studikasus …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wahyuyunil... · meningkatkan...
TRANSCRIPT
-
i
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA An. A
DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)
DI DESA TUBAN GONDANGREJO
KARANGANYAR
DISUSUN OLEH
WAHYU YUNI LESTARI
NIM. P09.054
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
-
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wahyu Yuni Lestari
NIM : P.09.054
Program Studi : D III KEPERAWATAN
Judul Karya Tulis Ilmiah :ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S
PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI DESA
TUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, Juni 2013
Yang Membuat Pernyataan
Wahyu Yuni Lestari
NIM. P.09.056
-
iii
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : Wahyu Yuni Lestari
NIM : P.09.054
Program Studi : D III KEPERAWATAN
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S
PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI DESA TUBAN
GONDANGREJO KARANGANYAR
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal :
Pembimbing : Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns ( )
NIK. 200179001
-
iv
-
v
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S
PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)
DI DESA TUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta serta memberikan masukan-masukan,
inspirasi dan bimbingan dalam kesempurnaan studi kasus ini.
3. Diyah Eka Rini, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus penguji I
yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,
inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
-
vi
4. Siti Mardiyah, S.Kep., Ns, selaku penguji II yang telah memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
6. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
7. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan semangat dan dukungan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, Juni 2013
Penulis
-
vii
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................ 4
C. Manfaat Penulisan .............................................................. 4
BAB II LAPORAN KASUS
I. Data Umum ........................................................................ 6
II. Pengkajian.......................................................................... 7
III. Diagnosa Keperawatan ....................................................... 9
IV. Perencanaan Keperawatan .................................................. 9
V. Implementasi Keperawatan................................................. 10
VI. Evaluasi Keperawatan......................................................... 12
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN ........................................ 13
A. Pembahasan........................................................................ 13
-
viii
B. Simpulan Saran................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
-
ix
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Asuhan Keperawatan Keluarga
Lampiran 2. Format Pendelegasian
Lampiran 3. Surat Keterangan Pengambilan Kasus
Lampiran 4. Log Book
Lampiran 5. Lembar Konsultasi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sehat adalah suatu kondisi dimana terbebasnya seseorang dari
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia atau komunitas. Menurut
Undang-Undang No.23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari
tubuh (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Definisi sakit menurut
Perkins adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang, sehingga menimbulkan gangguan dalam beraktivitas sehari-
hari, baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial. Jadi, sakit berarti suatu
keadaan yang mempelihatkan adanya keluhan dan gejala secara subjektif
dan objektif . (Wahid,M. 2009)
Definisi dari keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dana
tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2007)
sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan ,tugas keluarga
tersebut antara lain fungsi keperawatan yaitu mengetahui kemampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan sejauh mana keluarga mengetahui
fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian faktor
penyebab,tanda dan gejala serta yang mempengaruhi keluarga terhadap
-
2
masalah ,kemampuan keluarga dapat mengenal masalah,tindakan yang
dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan keperawatan.Untuk
mengetahui kemempuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat.untuk mengetahui sejauhmana keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit, mengetahui sejauhmana kemampuan
keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang mana akan mendukung
terhadap kesehatan seseorang.(Harmoko,2012)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut
yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai
dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes, 2003).
Kejadian penyakit ISPA di Indonesia masih cukup tinggi terutama
pada anak -anak yaitu pada kelompok Balita. Sekitar 20% - 30% kematian
anak Balita disebabkan oleh penyakit ISPA. Berbagai faktor risiko yang
dapat meningkatkan insiden ISPA pada Balita antara lain: umur < 2 bulan,
laki-laki, gizi kurang, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), tidak mendapat
ASI memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi yang tidak
memadai, membedung anak (menyelimuti berlebihan), defisiensi vitamin A,
pemberian makanan tambahan terlalu dini dan ventilasi rumah yang kurang
(Lilis, 2006).
Proporsi dari kejadian ISPA pada tahun 2006-2008 menunjukkan
penurunan dari seluruh kasus ISPA sebesar 10,2% pada tahun 2006,
menjadi sebesar 9,3% pada tahun 2007, sebesar 7,9% pada tahun 2008 dan
-
3
3
sebesar 7,4% pada tahun 2009. Berdasarkan dari data di Puskesmas
Gondangrejo didapatkan 155 kejadian ISPA (16,2%) dari 956 kejadian bayi
dan balita sakit.
