4 kondisi umum pulau tarakan - repository.ipb.ac.id · dan sekitarnya, malinau-sesayap-tanjung...
TRANSCRIPT
4 KONDISI UMUM PULAU TARAKAN
4.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah
Asal mula penamaan Tarakan berasal dari bahasa Tidung (suku/kaum
nelayan), yaitu „tarak’ yang berarti bertemu dan „ngakan‟ berarti makan. Jadi,
tarakan bermakna adalah tempat bertemunya para nelayan untuk beristirahat
makan, maupun untuk keperluan lainnya. Kota ini pada awalnya adalah
perkampungan kecil para nelayan, kemudian berkembang menjadi kota setelah
ditemukan dan dieksploitasi sumber-sumber minyak buminya pada tahun 1896
oleh perusahaan perminyakan milik Pemerintah Hindia Belanda Bataafsche
Pettroleum Maatschappij (BPM). Seiring dengan meningkatnya aktivitas
eksploitasi minyak bumi di Pulau Tarakan tersebut, maka mulailah berdatangan
penduduk dari daerah sekitarnya dan dari luar daerah baik itu sebagai tenaga
kerja yang dibawa oleh Belanda maupun mereka mengadu nasib karena terpikat
untuk mencari rezeki. Tarakan dibentuk sesuai dengan Kepres RI. No.22 tahun
1963 sebagai wilayah Kecamatan, kemudian berubah menjadi Kota Administratif
sesuai dengan PP.No.47 Tahun 1981 dan kemudian ditingkatkan menjadi
Kotamadya berdasarkan UU RI.No.29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan
pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus sebagai hari jadi Kota Tarakan.
Kota Tarakan terletak dibagian utara Propinsi Kalimantan Timur yang
merupakan pintu gerbang pembangunan wilayah utara Kalimantan Timur setelah
Kota Balikpapan. Kota Tarakan merupakan kota pulau secara geografis terletak
pada 117030‟50”- 117040‟12‟‟ Bujur Timur serta diantara 3019‟ - 3020‟ Lintang
Utara, terdiri dari 2 (dua) pulau yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau. Kota
Tarakan mempunyai luas 657,33 km2 dimana 38,2% nya atau 250,8 km2 berupa
daratan dan sisanya sebanyak 61,8% atau 406,53 km2 berupa lautan. Di bagian
utara berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan Pulau Bunyu Kabupaten
Bulungan dan disebelah selatan berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan
Tanjung Palas Kabupaten Bulungan. Sedangkan disebelah timur berbatasan
dengan Kecamatan Pulau Bunyu Kabupaten Bulungan dan Laut Sulawesi. Dan
disebelah barat berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan Sesayap
Kabupaten Bulungan. Letak dan posisi Pulau Tarakan dapat dilihat pada Gambar
11.
