studi kualitas air beberapa perairan sungai di kota tarakan

26
LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STUDI KUALITAS AIR BEBERAPA PERAIRAN SUNGAI DI KOTA TARAKAN Oleh: Isriansyah, S.Pi., M.Si. FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2010

Upload: isriansyah

Post on 03-Jul-2015

381 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI

STUDI KUALITAS AIR BEBERAPA PERAIRAN SUNGAI DI KOTA TARAKAN

Oleh:

Isriansyah, S.Pi., M.Si.

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2010

Page 2: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai di

Kota Tarakan 2. Bidang Ilmu Penelitian : Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan

Seni

3. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Isriansyah, S.Pi, M.Si b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. NIP : 19701024 200003 1 001 d. Pangkat/Golongan : Panata / IIIc e. Jabatan : Lektor f. Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan / Budidaya Perairan

4. Jumlah Tim Peneliti : -

5. Lokasi Penelitian : Kota Tarakan

6. Jangka Waktu Penelitian : 2 bulan (Maret dan September)

7. Pembiayaan : Mandiri

Mengetahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

NIP. 19580412 198203 2 001 Ir. Sulistyawati, M.Si

Samarinda, 2 Februari 2011 Ketua Peneliti Isriansyah, S.Pi., M.Si NIP. 19701024 200003 1 001

Page 3: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

ABSTRAK Isriansyah. Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai di Kota Tarakan

Tujuan dari penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air beberapa perairan sungai di kota Tarakan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 kelas I. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret dan September 2010. Sampel air diambil di empat tempat pada beberapa perairan sungai yang terdapat di sekitar kota Tarakan, yaitu: sungai Semunti, sungai Persemaian, sungai Kampung Bugis dan sungai Binalatung. Paremeter kualitas air yang diukur meliputi parameter fisik-kimia air dan parameter mikrobiologi. Selanjutnya untuk mengetahui kondisi kualitas perairan sungai yang diamati berdasarkan parameter kualitas air yang diukur pada bulan Maret dan September, dilakukan perhitungan Indeks Kualitas Air (IKA). Perhitungan nilai Indeks Kualitas Air mengacu pada metode dari CCME WQI (Canadian Council of Ministers of the Environment Water Quality Index).

Hasil penelitian menunjukkan, meskipun terdapat beberapa parameter kualitas air yang nilainya tidak memenuhi kriteria baku mutu air, namun berdasarkan hasil perhitungan Indeks Kualitas Air, kondisi kualitas perairan sungai Semunti, sungai Kampung Bugis dan sungai Binalatung dapat dikategorikan cukup baik, dan kualitas perairan sungai Persemaian dikategorikan baik.

Page 4: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

ABSTRACT

Isriansyah. The Study of Water Quality of Some Rivers in Tarakan.

The aim of the study was to find the water quality of the rivers benchmarked with Government Regulation No. 82/2001 class one. The study was carried out in March and September 2010. Water samples were taken from at Semunti river, Persemaian river, Kampung Bugis river and Binalatung river. There were twenty three parameters of water quality measured and two microbiological parameters observed. To know the water quality condition of each river, those parameters are transformed into one single value, that is Water Quality Index. The calculation of Water Quality Index value was based on CCME WQI procedure. TheWQI is used to classify water quality as excellent, good, fair, marginal and poor. The index ranges from 0 to 100, where 100 represents an excellent water quality condition.

Results of the study showed that water quality condition of Semunti river, Kampung Bugis river and Binalatung river are fair, and water quality condition of Persemaian river is good.

Page 5: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penelitian dan penulisan laporan dengan judul “Studi

Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai di Kota Tarakan” ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman

2. Kepala Pusat Penelitian Hutan Tropis (PPHT/Pusrehut) Universitas

Mulawarman.

3. Staf Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Tarakan

4. Semua pihak yang telah membantu hingga terlaksananya penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan

penelitian ini, oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan untuk

kesempurnaan tulisan hasil penelitian ini. Semoga karya ilmiah ini dapat

bermanfaat.

Samarinda, Februari 2011

Penulis

Page 6: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR …………………………………………………. v DAFTAR ISI …………………………………………………………… vi DAFTAR TABEL ……………………………………………………… vii DAFTAR GAMBAR ..…………………………………………………. viii BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………….. 1 B. Tujuan …………………………………………………... 2

BAB II. METODE PENELITIAN

A. Lingkup Pemantauan Kualitas Air ……………………… 3 B. Parameter Kualitas Air ………………………………….. 3 C. Pengambilan dan Pengukuran Contoh Air ……………… 3 D. Evaluasi Data …………………………………………… 5

BAB III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ................. 7

BAB IV. KESIMPULAN ……………………………………………... 17

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 18

Page 7: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Parameter dan metode pengukuran kualitas air …………… 4

2. Kriteria kualitas air berdasarkan Indeks Kualitas Air CCME WQI .......................................................................................

