survei tingkat kesegaran jasmani siswa usia 6-9 tahun …lib.unnes.ac.id/7490/1/10355.pdf · 7....
TRANSCRIPT
SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA USIA
6-9 TAHUN DAN USIA 10-12 TAHUN SEKOLAH DASAR
NEGERI MANGUNREKSO 01 KEC. TAMBAKROMO
KAB. PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
Nama : Sunarto
NIM : 6301909004
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
i
SARI
Sunarto. 2011.” Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Usia 6-9
Tahun dan Usia 10-12 Tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011.”
Skripsi. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.
Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan
tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah yang dikemas dalam suatu
pertanyaan yaitu “Bagaimana tingkat kesegaran jasmani siswa Sekolah Dasar
Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun
2010/2011? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran
jasmani siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo
Kabupaten Pati tahun 2010/2011.
Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa puteri SD Negeri
Mangunrekso 01 usia 6-9 tahun dan usia 10-12 tahun sejumlah 180 siswa sampel
dengan teknik total sampling 180 orang digunakan sebagai uji coba instrumen
penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif persentasi dengan
rancangan penelitian menggunakan metode survei tes dengan instrumen Tes
Kesegaran Jasmani Indonesia.i
Berdasarkan hasil penelitian tes kesegaran jasmani untuk siswa usia 6-9
tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 88 siswa tingkat kesegaran
jasmani klasifikasi kurang ada 45 siswa atau 51.13 %, Hasil penelitian test
kesegaran jasmani untuk siswa usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri
Mangunrekso 01 dari 92 siswa tingkat kesegaran jasmani klasifikasi kurang ada
51 siswa atau 55.43%.
Simpulan dari hasil penelitian siswa usia 6-9 tahun SD Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam
kategori kurang. Sedangkan siswa usia 10-12 tahun SD Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam
kategori kurang. Saran yang diajukan antara lain: 1). untuk meningkatkan
kesegaran jasmani perlu dukungan yang baik dari pemerintah yaitu adanya bantuan
dana demi kelengkapan sarana prasarana khusunya di bidang olahraga, karena
dengan sarana dan prasarana yang lengkap kegiatan belajar mengajar menjadi
lancer, efektif dan semua siswa aktif, 2) Untuk lembaga pendidikan khususnya
Sekolah dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo kabupaten Pati
hendaknya setiap tahun mengadakan tes kesegaran jasmani, sehingga pihak sekolah
dapat memantau kesegaran jasmani anak didiknya. Karena kesegaran jasmani siswa
tidak hanya menunjang kegiatan di bidang olahraga saja tetapi juga akan
berpengaruh terhadap keberhasilan pada bidang studi yang lain. 3) Pihak keluarga
dapat memberikan semangat pada anak-anaknya untuk memberi kesempatan agar
mereka banyak melakukan aktifitas fisik (olahraga & bemain) karena kegiatan
tersebut merupakan kegiatan yang positif yang dapat membantu kesegaran jasmani
siswa, 4) Untuk peneliti lain semoga skripsi ini dapat dijadikan sebagai
bahan pembanding untuk melakukan penelitian selanjutnya
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
”Kepada Engkau aku menyembah dan kepada Engkau aku mohon Pertolongan”
(Surat Al-Fatihah :6)
Persembahan :
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Ayahnda Sarwi dan Ibunda Ngatmi
tercinta,
2. Ayah Mertua Suparmin & Ibu Wagiyah
tercinta,
3. Istriku Sudasih tercinta yang selalu
memberi semangat dan motivasi,
4. Ananda Evi Endah Lestari & Arif Maulana
Fadli tersayang yang saya banggakan
5. Almamater FIK UNNES
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin berhasil tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materiil. Untuk itu
penulis dengan rasa rendah hati mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah menerima penulis sebagai
mahasiswa di UNNES Semarang.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, atas ijin
penelitian ini.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan
yang telah memberikan memberikan arahan-arahan dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Soedjatmiko,S.Pd. M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
membimbing dan memberikan arahan, saran dan meluangkan waktu dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Arif Setiawan,S.Pd. M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
membimbing dan memberikan arahan, saran dan meluangkan waktu dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Suparno,S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Mangunrekso 01 yang telah
memberi ijin untuk melakukan penelitian ini
vi
7. Rekan mahasiswa PKG-PKLO UNNES yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian ini..
8. Siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo
Kabupaten Pati Yang telah bersedia menjadi sampel penelitian
Semoga bantuan, pengorbanan dan amal baik semuanya mendapat balasan
yang melimpah dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembaca khususnya Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang.
Semarang, Juni 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………....... i
SARI…………………………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………........... iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………….......... v
KATA PENGANTAR …………………………………………………. vi
DAFTAR ISI ………………………………………...............................
DAFTAR TABEL………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………
viii
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………… 6
1.4 Penegasan Istilah ……………………………………… 6
1.5 Manfaat Penelitian ……....…………………………….. 8
BAB II LANDASAN TEORI……………………………................ 10
2.1 Landasan Teori…………….............................................. 10
2.1.1.Hakekat Pendidikan Jasmani…………………………… 10
2.1.2.Tujuan Pendidikan Jasmani………................................. 11
2.1.3.Kondisi Fisik………………………..….......................... 14
2.14. Pengertian Kesegaran Jasmani………….…………….... 15
viii
2.1.5 Kesegaran Jasmani…………………………………..
2.1.6 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kesegaran Jasmani
Kesegaran Jasmani
2.1.7. Kesegaran Jasmani dan Gerak Olahraga………………
2.1.8. Latihan Kesegaran Jasmani……………………………
2.1.9 Tes Kesegaran Jasmani………………………………
2.1.10. Manfaat Kesegaran Jasmani………………………..
2.1.11 Profil SD Mangunrekso 01 ……………………………
16
21
23
24
29
30
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………….... 34
BAB IV
3.1 Metode Penelitian………………………………………
3.2 Populasi Penelitian …………..…………………………
3.3 Sampel Penelitian………………………………………
3.4.Variabel Penelitian………………………………………
3.5. Instrumen Penelitian……..……………………………..
3.6. Metode Pengumpulan Data..……………………………
3.7 Metode Analisis Data ………………………………….
3.8. Faktor yang Mempengaruhi Penelitian…………………
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………
4.1 Hasil Penelitian……………………………………………
4.2. Hasil Analisis Data……………………………………..
4.3.Pembahasan………………………………………….
34
34
34
35
35
36
37
37
39
39
40
47
50
ix
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………………………………
5.1. Simpulan……………………………………………….
5.2 Saran…………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….
50
50
52
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani
usia 6-9 Tahun…………………………………….
40
Tabel 2 Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani
usia 6-9 Tahun Putera……..………………………
41
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani
usia 6-9 Tahun Puteri……………………………..
Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani
usia 10-12 Tahun ……………………………….
Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani
usia 10-12 Tahun Putera…….……………………
42
43
44
Tabel 6
Tabel 7
Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani
usia 6-9 Tahun Puteri……………………………..
Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani
usia 6-9 Tahun dan usia 10-12 tahun……............
45
47
xi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 6-9 Tahun…….. 41
Diagram 2 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 6-9 Tahun Putera 42
Diagram 3 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 6-9 Tahun Puteri 43
Diagram 4 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 10-12 Tahun…. 44
Diagram 5 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 10-12 Tahun Putera 45
Diagram 6 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 10-12 Tahun Puteri 46
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Surat Penetapan Usulan Pembimbing…………….
Surat Keputusan Dosen Pembimbing……………..
Surat Ijin Penelitian dari UNNES …………………
53
54
55
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran13
Surat Ijin Penelitian dari Kepala SD Negeri
Mangunrekso 01 …………………………………..
Daftar petugas Pengambil Tes TKJI………………
Instrumen Tes TKJI Usia 6-9 Tahun………….......
Instrumen Tes TKJI Usia 10-12 Tahun……………
56
57
58
64
Lampiran19
Lampiran20
Lampiran21
Hasil Tes TKJI Usia 6-9 Tahun Putera……………
Hasil Tes TKJI Usia 6-9 Tahun Puteri…………….
Hasil Tes TKJI Usia 10-12 Tahun Puteri………….
70
71
72
Lampiran23 Hasil Tes TKJI Usia 6-9 Tahun Putera……………. 74
Lampiran24 Dokumentasi Pelaksanaan Tes TKJI……………… 75
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia
seutuhnya, yang meliputi semua segi kehidupan, termasuk segi kesehatan.
Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Langkah pemerintah mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat yaitu memberikan perhatian yang besar terhadap olahraga, karena
olahraga dipandang mempunyai peran penting dalam pembangunan yaitu untuk
meningkatkan kesegaran jasmani seseorang. Titik berat upaya meningkatkan
kesegaran jasmani adalah mendidik dan membudayakan masyarakat sehingga
tercipta suatu iklim yang mendorong dan menyadarkan setiap individu akan
pentingnya kesegaran jasmani dalam kehidupan, baik melalui jalur pendidikan
sekolah maupun luar sekolah, melalui organisasi olahraga dan Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI). Sehubungan dengan hal tersebut diatas pendidikan
olahraga yang diarahkan guna terbentuknya jasmani yang sehat dan mental yang
baik, agar dapat dihasilkan manusia yang produktif. Pembinaan kesegaran
jasmani disekolah diarahkan untuk terus ditingkatkan.
Peningkatan kesegaran jasmani di lingkungan sekolah perlu dibina untuk
menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang optimal. Karena
1
semua siswa yang mempunyai kesegaran jasmani yang baik akan dapat
melaksanakan tugas belajar yang baik. (Engkos Kosasih, 1993 : 10) yang
dikutip Sukirno (1992 : 2). Kesegaran jasmani atau kondisi fisik yang baik bagi
siswa berfungsi untuk mempertinggi kemampuan dan keamanan belajar. Oleh
Karena itu dapat dimungkinkan jika mempunyai kesegaran jasmani yang jelek
akan berpengaruh pada penampilan fisik maupun pikiran siswa yang tidak siap
atau sudah tidak sanggup untuk menerima beban kerja yang berupa aktivitas
belajar, yang merupakan kewajiban bagi siswa / seseorang pada setiap harinya,
dan masih mempunyai sisa tenaga yang dapat digunakan untuk mengisi waktu
luangnya.
Fungsi kesegaran jasmani bagi pelajar maka kesegaran jasmani akan
memberikan manfaat bagi pencapaian tujuan pendidikan. Seorang siswa yang
mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik akan dengan mudah
melakukan aktivitas belajar dengan lancar. Dengan demikian semangat belajar
mahasiswa meningkat karena jasmani yang baik.
Mengingat pentingnya kesegaran jasmani bagi siswa dengan sendirinya
tak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani. Sedangkan
faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani itu diantaranya adalah : makanan
dan gizi, tidur dan istirahat, latihan dan olahraga, kebiasaan hidup sehat serta
faktor lingkungan.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan Kesegaran jasmani siswa yang bermuara pada peningkatan
kualitas belajarnya, baik peningkatan afektif, kognitif, dan
2
psikomotorik. Peningkatan kesegaran jasmani siswa, hanya dapat diperolah
melalui suatu proses pembelajaran Penjasorkes yang baik di sekolah. Proses
pembelajaran Penjasorkes yang baik akan menjamin pencapaian tujuan
instruksional yang terus berlanjut pada pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Oleh sebab itu, guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat
strategi, demi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan
prinsip-prinsip profesionalitas dan aksinya menjadi pemeran utama
pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi. Jenjang pendidikan formal
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis
pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi ,
keagamaan, dan khusus.
Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah, pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan
madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah
pertama (SMP) dan madsrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Menengah atas terdiri dari SMA, SMK, MA dan yang sederajat.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
3
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lembaga pendidikan yang ada di Indonesia dibagi 3 lembaga formal yaitu
lembaga formal meliputi sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, lembaga non
formal meliputi kursus-kursus, kelompok belajar luar sekolah serta lembaga
informal adalah pendidikan yang ada di keluarga.
Proses pembelajaran Penjasorkes yang baik akan menjamin pencapaian
tujuan instruksional yang terus berlanjut pada pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Oleh sebab itu, guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang
sangat strategi, demi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan
prinsip-prinsip profesionalitas dan aksinya menjadi pemeran utama pengembangan
kualitas Sumber Daya Manusia.
Kesegaran jasmani merupakan hal yang sudah populer dikalangan
masyarakat saat ini. Untuk mempertegas agar pengertian lebih sesuai dengan
apa yang dimaksud, ada beberapa pendapat para ahli atau pakar kesegaran
jasmani.
Kesegaran jasmani adalah suatu aspek, yaitu aspek fisik dari
kesegaran jasmani yang menyeluruh atau total fitness yang memberikan
kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat
menyesuaikan diri pada tiap pembebanan yang banyak.
4
Kesegaran jasmani menurut ahli faal dapat didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja
muskular dimana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama.
Sedang menurut ahli-ahli pendidikan jasmani menyatakan bahwa kesegaran
jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukam
sesuatu kerja tertentu dengan hasi baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud,
1992 : 9).