Penangananan kasus ISPA yang tepat penting karena empat alasan
yaitu menghilangkan penderitaan, mengurangi munculnya gejala sisa,
membantu ibu dalam merawat anaknya selam sakit jika petugas kesehatan
mengajari para ibu cara memberikan perawatan yang tepat untuk ISPA,
mengurangi penggunaan antibiotik yang tidak tepat untuk mengatasi
infeksi saluran pernafasan (kebanyakan infeksi saluran pernafasan disebabkan
oleh selesma dan pemakaian antibiotik tidak akan berguna). Hal ini
merupakan tujuan penting program pengawasan ISPA karena tindakan
tersebut akan mengurangi berkembangnya resistensi antibiotik dan
menghemat sumber daya (Wijaya, 2003).
Berdasarkan pengkajian pada An. A didapatkan hasil An. A memiliki
riwayat ISPA sejak 3 bulan terakhir, batuk, pilek, dahak tidak bisa keluar, RR
26x/menit, N: 100x/menit, Nafsu makan turun, rewel, terlihat sesak napas,
terlihat pengembangan dada saat bernafas, suara napas tambahan ronki.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis tertarik
mengambil judul Karya Tulis Ilmiah Asuhan keperawatan Keluarga Tn. S
pada An. A dengan ISPA di Desa Tuban Gondangrejo Karanganyar.
-
4
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan keluarga Tn. S pada An. A dengan
ISPA di Desa Tuban Gondangrejo Karanganyar
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keluarga Tn. S pada An. A
dengan ISPA.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga Tn. S
pada An. A dengan ISPA.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga Tn.
S pada An. A dengan ISPA.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keluarga Tn. S pada An. A
dengan ISPA.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada keluarga Tn. S An. A dengan
ISPA.
C. Manfaat penulisan
1. Bagi Penulis
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta dapat
menerapkan standart asuhan keperawatan untuk pengembangan praktik
keperawatan, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama
perkuliahan dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya infeksi
ISPA pada keluarga.
-
5
5
2. Bagi Profesi keperawatan
Mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat dan dapat
menambah informasi tentang asuhan keperawatan pada anak. Sebagai
bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus khususnya
infeksi ISPA pada keluarga.
3. Bagi pembaca
Meningkatkan pengetahuan kepada pembaca tentang penyakit
ISPA dan perawatan pada keluarga dengan kasus ISPA dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan dalam penanganan kasus khususnya
infeksi ISPA pada keluarga.
-
6
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Data Umum
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 April 2013 didapatkan data
yaitu Nama Kepala Keluarga Tn. S, umur 43 tahun, alamat, Blencan, Tuban,
Gondangrejo, Karanganyar, pekerjaannya sebagai karyawan disebuah
perusahaaan, pendidikan SMA, istrinya bernama Ny. S umur 35 tahun
pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, pendidikan SMA. Komposisi
keluarga An. M laki-laki berusia 8,5 tahun pelajar dan An. A laki-laki umur
3,5 tahun. Genogram dapat dilihat pada gambar di bawah ini, yaitu:
Keterangan :
: Pasien : tinggal serumah
: Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
An. A
-
7
7
Tipe keluarga Tn. S adalah merupakan keluarga inti yang terdiri dari
ayah, ibu dan 2 anak laki-laki, yang pertama anaknya berumur 8,5 tahun
merupakan keluarga usia sekolah.
II. Pengkajian
Pengkajian pada keluarga Tn.S dilakukan secara autoanamnesa dan
alloanamnesa. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga saat ini termasuk
keluarga usia sekolah, tugas perkembagan keluarga yang terpenuhi adalah
mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, mempertahankan
keakraban antar keluarga, belajar menjalani hidup bersama keluarga yang
tergolong usia sekolah. Tahap perkembangan keluarga Tn. S yang belum
terpenuhi adalah tahap dimana mendapatkan tempat tinggal yang layak
untuk keluarga.
