sumur resapan 2-w03
DESCRIPTION
Sumur Resapan 2-w03TRANSCRIPT
MAKALAHPENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SUMUR RESAPAN UNTUK MENDUKUNG DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN
Oleh : Wahyu Widiyanto, S.T., M.T.Program Studi Teknik SipilFakultas Sains dan Teknik
Universitas Jenderal Soedirman
PENDAHULUAN
Pengertian Sumur Resapan
Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang
dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur
resapan ini kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan merupakan lubang untuk
memasukkan air ke dalam tanah sedangkan sumur air minum berfungsi untuk
menaikkan air tanah ke permukaan. Dengan demikian konstruksi dan kedalamannya
berbeda. Sumur resapan digali dengan kedalaman di atas muka air tanah. Sumur air
minum digali lebih dalam lagi atau di bawah muka air tanah.
Daerah perkotaan merupakan daerah yang berpenduduk padat. Lahan yang
tertutupi bangunan lebih banyak dibandingkan lahan terbuka. Di samping itu,
kebutuhan air tanah untuk keperluan rumah tangga cukup tinggi. Tak heran sejalan
dengan berkembangnya pemukiman penduduk, peresapan air hujan semakin lama
semakin sedikit. Sementara air yang ditarik ke atas permukaan melalui sumur-sumur
atau pompa semakin banyak. Wajarlah bila di kota-kota terjadi penurunan muka air
tanah sehingga air sulit didapat.
Salah satu alternatif untuk memperbaiki keadaan air tanah tersebut adalah
melalui sumur resapan. Sumur resapan yang dapat diterapkan di perkotaan dapat
berupa sumur resapan individu ataupun kolektif. Dalam pembuatan sumur resapan di
perkotaan digunakan peralatan seperti cangkul, linggis, palu, sekop, meteran, benang,
ayakan pasir, sendok semen, ember timba, tambang, dan tang atau gegep.
1
Kegunaan
Penerapan sumur resapan ini dalam kehidupan sehari-hari penting artinya.
Beberapa fungsi sumur resapan bagi kehidupan manusia adalah sebagai pengendali
banjir, melindungi dan memperbaiki (konservasi) air tanah, serta menekan laju erosi.
Penurunan muka air tanah yang banyak terjadi akhir-akhir ini dapat teratasi
dengan bantuan sumur resapan. Tanda-tanda penurunan muka air tanah terlihat pada
keringnya sumur dan mata air musim kemarau serta timbulnya banjir pada musim
penghujan. Perubahan lingkungan hidup sebagai akibat dari proses pembangunan,
berupa pembukaan lahan, penebangan hutan, serta pembangunan pemukiman dan
industri diduga menyebabkan terjadinya hal tersebut.
Kondisi demikian tidak menguntungkan bagi perkembangan perekonomian
masyarakat. Oleh karena itu, perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak
diperlukan dalam upaya pengendalian banjir serta perbaikan dan perlindungan
(konservasi) air tanah.
Sebagai gambaran dapat kita telaah hasil penelitaian Dirjen Geologi dan
Sumberdaya Mineral Indonesia yang bekerja sama dengan Kedutaan Jerman.
Disebutkan bahwa muka air tanah di Bandung terjadi penurunan sekitar 1-2 meter per
tahun, yang asalnya kedalaman muka air tanah 3-25 m pada tahun 1992 kini menjadi
20-40 m. Kondisi demikian akan terjadi pula di kota-kota lainnya di Indonesia.
Salah satu strategi atau cara pengendalian air, baik mengatasi banjir atau
kekeringan adalah melalui sumur resapan. Sumur resapan ini merupakan upaya
memperbesar resapan air hujan ke dalam tanah dan memperkecil aliran permukaan
sebagai penyebab banjir. Upaya ini akan berfungsi bila semua warga sadar dan mau
menerapkannya. Peran sumur resapan akan tidak berarti bila hanya beberapa
penduduk saja yang menerapkan. Dapat dibayangkan bila setiap penduduk suatu
kawasan yang memiliki sejuta bangunan menerapkan sumur resapan. Masing-masing
mampu meresapkan air satu meter kubik. Dengan demikian sejuta meter kubik akan
masuk ke dalam tanah sehingga kawasan tersebut dapat terhindar dari bahaya banjir
dan mampu mengurangi masalah kekeringan pada musim kemarau.
