surat suara tambahan pilkada jalan berlubang dan hak · pdf fileyang mengatakan ”hilang...

1
Terima Kasih untuk Polisi Saya punya usaha rental mobil yang kemudian mobil saya dilarikan oleh penye- wa yang kemudian melarikan diri (menghi- lang). Pada saat saya melaporkan kejadian ini ke Polsekta Ungaran, petugas menyam- but baik dan saya merasa mendapat pelayanan yang sangat baik walaupun tidak menebar uang. Di saat kepolisian banyak mendapat hujatan, ternyata masih banyak anggota kepolisian yang berpegang pada semboyan kepolisian ”Melayani Masyarakat”. Khusus untuk Polsekta Ungaran tidak berlaku istilah yang mengatakan ”hilang 1 mobil jika lapor polisi jadi hilang 2 mobil”. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kapolsek Ungaran serta Kanit Reskrim Bapak Hartono SH, serta anggota yang telah membantu menemukan mobil rental milik saya yang hilang dan menangkap pelakunya. Esti Martiwi JI KanferRaya Blok Q-15 Banyumanik, Semarang *** Narsisme Terbaca oleh saya, seorang kakek 70 tahun. Narsis merupakan bentuk perasaan cinta yang berlebihan pada diri sendiri. Narsissus, nama seorang pemuda yang tam- pan nan rupawan. Saking cintanya terhadap diri sendiri, banyak gadis cantik menarik tak dihiraukan. Dari mana terkisah kalau bukan dari negeri yang terkenal dengan mitos-mitos dan olimpiadenya, Yunani. Hingga banyak orang ingin mengunjungi guna belajar ber- disiplin dan beretika (hendak ditiru?) Negeri dengan banyak patung dewa-dewinya nan can- tik. Konon di abad 5-4 SM (Sebelum Masehi) sudah ada peradaban, hingga kini kesejara- hannya banyak dike- nal. Keelokan dan kecantikan Dewi Athena, kini dia- badikan menjadi nama ibu kota Yunani. Siapa yang tak kenal dengan nama Sokrates, Plato, Aristoteles yang jenius dengan filsafat-fil- safat.Pada sisi mankind is one/kemanusiaan adalah satu, barangkali inspirasinya dari sana. Masyarakat jawa kuno juga punya pandangan dan falsafahnya: Aja adigang adigung adigu- na. Aja aji mumpung, jangan memanfaatkan suatu kesempatan, ja- ngan arogansi. Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu gawal juga. Se- iring dalam konteks monarki dan keistime- waan, statemen Presiden oleh masyarakat/rakyat Yogyakarta tak dihi- raukan dengan apik, bahkan dalam artian ditentang. Presiden diminta meminta maaf. Pada siapa? Pada warga Yogyakarta? We ladalah... Namun itu belum seberapa. Ingat, Presiden AS George WBush pernah dilem- par sepatu oleh seseorang warga Irak yang geram. Agama berseru: Manusia tempat salah dan lupa. Namun bukan menyengaja. Soedadi (FPSP) Perum Ketileng Indah Blok E-241 Semarang, (024) 6731423 *** HDI Kita Memang Masih Rendah Setiap ada penyelenggaraan Pemilu atau Pilkada selalu terjadi pemasangan tanda gambar di pohon-pohon pinggir jalan yang strategis. Intinya, pemasangan itu untuk mencari simpati dari masyarakat secara luas dengan biaya murah. Jika pemasangan gambar di pohon dinilai melanggar peraturan yang berlaku, menu- rut pendapat saya justru peraturan itu yang harus dicabut, karena pembuat peraturan bisa jadi tidak menyadari tentang HDI (Human Development Index) bangsa Indonesia yang berada pada urutan ke-110 dari 182 negara di dunia, menurut data dari UNDP(United Nation Development Program). Untuk Pilwakot Kota Salatiga seperti dimu- at pada harian ini, Kamis, 9 Desember 2010, satu pohon dipaku 3 bakal calon. Hal ini meru- pakan bukti masyarakat yang memasang tidak/belum memahami peraturan yang ada. Jadi daripada aparat Satpol PP Kota Salatiga hanya disibukkan dengan melakukan pen- copotan tanda gambar yang berulang-ulang, jalan terbaiknya peraturan dan Perda dimaksud dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Belum lagi kata-kata yang menyertai dalam gambar tersebut, hampir sebagian besar kurang selaras dengan contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Umat Islam Kota Salatiga yang berjumlah 80% dari jumlah pen- duduk, semuanya paham bahwa Muhammad sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rosul diberi gelar Al Amin oleh masyarakat dan beliau sama sekali tidak meminta atau memproklamasikan diri. Gelar itu diberikan karena beliau memang telah terbukti berbuat kebajikan bertahun-tahun kepada masyarakat. Demikian pula SahabatAbu Bakar diberi julukan Ash Shiddiq, karena kejuju- ran, perilaku, sikap, kedermawanan dan ucapan- nya memang sudah terbukti berkali-kali dirasakan oleh masyarakat, terlebih lagi ketika beliau membenarkan terhadap peristiwa Isro’dan Mi’rojNabiMuhammadSAW.SahabatUmarbin Khottob mendapat julukan Saifullah, karena masyarakat sangat paham beliau telah terbukti akan keberaniannya dalam membela dan berjuang demi izzul Islam wal muslimin, dan masih banyak lagi contoh dari para pemimpin Islam yang