survei permasalahan motorik siswa kelas iii dan...
TRANSCRIPT
SURVEI PERMASALAHAN MOTORIK SISWA
KELAS III DAN KELAS IV SD SUKA CITA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Fransiska Elfrida Riani
NIM : 151134059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
SURVEI PERMASALAHAN MOTORIK SISWA
KELAS III DAN KELAS IV SD SUKA CITA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Fransiska Elfrida Riani
NIM : 151134059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karya tulis
ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan berkat dan rahmat-Nya.
2. Kedua orangtuaku tersayang,yang selalu memberikan kasih sayang,
mendukung serta mendoakan setiap langkah saya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi.
3. Adik dan kakak yang senantiasa menguatkan, menghibur serta
mendukung setiap langkah saya.
4. Teman dan sahabat yang selalu memberikan bantuan, menghibur serta
menguatkan.
5. Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan
kepadaku
(Filipi 4:13)
Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk
merubah dunia
(Nelson Mandela)
Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama.
(Fransiska Elfrida Riani)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Juli 2019
Peneliti
Fransiska Elfrida Riani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Fransiska Elfrida Riani
Nomor Mahasiswa : 151134059
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“SURVEI PERMASALAHAN MOTORIK SISWAKELAS III DAN KELAS
IVSD SUKA CITA”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 25 Juli 2019
Yang menyatakan
Fransiska Elfrida Riani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
SURVEI PERMASALAHAN MOTORIK SISWA
KELAS III DAN KELAS IV SD SUKA CITA
Fransiska Elfrida Riani
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat permasalahan
motorik dan permasalahan motorik yang dihadapi oleh siswa kelas III dan kelas
IV SD Suka Cita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan
menggunakan metode survei. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas III dan
kelas IV yang berjumlah 94 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
lembar kuesioner yang telah divalidasi oleh dua orang ahli. Data dianalisis
menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengalami permasalahan
motorik dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu kategori rendah dengan persentase
sebesar 71%, kategori sedang dengan persentase 28% dan kategori tinggi dengan
persentase 1%. Permasalahan motorik yang paling banyak dialami oleh siswa
yaitu kesulitan membedakan antara permukaan kasar dan halus, kesulitan
melakukan kegiatan seperti menggunting menjahit, melipat kertas, menjiplak
bentuk dan menulis dengan lancar, kesulitan dalam mengingat urutan suatu benda,
kesulitan mengontrol gerakan sehingga menabrak sesuatu ketika bergerak dan
kesulitan merangkai kata-kata ketika berbicara dengan orang lain. Hasil penelitian
ini dapat dijadikan bahan bagi guru untuk mendampingi siswa dalam mengatasi
permasalahan yang sedang dialami oleh siswa.
Kata Kunci : Permasalahan motorik, penelitian survei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
MOTOR PROBLEM SURVEY FOR THIRD AND
FOURTHGRADE STUDENTS INSD SUKA CITA
Fransiska Elfrida Riani
Universitas Sanata Dharma
2019
This study aimed to describe the level of motor problems and motor
problems faced by third and fourth grade students of SD Suka Cita. This research
was a quantitative descriptive study using survey methods. The sample used was
class III and grade IV students which totaled 94 students. The research instrument
used was a questionnaire sheet that had been validated by two experts. Data were
analyzed using descriptive analysis.
The results showed that students who experienced motor problems could be
categorized into 3, namely the low category with a percentage of 71%, the
medium category with a percentage of 28% and a high category with a
percentage of 1%. The most common motor problems experienced by students are
difficulty distinguishing between rough and smooth surfaces, difficulty doing
activities such as cutting sewing, folding paper, copying shapes and writing
smoothly, difficulty in remembering the order of an object, difficulty controlling
movement so that something crashes when moving and difficulty putting together
words when talking to other people. The results of this study can be used as
material for teachers to assist students in overcoming the problems being
experienced by students.
Keywords: Motor problems, survey research
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang telah melimpahkan berkat
serta rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi dengan
judul SURVEI PERMASALAHAN MOTORIK SISWA KELAS III DAN
KELAS IV SD SUKA CITA ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari dan merasakan bahwa ada banyak dukungan, bantuan,
serta bimbingan dari banyak pihak selama penulisan skripsi. Maka dari itu peneliti
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Irine Kurniastuti, M.Psi dan Laurensia Aptik Evanjeli, M.A selaku dosen
pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak
ilmu, membimbing serta memberikan pengarahan dalam penyusunan
skripsi.
5. Keluarga tersayang yang selalu memberikan dukungan baik secara moril
maupun materi.
6. C. Novi Suratri, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Notoyudan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
PPL dan uji coba penelitian.
7. Kepala Sekolah SD Suka Cita yang telah bersedia menjadi validator
kuesioner serta memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di SD Suka Cita.
8. Teman-teman PGSD USD angkatan 2015 atas dinamika, pengalaman,
semangat serta dukungan selama proses perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Para sahabat dan teman bimbingan, Intania, Amalia, Clara, Nana, Nanda,
dan Resty.
Terima kasih pula kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian
skripsi yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu. Peneliti sangat
menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,
peneliti sangat menerima kritik serta saran yang membangun dari semua pihak.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan Universitas Sanata
Dharma.
Yogyakarta, 25 Juli 2019
Peneliti
Fransiska Elfrida Riani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 18
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 18
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 22
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 22
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 22
E. Definisi Operasional ............................................................................... 23
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 24
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 24
1. Perkembangan Motorik ........................................................................... 24
2. Tahap Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik Halus ..................... 28
3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik ............................. 33
4. Permasalahan Motorik ............................................................................ 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
5. Permasalahan Siswa Sekolah Dasar ........................................................ 35
6. Mengembangkan Multiple Intellegences Siswa Sebagai Salah Satu
Bentuk Upaya Penanganan Permasalahan Siswa ................................... 40
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 42
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 46
D. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 48
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 49
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 49
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 50
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 51
D. Variabel Penelitian .................................................................................. 52
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 52
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 53
G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................... 56
H. Teknik Analisis Data............................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 63
A. Deskripsi Penelitian ................................................................................ 63
B. Dekripsi Data Kuantitatif ........................................................................ 64
1. Tingkat Permasalahan Motorik Siswa ................................................... 64
2. Bentuk Permasalahan Motorik Siswa ..................................................... 65
C. Deskripsi Data Kualitatif ........................................................................ 67
1. Permasalahan Motorik yang Sedang Dihadapi oleh Siswa..................... 67
2. Pengalaman Kurang Menyenangkan yang Pernah Dialami Siswa ......... 69
3. Kelebihan yang Dimiliki oleh Siswa ...................................................... 72
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 74
1. Tingkat Permasalahan Motorik Siswa .................................................... 74
2. Permasalahan Motorik yang Sedang Dialami Siswa ............................. 78
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 84
A. Kesimpulan ............................................................................................. 84
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 84
C. Saran ....................................................................................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86
LAMPIRAN ........................................................................................................ 90
BIODATA PENELITI ...................................................................................... 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perkembangan Motorik Halus dan Kasar. ............................................ 13
Tabel 2.2 Perkembangan Motorik Halus dan Kasar ............................................. 14
Tabel 2.3 Perkembangan Motorik Halus dan Kasar ............................................. 15
Tabel 2.4 Perkembangan Motorik Halus dan Kasar ............................................. 16
Tabel 3.1 Kisi-kisi Intrumen Penelitian (Pernyataan Tertutup) ............................ 38
Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian (Pertanyaan Terbuka) ............................ 39
Tabel 3.3 Tabel Skala Likert ................................................................................. 41
Tabel 3.4 Kriteria Kelayakan Kuesioner ............................................................... 42
Tabel 3.5 Rumus Kategori Jenjang (Ordinal) ....................................................... 44
Tabel 3.6 Kriteria Skor Tingkat Permasalahan Motorik Siswa ............................ 45
Tabel 4.1 Tingkat Permasalahan Motorik ............................................................. 48
Tabel 4.2 Analisis Butir Kuesioner Pernyataan Tertutup ..................................... 50
Tabel 4.3 Kategori Permasalahan yang Sedang Dihadapi Siswa .......................... 53
Tabel 4.4 Kategori Pengalaman Tidak menyenangkan
yang Pernah Dialami Oleh Siswa ......................................................... 55
Tabel 4.5 Kategori Kelebihan yang Dimiliki Siswa ............................................. 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan .......................................... 29
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 31
Gambar 4.3 Pie Chart Tingkat Permasalahan Siswa ........................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat-surat .................................................................................... 75
Lampiran 1.1 Surat Izin Uji Coba Penelitian dari Universitas Sanata
Dharma ....................................................................................... 76
Lampiran 1.2 Surat Keterangan Telak Melaksanakan Uji Coba
Penelitian dari SD Kanisius Notoyudan ..................................... 77
Lampiran 1.3 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma................. 78
Lampiran 1.4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
dari SD Suka Cita ....................................................................... 79
Lampiran 2 Data Penelitian ............................................................................. 80
Lampiran 2.1 Rekap Data Kuesioner Tertutup .................................................. 81
Lampiran 2.2 Rekap Data Kualitatif .................................................................. 85
Lampiran 2.3 Pengkategorisasian Data .............................................................. 94
Lampiran 3 Validasi .................................................................................. 103
Lampiran 3.1 Surat Permohonan Izin Validasi Kepada Dosen PGSD ........ 104
Lampiran 3.2 Surat Permohonan Izin Validasi Kepada Kepala Sekolah SD
Suka Cita ............................................................................... 105
Lampiran 3.3 Validasi Dosen PGSD ........................................................... 106
Lampiran 3.4 Validasi Kepala Sekolah SD Suka Cita ................................. 108
Lampiran 4 Instrumen Penelitian .............................................................. 111
Lampiran 4.1 Data Responden ..................................................................... 112
Lampiran 4.2 Petunjuk Pengisian Kuesioner ............................................... 113
Lampiran 4.3 Instrumen Pernyataan Tertutup ................................................. 114
Lampiran 4.4 Instrumen Pernyataan Terbuka .............................................. 116
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian ......................................................... 117
Lampiran 5.1 Data Responden ..................................................................... 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan
kontinyu atau berkesinambungan dalam diri individu dari mulai lahir sampai
mati (Yusuf, 2009:15). Desmita (2007:4) menyatakan bahwa perkembangan
tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar,
melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang
berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi
jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap kematangan
melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar. Perkembangan menghasilkan
bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap
aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu
bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke
bentuk/tahap berikutnya yang kian hari kian bertambah maju, melalui masa
pembuahan dan berakhir dengan kematian. Ini menunjukkan bahwa sejak
masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, tetapi
senantiasa mengalami perubahan yang bersifat progresif dan
berkesinambungan.
Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase
perkembangan. Hurlock (1978:38) menyatakan, terdapat periode pola
perkembangan yang terdiri dari lima (5) tahap, yaitu : pertama, periode
pralahir (pembuahan sampai lahir). Kedua, masa neonates (lahir sampai 10-14
hari). Ketiga, masa bayi (2 minggu sampai 2 tahun). Keempat, masa kanak-
kanak (2 tahun sampai masa remaja). Kelima, masa puber (11 sampai 16
tahun).
Havighurst (dalam Yusuf, 2009) melalui perspefktif psikososial
berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu
menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang khusus. Tugas-
tugas perkembangan dibagi lagi menjadi beberapa tahap, yaitu tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perkembangan pada usia bayi atau kanak-kanak (usia 0 – 6 tahun), tugas
perkembangan pada masa sekolah (6 – 12 tahun), dan tugas perkembangan
pada masa remaja.
Tugas-tugas perkembangan pada usia bayi menurut Havighurst (dalam
Yusuf, 2009) adalah sebagai berikut : pertama, belajar berjalan yang terjadi
pada usia antara 9 – 15 bulan. Kedua, belajar memakan makanan padat, yang
mana hal ini terjadi pada tahun kedua. Ketiga,belajar berbicara. Keempat,
belajar buang air kecil dan buang air besar. Kelima, belajar mengenal
perbedaan jenis kelamin. Keenam, mencapai stabilitas fisiologis. Ketujuh¸
membentuk konsep sederhana kenyataan sosial dan alam. Kedelapan, belajar
berhubungan secara emosional dengan orang tua, saudara kandung dan orang
lain. Kesembilan, belajar membedakan yang benar dan yang salah serta
mengembangkan nurani. Selanjutnya, tugas perkembangan pada masa
sekolah menurut Havighrust (Yusuf, 2009) sebagai berikut : pertama, belajar
kecakapan fisik yang diperlukan untuk permainan anak-anak. Kedua,
membangun sikap menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai organisme yang
bertumbuh. Ketiga, belajar bergaul dengan teman sebaya. Keempat, belajar
memainkan pernanan yang sesuai dengan jenis kelamin. Kelima, belajar
keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan menghitung. Keenam,
belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Ketujuh, belajar untuk
mengembangkan kata hati. Kedelapan, belajar mencapai kemandirian pribadi.
Kesembilan, membentuk sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial.
Perkembangan motorik termasuk dalam salah satu aspek perkembangan
pada anak dan menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi
perkembangan pribadi secara keseluruhan. Apabila anak mengalami
permasalahan dalam perkembangan motoriknya, maka anak akan mengalami
kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di sekolah maupun di
rumah. Anak usia dini memiliki kebutuhan alami untuk bergerak dan secara
refleks anak sejak lahir diciptakan untuk dapat menggerakan motoriknya.
Sebagai contoh, ketika lahir secara alami anak akan menggerakan kaki dan
tangannya. Bakat alami ini kemudian menjadi jendela bagi anak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
membangun pengetahuannya. Potensi tersebut sebenarnya merupakan modal
untuk mengembangkan keterampilan anak dalam berolah tubuh.
Keterampilan motorik pada anak terdiri atas keterampilan motorik kasar
dan keterampilan motorik halus (Desmita, 2007:129). Keterampilan motorik
anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah
usia 5 tahun baru terjadi perkembangan motorik halus. Perkembangan
motorik bersifat spesifik, setiap individu mempunyai gerak yang berbeda
dengan individu lain, hal ini dipengaruhi oleh kemampuan kognitif,
kemampuan afektif, faktor lingkungan dan faktor-biologis dari individu yang
bersangkutan. Perkembangan motorik merupakan perkembangan yang
membutuhkan koordinasi fungsional yang baik antara neuromuscularsystem
yaitu pensyarafan dan otot dengan fungsi psikis yang meliputi kognitif,
afektif, dan konatif. Dari penjelasan diatas motorik kasar yang berupa otot
dan syaraf saling berhubungan dengan motorik halus berupa aspek psikis.
Sehingga dapat dipastikan perkembangan motorik anak akan berkembang
baik ketika motorik kasar dan halus saling berkoordinasi dengan baik.
Permasalahan motorik yang cenderung dialami oleh anak, biasanya
terjadidalam hal pengendalian terhadap gerak tubuhnya, misalnya siswa
sering terjatuh atau menabrak sesuatu ketika berjalan, kesulitan membedakan
kiri dan kanan, kesulitan melakukan gerakan sederhana seperti melompat,
naik turun tangga, kesulitan membedakan bunyi-bunyian dan sebagainya.
Berbagai gangguan perkembangan motorik tersebut sering dengan mudah
dapat dikenali pada saat anak berolahraga, menari atau belajar menulis.
Gangguan perkembangan motorik dapat menyebabkan kesulitan belajar. Hal
ini akan berdampak pada siswa seperti nilai yang rendah, prestasi rendah, dan
kesulitan dalam belajar. Selain hal-hal yang berhubungan dengan akademik
tersebut, siswa biasanya menjadi merasa malu atau membuat teman yang lain
merasa terganggu dan tidak nyaman.
Melihat dampak yang ditimbulkan dari permasalahan motorik dapat
mengganggu proses belajar anak, maka diperlukan tindakan intervensi dari
pihak sekolah, terlebih oleh guru yang berinteraksi lebih intensif dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
anak. Christner dan Mennuti (2009: 6) mengklasifikasikan intervensi menjadi
empat jenis berdasarkan tingkat keparahan masalah, yaitu (1) Universal
Intervention, intervensi yang diberikan kepada populasi umum yang belum
menunjukkan masalah, (2) Targeted Intervention, intervensi pada populasi
yang berisiko mengalami masalah, (3) Intensive Intervention, intervensi pada
populasi yang sebagian individu telah mengalami masalah, dan (4) Crisis
Intervention, intervensi yang diberikan kepada populasi bermasalah. Sebagai
screening awal guna mengetahui permasalahan motorik yang mungkin
dialami oleh siswa, maka dilakukan universal intervention.
Penelitian ini secara khusus ditunjukkan untuk memperoleh informasi
awal mengenai permasalahan motorik yang dialami oleh siswa dan sebagai
usaha prevensi terhadap adanya permasalahan motorik yang lebih parah bagi
siswa. Sebagai langkah awal dalam memetakan permasalahan motorik siswa,
peneliti melakukan sebuah asesmen yang ditujukan untuk menganalisis
kebutuhan siswa. Asesmen merupakan proses pengumpulan informasi dari
perilaku subjek yang digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
tentang pengetahuan dan kemampuan subjek (Hidayati, 2014: 29). Bentuk
asesmen dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan bentuk laporan diri
yang disebarkan melalui metode survei. Bentuk asesmen berupa kuesioner
dipilih karena dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data kepada
sejumlah responden dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat
(Komalasari, dkk, 2011: 86). Lembar kuesioner yang disusun terdiri dari
pernyataan tertutup dan pertanyaan terbuka. Hasil dari kuesioner dengan
pernyataan tertutup diharapkan dapat memperlihatkan tingkat dan bentuk
permasalahan motorik yang dialami oleh siswa, sedangkan hasil dari
kuesioner dengan pertanyaan terbuka diharapkan dapat mengungkap
permasalahan motorik serta permasalahan lain yang dialami oleh siswa yang
belum terungkap dalam pernyataan tertutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang sudah telah dipaparkan,
rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat permasalahan motorik yang dialami oleh siswa kelas
III dan kelas IV di SD Suka Cita tahun ajaran 2018/2019?
2. Apa saja permasalahan motorik yang sedang dihadapi oleh siswa kelas
III dan kelas IV SD Suka Cita tahun ajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan tingkat permasalahan motorik yang dialami oleh siswa
kelas III dan kelas IV di SD Suka Cita tahun ajaran 2018/2019.
2. Mendeskripsikan permasalahan motorik yang sedang dihadapi oleh siswa
kelas III dan kelas IV di SD Suka Cita tahun ajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat
secara teoritis dan secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan motorik siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkandapat membantu siswa dalam
mengungkapkan permasalahan motorik yang dialami, sehingga siswa
memiliki kesempatan untuk dibantu dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam
mengenali permasalahan motorik yang dialami siswa dan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bahan untuk memberikan masukan atau solusi dalam pemecahan
masalah.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dalam menentukan kebijakan demi terwujudnya kualitas pendidikan
yang baik.
d. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan yang berkaitan dengan permasalahan motorik pada siswa
sekolah dasar serta menjadi bekal bagi peneliti pada masa yang akan
datang.
E. Definisi Operasional
1. Perkembangan motorik adalah gerakan yang memerlukan pengendalian
jasmani melalui aktivitas yang terkoordinasi antara pusat syaraf dan otot
serta memerlukan kematangan dalam suatu gerakan.
2. Keterampilan motorik adalah sebuah proses suatu kecakapan atau
kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.
3. Permasalahan motorik adalah kesulitan dalam memproses informasi yang
diterima oleh pancaindera secara motorik.
4. Tugas perkembangan adalah serangkaian tugas yang harus dituntaskan
oleh anak dalam masa perkembangannya. Apabila berhasil maka akan
membuat anak percaya diri dan menimbulkan perasaan yang bahagia.
Selain itu anak menjadi lebih matang dan tidak merasa kesulitan dalam
penguasaan tugas perkembangan yang baru.
5. Kuesioner dengan bentuk laporan diri merupakan kuesioner yang
dirancang oleh peneliti berupa sejumlah pernyataan yang ditujukan kepada
siswa agar mereka dapat menjawab atau melaporkan keadaan yang sedang
dialaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Perkembangan Motorik
a. Pengertian Perkembangan Motorik
Masa lima tahun pertama adalah masa pesatnya perkembangan
motorik anak. Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat
dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat
disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian
gerak tubuh. Perkembangan motorik berhubungan dengan gerakan otak,
Setiap gerakan yang dilakukan oleh anak, walaupun gerakan tersebut
sederhana tetap menghasilkan pola interaksi yang kompleks dari bagian
sistem tubuh yang dikontrol oleh otak.
Otak menjadi pusat dari bagian tubuh yang mengatur semua
aktivitas motorik anak usia dini. Seperti yang dikatakan oleh Sujiono
(2010:1-3), bahwa perkembangan motorik adalah perkembangan dari
unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Sedangkan Hurlock
(1978:150) menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan
sebagai pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf,
urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal
dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu
lahir. Sebelum perkembangan tersebut terjadi, anak anak tetap tidak
berdaya.
