studi perubahan kualitas pascapanen buah manggis … · 2019-01-02 · tudi perubahan kualitas...
TRANSCRIPT
STUDI PERUBAHAN KUALITAS PASCAPANEN BUAH
MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PADA BEBERAPA
STADIA KEMATANGAN DAN SUHU SIMPAN
INANPI HIDAYATI SUMIASIH
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Studi Perubahan Kualitas
Pascapanen Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) pada Beberapa Stadia
Kematangan dan Suhu Simpan” adalah karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau kutipan dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Januari 2012
Inanpi Hidayati Sumiasih
NIM A 252090151
ABSTRACT
INANPI HIDAYATI SUMIASIH. Study of Postharvest Quality Changes of
Mangosteen Fruit (Garcinia mangostana L.) at Several Stage of Maturity and
Storage Temperature. Under direction of ROEDHY POERWANTO and DARDA
EFENDI.
Domestic and export market opportunities for fresh mangosteen fruit can
be satisfy if the harvest and postharvest handling precise. Harvest based on the
maturation stage will determine the freshness of the fruit, and storage at the right
temperature can extend storage period. The purpose of this research are (1) to
study the proper maturation stage to extend the shelf life of fruit, (2) to study the
proper storage temperature to extend the shelf life and maintain the quality, (3) to
search the effects of the optimum combination between the maturition stage and
storage temperature to maintain the quality of fruit. This experiment was laid out
on completely randomized design with two factors, the first factor is maturation
stage of fruit consist of stage 1, 2, 3 and 4. The second factor is storage
temperature consist of: 15oC and room temperature. The result showed that
harvesting maturation stage 1 can extend the shelf life of mangosteen fruit than in
maturation stage 2, 3 and 4. Storage temperature 15oC can extend the shelf life
and maintain quality of magosteen fruit until 30 days after harvest (maturation
stage 1 and 2), 15 days after harvest (maturation stage 3) and 20 days after
harvest (maturation stage 4). The combination between the stage of maturity 1
and storage temperature 15oC is the best combination to maintain the quality of
mangosteen fruit until 30 days after harvest.
Key words: horticultural commodities, fruit color, shelf life, queen of tropical
fruits
RINGKASAN
INANPI HIDAYATI SUMIASIH. Studi Perubahan Kualitas Pascapanen Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.) pada Beberapa Stadia Kematangan dan Suhu
Simpan. Dibimbing oleh ROEDHY POERWANTO dan DARDA EFENDI.
Panen pada stadia kematangan dan penyimpanan dengan suhu yang tepat sangat
menentukan kesegaran buah manggis pada masa simpan, karena jarak transportasi
pasar untuk pengiriman berbeda sehingga stadia kematangan dan suhu simpan
yang dibutuhkan juga berbeda-beda sesuai tujuan pasar. Stadia kematangan dan
suhu simpan yang tepat sangat dibutuhkan oleh petani, pedagang lokal maupun
eksportir manggis dalam upaya mempertahankan kualitas produk segar dan
memperpanjang masa simpan buah manggis. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari stadia kematangan buah manggis yang tepat untuk memperpanjang
masa simpan, mempelajari suhu simpan buah manggis yang tepat untuk
memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas buah manggis dan
mencari kombinasi optimum stadia kematangan dan suhu simpan yang tepat untuk
mempertahankan kualitas buah manggis. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Buah manggis berasal
dari kebun manggis Desa Mulang Maya, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten
Tanggamus, Lampung.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor
yaitu, faktor pertama stadia kematangan buah manggis yang terdiri dari empat
taraf yaitu: Stadia Kematangan-1 (umur pada umumnya 104 hari setelah antesis
(HSA), warna kulit buah hijau kekuningan dengan sedikit bercak merah), 2 (umur
106 HSA, warna kulit buah kuning kemerahan dengan bercak merah hampir
merata disekitar sepal), 3 (umur 108 HSA, warna kulit buah kuning kemerahan
dengan bercak merah hampir merata) dan 4 (umur 110 HSA, kulit buah merah
merata pada seluruh permukaan). Faktor kedua suhu simpan buah manggis yang
terdiri dari dua taraf yaitu: Suhu simpan 15oC dan suhu ruang (28
oC). Terdapat 8
kombinasi perlakuan yang diulang 3 kali sehingga terdapat 24 satuan percobaan.
Peubah-peubah yang diamati meliputi (1) destruktif, dilakukan setiap lima
hari sekali selama 30 hari setelah panen yang terdiri atas; resistensi kulit buah,
kadar air kulit, kadar air sepal, kadar air tangkai, bobot buah, bobot kulit, bobot
sepal, bobot tangkai, asam tertitrasi total, padatan terlarut total, uji organoleptik
rasa dan penampilan buah (menggunakan 10 orang panelis terlatih tetap mulai dari
awal sampai akhir pengamatan). (2) non-destruktif, dilakukan setiap dua hari
sekali selama 30 HSP yang terdiri atas; susut bobot, warna kulit dan sepal buah,
skor warna kulit dan sepal buah, skor kesegaran kulit dan sepal buah.
Pemanenan Stadia Kematangan-1 dapat memperpanjang masa simpan
buah manggis dibandingkan pada Stadia Kematangan-2, 3 dan 4. Suhu simpan 15 oC dapat memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas buah
manggis sampai 30 HSP (Stadia Kematangan-1 dan 2), 25 HSP (Stadia
Kematangan-3) dan 20 HSP (Stadia Kematangan-4). Pemanenan Stadia
Kematangan-1 dengan suhu simpan 15 oC dapat memperpanjang masa simpan dan
mempertahankan kualitas buah manggis sampai 30 HSP.
Pada penyimpanan suhu 15oC, Panen buah manggis pada Stadia
Kematangan-1, 2 dan 3 dapat digunakan untuk tujuan pasar ekspor, pada Stadia
Kematangan-4 dengan penyimpanan suhu 15oC dan pada semua stadia
kematangan dengan penyimpanan suhu ruang dapat digunakan untuk tujuan pasar
lokal.
Kata kunci: komoditas hortikultura, warna buah, masa simpan, ratunya buah
tropik
©Hak cipta milik IPB, tahun 2011
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
STUDI PERUBAHAN KUALITAS PASCAPANEN BUAH
MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PADA BEBERAPA
STADIA KEMATANGAN DAN SUHU SIMPAN
INANPI HIDAYATI SUMIASIH
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Agronomi dan Hortikultura
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini
adalah kualitas pascapanen, dengan judul “Studi Perubahan Kualitas Pascapanen Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.) pada Beberapa Stadia Kematangan dan Suhu
Simpan”. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2010 sampai Juni 2011.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Darda Efendi, M.Si
selaku pembimbing yang sangat sabar mengajari, memberikan banyak ilmu, arahan,
dan nasihat, serta menjadi teladan bagi penulis dalam berpikir dan bersikap.
2. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi melalui Program Hibah Penelitian Tim
Pascasarjana atas bantuan dana sesuai kontrak Nomor 40/13.24.4/SPP/PHPS/2011.
3. Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB dan petani-
petani manggis di Desa Mulang Maya, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten
Tanggamus, Lampung.
4. Ayah, Ibuku tersayang untuk semua jerih lelah selama ini, untuk dukungan doa dan
semangat yang tidak pernah putus-putusnya. Semoga ananda selalu bisa
membahagiakan Ayah dan Ibu. Bapak Jid dan Makntis untuk semua doa dan
dukungannya. Mbak Sri Sugiarti, Mbak Siti Mualisah, Mas Sutajid dan Mas
Rokhim yang selalu memberi semangat, semoga ini menjadi pemacu semangat
belajar buat Sufi, Faith dan Talia. Prof. Dr. Ir. Sri Hartatik, MS yang selalu memberi
dukungan.
5. Teman seperjuangan: Yulinda Tanari, Susi Octaviani dan Suci Primilestari yang
menjadi teman dalam berbagi saat senang dan susah.
6. Keluarga di FORSCA dan AGH 2009, atas segala dukungan dan doanya.
Semoga Allah SWT kiranya membalas budi baik yang telah diberikan dan
semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Bogor, Januari 2012
Inanpi Hidayati Sumiasih
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tuban pada tanggal 23 Juni 1985 dari Ayah Zaeni dan
Ibu Sumitri. Penulis merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Pada tahun
2004 penulis lulus dari MAN Tuban, Jawa Timur dan pada tahun yang sama lulus
test masuk perguruan tinggi di Universitas Jember. Penulis memilih Program
Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember. Penulis melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao pada tahun 2007, dan
menyelesaikan studi pada akhir tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis mengikuti
seleksi penerimaan mahasiswa Pasca- sarjana Institut Pertanian Bogor dan
diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi Agronomi dan Hortikultura.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
Hipotesis ........................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 4
Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) .................................. 4
Komposisi Kimia dan Standar Mutu Buah Manggis ....................................... 4
Stadia Kematangan........................................................................................... 6
Suhu Simpan .................................................................................................... 9
Fisiologi Pascapanen Manggis ......................................................................... 10
BAHAN DAN METODE ..................................................................................... 12
Tempat dan Waktu ........................................................................................... 12
Bahan dan Alat ................................................................................................. 12
Metode Penelitian............................................................................................. 12
Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................... 14
Pengamatan ...................................................................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 19
Penyimpanan Buah Manggis pada Suhu 10 oC ................................................ 19
Skor Rasa Buah Manggis pada Penyimpanan 10 oC ........................................ 19
Kandungan PTT dan ATT Buah Manggis pada Penyimpanan 10 oC .............. 20
Bobot Kulit dan Persentase Kadar Air Kulit pada Penyimpanan 10 oC .......... 21
Bobot Buah dan Resistensi Kulit Buah Manggis pada Penyimpanan 10 oC ... 21
Persentase Susut Bobot dan Skor Kesegaran Kulit Buah Manggis pada
penyimpanan 10 oC .......................................................................................... 22
Skor Penampilan Buah Manggis pada Penyimpanan 10 oC............................. 23
Nilai L, a, b dan Skor Warna Kulit Buah Manggis pada Penyimpanan 10 oC 23
Bobot Sepal dan Persentase Kadar Air Sepal pada Penyimpanan 10 oC ......... 29
Nilai L, a, b dan Skor Warna Sepal pada Penyimpanan 10 oC ........................ 29
Skor Kesegaran Sepal Buah Manggis pada Penyimpanan 10 oC .................... 30
Bobot Tangkai dan Persentase Kadar Air Tangkai pada Penyimpanan10 oC . 31
Penyimpanan Buah Manggis pada Suhu 15 oC dan Suhu Ruang .................... 32
Skor Rasa Buah Manggis ................................................................................. 32
Kandungan PTT Buah Manggis ....................................................................... 34
Kandungan ATT Buah Manggis ...................................................................... 35
Perubahan Sifat Fisik Buah Manggis ............................................................... 38
Persentase Kadar Air Kulit Buah Manggis ...................................................... 38
Resistensi Kulit Buah Manggis ........................................................................ 40
Persentase Susut Bobot dan Skor Kesegaran Kulit Buah Manggis ................. 41
Skor Penampilan Buah Manggis ...................................................................... 42
Bobot Buah Manggis ....................................................................................... 44
Bobot Kulit Buah Manggis .............................................................................. 44
Nilai L, a dan b Warna Kulit Buah Manggis ................................................... 45
Skor Warna Kulit Buah Manggis ..................................................................... 51
Persentase Kadar Air dan Bobot Sepal Buah Manggis .................................... 54
Nilai L, a dan b Warana Sepal Buah Manggis ................................................. 55
Skor Warna Sepal Buah Manggis .................................................................... 58
Skor Kesegaran Sepal Buah Manggis .............................................................. 58
Persentase Kadr Air dan Bobot Tangkai Buah ................................................ 59
Korelasi ............................................................................................................ 61
Batas Akhir Penerimaan Konsumen dan Titik Optimum Buah Manggis ........ 63
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 69
Simpulan .......................................................................................................... 69
Saran ................................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 70
LAMPIRAN .......................................................................................................... 74
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Kandungan nutrisi buah manggis per 100 gram ............................................ 5
2 Persyaratan mutu buah manggis .................................................................... 5
3 Umur dan ciri fisik panen buah manggis ....................................................... 6
4 Stadia kematangan buah manggis .................................................................. 7
5 Skor rasa buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan 10 oC ............................................................................................... 20
6 Kandungan PTT dan ATT buah manggis pada beberapa stadia kematangan
dan suhu simpan 10 oC .................................................................................. 20
7 Bobot kulit dan persentase kadar air kulit buah manggis pada beberapa
stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC ................................................... 21
8 Bobot buah dan resistensi kulit buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan 10 oC ............................................................. 22
9 Skor penampilan buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan 10 oC ........................................................................................ 23
10 Bobot sepal dan persentase kadar air sepal buah buah manggis pada
beberapa stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC ..................................... 29
11 Bobot tangkai dan persentase kadar air tangkai buah buah manggis pada
beberapa stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC .................................... 31
12 Skor rasa buah manggis dari beberapa stadia kematangan dan suhu simpan
selama penyimpanan ..................................................................................... 33
13 Kandungan PTT buah manggis dari beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan selama penyimpanan ........................................................................ 34
14 Kandungan ATT buah manggis dari beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan selama penyimpanan ......................................................................... 35
15 Persentase kadar air kulit buah manggis dari beberapa stadia kematangan
dan suhu simpan selama penyimpanan .......................................................... 39
16 Resistensi kulit buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan selama penyimpanan ......................................................................... 40
17 Keadaan buah manggis sesuai dengan tekanan dan resistensi kulit buah ...... 41
18 Skor penampilan buah manggis dari beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan selama penyimpanan ......................................................................... 43
19 Bobot buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu simpan
selama penyimpanan ...................................................................................... 44
20 Bobot kulit buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan selama penyimpanan ......................................................................... 45
21 Kadar air sepal buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan selama penyimpanan ......................................................................... 54
22 Bobot sepal buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan selama penyimpanan ......................................................................... 55
23 Kadar air tangkai buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan selama penyimpanan ................................................................. 60
24 Bobot tangkai buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan selama penyimpanan ......................................................................... 60
25 Korelasi setiap peubah yang diamati ............................................................. 62
26 Batas akhir penerimaan konsumen buah manggis pada batas skor rasa 3.5,
pengamatan destruktif .................................................................................... 64
27 Batas akhir penerimaan konsumen buah manggis pada batas skor rasa 3.5,
pengamatan non destruktif ............................................................................. 65
28 Titik optimum buah manggis pada pengamatan destruktif ............................ 67
29 Titik optimum buah manggis pada pengamatan non destruktif ..................... 68
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Timbangan analitik (a) dan Alat pengukur resistensi buah (b) ...................... 15
2 Handrefraktometer (a) dan Alat titrasi (b) ..................................................... 16
3 Perubahan susut bobot dan kesegaran kulit buah manggis pada beberapa
stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC .................................................... 22
4 Perubahan nilaiL pada skor warna kulit buah manggis pada beberapa
stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC .................................................... 24
5 Perubahan nilai a dan b warna kulit buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan 10 oC .............................................................. 25
6 Diagram warna buah manggis pada beberapa stadia kematangan dengan
penyimpanan suhu 10 oC: Stadia Kematangan-1 (a), Stadia Kematangan-2
(b), Stadis Kematangan-3 (c), Stadia Kematangan-4 (d) ............................... 26
7 Penampilan warna kulit buah manggis mulai 0 HSP sampai 10 HSP pada
suhu 10 oC: Stadia Kematangan-1 (a), Stadia Kematangan-2 (b), Stadis
Kematangan-3 (c), Stadia Kematangan-4 (d) ................................................ 28
8 Perubahan nilai L dan Skor warna sepal buah manggis pada beberapa
stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC .................................................... 29
9 Perubahan nilai a dan b warna sepal buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan 10 oC .............................................................. 30
10 Skor kesegaran sepal buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan 10 oC ......................................................................................... 31
11 Penampilan daging buah manggis mulai 0 HSP sampai 30 HSP: Stadia
Kematangan-1 (a), Stadia Kematangan-2 (b), Stadis Kematangan-3 (c),
Stadia Kematangan-4 (d) pada penyimpanan suhu 15 oC .............................. 37
12 Penampilan daging buah manggis mulai 0 HSP sampai 30 HSP suhu 15 oC
; (a) Stadia Kematangan-1, (b) Stadia Kematangan-2, (c) Stadia
Kematangan-3 dan (d) Stadia Kematangan-4 pada penyimpanan suhu
ruang .............................................................................................................. 38
13 Perubahan susut bobot dan skor kesegaran kulit buah manggis pada
beberapa stadia kematangan dan suhu simpan ............................................... 42
14 Perubahan nilai L warna kulit buah manggis dari beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan ........................................................................ 46
15 Perubahan nilai a warna kulit buah manggis dari beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan ........................................................................ 47
16 Perubahan nilai b warna kulit buah manggis dari beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan ........................................................................ 47
17 Diagram warna buah manggis pada beberapa stadia kematangan dengan
penyimpanan suhu 15 oC: (a) Stadia Kematangan-1, (b) Stadia
Kematangan-2, (c) Stadia Kematangan-3 dan (d) Stadia Kematangan-4 ...... 49
18 Diagram warna buah manggis pada beberapa stadia kematangan dengan
penyimpanan suhu ruang: (a) Stadia Kematangan-1, (b) Stadia
Kematangan-2, (c) Stadia Kematangan-3 dan (d) Stadia Kematangan-4 ...... 50
19 Perubahan skor warna kulit buah manggis beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan ................................................................................................... 51
20 Penampilan warna kulit buah manggis mulai 0 HSP sampai 30 HSP pada
suhu 15 oC: (a) Stadia Kematangan-1, (b) Stadia Kematangan-2, (c) Stadia
Kematangan-3 dan (d) Stadia Kematangan-4 ................................................ 52
21 Penampilan warna kulit buah manggis mulai 0 HSP sampai 30 HSP pada
suhu ruang: (a) Stadia Kematangan-1, (b) Stadia Kematangan-2, (c) Stadia
Kematangan-3 dan (d) Stadia Kematangan-4 ................................................ 53
22 Perubahan nilai L warna sepal buah manggis dari beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan ........................................................................ 56
23 Perubahan nilai a warna sepal buah manggis dari beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan ........................................................................ 56
24 Perubahan nilai b warna sepal buah manggis dari beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan ........................................................................ 57
25 Perubahan skor warna sepal buah manggis beberapa stadia kematangan
dan suhu simpan ............................................................................................. 58
26 Perubahan skor kesegaran warna sepal buah manggis beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan ........................................................................ 58
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Layout percoban ............................................................................................... 75
2 Data rekapitulasi dari beberapa stadia kematangan dan suhu simpan selama
penyimpanan pada pengamatan destruktif ....................................................... 76
3 Data rekapitulasi dari beberapa stadia kematangan dan suhu simpan selama
penyimpanan pada pengamatan non destruktif . .............................................. 77
4 Data rekapitulasi sidik ragam untuk semua peubah destruktif............. ............ 79
5 Data rekapitulasi sidik ragam untuk semua peubah non destruktif....... ........... 85
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan produk hortikultura
unggulan Indonesia yang mempunyai potensi pengembangan yang besar di pasar
lokal maupun ekspor. Ini terbukti dengan terus meningkatnya permintaan ekspor.
Negara tujuan ekspor buah manggis adalah Cina, Jepang, Singapura, dan
Hongkong (Deptan 2008). Pada tahun 2007 ekspor buah manggis sebesar 9.093
ton dan meningkat menjadi 9.466 ton pada tahun 2008. Produksi manggis
Indonesia tahun 2009 tercatat mencapai 105.558 ton dan hanya 9.987 ton yang di
ekspor, jadi yang di ekspor hanya 9,46% (BPS 2009).
Rendahnya persentase ekspor buah manggis disebabkan oleh rendahnya
kualitas sebagian besar manggis yang dihasilkan. Faktor penyebab rendahnya
kualitas manggis Indonesia antara lain pengerasan kulit buah setelah panen dan
pemanenan melewati matang. Kualitas yang rendah pada buah manggis akibat
dari penanganan panen dan pascapanen yang kurang tepat. Kebun manggis pada
sentra produksi di daerah pengembangan Purwakarta, Tasikmalaya dan Sumatra
pada umumnya panen buah manggis belum memperhitungkan stadia kematangan
sehingga keseragaman buah belum terjamin. Hal ini menjadi kendala dalam
pemasaran. Standar kualitas buah manggis berdasarkan SNI membatasi kelas
super yaitu manggis dengan warna kulit hijau kemerahan, warna daging buah
putih bersih khas manggis, warna sepal hijau.
Panen pada stadia kematangan yang tepat sangat menentukan kesegaran buah
pada masa simpan, karena jarak transportasi pasar untuk pengiriman berbeda
sehingga stadia kematangan yang dibutuhkan juga berbeda-beda sesuai tujuan
pasar. Stadia kematangan yang tepat sangat dibutuhkan oleh petani, pedagang
lokal maupun eksportir manggis dalam upaya mempertahankan kualitas produk
segar. Tongdee dan Suwanagul (1989); Paull dan Ketsa (2004) menyatakan bahwa
buah manggis biasanya dipanen pada stadia kematangan yang berbeda-beda, dari
warna kuning kehijauan dengan corak merah hingga ungu kehitaman. Setelah
panen, warna merah keunguan berubah dengan cepat menjadi ungu kehitaman.
Untuk memperoleh kualitas buah yang tinggi, stadia warna minimum panen
adalah warna terang yang tidak beraturan, bintik merah muda sampai merah pada
seluruh buah.
Setelah panen dan selama penyimpanan, buah manggis akan mengalami
perubahan warna kulit dan sepal buah karena masih melangsungkan proses
fisiologis. Maka perlu dilakukan upaya dalam memperlambat proses fisiologis.
Upaya untuk perpanjangan masa simpan telah diteliti dan dimanfaatkan yaitu
penyimpanan pada atmosfir terkendali, penggunaan bahan pelapis dan
penyimpanan pada suhu rendah (Efendi 2005).
Peluang pasar domestik maupun ekspor buah manggis dapat dipenuhi
apabila penanganan panen dan pascapanennya tepat, yaitu selain panen
berdasarkan stadia kematangan juga perlu penyimpanan pada suhu yang tepat.
Waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman ke pasar domestik, misalnya buah
manggis asal Lampung yang di angkut ke Bogor membutuhkan waktu 12 jam.
Sedangkan untuk ekspor (misalnya ke Cina) waktu yang dibutuhkan kurang lebih
12 hari, dengan rincian untuk pengumpulan 1-2 hari, lama pelayaran 9 hari, dan
distribusi ke tempat tujuan 1 hari (Isyak 11 Oktober 2011, komunikasi pribadi).
Jika tidak melakukan panen dan pascapanen yang tepat, yaitu dengan stadia
kematangan dan suhu simpan yang rendah maka kualitas buah menjadi turun dan
masa simpan menjadi rendah.
