studi identifikasi faktor-faktor resiliensi...

62
STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI DEWASA AWAL YANG HIJRAH DI KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Universitas Medan Area OLEH : MOHAMMAD AFDAL BAZARUDDIN 14.860.0171 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA MEDAN 2018 UNIVERSITAS MEDAN AREA

Upload: others

Post on 18-Nov-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI

DEWASA AWAL YANG HIJRAH DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Universitas Medan Area

OLEH :

MOHAMMAD AFDAL BAZARUDDIN

14.860.0171

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 2: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 3: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 4: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 5: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di Kota Medan

Mohammad Afdal Bazaruddin 14.860.0171

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kontribusi Faktor-resiliensi mana yang paling mempengaruhi orang yang sudah Hijrah di Kota Medan. Sampel penelitian ini berjumlah 54 Orang Dewasa Awal yang berada di Kota Medan. Kepada responden diberikan 1 skala yaitu skala Resiliens/Recilence Quotient Test yang bertujuan untuk melihat seberapa tinggi Resiliensi yang dimiliki responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah F%. Dari hasil analisis presentase setiap faktor ini menghasilkan. Faktor yang paling mempengaruhi Resiliensi seseorang di Kota Medan ialah Impulse Control disusul oleh Emotion Regulation dan yang lainnya. Dengan data sebagai berikut: Emotion Regulation dengan kontribusi sebesar 0.802, Impulse Control dengan kontribusi sebesar 0.664, Optimism dengan kontribusi sebesar 0.571, Casual Analysis dengan kontribusi sebesar 0.782, Empathy dengan kontribusi sebesar 0.726, Self-efficacy dengan kontribusi sebesar 0.690, Reaching out dengan kontribusi sebesar 0.670.

Kata kunci : Resiliensi, Hijrah, Dewasa Awal

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 6: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

ABSTRACT

This study is to know the contribution of the Recilince factors and how it affect the

Hijrah of adults in the city of Medan. The sampel of this study is 54 adult

people that has gone trough Hijrah that lives in Medan. Each respondent is

given a Recilience Quotient Test to see how much the Recilience Factor

Afects the Hijrah of adults in the city of Medan. Methode of Analysis that is

used in this study is F%.the outcome of this Analysis is that the most Factor

that affects someones Recilience in Hijrah is Emotion Regulition as much as

0.802, Impulse Control with the contribution of 0.664, Optimism with the

contribution of 0.571, Casual Analysis with the contribution of 0.782,

Empathy with the contribution of 0.726, Self-efficacy with the contribution

of 0.690, Reaching out with the contribution of 0.670.

Key Words : Resilience, Hijrah, Early Adulthood

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 7: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan kasih setia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan

skripsi ini. Saya menyadari bahwa keberhasilan saya dalam menyelesaikan tulisan

skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, dukungan dan doa-doa orang yang

saya kasihi dan mengasihi saya maka dari itu untuk kesempatan ini saya ingin

mengucapkan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Kepada Ibunda tercinta Masitah Maga Rangkuti selaku guru pertama yang

telah mendidik saya dari kecil hingga saat ini saya ucapkan Jazakallah

Khairan.

2. Kepada Yayasan pendidikan Haji Agus Salim yang telah mendirikan

Fakultas Psikologi Universitas Medan Area sehingga saya dapat lebih

banyak belajar mengenai ilmu Psikologi di Universitas Medan Area ini.

3. Kepada Bapak Prof. Dr. H. A. Ya’kub Matondang, MA selaku Rektor

Universitas Medan Area yang telah mengabdi ungtuk dunia pendidikan

khususnya di Universitas Medan Area

4. Kepada Prof. Dr. H. Abdul Munir M.pd selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Medan Area yang telah berdedikasi tinggi dan memberikan

kepedulian kepada semua Mahasiswa Fakultas Psikologi. Tetap semangat

dan tetap berjiwa muda pak.

5. Kepada Bapak Hairul Anwar Dalimunthe, S.Psi M.Psi selaku Wakil dekan

Fakultas Psikologi Universitas Medan Area yang memberikan semangat

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 8: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

ii

kepada seluruh Mahasiswa yang sedang menyusun Skripsi dengan Canda

dan Humor yang membangun.

6. Ibu Faridah Hanum, S.Psi M.Psi selaku dosen Penasehat Akademik yang

juga telah memberikan perhatiannya terhadap saya dalam Skripsi ini.

7. Kepada Ibu Salamiah Sari Dewi S.Psi M.Psi selaku dosen pembimbing I

saya. Ditengah kesibukannya beliau tetap menyempatkan waktunya untuk

membimbing dan memberikan perhatian serta arahan kepada saya dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada Bapak Mulia Siregar Drs. M.Psi, selaku dosen pembimbing II dan

juga selaku kepala Jurusan Bidang Perkembangan yang juga telah banyak

memberikan perhatian dan arahan agar skripsi ini tesusun dengan baik.

9. Kepada seluruh dosen Fakultas Psikologi terima kasih atas semua ilmu

yang telah diberikan kepada saya selama berkuliah di Fakultas Psikologi

Universitas Medan Area.

10. Kepada kak Lily, bang mimi, Ibu tatik, yang telah memberikan waktunya

untuk mengurus pemeriksaan berkas-berkas sidang saya sampai pada

akhirnya saya dapat melakukan ujian sidang skripsi.

11. Kepada seluruh Staff dan Pegawai Fakultas Psikologi Universitas Medan

Area yang juga sangat membantu saya dalam pengurusan berkas dalam

penyusunan skripsi ini.

12. Kakak dan Bapak saya yang selalu memberikan Motivasi dan semangat

dalam penyelesaian skripsi ini.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 9: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

iii

13. Teman-teman yang telah membantu terkhusus Muhammad Nur Ikhsan

Sinulingga, Muhammad Reza Akbar Siregar dan Khairawani Luthfi

(kid/introvert/kawai/kakak) saya ucapkan Jazakallah Khairan.

Akhir kata, semoga Tuhan selalu menyertai kita semua dimanapun kita

berada dan memberikan kasih dan rahmatnya kepada Bapak – Ibu dan Teman-

teman semua. Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Peneliti

Mohammad Afdal Bazaruddin

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 10: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

iv

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Batasan Masalah .................................................................................................. 7

C. Rumusan Masalah ............................................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 8

E. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 9

1. Manfaat Praktis ............................................................................................... 9

2. Manfaat Teoritis ............................................................................................. 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 9

A. Definisi Dewasa Awal................................................................................ 10

1. Definisi Dewasa Awal………………………………………………..10

1. 10 Ciri-ciri Umum Dewasa Awal ........................................................ 11

2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal .................................................... 12

B. Resiliensi .................................................................................................... 13

1. Pengertian Kematangan Emosi ............................................................ 13

2. Fungsi resiliensi ................................................................................... 15

3. Fase Resiliensi ...................................................................................... 17

4. Faktor-faktor Resiliensi ........................................................................ 18

C. Hijrah ......................................................................................................... 29

1. Definisi Hijrah ..................................................................................... 29

D. Kerangka Konseptual ................................................................................. 32

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 33

A. Identifikasi Variabel ................................................................................... 33

B. Definisi Operasional................................................................................... 33

C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 34

1. Populasi ................................................................................................ 34

2. Sampel .................................................................................................. 34

3. Teknik Sampling .................................................................................. 34

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 35

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 11: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

v

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .......................................................... 36

1. Validitas ............................................................................................... 36

2. Reliabilitas............................................................................................ 37

F. Analisis Data .............................................................................................. 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 39

A. Persiapan Penelitian ................................................................................... 39

1. Persiapan Penelitian ............................................................................. 39

2. Persiapan Alat Ukur Penelitian ............................................................ 40

3. Persiapan Alat Ukur Penelitian ............................................................ 40

B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 41

1. Uji Normalitas ...................................................................................... 41

2. Hasil Perhitungan Analisis Faktor ....................................................... 42

3. Distribusi Penyebaran Butir Faktor-faktor Resiliensi .......................... 42

C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 60

1. Hasil Analisis Pengaruh Faktor-faktor Reseiliensi Pada Dewasa

Awal yang Hijrah ................................................................................ 43

D. Pembahasan ................................................................................................ 49

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 66

A. Simpulan .................................................................................................... 66

B. Saran ........................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 70

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ................................................................................................................ 71

A. Uji Normalitas ............................................................................................ 72

B. Analisis Factor ........................................................................................... 75

C. Skala Resiliensi .......................................................................................... 79

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 12: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk berakal kita senantiasa mengevaluasi setiap langkah

perbuatan dan keputusan yang kita ambil, adapula hasil dari evaluasi ini ialah

berupa pilihan untuk merubah atau berubah. Manusiamerupakan makhluk yang

aktif terus berubah dan tidak statis. Ketika seseorangberubah dalam hal pekerjaan,

sosial, kesehatan, pendidikan, dan ibadah maka pastilah ada hal yang

mempengaruhi mau itu geografis, material danideologi .