Seseorang yang memilik kasegaran jasmani baik dapat diartikan yang
cukup mempunyai kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan
efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki sisa
tenaga untuk mengisi waktu luangnya dan tugaas-tugas mendadak lainnya.
Menurut M. Sajoto (1995:8-11) kondisi fisik atau kesegaran
jasmani adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak
dapat dipisahkan begitu saja.
Faktor yang mungkin berpengaruh pada peningkatan kesegaran jasmani
siswa di Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo
Kabupaten Pati adalah banyak siswa yang tinggal dibersama nenek atau keluarga
dekat lainnya karena banyak yang ditinggal merantau oleh orangtuanya sehingga
tidak terkontrol oleh orang tua, pola makan yang tidak teratur, dan banyaknya
kegiatan keagamaan yang harus diikuti luar jam pelajaran, kesibukan yang
dilakukan siswa tersebut membuat kurang istirahat sehingga berdampak pada
kegiatan pembelajaran esok harinya, di samping itu sarana dan prasarana serta
perlengkapan alat-alat olahraga yang ada belum memadai.
5
Berdasarkan uraian di atas , akan dilakukan penelitian “Survei tingkat
kesegaran jasmani siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-12 tahun Sekolah Dasar
Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun
2010/2011.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar balakang di atas, permasalahan penelitian ini
adalah: Bagaimana tingkat kesegaran jasmani siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-
12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo
Kabupaten Pati tahun 2010/2011?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk
mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-12
tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo
Kabupaten Pati tahun 2010/2011.
1.4. PENEGASAN ISTILAH
Penegasan istilah dalam penelitian ini adalah agar tidak salah penafsiran
isi judul skripsi ini dan untuk memperoleh gambaran yang jelas sesuai tujuan
penelitian, istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :
1) Survei
Survei yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-
faktor yang merupakan pendukung terhadap kualitas belajar-mengajar,
kemudian menganalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya terhadap
6
prestasi (Suharsimi Arikunto,2006:108). Dalam penelitian ini survei diartikan
sebagai alat atau metode dalam memperoleh data dengan tehnik tes kesegaran
jasmani .
2) Tingkat
Tingkat yang dimaksud adalah jenjang (tinggi rendah martabat,
kedudukan (Depdikbud,1993:950). Tingkat dalam penelitian ini adalah kategori
kesegaran jasmani siswa Sekolah Dasar Mangunrekso 01 Kecamatan
Tambakromo kabupaten Pati tahun 2010/2011 siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-
12 tahun (sangat baik, baik, sedang, kurang, kurang sekali ).
3) Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan
sesuatu kerja tertentu dengan hasil baik/ memuaskan dan tanpa kelelahan yang
berarti (Sudarno SP:1992:9). Kesegaran jasmani yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kesegaran jasmani siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-12
tahun SD Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo kabupaten Pati tahun
2010/2011.
4) Siswa
Siswa atau murid terutama tingkat Sekolah Dasar dan Menengah Pelajar)
(Depdikbud,1993:849). Yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa
usia 6-9 tahun dan usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun pelajaran 2010/2011.
7
1.5. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat bagi
peneliti, para pendidik dan para pembaca pada umumnya, di mana manfaat itu
adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam bidang olahraga khususnya
tentang pentingnya kesegaran jasmani .
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
peneliti, bagi sekolah, mupun bagi masyarakat sebagai berikut:
1) Bagi Peneliti
Kegiatan penelitian ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk
mengaplikasikan berbagai disiplin ilmu yang selama ini telah dipelajari
di bangku perkuliahan.
2) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
bagi pembina atau guru olahraga dalam menyusun progam latihan
khususnya untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan juga dapat
memberikan pengetahuan kepada siswa tentang tingkat kesegaran
jasmani.
8
3) Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi yang
memberikan motivasi masyarakat untuk dapat lebih berperan dalam
peningkatan kesegaran jasmani.
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. LANDASAN TEORI
2.1.1.Hakekat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah suatu proses
pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani
untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan Kesegaran jasmani,
kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta
kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
berkualitas berdasarkan pancasila.
Menurut pandangan modern menerangkan bahwa manusia adalah
kesatuan dari berbagai bagian yang terpadu. Oleh karena itu pendidikan
jasmani tidak dapat hanya berorientasi pada kepentingan satu komponen saja
(Adang Suherman,2000:19). Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan
tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general
education). Sudah barang tentu proses ini dilakukan dengan sadar dan
melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Pendidikan jasmani menurut Nash dalam Harsuki (2003:26) adalah
satu fase dari pendidikan keseluruhan dan memberikan sumbangan kepada
10
semua tujuan dari pendidikan. Menurut Bookwalter dalam Harsuki (2003:26)
mengatakan pendidikan jasmani, sebagai satu proses adalah satu fase dari
pendidikan yang mempunyai kepedulian terhadap penyesuaian dan
perkembangan dari individu dan kelompok melalui aktivitas-aktivitas
jasmani, terutama tipe aktivitas berunsurkan permainan.
2.1.2.Tujuan Pendidikan Jasmani
Aktivitas olahraga yang dilaksanakan di lembaga pendidikan
bermuara pada pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang
memfasilitasi siswa untuk menyalurkan potensinya agar dapat berprestasi
dalam bidang olahraga. Bahwa dalam kurikulum sekolah dasar status mata
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah berada pada
urutan terbawah dan dianggap tidak penting berdasarkan presepsi masyarakat
atau orang tua siswa, bahkan penilaian guru mata pelajaran lainnya.
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian
integral dari pendidikan, maka tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut Pasal 4 Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
ditegaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan
dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
11
Pentingnya tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, dipahami
terutama bagi oleh para pendidik pada umumnya dan guru pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan pada khususnya. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan adalah bagian integral dari pendidikan keseluruhan yang memberikan
sumbangan terhadap perkembangan individu melalui media aktivitas jasmani
(gerak) manusia. Sehingga pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan harus dirancang dengan hati-hati untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan, perkembangan dan prilaku peserta didik.
Pertumbuhan jiwa dan raga harus mendapat tuntunan menuju ke arah
keselarasan untuk menghindari pendidikan yang hanya mengarah kepada
intelektualisme. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan usaha
untuk menjadikan bangsa Indonesia sehat dan kuat lahir bathin. Menurut Harsuki
(2003: 22) bahwa Soudan dan Everett (1981:16-17) merumuskan tujuan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan sebagai berikut: (1) mengembangkan
organ-organ tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani, (2)
memperoleh kesenangan dan kegembiraan, (3) mengembangkan mental yang
positif, 4) mengembangkan sosial, dan (5) mengembangkan intelektual, (6)
mengembangkan portifitas, (7) mengembangkan kemampuan memimpin”
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan adalah perkembangan
optimal dari individu yang utuh dan berkemampuan menyesuaikan diri secara
jasmaniah, sosial, dan mental melalui pelajaran yang terpimpin dan partisipasi
olahraga yang dipilih dan dilaksanakan sesuai dengan standar sosial dan kesehatan
dengan tujuan “untuk memelihara, meningkatkan daya tahan, kesegaran jasmani,
dan kesehatan”
12
Tujuan pendidikan yang sifatnya menyeluruh, maka tidak jarang ditemukan
rumusan tujuan jasmani yang penuturan dan pengklasifikasiannya beraneka ragam.
Secara umum tujuan pendidikan jasmani ada empat kategori yaitu: 1) tujuan
pendidikan jasmani yang berubungan dengan kemampuan melakukan aktifitas yang
melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang, 2) tujuan yang
berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus,
indah, sempurna (skillful), 3) tujuan yang berhubungan dengan kemampuan
berpikir dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang jasmani ke
dalam lingkungan pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa, 4) tujuan ang
berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu
kelompok atau masyarakat.
Aktivitas olahraga yang dilaksanakan di lembaga pendidikan bermuara pada
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang memfasilitasi siswa untuk
menyalurkan potensinya agar dapat berprestasi dalam bidang olahraga. Bahwa
dalam kurikulum sekolah dasar status mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga
dan kesehatan di sekolah berada pada urutan terbawah dan dianggap tidak penting
berdasarkan presepsi masyarakat atau orang tua siswa,
Olahraga adalah setiap kegiatan fisik mengandung sifat permainan dan
berisi perjuangan dengan diri sendiri atau orang lain, atau konfrontasi dengan
unsure-unsur alaam, atau pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui
olahraga dan proses pendidikan melslui olahraga dan proses untuk olahraga.
Apabila ditinjau dari tujuannya pendidikan jasmani dan pendidikan
olahraga sama-sama dtujukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun
13
pendidikan olahraga sekaligus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jasmani,
yang termasuk didalamnya olahraga. Oleh karena itu olahraga dan pendidikan
pendidikan olahraga merupakan bagian dari pendidikan jasmani.
2.1.3. Kondisi Fisik
Secara etimologi kondisi fisik berarti keadaan fisik. Keadaan tersebut
meliputi sebelum (kemampuan awal), pada saat latihan dan setelah mengalami
suatu proses latihan. Kondisi fisik dalam olahraga didifinisikan sebagai
kamampuan seseorang dalam melaksanakan kegiatan olahraga. Kondisi fisik
terbagi atas :
1). Kondisi fisik secara umum.
Kondisi fisik secara umum merupakan kemampuan dasar untuk
mengembangkan kemampuan prestasi tmenurut Martin (1977) terdiri dari
komponen kekuatan, kecepatan, daya tahan dan kelentukan. Frohner Cs (1982)
mengatakan bahwa latihan fisik umum berarti latihan-latihan yang beraneka
ragam untuk mengembangkan kemampuan prestasi tubuh dan merupakan dasar
untuk meningkatkan kemampuan kondisi fisik khusus. Kemampuan tersebut
meliputi kekuatan umum, kecepatan umum, daya tahan umum dan kekuatan
umum (Depdiknas, 2000:102)
2) Kondisi fisik secara khusus.
Kondisi fisik secara khusus merupakan kemampuan langsung yang
dikaitkan dengan kebutuhan suatu cabang olahraga tertentu. Jonath dan Krempel
(1981) mengatakan bahwa bila kondisi fisik dihubungkan dengan kemampuan
prestasi cabang olahraga tertentu, maka kondisi ini disebut sebagai kondisi fisik
khusus. Komponen kondisi fisik tersebut di atas merupakan kualitas fisik yang
14
menentukan untuk mencapai hasil dalam olahraga.kondisi fisik adalah prasyarat
yang diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat
dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar
(M.Sajoto, 1995:8)
2.1.4. Pengertian Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani merupakan hal yang sudah popular di kalangan
masyarakat saat ini. Untuk mempertegas agar pengertiannya lebih sesuai penelitian
ini, maka penulis mencantumkan beberapa pendapat para ahli atau pakar kesegaran
jasmani.
Kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk
melakukan sesuatu kerja tertentu dengan hasil baik / memuaskan dan tanpa
kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani bercirikan semua bagian tubuh dapat
berfungsi secara efisien saat tubuh menyesuaikan diri dengan tuntutan sekitar
(Sudarno.SP 1992:9)
Pembebanan fisik pada seseorang adalah sangat individual dan tergantung
tugasnya, maka kesegaran jasmani yang dimilikinya harus sesuai dengan
pembenanan dalam kehidupannya. Semakin berat tugas fisik yang harus
dilakukannya, maka tinggi pula kesegaran jasmani yang harus dimilikinya. Oleh
karena itu tubuh masih dapat melakukan kegiatan lain yang bersifat rekreatif dan
telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama
pada esok harinya.
Pengertian di atas bahwa pada dasarnya kesegaran jasmani merupakan
derajat sehat yang sesuai dengan tuntutan tugas jasmaniah seseorang. Sebagai
15
konsekwensinya dari pengertian di atas, maka pengertian olah raga, kesehatan
dapat dianggap sama dengan olahraga kesegaran jasmani.
Menurut Sudarno.SP (1992:9) mengutip dari Morehouse dan Miller
menyatakan bahwa seseorang dinyatakan fit untuk sesuatu tugas atau aktivitas bila
mampu mengatasi tugas tersebut cukup efisien dan tanpa kelelahan yang
berlebihan, dan dapat pulih-asal dengan segera. Atau kesegaran jasmani adalah
suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan
efisien, tanpa kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan ,
baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak, maupun untuk menikmati
waktu senggang dengan rekreasi aktif.
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menuaikan
tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta
masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya
untuk keperluan-keperluan mendadak.
2.1.5. Kesegaran jasmani
Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan
tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti; untuk dapat
mencapai kondisi Kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan
latihan fisik yang melibatkan komponen Kesegaran jasmani dengan pembelajaran
dan latihan yang benar.
Difinisi kesegaran jasmani menurut ahli faal sebagai kemampuan
seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular
dimana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut
16
ahli-ahli pendidikan jasmani menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah
kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukam sesuatu kerja tertentu
dengan hasi baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1992 : 9).