Penyimpanan buah yang kurang tepat dapat mengakibatkan kulit buah
manggis cepat mengeras. Sartika dan Poerwanto (2010), menyatakan bahwa
masalah yang timbul pada penyimpanan buah manggis pada suhu ruang salah
satunya adalah pengerasan kulit buah jika disimpan lebih dari dua minggu.
Penyimpanan pada suhu rendah bertujuan untuk memperlambat respirasi dan
transpirasi, sehingga dapat memperpanjang masa simpan dengan susut bobot
minimal, kualitas masih baik dan harga dipasaran tetap tinggi. Hasil penelitian
Anjarsari (1995), menunjukkan bahwa suhu optimum untuk penyimpanan buah
manggis adalah 15 oC. Buah manggis yang dipanen pada Stadia Kematangan-4
dan disimpan pada suhu ruang hanya bertahan sampai 15 hari setelah panen,
sedangkan pada suhu 15 oC bisa mencapai 20 hari setelah panen (Anggraeni
2008). Jika pemanenan buah manggis melewati matang dan penyimpanannya
kurang tepat, maka buah manggis akan rusak sebelum sampai ke konsumen. Oleh
sebab itu, diperlukan penelitian tentang stadia kematangan dan suhu simpan yang
tepat dalam memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas buah
manggis hingga dapat bertahan sampai pasar tujuan.
Tujuan Penelitian
1. Mempelajari stadia kematangan buah manggis yang tepat untuk
memperpanjang masa simpan.
2. Mempelajari suhu simpan buah manggis yang tepat untuk memperpanjang
masa simpan dan mempertahankan kualitas buah manggis.
3. Mencari kombinasi optimum stadia kematangan dan suhu simpan yang tepat
untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas buah
manggis.
Hipotesis
1. Masa simpan buah manggis yang dipanen pada Stadia Kematangan-1 lebih
panjang dibandingkan Stadia Kematangan-2, 3 dan 4.
2. Suhu simpan 15 oC dapat memperpanjang masa simpan buah manggis dan
mempertahankan kualitas lebih baik dibandingkan suhu ruang.
3. Terdapat kombinasi antara stadia kematangan dan suhu simpan yang dapat
memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas buah manggis.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari
oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang lezat,
bentuk buah yang indah, dan tekstur daging buah yang putih halus sehingga
manggis mendapat julukan Queen of tropical fruit (Ratunya Buah-buahan Tropik)
(Rai dan Poerwanto, 2008). Sentra produksi manggis di Indonesia antara lain di
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sumatera Barat.
Budidaya manggis cocok pada daerah yang memiliki tanah yang subur,
gembur, mengandung bahan organik. Derajat kemasaman tanah (pH tanah) ideal
adalah 5–7. Tanaman manggis dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai
pada ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut (dpl). Pertumbuhan terbaik pada
daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl, memiliki drainase baik tidak
tergenang serta air tanah berada pada kedalaman 50–200 meter (Prihatman 2000).
Buah manggis dihasilkan secara partenogenesis (tanpa penyerbukan).
Buah partenokarpi biasanya berbentuk bundar, berdaging lunak saat hampir
masak, bagian bawahnya terdapat stikma. Buah relatif kecil dengan diameter 3,5-7
cm, bagian dalamnya terdapat daging buah sebanyak 4 hingga 7 juring dengan
ukuran yang berbeda-beda dan mempunyai rasa asam manis. Berat buah
bervariasi antara 75-150 gram. Kulit buah mengandung getah kuning yang terasa
pahit, jika buah muda dilukai maka getah kuning akan menetes keluar Martin
(1980) dan Rai (2004).
Komposisi Kimia dan Standar Mutu Buah Manggis
Buah manggis dapat disajikan dalam keadaan segar. Komponen terbesar
dari buah manggis adalah air, yaitu 83%. Komponen protein dan lemak yang
dikandung sangat kecil. Buah manggis tidak mengandung vitamin A, tetapi
mengandung vitamin B1 dan vitamin C. Komposisi kimia buah manggis dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Buah Manggis per 100 gram
Kandungan Jumlah
Kalori 63,00 Kkal
Karbohidrat 15.60 g
Lemak 0.60 g
Protein 0.60 g
Kalsium 8.00 mg
Vitamin C1 2,00 mg
Vitamin B1 0.03 mg
Fosfor 12,00 mg
Zat Besi 0,80 mg
Bagian yang dapat dimakan 29,00 %
Sumber: Departemen Kesehatan RI (1990)
Dalam Mahmudah 2008
Keseragaman buah masih sulit dicapai, sehingga kualitas belum optimal.
Dalam meningkatkan daya saing dan melindungi kepentingan konsumen maka
diperlukan suatu kebijakan dalam budidaya maupun produksi buah manggis.
Salah satu kebijakan tersebut adalah penerapan standar buah manggis.
Berdasarkan SNI 01–3211–1992 mutu manggis segar dikelompokkan atas tiga
jenis mutu. Klasifikasi dan standar mutu manggis disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Persyaratan mutu buah manggis
Jenis uji Satuan Persyaratan
Mutu Super Mutu I Mutu II
Keseragaman - Seragam Seragam Seragam
Diameter mm > 65 55 – 56 < 55
Kesegaran - Segar Segar Segar
Warna kulit - Hijau
kemerahan s/d
merah muda
Hijau
kemerahan s/d
merah muda
Hijau
kemerahan
Kelopak - Utuh Utuh Utuh
Warna daging - Putih bersih
Khas manggis
Putih bersih
Khas manggis
Putih bersih
Khas manggis
Sumber: BSN (1992)
Stadia Kematangan
Di dalam buah dikenal istilah matang (mature) dan masak (ripe). Istilah
matang didefinisian sebagai tahap suatu komoditi telah mencapai tahapan
perkembangan maksimum, sedangkan masak adalah tahap akhir pematangan dan
awal senescence pada buah. Pada proses pematangan buah terjadi perubahan
keadaan buah. Beberapa perubahan yang terjadi tersebut adalah perubahan warna,
karbohidrat, asam organik, tekstur, aroma dan rasa (Susanto 2011).
Dalam proses kematangannya, buah manggis memerlukan waktu kurang
lebih 13 minggu setelah antesis. Tanda kematangannya adalah apabila terjadi
perubahan pada warna kulit buah. Kulit buah yang belum matang berwarna hijau
kekuningan dan akan berubah menjadi hijau dengan bintik-bintik merah ketika
memasuki masa matang penuh. Keseluruhan kulit buah akan berubah warna dari
merah dan seterusnya ungu kehitaman. Terdapat berbagai stadia kematangan
dalam satu pohon pada masa yang sama dan untuk memudahkan pemanenan
stadia warna biasa digunakan sebagai petunjuk untuk panen.
Stadia kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu dan daya simpan
buah manggis. Buah manggis dipanen setelah berumur 104 hari setelah antesis.
Umur panen dan ciri fisik buah manggis siap panen seperti tersaji dalam Tabel 3.
Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 sejak bunga mekar sedangkan
untuk ekspor pada umur 104-108 hari setelah antesis.
Tabel 3. Umur dan Ciri Fisik Panen Buah Manggis
Stadia Panen Perkiraan Umur Petik (hari) Warna Kulit
1 104 hijau bintik ungu
2 106 Ungu merah (10-25%)
3 108 Ungu merah (25-50%)
4 110 Ungu merah (50-75%)
5 114 Ungu merah putih
Sumber: Satuhu (1997)
Selama pematangan buah, perubahan warna merupakan perubahan yang
paling menonjol. Perubahan warna yang terjadi pada buah-buahan sering
merupakan kriteria utama bagi konsumen untuk menentukan buah telah matang.
Warna pada buah-buahan disebabkan oleh pigmen, yang umumnya dibedakan atas
empat kelompok, yaitu klorofil, antosianin, flavonoid dan karotenoid (Syarief,
1994).
Kader (2003) menyatakan setelah panen dan selama penyimpanan, buah
manggis akan mengalami perubahan warna kulit buah yang merupakan salah satu
parameter kematangan buah. Hasil penelitian Suyanti et al. (1999) menunjukkan
buah manggis yang dipanen pada kulit buah hijau dengan setitik warna ungu (104
hari setelah antesis), warna kulit buah manggis berubah dengan cepat menjadi 10-
25% ungu kemerahan dalam satu hari pada penyimpanan 25 oC dan menjadi
100% ungu kemerahan setelah 6 hari penyimpanan.
Kualitas buah manggis ditentukan oleh berbagai parameter diantaranya
adalah parameter stadia kematangan, untuk tujuan ekspor stadia kematangan buah
manggis sangat perlu diperhatikan. Stadia kematangan berdasarkan Standar
Prosedur Operasional komoditas manggis 2004 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Stadia Kematangan Bunga Manggis Berdasarkan Tahapan
Gambar Ciri
Tahap 0
Tahap 1
Warna buah kuning kehijauan, kulit buah
masih banyak mengandung getah dan buah
belum siap dipetik.
Warna kulit buah hijau kekuningan, buah
belum tua dan getah masih banyak. Isi buah
masih sulit dipisahkan dari kulit.
Tahap 2
Tahap 3
Warna kulit buah kuning kemerahan dengan
bercak merah hampir merata. Buah hampir
tua dan getah mulai berkurang. Isi buah
masih sulit dipisahkan dari kulit.
Warna kulit buah merah kecoklatan. Kulit
buah masih bergetah. Isi buah sudah dapat
dipisahkan dari kulit. Buah disarankan dapat
dipetik untuk tujuan ekspor.
Tahap 4
Warna kulit buah merah keunguan. Kulit
buah masih sedikit bergetah. Isi buah sudah
dapat dipisahkan dari kulit dan buah dapat
dikonsumsi.
Tahap 5
Tahap 6
Warna kulit buah ungu kemerahan. Buah
mulai masak dan siap dikonsumsi. Getah
telah hilang dan isi buah mudah dilepaskan.
Buah lebih sesuai untuk pasar domestik.
Warna kulit buah unggu kehitaman. Buah
sudah masak. Buah sesuai untuk pasar
domestik dan siap dikonsumsi
Sumber: Standar Operasional Prosedur (SOP) Komoditi Manggis di Kabupaten
Purworejo (Direktorat Tanaman Buah 2004)
Selain warna buah, kesegaran sepal buah juga sangat berpengaruh
terhadap penilaian kualitas manggis selama penyimpanan. Buah manggis segar
warna sepalnya hijau, kemudian setelah tidak segar berubah menjadi coklat.
Suyanti et al (1999), mengemukakan bahwa buah manggis yang dipanen dengan
warna kulit buah hijau dengan bintik warna merah (104 HSA) kesegaran sepal
dapat bertahan sampai 6 hari penyimpanan.
Selain panen berdasarkan stadia kematangan manggis, penyimpanan pada
suhu rendah juga dibutuhkan untuk memperpanjang masa simpan dan
mempertahankan kualitas. Waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman ke pasar
domestik, misalnya buah manggis asal Lampung yang di angkut ke Bogor
membutuhkan waktu 12 jam. Sedangkan proses pengiriman untuk pasar ekspor
(misalnya ke Cina) membutuhkan waktu 12 hari. Dengan rincian untuk
pengumpulan 1-2 hari, lama pelayaran 9 hari, dan distribusi ke tempat tujuan 1
hari (Isyak 11 Oktober 2011, komunikasi pribadi). Jika tidak ada suhu
penyimpanan yang tepat, maka kualitas buah menjadi turun dan membusuk.
Suhu Simpan
Tujuan utama penyimpanan adalah pengendalian laju transpirasi, respirasi,
infeksi penyakit dan mempertahankan produk dalam bentuk yang paling berguna
bagi konsumen (Pantastico, 1986). Dalam penyimpanan komoditi segar seperti
buah-buahan selalu di usahakan agar kesegaran komoditi tetap dipertahankan
dengan menjaga agar penguapan air sekecil mungkin dan memperlambat laju
respirasi.
Manggis mempunyai umur simpan yang pendek, untuk itu perlu dilakukan
penanganan pasca panen yang baik. Penyimpanan manggis sebelum terjual atau
dikonsumsi harus dapat melindungi buah dari kerusakan baik kerusakan secara
mekanis, fisik, pathologis dan fisiologis. Untuk kepentingan pasar lokal
kebanyakan manggis disimpan pada suhu ruang, penyimpanan seperti ini
menyebabkan manggis bertahan jangka pendek karena cepat mengalami
kerusakan fisiologis yaitu terjadi peningkatan proses respirasi (Sutrisno, 2008).
Penyimpanan pada suhu rendah merupakan cara yang paling umum untuk
penyimpanan jangka panjang bagi produk hortikultura. Hasil penelitian Anjarsari
(1995) dan Azhar (2007), suhu optimum untuk penyimpanan buah manggis adalah
suhu 10 oC dan 15
oC. Pada suhu 15
oC dengan bahan pelapis, masa simpan buah
manggis dapat bertahan hingga 40 hari penyimpanan, lebih lama 30 hari dari
kontrol.
Penyimpanan suhu rendah 4-8oC dapat dipergunakan untuk
memperpanjang umur simpan manggis. Masalah utama penyimpanan manggis
pada suhu rendah tersebut adalah kekerasan pada kulit manggis (hardening) dan
timbulnya bintik-bintik coklat pada kulit manggis (darkening) merupakan gejala
(chilling injury) yang merupakan kerusakan fisiologi yang terjadi pada
kebanyakan buah tropis dan sub tropis jika ditempatkan pada suhu terlalu rendah
(Agustin dan Azudin, 1986).
Fisiologi Pascapanen Buah manggis
Buah melakukan proses respirasi selama masih dipohon maupun setelah
panen. Setelah dipanen buah masih mengalami proses metabolisme, yaitu tetap
melakukan proses respirasi sebagai sarana penyediaan energi untuk
mempertahankan struktur sel dan jalannya proses biokimia. Selain itu, juga terjadi
proses transpirasi yaitu lepasnya air dalam bentuk uap. Karena terputusnya
sumber air dan mineral dalam buah, maka buah akan mengalami proses kerusakan
akibat dari pemanenan. Beberapa perubahan terjadi pada komposisi dinding sel
dan struktur sehingga antara lain terjadi pengerasan buah, warna akan berubah
karena terjadi degradasi klorofil.
Kadar air kulit buah manggis secara umum mengalami penurunan seiring
dengan lamanya umur penyimpanan. Kehilangan kadar air pada buah manggis
disebabkan oleh terjadinya proses respirasi dan transpirasi pada buah manggis.
Respirasi dikelompokkan dalam tida tingkatan yaitu: pemecahan polisakarida
menjadi gula sederhana, oksidasi gula menjadi piruvat dan transformasi piruvat
dan asam-asam organik secara aerobik menjadi CO2, air dan energi (Pantastico
1986).
Berdasarkan pola respirasinya, buah dan sayuran dapat dibedakan menjadi
dua yaitu: klimaterik dan non klimaterik (Kader et al. 1985). Respirasi klimaterik
dicirikan dengan laju produksi CO2 dan konsumsi O2 sangat rendah saat
praklimaterik, disertai dengan peningkatan yang tajam saat klimaterik dan
penurunan laju produksi CO2 dan konsumsi O2 pada fase senescence. Menurut
winarno (2002), klimaterik adalah suatu fase kritis dalam kehidupan buah dan
dalam fase ini banyak perubahan yang berlangsung. Selama proses respirasi
berlangsung beberapa perubahan fisik, kimia dan biologis terjadi yaitu proses
pematangan, perubahan warna, tekstur, zat pati dan asam organik. Kehilangan
substrat dan air tidak dapat digantikan sehingga kerusakan mulai terjadi (Wills et
al. 1989). Kader et al. (1985) menyatakan bahwa kehilangan cadangan makanan
selama respirasi berarti mempercepat senescence karena cadangan makanan telah
habis terpakai, kehilangan nilai dari komoditas, berkurangnya kualitas rasa
terutama tingkat kemanisannya dan akhirnya daya jual menjadi menurun.
Penelitian yang dilakukan oleh Qanytah (2004) menyatakan bahwa
pengerasan perikarp buah manggis terkait dengan kandungan air perikarp. Buah
yang telah mentranspirasikan sebagian airnya akan mengeras. Pengerasan terjadi
karena sel-sel perikarp yang pada awalnya bulat menjadi agak pipih karena
kehilangan turgor. Turgor sel ini menyebabkan sel menciut sehingga ruang antar
sel semakin menyempit dan pektin akan saling berikatan satu sama lain, yang
menyebabkan integritas perikarp menjadi lebih resisten terhadap tekanan,
sehingga menjadi sulit dibuka.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Bahan penelitian berupa buah manggis berasal dari kebun manggis Desa
Mulang Maya, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan
Hortikultura IPB. Selama penyimpanan, suhu rata-rata ruang adalah 28 oC, suhu
minimal 27 oC dan maksimal 33
oC. Penelitian dimulai bulan Desember 2010
sampai Juni 2011, meliputi kegiatan lapangan (taging bunga), panen, pengamatan,
analisis data, dan penulisan laporan.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan antara lain: buah manggis pada beberapa stadia
kematangan yaitu Stadia Kematangan-1, 2, 3 dan 4, Larutan NaOH 0.1 N,
indikator penalphtalein (PP), dan akuades. Alat yang digunakan dalam penelitian
antara lain; hand refraktometer, pipet, labu takar, erlenmeyer, timbangan analitik,
coolstorage, thermometer dan color reader.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor yaitu,
faktor pertama stadia kematangan buah manggis yang terdiri dari empat taraf
yaitu: Stadia Kematangan-1 (umur pada umumnya 104 hari setelah antesis (HSA),
warna kulit buah hijau kekuningan dengan sedikit bercak merah), Stadia
Kematangan-2 (umur 106 HSA, warna kulit buah kuning kemerahan dengan
bercak merah hampir merata disekitar sepal), Stadia Kematangan-3 (umur 108
HSA, warna kulit buah kuning kemerahan dengan bercak merah hampir merata)
dan Stadia Kematangan-4 (umur 110 HSA, kulit buah merah merata pada seluruh
permukaan) (Tabel 4). Penelitian ini pada awalnya akan menggunakan suhu
simpan yang terdiri dari tiga taraf yaitu suhu simpan 10 oC, suhu simpan 15
oC
dan suhu ruang. Namun karena adanya kerusakan pada alat coolstorage suhu
simpan 10 oC, sehingga pada penyimpanan suhu 10
oC tidak dapat dilanjutkan
pengamatan sampai akhir penyimpanan 30 hari setelah panen (HSP). Pada 5 HSP
sampai 10 HSP menunjukkan suhu yang tidak konstan yaitu 20 oC sampai 25
oC
jadi pengamatan pada penyimpanan suhu 10 oC hanya diamati sampai 10 HSP.
Sehingga faktor kedua suhu simpan buah manggis terdiri dari dua taraf
yaitu: Suhu simpan 15 oC dan suhu ruang (28
oC). Terdapat 8 kombinasi
perlakuan yang diulang 3 kali sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Setiap unit
perlakuan menggunakan 45 buah manggis, sehingga jumlah keseluruhan buah
adalah 1080 buah manggis. Untuk pengamatan destruktif menggunakan 1008
buah sedangkan untuk pengamatan non destruktif menggunakan 72 buah
(Lampiran 1).
Analisis statistik yang digunakan adalah sidik ragam dengan model Rancangan Acak Kelompok
sebagai berikut:
Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
Keterangan: i = 1, 2, 3, 4
j = 1, 2
Yijk = nilai pengamatan perlakuan stadia kematangan ke-i dan suhu
simpan ke-j pada ulangan ke-k
μ = nilai tengah umum
αi = pengaruh stadia kematangan ke-i
βj = pengaruh suhu simpan ke-j
(αβ)ij = interaksi antara pengaruh stadia kematangan ke-i dan pengaruh
suhu simpan ke-j
εijk = pengaruh acak percobaan stadia kematangan ke-i dan suhu
simpan ke-j pada ulangan ke-k
Jika hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh pada uji F taraf 5 % atau 1 %, akan dilakukan uji lanjut dengan
Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Data skoring diuji menggunakan uji peringkat Kruskal Wallis (Walpole 1995) dan diuji lanjut
menggunakan metode Dunn. Uji lanjut dengan metode Dunn dihitung menggunakan rumus:
|R1-R2| > zα [ ( )]
Keterangan:
R = mean range yang didapat dari uji Krusscal Wallis
N = total pengamatan
t = banyaknya angka skoring yang sama dari suatu data
K = banyaknya perlakuan
Pelaksanaan Penelitian
1. Panen dan Sortasi
Panen buah manggis dilakukan dengan cara dipetik, pada empat stadia
kematangan manggis berdasarkan warna. Pemilahan dan sortasi dilakukan setelah
panen. Buah dipilih sesuai dengan kriteria warna pada masing-masing stadia
kematangan.
2. Penyimpanan
Buah disimpan di dalam keranjang di Laboratorium Pascapanen,
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor selama 30 hari.
Suhu ruang rata-rata 28 oC, suhu minimal 27
oC dan suhu maksimal 33 °C.
Sedangkan penyimpanan pada suhu 15 oC di dalam coolstorage.
Pengamatan
Pengamatan destruktif dilakukan setiap lima hari sekali selama 30 HSP (hari
setelah panen), terdiri atas;
a. Bobot buah dan bagian-bagiannya (gram)
Bobot buah ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik
(Gambar 1a). Pengukuran ini meliputi bobot buah, bobot kulit buah, bobot
sepal, dan bobot tangkai.
b. Resistensi kulit buah (kgf/cm2)
Pengamatan resistensi kulit buah bertujuan untuk melihat tingkat
kemudahan buah dibuka. Pengukuran resistensi (Gambar 1b) dilakukan
dengan menggunakan alat yang tersedia di Laboratorium Pascapanen AGH
IPB. Cara kerja alat yaitu dengan memberikan tekanan yang kuat pada buah
manggis hingga buah terbuka, resistensi buah kemudian dapat dilihat pada
skala yang tertera pada alat (Ismadi 10 Januari 2011, komunikasi pribadi).
Gambar 1. Timbangan analitik (a) dan Alat pengukur resistensi buah (b)
c. Padatan terlarut total (0brix)
Daging buah dari beberapa buah sampel diambil dari setiap perlakuan
dan diukur padatan terlarut total (PTT) dengan menggunakan alat hand
refraktometer (Gambar 2a). Pengukuran dilakukan dengan cara memberikan
setetes cairan buah pada lensa pembaca hand refraktometer. Setiap
melakukan pengukuran, lensanya dibersihkan dahulu dengan akuades dan
tisu. Angka yang muncul pada layar merupakan PTT dalam buah manggis.
d. Asam tertitrasi total (%)
Kandungan asam tertitrasi total dalam buah manggis diukur dengan
menggunakan metode titrasi NaOH (Gambar 2b).
