sudah dewan perwakilan rakyat republik indonesia …

36
sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI VII DPR RI DENGAN KEPALA BATAN DAN BAPETEN Tahun Sidang : 2017-2018 Masa Persidangan : III (tiga) Rapat ke- : Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Hari, Tanggal : Senin, 15 Januari 2018 Waktu : 13.22 WIB 16.07 WIB Tempat : R. Rapat Komisi VII Ketua Rapat : H. GUS IRAWAN PASARIBU, SE., Ak., MM., CA. (Ketua Komisi VII/F-Gerindra) Sekretaris Rapat : Dra. Nanik Herry Murti (Kepala Bagian Sekretariat Komisi VII) Acara : 1. Rencana Strategis Pengembangan Ketenaganukliran Nasional 2. Lain-lain Hadir : 27 Anggota Dengan rincian: Fraksi PDI-P 5 orang dari 9 Anggota Fraksi Partai Gerindra 4 orang dari 7 Anggota Fraksi Partai Golkar 6 orang dari 8 Anggota Fraksi PAN 2 orang dari 5 Anggota Fraksi Partai Demokrat 4 orang dari 5 Anggota Fraksi PKB 1 orang dari 4 Anggota Fraksi PKS 2 orang dari 4 Anggota Fraksi PPP 2 orang dari 3 Anggota Fraksi Partai Hanura ... orang dari 2 Anggota Fraksi Partai Nasdem 1 orang dari 3 Anggota

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

sudah

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KERJA KOMISI VII DPR RI

DENGAN KEPALA BATAN DAN BAPETEN

Tahun Sidang : 2017-2018

Masa Persidangan : III (tiga)

Rapat ke- :

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat

Hari, Tanggal : Senin, 15 Januari 2018

Waktu : 13.22 WIB – 16.07 WIB

Tempat : R. Rapat Komisi VII

Ketua Rapat :

H. GUS IRAWAN PASARIBU, SE., Ak., MM., CA. (Ketua

Komisi VII/F-Gerindra)

Sekretaris Rapat :

Dra. Nanik Herry Murti (Kepala Bagian Sekretariat Komisi

VII)

Acara : 1. Rencana Strategis Pengembangan Ketenaganukliran

Nasional

2. Lain-lain

Hadir : 27 Anggota

Dengan rincian:

Fraksi PDI-P 5 orang dari 9 Anggota

Fraksi Partai Gerindra 4 orang dari 7 Anggota

Fraksi Partai Golkar 6 orang dari 8 Anggota

Fraksi PAN 2 orang dari 5 Anggota

Fraksi Partai Demokrat 4 orang dari 5 Anggota

Fraksi PKB 1 orang dari 4 Anggota

Fraksi PKS 2 orang dari 4 Anggota

Fraksi PPP 2 orang dari 3 Anggota

Fraksi Partai Hanura ... orang dari 2 Anggota

Fraksi Partai Nasdem 1 orang dari 3 Anggota

Page 2: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT (H. GUS IRAWAN PASARIBU, SE., Ak., MM., CA./F-GERINDRA):

Bismillahirrohmannirrohim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita sekalian. Yang kami hormati para Bapak sahabat kami Anggota Komisi VII DPR RI; Yang kami hormati Kepala BATAN dan Kepala BAPETEN beserta jajaran, beserta para Bapak ahli nuklir senior yang dapat hadir; Hadirin sekalian yang berbahagia yang kami hormati, kami muliakan. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenan-Nya kita dapat melaksanakan tugas-tugas konstitusional kita dan hari ini melakukan Rapat Dengar Pendapat dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran para Bapak Anggota Komisi VII DPR RI serta undangan yang telah hadir dalam acara Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI. Sesuai dengan undangan yang telah disampaikan dan berdasarkan jadwal rapat Komisi VII DPR RI pada masa persidangan III Tahun Sidang 2017-2018 pada hari ini Komisi VII DPR RI akan melaksanakan Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala BATAN dan Kepala BAPETEN dan para ahli nuklir senior. Berdasarkan data dari Sekretariat Komisi VII DPR RI yang telah hadir dan menandatangani daftar hadir adalah sebanyak 8 anggota dari 7 fraksi, sehingga sesuai dengan Pasal 251 ayat (1) Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib, rapat ini telah memenuhi kourum. Oleh karena itu, dengan mengucapkan bismillahirrohmannirrohim izinkan saya membuka rapat Komisi VII DPR RI.

(RAPAT: SETUJU) Sesuai dengan Pasa 26 ayat (1) Tata Tertib DPR RI menyatakan bahwa “Setiap rapat DPR bersifat terbuka kecuali dinyatakan tertutup”. Kami mengusulkan agar rapat Komisi VII DPR RI pada hari ini kita laksanakan secara terbuka dan terbuka untuk umum. Dapat disetujui?

(RAPAT: SETUJU) Bapak-Ibu yang kami hormati. Rapat kita ini kita boleh sepakat sampai pukul 16.00 karena kita akan ada Rapat Paripurna pukul 16.00 untuk penetapan Ketua DPR RI yang sampai hari ini masih PLT. Sampai pukul 16.00 ya? baik. Pada hari ini adalah merupakan hari yang istimewa bagi kita semua karena untuk pertama kali Komisi VII DPR RI melaksanakan RDP secara khusus dengan BATAN dan BAPETEN juga dihadiri oleh para ahli senior dibidang nuklir. Dimana selama ini RDP yang kita laksanakan bersifat umum dan berkaitan dengan anggaran. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan momentum ini untuk bisa menjadi langkah awal menuju langkah berikutnya untuk bagaimana kedua institusi yang penting ini yaitu BATAN dan BAPETEN berkiprah melalui tugas dan fungsinya bisa memberikan manfaat langsung demi kesejahteraan masyarakat Indonesia yang kita cintai ini. Bapak dan Ibu yang kami hormati BATAN adalah LPNK yang saat pertama dibentuk pada Tahun 1958 bernama Lembaga Tenaga Atom dan tahun 1965 berubah nama menjadi Badan Tenaga Atom Nasional dan kemudian pada Tahun 1998 berubah menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional. Tugas pokok BATAN sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 46 Tahun 2013 adalah melaksanakan tugas pemerintahan dibidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Sementara BAPETEN yang didirikan pada tanggal 8 Mei 1998 dan mulai aktif berfungsi pada tanggal 4 Januari 1999 bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia melalui

Page 3: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

peraturan perundang-undangan, perizinan dan inspeksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. RDP kali ini sangat penting karena Komisi VII DPR RI sebagai wakil rakyat yang ingin mengetahui sejauh mana peran BATAN dan BAPETEN bisa mendayagunakan energi nuklir dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia diseluruh pelosok tanah air yang kita cintai dan banggakan ini. karena kita ketahui bersama sebagaimana dilansir disitus international atomic energi agency bahwa Inggris telah mendayagunakan nuklir untuk memasok setidaknya 20% dari kebutuhan energinya dan lebih dari 20 negara di dunia memakai nuklir untuk kebutuhan pemenuhan energi dalam negerinya. Untuk itu, kami persilakan, nanti saya kira secara bergiliran Kepala BATAN dan BAPETEN menyampaikan paparan rencana strategis pengembangan ketenaganukliran nasional dan kendala yang mungkin dihadapi dalam mewujudkan rencana tersebut baik dari aspek regulasi, anggaran dan aspek penting lainnya. Sebelumnya kami dari Komisi VII DPR mengucapkan selamat tahun baru 2018 kepada kita semua. Mudah-mudahan Tahun 2018 ini kita bisa berkontribusi lebih besar, lebih baik lagi untuk bangsa dan negara ini, dan tentu dalam konteks hari ini kami berharap Tahun 2018 adalah sebuah awal bagi pemanfaatan nuklir yang kita posisikan tidak sekedar alternative terakhir, tetapi kita ingin rubah ini menjadi sesuatu tahun 2018 ini, ini adalah bagian yang mudah-mudahan menjadi prioritas kita didalam memenuhi energi nasional kita. Kepada Kepala BATAN kami persilakan dan nanti setelahnya dari BAPETEN. Kami persilakan Pak. KEPALA BATAN (Prof. Dr. DJAROT S. WISNUBROTO): Terima kasih. Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI dan yang saya cintai teman-teman BATAN dan BAPETEN. kami akan menjelaskan status terkini tentang ketenaga nukliran khususnya PLTN. Mungkin saya akan memberikan gambaran umum saja. Saat ini ada 448 PLTN beroperasi diseluruh dunia di 31 negara termasuk Taiwan dan ini menjadi catatan tersendiri karena ketika ada orang bertanya “apakah kita siap menggunakan teknologi yang sudah profen, yang sudah puluhan tahun dimanfaatkan siap. Jadi nanti tantangan utama untuk implementasi PLTN bukan dari sisi teknologi sebenarnya, tetapi dari sisi non teknis. Kalau saya boleh bercerita sudah 40 tahun kita di BATAN melakukan sesuatu kegiatan menyiapkan program PLTN, tetapi sampai saat ini belum ada go nuklir. Tantangan utama adalah ada ketakutan disebagian masyarakat, nanti saya akan tunjukan hasil jajak dimasyarakat, memang positif trendnya, apalagi di 3 tahun terakhir itu diatas 70%. Itu satu. Jadi ada ketakutan disebagian masyarakat. Yang kedua adalah membangun PLTN itu biasanya lebih dari 5 tahun. Jadi ini satu-satu masalah tersendiri biasanya satu periode jabatan entah presiden, gubernur entah bupati dan walikota itu 5 tahun. Sebagai contoh reaktor atau PLTN di Uni Emirat Arab Barakah itu yang akan dioperasikan Tahun 2018 itu pemenangnya ditetapkan di Tahun 2009, kontruksi dimulai di Tahun 2011-2012 dan kemungkinan beroperasi, kemungkinan besar pada Bulan Juli Tahun 2018. Jadi butuh waktu cukup lama dari mulai pemenang lelang sampai dengan dioperasikannya. Berikutnya tantangannya adalah mencari solusi. Kalau di Indonesia itu ada masalah yang nyata yaitu nimbi. Not in may begard. Meskipun kita sudah melakukan studi tapak di Jepara, di Gunung Muria, di Semenanjung Muria, kemudian di Bangka, pra FS di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan juga saat ini di NTB, tetapi hasil jajak antara yang nasional dengan yang perlokasi. Kebetulan kita punya data yang ada di Bangka Belitung itu beda antara yang nasional tinggi, yang dilokasi di Cawang Tapak di Bangka itu jauh lebih rendah. Ini menjadi catatan sendiri, kalau kita ingin melakukan terobosan terkait dengan pembangunan PLTN. Catatan berikutnya tantangannya adalah pembiayaan awal atau investasi dari PLTN. Memang ini tidak pernah dibuka misalnya kontrak antara yang saya ambil contoh tadi Uni Emirat Arab dengan Korea karena pemenang dari Uni Emirat Arab itu Korea itu meskipun dari selentingan biasanya skalanya 30 bilion US dolar, meskipun itu bukan data resmi yang diliris karena mereka tidak pernah meliris data. Jadi ada beberapa yang jadi tantangan kita. Satu, ketakutan disebagian masyarakat yang perlu sosialisasi;

Page 4: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

yang kedua, butuh waktu yang panjang untuk membangun PLTN. Tadi saya ambil contoh yang Barakah Uni Emirat Arab, kemudian yang ketiga terkait dengan dimana kita mau membangun. Itu ada fenomena nimbi dan biasanya apa namanya kita beriteraksi dengan Pemerintah daerah itu cukup rumit termasuk RT/RW-nya dan yang terakhir masalah pembiayaan, tetapi PLTN adalah sesuatu energi yang bersih artinya dari selama ini yang sudah dioperasikan emisi karbonya rendah dan mempunyai daya yang besar, sehingga dia menjadi salah satu alternative pengganti fosil untuk base load listrik. Nah itu sebagai pembuka kami. Jadi kalau ditanya sekarang, apakah siap dari sisi teknologi? Banyak teknologi yang provet. Jadi banyak teknologi yang bisa diambil dari pengalaman banyak negara. saya akan mulai dengan kedudukan BATAN dalam pembangunan PLTN. BATAN lembaga Litbang dan juga punya tugas memberikan rekomendasi kepada pemerintah terkait seluruh aspek teknologi nuklir. Jadi tidak hanya masalah PLTN saja, tetapi pertanian, kesehatan, lingkungan dan lain sebagainya, dan yang terpenting point berikutnya adalah BATAN tidak mempunyai kewenangan untuk membangun dan mengoperasikan PLTN komersial sejak Tahun 1997 sejak Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997.

Jadi sebelumnya boleh termasuk Jepara dulu adalah gagasan kita supaya kita bisa membangun dan BATAN sebagai technical supporting organization plus bagaimana kita mengklarifikasi kalau ada teknologi baru yang ditawarkan dari luar misalnya Bapak-bapak mungkin pernah mendapatkan informasi tentang torium misalnya. Oh torium itu bagus, teknologinya bagus. Tugas kamilah di BATAN karena kita mempunyai sekitar 1000 peneliti dan orang yang bertugas melakukan penelitian mengklarifikasi itu. Kami biasanya mengatakan ya torium itu sesuatu yang menarik, tetapi dari sisi time frame butuh waktu. Jadi kita melakukan kajian dimana posisinya torium didunia belum ada yang secara komersial melaksanakan atau mengoperasikan suatu reaktor yang memang berbasis torium. Berikutnya adalah dalam hal PLTN kita menyiapkan. Jadi menyiapkan pro program PLTN terutama diera Tahun 2010, 2011 kita mendapatkan amanat dari pemerintah untuk melakukan visit bility study sebagai contoh di Bangka Belitung selama 3 tahun. Waktu itu kita bekerja sama dengan PLN. PLN untuk yang non tapak, sementara BATAN untuk yang tapak dan juga kita melakukan database berapa jumlah uranium dan toriumnya misalnya diseluruh Indonesia. Saat ini uraniumnya ada sekitar 74ribu ton potensinya, kemudian untuk torinya dua kali lipatnya yaitu sekitar 134 ribu ton, tetapi itu potensi. Jadi kita tidak bisa mengatakan “kalau kita punya segitu, bisakah itu dipakai untuk langsung PLTN dan berapa tahun dan berapa daya karena itu masih belum terukur. Nah inilah tugas-tugas BATAN yang dilaksanakan. Berikutnya saya kira saya ingin men-skip persepsi masyarakat sebenarnya, tetapi dihalaman 5 itu ada persepsi masyarakat yang saya tadi sudah ceritakan masalah ketakutan dan lain sebagainya yang sampai sekarang masih terjadi. Pertanyaan-pertanyaan tentang apakah itu bisa menimbulkan kanker atau apakah mandul dan lain sebagainya, apakah kita jadi berubah jadi makhluk yang berbeda atau tidak, tetapi dari hasil jajak menyatakan secara nasional dengan 4000 responden hasilnya positif. Berikutnya terkait dengan fasilitas yang kita punya. Kita punya tiga reaktor research. Jadi kita punya tiga reaktor nuklir. Tiga reaktor nuklir yang pertama yang di Bandung yaitu reaktor tiga makdju ini tadinya 250 kilowatt, kemudian menjadi 2 megawatt dan sekarang masih berfungsi. Jadi Alhamdulillah BAPETEN masih memberikan izin untuk operasi sampai 1 megawatt. Kemudian ada reaktor kaltini khusus untuk pendidikan yaitu dayanya sangat kecil yaitu 100 kilowatt. Kalau Bandung mulai dioperasikan Tahun 1964 Kartini itu atau di Jogja Tahun 1979. Yang terbesar dan yang terakhir adalah RSG atau reaktor serba guna GA Siwabessy Tahun 1987 dengan daya maksimal 30 megawatt. Untuk reaktor GA Siwabessy dan Bandung, memang difokuskan misalnya untuk produksi radio isotop untuk kesehatan atau untuk penelitian lain yang skalanya bisa sampai dimanfaatkan skala industri. Sedangkan untuk kartini kita memang focus untuk Litbang dan juga untuk pendidikan.

Tiga reaktor ini adalah modal awal kita apakah kita mampu mengoperasikan suatu fasilitas nuklir khususnya reaktor. Otomatis itu terjawab karena di Jogja juga kita mempunyai Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir yang Diploma IV. Nah disitulah kita mencetak setiap tahun rata-rata lulusannya 100 orang yang saat ini mereka langsung bekerja diindustri terutama diindustri misalnya rumah sakit perminyakan mesti dieksplorasi maupun yang lain.

Page 5: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Berikutnya terkait pemanfaatan Iptek nuklir dihalaman 7. Nah saat ini unggulan BATAN justru ada dipertanian. Jadi kita menghasilkan beberapa varietas, 22 varietas padi mungkin yang terkenal adalah SIDENUK atau si dedikasi nuklir, kemudian juga ada kedelai, ada sorgum dan lain sebagainya. Itu prioritas unggulan kita langsung. Saat ini juga yang prioritas kedua dibidang kesehatan karena kita menghasilkan radio isotop, kita menghasilkan beberapa hasil peralatan termasuk yang terakhir kemarin yang diresmikan oleh Pak JK pada tanggal 15 November itu adalah alat yang bisa membantu sterilisasi instrument kesehatan plus untuk pengawetan makanan dan beberapa teknologi lain. Nah sayangnya yang justru masih tidak banyak berkembang itu adalah disisi energi nuklir.

Berikutnya kita masuk keenergi langsung. Jadi saya langsung kehalaman 9. Ini adalah roler coster atau sejarah naik turunnya PLTN atau program PLTN di Indonesia dimulai Tahun 1970, jadi ada banyak kegiatan kerja sama BATAN dengan Kementerian PU dan ESDM. Waktu itu mungkin Kementerian LG dan lain sebagainya, tetapi kemudian ada kecelakaan…, sehingga turun aktivitasnya. Kemudian kita naik lagi dilakukan visibility study di Muria sekitar Tahun 1990-an, kemudian ada krisis multi dimensi tahun 1996-1997 ini yang menyebabkan turun kembali. Nah disitu kalau kita perhatikan pada Tahun 1997 itu adalah batas otoritas BATAN era lama dan baru yaitu kalau yang warna kuning itu sebelum Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 BATAN mempunyai suatu otoritas yang luar biasa besar termasuk membangun mengoperasikan PLTN, tetapi sejak Tahun 1997 kita hanya sebagai Litbang khususnya kegiatan-kegiatan yang non komersial.