6

3. Hasil analisa kualitas air pada beberapa sungai di kota

Tarakan ..................................................................................

7

4. Nilai indeks kualitas air ......................................................... 16

Page 8: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Derajat keasaman (pH) di beberapa perairan sungai kota Tarakan ……………..............................................................

8

2. Kadar oksigen terlarut (DO) di beberapa perairan sungai

kota Tarakan ..........................................................................

9

3. Nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) di beberapa perairan sungai kota Tarakan .................................................

10

4. Nilai COD (Chemical Oxygen Demand) di beberapa

perairan sungai kota Tarakan .................................................

11

5. Kadar fenol di beberapa perairan sungai kota Tarakan ......... 12

6. Kadar deterjen di beberapa perairan sungai kota Tarakan ..... 13

7. Kadar besi di beberapa perairan sungai kota Tarakan ........... 14

8. Kadar mangan di beberapa perairan sungai kota Tarakan ..... 14

9. Kadar seng di beberapa perairan sungai kota Tarakan .......... 15

Page 9: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Tarakan terletak di pintu gerbang utara Provinsi Kalimantan Timur

secara astronomis berada diantara 03°14’23” - 03°26’37” Lintang Utara dan

117°30’50”-117°40’12” Bujur Timur. Luas wilayah Kota Tarakan secara

keseluruhan adalah ± 657,33 km², terdiri dari wilayah daratan seluas ± 250,80 km²

serta wilayah perairan laut seluas ± 406,33 km² (Ciptakarya, 2006).

Wilayah daratan Kota Tarakan dengan luas 25.080 Ha dimanfaatkan untuk

berbagai jenis penggunaan lahan. Berdasarkan pola guna lahan Kota Tarakan, terlihat

bahwa sebagian besar lahannya masih berupa hutan belukar. Penggunaan lahan

selanjutnya adalah digunakan untuk kegiatan usaha pertanian, pemukiman penduduk,

fasilitas umum dan sosial, kegiatan industri dan perdagangan, serta penggunaan

lahan lainnya (Succery, 2009).

Berkaitan dengan pemukiman penduduk, maka tidak terlepas juga dengan

kebutuhan akan sarana dan prasarana air bersih. Kebutuhan air bersih kota Tarakan

dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Tarakan. Adapun

sumber air baku yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota Tarakan untuk memenuhi

kebutuhan air bersih adalah (Ciptakarya, 2006):

a. Sungai Kampung Bugis untuk instalasi pengolahan air Kampung

b. Sungai Sesanip untuk instalasi pengolahan air di Persemaian

c. Sungai Semunti untuk instalasi pengolahan air Juata Laut

d. Sungai Binalatung untuk instalasi pengolahan air Kampung Satu

Selanjutnya mengenai pendistribusian air tersebut umumnya sudah merata meskipun

masih terdapat beberapa kekurangannya.

Ketersediaan air yang memanfaatkan perairan sungai sebagai sumber air baku

untuk diolah sebagai air bersih, selain secara kuantitas harus tersedia terus-menerus,

secara kualitas juga perlu diperhatikan dan dijaga. Hal ini karena dengan adanya

peningkatan aktivitas manusia di sekitar sungai tersebut, maka secara langsung

Page 10: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

2

maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi kualitas air sungai sebagai

sumber air baku/bersih tersebut di kota Tarakan.

Berdasarkan permasalahan di atas, yaitu untuk mengetahui kondisi kualitas

air pada perairan sungai, maka perlu dilakukan studi lingkungan berupa pengukuran

kualitas air di keempat perairan sungai tersebut.

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan penelitian yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui

kondisi kualitas air beberapa perairan sungai di kota Tarakan yang ditetapkan

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 kelas I.

Page 11: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

3

BAB II METODE PENELITIAN

A. Lingkup Pemantauan Kualitas Air

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu pada bulan Maret dan

September 2010, yang meliputi pengambilan contoh (sampel) air dan analisis

kualitas air di laboratorium. Sampel air diambil di empat tempat pada beberapa

perairan sungai yang terdapat di sekitar kota Tarakan, yang beberapa diantaranya

digunakan sebagai sumber air bersih, yaitu: sungai Semunti, sungai Persemaian,

sungai Kampung Bugis dan sungai Binalatung.

B. Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur pada air sungai disesuaikan dengan tolak

ukur untuk evaluasi yaitu mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku, dalam

hal ini adalah Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas

air dan pengendalian pencemaan air, khususnya baku mutu air kelas I yang

peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum yaitu:

• Sifat fisika: suhu, kecerahan, TSS (Total Suspended Solid), TDS (Total

Disolved Solid), dan daya hantar listrik (DHL).

• Sifat kimia: pH, oksigen terlarut (DO), BOD5, COD, amoniak (NH3-N),

nitrat (NO3-N), nitrit (NO2-N), fosfat (PO4-P), sufat (SO4

• Sifat biologi: coli fecal dan total coliform.

), total fenol,

minyak/lemak, deterjen (MBAS), sianida (CN), besi (Fe), mangan (Mn),

tembaga (Cu), seng (Zn), dan kadmium (Cd).

C. Pengambilan dan Pengukuran Contoh Air

Pengambilan contoh (sampling) air pada prinsipnya dilakukan secara

langsung pada permukaan, yaitu pada kedalaman kurang lebih 50 cm di bawah

permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah arus atau aliran air.

Contoh air yang telah diambil segera dipreservasi atau diawetkan dan parameter

insitu segera diukur di lapangan. Parameter insitu yang diukur adalah: suhu,

Page 12: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

4

kecerahan, daya hantar listrik (DHL), pH, oksigen terlarut (DO). Untuk parameter

yang akan diukur di laboratorium, contoh air dipisahkan masing-masing 1 liter yang

tidak diberi pengawet dan diberi pengawet H2SO4

Tabel 1. Parameter dan metode pengukuran kualitas air

ke dalam contoh air sampai pH <

2. Sedangkan contoh air untuk uji bakteriologis (coli fecal dan total coliform)

ditampung dalam tabung 25 ml yang telah disterilkan. Selanjutnya contoh air yang

tidak diberi pengawet maupun yang telah diberi pengawet, serta contoh air untuk uji

bakteri disimpan dalam kotak pendingin (cold box) yang diberi es curah hingga

sampai laboratorium.

Adapun metode pengukuran parameter kualitas air (insitu maupun

laboratorium) secara ringkas disajikan dalam Tabel 1.

No. Parameter Satuan Metode/Alat A. Sifat Fisika 1. Suhu o Potensiometrik C 2. Kecerahan cm Skala panjang 3. DHL µS Potensiometrik/Conductimeter 4. TSS mg/l Gravimetrik 5. TDS mg/l Gravimetrik B. Sifat Kimia 6. pH - Potensiometrik/pH-meter 7. Oksigen terlarut (DO) mg/l Potensiometrik/Oximeter 8. BOD mg/l 5 Titrimetrik 9. COD mg/l Titrimetrik

10. Ammonia (NH3 mg/l -N) Spektrofotometrik 11. Nitrat (NO3 mg/l -N) Spektrofotometrik 12. Nitrit (NO2 mg/l -N) Spektrofotometrik 13. Orthofosfat (PO4 mg/l -P) Spektrofotometrik 14. Sulfat (SO4 mg/l ) Spektrofotometrik 15. Fenol mg/l Spektrofotometrik 16. Minyak & Lemak mg/l Gravimetrik 17. Sianida (CN) mg/l Spektrofotometrik 18. Deterjen (MBAS) mg/l Spektrofotometrik 19. Sulfida (H2 mg/l S) Titrimetrik 20. Besi (Fe) mg/l AAS 21. Mangan (Mn) mg/l AAS 22. Tembaga (Cu) mg/l AAS 23. Kadmium (Cd) mg/l AAS

C BIOLOGI 24. E. Coli MPN/100 ml MPN 25. Total Coliform MPN/100 ml MPN

Page 13: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

5

D. Evaluasi Data

Data hasil pengukuran kualitas air disajikan dalam bentuk tabel dan

dicantumkan juga baku mutu air kelas I (PP No. 82 Tahun 2001). Baku mutu air

yang dicantumkan menjadi acuan evaluasi hasil pengamatan kualitas air. Evaluasi

data juga dilakukan terhadap hasil pengukuran kualitas air pada bulan Maret, yang

selanjutnya akan dibandingkan dengan hasil pengukuran kualitas air pada bulan

September. Berkaitan dengan baku mutu air tersebut, yaitu untuk mengetahui kondisi

kualitas perairan sungai berdasarkan parameter kualitas air yang diukur pada bulan

Maret dan September, selanjutnya dilakukan perhitungan Indeks Kualitas Air (IKA).

Perhitungan nilai Indeks Kualitas Air mengacu pada metode dari CCME WQI

(Canadian Council of Ministers of the Environment Water Quality Index) (CCME,

2001).

𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = 100 −

⎛�𝐹𝐹1

2 + 𝐹𝐹22 + 𝐹𝐹3

2

1,732

Keterangan:

𝐹𝐹1 = �𝑉𝑉𝑓𝑓𝑉𝑉𝑡𝑡� × 100 ...................................................................................................(1)

Vf = banyaknya variabel kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu air

Vt = banyaknya variabel kualitas air

𝐹𝐹2 = �𝑁𝑁𝑓𝑓𝑁𝑁𝑡𝑡� × 100 ....................................................................................................(2)

Nf = banyaknya hasil uji yang tidak memenuhi baku mutu air

Nt

Jika hasil uji melebihi baku mutu air yang diharapkan, maka nilai ekskursi (E

= banyaknya hasil uji

𝐹𝐹3 = � 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛0,01𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛+0,01

� ............................................................................................(3)

𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 = ∑ 𝐸𝐸𝑖𝑖𝑛𝑛𝑖𝑖=1𝑁𝑁𝑡𝑡

............................................................................................................(4)

i)

adalah:

Page 14: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

6

𝐸𝐸𝑖𝑖 = �𝑁𝑁𝑖𝑖𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖 ℎ𝑁𝑁𝑛𝑛𝑖𝑖𝑁𝑁 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑖𝑖 𝑦𝑦𝑁𝑁𝑛𝑛𝑦𝑦 𝑚𝑚𝑛𝑛𝑁𝑁𝑛𝑛𝑚𝑚𝑖𝑖 ℎ𝑖𝑖 𝑑𝑑𝑁𝑁𝑑𝑑𝑖𝑖 𝑛𝑛𝑖𝑖𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖 𝑚𝑚𝑁𝑁𝑏𝑏𝑢𝑢 𝑚𝑚𝑢𝑢𝑡𝑡𝑢𝑢 𝑁𝑁𝑖𝑖𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖 𝑚𝑚𝑁𝑁𝑏𝑏𝑢𝑢 𝑚𝑚𝑢𝑢𝑡𝑡𝑢𝑢

� − 1 ......................................(5)

Jika hasil uji kurang dari baku mutu air yang diharapkan, maka nilai ekskursi (Ei

No

)

adalah:

𝐸𝐸𝑖𝑖 = � 𝑁𝑁𝑖𝑖𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖 𝑚𝑚𝑁𝑁𝑏𝑏𝑢𝑢 𝑚𝑚𝑢𝑢𝑡𝑡𝑢𝑢 𝑁𝑁𝑖𝑖𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖 ℎ𝑁𝑁𝑛𝑛𝑖𝑖𝑁𝑁 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑖𝑖 𝑦𝑦𝑁𝑁𝑛𝑛𝑦𝑦 𝑚𝑚𝑛𝑛𝑁𝑁𝑛𝑛𝑚𝑚𝑖𝑖 ℎ𝑖𝑖 𝑑𝑑𝑁𝑁𝑑𝑑𝑖𝑖 𝑛𝑛𝑖𝑖𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖 𝑚𝑚𝑁𝑁𝑏𝑏𝑢𝑢 𝑚𝑚𝑢𝑢𝑡𝑡𝑢𝑢

� – 1 ........................................(6)

Nilai IKA yang diperoleh diklasifikasikan ke dalam kriteria kualitas air

berdasarkan kategori CCME WQI di bawah ini (CCME, 2001):

Tabel 2. Kriteria kualitas air berdasarkan Indeks Kualitas Air CCME WQI

Nilai Indeks Kualitas Air Kategori 1. Nilai IKA 95 – 100 Sangat baik 2. Nilai IKA 80 – 94 Baik 3. Nilai IKA 60 – 79 Cukup Baik 4. Nilai IKA 45 – 59 Tidak baik 5. Nilai IKA 0 – 44 Sangat tidak baik

Page 15: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

7

BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran analisa kualitas air pada setiap lokasi perairan sungai di

kota Tarakan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil analisa kualitas air pada beberapa sungai di kota Tarakan

No. Parameter Air Satuan Lokasi Pengambilan Sampel Baku

Mutu* S. Semunti S. Persemaian S. Kamp. Bugis S. Binalatung Maret Sep Maret Sep Maret Sep Maret Sep

A. Sifat Fisika

1 Suhu o 26,6 C 26,4 26,2 26,1 28,9 28,9 27,0 30,2 Alami 2 Kecerahan cm 48,0 51,0 59,0 51,0 15 20,0 10 21,0 - 3 TSS mg/l 3 6 3 9 27 28 4 6 50 4 TDS mg/l 73 78 74 73 131 131 91 89 1000 5 DHL µS 17,30 24,30 18,90 17,00 100,10 99,40 41,90 40,20 -

B. Sifat Kimia 6 pH - 5,83 5,40 5,37 5,01 5,98 5,86 5,51 5,52 6 - 9 7 DO mg/l 6,76 5,04 7,46 5,79 5,76 4,18 4,78 4,60 6 8 BOD mg/l 2,85 3,38 1,50 1,93 1,75 2,08 1,90 2,93 2 9 COD mg/l 4,32 5,60 4,32 7,28 4,32 7,47 8,64 8,96 10

10 Amoniak (NH3 mg/l -N) ttd 0,01 0,02 ttd ttd 0,16 0,08 0,16 0,5 11 Nitrat (NO3 mg/l -N) 0,021 0,728 0,071 0,376 0,197 0,900 0,046 0,305 10 12 Nitrit (NO2 mg/l -N) ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 0,01 0,06 13 Phospat (PO mg/l 4) 0,123 0,240 0,083 0,198 0,144 0,106 0,139 0,078 0,2 14 Sulfat (SO4 mg/l ) 14,22 26,23 5,37 15,47 5,88 3,74 10,94 44,81 400 15 Fenol mg/l 0,003 0,004 0,001 0,001 0,011 0,003 0,009 0,002 0,001 16 Minyak & lemak mg/l 0,5 1 1 0,5 1 0,5 1 0,5 1 17 Sianida (CN) mg/l ttd ttd ttd ttd 0,01 ttd ttd ttd 0,02 18 Deterjen mg/l ttd 0,51 0,44 ttd ttd 0,70 ttd 0,73 0,2 19 Besi (Fe) mg/l 2,057 0,290 1,297 0,134 4,107 1,318 3,336 0,300 0,3 20 Mangan (Mn) mg/l 0,071 0,005 0,072 0,007 0,474 0,076 0,218 0,010 0,1 21 Tembaga (Cu) mg/l 0,002 0,005 ttd ttd 0,001 0,005 ttd 0,001 0,02 22 Seng (Zn) mg/l 0,009 0,048 0,014 0,027 0,014 0,108 0,009 0,050 0,05 23 Cadmium (Cd) mg/l 0,007 ttd 0,007 ttd ttd 0,005 0,005 ttd 0,01

C Sifat Biologi 24 E. Coli MPN/100 ml 0 0 0 0 0 0 0 0 100 25 Total Coliform MPN/100 ml 9 6 150 0 23 0 93 9 1000

Ket. Lokasi Posisi N 03o 0325'36,3" o 0321'23,5" o 0319'51,6" o

20'05,0" E 117o 11732'34,6" o 11734'26,7" o 11735'36,5" o

37'04,4"

Page 16: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

8

Berdasarkan hasil pengamatan kualitas air pada bulan Maret dan September

di empat lokasi pada perairan sungai di kota Tarakan, dari 25 parameter kualitas air

yang telah diuji terdapat kurang lebih 8 parameter kualitas air yang cenderung tidak

memenuhi kriteria baku mutu air kelas satu, artinya telah melampaui kriteria yang

dipersyaratkan oleh peraturan. Baku mutu air kelas satu adalah air yang

peruntukannya dipergunakan untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain

yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Parameter kualitas yang tidak memenuhi kriteria baku mutu air diantaranya

adalah pH air (derajat keasaman). Kisaran nilai pH pada pengamatan bulan Maret

yaitu 5,37 – 5,98, sedangkan pada pengamatan bulan September yaitu 5,01 – 5,86.

pH air pada perairan sungai di kota Tarakan cenderung asam, yaitu berada di bawah

pH 6, dan nilai pH air tersebut di beberapa lokasi perairan sungai juga cenderung

mengalami penurunan pada pengamatan bulan September, kecuali di sungai

Binalatung yang cenderung tetap nilai pH airnya. Nilai pH air yang terendah terdapat

di sungai Persemaian, yaitu 5,01.

Gambar 1. Derajat keasaman (pH) di beberapa perairan sungai kota Tarakan.

Meskipun pH air tersebut bersifat asam, namun pH air masih dalam batasan

yang normal karena nilai pH untuk perairan alami seperti perairan sungai pada

umumnya berkisar antara 4 – 9 (Kordi dan Tancung, 2007). pH yang rendah pada

perairan tersebut diduga disebabkan oleh keasaman tanah (Kordi dan Tancung,

2007). Rendahnya nilai pH pada perairan tersebut juga berkaitan dengan kadar sulfat,

4,44,64,85,05,25,45,65,86,06,2

S.Semunti S.Persemaian S.Kamp.Bugis S.Binalatung

pH A

ir

Lokasi Pemantauan Kualitas Air SungaiMaret September

Page 17: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

9

dimana dengan adanya kandungan sulfat dalam air dapat mengakibatkan terjadi

penurunan nilai pH (Effendi, 2003). Faktor lain yang juga dapat menyebabkan

terjadinya penurunan pH air adalah karena adanya kandungan asam karbonat

(H2CO3), yang terbentuk akibat masuknya karbondioksida (CO2) ke badan air dan

bereaksi dengan air (H2O), yang selanjutnya pada reaksi kesetimbangan terbentuk

ion H+ dan HCO3-

Gambar 2. Kadar oksigen terlarut (DO) di beberapa perairan sungai kota Tarakan.

sehingga mengakibatkan pH perairan menurun (Effendi, 2003).

Karbondioksida terbentuk juga karena akibat terjadinya penguraian bahan-bahan

organik yang terdapat dalam air, yang selanjutnya juga mengakibatkan terjadinya

penurunan pH air tersebut (Sastrawijaya, 1991). Dengan terjadinya proses

penguraian bahan-bahan organik secara oksidasi mengakibat juga penurunan kadar

DO dan peningkatan nilai BOD dan COD pada perairan tersebut. Selanjutnya

menurut Boyd (1983), untuk mengatasi terjadinya penurunan atau rendahnya nilai

pH dapat dilakukan dengan pemberian kapur, yang tujuannya untuk menaikkan nilai

pH air tersebut.

Parameter kualitas air berikutnya yang tidak memenuhi kriteria baku mutu air

adalah oksigen terlarut (DO) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Berdasarkan

hasil pengukuran kualitas air pada bulan Maret dan September, nilai DO cenderung

mengalami penurunan, hanya lokasi sungai Semunti dan sungai Persemaian pada

pengamatan bulan Maret yang memenuhi kriteria baku mutu air, sedangkan yang

lainnya tidak memenuhi kriteria baku mutu.

012345678

S.Semunti S.Persemaian S.Kamp.Bugis S.Binalatung

DO

(mg/

L)

Lokasi Pemantauan Kualitas Air SungaiMaret September

Page 18: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

10

Kebalikan dengan parameter DO, nilai BOD cenderung mengalami

peningkatan pada pengamatan bulan September, dan hanya di lokasi sungai

Persemaian yang nilai BOD-nya pada pengamatan bulan September yang masih

memenuhi kriteria baku mutu air, sedangkan pada beberapa lokasi yang lainnya tidak

memenuhi kriteria baku mutu air (Gambar 3). Demikian pula halnya dengan

parameter COD, meskipun nilainya masih memenuhi kriteria baku mutu air, namun

berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Maret dan September, nilai COD

cenderung mengalami peningkatan pada bulan September, sebagaimana disajikan

pada Gambar 4. Kisaran nilai BOD pada pengamatan bulan Maret yaitu 1,50 – 2,85

mg/L, dan pada pengamatan bulan September yaitu 1,93 – 3,38 mg/L. Nilai BOD

tertinggi pada pengamatan bulan Maret dan September terdapat di sungai Semunti

dengan nilai 2,85 mg/L dan 3,38 mg/L, sedangkan nilai BOD yang terendah terdapat

di sungai Persemaian dengan nilai 1,50 mg/L dan 1,93 mg/L.

Gambar 3. Nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) di beberapa perairan sungai

kota Tarakan.

00,5

11,5

22,5

33,5

4

S.Semunti S.Persemaian S.Kamp.Bugis S.Binalatung

BO

D (m

g/L)

Lokasi Pemantauan Kualitas Air Sungai

Maret September

Page 19: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

11

Gambar 4. Nilai COD (Chemical Oxygen Demand) di beberapa perairan sungai

kota Tarakan. Penurunan kadar oksigen terlarut (DO) dalam perairan dapat disebabkan oleh

terjadinya proses dekomposisi bahan organik serta oksidasi bahan anorganik yang

dalam prosesnya membutuhkan oksigen terlarut (Effendi 2003). Sehingga semakin

tinggi proses dekomposisi bahan organik dan proses oksidasi bahan anorganik,

mengakibatkan kadar oksigen terlarut semakin menurun. Menurut Effendi (2003),

BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses

dekomposisi bahan organik. Jadi BOD menggambarkan suatu proses oksidasi bahan

organik oleh mikroorganisme (bakteri) yang terjadi di perairan. Sedangkan COD

adalah jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua bahan

organik yang terdapat di perairan menjadi CO2 dan H2

Untuk parameter kualitas air lain yang tidak memenuhi kriteria baku mutu

air, adalah kadar fenol dan deterjen yang hanya terdapat pada lokasi dan waktu

pengamatan tertentu saja, atau tidak secara keseluruhan pada lokasi maupun waktu

pengamatan. Meningkatnya konsentrasi beberapa parameter kualitas air tersebut

O. Nilai BOD dan COD akan

meningkat sejalan dengan meningkatnya kadar bahan organik di perairan tersebut.

Dengan tingginya nilai BOD dan COD pada seluruh lokasi perairan sungai yang

diamati, maka dapat diduga kandungan bahan organik pada perairan tersebut juga

tinggi. Meningkatnya kandungan bahan organik pada perairan sungai di sekitar kota

Tarakan, lebih disebabkan oleh semakin meningkatnya aktivitas manusia yang

membuang limbah domestik dan masuk ke perairan sungai tersebut.

0123456789

10

S.Semunti S.Persemaian S.Kamp.Bugis S.Binalatung

CO

D (m

g/L)

Lokasi Pemantauan Kualitas Air Sungai

Maret September

Page 20: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

12

lebih bersumber pada adanya aktivitas kegiatan manusia yang membuang limbah

domestik dan masuk ke perairan sungai tersebut (Effendi, 2003). Meskipun beberapa

parameter tersebut sedikit lebih tinggi dari kriteria baku mutu air, namun masih

belum bersifat toksik bagi organisme lain.

Gambar 5. Kadar fenol di beberapa perairan sungai kota Tarakan.

Kisaran kadar fenol pada pengamatan bulan Maret adalah 0,001 – 0,011

mg/L, dan pada pengamatan bulan September yaitu 0,001 – 0,004 mg/L. Kadar fenol

tertinggi pada pengamatan bulan Maret terdapat di sungai Kampung Bugis dengan

nilai 0,011 mg/L, sedangkan kadar fenol yang terendah terdapat di sungai

Persemaian dengan nilai 0,001 mg/L. Pada pengamatan bulan September, kadar fenol

tertinggi terdapat di sungai Semunti dengan nilai 0,004 mg/L, sedangkan kadar yang

terendah terdapat di sungai Persemaian dengan nilai 0,001 mg/L.

Selanjutnya kisaran kadar deterjen pada pengamatan bulan Maret yaitu 0 –

0,44 mg/L, dan pada pengamatan bulan September yaitu 0 – 0,73 mg/L. Kadar

deterjen tertinggi pada pengamatan bulan Maret terdapat di sungai Persemaian

dengan nilai 0,044 mg/L, sedangkan pada pengamatan bulan September, kadar

deterjen tertinggi terdapat di sungai Binalatung dengan nilai 0,73 mg/L.

0,000

0,002

0,004

0,006

0,008

0,010

0,012

S.Semunti S.Persemaian S.Kamp.Bugis S.Binalatung

Feno

l (m

g/L)

Lokasi Pemantauan Kualitas Air SungaiMaret September

Page 21: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

13

Gambar 6. Kadar deterjen di beberapa perairan sungai kota Tarakan.

Selain parameter tersebut di atas, besi (Fe), mangan (Mn) dan seng (Zn) juga

merupakan parameter yang kadarnya di dalam perairan sungai termasuk yang tidak

memenuhi kriteria baku mutu air, karena nilainya melebihi baku mutu air yang

ditetapkan. Kadar besi yang nilainya masih memenuhi baku mutu air pada

pengamatan bulan September yaitu di lokasi hulu sungai Semunti, sungai Persemaian

dan sungai Binalatung. Kadar mangan yang melebihi baku mutu air hanya terjadi

pada pengamatan bulan Maret, yaitu di sungai Kampung Bugis dan sungai

Binalatung, sedangkan perairan sungai yang lain masih memenuhi kriteria baku mutu

air. Berikutnya kadar seng yang melebihi baku mutu air hanya terjadi pada

pengamatan bulan September yaitu di sungai Kampung Bugis dengan nilai 0,108

mg/L.

Kisaran kadar besi pada pengamatan bulan Maret yaitu 1,297 – 4,107 mg/L,

dan pada pengamatan bulan September yaitu 0,134 – 1,318 mg/L. Kadar besi

tertinggi pada pengamatan bulan Maret terdapat di sungai Kampung Bugis dengan

nilai 4,107 mg/L, sedangkan kadar besi yang terendah terdapat di sungai Persemaian

dengan nilai 1,297 mg/L. Pada pengamatan bulan September, kadar besi tertinggi

terdapat di sungai Kampung Bugis dengan nilai 1,318 mg/L, sedangkan kadar yang

terendah terdapat di sungai Persemaian dengan nilai 0,134 mg/L (Gambar 7).

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

S.Semunti S.Persemaian S.Kamp.Bugis S.Binalatung

Det

erje

n (m

g/L)

Lokasi Pemantauan Kualitas Air SungaiMaret September

Page 22: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

14

Gambar 7. Kadar besi di beberapa perairan sungai kota Tarakan.

Selanjutnya kisaran kadar mangan pada pengamatan bulan Maret yaitu 0,071

– 0,474 mg/L, dan pada pengamatan bulan September yaitu 0,005 – 0,076 mg/L.

Kadar mangan tertinggi pada pengamatan bulan Maret terdapat di sungai Kampung

Bugis dengan nilai 0,474 mg/L, sedangkan kadar mangan yang terendah terdapat di

sungai Semunti dengan nilai 0,071 mg/L. Pada pengamatan bulan September, kadar

mangan tertinggi terdapat di sungai Kampung Bugis dengan nilai 0,076 mg/L,

sedangkan kadar mangan yang terendah terdapat di sungai Semunti dengan nilai

0,005 mg/L (Gambar 8). Seperti halnya pada parameter kualitas air yang telah

dijelaskan sebelumnya, kadar besi dan mangan diseluruh lokasi perairan sungai juga

Gambar 8. Kadar mangan di beberapa perairan sungai kota Tarakan.

0,00,51,01,52,02,53,03,54,04,5

S.Semunti S.Persemaian S.Kamp.Bugis S.Binalatung

Bes

i (m

g/L)

Lokasi Pemantauan Kualitas Air SungaiMaret September

0,000,050,100,150,200,250,300,350,400,450,50

S.Semunti S.Persemaian S.Kamp.Bugis S.Binalatung

Man

gan

(mg/

L)

Lokasi Pemantauan Kualitas Air SungaiMaret September

Page 23: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

15

cenderung mengalami penurunan pada pengamatan bulan September, kecuali kadar

seng yang mengalami peningkatan pada pengamatan bulan September (Gambar 9).

Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa kualitas air, walaupun terdapat

beberapa parameter yang tidak memenuhi kriteria baku mutu air, namun secara

keseluruhan kondisi kualitas air pada perairan sungai yang berada di kota Tarakan

masih dalam kategori cukup baik dan baik, sehingga masih dapat digunakan untuk

sumber air bersih. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan nilai Indeks Kualitas

Air pada setiap perairan sungai tersebut. Perairan sungai yang kualitas airnya

termasuk kategori cukup baik adalah sungai Semunti, sungai Kampung Bugis dan

sungai Binalatung. Sedangkan perairan sungai yang termasuk kategori baik adalah

Gambar 9. Kadar seng di beberapa perairan sungai kota Tarakan.

Salah satu bukti yang menunjukkan tingginya kadar besi adalah terbentuknya

warna kemerahan pada substrat dasar perairan. Senyawa besi pada umumnya banyak

terdapat di dalam tanah. Namun dengan adanya penurunan pH air, mengakibatkan

kelarutan besi meningkat pada perairan tersebut. Selain itu, kadar besi yang tinggi

juga berkorelasi dengan kadar bahan organik yang tinggi (Effendi, 2003). Untuk

mengatasi masalah tersebut, menaikan pH air serta pemberian aerasi yang cukup atau

dengan melakukan oksidasi sehingga terbentuk kondisi yang aerob dapat mengurangi

kelarutan besi dan mangan dalam air, yang kemudian diikuti pengendapan dan

penyaringan (Sugiharto, 1987).

0,00

0,02

0,04

0,06

0,08

0,10

0,12

S.Semunti S.Persemaian S.Kamp.Bugis S.Binalatung

Seng

(mg/

L)

Lokasi Pemantauan Kualitas Air SungaiMaret September

Page 24: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

16

sungai Persemaian. Gambaran mengenai kondisi kualitas perairan sungai di kota

Tarakan sebagaimana disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai indeks kualitas air

No Nama Sungai Nilai Indeks Kualitas Air

Keterangan

1. Sungai Semunti 78,62 Cukup baik 2. Sungai Persemaian 87,96 Baik 3. Sungai Kampung Bugis 69,41 Cukup baik 4. Sungai Binalatung 73,07 Cukup baik

Page 25: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

17

BAB IV KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian kualitas air dari empat lokasi pada perairan sungai di kota

Tarakan, terdapat kurang lebih 8 parameter kualitas air yang nilainya cenderung

tidak memenuhi kriteria baku mutu air, parameter tersebut diantaranya: pH,

oksigen terlarut (DO), BOD, fenol, deterjen, besi (Fe), mangan (Mn) dan seng

(Zn).

2. Meskipun terdapat beberapa parameter kualitas air yang nilainya tidak memenuhi

kriteria baku mutu air, namun berdasarkan hasil perhitungan Indeks Kualitas Air,

kondisi kualitas perairan sungai Semunti, sungai Kampung Bugis dan sungai

Binalatung dapat dikategorikan cukup baik, dan kualitas perairan sungai

Persemaian dikategorikan baik.

Page 26: Studi Kualitas Air Beberapa Perairan Sungai Di Kota Tarakan

18

DAFTAR PUSTAKA

Alabaster JS., Lloyd R. 1980. Water quality criteria for freshwater fish. Butterworths, London. 297 p.

Boyd CE. 1983. Water quality management for pond fish culture. Developments in aquaculture and fisheries science volume 9. Elsevier, New York. 318 p

Ciptakarya. 2006. Profil Kabupaten/Kota. Kota Tarakan Kalimantan Timur. http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/timur/kaltim/tarakan.pdf (diakses 30 Oktober 2010).

Canadian Council of Ministers of the Environment (CCME). 2001. Canadian water quality guidelines for the protection of aquatic life: CCME Water Quality Index 1.0, Technical Report, Canadian Council of Ministers of the Environment Winnipeg, MB, Canada. http://www.ccme.ca/assets/pdf/wqi_techrprtfctsht_e.pdf (accessed, on October 30, 2010)

Effendi H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan. Kanisius, Yogyakarta. 258 hal.

Kordi KMGH., Tancung AB. 2007. Pengelolaan kualitas air dalam budidaya perairan. Rineka Cipta, Jakarta. 208 hal.

Pitojo S, Purwantoyo E. 2003. Deteksi pencemar air minum. Aneka Ilmu, Semarang.73 hal.

Sastrawijaya AT. 1991. Pencemaran lingkungan. Rineka Cipta, Jakarta. 274 hal.

Succerary. 2009. Monografi Profil Kabupaten/Kota. http://succesary.wordpress.com/2009/04/03/monografi-profil-kabupaten-kota/. (diakses 30 Oktober 2010).

Sugiharto. 1987. Dasar-dasar pengelolaan air limbah. UI-Press, Jakarta. 190 hal.