Riwayat keluarga inti yaitu keluarga Tn. S yaitu terdiri dari 4 anggota
keluarga, yang terdiri dari Tn. S memiliki riwayat sakit maag sudah 2
bulan yang lalu, tidak pernah mondok di rumah sakit untuk dirawat. Ny. S
memiliki riwayat darah rendah sejak 5 bulan yang lalu, kadang vertigo
dan pusing berputar-putar. An. M memiliki riwayat typoid sejak 1 tahun
yang lalu tidak pernah mondok di rumah sakit untuk dirawat, perut sakit
dan badan panas jika tidak teratur makan. An. A memiliki riwayat ISPA
sejak 3 bulan yang terakhir, batuk, dahak tidak bisa keluar, respirasi 26
kali per menit, nadi 100 x/menit, pilek, nafsu makan menurun, rewel,
terlihat sesak nafas, terdapat pengembangan dada saat bernafas, S : 380C,
suara nafas tambahan ronki, nggrok-nggrok.
-
8
Riwayat Keluarga Sebelumnya Keluarga Tn.S dalam keluarganya tidak
mempunyai riwayat keturunan seperti hipertensi, DM, hepatitis. Dari
keluarga Tn. S sendiri, yang memiliki penyakit ISPA hanya An. A yang
merupakan anak terakhir.
Fungsi perawatan kesehatan keluarga kurang mampu melakukan
perawatan pada anggota yang sakit ditujukan pada An. A yang sering
mengalami sakit batuk pilek sudah 2 hari, belum menunjukkan kearah
yang lebih baik walaupun sudah berobat ke puskesmas. Keluarga Tn. S
dikaji tidak mengetahui bagaimana cara merawat penyakit ISPA yang
diderita oleh anaknya. Hal-hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota yang sakit dalam keluarga, ditunjukkan
dengan keluarga Tn. S khususnya An. A memiliki riwayat ISPA 3 bulan
terakhir, keluarga Tn. S khususnya penyakit ISPA yang diketahui keluarga
hanya membelikan obat di warung bila ada anggota keluarga yang sakit,
keputusan yang kurang tepat, jika lebih dari 2 hari baru dibawa ke
Puskesmas ataupun bidan desa.
Pada pengkajian selanjutnya adalah pengkajian fisik An. A yaitu suhu
380C, Nadi 110 kali per menit, respirasi 26 kali per menit, BB : 10,5 kg, tinggi
badan 80 cm. Rambut bersih, tidak ada ketombe. Konjungtiva tidak
anemi. Sklera tidak ikterik. Hidung simetris kanan-kiri ada sekret dalam
hidung. Mulut lembab tidak stomatitis. Leher vena jugularis tidak
membesar. Dada simetris kanan-kiri. Inspeksi paru pengembangan dada
kanan kiri simetris. datar tidak ada luka, ada pengembangan dada.Palpasi
vocal fremitus kanan kiri sama. Perkusi bunyi paru sonor. Aukultasi yaitu
-
9
9
suara nggrok-nggrok, irama nafas cepat 26 x/menit. Inspeksi abdomen,
tidak ada luka, datar, bersih .Auskultasi bising usus 26x permenit. Perkusi
:pekak. Palpasi tidak ada nyeri tekan. Ekstremitas normal kanan kiri. Kulit
sawo matang turgor kulit baik, Turgor kulit baik, tidak kering. Keluhan :
An. A sering kambuh, S : 380C, nafas 26 kali per menit, nadi 100 kali per
menit, rewel, batuk ngekel, nafsu makan berkurang.
III. Diagnosa Keperawatan
Data yang didapatkan dari hasil pengkajian pada tanggal 25 April
2013 yaitu keluarga mengatakan An.A memiliki riwayat sakit ISPA,sudah
3 bulan terakhir, ditandai dengan adanya, pilek batuk, dahak tidak bisa keluar,
suara nafas tambahan ronchi nggrok-nggrok, sesak nafas. Didapatkan
diagnosa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan ISPA, yang diketahui jika batuk pilek, hal pertama yang
dilakukan adalah hanya dibelikan obat di warung.
Diagnos keperawatan yang muncul ketidakefektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit dengan ISPA. Prioritas masalah Asuhan
Keperawatan Keluarga kriteria sifat masalah aktual dengan skor 3 bobot 1,
kemungkinan masalah dapat diubah dengan skor 1 bobot 2, kemampuan
kemungkinan masalah dapat dicegah cukup skor 2 dengan bobot 1,
menonjolnya masalah-masalah dirasakan harus segera diatasi skor 2 dengan
bobot 2.
