sekitar 10 km

dari Cepu. Sumur ledok I dibor pada bulan Juli 1893 yang merupakan sumur

pertama di daerah Cepu. Mr. Adrian Stoop menyimpulkan bahwa didaerah

panolan terdapat ladang minyak berkualitas tinggi dalam jumlah yang besar.

Namun daerah tersebut telah dikuasai perusahaan lain. Luas area dan kosesi

panolan adalah 11.977 bahu yang meliputi distrik panolan sampai dengan

perbatasan dengan kosesi Tinawun. Yang termasuk lapangan Ledok adalah area

Gelur dan Nglebur yang produkktif sepanjang 2,5 km dan lebar 1,25 km.

Pada tahun 1893 oleh Mr. Adrian Stoop, pengeboran pertama dilakukan

dengan kedalaman pertama 94 m dengan produksi 4 m3 per hari. Pengeboran

berikutnya di Gelur pada tahun 1897 dengan kedalaman 239 -295 m dengan

produksi 20 m3 per hari, sedangkan pengeboran lainnya dapat mernghasilkan 20-

50 m3per hari ( sebanyak 7 sumur). Minyak mentah yang dihasoilkan diolah di

kilang Cepu. Sebelumnya perusahaan dicepu dan Wonokromo terpusat di Jawa

Timur, namun pada perkembangannya usaha diperluas meliputi lapangan minyak

Kawengan, Wonocolo, Ledok, Nglobo, Semanggi dan Lusi.

Page 16: survey Geolistrik daerah Grobogan

8

2.2.2. Jaman Jepang (1942-1945)

Perang Eropa merangsang pemerintah jepang memperluas kekuasaan di

Asia. Pada tanggal 8 desember 1941 Pearl Harbour yang terletak di Hawaii

dibom jepang. Pengeboman ini menyebabkan meluasnya peperangan di Asia.

Pemerintah belanda di Indonesia merasa kedudukannya terancam, sehingga untuk

menghambat laju serangan jepang mereka menghancurkan instalasi atau kilang

minyak yang menunjang perang, karena pemerintah jepang sangat memerlukan

minyak untuk diangkut ke negerinya, perusahaan minyak terakhir yang masih

dikuasai Belanda yang terdapat dipulau Jawa yaitu Surabaya, Cepu, Cirebon.

Dimana pada waktu itu produksi di Cepu merupakan produksi yang paling besar

dengan total produksi 5,2 Juta Barel/tahun.

Jepang menyadari bahwa pengeboman atas daerah minyak akan

merugikan diri sendiri sehingga perebutan daerah minyak jangan sampai

menghancurkan fasilitas lapangan dan kilang minyak. Meskipun sumber-sumber

minyak dan kilang sebagian besar dalam keadaan rusak akibat taktik bumi hangus

Belanda, Jepang berusaha agar minyak mengalir kembali secepatnya. Tentara

Jepang tidak mempunyai kemampuan di bidang perminyakan sehingga untuk

memenuhi kebutuhan tenaga terampil dan terdidik dalam bidang perminyakan

sehingga mendapat bantuan tenaga sipil jepang yang pernah bekerja diperusahaan

minyak Belanda, kemudia menyelenggarakan pendidikan di Indonesia.

Kehadiran Lembaga Pendidikan Perminyakkan di Cepu Diawali oleh

belanda bernama Midlebare Petroleum School dibawah bendera NV. Bataafsche

Petroleum Maatschappij (BPM). Setelah belanda menyerah dan Cepu diduduki

Jepang maka lembaga itu dibuka kembali dengan nama ”Shokko Gakko”

Page 17: survey Geolistrik daerah Grobogan

9

2.2.3. Masa Indonesia Merdeka

Pada Jaman kmerdekaaan kilang minyak di Cepu mengalami beberapa

perkembangan sebagai berikut, yaitu:

a. Periode 1945-1950

Pada tanggal 15 November 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini

menyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia. Pada tanggal 17

November 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaaan sehingga kilang

minyak Cepu diambil alih oleh Indonesia. Pemerintah kemudian mendirikan

Perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN) berdasarkan maklumat Menteri

Kemakmuran No.5 pada bulan Desember 1949 dan menjelang 1950, setelah

adanya penyerahan kedaulatan, kilang minyak Cepu dan lapangan Kawengan

diserahkan dan diusahakan kembali oleh BPM.

b. Periode 1950-1961

Kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan dikuasai oleh BPM

sedangkan lapangan minyak lainnya seperti Ledok, Ngelogo dan Semanggi tetap

dipertahankan oleh pemerintah RI dan pelaksanaan dilakukan oleh ASM

(Administrasi Sumber Minyak), tetapi pada tahun 1951 diserahkan kembali

kepada pemerintah RI. Pada tahun 1957 didirikan PT MRI (Perusahaan Tambang

Minyak Replublik Indonesia), tetapi kemudian diganti dengan Tambang Minyak

Nglobo CA (Combie Anexsis).

c. Periode 1961-1965

Pada tahun 1961 Tambang Minyak ngelobo diganti menjadi PERMIGAN

(Perusahaan Minyak Gas Negara). Pemurnian minyak dilapangan minyak Ledok

dan Ngolobo dihentikan. Pada tahun 1962, kilang Cepu dan lapangan minyak

Kawengan dibeli oleh Pemerintah RI dari SHELL dan diserahkan ke PN-

PERMIGASAN.

d. Periode 1965-1978

Pada tahun 4 Januari tahun 1966, kilang Cepu dan lapangan minyak

Kawengan dijadikan Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian

Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS). Kemudian pada tanggal 7 Februari

Page 18: survey Geolistrik daerah Grobogan

10

1967 diresmikan Akademi Migas dan Gas Bumi (AKA MIGAS) Cepu angkatan

pertama.

e. Periode 1978-1984

Berdasarkan SK Menteri Pertmabangan dan Energi No. 646 tanggal 26

Desember 1977, LEMIGAS diubah menjadi bagian dari Direktorat Jendral

Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPT MGB LEMIGAS). Dan berdasarkan SK

Presiden No. 15 tanggal 15 Maret 1984 Pasal 107, Cepu ditetapkan sebagai pusat

pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi (PPT MIGAS).

f. Periode 1984-2001

Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 0177/1987 tanggal

5 Maret 1957, dimana wilayah PPT MIGAS yang dimanfaatkan Diklat

Operasional/Laboratorium lapangan Produksi diserahkan ke PERTAMINA UEP

III, Lapangan Cepu, sehingga kilang Cepu mengoperasikan pengolahan crude oil

milik PERTAMINA.

Kedudukan PPT MIGAS dibawah Direktorat Jendral Minyak dan Gas

Bumi, Departemen Pertambangan dan Energi, yang merupakan pelaksanaan

teknis MIGAS dibidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi.

Keberadaan PPT MIGAS ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984 tanggal 18

Maret 1984. Dan strukur organisasinya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Pertambangan dan Energi No. 1092 tanggal 5 November 1984.

g. Periode Tahun 2001 – sekarang

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri ESDM No. 150/2001 tanggal 2

Maret 2001, dan PPT MIGAS diganti menjadi PUSDIKLAT MIGAS dan telah

diperbaharui dengan Peratuan Mentri ESDM No.0030 Tahun 2005 tanggal 20 Juli

2005.

Page 19: survey Geolistrik daerah Grobogan

11

2.3. Lokasi PUSDIKLAT MIGAS Cepu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perminyakan dan Gas Bumi berlokasi di :

Desa : Karangboyo

Kecamatan : Cepu

Kabupaten : Blora

Propinsi : Jawa Tengah

Tepatnya berada di jalan Sorogo No.1 Cepu

Lokasi tersebut sangat strategis karena adanya beberapa faktor yang

mendukung, antara lain :

a. Bahan baku

Sumber bahan baku berasal dari Kawengan, Ledok, Nglobo, dan Semanggi yang

dioperasikan oleh PT. PERTAMINA EP Region Jawa Area Cepu serta Wonocolo

yang merupakan pertambangan rakyat di bawah pengawasan PT. PERTAMINA

EP Region Jawa Area Cepu.

b. Air

Sumber air berasal dari Bengawan Solo yang dekat dengan kilang, sehingga

kebutuhan air untuk proses pengolahan atau untuk air minum lebih mudah

terpenuhi.

c. Transportasi

Letak kilang tidak begitu jauh dari jalan kereta api maupun jalan-jalan raya yang

menghubungkan kota-kota besar, sehingga dapat memperlancar distribusi hasil

produksi.

d. Tenaga kerja

Karena letaknya tidak jauh dari kota-kota pendidikan, sehingga mudah untuk

memperoleh tenaga-tenaga terdidik dan terampil.

e. Fasilitas pendidikan

Fasilitas untuk pendidikan cukup memadai meskipun peralatan sarananya

sudah tua, misalnya: Kilang, Laboratorium, Bengkel.

Page 20: survey Geolistrik daerah Grobogan

12

2.4. Kualifikasi Lapangan yang Terletak di daerah Cepu

Menurut tingkat pengekploitasiannya, lapangan Cepu dapat dibagi menjadi

tiga pengusahaannya yaitu:

2.4.1. Lapangan-Lapangan Status Produksi

Lapangan status produksi adalah lapangan-lapangan yang masih

memproduksi minyak dan gas yang terdiri dari lapangan Kawengan, lapangan

Ledok, lapangan Nglobo, lapanbagan Semanggi, lapangan Wonocolo, dan

lapangan Gas Balun.

2.4.2. Lapangan-Lapangan Status Semi Ekplorasi

Yang dikategorikan pada status ini merupakan lapangan yang telah

dipelajari mempunyai cadangan awal, tetapi masih belum diproduksi atau

dikembangkan lebih lanjut seperti lapangan Balun, lapangann Togo, lapangan

Ngasem dan Dander, serta lapangan Alas Dara dan Kemuning (Mobil Cepu

Limited-Exxon Mobil Indonesia ).

2.4.3. Lapangan-Lapangan Status ditinggalkan Sementara

Lapangan-lapanagna status ditinggalkan sementara adalah lapangan-

lapangan yang ditinhggalkan sementara karena adanya masalah teknis dan non

teknis. Terdaftar sekitar 15 lapangan, yaitu; lapangan Metes, lapangan Banyuasin,

lapangan Banyuabang, lapangan Ketringan, lapangan Tungkul, lapangan

Kedinding, lapangan Ngraho, lapangan Tambi, lapangan Kadewan, lapangan

Dandangilo, lapangan Kidangan, lapangan Petak, lapangan Kluwih, dan lapangan

Gabus.

2.5. STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

Pusdiklat Migas mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan

bidang minyak dan gas bumi, berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral No. 0030 tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005. Pusdiklat Migas Cepu

dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral. Dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya, dibagi menjadi bagian-bagian sebagai berikut:

Page 21: survey Geolistrik daerah Grobogan

13

1. Bagian Tata Usaha, yang dibagi menjadi dua sub bagian yaitu :

a. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

b. Sub Bagian Keuangan dan Rumah Tangga

2. Bidang Sarana Kilang dibagi menjadi dua sub bagian yaitu :

a. Sub Bidang Kilang

b. Sub Bidang Utilitas

3. Bidang Sarana Laboratorium dan Bengkel, terdiri dari dua sub bagian

yaitu :

a. Sub Bidang Bengkel

b. Sub Bidang Laboratorium

4. Bidang Pelatihan terdiri dari dua sub bagian :

a. Sub Bidang Penyiapan Pelatihan

b. Sub Bidang Pelaksanaan Pelatihan

5. Kelompok Jabatan Fungsional

2.6. Unit Wax Plant

Wax Plant Cepu dibangun pada tahun 1962 oleh PERMIGAN. Wax Plant

merupakan unit pengolahan PH solar menjadi batik wax yang banyak digunakan

pada industri batik. Pertimbangan lain untuk mengolah PH solar adalah kesulitan

dalam menampung dan tidak dapat langsung dipasarkan. Wax atau lilin adalah

kristal hidro karbon yang sebagian besar tersusun dari senyawa normal parafine

dan sedikit senyawa iso-parafine. Jalannya Proses :

Untuk mengolah PH solar menjadi batik wax yang siap dipasarkan,

dilakukan melalui beberapa tahapan proses pengolahan sebagai berikut :

1. Proses Dewaxing

Proses dewaxing atau proses pengambilan wax merupakan proses

pemisahan wax dari minyak untuk mengurangi kadar minyak dalam umpan.

Proses ini terdiri dari 2 tahap yaitu proses pendinginan dan chiller dan proses

penyaringan filter proses.

Page 22: survey Geolistrik daerah Grobogan

14

PH solar merupakan produk bawah dari kolom C/A yang ditampung pada

tangki penampung T-119, kemudian dipompa ke wax plant untuk ditampung

pada tangki T- 201 dan T-202. Untuk menjaga PH solar dalam keadaan cair maka

penampungan tersebut dilengkapi dengan coil pemanas. Dengan pemanas steam,

dari tangki penampung kemudian dialirkan menuju chiller untuk didinginkan

dengan suhu masuk 450C - 470C dan suhu keluar 300C – 320C. Solar masuk ke

dalam bagian tube dengan bantun srew conveyor yang digerakkan oleh motor

listrik. Sebagai pendingin digunakan air mengalir dengan suhu masuk 290C dan

suhu keluar dalam bentuk cairan kristal wax dan minyak (slurry), yang kemudian

ditampung dalam tangki.

