study tingkat perkembangan posyandu pasca revitali

21
STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak azasi sekaligus sebagai investasi, yang perlu diupayakan, diperjuangkan, dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, termasuk swasta. Sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas, merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumberdaya manusia (DepKes RI, 2006). Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila system pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu haml, ibu menyusui dan ibu nifas. Sejak Posyandu dibentuk, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan dan umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Propinsi Jawa Timur Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2004 sebesar 39,60 per 1000 kelahiran hidup dan turun menjadi 36,65 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005, sedangkan pada tahun 2006 turun lagi menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup (BPS). Secara Nasional pada tahun 2010 akan diproyeksikan menjadi 25,7 per 1000 kelahiran hidup (Sumber : Rencana Pembangunan Kesehatan Tahun 2005-2009). AKI dilaporkan 1

Upload: muthawip-al-jihani

Post on 30-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASIPOSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYAOleh Pipit FestyPENDAHULUAN1.1LATAR BELAKANGKesehatan merupakan hak azasi sekaligus sebagai investasi, yang perludiupayakan, diperjuangkan, dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruhkomponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnyadapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan bukanlahtanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersamapemerintah, masyarakat, termasuk swasta. Sumberdaya manusia yang sehat danberkualitas, merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan.Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar yangsangat mempengaruhi kualitas hidup sumberdaya manusia (DepKes RI, 2006).Upayapengembangankualitassumberdayamanusiadenganmengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata,apabila system pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapatdilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran yangmembutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu haml, ibu menyusui dan ibu nifas.Sejak Posyandu dibentuk, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angkakematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan dan umur harapan hiduprata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Propinsi Jawa TimurAngka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2004 sebesar 39,60 per 1000 kelahiranhidup dan turun menjadi 36,65 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005, sedangkanpada tahun 2006 turun lagi menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup (BPS). SecaraNasional pada tahun 2010 akan diproyeksikan menjadi 25,7 per 1000 kelahiran hidup(Sumber : Rencana Pembangunan Kesehatan Tahun 2005-2009). AKI dilaporkan1

2telah menurun dari 408 pada tahun 1990, menjadi 304 per 100.000 kelahiran hiduppada tahun 2000 dan menurun lagi menjadi 262 per 100.000 kelahiran hidup padatahun 2005. Berdasarkan hasil Sensus tahun 2000, Angka Kematian Ibu Maternal(AKI) di Jawa Timur sebesar 168 per 100.000 kelahiran hidup, masih cukup tinggidibandingkan dengan AKI secara nasional maupun dengan target yang akan dicapaipada tahun 2010. Di Propinsi Jawa Timurpada tahun 2006terdapat 690.282jumlah ibu hamil, dari sejumlah kelahiran, tercatat 354 kasus kematian ibu maternal,yang terjadi pada saat kehamilan 65 orang, kematian pada saat persalinan 221 orangdan kematian ibu nifas 68 orang (Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202002.pdf).Namun bila ditinjau dari aspek kualitas, masih ditemukan banyak masalah,antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai. Hasilanalisis Profil Kesehatan Propinsi Jatim dimana pada tahun 2006, jumlah posyandu44.355. Jumlah posyandu pada tahun 2005 menunjukkan peningkatan sebesar 2,04%, yaitu dari 42.799 pada tahun 2004 menjadi 43.672 pada tahun 2005 (sumber :Laporan Tahunan). Hal ini disebabkan adanya peran serta Pimpinan daerah mulaitingkat Propinsi hingga Kelurahan dalam pelaksanaan Revitalisasi Posyandu.Hasil analisis Profil Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat(UKBM) menunjukkan pergeseran tingkat perkembangan Posyandu. Jika pada tahun2001, tercatat 44,2% Posyandu strata Pratama, 34,7% Posyandu strata Madya, serta18,0% Posyandu tergolong strata Purnama. Maka pada tahun 2004 tercatat 33,61%Posyandu tergolong dalam strata Pratama, 39,86% Posyandu tergolong strata Madya,serta 23,62% Posyandu tergolong strata Purnama. Sementara jumlah Posyandu yangtergolong mandiri turun dari 3,1% pada tahun 2001 menjadi 2,91% (DepKes, 2006).Sedangkan jumlah Posyandu di Jawa Timur menurut hasil kompilasi dari ProfilKesehatan tahun 2006, bahwa jumlah seluruh Posyandu yang ada sebesar 44.355buah, dengan rincian Posyandu Pratama 33,19%, Posyandu Madya38,51%,Posyandu Purnama 25,86%, dan Posyandu Mandiri 2,44%. (Sumber : UKBM).Prosentase Posyandu Pratama 33,19%, Posyandu Madya 38,51%, Posyandu Purnama25,86% dan Posyandu Mandiri 2,44% (Data Subdin PSD) (Profil Kesehatan PropinsiJawa Timur, 2006). Adapun hasil penelitian yang dilakukan Puskesmas Kenjeran dari