Adanya perkembangan dan pemekaran wilayah sesuai dengan Peraturan
Daerah Kota Tarakan Nomor 23 Tahun 1999, maka Kota Tarakan yang
33
sebelumnya terdiri dari 3 kecamatan dimekarkan menjadi 4 kecamatan dan 18
kelurahan. Keempat kecamatan tersebut adalah Tarakan Timur, Tarakan
Tengah, Tarakan Barat dan Tarakan Utara. Disamping itu berdasarkan UU No.22
Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, status desa yang ada di Kota Tarakan
seluruhnya berubah menjadi kelurahan. Undang-undang tersebut juga
mengubah penyebutan “Kotamadya Tarakan” menjadi “Kota Tarakan”. Kota
Tarakan terbagi atas 4 kecamatan dan 20 kelurahan, yang masing luasnya dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Jumlah dan luas wilayah kecamatan dan kelurahan di Kota Tarakan
Kecamatan Tarakan Timur
1. Kelurahan Lingkas Ujung
2. Kelurahan Gunung Lingkas
3. Kelurahan Mamburungan
4. Kelurahan Kampung Empat
5. Kelurahan Kampung Enam
6. Kelurahan Mamburungan Timur
7. Kelurahan Pantai Amal
58,01 km2
1,16 km2
3,19 km2
18,90 km2
11,39 km2
23,37 km2
-
-
Kecamatan Tarakan Tengah
1. Kelurahan Selumit Pantai
2. Kelurahan Selumit
3. Kelurahan Sebengkok
4. Kelurahan Pamusian
5. Kelurahan Kampung Satu Skip
55,54 km2
0,48 km2
0,43 km2
1,48 km2
2,54 km2
50,61 km2
Kecamatan Tarakan Barat
1. Kelurahan Karang Balik
2. Kelurahan Karang Rejo
3. Kelurahan Karang Anyar
4. Kelurahan Karang Anyar Pantai
5. Kelurahan Karang Harapan
27,89 km2
0,76 km2
0,80 km2
5,61 km2
8,51 km2
12,21 km2
Kecamatan Tarakan Utara
1. Kelurahan Juata Permai
2. Kelurahan Juata Kerikil
3. Kelurahan Juata Laut
109,36 km2
10,59 km2
14,23 km2
84,54 km2
Kecamatan Tarakan Utara merupakan kecamatan terluas diantara
kecamatan lain di Kota Tarakan dengan luas 109,36 km2 atau sekitar 43,6% dari
luas Kota Tarakan. Sedangkan Kecamatan Tarakan Barat termasuk kecamatan
yang paling kecil jika dilihat dari luasnya. Luas Kecamatan Tarakan Barat hanya
27,89 km2 atau 11,12% dari luas daratan Kota Tarakan.
34
Gambar 11 Peta Pulau Tarakan
Kota Tarakan menduduki posisi yang strategis, khususnya dalam konteks
Propinsi Kalimantan Timur antara lain karena :
a. Kota Tarakan merupakan pusat pengembangan wilayah terpadu
pembangunan utama bagian utara Kalimantan Timur meliputi : Kota Tarakan
dan sekitarnya, Malinau-Sesayap-Tanjung Selor dan sekitarnya, Nunukan
dan sekitarnya, sertaTanjung Redeb dan sekitarnya, sehinga menjadikan
Tarakan sebagai penggerak pertumbuhan Wilayah Utara Propinsi Kalimantan
Timur.
b. Sebagai pintu gerbang kedua Provinsi Kalimantan Timur setelah Kota
Balikpapan bagi lalu lintas pelayaran dan penerbangan.
c. Merupakan kota transit manusia, barang-barang dan jasa sebelum menyebar
maupun didistribusikan ke daerah hinterlandnya (Kabupaten Berau,
Nunukan, Bulungan dan Malinau).
d. Dari lingkup internasional, Tarakan tidak saja sebagai pusat transit
perdagangan antar pulau di Kalimantan Timur bagian utara, bahkan menjadi
pusat transit perdagangan bebas antara Indonesia-Malaysia-Filipina,
35
sehingga dalam menyonsong perdagangan bebas sangat berdekatan dengan
negara tetangga.
e. Kota Tarakan juga memiliki eksebilitas tinggi terhadap kota-kota lain untuk
memudahkan usaha-usaha didalam kegiatan pemasaran dan pengembangan
kegiatan dan distrbusi barang dan jasa karena aspek geo-politik, geo-
strategis, dan geo-ekonomi yang sangat baik.
4.2 Topografi
Berdasarkan kondisi topografis, Kota Tarakan merupakan area datar
hingga berbukit, pada dorsal pulau ini terdapat perbukitan memanjang
melengkung kearah Barat Laut – Tenggara dengan ketinggian sekitar 110 meter
dpl. Kelerengan bervariasi antara 2,5-50% dengan kelerengan rata-rata sekitar
3%. Lembah-lembah dengan tebing terjal dijumpai pada bagian hulu dengan
ketinggian tebing relatif sedang. Disisi Barat dan Timur perbukitan mengalir
beberapa sungai atau alur dengan cabang dan anak-anak sungai yang relative
pendek hingga mencapai tepi laut atau dataran. Tebing-tebing di perbukitan
menunjukkan intensitas erosi yang tinggi.
Perbukitan tersebut dikelilingi oleh dataran banjir, dataran sungai, dan
dataran pantai. Di beberapa tempat, khususnya di bagian utara pulau terdapat
rawa-rawa atau genangan. Kawasan dataran dengan ketinggian kurang dari 7
meter mencakup luasan sekitar 65% dari seluruh luas Pulau Tarakan.
Sedangkan tingkat kelerengan lahan berkisar antara 0-40%. Lereng atau
kemiringan lahan merupakan salah satu factor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan layak atau tidaknya suatu wilayah untuk budidaya.
4.3 Fisiografi
Wilayah fisiografi Kota Tarakan dikelompokan dalam lima satuan
fisiografik yaitu :
a. Wilayah endapan pasir pantai (beaches) yaitu daerah punggung pasir di
pantai pesisir dengan bentuk wilayah dasar, variasi lereng dari 2% dan
perbedaan tinggi < 2 m.
b. Wilayah rawa pasang surut (tidal swamp) yaitu daerah daratan rendah ditepi
pantai yang selalu ditumbuhi hutan mangrove dan nipah, bentuk wilayah
datar dengan variasi lereng < 2% dan perbedaan tinggi <2 m.
36
c. Wilayah dataran (plain) yaitu daerah endapan, dataran karst, dataran basalt
dengan wilayah bergelombang <40% dengan beda ketinggian <50 meter.
d. Wilayah dataran alluvial yaitu daerah dataran dari proses pengendapan baik
di daerah muara maupun daerah pedalaman. Bentuk wilayah datar dengan
variasi lereng <2 meter.
e. Wilayah berbukit (hill) yaitu daerah bukit endapan dan ultra basalt, sistem
punggung sedimen, metaorf dan kerucut vulkanik yang berpotongan dengan
pola drainase radial. Bentuk wilayah bergelombang/bergunung, variasi lereng
16-60% dan beda ketinggian 50-300 meter.
4.4 Morfologi
Kota Tarakan merupakan daerah datar hingga berbukit yang tersebar
dalam beberapa kelas ketinggian. Kawasan pantai Kota Tarakan memiliki kondisi
topografi yang cenderung datar. Luas kota Tarakan pada daerah pengaruh
pasang surut sebesar 2.937 ha (11,71%) dengan kelas ketinggian 0-7 meter.
Untuk daerah dataran pantai luasannya mencapai 8.980 ha (35,65%) pada
ketinggian 7-25 meter. Kedua kelas ketinggian ini tersebar mulai garis pantai
hingga ke bagian tengah pulau.
4.5 Morfologi Daerah Aliran Sungai
Umumnya daerah aliran sungai di Pulau Tarakan berupa sungai-sungai
kecil dengan lebar antara 1-7 meter, kedalaman air tidak lebih dari 0,5 meter.
Sungai-sungai yang mengalir di Pulau Tarakan umumnya pendek-pendek. Hulu
sungai terdapat di tengah pulau, sebagian mengalir ke pantai barat pulau dan
sebagian lagi mengalir ke pantai timur Pulau Tarakan. Sungai-sungai yang
bermuara di bagian barat pulau adalah Sungai Bengawan, Sungai Peniki, Sungai
Sesanip, Sungai Pamusian, Sungai Selipi dan Sungai Amal. Selain itu terdapat
sungai-sungai yang mengalir ke pantai utara, yaitu Sungai Bunyu, Sungai Maja,
dan Sungai Selayang. Sungai yang tergolong besar dan alirannya terus-menerus
sepanjang musim adalah Sungai Pamusian. Daerah aliran sungai di Pulau
Tarakan dapat dilihat pada Gambar 12.
4.6 Debit Sungai dan Sedimentasi
Sungai-sungai yang mengalir di Pulau Tarakan umumnya sempit dan
pendek. Pada saat kemarau aliran sungai umumnya kering atau sangat sedikit,
37
sedangkan pada musim penghujan debit air cukup besar. Luasan daerah aliran
sungai dan debit aliran maksimum masing-masing sungai dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4 Inventarisasi sungai Pulau Tarakan (2009)
No. Nama Sungai Luas DPS
(km2)
Debit Maks
(m3/dtk)
1 Sungai Binalatung 22,591 1,973
2 Sungai Pamusian 23,82 0,204
3 Sungai Kampung Bugis/Karang Anyar 5,641 0,493
4 Sungai Persemaian 14,779 1,29
5 Sungai Semunti 8,976 0,784
6 Sungai Maya 15,066 1,316
7 Sungai Mangatal 10,422 0,91
8 Sungai Selayung 8,366 0,731
9 Sungai Siaboi 20,492 1,789
10 Sungai Keterangan 17,245 1,506
11 Sungai Hanjulung 6,634 0,579
12 Sungai Kuli 4,268 0,373
13 Sungai Kampung Baru 3,821 0,334
14 Sungai Amal Baru 3,468 0,303
15 Sungai Batu Mapan 3,138 0,274
16 Sungai Slipi/Mambulua 1,441 0,126
17 Sungai Bunyu/Tanjung Batu 2,025 0,177
18 Sungai Mentogog 4,944 0,432
19 Sungai Nangitan 2,336 0,204
20 Sungai Buaya 23,82 2,08
21 Sungai Sesanip 6,676 0,583
22 Sungai Bengawan 12,363 1,08
23 Sungai Belalung 9,737 0,85
24 Sungai Bunyu 7,578 0,662
Permukaan tanah Pulau Tarakan umumnya mengandung pasir dan
lempung. Karena kestabilan lereng yang rendah, penebangan pohon, dan curah
hujan yang tinggi mengakibatkan terjadinya sedimentasi (pendangkalan) di
dalam sungai. Adanya sedimentasi pada aliran ini dapat mengakibatkan
kekeruhan yang mempengaruhi kualitas sungai.
38
Gambar 12 Peta Daerah Aliran Sungai Pulau Tarakan
4.7 Curah Hujan Rata-rata
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan geografis dan pertemuan/perputaran arus udara (BMKG, 2009). Oleh
karena itu, jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun
pengamat. Curah hujan Kota Tarakan sangat beragam dari waktu ke waktu.
Catatan curah hujan bulanan sepanjang tahun 2008 disajikan pada Tabel 5.
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 443,6 mm dan rata-rata
hujan terendah sebesar 206,6 mm terjadi pada bulan Oktober. Sedangkan rata-
rata curah hujan sepanjang tahun 2008 tercatat sebesar 330,8 mm. Namun
dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim di Kalimantan Timur termasuk
Kota Tarakan kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun
hujan dalam kenyataannya tidak turun hujan sama sekali, begitu juga sebaliknya.
39
Tabel 5 Curah hujan dan hari hujan Kota Tarakan tahun 2008
Bulan Curah hujan
(mm) Hari hujan
Penyinaran matahari
(%)
Tekanan udara (mb)
Januari 443,6 27 43.6 1010,1
Februari 293,6 24 48,1 100,1
Maret 404,1 27 22,1 1010,4
April 377,1 24 39,1 1009,8
Mei 375,5 20 53,8 1010,3
Juni 320,9 26 44,8 1010,9
Juli 312,8 23 46,9 1010,5
Agustus 208,1 22 46,7 1010,9
September 309,2 24 52,8 1011,0
Oktober 206,6 19 53,7 1011,0
November 426,5 26 42,2 1010,3
Desember 291,8 27 33,15 1010,1
2008 330,8 24 43,9 1010,5
2007 329,5 23 46,1 1010,5
2006 346,2 23 57,9 1010,7
2005 278,5 21 51,0 1011,0
2004 293,6 19 51,4 1009,8
2003 274,2 19 52,2 1009,7
4.8 Penggunaan Lahan di Kota Tarakan
Jenis penutupan lahan tahun 2008 didapatkan dari interpretasi citra satelit
Landsat TM 5 tahun 2008 dan dikoreksi dengan data satelit resolusi dangat tinggi
(quickbird) untuk beberapa wilayah. Penutupan lahan dikalsifikasikan menjadi 11
kelas seperti tersaji pada Tabel 6. Dari hasil tersebut, Kota Tarakan masih
mempunyai jenis tutupan lahan hutan primer seluas 31,1% dari seluruh total
wilayahnya, terutama di Kecamatan Tarakan Barat, Kecamatan Tarakan Tengah
dan Kecamatan Tarakan Utara. Sedangkan untuk hutan mangrove hanya
terdapat di Kecamatan Tarakan Tengah dan Kecamatan Tarakan Timur dengan
luas sekitar 312,9 ha atau sekitar 1,2% dari seluruh wilayah. Sebaran masing-
masing jenis tutupan dapat dilihat pada Gambar 13.
Tabel 6 Jenis dan tutupan lahan Pulau Tarakan tahun 2008
Penutupan Lahan 2008 Luas (ha) Luas (%) Hutan mangrove 312,9 1,2
Hutan primer 7788,0 31,1
Ladang 4522,0 18,0
Ladang bersemak 3537,1 14,1
Lahan terbangun 2892,6 11,5
Perkampungan 465,4 1,9
Rawa 16,5 0,1
Rawa bersemak 190,4 0,8
Semak belukar 1999,5 8,0
Tambak 2327,4 9,3
Tanah terbuka 1028,3 4,1
Total 25080,0 100,0
40
Gambar 13 Penutupan lahan Pulau Tarakan (2008)
4.9 Kependudukan
Penduduk Kota Tarakan mendiami wilayah pulau secara menyebar,
namun yang dominan dan terpadat pada kawasan pantai Kota Tarakan terdapat
di Lingkas Ujung, Selumit Pantai, Karang Anyar Pantai, yang sebagian besar
41
merupakan pendatang dari Sulawesi. Kepadatan sedang terdapat pada Juata
Laut, karena sebagian penduduk merupakan nelayan tambak yang hanya
menjadikan Kota Tarakan sebagai tempat singgah dan istirahat. Sementara itu,
untuk daerah Mamburungan sebagian besar merupakan korban eks kebakaran
yang berasal dari Selumit Pantai. Jumlah anggota keluarga yang bekerja pada
masing-masing kawasan 1-3 orang dan sebagian besar memiliki pendidikan
hanya sampai tingkat Sekolah Dasar. Jumlah penduduk Kota Tarakan
berdasarkan data BPS Kota Tarakan seperti pada Tabel 7.
Tabel 7 Jumlah penduduk Kota Tarakan
Tahun Tarakan
Barat Tarakan Timur
Tarakan Tengah
Tarakan Utara
Total (jiwa)
2001 41.302 21.805 46.458 8.089 117.654
2002 45.762 25.270 48.190 10.975 130.197
2003 51.533 26.841 50.526 11.467 140.367
2004 53.514 32.317 49.937 12.152 147.920
2005 60.077 34.171 51.930 13.550 159.874
2006 63.707 39.244 54.855 15.821 173.627
2007 70.023 44.961 56.971 18.175 190.130
2008 76.671 53.462 59.006 20.859 209.998
2009 82.028 56.178 62.413 24.132 224.751
4.10 Kondisi Infrastruktur Perumahan
Jumlah total bangunan rumah di Kota Tarakan tahun 2006 adalah 29.919
unit. Sebaran perumahan per kecamatan belum merata. Jumlah rumah
terbanyak berada di Kecamatan Tarakan Barat yaitu sebanyak 9.709 unit dan
jumlah rumah terkecil di Kecamatan Tarakan Utara sebanyak 3.859 unit.
Sedangkan untuk skala kelurahan, jumlah rumah terbanyak terdapat di
Kelurahan Karang Anyar yaitu 4.366 unit dan jumlah terkecil di Kelurahan
Mamburungan Timur sebanyak 291 unit. Berdasarkan jenis konstruksinya
sebagian besar rumah di Kota Tarakan merupakan rumah non permanen, yaitu
sebanyak 15.238 unit. Sementara rumah permanen berjumlah 13.346 unit, dan
rumah semi permanen sebanyak 332 unit.
Banyaknya jumlah rumah non permanen di Kota Tarakan karena tipologi
bangunan merupakan jenis rumah panggung dan terbuat dari kayu. Sistem
struktur yang digunakan sebagai konstruksi bangunan adalah struktur rangka
kayu, konstruksi dinding dan lantai papan kayu, sedangkan atap sebagian besar
menggunakan atap seng dan sebagian kecil atap sirap. Konstruksi panggung
umumnya terletak diatas air/tepi pantai dan sungai, untuk mengantisipasi air
pasang dan binatang buas.Tipologi perumahan yang berada di daratan, secara
42
umum lebih variatif bentuk konstruksinya, baik konstruksi rumah panggung
maupun konstruksi pondasi batu. Tipologi bangunan rumah di daratan umumnya
sudah lebih modern dengan jenis rumah yang berdinding tembok bata dan
beratap genteng. Jenis rumah ini umumnya merupakan rumah-rumah baru atau
perumahan yang dibangun oleh pengembang.
4.11 Kondisi Infrastruktur Air Bersih
Kebutuhan air bersih saat ini dilayani oleh PDAM Kota Tarakan. Saat ini
PDAM memiliki 4 (empat) buah IPA seperti pada Gambar 14.
Gambar 14 Peta pembagian zona pelayanan air minum PDAM
PDAM Kota Tarakan telah berdiri semenjak tahun 1980 dan merupakan
cabang PDAM Kabupaten Bulungan yang beribukota di Tanjung Selor. Jadi,
PDAM Kota Tarakan ini telah berusia 32 tahun. Kota Tarakan yang berbatasan
dengan lautan mengakibatkan rentannya kondisi/kualitas air tanah maupun air
permukaan. Padahal, kuantitas air bersih yang dibutuhkan semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah dan taraf hidup masyarakatnya.
43
Adapun sumber air baku yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota Tarakan
untuk memenuhi kebutuhan air bersih adalah : (1) Sungai Kampung Bugis untuk
instalasi pengolahan air Kampung Bugis, (2) Sungai Sesanip untuk instalasi
pengolahan air di Persemaian, (3) Sungai Semunti untuk instalasi pengolahan air
Juata Laut, (4) Sungai Binalatung untuk instalasi pengolahan air Kampung Satu.
Kapasitas total IPA PDAM terpasang sebesar 400 liter/detik, namun
kapasitas efektifnya hanya sebesar 269 liter/detik (PDAM Tarakan, 2009).
Jumlah produksi air bersih sebesar 8.103.581,52 m3 dan air yang didistribusikan
sebesar 7.863.018,17 m3. Sedangkan kehilangan air air cukup tinggi yaitu
sebesar 3.185.681,97 m3 atau 40,5%. Sumber air bersih lainnya adalah air
sumur dan mata air. Dari data PDAM tahun 2003, terdata secara keseluruhan
terdiri dari 378 mata air sumur, serta 162 unit pompa tangan seperti yang
disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Sumber air baku alami Kota Tarakan (2003)
No Kecamatan Pemanfaatan Sumber Air
Mata Air (Sumur) Air Tanah Dangkal (pompa tangan)
1 Tarakan Timur 130 71
2 Tarakan Tengah 105 49
3 Tarakan Barat 46 30
4 Tarakan Utara 97 12
Total 378 162