Kemudian kita lakukan kegiatan visibility di Banten, tapi ini tidak selesai karena memang permintaan dari Pemda setempat untuk menghindari resistensi dari masyarakat. Kita juga mulai Tahun 2010 itu mulai pra FS Bangka Belitung dan FS Bangka Belitung Bangka itu dimulai Tahun 2011 saat kecelakaan Fukushima. Jadi kita mulai kegiatan di Bangka Belitung Tahun 2011 sampai 2013, memang catatannya ketika Fukushima terjadi disitulah dibahas kebijakan energi nasional yang menyebabkan ada kekhawatiran disebagaian Anggota Dewan Energi Nasional, sehingga muncullah ide pilihan terakhir atau alternative terakhir, tapi harus diberi catatan PP 79 Tahun 2014 itu ada dua tantangan utama kalau kita ingin mengimplementasikan PLTN. Pertama, pilihan terakhir, yang kedua bahwa ada pasal tertentu. Saya kebetulan lupa untuk mengatakan bahwasannya kalau terjadi kecelakaan, seluruh pembiayaan ganti rugi ditanggung oleh pihak ketiga. Nah ini tidak terjadi tidak ada undang-undang ditempat lain atau peraturan ditempat lain yang menyatakan demikian.

Ini adalah garis besar apa namanya sejarah PLTN di Indonesia dan dikaitkan dengan kegiatan di BATAN. Tahun 1997-lah kemudian digagas atau dituliskan bahwasannya ada badan pengawas yang saat ini menjadi pengawas tenaga nuklir. Sekarang kita masuk kedasar hokum. Memang kalau melihat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ini tertulis PLTN mulai beroperasi Tahun 2015 sampai 2019 dengan keselamatan dan kita semua sekarang sudah melanggar apa yang menjadi amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tersebut.

Kemudian rancangan tekno grafik RPJM-N Tahun 2015-2019 tertulis dibidang energi akan dibangun pembangkit listrik tenaga nuklir percontohan berskala kecil yang nanti dibelakang saya akan bercerita terkait apa itu reaktor daya eksperimental sebagai salah satu cara mengintroduksi apa itu PLTN melalui cara yang dilaksanakan oleh BATAN. Ini yang kemudian menjadi ambisi kita semua di PP 79 yang sebagian masyarakat mengatakan mission imposible yaitu kita punya target bahwasannya EBT itu masuk sebesar atau target 23% pada Tahun 2025 dan 31% pada Tahun 2050. Sementara disisi lain energi terbarukan saat ini mungkin masih sekitar 10 atau dibawahnya 10% atau dibawah 10%.

Saya ingin juga masuk status PLTN didunia sebagai gambaran umum untuk menjadi informasi kita bersama. Dari 10 negara terpadat didunia itu Indonesia belum mempunyai PLTN. Otomatis Tiongkok yang membangun besar-besaran, India, Amerika, Brazil punya, Pakistan punya, Nigeria belum, nah Bangladesh sudah mulai membangun PLTN-nya kerja sama dengan Rusia, kemudian Rusia dan Jepang. Ini menjadi catatan meskipun kelompok anti nuklir suka mengatakan tidak ada korelasinya Pak Jarot kalau misalnya 10 negara terpadat penduduk itu punya nuklir apa tidak, tapi ini hanya menunjukan adanya demand yang tinggi menyebabkan sebagian besar negara-negara tersebut menggunakan PLTN.

Page 6: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Status saat ini lanjut dihalaman 13 ada 448 unit dan terbesar di Amerika Serikat ada 99 unit. Meskipun Amerika juga mendapatkan tantangan juga dengan murahnya harga gas, sehingga mereka menutup sebagian PLTN yang beroperasi. Tadinya biasanya diatas 100 sekarang turun, kemudian nomor 2 Prancis, nomor 3 Jepang. Jepang ini statusnya dalam arti sebagian masih pending sejak Fukushima, tetapi lima reaktor PLTN-nya sudah mulai dioperasikan. Saat ini yang sedang dibangun Tiongkok 19, tahun lalu masih 21 sudah beroperasi dan masuk grade, Rusia 7, India 6 dan beberapa negara lain termasuk yang sedang membangun adalah Uni Emirat Arab, Korea termasuk Amerika Sendiri. Kalau negara berkembang lain misalnya Bangladesh. Ini menjadi catatan kita terkait status pembangunan PLTN yang dulu diperkirakan sejak Fukushima, … Fukushima terjadi akan menurun, tetapi justru tetap trennya naik meskipun tidak setinggi yang diperkirakan sebelumnya.

Selanjutnya dihalaman 14. Negara baru yang sedang atau akan membangun PLTN ada Turki ini fokusnya sama dengan Rusia dan juga bekerja sama dengan kolaborasi Prancis, Jepang. Kemudian Bangladesh mulai kontruksi Tahun 2017. Arab Saudi ini mempertimbangkan untuk membangun 18 kali 1000. Malaysia ini memang menjadi catatan kita sudah terbentuk organisasi untuk mengimplementasikan PLN yaitu NEPIO. NEPIO itu singkatan dari Nuklir Energi Program Implementation Organization bahkan di Tahun 2017 Filipina juga sudah membentuk organisasi yang sama. Kita sudah mengajukan 3-4 tahun yang lalu untuk NEPIO, tetapi masih terganjal atau terkendala terkait keputusan dari pemerintah. Nah ini menjadi breakthrough juga kalau NEPIO bisa dibentuk.

Sebenarnya kita usulkan kalau bisa ya jadi misalnya di Direktorat Aneka Energi di Kementerian ESDM. Kalau Jordan target Tahun 2022 operasi, meskipun saya duga ini akan pending juga kaitan dengan permasalahan dalam negeri. Sementara Thailand belum ada suatu keputusan karena memang masih mempertimbangkan beberapa hal termasuk harga murah dari negara tetangga. Sebenarnya yang tidak masuk disini yang kita kecewa adalah Vietnam. Vietnam sudah membuat kontrak dengan Rusia dan Jepang dan semestinya dalam 2 tahun ini sudah membangun, tapi ketika pergantian rezim Perdana Menteri diawal di Tahun 2017 mereka meng-cancel. Istilah resminya tidak meng-cancel, tapi menghentikan program PLTN yang ada. Jadi kontrak dengan Rusia maupun Jepang dihentikan. Nah ini catatan. Kalau kami tanya alasannya tidak pernah jelas jawabannya. Jawaban resminya adalah murahnya harga energi fosil. Itu yang menjadi apa mungkin kemunduran. Kalau saya katakan disamping banyak negara membangun, tetapi ada juga negara yang membatalkan atau menghentikan program tenaga nuklir mereka.

Masuk pada halaman 16. Ini hanya normative saja bahwasannya kita BATAN itu masuk dari seluruh hulu sampai hilir program energi nuklir artinya dari Litbangnya dari mulai penyelidikan umum, eksplorasi sampai masalah pengelolaan limbah radio aktif. Khusus untuk pengelolaan limbah radio aktif kita tersentralisasi ada di BATAN. Jadi kelak kita punya PLTN dengan undang-undang yang ada, maka tugas BATAN untuk mengelola seluruh limbah radio aktif. Kalau yang lain-lain, kita juga membantu badan yang lain termasuk swasta kalau kelak membangun PLTN, tapi yang jelas untuk skala komersial bukan tugas kami. Kami hanya memberikan supporting organization sebagai supporting organization termasuk mengklarifikasi dari sisi apakah teknologi ini sudah proven atau belum, apakah sudah layak atau tidak yang perlu kita kaji.

Catatannya untuk kebijakan … ini memang ada hal yang perlu kita perhatikan. Jadi sebenarnya kata pilihan terakhir itu tidak berarti sudah titik kalau yang lainnya habis, maka otomatis baru nuklir tidak, tapi ada catatan setelah mempertimbangkan kebutuhan nasional dengan keselamatan yang handal, maka nuklir bisa menjadi salah satu alternative. Jadi bukan pilihan akhir, tapi seringnya kata-kata yang dipakai adalah pilihan terakhir. Nah kita sebenarnya sudah melakukan kerja sama dengan banyak daerah di Kalbar, Kaltim, Bangka termasuk dengan NTB, termasuk dengan Kepulauan Batam dalam hal ini dengan Badan Pelaksana Batan untuk mengkaji lebih lanjut masalah opsi nuklir tersebut.

Kemudian kita masuk kekebijakan energi nasional yaitu instruksi dari presiden. Beliau mengatakan bahwa nuklir sebagai pilihan terakhir dihalaman 18 itu diartikan sebagai a. membangun reaktor daya research dan laboratorium reaktor sebagai tempat untuk ahli nuklir berekspresi. Berinteraksi dan berkarya serta memberikan dukungan untuk dilaksanakan research terkait nuklir supaya apa yang sudah dikuasai tidak hilang dan dapat dipertahankan. Seperti diketahui bahwasannya 70% pegawai di BATAN itu usianya sudah diatas 45 tahun dan jumlah kita setiap tahun menurun 150 dan

Page 7: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

puncaknya tahun ini sekitar 180 sampai 200 akan pension, sedangkan tahun ini kita hanya menerima 93 CPNS. Ini menjadi catatan.

Kemudian intruksi presiden mendorong kerja sama intenasional agar selalu termutakhirkan dengan kemajuan teknologi. Nah membangun reaktor daya research itu artinya mencari cara yang berbeda selain dengan langsung membangun PLTN yang besar. Jadi ini yang kita diskusikan dengan BAPPENAS di Tahun 2013 kita bangun kecil-kecilan saja untuk menunjukan ke masyarakat. Ini loh PLTN. Disisi lain untuk menjaga kapabilitas kompetensi kita terus-menerus. Nah ini yang kita diskusikan. Sayangnya kita tawarkan kembali kemasalah nimbi. Coba di Kalimantan Barat atau di Bangka biasanya mereka maju mundur dan itu terkait dengan RT/RW dan lain sebagainya akhirnya kita putuskan ya sudah reaktor daya ini yang research ini dibangun saja di Serpong, tapi Serpong itu ada syaratnya saya katakan karena Serpong sudah daerah yang cukup padat saat ini, akhirnya kita harus mencari dayanya kecil. Sebagaian orang mengatakan “wah kecil Pak Jarot” ya itu karena kita tidak punya pilihan lain lokasi, dimana kita bisa membangun PLTN atau apa namanya reaktor daya research yang diinginkan oleh presiden.

Kemudian kita beranjak kemasalah RUEN. Jadi Ruen ini Kemenristekdikti tahun lalu melakukan kajian masalah multi kriteria, kemudian juga Kementerian ESDM membuat roopmap. Mestinya sudah selesai kami belum mendengar karena targetnya adalah baik roopmap maupun mal kriteria itu selesai di Tahun 2017.

Kemudian dihalaman 22. Apa langkah strategis yang dilakukan oleh BATAN dihalaman 22 sesuai dengan arahan presiden membangun reaktor daya research. Jadi reaktor daya research kita tetapkan dayanya 10 megawatt. Alasannya kenapa 10 megawatt? Karena memang itu ada di Serpong. Kenapa tidak 100 megawatt? Kalau 100 megawatt harus diluar Serpong. Nah sekarang pertanyaannya teknologi apa yang dipakai? Ya kalau kita hanya menggunakan teknologi yang sudah dipakai di 448 PLTN seluruh dunia di Lembaga Litbang kurang pas karena itu serahkan saja ke Kementerian ESDM. Akhirnya kita pilih teknologi yang generasi ke-4 yang masih bisa kita teliti dan kelak bisa dipakai untuk banyak daerah. Tidak hanya untuk listrik saja, tapi untuk bisa all refinery, untuk goal gasification atau untuk termasuk yang desalinasi, …production dan lain sebagainya.

Dari sisi ruen kita tetap membantu meneliti pengembangan teknologi PLTN termasuk keekonomiannya karena beberapa waktu yang lalu Pak Wamen itu berapa sih harga listrik dari PLTN? Nah kalau versi BATAN kita katakan 6 sampai 8 sen per-KWH. Meskipun bisa saja itu ada syaratnya. Syaratnya adalah kalau itu melalui jalur G to G. kalau jalur komersial itu bisa 11 sampai 12 sen per-KWH.

Kemudian terkait dengan Perpres Nomor 5 Tahun 2010 kita tetap melakukan studi tapak dan lingkungan, dan menyusun potensi data uranium dan torium termasuk yang terakhir ini yang menarik adalah di Mamuju di Sulawesi Barat. Kebetulan di Mamuju itu lokasinya justru didekat atau di tengah kota dan ada kekhawatiran dari rekan-rekan disana bagaimana menghadapi masalah uranium, torium, tapi kami yakinkan tentu saja dengan BAPETEN selama tidak dilakukan sesuatu misalnya ketelan atau lain sebagainya semuanya aman karena toh usia harapan hidup teman-teman di Mamuju itu juga sama dengan secara nasional.

Dihalaman 23 kita masuk kepada studi yang sudah dilakukan. Pertama, Jawa tengah kita melakukan visibility study. Saat ini kita punya station mikro sesmic dan saat ini sudah ditangani oleh Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir supaya memudahkan akses termasuk bagaimana untuk pelatihan siswa-siswanya, kemudian Bangka Belitung 2011 sampai 2013, saat ini kita pantau tapak dan lingkungannya ada beberapa titik yang tetap kita pantau ada station monitoring-nya, …pra survey tapak, tetapi kita hentikan karena memang seperti yang saya sampaikan tadi ada permintaan supaya kita hindari. Jangan sampai ada gejolak atau tantangan. Kalimantan Barat sudah kita selesaikan survey tapak dan pra FS. Kalimantan Timur ada beberapa daerah yang kita sampaikan sudah dari sisi data sekunder memenuhi syarat baik pra survey tapak maupun pra FS, Batam juga demikian, memang catatannya kalau Batam itu yang meminta adalah badan pelaksana, tapi mungkin perlu komunikasi lebih lanjut dengan pihak Pemda atau Pemerintah Kota Batam. Ini yang sudah menjadi tugas dari BP Batam. NTB saya kira atas permintaan Pak Kurtubi kita melakukan pra survey. Kita akan tetap melakukan kegiatan itu termasuk berkoordinasi dengan Pemda setempat.

Kemudian dihalaman 24. Tingkat penerimaan masyarakat terhadap PLTN. Kalau kita melihat ini, maka 3 tahun terakhir diatas 17% dengan 4000 responden di 30 kota dan daerah. Tahun 2010 59,7%, Tahun 2009 49,5%. Ini karena Fukushima dan

Page 8: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

kemudian naik terus dan Tahun 2016 77,53%, Tahun 2017 tidak kita laksanakan karena terjadi penghematan anggaran, jadi sampai Tahun 2016 saja, tetapi dibawah ini sebenarnya kalau kita melakukan survey juga khusus di Bangka Belitung. Pernah mengalami keadaan yang sangat rendah dibawah 40% di Tahun 2012. Tidak di di Tahun 2011 karena apa? Waktu itu ada Pilkada. Itulah yang menyebabkan terjadinya suatu apa namanya kampanye dari lawannya petahana waktu itu penahananya ditembak melalui masalah nuklir. Kalau Tahun 2011 meskipun lebih tinggi, tetapi juga cukup rendah. Kalau tidak salah Tahun 2012 itu 29%.

Kita beranjak ke reaktor daya eksperimental sesuai dengan instruksi presiden, memang ini bagian dari apa namanya roop map kita kearah PLTN komersial, hanya saja karena itu BATAN jadi non komersial dan kecil. Non komersial dan kecil dan itu kelak untuk masalah kemandirian kita, tapi kita siap juga kalau misalnya pemerintah mengatakan go nuklir saat ini, maka kita tinggal memilih teknologi karena teknologi sebenarnya sudah tersedia baik yang generasi maupun tiga plus. Kalau yang reaktor daya eksprimental untuk BATAN ini adalah generasi keempat. Jadi kita ingin menjaga kemampuan dan kapasitas BATAN insinyur-insinyurnya bahkan kita sudah membuat basic engineering design-nya dan saat ini divalidasi oleh Badan Tenaga Atom Internasional, tetapi kalau besar kami siap saja, tetapi juga kami diminta oleh beberapa pihak melalui kajian terkait teknologi-teknologi baru. Mungkin kalau Bapak-bapak sekalian sering mendapatkan oh ini bagus-oh ini bagus. Tugas kamilah untuk menjelaskan posisinya diseluruh dunia masih seperti ini. kesulitannya, tantangannya masih seperti ini termasuk yang contoh tadi torium. Jadi mungkin time frame-nya lebih tepat kalau itu ditaruh misalnya mulai bisa dimanfaatkan Tahun 2040 sebagai contoh.

Kemudian kehalaman 26 masalah penguasaan teknologi nuklir atau kemandirian. Jadi karena kita membawa masalah tentang reaktor daya eksperimental, Tahun 2018-2022 kita membangun, kemudian kita ingin supaya itu menjadi bisa scale up lebih besar lagi karena dia punya kemampuan tidak hanya untuk listrik, tetapi juga untuk panas yang lain. Kalau ada yang bertanya “loh dinegara lain adakah contoh HTGR atau generasi keempat yang sudah mengoperasikan…. Sebenarnya Amerika Serikat Tahun1966 sampai 1975 sudah mengoperasikan 40 megawatt kemudian dinaikan menjadi 330 megawatt elektrik. Nah Tiongkok sekarang sedang membangun dengan daya 210 megawatt elektrik untuk jenis yang sama dengan yang kita gagas untuk reaktor daya eksperimental. Jadi kelak di Tahun 2035 kita punya PLTN Merah Putih disamping tentu saja kita siap kalau misalnya pemerintah meminta segera kita membangun PLTN skala besar karena RDE atau Reaktor Daya Eksperimental yang kita lakukan adalah skalanya mungkin maksimal sampai 300 atau 400 megawatt.

Kemudian ini roop meta jaman pembangunan versi BATAN bukan PLTN skala besar, tapi versi BATAN untuk reaktor daya eksperimental ini seperti roopmap yang dihalaman 26 tadi. status reaktor daya eksperimental Tahun 2015 kita sudah punya konsep …design ini kerja sama konsorsium Jerman dan Indonesia. Visibilities study sudah dilaksanakan … study dan cost estimation. Tahun 2016 proses izin tapak, kemudian revisi cost estimation dan pengajuan blubuk ke Bappenas. Tahun 2017 sudah dapat izin tapak dari BAPETEN, proses izin amdal, kemudian kita sudah menyelesaikan basic engineering design dan review basic engineering design oleh Badan Tenaga Atom Internasional.

