sudah dewan perwakilan rakyat republik …
TRANSCRIPT
SUDAH
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
RISALAH RAPAT KERJA KOMISI VII DPR RI
DENGAN
MENTERI RISTEK & DIKTI RI
Tahun Sidang : 2017-2018
Masa Persidangan : IV (empat)
Rapat ke- :
Jenis Rapat : Rapat Kerja
Hari, Tanggal : Selasa, 10 April 2018
Waktu : 16.04 WIB – 17.32 WIB
Tempat : R. Rapat Komisi VII
Ketua Rapat :
Dr. Ir. H.E. HERMAN KHAERON, M.SI/F-PD. (Wakil Ketua
Komisi VII/F-PD)
Sekretaris Rapat :
Dra. Nanik Herry Murti (Kepala Bagian Sekretariat Komisi
VII)
Acara : 1.Rincian dan Realisasi Pelaksanaan Program Penguatan
Inovasi
2.Rencana Peningkatan Anggaran Riset dan teknologi dan
APBN-P Tahun Anggaran 2018
3.Dan lain-lain
Hadir : 20 Anggota
Dengan rincian:
Fraksi PDI-P 5 orang dari 9 Anggota
Fraksi Partai Gerindra 3 orang dari 7 Anggota
Fraksi Partai Golkar 1 orang dari 7 Anggota
Fraksi PAN 2 orang dari 5 Anggota
Fraksi Partai Demokrat 3 orang dari 5 Anggota
Fraksi PKB 3 orang dari 3 Anggota
Fraksi PKS 1 orang dari 4 Anggota
Fraksi PPP 2 orang dari 3 Anggota
Fraksi Partai Hanura 0 orang dari 2 Anggota
Fraksi Partai Nasdem 1 orang dari 3 Anggota
JALANNYA RAPAT: KETUA RAPAT (Dr. Ir. H.E. HERMAN KHAERON, M.SI/F-PD):
Bismillahirrohmannirrohim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Salam sejahtera untuk kita semua. Selamat sore
Terima kasih Pak Menteri sudah hadir atas undangan kami untuk rapat hari ini. Terima kasih kepada seluruh Anggota Komisi VII DPR yang terhormat yang menghadiri
rapat ini. Hari ini adalah agenda rapat kerja bersama Menteri Riset Dikti dengan agenda rincian dan realisasi pelaksanaan Program Penguatan Inovasi, kemudian rencana peningkatan anggaran riset dan teknologi pada APBN Perubahan Tahun 2018. Tentu
jika ada hal lain-lain dapat disampaikan pada rapat hari ini. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Salam sejahtera untuk kita semua.
Dan pertama-tama tentu kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenan-Nya kita masih diberi kesehatan untuk melaksanakan tugas konstitusional kita. Menurut laporan dari secretariat fraksi, mohon maaf secretariat fraksi lagi, secretariat komisi bahwa sudah hadir 12 Anggota dari 7
fraksi dan tentu kesepakatan kami diinternal kita mengacu kepada kesepakatan fraksi-fraksi yang hadir dalam rapat-rapat di ruang Komisi VII DPR. Untuk itu, perkenankan saya untuk membuka rapat kerja ini dan terbuka untuk umum. Apakah disetujui? Setuju
ya Pak Menteri terbuka?
(RAPAT: SETUJU)
Bapak-Ibu yang kami hormati
Seperti yang kami sebutkan bahwa agenda hari ini adalah rincian dan realisasi pelaksanaan program penguatan inovasi yang tentu ini sudah ada dalam rencana kerja di Tahun 2018 dan jika ada sebetulnya karena belum ada surat pemberitahuan resmi
yaitu untuk rencana peningkatan anggaran research dan teknologi pada APBN Tahun 2018. Ada yang menarik saya kira ini hot isu Pak Menteri diluar konteks agenda rapat hari ini, dimana presiden memandang bahwa Balitbang-balitbang yang ada
dikementerian belum efektif dalam perspektif bahwa besaran anggaran terhadap hasil riset belum memberikan daya dukung terhadap inovasi dan hasil riset dan ada wacana, tentu wacana ini perlu kita tangkap untuk menarik anggaran-anggaran yang cukup
besar dikementerian tersebu dapat dialokasikan terhadap lembaga kementerian dibawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi. Saya kira ini sebuah ruang yang bisa kita dalami dan kemudian bagaimana mendorong agar betul-betul lembaga non
kementerian dibawah koordinasi ristek dan dikti tentu semakin kuat. Yang kedua, ini diluar konteks dua agenda tadi yaitu terkait dengan penyelesaian Rancangan Undang-Undang Sinas Iptek dan pada sisi lain rencana induk riset nasional ini juga sudah difinalisasi di Direktorat Jendral Risbang. Jadi mohon nanti Pak Menteri
dalam konteks ini menjelaskan bagaimana sinkronisasi dari perjalanan sinas Iptek terhadap rencana induk riset nasional karena bagaimana pun ini tidak boleh bertabrakan. Selama ini memang acuannya saya kira belum jelas dan jika kemudian
bahwa Undang-Undang Sinas Iptek ini bisa diwujudkan dalam masa sidang ini atau paling lambat masa sidang yang akan datang, tentu ini bisa disinkronkan dengan rencana induk riset nasional. Saya mohon juga teman-teman Anggota Pansus di Sinas
Iptek Ibu Andi kan di Sinas Iptek ya? bagaimana nanti cara pandang teman-teman di
ristek di pansus, tentu juga untuk memberikan masukan dalam rangka sinkronisasi terhadap rencana induk riset nasional.
Kami juga haturkan terima kasih Pak Menteri, besok focus grup discussion untuk membahas, mendalami tentang rencana induk riset nasional dilaksanakan oleh Dirjen Risbang. Jadi kami juga terima kasih, tentu ini commitment dalam rapat yang besok
akan diimplementasikan. Mudah-mudahan juga dapat menghasilkan yang terbaik. Saya kira sebagai kata pengantar mudah-mudahan rapat hari ini lebih efektif dan nanti menghasilkan kesimpulan yang lebih baik untuk menuju kepada hasil kerja baik di
kementerian maupun di Komisi VII DPR yang lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak. Untuk itu, sesuai dengan agenda acara kami persilakan Saudara Menteri Ristek dan Dikti untuk menyampaikan pandangannya. Namun demikian, silakan
interupsi.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Yang saya hormati Pimpinan Komisi VII DPR, Bapak Menteri Ristek Dikti, para
Dirjen dan Anggota Komisi VII DPR.
Saya mohon ditayangkan hasil rapat Komisi VII DPR dengan Ristek Dikti yang
terakhir. Bisa ditayangkan, sehingga maksud saya begini Pak Menteri supaya nanti penyampaian Pak Menteri dikaitkan dengan apa yang sudah pernah kita sampaikan atau menjadi kesimpulan rapat pada tanggal, tanggalnya tidak ada ya tanggalnya. Jadi.
KETUA RAPAT: Sebentar rapat yang sebelumnya atau sebelumnya-sebelumnya lagi?
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Yang salah-satunya adalah Komisi VII DPR ya yang terkait dengan sepakat
dengan nomor 3. Komisi VII DPR RI sepakat untuk wajib melaporkan secara berkala
setiap 2 bulan atas perencanaan dan realisasi pelaksanaan program-program di
Direktorat Jendral Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti, tapi mungkin bukan
hanya di Direktorat Jendral Penguatan Inovasi, tetapi beberapa direktorat jendral yang
lain dan perlu kami sampaikan bahwa Pansus Sinas Iptek ini sedang mensinkronisasi
terutama kita ingin Pak ada kesamaan pendapat dulu dengan Kementerian Keuangan
terkait juga dengan anggaran Ristek karena untuk apa undang-undang itu jadi, tapi
ternyata nantinya tidak di back up oleh dana yang cukup. Kita berkiblatlah kepada
Jepang, Korea hak pertama bahwa dana ristek juga dibiayai oleh pihak swasta,
kemudian ada pengurangan pajak untuk swasta yang ingin melakukan investasi
dibidang ristek dan kemudian Litbang.
Jadi Badan-badan Litbang yang ada dikementerian-kementerian ini memang
sedang dievaluasi dan menurut data yang disampaikan oleh Kementerian Menpan yang
dirilis oleh Pak Presiden Jokowi, memang ada sekitar Rp23,5 triliun yang ada di Litbang
yang sebenarnya tidak jelas menghasilkan apa. Nah teknologi sekarang yang
dibutuhkan adalah teknologi yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat, bukan
kebutuhan peneliti. Itu catatan kami. Jadi mohon kiranya Pak Menteri melalui dirjen-
dirjennya menyampaikan 2 bulan yang lalu apa yang sudah dilakukan dan 2 bulan
kedepan apa yang akan dilakukan. Demikian Pimpinan.
Wabilahitaufik Walhidayah
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
KETUA RAPAT: To the point-nya adalah sebetulnya mana program kemasyarakatannyalah itu.
saya kira itu ya, sehingga kenapa juga agenda hari ini adalah rincian dan realisasi pelaksanaan program penguatan inovasi. Kami persilakan Pak Menteri untuk
menyampaikan paparannya.
MENTERI RISTEK & DIKTI RI (Prof. H. MOHAMAD NASIR, Ph.D., Ak):
Terima kasih Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Selamat sore. Salam sejahtera untuk kita semua..
Yang saya hormati Pimpinan Komisi VII DPR RI dan seluruh Anggota Komisi VII DPR RI ini yang pada sore hari ini dihadiri oleh 7 komisi.
Sorry 7 fraksi karena tidak terbiasa 7 fraksi, tapi saya lihat mungkin banyak tidak
kelihatan ini barangkali dan pada sore hari ini saya ingin menyampaikan agenda sesuai
dengan surat undangan yang kami peroleh yaitu rincian dan realisasi pelaksanaan program penguatan inovasi dan rencana peningkatan anggaran riset dan teknologi di APBN-P di Tahun 2018.
