studi penggudangan beras di bulog bondowoso
TRANSCRIPT
Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan
“Studi Penggudangan Beras di Bulog Bondowoso”
Diajukan guna memenuhi tugas matakuliah Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan
Disusun oleh :
Andy Agus Priyanto 071710101063
Efrilia Rizky Ike .P. 081710101007
Eko Guruh Prasetyo 081710101023
Ilham Budi Setiawan 081710101032
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua bahan pangan mudah rusak dan ini berarti bahwa dalam jangka waktu
penyimpanan tertentu, ada kemungkinan untuk membedakan antara bahan pangan segar
dengan bahan pangan yang telah disimpan selama jangka waktu tertentu. Perubahan
yang terjadi adalah suatu kerusakan. Meskipun demikian sebagian makanan akan
menjadi lebih tua atau matang setelah dikemas dan memang ada perbaikan dalam waktu
singkat tetapi kemudian diikuti dengan kerusakan.
Tuntutan bahan pangan oleh manusia semakin hari semakin meningkat, baik
jumlah maupun mutunya. Di pihak lain produk produktivitas tanaman pertanian
waktunya sangat terbatas, terbatasi oleh musim atau keadaan alam sehingga
produksinya hanya dapat diperoleh pada waktu tertentu saja. Pada waktu manusia
dihadapkan pada persoalan seperti ini berbagai upaya ditempuh dalam rangka
menyeimbangkan antara keperluan pangan dengan ketersediaan bahan pangan yang ada.
Cara yang paling tepat dan praktis untuk memecahkan persoalan tersebut adalah dengan
menyimpan hasil pertaniannya.
Pada makalah ini, kami membahas tentang studi penggudangan salah satu hasil
pertanian yaitu beras di Bulog. Dimana beras merupakan salah satu bahan pertanian
yang mudah rusak. Oleh karena itu, beras harus ditangani secara baik dalam hal
penyimpanan serta penggudangannya, agar mutu dapat dipertahankan.
1.2 Permasalahan
Pada sebuah industri atau pabrik, penyimpanan dilakukan di dalam sebuah
gudang yang biasa disebut penggudangan. Dimana penggudangan merupakan tempat
penyimpanan produk sementara. Tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam
rangka penyimpanan bahan pangan adalah keadaan tempat, keamanan dan
pemeliharaan. Tempat penyimpanan atau gudang harus memenuhi persyarataan-
persyaratan tertentu, demikian pula keamanan produk, baik dari pencurian maupun dari
cuaca harus mendapat perhatian. Demikian pula pemeliharaan yang memerlukan alat,
biaya dan tenaga pelaksanaan tidak boleh dilupakan.
Keselamatan bahan simpanan umumnya terancam oleh kelompok organisme
pengganggu. Bercampurnya organisme pengganggu dengan bahan dalam simpanan
dapat menyebabkan berbagai masalah dan menimbulkan efek yang sangat merugikan.
Akibat yang dapat timbul berupa kerusakan bahan simpanan, baik bersifat kuantitatif
maupun kualitatif. Jika volume bahan yang disimpan sedikit, timbulnya kerusakan tidak
menjadi masalah. Namun, jika volume bahan yang disimpan banyak maka kerusakan
bahan akan membawa kerugian besar.
1.3 Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai sistem penggudangan bahan
pangan secara baik dan tepat,
2. Memperluas pengetahuan dan wawasan berpikir mahasiswa dalam menerapkan
ilmu yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.
1.4 Manfaat
1. Menjadi salah satu sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan
dan wawasan keilmuan melalui berbagai sumber.
2. Mahasiswa mampu menangani masalah penyediaan bahan pangan yang baik
untuk masyarakat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pergudangan Indonesia
Sistem pergudangan nasional merupakan cara atau upaya yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap kegiatan pergudangan nasional (yang meliputi perizinan usaha,
penetapan lokasi dan pendirian gudang, administrasi gudang, fungsi gudang dan / atau
ruangan, kegiatan perusahaan jasa pergudangan) dalam rangka meningkatkan
kelancaran arus barang(Anonim, 2002).
Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup dengan tujuan
tidak untuk dikunjungi oleh umum melainkan untuk dipakai khusus sebagai tempat
penyimpanan barang-barang perniagaan, dan memenuhi syarat-syarat lain yang
ditetapkan oleh Menteri Perdagangan (sesuai UU No. 11 Tahun 1965 tentang
Pergudangan).
Barang adalah semua barang yang diperdagangkan atau ditujukan untuk
diperdagangkan dan ditunjuk dengan Peraturan Pemerintah (yaitu peraturan – peraturan
yang mangatur mutu, maupun susunan bahan serta pembungkusan barang – barang
dagangan (sesuai UU No. 10 Tahun 1961 tentang Barang).
2.3.1 Jenis Gudang
Jenis Gudang berdasarkan pemanfaatannya terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Gudang Umum yaitu gudang yang digunakan untuk kepentingan umum (Public
Warehouse);
2. Gudang khusus yaitu gudang yang digunakan untuk kepentingan pemilik gudang itu
sendiri (Private Warehouse).
Public Warehouse / Gudang Umum merupakan kegiatan perusahaan jasa
pergudangan bagi siapapun dalam menyewakan ruangan gudang untuk penimbunan dan
jasa-jasa lainnya dengan pungutan biaya. Karena kegiatan penyelenggaraan kegiatan
warehousing ini menyangkut penyimpanan / penimbunan barang milik pihak ketiga,
maka kegiatannya biasanya diatur oleh ketentuan-ketentuan Pemerintah, misalnya yang
menyangkut syarat-syarat penyelenggaraan kegiatan, perizinan, tanggung jawab, tarif,
dan lain-lain.
Private Warehouse / Gudang khusus merupakan pemanfaatan gudang untuk
kepentingan pemiliknya sendiri, adalah fasilitas pergudangan yang khusus untuk
menyimpan / menimbun barang miliknya sendiri dan tidak berkewajiban untuk
menerima barang-barang milik orang lain.
Gudang umum / Public Warehouse terdiri dari :
1). General Purpose Warehouse (Distribution Warehouse)
General Purpose Warehouse adalah gudang yang diusahakan di daerah
market/distribution center, khususnya dalam rangka penimbunan barang – barang
general cargo untuk kepentingan penyaluran barang selanjutnya kepada manufacturers,
wholesallers atau retailers/pengecer, dengan melakukan kegiatan penerimaan,
penimbunan, penyerahan barang barang, pengangkutan, pengapalan, dan lain-lain.
2). Cold Storage
Cold Storage merupakan gudang untuk penyimpanan/penimbunan barang-
barang yang mudah rusak karena pembusukan ataupun penurunan kualitas, untuk
pengamanannya diperlukan fasilitas gudang yang dilengkapi dengan alat-alat pengontrol
temperatur, kelembaban udara ataupun sistem ventilasi tersendiri. Misalnya hasil
penangkapan ikan di Muncar Banyuwangi.
3). Special Commodity Warehouse
Special Commodity Warehouse adalah gudang yang dipergunakan untuk
menyimpan/menimbun barang-barang hasil pertanian/agriculture yang biasa terdapat di
daerah produksi pertanian, khusus kepentingan para pedagang perantara/tengkulak atau
produsen. Selain kegiatan-kegiatan sebagaimana dalam General Purpose, biasanya juga
dilakukan kegiatan-kegiatan processing, sorting, balling dan bagging. Sebagai contoh :
Gudang Kakao, Lada, Kapas, dan lain-lain.
4). Gudang Api
Gudang Api adalah gudang yang disediakan untuk menyimpan/menimbun
barang-barang yang berbahaya karena mudah terbakar/explosive.
5). Gudang di dalam wilayah Bonded Warehouse/Kawasan Berikat
Gudang di dalam wilayah Bonded Warehouse/Kawasan Berikat merupakan
gudang yang berada dalam pengawasan pabean untuk menyimpan/menimbun termasuk
didalamnya kegiatan processing, asembling, repacking dan lain-lain terhadap barang
impor dengan mendapat fasilitas kepabeanan selama barang tersebut tidak dikeluarkan
ke daerah pabean Indonesia lainnya.
6). Gudang Pelabuhan
Gudang Pelabuhan adalah gudang yang berlokasi di pelabuhan-pelabuhan di-lini
I yang dikuasai oleh penguasa pelabuhan dan gudang-gudang ini digunakan untuk
menyimpan/menimbun barang-barang dalam rangka impor/ekspor, pemasukan dan
pengeluaran barang dari dan ke daerah pabean Indonesia lainnya, yang sepenuhnya
menjadi kewenangan Administrator Pelabuhan dan pengawasan petugas pabean.
7). Gudang berbentuk Tangki dan Silo
Gudang berbentuk Tangki dan Silo adalah gudang atau tempat atau ruangan
yang pada umumnya digunakan untuk menyimpan/menimbun barang berbentuk cair
dan gas, misalnya : minyak goreng, minyak tanah, bensin, gas dan lain-lain.
2.2 Fungsi dan Peran Gudang
Gudang mempunyai fungsi multi dimensi antara lain sebagai tempat menyimpan
sementara, sebagai penyanggah (buffer stock), tempat sortasi, tempat pengepakan
(packaging), labeling dan lain-lain. Fungsi gudang disamping sebagai fungsi tersebut di
atas, maka sesuai dengan perkembangan usaha khususnya dibidang komoditi pertanian
maka gudang dapat difungsikan sebagai penjaminan pembiayaan yaitu pemilik gudang
menerbitkan Tanda Terima Gudang (warehouse receipt system) untuk barang milik
orang lain yang disimpan digudangnya. Tanda Terima Gudang ini dapat dijadikan
sebagai agunan dalam pengajuan kredit ke bank. Melalui fungsi ini, pemanfaatan
gudang dapat lebih efektif, sehingga distribusi barang dari gudang hanya dilakukan
sekali saja yaitu kepada end – user, sehingga sangat menghemat opportunity – cost dan
distribution / transportation cost.
Di samping itu gudang mempunyai peranan yang cukup besar dalam menunjang
kegiatan industri dan perdagangan, yaitu dalam kegiatan produksi dan pendistribusian
barang. Tetapi penataan keberadaan gudang belum sebagaimana yang diharapkan,
karena penanganannya masih terpisah-pisah antar sektor sesuai dengan kebutuhan "ad –
hock", untuk itu agar keberadaan gudang dapat lebih berperan dalam menunjang
kegiatan produksi dan kelancaran arus distribusi barang harus ditangani secara
terintegrasi yang penanganannya antara lain meliputi :
1. Kegiatan usaha jasa pergudangan, antara lain jenis jasa apa saja;
2. Kebijaksanaan instansi terkait dalam mengatur pergudangan;
3. Potensi gudang yang dapat dimanfaatkan dan lain-lain.
Saat ini gudang memiliki arti luas dan lebih dari sekedar tempat penyimpanan
saja. Gudang itu sendiri tidak menambah nilai barang secara langsung, tidak ada
perubahan citarasa, bentuk, kemasan, dll. Intinya tidak ada kegiatan proses operasi pada
barang, yang ada adalah aktifitas transportasi barang dari satu tempat ke tempat lainnya,
itu secara umum kegiatan di Gudang.
Beberapa aktifitas di dalam gudang secara sederhana :
1. Administrasi.
2. Penerimaan barang.
3. Penyimpanan barang.
4. Pengepakan barang ke tempat yang dituju.
5. Pengeluaran barang.
Aktifitas ini saling terkait, dan secara personalia harus dikepalai oleh satu orang,
semisal Kepala bagian, Supervisor atau semacamnya. Tiap kepala bagian diharuskan
menguasai pengendalian pada bagiannya, pengendalian yang harus dilakukan :
1. Pengendalian Operasional
2. Pengendalian Biaya
3. Pengendalian Personalia
(Romail, 2009).
2.3 Bangunan Gudang
Lantai ditutup dengan ubin dari bahan galian (quarry tiles). Ubin ini harus
dipasang serapat mungkin satu sama lainnya, karena jika terbentuk celah yang lebar
antar ubin, kotoran dan gemuk (pelumas) akan terakumulasi. Yang juga penting adalah
pada sudut-sudut lantai dengan dinding harus dipasang lekukan ubin dengan radius
sekurang-kurangnya 2 cm (Gaman dan Sherrington, 1992).
Pemasangan ubin pada dinding memberi banyak keuntungan. Tetapi ubin bukan
perlengkapan yang keras (hard-wearing) sehingga mudah rusak dan memiliki
kecenderungan mudah lepas dari dinding jika terkena panas yang tinggi, misalnya
dibelakang tempat pemanggangan dan oven. Pada daerah ini lebih baik dipasang pelapis
logam pada dinding, sejauh lapisan tersebut rapat, untuk mencegah berbagai binatang
kecil bersarang dibelakangnya. Di semua bagian yang lebih tinggi, dindingnya dilapisi
dengan perekat yang bagus dan keras kemudian dilapisi dengan cat “High gloss” untuk
membentuk permukaan yang bagus yang mudah dibersihkan.
Bangunan harus dirancang sedemikian rupa sehingga mudah dibersihkan. Dalam hal
bangunan lama, jika memungkinkan, sebaiknya dibuat perubahan-perubahan seperlunya
untuk mempermudah pembersih. Bangunan bersih dan kondisinya baik, penyinarandan
ventilasinya cukup adalah esensial.
Tiga hal penting yang pelru mendapat perhatian dalan rangka penyimpanan
barang adalah tempat keadaan, keamanan dan pemeliharaan. Tempat penyimpanan atau
gudang harus memenuhi persyarataan-persyaratan tertentu, demikian pula keamanan
barang, baik dari pencurian maupun dari cuaca harus mendapat perhatian. Demikian
pula pemeliharaan yang memerlukan alat, biaya dan tenaga pelaksanaan tidak boleh
dilupakan. Sekarang yang dimaksud dengan penyimipanan ialah kegiatam yang
dilakukan untuk menapung hasil pengadaan barang –barang yang belum atau akan
didistribusikan dan disimpan didalam gudang. Faktor –faktor yang perlu diperhatikan
dalam merancang atau menentukan gudang ialah :
a. lokasi Gudang
b. Jenis-jenis Gudang
c. Konstruksi Gudang
d. Bentuk Gudang
e. Keamanan Gudang
f. Pelaksanaan penyimpanan
g. Aliran di Gudang
h. Pengelola Gudang
(Lily, 2009).
2.4 Beras
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam
(Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma'
(bagian yang menutupi).
Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan
lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian
isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut
beras(Wikipedia, 2011).
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati
(sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian
aleuron), mineral, dan air.
Beras banyak digunakan sebagai bahan makanan olahan lainnya selain nasi,
seperti berondong, rangginang, atau tepung beras yang dijadikan kue atau pangan
lainnya. Dalam beras terkandung beberapa zat yang bermanfaat bagi tubuh kita. Berikut
ini kandungan beras yang bermanfaat bagi tubuh kita:
1. Pati
Seperti bentuk bulir palawija lainnya, kandungan terbesar dari beras ini sekitar
80-85% adalah pati. Di dalam pati ini ada dua jenis polimer karbohidrat, yaitu:
Amilosa, pati yang susunannya tidak bercabang. Bisa kita lihat pada beras pera,
yang kandungan amilosanya lebih banyak berasnya terpisah-pisah.
Amilopektin, pati yang susunannya bercabang dan cenderung lengket.
Contohnya pada beras ketan, yang jika sudah menjadi nasi ketan cenderung
lengket satu sama lain. Hal ini disebabkan beras ketan didominasi oleh
kandungan amilopektin.
Manfaat dari karbohidrat ini:
Sumber energi terbesar.
Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi.
Membantu metabolisme lemak dan protein.
Sebagai zat dotoksifikasi zat-zat racun tertentu.
2. Protein
Bagi tubuh, protein bermanfaat untuk zat pembangun tubuh dan mengganti sel-
sel yang rusak. Sedangkan secara fungsional protein sangat berperan dalam proses
biokimia sel yang sangat berperan dalam sistem pencernaan pada tubuh manusia.
3. Vitamin
Bermanfaat sebagai komponen organik enzim yang disebut koenzim. Dalam
beras terdapat vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, dan vitamin B6. Manfaatnya
bagi tubuh adalah sebagai berikut.
Vitamin B1 (Tiamin), berperan dalam sistem saraf dan otot, menimbulkan nafsu
makan, menjaga kesehatan dan meproduksi energi.
Vitamin B2 (Ribovlafin), bermanfaat untuk memproduksi energi, serta
memperbaiki kulit dan mata kita.
Vitamin B3 (Niasin), bermanfaat untuk memperbaiki kulit dan saraf, membantu
sistem pencernaan, menetralisir racun dan untuk sintesis lemak, selain itu juga
berperan dalam meningkatnya nafsu makan.
Vitamin B6, bermanfaat untuk membantu metabolisme protein, untuk
regenerasi sel darah merah, membantu konstruksi antibodi dan saraf, untuk
mengatur penggunaan lemak, protein, dan karbohidrat.
4. Mineral
Dalam beras terdapat mineral-mineral seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor,
magnesium, dan seng. Zat-zat tersebut sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Manfaatnya
yaitu untuk mempertahankan jaringan tubuh dan untuk mengatur keseimbangan cairan
dalam tubuh kita.
5. Air
Air yang tekandung dalam beras berfungsi sebagai pelumas berbagai sendi,
katalisator metabolisme tubuh, membentuk sel baru, memelihara dan mengganti sel
yang rusak, melarutkan dan membawa nutrisi ke seluruh tubuh, meredam benturan bagi
organ vital, dan untuk menstabilkan suhu tubuh.
(Ahira, 2010).
BAB 3. METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Nama Kegiatan
Kegiatan ini diberi judul ”Studi Penggudangan Beras di Bulog Bondowoso”.
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan penyusunan laporan dan pembuatan power point dilaksanakan pada
tanggal 15 Februari - 26 Februari 2011 di rumah salah satu anggota kelompok.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang kami gunakan dalam pengumpulan data yaitu :
1. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara berkunjung ke Bulog untuk mendapatkan
informasi yang terkait dengan penggudangan dan penyimpanan beras.
2. Studi Pustaka.
Metode ini diperoleh dengan cara browsing internet serta mengumpulkan
pustaka atau literatur yang berhubungan dengan tema yang dibahas dalam
laporan.
3.2 Rincian Kegiatan
Berikut ini merupakan rincian kegiatan kami :
Hari/Tanggal Kegiatan
Senin, 14 Februari 2011
Pembagian kelompok, penentuan tema tugas, dan
penentuan tempat yang akan dikunjungi diantaranya
mitra tani dan PT. Milku Jember.
Selasa, 15 Februari 2011 Merundingkan pembagian tugas kepada masing-
masing anggota kelompok.
Rabu, 16 Februari 2011 Mengunjungi mitra tani untuk bertanya mengenai
prosedur kunjungan. Hasilnya mitra tani tidak
menerima kunjungan dalam waktu dekat.
Mengunjungi PT. Milku Jember. Oleh pihak
Milku dianjurkan untuk membawa surat ijin tugas
yang akan dikonfirmasi 2-3 hari setelah
pengajuan surat.
Jumat, 18 Februari 2011
Berkumpul untuk berdiskusi dan mengumpulkan
pustaka yang telah didapat dan menyusun menjadi
sebuah laporan sebagian (Pendahuluan, Tinjauan
Pustaka, Metodologi)
Senin, 21 Februari 2011
Menyampaikan laporan kegiatan dan terjadi
perubahan tempat kunjungan lapang, yaitu ke Bulog
Bondowoso.
Rabu, 23 Februari
Mengunjungi Bulog Bondowoso dengan hasil masih
menunggu konfirmasi dari Humas Bulog
Bondowoso.
Kamis, 24 Februari
Menerima hasil konfirmasi dari Bulog Bondowoso
bahwa kunjungan dapat dilakukan pada bulan Maret.
Jumat, 25-26 Februari
Berkumpul dan memutuskan bahwa laporan
kami sementara hanya menggunakan sumber
dari studi pustaka, karena pengumpulan tugas
tidak lama lagi.
Pembuatan Laporan dan Power Point
BAB 4. PEMBAHASAN
Salah satu cara untuk mempertahankan agar beras tetap dalam keadaan baik
sebelum dijual yaitu dengan penyimpanan. Yang perlu dipertimbangkan dalam
perawatan beras yaitu kualitas beras, alat pengemas, dan faktor lingkungan. Kesalahan
dalam melakukan penyimpanan beras dapat mengakibatkan terjadinya respirasi,
tumbuhnya jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan bahkan yang sering
kita alami yaitu timbulnya serangan kutu beras. Tentunya itu semua akan dapat
menurunkan mutu beras (Saripudin, 2010).
Penyimpanan beras ada 2 sistem yaitu sistem curah (bulky) yaitu penyimpanan
tanpa menggunakan kemasan dan sistem kemasan (packing) yaitu beras dikemas,
misalnya dalam karung, kantong plastik kapasitas 10 kg, 25 kg, 50 kg baru disimpan
dalam bentuk tumpukan.\
a. Cara Curah (Bulky).
Cara curah biasanya dilakukan dalam lumbung dengan cara :
1. Lumbung jangan menempel langsung pada lantai untuk menghindari
pengaruh kelembaban lantai gudang sehingga beras yang disimpannya
itu tidak mudah diserang jamur
2. disekitar lumbung dibersihkan karena serangga hama dan tikus mudah
menyerang pada tempat yang kotor
3. usahakan lumbung terlindungi dari air atau hujan
4. buatkan pintu pengeluaran beras supaya tidak sering membuka tutupnya
5. jika keadaan point 1 – 4 sudah disiapkan, beras yang sudah kering dan
bersih dicurahkan langung ke dalam lumbung penyimpanan tersebut
6. untuk membersihkan beras dapat dilakukan dengan cara pengayakan
manual, yaitu menggunakan tampah dan ayakan dari bambu. Selain itu
bisa menggunakan pula dengan memanfaatkan angin alami atau
menggunakan angin buatan/ kipas angin. Sedang untuk
mengeringkannya, beras bisa dijemur langsung pada terik matahari pada
lantai penjemuran dengan ketebalan tumpukan 2 – 4 cm dimana setiap 30
menit beras dibalik-balik agar pengeringannya seragam dan unuk
menghindari overheating. Lama pengeringan tergantung dari keadaan
cuaca. Beras dikatakan sudah kering apabila kadar airnya sudah
mencapai 12% - 14%.
7. periksa kondisi beras paling tidak satu atau dua hari sekali, apakah beras
yang disimpannya terkena serangan hama serangga atau tidak, disamping
juga untuk memeriksa kadar airnya.
b. Cara Kemasan (Packing).
Kalau dengan cara kemasan, yang kemudian disimpan dalam gudang ada
beberapa kemasan yaitu:
1. Kemasan Karung
Jika beras akan disimpan dalam karung, ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan dari karung yang akan digunakan untuk menyimpan
beras tersebut yaitu:
1) kemasan karung harus dapat melindungi beras dari kerusakan dalam
pengangkutan dan atau penyimpanan
2) kemasan karung tidak boleh mengakibatkan kerusakan atau
pencemaran terhadap beras yang disimpannya. Oleh karena itu bahan
kemasan/ karung dan karung tidak membawa organisme pengganggu
tanaman seperti serangga hama
3) kemasan karung harus kuat, dapat menahan tumpukan dan melindungi
fisik dan tahan terhadap goncangan serta dapat mempertahankan
keseragaman.
Selama penyimpanan beras dalam karung yang ditaruh pada gudang
selain adanya serangan jamur, sering pula diserang hama serangga gudang
yang berbentuk larva (ulat). Larva yang memakan butiran beras setelah
serangga menjadi dewasa biasanya tidak dapat terbang. Namun demikian
ada larva dari serangga gudang yang disebut Graint moth, serangganya
setelah dewasa dapat terbang. Serangga tersebut juga tumbuh dan
memakan butiran beras. Larva akan membuat lubang dan muncul apabila
sayapnya sudah tumbuh.
Untuk mencegah adanya serangan hama serangga gudang, bersihkan
kantong- kantong kosong yang bertebaran didalam maupun disekitar
gudang/ tempat penyimpanan beras yang ditaruh dalam karung tersebut.
Karena kantong- kantong itu akan menjadi tempat serangga gudang
bersembunyi dan berkembanga biak. Apabila akan dikendalikan dengan
cara kimiawi, bisa dilakukan melalui fumigasi misal dengan fumigan
Aluminium phopspide. Selain itu bisa juga menggunakan insektisida jenis
sentuh seperti Malathion, Fenitrothion, Pyrethrin atau dengan Delta
methrin. Caranya: insektisida tersebut disemprotkan pada lantai, dinding
gudang dan permukaan kemasan beras. Tapi harus diingat, penyemprotan
dengan insektisida ini jangan disemprotkan langsung pada butiran beras.
2. Kemasan Plastik
Beras dimasukkan dalam kantong- kantong plastik dengan kapasitas
tertentu, misalnya 5 kg, 10 kg, 25 kg atau 50 kg yang kemudian disimpan
dalam ruangan secara tumpuk-tumpuk. Cara penyimpanannya sebagai
berikut :
1) Bersihkan ruang penyimpanan dan disanitasi (dibersihkan dengan
fungisida dan atau dengan insektisida).
2) Gunakan balok kayu dan papan yang kering untuk mengganjal
tumpukan kemasan beras.
3) Sebelum beras dimasukkan kedalam kemasan plastik, cek atau
periksa kadar air beras, apakah kadar airnya sudah 14% atau
dibawahnya, karena daya simpan beras dipengaruhi pula oleh kadar
air yang terkandung dalam beras
4) Beras dikemas ditakaran tertentu, misalnya 5 kg, 10 kg, 25 kg, atau
50 kg tepat untuk mempermudah pengawasan ataupun pengangkutan.
5) Beras yang sudah dimasukkan kedalam kemasan ditumpuk diatas
papan tempat penyimpanan maksimal 15 tumpukan.
6) Jika disimpan dalam gudang cukup luas, setiap jenis berat dalam
tumpukan disusun dalam blok-blok yang terpisah.
7) Ruang penyimpanan harus mudah dibersihkan.
3. Kemasan Karung Super IRRI
Mengemas beras dengan karung super IRRI, masih jarang digunakan
orang petani padahal bisa tahan lama atau dapat memperpanjang masa
kecambah benih untuk masa tanam hingga mencapai 12 bulan. Selain itu
dapat mengendalikan hama serangga dgudang tanpa menggunakan
insektisida dan dapat mempertahankan persentase beras kepala agar tetap
tinggi, seringkali sampai 10% lebih tinggi dibanding cara tradisional. Hal
tersebut karena “karung super IRRI” dapat mengurangi aliran oksigen
ataupun uap air ke udara luar. Jika ditutup dengan baik, respirasi
(penguapan) beras dapat ditekan. Dengan terjadinya pengurangan tingkat
oksigen ini maka akan dapat menekan daya hidup serangga. Selain itu,
stabilitas pengendalian kandungan air beras didalam karung menjaga
tingkat kebasahan dan kekeringan dari beras. Stabilitas ini mengurangi
pecahnya beras sehingga persentase beras kepala dapat tetap tinggi ketika
digiling.
Penggunaan “Karung Super IRRI” untuk mengemas beras, tidak
digunakan langsung, tetapi “Karung Super IRRI” ini digunakan sebagai
pelapis dalam karung pengemasan seperti karung goni ataupun karung
plastic. karung ini dirancang untuk menyinpan beras sampai 50 kg.
Kerusakan beras, dapat disebabkan dari 2 faktor yaitu
1. Faktor internal
Kerusakan akibat penyosohan beras yang kurang bersih, bekatul yang
kaya lemak dan masih menempel pada beras mengalami oksidasi oleh udara dan
enzim menghasilkan senyawa asam lemak yang berbau tengik sehingga beras
menjadi bau apek. Kerusakan ini disebut kerusakan mikrobiologis.
2. Faktor eksternal
Kerusakan mikrobiologis karena serangan jamur yang mengakibatkan
beras berwarna hitam, beras yang dihasilkan kusam kehitaman. Selain itu
kerusakan biologis, karena serangga (sitopilus) yang menyebabkan beras
berlubang dan bau serta kerusakan lainnya yang bisa disebabkan oleh tikus,
burung dan ayam yang berakibat bobot berkurangSelain itu kerusakan biologis,
karena serangga (sitopilus) yang menyebabkan beras berlubang dan bau serta
kerusakan lainnya yang bisa disebabkan oleh tikus, burung dan ayam yang
berakibat bobot berkurang.
Oleh karena itu untuk mencegah kerusakan dalam penyimpanan, sebelum beras
disimpan tentunya yang harus diperhatikan yaitu beras harus kering, kadar airnya bagus
berkisar 14% atau kurang, derajat sosoh sempurna, pengemas karung plastik yang baik,
ruang penyimpanan atau lingkungan harus bersih dan bebas dari debu, maupun kotoran,
tidak ada serangan hama gudang baik berupa serangga, tikus maupun burung,
penerangan dan ventilasi yang cukup dan mudah dibersihkan. Selain itu lindungi
tempat/gudang penyimpanan beras dari suhu lingkungan yang ekstrim panas namun
usahakan gudang penyimpanan dalam suasana yang sejuk. Bangunan penyimpanan
tidak baik kalau terkena sinar matahari langsung dan atap seng dilapisi aluminium foil
dan glass wool.
Pada dasarnya, beras kalau disimpan mengalami penyusutan. Jadi kalau beras
akan disimpan lama tentunya kadar airnya juga harus semakin rendah. Contohnya kalau
mau disimpan selama 1 – 3 bulan, kadar air beras 13 – 14 %, 4 – 6 bulan kadar air 12%,
dan apabila disimpan selama 7 – 12 bulan, kadar air beras 11%.
Tata cara penyimpanan yang baik (gudang) :
1. Proteksi terhadap gangguan hama gudang: melalui pembersihan (beras dan
wadahnya), pengeringan, pengendalian (fisik dan insektisida).
2. Usahakan bangunan dan wadah beras kedap air. Lokasi bebas banjir dan drainase
bagus.
3. Wadah sebaiknya tak dapat dimasuki tikus dan burung.
4. Pengecekan serial yang disimpan secara berkala.
Pembersihan dan penyiapan tempat penyimpanan (gudang):
1) Bangunan atau ruang tempat penyimpanan beras harus dibersihkan. Serangga hama
dan tikus suka dengan tempat kotor.
2) Singkirkan dan bakar sampah (debu, beras lama/ tua, jerami) dari tempat
penyimpanan
3) Keretakan dan lubang pada lantai, dinding dan atap bangunan mesti diperbaiki. Tikus
dan serangga senang masuk lubang tersebut.
4) Pasang anyaman kawat untuk anti tikus dan burung
5) Perbaiki atap yang bocor agar air hujan tidak masuk
6) Bersihkan lingkungan tempat penyimpanan
7) Bersihkan wadah dan karung kemasan. Karung dapat disterilkan dengan air panas
atau freezer.
8) Gunakan pestisida hanya bila sangat diperlukan dan tersedia SDM terampil.
9) Pasang perangkap tikus kalau dimungkinkan kemasukan tikus.
Berikut ini gambar penggudangan beras :
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup dengan tujuan
tidak untuk dikunjungi oleh umum melainkan untuk dipakai khusus sebagai
tempat penyimpanan barang.
2. gudang mempunyai fungsi multi dimensi antara lain sebagai tempat menyimpan
sementara, sebagai penyanggah (buffer stock), tempat sortasi, tempat
pengepakan (packaging), labeling dan lain-lain.
3. Salah satu cara untuk mempertahankan agar beras tetap dalam keadaan baik
sebelum dijual yaitu dengan penyimpanan dalam gudang (penggudangan).
4. Cara penyimpanan berasa ada dua macam yaitu penyimpanan curah (bulky) dan
penyimpanan kemasan (packing).
5. Selama penggudangan beras mengalami penyusutan baik kwalitas maupun
kwantitas yang disebabkan antara lain faktor biologi dan fisik.
5.2 Saran
Setiap pelaku usaha harus memiliki prosedur penyimpanan (penggudangan)
beras yang tepat untuk menjamin tidak tercampurnya beras dari varietas lain yang
meminimalkan susut mutu dan kuantitas beras selama penyimpanan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, A. 2010. Kandungan Beras Yang Bermanfaat. http://www.anneahira.com
/kandungan-beras.htm [17 Februari 2011].
Anonim. 2002. Pentaaan dan Pengembngan Sistem Pergudangan Nasional. Jakarta:
Direktorat Bina Pasar dan Distribusi.
Lily. 2009. Penyimpanan. http://id.shvoong.com/social-sciences/economics /2119509-
penyimpanan/ [ 17 Februari 2011 ].
Romail. 2009. Sistem Manajemen Gudang. http://romailprincipe.wordpress.com
/2009/04/16/sistem-manajemen-gudang/#comment-2142 [17 Februari 2011].
Saripudin, E. 2010. Tata Cara Penyimpanan, Pengemasan Maupun Pelabelan Gabah
Atau Beras secara Baik dan Benar. http://penatanian.blogspot.com
/2010/09/tata-cara-penyimpanan-pengemasan-maupun.html [ 17 Februari 2011
].
Wikipedia. 2011. Beras. http://id.wikipedia.org/wiki/Beras [ 17 Februari 2011].