-
10
IV.Rencana Asuhan Keperawatan
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Tanggal 25 April 2013
yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang terkena
ISPA. Tujuan umum yaitu setelah dilakukan 3 kali kunjungan kerumah
diharapkan bersihan jalan nafas efektif pada An. A dengan kriteria hasil
tidak ada suara tambahan, respirasi 20-24 kali per menit, dahak bisa
keluar. Tujuan khusus yaitu setelah dilakukan 3 kali kunjungan diharapkan
keluarga tahu dan paham cara merawat keluarga yang sakit ISPA. Keluarga
dapat menyebutkan penyebab dan cara mengatasi ISPA secara spesifik.
Intervensi : observasi KU dan TTV rasionalnya mengetahui status
klien, posisikan klien untuk nyaman (semi flower) rasionalnya untuk
mengurangi sesak napas, untuk memaksimalkan fungsi paru, ajarkan batuk
efektif rasionalnya untuk mengeluarkan sekret, mengajarkan fisioterapi dada
rasionalnya untuk megeluarkan sekret, berikan pengetahuan ISPA
rasionalnya untuk mengetahui apa itu ISPA, tepid water sponge rasionalnya
untuk menurunkan suhu tubuh.
V. Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada Tanggal 25 April 2013 pukul 09.00
WIB yaitu mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital. Data
subyektif keluarga mengatakan An. A bersedia diobservasi, respon
obyektif : klien nampak diam, respirasi 26x / menit, nadi 100 kali per
menit, suhu 380C, klien tampak sesak nafas pukul 11.00 WIB memberikan
-
11
11
posisi nyaman semi fowler, respon subyektif : keluarga mengatakan klien
masih batuk pilek, dahak tidak bisa keluar, hidung tersumbat. Respon
obyektif tampak posisi semi fowler, klien tampak rileks.
Implementasi tanggal 25 April 2013 pukul 11.05 WIB mengajarkan
tepid water sponge. Kompres air hangat pada tubuh. Data subyektif ibu
mengatakan mau melakukan kompres air hangat nanti. Data obyektif klien
tampak diam saat dikompres pada ketiak dengan suhu tubuh 380C, nadi 100
x/menit, respirasi 26 x/menit. Pukul 16.00 WIB ,mengajarkan fisioterapi
dada, data subyektif ibu mengatakan mau diajarkan fisioterapi dada, data
obyektif fisioterapi dada telah dilakukan, dahak bisa keluar. Pukul 16.30
WIB mengajarkan batuk efektif lagi, data subyektif ibu mengatakan mau
diajarkan batuk efektif. Data Obyektif Klien tampak tenang, saat dilakukan
batuk efektif dada dahak bisa keluar.
Implementasi tanggal 26 April 2013 pukul 11.00 WIB Mengobservasi
keadaan umum dan tanda-tanda vital, respon subyektif : keluarga
mengatakan An. A bersedia diobservasi keadaanya. Respon obyektif :
respirasi 26x permenit, S : 37oC nadi 100x per menit. Pukul 11.20 WIB
mengajarkan batuk efektif, respon subyektif : ibu mengatakan An. A
bersedia melakukan batuk efektif, respon obyektif : klien tampak
melakukan batuk efektif, dahak bisa keluar. Jam 12.00 WIB memberikan
pengetahuan tentang ISPA, respon subyektif : Ibu mengatakan paham
tentang ISPA , respon obyektif : ibu dan klien tampak mendengarkan dan
aktif memberikan pertanyaan.
-
12
Implementasi tanggal 27 April 2013, pukul 09.00 WIB mengobservasi
keadaan umum dan tanda-tanda vital. Respon subyektif : keluarga
mengatakan bersedia anaknya diobservasi, respon obyektif : respirasi
24x/menit, suhu 37 derajat celcius, nadi 100x/menit. Jam 10.20 WIB
menganjurkan untuk tepid water sponge: bila masih panas . respon
subyektif keluarga mengatakan mengerti tentang cara tepid water sponge.,
respon obyektif : klien tampak lebih baik, suhu 37 derajat celcius/menit.