Dihalaman 29, memang tantangan untuk membangun reaktor skala demonical, saya katakan demo atau PLTN skala demo ini satu, estimasi biaya. Estimasi biaya itu ketika konsorsium Jerman menyatakan itu masih kita anggap terlalu tinggi, maka muncullah ide kita menghitung sendiri dan mendesign sendiri, menghitung, sehingga kita mendapatkan hasil yang lebih akurat. Kemudian ada tantangan lain yaitu pilihan teknologi misalnya ada beberapa stakeholder dipemerintah mengatakan “kenapa tidak kita bangun saja yang sudah proven, yang sudah dioperasikan di 31 negara?” jawabannya adalah kalau itu yang kita bangun untuk suatu penelitian, maka seharusnya harus lebih maju, maka kita pilih generasi ke-4. Sedangkan kalau generasi ke-3 dan 3 plus itu tugas Kementerian ESDM dan ukuran daya tadi saya sudah jelaskan kenapa BATAN membangun 10 megawatt? Karena kita kesulitan untuk mendapatkan lahan. Kita sering berdiskusi sampai lama sekali terkait RT-RW dengan banyak Pemda. Jadi sebenarnya itu dipimpong antara Pemda dengan Kementerian Agraria. Itu kira-kira paparan kami terkait dengan program ketenaganukliran Indonesia dari sisi kegiatan yang dilakukan oleh BATAN.

Terima kasih

Page 9: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Prof Jarot Kepala Batan. Saya kira, kami ingin menyapa dulu. Tadi mohon maaf ini baru menyusul belakangan. Para Bapak- bapak yang dari ahli senior dibidang nuklir. Yang pertama, Bapak Doktor Afwatio Lasman. Benar namanya itu Pak ya? terima kasih bisa hadir. Berikutnya yang terhormat Bapak Budi Santoso. Ya Pak Budi Santoso disini. Yang ketiga, yang terhormat Bapak Bakri Arbi. Oh ya Pak terima kasih dan berikutnya yang keempat, yang terhormat Bapak Ios S. ada juga Pak Markus … dan yang lain saya kira karena daftar itu ada yang dimeja pimpinan. Saya kira, kita lanjut. Nanti juga kami butuh pandangan dari para ahli, tapi sebelumnya mungkin kita ke BAPETEN dulu ya sebagai pengawas. Kami persilakan Pak. KEPALA BAPETEN (Prof. Dr. JAZI EKO ISTIYANTO, M.Sc): Terima kasih Pak. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Sebelum saya mulai, saya rangkum dulu sebetulnya ada 4 hal yang akan kami sampaikan. Yang pertama adalah nuklir itu aman insyaa Allah karena ada BAPETEN. Nomor 1 itu PLTN maupun nuklir secara umum. Kemudian BAPETEN sebagai pengawas itu tidak bisa diharapkan untuk bisa mengawasi sembarang teknologi PLTN karena keterbatasan sumber daya manusia. Jadi tadi Kepala Batan menyebutkan ada ESDM yang menyusun roopmap itu bagus sekali karena kita akan tahu kemana kita menyiapkan SDM untuk pengawas, untuk teknologi yang sudah kira-kira akan diusulkan oleh operator. Kemudian yang ketiga, karena BATAN itu akan membuat RDNK Reaktor Daya Non Komersial dan biaya tidak mengenal yang namanya Reaktor Daya Eksprimen. Karena itu, kalau begitu nanti dibangun, maka Indonesia adalah negara nuklir karena bagi … kenanya hanya PLTN, walaupun itu tidak dijual dayanya, tapi itu namanya …PLTN bagi biaya, sehingga kami sebagai pengawas itu harus mencapai kesiap-siagaan nuklir level 4 menurut standar GSR 7, sehingga nanti dipresentasi akan kita tayangkan usaha-usaha kami untuk mencapai level keamanan atau level kesiap-siagaan nuklir yang demikian tinggi.

Saat ini kita mungkin levelnya masih nol 4. Kemudian yang keempat adalah dalam rangka untuk mendukung Indonesia supaya nuklir itu menjadi provit center bukan call center, maka BAPETEN sudah mengusahakan untuk mengurangi unnecessary burden misalnya kita mempermudah perizinan. Proses itu tidak memakan biaya yang besar supaya pemegang izin itu tidak mengeluarkan yang besar ini dan supaya BAPETEN itu tidak selalu disalahkan sebagai pihak yang menghambat boarding. Bapak Pimpinan dan Ibu sekalian. Kita mulai dari slide nomor 6 saja. Mohon slide nomor 6. Ini yang kita …. BAPETEN. Tadi Sestama mengingatkan bahwa Bapak Pimpinan menyebutkan BAPETEN mulai awal BAPETEN itu … BPTA dibawah BATAN ya. Jadi itu karena kalau tidak dipisah, maka seperti jeruk makan jeruk, maka dengan Undang-Undang 10 Tahun 1997 kami berpisah dari BATAN. Jadi sebetulnya secara pengawasan itu juga sudah setua sejarah nuklir di Indonesia. Demikian Pak mohon maaf. Kita melakukan regulasi berdasarkan pengkajian dan kemudian memberikan izin atau lisensi… inspeksi. BATAN itu sebenarnya porsinya kecil dari pemegang izin, tetapi dia mempunyai reaktor nuklir. Kemudian rumah sakit ada unit radiologi, kemudian industri migas ini juga menggunakan nuklir dan kita juga sedang menyusun langkah-langkah untuk mengawasi Tinom yaitu Teknologi… radio aktif material yang muncul dari pengusahaan tambang. Kemudian perusahaan enditi dan industri nuklir yaitu PT Inoki. Berikutnya kalau dilihat petanya, maka jumlah izin kita kira-kira 12.000 dan BATAN itu ada 460, kemudian industri sekitar 7371 dan kesehatan diatas 4000 dan tersebar diseluruh Indonesia. Kalau kita lihat peta Indonesia ini sebesar Uni Eropa, walaupun banyak airnya ya, tetapi kita dari sisi SDM maupun financial itu mungkin

Page 10: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

hanya sebesar liften sience Pak yang negara kecil di Eropa, sehingga ini tantangan besar. Kita hanya mempunyai sekitar 150 inspektur untuk mengawasi sebanyak itu, nanti akan kita tayangkan bagaimana usaha BAPETEN untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia. Kemudian ke slide nomor 10. Saat ini Undang-Undang 10 Tahun 1997 sedang mengalami revisi yang ini point-pointnya adalah dulu belum ada keamanan nuklir disitu. Kita akan memasukan keamanan nuklir, kemudian rencana induk ketenaganukliran tanggung jawab tadi yang sudah disebutkan oleh Kepala Bapeten kebijakan tanggung jawab utama keselamatan, kesiap-siagaan dan kedaruratan nuklir sanksi pidana, kemudian isu pemanfaatan lain dan kemudian kerja sama internasional dan kerahasiaan informasi dan ini memang agak seperti dikatakan oleh Kepala Batan tadi, memang BATAN tidak mempunyai kewenangan untuk mengoperasikan atau membangun PLTN. Mudah-mudahan disini bisa ada suatu point yang mungkin memungkinkan kalau dalam pemikiran kami mengapa tidak PLTN pertama itu dibangun oleh BATAN karena itu tanggung jawab negara. Kalau saat ini misalnya ada swasta yang mengajukan usulan itu kami juga harus merujuk kepada roopmap seperti saya katakan tadi teknologinya bisa sembarang teknologi, sementara kami baik dari sisi ESDM maupun dari sisi regulasi mungkin masih terpaku pada teknologi yang tertentu, sehingga kalau diusulkan teknologi yang baru kita harus bergerak cepat untuk bisa mengawasi itu. Kemudian kita juga punya rancangan perpres untuk keselamatan nuklir dan radiasi. Mengenai pengembangan infrastruktur pengawasan ketenaga nukliran periode 2018-2033 yang meliputi pengembangan infrastruktur dalam rangka peningkatan keselamatan nuklir dan radiasi, peningkatan koordinasi antar sektor yang terkait dengan keselamatan nuklir dan radiasi. Kemudian proses harmonisasi dan ini sudah ditandatangani oleh Bapak Menristek Dikti untuk dikirimkan kepada Bapak Presiden. Kemudian slide nomor 13. Menurut PP Nomor 2 Tahun 2014, maka persyaratan izin reaktor nuklir termasuk juga PLTN itu menyangkut administrasi teknis dan financial. Tahapannya adalah siting atau tapak, kemudian kontruksi, commissioning, operasi dan dekomusioning. Dalam PP Nomor 2 Tahun 2014 itu dikategorikan ada dua macam reaktor yaitu reaktor daya dan reaktor non daya. Kemudian masing-masing yang mempunyai kategori komersial maupun non komersial. Kemudian halaman 14 atau slide 14 seperti dikatakan oleh Bapak Kepala Batan kita sudah memberikan izin tapak dan kalau kita lihat disitu usaha kami untuk membantu agar industri nuklir di Indonesia maju adalah kami memberikannya sebelum melewati batas deadline. Jadi misalnya permohonan evaluasi tapak itu kita keluarkan 1,5 bulan sebelumnya dan kemudian izin tapak itu seharusnya waktunya 5 tahun kita berikan dalam waktu yang kira-kira 2 tahun, sehingga ini sebetulnya dukungan kami untuk dan tentu saja kerja keras dari BATAN karena kalau BATAN tidak kerja keras juga dokumennya tidak sampai ke kami, sehingga kami tidak bisa memberikan izin tapak secara cepat. Bapak Pimpinan dan Bapak-Ibu sekalian. Karena yang diusulkan BATAN itu adalah suatu teknologi yang mungkin relative baru dan kami sepakat karena kalau teknologinya lama, wong ngapain diteliti lagi begitu ya, sehingga nanti kita bisa leading dibantu dengan negara lain dan bisa menjualnya entah dalam knowledge, dalam bentuk apapun karena akhir Bulan Desember yang lalu kami mengunjungi Australia dan BATAN-nya mereka itu disebut unsto dan unsto itu adalah seperti BATAN dan INOGI. Mereka mengerjakan proyek-proyeknya Jepang, Kanada dan sebagainya, sehingga ada income kepada Australia. Halaman berikutnya halaman 15. Jadi kami melakukan kerja sama. Ini gambarnya hanya satu dengan Cermen dari US Inafsi, tapi sebetulnya kami melakukan kerja sama dengan banyak pihak supaya ada second opinion terhadap reaktor RDNK yang teknologinya adalah High Temperature Gas Cooled Reaktor (HTGR). Ya kita dengan Jerman, dengan Rusia, dengan Kanada dan dengan banyak negara lainnya, sehingga tidak kita lakukan sendiri. Kemudian kita juga punya hyper phone computing karena perhitungannya itu perhitungan yang rumit dan tidak mungkin selesai dalam waktu beberapa minggu, sehingga ini komputernya harus computer yang cepat, kemudian juga ada analisis keselamatannya.

Page 11: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Bapak Pimpinan dan Bapak-Ibu sekalian. Tadi seperti saya katakan dalam GSR7 kita itu harusnya level 4 dari sisi kesiap-siagaan nuklir, maka halaman 17 kita sudah sejak Tahun 2014 menyusun apa yang disebut dengan (I-CoNSEP) Indonesia Center on Nuclear Security and Emergency Preparedness yang melibatkan banyak kementerian dan lembaga seperti tergambar disitu, sehingga nanti kalau ada hal-hal yang terkait dengan nuklir emergensi atau namanya nuklir event atau nuklir emergensi. Nuklir…juga bisa Pak. itu kedaruratan nuklir Bahasa Indonesianya. Kedaruratan nuklir, nuclear emergency itu kami tidak hanya bekerja sama karena kami tidak punya dana yang siap, jadi nanti kalau ada kecelakaan atau menurut Pak Bara ya? Pak Bara, tadi disaster nuclear, maka yang berperan adalah BNPB karena BNPB mempunyai anggaran dan sumber daya yang lebih fleksible untuk menangani itu, sehingga disitu ada BNPB. Kita menyusun sistem informasi, sehingga data-data dilapangan itu bisa terbaca dengan baik. Ini rencana kami halaman berikutnya adalah menyusun infrastruktur deteksi dini yang rencana kami memasang radio … monitoring sistem. Kami sudah masang satu di Istana Merdeka tujuannya sebenarnya hanya untuk supaya ada perhatian presiden presiden bahwa ada ancaman nuklir yang tidak muncul dari PLTN. Jadi kalau misalnya ada terorisme nuklir itu sama saja kita juga akan terkena dampaknya seolah-olah ada kecelakaan PLTN. Jadi message-nya sebetulnya adalah tidak punya PLTN pun sama saja Pak. Jadi sama saja kalau memang mau kena dan Alhamdulillah dari staf presiden kita sudah masang di Istana Merdeka beliau-beliau malah minta dipasang disemua Istana Pak. Jadi ini sebenarnya tantangan kita untuk beberapa tahun kedepan untuk masang di Bogor, Jogja. Bagaimana Pak? nanti memberitahu kami Pak kalau ada sesuatu yang ada diatas level bahaya. Kalau itu nanti dengan BMKG, kerja sama itu dengan percobaan nuklir, nanti BMKG akan punya detektornya yaitu kalau ada gempa kok sumbernya kurang dari 1 kilo atau sekitar 1 kilo itu berarti percobaan nuklir. Kemudian dikawasan nuklir Serpong kita pasang ada 4 karena ada reaktor nuklir, di Puspitek ada dua, di Bandung ada satu dan di Jogja ada 1. Rencana kami, kita akan pasang 110 RDMS di Stasiun BMKG. Ini adalah gambar dari rencana kami untuk dipasang karena kalau nanti ada peningkatan seperti Kepala Batan tadi di Mamuju, walaupun itu natural, alamiah, tapi radiasinya mungkin 20 kali Jakarta ya. Dulu pernah di Serpong itu maaf saya omongkan disini tentang aktivitas dari PT Ilogi itu kita bisa tahu ada peningkatan radiasi. Berikutnya kalau kita bandingkan itu terutama NKRI versi ASEAN itu ya, Kamboja itu punya 4 side ya, dia memasang 26 Indonesia 7, kita baru pasang 6 dan 6 itu adalah beberapa adalah hibah dari yaya dan kemudian dibeli oleh DJBC itu membeli dua. Sebagai gambaran pelabuhan itu untuk memonitor … trafficking di Pelabuhan Tanjung Priok itu sudah kita pasang 1 yang pasang adalah JDBC. JDBC masang satu di Tanjung Priok dan di Tanjung Perak, tetapi faktanya di Tanjung Priok itu pintunya ada sekitar 40 Pak, jadi ada 39 yang masih sangat mungkin untuk kebobolan. Kemudian Malaysia ada 4… F-PAN (BARA K. HASIBUAN): Sorry Pak. Ini ada ilisit trafficking maksudnya nuklir illicit trafficking. KEPALA BAPETEN: Ya kan ada orang impor saat radioaktif atau bahan nuklir, kemudian juga impor alat-alat nuklir. Jadi inikan kaitannya nanti dengan INSW Pak, sehingga kita bisa tahu kalau ada yang masuk, tapi tidak punya izin, tapi kita bisa langsung tahu Pak, tapi itu baru 6 tempat, 6 pelabuhan di Indonesia yang dipasangi itu. F-NASDEM (Dr. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Si):

Sebentar itu yang diimpor, kalau yang diseludupkan keluar? KEPALA BAPETEN: Nah itu tadi pemikiran kami Pak. Sebetulnya kalau kita mau begitu yang keluar itu juga ada, nanti kita akan potensi ekonominya lebih tinggi karena negara-negara

Page 12: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

maju itu sudah yakin oh itu sudah lewat Indonesia, jadi itu pasti sudah aman, tapi belum. Kita baru berfikir yang masuk Pak, yang keluar belum Pak. seharusnya yang keluar itu seperti halnya tadi belum dikemukakan oleh Bapak Kepala Batan itu kalau dinegara maju itu saya kira beras itu yang beredar itu sudah dieradiasi dulu Pak. Jadi itu menjamin keamanan untuk dikonsumsi dan sebagainya. Ini pointnya adalah kita masih jauh dari mencukupi. Kita menyebutnya gate out Pak disitu karena baru masuk Pak. Jadi ini kalau keluar nanti menyebutnya gate in, tapi tidak tahu kok terbalik begitu ya? kita baru melihat yang masuk. Belum lihat yang keluar. Ini baru “anu” dan koordinasi antar lembaga itu tantangan kita. Kemudian nanti kalau saya mengatakan nanti komputernya untuk RDMS itu pusatnya ada di BMKG yaitu nasional data center, tapi kalau RPM ini nasional data centernya sudah di Direktorat Jendral Bea dan Cukai. Kita juga akan pasang diobjek vital, nanti tidak hanya di pelabuhan. Objek vital misalnya Gelora Bung Karno itu ya atau kita pasang atau kemudian mall kita pasang dan sebagainya. Nah ini terkait dengan berikutnya ini. kita akan ikut mengawasi Asean Games Tahun 2018 karena public even itu pasti akan ada ancaman terror yang walaupun yang ada hanya derti bom. Dirty bomb itu adalah bom yang diberi saat radio aktif, dia bukan bom nuklir, tetapi akan menimbulkan efek psikologis dan itu saya yakin ini Bapak Pimpinan yang lebih tahu dari saya bisa jadi dollars kursnya berubah Pak itu ya karena ada public unrest ini akan mempengaruhi ekonomi juga, sehingga kita ikut ini nanti. Kemudian juga annual meeting untuk IMF dan World Bank Tahun 2018. Gambar disitu bom yang terjadi di Bandung yang ini berita di reuters ini walaupun belum masuk kategori dirty bomb, tapi itu menurut kami teroris berarti sudah menuju kesana, tinggal nanti mereka tambah pengetahuan untuk itu. Berikutnya halaman 22. Kita akan meningkatkan jaminan keselamatan pasien radiologi ini juga dengan basis online kita akan mencoba memangkas dan ini sudah bisa ada datanya sebenarnya pemangkasan proses perizinan menjadi lebih pendek dan orang tidak mengirimkan dokumen lagi, upload saja di webbnya, sehingga ini memudahkan bagi pemohon izin. Halaman berikutnya. Kemudian untuk mengurangi masalah kekurangan inspektur, tahun ini kita akan memulai namanya inspeksi partisipatif yaitu pemegang izin akan melaporkan secara periodic pada web kami, sehingga nanti kita evaluasi dan kalau kira-kira evaluasinya bagus, maka tidak perlu dikunjungi karena dia sudah baik atau yang sudah sejak dulu kita inpeksi sudah hijau semua. Jadi kita sudah hijau, punya kuning, punya merah. Jadi kalau Bapak-Ibu ke rumah sakit itu stikernya radiologi hijau berarti bagus. Kalau kuning itu masih baik, kalau merah ah itu agak masalah Pak kalau merah Pak. Jadi nanti kita akan mengurangi orang yang kita kirim untuk inspeksi karena pemohon, pemegang izinnya ikut partisipasi dalam menyusun data-datanya melalui web. Kemudian juga kita pada halaman berikutnya kita sudah mulai memberikan award. Tadi kita juga memberikan award, BAPETEN Award itu bahkan kita sudah mencoba memberikan kepada para gubernur, walikota dan bupati apa hubungannya karena beliau-beliau yang punya kekuatan, kekuasaan untuk menutup rumah sakit. Jadi mereka lebih patuh kepada gubernur daripada kepada BAPETEN tentu sajakan, sehingga dengan dukungan itu In shaa Allah nanti safety culture itu akan terbentuk. Kalau safety culturnya sudah bagus, maka kita tidak perlu teriak-teriak lagi orang sudah sadar bahwa kesalaman nuklir itu menjadi sesuatu yang harus dilakukan bersama. Kita juga mencatat dari dosis-dosis yang diberikan kepada pasien itu sudah kita lakukan, kita mulai tahun ini, sehingga kita akan tahu nanti dosis referens nasional Indonesia itu berapa, sehingga walaupun yang terlibat kemarin belum banyak, tapi In shaa Allah kita akan dorong terus untuk semua rumah sakit itu melakukan pemasukan datanya di SI Intan ini. saya kira demikian Bapak Pimpinan dan Bapak-Ibu sekalian. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih paparan dari Kepala Bapeten dan terima kasih juga koreksinya ternyata pengawas itu sejak dulu sudah ada, tapi di BATAN saat didalam satu lembaga. Itu biasanya disebut pengawas internal Pak. saya kira begitu Bapak keluar menjadi satu badan tersendiri, jadi ini pengawas eksternal. Semangatnya saya tidak tahu bagaimana kok BAPETEN itu harus dibuat badan tersendiri, tapi melihat kegiatan Tahun 1996 tadi

