studi komparasi antara teknik pembelajaran peta … · belajar geografi siswa kelas xi ips sma...

113
STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN BERMAIN PERAN TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2008 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Derajat Magister Program Studi Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup Minat utama Pendidikan Geografi TESIS Oleh : Nularsih S880907021 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008

Upload: truonghuong

Post on 06-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN BERMAIN PERAN TERHADAP HASIL

BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2008

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Derajat Magister Program Studi Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup

Minat utama Pendidikan Geografi

TESIS

Oleh :

Nularsih

S880907021

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2008

Page 2: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

ii

STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN BERMAIN PERAN TERHADAP HASIL

BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2008

Oleh :

Nularsih

S880907021

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Dewan pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Sigit Santoso,M.Pd. ………............ ............

NIP. 130 529 725

Pembimbing II Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd. ….................... ............

NIP. 131 286 930

Mengetahui

Ketua Program Studi PKLH

Prof. Dr. Sigit Santoso,M.Pd.

NIP. 130 529 725

Page 3: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

iii

STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN BERMAIN PERAN TERHADAP HASIL

BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2008

Oleh :

Nularsih

S880907021

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal :

Jabatan Nama Tanda Tangan

1. Ketua Prof. Dr. H. Soegiyanto,S.U. (…………………….)

2. Sekretaris Prof. Drs. Indrowuryatno, M.Si. (…………………….)

Anggota Penguji :

1. Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd. (……………………)

2. Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd. (……………………)

Surakarta,

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi PKLH, Minat utama Pendidikan Geografi

Prof. Drs. Suranto, M.sc., Ph.D Prof. Dr. Sigit Santoso,M.Pd

NIP. 131 472 192 NIP. 130 529 725

Page 4: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nularsih

NIM : S 880907021

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul : Studi Komparasi

Antara Teknik Pembelajaran Peta Konsep dan Bermain Peran Terhadap Hasil

Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah

betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 16 Desember 2008

Yang membuat pernyataan,

Nularsih.

Page 5: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

v

MOTTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia

mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari

kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau

hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau

bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada

orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami

apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan

rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami

terhadap kaum yang kafir."

(Qs : Albaqarah)

Page 6: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk :

Anak-anakku yang selalu membantu mengerjakan penulisan tesis ini.

Teman-teman seprofesi pengajar Geografi ysng tengah menuntut ilmu di

Program studi PKLH minat utama pendidikan Geografi.

Page 7: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

vii

ABSTRAK

Nularsih. S880907021. Studi Komparasi Antara Teknik Pembelajaran Peta Konsep dan Bermain Peran Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun 2008, Tesis, Surakarta : Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2008.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran Peta Konsep dengan Teknik Bermain Peran dan mengetahui teknik pembelajaran manakah yang lebih baik diantara keduanya pada kompetensi dasar Antroposfer dan Aspek Kependudukan.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPS1 dan XI IPS3 tahun ajaran 2008/2009 berjumlah 79 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas. Penelitian ini menggunakan analisis populasi, yang sekaligus digunakan sebagai sampel yang diteliti. Penetapan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol didasarkan pada undian, sehingga kedua kelas mempunyai peluang yang sama. Kelas kontrol ditetapkan dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS1 dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, sedangkan untuk kelas eksperimen ditetapkan pada kelas XI IPS3 dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan metode tes dengan soal obyektif sejumlah 26 soal. Analisis data yang digunakan adalah Uji-T.Hasil penelitian menunjukkan :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran Peta Konsep dan teknik Bermain Peran. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung 3,48 lebih besar dari harga t tabel dengan db 77 taraf signifikansi 5% sebesar 1,67.

2. Teknik pembelajaran Bermain Peran lebih baik daripada Teknik Peta Konsep. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil nilai rerata pada kelompok eksperimen sebesar 7,73 lebih tinggi daripada nilai rerata kelompok kontrol sebesar 7,00.

Page 8: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

viii

ABSTRACT

Nularsih. S880907021. Studi Komparasi Antara Teknik Pembelajaran Peta Konsep dan Bermain Peran Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008, Tesis, Surakarta : Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2008.

Target of research is to know there are difference which signifikan result learn the student taught by using technique of Map study Conception with the Technique Play at the Role and know the which study technique which are better among both [at] elementary interest Antroposfer And Aspect Demograpy

This research use the experiment method. Research population entire student of class of XI IPS1 and XI IPS3 school year 2008 /2009 amounting to 79 student which divided become 2 class. This research use the population analysis, what at the same time used as accurate sampel. stipulating of Group of experiment and group control relied on a toss, so that class have the same opportunity. Class control specified in this research class of XI XI IPS1 summed uply student counted 40 people, while for the class of experiment specified class of XI IPS3

summed uply student counted 39 people. Technique data collecting use the method of documentation and method tes with the objective problem a number of 26 problem. Analyse the data used Uji-T.Result of research show :

1. There are difference which significan result learn the student taught by using technique of Map study Conception and technique Play at the Role. This Matter shown pursuant to calculation result obtained t 3,48 bigger than price t of[is tables of by db 77 level signifikans5% equal to 1,67.

2. Study technique Play at the Role better than Technique of Concept Map. This Matter shown pursuant to result assess the average experiment group equal to 7,73 higher than value of group average control equal to 7,00.

Page 9: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan

karunia-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul :

Studi Komparasi Antara Teknik Pembelajaran Peta Konsep dan Bermain Peran

Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta

Tahun 2008, guna memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar

Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini tidak akan dapat selesai tanpa bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada

kepada yang terhormat :

1. Bpk. Prof. Drs. Suranto, M.sc. Ph.D. selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan

mengikuti pendidikan pada Program Pasca Sarjana

2. Bpk. Prof. Dr. H. Sigit Santosa, M.Pd. selaku ketua Program Studi

Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sekaligus pembimbing pertama

dalam penyusunan penelitian tesis ini.

3. Bpk. Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd. selaku pembimbing ke dua yang telah

bersedia meluangkan waktu serta penuh kesabaran memberikan bimbingan,

petunjuk dan arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Page 10: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

x

4. Bpk. Prof. Dr. Soegiyanto, S.U. selaku sekeretaris Program Studi

Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Tim Penguji Tesis Program Studi Pendidikan Kependudukan Lingkungan

Hidup Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

berkenan menguji, memberikan saran dan bimbingan untuk penyempurnaan

tesis ini.

6. Rekan-rekan Pasca Sarjana UNS dan semua pihak yang tidak mungkin

disebutkan satu per-satu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan

dalam penelitian ini.

Menyadari terbatasnya kemampuan yang ada dalam diri peneliti, maka kritik

serta saran yang bermanfaat dan membangun sangat peneliti harapkan. Semoga

hasil dari penelitian tesis ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi

pembaca umumnya.

Surakarta, 16 Desember 2008

Penulis,

Nularsih

Page 11: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................................iv

HALAMAN MOTTO ...........................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................vii

ABSTRACT ........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ..........................................................................................ix

DAFTAR ISI .........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1

B. Identifikasi Masalah ..............................................................................5

C. Pembatasan Masalah .............................................................................7

D. Perumusan Masalah ..............................................................................7

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................8

F. Manfaat Penelitian ................................................................................8

G. Batasan Operasional .............................................................................9

Halaman

Page 12: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

xii

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS ............................................11

A. Studi Komparasi ..................................................................................11

B. Penelitian Eksperimen …………………………………………...…..11

C. Belajar dan Pembelajaran ....................................................................12

D. Teknik Pembelajaran Peta Konsep .....................................................15

E. Teknik Pembelajaran Bermain Peran (Role Play) ...............................19

F. Hasil Belajar ........................................................................................27

G. Mata Pelajaran Geografi ......................................................................30

1. Definisi Geografi ...........................................................................30

2. Ruang Lingkup Pengajaran Geografi ............................................30

H. Antroposfer dan Aspek Kepndudukan ………………………………32

I. Kerangka Berpikir ...............................................................................59

J. Hipotesis Penelitian .............................................................................60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................62

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................62

1. Tempat Penelitian ..........................................................................62

2. Waktu Penelitian ............................................................................63

B. Metode Penelitian ................................................................................63

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................................65

1. Populasi Penelitian .......................................................................65

2. Sampel Penelitian.............................. ............................................65

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................66

1. Variabel .........................................................................................66

Page 13: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

xiii

a. Variabel Bebas ........................................................................67

b. Variabel Terikat ......................................................................67

2. Teknik Pengumpulan Data.............................................................67

a. Teknik Dokumentasi ...............................................................67

b. Teknik Tes ...............................................................................68

3. Instrumen Penelitian ......................................................................68

E. Uji Coba Instrumen .............................................................................68

1. Validitas .........................................................................................69

2. Reliabilitas .....................................................................................70

F. Teknik Analisis Data ...........................................................................71

1. Uji Prasyarat Analisis ....................................................................71

2. Uji Hipotesis .................................................................................72

BAB IV HASIL PENELITIAN ..........................................................................74

A. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………………….........74

B. Deskripsi Proses Pembelajaran ..........................…………………….77

1. Proses Pembelajaran dengan Teknik Pembelajaran Peta Konsep ..................................................................................77

2. Proses Pembelajaran dengan Teknik Pembelajaran Bermain Peran................................................................................78

C. Deskripsi Data Penelitian .................………………………………...80

1. Nilai Awal Siswa (Pre tes) ……………………………………....80

a. Kelas Kontrol Teknik Pembelajaran Peta Konsep .......…...…80

b. Kelas Eksperimen Teknik Pembelajaran Bermain Peran …....81

2. Nilai Akhir (Post tes) …………………………………………….83

Page 14: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

xiv

a. Kelas Kontrol Teknik Pembelajaran Peta Konsep ......……....83

b. Kelas Eksperimen Teknik Pembelajaran Bermain Peran ........84

D. Pengujian Prasayarat Analisis ………………...……………………..85

E. Hasil Uji Coba Instrumen ……………………………………............87

Uji Validitas dan Realibilitas .........................................................87

a. Uji Validitas .............................................................................87

b. Uji Reliabilitas .........................................................................88

F. Hasil Uji Hipotesis ..............................................................................88

1. Hipotesis 1 ....................................................................................88

2. Hipotesis 2 ....................................................................................88

G. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………......88

1. Hipotesis 1 ....................................................................................88

2. Hipotesis 2 ....................................................................................88

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .....................................92

A. Kesimpulan …………………………………………………………..92

B. Implikasi ………………………………………………………….….92

C. Saran........... ………………………………………………………….93

D. Keterbatasan Peneliti ………………………………………………...93

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................94

LAMPIRAN …………………………………………………………………….96

Page 15: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penelitian yang Relevan dengan Penelitian ...............................................32

2. Jadwal waktu penyusunan penelitian tesis.................................................63

3. Nilai Awal Siswa (Pre-tes) Kelas Kontrol ................................................80

4. Nilai Awal Siswa (Pre-tes) Kelas Eksperimen ..........................................81

5. Nilai Akhir Siswa (Pos-tes) Kelas Kontrol ...............................................83

6. Nilai Akhir Siswa (Pos-tes) Kelas Eksperimen .........................................84

7. distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Kelas Kontrol dan Kelas eksperimen .......................................................................................86

Page 16: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Belajar dan Pembelajaran Gagne dalam Suripto .......................................14

2. Piramida Penduduk Muda ..........................................................................52

3. Piramida Penduduk Stationer .....................................................................52

4. Piramida Penduduk Tua .............................................................................53

5. Kerangka Berpikir dalam Penelitian ..........................................................60

6. Histogram Nilai Awal Siswa Kelas Kontrol .............................................81

7. Histogram Nilai Awal Siswa Kelas Eksperimen .......................................82

8. Histogram Nilai Akhir Siswa Kelas Kontrol .............................................84

9. Histogram Nilai Akhir Siswa Kelas Eksperimen ......................................85

10. Histogram Nilai Ulangan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..............87

Page 17: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol .......................73

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .................79

3. Lembar Kerja Kelompok Dalam Teknik Peta Konsep .............................84

4. Lembar Kerja Kelompok Dalam Teknik Bermain Peran ..........................87

5. Soal Ulangan .............................................................................................89

6. Daftar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .................................94

7. Lembar Pengamatan Penelitian Oleh Teman Sejawat Kelas Kotrol Teknik Peta Konsep ......................................................................96

8. Lembar Pengamatan Penelitian Oleh Teman Sejawat Kelas Kotrol Teknik Bermain Peran....................................................................98

9. Suasana Kegiatan Belajar Mengajar Menggunakan Teknik Pembelajaran Peta Konsep ......................................................................100

10. Suasana Kegiatan Belajar Mengajar Menggunakan Teknik Pembelajaran Bermain Peran....................................................................101

11. Perhitungan Validitas Soal .......................................................................102

12. Distribusi Frekuensi Nilai Awal (Pre-tes) Kelompok Kontrol ...............105

13. Distribusi Frekuensi Nilai Awal (Pre-tes) Kelompok Eksperimen .........106

14. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir (Pos-tes) Kelompok Kontrol ..............107

15. Distribusi Frekuensi Nilai Akhir (Pos-tes) Kelompok Eksperimen .......109

16. Uji Homogenitas ......................................................................................111

17. Uji Hipotesis ...........................................................................................113

18. Uji Keseimbangan ...................................................................................114

Page 18: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Geografi mempunyai peran yang sangat penting. Mata

pelajaran Geografi diharapkan akan mampu membentuk siswa yang praktis dan

terlatih, memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mempersiapkan diri sebagai

sumberdaya siap kerja. Guru sebagai indikator efektivitas pengajaran memantau

kemajuan belajar siswa. Penilaian di kelas juga dapat digunakan untuk melihat

seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Jadi guru perlu melakukan

analisis dan refleksi mengapa hal ini terjadi dan apa tindakan yang harus guru

lakukan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.

Dalam pembelajaran Geografi banyak guru yang mengeluhkan rendahnya

kemampuan siswa dalam menerapkan konsep yang bersifat hitungan. Hal ini

terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam memahami konsep Geografi yang

mengandung hitungan mengakibatkan kesalahan–kesalahan dalam mengerjakan

soal dan mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa (skor) baik dalam

ulangan harian, ulangan semester, maupun ujian akhir sekolah, padahal dalam

pelaksanaan proses pembelajaran di kelas biasanya guru memberikan tugas

(pemantapan) secara kontinu berupa latihan soal. Kondisi riil dalam

pelaksanaannya latihan yang diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menerapkan konsep Geografi.

Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan sebagai kurang efektifnya

proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun sarana

Page 19: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

2

dan prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang

rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan

pembelajaran menjadi kurang efektif. Saat sekarang ini sistem pembelajaran harus

sesuai dengan kurikulum yang menggunakan sistem KTSP (Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan). Jadi pendidikan tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif

saja tetapi juga afektif dan psikomotorik.

Proses pembelajaran Geografi berhasil apabila terjadi umpan balik yang

positif. Fungsi guru dalam umpan balik ini dapat dilihat hasil penilaian harus

dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru itu sendiri.

Umpan balik hasil penilaian sangat bermanfaat bagi siswa agar siswa mengetahui

kelemahan yang dialaminya dalam mencapai kemampuan yang diharapkan dan

siswa diminta melakukan latihan dan atau pengayaan yang dianggap perlu. baik

sebagai tugas individu maupun kelompok.

Selama ini proses pembelajaran Geografi di kelas XI IPS SMA masih

menggunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan

kepada siswa yang pasif (teacher center). Siswa tidak diberi kesempatan

berpartisipasi dalam pembelajaran. Guru pada umumnya mengajar dengan metode

konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam,

dengar, catat dan hafal (3DCH) Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak

akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran

Geografi. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan.

Di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta masih banyak siswa kurang aktif dalam

Page 20: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

3

hal bertanya dan menjawab, yang aktif hanya 55 %, dan siswa yang mempunyai

kemampuan menjawab 40%.

Dengan memperhatikan permasalahan di atas, sudah selayaknya dalam

pelajaran geografi adanya suatu inovasi atau perubahan. Jika dalam pembelajaran

yang terjadi sebagian besar dilakukan oleh masing-masing individu siswa, maka

dalam penelitian ini akan diupayakan peningkatan pemahaman siswa melalui

pembelajaran kooperatif dengan metode permainan seperti simulasi dan bermain

peran (role play).

Rathakrishnan (2006: 68) menjelaskan bahwa metode pembelajaran

koperatif merupakan metode pembelajaran yang dilakukan apabila individu yang

mempunyai pencapaian yang sama atau berbeda duduk dalam satu kumpulan

untuk memperbincangkan sesuatu topik dengan menggunakan strategi kognitif

yang sesuai sebagaimana yang diarahkan oleh guru.

Beberapa bentuk metode maupun teknik pembelajaran kooperatif antara lain

dengan menggunakan teknik Simulasi, Bermain Peran, Peta Konsep, Jigsaw,

Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Learning together (belajar

bersama), Kelompok Buzz Group, dan Perlombaan kelompok permainan (Team

Game Tounament) (Sudjana, 2001 : 112-160).

Diharapkan melalui teknik pembelajaran seperti bermain peran dan teknik

Peta Konsep mampu meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran

Geografi. Selain itu semangat kebersamaan dan saling membantu dalam

menguasai materi Geografi. Sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi yang

optimal terhadap mata pelajaran Geografi.

Page 21: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

4

Permasalahan dalam penelitian ini adalah tindakan apa yang dilakukan guru

untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran geografi. Banyak

faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadi permasalahan tersebut di atas.

Melalui penelitian ini akan dicobakan suatu teknik pembelajaran Bermain

Peran dan Peta Konsep. Keunggulan dari pendekatan teknik pembelajaran

Bermain Peran dan Peta Konsepn adalah adanya kerja sama dalam kelompok

bermain dan dalam menentukan keberhasilan kelompok terebut tergantung

keberhasilan peranan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa

menggantungkan pada anggota yang lain.

Teknik pembelajaran Bermain Peran adalah sutau teknik kegiatan dalam

pembelajaran yangc menekankan pada kemampuan penampilan peserta didik

untuk memerankan status serta fungsi pihak-pihak lain yang terdapat dalam

kehidupan nyata. Dengan adanya kegiatan bermain peran ini diharapkan para

peserta didik memperoleh pengalaman yang diperankan oleh pihak-pihak lain.

(Sudjana, 2001 : 134).

Teknik pembelajaran Peta Konsep adalah salah satu tehnik belajar yang

dikembangkan oleh Tony Buzon pada tahun 1970-an yang didasarkan pada

bekerjanya otak. Otak kita mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol,

bentuk-bentuk, suara musik, serta perasaan. Otak menyimpan informasi dengan

pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang-cabang dan rantingnya. Jadi otak

tidak menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom

dalam kalimat baris yang rapi seperti yang kita keluarkan dalam berbahasa. Maka

untuk dapat mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita pelajari

Page 22: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

5

sebaiknya kita belajar meniru dasar bekerja otak, yaitu seperti pohon dengan

cabang dan rantingnya disertai gambar, warna, simbul pola dan asosiasi dalam

bentuk peta konsep atau peta pikiran yang menyerupai pohon. Dengan demikian

didalam menyajikan dan menangkap isi pelajaran didalam peta konsep mendekati

operasi alamiah dalam berfikir (Sugiyanto, 2007: 40-41).

Teknik pembelajaran bermain peran dan Peta Konsep menekankan pada

aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu

dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik meneliti lebih lanjut masalah

tersebut untuk dicarikan pemecahannya melalui penelitian tesis ini dengan judul:

”Studi Komparasi Antara Metode Pembelajaran Simulasi dan Bermain Peran

Tehadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta

Tahun 2008”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas dapat diidentifikasi permasalahan yang ada sebagai

berikut:

1. Guru Geografi Kelas XI SMA Negeri I Surakarta kurang menguasai

sepenuhnya konsep pembelajaran kooperatif model simulasi dan bermain

peran. Bagaimanakah guru melakukan pembelajaran yang dapat dipahami

secara cepat oleh siswa dalam bidang studi Geografi ?

2. Guru Geografi hanya mengandalkan metode ceramah yang divariasikan

dengan Tanya jawab dan modul. Siswa kelihatan bosan dan kurang bergairah.

Page 23: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

6

Berdasarkan hasil wawancara beberapa siswa, mereka kurang faham atas

penjelasan guru. Guru kurang memberi kesempatan bertanya sehingga siswa

enggan bertanya atau meminta penjelasan pada guru. Bagaimanakah guru

Geografi memilih metode pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga

siswa tidak cepat bosan ?

3. Hingga saat ini yang menjadi tujuan guru dalam mengajar adalah ketuntasan

materi ajar. Siswa sering mengeluh karena ada materi-materi penting yang

belum dipahami. Siswa menginginkan metode pembelajaran yang bisa

memberikan pemahaman secara cepat. Bagaimanakah pelaksanaan

pembelajaran model permainan yang memberikan pemahaman secara cepat ?

4. Siswa SMA Negeri 1 Surakarta merupakan siswa yang menyukai

pembelajaran partisipatif. Sehingga jika guru menggunakan metode ceramah

mereka kurang berminat untuk mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.

Bagaimanakah pemahaman siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta pada

pelajaran Geografi sehingga mereka belajar sungguh-sungguh ?

5. Hampir seluruh siswa menginginkan metode pembelajaran yang

dilaksanakan sambil bermain tetapi bisa memberikan pemahaman secara

cepat. Apakah penerapan teknik pembelajaran bermain peran dan teknik

Peta Konsep berpengaruh pada hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri

1 Surakarta dalam pelajaran Geografi ?

Page 24: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

7

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan banyak menimbulkan

kesalahpahaman, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi dengan

maksud untuk lebih memperdalam masalah yang dikaji. Karena kualitas penelitian

ilmiah tidak terletak pada keluasan masalahnya, tetapi pada kedalaman pengkajian

pemecahan masalah (Suryabrata, 1995: 79).

Adapun pembatasan permasalahan dalam penelitian ini adalah penggunaan

metode Pembelajaran Simulasi dan Bermain Peran pada kompetensi dasar

Antroposfer dan Aspek Kependudukan Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa

Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun 2008.

D. Perumusan Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan

permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian, yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan didalam penggunaan teknik

pembelajaran Peta Konsep dan teknik Bermain Peran terhadap hasil belajar

Geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun 2008 ?

2. Teknik Pembelajaran manakah yang mampu menghasilkan hasil belajar siswa

yang lebih baik pada kompetemsi dasar Antroposfer dan Aspek

Kependudukan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun 2008 ?

Page 25: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

8

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perbedaan penggunaan teknik pembelajaran Peta Konsep

dan teknik Bermain Peran terhadap hasil belajar Geografi pada siswa kelas XI

IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun 2008.

2. Untuk mengetahui teknik pembelajaran manakah yang mampu meningkatkan

hasil belajar siswa pada kompentensi dasar Antroposfer dan Aspek

Kependudukan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun 2008.

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, nantinya di harapkan dapat diambil beberapa

manfaat, antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitiaan ini dapat digunakan sebagai informasi bagi para peneliti

selanjutnya yang tertarik untuk mengadakan penelitiaan tentang penggunaan

metode yang sesuai dalam penggajaran dikelas pada mata pelajaran Geografi

dengan kompetensi dasar kompentensi dasar Antroposfer dan Aspek

Kependudukan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru Geografi

Page 26: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

9

Memberikan masukan kepada para pengajar sekolah menengah pertama

pada umunya dan khususnya pengajar bidang studi Geografi untuk dapat

menemukan metode mengajar yang sesuai dalam usaha peningkatan mutu

pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar mata pelajaran

geografi

b. Bagi Siswa

Mampu memberikan dorongan bagi siswa agar lebih bersemangat dan

melatih siswa agar mampu bekerjasama di dalam menyelesaikan tugas

yang dihadapi kelompok dan memiliki motivasi yang tinggi untuk

meningkatkan hasil belajar dikelas dalam mata pelajaran Geografi.

G. Batasan Operasional

Batasan operasional didalam penelitian memiliki maksud atau tujuan agar

penelitian terarah dan terfokus pada aspek yang akan diteliti. Batasan operaional

didalam penelitian ini mencakup beberapa hal, antara lain :

1. Studi Komparasi, yaitu merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk

membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebab-

penyebabnya (Van Dallen dalam Arikunto, 2002 : 236).

2. Penelitian Eksperimen, yaitu merupakan suatu upaya peneliti dengan secara

sengaja memanipulasi suatu variabel (dengan maksud untuk memunculkan

atau tidak memunculkan suatu variabel) kemudian memriksa efek atau akibat

yang ditimbulkannya. ( Faisal, 2003:24).

Page 27: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

10

3. Teknik Pembelajaran Peta Konsep, yaitu merupakan tehnik belajar yang

didasarkan pada bekerjanya otak. Otak kita mengingat informasi dalam bentuk

gambar, simbol, bentuk-bentuk, suara musik, serta perasaan. Otak menyimpan

informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang-cabang dan

rantingnya. (Sugiyanto, 2007: 40-41).

4. Teknik Pembelajaran Bermain Peran, yaitu sutau teknik kegiatan dalam

pembelajaran yang menekankan pada kemampuan penampilan peserta didik

untuk memerankan status serta fungsi pihak-pihak lain yang terdapat dalam

kehidupan nyata (Sudjana, 2001 : 134).

5. Hasil Belajar, yaitu adalah kemampuaan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman dalam aktivitas belajarnya Sudjana (1995: 22).

Page 28: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS

A. Studi Komparasi

Dalam penelitian ini kata studi berarti mempelajari. Komparasi dalam kamus

besar bahasa Indonesia adalah perbandingan. Van Dallen dalam Arikunto (2002:

236) menyebutkan bahwa penelitian komparasi merupakan suatu penelitian yang

bertujuan untuk membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebab-

penyebabnya.

Sujud dalam Arikunto (2002:236) mengemukakan bahwa penelitian

komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-

perbedaan tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang,

kelompok, dan terhadap suatu prosedur kerja.

Dari berbagai definisi tersebut, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

studi komparasi adalah suatu bentuk penelitian untuk membandingkan antara

beberapa variabel yang saling berhubungan dengan menemukan perbedaan-

perbedaan atau persamaannya.

B. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen merupaksan suatu kegiatan dimana peneliti tidak

hanya mengamati bagaiamana kegiatan itu penelitian itu berlangsung namun juga

ikut melakukan sesuatu terhadap obyek yang diamati tersebut .(BKKBN, 2007 :

04).

Page 29: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

12

Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan bila ingin melakukan

penlitian eksperimen, yaitu :

1. Pernyataan mengenai permasalahan yang dibahas.

2. Perumusan hipotesis.

3. Penentuan tehnik dan desain eksperimen yang diperlukan.

4. Pemeriksaan semua hasil yang mungkin dan latar belakang atau alasan-alasan

agar supaya eksperimen setepat mungkin memberikan informasi yang

diperlukan.

5. Mempertimbangkan semua hasil yang mungkin ditinjau dari prosedur

ststistika yang diharapkan berlaku untuk itu, dalam rangka menjamin

dipenuhinya syarat-syarat yang diperlukan dalam prosedur tersebut.

6. Melakukan eksperimen.

7. Penggunaan teknik statistika terhadap data hasil eksperimen.

8. Mengambil kesimpulan dengan jalan menggunakan atau memperhitungkan

derajat kepercayaan yang wajar mengenai satuan-satuan yang dinilai.

9. Penilaian seluruh penelitian dibandingkan dengan penlitian-penelitian yang

lain menganai masalah yang sama. (Sudjana, 1996 :9-10).

C. Belajar dan Pembelajaran

Dalam definisi yang umum belajar merupakan suatu aktivitas yang mampu

menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya yang

dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan oleh faktor

kelelahan, kematangan, ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu. Didalam

Page 30: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

13

kenyataannya perubahan dalam bentuk respon-respon sebagai hasil belajar ada

yang mudah terlihat, tetapi ada pula yang sifatnya potensial, artinya tidak segera

terlihat. Respon tersebut biasanya juga merupakan hasil kegiatan-kegiatan yang

diperkuat (reinforced), misalnya melalui sistem ganjaran (reward system).

Perubahan-perubahan pada perilaku itu juga merupakan hasil pengulangan-

pengulangan yang berdampak memperbaiki kualitas perilakunya.

Perubahan pola berpikir manusia membawa perubahan pada diri manusia

dalam menerapkan suatu disiplin ilmu. Di dalam dunia pendidikan juga terjadi

pergeseran konsep, diantaranya dalam menafsirkan makna atau definisi belajar.

Namun perlu diketahui bahwa disamping banyaknya perbedaan pengertiaan

tesebut, terdapat pula persamaan-persamaan dalam definisi tersebut.

Menurut Suryabrata (1993 : 249), menyatakan bahwa terdapat tiga ciri khas

pada aktivitas manusia sehingga aktivitas tersebut dikatakan sebagai kegiatan

belajar, yaitu :

1. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes aktual

maupun potensial).

2. Bahwa belajar itu pada intinya adalah didapatkannya suatu bentuk kecakapan

baru.

3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

Menurut Hilgard dan Bower dalam Purwanto (1995: 84), berpendapat bahwa

belajar sangat erat berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat

Page 31: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

14

dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau

keadaan-keadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan

sebagainya. Skiner dalam Suripto (2003: 6) berpendapat bahwa belajar merupakan

perubahan perilaku karena kita bila belajar maka respon akan menjadi lebih baik

atau meningkat tetapi bila tidak belajar maka respon akan menjadi menurun.

Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan suatu kegiatan komplek yang

menghasilkan kapabilitas berupa ketrampilan, pengetahuaan, sikap dan nilai.

Terjadinya kapabilitas timbul dari stimulus lingkungan yang berproses dengan

kognitif atau yang dilakukan siswa (Suripto 2003: 7). Untuk mempermudah

pemahaman kita dalam memahami tentang arti penting makna belajar bagi

seseorang, dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

Kondisi Internal Belajar Hasil Belajar

Berinteraksi dengan

Kondisi Eksternal Belajar

Gambar 1. Belajar dan Pembelajaran Gagne dalam Suripto (2003 : 13).

Keadaan Internal dan

proses kognitif siswa

1. Informasi verbal

2. Ketrampilan Intelek

3. Ketrampilan motorik

4. Sikap

5. Siasat Kognitif

Stimulus dari lingkungan Acara Pembelajaran

Page 32: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

15

Sedangkan definisi pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas,

2003 pasal 1). Di dalam pembelajaran yang efektif menurut Bloom memiliki

empat komponen utama, yaitu (1) Orientasi yang jelas dan menggugah; (2)

adanya keterlibatan pembelajar secara aktif; (3) adanya proses penguatan; dan (4)

adanya umpan balik dan perbaikan (Suparno 2001: 102).

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan perubahan yang mencakup tingkah laku,pemahaman,ketrampilan,dan

kecakapan serta perubahan aspek-aspek yang lain pada subyek pembelajar yang

terjadi melalui aktivitas praktek dan pengalaman yang diusahakan.

D. Teknik Pembelajaran Peta Konsep

Peta konsep atau peta pikiran berbeda pengertiannya dengan peta dalam

pengajaran IPS geografi. Peta konsep disini lebih menunjuk kepada penuangan

ide-ide pikiran sebagai catatan-catatan dalam bentuk grafis sebagai salah satu

teknik belajar efektif. Namun peta konsep ini mempunyai kemiripan dengan peta

mental dalam kaitannya dengan peta dalam geografi. Bedanya peta konsep berupa

ide-ide pemikiran yang dituangkan dalam bentuk gambar atau grafis, sedangkan

peta mental berupa pemahaman mental tentang bentuk wilayah, sebaran obyek,

dan jalur keruangan. Dengan adanya pertautan konsep dan persamaan kata ”Peta”

maka teknik ”Peta Konsep” ini justru akan sangat mendukung pada teknik

pembelajaran IPS (Sugiyanto, 2007: 40-41).