Islam merupakan agama dengan penganut terbanyak di Indonesia namun

hal ini bukan berarti tidak adanya kebimbangan agama karena pada kenyataanya

tidak semua individu mengintegretasikan nilai-nilai agama yang benar dalam

kehidupannya. Sebagaimanadari sampel yang diambil W. Starbuck terhadap

mahasiswamiddleburg college, tersimpul bahwa dari remaja usia 11-26 tahun

terdapat 53% dari 142 mahasiswa yang mengalami konflik dan keraguan tentang

ajaran agama yang mereka terima. Dari analisa hasil penelitiannya W.Starbuck

menemukan penyebab timbulnya keraguan antara lain adalah faktorkepribadian

yang menyangkut salah tafsir dan jenis kelamin, kesalahan organisasi keagamaan

dan pemuka agama, pernyataan kebutuhan manusia, kebiasaan,

pendidikandan pencampuran antara agama dan budaya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 13: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

2

Namun terlepas memiliki faktor-faktor di atas ada individu-individu yang

tetap berubah/bangkit dan tidak menjadikan hal itu sebagai alasan bimbang atau

terperosotnya kedalam perbuatan-perbuatan negative.Hal ini dikenal sebagai

Hijrah secara garis besar Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Hijrah ada dua

macam: Hijrah fiik,yakni hijrah dan sebuah negeri ke negeri lain dan Hijrah

spiritual, yakni hijrahnya hati manusia kepada Allah dan Rasul-Nya.

Hijrah spiritual yang dimaksud ialah perjalanan kembalinya seorang

hamba dengan penuh ketataan (itha’ah) kepada Allah dan rasul-Nya adalah

sebuah penjalanan yang harus ditempuh oleh setiap hamba. Karena hanya dengan

kembali kepada Allah dan rasul-Nya ia terjamin dariazab yang mengancamnya.

Disamping hijrah inilah yang dituntut dan diinginkan oleh Sang pencipta dan

hamba-hambaNya.Belakangan ini Hijrah kata yang asing diperdengarkan

terdahulu sekarang berubah derastis menjelma menjadiHashtag yang sedang

viral/booming dan menjadi perbincangan yang sering dibincangkan oleh

masyarakat umum maupun khusus terutama pada lingkungan mahasiswa, dimana

mahasiswa mulai kritis dan lebih memperhatikan Agama mereka.

Hal ini sejalan dengan pemikiran Fowler, J. (1981), Pada Tahap 4 dari 6

Tahap yaitu: Iman individuatif-reflektif (masa dewasa awal) di tahap ini untuk

pertama kalinya individu mampu sepenuhnya bertanggung jawab terhadap

keyakinan religiusnya. Tahapan ini dikatakan juga berkaitan dengan manusia

dewasa yang mulai mengatur hidupnya sendiri dan meninggalkan rumah

orangtuanya. Pikiran kritis terlah berkembang di masa ini. Orang-orang dewasa

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 14: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

3

mulai mempertanyakan “apakah doktrin agama yang diajarkan kepada saya itu

benar atau adakah keyakinan yang lain yang harus saya ikuti?”

Menurut Fowler, J. (1981), pemikiran yang kritis ini juga berkaitan dengan

pendidikan tinggi yang selalu mengajarkan mahasiswa untuk berpikir kritis.

Kehidupan di kampus memiliki peranan penting dalam pembentukan iman pada

tahapan ini.

Manefestasi dari yang telah disebutkan di atas antara lain dapat dilihat dari

fenomena yang sedang maraknya terjadi saat iniyaitu fenomena perubahan secara

masal yang di isyaratkan sebagai Hijrah sebagaimana yang dikutip dalam

AYOBANDUNG.com . Rahmat (dalam Wijayani 2008). Adapula trend dimana

para pria memotong celananya agar terlihat cingkrang (tidak menutup mata kaki)

dan menumbuhkan janggut serta para wanita memakai hijab yang tentunya syar'i

hal-hal semacam ini merupakan bukti secara fisik dari Hijrahnya seseorang namun

fenomena Hijrah ini selain ditandai dengan perubahan cara berpakaian juga

ditandai dengan perubahan sikap dan perilaku yang mana individu meninggalkan

hal-hal yang dilarang didalam agama Islam. Dari Abdullah bin Umar Radiyallahu

Anhu. Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda“Muslim itu adalah yang

menjadikan muslim yang lain selamat dari lisan dan tangannya. Orang yang

berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa saja yang telah Allah larang

(HR.Al-Bukhari, Abu Dawud, An Nasa’i, Ahmad).

Inilah fenomena yang sedang maraknya terjadi contoh lainnya adalah The

Shift sebuah komunitas yang didirikan oleh para pemuda yang Hijrah di kota

Bandung, menjadi wadah tempat ngumpul dan belajar para pemuda di sana.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 15: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

4

Sebagaiman di beritakan oleh Detik.com Rabu 31 Mei 2017. Namun Hijrah yang

dilakukan Idividu-individu maupun masal ini bukanlah tanpa konflik dan tidak

terlepas dari cobaan apakah itu dalam bentuk tatapan sinis, ledekan, pengucilan

sosial dan tuduhan Stereotype yang tidak segan-segan di ucapkan di depan umum

(between people) dan dapat berujung pada konflik diri individu (within people),

(Wijayani, 2008).

Sama halnya di kota Medan dimana maraknya seminar, ceramah dan

Tabligh Akbar dengan tema Hijrah yang mana menunjukan benar adanya trend

massal dikalangan umat Islam sebagaimana dikutip di medan.tribunnews.com dan

event.ceritamedan.com

Konflik yang ada akan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman, cemas

serta berbagai emosi yang akan mempengaruhi hidup dan hubungan sosialnya

dengan lingkungan sekitar. Individu yang Hijrah harus mampu menghadapi dan

mengatasi konflik yang ada sehingga ia dapat meneruskan kehidupannya dengan

lebih baik dan optimal. Menurut Davis (1999), kemampuan individu untuk

menghadapi dan mengatasi konflik yang ada disebut sebagai resiliensi.

Resiliensi adalah kemampuan seorang individu untuk mampu bertahan dan

berkembang secara positif dalam situasi yang penuh tekanan, resiliensi harus

dipahami sebagai kemampuan individu tidak sekedar berhasil dalam beradaptasi

terhadap resiko atau kemalangan namun juga memiliki kemampuan untuk pulih,

bahagia dan berkembang menjadi individu yang lebih kuat, lebih bijak dan lebih

menghargai kehidupan (Grotberg, 1995).

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 16: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

5

Seseorang yang Hijrah tentulah memiliki resiliensi agar mampu

beradaptasi dan mengatasi perubahan, tekanan dan interaksi yang dihadapi,

menjadi pribadi yang tangguh dan kuat. Untuk dapat menjadi individu yang

resilien, seseorang harus memiliki keahlian yang disebut oleh Reivich dan Shatte

(2002) dengan istilah tujuh faktor resiliensi. Tujuh faktor resiliensi yaitu, regulasi

emosi, pengendalian impuls, optimisme, causal analysis, empati, self-efficacy dan

reaching out. Masing-masing individu memiliki kekuatan yang berbeda-bedapada

setiap faktor (Reivich dan Shatte, 2002). Perbedaan kekuatan pada setiap faktor

resiliensi yang terdapat pada masing-masing individu akan mempengaruhi

kemampuan resiliensi seorang individu.