Sukamti (2007:15) menjelaskan perkembangan motorik adalah
sesuatu proses kemasakan atau gerak yang langsung melibatkan otot-
otot untuk bergerak dan proses pensyarafan yang menjadi seseorang
mampu menggerakkan tubuhnya.
Dari berbagai pendapat diatas, kesimpulan yang didapatkan
perkembangan motorik adalah gerakan yang memerlukan pengendalian
jasmani melalui aktivitas yang terkoordinasi antara pusat syaraf dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
otot, serta memerlukan kematangan dalam suatu gerakan.
Perkembangan motorik pada setiap anak berbeda-beda. Ada yang
perkembangannya cepat ada juga yang perkembangannya cenderung
lambat. Namun anak tetap diharapkan dapat melakukan gerakan yang
optimal karena gerkan motorik anak dapat berpengaruh dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Jenis Keterampilan Motorik
Desmita (2013:97) menjelaskan bahwa keterampilan motorik
adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang disengaja,
otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian
koordinasi dari beratus-ratus otot yang rumit. Keterampilan motorik
dikelompokkan menjadi 2, yaitu keterampilan motorik kasar (gross
motor skill) dan keterampilan motorik halus (fine motor skill).
a. Keterampilan Motorik Kasar (Gross Motor Skill)
Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang
menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota
tubuh. Motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk,
menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Sunardi dan
Sunaryo, 2007: 113-114). Perkembangan motorik kasar anak lebih
dulu terjadi dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu
memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran yang
kecil.
b. Keterampilan Motorik Halus (Fine Motor Skill)
Saputra dan Rudyanto (2005: 118) menjelaskan bahwa motorik
halus adalah kemampuan anak dalam beraktivitas dengan
menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis, meremas,
menggenggam, menggambar, menyusun balok dan memasukkan
kelereng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c. Unsur-unsur Keterampilan Motorik
Unsur kemampuan pada setiapindividu dapat berfungsi dengan
baik jika menghasilkan gerak yang efektif dan efisien. Rahyubi
(2014:212) menjelaskan bahwa untuk mencapai efisiensi gerak
diperlukan beberapa unsur kemampuan, baik unsur kemampuan fisik,
unsure kemampuan mental dan unsur kemampuan emosional.
Unsur yang pertama adalah kemampuan fisik yang merupakan
salah satu faktor utama yang berfungsi untuk melakukan gerakan. Agar
anak mampu melakukan gerakan yang efektif dan efisien, maka harus
didukung pula oleh kemampuan fisik yang baik dan prima. Rahyubi
(2014:212) menyatakan terdapat beberapa macam kemampuan fisik,
antara lain, kekuatan yang merupakan kemampuan seseorang untuk
membangkitkan tegangan (tension) terhadap suatu tahanan (resisten).
Kemampuan fisik yang kedua adalah ketahanan atau daya tahan yang
berarti kemampuan tubuh untuk menyuplai oksigen yang dibutuhkan
untuk melakukan aktivitas, khususnya aktivitas yang bersifat fisikal.
Daya tahan juga menjadi salah satu faktor penting untuk menampilkan
keterampilan dan ketangkasan motorik yang memuaskan. Kemampuan
fisik yang ketiga yaitu kelincahan yang merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak cepat dan kecepatan adalah indikasi utama
dari kelincahan. Keempat, fleksibilitas atau kelenturan yang
memungkinkan suatu segmen bergerak semaksimal mungkin menurut
kemungkinan rentang geraknya. Kelenturan biasanya ditentukan oleh
derajat gerak sendi-sendi. Unsur yang kelima adalah ketajaman indera.
Unsur ini sangat membantu keterampilan gerak terutama berkaitan
dengan fungsi pengelihatan dan pendengaran. Apabila indera
pengelihatan dan pendegaran berfungsi dengan baik, maaka seseorang
akan sangat terbantu untuk melakukan gerak motorik yang terampil dan
maksimal.
Selanjutnya, menurut Rahyubi (2014:213) menjelaskan bahwa
unsur kemampuan mental sangat berkaitan dengan pikiran. Fungsi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kemampuan mental adalah memberikan komando gerak sesuai yang
diinginkan kepada sistem penggerak tubuh. Beberapa jenis kemampuan
mental adalah kemampuan memahami gerakan yang dilakukan,
kecepatan memahami stimulus, kecepatan membuat keputusan,
kemampuan memahami hubungan spesial, kemampuan menilai obyek
yang bergerak, kemampuan menilai irama, kemampuan menilai gerakan
masa lalu, dan kemampuan memahami mekanika gerakan.
Unsur yang terakhir adalah unsur kemampuan emosional yang
merupakan salah satu faktor yang mendukung terjadinya gerakan efektif
dan efisien. Terdapat beberapa hal yang bisa digolongkan dalam
kemampuan emosional, antara lain kemampuan mengendalikan emosi
dan perasaan, tidak ada gangguan emosional, merasa perlu dan ingin
mempelajari serta melakukan gerakan motorik dan memilikisifat positif
terhadap prestasi gerakan.
Keterampilan motorik tidak semata-mata hanya menggerakan
anggota tubuh saja, namun juga memerlukan kepandaian dan
keterampilan intelektual, sikap, serta pemahaman dan penguasaan tata
cara atau prosedur yang tepat terhadap gerakan yang harus dilakukan
d. Klasifikasi Keterampilan Motorik
Rahyubi (2014:215) menjelaskan bahwa taksonomi (klasifikasi)
keterampilan gerak dengan mengacu pada dua dimensi merupakan alat
paling komprehensif untuk mengelompokkan keterampilan gerak.
Secara tradisional sebagian besar skema yang ada mengacu pada satu
aspek keterampilan gerak dengan mencakup spectrum yang luas.
Rahyubi (2014:215) menjelaskan bahwa terdapat 4 aspek keterampilan
motorik yaitu :
Pertama, aspek gerak tubuh. Terdapat dua tipe gerak berdasarkan
ukuran otot yang terlibat dalam terjadinya gerak yaitu gross motor skills
yang merupakan kemampuan gerak tubuh dengan menggunakan otot
besar dan fine motor skills yang merupakan kemampuan gerak tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dengan menggunaan otot kecil. Aspek yang kedua adalah aspek gerak
temporal atau gerak berdasarkan rangkaian waktu. Terdapat tiga jenis
gerak temporal, yaitu discrete motor skills, serial motor skills, dan
continous motor skills. Dalam discrete motor skills, gerakan dilakukan
seseorang memiliki kepastian pada awal dan akhir, seperti ketika
memukul bola yang berputar. Serial motor skills merupakan rangkaian
keterampilan discrete dalam keberhasilan yang cepat (seperti pada
permainan bola voli). Sedangkan continous motor skillsmerupakan
gerakan secara berulang dengan rentang waktu berubah-ubah seperti
pada saat mengayuh sepeda.
Selanjutnya, aspek yang ketiga yaitu aspek gerak environmental.
Rahyubi (2014:215) menyatakan aspek gerak environmental berkaitan
dengan lingkungan suasana yang terdiri atas dua bidang. Open motor
skills terjadi dalam keadaan lingkungan yang tidak terprediksi dan
berubah secara konstan. Sedangkan closed motor skills terjadi dalam
keadaan lingkungan yang tidak berubah secara stabil. Selanjutnya,
aspek yang terakhir adalah aspek gerak fungsional yang didasarkan
pada tujuan gerakan itu sendiri yang dibagi menjadi tiga. Tujuan yang
pertama adalah tujuan stabilitas yang menekankan pada perolehan dan
mempertahankan keseimbangan, baik dalam situasi gerak statis atau
dinamis. Kedua, tujuan lokomotor yang merupakan pergerakan tubuh
dari satu titik ke titik lain melalui aspek ruang atau jarak. Ketiga, tujuan
manipulatif yang mana dalam tujuan ini seseorang melakukan tekanan
pada suatu obyek atau menerima tekanan dari obyek.
2. Tahap Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik Halus
Pada dasarnya, perkembangan motorik berkembang sejalan dengan
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana
apapun, merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai
bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Namun
perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada setiap anak tentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
berbeda-beda. Maka terdapat patokan umur tentang kemampuan apa saja
yang perlu dicapai seorang anak pada usia tertentu. Menurut Susanto
(2011:163) adanya patokan ini dimaksudkan supaya anak yang belum
mencapai tahap kemampuan tertentu ini perlu di latih berbagai
kemampuan untuk dapat mencapai perkembangan yang
optimal.Pencapaian perkembangan motorik kasar dan motorik halus sejak
usia 0 -8 tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1
Perkembangan motorik kasar dan halus usia <3 bulan – 12 bulan
No Lingkup
Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan
< 3 bln 3 - < 6 bln 6 - < 9 bln 9 - <12 bln
1. Motorik Kasar 1. Refleks
menggengga
m benda yang
menyentuh
telapak
tangan.
2. Menegakkan
kepala saat
tengkurap.
3. Tengkurap.
4. Berguling ke
kanan dan ke
kiri
1. Meraih benda
di depannya.
2. Tengkurap
dengan dada
diangkat dan
kedua tangan
menopang.
3. Duduk dengan
bantuan.
1. Melempar
barang yang
dipegang.
2. Merangkak
ke segala
arah.
3. Duduk tanpa
bantuan.
4. Berdiri
dengan
bantuan.
5. Bertepuk
tangan
1.Menarik
benda yang
terjangkau.
2. Berjalan
dengan
berpegangan.
3. Berjalan
beberapa
langkah tanpa
bantuan.
4. Melakukan
gerak
menendang
bola.
1. Motorik Halus 1. Refleks
menggengga
m benda yang
menyentuh
telapak
tangan.
2. Menegakkan
kepala saat
tengkurap.
3. Tengkurap.
4. Berguling ke
kanan dan ke
kiri
1. Meraih benda
di depannya.
2. Tengkurap
dengan dada
diangkat dan
kedua tangan
menopang.
3. Duduk dengan
bantuan.
1. Melempar
barang yang
dipegang.
2. Merangkak
ke segala
arah.
3. Duduk
tanpa
bantuan.
4. Berdiri
dengan
bantuan.
5. Bertepuk
tangan
1.Menarik
benda yang
terjangkau.
2. Berjalan
dengan
berpegangan.
3. Berjalan
beberapa
langkah tanpa
bantuan.
4. Melakukan
gerak
menendang
bola.
Sumber : Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009 Tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Hlm.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 2.2 :
Perkembangan motorik kasar dan halus usia <12bulan – 4 tahun
No Lingkup
Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan
12 – < 18 bulan 18 – < 24 bulan 2 – <3 tahun
3 – <4 tahun
1. Motorik Kasar 1. Berjalan
sendiri.
2. Naik tangga
atau tempat yang
lebih tinggi
dengan
merangkak.
3. Menendang
bola ke arah
depan.
4. Berdiri dengan
satu kaki selama
satu detik.
1. Melompat di
tempat.
2.Naik tangga
atau tempat
yang lebih
tinggi dengan
berpegangan.
3. Berjalan
mundur
beberapa
langkah.
4. Menarik
benda
yang tidak
terlalu berat
(kursi kecil).
1.Berjalan
sambil
berjinjit.
2.Melompat ke
depan dan ke
belakang
dengan dua
kaki.
3. Melempar
dan menangkap
bola.
4. Menari
mengikuti
irama.
5. Naik-turun
tangga atau
tempat yang
lebih
tinggi/rendah
dengan
berpegangan.
1.Berlari
sambil
membawa
sesuatu yang
ringan (bola).
2. Naik-turun
tangga atau
tempat yang
lebih tinggi
dengan kaki
bergantian.
3. Meniti di
atas papan
yang cukup
lebar.
4. Melompat
turun dari
ketinggian
kurang lebih 20
cm (di bawah
tinggi lutut
anak).
5. Meniru
gerakan senam
sederhana
seperti
menirukan
gerakan pohon,
kelinci
melompat)
2 Motorik Halus 1. Memegang
alat tulis.
2. Membuat
coretan bebas.
3. Menyusun
menara dengan
tiga balok.
4. Memegang
gelas dengan
dua tangan.
5. Menumpahkan
benda-benda
dari wadah dan
memasukkann
ya kembali.
1. Meniru garis
vertikal atau
horisontal.
2. Memasukkan
benda ke dalam
wadah yang
sesuai.
3. Membalik
halaman buku
walaupun
belum
sempurna.
4. Menyobek
kertas.
1. Meremas
kertas atau
kain dengan
menggerakkan
lima jari.
2. Melipat kertas
meskipun
belum
rapi/lurus.
3.Menggunting
kertas tanpa
pola.
4. Koordinasi
jari tangan
cukup baik
1. Menuang
air, pasir, atau
biji-bijian ke
dalam tempat
penampung
(mangkuk,
ember).
2.
Memasukkan
benda kecil ke
dalam botol
(potongan lidi,
kerikil,
bijibijian).
3. Meronce
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
untuk
memegang
benda pipih
seperti sikat
gigi, sendok.
manikmanik
yang tidak
terlalu kecil
dengan benang
yang agak
kaku.
4.
Menggunting
kertas
mengikuti
pola garis lurus
Sumber : Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009 Tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Hlm.5-7.
Tabel 2.3
Perkembangan motorik kasar dan halus usia 4 – 6 tahun.
No Lingkup
Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan
Usia 4 - < 5 tahun Usia 5 - < 6 tahun
1 Motorik Kasar 1. Menirukan gerakan
binatang, pohon tertiup angin,
pesawat terbang, dsb.
2. Melakukan gerakan
menggantung (bergelayut).
3. Melakukan gerakan
melompat, meloncat, dan
berlari secara terkoordinasi
4. Melempar sesuatu secara
terarah
5. Menangkap sesuatu
secara tepat
6. Melakukan
gerakan antisipasi
7. Menendang sesuatu secara
terarah
8. Memanfaatkan alat
permainan di luar kelas.
1.Melakukan gerakan tubuh
secara terkoordinasi untuk melatih
kelenturan, keseimbangan, dan
kelincahan. 2. Melakukan
koordinasi gerakan kakitangan-
kepala dalam menirukan tarian
atau senam.
3. Melakukan permainan fisik
dengan aturan.
4. Terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri.
5. Melakukan
kegiatan kebersihan diri.
2 Motorik Halus 1. Membuat garis vertikal,
horizontal, lengkung
kiri/kanan, miring kiri/kanan,
dan lingkaran.
2. Menjiplak bentuk.
3. Mengkoordinasikan
mata dan tangan untuk
melakukan gerakan yang
rumit.
4. Melakukan gerakan
manipulatif untuk
menghasilkan suatu bentuk
1.Menggambar sesuai
gagasannya.
2. Meniru bentuk.
3. Melakukan eksplorasi
dengan berbagai media dan
kegiatan.
4. Menggunakan alat tulis dengan
benar.
5. Menggunting sesuai dengan
pola.
6. Menempel gambar dengan
tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dengan menggunakan
berbagai media.
5. Mengekspresikan diri dengan
berkarya seni menggunakan
berbagai media
7. Mengekspresikan diri melalui
gerakan
menggambar secara detail.
Sumber: Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009 Tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Hlm. 8-9
Tabel 2.4
Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Usia 6 – 8 tahun
No Lingkup
Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan
Usia 6 - < 8 tahun
1 Motorik Kasar 1.Berdiri dengan satu kaki tanpa jatuh,
2. Berlari lurus tanpa jatuh dan zigzag/bervariasi, misalnya melalui
rintangan,
3. Berjalan lurus dan bervariasi,
4. Melompat dari ketinggian 20 cm,
5. Melempar dan menangkap bola kecil dengan jarak 5-10 meter,
6. Mengkombinasikan gerakan jalan dan lari,
7. Mengkombinasikan gerakan jalan, lari, melompat dan melempar,
8. Berguling kedepan/koprol.
9. Sudah dapat mengendarai sepeda roda dua.
10. Dapat menari dan mengikuti gerakan dalam senam irama.
2 Motorik Halus 1.Menggambar orang dengan anggota tubuh lengkap,
2. Mampu makan, minum dan berpakaian sendiri,
3. Membuat atau menulis angka,
4. Membuat bentuk wajik, segitiga dan segi empat,
5. Memotong dan menggunting dengan sempurna,
6. Menggambar sesuai dengan penglihatan,
7. Meniru kalimat dengan tulisan tangan.
Sumber: Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,
Jakarta: PT. Indeks, 2009. Hlm. 161-162.
Pada usia sekolah dasar, perkembangan motorik anak menjadi
semakin halus dan terkoordinasi, seiring dengan bertambahnya berat badan
dan kekuatan anak. Desmita (2009:80) menyatakan bahwa sejak umur 6
tahun koordinasi mata dan tangan (yang dibutuhkan untuk menyepak,
membidik, melempar) menjadi lebih berkembang. Usia 7 tahun tangan
anak menjadi semakin kuat. Usia 8 hingga 10 tahun, tangan dapat
digunakan lebih bebas dan mudah. Pada usia 10 sampai 12 tahun, anak-
anak mulai memperlihatkan keterampilan manipulatif menyerupai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kemampuan yang dilakukan orang dewasa. Santrock (1995) menyatakan
bahwa mereka mulai memperlihatkan gerakan yang lebih kompleks, rumit
dan cepat dalam hal menciptakan karya kerajinan tertentu atau memainkan
instrument musik tertentu.
3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik
Hurlock (1978:154) menyatakan ada sebagian kondisi yang
mempengaruhi laju perkembangan motorik antara lain : Pertama, sifat
dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai
pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik. Kedua,
awal kehidupan pascalahir tidak ada hambatan pada kondisi lingkungan
yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat
perkembangan motorik anak. Ketiga, kondisi pra lahir yang
menyenangkan (gizi makanan sang ibu) lebih mendorong perkembangan
motorik yang lebih cepat pada masa pascalahir. Keempat, kelahiran yang
sukar, apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat
perkembangan motorik. Kelima, adanya rangsangan, dorongan, dan
kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat
perkembangan motorik.
Lebih lanjut, Hurlock (2000:154) faktor yang keenam, perlindungan
yang berlebihan akan melumpuhkan persiapan berkembangnya
kemampuan motorik. Ketujuh, kelahiran sebelum waktunya biasanya
memperlambat perkembangan motorik. Kedelapan, cacat fisik, seperti buta
akan memperlambat perkembangan motorik. Dan yang terakhir yaitu
perbedaan jenis kelamin, warna kulit, dan sosial ekonomi lebih banyak
disebabkan oleh perbedaan motivasi dan metode pelatihan anak ketimbang
karena perbedaan bawaan.
Sedangkan menurut Rahyubi (2011:225), ada delapan (8) faktor yang
mempengaruhi perkembangan motorik, diantaranya: faktor yang pertama,
perkembangan sistem saraf, sistem saraf sangat berpengaruh dalam
perkembangan motorik karena pada dasarnya sistem saraf yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mengontrol aktivitas motorik pada manusia. Kedua, kondisi fisik yang
sangatberpengaruh pada perkembangan motorik. Seorang yang normal
biasanya perkembangan motoriknya akan lebih baik dibandingkan yang
memiliki kekurangan fisik. Ketiga, motivasi yang kuat ketika seseorang
melakukan keterampilan motorik dengan baik kemungkinan besar
seseorang itu akan termotivasi untuk menguasai keterampilan motorik
yang lebih luas dan lebih tinggi. Keempat, lingkungan yang kondusif yang
kemungkinan besar dapat mendukung perkembangan motorik seseorang
sehingga bisa berjalan dengan optimal. Lingkungan di sini bisa berarti
fasilitas, peralatan, sarana dan pra sarana. Kelima, aspek psikologis,
menurut Rahyubi (2011:226) hanya seseorang dengan kondisi psikologis
yang baik yang mampu meraih keterampilan motorik yang baik. Meskipun
memiliki fisik yang mendukung namun kondisi psikologis seseorang
sedang tidak baik, maka sulit bagi orang tersebut untuk meraih
keterampilan motorik yang optimal dan memuaskan.
Selanjutnya, faktor keenam yang mempengaruhi perkembangan
motorik menurut Rahyubi (2011:226) yaitu usia, yang mana hal tersebut
sangat berpengaruh pada aktivitas motorik seseorang. Bayi, anak-anak,
remaja, dewasa dan orang tua tentu punya karakteristik keterampilan
motorik yang berbeda-beda. Ketujuh, jenis kelamin, terutama dalam
keterampilan motorik tertentu, misalnya olahraga (renang, bulu tangkis,
voli, tenis, sepakbola) seorang laki-laki tentu lebih kuat, lebih cepat,
terampil dan gesit dibandingkan perempuan. Kedelapan, bakat dan potensi
yang juga berpengaruh pada usaha meraih keterampilan motorik.
