studi kasus -...

30

Upload: buidung

Post on 16-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
Page 2: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO

DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO

SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

ELYSABETH NOVITA SARINIM. P.09018

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO

DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

ELYSABETH NOVITA SARINIM. P.09018

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 4: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Elysabeth Novita Sari

Nim : P.09018

ProramStudi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R

DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL

RS PANTI WALUYO SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 7 Mei 2012

Penulis

Elysabeth Novita SariNIM P.09018

Page 5: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Elysabeth Novita Sari

Nim : P.09018

ProramStudi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R

DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL

RS PANTI WALUYO SURAKARTA

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan : Surakarta

Hari / Tanggal : Senin / 7 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji 1 : Anissa Cindy, S.Kep.,Ns (.....................................) NIK.201188087

Penguji II : Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns (.....................................) NIK. 200179001

Penguji III : Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns (.....................................) NIK.201187086

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep.,NsNIK. 201084050

Page 6: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI

RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Kusuma

Husada yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di

Stikes Kusuma Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Anissa Cindy, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji

yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,

inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi

kesempurnanya studi kasus ini.

4. Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji

yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,

Page 7: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

v

inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi

kesempurnanya studi kasus ini.

5. Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus

sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

memfasilitasi demi kesempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikam bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan support baik moril maupun

materiil.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga laporan studi kasus ini

selesai.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari

sempurna. Hal ini mengingat masih terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun

demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua,

terutama di bidang keperawatan. Amin.

Surakarta, April 2012

Elysabeth Novita Sari NIM P.09018

Page 8: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................. iv

DAFTAR ISI ........................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan .............................................................. 2

C. Manfaat Penulisan ............................................................ 3

BAB II LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ........................................................................ 5

B. Perumusan Masalah Keperawatan ..................................... 7

C. Perencanaan Keperawatan ................................................ 7

D. Implementasi Keperawatan ............................................... 8

E. Evaluasi Keperawatan ....................................................... 10

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ...................................................................... 12

B. Simpulan .......................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 9: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 3 Log Book

Lampiran 4 Asuhan Keperawatan

Lampiran5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 10: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertigo adalah suatu bentuk gangguan orientasi diruangan dimana

perasaan dirinya bergerak berputar ataupun bergelombang terhadap ruangan

sekitarnya (vertigo subjektif) atau ruangan sekitarnya bergerak terhadap

dirinya (vertigo objektif) (Sjahrir, 2008). Vertigo adalah sensasi gerakan atau

rasa gerak tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain,

terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh

(Pirawati, 2004).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008 angka

kejadian pada wanita 48 persen, sedangkan pada pria 37 persen. Kejadian di

Indonesia vertigo umumnya menimpa orang tua, angka kejadian vertigo akan

terus meningkat pada usia lanjut. Tercatat angka kejadian vertigo di usia 40

tahun adalah 40 persen (Anonim, 2011). Angka kejadian vertigo di Surakarta

menyebutkan angka kejadian vertigo 20 persen pada sekelompok orang dalam

kurun satu bulan (Fajar, 2010).

Tanda dan gejala vertigo perasan berputar yang kadang-kadang disertai

gejala sehubungan dengan gerak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala

berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi

lembut atau seperti senar dan halus (Pirawati, 2004).

Page 11: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

2

Data yang ditemukan di lapangan pada pasien vertigo mengalami nyeri

pada kepala, nyeri tersebut terasa berputar-putar, skala nyeri 6, waktu nyeri

yang dirasakan 30 menit.

Nyeri (pain) adalah suatu konsep yang komplek untuk didefinisikan

dan dipahami (Ardinata, 2007). Definisi nyeri berdasarkan Internasional

Association for the Study of Pain adalah pengalaman sensori dan emosi yang

tidak menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau

potensial terjadi kerusakan jaringan. Nyeri mengganggu kenyamanan

seseorang, apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan

berubah. Nyeri melelahkan dan menuntut energi seseorang (Patricia, 2006).

Berdasarkan pada tinjauan di atas maka penulis tertarik mengangkat

masalah gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien dengan vertigo di RS Panti

Waluyo.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus nyeri pada Ny. R dengan vertigo di ruang Bougenvil

RS Panti Waluyo Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. R dengan nyeri pada

vertigo.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. R dengan

nyeri pada vertigo.

Page 12: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

3

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. R

dengan nyeri pada vertigo.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. R dengan nyeri pada

vertigo.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. R dengan nyeri pada

vertigo.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Ny. R

dengan nyeri pada vertigo.

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam

pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien

dengan vertigo.

2. Manfaat Praktis

a. Institusi Rumah Sakit

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek layanan

keperawatan khususnya pada pasien vertigo.

b. Institusi Pendidikan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada

pasien dengan vertigo yang dapat digunakan acuan bagi praktek

mahasiswa keperawatan.

Page 13: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

4

c. Bagi Penulis

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

Page 14: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

5

BAB II

LAPORAN KASUS

Bab ini menjelaskan tentang kasus asuhan keperawatan pada Ny.R

dengan menjelaskan nyeri. Laporan kasus ini meliputi pengkajian, daftar

perumusan masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian

Hasil pengkajian pada tanggal 5 April 2012 jam 08.00 WIB di ruang

Bougenvil RS Panti Waluyo Surakarta diperoleh dari pasien, keluarga pasien,

perawat ruangan, anggota tim medis lainnya dan status pasien. Pasien bernama

Ny. R, alamat Kebakkramat Karanganyar, berumur 72 tahun jenis kelamin

perempuan pekerjaan ibu rumah tangga, tingkat pendidikan SMP. Penanggung

pasien adalah Tn. H, umur 35 tahun alamat Kebakkramat dan hubungan

dengan pasien adalah anak.

Hasil pengkajian tanggal 5 April 2012 jam 08.00 WIB, keluhan utama

pasien adalah nyeri, berputar-putar skala nyeri 6. Riwayat penyakit sekarang

pasien dibawa ke IGD tanggal 4 April 2012 jam 18.00 WIB pusing berputar-

putar, lemas, saat masuk IGD diukur tanda-tanda vital dengan hasil tekanan

darah 140/100 mmHg, nadi 86 x/menit, suhu 36o C, pernapasan 20 x/menit.

Pasien kemudian dipindah ke ruang Bougenvil dengan diagnosa medis vertigo

dan mendapatkan terapi obat infus Asering 20 tpm, Neurotam 400 mg/8 jam,

Gastridin 25 mg/8 jam, Mertigo 6 mg/8 jam.

Page 15: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

6

Riwayat penyakit dahulu pasien sebelumnya pernah mondok di rumah

sakit karena vertigo 3 tahun yang lalu.

Pengkajian pola kognitif perseptual pasien mengatakan pusing, pasien

mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala,

pasien mengatakan nyeri skala 6, pasien mengatakan waktu nyerinya 30

menit, perilaku meringis, perilaku memegang kepala saat digerakkan.

Pola nutrisi sebelum sakit pasien mengatakan makan sehari 3 kali

sehari dengan menu nasi sayur dan habis 1 porsi. Selama sakit pasien makan 3

sendok makan dari jatah rumah sakit karena mualmuntah.

Pemeriksaan tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 86 x/menit,

pernapasan 19 x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan pada

tanggal 4 April 2012 yaitu eosinofil 3,5% (dalam rentang normal 0 – 2),

limfosit 50,6% (dalam rentang normal 55 – 80), kreatinin 1,07mg/dl (dalam

rentang normal 0,6 – 1,1), kalsium 0,97 mmol/l (dalam rentang normal 1,17 –

1,29). Hasil pemeriksaan penunjang, foto torak menyokong gambaran

konfigurasi jantung Hipertensi.

Program terapi tanggal 5– 7 April 2012 adalah infus Asering 20 tpm

untuk pengobatan asidosis yang berhubungan dengan dehidrasi dan

kehilangan ion alkali dari tubuh, Neurotam 400 mg/8 jam untuk sindrom

involusi yang berhubungan dengan lansia sindrom paska trauma. Gastridin 25

mg/8 jam untuk anti tukak lambung, Mertigo 6 mg/8 jam mengurangi vertigo

yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang terjadi pada sirkulasi

darah.

