studi perbandingan soft skill pada mata pelajaran …digilib.unila.ac.id/27350/2/skripsi tanpa bab...

94
STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIF INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN JIGSAW II DENGAN MEMPERHATIKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIIISMP NEGERI 1 BELITANG MADANG RAYA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 (Skripsi) Oleh Yola Rovita PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

Upload: others

Post on 08-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN IPS

TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN MODEL

KOOPERATIF TIPE COOPERATIF INTEGRATED READING

AND COMPOSITION (CIRC) DAN JIGSAW II DENGAN

MEMPERHATIKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS

VIIISMP NEGERI 1 BELITANG MADANG RAYA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

(Skripsi)

Oleh

Yola Rovita

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

Page 2: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE

COOPERATIF INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN

JIGSAW II DENGAN MEMPERHATIKAN KONSEP DIRI SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 1 BELITANG MADANG RAYA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

Yola Rovita

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui perbedaan soft skill dan interaksi antara model

pembelajaran CIRC dan JIGSAW II. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu

dengan pendekatan komparatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Belitang Madang

Raya dengan populasi yang diteliti yaitu seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari 10 kelas

dengan jumlah 289 siswa. Dari hasil teknik cluster random sampling diperoleh kelas VIII8 dan

VIII10 sebagai sampel penelitian. Pengujian hipotesis menggunakan rumus analisis varian dua

jalan dan t-test dua sampel independen. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil: 1. terdapat

perbedaan antara soft skill pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft skill pada siswa yang memiliki konsep diri positif

yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC akan lebih

tinggi dibandingkan dengan yang pembelajaannya menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw

II, 3. Soft skill pada siswa yang memiliki konsep diri negatif yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II akan lebih tinggi dibandingkan

dengan yang pembelajaannya menggunakan model kooperatif tipe CIRC, 4. Terdapat interaksi

antara model pembelajaran pembelajaran kooperatif dengan konsep diri terhadap soft skill siswa.

Kata kunci: soft skill siswa, konsep diri siswa, model pembelajaran, CIRC dan JIGSAW II

Page 3: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN IPS

TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN MODEL

KOOPERATIF TIPE COOPERATIF INTEGRATED READING

AND COMPOSITION (CIRC) DAN JIGSAW II DENGAN

MEMPERHATIKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS

VIIISMP NEGERI 1 BELITANG MADANG RAYA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

Yola Rovita

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA PENDIDKAN

Pada

Jurusan Pendidkan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Ekonomi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

Page 4: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft
Page 5: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft
Page 6: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft
Page 7: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Tegal Rejo Kecamatan

Belitang Kabupaten Sumatera Selatan pada tanggal 11

Mei 1995 silam dengan nama lengkap Yola Rovita, yang

merupakan anak pertama dan terakhir dari pasangan

Bapak Slamet Riadi dan Ibu Wardani.

Pendidikan formal yang pernah di selesaikan penulis adalah :

1. SD Negri 2 Tepung Sari selesai pada tahun 2007

2. SMP Negri 1 Belitang selesai pada tahun 2010

3. SMA Negri 1 Belitang selesai pada tahun 2013

Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswi di Universitas Lampung pda

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada Jurusan Pendidikan Ilmu

Sosial, Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur Seleksi Bersama Masuk

Perguruan Tinggi Negri (SBMPTN).

Sebagai salah satu mata kuliah wajib, penulis pernah mengikuti Kuliah Kerja

Lapangan (KKL) ke Jogyakarta, Bali, Bandung dan Jakarta pada tanggal 22

Agustus 2015 sampai 31 Agustus 2015. Kemudian, penulis juga menyelesaikan

Program Kuliah Kerja Nyata - Kepribadian Terintegrasi (KKN-KT) di SMP Negri

2 Seputih Mataram sejak 18 juli 2016 sampai dengan 26 Agustus 2016.

Page 8: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

Motto

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(QS. Al-Baqoroh: 286)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan itu ada kemudahan”

(Q.S. Al-Insyirah: 5-6)

"Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.

Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh."

(Andrew Jackson)

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin

kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik”

(Evelyn Underhill)

Page 9: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

PERSEMBAHAN

Penulis mengucapakan syukur alhamdullilah kepada Allah SWT, atas rahmat

dan hidayah-Nya lah skripsi Ini dapat diselesaikan.

Salawat dan salam kepada rasullulah nabi Muhammad SAW yang dinantikan

syafatnya di Yaumul kiamah, amin ya robalalamin.

Penulis persembahkan suatu karya yang butuh perjuangan ini untuk orang-

orang tercinta yang menjadi motivator, pendukung dan bagian dari kebahagian

hidup penulis.

Ayahanda tersayang Slamet Riadi dan ibunda tercinta Wardani yang senantiasa

memberikan motivasi, menyanyangi, mendoakan dan selalu menantikan

keberhasilanku.

Teman-teman ku yang selama ini selalu mendukukung dan selalu

mendengarkan keluh kesahku.

Keluarga besar Pendidikan Ekonomi angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan

satu per satu

Almamater tercinta universitas lampung

Page 10: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

SANWACANA

Alhamdulilah, Segala puji dan syukur keharibaan Allah Subhanallahu Wataala

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Perbandingan Soft Skill Pada Mata

Pelajaran Ips Terpadu Dengan Menggunakan Penerapan Model Kooperatif

Tipe Cooperatif Integrated Reading And Composition (Circ) Dan Jigsaw Ii

Dengan Memperhatikan Konsep Diri Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Belitang

Madang Raya Tahun Pelajaran 2016/2017 ” yang merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjanah Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua

pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

selurunya kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;.

2. Bapak Dr. Abdurahman, M. Si, selaku pembantu Dekan I Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.S.selaku pembantu Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;.

Page 11: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si.., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;.

6. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;.

7. Bapak Dr. Edy Purnomo, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu Rahmah Dianti Putri, S.E., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan

dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak Drs. Nurdin, M.Si., yang telah bersedia menjadi pembahas penulis.

Terimakasih untuk bantuannya dalam menyempurnakan skripsi ini;

10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung, terima kasih kepada ilmu

yang telah diberikan.

11. Bapak Drs. Sri Margono, M.M selaku kepala SMP Negeri 1 Belitang Madang

Raya yang telah mengizinkan dan membantu penulis melakukan penelitian.

12. Ibu Nurjanah, S.Pd., selaku guru mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri

1 Belitang Madang Raya, terimakasih atas bimbingan, nasihat serta informasi

yang bermanfaat untuk kepentingan penelitian dalam skripsi ini.

13. Siswa-siswi di SMP Negeri 1 Belitang Madang Raya, terimakasih atas

kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

Page 12: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

14. Bapak dan ibu tersayang, terimakasih atas semua yang telah diberikan

untukku, doa, senyum, air mata, bahagia, kasih sayang, dan semua

pengorbanan mu untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun.

Semoga kelak Allah menyediakan jannahnya untuk ayah dan mak. Amin

Allahumma Amin .

15. Seluruh keluarga besar ku tercinta terima kasih atas dukungan, keceriaan dan

pengorbanannya selama ini..

16. Sahabat-sahabatku Apsari Yunita, Eka Puji Lestari, Hesti Puspita Sari, Siti

Nur Kholifah, Tiara Dhayu Prameswari, Yunita Muthia N dan Tri Widiarti

yang banyak membatu dan selalu mendukung ku

17. Sahabat-sahabat KKN-KT ku Biner, Doris, Tia, Afa, Reza, Anggi, Anjar,

Ersa dan Mia, terimaksih atas kebersamaannya selama ini. Walaupun kita

belum lama kenal tapi kita sudah lebih dari keluarga.

18. Teman-teman angkatan 2013 yang tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu, terimakasih atas doa dan dukungannya;

19. Seluruh keluarga besar Pendidikan Ekonomi yang sudah berkarya maupun

yang masih berusaha berkarya semoga sukses, tak lupa Kak Dani yang selalu

memberikan arahan dan semangat kepada kami Mahasiswa Pendidikan

Ekonomi’

20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan diatas kertas ini namun

penulis berterimaksig atas semuanya.

Page 13: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada

penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung, Juni 2017

Penulis,

Yola Rovita

Page 14: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 10

1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................... 11

1.4 Rumusan Masalah .......................................................................... 11

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................... 12

1.6 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 13

1.7 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................ 15

2.1.1 Soft Skill ................................................................................ 15

2.1.2 Definisi Belajar dan Teori Belajar ........................................ 18

A. Definisi Belajar .................................................................... 18

B. Teori Belajar ....................................................................... 20

2.1.3 Mata Pelajaran IPS Terpadu ............................................... 25

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooerative Learning) .... 27

2.1.5 Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC) .......................................................... 31

2.1.6 Model Pembelajaran Jigsaw II .......................................... 34

2.1.7 Konsep Diri ........................................................................ 37

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 41

2.3 Kerangka Pikir ............................................................................. 43

2.4 Hipotesis ....................................................................................... 52

Page 15: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ........................................................................... 53

3.1.1 Desain Penelitian .................................................................. 53

3.1.2 Prosedur Penelitian .............................................................. 55

3.2 Populasi dan Sampel ...................................................................... 57

3.2.1 Populasi ................................................................................. 57

3.2.2 Sampel .................................................................................. 57

3.3 Variabel Penelitian ......................................................................... 58

3.3.1 Variabel bebas ( independent ) ............................................... 58

3.3.2 Variabel terikat ( dependent )................................................. 58

3.3.3 Variabel moderator ................................................................ 58

3.4 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ............................. 59

3.4.1 Definisi Konseptual .............................................................. 59

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ............................................. 60

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 61

3.5.1 Observasi ............................................................................... 61

3.5.2 Angket ( kuesioner ) .............................................................. 61

3.6 Uji Persyaratan Instrumen .............................................................. 62

3.6.1 Uji Validitas Instrumen ......................................................... 62

3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen .................................................... 63

3.7 Uji Persyaratan Analisis Data ........................................................ 65

3.7.1 Uji Normalitas ....................................................................... 65

3.7.2 Uji Homogenitas ................................................................... 65

3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................... 66

3.8.1 T-test Dua Sampel Independen ............................................ 66

3.8.2 Analisis Varians Dua Jalan .................................................. 68

3.8.3 Pengujian Hipotesis .............................................................. 70

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 71

4.1.1 Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Belitang

Madang Raya ........................................................................ 71

4.1.2 Situasi dan Kondisi Sekolah ................................................. 71

4.1.3 Kondisi Guru SMP Negeri 1 Belitang Madang Raya ........... 72

4.2 Deskripsi Data ................................................................................ 73

4.2.1 Data Observasi Soft Skill Siswa ........................................... 74

4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data ............................................. 80

4.3.1 Uji Normalitas Data .............................................................. 80

4.3.2 Uji Homogenitas Data .......................................................... 81

4.4 Pengujian Hipotesis ........................................................................ 83

1. Pengujian Hipotesis 1 ............................................................... 83

2. Pengujian Hipotesis 2 ............................................................... 85

3. Pengujian Hipotesis 3 ............................................................... 87

4. Pengujian Hipotesis 4 ............................................................... 88

4.5 Pembahasan .................................................................................... 89

Page 16: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

4.6 Keterbatasan Peneliti ...................................................................... 99

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ....................................................................................... 100

5.2 Saran ............................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Soft Skill yang Tampak pada Siswa ............................................... 5

2. Penelitian yang relevan dengan variabel ......................................... 41

3. Kisi-kisi Opersional Soft Skill ......................................................... 60

4. Tingkat Besarnya Koefisien Korelasi ............................................. 64

5. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan ........................... 69

6. Daftar Kepala Sekolah dan Guru SMP Negeri 1

Belitang Madang Raya…………………………………………… 72

7. Distribusi Frekuensi Hasil Soft Skill Siswa Kelas

Eksperimen ..................................................................................... 75

8. Distribusi Frekuensi Hasil Soft Skill Siswa Kelas Kontrol………. 76

9. Soft Skill Siswa yang Memiliki Konsep Diri Positif Di Kelas

Eksperimen ..................................................................................... 77

10. Soft Skill Siswa yang Memiliki Konsep Diri Positif Di Kelas

Kontrol ............................................................................................ 78

11. Soft Skill Siswa yang Memiliki Konsep Diri Negatif Di Kelas

Eksperimen ...................................................................................... 79

12. Soft Skill Siswa yang Memiliki Konsep Diri Negatif Di Kelas

Kontrol ............................................................................................ 80

13. Hasil Uji Barlett ............................................................................. 81

14. Hasil Pengujian Hipotesis 1 ........................................................... 84

15. Hasil Pengujian Hipotesis 2 ........................................................... 85

16. Hasil Pengujian Hipotesis 3 ........................................................... 87

17. Hasil Pengujian Hipotesis 4 ........................................................... 88

Page 18: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ............................................................................... 51

2. Desain Penelitian Eksperimen ........................................................ 54

Page 19: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menghadapi era persaingan dunia yang semakin kompetitif, sumber daya

manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa

dapat bekompetisi. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah dalam

bidang pendidikan berupaya menyediakan wadah berupa instansi

pendidikan yang bermutu.

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(Undang-undang Pendidikan Nomor 20/2003, pasal 1 ayat 1). Oleh

karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya

dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik.

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau

Page 20: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

2

perkembangan pendidikan adalah hal yang seharusnya terjadi sejalan

dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai

bekal untuk masa depan. Dunia pendidikan memerlukan inovasi-inovasi

yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa

mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan juga dipandang

sebagai sarana untuk melahirkan manusia yang cerdas, kreatif, terampil,

bertanggung jawab, produktif, dan berbudi pekerti luhur.

Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik. Tujuan

yang diharapkan dalam pendidikan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang duperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.

Menurut undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal

1 ayat 1 di atas, seharusnya pendidikan di Indonesia juga harus

memperhatikan peserta didik untuk secara aktif mengembangkan potensi

dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara, (soft skill) tidak

hanya mengenai hard skil. Permasalahan di dunia pendidikan saat ini

yang kerap kali luput dari perhatian guru adalah kurangnya perhatian

tentang penilaian soft skill.

Menurut Elfindri dkk (2011: 67) soft skill merupakan keterampilan dan

kecakapan hidup, baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat,

Page 21: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

3

serta dengan Sang Pencipta. Dengan mempunyai soft skill membuat

keberadaan seseorang akan semakin terasa di tengah masyarakat.

Keterampilan akan berkomunikasi, keterampilan emosional, keterampilan

berbahasa, keterampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun dan

keterampilan spiritual.

Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata

kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan

kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola

diri dan orang lain (soft skill) yang lebih berhubungan dengan faktor

kecerdasan emosional (EQ). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan

hanya ditentukan sekitar dua puluh persen oleh hard skill dan sisanya

delapan puluh persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia

bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung oleh kemampuan soft skill

dari pada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan

karakter untuk peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan (Slavin :

2010).

IPS Terpadu merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki

kecenderungan pada ranah afektif. Karena mata pelajaran IPS Terpadu tidak

hanya mendidik siswa untuk mengetahui tentang pengetahuan dalam

bersosialisasi akan tetapi juga harus bisa mengaplikasikan secara langsung

dalam kehidupan masyarakat juga dalam lingkungan sekolah. Dalam

bersosialisasi dengan lingkungan juga diperlukan keahlian dalam

memanajemen diri dan soft skill lainnya.

Page 22: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

4

Hal ini sesuai dengan tujuan mata pelajaran IPS di Indonesia tingkat SMP

dan MTS, menurut Zubaedi (2011: 289), yakni.

1. Mengembangkan kemampuan dasar kesosiologian, kegeografian,

keekonomian, kesejarahan dan kewarganegaraan (atau konsp-konsep

yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya).

2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, keterampilan inquiri,

pemecahan masalah dan keterampilan sosial.

3. Mengembangkan komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

kemanusian (serta mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa).

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi,berkompetisi, dan bekerjasama

dalam masyarakatyang majemuk, baik dalam sekala lokal, nasional

maupun internasional.

Pembelajaran IPS Terpadu cenderung mengutamakan praktik dalam

keseharian siswa baik dalam bersosialisasi dengan lingkungan atau

mengendalikan diri sendiri. Jadi dapat diketahui bahwa mata pelajaran IPS

Terpadu memiliki keterkaitan dengan soft skill siswa. Hal ini berkaitan

dengan pendapat Elfindri, dkk berikut ini.

Elfindri, dkk (2011: 10) Mendefinisikan soft skill sebagai keterampilan

hidup yang sangat menentukan keberhasilan seseorang, yang wujudnya

antara lain berupa kerja keras, eksekutor, jujur, visioner, dan disiplin.

Lebih lanjut Elfindri menjelaskan bahwa soft skill merupakan keterampilan

dan kecakapan hidup yang harus dimiliki baik untuk sendiri,

berkelompok, atau bermasyarakat, serta berhubungan dengan Sang

Pencipta. Soft skill sangat diperlukan untuk kecakapan hidup seseorang.

Berdasarkan definisi soft skill yang diungkapkan oleh Elfindri, dkk maka

dapat dilihat bahwa kemampuan soft skill merupakan keterampilan yang

ada di dalam diri baik untuk diri sendiri atau dalam berkomunikasi dan

berinteraksi dengan teman disekolah. Proses pembelajaran sangatlah

berpengaruh terhadap pengembangan soft skill siswa. Jika guru hanya fokus

Page 23: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

5

dalam pengembangan hard skill maka akan menghambat perkembangan

soft skill yang ada dalam diri siswa. Untuk meningkatkan soft skill siswa

guru dapat menggunakan model pembelajaran atau metode dalam

mengajar yang mendorong proses peningkatan soft skill siswa sehingga

siswa lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar serta

dapat meningkatkan minat dan juga nilai siswa.

Berdasarkan hasil wawancara kepada guru mata pelajaran IPS Terpadu

kelas VIII serta hasil pengamatan di SMP Negeri 1 Belitang Madang Raya

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur terdapat beberapa permasalahan

sebagai berikut.

Tabel 1. Soft skill yang Tampak pada Siswa

Indikator Harapan Fakta di Lapangan

Kejujuran Siswa selalu bersikap jujur

ketika diberikan tugas

individu/mandiri.

Masih banyak siswa yang tidak

bersikap jujur (menyalin tugas

temannya/mencontek) ketika

diberikan tugas mandiri

Tanggung

Jawab

Ketika bekerja dalam

kelompok, siswa dapat

bertanggung jawab atas tugas

yang diberikan kepadanya.

Ketika diberikan tugas kelompok

banyak siswa yang melepas

tanggung jawab kepada teman satu

kelompoknya.

Kemampuan

bekerja sama

Ketika bekerja dalam

kelompok, para siswa saling

bekerja sama dalam

menyelesaikan tugas yang

diberikan.

Ketika bekerja secara kelompok

banyak siswa yang bekerja sendiri-

sendiri.

Kemampuan

beradaptasi

Siswa selalu terbisa dengan

anggota kelompok yang bukan

teman akrabnya ketika

dilaksanakan proses

pembelajaran secara kelompok

(acak).

Apabila dilaksanakan proses

pembelajaran secara berkelompok

(acak), beberapa siswa merasa

kesulitan dikarenakan siswa

tersebut tidak terbiasa dengan

anggota kelompok yang bukan

teman akrab/dekatnya.

.

Page 24: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

6

Tabel 1. Soft skill yang Tampak pada Siswa (lanjutan)

Indikator Harapan Fakta di Lapangan

Kemampuan

berkomunikasi

Ketika proses diskusi

berlangsung, para siswa

cenderung aktif (bertanya dan

menjawab).

Banyak siswa cenderung pasif di

kelas disebakan karena belum

terbiasa untuk mengutarakan

pendapat ketika berdiskusi

Toleran Dalam setiap diskusi, siswa

selalu dapat menghargai

pendapat temanya dan tidak

memaksakan bahwa

pendapatnya lah yang paling

benar.

Pada saat berdiskusi, beberapa

siswa belum bisa menerima

pendapat temanya dan merasa

pendapatnya lah yang paling benar.

Kemampuan

menjadi

pemimpin

Ketika diberikan penawaran

untuk menjadi ketua kelompok,

banyak siswa yang mengajukan

diri untuk menjadi ketua tanpa

harus ditunjuk.

Ketika diberikan penawaran kepada

siswa untuk menjadi ketua

kelompok, rata-rata siswa tidak

berani untuk mengajukan diri,

mereka justru saling tunjuk antar

teman

Kemampuan

untuk selalu

berusaha

(effort)

Kemampuan belajar yang

relatif tinggi dengan dibuktikan

sikap aktif siswa saat proses

pembelajran serta selalu

terpacu untuk terus

meningkatkan hasil belajranya

apabila hasil belajarnya

tersebut dirasa kurang

memuaskan

Kemampuan untuk belajar masih

relatif rendah dengan dibuktikan

sikap yang pasif saat proses

pembelajaran serta sebagian besar

siswa banyak yang menerima

begitu saja hasil belajar yang

diperoleh meskipun hasilnya tidak

memuaskan.

Berdasarkan data yang diperoleh masih terdapat beberapa permasalahan

soft skill siswa di kelas VIII SMP N 1 Belitang Madang Raya yang masih

tergolong rendah. Selain itu menurut guru bidang studi sebagian siswa

belum dapat bersosialisasi, berkomunikasi serta berpikir logis dengan baik.

Selama ini kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

ekspositori dan diskusi, aktivitas siswa kurang memperlihatkan antusias

yang tinggi terhadap pelajaran IPS Terpadu serta siswa juga kurang aktif

dalam kegiatan proses pembelajaran seperti halnya bertanya, menjawab

ataupun menanggapi. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang

Page 25: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

7

sesuai dan dapat mengembangkan soft skill siswa, salah satunya adalah

model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi belajar dengan

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuanya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap

siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan membantu untuk

memahami materi pelajaran dalam pembelajaran kooperatif, belajar

dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum

menguasai bahan pelajaran.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif bisa membantu siswa untuk

meningkatkan soft skill siswa terutama dalam hal berkomunikasi dengan

teman dan model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan di dalam

kelas adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperatif Integrated

Reading and Composition (CIRC) dan Jigsaw II.

Diketahui bahwa model Cooperative Integrated Reading and

Composition adalah model pembelajaran kooperatif terpadu membaca

dan menulis yang komprehensif dan luas serta efektif dalam

penggunaan waktu.

Sedangkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggabungkan

kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Pendekatan ini

bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu

pengetahuan sosial, agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua

kelas atau angkatan. Dalam latar belakang pengalaman (skemata) siswa

Page 26: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

8

dan membantu siswa mengaktifkan skemata tersebut agar bahan ajaran

menjadi lebih bermakna. Siswa dalam suasana gotong royong dan

mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Lie dalam Partana, 2008:

155). Secara teoritis metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

mempunyai keunggulan tersendiri untuk dapat diterapkan dalam

pembelajaran IPS Terpadu dibandingkan dengan metode pembelajaran

Ceramah bervariasi. Selain itu model- model pembelajaran kooperatif

tersebut dapat mengembangakan soft skill yang dimiliki siswa.

Salah satu faktor lain yang mempengaruhi soft skill adalah konsep diri

siswa. Konsep diri adalah adalah persepsi sesorang terhadap dirinya

sendiri (Burn dalam Slameto, 2015: 182). Konsep ini merupakan suatu

kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit diubah.

Konsep diri tumbuh dari interaksi seseorang dengan orang lain yang

berpengaruh dalam kehidupannya.

Konsep diri erat kaitannya dengan keberhasilan siswa di sekolah. Pada

hakikatnya konsep diri membahas tentang pisikologis siswa yang

berkaitan dengan kejiwaan serta tingkah laku siswa tersebut. Konsep diri

tersebut terbentuk berdasarkan interaksi siswa dengan lingkungannnya.

Proses interaksi sosial dalam lingkungan sekolah antara siswa dengan

siswa lain serta interaksi siswa dengan guru juga dapat memberikan

konstribusi terhadap terbentuknya konsep diri.

Karena konsep diri merupakan kepercayaan siswa terhadap dirinya sendiri

Page 27: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

9

yang mana kepercayaan diri pada setiap siswa tersebut sering menjadi

hambatan dalam proses pencapaian keberhasiailan di sekolah. Seorang

siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah akan merasa dirinya tidak

berharga atau sering membanding-bandingkan kemampuan dirinya sendiri

dengan orang lain yang berakibat negatif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi IPS Terpadu kelas VIII

SMP Negeri 1 Belitang Madang Raya menyatakan bahwa banyak siswa

yang minder dan tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Ketika proses

pembelajaran siswa lebih memilih untuk diam dan tidak mencoba untuk

ikut aktif dalam pembelajaran. Sebenarnya mereka memiliki kecerdasan

tersendiri namun karena tidak percaya akan kemampuan diri mereka

maka kemampuan mereka seringkali dipendam sehingga sulit

berkembang. Hal tersebut berarti siswa memiliki perasaan yang rendah

diri sesuai dengan indikator konsep diri negatif. Indikator lain juga

terdapat dalam wawancara, seperti siswa yang takut untuk mencoba maju

ke depan mengerjakan soal sehingga dapat digolongkan termasuk

kedalam indikator konsep diri negatif yaitu perasaan tidak memadai.

Siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang

baik di sekolah, atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki

penilaian diri yang tinggi, serta menunjukkan hubungan antarpribadi yang

positif pula. Mereka menentukan target prestasi belajar yang realistis

dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar. Mereka juga

memperlihatkan kemandirian dalam belajar, sehingga tidak tergantung

kepada guru semata.

Page 28: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

10

Siswa yang memandang dirinya negatif, pada gilirannya akan

menganggap keberhasilan yang dicapai bukan karena kemampuan yang

dimilikinya, melainkan dikarenakan kebetulan atau karena faktor

keberuntungan saja. Lain halnya dengan siswa yang memandang dirinya

positif, akan menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja keras dan

karena faktor kemampuannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul ”Studi Perbandingan Soft Skill

pada Mata Pelajaran IPS Terpadu dengan Menggunakan Penerapan

Model Kooperatif Tipe Cooperatif Integrated Reading and

Composition (CIRC) dan Jigsaw II dengan Memperhatikan Konsep

Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Belitang Madang Raya Tahun

Pelajaran 2016/2017”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat didefinisikan permasalahan sebagai

berikut.

1. Soft skill belum mendapat perhatian khusus di sekoalah, sedangkan

hard skill masih lebih diutamakan di sekolah.

2. Guru hanya menilai prestasi belajar siswa dari aspek kognitif,

sedangkan aspek afektif siswa kurang diperhatikan.

3. Pusat pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher

centered).

Page 29: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

11

4. Belum menerapkan model pembelajaran kooperatif yang menarik

untuk membuat siswa menjadi semangat, kreatif dan menyenangkan.

5. Kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran sehingga membuat

suasana kelas menjadi pasif.

6. Konsep diri siswa yang selama ini tidak diperhatikan.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kajian perbandingan soft skill

siswa dalam pelajaran IPS Terpadu, Model Kooperatif Tipe Cooperatif

Integrated Reading and Composition (CIRC), model kooperatif tipe

Jigsaw II dengan memperhatikan konsep diri siswa. Tujuan pembatasan

masalah ini adalah agar penelitian ini lebih terarah, sehingga

penelitian ini bisa menjadi penelitian yang relevan dan gambaran

yang diperoleh lebih jelas dengan data yang akurat.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut,

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Apakah terdapat perbedaan antara soft skill siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada mata pelajaran IPS

Terpadu ?

Page 30: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

12

2. Apakah soft skill siswa yang memiliki konsep diri positif yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang pembelajaannya

menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II pada mata pelajaran

IPS Terpadu ?

3. Apakah soft skill siswa yang memiliki konsep diri negatif yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw II akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang

pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe CIRC pada

mata pelajaran IPS Terpadu ?

4. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif

dengan konsep diri terhadap soft skill siswa pada mata pelajaran IPS

Terpadu ?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan antara soft skill pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada mata pelajaran IPS

Terpadu.

2. Untuk mengetahui efektifitas antara model pembelajaran kooperatif

tipe CIRC dan tipe Jigsaw II dalam meningkatkan soft skill bagi siswa

yang memiliki konsep diri positif pada mata pelajaran IPS Terpadu.

3. Untuk mengetahui efektifitas antara model pembelajaran kooperatif

Page 31: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

13

tipe CIRC dan tipe Jigsaw II dalam meningkatkan soft skill bagi siswa

yang memiliki konsep diri negatif pada mata pelajaran IPS Terpadu.

4. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran kooperatif

dengan konsep diri tehadap soft skill pada mata pelajaran IPS

Terpadu.

1.6 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori

yang ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi

peneliti lain.

c. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekan teori yang

diterima selama perkuliahan.

2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan

rujukan yang bermanfaat bagi perbaikan mutu pembelajaran.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran

tentang alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan

soft skill siswa.

c. Bagi siswa, sebagai tambahan wawasan untuk meningkatkan hasil

belajar melalui model pembelajaran yang melibatkan siswa secara

lebih optimal.

Page 32: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

14

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah soft skill, model pembelajaran kooperatif

tipe Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) dan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II serta konsep diri.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.

3. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Belitang Madang Raya,

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

Page 33: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang teori-teori soft skill, model

pembelajaran kooperatif Cooperatif Integrated Reading and Composition

(CIRC) dan Jigsaw II serta konsep diri. Perpaduan sintesa antara variabel

satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang

selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

2.1.1 Soft Skill

Soft skill adalah suatu kemampuan yang bersifat afektif yang dimiliki

seseorang, selain kemampuannya atas penguasaan teknis formal

intelektual suatu bidang ilmu, yang memudahkan seseorang untuk

dapat diterima di lingkungan hidupnya dan lingkungan kerjanya, soft

skill berpengaruh kuat terhadap kesuksesan seseorang dan

memperkuat pembentukan pribadi yang seimbang dari segi hard skill.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa soft skills adalah kemampuan

yang dimiliki seseorang, yang tidak bersifat kognitif, tetapi lebih

bersifat afektif yang memudahkan seseorang untuk mengerti kondisi

Page 34: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

16

psikologis diri sendiri, mengatur ucapan, pikiran, dan sikap serta

perbuatan yang sesuai dengan norma masyarakat, berkomunikasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya.

Soft Skill atau keterampilan lunak menurut Berthhall (Diknas, 2008)

adalah sebagai “Personal and interpersonal behaviour that develop

and maximize human performance (e.g. coaching, team building,

decision making, initiative).” merupakan tingkah laku personal dan

interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan

kinerja manusia (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim,

inisiatif, pengambilan keputusan lainnya. Keterampilan lunak ini

merupakan modal dasar peserta didik untuk berkembang secara

maksimal sesuai pribadi masing-masing.

Jadi, dapat dikatakan bahwa soft skill adalah perilaku individu yang

tidak terlihat wujudnya dan bersifat personal maupun interpersonal

yang dapat berkembang dan meningkatkan kualitas diri seseorang.

Pengembangan soft skill memiliki tiga hal penting, yaitu:

a. Kerja keras (hard work)

Untuk memaksimalkan suatu kerja tentu membutuhkan upaya

kerja keras dari diri sendiri maupun lingkungan. Hanya dengan

kerja keras, orang akan mampu mengubah garis hidupnya sendiri.

Melalui pendidikan yang terencana, terarah dan didukung

pengalaman belajar, peserta didik akan memiliki daya tahan dan

semangat hidup bekerja keras. Etos kerja perlu dikenalkan sejak

dini di sekolah melalui berbagai kegiatan intra ataupun

ekstrakulikuler di sekolah. Peserta didik dengan tantangan ke

depan yang lebih berat tentu harus mempersiapkan diri sedini

mungkin melalui pelatihan melakukan kerja praktik sendiri

maupun kelompok.

b. Kemandirian

Ciri peserta didik mandiri adalah responsive, percaya diri dan

berinisiatif. Responsif berarti peserta didik tanggap terhadap

persoalan diri dan lingkungan. Sebagai contoh bagaimana peserta

didik tanggap terhadap krisis global warming dengan kampaye

hijaukan sekolahku dan gerakan bersepeda tanpa motor.

Page 35: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

17

c. Kerja sama tim

Keberhasilan adalah buah dari kebersamaan. Keberhasilan

menyelesaikan tugas kelompok adalah pola klasik yang masih

relevan untuk menampilkan karakter ini.

(Minannullah,2011)

Banyak di antara kita tahu bahwa soft skill seseorang ditentukan

dengan tolak ukur seseorang itu dalam mengembangkan soft skill

nya. Soft skill itu sendiri tidak akan berjalan sempurna apabila

tidak diiringi dengan hard skill, begitupun sebaliknya. Soft skill

akan nampak apabila seseorang telah menemukan jati dirinya.

Namun ada juga yang tidak akan mendapatkan soft skill dari

dirinya sendiri apabila seseorang tersebut tidak ada keinginan

untuk berubah dalam hidupnya dari pola hidup yang buruk ke pola

hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Karena soft skill itu sendiri

akan lahir apabila seseorang memiliki motivasi yang besar untuk

berubah lebih baik dari sebelumnya.

Soft skill sendiri sangat berkaitan dengan suatu keterampilan yang

harus seimbang. Istilah keterampilan soft skill ialah istilah yang

mengacu pada kepribadian seseorang yang di asah dari dalam lalu

di lengkapi pula dengan keterampilan hard skill. Sehingga soft skill

itu mempunyai atribut, dengan demikian meliputi nilai yang dianut,

motivasi, perilaku, karakter, kebiasaan, dan sikap. Atribut-atribut

tersebut dimiliki oleh setiap orang yang tentunya tidak sama antara

satu dengan yang lainnya, yang biasanya juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya: kebiasaan, berfikir, berkata, bersikap,

Page 36: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

18

dan bertindak. Kemampuan soft skill mempunyai beberapa

indikator, yaitu:

1) Kejujuran

2) Tanggung jawab

3) Berlaku adil

4) Kemampuan bekerja sama

5) Kemampuan beradaptasi

6) Kemampuan berkomunikasi

7) Kemampuan memecahkan masalah

(Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggidepartemen Pendidikan Nasional, 2008)

2.1.2 Definisi Belajar dan Teori Belajar

A. Definisi Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya (Slameto, 2015: 2). Menurut pengertian secara

psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Banyak faktor yang mempengaruhi belajar seseorang khususnya siswa.

Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar adalah

a. Faktor-faktor interen adalah faktor yang timbul dari dalam yaitu faktor

jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif kematangan, kesiapan), serta faktor

kelelahan.

Page 37: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

19

b. Faktor-faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar yaitu faktor

keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan

latar belakang kebudayaan), faktor sekolah ( metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah alat pelajaran,

waktu sekolah), faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Kedua faktor di atas, mempunyai pengaruh terhadap proses belajar

bagi siswa, yang pada dasarnya akan berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa. Belajar yang efisien adalah belajar yang tepat, praktis,

ekonomis, terarah sesuai dengan situasi dan tuntutan-tuntutan yang ada

guna mencapai tujuan belajar.

Menurut Evaline Siregar dan Hartini Nara (2010: 3) belajar merupakan

sebuah proses yang kompeks yang terjadi pada semua orang dan

berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi hingga liang lahat. Salah

satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya

perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut

menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan

keterampilan (pisikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap

(afektif).

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, belajar adalah proses yang

dilakukan oleh manusia untuk memperoleh perubahan tingkah laku

melalui pengalaman, praktik, dan latihan sehingga memperoleh ilmu

pengetahuan.

Menurut Nasution (2011: 3) tujuan belajar yang utama adalah bahwa

apa yang dipelajari itu berguna di kemudian hari, yakni membantu kita

untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Menurutnya

inilah yang dinamakan dengan transfer belajar. Dengan kata lain bahwa

ilmu yang di dapat dalam proses belajar diharapkan akan berguna untuk

masa depan orang yang belajar itu sendiri. Sehingga belajar merupakan

Page 38: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

20

aktifitas yang akan mendatangkan manfaat pada diri seseorang. Maka

dari itu dalam proses belajar diperlukan cara-cara dan teknik belajar

yang dapat mempermudah seseorang untuk memahami sesuatu yang

sedang ia pelajari.

B. Teori Belajar

Pengertian belajar erat kaitanya dengan teori belajar. Teori belajar

sendiri disusun berdasarkan pemikiran bagaimana proses belajar terjadi.

Teori belajar itu antara lain sebagai berikut.

a. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivistik memahami belajar sebagai proses

pembentukan (konstrusi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri.

Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui.

Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seorang

guru kepada orang lain (siswa), Evaline dan Hartini (2010, 36).

Menurut pandangan teori konstruktivisme, belajar merupakan

proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan

oleh siswa. Ia harus aktif dalam kegiatan pembelajaran, aktif

berfikir, menyusun konsep-konsep yang ada dan memberikan

makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang paling

menentukan gejala belajar adalah niat belajar siswa itu sendiri. Guru

tidak mentransferkan ilmu pengetahuan yang dimikinya, melainkan

membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan

dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang

Page 39: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

21

siswa dalam belajar.

Teori konstruktivisme, didefinisikan sebagai pembelajaran yang

bersifat generatif, yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari

apa yang dipelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang

memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik

antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar

sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan

pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai

dengan pengalamanya. Konstruktivisme sebenarnya bukan

merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan

kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman

demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai

pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Ratumanan (2004:45) mengemukakan bahwa karya Vygotsky

didasarkan pada dua ide utama. Pertama, perkembangan intelektual

dapat dipahami hanya bila ditinjau dari konteks historis dan budaya

pengalaman anak. Kedua, perkembangan bergantung pada sistem-

sistem isyarat mengacu pada simbol-simbol yang diciptakan oleh

budaya untuk membantu orang berfikir, berkomunikasi dan

memecahkan masalah, dengan demikian perkembangan kognitif

anak mensyaratkan sistem komunikasi budaya dan belajar

menggunakan sistem-sistem ini untuk menyesuaikan proses-proses

berfikir diri sendiri.

Menurut Slavin (Ratumanan, 2004:49) ada dua implikasi utama

teori Vygotsky dalam pendidikan. Pertama, dikehendakinya setting

kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar kelompok-kelompok

siswa dengan kemampuan yang berbeda, sehingga siswa dapat

berinteraksi dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit dan saling

memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif di

dalam daerah pengembangan terdekat/proksimal masing-masing.

Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan

perancahan (scaffolding). Dengan scaffolding, semakin lama siswa

Page 40: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

22

semakin dapat mengambil tanggungjawab untuk pembelajarannya

sendiri.

Vygotsky menekankan pentingnya memanfaatkan lingkungan

dalam pembelajaran. Lingkungan sekitar siswa meliputi orang-

orang, kebudayaan, termasuk pengalaman dalam lingkungan

tersebut. Orang lain merupakan bagian dari lingkungan, pemerolehan

pengetahuan siswa bermula dari lingkup sosial, antar orang, dan

kemudian pada lingkup individu sebagai peristiwa internalisasi.

Vygotsky menekankan pada pentingnya hubungan antara individu

dan lingkungan sosial dalam pembentukan pengetahuan

yang menurut beliau, bahwa interaksi sosial yaitu interaksi individu

tersebut dengan orang lain merupakan faktor terpenting yang dapat

memicu perkembangan kognitif seseorang. Vygotsky berpendapat

bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila

anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana

dan lingkungan yang mendukung (supportive), dalam bimbingan

seseorang yang lebih mampu, guru atau orang dewasa.

Dengan hadirnya teori konstruktivisme Vygotsky ini, banyak

pemerhati pendidikan yang megembangkan model pembelajaran

kooperatif, model pembelajaran peer interaction, model

pembelajaran kelompok, dan model pembelajaran problem poshing.

Konstruktivisme menurut pandangan Vygotsky menekankan pada

pengaruh budaya. Vygotsky berpendapat fungsi mental yang lebih

tinggi bergerak antara inter-psikologi (interpsychological) melalui

Page 41: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

23

interaksi sosial dan intrapsikologi (intrapsychological) dalam

benaknya. Internalisasi dipandang sebagai transformasi dari kegiatan

eksternal ke internal. Ini terjadi pada individu bergerak antara inter-

psikologi (antar orang) dan intra-psikologi (dalam diri individu).

Pendekatan konstruktivis sosial adalah pendekatan yang

menekankan konteks sosial dalam belajar dan bahwa pengetahuan

itu dibangun serta dikonstruksikan secara bersama-sama, (John W.

Santrock, 2011: 51).

Berdasarkan uraian mengenai teori belajar konstruktifistik di atas,

maka keterkaitan antara teori belajar dengan model pembelajaran

CIRC dan Jigsaw II yakni karena model pembelajaran tersebut

menekankan bahwa pengetahuan seseorang dapat terbentuk melalui

proses interaksi sosial. Melalui interaksi sosial, sesorang dapat

menemukan hal-hal baru serta melalui interaksi sosial pula para

siswa dapat bertukar pikiran dan dapat saling bercerita tentang

banyak hal yang diketahui individu masing-masing. Sehingga

perolehan informasi dapat terbentuk dengan mudah dan dengan cara

yang efektif.

b. Teori Humanistik

Menurut teori humanistik belajar harus dimulai dan ditujukan untuk

kepentingan memanusiakan manusia. Teori belajar humanistik

sifatnya abstrak dan lebih mendekati kajian filsafat. Teori ini lebih

Page 42: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

24

banyak berbicara tentang konsep-konsep. Dalam teori pembelajaran

humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan

untuk kepentingan memanusiakan manusia (Ely Rahmawati, 2015).

Salah satu ide penting dalam teori belajar humanistik adalah siswa

harus mempunyai kemampuan untuk mengarahkan sendiri

perilakunya dalam belajar (self regulated learning), apa yang akan

dipelajari dan sampai tingkatan mana, kapan dan bagaimana mereka

akan belajar sangat penting dalam memgarahkan kemampuan

belajarnya. Faktor motivasi dan pengalaman emosional juga sangat

mendukung dalam peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan

keinginan dari pihak si belajar, maka tidak akan terjadi asimilasi

pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya.

Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat

dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu

mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang

yang belajar, secara optimal

Menurut Anni (2011), ahli-ahli teori humanistik menunjukkan

bahwa (1) tingkah laku individu pada mulanya ditentukan oleh

bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia sekitarnya,

dan (2) individu bukanlah satu-satunya hasil dari lingkungan mereka

seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan

langsung dari dalam (internal), bebas memilih, dimotivasi oleh

keinginan untuk aktualisasi diri (self-actualization) atau memenuhi

potensi keunikan mereka sebagai manusia.

Abraham Maslow mengatakan bahwa di dalam diri individu ada dua

hal:

2. Suatu usaha yang positif untuk berkembang.

3. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Page 43: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

25

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya

untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarki. Bila seseorang

telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan

psikologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak

di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya.

Maslow Berfokus pada individu secara keseluruhan, bukan hanya

satu aspek individu, dan menekankan kesehatan daripada sekedar

penyakit dan masalah.

Berdasarkan uraian mengenai teori belajar humanistik di atas, maka

keterkaitan antara teori belajar dengan model pembelajaran Jigsaw II

adalah agar siswa dapat belajar mengarahkan sekaligus memotivasi

diri sendiri dalam belajar daripada sekedar menjadi penerima pasif

dalam proses belajar. Siswa juga belajar menilai kegunaan belajar itu

bagi dirinya sendiri.

2.1.3 Mata Pelajaran IPS Terpadu

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang

disiplin ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi,

sosiologi/antropologi, dan sebagainya.

Senada dengan pendapat Zubaedi (2011: 288), mendefinisikan ilmu

pengetahuan sosial sebagai metode pelajaran di sekolah yang di

desain atas dasar fenomena, masalah, dan realitas sosial dengan

pendekatan interdisipliner yang melibatkan berbagai cabang ilmu

Page 44: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

26

ilmu dan humaniora seperti kewarganegaraan, sejarah, geografi,

ekonomi, sosiologi, antropologi, pendidikan.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, IPS Terpadu mempelajari

masalah sosial yang terjadi di masyarakat sehingga harus memadukan

berbagai cabang ilmu sosial yang dirumuskan atas dasar realitas dan

fenomena sosial. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran IPS di SMP/MTs yang diungkapkan oleh Trianto (2010:

174-175) antara lain.

a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur

geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,

sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama.

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan

Sosial berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi

dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi

pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut

berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan

interdisipliner dan multidisipliner.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut

peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan adaptasi dan pengelolaan lingkungan

struktur, proses, dan masalah sosial, serta upaya-upaya perjuangan

hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan,

keadilan, dan jaminan keamanan.

Berdasarkan uraian tersebut, IPS Terpadu dirancang untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap

masalah sosial yang terjadi di masyarakat, melatih keterampilan

untuk mengatasi setiap masalah, serta melatih kemampuan

berkomunikasi dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan soft skill mengajarkan nilai-nilai kesopanan,

Page 45: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

27

kejujuran, serta keteladanan, sehingga siswa memiliki kepribadian

yang baik. Soft skill tidak diberikan melalui teori-teori didalam

buku pelajaran, melainkan diambil dari keteladanan guru dalam

proses belajar mengajar di sekolah.

Banyak kemampuan soft skill yang penting dalam pembelajaran,

terutama bagaimana sikap dan tindakan peserta didik ketika

menghadapi permasalahan belajar, menghadapi tekanan menjelang

ujian, membangun kerjasama maupun mengembangkan

kemampuan kreatifitas berpikir. Semua kemampuan ini bisa

dikembangkan terintegrasi melalui kegiatan pembelajaran untuk

semua mata pelajaran yang dilakukan secara interaktif langsung

dengan sentuhan kejiwaan.

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooerative Learning)

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan

strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling

bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk

mencapai tujuan belajar (Depdiknas, 2003: 5).

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini

menunjukkan efektivitas untuk berpikir secara kritis, pemecahan

masalah, dan komunikasi antaranggota. Model pembelajaran ini

memungkinkan siswa untuk bertukar pendapat dengan teman

Page 46: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

28

dalam satu kelompok untuk memecahkan masalah dan

menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Menurut Johnson dalam Miftahul Huda (2015: 111), bekerja dalam

sebuah kelompok yang terdiri dari tiga atau lebih anggota pada

hakikatnya dapat memberikan daya dan manfaat tersendiri.

Pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan benar akan dapat

menimbulkan saling ketergantungan positif antar anggota kelompok.

Anggota kelompok yang satu akan membutuhkan anggota kelompok

yang lain, sehingga secara otomatis akan terjalin kerja sama yang

saling menguntungkan.

Banyak nilai dan sikap yang dapat dibangun melalui pembelajaran

kooperatif seperti kerjasama, keberanian, terbuka, kejujuran, disiplin,

kemampuan berkomunikasi, sikap kritis dan lain sebagainya,

(Sutirman, 2013: 30).

Selain nilai yang dijelaskan di atas sesungguhnya banyak nilai lain

yang dapat dibentuk melalui pembelajaran kooperatif. Tentu saja

guru harus merancang sejak awal nilai-nilai apa saja yang akan

dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Oleh karena itu kemampuan guru dalam merancang strategi

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

menjadi hal yang penting.

Page 47: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

29

Beberapa ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif adalah.

a. Setiap anggota memiliki peran;

b. Terjadi hubungan interaksi lansung diantara peserta didik;

c. Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya

juga teman-teman kelompoknya;

d. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan

(Carin dalam Durul, 2011: 27)

Cooperatife learning juga merupakan model pembelajaran yang

menekankan aktivitas kolaborasi siswa dalam belajar yang

berbentuk kelompok, mempelajari materi pelajaran, dan

memecahkan masalah secara kolektif kooperatif. Menurut Miftahul

Huda (2015: 111), tiga konsep yang melandasi metode kooperatif,

sebagai berikut.

a. Team rewards: tim akan mendapat hadiah bila mereka mencapai

kriteria tertentu yang ditetapkan.

b. Individual accountability: keberhasialan tim bergantung pada

hasil belajar individu dari semua anggota tim. Pertanggung

jawaban berpusat pada kegiatan anggota tim dalam membantu

belajar satu sama lain dan memastikan bahwa setiap anggota siap

untuk kuis atau penilaian lainnya tanpa bantuan teman

sekelompoknya.

c. Equal opportunities for success: setiap siswa memberikan

kostribusi kepada timnya dengan cara memperbaiki hasil

belajarnya sendiri yang terdahulu. Konstribusi dari semua

anggota kelompok dinilai.

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) terjadi ketika siswa-

siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam

belajar. Kelompok pembelajaran kooperatif memiliki ukuran yang

berbeda-beda, meskipun biasanya terdiri dari empat sampai lima

siswa, tergantung dengan situasi, kondisi serta jumlah siswa di kelas

dalam beberapa kasus pembelajaran kooperatif dilakukan dalam

pasangan (dua siswa), (John, 2011: 61).

Menurut pandangan John tersebut bahwa pembelajar kooperatif

Page 48: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

30

adalah pembelajaran secara berkelompok memang benar adanya.

Jumlah dalam setiap kelompok pun berfariasi tergantung jumlah

siswa dan kondisi kelas.

Pembelajaran kooperatif mengharuskan anggota kelompok saling

bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi

pelajaran, dan tentu ada saling ketergantungan yang positif antara

siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas pembelajaran

kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik untuk saling

membantu, mencari dan mengolah informasi, mengaplikasikan

pengetahuan dan keterampilan.

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah melatih keterampilan sosial

seperti tenggang rasa, bersifat sopan terhadap teman, mengkritik

ide orang lain, berani mempertahankan pemikiran yang logis, dan

berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk membangun

hubungan interpersonal yang baik agar diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Salah satu kekurangan dalam pembelajaran kooperatif

yang mungkin terjadi adalah bahwa beberapa siswa lebih suka

bekerja sendiri (individu) karena beranggapan bahwa siswa lain

yang berprestasi rendah akan menghalangi atau memperlambat

kemajuan siswa-siswa berprestasi tinggi.

Oleh karena itu, setiap guru harus memprhatikan kekurangan ini

dan berusaha untuk menguranginya agar pembelajaran yang

dilakukan dapat berjalan secara efektif.

Page 49: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

31

2.1.5 Model Pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and

Composition (CIRC)

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

merupakan salah satu tipe model pembelajaran cooperative learning.

Pada awalnya model pembelajaran ini diterapkan dalam

pembelajaran bahasa. Dalam kelompok kecil, para siswa diberi suatu

teks/bacaan kemudian siswa latihan membaca atau saling membaca,

memahami ide pokok, saling merevisi, dan menulis ikhtisar cerita

atau memberikan tanggapan terhadap isi cerita, atau untuk

mempersiapkan tugas tertentu dari guru.

Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa

bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota

kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu

konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk

pemahaman dan pengalaman belajar yang lama. Model pembelajaran

ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar

(SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik

siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan, (Miftahul Huda, 2015:

221).

Prinsip belajar terpadu ini sejalan dengan empat pilar pendidikan

yang digariskan UNESCO dalam kegiatan pembelajaran. Empat

pilar itu adalah ”belajar untuk mengetahui (learning to know),

belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi diri

Page 50: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

32

sendiri (learning to be), dan belajar hidup dalam kebersamaan

(Learning to live together), (Depdiknas, 2002).

Langkah-langkah pembelajaran CIRC menurut Stevens dalam

Miftahul Huda (2015: 222) sebagai berikut :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara

heterogen.

2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik

pembelajaran.

3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide

pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan

ditulis pada lembar kertas.

4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.

5. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.

Dari langkah-langkah model pembelajaran CIRC sebagai berikut:

1) Pendahuluan

a. Fase Pertama, Pengenalan konsep.

Fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu konsep atau

istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama

eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru,

buku paket, atau media lainnya.

b. Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi.

Fase ini memberikan peluang pada siswa untuk mengungkap

pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan baru,

dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan

bimbingan guru minimal. Hal ini menyebabkan terjadinya

konflik kognitif pada diri mereka dan berusaha melakukan

pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil

observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk

membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan

konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan

memulai dari hal yang kongkrit. Selama proses ini siswa

belajar melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan reaksi-

reaksi dalam situasi baru yang masih berhubungan, juga

terbukti menjadi sangat efektif untuk menggiring siswa

merancang eksperimen, demonstrasi untuk diujikannya.

c. Fase Ketiga, Publikasi.

Pada fase ini Siswa mampu mengkomunikasikan hasil

temuan-temuan, membuktikan, memperagakan tentang

materi yang dibahas. Penemuan itu dapat bersifat sebagai

Page 51: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

33

sesuatu yang baru atau sekedar membuktikan hasil

pengamatannya. Siswa dapat memberikan pembuktian

terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh

teman-teman sekelasnya. Siswa siap menerima kritikan,

saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.

Menurut Saifulloh dalam Yatim Riyanto (2009: 283) Kelebihan dari

model pembelajaran terpadu atau (CIRC) antara lain:

1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan

dengan tingkat perkembangan anak;

2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat

siswa dan kebutuhan anak;

3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik

sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama;

4. Pembelajaran terpadu dapat menumbuh-kembangkan

keterampilan berpikir anak;

5. Terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis

(bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemuai

dalam lingkungan anak;

6. Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar

siswa kearah belajar yang dinamis, optimal dan tepat guna;

7. Menumbuhkembangkan interaksi sosial anak seperti kerjasama,

toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain;

8. Membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan

aspirasi guru dalam mengajar.

Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran CIRC tersebut

antara lain: Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai

untuk mata pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model ini

tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan

mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung.

Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan

masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik untuk

mencapai tujuan yang di harapkan dalam pembelajaran. Dengan

menggunakan model kooperatif tipe CIRC siswa dapat belajar

menyelesaikan persoalan dengan aktif dan melibatkan seluruh

Page 52: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

34

anggota kelompok. Model pembelajaran CIRC juga menghendaki

siswa lebih aktif 80% sedangkan guru hanya bersifat membantu dan

mengarahkan. Sehingga subjek belajar terletak pada siswa.

2.1.6 Model Pembelajaran Jigsaw II

Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh

Elliot Aronson‟s. Model pembelajaran ini didesain untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya

sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga

yang menyebutnya dengan istilah puzzele yaitu sebuah teka-teki

menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw

ini mengambil pola cara kerja sebuah gergaji (zig zag), yaitu siswa

melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan

siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Pada dasarnya, dalam

model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi

komponen-komponen yang lebih kecil. Selanjutnya guru membagi

siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat

orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap

penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan

sebaik-baiknya (Mita Jati, 2015).

Model pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model

belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa

dalam bentuk kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif model

jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa

belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara

heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan

bertanggung jawab secara mandiri.

Page 53: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

35

Jigsaw tipe II dikembangkan oleh Slavin dengan sedikit perbedaan.

Dalam belajar kooperatif tipe Jigsaw, secara umum siswa

dikelompokkan secara heterogen dalam kemampuan. Siswa diberi

materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya untuk

dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan

untuk menjadi ahli (expert) pada suatu aspek tertentu dari materi

tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, “ahli” dari

kelompok berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama

dari kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” di konsep yang ia

pelajari. Kemudian kembali ke kelompok semula untuk mengajarkan

topik yang mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir

diberikan tes atau assessment yang lain pada semua topik yang

diberikan (Sutirman, 2013: 35).

Menurut Miftahul Huda (2015: 116), prosedur model Jigsaw II

adalah sebagai berikut.

1. Siswa secara individu maupun kelompok (heterogen) mengkaji

bahan ajar

2. Dibentuk kelompok ahli (homogen) untuk diskusi pendalaman

bahan ajar yang dibaca.

3. Kembali ke kelompok asal (heterogen) , siswa menjadi peer-

tutor terhadap satu sama lain. Terjadi pembentukan pengetahuan

secara berkelompok (social consruction of knowledge).

4. Tes/kuis untuk mengukur kemampuan siswa secara individual.

5. Diskusi terbuka, sementara guru memberikan penguatan.

Sementara menurut Sutirman (2013: 35), langkah-langkah

pelaksaan metode Jigsaw II adalah sebagai berikut:

1. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok.

Page 54: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

36

2. Tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa heterogen.

3. Setiap kelompok mempunyai tugas untuk mempelajari materi

dengan jumlah topik sebanyak anggota kelompok.

4. Anggota dalam setiap kelompok mendapat tugas untuk

memahami materi yang berbeda.

5. Siswa yang mendapat tugas dengan materi yang sama dari

kelompok yang berbeda berkumpul menjadi kelompok ahli.

6. Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok ahli, anggota

kelompok ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk

menjelaskan materi yang dipelajarinya kepada teman-teman satu

kelompok.

7. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.

8. Tiap minggu dilakukan evaluasi individu dan kelompok.

9. Siswa dan kelompok yang mendapat nilai sempurna diberi

penghargaan.

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Jigsaw II

1. Kelebihan

a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah

ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada

rekan-rekannya.

b. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu

yang lebih singkat.

c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif

dalam berbicara dan berpendapat.

2. Kelemahan

a. Prinsip utama dalam pembelajaran ini adalah „peer teaching’,

pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala

karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang

akan didiskusikan bersama siswa lain.

b. Pembelajaran akan menjadi kurang efektif apabila siswa tidak

memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan

materi pada teman.

c. Record siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa

harus sudah dimiliki oleh guru dan biasanya butuh waktu

yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam

kelas tersebut.

d. Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum

model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

e. Aplikasi metode ini pada kelas yang lebih besar (lebih dari 40

siswa) sangatlah sulit.

(Mita Jati, 2015).

Page 55: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

37

Dalam model kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak

kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi

yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi.

2.1.7 Konsep Diri

Konsep diri merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri

sendiri yang relatif sulit diubah. Konsep diri tumbuh dari interaksi

seseorang dengan orang-orang lain yang berpengaruh dalam

kehidupannya, biasanya orang tua, guru, dan teman-teman.

Konsep diri merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi tingkah laku. Para pendidik menjadi semakin sadar

akan dampak konsep diri terhadap tingkah laku dan terhadap

hasil belajarnya.

Burns dalam Slameto (2015: 182) menyatakan konsep diri adalah

gambaran yang bersifat individu dan sangat pribadi, dinamis, dan

evaluatif yang masing-masing orang mengembangkannya di dalam

transaksi- transaksinya dengan lingkungan kejiwaannya dan yang

dia bawa-bawa di dalam perjalanan hidupnya..

Mulyana (2011: 7) konsep diri adalah pandangan individu mengenai

siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang

diberikan orang lain kepada diri individu sedangkan menurut

Rakhmat (2007:93) Konsep diri adalah pandangan dan perasaan

tentang diri kita sendiri baik bersifat psikologi, sosial maupun fisis.

Page 56: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

38

Sedangkan menurut Hurlock dalam Gufron (2012: 13) mengatakan

bahwa konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri

sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis,

sosial, emosional aspiratif, dan hasil yang dicapai. Konsep diri

juga berati gambaran tentang dirinya sendiri dalam bandingannya

dengan orang lain.

Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang

mengenai dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman

yang dia peroleh dari interaksi dengan lingkungan (Agustiani, 2006:

138). Mengenai penjelasan tersebut bahwa konsep diri adalah

semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui

individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam

berhubungan dengan orang lain.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa

konsep diri merupakan pendapat tentang dirinya sendiri, pendapat

tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki individu

dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau

evaluasi dari orang lain yang mengenal dirinya. Dalam

kehidupan sehari-hari secara tidak langsung individu telah menilai

dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri meliputi watak

dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya

termasuk orang yang berpenampilan menarik atau tidak.

Page 57: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

39

Menurut Narti (2014: 5) konsep diri dapat dilihat dari dua

perspektif yaitu, perspektif konsep diri positif dan perspektif

konsep diri negatif yaitu.

1. Perspektif konsep diri positif

a. Pemahaman diri

b. Kesadaran diri

c. Perasaan harga diri

d. Kompetensi

e. Kecukupuan

f. Tidak merasa khawatir

g. Kepercayaan

h. Penghargaan

2. Perspektif konsep diri negatif

a. Perasaan rendah diri

b. Perasaan tidak memadai

c. Merasa gagal

d. Merasa tidak berharga dan aman

Pada hakikatnya, bila seseorang diterima, disetujui, dan disukai

sebagai apa dia dan sadar akan hal itu, maka suatu konsep diri yang

positif akan menjadi milik dirinya. Bila orang lain, orang tua,

teman-teman sebaya, guru-guru, meremehkan dia, menolak dia,

mengkritik dia mengenai tingkah laku dan keadaan fisiknya, maka

penghargaan terhadap diri atau harga diri yang kecil yang

kemungkinan akan timbul. Sebagaimana seseorang dinilai oleh

orang lain begitu pula dia akan menilai dirinya sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Wahid dan

Nurul (2007: 238-239) yaitu.

1. Tingkat perkembangan dan kematangan

Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan, dan

pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya. Seiring

perkembangannya, faktor-faktor yang mempengaruhi konsep

diri individu akan mengalami perubahan.

Page 58: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

40

2. Keluarga dan budaya

Individu cenderung mengadopsi berbagai nilai yang terkait

dengan konsep diri orang-orang yang terdekat dari dirinya.

Dalam konteks ini, anak-anak banyak mendapat pengaruh

nilai dari budaya tempat ia tinggal.

3. Faktor eksternal dan internal

Kekuatan dan perkembangan individu sangat berpengaruh

terhadap konsep diri mereka. Pada dasarnya, individu memiliki

dua sumber kekuatan, yakni sumber eksternal dan sumber

internal.

4. Pengalaman

Ada kecenderungan bahwa konsep diri yang tinggi berasal dari

pengalaman masa lalunya yang sukses dan ada pula pengalaman

masa lalu yang gagal.

5. Penyakit

Kondisi sakit juga dapat mempengaruhi konsep diri seseorang.

6. Stresor

Stresor dapat mempengaruhi konsep diri seseorang apabila

ia mampu mengatasinya dengan sukses.

Konsep diri menjadi sebuah proses yang berkelanjutan, bukan

lagi bersifat statis tetapi mampu untuk menyesuaikan kembali

dan berkembang sebagai pengalaman-pengalaman baru yang

terintegrasikan. Lalu konsep diri menjadi berlandaskan pada

pengalaman-pengalaman yang sejati, terbuka, dan peka terhadap

perasaan-perasaan dari orang lain dan terhadap realitas-realitas

lingkungannya.

Page 59: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

41

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah

ini dan sudah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Penelitian yang relevan dengan variabel.

Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

Asnur Vevy

(2013)

Perbedaan Moralitas

Siswa dalam

Pembelajaran IPS

Terpadu Menggunakan

Model Pembelajaran

Berbasis Portofolio dan

Model Pembelajaran

Contectual Teaching And

Learning (CTL) Dengan

Memperhatikan

Kecerdasan Intrapersonal

Dan Interpersonal Siswa

SMP Negeri 28 Bandar

Lampung Tahun

Pelajaran

2013/201

Ada perbedaan Moralitas

siswa dalam

Pembelajaran IPS

Terpadu antara Siswa

yang Memiliki

Kecerdasan

Intrapersonal dan

Interpersonal dengan

perhitungan F hitung 13,809 > F tabel 4,17.

Fatiyah (2015) Pengaruh Soft Skill

Terhadap Pelaksanaan

Praktik Industri Siswa

Jurusan Teknik Gambar

Bangunan Smk Negeri 1

Adiwerna Kabupaten

Tegal

Soft skill memiliki

peranan yang signifikan

terhadap pelaksanaan

Praktik industri siswa

Jurusan Teknik Gambar

Bangunan SMK Negeri 1

Adiwerna. Dengan nilai

Sig (0,028) < α (0,05)

dengan besarnya

pengaruh R2 = 0,1767

artinya soft skill

mempengaruhi

pelaksanaan praktik

industri sebesar 17,67%

Page 60: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

42

Tabel 2. Penelitian yang relevan dengan variable (lanjutan)

Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

Akrom

Khasani

(2012)

Pengaruh Penerapan Model

Pembelajaran CIRC

(Cooperative Integrated

Reading and Composition)

terhadap Hasil Belajar Siswa

Kelas X Materi Pokok

Listrik Dinamis di MANU

Limpung Tahun Pelajaran

2011/2012

Berdasarkan perhitungan t-

tes dengan taraf signifikasi

= 5% diperoleh t hitung=

1,99, sedangkan t tabel =

1,67. Karena t hitung > t

table maka berarti rata-rata

hasil belajar siswa pada

mata pelajaran fisika

materi pokok listrik

dinamis dengan

penggunaan model

pembelajaran CIRC

berpengaruh positif

terhadap hasil belajar

siswa kelas X pada materi

pokok Listrik Dinamis di

MANU Limpung Tahun

Pelajaran

2011/2012.

Esti

Nugrahani

(2011)

Efektivitas Model

Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw II Terhadap

Motivasi Belajar Dan

Prestasi Belajar Matematika

Siswa Smp Muhammadiyah

2 Sapuran Wonosobo

Berdasarkan analisis

diperoleh pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw II

lebih efektif dibandingkan

pembelajaran

konvensional terhadap

motivasi belajar ((sig.)

0,044 amp;#945; = 0,05)

dan prestasi belajar

matematika (besar nilai

(sig.) 0,041 amp;#945; =

0,05).

Susi Sri

Sulastri

(2012)

Pengaruh Konsep Diri dan Kebiasaan Belajar Terhadap

Hasil Belajar Akuntansi

Siswa Kelas XI IPS

Madrasah Aliyah Negeri

Yogyakarta II Tahun Ajaran

2011/2012

Konsep Diri dan Kebiasaan Belajar secara

bersama-sama

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Hasil

Belajar Akuntansi yang

ditunjukkan dengan

persamaan Y = 11,561

+ 0,507 X1 + 0,182 X2

dengan koefisien korelasi

(rx1y ) sebesar 0,550,

koefisien determinasi (r2)

sebesar 0,302. Fhitung

sebesar 13,868 dan Ftabel

sebesar 3,14. Sedangkan

Page 61: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

43

Tabel 2. Penelitian yang relevan dengan variable (lanjutan)

Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

efektif pada variabel

Konsep Diri sebesar

17,7% dan variabel

Kebiasaan Belajar sebesar

12,5%.

2.3 Kerangka Pikir

Banyak pendidik yang hanya memperhatikan hasil belajar ranah kognititf

saja dan kurang memperhatikan hasil belajar ranah aspek afektif siswa

mengenai soft skill siswa. Upaya melatih soft skill siswa dapat

menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran

kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa saling

bekerjasama, berkomunikasi, dan berbagi pengetahuan dengan teman

yang lain serta mulai belajar untuk menyampaikan pendapatnya. Pada

model pembelajaran kooperatif ini diharapkan siswa dapat

mengembangkan soft skillnya.

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran kooperatif, yaitu kooperatif tipe Cooperative Integrated

Reading And Composition (CIRC) dan tipe Jigsaw II. Variabel terikat

(dependen) dalam penelitian ini adalah soft skill siswa melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC) dan tipe Jigsaw II. Variabel moderator dalam

penelitian ini adalah Konsep Diri dalam mata pelajaraan IPS Terpadu.

Page 62: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

44

1. Perbedaan Antara Soft Skill Pada Siswa Yang Pembelajarannya

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

Dibandingkan Dengan Soft Skill Siswa Yang Pembelajarannya

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu.

Kooperatif mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai

tujuan bersama. Falsafah yang mendasari model pembelajaran

kooperatif dalam pendidikan adalah falsafah homo socius, yang

menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama

merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana

siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu dan

memahami materi, menyelesaikan tugas atau kegiatan lain agar

semua mencapai hasil belajar yang tinggi. Ada beberapa tipe

pembelajaran kooperatif, diantaranya tipe CIRC dan Jigsaw II. Kedua

model kooperatif tersebut memiliki langkah- langkah yang berbeda

namun tetap satu jalur yaitu pembelajaran secara kelompok yang

berpusat pada siswa (student centered) dan guru hanya sebagai

fasilitator.

Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

menuntut peserta didik bertanggung jawab terhadap tugas kelompok.

Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk

memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas, sehingga terbentuk

pemahaman dan pengalaman belajar yang lama. Model Cooperative

Integrated Reading and Composition menurut Stevens (dalam Huda

2013:222) memiliki langkah-langkah penerapan sebagai berikut.

a. Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 4 peserta didik.

b. Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran.

Page 63: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

45

c. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide

pokok yang terdapat dalam wacana kemudian memberikan

tanggapan terhadap wacana yang ditulis pada lembar kertas.

d. Peserta didik mempresentasikan/membacakan hasil diskusi

kelompok.

e. Guru memberikan penguatan (reinforcement).

f. Guru dan peserta didik bersama-sama membuat simpulan.

Pada model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

Composition, guru membentuk kelompok-kelompok heterogen yang

masing-masing terdiri dari empat orang siswa. Guru memberikan

wacana sesuai dengan topik pembelajaran. Kemudian siswa bekerja

sama saling membacakan dan menemukan ide pokok kemudian

memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis pada lembar

kertas. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru dan

siswa bersama-sama membuat kesimpulan. Lalu sebagai kegiatan

penutup, siswa diberikan dua tugas berkaitan dengan materi yang telah

diberikan guru yaitu tugas portofolio dan tugas proyek.

Menurut Miftahul Huda (2015: 116), prosedur model Jigsaw II adalah

sebagai berikut.

1. Siswa secara individu maupun kelompok (heterogen) mengkaji

bahan ajar.

2. Dibentuk kelompok ahli (homogen) untuk diskusi pendalaman

bahan ajar yang dibaca.

3. Kembali ke kelompok asal (heterogen) , siswa menjadi peer-tutor

terhadap satu sama lain. Terjadi pembentukan pengetahuan secara

berkelompok (social consruction of knowledge).

4. Tes/kuis untuk mengukur kemampuan siswa secara individual.

5. Diskusi terbuka, sementara guru memberikan penguatan

Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition

(CIRC) lebih menekankan untuk melatih sikap toleransi dan interaksi

sosial siswa, hal ini dikarenakan peserta didik bekerja sama saling

Page 64: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

46

membacakan dan menemukan ide pokok yang terdapat dalam

wacana kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis

pada lembar kertas. Sedangkan pada model pembelajaran Jigsaw II

menekankan siswa untuk belajar bertanggung jawab dalam kerja sama

tim.

2. Soft Skill Siswa Yang Memiliki Konsep Diri Positif Yang

Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe CIRC Diduga Akan Lebih Tinggi Dibandingkan

Dengan Yang Pembelajaannya Menggunakan Model Kooperatif

Tipe Jigsaw II Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu.

Menurut Narti (2013: 5), konsep diri merupakan gambaran seseorang

tentang dirinya, pengharapan seseorang tentang dirinya, dan penilaian

seseorang tentang dirinya yang dapat berubah karena berinteraksi

dengan lingkungannya. Indikator siswa yang memiliki konsep diri

positif adalah memiliki pemahaman diri, kesadaran diri, perasaan

harga diri, kompetensi, kecukupuan, tidak merasa khawatir,

kepercayaan diri, dan penghargaan diri.

Model pembelajaran CIRC adalah model pembelajaran terpadu yang

dapat menumbuhkembangkan interaksi sosial siswa, seperti

kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang

lain (Huda, 2015: 221). Hal ini sesuai dengan pendapat Johnson

yaitu pembelajaran kooperatif berarti bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama.

Pembelajaran pada model pembelajaran CIRC untuk siswa yang

memiliki konsep diri positif akan lebih aktif dan interaktif.

Page 65: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

47

Model ini membutuhkan siswa yang memiliki kepercayaan diri yang

tinggi, memiliki kemampuan dan kompetensi sehingga dapat

menerima materi yang di berikan guru, kemudian dapat menjelaskan

ke teman sekelasnya. Untuk dapat menerapkan model pembelajaran

ini diperlukan kepercayaan diri serta kemampuan komunikasi setiap

siswa. Hal ini dikarenakan untuk dapat berbicara di depan kelas

dibutuhkan rasa percaya diri siswa agar apa yang disampaikan

terhadap teman sekelasnya dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena

itu, model pembelajaran ini akan berjalan dengan baik pada siswa

yang memiliki konsep diri positif.

Model pembelajaran Jigsaw II menuntut siswa aktif dalam hal

berfikir dan harus mengoptimalkan kemampuan logis dan kreatifitas

siswa agar dapat menyampaikan materi yang diberikan agar mudah di

pahami dan dicerna oleh anggota kelompoknya. Pada hakikatnya

setiap peserta didik harus mampu menyampaikan atau mengutarakan

kembali dari apa yang ia dengar dan diskusikan dari kelompok

homogen (kelompok ahli) untuk disampaikan kembali ke kelompok

heterogen (kelompok asal). Kemampuan komunikasi yang baik

diperlukan untuk setiap penyampaian materi, serta tanggung jawab

setiap peserta didik sangat dituntut dalam model pembelajaran ini.

Sehingga model pembejaran Jigsaw II dapat dipraktikan untuk siswa

yang memiliki konsep diri negatif.

Page 66: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

48

3. Soft Skill Siswa Yang Memiliki Konsep Diri Negatif Yang

Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw II Diduga Akan Lebih Tinggi

Dibandingkan Dengan Yang Pembelajaannya Menggunakan

Model Kooperatif Tipe CIRC Pada Mata Pelajaran IPS

Terpadu.

Konsep diri negatif merupakan penilaian terhadap diri sendiri yang

negatif sehingga menimbulkan sikap yang menimbulkan soft skill

siswa terganggu. Indikator konsep diri negatif menurut Narti

(2014: 5) adalah perasaan rendah diri, perasaan tidak memadai,

merasa gagal, merasa tidak berharga dan aman. Pada model

pembelajaran CIRC, siswa yang memiliki konsep diri negatif akan

sulit menyampaikan materi ke teman dalam sekelasnya terlebih

kepada guru mata pelajaran tersebut, hal ini dikarenakan perasaan

rendah diri, tidak mampu dan merasa tidak bisa sehingga

menimbulkan rasa tidak percaya diri siswa serta tidak optimalnya

penerapan soft skill yang dimilikinya.

Model CIRC memberi tuntutan individu untuk berani menyampaikan

materi atau hasil diskusi akhir di depan kelas. Di dalam proses

penyampaian dibutuhkan rasa percaya diri, kemampuan komunikasi

serta keberanian untuk mendapatkan pertanyaan dan menghargai

pendapat orang lain. Sedangkan ketika temannya menjelaskan di

depan kelas, guru dan siswa yang lain mendengarkan agar tujuan

pembelajaran tercapai. Siswa yang memiliki konsep diri negatif tentu

akan kesulitan dalam pembelajaran CIRC.

Page 67: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

49

Sedangkan pada model pembelajaran Jigsaw II, siswa juga dituntut

untuk menyampaikan materi dari kelompok ahli ke kelompok asal.

Namun dalam proses penyampaian tersebut tidak dilakukan di depan

kelas sehingga model pembelajaran ini dapat melatih keberanian siswa

untuk berkomunikasi serta melatih siswa untuk bertanggung jawab

terhadap teman anggota kelompoknya. Untuk siswa yang memiliki soft

skill dengan konsep diri negatif model pembelajaran Jigsaw II akan

dapat melatih kemampuan soft skill terhadap konsep diri siswa

tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat Ratumanan (2004:45) mengemukakan

bahwa karya Vygotsky didasarkan pada dua ide utama. Pertama,

perkembangan intelektual dapat dipahami hanya bila ditinjau dari

konteks historis dan budaya pengalaman anak. Kedua, perkembangan

bergantung pada sistem-sistem isyarat mengacu pada simbol-simbol

yang diciptakan oleh budaya untuk membantu orang berfikir,

berkomunikasi dan memecahkan masalah, dengan demikian

perkembangan kognitif anak mensyaratkan sistem komunikasi budaya

dan belajar menggunakan sistem-sistem ini untuk menyesuaikan

proses-proses berfikir diri sendiri.

4. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Dengan

Konsep Diri Terhadap Soft Skill Siswa Pada Mata Pelajaran

IPS Terpadu.

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran

gotong royong dengan mengelompokkan siswa ke dalam kelompok

Page 68: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

50

yang heterogen agar siswa bersosialisasi, bekerja sama, menambah

wawasan satu sama lain, dan bertukar pikiran dalam memecahkan

masalah, pembahasan materi dan penyelesaian soal yang

diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif terus

dikembangkan karena melalui metode pembelajaran ini

kemampuan berfikir, mengeluarkan pendapat, rasa percaya diri

siswa dalam mengerjakan soal dapat ditingkatkan.

Menurut pendapat Huda (2013: 34), pembelajaran kooperatif

mendorong siswa agar sukses bersama dengan teman-temannya untuk

satu tujuan yang nantinya juga bisa dirasakan bersama-sama. Setiap

anggota kelompok saling memberikan kekuatan-kekuatan sosial

antarsatu sama lain dalam merespon upayanya masing-masing untuk

menyelesaikan tugas kelompok.

Konsep diri sangat berkaitan dengan pembelajaran kooperatif, karena

inti pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan kompetensi peserta

didik dalam berinteraksi dengan orang lain (Sani, 2013: 187).

Siswa yang memiliki konsep diri positif atau negatif dapat saling

mendukung dan saling membantu ketika belajar dengan model

pembelajaran kooperatif sehingga pembelajaran kooperatif akan

berjalan dengan baik.

Sementara soft skill merupakan jenis keterampilan yang lebih banyak

terkait dengan sensitivitas perasaan seseorang terhadap lingkungan

disekitarnya. Karena soft skill terkait dengan keterampilan

Page 69: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

51

psikologis, maka dampak yang diakibatkan lebih abstrak namun tetap

bisa dirasakan seperti misalnya perilaku sopan, disiplin, keteguhan

hati, percaya diri, kemampuan untuk dapat bekerjasama, membantu

orang lain dan sebagainya. (Seminar Nasional V SDM Teknologi

Nuklir Yogjakarta, 2009)

Penelitian ini, di duga soft skill siswa yang memiliki konsep diri

positif akan optimal ketika diajarkan menggunakan model CIRC.

Sedangkan siswa yang memiliki konsep diri negatif akan optimal soft

skill nya ketika diajarkan menggunakan model Jigsaw II. Berdasarkan

uraian di atas, maka kerangka pikir penelitian ini dapat

divisualisasikan sebagai berikut.

Gambar 1.Kerangka Pikir

Model Pembelajaran

Cooperative Integrated Reading Composition (X2)

Jigsaw II

Konsep diri positif/

negatif

Soft skill

Konsep diri positif/

negatif

Soft skill

Page 70: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

52

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

1. Terdapat perbedaan antara soft skill pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe CIRC dibandingkan dengan yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada

mata pelajaran IPS Terpadu.

2. Soft skill pada siswa yang memiliki konsep diri positif yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe CIRC akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang

pembelajaannya menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II

pada mata pelajaran IPS Terpadu.

3. Soft skil pada siswa yang memiliki konsep diri negatif yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe CIRC akan lebih rendah dibandingkan dengan yang

pembelajaannya menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II pada

mata pelajaran IPS Terpadu.

4. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan

konsep diri terhadap soft skill siswa pada mata pelajaran IPS

Terpadu.

Page 71: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimental semu

(quasi eksperimental design). Penelitian eksperimen semu dapat diartikan

sebagai penelitian yang mendekati eksperimen. Bentuk penelitian ini

banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan

subjek yang diteliti adalah manusia, (Sukardi, 2009:16).

3.1.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, diketahui desain variabel yang belum di

manipulasi (model pembelajaran CIRC dan Jigsaw II) disebut variable

eksperimental (X1), sedang variabel bebas yang kedua disebut variable

kontrol (X2), dan variabel ketiga disebut variabel moderator yaitu

konsep diri. Kelompok sampel ditentukan secara random dan diperoleh

kelas VIII8 sebagai kelas eksperimen yang melaksanakan model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan kelas VIII10 sebagai kelas

kontrol melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

Dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol terdapat siswa yang

Page 72: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

54

memiliki konsep diri positif dan negatif. Desain penelitian sebagai

berikut. Desain penelitian digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Desain Penelitian Eksperimen

Penelitian ini membandingkan dua model pembelajaran yaitu CIRC

dan Jigsaw II terhadap soft skill siswa di kelas VIII8 dan VIII10 dengan

keyakinan bahwa kedua model pembelajaran mempunyai pengaruh

yang berbeda terhadap soft skill siswa dengan memperhatikan konsep

diri.

Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dipilih secara

random menggunakan teknik undian. Kelas VIII8 melaksanakan

model pembelajaran kooperatif CIRC sebagai kelas eksperimen dan

kelas VIII10 melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

II sebagai kelas kontrol.

Model

Pembelajaran

Konsep Diri

Positif (A1)

Negatif (A2)

Kooperatif

Tipe CIRC

Kooperatif

Tipe Jigsaw

II

B1 B2

Soft Skill

(A1,B1)

Soft Skill

(A1,B2)

Soft Skill

(A2,B1)

Soft Skill

(A2,B2)

>

<

Page 73: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

55

3.1.2 Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk

mengetahui jumlah kelas yang menjadi populasi kemudian

digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Selain itu, untuk

memastikan bahwa setiap kelas dalam populasi merupakan kelas-

kelas yang mempunyai kemampuan relatif sama, atau tidak adanya

kelas unggulan.

b. Melakukan wawancara terhadap guru bidang studi IPS Terpadu

untuk mengetahui beberapa permasalahan yang ada serta untuk

mengetahui jumlah kelas yang menjadi populasi kemudian

digunakan sebagai sampel dalam penelitian.

c. Menetapkan sampel penelitian yang dilakukan dengan teknik

cluster random sampling.

d. Pengambilan data angket untuk mengetahui siswa yang

memiliki konsep diri positif dan konsep diri negatif.

e. Memberikan perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

a. Pada kelas eksperimen, guru menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Guru menjelaskan

materi ajar. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang

siswa secara heterogen. Kemudian guru memberikan

wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran. Guru

menginstruksikan siswa bekerja sama saling membacakan dan

Page 74: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

56

menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap

wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas. Setelah selesai

memberikan tanggapan terhadap wacana yang diberikan

kemudian setiap kelompok mempresentasikan /membacakan

hasil diskusi kelompoknya. Kelompok lain bebas memberikan

tanggapan serta pertanyaan kepada kelompok persentasi. Setelah

diskusi selesai guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.

b. Pada kelas kontrol, guru menggunakan model Jigsaw II. Guru

hanya sebagai fasilitator. Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok secara acak. Guru membagi materi pelajaran

dan soal di tiap kelompok yang akan dibahas kemudian tiap

kelompok. Dalam satu kelompok masing-masing anggota

mendapat materi yang berbeda-beda (kelompok heterogen).

Guru kemudian menginstruksikan kepada siswa dengan materi

yang sama untuk berkumpul membentuk satu kelompok yang

sama (homogen), inilah yang disebut dengan kelompok ahli atau

tim ahli. Setelah membentuk kelompok baru (homogen) siswa

saling berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai materi yang

sama. Selanjutnya, para anggota tim ahli kembali ke kelompok

asalnya (heterogen) dan menjelaskan kembali materi yang

didapat kepada anggota kelompok asal. Kemudian guru

memberikan kuis kepada siswa secara individual untuk

mengetahui penguasaan materi siswa. Selanjutnya diskusi

terbuka sementara guru memberikan penguatan.

Page 75: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

57

c. Pertemuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu 6-7

kali pertemuan.

d. Melakukan penilaian melalui lembar observasi untuk mengukur

soft skill siswa.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Belitang Madang Raya Tahun Pelajaran 2016/2017 yang

terdiri dari 10 kelas sebanyak 289 siswa.

3.2.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitiaan ini dilakukan dengan

teknik cluster random sampling. Sampel penelitian ini diambil dari

populasi sebanyak 10 kelas, yaitu VIII1, VIII2, VIII3, VIII4, VIII5, VIII6,

VIII7, VIII8, VIII9 dan VIII10. Dari hasil teknik cluster random

sampling diperoleh kelas VIII8 dan VIII10 , sebagai sampel kemudian

kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Dari hasil pengundian diperoleh kelas VIII8 sebagai kelas

eksperimen yang menggunakan model CIRC dan kelas VIII10 sebagai

kelas kontrol yang menggunakan model Jigsaw II. Jumlah

keseluruhan sampel adalah 54 siswa dengan rincian kelas VIII10

sebanyak 27 siswa, dan kelas VIII8 sebanyak 27 siswa.

Page 76: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

58

3.3 Variabel Penelitian

Penelitan ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel bebas

(independent), variabel terikat (dependent) dan variabel moderator.

3.3.1 Variabel bebas (independent)

Variabel bebas dilambangkan dengan X adalah variabel penelitian

yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam

penelitian ini terdiri dari dua, model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Compositian (CIRC) sebagai kelas

eksperimen (VIII8) dilambangkan dengan X1, dan model

pembelajaran Jigsaw II sebagai kelas kontrol (VIII10) dilambangkan

dengan X2.

3.3.2 Variabel terikat (dependent)

Variabel terikat dengan lambang Y adalah variabel yang akan

diukur untuk mengetahui pengaruh lain, sehingga sifatnya

bergantung pada variabel lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya

adalah Soft Skill.

3.3.3 Variabel moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi

(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat. Diduga konsep diri mempengaruhi

Page 77: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

59

(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara model

pembelajaran dengan Soft Skill yaitu melalui model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Compositian

(CIRC) dan Jigsaw II.

3.4 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

3.4.1 Definisi Konseptual

1. Soft skill adalah kemampuan afektif yang dimiliki oleh seseorang.

Dengan kata lain soft skill adalah kemampuan yang dimiliki

sesorang, yang tidak bersifat kognitif, tetapi lebih bersifat afektif

yang memudahkan seseorang untuk mengerti kondisi psikologis

diri sendiri, mengatur ucapan, pikiran dan sikap serta perbuatan

yang sesuai dengan norma masyarakat, berkomunikasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Konsep diri merupakan suatu kepercayaan, penilaian atau

gambaran terhadap dirinya. Konsep diri tumbuh dari interaksi

seseorang dengan orang lain yang berpengaruh dalam

kehidupannya, biasanya orang tua, guru dan teman-teman. Dengan

kata lain, konsep diri adalah penilaian seseorang tentang dirinya

sendiri, kemampuan dirinya, ramalan tentang dirinya dan

anggapan akan keahlian dirinya. Konsep diri berlandaskan pada

pengalaman-pengalaman yang sejati, terbuka dan peka terhadap

perasaan-perasaan dari orang lain dan terhadap realitas-realitas

Page 78: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

60

lingkungan. Konsep diri terbagi dua yaitu konsep diri positif dan

konsep diri negatif.

3.4.2 Definisi Oprasional Variabel

Soft skills adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang tidak bersifat

kognitif, tetapi lebih bersifat afektif. Indikator soft skills yaitu, kejujuran,

tanggung jawab, kemampuan bekerja sama, kemampuan beradaptasi,

kemampuan berkomunikasi, toleran, kemampuan menjadi pemimpin dan

kemampuan untuk selalu berusaha (effort).

Tabel 3. Kisi-kisi Opersional Soft Skill Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Soft Skill 1. Kejujuran

2. Tanggung Jawab

3. Kemampuan

bekerja sama

4. Kemampuan

beradaptasi

5. Kemampuan

berkomunikasi

6. Toleran

7. Kemampuan

menjadi

pemimpin

8. Kemampuan

untuk selalu

berusaha (effort

Bersikap jujur ketika diberikan

tugas individu/mandiri.

Bertanggun jawab atas tugas

yang diberikan kepadanya.

Saling bekerja sama dalam

menyelesaikan tugas yang

diberikan.

Siswa selalu terbisa dengan

anggota kelompok yang bukan

teman akrabnya (penyesuaian

diri)

Komunikasi lisan (bertanya dan

menjawab)

Menghargai pendapat temanya

Mengajukan diri untuk menjadi

ketua tanpa harus ditunjuk.

Terpacu untuk terus

meningkatkan hasil belajranya

apabila hasil belajarnya tersebut

dirasa kurang memuaskan

1, 9

2

3, 11

4, 14, 18, 25

5

6, 15, 19,

20,

7,

8, 5, 10, 21,

22, 23, 24,

25, 30

Page 79: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

61

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, peneliti menggunakan

teknik sebagai berikut:

3.5.1 Observasi

Hadi dalam Sugiyono (2010: 203), mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik observasi

dilakukan secara langsung dan terstruktur dengan dua objek yaitu

guru dan siswa. Selain itu, observasi dilakukan untuk mengetahui soft

skill siswa dengan menggunakan lembar observasi.

3.5.2 Angket (kuesioner)

Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Sugiyono,

2013:199). Apabila ada kesulitan dalam memahami kuesioner,

responden bisa langsung bertanya kepada peneliti. Angket

ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai konsep diri

siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan

skala Smantik Diferensial, peneliti dapat meneliti jawaban yang

dapat dibuat dalam bentuk dua pertanyaan positif dan negatif.

Page 80: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

62

3.6 Uji Persyaratan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang lengkap, maka peneliti harus memiliki

alat instrumen yang baik. Sebuah instrumen dapat dikatakan baik sebagai

alat ukur jika memenuhi dua syarat, yaitu memiliki validitas dan

reliabilitas.

3.6.1 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrument dalam penelitian ini menggunakan

rumus keofisien Product Moment dari Pearson dengan bantuan SPSS

12 for windows.

Adapun rumus korelasi Product

Moment

∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Keterangan:

rhit = koefisien korelasi antara variabel X dan variable Y

∑X = Skor butir soal

∑Y = Skor total

(Suharsimi Arikunto, 2015:170)

Dengan kriteria pengujian jika harga r hitung > r tabel dengan α=0,05

maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r

hitung < r tabel maka alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid.

Page 81: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

63

Hasil perhitungan uji validitas angket konsep diri dari 35 item soal

pernyataan terdapat 7 item yang tidak valid yaitu item soal nomor 3,

12, 17, 26, 27, 28 dan 34. Kemudian item yang tidak valid tersebut

dibuang.

3.6.2 Uji reliabilitas instrumen

Suatu tes dapat dikatakan memiliki reliabel yang tinggi jika tes tersebut

dapat memberi hasil yang tetap dalam jangka waktu tertentu. Sukardi,

(2003: 126) suatu instrumen dikatakan mempunyai nilai reliabilitas

yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten

dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu

tes memiliki persyaratan maka semakin yakin kita dapat menyatakan

bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika

dilakukan kembali.

Uji reliabilitas tes menggunakan rumus Alpha :

r11 =

2

)(1

1tnS

MnM

n

n

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

N = banyaknya butir soal

∑αb2

∑αt2

= jumlah varians pertanyaan

αt2

= varians total

(Suharsimi Arikunto, 2015:180)

Page 82: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

64

Dan untuk mengukur angket menggunakan rumus alpha juga,

sebagai berikut.

(

( )) (

)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

N = banyaknya butir soal

∑αb2

∑αt2

= jumlah varians pertanyaan

αt2

= varians total

(Suharsimi Arikunto, 2015:109)

Besarnya reliabilitas dikategorikan seperti pada tabel berikut. Tingkat

besarnya koefisien korelasi

Tabel 4. Tingkat Besarnya Koefisien Korelasi

No. Nilai r11 Keterangan

1 0,00 samapi 0,20 Sangat rendah

2 0.20 sampai 0,40 Rendah

3 0,40 sampai 0,60 Cukup

4 0,60 sampai 0,80 Tinggi

5 0,89 sampai 1,00 Sangat tinggi

(Suharsimi Arikunto, 2002:245)

Hasil perhitungan uji coba reliabilitas konsep diri siswa sebesar 0.889.

Sesaui dengan koefisien korelasi konsep diri pada tabel diatas berarti

item angket tersebut tergolong angket yang memiliki reliabilitas

sangat tinggi.

Page 83: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

65

3.7 Uji Persyaratan Analisis Data

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors berdasarkan sampel

yang akan diuji hipotesisnya, apakah sampel berdistribusi normal atau

sebaliknya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Lo = F (Zi) – S (Zi)

Keterangan:

Lo = harga mutlak terbesar

F (Zi) = peluang angka baku

S (Zi) = proporsiangka baku

Kriteria pengujian adalah jika L hitung < L tabel dengan taraf

signifikansi 0,05, maka variabel tersebut berdistribusi normal,

demikian pula sebaliknya.

3.7.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal

dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji

Barlett. Rumus uji Barlett adalah sebagai berikut.

a. Varians gabungan dari semua sampel

… s2

= (∑(ni-1) /∑(ni-1))

b. Harga satuan B dengan rumus

Page 84: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

66

… B = (log s2)∑ (ni-1)

c. Digunakan statistik chi quadrat

… x2 = (In 10)(B-∑(ni-1)log

(Kadir, 2016: 159)

Kriteria pengujiannya adalah membandingkan Fhitung dengan Ftabel dan

taraf signifikansi 0,05. Jika nilai Fhitung Ftabel maka variabel tersebut

homogen, demikian pula sebaliknya.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 T-test Dua Sampel Independen

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis komparatif dua sampel

independen digunakan rumus t-test. Terdapat beberapa rumust-test

yang dapat digunakan untuk pengujian hipotesis komparatif dua

sampel independen yakni rumus separated varian dan polled varian.

t =

(Separated Varian)

t =

√( ) ( )

(

)

Keterangan:

Page 85: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

67

= rata-rata keterampilan sosial siswa pada kelas eksperimen

= rata-rata keterampilan sosial siswa pada kelas kontrol

= varian total kelompok 1

= varian total kelompok 2

= banyaknya sampel kelompok 1

= banyaknya sampel kelompok 2

(Sugiyono, 2014: 273)

Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu:

1) Apakah ada dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya

sama atau tidak.

2) Apakah varian data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk

menjawab itu perlu pengujian homogenitas varian.

Berdasarkan dua hal diatas maka berikut ini berikan petunjuk untuk

memiih rumus t-test.

1) Bila jumlah anggota sampel n1= n2 dan varian homogen, maka dapat

menggunakan rumus t-test baik sparated varian maupun polled varian

untuk melihat harga t-tabel maka digunakan dk yang besarnya dk =

n1+ n2 - 2

2) Bila n1≠n2 dan varian homogen dapat digunakan rumus t-test dengan

polled varians, dengan dk = n1+n2-2

3) Bila n1= n2 dan varian tidak homogen, dapat digunakan rumus t- test

dengan polled varian maupun sparated varian dengan dk = n1-1+n2-1,

jadi bukan n1+n2-2

4) Bila n1≠n2 dan varian tidak homogen, untuk itu digunakan rumus tes

Page 86: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

68

sparated varian, harga t sebagai pengganti harga t-tabel hitung dari

selisih harga t-tabel dengan dk = (n1-1) dibagi dua kemudian ditambah

dengan harga t yang terkecil.

3.8.2 Analisis Varian Dua Jalan

Anava atau analisis dua jalan yaitu sebuah teknik inferensial yang

digunakan untuk menguji rerata nilai. Anava memiliki beberapa

kegunaan antara lain untuk mengetahui antar variabel manakah yang

mempunyai perbedaan secara signifikan, dan variabel-variabel manakah

yang berinteraksi satu sama lain. Analisis varians dua jalan

merupakan teknik analisis data penelitian dengan desain faktorial

dua faktor (Arikunto, 2015: 424).

Penelitian ini menggunakan Anava dua jalan untuk mengetahui tingkat

siginifikasi perbedaan dua model pembelajaran serta perbedaan konsep

diri siswa.

Page 87: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

69

Tabel 5. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan

Sumber

Variasi Jumlah Kuadrat Db MK Fo P

Antara A

Antara B

Antara AB

(Interaksi)

Dalam (d)

JKA=∑(∑XA)2∕nK–

(∑XT)2∕N

JKB=∑(∑XB)2∕nK–

(∑XT)2∕N

JKAxB=∑(∑XA dan B)2∕nK–

(∑XT)2∕N– JKA – JKB

JKd = JKA – JKB - JKAB

A-1 (2)

B-1 (2)

dbA x dbB (4)

dbT-dbA-dbB-

dbAB

JKA :

dkA

JKB :

dkB

JKAXB

: dkA XB

JKd :

dkd

MKA

: MKd

MKB :

MKd

MKAB

: MKd

Total (T) JKT JKT=∑X2

T– (∑XT)2∕N N-1 (49)

Keterangan:

JKT = Jumlah kuadrat total

JKA = Jumlah kuadrat variabel A

JKB = Jumlah kuadrat variabel B

JK = Jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dan B

JK(d) = Jumlah kuadrat dalam

MKA = Mean kuadrat variabel A

MKB = Mean kuadrat variabel B

MKAB = Mean kuadrat interaksi antara variabel A dan B

MK(d) = Mean kuadrat dalam

FA = harga F0 untuk kuadrat A

FB = harga F0 untuk kuadrat B

FAB = harga F0 untuk variabel A dan B

(Arikunto, 2007: 409)

Page 88: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

70

3.8.3 Pengujian Hipotesis

Rumusan Hipotesis 1:

: =

: ≠

Rumusan Hipotesis 2:

: ≤

: ≥

Rumusan Hipotesis 3:

: ≥

: ≤

Rumusan Hipotesis 4:

: =

: ≠

Adapun kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut. Tolak Ho

apabila Fhitung > Ftabel ; thitung> ttabel Terima Ho apabila Fhitung< Ftabel ;

thitung< ttabel. Hipotesis 1 dan 4 diuji dengan menggunakan rumus

analisis varian dua jalan. Hipotesis 2 dan 3 diuji menggunakan

rumus t-test dua sampel independen (separated varian).

Page 89: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan antara soft skill pada siswa yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dibandingkan

dengan soft skill siswa yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada mata pelajaran IPS Terpadu.

Hal ini dapat dibuktikan setelah dilakukan pengujian hipotesis yang

menyebutkan adanya perbedaan kedua model dengan kata lain, perbedaan

hasil belajar dapat terjadi karena adanya penggunaan model pembelajaran

yang berbeda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Soft skill pada siswa yang memiliki konsep diri positif yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang pembelajaannya

menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II pada pada mata pelajaran

IPS Terpadu. Hal ini dapat dibuktikan setelah dilakukan pengujian

hipotesis yang menyatakan soft skill pada siswa yang memiliki

kemampuan konsep diri positif pada kelas eksperimen dengan

Page 90: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

101

menggunakan model pembelajaran CIRC hasilnya lebih baik

dibandingkan Jigsaw II.

3. Soft skill pada siswa yang memiliki konsep diri negatif yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw II akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang pembelajaannya

menggunakan model kooperatif tipe CIRC pada mata pelajaran IPS

Terpadu. Hal ini dapat dibuktikan setelah dilakukan pengujian hipotesis

yang menyatakan soft skill pada siswa yang memiliki konsep diri negatif

pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran CIRC

hasilnya lebih baik dibandingkan Jigsaw II.

4. Terdapat interaksi antara model pembelajaran pembelajaran

kooperatif dengan konsep diri terhadap soft skill siswa pada mata

IPS Terpadu. Hal ini dapat dibuktikan setelah dilakukan pengujian

hipotesis yang menyatakan ada pengaruh besama atau joint effect

antara model pembelajaran dengan konsep diri siswa, soft skill pada

mata IPS Terpadu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti menyarankan.

1. Guru sebaiknya dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat

meningkatkan keaktifan siswa. Sebaiknya model pembelajaran

disesuaikan dengan kondisi, keadaan siswa, dan materi pelajaran sehingga

nantinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Model CIRC dapat dijadikan pilihan model pembelajaran yang dapat

digunakan guru dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan

Page 91: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

102

soft skill baik bagi siswa yang memiliki konsep diri positif maupun

negatif. Karena model pembelajaran ini disesuaikan dengan kreativitas,

kemampuan komunikasi serta interaksi sosial siswa.

3. Untuk siswa yang memiliki kemampuan konsep diri negatif sebaiknya

guru menerapkan model pembelajaran Jigsaw II karena model

pembelajaran ini menuntun siswa meningkatkan dan mengembangakan

potensi sosial yang dimiliki siswa .

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan jenis variabel ini,

diharap agar lebih diperbaiki lagi baik objek atau subjek yang akan diteliti.

Page 92: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

DAFTAR PUSTAKA

Anni.2011.Teori Humanistik (Maslow & Roger).Jakarta

Arikunto, Suharimi.2015.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2002.http://aresearch.upi.edu/operator/upload/s_tb_0601957_

bibliography.pdf

Depdiknas.2003.Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains

SMP dan MTs. jakarta:Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Direktorat Akademik Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi departemen

Pendidikan Nasional.2008.Pengembangan Soft Skill Dalam Proses

Pembelajaran Di Perguruan Tinngi.

Elfindri dkk. 2011. Soft Skills untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media

Evaline Siregar & Hartini Nara.2010.Teori Belajar Dan Pembelajaran.

Bogor:Ghalia Indonesia.

Gufron. 2012. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Medika.

Huda, Miftahul. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hurlock, Elizabeth B., Alih Bahasa : Med Meitasari T dan Muslichah Z.,

2010. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Iyo Mulyana. 2011. Dari Karya tulis Ilmiah sampai dengan Soft Skills.

Bandung: Yrama Widya.

Page 93: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

Lie, Anita.2002. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning

di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Minannullah, Moh.2011. Strategi Pembelajaran Soft skill Dan

Multiple Intelegence

Mita Jati.2015.Makalah Model-Model Pembelajaran Jigsaw

Mulyana, Deddy .2011.Ilmu Komunikasi.Bandung: PT. Rosdakarya.

Narti, Sri. 2014.Model Bimbingan Kelompok Berbasis Ajaran Agama Islam

Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa.Jakarta: Pustaka Belajar

Offset.

Nasution.2011.Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar &

Mengajar.Jakarta:Bumi Aksara.

Pratana.2008. Kajian Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw Dan Stad Pada Mata Pelajaran Ipa Aspek Kimia Di

Smp Melati Sleman.

Rakhmat, Jalaluddin.2007.Metode Penelitian Komunikasi:Dilengkapi Dengan

Contoh Analistik Statistik.Bandung:Rosdakarya.

Ratumanan, T. G. 2004.Belajar dan Pembelajaran.Semarang.Unesa

University Press.

Rusman.2010.Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Santrock, W. John.2011.Pisikologi Pendidikan Educational

Psychology.Jakarta:Salemba Humanika.

Seminar Nasioanal V SDM Teknologi Nuklir Yogjakarta, 5 November 2009

dalam google.com

Slameto.2015.Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.

Jakarta:Rineka Cipta.

Page 94: STUDI PERBANDINGAN SOFT SKILL PADA MATA PELAJARAN …digilib.unila.ac.id/27350/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2017. 7. 21. · pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, 2. Soft

Slavin,Robert E.2008.Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik).

Bandung: Nusa Media.

Slavin,Robert E.2010.Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik).

Bandung: Nusa Media.

Sugiyono.2010.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta:Raja Grafindo

Persada.

Sukardi.2009.Metode Penelitian Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. EGC : Jakarta

Sutirman.2013.media & Model-Model Pembelajaran

Inovatif.Yogyakarta:Graha Ilmu

Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan

Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional

F.MIPA UNNES

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Prenada Media.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Wahid & Nurul.2008.Konsep diri.Universitas Surabaya. usu.ac.id

Yatim Riyanto, 2009 Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi

Pendidikan Dalam implementasi Pembelajaran yang Efektif. Jakarta:

Kencana.

Zubaedi,2011.Desain Pendidikan Karakter. Jakarta:Kencana Prenada Media

Grup.