Misalnya, seseorang mudah diarahkan untuk menjadi pesepakbola handal
jika ia punya bakat dan potensi sebagai pemain bola.
Berdasarkan uraian diatas, usia pada setiap individu sangat
berpengaruh terhadap perkembangan motorik. Semakin tinggi usia
seseorang, maka semakin matang pula organ-organ fisiologisnya. Namun
kematangan ini tidak lepas dari gizi, nutrisi, vitamin yang diperoleh setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
harinya, sehingga kekuatan kepala, tangan dan kakinya dapat berkembang
dengan sempurna.
4. Permasalahan Motorik
Adolph (dalam Jamaris, 2014:75) menjelaskan bahwa perseptual
motor merupakan proses persepsi yang dikombinasikan dengan proses
gerakan otot atau motorik. Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa
perceptual motor adalah kemampuan dalam mengontrol gerakan tubuh.
Kesulitan dalam peseptual motorik menghambat perkembangan anak
karena anak tidak menguasai keterampilan perseptual motor, yaitu
keterampilan dalam melakukan koordinasi gross motor dan fine motor
dalam rangka menyelesaikan berbagai tugas yang berkaitan kombinasi
gerakan visual dan gerakan motor. Misalnya dalam mengintegrasikan mata
dan tangan pada waktu menulis, melukis, mengancingkan baju, koordinasi
antara kaki dan mata pada waktu bermain bola, menendang bola, bermain
lompat tali.
Kesulitan persepsi motorik merupakan kesulitan dalam memproses
informasi yang diterima oleh pancaindera secara motorik (Jamaris,
2014:76). Anak yang mengalami permasalahan motorik akan mengalami
beberapa kesulitan, misalnya tidak bisa memahami kata atau simbol-
simbol visual, tidak bisa memahami posisi kanan, kiri, atas, bawah dan
tidak bisa memahami gerakan dan menentukan gerakan yang sesuai
dengan pemecahan masalah yang dihadapinya.
5. Permasalahan Siswa Sekolah Dasar
Permasalahan yang dialami siswa sekolah dasar dapat bermacam-macam,
seperti masalah dalam lingkungan keluarga, masalah dalam lingkungan
teman sebaya, masalah dalam lingkungan masyarakat.
a. Masalah dalam lingkungan keluarga
Keluarga merupakan salah satu unit sosial yang hubungan
anatara satu anggota dengan anggota lainnya harus terjalin dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
baik. Pada umumnya hubungan antara anggota keluarga merupakan
jenis hubungan yang sangat dekat atau memiliki intensitas yang sangat
tinggi. Namun setiap hubungan sejatinya tidak mungkin akan berjalan
dengan baik-baik saja, pasti akan terjadi sebuah permasalahan,
permasalahan dalam keluarga tersebut terjadi karena adanya perilaku
ketidaksetujuan atau tidak sepemahaman antar aganggota keluarga.
Sillars (dalam Lestari, 2014: 103) menyatakan konflik keluarga
tersebut meliputi konflik saudara (sibling), konflik orangtua-anak, dan
konflik pasangan.
1) Konflik Saudara (sibling)
Konflik saudara (sibling) yang terjadi dalam hubungan antara
saudara dapat terjadi karena pertengkaran yang terjadi antara adik
dan kakak baik secara verbal maupun fisik. Pertengkaran secara
verbal seperti permasalahan kakak yang suka mengganggu adik,
ataupun adik yang mengganggu kakaknya, dengan cara mengejek
atau mencemooh satu sama lain. Pertengkaran secara fisik seperti
tindakan bertengkar, mencubit, memukul, mencakar, sehingga
membuat bagian tubuh yang terkena tindakan tersebut mengalami
sakit. Pertengkaran yang terjadi anatara saudara (sibling) ini juga
terjadi karena persaingan dalam memperoleh perhatian oleh orang
tua.
2) Konflik Orangtua-anak
Lestari (2014: 105) mengungkapkan secara naluriah orang
tua akan menganggap anaknya sebagai bagian penting dalam
hidupnya. Dalam posisi tersebut orang tua akan berusaha mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan anaknya. Dengan prespektif yang
demikian seharusnya tidak terjadi konflik antara orang tua dan
anak. Namun dalam hubungan orang tua-anak sering kali juga
mengandung perspektif kekuasaan dan kewenangan. Selain
terdapat aspek ketanggapan dalam merespons kebutuhan anak, juga
terdapat aspek tuntutan yang mencerminkan harapan orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
terhadap sikap dan perilaku anak. Akhirnya hubungan orang tua-
anak pun biasanya diwarnai dengan konflik. Sumber utama konflik
pada umumnya ketidak cocokan anatara perspektif anak dan
perspektif orang tua. Ketika permasalahan tersebut terjadi tindakan
orang tua terhadap anak bisa saja seperti pembentakan kepada
anak, amarah, ocehan, serta tak jarang juga dapat menggunakan
kekerasan fisik.
3) Konflik Pasangan
Setiap pasangan, baik yang sudah menikah maupun yang
belum, secara umum mengharapkan bentuk hubungan interpersonal
yang baik, harmonis, saling mencintai, saling mendukung, dan hal
positif lainnya. Hal ini tentu sangatlah wajar dan manusiawi.
Namun pada kenyataannya, dalam menjalin hubungan
interpersonal, banyak pasangan yang mengalami konflik-konflik
yang bisa dibilang tidak menyenangkan bagi kedua belah pihak.
Ketika konflik itu terjadi, seringkali dipandang sebagai ‘hambatan’,
‘gangguan’ atau bahkan ‘bencana’ bagi pasangan tersebut. Konflik
pasangan tersebut seperti komunikasi yang tidak berjalan lancar,
masalah keuangan, dan perselingkuhan.
b. Masalah Lingkungan Teman Sebaya
Anak-anak ketika berinteraksi dengan teman sebaya, kadang
kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan
bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk
dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak
nyaman dengan perilaku tersebut. Berikut ini macam-macam bullying.
Sejiwa (2008: 27) menyatakan terdapat beberapa jenis bullying yaitu:
1) Bullying Fisik
Jenis bullying yang terlihat oleh mata, siapapun dapat
melihatnya karena terjadi sentuhan fisik antara pelakubullying dan
korbannya. Contoh-contoh bullying fisik antara lain: memukul,
menarik baju, menjewer, menjambak, menendang, menyenggol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dengan bahu, menghukum dengan membersihkan WC, menampar,
menimpuk, menginjak kaki, menjegal, meludahi, memalak,
melempar dengan barang, menghukum dengan berlari lapangan,
menghukum dengan cara push up.
2) Bullying Verbal
Jenis bullying yang juga bisa terdeteksi karena bisa terungkap
indra pendengaran kita. Contoh-contoh bullying verbal antara lain:
membentak, meledek, mencela, memaki-maki, menghina,
menjuluki, meneriaki, mempermalukan didepan umum, menyoraki,
menebar gosip, memfitnah.
3) Bullying Relasional
Coloroso (2007:45) mengungkapkan bullying relasional
merupakan bullying yang paling sulit untuk dideteksi dari luar.
Merupakan pelemahan harga diri korban yang dilakukan secara
sistematis melalui tindakan pengabaian, pengucilan, atau
penghindaran. Penghindaran merupakan tindakan bullying
relasional yang paling kuat dan dapat dilakukan dengan cara
menyebarkan gosip agar tidak ada yang mau berteman dengan
korban. Bullying relasional dapat digunakan untuk mengasingkan,
menolak seseorang, atau sengaja merusak persahabatan. Dapat
dilakukan melalui sikap yang agresif, lirikan mata, helaan nafas,
cibiran, tertawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.
c. Masalah di Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan
formal, dimana ditempat inilah kegiatan belajar mengajar
berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada
peserta didik. Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting
bagi perkembangan belajar para siswanya.Lingkungan ini meliputi
lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan sekitar sekolah, sarana
dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar dan media
belajar dan sebagainya. Lingkungan sosial menyangkut hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
siswa dengan kawan-kawannya, keluarga (orang tua), guru-guru serta
staf sekolah lainnya. Lingkungan sekolah juga menyangkut
lingkungan akademis, yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar-
mengajar, berbagai kegiatan kokulikuler dan sebagainya. Di
lingkungan sekolah siswa juga terdapat permasalahan yang dihadapi,
bentuk-bentuk permasalahan tersebut bermacam-macam, Kowitz
(dalam Ngalimun 2014:34-36) menyatakan permasalahan yang
dihadapi oleh siswa sekolah dasar adalah sebagai berikut :
1) Masalah Pribadi
Permasalahan pribadi siswa merupakan suatu permasalahan
yang dirasakan oleh siswa itu sendiri. Permasalahan yang dialami
oleh siswa di sekolah dasar berhubungan dengan permasalahan
mengenai kemampuan intelektual, kondisi fisik, kesehatan, dan
kebiasaan-kebiasaannya.
2) Masalah Penyesuaian Sosial
Masalah penyesuaian sosial anak meliputi permasalahan
penyesuaian sosial anak dengan teman-temannya dan permasalahan
penyesuaian sosial anak dengan gurunya. Masalah penyesuaian
sosial anak dengan temannya seperti: perasaan rendah diri,
ketergantungan pada teman, iri hati, cemburu, curiga, persaingan,
perkelahian, permusuhan, dan sebagainya. Permasalahan
penyesuaian sosial anak dengan guru seperti: anak tidak
menyenangi guru, tergantung pada guru, tidak ada semangat
belajar, atau masalah lainnya yang berhubungan dengan
kedisiplinan.
3) Masalah Akademik
Masalah akademik dapat ditemui hampir pada setiap siswa.
Permasalahan akademik berupa tidak dikuasainya kemampuan atau
materi yang ditargetkan sebagai tujuan pembelajaran. Permaslahan
tersebut seperti ketidakmampuan siswa dalam berhitung pada mata
pelajaran matematika, membaca yang tidak lancar seperti terbata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
bata, sehingga ketidakmampuan tersebut dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa.
Pada penelitian ini, uraian mengenai bentuk-bentuk permasalahan
siswa sekolah dasar di atas, dapat berguna sebagai dasar dalam
mengungkapkan beberapa pengalaman tidak menyenangkan yang pernah
dialami siswa dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa.
6. Mengembangkan Multiple Intellegences Siswa Sebagai Salah Satu
Bentuk Upaya Penanganan Permasalahan Siswa
Permasalahan yang dialami oleh siswa perlu mendapatkan perhatian
agar dapat diatasi. Guru diharapkan lebih intensif dalam berinteraksi
dengan siswa karena memiliki posisi strategis dalam mengupayakan
penanganan permasalahan siswa. Dibalik segala permasalahan yang
sedang atau pernah dialami, ternyata anak juga memiliki kelebihan dan
kecerdasan tersendiri. Gardner (dalam Suparno, 2004:25) menyatakan
bahwa intelegensi seseorang bukan hanya dapat diukur dengan tes tertulis
saja, melainkan lebih cocok dengan cara bagaimana orang itu memecahkan
persoalan dalam hidup nyata. Gardner membagi kecerdasan manusia
menjadi sembilan kategori, antara lain:
1. Kecerdasan Bahasa
Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan bahasa sebagai
kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata secara efektif,
baik dalam bentuk oral atau tertulis. Anak yang berintelegensi
linguistik tinggi mampu berbahasa dengan lancar, baik dan lengkap.
2. Kecerdasan Matematis-logis
Kecerdasan matematis-logis diartikan sebagai kemampuan yang
berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif.
Termasuk dalam kecerdasan tersebut adalah kepekaan terhadap pola
logika, abstraksi, kategorisasi dan penghitungan. Anak dengan
kecerdasan matematis-logis yang tinggi biasanya akan lebih mudah
belajar berhitung, kalkulus dan bermain dengan angka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3. Kecerdasan Ruang-visual
Bagi Gardner, kecerdasan ruang visual adalah kemampuan untuk
menangkap dunia ruang-visual secara tepat. Anak dengan kecerdasan
ruang visual yang baik akan lebih mudah mengenal bentuk benda
dengan tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannta dan
mengenali perubahan tersebut, menggambarkan suatu hal atau benda
dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan suatu
data dalam suatu grafik. Anak tersebut juga memiliki kepekaan
terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk dan ruang.
4. Kecerdasan Kinestetik-badani
Kecerdasan kinestetik-badani adalah kemampuan dalam
menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan
dan perasaan, seperti yang dilakukan para actor, atler, penari, ahli
bedah dan pemahat. Anak yang memiliki kecerdasan dalam hal
kinestetik badani dapat dengan mudah mengungkapkan diri dengan
gerak tubuh. Yang sangat menonjol dalam diri anak tersebut adalah
koordinasi dan fleksibilitas tubuh yang begitu besar.
5. Kecerdasan Musikal
Gardner menjelaskan kecerdasan musikal sebagai kemampuan
untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-
bentuk suara dan musik. Orang yang menonjol intelegensi musikalnya
sangat peka terhadap suara dan musik sehingga bisa dengan mudah
belajar dan bermain musik dengan baik.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah suatu kemampuan untuk mngerti
dan peka terhadap perasaan, intense, motivasi, watak, serta tempramen
dari orang lain. Selain itu kepekaan akan ekspresi wajah, suara dan
isyarat dari orang lain juga termasuk dalam kecerdasan interpersonal.
Anak yang kuat kecerdasan interpersonalnya mudah untuk bekerja
sama dan mudah berkomunikasi dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
7. Kecerdasan Intrapersonal
Gardner mengartikan kecerdasan intrapersonal sebagai
kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan
kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengenalan diri
itu. Artinya orang ini mempunyai kesadaran yang tinggi akan
gagasannya dan mampu mengambil keputusan pribadi karena ia sadar
akan tujuan hidupnya. Anak dengan kecerdasan intrapersonal mudah
berkonsentrasi dengan baik dan kelihatan lebih pendiam.
8. Kecerdasan Lingkungan
Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan lingkungan adalah
kemampuan seseorang untuk mengerti flora dan fauna dengan baik
dan dapat menikmati alam serta menggunakannya secara produktif.
9. Kecerdasaan Eksistensial
Kecerdasan Eksistensial lebih menyangkut pada kepekaan dan
kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan terdalam eksistensi
atau keberadaan manusia. Orang dengan kecerdasan eksistensial
mencoba menyadari dan mencari jawaban yang terdalam, seperti
misalnya, “Mengapa aku ada?”, “Mengapa aku mati?” dan “Apa
makna hidup ini?”
Berdasarkan uraian diatas, peneliti memilih indikator untuk
mengobservasi permasalahan motorik yang dikemukakan oleh Rahyubi
(2011:214) sebagai dasar untuk menyusun kisi-kisi instrument
pengumpulan data penelitian. Indikator yang disusun telah mewakili
bentuk-bentuk permasalahan motorik yang dialami oleh siswa sekolah
dasar berdasarkan pendapat ahli dan telah disesuaikan dengan School
Referral Questionnare yang ditulis oleh Jerome M. Sattler edisi 4 tahun
2002.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan ini diperlukan guna mendukung kajian teori
yang dikemukakan sehingga sebagai landasan pada penyusunan kerangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
berfikir. Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini
diantaranya:
Pertama, Rindah Nur Sjafrina dan Setiyo Hartoto (2014) dengan
penelitian “Survei Kemampuan Motorik Siswa Sekolah Dasar NegeriTahun
Ajaran 2013-2014”. Penelitian ini merupakan penelitian survei dan
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini
sebanyak 161 siswa kelas V dan VI sekolah dasar negeri di sekolah dasar
negeri se-kecamatan Trawas kabupaten Mojokerto yang terakreditasi B.
Kemampuan motorik siswa dapat diketahui menggunakan tes kemampuan
motorik yang terdiri dari 4 macam tes yaitu: tes kelincahan (shuttle run),
koordinasi (lempar tangkap bola dengan jarak 1 meter dengan tembok),
keseimbangan (berdiri dengan satu kaki dengan mata terpejam) dan kecepatan
(lari 30 meter). Untuk menentukan kategori menggunakan norma, dan norma
yang digunakan adalah norma relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan motorik siswa kelas V putra rata-rata adalah 35,56% dengan
kategori sedang, dan putri 43,33% dengan kategori sedang. Siswa kelas VI
putra rata-rata 33,33% dengan kategori sedang dan putri rata-rata 41,46%
dengan kategori sedang. Kemampuan motorik siswa sekolah dasar negeri
khususnya kelas V dan VI masuk dalam kategori sedang, sehingga harus
ditingkatkan lagi.
Kedua, Suyadi, Wina Calista dan Deska Puspita (2018) dalam penelitian
“Perkembangan Fisik-Motorik Siswa Usia Dasar: Masalah dan
Perkembangannya”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis
menganalisis perkembangan fisik-motorik siswa usia dasar yang tidak
tercapai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, data
diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.. Penelitian
dilakukan di SLB Bakti Kencana I. Sampel dalam penelitian ini adalah satu
orang siswa dikelas III yang mengalami kelainan pada proses perkembangan
fisik-motorik. Hasil analisis kemudian dianalisis dengan menggunakan kajian
teori mengenai perkembangan fisik-motorik siswa yang tidak tercapai. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perkembangan fisik-motorik siswa yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tercapai disebabkan karena siswa mengalami kelainan genetik (down
syndrome). Pembelajaran didalam kelas disesuaikan dengan minat belajar
siswa. Adapun tujuan utama dalam pembelajaran untuk anak-anak yang
memiliki perkembangan fisik motorik yang tidak tercapai (down syndrome)
yaitu melatih kemandirian anak dan interaksi sosial dalam lingkungan sekitar.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kerjasama antara guru dan orang
tua agar meskipun anak-anak memiliki keterbatasan fisik mereka tetapi bisa
beraktifitas secara mandiri dan dapat bersosialisasi dengan baik dilingkungan
sekitar.
Ketiga, Ian Alfian Riyanto, Agus Kristiyanto, Sapta Kunta Purnama
(2016) dengan penelitian berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran
Keterampilan Motorik Berbasis Permainan Untuk Anak Sekolah Dasar 9-10
Tahun”. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan model pembelajaran
keterampilan motorik berbasis permainan yang sesuai untuk anak sekolah
dasar usia 9-10 tahun serta mampu untuk mengembangkan aspek afektif
(sikap), kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (keterampilan). Penelitian
ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R & D), yang
mengadaptasi penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan model
pembelajaran keterampilan motorik berbasis permainan ini sangat sesuai
untuk anak sekolah dasar usia 9-10 tahun serta sangat baik untuk
mengembangkan aspek afektif (sikap), kognitif (pengetahuan) dan
psikomotorik (keterampilan).
Ketiga penelitian tersebut memiliki relevansi maupun perbedaan dengan
penelitian yang diakukan oleh peneliti. Penelitian yang pertama memiliki
persamaan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-
sama menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dan bertujuan untuk
mengetahui kemampuan motorik siswa. Perbedaannya adalah untuk
mengetahui tingkat kemampuan motorik siswa dilakukan menggunakan 4
macam tes. Penelitian yang kedua memiliki relevansi dengan penelitian yang
dilakukan peneliti yaitu menganalisis perkembangan fisik motorik siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Perbedaannya adalah pada penelitian yang kedua menggunakan subyek
seorang siswa berkebutuhan khusus. Penelitian yang ketiga memiliki
relevansi dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu betujuan untuk
menghasilkan model pembelajaran motorik yang sesuai dengan anak usia
sekolah dasar. Perbedaannya adalah penelitian ini menggunakan metode
R&D. Literature map mengenai penelitian yang relevan adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan
Rindah Nur Sjafrina dan
Setiyo Hartoto (2014)
“Survei Kemampuan
Motorik Siswa Sekolah
Dasar NegeriTahun
Ajaran 2013-2014”.
Ian Alfian Riyanto, Agus
Kristiyanto, Sapta Kunta
Purnama (2016)
Pengembangan Model
Pembelajaran
Keterampilan Motorik
Berbasis Permainan
Untuk Anak Sekolah
Dasar 9-10 Tahun
Suyadi, Wina Calista dan
Deska Puspita (2018)
“Perkembangan Fisik-
Motorik Siswa Usia
Dasar: Masalah dan
Perkembangannya”.
Riani (2019)
“Survei Permasalahan Motorik Siswa Kelas III Dan IV Di SD Suka
Cita”
Survei kemampuan
motorik siswa dengan
menggunakan tes
kemampuan motorik
yang terdiri dari 4 macam
tes yaitu: tes kelincahan
koordinasi, keseimbangan
dan kecepatan.
