surat persetujuan sebagai responden penelitian pustaka... · 2018. 11. 19. · 2. saya mengkonsumsi...
TRANSCRIPT
SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN
Yang Bertanda Tangan Di Bawah ini saya
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden
untuk keperluan yang dilakukan oleh mahasiswa:
Nama : Lina Zuli Rahmayati
NIM : P00313017061
Mahasiswa Program Studi D-IV Gizi Alih Jenjang Poltekkes Kendari yang
berjudul “Pengaruh Konseling Dengan Menggunakan Media Leaflet
Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan Diet Pasien Hipertensi Rawat
Inap Kelas III Di RSUD Bahteramas.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Kendari, April 2018
Responden
(..................................)
SURAT PERMOHONAN MENJADI ASISTEN PENELITIAN
Kepada Yth.
Saudara/Saudari
Di Kendari
Assalamualaikum warohmatullahi Wabaraokatu
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa program studi Diploma (D IV) Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari :
Nama : Lina Zuli Rahmayati
NIM : P00313017061
Bermaksud melakukan penelitian tentang “Pengaruh Konseling Dengan Menggunakan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan Diet Pada Pasien Hipertensi Rawat Inap Kelas III Di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”. Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai asisten peneliti.
Atas kesediaan dan partisipasi saudara/saudari untuk menjadi asissten penelitian, saya ucapkan terimakasih
Kendari, April 2018
Peneliti
Lina Zuli Rahmayati
SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI ASISTEN PENELITI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai asisten
peneliti untuk keperluan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi :
Nama : Lina Zuli Rahmayati
NIM : P00313017061
Mahasiswa Program Studi Diploma IV (D IV) Gizi Poltekkes Kemenkes
Kendari, yang berjudul “Pengaruh Konseling Dengan Menggunakan
Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan Diet Pada Pasien
Hipertensi Rawat Inap Kelas III Di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara”. Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Kendari, April 2018
Peneliti
(Lina Zuli Rahmayati)
Menyetujui Asisten Peneliti
(................................)
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN
DIET PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP KELAS III DI RSUD BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
A. Karakteristik Responden
1. Umur : 2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan : 4. Pekerjaan : 5. Alamat :
B. Pengetahuan
No Pertanyaan Benar (1)
Salah (0)
1 Hiperetensi adalah peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
2 TD >160/100 adalah termasuk hipertensi berat
3 Hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung, pembuluh darah dan stroke
4 Tujuan diet hipertensi mengatur menu makanan sesuai kebutuhan penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan darah
5 Olahraga secara teratur cegah tekanan darah tinggi
6 Konsumsi garam berlebih menyebabkan tekanan darah tinggi
7 Merokok dapat meningkatkan resiko darah tinggi dan meningkatkan kerusakan pada pembuluh darah
8 Minum kopi dan minuman bersoda dapat meningkatkan tekanan darah
9 Tidak boleh makan telur lebih dari 1 butir/hari
10 Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko hipertensi
11 Pisang, jeruk dan makanan tinggi kalium bantu turunkan tekanan darah tinggi
No. Responden :
Tgl. Wawancara :
Nama :
12 Minum alkohol dapat meningkatkan tekanan darah
13
Makanan siap saji tidak baik untuk hipertensi
14 Ikan, tahu, tempe merupakan protein yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
15 Biskuit, crackers, keripik dan makanan kering yang asin merupakan makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium
16 Tape, durian adalah makanan dan buah yang mengandung alkohol
17 Mudah marah, mudah merasa lelah, nyeri dada, sering pusing dan sakit kepala adalah gejala hipertensi
18 Konsumsi makanan sehat dan kaya serat dapat mencegah hipertensi
19 Makan beraneka ragam makanan dengan pola gizi seimbang merupakan syarat diit hipertensi
20 Penggunaan bumbu-bumbu rendah natrium dapat memperbaiki rasa tawar makanan
Total
C. Kepatuhan Diet
Berilah tanda ceklist ( ᵛ ) pada pernyataan yang ada pada kolom pilihan
berikut :