menerima julukan harum tanpa mem- inta. Sedangkan gambar-gambar para calon yang disertai dengan kata-kata di bagian bawah dan samping, asumsi kami justru muncul dari yang bersangkutan, seperti ada yang mengaku ikhlas, dekat rakyat, cerdas, amanah, bijaksana, santun, jujur dan masih banyak lagi kata-kata mempes- ona yang bisa kita baca dari Blotongan sampai Noborejo, dari Tingkir Lor sampai Ngawen. Hal ini sudah barang tentu tidak sinergis den- gan yang telah dicontohkan oleh Rosulullah Muhammad SAW dan para Sahabat Nabi yang sangat jauh dari sifat sum’ah dan menyombongkan diri. H Muhammad Djam’an Cabean Mangunsari Kota Salatiga SELASA 4 JANUARI 2011 M ENINGGALNYA Cahyono Sugiarto (44), pengendara motor, dalam kecelakaan di ruas Jalan Ajibarang-Bumiayu, Kabupaten Banyumas menjadi catatan kamtibmas Jateng awal tahun 2011. Seperti diberitakan (SM, 02/01/11), korban tewas tertabrak truk yang melaju dari arah berlawanan. Sebelumnya ia terjatuh ke sisi kanan, akibat menghindari kendaraan di depannya yang me- ngerem secara mendadak karena ada lubang di jalan. Penyebab kecelakaan seperti itu yang menelan kor- ban jiwa bukan kali pertama terjadi di negeri ini. Begitu banyak jalan berlubang yang tak terurus yang siap memangsa pengguna jalan raya, baik secaca langsung maupun tidak langsung seperti kejadian tersebut. Dalam kehidupan bernegara yang beradab, adalah tanggung jawab negara untuk melindungi hak hidup (right to life) tiap individu yang ada dalam yurisdiksinya. Filosofi yang melandasi argumen terse- but adalah karena kebutuhan untuk terlindungi dari segala macam hal yang dapat meram- pas hak dan kebebasan da- sarnya itulah manusia bersepa- kat memasuki kehidupan ber- negara. Diyakini, kehidupan berne- gara akan lebih aman serta menjamin hak dan kebebasan manusia daripada kehidupan dalam keadaan alam (state of nature), yaitu yang kuat menguasai yang lemah dalam hubungan yang represif-eksploitatif bercorak hommo homini lupus. Hak hidup sebagai salah satu hak yang dijamin dalam paham negara hukum (rule of law) tidak saja bersangkut-paut dengan isu hukuman mati dan peram- pasan nyawa secara sewenang-wenang. Pengu- rangan angka kematian bayi dan ibu melahirkan adalah salah satu interpretasi terhadap pemenuhan hak hidup. Perlindungan terhadap hak hidup yang paling uni- versal di antaranya adalah dengan mengkriminalisasi perampasan nyawa, sebagaimana juga dianut oleh KUHP. Singkatnya, negara wajib melakukan langkah- langkah legislasi agar hak yang terbilang sebagai hak yang tak dapat dikurangi (non-derogable rights) dapat terlindungi secara maksimal. Dalam konteks jalan rusak dan berlubang seba- gaimana menjadi penyebab tewasnya pengendara motor tersebut, negara ini sesungguhnya memiliki instrumen hukum yang mengaturnya. Pasal 24 UU Nomor 29 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (UU LLAJ) mewajibkan penyelenggara jalan untuk segera memperbaiki jalan yang rusak. Lalai Kewajiban Sanksi penjara dan denda sebagaimana tertuang pada Pasal 273 UU itu, mengancam penyelenggara jalan yang akibat kegagalannya memenuhi kewajiban hukum memperbaiki jalan mengakibatkan kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa, luka ringan atau berat, dan kerusakan kerusakan kendaraan. Dikaitkan den- gan UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan maka tanggung jawab pemeliharaan jalan terletak pada pun- dak pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan kota sesuai dengan kategori jalan masing-masing. Tewasnya Cahyono, selain takdir Illahi, hal itu menunjukkan bahwa norma hukum yang mewajibkan penyelenggara jalan untuk membenahi jalan yang rusak masih memprihatinkan dalam tataran implemen- tasi. Penyelenggara jalan Ajiba- rang-Bumiayu tidak melakukan kewajiban hukumnya: memper- baiki jalan yang rusak. Karena- nya, penegak hukum tak saja harus mengusut sopir kenda- raan lain yang terlibat dalam ka- sus itu namun juga perlu meng- usut serta membawa keadilan pihak penyelenggara jalan yang ’’mengakibatkan’’ kecelakaan. Kasus kecelakaan itu sudah seharusnya dijadikan bahan refleksi bagi pemerintah dalam segenap levelnya untuk lebih sungguh-sungguh lagi membe- nahi jalan raya agar ia tidak men- jadi pemangsa yang setiap saat bisa merampas nyawa manusia. Pembiaran jalan berlubang penyebab sederet mala- petaka sesungguhnya adalah pembiaran terhadap ter- ampasnya nyawa manusia, suatu pelanggaran ter- hadap hak asasi manusia yang serius. Sudah saatnya berbagai klausul UU LLAJ yang mengandung sanksi itu ditegakkan. Tidak saja ter- hadap masyarakat melalui berbagai razia SIM dan STNK tapi juga terhadap pemerintah sebagai subjek dalam regulasi itu. Penegakan hukum yang tak pan- dang bulu dan komprehensif