pada lembaga pendidikanrepository.uki.ac.id/1720/1/humas pendidikan key(1).pdf · manajemen humas...

161
MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Tim Penulis : Juhji, S.Pd., M.Pd. Dr. dr. Bernadheta Nadeak, M.Pd. Opan Arifudin., S.Pd, M.Pd. Marwidin Mustafa, S.Sos.I. Dr. Wahyuni Choiriyati, S.Sos.,M.Si. Ita Musfirowati Hanika S.A.P, M.I.Kom. Rahman Tanjung, SE, MM. Dra. Gracia Rachmi Adiarsi, MM.

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN

Tim Penulis : Juhji, S.Pd., M.Pd.

Dr. dr. Bernadheta Nadeak, M.Pd. Opan Arifudin., S.Pd, M.Pd. Marwidin Mustafa, S.Sos.I.

Dr. Wahyuni Choiriyati, S.Sos.,M.Si. Ita Musfirowati Hanika S.A.P, M.I.Kom.

Rahman Tanjung, SE, MM. Dra. Gracia Rachmi Adiarsi, MM.

Page 2: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

ii

MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN

Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa, Wahyuni Choiriyati, Ita Musfirowati Hanika,

Rahman Tanjung, Gracia Rachmi Adiarsi

Desain Cover: Ridwan

Tata Letak: Aji Abullatif. R

Proofreader: Novisa Vitania

ISBN: 978-623-93255-0-3

Cetakan Pertama: Maret 2020

Hak Cipta 2020, Pada Penulis

Isi diluar tanggung jawab percetakan

Copyright © 2020 by Penerbit Widina Bhakti Persada Bandung

All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau

memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT: WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG

Komplek Puri Melia Asri Blok C3 No. 17 Desa Bojong Emas Kec. Solokan Jeruk Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

Website: www.penerbitwidina.com

Instagram: @penerbitwidina Facebook: Penerbit Widina

E-mail: [email protected]

Page 3: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

iii

PENGANTAR EDITOR

Lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat strategis sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan pendidikan nasional, selanjutnya yang menjadi salah kunci sukses sebuah lembaga pendidikan berhasil menjalankan tugas dan perannya adalah terdapatnya kemampuan lembaga pendidikan dalam membina hubungan baik antara lembaga pendidikan dengan lingkungan atau masyarakatnya. Oleh karena itu, lembaga pendidikan yang tidak dapat memanfaatkan dan melibatkan bidang hubungan masyarakat dalam pengelolaan lembaga pendidikannya, akan tertinggal karena tidak mampu menyerap dan menyebarkan informasi yang strategis baik bagi institusi atapun masyarakat lingkungannya (Public).

Aktifitas Hubungan masyarakat pada lembaga pendidikan secara substasi dapat dimakani sebagai sarana komunikasi dua arah atau dikenal dengan istilah two way traffic communication antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya, sekaligus sebagai bentuk upaya yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam rangka menjalin simbiosis dan sinergi demi tercapainya proses pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan yang lebih baik. Selain itu, hubungan masyarakat juga dapat dimaknai sebagai upaya untuk membangun hubungan baik dan kesepahaman (Mutual understanding) antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya (Public), salah satunya dilakukan melalui proses pelibatan masyarakat (Public) dalam proses penyelenggaraan pendidikan, seperti dalam bentuk keterbukaan informasi publik, penerimaan saran dan kritik dan hal lain yang berkaitan dengan proses penyampaian informasi positif dari lembaga pendidikan kepada masyarakat atau sebaliknya dari masyarakat terhadap lembaga pendidikan.

Dengan demikian untuk menjembatani kepentingan kedua pihak tersebut diperlukan satu bidang khusus yang membidangi aktifitas hubungan masyarakat dikelola dengan baik, professional, efektif dan efisien demi tercapainya tujuan organisasi lembaga Pendidikan, dan yang paling strategis adalah terciptanya hubungan baik dan kesepahaman (Mutual understanding) antar stakeholders, yang terdiri dari pimpinan

Page 4: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

iv

lembaga pendidikan, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Buku yang ada di tagan para pembaca ini sangat layak dimiliki dan dibaca karena mengupas tuntas masalah hubungan masyarakat di sekolah dari berbagai sudut pandang, sehingga harapannya pembaca dapat mengenali, menambah ilmu dan wawasan serta menjadi acuan berharga bagi para pengelola lembaga pendidikan dan stakeholders-nya dalam mengembangkan manajemen hubungan masyarakat untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan dapat memenuhi tuntutan zaman

Bandung, Maret 2020

DR. A. Saeful Bahri, M. Ag.

Page 5: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

v

KATA PENGANTAR

Assalamualiakum. wr. Wb.

Salam literasi,

Syukur Alhamdulilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidaya-Nya kepada kita. Karena izin-Nya pula buku yang berjudul “Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan” ini telah berhasil diterbitkan. Tulisan-tulisan yang ada dalam buku ini merupakan kumpulan buah pemikiran dari para dosen, peneliti dan praktisi yang memiliki kompetensi dan kapasitas pada bidangnya masing-maisng, terutama bidang Humas dan Manajemen Pendidikan. Selanjutnya perlu kami sampaikan bahwa, penerbitan buku kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen kami sekaligus bentuk kontribusi terhadap perkembangan dunia litarasi dan publikasi ilmiah di Indonesia. selain itu, buku kolaborasi ini juga menjadi bagian dari visi kami untuk berperan sebagai mitra sekaligus media diseminasi gagasan dan pemikiran para Dosen, peneliti ataupun praktisi di Indonesia. Adapun materi yang disaijkan melalui buku ini terdiri dari berbagai konsep dan teori tentang manajemen humas sekolah yang tersusun secara terstruktur dan sistematis mengikuti pedoman pembelajaran matakuliah di perguruan tinggi. Selain itu, buku ini juga menyajikan berbagai teori dan konsep tentang bagaimana humas sekolah berperan dalam rangka merencanakan, mengelola dan mempertahankan hubungan baik antara sekolah dengan masyarakat, baik internal ataupun eksternal.

Selanjutnya, buku ini juga membahas tentang perangkat media humas yang bisa digunakan sebagai alat bantu sekolah dalam rangka melaksankan aktifitas kehumasannya, termasuk didalamnya memabahas tentang bagaimana strategi, tahapan dan langakah-langkah pengadaan media humas yang efektif dan efisien.

Harapannya, buku ini dapat menjadi referensi dan sekaligus menjadi pedoman baik dalam proses pembelajaran atapun dalam praktik

Page 6: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

vi

pengelolaan humas di sekolah. Oleh karena itu, semoga buku ini dapat bermanfaat dan dapat diterima oleh masyarakat luas, sekaligus berkontribusi bagi perkembangan dunia literasi dan pendidikan indonesia.

Pimpinan Penerbit

Elan Jaelani

Page 7: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

vii

DAFTAR ISI

PENGANTAR EDITOR ............................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................... vii

BAB 1 DEFINISI, PERKEMBANGAN, FUNGSI, DAN PERAN HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN ...................................................... 2 A. Pendahuluan .................................................................... 2

B. Definisi humas lembaga pendidikan ................................. 4 C. Perkembangan humas lembaga pendidikan ..................... 6 D. Fungsi humas lembaga pendidikan ................................... 7 E. Peran humas lembaga pendidikan .................................. 10 F. Rangkuman materi .......................................................... 15

BAB 2 PERAN MANAJEMEN HUMAS DI LEMBAGA PENDIDIKAN.................................................................... 20

A. Pendahuluan .................................................................. 20 B. Hakikat manajemen kehumasan pendidikan .................. 21 C. Tujuan dan fungsi manajemen hubungan

masyarakat pendidikan .................................................. 23 D. Strategi manajemen humas pendidikan ......................... 27 E. Jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyarakat ......... 29 F. Teknik-teknik hubungan masyarakat dalam

lembaga pendidikan ........................................................ 30 G. Kesimpulan ...................................................................... 33

BAB 3 TUGAS DAN KEWAJIBAN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN .......................................... 38

A. Pendahuluan ................................................................... 38 B. Fungsi hubungan masyarakat ......................................... 42 C. Tugas dan kewajiban hubungan masyarakat .................. 44 D. Rangkuman ..................................................................... 48

BAB 4 JENIS KEGIATAN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN.................................................................... 52

A. Pendahuluan ........................................................... 52

Page 8: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

viii

B. Humas dan lembaga pendidikan ............................. 54 C. Hubungan lembaga pendidikan

dengan masyarakat.................................................. 54

D. Kegiatan humas di lembaga pendidikan .................. 55 E. Kriteria petugas humas .......................................... 57 F. Rangkuman ............................................................. 59

BAB 5 TEKNIK MANAJEMEN HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN ............................................ 64

A. Pendahuluan ................................................................... 64 B. Manajemen humas lembaga pendidikan ........................ 68 C. Teknik manajemen humas

Lembaga pendidikan ....................................................... 71 D. Teknik operasional manajemen humas deroche ............ 75 E. Rangkuman materi .......................................................... 82

BAB 6 PROGRAM KERJA HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN............................................. 86

A. Pendahuluan ................................................................... 86

B. Manajemen strategis humas lembaga pendidikan ......... 92 C. Studi kasus manajemen strategis humas

di lembaga pendidikan formal “abc” .............................. 98 D. Program humas lembaga pendidikan ............................. 99

E. Evaluasi humas lembaga pendidikan ............................ 109

BAB 7 BENTUK HUBUNGAN MASYARAKAT DENGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ............................ 116

A. Pendahuluan ................................................................. 116 B. Pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat ..... 119 C. Peran orang tua atau masyarakat terhadap

peserta didik di sekolah ................................................ 120 D. Jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat ............. 123 E. Peranan media komunikasi dalam

hubungan sekolah dan masyarakat .............................. 123 F. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan .................... 124 G. Rangkuman ................................................................... 128

Page 9: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

ix

BAB 8 PERAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN .............................. 132

A. Pendahuluan ................................................................. 132 B. Teknologi informasi ....................................................... 133 C. Public relations (humas) ............................................... 135 D. Humas pada lembaga pendidikan ................................. 137 E. Penggunaan teknologi informasi oleh humas .............. 140 F. Rangkuman ................................................................... 148

Page 10: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

x

Page 11: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

xi

Page 12: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

BAB 1

DEFINISI, PERKEMBANGAN, FUNGSI,

DAN PERAN HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN

Juhji, S.Pd,.M.Pd Universitas Islam Negeri Sultan Hasanuddin Banten A. PENDAHULUAN

Hubungan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan sebutan humas memiliki peran yang penting dalam sebuah lembaga pendidikan atau sekolah. Keberadaannya menjadi trend

Page 13: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |3

dalam dunia manajemen di Indonesia, ditandai dengan dibentuknya divisi humas baik dalam perusahan profit maupun non profit. Demikian juga dalam lembaga pendidikan, dikenal wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat (humas). Keberadaannya sangat penting karena ia sebagai penghubung bagi lembaga pendidikan dengan masyarakat dalam memperkenalkan lembaga yang dikelolanya seperti memperkenalkan program-program ungulan yang akan dicapai, mempromosikan lembaga pendidikan kepada para pengguna (masyarakat), menunjukkan keberhasilan peserta didik kepada khalayak ramai khususnya pada orang tua peserta didik.

Peranan humas lembaga pendidikan di era revolusi industri 4.0 saat ini sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tata kelola lembaga pendidikan yang bermutu. Munculnya beberapa lembaga pendidikan baru di sebuah lingkungan masyarakat tentunya menjadi tantangan baru dalam mempromosikannya baik di masyarakat sekitar maupun luar. Hal ini juga sekaligus menjadi ancaman bagi lembaga pendidikan lama yang berlokasi tidak jauh dari lembaga pendidikan baru. Di sinilah humas lembaga pendidikan dituntut berperan secara profesional bagaimana ia mampu dalam teknis maupun pengelolaan hubungan masyarakat.

Secara teknis, humas lembaga pendidikan mewakili seni kehumasan seperti menulis, mengambil gambar, mengedite, memberikan komentar, membuat event khusus, melakukan kontak telepon dengan media, dan menangani produksi komunikasi. Seni kehumasan ini diperlukan bagi seseorang yang diberikan tanggungjawab untuk mengelolanya agar pesan komunikasi yang disampaikan benar-benar dapat diketahui dan dipahami oleh masyarakat atau pun orang tua peserta didik sehingga mendapatkan citra positif dari masyarakat.

Pengelolaan humas lembaga pendidikan berfokus pada kegiatan yang membantu lembaga pendidikan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah terkait kehumasan seperti bagaimana mempromosikan lembaganya kepada masyarakat agar masyarakat percaya dan yakin menyekolahkan anaknya di lembaga tersebut. Di sini tergambar bahwa manajer humas mempunyai peran sebagai

Page 14: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

4| Manajemen Humas

konsultan, fasilitator komunikasi, dan fasilitator pemecah masalah (Lattimore, 2010). Sebagai konsultan, humas lembaga pendidikan mengemban amanat yang begitu besar dalam menunjang keberlangsungan lembaga, menjaga kualitas lembaga, serta ikut mencarikan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi sehingga mendapatkan citra positif dari masyarakat.

Pada bab ini, akan diuraikan pengertian humas lembaga pendidikan, perkembangan humas lembaga pendidikan, fungsi humas lembaga pendidikan, dan peran humas lembaga pendidikan.

B. DEFINISI HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN Humas merupakan kependekan dari “Hubungan Masyarakat”.

Dalam bahasa Inggris, humas diberi sebutan public relations, yaitu kegiatan komunikasi khusus yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam upaya penyebaran informasi sesuai tujuan yang diinginkan. Di Indonesia sebagai negara berkembang, humas belum memiliki makna yang sangat penting dalam putaran roda organisasi khususnya di lembaga pendidikan. Jauh berbeda dengan negara-negara maju, utamanya Amerika Serikat dimana humas dapat diterjemahkan dengan pendekatan disiplin ilmu yang berbeda. Dalam kurun waktu 10 tahun (1970-1980) tercatat 2000 definisi humas (Cutlip, 2000). Namun pada pembahasan ini hanya disajikan beberapa definisi saja. Definisi humas diartikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:

Seluruh upaya yang dilakukan secara tersusun dan berkelanjutan dalam rangka mengkondisikan an memelihara niat baik serta pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya (Anggoro, 2008). Sedangkan Suryobroto (2010) mengartikan sebagai kegiatan melakukan publikasi tentang kegiatan organisasi yang harus diketahui oleh pihak luar secara luas (Suryosubroto, 2010). Herimanto, dkk (2007) mengutip pengertian humas dari Robertpo Simoes dalam bukunya bahwa humas merupakan proses interaksi yang bertujuan untuk menciptakan opini publik yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme), menanamkan kepercayaan yang baik, serta menumbuhkan citra positif dari publik (Herimanto et al., 2007).

Page 15: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |5

Cristian yang dikutip Bonar (1993) mengartikan humas sebagai suatu usaha sadar guna memengaruhi orang lain melalui komunikasi yang disampaikannya agar dapat berpikir baik, menghargai, mendukung, serta bersimpati terhadap organisasinya (Bonar, 1993). Sementara itu Jefkins (2003) mendefinisikan humas sebagai keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya (Jefkins, 2003). Humas juga diartikan sebagai usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya (Hidayah, 2015).

Merujuk pada beberapa pengertian humas yang di atas, dapat disimpulkan bahwa humas adalah suatu kegiatan yang diatur sedemikian rupa, berlangsung secara terprogram, kontinu, dan teratur dalam sebuah program organisasi, dan bukan kegiatan yang dilakukan secara sembarangan dan asal-asalan, dilakukan oleh seorang atau beberapa orang yang ahli dalam mengatur tatakelola komunikasi yang baik sehingga terciptanya kepercayaan dan citra positif dari masyarakat.

Lembaga pendidikan merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan seorang anak, selain lingkungan keluarga dan masyarakat. Secara umum, lembaga pendidikan adalah tempat dimana seorang peserta didik dirangsang untuk belajar di bawah pengawasan dan pendidikan guru (Mulyana, 2009). Lembaga pendidikan juga dijadikan sebagai tempat yang utama bagi peserta didik dalam tahap perkembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dengan demikian, lembaga pendidikan dapat diartikan sebagai tempat belajar peserta didik melalui kegiatan pengajaran, pendidikan, dan latihan yang dilakukan pendidik terhadap peserta didiknya agar terbentuk keterampilan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Merujuk pada pengertian humas dan lembaga pendidikan di atas, maka humas lembaga pendidikan dapat dipahami sebagai bagian dari humas (public relations) secara umum, dimana kegiatan sehari-

Page 16: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

6| Manajemen Humas

harinya banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari kegiatan humas yang banyak diterapkan oleh dunia usaha dengan menyesuaikan nilai-nilai yang dianut dalam lembaga pendidikan seperti saling menghormati dan menunjung tinggi kejujuran diantara lembaga pendidikan dengan masyarakat.

Dengan demikian, dapat dimaknai bahwa humas lembaga pendidikan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan oleh lembaga, direncanakan secara baik dan berlangsung secara kontinu dalam mengadakan dan membina hubungan yang harmonis dengan orang tua peserta didik sebagai pengguna (user), dengan memberi penjelasan yang secukupnya sesuai kebijakan lembaga pendidikan serta tindakan agar masyarakat (pengguna) dapat memahami, mempercayai, dan memberikan dukungan terhadap program-program yang diselenggarakan lembaga pendidikan.

C. PERKEMBANGAN HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN

Hubungan masyarakat di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Secara konseptual, perkembangan humas di Indonesia terjadi pada tahun 1950-an, ditandai dengan berdirinya Perusahaan Perminyakan Negara (Pertamina) yang di dalamnya terbentuk divisi hubungan pemerintah dan masyarakat atau hupmas (Suhada, 2017). Kemudian di tahun 1954 humas menjadi bagian penting dalam lembaga kepolisian. Pada tahun 1970-an, humas menjadi bagian wajib di berbagai perusahaan dan lembaga baik pemerintah maupun swasta. Pada tahun 1970-an sampai sekarang inilah humas menjadi bagian penting dan wajib di seluruh lembaga atau institusi. Keberadaannya menjadi sangat penting karena berfungsi sebagai corong informasi sebuah lembaga yang dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dalam menerima informasi.

Perkembangan humas lembaga pendidikan tentunya tidak dapat dilepaskan dari peran kolonial Belanda di era 1930-an dalam memperkenalkan pendidikan formal di hampir semua provinsi di Hindia Belanda (Indonesia). Belanda memperkenalkan sistem pendidikan –meski terbatas- yang hampir sama dengan sistem pendidikan yang ada sekarang dengan tingkatan sebagai berikut: 1)

Page 17: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |7

sekolah dasar bagi orang Eropa (Europeesche Lagere School), 2) sekolah dasar bagi pribumi (Hollandsch-Inlandsche School), 3) sekolah menengah pertama (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), dan 4) sekolah menengah atas (Algemeene Middlebare School).

Secara pasti belum ditemukannya literatur yang menjelaskan kapan sebenarnya humas lembaga pendidikan itu dikenal di lingkungan lembaga? Namun, seiring dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikenal jalur pendikan formal, nonformal, dan informal yang diselenggarakan melalui tatap muka dan atau jarak jauh. Jalur pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar (SD/MI, SMP/MTs), pendidikan menengah (SMA/MA, SMK/MAK), dan pendidikan tinggi (Sekolah Tinggi, Institut, Perguruan Tinggi, Universitas). Sedangkan jalur pendiikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatam belajar masyarakat, majelis taklim, dan sejenisnya. Sementara pendidikan informal terdiri atas pendidikan keluarga dan lingkungan belajar secara mandiri. Artinya humas lembaga pendidikan mulai dikenal dan diperkenalkan di lembaga pendidikan pada masa-masa diundangkannya undang-undang Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia dengan adanya sebutan wakil kepala sekolah bidang humas.

D. FUNGSI HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN

Humas memiliki fungsi membangun fungsi pengelolaan dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antara lembaga atau organisasi dengan masyarakat lain yang dapat memberikan pengaruh kesuksesan atau kegalalan lembaga atau organisasi itu sendiri (Ahid, 2018). Sedangkan Grunig sebagaimana dikutip Tamher dan Hm (2011) menjelaskan bahwa humas berfungsi sebagai manajemen komunikasi dan komunikasi organisasi. Sementara itu, Cutlip dan Center sebagaimana ditulis Anwar (2015) menyatakan bahwa humas memiliki fungsi: 1) hubungan internal, 2) publisitas, 3) advertising, 4) penciptaan berita dan peristiwa, 5) public affairs, 6) lobbying, 7) pengelolaan isu, dan 8) hubungan investor.

Page 18: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

8| Manajemen Humas

Seitel (2001) menjelaskan bahwa humas harus melakukan fungsinya sebagai: 1) penghubung organisasi dengan lingkungannya, 2) bekerjasama dengan bagian organisasi guna membangun solusi inovatif atas permasalahan yang ditemui dalam organisasi, 3) berpikir logis dan strategis ditunjukkan dengan adanya pengetahuan yang luas atas visi, misi, dan tujuan organisasi, serta 4) mengukur keberhasilan dari program-program organisasinya. Dengan demikian, humas dapat memberikan masukan dalam organisasi untuk dapat membantu memecahkan problem dalam organisasi.

Mengutip pendapatnya Bertrand R. Canfield dalam buku yang ditulis Rahmat (2016) mengungkapkan bahwa humas memiliki tiga fungsi utama, yakni: 1) it should serve the public’s interest, 2) Maintain good communication, dan 3) And stress good morals and manners. Ketiga fungsi humas tersebut jika dikaitkan dengan sekolah maka fungsi humas sekolah adalah: 1) mendedikasikan diri terhadap kepentingan dan kebutuhan orang tua peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan guru terhadap anak-anaknya, 2) mengkonstruk komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua peserta didik, dan 3) memfokuskan pada tutur kata, tutur sapa, dan perilaku yang baik yang dapat ditunjukkan guru kepada orang tua peserta didik sebagai pengguna melalui media baik cetak maupun online. Secara rinci, fungsi humas lembaga pendidikan antara lain: 1. Menjalin relasi yang baik antara orang tua peserta didik sebagai

pengguna dengan lembaga pendidikan. Harapannya, agar program-program yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan baik intrakurikuler (proses belajar mengajar, kegiatan field trip, karyawisata, home visit, kegiatan penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, ujian sekolah, ujian nasional) maupun ekstrakurikuler (pramuka, paskibra, palang merah remaja, drum band, pencak silat, karate, angklung, marawis, sains club, footsal, basket, dan sebagainya) dapat diterima dan didukung oleh orang tua peserta didik baik secara moral maupun finansialnya.

2. Menciptakan komunikasi yang baik antara orang tua peserta didik dengan guru dalam mengatur informasi yang disampaikan

Page 19: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |9

lembaga pendidikan melalui publikasi atau pesan timbal balik sehingga tercipta citra positif orang tua peserta didik terhadap lembaga pendidikan. Komunikasi ini dapat dibentuk pada tiap angkatan. Misalnya, sekolah MTs X menerima peserta didik pada tiap tahun pelajaran baru sejumlah 5 (lima) kelas. Masing-masing kelas dibentuk persatuan orang tua murid-guru (POMG) yang terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, dan dua orang anggota sehingga dalam satu kelas terdapat perwakilan orang tua peserta didik sebanyak 5 (lima) orang. Demikian juga dengan kelas yang lainnya sehingga dalam satu angkatan terdapat 25 (duapuluh lima) orang tua peserta didik yang terlibat dalam cipta komunikasi yang baik dengan guru.

3. Mendukung kegiatan-kegiatan pengelolaan lembaga pendidikan (manajemen sekolah) dalam upaya mencapai tujuan bersama melalui mitra komite lembaga pendidikan. Tugas komite lembaga pendidikan di sini adalah menjembatani usulan dan masukan dari para orang tua peserta didik yang disampaikan melalui perwakilan orang tua murid-guru (POMG) pada tiap-tiap kelas. Tujuannya agar terjadi sinergisitas antara harapan orang tua peserta didik yang menyekolahkan anaknya dengan program-program yang dilakukan oleh sekolah sehingga tujuan sekolah yang dituangkan dalam misinya tercapai secara optimal karena mendapatkan dukungan dari orang tua peserta didik sebagai pengguna.

4. Mengidentifikasi opini, perspesi atau pun tanggapan masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Opini, persepsi atau pun tanggapan orang tua peserta didik terhadap sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya tidak bisa dilepaskan dari peran yang dilakukan sekolah itu sendiri. Apakah sekolah itu mampu menciptakan kondisi sekolah yang nyaman, bermutu, dan atau berkualitas atau tidak. Opini, persepsi atau tanggapan ini harus diidentifikasi oleh humas lembaga pendidikan yang nantinya dibawa pada rapat bulanan dengan seluruh guru dalam upaya memperbaiki program-program atau kegiatan-kegiatan yang tidak sejalan dengan keinginan para orang tua peserta didik.

Page 20: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

10| Manajemen Humas

5. Memberikan layanan dan sumbangsih saran terbaik, serta pemikiran yang bermanfaat kepada ketua yayasan sebagai manajer demi mewujudkan tujuan dan cita-cita bersama. Ini dilakukan karena humas lembaga pendidikan mendapatkan informasi atau masukan-masukan yang berarti bagi lembaga pendidikan dari para orang tua peserta didik yang disampaikan melalui POMG atau pun komite lembaga pendidikan. Informasi yang disampaikan itu tentunya harus ditindaklanjuti dengan memberikan layanan yang prima.

6. Menyebarkan informasi keberhasilan program-program lembaga pendidikan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler dan atau akademik maupun non akademik kepada orang tua peserta didik melalui pesan Whatsapp Group dengan didukung data-data keberhasilannya yang ditampilkan dalam website lemabaga, sekolah, jurnal, atau pun media massa. Ini dilakukan agar menambah kepercayaan orang tua peserta didik dalam menitipkan anak mereka di lembaga pendidikan tersebut sehingga secara terprogram dapat meningkatkan kualitas lembaga pendidikan.

E. PERAN HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN Selain ketua yayasan, humas lembaga pendidikan (biasanya

wakil ketua yayasan) juga memiliki peran yang sangat besar dalam pengelolaan lembaga. Selain mempromosikan program-program lembaga pendidikan kepada orang tua peserta didik atau masyarakat, humas juga berperan dalam menegakkan citra lembaga agar tidak menimbulkan kesalahan dalam memahami dan memaknai sekolah. Kepuasan orang tua peserta didik yang menyekolahkan anaknya di sebuah lembaga pendidikan harus terus diwujudkan.

Terdapat 4 (empat) peran humas lembaga pendidikan, diantaranya adalah sebagai: 1) penghubung, 2) pengomunikasi, 3) pendukung, dan 4) publikator. Keempatnya akan diuraikan berikut ini. 1. Penghubung

Humas lembaga pendidikan berperan sebagai penghubung antara lembaga (ketua yayasan, kepala

Page 21: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |11

sekolah/madrasah, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan) dengan masyarakat (orang tua peserta didik). Oleh karenanya, humas diharuskan memiliki keterampilan dalam: a) membangun hubungan yang baik antara lembaga yang diwakilinya dengan masyarakat, mengupayakan; b) menciptakan suasana saling percaya dan pengertian antara lembaga dengan masyarakat; c) menciptakan kerjasama dan toleransi antara lembaga dengan masyarakat. Keberadaan humas menjadi penting dalam menghubungkan dan menyambungkan program-program yang ditawarkan kepada orang tua peserta didik dengan harapan adanya dukungan dan kerjasama yang baik dalam menyukseskan program lembaga pendidikan.

2. Pengomunikasi. Secara individu, pendidik yang ditugasi menjadi humas

sekolah harus memiliki kemampuan dalam komunikasi baik lisan maupun tulisan, langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak atau pun elektronik. Komunikasi lembaga pendidikan dengan orang tua peserta didik juga bisa melalui whatsapp group online. Ketua yayasan atau kepala sekolah selaku manajer dapat memberikan tugas kepada guru yang dipercaya mampu menjadi humas lembaga pendidikan untuk menjadi admin dalam whatsapp group online sekolah. Perannya, sebagai komunikator.

3. Pendukung. Humas lembaga pendidikan merupakan pendukung

program lembaga atau yayasan. Artinya, keberadaannya dipandang penting manakala berperan sesuai perannya secara baik. Banyaknya program yang ditawarkan sekolah kadang tidak mendapat dukungan dari orang tua peserta didik. Hal ini dimungkinkan karena kurang optimalnya peran humas sebagai pendukung program sekolah sehingga tidak tersampaikan pesannya kepada orang tua peserta didik.

4. Publikator. Humas lembaga pendidikan juga memiliki peran sebagai

publikator, yakni orang yang diberi tugas untuk mempublikasikan hasil-hasil kegiatan lembaga kepada masyarakat. Publikasi

Page 22: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

12| Manajemen Humas

tersebut bisa dilakukan melalui media cetak maupun online seperti Koran, bulletin, majalah, jurnal, website sekolah, media sosial (Facebook, Instagram, Whatsapp Group, line), dan sebagainya. Tujuan publikasi ini agar prestasi yang telah dicapai oleh peserta didik di lembaga pendidikan dapat diketahui oleh orang tua mereka sehingga orang tua memiliki kepuasan dan kebanggaan karena telah menitipkan anak-anaknya di sekolah tersebut.

Berfungsi atau pun tidak humas di lembaga pendidikan, dapat

dilihat dari ciri-ciri yang melekat padanya. Diantara ciri-ciri humas lembaga pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Humas lembaga pendidikan adalah kegiatan komunikasi dalam

sebuah lembaga yang berlangsung dua arah secara timbal balik, dilakukan oleh guru (pembawa pesan) terhadap masyarakat atau orang tua peserta didik (penerima pesan).

2. Humas lembaga pendidikan merupakan penyokong tercapainya visi misi lembaga yang telah ditetapkan melalui rapat kerja antara ketua yayasan, kepala sekolah dengan para tenaga pendidik (guru) dan kependidikan (tata usaha, laboran, pramubakti, satpam, dan lain-lain).