3hasil survei pengambilan data awal didapatkan 51 Posyandu pada tahun 2005 seluruhPosyandu 51% tergolong strata Purnama, pada tahun 2006 dan 2007 jumlahPosyandu menurun menjadi 24 Posyandu dengan rincian 17 (70,83%) Posyandutergolong Posyandu Pratama, 5 (20,83%) Posyandu tergolong Posyandu Madya, 2(8,33%) Posyandu tergolong Posyandu Purnama (Data DinKes Kota Surabaya, 2007),dengan hasil wawancara bahwa pada hakekatnya terdapat 110 kader dan jumlah kaderyang aktif hanya 75 orang, serta dalam pelaksanaannya didapatkan kurangnya kaderyang dapat memahami secara betul tentang posyandu.Kegiatan pemberdayaan masyarakat merupakan segala upaya fasilitasiyang bersifat noninstruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuanmasyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mencaripemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baikdari instansi lintas sektoral maupun LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan tokohmasyarakat (UNICEF, 1999). Semua upaya pengembangan Posyandu harusmelibatkan lintas sektoral karena pembangunan kesehatan masyarakat terutamakesehatan masyarakat desa merupakan tanggung jawab semua pihak. Perawat yangdalam paradigmanya menempatkan masyarakat sebagai salah satu unsurnya,merupakan profesi yang kompetensinya dibutuhkan dalam upaya pengembanganPosyandu. Hal ini disebabkan karena Posyandu membutuhkan pelayanan professionaldan non professional. Perpaduan keduanya akan meningkatkan efektifitas Posyandudalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang menjadi tujuannya(Studi tentang Pelaksanaan Posyandu, 2006).1.21.3.1TUJUAN PENELITIANTujuan UmumTujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkatperkembangan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya.1.3.2Tujuan KhususTujuan khusus dari penelitian ini adalah :1. Mengidentifikasi karakteristik kader Posyandu

42. Mengidentifikasi Pelembagaan Posyandu3. Mengidentifikasi Pengelolaan Posyandu (Input, Proses, Output)4. Menganalisa Tingkat Perkembangan Posyandu1.31.4.1MANFAAT PENELITIANBagi InstitusiDapat digunakan sebagai bahan acuan pengembangan ilmu pengetahuankhususnya ilmu kesehatan masyarakat tentang kajian tingkat perkembanganposyandu, sehingga dapat dijadikan suatu kajian materi dalam perkuliahandan wacana.1.4.2Bagi PuskesmasDapat dijadikan suatu pegangan sehingga adanya usaha dalam pengembanganposyandu dapat dilaksanakan melalui pembinaan peran serta masyarakat.1.4.3Bagi PenelitiMengetahui tingkat perkembangan posyandu melalui variable – variableformat pengukuran tingkat perkembangan posyandu sehingga dapatditerapkan di masyarakat dalam kegiatan PKMD (Pembangunan KesehatanMasyarakat dan Desa).TINJAUAN PUSTAKA2.1Pengertian PosyanduPosyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayananmasyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalammengembangkan sumber daya manusia sejak dini (Nasrul Effendy, 2004).2.2Tujuan Penyelenggaraan PosyanduMenurut Nasrul Effendy (2004) tujuan pokok dari pelaksanaan posyanduadalah : untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, meningkatkanpelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR, mempercepat penerimaan NormaKeluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS), meningkatkan kemampuan masyarakatuntuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang

5menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat, pendekatan dan pemerataanpelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupanpelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografi, meningkatkan danpembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelolausaha-usaha kesehatan masyarakat.2.3Sasaran PosyanduYang menjadi sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu adalah :bayi berusia kurang dari 1 tahun, anak balita usia 1 sampai 5 tahun, ibu hamil, ibumenyusui dan ibu nifas, wanita usia subur.2.4Fungsi Posyandu2.4.1 Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi danketerampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakatdalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB.2.4.2 Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutamaberkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.2.5Manfaat Posyandu2.5.1 Bagi Masyarakata. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanandasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.b. Memperoleh bantuan secara professional dalam pemecahan masalahkesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sector lainterkait.2.5.2 Bagi Kader, Pengurus Posyandu, dan Tokoh Masyarakata. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkaitdengan penurunan AKI dan AKB.b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakatmenyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB.2.5.3 Bagi puskesmas

6a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunanberwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanankesehatan strata pertama.b. Dapat lebih spesifik membentuk masyarakat dalam pemecahan masalahkesehatan sesuai dengan kondisi setempat.c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberianpelayanan secara terpadu.2.5.4 Bagi Sektor Laina. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sectorterkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKBsesuai kondisi setempat.b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuaidengan tupoksi masing-masing sector.2.6Pengorganisasian PosyanduStruktur PosyanduStruktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat padasaat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehinggadapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dankemampuan sumberdaya. Strutur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, danbendahara dan kader posyandu yang merangkap sebagai anggota.Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (Kelurahan /Desa atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompokPengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat.Unit pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari paraanggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawabmasing-masing unsur pengelola Posyandu, disepakati dalam unit/kelompok PengelolaPosyandu bersama masyarakat setempat.2.7.1 Pengelola Posyandu

7Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarahpembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorangketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara. Kriteria pengelola Posyandu antaralain sebagai berikut :a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasimasyarakat.c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.Kader PoyanduKader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakatyang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatanPosyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela.Kriteria Kader Posyandu antara lain sebagai berikut :a. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.b. Dapat membaca dan menulis huruf latin.c. Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat.d. Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang.Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena kesibukan yangdimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secarasukarela sebagai kader Posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peranan kaderPosyandu dapat digantikan oleh tenaga professional terlatih yang bekerja secarapurna/paruh waktu sebagai kader Posyandu dengan mendapat imbalan khusus daridana yang dikumpulkan oleh dan dari masyarakat. Kriteria tenaga professional antaralain sebagai berikut :a. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.b. Berpendidikan sekurang-kurangnya SMP.c. Bersedia dan mau bekerja secara purna/paruh waktu untuk mengelolaPosyandu.2.7Kegiatan Posyandu

8KegiatanPosyanduterdiridarikegiatanutamadankegiatanpengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut :Kegiatan Utama1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)2. Keluarga Berencana3. Imunisasi4. Gizi5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare2.8Sistem Lima Meja dalam PosyanduDalam pelaksanaan posyandu dikenal adanya sistem lima meja yangterdiri dari :1) Meja Satu, merupakan meja pendaftaran. Disini balita di daftar dalam formulirpancatatan balita. Bila sudah mempunyai KMS, maka KMS tersebut dimintadan kemudian diselipkan secarik kertas yang sudah diberi nama balita yangbersangkutan. Apabila balita tidak memiliki KMS, maka dibuatkan KMS baruyang juga diselipkan kertas dengan nama balita di dalamnya. Untuk ibu hamildan menyusui juga dilakukan pendaftaran di meja ini.2) Meja Dua, adalah meja penimbangan. Hasil penimbangan dicatat ke secarikkertas dan kemudian balita diminta ke meja selanjutnya.3) Meja Tiga, disini adalah meja pencatatan dimana keder bertugas mencatat hasilpenimbangan KMS sesuai dengan apa yang tercatat di secarik kertas.4) Meja Empat, adalah meja penyuluhan. Disini diberikan penyuluhan kesehatanmulai dari tentang pentingnya gizi, kesehatan balita, keluarga berencana danlain sebagainya.5) Meja Lima, adalah meja pelayanan kesehatan dimana petugas kesehatanmemberikan pelayanan kesehatan dan juga pelayanan KB2.9Tingkat Perkembangan Posyandu

9Perkembangan masing-masing posyandu tidak sama. Dengan demikian,pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untukmengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alatTingkat Perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah KemandirinanPosyandu. Tujuan telaah adalah untuk mengetahui identifikasi tingkat perkembanganPosyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut (DepKes RI,2006) :a. Posyandu PratamaPosyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai olehkegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangatterbatas yakni kurang dari 5 orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutinbulanan Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pulakarena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikanperingkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.b. Posyandu MadyaPosyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatanlebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang ataulebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalahmeningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagaimotivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.Posyandu PurnamaPosyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakankegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orangatau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampumenyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaandari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yaknikurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dapat dilakukanuntuk perbaikan peringkat antara lain :

10a) Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkanpemahaman masyarakat tentang dana sehat.b) Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat,dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah paratokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untukkepentingan Posyandu mengikutsertakan pengurus Posyandu.c. Posyandu MandiriPosyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebihdari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakanprogram tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yangdikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggaldi wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasukpembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itudapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai denganmasalah dan kemampuan masing-masing yang dirumuskan melalui pendekatanPKMD.METODE PENELITIAN3.1 Desain PenelitianDalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah metodedeskriptif yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalahpenelitian yang terjadi. Atau dengan kata lain, rancangan ini mendeskripsikanseperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu. Deskriptif tersebut dapat terjadipada lingkup individu di suatu daerah tertentu, atau lingkup kelompok padamasyarakat di daerah tertentu. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan dapat jugakualitatif (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007 : 47).3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling3.3.1Populasi

11Pada penelitian ini populasinya adalah Seluruh Posyandu yang ada dalamwilayah kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya dengan jumlah Posyandu adalah 25Posyandu.3.3.2 SampelSampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagian posyandu yangada dalam wilayah kerja Puskesmas Kenjeran dengan jumlah Posyandu adalah 25Posyandu.3.3.3Teknik SamplingSampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh.Sampling Jenuh adalah suatu cara pengambilan sample dimana semua anggotapopulasi menjadi sample (A.A.A Hidayat, 2007).3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi OperasionalIdentifikasi variabelPada penelitian ini variabelnya adalah Tingkat Perkembangan Posyandu diwilayah kerja Puskesmas Kenjeran.PEMBAHASANPenyajian data yang akan ditampilkan meliputi data umum dan data khusus.Data umum menampilkan karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan(tingkatan kelas), agama, dan pekerjaan. Sedangkan data khusus menampilkan tingkatperkembangan Posyandu berdasarkan karakteristik pelembagaan dan pengelolaanPosyandu dimana dalam pengelolaan meliputi input, proses dan output, kemudianpada hasil penelitian ini dapat dibuktikan tingkat perkembangan posyandu dariseluruh populasi Posyandu yang menjadi sample penelitian di wilayah kerjaPuskesmas Kenjeran Kecamatan Bulak.4.1 Hasil PenelitianPenelitian dilakukan dengan cara observasi dan wawancara kepada respondensetelah pelaksanaan Posyandu. Hasil dari penelitian ditabulasi dan didapatkan dataumum dan data khusus.4.1.1 Data Umum

12Data umum mengenai umur, pendidikan, agama dan pekerjaan disajikandalam bentuk diagram pie.4.1.1.1 Umur RespondenDistribusi karakteristik responden berdasarkan kelompok umur daripengumpulan data didapatkan hasil sebagai berikut :Gambar 4.1 Karakteristik responden berdasarkan Umur di Posyandu WilayahKerja Puskesmas Kenjeran tanggal 10 – 21 Juli 2008.Jumlah responden dengan nilai terbesar yaitu usia 43-49 tahun (32%),sedangkan terendah pada usia 50-56 dan 64-70 yaitu 8%.4.1.1.2 Pendidikan (Tingkatan Kelas)Distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan (tingkatan kelas)dari pengumpulan data didapatkan hasil sebagai berikut :Gambar 4.2 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan di PosyanduWilayah Kerja Puskesmas Kenjeran tanggal 10 – 21 Juli 2008.

13Jumlah responden dengan nilai terbesar yaitu berpendidikan SMP 44%,sedangkan terendah pada tingkat pendidikan PT 12%.4.1.2 Data KhususData khusus mengenai identifikasi tingkat perkembangan Posyanduberdasarkan pelembagaan, tingkat perkembangan Posyandu berdasarkan pengelolaanPosyandu meliputi input, proses, output, serta analisa tingkat perkembanganPosyandu berdasarkan pelembangaan dan pengelolaan Posyandu. Semua dapatdisajikan dalam bentuk tabel ataupun diagram.Tabel 4.1 Identifikasi Posyandu berdasarkan Pelembagaan Posyandu di WilayahKerja Puskesmas Kenjeran tanggal 10 – 21 Juli 2008.Pelembagaan PosyanduRencanaNo.StandartPengukuranSKOrganisasiPosyandu%StrukturOrganisasiPosyandu%PengembanganPosyandu menjadiAgendaPertemuan Desa1.2.AdaTidak AdaTotal1312255248100214258416100817253268100%Dari tabel diatas dapat disimpulkan dari 25 Posyandu yang ada di wilayahkerja Puskesmas Kenjeran 52% mempunyai SK organisasi Posyandu, 84%mempunyaistrukturorganisasiPosyandudan32%mempunyairencanapengembangan Posyandu menjadi agenda pertemuan desa.Tabel 4.2 Identifikasi Posyandu berdasarkan Pengelolaan Posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Kenjeran tanggal 10 – 21 Juli 2008.No.Kriteria PenilaianPengelolaan PosyanduInput%Proses%Output%

141.2.3.RendahSedangTinggiTotal21492585636100139325523612100187-257228-100Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 25 Posyandu yang ada diwilayah kerja Puskesmas Kenjeran hasil input yang didapat tertinggi 56% sedang,proses tertinggi 52% rendah, dan output tertinggi 72% rendah.Tabel 4.3 Karakteristik Tingkat Perkembangan Posyandu di Wilayah KerjaPuskesmas Kenjeran Kecamatan Bulak tanggal 10 – 21 Juli 2008.No.1.2.3.4.Tingkat PerkembanganMandiriPurnamaMadyaPratamaTotalJumlah0420125%016804100Dari tabel di atas sebagian besar Posyandu di seluruh wilayah kerjaPuskesmas Kenjeran adalah tergolong Posyandu Madya 80 %, dan sebagian kecilmasih ada yang tergolong Posyandu Pratama yaitu 4%.

15Gambar 4.5 Karakteristik Tingkat Perkembangan Posyandu di Wilayah KerjaPuskesmas Kenjeran Kecamatan Bulak tanggal 10 – 21 Juli2008.Dari diagram batang diatas dapat dilihat secara jelas bahwa tingkatperkembangan Posyandu Madya mempunyai prosentase terbesar yaitu 80%dibandingkan dengan Purnama yang hanya 16% dan Pratama 4%.4.2 PembahasanSetelah memperoleh hasil penelitian yang telah ditabulasi maka kami membahashasil penelitian sebagai berikut :4.2.11)Karakteristik RespondenKarakteristik responden berdasarkan umurDari gambar 4.1 karakteristik responden (Kader Posyandu) di wilayah kerjaPuskesmas Kenjeran didapatkan data dari 25 responden, 4 responden berumur 29-35dan 57-63 tahun (16%), 5 responden berumur 36-42 tahun (20%), 8 respondenberumur 43-49 tahun (32%), 2 responden berumur 50-56 dan 64-70 tahun (8%).Umur dapat mempengaruhi pelaksanaan Posyandu, pada usia muda akan lebih relatifsemangat dibandingkan dengan usia yang sudah tua. Menurut Erikson (1963) danLevinson (1978) dimana dewasa madya (40-65 tahun) merupakan bagian terpentingdalam hidup seseorang. Dalam fase ini orang bertanggung jawab akan pembinaangenerasi berikutnya. Sebaliknya generasi tua dalam hubungan timbal balik dengangenerasi muda memperoleh pengalamannya yang berguna bagi dirinya sendiri. Padapenelitian ini didapatkan bahwa pada usia 43-49 lebih banyak terlibat dalam kegiatanPosyandudan pada hasil observasi dan wawancara dengan kader bahwa padakenyataannya dalam pencarian dan pembinaan kader Posyandu yang lebih muda sulitsekali sehingga para kader dengan usia yang lebih tua masih terlibat dengan harapankegiatan Posyandu tidak mengalami stagnansi, kenyataannya masyarakat masihbanyak yang berpartisipasi untuk kegiatan Posyandu.

162)Karakteristik responden berdasarkan pendidikanDari gambar 4.2 yaitu karakteristik responden yang ada di wilayah KecamatanBulak dari 25 responden mempunyai latar belakang pendidikan sebanyak 5 respondenadalah lulusan SD (20%), 11 responden lulusan SMP (44%), 6 responden lulusanSMA (24%), 3 responden lulusan PT (12%). Tingkat pendidikan seseorang dapatjuga berpengaruh keberadaan suatu kegiatan, yang mana bila sesorang mempunyaipendidikan yang lebih tinggi maka pelaksanaan suatu kegiatan akan lebih baikdibandingkan dengan orang yang mempunyai pendidikan rendah. Dalam penelitianinimembuktikanbahwatingkatpendidikanseseorangberpengaruhpadakelangsungan suatu kegiatan.4.2.2Tingkat Perkembangan PosyanduDari tabel 4.3 dan gambar 4.5 didapatkan data dari 25 Posyandu yang ada diwilayah kerja Puskesmas Kenjeran 4 Posyandu tergolong tingkat Purnama (16%), 20Posyandu tergolong tingkat Madya (80%), 1 Posyandu tergolong tingkat Pratama(4%). Hal ini dibuktikan dengan hasil tabulasi pada variabel pelembagaan Posyandudidapatkan 52% mempunyai SK organisasi Posyandu, 84% mempunyai strukturorganisasi Posyandu, 32% mempunyai rencana pengembangan Posyandu menjadiagenda pertemuan desa 56%. Sedangkan pada variabel pengelolaan Posyandudidapatkan 56% input Posyandu memiliki kriteria sedang, 52% proses Posyandumemiliki kriteria rendah, dan 72% output Posyandu memiliki kriteria rendah.Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian,pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untukmengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alattelaahan perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah KemandirianPosyandu.Tujuantelaahanadalahuntukmengetahuiidentifikasitingkatperkembangan Posyandu yang secara umum yaitu (1) Tingkat Pratama, (2) TingkatMadya, (3) Tingkat Purnama, dan (4) Tingkat Mandiri (DepKes RI, 2006).Dalam pelaksanaan Posyandu menunjukkan bahwa Posyandu belum berjalandengan baik secara keseluruhan. Rendahnya sumber daya manusia (masyarakat) dan

17kurangnya dukungan lintas sektoral merupakan penyebab terbesar dari masalah –masalah yang ada di Posyandu, sehingga masalah-masalah tersebut mempengaruhipada tingkat perkembangan Posyandu. Peranan lintas sektoral dan lintas programberpengaruh dalam keberhasilan Posyandu (Nasrul Effendy, 2004 : 272). Tanpaadanya dukungan dari lintas sektoral, pelaksanaan Posyandu akan mengalamihambatan dan kurang efektif, sehingga hal ini akan berpengaruh juga padaperkembangan Posyandu.Suatu output yang nantinya merupakan indikator dalam tingkat perkembanganPosyandu yaitu frekuensi penimbangan, rerata kader tugas, rerata cakupan D/S,cakupan kumulatif KIA-KB, cakupan kumulatif imunisasi, program tambahan,cakupan dana sehat. Semua itu harus dapat dicapai oleh Posyandu sebagai kegiatandalam kesehatan dasar. Hal tersebut dapat tercapai dengan didukung oleh sumberdaya manusia yang potensial dalam bidangnya, sehingga perlu diadakannya pelatihansebagai informasi dan meningkatkan pengetahuan terhadap sumber daya manusianya.5.1 KesimpulanDengan memperhatikan hasil penelitian, yaitu berdasarkan data-data yangtelah disajikan dalam bab sebelumnya beserta analisa interpretasi dan pembahasan,maka studi tingkat perkembangan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas KenjeranKec. Bulak sebagian besar masih tergolong tingkat Posyandu Madya.Ditemukan bahwa tingkat perkembangan Posyandu yaitu tingkat Purnama16%, tingkat Madya 80%, tingkat Pratama 4%.Kesimpulan hasil penelitian per sub variabel dalam alat ukur adalah sebagaiberikut :5.1.1 Karakteristik responden menurut umur didapatkan sebanyak 8 responden umur43-49 tahun 32%, sehingga mempermudah dalam penyelenggaraan Posyandu.5.1.2 Karakteristik responden menurut pendidikan terbanyak berpendidikan SMP44% sehingga mempengaruhi dalam kegiatan Posyandu.

185.1.3 Karakteristik responden menurut pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga84% sehingga kesempatan datang dalam penyelenggaraan Posyandu lebih besardaripada kader yang mempunyai pekerjaan seperti wanita karier.5.1.4 KarakteristiktingkatperkembanganPosyanduberdasarkanvariabelpelembagaan dan pengelolaan Posyandu didapatkan dari 25 Posyandu 80%Posyandu tergolong tingkat Madya, 16% Posyandu tergolong tingkat Purnama,4% Posyandu tergolong tingkat Pratama. Hal ini juga didukung dengan hasilpengelolaan Posyandu yaitu input Posyandu 68% memiliki kriteria tinggi, 60%proses Posyandu memiliki kriteria rendah, dan 80% output Posyandu memilikikriteria rendah.5.2 SaranDari hasil penelitian tersebut diatas yang perlu diperhatikan sebagai berikut :5.2.1 Untuk Perawat/Kader Posyandu/Bidan DesaMelakukan pendekatan pada masyarakat khususnya warga Kecamatan Bulakdan memberikan informasi/penyuluhan tentang Posyandu melalui pertemuandesa atau pengajian.5.2.2 Untuk InstansiAdanya kerja sama lintas program dan lintas sektoral dalam penyebaraninformasi dan pelaksanaan Posyandu sehingga cakupan sasaran Posyandu dapatterpenuhi.DAFTAR PUSTAKAArikunto, S (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV, Jakarta, Rineka Cipta.DepKes RI (2006). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta, Departemen Kesehatan RI.__________ (1990). Pedoman Kegiatan Kader di Posyandu, Jakarta.__________ (2004). Profil Kesehatan Indonesia 2002, Jakarta, Departemen Kesehatan RI.___________(2004). Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202002.pdf.

19Effendi, Nasrul (2004). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC.Hidayat, A.A.A (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta, Salemba Medika.___________ (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Jakarta, Salemba Medika.LAMPIRAN-KEPMENKES-DESA-SIAGA.docMonks & Knoers (2004). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.Nursalam (2001). Metodologi Riset Keperawatn, Jakarta, Sagung Seto.Nursalam dan Siti Pariani (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta, Sagung Seto.Rahayu, Budi, dkk (2005). Buku Pegangan Kader Posyandu, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.Rencana Strategik Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kesehatan 2005 – 2009. Dinas Kesehatan Prop. Jawa Tengah_pdfSitus Resmi Pemerintah Kabupaten Pemalang [E-Goverment] - Bupati Terima Tim Penilai Posyandu Tingkat Provinsi.htmSudaryono (1995). Pelayanan Kesehatan dan Gizi Anak Balita di Posyandu, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.Sugiarni, Ani (2006). Studi Tentang Pelaksanaan Posyandu Balita Di Desa Lalangon Kecamatan Manding Sumenep.1203398829_NarasiProfilKesehatanPropinsiJatim2006.doc