Page 16: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

7

B. Perumusan Masalah

Pengkajian dan observasi diatas penulis melakukan analisa data

kemudian merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan prioritas,

penyusunan intervensi keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi

tindakan.

Data fokus yang ditemukan pada tanggal 5 April 2012 dibagi menjadi

data subjektif dan data objektif, subjektif pasien mengatakan pusing, pasien

mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala,

pasien mengatakan nyeri skala 6, pasien mengatakan waktu nyerinya 30

menit. Respon objektif pasien: tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 86 x/

menit, respirasi 19 x/menit. Mengekspresikan perilaku meringis, perilaku

memegangi kepalanya saat digerakkan. Prioritas diagnosa keperawatan adalah

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.

Mengacu pada diagnosa keperawatan yang diangkat dapat dirumuskan

permasalahan gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny.R dengan vertigo.

C. Perencanaan

Mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan perlu dibuat

perencanaan untuk mengatasi nyeri pada pasien. Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri

berkurang dengan kriteria hasil tekanan darah stabil 120/80 mmHg, skala

nyeri 0, pasien tampak rileks. Intervensi yang dibuat adalah kaji tanda-tanda

vital (TTV), kaji skala nyeri (PQRST), berikan posisi nyaman, pendidikan

Page 17: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

8

kesehatan ajarkan teknik relaksasi, motivasi pasien untuk teratur minum obat,

kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat.

D. Implementasi

Implementasi tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 5

April 2012 yaitu pukul 08.00 WIB mengkaji tanda-tanda vital didapat data

subjektif pasien mengatakan bersedia diukur tanda-tanda vital data objektif

tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 86 x/menit, suhu 360 C, respirasi 19 x/

menit. Pukul 09.00 WIB mengkaji skala nyeri didapat data subjektif pasien

mengatakan pusing, nyeri seperti berputar-putar, nyeri di kepala skala nyeri 6,

waktu nyeri 30 menit, data objektif pasien meringis, perilaku memegangi

kepala saat digerakkan, memberikan posisi yang nyaman, didapat data

subjektif pasien bersedia diberikan posisi yang nyaman dengan posisi tidur

berbaring, data objektifnya pasien tampak rileks. Pukul 09.15 WIB

mengajarkan teknik relaksasi didapat data subjektif pasien mengerti dengan

apa yang diajarkan, didapat data objektif pasien bisa mempraktekan teknik

relaksasi nafas dalam seperti yang diajarkan. Pukul 09.10 WIB

mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6

mg/8 jam dan injeksi Neurotam 400 mg/8 jam, didapat data subjektif pasien

bersedia minum obat dan diinjeksi, didapat data objektif semua terapi obat

masuk.

Tindakan keperawatan pada tanggal 6 April 2012 yaitu pukul 08.00

WIB mengkaji tanda-tanda vital didapat data subjektif pasien bersedia diukur

tanda-tanda vital didapat data objektif tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 80 x/

Page 18: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

9

menit, suhu 36oC, respirasi 20 x/menit. Pukul 08.10 mengkaji skala nyeri

didapat data subjektif pasien mengatakan pusing sudah berkurang, skala nyeri

3, waktu nyeri 5 menit, data objektifnya pasien tampak sedikit rileks. Pukul

09.05 WIB mengajurkan teknik relaksasi didapat data subjektif menganjurkan

melakukan teknik relaksasi saat nyeri kambuh didapat data objektif pasien

bisa mempraktekkan teknik relaksasi yang sudah pernah diajarkan. Pukul

09.10 WIB memberikan posisi yang nyaman, didapat data subjektif pasien

bersedia diberikan posisi yang nyaman dengan posisi tidur berbaring didapat

data objektif pasien tampak rileks. Pukul 09.15 WIB mengkolaborasikan

dengan dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan

injeksi Neurotam 400 mg/8 jam, didapat data subjektif pasien bersedia minum

obat dan diinjeksi, didapat data objektif semua terapi obat masuk.

Tindakan keperawatan pada tanggal 7 April 2012 Pukul 08.00 WIB

mengkaji tanda-tanda vital didapat data subjektif pasien bersedia diukur tanda-

tanda vital didapat data objektif tekanan darah120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,

suhu 36o C, respirasi 20 x/menit. Pukul 08.20 WIB mengkaji skala nyeri

didapat data subjektif pasien mengatakan nyeri di kepala tidak terasa lagi skala

nyeri 0, didapat data objektif pasien tampak rileks. Pukul 09.00 WIB

mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6

mg/8 jam dan injeksi Neurotam 400mg/8 jam, didapat data subjektif pasien

bersedia minum obat dan diinjeksi, didapat data objektif semua terapi obat

masuk. Pukul 10.00 WIB memberikan motivasi pasien untuk minum obat

Page 19: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

10

teratur didapat data objektif pasien bersedia untuk minum obat sesuai anjuran,

kemudian pasien boleh pulang.

E. Evaluasi Keperawatan

Tanggal 5 April 2012 Pukul 12.00 WIB dilakukan evaluasi dengan

hasil sebagai berikut: respon subjektif pasien mengatakan pusing, pasien

mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala,

pasien mengatakan nyeri skala 6, pasien mengatakan waktu nyerinya 30

menit. Respon objektif pasien: tekanan darah 140/100mmHg, nadi 86 x/menit.

Mengekspresikan perilaku meringis, perilaku memegangi kepala saat

digerakkan. Analisa yang dapat diambil pada masalah nyeri belum teratasi.

Intervensi dilanjutkan: kaji tanda-tanda vital, kaji skala nyeri (PQRST),

berikan posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi, kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi

Neurotam 400 mg/8 jam.

Tanggal 6 April 201212.00 WIB dilakukan, evaluasi dengan hasil

sebagai berikut: respon subjektif pasien mengatakan pusing, pasien

mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di kepala,

pasien mengatakan nyeri skala 3, pasien mengatakan waktu nyeri 5 menit.

Respon objektif pasien: tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 80 x/menit,

mengekspresikan perilaku sedikit rileks. Analisa yang dapat diambil pada

masalah nyeri belum teratasi. Intervensi dilanjutkan: kaji tanda-tanda vital,

kaji skala nyeri (PQRST), berikan posisi yang nyaman, kolaborasi dengan

Page 20: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

11

dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi

Neurotam 400 mg/8 jam.

Tanggal 7 April 2012 jam 12.00 WIB dilakukan, evaluasi dengan hasil

sebagai berikut: respon subjektif pasien mengatakan nyeri di kepala sudah

tidak terasa lagi, skala nyeri 0. Respon objektif pasien: tekanan darah 120/80

mmHg, nadi 80 x/menit, pasien tampak rileks. Analisa yang diambil pada

masalah nyeri teratasi. Intervensi dipertahankan: mengkolaborasikan dengan

dokter dalam pemberian terapi obat oral Mertigo 6 mg/8 jam dan injeksi

Neurotam 400 mg/8 jam, memberikan motivasi pasien untuk minum obat

teratur, pasien boleh pulang.

Page 21: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

12

BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan

Bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan

Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman pada Ny. R dengan Vertigo di Ruang

Bougenvil RS Panti Waluyo”. Prinsip dari pembahasan ini dengan

memfokuskan kebutuhan dasar manusia didalam asuhan keperawatan.

Vertigo adalah suatu bentuk gangguan orientasi diruangan dimana

perasaan dirinya bergerak berputar ataupun bergelombang terhadap ruangan

sekitarnya (vertigo subjektif) atau ruangan sekitarnya bergerak terhadap

dirinya (vertigo objektif) (Sjahrir, 2008). Vertigo adalah sensasi gerakan atau

rasa gerak tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain,

terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh.

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang

disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem

ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus

menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan (Pirawati, 2004).

Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik,

jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV

dan VI, susunan vestibulo retikularis dan vestibulo spinalis. Informasi yang

berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler,

visual dan proprio septik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang

Page 22: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

13

tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler,

visual dan proprio septik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya

dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respon yang

muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam

keadaan bergerak. Disamping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya

terhadap lingkungan sekitar (Pirawati, 2004).

Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam

kondisi tidak normal/tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh

atau berlebihan, maka proses pengolahan gejala otonom; di samping itu,

respon penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan

abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/

berjalan dan gejala lainnya (Pirawati, 2004).

Teori otonomik menekan perubahan reaksi susunan saraf sebagai

adaptasi gerakan, sehingga rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan

memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF

akan mengaktifkan susunan saraf simpatik selanjutnya mencetuskan

mekanisme adaptasi berupa peningkatan aktifitas sistem saraf para simpatik.

Penyebab dari vertigo meliputi, tubuh merasakan posisi dan mengendalikan

keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terletak di telinga bagian

dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di

otak. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau

perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba (Mardjono, 2003).

Page 23: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

14

Tanda dan gejala vertigo perasan berputar yang kadang-kadang disertai

gejala sehubungan dengan gerak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala

berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi

lembut atau seperti senar dan halus (Pirawati, 2004).

Pada Ny. R gejala yang dirasakan adalah pasien mengatakan pusing,

pasien mengatakan nyerinya berputar-putar, pasien mengatakan nyeri di

kepala, pasien mengatakan skala nyeri 6, pasien mengatakan waktu nyerinya

30 menit. Vertigo disebabkan gangguan dan kelainan dari sistem

keseimbangan (Faisal 2004). Pandangan gandalesi di medula oblong atau yang

menimbulkan gangguan gerakan okular harus dibedakan dalam lesi

supranuklear, nuklear, inter nuklear dan radikular. Lesi supra nuklear berarti

lesi yang memutuskan jaras yang menghantarkanimpuls kepadainti-inti nervus

okulomotorius, nervus troklearis dan nervus abdusens. Lesi nuklear

menduduki inti-inti atau salah salah satu inti saraf okular. Lesi inter nuklear

memutuskan hubungan antara kedua belah inti saraf okular. Dan lesi radikular

memutuskan saraf okular sebelum ia muncul pada permukaan batang otak

(Mardjono, 2003). Rasa mual muntah merupakan gejala penyerta yang paling

banyak dikeluhkan. Ini disebabkan konkusio labirin sehingga mengakibatkan

paresis vestibuler unilateral (Sjahrir, 2008).

Hasil pengkajian juga ditemukan adanya peningkatan tekanan darah.

Hasil pemeriksaan penunjang, foto torak menyokong gambaran konfigurasi

jantung Hipertensi. Penimbunan lemak di jaringan dapat menyebabkan

peningkatan kolesterol dalam pembuluh darah sehingga membentuk plak yang

Page 24: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

15

menebal dalam dinding ateri akibatnya pembuluh darah mengeras dan

menebal. Aterosklerosis mengakibatkan kerja jantung meningkat sehingga

tekanan darah meningkat mengakibatkan terjadinya hipertensi vasokontriksi

kemudian aliran darah terganggu ke otak kecil (sistem keseimbangan

terganggu) dapat menyebabkan terjadinya vertigo (Israr, 2008).

Rumusan masalah keperawatan yang diangkat adalah nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis (NANDA, 2005). Masalah

keperawatan nyeri akut tersebut lebih diprioritaskan penulis dari beberapa

masalah keperawatan yang muncul pada pasien. Alasan penulis

memprioritaskan masalah nyeri akut yang dirasakan merupakan salah satu

masalah kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan rasa nyaman, dimana nyeri akut tersebut lebih terdahulu untuk

diatasi. Berdasarkan teori diatas sejalan dengan tanda dan gejala yang dialami

klien, penulis tepat mengambil kasus pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada

pasien vertigo. Berdasarkan teori diatas sejalan dengan tanda dan gejala yang

dialami klien, penulis tepat mengambil kasus pemenuhan kebutuhan rasa

nyaman pada pasien vertigo, karena pada pasien vertigo dibutuhkan posisi

yang nyaman tidur berbaring untuk mengatasi nyerinya.

Pengertian dari nyeri akut adalah pengalaman emosional dan sensori

yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual

atau potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (Association for the Study

of Pain) : serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat

yang dapat diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan

Page 25: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

16

(NANDA, 2005). Fungsi nyeri akut ialah memberikan peringatan cidera atau

penyakit yang akan datang. Nyeri akhirnya akan menghilang dengan

sendirinya dengan demikian klien mengetahui bahwa nyeri tersebut berakhir

(Potter, 2006).

Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah tindakan keperawatan

selama 3x 24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri berkurang dengan

kriteria hasil tekanan darah stabil 120/80 mmHg, skala nyeri 0, pasien tampak

rileks. Penulis merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri akut yang

dirasakan pasien yaitu kaji tanda-tanda vital (TTV), kaji skala nyeri (PQRST),

berikan posisi nyaman, pendidikan kesehatan ajarkan teknik relaksasi,

motivasi pasien untuk teratur minum obat, kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi obat (NIC 2006).

Intervensi yang direncanakan oleh penulis salah satunya adalah

pemantuan tanda-tanda vital. Tekanan darah dapat meningkat secara dini

sehubungan dengan rangsangan simpatik, kemudian turun bila curah jantung

dipengaruhi. Takikardi juga terjadi pada respon terhadap rangsangan simpatis

dan dapat berlanjut sebagai kompensasi bila curah jantung turun (Doenges

2000). Tanda dan gejala fisik. Respon fisiologis terhadap nyeri dapat

menunjukkan keberadaan dan sifat nyeri dan ancaman yang potensial terhadap

kesejahteraan klien. Apabila klien merasakan nyeri, perawat harus mengkaji

tanda-tanda vital, melakukan pemeriksaan fisik terfokus, dan mengobservasi

keterlibatan sistem saraf otonom. Saat awitan nyeri akut, denyut jantung,

tekanan darah dan frekuensi pernapasan meningkat perubahan tanda-tanda

Page 26: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

17

vital merupakan hal yang bermakna, tetapi perawat harus mempertimbangkan

semua tanda dan gejala sebelum menetapkan nyeri merupakan penyebab

perubahan tersebut (Potter, 2005).

Intervensi lain yang dibuat adalah pengkajian skala nyeri pada pasien.

Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien.

Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu

hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk

mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan (Doenges, 2000).

Pengkajian nyeri dengan (PQRST) P: Provoking atau pemicu, yaitu

faktor yang memicu timbulnya nyeri, Q: Quality atau kualitas nyeri, R: Region

atau daerah, yaitu daerah perjalanan ke daerah lain, S: Severity atau

keganasan, yaitu intensitasnya, T: Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya,

kekerapan, dan sebab. Penentuan skala nyeri pada Ny. R didasarkan pada

skala nyeri Hayward yang menggunakan skala longitudinal yang terdiri dari

angka 0 sampai 10. Angka 0 menggambarkan tidak adanya nyeri, 1-3

menggambarkan nyeri ringan, 4-6 menggambarkan nyeri sedang, 7-9

menggambarkan nyeri berat yang masih bisa terkontrol dan 10

menggambarkan nyeri yang sangat berat serta tidak bisa dikontrol (Mubarak,

2007).

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan

stres. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa

tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi

dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau sakit. Relaksasi

dengan atau tanpa teknik imajinasi menghilangkan nyeri kepala, nyeri

Page 27: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

18

persalinan, antisipasi rangkaian nyeri akut (misal jarum suntik) dan gangguan

nyeri konis (Potter, 2005).

Selain mengkaji nyeri, intervensi lain yang direncanakan adalah

mengajarkan teknik relaksasi. Teknik ini berguna untuk menurunkan

ketegangan otot atau stres yang dapat merangsang timbulnya sakit kepala.

Teknik relaksasi kemudian dikombinasi dengan kolaborasi pemberian

analgetik. Analgetik berfungsi menurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan

rangsangan sistem saraf simpatis (Doenges, 2000).

Intervensi lain yang dibuat adalah berikan pasien posisi yang nyaman

tidur terlentang. Posisi yang nyaman dapat menurunkan stimulasi yang

berlebihan yang dapat mengurangi sakit kepala (Doenges, 2000).

Implementasi dilakukan 3 hari disesuaikan dengan kondisi klien dan

perencanaan yang telah dibuat. Penulis tidak mengalami hambatan dalam

melakukan tindakan keperawatan. Selama melakukan tindakan keperawatan

pasien sangat kooperatif. Tindakan yang diberikan kepada pasien yaitu,

mengkaji tanda-tanda vital (TTV) setiap 3 jam. Pasien bersedia untuk

dilakukan pengukuran tanda-tanda vital (TTV). Mengkaji skala nyeri

(PQRST), pasien bersedia untuk dilakukan pengukuran skala nyeri, pasien

terlihat meringis kesakitan saat kepala digerakan. Memberikan posisi yang

nyaman tidur berbaring, pasien terlihat rileks dengan posisi yang diberikan.

Memberikan pendidikan kesehatan teknik relaksasi, dan motivasi minum obat

teratur keluarga pasien dan pasien terlihat antusias dalam mendengarkan dan

melakukan apa yang telah diajarkan. Mengajarkan teknik relaksasi, pasien

Page 28: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

19

bersedia untuk diajarkan teknik nafas dalam, pasien terlihat rileks.

Memberikan motivasi pasien untuk minum obat teratur, pasien bersedia untuk

meminum obat sesuai anjuran. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian

terapi obat Mertigo 6 mg/8 jam dan Neurotam 400 mg/8 jam, perawat dan

dokter saling berkolaborasi dalam memberikan terapi obat untuk pasien.

Perencanaan yang dibuat dan diterapkan pada Ny. R dengan nyeri vertigo

teratasi dibuktikan dengan pasien nyerinya berkurang, pasien tampak rileks,

sehingga pasien boleh pulang.

Hasil evaluasi selama 3 hari pengelolaan terhadap pemenuhan

kebutuhan rasa nyaman pasien masalah sudah teratasi dibuktikan dengan

pasien boleh pulang, tanda – tanda vital dalam batas normal.

B. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dibuat dalam Asuhan keparawatan pada

Ny.R dengan Vertigo adalah:

a. Hasil pengkajian pada Ny.R dengan nyeri pada vertigo adalah klien

mengeluh nyeri berputar-putar, nyeri di kepala sakla nyeri 6, waktu

nyeri 30 menit.

b. Rumusan diagnosa keperawatan yang dapat dibuat pada pasien vertigo

adalah nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis.

c. Rencana asuhan keperawatan yang dapat dibuat pada pasien dengan

nyeri vertigo adalah kaji tanda-tanda vital (TTV), kaji skala nyeri

(PQRST), berikan posisi nyaman, pendidikan kesehatan ajarkan teknik

Page 29: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

20

relaksasi, motivasi pasien untuk teratur minum obat, kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian terapi obat.

d. Implementasi asuhan keperawatan yang dapat dibuat pada pasien

dengan nyeri vertigo: mengkaji tanda- tanda vital (TTV), mengkaji

skala nyeri (PQRST), memberikan posisi yang nyaman, pendidikan

kesehatan ajarkan teknik relaksasi, motivasi pasien untuk teratur

minum obat, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat.

e. Hasil evaluasi pada pasien dengan nyeri vertigo adalah masalah

teratasi, skala nyeri 0.

2. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis memberikan

saran sebagai berikut:

a. Bagi Insitusi Pelayanan Kesehatan Khususnya Rumah Sakit Panti

Waluyo Surakarta.

Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien

seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

b. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainya

dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih

maksimal, Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan

professional dan komprehensif.

Page 30: STUDI KASUS - digilib.stikeskusumahusada.ac.iddigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/4/01-gdl-elysabetno... · i studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

21

c. Bagi Insitusi Pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas

dan profesional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil

dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara

menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.