atas perangkat hukum tersebut akan menciptakan rasa keadilan sekaligus mewujudkan asas persamaan di muka hukum dalam berlalu lintas. (10) — Manunggal K Wardaya SH LLM, dosen Fakultas Hukum Unsoed Purwokerto, alumnus Monash University Australia dan International Institute of Social Studies Belanda Penegak hukum tak saja harus mengusut sopir kendaraan lain yang terlibat dalam kasus itu namun juga perlu menyidik pihak penyelenggara jalan yang ’’men- gakibatkan’’ kecelakaan itu Oleh Manunggal K Wardaya Jalan Berlubang dan Hak Hidup Warga Surat Suara Tambahan Pilkada H al ini diang- g a p melanggar Pasal 87 Ayat 1 UU Nomor 32 tentang Pemerintah Daerah yang meny- atakan bahwa jumlah surat suara dicetak sama dengan jumlah pemilih tetap ditambah 2,5% dari jumlah pemilih. Sementara KPUD Grobogan menyatakan, telah mencetak surat suara sejumlah DPT yakni 1.076.639 lembar ditambah 2,5%-nya, dan masih ditambah lagi 10.000 lembar sebagai cadangan untuk mengantisipasi adanya pemili- han ulang. Terasa janggal ketika UU Nomor 32 Tahun 2004 itu utamanya Pasal 87 Ayat 1, 2, dan 3 ditafsirkan berbeda oleh antarpenyelenggara pemilu. Padahal penjelasan UU tersebut, Ayat 1 sudah dinyatakan ’’cukup jelas’’. Hal yang sama juga diatur dalam PP Nomor 6 Tahun 2005 ten- tang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pasal 75 Ayat 1 yang meny- atakan bahwa jumlah surat suara pemilihan pasangan calon dicetak sama dengan jumlah pemilih tetap dan ditambah paling banyak 2,5% dari jumlah pemilih tersebut. Apabila dikaji, pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan tidak ada satu ayat pun yang multitafsir dalam hal penyediaan surat suara. Artinya, KPUD Grobogan sebagai penyelenggara pilkada hanya diberi kewenang- an mencetak surat suara sejumlah DPT yakni 1.076.639, ditambah 2,5 %-nya (26.916 lem- bar), yang berarti totalnya 1.103.555 lembar. Dengan adanya penambahan 10.000 lembar surat suara, atas saran KPU Provinsi Jateng, sebagaimana disampaikan KPUD Grobogan ( SM, 11/12/10), maka KPUD telah melam- paui kewenangan yang diamanatkan dalam UU. Saran KPU Provinsi tidak memiliki dasar hukum yang bisa dijadikan landasan mencetak surat suara tambahan sejumlah itu. Menaati Peraturan KPU Provinsi Jateng memberikan saran yang bisa berakibat fatal terhadap legitimasi pilkada di Grobogan. Apalagi surat suara hanya akan digunakan sebagai cadangan untuk men- gantisipasi terjadinya pemilihan ulang yang belum tentu terjadi. Antisipasi pemilihan ulang, tentu bukan menambah cetak surat suara yang berpotensi melanggar peraturan perun- dang-undangan. Penambahan surat suara di luar ketentuan akan memicu kecurigaan berbagai pihak, dan bisa berkesan pemilihan ulang telah ’’disiapkan’’. Sebagaimana diatur dalam PP Nomor 6 Tahun 2005 Pasal 91, maka langkah antisipatif bisa dilaksanakan oleh seluruh penyelenggara pilkada di seluruh tingkatan. Hal-hal yang membuat pemungutan suara ulang sesuai Pasal 91 Ayat 1 yaitu: apabila terjadi kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan. Kemudian Ayat 2, (a) apabila dari hasil penelitian panwas kecamatan terbukti terdapat 1 atau lebih keadaan: pembukaan kotak suara dan/berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan peraturan perundang-undangan; (b) petugas KPPS meminta pemilih memberi tanda khusus, menandatangani, atau menulis nama atau alamatnya pada surat suara yang sudah digunakan; (c) lebih dari seorang pemilih menggunakan hak pilih lebih dari satu kali pada TPS yang sama atau TPS berbeda. Selanjutnya pada butir (d) petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan oleh pemilih sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah dan/atau (e) lebih dari seorang pemilih yang tidak terdaftar sebagai pemilih mendapat kesempatan memberikan suara pada TPS. Dalam kondisi apapun, sebagai penyeleng- gara pemilu tentu harus taat kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga mampu menciptakan pilkada yang bersih, jujur, dan adil, agar tidak muncul poten- si konflik pascapilkada, dikarenakan pelang- garan yang cukup substantif dalam proses penc- etakan logistik surat suara. (10) — Achmad Junaidi SAg, Ketua Lembaga Pusat Kajian Pelatihan dan Pengembangan SDM, mantan Ketua Divisi Logistik dan Keuangan Pilkada KPUD Grobogan TERKAIT tahapan pilkada Kabupaten Grobogan 2011 tingkat konstelasi politik makin menghangat, termasuk yang terkait dengan penyelengara. Membaca harian ini (SM, 11/12/10), penulis tertarik membaca berita bahwa panwas menilai KPUD Grobogan melakukan pelanggaran karena mencetak 10 ribu lembar surat suara tambahan. Alamat Baru Kirimkan artikel wacana lokal (hal 7) ke: [email protected]. Panjang tulisan maksimal 5.000 karakter with space. Sertakan foto