Page 33: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

16

Peta konsep merupakan salah satu teknik belajar yang dikembangkan oleh

Tony Buzon pada Tahun 1970-an yang didasarkan pada bekerjanya otak. Otak

kita mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, bentuk-bentuk, suara

musik dan perasaan. Otak menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti

pohon dengan cabang dan rantingnya. Jadi otak tidak menyimpan informasi

menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat baris yang rapi

seperti yang kita keluarkan dalam berbahasa (Hernacki, dalam Sugiyanto 2007:

41-42), maka untuk dapat mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita

pelajari sebaiknya belajar kita meniru bekerjanya otak yaitu seperti pohon dengan

cabang dan rantingnya disertai gambar, warna simbul pola dan asosiasi, yaitu

dalam bentuk peta konsep atau pemikiran yang menyerupai pohon. Dengan

demikian proses menyajikan dan menangkap isi pelajaran dalam peta-peta konsep

mendekati operasi alamiah dalam berfikir.

Didalam peta konsep menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik

dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan

untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini mampu

membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan dengan mudah, jauh lebih

mudah daripada pencatatan tradisional. Oleh karena itu secara fungsional peta

pikiran diartikan sebagai teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan citra visual

dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (Dryden dan Vos, 2004).

Otak dipandang sebagai hutan raya tempat ribuan pohon dengan ratusan

cabang besar, jutaan dahan dan milyaran ranting. Peta konsep dibuat dengan cara

yang sama seperti halnya informasi disimpan pada cabang-cabang dari tema

Page 34: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

17

sentral, meskipun skalanya berbeda jauh lebih kecil. Dalam menyusun peta

konsep gaya pemprosesan belahan kiri dan belahan kanan otak dilibatkan secara

penuh (Rose dan Nicholl, 2003: 59). Ketika informasi baru diserap dengan

menggunakan peta-peta konsep, kapasitas penyimpanan meningkat pula. Format

grafis ini banyak menarik perhatian para pembelajar visual dan pembelajar

global,dan otak emosional dengan gambar dan warna.

Sedangkan menurut Nancy Murgilulies yang dikutip Sugiyanto (2007:42 ),

bahwa sebelum kita memvisualisasikan gambar dalam pikiran kita dan

mengkaitkan dengan konsep-konsep. Sayangnya kita sering menyumbat saluran-

saluran kreatif dengan melatih anak-anak untuk hanya menulis kata-kata secara

monokronologi diatas secarik kertas bergaris.

Peta konsep dalam pembelajaran adalah cara dinamik menangkap butir-butir

pokok informasi yang signifikan. Teknik tersebut menggunakan format global dan

umum yang memungkinkan informasi ditunjukkan dalam cara yang mirip otak

berfungsi dalam berbagai arah yang serempak.

Adapun langkah-langkah teknis penggunaan peta konsep menurut Rose dan

Nicholl, De Porter dan Hernacki dalam Sugiyanto (2007:42) adalah sebagai

berikut :

1. Mulai dengan topik di tengah halaman.

Tulis gagasan utamanya ditengah halaman kertas dan lingkupilah dengan

lingkaran, persegi atau bentuk lain. Ini mendorong kita untuk mendefinisikan

Page 35: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

18

gagasan inti subjek yang dipelajari sebagai titik awal pembelajaran yang

efektif. Sebagai contoh buatlah tema pokok memakai garis.

2. Buatlah cabang-cabang.

Tambahkan cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin atau gagasan

utamanya. Berpijak pada tema pokok buatlah cabangnya ke semua arah.

Adapun jumlah cabang bervariasi tergantung jumlah segmennya. Namun

batasilah cabang utama antara lima sampai tujuh cabang dan jangan terlalu

banyak.

3. Gunakanlah kata kunci.

Tulislah kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan untuk

detil. Kata kunci adalah kata yang menyampaikan inti dari sebuah gagasan dan

memudahkan memicu ingatan kita. Sasaran peta konsep adalah hanya

menangkap fakta-fakta penting sehingga ketika ditinjau ulang akan memicu

ingatan kita. Sasaran peta adalah hanya menagkap fakta-fakta penting

sehingga ketika ditinjau ulang akan memicu ingatan terhadap semua subjek

pelajaran. Gunakanlah kata kerja atau kata benda kunci dengan huruf kapital

tebal.

4. Tambahkanlah simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan

ingatan yang lebih baik.

5. Gunakanlah huruf-huruf kapital.

Tulis atau ketiklah secara rapi dengan menggunakan huruf-huruf yang lebih

besar.

Page 36: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

19

6. Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf yang lebih besar.

Tulislah dengan huruf besar sehingga dapat membedakan konsep yang lebih

penting.

7. Hidupkanlah peta pikiran anda dengan hal-hal yang menarik bagi anda.

Gambarkanlah peta konsep anda dengan hal-hal yang berhubungan dengan

anda, misalnya : anak panah, jam, tanda seru, dan sebagainya sesuai dengan

selera anda.

8. Garis bawahi kata-kata itu dan gunakan huruf tebal atau miring.

9. Bersikap kreatif dan berani

Lakukanlah sendiri dan jangan takut salah atau jelek. Gunakanlah sebanyak

mungkin gambar yang memang membantu pemahaman anda sendiri.

10. Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan gagasan-gagasan.

11. Buatlah peta konsep secara horisontal, agar dapat memperbesar ruang bagi

gagasan anda.

E. Teknik Pembelajaran Bermain Peran (Role Play)

Piaget dalam Tuti Soekamto (1997:56) menyatakan bahwa: “Pandangan

tradisional tehadap pengetahuan sebagai adanya realitas lahiriah, obyektif dan

tetap. Subyek menerima secara pasif realitas obyektif tersebut. Subyek pada

dasarnya dilihat sebagai sehelai kertas yang kosong.

Metode serta teknik pembelajaran konvensional lebih berpusat pada guru

(teacher centered). Sudjana (2001:39) menyatakan bahwa “Kegiatan

Page 37: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

20

pembelajaran yang berpusat pada guru menekankan pentingnya aktivitas guru

dalam membelajarkan peserta didik.” Peserta didik berperan sebagai pengikut dan

penerima pasif dari kegiatan yang dilaksanakan. Lebih lanjut Sudjana (2001: 39)

menjelaskan bahwa:

Didalam teknik pembelajaran Bermain Peran (Role Play) dicirikan oleh :

1. Dominasi guru lebih banyak didalam dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan

peserta didik bersifat pasif dan hanya melakukan kegiatan melalui perbuatan

guru atau pengajar.

2. Bahan belajar terdiri atas konsep-konsep dasar atau materi belajar yang tidak

dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa sehingga peserta didik

membutuhkan informasi yang tuntas dan gamblang dari guru.

3. Pembelajaran tidak dilakukan secara berkelompok.

4. Pembelajaran tidak dilaksanakan melalui kegiatan laboratorium.

Suatu teknik pembelajaran jika diterapkan tidak akan sempurna dan pasti

ada kelemahan dan kekurangannya. Sudjana (2001: 39) mengemukakan bahwa

keunggulan dari teknik pembelajaran yang berpusat pada guru ini adalah:

1. Bahan belajar dapat disampaikan secara tuntas,

2. Dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar,

3. Pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu yang telah

disediakan,

4. Target materi relatif mudah dicapai.”

Joyce dan Weil dikutip oleh Soekamto (1997:79) telah mengelompokkan

Metode dan teknik pembelajaran kedalam beberapa kategori, yaitu :.

Page 38: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

21

1. Pengelompokan kedalam metode pengolahan informasi (The Information

Processing Family).

2. Pengelompokan kedalam metode Personal (The Personal Family).

3. Pengelompokan kedalam metode Kelompok Sosial (The social Family).

4. Pengelompokan kedalam metode Sistem Perilaku (The Behavioral System

Family).

Adapun teknik bermain peran termasuk ke dalam katagori kelompok teknik

Sistem Perilaku (Behavioral Systems).

Didalam penelitian ini penulis hanya menitikberatkan pada teknik

pembelajaran yang berkaitan langsung dan cocok dengan karakteristik materi

pelajaran, yaitu teknik pengolahan sistem Perilaku (Behavioral Systems). Metode

serta teknik pembelajaran sistem perilaku (Behavioral Systems) pada dasarnya

menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan ekternal (datang

dari luar) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan

mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan

pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.

Beberapa metode dalam kelompok ini memberikan kepada para siswa sejumlah

konsep, sebagian lagi menitik beratkan pada pembentukan konsep dan pengetesan

hipotesis, sebagian lainnya memusatkan perhatian pada pengembangan

kemampuan kreatif. Beberapa metode telah dirancang untuk memperkuat

kemampuan intelektual umum.

Pembelajaran bermain peran adalah sebuah teknik pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk

Page 39: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

22

mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan alat

bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih

menarik, menyenangkan, dan efektif. Meskipun yang diharapkan pertama dan

utama adalah keaktifan dan kekreatifitasan peserta didik, namun sebenarnya guru

pun dituntut untuk aktif dan kreatif. Agar pembelajaran metode ini dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan, sudah tentu guru harus merancang pembelajaran

dengan baik, melaksanakannya, dan akhirnya menilai hasilnya. Selain aktif dan

kreatif, guru sangat menentukan apakah skenarionya berhasil atau tidak.

Tugas guru adalah untuk membimbing pembelajaran dengan menekankan

pada proses pembelajaran dan mengajak siswa untuk merefleksikannya pada

kerangka pokok dan harus mendorong tingkat ketelitian yang baik dalam

penelitian (Joyce-Weil, 2000:194). Aktivitas siswa yang berupa memegang,

meraba, mengamati dan menghitung sendiri tersebut, diharapkan siswa tidak

hanya memperoleh konsep tentang sisi bangun ruang, rusuk dan titik sudut dari

suatu bangun ruang, tetapi juga menemukan cara-cara yang praktis dan sistematis

dalam menghitungnya. Keuntungan-keuntungan lain adalah siswa memperoleh

pengalaman langsung, melakukan penemuan-penemuan sendiri sehingga

mempunyai pengertian dan pemahaman yang lebih baik. Sesuai dengan pendapat

Snelbecker dalam Soekamto dan Winataputra (1997:8) bahwa belajar adalah aktif

dan merupakan fungsi dari situasi di sekitar individu yang belajar serta diarahkan

oleh tujuan dan terdiri dari bertingkah laku, yang menimbulkan adanyan

pengalaman-pengalaman dan keinginan untuk memahami sesuatu.

Page 40: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

23

Teknik pembelajaran bermain peran termasuk pada kelompok metode sosial.

Teknik pembelajaran ini menuntut siswa menjadi anggota baik (home group)

kelompok rumah dan (expert group) kelompok ahli. Siswa harus bekerja sama

untuk menyelesaikan soal atau masalah yang diberikan pada kelompoknya dan

dipresentasikan secara bergantian.

Pembelajaran kooperatif teknik bermain peran merupakan teknik

pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Pemikiran Knowles, (E. Mulyasa,

2003:25) menyebutkan indikator pembelajaran kooperatif metode bermain peran,

yaitu :

1. Adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik dalam bentuk

permainan

2. Adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian tujuan

3. Dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.

Pengembangan pembelajaran partisipatif dilakukan dengan prosedur berikut:

1. Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.

2. Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan

membelajarkan

3. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan

belajarnya.

4. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.

5. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.

Page 41: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

24

6. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

7. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil

belajar.

Pembelajaran kooperatif metode bermain peran didefinisikan sebagai cara

penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari

berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan

bermakna dalam bentuk permainan. Dalam perkembangan terakhir ini, pengajaran

metode Bermain peran sering diungkapkan sebagai pembelajaran berkorelasi atau

pembelajaran terpadu.

Adapun tujuan dari penggunaan pendekatan pengajaran teknik bermain

peran ini adalah :

1. Melatih peserta didik berpikir komprehensif dengan cara mengkaji dan

memecahkan permasalahan dari berbagai disiplin ilmu atau berbagai aspek

dalam suatu tindakan bermain.

2. Melatih peserta didik menggunakan keterampilan proses atau metode ilmiah

dalam pemecahan masalah.

3. Terbentuk sikap kritis, kerjasama, rasa ingin tahu, menghargai waktu dan

menghargai pendapat orang lain.

4. Melatih peserta didik agar memiliki kemampuan merencanakan,

mengorganisasi dan memimpin suatu kegiatan.

5. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi.

Pengajaran teknik bermain peran digunakan guru karena berbagai alasan

berikut:

Page 42: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

25

1. Terdapat keterkaitan antara satu topik dengan topik lainnya atau satu bidang

studi dengan bidang studi lainnya dalam suatu pemecahan masalah sehingga

harus diciptakan suatu metode yang dapat menciptakan kesatuannya.

2. Memberikan pengalaman belajar tentang pemecahan masalah dari berbagai

disiplin ilmu.

3. Mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

4. Melibatkan peserta didik secara fisik maupun psikis dalam KBM.

Adapun kekuatan serta keterbatasan penggunaan teknik pembelajaran

bermain peran (Role Play), yaitu :

1. Kekuatan teknik pembelajaran bermain peran (Role Play)

Berbagai kekuatan penggunaan metode bermain peran ini, adalah :

a. Membantu peserta didik lebih berpikir komprehensif

b. Memperluas wawasan peserta didik dalam ilmu pengetahuan dengan

keanekaragaman sumber informasi.

c. Memperhatikan karakteristik peserta didik secara khusus

d. Menciptakan iklim demokratis dalam belajar di mana peserta didik dapat

ikut menentukan rencana bersama guru tentang topik yang akan dibahas

e. Pengajaran bermain peran disesuaikan dengan tingkat perkembangan,

minat dan bakat peserta didik sehingga pengajaran akan lebih bermakna.

2. Keterbatasan teknik pembelajaran bermain peran (Role Play)

Adapun berbagai keterbatasan penggunaan teknik ini, antara lain :

a. Sulit menentukan topik yang sesuai dengan minat, bakat dan

perkembangan anak.

Page 43: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

26

b. Memerlukan kecakapan khusus dalam melaksanakan pengajaran bermain

peran.

c. Memerlukan biaya yang cukup besar.

d. Memerlukan waktu yang cukup lama;

e. Kemungkinan pemecahan masalah yang kabur dan dangkal karena ditinjau

dan berbagai disiplin ilmu dan tidak semua ilmu dapat dikuasai peserta

didik dengan baik.(Sudjana, 2001 : 134-141)

Dardiri dalam sudono (2007: 56) mengatakan sekurang-kurangnya ada dua

alasan mengapa pembelajaran metode bermain peran diterapkan, yaitu 1) bermain

peran lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat dalam

pembelajaran. Selama ini kita mengenal pembelajaran metode konvensional

dinilai hanya guru yang aktif (monologis), sementara peserta didiknya pasif,

sehingga pembelajaran dinilai menjemukan, kurang menarik dan tidak

menyenangkan, 2) bermain peran lebih memungkinkan, baik peserta didik

maupun guru sama-sama kreatif. Guru berupaya kreatif mencoba berbagai cara

melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik

juga dituntut kreatif pula dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, maupun

bahan ajar dengan segala alat bantunya, sehingga pada akhirnya hasil

pembelajaran dapat meningkat. Dalam pelaksanaan metode bermain peran

dilandasi oleh filsafah kontrustivitisme yang menekankan agar peserta didik

mampu mengintregasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengetahuan awal

yang telah dimiliki oleh peserta didik. Harapannya mereka mampu membangun

makna bagi fenomena yang berbeda, sedangkan falsafah lainnya adalah

Page 44: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

27

pragmatisme yang menekankan agar dalam pembelajaran peserta didik sebagai

subyek aktif dan guru fasilitator.

Pembelajaran teknik bermain peran merupakan salah satu teknik

pembelajaran yang dapat memecahkan masalah ditinjau dari berbagai mata

pelajaran sebagai satu kesatuan yang menyenangkan.

F. Hasil Belajar

Seseorang didalam melakukan kegiatan tertentu pasti akan mendapatkan

suatu hasil. Demikian pula dengan kegiatan belajar tentu akan mendapatkan suatu

hasil dari kegiatan belajar yang telah dilakukan, yaitu adanya perubahan. Hasil

belajar akan mencerminkan suatu perubahan dalam pengetahuaan, daya fikir dan

tingkah laku seseorang sehingga dengan kegiatan belajar dapat diperoleh

perubahan dan perkembangan dalam diri seseorang. Untuk dapat mengadakan

penilaian terhadap hasil belajar tersebut maka akan diperlukan adanya prestasi

belajar. Menurut Sudjana (1995:22), Prestasi atau hasil belajar adalah

“kemampuaan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”. Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu

1. Ketrampilan dan kebiasaan.

2. Pengetahuan dan pengertian.

3. Sikap dan cita-cita.

Sedangkan Gagne membagi kedalam lima kategori hasil belajar (1)

informasi verbal (2) ketrampilan intelektual (3) strategi kognitif (4) sikap, dan (5)

ketrampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan

Page 45: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

28

pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari benyamin Bloom yang secara garis besar

membaginya menjadi tiga ranah :

1. Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar yang terdiri dari enam

aspek, yakni pengetahuaan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah

dan keempat aspek berikutnya termasuk dalam kognitif tingkat tinggi.

2. Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaiaan, organisasi, dan

internalisasi.

3. Ranah Psikomotoris, yatu berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuaan bertindak. Terdapat enam aspek ranah psikomotoris yakni

gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar,kemampuaan perseptual,

keharmonisan, gerakan ekspresif dan interpretatif. (Sudjana, 1995:23)

Ketiga ranah tersebut menjadi objek dalam penilaian hasil belajar. Di antara

ketiga ranah itu hanya ranah kognitif yang paling banyak digunakan oleh para

guru di sekolah, karena berkaitan dengan kemampuaan para siswa dalam

menguasai isi bahan pelajaran. Prestasi adalah merupakan hasil yang telah dicapai

seseorang dalam melaksanakan usaha yang telah dilaksanakannya secara sadar

untuk memperoleh perubahan tingkah laku, hal ini sesuai dengan pengertiaan

belajar yang yang telah di rumuskan di muka. Jadi berdasarkan pengertiaan

prestasi dan pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan, bahwa prestasi belajar

adalah merupakan hasil usaha yang dilakukan seseorang secara sadar untuk

Page 46: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

29

memperoleh perubahan tingkah laku dan adapun fungsi dari prestasi belajar

adalah :

1. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai

siswa.

2. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3. Sebagai informasi dan inovasi pendidikan.

4. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

5. Dapat dijadikan sebagai indikator terhadap daya serap siswa (Suryabrata,

1989:112).

Arikunto (1998:21) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi dua jenis yaitu : faktor-

faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklasifikasikan menjadi

dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Sedangkan yang dapat

dikateorikan faktor biologis antara lain : usia, kematangan, dan kesehatan. Dan

yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati,

motivasi, minat dan kebiasaa belajar. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri

manusia yang dapat diklasifikasikan menjadi dua juga, yakni faktor manusia

(human) dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan

fisik.

Dari berbagi pendapat yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah penilaian yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan

pembelajaran dan berkenaan dengan penguasaan materi yang telah diterima

selama pembelajaran berlangsung.

Page 47: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

30

G. Mata Pelajaran Geografi

1. Definisi Geografi

Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat

dan mendorong peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajian

memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia

sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial dan ekologis dari

eksistensi manusia. Geografi merupakan ilmu yang menggunakan pendekatan

holistik melalui kajian keruangan, kewilayahan, ekologi dan sistem, serta

historis untuk mendiskripsikan dan menganalisis struktur pola. Fungsi dan

proses interelasi, interaksi, interdependensi dan hubungan timbal balik dari

serangkaian gejala, kenampakan atau kejadian dari kehidupan manusia

(penduduk), kegiatannya atau budidayanya dengan keadaan lingkungan di

permukaan bumi sehingga dari kejadian tersebut dapat dijelaskan dan

diketahui lokasi atau penyebaran, adanya persamaan dan perbedaan wilayah

dalam hal potensi, masalah, informasi geografi lainnya serta dapat

meramalkan informasi baru atas gejala-gejala geografi untuk masa mendatang

dan menyusun dalil-dalil geografi baru, serta selanjutnya dimanfaatkan untuk

kesejahteraan manusia. (Sumaatmadja, 1997 : 12).

2. Ruang Lingkup Pengajaran Geografi

Ruang lingkup mata pelajaran geografi meliputi aspek-aspek sebagai

berikut :

a. Konsep dasar, pendekatan, serta prinsip dasar geografi

Page 48: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

31

b. Konsep dan dinamika unsur-unsur geosfer mencakup litosfer, pedosfer,

atmosfer, hidrosfer, biosfer, antroposfer, serta pola persebaran spasialnya.

c. Jenis, karakteristik, potensi, persebaran spasial sumber daya alam dan

pemanfaatannya.

d. Karakteristik, unsur-unsur, kondisi dan variasi spasial lingkungan hidup,

pemanfaatan dan pelestariannya.

e. Konsep wilayah dan perwilayahan, criteria dan pemetaannya serta fungsi

dan manfaatnya dalam analisis geografi.

f. Pengetahuan dan keterampilan dasar tentang seluk-beluk dan pemanfaatan

peta, sistem informasi geografi (SIG) dan citra penginderaan jauh (PJ).

Baik studi geografi maupun pengajaran geografi, pada hakikatnya berkenaan

dengan aspek-aspek keruangan permukaan bumi (geosfer) dan faktor-faktor

geografis alam lingkungan dan kehidupan manusia. MSumaatmadja (1992 : 12)

ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup geografi yang

meliputi :

1). Alam lingkungan yang menjadi sumber dayakehidupan manusia

2). Penyebaran umat manusia dengan segala variasi kehidupannya

3). Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang

memberikan variasi terhadap cirri khas tempat-tempat dipermukaan bumi

4). Kesatuan regional yang merupakan perpaduan antara darat, perairan, dan

udara diatasnya.

Mata pelajaran geografi bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

berikut :

Page 49: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

32

1). Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang

berkaitan.

2). Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data serta informasi,

mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.

3). Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan

memanfaatkan sumberdaya alam secara arif, serta memiliki toleransi

keagamaan budaya masyarakat.

H. Antroposfer dan Aspek Kependudukan

1. Definisi Antroposfer

Antroposfer adalah semua manusia yang hidup di bumi dan lingkungannya

dan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya. Tiap orang

mengetahui bahwa manusia itu tidak sama di seluruh dunia ini. Mereka

beraneka macam di antara benua-benua, diantara negeri-negeri, dan bahkan di

antara daerah-daerah dalam negeri. Tidak hanya berbeda warna kuiit, bahasa,

sosok tubuh dan seterusnya, tetapi juga berbeda dalam hal-hal yang tidak

tampak secara fisik misalnya dalam agama, kelompok-kelompok darah, dan

kepribadian. Ringkasnya, manusia dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok

tersendiri dan berbeda, masing-masing dengan karakter-karakter istimewanya

sendiri-sendiri.

Batasan tentang jenis manusia itu telah lama mengalami suatu kerancuan

atau salah tanggap. Jenis manusia tidak ditetapkan oleh faktor-faktor seperti

bahasa, agama, dan kebangsaan (warga negara). Ini adalah corak-corak yang

manusia diperoleh setelah lahir. Jenis manusia berdasarkan pada warisan

Page 50: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

33

biologis, berarti pada sifat-sifat khas fisik manusia pada saat dilahirkan. Ini

termasuk warna kulit, sosok tubuh, bentuk tempurung kepala, bentuk hidung,

warna serta bentuk mata, contoh rambut, dan kelompok darah. Beberapa ahli

jiwa percaya bahwa tanda-tanda mental tertentu dapat juga merupakan aspek

dari jenis manusia, faktor-faktor seperti sifat dan kecerdasan.

Para ahli ilmu bangsa-bangsa belum sepakat betul mengenai pembagian-

pembagian pasti di antara bangsa di dunia, tetapi sebagian terbesar menyetujui

terdapat lima model pokok:

1). Bangsa Kaukasus, orang-orang "Putih" (kulit terang sampai coklat muda)

dengan sosok sedang, wajah sempit atau lebar, dan rambut lurus atau

berombak. Pemukiman aslinya di Eropa, Afrika Utara, Asia Timur Tengah

dan Barat (termasuk India).

2). Bangsa Mongol, orang-orang "Kuning" (kulit kuning sampai coklat

kemerah-merahan) dengan sosok pendek sampai sedang, wajah lebar dan

rambut lurus kasap. Pemukiman aslinya di Asia Timur dan Utara. Orang-

orang Eskimo dan Indian Merah Amerika juga berada dalam kelompok ini.

3). Bangsa Negro, orang-orang "Hitam" (kulit coklat-kuning sampai coklat

gelap) dengan sosok sedang, wajah lebar sedang, tetapi dengan hidung

besar dan tebal, bibir menekuk keluar, rambut kasap biasanya keriting atau

berjalin-jalin seperti wol. Pemukiman aslinya di Afrika.

4). Bangsa Australoid, orang-orang "hitam" dengan sosok pendek, wajah

panjang dengan bibir penuh dan rambut berombak warna gelap.

Page 51: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

34

Pemukiman aslinya di Australia (seperti orang-orang aborigines) dan

bagian-bagian Asia Tenggara dan India Timur.

5). Bangsa Capoid, orang-orang kuning kecoklatan dengan sosok pend'eK,

wajah datar dengan lipatan-lipatan mata menonjol miring ke bawah depan

(kulit menggantung pada kelompak mata) dan rambut hitam. Pemukiman

aslinya di Afrika Selatan seperti orang-orang Bushmen dan Hottentot. Dari

semua kelompok ini bangsa Kaukasus ternyata paling banyak jumlahnya,

yaitu berjumlah kira-kira separuh dari penduduk dunia. Separuhnya lagi

dari total penduduk dunia sebagian besar merupakan bangsa Mongol dan

Negro, dan jumlahnya terus berkembang pesat. Sedangkan bangsa

Australia dan Capoid berjumlah paling sedikit dan bahkan terancam

kepunahan.

Harus diingat bahwa keanekaraggm dapat terjadi dalam satu bangsa.

Misalnya bangsa Kaukasus masih bisa dibagi lagi menjadi orang Eropa, crang

Asia, orang Semit, dan orang Hamitik. Di dalam Eropa sendiri ada tiga

kelompok berbeda yaitu:

1). Orang Nordik: tinggi, berambut pirang, bermata biru, warna kulit pirang,

tempurung kepala panjang. Secara kejiwaan berbakat penemu dan rajin

serta mempunyai kemampuan merencana. Pemukiman aslinya di Inggris

dan Eropa Utara.

2). Orang Laut Tengah: tinggi sedang, rambut berombak warna gelap,

bermata coklat, warna kulit kuning sampai hijau kekuning-kuningan,

tempurung kepala panjang. Secara mental kejiwaan mereka berbakat

Page 52: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

35

menjadi penyair, pemudik, seniman dan berdarah panas. Pemukiman

aslinya di Spanyol, Italia, dan di negeri-negeri lain seputar Laut Tengah.

Di Inggris contoh ini terdapat di Skotlandia, Irlandia dan Wales daerah

yang secara bersama-sama dikenal sebagai Jumbai Celt dan pernah

ditempati oleh orang-orang Iiberian.

3). Orang Alpen: pendek dan gempal, rambut warna gelap, mata coklat, warna

kulit pucat sampai kuning kotor, tempurung kepala besar. Secara kejiwaan

mereka cenderung sabar, tekun berusaha, dan ber-kemampuan bekerja

keras. Bermukim di kawasan-kawasan pegunungan di Eropa Timur dan |

Tengah.

Walau perbedaan-perbedaan dasar di antara bangsa-bangsa itu dipengaruhi

oleh perbedaan-perbedaan lingkungan luar, dan mungkin telah berevolusi

selama berjuta-juta tahun, namun pengembaraan-pengembaraan suku bangsa

dan perkawinan antar suku telah menyebabkan banyak perbedaan suku bangsa

menjadi kabur. Persebaran penduduk di muka bumi ini tidak merata, Beberapa

kawasan sangat padat penduduknya, sedangkan kawasan lain hampir tidak

berpenghuni. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun faktor

yang paling menentukan adalah potensi ekonomi sebuah kawasan. Orang-

orang akan tinggal di sebuah tempat yang dapat ditemuka sarana untuk mencai

nafkah hidup.

Faktor-Faktor lain yang memengaruhi penyebaran penduduk antara lain

sebagai berikut.

1). Kondisi dapat terjangkau (accessibility)

Page 53: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

36

2). Muka bumi dan kesuburan tanah (relief dan soil fertility)

3). Iklim (climat).

4). Pepohonan alamiah (natural vegeratibn)

5). Pasokan-pasokan air (water supplies)

6). Sumber tambang logam (mineral resources)

2. Aspek Kependudukan

1). Kuantitas penduduk Indonesia

Kuantitas penduduk Indonesia meliputi sebagai berikut :

a). Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk adalah banyaknya individu yang menempati suatu

wilayah pada suatu waktu.

b). Penyebaran Penduduk

Penyebaran penduduk di Indonesia tidak merata. Sebagian besar

berada di pulau Jawa, Bali, Madura. Penyebaran penduduk dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain :

(1). kesuburan tanah

(2). iklim

(3). bentuk permukaan bumi (topografi)

(4). air

(5). perhubungan

(6). sejarah

(7). lapangan kerja

(8). tersedianya saran dan prasarana.

Page 54: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

37

2). Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata

penduduk per km2 pada suatu wilayah.

Kepadatan aritmatik = )(

)(2kmwilayahLuas

jiwapendudukJumlah

)(tan

)(tan

2kmianperwilayahLuas

jiwapendudukJumlahAgrarispendudukKepada

3). Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk yaitu pengelompokan penduduk menurut kriteria

tertentu, dapat dibedakan berdasarkan:

a. umur dan jenis kelamin

b. pendidikan

c. tempat tinggal

d. pekerjaan

e. agama

Sex Ratio adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan.

kPP

PLNJK

NJK = nisbah jenis kelamin

PL = jumlah penduduk laki-laki

PP = jumiah penduduk perempuan

K = konstanta (1.000)

4). Pertumbuhan Penduduk

Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan penduduk adalah sebagai

berikut:

Page 55: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

38

a. Kelahiran (Natalitas)

Kelahiran dipengaruhi oleh faktor pro dan anti kelahiran.

1) Faktor pro kelahiran, antara lain:

a) kawin muda

b) besarnya kematian bayi

c) penilaian yang tinggi terhadap anak

Beberapa hal yang berkaitan dengan penilaian anak,

misalnya:

(1) Anak sebagai penerus keturunan

(2) Anak sebagai sumber tenaga kerja

(3) Anak sebagai pembawa rejeki

(4) Anak sebagai tumpuan di hari tua

(5) Anak sebagai penentu status sosial orang tua.

2). Faktor anti kelahiran, antara lain:

a). Program KB

b). UU Perkawinan

c). Penundaan usia kawin, dan

d). Peraturan kepegawaian tentang tunjangan anak yang

diberikan hanya sampai anak ke-3

Penggolongan angka kelahiran adalah sebagai berikut :

1) Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate = CBR)

Rumus : 1000P

BCBR

Page 56: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

39

CBR = Crude Birth Rate

B = Jurnlah kelahiran hidup

P = Jumlah penduduk, biasanya diperhitungkan terhadap

jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka kelahiran

kasar digolongkan menjadi 3, yaitu :

a) Kecil (rendah}, apabila CBR lebih kecil dari 20 per 1.000

penduduk.

b) Sedang, apabila CBR antara 20-30 per 1.000 penduduk.

c) Tinggi (besar), apabiia CBR lebih besar dari 30 per 1.000

penduduk.