No Pernyataan SR KD TP
1. Saya tidak makan makanan yang asin-asin: ikan asin, ikan pindang, teri, telor asin, abon
2. Saya mengkonsumsi banyak sayur dan buah tinggi serat
3 Saya sering merokok
4 Saya suka minum kopi dan minuman bersoda
5. Saya makan makanan yang kaya kalium: bayam, brokoli, kol, tomat, pisang, jeruk
6 Saya makan daging ayam dengan kulit
7. Saya makan tahu, tempe
8 Saya sering makan masakan bersantan dan digoreng
9 Saya makan daging merah: daging sapi, daging kambing
10 Saya makan dengan bumbu penyedap, kecap, saos
11 Saya makan buah durian dan tape
12 Saya sering makan makanan siap saji (Ayam KFC, Kentucky, Burger, mie instan dll..)
13 Saya makan biskuit, crackers, keripik asin
14 Saya makan gorengan dengan minyak kelapa/ margarin
15 Saya makan telur lebih dari 1 btr/hari
16 Saya tidak pernah berolahraga
17 Saya tidak makan/menghabiskan makanan diet hipertensi yang di sajikan di rumah sakit
18 Saya makan makanan dari rumah yang diberi garam lebih dari 1 sdt
19 Saya makan makanan yang di sajikan di rumah sakit yang tidak sesuai dengan diet hipertensi
20. Saya makan beraneka ragam makanan sehat
Total
Keterangan SR : Sering ( Lebih dari 3x/minggu) KD : Kadang-kadang ( kurang dari 3x/ minggu) TP : Tidak Pernah
Jenis
Kelamin Skor % Kategori Skor % Kategori Skor % Kategori Skor % Kategori
1 AM 65 L SMP PETANI 11 55 Kurang 13 65 Cukup 25 41.67 Tidak Patuh 30 50 Tidak Patuh
2 LD 56 L SMA PETANI 16 80 Cukup 16 80 Cukup 30 50 Tidak Patuh 30 50 Tidak Patuh
3 R 41 L SD PETANI 7 35 Kurang 7 35 Kurang 40 66.67 Patuh 42 70 Patuh
4 KW 73 P TS IRT 10 50 Kurang 11 55 Kurang 50 83.33 Patuh 50 83.3 Patuh
5 M 30 P SMA SWASTA 17 85 Cukup 17 85 Cukup 40 66.67 Patuh 43 71.7 Patuh
6 T 64 P SD IRT 9 45 Kurang 10 50 Kurang 35 58.33 Tidak Patuh 40 66.7 Patuh
7 B 70 P SD PETANI 10 50 Kurang 11 55 Kurang 50 83.33 Patuh 50 83.3 Patuh
8 R 51 L SMP PETANI 11 55 Kurang 12 60 Cukup 55 91.67 Patuh 55 91.7 Patuh
9 W 57 P SD IRT 8 40 Kurang 10 50 Kurang 50 83.33 Patuh 50 83.3 Patuh
10 M 77 L SD PETANI 9 45 Kurang 9 45 Kurang 52 86.67 Patuh 52 86.7 Patuh
11 S 38 P SMP IRT 15 75 Cukup 15 75 Cukup 43 71.67 Patuh 45 75 Patuh
12 ME 61 L SMP PETANI 14 70 Cukup 15 75 Cukup 25 41.67 Tidak Patuh 35 58.3 Tidak Patuh
13 F 40 L SD PETANI 12 60 Cukup 12 60 Cukup 50 83.33 Patuh 50 83.3 Patuh
14 J 24 L DIPLOMA 3 HONORER 19 95 Cukup 19 95 Cukup 35 58.33 Tidak Patuh 37 61.7 Patuh
15 LF 60 L SD PETANI 5 25 Kurang 7 35 Kurang 45 75 Patuh 45 75 Patuh
16 H 47 L SARJANA WIRASWASTA 20 100 Cukup 20 100 Cukup 30 50 Tidak Patuh 33 55 Tidak Patuh
17 R 46 P SMP IRT 13 65 Cukup 13 65 Cukup 45 75 Patuh 45 75 Patuh
18 F 28 P SMA IRT 14 70 Cukup 15 75 Cukup 35 58.33 Patuh 47 78.3 Patuh
19 N 55 P SD IRT 11 55 Kurang 12 60 Cukup 34 56.67 Tidak Patuh 36 60 Patuh
20 S 21 L SMA MAHASISWA 12 60 Cukup 12 60 Cukup 24 40 Tidak Patuh 30 50 Tidak Patuh
21 DB 47 L SMP WIRASWASTA 10 50 Kurang 11 55 Kurang 25 41.67 Tidak Patuh 30 50 Tidak Patuh
22 M 34 P SMA SWASTA 10 50 Kurang 11 55 Kurang 23 38.33 Tidak Patuh 27 45 Tidak Patuh
23 BR 25 L SARJANA WIRASWASTA 13 65 Cukup 15 75 Cukup 25 41.67 Tidak Patuh 32 53.3 Tidak Patuh
24 LA 61 L SD WIRASWASTA 6 30 Kurang 9 45 Kurang 45 75 Patuh 45 75 Tidak Patuh
25 S 30 P SMP IRT 12 60 Cukup 13 65 Cukup 35 58.33 Tidak Patuh 35 58.3 Tidak Patuh
26 J 44 L SMP WIRASWASTA 14 70 Cukup 15 75 Cukup 50 83.33 Patuh 50 83.3 Patuh
MASTER TABEL PENGUMPULAN DATA
Pengetahuan Diet Kepatuhan Diet
Sebelum Sesudah Sebelum SesudahPekerjaanNo Nama Umur Pendidikan
27 N 83 L SD NELAYAN 9 45 Kurang 10 50 Kurang 35 58.33 Tidak Patuh 36 60 Patuh
28 S 55 L SMP PETANI 10 50 Kurang 11 55 Kurang 45 75 Patuh 45 75 Patuh
29 W 71 P TS IRT 7 35 Kurang 6 30 Kurang 25 41.67 Tidak Patuh 30 50 Tidak Patuh
30 T 75 P SD IRT 10 50 Kurang 10 50 Kurang 35 58.33 Tidak Patuh 35 58.3 Tidak Patuh
31 KW 66 P SD PETANI 12 60 Cukup 13 65 Cukup 25 41.67 Tidak Patuh 27 45 Tidak Patuh
32 M 62 P SMP PETANI 13 65 Cukup 13 65 Cukup 20 33.33 Tidak Patuh 23 38.3 Tidak Patuh
33 G 67 P SD IRT 10 50 Kurang 11 55 Kurang 20 33.33 Tidak Patuh 23 38.3 Tidak Patuh
34 SA 64 P TS IRT 9 45 Kurang 10 50 Kurang 19 31.67 Tidak Patuh 20 33.3 Tidak Patuh
388 1940 414 2070 1220 2033 1303 2172
11.41 57.1 12.2 60.9 35.88 59.8 38.324 63.9Rata-Rata
LAMPIRAN 2 HASIL STATISTIK SPSS
1. Umur
kaegori umur hipertensi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 25-34 7 20.6 20.6 20.6
35-44 4 11.8 11.8 32.4
45-54 4 11.8 11.8 44.1
55-64 10 29.4 29.4 73.5
65-74 6 17.6 17.6 91.2
>=75 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
2. Jenis Kelamin
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid L 17 50.0 50.0 50.0
P 17 50.0 50.0 100.0
Total 34 100.0 100.0
3. Pendidikan
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid DIPLOMA 1 2.9 2.9 2.9
SARJANA 2 5.9 5.9 8.8
SD 13 38.2 38.2 47.1
SMA 5 14.7 14.7 61.8
SMP 10 29.4 29.4 91.2
TS 3 8.8 8.8 100.0
Total 34 100.0 100.0
4. Pekerjaan
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid HONORER 1 2.9 2.9 2.9
IRT 12 35.3 35.3 38.2
MAHASISWA 1 2.9 2.9 41.2
NELAYAN 1 2.9 2.9 44.1
PETANI 12 35.3 35.3 79.4
SWASTA 2 5.9 5.9 85.3
WIRASWASTA 5 14.7 14.7 100.0
Total 34 100.0 100.0
5. Tingkat Pengetahuan
kategori pengetahuan sebelum
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Cukup 15 44.1 44.1 44.1
Kurang 19 55.9 55.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
kategori pengetahuan setelah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Cukup 18 52.9 52.9 52.9
Kurang 16 47.1 47.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
6. Kepatuhan Diet
kategori kepatuhan diit pre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Patuh 15 44.1 44.1 44.1
Tidak Patuh 19 55.9 55.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
kategori kepatuhan diit post
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Patuh 18 52.9 52.9 52.9
Tidak Patuh 16 47.1 47.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
7. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
skor pengetauan
sebelum
skor
pengetahuan
setelah
skor kepatuhan
diit pre
skor
kepatuhan diit
post
N 34 34 34 34
Normal Parametersa Mean 11.4118 12.1765 35.8824 38.3235
Std. Deviation 3.41226 3.17634 10.90389 9.54327
Most Extreme Differences Absolute .131 .133 .164 .140
Positive .131 .133 .164 .103
Negative -.093 -.100 -.122 -.140
Kolmogorov-Smirnov Z .764 .776 .959 .818
Asymp. Sig. (2-tailed) .603 .584 .317 .515
a. Test distribution is Normal.