Resiliensi sepenuhnya berada dalam kontrol individu dan kemampuan

ini dapat dikuasai oleh individu manapun oleh proses latihan (Reivich dan

Shatte, 2002). Ketika orang yang Hijrah terus menerus berusaha untuk

meningkatkan kemampuan tujuh faktor resiliensi yang ada pada dirinya, maka

bersamaan dengan itu kemampuan resiliensi yang dimiliki dengan sendirinya

akan meningkat.

Resiliensi tidak hanya ditekankan pada hasil akhir yang positif dimana

individu mampu bertahan dan pada akhirnya mampu berkembang secara

positif. Resiliensi juga harus dilihat secara utuh sebagai suatu proses, dengan

melihat faktor-faktor pendukung yang berkontribusi dalam membentuk seorang

individu yang resilien (Reivich dan Shatte, 2002). Mustahil bagi seseorang

untuk dapat menjadi resilien tanpa terlebih dahulu melewati tahap-tahapyang

mana ada melibatkan faktor-faktor pendukung baik yang datang dari dalam

individu tersebut maupun dari lingkungan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 17: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

6

Reivich dan Shatte (2002), memaparkan tujuh faktor yang membentuk

resiliensi, yaitu Emotion Regulation, Impulse Control, Optimism, Causal

Analysis, Empathy, Self-efficacy dan Reaching out.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian

yang bertujuan untuk menelusuri lebih dalam mengenai Studi Identifikasi

Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di Kota Medan.

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka

peneliti membatasi penelitian ini pada Studi Identifikasi Faktor-faktor

Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di Kota Medan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 18: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

7

1.3. Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah dijelaskan maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi Emotion Regulationterhadap dewasa

awal yang Hijrah?

2. Seberapa besar kontribusi Impulse Control terhadap dewasa

awal yang Hijrah?

3. Seberapa besar kontribusi Optimism terhadap dewasa awal yang

Hijrah?

4. Seberapa besar kontribusi Causal Analysis terhadap dewasa

awal yang Hijrah?

5. Seberapa besar kontribusi Empathy terhadap dewasa awal yang

Hijrah?

6. Seberapa besar kontribusi Self-efficacy terhadap dewasa awal

yang Hijrah?

7. Seberapa besar kontribusi Reaching out terhadap dewasa awal

yang Hijrah?

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 19: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

8

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar kontribusi Emotion Regulation terhadap dewasa

awal yang Hijrah

2. Seberapa besar kontribusi Impulse Control terhadap dewasa awal

yang Hijrah

3. Seberapa besar kontribusi Optimism terhadap dewasa awal yang

Hijrah

4. Seberapa besar kontribusi Causal Analysis terhadap dewasa awal

yang Hijrah

5. Seberapa besar kontribusi Empathy terhadap dewasa awal yang

Hijrah

6. Seberapa besar kontribusi Self-efficacy terhadap dewasa awal

yang Hijrah

7. Seberapa besar kontribusi Reaching out terhadap dewasa awal

yang Hijrah

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 20: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

9

1.5.Manfaat Penelitian

Adapula manfaat penelitian ini baik secara teoritis dan praktis:

1.5.1.Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

sumbangan pemikiran bagi dunia psikologi khususnya, serta menjadi

salah satu bahan kajian untuk penulisan ilmiah berkenaan dengan faktor

Resiliensi.

1.5.2.Manfaat praktis

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi para Dewasa

Awal yang Hijrah, agar dapat melihat faktor apa yang paling

berkontribusi dalam Reseliensi orang yang Hijrah.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 21: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dewasa Awal

1 Definisi Dewasa Awal

Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti tumbuh

menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah

menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam

masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock,

Developmental Psychology, 1991). Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa

remaja. Hurlock (1986) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18

tahun sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong

dewasa awal ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Santrock (1999), orang

dewasa muda termasuk masa transisi, baik secara fisik, transisi secara intelektual

serta transisi peran sosial. Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak

dari perkembangan sosial masa dewasa.

Masa dewasa awal adalah masa beralihnya pandangan egosentris menjadi

sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan

penting. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai

menjalin hubungansecara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1986)

mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu initinya

dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan

cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.

Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1986)

mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira usia

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 22: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

11

40 tahun.Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik

secara fisik, transisi secara intelektual serta transisi peran sosial.

2. Ciri-ciri Umum Dewasa Awal

Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan

yang baru dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah

kelanjutan dari masa remaja, sehingga ciri-ciri masa dewasa awal tidak jauh

berbeda dengan masa remaja.

Ciri-ciri masa dewasa awal menurut Hurlock (1986):

a) Masa dewasa awal sebagai usia reprodukti, masa ini ditandai dengan

membentuk rumah tangga. Pada masa ini khususnya wanita, sebelum usia

30 tahun, merupakan masa reproduksi, dimana seorang wanita siap

menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu. Pada masa ini, alat-alat

reproduksi manusia telah mencapai kematangannya dan sudah siap untuk

melakukan reproduksi.

b) Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah. Setiap masa dalam

kehidupan manusia, pasti mengalami perubahan, sehingga seseorang harus

melakukan penyesuaian diri kembali terhadap diri maupun lingkungannya.

Demikian pula pada masa dewasa awal ini, seseorang harus banyak

melakukan kegiatan penyesuaian diri dengan kehidupan perkawinan, peran

sebagai orang tua dan sebagai warga negara yang sudah dianggap dewasa

secara hukum.

c) Masa dewasa awal sebagai masa yang penuh dengan ketegangan

emosional. Ketegangan emosional seringkali ditampakkan dalam

ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 23: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

12

kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada tercapainya

penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat

tertentu atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam

penyelesaian persoalan.

d) Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan dan perubahan nilai.

Ketergantungan disini mungkin ketergantungan kepada orang tua, lembaga

pendidikan yang memberikan beasiswa atau pada pemerintah karena

mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.

Sedangkan masa perubahan nilai masa dewasa awal terjadi karena

beberapa alasan seperti ingin diterima pada kelompok orang dewasa,

kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.

2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal

Optimalisasi perkembangan orang dewasa awal mengacu pada tugas-tugas

perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst, 1953 (dalam Hurlock,

1986), mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal

sebagai berikut :

a) Memilih teman (sebagai calon istri atau suami)

b) Belajar hidup bersama dengan suami/istri

c) Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga

d) Mengelola rumah tangga

e) Mulai bekerja dalam suatu jabatan

f) Mulai bertanggung jawab sebagai warga Negara

B. Resiliensi

1. Definisi Resiliensi

Resiliensi merupakan gambaran dari proses dan hasil kesuksesan

beradaptasi dengan keadaan yang sulit atau pengalaman hidup yang sangat

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 24: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

13

menantang, terutama keadaan dengan tingkat stres yang tinggi atau

kejadiankejadian traumatis (O’Leary, 1998; O’Leary & Ickovics, 1995; Rutter,

1987). Menurut Reivich. K dan Shatte. A yang dituangkan dalam bukunya “The

Resiliency Factor” menjelaskan resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi

dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam

kehidupan. Bertahan dalam keadaan tertekan, dan bahkan berhadapan dengan

kesengsaraan (adversity) atau trauma yang dialami dalam kehidupannya (Reivich.

K & Shatte. A, 2002 ).

Menurut Jackson (2002) resiliensi adalah kemampuan individu untuk

dapat beradaptasi dengan baik meskipun dihadapkan dengan keadaan yang sulit.

