study kasus keselamatan dan kesehatan kerja
DESCRIPTION
K3TRANSCRIPT
STUDY KASUS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Oleh :
FATKHUR ROZIKIN (1341320001)
3 MRK 3 / D-IV MANAGEMENT REKAYASA KONSTRUKSI
TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2015BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
K3 atau yang dikenal sebagai keselamatan dan kesehatan kerja sudah banyak
diterapkan hampir diseluruh perusahaan. peraturan pemerintah, dan manajemen kualitas dari
setiap perusahaan atau tempat kerja mulai menanamkan program ini. sebenarnya K3 memang
penting untuk diterapkan apalagi jika para stake holder dan pihak perusahaan melihat lebih
jauh mengenai keuntungan jangka panjang.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan.
K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja
(zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost)
perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang
memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
Tiga aspek utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja
nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan
kerja yang tidak kondusif.
Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah
terjadinya cacat atau kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan
tempat dan peralatan kerja. Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan
masyarakat sekitar tempat kerja.
1.2 Tinjauan Pustaka
1.2.1 Devinisi Kecelakaan dan K3
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga, oleh
karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan. Tidak diharapkan, oleh
karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling
ringan sampai ke yang paling berat.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan seringkali tidak
terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti
maupun korban jiwa yang terjadi di dalam proses kerja industri atau yang berkaitan
dengannya.
Kecelakaan kerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Tidak diduga semula, oleh karena di belakang peristiwa kecelakaan tidak terdapat unsur
kesengajaan dan perencanaan.
2. Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan selalu
disertai kerugian baik fisik maupun material.
3. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurang-kurangnya menyebabkan
gangguan proses kerja.
Sedangkan pengertian keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala daya upaya
atau pemikiran yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja menuju masyarakat adil dan
makmur.
1.2.2 Devinisi SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan keselamatan dan kesahatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptannya tempat
kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif.
Dalam penerapan Sistem Manajemen K3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan
– ketentuan sebagai berikut
1. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem
manajemen K3.
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja
3. Menerapkan kebijakan keselamatan secara efektif
4. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan.
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen K3 secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan
kerja.
1.2.3 Manajemen Resiko Kecelakaan Kerja
Manajemen resiko merupakan pendekatan terorganisasi untuk menemukan resiko-
resiko yang potensial sehingga dapat mengurangi terjadinya hal-hal diluar dugaan.
Tindakan Ceroboh, Berbahaya ( UNSAFE ACTION)
Pastikan Alat Pelindung Diri Berfungsi Dengan Baik
Bekerja Di Ketinggian “Gunakan APD”
Selanjutnya dapat diketahui akibat buruk yang diharapkan dan dikembangkan rencana respon
yang sesuai untuk mengatasi resiko – resiko potensial tersebut.
Dengan demikian melalui manajemen resiko akan diketahui metode yang tepat untuk
menghindari/mengurangi besarnya kerugian yang diderita akibat resiko kecelakaan. Secara
langsung manajemen resiko yang baik dapat menghindari semaksimal mungkin dari biaya-
biaya yang terpaksa harus dikeluarkan akibat terjadinya suatu peristiwa yang merugikan dan
menunjang peningkatan keuntungan usaha.
Secara tak langsung manajemen resiko memberikan sumbangan sebagai berikut :
a. Memberikan pemahaman tentang resiko, efek, dan keterkaitannya secara lebih baik
dan pasti sehingga menambah keyakinan dalam pengambilan keputusan yang dapat
meningkatkan kualitas keputusan.
b. Meminimalkan jumlah kejadian diluar dugaan dan memberikan gambaran tentang
akibat negatifnya sehingga mengurangi ketegangan dan kesalah pahaman.
c. Membantu menyediakan sumber daya yang baik.
d. Menangkal timbulnya hal-hal dari yang dapat menggangu kelancaran operasional.
e. Mengurangi fluktuasi laba dan arus kas tahunan atau menstabilkan pendapatan.
f. Menimbulkan kedamaian pikiran dan ketenangan tenaga kerja dalam bekerja
g. Meningkatkan public image perusahaan sebagai wujud tanggung jawab perusahaan
terhadap karyawan dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus Kecelakaan Kerja
2.1.1 Kronologi Kejadian
Sebuah rumah rusak setelah tertimpa perancah bangunan berlantai 7 di Jalan Pabrik Tenun,
Medan, Senin (4/3). Beruntung, tak ada korban jiwa, namun satu unit mobil juga rusak dan
menambah daftar kerusakan akibat jatuhnya perancah yang populer disebut scaffolding ini.
Warga sekitar mengatakan, secara tiba-tiba perancah jatuh dan langsung menimpa sebuah
rumah yang berdekatan langsung dengan bangunan. "Bagian dapur dan pagar yang rusak,
sama mobil AVP-nya juga tertimpa," kata Anggiat Pasaribu, warga sekitar.
mengatakan, peristiwa ini terjadi ketika cuaca sedang mendung. Saat itu, kata dia, pekerja
bangunan sedang masuk ke dalam bangunan berlantai 7 itu.
Menurut dia, runtuhnya perancah itu tidak semata-mata karena angin. Namun, para pekerja
dinilai mengabaikan faktor keselamatan. Soalnya perancah yang juga diberi plastik biru untuk
melindungi jatuhan material bangunan itu tidak diikat ke bangunan.
Sementara Lurah Sei Putih Tengah JRE Simanjuntak yang telah meninjau lokasi bersama
dengan Camat Medan Petisah M Yunus mengatakan, proyek bangunan yang rencananya akan
menjadi gedung serba guna itu akan dihentikan. "Proyeknya dihentikan untuk sementara,"
jelas Lurah. (iskandar z siahaan)
2.1.2 Analisa Kasus
Dari data diatas kecelakaan kerja yang ditimbulkan menyebabkan kerugian yang
cukup besar. Selain rumah juga terdapat mobil yang mengalami kerusakan. Seharusnya
kecelakaan ini bisa dihindari jika perencanaan dan sistem manajemen k3 dilakukan dengan
baik. Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar kecelakaan kerja
bisa jadi adalah human error. Dalam hal ini, kesalahan terletak pada pekerja yang lalai dalam
pelaksanaan pemasangan scaffolding. Menanggapi kecelakaan yang telah merugikan warga
sekitar, seharusnya sang pekerja bersikap lebih hati-hati serta teliti yaitu dengan benar-benar
memastikan bahwa scaffolding sudah terpasang dengan baik dan kokoh , maka mungkin
kecelakaan kerja tersebut tidak akan terjadi.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan
keselamatan kerja adalah suatu proyek menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko
kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan
yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak
ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak
faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut
sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja,
tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai
peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.