Berikut ini diuraikan lebih jauh tentang kegunaan sumur resapan.
1. Pengendali banjir
Salah satu fungsi sumur resapan adalah sebagai upaya menekan banjir. Seperti
dijelaskan terdahulu bahwa sumur resapan mampu memperkecil aliran permukaan
2
sehingga terhindar dari penggenangan aliran permukaan secara berlebihan yang
menyebabkan banjir.
Banyaknya aliran permukaan yang dapat dikurangi melalui sumur resapan
tergantung pada volume dan jumlah sumur resapan. Misalnya, sebuah kawasan
yang jumlah rumahnya 1.000 buah, kalau masing-masing membuat sumur resapan
dengan volume 2 meter kubik berarti dapat mengurangi aliran permukaan sebesar
2.000 meter kubik air.
2. Konservasi air tanah
Fungsi lain dari sumur resapan ini adalah memperbaiki kondisi air tanah atau
mendangkalkan permukaan air sumur. Di sini diharapkan air hujan lebih banyak
yang diresapkan ke dalam tanah menjadi air cadangan dalam tanah. Air yang
tersimpan dalam tanah tersebut akan dapat dimanfaatkan melalui sumur-sumur
atau mata air.
Peresapan air melalui sumur resapan ke dalam tanah sangat penting mengingat
adanya perubahan tata guna tanah di permukaan bumi sebagai konsekuensi dari
perkembangan penduduk dan perekonomian masyarakat. Dengan adanya
perubahan tata guna tanah tersebut akan menurunkan kemampuan tanah untuk
meresapkan air. Hal ini mengingat semakin banyaknya tanah yang tertutupi
tembok, beton, aspal, dan bangunan lainnya yang tidak meresapkan air. Penurunan
daya resap tanah terhadap air dapat juga terjadi karena hilangnya vegetasi penutup
permukaan tanah.
Penutupan permukaan tanah oleh pemukiman dan fasilitas umum memiliki
dampak besar terhadap kondisi air tanah. Seandainya di kawasan pemukiman
seluas 1.000 hektar dimana tertutupi ¾ bagiannya, berarti setiap kali turun hujan
yang curah hujannya 1.000 mm akan ada 750.000 kubik air hujan yang tidak dapat
meresap ke dalam tanah. Jumlah sekian akan berkumpul dengan aliran permukaan
dari kawasan lain pada lahan yang rendah sehingga dapat mengakibatkan banjir.
3. Menekan laju erosi
Dengan adanya penurunan aliran permukaan maka laju erosi pun akan
menurun. Bila aliran permukaan menurun maka tanah-tanah yang tergerus dan
terhanyut pun akan berkurang. Dampaknya, aliran permukaan air hujan kecil dan
erosi pun akan kecil. Dengan demikian adanya sumur resapan yang mampu
menekan besarnya aliran permukaan berarti dapat menekan laju erosi.
3
PRINSIP KERJA SUMUR RESAPAN
Prinsip kerja sumur resapan adalah menyalurkan dan menampung air hujan ke
dalam lubang atau sumur agar air dapat memiliki waktu tinggal di permukaan tanah
lebih lama sehingga sedikit demi sedikit air dapat meresap ke dalam tanah.
Tujuan utama dari sumur reasapan ini adalah memperbesar masuknya air ke
dalam tanah sebagai air resapan (infiltrasi). Dengan demikian, air akan lebih banyak
masuk ke dalam tanah dan sedikit yang mengalir sebagai aliran permukaan (run off).
Semakin banyak air yang mengalir ke dalam tanah berarti akan banyak tersimpan air
tanah di bawah permukaan bumi. Air tersebut dapat dimanfaatkan kembali melalui
sumur-sumur atau mata air yang dapat dieksplorasi setiap saat.
Jumlah aliran permukaan akan menurun karena adanya sumur resapan.