Contoh:

Jumlah kelahiran di DIY tahun 2000 sebanyak 2000 bayi, sedangkan

jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2000 adalah 400.000 jiwa,

angka CBR = ....?

Jawab :

1000000.000.4

000.2CBR (artinya 4 kelahiran kasar untuk tiap 1.000

penduduk)

2). Angka Kelahiran Khusus (Age Specific Fertility Rate = ASFR)

Angka kelahiran khusus adalah angka yang menunjukkan banyaknya

bayi lahir hidup setiap 1.000 wanita golongan usia tertentu pertahun.

Rumus : 1000P

BASFR

x

xx

ASFRx = angka kelahiran dari wanita umur x tahun

Bx = jumlah kelahiran dari wanita umur x tahun

Page 57: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

40

Px = jumlah penduduk wanita umur x tahun Biasanya diperhitungkan

pada pertengahan tahun.

Contoh:

Jumlah wanita usia 25-29 tahun adalah 200.000. Banyaknya

kelahiran pada usia tersebut 50.000 jiwa, maka ASFR = ....

1000000.200

000.50ASFRx

3). Angka Kelahiran Umum

Adalah banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita yang berumur 15-44

tahun atau 15-49 tahun.

k4415P

BGFR

F

atau k

4915P

BGFR

F

B = jumlah kelahiran dalam 1 tahun

PF 15 - 44 = banyaknya penduduk wanita umur 15-44 atau 15 - 49

pada pertengahan tahun k = konstanta (1000)

Contoh:

Jumlah kelahiran di DIY pada tahun 2000 adalah 50.000 bayi.

Banyaknya wanita berumur 15 - 49 tahun sebanyak 2.000.000 jiwa,

maka GFR = ....

1000000.000.2

000.50GFR

b. Kematian (Mortalitas)

Kematian atau mortalitas dipengaruhi oleh faktor pro dan anti

kematian.

1) Faktor prokematian, meliputi:

Page 58: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

41

a) fasilitas kesehatan belum memadai

b) tingkat kesehatan rakyat masih rendah

c) kekurangan gizi

d) pencemaran lingkungan

e) kecelakaan lalu lintas

f) bunuh diri/pembunuhan

g) peperangan, dan

h) bencana alam dan wabah penyakit.

2) Faktor antikematian (penghambat kematian), antara lain:

a) fasilitas kesehatan telah memadai

b) makanan cukup bergizi

c) tingkat kesehatan masyarakat tinggi

d) lingkungan yang bersih dan teratur, dan

e) ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh

orang lain.

Penggolongan angka kematian kasar

(1).Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (COR)

Angka kematian kasar adalah banyaknya orang yang

meninggal setiap 1.000 per tahun.

1000P

DCDR

CDR : Crude Death Rate = angka kematian kasar

D : Death = jumlah kematian

P : Population = jumlah penduduk pada pertengahan

Page 59: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

42

tahun

Penggolongan CDR adalah sebagai berikut:

(1) kecil (rendah), apabila CDR antara 9-13 per 1.000;

(2) sedang, apabila CDR antara 14-18 per 1.000 penduduk;

(3) tinggi (besar), apabila CDR lebih besar dari 19 per

1.000 penduduk.

Contoh:

Berdasarkan data kependudukan kecamatan kota Kudus

jumlah penduduk pada bulan Januari 1990 adalah 200.000

jiwa, pada bulan Januai 1991 sebanyak 300.000 jiwa,

jumlah kematian 200 jiwa. Maka CDR = ....

21000000.250

5001000

)000.300000.200(2

1500

CDR

(2).Angka Kematian Khusus atau Age Specific Death Rate

(ASDR)

Angka kematian khusus adalah banyaknya kematian setiap

1.000 penduduk usia tertentu per tahun.

1000P

DASDR

x

xx

ASDRx : angka kematian kelompok usia tahun

Dx : jumlah kematian kelompok usia x tahun

Px : jumlah penduduk usia x tahun.

Page 60: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

43

Contoh:

Apabila diketahui kelompok umur 20 - 24 tahun sebanyak

1000, jumlah kematian 10 Berapa ASDR?

101000000.1

10ASDRx

(3).Angka Kematian Bayi atau Infant Mortalitiy Rate (IMR)

Angka kematian bayi adalah jumlah bayi yang mati setiap

1.000 kelahiran per tahun..

Rumus = 1000B

DIMR o

IMR = Infant Mortalitiy Rate (angka kematian bayi)

Do = jumlah kematian bayi (umur kurang dari satu

tahun)

B = jumlah kelahiran hidup

Penggolongan IMR adalah :

(1) rendah, apabila IMR kurang dari 35 per 1.000 jiwa

(2) sedang, apabila IMR antara 35-75 per 1.000 jiwa

(3) tinggi, apabila IMR antara 75-125 per 1.000 jiwa

(4) sangat tinggi, apabila IMR lebih dari 125 per 1.000 jiwa

Contoh:

Jumlah kelahiran hidup di kecamatan kota tahun 1990

adalah 2000 jiwa, jumlah bayi yang meninggal 20 jiwa.

Berapa IMR?

101000000.2

20IMR

Page 61: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

44

c. Migrasi Penduduk

Migrasi adalah perpindahan penduduk yang dilakukan dari satu

daerah ke daerah lain untuk menetap.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi penduduk,

antara lain :

1). Keadaan politik;

2). Sempitnya lapangan kerja, dan

3). Kurangnya fasilitas hidup.

Macam-macam migrasi antara lain:

1) Migrasi antarnegara

Migrasi antarnegara dibedakan menjadi:

a) Imigrasi

b) Emigrasi

c) Remigrasi.

2) Migrasi dalam negeri .

a) Transmigrasi

Transmigrasi dibedakan menjadi :

(1) Transmigrasi urnum,

(2) Transmigrasi bedol desa,

(3) Transmigrasi sektoral,

(4) Transmigrasi swakarya,

(5) Transmigrasi swakarsa (spontan),

(6) Transmigrasi keluarga,

Page 62: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

45

(7) Transmigrasi pramuka, dan

(8) Transmigrasi lokal

b). Urbanisasi

c). Kembali ke desa (ruralisasi)

d). Remigrasi,

Faktor pendorong migrasi antara lain:

Sumber daya alam yang semakin berkurang

Lapangan kerja semakin sempit

Faktor penarik migrasi antara lain:

Mendapat kesempatan kerja

Melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

Pelayanan kesehatan yang lebih baik

Faktor rintangan migrasi antara lain:

Jarak yang jauh

Nilai tradisional (makan tidak makan kumpul)

Kebijaksanaan pemerintah

Biaya

Angka Migrasi Masuk

Angka migrasi masuk adalah jumlah pendatang tiap 1.000

penduduk tempat tujuan selama 1 tahun.

Rumus: kP

IMI

Ml = angka migrasi masuk

I = jumlah migrasi masuk

Page 63: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

46

P = jumlah penduduk

k = konstanta (1000)

Contoh:

Jumlah penduduk di Kecamatan Bae tahun 2.000 sebanyak

100.000 jiwa. Jika migrasi masuk 100 jiwa, berapa M1?

11000000.100

100MI

Angka migrasi keluar

Angka migrasi keluar adalah jumlah penduduk yang keluar dari

daeah tempat tinggalnya tiap 1000 penduduk selama 1 tahun.

Rumus: kP

OMO

Mo = angka migrasi keluar

O = jumiah migrasi keluar

P = jumlah penduduk

k = konstanta (1000)

Contoh:

Jumlah penduduk di Kecamatan Bae 500,000, jumlah penduduk

yang keluar 50 jiwa. Berapa Mo?

11000000.500

500MO

Angka Migrasi Neto

Angka Migrasi neto adalah sensus antara jumlah migrasi masuk

dan jumlah migrasi keluar dalam 1.000 penduduk dalam 1 tahun.

Page 64: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

47

Rumus: kP

MoMiMn

Mn = angka migrasi neto

Mi = jumlah migrasi masuk

Mo = jumlah migrasi keluar .

p = jumlah penduduk

k = konstanta (1000)

Contoh:

Jumlah penduduk di Kecamatan Tanjung pada tahun 2000

sebanyak 250.000 jiwa. Jumlah imigran 1.000 jumlah emigan 500.

Berapa angka migrasi neto?

1000000.250

5001000Mn

1000000.250

500

= 2Jadi angka migasi neto 2 jiwa tiap 1000 penduduk.

Dari uraian faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan

penduduk tersebut maka pertumbuhan penduduk dapat dirumuskan

sebagai berikut.

(Pt - Po) = (L - M) + (I - E)

Pt : jumlah penduduk akhir tahun

Po : jumlah penduduk awai tahun .

L : jumlah bayi lahir

M : jumlah penduduk yang mati

Page 65: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

48

I : jumlah migrasi masuk

E : jumlah migrasi keluar

d. Sensus Penduduk

Sensus penduduk adalah kegiatan menghitung jumlah penduduk

suatu negara. Sensus di-lakukan dengan dua cara yaitu de facto dan

de jure, Sensus de facto adalah menghitung jumlah penduduk

menurut tempat tinggal mereka pada saat sensus. Sensus de facto

datanya lebih lengkap, kesalahan yang disebabkan oleh duplikasi

lebih kecil, serta penghitungan tingkat 'kelahiran dan kematian

lebih akurat.

Sensus de jure adalah menghitung jumlah penduduk menurut

tempat tinggal yang tetap. Sensus ini dapat digunakan untuk

mengetahui jumlah penduduk di tempat-tempat rekreasi yang

seialu berubah menurut musim.

e. Registrasi Penduduk

Registrasi penduduk adalah pencatatan peristiwa yang dialami

penduduk, misalnya kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,

dan migrasi. Sistem registrasi penduduk belum di atur dengan

undang-undang. Di dalam registrasi kejadian dicatat, namun belum

ada sistem yang pasti kaena ditangani oleh beberapa instansi

pemerintah antara lain departemen kehakiman, dalam negeri,

agama dan kesehatan. Selain itu pelaksanaan registrasi oleh

Page 66: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

49

instansi-instansi tersebut tidak teratur dan kurang lengkap. Contoh

yang dicatat dalam registrasi penduduk adalah kematian.

f. Survei Penduduk

Survei penduduk dilakukan untuk mengumpulkan data dengan

tujuan tertentu. Survei hampir, sama. dengan sensus dan registrasi,

hanya saja survei dilakukan dalam wilayah yang terbatas, dan

survei dapat dilakukan kapan saja

g. Teori Kependudukan

Menurut Malthus, kemelaratan disebabkan oleh ketidakseimbangan

antara pertambahan j penduduk dan pertambahan bahan pangan.

Hal itu terjadi karena jumiah penduduk bertambah • seperti deret

ukur (1 - 2 - 4 - 16 - 32 dstj dan makanan bertambah sesuai deret

hitung ( 1 - 2 – 3 – 4 - dst) J.

Teori Malthus mempunyai kelemahan antara lain:

1. la tidak yakin akan kemampuan tanah ntuk menghasilkan

bahan makanan yang lebih cepat.

2. Adanya kemungkinan kemajuan tingkat hidup mariusi'a karena

adanya industrialfsasi, transportasi, dan distribusi yang lebih

baik.

3. Adanya kemungkinan pengurangan kelahiran dengan KB.

h. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan

banyak atau sedikitnya pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam

Page 67: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

50

kurun waktu tertentu. Laju pertumbuhan penduduk umumnya

dihitung dengan 2 cara yaitu geometris dan eksponensial.

1) Laju Pertunbuhan Penduduk Geometris

Laju pertumbuhan penduduk geometris adalah pertumbuhan

penduduk secara bertahap, hanya dihitung pada akhir tahun dari

suatu periode disebutjuga pertumbuhan berganda. Laju

pertumbuhan penduduk geometris dihitung dengan rumus:

Pt = Po (1 + r)2

Pt = jumiah penduduk pada akhir tahun

Po = jumiah penduduk pada awal tahun.

r = laju pertumbuhan penduduk

t = jangka waktu (10 tahun)

2). Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial

Laju petumbuhan eksponensial adalah laju pertumbuhan yang

berlangsung secara terus menerus

Rumus : Pt = Po. ert

Pt = jumiah penduduk pada akhir tahun

Po.= jumiah penduduk pada awal tahun

e = angka eksponensial (2,718282)

r = tingkat pertmbuhan penduduk1

t = jangka waktu (umumnya 10 tahun).

Page 68: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

51

i. Proyeksi Penduduk

Jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat dihitung atau

diproyeksikan. Informasi mengenai jumiah penduduk masa yang

akan datang sangat penting. Misalnya untuk merencanakan segala

sesuatu yang berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana

untuk meningkatkan kesejahteaan penduduk.

Rumus : Pn = Po (1 = r)n

Pn = jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan)

Po = jumiah penduduk pada tahun 0 atau tahun dasar

n = jumlah tahun antara 0 hingga n .

r = tingkat pertumbuhan penduduk pertahun (dalam %)

j. Piramida Penduduk

Komposisi penduduk menumt umur dan jenis kelamin dapat

disajikan.dala'm bentuk grafik yang disebut piramida penduduk.

Piramida penduduk dapat digunakan untuk mengetahui

perbandingan antara:

Jumlah laki-laki dan perempuan

Jumlah tenaga kerja

Struktur penduduk suatu negara

Piramida penduduk dapat digolongkan dalam 3 macam sebagai

berikut.

1) Piramida Penduduk Muda

Page 69: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

52

Menunjukkan bahwa penduduk suatu negara tersebut sedang

mengalami pertumbuhan. Piramida penduduk ini menunjukkan

Sebagian besar penduduk pada kelompok umur muda

Tingkat kelahian tinggi

Tingkat kematian tinggi

Contoh Indonesia

Bentuk piramida penduduk muda (ekspansif)

Laki-laki Perempuan

Gambar 2. Piramida Penduduk Muda

2) Piramida Penduduk Statoner

Menunjukkan bahwa penduduk dalam suatu negara tersebut

keadaan stationer atau tetap, jumlah kelahiran dan kematian

seimbang. Contoh: negara Swedia. Bentuk piramida penduduk

stationer

Laki-laki Perempuan

Gambar 3. Piramida Penduduk Stationer

Page 70: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

53

3) Piramia Penduduk Tua (Konstuktif)

Menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk suatu

negara tersebut pada kelompok . usia tua. Contoh

Amerika Serikat.

Laki-laki Perempuan

Gambar 4. Piramida Penduduk Tua.

5. Kualitas Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Dalam sensus penduduk dapat diketahui kualitas penduduk berdasarkan

pendidikan seclara umum, misalnya :

Jumlah penurunan penduduk yang buta huruf

Tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, PT dan lain-fain)

Jumlah penduduk yang memperoleh pendidikan formal, non formal, dan

informal

Data mengenal tingkat pendidikan penting untuk mengetahui sumber daya

manusia di suatu daerah. Selain itu penguasaan ilmu dan teknologi

memudahkan penduduk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf

Page 71: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

54

hidup mereka. Tingkai pendidikan penduduk Indonesia mengalami

kemajuan meskipun mempunyai beberapa kendala, di antaranya;

Kurangnya kesadaran masyaakat akan pentingnya pendidikan.

Biaya pendidikan yang tinggi.

Sarana dan prasarana pendidikan yang kurang seperti gedung, buku-

buku, guru, dan lain-lain

Sarana dan prasarana transportasi yang kurang sehingga menyulitkan

penduduk di daerah

terpencil untuk mendapat pendidikan yang lebih tinggi.

Mutu pendidikan yang rendah.

Anggaran pemeriniah untuk pendidikan yang rendah.

6. Kualitas Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan

Penduduk suatu negara dikatakan berkualitas tinggi apabila tingkat

kesehatan juga tinggi. Secaraj umum tingkat kesehatan penduduk di

Indonesia tergolong rendah. Tingkat kesehatan dapat dilihat; dan;

Angka kematian kasar.

Angka kematian bayi.

Umur harapan hidup.

Dalam upaya menaikkan tingkat kesehatan masyarakat langkah-langkah

yang diambil adalah pemerintah diantaranya:

Memperbanyak dan meningkatkan fungsi rumah sakit, puskesmas, dan

fain-lain.

Menambah jumlah serta menaikkan kualitas tenaga medis.

Page 72: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

55

Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan gizi dan lingkungan.

Mengadakan imunisasi massal secara manual dan gratis.

Mengadakan posyandu.

7. Kualitas Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Dalam sensus penduduk data mata pencaharian penduduk dapat kita lihat

bedasarkan status pekerjaari dan lapangan pekerjaan. Status pekerjaan

dibedakan menjadi pekerja formal dan informal. Lapangan pekerjaan

dibedakan menjadi pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan,

perdagangan, jasa dan lain-lsin. Sebagian besar penduduk Indonesia masih

bekerja di sektor, pertanian, sedangkah berdasarkan statusnya sebagian besar

penduduk bekerja di sektor informal. Akibat tingginya angka pertumbuhan

penduduk maka pertumbuhan angkatan kerja juga pesat. Namun

pertumbuhan kesempatan kerja tidak dapat mengimbangi pertumbuhan

angkatan kerja. Akibatnya jumiah pengangguran di Indonesia masih cukup

tinggi.

8. Masalah Kependudukan di Indonesia

Masaiah kependudukan di Indonesia antara lain:

Jumlah penduduk yang besar. . :

Pertumbuhan penduduk tinggi.

Persebaran penduduk tidak merata.

Komposisi penduduk kurang menguntungkan yaitu jumiah penduduk

usia muda besar sehingga angka ketergantungan tinggi.

Arus urbanisasi tinggi.

Page 73: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

56

Beberapa usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan

antara lain:

Perencanaan, pengaturan dan pembatasan usia minimal pernikahan.

Perencanaan, pengaturan dan pembatasan kelahiran.

Meratakan persebaran pendduk dengan Transmigrasi

Pembangunan pedesaan untuk mengurangi urbanisasi.

Memperluas peningkatan fasilitas kesehatan

Meningkatkan fasilitas transportasi.

Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian,

Pengembangan ilmu pengetahan dan teknologi yang ramah lingkungan.

Perluasan industrialisasi.

I. Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan yang pernah dilakukakn oleh peneliti

sebelumnya, dapat dilihat dalam tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Penelitian yang relevan dengan penelitian.

No Nama Jurusan Judul

Penelitian

Kesimpulan Metode yang

efektif

1 Sudarto Tehnologi

Pendidikan

Program

Pasca

Sarjana

UNS

(2006)

Penerapan

Pembelajaran

IPS Sejarah

Berbasis Life

Skill di SMK

terhadap

prestasi belajar

siswa di SMK

Penerapan

pembelajaran IPS

Sejarah berbasis

skil life mampu

meningktakan

prestasi belajar

dengan nilai rata-

rata yang diperoleh

Pembelajaran

berbasis skill

life

Page 74: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

57

1 dan 2

Karanganyar

tahun 2006

siswa sebesar 6,5

2 Sri Wahyuni Pendidikan

Geografi

Pasca

Sarjana

UNS

(2006)

Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

Student Teams

Achievement

Divisions

(STAD) Untuk

Meningkatkan

Motivasi dan

Hasil Belajar

Siswa Pada

Mata Pelajaran

Geografi SMA

Muhammadiyah

Wonosari.

Penggunaan model

pembelajaran

kooperatif tipe

STAD dapat

meningkatkan

motivasi belajar

dan hasil belajar

siswa pada mata

pelajaran geografi

khususnya

kompetensi dasar

“Pemanfaatan

lingkungan hidup

dan pembangunan

bekelanjutan” kelas

XI IPS SMA

Muhammadiyah

Wonosari Tahun

2006/2007

STAD

3 Dwi Haryati Pendidikan

Geografi

Pasca

Sarjana

UNS

(2007)

Meningkatkan

Minat Belajar

dan Prestasi

Belajar Geografi

dengan

menggunakan

Model

Pembelajaran

Model

pembelajaran

kooperatif teknik

STAD yang

menempatkan

siswa dalam

struktur belajar

kelompok dengan

STAD

Page 75: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

58

Kooperatif

JIGSAW Pada

Siswa SMA

Dominikus

Wonosari

Gunung Kidul

2007.

penghargaan

kelompok ahli,

dalam

kesimpulannya

dapat

meningkatkan

minat belajar dan

prestasi belajar

siswa.

4 Susi

Rahmawati

Pendidikan

PPKN

Fakultas

Keguruan

dan Ilmu

Pendidikan

UNS

(2007)

Efektivitas

Penggunaan

Metode

Pembelajaran

Diskusi

Kelompok),

Jigsaw, dan

Ceramah Tanya

Jawab terhadap

Prestasi Belajar

IPS Geografi

Siswa kelas VII

SMP Negeri 16

Surakarta Tahun

Ajaran

2006/2007

Penggunaan

metode

pembelajaran

Diskusi Kelompok

lebih efektif

didalam

pembelajaran

geografi terbukti

dengan perolehan

hasil nilai prestasi

belajar yang tinggi

dibandingkan

dengan kedua

metode yaitu

Jigsaw serta

Ceramah Tanya

Jawab.

Diskusi

Kelompok

5 Aster

Oktorini

Pendidikan

Geografi

Fakultas

Studi

komparasi

hasil belajar

Metode

pembelajaran

kooperatif jigsaw

Jigsaw

Page 76: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

59

Keguruan

dan Ilmu

Pendidikan

UNS

(2007)

Geografi siswa

antara

penggunaan

metode

pemmbelajaran

kooperatif

Jigsaw dengan

metode diskusi

pada materi

pelapukan,

erosi, dan

sedimentasi

siswa kelas

VIIE dan VIIF

SMP Negeri

10 Surakarta.

lebih baik

daripada metode

diskusi. Hal ini

ditunjukkan

berdasarkan nilai

rerata kelompok

eksperimen

sebesar 7,73

lebih tinggi

daripada nilai

rerata kelompok

kontrol sebesar

7,00

I. Kerangka Berpikir

Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan dari hasil belajar yang

diperoleh siswa. Faktor keberhasilan kegiatan pembelajaran salah satunya

ditentukan oleh teknik pembelajaran terutama dari kesesuaian penggunaan tehnik

pembelajaran yang digunakan guru, serta keterlibatan siswa secara aktif dalam

proses belajar mengajar. Penerapan pendekatan pembelajaran yang bervariasi

berupaya untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran

sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan.

Penggunaan teknik pembelajaran Peta Konsep dan Bermain peran (Rool

Play) sampai saat ini masih jarang dijumpai khususnya pada tingkat sekolah

Page 77: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

60

TeknikPembelajaran

Peta Konsep

TeknikPembelajaranBermain peran

(Rool Play).

Hasil belajar

Hasil belajar

Dibandingkan

Nil

ai P

rest

asi A

wal

Sis

wa

ren

dah

Dip

eroleh T

ehn

ikP

emb

elajaran yan

g sesuai

menengah atas (SMA) sehingga efektif atau tidaknya tehnik mengajar ini belum

begitu banyak diketahui. Pada penelitian ini, penggunan teknik pembelajaran Peta

Konsep dibandingkan Bermain peran (Rool Play).

Untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman kita didalam memahami

kerangka berpikir dalam penelitain ini, dapat dilihat dalam gambar alur berpikr

pada gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Kerangka Berpikir dalam Penelitian

J. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan didepan, maka

peneliti memiliki hiopotesis atau jawaban sementara yaitu :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan didalam penggunaan teknik pembelajaran

Peta Konsep dan Bermain Peran terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas

XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun 2008.

Page 78: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

61

2. Penggunaan Teknik bermain peran mampu menghasilkan hasil belajar siswa

yang lebih baik dari teknik Peta Konsep pada kompetensi dasar “Antroposfer

dan Aspek Kependudukan” siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta

tahun 2008.

Page 79: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitiaan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

(SMAN 1) Surakarta Propinsi Jawa Tengah. Alasan pemilihan tempat penelitiaan

karena peneliti melihat proses belajar mengajar di tempat penelitiaan masih

kurang optimal dalam pengembangan pengunaan metode dalam mengajar. Selain

itu peneliti merupakan pengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 (SMAN 1)

Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitiaan hingga penyusunan laporan penelitiaan dilaksanakan

pada bulan Februari 2008 hingga Januar. Secara operasional penelitiaan ini dibagi

dalam tiga tahap, yaitu :

a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, permohonan pembimbing,

pembuatan proposal, permohonan perijinan, survei sekolah dan konsultasi

instrumen.

b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang berlangsung di lapangan,

meliputi: uji coba instrumen, pelaksanaan proses pembelajaran dan

pelaksanaan pengambilan data.

c. Tahap penyelesaian, meliputi analisis data dan penyusunan laporan. Untuk

lebih jelas nya dapat dilihat dalam tabel 2 waktu penelitian tesis pada

halaman selanjutnya.

Page 80: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

63

Tabel 2. Jadwal waktu penyusunan penelitian tesis

BulanKegiatanFeb 08

Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan 09

1234567891011

Keterangan :

1. Pengajuan Matrik Penelitian 7. Pengolahan Data

2. penyusunan Proposal Penelitian Penelitian 8. Penulisan Laporan

3. Penyusunan Instrumen Penelitian 9. Tahap Penyelesaian

4. Seminar Proposal Tesis 10. Ujian Tesis

5. Perijinan 11. Revisi

6. Pelaksanaan Penelitian

B. Metode Penelitian

Di dalam penelitian ini digunakan metode Quasi Eksperimen Riset/

eksperimen Semu Menurut Arikunto (2003:272), penelitian eksperimen adalah

penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui tentang ada tidaknya akibat dari

sesuatu yang dikenakan pada subyek yang diselidiki atau dicari, caranya adalah

dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi

perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima

perlakuan.

Page 81: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

64

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok kelas yang menjadi subjek

penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun kelompok

kontrol mendapat perlakuan dengan menggunakan teknik pembelajaran Peta

Konsep dan kelas kontrol dengan teknik pembelajaran Bermain Peran (Role Play).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah 2 x 1, yaitu dua perlakuan

yang berbeda dengan menggunakan teknik pembelajaran peta konsep dan teknik

pembelajaran bermain peran dan guna mengetahui satu variabel terikat yaitu hasil

belajar. Setelah proses belajar mengajar untuk satu materi pokok berakhir, kedua

kelompok diukur dengan alat ukur yang sama yaitu tes akhir. Hasil kedua

pengukuran tersebut kemudian dibandingkan dan dianalisis.

Sebelum memberikan perlakuan, terlebih dahulu peneliti mengecek

kemampuan dari kedua kelompok, untuk mengetahui bahwa kelompok tersebut

seimbang kemampuannya. Data yang digunakan untuk menguji keseimbangan

adalah nilai ulangan materi sebelumnya. Untuk memperjelas teknik penelitian

yang digunakan, maka dapat digambarkan rancangan penelitian sebagai berikut

Non Randomized Control Group, Pre Test-Post Test Design.

E : Kelompok Eksperimen.

C : Kelompok Kontrol.

Y1 : Pre tes kelompok Eksperimen.

Y1 : Pre tes kelompok Kontrol.

X : Perlakuan.

Y2 : Pos tes kelompok Eksperimen.

Y2 : Pos tes kelompok Kontrol.

E Y1 X Y2

C Y2 - Y2

Page 82: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

65

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Suharsimi mengatakan bahwa populasi adalah merupakan keseluruhan

subyek penelitian Semua anggota, sekelompok orang, kejadian ataupun obyek

yang telah dirumuskan secara jelas. Sedangkan menurut pendapat Moh. Nasir,

populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah

ditetapkan (Suharsimi Arikunto, 2003:15).

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan subyek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian

ini adalah siswa kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Surakarta Tahun

Pelajaran 2008/2009 dengan jumlah 280 siswa. Penentuan populasi siswa kelas XI

dengan pertimbangan bahwa siswa nilai prestasi hasil belajar pada tiap akhir

semester khususnya pada mata pelajaran Geografi selalu rendah bila dibandingkan

dengan mata pelajaran yang lain. Maka perlu adanya suatu penggunaan teknik

pembelajaran yang mampu mempermudah siswa dalam memahami materi

pelajaran serta mendapatkan nilai yang baik.

2. Sampel Penelitian

Sebelum mebahas tentang sample kita harus mengetahui definisi sampel

terlebih dulu. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”

(Suharsimi Arikunto, 2003:120). Dalam penelitian, penarikan sampel sangat

diperlukan oleh seorang peneliti. Tujuan penarikan sampel dari populasi untuk

memperoleh informasi mengenai populasi tersebut, untuk itu sampel harus

representatif, yang betul-betul mewakili populasi. Oleh karena itu dalam

Page 83: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

66

menentukan besarnya jumlah sampel penelitian tidak secara sembarangan, karena

sampel harus benar-benar mewakili sifat populasi.

Sampel yang representatif ialah sampel yang memiliki karakteristik-

karakteristik populasi yang relevan dengan penelitian yang bersangkutan.

Beberapa sumber pustaka menjelaskan tentang jumlah sampel yang sebaiknya

diambil secara bervariasi, sehingga dalam penarikan jumlah sampel tidak selalu

sama. Pemecahan terbaik masalah besarnya sampel adalah dengan menggunakan

sampel sebesar mungkin, karena data menjadi lebih akurat dan lebih tepat.

Meskipun pengambilan jumlah sampel tidak selalu sama, bukan berarti tidak ada

pedoman yang baku dalam menentukan jumlah sampel.

Penelitian ini menggunakan sampel kelas, yaitu kelas yang diberi

pembelajaran dengan teknik pembelajaran Peta Konsep (kelas kontrol) kelas XI

IPS1 dengan jumlah 40 siswa dan kelas yang diberi perlakuan dengan teknik

pembelajaran bermain peran adalah kelas XI IPS3 dengan jumlah 39 siswa,

sehingga jumlah keseluruhan 79 siswa.

D. Tehnik Pengumpulan Data

1. Variabel

Dalam penelitiaan ini sebagai variabel bebas adalah teknik pembelajaran

Peta Konsep dan teknik pembelajaran Beramain Peran. Sedangkan variabel terikat

dalam penelitiaan ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi pada

pokok bahasan ”Antroposfer dan Aspek Kependudukan”. Definisi operasional

Page 84: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

67

serta penjelasan mengenai variabel dalam penelitiaan dapat dilihat pada

penjelasan dibawah ini :

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi dalam

rangka menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah suatu kondisi yang menunjukkan pada akhir atau

pengaruh yang dikarenakan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitiaan

ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan hasil perolehan skor

pada pengukuran dengan tes yang mencerminkan tingkat penguasaan siswa

terhadap materi yang diukur dengan menggunakan tes obyektif atau pilihan

ganda yang dilakukan setelah siswa mengikuti kegiatan proses belajar

mengajar

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian ada

beberapa, antara lain observasi, tes, angket, wawancara, dan dokumentasi. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi dan

metode tes.

a. Teknik Dokumentasi

Arikunto (2002:206) menyatakan bahwa teknik dokumentasi adalah suatu

cara untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda,

dan sebagainya. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk

Page 85: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

68

memperoleh data mengenai daftar nama siswa dan nilai ulangan materi pokok

sebelumnya pada kelas XI IPS1 dan XI IPS2 untuk mengetahui kemampuan

awal.

b. Teknik Tes

Arikunto (2002: 198) mengatakan bahwa tes adalah kumpulan pertanyaan

atau latihan ataupun alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok. Teknik tes pada penelitian ini, digunakan untuk mengambil

data tentang hasil hasil belajar siswa setelah mengikuti kegitan belajar

mengajar.