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Test Statisticsa
skor pengetauan
sebelum
Most Extreme Differences Absolute .176
Positive .176
Negative .000
Kolmogorov-Smirnov Z .728
Asymp. Sig. (2-tailed) .665
a. Grouping Variable: group
Test Statisticsa
skor kepatuhan
diit pre
Most Extreme Differences Absolute .235
Positive .235
Negative .000
Kolmogorov-Smirnov Z .970
Asymp. Sig. (2-tailed) .303
a. Grouping Variable: group
8. Uji Paired T test Pengetahuan dan Kepatuhan Diet sebelum dan sesudah
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 skor pengetauan sebelum 11.4118 34 3.41226 .58520
skor pengetahuan setelah 12.1765 34 3.17634 .54474
Pair 2 skor kepatuhan diit pre 35.8824 34 10.90389 1.87000
skor kepatuhan diit post 38.3235 34 9.54327 1.63666
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 skor pengetauan sebelum &
skor pengetahuan setelah 34 .972 .000
Pair 2 skor kepatuhan diit pre &
skor kepatuhan diit post 34 .965 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 skor
pengetauan
sebelum -
skor
pengetahua
n setelah
-.76471 .81868 .14040 -1.05036 -.47906 -5.447 33 .000
Pair 2 skor
kepatuhan
diit pre -
skor
kepatuhan
diit post
-2.44118 3.01703 .51742 -3.49387 -1.38848 -4.718 33 .000
SAP KONSELING DIET HIPERTENSI
Poko Bahasan : Diet Hipertensi
Sub Pokok Bahasan :Pengertian Hipertensi,Klasifikasi hipertensi,
Faktor Resiko Hipertensi, Bahaya Hipertensi,
Gejala Hipertensi, Pencegahan Hipertensi,
Tujuan Diet Hipertensi, Jenis Diet Hipertensi,
Syarat Diet hipertensi, cara mengatur diet
hipertensi, pengaturan makanan ( Bahan
makanan yang dianjurkan, bahan makanan
yang dihindari dan bahan makanan yang
dibatasi)
Tempat : Ruang Rawat Pasien kelas III
Sasaran : Pasien Hipertensi
A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Seletah dilakukan konseling diet hipertensi selama 2x30 menit di
harapkan pasien dapat mengerti dan memahami tentang diet
hipertensi serta patuh melaksanakan anjuran diet yang
disarankan.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan konseling diet hipertensi diaharapkan pasien
memahami tentang:
a. Pengertian hipertensi
b. Klasifikasi hipertensi
c. Faktor resiko hipertensi
d. Bahaya Hipertensi
e. Gejala Hipertensi
f. Pencegahan hipertensi
g. Jenis diet hipertensi
h. Tujuan diet hipertensi
i. Syarat diet hipertensi
j. Cara mengatur diet hipertensi
k. Bahan makanan yang dianjurkan diet hipertensi
l. Bahan makanan yang dibatasi diet hipertensi
m. Bahan makanan yang dihindari diet hipertensi
n. Menjalankan diet hipertensi sesuai anjuran petugas
B. SASARAN
Pasien rawat inap kelas III yang mendapat diet hipertensi di RSUD
Bahteramas.
C. METODE
1. Konseling
2. Tanya Jawab
D. MEDIA/INSTRUMEN
Instrumen yang digunakan : Leaflet Diet Hipertensi
E. PELAKSANAAN
NO KONSELING PESERTA WAKTU
1 Pembukaan : a. Salam pembuka b. Perkenalan diri c. Menyampaikan
tujuan d. Kesepakatan waktu e. Pre test
a. Menjawab salam b. Menyimak c. Mendengarkan d. Menjawab
pertanyaan
5 menit
2 a. Pelaksanaan menjelaskan materi tentang diet hipertensi.
b. Memberikan kesempatan tanya jawab tentang materi yang diberikan
a. Mendengarkan dengan penuh perhatian
b. Menanyakan hal-hal yang belum jelas
c. Memperhatikan jawaban dari pemberi materi
3 Penutup : a. Menyimpulkan b. Post Test c. Penguatan d. Salam Penutup
a. Mendengarkan b. Menjawab
pertanyaan c. Menjawab salam
F. MATERI
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah secara terus menerus
hingga melebihi batas normal.Batas Normal tekanan darah adalah
< 140/90 mmHg.
Diet Hipertensi yaitu menentukan atau mengatur pemberian menu
makanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pada penderita
hipertensi.
2. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHG)
Normal ≤120 ≤ 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Ht tingkat 1 140-159 90-99
Ht tingkat 2 ≥160 ≥100
3. Faktor Resiko Hipertensi
Keturunan, Usia, Kegemukan, Kurang berolahraga, Merokok,
sensitivitas natrium, kalium rendah, konsumsi garam berlebih,
konsumsi minuman beralkohol dan stres
4. Bahaya Hipertensi
Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi penyakit seperti stroke,
kerusakan dan serangan jantung, gangguan organ ginjal, gangguan
mata, bahkan dapat menyebabkan kematian.
5. Gejala Hipertensi
Hipertensi tidak menampakan gejala yang pasti atau tanpa gejala
akan tetapi biasanya menimbulkan keluhan mudah marah, mudah
merasa lelah, timbul rasa nyeri pada bagian dada, sering pusing
dan sakit kepala, denyut nadi dan jantung tidak beraturan, rasa
pegal dan mudah lelah pada saat berjalan kaki, seting kesemutan
dan baal pada tungkai dan lengan.
6. Pencegahan hipertensi
Konsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat, kontrol berat
badan, berolahraga dan rutin beraktivitas, batasi minuman
beralkohol, hindari merokok, kurangi konsumsi kafein.
7. Tujuan Diet
Membantu menghilangkan retensi garam dan menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi
8. Syarat Diet
a. Makan beraneka ragam mengikuti pola gizi seimbang
b. Cukup energi, protein, mineral dan Vitamin.
c. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi
penderita.
d. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi
garam dan atau hipertensi
9. Jenis Diet Hipertensi
Macam Diet : Rendah Garam
a. Diet Rendah Garam I
Diberikan kepada penderita hipertensi berat,(TD:≥160/≥100 mmHg)
pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur.
