studi organologis saligung ... - etnomusikologiusu.com · manik s.kom, benny sofyan samosir s.si,...

94
STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG SIMALUNGUN BUATAN BAPAK JA HUAT PURBA DI DESA TENGKOH, KECAMATAN PANOMBEAN PANE, KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA : TRIBUDI SYAHPUTRA PURBA NIM : 100707039 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2014

Upload: tranphuc

Post on 27-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG SIMALUNGUN BUATAN

BAPAK JA HUAT PURBA DI DESA TENGKOH, KECAMATAN

PANOMBEAN PANE, KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

NAMA : TRIBUDI SYAHPUTRA PURBA

NIM : 100707039

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2014

Page 2: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

ii

STUDI ORGANOLOGISSALIGUNG SIMALUNGUN BUATAN BAPAK JAHUAT PURBA DIDESA TENGKOH, KECAMATAN PANOMBEAN PANE, KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

NAMA : TRIBUDI SYAHPUTRA PURBA

NIM : 100707039 Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si Drs. Kumalo Tarigan, M.A.

NIP 195608281986012001 NIP 195812131986011002

Skripsi ini diajukan kepada panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Seni

dalam bidang Etnomusikologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2014

Page 3: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2014

TRIBUDI SYAHPUTRA PURBA

NIM : 100707039

Page 4: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

iv

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Studi OrganologisSaligung Simalungun Buatan Bapak Ja Huat Purba Di Desa Tengkoh, Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten Simalungun”.

Permasalahan yang paling pokok dalam penelitian skripsi ini adalah tentang proses pembuatan saligung. Tujuan utama penelitian ini adalah jawaban atas permasalahan yang peneliti temukan, dan untuk melestarikan kembali alat musik Simalungun yang sudah hampir punah berdasarkan pertimbangan ilmu organologi agar masyarakat Simalungun khususnya tidak lupa akan alat musiknya sendiri. Pemilihan metode ini berdasarkan arah dan sifat penelitian yang cenderung untuk memberi pemaparan dan gambaran secara sistematis tentang bagaimana cara untuk membuat Saligung. Objek penelitian ini adalah seorang informan yaitu Bapak Ja Huat Purba. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa dalam proses pembuatan Saligung yang baik harus benar-benar dapat memahami kualitas bahan, proses pembuatan, menerapkan ilmu organologi dengan sentuhan estetis tanpa mengurangi kualitas bunyi dari Saligung itu sendiri.

Page 5: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tunhan yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan

penyusunan skripsi yang berjudul “Study Organologi Saligung Simalungun Buatan

Bapak Ja Huat Purba Di Desa Simbolon Tengko Kecamatan Panombean Pane

Kabupaten Simalungun”. Ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar

sarjana seni S-1 pada Departemen Etnomusikologi, Fakultas lmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta Bapak M. Purba

dan mama H.br Sijabat yang telah membesarkan penulis dengan kasih sayang dan

bersusah payah membiayai, mendoakan, dan mendukung serta memberikan

semangat yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaiakan skripsiini. Juga

kepada saudara/i penulis yang tersayang : Abangku Robert Pardamen Purba, Viktor

Manogari Purba, kakak saya tersayang Anita br Purba dan adik saya (Alm) Hendra

Reza Gunawan Purba. Keluarga yang selalu memberi dorongan, semangat dan doa,

sebagai inspirasi dalam tulisan ini.

Terima Kasih Kepada Ketua Departemen Etnomusikologi Bapak Drs.

Muhammad Takari, M.Hum, Ph.D. dan Dra. Heristina Dewi M.PD selaku sekretaris

Departemen Etnomusikologi yang telah memberikan dukungan dan bantuan

administrasi serta registrasi perkuliahan dalam menyelesaikan tugas akhir penulis.

Terima Kasih Kepada Bapak Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si selaku dosen

pembimbing I dan Drs. Komalo Tarigan, M.A. selaku dosen pembimbing yang telah

dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

Page 6: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

vi

memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga

kepada penulis selama menyusun skripsi.

Terima Kasih Kepada Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku dekan Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan tak lupa kepada ibu Adli yang telah

banyak membantu di kantor jurusan, serta kepada seluruh staf pengajar jurusan

etnomusikologi penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan bantuan yang

diberikan, sehingga memperluas wawasan penulis dalam pengetahuan selama

mengikuti perkuliahan.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh informan

bapak Ja Huat Purba, dan Keluarga, kepada bapak S sinaga dan kepada oppung R. br

Sipayung yang telah mau menerima penulis selama melakukan penelitian.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat-sahabat saya yang telah membantu

dalam melaksanakan penelitian, Chandra Marbun, Marihot Purba, Roberto Murphy

Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani

S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman Hutagalung, Mario sinaga,

Laorent dan kepada seluruh angkatan 2010. Terima Kasih yang special kepada Erni

Juita br Marbun, yang selalu memberi semangat, doa dan insprasi kepada penulis,

sehingga penulis selalu bersemangat dalam menyelesaikan penulisan ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan

kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. sehingga lebih

mengarah kepada kemajuan ilmu pengetahuan, yang khususnya di bidang ilmu

etnomusikologi.

Page 7: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

vii

penulis berharap tulisan ini dapat berguna dan menambah pengetahuan serta

informasi baru bagi seluruh pembaca.

Medan, ...........................2014

Penulis

Tribudi Syahputra Purba

Page 8: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

viii

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 1.1 LatarBelakangMasalah ........................................................................................ 1 1.2 PokokPermasalahan ............................................................................................ 7 1.3 TujuandanManfaat Penelitian ............................................................................ 7

1.3.1 TujuanPenelitian ............................................................................................ 7 1.3.2 ManfaatPenelitian .......................................................................................... 7

1.4 KonsepdanTeori .................................................................................................. 8 1.4.1 Konsep ........................................................................................................... 8 1.4.2 Teori ............................................................................................................... 9

1.5 Metode Penelitian ............................................................................................... 11 1.5.1 StudiKepustakaan ........................................................................................ 11 1.5.2 KerjaLapangan ............................................................................................. 12 1.5.3 Wawancara …............................................................................................... 12 1.5.4 KerjaLaboratorium ...................................................................................... 12

1.6 Lokasi Penelitian ................................................................................................ 13

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN BIOGRAFI BAPAK JA HUAT PURBA ................................................................................... 14 2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................................... 14 2.2. Keadaan Penduduk ........................................................................................... 15 2.3. Sistem Bahasa .................................................................................................... 16 2.4. Sistem Kesenian ............................................................................................... 18 2.4.1 Seni Musik ..................................................................................................... 18 2.4.2 Seni Suara ...................................................................................................... 19 2.4.3 SeniTari( Tor-tor ) ........................................................................................ 20 2.5 Sistem Kekerabatan ............................................................................................ 22 2.5.1 Marga-Marga Simalungun ............................................................................. 24 2.6 Sistem Kepercayaan .......................................................................................... 27 2.7 Biografi Singkat Bapak Ja Huat Purba ............................................................... 29 BAB III STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG SIMALUNGUN .................. 32 3.1 Klasifikasi Saligung Simalungun ...................................................................... 32 3.2 Konstruksi Bagian-Bagian Saligung ................................................................. 33 3.3Teknik Pembuatan ............................................................................................... 34 3.3.1 Bahan Baku yang Digunakan ....................................................................... 34 3.3.1.1 Bambu …........................................................................................... 34 3.3.2 Peralatan yang Digunakan ............................................................................... 36

3.3.2.1 DaunLalang/ Penggaris …............................................................... 36 3.3.2.2 Parang …........................................................................................... 37

3.3.2.3 Pisau Besar ….................................................................................. 37 3.3.2.4 Pisau Kecil ….................................................................................... 38

Page 9: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

ix

3.3.2.5 Pukkor Atau Paku …......................................................................... 39 3.3.2.6 Kertas Pasir ....................................................................................... 39 3.3.2.7 Arang ............................................................................................... 40 3.4.3 Proses Pembuatan .......................................................................................... 40 3.4.3.1 Memilih dan Menebang Bambu ....................................................... 40 3.4.3.2 Memotong Bambu …......................................................................... 41 3.4.3.3 Mengikis Batas Ruas Pangkal Bambu( Lobang Panoppulan ) .......... 42 3.4.3.4 Mengikis Batas Ruas UjungBambu ( KeluaranUdara ) ….............. 43 3.4.3.5 Mengukur Jarak dan Menggarisi ...................................................... 44 3.5 Tahap Penyempurnaan ...................................................................................... 49 3.5.1 Pelobangan Awal Bagian Saligung ................. ........................................ 49 3.5.1.1 PembentukanLubang Panoppulan ..................................................... 50 3.5.1.2 Pembentukan Lubang Keluaran Udara ............................................... 51 3.5.1.3 Pelobangan Nada ................................................................................ 51 3.5.1.4 Penghalusan ….................................................................................... 54 3.6 Ukuran Bagian–Bagian Saligung ...................................................................... 55 3.7 Kajian Fungsional ............................................................................................... 56 3.7.1 Proses Belajar ........................................................................................... 57 3.7.2 Sistem Pelarasan Bunyi ............................................................................ 58 3.7.3 Cara Memainkan Saligung ...................................................................... 60 3.7.4 Nada Yang Di Hasilkan Alata Musik Saligung ......................................... 63 3.7.5 Teknik Memainkan Saligung ................................................................... 67 3.8 Penyajian Saligung ............................................................................................ 69 BAB IV EKSISTENSI DAN FUNGSI SALIGUNG SIMALUNGUN ............... 72 4.1 Sejarah Saligung ................................................................................................. 72 4.2 Fungsi dan Penggunaan Saligung ...................................................................... 74 4.2.1 Penggunaan ................................................................................................ 75 4.2.1.1 Estetika ….......................................................................................... 75 4.2.2 Fungsi ....................................................................................................... 76 4.2.2.1 FungsiPengungkapanEmosional .......................................................... 77 4.2.2.2 Fungsi Komunikasi .............................................................................. 78 4.2.2.3 Fungsi Hiburan ................................................................................... 79 4.2.2.4 Fungsi yang Berkaitan Dengan Norma Sosial ..................................... 79 4.3 EksistensiSaligungSimalungun ......................................................................... 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 84 5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 84 5.2 Saran ................................................................................................................... 85 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 87 DAFTAR INFORMAN .......................................................................................... 90

Page 10: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Badan Saligung ..................................................................................... 33 Gambar 2 : Lubang Panoppulan .............................................................................. 33 Gambar 3 : Keluaran Udara ..................................................................................... 33 Gambar 4 : Pohon Bambu ....................................................................................... 35 Gambar 5 : Daun Lalang ......................................................................................... 36 Gambar 6 : Penggaris .............................................................................................. 37 Gambar 7 : Parang ................................................................................................... 37 Gambar 8 : Pisau Besar ........................................................................................... 38 Gambar 9 : Pisau Kecil ............................................................................................ 38 Gambar 10 : Paku ..................................................................................................... 39 Gambar 11 : Kertas Pasir .......................................................................................... 39 Gambar 12 : Arang ................................................................................................... 40 Gambar 13 : Cara Memotong Bambu ...................................................................... 42 Gambar 14 : Cara Mengikis Batas Pangkal Bambu ................................................. 43 Gambar 15 : Bentuk Batas Pangkal Ruas Bambu (Panoppulan) .............................. 43 Gambar 16 : Cara Mengikis Ujung Bambu .............................................................. 44 Gambar 17 : Bentuk Ujung Bambu .......................................................................... 44 Gambar 18 : Pengukuran Awal ................................................................................ 45 Gambar 19 : Pengukuran Garis Tengah ................................................................... 46 Gambar 20 : Pengukuran Untuk Membuat Lubang Nada Terakhir ......................... 46 Gambar 21 : Pengukuran Lubang Penyelaras .......................................................... 47 Gambar 22 : Pengukuran Lubang Nada Kedua ........................................................ 47 Gambar 23 : Pengukuran Lubang Nada Ketiga ........................................................ 48 Gambar 24 : Garis Lubang Nada .............................................................................. 48 Gambar 25 : Pembentukan Lubang Hembusan ........................................................ 50 Gambar 26 : Pembentukan Lubang Keluaran Udara ................................................ 51 Gambar 27 : Pelubangan Nada Pertama ................................................................... 52 Gambar 28 : Pelubangan Nada Kedua ...................................................................... 52 Gambar 29 : Pelubangan Nada Ketiga ..................................................................... 53 Gambar 30 : Pelubangan Nada Keempat .................................................................. 53 Gambar 31 : Pelubangan Nada Penyelaras ............................................................... 54 Gambar 32 : Menghaluskan Batas Panoppulan. ....................................................... 54 Gambar 33 : Menghaluskan Lubang Keluaran Udara .............................................. 55 Gambar 34 : Ukuran Bagian Saligung ...................................................................... 56 Gambar 35 : Posisi Tangan ....................................................................................... 62 Gambar 36 : Posisi Badan Ketika Menghembus Saligung ....................................... 62 Gambar 37 : Posisi Hidung Terhadap Lubang Hembusan ....................................... 62 Gambar 38 : Posisi Jari Terhadap Lubang Nada Pada Saligung .............................. 64 Gambar 39 : Nada F ................................................................................................. 64 Gambar 40 : Nada G ................................................................................................. 65 Gambar 41 : Nada A ................................................................................................. 65 Gambar 42 : Nada #A ............................................................................................... 66 Gambar 43 : Nada C ................................................................................................. 66 Gambar 44 : Tablatular ............................................................................................. 68

Page 11: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masyarakat Simalungun adalah salah satu kelompok etnis yang ada di wilayah

Provinsi Sumatera Utara. Etnis Simalungun merupakan salah satu dari lima kelompok

etnis batak lainnya yaitu Toba, Karo, Pak-pak, dan Mandailing-Angkola (Bangun, 1993 :

94). Setiap etnis yang ada di Sumatera Utara, baik itu etnis batak maupun etnis

lainnya memiliki kebudayaan, serta adat istiadat yang berbeda beda. Demikian juga

halnya dengan simalungun, dimana masyarakat Simalungun memiliki kebudayaan

yang diwariskan secara turun temurun baik secara lisan maupun tulisan oleh

leluhurnya. Salah satu bentuk kebudayaan itu adalah kesenian. Ada banyak kesenian

pada masyarakat Simalungun diantaranya adalah seni tari, seni musik, dan seni rupa.

Pada tulisan ini penulis lebih terfokus untuk mengkaji aspek musiknya.

Pada masyarakat Simalungun, seni musik terbagi dua bagian besar, yaitu

musik vokaldan musik instrumen. Musik vokal dalam masyarakat Simalungun

disebut Doding, Bernyanyi dalam bahasa Simalungun disebut Mandoding. Beberapa

jenis nyanyian rakyat pada masyarakat Simalungun yaitu : Taur-taur simanggei

(nyanyian cinta), Ilah (nyanyian untuk bekerja), Urdo-urdo (nyanyian untuk

menidurkan anak), Tihtah (nyanyian permainan anak), Tangis (tangisan), Mandilo

tonduy dan Manalundu/Mangmang (nyayian untuk pengobatan) dan juga Inggou

Turi-turian (nyanyian bercerita). Selain musik vokal, masyarakat Simalungun juga

memiliki musik instrument yang terbagi dalam beberapa klasifikasi, yaitu :

Idiofon(Mongmongan, Ogung, Sitalasayak, Garantung), Membranofon(Gonrang

sidua-dua, Gonrang sipitu-pitu/Gonrang bolon), Kordofon(Arbab, Husapi,

Page 12: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

2

Jatjaulul/Tengtung), Aerofon(Sarunei bolon, Sarunei buluh, Tulila, Sulim, Sordam,

Saligung, Ole-ole, Hodong-hodong, dan Ingon-ingon).

Alat musik simalungun dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu musik yang

dimainkan secara ensambel, dan musik yang dimainkan secara tunggal. Musik

ensambel yang terdapat pada masyarakat simalungun yaitu Gonrang Sidua-duadan

Gonrang Bolon. Gonrang Sidua-dua merupakan seperangkat musik tradisional

Simalungun yang terdiri atas dua buah Mongmongan, dua buah Gonrang, dua buah

Ogung, dan satu buah Sarune Bolon. Gonrang Bolon yaitu seperangkat alat musik

tradisional Simalungun yang terdiri atas dua buah Ogung, dua buah Mongmongan,

tujuh buah Gonrang dan satu buah Sarunei Bolon. Kedua ensambel musik tersebut

memiliki fungsi yang sama yaitu untuk upacara religi, upacara adat, malas ni ruha

dan upacara sayur matua. Gonrang Sidua-dua dan Gonrang Bolon juga di gunakan

untuk mengiringi tarian atau tor-tor.

Pada masyarakat Simalungun terdapat juga alat musik yang dimainkan secara

tunggal. Diantaranya adalah Sordam, Husapi, Tulila, Sulim, dan Saligung. Pada

tulisan ini penulis ingin mengkaji tentang alat musik yang dimainkan secara tunggal

pada masyarakat simalungun yaitu Saligung.

Pada zaman dahulu Saligung adalah alat musik yang digunakan

garama1untuk menyampaikan perasaannya kepada gadis yang dicintainya, dimana

pria tersebut tidak berani mengungkapkan perasaannya secara langsung kepada

seorang wanita dan juga Saligung di gunakan untuk pelipur lara.

Orang yang memainkan Saligung disebut parsaligung, kata “par” menjadi

awalan dari kata “saligung” yang berarti orang yang memainkan. Orang yang masih

mengerti tentang cara pembuatan Saligung Simalungun adalah Bapak Jahuat Purba,

1Garama adalah sebutan pemuda dalam bahasa Simalungun

Page 13: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

3

beliau mengenal Saligung pada tahun 90-an yaitu dengan melihat Saligung buatan

Bapak Jintar Damanik. Keunikan alat musik Saligung menjadi alasan beliau tertarik

untuk mengetahui cara memainkan dan membuat Saligung. Bapak Ja Huat purba

adalah salah satu pembuat (pambahen) Saligung, selain mengetahui tentang cara

pembuatan Saligung beliau juga mengerti tentang cara memainkannya. Beliau juga

dikenal sebagai tokoh masyarakat yang tetap mendukung kelestarian musik

tradisional Simalungun, seperti memperkenalkan kebudayaan musik Simalungun

pada muda-mudi Simalungun pada acara pesta Rondang Bintang.

Saligung merupakan alat musik yang sangat unik. Dikatakan alat musik yang

unik karena saligung dimainkan atau di hembus dengan menggunakan hidung yang

merupakan satu-satunya alat musik yang di mainkan atau di hembus dengan hidung

yang ada di sumatera utara. Saligung adalah alat musik yang terbuat dari bambu,

bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.

Tanaman ini dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai iklim kering Menurut

Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1999,hal 78).

Menurut Bapak Ja Huat Purba bahwa bambu yang digunakan untuk membuat

Saligung adalah bambu Dihon, dikarenakan bambu dihon lebih tipis dan ruasnya tidak

panjang. Saligung tergolong dalam klasifikasi aerofon, yang memiliki empat lubang

nada, satu lubang hembusan, satu lobang keluaran udara dan satu lubang penyelaras

nada. alat musik Saligung ini hanya bisa memainkan bebarapa lagu yang mana

biasanya lagu-lagu yang di mainkan sebagai gambaran kesedihan (Tangis-tangis)

dan ungkapan perasaan.

Cara pembuatan Saligung yaitu batas ruas bambu bagian terluar (lubang

panoppulan) dikikis membentuk miring dengan tujuan agar letak hidung dengan sisi

lubang hembusan tepat, sehingga si pemain merasa nyaman. Selain itu kedua sisi

Page 14: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

4

terluar ruas bambu di kikis setipis mungkin namun jangan sampai pecah. Setelah

proses pengkikisan, dilanjutkan dengan proses pembuatan lubang hembusan, dengan

bahasa Simalungun panoppulan yang artinya penghembusan dan manoppul artinya

menghembus dan pelubangan keluaran udara. Kemudian dilanjutkan dengan proses

pembuatan lubang nada.

Musik tentu tidak lepas dari alat pendukungnya, yaitu alat musik. Dalam

tulisan ini, penulis lebih terfokus kepada alat musik Saligung, Dimana alat musik

Saligung saat ini sudah terancam punah.

Proses perjalanan kesenian tradisional saat sekarang sudah menapak ke posisi

krisis, akibat derasnya arus perubahan berupa adaptasi, akulturasi, enkulturasi.

Proses perubahan ini bisa saja bermanfaat apabila masyarakat pendukung suatu

kebudayaan dapat menjadikan budaya sebagai modal menghadapi kehidupan modis

yang semakin kompleks. Namun sebaliknya, terjadinya pergeseran nilai-nilai dapat

pula mengikis nilai-nilai budaya tradisional.

Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang mempunyai

pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan

dunia yang akan berlangsung. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai

halangan dan rintangan yang menjadikan dunia semakin terbuka dan saling

bergantung satu sama lain. Dapat di katakan bahwa globalisasi membawa dampak

baru tentang konsep "Dunia Tanpa Batas" yang saat ini menjadi realita dan sangat

mempengaruhi perkembangan budaya dan membawa perubahan baru,Selain

globalisasi penyebab goyahnya ketahanan budaya adalah modernisasi.

Modernisasi menurut Soerjono Soekanto adalahsuatu bentuk

dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya

dinamakan social planning (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar).

Page 15: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

5

Pada saat sekarang kesenian tradisional sudah semakin terpinggirkan/terasing

karena dianggap kurang praktis dan banyak aturannya. Masyarakat lebih memilih

menggunakan alat musik yang ringkas, instan dan murah dalam hal dana

penyelenggaraannya, sehingga semakin kuat kecenderungan memadukan alat musik

modern (keyboard) dan alat musik tradisional. pertunjukan kesenian tradisional tidak

lagi menggunakan alat musik tradisional, melainkan menggunakan alat musik

keyboard tunggal yang kini semakin trend.

Disisi lain penggunaan alat musik modern, seperti keyboard dapat membantu

proses pertunjukan kesenian tradisional. Tetapi sebaliknya, penggunaan alat musik

modern akan menggeser dan akhirnya menghilangkan kesenian tradisional. Hal ini

sejalan dengan konsep kebudayaan yang mengatakan bahwa kebudayaan merupakan

suatu hal yang dipelajari maupun diwariskan secara turun temurun oleh leluhurnya.

Dampak dari globalisasi dan modernisasi sampai pada masyarakat

Simalungun khususnya pada salah satu alat musik tradisional Simalungun yaitu

Saligung. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan Bapak Ja Huat Purba, beliau

mengatakan bahwa Saligung digunakan untuk menyampaikan perasaan, Pelipur lara

selain itu juga sebagai tanda bahwa si Garama sudah berada didepan rumah si Anak

Boru2. Tetapi pada saat sekarang eksistensi alat musik Saligung sudah hampir hilang

dari masyarakat Simalungun, untuk penyajiannya hanya bapak Setia Dermawan

purba yang selalu mempertunjukan Saligung, Dan untuk yang Mengetahui tentang

bagaimana cara pembuatan alat musik Saligung hanya bapak J Badu Purba dan

bapak Ja Huat purba. Melihat dari keberadaan alat musik Saligung yang sudah

hampir punah penulis mewawancarai bapak S sinaga tentang keberadaan alat musik

Saligung, beliau adalah tokoh masyarakat di dareah tempat penelitian penulis. Beliau

2 Anak boru adalah sebutan anak gadis dalam bahasa simalungun

Page 16: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

6

mengatakan bahwa masyarakat Simalungun lebih cenderung mengikuti

perkembangan zaman sehingga alat musik Saligung dilupakan.

Menurut Bapak JaHuat Purba, pada saat beliau masih kecil alat musik

Saligung sudah jarang di mainkan seperti layaknya Suling,Sarune Simalungun dan

lain sebagainya. Dan saat sekarang menurut bapak JaHuat Purba boleh dikatakan

bahwa Saligung sudah hilang dari masyarakat Simalungun.

Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji, menganalisa dan

menuliskannya menjadi sebuah tulisan ilmiah yang diberi judul “Studi Organologis

Saligung Simalungun Buatan Bapak Ja Huat Purba di Desa Tengkoh,

Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten Simalungun”

1.2 Pokok Permasalah

1. Bagaimana proses dan teknik pembuatan Saligung Simalungun yang

dilakukan Bapak Ja Huat Purba?

2. Bagaimana Eksistensi, Fungsi dan Penggunaan alat musik Saligung di

tengah-tengah masyarakat Simalungun ?

1.3 Tujuan dan Mamfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui bagaimana proses dan teknik pembuatan Saligung

Simalungun Bapak JaHuat Purba

2) Untuk mengetahui Eksistensi, Fungsi dan Penggunaan alat musik Saligung di

tengah-tengah masyarakat Simalungun

Page 17: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

7

1.3.2 Manfaat Penelitian

1) Sebagai bahan tambahan untuk menambah referensi tentang Saligung

Simalungun di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara.

2) Untuk melestarikan alat musik Saligung yang sudah punah.

3) Sebagai suatu proses mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh penulis

selama mengikuti perkuliahan di Departemen Etnomusikologi.

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Konsep merupakan rangkaian ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

peristiwa kongkrit (Kamus besar bahasa indonesia, Balai Pustaka, 1991:431). Studi

disebut juga dengan kajian (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kajian

merupakan kata jadian dari kata”kaji” yang berarti mengkaji, mempelajari,

memeriksa, mempertimbangkan secara matang, dan mendalami. Dari keterangan

diatas dapat diketahui bahwa pengertian kata’kajian’ dalam hal ini adalah suatu

penelitian atas pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti (Badudu. 1982:132).

Sedangkan ‘organologi’ merupakan bagian dari etnomusikologi yang

meliputi semua aspek diantaranya adalah ukuran dan bentuk fisiknya termasuk

hiasannya, bahan dan prinsip pembuatannya, metode dan teknik memainkan, bunyi

dan wilayah nada yang dihasilkan, serta aspek sosial budaya yang berkaitan dengan

alat musik tersebut.

Page 18: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

8

Seperti yang dikemukakan oleh Mantle Hood (1982:124) bahwa organologi

yang digunakan adalah berhubungan dengan alat musik itu sendiri. Menurut beliau

organologi adalah ilu pengetahuan alat musik, yang tidak hanya meliputi sejarah dan

deskipsi alat musik, akan tetapi sama pentingnya dengan ilmu pengetahuan dari alat

musik itu sendiri antara lain : teknik pertunjukan, fungsi musikal, dekoatif, dan

variasi sosial budaya.

Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa studi organologis

adalah suatu penyelidikan yang mendalam untuk mempelajari instrumen musik baik

mencakup aspek sejarahnya maupun deskripsi alat musik itu sendiri dari berbagai

pendekatan ilmu sosial budaya.

Saligung adalah Instrumen musik Aerophon yang memiliki empat lobang

pengatur nada dan satu lobang udara serta satu lobang tiupan dan satu lobang

keluaran suara. Saligung juga memiliki ruang resonator sebagai sumber bunyi. Alat

musik ini biasanya dimainkan secara tunggal.

1.4.2 Teori

Teori merupakan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu peristiwa

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Sebagai acuan berpikir dalam penelitian ini

penulis mempergunakan teori-teori yang relevan, yang sesuai untuk permasalahan

penelitian penulis.

Tulisan ini membahas deskripsi alat musik , penulis berpedoman pada teori

yang di utarakan oleh Susumu Kashima 1978:174) terjemahan Rizaldi Siagian dalam

laporan ATPA, bahwa studi musik dapat dibagi kedalam dua sudut pandang yakni

Studi Struktural dan Studi Fungsional. Studi Struktural adalah Studi yang berkaitan

dengan pengamatan, pengukuran, perekaman, atau pencatatan bentuk, ukuran besar

Page 19: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

9

kecil, konstruksi serta bahan bahan yang dipakai dalam pembuatan alat musik

tersebut. Sedangkan Studi Fungsionnal memperhatikan fungsi dari alat dan

komponen yang menghasilkan suara, antara lain membuat pengukuran dan

pencatatan terhadap metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan

keras lembutnya suara bunyi, nada,warna nada dan kualitas suara yang dihasilkan

oleh alat musik tersebut. Berdasar penjelasan tersebut diatas maka, penulis

mengggolongkan proses dan teknik pembuatan Saligung Simalungun buatan Bapak

Ja Huat Purba kedalam Studi Struktural.

Saligung Simalungun adalah Instrumen musik yang tergolong kedalam

klasifikasi Aerophon yang memiliki empat lobang pengatur nada, satu lobang tiupan

dan satu lobang keluaran udara dari resonator. Saligung juga memiliki ruang

resonator sebagai sumber bunyi, oleh karena itu dalam pengklasifikasian alat musik

tersebut, penulis menggunakan teori yang diutarakan Curt Sach dan Hornbostel

1961, Yaitu:

“ Sistem Pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber

penggetar utama bunyi. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat

bagian yang terdiri dari; Idiofon ( alat itu sendiri sebagai sumber

penggetar utama bunyi ), Membranofon ( kulit sebagai sumber

penggetar utama bunyi ), kordofon ( senar sebagai sumber

penggetar utama bunyi ), dan aerofon (udara sebagai penggetar

utama bunyi ) “.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) Eksistensiartinya

keberadaaan. Sementara pengertian kebudayaan menurut E.B Taylor, Primitive

Culture, 1871 adalah: “keseluruhan yang mencakup pengetahuan dan kepercayaan,

Page 20: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

10

seni, hukum, moral, adat, serta kemampuan dam kebiasaan yang diperoleh manusia

sebagai anggota masyarakat”.

Menurut Herskovits (1964 : 217-218) dalam Merriam, penggunaan musik

dapat dibagi menjadi lima kategori unsur-unsur budaya yaitu : Kebudayaan Material,

Kelembagaan Sosial, Hubungan Manusia dengan Alam, Estetika dan Bahasa.

Menurut Alan P Merriam (1964:219-226) fungsi dapat dibagi dalam sepuluh

kategori yaitu: Fungsi Pengungkapan Emosional, Fungsi Pengungkapan Estetika,

Fungsi Hiburan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Perlambangan, Fungsi Reaksi Jasmani,

Fungsi yang Berkaitan Dengan Norma Sosial, Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial,

Fungsi Kesinambungan Kebudayaan, dan Fungsi Pengintegrasian Masyarakat.

1.5 Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan

agar hasil dari pekerjaan tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan dikehendaki

melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang telah ditentukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka 2005). Sementara penelitian merupakan kegiatandalam mengumpulkan,

mengolah, menganalisis serta menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan

objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk

mengembangkan prinsip-prinsip umum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka: 2005).

1.5.1 Studi Kepustakaan

Untuk mendukung keseluruhan data yang disertakan penulis, maka penulis

juga melakukan studi keperpustakaan untuk mengumpulkan data-data yang

mendukung tulisan.mulai dari menelaah berbagai buku, membuka situs-situs internet

Page 21: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

11

yang berhubungan dengan data penelitian, mengumpulkan beberapa referensi,

majalah dan skripsi-skripsi terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian.

Studi pustaka diperlukan untuk melengkapi teori-teori yang berhubungan

dengan topik penelitian penulis.

1.5.2 Kerja Lapangan

Untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai tulisan ini maka

penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang telah diketahui

sebelumnya, dan juga melakukan wawancara kepada beberapa informan yang

mengetahui jelas tentangSaligung Simalungun dan penulis juga mengajukan

beberapa pertanyaan yang diyakini penulis nantinya dapat mendukung dalam proses

penelitian.

1.5.3 Wawancara

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian wawancara adalah proses

tanya-jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau

pendapatnya mengenai suatu hal. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara

terhadap Bapak Ja Huat Purba dengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih

akurat yang berguna dalam penulisan karya ilmiah ini.

1.5.4 Kerja Laboratorium

Seluruh data diperoleh oleh penulis dari berbagai sumber yaitu dari hasil

pengamatan langsung kelapangan. Kemudian melakukan wawancara, dimana hasil

tersebut kemudian akan diolah dalam kerja laboratorium.

Setelah penulis melakukan kerja laboratorium, penulis membuatnya menjadi

sebuah tulisan ilmiah berbentuk skripsi sesuai dengan aturan penulisan sebuah karya

Page 22: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

12

ilmiah. Dan tulisan ini diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat guna untuk

menambah pengetahuan.

1.6 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian dalam mengumpulkan data untuk tulisan ini adalah di

rumah bapak Jahuat Purba yang berlokasi di desa Tengkoh, Kecamatan Panombean

Pane, Kabupaten Simalungun. Namun untuk mendukung informasi mengenai Saligung

Simalungun tersebut, penulis juga mengumpulkan data-data maupun informasi dari

orang-orang yang mengetahui tentang alat musik tersebut dan tokoh-tokoh masyarakat.

Page 23: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

13

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN BIOGRAFI SINGKAT

BAPAK JA HUAT PURBA

Bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran umum wilayah penelitian

dan biografi singkat bapak Jahuat Purba sebagai seniman musik tradisional

Simalungun. Wilayah yang dimaksud disini adalah bukan hanya lokasi penelitian,

tetapi lebih terfokus kepada gambaran masyarakat Simalungun khususnya yang ada

di Panombean Pane secara umum. Namun sebelum membahas topik tersebut, akan

diuraikan lebih dahulu Desa Tengkoh Simbolon, Kecamatan Panombean Pane,

Kebupaten Simalungun.

2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang penulis teliti berada di Desa Tengko yang merupakan

tempat tinggal sekaligus sebagai tempat pembuatan Saligung bapak Ja Huat Purba

yang bertempat tinggal di Jalan Si batu-batu, Kecamatan Panombean Pane

Kabupaten Simalungun. Menurut data yang didapat dari Kantor Lurah Desa Tengko,

Kecamatan Panombean Panei merupakan salah satu kecamatan baru di Kabupaten

Simalungun. Kecamatan ini pemekaran dari Kecamatan Panei memiliki luas 82,2

Km2., dengan letak geografis

sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai

sebelah Selatan berbatasan dengan kecamtan Sidamanik dan kecamatan Panei

sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Raya

sebelah Timur berbatasan dengan Kota Pematangsiantar.

Page 24: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

14

Jarak Kecamatan Panombean Panei dari Pematang Raya Ibukota Kabupaten

Simalungun ± 20 Km.

2.2 Keadaan Penduduk

Pada awalnya penduduk asli Desa Tengko didominasi oleh suku Simalungun,

namun setelah terjadi urbanisasi kependudukan, Desa Tengko menjadi bersifat

heterogen, kerena terdiri dari berbagai ragam suku dan etnis, yaitu Simalungun,

Toba, Mandailing, Angkola, Jawa, Aceh. Pada tahun 2011 penduduk Desa tengko

simbolon mencapai 1.918 jiwa. Dengan jumlah rumah tangga 518. dengan kepadatan

penduduk 85 jiwa per km2. Penduduk laki-laki di Desa Simbolon tengko lebih

banyak dari penduduk perempuan. Pada tahun 2011 penduduk Desa Simbolon

Tengko yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 966 jiwa dan penduduk

perempuan 952 jiwa.

Secara Etimologi kata “Simalungun” dapat dibagi kedalam tiga suku kata

yaitu: Si berarti “Orang”, ma sebagai kata sambung berarti “yang” dan lungun

berarti “sunyi, kesepian”. Dengan demikian, Simalungun berarti “ia yang bersedih

hati, sunyi dan kesepian.

Secara umum masyarakat Simalungun yang tinggal di wilayah Simalungun

maupun di perantauan merupakan suatu pribadi yang pendiam dan tertutup. Menurut

Hendrik Kraemer ketika berkunjung ke Tanah Batak pada bulan Februari-April

tahun 1930 melaporkan bahwa jika dibandingkan dengan orang Batak Toba, orang

Simalungun jelas lebih berwatak halus, lebih suka menyendiri di hutan dan secara

alamiah kurang bersemangat dibandingkan dengan orang Batak Toba. Hal yang

senada juga dikatakan oleh Walter Lempp tentang tabiat daripada masyarakat

Simalungun yaitu orang Simalungun lebih halus dan tingkah lakunya hormat sekali,

Page 25: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

15

tidak pernah keras atau meletus, meskipun sakit hati. Hal itu dimungkinkan karena

suku Simalungun satu-satunya yang pernah dijajah oleh suatu kerajaan di Jawa yang

berkedudukan di Tanah Jawa. Masyarakat Simalungun yang bertempat tinggal di

Kecamatan Panombean Pane mengenal satu lembaga adat yang disebut Partuha

Maujana Simalungun. Lembaga adat ini telah ada mulai dari tingkat Serikat Tolong

menolong (STM), Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Pusat.

Masyarakat yang tinggal di Kecamatan Panombean pane, pada umumnya

bekerja sebagai Petani, Buruh, Wiraswasta, dan Pegawai Negeri Sipil. Menurut

wawancara penulis dengan bapak Ja Huat Purba pekerjaan beliau adalah Sebagai

pemain musik Sarunei Simalungun, dan bertani adalah pekerjaan sampingan beliau.

Untuk membuat Saligung Simalungun dilakukan Bapak Ja Huat purba apabila

adanya pesanan untuk membuat alat musik Saligung tersebut.

2.3 Sistem Bahasa

Asal usul kependudukan masyarakat Simalungun banyak dipengaruhi oleh

berbagai aspek dan juga berbagai pendapat atau teori yang berbeda-beda untuk

memberikan pembuktian terhadap kebenarannya. Sistem kemasyarakatan dalam

suatu daerah tentu didasari oleh bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat

di dalamnya. Menurut informasi dari informan saya dengan terkaitnya lokasi

penelitian penulis bahwa keragaman suku yang berada di daerah tersebut

menggunakan bahasa Simalungun dan bahasa indonesia untuk berkomunikasi dalam

bahasa sehari-harinya.

Sejak berabad-abad yang lampau suku-suku bangsa yang tinggal di berbagai

kepulauan di Nusantara memiliki bahasa masing-masing yang dipergunakan dalam

pergaulan dan komunikasi antar sesama suku tersebut. Bahasa itu dinamakan sebagai

Page 26: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

16

“bahasa daerah” yang disebutkan sesuai dengan suku bangsa yang memiliki bahasa

tersebut. Misalnya bahasa Batak Toba dipergunakan oleh Batak Toba. Demikian

juga dengan bahasa Simalungun. Disamping itu masyarakat Simalungun juga

memiliki aksara yang sudah sangat tua usianya. Menurut seorang peneliti bahasa Dr.

P. Voorhoeve, yang menjadi Pejabat Taalambtenaar di Simalungun tahun 1937,

mengatakan bahwa bahasa Simalungun merupakan bahasa rumpun austronesia yang

lebih dekat dengan bahasa sansekerta yang banyak sekali mempengaruhi bahasa-

bahasa di Nusantara.

Voorhoeve mengatakan kedekatan bahasa Simalungun dengan bahasa

Sansekerta ditunjukkan dengan huruf penutup suku kata mati yaitu, uy dalam kata

apuy dan babuy, huruf g dalam kata dolog, huruf b dalam kata arbab, huruf d dalam

kata bagod, huruf ah dalam kata babah dan sabah, juga ei dalam kata simbei dan ou

dalam kata sopou dan lapou. Salah satu ciri masyarakat Simalungun adalah memiliki

tingkatan bahasa yang disebut dengan ratting ni hata. Adapun tingkatan tersebut

adalah:

1. Lapung ni hata, merupakan bahasa sehari hari yang dipakai oleh masyarakat biasa

atau bahasa yang dipakai sehari-hari.

2. Guru ni hata, merupakan bahasa yang dipakai untuk mengucapkan sesuatu dan

dianggap lebih halus. Guru ni hata merupakan bahasa tertinggi yang digunakan

oleh kalangan keturunan raja-raja. Dimana bahasa tersebut adalah bahasa yang

sopan hormat, dan berisi nasehat, yang sering disampaikan melalui perumpamaan.

Misalnya adalah Simakidop artinya mata, Jambulan artinya rambut. Simakulsop

artinya mulut.

3. Sait ni hata, yaitu bahasa yang dipakai ketika seseorang marah atau menghina

seseorang, karena tersinggung atas sesuatu. Sait ni hata merupakan bahasa yang

Page 27: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

17

kasar, karena berisi kata-kata yang pedas, berisikan sindiran sehingga dapat

menyakitkan hati orang lain. Misalnya panjamah (tangan) bahasa kasarnya tiput.

2.4 Sistem Kesenian

Kesenian adalah merupakan ekspresi perasaan manusia terhadap keindahan,

dalam kebudayaan suku-suku bangsa yang pada mulanya bersifat deskriptif

(Koentjaraniningrat, 1980:395-397). Kesenian pada masyarakat simalungun sangat

banyak dan beragam. Taralamsyah Saragih dalam Seminar Kebudayaan Simalungun

1964 mengatakan bahwa kesenian yang ada di Simalungun dapat dibagi atas Seni

Musik (Gual), Seni Suara (doding), Seni Tari (Tortor).

2.4.1 Seni Musik

Seni musik digunakan untuk upacara-upacara hiburan dan upacara-upacara

adat lainnya misalnya upacara dukacita (pusok ni uhur) dan sukacita (malas ni uhur).

Alat-alat musik pada masyarakat simalungun dapat dimainkan secara ensamel dan

dapat pula dimainkan secara tunggal. Alat musik yang dimainkan secara ensambel

adalah Gonrang Sidua-dua dan Gonrang Sipitu-pitu.

Penggunaan instrumen sarunei dalam ensambel Gonrang Sidua-dua dan

Gonrang Sipitu-pitu sangat penting, diantaranya:

1. Manombah yaitu suatu upacara untuk mendekatkan diri kepada sembahan

2. Maranggir yaitu upacara untuk membersihkan badan dari perbuatan-perbuatan

yang tidak baik, dan juga membersihkan diri dari gangguan roh-roh jahat

3. Ondos Hosah yaitu upacara khusus yang dilakukan suatu desa atau keluarga agar

terhindar dari mara bahaya.

Page 28: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

18

4. Rondang Bittang yaitu acara tahunan yang diadakan suatu desa karena

mendapatkan panen yang baik. Muda-mudi menggunakan kesempatan tersebut

untuk mencari jodoh. Adapun alat-alat musik yang dimainkan secara tunggal

diantaranya Jatjaulul/Tengtung, Husapi, Hodong-hodong, Tulila, Ole-ole,

Saligung, Sordam dsb. Alat-alat musik tersebut dimainkanuntuk hiburan pribadi

ketika lelah bekerja di ladang, maupun setelah pulang dari pekerjaan.

2.4.2 Seni Suara (Doding)

Musik vokal Simalungun dikenal dengan istilah doding dan ilah. Doding

dipakai untuknyanyian solo sedangkan ilah dipakai sebagai nyanyian kelompok.

(Sihotang 1993:31). Nyanyian dalam masyarakat Simalungun sangat banyak dan

memiliki fungsi masing-masing. Selain itu masyarakat Simalungun memiliki teknik

bernyanyi yang disebut inggou. Adapun nyanyian tersebut diantaranya adalah :

1. Taur-taur yaitu nyanyian yang dilagukan oleh sepasang muda-muda secara

bergantian untuk mengungkapkan perasaan stu sama lainnya.

2. Ilah yaitu suatu nyanyian yang dinyanyikan oleh sekelompok pemuda dan pemudi

sambil menepuk tangan sambil membentuk lingkaran.

3. Doding-doding yaitu nyanyian yang dinyanyikan oleh sekelompok pemuda dan

dan pemudi atau orang tua untuk menyampaikan pujian atau sindiran. Nyanyian

inijuga dapat dilagukan untuk mengungkapkan kesedihan dan kesepian.

4. Urdo-urdo atau Tihtah yaitu suatu nyanyian yang dinyanyikan oleh seorang ibu

kepada anaknya atau seorang anak perempuan kepada adiknya. Urdo-urdo untuk

menidurkan sementara Tihtah untuk bermain.

5. Tangis-tangis yaitu suatu nyanyian yang dinyanyikan seorang gadis karena putus

asa ataupun karena berpisah dengan keluarga karena akan menikah.

Page 29: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

19

6. Manalunda/Mangmang adalah mantera yang dinyanyikan oleh seorang datu

untuk menyembuhkan suatu penyakit ataupun menobatkan seorang raja pada

waktu dulu.

2.4.3 Seni Tari (Tor-Tor)

Seni tari dalam masyarakat Simalungun banyak mengalami penurunan dari

segi pertunjukan dimana pada saat ini sudah jarang dijumpai tor-tor yang sering

dilakukan pada zaman dahulu. Tor-tor yang dapat bertahan sampai saat ini adalah

Tor-tor Sombah. Adapun tor-tor yang sering dipertunjukkan pada zaman dahulu

antara lain:

1. Tor-Tor Huda-Huda atau Toping-Toping yaitu tarian yang dilakukan untuk

menghibur orangyang meninggal sayur matua yaitu orang yang telah berusia lanjut.

Tarian ini merupakan tarian yang meniru gerakan kuda dan sebagian permainannya

memakai topeng. Pada waktu dulu tarian ini digunakan untuk menghibur keluarga

raja yang bersedih karena anaknya meninggal. Tarian ini bertujuan untuk

menyambut berbagai kelompok adat( tondong,boru, dan sanina) dan menghibur para

tamu undangan, namun mereka juga bertugas mengumpulkan oleh-oleh dari para

tamu undangan. Jaman dulu kegiatan tersebut biasa dilakukan dalam pemakaman

seorang raja.

2. Tor-tor Turahan yaitu Tor-tor yang dilakukan untuk menarik kayu untuk

membangun istana atau rumah besar. Seorang mandor bergerak melompati batang

kayu yang ditarik sambil mengibaskan daun-daun yang dipegan ke batang kayu dan

ke badan orang yang menarik untuk memberi semangat.

Pada masyarakat Simalungun juga terdapat kesenian lain yang pada saat

sekarang ini sudah sangat jarang dijumpai diantaranya adalah Seni Gorga yaitu seni

Page 30: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

20

ukir yang terdapat pada dinding-dinding rumah, Seni Pahat, yaitu seni membuat

patung-patung dari batu ataupun dari kayu, Seni Tenun yaitu seni membuat kayu

dengan menggunakan benang-benang yang dibentuk dengan suatu keahlian, dan Seni

Arsitektur yaitu seni untuk membangun rumah dengan arsitektur tradisional.

Bentuk-bentuk kesenian tersebut telah banyak yang ditinggalkan oleh

masyarakat karena kurang sesuai dengan perkembangan zaman. Namun meskipun

begitu masih ada sebagian orang yang tetap mempertahankan pengetahuan tersebut

seperti Seni Tenun karena kain yang dihasilkan dari buatan tangan jauh lebih bagus

daripada buatan pabrik.

2.5 Sistem Kekerabatan

Menurut M.D. Purba dalam bukunya yang berjudul Adat Perkawinan

Simalungun(1985), ada dua cara yang umum yang dipakai untuk menarik garis

keturunan, yaitu :

1. Menarik garis keturunan hanya dari satu pihak, yaitu mungkin dari pihak

laki-laki dan mungkin pula dari pihak permpuan. Masyarakat demikian dinamakan

masyarakat unilateral. Jika masyarakat tersebut menarik garis keturunan dari pihak

laki-laki atau ayah saja, maka keturunan tersebut disebut masyarakat patrilineal. Dan

jika menarik dari garis keturunan perempuan (ibu) maka disebut matrilineal.

2. Menarik garis keturunan dari kedua orang tua, yaitu ayah dan ibu,

masyarakat demikian disebut masyarakat bilateral atau masyarakat parental.

Page 31: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

21

Dari kedua cara tersebut diatas,masyarakat Simalungun termasuk masyarakat

yang menarik garis keturunan dari salah satu pihak saja, yaitu dari pihak laki-laki

atau ayah. Dengan demikian masyarakat Simalungun adalah masyarakat unilateral-

patrilineal, yang artinya bahwa setiap anak-anak yang lahir baik laki-laki maupun

perempuan dengan sendirinya akan mengikuti klan atau marga dari ayahnya

(1985:108).

Bukti bahwa garis keturunan diambil dari pihak laki-laki adalah dengan

adanya marga dalam masyarakat Simalungun. Setiap anak yang lahir dalam satu

keluarga di etnis Simalungun, secara otomatis akan memiliki marga yang sama

dengan marga si ayah.

Susunan masyarakat Simalungun didukung oleh berbagai marga yang

mempunyai hubungan tertentu, yang disebabkan oleh hubungan perkawinn.

Hubungan perkawinan antar marga-marga mengakibatkan adanya penggolongan

antar tiap-tiap marga. Marga yang satu akan mempunyai kedudukan tertentu

terhadap marga lain. Perkerabatan dalam masyarakat Simalungun disebut sebagai

Partuturan. Partuturan ini menetukan dekat atau jauhnya hubungan kekeluargaan

(pardihadihaon), dan dibagi kedalam beberapa kategori sebagai berikut:

1. Tutur Manorus / Langsug

Perkerabatan yang langsung terkait dengan diri sendiri. Misalnya: Botou

artinya saudara perempuan baik lebih tua atau lebih muda. Mangkela (baca:

Makkela) artinya suami dari saudara perempuan dari ayah. Sima-sima artinya anak

dari Nono/Nini,

2. Tutur Holmouan / Kelompok

Melalui tutur Holmouan ini bisa terlihat bagaimana berjalannya adat

Simalungun. Misalnya: Bapa Tongah artinya saudara lelaki ayah yang lahir

Page 32: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

22

dipertengahan (bukan paling muda, bukan paling tua). Tondong Bolon artinya

pambuatan (orang tua atau saudara laki dari istri/suami). Panogolan artinya

kemenakan, anak laki/perempuan dari saudara perempuan.

3. Tutur Natipak / Kehormatan

Tutur Natipak digunakan sebagai pengganti nama dari orang yang diajak

berbicara sebagai tanda hormat. Misalnya: Kaha digunakan pada istri dari saudara

laki-laki yang lebih tua. Bagi wanita, kaha digunakan untuk memanggil suami boru

dari kakak ibu. Ambia Panggilan seorang laki terhadap laki lain yang seumuran atau

bawahan.

Ikatan kekerabatan diklasifikasikan dalam suatu sistem yang dalam bahasa

Simalungun dikenal Tolu Sahundulan, yaitu :

1. Tondong (Pemberi istri)

2. Anak Boru/Boru (Penerima Istri)

3. Sanina/Sapanganonkon (Sanak saudara, individu semarga atau pembawa garis

keturunan)

Dalam masyarakat Simalungun seorang pria belum dianggap sebagai orang

dewasa dan belum dapat berperan serta dalam fungsi-fungsi adat bila yang

bersangkutan belum menikah atau sudah menikah tapi belum mempunyai keturunan.

2.5.1 Marga-marga Simalungun

Terdapat empat marga asli suku Simalungun yang populer dengan akronim

SISADAPUR, yaitu:

1. Sinaga

2. Saragih

3. Damanik

Page 33: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

23

4. Purba

Keempat marga ini merupakan hasil dari “Harungguan Bolon”

(Permusyawaratan besar) antara empat raja besar berjanji untuk tidak saling

menyerang dan tidak saling bermusuhan, Marsiurupan bani hasunsuhan na legan, rup

mangimbang munsuh,keempat raja tersebut adalah:

1. Raja Nagur bermarga Damanik

Damanik berarti Simada Manik (pemilik manik), dalam bahasa Simalungun,

Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma,

agung/terhormat, paling cerdas). Raja ini berasal dari kaum bangsawan India Selatan

dari Kerajaan Nagore. Pada abad ke-12, keturunan raja Nagur ini mendapat serangan

dari Raja Rajendra Chola dari India, yang mengakibatkan terusirnya mereka dari

Pamatang Nagur di daerah Pulau Pandan hingga terbagi menjadi 3 bagian sesuai

dengan jumlah puteranya: Marah Silau yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja

Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, tuan raja siantar dan tuan raja damanik Soro

Tilu (yang menurunkan marga rajaNagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik

Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan,

Sola) Timo Raya (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya

Damanik Tomok). Selain itu datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja,

Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja yang berasal dari Pulau Samosir

dan mengaku Damanik di Simalungun.

2. Raja Banua Sobou bermarga Saragih

Saragih dalam bahasa Simalungun berarti Simada Ragih, yang mana Ragih

berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti Pemilik aturan atau pengatur,

penyusun atau pemegang undang-undang.

Keturunannya adalah :

Page 34: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

24

• Saragih Garingging yang pernah merantau ke Ajinembah dan kembali ke

Raya. Saragih Garingging kemudian pecah menjadi dua, yaitu: Dasalak, menjadi raja

di Padang Badagei, Dajawak merantau ke Rakutbesi dan Tanah Karo dan menjadi

marga Ginting Jawak.

• Saragih Sumbayak keturunan Tuan Raya Tongah, Pamajuhi, dan Bona ni

Gonrang.

Walaupun jelas terlihat bahwa hanya ada dua keturunan Raja Banua Sobou,

pada zaman Tuan Rondahaim terdapat beberapa marga yang mengaku dirinya

sebagai bagian dari Saragih (berafiliasi), yaitu: Turnip, Sidauruk, Simarmata,

Sitanggang, Munthe, Sijabat, Sidabalok, Sidabukke, Simanihuruk. Ada satu lagi

marga yang mengaku sebagai bagian dari Saragih yaitu Pardalan Tapian, marga ini

berasal dari daerah Samosir. Rumah Bolon Raja Purba di Pematang Purba,

Simalungun.

3. Raja Banua Purba bermarga Purba

Purba menurut bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Purwa yang

berarti timur, gelagat masa datang, pegatur, pemegang Undang-undang, tenungan

pengetahuan, cendekiawan atau sarjana. Keturunannya adalah: Tambak,

Sigumonrong, Tua, Sidasuha (Sidadolog, Sidagambir). Kemudian ada lagi Purba

Siborom Tanjung, Pakpak, Girsang, Tondang, Sihala, Raya. Pada abad ke-18 ada

beberapa marga Simamora dari Bakkara melalui Samosir untuk kemudian menetap

di Haranggaol dan mengaku dirinya Purba. Purba keturunan Simamora ini kemudian

menjadi Purba Manorsa dan tinggal di Tangga Batu dan Purbasaribu.

4. Raja Saniang Naga bermarga Sinaga

Sinaga berarti Simada Naga, dimana Naga dalam mitologi dewa dikenal

sebagai penebab Gempa dan Tanah Longsor. Keturunannya adalah marga Sinaga di

Page 35: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

25

Kerajaan Tanah Jawa, Batangiou di Asahan. Saat kerajaan Majapahit melakukan

ekspansi di Sumatera pada abad ke-14, pasukan dari Jambi yang dipimpin Panglima

Bungkuk melarikan diri ke kerajaan Batangiou dan mengaku bahwa dirinya adalah

Sinaga.

Menurut Taralamsyah Saragih, nenek moyang mereka ini kemudian menjadi

raja Tanoh Djawa dengan marga Sinaga Dadihoyong setelah ia mengalahkan Tuan

Raya Si Tonggang marga Sinaga dari kerajaan Batangiou dalam suatu ritual adu

sumpah (Sibijaon). (Tideman, 1922).

2.6 Sistem Kepercayaan

Sepanjang yang dapat diketahui melalui catatan (analisis) Tiongkok sewaktu

Dinasty SWI (570-620) Kerajaan Nagur sebagai Simalungun Tua, telah banyak

disebut-sebut dalam hasil penelitian Sutan Martua Raja Siregar yang dimuat dalam

Buku Sejarah Batak oleh Batara Sangti Simanjuntak, dimana dinyatakan bahwa pada

abad ke V sudah ada Kerajaan “Nagur” sebagai satu “Simalungun Batak Friest

Kingdom” yang sudah mempunyai hubungan dagang dengan bangsa-bangsa lain

terutama dengan Tiongkok (China).

Menurut Hikayat “Parpandanan Na Bolag” (Pustaha Laklak lama

Simalungun) bahwa wilayah Kerajaan Parpandanan Na Bolag (Nagur) hampir

meliputi seluruh Perca (Sumatera) bagian Utara , yang terbentang luas dari pantai

Barat berbatas dengan Lautan Hindia, sampai ke Sebelah Timur dengan Selat

Malaka, dari Sebelah Utara berbatas dengan yang disebut Jayu (Aceh sekarang)

sampai berbatas dengan Toba di sebelah Selatan.

Agama yang dianut kerajaan Nagur adalah Animisme yang disebut dengan

supajuh begu-begu/sipele begu. Sebagai jabatan pendeta disebut Datu, mereka

Page 36: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

26

percaya akan adanya sang pencipta alam yang bersemayam di langit tertinggi, dan

mengenal adanya tiga Dewa, yaitu :

1. Naibata na i babou/i nagori atas (di Benua Atas)

2. Naibata na i tongah/i nagori tongah (di Benua Tengah)

3. Naibata na i toruh/i nagori toruh (di Benua Bawah)

Pemanggilan arwah nenek moyang disebut “Pahutahon” yaitu melalui

upacara ritual, dimana dalam acara itu roh tersebut hadir melalui “Paninggiran”

(kesurupan) salah seorang keturunannya atau seseorang yang mempunyai

kemampuan sebagai perantara (paniaran).

Menurut penelitian G.L Tichelman dan P. Voorhoeve seperti dimuat dalam

bukunya “Steenplastiek Simaloengoen” terbitan Kohler & Co Medan tahun 1936

bahwa di Simalungun (kerajaan Nagur) terdapat 156 Panghulubalang (Berhala) yaitu

patung-patung batu yang ditempatkan pada tempat yang dikeramatkan (Sinumbah)

dan ditempat inilah dilakukan upacara pemujaan.

Pelaksanaan urusan kepercayaan diserahkan kepada “Datu” yang disebut juga

“Guru”. Pimpinan “datu-datu” ini ialah “GURU BOLON”. Setiap Datu/Guru

mempunyai “Tongkat Sihir” atau “Tungkot Tunggal Panaluan” (yang diperbuat dari

kayu tanggulan yang diukir dengan gana-gana bersambung-sambung untuk mengusir

penyakit). Acara kepercayaan itu dipegang penuh oleh Datu, baik di istana maupun

di tengah-tengah masyarakat umum. Raja-raja dan kaum bangsawan mereka sebut

juga “tuhan” bukan saja disegani tetapi ditakuti masyarakat, tetapi akhirnya sesudah

masuknya agama Islam dan Kristen sebutan tersebut berubah menjadi Tuan.

Masuknya Agama Islam ke Simalungun adalah pada abad ke-15 melalui

daerah Asahan dan Bedagai yang dibawa oleh orang-orang dari kerajaan Aceh.

Page 37: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

27

Awalnya perkembangan Agama Islam berada di daerah sekitar Perdagangan dan

Bandar ( Sihotang 1993:23).

Kemudian sekitar tahun 1903, Gereja Batak Toba (HKBP) yang berada

dalam fase perkembangan kemudian berkembang hingga menjangkau masyarakat di

luar lingkungan mereka sendiri. Pada suatu konferensi yang dilakukan pada tahun

tersebut diambil suatu keputusan untuk memulai karya misi pada masyarakat

Simalungun. Kelompok Kristen Simalungun yang masuk dari upaya ini pada

awalnya hanya sekadar bagian dari Gereja Batak Toba (dinamakan HKBP-S).

Namun pada tahun 1964 terjadi pemisahan dan lahirlah organisasi baru yang

menamakan diri sebagai Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS). Salah

satu bagian integral dari proses Kristenisasi adalah berupa pendirian gereja-gereja

dan sekolah-sekolah. Di sana anak-anak dan orang-orang dewasa dapat belajar

membaca dan menulis dalam bahasa mereka sendiri dan kemudian dalam bahasa

Indonesia.

2.7 Biografi Singkat Bapak Ja Huat Purba

Bapak Ja Huat Purba adalah seorang Seniman Simalungun yang ahli dalam

memainkan alat musik Sarunei Simalungun. Bapak Ja Huat Purba lahir di desa

Saribu Janji, Kecamatan Pematang Purba, Kabupaten Simalungun, pada 21

Desember 1949. Ayahnya bernama Jutam Purba (Alm)seorang pemain Sarunei

Simalungun. Ibunya bernama T br. Simarmata (Alm)..Bapak Ja Huat memiliki dua

saudara perempuan dan satu saudara laki-laki, beliau merupakan anak bungsu.Selain

bekerja sebagai petani, Ayah beliau juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu

sebagai pemain Sarunei, jiwa seni yang dimilikibeliau diwariskan oleh orang tuanya.

Page 38: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

28

Beliau menikah dengan Ibu br. Saragih pada tahun 1972 dan memiliki enam orang

anak laki-laki dan satu perempuan.

Beliau mengenal alat musik Sarunei dari Ayahnya dan mulai belajar alat

musik tersebut dengan cara melihat orang bermain Sarunei pada acara pesta-pesta.

Dengan keinginan yang besar beliau belajar sendiri memainkan Sarunei, Lambat

laun beliau sudah bisa memainkan Sarunei dan pada saat beliau berumur 18 tahun,

beliau sudah bisa memainkan Sarunei.

Banyak acara yang sudah diikuti oleh Bapak Ja Huat di Kabupaten

Simalungun khususnya bahkan di Sumatera Utara. Pada tahun 1974 dan 1979 bapak

Ja Huat Purba sudah di panggil ke Senayan untuk bermain Sarunei dalam Festival

Musik Nusantara. Pada saat itu bapak Ja Huat merupakan perwakilan dari kabupaten

Simalungun dan dari Sumatera Utara. Kemudian Pada tahun 1993 beliau bersama

dengan bapak Rizaldi Siagian pergi ke luar negeri seperti Prancis, Swiss, Berlin,

Belanda dan Kanada memainkan Sarunei.

Beliau merupakan seniman yang sangat disegani dan terpandang di

masyarakat Simalungun. Seperti pada acara Rondang Bintang, beliau selalu di

panggil dan menjadi juara sebagai pemain sarunei. Dikarenaka kondisi kesehatan

beliau saat sekarang sudah sangat menurun danbeliau sudah tidak dapat lagi

memainkan sarunei namun pada acara Rondang Bintang beliau selalu dipanggil

karena masyarakat Simalungun mengakui dan menghargai Bapak Ja Huat sebagai

Pemain Sarunei yang handal.Beliau mendapat berbagai penghargaan dari

pemerintah, dan pada tahun 2007-2008 beliau mendapat piagam penghargaan dari

program Revitalisasi musik Tradisi Sumatera Utara dengan kerjasama dengan

Universitas Sumatera Utara dan The Ford Foundation Jakarta.

Page 39: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

29

Dari hasil wawancara saya dengan masyarakat setempat bahwa bunyi suara

sarunei yang di mainkan bapak Ja Huat purba memiliki ciri khas yang sangat

indah.Masyarakat setempat juga mengatakan apabila ada acara adat atau pesta jika

tidak bapak Ja Huat Purba yang bermain Sarunei masyarakat mengatakan ibarat

sayur tanpa garam.

Pemusik adalah pekerjaan utama bapak Ja Huat Purba.Beliau mencukupi

kebutuhan keluarga dan menghidupi anak serta istri dalam keseharian dari hasil

bekerja sebagai pemusik.

Bapak Ja Huat mengetahui alat musik Saligung melalui bapak Jintar

Damanik pada tahun 90-an di Museum Simalungun yang bertempat di Siantar.

Beliau mengetahui Saligung dengan cara melihat dan memperhatikan bagaimana

bentuk Saligung tersebut, kemudian beliau membuat Saligung itu sendiri

dirumahnya.

Page 40: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

30

BAB III

STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG SIMALUNGUN

3.1 Klasifikasi Saligung

Dalam mengklasifikaskani Saligung, penulis mengacu kepada teori yang

dikemukakan oleh Sachs dan Hornbostel (1914) yaitu :

“sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar

utama bunyi. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yang

terdiri dari : idiofon ( alat itu sendiri sebagai sumber penggetar utama

bunyi,aerofon (udara sebagai sumber penggetar bunyi), membranofon

(kulit sebagai penggetar utama bunyi), dan kordofon (senar sebagai

penggetar utama bunyi).”

Sesuai dengan tinjauan penelitian mengenai organologis alat musik Saligung.

Peneliti mengklasifikasikan alat musik ini ke dalam kelompok aerofone. Aerofone

ada beberapa jenis yaitu, Blown Flute, End Blown Flute, Side Blown Flute, Rim

Blown Flute, Wistle Flute, Nose Flute. Dengan mengacu pada teori diatas, maka alat

musik Saligung jika dilihat dari sumber bunyinya yaitu alat musik yang memiliki

prinsip kerja hembusan udara, alat musik Saligung ini di golongkan ke pada

klasifikasi aerofone yaitu sumber utama bunyi yang dihasilkan oleh getaran udara.

Sedangkan dalam pembagian jenis klasifikasi aerofone, musik Saligung tergolong

kedalam “nose flute” karena alat musik Saligung hidung sebagai penghembus udara.

Page 41: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

31

3.2Konstruksi Bagian –Bagian Saligung

Konstruksi bagian Saligung adalah gambaran tentang nama yang terdapat

pada bagian alat musik Saligung yang mana alat musik ini memiliki 7 lubang,

diantaranya adalah 4 lubang nada, 1 lubang penyelaras nada, 1 lubang Panoppulan

dan 1 lubang keluaran udara.

Gambar 1 : Badan Saligung Gambar 2 : lubang Panoppulan

Gambar 3 : Keluaran Udara

Page 42: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

32

3.3 Teknik Pembuatan

Pembuatan Saligung masih sangat sederhana. Semua proses pengerjaan

Saligung tersebut mulai dari tahap pengadaan bahan sampai proses pembuatan

dikerjakan tanpa adanya campur tangan mesin. Berikut ini akan dijelaskan bahan,

alat-alat serta fungsi masing-masing yang digunakan dalam pembuatan Saligung.

3.3.1 Bahan Baku Yang Digunakan

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Saligung sangat sederhana.

Pembuatan Saligung tidaklah sesulit pembuatan alat musik Simalungun yang lain

seperti Gonrang ataupun Arbab yang membutuhkan bahan baku yang kompleks

dengan proses yang sulit dan butuh waktu yang sangat lama. Saligung adalah salah

satu alat musik Simalungun yang sederhana dalam proses pembuatannya. Sebab

bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Saligung hanya seruas bambu.

3.3.1.1 Bambu

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di

batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh dalam

bahasa Simalungun. bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi

masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai

iklim kering Menurut Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1999,hal 78).

Untuk pembuatan alat musik Saligung bahan yang digunakan adalah hanya

Bambu. Dimana bambu yang digunakan adalah bambu Dihon ataupun bambu

lemang, hal tersebut disebabkan bahwa bambu Dihon memiliki ruas yang tidak

terlalu panjang dan tipis serta berdiameter tidak terlalu besar. Namun karena sulitnya

memperoleh bambu Dihon maka dapat diganti dengan bambu Lemang yang

Page 43: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

33

memiliki ciri-ciri yang hampir menyerupai bambu Dihon. Mengapa harus bambu

yang memiliki ruas pendek? Hal tersebut disebabkan karena tekanan udara yang

dikeluarkan dari hidung lemah. Sehingga ruang bambu yang pendek lebih

memudahkan pemunculan suara yang dihasilkan dari tekanan udara lemah dari

hidung.

Gambar 4 : pohon bambu

3.3.2 Peralatan Yang digunakan

Merupakan benda-benda atau alat yang dipakai untuk proses pembuatan

Saligung. Selain bahan baku yang sederhana, peralatan yang digunakan untuk

Page 44: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

34

pembuatan Saligung juga tidak begitu banyak dan sederhana, yaitu hanya

membutuhkan parang, daun lalang, pisau besar dan kecil, pukkor atau paku, kertas

pasir dan arang.

3.3.2.1 Daun Lalang/ Penggaris

Daun lalang digunakan untuk mengukur panjang bambu dan menentukan

jarak lobang nada. Jika sulit untuk mengukur dengan menggunakan daun lalang,

dapat diganti dengan menggunakan Penggaris.

Gambar 5 : Daun Lalang

Gambar 6 : Penggaris

Page 45: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

35

3.3.2.2 Parang

Parang yang digunakan adalah parang yang berukuran besar dan panjang,

parang tersebut digunakan untuk menebang dan membersihkan dahan bambu.

Gambar 7 : Parang

3.3.2.3 Pisau Besar

Pisau besar digunakan untuk mengikis pangkal ruas dan ujung ruas bambu.

Gambar 8 : Pisau Besar

3.3.2.4 Pisau Kecil

Pisau kecil digunakan untuk membuat lobang Panoppulan (lobang

hembusan), serta lobang keluaran udara. Disini jenis pisau yang digunakan harus

Page 46: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

36

memiliki ujung yang lancip dan tajam agar lebih mudah untuk pembuatan lobang

Panoppulan dan lobang keluaran udara.

Gambar 9 : Pisau Kecil

3.3.2.5 Pukkor atau Paku

Pukkor adalah sejenis besi panjang yang digunakan untuk pembuatan lobang

nada,jika tidak ada pukkor dapat juga menggunakan paku yang berdiameter kurang

lebih 2 cm.

Gambar 10 : Paku

Page 47: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

37

3.3.2.6 Kertas Pasir

Kertas pasir digunakan dalam proses penghalusan batang bambu, terutama

pada bagian panoppulan agar pada saat memainkan Saligung tidak memberikan rasa

sakit atau gelik pada hidung.

Gambar 11 : Kertas Pasir

3.3.2.7 Arang

Arang digunakan untuk memberi tanda jarak nada dan memberi garis pada

saat pengukuran nada.

Gambar 12 : Arang

Page 48: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

38

3.4.3 Proses Pembuatan

Proses pebuatan merupakan tahap awal dalam membuat Saligung, dimana

pada tahap ini semua cara dalam membentuk badan Saligung dan pengukuran

terdapat dalam proses ini.

Dalam proses pembuatan Saligung ini yang pertama dilakukan dengan

mempersiapkan bahan baku yaitu bambu dihon atau bambu lemang sebagai bahan

yang di gunakan dalam membuat Saligung.

3.4.3.1 Memilih dan Menebang Bambu

Pemilihan bambu yang berkualitas akan sangat berpengaruh terhadap daya

tahan atau kekuatan bambu tersebut. Jenis bambu yang baik untuk dijadikan alat

musik Saligung adalah bambu yang sudah tua dan matang. Hal ini dimaksudkan agar

bambu tersebut tidak mengalami perubahan fisik dan tidak mudah kisut/susut

sewaktu dikeringkan.

Kemudian memilih ruas bambu sesuai dengan ukuran untuk membuat

Saligung yaitu memiliki panjang ruas kurang lebih 35 cm dan diameter lebih kurag 5

cm. Pada umumnya bambu yang memiliki ruas pendek tumbuh di tanah yang tandus.

Bapak Ja huat purba mengatakan bahwa bambu yang sangat baik untuk di jadikan

Saligung dalah bambu yang marsining3, dan bambu terdapat gigitan limbatar4.

Dengan demikian, tidak semua jenis bambu dapat dipergunakan untuk membuat

Saligung. Hal ini disebabkan karena pertimbangan kualitas jenis bambu sebagai

bahan untuk mencapai kesempurnaan bunyi yang dihasilkan dari alat musik

Saligung.

3 Marsining yaitu pada badan bambu terdapat garis alami yg disebabkan oleh sinar matahari 4 Limbatar adalah sejenis ulat yang terdapat di dalam bambu

Page 49: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

39

Menurut hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak Sinaga, untuk

menebang bambu biasanya dilakukan pada sore hari. Hal tersebut dikarenakan erat

dengan kebiasaan masyarakat setempat yang melakukan pekerjaan tambahan setelah

selesai melakukan pekerjaan pokok contohnya mengambil bambu dilakukan ketika

hendak pulang dari ladang yang biasaanya pada sore hari.

3.4.3.2 Memotong Bambu

Satu ruas bambu di potong di kedua batas ruasnya dengan menggunakan

parang besar, dimana kedua batas ruas bambu harus dipakai untuk membuat

Saligung. Batas pangkal bambu akan dipakai menjadi lubang hembusan dan batas

ujung bambu akan menjadi lubang keluaran udara, pada saat memotong batas ruas

bambu jangan terlalu memotong bambu sampai terkena batas ruas bambu terutama

pada bagian pangkal, karena pada saat pembentukan pangkal panoppulan akan lebih

mudah untuk mengukur kemiringan dari bentuk pangkal panoppulan.

Gambar 13 : cara memotong bambu

3.4.3.3 Mengikis Batas Ruas Pangkal Bambu

untuk mengikis batas ruas pangkal bambu. alat yang digunakan untuk

mengikisnya adalah parang kecil yang tajam, agar lebih mempermudah dalam

pengikisan batas ruas pangkal bambu yang akan menjadi lubang hembusan. Dalam

Page 50: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

40

pengikisan tersebut ujung pangkal hembusan harus tipis dan dengan kemiringan

kurang lebih 30o, yang tujuannya adalah untuk mempermudah dalam memainkan

saligung dimana posisi lobang hidung dan lubang panoppulan yang membuat pemain

Saligung merasa nyaman dalam memainkan Saligung.

Gambar 14 : Cara mengikis batas pangkal Bambu

Gambar15 : bentuk batas pangkal ruas

bambu (Panoppulan)

3.4.3.4 Mengikis Batas Ruas Ujung Bambu

Alat yang digunakan dalam mengikis ujung keluaran yaitu parang kecil yang

tajam. Lubang keluaran udara tidak harus membentuk suatu pola atau bentuk tertentu

misalanya seperti pada lubang panumpulan dengan kemiringan tertentu. Hanya pada

Page 51: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

41

batas ujung bambu jangan sampai pecah atau sampai melewati batas ruas. Dengan

demikian untuk membentuk lubang keluaran udara lebih mudah.

Gambar 16 : cara mengikis ujung bambu

Gambar 17 : bentuk ujung bambu (keluaran udara)

3.4.3.5 Mengukur jarak dan Menggarisi

Page 52: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

42

Mengukur satu ruas panjang bambu yang akan dijadikan bahan Saligung.

Panjang seluruh ruas bambu di bagi dua, merupakan posisi tempat untuk lubang nada

paling tinggi. Seperempat panjang ruas akan menjadi lubang nada paling rendah dan

ujung ruas saligung. Seperdelapan panjang ruas akan menjadi jarak antara ujung ruas

dengan lubang penyelaras nada. Sedangkan untuk membuat lubang nada, maka jarak

lubang nada terendah ke lubang nada paling tinggi di bagi tiga.

Cara pengukuran seperti ini dapat dipermudah dengan alat bantu tradisional

seperti daun lalang, tali plastik atau benda sejenis tali. Dengan cara memotong alat

ukur sepanjang ruas bambu yang akan dibuat menjadi saligung. Kemudian dilipat

dua untuk mendapatkan lubang nada tertinggi. Kemudian untuk mendapatkan lubang

nada terendah kita tinggal melipat dua alat ukur itu lagi. Lalu lipat dua lagi untuk

mendapatkan lubang penyelaras dari ujung ruas. Untuk mendapatkan lubang nada

maka jarak lubang nada terendah ke lubang nada tertinggi alat ukur dilipat tiga. Cara

pengukuran seperti ini merupakan cara pengukuran tradisional dan sangat sederhana

yang diwariskan turun temurun oleh guru bapak Ja Huat purba yang hanya

menggunakan daun lalang dan insting dalam menentukan nada.

Gambar 18 : Pengukuran Awal

Page 53: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

43

Gambar 19 : Pengukuran Garis Tengah (lalang dilipat dua)

Gambar 20 : Pengukuran Untuk Membuat Lobang Nada Terakhir (Daun Lalang di lipat dua kembali)

Page 54: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

44

Gambar 21 : Pengukuran Lubang penyelaras (daun lalang di lipat dua kembali)

Gambar 22 : Pengukuran Lubang nada kedua ( Daun lalang dibagi tiga)

Page 55: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

45

Gambar 23 : Pengukuran Lobang nada Ketiga

Setelah selesai pengukuran, Semua ukuran yang telah dibuat akan diberi

tanda garis dengan menggunakan arang, yang prosesnya disebut menggarisi. Garis

dibuat agar ketika menentukan titik lubang jaraknya tidak berubah.

Gambar 24 : Garis Lubang Nada

Page 56: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

46

3.5 Tahap Penyempurnaan

Tahap penyempurnaan merupakan proses finishing dari pembuatan. Dimana

pada tahap sebelumnya merupakan tahap pembentukan badan saligung seperti

memotong bambu, pembuatan pangkal Panoppulan, ujung keluaran udara, dan

mengukur / memberi tanda lubang nada pada badan Saligung.

Pada tahap proses penyempurnaan adalah memberi lubang pada Saligung,

hal pertama yang dilakukan adalah pembuatan lubang Panoppulan dan lubang

keluaran udara setelah itu memberi lubang nada yang sudah diukur jaraknya dan

diberi garis. Setelah proses pelubangan selesai, maka dilanjutkan dengan

penghalusan badan Saligung, terutama pada bagian pangkal Panoppulan, Dengan

tujuan agar bagian pangkal Panoppulan tidak terdapat sisa potongan-potongan

bambu yang bisa menggangu atau memberi rasa sakit terhadap lubang hidung.

penghalusan dilakukan dengan cara menggesekkan kertas pasir pada badan

Saligung, pangkal, dan ujung bambu.

3.5.1 Pelubangan Awal Bagian Saligung

Pelubangan awal dimulai dari lubang hembusan yang berada pada pangkal

ruas bambu, kemudian diikuti dengan melubangi lubang keluaran udara yang berada

pada ujung ruas bambu. Setelah lubang hembusan dan lubang keluaran udara selesai,

yang terakhir melubangi lubang nada.

Page 57: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

47

3.5.1.1 Pembentukan lubang Panoppulan

Lubang panoppulan5 berada pada pangkal ruas bambu yang akan dijadikan

lubang hembusan Saligung. Ruas yang sudah tipis dan sudah terbentuk di lubangi

dengan menggunakan ujung pisau yang lancip dan tajam, bentuk dari lubang

panopulan tersebut membentuk pola kurang lebih seperti bulan sabit. Mengapa harus

berbentuk pola bulan sabit karena berhubungan dengan lubang hidung yang kecil,

dengan kondisi lubang hidung yang kecil sehingga produksi udara yang dihasilkan

sedikit. Selain itu bentuk bulan sabit tersebut sangat membantu dalam pembelahan

udara sehingga dapat menghasilkan bunyi. Pada proses pembentukan lubang

panoppulan dibutuhkan ketelitian yang lebih hati-hati agar batas ruas bambu tidak

pecah dan jangan lubang terlalu besar ataupun kecil karena pada lubang panoppulan

adalah bagian terpenting pada alat musik Saligung untuk memproduksi bunyi.

Gambar 25 : Pembentukan lubang hembusan

5 Panoppulan adalah tempat penghembusan udara

Page 58: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

48

3.5.1.2 Pembentukan Lubang Keluaran Udara

Lubang keluaran udara terdapat pada ujung ruas bambu yang akan dijadikan

saligug. Pada proses pembentukan lubang keluaran udara alat yang digunakan pisau

yang tajam dan memiliki ujung yang lancip. Bentuk lubang keluaran udara pada

Saligung buatan bapak Ja Huat Purba berbentuk segitiga yang mana merupakan ciri

khas buatan dari bapak Ja Huat Purba. Cara membuat lobang keluaran udara tersebut

dengan cara dilubangi dengan ujung pisau yang lancip membentuk lubang berbentuk

segitiga.

Gambar 26 : Pembentukan Lubang Keluaran Udara

3.5.1.3 Pelubangan Nada

Setelah pelubangan panoppulan dan lubang keluaran udara telah selesai,

proses terakhir dalam pelubangan adalah pelubangan nada. Jarak lubang yang telah

diukur dan diberi tanda/garis pada titik lubang nada pada badan saligung maka

proses pelubangan lubang nada digunakan alat seperti pukkor atau paku kurang lebih

paku 6 inci. Paku tersebut di cepit dengan tang, lalu dipanaskan sampai paku tersebut

sampai berwarna merah, letakkan paku panas tersebut pada titik yang sudah diberi

Page 59: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

49

tanda pada lubang nada dengan cara menekan paku tersebut, hal ini dilakukan terus

sampai pada nada lubang terakhir dan lubang penyelaras nada.

Gambar 27 : Pelubangan Nada pertama

Gambar 28 : Pelubangan nada kedua

Page 60: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

50

Gambar 29 : Pelubangan nada ketiga

Gambar 30 : Pelubangan nada keempat

Page 61: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

51

Gambar 31 : Pelubangan nada penyelaras

3.5.1.4 Penghalusan

Pada proses ini seluruh badan Saligung dan terutama pada lubang hembusan

di haluskan dengan menggunakan kertas pasir. Hal ini dilakukan untuk memperindah

tampilan saligung kemudian juga untuk menghaluskan sisa-sisa pemotongon bambu

yang tidak rapi terutama yang dapat mengganggu proses penghembusan udara

melalui hidung di pangkal ruas.

Gambar 32 : Menghaluskan Lubang

Gambar 32 : Penghalusan batas panoopulan

Page 62: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

52

Gambar 33 : Menghaluskan Lubang Keluaran Udara

3.6 Ukuran Bagian – Bagian Saligung

Pengukuran Saligung oleh bapak Ja Huat purba dilakukan dengan cara

tradisional dengan menggunakan daun lalang. pada tulisan ini penulis menggambar

(menuliskan) ukuran-ukuran yang terdapat pada alat musik Saligung tentang panjang

dan diameter badan bambu, dan ukuran jarak nada Saligung dengan menggunakan

alat pengukur. Untuk mengetahui berapa ukuran bagian-bagian Saligung penulis

menggunakan penggaris, maka di bawah ini adalah gambar dari ukuran yang

terdapat pada Saligung.

Ukuran bagian Saligung dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Page 63: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

53

Gambar 34 : Ukuran Bagian Saligung

3.7 Kajian Fungsional

Studi Fungsional memperhatikan fungsi dari alat dan komponen yang

menghasilkan suara, antara lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap

metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya suara

bunyi, nada,warna nada dan kualitas suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut.

Dalam tulisan ini penulis akan mengkaji tentang kajian fungsional terhadap

proses belajar, sistem pelarasan bunyi, cara memainkan Saligung, nada yang

dihasilkan Saligung, dan teknik memainkanya.

Page 64: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

54

3.7.1 Proses Belajar

Secara garis besar definisi mengajar dapat dibedakan antara pandangan

tradisional dan modern. Secara tradisional mangajar diartikan sebagai upaya

penyampaian/penanaman pengetahuan pada anak. Dalam pengertian itu anak

dipandang sebagai obyek yang sifatnya pasif.Pengajaran berpusat pada guru.

Gurulah yang memegang peranan utama dalam proses belajar-mengajar.

Mengajar modern berpandangan bahwa mengajar merupakan suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengaur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya

dengan anak sehingga terjadi proses belajar (nasution,1977:7). Dalam kaitannya

bahasan strategi pengertian mengajar moderen inilah yang dianutnya,sehingga

mengajar diartikan sebagai penciptan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan

terjadi proses belajar(Raka Joni,1984:2). Pengajaran itu terdiri dari sejumlah

komponen yang salaing berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama

lain dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.

Jadi dapat di simpulankan bahwa proses pembelajaran yaitu suatu proses

interaksi antara murid dengan pengajar dan sumber belajar dalam suatu keadaan.

Pembelajaran merupakan bentuk bantuan yang diberikan pengajar supaya bisa terjadi

proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta tabiat,

pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid. Dapat dikatakan bahwa

pembelajaran adalah proses untuk membantu murid supaya bisa belajar secara baik.

Menurut hasil wawancara saya dengan bapak Ja Huat purba, beliau

mengatakan bahwa proses belajar untuk bisa memainkan dan membuat alat musik

saligug adalah bahwa seseorang tersebut harus didasari dengan keinginan yang kuat

dan harus bisa beradaptasi terhadap gurunya dan harus memiliki kesabaran yang

tinggi.

Page 65: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

55

Dalam masyarakat simalugun untuk mempelajari musik dilakukan secara

lisan, yaitu seorang guru bercerita dan muridnya mendergarkan dengan baik apa

yang telah disampaikan oleh gurunya. Kemudian muridnya disuruh untuk belajar

bagaimana cara memainkan alat musik tersebut. Setelah sang guru merasa bahwa

muridnya telah menguasai bagaimana cara memainkan alat musik itu, barulah sang

guru mengajak muridnya untuk memainkan alat musik tersebut secara bersamaan.

3.7.2 Sistem Pelarasan Bunyi

Proses terakhir dari Pembuatan Saligung dan yang paling sulit dalam

pengerjaannya yaitu sistem pelarasan bunyi nada Saligung. Jarak antara lubang-

lubang nada yang ada pada bambu Saligung sangatlah berpengaruh dengan nada

yang dihasilkan. Wilayah nada (range) dan jangkauan nada (ambitus) yang terdapat

pada Saligung juga dibedakan menurut besar kecilnya diameter dan panjang bambu.

Apabila diameter bambu memiliki ukuran yang besar maka akan menghasilkan

bunyi dengan jangkauan nada yang rendah. Sebaliknya apabila memiliki diameter

yang kecil maka otomatis akan menghasilkan bunyi dengan jangkauan nada yang

tinggi. Selain ukuran diameter dan panjang-pendeknya bambu, faktor lain yang

menentukan tinggi rendahnya nada Saligung adalah besar kecilnya lubang nada.

Sistem pelarasan nada Saligung pada sekarang ini tentunya tidak terlepas dari peran

nada-nada standard yang ada pada piano atau alat music yang lain yang dianggap

telah memiliki nilai standardisasi bunyi/nada. Berbicara tentang hal pelarasan nada

pada Saligung, sesungguhnya tidak ada ilmu atau metode tertentu yang dapat

menjamin secara pasti penentuan kunci atau nada dasar dari Saligung yang akan

dihasilkan. Dikarenakan Saligug termasuk alat musik yang bersifat alami yang

secara teknis tidak sama dengan alat musik tiup Barat yang ada pada umumnya.

Page 66: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

56

Seperti diketahui bahwa setiap alat musik tiup Barat seperti saxofon, flute, trompet,

dan lain sebagainya dapat memainkan keseluruhan tangga nada yang ada pada sistem

tangga nada pada musik Barat, sistem pelarasan dilakukan hanya dengan

mengandalkan penafsiran, perkiraan, dan perasaan semata.

Dalam melaraskan nada dasar bapak Ja Huat Purba sedikit pun tidak dibantu

oleh alat yang bisa mengetahui atau mendeteksi setiap nada yang dikeluarkan

Saligung. Bapak Ja Huat Purba benar-benar mengandalkan kepekaan dari telinganya

untuk mengetahui apakah nada-nada dari Saligung buatannya tersebut telah cocok

(sejalan, pas) dan harmonis. Untuk melaraskan nada dasar Beliau hanya

menggunakan insting dan daun lalang yang di gunakannya untuk menentukan nada

dasar, hal pertama yang dilakukan bapak Ja Huat purba dalam menentukan nada

dasar adalah lubang penyelaras nada. Dimana ujung bambu dan lubang nada terakhir

dari pangkal diukur jaraknya dengan menggunakan lalang, setelah panjang jarak

antara ujung bambu dan lubang terkhir dari pangkal sudah di dapat, hal yang

dilakukan adalah melipat dua lalang tersebut. Lipatan dua lalang tersebut yang akan

menjadi lubang penyelaras nada sehingga nada yang di hasilkan mendekati

sempurna. Apabila nada sedikit meleset atau kurang mencapai nada tonika cara

untuk memperbaikinya dapat dilakukan seperti memperbesar atau menambah sedikit

demi sedikit besar lubang nada. Namun hal itu belum bisa menjamin akan ketepatan

bunyi(nada) yang dihasilkan oleh Saligung tersebut dengan nada standart yang

terdapat pada musik barat. Hal itu disebabkan karena dalam melaraskan nada

tersebut hanya menggunakan insting dan perkiraan saja. Menentukan nada

dasar Saligung yang telah di bentuk , maka yang harus dilakukan adalah

menyelaraskan nada Saligung dengan nada piano.

Page 67: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

57

Caranya adalah dengan meniup Saligung dengan posisi keempat jari menutup

keempat lubang nada. Setelah di hembusan, carilah nada tersebut di antara kedua

belas nada yang ada pada tuts piano. Apabila nada yang dihasilkan adalah nada “G”

pada tuts piano, maka nada dasar Saligung tersebut adalah “G=do”. Tetapi pada

tulisan ini penulis membuat telah membuat Saligung dan melaraskan nada dasarnya

dengan piano, dengan panjang bambu Saligung 37 cm dan diameter bambu 5 cm

maka nada tonal yang di hasilkan oleh alat musik saligung adalah nada F=do dengan

frekuensi kurang lebih 352 Hz.

3.7.3 Cara Memainkan Saligung

Alat musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk

tujuan menghasilkanbunyi. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi

suara, dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh pemain, dapat disebut sebagai alat

musik. Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang

khusus ditujukan untuk musik. Alat musik tiup menghasilkan suara sewaktu suatu

kolom udara didalamnya digetarkan. Tinggi rendah nada ditentukan oleh frekuensi

gelombang yang dihasilkan terkait dengan panjang dan besar ruang resonator,

sedangkan timbre dipengaruhi oleh bahan dasar, konstruksi instrumen dan cara

menghasilkannya seperti alat musik Saligung.

Saligung dimainkan dengan cara menghembuskan udara melalui hidung,

memainkan Saligung dapat dilakukan dengan posisi berdiri ataupun dilakukan dalam

posisi duduk. Dimana Saligung diposisikan berada sejajar di depan tubuh. Cara

menghebuskan alat musik Saligung dengan posisi lubang panoppulan menempel

pada satu lubang hidung baik lubang hidung sebelah kiri maupan lubang hidung

Page 68: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

58

sebelah kanan. Saligung dipegang dengan kedua tangan, dimana dua jari pada tangan

kiri dan dua jari tangan kanan berfungsi sebagai pengatur nada.

1. Tangan kiri memegang Saligung bagian bawah, dan tangan kanan memegang bagian

2. Kepala tegak dan bahu wajar ( tidak tegang ) 3. Dada membusung dan kedua belah siku terangkat sehingga tidak menyentuh

badan. 4. Lubang hembusan diletakkan tepat di bagian bawah lubang hidung.

Berikut ini adalah gambar dari cara memainkan alat musik Saligung, dari

pososi tangan dan posisi jari terhadap lubang nada, posisi badan pada saat

memainkan alat musik saligung dan posisi hidung terhadap lubang panoopulan.

Gambar 35 : Posisi tangan Gambar 36 : Posisi Badan ketika Menghembus Saligung

Page 69: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

59

Gambar 37 : Posisi hidung terhadap

lubang hembusan 3.7.4 Nada yang di Hasilkan Alat Musik Saligung

Nada nada yang terdapat pada alat musik saligung dari nada terendah sampai

nada tertinggi dengan panjang bambu Saligung 37 cm dengan diameter bambu 5 cm

maka nada tonal yang di hasilkan oleh alat musik Saligung adalah nada F (kurang

lebih 352 Hz). Alat musik Saligung merupakan alat musik melodis yang

menghasilkan lima nada (pentatonic), yaitu nada : do – re – mi – fa – sol. Maka

untuk nada berikutnya dapat mengikuti teori tangga nada barat, yaitu jarak nada I ke

nada ke II berjarak 1 laras, nada ke II ke nada ke III jaraknya 1 laras, nada ke III ke

nada ke IV jaraknya ½ laras, dan jarak nada ke IV ke nada ke V adalah 1 laras.

Dengan mengiikuti pola jarak tersebut, maka nada ke dua pada saligung adalah nada

G, nada ke tiga adalah nada A, nada ke empat adalah nada #A (Ais) dan nada ke lima

adalah nada C.

Page 70: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

60

Untuk mendapatkan nada tonika pada saligung semua lubang nada di tutup,

akan menghasilkan nada dasar F=do, membuka jari 1 akan menghasilkan G,

membuka jari 1 dan 2 akan menghasilkan nada A, membuka jari 1,2 dan 3 akan

menhasilkan nada #A dan membuka semua lubang nada akan menghasilkan nada C.

Untuk mengetahui bagaimana cara menghasilkan nada yang terdapat pada

Saligung dapat dilihat berdasarkan posisi setiap lubang nada yang dimainkan. Di

bawah ini kita akan melihat contoh gambar interval nada pada Saligung yang

memiliki nada dasar “F=do”

Keterangan gambar pada

penjarian

No 1 = jari pertama

No 2 = jari kedua

No 3 = jari ke tiga

No 4 = jari ke empat

A = lubang penyelaras nada

Gambar 38 Posisi jari : terhadap lubang nada pada Saligung

Page 71: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

61

Gambar 39 : Semua Lubang nada ditutup akan menghasilkan nada F

Gambar 40 : Jari 1 terbuka akan menghasilkan

nada G Gambar 41 : Jari 1 dan 2 terbuk akan

menghasilkan nada A

Page 72: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

62

Gambar 42 : Jari 1,2, dan 3 terbuka maka akan menghasilkan nada #A

Gambar 43: Jari 1,2,3 dan 4 terbuka akan menghasilkan nada C

Page 73: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

63

3.7.5 Teknik Memainkan Saligung

Teknik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai cara

membuat sesuatu, cara yang terkait dalam sebuah karya seni. Menurut Banoe (2003 :

409) teknik permainan merupakan cara atau teknik sentuhan pada alat musik atas

nada tertentu sesuai petunjuk atau notasinya. Dapat disimpulkan, teknik dalam musik

berarti cara melakukan atau memainkan suatu karya seni dengan baik dan benar.

Permainan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 41) mengandung arti suatu

pertunjukan dan tontonan. Dalam hal ini, permainan dapat diartikan sebagai

perwujudan suatu pertunjukan karya seni yang disajikan secara utuh dari mulai

pertunjukan sampai akhir pertunjukan. Setianingsih (2007 – 19) menjelaskan bahwa

teknik permainan merupakan gambaran mengenai pola yang dipakai dalam suatu

karya seni musik berdasarkan cara memainkan instrumen beserta pengulangan dan

perubahannya, sehingga menghasilkan suatu komposisi musik yang bermakna sesuai

dengan nada-nada sehingga menghasilkan suatu komposisi musik yang indah.

Dalam memainkan Saligung ada beberapa teknik yang harus di pelajari, yaitu

untuk menghasilkan suara tonal pada Saligung bernafaslah sebagaimana bernafas

biasa dan hembuskan secara perlahan, jangan menghembuskan udara terlalu keras.

Untuk mendapatkan nada kedua dibutuhkan hembusan yang sedikit lebih kuat dari

hembusan nada pertama. Untuk mendapatkan nada ketiga dibutuhkan hembusan

udara yang lebih kuat dari hembusan nada ke dua. Untuk mendapatkan nada ke

empat di butuhkan hembusan yang lebih kuat dari hembusan nada ke tiga dan

terakhir untuk mendapatkan nada kelima dibutuhkan tekanan udara yang lebih kuat

dari nada ke eempat.

Dalam setiap potongan hembusan, pemain saligung akan mengambil nafas

melalui mulut. Dan untuk mendapatkan ciri khas nada inggou ( ciri khas irama

simalungun) pada alat musik Saligung. Teknik yang di lakukan adalah teknik

Page 74: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

64

penjarian dan penafasan, penjarian terhadap lubang nada harus cepat, lubang nada di

buka dan di tutup dengan cepat oleh jari secara berkala, jangan mengangkat jari

terlalu tinggi dari lubang nada dan di butuhkan hembusan udara dari hidung yang

lebih kuat senhingga menghasilkan nada hias yang mencirikan dengan nada

Simalungun.

Pada tulisan ini penulis akan menggambarkan tentang teknik permainan

dengan menggunakan Tablature. Tulisan ini akan menjelaskan tentang tablature pada

alat musik Saligung. Tablature pada alat musik Saligung: 4 lubang pada Saligung

menggambarkan fingerboard, 4 lubang nada ditutup akan menghasilkan nada tonika.

Tablature dapat menggambarkan suatu prilaku tentang nada pada alat musik,

sehingga dapat diketahui bagaimana nada-nada yang dihasikan alat musik tersebut,

bagian lubang nada yang terbuka dan tertutup seperti nada-nada yang terdapat pada

alat musik Saligung.

Gambar 44 : Tablature

3.8 Penyajian Saligung

Dalam penyajian Saligung menurut cerita narasumber oppung R br sipayung

yang diiwawancarai penulis, bahwa Saligung ini adalah alat musik yang dimainkan

Page 75: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

65

oleh pria yang pekerjaannya sehari hari sebagai budak. Dimana budak tersebut jatuh

cinta kepada seorang gadis, yang tak lain adalah anak dari tuannya. Saligung di

sajikan atau dimainkan oleh si pria yang berada di atas tepi sungai dan anak gadis

berada di sungai yang sedang mandi dan untuk mengambil air. Jadi Saligung di

gunakan untuk komunkasi antara budak dan puteri raja. Tetapi bentuk dari musik

yang di sajikan pada zaman dahulu sudah tidak dapat diketahui lagi, tentang

bagaimana bunyi dari alat musik Saligung tersebut. Informasi yang penulis ketahui

tentang pemain Saligung terkhir yang mengetahui dengan baik bagaimana bentuk

dari bunyi Saligung berada di desa huta saing, tetapi beliau sudah meninggal dunia.

pada saat sekarang ini hanya bapak Setia Dermawan purba yang dapat

memainkan alat musik Saligung, dan menyajikannya dalam konteks hiburan dan

untuk kesinambungan budaya. Beliau selalu memperkenalkan alat musik Saligung

kepada masyarakat Simalungun, harapan beliau agar alat musik Saligung tidak

hilang (punah) dari suku Simalungun. Oleh sebab itu beliau selalu menyajikannya

seperti pada acara Pagelaran Budaya Simalungun Pemuda GKPS di Pematang

Siantar, Tribute Sarudin Saragih dan masih banyak lagi. Musik yang disajikan Oleh

bapak Setia Dermawan Purba adalah Musik yang bernuansa komunikasi anatara

seorang ayah dengan anaknya, jadi pada pementasan bapak Setia Dermawan Purba

tidak sendirian beliau Selalu di dampingi oleh seorang gadis. Penyajian tersebut

seprti Seorang ayah yang bernyanyi kepada anaknya dan memberikan kata- kata

harapan yang baik kepada anaknya. Setelah ayahnya selesai bernynyi anaknya

membalas dengan nyanyian dan menjawab nyanyian ayahnya. Adapun pertunjukan

Saligung yang disajikan oleh bapak Setia Dermawan Purba adalah sebagai berikut

Page 76: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

66

Urdo-Urdo

Vokal : Setia Dermawan Purba & Dedek br Sidamanik Transkripsi : Tomy Manurung & Mario Sinaga

F = Do

Page 77: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

67

BAB IV

EKSISTENSI, FUNGSI DAN PENGGUNAAN SALIGUNG SIMALUNGUN

4.1 Sejarah Saligung

Pada awalnya saligung ini merupakan alat seorang Parombou6Yang mana

hidupnya sangat menderita yang selalu bekerja hanya untuk menghidupkan

apui7untuk memasak makanan ternak Tuannya. Seorang parombouawalnya

manoppul apui8dengan menggunakan buluh9atau singgung10dan mulutnya sebagai

alat untuk menghidupkan dan menjaga apui agar apui tetap gara11. Suatu hari dia

merasa lelah menghembus apuidengan menggunakan mulutnya, lalu dia mencoba

dengan mengunakan hidungnya untuk menghembus tataring12. Tanpa sengaja tuan

siParombou melihat si parombou menghembus apui dengan menggunakan

hidungnya.Kemudian tuannya marah terhadap siparombou dikarenakan dia melihat

siparombou dan mengira si parombou sedang bermain. Lalu tuannyapun bertanya

kepada si parombou “ai aha do horja min, sai lalap igung ibaen ho manoppul apui

in, sai igung, sai igung, sai igung ibaen ho manoppul apui in”.

6 Parombou adalah bahasa daerah Simalungun yang artinya budak

7Apui adalah api

8Manoppul apui artinya menghembus api

9Buluh adalah bambu

10 Singgung adalah alat sejenis bambu yang digunakan untuk menghembus api

11Gara adalah api yang hidup atau api yang menyala

12Tataring tempat memasak

Page 78: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

68

Artinya dalam bahasa Indonesia : Apanya kerjaanmu itu, kenapa terus hidungmu kau

buat menghembus api itu, terus hidung,terus hidung, terus hidung kau buat

menghebus api itu.

Begitulah sejarah awalnya tentang kata saligung.

Saligung menurut cerita narasumber oppung R br sipayung yang

diiwawancarai penulis, bahwa awalnya Saligung ini adalah alat musik yang

dimainkan oleh pria yang pekerjaannya sehari hari sebagai budak. Dimana budak

tersebut jatuh cinta kepada seorang gadis, yang tak lain adalah anak dari tuannya.

Dikarenakan status sosial ekonomi antara pria dan si gadis terpaut jauh, bagaikan

langit dengan bumi. Si pria adalah seorang budak yang pekerjaannya hanya

memasak makanan ternak, sementara si gadis adalah puteri raja. Dengan perbedaan

status sosial ekonomi yang terpaut sangat jauh berbeda si pria tidak berani untuk

menemui dan menggungkapkan perasaannya terhadap sang gadis. Oleh karena itu

Saligung di gunakan oleh si pria sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan

perasaanya. Saligung di sajikan atau dimainkan oleh si pria yang berada di atas tepi

sungai dan anak gadis berada di sungai yang sedang mandi dan untuk mengambil air.

Adapun lagu yang di sajikan pada saaat itu yaitu :

Taur taur sibuat gulom

Ia si talasari botou.. o.. sitalas pandur du..uran..

Ia malas ma ari malas ma paruhuran

Ulang ibahen hina miskin ni bapa appa appa inang..

A…ai do ase lang boi hita pajummpah I anak ni raja nami

Hubahen sada umpasa nari

Itanginhon ham saligung ai

Saligung hon ham

Anduri piar piar , piar botah botah ni…

Bolak tanoh husiar ia anakni raja nami , halani hina dorsanami…..

Page 79: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

69

4.2 Fungsi dan Penggunaan Saligung

Musik dan manusia seperti halnya bagian dari dua sisi mata uang yang sulit

untuk dipisahkan. Keduanya saling mengisi dan melengkapi. Manusia yang memiliki

kebutuhanrohani selain kebutuhan fisik, merasa perlu mengisinya dengan hiburan,

sepertimendengarkan alunan musik atau mengungkapkanperasaan melalui

musik.Seamentaraitu, musik tidak akan pernah ada jika tanpa kehadiran manusia

sebagai penciptanya.

Musik berkembang keberadaanya selain sebagai hiburan, juga sebagai

ekspresi dari cipta rasa dan karya,dan karsa manusia. Musik sebagai ekspresi cipta,

rasa,karya, dan karsa manusia disebut juga dengan musik tradisional.

Musik merupakan sarana manusia untuk mencurahkan perasaan hati melalui

suara. Musik melukisksan getaran jiwa dan khayalan yang timbul dari alam pikiran

yang tidak dapat diungkapkan melalui perkataan, perbuatan, atau dengan salah satu

keseanian lain, seperti sastra lukis, pahat, dekorasi, kriya, dan grafika. Oleh karena

musik adalah suatu jenis kesenian dengan mempergunakan suara sebagai media

ekspresinya, baik suara manusia maupun instrument. Di dalam suara itu terkandung

melodi, birama, harmoni, dan warna suara.

Dalam kehidupan masyarakat Simalungun musik memiliki peran yang sangat

penting,demikian juga dengan Saligung Simalungun. Adapun penggunaan dan

fungsi seperti dikemukakan oleh Merriam (1964 : 210 ) yaitu :

“Use then,refers to the situation on in which music is employed in human

action; “Function” concerns the reson for it employment and particularly the

broader purpose which it serves”.

Page 80: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

70

Terjemahan bebas sebagai berikut :

Penggunaan, berkenaan terhadap suatu keadaan bagaimana music tersebut dipakai

dalam kegiatan manusia; Fungsi, meliputi alasan pemakaian dan terutama dalam

lingkup yang luas, sejauh mana musik itu dapat memenuhi kebutuhan manusia

tersebut.

Penggunaan dan fungsi didalam musik merupakan suatu pembahas yang

sangat penting. Hal tersebut dikarenakan musik mempengaruhi aspek-aspek didalam

kehidupan manusia dan efeknya terhadap suatu masyarakat. Dengan kata

lain,penggunaan menyangkut konteks pemakaian musik,sementara fungsi

menyangkut kepada bagaimana dan untuk apa musik tersebut disajikan.

4.2.1 Penggunaan

Menurut Herkovits ( 1964 : 217-218 ) dalam Merriam, penggunaan musik

dapat dibagi menjadi lima kategori unsur-unsur budaya yaitu : Kebudayaan

Material,Kelembagaan Sosial, Hubungan Manusia dengan Alam, Estetika, dan

bahasa. Berdasarkan kelima kategori tersebut, penggunaan Saligung dalam konteks

unsur-unsur budaya dapat diuraikan kedalam kategori estetika.

4.2.1.1 Estetika

Estetika mengacu pada nilai keindahan yang berasal dari ekspresi hasrat

manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai

makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak

kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

musik merupakan cerahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari rasa

dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama. Atau dengan kata lain, musik

merupakan suatu karya seni yang menjadi media untuk menggungkapkan perasaan

Page 81: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

71

seeorang dengan cara menuangkannya melalui alunan nada ataupun melodi, baik

dalam bentuk vocal maupun instrumental.musik sebagai media untuk

menggambarkan atau mengungkapkan perasaan seseorang. Terkadang seseorang

memiliki pikiran,gagasan, harapan,keinginan yang membutuhkan perwujudan.

Musik merupakan wahana yang tepat digunakan dari upaya pemunculan atau

perwujudan hal tersebut.Seseorang suatu ketika ingin menyampaikan gagasan atau

ide tanpa mengharapkan respons secara langsung,melalui musik hal itu dapat

terlaksana dengan baik,pesan-pesan yang ingin dikomunikasikan dituangkan

kedalam sebuah lagu ataupun untaian alunan musik yang indah,yang kemudian dapat

dinikmati sendiri maupun orang lain. Berdasarkan hal tersebut maka alat musik

Saligung termasuk kedalam penggunaan estetika di karenakan Saligung di gunakan

untuk sebagai pelipur lara yang sedih maupun senang, dan sebagai media untuk

menyampaikan perasaan yang sedang dialami oleh pemainnya.

4.2.2 Fungsi

Menurut Alan P. Merriam ( 1964 : 219-226 ) fungsi dapat dibagi dalam 10

kategori yaitu :

1. Fungsi pengungkapan emosional

2. Fungsi penghayatan estetis

3. Fungsi hiburan

4. Fungsi komunikasi

5. Fungsi perlambangan

6. Fungsi reaksi jasmani

7. Fungsi yang berkaitan dengan norma sosial

8. Fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan

9. Fungsi kesinambungan budaya

Page 82: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

72

10. Fungsi pengintegrasian masyarakat

Dalam penyajian Saligung Simalungun dapat dikategorikan kedalam

beberapa fungsi di atas yaitu, fungsi pengungkapan emosional, fungsi

komunikasi, fungsi hiburan, fungsi yang berkaitan dengan norma sosial.

4.2.2.1 Fungsi pengungkapan Emosional

Padaberbagai kebudayaan, musik memiliki fungsi sebagai kendaraan dalam

mengekspresikan ide-ide dan emosi. Dalam menentukan reaksi suasana hati terhadap

musik di kalangan masyarakat Simalungun adalah tempo musik yang dibawakan.

Untuk menunjukkan suasana gembira, maka dipakai tempo sedang hingga tempo

cepat. Sedangkan tempo lambat umumnya dipakai untuk yang berhubungan dengan

hal-hal musibah, kekecewaan, kesedihan dan kerinduan hati. Banyaknya lagu-lagu

sedih di daerah Simalungun dan digunakannya istilah inggou menggambarkan

makna suasana hati dari lagu-lagu tersebut serta persepsi masyarakat Simalungun

terhadap musik tersebut. Pengungkapan perasaan mungkin paling mudah dan

sederhana untuk dipahami dari alunan melodi yang dikandungnya.

Alat musik Saligung dapat membantu manusia untuk mengungkapkan rasa

emosi yang ada pada dirinya.Jika seseorang sedang mengalami duka, maka dari itu

seseorangakan menggunakan Saligung sebagai alat atau media untuk membantu

mengungkapkanperasaan yang sedang dialaminya, contohnya apabila

seseorang sedang mengalami rasa sedih maka saligung yang dimainkannya akan

menghasilkan bunyi yang mendayu dayu, produksi suara yang dihasilkan sangat

sedih, seperti orang yang sedang menangis, sebagaimana gambaran perasaan

sipemain.

Page 83: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

73

4.2.2.2 Fungsi Komunikasi

Musik sudah sejak dahulu digunakan untuk alat komunikasi baik dalam

keadaan damai maupun perang. Komunikasi bunyi yang menggunakan sangkakala

(sejenis trumpet), trumpet kerang juga digunakan dalam suku-suku bangsa pesisir

pantai, kentongan juga digunakan sebagai alat komunikasi keamanan di Jawa, dan

teriakan-teriakan pun dikenal dalam suku-suku asli yang hidup baik di pegunungan

maupun di hutan-hutan. Bunyi-bunyi teratur, berpola-pola ritmik, dan menggunakan

alur-alur melodi itu menandakan adanya fungsi komunikasi dalam musik.

Tetapi pada masyarakat simalungun Saligung tidak digunakan untuk

pemberitahu adanya perang atau sebagai alat komunikasi keamanan. Pada zaman

dahulu Saligung ini berfungsi sebagai komunikasi antara garama dengan anak boru.

Fungsi komunikasi Saligung ini adalah penyampaian perasaan hati seorang garama

yang mencintai anak boru. jadi selauruh perasaan yang di rasaakan oleh si garama

terhadap anak boru di sampaikan melalui alunan suara dari Saligung. Selain itu

bapak S sinaga juga mengatakan bahwa pada zaman dahulu Saligug juga berfungsi

sebagai komunikasi untuk martondur Sepertihalnya memberi isyarat kepada seorang

anak boru yang berada dalam rumah bahwa si garama sudah berada di dekat rumah

anak boru.

4.2.2.3 Fungsi Hiburan

Hiburan adalah suatu kegiatan yang menyenangkan hati bagi seseorang atau

publik. Musik sebagai salahsatu media yang meliki memiliki fungsi menyenangkan

hati, membuat rasa puas akan irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari

harmoninya. Seseorang bisa saja tidak memahami teks musik, tetapi ia cukup

Page 84: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

74

terpuaskan atau terhibur hatinya dengan pola-pola melodi, atau pola-pola ritme

dalam irama musik tertentu.

Pada umumnya alat musik simalungun berfungsi sebagai hiburan untuk diri

sendiri maupun pendengarnya. Seperti Saligung yang di gunakan untuk menghibur

dirinya sendiri, pada zaman dahulu, bapak S sinaga mengatakan bahwa alat musik

saligung ini juga dapat berfungsikan untuk menghibur diri sendiri. Seseorang akan

pergi ke juma13 dan bermain Saligung di bawah pohon yang rindang untuk

menghibur dirinya akan nasib sedih yang sedang dialaminya. Tetapi pada saat

seekarang ini Saligung sudah berfungsi untuk menghibur orang banyak, seperti yang

di lakukan oleh bapak Setia Dermawan purba pada pertunjukan pertunjukan seni.

4.2.2.4 Fungsi yang Berkaitan Dengan Norma Sosial

Salah satu kebiasaan baik bagi masyarakat Simalungun adalah adanya

kebiasaan martutur14 . Hal ini dilakukan bagi mereka yang belum saling mengenal

satu sama lain. Setelah saling mengetahui silsilah masing-masing, mereka akan dapat

memposisikan diri satu sama lain berdasarkan aturan adat mengenai tata cara

ikatan hubungan antara tondong, boru dan sanina. Ini merupakan norma yang

mendukung terciptanya ikatan sosial yang kuat dalam kalangan

masyarakatSimalungun.

Kekuatan adat ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari melalui acara seperti

tari-tarian adat yang dipentaskan hampir pada setiap pesta. Gual15 yang dibawakan

pada acara tersebut pada umumnya gual yang mengingatkan pihak tondong, boru

13 Juma adalah suatu tempat atau lahan yang di gunakan untuk bertani

14 Martutur yaitu menelusuri silsilah satu sama lain, hasil wawancara dengan bapak Sihol Girsang

15 Gual adalah istilah musik yang digunakan oleh masyarakat simalungun

Page 85: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

75

dan sanina16 akan tata cara keharmonisan sikap dan tindakan diantara mereka. Sikap

dan kasih sayang serta tindakan mencurahkan berkat harus dipraktekkan dalam

konteks sosial lingkup suasana musik yang dibawakan. Alat musik dijadikan sebagai

sarana untuk menjaga kelangsungan nilai-nilai kultural dan sosial.

Tetapi pada alat musik Saligung tidak digunakan dalam konteks untuk

upacara adat yang menjaga nilai-nilai kultural dan sosial seperti kepada tondong,

boru, dan sanina. Tetapi Alat musik Saligung pada zaman dahulu berfungsi untuk

menjaga nilai sosial kesopanan garama. Saligung menjadi alat komunikasi yang

digunakan garama pada saat ingin martondur17. Komunikasi yang dimaksud adalah

untuk memberi tahu kepada anak boruyang ingin di jumpainya bahwa ia sudah

berada dekat rumah anak borutersebut. Sehingga orang tua anak gadis pun

mengetahui kedatangan laki-laki itu, dan itu merupakan nilai kesopanan yang sangat

penting bagi orang tua, dimana pemberitahuan pada saat ingin martondur itu

dilakukan untuk peneguh ikatan sosial yang dianggap penting oleh masyarakat

Simalungun.

4.3 Eksistensi Saligung Simalungun

Keberadaan Saligung pada zaman dahulu berbeda jauh dengan sekarang,

karena hanya sedikit dari masyarakat Simalungun atau muda-mudi yang mengenal

alat musik ini. Pada sekarang ini alat musik saligung sudah hampir hilang dari

budaya simalungun. Kenyataannya sekarang ini Saligung sudah hampir tidak

dimainkan lagi oleh kaum muda-mudi.Faktor zaman yang sudah maju dan mereka

16 Tondong, boru dan sanina merupakan 3 posisi penting dalam kekerabatan suku simalungun. Sumber www.massaksi.blogsot.com

17 Martoundur yaitu ingin mendatangi rumah wanita atau berpacaran

Page 86: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

76

cendrung mengenyampingkan hal-hal yang berbau tradisi. Kebanyakan muda-mudi

cendrung terpesona pada zaman serba canggih sehingga hampir melupakan tradisi

yang ada di tanah mereka sendiri, dan ada juga faktor lain yang membuat Saligung

ini jarang dimainkan oleh kaum muda-mudi. Mungkin bisa saja teknik permainan

dari Saligung itu sendiri yang dianggap sulit dalam memainkannya berbeda dengan

permainan zaman modren sekarang seperti keyboard, gitar, dan lain-lain.Oleh karena

itu muda mudi pada zaman ini lebih akrab dengan permaian keyboard, gitar, dan

aplikasi computer lain yang berhubungan dengan musik misalnya aplikasi bermain

gitar yang bisa di install di gadget yang mana teknik memainkannya lebih mudah

dibandingkan bermain gitar secara manual.

Berbeda dengan Saligung yang cara bermainnya tidak kita temukan di

aplikasi komputer. Tanpa disadari pola pikir yang seperti itu akan mempengaruhi

eksistensi budaya di Negara ini khususnya di masyarakat Simalungun yang mana

efek dari modrenisasi banyak masyarakat Simalungun yang lupa bahkan tidak tahu

tentang kebudayanya sendiri. Untung saja masih ada orang-orang yang peduli

dengan keberadaan alat musik ini, seperti Bapak Ja Huat Purba misalnya, beliau

adalah seniman Simalungun yangsampai sekarang masih mengetahui cara membuat

alat musik Saligung. Walaupun pada sekarang ini kondisi kesehatan bapak Ja Huat

sudah sangat menurun, beliau selalu terbuka untuk mengajari orang-orang ataupun

pemuda yang ingin belajar tentang alat musik simalungun, seperti alat musik

saliung.

Selain Beliau ada seorang seniman yang mengetahui cara pembuatan alat

musik ini yakni Bapak J. Badu Purba. beliau adalah seorang Seniman Simalungun

yang merupakan teman dari bapak Ja Huat purba. Bapak J badu purba masih

membuat saligung simalungun walupun saligung tersebut hanya di buat untuk

Page 87: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

77

museum di Simalungun,Siantar. Beliau membuat saligung tersebut dikarenakan

saligung yang berada di museum sudah mulai rusak, jadi beliau membuat yang baru,

agar pengunjung museum atau masyarakat Simalungun tetap dapat melihat Saligung.

Selain bapak Ja Huat Purba dan bapak J Badu Purba, seniman Simalungun yang

masih menyajikan saligung ini adalah bapak Setia Dermawan purba, Beliau adalah

dosen di Universitas Sumatera Utara, dan alumni Etnomusikologi pertama

Universitas Sumatera Utara, dan bapak Setia Dermawan Purba adalah seniman

budaya dari Simalungun.

Beliau selalu mempertunjukan saligung ini kepada masyarakat Simalungun

dalam acara Pagelaran Budaya Simalungun Pemuda GKPS di Pematang Siantar,

Sarmedi Purba di Universita Sumatera Utara, Jubelium GKPS 110 tahun di Medan,

Tribute Sarudin Saragih di Taman Budaya, Workshop Musik Simalungun pada

Festipal Danau Toba di Tuktuk, dan pada acara Pagelaran Seni di Jakarta. Walaupun

konteks yang di bawakan bapak Setia Dermawan purba untuk sebagai hiburan

kepada masyarakat, tetapi beliau selalu memperkenalkan saligung kepada

masyarakat bahwa saligung ini adalah warisan budaya dari leluhur Simalungun yang

mempunyai nilai seni yang sangat tinggi, yang sama dengan alat music tradisional

lainnya. Dan beliau berharap masyarakat Simalungun terutama pemuda/I simalungun

tahu dan mengerti cara memainkannya. Dengan keadaan masyarakat Simalungun

sekarang ini, dengan berbagai pengaruh kebudayaan lain, baik dari luar maupun dari

dalam, beliau masih sangat berharap agar kelak alat musik Saligung ini tetap eksis

dan tetap dikenal luas, baik oleh masyarakat Simalungun sendiri maupun orang-

orang di luar etnis Simalungun itu sendiri. Mungkin fungsi dan penggunaannya tidak

lagi seperti dulu, namun hal ini tetap diharapkan tidak mengurangi nilai seni dari alat

musik Saligung itu.

Page 88: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan, peneliti

dapat menarik kesimpulan. Adapun kesimpulannya yaitu pembuatan Saligung sangat

sederhana hanya membutuhkan seruas bambu yang mengikutkan antara batas

ruasnya, dan alat-alat yang di gunakan dalam pembutan sangat sederhana dan mudah

untuk di dapat.Saligung di mainkan dengan menghembuskan udara melalui hidung,

Saligung termasuk kedalam klasifikarofon (nose flute). Alat musik Saligung

memiliki lima nada (pentatonik)

Diketahui bahwa pada masa dahulu alat musik Saligung adalah alat musik

seorang pria yang pekerjaannya sebagai budak. Saligung di gunakan sebagai

penghibur lara atau sebagai media yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan

kepada seorang gadis yang dicitainya. Alat musik Saligung menjadi alat musik yang

individual. Karena alat musik Saligung hanya dapat dimainkan secara tunggal. Oleh

karena itu alat musik Saligung ini tidak bisa digabungkan dengan ansambel musik

dan tidak dapat di gunakan untuk upacara.

Alat musik Saligung merupakan alat musik yang hampir punah dan sudah

jarang di temui pada masyarakat Simalungun, keberadannya sudah sangat

memprihatinkan, untuk pembuatannya hanya tinggal bapak Ja Huat Purba dan bapak

J Badu Purba yang mengetahuinya, dan untuk pelestariaanya hanya bapak Setia

Dermawan Purba yang selalu memperkenalkan dan menyajikan alat musik Saligung

menjadi kepada masyarakat Simalungun maupun di luar etnis Simalungun,

walaupun fungsi dari Alat musik Saligung itu sendiri sudah berubah menjadi

Page 89: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

79

pertunjukan, hal tersebut di lakukan bapak Setia Dermawan Purba untuk

melestarikan budaya Simalngun.

Akibat kemajuan teknologi yang berkembang, alat musik Saligung sudah

jarang dipakai generasi muda sekarang ini di kabupaten Simalungun. Generasi muda

sekarang lebih tertarik pada alat musik modern dan melupakan alat musik tradisional

budaya sendiri.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, penulis mengajukan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Karena kemajuan teknologi yang berkembang menyebabkan alat musik tradisional

jarang digunakan. Kepada masyarakat khususnya muda-mudi haruslah

melestarikan alat-alat musik tradisional kita, supaya alat-alat musik kita tidak

hilang atau punah.

2. Sebagai bahan masukan untuk pemerintah agar lebih memperhatikan alat musik

tradisional, khususnya alat musik Saligung yang kini jarang dimainkan atau di

pentaskan dalam sebuah karya. Oleh karena itu pemerintah harus memperhatikan

alat-alat musik tradisional yang jarang dimainkan agar tidak hilang.

3. Dengan kepribadian kita yang ingin membangun kebudayaan-kebudayaan yang

sudah hampir dilupakan oleh orang banyak, kita membangkitkannya dengan kita

melestarikannya dan mengutamakan milik warisan budaya kita sendiri dari pada

milik Negara lain.

4. Bagi peneliti berikutnya, peneliti berharap skripsi ini dijadikan sebagai bahan

acuan kedepannya supaya penelitian ini tidak hanya sampai disini. Hal ini

Page 90: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

80

bermanfaat untuk melestarikan musik etnik yang tidak berkembang atau musik

yang hampir punah dan menjadikan musik tersebut bisa dikenal oleh masyarakat.

Page 91: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

81

DAFTAR PUSTAKA

Badudu. 1982: 132

Banoe. 2003. Teknik Permainan

Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1999

Dewi, Heristina. 2008. Masyarakat Kesenian Di Indonesia “Masyarakat dan

Kesenian Pakpak-Dairi”. Medan: Studia Kultura, Fakultas Sastra,

Universitas Sumatera Utara.

E.B Taylor. Priitive Culture. 1871

Herskovits. 1964

Hornbostel, Erich M. Von and Curt Sach. 1961. Calssification of Musical

Instrument.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka

Koentjaraningrat. 1980: 395-397

Merriam, P Alan. 1964. The Anthropology of Music. Chicago: North Western

University Press.

Malm, William P. 1964. Music Culture of the Pasific, the Near East and Asia.

Purba, dermawan, 2004.” Musik Tradisional Simalungun,” dalam Ben Pasaribu

(ed), Pluralitas Musik Etnik. Medan: Pusat Dokumentasi dan

Pengkajian Kebudayaan Batak. Universitas HKBP Nommensen.

Purba, M.D. 1985. Adat Perkawinan Simalungun

Saragih, rianti. 1994. Toping-toping Simalungun: studi deskriptif dan

musikologis dalam upacara sayur matua. Skripsi Sarjana S-1,

Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Sumatera Utara

Page 92: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

82

Saragih, fitri suci. Kajian Organologis Tulila Buatan Bapak J Badu Purba

Siboro Di Desa Lestari Indah Kecamatan Siantar Kabupaten

Simalungun, Skripsi Sarjana S-1, Departemen Etnomusikologi,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

Sidabutar, bonggud. Sulim Batak Toba: Sebagai Kontinuitas dan Perubahan.

Skripsi Sarjana S-1, Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara

Sinaga, Saridin. 2009. Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak

Arisden Purba di Huta Manik Saribu Nagori Sait Buttu Saribu

Kecamatan P. Sidamanik, Kab Simalungun. Skripsi Sarjana S-1,

Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera

Utara

Situmeang, Henry. 2011. Kajian Organologis Sarunei Simalungun Buatan Bapak

Matuah Saragih di Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematang Siantar.

Skripsi Sarjana S-1, Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra,

Universitas Sumatera Utara

Soerjono Soekanto

Susumu Kashima. 1978

www.teknik permainan flute.com

www.tablature.com

Page 93: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

83

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Ja Huat Purba

Alamat : Desa Tengkoh Kecamatan Panombean Pane

Umur : 65 tahun

Pekerjaan : Pembuat Sarunei, Pembuat Saligung

Pengalaman seni: pemain Sarunei, Budayawan Simalungun

2. Nama : S. Sinaga

Alamat : Desa Tengkoh

Umur : 67 tahun

Pekerjaan : petani

3. Nama : Cobir Purba

Alamat : jl. Pdt Bismar, Pematang Siantar

Umur : 63 tahun

Pekerjaan : Petani

Pengalaman seni: Pemain Sulim Simalungun

4. Nama : R br. Sipayung

Alamat : Saribudolok

Umur : 99 tahun

Pekerjaan : Pembuat Obat Tradisional

Pengalaman seni: Penyaji Taur-taur

Page 94: STUDI ORGANOLOGIS SALIGUNG ... - etnomusikologiusu.com · Manik S.Kom, Benny Sofyan Samosir S.Si, Tomy Manurung S.Sn, Michael Sibarani S.Kom, Dermawan Siboro, Imelda Nadeak, Roman

84

5. Nama : Sihol Girsang

Alamat : Jl. Saran Padang, Saribu Dolok

Umur : 49 tahun

Pekerjaan : Petani

6. Nama : Bosen Sipayung

Alamat : Dusun Pagar Dolok, Saran Padang

Umur : 70 tahun

Pekerjaan : Pembuat Sarunei

Pengalaman seni: pemain Sarunei, Budayawan Simalungun