Page 13: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

begitu disektor nuklir ini cukup tinggi ya Pak Jarot. Nah mungkin saya tidak tahu Bapak-bapak yang bisa menjelaskan, sehingga butuh pengawas yang dibadan tersendiri yang sifatnya adalah eksternal dan kita heran juga sejak Tahun 1964 kita sudah punya reaktor begitu yang di Bandung, tapi hingga hari ini tarik mundur lagi, maju mundur terus studi tapak, tapak lagi, lagi tapak, tapak lagi begitu. Ya Pak saya belum lahir ini, tapi sudah ada reaktor nuklir kita di Bandung. Tahun 1964 Pak ya? bulan berapa? Saya belum lahir itu. Pak Fadel saja yang sudah lahir waktu itu, tapi maju mundur, maju mundur studi tapak dan tapak lagi ya. Pak Harry ya tapi juga masih pakai celana bunting kali yang masih. Baik itu dari “anu”, tapi ada satu pernyataan yang bagus nuklir itu aman karena ada BAPETEN. Ya sudahlah tadi saya kira ada yang disampaikan Pak Prof Jarot disamping bahwa ini masih prioritas terakhir begitu ya, alternative terakhir, tapi ada juga satu tidak disebutkan tadi pasal mana, ayat mana bahwa resiko kegagalan itu ditanggung oleh pihak ketiga. Saya kira BAPETEN saja dia bilang aman kok. Bapak bilang muncul saja, tidak usah pihak ketiga biar BAPETEN saja begitu supaya menarik ini Pak. kalau pihak ketiga mungkin jadi tidak menarik. WAKIL KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, ME, M.Sc./F-PG):

Sedikit Pak. Sebelum masuk kedalam sesi tanya jawab Pak. saya ingin dijelaskan sebetulnya dari beberapa presentasi tadi itu tanpak mengenai peraturan-peraturan atau regulasi kecuali Undang-Undang mengenai Nuklir ya terutama untuk mengantisipasi. Tadikan disampaikan bahwa kalau pun kita tidak melakukan pengembangan energi nuklir, namun tidak menutup kemungkinan lalu lintas daripada nuklir yang tadi disampaikan oleh Kepala Bapeten dan juga yang belum tersentuh mengenai limbah Pak. Jadi kalau kita dengan perairan Indonesia yang semacam ini apakah regulasi kita yang menyangkut dalam tanda petik nuklir apapun bentuknya itu kita sudah cukup begitu. Jadi ada dua hal yang ingin kita dapat sebetulnya dalam rapat sekarang ini apa yang menjadi hambatan, sehingga semuanya menjadi tapak, menjadi sesuatu yang akan kita jalankan itu saya anggap menjadi hambatan yang hari ini karena itu tidak semua tidak mencerminkan bisa dilakukan hari ini, tetapi tidak boleh kita ketinggalan dari sisi regulasi Pak karena mau tidak mau negara yang akan memanfaatkan perairan kita yang mungkin dia mengangkut hal-hal atau bahan yang berbau nuklir tadi, kita tidak bisa melindungi diri kita sendiri begitu. nah ini yang saya ingin mendapatkan penjelasan baik dari Kepala Bapeten maupun Batan, sehingga itu menjadi PR jangka pendek yang bisa kita lakukan Pak. Karena kitakan baru mengklasifikasikan misalkan limbah itu maksimum yang diatur dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup itu limbah beracun yang masuk dalam limbah P3. Tidak spesifik menyatakan itu limbah nuklir misalnya. Bisa ditambahkan Pak sebelum masuk kesesi tanya-jawab. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Satya. Kita memang belum masuk sesi tanya-jawab. Saya kira, para ahli nanti bisa pandangan juga, tapi ini yang satu saya pikir supaya tidak terputus silakan Pak yang Pak Setya. KEPALA BAPETEN: Terima kasih Pak. Kalau yang dari perairan Pak, kita punya kerja sama dengan BAKAMLA karena kami merasa tadi kita tahu semua RPM-nya hanya 6, sementara Indonesia itu sebesar Uni Eropa dan kita sudah bekerja sama cukup erat dengan Badan Keamanan Laut, sehingga kalau ada itu beliau-beliau sudah tahu dan peraturan-peraturan kita itu tidak hanya undang-undang, tapi juga ada PP, kemudian yang level teknis itu Peraturan Kepala Bapeten itu sudah cukup banyak dan kalau dari sisi PLTN ini kita siap sesuai tahapannya RDNK ini karena inikan baru detail engineering design nanti ya? ini tapaknya kita sudah punya.

Page 14: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

WAKIL KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, ME, M.Sc./F-PG):

Jadi bisa ditampilkan? sehingga kita tahu persis bahwa Indonesia sejatinya,

walaupun kita belum masuk didalam pembangunan daripada energi nuklir, tetapi kita mewaspadai semuanya karena inikan kita tidak bisa stop Pak. ya dunia itu tidak bisa kita stop. Apa yang terjadi di Australia, apa yang terjadi secara geografis sesuatu yang mesti kita antisipasi. Itu yang saya maksud. Kita siap apa tidak? Kalau tidak justru disini fungsinya DPR bersama pemerintah mungkin mempunyai pemikiran untuk memberikan regulasi apa begitu untuk mengantisipasi supaya kita berdampak betul, hanya karena lalu lintas atau pun juga pengelolaan daripada limbah yang masih belum terpadu atau belum menjadi concern kita selama ini begitu. KEPALA BAPETEN: Nanti kami kirimkan tertulis karena peraturan yang ada dalam bentuk gambar saja, tidak dalam bentuk detail. Jadi sudah ada peraturan yang mengatur ini dan peraturan yang lalu … WAKIL KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, ME, M.Sc./F-PG):

Nah itu perlu sekali ditampilkan supaya kita mengetahui persis sebetulnya kita itu

bagaimana posisi Indonesia begitu. KEPALA BAPETEN:

Kalau dari dulu memang peraturannya itu Undang-Undang 10 Tahun 1997 itu

sebenarnya sudah siap turunannya itu sudah siap kalau ada PLTN Pak, tapi karena kemudian seperti kata Pak Ketua tadi, jadi ini kita harus berubah karena teknologinya selalu berubah Pak. seperti RDNK inikan teknologi baru yang kawan-kawan kita tidak banyak yang menekuni. Mungkin ada satu, dua orang yang menekuni, sehingga kita harus cepet menyusun regulasinya supaya bisa mengikuti itu. nanti In shaa Allah kita berikan Pak.

Terima kasih

KETUA RAPAT: Oh silakan Pak Jarot. KEPALA BATAN: Sebenarnya kaya saya peneliti limbah radio aktif, jadi saya akan membahas dari sisi limbah radio aktif. Perdefinisi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1975 radio aktif yang ada didefinisi itu adalah yang berasal dari fasilitas nuklir. Nah kalau kita mau berbicara misalnya di Mamuju atau di Bangka ada ditanah itu bahan nuklir itu tidak bisa dikatakan sebagai limbah nuklir. Yang dikhawatirkan tadi juga dinyatakan itu kalau tidak hanya dari laut masuk itukan biasanya ada discrabe metal itu misalnya langsung dipakai di Krakatau Steel ternyata disitu ada “anu” zat radio aktif. Yang dikhawatirkan adalah dia masuk dalam tanah yang dijual misalnya ke negara tetangga ternyata disitu mengandung bahan nuklir dan mungkin yang bahan strategis, logam tanah jarang. Nah ini mungkin yang perlu kita bahas karena itu bagian dari komoditas lainnya selain nuklir. Orang menjual mereka tidak tahu begitu terus sudah dipakai orang lain. Ini menjadi catatan. Ini memang perlu kita bahas sudah beberapa kali kita bertemu di Kemenku Polhukam beberapa waktu yang lalu terkait dengan kemungkinan misalnya Korea Utara atau negara lain melakukan uji coba misil misalnya biasanya BAPETEN, BMKG dengan CTBTO mereka memasang suatu alat dibeberapa tempat di Menado atau dimana, jadi mereka bisa memonitor sejauhmana dampaknya bagi Indonesia, dampaknya bagi Indonesia. Nah disisi lain misalnya Fukushima accident itukan juga pernah dikhawatirkan dari sisi laut masuk juga, nah biasanya BAPETEN juga melakukan suatu monitoring didaerah-daerah mana.

Page 15: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Jadi kita memang membedakan antara landasan hukum. Limbah radio aktif itu apa? Limbah radio aktif itu misalnya yang dihasilkan reaktor, tetapi yang diluar itu meskipun itu juga termasuk B3, perdefinisi tidak kita masukan dalam limbah radio aktif. Dia bisa dikatakan oh sumber illegal masuk, oh bahan nuklir yang secara tidak sengaja terekspor, tapi secara perlahan saya yakin BAPETEN sudah mulai mengatur itu bagaimana mengontrol didaerah Mamuju seperti apa, didaerah Bangka seperti apa, kemudian bagaimana kalau terjadi Korea Utara sebagai contoh melakukan percobaan nuklir sudah termonitor baik kerja sama internal kita maupun dengan luar negeri.

KETUA RAPAT: Oke baik, tapi tadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 itu sesungguhnya itu apa namanya kita siap membangun PLTN-nya Pak dan justru mungkin lahirnya BAPETEN pun begitu ya memang karena kesiapan kita untuk PLTN itu jangan-jangan. Betul Pak? lalu apa ini Pak kok masih tapak-tapak saja begitu loh? Tahun 98 BAPETEN berdirikan Pak? Tahun 1998, nah itu menyikapi dari kesiapan kita atau Undang-Undang 10 Tahun 1997 yang kita akan siap kesana. Saya kira, kami juga butuh pandangan para ahli Pak, ahli senior dibidang nuklir ini ada beberapa kami persilakan barangkali. Baik silakan Pak. Ini Pak Lasman ya? silakan Pak. ini supaya tidak ditapak-tapak saja begitu Pak supaya beranjak. AHLI NUKLIR (Dr. AS NATIO LASMAN): Oke. Terima kasih. Saya … Sulasman sampai dengan Tahun 2003. Saya lahir di BATAN, lahr di BATAN. Saya Tahun 2003 terakhir saya eselon 2 disana, kemudian Tahun 2003 sampai 2008 itu Deputi di BAPETEN, Tahun 2008-2014 saya Kepala Bapeten, kemudian setelah itu Tahun 2015 ini saya jadi tenaga ahli untuk Kepala BPT Bidang Teknologi Konfersi Energi dan kemudian sempat dengan almarhum Pak Hury Astowo Tahun 2011-2012 menjadi Wakil Gubernur Indonesia untuk IAEA, jadi ini beberapa pengalaman dalam perjalanan hidup untuk karena… yang lain mungkin. Baik, terima kasih. Karena saya mendapat undangan dari BATAN terkait dengan rencana strategis untuk pengembangan teknologi nasional, maka saya membuat ini membuat tulisan. Ketenaganukliran itu ada dua yang pasal radiasi, secara radaktif untuk industri atau untuk kesehatan, satu lagi untuk energi nuklir ini dan untuk itu, khusus disini adalah teknologi reaktor kita itu mau kemana. Mau kemana itu maksudnya begini, karena ini ada didepan dewan, maka harapannya kalau arahnya kita sudah kearah sana…tertentu nanti disampakan oleh Pak Jarot tolong diprotect dengan budjet yang memadai sebab kalau tidak, tidak akan nendang lagi itu. Jadi mau kemananya karena itu. Lanjut mas. Nuklir energi ini mau tidak mau, suka tidak suka kalau untuk republic ini sepertinya akan kearah sana karena oil kita sudah impor, kemudian gas itu Tahun 2027. Ini siaran dari Kongres nasional BPPT Tahun 2016, kemudian kalau batubara itu Tahun 2046, tapi asosiasi batubara, pengusaha batubara itu Tahun 2029 kita impor. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka sebenarnya kearah sana. Pak Jarot tadi menyampaikan Tahun 2035 Pak Jarot ya kalau ERD tadi bisa arahnya kesana. Selanjutnya ada …mungkin saya tidak, tapi nuklir energi karena panasnya demikian hebat, satu gram uranium itu bisa 1… megaton batubara panasnya itu, maka dia digunakan untuk persenjataan atau ditempat kita itu tadi disampaikan oleh Pak Jarot ada reaktor non daya dan atau reaktor daya untuk PLTN itu. Lanjut lagi. beberapa … saya skip saja. F-NASDEM (Dr. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Si):

Pak Ketua, bisa dipercepat waktu kita sempat. Pukul 16.00 kita harus. Kita belum berbicara ini, belum bertanya. AHLI NUKLIR (Dr. AS NATIO LASMAN): Jadi saya langsung keslide 3…

Page 16: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

F-NASDEM (Dr. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Si):

Point-point saja Pak jangan diulang-ulang. AHLI NUKLIR (Dr. AS NATIO LASMAN): Generasi satu itu sudah lewat itu hanya mendirikan bahwa untuk perang, bisa untuk damai PLTN, tapi safe-nya kurang. Kemudian generasi dua itu safety-nya mulai aktif dengan …aktif artinya operator harus due something agar selamat generasi tiga. Nah 92% reaktor di dunia itu masih generasi dua sampai saat ini. sisanya itu generasi tiga mau dikembangkan, nah generasi empat ini termasuk HTR yang RDE yang … oleh BATAN sendiri, jadi mungkin BATAN punya strategi untuk langsung lompat kegenerasi keempatnya itu. Lanjut. Ini tadi dari Kepala Batan menyampaikan ada 458 PLTN. Di dunia ini ternyata in operation adalah jenis…reaktor ada 227. Ini sekitar 66-80%, kemudian … reaktor 80%, gas cooled reaktor 15, … reaktor itu 49% dan seterusnya dan sekarang kemudian baru in contruction tetap…reaktor langsung diatas 59 biji, kemudian…reaktor dan kemudian bahwa ada… mulai dengan high temperature reaktor yang ada di China. Sekarang pertanyaan mendasar sebenarnya yang perlu kita pahami. Kita reaktor … untuk apa dulu? Dan target Indonesia kedepan itu mau apa? Karena ini masalah renstra ya. apakah kita mau menjadi pengguna saja? Kalau pengguna berarti ya sudah mana yang paling visible, paling murah, paling save dibeli untuk itu atau sebagai produsen, … produsen berarti roopmapnya nanti itu harus mencakup dengan industri yang harus masuk disitu. Bukan industri dipaksakan, tetapi memang industri yang memang dia bisa buka pasar juga di untuk PLTN atau yang ketiga, pengelolaan bahan bakar nuklir produksi dalam negeri atau pengelolaan bahan nuklir. Kalau menurut undang-undang sampai dengan sekarang ini, BATAN itu punya kewenangan mutlak dalam hal bahan-bahan ….nuclear. Ini ada ditangan. Jadi sepertinya begini, mobilnya bisa merek apa saja begitu, tapi premium, pertamaxnya itu BATAN yang harus bikin karena itu ada ditanganya BATAN. Nah kita mau kemana disitu? Menurut hemat saya mungkin perlu ditentukan. Kalau untuk listrik saja atau untuk listrik eksperimen atau untuk yang sebelah kanan… generasi atau… eksperimen. Selanjutnya kalau untuk listrik saja itu cukup dengan pressurized water reaktor, …reaktor atau pressurized heavy water reaktor tiga jenis itu. Ini dijamannya Pak Yos, Pak Sudarsono, Pak itu dikembangkan waktu itu. kalau kita ingin ke generasi dulu saya pernah menghitung. Saya sebenarnya dengan RD ini suka karena itu bidang saya waktu saya di Jerman dulu. Itu bisa dengan listrik, plus apakah untuk hydro …production,… atau bahkan dulu pernah juga ada studi di Natuna. Natuna itu 70% itu Co2 jadikan methanol dengan … hanya dengan HTR hanya bisa disana atau … generasi plus… itu mungkin RD yang akan dikembangkan oleh BATAN. Lanjut lagi, nah sekarang dari segi ini ya mungkin kita akan me-refresh lagi pada beberapa yang… Pak Habibie waktu itu. kalau kita beli itu tapak komisioning koperasi peralatan. Komisioning itu dari Indonesia. Vendor itu akan bikin alat seterusnya dan seterusnya, tapi kalau tidak cocok speknya bisa kita anukan, bisa kita kembalikan. Kalau kita ikut… design dan … design ini harus firm betul dan ini merupakan tantangan bagi BATAN agar kualified SDM itu harus diupayakan benar, sehingga designnya itu bisa diterima diindustri. Lanjut. KETUA RAPAT: Mohon maaf Pak Lasman. Tadikan sudah detail juga. saya kira point terpenting kita adalah menyakinkan kita soal nuklir kita ini aman begitu Pak karena masih ada yang lain juga dua pandangan karena nanti kita harus batasi pukul 16.00 kita Rapat Paripurna begitu loh. Silakan Pak Ivan. Sebentar Pak ya. Silakan Pak. F-PG (IVAN DOLY GULTOM):

Terima kasih Pak Ivan

Page 17: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada Pak siapa Pak? Pak Lasman dan juga kepada Kepala Batan dan Kepala Bapeten. Saya tadi mendengar ketua dari Tahun 1964 ketua ya? maju, mundur, maju, mundur. Saran saja Ketua, kalau bisa diajukan saja studi banding dari Komisi VII DPR ke negara-negara yang memang sudah lama memakai reaktor nuklir dan dari situkan kita bisa melihat perbandingan penjelasannya begitu Ketua. Itu saja sih yang saya sampaikan. Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Baik itu ide yang bagus ya? catat secretariat ya. lanjut Pak. Saya kira, point-point penting nuklir. AHLI NUKLIR (Dr. AS NATIO LASMAN): Saya yakin dengan yang dikemukakan oleh Batan dengan RDE-nya. Itu satu. Yang kedua, ada terminology dari riset yang mungkin bagi saya agak kurang pas. Jaman nurtanio… ada namanya kalau Bahasa Jawanya ada niteni niru ake nambah ake. Niteni itu jaman dengan Nurtanio dulu. Pertama dengan Kasa. Kasa 212 itu mutlak design dari Spanyol. Orang-orang dari kita belajar disana, kemudian setelah itu muncul yang tahap kedua dengan CN, Kasa dengan Nurtanio. Muncul CN 235 sudah double, kemudian yang ketiga N219 yang Tahun 2017 kemarin terbang. Eh N250 yang terbang dan mungkin sudah tidak dianggap layak sampai situ. Saya kira, dalam kaitan ini kita harus kalau akan menuju kesana tidak ada salahnya untuk RND ini niteni tadi apa sih Bahasa Indonesianya? Memperhatikan apa yang ada itu sebagaimana yang reaktor nuklir ada di Serpong.

Dulu jaman Pak Yos, Pak Budi Suharsono ini kita mengirim orang ke Jerman, semua belajar disana. Reaktor dibuat, datang kemari, kemudian waktu itu akan mendesign dengan RPI Reaktor Produksi Isotop. Pindah sendiri, hanya karena krismon dan akhirnya terhenti dan karenanya yang sistem safety ini saya yakin dengan safetynya dari RDE, HTR hanya saja terminology RND itu memang mungkin perlu di tanda petik ya perlu diperhatikan dan ada satu yang memang kurang dari undang-undang ini, adanya hanya komersial dan non komersial, padahal dari sisi engineering itu harusnya ada yang RND sampai dengan inovasi, tapi sebelum inovasi masuk ke industri ada namanya demo plan. Saya kira yang punyanya BATAN ini akan masuk ke reaktor dari eksperimental dan itu mereka masuk karena inovasi dan setelah tadi disampaikan 40 tahun kita berkecimpung dibidang nuklir energi ini, tetapi konsisten dari hal perencanaan dan pembiayaan ini merupakan atensi tersendiri. Demikian Pak Ketua. Terima kasih untuk itu. KETUA RAPAT: Baik, terima kasih Pak Natio Lasman. Berikutnya mungkin pandangan dari yang lain Pak. Ya kita nanti batasi mungkin pendalaman di 45 menit ya. Para ahli kita undang saya kira perlu kita dengar juga. ini Pak Warkus Wawuran? Ya Pak. ini mantan Anggota DPR RI ya Pak ya? F-PG (Ir. MARKUS NARI, M.Si): Ya. KETUA RAPAT: Tahun 1997 Pak. F-PG (Ir. MARKUS NARI, M.Si):

Page 18: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Saya Anggota DPR 1987 sampai 1999. Tahun 1987 sampai dengan Tahun 1999. KETUA RAPAT: Ah Tahun 1999, jadi mungkin terlibat dulu Bapak menyusun Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 barangkali Pak. Saya pikir butuh pandangan juga dari senior ini. silakan Pak Warkus Wawuran. F-PG (Ir. MARKUS NARI, M.Si): Terima kasih Pimpinan dan para Anggota Dewan yang saya hormati, Pimpinan Batan dan Bapeten, dan staf; Bapak-Ibu sekalian. Saya bukan ahli nuklir, tapi pengamat nuklir Pak. tadi sudah dikatakan reaktor pertama di Indonesia itu tiga mark dua yang diresmikan Bung Karno 27 Februari 1965. Jadi bukan 1964 Pak Jarot, 1965. Pidato terakhir Bung Karno beliau katakan Saudara Jali waktu itu Pak Jali sebagai apa beliau? Direktur Pak ya. Dipesan sama Pak Jarot, “Jarot kau rawat baik-baik reaktor ini dan kemudian kau kembangkan. Bukan hanya satu, dua, tiga dan seterusnya”. KETUA RAPAT: Jarot yang mana? Jarot yang inikan belum lahir Pak. F-PG (Ir. MARKUS NARI, M.Si): Pak Jali maaf. KETUA RAPAT: Oh baik-baik. Iya-iya Pak. F-PG (Ir. MARKUS NARI, M.Si): Yang kemudian jadi Dirjen Batan. Kemudian Tahun 1961 Bung Karno dalam pidato pembukaan diperesmian Sub Kritical Atom waktu itu belum reaktor nuklir Pak ya namanya reaktor atom di Jogjakarta 1961. Pesan Bung Karno “Indonesia harus menguasai teknologi ruang angkasa dan teknologi atom”. Itu pesan Bung Karno Pak. kemudian diteruskan oleh Pak Harto, Presiden Soeharto. Kita tahu bahwa apa namanya Bung Karno dicap sebagai apa namanya Orde lama lantas Pak Harto datang dengan Orde Baru, tapi terlepas kita senang atau tidak senang atau sikap kita terhadap Pak Harto maupun Bung Karno ya kita salut kepada Pak Harto bahwa beliau melaksanakan, meneruskan ini daripada Bung Karno. Tahun 1979 beliau meresmikan reaktor nuklir di Jogja ya baru kemudian itu Presiden Soeharto. Tahun 1987 meresmikan reaktor nuklir di Serpong. Jadi dua era ini Pak. orde baru, orde lama bikin reaktor. Orde baru bikin reaktor. Sekarang pertanyaan orde reformasi mau bkin apa Pak? ya apakah kita studi tapak, tapak studi dan seterusnya begitu Pak. Kemudian Pak, tadi Pak Jarot sudah jelaskan disitu mengenai jumlah penduduk terbanyak di dunia dengan kepemilikan PLTN. Yang terbanyak tiongkok Pak 1,3 miliar penduduknya lebih. Dia sekarang beroperasi 38 PLTN yang nomor 4 terbanyak di dunia. Dia sudah lampau Rusia, nomor 2 India. India ada 19 reaktor, bukan 19, tapi 22 reaktor yang sedang operasi. Baru nomor 3 Amerika Serikat, 99 reaktor yang operasi. Penduduk nomor 4 yang terbanyak di dunia Indonesia tidak ada. Brazil sekarang dia operasi dua. Dia sedang bangun dua juga Pak. Pakistan beroperasi dua, sudah bangun 4. Ini kalau tadi Pak Jarot mengatakan dari sejumlah penduduk (pita kaset tergulung) Nah kan ada Pak sumber daya air yang terbanyak di dunia di Kanada. Sungai, danau dan air terjun paling banyak di dunia di Kanada. Di Kanada Pak, tapi dia sekarang memiliki 19 reaktor nuklir PLTN. Nah kita tahu Rusia, Rusia juga saya kira Pak Kurtubi tahu beliau ahli disitu, Rusia itu produsen gas terbanyak di dunia di Rusia Pak. batubara nomor 2 di dunia. Dia juga ada minyak, tetapi dia sekarang memiliki 35

Page 19: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

PLTN yang dia bangun sekarang yang sedang dia bangun 7 PLTN. Itu mereka-mereka banyak sumur-sumur banyak. Amerika Serikat sama juga ya. Dia tenaga air banyak, tambang minyak banyak, batubara ada, uranium ada dan lain-lain. Nah Amerika itu ada 99 unit dan dia sedang bangun dua. Nah itu kalau dibedakan bahwa Indonesia jangan dulu bangun sumber daya kita banyak.

Negara lain banyak sumber daya, lebih banyak dari Indonesia dia bangun. Oh sekarang mungkin Indonesia miskin tidak ada uang jangan bangun dulu. Siapa lebih miskin Indonesia dengan Bangladesh. Ya sekarang Pak sudah bangun Bangladesh. Siapa yang lebih miskin Indonesia dengan Pakistan ya? Pakistan sudah operasi ada 4. Dia bangun 4 sekarang. Siapa lebih miskin antara Indonesia dengan Belarush, Belarush tidak ada … ya, tapi dia sudah bangun juga. nah begitu Laos. Laos kan masih Indonesia lebih baik dari dia. Dia sudah bikin tanda tangan dengan Rosa atau Rusia. Roopmap pembangunan PLTN. Kamboja juga sudah Pak, nah Indonesia kapan Pak? karena itu, saya usul kalau Tahun 1995 Pak ada pencanangan pembangkitan teknologi Indonesia dengan penerbangan N250 di Bandung. Ini Pak Fadel hadir waktu itu ya. Kenapa kita Pak Kurtubi masuk Tahun 2018 kita canangkan kebangkitan teknologi Indonesia dengan membangun PLTN.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Baik, terima kasih Pak Markus. Berikutnya. F-NASDEM (Dr. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Si):

Lanjut ke Pak Bakri sudah siap. KETUA RAPAT: Biar kita langsungkan nanti kita pendalaman setelah ini ya. Pak Bakri Ardi kami persilakan Pak. F-PAN (H. A. BAKRI, H.M.,S.E.): Pertama-tama kami ucapkan terima kasih atas undangan dari BATAN dan juga sidang ini. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Melihat daripada langkah strategis BATAN juga disitu ada sesuai arahan presiden danruen dan kata pimpinan lah tapak maju mundur, maju mundur, maka kami punya usulan suatu konsep usulan muatan soal reaktor namanya leato 100 megawatt termal. Mungkin Pak Fadel tahu kalau reaktor apa itu dan tujuannya karena selama ini nuklir dianggap yang terakhir. Kenapa? Karena design kita bikin kalau bisa menyaingi batubara harganya, menyaingi batubara. Kemudian kalau bisa designnya komponen local maupun designnya itu oleh Indonesia. Jadi mungkin sesuai dengan permintaan Pak Markus canangkan teknologi PLTN. Jadi saya ingin mengusulkan kepada BATAN juga bahwa seperti Cina, Cina itu menjalankan dua teknologi yaitu HTR yang sedang dilakukan oleh BATAN sekarang dan muatan soal reaktor yang kami sedang usulkan sekarang, tapi yang kami usulkan 100 megawatt termal artinya kira-kira 35 megawatt elektrik dan ya kami sudah melakukan perkiraan dananya semua dan juga persiapan orang-orangnya dan kontak-kontak kami ini juga berkat dari Amerika penelitian mengenai muatan soal reaktor ini yang dibikin Tahun 1965 dan 1969 sampai sekarang kira-kira 20 lebih apa namanya literaturnya dengan perhala, perbuku 300 itu kira-kira 3000 sampai 4000 halaman terbuka untuk masyarakat umum. Jadi dari situ kita belajar bahwa sebenarnya dengan mempelajari itu kita bisa merancang ya 80% barangkali dan komponen dalam negerinya juga karena reaktornya ini sederhana yaitu menggunakan bahan bakar cair,

Page 20: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

bukan bahan padat. Nanti mungkin kami akan bisa detailkan lagi atau nanti kami serahkan kepada bapak konsep kami. Saya kira demikian. Terima kasih Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumussalam Terima kasih Pak Bakri. Saya kira masih ada satu lagi Bapak Yos S kami persilakan Pak YOS: Terima kasih. Bapak Ketua dan para Anggota Dewan yang saya muliakan dan Bapak-bapak hadirin sekalian yang terhormat. Kalau saya melihat mengapa PLTN itu tidak maju-maju, tapi mundur-mundur terus. Saya kira ini memang masalahnya bukan masalah teknologi atau bukan masalah radiasi, tetapi masalahnya lebih kepada aspek sosial politik, yang kedua adalah aspek bisnis. Ini memerlukan keberanian baik dari DPR, tapi juga dari pemerintah untuk mengambil keputusan yang betul-betul tepat dan adil untuk semua pihak yaitu setiap manusia harus dilindungi dari kemungkinan bahaya kecelakaan nuklir. Yang kedua, setiap lobi energi harus mendapat bagian didalam bisnis. Nah kalau kita dengarkan di masyarakat, kalau nanti PLTN masuk, PLTN itukan bisa menyuplai energi berapa saja dan sekian ratus tahun. Kalau begitu nanti saya misalnya dari lobi minyak atau batubara tidak akan kebagian. Nah masalah ini harus dilindungi oleh DPR dan harus oleh pemerintah supaya ini semua adil dan dapat berlindungan. Anda mendapat sekian persen dan minyak sekian persen, EBT sekian persen. Ya jangan saling berebut. Keputusan dari DPR. Demikian, terima kasih Pak. KETUA RAPAT: Baik terima kasih. Kata kuncinya adil begitu Pak ya. kalau sumber energi kita yang lain fosil sudah sangat terbatas sesungguhnya dan harusnya kita yang… nuklir kita harapkan menjadi satu alternative itu bukan sekedar di apa namanya dialternatif terakhir begitu. lompat tadi satu mohon maaf saya. (suara tidak ada) PEMERINTAH (BUDI SUDARSONO): Terima kasih. (suara tidak ada) KETUA RAPAT: Ya Budi Sudarsono mohon maaf Pak. atas nama (suara tidak ada) PEMERINTAH (BUDI SUDARSONO): (suara tidak ada) orang tua ke luar negeri harus ada paspor dan saya pergunakan nama Bapak saya sebagai nama keluarga.

Page 21: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

KETUA RAPAT: Oh tidak salah-salah amat dong Pak, memang dulu Budi Santoso ya? ya-ya baik Pak. silakan Pak. silakan. PEMERINTAH (BUDI): Tapi kenapa saya 40 tahun kerja di BATAN kok duduk dijajaran BAPETEN ya. ada alasannya Pak, ketika saya di BATAN Tahun 1982 diangkat sebagai Ketua Biro Pengendalian Radiasi dan … Radioaktif dari cikal bakal Bapeten di Batan. Kemudian selanjutnya saya ingin menyampaikan apresiasi saya kepada Pak Jarot yang tadi telah memaparkan perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dengan ringkas, padat dan lengkap. Mengapa PLTN menjadi surut dan kita hanya studi tapak-tapak? Alasannya sederhana Pak, kita sebagai bangsa belum bulat untuk memberi prioritas kepada teknologi nuklir. Itu alasannya. Sebagai contoh setiap tahun pemerintah mengadakan penyederhanaan anggaran. BATAN anggarannya selalu dipotong pukul rata ya 5% atau 10%. Jadi tidak ada pengecualiaan terhadap pemotongan anggaran BATAN. Jadi itulah kesimpulan saya mengenai mengapa kita tidak atau belum mempunyai program PLTN yang mantap. Terakhir saya ingin menyampaikan apresiasi terhadap Kementerian ESDM yang telah mempersiapkan roopmap PLTN. Saya sangat menghargai upaya ESDM untuk menyusun roopmap PLTN. Ini secara lengkap membeberkan jalannya yang harus ditempuh untuk menuju PLTN. Hanya satu kekurangan saja itu tidak ada hasil yang dapat digunakan oleh presiden untuk menentukan apakah kita perlu membangun PLTN atau tidak. Hasilnya yang diperlukan adalah bagaimana dampak keuangan terhadap keuangan negara? jadi tidak ada over, tidak ada penawaran dari calon supplier di luar negeri mengenai berapa biaya yang diperlukan, apa syarat-syarat kreditnya, berapa lama dan termasuk syarat-syarat yang diminta oleh Pemerintah Indonesia sendiri misalnya saja kita tidak boleh mengizinkan buruh kasar untuk bekerja membangun PLTN karena itu adalah bagian dari porsi untuk tenaga kerja Indonesia sendiri. Saya kira yang perlu dilakukan adalah pemerintah sekarang segera menentukan untuk mengundang beberapa calon supplier luar negeri 3 atau 4 untuk menawarkan berapa biaya yang diperlukan untuk PLTN dan apa akibatnya berapa biaya pembangkutan yang dapat dihasilkan dan lain-lain keterangan yang diperlukan untuk proyek-proyek PLTN itu. saya kira cukup sekian Pak. KETUA RAPAT: Baik, terima kasih Pak Budi Soedarsono. Ya Pak supaya benar ini ya kan? tetapi dulu Budi Santoso, sekarang Budi Soedarsono Pak. saya kira kita sudah dengar ya paparan BATAN, pengawasnya BAPETEN kok saya menangkap semuanya dan para ahli sebetulnya ada lagi Pak ya? AHLI NUKLIR: Saya di Dewan Research Nasional Pak. KETUA RAPAT: Dari Dewan Research Nasional. Oke silakan Pak. AHLI NUKLIR:. Terima kasih Bapak Pimpinan. Anggota Komisi VII DPR yang saya hormati dan rekan-rekan penggiat nuklir yang ada di ruangan ini. Saya juga mantan dari BATAN, tapi kalau Pak As tadi ke BAPETEN, saya ke Medco Energi Swasta, kemudian dari Medco Energi saya sekarang diminta untuk membantu Kemenristek di Dewan Research Nasional saya diminta untuk menjadi