Pengaruh positifnya adalah bahaya banjir dapat dihindari karena terkumpulnya air
permukaan yang berlebihan di suatu tempat akan terhindarkan. Menurunnya aliran
permukaan ini juga akan menurunkan tingkat erosi tanah.
PERANCANGAN SUMUR RESAPAN
Faktor yang Berpengaruh
Konsep dasar sumur resapan pada hakekatnya adalah memberi kesempatan dan
jalan pada air hujan yang jatuh di atap atau lahan yang kedap air untuk meresap ke
dalam tanah dengan jalan menampung air tersebut pada suatu sistem resapan. Berbeda
dengan cara konvensional dimana air hujan dibuang/dialirkan ke sungai diteruskan ke
4
Muka air tanah
Lapis kedap air
Sumur resapan
Hujan
Aliran permukaanInfiltrasi
laut, dengan cara seperti ini dapat mengalirkan air hujan ke dalam sumur-sumur
resapan yang dibuat di halaman rumah. Sumur resapan ini merupakan sumur kosong
dengan kapasitas tampungan yang cukup besar sebelum air meresap ke dalam tanah.
Dengan adanya tampungan, maka air hujan mempunyai cukup waktu untuk meresap
ke dalam tanah sehingga pengisian tanah menjadi optimal.
Berdasarkan konsep tersebut, maka ukuran atau dimensi sumur yang diperlukan
untuk suatu lahan atau kapling sangat bergantung dari beberapa faktor sbb :
1. Luas permukaan penutupan , yaitu lahan yang airnya akan ditampung dalam
sumur resapan, meliputi luas atap, lapangan parkir dan perkerasan-perkerasan
lain.
2. Karakteristik hujan , meliputi intensitas hujan, lama hujan, selang waktu hujan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa makin tinggi hujan, makin lama
berlangsungnya hujan memerlukan volume sumur resapan yang makin besar.
Sementara selang waktu hujan yang besar dapat mengurangi volume sumur
yang diperlukan.
3. Koefisien permeabilitas tanah , yaitu kemampuan tanah dalam melewatkan air
per satuan waktu. Tanah berpasir mempunyai koefisien permeabilitas lebih
tinggi dibandingkan tanah berlempung.
4. Tinggi muka air tanah, pada kondisi muka air tanah yang dalam, sumur
resapan perlu dibuat secara besar-besaran karena tanah benar-benar
memerlukan pengisian air melalui sumur-sumur resapan. Sebaliknya pada
lahan yang muka airnya dangkal, pembuatan sumur resapan kurang efektif,
terutama pada daerah pasang surut atau daerah rawa dimana air tanahnya
sangat dangkal.
Konstruksi Sumur Resapan
Pada dasarnya sumur resapan dapat dibuat dari berbagai macam bahan yang
tersedia di lokasi. Yang perlu diperhatikan bahwa untuk keamanan, sumur resapan
perlu dilengkapi dengan dinding. Bahan-bahan yang diperlukan untuk sumur resapan
meliputi :
1. saluran pemasukan/pengeluaran dapat menggunakan pipa besi, pipa pralon,
buis beton, pipa tanah liat, atau pasangan batu.
2. dinding sumur dapat menggunakan anyaman bambu, drum bekas, tangki
fiberglass, pasangan batu bata, atau buis beton.
5
3. dasar sumur dan sela-sela antara galian tanah dan dinding tempat air meresap
dapat diisi dengan ijuk atau kerikil.
Persyaratan Sumur Resapan
Sekalipun sumur resapan banyak mendatangkan manfaat, namun pembuatannya
harus memperhatikan syarat-syarat yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang
optimal.
Persyaratan umum :
a. sumur resapan air hujan dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan longsor
b. sumur resapan air hujan harus bebas kontaminasi/pencemaran limbah
c. air yang masuk sumur resapan adalah air hujan
d. untuk daerah sanitasi lingkungan buruk, sumur resapan air hujan hanya
menampung dari atap dan disalurkan melalui talang
e. mempertimbangkan aspek hidrogeologi, geologi dan hidrologi.