Analisis perkembangan
fisik motorik yang tidak
tercapai (khususnya pada
anak dengan Down
Syndrome)
Menghasilkan model
pembelajaran keterampi-
lan motorik berbasis
permainan yang sesuai
untuk anak sekolah dasar
usia 9-10 tahun serta
mampu untuk
mengembangkan
beberapa aspek selain
aspek motorik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
C. Kerangka Berpikir
Seperti diketahui, perkembangan motorik menurut Sujiono (2010:1-3),
adalah perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
Pada dasarnya perkembangan motorik pada anak berkembang sejalan dengan
kematangan syaraf dan otot. Apabila tidak ada gangguan fisik dan hambatan
mental yang menganggu perkembangan motorik, secara normal anak umur 6
tahun akan siapmenyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta
dalam kegiatan bermain teman sebaya. Tugas perkembangan anak yang
paling penting dalam masa prasekolah dan tahun permulaan sekolah terdiri
atas perkembangan motorik. Dalam hal ini perkembangan motorik pada anak
adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan karena hal ini penting agar anak
mampu melakukan pengendalian terhadap gerak tubuhnya.
Permasalahan motorik yang cenderung dialami oleh anak, baik itu di
rumah maupun di sekolah dalam hal pengendalian terhadap gerak tubuhnya,
misalnya siswa sering terjatuh atau menabrak sesuatu ketika berjalan,
kesulitan membedakan kiri dan kanan, kesulitan melakukan gerakan
sederhana seperti melompat, naik turun tangga, kesulitan membedakan bunyi-
bunyian dan sebagainya. Berbagai gangguan perkembangan motorik tersebut
sering dengan mudah dapat dikenali pada saat anak berolahraga, menari atau
belajar menulis. Gangguan perkembangan motorik dapat menyebabkan
kesulitan belajar. Hal ini akan berdampak pada siswa seperti nilai yang
rendah, prestasi rendah, dan kesulitan dalam belajar. Selain hal-hal yang
berhubungan dengan akademik tersebut, siswa biasanya menjadi merasa malu
atau membuat teman yang lain merasa terganggu dan tidak nyaman.
Melihat dampak yang ditimbulkan dari permasalahan motorik dapat
mengganggu proses belajar anak, maka diperlukan tindakan intervensi dari
pihak sekolah, terlebih oleh guru yang berinteraksi lebih intensif dengan
anak. Permasalahan motorik yang dialami siswa sekolah dasar tentunya
membutuhkan intervensi, sebagai screening awal untuk mengetahui
permasalahan yang mungkin dialami oleh siswa, maka perlu dilakukan
universal intervention. Universal intervention ini merupakan intervensi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
diberikan kepada siswa yang mulanya belum diketahui permasalahan yang
dihadapi. Langkah awal untuk melakukan universal intervention, peneliti
melakukan sebuah asesmen yang bertujuan untuk menganalisis kebutuhan
siswa. Asesmen dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan bentuk laporan
data diri siswa. Laporan data diri siswa ini dibuat agar siswa dapat lebih
terbuka dalam melaporkan keadaan yang sedang dialami siswa tersebut.
Laporan data diri tersebut terdiri dari pertanyaan terbuka dan pernyataan
tertutup. Laporan data diri ini disusun dengan menggunakan indikator yang
dikembangkan menggunakan instrument yang dikemukakan oleh Sattler
(2002:485-486) yang telah dimodifikasi menjadi indikator untuk menyusun
kuesioner dan sesuai dengan aspek-aspek dalam School Referral
Questionnare. Berikut adalah bagan dari kerangka berpikir dalam penelitian
ini:
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Dilakukan penelitian survei dengan cara
menyebarkan kuesioner dengan bentuk laporan data
diri siswa.
Perlu dilakukan screening awal untuk mengetahui permasalahan
motorik yang dialami oleh siswa sekolah dasar, indikator untuk
menganalisis keterampilan motorik siswa antara lain:
1. Unsur Kemampuan fisik
2. Unsur Kemampuan Mental
3. Unsur Kemampuan emosional
Kesulitan belajar siswa pada bidang
motorik akan berpengaruh dengan
kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan lainnya di kelas
Dalam masa perkembangan motorik
tidak jarang anak masih mengalami
permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana tingkat permasalahan motorik yang dialami oleh siswa kelas
III dan kelas IV di SD Suka Cita tahun ajaran 2018/2019?
2. Apa saja permasalahan motorik yang sedang dihadapi oleh siswa kelas III
dan kelas IV SD Suka Cita tahun ajaran 2018/2019?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mencapai
tujuan tersebut diperlukan suatu metode yang relevan dengan tujuan yang
ingin dicapai. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode
statistika (Azwar, 2007: 5). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
dengan tujuan untuk mendeskripsikan tingkat permasalahan motorik dan
permasalahan motorik yang sedang dialami oleh siswa. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi
atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam
bentuk laporan penelitian. Istilah dalam penelitian ini, peneliti tidak
mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau
wilayah penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti menerapkan metode penelitian survei.
Metode survei dipilih dengan pertimbangan bahwa dengan waktu yang
singkat dapat menghasilkan data yang banyak. Selain itu, metode survei juga
tidak dibatasi oleh batasan geografis yang artinya dapat dilakukan dimana
saja (Morrisan, 2014: 168). Secara umum metode penelitian survei diartikan
sebagai salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan
untuk pengumpulan data yang banyak dan luas. Sukmadinata (2008:82)
menyatakan bahwa survei merupakan metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan
menggunakan sampel yang relatif kecil. Gulo (2002:80) menyatakan bahwa
survei adalah sebuah metode pengumpulan data dengan menggunakan
instrumen untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel.
Selanjutnya menurut Gulo (2002:81) survei memiliki ciri-ciri, pertama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dipakai pada sampel yang mewakili populasi, kedua, tanggapan didapatkan
secara langsung dari responden, ketiga, penggunaan survey yang melibatkan
banyak responden dan keempat, survei dilaksanakan dalam situasi yang
alamiah (responden dikunjungi di kantor, sekolah atau rumah). Pada
umumnya penelitian survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil
data. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan
struktur baku (Priyono, 2016:42). Dalam pelaksanaan survei, kondisi
penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Suka Cita yang beralamat di Jl. Suka
Cita No.12. Peneliti melakukan penelitian di SD Suka Cita karena belum
pernah ada yang melakukan penelitian mengenai permasalahan motorik di
sekolah tersebut. Tempat penelitian disamarkan atas dasar kerahasiaan dan
untuk menjaga nama baik sekolah serta siswa yang bersangkutan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan bulan mulai bulan Juli 2018 sampai dengan
Juli 2019. Kegiatan diawali dengan diskusi mengenai topik penelitian yang
dilakukan pada pertengahan bulan Juli. Pada bulan Agustus, peneliti mulai
menyusun kuesioner sebagai instrument pengumpulan data penelitian dan
di akhir bulan Agustus peneliti menyelesaikan penyusunan kuesioner lalu
diserahkan pada dosen pembimbing untuk diteliti. Selama bulan
September, peneliti melakukan revisi kuesioner, mendesign layout lembar
kuesioner yang akan dibagikan pada siswa dan menyusun bab I – III.
Pada awal bulan Oktober peneliti mengajukan kuesioner dan lembar
validasi untuk diisi oleh dosen pembimbing dan kepala sekolah sebagai
penilaian atas kelayakan kuesioner. Setelah menerima hasil validasi dan
kuesioner dinyatakan layak untuk dibagikan kepada subjek penelitian,
peneliti mengajukan surat permohonan izin di Sekretariat PGSD untuk
melakukan uji coba kuesioner. Uji coba dilaksanakan tanggal 11 Oktober
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2018 dan peneliti melakukan uji coba di SD Kanisius Notoyudan dengan
memilih 10 orang siswa dari kelas III dan IV sebagai sampel uji coba
penelitian. Tujuan dari dilaksanakannya uji coba penelitian ini adalah
untuk mengetahui versi pilihan jawaban mana yang lebih efektif dan lebih
mudah diisi oleh siswa. Sebab peneliti menyusun kuesioner dengan tiga
versi jawaban, diantaranya (1) versi jawaban “selalu” dan “tidak pernah”,
(2) versi jawaban “selalu”, “kadang-kadang”, dan “tidak pernah”, serta (3)
versi jawaban “selalu”, “sering”, “kadang-kadang”, “pernah”, dan “tidak
pernah”. Hasil dari uji coba menyatakan bahwa kuesioner dengan tiga
versi jawaban lebih banyak dipilih oleh siswa, sehingga peneliti
memutuskan untuk memilih kuesioner dengan tiga versi jawaban sebagai
instrumen pengumpulan data yang akan dibagikan kepada siswa kelas III
dan kelas IV.
Pada awal bulan Desember 2018, peneliti meminta surat pengantar
dari Sekretariat PGSD yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD Suka
Cita untuk meminta izin melakukan penelitian. Akhir bulan Desember
peneliti melakukan pengolahan data dan penyusunan bab IV – V. Pada
awal bulan Januari sampai dengan Maret, peneliti berkonsultasi mengenai
bab IV sampai V. Pada bulan April 2019 – Juli 2019, peneliti
mengkonsultasikan bab I sampai dengan V dan melakukan revisi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2015:117). Populasi adalah kumpulan dari
seluruh unsur atau element atau uni pengamatan (observation unit) yang
akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III
dan kelas IV di SD Suka Cita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Sampel
Sampel merupakan sub dari perangkat elemen yang dipilih untuk
dipelajari (Sarwono, 2006:111). Atau bisa dikatakan sampel adalah
sebagian dari unsur atau elemen atau unit pengamatan dari populasi yang
sedang dipelajari tersebut. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sampel adalah pengambilan sebagian dari keseluruhan
obyek yang diteliti. Nonprobability sampling merupakan teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,
2014:120). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel yaitu siswa
kelas III A, III B, IV A dan IV B di SD Suka Cita yang berjumlah 94
siswa.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudia ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:38). Variabel yang
digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Variabel independen (bebas) yaitu variabel yang menjelaskan dan
memengaruhi variabel lain.
2) Variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi
oleh variabel independen.
Dalam penelitian ini variabel dependen adalah siswa sebagai responden,
sedangkan variabel independen adalah pernyataan terbuka dan pertanyaan
tertutup.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk
memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Sugiyono
(2015:199) menyatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan terbuka atau tertutup. Kuesioner termasuk dalam teknik
pengumpulan data non-tes. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan
data-data yang diharapkan dapat mengungkapkan sejauh mana perkembangan
motorik maupun permasalahan kesulitan belajar yang berkaitan dengan
perkembangan motorik siswa-siswi kelas III dan kelas IV di SD Suka Cita.
Kuesioner yang digunakan peneliti menggunakan School Referral
Questionnare karya Jerome M. Sattler edisi keempat tahun 2002 yang telah
dimodifikasi sebagaimana kebutuhan peneliti dan terdiri dari pernyataan
tertutup dan pertanyaan terbuka.
Kuesioner berisikan pertanyaan tertutup dengan 3 pilihan jawaban serta
pertanyaan terbuka. Morissan (2012:170) menyatakan bahwa dalam
pertanyaan tertutup, responden diminta memilih suatu jawaban dari daftar
jawaban yang disediakan oleh peneliti. Sedangkan pertanyaan terbuka
menurut Morissan (2012: 178) merupakan pertanyaan dimana responden
menjawab berbagai pertanyaan tersebut dengan menuliskan pendapatnya pada
bagian ayang telah disediakan pada kuesioner. Jangka waktu pengisian
kuesioner berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan pihak sekolah
khusunya guru wali kelas masing-masing dengan batas waktu tertentu.
F. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2012:148) menyatakan bahwa instrument penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang sedang diamati. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner.
Lembar kuesioner disusun untuk mengetahui apa saja permasalahan-
permasalahan motorik yang dialami oleh siswa kelas III dan IV di SD Suka
Cita. Pengembangan instrument didasarkan pada referensi dari School
Referral Questionnare yang telah diterjemahkan kemudian diolah lagi
menjadi pertanyaan kuesioner dengan pernyataan terbuka dan pertanyaan
tertutup. Pernyataan tertutup terdiri dari 12 pernyataan mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
permasalahan motorik siswa kelas III dan IV SD Suka Cita. Sedangkan
kuesioner dengan pertanyaan terbuka berisi beberapa pertanyaan mengenai
kelebihan yang dimiliki siswa, pengalaman kurang menyenangkan yang
dialami siswa di sekolah dan di rumah, serta masalah yang sedang dihadapi
dan ingin orang lain membantu permasalahan siswa tersebut.
Pada lembar kuesioner dengan pernyataan tertutup didasarkan pada
indikator-indikator permasalahan motorik siswa sekolah dasar.
Pengembangan instrument didasarkan pada aspek aspek yang menyangkut
kesulitan belajar dalam mempelajari tugas-tugas perkembangan dan kesulitan
belajar yaitu kesulitan dalam pemusatan perhatian, kesulitan dalam
mengingat, kesulitan dalam proses berpikir, kesulitan dalam perkembangan
bahasa dan kesulitan dalam persepsi dan perseptual motor (Jamaris, 2013:33).
Peneliti menyusun beberapa soal dengan indikator sesuai dengan aspek
motorik yang akan diteliti. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner menurut
Rahyubi (2011:214) yang digunakan oleh peneliti:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrument Penelitian (Pernyataan Tertutup)
No Indikator Deskripsi No.
Item
1 Kemampuan Fisik Aku kesulitan membedakan bunyi keras,
bunyi sedang dan bunyi lemah.
1
Aku kesulitan membedakan antara
permukaan kasar dan halus.
3
Aku kesulitan mengontrol gerakanku
sehingga sering menabrak sesuatu ketika
bergerak.
5
Aku kesulitan membedakan arah kanan
dan kiri.
9
Aku kesulitan melakukan gerakan seperti
melompat, melempar-menangkap bola,
dan naik turun tangga.
10
Aku kesulitan bergerak dengan cepat. 12
2 Kemampuan Mental Aku kesulitan dalam menjelaskan bentuk
dari suatu benda.
2
Teman atau guru tidak bisa membaca
tulisanku.
4
Aku kesulitan mengurutkan benda,
misalnya : mengurutkan benda dari
ukuran besar ke ukuran kecil atau
sebaliknya.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Aku mudah lupa mengingat urutan suatu
benda.
8
Aku kesulitan melakukan kegiatan seperti
menggunting, menjahir, melipat kertas,
menjiplak bentuk dan menulis dengan
lancar.
11
3 Kemampuan
Emosional
Aku kesulitan merangkai kata-kata ketika
berbicara dengan orang lain.
6
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian (Pertanyaan Terbuka)
No Deskripsi Pertanyaan No. Item
1 Apa saja kelebihan yang kamu miliki? 1
2 Apakah kamu pernah memiliki pengalaman yang kurang
menyenangkan? Coba tuliskan pengalaman tersebut!
2
3 Apakah kamu sedang memiliki permasalahan dan ingin
dibantu menyelesaikan?
3
Setelah peneliti membuat instrumen penelitian, peneliti melakukan
validasi sebelum kuesioner disebarkan. Validasi dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui kelayakan instrument penelitian. Penilaian validasi
instrument terdiri dari 5 aspek diantaranya pertanyaan mencakup seluruh
aspek asesmen kesulitan belajar siswa sekolah dasar, pertanyaan sesuai
dengan aspek yang diungkap, pertanyaan ditulis menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, pertanyaan mudah dipahami dan tampilan
kuesioner yang menarik. Validator dalam instrument penelitian ini terdiri dari
dua dosen program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma dan Kepala Sekolah SD Suka Cita.
Setelah kisi-kisi instrumen penelitian disusun, langkah yang dilakukan
peneliti adalah menyusun kuesioner menjadi 3 versi jawaban, yang terdiri
dari:
1. Versi pertama dengan 2 pilihan jawaban : Selalu dan Tidak Pernah
2. Versi kedua dengan 3 pilihan jawaban : Selalu, Kadang-kadang dan Tidak
Pernah
3. Versi ketiga dengan 5 pilihan jawaban : Sering, Kadang-Kadang, Pernah,
Tidak Pernah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tujuan dari penyusunan tiga versi pilihan jawaban tersebut agar
mengetahui versi pilihan jawaban mana yang lebih mudah dan lebih efektif
diisi oleh siswa. Maka dari itu, selesai menyusun kuesioner dengan 3 versi
pilihan jawaban, peneliti melakukan uji coba kuesioner yang dilakukan pada
tanggal 10 November 2018 di SD Kanisius Notoyudan. Subjek yang diambil
untuk uji coba kuesioner adalah siswa-siswi kelas III dan IV yang berjumlah
10 anak.
Setelah melaksanakan uji coba kuesioner, peneliti mengkoreksi hasil dari
uji coba kuesioner tersebut dan mendapatkan hasil sebagai berikut:
1. Sebanyak 2 siswa (40%) memilih kuesioner dengan 2 versi jawaban
dengan alasan lebih mudah untuk memilih salah satu jawaban.
2. Sebanyak 7 siswa (70%) memilih kuesioner dengan 3 versi jawaban
karena terdapat beberapa pernyataan dalam kuesioner yang pernah dialami
siswa namun dengan frekuensi yang tidak sering.
3. Sebanyak 1 siswa (10%) memilih kuesioner dengan 5 pilihan jawaban
karena menurut siswa tersebut lebih rinci dan mendetail.
Berdasarkan hasil uji coba kuesioner, dapat diketahui bahwa kuesioner
dengan versi 3 pilihan jawaban yang lebih banyak dipilih. Oleh karen itu,
peneliti memutuskan untuk menggunakan kuesioner dengan versi 3 pilihan
jawaban sebagai instrumen dalam penelitian.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian,
yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam
penelitian kuantitatif kualitas instrument penelitian berkenaan dengan
validitas dan reliabilitas menjadi hal yang penting. Setelah instrument
penelitian selesai di susun, langkah selanjutnya adalah menguji instrument
tersebut. Teknik pengujian instrument meliputi 2 hal, yaitu validasi isi dan
validasi konstruk yang mana kedua validasi tersebut termasuk dalam
instrument nontes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Uji validitas instrument dijadikan sebagai suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrument. Suatu instrument yang valid
mempunyai kualitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Dalam penelitian, uji validasi terdiri dari validasi
isi.
Validitas isi adalah instrument yang berbentuk tes untuk mengukur hasil
belajar dalam aspek kecakapan akademik (Widoyoko, 2009:129). Validitas isi
memuat tesyang menguji isi yang relevan dengan tujuan yang akan diukur.
Mengukur kelayakan validitas isi tidak mudah dilakukan karena tidak adanya
standar yang jelas. Maka dari itu untuk mengukur validitas isi biasanya
dilakukan secara judgement menggunakan evaluasi dari panel atau orang lain
yang ahli pada konsep yang diukur (Jogiyanto, 2008:56). Dalam hal ini,
peneliti memilik melakukan validasi dengan Kepala Sekolah di SD Suka Cita
dan Dosen Pembimbing penelitian di Universitas Sanata Dharma.
Peneliti dalam uji validasi memberikan rentan skor dari komentar yang
diberikan pada ahli dalam bentuk data interval. Skala penilaian lembar
kuesioner meliputi: (SS) Sangat Setuju (5), (S) Setuju (4), (N) Netral (3), (TS)
Tidak Setuju (2) dan (STS) Sangat Tidak Setuju (1). Skor tersebut kemudian
dikonversikan menggunakan tabel berdasarkan skala Likert. Menurut
Sugiyono (2017:93) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Tabel 3.3
Tabel Skala Likert
Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Netral
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3.4
Kriteria Kelayakan Kuesioner
Rerata Skor Klasifikasi
>4,2 Sangat Layak
>3,4 – 4,2 Layak
>2,6 – 3,4 Cukup Layak
>1,8 – 2,6 Kurang Layak
≤1,8 Tidak Layak
Validator pertama merupakan seorang Dosen Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing
dalam penelitian ini. Hasil dari validasi dari validator pertama adalah terkait
penggunaan bahasa dan pemilihan kata yang lebih tepat agar di pahami oleh
siswa. Hasil rata-rata penilaian yang diberikan validator pertama diberikan
nilai 4,6, dimana nilai tersebut termasuk dalam rentang >4,2 yang mana
kuesioner tersebut sangat layak untuk digunakan oleh peneliti.
Validator kedua yaitu Kepala Sekolah SD Suka Cita. Hasil dari validasi
adalah perlu adanya perbaikan pada bagian tampilan booklet kuesioner
dengan memberikan hiasan-hiasan atau gambar agar lebih menarik perhatian
siswa. Selain itu, validator kedua juga menyarankan agar ukuran huruf jangan
terlalu kecil dan bisa lebih diperbesar. Hasil rata-rata penilaian yang diberikan
validator kedua dengan nilai 4. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian berupa kuesioner yang
peneliti susun, sudah layak digunakan dengan melakukan revisi sesuai dengan
saran validator.
H. Teknik Analisis Data
Setelah data hasil penelitian dikumpulkan oleh peneliti, langah
selanjutnya adalah menganalisis data yang telah diperoleh. Analisis data
merupakan proses mencari data dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan
cara mengorganisirkan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam sintesa, menyusun dalam pola,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
memilih mana penting dan mana akan dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,
2012:333). Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan
statistik. Terdapat dua macam statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistic
inferensial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif non
eksperimental dengan metode survei dengan teknik analisis data statistic
deskriptif. Menurut Sugiyono (2015:207) statistik deskriptif merupakan
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.
Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka
sejumlah 3 pertanyaan dan pernyataan tertutup sejumlah 12 pernyataan
mengenai permasalahan dalam aspek motorik yang dialami siswa kelas III
dan IV di SD Suka Cita. Pernyataan terbuka pada kuesioner yang terdiri dari:
apa saja kelebihan yang dimiliki para siswa, masalah ataupun hal-hal yang
ingin disampaikan siswa, dijadikan sebagai data tambahan (sebagai data
kualitatif). Data yang didapatkan lalu dianalisis oleh peneliti dan diubah
menjadi data kuantitatif deskriptif. Analisis yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Kategorisasi Data Kuantitatif
Data yang berasal dari pertanyaan tertutup dalam kuesioner
dimasukkan ke dalam program komputer dengan Microsoft Word dan data
kuantitatif dimasukkan ke dalam program komputer Microsoft Excel. Data
kuantitatif dikelompokkan sesuai dengan nomor responden (1-94). Peneliti
menggunakan norma kelompok berupa pembuatan klasifikasi menjadi 3
kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah (Azwar, 2012:49). Data
kuantitatif didapatkan dari kuesioner dengan pernyataan tertutup
berjumlah 12 item dengan 3 alternatif jawaban yaitu, selalu, kadang-
kadang dan tidak pernah. Setiap pernyataan mendapatkan nilai yang
berbeda. Jika responden memilih jawaban “Selalu” maka skor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
diperoleh adalah 3, jika responden memilih jawaban “Kadang-kadang”
maka skor yang diperoleh adalah 2, dan jika responden memilih jawaban
“Tidak Pernah” maka skor yang diperoleh adalah 1. Selanjutnya peneliti
menganalisis data yang didapatkan dari 94 responden dan mendapatkan
jumlah total skor dari setiap pertanyaan. Lebih lanjut lagi, peneliti
mengelompokkan data kuantitatif tersebut dengan menggunakan 3
klasifikasi yaitu tinggi, sedang dan rendah. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut dan didasarkan pada rumus kategori jenjang (Ordinal) dari
Azwar (2012:149) :
Tabel 3.5
Rumus Kategori Jenjang (Ordinal)
Kategori Kriteria
Tinggi (µ + 1,0 σ) ≤ x
Sedang (µ - 1,0 σ) ≤ x < (µ + 1,0 σ)
Rendah x < (µ - 1,0 σ)
Data yang telah diperoleh, kemudian dimasukkan ke dalam rumus
kategorisasi dan dihitung hasilnya. Langkah-langkah penghitungan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kategori Tinggi
(μ + 1,0σ) ≤ X
(24 + 1,0.4) ≤ X
(28) ≤ X
2. Kategori Sedang
(µ - 1,0 σ) ≤ x < (µ + 1,0 σ)
24 - 1,0.4) ≤ x< (24 + 1,0.4)
20 ≤ x< 28
3. Kategori Rendah
x < (µ - 1,0 σ)
x < (24- 1,0.4)
x < 20
Selanjutnya setelah rumus tersebut dihitung, maka diperoleh kategori-
kategori skor sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 3.6
Kriteria Skor Tingkat Permasalahan Motorik Siswa
KATEGORI KRITERIA
Tinggi 28 ≤ X
Sedang 20 ≤ X < 28
Rendah X < 20
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif dari pertanyaan terbuka akan memunculkan tema-tema
baru. Hayes (dalam Kurniastuti, 2010) menyebutkan beberapa langkah
yang digunakan untuk menganalisis tema-tema yang muncul dari data
kualitatis, diantaranya sebagai berikut: (a) menyiapkan data yang akan
dianalisis, (b) mengidentifikasi informasi item yang spesifik yang nampak
relevan dengan topik yang sedang diteliti, (c) memilah-milahkan data
berdasarkan tema yang muncul, (d) memeriksa tema-tema yang muncul
dan membuat formula definisi, (e) member perhatian pada masing-masing
tema secara terpisah dan dengan hati-hati meninjau kembali masing-
masing transkrif dengan material yang relevan dengan tema (f)
menggunakan seluruh bahan yang berhubungan dengan masing-masing
tema untuk membuat konstruk yang hasil akhirnya nanti berisi nama
kategori dan definisi dengan data yang mendukung, (g) memilih data yang
relevan untuk dijadikan ilustrasi dalam mendeskripsikan masing-masing
tema.
Data penelitian yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan
langkah sebagai berikut:
1. Memasukkan Data Kualitatif
Data kualitatif dari pertanyaan terbuka diketik ulang oleh peneliti
beserta dengan jawaban responden dalam bentuk dokumen
menggunakan program Microsoft Word.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Kategorisasi Data Kualitatif
Data kualitatif yang sudah diketik ulang sebelumnya, lalu dicetak
dan dipotong-potong per responden. Selanjutnya, hasil potongan
tersebut dikelompokkan atau dimasukkan dalam kategori sesuai dengan
tema yang muncul pada jawaban tersebut. Tema yang sudah ada lalu
dituliskan pada kertas manila. Setelah itu, potongan jawaban tersebut
ditempel per-tema dan diurutkan dari nomor respon terkecil.
3. Analisis Deskriptif Data Kualitatif
Jawaban yang sudah dikategorikan kemudian dimasukkan ke
program Microsoft Excel untuk diberi kode lebih lanjut. Berdasar
kategori tersebut, selanjutnya dibuat kategori superordinat. Kategori
superordinat dan kategori yang kecil diberi nomor dengan format
ascending atau dari besar ke kecil. Dari master list terakhir, pengode
kembali ke data survei asli dan berdasarkan respon yang diberikan,
dipilih masing-masing respon yang sesuai dengan kategorinya (dari
format Microsoft Word ke format Microsoft Excel). Respon yang tidak
masuk dalam kategori manapun dimasukkan dalam kategori “lainnya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode
survei. Data yang dihasilkan berupa data kuantitatif yang diperoleh dari
pernyataan tertutup dan data kualitatif didapatkan dari pertanyaan terbuka dan
akan dianalisis secara kuantitatif seperti pada metode survei. Penelitian
dilakukan bersama dengan anggota kelompok studi penelitian yang berjumlah
6 mahasiswa dengan aspek permasalahan siswa sekolah dasar yang berbeda.
Peneliti memilih aspek permasalahan motorik sehingga judul yang dihasilkan
adalah “Survei Permasalahan Motorik Siswa Kelas III dan Kelas IV SD Suka
Cita”.
Instrumen penelitian yang digunakan peneliti sebelumnya telah melalui
tahap validasi yang meliputi validasi isi. Instrumen divalidasi oleh seorang
dosen program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata
Dharma dan seorang kepala sekolah SD Suka Cita. Setelah menerima hasil
dari validasi dan kuesioner dinyatakan layak untuk dibagikan kepada siswa,
peneliti selanjutnya meminta surat izin di Sekretariat PGSD untuk melakukan
uji coba kuesioner. Tujuan peneliti melakukan uji coba kuesioner adalah
untuk menentukan variasi pilihan jawaban mana yang mudah dipahami oleh
siswa. Uji coba kuesioner tersebut dilaksanakan di SD Kanisius Notoyudan,
dengan subjek yang dipilih yaitu siswa kelas III dan kelas IV sebanyak
sepuluh siswa.
Setelah hasil uji coba dianalisis, dapat diketahui bahwa kuesioner dengan
versi 3 pilihan jawaban merupakan versi yang paling banyak dipilih siswa.
Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menggunakan kuesioner versi 3
pilihan jawaban sebagai instrumen dalam penelitian. Selanjutnya, peneliti
meminta surat pengantar di sekretariat PGSD yang ditujukan kepada kepala
sekolah SD Suka Cita untuk meminta izin melakukan penelitian. Setelah
menerima persetujuan dari kepala sekolah, pada tanggal 10 Desember 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
peneliti melakukan penelitian di SD Suka Cita dengan membagikan lembar
kuesioner kepada setiap siswa kelas III dan kelas IV.
B. Dekripsi Data Kuantitatif
1. Tingkat Permasalahan Motorik Siswa Kelas III dan Kelas IV SD Suka
Cita
Tingkat permasalahan motorik pada siswa kelas III dan IV di SD Suka
Cita dihitung berdasarkan distribusi normal yang diperoleh dari mean dan
standar deviasi teoritik. Hasil dari perhitungan kemudian dikelompokkan
menjadi 3 kategori, yaitu, tinggi, sedang dan rendah. Kategori tinggi
berada pada rentang 26-36, kategori sedang berada pada rentang 20-27 dan
kategori rendah berada pada rentang 12-19.
Tabel 4.1
Tingkat Permasalahan Motorik
Variabel Kategori Kriteria Frekuensi Persentase
Permasalahan Motorik
Siswa Kelas III dan IV
di SD Suka Cita
Tinggi 28 ≤ X 1 1%
Sedang 20 ≤ X < 28 26 28%
Rendah X < 20 67 71%
Total 94 100%
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa tingkat permasalahan
motorik siswa kelas III dan IV SD Suka Cita cenderung berada pada
kategori “rendah”. Pernyataan tersebut didasarkan pada persentase
kategori “rendah” yang lebih besar dibandingkan dengan persentase
kategori “sedang” maupun “tinggi”. Kategori rendah memiliki persentase
sebesar 71%, kategori sedang dengan persentase sebesar 28% dan kategori
tinggi dengan persentase sebesar 1%. Presentasi tingkat permasalahan
motorik siswa kelas III dan IV di SD Suka Cita dapat dilihat pada diagram
dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4.1
Pie Chart Tingkat Permasalahan Motorik Siswa
2. Bentuk Permasalahan Motorik Siswa Kelas III dan Kelas IV SD Suka
Cita
Setelah mengetahui tingkat permasalahan motorik siswa, peneliti juga
ingin mengetahui apa saja bentuk permasalahan motorik pada siswa kelas
III dan IV di SD Suka Cita. Peneliti menyebarkan kuesioner yang
berisikan 12 pernyataan tertutup mengenai permasalahan motorik yang
mereka alami. Pada bagian ini, peneliti berfokus pada 5 pernyataan yang
paling banyak dialami atau dijawab oleh siswa, agar peneliti dapat
menguraikan pembahasan serta menentukan permasalahan apa saja yang
harus lebih dulu diatasi. Peneliti menghitung frekuensi dan persentase
setiap jawaban yang terdapat pada kuesioner dengan pertanyaan tertutup.
Peneliti menggunakan aplikasi SPSS versi 20 untuk memudahkan dalam
menganalisis data. Tabel di bawah ini merupakan hasil dari oalh data yang
telah dilakukan :
1%
28%
71%
Tinggi
Sedang
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.2
Analisis Butir Kuesioner Pernyataan Tertutup
No
Pernyataan Kuesioner
Jawaban
Total Tidak
Pernah
Kadang-
Kadang
Selalu
N % N % N % N %
1. Aku kesulitan membedakan bunyi
keras, bunyi sedang dan bunyi
lemah.
52 55,3 39 41,5 3 3,2 94 100
2. Aku kesulitan dalam menjelaskan
bentuk dari suatu benda
50 53,2 40 42,6 4 4,3 94 100
3. Aku kesulitan membedakan
antara permukaan kasar dan halus.
72 76,6 19 20,2 9 9,2 94 100
4. Teman atau guru tidak bisa
membaca tulisanku.
49 51,1 40 42,6 5 5,3 94 100
5. Aku kesulitan mengontrol
gerakanku sehingga menabrak
sesuatu ketika bergerak.
48 51,1 40 42,6 6 6,4 94 100
6. Aku kesulitan merangkai kata-
kata ketika berbicara dengan
orang lain.
51 54,3 38 40,4 5 5,3 94 100
7. Aku kesulitan mengurutkan
benda, misalnya: mengurutkan
benda dari ukuran besar ke ukuran
yang kecil atau sebaliknya.
72 76,6 19 20,2 3 3,2 94 100
8. Aku mudah lupa mengingat
urutan suatu benda
47 50,0 40 42,6 7 7,4 94 100
9. Aku kesulitan membedakan arah
kanan dan kiri
67 71,3 24 25,5 3 3,2 94 100
10. Aku kesulitan melakukan gerakan
seperti melompat, melempar-
menangkap bola, dan naik-turun
tangga.
64 68,1 28 29,8 2 2,1 94 100
11 Aku kesulitan melakukan
kegiatan seperti menggunting,
menjahit, melipat kertas,
menjiplak bentuk, dan menulis
dengan lancar.
49 52,1 37 39,4 8 8,5 94 100
12 Aku kesulitan bergerak dengan
cepat.
62 66,0 30 31,9 2 2,1 94 100
Pada tabel 4.2, terdapat lima bentuk permasalahan motorik yang
paling banyak dialami siswa, antara lain, (1) kesulitan membedakan antara
permukaan kasar dan halus yang dialami oleh 9 siswa, (2) kesulitan
melakukan kegiatan seperti menggunting menjahit, melipat kertas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
menjiplak bentuk dan menulis dengan lancar yang dialami oleh 8 siswa,
(3) Mudah lupa dalam mengingat urutan suatu benda yang dialami oleh 7
siswa, (4) Kesulitan mengontrol gerakan sehingga menabrak sesuatu
ketika bergerak yang dialami oleh 6 siswa, (5) Kesulitan merangkai kata-
kata ketika berbicara dengan orang lain yang dialami oleh 5 siswa.
C. Deskripsi Data Kualitatif
1. Permasalahan Motorik yang Sedang Dihadapi oleh Siswa
Berdasarkan hasil analisis data, terdapat siswa yang saat ini tidak
sedang mengalami suatu permasalahan dengan persentase sebesar 29,8%.
Selain itu terdapat siswa yang sedang mengalamipermasalahan namun
tidak teridentifikasi bentuk permasalahannya dengan persentase sebesar
9,6%. Terdapat pula siswa yang memberikan jawaban tidak relevan
dengan pertanyaan yang diberikan dengan persentase sebesar 6,4%.
Selanjutnya, terdapat siswa yang sedang mengalami permasalahan
motorik dengan persentase sebesar 5,3%. Berdasarkan tabel kategorisasi
permasalahan motorik yang sedang dialami siswa termasuk dalam kategori
akademik dan non-akademik yang merujuk pada masalah di sekolah.
Bentuk permasalahan yang berkaitan dengan akademik yaitu kesusahan
menghafalkan suatu benda. Pernyataan tersebut digambarkan oleh
beberapa respon dibawah ini:
“Aku kesusahan menghafalkan suatu benda” (R-36)
Selanjutnya bentuk permasalahan yang berkaitan dengan non-
akademik yaitu ingin menggambar, tidak bisa melakukan sesuatu hal, tidak
bisa menggambar dan kesulitan berenang. Pernyataan tersebut dituliskan
oleh responden seperti dibawah ini:
“Ingin menggambar” (R-16)
“Aku kesulitan berenang” (R-23)
“Aku tidak bisa menggambar” (R-38)
“Aku tidak bisa membuat sesuatu” (R-61)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Meskipun dalam penelitian ini lebih difokuskan pada permasalahan
motorik siswa, namun beberapa siswa melaporkan adanya permasalahan
selain permasalahan motorik yang saat ini sedang dialami. Permasalahan
tersebut adalah masalah akademik dengan persentase sebesar 23,4%.
Permasalahan yang dialami oleh siswa diantaranya kesulitan dalam
memahami materi, kesulitan dalam mengerjakan soal serta perestasi
belajar yang rendah. Pernyataan tersebut dituliskan oleh responden seperti
di bawah ini:
“Sulit memahami pelajaran IPA” (R-21)
“Kesulitan dalam matematika” (R-35)
“Mendapat nilai jelek” (R-50)
Permasalahan yang sedang dihadapi siswa selanjutnya adalah
permasalahan siswa dengan teman di sekolah dengan prosentase sebesar
13,8%.. Bentuk permasalahannya antara lain bertengkar dengan teman,
teman berlaku curang dan tidak adil, maupun mendapatkan perlakuan
kasar baik dalam bentuk fisik ataupun verbal dari teman. Pernyataan
tersebut dituliskan oleh responden seperti di bawah ini:
“Teman mengganggu aku mengerjakan tugas” (R-9)
“Saat ulangan teman mengambil lembar jawabku lalu
menyalinnya” (R-12)
“Ada temanku selalu mengejekku lalu aku kadang-kadang
ditendang kakinya” (R-68)
Permasalahan yang sedang dihadapi siswa selanjutnya berkaitan
dengan suasana yang tercipta di rumah sebesar 10,6%. Bukan hanya di
sekolah, permasalahan siswa juga dapat berasal dari lingkungan rumahnya.
Banyak siswa yang mengeluhkan tentang perlakuan anggota keluarga
mereka terhadap siswa.Gambaran mengenai permasalahan yang terjadi di
rumah tersebut diungkapan siswa dengan memberikan beberapa respon di
bawah ini:
“Selalu dirusuhi kakak saat belajar atau bermain dengan tetangga
atau saudara” (R-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
“Aku sulit belajar karena adiku menonton televisi terlalu
keras” (R-3)
“Dimarahi orangtua tiba-tiba” (R-15)
Selain permasalahan akademik, permasalahan diluar akademik juga
dialami oleh siswa dengan porsentase sebesar 6,4%. Bentuk permasalahan
tersebut diantaranya kesulitan saat belajar beberapa cabang olah raga,
menggambar, dan memasang hiasan di kelas. Hasil kategorisasi mengenai
permasalahan yang sedang dihadapi siswa dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.3
Kategorisasi Permasalahan yang Sedang Dihadapi oleh Siswa
No Permasalahan yang sedang
dihadapi
Frekuensi Persentase
1. Tidak memiliki permasalahan
yang sedang dihadapi.
28 29,8%
2. Sedang menghadapi
permasalahan namun tidak
menyebutkan bentuk
permasalahan.
9 9,6%
3. Masalah di sekolah 28 29,8%
Masalah akademik 22 23,4%
Masalah non-akademik 6 6,4%
4. Masalah dengan teman sebaya 13 13,8%
Bullying verbal 8 8,5%
Bullying fisik 3 3,2%
Bullying relasional 2 2,1%
5. Masalah di rumah 10 10,6%
Konflik orang tua-anak 7 7,4%
Konflik sibling 3 3,2%
6 Others (lainnya) 6 6,4%
Total 94 100%
2. Pengalaman Kurang Menyenangkan yang Pernah Dialami Siswa
Setiap manusia pasti pernah mendapatkan banyak pengalaman dalam
hidupnya, baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman
yang kurang menyenangkan. Dalam penelitian ini, pengalaman siswa yang
ingin diungkap lebih dalam adalah pengalaman kurang menyenangkan.
Berdasarkan analisis data, terdapat siswa yang belum pernah atau tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
memiliki pengalaman kurang menyenangkan dengan persentase sebesar
28,8%. Selain itu terdapat pula siswa yang pernah memiliki pengalaman
kurang menyenangkan, namun tidak teridentifikasi bentuknya dengan
persentase sebesar 13,8%.
Selanjutnya terdapat siswa yang mengalami pengalaman kurang
menyenangkan yang berkaitan dengan permasalahan motorik yang mana
permasalahan tersebut merujuk pada kategorisasi permasalahan atau
pengalaman pribadi siswa dan masalah akademik. Bentuk pengalaman
kurang menyenangkan yang berkaitan dengan akademik adalah tidak
lancar membaca. Pernyataan tersebut digambarkan oleh respon di bawah
ini :
“Aku membaca tapi tidak lancar” (R-14)
Sedangkan bentuk pengalaman kurang menyenangkan yang berkaitan
dengan pengalaman pribadi siswa adalah terpleset dari tangga, jatuh dari
sepeda. Pernyataan tersebut digambarkan oleh respon di bawah ini :
“Terjatuh dari sepeda” (R-3)
“Kepleset jatuh dari tangga” (R-6)
“Jatuh dari tangga” (R-8)
Berdasarkan kategorisasi yang sudah dibuat, dapat diketahui bahwa
pengalaman kurang menyenangkan di sekolah merupakan bentuk
permasalahan yang paling banyak di alami siswa dan berkaitan dengan
teman di sekolah dengan persentase sebanyak 25,5%. Pernyataan tersebut
digambarkan melalui beberapa respon dibawah ini:
“Diejek teman jika guru memanggil namaku”
“Pernah dipukul teman”
“Ingin berbicara tapi tidak di dengarkan teman”
Pengalaman kurang menyenangkan yang juga dialami oleh siswa
disekolah, kali ini berkaitan dengan masalah akademik dan perilaku tidak
baik siswa di sekolah dengan persentase sebanyak 8,5%. Pernyataan
tersebut digambarkan melalui beberapa respon siswa dibawah ini:
“Membaca tapi tidak lancar” (R-14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
“Saya punya pengalaman tidak menyenangkan yaitu nilaiku
turun” (R-34)
“Pernah selalu berisik lalu dimarahi guru” (R-85)
Pengalaman kurang menyenangkan yang dialami oleh siswa berkaitan
dengan masalah siswa di rumah. Masalah ini dialami oleh siswa dengan
anggota keluarga, seperti orangtua, kakak atau adik dan menunjukkan
persentase sebanyak 16%. Pernyataan tersebut digambarkan dengan
beberapa respon dibawah ini:
“Di rumah dinakali adik” (R-15)
“Di marahi orangtua” (R-17)
“Di rumah berantem dengan kakak” (R-75)
Pengalaman kurang menyenangkan yang dialami siswa selanjutnya
adalah tertimpa musibah dan termasuk dalam masalah pribadi. Musibah
yang dialami tersebut memberikan dampak berupa sakit secara fisik
maupun traumatis (mental) bagi siswa. Hal tersebut tersirat dari beberapa
respon siswa di bawah ini:
“Rumah banjir” (R-22)
Pada bagian ini peneliti hanya memfokuskan pada empat kategori di
atas, kategori lainnya tidak dimasukkan ke dalam pembahasan dikarenakan
respon yang diberikan tidak relevan terhadap pertanyaan yang diberikan.