ATT =
Keterangan: ml NaOH = volume NaOH yang terpakai pada titrasi
N NaOH = normalitas NaOH (0,1 N)
Tp = faktor pengenceran (100/25)
64 = faktor asam dominan
mg contoh = 10.000 mg
ml NaOH x N NaOH x fp x 64
mg contoh x 100%
(a) (b)
Gambar 2. Handrefraktometer (a) dan Alat titrasi (b)
e. Kadar air kulit buah, sepal dan tangkai (%).
Pengukuran kadar air dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: Cawan
alumunium dikeringkan 15 menit dalam oven bersuhu 105 0C dan didinginkan
dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel ditempatkan dalam cawan,
kemudian dikeringkan 20 jam dalam oven bersuhu 105 0C, lalu didinginkan dalam
desikator dan ditimbang sampai beratnya konstan. Kadar air dihitung
menggunakan persamaan
Kadar air (%) =
Keterangan : a = Bobot awal (g)
b = Bobot akhir (g)
f. Uji Organoleptik meliputi rasa dan penampilan buah
Uji organoleptik meliputi rasa dan penampilan buah manggis terhadap
beberapa stadia kematangan dan suhu simpan dilakukan dengan menggunakan
sistem skoring tes menggunakan 10 orang panelis terlatih tetap mulai dari awal
sampai akhir pengamatan (30 hari setelah panen (HSP)).
Skor penampilan buah manggis adalah sebagai berikut :
1 : sangat tidak menarik
2 : tidak menarik
3 : kurang menarik
4 : menarik
5 : sangat menarik
a – b
a x 100%
(a) (b)
Skor rasa buah manggis adalah sebagai berikut :
1 : sangat tidak suka
2 : tidak suka
3 : kurang suka
4 : suka
5 : sangat suka
Pengamatan non-destruktif dilakukan setiap dua hari sekali selama 30 HSP,
terdiri atas;
a. Susut Bobot (gram)
Pengukuran susut bobot buah dilakukan dengan menggunakan timbangan
analitik. Pengukuran dilakukan pada hari ke-0 (w) dan setiap pengamatan (wa)
yaitu dua hari sekali selama 30 hari setelah perlakuan. Untuk mengukur susut
bobot digunakan rumus sebagai berikut:
Susut bobot (%) =
Keterangan : w = Bobot buah pada awal penyimpanan (g)
wa = Bobot buah pada akhir penyimpanan (g)
b. Warna Kulit dan Sepal Buah
Kualitas Warna kulit dan sepal buah manggis diukur dengan color reader.
Alat ini mempunyai sistem notasi warna hunter (system warna L, a, dan b). L
menyatakan parameter kecerahan (brigthness) dengan nilai 0 (hitam) sampai
100 (putih). a dan b merupakan koordinat-koordinat kromatisitas, a
menyatakan warna kromatik campuran merah hijau dengan nilai +a dari 0
sampai +60 untuk warna merah dan –a dari 0 sampai -60 untuk warna hijau.
Nilai b menyatakan warna kromatik campuran kuning biru dengan nilai +b
dari 0 sampai +60 untuk warna kuning dan nilai –b dari 0 sampai -60 untuk
warna biru.
w – wa
w x 100%
c. Skor warna kulit buah manggis adalah sebagai berikut :
1 : kulit buah hijau dengan sedikit bercak merah
2 : kulit buah bercak merah hampir merata, disekitar sepal lebih merah
3 : kulit buah merah yang merata pada seluruh permukaan
4 : kulit buah berwarna merah kecoklatan
5 : kulit buah berwarna merah keunguan
6 : kulit buah berwarna ungu kehitaman.
d. Skor kesegaran kulit buah manggis adalah sebagai berikut :
1: sangat keras
2: keras
3: tidak segar (mulai mengeras)
4: kurang segar
5: segar
e. Skor warna sepal buah manggis adalah sebagai berikut :
1: coklat
2: kuning kecoklatan
3: hijau kecoklatan
4: hijau kekuningan
5: hijau
f. Skor kesegaran sepal buah manggis adalah sebagai berikut :
1: sangat kering
2: kering
3: mulai mengering
4: kurang segar
5: segar
Etel
ah panen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyimpanan buah manggis pada suhu 10 oC
Penelitian ini pada awalnya menggunakan penyimpanan 10 oC, 15
oC dan
suhu ruang. Namun karena adanya kerusakan alat coolstorage pada suhu simpan
10 oC, sehingga pengamatan tidak dapat dilanjutkan sampai akhir penyimpanan
(30 HSP). Pengamatan di amati sampai 10 HSP karena mulai dari 5 HSP alat
coolstorage menunjukkan suhu yang tidak stabil yaitu perubahan dari 10 oC
menjadi 20 oC sampai 25
oC.
Skor rasa buah manggis pada penyimpanan 10 oC
Pengamatan skor rasa, kandungan PTT (padatan terlarut total) dan ATT
(asam tertitrasi total) disajikan pada Tabel 5 dan 6. Skor rasa buah manggis pada
penyimpanan suhu 10 oC, Stadia Kematangan-1 menunjukkan skor rasa saat
panen (0 HSP) sampai 10 HSP tidak diterima konsumen. Hal tersebut disebabkan
pada saat panen sampai 5 HSP daging buah masih keras dan masih sulit lepas dari
kulit, sedangkan pada 10 HSP diduga karena suhu penyimpanan yang tidak stabil
(suhu 10 oC menjadi 25
oC) menyebabkan perubahan daging buah dan kesegaran
buah menurun drastis sehingga skor rasa tidak meningkat seperti pada
penyimpanan suhu 15 oC dan suhu ruang (Tabel 12). Skor rasa buah manggis
Stadia Kematangan-2, 3 dan 4 pada saat panen (0 HSP) sampai 10 HSP
menunjukkan skor rasa yang masih diterima konsumen. Buah manggis Stadia
Kematangan-3 dan 4 pada 10 HSP menunjukkan skor rasa yang lebih tinggi dari
pada skor rasa pada buah manggis Stadia Kematangan-1 dan 2. Setelah 10 HSP,
buah manggis pada penyimpanan 10 oC tidak dilanjutkan karena buah mengalami
kerusakan yang disebabkan suhu yang tidak stabil yang mengakibatkan buah
manggis kehilangan warna kulit buah, rasa (aroma), tekstur (pengerasan kulit) dan
pembusukan daging buah.
Tabel 5. Skor rasa buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan 10 oC selama penyimpanan
Kombinasi 0 HSP 5 HSP 10 HSP
Skor Pt Skor Pt Skor Pt
Stadia 1, 10 oC 3.0 34.4 a 3.3 41.6 b 3.4 54.4 c
Stadia 2, 10 oC 3.5 56.1 a 3.5 47.3 a 3.5 60.3 b
Stadia 3, 10 oC 3.67 65.0 a 4.0 69.0 a 3.6 69.0 a
Stadia 4, 10 oC 4.13 86.5 a 4.3 84.2 a 3.5 58.3 a
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji Dunn 1%. Skor 1: sangat tidak suka, 2: tidak suka, 3: kurang suka, 4: suka,
5: sangat suka. Batas penerimaan konsumen 3.5. Pt : Peringkat.
Kandungan PTT dan ATT buah manggis pada penyimpanan 10 oC
Kandungan PTT pada buah manggis menggambarkan tingkat kemanisan
buah manggis, pada 0 - 10 HSP menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada
pemanenan buah manggis Stadia Kematangan-3 dan 4 (Tabel 6). Hal tersebut
menunjukkan bahwa buah telah mengalami pematangan. Sedangkan pada nilai
ATT, semua stadia kematangan buah manggis menunjukkan tidak berbeda antar
stadia kematangan.
Tabel 6. Kandungan PTT dan ATT buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan 10 oC selama penyimpanan
Kombinasi
PTT ATT
0 5 10 0 5 10
(HSP)
Stadia 1, 10 oC 13.8 c 14.1 c 14.1 c 0.67 0.68 0.66
Stadia 2, 10 oC 16.0 b 16.0 b 16.1 b 0.67 0.67 0.65
Stadia 3, 10 oC 18.1 a 18.08 a 18.2 a 0.65 0.66 0.65
Stadia 4, 10 oC 19.0 a 19.0 a 18.8 a 0.61 0.61 0.63
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 1%.
Bobot kulit dan persentase kadar air kulit pada penyimpanan 10 oC
Pada saat panen (0 HSP) kadar air pada kulit buah, berkisar antara 77.72%
sampai 78.02% dan pada 10 HSP berkisar 62.75% sampai 64.34%. Buah manggis
pada semua stadia kematangan selama penyimpanan menunjukkan penurunan
bobot kulit dan persentase kadar air kulit disajikan pada Tabel 7. Hasil uji korelasi
persentase kadar air kulit memiliki korelasi yang nyata terhadap bobot kulit
(0.84**). Hubungan korelasi bersifat positif, yaitu persentase kadar air kulit yang
tinggi maka bobot kulit tinggi dan apabila kadar air mengalami penurunan maka
bobot kulit akan menurun. Penurunan persentase kadar air yang cepat pada 10
HSP tersebut disebabkan oleh transpirasi yang berlangsung lebih cepat dari
sebelumnya karena terjadi kenaikan suhu simpan.
Tabel 7. Bobot kulit dan persentase kadar air kulit buah manggis pada beberapa
stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC selama penyimpanan
Kombinasi
Bobot kulit Persentase kadar air kulit
0 5 10 0 5 10
(HSP)
Stadia 1, 10 oC 96.44 80.70 57.59 78.02 74.06 62.75
Stadia 2, 10 oC 95.54 84.72 58.38 77.99 74.67 62.99
Stadia 3, 10 oC 93.93 79.26 59.27 77.72 73.11 63.87
Stadia 4, 10 oC 95.64 86.03 60.16 77.77 75.19 64.34
Bobot buah dan resistensi kulit buah manggis pada penyimpanan 10 oC
Hasil pengamatan bobot buah dan resistensi kulit buah disajikan pada
Tabel 8. Bobot buah menjadi salah satu kriteria dalam pengkelasan buah manggis.
Bobot buah yang diamati berkisar antara 110 – 113 g. Menurut BSN (2009),
kode ukuran 2 memiliki bobot 101 – 125 g. Kode ukuran 3 memiliki bobot buah
76 – 100 g.
Pada pengamatan bobot buah dan resistensi kulit buah yang dilakukan
untuk melihat tingkat kemudahan dibuka tidak berbeda nyata pada semua
perlakuan.
Y1= 6,2746ln(x) - 1,3166
R² = 0,7977
Y2 = 6,2731ln(x) - 1,3189
R² = 0,7958
Y3 = 6,3065ln(x) - 1,352
R² = 0,7957
Y4 = 6,2699ln(x) - 1,3121
R² = 0,8021
-2
0
2
4
6
8
10
12
2 4 6 8 10
Per
sen
tase
susu
t bobot
Lamapenyimpanan (HSP)
Y1= -1,093ln(x) + 5,3463
R² = 0,5568
Y2= -0,4349x + 5,6148
R² = 0,7078
Y3 = -1,127ln(x) + 5,2356
R² = 0,5907
Y4 = -1,298ln(x) + 5,407
R² = 0,6099 0
1
2
3
4
5
6
0 2 4 6 8 10
Sko
r kes
egar
an k
uli
t
Lama penyimpanan (HSP)
Tabel 8. Bobot buah dan resistensi kulit buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan 10 oC selama penyimpanan.
Kombinasi
Bobot buah Resistensi
0 5 10 0 5 10
(HSP)
Stadia 1, 10 oC 113,54 111,53 95,30 6,47 5,24 4,69
Stadia 2, 10 oC 110,83 110,28 93,22 4,64 3,84 3,49
Stadia 3, 10 oC 113,37 112,87 94,83 3,31 2,62 3,67
Stadia 4, 10 oC 113,47 114,66 89,46 2,29 2,36 4,13
Persentase susut bobot dan skor kesegaran kulit buah manggis pada
penyimpanan 10 oC
Persentase susut bobot buah manggis pada semua stadia kematangan
mengalami peningkatan selama penyimpanan (10 HSP), sedangkan pada skor
kesegaran kulit buah mengalami penurunan (Gambar 3). Peningkatan persentase
susut bobot akan menyebabkan penurunan skor kesegaran kulit dan
mengakibatkan kulit buah manggis susah untuk dibuka.
Gambar 3. Perubahan susut bobot dan kesegaran kulit buah manggis pada
beberapa stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC
Skor penampilan buah manggis pada penyimpanan 10 oC
Penyimpanan buah manggis suhu 10 oC, pada 0 HSP sampai 5 HSP buah
manggis Stadia Kematangan-1 menunjukkan skor paling rendah dibandingkan
dengan stadia kematangan yang lain. Buah mangis pada semua stadia kematangan
pada 10 HSP menunjukkan skor penampilan yang turun tajam, hal tersebut
disebabkan karena suhu penyimpanan yang awalnya 10 oC berubah menjadi 25
oC
sehingga menyebabkan perubahan penampilan buah manggis menjadi jelek
(perubahan warna kulit dan sepal buah). Skor penampilan buah manggis pada
beberapa stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC selama penyimpanan
disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Skor penampilan buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan 10 oC
Kombinasi 0 HSP 5 HSP 10 HSP
Skor Pt Skor Pt Skor Pt
Stadia 1, 10 oC 3.0 35.0 b 3.1 34.2 b 1.8 30.9
Stadia 2, 10 oC 3.2 42.5 a 3.2 40.4 a 2.8 42.3
Stadia 3, 10 oC 3.7 68.6 a 3.9 73.0 a 2.8 84.4
Stadia 4, 10 oC 4.3 95.9 a 4.4 94.2 a 2.1 84.4
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji Dunn 1%. Skor 1: sangat tidak menarik, 2: tidak menarik, 3: kurang menarik,
4: menarik, Skor 5: sangat menarik. Pt: peringkat
Nilai L, a, b dan skor warna kulit buah manggis pada penyimpanan 10 oC
Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai L selama penyimpanan memiliki
respon kuadratik. Penurunan nilai L menunjukkan terjadinya penurunan kecerahan
warna kulit buah manggis. Buah manggis pada semua stadia kematangan
menunjukkan peningkatan skor warna kulit selama penyimpanan dan pada 10
HSP warna kulit buah manggis pada semua stadia menunjukkan warna ungu
kehitaman.
Y1 = 1,1143x - 0,9926
R² = 0,8229 Y2 = 2,8057ln(x) + 0,0716
R² = 0,6804
Y3 = 0,1151x2 + 0,023x + 2,0444
R² = 0,8713 Y4 = 1,7364ln(x) + 2,3737
R² = 0,6896
0
1
2
3
4
5
6
7
0 2 4 6 8 10
Sk
or
war
na
ku
lit
Lama penyimpanan (HSP)
Y1 = -8,662ln(x) + 50,838
R² = 0,7347 Y2 = -5,663ln(x) + 43,756
R² = 0,8845
Y3 = -3,552ln(x) + 39,297
R² = 0,9867
Y4 = -1,334ln(x) + 34,839
R² = 0,9314
25
30
35
40
45
50
55
0 4 6 8 10
Nil
ai L
Lama penyimpanan (HSP)
Gambar 4. Perubahan nilai L pada skor warna kulit buah manggis pada beberapa
stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC.
Pada penyimpanan 10 oC pada 10 HSP seharusnya belum mengalami
perubahan warna kulit buah yang tinggi (kehilangan warna), namun karena suhu
simpan yang meningkat menjadikan warna kulit semakin cepat berubah.
Perubahan suhu simpan ini menjadikan nilai a dan b menurun tajam pada 10 HSP
yang menunjukkan bahwa warna kulit menuju ungu kehitaman. Penurunan nilai a
dan b yang tajam menjadikan perubahan warna kulit yang tidak normal (warna
merah tidak merata pada seluruh permukaan) pada pemanenan buah manggis
Stadia Kematangan-1 (Gambar 5). Penurunan nilai a dan b disebabkan
terdegradasinya klorofil sehingga warna dari pigmen-pigmen lain yang muncul.
Proses ini mengakibatkan warna hijau akan berubah menjadi warna lain yaitu
kuning, merah, ungu sampai kehitaman. Penurunan nilai a dan b pada kulit buah
manggis menjadikan warna kulit buah manggis menjadi tidak menarik karena
kehilangan warna merah dan kuning, sehingga kulit menjadi ungu kehitaman.
Y1 = 1,3807ln(x) + 1,4459
R² = 0,6616
Y2 = -1,108ln(x) + 5,5139
R² = 0,343
Y3 = -3,927ln(x) + 10,476
R² = 0,5922
Y4 = -4,704ln(x) + 11,979
R² = 0,5898
0
2
4
6
8
10
12
14
0 4 6 8 10
Nil
ai a
Lama penyimpanan (HSP)
Y1 = -15,38ln(x) + 35,33
R² = 0,6951
Y2 = -13,74ln(x) + 32,32
R² = 0,6727
Y3 = -12,51ln(x) + 30,041
R² = 0,6999
Y4 = -10,89ln(x) + 26,93
R² = 0,6982
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 4 6 8 10
Nil
ai b
Lama penyimpanan (HSP)
Gambar 5. Perubahan nilai a dan b warna kulit buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan 10 oC
Suhu ideal untuk penyimpanan buah manggis adalah 13 - 25 oC dengan
kelembaban 85%. Buah yang di simpan pada suhu lebih rendah dari suhu
optimum tertentu akan mengalami kerusakan, yang dikenal dengan kerusakan
chilling injury. Gejala kerusakan chilling injury terlihat dalam bentuk kegagalan
pematangan, pematangan tidak normal, pelunakan prematur, terjadi bercak-bercak
hitam pada kulit, sepal keriput dan kehilangan flavor yang khas.
Hasil pengamatan warna kulit buah manggis pada penyimpanan 10 oC
mulai saat panen (0 HSP) sampai 10 HSP disajikan pada Gambar 6. Perubahan
warna kulit buah manggis pada Stadia Kematangan-1 tidak menuju warna merah,
namun dari hari ke hari mulai 2 HSP menunjukkan bercak-bercak hitam pada kulit
sampai 10 HSP.
Gambar 6. Diagram warna buah manggis pada beberapa stadia kematangan
dengan penyimpanan suhu 10 oC: (a) Stadia Kematangan-1, (b)
Stadia Kematangan-2, (c) Stadia Kematangan-3 dan (d) Stadia
Kematangan-4
Lama penyimpanan dari 0 HSP-30 HSP
(a)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
(b)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
(c)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
(d)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
Pada 10 HSP, semua stadia kematangan buah manggis yang disimpan pada
suhu 10 oC mengalami penurunan kualitas maupun kuantitas yang tajam. Hal
tersebut disebabkan oleh respirasi yang berlangsung lebih cepat karena terjadi
peningkatan suhu simpan pada penyimpanan buah manggis. Respirasi
berlangsung untuk memperoleh energi untuk aktivitas hidupnya. Dalam proses
respirasi ini, terjadi perombakan bahan komplek karbohidrat menjadi bentuk
karbohidrat yang paling sederhana (gula) selanjutnya dioksidasi untuk
menghasilkan energi. Hasil sampingan respirasi ini adalah CO2, uap air dan panas.
Semakin tinggi laju respirasi maka semakin cepat perombakan-perombakan yang
terjadi dan mengarah pada kemunduran dari kuantitas maupun kualitas buah
manggis. Air yang dihasilkan kemudian ditranspirasikan dan tidak terkendali
(suhu awal 10 oC menjadi 25
oC) maka manggis akan cepat mengeras (kehilangan
kadar air) dan persentase susut bobot menjadi tinggi serta kesegaran kulit
menurun tajam sehingga kulit buah manggis sulit untuk dibuka.
Semua stadia kematangan buah manggis mulai 8 HSP menunjukkan warna
kulit yang berubah tajam, pada Stadia Kematangan-1 menunjukkan warna kulit
hijau kekuningan dengan warna sekitar sepal dan stikma ungu pekat sampai
kehitaman. Warna kulit buah manggis pada Stadia Kematangan-1 menunjukkan
perubahan warna yang tidak normal (warna merah tidak merata seluruh
permukaan). Gejala tersebut disebabkan buah manggis semua stadia kematangan
yang awalnya disimpan pada suhu rendah 10 oC dan setelah 5 HSP mengalami
peningkatan suhu simpan menjadi 25 oC. Pada penyimpanan 10
oC dapat
menyebabkan buah terhambat dalam melakukan metabolismenya dan setelah suhu
simpannya mengalami peningkatan maka akan mengalami beberapa perubahan
warna, tekstur, rasa dan aroma. Pada buah manggis Stadia Kematangan-2 dan 3
menunjukkan hal yang sama seperti Stadia Kematangan-1, warna tidak merata
seluruh permukaan kulit dan mmenuju ungu kehitaman. Walaupun setelah 5 HSP
suhu penyimpanan tidak stabil, pemanenan buah manggis pada Stadia
Kematangan-4 mulai 0 HSP sampai 10 HSP menunjukkan perubahan warna kulit
yang normal dari hari ke hari dan lebih dapat mempertahankan warna merah
merata pada seluruh permukaan kulit, selanjutnya pada 10 HSP menunjukkan
warna ungu kehitaman dan sepal berwarna coklat kering disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Penampilan warna kulit buah manggis mulai 0 HSP sampai 10 HSP
pada suhu 10 oC: (a) Stadia Kematangan-1, (b) Stadia Kematangan-2,
(c) Stadia Kematangan-3 dan (d) Stadia Kematangan-4.
(a) (b) (c) (d)
0 HSP 0 HSP 0 HSP 0 HSP
2 HSP
4 HSP
6 HSP
8 HSP
10 HSP
2 HSP
4 HSP
6 HSP
8 HSP
10 HSP
2 HSP
4 HSP
6 HSP
8 HSP
10 HSP
2 HSP
4 HSP
6 HSP
8 HSP
10 HSP
Y1 = -5,946ln(x) + 46,171
R² = 0,775 Y2 = -5,492ln(x) + 45,521
R² = 0,726
Y3 = -6,085ln(x) + 46,326
R² = 0,804
Y4 = -6,817ln(x) + 47,323
R² = 0,7725
30
35
40
45
50
0 4 6 8 10
Nil
ai L
Lama penyimpanan (HSP)
Bobot sepal dan persentase kadar air sepal pada penyimpanan 10 oC
Pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap bobot sepal dan
persentase kadar air sepal buah manggis disajikan pada Tabel 10. Selama
penyimpanan persentase bobot sepal dan persentase kadar air sepal semua stadia
kematangan buah manggis menunjukkan penurunan.