Dihindari bahan makanan yang tinggi natrium (Na).
b. Diet Rendah Garam II
Diberikan kepada penderita hipertensi yang tidak terlalu berat,
(TD:>140-159/90-99mmHg) dalam pengolahan makanannya boleh
menggunakan ½ sdt garam dapur (2gr).
c. Diet Rendah Garam III
Diberikan kepada penderita hipertensi ringan (TD:140/90mmHg).
Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt (4gr)
garam dapur.
10. Cara Mengatur Diet
Rasa Tawar dapat diperbaiki dengan menambah gula
merah,gula pasir, bawang merah,bawang putih, kencur, salam
dan bumbun lain yang tidak mengandung atau sedikit garam
Na.
Bubuhkan garam saat di atas meja makan, gunakan garam
beryodium (30-80 ppm), tidak lebih dari 1/2 sdt/hari.
Dapat menggunakan garam yang mengandung rendah natrium
11. Pengaturan Makanan
PENGATURAN MAKANAN
Bahan Makanan Yang Dianjurkan
Makanan Yang segar: sumber hidrat arang, protein nabati dan hewani, sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung serat.
Makanan yang diolah tanpa atau sedikit menggunakan garam natrium, vetsin, kaldu bubuk.
Sumber protein hewani: penggunaan daging/ayam/ ikan paling banyak 100gr/ hari.Telur ayam/ bebek 1 btr/hari.
Susu segar 200ml/hari.
Bahan Makanan Yang Dibatasi
Pemakaian garam dapur Penggunaan bahan makanan yang
mengandung natrium seperti soda kue
Bahan Makanan Yang Dihindari
Otak,ginjal,paru jantung, daging kambing/ Akanan yang diolah menggunakan garam
natrium: - Crackers, pastries, dll - Kerupuk, keripik dan makanan kering yang
asin Makanan dan minuman dalam kaleng: sarden,
sosis, kornet, sayuran dan buah dalam kaleng. Makanan yang diawetkan: dendeng, abon,
ikan asin, ikan pindang, udang kering, telur asin, telur pindang, selai kacang, acar, manisan buah.
Mentega dan keju Bumbu-bumbu: kecap asin, terasi, petis,
garam, saos tomat, saus sambel, taoco dan bumbu penyedap lainnya.
Makanan yang mengandung alkohol misalnya: durian, tape
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a) SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b) Tersedianya perlengkapan atau media
2. Evaluasi Proses
Peserta berperan aktif dalam proses konseling
3. Evaluasi Hasil
Peserta memahami materi konseling dan melaksanakan secara
patuh anjuran yang diberikan.
A. Apa Yang Dimaksud Dengan Hipertensi
Hipertensi yaitu peningkatan tekanan
darah secara terus menerus hingga
melebihi batas normal.Batas Normal
tekanan darah adalah 140/90 mmHg.
Diet Hipertensi yaitu menentukan atau
mengatur pemberian menu makanan yang
tepat sesuai dengan kebutuhan pada
penderita hipertensi.
B. Tujuan Diet
Membantu menghilangkan retensi garam
dan menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi
C. Syarat Diet
1. Makan beraneka ragam mengikuti pola
gizi seimbang
2. Cukup energi, protein, mineral dan
Vitamin.
3. Jenis dan komposisi makanan
disesuaikan dengan kondisi penderita.
4. Jumlah natrium disesuaikan dengan
berat tidaknya retensi garam dan atau
hipertensi
D. Jenis Diet Hipertensi
Macam Diet : Rendah Garam
1. Diet Rendah Garam I
Diberikan kepada penderita hipertensi
berat, pada pengolahan makanannya
tidak ditambahkan garam dapur.
Dihindari bahan makanan yang tinggi
natrium(Na).
2. Diet Rendah Garam II
Diberikan kepada penderita hipertensi
yang tidak terlalu berat, dalam
pengolahan makanannya boleh
menggunakan ½ sdt garam dapur
(2gr).
3. Diet Rendah Garam III
Diberikan kepada penderita hipertensi
ringan. Pada pengolahan makanannya
boleh menggunakan 1 sdt (4gr) garam
dapur.
E. Cara Mengatur Diet
Rasa Tawar dapat diperbaiki dengan
menambah gula merah,gula pasir,
bawang merah,bawang putih, kencur,
salam dan bumbun lain yang tidak
mengandung atau sedikit garam Na.
Makanan lebih enak ditumis, digoreng,
dipanggang walaupun tanpa garam.
Bubuhkan garam saat di atas meja
makan, gunakan garam beryodium (30-
80 ppm), tidak lebih dari 1/2 sdt/hari.
Dapat menggunakan garam yang
mengandung rendah natrium.
PENGATURAN MAKANAN
Bahan Makanan Yang Dianjurkan
Makanan Yang segar: sumber hidrat arang, protein nabati dan hewani, sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung serat.
Makanan yang diolah tanpa atau sedikit
menggunakan garam natrium, vetsin, kaldu bubuk.
Sumber protein hewani: penggunaan daging/ayam/ ikan paling banyak 100gr/ hari.Telur ayam/ bebek 1 btr/hari.
Susu segar 200ml/hari.
Bahan Makanan Yang Dibatasi
Pemakaian garam dapur
Penggunaan bahan makanan yang mengandung natrium seperti soda kue
Bahan Makanan Yang Dihindari
Otak,ginjal,paru jantung, daging kambing/
Akanan yang diolah menggunakan garam natrium:
- Crackers, pastries, dll
- Kerupuk, keripik dan makanan kering yang asin
Makanan dan minuman dalam kaleng: sarden, sosis, kornet, sayuran dan buah dalam kaleng.
Makanan yang diawetkan: dendeng, abon, ikan asin, ikan pindang, udang kering, telur asin, telur pindang, selai kacang, acar, manisan buah.
Mentega dan keju Bumbu-bumbu: kecap
asin, terasi, petis, garam, saos tomat, saus sambel, taoco dan bumbu penyedap lainnya.