Hasil kategorisasi mengenai permasalahan yang sedang dihadapi siswa
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4
Kategorisasi Pengalaman Kurang Menyenangkan yang Pernah Dialami
Siswa
No Pengalaman Kurang
Menyenangkan
Frekuensi Persentase
1. Tidak memiliki pengalaman kurang
menyenangkan.
27 28,8%
2. Memiliki pengalaman kurang
menyenangkan tanpa menyebutkan
bentuk pengalaman.
13 13.8%
3. Masalah dengan teman sebaya 24 25,5%
Bullying verbal 11 11,6%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Bullying fisik 8 8,5%
Bullying relasional 5 5,4%
4. Masalah di rumah 15 16%
Konflik orang tua – anak 9 9,6%
Konflik sibling 6 6,4%
5. Masalah di sekolah 8 8,5%
Masalah akademik 5 5,3%
Berperilaku tidak baik 3 3,2%
6 Masalah pribadi 7 7,4%
Total 94 100%
3. Kelebihan yang Dimiliki oleh Siswa
Disamping permasalahan yang dimiliki oleh para siswa, mereka juga
memiliki kelebihan masing-masing. Berdasarkan kategorisasi terhadap
respon yang muncul, dapat diketahui bahwa terdapat kategori kelebihan
yang dimiliki oleh siswa kelas III dan IV di SD Suka Cita. Ketujuh
kategori tersebut adalah kelebihan pada bidang gerak badani, bidang
musikal, bidang ruang-visual, bidang linguistik, bidang intrapersonal,
bidang interpersonal dan bidang matematis logis.
Kelebihan yang paling banyak dimiliki oleh siswa adalah kebelihan
pada bidang gerak badani dengan persentase sebesar 37,1%. Kelebihan
gerak badani meliputi beberapa bidang, yaitu bidang olahraga, bidang seni
tari dan memasak. Pada bidang olah raga dibedakan lagi menjadi enam
bidang kelebihan, diantaranya: bermain bola, berenang, lari, badminton,
bela diri, dan bermain sepeda. Bidang seni tari dibedakan lagi menjadi 3
bidang kelebihan, yaitu, kelebihan dalam dance atau tari modern, menari
dan balet. Sedangkan pada bidang memasak, siswa memiliki kelebihan
pandai memasak.
Selain kelebihan gerak badani, terdapat pula siswa yang memiliki
kelebihan pada bidang musikal 22,3%. Sebagian besar dari siswa tersebut
memiliki kelebihan dalam memainkan alat musik, diantaranya alat musik
biola, gitar, orgen, drum dan piano. Selain bermain alat musik, ada pula
siswa yang memiliki kelebihan dalam bernyanyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Selanjutnya, terdapat 12 siswa atau 12,8% yang memiliki kelebihan
dalam bidang ruang visual yang mencakup bidang seni visual yang terdiri
dari menggambar dan melukis.
Sebanyak 6 siswa (6,4%) memiliki kelebihan pada bidang linguistik.
Kelebihan yang disebutkan oleh siswa diantaranya adalah menyukai
pelajaran bahasa inggris, suka menulis dan membaca serta bermain game.
Selain itu, 4 siswa (4,3%) siswa memiliki kelebihan intrapersonal.
Kelebihan yang termasuk dalam bidang tersebut adalah mengerjakan tugas
tepat waktu dan giat dalam belajar. Setelah kelebihan intrapersonal, 3
orang siswa (3,2%) memiliki kelebihan interpersonal. Kelebihan tersebut
adalah pandai menjalin relasi dengan teman sebaya dan pandai dalam
berbicara. Yang terakhir adalah kelebihan matematis-logis dengan jumlah
sebanyak 3 siswa (3,2%). Kelebihan tersebut diantaranya pandai dalam
pelajaran matematika dan pandai berhitung. Secara lebih rinci, kategorisasi
kelebihan yang dimiliki oleh siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Tabel Kelebihan yang Dimiliki Siswa
No Kelebihan/Kecerdasan Frekuensi Persentase
1 Kecerdasan Gerak Badani 35 37,1%
Bidang Olahraga Bermain bola 17 18,1%
Berenang 5 5,3%
Lari 4 4,3%
Badminton 2 2,1%
Bela diri 1 1,1%
Bermain sepeda 1 1,1%
Bidang seni tari Dance (Tari Modern) 2 2,1%
Menari 1 1,1%
Balet 1 1,1%
Memasak Pandai memasak 1 1,1%
2 Kecerdasan Musikal 21 22,3%
Bermain alat musik Alat musik biola 6 6,4%
Alat musik gitar 5 5,3%
Alat musik orgen 2 2,1%
Alat musik drum 1 1,1%
Alat musik piano 1 1,1%
Menyanyi Gemar menyanyi 6 6,4%
3 Kecerdasan Ruang Visual 12 12,8%
Seni visual Menggambar 9 9,6%
Melukis 3 3,2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
4 Kecerdasan Linguistik 6 6,4%
Menyukai mata pelajaran bahasa Inggris 2 2,1%
Menulis 2 2,1%
Membaca 1 1,1%
Bermain game 1 1,1%
5 Kecerdasan Intrapersonal 4 4,3%
Mengerjakan tugas tepat waktu 1 1,1%
Giat belajar 3 3,2%
6 Kelebihan Fisik 4 4,3%
Memiliki postur tubuh tinggi 1 1,1%
Memiliki tubuh yang lengkap dan sehat 1 1,1%
Memiliki postur tubuh yang besar 1 1,1%
Bisa menulis dengan tangan kiri (kidal) 1 1,1%
7 Intelegensi Interpersonal 3 3,2%
Pandai menjalin relasi dengan teman sebaya 2 2,1%
Pandai berbicara 1 1,1%
8 Intelegensi Matematis-Logis 3 3,2%
Pandai dalam pelajaran matematika 2 2,1%
Pandai berhitung 1 1,1%
9 Others (Lain-lain) 6 6,4%
Total 94 100%
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Tingkat Permasalahan Motorik Siswa kelas III dan IV di SD Suka
Cita
Dari deskripsi hasil penelitian pernyataan tertutup menunjukkan
bahwa tingkat permasalahan motorik yang dialami oleh siswa kelas III dan
IV di SD Suka Citacenderung berada pada tingkat atau kategori yang
rendah. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh dimana sebanyak 67
siswa dengan persentase 71% memiliki permasalahan motorik dengan
kategori rendah, 26 siswa dengan persentase sebesar 28% memiliki tingkat
permasalahan motorik dengan kategori sedang, dan terdapat 1 siswa
dengan persentase 1% memiliki permasalahan motorik yang tinggi.
Selanjutnya, peneliti menganalisis bentuk permasalahan motorik yang
dialami siswa berdasarkan pertanyaan tertutup pada kuesioner. Setelah
melakukan analisis data berupa menghitung frekuensi dan persentase,
peneliti memperoleh lima bentuk permasalahan motorik yang paling
banyak dialami oleh siswa. Lima bentuk permasalahan tersebut adalah: (1)
Kesulitan membedakan antara permukaan kasar dan halus, (2) Kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
melakukan kegiatan seperti menggunting menjahit, melipat kertas,
menjiplak bentuk dan menulis dengan lancar, (3) Mudah lupa urutan suatu
benda, (4) Kesulitan mengontrol gerakan sehingga menabrak sesuatu
ketika bergerak, (5) Kesulitan merangkai kata-kata ketika berbicara
dengan orang lain.
Bentuk permasalahan motorik yang pertama adalah kesulitan
membedakan antara permukaan kasar dan halus. Permasalahan ini
berhubungan dengan indera peraba manusia. Tekstur atau permukaan
suatu benda dapat diketahui melalui perabaan telapak tangan maupun
telapak kaki. Dapat juga dilakukan dengan koordinasi antara keduanya.
Dalam hal ini tekstur dapat berupa kondisi permukaan benda maupun
kondisi permukaan suatu tempat misalnya kasar, halus, lembut, keras,
basah, kering, dan sebagainya. Permasalahan siswa dapat ditangani dengan
berbagai macam cara, salah satu cara adalah dengan metode Montessori,
misalnya mengajak anak untuk berjalan diatas permukaan dengan berbagai
tekstur, seperti berjalan diatas wadah berisi tepung, wadah berisi kacang-
kacangan dan sebagainya. Sebenarnya cara ini dapat digunakan sejak anak
berusia 1 tahun.
Bentuk permasalahan motorik yang kedua adalah kesulitan melakukan
kegiatan menggunting, menjahit, melipat kertas, menjiplak bentuk dan
menulis dengan lancar. Saputra dan Rudyanto (2005:118) menyatakan
bahwa kegiatan seperti menggunting, menjahit, melipat kertas, menulis
dan menjiplak bentuk termasuk dalam salah satu keterampilan motorik
halus (Fine Motor Skill). Berdasarkan tabel perkembangan motorik,
pencapaian keterampilan motorik ini sudah dimulai sejak anak berumur 4-
6 tahun. Namun berdasarkan kuesioner yang telah dianalisa, terdapat siswa
yang memiliki permasalahan motorik ini. Peran guru dalam menangani
permasalahan siswa antara lain melakukan aktivitas yang dapat
mengembangkan keterampilan motorik siswa antara lain meremas (kertas,
bermain playdough), menjumput benda kecil dengan jari-jari, menyisir
rambut, mencuci piring, yang mana kegiatan tersebut berhubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kegiatan sehari-hari yang sering ditemui siswa di rumah maupun di
sekolah. Kegiatan ini sebenarnya sudah tampak pada anak sejak anak
berusia 12 bulan hingga 4 tahun.
Bentuk permasalahan motorik yang ketiga adalah mudah lupa dengan
urutan suatu benda. Permasalahan ini berkaitan dengan daya ingat siswa
yang mana adalah salah satu kemampuan dasar kognitif anak. Rostikawati
(dalam Safitri, 2014) menyatakan bahwa daya ingat adalah kemampuan
mengingat kembali pengalaman yang telah lampau. Kemampuan
mengingat secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf
yang berada di pusat susunan syaraf, perkembangan anak nampak pada
kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi
yang sampai padanya. Salah satu cara dalam meningkatkan daya ingat
anak adalah dengan bermain. Salah satu permainan yang dapat dilakukan
adalah bermain puzzle. Menurut Melly (2010:20) puzzle bermanfaat untuk
meningkatkan keterampilan motorik halus yang berkaitan dengan
kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya, khusunya tangan dan
jari-jari. Manfaat yang berikutnya adalah meningkatkan keterampilan
kognitif yang berkaitan dengan kemampuan belajar dan memecahkan
masalah. Selanjutnya, bermain puzzle juga bermanfaat untuk
meningkatkan keterampilan sosial yang berkaitan dengan kemampuan
berinteraksi dengan orang lain. Selain manfaat tersebut, puzzle juga dapat
membantu anak dalam meningat karena media dari puzzle itu sendiri
bermacam-macam bentuk dan warnanya.
Bentuk permasalahan motorik yang keempat adalah kesulitan
mengontrol gerakansehingga menabrak sesuatu ketika bergerak. Pada tabel
tingkat pencapaian perkembangan motorik, anak diusia 5-6 tahun yang
mana anak diharapkan sudah mampu melakukan gerakan tubuh yang
terkoordinasi sehingga dapat melatih kelenturan, keseimbangan serta
kelincahan. Hal ini serupa dengan pernyataan Lerner dalam Mulyono
(2009:114) yaitu gangguan perkembangan motorik sering diperlihatkan
dalam bentuk adanya gerakan yang melimpah, kurang koordinasi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
aktivitas motorik, kesulitan dalam koordinasi motorik halus, kurang dalam
penghayatan tubuh yang mana hal tersebut dapat mengakibatkan anak
kesulitan dalam mengontrol gerakan sehingga menabrak sesuatu ketika
bergerak. Permasalahan tersebut tentu saja dapat mengganggu siswa dalam
belajar di sekolah karena dianggap menggangu dan bisa berdampak
kepada siswa itu sendiri seperti malu atau tidak percaya diri.
Bentuk permasalahan motorik siswa yang terakhir adalah kesulitan
merangkai kata-kata ketika berbicara dengan orang lain. Permasalahan ini
berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi atau berbicara. Bahasa
menurut Santrock (2007: 353) adalah bentuk komunikasi yang diucapkan,
ditulis, atau dilambangkan berdasarkan sistem simbol. Bahasa digunakan
untuk berkomunikasi. Salah satu aspek pengembangan bahasa anak usia
dini adalah bebicara. Hurlock (1978: 176) mengemukakan bahwa bicara
adalahbentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang
digunakan untuk menyampaikan maksud. Bicara merupakan keterampilan
mental-motorik. Hurlock (1978: 176) menyatakan bahwa berbicara tidak
hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang
berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan
mengkaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan. Yunita (2014) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan
keterampilan berbicara atau berkomunikasi adalah dengan menggunakan
metode bercerita baik dengan alat peraga maupun tidak dengan alat
peraga. Selain itu bercerita juga bermanfaat untuk meningkatkan
keterampilan bicara anak, mengembangkan kemampuan berbahasa anak,
dengan mendengarkan struktur kalimat, meningkatkan minat baca,
mengembangkan keterampilan berpikir, meningkatkan keterampilan
problem solving, merangsang imajinasi dan kreativitas, mengembangkan
emosi, memperkenalkan nilai-nilai moral, memperkenalkan ide-ide baru,
mengalami budaya lain, serta relaksasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2. Permasalahan Motorik yang Sedang Dialami Siswa Kelas III dan IV
di SD Suka Cita
Berdasarkan hasil dari analisis data penelitian, diperoleh hasil
bahwaterdapat siswa yang sedang mengalami permasalahan motorik
dengan persentase sebesar 5,3%. Berdasarkan tabel kategorisasi
permasalahan motorik yang sedang dialami siswa termasuk dalam kategori
akademik dan non-akademik yang merujuk pada masalah di sekolah.
Bentuk dari permasalahan motorik yang sedang dialami oleh siswa adalah
kesulitan menghafalkan suatu benda. ingin menggambar, tidak bisa
melakukan sesuatu hal, tidak bisa menggambar dan kesulitan berenang.
Sebagian dari permasalahan yang sedang dialami oleh siswa berkaitan
dengan motorik halus. Keterampilan motorik halus merupakan
kemampuan anak dalam beraktivitas menggunakan otot-otot halus (kecil)
seperti tangan atau jari-jari. Kegiatan yang banyak menggunakan
keterampilan motorik halus diantaranya menulis, meremas, menggambar
dan lain-lain. Permasalahan motorik halus pada siswa dapat disebabkan
oleh beberapa hal misalnya lambatnya perkembangan, kondisi fisik yang
lemah atau tegang secara emosional sehingga tegang otot terasa tegang dan
kaku. Pada dasarnya keterampilan motorik halus sangat penting karena
berpengaruh pada segi pembelajaran lainnya. Keterampilan motorik halus
penting karena nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis.
Kegiatan akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak,
mewarnai, melipat, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan
pendapat Hurlock bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak,
karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin
baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik
prestasi di sekolah.
Permasalahan motorik lainnya berkaitan dengan motorik kasar.
Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang
menggunakan otot-otot besar, baik sebagian dari tubuh atau dengan
menggunakan seluruh tubuh. Keterampilan motorik kasar dibutuhkan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
anak mampu melakukan berbagai hal seperti duduk, menendang, berlari
dan sebagainya. Permasalahan motorik halus dapat disebaabkan oleh
beberapa hal. Dahlan (2008:6) menyatakan terdapat empat faktor
penyebab lambatnya perkembangan motorik kasar, yaitu pola asuh anak,
kelainan tubuh pada anak, anak kurang bergerak, kematangan otot anak
dan berat tubuh anak. Perkembangan motorik kasar anak usia dini sama
pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain. Apabila anak tidak
mampu melakukan gerakan fisik dengan baik akan menumbuhkan rasa
tidak percaya diri dan konsep diri negatif dalam melakukan gerakan fisik.
Meskipun dalam penelitian ini difokuskan pada permasalahan motorik
siswa, namun beberapa siswa melaporkan bahwa saat ini sedang
mengalami permasalahan di luar permasalahan motorik. Permasalahan
yang paling banyak dihadapi siswa adalah masalah di sekolah dengan
persentase 29,8%. Permasalahan di sekolah dibagi menjadi masalah
akademik dan non akademik dengan persentase 23,4% dan 6,4%.
Permasalahan akademik yang dialami siswa berkaitan dengan proses
belajar siswa di kelas. Dari hasil analisis, beberapa siswa mengungkapkan
bahwa mereka mengalami kesulitan dalam pelajaran tertentu dan
dampaknya siswa tidak bisa mengerjakan tugas dari guru hingga
mendapatkan nilai yang jelek. Mata pelajaran yang paling disebutkan
siswa antara lain matematika, IPA dan bahasa jawa. Beberapa siswa
menyatakan bahwa mereka kesulitan dalam memahami bahasa jawa,
kesulitan dalam matematika dan kesulitan memahami pelajaran ipa.
Bentuk permasalahan selanjutnya adalah permasalahan non-akademik
dengan persentase sebesar 6,4%. Permasalahan non-akademik ini ada
kaitannya dengan diri sendiri dan teman. Beberapa siswa menyebutkan
permasalahan yang mereka alami, diantaranya: Menghias kelas, memasang
hiasan natal di kelas, Permasalahan yang paling menonjol adalah menghias
kelas. Pada saat melakukan penelitian, para siswa sedang melakukan
kegiatan menghias kelas dalam rangka hari Natal. Namun tidak semua
siswa mengikuti kegiatan tersebut. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
sebab-sebab siswa tersebut tidak ikut menghias kelas. Alasannya karena
mereka tiak bisa atau tidak terampil dalam menghias kelas.
Permasalahan selanjutnya adalah permasalahan dengan teman sebaya
dengan persentase 13,8%. Permasalahan dengan teman sebaya yang
dialami oleh siswa cenderung mengarah pada bullying. Bullying menurut
Coloroso (2004) adalah tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang
lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah. Di sekolah bullying lebih
dikenal dengan istilahistilah seperti digertak, digencet, dan lain-lain.
Dalam permasalah ini, terdapat3 bentuk bullying yang dialami siswa yaitu,
bullying verbal, bullying fisik dan bullying relasional. Bentukbullying yang
paling banyak dialami oleh siswa adalah bullying verbal dengan persentase
8,5%. Bullying verbal menurut Sejiwa (2008:2) adalah bentuk perilaku
bullying yang dapat ditangkap melalui pendengaran. Bentuk bullying
verbal antara lain: menjuluki, meneriaki, memaki, menghina,
mempermalukan di depan umum, menuduh, menyoraki, menebar gosip,
memfitnah. Beberapa tindakan bullying verbal yang dialami oleh siswa
antara lain diejek oleh teman-temannya, diambil barang pribadinya dan
dimarahi oleh teman-teman. Bullying verbal dianggap lebih berbahaya
terutama bagi psikologis korban.
Bentuk bullying selanjutnya yang dialami oleh siswa adalah bullying
fisik dengan persentase sebesar 3,2%. Menurut Sejiwa (2008:2) bullying
fisik merupakan bentuk perilaku bullying yang dapat dilihat secara kasat
mata karena terjadi kontak langsung antara pelaku bullying 17 dengan
korbannya. Bentuk bullying fisik antara lain: menampar, menimpuk,
menginjak kaki, menjambak, menjegal, menghukum dengan berlari
keliling lapangan, menghukum dengan cara push up. Tindakan bullying
fisik yang dialami oleh siswa antara lain berkelahi dengan teman dan
diganggu teman yang nakal.