Implementasi tanggal 27 April 2013 jam 17.30 WIB, mengajarkan
fisioterapi dada, respon subyektif : keluarga mengatakan mengerti tentang
cara fisioterapi dada . An. A sudah lebih baik, tidak sesak nafas dan
mengatakan mau diajarkan fisioterapi dada bila sewaktu-waktu dahak
tidak bisa keluar. Respon obyektif: klien terlihat diam saat dilakukan
fisioterapi dada, terlihat dahak bisa keluar, RR 24x/menit, nadi 100x/menit,
37 derajat celcius.
VI.Evaluasi
Evaluasi tanggal 25 April 2013 jam 16.30 WIB. Subyektif keluarga
klien mengatakan klien batuk pilek, dahak tidak bisa keluar. Obytektif : klien
terlihat masih batuk pilek : terlihat sekret di hidung, frekuensi pernapasan
26x/menit, suara tambahan ronkhi nggrok-nggrok nadi 100x/menit S 38
derajat celsius Assesment: masalah belum teratasi, Planing : lanjutkan
intervensi, berikan posisi yang nyaman, lakukan fisioterapi dada, ajarkan
batuk efektif anjurkan tepid water sponge untuk menurunkan suhu tubuh.
Tanggal 26 April 2013 jam 12.00 WIB. Subyektif keluarga
mengatakan mau diajarkan batuk efektif. Obyektif klien tampak melakukan
-
13
13
batuk efektif, dahak bisa keluar RR,26x/menit. Assesment masalah belum
teratasi. Planing Lanjutkan intervensi, berikan posisi yang nyaman, lakukan
fisioterapi dada, ajarkan batuk efektif bila sesak nafas.
Tanggal 27 April 2013 jam 17.30 WIB. Subyektif Ibu mengatakan
menyetujui anaknya diobservasi An.A. Obyektif klien terlihat diam, respirasi
24x/menit, nadi 100x/menit, suhu 37 derajat celcius. Asssesment, masalah
sudah teratasi dengan kriteria hasil, frekuensi nafas normal 24x/menit, tidak
ada suara tambahan, suhu tubuh normal 37 derajat. Planing hentikan intervensi
-
14
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini membahas tentang proses telaah antara data pendukung
yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang ada pada kasus nyata yang
dilakukan asuhan keperawatan tanggal 25 April 2013, pada pembahasan ini
dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan evaluasi .
1. Pengkajian
Pengkajian juga disebut sebagai pengumpulan data adalah
langkah awal dalam berpikir kritis dan pembuatan keputuhan yang
mengarah pada diagnosis keperawatan (Wilkinson, 2006).
Penulis melakukan pengkajian pada keluarga Tn. S berdasarkan
proses pengkajian melalui proses wawancara dengan keluarga,
observasi lingkungan dan pemeriksaan fisik. Pengkajian dilakukan
didapatkan data yaitu Nama Kepala Keluarga Tn. S, umur 43 tahun,
alamat Tn. S Blencan Tuban, Gondangrejo, Karanganyar, pekerjaan
karyawan, pendidikan SMA. Pada pengkajian selanjutnya Keluhan :
An. A sering kambuh penyakit ISPAnya, S : 380C demam sesak nafas
26 kali per menit, nadi 100 kali per menit, rewel, batuk ngekel, nafsu
makan berkurang.
-
15
15
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit ditujukan dengan An. A yang sering mengalami sakit batuk
pilek sudah 2 hari, belum menunjukkan kearah yang lebih baik.
Walaupun sudah berobat tetapi. Keluarga Tn. S saat dikaji tidak
mengetahui cara merawat penyakit ISPA yang diderita oleh anaknya.
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga Tn.S
khususnya An. A memiliki riwayat ISPA 3 bulan terakhir, keluarga
mengatakan belum tahu apa itu ISPA yang diketahui keluarga hanya
batuk pilek, mengambil keputusan keluarga Tn. S jika salah satu
anggota keluarga yang sakit hal utama yaitu membeli obat di
warung.