Makanan yang mengandung alkohol misalnya: durian, tape
Contoh Menu
Pagi Siang Malam
Nasi Telur Bumbu Balado Tumis Buncis Jam 10.00 (selingan) Jus buah
Nasi Ikan pepes Sambal goreng kering tempe Sayur bening bayam Buah: pepaya
Nasi Ayam bakar Oseng-oseng tahu dan cabai hijau Cah sayuran Buah: Jeruk manis Pukul 21.00 Cracker tawar atau buah
PENGARUH KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN
HIPERTENSI RAWAT INAP KELAS III DI RSUD BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
NASKAH PUBLIKASI
Penyusun :
LINA ZULI RAHMAYATI
NIM P00313017063
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN GIZI
2018
PENGARUH KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN
HIPERTENSI RAWAT INAP KELAS III DI RSUD BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Gizi
Penyusun :
LINA ZULI RAHMAYATI
NIM P00313017063
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN GIZI
2018
1
PENGARUH PEMBERIAN KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP KELAS III DI RSUD BAHTERAMAS
Lina Zuli Rahmayati Dengan Bimbingan Rofiqoh dan Rosnah
RINGKASAN
Latar Belakang : Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang hipertensi dan meningkatkan perilaku diet hipertensi yaitu dengan pemberian pendidikan kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori Pender yang mempromosikan gaya hidup sehat melalui health promotion model(HPM) atau model promosi kesehatan (MPK), (Pender, Murdaugh & Person,2011 dalam Firmawati,2013). Metode : Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental dengan rancangan one group pre test dan post test design dan telah dilaksanakan pada pada tanggal 20 April – 20 Mei 2018 di ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Umum Bahteramas Sulawesi Tenggara. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 34 orang. Tehnik sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Hasil : Pengetahuan sebelum konseling gizi sebagian besar 55,9% pengetahuan kurang dan setelah dilakukan konseling gizi pengetahuan meningkat sebesar 52,9% pengetahuan cukup. Kepatuhan diet sebelum konseling gizi sebagian besar 55,9% tidak patuh tetapi setelah dilakukan konseling gizi kepatuhan diet meningkat sebesar 52,9% patuh. Ada pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan kepatuhan diet pasien hipertensi Disarankan kepada rumah sakit untuk meningkatkan konsultasi gizi terhadap pasien hipertensi dengan memberikan leaflet diet hipertensi agar pasien dapat mengetahui penanganan hipertensi secara tepat dan benar serta dapat merawat dirinya secara mandiri, sehingga dapat mempertahankan tingkat kepatuhan pasien sesuai penatalaksanaan diet hipertensi dan memonitoring tekanan darahnya demi meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
Kata Kunci : Hipertensi, Pengetahuan, Kepatuhan Diet
Daftar Pustaka : 23 (2004 s/d 2017)
2
EFFECT OF GIVING CONSELING USING LEAFLET MEDIA ON DIET KNOWLEDGE AND COMPLIANCE IN HYPERTENSION PATIENTS IN CLASS III INPATIENTS IN
BAHTERAMAS HOSPITAL
Lina Zuli Rahmayati With Rofiqoh and Rosnah Guidance
ABSTRACT
Background: One of the efforts to improve patient knowledge about hypertension and improve hypertension diet behavior is by providing health education. This is consistent with the theory of Pender that promotes a healthy lifestyle through health promotion model (HPM) or health promotion model (MPK), (Pender, Murdaugh & Person, 2011 in Firmawati, 2013). Method: The design used in this study is Quasi Experimental with one group pre test and post test design and has been carried out on April 20 - May 20 2018 in class III inpatient rooms of Bahteramas General Hospital in Southeast Sulawesi. The sample used in this study is 34 people. The sample technique used is purposive sampling.
Results: Knowledge before nutritional counseling was mostly 55.9% lack of knowledge
and after knowledge nutrition counseling increased by 52.9% sufficient knowledge. Diet compliance before nutritional counseling was mostly 55.9% disobedient but after nutrition counseling diet compliance increased by 52.9% obedient. There is an influence of counseling by using leaflet media on knowledge and adherence to the diet of hypertensive patients
It is recommended to hospitals to improve nutritional consultation on hypertensive patients by providing hypertension diet leaflets so that patients can find out the correct and correct treatment of hypertension and can treat themselves independently, so as to maintain the level of patient compliance according to hypertension diet management and monitor their blood pressure to increase the degree optimal health.
Keywords: Hypertension, Knowledge, Diet Compliance
Bibliography: 23 (2004 to 2017)
3
PENDAHULUAN
Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi teknologi di dunia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular yang merupakan faktor utama masalah morbiditas dan mortalitas. Pada abad ke-21 ini diperkirakan terjadi peningkatan insiden dan prevalensi penyakit tidak menular secara cepat, yangmerupakan tantangan utama masalah kesehatan dimasa yang akan datang. WHO memperkirakan, pada tahun 2020 penyakit tidak menular akan menyebabkan 73% mortalitas dan 60% seluruh morbiditas di dunia1.
Hipertensi merupakan salah satu faktor penting sebagai pemicu penyakit tidak menular (Non Communicable Disease = NCD).Peningkatan tekanan darah atau biasa
disebut hipertensi sampai saat ini merupakan penyebab utama dan faktor resiko yang penting terhadap penyakit kardiovaskular, serebovaskular, penyakit ginjal, stroke, penyakit jantungkoroner, gagal jantung dan gagal ginjal2.
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar melaporkan bahwa hipertensi berada pada peringkat tertinggi dari 5 penyakit tidak menular di Indonesia dengan prevalensi sebesar 31,7% pada Riskesda tahun 2007, kemudian menurun pada tahun2013 sebesar 25,8%2. Dimana prevalensi tertinggi terdapat diKepulauan Bangka Belitung (30,9%), sedangkan terendah di Papua sebesar (16,8%). Berdasarkan data tersebut dari 25,8% orang yang mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis, sisanya 2/3 tidak terdiagnosis. Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik menyebabkan komplikasi seperti stroke,PJK, Diabetes,Gagal Ginjal dan kebutaan. Stroke (51%) dan penyakit jantung koroner (45%) merupakan penyebab kematian tertinggi. Hipertensi banyak terjadi pada umur 35 - 44 tahun (6,3%), umur 45-54 tahun (11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). Sedangkan menurut status ekonomi proporsi hipertensi terbanyak pada tingkat menengah bawah 27,2% dan menengah 25,9%3.
Salah satu upaya pelayanan yang di harapkan mampu mewujudkan tujuan dari pembangunan kesehatan adalah pelayanan gizi. Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan yang memiliki peranan sangat penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, banyak faktor yang mempengaruhi masalah gizi di rumah sakit dan status gizi akan menjadi optimal bila tubuh memperoleh cukup zat gizi dan digunakan secara efisien4.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang hipertensi dan meningkatkan perilaku diet hipertensi yaitu dengan pemberian pendidikan kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori Pender yang mempromosikan gaya hidup sehat melalui health promotion model(HPM) atau model promosi kesehatan (MPK)5.