Bentuk bullying yang terakhir adalah bullying relasional dengan
persentase sebesar 2,1%. Menurut Coloroso (Zayah,dkk,2017) bullying
reasional adalah tindakan bullying berupa pelemahan harga diri korban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian dan
penghindaran. Walaupun persentase bullying relasional lebih kecil dari
yang lain, bentuk bullying ini juga memberikan dampak yang serius bagi
korban. Mungkin korban akan terlihat baik-baik saja dan tidak memiliki
permasalahan. Namun jauh dilubuk hati, korban pasti merasakan sakit
secara psikologis. Hal tersebut dikarenakan perlakuan yang diberikan
korban berlangsung secara sistematis, sulit dideteksi dan berlangsung
secara terus menerus. Bentuk bullying relasional yang dialami oleh siswa
adalah dibeda-bedakan oleh temannya dan digossipkan.
Permasalahan yang terakhir adalah permasalahan di rumah yang
dialami oleh siswa dengan persentase 10,6%. Permasalahan di rumah
terbagi menjadi 2 yaitu, masalah orang tua-anak dengan persentase sebesar
7,4% dan masalah dengan saudara atau konflik sibling dengan persentase
3,2%. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, terungkap
beberapa permasalahan siswa dengan orang tua antara lain dimarahi orang
tua dan tidak adanya dukungan orang tua ketika siswa belajar dirumah.
Para siswa melaporkan bahwa terkadang orang tua tidak mau mengajari
atau membantu kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas atau belajar,
serta membuat kebisingan sehingga anak tidak dapat belajar dengan
tenang.
Permasalahan selanjutnya adalah permasalahan dengan saudara atau
konflik sibling dengan persentase 3,2%. Beberapa bentuk dari
permasalahan dengan saudara ini diantaranya selalu diganggu oleh kakak
datau adik ketika sedang belajar dan mengerjakan tugas.
Selain berbagai permasalahan yang dialami siswa, peneliti juga
menemukan ada 9 siswa (9,6%) yang memiliki permasalahan namun tidak
mau menyebutkan permasalahan yang mereka hadapi. Salah satu siswa
menyatakan bahwa Ia memiliki permasalahan, namun tidak akan
menjawab karena takut ada guru yang membaca tulisannya. Peneliti tidak
tahu pasti apa penyebab siswa tersebut tidak ingin mengungkapkan
permasalahan apa yang mereka alami. Namun, dari pernyataan tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
peneliti mengindikasikan bahwa siswa merasa malu atau lebih parahnya
lagi siswa merasa takut untuk mengatakan hal tersebut. Melihat hal ini,
diharapkan guru bisa menjalin kedekatan dengan siswa dan tidak membuat
siswa merasa takut dengan guru sehingga siswa bisa lebih nyaman jika
ingin bercerita tentang permasalahan yang mereka alami.
Berdasarkan uraian mengenai permasalahan yang sedang dihadapi
siswa dan pengalaman tidak menyenangkan yang pernah dialami siswa,
dapat diketahui bahwa permasalahan yang sedang dialami oleh siswa saat
ini merupakan permasalahan yang dahulu juga pernah dialami, walaupun
beberapa bentuk permasalahan tersebut mengalami pergeseran peringkat.
Contohnya, jika dahulu permasalahan dengan teman sebaya, seperti
menjadi korban atas tindakan bullying yang dilakukan oleh teman sebaya
menduduki peringkat pertama sebagai permasalahan yang paling banyak
dialami siswa, saat ini berganti menjadi permasalahan di sekolah seperti
permasalahan akademik dan permasalahan non-akademik. Selain itu, jika
dahulu permasalahan pribadi, seperti menderita sakit karena terpeleset dari
tangga, jatuh dari sepeda, dan tertabrak kendaraan bermotor menduduki
peringkat terakhir sebagai permasalahan yang dialami siswa, saat ini
berganti menjadi permasalahan di rumah, seperti mengalami konflik
dengan orang tua dan saudara.
Walaupun setiap siswa pernah atau sedang mengalami suatu
permasalahan, namun disisi lain siswa juga memiliki kelebihannya
masing-masing . Pada bagian ini, peneliti menganalisis kelebihan yang
dimiliki oleh siswa yang mana dapat digunakan sebagai data tambahan
dalam penelitian. Berdasarkan deskripsi dapat diketahui bahwa kelebihan
yang paling banyak dimiliki oleh siswa adalah kelebihan pada bidang
gerak badani yang meliputi bidang olahraga seni tari, dan memasak
dengan persentase 37,1%. Disusul dengan kelebihan pada bidang musikal
dengan persentase 22,3%. Selanjutnya terdapat kelebihan dalam bidang
ruang visual dengan persentase 12,8%. Selain kelebihan diatas ada pula
yang memiliki kelebihan pada bidang linguistic dengan persentase 6,4%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Sebanyak 4,3% siswa memiliki kelebihan intrapersonal. Setelah kelebihan
intrapersonal, sebanyak 3,2% siswa memiliki kelebihan interpersonal.
Kelebihan yang terakhir adalah kelebihan matematis-logis dengan
persentase 3,2%.
Kelebihan yang dimiliki oleh siswa dapat dijadikan sebagai pintu
masuk dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang dialami oleh
siswa. Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan siswa adalah
dengan mengembangkan multiple intellegence yang dimiliki siswa.
Pernyataan ini dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi
(2015) yang menyatakan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan
oleh guru dalam mengatasi permasalahan siswa adalah dengan
memberikan perhatian terhadap perkembangan multiple intelegensi anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat permasalahan motorik siswa kelas III dan IV di SD Suka Cita
cenderung berada pada kategori rendah dengan persentase 71%.
Sedangkan kategori sedang dengan persentase 28% dan kategori tinggi
dengan persentase 1%.
2. Bentuk permasalahan motorik yang banyak dialami oleh siswa adalah
kesulitan membedakan antara permukaan kasar dan halus, kesulitan
melakukan kegiatan seperti menggunting menjahit, melipat kertas,
menjiplak bentuk dan menulis dengan lancar yang, mudah lupa dalam
mengingat urutan suatu benda, kesulitan mengontrol gerakan sehingga
menabrak sesuatu ketika bergerak, kesulitan merangkai kata-kata ketika
berbicara dengan orang lain.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam setiap penelitian pasti terdapat kelemahan ataupun keterbatasan.
Peneliti sangat menyadari bahwa memiliki kelemahan atau keterbasan selama
melakukan penelitian. Berikut ini beberapa keterbatasan peneliti:
1. Sebelum melakukan survei peneliti tidak melakukan observasi atau
wawancara baik kepada siswa maupun pihak sekolah.
2. Peneliti kurang memberikan instruksi yang jelas kepada siswa pada awal
pengisian kuesioner, sehingga beberapa kali terjadi miss communication
antara peneliti dengan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
C. Saran
Saran yang diberikan oleh peneliti diharapkan dapat membantu atau
memberikan gambaran untuk penelitian selanjutnya. Saran yang diberikan
antara lain:
1. Agar lebih mengetahui permasalahan siswa secara mendalam, peneliti
bisa melakukan wawancara dengan siswa atau guru. Sehingga peneliti
bisa memapaparkan secara jelas permasalahan yang dialami siswa.
2. Peneliti harus lebih mempersiapkan diri pada saat akan melakukan
pengambilan data kuesioner. Peneliti juga harus memberikan penjelasan
dengan benar agar tidak terjadi kesalahan atau miss communication.
3. Peneliti bisa menggunakan responden sesuai dengan kebutuhan peneliti
sehingga saat menganalisis data tidak mengalami kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., & Supriyono, W. (2008). Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Asra, A., Irawan, P. B., & Purwoto, A. (2015). Metodologi Penelitian Survey.
Bogor: Penerbit In Media.
Asra, Abuzar;dkk. (2015). Metode Penelitian Survey. Bogor: Penerbit In Media.
Aswar, S. (2016). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
BSNP. (2006). Panduan pengembangan silabus kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) sekoah dasar (SD)/madrasah ibtidaiyah (MI).
Jakarta: Depdikbud.
Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik : panduan bagi orang tua
dan guru dalam memahami psikologi anak usia SD, SMP dan SMA.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gulo, W. (2002). Metode penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.
Hurlock, E. (1978). Perkembangan anak. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Jamaris, M. (2013). Kesulitan belajar (persektif, asesmen dan penanggulangan
bagi anak usia dini dan usia sekolah). Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Jogiyanto, H. (2018). Metoda pengumpulan dan teknik analisis data. Yogyakarta:
Andi.
Jogiyanto, H. (2008). Pedoman survei kuisoner : mengembangkan kuisoner,
mengatasi bias dan meningkatkan respon. Yogyakarta: BPFE.
Jogiyanto, H. (2008). Teori portofolio dan analisis investasi (Edisi 5).
Yogyakarta: BPFE.
Komalasari, G., Wahyudi, E., & Karsih. (2011). Asesmen teknik nontes dalam
perspektif BK komprehensif. Jakarta: Indeks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Kurniastuti, I. (2011). Dinamika pencapaian prestasi remaja jawa. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada: Tidak diterbitkan.
Kusaeri, & Suprananto. (2012). Pendukuran dan penilaian pendidikan.
Yogyakarta: PT. Graham Ilmu.
Melly. (2010). Perkembangan pengembangan anak usia taman kanak-kanak
pedoman bagi orang tua dan guru. Jakarta: PT. Grasindo.
Morissan. (2014). Metode penelitian survei. Jakarta: Kencana.
Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan bimbingan terhadap kesulitan
belajar khusus . Yogyakarta: Nuha Litera.
Mulyono, A. (2009). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: Rineka
Cipta - Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Muslichah, A. (2006). Penerapan Sains Teknologi Masyarakat Dalam
Pembelajaran Sains di SD. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat
Ketenagaan.
Priyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif. Sidoarjo: Zifatama Publishing.
Rahyubi, H. (2014). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik :
deskripsi dan tinjauan kritis. Bandung: Nusa Media.
Rini, E. S. (2007). Perkembangan Motorik. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Riyanto, I. A., Kristiyanto, A., & Purnama, S. K. (2016). Pengembangan Model
Pembelajaran Keterampilan Motorik Berbasis Permainan Untuk Anak
Sekolah Dasar Usia 9-10 Tahun. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan
Indonesia, 6(1) , 15-20.
Santrock, J. W. (2007a). Perkembangan anak (edisi kesebelas, jilid 2). Jakarta:
Prenada Media Group.
Santrock, J. W. (2007b). Psikologi pendidikan (edisi kedua). Jakarta : Erlangga.
Saputra, & Rudyanto. (2007). Intervensi dini anak berkebutuhan khusus. Jakarta:
Depdiknas.
Saputra, & Rudyanto. (2005). Pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
keterampilan anak TK. Jakarta: Depdiknas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: PT.
Graha Ilmu.
Sattler, J. W. (2002). Assesment of children: behavior and clinical applications,
4th edition. San Diego: Jerome Sattler Publisher, Inc.
Sejiwa. (2008). Bullying : Mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan.
Jakarta: PT. Grasindo.
Sjafrina, R. N. (2014). Survei kemampuan motorik siswa sekolah dasar negeri.
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 2(3) , 709-714.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Pustaka Indonesia.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R& D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatiif, kualitatif
dan RnD. Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Y. N. (2014). Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta: PT.
Indeks.
Sukmadinata. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sunardi, & Sunaryo. (2007). Intervensi dini anak berkebutuhan khusus. Jakarta:
Depdiknas.
Suparno, P. (2004). Teori intelegensi ganda dan aplikasinya di sekolah : cara
menerapkan teori multiple intelligences Howard Gardner. Yogyakarta:
Kanisius.
Susanto, A. (2011). Perkembangan anak usia dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Susanto, A. (2011). Perkembangan anak usia dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Suyadi, Puspita, D., & Calista, W. (2018). Perkembangan Fisik-Motorik Siswa
Usia Dasar: Masalah dan Perkembangannya. Jurnal Ilmiah PGMI, 4(2) ,
170-182.
Uno, H. B., & Koni, S. (2012). Assessment pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Yusuf, S. (2009). Psikologi perkambangan anak dan remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 1
SURAT-SURAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 1.1 Surat Ijin Uji Coba Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 1.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba Penelitian dari
SD Kanisius Notoyudan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 1.3 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 1.4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SD
Suka Cita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN 2
DATA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 2.1 Rekap Data Kuesioner Tertutup
No.
Resp
No. Soal Total Tingkat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 17 rendah
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 sedang
3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 rendah
4 2 2 3 2 3 3 2 2 1 2 2 2 26 sedang
5 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 14 rendah
6 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 22 sedang
7 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 14 rendah
8 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 14 rendah
9 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 16 rendah
10 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 20 sedang
11 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 21 sedang
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 rendah
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 rendah
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 rendah
15 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 15 rendah
16 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 25 sedang
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 13 rendah
18 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 15 rendah
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 rendah
20 1 1 1 3 1 2 1 1 3 1 3 1 19 rendah
21 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 14 rendah
22 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 16 rendah
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 rendah
24 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 15 rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 rendah
26 2 2 3 1 1 1 1 1 3 1 2 1 19 rendah
27 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 1 19 rendah
28 3 1 1 1 3 2 3 3 1 2 1 1 22 sedang
29 2 2 1 2 3 2 1 3 1 1 2 1 21 sedang
30 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 3 2 21 sedang
31 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 14 rendah
32 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 15 rendah
33 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 18 rendah
34 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 21 sedang
35 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 14 rendah
36 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 22 sedang
37 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 19 rendah
38 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 14 rendah
39 2 3 2 2 2 3 1 1 1 1 2 1 21 sedang
40 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 16 rendah
41 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 25 sedang
42 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 24 sedang
43 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 15 rendah
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 rendah
45 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 17 rendah
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 15 rendah
47 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 19 rendah
48 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 18 rendah
49 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 19 rendah
50 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 17 rendah
51 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 19 rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
52 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 14 rendah
53 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 20 sedang
54 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 21 sedang
55 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 16 rendah
56 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 25 sedang
57 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 17 rendah
58 3 2 1 2 3 2 1 3 2 3 2 1 25 sedang
59 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 rendah
60 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 13 rendah
61 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 13 rendah
62 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 19 rendah
63 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 14 rendah
64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 rendah
65 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 15 rendah
66 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 14 rendah
67 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 14 rendah
68 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 1 28 tinggi
69 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 18 rendah
70 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 17 rendah
71 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 13 rendah
72 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 15 rendah
73 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 23 sedang
74 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 rendah
75 1 2 1 2 2 1 3 3 1 1 1 2 20 sedang
76 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 21 sedang
77 1 2 1 2 3 1 2 2 1 1 2 3 21 sedang
78 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
79 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 21 sedang
80 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 sedang
81 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 16 rendah
82 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 19 rendah
83 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 16 rendah
84 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 rendah
85 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 3 18 rendah
86 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 14 rendah
87 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 rendah
88 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 18 rendah
89 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 19 rendah
90 2 2 1 2 2 3 1 1 1 2 2 2 21 sedang
91 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 14 rendah
92 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 14 rendah
93 1 3 1 2 2 3 3 1 2 2 3 1 24 sedang
94 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 14 rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 2.2 Rekap data Kualitatif
Data Kualitatif Item 1 (Permasalahan yang Sedang Dihadapi)
No Inisial Jawaban
1 R1 TIDAK ADA
2 R2 SELALU DIRUSUHI KAKAK SAAT BELAJAR ATAU
BERMAIN DENGAN TETANGGA ATAU SAUDARA
3 R3 AKU SULIT BELAJAR KARENA ADIKKU
MENONTONTELEVISI TERLALU KERAS
4 R4 AGAR TEMAN-TEMANKU TIDAK MENGEJEKKU
5 R5 IYA
6 R6 BELAJAR, BERMAIN
7 R7 TIDAK ADA
8 R8 TEMAN SUKA MENGEJEK
9 R9 TEMAN MENGEJEK
10 R10 DIMARAHI MAMA
11 R11 TIDAK ADA
12 R12 TEMAN SAAT ULANGAN MENGAMBIL LEMBAR
JAWAB LALU MENYALINNYA
13 R13 ADA TEMAN YANG MARAH-MARAH
14 R14 ADEK NONTON TELEVISI TERLALU KERAS
15 R15 DI MARAHI ORANG TUA TIBA-TIBA
16 R16 INGIN MENGGAMBAR
17 R17 AKU INGIN BELAJAR TETAPI AYAHKU SETIAP
SABTU ATAU SENIN SELALU MENONTON
TELEVISIDENGAN KERAS, SEHINGGA AKU
BELAJARNYA TIDAK FOKUS
18 R18 YA
19 R19 TIDAK ADA
20 R20 TIDAK ADA
21 R21 SULIT MEMAHAMI PELAJARAN IPA
22 R22 AKU SUKA DIMARAHI MAMA
23 R23 AKU KESULITAN SAAT BERENANG
24 R24 OLAH RAGA, BERMAIN BOLA
25 R25 DALAM MATEMATIKA
26 R26 DALAM PEKERJAAN BAHASA JAWA
27 R27 MENGHIAS KELAS
28 R28 DIEJEK TEMAN
29 R29 DIMARAHI PAPA
30 R30 MENGAJARIKU PELAJARAN YANG BELUM KU
TAHU
31 R31 MEMASANG HIASAN NATAL DI KELAS
32 R32 SETIAP MENGHIAS KELAS AKU TIDAK
BOLEH IKUT KARENA MEREKA TIDAK MAU
33 R33 MASALAHNYA TEMANKU DI KELAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
SERING BERKELAHI KEPADAKU,
TETAPI AKU TIDAK BISA MENGATASINYA
JADI AKU LAPOR GURU KELASKU
34 R34 SAYA KESULITAN DALAM PELAJARAN BAHASA
JAWA
35 R35 SUSAH MENGERJAKAN SOAL
36 R36 KESUSAHAN MENGHAFALKAN SUATU BENDA
37 R37 TIDAK BISA MENGERJAKAN TUGAS PR
YANG SUDAH DIBERIKAN GURU
38 R38 TIDAK BISA MENGGAMBAR
39 R39 SOAL CERITA MATEMATIKA
40 R40 SAYA TIDAK BISA MENGERJAKAN SOAL BAHASA
JAWA
41 R41 BERTERIMAKASIH KEPADA GURUKU
42 R42 DIMARAHI MAMA
43 R43 SULIT MEMAHAMI PELAJARAN BAHASA JAWA
44 R44 SULIT BELAJAR
45 R45 IYA
46 R46 YA
47 R47 TIDAK ADA
48 R48 MENGHINDARI TEMAN NAKAL YANG MEMUKUL
49 R49 TIDAK ADA
50 R50 KARENA DAPAT NILAI JELEK
51 R51 MASALAH BELAJAR
52 R52 TIDAK ADA MASALAH
53 R53 TENTANG PELAJARAN MATEMATIKA
54 R54 TIDAK BISA BELAJAR DENGAN TELITI
55 R55 MAU
56 R56 KEMUNGKINAN TIDAK ADA
57 R57 TIDAK ADA
58 R58 TIDAK ADA
59 R59 TIDAK
60 R60 TIDAK ADA
61 R61 TIDAK BISA MEMBUAT SESUATU
62 R62 TENTU
63 R63 YA, INGIN SEKALI
64 R64 TIDAK ADA
65 R65 TIDAK ADA
66 R66 TIDAK ADA
67 R67 MASALAH DALAM BELAJAR
68 R68 ADA TEMANKU SELALU MENGEJEKKU
69 R69 TIDAK ADA
70 R70 SIKAPKU
71 R71 KETIKA AKU SEDANG TIDAK BERSEMANGAT
BELAJAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
AKU DIBERI SEMANGAT OLEH ORANG LAIN
ATAUPUN GURU
72 R72 TIDAK ADA
73 R73 TIDAK BISA MENJAWAB SOAL
74 R74 TIDAK ADA
75 R75 TIDAK SAMA SEKALI
76 R76 MENGHADAPI UJIAN
77 R77 DILAWAN TEMAN
78 R78 TIDAK TAHU
79 R79 KARENA MASALAH UANG
80 R80 GURU
81 R81 TIDAK
82 R82 TIDAK ADA
83 R83 INGIN MEMINTA GURU MENGAJARIKU
BAHASA JAWA LEBIH LANJUT
84 R84 GAMPANG MARAH
85 R85 YA, DIEJEK TEMAN
86 R86 TIDAK ADA
87 R87 TIDAK BISA MENGERAKAN ULANGAN
88 R88 TIDAK ADA MASALAH
89 R89 TIDAK ADA
90 R90 DIBEDA-BEDAKAN TEMAN
91 R91 TIDAK
92 R92 YA, SAYA INGIN
93 R93 YA
94 R94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Rekap Data Kualitatif
Data Kualitatif Item 2 (Pengalaman yang Kurang Menyenangkan)
No Inisial Jawaban
1 R1 TIDAK ADA
2 R2 TERTABRAK MOTOR
3 R3 JATUH DARI SEPEDA
4 R4 SAYA PERNAH MENYONTEK PADA SAAT
ULANGAN
5 R5 BELUM PERNAH
6 R6 KEPLESET JATUH DARI TANGGA
7 R7 DIGANGGU TEMAN
8 R8 JATUH DARI TANGGA
9 R9 TIDAK PERNAH
10 R10 PERNAH TAPI KADANG-KADANG
11 R11 TIDAK
12 R12 ADA
13 R13 ADA: DIJAHILI TEMAN DI SEKOLAH
14 R14 MEMBACA TAPI TIDAK LANCAR
15 R15 DI RUMAH DINAKALI ADIK
16 R16 INGIN BERBICARA TAPI TIDAK DI DENGARKAN
TEMAN
17 R17 DIMARAHI ORANG TUA
18 R18 TIDAK
19 R19 TIDAK
20 R20 MALAS BELAJAR
21 R21 DIRUMAH SELALU DI PUKUL ADIK
22 R22 RUMAH BANJIR
23 R23 MEMBENTAK ORANG TUA
24 R24 TIDAK DIAJAK BERLIBUR DI JAKARTA OLEH
ORANG TUA
25 R25 AKU PERNAH DIEJEK
26 R26 PERNAH DIPUKUL TEMAN
27 R27 DIEJEK TEMAN JIKA GURU MEMANGGIL NAMAKU
28 R28 TEMANKU MENGGANGGU AKU DAN BERBICARA
TIDAK SOPAN
29 R29 DIPUKUL TEMAN
30 R30 DIBISIK-BISIKIN
31 R31 DI SEKOLAH AKU DIEJEK TEMAN
32 R32 DI RUMAH AKU RAJIN BELAJAR TETAPI MAMAKU
TIDAK MENGAJARIKU
33 R33 IYA AKU MEMILIKI PENGALAMAN TIDAK
MENYENANGKAN DI RUMAH DENGAN ADIK
34 R34 SAYA PUNYA PENGALAMAN TIDAK
MENYENANGKAN YAITU NILAIKU MENURUN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
35 R35 JATUH DARI SEPEDA
36 R36 DI HUKUM DI KANTOR GURU
37 R37 AYAH IBU MEMPUNYAI PENGALAMAN YANG
MENYENANGKAN DAN AKU TIDAK DIJAK PERGI
SAMA ORAG TUAKU
38 R38 DIPUKUL TEMAN
39 R39 TEMAN USIL
40 R40 DIJAUHI TEMAN
41 R41 BERBICARA DENGAN ORANG TUA
42 R42 DIDORONG TEMAN
43 R43 DINAKALI ADIK
44 R44 SAAT ADIKKU MENANGIS KARENA HAL HAL
KECIL, AKU MERASA JENGKEL
45 R45 ADA
46 R46 TIDAK ADA
47 R47 TIDAK
48 R48 AKU PERNAH DIEJEK GOBLOK DI SEKOLAH
49 R49 TIDAK
50 R50 YA
51 R51 AKU MEMILIKI
52 R52 TIDAK ADA
53 R53 TIDAK PERNAH
54 R54 PERNAH
55 R55 ADA
56 R56 TIDAK
57 R57 TIDAK
58 R58 ADA
59 R59 KADANG-KADANG
60 R60 ADA, TAPI YANG MEMBACA INI PERTAMA PASTI
GURU JADI SAYA TIDAK AKAN JAWAB
61 R61 TIDAK ADA
62 R62 YA/ADA
63 R63 TIDAK PERNAH
64 R64 TIDAK ADA
65 R65 TIDAK
66 R66 ADA
67 R67 HAMPIR SELALU DIBULI
68 R68 TIDAK
69 R69 TIDAK ADA
70 R70 TIDAK
71 R71 YA, KETIKA AKU DIEJEK TEMANKU "SERAFIM,
CATHERINGNYA BANYAK MOTO"
72 R72 TIDAK
73 R73 TIDAK BISA BERMAIN DENGAN TEMAN
74 R74 TIDAK PERNAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
75 R75 YA (DIRUMAH) BERANTEM SAMA KAKAK
76 R76 DIMARAHI TEMAN
77 R77 DITABRAK MOBIL
78 R78 TIDAK TAHU
79 R79 DIEJEK TEMAN
80 R80 DIMARAHI ORANG TUA
81 R81 TIDAK
82 R82 PERNAH DIUSILI
83 R83 DIEJEK KARENA TIDAK PANDAI DENGAN
PELAJARAN BAHASA JAWA
84 R84 BELUM
85 R85 PERNAH SELALU BERISIK LALU DIMARAHI GURU
86 R86 TIDAK PERNAH
87 R87 YA, DAPAT NILAI JELEK
88 R88 DIJAUHI TEMAN
89 R89 KADANG AKU DISEKOLAH NGGAK TERLALU
MUDENG TENTANG PELAJARAN YANG
DIAJARKAN. TAPI AKU MALU TANYA.