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan, tugas keluarga tesebut antara lain fungsi keperawatan yaitu
mengetahui kemampuan keluarga merawat bagaimana cara merawat
anggota keluarga yang sakit yang meliputi pengertian faktor penyebab,
tanda dan gejala serta yang mempengaruhi keluarga terhadap masalah,
kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
tindakan yang dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan
keperawatan. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, untuk mengetahui
sejauh mana keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, mengetahui
sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
mana akan mendukung terhadap kesehatan seseorang (Harmoko, 2012).
-
16
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
pada keluarga Tn. S dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada
penyakit ISPA. Demikian anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan.
Menurut Wilkinson (2006), ketidakmampuan keluarga yaitu
perilaku orang terdekat bagi pasien (anggota keluarga atau orang
mterdekat lainnya) yang membuat ketidakmampuan kapasitas mereka
dan kapasitas klien untuk secara efektif melaksanakan tugas yang
esensial baik untuk adaptasi pasien terhadap kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang didapatkan adalah sebuah label
singkat menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di lapangan.
Kondisi ini dapat berupa masalah-masalah aktual atau potensial
(Wilkinson, 2006)
Data yang diperoleh dari pengkajian adalah data subyektif yaitu
keluarga mengatakan An. A sesak nafas, keluarga tidak mampu
merawat anggota keluarga yang sakit ISPA. Keluarga mengatakan An. A
pilek, badannya panas sudah 2 hari, nafsu makan menurun, rewel. Data
obyektif yaitu : Respirasi : 26 kali per menit, terlihat pengembangan
dada, klien tampak rewel, suara nafas tambahan ronky dan terlihat
dahak tidak bisa keluar, Suhu 380C.
Diagnosa keperawatan keluarga yang dapat dirumuskan adalah
ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
-
17
17
ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit ISPA. Dalam
menentukan suatu diagnosa pada asuhan keperawatan keluarga harus
memenuhi ketentuan yang sudah dirumuskan berdasarkan suatu data
yang didapatkan pada saat dilakukan pengkajian yang terdiri dari
masalah keperawatan problem yang berkenaan pada individu dalam
keluarga yang sakit berhubungan dengan etiologi yang berasal dari
pengkajian fungsi perawatan keluarga. (Muhlisin, 2012).
3. Intervensi
Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis
rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Dalam
teori intervensi dituliskan sesuai dengan rencana dan kriteria hasil
berdasarkan NIC (Nursing Intervension Clasification) dan NOC (Nursing
Outcome Clasification).
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Tanggal 25 April 2013
ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang terkena ISPA
mempunyai tujuan yaitu setelah dilakukan 3 kali kunjungan kerumah
diharapkan bersihan jalan nafas efektif pada An. A dengan kriteria hasil
tidak ada suara tambahan, respirasi 20-24 kali per menit, dahak bisa
keluar. Tujuan khusus yaitu setelah dilakukan 3 kali kunjungan diharapkan
keluarga tahu dan paham apa itu ISPA. Keluarga dapat menyebutkan
penyebab dan cara mengatasi ISPA secara spesifik.
-
18
Intervensi yang dapat disusun yaitu observasi KU dan TTV
rasionalnya mengetahui status klien, posisikan klien untuk nyaman (semi
fowler) rasionalnya untuk mengurangi sesak napas.
Menurut Wong (2008), posisi semi fowler dapat dilakukan pasien
ISPA hal ini bertujuan untuk memungkinkan ekspansi paru lebih baik
dan mencegah aspirasi sekresi. Posisi semi fowler adalah posisi
dimana paru-paru lebih tinggi sehingga memungkinkan pada inspirasi
oksigen yang masuk ke paru lebih banyak, ventilasi maksimal membuka
area atelektasis dengan keadaan tersebut memaksimalkan pengembangan
dada atau paru. Ajarkan batuk efektif rasionalnya untuk mengeluarkan
sekret.
Mengajarkan fisioterapi dada rasionalnya untuk megeluarkan sekret
Menurut Wong, (2008), mengajarkan keluarga untuk fisioterapi dada,
hal ini sesuai dengan buku, menyatakan bahwa melakukan clapping dan
vibrating bertujuan untuk memfasilitasi.
Menurut Muhlisin (2012), perawat perlu memberikan pendidikan
kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan
kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah
kesehatan keluarga. Tepid water sponge rasionalnya untuk menurunkan
suhu tubuh.
4. Implementasi
Menurut Kozier (2004), implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan berdasarkan terminologi
NIC. Implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan
-
19
19
tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang
diperlukan untuk melaksanakan intervensi (program keperawatan).
Dalam menentukan implementasi yang akan diberikan pada
keluarga Tn. S penulis mengambil data yaitu dengan menyesuaikan
pada intervensi yang telah di rencanakan meliputi, mengajarkan batuk
efektif, mengajarkan fisioterapi dada, memberi posisi nyaman (semi
fowler), mengajarkan tepid water sponge. mengkaji pengetahuan
keluarga tentang pengertian ISPA, adapun rasionalnya yaitu untuk
mengetahui tingkat pengetahuan keluarga Tn. S tentang ISPA. Mengkaji
dengan keluarga tentang tanda dan gejala ISPA, adapun rasionalnya
yaitu rasionalnya dengan memberikan pengetahuan kesehatan agar
keluarga Tn. S dapat mengetahui pengertian ISPA dan gejala ISPA
Pada langkah implementasi penulis tidak mengalami hambatan
dikarenakan didukung keluarga Tn. S sangat kooperatif sehingga
didukung dengan data subyektif keluarga Tn. S mendengarkan
pengetahuan kesehatan yang diberikan, didapatkan data obyektif
keluarga Tn. S tampak paham tentang ISPA.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian
tujuan (Potter dan Perry, 2005).
Adapun komponen SOAP untuk memudahkan perawat melakukan
evaluasi atau memantau perkembangan klien. Menurut Muhlisin (2012),
-
20
SOAP secara operasional yaitu data Subyektif adalah hal-hal yang
dikemukakan oleh keluarga secara subyektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan. Obyektif yaitu hal-hal yang ditemui oleh
perawat secara obyektif setelah dilakukan intervensi keperawatan.
Analisa adalah dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada
tujuan terkait dengan diagnosa keperawatan, Pengkajian, yaitu
perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga
pada tahap evaluasi,setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Evaluasi tanggal 25 April 2013 jam 16.30 WIB data Subyektif
keluarga klien mengatakan klien batuk pilek, dahak tidak bisa keluar.
Obyektif : klien terlihat masih batuk pilek : terlihat sekret di hidung,
frekuensi pernapasan 26x/menit, suara tambahan ronkhi nggrok-nggrok
nadi 100x/menit S 38 derajat celsius. Assesment : masalah belum
teratasi. Planning : lanjutkan intervensi, berikan posisi yang nyaman,
lakukan fisioterapi dada, ajarkan batuk efektif anjurkan tepid water
sponge untuk menurunkan suhu tubuh.
Tanggal 26 April 2013 jam 12.00 WIB, Subyektif : keluarga
mengatakan mau diajarkan batuk efektif. Obyektif : klien tampak
melakukan batuk efektif, dahak bisa keluar RR,26x/menit. Assesment :
masalah belum teratasi. Planing : Lanjutkan intervensi, berikan posisi
yang nyaman, lakukan fisioterapi dada, ajarkan batuk efektif bila sesak
nafas.
Tanggal 27 April 2013 jam 17.30 WIB. Subyektif : Ibu mengatakan
menyetujui anaknya diobservasi An.A. Obyektif : klien terlihat diam,
respirasi 24x/menit, nadi 100x/menit, suhu 37 derajat celcius,
-
21
21
Asssesment : masalah sudah teratasi dengan kriteria hasil, frekuensi nafas
normal 24x/menit, tidak ada suara tambahan, suhu tubuh normal 37
derajat. Planing : hentikan intervensi.
B. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
a. Pengkajian keluarga dilakukan pada tanggal didapatkan data yaitu
Nama Kepala KeluargaTn. S, Umur 43 tahun, Alamat Blencan, Tuban,
Gondangrejo, Karanganyar, pekerjaan sebagai karyawan, pendidikan
SMA.Ny .S umur 35 tahun,pekerjaan ibu rumah tangga. Komposisi
keluarga An. M laki-laki berusia 8,5 tahun pelajar dan An. A laki-laki
umur 3,5 tahun. Pada pengkajian selanjutnya adalah pengkajian fisik
An. A yaitu suhu 380C, Nadi 110 kali per menit, respirasi 26 kali per
menit, BB : 10,5 kg, tinggi badan 80 cm. Keluhan : An. A sering
kambuh, S : 380C demam sesak nafas 26 x/menit, N : 100 x/menit,
rewel, batuk ngekel, nafsu makan berkurang.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan adalah ketidakefektifan
bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidakmampuan merawat
anggota keluarga yang sakit denga ISPA.
c. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Tanggal 25 April 2013
ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang terkena
-
22
ISPA. Tujuan umum yaitu setelah dilakukan 3 kali kunjungan kerumah
diharapkan bersihan jalan nafas efektif pada An. A dengan kriteria
hasil tidak ada suara tambahan, respirasi 20-24 kali per menit, dahak
bisa keluar. Tujuan khusus yaitu setelah dilakukan 3 kali kunjungan
diharapkan keluarga tahu dan paham apa itu ISPA. Keluarga dapat
menyebutkan penyebab dan cara mengatasi ISPA secara spesifik.
Intervensi yang disusun observasi KU dan TTV, posisikan klien untuk
nyaman (semi flower), ajarkan batuk efektif, mengajarkan fisioterapi,
berikan pengetahuan tentang ISPA rasionalnya untuk mengetahui apa
itu ISPA.
d. Implementasi tanggal 2527 April 2013 pukul 09.00 WIB
mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.Pukul 11.00
WIB memberikan posisi nyaman semi fowler. Pukul 11.05
mengajarkan tepid water sponge. Kompres air hangat pada ketiak
tubuh.Pukul 16.00 WIB, mengajakan fisioterapi dada. Pukul 16.30
WIB mengajarkan batuk efektif. Jam 12.00 WIB memberikan
pengetahuan tentang ISPA.
e. Evaluasi Tanggal 27 April 2013 jam 17.30 WIB. Subyektif Ibu
mengatakan menyetujui anaknya diobservasi An.A. Obyektif klien
terlihat diam, respirasi 24x/menit, nadi 100x/menit, suhu 37 derajat
celcius, Asssesment, masalah sudah teratasi dengan kriteria hasil,
frekuensi nafas normal 20-24x/menit, tidak ada suara tambahan,
suhu tubuh normal 37 derajat. Planing hentikan intervensi.
-
23
23
2. Saran
a. Bagi Penulis selanjutnya.
Diharapkan hasil studi kasus ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman serta dapat menerapkan standart asuhan keperawatan
untuk pengembangan dalam praktik keperawatan, dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan dalam
memberikan asuhan keperawatan khususnya infeksi ISPA pada
keluarga.
b. Bagi Profesi keperawatan
Diharapkan hasil studi kasus ini dapat menambah informasi tentang
asuhan keperawatan pada anak. Sebagai bahan kepustakaan dan
perbandingan pada penanganan kasus khususnya infeksi ISPA pada
keluarga.
-
24
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2003. Penyakit ISPA. Jakarta : EGC.
Harmoko, 2012, Asuhan Keperawatan Keluarga; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Kozier, , 2004. Buku Ajar Praktis Keperawatan Klinik. Jakarta: EGC.
Lilis, 2006. Determinan Sanitasi Rumah Dan Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap
Kejadian Ispa Pada Anak Balita Serta Manajemen Penanggulangannya Di
Puskesmas. Jurnal Kesehatan Lingkungan, VOL. 3, NO.50 1, JULI 2006 :
49 58.
Muhlisin, A, 2012, Keperawatan Keluarga; Gosyen Publishing, Sleman,
Yogyakarta.
Poter & Perry, 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Soedjajadi K. & Lilis, 2006. Determinan Sanitasi Rumah Dan Sosial Ekonomi
Keluarga Terhadap Kejadian Ispa Pada Anak Balita Serta Manajemen
Penanggulangannya Di Puskesmas. Jurnal Kesehatan Lingkungan, VOL.
3, NO.50 1, JULI 2006 : 49 58.
Sudiharto, 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Wahid, M. 2009. Ilmu Keperawatan. Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Wijaya, 2003. Asuhan Keperawatan pada Anak ISPA. Jakarta : EGC.
Wilkinson, J. M, 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L, 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.