Metode pemberian pendidikan kesehatan konseling gizi merupakan salah satu bentuk peran pelayanan gizi dalam perawatan pasien yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan pasien. Konseling gizi yang dimaksud adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh ahli gizi/Dietisien untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan prilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya4.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Firmawati (2013), di wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan, Yogyakarta mengenai pengaruh blog edukatif tentang
4
hipertensi terhadap pengetahuan tentang hipertensi dan perilaku diet hipertensi pada pasien hipertensi menunjukan adanya perbedaan yang signifikan pemberian blok edukatif terhadap peningkatan pengetahuan pasien tentang hipertensi. Sedangkan dari hasil penelitian Dewifianita (2017), di Puskesmas Sentolo I Kabupaten Kulonprogo terhadap pengaruh konseling diet DASH (Dietery Approach To Stop Hypertension) terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi peserta Prolanis menunjukan bahwa berdasarkan hasil pre test dan post test diketahui bahwa terdapat
peningkatan pengetahuan penderita hipertensi setelah diberikan konseling.
Menurut Helen, et al (2013) dalam Kurniawati (2016), pemberian intervensi merupakan faktor penting dalam perubahan sikap kepatuhan dalam pengobatan penyakit kronik seperti perubahan sikap dalam kepatuhan minum obat, kepatuhan diet dan kepatuhan aktivitas sehari-hari. Salah satu kepatuhan yang harus di taati penderita hipertensi adalah makanan (kepatuhan diet). Faktor makanan (kepatuhan diet) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan pada penderita hipertensi. Penderita hipertensi sebaiknya patuh menjalankan diet hipertensi agar dapat mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut. Upaya mengubah suatu perilaku pemeliharaan yang terus menerus diperlukan suatu pendidikan kesehatan, salah satu upaya yang bisa diberikan untuk meningkatkan kepatuhan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian Kurniawati (2016), ada pengaruh yang signifikan dari pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi di Desa Tambar Kecamatan Jogoroso Kabupaten Jombang. Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumantri (2014) di Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati bahwa pendidikan kesehatan hipertensi pada keluarga berpengaruh terhadap kepatuhan diet rendah garam pada lansia hipertensi
Penyakit hipertensidi Rumah sakit Bahteramas masuk dalam 10 penyakit terbanyak rawat inap pada tahun 2012 s/d 2015 penyakit hipertensi berada di urutan 1 penyakit terbanyak rawat inap untuk golongan umur 45 – 64 tahun sedangkan pada tahun 2016 menempati urutan 3. Untuk golongan umur ≥ 65 tahun 2012 menjadi urutan 3, tahun 2013 menjadi urutan 1, tahun 2014 urutan 1, tahun 2015 urutan 2 dan tahun 2016 berada di urutan 7 penyakit terbanyak pasien rawat inap.
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di RSUD Bahteramas terhadap 6 pasien hipertensi yang menjalani rawat inap terdapat 3 pasien diantaranya memiliki tingkat pengetahuan yang kurang dan 2 diantara pasien yang memiliki pengetahuan kurang memilki kepatuhan terhadap diet dalam kategori kurang.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Konseling Dengan Menggunakan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan Diet Pada Pasien Hipertensi Rawat Inap Kelas III Di RSUD Bahteramas”
Secara umum bertujuan mengetahui pengaruh pemberian konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan kepatuhan diet pada pasien hipertensi rawat inap kelas III di RSUD Bahteramas dan secara khusus :
1. Mengetahui pengetahuan pasien hipertensi rawat inap kelas III di RSUD Bahteramas sebelum mendapatkan konseling dengan media leaflet.
5
2. Mengetahui pengetahuan pasien hipertensi rawat inap kelas III di RSUD Bahteramas sesudah mendapatkan konseling dengan media leaflet
3. Mengetahui kepatuhan diet pasien hipertensi rawat Inap Kelas III di RSUD Bahteramas sebelum mendapatkan konseling dengan media leaflet.
4. Mengetahui kepatuhan diet pasien hipertensi Rawat Inap Kelas III di RSUD Bahteramas sesudah mendapatkan konseling dengan media leaflet.
5. Mengetahui pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan pasien hipertensi rawat inap kelas III di RSUD Bahteramas.
6. Mengetahui pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap kepatuhan diet pasien hipertensi rawat inap kelas III di RSUD Bahteramas.
Manfaat Teoritis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang kesehatan terutama konseling diet hipertensi Bagi Instansi : Dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi instansi terkait khususnya RSUD Bahteramas dalam meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya pelayanan asuhan gizi pasien, sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja petugas gizi ruangan. Bagi Pembaca : Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang diet hipertensi guna mencegah komplikasi dan meningkatnya penyakit kardiovaskular. Bagi Peneliti Lain : Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk membuat penelitian sejenis Bagi Peneliti : Merupakan suatu pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama proses perkuliahan.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah Quasy Experiment dengan desain one group pre test-post test yang bertujuan untuk mencari hubungan atau pengaruh dari variabel dependent terhadap variabel independent sebelum dan setelah intervensi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang menjalani dirawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum Bahteramas yang berjumlah 52 orang yang diperoleh dari rata-rata jumlah pasien hipertensi bulan Januari sampai dengan Desember 2017. Sampel dalam penelitian ini yaitu pasien hipertensi yang berjumlah 34 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 20 April – 20 Mei 2018 di ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Umum Bahteramas Sulawesi Tenggara. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konseling gizi dengan media leaflet tentang diet hipertensi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan diet hipertensi dan kepatuhan diet pasien hipertensi. Data primer meliputi Identitas Sampel : Umur,Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden, pengetahuan tentang diet hipertensi diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner, kepatuhan diet pasien hipertensi diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data sekunder meliputi Data mengenai demografi Rumah Sakit Umum Bahteramas diperoleh dengan pendekatan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan leaflet. Identitas sampel yang terkumpul diolah dan dinarasikan, data
6
pengetahuan sampel yang diperoleh dari hasil wawancara selanjutnya dilakukan skoring menggunakan skala Gutman.Skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah, kemudian dijumlahkan, selanjutnya dibagi dengan total skor dan dikali 100% dan data kepatuhan diet sampel yang diperoleh dari hasil wawancara selanjutnya dilakukan skoring. Skor 3 untuk jawaban yang paling benar dan skor 1 untuk jawaban yang salah, kemudian dijumlahkan, selanjutnya dibagi dengan total skor tertinggi yang paling benar dan dikali 100%. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yakni pengetahuan dan kepatuhan diet pasien hipertensi rawat inap kelas III di Rumah Sakit Bahteramas yang dibuat dengan tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat digunakan untuk menguji pengaruh sebelum dan sesudah perlakuan. Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov ternyata data sebelum dan sesudah konseling berdistribusi normal. Oleh karena itu analisis data dilakukan dengan uji paired t-test. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan komputerisasi keputusan uji statistik menggunakan taraf signifikan p<0,05. Interpretasi tingkat kemaknaan (signifikan) hasil uji statistik : Jika nilai p<α
0,05, berarti ada pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan kepatuhan diet pasien hipertensi, jika nilai p≥α 0,05, berarti tidak ada pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan kepatuhan diet pasien hipertensi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran umum sampel a. Karakteristik sampel
1) Umur Umur dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur
Umur (tahun) n %
25-34 7 20,6 35-44 4 11,8 45-54 4 11,8 55-64 10 29,4 65-74 6 17,6 ≥75 3 8,8 Total 34 100
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 34 responden sebagian
besar umur pasien (29,4%) 55-64 tahun dan sebagian kecil berumur (8,8%) ≥75 tahun.