Dalam hal ini kita lihat langsung pada rincian kegiatan dan anggaran yaitu kita punya anggaran Rp299,07 miliar dari fungsi pendidikan sebesar Rp145,21 miliar dan fungsi layanan umum Rp153,86 miliar. Dimana angka itu untuk pengembangan dan
pengelolaan BP Iptek, pengembangan perusahaan pemula berbasis teknologi, pengembangan sistem inovasi, penguatan inovasi industri dan dukungan managemen.
Realisasi kegiatan dan anggaran fungsi pelayanan ristek Tahun 2018 ini total
yang kita lihat disitu adalah rata-rata baru sampai di 3,30% ya total itu. Dimana kalau kita perhatikan untuk penguatan inovasi dukungan managemen untuk Program Penguatan Inovasi sebesar 10%, Penguatan dan Pengelolaan Pusat BP Iptek adalah
8,83% dan untuk pengembangan perusahaan pemula berbasis teknologi 1,88% ini karena baru berjalan stelah seleksi selesai. Pengembangan sistem inovasi 6,42% dan penguatan inovasi industri baru 0,77%, sehingga kita lihat dari total rata-rata adalah
3,30%. Sekarang pengembangan pemula berbasis teknologi, ini seleksi yang sudah
dilakukan dari proposal yang diajukan sebanyak 871 proposal pada Tahun 2017 pada
saat desiminasi. Seleksi administrasi pada Tahun 2018 masuk 567 proposal. Pada bulan Januari akhir seleksi substansi dan seleksi riset presentasi menjadi 279 proposal, wawancara dihasilkan 144 proposal pada Bulan Februari penetapan penerima
pendanaan 143 pada Bulan Maret, sehingga penandatangan kontrak 143 proposal dilakukan pada 9 April berarti pada hari ini tadi pagi karena ini harus segera jalan.
Berikutnya adalah untuk penguatan inovasi industri, ini didalam proses ini ada
dalam pada tanggal 12 Oktober 2017 sampai Bulan November melakukan penerimaan proposal, baru pada tahun seleksi substansi 114 pada Bulan November, pengumuman peserta lolos seleksi 99 proposal pada 2017, seleksi presentasi dilakukan pada Bulan Desember dan fact finding kita buktikan menjadi 41 proposal. Lah 41 proposal
pengumuman peserta yang dibiayai nanti dilakukan pada Bulan April mungkin dipertengahan Bulan April nanti ini kita akan sampaikan, sehingga sekaligus
menandatangan kontrak dengan investor atau dalam hal ini pengguna terhadap teknologi.
Berikutnya adalah rencana peningkatan riset dan teknologi pada APBN-P yang kita ajukan yaitu pada Tahun 2018 ya ini adalah kita lihat dari jumlah hak kekayaan
intelektual yang didaftarkan, jumlah publikasi internasional, jumlah proto type AND TRL sampai dengan 6 dan jumlah proto type like industri TRL 7. Jadi seperti yang dapat kami paparkan didepan dilayar itu.
Berikutnya bagaimana publikasi dan TRL dan kekayaan intelektual. Kalau kita perhatikan ada suatu perbandingan antara Malaysia, Singapura, Thailand dan Indoensia serta Vietnam yang tadinya kita berada dibawah landai yaitu bersama
dengan Vietnam sejak Tahun 2015 ada peningkatan yang cukup drastis, sehingga inilah yang harus kita dorong supaya meningkat lebih baik. Pada Tahun Anggaran
2018, jumlah usulan riset SIMLITABMAS yaitu sebanyak 35.000 proposal yang dibiayai oleh 18.433. Jumlah usulan pengabdian pada masyarakat yang jumlahnya adalah
11.446 dibiayai 2201. Ini adalah potensi total tulisan kita nanti 151.000. Kalau ini nanti dipublikasikan, maka ini akan menghasilkan publikasi yang luar biasa.
Nah sekarang bagaimana trennya. Tren artikel jurnal publikasi negara OKI yang
pernah kami sampaikan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Jadi research, ini apa yang disampaikan dari Ibu Andi tadi kita tidak boleh lagi supply side begitu loh. Kita harus demand side begitu. Oleh karena itu, peneliti harus kita arahkan yaitu meneliti
pada bidang-bidang yang dibutuhkan oleh masyarakat dan industri. Nah kebutuhan masyarakat dan industri ini harus kita kawal dengan baik melalui rencana induk research nasional Pak Ketua. Jadi ini yang menjadi sangat penting. Tren artikel kita,
apabila kita bandingkan dengan negara-negara lain, kita kalau dilihat dari jumlah skopus kita masih jauh rendah apabila kita bandingkan dengan negara-negara Islam lainnya yaitu Iran, Turki, tapi pertumbuhan publikasi dinegara ini diskopuseri. Kalau kita
lihat dipertumbuhan publikasi dinegara-negara OKI saja kita mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Go trade-nya adalah mengalami go trade tertinggi didunia
pertumbuhannya. Ini kalau dari pengakuan dari Islamic World Sience Center Indonesia menduduki rangking pertama didalam go trade tentang publikasi didunia ini. ini yang
perlu kami sampaikan kepada Bapak-Ibu sekalian. Berikutnya adalah kondisi akhir Tahun 2017. Publikasi kita diakhir Tahun 2017
yang masuk didalam jurnal yang bereputasi itu adalah 18.000. dari 18.000 itu apabila kita bandingkan dulu kalau publikasi hanya sekitar 4200 Pak Ketua di Tahun 2014, 2015 naik sekitar 8000, tetapi negara lain diatasi itu jauh lebih tinggi. Thailand diangka
12.800, namun dengan berbagai kebijakan telah dikeluarkan akhirnya publikasi yang kita 20 tahun yang lalu tidak pernah bisa mengalahkan yang namanya Thailand baru 2017 kita bisa diangka 18.000. Ini kalau kita lihat angka detailnya sekitar 18.270-an itu.
Ini adalah angka yang cukup fantastislah untuk Indonesia sekarang, walaupun kita lihat negara lain seperti di Thailand diangka 16.000. ini tentang publikasi.
Kita perhatikan publikasi atau dalam hal ini research ini adalah yang ada di
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi yaitu kalau kita perhatikan yang sedang dipublikasikan. Bagaimana target ditahun-tahun berikutnya. Di Tahun 2019 nanti ditargetkan diangka 25.000 bahkan kita dorong pada Dirjen Risbang tidak 25.000.
Kita punya potensi 151.000 kita datangi harapan saya bisa diangka 30.000 bukan diangka 25.000 nanti kedepan. Mudah-mudahan ini bisa dicapai. Cara peningkatan dana research dan pengembangan tadi Bapak Ketua sudah sampaikan, saya
sampaikan kepada Bapak Presiden biayai research atau di Risbang, di Lembaga Litbang yang ada dikementerian dan lembaga totalnya itu dan Pemerintah daerah 24,9 triliun ya.
Dari Rp24,9 triliun Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi hanya sebagian kecil dari angka itu. nah sekarang yang ada diriset Dikti ini adalah anggarannya kita masih sangat jauh dari apa yang kita harapkan. Masih sangat rendah
ini. Jadi jumlah input SDM kita masih rendah kita juga di 1071 peneliti. Kalau kita bandingkan rasio kandidat sumber daya manusia Iptek itu sekitar 5,6. Input anggarannya 0,15 masih sangat kecil sekali. Outputnya ini juga masih juga kecil. Ini
adalah kondisi yang terjadi pada kita. Nah bagaimana pengaturan untuk menjawab … ini antara hasil Litbang dan dengan industri, ini yang harus kita lihat. Terjadi perbedaan yang terjadi semacam ini, maka RUU Sinas Iptek yang terkait pada inovasi dalam
negeri, hilirisasi hasil Litbang … Iptek dorongan untuk penganggaran dari masyarakat yang nanti dalam hal ini insentif yang diberikan double track deduction atau find…
landing, reformasi LPNK dan LPK, sinergi antara komunitas Litbang Pemerintah dan
swasta, kedudukan rencana induk, kemajuan Iptek terhadap perencanaan nasional. RIRN yang kami ajukan perpres nanti diharapkan tidak berseberangan dengan
Sinas Iptek ini. lah tadikan disampaikan oleh Bapak Ketua, Bapak Presiden telah menyampaikan dirapat cabinet kemarin, memang kalau ini anggaran di kementerian
dan lembaga itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Bahasa saya tidak nendanglah itu dalam risetnya. Sudah kecil dia tre-tre ya jadinya ya tre-tre itu kecil. Lah ini harus kita
betulkan. Saya sampaikan kepada Bapak Presiden ini penting sekali dalam riset ini
menjadi lebih baik, sehingga tidak terjadi redundensi antar KL yang ada dengan apa yang dilakukan oleh Ristek Dikti ini.
LPNK-LPNK yang dibawah Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
ini juga akan mendapatkan kalau itu dilakukan yang sekarang ini tidak memberikan kontribusi yang cukup signifikan didalam pemajuan atau kemajuan dibidang inovasi ini.
negara tidak akan bisa maju dan negara tidak akan bisa bersaing, negara tidak akan bisa menang kalau tidak punya inovasi. Oleh karena itu, inovasi adalah menjadi kunci
utama. Nah inilah yang mungkin perlu kami sampaikan kepada Bapak Pimpinan, kalau kita ingin merespon positif apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden untuk Komisi VII DPR ini, saya sangat akan mendukung sepenuhnya ini hal yang menurut saya big-big
true untuk menuju riset kedepan menjadi lebih baik.