3. Instrumen Penelitian

Berdasarkan variabel yang diteliti, maka dalam penelitiaan ini menggunakan

instrumen atau alat pengukur yaitu post tes (soal tes) hasil belajar siswa. Tes

adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data yang dapat berupa suatu

daftar pertanyaan atau butir-butir soal. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan

data adalah tes obyektif yang dirancang peneliti berdasarkan rancangan

pembelajaran dan kisi-kisi tes. Tes yang berisi perolehan hasil belajar tersebut

digunakan untuk mengambil data hasil belajar.

E. Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan untuk mengambil data dalam penelitian, instrumen

terlebih dahulu di uji cobakan untuk mengetahui kelayakan instrumen. Instrumen

yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel

Page 86: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

69

(Arikunto, 1992: 56).

Soal-soal tes yang telah dibuat, kemudian akan diuji cobakan terlebih dahulu

pada kelas lain yang tidak digunakan sebagai subyek penelitian dan kelas tersebut

harus mempunyai kemampuan yang sama dengan kelas yang digunakan sebagai

objek penelitian. Untuk menguji kualitas soal itu baik atau tidak, harus memenuhi

persyaratan dalam hal validitas dan reliabilitas.

a. Validitas

Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas item dari

instrumen angket penelitian. Suatu item dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total, dengan kata lain terdapat kesejajaran

antara skor item dan skor total.

2222)()(

))((

YYnXXn

YXXYnrxy

Keterangan :

N = banyaknya siswa

x = skor item

y = skor total

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

Kriteria pengujian :

Jika rxy rtabel valid

Jika rxy rtabel tidak valid

Kualifikasi validitas soal :

0, 91 – 1, 00 = sangat baik

Page 87: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

70

0, 71 – 0, 90 = tinggi

0, 41 – 0, 70 = cukup

0, 21 – 0, 40 = rendah

Negatif-0, 20= sangat rendah

b. Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas angket faktor penentu prestasi belajar siswa

digunakan rumus alpha. Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 atau 0, misalnya angket dan bentuk soal

uraian.

Rumus alpha :

rtt =

2

2

11 t

i

n

n

Keterangan :

rtt = reliabilitas instrumen

n = jumlah butir pertanyaan atau soal

2i = jumlah varian skor tiap item

t2 = varians total

Penafsiran hasil perhitungan reliabilitas berdasarkan kriteria berikut ini :

0, 91 – 1, 00 = sangat baik

0, 71 – 0, 90 = tinggi

0, 41 – 0, 70 = cukup

0, 21 – 0, 40 = rendah

0, 00 – 0, 20 = sangat rendah

Page 88: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

71

(Masidjo, 1995:243–246)

F. Tehnik Analisis Data

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya

adalah mengadakan analisis data menggunakan analisis data statistik. Dalam

menganalisis data, diperlukan suatu teknik analisis. Teknik analisis data adalah

cara yang yang digunakan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dan

selanjutnya dapat diambil kesimpulan dari hasil yang diperoleh melalui analisis

tersebut.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji-T.

Sebelum penulis melakukan perhitungan dengan Uji-T, maka terlebih dahulu

penulis melakukan uji prasyarat analisis.

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

kedua kelompok mempunyai kemampuan yang seimbang. Uji keseimbangan

ini menggunakan uji perbedaan dua rerata uji-t dengan taraf signifikansi 5%.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

S

nn

xxt

21

21

11

Dimana :

Page 89: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

72

2

11

21

222

211

nn

SnSnS

Keterangan :

t : harga distribusi eksperimen

1x : rata-rata skor kelompok eksperimen

2x : rata-rata skor kelompok kontrol

1n : jumlah subjek kelompok eksperimen

2n : jumlah subjek kelompok kontrol

S : standar deviasi gabungan

Kriteria yang digunakan :

Ho diterima jika tabelhitung tt = tidak ada perbedaan kemampuan antara

kedua kelompok.

Ho ditolak jika hitungt ≥ tabelt = ada perbedaan kemampuan antara kedua

kelompok.

(Sudjana, 1992 : 239)

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji beda dua rerata

menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5%. Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

S

nn

xxt

21

21

11

Page 90: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

73

Dimana :

2

11

21

222

211

nn

SnSnS

Keterangan :

t : harga distribusi eksperimen

1x : rata-rata skor kelompok eksperimen

2x : rata-rata skor kelompok kontrol

1n : jumlah subjek kelompok eksperimen

2n : jumlah subjek kelompok kontrol

S : standar deviasi gabungan

Kriteria yang digunakan :

Ho diterima jika tabelhitung tt

Ho ditolak jika hitungt ≥ tabelt

(Sudjana, 1992 : 239)

Page 91: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Negeri 1 Surakarta terletak di Jalan Monginsidin No 40 Kelurahan

Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah.. Dilihat dari

kedudukanya terhadap garis lintang dan garis bujur bumi, Kecamatan Banjarsari

terletak antara 7˚22’52”LS - 7˚29’31”LS dan 110˚47”BT - 110˚53’41”BT

Sedangkan apabila dilihat secara Astronomis Kecamatan Banjarsari

memiliki batas Administratif yang berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali

Sebelah Selatan : Kecamatan Pasar Kliwon, Kotamadya Surakarta.

Sebelah Barat : Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar

Sebelah Timur : Kecamatan Jebres,Kotamadya Surakarta.

Untuk lebih jelas, dapat dilihat dalam peta pada halaman berikut :

Page 92: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

75

Page 93: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

76

Page 94: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

77

B. Deskripsi Proses Pembelajaran

1. Proses Pembelajaran Dengan TeknikPembelajaran Peta Konsep.

Guru masuk ke dalam kelas dan memberi salam kepada siswa, kemudian

mengecek kehadiran siswa. Aktivitas pembelajaran diawali dengan

mengkondisikan siswa pada keadaan yang kondusif supaya materi yang akan

disampaikan guru lebih mudah dipahami siswa. Sebelum guru memulai

kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu memberikan penjelasan kepada siswa

mengenai teknik pembelajaran Peta Konsep, supaya siswa mengerti kegiatan

belajar yang akan mereka lakukan. Selain untuk menghemat waktu juga agar

siswa mengerti bahwa proses belajar yang akan mereka lakukan adalah proses

belajar dalam kelompok yang menekankan kepada pengembangan pola

berpikir serta keaktifan siswa.

Pada awalnya tanggapan siswa mengenai teknik pembelajaran Peta

Konsep masih kurang, akan tetapi setelah guru memberikan penjelasan lebih

detail serta memberi motivasi kepada siswa, siswa menjadi mulai tertarik

untuk menggunakan teknik pembelajaran Peta Konsep untuk mempelajari

materi pelajaran Geografi dengan pokok bahasan “Antroposfer dan Aspek

Kependudukan”.

Proses selanjutnya adalah menuntun siswa ke arah materi yang akan

dipelajari dengan cara berangkat dari gagasan utama yang ditempatkan di

tengah atas sebagai gagasan utama yang kemudian diturunkan kebeberapa

cabang dan anak cabang hingga ranting (menyerupai pola pohon) tentang

materi “Antroposfer dan Aspek Kependudukan”. Kegiatan menjelaskan materi

Page 95: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

78

melalui teknik Peta Konsep dilaksanakan dengan melalui cara bertanya secara

interaktif dan memancing gagasan, pendapat atau ide siswa yang berkaitan

dengan materi yang tengah dipelajari.

Kemudian dibentuk kelompok-kelompok yang masing-masing kelompok

terdiri dari empat siswa. Keanggotaan dalam kelompok diperoleh secara acak.

Selanjutnya guru memberikan tugas untuk selanjutnya didiskusikan bersama

masing-masing anggota kelompok.. Materi Peta Konsep yang diberikan guru

kemudian didiskusikan dengan anggota satu kelompok. Di dalam proses

belajar kelompok siswa terlihat bersemangat dalam mempelajari materi yang

menjadi bagiannya.

Guru terus memantau kegiatan kelompok yang tengah berlangsung dengan

cara mendatangi setiap kelompok secara bergantian dan menanyakan kesulitan

serta hal-hal yang belum dipahami oleh siswa. Setelah kegiatan dalam

kelompok berakhir, selanjutnya guru memberi penjelasan secara singkat serta

memberikan kesimpulan dari kegiatan yang telah dilaksanakan.

2. Proses Pembelajaran Dengan Teknik Pembelajaran Bermain Peran.

Guru masuk ke dalam kelas memberi salam kepada siswa dilanjutkan

dengan mengecek kehadiran siswa. Aktivitas pembelajaran diawali dengan

mengkondisikan siswa pada keadaan yang kondusif supaya materi yang akan

disampaikan guru lebih mudah dipahami siswa. Sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan kompetensi dasar

yang akan dicapai setelah proses belajar dilaksanakan.

Page 96: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

79

Proses selanjutnya adalah membagi siswa kedalam kelompok-kelompok

yang beranggotakan siswa 8-10 orang, dimana keanggotaan dalam tiap

kelompok dipilih secara acak berdasarkan tingkat prestasi maupun jenis

kelamin. Tiap kelompok ditunjuk satu ketua kelompk yang berperan guna

membagi peran dalam kelompok untuk memerankan sosio drama kegiatan

sensus penduduk. Selanjutnya kepada tiap kelomok diberi waktu 20 menit

guna mendidkusikan mengenai pembagian peran serta merancang skenario

drama yang akan diperagakan di muka kelas.Kegaiatan sosio drama bermain

peran dilakukan secara bergantian tiap kelompok. Tugas guru dalam kegiatan

sosio drama bermain peran ini adalah membantu menjelaskan fungsi peran

masing-masing siswa.

Dari kegiatan bermain peran yang dilakukan oleh tiap kelompok siswa,

terlihat bahwa mereka kelihatan senang suka dengan kegaiatan sosio drama

yang mereka jalankan. Namun kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

teknik Bermain Peran ini cenderung menghabiskan waktu jam mata pelajaran

serta membuat gaduh suasana kelas, sehingga menggangu kegiatan belajar

mengajar kelas yang berada disekitar.

Page 97: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

80

C. Deskripsi Data Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa pada

pembelajaran Geografi dengan kompetensi dasar “Antroposfer dan Aspek

Kependudukan”. Dalam penelitian ini menggunakan 2 kelas yang berjumlah 79

siswa, yaitu kelas XI IPS1 berjumlah 40 siswa dan kelas XI IPS3 berjumlah 39

siswa. XI IPS1 sebagai kelompok kontrol pembelajarannya menggunakan teknik

Peta Konsep, sedangkan kelas XI IPS3 sebagai kelompok eksperimen diberikan

perlakuan teknik pembelajaran Bermain Peran. Hasil belajar diketahui dari nilai

post test setelah proses belajar mengajar untuk satu materi pokok berakhir. Post

test berupa soal obyektif yang berjumlah 26 item soal yang sudah diuji validitas

dan reliabilitasnya. Untuk lebih jelasnya data nilai post test disajikan sebagai

berikut :

1. Nilai awal (Pre- Tes).

a. Kelas Kontrol Teknik Pembelajaran Peta Konsep,

Data awal nilai siswa kelas kontrol pada standar kompetensi ”Biosfer dan

Sebaran Flora - fauna” disajikan pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Nilai Awal Siswa (Pre tes) Kelas Kontrol

Kelas Interval

Nilai tengah Frekuensi Frekuensi Relatif

4,4 - 5,1 4,75 2 5,00

5,2 - 5,9 5,55 5 12,56,0 - 6,7 6,35 5 12,56,8 - 7,5 7,15 6 15,07,6 - 8,3 7,95 13 32,58,4 - 9,1 8,75 9 22,5

40 100

Sumber :diolah dari data Primer

Page 98: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

81

0

2

4

6

8

10

12

14

Fre

ku

en

si

1

Kelas Interval Nilai

4,4 - 5,1

5,2 - 5,9

6,0 - 6,7

6,8 - 7,5

7,6 - 8,3

8,4 - 9,1

Berdasarkan tabel 3 diatas, diperoleh nilai awal siswa kelas kontrol

sebagai berikut : (1) nilai tertinggi 8,80 terdapat pada rentang nilai interval

(8,40-9,10), (2) nilai terendah 4,40 terdapat pada rentang nilai interval (4,4

-5,10), (3) nilai rata-rata 7,00 ,dan (4) median 6,90.

Histogram nilai awal kelas kontrol disajikan pada gambar 6 diagram

grafik berikut ini :

Gambar 6. Histogram Nilai Awal Siswa Kelas Kontrol.

b. Kelas Eksperimen Teknik Pembelajaran Bermain Peran.

Data awal nilai siswa kelas Eksperimen pada standar kompetensi ”Biosfer

dan Sebaran Flora - fauna” disajikan pada tabel 4 berikut ini :

Page 99: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

82

0

2

4

6

8

10

12

Frek

uens

i

1

Kelas Interval Nilai

4,4 - 5,1

5,2 - 5,9

6,0 - 6,7

6,8 - 7,5

7,6 - 8,3

8,4 - 9,1

Tabel 4. Nilai Awal Siswa (Pre tes) Kelas Eksperimen.

Kelas Interval

Nilai tengah Frekuensi Frekuensi Relatif

4,4 - 5,1 4,75 3 5,00

5,2 - 5,9 5,55 4 12,5

6,0 - 6,7 6,35 5 12,56,8 - 7,5 7,15 7 15,07,6 - 8,3 7,95 11 32,58,4 - 9,1 8,75 9 22,5

39 100

Sumber :di olah dari data Primer.

Berdasarkan tabel 4 diatas, diperoleh nilai awal siswa kelas eksperimen

sebagai berikut : (1) nilai tertinggi 8,80 terdapat pada rentang nilai interval

(8,40-9,10), (2) nilai terendah 4,40 terdapat pada rentang nilai interval (4,4

-5,10), (3) nilai rata-rata 7,00 dan (4) median 6,90.

Histogram nilai awal kelas eksperimen disajikan pada gambar 7

diagram grafik berikut ini

Gambar 7. Histogram Nilai Awal Siswa Kelas Eksperimen.

Page 100: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

83

2. Nilai Akhir (Pos- tes).

a. Kelas Kontrol Teknik Pembelajaran Peta Konsep.

Data awal nilai siswa kelas kontrol pada standar kompetensi ”Antrosposfer

dan Aspek Kependudukan” disajikan pada tabel 5 berikut ini :

Tabel 5. Nilai Akhir Siswa (Pos- tes) Kelas kontrol.

Kelas Interval

Nilai tengah Frekuensi Frekuensi Relatif

4,6 - 5,2 4,90 3 7,50

5,3 - 5,9 5,60 2 5,006,0- 6,6 6,30 11 27,56,7 - 7,3 7,00 9 22,57,4 - 8,0 7,70 6 15,08,2 - 8,7 8,40 9 22,5

40 100

Sumber :di olah dari data Primer

Berdasarkan tabel 5 diatas, diperoleh nilai akhir siswa kelas kontrol

sebagai berikut : (1) nilai tertinggi 8,50 terdapat pada rentang nilai interval

(8,20-8,70), (2) nilai terendah 4,60 terdapat pada rentang nilai interval (4,6

-5,20), (3) nilai rata-rata 7,00 ,dan (4) median 6,90.

Histogram nilai akhir kelas kontrol disajikan pada gambar 8 diagram

grafik berikut ini :

Page 101: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

84

0

2

4

6

8

10

12

Frek

uens

i

1

Kelas Interval Nilai

4,60 - 5,20

5,30 - 5,90

6,00 - 6,60

6,70 - 7,30

7,40 - 8,00

8,20 - 8,70

0

2

4

6

8

10

12

Fre

ku

en

si

1

Kelas Interval Nilai

4,6 - 5,2

5,3 - 5,9

6,0 - 6,6

6,7 - 7,3

7,4 - 8,0

8,2 - 8,7

Gambar 8. Histogram Nilai Akhir Siswa Kelas Kontrol.

b. Kelas Eksperimen Teknik Pembelajaran Bermain Peran.

Data akhir nilai siswa kelas eksperimen pada standar kompetensi ”

Antrosposfer dan Aspek Kependudukan” disajikan pada tabel 6 berikut ini

Tabel 6. Nilai Akhir Siswa (Pos- tes) Kelas Eksperimen.

Kelas Interval

Nilai tengah Frekuensi Frekuensi Relatif

5,4 - 6,1 5,75 4 10,26,2 - 6,9 6,55 3 7,707,0 - 7,7 7,35 11 28,27,8 - 8,5 8,15 13 33,38,6 - 9,3 8,95 7 17,9

9,4 - 10,1 9,75 1 2,5439 100

Sumber: diolah dari data primer.

Berdasarkan tabel 6 diatas, diperoleh nilai akhir siswa kelas eksperimen

sebagai berikut : (1) nilai tertinggi 10,0 terdapat pada rentang nilai interval

Page 102: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

85

0

2

4

6

8

10

12

14

Fre

ku

en

si

1

Kelas Interval Nilai

5,4 - 6,1

6,2 - 6,9

7,0 - 7,7

7,8 - 8,5

8,6 - 9,3

9,4 - 1,1

(9,40-10,1) (2) nilai terendah 5,40 terdapat pada rentang nilai interval

(5,40-6,10), (3) nilai rata-rata 7,73 ,dan (4) median 7,84.

Histogram nilai akhir kelas eksperimen disajikan pada gambar 9

diagram grafik berikut ini :

Gambar 9. Histogram Nilai Akhir Siswa Kelas Eksperimen.

D. Pengujian Prasyarat Analisis.

Uji keseimbangan diperlukan guna mengetahui, apakah kemampuan kedua

kelompok penelitian dalam kondisi seimbang. Data yang digunakan adalah data

nilai awal (Pre-tes) pada kompetensi dasar ”Biosfer dan Sebaran Flora - fauna”.

Berdasarkan hasil uji keseimbangan dengan Uji-t diperoleh t hitung sebesar 0,339

dan t tabel dengan db 77 dan taraf signifikansi 5% sebesar 1,67, karena thitung<ttabel

atau 0,339<1,67, maka Ho diterima dengan demikian berarti tidak ada perbedaan

dalam kemampuan awal antara kedua kelompok.

Page 103: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

86

Berikut ini didalam tabel 7 dapat kita lihat data distribusi frekuensi nilai

awal (Pre-tes) pada kompetensi dasar ”Biosfer dan Sebaran Flora - fauna” kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol Kelas EksperimenKelas Interval Frekuensi Prosentase

(%)Frekuensi Prosentase

(%)4,3 - 5,3 2 5,00 2 5,135,3 - 6,3 5 12,5 4 10,26,3 - 7,2 9 22,5 5 12,87,2 - 8,2 3 7,50 2 5,008,2 - 9,1 11 27,5 13 32,5

9,2 – 10,1 10 25,0 13 32,540 100,00 39 100,00

Sumber: diolah dari data primer.

Dari data tabel 7 diatas terlihat bahwa pada kelas eksperimen memiliki nilai

rata-rata 7,73 dan kelas kontrol 7,00 dengan nilai tertinggi untuk kelas

eksperimen adalah 8,80 dan kelas kontrol 8,80. sedangkan nilai terendah

untuk kelas eksperimen 4,40 dan untuk kelas kontrol adalah 4,40. Jadi dapat

ditarik kesimpulan bahwa perolehan nilai rata-rata untuk kelas kontrol dan

kelas eksperimen adalah sama.

Histogram perbadingan nilai Pos tes kelas eksperimen dan kontrol

disajikan pada gambar 10 diagram grafik pada halaman selanjutnya :

Page 104: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

87

0

2

4

6

8

10

12

14

Fre

ku

en

si

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

4,3 - 5,3

5,3 - 6,3

6,3 - 7,2

7,2 - 8,2

8,2 - 9,1

9,2 - 10

Gambar 10. Histogram Nilai Ulangan Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

E. Hasil Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas dan Realibilitas

Data yang digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas adalah data hasil

dari try out soal yang dilaksanakan di kelas IPS- 2.

a. Uji Validitas.

Untuk menguji validitas soal guna mengukur hasil belajar, menggunakan

rumus korelasi Product moment dari Karl Pearson. Penghitungan item soal

nomor 1 diperoleh r hitung sebesar 0,336 sedangkan harga r tabel pada

n=39 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,316, karena rhitung>r tabel atau

0,336>0,316 maka dapat disimpulkan bahwa item soal nomor 1

dinyatakan valid. Dari hasil perhitungan uji validitas 30 soal diperoleh 26

Page 105: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

88

item soal yang valid dan 4 item soal yang tidak valid yaitu nomor 2, 14,

16, dan 26.

b. Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r hitung sebesar 0,837 sehingga

dapat disimpulkan bahwa tes mempunyai reliabilitas sangat tinggi.

Berdasarkan kriteria, suatu tes mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi

apabila nilai reliabilitasnya antara 0,80 sampai dengan 1,00.

F. Hasil Uji Hipotesis

1. Hipotesis I.

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian hipotesis dengan menggunakan

uji-t diperoleh t hitung sebesar 3,48 sedangkan t tabel dengan db 77, taraf

signifikansi 5% sebesar 1,67. Karena thitung > ttabel atau 3,48 > 1,67 berarti Ho

ditolak dan berarti Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan

menggunakan teknik pembelajaran Peta Konsep dengan Bermain Peran.

2. Hipotesis II.

Berdasarkan hasil penggunaan kedua teknik pembelajaran pada kedua kelas

yang berbeda yang dilanjutkan dengan pengambilan nilai, maka diperoleh hasil

bahwa nilai siswa pada kelas kontrol sebesar 7,00 dan rerata kelas eksperimen

sebesar 7,73.

Page 106: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

89

G. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hipotesis I.

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian hipotesis dengan menggunakan

uji-t diperoleh t hitung sebesar 3,48 sedangkan t tabel dengan db 77, taraf

signifikansi 5% sebesar 1,67. Karena thitung > ttabel atau 3,48 > 1,67 berarti Ho

ditolak dan berarti Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan

menggunakan teknik pembelajaran Peta Konsep dengan Bermain Peran.

Pokok bahasan “Antroposfer dan Aspek Kependudukan” apabila disajikan

dengan teknik Peta Konsep tampaknya kurang menarik, oleh karena itu diperlukan

teknik pembelajaran yang menyenangkan yang mampu melibatkan siswa untuk

aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Salah satu teknik pembelajaran

yang dapat diajukan sebagai alternatif untuk mengaktifkan siswa adalah teknik

Bermain Peran.

Adanya perbedaan pencapaian didalam hasil belajar tersebut pada dasarnya

adalah karena perbedaan karakteristik dalam penggunaan dari masing-masing

teknik. Dalam pelaksanaan teknik Peta Konsep siswa dibagi dalam kelompok-

kelompok kecil yang heterogen dimana setiap kelompok beranggotakan 6-8

orang. Guru menyampaikan materi “Antroposfer dan Aspek Kependudukan”

didepan kelas melalui media gambar dalam OHP. Penyampaian materi dilakukan

dengan berangkat dari konsep utama yang menjadi tema pokok yang diletakan

diatas atau utama. Selanjutnya di turunkan maupun diperluas dengan cara

mengaktifkan siswa untuk menyampaikan pendapat maupun gagasan yang

Page 107: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

90

berkaitan dengan pokok materi yang tengah dipelajari. Dilanjutkan dengan

pemberian tugas untuk masing-masing kelompok berupa lambar peta konsep yang

harus mereka kerjakan secara bersama-sama dengan sesama teman satu

kelompok.

Dengan penggunaan teknik Bermain Peran terbukti mampu mengaktifkan

siswa didalam berpartisipasi mempelajari materi pelajaran dalam kelompok.

Selain itu melalui penggunan teknik Bermain Peran mengaktifkan pola pikir siswa

didalam mengeluarkan ide, gagasan, serta aktif dalam kegiatan sosio drama yang

berhubungan dengan materi pelajaran yang dipelajari.

Sedangkan dengan penggunaan teknik Peta Konsep cenderung membuat

susana gaduh kelas dan ketika dilakukan pengambilan nilai ulangan terbukti

prestasi belajar siswa dengan teknik Peta Konsep kurang memuaskan bila

dibandingkan dengan teknik Bermain Peran.

2. Hipotesis II.

Berdasarkan hasil penggunaan kedua teknik pembelajaran pada kedua kelas

yang berbeda yang dilanjutkan dengan pengambilan nilai, maka diperoleh hasil

bahwa nilai siswa pada kelas kontrol sebesar 7,00 dan rerata kelas eksperimen

sebesar 7,73. Jadi nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas

kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik pembelajaran Bermain

Peran lebih baik dari teknik Peta Konsep.

Teknik pembelajaran Bermain Peran merupakan salah satu strategi belajar

mengajar yang melibatkan kekatifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Teknik

ini juga menekankan pada struktur-struktur yang dirancang untuk mempengaruhi

Page 108: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

91

interaksi siswa, sehingga siswa dapat bekerjasama, berkomunikasi aktif selama

pelaksanaan kegiatan berlangsung.

Namun kegiatan pembelajaran dengan teknik Bermain peran juga memiliki

beberapa kelemahan yaitu: tingkat kematangan, kerjasama serta komunikasi

sangat kurang apabila dibandingkan dengan teknik Peta Konsep. Hal ini

dikarenakan dalam teknik pembelajaran dengan teknik bermain peran siswa

cenderung sebatas menghafalkan teks yang telah dirancang bukan pemahaman

tugas yang mereka mainkan. Didalam penggunaan teknik Bermain Peran juga

cenderung membuat suasana kelas menjadi gaduh menganggu kegiatan belajar

siswa dikelas lain.

Berdasarkan uji hipotesis terbukti, bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan teknik

pembelajaran Peta Konsep dan teknik Bermain Peran. Dari rata-rata nilai post test

hasil belajar diketahui bahwa rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih tinggi

daripada kelompok kontrol, hal ini berarti bahwa teknik Bermain Peran lebih baik

daripada teknik Peta Konsep.

Page 109: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

92

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta mengacu pada perumusan masalah yang

telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan

menggunakan teknik pembelajaran Peta Konsep dan teknik Bermain Peran. Hal

ini ditunjukkan berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung 3,48 lebih besar

dari harga t tabel dengan db 77 taraf signifikansi 5% sebesar 1,67.

2. Teknik pembelajaran Bermain Peran lebih baik daripada Teknik Peta Konsep. Hal

ini ditunjukkan berdasarkan hasil nilai rerata pada kelompok eksperimen sebesar

7,73 lebih tinggi daripada nilai rerata kelompok kontrol sebesar 7,00.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ternyata pengajaran geografi dengan teknik

pembelajaran Bermain Peran lebih baik dibandingkan dengan Teknik Peta Konsep.

Maka teknik pembelajaran Bermain Peran dapat dijadikan alternatif menyampaikan

materi pelajaran “Antroposfer dan Aspek Kependudukan” pada mata pelajaran

geografi.

Page 110: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

93

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka ada beberapa hal yang perlu disarankan,

antara lain :

1. Dalam penelitian ini teknik Bermain Peran hanya digunakan pada materi pokok

“Antroposfer dan Aspek Kependudukan”, oleh karena itu perlu dicoba untuk

diterapkan pada materi pelajaran lain yang memiliki karakteristik cocok dengan

teknik Bermain Peran.

2. Penerapan teknik pembelajaran Bermain Peran dalam penelitian ini berhasil

dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, untuk itu disarankan untuk

mencoba menerapkan teknik pembelajaran yang lain yang mampu meningkatkan

serta mengaktifkan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar.

D. Keterbatasan Peneliti

Didalam kegiatan penyusunan laporan penelitian ini, mulai dari pengajuan

judul, pembuatan proposal, kegiatan penelitian, hingga penyusunan laporan

penelitian, peneliti sadar apa yang menjadi kelemahan serta keterbatasan yang

peneliti miliki. Didalam penelitian ini ada salah satu kegiatan yang peneliti tidak

lakukan sendiri, mengingat keterbatasan kemampuan peneliti dalam penguasaan

statistik. Adapun kegiatan itu adalah kegiatan pengolahan data statistik penelitian.

Namun pada setiap substansi tahapan atau kegiatan penelitian yang lain, peneliti

mencoba melakukan sendiri sesuai dengan kadar kemampuan yang peneliti miliki.

Page 111: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

94

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Atwi Suparman, 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

BKKBN. 2007. Telah Ringkas Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.

Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Bruce Joice-Marsha Weil. 2000. Models of Teaching. USA: Allyn & Bacon.

Dimyati dan Mudjiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Dryden, Gordon and Vos, Jeannette. 2004. Revolusi Cara Belajar, Bagian 1. Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka.

Heinich. R. 1993. Educational Ilustration, USA: American Council On Education.

Masidjo.1995. Penilaiaan Pencapaian Hasil Belajar Di Sekolah.Yogyakarta: Kanisius

Masidjo.1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1996. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES.

Muhaibin Syah. 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2003. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Michael, dalam Mohan Rathakrishnan 2006. Kesan Penggunaan Peta Konsep dan Pembelajaran Kooperatif Terhadap Prestasi Belajar dalamMataPelajaran Sejarah. Sabah : Sekolah Psikologi dan Kerja Sosial University Malay

Nana Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi para Peneliti.Bandung: Tarsito.

Page 112: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

95

Nana Sudjana. 2005. Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Ngalim Purwanto. 1995 Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Karya.

Nursid Sumaatmadja. 1992. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Nursid Sumaatmadja. 1997. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Reigeluth 1983 Learning How to Learn. Cambridge, University Press.

Romiszowski, 1981. Profesional Practices Schools, New York: Teachers College Press.

Rose Collin and Nichool, J. Malcolm. 2003. Accelerated Learning For The 21 Century. Diterjemahkan oleh dedy Ahimsa. Bandung: Penerbit Nuansa.

Sagala, Syaiful, 2006, Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk membantu memecahkan problematika belajar mengajar, Bandung: Alfabeta.

Semiawan. 1985. Sosiologi Pendidikan Suatu - Analisis Sosiologi Tentang Pelbagai Problem Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipa.

Sudjana. 1995. Penilaiaan Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudjana. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production

Sudono. 2007. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Geografi di Sekolah Menengah Pertama Negeri Pangkalpinang. UNS

Sugiyanto. 2007. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: UNS Press.

Suhaenah Suparno A. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta.Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Sukamto. 1995. Panduan Penelitian Eksperimen, Yogyakarta: LPM-IKIP.

Sumadi Soeryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan, Yogyakara: Universitas Gaddjah Mada.

Page 113: STUDI KOMPARASI ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN PETA … · Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1Surakarta Tahun 2008. adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

96

Sumadi Suryabrata. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sumadi Suryabrata. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sumadi Suryabrata.1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suripto. 2003. Belajar dan Pembelajaran Siswa 1 .BPK. Surakarta. UNS Press Surakarta.

Suripto. 2003. BPK Belajar dan Pembelajaran Siswa 1. Surakarta. UNS.

Syaefudin Azwar. 2000. Sikap Manusia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Syamsudin Makmum, Abin, 2003, Psikologi Kependidikan, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Toeti Soekamto dan Udin S. Winataputra. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.

Udin S. Winataputra. 1983. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Waterhouse.

Wasty Soemanto. 1983. Psikologi Pendidikan, Malang: Rineka Cipta.

Wayan Nurkancana. 1986. Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.

Winarno Surachmat. 1975. Metode Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo.

Winkel. 1996. Psykologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia.