surat edaran bapepam-lk tentang pedoman penilaian kebun

Upload: dyradyko

Post on 14-Oct-2015

432 views

Category:

Documents


57 download

DESCRIPTION

Pedoman Teknis Penilaian Kebun Kelapa Sawit (Apraisal)

TRANSCRIPT

  • KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIABADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

    GEDUNG SUMITRO DJOJOHADIKUSUMO, KEMENTERIAN KEUANGAN RI,JALAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NO. 1-4, JAKARTA 10710

    TELEPON: 021 3858001, FAKSIMILI: 021 3857917, SITUS: [email protected]

    Yth.1. Forum Penilai Pasar Modal Masyarakat Profesi Penilai Indonesia;2. Forum Akuntan Pasar Modal Institut Akuntan Publik Indonesia;3. Asosiasi Emiten Indonesia;4. Bursa Efek Indonesia;5. Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia;6. Asosiasi Wali Amanat Indonesia;7. PT. Pemeringkat Efek Indonesia;8. PT. Fitch Ratings Indonesia; dan9. PT. ICRA Indonesia;di Tempat.

    SURAT EDARAN Nomor: SE- 9/BL/2012

    TENTANG

    PEDOMAN PENILAIAN DAN PENYAJIAN LAPORAN PENILAIAN PROPERTI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PASAR MODAL

    Seiring dengan perkembangan dan kompleksitas transaksi di Pasar Modal, jasa

    penilaian saat ini sedang berkembang pesat dan banyak dibutuhkan oleh masyarakat

    bisnis dalam menentukan nilai wajar atas aset perusahaan, nilai wajar atas suatu usaha

    (bisnis) perusahaan, kewajaran suatu transaksi yang tergolong dalam aksi korporasi

    dan sebagainya.

    Salah satu jasa yang dapat diberikan oleh Penilai sesuai dengan ketentuan

    Peraturan Nomor VIII.C.1 adalah kegiatan penilaian properti aset perkebunan.

    Prosedur penilaian dan penyajian laporan penilaian aset perkebunan telah diatur di

    dalam Peraturan Nomor VIII.C.4, namun dalam pelaksanaannya khususnya dalam

    penilaian Perkebunan Kelapa Sawit yang memiliki karakteristik khusus, masih terdapat

    hal-hal yang perlu diperjelas dan diuraikan lebih lanjut untuk menghindari

    kemungkinan terjadinya kesalahan persepsi dan interpretasi oleh Penilai dan pengguna

    laporan penilaian perekebunan kelapa sawit, serta untuk mempermudah penelaahan

    Laporan Penilaian Properti Perkebunan Kelapa Sawit oleh Bapepam dan LK. Untuk itu,

    perlu disusun suatu pedoman yang bertujuan untuk memberikan penjelasan atau

    petunjuk pelaksanaan lebih lanjut yang khusus menguraikan mengenai penilaian

    properti Perkebunan Kelapa Sawit.

  • -2-

    Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan mengenai

    prosedur penilaian dan penyajian Laporan Penilaian Properti Perkebunan Kelapa Sawit

    yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada Peraturan Nomor VIII.C.4. Pedoman

    ini diharapkan dapat memberikan kualitas penyajian dan pengungkapan yang

    memadai bagi pengguna informasi yang disajikan dalam Laporan Penilaian.

    Mengingat bahwa penilaian Perkebunan Kelapa Sawit mempunyai karakteristik

    khusus dengan kondisi tertentu, maka Penilai Properti dalam melakukan penilaian

    terhadap Perkebunan Kelapa Sawit dapat melakukan penilaian dengan ketentuan

    sebagai berikut:

    a. Aset Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit

    1) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) menggunakan Pendekatan Biaya (Cost

    Approach);

    2) Tanaman Menghasilkan (TM) menggunakan Pendekatan Pendapatan (Income

    Approach); dan

    3) Bibit Tanaman Kelapa Sawit menggunakan Pendekatan Biaya (Cost Approach).

    b. Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit

    1) Tanah Perkebunan Kelapa Sawit menggunakan Pendekatan Data Pasar (Market

    Data Approach). Dalam hal tidak terdapat data pasar yang sebanding dan

    sejenis, maka dapat menggunakan Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

    dengan Teknik Penyisaan Tanah (Land Residual Technique) Perkebunan Kelapa

    Sawit;

    2) Bangunan dan Infrastruktur dalam Perkebunan Kelapa Sawit menggunakan

    Pendekatan Biaya (Cost Approach);

    3) Kendaraan dan Alat Berat menggunakan Pendekatan Data Pasar (Market Data

    Approach); dan

    4) Mesin dan peralatan pendukung perkebunan serta mesin pengolahan kelapa

    sawit menggunakan Pendekatan Biaya (Cost Approach).

    Penyusunan Laporan Penilaian Properti Perkebunan Kelapa Sawit wajib

    dilaksanakan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Surat Edaran ini dan Surat

    Edaran ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Nomor VIII.C.1

    tentang Pendaftaran Penilai yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal dan Peraturan

    Nomor VIII.C.4 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Properti

    di Pasar Modal.

  • -3-

    Demikian, agar Saudara maklum.

    Tembusan:1. Sekretaris Badan;2. Para Kepala Biro dan Tenaga Pengkaji; dan3. Kepala Bagian Akuntan, Penilai, Pemeringkat Efek dan Wali Amanat Pasar Modal.1 s.d. 3 di Lingkungan Bapepam dan LK

    Ditetapkan di : Jakartapada tanggal : 12 Juli 2012Ketua Badan Pengawas Pasar Modaldan Lembaga Keuangan

    ttd.

    NurhaidaNIP 19590627 198902 2 001

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    SURAT EDARAN TENTANG PEDOMAN PENILAIAN DAN PENYAJIAN LAPORAN PENILAIAN PROPERTI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

    1. Beberapa Istilah Yang Dipergunakan Dalam Perkebunan Kelapa Sawit adalah:

    a. Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit adalah tanah, bangunan dan infrastruktur, mesin dan peralatan pendukung perkebunan, kendaraan dan alat berat, sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya termasuk pabrik pengolahan kelapa sawit (jika ada) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari satu kesatuan aset pada suatu entitas Perkebunan Kelapa Sawit.

    b. Aset Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit adalah tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan secara komersial pada suatu lahan tertentu dan dikelola berdasarkan teknis budidaya yang berlaku umum pada suatu tempat tertentu.

    c. Bangunan dan Infrastruktur Perkebunan Kelapa Sawit adalah bangunan dan infrastruktur di areal perkebunan yang menunjang kegiatan operasional Perkebunan Kelapa Sawit.

    d. Bibit Tanaman Kelapa Sawit adalah benih atau kecambah bakal tanaman yang ada dalam masa pemeliharaan dan/atau telah melewati masa pemeliharaan tertentu serta siap untuk ditanam di lahan perkebunan.

    e. Gulma adalah tumbuhan yang tidak diharapkan keberadaannya pada areal budidaya tanaman kelapa sawit.

    f. Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit adalah organisme hidup yang menganggu kelangsungan hidup tanaman kelapa sawit dan dapat mengakibatkan kerusakan atau kerugian bagi komoditas Perkebunan Kelapa Sawit.

    g. Harga Pasar Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Setempat adalah harga ratarata Tandan Buah Segar (TBS) di wilayah administrasi Kabupaten/Kota dimana properti Perkebunan Kelapa Sawit berada atau di sekitarnya.

    h. Kendaraan dan Alat Berat adalah kendaraan dan alat berat yang digunakan dalam kegiatan operasional Perkebunan Kelapa Sawit.

    i. Pemupukan adalah salah satu tindakan dalam teknis budidaya tanaman kelapa sawit dengan memberikan pupuk (unsur hara) pada tanaman melalui tanah dan daun agar tanaman kelapa sawit dapat menyerap sesuai dengan kebutuhan.

    j. Perkebunan Inti adalah Perkebunan milik perusahaan.

    k. Perkebunan Kelapa Sawit adalah tanah dalam satuan lahan yang diusahakan pada luasan tertentu, dengan komoditas tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan, dilengkapi dengan Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit serta fasilitas penunjang lainnya, dan dikelola dengan standar manajemen Perkebunan Kelapa Sawit yang berlaku umum.

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -2-

    l. Perkebunan Plasma adalah Perkebunan milik masyarakat atau petani peserta program kemitraan.

    m. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) adalah tanaman kelapa sawit yang masih dalam tahap pemeliharaan awal sebelum dapat dipanen secara komersial atau periode tanaman dimulai dari penanaman sampai dengan mulai menghasilkan.

    n. Tanaman Menghasilkan (TM) adalah tanaman kelapa sawit yang sudah melewati masa pemeliharaan awal dimana telah dapat dipanen sesuai dengan siklus hidupnya.

    o. Tanaman Penutup Tanah (Legume Cover Crop) adalah tanaman jenis kacang-kacangan yang ditanam di areal tanaman kelapa sawit yang dapat berfungsi mencegah erosi tanah, mengikat nitrogen dari udara, menekan pertumbuhan Gulma, meningkatkan bahan organik tanah, dan mengurangi pencucian unsur hara.

    p. Tandan Buah Segar (TBS) adalah buah kelapa sawit yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit.

    q. Tegakan atau Pokok Tanaman Kelapa Sawit (untuk selanjutnya disebut Tegakan) adalah tegakan tanaman kelapa sawit yang terdiri atas individu-individu tanaman kelapa sawit.

    r. Populasi Tanaman Kelapa Sawit adalah kelompok tanaman kelapa sawit.

    s. Teknik Penyisaan Tanah (Land Residual Technique) Perkebunan Kelapa Sawit adalah teknik penilaian Tanah Perkebunan Kelapa Sawit dengan menggunakan Pendekatan Pendapatan.

    t. Umur Produktif/Umur Ekonomis Tanaman adalah masa tanaman mulai berproduksi sampai dengan akhir masa produktif tanaman secara ekonomis.

    2. Umum

    Dalam melakukan penilaian Perkebunan Kelapa Sawit, Penilai Properti wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

    a. Penilai Properti yang melakukan penilaian Perkebunan Kelapa Sawit wajib mengetahui serta memahami sifat dan karakteristik properti dan memiliki kompetensi dalam melakukan penilaian terhadap properti Perkebunan Kelapa Sawit.

    b. Tanah Perkebunan Kelapa Sawit merupakan tanah yang telah memperoleh atau masih dalam proses memperoleh status Hak Guna Usaha (HGU) sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date) peruntukannya sebagai Perkebunan Kelapa Sawit.

    c. Obyek penilaian Perkebunan Kelapa Sawit meliputi Aset Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit dan Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit yang terdiri dari:

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -3-

    1) Aset Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit:

    a) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

    b) Tanaman Menghasilkan (TM)

    c) Bibit Tanaman Kelapa Sawit.

    2) Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit:

    a) Tanah dalam satuan lahan dengan luasan tertentu;

    b) Bangunan dan Infrastruktur Perkebunan Kelapa Sawit di areal perkebunan yang menunjang kegiatan operasional Perkebunan Kelapa Sawit;

    c) Mesin dan peralatan pendukung perkebunan, Kendaraan dan Alat Berat yang digunakan dalam kegiatan operasional Perkebunan Kelapa Sawit; dan

    d) Pabrik pengolahan kelapa sawit (jika ada).

    d. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) merupakan tanaman kelapa sawit yang masih dalam tahap pemeliharaan awal sebelum dapat dipanen secara komersial atau periode tanaman dimulai dari penanaman sampai dengan mulai menghasilkan. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) pada umumnya memiliki periode sampai dengan 3 (tiga) tahun sesuai dengan jenis Bibit Tanaman Kelapa Sawit dan kondisi lahan.

    e. Tanaman Menghasilkan (TM) merupakan tanaman kelapa sawit yang sudah melewati masa pemeliharaan awal dimana telah dapat dipanen sesuai dengan siklus hidupnya. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) tahun ketiga yang memiliki kriteria bahwa tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan buah namun belum mempunyai nilai ekonomis (buah pasir) termasuk dalam Tanaman Menghasilkan (TM).

    f. Tahapan-tahapan yang wajib dilakukan dalam melakukan penilaian propertiPerkebunan Kelapa Sawit adalah sebagai berikut:

    1) Melakukan review atas rencana penugasan, meliputi:

    a) identifikasi obyek penilaian;

    b) identifikasi status obyek penilaian;

    c) Tanggal Penilaian (Cut Off Date);

    d) maksud dan tujuan penilaian;

    e) batasan nilai (definisi); dan

    f) Asumsi-asumsi dan kondisi pembatas.