Kondisi hidup sehat harus di bangun dan diimbangi dengan peningkatan
Kesegaran jasmani sehingga memungkinkan seseorang memiliki tingkat daya tahan
untuk mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah dan menghasilkan
kerja fisik atau non fisik secara maksimal. Seseorang yang memiliki Kesegaran
jasmani yang baik akan mempunyai peluang, antara lain dalam prestasi akademik,
produktivitas dan efesensi kerja serta prestasi olahraga. Selain itu, kondisi
Kesegaran jasmani yang baik juga akan menentukan status kesehatan seseorang
sehingga tidak mudah sakit, energik dan disiplin dalam beraktivitas.
Kesegaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas
tanpa mengalami kelelahan yang berarti Kesegaran juga dapat diartikan
kemampuan otot skeletal tubuh untuk melakukan kontraksi atau tegangan
maksimal sewaktu menerima beban tertentu .
a. Komponen-komponen kesegaran jasmani.
Kesegaran jasmani terdapat beberapa komponen yang dibagi dalam
tiga kelompok yaitu: 1) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan
kesehatan, 2) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan
motorik, 3) kesegaran jasmani yang berhubungan dengan wellness
(Harsuki:2003:273).
17
Komponen-komponen Kesegaran jasmani di atas dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan; terdiri dari lima
komponen dasar saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain
yaitu: 1) daya tahan kardiovaskuler mengambarkan kemampuan dan
kesanggupan melakukan kerja dalam keadaan aerob, 2) Kekuatan otot
banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk tungkai
yang harus menahan berat badan, 3) daya tahan otot adalah kemampuan
dan kesanggupan otot untuk kerja berulang-ulang tanpa mengalami
kelelahan, 4) fleksibilitas adalah kemampuan gerak maksimal suatu
persendian, 5) komposisi tubuh berhubungan dengan pendistribusian otot
dan lemak diseluruh tubuh .
2. Kesegaran Jasmani yang berhubugan dengan keterampilan motorik
terdiri dari 6 komponen yakni :1) keseimbangan ,2) Daya Ledak (power)
3) kecepatan, 4) kelincahan, 5) koordinasi 6) kecepatan reaksi
3. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan Wellness . Wellness
diberikan pengertian sebagai suatu tingkat dinamis dan terintegrasi dari
fungsi-fungsi organ tubuh yang beroirentasi terhadap upaya
memaksimalkan potensi yang memiliki ketergantungan pada
tanggungjawab diri sendiri (Robibins, Powers and Burgess :1994)
Kesegaran jasmani mencakup pengertian yang komplek maka baru
dapat dipahami jika mengetahui tentang komponen-komponen kesegaran
jasmani, yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, namun setiap
18
komponen memiliki ciri-ciri tersendiri yang berfungsi pokok pada kesegaran
jasmani seseorang. Agar seseorang dapat dikatakan kondisi fisiknya atau
kesegaran jasmaninya baik, maka status setiap komponennya harus dalam
kategori baik.
Komponen-komponen kesegaran jasmani menurut M.Sajoto (1995:8-
9) yaitu sebagi berikut : 1) kekuatan (strength) komponen seseorang tentang
kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu
bekerja, 2)daya tahan (endurance) umum (kemampuan seseorang dalam
mempergunakan system jantung, paru-paru peredaran secara efektif dan
efisien untuk menjalankan kerja terus menerus yang melibatkan kontruksi
sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu ysng cukup lama) Daya
tahan otot (kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk
berkontruksi secara terus menerus dalam waktu yang relative lama dengan
beban tertentu), 3) Daya Otot (muscular power) adalah kemampuan seseorang
untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu
yang sependek-pendeknya, 4) kecepatan (speed) adalah kemampuan seseorang
untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, seperti dalam lari cepat, pukulan
dalam tinju, balap sepeda, panahan, dan lain-lainnya. Dalam hal ini ada
kecepatan gerak dan kecepatan exsplosie, 5) daya lentur (flexibility) adalah
efektifitad seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktifitas dengan
penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan
tingkat fleksibilitas persendian pada tubuh. Dengan kelenturan tubuh atau
penguluran tubuh lebih luas , sehingga semakin sedikit tenaga yang
19
dibutuhkan untuk melakukan aktifitas sehari-hari, 6) kelincahan (Agility)
adalah kemampuan seseorang merubah posisi di arena tertentu. Seseorang
yang mampu merubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan
kondisi yang baik, berarti kelincahan cukup baik , 7) Koordinasi
(Coordination) adalah kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan
bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal
secara efektif, misalnya dalam bermain tennis, seseorang pemain akan
kelihatan mempunyai koordinasi yang baik, bila ia dapat bergerak kea rah bola
sambil mengayun raket kemudian memukulnya dengan tehnik yang benar, 8)
keseimbangan (balance) adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-
organ syaraf otot seperti dalam handstand atau dalam mencapai keseimbangan
sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu misalnya tergelincir
dan lain-lain, 9) Ketepatan (Accuracy) adalah kemampuan tubuh seseorang
untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap sasaran. Sasaran ini dapat
suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan
bagian tubuh, 10) Reaksi (Reaction) adalah kemampuan seseorang untuk
bertindak secepat mungkin dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan
lewat indera, syaraf, atau feeling lainnya, seperti dalam mengantisipasi
datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lainnya .
Kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari, maka harus dikembangkan kesepuluh
komponen kesegaran jasmani tersebut dalam posisi yang sama, tetapi yang
perlu dikembangkan adalah sesuai dengan pekerjaan sehari-hari. Dari sepuluh
20
komponen kesegaran jasmani dalam olahraga adalah kekuatan, daya tahan,
daya ledak, daya lentur, keseimbangan, sedangkan unsur yang lain juga
berpengaruh namun tidak sama besarnya dengan keenam unsur kesegaran
jasmani tersebut di atas.
2.1.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani
Faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani umumnya dipengaruhi oleh
factor utama yaitu internal dan eksternal. Faktor internal adalah sesuatu yang sudah
terdapat dalam tubuh seseorang yang sifatnya menetap ( genetik, umur, jenis
kelamin). Faktor eksternal misalnya latihan , faktor gizi, faktor pola hidup sehat.
Faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani, dan faktor-faktor tersebut
saling melengkapi. Faktor utama yang mempengaruhi kesegaran jasmani antara
lain: faktor latihan, faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, lingkungan serta
makanan dan gizi.
1. Faktor latihan
Faktor latihan disini adalah yaitu pengulangan dari beberapa aspek
gerakan tertentu, secara sistematis dan teratur berirama dengan tujuan untuk
memelihara atau meningkatkan kemampuan seseorang dalam mencapai
prestasi maksimal .
2. Faktor Istirahat
Tubuh akan merasa lelah setelah melakukan aktifitas,hal ini
disebabkan oleh karena pemakaian tenaga untuk aktifitas yang bersangkutan.
Untuk mengembalikan tenaga yang telah terpakai, diperlukan istirahat.
Dengan istirahat tubuh akan menyusun kembali tenaga yang hilang.
Mengingat pentingnya istirahat dalam proses pengembalian tenaga diperlukan
21
pengaturan antara istirahat dan aktifitas yang dilakukan. Sedangkan istirahat
yang baik dan yang ideal adalah tidur.
3. Faktor kebiasaan hidup sehat
Seseorang apabila menginginkan kesegaran jasmaninya tetap terjaga,
maka ia harus menerapkan cara hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari,
meliputi: 1) makan makanan yang bersih dan mengandung gizi yang baik, 2)
selalu menjaga kebersihan diri, mandi teratur, kebersihan gigi, kebersihan
rambut, kebersihan kuku dan kebersihan pakaian, 3) hindari rokok dan minum-
minuman keras atau beralkohol tinggi.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah tempat dimana seorang itu tinggal dalam waktu
yang lama, dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik, serta sosial mulai dari
lingkungan perumahan, lingkungan pelayanan daerah tempat tinggal dan
sebagainya. Kualitas kesehatan seseorang dapat dilihat dengan keadaan status
kesegaran jasmani bagian yang paling kelihatan kesegaran secara umum
adalah kesegaran jasmani.
5. Faktor Makanan dan Gizi
Faktor makanan dalam pembinaan kesegaran jasmani tubuh haruslah
cukup makanan yang bergisi yang mengandung unsure-unsur
protein,lemak,karbohidarat mineral, vitamin dan air.
22
2.1.1. Kesegaran jasmani dan Gerak Olahraga
Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan satu bentuk
pembinaan kesegaran jasmani bagi anak. Bila pelaksanaan kegiatannya dilakukan
dengan baik dan teratur niscaya pembinaannya akan tercapai. Aktivitas jasmani
yang sering disebut dengan olahraga merupakan istilah yang komplek. Menurut
Adang Suherman (2000:28) dalam Haag (1994) dalam bahwa 10 Aktivitas jasmani
sebagai perilaku gerak manusia yang berada di bawah payung konsep gerak
(movement science) .Aktivitas jasmani sebagai olahraga ditinjau berdasarkan
disiplin olahraga (sport disciplince).
Pada dasarnya olahraga adalah suatu aktivitas fisik atau gerakan anggota
tubuh yang berlangsung secara berulang dalam waktu tertentu. Organ yang paling
aktif pada saat aktivitas adalah otot rangka. Agar otot rangka dapat kontraksi
dengan baik dan dapat ditingkatkan kinerjanya, maka perlu suatu kesatuan yang
baik dengan sistem saraf yang melayaninya (menginervasinya). Akibat aktivitas
otot rangka yang dilakukan secara teratur dan terukur, maka memberi pengaruh
secara langsung maupun tidak langsung terhadap fungsi organ tubuh yang lain.
Selanjutnya akan meningkatkan taraf kesehatan dan kebugaran.
Penyelenggraan kegiatan jasmani ini akan terkait erat dengan klasifikasi
kegiatan jasmani di atas. Berikut ini klasifikasi berdasarkan penekanan fungsi
aktivitas jasmani, yang antara lain berfungsi sebagai berikut :1)medium
Pengembangan karakteristik dasar yang terkait dengan kondisi seperti daya tahan,
kekuatan, power, kelincahan ,kelentukan, koordinasi, flsibilitas.2)medium
pengembangan pola gerak dasar sering dijumpai pada waktu bekerja, rekreasi, dan
23
rutinitas sehari-hari seperti tercermin dalam gerak lokomotor, stability, manipulatif.
3)medium pengembangan skill tehnik-tehnik gerakan yang terkait langsung dengan
olahraga seperti lempar lembing, jumspshoot dalam basket.4)medium
pengembangan kombinasi dari ketiga hal di atas untuk menguasai berbagai cabang
dalam olahraga seperti basket, selancar, sepakbola dsb
2.1.7. Latihan Kesegaran Jasmani
Latihan yang baik dan berhasil adalah yang dilakukan secara teratur,
seksama, sistematis, serta berkesinambungan/kontinyu, sepanjang tahun, dengan
pembebanan latihan (training load) yang selalu meningkat dan bertahap setiap
tahun. Latihan yang dilakukan secara insidentil atau dilakukan beberapa bulan
menjelang pertandingan saja, tidak ada artinya sama sekali, hal tersebut dapat
merusak perkembangan atlet dikemudian hari. Latihan adalah proses sistematis
yang harus menganut prinsip-prinsip latihan tertentu, sehingga organisasi dan
mekanisme neuro physiological atlet akan bertambah baik.
Progam latihan yang baik harus dapat memberikan tehnik-tehnik latihan
secara fisiologis dapat meningkatkan kualitas fisik orang yang melakukan.
Sehingga gerakan-gerakan yang mulanya sukar dilakukan, lambat laun akan
menjadigerakan yang otomatis dan refleksif yang semakin kurang membutuhkan
konsentrasi pusat-pusat syaraf dari sebelum latihan tersebut. Untuk menjaga agar
kesegaran jasmani seseorang terjaga dengan baik maka perlu dilakukan latihan-
latihan fisik.
2.1.7.1. Progam latihan
Agar berhasil progam latihan berhasil dengan baik maka harus disusun
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yaitu :
24
1. Over Load
Prinsip latihan yang paling mendasar adalah”over load”yaitu suatu prinsip
latian dimana perbedaan dalam latihan harus melebihi ambang rangsangan
terhadap fungsi fisiologi yang dilatih.Perbedaan latihan harus selalu ditambah
pada waktu tertentu sehingga secara teratur latihan itu semakin berat dengan
ketentuan-ketentuan tertentu pula. Dalam melakukan latihan porsi latihan harus
bervariasi, hari-hari latihan berat harus diselingi dengan hari-hari latihan ringan.
2. Konsistensi
Konsistensi adalah keajengan untuk melakukan latihan dalam waktu yang cukup
lama. Untuk mencapai kondisi fisik yang baik diperlukan latihan setidaknya 3
kali per minggu. Latihan 1 kali per minggu tidak akan meningkatkan kualitas
fisik, sedangkan latihan 2 kali per minggu hanya menghasilkan peningkatan
yang kecil. Sebaliknya latihan 5-6 kali per minggu tidak disarankan, karena
mengakibatkan kerusakan fungsi.
Latihan atau exercise yang spesifik atau khusus akan mengambangkan efek
biologis dan menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dalam tubuh. Sebagai
contoh: latihan melempar bola agar lemparannya dapat lebih baik dan
sebagainya. Jadi latihan dengan fakta-fakta biomekanis dan tiap-tiap bentuk atau
tipe latihan mempinyai sumber energi dan kebutuhan oksigen yang berbeda-
beda.