Page 22: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Ketua Komisi Energi di Dewan Research Nasional sebagai wakil dari industri karena saya tadi dari Medco Energi. Saya terakhir di BATAN, saya pegang tapak muria menyiapkan tapak muria. Jadi memang dari tapak ke tapak …tapak, saya kebagian studi tapak muria. Saya memperhatikan. Kebetulan juga saat ini Kemenristek Dikti menyiapkan roopmap nuklir, kemudian juga di Kementerian Energi juga roopmap nuklir saya kebetulan jadi anggota kedanya dan dari situ saya bisa mengambil kesimpulan apa yang harus dilakukan kedepan terkait dengan rencana pembangunan PLTN ini karena dari awal memang terbentur tadi Pak Yos katakan dan rekan-rekan yang lain terkait dengan permasalahan bisnis dan sosial politik, dan memang ini benar, tapi ada yang penting tentunya yang harus digiatkan dari sisi DPR saya kira Pak Kurtubi ada kaukus nuklir di DPR dan Komisi VII DPR yang membawahi energi bisa mendorong masalah ini. Saat ini di BATAN dan di BAPETEN sedang menyiapkan rencana untuk merubah mengusulkan perubahan Undang-Undang Ketenaganukliran. Saya kira ini penting sekali, tapi dari dulu Undang-Undang Ketenaganukliran Tahun 1964, kemudian Undang-Undang Ketenaganukliran Tahun 1997 itu saya kira ada sisi lemahnya. Sisi lemahnya adalah dari sisi komersial karena kalau dilihat tadi Pak Yos katakan bahwa permasalahnnya ada dikomersial bisnis, komersial sosial politik, maka ini yang harus diperkuat pada rencana Undang-Undang Ketenaganukliran yang akan datang ini. untuk itu, saat ini BATAN, BAPETEN kemudian dikomando oleh Kemenristek Dikti menyiapkan undang-undang itu. Saya kira, ada kurangnya kalau bicara masalah komersial. Kalau bicara masalah komersial imamnya adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM, sehingga ESDM harus ikut dalam menyiapkan rencana Undang-Undang Ketenaganukliran yang akan datang ini. Saat ini undang-undang itu masih terjegal di Prolegnas karena dianggap belum mempunyai kekuatan dimajukan sebagai RUU yang baru, tapi kalau masalah komersial ini dimasukan, saya kira itu akan merubah struktur undang-undang ini mejadi sesuatu yang layak untuk dijadikan apa prolegnas Tahun 2018 ini. Kenapa komersial? Karena diundang-undang yang lama kalau kita bicara masalah energi nuklir, maka energi nuklir adalah sudah ada di ESDM, tapi tidak banyak terlibat, tapi ujung-ujungnya adalah muncul nuklir pilihan terakhir di PP Kebijakan Energi Nasional dan pilihan terakhir ini saya anggap sebagai diskriminasi energi karena muncul begitu saja tanpa ada alasan ilmiahnya. Kenapa dia nuklir menjadi pilihan terakhir tanpa ada alasan ilmiah? Ini yang saya sebut sebagai diskriminasi energi.

Ini yang harus dinanti dalam undang-undang yang akan datang ini diperjelas lagi bahwa harusnya kita tidak ada diskriminasi energi dinegara kita ini. Kita letakan semua energi pada pengurus yang sama dan kita maju kedepan dengan mix energi nuklir, fosil, ebt semua kita perlakukan sama. Tidak ada mana yang dulu, mana yang terakhir. Begitu dia sudah memenuhi persyaratan komersial, maka masuklah energi itu kedalam suatu energi mix nasional. Jadi ini yang harus apa nanti diperbaiki dalam undang-undang yang akan datang. Kemudian juga terkait dengan sumber daya mineral nuklir. Ini juga berhenti karena undang-undangnya hanya membebankan BATAN. Padahal kalau kita bicara masalah uranium, kita bicara masalah torium itu fungsi sisi komersialnya ada di ESDM di Dirjen Minerba. Mineral dan Batubara, sehingga kenapa uranium kita, kita punya uranium, kita punya yang macam-macam mineral-mineral nuklir itu tidak berkembang karena komersialnya tidak ditangkap sama mereka. Demikian juga untuk energi nuklir, walaupun sudah ada kontak-kontaknya, tapi dari sisi legislasi masih kurang karena ESDM menganggap bahwa energi nuklir itu bukan dibidang kita begitu. diundang-undangnya itu lemah, sehingga ya yang muncul pilihan terakhir tadi. Jadi ini yang dari sisi legislasi yang harus diperkuat adalah Tahun 2018 ini mengeluarkan Undang-Undang Ketenaganukliran yang baru dengan memasukan aspek komersial dan mengajak imamnya Kementerian ESDM untuk ikut menyiapkan RUU Ketenaganukliran yang baru ini. Jadi ini masukan dari saya. Terima kasih KETUA RAPAT: Baik Pak. Terima kasih.

Page 23: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Saya kira, kita masuk dipendalaman. Kita masih punya waktu 45 menit ya sebelum pukul 16.00. dimeja pimpinan sudah ada (rekaman terputus) AHLI NUKLIR: ...tinggal kenapa uranium kita, kita punya uranium, kita punya yang macam-macam mineral-mineral nuklir itu tidak berkembang karena komersialnya tidak ditangkap oleh mereka. Demikian juga oleh energi nuklir, walaupun sudah ada kontak-kontaknya, tapi dari sisi legislasi masih kurang karena ESDM menganggap bahwa energi nuklir itu bukan dibidang kita begitu. diundang-undangnya itu lemah, sehingga ya yang muncul pilihan terakhir tadi. Jadi ini yang dari sisi legislasi yang harus diperkuat adalah 2018 ini mengeluarkan Undang-Undang Ketenaganukliran yang baru dengan memasukan aspek komersial dan mengajak imamnya Kementerian ESDM untuk ikut menyiapkan RUU Ketenaganukliran yang baru. Jadi ini masukan dari saya. Terima kasih. KETUA RAPAT: Baik Pak terima kasih. Saya kira, kita masuk dipendalaman. Kita masih punya waktu 45 menit sebelum pukul 16.00. Dimeja pimpinan sudah ada beberapa dari Bapak-ibu Dewan yang ingin melakukan pendalaman. Kesempatan pertama dari Pak Hadi ini. F-PKS (H. HADI MULYADI, S.SI, M.Si): Terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT: Tadi wakil gubernur apa pak tadi ini? ini masih calon wakil gubernur. F-PKS (H. HADI MULYADI, S.SI, M.Si): Terima kasih. Yang terhormat Kepala BATAN, Kepala BAPETEN yang telah hadir dalam beberapa kesempatan. Secara khusus kepada Pak … Asman, Pak Markus, Pak Ardi, Pak Yos dan Pak Budi Santoso Sudarsono. Saya lengkapi sekalian Pak. Terakhir Pak Arnold. Yang kami tangkap sekalian, apa yang Bapak sampaikan ini sepertinya tidak ada alasan Indonesia untuk tidak membangun PLTN, tetapi bapak tadi mendorong agar kita DPR untuk memperkuat aspek legislasinya. Sesungguhnya kami sudah dari sejak kami berkumpul di Komisi VII DPR ini pak terutama Pak Prof Kurtubi, kita punya keinginan kuat untuk membangun PLTN dan justru kami mendapat informasi selalu dari Dewan Energi Nasional dengan kebijakan energi nasionalnya mengatakan bahkan dalam FGD terakhir itu kita terima. Hasil kesimpulan FGD terakhir mengatakan bahwa nuklir adalah energi pilihan energi terakhir. Kami sependapat Pak dengan Bapak Arnold tadi seharusnya ini tidak boleh ada diskriminasi energi dalam proses pembangunan di Indonesia. Mungkin saya sangat curiga ini ada factor politis dari negara-negara yang memang tidak menginginkan Indonesia maju dan ini harus kita kejar. Kita pikir kita harus berdaulat kita sepakat dengan kedaulatan energi. Ada kedaulatan pangan, ada kedaulatan energi. Saya kira Komisi VII DPR Pak, ketika Pak Kurtubi menyampaikan membentuk kaukus nuklir hampir semua, hampir semua Anggota Komisi VII DPR mendukung kaukus nuklir itu artinya kita punya keinginan kuat untuk membangun energi yang lebih efektif, lebih efisien, lebih murah dan lebih berkekuatan yaitu PLTN dan karena koor kita disini adalah energi kita sangat menginginkan Indonesia dan khusus Kalimantan Timur Pak,

Page 24: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

khusus Kalimantan Timur Gubernur Pawang itu sangat berkeinginan membangun nuklir di Kalimantan Timur bahkan tempatnya pun sudah ditempatkan di Kabupaten Beraw. Sudah ada.

Di Kalimantan Barat juga demikian artinya kalau Bapak tanyakan DPR khususnya Komisi VII DPR kita boleh dikatakan 99% itu setuju, Cuma tentu kita ingin mendapatkan seperti dijelaskan tadi inikan sudah nuklir generasi ketiga, generasi keempat yang dijamin lebih aman. Apalagi BAPETEN mengatakan akan mengawal proses pembangunan ini sampai sedemikian rupa, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan itu tidak terjadi. Untuk itu, sekalian saya kira kalau ada hal-hal yang harus kita perjuangkan bersama Pak. Bapak katakan tadi Undang-Undang Ketenaganukliran yang harus direvisi, digoal itu akan kita prioritaskan. Ini Undang-Undang Minerba kita hampir selesai, nanti kita akan. Selanjutnya di Komisi VII DPR masuk Undang-Undang Migas.

Mungkin saja tahun depan itu langsung dua-duanya Undang-Undang Migas dan Undang-Undang Tenaga Nuklir artinya kalau itu bisa, tapi kami justru melihat persoalannya itu bukan dikami Pak, justru dipemerintah. Pemerintah dalam tanda kutip. Saya pribadi curiga ini memang kenapa sampai 40 tahun ini. Undang-undangnya berpuluh-puluh tahun tidak pernah ada kemajuan. Ini artinya memang pasti ada unsure politik. Ekonomi politik yang bekerja dari pihak kapitalis yang tidak menginginkan Indonesia itu maju dan ini harus kita lawan karena mereka ingin Indonesia itu terlalu terbelakang. Jadi dengan berbagai alasan LSM-LSM diongkosi untuk melawan pembangunan PLTN agar Indonesia tidak pernah maju, nanti giliran mereka sudah maju baru kita bangun PLTN. Ketinggalan 50 tahun kita. Wajar kalau Indonesia tidak maju-maju. Jadi kalau Bapak sepakat mulai hari ini kita lawan. Hemegoni kapitalis global kita lawan, kita bangun PLTN dan ini sejarah bagi kita Pak.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Ini sepakat mau kita lawan ini. Kalau sepakat kita lawan saya lihat-lihat Pak Kurtubi agak keder juga dia begitu. inikan yang membuat kebijakan energi nasional itu namanya Dewan Energi Nasional ketuanya bapak presiden, ketua hariannya Menteri ESDM begitu loh Pak. Yang tadi yang apa namanya membeda-bedakan energi itu Pak Arnold ya dan ini Pak. Ya ini karena beliau buka ini kita lawan. Saya setuju sekali kita lawan ini. Pak Kurtubi. Silakan kebetulan Bapak kesempatan pertama disini juga. silakan. Kita lawan Pak. itu dulu. Bapak mau lawan tidak ini? F-P NASDEM (Dr. H. KURTUBI, S.E., M.Sp, M.Sc): Kita lawan ya KETUA RAPAT: Baik. Lanjut. F-P NASDEM (Dr. H. KURTUBI, S.E., M.Sp, M.Sc): Terima kasih. Pak Ketua dan Pimpinan Komisi VII DPR yang saya hormati; Rekan sejawat Anggota Komisi VII DPR juga yang saya hormati; Bapak-bapak Kepala BATAN, Kepala BAPETEN senior, para senior, ahli-ahli dibidang teknologi nuklir. Ada Pak Bakri Arbi, ada Pak Yos mantan kepala Batan, Pak Waluran, Pak Arnold Dewan Risearch Nasional, Pak Budi Sudarsono, lupa namanya Pak Lasman dari BPPT. Ini saya merasa berbahagia, semua kumpul yang senior-senior ya. jadi kami di Komisi VII DPR ini adalah bidangnya energi ya. kami sadar betul bahwa Indonesia kedepan untuk bisa menjadi makmur listriknya harus cukup. Sederhana saja berfikirnya.

Page 25: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Posisi kita sekarang listrik sangat kurang. Kami Komisi VII DPR mendukung penuh. Pengembangan energi terbaru dan terbarukan, tapi yang sudah jalan PLT tenaga surya, tenaga bayu, biomas kita dukung penuh itu dikomisi ini termasuk geo termal, tapi itukan seupil-seupil. Mikro hidro ya satu,dua mega. Angin juga kecil-kecil begitu loh. Tidak bisa cukup kebutuhan energi bangsa ini kedepan untuk menjadi negara industri maju ya tanpa listrik yang cukup. Di Komisi VII DPR ini tidak hanya concern dengan energi, kita concern dengan lingkungan hidup. Komisi VII DPR sudah berhasil meng-goal-kan dua undang-undang dibidang lingkungan hidup yang semuanya terkait energi. Selama saya di Komisi VII DPR ini cuma dua undang-undang yang kami hasilkan ini. Pertama, Undang-Undang Persetujuan atas Paris Agrement tentang climate changes ya, kedua Undang-Undang Persetujuan atas Konvensi Mina Mata tentang Merkuri ya. ini disini disetujui kedua undang-undang itu secara politik nasional ya Komisi VII DPR ini. ini tampak nuklir tidak bisa jalan ya. Mohon maaf PLTU Batu Bara kita butuh batu bara karena relative murah. Quote kuota murahnya. Mudah-mudahan orang-orang ESDM bisa dengar ini ya. PLTU batu bara kita dukung karena kita punya batu bara relative banyak. Katanya biaya produksinya relative murah. Murahnya itu quate unquote. Belum memperhitungkan dampak dia mengeluarkan C02, mengeluarkan NOX, mengeluarkan debu dan sebagainya ya.

Ini harus dibuka. Itu batu bara merusak lingkungan udara, tapi kita pakai negeri ini butuh listrik ya. Nah tidak fear-nya, tidak benarnya kebijakan energi kita ini sampai hari ini justru listrik yang bersumber dari nuklir yang bisa menghasilkan listrik yang bersih kapasitas besar, tidak atau belum menjadi bagian dari sistem kelistrikan nasional. Ini Komisi VII DPR bertanggungjawab ini ya. Dosalah kalau Komisi VII DPR terus membiarkan ini. Artinya apa? Untuk mencapai negara maju menjadi negara industri tanpa masuknya nuklir itu bisa tercapainya mungkin 100 tahun yang akan datang. Mungkin 80 tahun yang akan datang. Mungkin 50 tahun yang akan datang, tapi kalau nuklir masuk bisa dipercepat dan sekaligus kita memperoleh energi yang bersih ya. tolong diperhatikan itu. kita kewajiban karena Komisi VII DPR ini karena dua undang-undang yang sudah kita sahkan untuk mendukung realisasi daripada undang-undang itu ya. itu yang ingin saya garisbawahi. Kedua, sudah disampaikan tadi sekaya-kayanya batu bara kita akan habis, migas kita akan habis, lah wong Saudi Arabia yang kaya minyak saja sudah siap-siap nuklir kok. Tadikan ada yang seperti tenaga air pun sudah masuk ke nuklir. Takut dengan bayangan sendiri karena ada Fukushima, musibah Fukushima maupun share mobil sudah dijelaskan antara lainnya. Lalu mengapa sampai hari ini belum juga. yang kita dengar ESDM menggunakan tolak ukur biaya produksi kilowatt hours dari listrik yang berasal dari nuklir ini masih jauh diatas yang lain. Itu kalau komparasinya tidak fear. PLTU batu bara sebenarnya biaya pokoknya tinggi kalau biaya untuk menanggulangi kerusakan lingkungan maupun pengotoran udara itu ya itu namanya ekstrality cost kalau dalam … ekonomi lingkungan ya. Kalau itu diinternalkan, gaya eksternal itu menjadi mahal juga barang ini ya, jadi mahal juga, tapi kita terima sajalah. Kita bukan anti PLTU, tidak anti PLTU, tetapi argumentasi yang dibangun bahwa kita cukup punya batu bara begitu banyak, matahari cukup, angin, sehingga tidak perlu kita kembangkan nuklir, nuklir taruh pada opsi terakhir ya, maka kita Komisi VII DPR harus mengambil keputusan politik biarkan pemerintah dulu ya karena kita raker dengan Menteri ESDM biarkan pemerintah bermain dengan dirinya sendiri,tapi Komisi VII DPR harus langkah pertama menetapkan keputusan politik, kita sebagai wakil-wakil yang dipilih oleh rakyat harus memberikan keputusan politik bahwa PLTN harus masuk menjadi bagian dari sistem kelistrikan nasional. Dalam bahasa regulasi anak kalimat yang menyatakan PLTN sebagai opsi terakhir harus diupayakan dihapus. Saya akan mulai dengan fraksi saya, Fraksi Nasdem. Akan mengirim surat kepada pemerintah, kepada Menteri ESDM ya. ini saya utarakan diruang public ya, Nasdem pendukung pemerintah, tapi saya harus ingatkan pemerintah ya bahwa kemakmuran bangsa kita kedepan harus ditunjang dengan listrik yang cukup, listrik yang besar, listrik yang kuat, sehingga menjadi base load yang bisa diandalkan. Jadi saya nyatakan Pak Ketua, saya mohon agar kalau bisa hari ini kita bikin statement politik DPR yang meminta agar PLTN masuk dalam sistem kelistrikan nasional ya, masuk dalam sistem kelistrikan nasional. Tolong tenaga ahli dicatat dijadikan statement, keputusan apapun nanti ya opsi terakhir dihapus. Itu politik kita sebagai wakil rakyat ya. biar pemerintah tahu, Menteri ESDM tahu, Ketua DEN, Bapaik Presiden tahu bahwa rakyat inginnya ini.

Page 26: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Tadi BATAN mengemukakan survey mengharap 100% orang setuju mustahil. Even di Amerika yang sudah maju, yang sudah punya nuklir dari 99 unit, even di Prancis 75% listriknya dari nuklir masih ada aja orang LSM yang tidak setuju past itu. jangan bermimpi 100% rakyat setuju baru kita hapus kalimat PLTN sebagai opsi terakhir. Kita butuh demand yang mendorong kita inii amanah rakyat. Sama persis dengan mungkin ditertawakan. Saya adalah dapil Nusa Tenggara Barat, provinsi kecil. Jauh lebih kecil dari Jawa atau pun lebih kecil dari Kalimantan ya. saya minta PLTN masuk karena demand, karena kebutuhan. Bukan karena apa-apa karena kebutuhan. Daerah ini merencanakan kota industri baru dengan kebutuhan listrik 1000 megawatt. Mimpi dua gubernur. Didaerah ini aka nada pembangunan smelter dengan industri hlirnya butuh 500 megawatt. KETUA RAPAT: Baik Pak. saya kira, semua yang disini bersepakat. Tidak perlu Bapak yakinkan lagi biar ada kesempatan yang lain juga begitu. ini kalau tadi disana belum yakin iya-iya boleh Pak, tapi sana yakin jangan lagi bapak bentak-bentak. Biar ada waktu yang lain Pak. F-P NASDEM (DR. H. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Sc): Saking semangat. KETUA RAPAT: Ya itulah. Kalau sana belum sepakat baru Bapak “iya ya-ya, apa kek tunjuk-tunjuk juga boleh. Ini sana sudah sepakat Pak, saya kira sudah cukup biar bisa yang lain. F-P NASDEM (Dr. H. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Sc): Saya tutup 1,5 menit mohon maaf kalau ada kekeliruan. Jadi kita bersepakat untuk PLTN masuk kepada sistem kelistrikan nasional.

Demikian. Terima kasih Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT: Tapi jangan Cuma Menteri ESDM Pak, ke presiden Pak. jangan, saya tidak bilang presiden, Ketua DEN F-P NASDEM (Dr. H. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Sc): Fraksi Nasdem akan kirim surat ke Bapak Presiden. KETUA RAPAT: Saya tidak tahu Pak Markus tadi kok ini mengusulkan untuk kebangkitan nuklir itu Tahun 2019. Jangan-jangan nanti setelah Pak Probowo presiden kali ini ya. oh kalau begitu harus merubah dulu yang tadi itu jadi diprioritas terakhir Pak kita harus balik itu menjadi. Tidak pun ada prioritas-prioritas begitu ya, tapi ada deklarasi begini sih bagus saya kira. Oh saya mendengar tadi Tahun 2019 Bapak yakin tidak akan merubah itu. Ya baik Pak Bara, nanti setelahnya Pak Fadel. Silakan Pak Bara F-PAN (BARA K. HASIBUAN): Terima kasih Pak Ketua Selamat sore semuanya.

Page 27: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Para pejabat dari BATAN, BAPETEN dan para ahli Saya sangat terkesima dengan persentasi dari Kepala BATAN dan Kepala BAPETEN saya pikir sangat komprehensif juga masukan dari para ahli, tapi begini juga saya pikir yang belum kita dengar begini Pak, saya pikir basic … dulu yak arena memang kalau kita bicara nuklir ini suatu hal yang sangat sensitive karena berkaitan dengan berbagai macam hal, berbagai macam factor soal savety cultur, soal cost, soal kesiapan bangsa kita dan segala macam. Nah yang juga saya pikir harus kita Bapak-bapak ini aktif adalah melakukan suatu reasoning kepada public. Kenapa kita harus go nuklir? Kenapa kita harus … nuklir sebagai salah satu sumber energi kita ya? karena kan sebetulnya tadi dikatakan oleh Pak Markus juga Indonesia juga banyak resources ya untuk energi itu juga termasuk untuk energi baru dan terbarukan, jadi kenapa kita harus go nuklir? Apakah karena memang kita ini sudah abad 21, kita sebagai bangsa harus ikut dalam abad modern ini. Yang salah satu persyaratannya adalah bangsa-bangsa modern memiliki industri nuklir atau apa. Jadi itu saya pikir yang belum di address oleh para pejabat atau Bapak-bapak semua. Yang kedua, saya pikir karena memang nuklir sangat sensitive memang dibutuhkan kepemimpinan langsung dari presiden untuk memastikan bahwa kita memang sudah siap untuk dan ada kepemimpinan langsung untuk membawa bangsa ini untuk men-develop nuklir karena saya pikir harus ada keterlibatan dari semua pihak termasuk public. Memang betul kata Pak Kurtubi tidak mungkin 100% public itu bisa mendukung, tapi saya pikir keterlibatan aktif karena ini adalah sesuatu yang sangat baru, walaupun kita sudah punya reaktor nuklir dari Tahun 1964 dan ada berapa sebetulnya program nuklir yang sudah dijalankan oleh BATAN yang juga itu saya pikir lagi-lagi tidak diketahui oleh public bahwa sebetulnya kita sudah men-develop nuklir pada level-level tertentu, tapi tidak diketahui oleh public. Saya pun tadi cukup surprise melihat bahwa sebetulnya cukup ekstensif ya program nuklir yang sudah Indonesia jalankan, walaupun dalam skill yang jauh lebih kecil dan bukan berbentuk PLTN nuklir sebagai sumber energi. Jadi dengan sudah dikeluarkan PP dan ditandatangani oleh … itu rancangan umum energi nasional ditandatangani oleh Presiden Jokowi mengatakan nuklir adalah salah satu sumber yang harus di develop ya seperti sumber-sumber energi, tapi saya pikir lagi-lagi ini memang bukan merupakan prioritas saya lihat dari pemerintah, sehingga public juga tidak melihat adanya … agency dan kami di DPR juga tidak melihat adanya … agency dimiliki oleh pemerintah juga tidak melihat bahwa ini adalah sesuatu yang penting bahwa nuklir bisa menjadi terobosan seperti Pak Kurtubi katakan untuk mempercepat bangsa ini untuk membangun industrialisasi begitu. Jadi sekali lagi saya lihat reasoning-nya ini memang belum begitu lihat. Kenapa kita mesti men-develop nuklir karena kita punya banyak sumber yang lain. Apa karena kapasitasnya besar, apakah karena memang itu lebih murah, apakah karena itu lebih aman ya karena memang persepsi masyarakat betul tadi Kepala BATAN mengatakan memang ini persepsi mengenai teknologi nuklir itu masih sangat kuat bahwa itu tidak aman, bisa menimbulkan radiasi dan memang pengalaman di Jepang itu menunjukan bahwa bisa terjadi kebocoran. Ah kalau Indonesia melakukan yang sama, yang safety culture Indonesia begitu rendah ya kan masih sangat rendah kita harus akui, pengalaman juga masih sangat minim bagaimana bisa ada kepastian bahwa itu tidak mengalami kecelakaan kalau ada tsunami misalnya, kalau ada gempa bumi, sehingga dia menemukan kebocoran dan itukan Jepang saja yang penguasaan teknologinya begitu tinggi sangat…, sangat disiplin, safety culturenya begitu tinggi, tapi tetap bisa terjadi kebocoran begitukan? Indonesia jadi saya pikir kalau ada kekhawatiran diluar sana mengenai …nuklir di Indonesia itu sangat riil. Saya pikir itu sangat di address dan dana … kepemimpinan nasional Bapak-bapak ini juga harus lebih aktif untuk menjelaskan kepada public. Listening kenapa kita harus go nuklir begitu. Sekian. Terima kasih. KETUA RAPAT: Reasoning yang masih kurang itu Pak sudah 77, apa 7 begitu loh ya kan? Keputusan terpenting apa lain direpublik ini Pak? itu biasanya persetujuan itu 2/3 kan begitu bunyinya. Kalau tidak salah mengganti presiden ya 2/3, rubah Undang-Undang

Page 28: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Dasar 2/3 Pak. ini sudah lebih dari 2/3 Pak. reasoning yang masih kurang-kurang itu sudah lebih dari 2/3 setuju rakyat begitu. F-PAN (BARA K. HASIBUAN): Saya sebetulnya secara pribadi juga sangat setuju kita men-develop nuklir, tapi saya juga masih mengerti masih ada keresahan, masih ada keragu-raguan saya pikir itu harus kita address sama-sama. Terima kasih. KETUA RAPAT: Jadi 22% tadi masihlah. Saya pikir tetap juga. Pak Fadel silakan. F-PG (Dr. Ir. H. FADEL MUHAMMAD):

Bismillahirrohmannirrohim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saudara Pimpinan, teman-teman Komisi VII DPR yang saya hormati; Saudara Ketua, Kepala Batan, Kepala Bapeten, tokoh-tokoh nuklir dan hadirin sekalian yang saya hormati.

Saya tadi menyimak dan saya pikir presentasi dari Bapak Kepala Batan, Kepala Bapeten dan tokoh-tokoh nuklir cukup bagus dan komprehensif dan semua membuat tambah semangat kita ini. Pertanyaan yang paling utama adalah kenapa kok kita memberanikan diri memasukan agenda untuk mengundang Bapak-bapak disini? itu yang paling utama. Tujuan kita adalah ingin memberikan dukungan politik. Saya ulangi ingin memberikan dukungan politik kepada Bapak-bapak agar supaya penggunaan nuklir ini harus segera. Jangan lagi maju mundur atau ragu-ragu. Yang memberikan dukungan politik itu bukan siapa-siapa, lembaga legislative ya ini DPR ini, makanya beranikan diri mengundang Bapak-bapak secara terbuka berbicara mengenai ini. Saya adalah orang yang pertama di Indonesia yang memperkarsai penggunaan power nuklir di Gorontalo ketika saya gubernur. Ini Pak Arbia disini dan teman-teman lain dan Presiden SBY setuju panggil saya ke istana bikin saya ke Rusia bawa timnya datang berkali-kali, Pak Kusmayanto Menteri Riset setuju datang, bicara tanda tangan kontrak dengan supplier dari Rusia diatas barch agak ramai, SBY penakut ketika itu. Panggil saya “saudara gubernur suruh Hatta Rajasa bicara dengan saya supaya diundurkan dulu karena dia dengar dari Pilipina ada yang kritik sudah dengar kita mau bawa barch-nya itu.

Jadi saya berani sudah melaksanakan, bukan Cuma bicara-bicara seperti tadi yang panjang lebar. Sudah bikin. Pertanyaannya yang paling utama tadi Pak Arbi bilang “harganya bagaimana?” tidak usah harganya murah Pak Kurtubi, harganya ketika itu… murah. Ketika PLN memberanikan diri ambil power plan yang dari Turki, saya bilang “coba hitung”, saya bilang “coba hitung”, nah ini teman saya Pak Satya Yuda bilang “coba hitung bandingkan dengan pakai dari Rusia”. Lebih murah, cuma kita ini penakut semuanya, maka kita undang-undang Bapak-bapak disini untuk memberikan dukungan politik. Jadi saya kira itu yang paling utama yang ingin saya sampaikan disini.

Kemudian catatan statement politik berikutnya adalah yang pertama, tadi teman saya Pak Kurtubi sudah tiba di Gorontalo saya tunjukin teluknya, tempat dimana kita mau bikin dulu PLTN-nya, apa semua semangat dia, tapi terus menggebu-gebu saja. Saya bilang sama dia “pertama kita harus bikin PLTN masuk dalam kelistrikan nasional. Kita mesti putuskan hari ini dan kita mengatakan DPR menolak keputusan Dewan Energi Nasional pada tanggal 22 Juni 2016 yang mengalahkan nuklir sebagai pilihan terakhir”. Itu kita mesti coret, hari ini kita putuskan masuk dalam keputusan hari ini, sehingga jelas begitu. Inikan tugas kita bukan Bapak-bapak. Inikan tugas kita bukan bapak-bapak. Inikan memang lembaga tinggi negara yang bertugas seperti ini. Dengan demikian, maka jelas kita sudah.

Teknologi saya kira kita tidak usah bicara lagilah, sudah yang hadir disini sudah saya kenal dari dululah. Semua kita inikan sekolah. Dimana-manalah tahu itu di Rusia bagaimana, Australia tidak usah bicara itu. sekarang tinggal kita. Yang kedua adalah

Page 29: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

begini Pimpinan, saudara-saudara sekalian, kita mesti memberanikan diri mengatakan tadi yang pertama… politik beri kesempatan kepada swasta. Jangan menunggu pemerintah tadi seperti bapak katakan ini senior saya. Masih di ITB kita sudah kenal sekolah, nanti pemerintah alokasikan APBN tidak usah, kasih swasta suruh bikin penawaran. Didaerah mana? Katakan didaerah a, daerah b, kita ambil diteluk tertentu, kasih swasta bikin penawaran kita lihat. Kenapa kalau dia paksakan 5 unit bawa dari Turki bisa kok ini tidak? Kita lihat berapa harganya, kita duduk, kita negoisasi bapak-bapaknya bikin pertemuan. Saya kira bisa dapat Pak Kurtubi, kita tidak usah. Saya yakin harganya lebih murah.

Saya tidak perlu bicara panjang karena waktu kita ini terbatas. Jadi saya ucapkan terima kasih atas pertemuan hari ini dan saya tidak perlu lagi bicara. Saya sudah siapkan agak panjang, tapi waktu kita ini ada Rapat Paripurna pukul 16.00. saya ucapkan kepada Bapak-bapak sekalian, jangan khawatir DPR adalah lembaga tinggi negara yang memberikan dukungan politik dan Bapak-bapak jangan khawatir bikin publikasi orang demo, orang ini takut Pak. baju putih berkali-kali. Ketika saya bikin di Gorontalo, Pak Kurtubi saya cerita itu datang orang pakai baju putih katanya tidak bisa begini-begini. Saya biarin lama-lama dia haus, minta makan. Saya kasih makan. Saya jelaskan sama mereka oh begitu Pak Gubernur, iya saya bilang. Jadi kita harus berani sosialisasi yang bagus. Kalau kurang anggaran lapor sama Komisi VII DPR, kita tambah anggaran bahwa sosialisasi tidak jelas dimasyarakat.

Terima kasih Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumussalam Terima kasih Pak Fadel. Saya kira tadi beberapa tolong dicatat ya, nanti kalimatnya kita aturlah ya kan? ini menolak keputusan yang sudah beberapa tahun kan agak aneh juga ya. misalnya kalimatnya apalah begitu, tapi juga meng-compare tentu biaya dengan yang Turki segala macam, kalau itukan memang mengatasi yang deficit sekarang. Itu yang tercepat Pak. Tadi ada disana informasi, kalau PLTN itu butuh waktu beberapa tahun Pak? secepat-cepatnya 5 tahun yang… F-PG (Dr. Ir. H. FADEL MUHAMMAD):

Interupsi. Saya tidak sependapat itu. saya bikin tidak sampai 5 tahun. Ambil reaktornya yang sudah ada dari kapal selam diambil. Periksa yang bagus ambil barch, ambil ini pasang diatasnya. Ini gampang bikinnya. Kita sekolah beginian kok. KETUA RAPAT: Bisa lebih cepat begitu ya dan Pak Fadel sudah pernah mau bikin, cuma presidennya waktu itu tidak berani, tapi sampai sekarang tidak berani juga presidennya. Ya Pak Nawapi silakan Pak, nanti baru Pak Andi Jamaro. Silakan Pak. Waktu Pak, waktu. F-PG (Drs. KH. NAWAFIE SALEH, S.E., M.M.): Jadi saya masukan saja. Pertama, terima kasih Pimpinan dan rekan-rekan komisi, kemudian dari BATAN dan BAPETEN dan senior-senior kita para ahli. Saya teringat di Kabupaten Bogor waktu itu Profesor Samir dari ITB melakukan penelitian. Ada sebuah gunung kecamatannya, Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor itu di Gunung Menir namanya. Hasil penelitian luar biasa itu mengandung uranium yang luar besarnya. Apakah dari pihak BATAN sudah mengkaji Prof Jarot? Nah ini sebagai informasi saja karena yang lain itu sudah cukup tadi saya menganggap kami mendukung apa yang disampaikan oleh bapak-bapak tadi. ini-ini informasi ini harus ditindaklanjuti. Kalau tidak salah Prof Samirnya sudah tidak ada sekarang, tapi masukan bagi kita itu sangat luar biasa. Di Kabupaten Bogor, Kecamatan Pamijahan, kemudian dengan disebutnya Gunung Menir itu jarak sekitar 50 kilometer menjalur

Page 30: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

sampai kedaerah perbatasan Banten yaitu di Kabupaten Lebak. Gunung itu katanya mengandung uranium. Itu saja Pimpinan karena terbatas waktu. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT: Wa’alaikumussalam. Silakan Pak Andi Jamaro. Silakan Pak. F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.):

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR yang saya hormati Saya kira, yang pertama saya ingin menyampaikan bahwa usulan agar hari ini kita mengambil keputusan saya setuju, tenaga nuklir kita jadikan sebagai sistem kelistrikan nasional. Itu yang pertama. Yang kedua, yang disampaikan tadi oleh Pak Fadel bahwa kita menolak keputusan yang menempatkan tenaga nuklir sebagai alternative terakhir. Itu nanti kalimatnya kita perbaiki. Yang ketiga, saya ingin supaya kita semua mungkin masukan dari teman-teman mungkin kita cermati regulasi yang membuat mandeknya ini ketenaganukliran baik itu dari undang-undang atau pun peraturan-peraturan dibawah undang-undang. Coba kita indentifikasi, lalu kita pelototi satu-satu yang mana sebetulnya yang membuat terjadinya ini. Saya sayangkan betul para ahli sudah para putih semua rambutnya yang hadir disini, tetapi masih saja mengerjakan yang kecil-kecil, padahal kita punya peluang untuk mengerjakan yang besar. Yang keempat adalah kita mengindentifikasi kira-kira resisten potensial grupnya siapa saja? Saya mencatat umpamanya mungkin siswa, mahasiswa, LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, lalu kemudian kita mencoba merumuskan bentuk sosialisasi dimasing-masing kelompok ini.

Pertanyaannya apakah BATAN, BAPETEN mempunyai anggaran sosialisasi untuk itu? jangan-jangan kita kemarin menetapkan anggaran 2018 itu belum masuk dalam hitungan Bapak, sehingga kita akan kesulitan untuk melakukan sosialisasi kepada kelompok potensial tadi ini karena bagaimana pun juga kalau kita tidak melakukan sosialisasi mungkin kelompok kecil saja yang pertama berbunyi, tetapi akan direspon oleh kelompok yang besar karena ketidakpahaman. Karena itu, menurut saya ada dua bentuk sosialisasi yang bisa kita lakukan. Teman-teman disini saya kira sangat senang kalau membantu Bapak-bapak atau kita semua ini kalau diberikan kepercayaan untuk melakukan sosialisasi didapil masing-masing pada kelompok itu atau kita manfaatkan fasilitas yang ada di Puspitek sana. Kita hadirkan kelompok-kelompok potensial untuk hadir disana, kita ceramahi dia mengenai nuklir generasi keempat itu, sehingga dahului mereka sebelum mereka berkomentar miring terhadap nuklir, kita sudah memberikan informasi yang pas. Saya kira itu Ketua yang saya usulkan.

Terima kasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT: Wa’alaikumussalam.

Terima kasih Pak Andi Jamaro. Ya Ibu doctor Ari silakan.

F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA):

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat sore dan salam sejahtera.

Page 31: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Terima kasih Pimpinan dan teman sejawat. Tadi sudah mencermati masalah nuklir, sebagai generasi muda dari saya belum lahir sampai sekarang sudah berada menjadi Anggota Dewan masalah nuklir ini memang harusnya menjadi perhatian dari pemerintah dan selama saya berada di Komisi VII DPR, teman-teman dan Ketua Komisi VII DPR juga kita semua fraksi ini bergabung dan membicarakan setuju adanya nuklir. Saya rasa tinggal dari pemerintah, dari presiden saja tinggal merealisasikan. Kenapa? Karena saya sendiri dari Kalimantan Utara juga disana didaerah perbatasan masih belum menikmati listrik dan ada di Pulau Nunukan ada di Pulau Sebatik itu dekat dengan Malaysia, dekat dengan Tawaw disana terang-benderang di Sebatik masih banyak yang gelap. Saya rasa mungkin kalau ada nuklir karena saya juga sebenarnya belum memahami tentang nuklir ini. Kalau misalnya ada nuklir di Indonesia mungkin sampai didaerah-daerah perbatasan mungkin bisa menikmati listrik ya. saya rasa begitu ya Pimpinan. Betul ya? dan mungkin memang harusnya sudah saatnyalah kita merealisasi adanya nuklir itu dari suatu hati dari sebagai generasi muda yang ada di Indonesia. Mungkin itu masukan dari saya. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT: Wa’alaikumussalam. Itu suara hati perempuan untuk nuklir Pak. Baik saya kira ada beberapa mungkin, tadi sih dukungan ya kesepakatan, tapi mungkin beberapa tadi ada yang sifatnya pertanyaan soal potensi uranium tadi yang disebutkan atau berapa dari Pak Andi Jamaro yang bisa direspon barangkali Pak. silakan. KEPALA BATAN: Baik. Terima kasih. Jadi pertama terkait sosialisasi, memang BATAN itu punya tugas salahsatunya memberikan melakukan program promosi meskipun tidak besar skalanya, mungkin hanya Rp5 miliar rupiah atau saja untuk skala Indonesia, tetapi ada hal yang menarik. Jajak yang kami sampaikan tadi tahun terakhir tanpa sosialisasi. Hasilnya 77,53%. Ini sesuatu yang unik, unik sekali artinya masyarakat memang sudah memahami kebutuhan listrik yang mendesak. Salah satunya melalui nuklir, meskipun sosialisasi kita juga harus belajar dari kegiatan dulu di Semenanjung Muria. Mungkin kita mengajak Kementerian lembaga pemerintah yang lain lebih komprehensif. Kalau hanya BATAN saja, nanti yang dipukul hanya BATAN saja. Ini yang kami perlu menyakinkan kepihak lain juga. itu satu karena Pansus Bangka juga mirip dengan Semenanjung Muria yang jalan BATAN saja, nanti yang didemo hanya BATAN saja, maka ini menjadi catatan kita supaya kita belajar disitu, promosi itu dikerjakan bersama dipemerintahan. Yang kedua, terkait yang tadi ada potensi uranium di Gunung Menir Kabupaten Bogor mungkin nanti saya cek sudah cukup lama sekali, jadi saya baru mendengar sekali ini kalau di Gunung Menir ada potensi itu mungkin kami nanti teman-teman dari pusat Badan Geologi Nuklir akan mempelajari itu. Terkait juga dengan teknologi sekali lagi tidak ada hal yang spesifik terkait dengan teknologi, tetapi yang jelas kami sebagai lembaga pemerintah harus mengikuti peraturan pemerintah Nomor 79 Tahun 2014, tetapi kami juga akan berjuang juga bagaimana memperbaiki banyak hal yang mungkin bisa jadi memperlancar program kita dibidang tenaga nuklir. Demikian, terima kasih. KETUA RAPAT: Baik. Saya kira kira cukup ya karena kita memang pukul 16.00 ini dijadwalkan Rapat Paripurna, saya kira pertemuan ini kita cukupkan sampai pada kesimpulan. Intinya saya kira kita dalam satu ruangan ini bersepakat untuk pengembangan nuklir kedepan. Kan itu intinya dan kita lawan. Mana giliran kita sebut lawan hilang ini, kita

Page 32: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

mau lawan ini kadang tidak ada reasoning-nya ini sesungguhnya teknologi yang ramah lingkungan ya kan? kita sekarang membangun Pak program pemerintah hari ini 35 ribu mega, tapi tidak ada menyangkut nuklir, padahal kalau mau ini yang bisa dalam kapasitas besar. Ya tentu juga sebetulnya dalam skala ekonomis ini bisa juga lebih efisien begitu loh Pak, tapi faktanya ini tidak menjadi sesuatu yang prioritas bahkan ditempatkan ditempat yang paling bawah.

Ya kita mendapatkan jawaban rasional, sehingga menduga-duga ada sesuatu bukan yang sifatnya technical terminology, tetapi non teknologi yang bermain ada disana, maka Pak Hadi, Pak Wakil Gubernur Kaltim tadi mengatakan in shaa Allah ini kemudian ini kita lawan ya. Giliran kita sebut lawan Pak Kurtubi hilang, ah ini saya selalu heran ini. Pak, kita kesimpulannya begini ini tolong kita cermati, tentu tidak bahasa itulah yang kita sampaikan. Saya bacakan ini kalau kita bersepakat. Kesimpulan pertama itu “Komisi VII DPR RI akan mengusulkan kepada Dewan Energi Nasional untuk tidak menempatkan energi nuklir sebagai opsi terakhir dalam kebijakan energi nasional” atau bahasa Pak Arnold tadi tidak membeda-bedakan didalam jenis, didalam pengembangan energi nasional begitu, tapi terserah ini lebih. F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.):

Kata “akan” kalau bisa dihilangkan saja. WAKIL KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, ME, M.Sc./F-PG):

Jadi begini Pak Ketua, saya boleh menambahkan kenapa kita tetap menampilkan disini tidak menempatkan energi nuklir sebagai opsi terakhir karena itu kalimat yang ada didalam kebijakan energi nasional. Jadi ini sebenarnya kita quote, kita masukan disini karena kalimat itu sudah hilang kira-kira begitu didalam kebijakan energi nasional kita. Terima kasih. KETUA RAPAT: Hati-hati kita nanti tidak diterakhir dikedua terakhir dibikinnya. Kita diakal-akalin lagi ini ya kan pemerintah. Pak Markus silakan Pak. F-PG (Ir. MARKUS NARI, M.Si): Komisi VII DPR berpendirian berpendapat bahwa opsi terakhir itu harus dihilangkan. Itu tegas, tapi kalau usul, usul bisa diterima, bisa tidak. Nantikan dia bilang kan kalian usul. Usul itu bisa diterima ya bisa tidak. KETUA RAPAT: Memang begitu Pak. ini diatur di PP. PP itukan dalam domainnya pemerintah. Boleh saja sih kita meminta misalnya ya minta bisa diberi, bisa tidak diberi juga begitu atau lebih “anu” Pak daripada mengusul ya kan? Kalau memintalah bahasanya Pak, tapi tetap resikonya dikasih atau tidak dikasih Pak meminta.

WAKIL KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, ME, M.Sc./F-PG):

…kalau mendesak itu, bukan Pak didepan kita bukan…, tetapi kalau didepan kita

itu Dewan Energi Nasional kita bisa sebutkan disitu “Komisi VII DPR mendesak kepada dewan”. Kalau ini yang kita hadapi adalah mitra yang lain, sehingga kita akan. Sepertinya begini, kita berjanjilah kepada mitra kita didepan ini bahwa Komisi VII DPR itu akan menjalankan hak konstitusinya didalam rangka menghapus opsi itu yang ada didalam kebijakan energi nasional. Jadi kita menaruh janji kira-kira begitu kepada Bapak-bapak sekalian. Jadi Bapak kalau diluar sana, diluar gedung ini jangan lagi ragu dengan Komisi VII DPR begitu. Jadi kira-kira oh Komisi VII DPR sudah on board ini tinggal siapa yang belum? Ah mungkin Pak Wapres, mungkin Pak Presiden kan begitu. jadi makin jelas barang itu Pak kira-kira.

Page 33: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

Terima kasih. KETUA RAPAT: Baik. Kalau begitu memintalah ya? meminta ya? baik meminta saja. Ini resiko meminta Pak Markus bisa dikasih, bisa tidak dikasih Pak ya karena domainnya memang disana. F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.):

Pak Ketua, bagi saya kosa kata disitu “meminta, mengusulkan atau mendesak” tidak terlalu menjadi soal, tetapi sebetulnya apa langkah Komisi VII DPR secara teknis setelah ini untuk merealisasikan itu. Apakah kita panggil DEN-nya untuk kita bicara? Karena jangan sampai hanya ini berhenti dirumusan kesimpulan. Itu saja Ketua. KETUA RAPAT: Baik, tentu langkah berikutnya kita yang rumuskan nanti di Komisi VII DPR ya. Ada sebetulnya Pak momentum terbaiknya adalah revisi undang-undang itu. saya kira informasi itu mungkin kita akan kawal untuk masuk di Prolegnas Pak. saya kira itu yang paling anu apa namanya ya diregulasi begitu. kalau undang-undang kan memang ada areanya dewan disitu. Setuju ya? setuju Pak?

(RAPAT: SETUJU) 2. Komisi VII DPR…, nah yang ini ikutannya saja ini Pak mesti setuju saya kira. “Komisi VII DPR RI sepakat dengan Kepala BATAN dan Kepala BAPETEN untuk segera mencanangkan…”. Wah ini mencanangkan apa disana ya pembangunan PLTN di Indonesia dan menetapkan energi nuklir sebagai-bagian dari sistem ketenagalistrikan nasional. Tidak disana itu Pak iya? Ini bagian dari yang diatas itu ikutannya ini, tapi tidak domainnya BATAN atau BAPETEN. Ya Pak dihilangkan ya? tapi semangatnya ini nantikan di Kementerian ESDM Pak, kalau kemudian sudah bisa kita tadi meminta dan diberi bahwa nuklir itu tidak lalu diprioritas terakhir itu. silakan Pak Jarot silakan. KEPALA BATAN: Saya kira, dalam hal ini mungkin komisi men-delete saja Kepala BATAN dan Kepala BAPETEN karena ini-ini anu seperti DPR mendesakkan kepada pemerintah secara umum bahwa Komisi VII DPR sepakat untuk segera mencanangkan pembangunan PLTN. Meskipun sebenarnya yang saya agak khawatir tidak ada subjek, subjek pemerintah disitu. Itu yang posisinya agak kosong juga. KETUA RAPAT: Delete saja Pak. saya kira, semangat nomor 1 itu sudah ikut didalam itu bukan areanya BATAN, BAPETEN begitu saja ya. saya kira tidak usah. Jadi ganti nomor 2 itu adalah “Komisi VII DPR RI meminta Kepala BATAN dan Kepala BAPETEN untuk menyampaikan rincian regulasi terkait limbah nuklir, bahan radio aktif dan dampak negative pembangunan PLTN lainnya secara menyeluruh termasuk rencana perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaga Nukliran paling lambat tanggal 22 Januari 2018. Nah ini boleh Pak ya? ini menambah pemahaman bagi kami di Komisi VII DPR dan sepakat nomor 2 boleh ya?

(RAPAT: SETUJU) 3. Komisi VII DPR RI meminta Kepala BATAN dan Kepala BAPETEN untuk melakukan studi banding. Studi bandingnya DPR RI Komisi VII DPR, nanti kita rumuskan. Point 3 kita delete saja karena tidak disana. Ini kita saja diinternal yak an? kalau disana urusannya sana. Saya kirakan sudah tidak ada keragu-raguan yang saya lihat baik di BATAN

Page 34: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

maupun dipengawas BAPETEN terkait pengembangan nuklir di Indonesia. Itukan Pak. saya kira cukup dua keputusan ini. F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.):

Sebentar, Komisi VII DPR sebentar dikonsep saja. “Komisi VII… KETUA RAPAT: Ditambah ya, tambahan ya? F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.):

Tambah saja. “Komisi VII DPR RI meminta kepada BATAN dan BAPETEN untuk melakukan sosialisasi program nuklir dengan melibatkan pemangku kepentingan”. Ya termasuk Komisi VII DPR pemangku kepentingan disitu. KETUA RAPAT: Semakin penting ini Pak Tahun 2016 tidak ada program itu, tetapi yang menerima meningkat pasti Pak Prof suara-suara di Komisi VII DPR kan sejak awal Tahun 2016 saya ada disini sebagai Pimpinan Komisi itu selalu kita suarakan Pak. Jadi saya kira Pak Kurtubi tidak usah terlalu kecewa dulu Pak karena ternyata suara-suara kita yang sering untuk nuklir ini ada dipersepsi masyarakat meningkat Pak. masyarakat yang setuju dengan pengembangan nuklir. Tidak ada program dari BATAN untuk sosialisasi. F-P NASDEM (DR. H. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Sc): Kepada masyarakat untuk melibatkan pemangku kepentingan. KETUA RAPAT: Itu untuk melakukan sosialisasi ya? baik saya baca Pak. “Komisi VII DPR RI meminta kepada BATAN dan BAPETEN untuk melakukan sosialisasi program nuklir kepada masyarakat dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Itu setuju Pak? baik setuju begitu ya?

(RAPAT: SETUJU) Baik Pak Kurtubi. F-P NASDEM (DR. H. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Sc): Boleh kenomor 1 sedikit koreksi? KETUA RAPAT: sudah ketok ini Pak. apa kata “melawan”? F-P NASDEM (DR. H. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Sc): Oh tidak. “Komisi VII DPR RI meminta kepada Dewan Energi Nasional untuk merevisi PP nomor berapa tentang …, ah PP Nomor 79 Tahun 2014 ya? jadi opsi terakhir adanya disitu di PP, bukan di undang-undang. PP itu porsinya pemerintah yang membuat, bukan DPR yang membuat PP itu. letak mulanya di PP itu. jadi “Komisi VII DPR RI meminta kepada Dewan Energi Nasional untuk merevisi…”. Perintahkan saja untuk merevisi PP Nomor 79 Tahun 2014 agar tidak lagi menempatkan energi nuklir sebagai opsi terakhir begitu.

Page 35: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

KETUA RAPAT: Spesifik ya tidak merubah sih mempertegas saja Pak menunjuk PP-nya. F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.):

Coba kewenangan merubah itu ada di Dewan Energi Nasional PP ini? ...: Ya … bukan di DPR F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.):

Nah artinya apakah istitusi Dewan Energi Nasional yang memiliki kewenangan untuk merubah PP Nomor… KETUA RAPAT: Ketua hariannya Menteri ESDM ya. saya kira, memang namanya Peraturan Pemerintah pembuat peraturan itu yang kita minta, meskipun tentu masuknya sih dari dennya begitu ya. Ke pemerintahlah Pak ya meminta kepada pemerintah. Baik saya ulangi baca point 1 kita koreksi. “Komisi VII DPR RI meminta kepada pemerintah untuk merevisi PP Nomor 79 Tahun 2014 agar tidak menempatkan energi nuklir sebagai opsi terakhir dalam kebijakan energi nasional”. Saya ketok lagi nih? Saya lebih cenderung kita lawan begitu Pak ya karena ada pihak yang bermain ini Pak. ini kalau mau jujur Pak, kalau mau jujur ada pihak yang bermain disini Pak. masa sih sudah lebih tua reaktor nuklir dari saya tidak jadi-jadi begitu loh ya kan?tapi kitakan bahasa agak halus begitu ya, tapi makanya saya kira sama kita minta direvisi. Sepakat ini ya nomor 1 kita revisi jadi yang saya bacakan tadi. setuju?

(RAPAT: SETUJU) Baik. Dengan demikian, kita sudah dipenghujung. Mungkin ada kata penutup dari Kepala BATAN secara ringkas atau cukup Kepala BATAN ya? silakan Pak. KEPALA BATAN: Ya terima kasih. Bapak Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR yang terhormat. Pertemuan ini cukup signifikan dan konstruktif. Mohon juga dipahami bahwa kami juga akan menyampaikan ini kepemerintah supaya ada suatu langkah lanjut yang lebih signifikan terkait program energi nuklir. Sekali lagi terima kasih atas dukungan seluruh Komisi VI DPR sekaligus para penggiat nuklir disini. Terima kasih Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT: Baik. Terima kasih Pak. Tadi saya kira persis sampaikan saja ke pemerintah. Kalau mau sebut nama semua orang Pak disitu nunjuk Pak Kurtubi itu sampai seperti dikuliahin kami begini-begini. Bilang saja Pak. Saya kira tidak apa-apalah atau dari Pimpinan Sidang pun boleh Pak ya. pokoknya bagaimana gambarkan kesungguhan kita di Komisi VII DPR. itu intinya Pak karena intinya ini Pak political will dari pemerintah saja. Diparlemennya jelas kok Komisi VII DPR yang bahas ini begitu loh. Semua fraksi. Kami yang oposisi pun kalau berkepentingan dengan kepentingan nasional kami, kami dukung Pak. kami ikut mendesak. Lebih kuat desakan kami daripada Nasdem yang mendukung

Page 36: sudah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …

pemerintah sekali pun. Lebih kurang mohon maaf, maka dengan mengucapkan alhamdulillahirrobilalamin rapat kita tutup. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

RAPAT DITUTUP PUKUL 16.07 WIB

a.n. KETUA RAPAT

SEKRETARIS RAPAT

Dra. Nanik Herry Murti

NIP. 196505061994032002