7
2) Jenis kelamin Jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin n %
Laki-laki 17 50 Perempuan 17 50
Total 34 100
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 34 responden jenis
kelamin laki-laki sebanyak 50% begitu pula perempuan sebanyak 50%.
3) Pendidikan
Pendidikan dapat dilihat pada 3 :
Tabel 3 Distribusi Sampel Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan n %
Sarjana 2 5,9 Diploma 1 2,9
SMA 5 14,7 SMP 10 29,4 SD 13 38,2
Tidak sekolah 3 8,8 Total 34 100
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 34 responden sebagian
besar pendidikan SD sebesar 38,2% dan sebagian kecil diploma (2,9%).
4) Pekerjaan Pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4 Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan n %
Honorer 1 2,9 Nelayan 1 2,9
Mahasiswa 1 2,9 Swasta 2 5,9
Wiraswasta 5 14,7 IRT 12 35,3
Petani 12 35,3 Total 34 100
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 34 responden sebagian
besar pekerjaan tidak bekerja (35,3%) dan petani (35,5%) dan sebagian kecil mahasiswa, honorer dan nelayan masing-masing 2,9%.
8
b. Analisis univariat 1) Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5 Tabel 5
Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan Sebelum Sesudah
n % n %
Cukup 15 44,1 18 52,9 Kurang 19 55,9 16 47,1 Total 34 100 34 100
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa pengetahuan sebelum
konseling gizi dtemukan 44,1% pengetahuan cukup dan setelah dilakukan konseling gizi pengetahuan meningkat sebesar 52,9% pengetahuan cukup.
2) Kepatuhan diet
Kepatuhan diet dapat dilihat pada tabel 6 Tabel 6
Distribusi Sampel Berdasarkan Kepatuhan Diet
Kepatuhan Diet
Sebelum Sesudah n % n %
Patuh 15 44,1 18 52,9 Tidak patuh 19 55,9 16 47,1
Total 34 100 34 100
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa kepatuhan diet sebelum
konseling gizi ditemukan 44,1% patuh tetapi setelah dilakukan konseling gizi kepatuhan diet meningkat sebesar 52,9% patuh.
c. Analisi bivariat
1) Pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan pasien hipertensi
Pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan pasien hipertensi dapat dilihat pada tabel 7
Tabel 7 Pengaruh Konseling Dengan Menggunakan Media Leaflet Terhadap
Pengetahuan Pasien Hipertensi
Pengetahuan n Mean SD p value
Sebelum 34 11,41 3,41 0,000
Sesudah 34 12,17 3,17
Berdasarkan tabel 7 diketahui p value 0,000 < 0,05 diartikan bahwa
ada pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan pasien hipertensi
9
2) Pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap kepatuhan diet pasien hipertensi
Pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap kepatuhan diet pasien hipertensi dapat dilihat pada tabel 8
Tabel 8 Pengaruh Konseling Dengan Menggunakan Media Leaflet Terhadap
Kepatuhan Diet Pasien Hipertensi
Kepatuhan Diet n Mean SD p value
Sebelum 34 35,88 10,90 0,000
Sesudah 34 38,32 9,54
Berdasarkan tabel 8 diketahui p value 0,000 < 0,05 diartikan bahwa
ada pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap kepatuhan diet pasien hipertensi.
B. Pembahasan
1. Pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan pasien hipertensi
Pengetahuan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, seperti melihat, mendengar, mencium, merasa, dan meraba. Namun, sebagian besar pengetahuan tersebut diperoleh melalui mata dan telinga atau dengan kata lain dari hasil mendengar dan melihat. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku, menurut WHO dalam adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran dan pada akhirnya orang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Salah satu upaya konselor yang dapat dilakukan adalah pelatihan gizi untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi6.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan sebelum konseling gizi dtemukan 44,1% pengetahuan cukup dan setelah dilakukan konseling gizi menggunakan media leaflet pengetahuan meningkat sebesar 52,9% pengetahuan cukup. Jika dihubungkan dengan tingkat pendidikan ibu yang sebagian besar adalah pendidikan dasar (38,2%), maka hal ini yang merupakan salah satu penyebab yang sulit untuk memberikan konseling gizi pada responden. Akan tetapi, pengetahuan meningkat dikarenakan responden mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh konselor serta rasa ingin tahu yang besar tentang diit hipertensi untuk menunjang kesembuhannya, maka sampel dengan mudah dapat menangkap apa yang disampaikan oleh konselor.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik sebagai alat informasi yang diterima oleh masyarakat, sehingga masyarakat yang lebih banyak mendapatkan informasi dari media massa seperti televisi, radio, majalah, koran, dan lain-lain akan memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih banyak dari pada yang tidak pernah terpapar media sama sekali7.
Hasil analisis uji statistik p value 0,000 < 0,05 diartikan bahwa ada pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan pasien hipertensi. Adanya hubungan dikarenakan konselor memiliki keterampilan dalam
10
membangun hubungan yang baik dengan pasien hipertensi dalam mengenal penyakitnya. Hal ini senada dengan penjelaskan Tamsuri (2007) bahwa konselor yang telah memiliki pengetahuan dan skill membantu konseli untuk mengenal dirinya saat ini dan kemungkinan dimasa akan datang dengan harapan konseli dapat menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan masa akan datang8.
Pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi melalui konseling menggunakan leaflet akan mempengaruhi derajat kesehatan. Peningkatan pengetahuan tentang penyakit dapat meningkatkan kualitas hidup dapat mencegah komplikasi penyakit hipertensi merupakan hal yang terpenting yang harus dilakukan, agar penyakit komplikasi seperti, jantung, stroke, dan lainnya dapat dicegah. Melalui konseling maka asumsi dan perilaku pasien yang salah akan dapat diperbaiki dan dikoreksi8.
Peningkatan pengetahuan ini sendiri juga harus diikuti dengan peningkatan dalam kompetensi sosial. Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk mempersepsikan dan menginterpretasikan secara akurat isyarat yang dibuat oleh petugas konseling dan kapasitas untuk berprilaku secara terampil dalam memberikan respon pada orang lain. Pasien selalu diberikan informasi yang berulang-ulang selama tiga kali sehingga pasien dapat mengerti informasi yang ingin disampaikan7.
Menurut Notoadmodjo (2007), seseorang yang terpapar informasi mengenai suatu topik tertentu akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak daripada yang tidak terpapar informasi. Pemberian media leaflet merupakan salah satu metode untuk meningkatkan pengetahuan dengan melalui tulisan-tulisan dan gambar mengenai suatu materi. Dalam penelitian ini, informasi diberikan melalui media leaflet. Responden diminta membaca leaflet tersebut selama 3-5 menit. Setelah selesai membaca, peneliti kembali mengukur pengetahuan responden mengenai hipertensi. Sehingga dapat disimpulkan, seseorang yang terpapar suatu materi akan mengalami peningkatan pengetahuan yang lebih besar daripada seseorang yang tidak terpapar informasi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syamsia (2013) menyatakan bahwa adanya pengaruh dari media leaflet terhadap perubahan pengetahuan mengenai pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian yang sama juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan Munawaroh, dkk. (2010). Berdasarkan penelitian tersebut, media leaflet efektif dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan.
2. Pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap kepatuhan diet pasien hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kepatuhan diet sebelum konseling gizi ditemukan 44,1% patuh tetapi setelah dilakukan konseling gizi menggunakan leaflet kepatuhan diet meningkat sebesar 52,9% patuh dan hasil uji statistil ditemukan p value 0,000 < 0,05 diartikan bahwa ada pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap kepatuhan diet pasien hipertensi.
Hal ini disebabkan sampel kelompok perlakuan telah mendapatkan konseling gizi sebanyak 2 kali tentang diit hipertensi dari petugas gizi sehingga responden telah patuh dalam menjalankan diit hipertensi
Konseling gizi pada pasien hipertensi adalah pemberian pendidikan, pemahaman dan latihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan hipertensi yang diberikan kepada setiap pasien hipertensi untuk mengatasi setiap masalahnya. Konseling gizi pada pasien hipertensi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pengaturan diet pasien. Selain itu, konseling
11
gizi pada penderita hipertensi juga diharapkan dapat mencegah atau setidaknya menghambat munculnya penyulit kronik ataupun penyulit akut yang ditakuti oleh penderita hipertensi. Tujuan konseling gizi untuk mengubahpengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behaviour). Perubahan perilaku inilah yang paling sukar dilaksanakan8.
Adanya pemberian konseling gizi ini sangat penting karena penyakit hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup pasien. Oleh karenanya untuk mencapai keberhasilan terapi perlu adanya kerjasama antara pasien, keluarga dan petugas kesehatan dalam hal ini Nutrisionist yang memberikan konseling gizi kepada pasien. Dengan pemberian konseling gizi inilah pasien dapat memiliki pengetahuan yang cukup tentang asupan makanan bagi pasien hipertensi, yang selanjutnya dapat merubah sikap dan perilakunya sehingga diharapkan dapat mengendalikan kondisi penyakit dan tekanan darahnya dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya7.
Faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan adalah dukungan keluarga serta dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga lain, teman, baik waktu maupun finansial merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap program-program diit. Keluarga dan teman dapat membantu mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit tertentu, mereka dapat menghilangkan godaan pada ketidaktaatan dan mereka sering kali dapat menjadi kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan7.
Kepatuhan diit pada pasien hipertensi dipengaruhi karakteristik dari penyakit dan pengobatannya (makin lama pasien mengidap penyakit hipertensi, makin kecil pasien tersebut patuh pada pengobatannya serta cara pemberian pelayanan yang harus intensif dan multidisiplin pada tim tenaga medis untuk mencapai keberhasilan terapi pasien), faktor intrapersonal (umur, jenis kelamin, penghargaan terhadap diri sendiri, disiplin diri, stres, depresi dan penyalahgunaan alkohol), faktor interpersonal (kualitas hubungan antara pasien dan petugas pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga) dan faktor lingkungan7.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Norman (2012) bahwa ada pengaruh konseling menggunakan leaflet terhadap kepatuhan diet dan tekanan darah pasien hipertensi di Puskesama Kecamatan Beji Kota Depok, dengan jumlah responden 122 orang, yang patuh sebanyak 68 orang.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan sebelum konseling gizi dtemukan 44,1% pengetahuan cukup 2. Pengetahuan setelah dilakukan konseling gizi pengetahuan sebesar 52,9%
pengetahuan cukup. 3. Kepatuhan diet sebelum konseling gizi ditemukan 44,1% patuh 4. Kepatuhan diet setelah dilakukan konseling gizi kepatuhan diet sebesar 52,9%
patuh. 5. Ada pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap
pengetahuan pasien hipertensi 6. Ada pengaruh konseling dengan menggunakan media leaflet terhadap kepatuhan
diet pasien hipertensi.
12
B. Saran
Disarankan kepada rumah sakit untuk meningkatkan konsultasi gizi terhadap pasien hipertensi dengan memberikan leaflet diet hipertensi agar pasien dapat mengetahui penanganan hipertensi secara tepat dan benar serta dapat merawat dirinya secara mandiri, sehingga dapat mempertahankan tingkat kepatuhan pasien sesuai penatalaksanaan diet hipertensi dan memonitoring tekanan darahnya demi meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahajeng. E dan Tuminah. S. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Pusat PenelitianBiomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Depkes RI. Jakarta
2. Purba. M.Br. 2016. Ilmu Gizi Teori Dan Aplikasi BAB XXIV Asuhan Gizi Pada Hipertensi. EGC. Jakarta.
3. Kemenkes RI. 2015. Hipertensi The Silent Killer. http : //www.Pusdatin. Kemkes.go.id. Diakses tanggal 17 Desember 2017, 7:31 pm.
4. Kemenkes RI. 2013. Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta
5. Firmawati. E. 2013. Pengaruh Blog Edukatif Tentang Hipertensi Terhadap Pengetahuan Tentang Hipertensi Dan Perilaku Diet Hipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta.Skripsi
6. Notoadmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
7. Handayani, S, Ambarwati, R, Tursilowati, S. 2016. Pengaruh Konseling Gizi Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan Diet Dm Pada Pasien Dm Tipe-2 Di Puskesmas Kapuan Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Artikel Penelitian
8. Surya, R, Mulyadi, Usman, S. 2011. Konseling Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2. Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Disertasi