    2) Membuat rencana Inspeksi Perkebunan Kelapa Sawit yang antara lain meliputi:

    a) mengidentifikasi jumlah dan jenis data yang diperlukan;

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -4-

    b) mengidentifikasi sumber data;

    c) mengidentifikasi kebutuhan tenaga Penilai Profesional;

    d) membuat rencana kerja; dan

    e) mengidentifikasi peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Perkebunan Kelapa Sawit.

    3) Melakukan pengumpulan dan analisis data yang berkaitan dengan Perkebunan Kelapa Sawit, yaitu:

    a) Data umum, antara lain meliputi:

    (1) Lokasi yang meliputi wilayah, aksesibilitas, dan kondisi sosial;

    (2) Kondisi ekonomi yang meliputi analisis pasar, pertumbuhan dan arah perkembangan ekonomi; dan

    (3) Karakteristik lahan secara umum yang meliputi iklim, ketinggian dari permukaan laut, topografi, kedalaman efektif tanah, jenis, fisik dan kimia tanah, sumber air dan sistem pengairan/drainase, dan batuan dipermukaan dan di dalam tanah.

    b) Data khusus, antara lain meliputi:

    (1) Data tanah (lahan) antara lain: perizinan lahan, sertifikat tanah, kesesuaian lahan, dan penggunaan tanah (tata guna tanah) yang sesuai dengan Tanggal Penilaian (Cut Off Date);

    (2) Data agronomi Perkebunan Kelapa Sawit antara lain: jenis/varietas dan sertifikat asal Bibit Tanaman Kelapa Sawit, jumlah Tegakantanaman, luas areal tanaman, peta tanaman, rekomendasi dan aplikasi dosis Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM), pemeliharaan tanaman (termasuk Pemupukan), produksi Tandan Buah Segar (TBS);

    (3) Data infrastruktur (jalan, jembatan dan saluran drainase), bangunan, alat berat, kendaraan, mesin dan peralatan pertanian, dan inventaris kantor;

    (4) Laporan keuangan perusahaan, gambaran umum perusahaan, jumlah tenaga kerja; dan

    (5) Peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Perkebunan Kelapa Sawit.

    c) Data pasar setempat, antara lain meliputi:

    (1) Data Harga Pasar Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Setempat, minyak kelapa sawit dan kernel;

    (2) Data permintaan dan penawaran produk kelapa sawit;

    (3) Data harga tanah atau ganti rugi tanah Perkebunan Kelapa Sawit;

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -5-

    dan

    (4) Data harga satuan bahan kebutuhan tanaman meliputi pupuk, pestisida dan bahan lainnya.

    4) Menganalisis penggunaan tertinggi dan terbaik (highest and best use analysis) dalam Perkebunan Kelapa Sawit wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 14 kecuali huruf b butir 5) Peraturan Nomor VIII.C.4 serta tidak diperkenankan untuk mempertimbangkan adanya perubahan peruntukan obyek penilaian;

    5) Menerapkan Pendekatan dan Metode Penilaian; dan

    6) Memberikan kesimpulan nilai.

    3. Karakteristik Perkebunan Kelapa Sawit

    Penilai Properti wajib memperhatikan dan mengungkapkan karakteristik Perkebunan Kelapa Sawit dalam Laporan Penilaian meliputi :

    a. Syarat Tumbuh

    1) Geografis dan Elevasi

    Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman tropis yang tumbuh baik pada wilayah geografis antara 13 Lintang Utara dan 12 Lintang Selatan dengan elevasi antara 0 hingga 500 meter di atas permukaan laut.

    2) Topografi

    Topografi yang sesuai untuk tanaman kelapa sawit adalah dalam rentangkemiringan antara 0 hingga 15. Lahan dengan kemiringan diatas 15 perlu dilakukan perlakuan khusus diantaranya dengan pembuatan terasering.

    3) Iklim

    a) Rata- rata curah hujan di lokasi Perkebunan Kelapa Sawit;

    Rata-rata curah hujan untuk tanaman kelapa sawit yaitu 2.000 2.500 mm per tahun dengan distribusi merata.

    b) Rata-rata temperatur harian di lokasi Perkebunan Kelapa Sawit;

    Rata-rata temperatur harian berkisar antara 29 oC 30 oC.

    c) Penyinaran matahari per hari atau per tahun di lokasi Perkebunan Kelapa Sawit;

    Antara 5 7 jam per hari atau 1.500 jam per tahun.

    d) Kelembaban udara di lokasi Perkebunan Kelapa Sawit; dan

    Antara 70% - 80%.

    e) Rata-rata kecepatan angin di lokasi Perkebunan Kelapa Sawit

    Rata-rata sekitar 6 km/jam.

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -6-

    4) Kondisi Tanah

    Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dan dibudidayakan di lahan (tanah) mineral dan gambut. Sifat fisik tanah mineral yang sesuai adalah yang memiliki solum diatas 80 cm dengan tekstur tanah ringan, komposisi pasir 20 60%, debu 10 40% dan liat 20 50%, perkembangan struktur tanah baik, konsistensi gembur sampai agak teguh dan permiabilitas sedang. Sifat kimia tanah mineral yang sesuai antara lain adalah tanah yang memiliki tingkat kemasaman (pH) 4 6,5.

    Sifat tanah gambut antara lain meliputi tingkat kematangan gambut dan ketebatan lapisan gambut. Tingkat kematangan gambut yang sesuai untuk tanaman kelapa sawit adalah tanah gambut matang (saprik) dan/atau gambut setengah matang (hemik), sedangkan tanah gambut mentah (fibrik), tidak boleh dimanfaatkan untuk budidaya kelapa sawit.

    Lahan gambut yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman kelapa sawit adalah lahan yang mempunyai ketebalan gambut kurang dari 3 (tiga) meter.

    5) Tata Kelola Air

    Dalam hal tanaman kelapa sawit dibudidayakan di lahan gambut, Penilai Properti wajib memperhatikan manajemen tata air yang baik.

    Tanaman kelapa sawit membutuhkan drainase yang baik dengan permukaan air tanah pada kedalaman kisaran 60 sampai dengan 80 cm dari permukaan tanah, untuk menjaga ketersediaan air dan menghindari lahan mudah terbakar.

    b. Jenis (Varietas) Bibit Tanaman Kelapa Sawit

    Jenis (varietas) Bibit Tanaman Kelapa Sawit sangat berpengaruh pada tingkat produksi dan kualitas buah kelapa sawit. Penilai wajib mengetahui dan mengungkapkan di dalam Laporan Penilaian tingkat produktifitas dari jenis Bibit Tanaman Kelapa Sawit yang ditanam. Beberapa jenis Bibit Tanaman Kelapa Sawit yang banyak ditanam di Perkebunan Kelapa Sawit antara lain: Marihat, Socfindo, Lonsum, dan PNG.

    c. Teknis Budidaya

    Dalam hal Teknis budidaya tanaman Perkebunan Kelapa Sawit, Penilai perlu memperhatikan:

    1) pembukaan lahan;

    2) pembuatan jalan dan saluran;

    3) penyediaan Bibit Tanaman Kelapa Sawit dan penanaman;

    4) penanaman Tanaman Penutup Tanah (Legume Cover Crop);

    5) pemeliharaan dan Pemupukan; dan

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -7-

    6) pencegahan dan pembasmian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.

    d. Panen dan Pengangkutan Hasil Panen

    Dalam hal pemanenan buah sawit (Tandan Buah Segar), Penilai perlu memperhatikan:

    1) ketersediaan tenaga pemanen;

    2) ketersediaan peralatan panen;

    3) ketersediaan infrastruktur;

    4) penanganan hasil panen; dan

    5) pengangkutan ke tempat pengumpulan hasil panen.

    e. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

    Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit diolah di pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) untuk dijadikan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan biji sawit (kernel).

    4. Inspeksi Perkebunan Kelapa Sawit

    Dalam hal Penilai Properti melakukan inspeksi terhadap Perkebunan Kelapa Sawit, maka selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 7 huruf a sampai dengan huruf g Peraturan Nomor VIII.C.4 berlaku pula ketentuan tahapan inspeksi yang wajib dilakukan oleh Penilai Properti sebagai berikut:

    a. Mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari pemberi tugas atas objek penilaian sebagai berikut:

    1) dokumen perijinan dan kepemilikan lahan Perkebunan Kelapa Sawit paling kurang:

    a) Ijin lokasi;

    b) Sertifikat Tanah (Hak Guna Usaha dan/atau Hak Guna Bangunan);

    c) Ijin Usaha Perkebunan; dan

    d) Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan termasuk rencana kerja lima tahunan dan unit pengelolaan lahan.

    2) dokumen Kesesuaian Lahan Perkebunan Kelapa Sawit.

    3) dokumen laporan manajemen yang memuat informasi pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date) paling kurang sebagai berikut:

    a) Struktur organisasi kebun dan tenaga kerja kebun;

    b) Penggunaan lahan (areal statement) antara lain:

    (1) Informasi tahun tanam kelapa sawit;

    (2) Informasi afdeling/divisi; dan

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -8-

    (3) Luas area tanaman dan non tanaman, peta Perkebunan Kelapa Sawit seperti peta tanaman dan non tanaman termasuk peta Perkebunansecara keseluruhan;

    c) Rekomendasi dosis Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM);

    d) Data aplikasi Pemupukan (dosis Pemupukan, jenis pupuk yang digunakan, rotasi Pemupukan dan luas tanaman yang telah dipupuk);

    e) Data Populasi Tanaman Kelapa Sawit yaitu jumlah tanaman kelapa sawit secara keseluruhan yang memperhatikan tahun tanam dan luas areal tanam;

    f) Data realisasi produksi tanaman kelapa sawit per tahun tanam;

    g) Data iklim yang digunakan adalah data iklim jangka pendek minimal 5(lima) tahun terakhir;

    h) Data persediaan Bibit Kelapa Sawit berdasarkan jumlah, jenis, umur, dan kondisi Bibit Tanaman Kelapa Sawit;

    i) Data realisasi biaya penanaman, pemeliharaan, panen, pengangkutan, dan biaya umum selama 5 (lima) tahun terakhir untuk Perkebunan Kelapa Sawit yang telah beroperasi atau kurang dari lima tahun disesuaikan sejak beroperasinya Perkebunan Kelapa Sawit;

    j) Data Rencana Kerja dan Anggaran Pelaksanaan (RKAP) atau sejenis minimal satu tahun kedepan; dan

    k) Daftar inventarisasi dan spesifikasi Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit.

    4) data historikal produksi selama 5 (lima) tahun terakhir per tahun tanam sejak tanaman mulai berproduksi kecuali tanaman yang berproduksi kurang dari 5 (lima) tahun;

    5) data historikal harga jual Tandan Buah Segar (TBS), Crude Palm Oil (CPO)dan kernel sejak tanaman mulai berproduksi untuk 5 (lima) tahun terakhir kecuali tanaman yang berproduksi kurang dari 5 (lima) tahun;

    6) data harga satuan bahan material sarana produksi dan distribusi serta upah yang berlaku pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date);

    7) data proyeksi produksi selama umur ekonomis;

    8) data proyeksi harga Tandan Buah Segar dan data proyeksi arus kas keluar selama 5 (lima) tahun;

    9) penanganan panen dan pasca panen untuk mendapatkan informasi mengenai kriteria matang panen, cara panen, rotasi dan sistem panen, kapasitas panen, dan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS); dan

    10) laporan keuangan perusahaan 5 (lima) tahun terakhir.

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -9-

    b. Inspeksi Lapangan

    1) Inspeksi Lapangan dilaksanakan oleh Tim Inspeksi yang terdiri dari Penilai dan/atau Tenaga Profesional.

    2) Tim Inspeksi mengumpulkan informasi mengenai kondisi lingkungan objek penilaian, paling kurang:

    a) letak administratif seperti desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi;

    b) aksesibilitas objek penilaian;

    c) batas wilayah;

    d) sarana dan prasarana wilayah; dan

    e) perkebunan lain di sekitarnya.

    3) Inspeksi atas Aset Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit dilakukan dalam rangka pengecekan ulang atas data yang diperoleh dari pihak manajemen pemberi tugas secara sampling atau satu demi satu (sensus).

    Tim Inspeksi wajib melakukan pengecekan ulang untuk memperoleh informasi antara lain mengenai:

    a) kondisi umum tanaman termasuk kualitas tanaman; dan

    b) luas areal tertanam.

    4) Inspeksi terhadap Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit yang berada pada areal Perkebunan Kelapa Sawit antara lain:

    a) tanah Perkebunan Kelapa Sawit;

    b) Inspeksi bangunan seperti:

    (1) Bangunan kantor, mess, gudang, bengkel, rumah Ibadah, danbangunan sosial.

    (2) Bangunan perumahan manajer kebun dan perumahan karyawan kebun.

    c) Inspeksi infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan drainase.

    d) Inspeksi Kendaraan dan Alat Berat yang digunakan dalam kegiatan operasional Perkebunan Kelapa Sawit seperti alat berat, kendaraan, pompa air, peralatan workshop, dan genset;

    e) Inspeksi mesin dan peralatan yang digunakan dalam unit pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan kernel seperti mesin pemroses utama, mesin-mesin pembantu, utilitas, Kendaraan dan Alat Berat yang mendukung pabrik pengolahan Kelapa Sawit.

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -10-

    5) Prosedur inspeksi Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit merujuk kepada Peraturan Nomor VIII.C.4 mengenai pelaksanaan inspeksi bangunan, sarana prasarana serta mesin dan peralatan.

    6) Penilai Properti yang melakukan penilaian Perkebunan Kelapa Sawit wajib mengungkapkan secara jelas uraian cara dan teknik pengambilan dan penentuan sampel beserta alasannya dalam Laporan Penilaian Properti Perkebunan Kelapa Sawit meliputi:

    a) metode Inspeksi dengan cara sampling atau satu demi satu (sensus)terhadap tanaman kelapa sawit;

    b) kriteria umum seperti kondisi tanaman dan lahan Perkebunan Kelapa Sawit;

    c) pengambilan sampel pada cara sampling tanaman kelapa sawit,dilakukan sebagai berikut:

    (1) Random sampling dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

    (a) tahun tanam dalam bentuk persentase atau jumlah tanaman;

    (b) kondisi topografi lahan;

    (c) jenis tanah (jika dalam perkebunan terdapat lebih dari satu jenis tanah seperti gambut dan mineral);

    (d) jenis (varietas) tanaman; dan

    (e) sampel yang diambil tersebut untuk meyakinkan Penilai bahwa sampel yang diambil dapat mewakili kondisi Perkebunan Kelapa Sawit secara keseluruhan.

    (2) Blok sampling dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

    (a) jumlah blok sampling paling kurang 2,5% per tahun tanam. Dalam melakukan inspeksi tanaman kelapa sawit dengan teknik blok sampling, Tim Inspeksi mengambil sampling paling kurang 2,5% per tahun tanam dari keseluruhan areal tanaman kelapa sawit yang dinilai; dan

    (b) varian Perkebunan Kelapa Sawit yang perlu diidentifikasikan.

    7) Dalam hal Penilai Properti menyusun proyeksi produksi tanaman kelapa sawit wajib memperhatikan hal-hal berikut:

    a) memperoleh data proyeksi produksi tanaman selama Umur Produktif/Umur Ekonomis Tanaman yang disusun oleh pemberi tugas;

    b) melakukan analisis atas data proyeksi produksi tanaman dengan berdasarkan atas data historikal produksi selama 5 (lima) tahun terakhir atau sesuai dengan umur tanam apabila tanaman berproduksi kurang dari 5 (lima) tahun;

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -11-

    c) standar produksi yang dikeluarkan oleh intansi yang berwenang atau produsen penyedia benih;

    d) asal Bibit Tanaman Kelapa Sawit, kondisi tanaman, data iklim, media tanam dan faktor eksternal lainnya;

    e) Penilai dapat melakukan penyesuaian (adjustment) proyeksi produksi yang diperoleh dari pihak manajemen pemberi tugas;

    f) dalam hal melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap proyeksi produksi, Penilai Properti wajib memperhatikan indikator produksi antara lain:

    (1) kelas Kesesuaian Lahan;

    (2) jenis (varietas) Bibit Tanaman Kelapa Sawit;

    (3) data realisasi produksi Tandan Buah Segar (TBS);

    (4) data populasi tanaman;

    (5) data tahun tanam; dan

    (6) data pemeliharaan tanaman seperti Pemupukan.

    g) menyusun kembali proyeksi produksi tanaman yang telah disesuaikan selama umur ekonomis.

    8) Mengamati kondisi fisik lahan secara visual dan penanganannya yang dilakukan pengelola perkebunan sesuai dengan kondisi fisik lahan seperti pembuatan terasering untuk lahan berbukit dan manajemen air/drainase untuk lahan gambut.

    9) Pengamatan atas kondisi umum tanaman kelapa sawit termasuk kualitas tanaman kelapa sawit sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka 3) huruf a) dilakukan untuk mendapatkan data paling kurang sebagai berikut:

    a) jenis (varietas) Bibit Tanaman Kelapa Sawit/tanaman yang dikembangkan;

    b) usia tanaman;

    c) luas area tertanam per usia tanaman;

    d) jarak tanam dan kerapatan tanaman;

    e) gambaran umum tanaman termasuk pemeliharaan tanaman, Pemupukan, pencegahan dan pemberantasan Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit;

    f) pembibitan, meliputi sumber Bibit Tanaman Kelapa Sawit, metode pembibitan dan ketersediaan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (jumlah, umur, jenis, dan kondisi); dan

    g) data dan informasi tentang produktivitas tanaman, sistem pemanenan, pengumpulan hasil dan perlakuan hasil panen, untuk tanaman yang telah berproduksi.

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -12-

    10) Dalam hal Penilai Properti tidak memperoleh ukuran luas areal tanam yang pasti, maka Penilai Properti dapat melakukan pengukuran sendiri secara profesional dan wajib diungkapkan dalam Laporan Penilaian PropertiPerkebunan Kelapa Sawit.

    Pengukuran secara profesional merupakan pengukuran yang dilakukansesuai dengan kewenangan penilai dengan prosedur yang benar dan independen serta dapat dipertanggungjawabkan.

    5. Pendekatan Penilaian Properti Perkebunan Kelapa Sawit

    Pendekatan Penilaian yang digunakan dalam penilaian properti Perkebunan Kelapa Sawit adalah:

    a. Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach)

    Dalam hal Penilai Properti melakukan penilaian Perkebunan Kelapa Sawit dengan menggunakan Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach) berlaku ketentuan sebagai berikut:

    1) Penerapan Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach) dalam penilaian Tanah Perkebunan Kelapa Sawit digunakan apabila diperoleh properti pembanding yang sebanding dan sejenis dengan obyek penilaian. Dalam hal diperoleh data pembanding yang sebanding dan sejenis dengan obyek penilaian maka Penilai Properti wajib melakukan penyesuaian sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Nomor VIII.C.4.

    2) Dalam hal penilaian tanah Perkebunan Kelapa Sawit sebagaimana dimaksud dalam angka 1) tidak memiliki data pasar yang sebanding dan sejenis, Penilai Properti yang melakukan penilaian tanah Perkebunan Kelapa Sawit dapat menggunakan Teknik Penyisaan Tanah (Land Residual Technique).

    3) Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach) digunakan untuk melakukan penilaian atas kendaraan dan alat berat.

    Obyek penilaian berupa Kendaraan dan Alat Berat wajib mengikuti prosedur penilaian sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Nomor VIII.C.4.

    b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Dalam Penilaian PerkebunanKelapa Sawit

    Dalam hal Penilai Properti melakukan penilaian Perkebunan Kelapa Sawit dengan menggunakan Pendekatan Pendapatan (Income Approach) berlaku ketentuan sebagai berikut:

    1) Pendekatan pendapatan (Income Approach) digunakan untuk penilaian Tanaman Menghasilkan (TM) meliputi tanaman dengan usia tanam paling kurang 3 (tiga) tahun (TBM-3) dan telah mulai berbuah (buah pasir).

    2) Metode yang digunakan dalam Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -13-

    adalah metode Discounted Cash Flow dengan tahapan sebagai berikut:

    a) mendapatkan data arus kas historis Perkebunan Kelapa Sawit dari pihak pemberi tugas antara lain data realisasi biaya pemeliharaan tanaman, panen, pengangkutan, dan biaya umum selama 5 (lima) tahun terakhir untuk Perkebunan Kelapa Sawit yang telah beroperasi atau kurang dari lima tahun disesuaikan sejak beroperasinya Perkebunan Kelapa Sawit;

    b) mendapatkan proyeksi arus kas paling kurang 5 (lima) tahun dari pihak pemberi tugas;

    c) menyesuaikan proyeksi arus kas masuk (cash inflow);

    Dalam melakukan penyesuaian proyeksi arus kas masuk (cash inflow) Penilai Properti wajib memperhatikan hal-hal berikut:

    (1) Perhitungan produksi Tandan Buah Segar, dengan ketentuan sebagai berikut:

    (a) dalam hal produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit bervariasimengikuti umur tanaman, maka produksi Tandan Buah Segarwajib diperhitungkan berdasarkan masing-masing tahun tanam;

    (b) data produksi masing-masing tahun tanam wajib dibandingkan dengan standar produksi sesuai dengan jenis Bibit Tanaman Kelapa Sawit tanaman dan kelas kesesuaian lahan perkebunan;

    (c) Proyeksi produksi Tandan Buah Segar (TBS) dilakukan berdasarkan standar produksi yang telah disesuaikan dengan kondisi tanaman dan data historis tahun tanam yang bersangkutan; dan

    (d) Proyeksi produksi Tandan Buah Segar (TBS) dilakukan selama sisa Umur Produktif/Umur Ekonomis Tanaman masing-masing tahun tanam dengan memperhatikan angka 4 huruf b angka 7).

    (2) Menentukan harga Tandan Buah Segar (TBS) dari Perkebunan Kelapa Sawit yang merupakan obyek penilaian.

    Harga Tandan Buah Segar (TBS) dari Perkebunan Kelapa Sawit yang merupakan obyek penilaian dapat ditentukan sebagai berikut:

    (a) Berdasarkan Harga Pasar Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Setempat; dan/atau

    (b) Berdasarkan harga Tandan Buah Segar (TBS) turunan yang diperhitungkan dari Harga Crude Palm Oil dan kernel, rendemen Crude Palm Oil dan kernel, serta faktor K (konstanta) setempat;

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -14-

    (3) Dalam hal harga Tandan Buah Segar (TBS) ditentukan berdasarkan Harga Pasar Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Setempat atau dimana Perkebunan Kelapa Sawit berada sebagaimana dimaksud dalam angka (2) huruf (a), maka Penilai Properti yang melakukan penilaian perkebunan wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    (a) data harga Tandan Buah Segar (TBS) wajib diperoleh dari sumber-sumber data setempat dimana objek penilaian tersebut berada antara lain dari pabrik kelapa sawit setempat, dinas perkebunan, pedagang pengumpul, forum petani kelapa sawit, dan media yang dapat dipercaya. Harga Tandan Buah Segar (TBS) yang digunakan sebagai dasar penilaian merupakan harga pasar setempat rata-rata minimal satu tahun terakhir;

    (b) pengumpulan data Harga Pasar Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Setempat wajib mempertimbangkan hasil inspeksi lapangan yang dilakukan oleh Penilai Properti;

    (c) data harga Tandan Buah Segar (TBS) yang telah diolah dan dirata-ratakan serta dijadikan sebagai harga tahun dasar yang digunakan dalam penyusunan proyeksi; dan

    (d) Penilai properti wajib melakukan Penyesuaian harga pasar Tandan Buah Segar (TBS) dengan ketentuan sebagai berikut:

    i. untuk harga setempat yang hanya memiliki satu kebun dan satu Pabrik Kelapa Sawit;

    ii. untuk harga setempat terhadap beberapa Pabrik Kelapa Sawit; dan

    iii. dalam hal tidak tersedia harga pasar Tandan Buah Segar (TBS) di daerah setempat yang merupakan data survey maka Penilai Properti wajib menggunakan harga pasar Tandan Buah Segar (TBS) turunan.

    (e) Penyesuaian harga pasar Tandan Buah Segar (TBS) sebagaimana dimaksud dalam huruf (d), wajib diuraikan dalam kertas kerja penilaian.

    (4) Dalam hal harga pasar Tandan Buah Segar (TBS) ditentukan berdasarkan harga pasar Tandan Buah Segar (TBS) turunan, sebagaimana dimaksud dalam huruf angka (2) huruf (b), maka Penilai Properti wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    (a) harga pasar Tandan Buah Segar (TBS) turunan harga Crude Palm Oil dan kernel, rendemen Crude Palm Oil dan kernel serta faktor K (konstanta) setempat adalah ratarata minimal

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -15-

    setahun terakhir yang dihitung dengan menggunakan formula yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang;

    (b) turunan harga pasar Tandan Buah Segar (TBS) yang diperoleh dari perhitungan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) wajib disesuaikan dengan mempertimbangkan selisih hargapasar Tandan Buah Segar (TBS) antara Perkebunan Inti dengan Perkebunan Plasma untuk menentukan harga pasarTandan Buah Segar (TBS); dan

    (c) dalam hal satu wilayah di lokasi objek penilaian tidak tersedia faktor K, maka penilai dapat menggunakan faktor K yang berlaku di wilayah sekitarnya.

    (d) Proyeksi harga Tandan Buah Segar (TBS) dilakukan selama 5 (lima) tahun dan tahun-tahun selanjutnya diperhitungkan tetap.

    (5) Perhitungan Arus Kas Masuk

    Arus kas masuk merupakan hasil perkalian produksi masing-masing tahun tanam dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang telah disesuaikan untuk masing-masing tahun tanam.

    d) Menyesuaikan proyeksi Arus Kas Keluar (Cash Outflow) sebagai berikut:

    (1) Dalam melakukan penyesuaian proyeksi arus kas keluar Penilai Properti wajib memperhatikan hal-hal berikut:

    (a) Biaya Pemeliharaan Tanaman

    Biaya pemeliharaan tanaman wajib mempertimbangkan adanya perbedaan biaya pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) dengan Tanaman Belum Menghasilkan.

    (b) Biaya Panen

    Biaya panen merupakan biaya yang diperlukan untuk memanen dan mengumpulkan Tandan Buah Segar (TBS) sampai tempat pengumpulan hasil.

    (c) Biaya Pengangkutan

    Biaya Pengangkutan merupakan biaya-biaya yang diperlukan untuk mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun ke Pabrik Pengolahan. Biaya pengangkutan tidak diperhitungkan jika harga Tandan Buah Segar (TBS) yang digunakan adalah harga di kebun bukan harga di pabrik.

    (d) Biaya Umum

    Dalam menentukan biaya umum Penilai Properti wajib memperhatikan antara lain:

    i. Biaya operasional kebun yang bersifat umum, seperti

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -16-

    biaya gaji tidak langsung, biaya overhead, biaya manajemen, dan biaya perawatan non tanaman; dan

    ii. Biaya umum yang diperhitungkan hanya biaya yang secara langsung berkontribusi kepada operasional kebun.

    (2) Cadangan Penggantian

    Dalam menentukan cadangan penggantian Penilai Properti wajib memperhatikan antara lain:

    (a) Cadangan penggantian merupakan biaya yang dicadangkan untuk mengganti aset-aset yang habis umurnya sebelum Umur Produktif/Umur Ekonomis Tanaman habis;

    (b) Cadangan penggantian perlu diperhitungkan antara lain untuk alat-berat, kendaraan, peralatan serta aset-aset lain yang habis sebelum umur tanaman habis;

    (c) Cadangan penggantian tidak perlu diperhitungkan lagi jika penyusutan atas aset-aset dimaksud sudah diperhitungkan dalam perhitungan biaya yang lain;

    (d) Dalam hal Penilai Properti menentukan cadangan penggantian Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawitmaka dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    i. Teknik Sinking Fund

    Teknik sinking fund merupakan teknik pengalokasian dana selama periode tertentu yang ditujukan untukcadangan penggantian Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit tertentu yang umur ekonomisnya berakhir dan harus diganti pada saat tertentu.

    Dalam perhitungan teknik sinking fund terlebih dahulu ditentukan Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit yang akan diganti selama periode tertentu. Rumusan sinking fund diaplikasikan dengan menggunakan rata-rata bunga simpanan Bank Pemerintah yang berlaku pada saat penilaian.

    ii. Teknik Penyusutan Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit (depresiasi)

    Penilai Properti wajib mengacu pada angka 13 huruf i Peraturan Nomor VIII.C.4

    e) Menentukan Tingkat diskonto (Discount Rate)

    Tingkat diskonto (Discount Rate) untuk menetapkan suatu nilai properti Perkebunan Kelapa Sawit, dapat ditentukan dari:

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -17-

    (1) Data pasar, dengan cara membandingkan antara tingkat imbal balik (rate of return) tahunan obyek penilaian dengan investasi properti yang sebanding dan sejenis, sesuai dengan kondisi pasar;

    (2) Metode penjumlahan (summation method), dengan cara penyesuaianmenambahkan atau mengurangi tingkat bunga bebas risiko (risk free rate) dengan tingkat risiko usaha dari investasi Perkebunan Kelapa Sawit yang sebanding dan sejenis; atau

    (3) Band Of Investment, dengan cara:

    (a) Menghitung persentase struktur modal investasi Perkebunan Kelapa Sawit berdasarkan rata-rata struktur pembiayaan yang dilakukan oleh bank pemerintah yang berlaku pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date).

    (b) Menghitung biaya ekuitas (cost of equity) dengan memperhatikan:

    i. Tingkat imbal hasil atas penempatan dana pada suatu investasi yang bebas risiko.

    ii. Tingkat suku bunga bebas risiko (yield) yang dimaksud dalam hurf i digunakan berdasarkan Surat Utang Negara (SUN) yang masa jatuh temponya paling kurang 10 (sepuluh) tahun.

    iii. Koefisien beta (levered beta coefficient) wajib berasal dari data rata-rata industri Perkebunan Kelapa Sawit;

    iv. Dalam hal obyek penilaian adalah milik perusahaan terbuka maka koefisien beta Perkebunan Kelapa Sawit yang menjadi obyek penilaian wajib dihitung terlebih dahulu, kemudian dibandingkan dengan koefisien beta yang berasal dari data rata-rata industri Perkebunan Kelapa Sawit; dan

    v. Penilai wajib melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk membandingkan data rata-rata industri Perkebunan Kelapa Sawit dengan obyek penilaian sebagaimana dimaksud dalam poin iv.

    vi. Mempertimbangkan imbal hasil dari investasi yang terdapat di pasar dari properti Perkebunan Kelapa Sawit yang sebanding dan sejenis;

    vii. Mempertimbangkan risiko industri dan kondisi properti Perkebunan Kelapa Sawit sejenis;

    viii. Mempertimbangkan risiko spesifik obyek penilaian properti Perkebunan Kelapa Sawit; dan

    (c) Menghitung biaya pinjaman (cost of debt) dengan

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -18-

    menggunakan data tingkat bunga pinjaman dari rata-rata bank pemerintah dalam melaksanakan fungsi pembiayaan dalam menentukan biaya utang (cost of debt) pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date) khusus untuk perkebunan; dan

    (4) Penilai Properti yang melakukan penilaian Perkebunan Kelapa Sawit Wajib mengungkapkan dalam Laporan Penilaian Properti mengenai alasan, asumsi dan proses perhitungan Tingkat Diskonto.

    f) Dalam hal Penilai Properti menggunakan metode Discounted Cash Flowdalam penilaian Perkebunan Kelapa Sawit maka Penilai Properti dilarang menggunakan asumsi replanting atau penanaman kembali.

    3) Penyesuaian atas proyeksi arus kas yang diperoleh dari pihak manajemen pemberi tugas wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

    a) proyeksi arus kas disusun selama umur ekonomis;

    b) referensi harga setelah 5 (lima) tahun diasumsikan tetap; dan

    c) biaya satuan operasional tanaman kelapa sawit setelah 5 (lima) tahun diasumsikan tetap.

    c. Pendekatan Biaya (Cost Approach)

    Dalam hal Penilai Properti yang melakukan penilaian Perkebunan Kelapa Sawit dengan menggunakan Pendekatan Biaya (Cost Approach) berlaku ketentuan sebagai berikut:

    1) Pendekatan Biaya (Cost Approach) digunakan untuk menilai:

    a) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dalam Perkebunan Kelapa Sawit.

    b) Bibit Tanaman Kelapa Sawit.

    c) Bangunan dan infrastruktur yang menunjang kegiatan operasional secara langsung Perkebunan Kelapa Sawit.

    d) Mesin dan peralatan yang menunjang kegiatan operasional secara langsung Perkebunan Kelapa Sawit.

    2) Penyesuian merupakan proses pengurangan atas kondisi tanaman yang tumbuh sesuai dengan norma teknis budidaya tanaman kelapa sawit terhadap kondisi tanaman kelapa sawit yang menjadi obyek penilaian pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date).

    3) Penilai Properti wajib melakukan penyesuaian terhadap biaya pengganti/reproduksi baru dengan memperhatikan kondisi tanaman dan areal tanaman perkebunan;

    4) Penyesuaian biaya sebagaimana dimaksud dalam angka 2) wajib diungkapkan dalam Laporan Penilaian Perkebunan;

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -19-

    5) Dalam memperhitungkan penyesuaian terhadap kondisi tanaman, Penilai Properti yang melakukan penilaian perkebunan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    a) Penyesuaian terhadap kondisi tanaman dilakukan hanya pada kelompok Tanaman Belum Menghasilkan.

    b) Penyesuaian terhadap kondisi tanaman kelapa sawit dalam pendekatan biaya wajib memperhatikan faktor-faktor antara lain:

    (1) Tanaman

    (a) Homogenitas tanaman;

    (b) Kerapatan tanaman; dan

    (c) Tingkat kesehatan tanaman (serangan Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit serta defisiensi)

    (2) Teknis Budidaya

    (a) Sumber dan varietas kecambah/benih;

    (b) Pemeliharaan sesuai standar budidaya tanaman; dan

    (c) Perlakuan terhadap lahan (pengawetan tanah dan air)

    6. Menentukan Nilai Tanaman Kelapa Sawit

    Dalam menentukan nilai Aset Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit, Penilai Properti menggunakan Pendekatan Pendapatan (Income Approach) dengan teknik ekstraksi atau teknik penyisaan tanaman (plant residual technique).

    a. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) dengan teknik ekstraksi, berlaku ketentuan sebagai berikut:

    1) Nilai tanaman kelapa sawit diperoleh melalui teknik ekstraksi dalam hal Penilai Properti menggunakan Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach) atau Pendekatan Pendapatan (Income Approach), sebagaimana dimaksud dalam angka 5 huruf a dan huruf b;

    2) Teknik ekstraksi dilakukan dengan cara mengurangi nilai Perkebunan Kelapa Sawit secara keseluruhan dengan nilai Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit seperti tanah, bangunan, infrastruktur, kendaraan dan alat berat, mesin-mesin dan peralatan lainnya; dan

    3) Untuk memperoleh nilai Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawitdalam teknik ekstraksi sebagaimana dimaksud dalam angka 2), wajib menggunakan Pendekatan Biaya (Cost Approach) dan/atau Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach).

    b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) dengan teknik penyisaan tanaman (plant residual technique) berlaku ketentuan sebagai berikut:

    1) Pendekatan Pendapatan (Income Approach) hanya dapat digunakan untuk penilaian tanaman yang telah menghasilkan;

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -20-

    2) Metode yang digunakan dalam Pendekatan Pendapatan (Income Approach) adalah metode Discounted Cash Flow.

    a) Tahapan yang dilakukan Penilai Properti dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow adalah sebagai berikut:

    (1) Mendapatkan data arus kas historis paling kurang 5 (lima) tahun terakhir dari pihak pemberi tugas;

    (2) Mendapatkan proyeksi arus kas paling kurang 5 (lima) tahun dari pihak pemberi tugas;

    (3) Menyesuaikan proyeksi Arus Kas Masuk (Cash Inflow);

    Dalam melakukan penyesuaian proyeksi arus kas masuk Penilai Properti wajib memperhatikan hal-hal berikut:

    (a) Perhitungan produksi Tandan Buah Segar (TBS), dengan ketentuan sebagai berikut:

    i. Dalam hal produktivitas kebun kelapa sawit berubah-ubah mengikuti umur tanaman, maka perhitungan produksi Tandan Buah Segar (TBS) wajib diperhitungkan berdasarkan masing-masing tahun tanam;

    ii. Data produksi masing-masing tahun tanam wajib dibandingkan dengan standar produksi sesuai dengan jenis Bibit Tanaman Kelapa Sawit dan kelas kesesuaian lahan kebun;

    iii. Proyeksi produksi Tandan Buah Segar (TBS) dilakukan berdasarkan standar produksi yang telah disesuaikan dengan kondisi tanaman dan data historis tahun tanam yang bersangkutan; dan

    iv. Proyeksi produksi Tandan Buah Segar (TBS) dilakukan selama sisa Umur Produktif/Umur Ekonomis Tanaman masing-masing tahun tanam.

    (b) Perhitungan Harga Tandan Buah Segar

    Perhitungan harga Tandan Buah Segar dilakukan sesuai dengan ketentuan angka 5 huruf b angka 2) huruf c) angka (1) dan angka (2); dan

    (c) Perhitungan Arus Kas Masuk

    Arus kas masuk merupakan hasil perkalian produksi masing-masing tahun tanam dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang telah disesuaikan untuk masing-masing tahun tanam.

    (4) Menyesuaikan proyeksi Arus Kas Keluar (Cash Outflow);

    Dalam melakukan penyesuaian proyeksi arus kas keluar Penilai

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -21-

    Properti wajib memperhatikan hal-hal berikut:

    (a) Biaya Pemeliharaan Tanaman

    Biaya pemeliharaan tanaman wajib mempertimbangkan adanya perbedaan biaya pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) dengan Tanaman Belum Menghasilkan(TBM).

    (b) Biaya Panen

    Biaya panen merupakan biaya yang diperlukan untuk memanen dan mengumpulkan Tandan Buah Segar (TBS)sampai tempat pengumpulan hasil.

    (c) Biaya Pengangkutan

    Biaya Pengangkutan merupakan biaya pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun ke Pabrik Pengolahan. Biaya Pengangkutan tidak diperhitungkan jika harga Tandan Buah Segar (TBS) yang digunakan adalah harga di kebun bukan harga di pabrik.

    (d) Biaya Umum

    Dalam menentukan biaya umum, Penilai Properti wajib memperhatikan antara lain:

    i. Biaya operasional kebun yang bersifat umum, seperti biaya gaji tidak langsung, biaya overhead, biaya manajemen, dan biaya perawatan non tanaman;

    ii. Biaya umum yang diperhitungkan hanya biaya yang secara langsung berkontribusi kepada operasional kebun;dan

    iii. Biaya transportasi yang tidak termasuk biaya pengangkutan Tandan Buah Segar.

    (e) Biaya Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit diperhitungkan sebagai biaya pemulihan modal di dalam arus kas antara lain terdiri dari:

    i. Biaya pemulihan modal tanah dan bangunan;

    ii. Biaya pemulihan modal mesin dan peralatan berat (machinary and heavy equipment); dan

    iii. Biaya furniture dan fixture.

    (f) Untuk memperhitungkan biaya Aset Non-TanamanPerkebunan Kelapa Sawit diperoleh melalui perkalian antara nilai Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit dengan menggunakan faktor pemulihan modal (capital recovery factor).Dalam perhitungan Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -22-

    Sawit, hanya untuk Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit yang secara langsung terkait dengan kegiatan operasional perkebunan di luar kegiatan unit pengolahan.

    3) Tingkat Diskonto dalam melakukan penilaian atas tanaman kelapa sawit dapat dihitung berdasarkan tingkat diskonto atas tanaman (plant yield rate)dengan menggunakan metode penjumlahan (summation method).

    7. Menentukan Nilai Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit

    a. Tanah Perkebunan Kelapa Sawit

    Dalam hal penilaian tanah Perkebunan Kelapa Sawit, Penilai Properti menggunakan pendekatan dan metode sebagai berikut:

    1) Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach)

    a) Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach) dapat digunakan untuk penilaian tanah yang memiliki data pembanding yang sebanding dan sejenis;

    b) Dalam hal penilaian tanah menggunakan Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach) sebagaimana dimaksud dalam huruf a), maka Penilai wajib mengacu pada Peraturan Nomor VIII.C.4.

    2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

    Dalam hal tidak terdapat data pembanding yang sebanding dan sejenis maka penilaian tanah Perkebunan Kelapa Sawit menggunakan Pendekatan Pendapatan (Income Approach) dengan Teknik Penyisaan Tanah (Land Residual Technique) Perkebunan Kelapa Sawit.

    Dalam penggunaan Teknik Penyisaan Tanah (Land Residual Technique), maka berlaku ketentuan sebagai berikut:

    a) tanah diasumsikan dikembangkan sesuai dengan prinsip penggunaan tertinggi dan terbaik (highest and best use) sebagai Perkebunan Kelapa Sawit secara optimal.

    b) menyusun proyeksi arus kas tahunan dari asumsi pengembanganPerkebunan Kelapa Sawit dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    (1) menentukan pendapatan kotor potensial dengan cara mengalikan proyeksi produksi tahunan selama Umur Produktif/Umur Ekonomis Tanaman dengan proyeksi harga Tandan Buah Segar (TBS) per tahun.

    (2) menentukan pendapatan bersih potensial dengan cara mengurangkan proyeksi pendapatan kotor potensial dengan proyeksi biaya-biaya pengembangan dan operasional.

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -23-

    c) menghitung tingkat diskonto dengan cara band of investment sebagaimana dimaksud dalam angka 5 huruf b angka 2) huruf e) angka (3).

    d) mengkapitalisasi pendapatan bersih potensial sebagaimana dimaksud dalam huruf b) angka (2) dengan tingkat diskonto sebagaimana dimaksud dalam huruf c) untuk menghasilkan indikasi nilai tanah;

    b. Bangunan dan Infrastruktur, mesin dan peralatan pendukung Perkebunan Kelapa Sawit serta mesin pengolahan kelapa sawit

    Dalam hal penilaian Bangunan dan Infrastruktur, mesin dan peralatan pendukung Perkebunan Kelapa Sawit serta mesin pengolahan kelapa sawityang menjadi obyek penilaian, dengan menggunakan Pendekatan Biaya (Cost Approach), maka dilakukan prosedur sebagai berikut:

    1) mengestimasi Biaya Reproduksi Baru (Reproduction Cost New) atau Biaya Pengganti Baru (Replacement Cost New);

    2) menghitung jumlah penyusutan dari obyek penilaian; dan

    3) mengurangkan estimasi biaya yang telah dihitung sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dengan jumlah penyusutan yang telah dihitung sebagaimana dimaksud dalam angka 2) untuk menghasilkan indikasi nilai obyek penilaian.

    c. Kendaraan dan Alat Berat

    Penilaian Kendaraan dan Alat Berat menggunakan Pendekatan Data Pasar,maka dilakukan prosedur sebagai berikut:

    1) Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach) digunakan untuk penilaian Kendaraan dan Alat Berat yang memiliki data pembanding yang sebanding dan sejenis;

    2) Dalam hal penilaian Kendaraan dan Alat Berat menggunakan Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach) sebagaimana dimaksud dalam huruf a), maka Penilai wajib mengacu pada Peraturan Nomor VIII.C.4.

    8. Kesimpulan Nilai Penilaian Perkebunan Kelapa Sawit

    a. Dalam membuat kesimpulan Nilai Perkebunan Kelapa Sawit, Penilai Properti wajib mempertimbangkan:

    1) Pendekatan Penilaian, Metode Penilaian dan prosedur penilaian yang sesuai dengan maksud dan tujuan penilaian properti Perkebunan Kelapa Sawit.

    2) Data dan informasi yang relevan dengan Perkebunan Kelapa Sawit dandapat dipertanggungjawabkan.

    b. Kesimpulan Nilai penilaian Perkebunan Kelapa Sawit wajib diperoleh dengan cara:

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -24-

    1) mengukur kehandalan hasil penilaian yang didapatkan dari penggunaan Pendekatan dan Metode Penilaian Perkebunan Kelapa Sawit; dan

    2) merekonsiliasi data dan hasil penilaian berdasarkan penggunaan Pendekatan dan Metode Penilaian Perkebunan Kelapa Sawit.

    c. Dalam penilaian Tanah dan Kendaraan dan Alat Berat yang merupakan Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit dengan menggunakan Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach), maka Penilai wajib melakukan rekonsiliasi atas hasil indikasi nilai dengan cara Metode Rata-Rata Tertimbang (Gross Weighted Method), dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:

    1) Langkah-langkah minimum Metode Rata-Rata Tertimbang (Gross Weighted Method) dilakukan dengan cara:

    a) menetapkan faktor tertimbang (weighting factor) berdasarkan besarnya indikasi Nilai yang didapatkan dari pendekatan yang digunakan, dengan cara:

    (1) menjumlahkan indikasi Nilai yang didapatkan dari masing-masing pendekatan; dan

    (2) membagi indikasi Nilai masing-masing pendekatan dengan jumlah keseluruhan indikasi Nilai yang didapatkan sebagaimana dimaksud dalam angka (1).

    b) mengalikan faktor tertimbang dengan indikasi Nilai yang didapatkan dari masing-masing pendekatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a).

    2) Nilai dari Metode Rata-Rata Tertimbang (Gross Weighted Method) didapatkan dengan cara menjumlahkan indikasi Nilai sebagaimana dihasilkan dari angka 1).

    d. Penilai Properti wajib mengungkapkan secara jelas dalam Laporan Penilaian Properti Perkebunan Kelapa Sawit mengenai prosedur penyesuaian dan rekonsiliasi data yang dilakukan untuk memperoleh Kesimpulan Nilai, paling kurang:

    1) alasan-alasan penerapan Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian yang digunakan;

    2) pertimbangan dalam penyusunan proyeksi yang bersumber dari hasil analisis atas laporan keuangan yang telah diaudit;

    3) pertimbangan dalam melakukan penyesuaian proyeksi yang diperoleh dari pihak pemberi tugas, dalam hal Penilai Properti menggunakan data dan informasi dari pemberi tugas;

    4) Pertimbangan ketepatan dan kualitas data dan analisis dalam penggunaan pendekatan dan metode penilaian Perkebunan Kelapa Sawit;

    5) Tingkat keyakinan Penilai Properti atas akurasi data yang diperoleh; dan

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -25-

    6) Tingkat keyakinan Penilai Properti atas kesimpulan nilai yang dihasilkan berdasarkan akurasi data, analisis, dan ketepatan penggunaan Pendekatan dan Metode Penilaian Perkebunan Kelapa Sawit.

    e. Kesimpulan Nilai wajib dinyatakan dalam satu nilai tertentu (single amount) dalam mata uang yang sesuai dengan mata uang yang digunakan di dalam laporan keuangan obyek penilaian.