3. Masyakarat yang menjadi sasaran dari kegiatan humas lembaga pendidikan adalah orang tua peserta didik maupun masyarakat lain.

4. Bentuk kerja humas lembaga pendidikan adalah membina hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat dan mencegah terjadinya hambatan atau pun rintangan baik secara psikis maupun psikologis baik yang ditimbulkan dari sekolah maupun dari masyarakat.

Keempat ciri-ciri di atas harus dijalankan secara baik oleh

humas lembaga pendidikan guna mendukung visi, misi, dan tujuan lembaga pendidikan yang bermutu. Hal ini tentu harus disadari oleh ketua yayasan atau kepala sekolah sebagai manajer. Artinya, ketua yayasan atau kepala sekolah harus memiliki kemampuan yang baik

Page 23: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |13

dalam manajemen humas sehingga keberadaan humas sekolah benar-benar menjadi sebuah keniscayaan dan membangun sekolah yang diminati masyarakat pun dapat diwujudkan. Namun jika ketua yayasan atau kepala sekolah tidak memiliki kemampuan tersebut, ia dapat menunjuk seorang guru (biasanya wakil kepala sekolah) yang dianggap mumpuni dalam bidang kehumasan dengan memberikan surat tugas yang ditandatangani oleh ketua yayasan atau kepala sekolah. Penunjukkan ini tentu harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam kehumasan terlepas dari latarbelakang pribadinya.

Jefkins (2003) menggarisbawahi bahwa seorang yang menjadi humas harus memiliki kriteria: 1) mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter yang baik, 2) mampu berkomunikasi yang baik, 3) pandai mengorganisir segala sesuatu, 4) memiliki iintegrasi personal, 5) mempunyai imajinasi, dan 6) serba tahu. Keenam kriteria humas ini dapat diadopsi juga dalam humas sekolah.

Pertama, humas lembaga pendidikan harus mampu menghadapi semua orang tua peserta didik dan masyarakat dengan beraneka ragam karakter, artinya humas lembaga pendidikan harus berusaha memahami, berupaya untuk mempunyai sikap toleransi yang tinggi terhadap orang tua peserta didik atau masyarakat yang dihadapinya. Kedua, humas lembaga pendidikan harus mampu berkomunikasi secara baik sehingga ia mampu menjelaskan segala sesuatu secara rinci dan terarah baik secara lisan maupun tulisan. Ketiga, humas lembaga pendidikan harus mampu mengorganisasi segala sesuatu termasuk dalam merencakan kapan waktunya untuk mempromosikan visi, misi, dan tujuan lembaga pendidikan serta program-program yang dicanangkan oleh sekolah kepada orang tua peserta didik dan masyarakat.

Keempat, humas lembaga pendidikan harus memiliki kemampuan personal yang baik. Kelima, humas lembaga pendidikan harus memiliki imajinasi dan kreativitas yang tinggi guna menemukan ide-ide atau gagasan yang cemerlang dalam menunjang visi misi lembaga pendidikan yang diaplikasikan dalam bentuk kegiatan atau program-program sekolah baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

Page 24: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

14| Manajemen Humas

Keenam, humas lembaga pendidikan harus memiliki pengetahuan yang luas dan komprehensif sehingga ia mampu mengakses informasi seluas-luasnya tentang persekolahan yang bermutu dengan harapan dapat diadopsi di sekolahnya.

Dari beberapa uraian peran dan fungsi humas lembaga pendidikan di atas, setidaknya terdapat 7 (tujuh) tujuan dari humas lembaga pendidikan. Ketujuh tujuan humas lembaga pendidikan diuraikan berikut ini. 1. Meningkatkan kerjasama antar warga lembaga pendidikan

(pendidik dan peserta didik) seperti mengadakan lomba 17 agustusan, membentuk kantin sehat, dan mengadakan kegiatan sapu bersih (memberihkan lingkungan kelas, jalan sekitar, kerjabakti membersihkan saluran air, dan lain sebagainya).

2. Meningkatkan kerjasama antar lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitar sehingga masyarakat merasa memiliki dan bertanggungjawab atas keberadaan sekolah di lingkungannya.

3. Meningkatkan kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat dan komite lembaga pendidikan sehingga bersama-sama berperan aktif dalam mewujudkan sekolah yang berkualitas, bermartabat, dan bermutu.

4. Menjalin kerjasama dengan para alumni yang sudah berhasil meniti karir di dunia kerja.

5. Menjaga keharmonisan hubungan dengan masyarakat sekitar sehingga keamanan lembaga pendidikan dapat terpelihara secara baik.

6. Meningkatkan dan menumbuhkembangkan jiwa persaudaraan, persatuan, dan kebangsaan.

7. Menjalin kerjasama dengan media cetak seperti Koran, majalah, booklets, brosur, pamphlets, atau pun bulletin lembaga pendidikan guna mempublikasikan kemajuan dan ketercapaian program-program sekolah agar diketahui masyarakat. Selain media cetak, publikasi juga bisa dilakukan melalui media online seperti website, facebook, Whatsapp Group, Instagram, dan media sosial online lainnya.

Page 25: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |15

F. RANGKUMAN MATERI Humas lembaga pendidikan adalah kegiatan yang sengaja

dilakukan oleh lembaga pendidikan, direncanakan secara baik dan berlangsung secara kontinu dalam mengadakan dan membina hubungan yang harmonis dengan orang tua peserta didik sebagai pengguna (user), dengan memberi penjelasan yang secukupnya sesuai kebijakan sekolah serta tindakan agar masyarakat (pengguna) dapat memahami, mempercayai, dan memberikan dukungan terhadap program-program yang diselenggarakan lembaga pendidikan. Secara pasti, belum ditemukan literatur kapan sebenarnya humas lembaga pendidikan diperkenalkan di sebuah lembaga. Namun dapat diperkirakan sejarah perkembangan lembaga pendidikan dimulai sejak diundangkannya undang-undang sistem pendidikan di Indonesia.

Fungsi humas lembaga pendidikan adalah: 1) menjalin relasi yang baik antara orang tua peserta didik sebagai pengguna dengan lembaga pendidikan; 2) menciptakan komunikasi yang baik antara orang tua peserta didik dengan guru dalam mengatur informasi yang disampaikan lembaga pendidikan melalui publikasi atau pesan timbal balik sehingga tercipta citra positif orang tua peserta didik terhadap lembaga pendidikan; 3) mendukung kegiatan-kegiatan pengelolaan lembaga pendidikan (manajemen sekolah) dalam upaya mencapai tujuan bersama melalui mitra komite lembaga pendidikan; 4) mengidentifikasi opini, perspesi atau pun tanggapan masyarakat terhadap lembaga pendidikan; 5) Memberikan layanan dan sumbangsih saran terbaik, serta pemikiran yang bermanfaat kepada ketua yayasan atau kepala sekolah sebagai manajer demi mewujudkan tujuan dan cita-cita bersam; dan 6) menyebarkan informasi keberhasilan program-program lembaga pendidikan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler dan atau akademik maupun non akademik kepada orang tua peserta didik melalui pesan Whatsapp Group dengan didukung data-data keberhasilannya yang ditampilkan dalam website sekolah, jurnal, atau pun media massa. Sedangkan peran humas lembaga pendidikan adalah sebagai: 1) penghubung, 2) pengomunikasi, 3) pendukung, dan 4) publikator.

Page 26: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

16| Manajemen Humas

LATIHAN TUGAS 1. Jelaskan pengertian humas dan humas lembaga pendidikan? 2. Jelaskan secara singkat bagaimana perkembangan sejarah humas

lembaga pendidikan di Indonesia? 3. Jelaskan peran humas lembaga pendidikan di Indonesia? 4. Jelaskan fungsi humas lembaga pendidikan di Indoensia? 5. Obervasi dan wawancarai ketua yayasan atau kepala sekolah di sekitar

bagaimana peran humas di sekolahnya dalam mengembangkan kualitas dan mutu lembaga pendidikan?

Page 27: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |17

DAFTAR PUSTAKA

Ahid, N. (2018). Problem Pengelolaan Madrasah Aliyah Dan Solusinya. Islamica, 4(2), 11–23.

Anggoro, M. L. (2008). Teori dan Profesi Kehumasan (5th ed.). Bumi Aksara.

Anwar, R. (2015). Peran praktisi public relations dalam organisasi di yogyakarta. An-nida, 7(1), 46–55.

Bonar, S. K. (1993). Hubungan Masyarakat Modern. PT Rineka Cipta. Cutlip, S. M. (2000). Effective Public Relations, Merancang dan

Melaksanakan Kegiatan Kehumasan Dengan Sukses. PT Indeks. Herimanto, B., Rumanti, A., & Indrojiono, F. (2007). Public Relations dalam

Organisasi. Santusta. Hidayah, R. A. (2015). Kajian tugas dan fungsi hubungan masyarakat di

kantor pemerintah provinsi sulawesi utara. E-Journal Acta Diurna, 4(3), 1–7.

Jefkins, F. (2003). Public Relation. Erlangga. Lattimore, L. (2010). Public Relations, Profesi dan Praktik. Salemba

Humanika. Mulyana, R. (2009). Penanaman Etika Lingkungan Melalui Sekolah Perduli

dan Berbudaya Lingkungan. Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 6(2), 175–180.

Rahmat, A. (2016). Manajemen Humas Sekolah. Media Akademi. Seitel, F. P. (2001). The Practice of Public Relations (8th ed.). Practice Hall. Suhada, H. (2017, September 6). Analisis Perkembangan Humas di

Indonesia. Kompasiana. Suryosubroto, B. (2010). Manajemen Pendidikan Di Sekolah. PT Rineka

Cipta. Tamher, R. S., & Hm, M. N. (2011). Pasar Inpres Kota Tual The Roles of

Public Relation in Crisis Management of the Tradisional Market Tual City Post Fire. Komunikasi Kareba, 1(3), 271–182.

Page 28: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

18| Manajemen Humas

PROFIL PENULIS

Juhji, dilahirkan di Tanara Kabupaten Serang Provinsi Banten pada tanggal 21 September 1981. Anak ke-5 dari pasangan almarhum H. Madiyas dan almarhumah Hj. Junaenah menyelesaikan pendidikan formalnya di SDN Tanara (1994), MDA Mu’awanah (1993), MTs Al Ittihad (1997), MAN Kronjo (2000), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2005), dan Universitas Indraprasta PGRI (2010). Ia mendedikasikan diri

menjadi pengajar di beberapa sekolah di Jakarta dan sekitarnya seperti Madrasah Diniyah al-Muhajirin Ciputat (2000-2004), MTs Soebono Mantofani Jombang Ciputat (2003-2006), SMA Gita Kirtti 3 Jakarta (2004-2006), SD Islam Al Ikhlas Cipete Jakarta Selatan (2006-2009), SMPN 2 Legok Kabupaten Tangerang (2009-2014), MTs Raudlatul Irfan Lengkong Kulon (2009-sekarang), SMK Bina Insani Cisauk (2011-2013), STKIP Arrahmiyah Depok (2010-sekarang), STAI Nida El Adabi Bogor (2010-2016). Sejak tahun 2014, ia tercatat sebagai Dosen Tetap di Universitas Islam Negeri Sultan Hasanuddin Banten. Tahun 2017 ia dipercaya menjadi Redaktur Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Akititasnya selain mengajar, ia aktif menulis artikel ilmiah di beberapa jurnal, surat kabar, dan buku. Selain itu, ia juga tercatat dan aktif mereviu artikel di Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam dan sebagai editor di JEMST: Journal of Education in Mathematics, Science, and Technology.

Page 29: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |19

Bernadetha Nadeak., dr., M.Pd., Dr

Page 30: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

BAB 2 PERAN MANAJEMEN HUMAS DI LEMBAGA

PENDIDIKAN

Bernadetha Nadeak., dr., M.Pd., Dr Universitas Kristen Indonesia A. PENDAHULUAN

Pada era modern saat ini, kualitas manajemen dan pemasaran dalam suatu instansi pendidikan dapat juga merupakan salah satu faktor penting dalam indikator penjaminan kualitas pembelajaran dan pendidikan. Maka dari itu, layanan kehumasan dalam pendidikan sangatlah diperlukan untuk menyampaikan dan menjembatani informasi terkait lembaga tersebut dan juga masyarakat. Manajemen kehumasan membutuhkan strategi yang efektif dan efisien untuk menyampaikan kepentingan lembaga dan juga sosial. Pada era sekarang untuk pengelolaan lembaga pendidikan sangat memerlukan

Page 31: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |21

sinergi kepentingan sosial dengan pendekatan promosi dan pemasaran. Penggabungan tersebut akan menjadikan karakteristik khusus yang merupakan ciri tersendiri pada lembaga pendidikan. Karakteristik tersebutlah yang membedakan peran humas pada lembaga pendidikan dengan peran humas pada instansi lainnya. Untuk menjalankan fungsi mengelola informasi kepada civitas akademika lembaga pendidikan dan kepada publik dan masyarakat, maka diperlukan bagian khusus yang menangani secara profesional, efisien dan efektif yakni hubungan masyarakat. Manajemen hubungan masyarakat juga mempunyai peran yang penting untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan citra lembaga pendidikan melalui berbagai macam media komunikasi.

B. HAKIKAT MANAJEMEN KEHUMASAN PENDIDIKAN

Menurut sejarah, manajemen humas berkenaan dengan suatu metode public relations saat menghadapi puncak krisis pada tahun 1906. Saat itu terjadi pemogokan total buruh di industri pertambangan batu bara di Amerika Serikat. Sebagai akibatnya adalah terancamnya kelumpuhan total industri batu bara terbesar di Negara tersebut. Pada titik puncak yang berlangsung tersebut, muncul “Ivy Ledbetter Lee seorang tokoh Public Relations /Humas pertama, yang berlatar belakang seseorang jurnalis”. Beliau mengajukan “Manajemen Humas sebagai salah satu solusi atau sebagai jalan keluar untuk mengatasi krisis yang tengah terjadi di industri batu bara di Amerika Serikat sebagai akibat pemogokan massal untuk meminta kenaikan upah (Rahmat, 2016)”.

“Manajemen humas menurut Mc Elreath dalam Ruslan (2012)” adalah “Managing public relations means researching, planing, implementing and evaluating an array of comunication activities sponsored by the organization; from small group meetings to international satellite linked press conference, from simple brochures to multimedia national campaigns, from open house to grassroot political campaigns, from public service announcement to crisis management.” Berdasarkan pendapat di atas mengelola hubungan masyarakat berarti meneliti, merencanakan, menerapkan dan

Page 32: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

22| Manajemen Humas

mengevaluasi macam-macam aktifitas komunikasi yang dipelopori oleh organisasi terkait. Aktifitas tersebut dilakukan sesuai kebutuhan organisasi. Kegiatan akan dilakukan dengan skala yang besar jika pengaruh organisasi tersebut juga besar atau minimal memiliki visi dan tujuan dalam skala nasional atau international.

Sebagai bahan literature yang lebih luas, berikut adalah definisi mengenai humas dan manajemen humas berdasarkan para ahli: 1. Manajemen humas itu diibaratkan sebagai penyampaian segala

informasi baik kedalam maupun keluar, manajemen humas fokus pada hal yang berkaitan dengan komunikasi, konferensi pers, informasi dan public relation (Saihudin, 2018).

2. Manajemen hubungan masyarakat merupakan alat manajemen yang memiliki posisi sangat penting dalam menentukan ouput yang dihasilkan oleh hubungan masyarakat (Putri, 2018)

3. Manajemen humas adalah pengaturan tentang hubungan masyarakat (internal dan eksternal), berkaitan dengan citra lembaga pendidikan, agar image dan kaulitas tetap mendapat perhatian dari masyarakat, bahkan mengalami perubahan dan pengembangan (Maskur, 2018)

4. “Public relations is the management function that identifies, establishes, and maintains mutually beneficial relationships between an organization and the various publics on whom its success or failure depends (Cabot & Ph, 2012)”

5. “Public relations is the management of communication between an organization and its publics (James E. Grunig and Todd Hunt dalam Pearson 2012)”

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat kita kaitkan pengertian manajemen humas dengan pendidikan sebagai berikut: 1. Penyampaian segala informasi (komunikasi) baik dalam internal

ataupun ekternal organisasi pendidikan dalam rangka tertentu dan tujuan tertentu.

Page 33: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |23

2. Manajemen humas pendidikan adalah pengelolaan humas yang memiliki posisi sangat penting dalam kaitannya dengan citra dan kualitas lembaga pendidikan di mata masyarakat.

3. Manajemen humas pendidikan merupakan bagian dari manajemen komunikasi organisasi pendidikan kepada public sebagai cara untuk “mengidentifikasi, membangun, dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan berbagai public”.

C. TUJUAN DAN FUNGSI MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT PENDIDIKAN

Tujuan utama Public Relation sendiri adalah menciptakan, “mempertahankan dan melindungi reputasi organisasi/perusahaan, memperluas prestis, menampilkan citra-citra yang mendukung. Riset menunjukkan bahwa konsumen/pelanggan lebih sering melakukan buying decicision atau keputusan pembelian berdasarkan citra perusahaan (Rahmat, 2016)”.

Sementara untuk fungsi hubungan masyarakat dalam bidang pendidikan tidak jauh berbeda dengan fungsi hubungan masyarakat secara umum, yaitu “menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya (Ruslan, 2012)”

Menurut Rahmat (2016) ruang lingkup tujuan humas itu sendiri ternyata demikian luas, begitupun dengan fungsinya. Namun dari semua tujuan dan fungsi humas tersebut kita bisa mengambil beberapa yang bisa dijadikan prioritas. Berikut tabel tujuan dan fungsi humas dalam skala utama yang menjadi pokok umum dalam sebuah organisasi:

Tabel 1. “Tujuan dan Fungsi Humas (Rahmat, 2016)”

Tujuan Humas Fungsi Humas “Merubah citra umum di masyarakat sehubungan dengan

“Menumbuh-kembangkan hubungan baik antara

Page 34: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

24| Manajemen Humas

aktifitas baru di suatu perusahaan. Sebagai contoh, suatu perusahaan yang semula hanya menangani transportasi truk tapi kemudian mulai menjual mesin pemanas ruangan. Guna menyesuaikan diri atas adanya kegiatan yang baru tersebut, maka perusahaan harus mengubah citranya supaya kegiatan dan produk-produk barunya itu mendapat sambutan positif dari khalayaknya”.

lembaga/organisasi dengan publiknya, baik publik internal maupun external dalam rangka menanamkan pengertian”.

“Untuk meningkatkan kualitas para calon pegawai”

“Menilai dan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya”

“Menginformasikan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan”.

“Memberi pendapat kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat umum sebagaimana mestinya”

“Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar baru”

“Meningkatkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan iklim pendapat publik yangmenguntungkan organisasi/lembaga”

“Mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan”.

“Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapatan umum”.

“Memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan

“Membuat analisis ―trend‖ masa depan dan ramalan akan

Page 35: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |25

khalayaknya, sehubungan dengan telah tejadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham dikalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan”.

akibat-akibatnya bagi institusi.”

“Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk- produk perusahaan”.

“Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya”.

“Meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis”.

“Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh”

“Meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan (take-over) oleh pihak-pihak lain”.

“Mencegah konflik dan salah pengertian”

“Mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara”.

“Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab social”.

“Memastikan bahwasanya para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemarintah yang merugikan”.

“Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi”.

“Menyebarluaskan kegiatan- “Memupuk minat mengenai

Page 36: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

26| Manajemen Humas

kegiatan riset yang telah dilakukan perusahan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal”.

masalah-masalah nasional maupun internasional serta menciptakan jati diri institusi”.

Selanjutnya menurut Kowalski (2011) ada tujuan yang berlaku secara universal dalam public relations, yaitu: 1. “Improving the quality of education”

Setiap administrasi, pengajaran, dan layanan dukungan yang disediakan oleh lembaga pendidikan, memiliki tujuan akhir peningkatan pembelajaran siswa. Dengan demikian, semua kegiatan siswa harus menghasilkan atau mempengaruhi hasil yang akan berkontribusi pada peningkatan layanan pendidikan.

2. “Enhancing the image of the school or district” Pencitraan memerlukan penyajian gambar organisasi ke masyarakat. Dalam kasus pendidikan tinggi, kepercayaan publik telah berkurang oleh banyaknya cerita negative dan isu kurang akurat yang disebarkan melalui media luas.

3. “Building support for change” Pengembangan organisasi, termasuk peningkatan lembaga pendidikan , membutuhkan perubahan. Seringkali, upaya untuk melakukan hal-hal baru terkendala dengan resistensi, baik dalam organisasi maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas.

4. “Managing information” Dalam organisasi modern, manajemen informasi dipahami dengan benar dalam kerangka komunikasi yang terbuka dan multidireksional. Tujuannya adalah untuk mengakses, menyimpan, menganalisis, bertukar, dan menggunakan data untuk membuat keputusan yang efektif.

5. “Marketing programs”. Pemasaran adalah mekanisme untuk menentukan apa yang dibutuhkan dan diharapkan masyarakat dari masing-masing lembaga pendidikan.

Page 37: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |27

6. “Establishing good will and asense of ownership” Dalam iklim politik saat ini, jajak pendapat nasional terus mengungkapkan ketidakpuasan yang cukup besar terhadap pendidikan public. Merebut kembali itikad baik dan menyalakan kembali rasa tanggung jawab kolektif mengharuskan pejabat lembaga pendidikan untuk melibatkan semua publik dalam wacana yang bermakna.

7. “Providing evaluation data” Administrator memiliki tanggung jawab untuk menilai dan mengevaluasi efektivitas program pendidikan. Program public relations dapat memfasilitasi tugas-tugas ini dengan memberikan umpan balik dari berbagai publik. Seperti yang dicatat oleh Tacheny, data yang dikumpulkan dari karyawan dan pemangku kepentingan lainnya dapat menjadi aset yang kuat untuk menentukan dan meningkatkan kinerja di masa depan.

D. STRATEGI MANAJEMEN HUMAS PENDIDIKAN Adnan salah seorang pakar humas yang dalam naskah

workshop yang berjudul public relations strategy yang dikutip oleh Ruslan (2014)menulis bahwa “arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perenanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen”. Dikatakan lebih lanjut bahwa yang dimaksud dengan startegi manajemen humas adalah “alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relation”.

Menurut Nurul (2018) adapun pelaksanaan manajemen kehumasan di dalam lembaga pendidikan secara umum terintegrasi dengan tatakelola manajemen berbasis lembaga pendidikan tersebut. Implementasi manajemen humas dalam “tahapan perencanaan (Planning)” melihat: 1. Analisis kebutuhan peran masyarakat dalam penyelenggaraan

lembaga pendidikan, yang umumnya “harapan stakeholder dalam urusan kehumasan” diantaranya:

Page 38: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

28| Manajemen Humas

a. “Mempunyai hubungan dua-arah antara lembaga pendidikan dan masyarakat, baik menyangkut substansi maupun strategi pelaksanaanya ditulis dan dipublikasi secara eksplisit dan jelas”.

b. “Melibatkan peran serta masyarakat dalam pendidikan melalui strategi komunikasi”.

c. “Memberdayakan melalui berbagai media komunikasi tradisional (TV, radio, koran) maupun media komunkasi modern (media online, e-mail, website)”.

2. Membuat dan melaksanakan “visi, misi, tujuan, kebijakan, rencana, program dan pengambilan keputusan bersama”.

3. Perlu adanya “jaminan komitmen lembaga pendidikan-masyarakat sesuai tingkat kemajuan masyarakat”.

Pada tahap “pengorganisasian (organizing), diperlukan pembagian tugas melaksanakan program hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat”. Untuk mengorganisasian dalam pelaksanaan tugas dilakukan secara “tim” yang solid dari lembaga di bawah koordinasi pimpinan lembaga pendidikan bersama orang tua peserta didik sehingga terwujud program kehumasan di lembaga pendidikan tersebut. Pada “tahap pengarahan (actuating)” melihat: 1. Hubungan lembaga pendidikan dengan orang tua peserta didik

terbangun dengan baik. 2. Lingkungan belajar yang efektif yang di buat oleh orangtu peserta

didik. 3. Terjadinya komunikasi dengan para pakar komunikasi . 4. Kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta. 5. Kerjasama dengan organisasi sosial keagamaan.

Pada “tahapan pengawasan (controlling)”, melihat: 1. Monitoring hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat. 2. Penilaian kinerja hubungan lembaga pendidikan dengan

masyarakat.

Page 39: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |29

E. JENIS-JENIS HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT Hubungan lembaga pendidikan/ sekolah dengan masyarakat

merupakan bentuk dari hubungan sosial antara pihak sekolah dengan masyarakat. Soekanto (2011) menyatakan “Pengertian hubungan sosial dipegunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dalam mana dua orang atau lebih terlibat dalam suatu proses perilaku. Proses perilaku tersebut terjadi berdasarkan tingkah-laku para pihak yang masing-masing memperhitungkan perilaku pihak lain dengan cara yang mengandung arti bagi masing-masing”.

“Purwanto dalam Hasbullah (2010)” mengemukakan bahwa “Hubungan sekolah dengan masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah setempat, sekolah dengan instansi dan jawatan lain, dan sekolah dengan masyarakat pada umumnya”. Istilah hubungan sekolah dengan masyarakat disebut juga dengan “humas”. Ibnoe Syamsi dalam Suryosubroto (2010) mengemukakan bahwa “Humas adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan sadar dan sukarela”.

“Menurut Arikunto dalam Sundari & Sholikhin (2016) apabila sekolah dipandang sebagai suatu organisasi sosial maka organisasi tersebut mempunyai lingkungan di mana ia memperoleh pengaruh dan membutuhkan hubungan”. 1. “Hubungan masyarakat internal adalah hubungan masyarakat

yang di jalin oleh dan di antara unsur-unsur yang ada di dalam ruang lingkup sekolah”.

2. “Humas eksternal adalah humas yang di jalin oleh dan diantara sekolah dengan lembaga negri, lembaga swasta dan perseorangan di luar organisasi sekolah yang bersangkutan”.

Selanjutnya menurut Purwanto (2010) ada tiga jenis hubungan

sekolah dengan masyarakat, ketiga jenis tersebut adalah: 1. Hubungan edukatif, maksudnya adalah ”hubungan kerjasama

dalam hal mendidik murid antara guru dan wali siswa dalam keluarga”.

Page 40: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

30| Manajemen Humas

2. Hubungan kultural, maksudnya ”usaha kerjasama antar sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada”.

3. Hubungan institusional, ”maksudnya hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembaga-lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah seperti hubungan kerjasama antara sekolah dengan sekolah-sekolah lain, dengan kepala pemerintahan setempat, jawatan pertanian, jawatan penerangan, perikanan dan peternakan, dengan perusahaan-perusahaan negara atau swasta”.

Jenis-jenis hubungan ini nantinya akan mempengaruhi pada

pencapaian tujuan lembaga pendidikan dalam membina dan membangun komunikasi dengan masyarakat. Menurut Sundari & Sholikhin (2016) tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah / lembaga pendidikan dan masyarakat adalah: 1. Memperkuat peran sekolah sebagai saran penting untuk masa

depan. 2. Sebagai partner dalam mencari dukungan dalam bentuk apapun

untuk keberlanjutan lembaga pendidikan. 3. Sarana informasi pada khalayak luas terutama mengenai program

dan proses belajar. 4. Mampu menganalisa kebutuhan masyarakat luas yang nantinya

dituangkan dalam aktifitas dalam program lembaga pendidikan.. 5. Sebagai bentuk kerjasama yang kuat antara masyarakat dan

lembaga pendidikan.

F. TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN

Menurut Mulyono (2011) ada sejumlah teknik humas yang dapat diterapkan dalam pengembangan lembaga pendidikan. Secara garis besar teknik itu dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik tertulis, lisan, peragaan, dan elektronik. Berikut penjelasan keempat teknik tersebut.

Page 41: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |31

1. Teknik Tertulis. Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan

melalui teknik tertulis, yang meliputi: a. Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru.

Buku berisi tata tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, dan hari-hari efektif. Buku itu dibagikan kepada orang tua peserta didik; teknik ini biasanya dilaksanakan di lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK).

b. Pamflet. Pamflet adalah “selebaran berisi tentang sejarah

lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan akademik dan non-akademik”. Pamflet ini selain dibagikan ke wali murid juga bisa disebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.

c. Informasi aktifitas peserta didik. Berita dibuat sesederhana mungkin pada selebaran kertas

yang berisi “informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lembaga pendidika”. Dengan membacanya orang tua siswa mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan peserta didik.

d. Catatan berita gembira. Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan

peserta didik, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi “tentang keberhasilan seorang peserta didik”. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.

e. Buku kecil tentang cara membimbing anak. Dalam rangka “menciptakan hubungan yang harmonis

dengan orang tua, kepala sekolah atau guru” dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua peserta didik.

Page 42: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

32| Manajemen Humas

2. Teknik Lisan Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga melalui

teknik lisan, misalnya melalui kegiatan: a. Kunjungan rumah.

Untuk membangun hubungan dengan masyarakat, pihak lembaga pendidikan d”apat mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga ataupun tokoh masyarakat. Melalui kegiatan ini akan dapat diketahui jika ada masalah siswa didik di rumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya. Hal ini akan memperlancar mancapai tujuan program pendidikan sekolah tersebut.

b. Pertemuan wali murid . Pihak sekolah mengundang orang tua siswa agar

datang ke sekolah. Mereka akan mendapat penjelasan lebih spesifik tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut serta penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.

c. Pertemuan.

Sekolah mengundang wali murid dan masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu dengan agenda yang akan di diskusikan. Oleh karena itu, dalam setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.

3. Teknik Peragaan.

Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan yang diselenggarakan bisa berupa pameran keberhasilan peserta didik. Misalkan di TK

Page 43: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |33

menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi dan lain-lain. Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.

4. Teknik Elektronik.

Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah dengan orangtua siswa dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik, misalnya dengan e-mail, telepon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan. Dengan demikian hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat terjalin dengan baik.

G. KESIMPULAN Manajemen humas pendidikan adalah pengelolaan humas

yang memiliki posisi sangat penting dalam kaitannya dengan citra dan kualitas lembaga pendidikan di mata masyarakat. Manajemen humas pendidikan merupakan bagian dari manajemen komunikasi organisasi pendidikan kepada public sebagai cara untuk mengidentifikasi, membangun, dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan berbagai public.

Stretegi dalam manajemen kehumasan pendidikan adalah dengan dilakukannya perencanaan yang matang, terutama mengenai analisis kebutuhan keterlibatan masyarakat, menciptakan dan melaksanakan visi, misi, tujuan, kebijakan, rencana, program dan pengambilan keputusan bersama dan mengupayakan jaminan komitmen lembaga pendidikan-masyarakat sesuai tingkat kemajuan masyarakat. Apabila itu semua sudah matang, barulah lanjut pada tahap actuating dan tahap controlling

Hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat haruslah terjalin harmonis. Ada beberapa teknik untuk mencapai itu semua. Seperti teknik tertulis (pamflet, berita kegiatan), teknik lisan (kunjungan rumah, panggilan orang tua, pertemuan), teknik peragaan

Page 44: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

34| Manajemen Humas

(kegiataan minat bakat/ekstrakurikuler) dan teknik elektronik (telepon, televisi dan radio).

LATIHAN TUGAS 1. Dalam penyampaian pesan pada masyarakat, selain komunikasi secara

lisan mengapa HUMAS harus mampu juga menguasai berbagai macam cara lain, seperti komunikasi tertulis, lewat kegiatan atau melalui elektronik/ teknologi.

2. Buatlah suatu analisis dan desain/rancangan kerja sebagai HUMAS pada suatu lembaga pendidikan yang tidak popular atau kurang mendapat perhatian dari masyarakat.

3. Sebuah lembaga pendidikan yang baru akan melakukan promosi besar-besaran kepada masyarakat maka harus melakukan suatu riset HUMAS terlebih dahulu. Seberapa penting riset tersebut terhadap keberhasilan pencitraan lembaga tersebut? Uraikan dengan jelas.

4. Buatlah suatu analisis dan uraikan pemilihan media promosi yang paling efektif dan efisien di era revolusi indusri 4.0 dan keberhasilannya.

5. Bagaimana lembaga pendidikan menilai kegiatan yang telah dilakukan berhasil atau telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan? Apa saja tolok ukur keberhasilan yang digunakan?

Page 45: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |35

DAFTAR PUSTAKA

Cabot, M. (2012). Introduction to Public Relations. San Jose State University: AJEEP.

Hasbullah. (2010). Otonomi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Kowalski, T. J. (2011). Public Relations in Schools. University Of Dyton:

Pearson Education. Maskur. (2018). Manajemen Humas Pendidikan Islam Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Deepublish. Mulyono. (2011). Teknik Manajemen Humas dalam Pengembangan

Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Studi Keislaman, 17(1). Nurul. (2018). Strategi manajemen humas dalam menyampaikan program

unggulan madrasah. Al Tanzim, 2(1). Pearson. (2012). What Is Public Relations? UK: Pearson Education. Purwanto, N. (2010). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Putri, A. (2018). The Role of Public Relations as A Management Function in

Higher Education. SHS Web Conferences, 31. Rahmat, A. (2016). Manjemen Humas Sekola. Yogyakarta: Media Akademi. Ruslan, R. (2012). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press. Ruslan, R. (2014). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saihudin. (2018). Manajemen Institusi Pendidikan. Ponorogo: Uwais

Inspirasi Indonesia. Soekanto, S. (2011). Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Jakarta: Rajawali

Press. Sundari, S., & Sholikhin. (2016). Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

terhadap Peningkatan Perilaku Peserta Didik di SMP Negeri 1 Bangilan. Jendela Pendidikan, 156–166.

Suryosubroto, B. (2010). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 46: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

36| Manajemen Humas

PROFIL PENULIS

Dr. dr. Bernadetha Nadeak M.Pd, bekerja sebagai dosen tetap pada program studi Manajemen Pendidikan program pascasarjana UKI. Lahir di Bandung, 20 November 1964. E-mail: [email protected]. Alamat Kantor: Jln. Mayjen Sutoyo Nomor 2, Cawang Jakarta Timur – DKI Jakarta. Scopus ID: 57210387085, Google Scholar ID:

ImiuO5cAAAAJ, SINTA ID: 6094981, Certified Editor of BNSP, Pendidikan S3 (Doktor) di Universitas Negri Jakarta (UNJ) pada Program Studi Manajemen Pendidikan (MP). Pendidikan S2 (Magister) di Universitas Kristen Indonesia (UKI) pada Program Studi Manajemen Pendidikan. Pendidikan S1 (Dokter) di Universitas Kristen Indonesia (UKI) pada Program Studi ilmu kedokteran. Mempubliskan artikel di jurnal bereputasi berjudul "Employee performaof private hospital non-medical services", "Healthy work culture stimulate performance", "Analysis of nursing quality services", "Investigating the Effect of Learning Multimedia and Thinking Style Preference on Learning Achievement on Anatomy at Universitas Kristen Indonesia". Menulis dan mempublikasikan dua buku ber ISBN berjudul manajemen SDM di era 4.0 dan latihan dan pengembangan SDM. Presenter pada Third International Conference On Social Sciences and Education (3rd ICSSE) dengan makalah berjudul "The Description of The Lecturers' Performance of Indonesia Private Higher Education". Mempubliskan artikel berjudul The Effectiveness Of Organizational Structure and effect On lecture campus and Employee Performance: Case Study on Private Christian University in Jakarta and Correlation Between Knowledge, Experience and Common Sense, With Critical Thinking Capability of Medical Faculty's Students at Christian University di IJSR Online. Mempubliskan artikel berjudul "The Relationship Among Knowledge, experience and Common Sense with Medical Faculty Stuednts' With Mecial Faculty Students' Critical Thinking Skill At at Christian University of Indonesia, IASHE 4th.

Page 47: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |37

Page 48: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

BAB 3 TUGAS DAN KEWAJIBAN

HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN

Opan Arifudin, S.Pd., M.Pd STIE AL-AMAR Subang A. PENDAHULUAN

Upaya meningkatkan mutu lembaga pendidikan tidak hanya terfokus pada penyediaan faktor input lembaga pendidikan saja tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses penyelenggaraan pendidikan. Pada prinsifnya input yang baik tidak menjadi jaminan peningkatan mutu suatu lembaga pendidikan. Tidak hanya faktor input dan proses saja, tetapi juga perlu diperhatikan berbagai hal seperti keragaman peserta didik, kondisi lingkungan dan peran serta masyarakat. Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat tercapai tanpa memberi akses kesempatan kepada sekolah yang aktif dan mandiri mengambil keputusan tentang pendidikan. Lembaga pendidikan harus

Page 49: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |39

menjadi bagian utama, sedangkan masyarakat dituntut partisipasinya dalam peningkatan mutu yang telah menjadi komitmen masyarakat pada lembaga pendidikan.

Tugas dan kewajiban hubungan masyarakat (humas) pada lembaga pendidikan dalam berdasar pada kenyataan saat ini mengalami disfungsi. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang membuat peran humas pada lembaga pendidikan kurang maksimal atau boleh dikatakan tidak berdaya guna. Peran humas pada lembaga pendidikan hanya terbatas pada pekerjaan yang bersifat teknis administrative. Sebagai contoh yang sangat mencolok dari hal ini tugas dan kewajiban humas pada lembaga pendidikan hanya menjadi moderator atau notulen rapat sekolah atau tugas lainnya paling mengedarkan undangan rapat atau acara arisan lembaga pendidikan dan daftar hadir ketika upacara. Dalam konteks tugas dan kewajiban diluar lembaga pendidikan sebagai contoh menggantikan kepala sekolah yang berhalangan hadir memenuhi undangan untuk mengikuti rapat-rapat atau pertemuan dengan dinas atau instansi. Sehingga peran wakil kepala Sekolah humas terkesan kurang greget dengan tugas dan tanggung jawab tidak sebesar wakil kepala Sekolah yang lainnya.

Peran humas lembaga pendidikan saat ini secara empiris lebih kepada tugas-tugas administratif. Hal ini terjadi dengan penunjukan humas tidak didasarkan pada kompetensi yang dimiliki, namun lebih kepada pemenuhan posisi. Sehingga yang terjadi humas lembaga pendidikan tidak memiliki program kerja yang jelas atau ada program kerja tetapi tidak dapat dilaksanakan karena tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Disamping pelaksanaan tugas humas tanpa disadari humas lembaga pendidikan kurang diberi kewenangan dengan tugas dan fungsinya. Sebagai contoh empiris dilapangan bahwa banyak tamu berkunjung ke lembaga pendidikan baik untuk keperluan promo produk atau konfirmasi informasi lembaga pendidikan kerap langsung ke kepala sekolah. Begitupun jika ada acara-acara sosialisasi perguruan tinggi di lembaga pendidikan selalu ditangani oleh wakasek kesiswaan atau kurikulum sehingga terkesan tumpang tindih. Terlebih humas tidak memiliki anggaran mandiri

Page 50: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

40| Manajemen Humas

sehingga sulit untuk membiayai program public relationship. Padahal untuk mendukung tugas Humas harus ada pengadaan barang seperti kamera, handycame, alat tulis kantor, komputer, internet dan lainnya termasuk tenaga staf yang membantu dokumentasi dan distribusi informas.

Menurut Broom, dkk (2011) Humas adalah fungsi manajemen yang mengidentifikasi, membangun, dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai publik yang menjadi penentu kesuksesan dan kegagalannya. Terkait peran dari humas ini secara hakikat sebagai penyambung komunikasi antara lembaga pendidikan dan masyarakat maupun sebaliknya. Tujuan dari adanya hubungan humas lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah sebagai upaya meningkatkan kepedulian, keterlibatan, kepemilikan dan dukungan masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Konteks Masyarakat disini meliputi masyarakat setempat dimana sekolah itu berada, orang tua murid dan masyarakat pengguna lembaga pendidikan. Hubungan antara humas lembaga pendidikan dan masyarakat pada hakikatnya adalah sarana yang mempunyai peranan dan menentukan dalam rangka usaha mengadakan pembinaan, pertumbuhan dan juga perkembangan peserta didik di lembaga pendidikan. Ada kebutuhan yang sama dari keduanya, baik dari segi edukatif maupun dari segi psikologis sehingga hubungan humas lembaga pendidikan dan masyarakat merupakan simbiosi mutualisme.

Hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat lebih dibutuhkan dan terasa fungsinya karena adanya kecenderungan perubahan dalam pendidikan yang menekankan perkembangan pribadi dan sosial peserta didik melalui pengalaman peserta didik dibawah bimbingan guru baik diluar maupun di dalam lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan dengan masyarakat memiliki hubungan yang erat dalam mencapai tujuan lembaga pendidikan secara efektif dan efisien. Sebaliknya lembaga pendidik juga harus menunjang pencapaian tujuan, pemenuhan kebutuhan masyarakat khususnya kebutuhan pendidikan. Dari hal tersebut dapat dipahami, bahwa lembaga pendidikan pada hakikatnya adalah suatu bentuk

Page 51: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |41

organisasi yang terbuka dalam arti lembaga pendidikan selalu membangun relasi atau hubungan dengan lingkungannya. Hal ini perlu, karena untuk menjaga agar system atau lembaga itu tidak mudah mati. Karena hidup dan matinya pendidikan sebagian besar ditentukan oleh usaha lembaga pendidikan itu sendiri.

Dengan demikian lembaga pendidikan berkewajiban memberi pemahaman tentang tujuan, program, kebutuhan serta keadaan masyarakat. Lembaga pendidikan juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat. Jadi antara lembaga pendidikan dengan masyarakat harus memiliki dan membangun hubungan yang harmonis. Akan tetapi fenomena yang terjadi sekarang ini terlebih lagi lembaga pendidikan di kota-kota besar, terjadi hubungan yang kurang harmonis antara lembaga pendidikan dengan masyarakat. Apalagi untuk membangun hubungan yang baik antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, diperlukan waktu yang tidak sedikit. Sementara itu kebutuhan terhadap hubungan antara sekolah dengan masyarakat ini makin mendesak.

Secara umum ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakberdayaan humas di lembaga pendidikan dalam menjalankan tugasnya, diantaranya tidak tahu tugas dan fungsinya, yang bersangkutan tidak memiliki kompetensi (keahlian), kewenangannya dibatasi atau tumpang tindih, tidak memiliki anggaran dan terbatasnya tenaga humas. Tidak sedikit lembaga pendidikan yang memiliki wakasek bidang humas tidak memahami tugas pokoknya.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, secara lebih detail tentang bagaimana manajemen hubungan masyarakat pada lembaga pendidikan yang meliputi pelaksanaan, fungsi dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan hubungan dengan masyarakat. Peningkatan mutu atau kualitas pendidikan tidak dapat terlaksana tanpa pemberian kesempatan sebesar-besarnya kepada lembaga pendidikan untuk secara aktif dan mandiri dalam mengambil sebuah keputusan pendidikan. Lembaga pendidikan disini menjadi bagian utama, sedangkan masyarakat dituntut partisipasinya dalam peningkatan mutu yang telah menjadi komitmen demi kemajuan masyarakat.

Page 52: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

42| Manajemen Humas

Dengan demikian dibutuhkan secara komprehensi terkait Tugas dan kewajiban humas pada lembaga pendidikan.

B. FUNGSI HUBUNGAN MASYARAKAT

Lembaga pendidikan merupakan sebuah organisasi yang harus menjalankan fungsi-fungsi organisasinya dalam rangka berupaya mencapai tujuan organisasi. Lembaga pendidikan sebagai sebuah organisasi harus menjalankan fungsi organisasinya dalam penerapan administrasi pendidikan, yaitu dengan memperhatikan komponen lingkungan sebagai salah satu faktor dalam pendidikan. Masyarakat sebagai lingkungan lembaga pendidikan harus diperhatikan dan dikondisikan oleh lembaga pendidikan agar masyarakat dapat terlibat dalam pengelolaan lembaga pendidikan.

Humas lembaga pendidikan merupakan bagian dari lembaga pendidikan yang memiliki peran menyambungkan komunikasi antara lembaga pendidikan dan masyarakat. Hal ini sebagai upaya membangun sinergi antara lembaga pendidikan dengan masyarakat guna mencapai tujuan pendidikan bermutu. Lembaga pendidikan dan masyarakat memiliki tujuan yang sama sehingga hanya dibutuhkan komunikasi yang intens dan baik dalam membangun sinergi keduannya. Fungsi utama hubungan masyarakat yakni menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga organisasi dengan publiknya dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik supaya menciptakan pendapat atau opini yang menguntungkan lembaga atau organisasi.

Menurut Edwin Emery, ia menyatakan bahwa fungsi hubungan masyarakat adalah upaya yang terencana dan terorganisasi dari sebuah perusahaan atau lembaga untuk menciptakan hubungan-hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai publiknya. Berdasar pada pendapat ini, bahwa hubungan masyarakat harus memiliki system seperti halnya sebuah organisasi dalam rangka mencapai tujuan hubungan masyarakat untuk melayani publik. Sebuah hubungan masyarakat lembaga pendidikan harus dapat bersinergi dengan seluruh masyarakat pendidikan guna menghasilkan manfaat bagi yang menerima layanan.

Page 53: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |43

Berdasarkan pemikiran ini bahwa dapat disimpulkan hubungan masyarakat mempunyai fungsi timbal balik, dengan menumbuhkan sikap dan gambaran masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Serta berusaha mengenali hal-hal yang dapat menimbulkan sikap negatif dalam masyarakat atau referensi sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan dilakukan.

Adanya hubungan masyarakat dalam lembaga pendidikan tidak lain adalah sebagai wadah komunikasi antara lembaga pendidikan dengan masyarakat guna mendiskusikan berbagai masalah terkait kemajuan pendidikan dan layanan pendidikan yang bermutu. Tujuan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat adalah: 1. Mengembangkan pembinaan pengertian masyarakat tentang

semua aspek atau bidang pelaksanaan program pendidikan di lembaga pendidikan. Ini dilakukan agar masyarakat termotivasi untuk bisa memberikan bantuan yang maksimal terhadap terlaksananya program-program lembaga pendidikan tersebut.

2. Menampung harapan-harapan tentang tujuan pendidikan di lembaga pendidikan, yang dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan rutin antara lembaga pendidikan dengan masyarakat. Hal ini perlu karena lulusan lembaga pendidikan akan kembali ke masyarakat, maka tujuan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3. Memperoleh partisipasi, dukungan, bantuan secara konkrit dari masyarakat, baik berupa tenaga, sarana maupun dana demi kelancaran tercapainya tujuan pendidikan.

4. Menumbuh dan membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada masyarakat terhadap kelangsungan program pendidikan di lembaga pendidikan.

5. Mengikutsertakan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pendidikan, menyangkut permasalahan peserta didik, guru, perlengkapan, keuangan dan perumusan tujuan lembaga pendidikan.

Berdasarkan tujuan di atas bahwa lembaga pendidikan diharapkan dapat melaksanakan hubungan dengan masyarakat secara

Page 54: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

44| Manajemen Humas

terus menerus dan berkesinambungan, sehingga masyarakat dapat membantu program lembaga pendidikan dan kerjasama yang baik sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan yang bermutu.

C. TUGAS DAN KEWAJIBAN HUBUNGAN MASYARAKAT Hubungan masyarakat pada lembaga pendidikan memiliki

peran yang cukup vital dalam rangka membangun mutu lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang bermutu dapat dilihat dari sejauh mana lembaga pendidikan itu menampung aspirasi masyarakat guna menghasilkan perbaikan-perbaikan di masa mendatang untuk mencapai mutu pendidikan. Adapaun Tugas dan kewajiban utama hubungan masyarakat pada lembaga pendidikan adalah: 1. Menyampaikan pesan, informasi dari lembaga pendidikan secara

lisan, tulis atau visual kepada publiknya, sehingga masyarakat memperoleh pengertian yang benar, tepat mengenai kondisi lembaga pendidikan, tugas dan kegiatannya.

2. Melakukan studi dan analisis atas tanggapan publik terhadap kebijaksanaan dan tindakan lembaga pendidikan.

3. Menyampaikan fakta-fakta dan pendapat kepada para pelaksana tugas guna membantu mereka dalam memberikan pelayanan yang mengesankan publik.

Berfungsi tidaknya humas dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu lembaga. Mengenai konsep fungsional humas, Scott M. Cutlip memberikan penjelasan sebagai berikut: 1. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili

dari publik-publik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut

2. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh public

3. Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi.

Page 55: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |45

Hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di lembaga pendidikan. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan bagian yang integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Lembaga pendidikan dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan lembaga pendidikan, oleh karena itu hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat harus dibina suatu hubungan yang harmonis sehingga lahirnya komite Sekolah saat ini.

Menurut Purwanto, Ngalim (1993:189-190) Secara kongkrit lagi, tujuan diselenggarakan hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat. 2. )Mendapatkan dukungan dan bantuan morel maupun finansial

ang diperlukan bagi pengembangan sekolah. 3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan

pelaksanaan program sekolah. 4. Memperkaya dan memperluas program sekolah sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan masyarakat. 5. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan

sekolah dalam mendidik anak-anak.

Adapun pendapat lain dari Nawawi yang mengemukakan bahwa tugas-tugas pokok atau beban kerja humas suatu organisai atau lembaga dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Memberikan informasi dan menyampikan ide (gagasan) kepada

masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkannya. Menyebarluaskan informasi dan gagasan-gagasan itu agar diketahui maksud atau tujuannya sertakegiatankegiatannya termasuk kemungkinan dipetik manfaatnya oleh pihak-pihak diluar organisasi.

2. Membantu pimpinan yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.

Page 56: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

46| Manajemen Humas

3. Membantu pimpinan mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu. Dengan demikian pimpinan selalu siap dalam memberikan bahan-bahan informasi yang up-to-date.

4. Membantu pimpinan dalam mengembagkan rencana dan kegiatan-kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat (Publicservice) sebagai akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak luar, yang ternyata menumbuhkan harapan atau penyempurnaan policy atau kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa dapat dimaknai humas merupakan bidang yang mempunyai ruang lingkup kerja yang cukup luas bukan hanya sekedar melakukan hubungan dengan pihak lain, memperindah penampilan melancarkan propaganda guna mencapai tujuan, kegiatan membangun relasi dengan pers dan sebagai juru bicara serta koordinator lalu lintas informasi dengan pengguna layanannya. Dengan demikian humas memiliki kewajiban selalu mengetahui latar belakang dari suatu kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pihak pimpinan. Bagian humas dituntut mempunyai kemampuan dalam mengamati dan menganalisa persoalan, berkepribadian menarik dan mampu mempengaruhi pendapat umum, menjalin kerjasama dan dapat dipercaya serta bisa menjalin hubungan baik dengan pihak lain sebagai konsumen dan semua stakeholder lembaga pendidikan.

Peran Humas yang tidak kalah pentingnya adalah mempunyai tugas dan fungsi salah satunya menangani citra dalam sebuah institusi. Saat ini perkembangan humas sebagai salah satu profesi menjadi salah satu personal yang bertugas untuk menjawab permasalahan yang dihadapi tersebut yaitu bagaimana membangun dan mengembangkan hubungan-hubungan yang baik antara berbagai institusi dengan masyarakat pengguna demi tercapainya tujuan lembaga.

Dalam perannya di lembaga pendidikan, humas lembaga pendidikan yang secara struktural dipimpin oleh Wakil kepala sekolah bidang Hubungan Masyarakat. Peran dari wakil kepala Sekolah

Page 57: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |47

mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan

kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya. 2. Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat

langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.

3. Membantu Kepala Sekolah mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.

4. Membantu Kepala Sekolah dalam mengembangkan rencana dan kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelaksanaaan kepada masyarakat sebagai akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak luar, yang ternyata menumbuhkan harapan untuk penyempurnaaan kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi.

5. Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.

6. Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.

7. Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan. 8. Menunjukkan pergantian keadaan pendapat umum. 9. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Humas secara berkala.

Berdasar pada tugas dan kewajiban humas pada lembaga pendidikan ini seperti diuraikan diatas bahwa dalam mejalankan tugas dan kewajiban humas dibutuhkan sinergi semua pihak dalam lembaga pendidikan. Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan tidak diraih oleh satu elemen dalam lembaga pendidikan saja tetapi dibutuhkan sebuah unit atau kesatuan seluruh masyarakat pendidikan guna menghasilkan sinergi dalam mencapai tujuan pendidikan yang bermutu. Sehingga lembaga pendidikan dalam hal ini humas lembaga pendidikan dapat berkontirbusi terhadap kemajuan lembaga pendidikan dan berkontribusi terhadap program pemerintah dalam menghasilkan sumber daya manusia unggul.

Page 58: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

48| Manajemen Humas

D. RANGKUMAN Peningkatkan mutu lembaga pendidikan tidak hanya terfokus

pada penyediaan faktor input lembaga pendidikan saja tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses penyelenggaraan pendidikan. Tujuan dari adanya hubungan humas lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah sebagai upaya meningkatkan kepedulian, keterlibatan, kepemilikan dan dukungan masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Sehingga peran hubungan masyarakat dalam lembaga pendidikan sangat vital dalam menghasilkan mutu pendidikan yang baik. Hubungan masyarakat mempunyai fungsi timbal balik, dengan menumbuhkan sikap dan gambaran masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Serta berusaha mengenali hal-hal yang dapat menimbulkan sikap negatif dalam masyarakat atau referensi sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan dilakukan. tugas dan kewajiban humas dibutuhkan sinergi semua pihak dalam lembaga pendidikan. Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan tidak diraih oleh satu elemen dalam lembaga pendidikan saja tetapi dibutuhkan sebuah unit atau kesatuan seluruh masyarakat pendidikan guna menghasilkan sinergi dalam mencapai tujuan pendidikan yang bermutu.

Page 59: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |49

DAFTAR PUSTAKA

Cutlip, Scoot. 2006. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Cutlip, Scoot M., Allen H. Center, dan Glen M. Broom. 2011. Effective

Public Relations, Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana. Edwin Emery. 2001. Introduction To Mass Communications. New York:

Longman Nawawi, Hadari, 2011, Manajemen Sumber Daya manusia, Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press. Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Page 60: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

50| Manajemen Humas

PROFIL PENULIS

Penulis memiliki nama lengkap Opan Arifudin lahir di Subang 17 Juli 1991, dari pasangan (alm) Omang Awaludin dan Nawangsih. Saat ini berprofesi sebagai dosen, peneliti, penulis dan konsultan perguruan tinggi. Pernah mengajar di beberapa perguruan tinggi di Bandung, Indramayu, Jakarta dan kini menjadi Dosen Tetap di STEI Al-Amar Subang. Menamatkan pendidikan dasar di SDN Gardusayang I,

jenjang menengah pertama di SMPN 1 Tanjungsiang, menengah atas di SMKN 1 Purwakarta dan melanjutkan Pendidikan jenjang sarjana, magister dan doktor di Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung. Saat ini pun aktif menjadi penulis berlisensi Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP) dengan nomor Penulis BNSP 1446.020612019 dan penulis regular di koran harian pasundan ekspres diantaranya menulis pada judul Manajemen Perguruan Tinggi Menuju Era Revolusi Industri 4.0, Desa Mulai Bersolek Menggali Potensinya Lewat Wisata, Perguruan Tinggi Lokal Harus Mampu Bersaing Di Era Digital, Urgensi Kompetensi di Era Revolusi Industri 4.0 dan Memupuk Asa Melanjutkan Pendidikan Tinggi Di Era Disrupsi. Selain aktif sebagai Dosen, penulis sebagai peneliti dengan memiliki beberapa Hak Paten Kekayaan Intelektual (HKI) untuk karyanya. Dengan mendampingi beberapa Desa di Kabupaten Subang dalam pembangunan Desa Wisata.

Page 61: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |51

Page 62: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

BAB 4 JENIS KEGIATAN HUMAS

PADA LEMBAGA PENDIDIKAN

Marwidin Mustafa, S.Sos.I Mahasiswa Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan A. PENDAHULUAN

Dr. Rex Harlow dalam bukunya berjudul : “ A Model For Public Relations Education For Professional Practices yang di terbitkan oleh International Public Relations Association (IPRA) 1978 menyatakan definisi public relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama ; melibatkan manajeman dalam

Page 63: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |53

menghadapi persoalan /permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecendurangan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. (Ruslan, 2014:16)

Pada pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia di Mexico city, Agustus 1978, menghasil kan definisi humas atau public relations yang dinamakan the statement of Mexico. Ditetapkan definisi humas atau public relations adalah sebagai berikut : humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang dapat dipergunakan menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksi setiap kemungkinan konsekunsi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi maupun kepentingan khalayaknya (Anggoro, 2002:2)

Citra positif merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan, termasuk lembaga sekolah. Citra positif tentunya akan berkaitan dengan eksistensi suatu lembaga. Hal ini karena adanya penilaian yang positif akan memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga pendidikan untuk menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan tersebut. Keberadaan lembaga pendidikan pada awalnya mendasarkan pada suatu alasan bahwa orangtua tidak mampu mendidik anaknya secara sempurna dan lengkap, dengan demikian memerlukan pihak lain, yakni lembaga pendidikan, untuk membantu peran orangtua dalam mendidik anaknya. (Maskur, 2015 : 222 ).

Humas dalam lembaga pendidikan meliputi persoalan hubungan masyarakat luas yang pesannya adalah masalah-masalah pendidikan. Dengan demikian di dalam aktivitas humas terkandung aktivitas komunikasi antara pihak lembaga pendidikan dan masyarakat. Kegiatan humas selalu dijalankan dengan komunikasi. Yang dimaksud dengan komunikasi adalah proses penyampaian berita dari suatu sumber berita kepada orang lain.

Page 64: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

54| Manajemen Humas

B. HUMAS DAN LEMBAGA PENDIDIKAN Lembaga pendidikan sebagai sebuah organisasi memiliki dua

jenis komunikasi jika dilihat dengan pihak mana lembaga pendidikan melakukan komunikasi, yaitu: 1. Komunikasi Internal, yaitu komunikasi yang terjadi antara pihak-

pihak internal lembaga pendidikan seperti kepala sekolah, guru, tata usaha, siswa, pegawai kantin, dan lain sebagainya.

2. Komunikasi eksternal, yaitu komunikasi yang terjadi antara lembaga pendidikan dengan publik seperti orang tua siswa, pemerintahm dan masyarakat pada umumnya.

Selanjutnya jika dilihat dari arah komunikasi yang terjadi maka dapat dibedakan menjadi: 1. Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi ke lembaga yang lebih tinggi.

Sebagai contoh komunikasi lembaga pendidikan dengan kanwil diknas. Isi komunikasi dapat berupa laporan, informasi, atau keluhan dan saran.

2. Komunikasi ke bawah, yaitu komunikasi yang diberikan lembaga yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah. Isi komunikasi bisa berupa pemberitahuan, penyadaran, dorongan, persuasi, atau perintah kepada bawahan agar bertindak sesuai dengan isi pesan dan tujuannya.

3. Komunikasi horisontal, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dengan instansi yang bersifat resmi. Seperti komunikasi dengan lembaga pendidikan lain atau instansi lain di luar dunia pendidikan seperti kantor pos, bank, toko, dan lainnya.

C. HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN MASYARAKAT Sebagaimana namanya, humas menitikberatkan pada aktivitas

hubungan antara lembaga pendidikan dan pihak masyarakat. Bentuk hubungan yang bisa terjadi adalah: 1. Hubungan antara lembaga pendidikan dengan orang tua dan

warga masyarakat. Dalam hal ini ada dua bentuk hubungan yaitu hubungan yang sifatnya individual dan hubungan yang sifatnya organisatoris. Secara individual misalnya orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi maupun untuk membahas

Page 65: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |55

permasalahan anaknya. Secara organisasi misalnya polisi sebagai lembaga yang berwenang melakukan penyuluhan narkoba di lembaga pendidikan.

2. Hubungan lembaga pendidikan dengan alumni. 3. Hubungan lembaga pendidikan dengan dunia kerja.

Pelaksanaannya dengan mengundang tokoh yang berhasil untuk datang ke lembaga pendidikan agar dapat memberi inspirasi. Bisa juga dengan mengirim siswa ke dunia usaha.

4. Hubungan dengan instansi lain, misalnya bekerja sama dengan badan swasta melakukan kampanye anti narkoba atau “safety riding”.

Hal-hal yang perlu disampaikan oleh humas, antara lain: 1. Sikap resmi. 2. Informasi. 3. Wacana pemikiran. 4. Berita .

D. KEGIATAN HUMAS DI LEMBAGA PENDIDIKAN M. Linggar Anggoro ( 2000 : 318) menyebutkan, hubungan

masyarakat (humas) menjadi suatu profesi yang banyak diminati saat ini. Tidak bisa dipungkiri hampir semua institusi baik organisasi komersial maupun nonkomersial membutuhkannya. Humas sering diidentikkan dengan periklanan meskipun pada hakikatnya berbeda. Selain itu, dikenal pula marketing publik relations (M-PR) sebagai konsep yang membangun citra lembaga dan produk dengan memberikan informasi yang rinci dan lengkap.

Purwanto (1987: 194) mengkategorikan hubungan masyarakat dengan lembaga pendidikan ke dalam tiga jenis, yakni: 1. Hubungan edukasi, 2. Hubungan kultural, dan 3. Hubungan institusional.

Purwanto (1987: 194) mengartikan hubungan edukatif sebagai

hubungan kerja sama dalam hal mendidik/murid, antara guru di

Page 66: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

56| Manajemen Humas

sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adapun hubungan kultural ia artikan sebagi usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.

Sedangkan hubungan institusional diartikan sebagai hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerja sama antara sekolah dengan sekolah-sekolah lain, dengan kepala pemerintahan setempat, jawatan penerangan, jawatan pertanian, perikanan dan peternakan, dengan perusahaan-perusahaan pemerintah maupun swasta, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.

Dilihat dari aspek kegiatan yang dilaksanakan untuk membangun dan mengembangkan hubungan itu, maka kegiatan hubungan masyarakat ini dapat dibedakan kedalam beberapa jenis yang masing-masing jenis dapat meliputi beberapa bentuk, yaitu: 1. Jenis tulisan

Hubungan masyarakat jenis ini dapat dilaksanakan dalam beberapa bentuk kegiatan, yaitu: a. mengadakan buletin sekolah atau majalah, b. menyampaikan lembar informasi kepada masyarakat dalam

bentuk liflet atau yang semisalnya, c. catatan berita gembir atas perkembangan harian peserta didik

kepada orang tua d. catatan berita masalah peserta didik di sekolah untuk orang

tua. 2. Jenis lisan

Hubungan masyarakat dalam jenis ini dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan: a. kunjungan rumah para orang tua peserta didik. b. panggilan orang tua ke sekolah, dan c. pertemuan-pertemuan formal orang tua dengan pihak sekolah

seperti: rapat musyawarah untuk pengembangan sekolah. 3. Jenis peragaan

Page 67: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |57

Dalam jenis ini kegiatan dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan kurikuler dan ekastra kurikuler peserta didik, serta aktivitas para guru baik di sekolah maupun di tengah-tengah masyarakat.

4. Jenis opini publik Kegiatan hubungan masyarakat dalam jenis ini dapat

berbentuk open house, mengundang masyarakat dalam kegiatan masive, seperti pengajian dan seminar, bakti sosial, pameran dan semisalnya. Muslim, dkk. (dalam Subakir, 2001:19) mengemukan bentuk-bentuk kegitan tersebut di atas denagan bahasa istilah berbeda. Dia menggunakan dalam bentuk kata kerja hingga menjadikannya sebagai cara untuk dapat menjalankan dan mengembangkan hubungan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat. Dikatakan bahwa bergagai cara yang dapat digunakan adalah: a. berkirim surat, b. bersilaturrahim, c. terlibat dalam kegiatan masyarakat, d. datang berkunjung di temapat atau kegiatan masyarakat, e. bertelephon, f. mengundang masyarakat dalam acara rapat yang

diselenggarakan sekolah, g. menyertakan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang

diselenggarakan oleh sekolah, dan h. mengadakan pameran.

E. KRITERIA PETUGAS HUMAS Memang tidak mudah menggambarkan profil petugas humas,

namun dari beberapa buku disebutkan enam criteria yang merangkum kualitas yang harus dimiliki seorang petugas humas atau pranata humas atau public relations, antara lain; (1). Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik; (2). Mampu berkomunikasi dengan baik, menjelaskan segala sesuatu dengan jelas dan lugas, baik lisan maupun tertulis,atau bahkan secara visual; (3). Mampu mengorganisir segala sesuatu, termasuk dalam

Page 68: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

58| Manajemen Humas

perencanaan program; 4. Memiliki integritas personal, baik dalam profesi maupun kehidupan pribadi; (5). Mempunyai imajinasi; 6. Serba tahu, dalam hal ini adalah akses informasi yang seluas-luasnya. (Hikmah Romalina, kehumasan.pdf, 2015, 1).

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan kriteria ideal adalah kemampuan dalam hal manajemen, keterampilan, dan kepribadian. Gambaran umum tentang profil petugas humas dan kualifikasi yang dimilikinya sebagai berikut. Petugas humas haruslah orang yang memiliki kerampilan, khususnya di bidang penulisan, mendengarkan, berbicara, membaca dan menggunakan alat-alat komunikasi lainnya, mampu berbahasa Inggris jika memungkinkan.

Menurut (Hikmah Romalina, 2015,_kehumasan.pdf, 2015, 5 )Pranata humas harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai macam media dan memahami proses manajeman. Pranata humas harus memiliki kemampuan dalam memecahkan suatu masalah, dalam mengambil keputusan, mengelola opini public, mengevaluasi kecenderungan perilaku dan respon public. Petugas humas juga harus memiliki selera dan perilaku yang baik tentang etika, simpati, dan empati, kepemimpinan, semangat, kreativitas dan imajiasi, kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.

Petugas humas dituntut cakap dalam bekerja, rapi dan pantas serta tidak berlebihan dalam berpakaian, santun dan sopan dalam bertutur kata dan bersikap, petugas humas juga harus supel dalam pergaulan tidak boleh membeda-bedakan dan menunjukan sikap arogan karena petugas humas sebagai etalase dari sebuah instasi/ lembaga/ organisasi. Petugas humas harus mampu memberikan solusi terhadap permasalahan atau kasus yang disampaikan kepadanya. Setiap tamu, yang datang ke humas untuk bertanya tentang suatu hal, maka sudah menjadi kewajiban petugas humas untuk memberikan jawaban dan solusi kepada yang bertanya, ada perasaan bersalah jika orang yang datang bertanya ke humas tetapi tidak memperoleh solusi dan jawaban dari pertanyaan atau permasalahnnya.

Page 69: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |59

F. RANGKUMAN Hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat pada

hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini sekolah merupakan bagian yang integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah, oleh karena itu hubungan sekolah dengan masyarakat harus dibina suatu hubungan yang harmonis.

Maka sangat wajar peran Humas dalam mengfungsikan hungungan lembaga secara optimal dengan masyarakat. Berfungsi tidaknya humas dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu lembaga. Sesuai dengan konsep fungsional humas, Scott M. Cutlip dan Allen Center (Effendy Onong, 2002:34) memberikan penjelasan sebagai berikut: 1. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili

dari publik-publik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut

2. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh public

3. Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi.

LATIHAN DAN TUGAS 1. Jelaskan apa jenis kegiatan Humas di Lembaga Pendidikan Anda? 2. Sebutkan contoh peran Humas dalam membangun Opini Publik? 3. Apa yang dimaksud dengan Tugas Fungsi Internal dan Eksternal

HUmas di Lembaga Pendidikan? 4. Apa syarat dan kriteria menjadi seoarang Petugas Humas? 5. Apa yang harus dipersiapkan oleh seorang Humas ?

Page 70: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

60| Manajemen Humas

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Hubungan Masyarakat Suatu Studi

komunikologis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah

Mada Press Purwanto, Ngalim. 1993. Administrasi dan Supervisi Pendidikan Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya Suharsimi Arikunti dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta:

Aditya Media, https://journal.uny.ac.id/index.php/wuny/article/view/4214 https://pakarkomunikasi.com/konsep-manajemen-humas-pendidikan Zulkarnaen Nasution, 2017. Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan

(Malang, UMM PRESS)

Page 71: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |61

PROFIL PENULIS

Marwidin Mustafa atau biasa dipanggil Marmus oleh orang-orang disekitarnya. Ia lahir di Saramaba, sebuah Desa di Kabupaten Aceh Utara, pada tanggal 05 Juli 191 dari pasangan alm. Mustafa Sulaiman dan Ummi Hadanan. Marmus merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, Ia memiliki dua orang adik Laki-laki, T. Ismarival Hadizian dan Rahmadi.

Marmus menamatkan sekolah SD dan SMA di kampong halamannya, di Aceh Utara. Tahun 1999 Hijrah ke Banda Aceh. Kuliah di Fakultas Dakah UIN AR Raniry. Selain menjadi jurnalis di Tabloid Gema Baiturrahman, Banda Aceh. Ia sedang menyelesaikan kuliah pada Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan, di Program Magister Ilmu Komunikasi.

Page 72: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

62| Manajemen Humas

Page 73: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |63

Page 74: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

BAB 5 TEKNIK MANAJEMEN

HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN

Dr. Wahyuni Choiriyati, S.Sos.,M.Si. Universitas Pertamina A. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah sebuah hak yang harus diterima oleh warga negara Indonesia. Hal ini didasarkan pada pasal 31 UUD 1945 yang mengungkapkan bahwa setiap entitas warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. Pasal 31 UUD 1945 memberikan penegasan bahwa hak atas pendidikan bagi setiap individu warga negara Indonesia adalah sama. Secara formal, latar belakang etnis, agama, dan keturunan tidak membuat seseorang memperoleh privilege terkait akses pendidikan. Pada dasarnya ada tiga komponen yang berperan dalam pendidikan setiap entitas

Page 75: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |65

individu yaitu pertama keluarga, kedua sekolah dan ketiga masyarakat (Gazali, 2013). Ketika individu lahir ke dunia, keluarga menjadi tempat pertama yang berperan sebagai lembaga pendidikan. Orangtua memainkan peran sentral sebagai “guru” yang mengajarkan banyak hal kepada anak mereka. Orangtua memperhatikan setiap hal yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Mereka mengajarkan banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang akan dilalui anak. Hal dasar yang biasanya diajarkan oleh orangtua kepada anaknya adalah berkomunikasi. Ibu mengajak anaknya berkomunikasi dalam kandungan dan secara tidak langsung mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang efektif, meskipun hal ini masih memerlukan riset yang lebih jauh terkait komunikasi ibu dan bayinya yang masih berada dalam kandungan. Setelah lahir, seorang anak akan menghabiskan sebagian besar waktunya bersama orangtuanya. Orangtua mengajarkan komunikasi kepada anaknya melalui praktik verbal dan noverbal. Hal ini lah yang paling tidak dapat dijadikan sebagai bukti bahwa orangtua adalah “guru” pertama seorang anak.

Kegiatan pendidikan yang dilakukan dalam keluarga secara umum dikenal sebagai pendidikan keluarga. Tidak berlebihan kiranya untuk mengatakan bahwa pendidikan keluarga merupakan bentuk pendidikan pertama dan utama. Seperti halnya dalam paparan paragraf sebelumnya bahwa pendidikan keluarga adalah pendidikan yang pertama kali dialami oleh seorang individu setelah dilahirkan ke dunia. Tidak mungkin ketika baru dilahirkan seorang anak langsung menempuh pendidikan di luar keluarga. Paling tidak hingga saat ini penulis belum menemukan fakta bahwa ada institusi pendidikan yang dapat berperan seperti keluarga dalam memberikan pendidikan pertama. Sementara itu, pendidikan keluarga disebut sebagai pendidikan utama karena secara umum keluarga menjadi tempat awal bagi seorang anak untuk mengenyam pendidikan (Ihsan, 1995). Keluarga, khususnya orangtua, memiliki tanggungjawab memberikan pendidikan yang demokratis, berkeadilan, dialogis, serta saling mengasihi dan menyayangi dengan basis pada keteladanan orangtua. Apabila kita membaca artikel di surat kabar atau mengkonsumsi konten media elektronik terdapat informasi bahwa salah satu tren

Page 76: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

66| Manajemen Humas

kepemimpinan yang sedang booming di Barat adalah prinsip Lead by Example. Konsep ini memiliki kemiripan dengan konsep pendidikan yang dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara yakni “Di depan memberi contoh”. Keluarga memainkan peran ini dimana orangtua memosisikan diri mereka menjadi panutan sehingga setiap perilakunya harus menjadi contoh baik bagi anaknya.

Perkembangan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari dinamika sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat. Pembagian peran dan fungsi dalam masyarakat pra sejarah salah satunya didasarkan pada jenis kelamin. Laki-laki memiliki peran dan fungsi dominan di luar rumah dalam mengumpulkan makanan. Perempuan, sebaliknya, memiliki banyak peran domestik, seperti dalam merawat anak. Hal ini kemudian berubah secara signifikan dalam masyarakat modern. Peran perempuan dan laki-laki cenderung mengalami penyetaraan. Tidak hanya laki-laki yang bekerja di luar rumah, perempuan pun dapat bekerja di luar rumah. Hal ini berdampak secara signifikan pada peran pendidikan yang tidak lagi dapat dilakukan keluarga. Keterbatasan kemampuan orangtua dalam mendidik anak-anak mereka membuat mereka mempercayakan tugas pengajaran tersebut kepada orang dewasa lainnya yang lebih ahli (Hasbullah, 2003). Pada titik ini munculah lembaga pendidikan formal dengan guru sebagai figur sentral di dalamnya dalam menjalankan fungsi pendidikan.

Lahirnya lembaga pendidikan formal tidak bisa dipisahkan dengan keadaan masyarakat. Lembaga pendidikan formal seperti sekolah sejatinya lahir dan berkembang dengan menganut prinsip demokrasi demi kepentingan masyarakat. Artinya, keberadaan sekolah muncul dari, oleh dan untuk masyarakat (Gazali, 2013). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tugas yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Lebih detil, ada sejumlah peranan lembaga pendidikan formal seperti sekolah. Pertama, tempat peserta didik bergaul dengan entitas individu yang ada di sekolah, mulai dari sesama peserta didik, dengan guru maupun dengan pegawai sekolah. Kedua, tempat peserta didik belajar untuk mematuhi peraturan yang ada. Ketiga, menyiapkan

Page 77: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |67

peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan juga negara (Idris, 1981). Rangkaian peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki produk akhir berupa peserta didik yang siap menjadi anggota masyarakat. Begitu signifikannya peran sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dalam menyiapkan peserta didik sehingga diharapkan sekolah dapat menyiapkan dan memberdayakan setiap entitas warga negara Indonesia untuk menjadi manusia yang berkualitas. Hal ini agar memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara dalam menjawab tantangan global yang dinamis.

Tugas berat yang diemban oleh lembaga pendidikan formal seperti sekolah menuntut lembaga pendidikan tersebut untuk memiliki sejumlah strategi. Strategi tersebut digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat. Namun, strategi ini hanya akan berjalan dengan baik apabila masyarakat juga memberikan masukan dan dukungan. Pentingnya relasi yang positif dan konstruktif antara masyarakat dan lembaga pendidikan berkaitan dengan kebaikan bersama. Pengelola lembaga pendidikan memiliki tugas untuk membina hubungan baik dengan masyarakat (Mulyono, 2011). Lembaga pendidikan perlu menjalankan fungsi komunikasi kepada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan informasi mengenai berbagai program pendidikan yang dijalankan serta berbagai tantangan yang dihadapi sehingga masyarakat memiliki pemahaman mengenai kondisi riil yang dialami oleh lembaga pendidikan. Dengan adanya pemahaman dari masyarakat mengenai kondisi riil yang dialami lembaga pendidikan, diharapkan masyarakat memiliki rasa simpati serta berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan terhadap pengembangan program lembaga pendidikan. Pada titik ini, relasi lembaga pendidikan dan masyarakat dapat dijembatani dengan adanya peran nyata humas. Tidak hanya ada, humas lembaga pendidikan harus memiliki sejumlah teknik efektif dalam melakukan pengelolaan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat.

Page 78: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

68| Manajemen Humas

B. MANAJEMEN HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN Beberapa orang menganggap peran humas hanya dapat

ditemui pada perusahaan-perusahaan besar yang tujuan utamanya adalah melakukan transaksi penjualan barang dan jasa. Peran humas dalam lembaga pendidikan kurang terkenal dalam anggapan sebagian orang. Namun, apakah lembaga pendidikan tidak perlu memiliki perwakilan humas atau tugas humas dapat dijalankan oleh siapapun tanpa melihat kompetensi kehumasan yang dimiliki. Humas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi banyak bidang di masyarakat. Selama aktivitas yang dilakukan sebuah organisasi, baik itu besar maupun kecil, berkaitan dengan masyarakat, maka humas menemukan peran dan fungsinya. Hubungan antar manusia baik itu yang bersifat internal maupun eksternal dari sebuah organisasi, hubungan organisasi dengan media massa, serta keahlian memilih media komunikasi dan pengemasan pesan secara efektif adalah bidang keahlian humas (Muntahar, 1985). Artinya, humas hadir dalam setiap organisasi untuk menjembatani hubungan positif antara organisasi dengan masyarakat. Lembaga pendidikan sebagai sebuah organisasi memuat sejumlah orang yang berada di dalamnya. Relasi yang dibangun orang dalam lembaga pendidikan tidak hanya bersifat internal namun juga bersifat eksternal dengan masyarakat. Lembaga pendidikan juga berhubungan dengan media massa sehingga kemampuan mengemas pesan dan komunikasi efektif menjadi sebuah hal yang penting. Hal ini menegaskan bahwa lembaga pendidikan pun idealnya harus memiliki humas yang kompeten dalam mengelola relasinya dengan masyarakat.

Aktifitas kehumasan tidak bisa dilakukan secara bebas. Hal ini menegaskan bahwa tidak semua orang dapat dijadikan humas tanpa melihat kompetensi kehumasan yang dimiliki. Sering dijumpai dalam sebuah organisasi orang-orang yang tidak memiliki kompetensi kehumasan menduduki posisi sebagai humas. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman pemimpin sebuah organisasi mengenai pentingnya peran humas bagi sebuah organisasi. Pentingnya peran humas bagi organisasi didasarkan pada pemahaman bahwa tujuan humas adalah memastikan itikad baik serta peran serta organisasi

Page 79: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |69

dalam memajukan masyarakat dipahami secara positif oleh seluruh stakeholder organisasi. Ketika konsep humas dan pendidikan dikaitkan maka munculah istilah humas pendidikan. Istilah ini melingkupi pengertian rangkaian pengelolaan berbagai program yang dimiliki lembaga pendidikan dalam mengelola hubungannya dengan masyarakat. Tujuan pengelolaan hubungan ini adalah menunjang proses pendidikan serta tercipta relasi yang menguntungkan antara kedua belah pihak (Mulyono, 2011). Lingkungan lembaga pendidikan pada hakikatnya bukanlah lingkungan yang tersisolasi. Hal dikarenakan lingkungan lembaga pendidikan berada dalam sebuah konteks sosial yang merupakan elemen dari komunitas local dan sangat bergantung kepada masyarakat dari segi dukungan dan pendanaan (Gorton, 1976). Hal ini menekankan perlunya membangun hubungan baik antara lembaga pendidikan dengan masyarakat. Tujuannya tidak lain adalah memajukan kualitas pendidikan yang dilakukan, meningkatkan kualitas peserta didik, menjalankan amanat masyarakat dalam bidang pendidikan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memunculkan motivasi yang tinggi dalam masyarakat untuk membangun relasi positif dengan lembaga pendidikan (Mulyasa, 2007).

Mengingat bahwa tugas humas dalam lembaga pendidikan begitu signifikan, maka kegiatan kehumasan perlu dikelola dengan baik agar efektif dan efisien. Beberapa kegiatan humas dalam lembaga pendidikan yang harus dikelola adalah (1) menyampaikan ide dan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkan; (2) membantu pimpinan lembaga pendidikan dalam mendiseminasikan informasi dan gagasan kepada masyarakat; (3) membantu pimpinan dalam menyiapkan konten informasi yang akan didiseminasikan kepada masyarakat agar efektif; (4) menyusun laporan mengenai isu-isu mengenai lembaga pendidikan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung di masyarakat; (5) membantu pimpinan menyusun startegi dalam menjalin kerja sama dengan pihak lain; dan (6) menyusun startegi untuk memperoleh bantuan demi kemajuan kegiatan pendidikan yang dilakukan (Suryosubroto, 2004).

Page 80: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

70| Manajemen Humas

Seperti yang telah dipaparkan dalam paragraf-paragraf sebelumnya bahwa lembaga pendidikan dan sekolah diharapkan memiliki relasi yang positif. Hal ini dapat diupayakan melalui praktik kehumasan yang efektif pada lembaga pendidikan. Berbicara mengenai hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat, klasifikasinya dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, hubungan edukatif, yaitu hubungan kerja sama dalam kegiatan pendidikan peserta didik. Hal ini melibatkan relasi positif antara guru pada lembaga pendidikan dengan orangtua dalam keluarga peserta didik. Hubungan edukatif ini bertujuan untuk memastikan tidak ada perbedaan prinsip dalam kegiatan pendidikan yang dilakukan di sekolah dengan yang dilakukan orangtua di rumah sehingga peserta didik tidak mengalami keraguan dalam dirinya. Kedua, hubungan kultural, yaitu upaya kerja sama yang dibangun antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dimana lembaga pendidikan itu berada untuk mengembangkan kebudayaan setempat. Hal dapat diwujudkan dengan mengakomodir pandangan masyarakat dalam kurikulum pendidikan yang dijalankan oleh lembaga pendidikan. Ketiga, hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara lembaga pendidikan dengan institusi lainnya baik swasta maupun pemerintah. Hal ini seperti kerja sama antara lembaga pendidikan dengan Dinas Pendidikan setempat atau kerja sama antara lembaga pendidikan dengan perusahaan swasta dalam mengembangkan skill peserta didik. Tujuan kerja sama ini tidak lain adalah mengembangkan kegiatan pendidikan yang dilakukan agar semakin baik di masa yang akan datang (Purwanto, 2005). Pengelolaan atau manajemen humas dalam lembaga pendidikan perlu diarahkan dalam ketiga hubungan yang telah dipaparkan sebelumnya. Diperlukan sejumlah langkah spesifik dalam mengelola humas untuk membangun lembaga pendidikan yang berkualitas. Langkah spesifik yang dimaksud adalah teknik manajemen humas lembaga pendidikan. Ada dua pendekatan yang dijadikan pijakan dalam merumuskan teknik manajemen humas lembaga pendidikan yang efektif yaitu pendekatan sosiologis dan pendekatan komunikatif. Kedua pendekatan ini digunakan secara bersamaan untuk menciptakan saling pengertian

Page 81: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |71

(mutual understanding), kesepakatan bersama (mutual agreement), dan saling bermanfaat (mutual benefits) (Muntahar, 1985).

C. TEKNIK MANAJEMEN HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN

Untuk dapat menjalankan manajemen humas yang efektif dalam sebuah lembaga pendidikan diperlukan sejumlah teknik. Secara umum dikenal empat jenis teknik manajemen humas dalam lembaga pendidikan: teknik tertulis, teknik lisan, teknik peragaan dan teknik elektronik (Mulyono, 2011). Berikut akan dipaparkan satu demi satu keempat teknik manajemen humas tersebut. 1. Teknik Tertulis

Teknik tertulis dalam kegiatan manajemen humas lembaga pendidikan terejawantahkan dalam beberapa hal yaitu: a. Buku pedoman permulaan tahun ajaran baru. Buku ini

memuat aturan yang berlaku dalam sebuah lembaga pendidikan, mekanisme penerimaan peserta didik, syarat penerimaan peserta didik, hari libur dan hari efektif kegiatan pendidikan. Buku ini biasa dibagikan kepada orangtua peserta didik. Teknik menggunakan buku pedoman ini biasanya dilaksanakan pada lembaga pendidikan taman kanak-kanak (TK).

b. Pamflet. Pamflet yang digunakan dalam teknik manajemen humas lembaga pendidikan biasanya memuat sejarah singkat lembaga pendidikan, staff pengajar, fasilitas yang dimiliki dan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dan mekanisme pendidikan yang dipraktikan dalam lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan biasanya memberikan pamphlet ini kepada orangtua peserta didik. Selain itu, biasanya pamphlet ini dibagikan juga kepada masyarakat umum dalam rangka menumbuhkan pengertian masyarakat sekaligus untuk melakukan promosi lembaga pendidikan (Indrafachrudi, dalam Mulyono, 2011).

c. Berita kegiatan peserta didik. Bentuk dari berita ini adalah selebaran sederhana yang memuat informasi singkat terkait kegiatan akademik dan non akademik yang dilakukan oleh

Page 82: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

72| Manajemen Humas

peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan. Tujuan dari penyebaran berita ini adalah menciptakan pemahaman dalam diri orantua peserta didik mengenai kegiatan yang dilakukan oleh anak mereka dalam lembaga pendidikan.

d. Catatan berita gembira. Bentuk dari catatan berita gembira mirip dengan berita kegiatan peserta didik. Perbedaannya, catatan berita gembira berisi informasi mengenai prestasi atau capaian luar biasa yang dilakukan oleh peserta didik. Hal ini biasanya ditulis dalam kertas dengan cara yang sederhana kemudian disebarluaskan kepada orangtua peserta didik dan masyarakat secara umum. Secara tidak langsung hal ini juga mampu mendongkrak citra lembaga pendidikan karena mampu membimbing peserta didiknya hingga memperoleh prestasi di luar lembaga pendidikan terkait.

e. Buku kecil tentang meknisme membimbing anak. Upaya lembaga pendidikan dalam menciptakan hubungan yang harmonis dengan orangtua peserta didik diejawantahkan melalui buku ini. Kepala lembaga pendidikan atau staff pengajar dapat membuat buku kecil sederhana yang memuat konten mengenai cara membimbing anak secara efektif. Buku ini kemudian dapat dibagikan kepada orangtua peserta didik (Bafadhol, dalam Mulyono, 2011).

2. Teknik Lisan

Bentuk nyata teknik lisan dalam manajemen humas lembaga pendidikan termuat dalam uraian berikut ini. a. Home visit (kunjungan rumah). Untuk membangun relasi yang

positif dan konstruktif antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, pihak lembaga pendidikan dapat melakukan kunjungan ke rumah orangtua peserta didik, warga setempat atau tokoh masyarakat. Tujuan kunjungan rumah ini adalah mengetahui kondisi sebenernya yang dialami oleh peserta didik. Kondisi ini berkaitan dengan berbagai permasalahan yang peserta didik miliki. Dengan mengetahui permasalahan yang dialami oleh peserta didik secara utuh dan menyeluruh,

Page 83: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |73

lembaga pendidikan dapat menyiapkan program pendidikan yang sesuai dengan minat peserta didik. Hal ini dapat mengoptimalkan peserta didik untuk menjadi dirinya yang terbaik. Secara tidak langsung hal ini juga mendukung tujuan lembaga pendidikan dalam menciptakan insan yang berguna bagi masyarakat (Indrafachrudi, dalam Mulyono, 2011).

b. Memanggil orangtua. Bentuk lain dari teknik lisan manajemen humas lembaga pendidikan selain melakukan kunjungan rumah adalah memanggil orangtua. Pihak lembaga pendidikan biasanya memanggil orangtua peserta didik untuk datang ke lembaga pendidikan. Kegiatan yang biasa dilakukan adalah rapat tahunan orangtua. Setelah orangtua peserta didik datang, pihak lembaga pendidikan memulai rapat dengan memaparkan kondisi terkini lembaga pendidikan dan program pendidikan yang dijalankan. Orangtua peserta didik juga memperoleh penjelasan mengenai perkembangan pendidikan anak-anak mereka yang menempuh pendidikan di lembaga pendidikan tersebut.

c. Pertemuan. Hampir mirip dengan kegiatan memanggil orangtua, kegiatan pertemuan ini tidak hanya mengumpulkan orangtua peserta didik namun seluruh stakeholder lembaga pendidikan. Orangtua, guru, tokoh masyarakat, pihak swasta dan pemerintah duduk bersama untuk membahas mengenai permasalahan yang dihadapi oleh pihak lembaga pendidikan yang dapat berimbas pada relasi lembaga pendidikan dengan seluruh stakeholder. Pihak lembaga pendidikan biasanya menyusun panitia penyelenggara acara dan juga rangkaian acara yang akan dilakukan. Hal ini agar kegiatan yang dilakukan efektif dan melahirkan solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan seluruh stakeholder lembaga pendidikan dapat memberikan kontribusi terbaik dalam merumuskan solusi terkait masalah yang dapat memberikan dampak positif untuk semua pihak.

3. Teknik Peragaan

Page 84: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

74| Manajemen Humas

Teknik manajemen humas lembaga pendidikan yang dapat dilakukan adalah teknik peragaan. Hal ini diaplikasikan oleh lembaga pendidikan dengan menyelenggarakan sebuah acara seperti pameran atau pentas seni yang dihadiri oleh stakeholder lembaga pendidikan tersebut. Pameran yang dapat dilakukan berupa pameran hasil karya peserta didik. Hal ini dapat berupa produk sains yang dihasilkan oleh peserta didik hingga produk seni. Pameran dapat dilakukan di aula sekolah sehingga stakeholder yang mengunjungi pameran layaknya sedang mengunjungi museum yang nyaman. Selain pameran, kegiatan lainnya yang dapat dilakukan adalah pentas seni. Kegiatan ini umum dikenal dalam lembaga pendidikan. Kegiatan pentas seni digunakan oleh lembaga pendidikan untuk menunjukkan bakat-bakat seni yang dimiliki oleh peserta didik. Kegiatan dilakukan di area terbuka lembaga pendidikan, seperti lapangan. Lembaga pendidikan menyusun sejumlah acara bahkan hingga mengundang penyanyi profesional untuk mengisi acara tersebut. Dalam kegiatan ini, pihak lembaga pendidikan yang dapat diwakili oleh kepala lembaga pendidikan atau staff pendidik dapat menyampaikan program-program yang dimiliki lembaga pendidikan terkait upaya peningkatan mutu pendidikan. Selain itu, mereka dapat pula menggunakan kesempatan ini untuk menguraikan tantangan yang dihadapi dalam merealisasikan seluruh program tersebut (Bafadhol, dalam Mulyono, 2011).

4. Teknik Elektronik Teknik manajamen humas lembaga pendidikan yang dapat

digunakan selain tertulis, lisan dan peragaan adalah teknik elektronik. Teknik ini menggunakan media elektronik sebagai perangkat utama dalam menjalankan manajemen kehumasan. Kegiatan yang biasa dilakukan berupa promosi lembaga pendidikan melalui media elektronik seperti surat kabar, radio, majalah dan televisi. Perkembangan teknologi komunikasi yang begitu besar membuka peluang baru untuk merekatkan relasi antara lembaga pendidikan dengan stakholdernya. Hal ini dilakukan melalui media sosial. Hampir semua institusi resmi

Page 85: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |75

memiliki media sosial dalam melakukan komunikasi dengan publiknya. Lembaga pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi memiliki sosial media. Mereka memiliki akun media sosial lebih dari satu untuk digunakan menjadi saluran dalam berkomunikasi dengan publiknya. Publik dapat menjangkau lembaga pendidikan melalui akun media sosial lembaga pendidikan. Publik dapat bertanya seputar profil lembaga pendidikan, mekanisme penerimaan, program yang ditawarkan hingga profil lulusan lembaga pendidikan tersebut. Lembaga pendidikan memanfaatkan media sosial untuk memberi informasi kepada publiknya sekaligus sarana membangun citra positif dengan terus mempublikasikan berbagai capaian lembaga pendidikan. Hal ini kemudian dapat ditelusuri oleh public sehingga public memiliki cukup informasi positif yang dapat menarik perhatiannya untuk menelusuri lebih dalam hingga bahkan menggunakan jasa lembaga pendidikan tersebut. Lembaga pendidikan dapat pula menggunakan media elektronik dan media digital untuk melawan berbagai isu negatif yang beredar di masyarakat mengenai dirinya. Hal ini layaknya media untuk mempublikasikan hak jawab lembaga pendidikan dalam menanggapi isu yang sedang beredar. Informasi yang disampaikan di media sosial lebih cepat menyebar di masyarakat sehingga lebih efektif dalam menyasar publik yang luas dan beragam. Lembaga pendidikan dapat menyusun konten-konten yang menarik, khas dan inspiratif dalam menggunakan media elektronik maupun media sosial sehingga public tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut.

D. TEKNIK OPERASIONAL MANAJEMEN HUMAS DEROCHE

Selain berbagai teknik manajemen humas dalam lembaga pendidikan yang telah dipaparkan dalam uraian sebelumnya, pakar di bidang pendidikan Edward F. DeRoche (dalam Mulyono, 2011) mengungkapkan teknik operasional dalam manajemen humas lembaga pendidikan. Teknik ini akan dipaparkan dalam tabel berikut.

Page 86: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

76| Manajemen Humas

No. Kegiatan Aplikasi Penjelasan

1. Education Weeks

Minggu pengajaran

Hal ini menjadi komponen utama dalam lembaga pendidikan berupa kegiatan belajar mengajar yang melibatkan staff pengajar dan peserta didik.

2. Recognition Days

Waktu ujian Merupakan bentuk mekanisme evaluasi terkait kegiatan pendidikan yang dilakukan untuk kemudian menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan terkait pemutakhiran program pendidikan.

3. Home Visits Kunjungan rumah

Hal ini dilakukan sebagai cara untuk mengumpulkan berbagai informasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.

4. Teacher aids Media Pengajaran

Merupakan berbagai hal yang dapat digunakan oleh tenaga pendidik untuk menyampaikan materi kepada peserta didik dengan mudah sekaligus memudahkan peserta didik dalam memahami materi.

5. Card Kartu Kartu digunakan untuk hal-hal tertentu yang sifatnya spesifik, misal untuk legitimasi ujian atau dalam kegiatan belajar bahasa Inggris untuk mencatat kosakata.

6. Parent- Pertemun Hal ini digunakan untuk

Page 87: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |77

teacher conference

pengajar dan orangtua peserta didik

menjalin hubungan dan komunikasi yang efektif antara orangtua dan staff pendidik. Hal ini sekaligus menjadi sebuah mekanisme untuk meningkatkan keterlibatan orangtua murid dalam program lembaga pendidikan.

7. Open house Kunjungan Melakukan kunjungan satu sama lain antar pihak dalam internal lembaga pendidikan maupun antara pihak lembaga pendidikan dengan pihak eksternal, utamanya dalam momen tertentu seperti hari raya.

8. Speaker Bureau

Bagian kehumasan

Hal ini berkaitan dengan aktivitas kehumasan berupa penyampaian informasi dan diskusi berkaitan dengan kondisi lembaga pendidikan.

9. Home Study Tugas rumah Tugas rumah ditujukan untuk memantapkan kemampuan akademik yang telah diperoleh peserta didik di lembaga pendidikan.

10. School and classroom newsletter

Berita seputar kelas dan sekolah

Hal ini seperti media komunikasi tertulis yang dapat digunakan untuk mempublikasikan berbagai berita yang terjadi di lingkungan sekolah.

11. Calendar Kalender Kalender berfungsi sebagai pengikat aktivitas pendidikan yang dilakukan oleh peserta

Page 88: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

78| Manajemen Humas

didik dan staff pendidik untuk dapat dipahami oleh orangtua peserta didik.

12. Voting remainder card

Kartu saran Mekanisme demokratis yang diberikan lembaga pendidikan kepada seluruh stakeholder untuk dapat menyampaikan berbagai hal terkait dengan dinamika yang terjadi di lembaga pendidikan.

13. Success card Piagam penghargaan

Piagam penghargaan diberikan kepada peserta didik yang telah menorehkan prestasi membanggakan baik di internal lembaga pendidikan maupun di eksternal lembaga pendidikan. Hal ini secara tidak langsung berperan dalam membentuk citra positif lembaga pendidikan di masyarakat.

14. Local newspaper

Surat kabar lokal

Berita terkait lembaga pendidikan dan berita dari rumah peserta didik dapat diolah sedemikian rupa sehingga dapat berguna bagi kemajuan peserta didik. Hal dapat dilakukan melalui publikasi surat kabar yang diproduksi oleh pihak internal lembaga pendidikan sendiri.

15. Career specialties

Spesialisasi karir

Bimbingan karir merupakan hal krusial dalam pengembangan diri peserta didik. Peserta didik dapat

Page 89: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |79

menggunakan hal ini untuk mengetahui minat karir yang dimiliki sehingga lembaga pendidikan dapat terus mendukung pengembangan kariri tersebut melalui penanaman sejumlah pengetahuan dan keahlian teknis.

16. Slide Presentation

Lembar presentasi

Pihak lembaga pendidikan dapat menggunakan software spesifik dalam menyampaikan materi presentasi kepada stakeholder lembaga pendidikan. Hal ini bertujuan agar seluruh stakeholder tertarik dan memperhatikan materi yang disampaikan.

17. Coffee hour Acara minum kopi

Membangun dan mempertahankan relasi positif antara lembaga pendidikan dengan stakeholder memerlukan mekanisme yang tidak instan. Acara minum kopi dapat digunakan sebagai sebuah ruang untuk meningkatkan relasi positif antara pihak lembaga pendidikan dengan stakeholdernya.

18. Activity Display

Pameran kegiatan

Kegiatan yang telah dilakukan dapat dipajang dalam ruang-ruang public di area lembaga pendidikan. Hal ini dapat merangsang pihak lembaga

Page 90: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

80| Manajemen Humas

pendidikan yang belum berpartisipasi untuk dapat berpartisipasi, selain itu dapat ditunjukkan kepada stakeholder bahwa kegiatan positif banyak dijalankan oleh lembaga pendidikan.

19. Class project in the community

Bakti sosial Pihak lembaga pendidikan dapat melakukan kegiatan bakti sosial untuk membantu masyarakat sekitar. Kegiatan ini melibatkan seluruh pihak dari lembaga pendidikan termasuk peserta didik. Hal ini sebagai bukti bahwa keberadaan lembaga pendidikan dapat memberikan dampak riil bagi masyarakat sekitar.

20. Letter to the editor

Surat pengaduan/keluhan

Surat kabar local lembaga pendidikan khususnya bagian editor dapat menampun keluhan dan saran dari seluruh stakeholder lembaga pendidikan tersebut untuk didengar pimpinan lembaga pendidikan.

21. Public performances

Pertunjukkan umum

Apresiasi kepada kreaivitas peseta didik dapat ditampilkan melalui pertunjukkan spesifik yang ditampilkan secara berkala. Hal ini sekaligus dapat digunakan untuk menunjukkan kepada

Page 91: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |81

stakeholder bahwa lembaga pendidikan bekerja secara optimal dalam mengembangkan kreativitas peserta didik.

22. Fairs and tours

Studi lapangan

Studi lapangan ke tempat tempat tertentu yang dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman langsung kepada peserta didik sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin jelas.

23. Telephone hotline

Kontak untuk konsultasi

Digunakan untuk mengakomodasi saran dan masalah yang dihadai oleh peserta didik maupun stakeholder terkait sehingga memerlukan konsultasi via telepon untuk menyelesaikannya.

24. Strategy borrowing

Strategi peminjaman

Lembaga pendidikan dapat meminjam fasilitas yang dimiliki stakeholder dalam mendukung kegiatan pendidikan yang dilakukan di lembaga pendidikan tersebut.

25. Suggestion boxes

Kotak saran Kotak ini digunakan untuk menampung kartu saran dan keluhan kemudian ditelaah oleh pihak lembaga pendidikan untuk kemudian dicarikan solusi terbaik dari keluhan tersebut dan mengaplikasikan saran yang konstruktif.

Page 92: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

82| Manajemen Humas

E. RANGKUMAN MATERI Pendidikan adalah hak setiap entitas warga negara Indonesia.

Hal ini dijamin dalam Undang-Undang Dasar RI 1945 pasal 31. Keluarga sebagai organisasi utama yang menjalankan pendidikan. Anak pertama kali memperoleh pendidikan dari orangtua mereka. Ketika orangtua sudah mulai disibukkan dengan berbagai aktivitas, banyak orangtua yang kemudian mempercayakan pendidian anak mereka kepada organisasi formal yang disebut lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan memiliki relasi dengan masyarakat dalam mengembangkan berbagai program pendidikan untuk menyiapkan peserta didik menjadi insan yang berguna bagi bangsa dan negara. Lembaga pendidikan perlu menyampaikan berbagai capaian dan tantangan yang dihadapi ke masyarakat agar masyarakat tahu apa yang sedang dihadapi dan mampu memberikan kontribusi untuk menghadapi tantangan serta mengembangkan program yang ada. Relasi dengan masyarakat secara luas yang memuat stakeholder lembaga pendidikan dikelola melalui praktik manajemen humas lembaga pendidikan. Pihak lembaga pendidikan menggunakan sejumlah teknik mulai dari tertulis, lisan hingga elektronik dalam mengoptimalkan praktik humas lembaga pendidikan sehingga berdampak positif bagi lembaga pendidikan dan masyarakat.

LATIHAN TUGAS 1. Jelaskan relasi antara humas dan lembaga pendidikan? 2. Apakah ada perbedaan antara manajemen humas lembaga pendidikan

swasta dan negeri di Indonesia? Jelaskan. 3. Jelaskan hubungan antara manajemen humas dan teknik manajemen

humas lembaga pendidikan? 4. Uraikan pihak-pihak yang menjadi stakeholder lembaga pendidikan

secara utuh? 5. Jelaskan peran media sosial dalam teknik manajemen humas lembaga

pendidikan?

Page 93: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |83

DAFTAR PUSTAKA

Gazali, Marina. (2013). Optimalisasi Peran Lembaga Pendidikan untuk Mencerdaskan Bangsa. Jurnal Al-Ta’dib, Vol 6 No. 1 Januari-Juni pp.126-136

Mulyono. (2011). Teknik Manajemen Humas dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Ulumma, Vol. XV, Nomor 1 Juni.

Ihsan, Fuad. (1995). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Hasbullah. (2003). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam). Jakarta: Raja Grafindo

Idris, Zahara. (1981). Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Angkasa

Muntahar, R. Sudiro. (1985). Hubungan Masyarakat Fungsi dan Peranannya dalam Manajemen. Yogyakarta: Andi Offset

Gorton, Richard A. (1976). School Administration. Iowa: Brown Company Publishing

Mulyasa, Endang. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, Ngalim M. (2005). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Page 94: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

84| Manajemen Humas

PROFIL PENULIS

Wahyuni Choiriyati adalah Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjadjaran. Beliau telah menulis sejumlah artikel dalam bentuk jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional. Beliau aktif dalam pengembangan Ilmu Komunikasi di Indonesia dengan mengikuti konferens sehingga dapat berbagi pemikiran dengan sejumlah pakar komunikasi baik dari dalam maupun luar Indonesia.

Beliau juga menjadi salah satu penulis book chapter dalam sebuah buku yang merupakan buah kerjasama pakar komunikasi Indonesia dan Korea Selatan. Bidang kajian yang ditekuni beliau adalah Komunikasi Politik dan Media. Beliau juga memiliki ketertarikan dalam kajian komunikasi budaya, komunikasi hukum dan kehumasan. Beliau tercatat sebagai pengurus Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indonesia, berperan aktif dalam kegiatan Asosiasi Perguruan Tinggi Komunikasi (ASPIKOM) serta anggota Perhumas Indonesia. Saat ini beliau tercatat sebagai Dosen Tetap di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pertamina Jakarta.

Page 95: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |85

Page 96: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

BAB 6 PROGRAM KERJA

HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN

Ita Musfirowati Hanika, S.A.P., M.I.KOM Universitas Pertamina

A. PENDAHULUAN

Sebagai salah satu pilar kehidupan bangsa, pendidikan memiliki peranan penting bagi kemajuan peradaban mengingat melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan potensi dan melakukan transformasi dari segi pengetahuan hingga perilaku yang bermartabat dan diharapkan perubahan tersebut mampu membawa manfaat bagi lingkungan sekitar. Guna mewujudkan hal tersebut, lembaga pendidikan dituntut untuk melakukan pembenahan yang menghasilkan peserta didik berkarakter dan memiliki pola pikir yang dapat menjawab tantangan jaman sebagaimana termuat dalam UU

Page 97: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |87

Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Mengingat pendidikan memiliki tujuan yang sangat kompleks dan fundamental bagi perkembangan bangsa, diperlukan lembaga untuk dapat menjalankan tujuan pendidikan salah satunya melalui lembaga pendidikan formal. Disebutkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa lembaga pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Lembaga pendidikan formal memiliki sejumlah komponen untuk dapat mengelola aktifitas dalam mencapai tujuan pendidikan yang terdiri dari perangkat sekolah seperti kepala sekolah, guru, siswa, pegawai/karyawan, tujuan, manajemen, sumber belajar, fasilitas, teknologi, pengawasan mutu, penelitian, dan biaya pendidikan (Coombs, 1968). Keberadaan komponen tersebut harus saling bersinergi dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain guna mencapai tujuan pendidikan.

Lebih lanjut, setiap lembaga pendidikan juga diwajibkan untuk dapat menyediakan layanan pendidikan prima yang berarti bahwa lembaga pendidikan perlu memperhatikan standar-standar pendidikan yang harus dipenuhi dan memuaskan seluruh stakeholders yang terlibat dalam lembaga pendidikan mulai dari internal (guru dan siswa) dan juga eksternal (orangtua, masyarakat, kedinasan). Selain itu, layanan pendidikan prima juga bisa didapatkan manakala aktivitas warga sekolah dilakukan secara efektif dan efisien (Wiyani, 2019). Mengingat lembaga pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan publik dalam menyediakan pelayanan pendidikan prima maka lembaga pendidikan perlu menjalankan fungsi komunikasi yang profesional dan dikelola secara serius.

Page 98: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

88| Manajemen Humas

Lembaga pendidikan dapat menyusun dan melaksanakan sejumlah program yang dapat meningkatkan relasi antar lembaga dan publiknya terlebih dengan adanya perubahan pada UU Sisdiknas No. 2 Tahun 1989 menjadi UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa setiap lembaga pendidikan dapat mengatur jalannya aktifitas dan program yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan masing-masing. Adapun perubahan tersebut meliputi hal mendasar yang salah satunya terkait aspek demokratisasi dan desentralisasi pendidikan. Desentralisasi pendidikan yang memberikan kewenangan lebih besar kepada sekolah dalam bentuk manajemen berbasis sekolah ini diharapkan dapat memiliki dampak bagi perluasan dan pemerataan aspek pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, efisiensi administrasi, serta efisiensi keuangan (Subijanto, 2010). Dengan begitu, keterlibatan publik internal dan eksternal sangat diperlukan untuk membangun landasan yang kuat bagi lembaga pendidikan dalam menjalankan peran tersebut.

Dengan adanya desentralisasi pendidikan, sudah seharusnya setiap lembaga pendidikan memiliki kewenangan mandiri dalam melakukan terobosan atau strategi yang dapat meningkatkan pelayanan pendidikan dan menjaga hubungan dengan para publik. Hal ini dilakukan agar publik dapat memberikan dukungan dan berpartisipasi secara aktif dalam pengembangan layanan pendidikan prima untuk memaksimalkan proses pembelajaran yang melibatkan kerjasama dari berbagai pihak.

Guna menjembatani proses tersebut, lembaga pendidikan memerlukan fungsi humas agar jalur komunikasi yang dilakukan antara lembaga pendidikan dengan publik internal maupun eksternal berjalan dengan efektif dan sesuai dengan kebutuhan. Fungsi dari humas utamanya menjadi jembatan pihak sekolah dengan stakeholders. Lebih lanjut, humas memiliki tujuan dalam pengembangan pemahaman tentang maksud dan sasaran dari sekolah, mempersatukan orang tua murid dan guru dalam memenuhi kebutuhan anak didik, membangun serta memelihara kepercayaan terhadap sekolah, memberitahukan kepada publik terkait kinerja

Page 99: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |89

sekolah, hingga dapat mengerahkan bantuan dan dukungan untuk peningkatan program sekolah (Sutisna, 1989, dalam Iriantara, 2013).

Manajemen humas pada lembaga pendidikan memiliki pengertian mengenai aktifitas yang dilakukan dalam mengelola sumber daya manusia di sekolah seperti guru dan staf agar mampu melakukan komunikasi, koordinasi, dan kerjasama secara efektif dan efisien untuk dapat mencapai tujuan sekolah dalam meningkatkan reputasi dan citra lembaga pendidikan itu sendiri. Lebih lanjut, melalui manajemen humas lembaga pendidikan, sekolah dapat mengetahui mengkomunikasikan berbagai kebijakan yang dilakukan oleh sekolah kepada publik, melakukan pemetaan atas kebutuhan masyarakat melalui sebagai bagian dari upaya korektif dalam penyelenggaraan pendidikan, dan mencegah kesalahpahaman hingga menanggulangi krisis yang dapat menghambat pelaksanaan pendidikan (Wiyani, 2019).

Melihat peran humas dalam menjaga relasi dan menciptakan hubungan yang positif dengan publik, maka humas sangat dibutuhkan di setiap organisasi termasuk organisasi sosial yang bergerak di bidang pendidikan. Meskipun begitu, keberadaan humas seringkali diabaikan oleh sejumlah lembaga pendidikan karena adanya stigma bahwa humas hanya diperuntukan bagi perusahaan besar atau institusi profit. Lembaga pendidikan seringkali tidak menempatkan humas sebagai fungsi penting di dalam manajemen.

Peran humas di sekolah hanya terbatas pada pekerjaan yang bersifat administratif dan seremonial seperti memandu suatu kegiatan, menjadi notulen ketika rapat, mengedarkan surat undangan, dan menjadi perwakilan ketika menghadiri rapat dengan dinas atau instasi tertentu. Secara umum terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi keterbatasan peran humas di sekolah, diantaranya keterbatasan sumber daya baik dari segi anggaran maupun tenaga humas, tugas yang tumpang tindih dengan fungsi lain, dan kurangnya tenaga humas yang terampil dan mengetahui tugas dan fungsinya dengan baik (Bismi, 2011. Disfungsi Peran Humas di Sekolah. Diakses pada 1 Februari 2020).

Page 100: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

90| Manajemen Humas

Lebih lanjut, penulis juga mendapati temuan di sejumlah lembaga pendidikan seperti sekolah di daerah Jakarta dan sekitarnya yang menyatakan bahwa selama ini tugas dan fungsi humas di sekolah hanya terbatas pada sejumlah kegiatan yang telah disebutkan di paragraf sebelumnya. Pihak sekolah menyatakan bahwa mengelola reputasi dan menjaga citra belum menjadi urgensi yang harus dilakukan oleh pihak sekolah. Manakala terdapat sekolah yang sudah menjalankan fungsi humas, tetapi biasanya pihak sekolah tidak menyadari bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan aktifitas kehumasan seperti guru mengelola hubungan dengan wali murid melalui pertemuan berkala, koordinasi dengan pemerintah dalam menanggapi suatu isu, rapat rutin guru dan pengurus sekolah, hingga pertemuan dengan komite sekolah merupakan beberapa contoh kegiatan humas yang kerap dilakukan oleh sekolah. Namun tidak jarang pihak sekolah belum menyadari bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan humas. Sehingga ketika diberikan pertanyaan terkait humas, pihak sekolah hanya menyebutkan beberapa yang terlihat serta mempersempit fungsi humas tersebut hanya sebatas pada membuat dokumentasi atau publikasi berupa foto atau pengumuman.

Padahal sebagai lembaga pendidikan yang memiliki keterkaitan erat dengan masyarakat, lembaga pendidikan menjadi sangat rentan terhadap krisis. Sejumlah permasalahan yang nampaknya biasa dapat membentuk opini publik dan menyebar dengan sangat cepat dan luas karena adanya dukungan teknologi dan publik yang memiliki kepentingan. Setidaknya terdapat sejumlah permasalahan yang ada di ruang lingkup sekolah yang dapat menjadi konsumsi publik dan memengaruhi reputasi sekolah, yaitu perundungan yang terjadi antar siswa dan perbuatan tidak terpuji yang dapat berpotensi viral di media sosial, peredaran narkoba, dan indikasi gerakan intoleran yaitu radikal (Sulistyawati, 2017. Lima Masalah Sekolah yang dianggap Biasa. Diakses pada 1 Februari 2020).

Salah satu kasus yang didapati berhubungan dengan sekolah adalah kasus perundungan yang terjadi di sekolah menengah pertama di Purworejo (Alifia, 2019. Fakta-Fakta Perundungan Siswi SMP di

Page 101: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |91

Purworejo yang Viral di Media Sosial). Kasus tersebut ramai dengan diawali viralnya video tiga siswa laki-laki yang melakukan perundungan kepada satu teman perempuan yang dilakukan di dalam kelas. Video tersebut viral di media sosial hingga sampai kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Setelahnya berita ini pun diteruskan kepada pihak terkait termasuk kepolisian dan pihak sekolah. Sebagai pihak terdekat yang berhubungan langsung dengan siswa, pihak sekolah sebenarnya dituntut untuk menangani isu yang sedang viral ini dengan baik. Fungsi humas dapat berperan dalam memberikan pernyataan kepada publik untuk menangani keramaian yang terjadi serta berkomitmen untuk menindaklanjuti kasus yang terjadi sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Kasus seperti ini merupakan salah satu contoh dimana humas memiliki peran penting sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan stakeholders dan dituntut untuk dapat melakukan komunikasi dengan baik.

Jika diltelusuri lebih lanjut, manakala lembaga pendidikan dapat melakukan manajemen humas secara efektif, maka besar kemungkinan fungsi informatif, persuasif, dan preventif dapat dijalankan oleh humas lembaga pendidikan. Untuk menjalankan fungsi tersebut, lembaga pendidikan dapat menyusun sejumlah program yang disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan publik masing-masing. Terlebih jika merujuk pada paragraf sebelumnya mengenai otonomi lembaga pendidikan yang berkaitan dengan desentralisasi pendidikan, sekolah memiliki kewenangan untuk mengatur secara mandiri jalannya manajemen sekolah termasuk didalamnya membuat program kehumasan dengan menempatkan humas sebagai fungsi sentral pada manajemen sekolah dan mengelola guru, staf, siswa dalam menghadapi kemungkinan krisis yang akan terjadi dan menghadapi media secara cerdas sehingga tidak memperburuk situasi (Akbar, M., 2016. Peran Humas dibutuhkan di Lembaga Pendidikan. Diakses pada 1 Februari 2020).

Sebagai sekolah yang memiliki peserta didik dengan latar belakang yang sangat berbeda, salah satu boarding school di Semarang pernah mendapati permasalahan yang cukup besar dengan adanya isu mengenai pembubaran sekolah. Kepanikan melanda

Page 102: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

92| Manajemen Humas

seluruh publik terutama mereka yang menjadi publik utama pihak sekolah yaitu siswa dan orangtua siswa, bahkan sejumlah media juga turut hadir langsung untuk memvalidasi kebenaran isu tersebut. Dalam hal ini, humas sekolah melakukan sejumlah program terpadu yang melibatkan publik internal dan juga eksternal dari sekolah. Selain itu, humas sekolah tersebut juga melakukan fungsi media relations yang lazim dilakukan oleh humas organisasi dengan menerima kehadiran para jurnalis dan memberikan pernyataan yang dapat meredam kegaduhan. Melalui strategi tersebut, dapat terlihat bahwa sekolah menempatkan humas sebagai fungsi sentral yang menjalankan tugas fungsi sesuai dengan aktivitas dan ruang lingkup, dan mengadaptasi program yang lazim dilaksanakan oleh perusahaan atau institusi.

Merujuk pada kasus tersebut, dapat diketahui bahwa humas memiliki peran penting dalam lingkup lembaga pendidikan. Humas memiliki tanggung jawab dengan stakeholders, baik internal maupun eksternal serta menciptakan jalur komunikasi yang baik. Penempatan humas sebagai fungsi sentral dapat dilakukan jika lembaga pendidikan seperti sekolah memliki manajemen humas dalam membuat strategi yang berhubungan dengan kegiatan humas. Strategi tersebut disusun melalui beberapa tahapan seperti melakukan analisis situasi, pemetaan publik, menetapkan pesan, membuat program terencana, dan melaksanakan evaluasi.

B. MANAJEMEN STRATEGIS HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN Sebelum menyusun dan melaksanan program humas, lembaga

pendidikan memerlukan perencanaan strategis agar program yang direncanakan dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan. Perencanaan strategis juga dimaksudkan agar organisasi seperti lembaga pendidikan dapat memahami stakeholders dan publiknya untuk melihat kebutuhan dan perubahan yang ada. Lebih lanjut, untuk memahami perencanaan strategis, setiap organisasi perlu melakukan identifikasi atas sejumlah pertanyaan yaitu (a) tujuan apa yang ingin dicapai? (b) pihak mana saja yang memiliki kepentingan dan adakah publik yang terlibat? (c) informasi apa yang

Page 103: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |93

ingin disampaikan ke publik? (d) metode atau media apa yang digunakan dalam menyampaikan informasi? (e) bagaimana cara mengukur keberhasilan program atau pekerjaan? Dan untuk menjawab pertanyaan tersebut dibutuhkan 2 (dua) persyaratan yaitu tersedianya informasi yang cukup melalui analisis mendalam dan adanya kajian ilmiah serta menyusun strategi sebagai panduan dalam menjalankan program (Gregory, 2010).

Proses Manajemen Strategis (Gregory, 2010)

Dalam menyusun manajemen strategis, secara umum

terdapat empat hal yang dapat dilakukan, yaitu awareness (kesadaran), formulation (formulasi), implementation (impelementasi), serta evaluation (evaluasi) seperti yang tertera pada gambar siklus di atas (Gregory, 2010). Berdasarkan siklus tersebut, keempat proses di atas memainkan peran penting dalam perencanaan manajemen strategis suatu organisasi, begitupun dalam membuat perencanaan manajemen strategis humas lembaga pendidikan.

Awareness

(Memahami situasi terbaru)

Formulation

(Memilih strategi yang sesuai)

Impelementation

(Melaksanakan strategi yang telah

dibuat dalam bentuk aksi)

Evaluation

(Memantau kemajuan agar

menjadi solusi yang korektif dan efektif)

Page 104: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

94| Manajemen Humas

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah menumbuhkan kesadaran dengan membaca situasi terbaru yang sedang terjadi. Dengan begitu, latar belakang serta hal lain yang direncanakan berikutnya akan lebih mudah untuk dapat dilaksanakan dan diterima menyesuaikan dengan situasi yang sedang terjadi, misalnya kondisi publik di sekitar lembaga pendidikan.

Selanjutnya melakukan formulasi strategi yang akan dilakukan menyesuaikan dengan analisis situasi yang telah dibuat. Strategi yang dibuat menyesuaikan dengan situasi sehingga lebih mudah diterima oleh stakeholders terkait. Strategi yang sudah direncanakan dan sudah mendapatkan persetujuan berbagai pihak kemudian akan diimplementasikan menyesuaikan dengan kemampuan lembaga pendidikan. Selama strategi tersebut diimplementasikan, pemantauan dijalankan agar strategi yang telah dibuat berjalan dengan efektif dan sesuai dengan yang telah direncanakan. Begitupun setelahnya dilakukan evaluasi agar kedepannya pembuatan strategi dapat berjalan lebih baik dan telah belajar dari kesalahan sebelumnya. Secara lebih lanjut, terdapat beberapa tahapan dalam membuat perencanaan manajemen strategis, yaitu analysis, aims, objectives, stakeholders and publics, content, strategy, tactics, timescales, resources, monitoring, evaluation, dan review (Gregory, 2010).

Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan strategi adalah melakukan analisis. Analisis merupakan riset awal yang dilakukan untuk mengidentifikasi konteks dan isu yang dapat menjadi dasar pembuatan strategi humas (Gregory, 2010). Dengan mengetahui permasalahan utama atau isu yang sedang terjadi, strategi yang dibuat dapat berjalan lebih efektif dan menyentuh akar permasalahan yang ada. Analisis juga berguna untuk membaca situasi yang sedang terjadi di lembaga pendidikan, sehingga strategi yang dibuat pun dapat menyesuaikan dan lebih mudah diterima oleh stakeholders terkait. Analisis stakeholders diperuntukkan baik terhadap stakeholders internal maupun eksternal lembaga pendidikan. Terdapat empat kegiatan utama dalam melakukan analisis tersebut, yaitu (a) mendeteksi permasalahan; (b) memantau guna melakukan pengumpulan dan penafsiran data, diantaranya yang berkaitan

Page 105: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |95

dengan data demografi, ekonomi, politik, sosial, serta pendidikan; (c) memperkirakan arah perubahan; serta (d) menilai dampak perubahan yang dapat terjadi saat ini maupun di masa mendatang sehingga penyusunan strategi menyesuaikan dengan perkembangan tersebut (Iriantara, 2013).

Setelah mengetahui hasil dari analisis situasi yang telah dilakukan, maka akan lebih mudah untuk memasuki tahap berikutnya yaitu menentukan aims (tujuan) dan objective (objektif). Dengan menyusun tujuan dan objektif, strategi yang dibuat akan lebih terarah dan menyentuh pada sasaran yang akan dituju. Tujuan dan objektif terlihat memiliki pengertian yang sama, namun tujuan mengandung konsep yang lebih umum dibandingkan objektif. Tujuan memiliki fokus pada hal yang akan dilakukan oleh publik sebagai hasil dari strategi yang telah dibuat dan merupakan hal yang dapat dilakukan evaluasi di akhir program. Sedangkan objektif merupakan pernyataan spesifik dan terukur sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, objektif merupakan turunan langkah-langkah dari tujuan yang telah dibuat. Objektif yang dibuat meliputi tiga hal, yaitu kesadaran, sikap dan opini, serta perilaku (Gregory, 2010).

Tujuan dan objektif yang telah dirancang akan menyesuaikan pada publik yang akan dituju atau sasaran dari strategi yang akan dibuat. Publik menjadi salah satu pertimbangan penting dalam pembuatan strategi humas karena berkaitan dengan opini yang dibuat oleh publik tersebut. Opini publik memiliki dua peran dalam pembuatan strategi humas, yaitu menjadi alasan dan penyebab dari suatu strategi humas yang dibuat (Gregory, 2010). Dengan adanya opini dari publik, strategi humas akan menyesuaikan dengan kondisi publik tersebut sehingga dapat diterima dengan baik. Begitupun strategi humas dapat membentuk opini publik sesuai dengan pengaturan agenda yang telah dibuat oleh humas itu sendiri. Dengan adanya kedua peran ini, maka analisis publik dianggap penting untuk memahami strategi yang dapat diterima dengan baik oleh publik. Analisis publik ini dapat dilakukan dengan melakukan segmentasi, diantaranya berdasarkan demografi, geografi, psikografi, keanggotaan

Page 106: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

96| Manajemen Humas

dalam grup, peran dalam pembuatan keputusan, hingga konsumsi media.

Menentukan publik yang akan dituju akan sejalan dengan pesan persuasif untuk menarik perhatian publik tersebut. Maka dari itu, pembuatan pesan harus disesuaikan dengan karakteristik publik yang akan dituju. Selain pesan yang menarik, pesan yang dibuat juga harus jelas dan sesuai dengan latar belakang publik tersebut sehingga dapat dengan mudah dipahami publik. Beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam pembuatan pesan diantaranya adalah menentukan format, konteks, gaya bahasa, waktu, hingga pengulangan pesan (Gregory, 2010). Pesan yang telah dirancang pun harus dapat disampaikan dengan baik dengan memperhatikan kredibilitas, pembawaan, hingga kontrol yang dilakukan oleh komunikator yang menyampaikan pesan kepada publik.

Lebih lanjut, pesan yang telah dibuat akan menjadi bagian dari strategi dan taktik dalam pembuatan strategi humas. Jika dikaitkan dengan objektif, maka strategi diartikan sebagai “bagaimana mencapai objektif yang telah dibuat” dan taktik adalah “apa yang akan dilakukan” (Gregory, 2010). Secara singkat, strategi lebih kepada kalimat yang dapat mencapai objektif, sedangkan taktik merupakan cara-cara yang dapat ditempuh untuk mendukung kalimat tersebut. Sebagai contoh, strategi yang dibuat suatu sekolah adalah membina hubungan baik dengan wartawan dan taktik yang dipilih adalah dengan membuat media gathering, mengundang wartawan ketika terdapat kegiatan dalam lembaga pendidikan, hingga menyiapkan press release kegiatan tersebut.

Hal yang menjadi tantangan bagi humas diantaranya adalah keterbatasan waktu dan sumber daya, sementara beban kerja dalam periode satu tahun cukup banyak. Maka dari itu, diperlukan manjemen dalam hal waktu dan sumber daya agar strategi yang telah dibuat melalui tahapan-tahapan sebelumnya dapat berjalan sesuai dengan rencana dan sesuai dengan kondisi internal humas itu sendiri. Pengaturan waktu ini ditujukan agar humas dapat menjalankan strategi yang telah dibuat dengan efektif pada kurun waktu tertentu dan tidak saling mengganggu antara satu program dengan program

Page 107: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |97

lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat Gantt Charts yang berisi kegiatan yang akan dilakukan pada sumbu X serta kurun waktu yang akan ditempuh pada sumbu Y. Namun dalam jangka panjang, dapat dibuat tabel seperti kalender yang berisi agenda humas setiap bulannya. Begitupun dengan pengaturan sumber daya, maka terlebih dahulu dilakukan pemetaan terhadap sumber daya seperti sumber daya manusia dan pembagian fee, sumber daya material serta biaya operasional dan perawatan, hingga peralatan yang dibutuhkan dalam menjalankan program humas tersebut. Selain itu, dalam pembuatan strategi humas, sumber daya lain yang juga dianggap penting dalam lembaga pendidikan seperti sekolah adalah budaya sekolah yang menunjang serta iklim organisasi yang baik (Iriantara, 2013).

Ketika seluruh tahapan telah dilalui dengan baik hingga telah diimplementasikan sesuai rancangan yang telah dibuat, maka tugas humas pun tidak berhenti sampai pada tahap implementasi saja. Tahapan berikutnya yang menjadi ranah humas adalah melakukan pengukuran berupa evaluasi dan review. Evaluasi merupakan proses yang akan terus berlangsung selama kurun waktu pelaksanaan program. Evaluasi akan membahas kinerja yang dihubungkan dengan objektif program. Selain itu, evaluasi kerap disandingkan dengan pemantauan (monitoring), sehingga dikenal istilah monitoring dan evaluasi yang kemudian disingkat menjadi monev (Iriantara, 2013). Sedangkan review merupakan praktik manajemen yang rutin dilakukan, biasanya selama kurun waktu satu tahun. Pembahasan saat pelaksanaan review adalah evaluasi yang telah dilakukan selama satu tahun, meninjau kembali objektif yang telah dibuat, serta mengamati kembali strategi yang telah dibuat dan dilaksanakan. Evaluasi lebih kepada memantau pelaksanaan hingga akhir projek, sedangkan review adalah kilas balik kinerja untuk menentukan langkah yang dapat dilakukan kedepannya. Evaluasi dianggap penting dikarenakan memiliki beberapa hal yang membangun, seperti berfokus pada usaha yang dilakukan, mengarahkan pada efektivitas, menjamin efisiensi biaya, mengarahkan pada manajemen yang baik, hingga memfasilitasi akuntabilitas (Gregory, 2010).

Page 108: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

98| Manajemen Humas

C. STUDI KASUS MANAJEMEN STRATEGIS HUMAS DI LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL “ABC”

Sebagai contoh salah satu lembaga pendidikan “ABC” yang baru berusia tiga tahun memiliki sejumlah permasalahan yang terkait dengan citra dan kepercayaan publik. Meskipun baru berkecimpung di dunia pendidikan dan manajemen organisasi belum berjalan optimal, lembaga pendidikan tersebut memiliki keunggulan seperti adanya peningkatan prestasi setiap tahun, dikelola oleh yayasan yang terpercaya dan adanya sejumlah program yang mendukung pembelajaran.

Mengingat kehadirannya yang masih baru di dunia pendidikan, tentunya lembaga pendidikan “ABC” perlu menyiapkan sejumlah strategi dengan menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas yang tentunya harus dikomunikasikan kepada publik agar kepercayaan publik dapat meningkat. Dalam melakukan analisis situasi, lembaga pendidikan “ABC” mengidentifikasi kebutuhan internal dan eksternal organisasi dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weakenss, Opportunities, Threats) yang lebih lanjut menghasilkan strategi SO (Strength-Opportunity) untuk memanfaatkan seluruh kekuatan yang telah disebutkan sebelumnya dan peluang yang ada.

Kesadaran publik terhadap lembaga pendidikan yang masih rendah menjadikan humas lembaga pendidikan ABC menjadikan awareness dan pembentukan opini publik menjadi tujuan utama dalam program kehumasan mereka. Namun seperti yang sudah disebutkan dalam manajemen strategis humas, bahwa organisasi perlu melakukan pemetaan publik terlebih dahulu agar strategi yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan publik dan tujuan yang ditetapkan di awal. Dalam hal ini, publik bagi lembaga pendidikan “ABC” memiliki keterkaitan erat dengan masyarakat, siswa, orang tua, pemerintah, dan stakeholders lainnya. Selain publik tersebut, terdapat juga calon siswa maupun calon orangtua siswa dan lembaga pendidikan negeri maupun swasta dalam dan luar negeri.

Setelah merumuskan analisis situasi dan juga menetapkan publik yang dituju, maka langkah selanjutnya bagi humas lembaga

Page 109: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |99

pendidikan “ABC” adalah menyusun strategi yang sesuai dengan tujuan dan publik. Strategi merupakan landasan dasar bagi program atau kampanye dan pemikiran dibalik program taktis (Gregory, 2003). Mengingat tujuan lembaga pendidikan “ABC” adalah meningkatkan awareness dan citra organisasi, maka strategi lebih menekankan pada pemberian informasi publik. Pada praktik ini, humas berperan sebagai in-house journalists yang membuat sejumlah pemberitaan dan mempublikasikannya kepada pihak luar (Putra, 2014). Dalam proses ini, humas lembaga pendidikan perlu menjamin keakuratan dan kebenaran informasi termasuk didalamnya ketika dalam menyusun pesan yang ingin disampaikan kepada publik. Pesan yang disusun dalam sejumlah program menekankan pada keunggulan bahwa lembaga pendidikan “ABC” merupakan lembaga kredibel yang dapat dipercaya untuk melanjutkan pendidikan bagi setiap individu dan keunggulan lain yang sudah dipaparkan di bab sebelumnya dan dibuktikan dengan adanya fakta atau data pendukung. Adapun pesan tersebut dapat disajikan dengan menggunakan media cetak seperti leaflet, poster, banner, dan spanduk. Selain media cetak, lembaga pendidikan “ABC” juga memaksimalkan penggunaan media siber seperti surel, media sosial (instagram, facebook, twitter) dan website.

Selain melakukan publikasi melalui media sosial, lembaga pendidikan “ABC” juga berusaha menjalin hubungan dengan para jurnalis misalkan memberikan release kegiatan yang dapat meningkatkan reputasi organisasi, melaksanakan media gathering, dan melakukan media monitoring. Humas lembaga pendidikan “ABC” juga berupaya melakukan engagement dengan publik dengan mengadakan sejumlah special events misalkan mengadakan pameran pendidikan, audiensi dari pemerintah/ lembaga pendidikan/ komunitas, bakti sosial, pertunjukan ekstrakurikuler, pentas seni, dan lomba.

D. PROGRAM HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN

Lembaga pendidikan harus memahami bahwa untuk mencapai tujuan, lembaga pendidikan harus memahami kondisi saat ini untuk merumuskan strategi dan program yang dapat diukur keberhasilannya baik dalam jangka waktu harian, bulanan, semesteran, hingga

Page 110: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

100| Manajemen Humas

tahunan. Kesemuanya dilaksanakan dalam waktu yang relatif lama dan saling berkesinambungan (Wiyani, 2019). Penyusunan program humas harian, mingguan, bulanan, dan tahunan dapat disusun berdasarkan skala prioritas dan masing-masing kebutuhan lembaga pendidikan, berikut merupakan tabel program humas:

Tabel 1.1

Contoh Program Humas Berkala

Waktu Publik (Sasaran)

Program Tujuan

Harian Eksternal Audiensi stakeholders atau publik eksternal seperti menerima tamu

Menjalin hubungan dan meningkatkan reputasi lembaga pendidikan

Internal dan eksternal

Dokumentasi & publikasi kegiatan di owned & new media (papan pengumuman, pengeras suara/ instalansi sentral, website, media sosial, broadcast melalui Whatsapp group)

Meningkatkan awareness dan memengaruhi opini publik

Internal dan eksternal

Pusat informasi; menerima tanggapan, saran, kritik, pertanyaan, dan keluhan melalui jaringan telpon, kotak saran, pembicaraan tatap muka

Memberikan pengertian mengenai fungsi lembaga pendidikan, menunjukan keterbukaan manajemen, dan metode evaluasi untuk kemajuan lembaga pendidikan

Page 111: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |101

Mingguan Sasaran; perangkat lembaga pendidikan seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru

Melaksanakan pertemuan singkat

Mendengarkan tantangan, hambatan, dan kondisi saat ini dengan harapan dapat melakukan pemetaan informasi

Sasaran; peserta didik

Mengadakan apel pagi atau kegiatan pertemuan mingguan bagi peserta didik

Penyebaran informasi secara serentak dan seragam

Bulanan Sasaran; publik internal dan eksternal

Publikasi kegiatan di media internal (newsletter, majalah, broadcast email)

Menyebarkan informasi dan meiningkatkan engagement serta sense of belonging publik internal

Sasaran; peserta didik

Mengadakan pertemuan dengan organisasi ekstrakurikuler atau OSIS

Menjalin dan meningkatkan relasi

Sasaran; media Melakukan media monitoring dengan cara

Mengidentifikasi peluang dan potensi

Page 112: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

102| Manajemen Humas

mengevaluasi pemberitaan di berbagai jenis media (cetak, online, media sosial)

krisis

Setiap Semester /Tahunan /Seasonal

Peningkatan hubungan publik internal

Internal

Melaksanakan rapat persiapan pembelajaran kepada pimpinan dan tenaga pendidik

Melaksanakan upaya monitoring dan evaluasi

Melakukan kunjungan dan bantuan kepada tenaga pendidik

Meningkatkan partisipasi dan engagement dengan publik internal

Melaksanakan acara kekeluargaan seperti perayaan ulang tahun lembaga, olahraga, piknik

Meningkatkan partisipasi dan engagement dengan publik internal

Evaluasi

Internal

Mengadakan audit internal setiap akhir semester

Melaksanakan standar pelayanan prosedur untuk meningkatkan mutu

Page 113: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |103

Melakukan rapat tinjauan manajemen

pembelajaran

Internal dan eksternal

Mengadakan survey kepuasan pelanggan / peserta didik dan publik internal

Special Events dan Promosi

Internal dan eksternal

Mengadakan special events; class meeting, donor darah, kerja bakti, pentas seni, pameran, bakti sosial, pengabdian masyarakat, sosialisasi isu sosial (narkoba, kenakalan remaja, keamanan berkendara, mental health & bullying, dsb)

Meningkatkan partisipasi publik internal dan engagement dengan publik eksternal

Internal dan eksternal

Mengadakan promosi lembaga pendidikan melalui media atau pameran

Meningkatkan awareness dan memengaruhi opini publik

Page 114: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

104| Manajemen Humas

pendidikan

Peningkatan hubungan publik eksternal

Sasaran; wali/ orangtua murid/ komite etik / peserta didik

Melaksanakan kunjungan ke sejumlah rumah wali/ orangtua murid/ peserta didik

Mendengarkan tantangan, hambatan, dan kondisi saat ini dengan harapan dapat melakukan pemetaan informasi dan wadah untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan dukungan publik

Membuat komunitas father club/ mother club

Memanfaatkan Whatsapp atau Line untuk membuat group angkatan

Mengadakan townhall meeting dengan wali/ orangtua murid/ komite / masyarakat sekitar

Mendengarkan tantangan, hambatan, dan kondisi saat ini dengan harapan dapat melakukan pemetaan informasi dan wadah untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan dukungan publik

Sasaran; lembaga pendidikan / organisasi / institusi

Melaksanakan studi banding ke lembaga pendidikan setara

Mengembangkan hubungan antar lembaga pendidikan

Page 115: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |105

Menyelenggarakan kunjungan atau kedinasan ke lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi

Mengembangkan hubungan antar lembaga pendidikan

Melaksanakan kerjasama dengan mitra kerja lembaga pendidikan, asosiasi, kelompok profesional

Meningkatkan citra dan reputasi lembaga pendidikan

Sasaran; alumni lembaga pendidikan

Melakukan penelusuran tamatan dengan menyediakan platform

Meningkatkan hubungan dan dukungan dalam segi moril maupun materi

Menyelenggarakan reuni akbar, jalan santai, motivational talk/ seminar dengan mengundang alumni sebagai pembicara

Sasaran; media Menjalin kerjasama dnegan media massa maupun media online

Mengembangkan hubungan antar lembaga dan memberikan dukungan dalam berbagai kegiatan lembaga pendidikan

Mengadakan media relations dalam bentuk konferensi pers, jumpa pers di suatu kegiatan,

Page 116: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

106| Manajemen Humas

media gathering, media visit, company visit, maintenance lobby, press luncheon, special events

Dalam menyusun program tersebut, secara umum lembaga

pendidikan perlu melakukan sejumlah tahapan yang ada didalam manajemen strategis seperti yang sudah dipaparkan di paragraf sebelumnya. Adapun tahapan tersebut terdiri dari melakukan analisis situasi yang terdiri dari melakukan kajian mendalam keadaan internal dan eksternal organisasi untuk mengetahui gambaran opini publik, menyusun tujuan yang akan dicapai, melakukan pemetaan publik, merencanakan strategi komunikasi yang terdiri dari penyusunan pesan dan pemilihan media, menyusun anggaran dan rencana kerja, serta evaluasi dan monitoring, Adapun format dari program kehumasan lembaga pendidikan secara umum terangkum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1.2

Pedoman Penyusunan Program Humas

Analisis Situasi

Tujuan Publik Strategi & Taktik

Format Media Taktik

Penerimaan target peserta didik (melakukan pemetaan terhadap situasi saat ini dan kebutuhan yang akan

Persuasi - Publik internal

- Komite etik

- Calon orangtua siswa

- Calon siswa

- Masyarakat

Informasi tertulis; artikel, release, features, advetorial, dan informasi audio visual mengenai profil, pendaftaran

- Media cetak (koran, majalah, newsletter, brosur)

- Media siber (website, blog, media sosial)

a. Publik internal; rapat, townhall meeting¸ intramail, broadcast

b. Komite etik; gathering, rapat, public

Page 117: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |107

dipenuhi) - Media (media relations)

& persyaratan, keunggulan, prestasi, dan sistem pembalajaran

hearing c. Calon

orangtua siswa, siswa masyarakat umum; pameran pendidikan, pusat informasi, publisitas media massa & media sosial, talkshows

d. Media relations; gathering, release, konferensi pers, media visit, kunjungan ke lembaga pendidikan

Pelaksanaan tahun ajaran baru

Penyebaran informasi

- Publik internal

- Orangtua siswa

- Siswa

Informasi lisan & tertulis mengenai profil organisasi, tata tertib, daftar guru, kurikulum, sistem pembelajaran, kegiatan selama 1 (satu) semester, pelaksanaan ujian, adab

- Presentasi dengan menggunakan PPT atau peraga

- Media cetak (leaflet, banner, spanduk, poster, newsletter, buku informasi)

- Media siber (website, blog, media

a. Publik internal; rapat, gathering, townhall meeting

b. Orangtua siswa; sosialisasi, townhall meeting, kunjungan rumah, fatherclub, motherclub, gathering¸

Page 118: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

108| Manajemen Humas

etika, dan kegiatan ekstrakurikuler

sosial) broadcast melalui group whatsapp

c. Siswa; apel pagi, kegiatan pembinaan kelas, perwalian

Krisis yang terjadi di lembaga pendidikan (melakukan pemetaan terhadap kronologi kasus, fakta, dan data pendukung serta kebutuhan yang akan dipenuhi)

Pembentukan opini publik

- Publik internal

- Komite etik

- Orangtua siswa

- Siswa - Masyarak

at - Kelompo

k rujukan yang memengaruhi publik

Informasi mengenai permasalahan dan strategi penanggulangan yang disampaikan oleh pimpinan tertinggi lembaga pendidikan

- Media cetak (koran, majalah, newsletter, brosur)

- Media elektronik (radio, TV)

- Media siber (website, blog, media sosial, media online)

a. Publik internal; rapat, townhall meeting¸ intramail, broadcast

b. Komite etik; gathering, rapat, public hearing

c. Orangtua siswa, siswa, dan masyarakat umum; community / social services, pusat informasi, publisitas media massa & media sosial

d. Media relations; konferensi pers, release, standing

Page 119: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |109

statement, media visit, melaksanakan audiensi media di lembaga pendidikan terkait

E. EVALUASI HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN Seperti yang telah dibahas pada bagian manajamen strategis

humas lembaga pendidikan, kerja humas sebenarnya tidak hanya sampai pada tahap pelaksanaan. Setelahnya tetap perlu dilakukan evaluasi dan review terhadap program yang telah dilakukan oleh humas. Evaluasi merupakan proses yang siklikal yang bukan hanya terdapat di akhir pelaksanaan manajamen strategis (Iriantara, 2013). Proses evaluasi akan terus berdampingan dengan proses pelaksanaan guna menentukan seperti apa kinerja yang telah dilakukan selama kurun waktu tertentu serta apakah pelaksanaannya sudah dapat menjawab objektif dari strategi yang dibuat. Lebih jauh, evaluasi berguna sebagai gambaran langkah apa yang dapat ditempuh berikutnya. Maka dari itu, ketika berbicara evaluasi akan mengacu pada tujuan jangka panjang serta berhubungan dengan indikator atau standar kinerja dalam suatu manajemen strategis yang telah dibuat.

Sejak awal perancangan, poin-poin evaluasi yang akan digunakan sudah dirancang sesuai dengan kebutuhan evaluasi program agar kedepannya proses evaluasi memiliki standar dan dapat dijadikan acuan setiap kali proses evaluasi dilaksanakan. Beberapa hal penting yang perlu direncanakan sejak awal diantaranya adalah membuat objektif yang terukur, membuat check list evaluasi dan kualitas sejak awal pembuatan program, menentukan indikator atau standar kinerja dengan tim agar penentuan keberhasilan program lebih mudah ditentukan, mengatur prosedur pemantauan yang terbuka dan transparan seperti review kemajuan program bulanan, hingga akhirnya melakukan analisis terhadap hasil yang telah dicapai; apakah sudah dapat menjawab objektif yang telah dirancang sejak awal (Gregory, 2010).

Page 120: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

110| Manajemen Humas

Evaluasi akan menghasilkan data berupa hasil pelaporan setiap kali proses evaluasi dilaksanakan. Hasil yang didapatkan berasal dari diskusi antara pelaksana program, dokumen pemantauan selama program berlangsung, hingga hasil data primer yang didapatkan dari tanggapan publik terhadap program yang telah dilaksanakan. Setelahnya olahan dari data ini yang akan digunakan sebagai informasi yang berguna untuk menentukan arah program berikutnya hingga dapat menjawab objektif yang telah dibuat. Proses evaluasi akan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

Tabel 1.3 Pertanyaan dalam Proses Evaluasi

Apa tujuan program/kegiatan?

Apa hasil yang dicapai dan apa indikatornya?

Bagaimana cara mengumpulkan informasinya?

Dari siapa dan apa data diperoleh?

(Sumber: Iriantara, 2013) Hasil dari evaluasi berupa data yang terkumpul dari masing-

masing sumber data akan disajikan dalam bentuk laporan evaluasi sehingga lebih mudah untuk dikaji lebih lanjut. Laporan evaluasi pada dasarnya berisi hal penting seperti laporan pada umumnya, yaitu (1) pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan, dan metode yang digunakan untuk menentukan evaluasi; (2) temuan saat melakukan proses evaluasi serta hasil analisis; dan (3) kesimpulan dan rekomendasi yang digunakan untuk pelaksanaan program berikutnya (Iriantara, 2013).

Sebagai contoh di salah satu lembaga pendidikan formal yaitu SMA di Jakarta Selatan, sekolah tersebut mengadakan evaluasi secara berkala (satu kali atau dua kali) dalam satu bulan dan biasanya diadakan sebelum rapat kerja tahunan. Selain melakukan evaluasi di bidang kurikulum, juga diadakan evaluasi di bidang kesiswaan dan juga program kehumasan. Guna memaksimalkan kontribusi dari para publik internal, evaluasi dilaksanakan secara bersama-sama dan melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan pengurus OSIS.

Page 121: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |111

LATIHAN TUGAS 1. Jelaskan yang dimaksud program humas lembaga pendidikan? 2. Jelaskan tahapan perencanaan strategis dalam humas lembaga

pendidikan? 3. Jelaskan peran media dalam program humas lembaga pendidikan? 4. Uraikan perencanaan strategis dari suatu program social service

bertema “pemberian bantuan bagi program banjir” 5. Bagaimana pelaksanaan evaluasi dalam suatu program humas

lembaga pendidikan?

Page 122: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

112| Manajemen Humas

DAFTAR PUSTAKA

Buku Baharuddin. (2010). Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UIN Maliki

Press. Coombs, P. H. (1968). The World Educational Crisis: A System Analysis.

New York: Oxford University Press. Daryanto, M. (2001). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Gregory, Anne. (2010). Planning and Managing Public Relations

Campaigns: A Strategic Approach. London: Kogan Page Ltd. Iriantara, Yosal. (2013). Manajemen Humas Sekolah. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media. Mulyasa, Enco. (2008). Standar Kompetisi dan Sertifikasi Guru. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya. Prangbakat, Didik. (2001). Meningkatkan Mutu Pengelolaan Sekolah Dasar

Melalui Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management). Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Wiyani, N. A. (2019). Manajemen Humas di Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Jurnal Subijanto. (2010). Prinsip-Prinsip dan Efektivitas Desentralisasi Pendidikan

Dalam Rangka Meningkatkan Mutu dan Relevansi Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16 (5), September 2010. (Diakses melalui jurnaldikbud.kemdikbud.go.id pada tanggal 17 Februari 2020).

Putra, I. G. N. (2014). Manajemen Hubungan Masyarakat. SKOM4327/Modul 1. (Diakses melalui http://repository.ut.ac.id/4499/2/SKOM4327-M1.pdf pada tanggal 18 Februari 2020).

Page 123: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |113

Internet Akbar, M., (2016). Peran Humas Dibutuhkan di Lembaga Pendidikan.

Diakses melalui https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/02/19/o2ru1m336-peran-humas-dibutuhkan-di-lembaga-pendidikan pada tanggal 1 Februari 2020.

Alifia, O. N. (2020). Fakta-Fakta Perundungan Siswi SMP di Purworejo yang Viral di Media Sosial. Diakses melalui https://www.liputan6.com/news/read/4178285/fakta-fakta-perundungan-siswi-smp-di-purworejo-yang-viral-di-media-sosial pada tanggal 18 Februari 2020.

Bismi. (2011). Disfungsi Peran Humas di Sekolah. Diakses melalui https://bangka.tribunnews.com/2011/12/19/disfungsi-peran-humas-di-sekolah pada tanggal 1 Februari 2020.

Sulistyawati, R. R. P. (2017). Lima Masalah di Sekolah yang Masih Dianggap Biasa. Diakses melalui https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/17/11/24/ozwu9s284-lima-masalah-di-sekolah-yang-masih-dianggap-biasa pada tanggal 1 Februari 2020.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diakses melalui https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf pada tanggal 17 Februari 2020.

Page 124: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

114| Manajemen Humas

PROFIL PENULIS

Ita Musfirowati Hanika saat ini merupakan Dosen Tetap di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pertamina Jakarta. Selain mengajar, Ita juga aktif melaksanakan penelitian dan aktif mengikuti berbagai konferensi dan seminar di bidang kehumasan, pemasaran, efek media baru, dan komunikasi instruksional. Sebagai akademisi, Ita juga aktif di dalam kegiatan Perhumas Indonesia dan

Asosiasi Perguruan Tinggi Komunikasi (ASPIKOM). Untuk melakukan korespondensi, dapat menghubungi di alamat berikut: [email protected] / [email protected].

Page 125: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |115

Page 126: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

BAB 7 BENTUK HUBUNGAN

MASYARAKAT DENGAN SEKOLAH

Rahman Tanjung, SE, MM STIT RAKEYAN SANTANG KARAWANG

A. PENDAHULUAN Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Sekolah harus

membangun sinergi dengan masyarakat sebagai konsumen pendidikan maupun stakeholder pendidikan. Menurut Haris Munandar (1992: 9) menerjemahkan definisi humas dari Franks Jefkins yaitu humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Hal ini tentu menjadi sebuah kewajiban, mengingat dalam membangun mutu pendidikan dibutuhkan sinergi semua pihak dalam berkontribusi terhadap pengembangan dan peningkatan mutu

Page 127: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |117

lembaga pendidikan. Peran masyarakat dalam hal ini adalah sebagai partner Sekolah dalam memberi masukan-masukan terkait peningkatan layanan pendidikan, bahkan sebagai penjaminan mutu terkait layanan pendidikan yang telah diberikan oleh Sekolah.

Wujud hubungan masyarakat dengan Sekolah dapat dilihat dari partisipasi secara khusus orang tua peserta didik terkait perannya sebagai komite Sekolah. Peran orang tua peserta didik cukup vital terkait penyelenggaraan pendidikan, dimana orang tua peserta didik dapat memberikan kontribusi melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di Sekolah serta masyarakat memiliki tanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan di Sekolah. Sehingga komite Sekolah yang dalam hal ini adalah sekumpulan orang tua peserta didik memiliki peran yang vital dalam meningkatkan mutu Sekolah.

Dalam membangun sinergi dengan masyarakat tentu bukan hal yang mudah, Sekolah harus memiliki strategi dalam membangun komunikasi yang intens dengan masyarakat dalam hal ini orang tua peserta didik. Dibutuhkan para manajer Sekolah atau Kepala Sekolah yang memiliki peran yang sangat strategis dan vital dalam menentukan setiap kebijakan Sekolah terkait dengan hubungan masyarakat. Kepala Sekolah sebagai manajer lembaga pendidikan diharapkan dapat membangun komunikasi secara aktif dengan masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat dalam membangun dan mengembangkan Sekolah sesuai dengan kebutuhan Sekolah dan masyarakat. Kepala Sekolah dapat mengadakan pertemuan-pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dalam membangun kerjasama terkait pengembangan Sekolah dengan memberi banyak masukan dan solusi peningkatan mutu lembaga pendidikan. Partisipasi masyarakat ini berdasar pada tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan pendidikan nasional.

Tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah pada hakekatnya merupakan tujuan pendidikan secara nasional. Terkait dengan tujuan pendidikan nasional tersebut apabila dicermati terdapat unsur-unsur yakni manusia yang bertaqwa, berbudi pekerti dan berkepribadian, Disiplin, bekerja keras, bertanggung jawab serta mandiri, Cerdas dan

Page 128: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

118| Manajemen Humas

terampil, Sehat jasmani dan rohani, Cinta tanah air dan mempunyai semangat kebangsaan serta kesetiakawanan sosial. Berdasarkan unsur-unsur tujuan pendidikan nasional ini, tujuan pendidikan bukan semata-mata mencapai nilai akademis yang tinggi tetapi membangun prestasi-prestasi non akademik peserta didik.

Sehingga hubungan antara sekolah dengan masyarakat sebenarnya bukan hanya terkait bantuan yang sifatnya material semata saja, tetapi hubungan Sekolah dengan masyarakat lebih pada sinergi dalam membantu penyelenggaraan proses pendidikan. Paradigma saat ini adanya hubungan Sekolah dan masyarakat selalu terkait material, kondisi inilah sebenarnya yang menyebabkan sering terjadi masyarakat atau orang tua malas atau bahkan tidak mau datang ke sekolah kalau mendapat undangan dari pihak sekolah. Sehingga paradigma ini perlu diubah dalam membangun kerjasama yang erat antara Sekolah dan masyarakat.

Apabila Masyarakat memandang sekolah sebagai lembaga yang memiliki cara kerja yang meyakinkan dalam membina perkembangan anak-anak mereka, maka masyarakat akan berpartisipasi kepada sekolah. Namun keadaan demikian belum terjadi sepenuhnya di negara-negara berkembang, bahkan masih sangat banyak masyarakat dalam hal ini orang tua peserta didik yang belum meyakini, belum tahu atau belum mengerti apa dan bagaimana sekolah melakukan proses pendidikan bagi anak-anaknya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti ketidaktahuan mereka tentang pentingnya keterlibatan orang tua atau masyarakat dalam memajukan pendidikan, ketidakmampuan mereka dalam membantu sekolah atau pendidikan karena status sosial ekonomi mereka yang tergolong rendah, bahkan dapat juga disebabkan karena ketidak pedulian mereka akan pendidikan padahal mereka sebenarnya memiliki tingkat pendidikan yang memadai dan status sosial ekonomi yang tinggi.

Dalam melibatkan masyarakat terkait peningkatan mutu sekolah, para manajer sekolah yakni kepala sekolah sudah seharusnya aktif menggugah perhatian masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan sebagainya untuk bersama-sama berdiskusi atau bertukar

Page 129: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |119

pikiran untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi sekolah sambil memikirkan apa dan bagaimana seharusnya kegiatan dan program kerja di masa depan. Komunikasi ini harus dibangun secara berkesinambungan karena tantangan perubahan zaman dan kebutuhan terkait sumber daya manusia dalam Sekolah sebagai garda terdepan dalam meningkatkan mutu pendidikan harus terus ditingkatkan.

Terkait komunikasi yang dilakukan oleh Sekolah dengan masyarakat tidak cukup hanya dengan informasi verbal saja, tetapi perlu dilengkapi dengan pengalaman nyata yang ditunjukkan kepada masyarakat agar timbul citra positif tentang pendidikan di kalangan mereka, sebab masyarakat pada umumnya ingin bukti nyata sebelum mereka memberikan dukungan. Rosady Ruslan (2007) berpendapat bahwa humas pada hakekatnya merupakan bagian dari teknik kegiatan berkomunikasi (technique of communication) dengan ciri khas komunikasi dua arah (two way traffic communications) antara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan publiknya atau sebaliknya. Bukti itu dapat ditunjukkan berupa pameran hasil produk sekolah, tayangan keberhasilan peserta didik sebagai juara cerdas cermat, juara olah raga, tayangan penemuan inovatif produktif siswa dan sekolah dan sebagainya. Hal yang lebih membuat masyarakat tertarik apabila sekolah sanggup mencetak lulusan yang siap pakai. Lulusan yang bermutu (misalnya sebagian besar peserta didik dapat melanjutkan sekolah ke sekolah yang lebih tinggi dan berkualitas).

B. PENTINGNYA HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT

Seberapa penting lahirnya sebuah hubungan antara Sekolah dengan masyarakat, hal ini harus dilihat secara komprehensif terkait pentignya hubungan antara Sekolah dengan masyarakat. Pertanyaan yang akan muncul adalah mengapa sekolah harus berhubungan dengan masyarakat? Dalam menjawab pertanyaan ini perlu kiranya dikemukan terlebih dahulu beberapa pandangan filosofis tentang hakikat sekolah itu sendiri dan hakikat masyarakat, dan bagaimana hubungan antara keduanya.

Page 130: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

120| Manajemen Humas

1. Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat

2. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat

3. Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.

4. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkolerasi, keduanya saling membutuhkan.

5. Masyarakat adalah pemilik sekolah, sekolah ada karena masyarakat memerlukannya.

Terkait betapa pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat itu, terutama di negara kita, dapat pula ditinjau dari sudut pandang sejarah, sebagai berikut: 1. Dari sejarah kita mengetahui pada zaman kolonial belanda dahulu,

sekolah-sekolah sengaja diisolasikan dari kehidupan masyarakat sekitarnya.

2. Dalam zaman kemerdekaan ini sekolah merupakan lembaga pendidikan yang seharusnya mendidik generasi mudah untuk hidup dimasyarakat.

3. Sekolah haruslah merupakan tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dengan masyarakat.

4. Masyarakat harus wajib membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar apa yang diolah dan dihasilkan sekolah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakat.

5. Pentingnya hubungan sekolah masyarakat dapat pula dikaitkan dengan semakin banyaknya isu yang berupa kritik-kritik dari masyarakat.

C. PERAN ORANG TUA ATAU MASYARAKAT TERHADAP PESERTA DIDIK DI SEKOLAH

Peran masyarakat dalam hal ini orang tua peserta didik untuk prestasi anaknya di Sekolah sangat besar. Sehingga perlunya hubungan yang bersinergi antara masyarakat dengan Sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Mengingat besarnya pengaruh orang tua

Page 131: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |121

peserta didik terhadap prestasi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Radin seperti dikutif oleh Seifert & Hoffnung (1991) menjelaskan ada enam kemungkinan cara yang dapat dilakukan orang tua peserta didik dalam mempengaruhi anaknya, yaitu: 1. Modelling of behaviors (pemodelan perilaku), yaitu gaya dan cara

orang tua berperilaku dihadapan anak-anak, dalam pergaulan sehari-hari atau dalam setiap kesempatan akan menjadi sumber imitasi bagi anak-anaknya. Yang diimitasi oleh oleh anak-anak tentunya tidak hanya perilaku yang baik-baik saja, tetapi juga yang berkaitan dengan perilaku yang buruk, kasar dan sebagainya di lingkungan masyarakat atau di lingkungan rumah seperti marah-marah, berbicara kasar dan sebagainya, maka kecenderungan peniruan perilaku tersebut oleh anak akan sangat besar. Oleh sebab itu orang tua ataupun lingkungan keluarga dan masyarakat yang menunjukkan perilaku negatif akan sangat mempengaruhi perilaku anak di rumah, di sekolah, maupun dimasyarakat. Dalam kaitan dengan hal ini diperlukan kesamaan nilai dan norma yang berlaku di sekolah dengan yang berlaku di keluarga dan masyarakat. Agar ketiga lingkungan tersebut memiliki kesamaan maka sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang apa dan bagaimana nilai dan norma yang berlaku di sekolah, dan harapan kepada keluarga (orang tua peserta didik) dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga nilai dan norma tersebut.

2. Giving rewards and punishments (memberikan ganjaran dan hukuman). Cara orang tua memberikan ganjaran dan hukuman juga mempengaruhi terhadap perilaku anak. Ganjaran terhadap perilaku yang baik dari orang tua dapat memperkuat perilaku tersebut untuk diulang kembali pada kesempatan lain oleh anak, agar dia kembali mendapatkan ganjaran/hadiah dari orang tuanya. Sebaliknya hukuman (yang bersifat mendidik) akan memperlemah pengulangan kembali perilaku yang sama pada kesempatan lainnya.

3. Direct instruction (perintah langsung), pemberian perintah secara langsung atau tidak langsung memberi pengaruh terhadap

Page 132: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

122| Manajemen Humas

perilaku, seperti ungkapan orang tua “ jangan malas belajar kalau ingin dapat hadiah” pernyatan ini sebenarnya perintah langsung yang lebih bijaksana, sehingga dapat menumbuhkan motivasi anak untuk lebih giat belajar. Hal ini disebabkan karena anak memahami apa yang diinginka oleh orang tua. Bagaimana sekolah memberikan informasi kepada orang tua tentang hal ini akan berpengaruh seberapa banyak hal ini juga dilakukan oleh sekolah terhadap anak-anaknya. Banyak masyarakat tidak mengerti bagaimana penghargaan dan hukuman yang akan memberikan dampak bagi proses pendidikan, misalnya pemberian orang tua yang berlebihan secara material yang sebenarnya akan berpengaruh negative, malah oleh orang tua tidak dipahami. Akibatnya setelah terjadi penyimpangan perilaku akibat pemberian yang berlebihan tersebut baru mereka sadar.

4. Stating rules (menyatakan aturan-aturan), menyatakan dan memjelaskan aturan-aturan oleh orang tua secara berulang kali akan memberikan peringatan bagi anak tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindarkan oleh anak.

5. Reasoning (nalar). Pada saat-saat menjengkelkan, orang tua bisa mempertanyakan kapasitas anak untuk bernalar, dan cara itu digunakan orang tua untuk mempengaruhi anaknya, misalnyan orang tua bisa mengingatkan anaknya tentang kesenjangan perilaku dengan nilai-nilai yang dianut melalui pernyataan-pernyataan. Contohnya “sekarang rangking kamu jelek, karena kamu malas belajar, bukan karena kamu bodoh!“.

6. Providing materials and settings. Orang tua perlu menyediakan berbagai fasilitas belajar yang diperlukan oleh anak-anaknya seprti buku-buku dan lain sebagainya. Tetapi buku apa dan fasilitas apa yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, banyak orang tua tidak memahaminya. Untuk itu dalam kegiatan hubungan dengan orang tua peserta didik, kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu disampaikan agar mereka dapat menyesuaikannya.

Hal-hal di atas ini menjadi dasar yang tidak kalah penting mengapa dibutuhkan hubungan masyarakat dengan Sekolah. Begitu pentingnya hasil dari sebuah pendidikan, karena peserta didik

Page 133: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |123

merupakan ouput dari sebuah pendidikan, mau seperti apa peserta didik tergantung dari sebuah proses pendidikan yang dialaminya dari lembaga pendidikan dan tidak kalah penting peran orang tua sebagai pendukung peserta didik di rumah dan masyarakat.

D. JENIS-JENIS HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT Berdasar pada jenis-jenis hubungan Sekolah dengan

masyarakat dapat dilihat menjadi 3 bagian, hal ini menurut pandangan Ngalim yakni sebagai berikut : 1. Hubungan edukatif, maksudnya adalah hubungan kerjasama

dalam hal mendidik murid antara guru sekolah dan orang tua dalam keluarga.

2. Hubungan kultural, maksudnya usaha kerjasama antar sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.

3. Hubungan institusional, maksudnya hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembaga-lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah seperti hubungan kerjasama antara sekolah dengan sekolah-sekolah lain, dengan kepala pemerintahan setempat, jawatan pertanian, jawatan penerangan, perikanan dan peternakan, dengan perusahaan-perusahaan negara atau swasta.

E. PERANAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN SEKOLAH DAN

MASYARAKAT Dalam hubungan Sekolah dengan masyarakat dibutuhkan

media komunikasi sebagai media yang mendukung komunikasi Sekolah dengan masyarakat. Berdasarkan pendapat Suharsimi bahwa ada beberapa media yang dapat digunakan sebagai berikut: 1. Media langsung

Yang tergolong dalam media langsung adalah a. Rapat-rapat formal yang diselenggarakan di sekolah dengan

mengundang orang tua siswa dan tokoh-tokoh masyarakat. b. Pekan pendidikan

Page 134: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

124| Manajemen Humas

c. Hari ulang tahun sekolah, pada hari ulang tahun sekolah, hubungan kerjasama antar sekolah dengan orang tua, alumni dan masyarakat juga dapat digalang melalui acara yang melibatkan semua pihak.

d. Kunjungan rumah untuk mengetahui lebih jauh tentang situasi rumah anak didik tertentu.

2. Media tidak langsung Yang dimaksud dengan media tidak langsung disini adalah a. Media cetak berupa, bulletin atau majalah sekolah, Koran,

brosur. b. Media elektronika berupa telepon, siaran radio, televisi, video

kaset, dan komputer Hal ini sejalan dengan pendapat Oemi Aburrachman (1995:34) membagi hubungan masyarakat ke dalam dua bentuk yaitu : 1) Internal Humas 2) External Humas

F. PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN Berdasarkan pada implementasi dari partisipasi masyarakat

terhadap Sekolah dapat dilihat berdasarkan pada kontribusi masyarakat atau dalam hal ini orang tua peserta didik dalam penyelenggaraan proses pendidikan yakni sebagai berikut : 1. Mengawasi perkembangan pribadi dan proses belajar putra-

putrinya di rumah dan bila perlu memberi laporan dan berkonsultasi dengan pihak sekolah. Hal memang cukup jarang dilakukan oleh orang tua peserta didik, mengingat kesibukan bekerja atau karena alasan lain. Tetapi hal ini perlu ditingkatkan peran serta masyarakat untuk terlibat dalam pengawasan anak-anak mereka. Kenakalan anak sekolah dan lain-lain yang terjadi selama ini antara lain akibat lemahnya pengawasan yang dilakukan pada saat anak berada di luar sekolah.

2. Menyediakan fasilitan belajar di rumah dan membimbing putra-putrinya agar belajar dengan penuh motivasi dan perhatian. Hal ini sering menjadi masalah bagi orang tua murid, khususnya dalam fasilitas belajar dan membimbing anak.

Page 135: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |125

3. Menyediakan perlengkapan belajar yang dibutuhkan untuk belajar di sekolah (sekolah)

4. Berusaha melunasi SPP dan bantuan pendidikan lainnya terkait pengembangan Sekolah

5. Memberikan umpan balik kepada sekolah tentang pendidikan, terutama yang menyangkut keadaan putra-putrinya. Umpan balik dari orang tua tentang keadaan yang sebenarnya putra-putrinya sangat jarang dilakukan, karena mereka beranggapan akan mempengaruhi penilaian sekolah dan guru tentang anaknya. Oleh sebab itu penegasan sekolah untuk memilah mana yang terkait dan berpengaruh terhadap penilaian dan mana informasi yang diperlukan untuk perbaikan dan pembinaan peserta didik perlu dilakukan oleh sekolah, dengan demikian tidak ada perasaan takut dari orang tua untuk memberikan informasi kepada sekolah tentang anaknya.

6. Bersedia datang ke sekolah bila diundang atau diperlukan oleh sekolah. Upayakan memberikan keyakinan kepada orang tua bahwa kedatangan mereka sangat penting untuk kemajuan anaknya di sekolah, dan hindarkan permintaan sumbangan dalam bentuk uang sebagai pokok persoalan yang dibahas apabila mengundang orang tua peserta didik, lebih-lebih pada sekolah yang orang tuanya sebagian terbesar adalah masyarakat menengah ke bawah.

7. Ikut berdiskusi memecahkan masalah-masalah pendidikan seperti sarana, pra sarana, kegiatan, keuangan, program kerja dan sebagainya.

8. Membantu fasilitas-fasilitan belajar yang dibutuhkan sekolah dalam memajukan proses pembelajaran.

9. Meminjami alat-alat yang dibutuhkan sekolah untuk berpraktek, apabila sekolah memerlukannya

10. Bersedia menjadi tenaga pelatih/nara sumber bila diperlukan oleh sekolah

11. Menerima para peserta didik dengan senang hati bila mereka belajar di lingkungan masyarakat (praktikum misalnya)

Page 136: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

126| Manajemen Humas

12. Memberi layanan/penjelasan kepada siswa yang sedang belajar di masyarakat

13. Menjadi responden yang baik dan jujur terhadap penelitian-penelitian peserta didik dan sekolah

14. Bagi ahli pendidikan bersedia menjadi ekspert dalam membina sekolah yang berkualitas

15. Bagi hartawan bersedia menjadi donator untuk pengembangan sekolah

16. Ikut memperlncar komunikasi pendidikan 17. Mengajukan usul-usul untuk perbaikan pendidikan 18. Ikut mengontrol jalannya pendidikan (kontrol sosial) 19. Bagi tokoh-tokoh masyarakat bersedia menjadi partner

manajemen pendidikan dalam mempertahankan dan memajukan sekolah

20. Ikut memikirkan dan merealisasikan kesejahteraan personalia pendidikan.

Di samping kontribusi-kontribusi masyarakat di atas, ada fakta lain yang dikembangkan berdasarkan beberapa hasil kajian, yang secara rinci menyebutkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang sangat diharapkan sekolah adalah sebagai berikut: 1. Mengawasi/membimbing kebiasaan anak belajar di rumah

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam memberikan bimbingan kebiasaan anak belajar di rumah adalah sebagai berikut: a. Mendorong anak dalam belajar secara teratur di rumah,

termasuk dalam hal ini peranan orang tua membimbing dan memberikan pengawasan terhadap kegiatan belajar anak di rumah.

b. Mendorong anak dalam menyusun jadwal dan struktur waktu belajar serta menetapkan prioritas kegiatan di rumah, pengawasan pelaksanaan jadwal belajar dirumah menjadi sangat penting bagi orang tua peserta didik. Hal ini harus mendapat perhatian bagi sekolah untuk diberikan informasi yang jelas dan lengkap tentang apa dan bagaimana mereka bisa melakukan kegiatan tersebut.

Page 137: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |127

c. Membimbing dan mengarahkan anak dalam penggunaan waktu belajar, bermain dan istirahat.

d. Membimbing dan mengarahkan anak melakukan sesuatu kegiatan yang menunjang pelajaran di sekolah. Orang tua diharapkan berperan aktif dalam membimbing anak dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang pembentukan dirinya kearah kedewasaan.

2. Membimbing dan Mendukung Kegiatan Akademik anak a. Mendorong dan menumbuhkan minat anak untuk rajin

membaca dan rajin belajar (minat baca). Penciptaan situasi yang kondusif iklim yang menumbuhkan minat baca sangat diperlukan di lingkungan keluarga agar ada kesamaan antara iklim yang tercipta di sekolah dengan di rumah. Hal ini akan mempercepat peningkatan mutu belajar anak sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar anak di Sekolah.

b. Memberikan penguatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya. Pemberian hadiah, pujian dan lain-lain (stimulus) sangat diperlukan untuk memperkuat perilaku positif anak.

c. Menyediakan bahan yang tepat serta fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak dalam belajar

d. Mengetahui kekuatan dan kelemahan anak serta problem belajar dan berusaha untuk memberikan bimbingan

e. Mengawasi pekerjaan rumah, aktivitas belajar anak f. Menciptakan suasana rumah yang mendukung kegiatan

akademik anak g. Membantu anak secara fungsional dalam belajar dan

menyelesaikan tugas-tugas sekolah tepat waktu. 3. Memberikan dorongan untuk meneliti, berdiskusi tentang gagasan

dan atau kejadian-kejadian actual a. Mendorong anak untuk suka meneliti serta memiliki motivasi

menulis analitis/ilmiah b. Menyediakan fasilitas bagi anak-anak untuk melakukan

penelitian

Page 138: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

128| Manajemen Humas

c. Mendorong anak untuk melakukan kegiatan ilmiah d. Berdiskusi dan berdialog dengan anak tentang ide-ide,

gagasan atau tentang bahan pelajaran yang baru, aktivitas yang bermanfaat, masalah-masalah aktual dan sebagainya.

4. Mengarahkan aspirasi dan harapan akademik anak a. Memberikan motivasi kepada anak untuk belajar dengan baik

sebagai bekal masa depan. b. Mendorong dan mendukung aspirasi anak dalam belajar c. Mengetahui aktivitas sekolah dan aktivitas anak dalam

mempelajari sesuatu. d. Mengetahui standar dan harapan sekolah terhadap anak

dalam belajar e. Hadir pada pertemuan guru dengan orang tua murid yang

diselenggarakan oleh sekolah f. Memberikan ganjaran positif terhadap performen anak di

rumah atau di sekolah yang mendukung belajar anak.

G. RANGKUMAN

Lembaga pendidikan dalam hal ini Sekolah harus membangun

sinergi dengan masyarakat sebagai konsumen pendidikan maupun

stakeholder pendidikan. Hal ini menjadi sebuah kewajiban, mengingat

dalam membangun mutu pendidikan dibutuhkan sinergi semua pihak

dalam berkontribusi terhadap pengembangan dan peningkatan mutu

lembaga pendidikan. Peran masyarakat dalam hal ini orang tua

peserta didik untuk prestasi anaknya di Sekolah sangat besar.

Sehingga perlunya hubungan yang bersinergi antara masyarakat

dengan Sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Berdasar pada

jenis-jenis hubungan Sekolah dengan masyarakat dapat dilihat

menjadi 3 (tiga) bagian, hal ini menurut pandangan Ngalim yakni

Hubungan edukatif, Hubungan kultural dan Hubungan institusional.

Berdasarkan pada implementasi dari partisipasi masyarakat terhadap

Sekolah dapat dilihat berdasarkan pada kontribusi masyarakat atau

dalam hal ini orang tua peserta didik dalam penyelenggaraan proses

pendidikan.

Page 139: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |129

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media

Jefkins, Frank. 1992. Public Relations, Alih Bahasa : Haris Munandar Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.

Abdurrachman, Oemi. 1995. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Purwanto, Ngalim. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Ruslan, Rosady. 2007. Manajemen Public Relations & Media komunikasi.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Page 140: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

130| Manajemen Humas

PROFIL PENULIS

Penulis memiliki nama lengkap Rahman Tanjung

lahir di Karawang 12 Januari 1981. Menikah dengan Neng Sri Ekawati dan saat ini dikaruniai 2 anak soleh dan solehah Azka dan Azkia. Saat ini

berprofesi sebagai PNS dengan jabatan Kasubid Regulasi dan Penyuluhan Pajak Daerah pada Kantor Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Karawang dan Dosen. Pernah mengajar di beberapa

perguruan tinggi di Karawang dan kini menjadi Dosen Tetap di STIT Rakeyan Santang Karawang.

Menamatkan pendidikan dasar di SDN Nagasari VII Karawang, jenjang

menengah pertama di SMPN 2 Karawang, menengah atas di SMAN 1 Karawang dan melanjutkan Pendidikan jenjang sarjana di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen UNSOED Purwokerto, magister

Manajemen Konsentrasi MSDM STIE Kampus Ungu Jakarta dan saat ini sedang menempuh studi doktoral di Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung.

Page 141: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |131

Page 142: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

132| Manajemen Humas

BAB 8 PERAN TEKNOLOGI

INFORMASI PADA HUMAS LEMBAGA PENDIDIKAN

Dra. Gracia Rachmi Adiarsi, MM Institut Komunikasi & Bisnis LSPR Jakarta

A. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dewasa ini relatif pesat,

adanya inovasi teknologi tersebut bahkan dapat merubah pola kehidupan. Penggunaan teknologi komunikasi dengan adanya media baru mendominasi kegiatan manusia dalam berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan baik oleh institusi swasta maupun negeri menggunakan teknologi baru. Lembaga pendidikanpun tidak terlepas dengan mengikuti tren penggunaan teknologi masa kini untuk memudahkan berkomunikasi dengan publik. Komunikasi yang dilakukan oleh hubungan masyarakat (humas) dengan para pemangku

Page 143: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |133

kepentingan (stakeholder) dilakukan guna menciptakan hubungan baik yang berkelanjutan.

Hubungan masyarakat merupakan suatu perencanaan hingga pelaksanaan komunikasi agar terciptanya hubungan baik. Hubungan yang dilakukan baik oleh organisasi pemerintahan maupun swasta dengan publiknya. Kegiatan yang dilakukan dengan menyebarkan informasi ke publik agar menarik minat, perhatian publik serta terciptanya good will terhadap organisasi. Untuk itu dibutuhkan suatu komunikasi interaktif antara humas lembaga dengan publik agar terdapat keterlibatan (engagement) dari pihak publik. Keterlibatan publik terhadap organisasi didukung dengan adanya kemajuan teknologi informasi komunikasi untuk memfasilitasi keterlibatan tersebut.

B. TEKNOLOGI INFORMASI

Teknologi dapat dianggap sebagai cara spesifik untuk melakukan sesuatu atau prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Ada berbagai definisi yang menjelaskan mengenai teknologi, seperti yang dikemukakan oleh Kumar dan kawan-kawan (1999). Mereka menjelaskan teknologi terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen fisik dan komponen informasi. Komponen fisik terdiri dari proses, produk, perkakas, peralatan, cetak biru (blue print) dan teknik, sedangkan komponen informasi yang terdiri dari pengetahuan dalam manajemen, pemasaran, produksi, kontrol kualitas, keandalan, tenaga kerja terampil dan bidang fungsional (Wahab dkk, 2012,p. 71).

Manfred Kochen menjelaskan dampak teknologi mencakup tiga tahap yaitu pertama menyebabkan sesuatu menjadi lebih baik, lebih cepat dan lebih murah. Kedua, membuat kita dapat melakukan sesuatu yang tadinya kita tidak bisa lakukan. Dampak ketiga ialah teknologi dapat mengubah gaya hidup (Kochen, 1981,p. 150).

Steven Alter seorang profesor Sistem Informasi dari Universitas San Fransisco mengatakan Teknologi informasi (TI) merupakan istilah terbaru yang menggambarkan proses untuk menghasilkan, menyimpan, mengirim, mengambil dan memproses

Page 144: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

134| Manajemen Humas

informasi (Alter, 1999). UNESCO mendefinisikan Teknologi Informasi sebagai disiplin ilmu, teknologi dan disiplin teknik dan teknik manajemen yang digunakan dalam penanganan informasi dan pemrosesan informasi, aplikasi komputer dan interaksi manusia dengan mesin dan masalah sosial, ekonomi dan budaya yang terkait (Stokes, 1985).

Ada kerancuan istilah Teknologi Informasi (TI) dan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) atau yang dikenal sebagai ICT (Information Communication Technology). TIK merupakan perpanjangan istilah dari Teknologi Informasi (TI) yang lebih menekankan pada peran komunikasi terpadu dan integrasi telekomunikasi (termasuk saluran telepon dan sinyal nirkabel (wifi), komputer serta perangkat lunak perusahaan yang diperlukan, middleware, penyimpanan, dan sistem audio-visual yang memungkinkan pengguna untuk mengakses, menyimpan, mengirim dan memanipulasi informasi. TIK jugamerupakan istilah untuk merujuk pada penggabungan atau konvergensi audio-visual dan jaringan telepon dengan jaringan komputer melalui kabel tunggal atau sistem tautan (Asafe, 2014,p. 10).

Perkembangan teknologi informasi dimulai dengan adanya komputer yang merupakan salah satu perangkat penyimpan informasi dan olah data. Charles Babbage merupakan orang pertama yang mengembangkan perangkat komputer. Inovasi tersebut dilanjutkan oleh J. Presper Eckert dan John Mauchly yang menciptakan Univac sejak 1951 sebagai komputer digital pertama yang diproduksi secara komersil (Prattama, 2019).

Pada 1960 merupakan tahun kemunculan Internet yaitu suatu jaringan besar yang menghubungkan jutaan komputer secara global. Ini merupakan usaha yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk membuat jaringan komunikasi yang dapat digunakan dalam konflik nuklir. Penelitian awal dan pengembangan yang dilakukan di bawah naungan Advanced Research Projects Agency (APRA) yang melibatkan individu yang dipilih beberapa di universitas riset Amerika Serikat. Tahun 1969, jaringan komunikasi yang dikenal sebagai ARPANET pertama kali online (Adiarsi, dkk, 2015).

Page 145: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |135

Tahun 1989 Tim Bernes-Lee seorang ahli fisika menciptakan World Wide Web (www) bagian dari internet. Web merupakan kumpulan jutaan komputer di Internet yang memiliki informasi dalam satu format yang telah ditentukan yaitu Hypertext Markup Language (HTML). Web menjadi alat yang paling berpengaruh di dunia maya karena mengkombinasikan antara multimedia dengan suara, gambar, video, animasi dan lainnya. Penggunaan internet mengalami “booming” dengan adanya bentuk baru seperti tablet, aplikasi mobile, blog, podcast, wiki, RSS Feed dan jejaring sosial seperti Facebook, You Tube, LinkedIn dan lainnya (Seitel, 2014,p. 209).

C. PUBLIC RELATIONS (HUMAS) Frank Jefkin (1982,p. 5) menjelaskan Public Relations atau

Hubungan Masyarakat (humas) merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui pengetahuan untuk mencapai pemahaman. Oleh karenanya semua organisasi atau lembaga perlu melakukan aktivitas humas untuk memberi informasi , pengetahuan, pemahaman, niat baik, dan reputasi yang baik kepada publik.

Public Relations atau Humas adalah manajemen komunikasi antara sebuah organisasi dengan publiknya (Grunig & Hunt, 1984). Bagi Grunig, public relations merupakan segala usaha yang dilakukan oleh organisasi dalam menjaga reputasi. Rex Harlow (1976) seorang profesor dari Universitas Stanford California Amerika Serikat menemukan 472 definisi public relations (humas) yang ditelaah dari berbagai buku, jurnal, majalah dan dari pemimpin humas yang telah diwawancarai. Harlow merangkum unsur-unsur penting dari berbagai definisi sebagai berikut (Grunig & Hunt, 1984,p. 7): 1. Hubungan masyarakat (humas) adalah fungsi manajemen khusus

yang membantu membangun dan memelihara jalur komunikasi, penerimaan, dan kerja sama timbal balik antara organisasi dan publiknya.

2. Humas melibatkan pengelolaan masalah atau isu. 3. Humas membantu manajemen untuk selalu mendapat informasi

dan responsif terhadap opini publik.

Page 146: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

136| Manajemen Humas

4. Humas mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik.

5. Humas membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif,

6. Humas berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk membantu mengantisipasi tren yang ada di masyarakat.

7. Humas menggunakan penelitian dan teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya.

Ke tujuh poin tersebut mencerminkan humas merupakan manajemen komunikasi antara organisasi dan publiknya. Menurut Public Relations Society of America (PRSA), yang dinamakan public relations ialah proses komunikasi strategis dalam membangun hubungan yang saling menguntungkan di antara organisasi dan publiknya (Seitel, 2014, p. 3).

Seitel (2015,p. 12) mengatakan publik dalam humas sekelompok orang yang memiliki hubungan dengan suatu isu, organisasi atau sebuah ide. Ia mengkategorikan publik sebagai berikut: 1. Internal dan eksternal.

Publik internal adalah publik yang berada di dalam organisasi seperti pegawai, manager, pemegang saham dan direksi. Publik eksternal ialah pihak diluar organisasi seperti pemerintahan, media, konsumen atau pengguna jasa, pemasok barang dan masyarakat umum.

2. Primer, sekunder dan marginal. Publik primer atau publik utama adalah yang paling berpengaruh terhadap upaya organisasi, sekunder tidak terlalu berpengaruh, dan publik marginal adalah yang paling sedikit pengaruhnya. Sebagai contoh yang menjadi publik primer dari sebuah restoran mewah ialah kritikus makanan atau kolumnis makanan, food vlogger. Publik sekunder dari restoran tersebut ialah para tamu yang makan seminggu satu kali. Publik marginal dari restoran tersebut ialah para tamu yang makan sebulan sekali. Ada juga pendukung yang mendukung bisnis dan yang menentang. Bagi humas lebih memprioritaskan yang menentang.

3. Tradisional dan masa depan.

Page 147: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |137

Publik tradisional ialah pegawai dan konsumen, sedangkan publik masa depan ialah publik yang potensial dapat menjadi konsumen.

4. Pendukung, penentang dan netral Bagi pihak pendukung, maka komunikasi yang dilakukan untuk memperkuat kepercayaan terhadap organisasi. Komunikasi persuasif diterapkan kepada publik penentang agar mengubah opini mereka agar kemudian menjadi pendukung organisasi. Grunig dan Hunt (2015,p.54) mengusulkan empat model

komunikasi yang dilakukan humas sebagai berikut: 1. Agen pres atau publisitas.

Komunikasi yang dilakukan satu arah dari sumber yang mengirimkan pesan kepada penerima untuk menarik perhatian media.

2. Informasi publik Komunikasi satu arah yang dirancang selain memberi informasi juga meyakinkan.

3. Dua arah asimetris Komunikasi yang dilakukan dimana organisasi menyebarkan pesan dan menerima umpan balik dari si penerima. Hasil umpan balik digunakan untuk mengubah respons dari publik.

4. Dua arah simetris Pendekatan komunikasi yang dilakukan humas ini mendukung arus komunikasi yang bebas dan berimbang. Humas berfungsi sebagai mediator antara organisasi dan publik.

D. HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah dimana

terjadinya transfer ilmu pengetahuan dan pendidikan dari pendidik ke peserta didik. Cakupan lembaga pendidikan mulai dari sekolah tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Bentuk dari lembaga tersebut dapat berupa formal, informal maupun nonformal. Dalam pembahasan pada topik ini, kita akan fokus pada lembaga pendidikan perguruan tinggi formal seperti universitas secara umum.

Pada lembaga pendidikan baik universitas negeri maupun swasta, humas merupakan fungsi manajemen yang membantu

Page 148: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

138| Manajemen Humas

membangun hubungan antara perguruan tinggi dengan publik. Publik yang yang menjadi sasaran humas merupakan publik strategis seperti yang dikatakan Wheelen dan Hunger (1995,p.27) bahwa stakeholders atau publik strategis merupakan kelompok yang memiliki kepentingan dengan aktivitas institusi yang mempengaruhi pencapaian dari institusi tersebut. Sulistyaningtyas (2007, p. 135) menjabarkan stakeholders dari perguruan tinggi sebagai berikut: 1. Calon mahasiswa

Calon mahasiswa ialah potensial publik yang menjadi sasaran guna memenuhi target kebutuhan jumlah mahasiswa.

2. Mahasiswa Mahasiswa adalah orang-orang menuntut ilmu yang akan membagi pengalamannya kepada masyarakat .

3. Sumberdaya Manusia Manajemen, struktural perguruan tinggi, para dosen, staf administrasi yang memberikan jasa kepada mahasiswa.

4. Alumni Lulusan dari institusi pendidikan yang berfungsi menjaga keberlangsungan dari representasi perguruan tinggi dalam dunia kerja.

5. Industri dan bisnis Pengguna lulusan dari lembaga pendidikan, mitra dalam mendukung finansial institusi atau tempat magang bagi para mahasiswa.

6. Orang tua Pendukung atas pengambil keputusan calon mahasiswa atau mahasiswa.

7. Institusi pendidikan dalam dan luar negeri Menjadi mitra dalam kerjasama program penelitian, pertukaran mahasiswa atau dosen.

8. Pemerintah Berfungsi sebagai regulator pendidikan tinggi.

9. Media Membantu publisitas dari institusi.

10. Masyarakat sekitar

Page 149: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |139

Kumpulan orang yang berlokasi di wilayah lembaga tersebut. Tujuan utama humas lembaga pendidikan adalah untuk

menjaga reputasi yang positif serta mempertahankan hubungan strategis dengan publik atau stakeholders. Hal in tentunya mendorong ke arah citra positif lembaga. Untuk itu humas melakukan fungsi humas yang dilakukan di lembaga pendidikan tidaklah berbeda dengan yang dilakukan oleh organisasi yaitu mempromosikan organisasinya (Seitel, 2014, p. 12). Dari beberapa fungsi humas yang umum, berikut fungsi humas lembaga pendidikan ialah: 1. Melakukan perencanaan program humas dengan mengadakan

berbagai acara. 2. Melakukan penulisan yang menyangkut profile perusahaan,

pidato, press release dan lainnya. 3. Melakukan hubungan baik dengan media. 4. Melakukan hubungan baik dengan internal publik seperti

karyawan, dosen, manajemen. 5. Melakukan hubungan dengan pemerintahan. 6. Melakukan hubungan dengan industri dan bisnis. 7. Melakukan hubungan dengan lembaga pendidikan baik dalam dan

luar negri. 8. Melakukan hubungan baik dengan masyarakat sekitar.

Humas dalam menjalankan fungsinya haruslah melakukan

komunikasi dengan baik yang bertujuan : 1. Menginformasikan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi yang

diwakilinya. Contohnya universitas yang melakukan kegiatan (event) menanam pohon sebagai peduli lingkungan, membantu korban banjir dilingkungan lokasi institusi pendidikan.

2. Mempengaruhi agar publik atau stakeholders melakukan tindakan sesuai dengan tujuan komunikasi humas.

3. Memotivasi, lebih kepada publik internal agar para karyawan mau bekerja dengan tim agar tercapai tujuan organisasi.

4. Membangun pemahaman bersama, agar publik memahami kebijakan organisasi sehingga timbul opini positif.

Page 150: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

140| Manajemen Humas

E. PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH HUMAS Sekarang kita memasuki era komunikasi dimana semua orang

dapat mengakses informasi melalui mesin pencari (search engine) dan web. Orang semakin tergantung dengan konektivitas internet untuk mengakses informasi melalui komputer. Kemajuan tersebut memungkinkan orang membuat tulisannya didengar ataupun dilihat oleh audiens secara global dengan berbagai cara (Phillips & Young, 2009, p.7).

Kehadiran informasi dan pesan tentang organisasi tersebar melalui banyak perangkat, platform yang mengirim dan menerima informasi seperti Personal Computer (PC), laptop, ponsel dan lainnya. Distribusi informasi dipengaruhi dengan adanya web crawler, mesin pencari (search engine) serta direktori dengan distribusi ulang berita, siaran pers, percakapan newsgroup, obrolan, situs web pribadi dan lainnya.

Internet telah mempengaruhi cara berkomunikasi di organisasi termasuk yang dilakukan oleh humas. Fraser Seitel (2014) mengemukakan empat alasan humas menggunakan internet dalam pelaksanaan tugasnya sebagai berikut: 1. Keinginan untuk mengedukasi

Konsumen masa kini lebih cerdas, berpendidikan dan cermat dalam menggunakan media. Mereka akan menggunakan internet untuk mengetahui informasi tentang barang atau jasa secara rinci melalui mesin pencari. Oleh sebab itu humas haruslah menyebarkan informasi berbasis edukasi.

2. Pencarian suatu percakapan Percakapan atau ungkapan orang yang ditulis pada platform akan mudah dicari orang untuk melihat testimoni terhadap suatu perusahaan. Percakapan baik akan dapat mempengaruhi orang lain terhadap persepsi ke organisasi yang disebut dalam percakapan tersebut.

3. Kebutuhan melihat kinerja secara langsung Jika ada bencana alam yang menimpa tempat wisata, maka kejadian tersebut secara cepat tersebar melalui internet. Humas

Page 151: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |141

dapat memanfaatkan peristiwa tersebut dengan menyusun informasi untuk merespons isu-isu yang berkembang.

4. Kebutuhan akan penyesuaian Internet dari organisasi menyediakan suatu wadah informasi berdasarkan segmen publik yang spesifik.

Kebutuhan akan internet pada pelaksanaan pekerjaan humas

sudah menjadi suatu keharusan. Seitel (2014, p. 210-227) menjelaskan bagian dari internet yang digunakan humas dalam menghubungkan dengan publiknya antara lain: 1. Website

Ini merupakan alat media sosial terfavorit dan tertua. Organisasi menggunakan website sebagai “wajah” yang menampilkan informasi seputar organisasi. Humas harus merancang website yang menarik, informatif, mudah dinavigasikan, mempunyai tata letak (layout) yang mudah dibaca, lengkap dengan laman berita, cuplikan video, laporan tentang kinerja perguruan tinggi dan publikasi. Website harus terbuka untuk umum bersifat interaktif.

2. Surel (surat elektronik) Surel atau yang dikenal sebagai email merupakan alat

komunikasi internal yang banyak digunakan. Diperkirakan pada tahun 2020,terdapat 306,4 miliar email yang dikirim setiap hari (https //www.statista.com). Faktor kemudahan dan kecepatan menjadikan surel media yang diandalkan untuk meningkatkan komunikasi internal.

3. Buletin Online Buletin online digunakan sebagai pengganti buletin cetak

untuk karyawan. Menyebar lebih cepat dan lebih interaktif dibanding buletin cetak. Buletin ini hanya 1 halaman, oleh karenanya memiliki tautan (link) pada konten jika ingin membaca lebih lengkap. Buletin ini harus disebarkan secara rutin.

4. Pesan Instan (Instant Messaging) Suatu bentuk komunikasi online dua arah yang

memungkinkan dua atau lebih pengguna saling mengirimkan

Page 152: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

142| Manajemen Humas

informasi secara cepat. Informasi yang dikirimkan dalam bentuk teks maupun gambar.

5. Blog Buku harian online yang membahas berbagai topik seperti

sosial, politik, hiburan dan olah raga. Dibuat secara kronologis oleh blogger dan dimuat dalam sebuah situs yang disebut web blog. Humas membutuhkan ‘endorser’ dari pihak ketiga melalui tulisan yang dimuat oleh blogger tentang suatu perusahaan. Tulisan dari blogger yang positif tentang perusahaan dapat menjadi sarana iklan secara halus bagi perusahaan.

6. Jejaring Sosial Istilah jejaring sosial berasal dari David Isenberg mantan

pegawai laboratorium riset AT&T yang menulis artikel pada jurnal telekomunikasi. Ia mendeskripsikan internet (jaringan bodoh) sebagai sebuah jaringan data baru yang bergantung kepada transportasi data sederhana di tengah dan titik akhir yang dikendalikan oleh “pengguna yang pandai” dan tempat informasi diberikan menurut “tingkat kebutuhan data, bukan asumsi desain jaringan tersebut. Isenberg menjelaskan “jaringan pandai” bergantung pada hieraki teknis yang dikendalikan oleh pihak lain.

Perkembangan jejaring sosial atau perangkat lunak sosial, komputasi sosial atau Web 2.0 dimulai dengan kemunculan Netspace tahun 90 an, kemudian disusul dengan MySpace(2004) dan FaceBook. Kemunculan tersebut dari situs jejaring sosial yang menurut Isenberg adalah “ jaringan bodoh”(Seitel, 2014,p.218). Berikut empat jejaring sosial yang masih bertahan dan digunakan: a. FaceBook (FB)

Didirikan tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg seorang mahasiswa universitas Harvard. Awalnya FB merupakan direktori nama dan foto dari para mahasiswa baru Harvard yang disebar oleh pihak kampus. Para pengguna ditanya mengenai nama, status hubungan, musik dan foto favorit mereka. Mereka menjawab sesuai dengan kenyamanan membagi informasi mereka kepada orang lain. Selanjutnya mereka mulai mencari teman yang dapat terhung dengan

Page 153: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |143

mereka. FB dapat digunakan untuk berbagi berita, foto, video, berkirim pesan, bermain dengan teman lama ataupun teman baru FB merupakan alat branding yang kuat bagi lembaga pendidikan maupun individu dalam instutisi tersebut (2014, p. 219).

Tujuan menggunakan FaceBook(FB) dalam kaitan dengan humas ialah: 1) Menarik perhatian

Laman FB digunakan humas untuk menginformasikan siapa kita dan tujuan didirikan organisasi.

2) Komunikasi dua arah FB mempunyai wadah untuk melakukan komunikasi secara interaktif dengan publiknya, Memungkinkan pihak ketiga mendukung organisasi dengan memberikan opini pada laman atau kolom komentar.

3) Pengawas pembicaraan Organisasi dalam hal ini humas dapat mengawasi pembicaraan dari para pengguna FB mengenai perusahaan.

4) Aktivitas interaktif FB dapat digunakan sebagai sarana jajak pendapat (polling).

5) Komunikasi internal Melalui FB humas dapat mendorong terciptanya kerjasama antar karyawan, memotivasi untuk menigkatkan kinerja dan lainnya.

6) Efek halo FB dapat digunakan oleh humas mempromosikan perusahaan sehingga menimbulkan kesan positif publik terhadap perusahaan yang akan mempengaruhi opini publik.

7) Berhubungan dengan media FB dapat dijadikan sumber wawancara yang potensial, menjadi media untuk bertukar pikiran antara teman

Page 154: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

144| Manajemen Humas

(friend) mengenai suatu hal. Atau juga untuk menunjukan kepiawaian seseorang.

8) Manajemen krisis FaceBook digunakan humas untuk merilis suatu pernyataan dan juga perkembangan krisis yang menerpa institusi atau lembaga pendidikan.

9) Tautan.Tautan. Tautan (link). FB menfasilitasi tautan Website, video, laman konten dan penyimpanan materi yang digunakan untuk melihat sudut pandang organisasi.

b. Twitter Sebuah layanan micro bloging yang memungkinkan

pengguna untuk mengirimkan “tweet”. Jenis pesan singkat “tweet” (seperti burung bercicit) berkarakter maksimal 140. Fungsinya memberitahu tentang apa yang sedang kita lakukan kepada teman dan pengikut (follower) kita. Kegunaan twitter bagi humas adalah antara lain sebagai berikut: 1) Menemukan tweeple

Melalui twitter akan mudah mengetahui apa yang dianggap penting oleh masyarakat.

2) Menemukan tweetfluential Melalui twitter akan terlihat orang yang dianggap berpengaruh untuk membicarakan produk dari suatu organisasi.

3) Sebagai sumber berita Twitter sebagai penyedia informasi terkini yang tidak pernah putus.

4) Menyediakan konten berharga Twitter menyediakan informasi yang spesifik berbeda dengan media lain, mengutamakan tips dan opini.

c. LinkedIn LinkedIn adalah FaceBook yang digunakan untuk

keperluan profesional. Manfaat bagi anggota LinkedIn ialah terhubung dengan profesional lainnya, menambah kontak jaringan, mendapatkan peluang bisnis, kesempatan untuk

Page 155: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |145

merekrut bagi perusahaan dan direkrut oleh perusahaan melalui profil di laman LinkedIn (Seitel, 2015, p. 223). LinkedIn memberikan layanan yang berkaitan dengan humas sebagai berikut: 1) Catatan

Informasi kepada kolega dan anggota tentang adanya suatu acara, lowongan pekerjaan dan rekomendasi dari pihak perusahaan perekrut yang dulu.

2) Grup Memiliki lebih dari 150.000 grup yang terdiri dari forum bisnis, grup alumni, kelompok penggemar, konferensi dan lainnya. Pengguna LinkedIn 675 juta berasal dari 200 negara di seluruh dunia. Anggota dari Indonesia berjumlah 14 juta. Dari sembilan puluh juta pengguna LinkedIn 63 juta adalah influencer tingkat senior di posisi pengambilan keputusan (decision maker), 17 juta pemimpin opini (opinion leader) dan 10 juta eksekutif Level C. Terdapat 90.000 sekolah yang terdaftar di Linkedin (omnicoreagency.com).

3) Forum Tanya Jawab Menyediakan sarana untuk diskusi dengan para profesional.

4) Jajak Pendapat LinkedIn memberikan kemudahan bagi anggota untuk dapat membuat polling.

5) Pembacaan Kartu Nama Aplikasi mobile yang menyediakan layanan pembacaan dan penyimpan kartu nama sebagai nomer kontak padai telpon genggam.

6) Lowongan Pekerjaan Merupakan sumber lowongan pekerjaan yang dapat diandalkan dan dapat berfungsi sebagai agen pencari tenaga kerja.

d. YouTube

Page 156: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

146| Manajemen Humas

Situs berbagi video ini didirikan pada tahun 2005 oleh tiga orang mantan karyawan PayPal. Tahun 2006 Google membeli situs YouTube seharga US$ 1,65 juta. Humas biasa memakai YouTube pada saat terjadi krisis untuk mendapat respons yang cepat.

e. Instagram Merupakan aplikasi berbagi foto yang didirikan tahun

2010. IG dapat diunduh di perangkat Android, iPhone dan iPad. Penggunaan Instagram dalam kaitan dengan pekerjaan humas sebagai alat untuk membantu mengembangkan merek dagang. FaceBook membeli perusahaan Instagram seharga US$ 1 miliar tahun 2012.

Penggunaan internet oleh humas lembaga pendidikan

dikatagorikan berdasarkan stakeholders yang menurut Sulistyaningtyas ada 10 sasaran (2007, p. 135). Berikut adalah media internet yang digunakan oleh humas antara: 1) Website, FaceBook, Twitter, Instagram, LinkedIn digunakan

untuk menginformasikan kepada calon mahasiswa mengenai kampus untuk menumbuhkan minat terhadap institusi lembaga pendidikan tersebut. Dalam konten FB, Twitter, IG, LinkedIn akan diberikan tautan (link) kepada website yang memiliki informasi secara rinci.

2) Humas melakukan hal yang sama kepada mahasiswa yaitu menggunakan Website, FaceBook, Twitter, Instagram ditambah dengan surel menggunakan email blast. Informasi yang berisi acara (event) seperti seminar, workshop, pertunjukkan yang diadakan oleh kampus, dan juga pencapaian (achievement) mahasiswa ataupun dosen dan lainnya.

3) Internet yang ditujukan untuk internal publik atau menurut Sulistyaningtyas (2007) sumberdaya manusia adalah surel dengan email blast, WhatsApp (WA) grup dan instagram. Contoh informasi acara (event) yang ditujukan agar terjadi keakraban antar karyawan seperti “Family Gathering”

Page 157: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |147

(Kumpul Keluarga), acara “Buka puasa bersama”, “Natal bersama”, kunjungan wisata karyawan dan lain-lain maka informasi dikirimkan pihak humas bersama bagian HRD (Human Resources Department) melalui surel atau email blast, WA grup. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, pihak kampus mengadakan acara seperti seminar penelitian, workshop, konferensi dan lainnya informasi dikirim ke para dosen melalui surel blast dan WA grup. Kegiatan tersebut dipublikasikan ke eksternal publik oleh humas melalui Website, FaceBook dan Instagram.

4) Twitter, FaceBook, Instagram, LinkedIn merupakan saluran komunikasi yang dilakukan humas dengan alumni. Bagi alumni yang sudah terdaftar dalam ikatan alumni, humas mengirimkan pesan melalui surel email blast.

5) Humas menggunakan surel, Website dan WA yang ditujukan ke pihak industri dan bisnis.

6) Komunikasi dengan orang tua dilakukan melalui surel email blast. Informasi yang diberikan selain pemberitahuan acara mahasiswa juga berupa undangan menghadiri suatu acara yang melibatkan anak mereka sebagai mahasiswa.

7) Humas berkomunikasi dengan institusi pendidikan dalam dan luar negeri melalui surel dan WA. Melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kemampuan mahasiswa dan juga dosen seperti kolaborasi penelitian antar perguruan tinggi, pertukaran dosen ataupun mahasiswa. Jika dibutuhkan untuk “meeting” bersama institusi luar negri, maka dilakukan video confrence.

8) Komunikasi yang dilakukan dengan pihak pemerintahan dilakukan melalui surel. WA digunakan jika sudah ada kedekatan dengan pihak pemeritahan.

9) Hubungan dengan media perlu terjalin dengan baik karena dengan pemberitaan suatu institusi dapat berpengaruh terhadap opini publik. Humas menggunakan surel email blast untuk mengirimkan press release ataupun WA untuk berkomunikasi dengan pihak media.

Page 158: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

148| Manajemen Humas

10) Pada umumnya humas berkomunikasi dengan masyarakat sekitar diawali dengan tatap muka. Setelah adanya kedekatan dengan pemuka masyarakat setempat maka komunikasi dapat dilakukan dengan WhatsApp ataupun telpon.

F. RANGKUMAN Humas pada lembaga pendidikan dibutuhkan dalam

menjalankan fungsi manajemen guna membangun dan memelihara komunikasi yang interaktif antara organisasi dengan publik. Semua dilakukan agar tercapai hubungan yang harmonis secara internal maupun eksternal. Diharapkan dengan adanya hubungan yang baik maka tercipta pemahaman bersama dari stakeholders. Penggunaan internet mempengaruhi perubahan perlaksanaan pekerjaan di organisasi. Humas memanfaatkan perkembangan teknologi guna mempermudah pekerjaan yang diembannya. Kini komunikasi interaktif yang dilakukan dapat secara secara online dari institusi ke publik. Media internet yang digunakan humas antara lain Website, FaceBook, Instagram,LinkedIn, WhatsApp, Twitter dan surel. Tentunya selain penggunaan internet, pekerjaan humas masih didukung dengan penggunaan media non internet dan juga secara tatap muka. Penggunaan media apapun tidak merubah fungsi utama humas yaitu sebagai penghubung antara organisasi dengan stakeholders, karena media sebagai sarana penunjang pekerjaan humas.

LATIHAN TUGAS 1. Jelaskan beserta contoh 3 website universitas negeri atau swasta

di Indonesia. Informasi apa yang anda dapat dari website tersebut?

2. Berikan 3 contoh kasus opini publik (positif atau negatif) tentang suatu perguruan tinggi yang ada di media sosial. Apakah ada tanggapan tentang opini dari humas institusi tersebut? Jelaskan.

3. Jelaskan dengan 3 contoh penggunaan YouTube oleh humas dalam mengatasi krisis dan jelaskan.

Page 159: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |149

4. Berikan contoh masing-masing 2 surel dari humas ke publik internal dan eksternal. Jelaskan apakah ada perbedaan dari konten?

5. Jelaskan mengapa humas perlu melakukan komunikasi menggunakan internet.

Page 160: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

150| Manajemen Humas

DAFTAR PUSTAKA

Adiarsi,GR., Stellarosa, Y., Silaban, MW. (2015). Literasi Media Internet di

Kalangan Mahasiswa. Jurnal Humaniora, 6(4),470- 482. Alter, S. (1999). Information systems : A Management Perspective. 3rd edition. Addison-Wesley, Boston. Asafe, YN. (2014). Information Communication Technology (Concept &

Application) Self Directed & Collaborative Learning Approach. Vol.1. Hasfem Publication Centre,Lagos.

Grunig, J. & Hunt, T. (1984). Managing Public Relations. Holt, Rinehart and Winston, New York. Jefkins, F. (1982). Public Relations. Heineman, London. Kochen, M. (1981). Technology and Communication in Future. Journal of

the American Society for Information Science, 32(2), 148-157. Linkedin by the Numbers: Stats, Demographics & Fun Facts (2020, Feb 10).

Diakses pada Februari 21, 2020 dari Omnicore: https://www.omnicoreagency.com/linkedin-statistics

Phillips, D and Young,P. (2009). Public Relations A Practical Guide to Develop An Online Strategy in the World of Social Media. Second edition. Kogan Page, London & Philadelphia.

Prattama,AN. (2019, Juni 14). Hari Ini dalam Sejarah: "UNIVAC", Komputer Digital Pertama Dunia Diproduksi Komersil.Diakses dari https://nasional.kompas.com/read/2019/06/14/13062881

Seitel, FP. (2014). The Practice of Public Relations.12th Edition. Pearson Education, Inc. New York.

Stokes, A. V (1985). Concise Encyclopedia of Information Technology. 2nd

edition. Gower Pub Co, London. Wahab, SA., Rose, RC & Osman, SIW. (2012). Defining the Concepts of

Technology and Technology Transfer: A Literature Analysis. International Business Research, 5 (1), 61-71.

Page 161: PADA LEMBAGA PENDIDIKANrepository.uki.ac.id/1720/1/Humas Pendidikan Key(1).pdf · MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Juhji, Bernadheta Nadeak, Opan Arifudin, Marwidin Mustafa,

Pada Lembaga Pendidikan |151

PROFIL PENULIS

Gracia Rachmi Adiarsi adalah dosen pada Institut Komunikasi & Bisnis LSPR Jakarta, mengajar Organizational Communication, Communication Theory dan Customer Service Professional sejak 2006. Ia juga aktif sebagai peneliti dan freelance trainer di berbagai perusahaan baik lokal maupun multinasional. Lulusan FISIP Universitas Indonesia jurusan Komunikasi dan Magister Management Universitas Esa Unggul ini telah melakukan berbagai

penelitian berkolaborasi dengan rekan dosen, mahasiswa maupun antar organisasi. Hasil penelitiannya telah dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional. Projek penelitian yang telah dilakukan antara lain: Mapping of Media Research in Indonesia, projek riset antara Monash University Australia dengan Dewan Pers (Oktober 2018-Februari 2019). Closing the Gender Gap in ICT data & policymaking: ICT for Empowerment of Women and Girls, projek riset kolaborasi antara World Wide Web (WWW) dengan ICT Watch (Februari-November 2015). Gracia aktif sebagai freelance trainer sejak 2006, mengajar soft skills bagi perusahaan maupun institusi antara lain: Bank Muamalat, RS Pusat Otak Nasional (PON), Badan Narkotika Nasional (BNN), RSCM Kirana, RS Sentra Medika, PT Cevron Indonesia, PT Freeport Indonesia, PT Aqua Danone, PT Astra Credit Company, PT Angkasa Pura II, PT Petrochina, PT Pertamina, PT Conoco Indonesia, PT Semen Gresik, PT Newmont Nusatenggara dan Sekolah Haraki Depok.