Data kami pada Tahun 2017 total biaya riset yang tadi saya sampaikan Rp24,9 trilun adalah dari dana pemerintah. Dana yang dari swasta itu baru Rp5,1 triliun atau
kisarannya diangka Rp30 triliun. … kita itu diangka Rp13ribu triliun. 13ribu triliun kita rata-ratanya berarti kita diangka 0,25% yang dulu cerita awal adalah 0,08 pada Tahun 2015 awal, sekarang sudah diangka 0,25%. 0,25% kalau kita pilahkan antara swasta
dan negara, negara telah berkontribusi 0,21%, swasta berkontribusi 0,04%. Kalau kita lihat dari rata-ratanya berarti kalau kita prosentasenya 0,21-0,25 berarti APBN kita membiayai riset diangka 82%. Sementara negara tetangga kita swastanya yang
berkontribusi yaitu sebesar 80%. Ini sangat-sangat timpang riset itu. mengapa industri tidak tertarik membiayai riset? Karena industri tidak menganggap riset itu bermanfaat bagi industri yaitu insentiflah yang menjadi sangat penting, double track deduction bakal
diberikan saya yakin itu akan menjadi menarik. Yang kedua, tentang TKDN pun harus masuk didalamnya yaitu tentang local conten didalam komponen local content. Mungkin itu Bapak Ketua yang bisa kita sampaikan. Mudah-mudahan bisa memberikan informasi
kepada Bapak dan Ibu semuanya. Waktu kami kembalikan kepada Pimpinan dan dari saya terima kasih.
KETUA RAPAT: Baik, terima kasih Pak Menteri dan saya kira cukup simple dan jelas. Apakah
masih ada tambahan dari para dirjen atau cukup mewakili semuanya dan memang itulah kalau para professor bicara itu harus lebih simple-lah begitu loh lebih jelas sekarang dan Pak Menteri saya kira hari ini jelas menjawab agenda yang ada dalam
rapat pada hari ini. selanjutnya kami persilakan. MENTERI RISTEK & DIKTI RI:
Untuk kota baru Pak jenisnya.
KETUA RAPAT: Saya kira, Pak Menteri sudah kenal lama rasanya begitu. Silakan Bang Ridwan.
F-PDIP (ANDI RIDWAN WITTIRI):
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
KETUA RAPAT:
Perkenalan dulu ya karena untuk penanya pertama Pak Bara. Perkenalan pertama dulu Pak Ridwan.
F-PDIP (ANDI RIDWAN WITTIRI):
Perkenalan dulu bukan langsung pertanyaannyalah. Terima kasih Pak Khaeruman. Saya Ridwan Hisyam A-286 dari daerah pemilihan Jawa Timur 5 Malang
Raya. Sebelum di Komisi VII DPR, di Komisi X DPR. jadi istri pertamanya Pak Menteri, kalau disini istri kedua Pak karena anggarannya disitu paling tinggi Pak dibanding disini, tapi in syaa Allah Pak saya disini Pak nanti naik Rp30 triliun juga Pak.
KETUA RAPAT:
Biasanya yang mahal istri kedua justru Pak. F-PDIP (ANDI RIDWAN WITTIRI):
Nah makanya kita harus rubah ini. saya kira itu dapat saya sampaikan.
Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT:
Baik Pak Ridwan. Saya kira, semua kenal Pak Ridwan di Samlah ya dan pendapat saya Pak Menteri, memang kalau berbicara Iptek, undang-undangnya belum
memadai artinya kita masih merujuk kepada Undang-Undang 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Kemudian tadi ada rujukan terhadap Undang-Undang 13 Tahun 2016 tentang Paten. Jadi memang belum ada spesifik tentang payung hokum yang ini
justru memberikan titik berat terhadap bagaimana akselerasi Iptek menjadi penting dimasa yang akan datang. Bahkan saya mengatakan bagi negara yang tidak mengurusi Iptek, bagi negara yang tidak mengurusi riset pasti suatu saat akan tertinggal dalam
peradaban bumi ini. Jadi bukan persoalan penjajahan yang berbagai cara ini menguasai hajat hidup masyarakat, tetapi saya kira Iptek ini menjadi jawaban untuk bisa bertahan dalam peradaban dimasa yang akan datang. Kami persilakan Pak Bara
Hasibuan untuk memberikan tanggapan. Memang ini habis rapat panjang Pak Menteri, jadi kami ada Rapat Paripurna. Saya pun dari pagi sudah menjadi juru bicara, meskipun pada akhirnya hanya menyampaikan secara tertulis. Tadi rapat dengan Pertamina dan
seluruhnya terkait dengan kasus Balikpapan. Jadi pada hari ini Anggota mewakilkan kami yang ada disini untuk menyampaikan pandangannya. Silakan Pak Bara.
BARA HASIBUAN: Terima kasih Pak Ketua.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Selamat sore semuanya Pak Menteri beserta jajaran Kementerian Riset dan Teknologi
Dikti. Sebenarnya rapat pada sore hari ini sangat penting Pak, jadi ini berapa kali kita
bicarakan yang mengenai pentingnya penguatan riset dan teknologi Indonesia dan bagaimana kita masih sangat ketinggalan. Jadi memang betul Pak Ketua, memang landasan hukum itu memang penting, tapi yang lebih penting bagi saya adalah commitment politik dari pemimpin tertinggi dari presiden untuk bagaimana supaya riset
dan teknologi di Indonesia ini betul-betul kita perhatikan secara serius. Dalam arti dalam hal ini berapa kali Pak Ketua kita bicarakan ya yaitu soal penambahan budjet. Jadi memang spending kita terhadap JDP untuk riset dan teknologi itukan masih
sangat rendah Pak. Tadi Bapak katakan 2,2% angka yang sangat ironis dibandingkan dengan negara lain. Tidak bisa dibandingkan dengan di Korea Selatan atau Jepang
Pak, tapi juga dengan Singapura bahkan kalau tidak salah sampai 3% Pak ya? 2,8 mendekati 3%. Vietnam berapa Pak atau Malaysia? 1,2 tetap diatas Indonesia. Jadi memang ini yang sebetulnya berapa kali kita soroti Pak. Jadi memang commitment
politik itu harus dicerminkan di bagaimana ada alokasi anggaran yang layak dan juga yang merekfleksikan komitmen kita untuk bagaimana riset dan teknologi ini betul-betul kita busted Pak, kita dorong betul-betul, jadi perlu ada lompatan jauh disini Pak dan
kuncinya lagi-lagi adalah pada anggaran kalau kita bicara mengenai kontribusi negara ya, pemerintah dalam riset dan teknologi ini.
Ini saya ada data Pak kita akan bicara soal inovasi sore ini data dari Global
Inovasion Indeks ya. Untuk soal inovasi Indonesia itu dirangking 87 dari 143 negara yang dinilai. Masih sangar rendah Pak dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara kita dibawah lagi-lagi. Di Singapura dirangking ke-7, Malaysia 33, Thailand 48, Vietnam 71. Kita hanya berada di Brunei Darussalam yaitu 88, mereka
yang dari Filiphina yang rangking 100. Ini memang lebih bekerja keras Pak. Dari kemarin presiden semacam kritik ya, fungsi dari, eksistensi dari Badan Litbang dikementerian-kementerian karena memang selama ini Badan Litbang itu badan yang dianggap tidak precisious Pak Ketua. Jadi biasa kalau orang itu ditaruh di Kepala
Litbang itu adalah bukan sesuatu promosi, sudah berkembang atau dibuang Pak. sudah melakukan kesalahan, jadi dibuang ke Balitbang. Jadi memang attitude kita, mentality
kita memang begitu sebagai bangsa dalam menilai riset dan teknologi. Itu hal yang buangan, bukan sesuatu yang prioritas, sesuatu yang betul-betul harus kita perhatikan
secara serius, sesuatu yang precisious yang ini beda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Nah dari situ saja sudah kelihatan bagaimana approach kita dan juga bagaimana
kita memandang rise dan teknologi secara umum. Jadi saya pikir saya percaya commitment dari Pak Menteri dan juga para Dirjen
disini yang tentu semua punya pemahaman dan commitment yang sama dengan kami
di Komisi VII DPR. Kami ingin betul-betul mulai sekarang kita tingkatkan Pak, kita … lah ini. Kita ciptakan suatu kultur yang baru yaitu suatu kultur research yang kuat di
Indonesia Pak karena bagaimana pun semuanya itu mulai dari kultur, mulai dari
kebiasaan dan tradisi. Ya memang aksesoris dan teknologi tradisi kita masih belum kuat begitu.
Jadi saya pikir program desiminasi salah satunya adalah bagaimana kita meng-enggage community masyarakat, rakyat secara keseluruhan ya untuk melakukan
inovasi, terlibat dalam riset dan teknologi dan saya juga memberikan applause kepada lembaga dibawah Dikti seperti BPPT, seperti LAPAN yang banyak sekali program-
program masyarakat secara langsung. Jadi saya selalu mengatakan apapun yang mereka hasilkan itu juga sudah dirasakan oleh masyarakat, merasakan relevansi dari keberadaan dari lembaga-lembaga ini. Ini bukan lagi lembaga yang bersifat initis, jadi
hasil produk riset mereka memang harus betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, tapi memang lagi-lagi itu semuanya terbentur kepada inovasi dan memang soal kultur itu menyebabkan pihak swasta itu kontribusi terhadap riset dan teknologi kita, terhadap standing JDP kita masih sangat rendah Pak karena memang kultur kita masih sangat
rendah. Tradisi mengenai riset teknologi kita masih sangat rendah. Jadi memang perusahaan-perusahaan tidak menilai, melihat adanya suatu keharusan untuk
mengalokasikan dana yang cukup untuk melakukan riset dan teknologi. Tidak seperti perusahaan-perusahaan besar di Korea misalnya Samsung, LG itukan semua perusahaan-perusahaan di Jepang. Ada alokasi yang besar terhadap riset dan
teknologi, apalagi di Amerika, di Jerman dinegara-negara lain. Jadi itu Pak. Jadi saya pikir stu commitment politik yang penting dan sepertinya harus punya
strategi yang besar, strategi dan rencana yang kuat untuk bagaimana kita menciptakan kultur, tradisi yang baru mengenai riset dan teknologi.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Bara. Memang agak aneh ya Pak Menteri. Kita melihat bahwa sector migas misalkan
juga sebagai penghasil devisa, penghasil anggaran negara, tetapi disana juga kalau dibandingkan riset antara government spending dengan private kan sangat timpang
sekali, kecil sekali begitu ya perbandingannya, sehingga bagaimana mendorong ini
sepertinya juga kita harus bagaimana memadukan antara kemampuan swasta yang sebetulnya ini memiliki spending capital yang tinggi, capacity yang besar. Spending capacity. Ya misalkan perusahaan-perusahaan batubara dan lain sebagainya.