Selanjutnya campuran tadi di pompa dengan tekanan discharge 2 – 3

kg/cm2 menuju filter press dengan popmpa plunger untuk memisahkan kristal wax

dan minyaknya. Akibat adanya tekanan minyak lolos menembus kain saring plate

dan ditampung sebagai A filter oil (AFO), sedangkan wax akan tertinggal dalam

kain saring dan membentuk A cake. Dengan umpan PH solar sebesar 90 – 100

m3/day dihasilkan 65 – 75 AFO dan 30 – 35% A cake.

Setelah enam jam atau jika AFO yang keluar dari filter press sangat

sedikit, maka filter press dibongkar untuk melepaskan A Cake dari kain filter dan

ditampung pada saluran yang dilengkapi dengan srew conveyor yang ada pada

bagian bawah filter press sedangkan AFO dipompa lagi ke tangki umpan untuk

diolah kembali jika secara keseluruhan jelek. AFO dengan congeling point <320,

diproses ulang untuk diambil waxnya, AFO dimasukkan kembali ke chiller pada

suhu 400C dan keluar pada suhu 200C, bedanya media pendingin yang digunakan

adalah air dengan bantuan udara dingin dari kompresor freon yang suhunya ±

100C keluar dari chiller, slurry ditampung dalam tangki T-240 dan T-205 yang

selanjutnya dipompa menuju filter press, proses penyaringannya sama proses

pertama hasil dari proses penyaringan berupa B Cake dengan titik leleh 480C yang

kemudian dicampur dengan A Cake pada tangki T-217 dan T-128, hasil

sampingnya berupa B filter oil (BFO) yang ditampung dalam tangki T-216

sebagai komponen blending, campuran BFO dan residu dipasarkan dalam bentuk

R 38 sebagai bahan bakar.

Page 23: survey Geolistrik daerah Grobogan

15

2. Proses Sweating

Proses Sweating atau proses pengeringan yang bertujuan untuk

menurunkan kadar minyak yang masih terkandung dalam slak wax (A cake),

sehingga diperoleh wax dengan mutu tinggi. Cara menurunkan kadar minyak

adalah dengan cara melelehkan wax yang telah dibekukan secara perlahan-lahan

dan dipisahkan berdasarkan titik lelehnya. Proses ini berlangsung didalam AMS

(Allan More Stove) yang berkapasitas 56 m3 dengan sistem batch. AMS

dilengkapi dengan coil yang dapat digunakan untuk proses pemanasan sekaligus

pendinginan slak wax.

Proses sweating diawali dengan pengisian tangki AMS dengan slak wax

cair kemudian dilanjutkan dengan pendinginan selama lebih kurang 30 jam,

pendinginan dilakukan dengan cara mengalirkan air ke dalam tangki melalui coil-

coil yang berbentuk spirai, sehingga pendingin dapat merata di semua umpan.

Proses pendinginan tidak boleh berlangsung terlalu cepat karena akan menjebak

cairan minyak. Hal ini akan merugikan karena ada kemungkinan fraksi yang

mempunyai titik leleh tinggi terjebak dalam pori-pori dan tetap cair. Proses

pendinginan ini diakhiri jika suhu yang masuk sudah sama dengan suhu yang

keluar. Selanjutnya dilakukan secara berlahan-lahan dengan jalan menginjeksikan

steam ke dalam sirkulasi air, kenaikan suhu diharapkan tidak terjadi secara

mendadak. Sehingga pemisahan berlangsung sesuai titik lelehnya.

Pada proses pemanasan akan berlangsung sesuai titik lelehnya, pada

proses pemanasan secara perlahan-lahan akan diperoleh produk sebagai berikut :

a) Foots oil titik beku 32 – 470C di kembalikan ke AMS atau tangki umpan,

produk ini sekitar 40% dari umpan yang masuk ke tangki feed dewaxing.

b) Recycle oil titik beku 48 – 550 dan dikembalikan ke tangki AMS sekitar

30%.

c) Sweet wax, titik beku oil diatas 550C produk sekitar 30% dan akan

diproses lebih lanjut dengan menghentikan sirkulasi air panas dan diganti dengan

mengalirkan steam ke dalam tangki sehingga semua umpan yang membeku dapat

dicairkan.

Page 24: survey Geolistrik daerah Grobogan

16

3. Proses Treating

Proses Treating bertujuan untuk memperbaiki warna wax dari coklat

kehitam-hitaman menjadi coklat kekuning-kuningan dengan cara mencampur

natural day sehingga warnanya lebih cerah.

Sweat wax hasil proses dimasukkan ke dalam tangki yang dilengkapi coil

pemanas untuk menjaga agar warna wax tetap cair (Suhu 800C). Kemudian

ditambah clay dengan konsentrasi 3 – 5 wt dari berat wax, selanjutnya dilakukan

pengadukan dengan udara bertekanan selama lebih kurang 2 jam agar terjadi

kontak yang baik. Setelah pengadukan dihentikan campuran wax dengan clay

dibiarkan mengendap selama 1 jam selanjutnya disaring dengan menggunakan

filter press, pada proses ini cairan wax yang mengalir menembus kain filter

diproses lebih lanjut pada proses moulding, sedangkan yang tertinggal diambil

dengan membongkar filter press.

4. Proses Moulding

Moulding adalah proses pencetakan wax dengan tujuan mempermudah

proses penyimpanan, pengangkatan dan pemasaran. Wax cair yang telah disaring

dimasukkan ke dalam loyang-loyang yang disusun dimulai pada bagian atas,

setelah penuh kelebihan wax akan mengalir menuju loyang di bawahnya sampai

seluruh loyang terisi, selanjutnya loyang yang telah terisi didinginkan pada udara

bebas selama 24 jam. Wax yang telah membeku dikeluarkan dari loyang dan

dimasukkan ke dalam karung untuk dipasarkan, berat masing-masing wax tercetak

4-5 kg dengan kandungan minyak 19 – 20%. Produksi batik wax dari wax plant

PUSDIKLAT MIGAS CEPU berkisar 1000 ton/bulan.

Page 25: survey Geolistrik daerah Grobogan

17

2.7. Unit Destilasi

Unit kilang Cepu adalah unit distilasi atmosferis yang mengolah minyak

mentah dari lapangan Kawengan dan Ledok secara bergantian. Kedua jenis dari

minyak mentah tersebut mempunyai komposisi yang berbeda. Lapangan

kawengan termasuk jenis NEPTHANIS, sedangkan minyak mentah dari Ledok

termasuk PARAFINIS. Kapasitas total yang dihasilkan adalah 600 m3 / hari.

Dengan produksi yang dihasilkan antara lain :

1. Pertamina SOLVENT A

2. Pertamina SOLVENT B

3. Pertamina SOLVENT C

4. Kerosine ( Minyak Tanah )

5. Gasoline (Bensin)

6. Solar

7. pH Solar

8. Residu

2.8. Peralatan Proses

Untuk terlaksana proses pengolahan tersebut, maka dibutuhkan peralatan-

peralatan kilang antara lain :

1) Pompa

Fungsi pompa dikilang adalah untuk mengalirkan cairan dari suatu tempat

ketempat lain. Yang digunkan adalah pompa RECIPROCATING (Torak) dengan

penggerak uap air (Steam) dan pompa SENTRIFUGAL dengan penggerak motor

listrik. Penggunaan pompa menurut fungsinya adalah :

- Pompa Umpan (feed)

Digunakan untuk memompa umpan (feed)

- Pompa Reflux

Digunakan untuk memompa gasoline reflux ke kolom C-1 ke C-2

Page 26: survey Geolistrik daerah Grobogan

18

- Pompa Fuel Oil

Digunakan untuk memompa bahan bakar minyak (fuel oil) ke dapur /

furnace dan boiler.

- Pompa Produksi

Digunakan untuk memompa produk dari satu tanki ke tanki lain.

2) Alat Penukar Panas / HE ( Heat Exchanger )

Adalah alat untuk memanaskan minyak mentah dengan memanfaatkan

panas produk yang dihasilkan kilang.

HE ini berfungsi sebagai pemanas awal (preheater) minyak untuk tujuan

efisiensi panas. HE yang digunakan adalah jenis SHELL and Tube Heat

Exchanger dimana minyak mentah dilewatkan ke dalam tube dan residu didalam

shell.

Jumlah HE yang dioperasikan ada 3 unit, 2 diantaranya memanfaatkan

panas produk residu dan satu buah memanfaatkan panas produk solar sehingga

temperatur minyak mentah naik dari ± 35 oC menjadi ± 150 oC.

3) Furnace / Dapur

Berguna untuk memanaskan crude air dari susu ± 310 oC menjadi 330 oC

dimana pada temperatur tersebut sebagian besar fraksi-fraksi yang terkandung

dalam crude oil naik dari ± 35 C pada tekanan sedikit diatas 1 atm telah berubah

uap kecuali residu.

4) Evaporator

Untuk memisahkan uap dan cairan (residu) dari crude oil yang sudah

dipanaskan dari dapur. Jumlah evaperator ada 1 unit.

5) Kolom Fraksinasi

Untuk memisahkan fraksi-fraksi tersebut. Jumlah kolom fraksinasi ada 3

unit dimana 2 unit dioperasikan dan 1 unit idle untuk memisahkan fraksi-fraksi

tersebut, kolom fraksinasi dilengkapi dengan BUBLE CAP.

Page 27: survey Geolistrik daerah Grobogan

19

6) Kolom Stripper

Untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang terikat kedalam suatu

produk, ada 3 unit stripper yang dioperasikan 1 stripper kerosine, 1 stripper solar

dan 1 stripper residu.

7) Kondensor

Mencairkan produk gas / uap solvent ringan (pertasol CA) dari puncak

kolom C-2 ada 12 unit kondensor yang dioperasikan.

8) Cooler

Mendinginkan produk cair panas menjadi produk dingin sesuai dengan

suhu yang dikehendaki. Ada 16 unit cooler type Shell and Tube 6 box cooler yang

dioperasikan.

9) Separator

Untuk memisahkan air dan gas yang tercampur didalam produk. Ada 8

unit separator yang dioperasikan.

10) Tanki

Menampung / menyimpan crude oil dan produk. Produknya solvent /

pelarut yang dihasilkan kilang Cepu dinamakan pertasol (Pertamina Solvent).

2.9. Uraian Proses Produksi

Minyak mentah dari tangki dihisap pompa feed dan dipompakan melalui

HE, furnace dan Evaporator. Di furnace minyak mentah mengalami pemanasan

sampai temperatur ± 330oC, sedangkan di Evaporator dipisahkan antara uap dan

cairan (residu). Residu ke residu stripper, HE, Box Cooler kemudian ke tangki

penampung residu.

Dari evaporator uap minyak yang merupakan campuran dari fraksi-fraksi

solvent (pertasol), korosine, solar dan PH solar masuk ke kolom fraksinasi C-1

untuk dipisahkan sesuai fraksi-fraksi tersebut. Yaitu dari kolom fraksi C-1 keluar

produk uap pertasol yang diumpankan kembali ke kolom C-2 untuk dipisahkan

menjadi solvent ringan (pertasol CA). Solvent sedang (Pertasol CB). Uap pertasol

Page 28: survey Geolistrik daerah Grobogan

20

CA yang keluar melalui top kolom C-2 dicairkan ke kondensor dan didinginkan

cooler terus keseparator lalu masuk ke tangki penampung produk pertasol CA, T-

114, 115, 116, 117.

Dari side steam kolom C-2 dan bottom kolom C-2 diambil sebagai produk

pertasol CB, terus masuk cooler, separator kemudian ke tangki penampung

pertasol CB, T-109, 110.

Dari side steam bagian tengah ke kolom C-1 diambil produk kerosine lalu

masuk stripper kerosine. Dari bottom stripper kerosine masuk ke cooler, separator

terus ke tangki penampung kerosine T-106, 124, 125, 126.

Dari side steam bagian bawah kolom C-1 diambil produk solar lalu masuk

ke stripper. Solar dari bottom stripper solar masuk ke HP – 1, cooler separator

terus ke tangki penampung produk solar T-111, 120, 127.

Dari bottom kolom fraksinasi C-1 keluar produk PH solar terus ke tangki

penampung PH solar, T-118, 119. Selanjutnya dipompa ke pabrik lilin / wax

plant, untuk diambil lilin atau waxnya.

Produk utama yang dihasilkan :

1. Solvent ringan (pertasol CA), solvent sedang (pertasol CB), dan

solvent berat (pertasol CC). Yang semuanya digunakan sebagai

bahan pelarut.

2. Kerosine untuk minyak lampu atau kompor.

3. Solar untuk bahan bakar diesel.

4. Residu untuk bahan bakar residu.

5. PH solar untuk feed wax plant.

2.10. Perpustakaan

Perpustakaan Akamigas pada tahun 1967. Perpustakaan ini mempunyai

sistem pelayanan terbuka (Open Acces) yang meliputi :

1. Pelayanan Reguler (Mahasiswa Akamigas, pegawai, dosen)

2. Pelayanan non Reguler (Peserta kursus, praktikan)

Page 29: survey Geolistrik daerah Grobogan

21

Koleksi Perpustakaan antara lain :

1. Buku-buku diklat

2. Majalah Ilmiah

3. Laporan Penelitian

4. Skripsi

5. Laporan Kerja Praktek

6. Bahan Audio-Visual (Video Program, sude program, CD, dll).

Sejarah berdirinya perpustakaan PUSDIKLAT MIGAS CEPU erat

kaitannya dengan berdirinya AKAMIGAS yang ada pada awalnya terkenal

dengan nama AMGB. AKAMIGAS, yang berdiri pada tahun 1967 sebagai salah

satu wadah untuk membina kader-kader perminyakan nasional yang siap pakai.

AKAMIGAS tersebut didirikan oleh PPT. MIGAS CEPU. Yang ditunjuk

oleh pemerintah sebagai satu-satunya Akademi Perminyakan di Indonesia yang

dipandang mempunyai fasilitas yang lengkap dan memenuhi syarat-syarat antara

lain :

- Fasilitas belajar berupa ladang minyak

- Fasilitas unit kilang

- Fasilitas workshop (Bengkel reparasi) dan sarana lainnya.

Karena latar belakang tersebut maka sebagai pelengkap untuk memacu

kegiatan belajar serta untuk menambah pengetahuan peserta didik maka di dirikan

perpustakaan AKAMIGAS.

Tahun 1968 – 1978 perpustakaan AKAMIGAS masih menjadi bagian dari

perpustakaan PPT MIGAS CEPU. Dan menjadi satu-satunya pusat pendidikan

tenaga Perminyakan di Indonesia.

Awal tahun 2001 struktur organisasi berubah lagi menjadi PUSDIKLAT

MIGAS CEPU, dengan Peraturan Mentri ESDM No. 0030 Tahun 2005,

Perpustakaan menjadi bagian dari PTK AKAMIGAS. Adapun tugas-tugas

perpustakaan PUSDIKLAT MIGAS CEPU yaitu :

Page 30: survey Geolistrik daerah Grobogan

22

1. Melakukan perencanaan, pengembangan koleksi, yang mencakup buku,

majalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktek, diklat /

hand out serta bahan Audio Visual.

2. Melakukan pengolahan dan proses pengolahan bahan pustaka meliputi

registrasi / inventari, katalogisasi, klasifikasi, shelfing, failing.

3. Melakukan tugas pelayanan pembaca meliputi :

- Peminjaman dan Pengambilan (Sirkulasi)

- Layanan referensi

- Layanan informasi

- Penagihan

- Penelusuran Koleksi

4. Laporan penggunaan laboratorium bahasa untuk :

- Mahasiswa

- Pegawai

- Dosen

- Instruksi

- Peserta Khusus, dll.

1. Layanan Audio Visual

- Pemutaran film dan kaset video ilmiah untuk mahasiswa Akamigas

pegawai, dosen, instruksi, peserta khusus, dll.

2. Layanan kerja sama antara perpustakaan / inter library loan dan jaringan

informasi nasional.

2.10.1. Kekuatan Pegawai

a. Menurut Golongan :

Golongan IV : 2 orang

Golongan III : 8 orang

Golongan II : 2 orang

b. Tingkat Pendidikan

S2 : 2 orang

S1 : 4 orang

Page 31: survey Geolistrik daerah Grobogan

23

SLTA : 5 orang

SLTP : 1 orang

2.10.2. Koleksi dan Sarana

a. Koleksi bahan tercetak / Print collection

Buku : 12.232 judul

: 35.131 eks

Majalah luar negeri : 21 judul

Majalah dalam negeri : 23 judul

Diktat / Handout : 337 judul

Skripsi / Laporan KP : 1.143 judul

b. Koleksi Bahan Terekam / Recorded Materials

1. Perangkat Lunak

Kaset Video Ilmiah : 197 judul

Film Movie 16 mm : 32 judul

Slide Program ( Sound) : 59 buah

CD : 7 judul

2. Perangkat Keras

Video Camera U-matic : 3 set

Video Camera Handycam : 2 set

Peralatan Editing : 1 set

TV Monitor : 3 set

Peralatan Duplicating/VTR : 3 set

Projector Film 16 mm : 2 set

Slide Projector : 2 set

3. Laboratorium Bahasa

Kapasitas : 72 booth

CD-Player : 2 set

Tape Recorder : 5 set

Komputer : 3 set

TV : 2 buah

Page 32: survey Geolistrik daerah Grobogan

24

Koleksi buku : 894 eks

Koleksi kaset : 405 buah

c. Sarana

Perpustakaan menempati 3 (tiga) bagian gedung, terdiri atas:

1. Ruang Pustaka Cetak : Ruang koleksi dan sirkulasi, Ruang

Dokumentasi/Skripsi & laporan, Ruang Pengolahan bahan pustaka,

Ruang Administrasi, Ruang perawatan buku/majalah.

2. Ruang Laboratorium Bahasa : Laboratorium (2 ruang), Audio Visual (1

ruang), Koleksi Buku dan Administrasi.

3. Ruang Pustaka Rekam: Administrasi, Pemutaran Film/Kaset Video/CD,

Koleksi, Editing.

2.10.3. Jenis, Sistem Pelayanan dan pengolahan Bahan Pustaka

a. Jenis : Perpustakaan khusus Minyak dan Gas Bumi/Special Library of Oil

and Gas.

b. Layanan Sirkulasi memakai : Sistem terbuka/Open Access.

c. Program otomasi memakai User Manual Windows DUTAVIPOP.

d. Katalogisasi memakai sistem “ Subject Heading – Library of Congress “.

Volume I dan II.

e. Klasifikasi dengan sistem UDC (Universal Decimal Classificxation).

2.10.4. Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan

a. Waktu Pelayanan Sirkulasi

1. Hari Senin s.d. Kamis : jam 07.30 - 13.30 WIB

2. Hari Jum’at : jam 07.30 – 10.30 WIB

3. Hari Sabtu : jam 07.30 – 12.00 WIB

4. Hari Minggu / Besar : Libur

b. Sistem Pelayanan

1. Memakai Sistem Pelayanan Terbuka (open Access), khusus untuk layanan

Audio Visual menggunakan Sistem Pelayanan Tertutup (Closed Acces).

Page 33: survey Geolistrik daerah Grobogan

25

2. Pembuatan Katalog Buku menggunakan aturan “Subject Heading Library

of Conggress” Volume I dan II.

3. Klasifikasi menggunakan Sistem UDC (Universal Demical

Classification).

4. Otomasi Perpustakaan menggunakan program User Manual Windows

Duta-Vipop.

c. Keanggotaan

1. Seluruh Mahasiswa Akamigas dan Pesrea Kursus yang mendaftarkan diri.

2. Pegawai PUSDIKLAT MIGAS yang mendaftarkan diri (termasuk Dosen,

Widyaiswara, Instruktur, dan Jabatan Fungsional lainnya).

3. Institusi dari luar yang mendapat rekomendasi dari Kepala PUSDIKLAT

MIGAS

d. Syarat-syarat Menjadi Anggota

Mengisi Formulir Pendaftaran yang disediakan oleh perpustakaan.

Untuk keabsahannya :

1. Mahasiswa Akamigas diketahui oleh Ketua Jurusan / Program Studi.

2. Pegawai dan semua jabatan fungsional lainnya diketahui oleh atasan masing-

masing.

3. Peserta Kursus diketahui Pimpinan Kursus.

4. Dari Instansi luar diketahui oleh Kepala Institusi masing-masing.

5. Menyerahkan pas foto ukuran 3x3 sebanyak 2 (dua) lembar.

6. Bersedia mentaati aturan dan tatatertib perpustakaan.

e. Aturan Layanan Peminjaman

1. Mahasiswa Akamigas berhak meminjam koleksi sebanyak 3 (tiga) buah

buku / majalah dalam jangka angka waktu 3 (tiga) minggu.

2. Dosen / Widyaiswara / Instruktur berhak meminjam koleksi sebanyak 6

(dua) buah buku / majalah selama satu semester / 6 (enam) bulan.

Page 34: survey Geolistrik daerah Grobogan

26

3. Pegawai non job berhak meminjam koleksi sebanyak 2 (dua) buah buku/

majalah selama 2 (dua) minggu.

4. Mahasiswa Praktikan hanya boleh membaca koleksi di perpustakaan, tidak

bisa meminjam untuk dibawa keluar ruangan (kecuali untuk difotokopi).

5. Koleksi buku yang berlabel merah / kopi satu dan berlabel (R) / Referens

tidak untuk dipinjamkan, hanya boleh dibaca dalam perpustakaan.

6. Semua koleksi Dokumenasi (Skripsi, Laporan Kerja Praktek, Laporan

PKL / KKN, Laporan Penelitian) tidak untuk dipinjamkan keluar, hanya

boleh dibaca di dalam perpustakaan. Semua koleksi Dokumentasi tidak

boleh difotokopi.

7. Semua koleksi Audio Visual tidak untuk dipinjam keluar.

f. Sanksi Keterlambatan Peminjaman

1. Dilakukan penagihan berdasarkan batas waktu peminjaman, baik melalui

telepon atau surat (Tagihan ke 1, ke 2, ke 3), jangka waktu tiap-tiap

tagihan tiap 1 (satu) minggu.

2. Jika sudah dilakukan tagihan ke 3 belum dikembalikan, akan dikenai

sanksi administrasi berupa penghentian sementara untuk hak meminjam

koleksi.

3. Setelah batas waktu 1 (satu) bulan dari batas tanggal penagihan ke 3 belum

dikembalikan, akan dikenai denda berupa uang sebesar Rp 200,-

/buku/hari dihitung sampai tanggal bahan pustaka dikembalikan ke

perpustakaan.

4. Mahasiswa Akamigas pada setiap akhir masa pendidikan akan diberikan

Surat Keterangan Bebeas Pinjam Pustaka bila mereka telah tidak

mempunyai pinjaman koleksi.

g. Sanksi Menghilangkan Buku

1. Mengganti dengan buku yang sama sesuai judul, pengarang dan edisi.

2. Mengganti buku yang sesuai dengan subyek / isi yang sama berdasarkan

edisi yang terbaru (bila buku sudah tidak diterbitkan lagi).

Page 35: survey Geolistrik daerah Grobogan

27

h. Tata tertib di Ruang Baca

1. Pemakai / users harus menjaga ketenangan di dalam ruangan.

2. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok, dan aktivitas yang

mengganggu pemakai lain.

3. Wajib ikut merawat dan menjaga keutuhan bahan pustaka yang dibaca

/ dipinjam.

4. Peraturan dan Tata tertib ini berlaku sejak ditetapkan.

2.11. Unit Keamanan

a. Tugas Pokok Satpam

Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan atau kawasan

kerjanya khususnya pengarahan fisik.

b. Struktur Organisasi

Kepala Pusat Ka. Kel. Ops. Keamanan Unit PAM FIK Unit Investigasi Unit Operasi Unit Bin TA Unit AD Log Shif I Shift II Shift III Shift IV c. Geografi

No Situasi Jumlah Keterangan 1. Luas Kawasan 120 ha 2. Batas Wilayah : Utara - Desa Karang Boyo Timur - Desa Ngelo Selatan - Desa Cepu Barat - 3. Iklim : Kemarau 7 bulan Hujan 5 bulan

d. Job Diskription

Page 36: survey Geolistrik daerah Grobogan

28

1. Urusan Keamanan

a) Ruang Lingkup

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan `pengamanan terhadap

instalasi dan pers PUSDIKLAT MIGAS.

b) Uraian Tugas

Melaksanakan system pengamanan dan melaksanakan pengamanan terhadap

instalasi dan pers PUSDIKLAT MIGAS Cepu dari semua bentuk ancaman,

gangguan dan hambatan baik dari dalam maupun dari luar.

Melaksanakan pengamanan terpadu dengan instalasi terkait.

Mengusut setiap kejadian yang mengakibatkan kerusakan, kehilangan dan

kecelakaan yang menimpa harta kekayaan serta pegawai sewaktu

melaksanakan tugas.

Mengadakan pemeriksaan terhadap para pegawai yang melaksanakan

pelanggaran di lingkungan kantor PUSDIKLAT MIGAS.

Menyiapkan dan menyusun berita acara pemeriksaan yang diperlukan untuk

setiap kejadian.

Mengkoordinir pelaksanaan upacara pada hari peringatan nasional di kantor.

Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan semua aparat keamanan

Negara terutama di lingkup WKP PUSDIKLAT MIGAS Cepu.

Melaksanakan peningkatan ketrampilan pegawai di lingkungan urusan

keamanan.

Membuat laporan tentang giat urusan keamanan secara berkala.

Dalam melaksanakan tugasnya kepala urusan keamanan membawahi Sub. Urusan

Penjagaan, Sub. Informasi dan Data serta Sub Urusan Administrasi Keamanan.

2. Urusan Jaga Keamanan

a. Mengatur dan melaksanakan pengamanan dengan sistem shift (sundulan)

terhadap lokasi-lokasi yang harus diamankan

b. Melaksanakan pengecekan di pintu besar terhadap KBM, pegawai dan tamu-

tamu yang keluar masuk kantor

c. Melaksankan pengecekan terhadap kantor setelah jam kerja, meliputi :

o Pintu jendela

Page 37: survey Geolistrik daerah Grobogan

29

o Lampu-lampu

o AC dan peralatan lain

d. Mengadakan introgasi atas pegawai yang melanggar hokum dan mengusut

suatu kejadian

e. Membuat jadwal latihan fisik, guna meningkatkan keterampilan dalam

pengamanan fisik

3. Urusan Administrasi

a. Meningkatkan kegiatan tata usaha keamanan, meliputi :

Mengagendakan / register surat masuk atau keluar

Melaksanakan pengetikan

Filling kearsipan setiap kejadian

Melaksanakan proses administrasi permintaan kebutuhan perkantoran (alat-

alat tulis, alat kantor, dll)

b. Melaksanakan kegiatan administrasi pegawai urusan keamanan, meliputi:

Absensi, cuti, lembur

Penyampaian gaji pegawai

Mengurus administrasi kerja / perjalanan dinas dan pertanggungjawaban.

4. Urusan Informasi dan Data

Menerima, menilai, dan menyelidiki info yang berasal dari sumber maupun

pembawa informasi

Mencari data guna penelitian suatu info yang meliputi klasifikasi berita

sebagai berikut :

a. Dibenarkan oleh berita yang lainnya

b. Sangat boleh jadi

c. Mungkin jadi

d. Disangsikan kebenarannya

e. Tidak mungkin jadi

f. Kebenarannya belum atau tidak dapat dipastikan

Menerima dan menganalisa dari suatu pengaduan yang dituangkan dalam

bentuk laporan kejadian

Page 38: survey Geolistrik daerah Grobogan

30

Mengadakan kerjasama dengan aparat keamanan Negara guna kelancaran

pelaksanaan tugas

Membantu Sub. Urusan Jaga Keamanan dalam mengawasi keamanan di

lingkungan PUSDIKLAT MIGAS

Sosial Budaya

No Situasi Jumlah Keterangan 1. Jumlah tempat ibadah :

Masjid 4 buah

Gereja 4 buah

Wihara 4 buah

Pura 4 buah

2. Jumlah pemeluk ibadah :

Islam 952 orang

Kristen 125 orang

Hindu 1 orang

Budha - 3. Akademi / PT 1 buah Akamigas 4. Lain-lain - Peserta kursus

FKK (Faktor Korolatif Kriminal)

No FKK Keterangan

1. Bangunan :

Gedung Utama 1 buah

Gedung Pertemuan 3 buah

Gedung Wisma 6 buah

Gedung Olahraga 2 buah

Gedung Perkuliahan 3 buah

2. Perminyakan:

Kilang 1 unit

Pom 1 buah

Pengisian by product 1 lokasi

Perpipaan 1 jalur

Page 39: survey Geolistrik daerah Grobogan

31

3. Genset :

Power Station 1 unit

4. PAM

Pompa air minum 1 lokasi

Prinsip-prinsip Penuntun Satpam

ST. Kapolri, No Polisi : T/842/1988, tanggal 20 December 1988

1) Kami anggota satuan pengamanan memgang teguh disiplin, patuh dan taat

pada pimpinan, jujur dan bertanggung jawab.

2) Kami anggota satuan pengamanan senantiasa menjaga kehormatan diri dan

menjunjung tinggi kehormatan satuan pengamanan.

3) Kami anggota satuan pengamanan senantiasa waspada melaksanakan

tugas, sebagai pengaman dan penertib di lingkungan kerja.

4) Kami anggota satuan pengamanan senantiasa bersikap terbuka, tidak

menganggap remeh sesuatu yang terjadi di lingkungan kerja.

5) Kami anggota satuan pengamanan adalah petugas yang tangguh dan

senantiasa bersikap etis dalam menegakkan peraturan.

Jumlah Personil

- PNS : 61 orang

- Honoran : 30 orang

- Jumlah : 91 orang

PH (Police Hazard)

No FKK Tempat / Lokasi Jumlah Keterangan

1. Rawan Kecelakaan

Pintu gerbang

1 2 petugas satpam; jam

dinas

Lalu Lintas Jalan di

dalam

lingkungan perusahaan (utama)

1 1 petugas satpam;jam dinas

2. Rawan Kebakaran

Kilang 1 1 petugas satpam; jam dinas

Page 40: survey Geolistrik daerah Grobogan

32

minyak

Pengisian

by product 1 1 petugas satpam; jam

dinas

3. Rawan Kriminalitas

Gedung

utama 1 1 petugas satpam; di luar jam dinas

Gedung

pertemuan 1 1 petugas satpam; di luar jam dinas

Gedung

wisma 1 1 petugas satpam; di luar jam dinas

GOR 1 1 petugas satpam; di

luar jam dinas

Power station 1 1 petugas satpam; di luar jam dinas

Pompa air

minum 1 1 petugas satpam; di luar jam dinas

Bagian-bagian pada keamanan PUSDIKLAT MIGAS Cepu :

1. Pengamanan Personil

Pengamanan personil meliputi seluruh karyawan peserta didik, peserta

Kerja Praktek, maupun tamu. Hal ini karena orang-orang yang berada di wilayah

PUSDIKLAT MIGAS Cepu berasal dari berbagai daerah dan suku budaya,

supaya tidak terjadi Culture Crash.

2. Pengamanan Material

Pengamanan material meliputi seluruh benda yang berada pada

PUSDIKLAT MIGAS Cepu. Dalam pengamanan material ini di khususkan pada

3 hal, antara lain pagar, pintu gerbang, dan pencahayaan.

Dalam hal pengamanannya menggunakan sistem gotong royong, dalam

arti, bukan hanya petugas keamanan berseragam (Satpam) yang bertanggung

jawab sepenuhnya, akan tetapi dibentuk anggota security khusus untuk investigasi

dengan cara berkeliling setiap harinya. Selain itu biasanya mereka memakai alat

penglihatan jarak jauh.

Page 41: survey Geolistrik daerah Grobogan

33

3. Pengamanan Informasi

Pengamanan informasi meliputi dokumen-dokumen penting negara atau

perusahaan yang sangat perlu untuk diamankan.

4. Pengamanan Operasional

Pengamanan operasional meliputi beberapa area/zona, yaitu :

a. Zona Pengawasan

Pada zona ini meliputi pintu gerbang atau pos satpam jika ada peserta atau

tamu diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu dan jika membawa kendaraan

harus diparkir pada tempat yang telah disediakan.

b. Zona Terbatas

Pada zona ini meliputi area Laboratorium Perpustakaan, Laboratorium

Instrumentasi dan Kalibrasi, Laboratorium Elektronika dan Telekomunikasi, dan

unit Fire & Safety.

c. Zona Terlarang

Pada zona ini meliputi area Kilang, dimana tidak setiap orang diijinkan

untuk memasuki area ini, kecuali mendapatkan ijin dari kepala security dan

pembimbing.

Bagian unit keamanan PUSDIKLAT MIGAS Cepu dibagi menjadi

beberapa kepala unit, antara lain :

1. Ka. Unit Investigasi

2. Ka. Unit Pembinaan Anggota

3. Ka. Unit Pengamanan Fisik

4. Ka. Unit Administrasi dan Logistik

5. Ka. Unit Operasi

2.12. Unit Power Plant

Power plant adalah suatu unit di PUSDIKLAT MIGAS Cepu yang

menangani penyediaan tenaga listrik. Peranan unit ini sangat penting karena tidak

hanya digunakan di unit kilang saja, tetapi juga digunakan di PERTAMINA.

Sebagai pembangkit tenaga listrik, power plant menggunakan tenaga diesel

dengan pertimbangan teknis antara lain :

Page 42: survey Geolistrik daerah Grobogan

34

a. Bahan bakar yang dipakai adalah solar, yang disediakan oleh

PUSDIKLAT MIGAS Cepu

b. Sistem startingnya lebih mudah dan mesinnya relatif kuat

c. Daya yang dihasilkan besar

d. Tidak ada ketergantungan terhadap instalasi lain

PUSDIKLAT MIGAS Cepu menyediakan tenaga pembangkit listrik

sendiri, sebab :

a) Perlu adanya kontinuitas pelayanan tenaga listrik yang ada pada

PUSDIKLAT MIGAS Cepu ,sehingga dapat menunjang operasi kilang

dan pendidikan

b) Semakin besar kebutuhan tenaga listrik yang digunakan untuk keperluan

operasional dalam rangka operasi kilang dan semakin majunya pendidikan

yang ada di PUSDIKLAT MIGAS Cepu.

• Tugas dan fungsi Power Plant antara lain :

Fungsi PLTD yang ada di PUSDIKLAT MIGAS Cepu adalah untuk

melayani kebutuhan tenaga listrik di beberapa daerah antara lain :

1. PUSDIKLAT MIGAS Cepu :

a. Kebutuhan dalam pabrik, yaitu :

- Kebutuhan untuk operasi kilang

- Kebutuhan di water treatment

- Kebutuhan di kantor

- Kebutuhan di wax plant

- Kebutuhan di boiler plant

- Kebutuhan di bengkel-bengkel operasional dan pendidikan

- Kebutuhan di laboratorium

b. Kebutuhan di luar pabrik, diantaranya :

- Gedung kuliah STEM

- Asrama STEM

- Perumahan dinas

- Aula dan GOR

- Rumah sakit Pusdiklat Migas Cepu

Page 43: survey Geolistrik daerah Grobogan

35

- Penerangan kompleks Cepu

- STM MIGAS Cepu

2. PERTAMINA

a. PT. PERTAMINA EP Region Jawa Area Cepu.

b. PT. PERTAMINA DEPOT Cepu.

PLTD di PUSDIKLAT MIGAS Cepu mulai didirikan pada tahun 1973

dan hingga kini telah memiliki 8 buah generator sebagai mesin yang digunakan

untuk pembangkit listrik dan terdiri dari :

3 buah mesin Diesel MAN dari Jerman berkapasitas 180 KVA, mulai

dioperasikan pada tahun 1973. (dengan kondisi satu rusak)

2 buah mesin Diesel Mitsubishi dari Jepang berkapasitas 400 KVA mulai

dioperasikan pada tahun 1992 yang merupakan bantuan dari PERTAMINA.

3 buah mesin Diesel Coumen’s berkapasitas 1000 KVA, mulai dioperasikan

pada tahun 1995/1997/1998.

Genset yang beroperasi ada lima buah, tetapi pada siang hari menjadi

enam buah dengan mengoperasikan satu buah genset berkapasitas 400 KVA.

Total kapasitas dari genset adalah 6260 KVA dengan beban terpasang sebesar

3678 KW. Sedangkan satu buah genset lagi sebagai cadangan apabila ada genset

yang sedang diperbaiki. Generator yang beroperasi dipasang secara parallel.

Service dilakukan setiap 250 jam sekali untuk generator 1,5,6,7 dan 8. Sedangkan

untuk generator 2, 3 dan 4 service dilakukan setiap 1000 jam sekali. Pelumas yang

digunakan adalah Mediteran Street untuk semua mesin diesel.

Distribusi tenaga listrik dari generator ke beban tersebut melalui

transformator yang jumlahnya ada 16 buah dengan menggunakan instalasi bawah

tanah (kabel bawah tanah). Hal ini disebabkan diinginkan kontinuitas tenaga

listrik yang tinggi. Bahan bakar yang digunakan adalah solar dimana untuk

operasi selama 24 jam membutuhkan sebanyak 9000-10000 liter/hari dan minyak

pelumas yang dibutuhkan sebanyak 150 liter/hari. System operasi secara kontinu

(24 jam) dan dijaga oleh 4 shift, denagn masing shift terdiri dari 3 orang

karyawan.

Page 44: survey Geolistrik daerah Grobogan

36

2.13. Water Treatment

Water treatment plant merupakan tempat pengolahan air dan air yang

masih mengandung berbagai kotoran menjadi air yang dibutuhkan dalam proses

pengolahan di lingkungan PUSDIKLAT MIGAS CEPU. Air yang diperoleh dari

sungai bengawan solo.

Fungsi dari water treatment adalah :

- Pengolahan air minum

- Pengolahan air pendingin

- Air umpan untuk ketel

- Air untuk pemadam kebakaran

Unit ini bertugas untuk menghasilkan air bersih yang memenuhi

persyaratan sebagai air minum yang steril, tidak berbau dan tidak berwarna.

Secara umum proses ini adalah :

a. Screening

Proses ini merupakan proses fisis, yaitu proses penyaringan terhadap air

untuk memisahkan partikel-partikel yang berukuran besar yang terikut oleh air.

Tujuan proses ini adalah :

1. Mencegah terikutnya partikel-partikel besar yang dapat menyebabkan

kebuntuan pada instalasi perpipaan.

2. Mencegah kerusakan pada pompa sentrifugal.

b. Sedimentasi (pengendapan)

Adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang terkandung dalam

air yang menyebabkan kekeruhan, partikel tersebut dapat berupa lumpur atau zat

padat lainnya. Proses ini bertujuan untuk :

1. Menghilangkan kekeruhan

2. Mengurangi kesadahan

3. Menghemat bahan kimia

Beberapa hal yang mempengaruhi proses pengendapan adalah :

1. Waktu Pengendapan

2. Perbedaan Berat Jenis Partikel atau Lumpur dengan Air

Page 45: survey Geolistrik daerah Grobogan

37

3. Adanya Gaya Gravitasi

4. Kecepatan Aliran

c. Koagulasi dan Flockulasi

Adalah proses terbentuknya flock dengan jalan menambahkan bahan koagulan

pada air, kemudian flock mengendap. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses

koagulasi adalah :

1. Macam koagulasi dan dosisnya

2. Suhu

3. Pengadukan

4. Pemberian waktu untuk menggumpal

5. Derajat keasaman

Faktor-faktor yang menentukan flockulasi adalah :

1. Penambahan bahan kimia

2. Pengadukan yang sempurna

3. Kontak yang baik

d. Floatasi

Adalah proses pemisahan partikel-partikel yang lebih ringan dengan jalan

pengapungan berdasarkan perbedaan berat jenis, partikel ringan akan naik keatas

dan bisa dibuang dengan over flow.

e. Klarifikasi

Adalah proses penjernihan. Jadi proses ini bisa berupa gabungan antara

proses sedimentasi, koagulasi, dan flockulasi. Proses ini dapat dilakukan dengan

memperbesar konsentrasi flock dan recycle sludge. Untuk memperbesar flock

dapat dilakukan dengan memberikan kontak yang baik dengan partikel, berupa

pengadukan atau sirkulasi.

f. Aerasi

Adalah proses penambahan oksigen pada air agar dapat menghilangklan

bau busuk, dan menetralkan racun dengan jalan menspraykan air pada ujung pipa

agar air dapat kontak langsung dengan udara luar.

Page 46: survey Geolistrik daerah Grobogan

38

g. Filtrasi

Adalah proses pemisahan dengan proses penyaringan. Dalam proses

klarifikasi masih ada partikel-partikel yang masih belum mengendap, sehingga

untuk mendapatkan hasil air yang baik dilakukan penyaringan.

Ada dua dasar metode filtrasi, yaitu :

1. Gravity Filter, yaitu filtrasi melewati berbagai media berpori

2. Presure Filter, yaitu filtrasi menggunakan bejana tertutup

h. Desinfektan

Adalah proses pembunuhan kuman yang bersifat patogen (penyebab

penyakit). Proses ini dilakukan pada proses pengolahan air minum.

i. Penimbunan dan Pengumpulan

Tujuan dari pada pengumpulan air dalam jumlah banyak, yaitu :

1. Menjaga kelangsungan produksi

2. Membantu pengendapan

3. Sebagai persediaan / cadangan

Air yang ditimbun adalah :

1) Air baku

2) Air setengah jadi

3) Air produk

j. Distribusi

Adalah pembagian / penyaluran dimana air setelah diproses dari

penimbunan ketempat dimana air digunakan.

Metode distribusi yang digunakan meliputi :

1) Metode distribusi secara gravitasi

2) Metode distribusi dengan pompa langsung

3) Metode distribusi dengan pompa dan tangki timbun, metode ini

merupakan gabungan dari dua metode diatas.

Page 47: survey Geolistrik daerah Grobogan

39

2.14. Unit Boiler Plant

Water treatment juga bertugas dalam menyediakan air umpan boiler. Air

ini diperoleh dari hasil penyaringan, tetapi masih banyak mengandung pengotor-

pengotor yang akan mengganggu proses. Khusus untuk air umpan boiler

dilakukan dua proses pengolahan yaitu :

a. Eksternal Treatment

Artinya air umpan diolah sebelum masuk ke boiler. Adapun hal yang

perlu diperhatikan meliputi :

1. Kesadahan, untuk menghilangkan kesadahan, air umpan diproses dengan

menggunakan softener

2. Kandungan O2 dan CO2, dihilangkan dengan alat deaerator

b. Internal Treatment

Artinya air umpan diolah pada waktu berada didalam boiler. Adapun

hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi :

1. Tingkat keasaman air

Air didalam ketel cenderung bersifat asam sehingga pH nya perlu

dinaikkan agar air yang digunakan tidak korosif

2. Penambahan Na3PO4

Dilakukan untuk melunakkan kerak yang terbentuk. Na3PO4 akan bereaksi

dengan ion-ion Ca 2+ dan Mg2- membentuk garam kompleks.

3. Penambahan Na2SO3

Berfungsi untuk mengikat O2 yang kemungkinan masih berada dalam air

• Unit Penyedia Steam (Boiler Plant)

Boiler atau ketel uap adalah suatu alat yang terbuat dari baja, berbentuk

bejana tertutup yang digunakan untuk menghasilkan steam. Steam diperoleh

dengan memanaskan bejana yang berisi air dengan bahan bakar residu. Kilang

Cepu menggunakan Boiler Wanson (Perancis) yang termasuk jenis boiler pipa api

(fire tube). Spesifikasi Boiler Wanson adalah sebagai berikut :

1) Tipe : fire tube (pipa api)

2) Tekanan Operasi : 7 kg/cm3

Page 48: survey Geolistrik daerah Grobogan

40

3) Tekanan Maksimum : 10 kg/cm3

4) Kapasitas Operasi : 5 ton/jam

5) Kapasitas Maksimum : 6 ton/jam

6) Temperatur Steam Normal : 180 – 190 °C

Boiler yang ada berjumlah 3 buah, 2 buah beroperasi dan 1 buah sebagai

cadangan. Steam dari boiler dalam keadaan superheated, berfungsi antara lain :

1) Sebagai fluida kerja untuk menggerakkan mesin uap, turbin uap, dan

pompa torak.

2) Sebagai media pemanas, untuk memanaskan cairan yang mudah beku agar

tetap cair dan mudah untuk dipompa, misalnya residu; untuk memanaskan

air pada deaerator agar terhindar dari gas – gas terlarut.

3) Sebagai media Bantu untuk membantu proses fraksinasi di kilang,

menurunkan titik didih crude oil.

Boiler Plant, suatu unit yang bertugas untuk :

1. Penyediaan steam

2. Penyediaan udara bertekanan

3. Air pendingin untuk kilang

• Penyediaan Steam (Uap Bertekanan)

Air umpan boiler harus melalui pengolahan terlebih dahulu untuk

memenuhi syarat sebagai air umpan boiler. Pengolahan tersebut meliputi

pengolahan eksternal dan internal. Air steam yang dihasilkan boiler bertekanan 7

kg/cm2 dan temperaturnya 180 °C. steam yang diperoleh, dimasukkan ke

accumulator untuk kemudian didistribusikan sesuai dengan kebutuhan kilang,

wax plant, dan lokal boiler.

Air umpan boiler mempunyai syarat – syarat :

a. Mempunyai pH antara 8.5 – 9.5

b. Kesadahan total diusahakan seminimal mungkin / nihil.

c. Alkalinitas total max 10 ppm.

d. Phosphate 20 - 40 ppm.

e. Chlorine 75 ppm.

Page 49: survey Geolistrik daerah Grobogan

41

f. Sulphate 200 ppm.

g. Tidak mengandung gas terlarut seperti CO2 dan O2 yang bersifat korosif.

h. Turbidity sekecil mungkin.

Persyaratan tersebut harus dipenuhi untuk mencegah terjadinya korosi dan

timbulnya kerak di dalam boiler yang dapat menghambat transfer panas dan

menurunkan efisiensi boiler serta menimbulkan pemanasan setempat (hot spot)

yang akan mengakibatkan kerusakan pada peralatan. Hal ini akan menyebabkan

waktu operasi boiler tidak memiliki lifetime yang lama.

• Proses Pengolahan Air Umpan Boiler

a. External Treatment

1) Filtrasi / Filter Press

Air dari unit water treatment dilewatkan pada Pressed Sand Filter yang

berisi pasir silica (SiO2). Proses penyaringan ini bertujuan agar lumpur – lumpur

yang belum terendapkan dapat disaring, sehingga diharapkan turbidity atau

kekeruhannya sekecil mungkin, di bawah 10 ppm SiO2. untuk membersihkan

kotoran pada pasir silica maka diadakan pencucian secara backwash.

2) Softening

Air dari Pressed Sand Filter dimasukkan ke softener, yaitu suatu bejana

yang berisi resin atau zeolite (Na2R) yang akan mengikat garam – garam Ca dan

Mg agar tidak sampai masuk ke dalam boiler karena akan menyebabkan

terjadinya kerak. Reaksinya adalah :

CaCO3 + Na2R → CaR + Na2CO3

MgCO3 + Na2R → MgR + Na2CO3

Air yang keluar dari softener harus mempunyai tingkat kesadahan

maksimum 0.5 °DH. Bila melebihi syarat yang ditentukan, berarti resin tersebut

telah jenuh (biasanya setelah 7 – 8 hari) dan tidak dapat mengikat ion Ca dan Mg

lagi. Oleh karena itu, resin perlu diregenerasi dengan menambahkan larutan NaCl

dengan reaksi sebagai berikut :

CaR + 2 NaCl → Na2R + CaCl2

Page 50: survey Geolistrik daerah Grobogan

42

MgR + 2 NaCl → Na2R + MgCl2

Proses softening dilakukan selama ± 2 jam. Setelah itu, air lunak

dimasukkan ke dalam tangki penampung air lunak untuk mengendapkan partikel –

partikel yang masih ada selama pelunakan.

3) Degerator

Ditujukan untuk menghilangkan gas – gas terlarut agar tidak ikut masuk

ke dalam boiler. Alat yang digunakan berupa deaerator. Gas – gas tersebut dapat

menimbulkan karat terutama gas O2, sedangkan gas lain yaitu CO2, dan lain – lain

akan mengakibatkan foam / busa yang merusakkan peralatan seperti pompa dan

turbin.

Cara penghilangan gas terlarut dalam deaerator adalah dengan pemanasan

air umpan hingga ± 80 °C dan mengurangi tekanan di atas cairan sampai ± 0.01

kg/cm2. Cara ini dikenal dengan Sistem Fisis.

b. Internal Treatment

Yaitu penambahan zat – zat kimia pada air umpan boiler, antara lain :

1) NaOH untuk menaikkan pH air agar memenuhi persyaratan air umpan

boiler antara 8.5 – 9.5.

2) Na3PO4 untuk melunakkan garam – garam Ca dan Mg yang terbawa

menjadi lumpur agar mudah dibuang lewat blow down.

3) Na2SO3 untuk mengikat oksigen dan menghindari korosif.

4) Sistem Chemis

Yaitu dengan penambahan zat kimia berupa hydrazine (N2H4) dan

Natrium Sulfit (Na2SO3) yang akan mengikat gas oksigen terlarut dengan reaksi

sebagai berikut :

N2H4 + O2 → N2 + 2 H2O

Na2SO3 + ½ O2 → Na2SO4

Setelah melalui berbagai proses pengolahan tersebut, air diumpankan ke

boiler. Steam yang diperoleh kemudian dimasukkan ke accumulator untuk

didistribusikan sesuai dengan kebutuhan di kilang, wax plant, dan local boiler.

Page 51: survey Geolistrik daerah Grobogan

43

c. Penyediaan Udara Bertekanan

Udara bertekanan digunakan sebagai back wash filter pada unit water

treatment dan wax plant, udara bertekanan juga digunakan sebagai instrumen

pneumatic untuk membuka kontrol valve. Untuk memperoleh udara bertekanan,

maka udara atmosfer setelah dilewatkan filter, dimasukkan ke kompressor. Keluar

dari kompresor, udara bertekanan 4 kg/cm2 dengan temperatur 115 °C dilewatkan

heat exchanger untuk didinginkan dengan media pendingin air sehingga

temperaturnya menjadi ± 30 °C. setelah itu, masuk ke separator untuk membuang

tetesan embun, selanjutnya dimasukkan ke dalam air dryer untuk mengeringkan

udara, yang dapat dilakukan dengan dua system, yaitu :

1) Sistem Fisis, yaitu udara didinginkan dengan media freon sampai

mencapai temperatur 4 °C sehingga bintik air mengembun, kemudian

dipisahkan dengan air uap.

2) Sistem Chemis, yaitu udara dilewatkan pada zat higrokopis yaitu alumina

gel (Al2O3) atau silica gel (Al2SiO5) yang berfungsi menyerap bintik –

bintik air. Setelah jenuh alumina gel tersebut diregenerasi dengan

menyemprotkan udara dengan tekanan ± 4 kg/cm2 dari atas ke

bawah sampai bintik – bintik air yang menempel pada alumina gel tersebut

terlepas.

d. Proses Penyediaan Air Pendingin

Sistem pendinginan di PUSDIKLAT MIGAS Cepu menggunakan sistem

semi open sirkuit. Pada sistem ini air dingin dari bak penampungan dipompa ke

alat penukar panas (cooler, condensor, dan lain – lain). Setelah digunakan, air

pendingin yang sudah menjadi panas tidak dibuang, namun didinginkan dengan

udara melalui rak air terbuka. Karena pada saat pendinginan kembali tersebut

terjadi penguapan sebagian kecil air maka perlu make up water ± 5 m3/jam. Pada

keadaan normal air pendingin mempunyai pH antara 6 – 7.

Page 52: survey Geolistrik daerah Grobogan

44

2.15. Unit Fire and Safety

Unit fire and safety dibentuk dengan tujuan untuk mencegah dan

menanggulangi segala sesuatu yang menyebabkan kecelakaan kerja yang

mempengaruhi terhadap proses produksi, sehingga sumber-sumber produksi dapat

digunakan secara efisien dan produksi dapat berjalan lancar tanpa adanya

hambatan yang berarti.

Unit Fire and Safety PUSDIKLAT MIGAS CEPU mempunyai tugas yang

meliputi :

1. Tugas rutin

• Menyusun rencana pencegahan terhadap kecelakaan kerja.

• Melakukan inspeksi secara berkala atau khusus

• Melakukan pemeriksaan alat-alat pemadam kebakaran.

• Mengadakan safety training baik kepada personil pemadam api maupun

pegawai biasa.

2. Tugas Non Rutin

• Melaksanakan pelayanan pemadaman api dan keselamatan kerja diluar

PUSDIKLAT MIGAS CEPU.

• Melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan kerja yang pernah terjadi

kecelakaan kerja yang sama.

• Mengungkap terjadinya kebakaran dengan membuat laporan mengenai

kecelakaan kerja dari hasil data yang diperoleh.

• Menanamkan kesadaran kepada semua pegawai akan pentingnya

pencegahan kebakaran dan keselamatan kerja.

• Melakukan kampanye keselamatan kerja kepada para pegawai.

3. Tugas Darurat

• Memberikan pertolongan dan penanggulangan terhadap terjadinya

kecelakaan kerja.

• Memadamkan api jika terjadi kebakaran baik dilingkungan PUSDIKLAT

MIGAS CEPU maupun diluar.

Page 53: survey Geolistrik daerah Grobogan

45

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya upaya atau

pemikiran yang ditujukan untuk menjamin kondisi kerja yang nyaman baik

jasmani maupun rohani, tenaga kerja khususnya dan manusia umumnya, hasil

karya dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja menuju

masyarakat yang adil dan makmur..

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah :

- Agar semua orang, baik yang bekerja maupun ornag lain yang berada

ditempat kerja, selalu dalam kondisi sehat dan selamat.

- Agar proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

- Agar sumber produkasi dapat berjalan dengan lancar dan aman.

• Keselamatan Kerja

Suatu kejadian yang tidak diduga tidak dikehendaki yang mengganggu

suatu proses dari aktifitas yang telah ditentukan dan dapat mengakibatkan

kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Penyebab kecelakaan kerja

yaitu :

- Tindakan yang tidak aman

- Keadaan yang tidak aman

Program-program Pencegahan Kecelakaan Kerja :

a. Peraturan

b. Standarisasi

c. Pengawasan

d. Penelitian Teknik

e. Penelitian Psikologis

f. Penelitian Statistik

g. Pendidikan

h. Training

i. Asuransi

Setiap pembagian tugas di pemadam api, dibagi berdasarkan shift yang

berganti setiap 8 jam dengan jumlah regu shift sebanyak 3 regu.

Page 54: survey Geolistrik daerah Grobogan

46

2.15.1 Pemadam Api dan Keselamatan Kerja

Pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala daya upaya

atau pemikiran yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik

jasmani maupun rohani, tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya,

untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja menuju masyarakat adil dan

makmur.

Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab setiap pekerja, yang

mengandung pengertian usaha mengubah kondisi kerja yang semula tidak aman

menjadi aman, sehingga para pekerja dalam melaksanakan tugasnya dapat

terhindar bahaya-bahaya kecelakaan kerja.

Peraturan-peraturan yang berkenaan dengan keselamatan kerja yang ada di

Pusdiklat Migas Cepu adalah berdasarkan atas :

1. PP No.11 tahun 1979, pasal 36

2. UU No.1 tahun 1970 Bab III, pasal 3 dan 4

Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

1. Menjamin setiap pekerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan tugas

untuk kesejahteraan hidupnya sehingga dapat meningkatkan hasil

produksinya.

2. Menjamin keselamatan orang yang berada di lokasi kerja.

3. Menjamin agar sumber produksi dapat terpelihara dengan baik dan dapat

dipergunakan secara efisien.

2.15.2 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak kita harapkan yang

dapat mangganggu suatu proses atau sistem yang telah kita tentukan yang dapat

mengakibatkan suatu kerugian di mana kerugian tersebut dapat menimpa

manusianya atau peralatan kerja dan bangunan.

Page 55: survey Geolistrik daerah Grobogan

47

1. Kecelakaan Kerja Menurut Kejadiannya

a. Kecelakaan biasa

Merupakan kejadian yang menimpa manusia di lingkungan masyarakat

umum, di mana dari segi biaya akibat kecelakaan ditanggung oleh masing-masing

individu.

b. Kecelakaan industri

1. Kecelakaan kompensasi, yaitu kecelakaan yang terjadi di luar jam kerja

namun kerugian akibat kecelakaan tersebut ditanggung oleh perusahaan.

2. Kecelakaan perusahaan, yaitu kecelakaan yang terjadi pada waktu jam

kerja dan kerugian karenanya adalah tanggung jawab perusahaan.

2. Kecelakaan Kerja Menurut PP No. 11 Tahun 1979

a. Kecelakaan ringan, adalah kecelakaan yang tidak menimbulkan hilangnya

hari kerja.

b. Kecelakaan sedang, adalah kecelakaan yang menimbulkan cedera atau

sakit, sehingga mengakibatkan hilangnya hari kerja namun tidak

menyebabkan cacat jasmani atau rohani.

c. Kecelakan berat, adalah kecelakaan yang menimbulkan cacat serta dapat

mengakibatkan hilangnya hari kerja sehingga dapat menerima santunan

atau asuransi sesuai cacat yang diderita.

d. Kecelakaan yang menimbulkan kematian, memperoleh santunan atau

asuransi.

3. Hal-Hal yang Dapat Menimbulkan Kecelakaan Kerja

a. Faktor manusianya (unsafe)

Merupakan perbuatan atau tindakan manusia yang berpotensi menimbulkan

kecelakaan kerja, misalnya :

1) Bekerja tanpa adanya rencana yang baik.

2) Bekerja dengan cara yang ceroboh.

3) Bekerja dalam kecepatan yang salah (misalnya putaran mesin tidak sesuai

dengan kebutuhannya).

Page 56: survey Geolistrik daerah Grobogan

48

4) Bekerja tanpa menggunakan alat pelindung keselamatan kerja.

5) Mengoperasikan mesin atau peralatan yang bukan menjadi tanggung

jawabnya.

6) Menggunakan peralatan atau perkakas yang tidak sesuai kegunaannya.

7) Kelalaian atau kecerobohan.

8) Bekerja sambil bergurau.

9) Bersikap acuh tak acuh atau masa bodoh.

10) Bekerja dalam kondisi mabuk

11) Kegagalan dalam menggunakan APD

12) Tidak mentaati prosedur atau peraturan

b. Faktor tempat pekerjaan (unsafe condition )

Merupakan keadaan atau kondisi kerja yang berpotensi menimbulkan

kecelakaan kerja, misalnya :

1) Mesin atau perkakas yang tanpa pelindung

2) Tempat kerja yang kotor, licin dan bising

3) Lingkungan kerja dengan paparan B3 atau radiasi

4) Ruang kerja yang terlalu sempit dan tidak bisa digunakan untuk bergerak

bebas.

5) Penerangan yang kurang memadai sehingga penglihatan dapat terganggu.

6) Ruangan yang ventilasinya tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan.

7) Peralatan yang tidak memungkinkan lagi untuk digunakan.

8) Ruangan kerja yang terlalu ramai sehingga dapat mengganggu konsentrasi

dari para pekerja.

4. Pencegahan Kecelakaan Kerja

Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan kerja secara

keseluruhan adalah sebagai berikut:

a. Mencegah terjadinya kecelakaan terhadap peralatan operasi yang

digunakan.

b. Mencegah cederanya karyawan yang ada sangkut pautnya dengan suatu

pekerjaan tertentu.

Page 57: survey Geolistrik daerah Grobogan

49

Pusdiklat Migas Cepu memusatkan kegiatan keselamatan kerja pada hal-hal :

a. Mengadakan pengecekan terhadap peralatan yang sifatnya berbahaya pada

setiap saat.

b. Imussing Safety Rule, yaitu menentukan langkah-langkah dalam

pengoperasian unit atau peralatan yang mana diperhitungkan pada faktor-

faktor keselamatan pekerja maupun alatnya.

Good House Keeping, yaitu menciptakan tempat atau lingkungan kerja

bersih serta aman, sehingga dapat dihindari terjadinya kecelakaan dan kebakaran

Pencegahan kecelakaan kerja juga meliputi :

a. Secara umum pola pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan

melalui program-program berikut :

1) Peraturan-peraturan

2) Standarisasi

3) Penelitian teknik

4) Penelitian medis

5) Penelitian psychology

6) Penelitian statistic

7) Pendidikan

8) Training

9) Persuasi

10) Asuransi

b. Untuk mencegah kecelakaan kerja, para pekerja di areal kilang

menggunakan alat pelindung diri yang berupa :

1) Alat pelindung kepala

2) Alat pelindung muka dan mata

3) Alat pelindung pernapasan

4) Alat pelindung pendengaran

5) Alat pelindung badan

6) Alat pelindung anggota badan (tangan dan kaki)

7) Alat pencegah jatuh

8) Alat pencegah tenggelam

Page 58: survey Geolistrik daerah Grobogan

50

c. Hal-hal yang harus diperhatikan di areal kilang, yaitu ;

1) Mematuhi rambu-rambu dilarang merokok.

2) Tidak diperbolehkan merokok di perjalanan (lokasi PUSDIKLAT MIGAS

Cepu).

3) Mematuhi rambu-rambu batasan kecepatan.

4) Mematuhi rambrambu larangan membawa korek api dan sebagainya yang

dapat menimbulkan api.

5) Tidak diperbolehkan bergurau berlebihan di tempat kerja.

6) Tidak diperbolehkan beristirahat diareal TEL (kilang)

7) Jika perlu kebagian lain meminta ijin kepada pembimbing.

8) Tidak diperbolehkan mencoba peralatan/instrumen tanpa seijin

pembimbing.

9) Menghindari suatu tempat yang di atasnya tergantung suatu beban.

10) Tidak diperbolehkan memotret tanpa seijin pembimbing.

11) Mematuhi tata tertib dan prosedur kerja di tempat praktek.

12) Segera melapor jika mendapati sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya.

5. Kerugian akibat dari kecelakaan kerja

Terdiri dari :

a. Yang menimpa manusia

1) Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kematian atau cacat

2) Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kerusakan mental

3) Kecelakaan kerja dapat dijadikan beban bagi masa depan

4) Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kesusahan

b. Yang menimpa perusahaan

1) Pengeluaran biaya pertolongan

2) Pengeluaran biaya perawatan dan g anti rugi

3) Akibat kecelakan kerja ,perusahaan tetap memberikan gaji kepada

penderita tersebut

4) Pihak perusahaan harus mencari pengganti dari si pekerja yang mengalami

kecelakaan

Page 59: survey Geolistrik daerah Grobogan

51

5) Perusahaan mengalami penurunan produktifitas

c. Yang menimpa masyarakat

1) Kehilangan harta benda bahkan nyawa

2) Dapat terjadi adanya kerusakan lingkungan

2.16. Struktur Organisasi Kelompok Fire and Safety

Seksi ini mempunyai tugas diantaranya :

1. Menyusun rencana pencegahan, antara lain menyusun peraturan, instruksi,

petunjuk atau prosedur dan meningkatkan keterampilan.

2. Mengadakan penyelidikan terhadap keselamatan kerja dan

penanggulangannya.

Kelompok ini dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing

memiliki tugas-tugas umum, yaitu :

a. Kelompok Pemadam Api

Tugas-tugas umum dari Sub. Seksi ini adalah :

1. Menanggulangi segala macam bentuk bahaya-bahaya kebakaran,

peledakan, keselamatan kerja dan masalah pencemaran.

2. Melaksanakan tugas-tugas non rutin, yaitu mengadakan latihan-latihan

Pemadam Api (PA).

3. Melaksanakan tugas darurat yang mendadak seperti kebakaran, peledakan,

kecelakaan kerja dan lain-lainnya.

4. Maintenance yang bertugas melaksanakan perawatan, pemeliharaan dan

perbaikan terhadap peralatan-peralatan kerja dari Pemadam Api (PA) yang

mengalami kerusakan.

5. Pengelolaan gudang dan mengurusi pengadaan barang-barang yang

diperlukan untuk operasi pemadaman kebakaran.

6. Mendata setiap 6 bulan sekali untuk memeriksa APAR (Alat Pemadam

Api Ringan).

7. Memeriksa jaringan hydrant di seluruh lokasi rawan kebakaran di

Pusdiklat Migas Cepu.

Page 60: survey Geolistrik daerah Grobogan

52

Pada industri minyak dan gas bumi, bahaya kebakaran dapat terjadi setiap

waktu, oleh karena itu alat pemadam api harus tersedia di tempat yang

strategisdan dalam jumlah yang memadai. Kebakaran dapat terjadi jika terdapat

bahan bakar oksigen, dan sumber api atau panas dalam konsentrasi yang tepat.

a. Sebab- sebab kebakaran antara lain :

1) Nyala api dan bahan-bahan lain yang berpijar

2) Reaksi kimia

3) Zat-zat yang mudah terbakar

4) Bahan-bahan yang mudah meledak

5) Gesekan benda-benda logam

6) Kerusakan jaringan listrik

b. Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran antara lain:

1) Menjauhkan benda-benda yang mudah terbakar

2) Membuat bangunan tahan api

3) Mencegah kecelakaan lain yang terjadi akibat panik

4) Mengadakan pengawasan secara teratur dan berkala

c. Media pemadam kebakaran yang digunakan :

1) Padat : pasir, tanah, selimut api (fire blanket) serta dry chemical

2) Cair : air, busa, cairan yang mudah menguap tapi tidak mudah terbakar

3) Gas : CO2, N2, Ar dan gas-gas lain yang tidak mudah terbakar

d. Beberapa sarana yang disediakan untuk keperluan keselamatan

kerja dan pemadam kebakaran di PUSDIKLAT MIGAS antara

lain:

1) 3 unit mobil unit truck (pemadam kebakaran)

2) 2 unit mesin pompa air

3) ± 60 buah hydran dan jaringannya

4) ± 500 buah APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

5) 3 buah mesin pompa merk Codiva, dll

b. Kelompok Peraga Pemadam Api

Tugas umum dari unit ini adalah melaksanakan pendidikan dan latihan

bagi karyawan-karyawan di lingkungan Pusdiklat Migas Cepu dan instansi-

Page 61: survey Geolistrik daerah Grobogan

53

instansi yang sedang melaksanakan pelatihan dan pendidikan di Pusdiklat Migas

Cepu.

c. Kelompok Lindungan Lingkungan

Tugas umum dari unit ini adalah :

1. Memantau kondisi lingkungan agar tetap aman.

2. Memantau kondisi dari limbah sehingga prosentase minyak yang

terkandung di dalamnya kecil dan layak untuk dibuang ke

lingkungan.

d. Kelompok Keselamatan Kerja

Tugas-tugas umum dari unit ini adalah :

1. Menjamin keselamatan kerja yang ada di lokasi kerja.

2. Mendata masalah kecelakaan kerja yang terjadi sebagai laporan

ke DEPNAKER dan DIRJEN MIGAS di Jakarta

3. Melaksanakan tugas rutin, yaitu untuk mengawasi pekerja yang

ada di lingkungan Pusdiklat Migas Cepu. Adapun pekerjaan yang

ditangani adalah masalah listrik, sipil, mekanik dan sebagainya.

4. Mengadakan pengarahan dan bimbingan kepada para praktikan,

mahasiswa AKAMIGAS maupun perguruan tinggi lainnya.

5. Mengadakan inspeksi kerja di seluruh lokasi Pusdiklat Migas

Cepu (listrik, mekanik, sipil, dan lain sebagainya).

6. Mengadakan pengarahan kepada para pekerja yang akan

melakukan atau melaksanakan pekerjaan di daerah-daerah rawan

atau berbahaya.

Dalam industri minyak dan gas bumi keselamatan kerja merupakan hal

yang penting, karena itu PUSDIKLAT MIGAS mendirikan bangunan khusus

yang menangani keselamatan kerja dan pemadam kebakaran. Keselamatan kerja

ini meliputi keselamatan yang berhubungan dengan alat kerja , bahan dan proses

pengolahannya, tempat kerja serta cara melakukan pekerjaan yang merupakan

tanggung jawab bersama. Pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah

segala daya upaya atau pemikiran yang bertujuan untuk menjamin keutuhan dan

kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia

Page 62: survey Geolistrik daerah Grobogan

54

pada umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan

tenaga kerja menuju masyarakat adil dan makmur.

Tujuan dari keselamatan kerja berdasarkan undang-undang keselamatan

kerja no. 1 tahun1970 adalah :

1. Melindungi agar semua orang, baik pekerja maupun orang lain yang

berada ditempat kerja selalu dalam kondisi sehat dan selamat.

2. Melindungi agar proses produksi dapat berjalan secara efektif dan

efisien.

3. Melindungi agar sumber produksi berjalan dengan lancar dan aman.

4. Jadi keselamatan kerja ditujukan untuk mencegah terjadinya

kecelakaan kerja yang dapat merugikan baik secara langsung maupun

tidak langsung.

2.16.1. Fasilitas dan Penunjang Kelompok Fire and Safety

Pusdiklat Migas Cepu telah menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat

menunjang pelaksanaan pemadam api dan keselamatan kerja. Adapun fasilitas-

fasilitas yang dimiliki oleh kelompok pemadam adalah sebagai berikut:

1. Mobil pemadam kebakaran.

2. Jaringan hydrant di semua lingkungan Pusdiklat Migas (60 buah

hydrant).

3. 3 unit fasilitas jaringan pompa hydrant (2 listrik, 1 diesel).

4. Mesin pompa air merek Godiva sebanyak 3 buah.

5. Mesin kompresor pengisi tabung Briting Aperatus.

6. Mobil penembak busa.

7. APAR (Alat Pemadam Api Ringan), kurang lebih berjumlah 500

buah.

Page 63: survey Geolistrik daerah Grobogan

55

BAB III

KEGIATAN SELAMA PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1. ORIENTASI KHUSUS

Di PUSDIKLAT MIGAS Cepu semua mahasiswa yang melaksanakan

praktek kerja lapangan wajib mengikuti kegiatan orientasi umum. Orientasi

umum ini bertujuan untuk memperkenalkan apa saja yang ada di PUSDIKLAT

MIGAS Cepu mulai dari system keamanan sampai dengan system pengolahan

minyak. Kami melaksanakan kegiatan tersebut selama empat hari.

Pada saat melakukan orientasi umum kami dapat mengetahui bagaimana

prosedur pelaksaan praktek kerja lapangan di perusahaan tersebut serta struktur

organisasi yang ada di PUSDIKLAT MIGAS Cepu. Dalam orientasi umum ini,

kami ditunjukkan tempat-tempat atau bagian-bagian yang ada di PUSDIKLART

MIGAS Cepu, antara lain:

1. Bagian Hubungan Masyarakat (HUMAS)

Pada bagian ini kami deberi pengarahan tentang tugas pokok bagian

hubungan masyarakat, stuktur organisasinya seperti yang telah dibahas pada

diskripsi tentang perusahaan.

2. Bagian Keamanaan

Pada bagian ini kami diterangkan tentang system keamanan yang ada di

PUSDIKLAT MIGAS Cepu. System keamanan PUSDIKLAT MIGAS Cepu

dibagi beberapa kelompok yaitu kelompok pertama untuk menjaga keamanan

para karyawan Pusdiklat Migas, kedua menjaga lingkungan kantor, ketiga

menjaga keamanan pabrik dalam hal ini terdiri dari keamanan kilang, wax

plant, air minum.

3. Unit-unit pengolahan

Unit-unit pengolahan di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, yaitu unit kilang, unit

wax plant, unit boiler dan unit utilitas yang didalamnya terdapat unit water

plant dan tenaga listrik, serta unit laboratorium. Ini semua dijelaskan pada

diskripsi tentang perusahaan.

Page 64: survey Geolistrik daerah Grobogan

56

4. Bagian Perpustakaan

Bagian perpustakaan ini tempatnya diluar PUSDIKLAT MIGAS, yaitu

berada di AKAMIGAS. Perpustakaan ini berisi banyak buku-buku yang

berkaitan dengan dunia minyak dan gas bumi.

3.2. PROSES PENGOLAHAN DATA

Setelah kegiatan orientasi selesai, kami kemudian mendapatkan tugas

khusus sesuai dengan tema yang akan kita ambil pada praktek kerja lapangan.

Kami melaksanakan pengolahan data, yaitu data geolistrik di laboratorium

geofisika dengan data sekunder yang berasal dari PUSDIKLAT MIGAS Cepu

berada di daerah Kradenan Kabupaten Grobogan. Sebelum masuk ke program

tersebut data diplot secara manual dalam bentuk grafik hubungan nilai resistivitas

(ρ) dengan panjang lintasan (AB/2) pada kertas semi-log. Kemudian grafik di

smoothing dengan bantuan kurva matching. Lalu hasilnya dibandingkan dengan

komputer dengan program IP2WIN. Dari program tersebut dapat menentukan

kedalaman lapisan sesuai dengan nilai resistivitasnya. Selanjutnya nilai-nilai

depth dan resistivitas yang didapat dimasukkan pada program Progress yang

hasilnya diperoleh kedalaman maksimum yang dicapai dan harga resistivitas tiap

lapisan tanah.

3.3. PEMBUATAN LAPORAN

Setelah selesai semuanya, kami menyusun laporan sementara untuk

mempresentasikan hasil yang didapat dari pengolahan data tersebut. Dari hasil

interpretasi tersebut dapat dilihat letak air tanah atau lapisan akuifernya.

Page 65: survey Geolistrik daerah Grobogan

57

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengolahan Data

Pengolahan data meliputi input data lapangan kemudian diolah dengan

menggunakan software geolistrik IP2WIN dan progress. Dari data lapangan yang

dimasukkan akan diolah oleh software dengan memperhatikan kondisi geologi

setempat sehingga akan didapatkan gambaran vertical sebaran tahanan jenis

batuan lokasi titik pengamatan dan dari nilai tahanan jenis masing-masing lapisan

(data pengolahan terlampir) dilakukan kita interpretasi.

4.2. Interpretasi Data

Dari hasil pengolahan kemudian kita interpretasikan dan dikaji

berdasarkan data kondisi geologi daerah survey. Data geologi berguna sebagai

data penunjang untuk mengetahui kondisi geologi regional daerah tersebut

sehingga dapat kita tentukan pola sebaran batuan dan target yang akan dicapai.

Hasil akhir yang diharapkan adalah penampang tahanan jenis batuan secara

vertical dari masing-masing lokasi pengukuran sehingga dapat dijadikan acuan

untuk pendugaan lapisan batuan pembawa air tanah (akuifer).

4.3. Hasil interpretasi

Hasil interpretasi geolistrik metode VES di dasarkan pada pada kontras

tahanan jenis semu batuan (apparent resistivity) dimana lapisan batuan dengan

tahanan jenis batuan tinggi diduga sebagai lapisan pembawa air tanah (akuifer)

dan lapisan batuan dengan tahanan jenis rendah sebagai lapisan impermeable.

Pengukuran geolistrik dilakukan di daerah Kradenan Kabupaten Grobogan

terdiri dari lima titik pengukuran (KLJ 01-05). Setiap titik pengukuran tersebut

dibuat penampang litologinya dengan tahanan jenis dan kedalamannya masing-

masing untuk tiap titik pengukuran.dari penampang litologi tersebut dapat

Page 66: survey Geolistrik daerah Grobogan

58

diketahui jenis batuan yang menyusun tiap lapisan tanahnya. Berikut adalah

perinciannya :

4.3.1. Lokasi survey KLJ 01

Lokasi : Kradenan, Kabupaten Grobogan

Koordinat : X= 0519627 m ; Y= 9213390 m

Pada lokasi di KLJ 01 berdasarkan hasil pengolahan data disimpulkan

bahwa pada titik pertama ini agak sulit menafsirkan keberadaan lapisan akuifer

karena respon resistivity yang diberikan dari masing-masing lapisan memberikan

nilai tahanan jenis yang relative kecil atau tidak begitu besar, sehingga tidak dapat

dijadikan sebagai rekomendasi. Walaupun begitu dari data dapat dimungkinkan

terdapat lapisan akuifer pada kedalaman 12 meter kebawah yang diharapkan

berasal dari lapisan batuan napal dengan tekstur kasar.

Gambar 4.1 Kurva hasil pengolahan data lokasi KLJ 01

Page 67: survey Geolistrik daerah Grobogan

59

4.3.2. Lokasi survey KLJ 02

Lokasi : Kradenan, Kabupaten Grobogan

Koordinat : X= 0519589 m ; Y= 9213572 m Dari hasil pengolahan data pada lokasi KLJ 02 diduga lapisan akuifer

berada pada kedalaman ± 2.3 meter – 8 meter yang ditunjukkan dengan perubahan

tahanan jenis batuan dari 0.59 ohm meter naik menjadi 52.29 ohm meter. Nilai

resistivitas semu batuan yang mencapai 52.29 ohm meter mengindikasikan adanya

lapisan napal bertekstur kasar yang letaknya dangkal yang kemungkinan

dipengaruhi oleh kondisi permukaan.

Gambar 4.2 Kurva hasil pengolahan data lokasi KLJ 02

Page 68: survey Geolistrik daerah Grobogan

60

4.3.3. Lokasi survey KLJ 03

Lokasi : Kradenan, Kabupaten Grobogan

Koordinat : X= 0519362 m ; Y= 9213439 m

Dari hasil pengolahan data dapat diinterpretasikan bahwa di lokasi KLJ 03

tersusun oleh beberapa lapisan batuan yang memberikan respon resistivity yang

berbeda-beda, dimana semakin tinggi tahanan jenis batuan maka diduga lapisan

batuan tersebut merupakan pembawa air tanah (akuifer). Dari hasil analisa

tersebut maka di lokasi KLJ 03 dapat disimpulkan bahwa lapisan pembawa air

tanah adalah lapisan batuan yang berada pada kedalaman ± 2 meter - 4.7 meter

dengan nilai tahanan jenis semu batuan 100.42 ohm meter diduga merupakan batu

gamping yang berpotensi sebagai akuifer.

Gambar 4.3 Kurva hasil pengolahan data lokasi KLJ 03

Page 69: survey Geolistrik daerah Grobogan

61

4.3.4. Lokasi survey KLJ 04

Lokasi : Kradenan, Kabupaten Grobogan

Koordinat : X= 0519554 m ; Y= 9213034 m

Pada lokasi KLJ 04 berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan

bahwa yang diduga lapisan akuifer berda pada kedalaman ± 2 meter - 4.5 meter

yang diduga merupakan lapisan napal dengan tekstur kasar yang berpotensi air,

hal ini tampak dari adanya kenaikan nilai tahanan jenis dari 2.51 ohm meter

menjadi 23.31 ohm meter kemudian turun lagi menjadi 5.17 ohm meter.

Gambar 4.4 Kurva hasil pengolahan data lokasi KLJ 04

Page 70: survey Geolistrik daerah Grobogan

62

4.3.5. Lokasi survey KLJ 05

Lokasi : Kradenan, Kabupaten Grobogan

Koordinat : X= 0519551 m ; Y= 9212911 m

Dari hasil pengolahan data dari lokasi KLJ 05 agak sulit untuk membuat

penafsiran karena tidak menunjukkan perbedaan nilai tahanan jenis yang

mencolok. Pada kedalaman 0.5 meter-3.3 m didapatkan nilai tahanan jenis semu

batuan yang relatif besar 9.34 ohm meter yang letaknya cukup dangkal hal ini

dimungkinkan adanya pengaruh kondisi permukaan, akan tetapi ini pun sulit

untuk menentukan adanya lapisan akuifer yang produktif, dalam hal ini litologi

yang berperan sebagai lapisan pembawa air tanah adalah napal dengan tekstur

kasar.

Gambar 4.5 Kurva hasil pengolahan data lokasi KLJ 05

Page 71: survey Geolistrik daerah Grobogan

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil survey yang telah dilakukan dapat disimpulkan penyebaran

litologi yang ditunjukkan oleh lapisan-lapisan restivity (resistivity layer) yang

terukur untuk masing-masing area pengukuran, sebagai berikut:

Dari 5 (lima) pengukuran VES (Ves Electrical Sounding) ditemukan

batuan napal dari Formasi Turi menutupi permukaan dari kedalaman 0.5 meter

sampai dengan 2 meter. Kemudian pada kedalaman 2 meter sampai 5 meter

ditemukan lapisan dengan nilai tahanan jenis yang tinggi yang diperkirakan

merupakan lapisan batu gamping yang berpotensi dapat berperan sebagai akuifer

yang potensial.

5.2. Saran

Berdasarkan bagian geologi dan hasil survey geolistrik dapat disarankan

dan direkomendasikan tindak lanjut sebagai berikut:

1. Interpretasi data geologi ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Kantor

Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi maupun pihak lain untuk

mengembangkan Daerah Kradenan agar nantinya dapat dijadikan salah

satu potensial air.

2. Perlu dilakukan pemboran dan Logging untuk memastikan kedalaman atau

ketebalan lapisan akuifer masing-masing daerah guna mengetahui secara

pasti keberadaan kualitas dan kuantitas air tanah

Page 72: survey Geolistrik daerah Grobogan

64

DAFTAR PUSTAKA

1. Dwiningsih, Nunung Isnaini. 2004. Modul Praktikum Geolistrik. Pusat

Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta.

2. Hazuardi & Sabardi M. 1991. Survey Geologi & Geolistrik Kota Cepu,

Dalam Rangka Pemenuhan Kebutuhan Air di Kompleks Perumahan Migas

dan Lapangan Golf. Laporan PPT Migas, Cepu.

3. Soemarto, CD. 1995. Hidrologi Teknik Edisi Kedua. Erlangga : Jakarta.

4. Sosrodarsono, S. ir. 2003. Hidrologi Untuk Pengairan Edisi Kesembilan.

PT Pradnya Paramita : Jakarta.

5. Telford, W.M. 1990. Applied Geophysics Edisi Kedua. Cambridge

University Press : United Kingdom.

Page 73: survey Geolistrik daerah Grobogan

65

A. DASAR TEORI

A.1. Pendahuluan

Geolistrik adalah salah satu dalam metode dalam geofisika yang mempelajari

sifat aliran listrik di dalam bumi. Pendeteksian di atas permukaan meliputi

pengukuran medan potensial, arus, dan elektromagnetik yang yang terjadi baik

secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Metode

geolistrik yang terkenal antara lain : metode potensial diri (SP), arus telluric,

magnetotelluric, elektromagnetik, induce polarization (IP), dan resistivitas

(tahanan jenis). Dalam praktek kerja lapangan ini, pembahasan dikhususkan pada

metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger dalam

pengambilan data di lapangan.

Pada metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi

melalui dua elektroda arus (terletak diluar konfigurasi). Beda potensial yang

terjadi diukur melaluiu dua elektroda potensial yang berada di dalam konfigurasi.

Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda

tertentu dapat ditentukan variasi harga hambatan jenis masing – masing lapisan di

bawah titik ukur (titik sounding).

Umumnya, metode resistivitas ini hanya baik untuk eksplorasi dangkal

sekitar 100meter. Jika kdalaman lapisan lebih dari harga tersebut, informasi yang

diperoleh kurang akurat. Hal ini disebabkan melemahnya arus listrik untuk jarak

bentangan yang semakin besar. Karena itu metode ini jarang digunakan untuk

eksplorasi dalam, sebagai contoh eksplorasi minyak. Metode resitivitas ini lebih

banyak digunakan dalam bidang engineering geology, seperti penentuan

kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air, pendeteksian intrusi air

laut, dan pencarian ladang-ladang geothermal.

Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda potensial dan elektroda arus,

dikenal beberapa jenis konfigurasi metode resistivitas tahanan jenis yaitu :

1. Konfigurasi Schlumberger

2. Konfigurasi Wenner

3. Konfigurasi Double Dipole

Page 74: survey Geolistrik daerah Grobogan

66

4. Konfigurasi Pole-dipole

5. Konfigurasi Pole-pole

Teknik pengambilan data dalam metode resitivitas dibagi atas :

1. Vertikal Sounding

2. Lateral Mapping

A.2. Konfigurasi Elektroda cara Schlumberger

Konfigurasi Schlumberger.

Konfigurasi Schlumberger merupakan konfigurasi yang paling sering

digunakan dalam eksplorasi air tanah dan disebut juga sebagai konfigurasi klasik

dan merupakan pokok nbahasan utama dari Praktek kerja lapangan ini.Pada

metode ini masing-masing elektroda arus diletakkan di kedua ujung susunan

elektroda sedangkan elektroda potensial di letakkan di bagian tengah. Setiap kali

pengukuran yang dipindahkan hanya elektroda arus sampai pada jarak tertentu

saat penyebaran arus dianggap tidak seimbang lagi barulah elektroda potensial

ikut berpindah. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar :

C1 C2

P1 P2

A M N B

L

Page 75: survey Geolistrik daerah Grobogan

67

Pada konfigurasi ini besarnya factor geometri K adalah :

K = πMN((L/MN)2 – ¼) dan L = ½ AB

Harga L berubah sedangkan MN tetap sampai pada harga L tertentu maka

MN berubah. Harga MN haruslah lebih kecil dibandingkan harga L, umumnya

MN = 2/5 L. Biasanya untuk satu atau dua harga L terakhir pada suatu harga MN

akan diulang pada harga MN berikutnya.

Misalnya harga MN = 1 m, maka resistivitas diukur pada harg-harga L =

2.5m, 5m, 7.5m, 10m, 12.5m, 15m, 17.5m. Pada harga L = 17.5m dianggap

bahwa sensivitas alat berkurang dan penyebaran arus tidak seimbang, maka harga

MN diperbesar menjadi 1.5m. Pengukuran diteruskan untuk harga MN=1.5m dan

harga L diulang untuk dua pengukuran terakhir yaitu pada harga L=15m dan

L=17.5m. selanjutnya diteruskan pada harga-harga L=20m, 22.5m, 25m, 27.5m,

30m, 32.5m, 35m, 37.5m. Pada harga L=37.5m harga MN dianggap harus diubah

lagi, misalnya menjadi MN=2m, demikian seterusnya hingga proses pengukuran

telah selesai.

Keunggulan metode ini adalah pelaksanaan survei di lapangan praktis,

kemungkinan adanya kesalahan bentangan lebih kecil, dan dapat menunjukkan

ketidakhomogenan tanah di permukaan maupun pada lapisan tanah yang lebih

dalam dengan sama jelasnya.

A.3. Prosedur Sounding Schlumberger

Prosedur sounding dengan konfigurasi Schlumberger tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Tempatkan elektroda-elektroda arus dan tegangan dengan konfigurasi

Schlumberger pada bentangan terpendek yang direncanakan (eksentritas

b/a < 1/3). Catat kuat arus dan beda potensial yang terukur. Hitung ρa dan

plot hasilnya (ρa sebagai fungsi jarak bentangan AB/2) pada kertas skala

log-log.

Page 76: survey Geolistrik daerah Grobogan

68

2. Pindah elektroda arus (elektroda potensial tetap) pada jarak ke-2 yang

telah ditentukan. Catat I dan ∆V yang terukur. Hitung dan plot ρa seperti

pada poin 1.

3. Lakukan langkah pada poin 2 (dapat berkali-kali) sampai pembacaan beda

potensialnya sukar (karena sangat kecil). Biasanya perpindahan elektroda

arus (elektroda potensial tetap) dapat ditetapkan sampai beberapa kali

tergantung kemampuan alat ukurnya.

4. Pindahkan elektroda tegangan ke posisi 2 yang sudah ditetapkan dengan

elektroda arus tetap. Hitung dan plot ρa yang dihasilkan. Bila harga ρa

tidak meloncat terlalu jauh, maka hasil pengukuran kita cukup baik. Akan

tetapi jika meloncat cukup jauh, maka hasil pengukuran kita tidak baik

sehingga perlu melakukan langkah lain, misalnya mengubah arah

bentangan atau berpindah tempat.

5. Jika poin 4 tidak ada masalah, maka lakukan langkah-langkah 2-4 berkali-

kali sampai dengan jarak bentangan maksimum yang direncanakan.

Catatan :

Loncatan harga ρa pada saat perpindahan elektroda potensial terjadi jika terdapat

ketidakhomoginan secara lateral terutama di sekitar elektroda potensial. Oleh

karena itu, jika perpindahan elektroda arus selalu dibarengi dengan perpindahan

elektroda potensial, data yang dihasilkan akan mempunyai kemungkinan tidak

”smooth” mengingat ketidakhomoginan secara lateral dekat permukaan hampir

selalu ada. Ketidakhomoginan lateral yang cukup besar dapat terjadi jika arah

strike perlapisan tanah berbeda dengan arah bentangan. Hal-hal lain yang perlu

dihindari pada saat pengukuran di lapangan antara lain : mengukur dengan

bentangan sejajar kabel listrik atau pipa (baik di bawah maupun di atas

permukaan), mengukur pada saat hujan, dan sebagainya. (Waluyo. Dr,-).

Page 77: survey Geolistrik daerah Grobogan

69

B. Nilai Resistivitas Untuk Beberapa Material

Jenis material ρ (ohm meter) Jenis material ρ (ohm meter)

Udara (permk

Bumi)

Air :

- air suling

- permukaan

- tambang

- laut

Perak :

- murni (pure)

- native (ore)

Besi :

- murni

- meteorit

2.106 – 5.107

2.107

3. 103 - 104

40 - 6.104

21

1,7.10-6

0,1

10-5

3. 10-6

Mineral :

- calcite

- galena

- magnetit

- pyrite

- quartz

- rock salt

- sulfur

Batuan :

- granite

- gabro

- gneiss

- schist

- limestone

- sandstone

- shale

- clay and soil

5,5.1015

10-3 - 0,25

8.10-3 - 0,50

2.10-3 - 9

4.1012

106 – 107

1014 – 1017

5.105 – 109

106 – 109

2.106 – 109

103 – 3.109

6.103 – 3.105

102 – 105

2.103 – 107

102 – 106

Page 78: survey Geolistrik daerah Grobogan

70

C. Nilai Resistivitas tiap Batuan (Batuan Sedimen)

Jenis Batuan ρ (ohm-cm)

1. Alluvium dan Silt

2. Lempung dan Kerikil

3. Batuan Es

4. Konglomerat

5. Batuan Sedimen

Penguat (batu tulis,

kerikil, batuan pasir,

batu kapur, dll)

6. Graywacke

7. Batuan Kapur

8. Tanah Liat

9. Batuan Semen

10. Pasir

11. Batuan Pasir

12. Batuan Kerikil

13. Batuan Lempung

2.5 x 103 –1.5 x 103

4 x 10-2 – 9 x 10-4

8 x 10-2 – 9.5 x 105

2.5 x 103 –1.5 x 106

1 x 103 – 5 x 104

2.5 x 105 –1.5 x 106

6 x 103 – 5 x 107

1 x 103 – 4.5 x 104

0.5 x 102 – 7 x 103

9.5 x 101 – 5 x 105

3 x 103 – 1 x 107

8 x 102 – 1 x 106

5 x 102 – 1.5 x 105

Page 79: survey Geolistrik daerah Grobogan

71

DATA SURVEY GEOLISTRIK

KLJ01

AB/2  ρ 1  4 

1.5  3.8 2  3.7 3  3.4 4  3.3 5  2.9 6  2.75 8  2.4 10  2.2 12  2.09 15  2.2 20  2.3 25  2.6 30  2.8 40  2.95 50  3 60  2.97 80  2.86 

100  2.73 125  2.5 150  2.37 

KLJ02

AB/2  ρ 1 3.8

1.5 3.92 4.453 54 4.955 4.56 4.778 4.93

10 5.3712 6.3315 7.520 9.525 10.7130 10.2140 9.3750 8.8860 7.3780 6.37100 5125 4.37

KLJ03

AB/2  ρ 1  4 

1.5  3.7 2  3.5 3  3.25 4  3.57 5  4.07 6  4.77 8  6.23 

10  7.53 12  8.37 15  9.79 20  11.47 25  12.38 30  13.13 40  13.9 50  14.1 60  13.95 80  12.95 125  11.78 

Page 80: survey Geolistrik daerah Grobogan

72

KLJ04

AB/2  ρ 1  3.7 

1.5  3.3 2  2.98 3  3.52 4  4 5  4.5 6  4.95 8  5.74 10  6.3 12  6.75 15  7.18 20  7 25  6.88 30  6.29 40  6.1 50  5.31 60  4.97 80  4.34 

100  3.7 125  3.07 

KLJ05

AB/2  ρ 1 2.9

1.5 3.72 4.53 54 5.155 5.356 5.38 4.97

10 4.2512 3.515 320 2.9525 3.3530 3.740 3.950 3.5760 3.1380 2.7100 2.57125 2.19

Page 81: survey Geolistrik daerah Grobogan

73

HASIL OUTPUT PROGRAM PROGRESS

KLJ 01

Page 82: survey Geolistrik daerah Grobogan

74

KLJ02

Page 83: survey Geolistrik daerah Grobogan

75

KLJ03

Page 84: survey Geolistrik daerah Grobogan

76

KLJ04

Page 85: survey Geolistrik daerah Grobogan

77

KLJ05

Page 86: survey Geolistrik daerah Grobogan

78

??

???

??

??

Page 87: survey Geolistrik daerah Grobogan

79

STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI 

BADAN PELATIHAN DAN PENDIDIKAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 

 

 

 

 

  

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 

MINYAK DAN GAS BUMI 

BAGIAN TATA USAHA 

Sub Bagian  Keuangan Dan 

Rumah Tangga 

Sub Bagian  Kepegawaian Dan 

Umum 

BAGIAN SARANA KILANG 

Sub Bidang Kilang 

Sub Bidang Utilitas 

BAGIAN SARANA LABORATORIUM DAN 

BENGKEL

Sub Bidang Laboratorium 

Sub Bidang Bengkel 

BIDANG PELATIHAN

Sub Bidang Laboratorium 

Sub Bidang Pelaksanaan Pelatihan

KELOMPOK JABATAN 

FUNSIONAL 

Page 88: survey Geolistrik daerah Grobogan

67