    9. Penyajian Dan Pengungkapan Laporan Penilaian Perkebunan Kelapa Sawit

    a. Informasi Umum

    Penilai Properti yang melakukan penilaian perkebunan wajib menyajikan Laporan Penilaian sesuai dengan Peraturan Nomor. VIII.C.4 yaitu sebagai berikut:

    1) Surat Pengantar;

    2) Daftar Isi;

    3) Pendahuluan, yang wajib menjelaskan dan mengungkapkan paling kurang hal-hal sebagai berikut:

    a) Nomor Laporan Penilaian atau nomor referensi;

    b) Tanggal Laporan Penilaian;

    c) Identitas pemberi tugas antara lain nama, bidang usaha, alamat, nomor telepon, faksimili, alamat email;

    d) Nomor dan tanggal kontrak surat perjanjian kerja atau proposal yang telah disetujui untuk penugasan dimaksud;

    e) Uraian mengenai obyek penilaian;

    f) Tanggal Inspeksi properti yang diuraikan untuk setiap obyek penilaian;

    g) Tanggal Penilaian (Cut Off Date);

    h) Maksud dan tujuan penilaian;

    i) Ruang lingkup penilaian;

    j) Dasar nilai yang digunakan;

    k) Definisi dan istilah yang digunakan dalam penilaian;

    l) Uraian informasi yang digunakan dalam analisis;

    m) Pendekatan dan metode penilaian yang ditetapkan serta alasan penggunaannya;

    n) Uraian proses penilaian;

    o) Pernyataan independensi dari Penilai Properti dan tim penugasan penilaian profesional yang terlibat dalam penugasan dan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP);

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -26-

    p) Asumsi-asumsi dan kondisi pembatas serta skenario hipotesis yang secara langsung mempengaruhi penilaian;

    q) Penjelasan mengenai kejadian penting setelah Tanggal Penilaian (Cut Off Date) properti perkebunan (subsequent event);

    r) Uraian mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penilaian properti perkebunan; dan

    s) Tambahan informasi lain yang diperlukan diluar hal-hal yang telah diuraikan.

    4) Tinjauan Pasar

    Penilai Properti yang melakukan penilaian perkebunan wajib menguraikan tinjauan pasar yang memuat paling kurang:

    a) Obyek penilaian, termasuk kondisi-kondisi yang mempengaruhi proses dan hasil penilaian; dan

    b) Produk yang dihasilkan oleh obyek penilaian.

    5) Pengungkapan atas aset adalah sebagai berikut:

    a) Aset Operasional

    Uraian teknis, pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan Nilai dan Nilai setiap Aset Operasional tersebut termasuk status kepemilikan; dan

    b) Aset Non-Operasional

    Uraian teknis, pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan Nilai dan Nilai setiap Aset Non-Operasional tersebut termasuk status kepemilikan.

    6) Data dan Informasi

    Penilai Properti yang melakukan penilaian perkebunan wajib mengidentifikasi dan mengungkapkan data dan informasi baik yang diketahui maupun patut diketahui, yang diperoleh dari dalam atau dari luar pihak pemberi tugas, atas obyek penilaian yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemberi tugas, paling kurang meliputi:

    a) Karakteristik Perkebunan Kelapa Sawit, hal-hal yang wajib diungkapkan antara lain meliputi:

    (1) Syarat Tumbuh antara lain:

    (a) Geografis dan Elevasi;

    (b) Topografi;

    (c) Iklim;

    (d) Kondisi Tanah; dan

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -27-

    (e) Tata Kelola Air.

    (2) Varietas

    (3) Teknis Budidaya antara lain:

    (a) Pembukaan lahan;

    (b) Pembuatan jalan dan saluran;

    (c) Penyediaan Bibit Tanaman Kelapa Sawit dan penanaman;

    (d) Penanaman Tanaman Penutup Tanah (Legume Cover Crop);

    (e) Pemeliharaan dan Pemupukan; dan

    (f) Pencegahan dan pembasmian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.

    (4) Panen dan Pengangkutan Hasil Panen

    (5) Unit Pengolahan

    b) Dalam hal obyek penilaian meliputi Aset Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit, maka hal-hal yang wajib diungkapkan meliputi antara lain:

    (1) Pembibitan;

    (2) Tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan; dan

    (3) Tanaman kelapa sawit yang menghasilkan.

    c) Penjelasan mengenai teknik pengambilan metode sampling dan alasan penggunaan metode tersebut beserta uraiannya yang meliputi:

    (1) Metode inspeksi dengan cara sampling atau satu demi satu (sensus);

    (2) Kriteria secara umum seperti kondisi tanaman dan lahan Perkebunan Kelapa Sawit; dan

    (3) Tata cara pengambilan sampel pada cara sampling kelapa sawit.

    d) Dalam hal obyek penilaian meliputi tanah, maka hal-hal yang wajib diungkapkan antara lain uraian teknis tanah yang meliputi:

    (1) Lokasi dan Identifikasi;

    Berisi uraian tentang lokasi tanah dengan menyebutkan:

    (a) Alamat lengkap;

    (b) Akses menuju lokasi tanah;

    (c) Jarak lokasi tanah dengan properti atau tempat tertentu yang mudah diidentifikasi; dan

    (d) Spesifikasi jalan di sekitar lokasi tanah.

    (2) Data Lingkungan;

    Uraian tentang keadaan lingkungan dari lokasi tanah berada dan sekitarnya, paling kurang:

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -28-

    (a) Pemanfaatan atau penggunaan tanah disekitarnya;

    (b) Peruntukkan penggunaan tanah (zoning);

    (c) Properti atau tempat disekitarnya yang mudah diidentifikasi dan dapat dijadikan acuan lokasi; dan

    (d) Fasilitas umum yang tersedia.

    (3) Data Tanah;

    Uraian tentang keadaan status atau legalitas sertifikat tanah serta spesifikasi teknis tanah obyek penilaian, paling kurang:

    (a) Jenis dan nomor sertifikat, tanggal dan tempat diterbitkan serta masa berlaku, nomor dan tanggal gambar situasi atau surat ukur, luas tanah, dan nama pemegang hak; dan

    (b) Bentuk, ukuran, keadaan permukaan, serta keterangan lainnya yang terkait dan relevan.

    (4) Pemanfaatan Tanah; dan

    Uraian tentang pemanfaatan atau penggunaan tanah pada saat penilaian.

    (5) Penggunaan Tertinggi dan Terbaik (Highest And Best Use);

    (a) Uraian tentang penggunaan tertinggi dan terbaik (highest and best use) dari obyek penilaian, dalam hal memenuhi prinsip penggunaan tertinggi dan terbaik (highest and best use).

    (b) Uraian tentang obyek penilaian yang tidak memenuhi prinsip penggunaan tertinggi dan terbaik (highest and best use).

    e) Dalam hal obyek penilaian meliputi bangunan, maka hal-hal yang wajib diungkapkan, paling kurang:

    (1) Uraian teknis, pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan Nilai dan Nilai setiap bangunan tersebut; dan

    (2) Spesifikasi teknis bangunan meliputi nama bangunan, jenis konstruksi, jumlah lantai, jenis fondasi, material yang digunakan, tata ruang, kelengkapan bangunan, luas lantai dan kondisi fisik.

    f) Dalam hal obyek penilaian meliputi mesin dan peralatan, maka hal-hal yang wajib diungkapkan, adalah sebagai berikut:

    (1) Uraian teknis, pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan Nilai dan Nilai setiap Mesin dan Peralatan; dan

    (2) Spesifikasi teknis mesin dan peralatan meliputi jenis mesin, nama mesin, pembuat, model atau tipe mesin, tahun pembuatan, negara asal, sistem kerja, kapasitas keluar, tenaga penggerak, sumber daya

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -29-

    dan kebutuhan tenaganya, peralatan pendukung, kelengkapan mesin, dan kondisi fisik.

    g) Dalam hal obyek penilaian meliputi prasarana maka hal-hal yang wajib diungkapkan, adalah sebagai berikut:

    (1) Uraian teknis, pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan Nilai dan Nilai setiap prasarana.

    (2) Spesifikasi teknis prasarana meliputi nama prasarana, jenis konstruksi, jenis fondasi, material yang digunakan, kelengkapan prasarana dan kondisi fisik.

    7) Pertimbangan Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian

    Penilai Properti wajib menyatakan bahwa telah mempertimbangkan penggunaan Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran ini.

    8) Penggunaan Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian

    Penilai Properti wajib menjelaskan dan mengungkapkan penggunaan Pendekatan Penilaian dan Metode Penilaian serta uraian dalam penerapannya, yang meliputi:

    a) Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach)

    (1) Uraian tentang data dan/atau properti pembanding yang digunakan sebagai pembanding dalam proses penilaian; dan

    (2) Nomor dan tanggal referensi properti pembanding yang bersumber dari dan/atau divalidasi oleh Asosiasi Profesi Penilai.

    b) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

    (1) Uraian mengenai proyeksi arus kas yang digunakan dalam perhitungan termasuk penjelasan atas penyesuaian-penyesuaian yang telah dilakukan Penilai Properti terhadap proyeksi dari pemberi tugas; dan

    (2) Uraian mengenai metode dan perhitungan untuk menentukan tingkat diskonto (discount rate) beserta alasan dan asumsi yang digunakan.

    c) Pendekatan Biaya (Cost Approach)

    (1) Uraian mengenai standar biaya yang digunakan;

    (2) Uraian mengenai perhitungan untuk menentukan Biaya Reproduksi Baru (Reproduction Cost New) atau Biaya Penggantian Baru (Replacement Cost New);

    (3) Uraian mengenai perhitungan penyusutan termasuk faktor-faktor yang dipergunakan dalam menghitung penyusutan; dan

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9 /BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -30-

    (4) Uraian mengenai penyesuaian biaya dengan memperhatikan kondisi tanaman dan areal tanaman Perkebunan Kelapa Sawit.

    9) Perhitungan Indikasi Nilai

    Penilai Properti wajib mengungkapkan proses perhitungan untuk menghasilkan indikasi Nilai dalam penilaian Perkebunan Kelapa Sawit terdiri dari:

    a) Aset Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit yang meliputi indikasi nilai Bibit Tanaman Kelapa Sawit, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM).

    b) Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit yang meliputi indikasi nilai tanah, bangunan dan infrastruktur, mesin dan peralatan pendukung perkebunan, kendaraan dan alat berat, sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya termasuk pabrik pengolahan kelapa sawit (jika ada).

    10) Kesimpulan Nilai

    Penilai Properti wajib mengungkapkan kesimpulan Nilai akhir yang berupa nilai tunggal (single amount).

    11) Pernyataan Penilai Properti

    Penilai Properti wajib menyatakan bahwa:

    a) penugasan penilaian profesional telah dilakukan terhadap obyek penilaian pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date);

    b) analisis telah dilakukan untuk tujuan penilaian yang diungkapkan dalam Laporan Penilaian Properti;

    c) penugasan penilaian profesional telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

    d) telah dilakukan Inspeksi terhadap obyek penilaian;

    e) perkiraan Nilai yang dihasilkan dalam penugasan penilaian profesional telah disajikan sebagai kesimpulan Nilai;

    f) lingkup pekerjaan dan data yang dianalisa telah diungkapkan;

    g) kesimpulan Nilai telah sesuai dengan asumsi-asumsi dan kondisi pembatas, akurasi data, analisis, dan ketepatan penggunaan Pendekatan dan Metode Penilaian Perkebunan Kelapa Sawit;

    h) seluruh data dan informasi yang diungkapkan dalam laporan dapat dipertanggungjawabkan; dan

    i) besaran imbalan jasa penilai tidak tergantung pada hasil penilaian.

    12) Kualifikasi Penilai Properti

  • LAMPIRAN Surat Edaran Ketua Bapepam dan LKNomor : SE- 9/BL/2012Tanggal : 12 Juli 2012

    -31-

    Penilai Properti yang melakukan penilaian perkebunan wajib mengungkapkan informasi mengenai kualifikasi dan keahlian Penilai Properti.

    13) Tanda Tangan Penilai Properti

    Penilai Properti yang melakukan penilaian perkebunan wajib menandatangani Laporan Penilaian Properti dengan mencantumkan nama, tempat, Nomor STTD, serta tanggal pelaporan.

    14) Lampiran

    Laporan Penilaian Perkebunan wajib memuat lampiran yang diperlukan dalam melakukan analisis dan mendukung hasil penilaian.

    b. Pengungkapan Tambahan

    Penilai wajib menambahkan pengungkapan dalam kertas kerja dan dalam Laporan Penilaian dalam hal terdapat tanggapan dari Bapepam dan LK.

    10. Dalam hal tidak diatur di dalam Surat Edaran ini, maka Penilai Properti wajib mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor VIII.C.4.

    11. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan Surat Edaran ini, termasuk kepada Pihak yang menyebabkan terjadi pelanggaran tersebut.

    Ditetapkan di : Jakartapada tanggal : 12 Juli 2012

    Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

    ttd.

    NurhaidaNIP 19590627 198902 2 001

  • ILUSTRASI LAPORAN PENILAIAN PROPERTI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

    (Ilustrasi Ini Hanya Merupakan Contoh dan Tidak Bersifat Mengikat)

  • 1SURAT PENGANTAR

    Jakarta, ., 20

    No. Laporan : .Perihal : Penilaian Properti Perkebunan Kelapa Sawit

    Kepada Yth :Direksi PT. ABCAlamat : .

    Dengan hormat,

    Memenuhi permintaan Saudara/i seperti yang tertuang didalam Surat Perjanjian Kerja No.

    /.., tanggal ... 20 jo Surat Perjanjian Kerja No. /.., tanggal

    ... 20, kami sebagai Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) independen yang

    beroperasi berdasarkan ijin dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nomor : , dan

    Surat Tanda Terdaftar di Bapepam-LK dengan Nomor: .telah melaksanakan penilaian

    terhadap Perkebunan Kelapa Sawit PTABC untuk mengungkapkan pendapat kami atas Nilai

    Pasar perkebunan kelapa sawit tersebut diatas pada tanggal 20.

    Identitas pemberi tugas

    Bidang usaha : Perkebunan Kelapa Sawit

    Nomor telepon : 021-XXXX

    Fax : 021-XXXX

    Email :[email protected]

    Website : www.kelapasawit.com

    Properti yang termasuk dalam lingkup penilaian Perkebunan Kelapa Sawit PT. ABC terdiri dari

    Aset Tanaman yaitu Tanaman Belum Menghasilkan dan Tanaman Menghasilkan dan Aset Non

    Tanaman yaitu, tanah, bangunan, infrastruktur, alat berat, kendaraan, utilitas, perabotan dan

    peralatan kantor serta Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) yang berlokasi di Desa

    Belimbing, Kecamatan Longkali, Kabupaten Paser, Propinsi Kalimantan Timur.

    Maksud dari penilaian adalah untuk memperoleh Nilai Pasar aset Perkebunan Kelapa Sawit

    milik PT. ABC dan kesimpulan nilai pada Tanggal Penilaian tanggal... bulan... tahun... yang

    dinyatakan dalam mata uang rupiah (sesuai dengan mata uang dalam penyajian laporan

    keuangan).

  • 2Laporan Penilaian ini dibuat untuk kepentingan manajemen sebagai referensi Perseroan dalam

    rangka ./..../..... oleh Perseroan untuk memenuhi ketentuan yang berlaku di pasar modal.

    Definisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam penilaian ini adalah sebagai berikut:

    Nilai Pasar (Market Value) adalah perkiraan jumlah uang pada Tanggal Penilaian (Cut Off Date), yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu obyek

    penilaian, antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berniat menjual, dalam

    suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara layak, dimana kedua

    pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang dimilikinya, kehati-hatian dan

    tanpa paksaan.

    Biaya Reproduksi Baru/Pengganti Baru (Reproduction / Replacement Cost, New) adalah estimasi biaya untuk mereproduksi suatu properti baru yang sama atau identik dengan

    obyek penilaian, berdasarkan harga pasaran setempat pada Tanggal Penilaian (Cut Off

    Date).

    Pendekatan dan Metode Penilaian

    Kami sebagai penilai properti perkebunan kelapa sawit PT. ABC telah melakukan penilaian

    dengan ketentuan yang didasarkan pada Peraturan Bapepam-LK Nomor VIII.C.4 tentang

    Pedoman Penilaian Dan Penyajian Laporan Penilaian Properti di Pasar Modal dan Surat Edaran

    no. tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Properti Perkebunan

    Kelapa Sawit di Pasar Modal dan Standar Penilaian Indonesia yaitu sebagai berikut:

    a. Aset Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit

    1) Tanaman Kelapa Sawit

    a) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) menggunakan Pendekatan Biaya

    b) Tanaman Menghasilkan (TM) menggunakan Pendekatan Pendapatan

    2) Bibit Tanaman Kelapa Sawit menggunakan Pendekatan Biaya

    b. Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit

    1) Tanah Perkebunan Kelapa Sawit menggunakan Pendekatan Data Pasar. Dalam hal tidak

    terdapat data pasar yang sebanding dan sejenis, maka dapat menggunakan Pendekatan

    Pendapatan dengan Teknik Penyisaan Tanah (Land Residual Technique) Perkebunan

    Kelapa Sawit;

    2) Bangunan dan Infrastruktur dalam Perkebunan Kelapa Sawit menggunakan

    Pendekatan Biaya;

    3) Kendaraandan Alat Berat menggunakan Pendekatan Data Pasar; dan

    4) Mesin dan peralatan pendukung perkebunan serta mesin pengolahan kelapa sawit

    menggunakan Pendekatan Biaya.

  • 3Alasan penggunaan pendekatan dan metode yang digunakan dalam penyusunan Laporan

    Penilaian adalah sebagai berikut:

    Penilaian aset Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dilakukan dengan menggunakan

    pendekatan biaya karena aset Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) belum menghasilkan

    pendapatan sehingga nilai pasar Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dinilai berdasarkan

    jumlah biaya investasi yang telah dikeluarkan dan disesuaikan.

    Penilaian Tanaman Menghasilkan (TM) dilakukan dengan menggunakan pendekatan

    pendapatan karena nilai pasar dari tanaman kelapa sawit diperoleh berdasarkan proyeksi

    pendapatan yang akan dihasilkan oleh tanaman yang sudah menghasilkan. Melalui Pendekatan

    Pendapatan, nilai tanaman kelapa sawit ditentukan berdasarkan pada perhitungan nilai arus

    kas bersih kini dari proyeksi arus kas bersih yang diperkirakan akan dapat dihasilkan oleh

    Tanaman Menghasilkan selama sisa umur ekonomisnya. Dengan Metode Arus Kas Didiskonto

    besaran proyeksi arus kas bersih ditentukan tahun per tahun, dengan memperhatikan siklus

    hidup tanaman kelapa sawit, dan kemudian didiskonto dengan menerapkan tingkat diskonto

    (discount rate) tertentu. Akumulasi dari proyeksi arus kas bersih yang telah didiskonto (nilai

    arus kas bersih kini) merefleksikan nilai dari tanaman kelapa sawit secara keseluruhan.

    Penilaian Bibit Tanaman Kelapa Sawit dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan

    biaya (Cost Approach) karena proses pembibitan tanaman kelapa sawit dilakukan oleh PT. ABC

    sendiri, dengan demikian biaya reproduksi baru dari biaya pembibitan, diperoleh dari

    akumulasi tahap pekerjaan dari kecambah ditanam di pre-nursery hingga bibit siap tanam.

    Penilaian Tanah Perkebunan Kelapa Sawit dilakukan dengan menggunakan pendekatan data

    pasarkarena data pasar paling baik dalam menggambarkan Nilai Pasar dari tanah perkebunan

    kelapa sawit (berdasarkan nilai pasar karena memiliki data pembanding yang sebanding dan

    sejenis).

    [Dalam ilustrasi laporan ini tidak menggunakan data pasar karena tidak terdapat data pasar yang

    sebanding dan sejenis, makamenggunakan pendekatan pendapatan dengan Teknik Penyisaan Tanah

    (Land Residual Technique) Perkebunan Kelapa Sawit. Alasan penggunaan pendekatan ini karena Nilai

    Pasar dari tanah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan secara optimaluntuk Perkebunan Kelapa

    Sawit yang akan dicerminkan oleh potensi penerimaan pendapatan dari proyeksi pengembangan tanah

    tersebut.]

    Penilaian Bangunan dan infrastrukturserta mesin dan peralatan dalam Perkebunan Kelapa

    Sawit dilakukan dengan menggunakan pendekatan biaya karena nilai pasar dari bangunan dan

    infrastruktur seperti jalan dan jembatan serta mesin dan peralatan yang digunakan secara

    langsung dalam perkebunan kelapa sawit merupakan satu kesatuan aset dan tidak

    diperjualbelikan secara terpisah sehingga tidak terdapat data pembanding yang sebanding dan

    sejenis.

  • 4Penilaian Kendaraan dan Alat Berat dilakukan dengan menggunakan pendekatan data pasar

    karena data pasar lebih mencerminkan Nilai Pasar dari aset yang sejenis (berdasarkan nilai

    pasar karena memiliki data pembanding yang sebanding dan sejenis).

    Kami telah mengadakan inspeksi ke lokasi properti Perkebunan Kelapa Sawit milik PT ABC

    pada tanggal . - untuk mendapatkan data dan informasi tentang Perkebunan Kelapa

    Sawit yang menjadi obyek penilaian, keadaan lingkungan serta faktor-faktor lain yang

    mempengaruhi nilai Perkebunan Kelapa Sawit tersebut.

    Setelah melakukan inspeksi langsung atas Aset Tanaman dan Aset Non Tanaman Perkebunan

    Kelapa Sawit milik PT.ABC yang menjadi obyek penilaian, mengumpulkan data internal dan

    eksternal yang terkait, menganalisis, membandingkan serta melakukan penyesuaian atas semua

    faktor yang relevan yang turut mempengaruhi nilai, dan dengan menggunakan metode

    penilaian dan mengikuti prosedur penilaian yang berlaku dengan tidak terlepas dari asumsi,

    syarat pembatas, pernyataan dan catatan yang dimuat dalam laporan penilaian ini, maka

    dengan ini kami menyatakan opini Nilai Pasar pada Tanggal Penilaian tanggal... bulan...

    tahun... adalah sebagai berikut:

    Rp xxx.xxx.xxx.xxx,-

    (Bilangan Rupiah)

    Berdasarkan penilaian aset Perkebunan Kelapa Sawit milik PT. ABC, maka kami berkeyakinan

    dan independen bahwa kesimpulan Nilai Pasar tersebut di atas sesuai dengan Nilai Pasar pada

    Tanggal Penilaian.

    Hormat kami,

    [Nama Penilai] MAPPI (Cert)Managing Partner/Partner KJPP.STTD NO...IJIN PENILAI NO. ...............MAPPI NO...........................

  • 5RINGKASAN HASIL PENILAIAN PROPERTI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

    No. U R A I A N LUAS INDIKASI NILAI PASAR

    1. Aset TanamanBibit Tanaman Kelapa Sawit xx.xxx (pokok) xxx.xxx.xxxTanaman Kelapa Sawit Tanaman Belum Menghasilkan x.xxx,xx (Ha) xx.xxx.xxx.xxx Tanaman Menghasilkan x.xxx,xx (Ha) xxx.xxx.xxx.xxx

    2. Aset Non tanamanTanah x.xxx,xx (Ha) xx.xxx.xxx.xxxBangunan-Bangunan x.xxx.xxx.xxxPrasarana x.xxx.xxx.xxxMesin-mesin dan Peralatan Alat Berat x.xxx.xxx.xxx Kendaraan xxx.xxx.xxx Utilitas xx.xxx.xxx Perabotan dan peralatan Kantor xx.xxx.xxxTotal Nilai Kebun xxx.xxx.xxx.xxx

    3. Aset Pabrik Kelapa Sawit (Jika ada)Tanah xx (Ha) x.xxx.xxx.xxxBangunan-Bangunan xx.xxx.xxx.xxxPrasarana xxx.xxx.xxxMesin-mesin dan Peralatan xx.xxx.xxx.xxxAlat Berat x.xxx.xxx.xxxKendaraan xxx.xxx.xxxPerabotan dan peralatan Kantor xxx.xxx.xxxTotal Nilai Pabrik Kelapa Sawit xx.xxx.xxx.xxxTOTAL NILAI PROPERTI xxx.xxx.xxx.xxx

  • 6DAFTAR ISI

    Halaman

    SURAT PENGANTAR 1

    RINGKASAN HASIL PENILAIAN PROPERTI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT 5

    DAFTAR ISI 6

    DAFTAR TABEL 8

    DAFTAR GAMBAR 9

    ASUMSI-ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS 10

    PERNYATAAN PENILAI 12

    URAIAN PENILAIAN 14

    A. DESKRIPSI OBJEK PENILAIAN 14

    1. Aset Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit2. Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit

    B. MAKSUD DAN TUJUAN PENILAIAN 14

    C. DEFINISI NILAI YANG DIGUNAKAN 14

    D. TANGGAL PENILAIAN DAN TANGGAL INSPEKSI LAPANGAN 15

    E. DATA DAN INFORMASI YANG DIGUNAKAN DALAM PENILAIAN 15

    F. PENDEKATAN DAN PROSEDUR PENILAIAN 15

    G. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL PENILAIAN 17

    H. TINJAUAN PASAR KELAPA SAWIT 17

    1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia 172. Perkembangan Produksi CPO dan PKO di Indonesia 183. Pasar Ekspor CPO dan PKO Indonesia 204. Pasar Impor CPO dan PKO Indonesia 235. Analisis Konsumsi Minyak Sawit di Indonesia 236. Prospek Minyak Sawit Indonesia 247. Perkembangan Harga Minyak Sawit 268. Harga di Tingkat Pemasaran Lokal 289. Kondisi Pasar Lokal 31

    I. GAMBARAN UMUM PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT ABC 311. Kondisi Tanaman Kelapa Sawit 312. Tenaga Kerja Kebun 343. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit 344. Produksi Kelapa Sawit 34

    J. DESKRIPSI LOKASI 351. Lokasi dan Identifikasi Objek Penilaian 352. Aksesibilitas 363. Keadaan Lingkungan 37

  • 7K. DATA TANAH 371. Legalitas Tanah 372. Peruntukan dan Pemanfaatan Tanah 373. Kesesuaian Lahan 384. Tata Guna Lahan 405. Penggunaan Tertinggi Dan Terbaik (Highest And Best Used) 41

    L. PENILAIAN TANAMAN 411. Pendekatan Penilaian 412. Penilaian Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 423. Penilaian Tanaman Menghasilkan (TM) 46

    M. PENILAIAN ASET NON TANAMAN 531. Penilaian Tanah 532. Penilaian Bangunan 543. Penilaian Sarana Prasarana 674. Penilaian Alat Berat 685. Penilaian Kendaraan 696. Penilaian Utilitas 707. Penilaian Perabotan dan Peralatan Kantor 718. Nilai Non Tanaman 72

    N. PENILAIAN PABRIK KELAPA SAWIT 721. Penilaian Tanah 732. Penilaian Bangunan 743. Uraian Penilaian Bangunan 754. Sarana Pabrik 785. Penilaian Mesin Dan Peralatan 796. Penilaian Mesin Dan Peralatan Pabrik PKS 807. Penilaian Kendaraan Dan Alat Berat 90

    O. KESIMPULAN NILAI 91

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 8DAFTAR TABEL

    No. Uraian Halaman

    Tabel 1 Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit 2006 - 2010 17Tabel 2 Luas Areal, Produksi TBS dan Produktivitas Perkebunan

    Kelapa Sawit tahun 2006 - 201018

    Tabel 3 Perkembangan Produksi CPO dan PKO di Indonesia 19Tabel 4 Perkembangan Ekspor CPO dan PKO Indonesia 22Tabel 5 Perkembangan Impor CPO dan PKO Indonesia 23Tabel 6 Analisa Konsumsi CPO dan PKO di Indonesia (Ton) 23Tabel 7 Pangsa Konsumsi Minyak Nabati Dunia 24Tabel 8 Proyeksi Supply Biodesel 25Tabel 9 Proyeksi Konsumsi CPO Indonesia 26Tabel 10 Perkembangan Harga CPO (CIF Rotterdam) 28Tabel 11 Perkembangan Harga CPO, Inti Sawit dan TBS di

    Kalimantan Timur30

    Tabel 12 Jumlah Tanaman Kelapa Sawit dan Kerapatan Tanaman 32Tabel 13 Hasil Blok Sampling Kondisi Tanaman dan Kualitas

    Tanaman Kelapa Sawit33

    Tabel 14 Realisasi Produksi TBS Tahun 2009-2011 35Tabel 15 Realisasi Penjualan TBS 35Tabel 16 Sertifikat Hak Kepemilikan Tanah 37Tabel 17 Topografi Tanah Objek Penilaian 39Tabel 18 Penggunaan Lahan Perkebunan Pada Saat Inspeksi 40Tabel 19 Pengelompokan Penanaman Tanaman Kelapa Sawit PT.

    ABC42

    Tabel 20 Rincian Penggunaan Lahan 43Tabel 21 Standar Biaya Reproduksi Baru Tanaman 44Tabel 22 Nilai Tanaman Menurut Tahun Tanam 45Tabel 23 Rincian Rendemen CPO dan Inti Sawit 48Tabel 24 Proyeksi Harga Jual TBS 49Tabel 25 Analisa Produksi TBS 49Tabel 26 Penilaian Bangunan 54Tabel 27 Ringkasan Hasil Penilaian Aset Pabrik 72Tabel 28 Ringkasan Hasil Penilaian Bangunan 74

  • 9DAFTAR GAMBAR

    No. Uraian HalamanGambar 1 Perkembangan dan Proyeksi Produksi CPO dan PKO 20Gambar 2 Negara Produsen CPO Dunia Tahun 2010 20Gambar 3 Ekspor CPO Dunia Tahun 2010 21Gambar 4 Negara Importir CPO Dunia Tahun 2010 21Gambar 5 Negara Tujuan Ekspor CPO Indonesia 22

  • 10

    ASUMSI-ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS

    1. Sesuai dengan ruang lingkup penilaian atas perkebunan kelapa sawit milik PT. ABC,

    kami telah melakukan penelahaan dokumen hukum yang berkaitan dengan obyek

    penilaian. Berdasarkan hasil penelahaan dokumen hukum yang telah kami lakukan dan

    tanpa melakukan verifikasi atas dokumen hukum tersebut, maka kami berasumsi bahwa

    status properti dalam kondisi kepemilikan yang sah, bebas dari sengketa, dan tidak

    dijadikan jaminan hutang atau hipotik.

    2. Berdasarkan hasil penelaahan kami atas seluruh data yang kami peroleh dari pihak

    pemberi tugas tentang laporan manajemen yang terkait dengan obyek penilaian, kami

    berasumsi bahwa data laporan manajemen tersebut adalah benar.

    3. Seluruh proyeksi yang kami peroleh dari pihak pemberi tugas dan setelah kami

    melakukan analisis dan penyesuaian atas proyeksi tersebut kami berasumsi bahwa

    seluruh asumsi yang digunakan dalam proyeksi tersebut sesuai dengan pencapaian

    kinerja PT. ABC dan memperhitungkan tingkat permintaan dan penawaran kelapa sawit

    adalah konstan sesuai dengan saat tanggal penilaian. Penyesuaian tersebut bertujuan agar

    kami memperoleh keyakinan bahwa proyeksi tersebut telah mencerminkan

    kewajarannya sesuai dengan kemampuan pencapaiannya (fiduciary duty).

    4. Dalam hal dampak lingkungan (dalam rangka pengelolaan Perkebunan berkelanjutan)

    kami tidak menerima salinan analisis dampak lingkungan atau sejenisnya dan bukan

    kompetensi kami untuk melakukan audit lingkungan atas properti tersebut. Dalam

    penilaian ini kami beranggapan bahwa properti tersebut tidak memiliki permasalahan

    yang berkaitan dengan dampak pencemaran lingkungan atau hal-hal yang berdampak

    negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, jika properti ini kegiatannya berindikasi

    terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan yang mempengaruhi properti yang

    dinilai maka laporan ini tidak berlaku dan harus segera dilakukan penilaian ulang.

    5. Aset Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit dan Aset Non-Tanaman Perkebunan Kelapa

    Sawit serta peralatan penunjang lain yang tercakup dalam penilaian berada pada kondisi

    berjalan (going concern).

    6. Penilaian tidak memperhitungkan replanting tanaman untuk siklus berikutnya atau

    1 (satu) siklus tanaman sesuai umur ekonomis dan diasumsikan HGU tidak diperpanjang

    kembali.

    7. Nilai dicantumkan dalam mata uang Rupiah dan/atau ekuivalennya atas permintaan

    pemberi tugas.

    8. Analisis, opini dan kesimpulan nilai yang dinyatakan di dalam Laporan Penilaian ini

    dibatasi oleh asumsi dan batasan-batasan yang diungkapkan di dalam Laporan Penilaian,

    yang merupakan hasil analisis, opini dan kesimpulan Penilai yang independen.

  • 11

    9. Perkiraan Nilai yang dihasilkan dalam penugasan penilaian profesional telah disajikan

    sebagai kesimpulan Nilai.

  • 12

    PERNYATAAN PENILAI

    Dalam batas kemampuan, kompetensi dan keyakinan kami sebagai Penilai Properti, kami yang

    bertanda tangan di bawah ini menyatakan :

    1. Penilai sama sekali tidak memiliki kepentingan apapun terhadap Obyek Penilaian dan

    pemberi tugas.

    2. Opini atas penugasan penilaian Perkebunan Kelapa Sawit atas PT ABC tidak berkaitan

    dengan penugasan lain dari PT ABC

    3. Besaran imbalan jasa (fee) untuk penilaian ini tidak tergantung pada besarnya nilai yang

    diperoleh atau yang tercantum dalam laporan penilaian.

    4. Penilai memiliki pengetahuan yang memadai sehubungan dengan properti Perkebunan

    Kelapa Sawit dan/atau jenis industri yang menjadi objek penilaian.

    5. Inspeksi lapangan telah dilaksanakan terhadap objek Penilaian pada tanggal .

    6. Analisis, opini, dan kesimpulan yang dibuat oleh Penilai, serta Laporan Penilaian telah

    dibuat dan diungkapkan dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

    7. Penugasan penilaian profesional telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    8. seluruh data dan informasi yang diungkapkan dalam laporan penilaian dapat

    dipertanggungjawabkan.

    9. Kesimpulan nilai properti Perkebunan Kelapa Sawit milik PT. ABC dalam laporan ini

    merupakan satu kesatuan nilai atas seluruh obyek penilaian Perkebunan Kelapa Sawit

    Pemisahan satu nilai atau beberapa nilai properti dengan maksud dan kepentingan

    tertentu, akan menjadikan laporan penilaian ini tidak berlaku, kecuali pemisahan nilai

    tersebut telah dipertimbangkan sebelumnya dan dijabarkan dalam laporan penilaian.

    10. Dalam proses penilaian ini sudah dipertimbangkan atas kondisi properti yang telah

    ditemukan dalam peninjauan lapangan, namun tidak ada kewajiban untuk memeriksa

    struktur bangunan atau bagian-bagian dari properti yang tidak terlihat atau tertutup dan

    tidak terjangkau dan penilai tidak memberikan jaminan bila ada kerusakan yang tidak

    dapat terlihat.

    11. Seluruh