survei pemilu 2014 oleh csis
DESCRIPTION
Survey Pemilu Maret 2014TRANSCRIPT
+
“Di Tengah ‘Efek Jokowi’: Pemilih yang
Masih Ragu dan Kontestasi yang Masih
Belum Selesai”
Survei Nasional CSIS Maret 2014
+ Metodologi
Wawancara tatap muka dilakukan di 33 provinsi, berlangsung dari tanggal 7 hingga 17 Maret 2014.
Pengumuman pencapresan Jokowi, 14 Maret 2014
Jumlah sampel 1200:
• Margin of error= 2.83% pada confidence level 95%
• Pemilihan responden dilakukan secara acak bertingkat dimulai dari tingkat kelurahan, RT, kepala keluarga, dan terakhir responden.
• Proporsi jenis kelamin adalah 50% pria - 50% wanita, dan proporsi responden desa-kota ditetapkan 50%-50% sesuai data BPS 2011.
Dalam perhitungan untuk tingkat Nasional, masing-masing provinsi dialokasikan responden sesuai proporsi populasi dari data BPS.
+ Pilihan dan Dukungan Partai
Politik
+
Secara umum, survei CSIS Maret 2014 ini menemukan kontinuitas dari menguatnya “Efek Jokowi”, baik bagi elektabilitas Jokowi sebagai capres ataupun bagi kemungkinan perolehan suara PDI-P.
Efek ini merata terlihat baik dari sisi geografis maupun demografis para pemilih.
Akan tetapi, survei ini juga menemukan bahwa kontestasi politik baik untuk pemilu legislatif ataupun pemilu presiden relatif masih ketat berlangsung, terutama karena kurang lebihi separuh dari responden menyatakan bahwa pilihan mereka masih bisa berubah.
Di samping itu, beberapa figur dan partai mengalami kenaikan dukungan yang signifikan seperti Wiranto dan Hanura, demikian pula dengan PKB.
+ Pilihan Partai Maret 2013 (alat bantu) *
20.1
15.8
11.3
6.7 6.7 5.8
4.8 3.5 3.4 3.2
1.3 0.5
16.9
* Q3. Jika pemilu legislatif diadakan hari ini partai
mana yang anda pilih. Menggunakan gambar dan nama
partai
+ Trend Dukungan kepada Partai Politik
(Juli 2012 - April 2013 - Nov 2013 – Maret 2014) *
11.6
18
5.2 1.5 2.8
11.1
2 3 2.2 1.6
41
20.1
15.8 11.3
6.7 6.7 5.8 4.8 3.5 3.4 3.2
16.9
Jul-12 Apr-13 Nov-13 Mar-14 (*)
* Dalam survei Maret 2014 ini pertanyaan menggunakan alat bantu gambar partai, sementara
hasil survei sebelumnya yang dirilis menggunakan pertanyaan terbuka.
+ Apakah pilihan partai politik anda sudah
pasti atau masih bisa berubah?
Sudah pasti /
tidak akan
berubah,
42.4
Belum pasti /
masih bisa
berubah,
45.8
Tidak tahu /
tidak jawab,
11.8
+ Jika untuk pilpres 2014 sudah punya figur
pilihan, hal apa yang akan membuat anda
mengubah pilihan tersebut? *
Calon yang
memberi
uang/hadiah
Korupsi Sejarah buruk
(HAM atau
hukum)
Partai yang
Mengusung
Pasangannya
Tidak Pas
8.6
50.2
8 6.8
12.8
* Dari hasil Survei Nasional CSIS November 2013
+ Apakah pilihan Partai Politik anda
sudah pasti?
62.5 58.5 57.9 52.9 52.4 48.1 44.7 43.5 38.6 36.3
3.2
33.8 39 39.5 40.4 45.2 48.1 47.4 52.2 61.4 62.5
46.5
3.8 2.4 2.6 6.6 2.4 3.7 7.9 4.3 0 1.3
50.3
Sudah pasti Belum Pasti Tidak tahu
+
Walaupun hasil survei ini memperlihatkan tingkat dukungan pada PDI-P semakin menguat, para pemilih menyatakan bahwa pilihan mereka masih bisa berubah, 45,8 persen responden menyatakan bisa mengubah pilihannya. Artinya: KONTESTASI POLITIK PEMILU BELUM SELESAI.
Di antara parta-partai peserta pemilu, Hanura relatif telah berhasil memantapkan para pemilihnya, dimana di antara mereka yang menyatakan akan memilih Hanura pada pemilu 9 April nanti, 62,5% menyatakan bahwa pilihan mereka itu sudah pasti.
Salah satu hal yang mungkin mengubah pilihan dari para pemilih adalah isu korupsi.
+ Efek Calon Presiden & Efek
Jokowi
+
“Efek Jokowi” semakin terlihat menjelang Pemilu 2014, walaupun ketika deklarasi pencapresan Jokowi pada tanggal 14 Maret 2014 survei ini tengah berjalan. Artinya, kemungkinan angka perolehan PDIP lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan oleh survei ini.
Survei ini menemukan bahwa apabila sudah ada tiga nama capres definitif (Jokowi-PDIP, ARB-Golkar, Prabowo-Gerindra), maka suara PDIP naik signifikan menjadi 33,4 persen.
Temuan menarik lainnya adalah bahwa dengan penyebutan tiga nama capres di atas, tingkat dukungan terhadap Gerindra pun naik menjadi 15,5 persen, melampaui Golkar dan juga partai incumbent Demokrat, sementara Golkar justru turun walaupun sedikit.
+ Efek figur terhadap pilihan partai. ARB – Golkar,
Jokowi – PDIP, Prabowo – Gerindra. Pilihan
partai? *
33.4
15.5 15.0
4.6 3.8 3.2 3.0 2.9 1.8 1.5 0.8 0.0
14.5
* Q43. Jika tiga calon ARB- Golkar, Jokowi- PDIP,
Prabowo – Gerindra, partai mana yang akan anda pilih?
+ Perbandingan Pilihan Partai (tanpa penyebutan
Capres vs. dengan penyebutan Capres)
20.1
11.3
15.8
6.7 6.7 5.8
4.8 3.4
3.5 3.2
1.3 0.5
16.9
33.4
15.5 15
4.6 3.8 3.2 3 2.9 1.8 1.5
14.5
Partai saja 3 Capres
+ “Efek Jokowi”
“Efek Jokowi” juga terlihat secara geografis dan demografis
umur.
Misalnya, dengan penyebutan nama Jokowi, ARB dan
Prabowo sebagai capres, tingkat dukungan PDIP di antara
para pemilih di Pulau Jawa meningkat dari 23,5 persen
menjadi 35,1 persen.
Demikiran pula di antara pemilih di luar Pulau Jawa,
penyebutan nama Jokowi, ARB dan Prabowo sebagai capres,
tingkat dukungan terhadap PDIP meningkat dari 15,6 persen
menjadi 31,2 persen.
+ “Efek Jokowi”
Demikian pula dengan kelompok umur para pemilih, “Efek Jokowi” terlihat signifikan.
Penyebutan nama Jokowi, ARB dan Prabowo sebagai capres menyebabkan tingkat dukungan terhadap Jokowi meningkat tajam dibandingkan dengan tanpa penyebutan nama capres
Di antara pemilih muda, kelompok umur di bawah usia 21 tahun, dukungan terhadap Jokowi meningkat dari 15 persen menjadi 40 persen; sementara di antara mereka yang berusia antara 22-40 tahun, dukungan meningkat dari 19,6 persen menjadi 32,9 persen;
Di antara pemilih yang lebih senior, yang berusia 41-55 tahun, tingkat dukungan terhadap Jokowi juga meningkat dari 20,7 persen menjadi 35 persen
+ Pilihan Partai dikelompokkan berdasar
geografi Jawa dan luar Jawa*
Pulau Jawa Luar Jawa
23.5
15.6 14.6 17.5
13.4
8.7
13.7
21.5
PDIP Golkar
Gerindra Blm pilih
Pulau Jawa Luar Jawa
35.1 31.2
14.1
16.2 16.8
13.8 12.6
17
PDIP Golkar
Gerindra Blm pilih
Pilihan Partai Saja (Q3) Pilihan Partai dgn 3 Calon: ARB-
JKW-Prabowo (Q43)
+ Pilihan partai dikelompokkan berdasar demografi
umur
21 tahun
kebawah
22-40 tahun 41 - 55 tahun 56 tahun
keatas
15 19.6 20.7 21.5
15 13.3 17.4 19.3 13.3 13.5 11
6.3
16.7 17.4 18.5 13.9
Pilihan partai tanpa Calon (Q3)
PDIP Golkar Gerindra Blm pilih
Dibawah 21
tahun
22-40 tahun 41 - 55 tahun 56 tahun
keatas
40 32.9 35 30
11.7 14.1 14.1 19.7 15 16.5 15.1
13.9 6.7
14.3 16.7 13.9
Pilihan partai dgn 3 Calon: ARB – JKW – Prabowo
PDIP Golkar Gerindra Blm pilih
+
Pilihan Presiden
+ Jika Pemilu Presiden dilakukan hari ini,
siapa yang anda pilih? *
31.8
14.3 10.3 9.3
6.3 5.3 2.3 1.4 1.1
3.5
14.4
* Q9 Menggunakan kartu bantu nama dan gambar calon sebanyak 17
tokoh
+
Serupa dengan pilihan partai, situasi masih mudah berubah
karena 49,7 persen responden (setengah dari total
responden) menyatakan bahwa pilihan terhadap presiden ini
masih bisa berubah.
Karena itu, KONTESTASI PEMILIHAN CAPRES MASIH BELUM
SELESAI.
+ Apakah pilihan calon presiden anda sudah
pasti atau masih bisa berubah?
Sudah pasti /
tidak akan
berubah,
44.5 Belum pasti /
masih bisa
berubah,
49.7
Tidak jawab,
5.8
+ Pilihan Presiden dikelompokkan berdasar pilihan Partai dgn
penyebutan 3 Calon: ARB, Jokowi & Prabowo – Q 43)
45.6
10.5
4.3
5.6
19
5.3
61.1
14.4
9.1
16.4
18.4
26.1
25
14.3
25.7
19.9
3.5
7.2
64
5.5
15.8
4.3
8.3
4.8
8.9
8.6
70.9
23.7
10.9
13.9
19
14.3
25
15.6
14
18.4
21.8
44.4
38.1
48.5
11.7
8.3
3.6
13.2
32.6
2.8
4.8
8.6
57.9
PDIP
Golkar
Gerindra
Hanura
Demokrat
PKB
PAN
PPP
PKS
Blm pilih partai
ARB Jokowi Prabowo Wiranto LAIN Blm pilih pres
+ Diantara 3 calon Presiden berikut
mana yang akan anda pilih?
14
45.7
23.6 16.7
ARB – JKW - Prabowo ARB – JKW - Wiranto
13.8
49.8
17.3 19.1
+ Head to Head antara 2 Calon
Jokowi Prabowo Blm punya &
golput
54.3
28.3
17.4
Jokowi vs. Prabowo
+
Calon Wakil Presiden
+ Siapa dari nama berikut yang paling layak menjadi
calon Wakil Presiden?
16.3
11.8
8.4 6.3 6.3 5.8 5.1 4.9
3.6 1.2 1 0.9 0.8 0.4
3.4
23.8
+ Karakteristik wakil ideal bagi
Jokowi?
Merakyat,
37.3
Tegas, 24
Bersih dari
korupsi, 20.8
Berpengalam
an, 9.3
Mampu
mengelola
birokrasi, 6.7
Menarik, 0.6
Tidak tahu,
1.4
Other, 8.7
+ Wakil capres ideal bagi Jokowi
15.2 15.1 11.3
6 4.8 4.3 4.3 3.6 2.4 1.7 1.3 2.8
27.2
+ Wakil ideal capres bagi Prabowo
19.2
11.3
6.3 5.8 5.4 4.3 3.8 1.8 1.7 1.6
6.7
32.1
+ Skenario Pasangan Capres &
Cawapres
+
Hari ini, figur Jokowi lebih dominan dibandingkan dengan
capres lain. Karena itu, siapa nama pasangan Jokowi menjadi
tidak terlalu relevan.
Akan tetapi, penentuan cawapres tentu mempertimbangkan
dua hal: 1) response pemilih yang akan menentukan apakah
pasangan yang diajukan akan dipilih oleh mereka 2)
kalkulasi politik terkait dengan kemungkinan peta politik di
DPR setelah Pemilu 2014 dan kemampuan governing dari
Presiden yang akan terpilih nanti.
+
Berkenaan dengan poin di atas, survei ini menemukan
bahwa di mata pemilih Jusuf Kalla dianggap sebagai
cawapres ideal bagi dua nama terkuat Jokowi dan Prabowo
Subianto. Akan tetapi calon lain seperti Wiranto juga
memiliki keunggulan elektoral karena elektabilitas dirinya
dan juga Hanura yang terus menguat; demikian pula dengan
calon dari partai lain seperti hasil konvensi Partai Demokrat
yang masih berlangsung.
Survei ini menemukan bahwa bagi PDIP, figur cawapres dari
luar PDIP (skenario 3,4,5,dan 6) akan menambah suara dan
dukungan apabila dibandingkan dengan figur cawapres dari
internal PDIP sendiri (skenario 1 dan 2).
+ Capres dan Cawapres dari PDI-P
17.1
40.8
21.3 20.8 14.2
41
23.2 21.6
Skenario 1 Skenario 2
+ Jokowi + non-PDIP
15.4
44.5
20.5 19.6 14.8
43
23.9 18.4
Skenario 3 Skenario 4
+ Jokowi + non-PDIP
12.9
46.7
22 18.4
ARB &
Pramono
Edhie
Jokowi &
Jusuf Kalla
Prabowo &
Hatta
Blm punya
& golput
13.4
42.8
24.8
1.2
ARB &
Pramono
Edhie
Jokowi &
Ahok
Prabowo
& Jusuf
Kalla
Blm
punya &
golput
Skenario 5 Skenario 6
+
Kesimpulan Sementara
+
Kemungkinan perolehan suara PDI-P menjadi yang tertinggi
dibandingkan partai-partai lain, terutama karena figur Joko
Widodo sebagai capres, yang membawa coat-tail effect.
Bila situasi tidak berubah, dengan Jokowi sebagai capres,
PDI-P akan mampu melampaui syarat pencalonan sebesar 25
persen suara dalam pemilu legislatif 9 April nanti, karena
survei ini menemukan bahwa PDI-P kemungkinan bisa
memperoleh suara lebih dari threshold tersebut.
Apa implikasi dan arti pentingnya?
+
1. Apabila PDI-P menang, maka salah satu milestone konsolidasi demokrasi sudah tercapai. Mengapa? Karena artinya untuk pertama kalinya sejak pemilu demokratis pertama sejak reformasi tahun 1999, sebuah partai yang pernah berkuasa dan kemudian menjadi oposisi selama 10 tahun (PDI-P kalah pemilu 2004 dan 2009) bisa kembali berkuasa hanya melalui jalan elektoral, kembali berkuasa hanya melalui pemilu, tidak melalui akrobat-akrobat politik dan atau cara-cara non-elektoral.
2. Apabila PDI-P menang pemilu 2014, maka hal itu akan mengirim sinyal kuat kepada semua partai lain dan juga aktor-aktor politik bahwa yang utama dalam demokrasi adalah konsistensi dan kepercayaan kepada cara-cara elektoral. Demokrasi dan pemilu dipercaya sebagai the only game in town.
+
3. Melampaui perolehan suara yang disyaratkan untutk pencalonan capres artinya adalah PDI-P bisa mencalonkan sendiri capresnya, tanpa harus “berhutang” suara pada partai lain sehingga tidak perlu membayar hutang politik dalam wujud pemberian portofolio kabinet sehingga terbentuk “koalisi gemuk”.
4. Apabila demikian, maka terbuka peluang bagi terbentuknya sebuah pemerintahan dengan kabinet profesional, bukan kabinet yang mengakomodasi ketua-ketua partai.
5. Poin 4 hanya mungkin terjadi apabila partai-partai lain mengamini pelajaran terbesar dari PDI-P selama 10 tahun terakhir bahwa menjadi oposisi adalah mulia dan tidak harus mati; bahkan bisa melakukan regenerasi dan konsolidasi internal partai.