close up, pose santai. (Red) Oleh Achmad Junaidi Menunggu Penyelamat Pendidikan Pastinya tak mungkin kehidupan rakyat seperti ini jika para pemimpin kita mau menepati janji. Kata-katanya selangit ingin membela rakyat kecil dan memperjuangkan nasibnya, itu ketika kampanye. Semua rakyat percaya dengan janji-janji, termasuk saya.Tapi janji tinggal janji, apa yang dijanjikan setengah hati merealisasikan ucapan-ucapan janjinya. Jika tidak ada dermawan yang berhati mulia sang juru selamat pendidikan, kedua anak saya, yang ketika itu kesulitan biaya pendidikan sekolah SD dan SMPYayasan YSKI Jl Kompol Maksum 280 Semarang dan Jl Sidodadi Timur 23 Semarang, pasti putus sekolah. Sekarang anak pertama, Kouw Samuel Rahadian Wijaya masih menjadi siswa SMKN 7 (STM Pembangunan) telepon (024) 8311532 Jl Simpanglima Semarang dan sedang magang. Anak ke-2, Kouw Devina Christiana Wijaya sekarang siswi SMKKI (Kimia Industri) Theresiana Yayasan Santo Paulus Jl Kusuma Negara (Sriwijaya) No 104 Semarang 50241 telp (024) 8318542. Saat ini, lagi-lagi kesulitan ekonomi dan juga biaya pendidikan bagi kesuk- sesan 2 anak saya. Bapak dan ibu pemimpin mana perhatianmu? Kepada orang yang sudah mendukungmu menuju kursi empuk baik itu di pilpres, pilleg, pilgub dan pilwakot. Kepada bapak-bapak dan ibu-ibu terhormat mana janjimu? Yang kau ucapkan dulu yang katanya memperjuangkan rakyat dari kemiskinan, pendidikan gratis, lapangan pekerjaan, dan lainnya. Saya mantan karyawan RM Prima dan mantan KamraAngkatan I 1999-2001 berjuang keras. Bekerja apa pun asal halal dan agar pendidikan sepasang anak-anak saya sukses. Untuk para pengusaha otomotif saya mengetuk pintu hati Anda untuk mau berbagi kepada siswa kurang mampu jurusan mesin otomotif termasuk anak saya. Kepada kepala sekolah dan ketua yayasan yang mendidik 2 anak saya, mohon ringankan beban biaya pendidikan yang saya tanggung, tolong cek ulang biodata anak saya, silahkan cek tempat tinggal. Kouw Wie Hay Jl Kedondong Dalam II/376 RT02/04 LamperTengah Semarang Selatan 50248 *** Kolam Renang dan Pemancingan ”Mulia” Desa Klambu, Membahayakan Hari Jumat 19 November 2010 sekitar pukul 16.00 saya, suami, mertua beserta dua anak kami pergi ke kolam renang dan pemancingan ”Mulia” Desa Klambu, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan. Sesampainya di tempat tujuan suami membayar tiket masuk tapi tidak diberi tiket (petugas perempuan bilang langsung masuk saja padahal ter- lihat ada tiket di meja petugas). Selama kurang lebih 1 jam kami bermain air dan berenang, suami dan anak saya mencoba wahana papan luncur. Anak saya meluncur dengan posisi anak dipangku suami, di tikungan yang sangat tajam sebelum sampai di air, saya melihat langsung anak perempuan saya yang berusia 4,5 tahun terlempar keluar dari papan luncur dan jatuh dari ketinggian sekitar 3 meter di atas lantai semen. Suami saya luka memar di dagu, kaki dan tangan kanannya berdarah, sedang anak saya kakinya berdarah dan badan memar-memar. Untung pada saat kejadian anak saya memakai rompi renang milik sendiri sehingga waktu jatuh dari ketinggian sedikit terlindungi. Yang disesalkan tidak ada petugas/penja- ga yang menjaga di setiap tempat. Bahkan salah seorang petugas baru tahu setelah kurang lebih 20 menit, itupun mungkin ada yang memberitahu bahwa ada anak jatuh. Ketika datang menghampiri den- gan santainya dia bertanya ”jatuh ya Pak?” dia memberikan obat luka dan mengatakan bahwa suami saya adalah korban kedua. Dari pihak pengelola pun tidak ada yang menemui kami sekadar memberikan penje- lasan dan permohonan maaf. Sungguh disesalkan wahana bermain yang bagus tapi den- gan tingkat keselamatan yang minim. Kami berpikiran tanpa diberikan tiket tanda masuk, kalo ada kecelakaan ataupun hal yang lebih buruk menimpa pengunjung, tidak bisa menuntut atau mendapatkan asuransi. Sebagai pengunjung tentu kita berada di pihak yang dirugikan. Saya berharap semoga tidak ada lagi korban ketiga dan seterusnya. Untuk pengelola tolong diperhatikan desain wahana peluncurannya, sudut kemiringan terlalu tajam, dinding papan luncur sangat ren- dah sehingga akibat dari tikungan dan kemiringan yang tajam kita bisa terlempar keluar. Untuk pembaca yang lain supaya berhati-hati terhadap bentuk wahana yang mem- bahyakan keselamatan kita. Menik Hermawan Klipang Permai Blok I/380 RT003 RW0 2 3 Sendangmulyo Tembalang Semarang Diketik 1,5 spasi maksimal satu folio, ditandatangani dan dilengkapi fotokopi identitas diri. Isi seluruhnya tanggung jawab penulis dan tidak melayani permintaan identitas yang dirahasiakan. Redaksi berhak melakukan editing. Kirimkan ke alamat: [email protected] Untuk kritik dan saran seputar Suara Merdeka kirim: [email protected]

Upload: lamkhuong

Post on 06-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Surat Suara Tambahan Pilkada Jalan Berlubang dan Hak · PDF fileyang mengatakan ”hilang 1 mobil jika ... ban jiwa bukan kali pertama terjadi di negeri ini. ... Kasus kecelakaan itu

Terima Kasih untuk PolisiSaya punya usaha rental mobil yang

kemudian mobil saya dilarikan oleh penye-wa yang kemudian melarikan diri (menghi-lang). Pada saat saya melaporkan kejadianini ke Polsekta Ungaran, petugas menyam-but baik dan saya merasa mendapatpelayanan yang sangat baik walaupun tidakmenebar uang. Di saat kepolisian banyakmendapat hujatan, ternyata masih banyakanggota kepolisian yang berpegang padasemboyan kepolisian

”Melayani Masyarakat”. Khusus untukPolsekta Ungaran tidak berlaku istilahyang mengatakan ”hilang 1 mobil jikalapor polisi jadi hilang 2 mobil”. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepadaKapolsek Ungaran serta Kanit ReskrimBapak Hartono SH, serta anggota yangtelah membantu menemukan mobil rentalmilik saya yang hilang dan menangkappelakunya.

Esti MartiwiJI Kanfer Raya Blok Q-15Banyumanik, Semarang

* * *

NarsismeTerbaca oleh saya, seorang kakek 70

tahun. Narsis merupakan bentuk perasaancinta yang berlebihan pada diri sendiri.Narsissus, nama seorang pemuda yang tam-pan nan rupawan. Saking cintanya terhadapdiri sendiri, banyak gadis cantik menariktak dihiraukan.

Dari mana terkisah kalau bukan darinegeri yang terkenal dengan mitos-mitosdan olimpiadenya, Yunani. Hingga banyakorang ingin mengunjungi guna belajar ber-disiplin dan beretika(hendak ditiru?) Negeridengan banyak patungdewa-dewinya nan can-tik.

Konon di abad 5-4SM (Sebelum Masehi)sudah ada peradaban,hingga kini kesejara-hannya banyak dike-nal. Keelokan dankecantikan DewiAthena, kini dia-badikan menjadi namaibu kota Yunani. Siapayang tak kenal dengannama Sokrates, Plato,Aristoteles yang jeniusdengan filsafat-fil-safat.Pada sisi mankindis one/kemanusiaanadalah satu, barangkaliinspirasinya dari sana.Masyarakat jawa kunojuga punya pandangandan falsafahnya: Ajaadigang adigung adigu-na. Aja aji mumpung,jangan memanfaatkansuatu kesempatan, ja-ngan arogansi.

Sepandai-pandaitupai melompat, sekaliwaktu gawal juga. Se-

iring dalam konteks monarki dan keistime-waan, statemen Presiden olehmasyarakat/rakyat Yogyakarta tak dihi-raukan dengan apik, bahkan dalam artianditentang. Presiden diminta meminta maaf.

Pada siapa? Pada warga Yogyakarta? Weladalah... Namun itu belum seberapa. Ingat,Presiden AS George WBush pernah dilem-par sepatu oleh seseorang warga Irak yanggeram. Agama berseru: Manusia tempatsalah dan lupa. Namun bukan menyengaja.

Soedadi (FPSP)Perum Ketileng Indah Blok E-241

Semarang, (024) 6731423

* * *

HDI Kita Memang Masih Rendah

Setiap ada penyelenggaraan Pemilu atauPilkada selalu terjadi pemasangan tandagambar di pohon-pohon pinggir jalanyang strategis. Intinya, pemasangan ituuntuk mencari simpati dari masyarakatsecara luas dengan biaya murah. Jikapemasangan gambar di pohon dinilaimelanggar peraturan yang berlaku, menu-rut pendapat saya justru peraturan itu yangharus dicabut, karena pembuat peraturanbisa jadi tidak menyadari tentang HDI(Human Development Index) bangsaIndonesia yang berada pada urutan ke-110dari 182 negara di dunia, menurut data dariUNDP (United Nation DevelopmentProgram).

Untuk Pilwakot Kota Salatiga seperti dimu-at pada harian ini, Kamis, 9 Desember 2010,satu pohon dipaku 3 bakal calon. Hal ini meru-pakan bukti masyarakat yang memasangtidak/belum memahami peraturan yang ada.Jadi daripada aparat Satpol PPKota Salatiga

hanya disibukkan dengan melakukan pen-copotan tanda gambar yang berulang-ulang,jalan terbaiknya peraturan dan Perda dimaksuddicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Belum lagi kata-kata yang menyertai dalamgambar tersebut, hampir sebagian besar kurangselaras dengan contoh yang telah diberikan olehRasulullah Muhammad SAW. Umat Islam KotaSalatiga yang berjumlah 80% dari jumlah pen-duduk, semuanya paham bahwa Muhammadsebelum diangkat menjadi Nabi dan Rosul diberigelar Al Amin oleh masyarakat dan beliau samasekali tidak meminta atau memproklamasikandiri.

Gelar itu diberikan karena beliau memangtelah terbukti berbuat kebajikan bertahun-tahunkepada masyarakat. Demikian pula Sahabat AbuBakar diberi julukan Ash Shiddiq, karena kejuju-ran, perilaku, sikap, kedermawanan dan ucapan-nya memang sudah terbukti berkali-kalidirasakan oleh masyarakat, terlebih lagi ketikabeliau membenarkan terhadap peristiwa Isro’danMi’roj Nabi Muhammad SAW. Sahabat Umar bin

Khottob mendapat julukan Saifullah, karenamasyarakat sangat paham beliau telah terbuktiakan keberaniannya dalam membela danberjuang demi izzul Islam wal muslimin, danmasih banyak lagi contoh dari para pemimpinIslam yang menerima julukan harum tanpa mem-inta.

Sedangkan gambar-gambar para calon yangdisertai dengan kata-kata di bagian bawah dansamping, asumsi kami justru muncul dari yangbersangkutan, seperti ada yang mengaku ikhlas,dekat rakyat, cerdas, amanah, bijaksana, santun,jujur dan masih banyak lagi kata-kata mempes-ona yang bisa kita baca dari Blotongan sampaiNoborejo, dari Tingkir Lor sampai Ngawen.

Hal ini sudah barang tentu tidak sinergis den-gan yang telah dicontohkan oleh RosulullahMuhammad SAW dan para Sahabat Nabiyang sangat jauh dari sifat sum’ah danmenyombongkan diri.

H Muhammad Djam’anCabean Mangunsari

Kota Salatiga

SELASA4 JANUARI 2011

MENINGGALNYA Cahyono Sugiarto (44),pengendara motor, dalam kecelakaan diruas Jalan Ajibarang-Bumiayu, KabupatenBanyumas menjadi catatan kamtibmas

Jateng awal tahun 2011. Seperti diberitakan (SM,02/01/11), korban tewas tertabrak truk yang melaju dariarah berlawanan. Sebelumnya ia terjatuh ke sisi kanan,akibat menghindari kendaraan di depannya yang me-ngerem secara mendadak karena ada lubang di jalan.

Penyebab kecelakaan seperti itu yang menelan kor-ban jiwa bukan kali pertama terjadi di negeri ini. Begitubanyak jalan berlubang yang tak terurus yang siapmemangsa pengguna jalan raya, baik secaca langsungmaupun tidak langsung seperti kejadian tersebut.

Dalam kehidupan bernegara yang beradab, adalahtanggung jawab negara untukmelindungi hak hidup (right tolife) tiap individu yang adadalam yurisdiksinya. Filosofiyang melandasi argumen terse-but adalah karena kebutuhanuntuk terlindungi dari segalamacam hal yang dapat meram-pas hak dan kebebasan da-sarnya itulah manusia bersepa-kat memasuki kehidupan ber-negara.

Diyakini, kehidupan berne-gara akan lebih aman sertamenjamin hak dan kebebasanmanusia daripada kehidupandalam keadaan alam (state ofnature), yaitu yang kuat menguasai yang lemah dalamhubungan yang represif-eksploitatif bercorak hommohomini lupus.

Hak hidup sebagai salah satu hak yang dijamindalam paham negara hukum (rule of law) tidak sajabersangkut-paut dengan isu hukuman mati dan peram-pasan nyawa secara sewenang-wenang. Pengu-rangan angka kematian bayi dan ibu melahirkan adalahsalah satu interpretasi terhadap pemenuhan hak hidup.

Perlindungan terhadap hak hidup yang paling uni-versal di antaranya adalah dengan mengkriminalisasiperampasan nyawa, sebagaimana juga dianut olehKUHP. Singkatnya, negara wajib melakukan langkah-langkah legislasi agar hak yang terbilang sebagai hakyang tak dapat dikurangi (non-derogable rights) dapatterlindungi secara maksimal.

Dalam konteks jalan rusak dan berlubang seba-gaimana menjadi penyebab tewasnya pengendaramotor tersebut, negara ini sesungguhnya memilikiinstrumen hukum yang mengaturnya. Pasal 24 UU

Nomor 29 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas AngkutanJalan Raya (UU LLAJ) mewajibkan penyelenggarajalan untuk segera memperbaiki jalan yang rusak. Lalai Kewajiban

Sanksi penjara dan denda sebagaimana tertuangpada Pasal 273 UU itu, mengancam penyelenggarajalan yang akibat kegagalannya memenuhi kewajibanhukum memperbaiki jalan mengakibatkan kecelakaanyang menimbulkan korban jiwa, luka ringan atau berat,dan kerusakan kerusakan kendaraan. Dikaitkan den-gan UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan makatanggung jawab pemeliharaan jalan terletak pada pun-dak pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan kotasesuai dengan kategori jalan masing-masing.

Tewasnya Cahyono, selain takdir Illahi, hal itumenunjukkan bahwa norma hukum yang mewajibkanpenyelenggara jalan untuk membenahi jalan yangrusak masih memprihatinkan dalam tataran implemen-

tasi. Penyelenggara jalan Ajiba-rang-Bumiayu tidak melakukankewajiban hukumnya: memper-baiki jalan yang rusak. Karena-nya, penegak hukum tak sajaharus mengusut sopir kenda-raan lain yang terlibat dalam ka-sus itu namun juga perlu meng-usut serta membawa keadilanpihak penyelenggara jalan yang’’mengakibatkan’’ kecelakaan.

Kasus kecelakaan itu sudahseharusnya dijadikan bahanrefleksi bagi pemerintah dalamsegenap levelnya untuk lebihsungguh-sungguh lagi membe-nahi jalan raya agar ia tidak men-

jadi pemangsa yang setiap saat bisa merampas nyawamanusia.

Pembiaran jalan berlubang penyebab sederet mala-petaka sesungguhnya adalah pembiaran terhadap ter-ampasnya nyawa manusia, suatu pelanggaran ter-hadap hak asasi manusia yang serius.

Sudah saatnya berbagai klausul UU LLAJ yangmengandung sanksi itu ditegakkan. Tidak saja ter-hadap masyarakat melalui berbagai razia SIM danSTNK tapi juga terhadap pemerintah sebagai subjekdalam regulasi itu. Penegakan hukum yang tak pan-dang bulu dan komprehensif atas perangkat hukumtersebut akan menciptakan rasa keadilan sekaligusmewujudkan asas persamaan di muka hukum dalamberlalu lintas. (10)

— Manunggal K Wardaya SH LLM, dosenFakultas Hukum Unsoed Purwokerto, alumnusMonash University Australia dan International Instituteof Social Studies Belanda

Penegak hukum tak saja harusmengusut sopir kendaraan lainyang terlibat dalam kasus itu

namun juga perlu menyidik pihakpenyelenggara jalan yang ’’men-

gakibatkan’’ kecelakaan itu

Oleh Manunggal K Wardaya

Jalan Berlubang dan Hak Hidup WargaSurat Suara Tambahan Pilkada

Hal ini diang-g a pmelanggarPasal 87

Ayat 1 UU Nomor 32tentang PemerintahDaerah yang meny-atakan bahwa jumlahsurat suara dicetaksama dengan jumlah

pemilih tetap ditambah 2,5% dari jumlahpemilih.

Sementara KPUD Grobogan menyatakan,telah mencetak surat suara sejumlah DPT yakni1.076.639 lembar ditambah 2,5%-nya, danmasih ditambah lagi 10.000 lembar sebagaicadangan untuk mengantisipasi adanya pemili-han ulang.

Terasa janggal ketika UU Nomor 32 Tahun2004 itu utamanya Pasal 87 Ayat 1, 2, dan 3ditafsirkan berbeda oleh antarpenyelenggarapemilu.

Padahal penjelasan UU tersebut, Ayat 1sudah dinyatakan ’’cukup jelas’’. Hal yang samajuga diatur dalam PP Nomor 6 Tahun 2005 ten-tang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan danPemberhentian Kepala Daerah dan WakilKepala Daerah Pasal 75 Ayat 1 yang meny-atakan bahwa jumlah surat suara pemilihanpasangan calon dicetak sama dengan jumlahpemilih tetap dan ditambah paling banyak2,5% dari jumlah pemilih tersebut.

Apabila dikaji, pasal-pasal dalam peraturanperundang-undangan tidak ada satu ayat punyang multitafsir dalam hal penyediaan suratsuara. Artinya, KPUD Grobogan sebagaipenyelenggara pilkada hanya diberi kewenang-an mencetak surat suara sejumlah DPT yakni1.076.639, ditambah 2,5 %-nya (26.916 lem-bar), yang berarti totalnya 1.103.555 lembar.

Dengan adanya penambahan 10.000 lembarsurat suara, atas saran KPU Provinsi Jateng,sebagaimana disampaikan KPUD Grobogan(S M, 11/12/10), maka KPUD telah melam-paui kewenangan yang diamanatkan dalam UU.Saran KPU Provinsi tidak memiliki dasarhukum yang bisa dijadikan landasan mencetaksurat suara tambahan sejumlah itu.Menaati Peraturan

KPU Provinsi Jateng memberikan saranyang bisa berakibat fatal terhadap legitimasipilkada di Grobogan. Apalagi surat suara hanyaakan digunakan sebagai cadangan untuk men-gantisipasi terjadinya pemilihan ulang yangbelum tentu terjadi. Antisipasi pemilihanulang, tentu bukan menambah cetak surat suara

yang berpotensi melanggar peraturan perun-dang-undangan. Penambahan surat suara di luarketentuan akan memicu kecurigaan berbagaipihak, dan bisa berkesan pemilihan ulang telah’’disiapkan’’.

Sebagaimana diatur dalam PP Nomor 6Tahun 2005 Pasal 91, maka langkah antisipatifbisa dilaksanakan oleh seluruh penyelenggarapilkada di seluruh tingkatan. Hal-hal yangmembuat pemungutan suara ulang sesuai Pasal91 Ayat 1 yaitu: apabila terjadi kerusuhan yangmengakibatkan hasil pemungutan suara tidakdapat digunakan atau penghitungan suara tidakdapat dilakukan.

Kemudian Ayat 2, (a) apabila dari hasilpenelitian panwas kecamatan terbukti terdapat 1atau lebih keadaan: pembukaan kotak suaradan/berkas pemungutan dan penghitungansuara tidak dilakukan menurut tata cara yangditetapkan peraturan perundang-undangan; (b)petugas KPPS meminta pemilih memberitanda khusus, menandatangani, atau menulisnama atau alamatnya pada surat suara yangsudah digunakan; (c) lebih dari seorang pemilihmenggunakan hak pilih lebih dari satu kali padaTPS yang sama atau TPS berbeda.

Selanjutnya pada butir (d) petugas KPPSmerusak lebih dari satu surat suara yang sudahdigunakan oleh pemilih sehingga surat suaratersebut menjadi tidak sah dan/atau (e) lebih dariseorang pemilih yang tidak terdaftar sebagaipemilih mendapat kesempatan memberikansuara pada TPS.

Dalam kondisi apapun, sebagai penyeleng-gara pemilu tentu harus taat kepada ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku,sehingga mampu menciptakan pilkada yangbersih, jujur, dan adil, agar tidak muncul poten-si konflik pascapilkada, dikarenakan pelang-garan yang cukup substantif dalam proses penc-etakan logistik surat suara. (10)

— Achmad Junaidi SAg, KetuaLembaga Pusat Kajian Pelatihan danPengembangan SDM, mantan Ketua DivisiLogistik dan Keuangan Pilkada KPUDGrobogan

TERKAIT tahapan pilkada Kabupaten Grobogan 2011 tingkatkonstelasi politik makin menghangat, termasuk yang terkaitdengan penyelengara. Membaca harian ini (SM, 11/12/10),penulis tertarik membaca berita bahwa panwas menilai KPUDGrobogan melakukan pelanggaran karena mencetak 10 ribulembar surat suara tambahan.

Alamat BaruKirimkan artikel wacana lokal (hal 7) ke:

[email protected] tulisan maksimal 5.000 karakterwith space. Sertakan foto close up, posesantai. (Red)

Oleh Achmad Junaidi

Menunggu Penyelamat PendidikanPastinya tak mungkin kehidupan rakyat seperti ini jika para pemimpin kita mau menepati

janji. Kata-katanya selangit ingin membela rakyat kecil dan memperjuangkan nasibnya, ituketika kampanye. Semua rakyat percaya dengan janji-janji, termasuk saya.Tapi janji tinggaljanji, apa yang dijanjikan setengah hati merealisasikan ucapan-ucapan janjinya.

Jika tidak ada dermawan yang berhati mulia sang juru selamat pendidikan, kedua anak saya,yang ketika itu kesulitan biaya pendidikan sekolah SD dan SMPYayasan YSKI Jl KompolMaksum 280 Semarang dan Jl Sidodadi Timur 23 Semarang, pasti putus sekolah.

Sekarang anak pertama, Kouw Samuel Rahadian Wijaya masih menjadi siswa SMKN 7(STM Pembangunan) telepon (024) 8311532 Jl Simpanglima Semarang dan sedang magang.Anak ke-2, Kouw Devina Christiana Wijaya sekarang siswi SMKKI (Kimia Industri)Theresiana Yayasan Santo Paulus Jl Kusuma Negara (Sriwijaya) No 104 Semarang 50241 telp(024) 8318542. Saat ini, lagi-lagi kesulitan ekonomi dan juga biaya pendidikan bagi kesuk-sesan 2 anak saya. Bapak dan ibu pemimpin mana perhatianmu? Kepada orang yang sudahmendukungmu menuju kursi empuk baik itu di pilpres, pilleg, pilgub dan pilwakot.

Kepada bapak-bapak dan ibu-ibu terhormat mana janjimu? Yang kau ucapkan dulu yangkatanya memperjuangkan rakyat dari kemiskinan, pendidikan gratis, lapangan pekerjaan, danlainnya. Saya mantan karyawan RM Prima dan mantan Kamra Angkatan I 1999-2001 berjuangkeras. Bekerja apa pun asal halal dan agar pendidikan sepasang anak-anak saya sukses. Untukpara pengusaha otomotif saya mengetuk pintu hati Anda untuk mau berbagi kepada siswakurang mampu jurusan mesin otomotif termasuk anak saya. Kepada kepala sekolah dan ketuayayasan yang mendidik 2 anak saya, mohon ringankan beban biaya pendidikan yang sayatanggung, tolong cek ulang biodata anak saya, silahkan cek tempat tinggal.

Kouw Wie HayJl Kedondong Dalam II/376

RT02/04 LamperTengah Semarang Selatan 50248

* * *

Kolam Renang dan Pemancingan ”Mulia” Desa Klambu, Membahayakan

Hari Jumat 19 November 2010 sekitar pukul 16.00 saya, suami, mertua beserta duaanak kami pergi ke kolam renang dan pemancingan ”Mulia” Desa Klambu, KecamatanKlambu, Kabupaten Grobogan. Sesampainya di tempat tujuan suami membayar tiketmasuk tapi tidak diberi tiket (petugas perempuan bilang langsung masuk saja padahal ter-lihat ada tiket di meja petugas). Selama kurang lebih 1 jam kami bermain air dan berenang,suami dan anak saya mencoba wahana papan luncur.

Anak saya meluncur dengan posisi anak dipangku suami, di tikungan yang sangattajam sebelum sampai di air, saya melihat langsung anak perempuan saya yang berusia4,5 tahun terlempar keluar dari papan luncur dan jatuh dari ketinggian sekitar 3 meter diatas lantai semen. Suami saya luka memar di dagu, kaki dan tangan kanannya berdarah,sedang anak saya kakinya berdarah dan badan memar-memar.

Untung pada saat kejadian anak saya memakai rompi renang milik sendiri sehinggawaktu jatuh dari ketinggian sedikit terlindungi. Yang disesalkan tidak ada petugas/penja-ga yang menjaga di setiap tempat.

Bahkan salah seorang petugas baru tahu setelah kurang lebih 20 menit, itupunmungkin ada yang memberitahu bahwa ada anak jatuh. Ketika datang menghampiri den-gan santainya dia bertanya ”jatuh ya Pak?” dia memberikan obat luka dan mengatakanbahwa suami saya adalah korban kedua.

Dari pihak pengelola pun tidak ada yang menemui kami sekadar memberikan penje-lasan dan permohonan maaf. Sungguh disesalkan wahana bermain yang bagus tapi den-gan tingkat keselamatan yang minim. Kami berpikiran tanpa diberikan tiket tandamasuk, kalo ada kecelakaan ataupun hal yang lebih buruk menimpa pengunjung, tidakbisa menuntut atau mendapatkan asuransi.

Sebagai pengunjung tentu kita berada di pihak yang dirugikan. Saya berharap semogatidak ada lagi korban ketiga dan seterusnya. Untuk pengelola tolong diperhatikan desainwahana peluncurannya, sudut kemiringan terlalu tajam, dinding papan luncur sangat ren-dah sehingga akibat dari tikungan dan kemiringan yang tajam kita bisa terlempar keluar.Untuk pembaca yang lain supaya berhati-hati terhadap bentuk wahana yang mem-bahyakan keselamatan kita.

Menik HermawanKlipang Permai Blok I/380 RT 003 RW 0 2 3

Sendangmulyo Tembalang Semarang

Diketik 1,5 spasi maksimal satu folio, ditandatangani dan dilengkapi fotokopi identitas diri. Isi seluruhnya tanggung jawab penulis dan tidak melayani permintaan identitas yang dirahasiakan.Redaksi berhak melakukan editing. Kirimkan ke alamat: [email protected] kritik dan saran seputar Suara Merdeka kirim: [email protected]