Keadaan muka air tanah :
Sumur resapan dibuat pada awal daerah aliran yang dapat ditentukan dengan
mengukur kedalaman dari permukaan air tanah ke permukaan tanah di sumur
sekitarnya pada musim hujan.
Permeabilitas tanah
Permeabilitas tanah yang dapat dipergunakan untuk sumur resapan dibagi
menjadi 3 kelas, yaitu :
1. permeabilitas tanah sedang (geluh/lanau, 2,0 – 6,5 cm/jam)
2. permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus, 6,5 – 12,5 cm/jam)
3. permeabilitas tanah cepat (pasir kasar, lebih besar 12,5 cm/jam)
Penempatan :
Untuk memberikan hasil yang baik, serta tidak menimbulkan dampak negatif,
penempatan sumur resapan harus memperhatikan kondisi lingkungan setempat.
Penempatan sumur resapan harus memperhatikan letak septik tank, sumur air minum,
posisi rumah, dan jalan umum. Tabel di bawah memberikan batas minimum jarak
sumur resapan terhadap bangunan lainnya.
No Bangunan/obyek yang ada Jarak minimal dengan
6
sumur resapan (m)1.2.3.4.5.6.7.8.
Bangunan/rumahBatas pemilikan lahan/kaplinSumur untuk air minumSeptik tankAliran air (sungai)Pipa air minumJalan umumPohon besar
3,01,510,010,030,03,01,53,0
Pemeriksaan :
7
Batas pemilikan
Jalan umum
Saluran drainase
Rumah
SR : sumur resapanSM : sumur air minumST : septik tank
SR
ST
SM ≥10 m
3 m
≥10 m
1,5 m
1,5 m
Sumur resapan air hujan perlu diperiksa secara periodik setiap 6 bulan sekali
untuk menjamin kontinuitas operasi sumur resapan. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi :
a. aliran masuk
b. bak kontrol
c. kondisi sumur resapan
Hitungan Sumur Resapan
Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk menentukan ukuran sumur
resapan. Berikut ini akan digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sunjoto (1988).
Secara teoritis, volume dan efisiensi sumur resapan dapat dihitung berdasarkan
keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang meresap ke dalam tanah
dan dapat dituliskan sbb :
dengan :
H : tinggi muka air dalam sumur (m)
F : faktor geometrik (m)
Q : debit air masuk (m3/d)
T : waktu pengaliran (d)
K : koefisien permeabilitas tanah (m/d)
R : jari-jari sumur (m)
Secara analitis untuk menentukan besarnya sumur resapan memerlukan data dan
perhitungan yang cukup rumit, khususnya bagi orang awam, karena banyak faktor
yang harus diperhitungkan kemungkinan sangat bervariasi dari satu lokasi dengan
lokasi yang lainnya. Untuk memasyarakatkan sumur resapan ini, maka tiap-tiap
daerah perlu membuat peta sumur resapan, yang memuat data tanah, kedalaman air
tanah dan sekaligus dimensi sumur untuk tiap satuan luas lahan. Tabel berikut
menampilkan contoh kebutuhan sumur resapan untuk berbagai luas kavling pada
tanah dengan permeabilitas rendah.
No Luas kavling (m2) Volume sumur resapan dengan saluran drainase sebagai pelimpasan (m3)
Volume sumur resapan tanpa saluran drainase sebagai
pelimpasan (m3)
8
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.
501001502003004005006007008009001000Dst.
1,3 – 2,12,6 – 4,13,9 – 6,25,2 – 6,27,8 – 12,310,4 – 16,413,0 – 20,515,6 – 24,618,2 – 28,720,8 – 32,823,4 – 36,826,0 – 41,0
-
2,1 – 4,04,1 – 7,96,2 – 11,98,2 – 15,812,3 – 23,416,4 – 31,620,5 – 39,624,6 – 47,428,7 – 55,332,8 – 63,236,8 – 71,141,0 – 79,0
-
SUMUR RESAPAN KOLEKTIF
Pada rumah tinggal dengan ukuran kapling yang terbatas, misalnya kompleks
perumahan sederhana atau sangat sederhana, penempatan sumur resapan yang
memenuhi syarat akan mengalami kesulitan. Untuk mengatasi hal itu maka perlu
dibuat sumur resapan kolektif (bersama), dimana satu sumur resapan kolektif dapat
melayani beberapa rumah, misalnya per blok atau per RT, atau kawasan yang lebih
luas lagi. Untuk menjamin air mengalir dengan lancar, maka sumur resapan kolektif
sebaiknya diletakkan pada lahan yang paling rendah di antara kawasan yang dilayani.
Seperti halnya pada sumur resapan individual, sumur kolektif juga harus
memperhatikan tata letak serta jarak yang tepat supaya dapat berfungsi dengan baik
dan tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Berdasarkan lahan yang
tersedia, sumur kolektif dapat dibuat dalam bentuk kolam resapan, sumur dalam, atau
parit berorak. Kolam resapan cocok dibuat pada wilayah dimana lahan tersedia cukup
dan kondisi air tanahnya dangkal (<5 m). Sumur dalam dapat dibuat pada lahan
sempit, namun syaratnya air tanah harus dalam (>5m). Sedangkan jika lahannya
sempit dan air tanahnya dangkal dapat dibuat parit berorak.
Kolam resapan merupakan kolam terbuka yang khusus dibuat untuk
menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Model kolam ini cocok
untuk kawasan dimana air tanahnya dangkal namun tersedia lahan yang cukup luas.
Model ini dapat dipadukan dengan pertamanan atau hutan kota/hutan masyarakat.
Dengan demikian kolam resapan dapat mempunyai fungsi ganda, konservasi air dan
udara, sekaligus mempunyai nilai estetika.
CONTOH HITUNGAN SUMUR RESAPAN
9
1. Data untuk suatu sumur resapan sbb :
F = 2πR
R = 0,4 m
T = 2 jam
K = 0,54 m/jam
Q = 3,325 m3/jam
Berapa tinggi air H….?
Penyelesaian
(dipakai 2,5 m)
2. Suatu kawasan perumahan seluas 50 ha (500 x 1000 m2) dihuni oleh 2000 KK.
Tanah pada kawasan tersebut mempunyai koefisien permeabilitas K = 1,5 x 10-4
m/detik.
Berapa debit yang keluar dari kompleks tersebut jika tanpa sumur resapan?
Rencanakan sumur resapan yang mungkin?
Penyelesaian
Luas kapling per KK = 500.000/2000 = 250 m2
Komposisi :
Halaman : 100 m2 α = 0,10
Atap : 100 m2 α = 0,95
Jalan aspal : 50 m2 α = 0,95
10
2,5 m
Panjang lintasan terjauh = (10002+5002)0,5=1.118 m
Waktu konsentrasi, ambil V = 1 m/d, Tc = 18,6 menit
Dengan grafik IDF, untuk kala ulang 2 tahunan diperoleh I = 130 mm/jam
Drainase tanpa sumur resapan :
Q = 0,002778 CIA
= 0,002778 x 0,61 x 130 x 50 = 11,01 m3/detik
Drainase dengan sumur resapan :
Air dari atap masuk sumur resapan :
Tc = 2 jam, I = 48 mm/jam
Q max dari atap = 0,002778 x 0,95 x 48 x 100 x 10-4 = 1,27 x 10-3 m3/detik
F = 5,5 R
Ambil diameter sumur 1 m, jari-jari, R = 0,50 m
F = 5,5 x 0,5 = 2,75 m
K = 1,5 x 10-4 m/detik
Jadi sumur yang diperlukan untuk setiap rumah yang berdiameter 1 meter
dengan kedalaman 3 meter.
Air hujan yang masuk saluran drainase :
Air berasal dari halaman dan jalan (jalan dibuat dari paving block, = 0,50) :
Q = 0,002778 CIA
= 0,002778 x 0,233 x 130 x 150 = 2,53 m3/detik
Jadi terjadi pengurangan debit sebesar 11,01 – 2,53 = 8,48 m3/d atau 77,05 %.
11