90 R90 ADA
91 R91 SAYA LUMAYAN SERING DIBULLY KADANG-
KADANG. ADA TEMAN, TAPI SEDIKIT. JADI, SAYA
INGIN BERUSAHA SUPAYA BANYAK TEMAN
92 R92 ADA, DIMARAHI ORANGTUA.
93 R93 PERNAH TIDAK DIAJAK JALAN-JALAN
94 R94 TIDAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Rekap Data Kualitatif
Data Kualitatif Item 3 (Kelebihan yang Dimiliki)
No Inisial Jawaban
1 R1 SUKA MENGGAMBAR
2 R2 MELUKIS
3 R3 OLAH RAGA LARI
4 R4 MENGGAMBAR
5 R5 MENULIS
6 R6 MENULIS
7 R7 BERMAIN BOLA
8 R8 BERMAIN SEPAK BOLA
9 R9 PINTAR OLAH RAGA SEPAK BOLA
10 R10 GEMAR BERMAIN MUSIK GITAR
11 R11 MENGGAMBAR
12 R12 MATEMATIKA
13 R13 BERENANG
14 R14 MENGGAMBAR
15 R15 BERLARI DENGAN CEPAT
16 R16 MENGGAMBAR
17 R17 BISA BERNYANYI
18 R18 RAME
19 R19 MENGGAMBAR
20 R20 BESAR
21 R21 BIOLA
22 R22 PANDAI BERBICARA
23 R23 PANDAI MEMBACA BUKU BAHASA JAWA
24 R24 MALU TERHADAP BANYAK ORANG
25 R25 SENANG BELAJAR BAHASA INGGRIS
26 R26 SENANG BELAJAR BAHASA INGGIS
27 R27 MENYANYI
28 R28 NGDANCE
29 R29 MENJAHILI TEMAN
30 R30 BERNYANYI
31 R31 MENYANYI
32 R32 PINTAR PELAJARAN MATEMATIKA
33 R33 BISA LARI DENGAN CEPAT
34 R34 SAYA MEMILIKI KELEBIHAN DALAM BERNYANYI
35 R35 BISA BERMAIN BIOLA
36 R36 OLAHRAGA SEPAK BOLA
37 R37 MENGAJAK AYAH BERMAIN BOLA DI LAPANGAN
38 R38 SEPAK BOLA
39 R39 BEROLAH RAGA SEPAK BOLA
40 R40 MENGGAMBAR
41 R41 MENGERJAKAN TUGAS TEPAT WAKTU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
42 R42 BISA BERMAIN BERSAMA TEMAN
43 R43 DANCE
44 R44 BERENANG
45 R45 MAIN GITAR LISTRIK
46 R46 BERMAIN GITAR
47 R47 PINTAR MASAK
48 R48 SUKA MENYANYI
49 R49 MEMPUNYAI TUBUH YANG LENGKAP
50 R50 BERMAIN GITAR
51 R51 MENULIS DENGAN TANGAN KIRI
52 R52 MELUKIS
53 R53 BERENANG
54 R54 BERMAIN BIOLA
55 R55 BADMINTON
56 R56 ENTAHLAH
57 R57 AKU BISA BERMAIN ORGEN
58 R58 BERMAIN BOLA
59 R59 MENGGAMBAR 3D
60 R60 BISA BEROLAH RAGA BASKET
61 R61 BISA MAIN SEPAK BOLA
62 R62 BERMAIN BOLA
63 R63 MAIN GITAR
64 R64 BERMAIN MUSIK BIOLA
65 R65 AKU BISA BERENANG
66 R66 BERMAIN ORGEN
67 R67 BISA BERMAIN BIOLA
68 R68 BISA BERMAIN BASKET
69 R69 BISA BERMAIN MUSIK BIOLA
70 R70 SUKA OLAHRAGA BADMINTON
71 R71 DAPAT MENARI
72 R72 MAIN BOLA
73 R73 DAPAT BERMAIN BOLA DENGAN BAGUS
74 R74 DAPAT BERENANG
75 R75 PINTAR MEMAINKAN ALAT MUSIK DRUM
76 R76 MENGGAMBAR DENGAN BAGUS
77 R77 MAIN GAME TEBAK KATA
78 R78 BELAJAR DENGAN BAIK
79 R79 BELAJAR DENGAN SEMANGAT ATAU GIAT
80 R80 BELA DIRI
81 R81 MELUKIS
82 R82 BELAJAR DENGAN GIAT ATAU TEKUN
83 R83 DAPAT BERMAIN PIANO
84 R84 BERHITUNG MTK
85 R85 SELALU MARAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
86 R86 TINGGI
87 R87 KADANG PELUPA
88 R88 BANYAK TEMAN
89 R89 MENARI BALET
90 R90 BISA LARI LUMAYAN CEPAT ATAU TEPAT
91 R91 BERMAIN SEPAK BOLA
92 R92 BERMAIN BOLA
93 R93 BERMAIN SEPEDA
94 R94 BERMAIN BASKET
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 2.3 Pengkategorisasian Data
Pengkategorisasian Item 1 (Permasalahan yang Sedang Dihadapi)
No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar
1 R1 - -
2 R2 Konflik sibling Permasalahan di rumah
3 R3 Konflik sibling Permasalahan di rumah
4 R4 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
5 R5 - -
6 R6 - -
7 R7 - -
8 R8 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
9 R9 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
10 R10 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
11 R11 - -
12 R12 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
13 R13 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
14 R14 Konflik sibling Permasalahan di rumah
15 R15 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
16 R16 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah
17 R17 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
18 R18 - -
19 R19 - -
20 R20 - -
21 R21 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
22 R22 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
23 R23 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah
24 R24 - -
25 R25 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
26 R26 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
27 R27 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah
28 R28 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
29 R29 Konflik oangtua-anak Permasalahan di rumah
30 R30 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
31 R31 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah
32 R32 Bullying relasional Permasalahan dengan teman
sebaya
33 R33 Bullying fisik Permasalahan dengan teman
sebaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
34 R34 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
35 R35 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
36 R36 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
37 R37 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
38 R38 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah
39 R39 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
40 R40 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
41 R41 - -
42 R42 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
43 R43 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
44 R44 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
45 R45 - -
46 R46 - -
47 R47 - -
48 R48 Bullying fisik Permasalahan dengan teman
sebaya
49 R49 - -
50 R50 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
51 R51 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
52 R52 - -
53 R53 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
54 R54 - -
55 R55 - -
56 R56 - -
57 R57 - -
58 R58 - -
59 R59 - -
60 R60 - -
61 R61 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah
62 R62 - -
63 R63 - -
64 R64 - -
65 R65 - -
66 R66 - -
67 R67 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
68 R68 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
69 R69 - -
70 R70 - -
71 R71 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
72 R72 - -
73 R73 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
74 R74 - -
75 R75 - -
76 R76 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
77 R77 Bullying fisik Permasalahan dengan teman
sebaya
78 R78 - -
79 R79 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
80 R80 - -
81 R81 - -
82 R82 - -
83 R83 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
84 R84 - -
85 R85 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
86 R86 - -
87 R87 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
88 R88 - -
89 R89 - -
90 R90 Bullying relasional Permasalahan dengan teman
sebaya
91 R91 - -
92 R92 - -
93 R93 - -
94 R94 - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Pengkategorisasian Data
Pengkategorisasian Item 2 (Pengalaman yang Kurang Menyenangkan)
No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar
1 R1 - -
2 R2 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi
3 R3 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi
4 R4 Masalah akademik permasalahan di sekolah
5 R5 - -
6 R6 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi
7 R7 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
8 R8 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi
9 R9 - -
10 R10 - -
11 R11 - -
12 R12 - -
13 R13 Bullying fisik Permasalahan dengan teman
sebaya
14 R14 Masalah akademik permasalahan di sekolah
15 R15 Konflik sibling permasalahan di rumah
16 R16 Bullying relasional permasalahan dengan teman
sebaya
17 R17 Konflik orangtua-anak Permasalahan di sekolah
18 R18 - -
19 R19 - -
20 R20 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
21 R21 Konflik sibling Permasalahan di rumah
22 R22 Tertima musibah permasalahan pribadi
23 R23 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
24 R24 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
25 R25 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
26 R26 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
27 R27 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
28 R28 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
29 R29 Bullying fisik Permasalahan dengan teman
sebaya
30 R30 Bullying relasional Permasalahan dengan teman
sebaya
31 R31 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
32 R32 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
33 R33 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
34 R34 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
35 R35 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi
36 R36 Masalah akdemik Permasalahan di sekolah
37 R37 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
38 R38 Bullying fisik Permasalahan dengan teman
sebaya
39 R39 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
40 R40 Bullying relasional Permasalahan dengan teman
sebaya
41 R41 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
42 R42 Bullying fisik Permasalahan dengan teman
sebaya
43 R43 Konflik sibling Permasalahan di rumah
44 R44 Konflik sibling Permasalahan di rumah
45 R45 - -
46 R46 - -
47 R47 - -
48 R48 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
49 R49 - -
50 R50 - -
51 R51 - -
52 R52 - -
53 R53 - -
54 R54 - -
55 R55 - -
56 R56 - -
57 R57 - -
58 R58 - -
59 R59 - -
60 R60 - -
61 R61 - -
62 R62 - -
63 R63 - -
64 R64 - -
65 R65 - -
66 R66 - -
67 R67 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
68 R68 - -
69 R69 - -
70 R70 - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
71 R71 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
72 R72 - -
73 R73 Bullying relasional Permasalahan dengan teman
sebaya
74 R74 - -
75 R75 Konflik sibling Permasalahan di rumah
76 R76 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
77 R77 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi
78 R78 - -
79 R79 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
80 R80 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
81 R81 - -
82 R82 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
83 R83 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
84 R84 - -
85 R85 - -
86 R86 - -
87 R87 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
88 R88 Bullying relasional Permasalahan dengan teman
sebaya
89 R89 Masalah akademik Permasalahan di sekolah
90 R90 - -
91 R91 Bullying verbal Permasalahan dengan teman
sebaya
92 R92 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
93 R93 Konflik orangtua-anak Permasalahan di rumah
94 R94 - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Pengakategorisasian Data
Pengakategorisasian Item 3 (Kelebihan yang Dimiliki)
No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar
1 R1 Menggambar Intelegensi ruang visual
2 R2 Melukis Intelegensi ruang visual
3 R3 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
4 R4 Menggambar Intelegensi ruang visual
5 R5 Menulis Intelegensi linguistik
6 R6 Menulis Intelegensi linguistik
7 R7 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
8 R8 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
9 R9 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
10 R10 Bermain alat music Intelegensi musikal
11 R11 Menggambar Intelegensi ruang visual
12 R12 Matematika Intelegensi matematis-logis
13 R13 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
14 R14 Menggambar Intelegensi ruang visual
15 R15 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
16 R16 Menggambar Inetelegensi ruang visual
17 R17 Menyanyi Intelegensi musikal
18 R18 - Tidak relevan
19 R19 Menggambar Intelegensi ruang visual
20 R20 Postur tubuh besar Intelegensi fisik
21 R21 Bermain alat music Intelegensi musikal
22 R22 Komunikatif Intelegensi interpersonal
23 R23 Membaca Intelegensi linguistik
24 R24 - Tidak relevan
25 R25 Pandai dalam mata
pelajaran bahasa Inggris
Intelegensi linguistik
26 R26 Pandai dalam mata
pelajaran bahasa Inggris
Intelegensi linguistik
27 R27 Menyanyi Intelegensi musikal
28 R28 Menari Intelegensi kinestetik badani
29 R29 - Tidak relevan
30 R30 Menyanyi Intelegensi musikal
31 R31 Menyanyi Intelegensi musikal
32 R32 Pandai dalam mata
pelajaran matematika
Intelegensi matematis logis
33 R33 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
34 R34 Menyanyi Intelegensi musikal
35 R35 Bermain alat music Intelegensi musikal
36 R36 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
37 R37 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
38 R38 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
39 R39 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
40 R40 Menggambar Intelegensi ruang visual
41 R41 Sikap terpuji Sikap positif
42 R42 Bersosialisasi dengan
baik
Intelegensi interpersonal
43 R43 Menari Intelegensi kinestetik badani
44 R44 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
45 R45 Bermain alat musik Intelegensi musikal
46 R46 Bermain alat musik Intelegensi musikal
47 R47 Memasak Intelegensi kinestetik badani
48 R48 Menyanyi Intelegensi musikal
49 R49 Memiliki tubuh yang
lengkap
Tidak relevan
50 R50 Bermain alat musik Intelegensi musikal
51 R51 Dapat menulis dengan
tangan kiri
-
52 R52 Menggambar Intelegensi ruang visual
53 R53 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
54 R54 Bermain alat musik Intelegensi musikal
55 R55 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
56 R56 - Tidak relevan
57 R57 Bermain alat musik Intelegensi musikal
58 R58 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
59 R59 Menggambar Intelegensi ruang visual
60 R60 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
61 R61 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
62 R62 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
63 R63 Bermain alat musik Intelegensi musikal
64 R64 Bermain alat musik Intelegensi musikal
65 R65 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
66 R66 Bermain alat musik Intelegensi musikal
67 R67 Bermain alat musik Intelegensi musikal
68 R68 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
69 R69 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
70 R70 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
71 R71 Menari Intelegensi kinestetik badani
72 R72 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
73 R73 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
74 R74 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
75 R75 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
76 R76 Menggambar Intelegensi ruang visual
77 R77 Main game tebak kata Intelegensi linguistik
78 R78 Belajar dengan baik Sikap positif
79 R79 Giat belajar Sikap positif
80 R80 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
81 R81 Melukis Intelegensi ruang visual
82 R82 Tekun belajar Sikap positif
83 R83 Bermain alat music Intelegensi musikal
84 R84 Pintar matematika Intelegensi matematis-logis
85 R85 - Tidak relevan
86 R86 Postur tubuh tinggi Kelebihan fisik
87 R87 - Tidak relevan
88 R88 Memiliki banyak teman Intelegensi interpersonal
89 R89 Menari Intelegensi kinestetik badani
90 R90 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
91 R91 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
92 R92 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
93 R93 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
94 R94 Olahraga Intelegensi kinestetik badani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 3
VALIDASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 3.1 Surat Permohonan Izin Validasi Kepada Dosen PGSD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 3.2 Surat Permohonan Izin Validasi Kepada Kepala Sekolah SD
Suka Cita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 3.3 Validasi Dosen PGSD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 3.4 Validasi Kepala Sekolah SD Suka Cita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN
PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 4.1 Data Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 4.2 Petunjuk Pengisian Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 4.3 Instrumen Pernyataan Tertutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 4.4. Instrumen Pernyataan Tertutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 4.5 Instrumen Pernyataan Terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI
PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 5.1 Data Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 5.2 Jawaban Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
BIODATA PENELITI
Fransiska Elfrida Riani merupakan anak pertama
dari dua bersaudara. Lahir di Magelang pada tanggal 22
Desember 1996. Jenjang pendidikan yang ditempuh dari
Taman Kanak-Kanak sampai dengan Sekolah
Menengah Kejuruan semuanya diperoleh di Muntilan,
Magelang. Sedangkan jenjang pendidikan perguruan
tinggi diperoleh di Yogyakarta. Pendidikan Sekolah
Dasar (SD) peneliti tempuh di SD Pangudi Luhur
Muntilan, tamat pada tahun 2009. Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) peneliti tempuh di SMP Kanisius Muntilan, tamat pada
tahun 2012. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan peneliti tempuh di SMK
Pangudi Luhur Muntilan, mengambil jurusan Teknik Gambar Bangunan dan
tamat pada tahun 2015. Selanjutnya peneliti melanjutkan pendidikan di
Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),
Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Peneliti mengakhiri pendidikan di Universitas Sanata Dharmadengan
menulis skripsi sebagai tugas akhir berjudul, “Survei Permasalahan Motorik
Siswa Kelas III dan Kelas IV SD Suka Cita”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI