studi komparatif pencucian alat makan …eprints.ums.ac.id/27281/21/artikel_publikasi.pdf ·  ·...

15
STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN DENGAN PERENDAMAN DAN AIR MENGALIR TERHADAP JUMLAH KUMAN PADA ALAT MAKAN DI WARUNG MAKAN BU AM GONILAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : Jimmy Tomam Azari J 410 009 010 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: dinhkhanh

Post on 29-May-2018

239 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN DENGAN

PERENDAMAN DAN AIR MENGALIR TERHADAP JUMLAH

KUMAN PADA ALAT MAKAN DI WARUNG MAKAN

BU AM GONILAN

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

Jimmy Tomam Azari

J 410 009 010

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

Jl. A. Yani Pabelan Tromol I Pos Kartasura Telp (0271) 717417 Surakarta 57102

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Pembimbing I : Ambarwati, S.Pd, M.Si

NIK : 757

Pembimbing II : Drh. Saiful Latif

NIK : 19631137 199103 1 004

Telah membaca dan mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah, yang

merupakan ringkasan skripsi dari mahasiswa:

Nama : Jimmy Tomam Azari

NIM : J 410 090 010

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Judul Skripsi : Studi Komparatif Pencucian Alat Makan dengan

Perendaman dan Air Mengalir Terhadap Jumlah Kuman

pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan

Naskah Artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan ini dibuat semoga dapat digunakan seperlunya

Surakarta, Oktober 2013

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHAATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Page 3: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI

Bismillahirrohmanirrohim

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Jimmy Tomam Azari

NIM : J 410 090 010

Fakultas/Jurusan : Kesehatan Masyarakat

Jenis : Skripsi

Judul Skripsi : Studi Komparatif Pencucian Alat Makan dengan

Perendaman dan Air Mengalir Terhadap Jumlah Kuman

pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya

ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalihkan mediakan/mengalihformatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan serta

menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis

Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan

pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas

pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah.

Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Page 4: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN DENGAN

PERENDAMAN DAN AIR MENGALIR TERHADAP JUMLAH

KUMAN PADA ALAT MAKAN DI WARUNG MAKAN

BU AM GONILAN

Jimmy Tomam Azari J 410 090 010

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

([email protected])

ABSTRAK Peralatan makanan yang digunakan untuk penyajian makanan harus memenuhi

kriteria mulai dari bahan peralatan, keutuhan peralatan, fungsi dan kebersihan alat

makan. Jumlah kuman merupakan salah satu indikator kebersihan alat makan. Di

kalangan masyarakat ada 2 metode pencucian alat makan yang sering digunakan,

yaitu air mengalir dan perendaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbedaan jumlah kuman antara pencucian alat makan menggunakan

metode perendaman dan air mengalir. Jenis penelitian ini adalah eksperimen

dengan metode pretest-postest tanpa kelompok kontrol, sampel penelitian ini

adalah 3 macam peralatan makan berjumlah 18 buah terdiri dari 6 sendok, 6 piring

dan 6 gelas dengan pengambilan sampel secara simple random sampling,. Hasil

uji laboratorium menunjukkan rata-rata penurunan jumlah kuman pada sampel

piring sebesar 1192,5 koloni/cm2

untuk perendaman dan 3140 koloni/cm2 untuk

air mengalir. Pada sendok sebesar 78,3 koloni/cm2 untuk perendaman dan 1735

koloni/cm2 untuk air mengalir. Pada gelas sebesar 25 koloni/cm

2 untuk

perendaman dan 110 koloni/cm2 untuk air mengalir. Hasil uji statistik

menggunakan t-test independent menunjukkan ada perbedaan antara jumlah

kuman pada alat makan yang dicuci dengan menggunakan teknik perendaman dan

air mengalir.

Kata Kunci : Jumlah angka kuman, uji usap alat, pencucian alat makan

ABSTRACT

Equipments of food used for the presentation of food have to fulfill criterion start

from equipments materials, perfection of equipments, function hygiene of eat

appliances and amount of germ represent one of the indicator hygiene of eat

appliances. Among society there is 2 method washed of eat appliances which is

often used, that is a immersion and water flow. The purpose of this study was to

determine the difference between of number bacteria using immersion and water

flow methods. This type of research is experimental with pretest-posttest method

without a control group, the study sample is 3 kinds of tableware were 18 pieces

consisting of 6 plates, 6 spoons and 6 glasses with sampling by simple random

sampling. Laboratory test results showed an average decrease in the number of

bacteria in a sample of plates showed 3140 colonys/cm2for water flow and 1192,5

colonys/cm2

for the soaking water. On the spoons for 1735 colonys/cm2 for water

flow and 78,3 colonys/cm2 for water immersion. On glass at 110 colonys/cm

2 for

Page 5: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

water flow and 25 colonys/cm2

for water immersion. Results of statistical tests

using independent t - test showed have a difference between the number of germs

on utensils are washed using immersion and water flow techniques.

Keywords : Total plate count, swab test equipment , washing utensils

PENDAHULUAN

Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa

peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam

kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya

pengamanan makanan dan minuman akan lebih ditingkatkan untuk mendukung

peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya

guna. Semua itu merupakan upaya untuk melindungi masyarakat dari makanan

dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan mutu (Depkes RI, 2009).

Peluang terjadinya kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap tahap

pengolahan makanan. Pengelolaan makanan yang tidak higienis dan saniter dapat

mengakibatkan adanya bahan-bahan di dalam makanan yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan pada konsumen (Naria, 2005). Higiene dan sanitasi tidak

dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat kaitannya. Misalnya higiene

sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak mendukung

karena tidak cukup tersedia air bersih, maka mencuci tangan dilakukan dengan

tidak sempurna (Depkes RI, 2004). Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan

untuk dapat menyelenggarakan sanitasi makanan yang efektif adalah faktor

makanan, faktor manusia, dan faktor peralatan (Chandra, 2006).

Tempat umum biasanya menyediakan berbagai makanan minuman bagi

orang yang beraktivitas di tempat itu. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman

Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makanan dan Restoran, terdapat beberapa

aspek yang diatur dalam penanganan makanan, yaitu penjamah makanan,

peralatan, air, bahan makanan, bahan tambahan makanan, penyajian dan sarana

penjaja. Beberapa aspek tersebut sangat mempengaruhi kualitas makanan.

Page 6: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

Pangan yang sehat dan aman sangat dibutuhkan untuk hidup manusia,

karena dengan pangan yang sehat dan aman maka akan tejamin kondisi kesehatan

tubuhnya, sedangkan bagi anak-anak berguna bagi perkembangan fisiknya. Setiap

bahan pangan selalu mengandung mikroba yang jumlah dan jenisnya berbeda-

beda. Pencemaran mikroba pada bahan pangan merupakan hasil kontaminasi

langsung atau tidak langsung dari sumber-sumber pencemar mikroba, seperti

tanah, udara, air, debu, saluran pencernaan dan pernafasan manusia atau hewan.

Dalam batasan tertentu kandungan mikroba pada bahan pangan tidak banyak

berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan tersebut, akan tetapi apabila

kondisi lingkungan memungkinkan mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih

cepat, maka bahan pangan akan rusak karenanya.

Cemaran mikroba pada makanan dapat berasal dari bahan mentah, pekerja,

peralatan dan ruang produksi serta sumber air. Cemaran ini dapat pula terjadi pada

produk akhir melalui kontaminasi silang dari bahan mentah pada produk akhir

atau terjadi saat distribusi ke konsumen. Dalam setiap unit pengolahan makanan,

termasuk jasa rumah makan perlu diketahui secara pasti sumber utama yang

menyebabkan pencemaran pada makanan untuk mengurangi risiko terjadinya

keracunan makanan. Cemaran pangan dapat terjadi pada setiap tahap, sehingga

perlu adanya penerapan ‘farm to table’ (Worsfold dan Griffth, 2003).

Berdasarkan Permenkes No. 304 pasal 9 ayat 1 dijelaskan bahwa peralatan

yang digunakan harus memenuhi syarat kesehatan. Kebersihan peralatan makanan

yang kurang baik akan mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan

perkembangbiakan kuman, penyebaran penyakit dan keracunan, untuk itu

peralatan makanan haruslah dijaga terus tingkat kebersihannya supaya terhindar

dari kontaminasi kuman patogen serta cemaran zat lainnya.

Di negara maju seperti Amerika Serikat, 13 % dari setiap peristiwa

keracunan disebabkan oleh kontaminan silang dari pekerja (Dewanti dan

Heriyadi, 2002). Kontaminasi pada makanan jadi dapat terjadi apabila makanan

yang sudah dimasak bersentuhan dengan peralatan yang sudah terkontaminasi dan

diperlakukan dengan tidak higienis. Untuk itu diperlukan pencucian peralatan

makan, pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat

Page 7: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

pula (Depkes RI, 2003). Menurut Permenkes RI No.1096/MENKES/PER/VI/2011

bahwa untuk mengetahui tingkat kebersihan suatu peralatan makan, dapat

dilakukan pemeriksaan bakteriologis dengan indikator angka kuman.

Berdasarkan hasil penelitian Sulistiyani dkk (2004), menunjukkan bahwa

bilasan dengan menggunakan perasan daun jeruk purut dapat menurunkan jumlah

mikroba pada alat makan. Didapat hasil rata-rata jumlah mikroba sebelum dicuci

perasan daun jeruk purut adalah 13.2 x 103 koloni per cm

2 dengan jumlah

terendah 10.3 x 103 dan tertinggi 15.9 x 10

3. Rata-rata jumlah mikroba setelah

dicuci dengan perasan daun jeruk purut adalah 9.7 x 102 koloni per cm

2 dengan

jumlah terendah 7.1 x 102 dan tertinggi 15.0 x 10

2.

Hasil penelitian Andriyani (2009), mengenai pencucian metode TCS

(Three Compartement Shink) dengan larutan detergen dan klorin dapat

menurunkan jumlah angka kuman pada alat makan secara signifikan. Dapat

diketahui rata-rata jumlah angka kuman sebelum pencucian pada piring sebesar

479,67 koloni/cm², pada gelas sebesar 260 koloni/cm² dan pada sendok sebesar

1756,33 koloni/cm². Jumlah angka kuman setelah pencucian menggunakan

metode TCS dengan larutan detergent dan klorin sebesar 75 koloni/cm² pada

piring, pada gelas sebesar 31,67 koloni/cm² dan pada sendok sebesar 46,67

koloni/cm².

Di kalangan masyarakat memilki 2 sistem pencucian, yaitu secara bilasan

air mengalir dan cara perendaman. Tak terkecuali bagi para pedagang makanan

seperti restoran dan jajanan kuliner lainnya juga menerapkan metode pencucian

tersebut. Tetapi kebanyakan penjual makanan yang ada di pinggir jalan sampai

pedagang kaki lima masih banyak terlihat pada proses pencucian peralatan makan

habis pakai hanya dengan bilasan air menggunakan ember. Sehingga pada

permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, yaitu tentang

perbandingan antara jumlah kuman pada beberapa peralatan makan yang dicuci

melalui perendaman dan air mengalir dengan menggunakan metode uji usap alat.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian pretes-postes

tanpa kelompok kontrol (pretest-posttest without control group) (Emzir, 2009).

Page 8: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

Dimana pretest dilakukan sebelum perlakuan dan postest dilakukan setelah

perlakuan.

Tempat penelitian dilaksanakan di laboratorium mikrobiologi FIK UMS.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis alat makan yang dimiliki pada

warung makan Bu Am yang terdiri dari sendok, garpu, piring, gelas, dan

mangkuk. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana yang bertujuan

untuk mendapatkan sampel yang mewakili dari berbagai macam alat makan yang

memiliki fungsi dan kegunaan hampir sama. Sehingga didapat 18 sampel yang

terdiri dari 6 buah piring, 6 buah sendok dan 6 buah gelas. Jumlah sampel tersebut

akan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan, yaitu 9 buah untuk perlakuan

perendaman dan 9 buah untuk perlakuan air mengalir.

Pengambilan sampel jumlah kuman pada alat makan dilakukan dengan

metode usap alat dengan langkah : (1) usap seluruh permukaan alat makan yang

telah kering dengan lidi waten yang telah diberi NaCl/garam fisiologis; (2) untuk

piring diusap ½ bagian membentuk sudut siku-siku, untuk sendok seluruh

permukaan atas dan bawah, untuk gelas pada bagian ujung; (3) setelah itu

masukkan lidi waten pada tabung reaksi yang sudah diisi NaCl/garam fisiologis

dan homogenkan, pada setiap sampel digunakan tabung reaksi berisi NaCl yang

berbeda; (4) ambil 1 ml sampel pada NaCl dalam tabung reaksi kemudian

dimasukkan ke dalam cawan petri ditambah 15 ml PCA homogenkan; (5)

inkubasi dengan suhu 37oC selama 2x24 jam; (6) hitung jumlah total kuman

dengan rumus :

Analisis statistik dilakukan dengan uji t-test independent untuk

mengetahui perbandingan teknik pencucian alat makan melalui perendaman dan

air mengalir dengan tingkat kepercayaan 99%.

Dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat

signifikan (nilai p) yaitu:

1. Jika nilai sig p 0,01 maka Ho penelitian ditolak dan Ha penelitian

diterima.

Page 9: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

2. Jika nilai sig p 0,01 maka Ho penelitian diterima dan Ha penelitian

ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pencucian alat makan di warung makan tersebut menggunakan satu

jenis bahan pencuci yang berupa sabun cair. Penggunaan sabun cair digunakan

pada semua jenis peralatan makan untuk menjamin tingkat kebersihan peralatan

makan.

Sama seperti kebanyakan warung makan lainnya, untuk bak pencucian

peralatan makan warung makan Bu Am belum menggunakan fasilitas bak

pencucian alat makan, tetapi masih menggunakan ember yang dipakai untuk

menampung air yang digunakan sebagai proses pencucian alat makan. Ember

tersebut terdiri dari dua buah, satu ember berfungsi sebagai pencuci dan satu

ember lainnya berfungsi sebagai pembilas. Penggantian air pada ember dilakukan

setiap air mulai agak keruh.

Hasil

Tabel 1. Hasil Penghitungan Jumlah Kuman pada Piring dari Warung

Makan Bu Am Desa Gonilan Ulanga

n Kode

Jumlah kuman ( koloni/cm2)

Kode Jumlah kuman (koloni/cm

2)

Pre Post Selisih Pre Post Selisih

1 Pa 2400,0 450,0 1950,0 P1 3157,5 112,5 3045,0

2 Pb 1635,0 275,5 1387,5 P2 3585,0 390,0 3195,0

3 Pc 1365,0 1125,0 240,0 P3 3382,5 202,5 3180,0

Jumlah 5400,0 1822,5 3577,5 Jumlah 10125,0 705,0 9420,0

Rata-rata 1800,0 607,5 1192,5 Rata-rata 3375,0 235,0 3140,0

Keterangan :

Pa, b, c = sampel perlakuan perendaman

P1, 2, 3 = sampel perlakuan air mengalir

Tabel 2. Hasil Penghitungan Jumlah Kuman pada Sendok dari Warung

Makan Bu Am Desa Gonilan Ulanga

n Kode

Jumlah kuman ( koloni/cm2)

Kode Jumlah kuman (koloni/cm

2)

Pre Post Selisih Pre Post Selisih

1 Sa 285,0 210,0 75,0 S1 1215,0 330,0 885,0

2 Sb 540,0 510,0 30,0 S2 3630,0 285,0 3345,0

3 Sc 480,0 300,0 180,0 S3 1170,0 195,0 975,0

Jumlah 1305,0 1020,0 285,0 Jumlah 6015,0 810,0 5205,0

Rata-rata 435,0 340,0 95,0 Rata-rata 2005,0 270,0 1735,0

Page 10: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

Keterangan :

Sa, b, c = sampel perlakuan perendaman

S1, 2, 3 = sampel perlakuan air mengalir

Tabel 3. Hasil Penghitungan Jumlah Kuman pada Gelas dari Warung

Makan Bu Am Desa Gonilan Ulanga

n Kode

Jumlah kuman ( koloni/cm2)

Kode Jumlah kuman (koloni/cm

2)

Pre Post Selisih Pre Post Selisih

1 Ga 38,6 21,4 17,2 G1 160,7 6,4 154,3

2 Gb 64,3 23,6 40,7 G2 115,7 15,0 100,7

3 Gc 21,4 4,3 17,1 G3 79,3 4,3 75,0

Jumlah 124,3 49,3 75,0 Jumlah 355,7 25,7 330,0

Rata-rata 41,4 16,4 25,0 Rata-rata 118,6 85,6 110,0

Keterangan :

Ga, b, c = sampel perlakuan perendaman

G1, 2, 3 = sampel perlakuan air mengalir

Tabel 4. Hasil Analisis Statistik Dengan Uji T Test

Jumlah Angka

Kuman

Levene’s test for

equality of

variances

99% confidence

interval of the Diff

F Sig. T df Sig.(2-

tailed)

Mean

Diff

Std. Err

Dif lower upper

Equal variances

assumed 19.979 .001 3.97 16 .001 40.3 10.14 10.69 69.97

Equal variances

not assumed 3.97 9.05 .003 40.3 10.14 7.407 73.25

Berdasarkan hasil analisis data sampel dengan menggunakan uji paired-

samples t test dengan tingkat signifikan 0,01 %, didapat nilai p = 0,003 (p ≤

0,01), maka Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

antara jumlah kuman pada alat makan yang dicuci dengan menggunakan teknik

perendaman dan air mengalir.

Pembahasan

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa pencucian dengan metode

perendaman dapat menurunkan kuman rata-rata sebesar 1192,5 koloni/cm2,

pencucian piring dengan air mengalir rata-rata dapat menurunkan kuman sebesar

3140 koloni/cm2. Pada tabel 2 yang dilakukan terhadap sampel sendok, rata-rata

penurunan kuman dengan perendaman sebesar 95 koloni/cm2 dan untuk air

mengalir sebesar 1735 koloni/cm2. Sedangkan pada tabel 3 diketahui pencucian

Page 11: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

dengan perendaman pada gelas dapat menurunkan jumlah kuman rata-rata sebesar

25 koloni/cm2 dan untuk air mengalir sebesar 110 koloni/cm

2.

Berdasarkan hasil tersebut di atas dapat diketahui bahwa metode

pencucian dengan air mengalir lebih baik dari pada pencucian alat makan dengan

metode perendaman. Hal tersebut dikarenakan pada proses pencucian air mengalir

semua kotoran yang terlarut akan mengalir tanpa mencemari alat makan kembali,

sedangkan pada proses perendaman dimungkinkan kotoran-kotoran dari hasil

bilasan peralatan makan akan terakumulasi pada air rendaman tersebut sehingga

dapat mencemari peralatan lain yang akan dicuci.

Dari hasil uji usap alat makan yang dilakukan sebelum perlakuan dengan

menggunakan metode pencucian yaitu pada piring, sendok dan gelas, rata-rata

jumlah kuman yang paling banyak terdapat pada sampel piring serta sendok, yaitu

sebesar 3375 koloni/cm2 untuk rata-rata kuman pada piring dan 2005 koloni/cm

2

untuk rata-rata kuman pada sendok. Sedangkan untuk gelas memiliki jumlah

kuman terendah, yaitu rata-rata sebesar 118,6 koloni/cm2.

Perbedaan rata-rata jumlah kuman tersebut dipengaruhi oleh berbagai

faktor mulai dari kondisi warung makan, penjamah makanan, jenis-jenis makanan

dan minuman yang disajikan, serta luasnya bagian alat makan yang kontak dengan

makanan dan mulut. Untuk kondisi warung itu sendiri faktor penentu jumlah

angka kuman dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab, mulai dari

kebersihan warung dan lokasi atau letak warung. Seperti halnya kebersihan

warung dapat dilihat pada lantai warung itu sendiri, jika terbuat dari keramik

maka akan mudah dibersihkan. Lokasi warung jika terletak di pinggir jalan raya

maka dimungkinkan banyak pencemaran udara akibat debu sehingga berdampak

pada kualitas bahan pangan yang dijual. Pada penjamah makanan dapat meliputi

kesehatan pekerja, penggunaan penutup kepala/rambut atau alat pelindung diri

lainnya saat pengolahan makanan.

Faktor yang berasal dari jenis makanan dan minuman dapat dijabarkan

dari kebersihan alat makan dan minuman, yang dapat diukur dari bahan makanan

dan minuman yang disajikan menggunakan peralatan makan tersebut apakah

mudah dibersihkan atau tidak. Misalnya alat makan yang digunakan untuk

Page 12: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

menempatkan makanan berkuah, kondisi kebersihannya berbeda dengan alat

makan untuk makanan yang tidak berkuah (piring bekas tempat rendang

kebersihannya berbeda dengan piring bekas sop). Selain itu, piring memiliki luas

bagian yang kontak dengan makanan lebih besar dari pada luas sendok dan gelas.

Pada luas media sendok yang lebih kecil dari pada gelas menunjukan angka

kuman yang lebih besar dari gelas, hal itu dikarenakan seluruh bagian sendok

semuanya kontak dengan mulut sedangkan pada gelas hanya sebagian pada

ujungnya. Oleh karena itu jumlah kuman pada piring relatif lebih banyak dari

pada sendok dan jumlah kuman pada gelas relatif lebih sedikit dari ke-3 sampel

alat makan tersebut. Sehingga kebersihan alat makan ini berpengaruh terhadap

jumlah kuman pada peralatan makan di warung makan tersebut.

Setelah dilakukan analisis data statistik denganuji t-test didapat nilai p =

0,003 ≤ α = 0,01 sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara

jumlah kuman pada perendaman dan air mengalir. Sehingga pada penggunaan air

mengalir lebih efektif dalam menurunkan jumlah angka kuman pada alat makan

dibanding penggunaan dengan perendaman.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sulistiyani dkk (2004),

yang menunjukkan bahwa bilasan dengan menggunakan perasan daun jeruk purut

dapat menurunkan jumlah mikroba pada alat makan. Didapat hasil rata-rata

jumlah mikroba sebelum dicuci perasan daun jeruk purut adalah 13.2 x 103 koloni

per cm2 dengan jumlah terendah 10.3 x 10

3 dan tertinggi 15.9 x 10

3. Rata-rata

jumlah mikroba setelah dicuci dengan perasan daun jeruk purut adalah 9.7 x 102

koloni per cm2 dengan jumlah terendah 7.1 x 10

2 dan tertinggi 15.0 x 10

2.

Sedangkan pada penelitian Andriyani (2009), menunjukkan bahwa

pencucian dengan metode TCS (Three Compartement Shink) yang ditambahkan

dengan larutan detergen dan klorin dapat menurunkan jumlah angka kuman pada

alat makan secara signifikan. Dapat diketahui rata-rata jumlah angka kuman

sebelum pencucian pada piring sebesar 479,67 koloni/cm², pada gelas sebesar 260

koloni/cm² dan pada sendok sebesar 1756,33 koloni/cm². Jumlah angka kuman

setelah pencucian menggunakan metode TCS dengan larutan detergent dan klorin

Page 13: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

sebesar 75 koloni/cm² pada piring, pada gelas sebesar 31,67 koloni/cm² dan pada

sendok sebesar 46,67 koloni/cm².

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

Hasil uji statistik dengan t-test menunjukkan adanya perbedaan jumlah kuman

pada alat makan yang dicuci dengan menggunakan metode perendaman dan

air mengalir.

1. Hasil rata-rata penurunan angka kuman dengan metode perendaman pada

sampel piring sebesar 1192,5 koloni/cm2, sampel sendok sebesar 95

koloni/cm2 dan sampel gelas sebesar 25 koloni/cm

2.

2. Hasil rata-rata penurunan angka kuman dengan metode air mengalir pada

sampel piring sebesar 3140 koloni/cm2, sampel sendok memiliki rata-rata

kuman sebesar 1735 koloni/cm2 dan sampel gelas memiliki rata-rata kuman

sebesar 110 koloni/cm2.

Saran

Bagi semua kalangan masyarakat baik pemilik warung makan dan

pedagang makanan disarankan pada proses pencucian alat makan menggunakan

teknik air mengalir, karena terbukti lebih efektif menurunkan jumlah angka

kuman. Untuk Dinas Kesehatan supaya menggalang penyuluhan kepada kalangan

masyarakat khususnya pada pemilik warung makan supaya menggunakan metode

air mengalir pada teknik pencucian alat makan. Dan bagi peneliti lain supaya

dapat melakukan penelitian serupa dengan penekanan pada jenis bahan pencuci

menggunakan proses pencucian alat makan dengan metode air mengalir.

Page 14: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2011. Modul Praktikum : Penyehatan Makanan dan Minuman

(PMM). Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Andriyani, 2009. Pengaruh Larutan Detergent dan Larutan Klorin pada Proses Pencucian Alat Makan degan Metode Three Compartement Shink Terhadap Penurunan Jumlah Angka Kuman pada Alat Makan Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Gaster, vol. 5, no. 1. Februari 2009 : 379-387.

Arisma MB, 2008. Keracunan Makanan: Buku Ajaran Ilmu Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Aritonang, 2012. Penyelenggaraan Makanan : Manajemen Sistem Pelayanan Gizi Swakelola & Jasaboga di Instalasi Gizi Rumah Sakit.Yogyakarta : Leutika dengan CEBios dan Gizi Poltekkes.

Bibiana, WL. 2000. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Diunduh 2 Agustus 2013. http://kantin-kampus.blogspot.com/2012/05/angka-kuman-peralatan-makanan.html

BPOM, 2003. Higiene dan Sanitasi Pengolahan Pangan. Direktorat Surveilans dan Penyuluhan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Badan Pengawasan Obat dan Makanan: Jakarta. Diunduh 2 Agustus 2013. http://kantin-kampus.blogspot.com/2012/05/angka-kuman-peralatan-makanan.html

BPOM, 2012. Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga. Jakarta : Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Chahyaningsih, dkk, 2009. Hubungan Higienie Sanitasi dan Perilaku Penjamah Makanan dengan Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan di Warung Makan. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 25, No. 4. Desember 2009: 180-188.

Emzir, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Diunduh 29 Agustus 2013. http://sospol.untag-smd.ac.id/?p=347

http://eprints.undip.ac.id/18194/1/Siti_Thomas_Zulaikhah.pdf ( Diunduh pada 29 Agustus 2013 ).

Muhidin, 2011. Panduan Praktis Memahami Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Diunduh 29 Agustus 2013 http://addriadis.blogspot.com/2013/04/cara-

membuat-kerangka-berfikir.html Murti, 2013. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nurrahman, dkk, 2010. Hubungan Sanitasi dengan Total Mikroba dan Total Koliform pada Jamu Gendong di RT. 1 RW. 2 Kelurahan Kedung Mundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Vol. 3, No. 1, Juni 2010: 6-13.

Rahayu dan Nurwitri, 2012. Mikrobiologi Pangan. Bogor : IPB press

Page 15: STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN …eprints.ums.ac.id/27281/21/ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf ·  · 2014-01-06pada Alat Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan ... Peralatan makanan yang

Sulistiyani, dkk, 2004. Perbedaan Jumlah Mikroba pada Alat Makan Sebelum dan Sesudah Dicuci dengan Daun Jeruk Purut (Citrus Histrix. DC). Vol 1. No.2. 2004: 59-63.

Yunita dan Dwipayanti, 2010. Microbiology Quality Of Nasi Jinggo Based On Total Plate Count (TPC), Total Coliform And Eschericia Coli Content. Vol. XIV, no. 1, juni 2010: 15-19.