1) Macam atau bentuk latihan
2) Ukuran atau perimbangan yang berbeda-beda
3) Waktu latihan
25
Prisip latihan spesifik bahwa adalah latihan harus mirip atau menyerupai
gerakan-gerakan olah raga yang dilakukan, juga dalam latihan fisik.
3. Progresif
Latihan secara progresif adalah suatu latihan dimana pembenanan yang
diberikan pada seorang atlet harus ditingkatkan secara berangsur-angsur
disesuaikan kemajuan dan kemampuan atlet. Peningkatan beban latihan yang
terlalu cepat dapat mempersulit proses adaptasi fisiologis dan dapat
mengakibatkan kerusakan fisik. Perbedaan (volume dan intensitas) harus
ditambahkan pada latihan umum maupun latihan spesifik.
4. Individual
Sebenarnya tidak ada program latihan yang langsung cocok pada semua atlet.
Masing-masing latihan harus dibuat yang cocok bagi individu atau perorangan
Karena tidak ada dua orang yang persis sama, yang ada adalah mendekati sama.
Untuk memberikan yang terbaik dalam proses individu ini, perlu diperhatikan
penyusunan latihan sebagai berikut:
1) Bagaimana individual tersebut mempunyai respon terhadap traning (latihan)
itu?
2) Pembebanan latihan (traning) tidak akan menimbulkan ketegangan (stain).
3) Badan tidak akan kehilangan kemampuannya untuk dapat menyesuaikan
diri.
Di samping 3 hal tersebut di atas, perlu diperhatikan pula faktor-faktor berikut
ini:
1) Jenis kelamin
2) usia
26
3) tingkat kesegaran jasmani
4) komposisi tubuh
5) tipe tubuh
6) karakter pesikologi
7) komponen kesegaran jasmani yang akan diperbaiki atau dikembangkan.
Pada prakteknya sulit untuk melatih seseorang secara indifidual, tetapi masih
dapat diatasi dengan latihan secara kelompok homogen. Dalam hal ini
pengaturan jadwal latian harus diprogram untuk masing-masing kelompok
homogeny yang berlatih tertentu.
2.1.6.2. Tahap Latihan
Respon peserta terhadap latihan oleh tahap latihan. Peserta pemula
sebaiknya dimulai dengan dosis beban latihan sedang, semakin lama semakin
dosisnya ditingkatkan. Untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani yang baik maka
perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1) Periodisasi
Yang disebut periodisasi program latihan adalah program jangka pendek dengan
berjangka dan bertahap (period). Jangka waktu program jangka pendek harus
dibuat bertahap sepanjang tahun. Bentuk-bentuk latihan dan komponennya harus
menurut tingkat dan jenjang yang bertahap dan meningkat menuju prestasi
puncak dalam tahap dan periode pertandingan.
2) Kestatisan
Pada saat awal tahun secara teratur dalam prestasi, prestasi dapat meningkat
cepat, namun setelah mencapai tingkatan tertentu, terasa bahwa prestasi sulit
meningkat lagi.
27
2.1.7.2. Pembebanan latihan
Aktivitas fisik dilakukan seseorang berpengaruh terhadap kondisi fisiologis,
anatomis, biomekanik dan psikologi. Dalam proses latihan efektif dan efisieansi
sangat penting, kedua unsure itu dipengaruhi oleh :
1) Volume latihan adalah sejumlah kegiatan olahraga yang harus dilakukan
seseorang untuk mewujudkan bermacam-macam gerakan yang intensitas dan
lama waktu yang berbeda-beda. Kalau sejumlah tenaga dipergunakan untuk
melakukan aktivitas olahraga tertentu dengan intensitas yang tinggi , maka lama
waktu latihan pelaksanaannya hanya sedikit saja, sebaliknya bila intensitas
rendah maka maka perlu latihan dengan waktu yang lama.
2) Intensitas latihan merupakan komponen kualitas yang mengacu pada sejumlah
kera yang dilakukan dalam unit watu tertentu. Makin banyak kerja yang
dilakukan, maka tinggi intensitas kerjanya. Intensitas tercermin dari kuatnya
stimuli (rangsangan) syaraf dalam latihan. Kuatnya stimuli tergantung dari
beban, kecepatan gerakan dan variasi interval atau istirahat antar ulangan.
Kuatnya stimuli berpengaruh terhadap kuatnya peningkatan. Antara intensitas
latihan dengan volume latihan sulit untuk dipisahan. Karena latihan selalu
mengkaitkan antara kuantitas dan kualitas latihan. Intensitas latihan dapat
diklasifikasikan tinggi rendahnya berdasarkan beberapa indikator, antara lain: 1)
berdasarkan persentase kecepatan atau kekuatan yang digunakan dalam latihan,
2) berdasarkan jmlah denyut nadi dalam mereaksi beban latihan.
3) Densitas latihan adalah frekuensi (kekerapan) dalam melakukan rangkaian
stimuli (rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan.
Densitas menunjukan hubungan yang mencerminkan dalam waktu antara
28
aktifitas dan pemulihan. Perimbangan ini berpengaruh terhadap peningkatan
kemampuan seseorang. Lama waktu istirahat atau interval antar aktivitas
tergantung pada berbagai faktor seperti: intensitas latihan, status kemampuan
peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang ditingkatkan.
4) Kompleksitas latihan menunjukkan tingkat keragaman unsure yang dilakukan
dalam latihan.
2.1.7.3. Prinsip-prinsip latihan: Tahap Latihan yaitu pada tingkatan untuk
mencapai kesegaran jasmani yang baik perlu dosis yang cukup berat.
Tahapan latihan itu antara lain : 1) periodesasi maksudnya adalah program
latihan jangka pendek dengan berjangka dan bertahap, 2) kestatisan
artinya pada awal tahun secara teratur dalam olahraga prestasi dapat
meningkat, namun mencapai tingkatan prestasi tertentu (Depdiknas
2000:103)
2.1.8. Tes Kesegaran Jasmani
Tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui, maka perlu dilakukan
evaluasi pengukuran secara berkala dan berkelanjutan dengan metode yang sama.
Tes pengukukuran kesegaran jasmani ada bermacam-macam antara lain: 1)
pengukuran daya tahan jantung – paru dengan tes: a) tes lari 2,4 Km, b) Tes lari 15
menit, c) Tes Lari multi Tahap, 2) Pengukuran kekuatan otot dites dengan a) tes
genggaman (grip streng test), b) tes kekuatan tarik dan dorong (pull and push
strength test), c) tes kekuatan otot punggung (back streng test) ( Depdiknas 63-75).
Tingkat kesegaran jasmani sseorang dapat diketahui dengan mengadakan
tes kesegaran jasmani. Tes kesegaran jasmani dalam penelitian ini digunakan Tes
29
Kesegaran Jasmani yang sesuai dengan kondisi atlet di Indonesia maka disebut Tes
Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 6-9 tahun dan usia 10 – 12 tahun
(Khomsin,2010:3). Tes kesegaran jasmani untuk anak usia sekolah dasar adalah
untuk umur 6-9 tahun dengan tes lari 30 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring
duduk, tes loncat tegak, tes lari 600 m, dan untuk umur 10-12 tahun tes lari 40
meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk, tes loncat tegak, tes lari 600 m.
Alasan pemilihan tes ini adalah :
a. siswa tidak terlalu sulit dalam melaksanakan tes, karena tidak dituntut
kemampuan khusus yang berupa ketangkasan dan ketrampilan istimewa.
b. Mudah dalam penggunaan alat tes, karena dengan stop wacth dan roll meter.
Untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani tidak terlalu besar resiko
kesalahannya dibanding dengan alat tes lainnya.
c. Tes kesegaran jasmani telah disepakati dan ditetapkan menjadi tolok ukur (
kelompok umur tertentu ) yang berlaku di Indonesia dengan pertimbangan
disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. Tes Kesegaran jasmani ini
dilakukan untuk siswa putera kelas IV dan kelas V SD Negeri dan Madrasah
Ibtidaiyah Wirun Kecamatan Winong Kabupaten Pati tahun 2010/2011, dan
tidak dalam keadaan sakit, sehingga mampu melakukan tes ini dengan baik.
2.1.9. Manfaat Kesegaran Jasmani
Kesegaran Jasmani selain untuk menunjukkan kondisi fisik juga berfungsi
untuk meningkatkan mutu kehidupan seseorang sesuai dengan keadaanya masing-
masing. Manfaat kesegaran jasmani diantara adalah sebagai berikut :
30
1. Manfaat fisiologi: a) Dampak langsung: 1) mengatur kadar gula darah, 2)
merangsang adrenalin dan noradrenalin, 3) peningkatan kualitas dan kuantitas
tidur, b) dampak jangka panjang dpt meningkatkan: 1) daya tahan
aerobik/kardiovaskuler, 2) kekuatan otot rangka, 3) kelenturan, 4) keseimbangan
dan koordinasi gerak , 5) kelincahan gerak
2. Manfaat Psikologi: a) dampak langsung: 1) memberi perasaan santai, 2)
mengurangi ketegangan dan kecemasan, 3) meningkatkan perasaan senang. b)
dampak jangka panjang dpt meningkatkan: 1) kesegaran jasmani dan rohani
secara utuh 2) kesehatan jiwa.
3. Fungsi kognitif : 1) penampilan dan fungsi motorik, 2) ketrampilan.
4. Manfaat sosial a) dampak langsung dpt membantu: 1) pemberdayaan usia
lanjut, 2) peningkatan integritas sosial, b) dampak jangka panjang
meningkatakan: 1) keterpaduan, 2) hubungan kesetiakawanan sosial, 3) jaringan
kerja sama sosial budaya, 4) pertahanan peranan dan pembentukan peran baru,
5) kegiatan antar generasi.
5.
2.1.10. Profil Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01
Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 adalah salah satu sekolah yang
terletak di Desa Mangunrekso. Desa Mangunrekso yang merupakan daerah
pedesaan jauh dari kota kabupaten kira-kira 17 Km dari kota Kabupaten dan 5 Km
dari kota kecamatan. Gedung sekolah terdiri dari 6 ruang untuk belajar mengajar, 1
ruang kantor guru, satu ruang UKS, satu ruang gudang, dan ada juga ruang untuk
kegiatan olahraga (ruang untuk tenis meja dan senam). Untuk tenaga pendidik ada
31
6 rang , satu kepala sekolah, satu guru agama, satu guru olahraga, dibantu guru
mata pelajaran yang lain ( guru komputer, guru Bahasa Inggris), satu penjaga.
Sarana prasarana khususnya untuk mata pelajaran olahraga adalah ada satu
lapangan takrow dan sekaligus menjadi lapangan bulutangkis karena memang
halaman Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 agak sempit. Untuk melakukan
olahraga permainan bola besar dilaksanakan di lapangan milik Desa mangunrekso
yang jaraknya dari sekolah kira-kira 500 meter. Untuk peralatan olahraga yang
sudah dimiliki adalah: bola sepak, bola voli, bola takrow, meja tenis beserta bad
dan bola, ada juga raket, net dan sutle kok.
Sebagai sekolah dasar yang terletak di pedesaan tahun pelajaran 2010/2011
ini untuk prestasi tidak mengecewakan baik di bidang akademik (lomba olympiade
Ilmu Pengetahuan Alam maupun Matematika) pernah menjadi juara tiga tingkat
kecamatan, untuk lomba sekolah sehat pernah menjadi juara satu tingkat
kecamatan. Untuk prestasi di bidang olahraga pernah menjadi juara satu tingkat
kecamatan untuk tenis meja dan bulutangkis, lomba catur menduduki juara dua
tingkat kecamatan. Untuk lomba cabang sepak bola, bola voli, dan takrow siswa
sekolah ini selalu mewakili menjadi tim kecamatan dalam kegiatan POPDA tingkat
Kabupaten Pati.
Kebiasaan siswa yang berangkat sekolah di Sekolah Dasar Negeri
Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati sebagian besar
mengendarai sepeda dan adajuga yang berjalan kaki. Mata pencaharian penduduk
Desa Mangunrekso beragam, tetapi yang banyak adalah sebagai buruh tani . Siswa
yang bersekolah disini rata-rata berasal dari keluarga yang tingkat kesejahteraannya
(ekonomi) dalam kategori sedang dan banyk warga miskin (berdasarkan hasil
32
sensus ekonomi yang pernah dilakukan di Desa Mangunrekso). Dengan keadaan
ekonomi yang demikian itu, sehingga banyak penduduknya yang pergi merantau.
Karena mereka pergi merantau maka anak-anaknya biasanya dititipkan pada
saudara dekat atau neneknya. Keadaan ekonomi dan mata pencaharian orang tua
yang demikian itu berpengaruh terhadap kesegaran jasmani anak, karena
kemungkinan gizi dan waktu istirahat anak jauh dari pengawasan orang tua.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1. METODE PENELITIAN
Suatu penelitian, khususnya di bidang ilmu pengetahuan umumnya untuk
menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan
berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan.
Mengembangkan adalah memperluas dari yang sudah ada sedang menguji
kebenaran dilakukan jika yang sudah ada diragukan kebenarannya.
2.2. POPULASI
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto,
2006:108). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas I sampai dengan
Kelas VI SD Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati
Tahun 2010/2011 yang berusia antara 6–9 tahun dan usia 10-12 tahun yang
berjumlah 180 siswa.
2.3. SAMPEL
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2006:131) Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
siswa SD Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun
2010/2011 dengan teknik pengambilan sample adalah secara total sampling, yang
berjumlah 180 siswa ( 80 Putera dan 100 Puteri).
34
2.4. VARIABEL PENELITIAN
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel adalah tingkat kesegaran jasmani siswa Sekolah dasar Negeri
Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati. Dalam penelitian ini
tidak menggunakan variable, karena berbentuk survei kualitatif ( hanya hasil dari
tes kesegaran jasmani untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa).
2.5. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran
Jasmani Indonesia untuk usia 6 -9 tahun dan usia 10-12 tahun.
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 6-9 tahun terdiri dari :
1. Tes lari 30 meter.
2. Tes gantung siku tekuk.
3. Tes baring duduk (30 detik).
4. Tes loncat tegak
5. Tes lari 600 meter.
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun terdiri dari :
1. Tes lari 40 meter.
2. Tes gantung siku tekuk.
3. Tes baring duduk (30 detik).
4. Tes loncat tegak
5. Tes lari 600 meter.
35
2.6. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data juga merupakan variabel yang penting dalam
sebuah penelitian, karena berhubungan langsung dengan data yang diperoleh.
Untuk memperoleh data yang sesuai maka penelitian ini menggunakan metode
survei dengan teknik tes.
Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data mengenai tingkat
kesegaran jasmani Indonesia anak kelas I sampai dengan kelas VI SD
Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011
dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 6 – 9 tahun dan Tes
Kesegaran Jasmani Indonesia untuk usia anak 10 – 12 tahun.
1. Waktu penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2011 tepatnya :
Hari : Kamis – Jum’at
Tanggal : 16-17 Juni 2011
Pukul : 08.00 sampai dengan selesai
2. Lokasi Penelitian
Tes dilaksanakan sekali dan dipusatkan di komplek SD Negeri Mangunrekso
01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati.
3. Tenaga Pembantu saat Penelitian.
Tenaga pembantu saat penelitian ini berlangsung adalah 10 orang. Terdiri dari
guru penjaskes di Kecamatan Tambakromo.
36
30
2.7. METODE ANALISIS DATA
Analisis data merupakan suatu langkah yang penting dalam penelitian. Data
yang sudah terkumpul tidak berarti apa-apa bila tidak diolah, karena itu perlu
analisis data tersebut.
Data dari penelitian ini karena ada yang terkumpul berupa angka-angka
maka penulis menggunakan analisis statistik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sutrisno Hadi ( 1987:221) yang menyatakan “ cara-cara ilmiah yang dipersiapkan
untuk mengumpulkan data dengan menganalisis data penyelidikan yang berwujud
angka-angka adalah tehnik statistik . Dengan analisis statistik maka obyektifitas
dari hasil penelitian akan lebih terjamin. Analisis statistik dapat memberikan
efisiensi dan efektifitas kerja dapat membuat data lebih ringkas bentuknya. Sutrisno
Hadi ( 1987:221) yang menyatakan “ cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk
mengumpulkan data dengan menganalisis data penyelidikan yang berwujud angka-
angka adalah tehnik statistic. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
%= %100x
N
n
Keterangan :
n = nilai yang diperoleh
N = Jumlah Seluruh nilai (Muhammad Ali, 1993:184)
2.8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENELITIAN
Dengan harapan mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan landasan
teori, maka usaha untuk memperkecil kendala yang timbul dalam penelitian harus
dilakukan. Adapun kendala atau faktor-faktor tersebut yaitu:
37
a. Faktor Kesungguhan Hati
Faktor kesungguhan hati dari setiap peserta sampel yang mengikuti tes
kesegaran jasmani ini tentunya tidak sama, sehingga dapat mempengaruhi hasil
penelitian. Untuk menghindari hal tersebut, maka usaha yang dilakukan peneliti
terhadap sampel adalah dengan memberi informasi dan motivasi bahwa dalam
tes ini sifatnya berlomba antar siswa. Sehingga hal ini akan memacu siswa untuk
melakukan tes secara bersungguh-sungguh.
b. Faktor Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini diupayakan selengkap mungkin
dan dipersiapkan secara tepat dan akurat sebelum dimulai. Hal ini untuk
menunjang sukses jalannya tes penelitian.
c. Faktor Cuaca
Pelaksanaan tes dilakukan di lapangan terbuka, maka faktor cuaca
khususnya hujan dan panas dapat menggangu jalannya penelitian.
d. Faktor Petugas Pengambil Data
Petugas pengambil data merupakan salah satu bagian yang sangat
menentukan untuk mencapai suatu hasil penelitian yang baik. Usaha yang
dilakukan peneliti untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengambilan hasil tes penelitian adalah : menyampaikan materi kepada petugas
dalam pengambil data , peneliti menyampaikan tentang tugas dari masing-
masing petugas dan tata cara pelaksanaan tes secara singkat, agar tidak terjadi
kesalahan dalam pencatatan hasil tes.
38
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang tingkat kebugaran
jasmani peserta didik di Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan
Tambakromo Kabupaten Pati tahun pelajaran 2010/2011 sesuai petunjuk
pelaksanaan tes TKJI dan berdasarkan tabel norma tingkat kebugaran jasmani,
maka penelitian ini juga telah dilakukan dengan mengikuti aturan yang telah
ditetapkan.
Untuk melihat tingkat kesegaran jasmani siswa dari hasil penelitian
didapatkan antara skor tertinggi dan skor terendah untuk setiap ítem tes dan hasil
penelitian kemudian dalam menganalisis data diolah menggunakan analisis
deskriptif prosentase. Terdiri dari 5 tes yaitu tes lari 30 meter, tes gantung siku
tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter untuk kelompok
umur 6-9 tahun dan tes lari 40 meter, tes gantung siku tekuk, baring duduk 30
detik, loncat tegak dan lari 600 meter untuk kelompok umur 10-12 tahun.
Ketetapan aturan urutan pelaksanaan tes pengukuran tingkat kebugaran jasmani
tersebut berupa urutan item yang diujikan yang merupakan suatu rangkaian tes
yang dilaksanakan secara berurutan.
Hasil penelitian sesuai nilai norma diketahui bahwa siswa usia 6-9 tahun
rata-rata dalam kategori kurang (13.25), siswa putera dalam kategori sedang (14)
39
dan siswa puteri juga dalam kategori kurang (12.5 ) sedangkan untuk siswa usia
10-12 tahun rata-rata dalam kategori kurang (11.20), siswa putera dalam kategori
kurang (10.46) dan siswa puteri juga dalam kategori kurang (11.60).
4.2 Hasil Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian di atas dapat dianalisis bahwa masing-
masing item tes kesegaran jasmani yang diberikan pada siswa usia 6-9 tahun dan
usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 kecamatan Tambakromo
Kabupaten Pati selanjutnya dianalisis dengan deskriptif prosentase diperoleh
klasifikasi atau kategori kesegaran jasmani pada siswa usia 6-9 tahun adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa
siswa usia 6-9 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011
No. Nilai Norma Klasifikasi Frekuensi Prosentase
1.
2.
3.
4.
5.
22 – 25
18 – 21
14 – 17
10 – 13
5 9
Baik Sekali (BS)
Baik (B)
Sedang (S)
Kurang (K)
Kurang Sekali (KS)
0
3
35
45
5
0.0 %
3.40 %
39.77 %
51.13 %
5.68 %
Jumlah 88 100
Berdasarkan hasil penelitian tes kesegaran jasmani untuk siswa usia 6-9
tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 88 siswa tingkat kesegaran
jasmani yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali terdapat 0 atau 0.00%,
klasifikasi baik ada 3 siswa atau 3.40 %, klasifikasi sedang ada 35 siswa atau
39.77 %, klasifikasi kurang ada 45 siswa atau 51.13 %, dan klasifikasi kurang
sekali ada 5 siswa atau 5.68 %. Jadi berdasarkan hasil penelitian siswa usia 6-9
40
tahun SD Mangunrekso 01 dalam kategori kurang. Dan hasilnya dapat dilihat pada
diagram di bawah ini :
Diagram 1.Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa usia 6-9 sampai SD Negeri
Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati
Tabel 2.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa
putera usia 6-9 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011
No.
Nilai Norma Klasifikasi frekuensi Prosentase
1.
2.
3.
4.
5.
22 – 25
18 – 21
14 – 17
10 – 13
5 9
Baik Sekali (BS)
Baik (B)
Sedang (S)
Kurang (K)
Kurang Sekali (KS)
0
3
23
20
2
0.00%
6.25 %
47.91 %
41.66%
4.16 %
Jumlah 48 100 %
Hasil penelitian test kesegaran jasmani untuk siswa putera usia 6-9 tahun
Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 48 siswa tingkat kesegaran jasmani
yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali terdapat 0 atau 0.00%, klasifikasi baik
ada 3 siswa atau 6.25 %, klasifikasi sedang ada 23 siswa atau 47.91 %, klasifikasi
kurang ada 20 siswa atau 41.66 %, dan klasifikasi kurang sekali ada 2
0.00% 3.40%
39.77%
51.13%
5.68%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
BS B S K KS
H
a
s
i
l
Kriteria
41
siswa atau 4.16 %. Jadi berdasarkan hasil penelitian siswa putera usia 6-9 tahun
SD Mangunrekso 01 dalam kategori sedang . Dan hasilnya dapat dilihat pada
diagram di bawah ini :
Diagram 2.Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa putera usia 6-9 sampai SD
Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten
Pati tahun 2010/2011
Tabel 3.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa
puteri usia 6-9 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011
No. Nilai Norma Klasifikasi frekuensi Prosentase
1.
2.
3.
4.
5.
22 – 25
18 – 21
14 – 17
10 – 13
5 9
Baik Sekali (BS)
Baik (B)
Sedang (S)
Kurang (K)
Kurang Sekali (KS)
0
0
12
25
3
0.0 %
0.00 %
30.00 %
62.50 %
7.50 %
Jumlah 40 100
Hasil penelitian test kesegaran jasmani untuk siswa puteri usia 6-9 tahun
Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 40 siswa tingkat kesegaran jasmani
yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali terdapat 0 atau 0.00%, klasifikasi
0.00% 6.25%
47.91% 41.66%
4.16%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
BS BS S K KS
H
a
s
i
l
Kriteria
42
baik ada 0 siswa atau 0.00 %, klasifikasi sedang ada 12 siswa atau 30.00 %,
klasifikasi kurang ada 25 siswa atau 62.50 %, dan klasifikasi kurang sekali ada 3
siswa atau 7.50 %. Jadi berdasarkan hasil penelitian siswa puteri usia 6-9 tahun
SD Mangunrekso 01 dalam kategori kurang. Dan hasilnya dapat dilihat pada
diagram di bawah ini :
Diagram 3.Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa puteri usia 6-9 sampai SD
Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten
Pati
Tabel 4.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa usia
10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan
Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011
No. Nilai Norma Klasifikasi Frekuensi Prosentase
1.
2.
3.
4.
5.
22 – 25
18 – 21
14 – 17
10 – 13
5 9
Baik Sekali (BS)
Baik (B)
Sedang (S)
Kurang (K)
Kurang Sekali (KS)
0
0
17
51
24
0.00%
0.00 %
18.47 %
55.43 %
26.08 %
Jumlah 92 100
Hasil penelitian test kesegaran jasmani untuk siswa usia 10-12 tahun
Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 92 siswa tingkat kesegaran jasmani
0% 0%
30%
62.50%
7.50%
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
BS B S K KS
H
a
s
i
l
Kriteria
43
yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali terdapat 0 atau 0.00%, klasifikasi baik
ada 0 siswa atau 0.00 %, klasifikasi sedang ada 17 siswa atau 18.47 %, klasifikasi
kurang ada 51 siswa atau 55.43 %, dan klasifikasi kurang sekali ada 24 siswa atau
26.08 %. Jadi berdasarkan hasil penelitian siswa usia 10-12 tahun SD
Mangunrekso 01 dalam kategori kurang. Dan hasilnya dapat dilihat pada diagram
di bawah ini :
Diagram 4.Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa usia 10-12 SD Negeri
Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati
Tabel 5.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa
putera usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011
No.
Nilai Norma Klasifikasi frekuensi Prosentase
1.
2.
3.
4.
5.
22 – 25
18 – 21
14 – 17
10 – 13
5 9
Baik Sekali (BS)
Baik (B)
Sedang (S)
Kurang (K)
Kurang Sekali (KS)
0
0
4
16
12
0.00%
0.00 %
12.50 %
50.00%
37.50%
Jumlah 32 100 %
0.00% 3.40%
39.77%
51.13%
5.68%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
BS B S K KS
H
a
s
i
l
Kriteria
44
Hasil penelitian test kesegaran jasmani untuk siswa putera usia 10-12 tahun
Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 32 siswa tingkat kesegaran jasmani
yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali terdapat 0 atau 0.00%, klasifikasi baik
ada 0 siswa atau 0.00 %, klasifikasi sedang ada 4 siswa atau 12.50 %, klasifikasi
kurang ada 16 siswa atau 50.00 %, dan klasifikasi kurang sekali ada 12 siswa atau
37.50 %. Jadi berdasarkan hasil penelitian siswa putera usia 10-12 tahun SD
Mangunrekso 01 dalam kategori kurang . Dan hasilnya dapat dilihat pada diagram
di bawah ini :
Diagram 5.Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa putera usia 10-12 sampai
SD Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten
Pati tahun 2010/2011
Tabel 6.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa
puteri usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011
No. Nilai Norma Klasifikasi frekuensi Prosentase
1.
2.
3.
4.
5.
22 – 25
18 – 21
14 – 17
10 – 13
5 9
Baik Sekali (BS)
Baik (B)
Sedang (S)
Kurang (K)
Kurang Sekali (KS)
0
0
13
35
12
0.00%
0.00 %
21.66%
58.33%
20.00%
Jumlah 60 100
0.00% 0.00%
12.50%
50.00%
37.50%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
BS BS S K KS
H
a
s
i
l
Kriteria
45
Hasil penelitian test kesegaran jasmani untuk siswa puteri usia 10-12
tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 60 siswa tingkat kesegaran
jasmani yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali terdapat 0 atau 0.00%,
klasifikasi baik ada 0 siswa atau 0.00 %, klasifikasi sedang ada 13 siswa atau
21.66 %, klasifikasi kurang ada 35 siswa atau 58.33 %, dan klasifikasi kurang
sekali ada 12 siswa atau 20.00 %. Jadi berdasarkan hasil penelitian siswa puteri
usia 6-9 tahun SD Mangunrekso 01 dalam kategori kurang. Dan hasilnya dapat
dilihat pada diagram di bawah ini :
Diagram 6.Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa usia 6-9 sampai SD Negeri
Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati
Hasil penelitian sesuai nilai norma diketahui bahwa siswa usia 6-9 tahun
rata-rata dalam kategori kurang (13.25) dari jumlah siswa 88 orang, sedangkan
untuk siswa usia 10-12 tahun rata-rata tingkat kesegaran jasmani dalam kategori
0.00% 0.00%
21.66%
58.33%
20.00%
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
BS B S K KS
H
a
s
i
l
Kriteria
46
kurang (11.20) dari jumlah siswa 92 orang, Dan hasilnya dapat dilihat pada
diagram di bawah ini:
Tabel 7. Hasil penelitian Tingkat kesegaran siswa usia 6-9 tahun dan usia
10-12 th Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan
Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011
No
Usia
Jenis Kelamin
Total
Rata-rata
Ket
Kategori/Norma
nilai
Putera Puteri
1. 6-9 tahun 48 40 88 13.25 K (10-13)
2. 10-12 tahun 32 60 92 11.20 K (10-13)
Sumber hasil penelitian 2011
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian siswa usia 6-9 tahun SD Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam
kategori kurang, siswa putera dalam kategori sedang dan siswa puteri dalam
kategori kurang. Siswa yang masuk kategori kurang ini disebabkan oleh: 1).
kurangnya perhatian orang tua tentang pola makan dan waktu istirahat sehingga
kesegaran jasmaninya kurang baik, 2). waktu pelaksanaan kebetulan pada musim
pancaroba sehingga waktu siswa banyak yang kurang sehat, keadaan tersebut
sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian, dan kesegaran jasmani siswa, siswa
sehari-hari malas untuk beraktifitas atau kurang beraktifitas. Untuk siswa yang
47
masuk dalam kategori sedang karena sebelum masuk dan pada waktu istirahat
siswa beraktifitas fisik di halaman sekolah misalnya bermain sepak bola, bermain
gobak sodor, bermain kasti. Kebiasaan mereka yang aktif sangat berpengaruh
terhadap kesegaran jasmani siswa.
Berdasarkan hasil penelitian siswa usia 10-12 tahun SD Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam
kategori kurang, dan siswa putera dalam kategori kurang dan siswa puteri dalam
kategori kurang. Ini disebabkanoleh: 1). pelaksanaan tes pada siang hari yaitu
pukul 14.00 WIB dengan suhu yang panas membuat anak cepat lelah dan haus, 2)
krena anak usia 10-12 tahun kebanyakan mereka sudah kelas IV sampai kelas VI.
Siswa yang berada di kelas tinggi (kelas IV sampai kelas VI) sudah dipersiapkan
untuk menghadapi lomba di bidang akademik, sehingga anak lebih senang belajar (
mengunjungi perpustakaan) khususnya kelas IV dan kelas V. kemudian untuk
siswa yang duduk di kelas VI sudah ada pemadatan atau les untuk menghadapi
ujian sekolah maupun ujian nasional.
Kesegaran jasmani merupakan satu kesatuan yang utuh dari beberapa
komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan
maupun pemeliharaannya. Disamping dari sepuluh komponen kesegaran jasmani
tersebut masih terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik yaitu
faktor latihan, prinsip-prinsip beban lebih, faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup
sehat, faktor lingkungan, dan juga faktor makanan dan gizi.
Hal ini sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh M. Sajoto (1995 :
58-59) bahwa ada sepuluh komponen yang mempengaruhi kesegaran jasmani
48
yaitu kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan,
koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi. Disamping dari sepuluh
komponen tersebut masih terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi
fisik yaitu faktor latihan, prinsip-prinsip beban lebih, faktor istirahat, faktor
kebiasaan hidup sehat, faktor lingkungan, dan juga faktor makanan dan gizi.
49
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian siswa usia 6-9 tahun SD Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam
kategori kurang, sedangkan siswa usia 10-12 tahun SD Mangunrekso 01
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam
kategori kurang.
5.2. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka saran yang diajukan adalah sebagai
berikut.
1. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani perlu dukungan yang baik dari
pemerintah yaitu adanya bantuan dana demi kelengkapan sarana prasarana
khusunya di bidang olahraga, karena dengan sarana dan prasarana yang
lengkap kegiatan belajar mengajar menjadi lancar, efektif dan semua siswa
aktif.
2. Untuk lembaga pendidikan khususnya Sekolah dasar Negeri Mangunrekso
01 Kecamatan Tambakromo kabupaten Pati hendaknya setiap tahun
mengadakan tes kesegaran jasmani, sehingga pihak sekolah dapat
memantau kesegaran jasmani anak didiknya. Karena kesegaran jasmani
siswa tidak hanya menunjang kegiatan di bidang olahraga saja tetapi juga
akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada bidang studi yang lain.
50
3. Pihak keluarga dapat memberikan semangat pada anak-anaknya untuk
memberi kesempatan agar mereka banyak melakukan aktifitas fisik
(olahraga & bemain) karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang
positif yang dapat membantu kesegaran jasmani siswa.
4. Untuk peneliti lain semoga skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembanding untuk melakukan penelitian selanjutnya.
51
DAFTAR PUSTAKA
Adang Suherman.2000. Dasar-Dasar Penjaskes.Jakarta: Depdiknas Direktorat
Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah
Depdikbud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Depdiknas.2000.Pedoman Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih
Olahragawan Pelajar.Jakarta:Depdiknas
E. Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung. Rosda
Harsuki. H. (eds). 2003. Perkembangan Olahraga Terkini: Kajian Para Pakar.
Jakarta. Divisi Buku Sport. Rajagrafindo Persada.
Khomsin.2010 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.PKLO. Semarang
M Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam
Olahraga. Dhahara Prize
SK Rektor. 2009. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata I.
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Sudarno.SP.1992.Pendidikan Kesegaran Jasmani. Depdikbud Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi . 1987. Statistik.Yogyakarta:Andi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. 2007. Yogyakarta. Diperbanyak oleh Tim Cemerlang.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2007. Yogyakarta. Diperbanyak oleh Tim
Cemerlang.
52
53 Lampiran 1
54
Lampiran 2
DAFTAR PETUGAS PELAKSANAAN TES KESEGARAN JASMANI
SD MANGUNREKSO 01 KECAMATAN TAMBAKROMO
KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
1. Sunarto Penanggungjawab Tes Lari 30 dan 40 meter
2. Mono Penanggungjawab Tes Gantung siku tekuk
3. Romyati Penanggungjawab Tes Baring Duduk
4. Djaswadi Penanggungjawab Tes Tes Loncat Tegak
5. Raslan Penanggungjawab Tes Lari 600 meter
6. Liswinarni . P Penanggungjawab Dokumentasi
7. Sukamto Penanggungjawab Perlengkapan / Alat
8. Ramin Penanggungjawab Pembuatan Lapangan
9. Budi Wahono Penanggungjawab Keamanan
10. Beni Penanggungjawab Pencatatan Hasil Tes TKJI
57
Lampiran 6
INSTRUMEN TES KESEGARAN JASMANI SISWA USIA 6-9 TAHUN
1. Tujuan
Peserta berdiri di belakang garis start.
2. Gerakan :
Pada aba-aba “siap” mengambil sikap start
Pada aba-aba “ ya “ peserta lari secepatnya menuju garis finish.
Berikut ini ada gambar pelaksanaan tes lari 30 meter / 40 meter.
Gambar 1.Lari 30 Meter/ 40 meter(Khomsin,2010:7)
Tes 2 : Gantung Siku Tekuk
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan
otot bahu.
58 Lampiran 7
2. Sikap Permulaan
Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua lengan berpegangan pada
palang tunggal selebar bahu, pegangan tangan menghadap kea rah bahu.
3. Gerakan
Dengan bantuan tolakan kaki, peserta melompat ke atas sampai mencapai sikap
bergantung siku tekuk , dagu berada di atas palang tunggal, sikap tersebut
dipertahankan selama mungkin.
Gambar 2. Tes Gantung siku tekuk (Khomsin,2010:9)
Tes 3 : Baring Duduk.
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
2. Sikap Permulaan
Berbaring terlentang di lantai atau rumput, ke dua lutut ditekuk dengan sudut
90 derajat , kedua jari tangan berselang selip di letakkan di belakang kepala.
59 Lampiran 8
Peserta lain memegang atau menekan kedua pegelangan kaki, agar tidak
terangkat.
3. Gerakan
Pada aba-aba “ ya” peserta bergerak mengangkat tubuh sikap duduk sehingga
kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali sikap permulaan. Gerakan
ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat
Gambar 3. Tes Baring duduk (Khomsin,2010:11)
Tes 4 : Loncat Tegak
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif.
2. Sikap permulaan
Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan kapur atau
magnesium karbonat. Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan
skala berada disamping kiri atau kanannya kemudian tangan yang dekat
dengan diding diangkat lurus ke atas telapak tangan ditempelkan pada papan
berskala, sehingga meninggalkan bekas tangan yang meraih dinding.
60 Lampiran 9
3. Gerakan .
Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua
lengannya di ayunkan ke belakang, kemudian peserta meloncat setinggi
mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga
menimbulkan bekas. Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut.
4. Pencatatan hasil:
Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak.Ketiga selisih raihan dicatat.
Gambar 4. Tes loncat tegak (Khomsin,2010:15)
Tes 5 : Lari 600 meter
1. Tujuan:
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung peredaran darah dan
pernafasan.
2. Sikap Permulaan
Peserta berdiri di belakang garis start.
61 Lampiran 10
3. Gerakan :
Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap start berdiri siap untuk lari . Pada
aba-aba “ya” peserta lari menuju garis finish menempuh jarak 600 meter.Lari
diulang bilamana ada pelari yang mencuri start atau tidak melewati garis finish.
Gambar 5. Tes Lari 600 meter (Khomsin,2010:18)
Tabel 1.Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk anak umur
6-9 tahun. Putera
Nilai Lari 30 meter
Gantung Siku Tekuk
Bring Duduk 30 dtk
Loncat Tegak
Lari 600 meter
Nilai
5 s.d-5.5” 40” ke atas 17 ke atas 38 ke atas
s.d-2`39” 5
4 5.6”-6.1” 22”-39” 13-16 30-37 2`40”-3`00” 4
3 6.2”-6.9” 9”-21” 7-12 22-29 3`01”-3`45 3
2 7.0”-8.6” 3”-8” 2-6 13-21 3`46”-4`48” 2
1 8.7 – dst 0-2” 0-1 12 dst 4`49-dst 1
62
Lampiran 11
Tabel 2.Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia .Untuk anak umur 6-9
tahun . Puteri
Nilai Lari 30 meter
Gantung Siku Tekuk
Bring Duduk 30 dtk
Loncat Tegak
Lari 600 meter
Nilai
5 s.d-5.8” 33” ke atas 17 ke atas 38 ke atas
s.d-2`53” 5
4 5.9”-6.6” 18”-32” 11-14 29-37 2`54”-3`23” 4
3 6.7”-7.8” 9”-17” 4-10 22-28 3`24”-4`08 3
2 7.9”-9.2” 3”-8” 2-3 13-21 4`09”-5`03” 2
1 9.3” – dst 0-2” 0-1 1-12 5`04-dst 1
Tabel 3.Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Untuk anak
umur 6-9 tahun. Putera dan Puteri
No Jumlah Nilai Klasifikasi
1. 22 - 25 Baik Sekali (BS)
2. 18 – 21 Baik (B)
3. 14 – 17 Sedang ( S)
4. 10 -13 Kurang (K)
5. 5 - 9 Kurang Sekali (KS)
63 Lampiran 12
INSTRUMEN TES KESEGARAN JASMANI SISWA USIA 10-12 TAHUN
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran
Jasmani Indonesia untuk usia 10-12 tahun
Tes 1 : lari 40 meter
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.
2. Sikap Permulaan
Peserta berdiri di belakang garis start.
3. Gerakan :
Pada aba-aba “siap” mengambil sikap start
Pada aba-aba “ ya “ peserta lari secepatnya menuju garis finish.
Berikut ini ada gambar pelaksanaan tes lari 30 meter / 40 meter.
Gambar 1.Lari 30 Meter/ 40 meter(Khomsin,2010:7)
Tes 2 : Gantung Siku Tekuk
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan
otot bahu.
64 Lampiran 13
2. Sikap Permulaan
Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua lengan berpegangan pada
palang tunggal selebar bahu, pegangan tangan menghadap kea rah bahu.
3. Gerakan
Dengan bantuan tolakan kaki, peserta melompat ke atas sampai mencapai sikap
bergantung siku tekuk , dagu berada di atas palang tunggal, sikap tersebut
dipertahankan selama mungkin.
Gambar 2. Tes Gantung siku tekuk (Khomsin,2010:9)
Tes 3 : Baring Duduk.
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
2. Sikap Permulaan
Berbaring terlentang di lantai atau rumput, ke dua lutut ditekuk dengan sudut
90 derajat , kedua jari tangan berselang selip di letakkan di belakang kepala.
Peserta lain memegang atau menekan kedua pegelangan kaki, agar tidak
terangkat.
65 Lampiran 14
3. Gerakan
Pada aba-aba “ ya” peserta bergerak mengangkat tubuh sikap duduk sehingga
kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali sikap permulaan. Gerakan
ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat
Gambar 3. Tes Baring duduk (Khomsin,2010:11)
Tes 4 : Loncat Tegak
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif.
2. Sikap permulaan
Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan kapur atau
magnesium karbonat. Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan
skala berada disamping kiri atau kanannya kemudian tangan yang dekat
dengan diding diangkat lurus ke atas telapak tangan ditempelkan pada papan
berskala, sehingga meninggalkan bekas tangan yang meraih dinding.
3. Gerakan .
Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua
lengannya di ayunkan ke belakang, kemudian peserta meloncat setinggi
66 Lampiran 15
mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga
menimbulkan bekas. Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut.
4. Pencatatan hasil:
Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak.Ketiga selisih raihan dicatat.
Gambar 4. Tes loncat tegak (Khomsin,2010:15)
Tes 5 : Lari 600 meter
1. Tujuan:
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung peredaran darah dan
pernafasan.
2. Sikap Permulaan
Peserta berdiri di belakang garis start.
3. Gerakan :
Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap start berdiri siap untuk lari . Pada
aba-aba “ya” peserta lari menuju garis finish menempuh jarak 600 meter.Lari
diulang bilamana ada pelari yang mencuri start atau tidak melewati garis finish.
67
Lampiran 16
Gambar 5. Tes Lari 600 meter (Khomsin,2010:18)
Tabel 4.Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.Untuk anak umur 10-
12 tahun.Putera
Nilai Lari 40 meter
Gantung Siku Tekuk
Bring Duduk 30
dtk
Loncat Tegak
Lari 600 meter
Nilai
5 s.d-6.3” 51” ke atas 23 ke atas
38 ke atas
s.d-2`09” 5
4 6.4”-6.9” 31”-50” 18-22 38-45 2`20”-2`30” 4
3 7.0”-7.7” 15”-30” 12-17 31-37 2`31”-2`45 3
2 7.8”-8.8” 5”-14” 4-11 24-30 2`46”-3`44” 2
1 8.9” – dst 4”-dst 0-3 23 dst 3`45-dst 1
68 Lampiran 17
Tabel 5.Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk anak umur 10-
12 tahun.Puteri
Nilai Lari 30 meter
Gantung Siku Tekuk
Bring Duduk 30 dtk
Loncat Tegak
Lari 600 meter
Nilai
5 s.d-5.8” 33” ke atas 17 ke atas 38 ke atas s.d-2`53” 5
4 5.9”-6.6” 18”-32” 11-14 29-37 2`54”-3`23” 4
3 6.7”-7.8” 9”-17” 4-10 22-28 3`24”-4`08 3
2 7.9”-9.2” 3”-8” 2-3 13-21 4`09”-5`03” 2
1 9.3” – dst 0-2” 0-1 1-12 5`04-dst 1
Tabel 6.Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia .Untuk anak umur 10-
12 tahun. Putera dan Puteri
No Jumlah Nilai Klasifikasi
1. 22 – 25 Baik Sekali (BS)
2. 18 – 21 Baik (B)
3. 14 – 17 Sedang ( S)
4. 10 -13 Kurang (K)
5. 5 – 9 Kurang Sekali (KS)
69
Lampiran 18
HASIL TES TKJI SD MANGUNREKSO 01
( SISWA PUTERA USIA 6-9 TAHUN )
NO NAMA KLS L.30 m N GST N BD N LT N L.600 m N NA Ket
1 Ahmad Riski R. I 7,56 3 7,33 2 2 2 20 2 3,11 3 12 k
2 Akmad Rendi P. I 6,09 4 10,80 3 14 4 18 2 2,58 4 17 S
3 Andika Yoga P. I 7,48 2 7,22 2 10 3 20 2 4,20 2 11 K
4 Ariya Rimba B.S. I 8,27 2 5,30 2 17 5 17 2 4,35 2 13 K
5 Ahmad Koerul A. I 7,91 2 5,67 2 4 2 19 2 4,37 2 10 K
6 Bagas Yehlasul A.S. I 6,44 3 31,74 4 16 4 17 2 3,26 3 16 S
7 Dwi Nur Cahyono I 7,40 2 7,45 2 5 2 20 2 4,35 2 10 K
8 Dikha Putra H. I 7,65 2 11,85 3 8 3 19 2 3,04 3 13 K
9 Danu Aji I 6,88 3 30,88 4 10 3 23 3 3,51 2 15 S
10 Farhan Alif M. I 6,84 3 27,98 4 2 2 19 2 2,52 4 15 S
11 Faisal Arinanda I 6,84 3 05 2 5 2 20 2 3,45 3 12 K
12 Hendra Sahron I 7,85 2 8,66 2 9 3 21 2 3,11 3 12 K
13 Kurnia Angga P. I 7,23 2 13,48 3 7 3 18 2 4,10 2 12 K
14 Rozzag M.A. I 7.56 2 7,33 2 5 2 22 2 4,11 2 11 K
15 Rio Adi Setiawan I 7.75 2 4,38 2 2 2 19 2 4,09 2 10 K
16 Rian Putra Ependi I 6.48 3 13,72 3 5 2 20 2 3,36 3 13 K
17 Syahrul Romadoni I 7.35 2 8.10 2 5 2 19 2 4.05 2 10 K
18 Syaikhaulani N.Q I 8.37 2 1.93 1 2 2 20 2 4.23 2 9 KS
19 Viky Kurniawan I 8.3 2 38.7 4 16 4 19 2 3.35 3 15 S
20 Dana Irawan I 6.88 3 30,88 4 10 3 17 2 2,51 4 17 S
21 Angga Qupron I 7.23 3 15,46 3 7 3 22 3 4,10 2 15 S
22 Febrian Yogi N. II 6,49 3 9,80 3 12 3 22 3 4,47 2 14 S
23 Galang Bimas Savana II 6,59 4 16,82 3 13 4 28 3 4,44 2 16 S
24 Khoirul Taufib W. II 7,15 1 3,61 2 2 2 16 2 4,47 2 9 KS
25 Luki Dwi Anggara II 5,91 4 16,17 3 5 2 27 3 2,51 4 16 S
26 Muhamad Pendi I. II 5,57 4 21,09 3 17 5 25 3 2,51 4 19 B
27 Syahrul Dwi P. II 7,80 2 15,10 3 5 2 27 3 4,45 2 12 K
28 Sholekul Hadi S. II 6,85 3 9,97 3 5 3 15 2 4,42 2 13 K
29 Sigit Putra A. II 6,43 3 11,55 3 5 3 23 3 4,21 2 14 S
30 Thomas Ari P. II 7,18 3 20,17 4 2 2 23 3 3,42 3 15 S
31 Yogi Fernanda S. II 5,89 4 23,36 4 9 3 22 3 3,39 3 17 S
32 Aditya Septa S. II 7,30 2 20,05 4 3 2 20 2 4,43 2 12 K
33 Wisnu Adi Putra II 5,90 4 13,84 4 16 4 21 2 3,34 3 17 S
34 Andre Galang W. II 7,57 2 19,57 3 9 3 28 3 4,09 2 15 S
35 Alda Galang II 7,51 2 12,96 3 14 4 20 3 3,25 3 15 S
36 Andika Mas Maulana II 6,94 3 34,84 4 10 3 22 3 4,00 2 15 S
37 Aris Risky Andriansah II 7,18 2 20,17 3 2 2 23 3 3,42 3 13 K
38 Ahmad Danang S. II 7,81 2 18,16 3 13 4 20 2 4,46 2 11 K
39 Ahmad Sahrol E. III 5.77 4 25.91 4 6 2 21 2 3.41 3 15 S
40 Eko Ardian P. III 6.34 3 7.91 2 9 3 22 3 4.07 2 13 K
41 Andi Arik K. III 6.30 3 33.19 4 24 5 22 3 3.32 3 18 B
42 Renaldo III 6.80 3 6.30 2 6 2 18 2 5.26 1 10 K
43 Wahyu Adi Nugroho III 6.07 4 12.08 3 14 4 21 2 3.07 3 16 S
44 Wahyu Dake S. III 6.96 3 16.12 3 18 4 22 3 3.12 3 16 S
45 Candra Rian S. III 6.66 3 27.9 4 6 2 23 3 2.43 4 16 S
46 Abdul Rofiq III 5.03 5 30.29 4 25 5 19 2 2.30 5 21 B
47 Ahmad Diky R. III 6.35 3 28.9 4 12 3 20 2 4.57 2 14 S
48 Eko Pur Cahyono III 5.77 4 6.82 2 13 4 23 3 3.35 3 16 S
70 Lampiran 19
HASIL TES TKJI SD MANGUNREKSO 01
( SISWA PUTERI USIA 6-9 TAHUN )
NO NAMA KLS L.30 m N GST N BD N LT N L.600 m N NA Ket
1 Anisatun M. I 6,93 3 9,19 3 3 2 19 2 5,02 2 12 K
2 Amanda A. I 7,53 3 8,86 2 2 2 19 2 3,29 3 12 K
3 Putri Dwi L I 8.16 2 5,22 2 2 2 18 2 5,08 1 9 KS
4 Arnita Devi Ros I 6,95 3 7,83 2 7 3 17 2 3,54 3 13 K
5 Ade Irma Irfana I 7,94 2 7,64 2 11 4 21 2 5,03 2 12 K
6 Devilia Sayidatin I 8,98 2 5,47 2 2 2 17 2 3,31 3 11 K
7 Hanifa Yeni M. I 7,23 3 15,20 3 7 3 20 2 4,05 3 15 S
8 Krisdiyanti R.D. I 6,09 4 10.9 3 3 2 19 2 5,02 2 13 K
9 Monika Dwi H. I 8,75 2 2,75 1 5 3 19 2 5,04 1 9 KS
10 Norma Layla J. I 8,20 2 3,97 2 5 3 17 2 4,28 2 11 K
11 Rossyda Ulin . N I 7.20 3 8,41 2 2 2 21 2 4,03 3 12 K
12 Sari Puspita J. I 7.32 3 9.54 3 2 2 20 2 3.20 2 12 K
13 Rina Dwi Melisa I 7.5 3 7,35 2 3 2 17 2 4,20 2 11 K
14 Witriana F. I 7.35 3 7.33 2 3 2 18 2 4.10 2 11 K
15 Anisa Fitrotun N. II 7,84 2 20,34 4 2 2 25 3 3,45 3 13 K
16 Anggi Frisca A. II 8,17 2 10,21 3 7 3 14 2 4,21 2 12 K
17 Febrianti . N II 7,15 2 20,15 4 3 2 21 2 3,45 3 13 K
18 Novelin Indrawati II 6,21 3 8,69 3 16 5 21 2 4,04 2 15 S
19 Niken Ayu N. II 7,61 3 18,08 4 7 3 18 2 4,21 2 14 S
20 Putri Slya Wulan II 7,39 3 10,21 3 2 2 22 3 4,34 2 13 K
21 Ratna Putri L. II 7,95 2 10,34 3 9 3 24 3 3,46 3 14 S
22 Tri Saktiningsih II 8,80 2 15,37 3 2 2 26 3 3,29 3 11 K
23 Vika Gunawan II 6,54 3 7,55 2 14 4 31 4 4,46 2 15 S
24 Wanda Kartika P. II 7,18 2 11,16 3 4 3 20 2 3,23 4 14 S
25 Wahyu Riski K. II 6,28 3 8,03 3 2 2 24 3 3,58 2 13 K
26 Yulika Dwi S. II 8,50 2 15,37 3 2 2 20 2 3,29 3 12 S
27 Noviana Sari III 6.80 3 13.05 3 8 3 16 2 5.26 1 12 K
28 Astanika Anggun III 6.55 4 5.13 2 12 4 15 2 1.60 5 17 S
29 Fadila Nur III 5.63 5 18.09 4 4 3 17 2 4.13 2 16 S
30 Amanda Lestania III 5.67 5 9.22 3 6 3 20 2 5.25 1 14 S
31 Monika Wahyuni III 5.99 4 2.23 1 9 3 19 2 2.61 4 14 S
32 Lisa Kusuma III 6.80 3 6.30 2 6 3 20 2 5.26 1 11 K
33 Eriana D.W.M III 6.63 3 10.68 3 6 3 19 2 3.57 3 14 S
34 Dila Anggres III 8.80 2 6.78 2 9 3 17 2 5.30 1 10 K
35 Siti Yulaikah III 6.04 4 9.85 3 8 3 17 2 5.78 1 13 K
36 Rindani P. Utami III 7.86 3 8.73 2 7 3 19 2 5.39 1 11 K
37 Selviana Julianti III 6.31 4 12.65 3 4 3 18 2 4.56 2 11 K
38 Dila Okta Viani III 6.93 3 12.31 3 8 3 19 2 4.45 2 13 K
39 Indriyani Evi L. III 6.07 4 6.05 2 7 3 19 2 4.54 2 13 K
40 Siti Aldiyanti N. III 11.46 1 2.24 1 11 4 20 2 5.63 1 9 KS
71 Lampiran 20
HASIL TES TKJI SD MANGUNREKSO 01
TAHUN 2010 / 2011 ( SISWA PUTERi USIA 10-12 TAHUN )
NO NAMA KLS L.40 m
N GST N BD
N LT N L.600
m N NA Ket
1 Alfina Damayanti IV 8.60 2 33.36 4 8 3 15 1 3.30 3 13 K
2 Vela Lisa M.D IV 9.00 2 10.85 3 8 3 14 1 4.14 2 11 K
3 Anis Maharani IV 8.47 2 4.11 2 19 4 15 1 3.2 5 14 S
4 Khoiriyatul K.S. IV 9.70 1 2.97 2 7 3 25 2 3.48 2 10 K
5 Septia Lestari IV 8.65 2 14.15 3 11 3 16 1 4.25 1 10 K
6 Endang Sri L. IV 8.14 3 24.0 4 7 3 18 1 2.51 4 15 S
7 Iin Nurpila Sari IV 9.90 1 9.39 3 4 2 20 1 4.05 2 9 KS
8 Tri Ayu Widiasari IV 8.73 2 23.42 4 15 4 18 1 3.27 3 14 K
9 Kiki D. IV 8.30 3 13.28 3 12 3 16 1 3.00 3 13 K
10 Nur Lusiana A. IV 8.95 2 24.17 4 9 3 14 1 4.18 2 12 K
11 Handriyana IV 9.50 2 8.97 3 9 3 20 1 3.40 3 12 K
12 Sintia Nur Aina IV 9.35 2 9.59 3 13 3 22 2 3.23 3 13 K
13 Sintia Yona Bela IV 8.48 3 5.54 2 6 2 21 2 4.25 1 10 K
14 Puspita Sari IV 9.90 1 17.74 3 9 3 20 1 4.21 2 10 KS
15 Putri Wulan Dari IV 12.00 1 04.35 2 12 3 21 2 4.50 1 9 KS
16 Fitri Nur. H IV 8.87 2 7.47 2 2 2 18 1 3.45 2 9 K
17 Evi Tiastuti K. IV 9.24 2 2.23 2 13 3 22 2 5.00 1 10 KS
18 Wahyu Nurpita S. IV 9.07 2 6.77 2 13 3 17 1 3.10 3 11 K
19 Mafel Ani M. IV 7.04 4 37.39 4 18 4 16 1 2.37 4 17 S
20 Ullatun Nadalia IV 9.50 2 6.98 2 2 2 17 1 5.10 1 8 KS
21 Nurpila Sari IV 9.90 1 15.29 3 2 2 20 1 4.16 2 9 KS
22 Ika DWI Puji L. IV 8.30 3 6.77 2 11 3 21 2 4.23 1 11 K
23 Carin Nur Rasti V. IV 9.04 2 8.17 3 15 4 22 2 3.40 2 13 K
24 Handayani. I IV 9.07 2 8.97 3 12 3 20 1 3.46 2 11 K
25 Selvana N.A IV 10.72 1 2.83 2 2 2 21 2 3.37 2 9 KS
26 Ayu Nurpila Sari V 10.05 1 33.36 4 7 3 18 1 4.14 3 11 K
27 Rika Okvita Sari V 9.25 2 10.05 3 11 3 20 1 4.2 2 11 K
28 Rukayatun V 8.38 3 39.28 4 6 2 18 1 3.20 1 11 K
29 Evi Novita Sari V 8.07 2 4.11 2 16 4 17 1 4.25 5 14 S
30 Indah Puji Lestari V 9.10 2 2.97 2 13 3 19 1 2.51 2 10 K
31 Fira Styana V 9.04 2 14.15 3 13 3 20 1 4.50 1 10 K
32 Anisa Dewi P V 8.93 2 42.00 4 12 3 19 1 3.27 4 14 S
33 Krismonia A V 8.29 3 9.39 3 11 3 18 1 4.18 2 12 K
34 Irmawati K. V 7.50 3 23.42 4 13 3 17 1 4.25 3 14 S
35 Suci Fitriana V 8.15 3 11.28 3 19 4 19 1 3.00 3 14 S
36 Sri Widya Wulan V 8.70 2 24.17 4 19 4 19 1 3.40 2 13 K
37 Ani Anggi M V 10.35 1 8.97 3 13 3 21 2 3.23 3 12 K
38 Yunita Puspita S V 8.30 3 9.59 3 8 3 20 1 4.21 3 13 K
39 Fransiska Puput V 7.50 3 5.54 2 9 3 23 2 4.50 1 11 K
40 Sulis Iyadah V 9.17 2 17.75 3 8 3 18 1 3.45 2 11 K
41 Ekas Wulan Sari V 10.15 1 4.35 2 9 3 20 1 5.00 1 8 KS
42 Laela Putri S V 9.22 2 7.42 2 6 2 17 1 3.10 2 9 KS
43 Nurul Anisa V 8.22 3 2.23 2 14 4 21 2 2.37 1 12 K
44 Tri Vironika M. VI 8.020 3 19.6 3 17 4 20 1 3.27 3 14 S
45 Wahyu Catur S. VI 9.65 2 5.10 2 15 4 20 1 3.40 2 11 K
72
Lampiran 21
HASIL TES TKJI SD MANGUNREKSO 01
USIA 10-12 TAHUN ( SISWA PUTERI)
NO NAMA KLS L.40 m
N GST N BD N LT N L.600
m N NA Ket
46 Evi Aryana Okta VI 9.71 1 8.80. 3 16 4 23 2 3.30 2 12 K
47 Mulikatun. N VI 9.60 2 5.10 3 9 3 15 1 3.35 2 10 K
48 Ameliya Agustina VI 8.93 2 20.25 2 10 3 25 2 3.30 2 13 K
49 Nova Caca M. VI 8.60 2 4.05 4 7 3 24 2 3.31 2 11 K
50 Eko Puspitasari VI 9.50 2 7.77 2 12 3 20 1 3.45 2 10 K
51 Wahyu Dinda VI 11.51 1 15.21 2 1 1 20 1 3.46 2 8 KS
52 Lina Dian K. VI 11.00 1 3.74 3 4 2 25 2 3.50 2 9 KS
53 Ana . L VI 8.48 2 21.22 2 17 4 32 3 3.30 2 15 S
54 Diah Eka Sapitri VI 9.34 2 4.05 4 1 1 20 1 3.24 3 9 KS
55 Ulfa Feriyanti VI 8.48 2 12.17 2 10 3 32 3 3.22 3 14 S
56 Ika Septiani W. VI 8.96 2 10.77 3 16 4 31 3 3.52 2 14 S
57 Alfitah Hayati VI 8.03 3 15.23 3 16 4 29 3 3.45 2 15 S
58 Fatimatus Zahro VI 8.46 2 12.84 3 14 4 18 1 3.32 2 12 K
59 Sundari S VI 9.15 2 16.59 3 6 2 27 2 3.54 2 11 K
60 Vila Alfur Khorida VI 7.70 3 11.55 3 12 3 29 3 3.01 3 15 S
73 Lampiran 22
HASIL TES TKJI SD MANGUNREKSO 01 KEC. TAMBAKROMO KAB. PATI
TAHUN 2010 / 2011 ( SISWA PUTERA USIA 10-12 TAHUN )
NO NAMA KLS
L.40 m
N GST N BD N LT N L.600
m N NA Ket
1 Ahmad Eko S. IV 9.30 1 13.55 2 12 3 16 1 2.58 2 9 KS
2 Alvin Ariyanto P. IV 9.50 1 1.72 1 14 3 24 3 3.33 2 9 KS
3 Moh Irwan IV 8.55 1 4.77 1 11 2 23 1 3.45 1 6 KS
4 Agus Irimali H. IV 9.20 1 7.86 2 19 4 20 1 4.25 1 9 KS
5 Ahmad Abdul IV 9.13 1 05.11 2 16 3 14 1 3.47 1 8 KS
6 Ahmad Khoirul IV 7.77 1 19.47 3 18 4 12 1 2.47 2 11 K
7 Ahmad Dedi IV 8.90 1 20.67 3 9 2 20 1 2.56 2 9 KS
8 Aris Budiyono IV 8.80 1 27.47 3 11 2 18 1 2.59 2 9 KS
9 Dwi Santoso IV 9.05 1 12.43 2 21 4 25 3 3.10 2 12 K
10 M. Seto Stiawan IV 8.87 1 24.73 3 19 4 21 1 3.30 2 11 K
11 Nurul Bayu S. IV 8.17 3 39.28 4 18 4 20 1 4.27 1 13 K
12 Dikey Rian W. IV 8.75 1 5.67 2 5 2 19 1 4.17 1 7 KS
13 Moh. Sahril Sidik V 7.14 3 13.55 2 11 2 22 1 2.58 2 10 K
14 Ahmad Muklisin V 8.34 2 1.72 1 22 4 20 1 3.33 2 10 K
15 Toni Verdialdino V 8.00 2 4.77 1 19 4 23 1 3.45 1 9 KS
16 Sudani Mispang V 7.50 3 7.86 2 13 3 22 1 4.25 1 10 K
17 Dwi Angga K V 06.83 4 05.11 2 17 3 23 1 3.47 1 11 K
18 Haqqi Ikbal P V 9.30 1 19.47 3 9 2 17 1 2.47 2 8 KS
19 Dikey Fidiatmoko V 7.20 3 20.67 3 15 3 17 1 2.56 2 12 K
20 Robitu Saroni V 7.50 3 27.47 3 8 2 18 1 2.59 2 10 K
21 Dimas Alwi M.A V 8.10 2 12.43 2 12 3 20 1 3.10 2 10 K
22 Agung V 8.10 2 24.73 3 23 5 20 1 3.30 2 13 K
23 Ragil Fitrianto V 9.01 1 5.67 2 19 4 21 1 4.17 1 9 KS
24 Teguh Hari Mukti V 7.00 3 58.66 5 22 4 20 1 2.43 3 10 K
25 Dani Oktian N. V 9.00 1 13.55 2 22 4 20 1 2.56 2 10 K
26 Ariyo Ali M V 7.80 3 4.77 1 18 4 19 1 3.10 1 9 KS
27 Imam Suryadi VI 6.01 5 10.10 2 19 4 27 2 3.04 2 15 S
28 Dwi Cahyadi VI 7.91 2 7.15 2 14 3 10 1 3.25 2 10 K
29 Afiq VI 7.78 3 26.61 3 24 4 25 2 3.05 2 14 S
30 Rofik VI 7.79 3 8.52 2 18 5 27 2 3.06 2 14 S
31 Sutriman VI 7.47 3 27.35 3 18 4 32 3 3.03 2 15 S
32 Dedi VI 6.80 4 13.40 2 17 3 30 2 3.08 2 13 K
74 Lampiran 23
FOTO TES KESEGARAN JASMANI SISWA SD MANGUNREKSO 01
KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI TAHUN 2010/2011
FOTO PEMANASAN SEBELUM TES KESEGARAN JASMANI DIMULAI
UNTUK MENGHINDARI CIDERA
TES KE 1. LARI 30 METER / 40 METER
75 Lampiran 24
TES KE 2. TES GANTUNG SIKU TEKUK
TES BARING DUDUK SELAMA 30 DETIK
76 Lampiran25
TES KE 4. TES LONCAT TEGAK
TES KE 5. TES LARI 600 METER
77 Lampiran 26