Tabel 10. Bobot sepal dan persentase kadar air sepal buah manggis pada beberapa
stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC
Kombinasi
Bobot sepal Persentase kadar air sepal
0 5 10 0 5 10
(HSP)
Stadia 1, 10 oC 2,94 3,17 1,83 70,17 68,47 48,89
Stadia 2, 10 oC 2,91 3,05 1,96 69,22 67,83 49,44
Stadia 3, 10 oC 2,82 3,20 1,95 69,73 68,16 48,41
Stadia 4, 10 oC 3,08 3,10 1,94 69,90 68,47 49,73
Nilai L, a, b, dan skor warna sepal buah manggis pada penyimpanan 10 oC
Nilai L (tingkat kecerahan) warna sepal buah manggis disajikan pada
Gambar 8. Warna sepal buah yang disimpan pada suhu 10 oC pada awal
penyimpanan adalah hijau dengan nilai L 44,72 sampai 45.71 dan akhir
penyimpanan adalah 35.19 sampai 35.74. Penurunan nilai L menunjukkan
terjadinya penurunan kecerahan warna sepal buah manggis.
Gambar 8. Perubahan nilai L dan skor warna sepal buah manggis pada beberapa
stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC
Y1 = -1,752ln(x) + 5,6618
R² = 0,5786 Y2 = -1,778ln(x) + 5,6717
R² = 0,5858 Y3 = -1,783ln(x) + 5,643
R² = 0,601 Y4 = -1,792ln(x) + 5,648
R² = 0,601
0
1
2
3
4
5
6
0 2 4 6 8 10
Sko
r w
arn
a se
pal
Lama penyimpanan (HSP)
Perubahan Nilai a dan b sepal buah manggis selama penyimpanan
disajikan pada Gambar 9. Nilai a mengalami kenaikan dan nilai b warna sepal
buah mengalami penurunan selama penyimpanan pada semua stadia kematangan
manggis, hal ini menunjukkan bahwa warna sepal buah manggis menuju warna
coklat dan kering.
Gambar 9. Perubahan nilai a dan b warna sepal buah manggis pada beberapa
stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC
Skor kesegaran sepal buah manggis pada penyimpanan 10 oC
Kesegaran sepal dan kesegaran kulit buah manggis biasanya digunakan
konsumen dalam penilaian kualitas buah manggis selama penyimpanan, buah
manggis segar sepalnya berwarna hijau segar kemudian berubah menjadi coklat
setelah buah manggis tersebut tidak segar. Skor kesegaran sepal buah manggis
pada beberapa stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC disajikan pada Gambar
10.
Y1 = -4,719ln(x) + 26,585
R² = 0,5641
Y2 = -4,293ln(x) + 25,99
R² = 0,5244
Y3 = -4,945ln(x) + 26,633
R² = 0,6099
Y4 = -4,891ln(x) + 26,606
R² = 0,5666
10
15
20
25
30
0 4 6 8 10
Nil
ai b
Lama penyimpanan (HSP)
Y1 = 3,1449ln(x) - 0,2754
R² = 0,5511 Y2 = 1,4494x - 1,5206
R² = 0,7438 Y3 = 3,2181ln(x) - 0,2445
R² = 0,5903
Y4 = 3,2628ln(x) - 0,3492
R² = 0,5895
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 4 6 8 10
Nil
ai a
Lama penyimpanan (HSP)
Gambar 10. Skor kesegaran sepal buah manggis pada beberapa stadia kematangan
dan suhu simpan 10 oC
Bobot tangkai dan persentase kadar air tangkai pada penyimpanan 10 oC
Selama penyimpanan, buah manggis pada semua stadia kematangan
menunjukkan penurunan bobot tangkai dan persentase kadar air tangkai buah
manggis dan yang tidak berbeda nyata antar stadia kematangan buah (Tabel 11).
Tabel 11. Bobot tangkai dan persentase kadar air tangkai buah manggis pada
beberapa stadia kematangan dan suhu simpan 10 oC
Kombinasi Bobot tangkai
Persentase kadar air
tangkai
0 5 10 0 5 10
(HSP)
Stadia 1, 10 oC 1,64 1,51 1,25 74,69 73,64 63,94
Stadia 2, 10 oC 1,60 1,60 1,13 74,23 70,70 63,96
Stadia 3, 10 oC 1,66 1,49 1,16 74,11 73,81 64,42
Stadia 4, 10 oC 1,62 1,62 1,13 74,99 72,92 61,06
Y1 = -1,423ln(x) + 5,2821
R² = 0,6364
Y2 = -1,37ln(x) + 5,0952
R² = 0,6909
Y3 = -1,479ln(x) + 5,1635
R² = 0,7437
Y4 = -1,503ln(x) + 5,2486
R² = 0,7363
0
1
2
3
4
5
6
0 2 4 6 8 10
Sko
r kes
egar
an s
epal
Lama penyimpanan (HSP)
Penyimpanan buah manggis pada suhu 15 oC dan suhu ruang
Skor Rasa Buah Manggis
Kombinasi stadia kematangan dan suhu simpan memberikan pengaruh
yang nyata terhadap skor rasa disajikan pada Tabel 12 dan kandungan PTT
(padatan terlarut total) (Tabel 13), tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata
pada ATT (asam tertitrasi total) (Tabel 14).
Rasa buah manggis dapat dilihat dari pengamatan skor rasa buah manggis,
rasa yang disukai ditunjukkan dengan skor rasa yang tinggi, dengan batas akhir
penerimaan konsumen skor 3.5. Pada penyimpanan suhu 15 oC, buah dari Stadia
Kematangan-1 dan 2 titik rasa optimum pada 20 HSP dan dapat bertahan sampai
akhir penyimpanan 30 HSP dengan nilai lebih tinggi dari pada perlakuan lain dan
rasa masih diterima konsumen. Sedangkan manggis dari Stadia Kematangan-3
dan 4 mencapai titik rasa optimum pada 10 HSP namun batas diterima konsumen
pada 25 HSP (Stadia Kematangan-3) dan 20 HSP (Stadia Kematangan-4).
Sedangkan pada penyimpanan suhu ruang, batas akhir penerimaan konsumen
pada semua stadia kematangan sampai 15 HSP dan juga merupakan titik optimum
untuk Stadia Kematangan-1. Pada buah Stadia Kematangan-2, 3 dan 4, titik
optimum pada 10 HSP.
Untuk skor rasa buah manggis pada 0 HSP, skor terendah pada Stadia
Kematangan-1 karena daging buah masih keras dan masih sulit lepas dari kulit.
Pada penyimpanan suhu ruang 5 HSP, rasa buah manggis semua stadia disukai
oleh panelis dan pada Stadia Kematangan-1 tidak berbeda nyata dengan Stadia
Kematangan-2 dan 3 baik pada penyimpanan suhu 15 oC maupun suhu ruang.
Hasil penelitian Suyanti et al. (1993) menunjukkan bahwa buah manggis yang
disimpan pada suhu ruang pada buah berwarna hijau dengan bercak ungu (Stadia
Kematangan-1) dapat matang sempurna setelah 4 hari dan mempunyai rasa yang
tidak berbeda dengan buah manggis yang dipanen pada tingkat ketuaan buah
berwarna merah ungu 100% (Stadia Kematangan-4). Pada penyimpanan suhu
ruang buah dari semua stadia tidak diterima konsumen lagi pada 20 HSP karena
sudah mengalami pembusukan daging buah.
.Tabel 12. Skor rasa buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu simpan selama penyimpanan
Kombinasi 0 HSP 5 HSP 10 HSP 15 HSP 20 HSP 25 HSP 30 HSP
Skor Pt Skor Pt Skor Pt Skor Pt Skor Pt Skor Pt Skor Pt
Stadia 1, 15 oC 2.9 72.3 bc 3.2 70.7 c 3.7 68.4 d 4.1 122.4 ab 4.4 178.5 4.4 1990,0 4.2 202.4
Stadia 2, 15 oC 3.4 116.0 ab 3.5 91.0 bc 4.2 113.3 bc 4.1 125.8 ab 4.4 178.5 4.3 195.7 4.2 203.7
Stadia 3, 15 oC 3.6 129.6 a 3.8 118.0 ab 4.5 137.0 ab 4.3 144.4 a 4.5 182.5 3.8 172.7 3.4 171.2
Stadia 4, 15 oC 4.1 170.5 a 4.3 164.7 a 4.6 147.3 a 4.4 153.7 a 4.5 182.5 3.3 154.6 1.7 144.7
Stadia 1, ruang 2.8 65.5 c 3.5 98.7 bc 4.1 102.1 bc 4.2 131.5 ab 2.3 94.4 - - - -
Stadia 2, ruang 3.4 113.4 ab 3.8 119.7 ab 4.4 123.3 ab 4.0 115.5 b 2.0 85.6 - - - -
Stadia 3, ruang 3.7 136.4 a 4.0 134.5 ab 4.5 135.8 ab 3.7 84.9 c - - - - - -
Stadia 4, ruang 4.0 160.3 a 4.3 166.8 a 4.5 137.0 ab 3.7 85.9 c - - - - - -
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Dunn 1%. – adalah buah yang kulitnya mengeras dan
bagian dalamnya kering (membusuk). Skor 1: sangat tidak suka, 2: tidak suka, 3: kurang suka, 4: suka, 5: sangat suka.
Batas penerimaan konsumen 3.5. Pt : Peringkat.
Kandungan PTT Buah Manggis
Kandungan PTT buah manggis pada 0-5 HSP menunjukkan nilai yang
lebih tinggi pada Stadia Kematangan-3 dan 4 baik pada suhu 15 oC maupun suhu
ruang dibandingkan dengan stadia yang lain, hal ini menunjukkan bahwa buah
telah mengalami pematangan dan terjadi perombakan oksidatif dari bahan
komplek seperti karbohidrat serta terbentuknya gula sederhana berupa sukrosa,
fluktosa, dan glukosa. Hasil pengukuran terhadap padatan terlarut total (PTT)
disajikan pada Tabel 7.
Tabel 13. Kandungan PTT buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan selama penyimpanan
Kombinasi
PTT (o brix)
0 5 10 15 20 25 30
(HSP)
Stadia 1, 15 oC 14.1 15.8 f 15.8 d 17.1 e 17.9 cd 18.8 18.7
Stadia 2, 15 oC 16.1 17.0 de 17.2 bc 17.5 de 17.9 bc 19.2 19.0
Stadia 3, 15 oC 17.9 18.0 ab 18.2 a 17.8 bc 18.0 b 19.5 19.3
Stadia 4, 15 oC 18.8 18.8 a 18.9 a 19.0 a 19.3 a 19.3 19.2
Stadia 1, ruang 14.2 17.8 cd 18.7 a 18.3 a 12.6 ef - -
Stadia 2, ruang 16.2 17.9 bc 17.5 ab 17.8 bc 13.2 e - -
Stadia 3, ruang 17.9 18.3 a 18.7 a 18.0 ab 10.5 g - -
Stadia 4, ruang 18.8 19.1 a 19.0 a 17.7 cd 10.0 g - -
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 1%. – adalah buah yang kulitnya mengeras dan bagian
dalamnya kering (membusuk).
Pada penyimpanan suhu 15 oC, buah dari Stadia Kematangan-1 pada 5-15
HSP menunjukkan PTT yang lebih rendah dibandingkan dengan buah yang
disimpan pada suhu ruang, hal ini disebabkan karena suhu 15 oC dapat
memperlambat laju respirasi dan menyebabkan metabolisme yang digunakan
untuk proses hidrolisa pati menjadi gula berjalan lebih lambat.
PTT buah manggis semakin meningkat dengan bertambahnya stadia
kematangan buah. Penelitian Wills dan Widjanarko (1995) menunjukkan bahwa
kandungan PTT pada daging buah pepaya Australia meningkat sejalan dengan
meningkatnya stadia kematangan buah. Penelitian Emmanuel et al. (2009)
menunjukkan bahwa nilai PTT lebih tinggi pada setiap penambahan tingkat
kematangan buah.
Buah dari semua stadia yang disimpan pada suhu ruang menunjukkan
penurunan PTT yang tajam pada 20 HSP, sehingga tidak diterima konsumen. Jadi
buah yang disimpan pada suhu ruang hanya diterima konsumen sampai 15 HSP,
seperti halnya pada batas akhir penerimaan skor rasa buah. Menurut Akamine
dan Goo (1971) gula merupakan komponen utama PTT. Selama pematangan
buah, PTT meningkat karena terjadi pemecahan dan pembelahan polimer
karbohodrat khususnya pati menjadi gula sehingga kandungan gula secara umum
meningkat. Pada tahap selanjutnya PTT menurun karena mengalami hidrolisis
gula menjadi asam organik dan digunakan untuk proses respirasi.
Kandungan ATT Buah Manggis
Kandungan ATT pada semua stadia kematangan tidak banyak berbeda
pada setiap stadia kematangan buah manggis disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Kandungan ATT buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan selama penyimpanan
Perlakuan
0 5 10 15 20 25 30
HSP
(%)
Stadia 1 0.74 a 0.69 0.68 0.54 0.40 0.24 0.20
Stadia 2 0.68 ab 0.64 0.66 0.55 0.38 0.24 0.19
Stadia 3 0.67 ab 0.65 0.65 0.54 0.40 0.24 0.19
Stadia 4 0.60 b 0.61 0.63 0.54 0.37 0.23 0.14
Suhu 15oC 0,66 0,66 0.67 a 0.55 0.47 0.48 0.36
Suhu Ruang 0,69 0,65 0.64 b 0.54 - - -
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom persentase juring tercemar
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5% dan 1%. – adalah buah
yang kulitnya mengeras dan bagian dalamnya kering (membusuk)
Pada awal penyimpanan, ATT buah manggis berkisar 0.60-0.74%. Secara
umum nilai ATT pada semua stadia kematangan dan kedua penyimpanan suhu
simpan mengalami penurunan terutama setelah 10 HSP. Penurunan ATT diduga
disebabkan karena asam-asam organik dalam buah digunakan sebagai substrat
dalam respirasi buah selama pematangan. Wills dan Tirmazi (1981)
mengemukakan bahwa asam-asam organik merupakan cadangan energi bagi buah
dan akan menurun selama peningkatan aktivitas metabolisme pada waktu
pemasakan. Penelitian Suketi (2011) menunjukkan bahwa kandungan ATT pada
daging buah papaya mengalami penurunan pada saat penambahan tingkat
kematangan buah yang ditunjukkan dengan warna kuning kulit buah yang
semakin banyak, hal tersebut karena kandungan ATT semakin sedikit seiring
dengan proses pamasakan buah.
Hasil pengamatan penampilan daging buah mulai dari awal penyimpanan
(0 HSP) sampai akhir penyimpanan (30 HSP) disajikan pada Gambar 11 dan 12.
Penyimpanan buah manggis pada suhu 15 oC, Stadia Kematangan-1 dan 2 pada
awal penyimpanan (0 HSP) menunjukkan daging buah belum dapat dipisahkan
dari endokarp dan terdapat getah kuning yang masih banyak, pada 5 HSP buah
dapat dikonsumsi. Stadia Kematangan-3 dan 4 pada akhir penyimpanan
menunjukkan adanya rongga kosong dari daging buah dengan kulit dalam. Kulit
dalam buah manggis menunjukkan warna kering kecoklatan dan warna daging
buah tidak menarik. Sedangkan buah pada Stadia Kematangan-1 dan 2 masih
dapat dikonsumsi sampai akhir penyimpanan dan terlihat masih bagus dengan
warna daging buah putih khas manggis dan kulit dalam buah yang terlihat masih
segar.
Pada penyimpanan suhu ruang, batas akhir penerimaan konsumen buah
manggis pada semua stadia kematangan 15 HSP. Karena pada 20 HSP buah
manggis pada semua stadia kematangan mengalami pembusukan dan tidak dapat
dikonsumsi lagi (warna daging buah coklat (busuk) dan kulit dalam kering
(coklat)).
Gambar 11. Penampilan daging buah manggis mulai 0 HSP sampai 30 HSP: (a)
Stadia Kematangan-1, (b) Stadia Kematangan-2, (c) Stadia
Kematangan-3 dan (d) Stadia Kematangan-4 pada penyimpanan suhu
15 oC
Penyimpanan suhu 15 oC
(a) (b) (c) (d)
(b)
(c)
0 HSP 0 HSP 0 HSP 0 HSP
10 HSP 10 HSP 10 HSP 10 HSP
15 HSP 15 HSP 15 HSP 15 HSP
20 HSP 20 HSP 20 HSP 20 HSP
30 HSP 30 HSP 30 HSP
25 HSP 25 HSP 25 HSP 25 HSP
30 HSP
Gambar 12. Penampilan daging buah manggis mulai 0 HSP sampai 30 HSP: (a)
Stadia Kematangan-1, (b) Stadia Kematangan-2, (c) Stadia
Kematangan-3 dan (d) Stadia Kematangan-4 pada penyimpanan suhu
ruang
Perubahan Sifat Fisik Buah Manggis
Data rekapitulasi dari beberapa stadia kematangan dan suhu simpan
selama penyimpanan pada semua pengamatan destruktif ditampilkan pada
Lampiran 2, dan pada pengamatan non destruktif pada Lampiran 3. Rekapitulasi
sidik ragam untuk pengamatan destruktif ditampilkan pada Lampiran 4, dan pada
pengamatan non destruktif pada Lampiran 5.
Persentase Kadar Air Kulit Buah Manggis
Kombinasi stadia kematangan dan suhu simpan memberikan pengaruh
yang nyata terhadap persentase kadar air kulit, resistensi dan penampilan buah
manggis disajikan pada Tabel 15, 16 dan 17. Selama penyimpanan terjadi
perubahan persentase kadar air kulit buah manggis. Persentase kadar air kulit buah
manggis pada 0 HSP sampai 15 HSP tidak berbeda nyata, tetapi pada 20 HSP dan
25 HSP menunjukkan berbeda nyata antar perlakuan. Buah manggis pada Stadia
Penyimpanan suhu ruang
(a) (b) (c) (d)
(d)
(e)
0 HSP 0 HSP 0 HSP
10 HSP 10 HSP 10 HSP 10 HSP
15 HSP 15 HSP 15 HSP 15 HSP
20 HSP 20 HSP 20 HSP 20 HSP
0 HSP
Kematangan-1 dan 2 menunjukkan persentase kadar air kulit yang lebih tinggi
dari pada perlakuan yang lain.
Selama penyimpanan persentase kadar air kulit manggis menunjukkan
penurunan, baik pada penyimpanan suhu 15 oC maupun suhu ruang. Kadar air
kulit buah manggis secara umum mengalami penurunan seiring dengan lamanya
umur penyimpanan. Buah manggis pada penyimpanan suhu 15 oC menunjukkan
persentase kadar air yang lebih tinggi dari pada buah manggis yang disimpan pada
suhu ruang. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpanan pada suhu rendah (15 oC)
dapat menekan kehilangan air pada buah. Jika kehilangan air dapat ditekan,
diharapkan dapat menekan susut bobot (mempertahankan bobot buah) dan tingkat
resistensi kulit buah manggis sehingga dapat mempertahankan kesegaran dan
penampilan buah manggis.
Kehilangan air pada buah manggis disebabkan oleh terjadinya proses
respirasi dan transpirasi pada buah manggis yang dapat menjadi penyebab utama
pengerutan buah karena tidak saja berpengaruh langsung pada kehilangan
kuantitatif (susut bobot) tetapi juga dapat menyebabkan kehilangan kualitas dalam
penampilan dan tekstur seperti pelunakan pada buah, hilangnya kerenyahan dan
kandungan juice (Kader 1992).
Tabel 15. Persentase kadar air kulit buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan selama penyimpanan
Kombinasi
Kadar air kulit (%)
0 5 10 15 20 25 30
(HSP)
Stadia 1,15 oC 78.02 76.89 70.57 68.19 69.46 a 68. 38 a 68.96
Stadia 2,15 oC 78.49 75.96 69.82 66.95 66.19 a 67.43 a 68.67
Stadia 3,15 oC 77.88 75.44 67.18 65.53 62.57 ab 62.51 a 64.63
Stadia 4,15 oC 78.85 77.76 66.58 64.94 62.43 bc 61.82 ab 60.29
Stadia 1, ruang 78.23 75.16 62.02 59.59 58.76 cd 43.36 c 32.00
Stadia 2, ruang 77.68 74.48 63.00 60.91 57.20 e 41.39 cd 31.36
Stadia 3, ruang 78.10 76.73 61.52 59.35 48.06 f 22.88 e 26.17
Stadia 4, ruang 78.55 76.41 62.70 56.79 39.25 g 21.72 e 22.56
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 1%.
Resistensi Kulit Buah Manggis
Kombinasi pada beberapa stadia kematangan dan suhu simpan terhadap
resistensi kulit buah selama penyimpanan disajikan pada Tabel 16. Buah
mengalami penurunan resistensi sejalan dengan meningkatnya stadia kematangan
buah pada awal penyimpanan. Buah manggis pada semua stadia dengan
penyimpanan suhu 15 oC dapat dibuka sampai akhir penyimpanan, sedangkan
pada Stadia-1 dan 2 yang disimpan pada suhu ruang dapat dibuka sampai 20 HSP,
pada Stadia-3 dan 4 sampai 15 HSP.
Resistensi buah manggis dari semua stadia kematangan yang disimpan
pada suhu 15 oC maupun suhu ruang menunjukkan penurunan (buah melunak)
kemudian mengalami peningkatan (pengerasan) selama penyimpanan. Hal
tersebut disebabkan karena proses pematangan buah terjadi hidrolisis pektin dan
hemiselulosa yang merupakan komponen pembentuk struktur dinding sel
sehingga perubahan ini menyebabkan buah menjadi lunak apabila telah masak
(Paull et al. 1999).
Tabel 16. Resistensi kulit buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan selama penyimpanan.
Kombinasi
Resistensi (kgf/cm2)
0 5 10 15 20 25 30
(HSP)
Stadia 1,15 oC 6.5 6.5 a 5.9 a 2.6 d 2.3 d 2.1 2.6
Stadia 2,15 oC 4.5 4.4 b 3.7 bc 2.4 de 2.2 de 2.6 3.2
Stadia 3,15 oC 2.9 3.0 bc 2.5 ef 2.1 e 2.3 d 2.5 4.3
Stadia 4,15 oC 2.3 2.6 cd 2.4 f 2.1 e 2.1 f 3.7 4.7
Stadia 1, ruang 6.5 2.2 e 3.2 de 4.1 bc 4.7 c - -
Stadia 2, ruang 4.4 2.1 f 3.6 cd 4.6 ab 7.0 b - -
Stadia 3, ruang 2.7 2.2 e 4.4 b 5.2 a 9.4 a - -
Stadia 4, ruang 2.5 2.3 de 4.4 b 5.6 a >10.00 a - -
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 1%. – adalah buah yang kulitnya mengeras dan bagian
dalamnya kering (membusuk).
Batas resistensi (kemudahan dibuka) buah manggis selama penyimpanan
disajikan pada Tabel 17. Pengerasan buah manggis selama penyimpanan
disebabkan karena pengerasan perikarp buah manggis terkait dengan kandungan
air perikarp. Buah yang telah mentranspirasikan sebagian airnya akan mengeras.