Bagaimana mereka ada kewajiban anggaran juga untuk mendorong riset-riset lainnnya paska misalkan tambang ini selesai.
F-PAN (BARA K. HASIBUAN, MA):
Waktu akhir Tahun 2010-an kan booming batu bara kan luar biasa
keuntungannya. Coba apa yang bisa mereka alokasikan begitu untuk riset dan
teknologi? Kan tidak ada KETUA RAPAT:
Dan isinya dikepala pengusaha batu bara itu uang semua, tidak ada hasil karya riset disitu.
F-PAN (BARA K. HASIBUAN, MA):
Sehingga pada beli rumah di beverliy hills.
KETUA RAPAT:
Nah bagaimana itu Pak Menteri ya? saya kira ini menarik ya. mungkin sekali waktu rapat menteri Ristek dan Dikti dan para pengusaha batu bara besar kita kumpulkan disini. Ah itu. Kita pegang commitment politik membangun riset secara
bersama mereka begitu. Mereka menjual tanah air ya terus ada hasilnya paska mereka kehabisan tanah air itu begitu. kan batu bara tanah air yang dijual itu, jadi asap jadinya. Baik. Bukan Batu Bara Hasibuan. Terima kasih Pak Bara luar biasa. Pak Bara itu kalau
rapat-rapat yang lain tidak penting, tapi kalau dengan Menteri Ristek saya kira luar biasa hadir. Ini sampai akhir, sampai pukul 12.00 pasti masih ada dan bagi kami Pak Menteri dengan statement presiden sih juga menilai ini keberhasilan Pak Menteri
menyakinkan presiden betapa pentingnya Ristek dikumpulkan dalam satu koordinasi yang tepat begitu ya. Silakan Ibu Andi Yuliani Paris.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Terima kasih Pak Menteri.
Ya soal harapan di Rancangan Undang-Undang Sinas Iptek ini kita samalah
bagaimana meningkatkan dana untuk Iptek, tapi memang ada catatan yang penting
bahwa kalau sekarang inikan masih pada kepentingan penelitinya untuk naik grade-
nya, nah itu juga memang penting, tapi kita juga berkejaran dengan waktu untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Pak Menteri, ini saya senang yang detail-detail.
Tolong misalnya untuk halaman dari presentasi Bapak misalnya 130 tenan kira-kira
bisa dikasih tidak datanya ini? kalau nanti inikan sudah Maret 143 proposal tanggal 9
April penandatangan kontrak berarti kan sudah ada proposal yang masuk ya. kami bisa
tidak diberikan? Jadi begini loh, kita juga ingin apalagi di Pansus mendapatkan
gambaran ketika kita membahas pasal-pasal terkait inovasi, komersialisasi. Jadi
kehilirnya. Nah ketika misalnya dengan 135 tenan itu kita mencari model kira-kira
bagaimana sampai inovasi, sampai komersialisasi untuk industrialisasinya dengan 135
ini? saya ingin melihat mendapatkan. Mungkin saya hanya perlu data mentahnya. Saya
mengolah 135 itu informasi apa yang bisa saya dapatkan saya dapat gambarannya
seperti itu. kalau dihalaman 6 ini di Direktorat Jendral apa ya Pak? di Pak Jumain.
MENTERI RISTEK DAN DIKTI RI:
Dipenguatan inovasi. Tadi pagi kami launching untuk menandatangan sekaligus
kontrak sebanyak 143.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Yang dimaksud definisi tenan itu apa Pak ya?
KETUA RAPAT:
Seizin Pak Menteri ya Pak Dirjen?
DIREKTUR PENGUATAN INOVASI: Tenan itu adalah…
KETUA RAPAT: Pakai mix silakan Pak.
DIREKTUR PENGUATAN INOVASI:
Jadi tenan sebenarnya adalah inventor atau innovator ya yang dibina untuk menjadi suatu start up kedepan. Perusahaan-perusahaan yang berbasis teknologi. Nah
pembinanya itu ada incubator Bu, jadi disitu ada incubator yang melakukan pembinaan sampai matang dari teknologi dan produk yang akan dijadikan sebagai produk usaha begitu.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Pak Menteri, izin saya atas Pimpinan saya menanyakan detailnya. Sebenarnya
pertanyaan ini pertanyaan teman-teman, tapi nanyanya kesaya. “Jadi ini bagaimana Bu
Andi, Bu Andi”. Jadi saya sekarang yang. Kata incubator tadi Pak. Nah kasus misalnya
kasus program di Sulsel. Kalau Unhas yang melakukan puyuh itu Prof… apa namanya
Pak? yang Bapak kasih program itu? itu tenan? Itu tenan atau incubator atau apa?
DIREKTUR PENGUATAN INOVASI: Jadi Pak Sadar itu adalah dia adalah salah satu dari tenan yang incubator itu
adalah LPPM Universitas Hasanudin begitu. F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Inkubatornya Unhas begitu ya?
DIREKTUR PENGUATAN INOVASI: Unhas karena itu masih dalam tahap calon perusahaan pemula berbasis
teknologi. F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Nah pengertian calon pemula berbasis teknologi itu artinya si tenan sendiri yang
membuat perusahaan?
DIREKTUR PENGUATAN INOVASI: Nanti begini Bu, jadi CPPT ini itu nanti akan berkembang menjadi PPPT. CPPT
itu adalah level teknologi yang dihasilkan itu TKT-nya tujuh, kemudian kita matangkan teknologi kelevel TKT-nya sampai 9.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Apa itu TKT?
DIREKTUR PENGUATAN INOVASI:
Tingkat Kesiap Terapan Teknologi, nah dari situ tingkat kesiap terapan teknologinya sudah cukup, kemudian kita mendorong dia menjadi start up yaitu perusahaan pemula berbasis teknologi.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Jadi yang start up itu…
DIREKTUR PENGUATAN INOVASI:
Nanti tahun yang kedua mestinya tahun kedua, tahun ketiga kalau sudah teknologi yang dikembangkan sudah pada level ke-9, maka itu akan kita jadikan ini.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Itu jelas Pak ini secara teori, nah yang start up-nya itu perusahaan diluar
tenannya atau tenannya sendiri buat perusahaan?
DIREKTUR PENGUATAN INOVASI:
Jadi tenan itu bisa begini Bu, yang pertama adalah kita bisa dengan perusahaan, tapi maksimum 3 tahun artinya perusahaan baru. Itu yang pertama. Yang kedua adalah
innovator itu sendiri. Innovator sendiri menjadi suatu grup untuk bisa kita kembangkan menjadi start up, nah kasus Unhas karena dia adalah PT NBH dia bisa mengembangkan itu atau dia bisa spint off ke orang lain Bu yang untuk menjalankan
itu atau ke masyarakat. F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Dia bisa bikin CV sendiri tidak?
DIREKTUR PENGUATAN INOVASI: Bisa Bu karena Unhas itu adalah PTNBH. Jadi kalau Unhas ini ke PT NBH
siinovatornya sendiri itu bisa mengembangkan suatu start up diinternal perusahaan atau universitas itu dengan saham 100% dari kampus, tapi bisa juga ini di spint off
kepada masyarakat. Memberikan teknologi ini kepada masyarakat atau orang-orang
tertentu yang mau invest disitu itu.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Saya izin dulu disitu Pak ya? saya sangat mendalami ini. jadi begini loh Pak
Dirjen, tolong Bapak bikin kajian. Inikan Ristek ini orang-orang pintar. Saya tahu betul,
saya punya kritik besar untuk … Bapak. Dia memberikan puyuh … ke masyarakat yang
memang ke peternak saya protes keras dan saya malu, makanya konsep ini bagus Pak
Jumain. Jadi coba Bapak klasifikasi ketika Bapak berbicara start up pemula ya, tentu
saya membayangkan diotak saya sejak saya duduk di Komisi VII DPR ini adalah betul-
betul Kementerian Ristek Dikti itu punya database siapa sih UKM-UKM pemula yang
sedang memerlukan teknologi? Harusnyakan begitu Pak dibalik. Jadi bukan hanya
sekedar mengada-ada, memberikan dana. Kalau di Risbang oke, saya memberikan
Prof Dimyati ya bahwa dia harus bekerja sama dengan Unhas atau universitas apapun,
kemudian mengembangkan penelitian, kemudian aplikasi. Saya sudah coba itu, tapi
untuk yang Pak Jumain Pak supaya tidak rancu dengan punya Pak Dimyati, memang
Bapak ujungnya start, tapi sebenarnya dalam pelaksanaannya agak mirip. Ketika
Unhas sendiri yang sebenarnya menggunakan, dia menggunakan perusahaan-
perusahaan begitu loh.
Sebenarnya bukan perusahaan sendiri itu atas nama Unhas, orang-orang, tapi
menurut saya dibalik. Ristek Dikti, Dirjen Inovasi punya daftar UKM-UKM yang
memerlukan teknologi seperti saya turun ke dapil. Ada pengusaha kasur, dia perlu
teknologi memisahkan antara biji kapas dengan kapas. Itu yang harus kita bantu. Saya
berfikirnya begitu. Kemudian saya lagi kedapil dia perlu alat untuk menanam jagung
supaya cepat. …saya aja yang belikan begitu loh. Itu yang dibutuhkan. Jadi ada UKM-
UKM yang didaftarkan oleh Dirjen Inovasi itulah alat yang dibutuhkan, sehingga menjadi
perusahaan-perusahaan pemula apalagi saya ini mendorong. Saya sering kedapil saya
memberikan kuliah umum kepada Perguruan Tinggi supaya ketika mereka lulus,
mereka tidak berfikir jadi PNS atau jadi pegawai, tapi mereka menjadi wirausaha jaman
now. Jadi kuliah umum saya bagaimana jadi wirausaha jaman now. Inilah yang sedang
harus kita bina. Mungkin ada satu pola yang harus dirubah Pak Jumain pengertian
tenan, kemudian start up ini ya supaya tidak mirip-mirip dengan apa yang dilakukan
oleh Pak Prof Dimyanti. Sudah dirubah namanya Prof Andi Dimyati. Abis sama-sama
Pansus Sinas Iptek begitu Pak Jumain. Jadi punya list databaselah teknologi-teknologi
yang dibutuhkan.
Sebenarnya Bapak lakukan dengan buku kerja sama dengan innovation apa itu,
itu sebenarnya yang bagus. Itulah yang Bapak harus kita kembangkan kira-kira Bapak
yang ada didalam buku itu misalnya pendidikan mana nih? Definisi pengusaha bagi
saya itu tidak mesti harus berbadan hokum CV, kemudian apa, tapi sebenarnya
masyarakat-masyarakat ini sebenarnya punya pengusaha-pengusaha kecil yang
sebenarnya misalnya kalau dulu saya juga misalnya penelitiansaya membimbing para
profesornya Unhas Tahun 1995 tentang bagaimana penelitian dengan metode
partipator research apprecial untuk kemiri, nah dibutuhkan alat untuk memecahkan
kemiri itu. Itu kan sebenarnya begitu yang harusnya pekerjaannya Pak Jumain kira-kira
begitu. Kalau Pak ini jelaslah Pak Andi Dimyati.
Kemudian kalau untuk halaman 7 disini ada 40 produk inovasi. Mungkin saya
juga ingin tahu apakah sebenarnya produk inovasi ini karena sebenarnya begini loh
Pak. Didalam Undang-Undang Sinas Iptek itukan kita ingin ini menjadi komersialisasi
dibeli masyarakat. Jadi ketika masyarakat dimana ya beli ini? contohnya misalnya saya
ini lagi pusing. Ada dapil saya, dia dapat dari UGM dana untuk membeli, untuk
menggoreng, memanaskan, mengeringkan gula semut di Sopeng. Saya cari teknologi
dimana ya saya bisa cari. Uangnya ada dikasih sama PGN, tapi saya beli dimana
begitu. Tidak bisa saya dapat karena alat untuk pengering gula semut sampai
packaging. Uangnya sudah dikasih oleh mitra kami lewat Program CSR kami oleh PGN
misalnya, tapi kami tidak tahu dimana, nah dimana kira-kira. Itulah peran Dirjen Inovasi
seperti itu Pak Jumain.
Jadi makanya data yang lengkapnya perlu kami supaya seperti kami katakan,
kami intinya ingin membantu Kementerian Ristek Dikti, tapi kami perlu juga di back up
dengan data dan kami juga membantu mensosialisasikan inovasi-inovasi, apalagi disini
ada target 40 produk inovasi. Produk inovasi apa? Yang Tahun 2018 mungkin belum
ada, tapi 2017 mintalah datanya. Demikian mungkin Pak Menteri catatan saya artinya
kita dukunglah. Malah saya minta pasal-pasal terkait dengan inovasi sampai dengan
komersialisasi di RUU Sinas Iptek itu ditambah. Kami sudah mengundang Menteri
Bappenas di Pansus kita sudah mengundang Bappenas di Pansus, kami sudah
mengundang Menpan, kami sudah mengundang Kementerian Keuangan, tapi
sayangnya bukan menteri yang hadir. Jadi kami akan mengulang mengundang Dirjen
Anggaran, kemudian Dirjen Pajak karena kita ingin ada pengurangan pajakagi industri-
industri yang ingin menginventasi membentuk Ristek dan kita juga akan mengundang
beberapa, nanti ada juga usulan Pak Jumain yang bagus. Kami sudah sampaikan di
Pansus, nah sisa Bapak mengkoorganisir bahwa kita ingin RUU Sinas Iptek ini tidak
hanya sekedar Undang-Undang biasa Pak, tapi betul-betul melahirkan suatu
momentum direpublik ini tentang ristek, inovasi dan teknologi. Saya tunggu datanya
Pak Jumain.
Terima kasih.
Wabilahitaufik Walhidayah
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
KETUA RAPAT:
Wa’alaikumsalam.
Saya kira menarik Pak Jumain ya, Pak Menteri. Ini menarik ini 40 produk inovasi
ini dan apa saja, tentu kalau ini bisa dideminasikan pun juga bagus. Bisa disesuaikan
dengan potensi lokalnya. Kalau selama ini di Direktorat Jendral Inovasi ada hasil-hasil
yang itu memang meningkatkan pendapatan dan menjadikan usaha baru di
masyarakatkan bisa di cloning ditempat-tempat lain. Mungkin juga paska penemuan
inovasi harus ada program untuk melakukan kloningisasi begitu atau apalah begitu ya
dan apakah nanti ada di Pak Jumain atau ditempat lain? Tentu nanti terserah kepada
Pak Menteri. Menarik ini. Karena apa? Kemarin saya juga sempat mengundang para
start up. Mereka hebat-hebat, mereka canggih-canggih, pintar-pintar, tetapi memang
fasilitasinya kurang, sehingga untuk melakukan loncatan-loncatan yang lebih agresif,
Saya kira ini butuh dorongan dari semua pihak begitu ya termasuk memang kalau
anggarannya terbatas diristeknya terbatas, tentu tadi ide dan gagasan kami untuk
menggabungkan rapat dengan para pelaku diusaha yang saat ini menghasilkan banyak
anggaran, tentu ini bisa kita lakukan supaya swasta nanti yang mendongkrak terhadap
perbanyakannya begitu ya penggadaannya itu. Silakan setelah Ibu Andi, Pak Ridwan.
F-PDIP (ANDI RIDWAN WITTIRI):
Terima kasih Pimpinan.
Pak Menteri yang saya hormati dan para Dirjen.
Saya melihat Kementerian Ristek Dikti, memang 3 tahun yang lalu saya lebih melihat pendidikan tingginya Pak Menteri, Risteknya mungkin ya sekali-kali kita lihat, tapi hari ini harus sudah focus terhadap riset dan teknologi. Kalau saya lihat dari
namanya Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, kementerian ini keberatan ini dengan apa namanya karena saya melihat anggarannya itu sangat jomplang. Sama dengan pada saat kita diawal periode yaitu Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan berubah menjadi Pendidikan nasional dari Pak Nuh ke Pak Anies Baswedan waktu itu anggarannya juga jomplang. Pendidikannya itu kurang lebih, ya hampir 40-an, kebudayaannya hanya Rp300 miliar Pak, tapi pada waktu itu kita rubah.
Mungkin sekarang kebudayaannya sudah Rp2 triliun. Nah itu adalah kenapa bisa berubah seperti itu? karena kita harus bikin payung hukum karena tidak mungkin anggaran ini keluar kalau tidak ada payung hukumnya. Bermasalah semua nanti kita,
sehingga pada waktu itu kita kebut Undang-Undang Kebudayaan. Kebetulan Panja Undang-Undang Kebudayaan yang dua periode DPR tidak
pernah selesai akhirnya yang lalu sudah kita selesaikan dan namanya Undang-Undang
Pemajuan Kebudayaan. Bulan Mei 2017 yang lalu sudah disetujui oleh Rapat Paripurna. Nah saya melihat disini kalau kita berbicara masalah anggaran, sekaligus saya laporkan kepada Pak Menteri kebetulan saya ditunjuk juga untuk panitia anggaran
di Komisi VII DPR nanti di Banggar, nah itu tugas saya juga bagaimana menaikan anggaran ini, nah kamikan harus juga diberi semacam apa namanya masukan agar kita tidak ngawur juga berbicara di Panitia anggaran nanti didalam rangka untuk
meningkatkan APBN terutama APBN-P untuk Kementerian Ristek yaitu yang pertama adalah Undang-Undang Sinas Iptek yang tadi sekarang sudah termasuk Ibu Andi juga dan kebetulan di Komisi X-nya ibu Linda nah itu kita harus percepat agar kita bisa
menaikan anggaran. Kita tidak mungkin akan bisa menaikan anggaran, kalau undang-undang tidak ada. Payung hukumnya tidak ada. Bermasalah kita nanti, makanya waktu kami dengan Kementerian Kemdikbud itu kita kebutlah. Teman-teman yang bermasalah
dalam artian terlalu banyak Anggota DPR. Kalau 10 ini pikirannya 30, ah itu pikirannya 5 saja.
Jadi memang harus ada memang lobi-lobi yang harus kita atur agar undang-
undang ini diperlukan karena kita tidak ada gunanya berbicara sekarang. Rapat kita sampai malam, kalau tidak ada undang-undangnya. Bermasalah semua kita. Kitakan tidak mau semuanya masuk KPK nanti, diperiksa BPK dan lain-lain akhirnya ujung-
ujungnya ke KPK karena tidak ada undang-undang. Jadi inti dari rapat kita sekarang ini rapat kerja didalam rangka untuk menaikan APBN 2018 APBN-P undang-undangnya harus kita percepat. Jadi mohon dari Kemristek Dikti siapa yang yang menjadi
leadernya mungkin Pak Dirjen Risbang ya Pak Prof Dimyati ya teman-teman DPR yang memang itu apa namanya waktunya mungkin dikebut agar kalau perlu diluar jam sidanglah Pak kita selesaikan dan jangan terlalu banyak ini Pak apa namanya? Rapat-
rapat formal. Kita pasti ribut terus. Informal diperbanyak agar bisa menyamakan apa namanya visi kita.
Pada waktu kita memimpin RUU Kebudayaan yang dua periode tidak selesai, saya lebih banyak menyelesaikan diluar sidang pada waktu itu Dirjennya Pak Kacung Marijan setelah itu diganti oleh Pak … Farid. Akhirnya Alhamdulillah segera selesai.
Kami disini kalau saya lihat kalau tidak salah Rp350 miliar Ristek ini Pak ya jumlahnya? Berapa Pak?Rp890, belum Rp1 triliun kan Pak? dibandingkan. Inikan paling tidak Rp5
triliun harusnya kalau kita mau berbicara. Itu yang pertama. Yang kedua, Ristek ini lebih mengarah kepada dikaitkan dengan pendidikan. Kita
harus merubah bahwa riset ini juga diperlukan oleh dunia usaha, sehingga memang
Kementerian Perindustrian itu kita harapkan memang menjadi patner kita didalam rangka untuk meningkatkan juga agar dana ristek ini tidak semata-mata dari pemerintah seperti tadi diumpamakan atau dicontohkan di luar negeri swasta. Nah kita itu
bagaimana? Swasta itu lebih banyak di Kementerian Perindustrian karena perusahaan-perusahaan semua industri itu terkait dengan industri. Apalagi sekarang kita sudah kemarin tanggal 4 Bulan 4 4G itu sudah dicanangkan juga oleh Bapak Presiden.
Kebetulan angka 4 itu angka keramat saya Pak dari Partai Golkar maksudnya Pak Herman, jadi ini 4G. Bukan 4 Golkar, tapi 4G. nah itu adalah. Jadi itu juga Pak Menteri supaya Kementerian Perindustrian karena tadi sama Pimpinan ini juga sudah
ditawarkan bahwa kita Bapak Menteri bersama dengan para apa itu perusahaan-perusahaan batu bara atau perusahaan-perusahaan yang ada di ESDM itukan cukup besar, nah inikan harus dibuka juga wawasannya dan Pak Menteri kita harapkan bisa
berbicara didepan mereka dan ada kita, sehingga dimana yang harus kita dorong agar mereka sebelum Undang-Undang Sinas Iptek ini disetujui paling tidak mereka sudah mempersiapkan kearah, dimana perusahaan-perusahaan itu juga menjadi pendukung
daripada sistem Iptek ini. saya kira dua itu yang dapat saya sampaikan sebagai partisipasi saya didalam rapat pertama dengan Pak Menteri Ristek Dikti. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
F-PAN (BARA K. HASIBUAN, MA):
Tambah sedikit Pak Ketua. Pendapat Pak Ridwan tadi bagus sekali. Ironisnya begini Pak Ridwan, inikan Ristek dan Dikti digabungkan, tapi Ristek itu didepan Dikti dibelakang, tapi kejomplangan anggaran itu luar biasa. Ristek itu tidak sampai Rp1
triliun, Dikti berapa Pak? Rp40 triliun. Coba, padahal Ristek didepan, memang itu waktu digabungkan itukan semacam merefleksikan commitment Presiden Jokowi untuk
meningkatkan Ristek. Digabungkan tapi risteknya didepan. Itukan prioritasnya Ristek,
tapi anggarannya Rp… triliun. Itu ironisnya KETUA RAPAT:
Ya kalau berbicara anggaran didepan atau dibelakang sama. Dulu saya di Komisi IV DPR Pak Menteri, saya Pimpinan 8,5 tahun di Kehutanan. Dulu polemic awal
mengenai narik-menarik mitra kerja sayakan termasuk tim negoisasi dan begitu saya di 4 saya menarik LH-nya supaya juga ada di 4. Setelah saya pindah kesini, saya narik kehutananlah kesini. Saya kira ini harus dilakukan Pak Ridwan Hisham juga begitu ya
dan ya saya kira duo politik ini harus ditangkap sebagai sesuatu yang positif Pak Menteri karena kalau awal-awal kita sudah berfikir negative ya sudah kita akan selalu dalam kecurigaan, sehingga kita lengkap ini sebagai suatu sinyal yang positif. Tapi
kalau untuk mengumpulkan Menteri Ristek Dikti dengan para pengusaha besar, dengan perusahaan-perusahaan besar saya kira ini memungkinkan. Bagaimana nanti tawaran-tawaran inovasi, riset dan teknologi menjadi daya tarik mereka dan kita buat commitment agar juga ada sesuatu yang bisa mendukung terhadap anggaran Ristek
Dikti.
F-PAN (BARA K. HASIBUAN, MA):
Saya pikir ya Ketua yang harus melakukan itu presiden langsung. Presiden mengumpulkan para pengusaha.
KETUA RAPAT:
Nanti keputusan politik ini kita kirim kepada Presiden supaya presiden seperti halnya kita memutuskan terhadap keputusan politik harga batu bara untuk PLN kan ini
juga ini direspon Presiden dengan baik akhirnya keluar Perpres. Ini juga bagaimana Perpres ini bisa memberikan kontribusi terhadap anggaran riset dan dikti. Saya kira dikti juga masih butuh anggaran besar. Kalau tidak ada hal lain silakan Pak Kardaya. Pak
Kardaya juga akan memindahkan anggaran Komisi XI DPR, Komisi VII DPR ya. F-GERINDRA (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, DEA):
Bismillahirrohmannirrohim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR yang saya hormati; Bapak Menteri Ristek Dikti beserta jajarannya yang saya hormati.
Ya ini ada untungnya ristek itu tadinya satu kementerian digabung itu. tidak terbayangkan kalau masih satu kementerian, lalu anggaran kementerian itu Rp800
miliar itukan jadi bagaimana “anunya”, jalannya suatu kementerian itu? nah pertanyaan saya dulukan ada pemikiran bahwa Menteri Ristek atau Kementerian Ristek ini sebelum digabung dengan Dikti merupakan coordinator daripada riset-riset yang tercecer di
kementerian-lembaga. Inikan tercecer ini. setiap kementerian punya badan risetnya, setiap kementerian meneliti, tapi karena kecil-kecil akhirnya habis untuk beli ATK sama honor timnya. Ini harus dikumpulkan kalau menurut saya, harus dikumpulkan supaya
belanja riset ini hasilnya itu bisa ada nilainyalah kalau kecil-kecil itu. Nah pertanyaan saya sampai dimana ini pengaturan ini atau koordinasi ini?
ditempat lain, dinegara lain yang saya tahu riset itu dijadikan satu misalkan di
universitas Menteri Industri datang kesitu, Menteri Pendidikan datang kesitu, menteri ini datang kesitu risetnya ya bareng dikumpulkan, jadi hasilnya itu memang sudah mengakomodir beberapa stakeholder, beberapa yang memang mempunyai
kepentingan dan lain sebagainya. Nah ini yang mungkin harus di. Kita atau saya khususnya menginginkan ini Pak Menteri dan tegas bahwa riset
yang dilakukan oleh kementerian atau lembaga itu kalau tidak ada persetujuan dari
Menristek Dikti sebagai coordinator daripada riset itu, itu mestinya ditolak anggarannya supaya tidak main-main kesana-kesini. Ada dua penelitian yang sama kadang-kadang. Dulu dikementerian dimana saya kerja itu sama ditempat di LIPI, dimana itu. Ini sama persis dengan hanya copy and paste saja. Mungkin tahun depan itu mulai
dilaksanakan. Kalau memang begitu, maka walaupun anggaran yang resminya adalah 800, tetapi yang ditangan Menteri Ristek itu jadi besar dan jangan biarkan mereka itu
hanya ya riset-riset yang rutin-rutin untuk menghabiskan anggaran sebagaimana yang sampai sekarang terjadi begitu. saya kira itu Pimpinan yang bisa saya sampaikan.
Terima kasih. KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Kardaya.
Saya kira masih ada tanggapan lain? Cukup? Cukup ya? Ini pandangannya hampir sama sebetulnya Pak Menteri. Apakah meng-collecting terhadap anggaran-
anggaran yang sekarang tercecer dikementerian lain itu dialokasikan kepada LPNK
dibawah koordinasi ristek atau seperti apa? karena inikan juga mungkin pandangan Presiden disampaikan pada waktu rapat atau sidang kabinet, sehingga kita ingin tahu ruhnya dimana ini, ruh sebenarnya dimana ini? apa yang disampaikan Presiden supaya kita tangkap betul ini. Jadi kalau kemudian kita putuskan secara politik Pak Menteri
kemudian juga menyakinkan presiden dan tentu ini menjadi sebuah era baru dimana riset dilingkungan koordinasi ristek ini menjadi lebih kuat. Selebihnya kami persilakan Pak Menteri untuk memberikan tanggapan.
MENTERI RISTEK DAN DIKTI RI:
Terima kasih Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi VII DPR RI yang telah memberikan beberapa masukan untuk apa yang kami lakukan. Ada dan beberapa
mungkin pertanyaan. Ya kaitan pertama pada mengapa kok kementerian namanya ristek dan dikti begitu? ini saya sejak jadi menteri sudah begitu dan selalu
dipermasalahkan. Kok anggarannya ristek kecil dan dikti yang tinggi begitu? bagaimana dalam hal ini tidak di … bahkan sampai saya pertanyaannya ini Pak Ketua, kalau riset dikti dalam kementerian bagaimana kalau di Komisi VII DPR dan X bisa di blanded.
Saya juga berfikirnya begitu juga artinya bisa menjadi satu, mitranya lebih mudah. Saya juga mudah, bapak juga akan lebih mudah.
Ini saya berkeinginan semacam itu. Apakah ditarik ke Komisi VII DPR atau ditarik
Komisi X DPR, saya tidak ada permasalahan yang penting dari satu komisi agak jauh lebih baik begitu. Ini hanya soal nama. Saya pikir apa arti sebuah nama begitu loh. Yang penting apa yang harus kita lakukan dan memang didalam penganggaran masih
ada pemisahan yang jelas. Mohon maaf Pak Kardaya waktu masih jadi ketua komisi disini juga hal yang sama. Mungkin Bapak punya pengalaman sebelum menjadi Anggota DPR RI yang ditugaskan dikementerian mestinya Bapak sudah usulkan sejak
dulu kalau gabung bagaimana kan lebih bagus begitu loh, tapi ternyata tidak juga ini. Ini adalah keinginan yang cukup penting dan saya sampaikan kepada Bapak
Presiden dan kepada Menko Perekonomian riset kalau itu tercecer dimana-mana ini
hasilnya pasti tidak akan optimal. Sudah biaya anggarannya kecil dan ini tersebar kemana-mana akan menjadi tidak hasil Nampak. Yang cukup ngeri lagi kalau itu dilakukan redandensi berulang-ulang dan hal yang sama. Oleh karena itu, saya sangat
setuju sekali kalau Bapak Pimpinan ini akan mendorong kesana seperti apa yang disampaikan oleh presiden. Itu istilahnya kita seperti gayung sambutlah dalam hal ini untuk mencapai pada titik ini. Kalau RUU Sinas ini kami usulkan satu pasal dalam draft
itu. Menteri dalam hal ini riset dikti mengkoordinasikan dan mengarahkan perumusan kebijakan pelaksanaan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang ayat (2) menteri melaksanakan pemantauan
monitoring dan evaluasi perumusan kebijakan dan pelaksanaan penelitian ini. ini artinya sebenarnya pemikiran dalam pasal ini adalah bagaimana anggaran riset itu harus terkendali dalam satu kementerian. Ini pesan yang bisa disampaikan. Untuk itu, kami
serahkan kepada Pansusnya dalam hal ini. Yang berikutnya yang terkait apa yang disampaikan oleh Ibu Andi tadi, memang riset yang dalam hal ini masih di duasisi. Bisa dilihat yang terjadi adalah dari supply
side, dari demand side. Rata-rata penelitian yang ada ini masih supply side keinginan dari peneliti itu sendiri, maka kalau ada Undang-Undang Sinas Iptek dan RI RN berarti ini akan diarahkan kepada demand side. Ini yang sangat menjadi penting. Lah pada
penerapan teknologi yang tadi bermula berbasis teknologi dasarnya adalah calon. Tadi masalah tenan, tenan itu kedepan kita harapkan akan menjadi usaha baru begitu diharapkan. Yang terjadi juga semacam itu, tapi problemnya yang terjadi adalah dia peneliti riset, lecturer, inventor juga sebagai tenan. Akibatnya apa yang terjadi? Dia
tidak imhimbrit kalau dalam hal ini. imbriding itu adalah akan menurunkan riset-riset apa itu tenan-tenan tujuannya supaya perusahaan secara cepat menjadi. Yang lebih bagus adalah dispen off. Spent off itu dilakukan apabila risetnya itu sudah berbasis
pada demand side, tapi yang terjadi supply side yang dia juga punya keinginan untuk menginkubasi sekalian. Ini yang terjadi. Nanti kedepan ada dua sisi nanti yang akan
terjadi. Berikutnya adalah tentang RUU Sinas Iptek ini mungkin ini adalah menjadi sangat penting pada para Anggota Pansus nanti, mohon betul-betul bagaimana riset
dan pengembangan yang akan di KL-KL itu harus koordinasi dan dikendalikan, dilaksanakan oleh kementerian yang mengurusi dibidang riset. Ini yang mungkin menjadi sangat penting Pak. kalau itu bisa dilakukan seperti yang berlaku di luar negeri.
Nah mereka adalah sebagai demand side. Dia butuh apa? Saya butuh tentang food and agrikultur kementerian ah oke riset kita kembangkan disana. Saya butuh untuk transportais yang baik. Ini kami akan himpun bahkan sampai saya berfikir punya di Puspitek itu disana itu betul-betul kawasan riset berbagai apa itu demand, nanti kami akan connect-kan itu. Kalau itu memungkinkan kalau setelah munculnya aduan satu
undang-undang. Ini akan menjadi baik. Ini kami sambut betul terhadap apa yang kita inginkan dengan apa yang diinginkan …Bapak supaya apa? Saya sederhana saja cara
berfikirnya supaya efisien dan efektif itu saja. Kalau tidak efisien dan efektif kita percuma dalam melakukan tindakan didalam bidang riset.
Inilah yang mungkin apa itu yang dilakukan untuk apa yang ada dirapat kerja ini,
tapi mohon maaf dia yang Litbang adalah disebut sulit berkembang. Kalau saya itu tidak sulit dan berkembang, ini penelitinya melilit sampai perutnya mengembang saking
sakitnya. Peneliti … menjadi sejahtera. Mesti peneliti itu harapan saya mereka adalah pilihan pertama dalam hidup ini menjadi lebih baik bahkan kalau saya katakana peneliti
ini dia … diperas, tenaganya diperas, tapi tidak …. Pendapatan. Ini mestinya begitu. ini kalau bisa dilakukan dalam Undang-Undang Sisnas ini akan luar biasa kedepan. Itu mungkin Pak Ketua yang bisa saya sampaikan.
Terima kasih.
KETUA RAPAT: Baik supaya lebih efisien dan produktif, saya kira kita masuk kesimpulan saja.
Masih ada tambahan? ya silakan. F-GERINDRA (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, DEA):
Pak Menteri, dulu Bappenas itu waktu jaman dulu fungsinya mengkoordinir seluruh proyek yang ada dipemerintahan. Programnya diperiksa sama Bappenas,
anggarannya diperiksa sama Bappenas. Jadi kalau menurut Bappenas ah ini programnya tidak bisa dipakai, ya dicoret, anggarannya dicoret. Memang pada waktu itu pimpro-pimpro itu sangat takut ke Bappenas dan Bappenas menjadi super powerlah,
tetapi ada positif, ada negatifnya. Positifnya jarang sekali terjadi tumpang-tindih program. Kalau tidak dikoordinasikan begitu tumpang-tindih itu ya tidak ada yang tahu begitu. nah harapan saya nanti itu Kementerian Ristek itu bisa seperti Bappenas, tapi
dibidang riset-riset. Jadi jangan harap program riset bisa disetujui dan mendapatkan anggaran, kalau tidak ada endorsement dari Kementerian Ristek. Ya itulah caranya pakai saja cara Bappenas dulu. Saya kira itu kita sudah punya pengalaman.
Terima kasih.
KETUA RAPAT: Baik, saya kira usulan yang baik ya dan kalau saya membaca historisnya rapat-
rapat disini juga dulu Pak Menteri juga minta mengkoordinatori terhadap lembaga-lembaga riset begitu, tapi memang tidak memungkinkan karena ini juga anggarannya mereka secara mandiri juga, tapi saya kira ini butuh waktulah untuk sampai kearah
sana. Enakan dulu memang Pak Kardaya, enakan dulu kata Pak Andi. Jaman dulu Pak Andi masih muda enak dulu. Baik, saya kira setuju ya Pak Menteri kita kesimpulan saja. Saya lihat Pak Menteri sudah capek, para Dirjen sudah capek, jadi kalau
kesimpulankan ada harapan bisa cepat selesai ini rapat.
DRAFT KESIMPULAN RAPAT KERJA KOMISI VII DPR RI
DENGAN RISTEK DIKTI Selasa, 10 April 2018
1. Komisi VII DPR RI sepakat dengan Menteri Ristek dan Dikti Republik Indonesia agar kegiatan riset kedepan lebih menitikberatkan pada inovasi teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan industri.
Ini yang dikatakan tadi demand side begitu ya? apakah disetujui Ibu Andi? Setuju
ya? ini yang tadi disampaikan oleh Pak Menteri. Sekarang harus merubah dari supply
side ke demand side. Dulu mengubah dari mono function program, sekarang ke money follow function, sekarang ke money follow program. Jadi ini sebetulnya sama kepada demand yang merubah dari supply kepada demand. Setuju ya?
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Ketua, nomor 2 itu terlalu.
KETUA RAPAT:
Nomor 1 dulu, nomor 1 dulu. Setuju ya? Pak Bara setuju ya? Pak Bara mana nih? Ada ya. Setuju ya nomor 1 ini? ini permintaan Pak Bara juga. Pak Menteri setuju
ya? pakai mix Pak biar nanti… MENTERI RISTEK & DIKTI RI:
Setuju.
KETUA RAPAT:
(RAPAT: SETUJU)
Nah ini baru nomor 2 Ibu Andi.
2. Komisi VII DPR RI mendesak Pemerintah melalui Menteri Ristek dan Dikti RI untuk mengalokasikan anggaran yang mencukupi untuk kegiatan riset dan inovasi teknologi.
Saya kira ini sebagai tanggung jawab moral kamilah ya. Tujuannya kepada
pemerintah, tapi ini bisa disampaikan kepada Pak Menteri. Bagaimana Ibu Andi?
Langsung kekalimat saja tidak usah diini. F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Begini Pak, bagaimana ya saya mengalokasikan anggaran yang untuk kegiatan
riset dan inovasi teknologi, justru disini harus. Kan disitu anggaran, anggaran yang
berbasis kepada demand itu. Jadi sekaligus dibunyikan.
KETUA RAPAT: Ya nomor 1 itu…
F-PAN (BARA K. HASIBUAN, MA):
…
KETUA RAPAT:
Ya nomor 1 itu demand side tadi sudah oke. Nah nomor 2 agar juga pemerintah menambah anggarannya begitu artinya titik berat kepada nomor 2 anggarannya, sehingga kalau ini kita kirim ke pemerintah atau menjadi keputusan di Komisi VII DPR
di APBN Perubahan kita ada keputusan politik yang dijadikan dasar agar riset ini juga mendapatkan perhatian dalam tambahan anggaran begitu loh.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Kalau nomor 1 kan lebih pada jenis inovasinya
KETUA RAPAT:
Demand side-nya. F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Nomor 2-nya pada anggaran. Jadi tidak apa-apa ditambahkan riset dan teknologi
kita ulangi saja yang dibutuhkan oleh masyarakat dan industri. Jadi anggaran itu
dialokasikan kesana.
KETUA RAPAT:
Ya tambahan ya. Oke, tidak apa-apa ini lebih lengkap-lebih lengkap. Baik, cukup? Pak Menteri setuju?
MENTERI RISTEK & DIKTI RI:
Setuju. KETUA RAPAT:
(RAPAT: SETUJU)
Kalau saya yang bikin kesimpulan saya jamin setujulah Pak Menteri.
3. Komisi VII DPR RI mendukung pemerintah melalui Menteri Ristek dan Dikti RI
agar anggaran penelitian dan pengembangan dibeberapa kementerian/lembaga dialokasikan kepada LPNK Ristek dibawah koordinasi Kementerian Ristek dan Dikti.
Saya kira ini alat ya. Ini alat Pak Menterilah untuk berbicara, ada keputusan
politik kan menteri yang meminta, tetapi DPR yang meminta begitu. Setuju ya Pak
Ridwan sebagai Mantan Anggota Komisi VII DPR apakah harus ditarik dari Dikti?
F-PDIP (ANDI RIDWAN WITTIRI):
Saya dulu bertahan pada pendidikan tinggi ristek ditarik kesana, sekarang kita tarik berubah.
KETUA RAPAT: Sudah ketangkap caranya Pak Ridwan sudah ketangkap begitu. Baik Pak
Menteri setuju? Setuju.
(RAPAT: SETUJU)
4. Komisi VII DPR RI sepakat dengan Menteri Ristek dan Dikti Republik Indonesia
untuk melakukan sinkronisasi Rancangan Undang-Undang Sistem Nasional Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dengan rencana induk riset nasional atau … Besok saya kira ini sekalian kita bicarakan. Ibu Andi diundang jugakan besok kan
ya? juru bicara, beliau yang punya acara besok. Saya kira, kita lebih menitikberatkan pada sinkronisasi dirancangan undang-undang dengan siririn ini. setuju ya Pak Menteri ya? setuju ya?
(RAPAT: SETUJU)
5. Komisi VII DPR RI meminta Menteri Ristek dan Dikti Republik Indonesia untuk menyampaikan jawaban tertulis atas seluruh pertanyaan Anggota Komisi VII DPR dengan melengkapi permintaan data pendukung paling lambat tanggal 17
April 2018. Secara khusus Pak Jumain juga minta 40 yang tadi menjadi tujuan inovasi.
Kalau sudah ada yang memang itu memiliki prospek yang baik, mohon disampaikan juga. Jadi kalau riset di Sulawesi Selatan atau di Unhas mungkin bisa juga dikembangkan di Cirebon ditempat saya begitu ya dan Pak Jumain juga harus
bertanggungjawab mengembangkan di Cirebon karena belum ada programnya ini di Cirebon ya, belum ada kedengaran-kedengaran. Padahal di Cirebon itu Pak produk apa saja ada Pak, produk makanan merek apapun ada di Cirebon begitu. inovasi secara
culturalnya sudah jalan, hanya bagaimana sentuhan teknologi ini begitu. F-PAN (BARA K. HASIBUAN, MA):
Dari berbagai aspek ini ya?
KETUA RAPAT:
Dari berbagai aspek. Sudah saya buktikan ke Pak Bara.
F-PAN (BARA K. HASIBUAN, MA):
Begitu. Belum dibuktikan
KETUA RAPAT: Begitu ya. Point 5 disetujui Pak?
MENTERI RISTEK DAN DIKTI RI:
Setuju. KETUA RAPAT:
Setuju ya? setuju.
(RAPAT: SETUJU)
Kan cepat rapat itu. Ya silakan. F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Izin. Pak Menteri, ini mungkin apa yang Pak Menteri sampaikan yang saya catat
dengan baik bahwa jangan sampai peneliti juga, jadi tenen juga, jadi starter juga. Jadi
sebenarnya ini catatan buat pak Jumain juga ya? catatan buat Pak Jumain. Jadi bahwa
jangan sampai Unhas itu bikin CV juga. Kitakan mau mengembangkan inovasi pada
pemula yang ada diluar. Jadi capek Pak kalau kita bikin start up-start up baru, padahal
dia sebenarnya juga coba-coba. Padahal banyak pengusaha pemula yang sebenarnya
menunggu uluran teknologi, nah dana yang Bapak punyai itu, itulah yang kita gunakan
membantu pebisnis-pebisnis pemula yang seperti dilakukan oleh. Seperti apa yang
saya katakan tadi contohnya mau bikin penggorengan gula semut, dimana ya saya cari
teknologinya. Tidak adakan teknologinya, nah itu seperti yang Bapak harus contohnya
seperti itu. Begitu Pak Menteri. Jadi apa yang Pak Menteri sampaikan itu bukan
catatan, catatan untuk Pak Jumain supaya membedakan programnya Pak Jumain
dengan programnya Pak Andi Dimyati.
Terima kasih.
MENTERI RISTEK & DIKTI RI: Ya mungkin sedikit Pak Ketua ya
KETUA RAPAT:
Sedikit nanti Pak, memang Pak Jumain ini selalu menjadi perhatian Bu Andi
kelihatannya. Pak Jumain kurang perhatian sama Ibu Andi ya. Ini catatan, catatan yang
tidak terpisahkan dari rapat ini.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Tolongin Pak sudah didapil disuruh tanggal sekian ke dapil tahu-tahunya dia
tidak ada Pak.
KETUA RAPAT:
Sakit Pak katanya Pak Jumain sedang sakit begitu. kan baru satu kali, tapi kalau
perempuan satu kali terus diceritakan Pak. Cuma Pak Jumain juga belum pernah ke
Cirebon begitu masalahnya. Silakan Pak Menteri.
MENTERI RISTEK & DIKTI RI: Ini memang sulitnya para peneliti itu kan mempunyai inovasi yang dalam hal ini untuk me-spint off terhadap hasil inovasinya ini. Ini berkali-kali harus kita jelaskan pada
para peneliti itu. Tidak hanya di Unhas saja Bu di Indonesia. Bahasa saya kalau ini orang bisa katakan saya melakukan, kalau saya bisa lakukan akan saya lakukan semua
begitu pikirannya. Bahasa Jawanya HKB begitu. Kalau orang dalam pendidikan dia orang yang spesialis, yang multi spesialis misalnya. Spesialis kok multi spesialis bagaimana ini? ya itu KKP semua ingin diambil. Kalau itu di Kementerian KKP itu
cantranglah. Kecil diambil bisa itu artinya didalam ini perlu dijelaskan kepada public, memang harus kita lakukan. Ini meng-educate kepada mereka. Tujuannya apa? Kalau di spend off biasanya berkembangnya jauh lebih baik, biasanya. Ini pengalaman.
Berkali-kali saya selalu sampaikan kepada para peneliti tidak hanya di Unhas. Kalau tadi penggorengan gula semut itu di Purwokerto ada Bu, nanti kita coba melihat itu cukup bagus dan dia sudah ekspor ke Jerman. Nah ini nanti Pak Jumain nanti. Ibu
kelihatan cinta banget sama Pak Jumain atau cocok. F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Pak Jumain itu suka PHP beri harapan palsu
MENTERI RISTEK & DIKTI RI:
Ya paling tidak HP-lah bukan PHP, HP-lah begitu ya paling tidak itu. Silakan nanti diselesaikan secara adat saja Bu.
Terima kasih.
KETUA RAPAT: Saya secara khusus meminta Pak Jumain untuk membawa Ibu Andi segera
ketempat gula semut itu ke Sinjai ya. Bapak segera ya dalam minggu inilah begitu ya? kan besok masih ada agenda rapat. Lusa masih bisa Pak. tidak apa-apa Pak meninggalkan dulu yang lain begitu biar selesai urusan. Selama ini rapat, setiap rapat
yang disorot Pak Jumain saja, kenapa yang lain tidak begitu loh. Menarik. Baik saya kira kalau tidak ada hal lain, tentu kita bisa mengakhiri acara rapat kerja ini dan terima kasih atas keefektifan rapat ini dan saya kira kesimpulannya cukup baik dan untuk
mengakhiri rapat kerja, kami persilakan Saudara Menteri Ristek dan Dikti menyampaikan kata akhir.
MENTERI RISTEK & DIKTI RI: Ya terima kasih Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi VII DPR RI yang pada
sore hari ini telah menyelesaikan rapat kerja bersama. Mudah-mudahan dari rapat kerja ini bisa betul-betul membuahkan hasil untuk rakyat Indonesia. Yang betul-betul bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Mungkin itu Pak Ketua yang bisa saya sampaikan. dari saya akhirukalam. Wallahu muafik illa aqwa illa mithorik. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT: Wa’alaikumussalam.
Jadi sedikit cerita sebelum ditutup. Saya itu punya cerita menarik. Jadi sebelum
saya menjadi mitra berada didepan memimpin rapat ini, saya ketemu menteri ini di soto sadang ya. di soto sadang dengan Pak Dirjen kalau tidak salah ya toh? Itu sebuah takdir yang kemudian pada akhirnya memang kita menjadi mitra Pak. Coba kalau disitu
musuhan diam-diam kan ceritanya jadi negative ya. untung kita tanggap begitu ya langsung makan bareng, meskipun saya tidak dibayarkan ya terima kasihlah.
MENTERI RISTEK & DIKTI RI: Maunya saya bayarin, tapi bapak tidak mau saja.
KETUA RAPAT: Itu saja. Mau dibayarin, Bapak sudah pergi ya begitu. baik, terima kasih dan
sekali lagi terima kasih kepada seluruh Anggota Komisi VII DPR RI. Terima kasih kepada Pak Menteri dan seluruh jajaran Eselon I dan seluruh yang hadir dari Kementerian Ristek Dikti, media dan Baak-Ibu sekalian yang hadir dalam rapat ini. tentu
atas nama Pimpinan Komisi VII DPR menghaturkan terima kasih. Mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan. Dengan demikian, rapat saya nyatakan ditutup. Wabilahitaufik Walhidayah Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhp
RAPAT DITUTUP PUKUL 17.32 WIB
a.n. KETUA RAPAT
SEKRETARIS RAPAT
Dra. Nanik Herry Murti
NIP. 196505061994032002