Pengerasan terjadi karena sel-sel perikarp yang pada awalnya bulat menjadi agak
pipih karena kehilangan turgor. Penurunan turgor sel ini menyebabkan sel menciut
sehingga ruang antar sel semakin menyempit dan pektin akan saling berikatan satu
sama lain, yang menyebabkan integritas perikarp menjadi lebih resisten terhadap
tekanan, sehingga menjadi sulit dibuka (Qanytah 2004).
Tabel 17. Keadaan buah manggis sesuai dengan tekanan dan resistensi kulit buah
Tekanan
(kgf/cm2)
Resistensi
kulit
Keadaan buah
0 < x ≤ 2 sangat mudah
dibuka
Daging buah mulus berwarna putih banyak mengandung
jus, kulit buah bagian dalam berwarna merah banyak
mengandung air
2 < x ≤ 4 Mudah
dibuka
Daging buah berwarna putih, kulit buah bagian dalam
berwarna merah banyak mengandung air
4 < x ≤ 6 Agak sulit
dibuka
Kulit buah masih bergetah jika dipotong, daging buah
melekat pada kulit (saat panen).
daging buah masih bisa dimakan, kandungan jus sedikit,
warna kulit buah bagian dalam tidak cerah (setelah
penyimpanan).
6 < x ≤ 8 Sulit dibuka Kulit buah masih bergetah jika dipotong, daging buah
melekat ada kulit (saat panen).
Daging buah busuk, kulit bagian dalam kuning kecoklatan
(setelah penyimpanan).
x ≥ 8 Tidak bisa
dibuka
Kulit buah kering berwarna ungu kehitaman, daging buah
kering bercendawan
Persentase Susut Bobot dan Skor Kesegaran Kulit Buah Manggis
Pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap persentase susut
bobot dan kesegaran kulit disajikan pada Gambar 13. Persentase susut bobot
Y Stadia 1, 15oC = 0,0028x2 + 1,5934x - 0,5231
R² = 0,9987
Y Stadia 2, 15oC = 0,0062x2 + 1,6178x - 0,5269
R² = 0,9982
Y Stadia 3, 15oC = 0,0102x2 + 1,6853x - 0,7107
R² = 0,9984 Y Stadia 4, 15oC = 0,0169x2 + 1,6672x - 0,6656
R² = 0,999
Y Stadia1, ruang = 0,0506x2 + 4,0323x - 2,3594
R² = 0,9823
Y Stadia2, ruang = 0,0451x2 + 4,2535x - 2,8544
R² = 0,981
Y Stadia 3, ruang = 0,0567x2 + 4,3488x - 3,1608
R² = 0,98
Y Stadia 4, ruang= 0,0531x2 + 4,6708x - 3,9654
R² = 0,9769
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Per
sen
tase
su
sut
bo
bo
t
Lama penyimpanan (HSP)
Y Stadia 1, 15oC = -0,0103x2 + 0,1125x + 4,7853
R² = 0,9381 Y Stadia 2, 15oC = -0,0145x2 + 0,1535x + 4,7147
R² = 0,9445
Y Stadia 3, 15oC = -0,0173x2 + 0,1732x + 4,6931
R² = 0,9729
Y Sadia 4 , 15oC= -0,0185x2 + 0,1601x + 4,7613
R² = 0,9538
Y Stadia 1, ruang = 0,0013x2 - 0,3414x + 5,6813
R² = 0,9546 Y Stadia 2, ruang= 0,0048x2 - 0,3962x + 5,745
R² = 0,9625 Y Stadia 3, ruang = 0,0101x2 - 0,479x + 5,7768
R² = 0,9531 Y Stadia 4, ruang = 0,0104x2 - 0,475x + 5,6456
R² = 0,9556 0
1
2
3
4
5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Sko
r kes
egar
an k
uli
t
Lama Penyimpanan (HSP)
selama penyimpanan mengalami peningkatan yang lebih cepat pada suhu ruang
dibandingkan penyimpanan suhu 15 oC. Pada 30 HSP, susut bobot tertinggi
terlihat pada Stadia Kematangan-4 (suhu ruang) sedangkan susut bobot terendah
pada Stadia-1 (suhu 15 oC) dengan kesegaran kulit buah yang baik (skor 4).
Gambar 13. Perubahan susut bobot dan skor kesegaran kulit buah manggis pada
beberapa stadia kematangan dan suhu simpan
Susut bobot disebabkan karena kehilangan air sebagai akibat dari proses
penguapan dan kehilangan karbon selama respirasi sehingga menimbulkan
kerusakan dan penurunan kualitas. Kehilangan air dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan menurunnya kesegaran buah manggis, semakin besar kehilangan air
maka sepal dan kulit buah manggis akan menjadi kering dan keriput.
Skor Penampilan Buah Manggis
Penampilan buah manggis dapat dilihat dari pengamatan skor penampilan
buah manggis, penampilan yang menarik ditunjukkan dengan skor penampilan
yang tinggi (Tabel 18). Pada penyimpanan buah manggis suhu 15 oC, Stadia
Kematangan-1 dan 2 menunjukkan skor 4.2 dan 4.1 (30 HSP). Hal itu berarti buah
manggis pada Stadia Kematangan-1 dan 2 sampai 30 HSP masih menarik dalam
penilaian konsumen, sedangkan pada Stadia Kematangan-3 dan 4 batas akhir
penerimaan konsumen berturut-turut adalah skor 3.7 (25 HSP) dan skor 4.3 (20
HSP).
Tabel 18. Skor penampilan buah manggis dari beberapa stadia kematangan dan suhu simpan selama penyimpanan
Kombinasi 0 HSP 5 HSP 10 HSP 15 HSP 20 HSP 25 HSP 30 HSP
Skor Pt Skor Pt Skor Pt Skor Pt Skor Pt Skor Pt Skor Pt
Stadia 1,15 oC 3.0 71.4 b 3.1 43.7 b 4.7 167.2 a 4.7 184.8 a 4.5 183.7 4.2 199.7 4.2 207.2
Stadia 2,15 oC 3.2 84.0 b 3.2 49.6 b 4.7 168.1 a 4.7 184.3 a 4.5 182.3 4.2 199.7 4.1 204.5
Stadia 3,15 oC 3.7 134.9 ab 3.8 105.4 ab 4.5 147.1 ab 4.5 173.3 a 4.5 182.3 3.7 176.6 3.3 172.9
Stadia 4,15 oC 4.3 188.8 a 4.3 147.1 ab 4.4 135.5 ab 4.3 156.1 a 4.3 170.2 3.2 146.0 1.8 135.4
Stadia 1,ruang 3.0 70.1 b 4.3 144.1 ab 3.9 90.4 b 3.2 71.3 b 2.5 97.9 - - - -
Stadia 2,ruang 3.3 95.9 b 4.4 153.1 ab 3.8 78.2 b 3.2 68.5 b 2.0 83.8 - - - -
Stadia 3,ruang 3.7 134.9 ab 4.5 165.0 a 3.8 86.7 b 3.2 68.5 b - - - - - -
Stadia 4,ruang 4.3 184.0 a 4.4 156.0 a 3.9 90.9 b 3.1 57.2 b - - - - - -
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Dunn 1%.
– adalah buah yang kulitnya mengeras dan bagian dalamnya kering (membusuk). Skor 1: sangat tidak menarik, 2: tidak menarik, 3: kurang menarik, 4: menarik,
Skor 5: sangat menarik. Pt: peringkat
Bobot Buah Manggis
Data pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap bobot buah
selama penyimpanan disajikan pada Tabel 19. Pada penyimpanan 5 HSP - 30
HSP, buah manggis yang disimpan pada suhu 15 oC menunjukkan skor yang lebih
tinggi dibandingkan dengan buah manggis yang disimpan pada suhu ruang. Buah
mangis pada Stadia Kematangan-1 dan 2 penyimpanan suhu 15oC menunjukkan
skor lebih tinggi dibandingkan dengan Stadia Kematangan-3 dan 4 pada 15 HSP
sampai dengan 25 HSP.
Tabel 19. Bobot buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu simpan
selama penyimpanan.
Perlakuan
0 5 10 15 20 25 30
HSP
(gram)
Stadia 1 114.9 129.6 107.2 100.1 a 101.2 a 93.7 a 67.88
Stadia 2 108.9 128.3 100.3 97.6 ab 99.3 a 88.6 ab 65.11
Stadia 3 110.1 125.4 97.3 86.4 bc 87.5 b 85.3 bc 63.59
Stadia 4 111.4 127.9 96.6 79.1 c 82.0 b 78.5 c 62.06
Suhu 15 oC 112.5 133.7 a 111.7 a 105.7 a 109.0 a 103.6 a 94.71 a
Suhu Ruang 110.1 121.9 b 89.0 b 75.9 b 75.9 b 69.5 b 34.60 b
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 1%.
Bobot Kulit Buah Manggis
Data stadia kematangan dan suhu simpan terhadap bobot kulit buah selama
penyimpanan (Tabel 20). Buah manggis yang disimpan pada suhu 15oC
menunjukkan bobot kulit yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah manggis
yang disimpan pada suhu ruang. Buah mangis pada Stadia Kematangan-1 dan 2
penyimpanan suhu 15 oC menunjukkan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan
Stadia Kematangan-3 dan 4 pada 10 HSP sampai dengan 20 HSP.
Tabel 20. Bobot kulit buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan selama penyimpanan.
Perlakuan
0 5 10 15 20 25 30
HSP
(gram)
Stadia 1 96.2 94.1 75.5 a 67.6 a 60.5 a 51.7 49.4
Stadia 2 95.5 92.4 69.6 ab 66.1 ab 57.5 ab 52.2 46.7
Stadia 3 95.5 93.2 65.1 b 60.0 bc 54.7 bc 46.1 45.3
Stadia 4 96.3 95.0 65.1 b 56.2 c 52.7 c 47.7 45.3
Suhu 15 oC 95.9 94.7 75.7 a 72.2 a 65.6 a 62.6 a 63.7 a
Suhu Ruang 95.8 92.7 62.1 b 52.8 b 47.1 b 36.3 b 29.6 b
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% dan 1%.
Nilai L, a dan b Warna Kulit Buah Manggis
Kombinasi stadia kematangan dan suhu simpan memberikan pengaruh yang
nyata terhadap perubahan warna kulit buah pada nilai L, a, b dan skor warna kulit
buah. Pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap nilai L (tingkat
kecerahan) pada kulit buah manggis ditunjukkan pada Gambar 14. Nilai L
mengalami penurunan selama penyimpanan pada buah dari semua stadia
kamatangan baik pada suhu 15 oC maupun pada suhu ruang. Gambar 14
menunjukkan bahwa nilai L selama penyimpanan memiliki respon kuadratik.
Penurunan nilai L menunjukkan terjadinya penurunan kecerahan warna kulit buah
manggis. Tingkat kecerahan buah manggis menurun secara bertahap pada
penyimpanan suhu 15 oC. Penurunan kecerahan semua stadia kematangan terjadi
lebih cepat pada penyimpanan suhu ruang, penurunan secara tajam terjadi pada 0
sampai 4 HSP.
Y stadia 1 = 0,0718x2 - 2,0511x + 50,873
R² = 0,978
Y stadia 2 = 0,0375x2 - 1,0585x + 42,989
R² = 0,9148
Y stadia 3 = 0,0409x2 - 1,0404x + 39,078
R² = 0,9446
Y stadia 4 = 0,0073x2 - 0,313x + 34,863
R² = 0,9493
30
35
40
45
50
0 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nil
ai L
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu 15 oC Y stadia 1 = 0,1161x2 - 2,4583x + 43,174
R² = 0,6464
Y stadia 2 = 0,0789x2 - 1,7071x + 39,773
R² = 0,689
Y stadia 3 = 0,0491x2 - 1,1492x + 37,471
R² = 0,8121
Y stadia 4 = 0,0237x2 - 0,6197x + 34,934
R² = 0,8973
30
35
40
45
50
0 4 6 8 1012141618202224262830
Nil
ai
L
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu ruang (28 oC)
Gambar 14. Perubahan nilai L warna kulit buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan
Perubahan kecerahan dipengaruhi oleh suhu penyimpanan. Penyimpanan
pada suhu 15 oC lebih dapat mempertahankan kecerahan warna kulit manggis
dibandingkan pada penyimpanan suhu ruang. Pengaruh stadia kematangan dan
suhu simpan terhadap nilai a (nilai positif menunjukkan warna merah) dan nilai b
(nilai positif menunjukkan warna kuning) pada kulit buah manggis disajikan pada
Gambar 15 dan 16. Nilai a (kecuali Stadia Kematangan-1 penyimpanan suhu 15
oC) dan nilai b mengalami penurunan selama penyimpanan pada semua stadia
kematangan baik pada suhu 15 oC maupun pada suhu ruang.
Pada suhu penyimpanan 15 oC, nilai a buah manggis Stadia Kematangan-
4 meningkat pada 10 HSP-14 HSP yang menunjukkan peningkatan warna merah
pada kulit. Kemudian nilai a menurun sampai akhir pengamatan yang
menunjukkan warna kulit menuju ungu kehitaman. Pada Stadia Kematangan-2
dan 3 peningkatan nilai a secara berturut-turut pada 8 HSP-20 HSP dan pada 8
HSP-16 HSP, kemudian menurun sampai akhir pengamatan. Namun pada Stadia-
1 terjadi peningkatan nilai a sampai akhir pengamatan, hal tersebut berarti bahwa
buah menuju warna merah.
Y Stadia 1 = 0,0556x2 - 2,2766x + 33,925
R² = 0,9894
Y Stadia 2 = 0,0752x2 - 2,481x + 31,563
R² = 0,9782
Y Stadia 3 = 0,0671x2 - 2,2722x + 29,727
R² = 0,9674
Y Stadia 4 = 0,0636x2 - 2,1161x + 26,513
R² = 0,9785
5
10
15
20
25
30
35
0 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nil
ai b
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu 15 oC
Y Stadia 1 = 0,1765x2 - 3,7252x + 26,135
R² = 0,7349
Y Stadia 2 = 0,1593x2 - 3,3556x + 24,121
R² = 0,7076
Y Stadia 3 = 0,1328x2 - 2,8067x + 21,391
R² = 0,7295
Y Stadia 4 = 0,12x2 - 2,5191x + 19,583
R² = 0,6524
5
10
15
20
25
30
35
0 4 6 8 1012141618202224262830
Nil
ai b
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu ruang (28 oC)
Y stadia 1 = -0,0275x2 + 1,0668x + 0,2109
R² = 0,9781
Y Stadia 2 = -0,1095x2 + 2,004x + 2,4466
R² = 0,9046
Y Stadia 3 = -0,0657x2 + 0,9179x + 7,8079
R² = 0,7158
Y Stadia 4 = -0,0365x2 + 0,2728x + 10,459
R² = 0,7222 0
2
4
6
8
10
12
14
0 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nil
ai a
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu 15oC Y Stadia 1 = 0,0265x2 - 0,6582x + 6,8048
R² = 0,2051
Y Stadia 2 = 0,06x2 - 1,2985x + 9,3851
R² = 0,5027
Y Stadia 3 = 0,0832x2 - 1,7182x + 10,906
R² = 0,7064
Y Stadia 4 = 0,0951x2 - 1,9423x + 11,751
R² = 0,7271
0
2
4
6
8
10
12
14
0 4 6 8 1012141618202224262830
Nil
ai a
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu ruang
(28 oC)
Gambar 15. Perubahan nilai a warna kulit buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan
Penurunan nilai b pada semua stadia kematangan lebih cepat terjadi pada
suhu ruang yang berarti bahwa warna kuning cepat menghilang.
Gambar 16. Perubahan nilai b warna kulit buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan
Penurunan nilai a dan b lebih cepat terjadi pada suhu ruang dibandingkan
suhu 15 oC, hal ini disebabkan terdegradasinya klorofil sehingga warna dari
pigmen-pigmen lain yang muncul (Winarno dan Aman, 1981). Proses ini
mengakibatkan warna hijau akan berubah menjadi warna lain yaitu kuning,
merah, ungu sampai kehitaman. Perubahan warna kulit menjadi kuning
kemerahan disebabkan adanya pigmen antosianin. Faktor yang mempengaruhi
adalah adanya pigmen lain dan suhu (suhu rendah maka antosianin meningkat).
Warna merah pada manggis selain dipengaruhi oleh antosianin juga dipengaruhi
oleh likopen. Suhu mempengaruhi pembentukan likopen, bila suhu naik maka
pembentukannya juga akan meningkat.
Penelitian Palapol et al (2009) menunjukkan bahwa Antosianin pada
pericarp tersusun atas beberapa senyawa, senyawa yang diidentifikasi antara lain
cyanidin-sophoroside, cyanidin-glukoside dan cyanidin-glucoside-pentoside.
Gugusan cyanidin-glucoside-pentoside adalah gugusan antosianin ditemukan
dalam kulit manggis pada konsentrasi yang rendah. Senyawa utama yang paling
dominan dan mengalami peningkaan selama perkembangan buah (perkembangan
stadia) adalah cyanidin-3-sophoroside dan cyanidin-3-glucoside. Nilai a dan b
kulit buah manggis pada penyimpanan suhu 15 oC dapat dilihat pada diagram
warna buah manggis disajikan pada Gambar 17.
Gambar 17. Diagram warna buah manggis pada beberapa stadia kematangan
dengan penyimpanan suhu 15 oC: (a) Stadia Kematangan-1, (b)
Stadia Kematangan-2, (c) Stadia Kematangan-3 dan (d) Stadia
Kematangan-4
Lama penyimpanan dari 0 HSP-30 HSP
(a)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
(b)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
(c)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
(d)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
Nilai a dan b kulit buah manggis pada penyimpanan suhu ruang dapat
dilihat pada diagram warna buah manggis disajikan pada Gambar 18.
Gambar 18. Diagram warna buah manggis pada beberapa stadia kematangan
dengan penyimpanan suhu ruang: (a) Stadia Kematangan-1, (b)
Stadia Kematangan-2, (c) Stadia Kematangan-3 dan (d) Stadia
Kematangan-4
Lama penyimpanan dari 0 HSP-30 HSP
(a)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
(b)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
(c)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
(d)
Kuning
+b
60
-60
-b
Biru
Y stadia 1 = 0,0005x2 + 0,1819x + 0,625
R² = 0,9793
Y stadia 2 = 0,0006x2 + 0,1994x + 0,8633
R² = 0,9824
Y stadia 3 = 0,0022x2 + 0,1554x + 2,0548
R² = 0,9852
Y stadia 4 = 0,0014x2 + 0,1971x + 2,5964
R² = 0,9776
0
1
2
3
4
5
6
7
0 2 4 6 8 1012141618202224262830
Skor
war
na
kuli
t
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu 15 oC
Y Stadia 1 = -0,0451x2 + 1,0018x + 0,9052
R² = 0,9077
Y Stadia 2 = -0,0427x2 + 0,942x + 1,2696
R² = 0,8907
Y Stadia 3 = -0,0336x2 + 0,7373x + 2,322
R² = 0,8682
Y Stadia 4 = -0,0266x2 + 0,5859x + 3,0724
R² = 0,8752
0
1
2
3
4
5
6
7
0 2 4 6 8 1012141618202224262830
Skor
war
na
kuli
t
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu ruang (28 oC)
Skor Warna Kulit Buah Manggis
Pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap skor warna kulit
buah manggis ditunjukkan pada Gambar 19. Pada suhu 15 oC, skor warna kulit
buah mengalami kenaikan sampai akhir penyimpanan kecuali pada Stadia
Kematangan-4 mulai 28 HSP-30 HSP terlihat tidak berubah. Pada suhu ruang,
skor warna kulit buah meningkat sampai 8 HSP dan kemudian tidak berubah.
Konsumen menghendaki warna merah kecoklatan pada buah manggis yang
ditunjukkan skor 4 pada penelitian ini. Buah manggis Stadia Kematangan-1
dengan penyimpanan pada suhu 15 oC dapat mempertahankan warna merah
kecoklatan sampai 30 HSP.
Gambar 19. Perubahan skor warna kulit buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan
Hasil pengamatan warna kulit buah manggis mulai saat panen (0 HSP)
sampai akhir penyimpanan (30 HSP) pada suhu 15 oC disajikan pada Gambar 20
sedangkan pada suhu ruang disajikan pada Gambar 21. Gambar 12 menunjukkan
buah manggis pada semua stadia kematangan dengan suhu penyimpanan 15 oC
lebih dapat mempertahankan warna kulit buah manggis dibandingkan dengan
penyimpanan suhu ruang.
Gambar 20. Penampilan warna kulit buah manggis mulai 0 HSP sampai 30 HSP
pada suhu 15 oC: (a) Stadia Kematangan-1, (b) Stadia Kematangan-
2, (c) Stadia Kematangan-3 dan (d) Stadia Kematangan-4
Penyimpanan buah manggis pada suhu 15 oC (30 HSP), warna pada buah
Stadia Kematangan-1 menunjukkan warna kulit merah kecoklatan, Stadia
Kematangan-2 dan 3 warna kulit merah keunguan dan Stadia kematangan-4
menunjukkan warna kulit ungu kehitaman. Sedangkan pada penyimpanan buah
(a) (b) (c) (d)
0 HSP 0 HSP 0 HSP 0 HSP
6 HSP 6 HSP 6 HSP 6 HSP
12 HSP 12 HSP 12 HSP 12 HSP
18 HSP 18 HSP 18 HSP 18 HSP
24 HSP 24 HSP 24 HSP 24 HSP
30 HSP 30 HSP 30 HSP 30 HSP
manggis pada suhu ruang, warna pada semua stadia kematangan terlihat sama
semua pada 6 HSP yaitu ungu kehitaman.
Gambar 21. Penampilan warna kulit buah manggis mulai 0 HSP 30 HSP pada
suhu ruang: (a) Stadia Kematangan-1, (b) Stadia Kematangan-2, (c)
Stadia Kematangan-3 dan (d) Stadia Kematangan-4
0 HSP 0 HSP 0 HSP 0 HSP
6 HSP 6 HSP 6 HSP 6 HSP
12 HSP 12 HSP 12 HSP 12 HSP
18 HSP 18 HSP 18 HSP 18 HSP
24 HSP
30 HSP
24 HSP 24 HSP 24 HSP
30 HSP 30 HSP 30 HSP
(a) (b) (c) (d)
Persentase Kadar Air dan Bobot Sepal Buah Manggis
Selama penyimpanan persentase kadar air sepal buah manggis
menunjukkan penurunan, baik pada penyimpanan suhu 15 oC maupun suhu ruang.
Pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap kadar air sepal buah
manggis disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Kadar air sepal buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan selama penyimpanan.
Perlakuan
0 5 10 15 20 25 30
HSP
(%)
Stadia 1 68.91 68.27 40.22 35.65 31.92 24.01 24.19
Stadia 2 67.89 68.17 41.66 38.54 30.52 25.17 24.10
Stadia 3 68.93 67.86 41.49 35.15 30.87 25.78 24.42
Stadia 4 69.65 67.20 40.29 35.35 32.05 25.68 23.93
Suhu 15 oC 68.99 69.00 a 50.47 a 43.71 a 37.52 a 28.03 a 26.85 a
Suhu Ruang 68.71 66.75 b 31.37 b 28.64 b 25.16 b 22.29 b 21.47 b
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% dan 1%.
Buah manggis yang disimpan pada suhu 15 oC menunjukkan bobot sepal
yang tinggi dibandingkan dengan buah manggis yang disimpan pada suhu ruang.
Pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap bobot sepal buah manggis
ditunjukkan pada Tabel 22.
Tabel 22. Bobot sepal buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan selama penyimpanan.
Perlakuan 0 5 10 15 20 25 30
HSP (gram)
Stadia 1 3.00 3.07 1.76 1.57 1.72 1.18 1.28
Stadia 2 2.82 3.14 1.68 1.52 1.70 1.29 1.28
Stadia 3 2.89 3.15 1.65 1.57 1.67 1.19 1.27
Stadia 4 3.02 3.07 1.80 1.49 1.57 1.22 1.34
Suhu 15 oC 2.95 3.23 a 2.013 a 1.69 a 1.87 a 1.32 a 1.43 a
Suhu Ruang 2.92 2.99 b 1.43 b 1.37 b 1.46 b 1.12 b 1.14 b
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% dan 1%.
Nilai L, a dan b Warna Sepal Buah Manggis
Pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap nilai L (tingkat
kecerahan) pada sepal buah manggis disajikan pada Gambar 22. Warna sepal buah
yang disimpan pada suhu 15 oC pada awal penyimpanan adalah hijau dengan nilai
L 43.94 sampai 45.71 dan akhir penyimpanan adalah 35.03 sampai 35.64,
sedangkan warna sepal buah manggis yang disimpan pada suhu ruang adalah
44.41 sampai 45.05 dan pada akhir penyimpanan 35.00 sampai 34.34.
Nilai L mengalami penurunan selama penyimpanan pada buah manggis
dari semua stadia kamatangan baik pada suhu 15 oC maupun pada suhu ruang.
Gambar 22 menunjukkan bahwa nilai L selama penyimpanan memiliki respon
kuadratik. Penurunan nilai L menunjukkan terjadinya penurunan kecerahan warna
sepal buah manggis.
Y Stadia 1 = 0,0456x2 - 1,4256x + 46,609
R² = 0,9708 Y Stadia 2 = 0,0415x2 - 1,3435x + 45,946
R² = 0,9679 Y Stadia 3 = 0,0477x2 - 1,4473x + 46,407
R² = 0,99 Y Stadia 4 = 0,0542x2 - 1,6231x + 47,216
R² = 0,9859
30
35
40
45
50
0 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nil
ai L
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu15 oC Y Stadia 1 = 0,0791x2 - 1,7867x + 45,017
R² = 0,9192 Y Stadia 2 = 0,0863x2 - 1,93x + 45,562
R² = 0,9189 Y Stadia 3 = 0,0824x2 - 1,8773x + 45,241
R² = 0,9553 Y Stadia 4 = 0,1046x2 - 2,2711x + 46,698
R² = 0,9591
30
35
40
45
50
0 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nil
ai L
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu ruang
(28 oC)
Y Stadia 1 = -0,0405x2 + 1,163x - 0,8744
R² = 0,969 Y Stadia 2 = -0,0445x2 + 1,2203x - 0,8487
R² = 0,9692 Y Stadia 3 = -0,0397x2 + 1,1582x - 0,8036
R² = 0,9712 Y Stadia 4 = -0,0458x2 + 1,2407x - 0,8257
R² = 0,9561
0
2
4
6
8
0 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nil
ai a
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu 15oC
Y Stadia 1 = -0,0562x2 + 1,2383x + 0,9634
R² = 0,8784 Y Stadia 2 = -0,055x2 + 1,2238x + 1,0195
R² = 0,8608 Y Stadia 3 = -0,0625x2 + 1,3396x + 0,8616
R² = 0,8587 Y Stadia 4 = -0,0611x2 + 1,3304x + 0,7603
R² = 0,8809
0
2
4
6
8
10
0 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nil
ai a
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu ruang (28 oC)
Gambar 22. Perubahan nilai L warna sepal buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan
Pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap nilai a pada sepal
buah manggis disajikan pada Gambar 23. Sidik ragam untuk nilai a sepal buah
manggis menunjukkan suhu berpengaruh nyata tetapi tidak terjadi interaksi antara
stadia kematangan dan suhu simpan. Nilai a mengalami kenaikan selama
penyimpanan pada semua stadia kematangan manggis baik pada penyimpanan
suhu 15 oC maupun pada suhu ruang. Hal tersebut menunjukkan bahwa warna
sepal buah manggis menuju warna coklat. Gambar 23 menunjukkan nilai a selama
penyimpanan yang memiliki respon kuadratik.
Gambar 23. Perubahan nilai a warna sepal buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan
Y Stadi 1 = 0,0468x2 - 1,493x + 26,987
R² = 0,9778
Y Stadia 2 = 0,0549x2 - 1,5991x + 26,882
R² = 0,97
Y Stadia 3 = 0,0599x2 - 1,7011x + 27,296
R² = 0,9806
Y Stadia 4 = 0,0571x2 - 1,6671x + 27,248
R² = 0,9807
10
15
20
25
30
0 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nil
ai b
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu 15oC
Y Stadia 1 = 0,0879x2 - 1,8619x + 24,423
R² = 0,8528
Y Stadia 2 = 0,0781x2 - 1,7062x + 24,027
R² = 0,8541
Y Stadia 3 = 0,0876x2 - 1,8546x + 24,241
R² = 0,8228 Y Stadia 4 = 0,0914x2 - 1,8962x + 24,05
R² = 0,8234
10
15
20
25
30
0 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Nil
ai b
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu ruang
(28oC)
Penurunan nilai b pada semua stadia kematangan lebih cepat terjadi pada
suhu ruang dibandingkan dengan suhu 15 oC, hal ini berarti bahwa warna kuning
sepal buah manggis cepat menghilang dibandingkan pada penyimpanan suhu
15oC. Gambar 24 menunjukkan nilai b selama penyimpanan yang memiliki respon
kuadratik.
Gambar 24. Perubahan nilai b warna sepal buah manggis pada beberapa stadia
kematangan dan suhu simpan
Kombinasi peningkatan nilai a dan penurunan nilai b menyebabkan warna
sepal buah manggis berubah menjadi coklat. Nilai b sepal buah manggis yang
disimpan pada suhu 15 oC pada awal penyimpanan berkisar antara 24.17 sampai
24.83 dan pada akhir penyimpanan berkisar antara 15.01 sampai 15.36, sedangkan
untuk nilai b sepal buah manggis yang disimpan pada suhu ruang berkisar antara
24.20 sampai 24.51 dan pada akhir penyimpanan berkisar antara 14.70 sampai
14.93. Pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap skor warna sepal
buah manggis disajikan pada Gambar 25.
Y Stadia 1 = 0,013x2 - 0,5585x + 6,171
R² = 0,8888 Y Stadia2 = 0,0118x2 - 0,5323x + 6,0383
R² = 0,8768 Y Stadia 3 = 0,0126x2 - 0,546x + 6,0698
R² = 0,886 Y Stadia 4 = 0,0143x2 - 0,5743x + 6,1312
R² = 0,9036
0
1
2
3
4
5
6
0 2 4 6 8 1012141618202224262830
Sko
r w
arn
a se
pal
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu 15 oC
Y Stadia 1 = 0,038x2 - 0,8646x + 5,5506
R² = 0,9301 Y Stadai 2 = 0,0389x2 - 0,8777x + 5,5556
R² = 0,9139 Y Stadia 3 = 0,0403x2 - 0,902x + 5,626
R² = 0,9033 Y Stadia 4 = 0,0402x2 - 0,8961x + 5,5764
R² = 0,9012
0
1
2
3
4
5
6
0 2 4 6 8 1012141618202224262830
Sko
r w
arn
a se
pal
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu ruang (28 oC)
Y Stadia 1 = -0,0016x2 - 0,3003x + 5,577
R² = 0,9186 Y Stadia 2 = -0,0008x2 - 0,3109x + 5,5667
R² = 0,9186 Y Satadia 3 = 0,0013x2 - 0,3511x + 5,699
R² = 0,9312 Y Stadia 4 = 0,0012x2 - 0,344x + 5,6171
R² = 0,9244
0
1
2
3
4
5
6
0 4 8 12 16 20 24 28
Sko
r kes
egar
an s
epal
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu 15oC
Y Stadia 1 = 0,0332x2 - 0,8166x + 5,8192
R² = 0,966
Y Stadia 2 = 0,0323x2 - 0,7953x + 5,7032
R² = 0,9628 Y Stadia 3 = 0,0328x2 - 0,803x + 5,6996
R² = 0,9671 Y Stadia 4 = 0,0327x2 - 0,7971x + 5,65
R² = 0,9645
0
1
2
3
4
5
6
0 2 4 6 8 1012141618202224262830
Sko
r kes
egar
an s
epal
Lama penyimpanan (HSP)
Suhu ruang (28 oC)
Skor Warna Sepal Buah Manggis
Pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap skor warna sepal
buah manggis ditunjukkan pada Gambar 16.
Gambar 25. Skor warna sepal buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan
Skor Kesegaran Sepal Buah Manggis
Pengaruh stadia kematangan dan suhu simpan terhadap skor kesegaran
sepal buah manggis ditunjukkan pada Gambar 26.
Gambar 26. Skor kesegaran sepal buah manggis dari beberapa stadia kematangan
dan suhu simpan
Warna dan kesegaran sepal buah manggis sangat berpengaruh terhadap
penilaian kualitas manggis selama penyimpanan. Buah manggis segar sepalnya
berwarna hijau segar kemudian berubah menjadi coklat setelah buah manggis
tersebut tidak segar. Pada buah manggis yang disimpan pada suhu 15 oC
penurunan skor warna dan kesegaran sepal lebih lambat dibandingkan suhu ruang.
Warna dan kesegaran sepal buah manggis pada semua stadia kematangan yang
disimpan pada suhu 15 oC mengalami penurunan pada 12 HSP dan selanjutnya
mengalami penurunan secara bertahap sampai 20 HSP hingga akhir penyimpanan,
sedangkan pada sepal buah manggis pada semua stadia kematangan yang
disimpan pada suhu ruang mengalami penurunan pada 6 HSP dan selanjutnya
mengalami penurunan secara perlahan sampai 12 HSP hingga akhir penyimpanan.
Hasil penelitian Suyanti et al. (1999) menunjukkan bahwa buah manggis
yang dipanen dengan warna kulit buah hijau dengan sedikit warna ungu (104 hari
setelah antesis) kesegaran sepalnya dapat bertahan sampai 6 HSP. Penelitian
Ismadi et al. (2010) menunjukkan bahwa buah manggis yang telah disimpan akan
mengalami berbagai perubahan pada penampilan. Ciri-ciri buah yang masih layak
untuk konsumsi adalah kulit berwarna hitam kecoklatan, masih terdapat setitik
warna kuning kehijauan pada sepal, belum hilang bobotnya dan kulit belum keras.
Persentase Kadar Air dan Bobot Tangkai Buah
Selama penyimpanan persentase kadar air tangkai buah manggis
menunjukkan penurunan, baik pada penyimpanan suhu 15 oC maupun suhu ruang.
Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya keterkaitan antara kadar air tangkai
buah dengan bobot tangkai buah manggis. Pengaruh stadia kematangan dan suhu
simpan terhadap kadar air tangkai buah manggis ditunjukkan pada Tabel 23.
Tabel 23. Kadar air tangkai buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan selama penyimpanan.
Perlakuan
0 5 10 15 20 25 30
HSP
(%)
Stadia 1 78.52 70.07 60.82 39.90 36.57 29.83 31.81
Stadia 2 79.89 70.06 60.59 39.33 34.21 29.18 29.73
Stadia 3 79.14 70.27 62.08 43.05 37.48 30.14 31.25
Stadia 4 80.86 69.68 61.99 41.50 37.63 27.67 29.46
Suhu 15 oC 79.16 72.10 a 67.58 a 49.59 a 47.20 a 36.12 a 37.41 a
Suhu Ruang 80.04 67.94 b 55.16 b 32.29 b 25.74 b 22.29 b 23.71 b
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 1%.
Buah manggis yang disimpan pada suhu 15 oC menunjukkan bobot tangkai
lebih tinggi dibandingkan dengan yang disimpan pada suhu ruang. Pengaruh
stadia kematangan dan suhu simpan terhadap bobot tangkai buah disajikan pada
Tabel 24 Bobot tangkai buah pada awal penyimpanan berkisar antara 1.92-2.03
gram dan pada akhir penyimpanan berkisar antara 0.51-0.53 gram.
Tabel 24. Bobot tangkai buah manggis pada beberapa stadia kematangan dan suhu
simpan selama penyimpanan.
Perlakuan
0 5 10 15 20 25 30
HSP
(gram)
Stadia 1 2.03 1.48 1.10 0.74 0.72 0.58 0.51
Stadia 2 1.96 1.43 1.04 0.72 0.77 0.62 0.54
Stadia 3 2.00 1.45 1.06 0.68 0.72 0.57 0.52
Stadia 4 1.92 1.46 1.09 0.69 0.73 0.59 0.53
Suhu 15oC 2.00 1.55 a 1.30 a 0.89 a 0.90 a 0.68 a 0.61 a
Suhu Ruang 1.95 1.36 b 0.84 b 0.53 b 0.57 b 0.50 b 0.44 b
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% dan 1%.
Korelasi
Hasil korelasi setiap pengamatan pada beberapa stadia kematangan dan
suhu simpan disajikan pada Tabel 25. Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya
keterkaitan antara skor rasa dengan skor kesegaran kulit dan skor warna kulit.
Persentase skor rasa buah berkorelas positif terhadap skor kesegaran kulit
(0.94**) dan berkorelasi negatif terhadap skor warna kulit (-0.88**), artinya
semakin tinggi rasa buah manggis menunjukkan semakin tinggi skor kesegaran
kulit buah manggis dan semakin rendah skor warna kulit buah mangis
Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya keterkaitan antara kadar air
kulit buah manggis dengan resistensi, bobot kulit dan susut bobot buah. Persentase
kadar air kulit buah manggis berkorelasi negatif terhadap dan resistensi kulit buah
(-0.88** dan -0.57**), artinya semakin tinggi persentase kadar air kulit buah
manggis menunjukkan semakin rendah persentase susut bobot dan nilai resistensi
kulit buah (buah manggis mudah untuk dibuka). Persentase kadar air kulit buah
manggis berkorelasi positif dengan bobot kulit buah manggis (0.86**), artinya
semakin tinggi persentase kadar air kulit buah manggis menunjukkan semakin
tinggi bobot kulit buah manggis. Kehilangan air pada suhu ruang lebih banyak
disebabkan oleh terjadinya proses respirasi dan transpirasi yang berlangsung lebih
cepat.
Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya keterkaitan antara kadar air
sepal buah manggis dengan bobot sepal buah manggis. Persentase kadar air sepal
buah manggis berkorelasi positif terhadap bobot sepal buah (0.64**), artinya
semakin tinggi persentase kadar air sepal buah manggis menunjukkan semakin
tinggi nilai bobot sepal buah. Persentase kadar air tangkai buah manggis
berkorelasi positif terhadap bobot tangkai buah (0.87**), artinya semakin tinggi
persentase kadar air tangkai buah manggis menunjukkan semakin tinggi nilai
bobot tangkai buah.
Tabel 25. Korelasi setiap peubah yang diamati
Penampilan SKK SWK Resistensi
Bobot
kulit PSB Bobot SKS SWS Bobot PTT ATT
sepal tangkai
Skor rasa 0.25 tn 0.94** -0.88** -0.17tn - - - - - - 0.23 tn -0.013 tn
KA. Kulit 0.30 tn 0.013 tn -0.29tn -0.57 ** 0.86** -0.88** - - - - - -
PSB -0.17 tn -0.007tn 0.34 tn 0.94 ** -0.84** - - - - - - -
KA. Sepal 0.24 tn - - - - - 0.64** -0.05tn -0.10tn - - -
KA. Tangkai 0.26 tn - - - - - - - - 0.87 ** - -
ATT - - - - - - - - - - -0.56 ** -
Keterangan: - : data tidak dikorelasikan
tn : tidak berbeda nyata
* : berbeda nyata pada taraf 5%
** : berbeda nyata pada taraf 1%
KA : kadar air
ATT : asam tertitrasi total
PTT : padatan total terlarut
SKK : skor kesegaran kulit
SWK : skor warna kulit
PSB : persentase susut bobot
SKS : skor kesegaran sepal
SWS : skor warna sepal
PTT : padatan terlarut total
Batas Akhir Penerimaan Konsumen dan Titik Optimum Buah Manggis
Batas akhir penerimaan konsumen buah manggis pada Stadia
Kematangan-1, 2, 3 dan 4 penyimpanan suhu 15 oC masing-masing pada 30 HSP
(Stadia-1 dan 2), pada 25 HSP dan 20 HSP (Stadia-3 dan 4), dan pada semua
stadia penyimpanan suhu ruang pada 15 HSP. Kombinasi stadia kematangan
dengan suhu simpan menunjukkan berbeda nyata terhadap batas akhir penerimaan
konsumen pengamatan destruktif; Skor rasa, PTT, persentase kadar air kulit,
resistensi, skor penampilan dan bobot buah, tetapi tidak nyata pada pengamatan;
ATT, bobot kulit, kadar air sepal, bobot sepal, kadar air tangkai dan bobot tangkai
disajikan pada Tabel 26.
Kombinasi stadia kematangan dengan suhu simpan berpengaruh nyata
terhadap batas akhir penerimaan konsumen pada pengamatan non destruktif; nilai
L, a warna kulit buah, persentase susut bobot, skor warna dan kesegaran kulit,
tetapi tidak nyata pada pengamatan nilai b warna kulit, nilai L a b warna sepal,
skor warna dan kesegaran sepal disajikan pada Tabel 27. Batas akhir penerimaan
konsumen pada Stadia-1 dan 2 pada penyimpanan suhu 15 oC yaitu sampai akhir
pengamatan (30 HSP). Pengamatan kadar air kulit, nilai L, a warna kulit dan skor
warna kulit menunjukkan nilai lebih tinggi dari pada perlakuan yang lain, hal
tersebut berarti bahwa Stadia Kematangan 1 dan 2 pada 30 HSP memiliki kualitas
dan kuantitas yang tidak kalah bagus dengan perlakuan yang lain pada lama
penyimpanan kurang dari 30 HSP.
Tabel 26. Batas akhir penerimaan konsumen buah manggis pada batas skor rasa 3.5, pengamatan destruktif
Kombinasi
Batas
Akhir
penerimaan
Rasa PTT
(obrix)
ATT
(%)
Kadar
air
Resistensi
(kgf/cm2)
Penampilan Bobot Bobot
Kadar
air Bobot
Kadar
air Bobot
Skor Pt Kulit Skor Pt Buah kulit sepal sepal tangkai tangkai
Stadia 1, 15 oC
30 HSP 4.2 136.7 ab
18.7 ab 0.4
69.0 a
2.5 c 4.2 177.6 a 98.6 a 65.4 27.0 1.4 39.0 0.6
Stadia 2, 15 oC
30 HSP 4.2 140.1 ab
19.0 a 0.3
68.7 a
3.2 c 4.1 170.3 a 96.0 a 64.1 26.6 1.4 37.0 0.6
Stadia 3, 15 oC
25 HSP 3.8 100.7 bc
19.5 a 0.5
62.5 bc
2.5 c 3.7 135.3 a 101.1 a 57.5 29.2 1.27 37.9 0.7
Stadia 4,15 oC
20 HSP 4.5 167.0 a
19.3 a 0.5
62.4 b
2.1 c 3.7 184.2 a 101.8 a 62.4 39.5 1.82 47.9 0.9
Stadia 1, ruang
15 HSP 4.2 133.8 ab
18.2 ab 0.5
59.6 de
4.0 ab 3.2 80.6 b 86.6 a 59.8 27.5 1.45 30.1 0.6
Stadia 2, ruang
15 HSP 4.0 116.9 b
17.8 bc 0.6
60.1 cd
4.6 ab 3.2 76.9 b 85.6 a 60.2 29.3 1.36 29.5 0.5
Stadia 3, ruang
15 HSP 3.7 84.0 d
18.0 bc 0.5
59.4 ef
5.2 a 3.2 76.9 b 67.1 b 47.9 28.6 1.43 36.3 0.5
Stadia 4, ruang
15 HSP 3.7 84.8 d
17.7 bc 0.5
56.8 g
5.6 a 3.1 62.8 b 64.3 b 43.2 29.1 1.26 33.2 0.5
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada data kualitatif tidak berbeda nyata berdasarkan uji Dunn; pada data kuantitatif menunjukkan tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT 1%. Pt : Peringkat
Tabel 27. Batas akhir penerimaan konsumen buah manggis pada batas skor rasa 3.5, pengamatan non destruktif
Kombinasi
Batas
Akhir
penerimaan
Nilai L a b warna kulit
Nilai L a b warna
sepal persentase
Susut
bobot
warna kulit Kesegaran kulit skor skor
L a b L a b
Skor Pt
Skor Pt warna
sepal
kesegaran
sepal
Stadia 1,15 oC
30 HSP 35.5 a 9.8 a 20.8 35.6 7.3 15.4 24.1 a 3.7 9.0 d 4.0 54.5 a 1.0 1.0
Stadia 2,15 oC
30 HSP 34.7 a 8.2 cd 17.4 35.6 7.4 15.2 25.2 a 4.2 16.2 c 3.6 40.3 a 1.0 1.0
Stadia 3,15 oC
25 HSP 32.4 b 8.6 b 15.8 35.5 7.6 15.5 20.8 b 4.6 21.7 b 4.1 54.6 a 1.0 1.0
Stadia 4,15 oC
20 HSP 32.5 b 8.5 bc 14.3 36.7 7.3 16.1 17.8 c 4.9 27.2 b 4.1 56.3 a 1.0 1.0
Stadia 1, ruang
15 HSP 31.2 b 2.9 e 9..4 35.5 6.3 15.3 24.6 a 6.0 54.5 a 3.2 29.6 b 1.0 1.1
Stadia 2,ruang
15 HSP 31.2 b 2.8 ef 9.7 35.4 6.1 15.4 25.3 a 6.0 54.5 a 2.9 20.3 b 1.0 1.0
Stadia 3, ruang
15 HSP 31.2 b 2.7 fg 8.5 35.4 6.5 15.2 25.8 a 6.0 54.5 a 2.8 18.2 b 1.0 1.0
Stadia 4, ruang
15 HSP 31.2 b 2.6 g 8.1 35.4 6.5 14.60 26.3 a 6.0 54.5 a 2.8 18.2 b 1.0 1.0
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada data kualitatif tidak berbeda nyata berdasarkan uji Dunn; pada data kuantitatif menunjukkan tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT 1%. Pt :Peringkat
Titik optimum pada buah manggis yang disimpan pada suhu 15 oC adalah
20 HSP (Stadia-1 dan 2) dan 10 HSP (Stadia-3 dan 4), sedangkan buah manggis
yang di simpan pada suhu ruang pada Stadia-1 adalah 15 HSP dan 10 HSP
(Stadia-2, 3 dan 4). Kombinasi stadia kematangan dengan suhu simpan
berpengaruh nyata terhadap titik optimum pada pengamatan destruktif; ATT dan
skor penampilan, tetapi tidak nyata pada skor rasa, PTT, kadar air (kulit, sepal dan
tangkai), resistensi, bobot (buah, kulit, sepal dan tangkai). Titik optimum pada
pengamatan destruktif disajikan pada Tabel 28.
Kombinasi stadia kematangan dengan suhu simpan berpengaruh nyata
terhadap titik optimum pada pengamatan non destruktif; nilai L a b warna kulit,
persentase susut bobot, skor warna dan kesegaran kulit, tetapi tidak nyata pada
pengamatan nilai L a b warna sepal, skor warna dan kesegaran sepal. Titik
optimum pada pengamatan non destruktif disajikan pada Tabel 29.
Tabel 28. Titik optimum buah manggis pada pengamatan destruktif
Kombinasi
Titik
optimum Rasa
PTT
(obrix)
ATT
(%)
Kadar
air Resistensi
(kgf/cm2) Penampilan Bobot Bobot
Kadar
air Bobot
Kadar
air Bobot
Skor Pt kulit Skor Pt buah kulit sepal sepal tangkai tangkai
Stadia 1, 15 oC
20HSP 4.4 117.4
17.9
0.5 b
69.5
2.3 4.2 156.9 a
115.8
71.1
37.69
1.9
47.9
0.90
Stadia 2, 15 oC
20 HSP 4.4 117.4
17.9
0.5 b
66.2
2.2 4.1 156.3 ab
112.9
66.1
36.12
1.9
46.4
0.92
Stadia 3, 15 oC
10 HSP 4.5 128.5
18.2
0.6 a
67,2
2.4 4.5 159.3 a
108.85
72.9
52.23
1.9
67.5
1.27
Stadia 4, 15 oC
10 HSP 4.6 139.9
18.9
0.6 a
66,6
2.4 4.4 147.8 a
110.5
71.7
47.98
2.1
66.2
1.30
Stadia 1, ruang
15 HSP 4.2 92.3
18.3
0.5 b
59,6
4.0 3.2 48.9 b
86.6
59.8
27.53
1.5
30.1
0.57
Stadia 2, ruang
10 HSP 4.4 113.3
17.5
0.6 a
63,0
3.5 3.7 92.7 b
90.2
63.5
31.50
1.4
50.9
0.79
Stadia 3, ruang
10 HSP 4.5 126.8
18.7
0.6 a
61,5
4.4 3.8 99.4 b
84.3
57.3
30.75
1.4
56.6
0.85
Stadia 4, ruang
10 HSP 4.4 128.5
19.0
0.6 a
62,7
4.4 3.9 102.7 b
84.2
58.5
32.60
1.5
57.8
0.88
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada data kualitatif tidak berbeda nyata berdasarkan uji Dunn; pada data kuantitatif menunjukkan tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT 1%. Pt : Peringkat
Tabel 29. Titik optimum buah manggis pada pengamatan non destruktif
Kombinasi
Titik
optimum Nilai L a bwarna kulit
Nilai L a b warna
sepal Susut
bobot
(%)
Warna kulit Kesegaran kulit Skor Skor
L a b L a b
Skor Pt
Skor Pt warna
sepal
Kesegaran
sepal
Stadia 1, 15 oC
20HSP 37.8 a 8.5 d 16.1 bc 37.2 7.2 16.6 15.7 b 3.7 9.0 d 4.0 54.5 a 1.0 1.0
Stadia 2, 15 oC
20HSP 36.7 b 12.5 a 13.9 cd 36.8 7.3 16.4 16.2 b 4.2 16.2 c 3.6 40.3 a 1.0 1.0
Stadia 3, 15 oC
10HSP 35.3 c 10.5 c 21.9 a 40.6 4.4 19.8 7.6 c 4.6 21.7 b 4.1 54.6 a 4.4 4.2
Stadia 4, 15 oC
10HSP 33.4 d 11.4 b 17.9 b 40.2 5.6 19.8 7.8 c 4.9 27.2 b 4.1 56.3 a 4.1 4.2
Stadia 1, ruang
15 HSP 31.2 f 2.9 e 9.3 e 35.5 6.3 15.3 24.6 a 6.0 54.5 a 3.2 29.6 b 1.0 1.0
Stadia 2, ruang
10HSP 33.1 de 3.4 e 9.6 e 38.4 6.4 15.5 17.0 a 6.0 54.5 a 2.9 20.3 b 1.1 2.0
Stadia 3, ruang
10HSP 33.3 d 3.5 e 9.5 e 37.9 6.9 15.5 17.4 a 6.0 54.5 a 2.8 18.2 b 1.0 2.0
Stadia 4, ruang
10HSP 32.3 e 3.1 e 9.0 e 37.9 6.3 15.3 17.8 a 6.0 54.5 a 2.8 18.2 b 1.0 2.0
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada data kualitatif tidak berbeda nyata berdasarkan uji Dunn; pada data kuantitatif menunjukkan tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT 1%. Pt : Peringkat
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Pemanenan buah manggis Stadia Kematangan-1 dapat memperpanjang masa
simpan buah manggis dibandingkan pada pemanenan Stadia Kematangan-2, 3
dan 4.
2. Suhu simpan 15 oC dapat memperpanjang masa simpan dan mempertahankan
kualitas buah manggis sampai 30 HSP (Stadia Kematangan-1 dan 2), 25 HSP
(Stadia Kematangan-3) dan 20 HSP (Stadia Kematangan-4).
3. Pemanenan Stadia Kematangan-1 dengan suhu simpan 15 oC dapat
memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas buah manggis
sampai 30 HSP.
Saran
Pada penyimpanan suhu 15 oC, Panen buah manggis pada Stadia-1, 2 dan
3 dapat digunakan untuk tujuan ekspor. Panen buah manggis pada Stadia-4
dengan penyimpanan suhu 15 oC, dan pada semua stadia kematangan dengan
penyimpanan suhu ruang dapat digunakan untuk tujuan pasar lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin MA, Azudin MN. 1986. Storage of mangosteen (Garcinia mangostana,
L.). ASEAN Food Jurnal: 78 – 80.
Akamine EK, Goo T. 1971. Relationship between surface color development and
total soluble solids in papaya. HortScience 14:138-139.
Anggraeni W. 2008. Penggunaan bahan pelapis dan plastik kemasan untuk
meningkatkan daya simpan buah manggis (Garnicia mangostana L.)
[skripsi]. Bogor: Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut
Pertanian Bogor.
Anjarsari B. 1995. Pendugaan masa simpan segar buah manggis (Garcinia
mangostana L.) dalam sistem penyimpanan atmosfir termodifikasi [Tesis].
Bogor: Program Studi Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor.
Azhar KS. 2007. Pengkajian bahan pelapis, kemasan dan suhu penyimpanan
untuk memperpanjang masa simpan buah manggis [Tesis]. Bogor: Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Produksi buah-buahan di indonesia. Dikutip
dari; http://www.bps.go.id/ [ 20 September 2010]
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1992. Standart Nasional Indonesia Buah
manggis segar. Jakarta. 6 hal.
[Deptan] Departemen Pertanian. 2008. Ekspor hortikultura indonesia: nilai dan
volume ekspor buah-buahan. http//www.deptan.go.id [20 September
2010].
Direktorat Tanaman Buah. 2004. Standar Prosedur Operasional (SPO) Manggis
Kabupaten Purworejo. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.
Jakarta. 98 hal.
Departemen Kesehatan RI. 1990. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Dalam
Mahmudah I. 2008. Memperpanjang umur simpan buah manggis segar
(Garcinia mangostana L.) dengan kombinasi proses pre-cooling, pelilinan,
stretch film singe wrapping pada penyimpanan dingin 5 oC. [Skripsi].
Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor.
Efendi D. 2005. Rekayasa genetika untuk mengatasi masalah-masalah
pascapanen. Bul. Agron. 33 (2) 49-56.
Emmanuel D, N’DaAdopo A, Camara B, Emmanuel M. 2009. Influence of
maturity stage of mango at harvest on its ripening quality. Fruits 64:13-18.
Ismadi, Poerwanto R, Efendi D, Bintang M, Muchtadi D, Sutrisno. 2010. Studi
pengerasan buah manggis selama penyimpanan. Seminar Nasional
Hortikultura.
Kader AA. 1992. Quality and safety factors: definition and evaluation for fresh
horticulture crop. University of California Division of Agriculture and
Nature Resources. Oakland.
Kader AA. 2003. Mangosteen recommendation for maintaining postharvest
quality.http//rics.undavis.edu/postharvest2//produce/producefacts/fruitman
gosteen.shtml (23 April 2010).
Martin FW. 1980. Durian ang Mangosteen, dalam S. Nagy dan P.E Shaw (eds).
Tropical and subtropical fruits composition properties and uses, p. 407-
414. The AVI Publ. Co. Inc Westport, Connecticut.
Palapol Y, Ketsa S, Stevenson D, Cooney JM, Allan AC, Ferguson LB. 2009.
Colour development and quality of mangosteen (Garcinia mangostanan
L.) fruit during ripening and after harvest. Postharvest Biology and
Technology 51. 349-353.
Pantastico ERB. 1986. Fisiolgi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan
Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub Tropika. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Paull RE, Gross K, Qiu Y. 1999. Changes in papaya cell walls during fruit
ripening. Postharv. Biol. Tech. 16:78-89.
Paull RE, Ketsa S. 2004. Mangosteen. In: Gross, K.C.,Wang, C.Y., Saltveit, M.E.
(Eds.), The Commercial storage of fruits vegetables and florist and nursery
Stocks. USDA, ARS, Washington DC (USDA Handbook No. 66 revised).
Updated site: http://www.ba.ars.usda.gov/hb66/092 mangosteen.pdf.
Poerwanto R. 2002. Peningkatan produksi dan mutu untuk mendukung ekspor
manggis. Makalah dalam seminar Agribisnis manggis. Bogor.
Prihatman K. 2000. Manggis (Garcinia mangostana L.). [terhubung berkala].
http://www.ristek.go.id/ [25 September 2009].
Qanytah. 2004. Kajian perubahan mutu buah manggis (Garcinia mangostana L.)
dengan perlakuan precooling dan penggunaan giberelin selama
penyimpanan [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Rai IN, Poerwanto R, Darusman LK, Purwoko BS. 2008. Pengaturan pembungaan
tanaman manggis (Garcinia mangostana .) di luar musim dengan
srtangulasi, serta aplikasi paclobutrazol dan etepon. Bul. Agron. (32) (2)
12-20.
Rai IN. 2004. Fisiologi pertumbuhan dan pembungaan tanaman manggis
(Garcinia mangostana L.) asal biji dan sambungan [Tesis]. Bogor:
Program Studi Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor.
Sartika R, Poerwanto R. 2010. Pengaruh suhu dan kelembaban udara terhadap
shelf_life dan karakteristik buah manggis (Garcinia mangostana L.)
selama penyimpanan. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan
Hortikultura. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Satuhu S. 1997. Penanganan Manggis Segar Untuk Ekspor. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Suketi K. 2011. Studi morfologi bunga, dan perkembangan buah sebagai dasar
pengendalian mutu buah pepaya IPB [Disertasi]. Bogor: Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Susanto S. 2011. Fisiologi pascapanen. bahan kuliah fisiologi pascapanen. bogor:
program pascasarjana departemen agronomi dan hortikultura, Institut
Pertanian Bogor.
Sutrisno, Mahmudah I, Sugiyono. 2008. Kajian penyimpanan buah manggis segar
(garcinia mangostana l.) dengan perlakuan kondisi proses penyimpanan.
UGM. Yogyakarta.
Suyanti, Roosmani ABST, Sjaifullah. 1993. Penanganan segar buah manggis.
Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Suyanti S, Roosmani ABST, Sjaifullah. 1999. Pengaruh tingkat ketuaan terhadap
mutu pascapanen buah manggis selama penyimpanan. J. Hort. 1(9):51-58.
Syarief R. 1994. Pemodelan pengemasan sistem atmosfir termodifikasi dan
pendugaan masa simpan buah manggis (Garcinia mangostana L.). Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor. 81 hal.
Tongdee SC, Suwanagul A. 1989. Postharvest mechanical damage in mangosteen.
ASEAN Food J. 4, 151–155.
Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Ed Ke-3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. hlm 442-450.
Wills RBH, Lee TH, McGlasson WBD, Graham, Hall EG. 1989. Postharvest: An
introduction to the pshysiology and handling of fruit and vegetables. New
South Wales University. Australia. 163 p.
Wills RBH, Widjanarko SB. 1995. Changes in physiology, composition and
sensory characteristics of Australian papaya during ripening. Austr. J. Exp.
Agric. 35(8):1173-1176.
Wills RBH, Tirmazi SIH. 1981. Inhibition of ripening of avocado with calcium.
School of food tecnologi, New South Wales University. Australia.
Winarno FG, Aman M. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Bogor: Sastra Hudaya.
Lampiran 1: Layout Percobaan
Keterangan:
= Plot percobaan
Kode Perlakuan: S1 = Stadia Kematangan-1
S2 = Stadia Kematangan-2
S3 = Stadia Kematangan-3
S4 = Stadia Kematangan-4
T1 = Suhu simpan 15 oC
T2 = Suhu simpan ruang (28 oC)
U1 = Ulangan 1
U2 = Ulangan 2
U3 = Ulangan 3
S1T1U1
S1 T 2U2
S 3 T 1U3
S 2T1U1
S 2 T 2U3
S 4 T 1U2
S 3 T 1U1
S 1 T IU2
S 1 T 2U1
S 4 T 2U1
S 4 T 2U2
S 3 T 2U2
S 4 T 1U3
S3 T 1U2
S 2 T 2U2
S 1 T 2U3
S 3 T 2U1
S 2 T 1U3
S 2 T 2U1
S 3 T 2U3
S 1 T IU3
S 2 T 1U2
S 4 T 1U1
S 4 T 2U3
Lampiran 2. Data Rekapitulasi untuk Semua Peubah Destruktif
No Peubah 0 HSP 5 HSP 10 HSP 15 HSP 20 HSP 25 HSP 30 HSP
S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T
1 Bobot buah tn tn tn tn tn tn tn ** tn ** ** tn ** ** tn ** ** tn tn ** tn
2 Bobot kulit buah tn tn tn tn * tn ** * tn ** ** tn ** ** tn tn ** tn tn ** tn
3
Kadar air kulit
buah
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
**
tn
tn
**
tn
**
**
**
**
**
**
**
**
tn
4 Bobot sepal tn tn tn tn * tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn
5 Kadar air sepal tn tn tn tn * tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn
6 Bobot tangkai tn tn tn tn * tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn
7 Kadar air tangkai tn tn tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn
8
Resistensi kulit
buah
**
tn
tn
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
-
-
-
-
-
-
9 Kandungan PTT ** tn tn ** ** ** ** ** ** * tn ** ** ** ** - - - - - -
10 Kandungan ATT * tn tn tn tn tn tn * tn tn tn tn - - - - - - - - -
Ket: tn= tidak berbeda nyata, *= berbeda nyata pada taraf 5%, **= berbeda nyata pada taraf 1% berdasarkan uji DMRT
No Peubah 0 HSP 5 HSP 10 HSP 15 HSP 20 HSP 25 HSP 30 HSP
1 Skor rasa ** ** ** ** - - -
2 Skor Penampilan ** ** ** ** - - -
Ket: tn= tidak berbeda nyata, *= berbeda nyata pada taraf 5%, **= berbeda nyata pada taraf 1% berdasarkan uji Dunn
Lampiran 3. Data Rekapitulasi untuk Semua Peubah Non Destruktif
No Peubah 0 HSP 2 HSP 4 HSP 6 HSP 8 HSP 10 HSP 12 HSP 14 HSP
S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T
1 Susut bobot
tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn ** ** tn ** ** * ** ** tn
2 Warna kulit L ** tn tn - - - ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
3 Warna kulit a ** tn tn - - - ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
4 Warna kulit b ** tn tn - - - ** ** * ** ** * ** ** * ** ** * ** ** ** ** ** **
5 Warna sepal L tn tn tn - - - tn tn tn tn tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn
6 Warna sepal a tn tn tn - - - ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn
7 Warna sepal b tn tn tn - - - ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn ** tn tn
16 HSP 18 HSP 20 HSP 22 HSP 24 HSP 26 HSP 28 HSP 30 HSP
S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T S T S*T
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** * * ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** **
** tn tn ** tn tn ** tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
** tn tn ** tn tn * tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
** tn tn ** tn tn ** tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
Ket: tn= tidak berbeda nyata, *= berbeda nyata pada taraf 5%, **= berbeda nyata pada taraf 1% berdasarkan uji DMRT
Lampiran 3. (Lanjutan)
No Peubah
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
HSP
1 Skor warna kulit ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
2 Skor kesegaran kulit tn tn tn ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
3 Skor warna sepal tn tn ** ** ** ** ** ** tn tn tn tn tn tn tn tn
4 Skor kesegaran sepal tn tn ** ** ** ** ** ** ** ** tn tn tn tn tn tn
Ket: tn= tidak berbeda nyata, *= berbeda nyata pada taraf 5%, **= berbeda nyata pada taraf 1% berdasarkan uji Dunn
Lampiran 4. Tabel Rekapitulasi Sidik Ragam untuk Semua Peubah Destruktif
No Peubah Sumber
JK KT F-hitung Pr > F keragaman
1 Bobot buah Stadia 119,058 39,686 1,450 0.2654
(0 HSP) Suhu 34,496 34,496 1,260 0.2783
Stadia*Suhu 17,245 5,748 0,210 0.8878
2 Bobot buah Stadia 54,678 18,226 0,121 0.9464
(5 HSP) Suhu 822,491 822,491 5,458 0.0328
Stadia*Suhu 21,561 7,187 0,048 0.9857
3 Bobot buah Stadia 422,912 140,971 2,091 0.1417
(10 HSP) Suhu 3093,935 3093,935 45,883 <.0001
Stadia*Suhu 46,451 15,484 0,230 0.8744
4 Bobot buah Stadia 1728,415 576,138 6,292 0.0050
(15 HSP) Suhu 5326,254 5326,254 58,166 <.0001
Stadia*Suhu 182,791 60,930 0,665 0.5855
5 Bobot buah Stadia 1540,545 513,515 7,127 0.0030
(20 HSP) Suhu 6579,288 6579,288 91,311 <.0001
Stadia*Suhu 155,787 51,929 0,721 0.5542
6 Bobot buah Stadia 728,545 242,848 7,201 0.0028
(25 HSP) Suhu 6961,637 6961,637 206,442 <.0001
Stadia*Suhu 84,776 28,259 0,838 0.4921
7 Bobot buah Stadia 110,856 36,952 1,337 0.2980
(30 HSP) Suhu 21682,078 21682,078 784,547 <.0001
Stadia*Suhu 20,970 6,990 0,253 0.8582
8
Bobot kulit buah Stadia 3,827 1,276 1,340 0.2963
(0 HSP) Suhu 0,168 0,168 0,176 0.6811
Stadia*Suhu 2,111 0,704 0,739 0.5482
9 Bobot kulit buah Stadia 22,209 7,403 0,337 0.7993
(5 HSP) Suhu 23,023 23,023 1,047 0.3215
Stadia*Suhu 17,521 5,840 0,266 0.8491
10 Bobot kulit buah Stadia 440,592 146,864 3,939 0.0280
(10 HSP) Suhu 1123,082 1123,082 30,118 <.0001
Stadia*Suhu 7,996 2,665 0,071 0.9744
11 Bobot kulit buah Stadia 509,793 169,931 6,319 0.0049
(15 HSP) Suhu 2256,479 2256,479 83,915 <.0001
Stadia*Suhu 206,863 68,954 2,564 0.0910
12 Bobot kulit buah Stadia 205,781 68,594 8,287 0.0015
(20 HSP) Suhu 2058,869 2058,869 248,740 <.0001
Stadia*Suhu 23,056 7,685 0,928 0.4494
Lampiran 4. (Lanjutan)
No Peubah Sumber
JK KT F-hitung Pr > F keragaman
13 Bobot kulit buah Stadia 160,217 53,406 3,069 0.0580
(25 HSP) Suhu 4156,542 4156,542 238,837 <.0001
Stadia*Suhu 27,221 9,074 0,521 0.6729
14 Bobot kulit buah Stadia 66,483 22,161 1,406 0.2779
(30 HSP) Suhu 6967,202 6967,202 441,976 <.0001
Stadia*Suhu 11,796 3,932 0,249 0.8609
15
Kadar air kulit buah Stadia 1,85 0,62 1,14 0.3634
(0 HSP) Suhu 0,18 0,18 0,33 0.5792
Stadia*Suhu 1,08 0,36 0,67 0.5856
16 Kadar air kulit buah Stadia 10,50 3,50 0,68 0.5779
(5 HSP) Suhu 4,02 4,02 0,78 0.3906
Stadia*Suhu 8,97 2,99 0,58 0.6369
17 Kadar air kulit buah Stadia 20,97 6,99 3,05 0.0591
(10 HSP) Suhu 232,57 232,57 101,43 <.0001
Stadia*Suhu 17,36 5,79 2,52 0.0591
18 Kadar air kulit buah Stadia 38,03 12,68 3,19 0.0526
(15 HSP) Suhu 314,92 314,92 79,14 <.0001
Stadia*Suhu 7,92 2,64 0,66 0.5877
19 Kadar air kulit buah Stadia 653,67 217,89 39,32 <.0001
(20 HSP) Suhu 1234,71 1234,71 222,83 <.0001
Stadia*Suhu 183,59 61,20 11,04 0.0004
20 Kadar air kulit buah Stadia 1008,80 336,27 58,02 <.0001
(25 HSP) Suhu 6415,37 6415,37 1107,01 <.0001
Stadia*Suhu 309,15 103,05 17,78 <.0001
21 Kadar air kulit buah Stadia 328,22 109,41 14,30 <.0001
(30 HSP) Suhu 8489,25 8489,25 1109,81 <.0001
Stadia*Suhu 1,87 0,62 0,08 0.9689
22
Bobot sepal Stadia 0,15 0,05 0,62 0.6100
(0 HSP) Suhu 0,01 0,01 0,07 0.7866
Stadia*Suhu 0,05 0,02 0,21 0.8879
23 Bobot sepal Stadia 0,03 0,01 0,15 0.9263
(5 HSP) Suhu 0,33 0,33 4,77 0.0436
Stadia*Suhu 0,14 0,05 0,69 0.5645
24 Bobot sepal Stadia 0,08 0,03 1,20 0.3367
(10 HSP) Suhu 2,06 2,06 88,81 <.0001
Stadia*Suhu 0,01 0,00 0,21 0.8875
Lampiran 4. (Lanjutan)
No Peubah Sumber
JK KT F-hitung Pr > F keragaman
25 Bobot sepal Stadia 0,03 0,01 0,54 0.6715
(15 HSP) Suhu 0,63 0,63 36,48 <.0001
Stadia*Suhu 0,04 0,01 0,70 0.5940
26 Bobot sepal Stadia 0,08 0,03 1,02 0.4053
(20 HSP) Suhu 1,02 1,02 40,81 <.0001
Stadia*Suhu 0,02 0,01 0,23 0.8831
27 Bobot sepal Stadia 0,04 0,01 1,00 0.4109
(25 HSP) Suhu 0,23 0,23 15,82 0.0010
Stadia*Suhu 0,03 0,01 0,78 0.5139
28 Bobot sepal Stadia 0,02 0,01 0,26 0.8592
(30 HSP) Suhu 0,49 0,49 20,66 0.0003
Stadia*Suhu 0,01 0,00 0,18 0.9119
29
Kadar air sepal Stadia 9,40 3,13 0,33 0.8252
(0 HSP) Suhu 0,49 0,49 0,05 0.8252
Stadia*Suhu 1,91 0,64 0,07 0.9773
30 Kadar air sepal Stadia 4,18 1,39 0,28 0.8375
(5 HSP) Suhu 30,54 30,54 6,17 0.0245
Stadia*Suhu 4,77 1,59 0,32 0.8109
31 Kadar air sepal Stadia 10,58 3,53 0,41 0.7466
(10 HSP) Suhu 2188,64 2188,64 255,83 <.0001
Stadia*Suhu 31,53 10,51 1,23 0.3317
32 Kadar air sepal Stadia 45,62 15,21 1,54 0.2410
(15 HSP) Suhu 1362,24 1362,24 138,36 <.0001
Stadia*Suhu 34,73 11,58 1,18 0.3499
33 Kadar air sepal Stadia 10,35 3,45 0,87 0.4752
(20 HSP) Suhu 916,30 916,30 232,06 <.0001
Stadia*Suhu 13,35 4,45 1,13 0.3667
34 Kadar air sepal Stadia 11,93 3,98 0,67 0.5809
(25 HSP) Suhu 196,93 196,93 33,26 <.0001
Stadia*Suhu 10,27 3,42 0,58 0.6381
35 Kadar air sepal Stadia 0,76 0,25 0,05 0.9827
(30 HSP) Suhu 173,88 173,88 37,37 <.0001
Stadia*Suhu 7,90 2,63 0,57 0.6458
36
Bobot tangkai Stadia 0,04 0,01 0,74 0.5347
(0 HSP) Suhu 0,01 0,01 0,60 0.4552
Stadia*Suhu 0,02 0,01 0,33 0.8197
Lampiran 4. (Lanjutan)
No Peubah Sumber
JK KT F-hitung Pr > F keragaman
37 Bobot tangkai Stadia 0,01 0,00 0,11 0.9560
(5 HSP) Suhu 0,22 0,22 10,41 0.0050
Stadia*Suhu 0,01 0,00 0,19 0.9017
38 Bobot tangkai Stadia 0,01 0,00 0,54 0.6770
(10 HSP) Suhu 1,24 1,24 159,04 <.0001
Stadia*Suhu 0,01 0,00 0,27 0.8628
39 Bobot tangkai Stadia 0,01 0,00 0,95 0.4132
(15 HSP) Suhu 0,82 0,82 191,07 <.0001
Stadia*Suhu 0,00 0,00 0,11 0.9639
40 Bobot tangkai Stadia 0,01 0,00 1,52 0.2470
(20 HSP) Suhu 0,67 0,67 235,41 <.0001
Stadia*Suhu 0,00 0,00 0,41 0.7384
41 Bobot tangkai Stadia 0,01 0,00 0,71 0.5849
(25 HSP) Suhu 0,20 0,20 55,57 <.0001
Stadia*Suhu 0,01 0,00 1,28 0.3069
42 Bobot tangkai Stadia 0,00 0,00 0,45 0.7380
(30 HSP) Suhu 0,16 0,16 53,78 <.0001
Stadia*Suhu 0,00 0,00 0,03 0.9987
43
Kadar air tangkai Stadia 18,22 6,07 0,77 0.5271
(0 HSP) Suhu 4,65 4,65 0,59 0.4535
Stadia*Suhu 0,30 0,10 0,01 0.9981
44 Kadar air tangkai Stadia 1,12 0,37 0,16 0.9256
(5 HSP) Suhu 103,45 103,45 42,94 <.0001
Stadia*Suhu 2,11 0,70 0,29 0.8304
45 Kadar air tangkai Stadia 10,81 3,60 0,20 0.8937
(10 HSP) Suhu 925,22 925,22 51,81 <.0001
Stadia*Suhu 105,98 35,33 1,98 0.1579
46 Kadar air tangkai Stadia 50,64 16,88 1,83 0.1809
(15 HSP) Suhu 1795,50 1795,50 194,87 <.0001
Stadia*Suhu 38,33 12,78 1,39 0.2822
47 Kadar air tangkai Stadia 44,93 14,98 1,22 0.3351
(20 HSP) Suhu 2765,15 2765,15 224,70 <.0001
Stadia*Suhu 29,77 9,92 0,81 0.5094
48 Kadar air tangkai Stadia 21,66 7,22 1,42 0.2731
(25 HSP) Suhu 1147,28 1147,28 225,56 <.0001
Stadia*Suhu 8,30 2,77 0,54 0.6588
Lampiran 4. (Lanjutan)
No Peubah Sumber
JK KT F-hitung Pr > F keragaman
49 Kadar air tangkai Stadia 23,60 7,87 1,19 0.3443
(30 HSP) Suhu 1126,24 1126,24 170,89 <.0001
Stadia*Suhu 28,44 9,48 1,44 0.2694
50
Resistensi kulit Stadia 63,32 21,11 230,73 0.8994
(0 HSP) Suhu 0,00 0,00 0,02 <.0001
Stadia*Suhu 0,09 0,03 0,31 0.8125
51 Resistensi kulit Stadia 13,50 4,50 105,41 <.0001
(5 HSP) Suhu 22,20 22,20 520,00 <.0001
Stadia*Suhu 15,23 5,08 118,96 <.0001
52 Resistensi kulit Stadia 5,27 1,76 32,07 <.0001
(10 HSP) Suhu 0,44 0,44 7,95 0.0120
Stadia*Suhu 22,05 7,35 134,20 <.0001
53 Resistensi kulit Stadia 0,93 0,31 4,13 0.0243
(15 HSP) Suhu 40,04 40,04 535,87 <.0001
Stadia*Suhu 3,90 1,30 17,41 <.0001
54 Resistensi kulit Stadia 25,34 8,45 21,16 <.0001
(20 HSP) Suhu 184,72 184,72 462,77 <.0001
Stadia*Suhu 28,19 9,40 23,54 <.0001
55
Kandungan PTT Stadia 76,92 25,64 103,72 <.0001
(0 HSP) Suhu 0,01 0,01 0,04 0.8399
Stadia*Suhu 0,01 0,00 0,02 0.9964
56 Kandungan PTT Stadia 15,38 5,13 30,16 <.0001
(5 HSP) Suhu 4,51 4,51 26,51 <.0001
Stadia*Suhu 3,39 1,13 6,66 0.0040
57 Kandungan PTT Stadia 15,56 5,19 29,29 <.0001
(10 HSP) Suhu 4,17 4,17 23,53 0.0002
Stadia*Suhu 5,15 1,72 9,69 0.0007
58 Kandungan PTT Stadia 1,78 0,59 3,61 0.0364
(15 HSP) Suhu 0,07 0,07 0,40 0.5376
Stadia*Suhu 4,90 1,63 9,96 0.0006
59 Kandungan PTT Stadia 6,05 2,02 10,81 0.0004
(20 HSP) Suhu 271,35 271,35 1455,31 <.0001
Stadia*Suhu 19,90 6,63 35,58 <.0001
Lampiran 4. (Lanjutan)
No Peubah Sumber
JK KT F-hitung Pr > F keragaman
60
Kandungan ATT Stadia 0,06 0,02 4,37 0.0223
(0 HSP) Suhu 0,00 0,00 0,60 0.4603
Stadia*Suhu 0,00 0,00 0,26 0.8684
61 Kandungan ATT Stadia 0,02 0,01 2,71 0.0842
(5 HSP) Suhu 0,00 0,00 0,77 0.3842
Stadia*Suhu 0,00 0,00 0,61 0.5556
62 Kandungan ATT Stadia 0,01 0,00 2,52 0.0799
(10 HSP) Suhu 0,00 0,00 5,10 0.0323
Stadia*Suhu 0,00 0,00 0,96 0.3672
63 Kandungan ATT Stadia 0,00 0,00 0,09 0.9569
(15 HSP) Suhu 0,00 0,00 0,87 0.3493
Stadia*Suhu 0,00 0,00 0,08 0.9369
Lampiran 5. Tabel Rekapitulasi Sidik Ragam untuk Semua Peubah Non Destruktif
No Peubah Sumber
JK KT F-hitung Pr > F keragaman
1 Susut bobot Stadia 0,009 0,003 0,055 0.9793
(2 HSP) Suhu 30,270 30,270 547,238 <.0001
Stadia*Suhu 0,006 0,002 0,037 0.9904
2 Susut bobot Stadia 0,013 0,004 0,031 0.9917
(4 HSP) Suhu 134,806 134,806 967,649 <.0001
Stadia*Suhu 0,010 0,003 0,024 0.9942
3 Susut bobot Stadia 0,171 0,057 0,225 0.8782
(6 HSP) Suhu 260,042 260,042 1028,038 <.0001
Stadia*Suhu 0,019 0,006 0,025 0.9947
4 Susut bobot Stadia 0,755 0,252 2,776 0.0749
(8 HSP) Suhu 394,984 394,984 4355,909 <.0001
Stadia*Suhu 0,040 0,013 0,148 0.9276
5 Susut bobot Stadia 1,686 0,562 10,796 0.0004
(10 HSP) Suhu 577,449 577,449 11092,055 <.0001
Stadia*Suhu 0,112 0,037 0,718 0.5549
6 Susut bobot Stadia 3,193 1,064 21,447 <.0001
(12 HSP) Suhu 842,851 842,851 16986,464 <.0001
Stadia*Suhu 0,621 0,207 4,175 0.0243
7 Susut bobot Stadia 6,070 2,023 26,980 <.0001
(14 HSP) Suhu 1180,625 1180,625 15742,729 <.0001
Stadia*Suhu 0,557 0,186 2,477 0.0973
8 Susut bobot Stadia 12,793 4,264 97,419 <.0001
(16 HSP) Suhu 1996,003 1996,003 45599,769 <.0001
Stadia*Suhu 1,777 0,592 13,534 0.0001
9 Susut bobot Stadia 43,866 14,622 231,251 <.0001
(18 HSP) Suhu 3946,937 3946,937 62422,262 <.0001
Stadia*Suhu 12,498 4,166 65,885 <.0001
10 Susut bobot Stadia 68,745 22,915 586,961 <.0001
(20 HSP) Suhu 6670,556 6670,556 170863,439 <.0001
Stadia*Suhu 20,047 6,682 171,165 <.0001
11 Susut bobot Stadia 86,345 28,782 428,408 <.0001
(22 HSP) Suhu 8889,137 8889,137 132312,555 <.0001
Stadia*Suhu 16,126 5,375 80,012 <.0001
12 Susut bobot Stadia 83,208 27,736 106,916 <.0001
(24 HSP) Suhu 9353,865 9353,865 36056,915 <.0001
Stadia*Suhu 13,701 4,567 17,604 <.0001
Lampiran 5. (Lanjutan)
No Peubah Sumber
JK KT F-hitung Pr > F keragaman
13 Susut bobot Stadia 92,513 30,838 147,214 <.0001
(26 HSP) Suhu 9847,508 9847,508 47010,397 <.0001
Stadia*Suhu 10,708 3,569 17,039 <.0001
14 Susut bobot Stadia 105,798 35,266 85,518 <.0001
(28 HSP) Suhu 10311,793 10311,793 25005,555 <.0001
Stadia*Suhu 13,143 4,381 10,623 0.0004
15 Susut bobot Stadia 121,439 40,480 72,154 <.0001
(30 HSP) Suhu 11116,658 11116,658 19815,299 <.0001
Stadia*Suhu 14,780 4,927 8,781 0.0011
16
Warna kulit L Stadia 575,045 191,682 234,275 <.0001
(0 HSP) Suhu 1,199 1,199 1,466 0.2447
Stadia*Suhu 1,130 0,377 0,460 0.7146
17 Warna kulit L Stadia 177,634 59,211 128,565 <.0001
(4 HSP) Suhu 219,615 219,615 476,848 <.0001
Stadia*Suhu 136,796 45,599 99,008 <.0001
18 Warna kulit L Stadia 144,185 48,062 169,816 <.0001
(6 HSP) Suhu 183,614 183,614 648,767 <.0001
Stadia*Suhu 112,908 37,636 132,979 <.0001
19 Warna kulit L Stadia 107,542 35,847 196,219 <.0001
(8 HSP) Suhu 127,582 127,582 698,351 <.0001
Stadia*Suhu 89,685 29,895 163,638 <.0001
20 Warna kulit L Stadia 82,272 27,424 96,283 <.0001
(10 HSP) Suhu 110,654 110,654 388,495 <.0001
Stadia*Suhu 62,025 20,675 72,588 <.0001
21 Warna kulit L Stadia 38,568 12,856 71,344 <.0001
(12 HSP) Suhu 76,863 76,863 426,548 <.0001
Stadia*Suhu 31,552 10,517 58,366 <.0001
22 Warna kulit L Stadia 42,007 14,002 30,611 <.0001
(14 HSP) Suhu 120,378 120,378 263,167 <.0001
Stadia*Suhu 40,592 13,531 29,581 <.0001
23 Warna kulit L Stadia 42,258 14,086 39,264 <.0001
(16 HSP) Suhu 105,420 105,420 293,855 <.0001
Stadia*Suhu 38,686 12,895 35,945 <.0001
24 Warna kulit L Stadia 37,132072 12,377 30,399 <.0001
(18 HSP) Suhu 93,154734 93,155 228,789 <.0001
Stadia*Suhu 33,252998 11,084 27,223 <.0001
Lampiran 5. (Lanjutan)
No Peubah Sumber
JK KT F-hitung Pr > F keragaman
25 Warna kulit L Stadia 35,088115 11,696 45,172 <.0001
(20 HSP) Suhu 70,543674 70,544 272,454 <.0001
Stadia*Suhu 30,786115 10,262 39,634 <.0001
26 Warna kulit L Stadia 33,673241 11,224 47,914 <.0001
(22 HSP) Suhu 76,089074 76,089 324,807 <.0001
Stadia*Suhu 30,77713 10,259 43,794 <.0001
27 Warna kulit L Stadia 30,789306 10,263 24,159 <.0001
(24 HSP) Suhu 71,070417 71,070 167,297 <.0001
Stadia*Suhu 25,902824 8,634 20,325 <.0001
28 Warna kulit L Stadia 29,711713 9,904 26,229 <.0001
(26 HSP) Suhu 60,061157 60,061 159,063 <.0001
Stadia*Suhu 22,518935 7,506 19,879 <.0001
29 Warna kulit L Stadia 21,843183 7,281 30,677 <.0001
(28 HSP) Suhu 59,168067 59,168 249,287 <.0001
Stadia*Suhu 20,079942 6,693 28,200 <.0001
30
Warna kulit L Stadia 13,374479 4,458 15,563 <.0001
(30 HSP) Suhu 47,836678 47,837 166,993 <.0001
Stadia*Suhu 12,539294 4,180 14,591 <.0001
31
Warna kulit a Stadia 302,360 100,787 356,542 <.0001
(0 HSP) Suhu 0,166 0,166 0,589 0.4532
Stadia*Suhu 0,164 0,055 0,193 0.8940
32 Warna kulit a Stadia 49,735 16,578 58,423 <.0001
(4 HSP) Suhu 165,025 165,025 581,563 <.0001
Stadia*Suhu 61,490 20,497 72,232 <.0001
33 Warna kulit a Stadia 30,376 10,125 60,358 <.0001
(6 HSP) Suhu 36,424 36,424 217,130 <.0001
Stadia*Suhu 76,324 25,441 151,658 <.0001
34 Warna kulit a Stadia 33,532 11,177 66,542 <.0001
(8 HSP) Suhu 116,600 116,600 694,155 <.0001
Stadia*Suhu 50,097 16,699 99,415 <.0001
35 Warna kulit a Stadia 40,656 13,552 111,407 <.0001
(10 HSP) Suhu 183,799 183,799 1510,963 <.0001
Stadia*Suhu 50,348 16,783 137,967 <.0001
36 Warna kulit a Stadia 51,012 17,004 134,415 <.0001
(12 HSP) Suhu 302,223 302,223 2389,030 <.0001
Stadia*Suhu 56,656 18,885 149,286 <.0001
Lampiran 5. (Lanjutan)
No Peubah Sumber
JK KT F-hitung Pr > F keragaman
37 Warna kulit a Stadia 41,419 13,806 54,007 <.0001
(14 HSP) Suhu 363,222 363,222 1420,854 <.0001
Stadia*Suhu 47,037 15,679 61,333 <.0001
38 Warna kulit a Stadia 23,259 7,753 27,050 <.0001
(16 HSP) Suhu 328,930 328,930 1147,616 <.0001
Stadia*Suhu 22,689 7,563 26,387 <.0001
39 Warna kulit a Stadia 13,117 4,372 40,907 <.0001
(18 HSP) Suhu 304,594 304,594 2849,691 <.0001
Stadia*Suhu 13,322 4,441 41,546 <.0001
40 Warna kulit a Stadia 16,110 5,370 52,121 <.0001
(20 HSP) Suhu 280,281 280,281 2720,315 <.0001
Stadia*Suhu 15,910 5,303 51,471 <.0001
41 Warna kulit a Stadia 4,550 1,517 4,785 0.0148
(22 HSP) Suhu 243,738 243,738 768,882 <.0001
Stadia*Suhu 4,047 1,349 4,256 0.0219
42 Warna kulit a Stadia 3,907 1,302 11,812 0.0003
(24 HSP) Suhu 206,604 206,604 1873,885 <.0001
Stadia*Suhu 3,228 1,076 9,760 0.0007
43 Warna kulit a Stadia 3,400 1,133 6,218 0.0053
(26 HSP) Suhu 216,701 216,701 1188,984 <.0001
Stadia*Suhu 3,326 1,109 6,082 0.0059
44 Warna kulit a Stadia 5,605 1,868 21,407 <.0001
(28 HSP) Suhu 203,972 203,972 2336,985 <.0001
Stadia*Suhu 5,492 1,831 20,975 <.0001
45 Warna kulit a Stadia 6,856 2,285 24,419 <.0001
(30 HSP) Suhu 166,427 166,427 1778,291 <.0001
Stadia*Suhu 6,199 2,066 22,079 <.0001
46
Warna kulit b Stadia 170,484 56,828 24,445 <.0001
(0 HSP) Suhu 0,113 0,113 0,049 0.8271
Stadia*Suhu 4,580 1,527 0,657 0.5919
47 Warna kulit b Stadia 100,899 33,633 33,405 <.0001
(4 HSP) Suhu 895,482 895,482 889,418 <.0001
Stadia*Suhu 9,553 3,184 3,163 0.0533
48 Warna kulit b Stadia 77,432 25,811 35,942 <.0001
(6 HSP) Suhu 1121,578 1121,578 1561,840 <.0001
Stadia*Suhu 10,990 3,663 5,101 0.0114
Lampiran 5. (Lanjutan)
No Peubah Sumber
JK KT F-hitung Pr > F keragaman
49 Warna kulit b Stadia 44,428 14,809 10,254 0.0005
(8 HSP) Suhu 1237,688 1237,688 856,999 <.0001
Stadia*Suhu 14,631 4,877 3,377 0.0442
50 Warna kulit b Stadia 39,309 13,103 8,485 0.0013
(10 HSP) Suhu 802,727 802,727 519,813 <.0001
Stadia*Suhu 19,752 6,584 4,264 0.0216
51 Warna kulit b Stadia 46,334 15,445 23,376 <.0001
(12 HSP) Suhu 541,658 541,658 819,832 <.0001
Stadia*Suhu 23,830 7,943 12,023 0.0002
52 Warna kulit b Stadia 49,961 16,654 14,474 <.0001
(14 HSP) Suhu 417,361 417,361 362,733 <.0001
Stadia*Suhu 22,929 7,643 6,643 0.0040
53 Warna kulit b Stadia 43,858 14,619 25,927 <.0001
(16 HSP) Suhu 375,646 375,646 666,211 <.0001
Stadia*Suhu 20,001 6,667 11,824 0.0002
54 Warna kulit b Stadia 32,966 10,989 12,236 0.0002
(18 HSP) Suhu 216,600 216,600 241,182 <.0001
Stadia*Suhu 22,805 7,602 8,464 0.0014
55 Warna kulit b Stadia 19,610 6,537 8,632 0.0012
(20 HSP) Suhu 172,360 172,360 227,621 <.0001
Stadia*Suhu 13,165 4,388 5,795 0.0070
56 Warna kulit b Stadia 13,660 4,553 12,919 0.0002
(22 HSP) Suhu 177,127 177,127 502,557 <.0001
Stadia*Suhu 9,642 3,214 9,119 0.0010
57 Warna kulit b Stadia 18,714 6,238 14,638 <.0001
(24 HSP) Suhu 133,324 133,324 312,853 <.0001
Stadia*Suhu 15,100 5,033 11,811 0.0003
58 Warna kulit b Stadia 16,454 5,485 13,386 0.0001
(26 HSP) Suhu 122,101 122,101 298,000 <.0001
Stadia*Suhu 9,815 3,272 7,985 0.0017
59 Warna kulit b Stadia 11,178 3,726 12,535 0.0002
(28 HSP) Suhu 85,567 85,567 287,877 <.0001
Stadia*Suhu 3,624 1,208 4,064 0.0249
60 Warna kulit b Stadia 15,162 5,054 12,787 0.0002
(30 HSP) Suhu 77,400 77,400 195,836 <.0001
Stadia*Suhu 8,738 2,913 7,369 0.0025