Dalam ilmu perkembangan manusia, resiliensi memilki makna yang luas dan

beragam, mencakup kepulihan dari masa traumatis, mengatasi kegagalan dalam

hidup, dan menahan stres agar dapat berfungsi dengan baik dalam mengerjakan

tugas sehari-hari. Dan yang paling utama, resiliensi itu berarti pola adaptasi yang

positif atau menunjukkan perkembangan dalam situasi sulit (Masten & Gewirtz,

2006).

Resiliensi dipandang oleh para ahli sebagai kemampuan untuk bangkit

kembali dari situasi atau peristiwa yang traumatis. Siebert (2005) dalam bukunya

The Resiliency Advantage memaparkan bahwa yang dimaksud dengan resiliensi

adalah kemampuan untuk mengatasi dengan baik perubahan hidup pada level

yang tinggi, menjaga kesehatan di bawah kondisi penuh tekanan, bangkit dari

keterpurukan, mengatasi kemalangan, merubah cara hidup ketika cara yang lama

dirasa tidak sesuai lagi dengan kondisi yang ada, dan menghadapi permasalahan

tanpa melakukan kekerasan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 25: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

14

Grotberg (2003) menyatakan bahwa resiliensi adalah kemampuan

seseorang untuk menilai, mengatasi, dan meningkatkan diri ataupun mengubah

dirinya dari keterpurukan atau kesengsaraan dalam hidup, karena setiap orang itu

pasti mengalami kesulitan ataupun sebuah masalah dan tidak ada seseorang yang

hidup di dunia tanpa suatu masalah ataupun kesulitan.

Reivich. K dan Shatte. A (2002) dalam bukunya “the resiliency factor”

menjelaskan bahwa arti resiliensi itu adalah kemampuan untuk mengatasi dan 23

beradaptasi bila terjadi sesuatu yang merugikan dalam hidupnya. Bertahan dalam

keadaan tertekan sekali pun, atau bahkan berhadapan dengan kesengsaraan

(adversity) maupun trauma yang dialami sepanjang kehidupannya. Resiliensi

bukanlahlah suatu trait, akan tetapi bersifat kontinum, sehingga tiap individu

dapat meningkatkan resiliensinya (Reivich & Shatte, 2002).

Dari berbagai pengertian resiliensi yang telah dipaparkan dapat

disimpulkan bahwa resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan

tidak menyerah pada keadaan-keadaan yang sulit dalam hidupnya, serta berusaha

untuk belajar dan beradaptasi dengan keadaan tersebut dan kemudian bangkit dari

keadaan tersebut dan menjadi lebih baik.

2. Fungsi resiliensi

Sebuah penelitian telah menyatakan bahwa manusia dapat menggunakan

resiliensi untuk hal-hal berikut ini (dalam Reivich & Shatte, 2002):

a) Overcoming Dalam kehidupan terkadang manusia menemui

kesengsaraan, masalahmasalah yang menimbulkan stres yang tidak

dapat untuk dihindari. Oleh karenanya manusia membutuhkan

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 26: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

15

resiliensi untuk menghindar dari kerugiankerugian yang menjadi

akibat dari hal-hal yang tidak menguntungkan tersebut. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara menganalisa dan mengubah cara pandang

menjadi lebih positif dan meningkatkan kemampuan untuk mengontrol

kehidupan kita sendiri. Sehingga, kita dapat tetap merasa termotivasi,

produktif, terlibat, dan bahagia meskipun dihadapkan pada berbagai

tekanan di dalam kehidupan.

b) Steering through Setiap orang membutuhkan resiliensi untuk

menghadapi setiap masalah, tekanan, dan setiap konflik yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang resilien akan menggunakan

sumber dari dalam dirinya sendiri untuk mengatasi setiap masalah

yang ada, tanpa harus merasa terbebani dan bersikap negatif terhadap

kejadian tersebut. Orang yang resilien dapat memandu serta

mengendalikan dirinya dalam menghadapi masalah sepanjang

perjalanan hidupnya. Penelitian menunjukkan bahwa unsur esensi dari

steering through dalam stres yang bersifat kronis adalah self-efficacy

yaitu keyakinan terhadap diri sendiri bahwa kita dapat menguasai

lingkungan secara efektif dapat memecahkan berbagai masalah yang

muncul.

c) Bouncing back Beberapa kejadian merupakan hal yang bersifat

traumatik dan menimbulkan tingkat stres yang tinggi, sehingga

diperlukan resiliensi yang lebih tinggi dalam menghadapai dan

mengendalikan diri sendiri. Kemunduran yang dirasakan biasanya

begitu ekstrim, menguras secara emosional, dan membutuhkan

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 27: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

16

resiliensi dengan cara bertahap untuk menyembuhkan diri. Orang yang

resiliensi biasanya menghadapi trauma dengan tiga karakteristik untuk

menyembuhkan diri. Mereka menunjukkan task-oriented coping style

dimana mereka melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi

kemalangan tersebut, mereka mempunyai keyakinan kuat bahwa

mereka dapat mengontrol hasil dari kehidupan mereka, dan orang yang

mampu kembali ke kehidupan normal lebih cepat dari trauma

mengetahui bagaimana berhubungan dengan orang lain sebagai cara

untuk mengatasi pengalaman yang mereka rasakan.

d) Reaching out Resiliensi, selain berguna untuk mengatasi pengalaman

negatif, stres, atau menyembuhkan diri dari trauma, juga berguna

untuk mendapatkan pengalaman hidup yang lebih kaya dan bermakna

serta berkomitmen dalam mengejar pembelajaran dan pengalaman

baru. Orang yang berkarakteristik seperti ini melakukan tiga hal

dengan baik, yaitu: tepat dalam memperkirakan risiko yang terjadi;

mengetahui dengan baik diri mereka sendiri; dan menemukan makna

dan tujuan dalam kehidupan mereka.

3. Fase Resiliensi

Fase Resiliensi Patterson dan Kelleher (2005) menyebutkan adanya empat fase

resiliensi yang mungkin terjadi pada individu saat kesulitan datang dalam

kehidupannya:

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 28: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

17

a) Deteriorating

Merupakan fase saat kesulitan muncul. Pada umumnya individu akan

mengalami suatu kondisi terburuk (deterior) yang juga merupakan fase awal dari

resiliensi. Pada fase ini, individu akan merasakan kemarahan, rasa berasalah

sepanjang waktu School leader yang terperangkap pada fase ini dalam jangka

waktu yang lama tidak akan mampu melanjutkan fungsinya sebagai seorang

profesional.

b) Adapting

Fase ini merupakan fase transisi dimana individu mulai terbiasa dengan

situasi sulit yang mereka hadapi.

c) Recovering

Pada fase ini individu berada pada posisi status quo, netral.

d) Growing

Fase ini merupakan fase terakhir dimana individu tumbuh menjadi lebih

kuat melalui pelajaran dan pengalaman yang diambil saat kesulitan menghadang.

Dengan adanya kesulitan yang muncul, individu belajar bagaimana menghadapi

dan mengatasi masalah tersebut.

4. Faktor-faktor Resiliensi

I. Menurut Grotberg (1999) ada beberapa sumber dari resiliensi yaitu sebagai

berikut

a) I Have ( sumber dukungan eksternal ) merupakan dukungan dari

lingkungan di sekitar individu. Dukungan ini berupa hubungan yang baik dengan

keluarga, lingkungan sekolah yang menyenangkan, ataupun hubungan dengan

orang lain diluar keluarga. Melalui I Have, seseorang merasa memiliki hubungan

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 29: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

18

yang penuh kepercayaan. Hubungan seperti ini diperoleh dari orang tua, anggota

keluarga lain, guru, dan teman-teman yang mencintai dan menerima diri anak

tersebut.

Individu yang resilien juga mempunyai struktur dan aturan di dalam rumah

yang ditetapkan oleh orang tua mereka. Para orang tua berharap bahwa anak-anak

dapat mematuhi semua peraturan yang ada. Anak-anak juga akan menerima

konsekuensi dari setiap tindakan yang mereka lakukan dalam menjalani aturan

tersebut. Ketika mereka melanggar aturan, mereka butuh seseorang untuk

memeberi tahu kesalahan yang mereka perbuat dan jika perlu menerapkan

hukuman.Individu yang resilien juga memperoleh dukungan untuk mandiri dan

dapat mengambil keputusan berdasarkan pemikiran serta inisiatifnya sendiri.

Dukungan yang diberikan oleh orangtua ataupun anggota keluarga lainnya akan

sangat membantu dalam membentuk sikap mandiri dalam diri seseorang.

Orangtua akan mendukung serta melatih anak untuk dapat berinisiatif dan

“berkuasa” atas dirinya sendiri untuk mengambil keputusan tanpa harus

bergantung pada orang lain.Individu yang resilien juga akan mendapatkan

jaminan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan serta keamanan dari orangtua.

Sehingga hal ini akan membantu mereka untuk mengembangkan rasa percaya diri

dalam diri anak.

b) I Am ( kemampuan individu ) I am, merupakan kekuatan yang terdapat

dalam diri seseorang, kekuatan tersebut meliputi perasaan, tingkah laku, dan

kepercayaan yang ada dalam dirinya. Individu yang resilien merasa bahwa mereka

mempunyai karakteristik yang menarik dan penyayang sessama. Hal tersebut

ditandai dengan usaha mereka untuk selalu dicintai dan mencintai orang lain.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 30: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

19

Mereka juga sensitif terhadap perasaan orang lain dan mengerti yang diharapkan

orang lain terhadap dirinya. Mereka juga merasa bahwa mereka memiliki empati

dan sikap kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Perasaan itu mereka tunjukkan

melalui sikap peduli mereka terhadap peristiwa yang terjadi pada orang lain.

Mereka juga merasakan ketidaknyamanan dan penderitaan yang dirasakan oleh

orang lain dan berusaha membantu untuk mengatasi masalah yang terjadi.Individu

yang resilien juga merasakan kebanggaan akan diri mereka sendiri. Mereka

bangga terhadap apa yang telah mereka capai. Ketika mereka mendapatkan

masalah atau kesulitan, rasa percaya dan harga diri yang tinggi akan membantu

mereka dalam mengatasi kesulitan tersebut. Mereka merasa mandiri dan cukup

bertanggungjawab. Mereka dapat melakukan banyak hal dengan kemampuan

mereka sendiri. Mereka juga bertanggungjawab atas pekerjaan yang telah mereka

lakukan serta berani menangung segala konsekuensinya.

c) I Can ( kemampuan sosial dan interpersonal ) merupakan kemampuan

anak untuk melakukan hubungan sosial dan interpersonal. Mereka dapat belajar

kemampuan ini melalui interaksinya dengan semua orang yang ada disekitar

mereka. Individu tersebut juga memiliki kemampuan untuk berkomunikasi serta

memecahkan masalah dengan baik. Mereka mampu mengekspresikan pikiran dan

perasaan mereka dengan baik.Kemampuan untuk mengendalikan perasaan dan

dorongan dalam hati juga dimiliki oleh individu yang resilien. Mereka mampu

menyadari perasaan mereka dan mengekspresikannya dalam kata-kata dan

perilaku yang tidak mengancam perasaan dan hak orang lain. Mereka juga mampu

mengendalikan dorongan untuk memukul, melarikan diri dari masalah, atau

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 31: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

20

melampiaskan keinginan mereka pada hal-hal yang tidak baik.Mereka juga dapat

memahami karakteristik dirinya sendiri dan orang lain. Ini membantu individu

untuk mengetahui seberapa banyak waktu yang diperlukan untuk berkomunikasi,

dan seberapa banyak ia dapat menangani berbagai macam situasi. Selain itu,

individu yang resilien juga dapat menemukan seseorang untuk meminta bantuan,

untuk menceritakan perasaan dan masalah, serta mencari cara untuk

menyelesaikan masalah pribadi dan interpersonal.

II. Menurut Reisnick, dkk (2011), terdapat empat faktor yang mempengaruhi

resiliensi pada individu, yaitu:

a. Self-Esteem

Memiliki self-esteem yang baik pada masa individu dapat membantu

individu dalam mengahadapi kesengsaraan.

b. Dukungan Sosial (social support)

Dukungan sosial sering dihubungkan dengan resiliensi bagi meraka yang

mengalami kesulitan dan kesengdsaraan akan meningkatkan resiliensi dalam

dirinya ketika pelaku sosial yang ada di sekelilingnya emiliki support terhadap

penyelesaian masalah atau proses bangkit kembali yang dilakukan oleh individu

tersebut.

c. Spiritualitas

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan resiliensi pada individu adalah

ketabahan atau ketangguhan (hardiness) dan keberagaman serta spiritualitas.

Dalam hal ini pandangan spiritual pada individu percaya bahwa tuhan adalah

penolong dalam setiap kesengsaraan yang tengah di alaminya, tidak hanya

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 32: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

21

manusia yang mampu menyelesaikan segala kesengsaraan yang ada, dan dalam

proses ini individu percaya bahwa tuhan adalah penolong setiap hamba

d. Emosi positif

Emosi positif juga merupakan faktor penting dalam pembentukan

resiliensi individu. Emosi positif sangat di butuhkan ketika menghadapi suatu

situasi yang kritis dan dengan emosi positif dapat mengurangi stres secara

lebihefektif. Individu yang memiliki rasa syukur mampu mengendalikan emosi

negatif dalam menghadapi segala permasalahan di dalam kehidupan.

III. Reivich dan Shatte (2002), memaparkan tujuh faktor yang membentuk

resiliensi, yaitu sebagai berikut :

a) Emotion Regulation

Regulasi emosi merupakan kemampuan untuk tetap tenang saat berada di

bawah tekanan. Individu yang resilien menggunakan sekumpulan keterampilan

dengan baik yang dapat membantu mereka untuk mengontrol emosi, perhatian,

dan perilaku mereka. Self-regulated merupakan hal yang penting dalam

membentuk kedekatan, sukses di pekerjaan dan membantu pemeliharaan

kesehatan fisik seseorang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang kurang memiliki

kemampuan untuk mengatur emosi mengalami kesulitan dalam membangun dan

menjaga hubungan pertemanan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai macam

alasan di antaranya adalah tidak ada orang yang mau menghabiskan waktu

bersama orang yang marah, merengut, cemas, khawatir serta gelisah setiap saat.

Emosi yang dirasakan seseorang cenderung menular kepada orang lain. Semakin

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 33: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

22

kita terasosiasi dengan kemarahan dan rasa cemas maka kita juga akan semakin

menjadi seseorang yang pemarah dan mudah cemas.

Tidak semua emosi yang dirasakan individu harus dikontrol. Tidak semua rasa

marah, sedih, gelisah, dan rasa bersalah harus diminimalisir ataupun ditahan. Hal

ini dikarenakan mengekpresikan emosi yang kita rasakan baik emosi positif

maupun negatif merupakan hal yang konstruktif dan sehat, bahkan kemampuan

untuk mengekspresikan emosi secara tepat merupakan bagian dari resiliensi

(Reivich & Shatte, 2002).

Beberapa individu cenderung untuk lebih sering mengalami rasa gelisah,

sedih, dan marah daripada orang yang lainnya. Ketika mereka kecewa, mereka

kesulitan untuk mengembalikan emosi menjadi positif seperti semula. Mereka

sering terpaku pada rasa marah, sedih, dan gelisahnya sehingga mereka menjadi

kurang efektif dalam memecahkan dan mengatasi masalah yang muncul. Mereka

pun biasanya merasa kesulitan mencari pertolongan orang lain dan mengutip

pembelajaran dari suatu kejadian ketika mereka sedang dikuasai oleh emosi

mereka tersebut (Reivich & Shatte, 2002).

b) Impulse Control

Pengendalian impuls adalah kemampuan individu untuk mengendalikan

keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri.

Individu yang memiliki kemampuan pengendalian impuls yang rendah, cepat

mengalami perubahan emosi yang pada akhirnya mengendalikan pikiran dan

perilaku mereka. Mereka menampilkan perilaku mudah marah, kehilangan

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 34: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

23

kesabaran, impulsif, dan berlaku agresif. Tentunya perilaku yang ditampakkan ini

akan membuat orang di sekitarnya merasa kurang nyaman sehingga berakibat

pada buruknya hubungan sosial individu dengan orang lain (Reivich & Shatte,

2002).

Kemampuan individu untuk mengendalikan impuls sangat terkait dengan

kemampuan regulasi Resilience Quotient emosi yang ia miliki. Seorang individu

yang memiliki skor yang tinggi pada faktor regulasi emosi cenderung memiliki

skor Resilience Quotient pada faktor pengendalian impuls (Reivich & Shatte).

c) Optimism

Individu yang resilien biasanya memiliki sifat optimis. Mereka percaya

bahwa segala sesuatu dapat berubah menjadi lebih baik. Optimisme adalah ketika

kita melihat bahwa masa depan kita cemerlang. Individu yang optimis memiliki

harapan terhadap masa depan mereka dan mereka percaya bahwa mereka lah

pemegang kendali atas arah hidup mereka. Individu yang optimis memiliki

kesehatan yang lebih baik, jarang mengalami depresi, serta memiliki produktivitas

yang tinggi, apabila dibandingkan dengan individu yang cenderung pesimis.

Siebert (2005) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara tindakan

dan ekspektasi kita dengan kondisi kehidupan yang dialami individu. Peterson dan

Chang (dalam Siebert, 2005) mengungkapkan bahwa optimisme sangat terkait

dengan karakteristik yang diinginkan oleh individu, kebahagiaan, ketekunan,

prestasi, dan kesehatan. Individu yang optimis percaya bahwa situasi yang sulit

suatu saat akan berubah menjadi situasi yang lebih baik. Sebagian individu

memiliki kecenderungan untuk optimis dalam memandang hidup ini secara

umum, sementara sebagian invidu yang lain optimis hanya pada beberapa situasi

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 35: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

24

tertentu (Siebert, 2005). Optimisme bukanlah sebuah sifat yang terberi melainkan

dapat dibentuk dan ditumbuhkan dalam diri individu (Siebert, 2005).

Optimisme menandakan bahwa adanya keyakinan bahwa kita mempunyai

kemampuan untuk mengatasi kemalangan atau ketidakberuntungan yang mungkin

terjadi di masa depan tersebut. Hal ini juga merefleksikan Self Efficacy yang

dimiliki oleh seseorang, yaitu kepercayaan individu bahwa ia mampu

menyelesaikan permasahan yang ada dan mengendalikan hidupnya. Reivich &

Shatte(2002) mengemukakan individu yang optimis mampu memprediksi masa

depan dengan akurat pada masalah potensial yang akan muncul dan membangun

strategi untuk mencegah dan mengatasi masalah yang terjadi.

Optimisme akan menjadi hal yang sangat bermanfaat untuk individu bila

diiringi dengan Self-Efficacy, hal ini dikarenakan dengan optimisme yang ada

pada seseorang akan mendorong individu untuk mampu menemukan solusi

permasalahan dan terus bekerja keras demi kondisi yang lebih baik (Reivich &

Shatte, 2002). Tentunya optimisme yang dimaksud adalah optimisme yang

realistis (realistic optimism), yaitu sebuah kepercayaan akan terwujudnya masa

depan yang lebih baik dengan diiringi segala usaha untuk mewujudkan hal

tersebut. Berbeda dengan unrealistis optimism dimana kepercayaan akan masa

depan yang cerah tidak dibarengi dengan usaha yang significan untuk

mewujudkannya. Pada kenyataannya unrealistic optimism akan membuat individu

mengabaikan ancaman yang sebenarnya yang perlu mereka antisipasi. Perpaduan

antara optimisme yang realistis dan self-efficacy adalah kunci resiliensi dan

kesuksesan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 36: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

25

d) Causal Analysis

Causal analysis merupakan istilah yang digunakan untuk mengartikan

sebuah kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab masalah secara akurat.

Analisis kausal digunakan individu untuk mencari penjelasan dari suatu kejadian.

Jika kita tidak mampu memperkirakan penyebab masalah dengan akurat, maka

kita akan membuat kesalahan yang sama secara terus-menerus.

Seligman (dalam Reivich & Shatte, 2002) mengidentifikasikan gaya

berpikir explanatory yang merupakan kebiasaan cara seseorang untuk

menjelaskan hal baik dan buruk yang terjadi pada diri dan kehidupan mereka.

Gaya berpikir ini erat kaitannya dengan kemampuan causal analysis yang dimiliki

individu. Gaya berpikir explanatory dapat dibagi dalam tiga dimensi: personal

(saya-bukan saya), permanen (selalu-tidak selalu), dan pervasive (semua-tidak

semua).

Individu dengan gaya berpikir ”saya-selalu-semua” merefleksikan

keyakinan bahwa penyebab permasalahan berasal dari dirinya sendiri (saya), hal

ini selalu terjadi dan permasalahan yang ada tidak dapat diubah (selalu), serta

permasalahan yang ada tidak dapat diubah (semua). Sementara individu yang

memiliki gaya berpikir ”bukan saya-tidak selalu-tidak semua” meyakini bahwa

permasalahan yang terjadi disebabkan oleh orang lain (bukan saya), dimana

kondisi tersebut masih memungkinkan untuk diubah (tidak selalu) dan

permasalahan yang ada tidak akan mempengaruhi sebagian besar hidupnya (tidak

semua).

Gaya berpikir explanatory memegang peranan penting dalam konsep

resiliensi (Reivich & Shatte, 2002). Individu yang terfokus pada ”selalu-semua”

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 37: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

26

tidak mampu melihat jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi dan

mengubah situasi. Mereka akan menyerah dan putus asa. Sebaliknya individu

yang cenderung menggunakan gaya berpikir ”tidak selalu-tidak semua” dapat

merumuskan solusi dan tindakan yang akan mereka lakukan untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada.

Individu yang resilien mempunyai fleksibilitas kognitif dan dapat

mengidentifikasi seluruh penyebab signifikan dari kemalangan yang menimpa

mereka, tanpa terjebak pada salah satu gaya berpikir explanatory. Mereka tidak

mengabaikan faktor permanen maupun pervasif. Individu yang resilien tidak akan

menyalahkan orang lain atas kesalahan yang mereka perbuat demi menjaga self-

esteem mereka atau membebaskan mereka dari rasa bersalah. Mereka tidak terlalu

terfokus pada faktor-faktor yang berada di luar kendali mereka, sebaliknya mereka

memfokuskan dan memegang kendali penuh pada pemecahan masalah, perlahan

mereka mulai mengatasi permasalahan yang ada, mengarahkan hidup mereka,

bangkit dan meraih kesuksesan (Reivich & Shatte, 2002).

e) Empathy

Menurut Reivich & Shatte (2002) dikatakan bahwa empati mencerminkan

kemampuan individu membaca tanda dari kondisi emosional dan psikologis orang

lain. Beberapa individu memiliki kemampuan yang cukup mahir dalam

menginterpretasikan bahasa-bahasa nonverbal yang ditunjukkan oleh orang lain

seperti ekspresi wajah, intonasi suara, bahasa tubuh dan mampu menangkap apa

yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Individu-individu yang tidak

membangun kemampuan untuk peka terhadap tanda-tanda noverbal tersebut tidak

mampu untuk menempatkan dirinya pada posisi orang lain, merasakan apa yang

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 38: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

27

dirasakan orang lain dan memperkirakan maksud dari orang lain. Individu dengan

empati yang renadah cenderung mengulang pola yang dilakukan oleh individu

yang tidak resilien, yaitu menyamaratakan semua keinginan dan emosi orang lain

(Reivich & Shatte, 2002).

f) Self-efficacy

Efikasi diri merepresentasikan keyakinan seseorang bahwa ia dapat

memecahkan masalah yang dialami dengan efektif dan keyakinan akan

kemampuan untuk sukses. Dalam keseharian, individu yang memiliki keyakinan

pada kemampuan mereka untuk memecahkan masalah akan tampil sebagai

pemimpin, sebaliknya individu yang tidak memiliki keyakinan terhadap self-

efficacy mereka akan selalu tertinggal dari yang lain dan terlihat ragu-ragu.

Efikasi diri merupakan hal yang sangat penting sebagai untuk mencapai

resiliensi.

g) Reaching out

Reaching Out adalah kemampuan seseorang untuk menemukan dan

membentuk suatu hubungan dengan orang lain, untuk meminta bantuan, berbagi

cerita dan perasaan, untuk saling membantu dalam menyelesaikan masalah baik

personal maupun interpersonal atau membicarakan konflik dalam keluarga

(Reivich & Shatte, 2002). Menurut Reivich & Shatte (2002), resiliensi merupakan

kemampuan yang meliputi peningkatan aspek positif dalam hidup. Individu yang

meningkatkan aspek positif dalam hidup mampu melakukan dua aspek ini dengan

baik, yaitu: (1) mampu membedakan risiko yang realistis dan tidak realistis, (2)

memiliki makna dan tujuan hidup serta mampu melihat gambaran besar dari

kehidupan. Individu yang selalu meningkatkan aspek positifnya akan lebih mudah

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 39: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

28

dalam mengatasi permasalahan hidup, serta berperan dalam meningkatkan

kemampuan interpersonal dan pengendalian emosi.

C. Hijrah

1. Definisi Hijrah

Definisi Hijrah yang digunakan dalam penelitian ini ialah Hijrah secara

Maknawiyahdan bukan secara Makaniyah (Meninggalkan/berpindah dari

suatu tempat).

Hijrah berasal dari bahasa arab “ ةَرْجِه ” yang artinya: (1) pindah, menjauhi

atau menghindari. (2) Kerasnya sesuatu (هرج هريج ال هاججه ال berarti tengah hari ;(ال

di waktu panas sangat menyengat (keras). Secara bahasa “Hijrah” itu adalah

Menjauhi sesuatu dengan sangat keras karena adanya ketidak setujuaan dan

kebencian.

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar bahwa Hijrah secara bahasa berarti “tarku”

(meninggalkan). “Hijrah ila syai” (hijrah kepada sesuatu) berarti “intiqal ilaihi

‘an ghairihi” (berpindah kepadanya dari selainnya). Arti Hijrah Secara Bahasa

Berkata Ar-Raghib al-Asfahani: al-hijru atau al-hijran: seseorang yang

meninggalkan yang lainnya, baik se- cara fisik, perkataan, bahkan hati.

Dr. Ahzami S. Jazuli:Al-Hijrah adalah lawan dari al-Washal (tersambung).

Hajarahu-yahjuruhu artinya memutuskannya. Mereka berdua

yahtajiran/yahtajaran: saling meninggalkan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 40: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

29

Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya amal itu

tergantung pada niat, dan setiap orang hanya memperoleh apa yang ia niatkan.

Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul Nya maka hijrahnya itu

kepada Allah dan Rasul Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang

ditujunya atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada

apa yang dihijrahkannya.” Dari ‘Umar bin Khaththab.

Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka menda- pati di muka

bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari

rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian ke-

matian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang ditu- ju), maka sungguh

telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang. (Q.S. An-Nisaa [4]:100) Tafsir Imam Ibnu Katsir (Al-Hafidh).

“Hijrah adalah engkau meninggalkan segala kekejian baik yang tampak

ataupun yang tersembunyi. Engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat,

kemudian engkau disebut sebagai Muhajir sekalipun engkau tetap berada di

tempatmu.” [H.R. Ahmad]:

Menurut Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Hijrah ada dua

macam: Hijrah fisik, yakni hijrah dan sebuah negeri ke negeri lain

dan Hijrah spiritual, yakni hijrahnya hati manusia kepada Allah dan Rasul-

Nya.“Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku

seorang pemberi peringatan yang nyata dan Allah untukmu.” (Q.S. Adz

Zariyat : 50).

Menurut H. Dedih Surana, Drs., M.Ag.Secara maknawiyah hijrah

dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:a) Hijrah I’tiqadiyahyaitu hijrah keyakinan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 41: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

30

Iman bersifat fluktuatif/ tidak pasti, kadang menguat menuju puncak keyakinan

mu’min sejati, kadang pula melemah mendekati kekufuran Iman pula kadang

hadir dengan kemurniannya, tetapi kadang pula bersifat sinkretis, bercampur

dengan keyakinan lain mendekati memusyrikan. Kita harus segera melakuakn

hijrah keyakinan bila berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan keyakinan.

Dalam lingkup psikologi biasa disebut dengan masa transisi keyakinan agama.

b) Hijrah Fikriyah Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya

pemikiran. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus

informasi, seolah dunia tanpa batas. Berbagai informasi dan pemikiran dari

belahan bumi bisa secara oline kita akses.

c) Hijrah Syu’uriyyahSyu’uriyah atau cita rasa, kesenangan, kesukaan dan

semisalnya, semau yang ada pada diri kita sering terpengaruhi oleh nilai-nilai

yang kurang sesuai dengan ajaran Islam. Banyak hal seperti hiburan, musik,

bacaan, gambar/hiasan, pakaian, rumah, idola semua pihak luput dari pengaruh

nilai-nilai diluar Islam. Kalau kita perhatikan, hiburan dan musik seorang muslim

tak jauh beda dengan hiburannya para penganut paham permisifisme dan

hedonisme (budaya barat), berbau hutra-hura dan senang-senang belaka.

d) Hijrah SulukiyyahSuluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa

disebut juag akhlaq. Dalam perjalanannya ahklaq dan kepribadian manusia tidak

terlepas dari degradasi dan pergeseran nilai. Pergeseran dari kepribadian mulai

(akhlaqul karimah) menuju kepribadian tercela akhlaqul sayyi’ah). Sehingga tidak

aneh jika bermuculan berbagai tindak moral dan asusila di masyarakat. Pencurian,

perampokan, pembunuhan, pelecehan, pemerkosaan, penghinan dan penganiyaan

seolah-olah telah menjadi biasa dalam masyarakat kita. Penipuan, korupsi,,

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 42: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

31

prostitusi dan manipulasi hampir bisa ditemui di mana-mana. Dalam moment

hijrah ini, sangat tepat jika kita mengkoreksi akhlaq dan kepribadian kita untuk

kemudian menghijrahkan akhlaq yang mulia.

Dari sekian banyak teori mengenai definisi Hijrah peneliti menyimpulkan

bahwa Hijrah ialah dimana individu berubah dan meninggalkan segala sesuatu

yang dibenci Allah Azza Wajjala meskipun itu berarti hal yang sangat disukai.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 43: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

32

D. Kerangka Konseptual.

Gambar 1. Kerangka konseptual

Dewasa Awal

Hijrah

Reivich dan Shatte (2002)

Tujuh faktorResiliensi yaitu:

Emotion Regulation

Impulse Control Optimism

Causal Analysis

Empathy

Self-efficacy

Reaching out

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 44: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian, salah satu faktor yang penting adalah adanya metode

ilmiah tertentu yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah yang

dipersoalkan dalam penelitian. Untuk itu akan dibahas mengenai: (A) Identifikasi

Variabel, (B) Definisi Operasional, (C) Populasi, Sampel dan Teknik Sampel

Penelitian, (D) Metode Pengumpulan Data, (E) Validitas dan Reliabilitas serta (F)

Analisis Data.

A. Identifikasi Variabel

Adapun variabel penelitian yang digunakan adalah variabel tunggal, yaituFaktor-

faktor yang berkaitan dengan Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah, yaitu

Emotion Regulation ,Impulse Control , Optimism, Causal Analysis, Empathy,

Self-efficacy, Reaching out.

B. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kemampuan individu untuk menghadapi dan mengatasi konflik yang ada disebut

sebagai resiliensi.. Faktor-faktor yang berkaitan dengan Resiliensi pada Dewasa

Awal yang Hijrah, yaitu Emotion Regulation ,Impulse Control , Optimism,

Causal Analysis, Empathy, Self-efficacy, Reaching out.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 45: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

34

C. Subjek Penelitian.

1. Populasi adalah keseluruhan individu, subjek, objek, gejala, ataupun

kejadian-kejadian yang akan kita simpulkan (Hadi, 1990). Hal ini sejalan

dengan pendapat Arikunto (1986) yang menyatakan bahwa populasi

merupakan kumpulan atau keseluruhan subjek penelitian. Maka dalam

penelitian ini, populasi yang digunakan adalah Dewasa Awal di Kota

Medan, yang Hijrah berjumlah 54 orang.

2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2008). Menurut Arikunto (2006) apabila subjek

penelitian kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semua. Apabila lebih

maka disarankan mengambil 10-30% dari jumlah populasi yang ada.

3. Sampling adalah cara tertentu (yang secara metodologis dibenarkan) yang

digunakan untuk menarik (mengambil,memilih) anggota sampel dari

anggota populasi sehingga peneliti memperoleh kerangka sampel dalam

ukuran yang telah ditentukan (Hamidi, 2007). Dalam penelitian ini teknik

sampling yang digunakan adalah dengan cara teknik accidental sampling.

Accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara aksidental

(accidental) dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada

atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Sehingga dalam teknik sampling di sini peneliti

mengambil responden pada saat itu juga di

Pada penelitian ini peneliti mengambil sampeldewasa awal yang Hijrah berjumlah

100 orang. Peneliti mengambil 30% yaitu 60 dari jumlah populasi yang ada.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 46: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

35

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan metode skala atau kuesioner. i. Skala. Sugiyono,

(2008) menyatakan bahwa skala pengukuran merupakan kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada

dalam alat ukur, alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran akan

menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel

yang diukur tersebut dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk

angka, sehingga lebih akurat, efisien dan komunikatif.

1. Selain itu skala digunakan dalam penelitian atas dasar pertimbangan:

Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung

mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkapkan

indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.

2. Dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat

indikator-indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem,

maka skala psikologi selalu berisi banyak aitem.

3. Respons subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “Sangat Tidak

Setuju”,“Tidak Setuju”, “Setuju” atau “Sangat Setuju”.

Ketiga karakteristik di atas oleh Cronbach (dalam Azwar, 1999) disebut sebagai

ciri pengukuran terhadap performansi tipikal (typical performance), yaitu

performansi yang menjadi karakter tipikal seseorang dan cenderung dimunculkan

secara sadar atau tidak sadar dalam bentuk respon terhadap situasi-situasi tertentu

yang sedang dihadapi.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 47: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

36

Metode skala yang digunakan adalah Skala Guttman digunakan untuk Faktor-

faktor yang berkaitan dengan Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah, yaitu

Emotion Regulation ,Impulse Control , Optimism, Causal Analysis, Empathy,

Self-efficacy, Reaching out.

Skala ini diberikan secara langsung kepada individu yang dimintai

informasi tentang dirinya sendiri. Alternatif pilihan jawaban pada skala ini yaitu

jawab ya dengan nilai 1 dan jawaban tidak dengan nilai 0.

E. Validitas & Reliabilitas.

1. Validitas.

Validitas Alat Ukur Menurut Azwar (2006), Validitas berasal dari kata

validity yang berarti ketepatan dan kecermatan. Suatu alat ukur dikatakan valid

jika mampu menjalankan fungsi ukuran dengan tepat dan cermat, yaitu cermat

dalam mendeteksi perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukur. Menguji

validitas suatau alat ukur dapat mempergunakan kriteria dalam dan kriteria luar.

Kriteria dalam adalah kriteria yang diambil dari alat ukur itu sendiri. Sedangkan

kriteria luar adalah kriteria yang diambil dari luar alat ukur itu. Cara yang

dipergunakan untuk mengukur validitas skala dalam penelitian ini adalah

menggunakan kriteria pembanding yang berasal dari dalam alat ukur itu

sendiri.Pada penelitian ini, peneliti tidak menguji validitas pada alat ukur/skala

karena penelitian ini hanya sebatas mengidentifikasi beberapa masalah ataupun

fenomena yang terjadi di lingkungan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 48: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

37

2. Reliabilitas

Reliabilitas Alat ukur adalah sejauh mana hasil pengukuran tersebut dapat

diandalkan, artinya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok

subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Pengertian relatif

menunjukkan adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil

pengukuran (Azwar, 2006). Menurut Arikunto (2002), instrument yang baik tidak

akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban

tertentu. Instrumrn yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan

data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan

kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas

menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya,

jadi dapat diandalkan. Penelitian ini menggunakan Skala Baku oleh Revich &

Shatte tentang Faktor-faktor Resiliensi yang sudah tidak asing lagi dan terpercaya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 49: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

38

F. Analisis Data

Penelitian ini bersifat deskriptif, karenanya untuk melihat

persentase faktor penyebab Resiliensi digunakan rumus F% sebagai

berikut :

𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑘𝑜𝑟× 100%

Selanjutnya setelah diketahui persentase setiap faktor dilakukan

perhitungan frekuensi untuk melihat jumlah untuk setiap faktor dengan

rumus sebagai berikut :

𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 =𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒

100× 𝑁

...........4)

.............5)

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 50: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

70

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga, edisi kelima. Santrock, John W. 2007. Adolescence, eleventh edition. Jakarta: Erlangga.

Fowler, J. (1981). Stages of Faith. Sans Fransisco: Harper & Row

Al-Khatib, M. A. (1995). Makna Hijrah (Dulu dan Sekarang). Jakarta: Gema Insani

Sami'un Jazuli, Ahzami 2006. Hijrah dalam pandangan Al-Quran

Al-Jauziyah, Ibnu al-Qayyim Bekal Hijrah Menuju Allah judul /al-Hijrah Fî al-Qur‟ân alKarîm

Shahih al-Bukhari

Al-Jauziyah, Ibnu al-Qayyim, Mukhtashar Zadul-Ma' ad

Kalil, A. (2003). Family Resilience and Good Child Outcomes. Wellington: Ministry of Social Development.

VanBreda, A.D. (2001). Resilience Theory: A Literature Review. Pretoria: South African Military Health Service, Military Psychological Institute, Social Work Research and Development.

Ungar, M. (2005). A Thicker Description of Resilience. The International Journal

of Narrative Therapy and Community Work, 2005, Nos. 3 & 4,

Ungar, M. (2003). Qualitative Contributions to Resilience Research. Qualitative

Social Work, Vol. 2(1): 85-102.

Sturgeon, J.A., and Zautra, A.J. (2010). Resilience: A New Paradigm for Adaptation to Chronic Pain. Current Pain and Headache Reports, Vol. 14,

No. 2, 105-112.

Grotberg, E. (1999). Countering depression with the five building block of resilience. Reaching Today’s Youth, 4, 66–72. Retrieved from

Reivich, K., & Shatte, A. (2002). The resilience factor: 7 keys to finding your inner strength and overcoming life’s hurdles. New York, NY: Broadway books

Ed Diener and Robert Biswas-Diener, Happiness : unlocking the mysteries of

psychological wealth (UK: Blackwell Publishing Ltd, 2008),

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 51: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

71

LAMPIRAN

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 52: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

72

NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=y /STATISTICS DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 11-Apr-2018 18:37:31

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

54

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all

cases with valid data for the variable(s)

used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=y

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.017

Number of Cases Alloweda 196608

a. Based on availability of workspace memory.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 53: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

73

[DataSet0]

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Resiliensi 54 155.07 11.255 139 200

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Resiliensi

N 54

Normal Parametersa,,b Mean 155.07

Std. Deviation 11.255

Most Extreme Differences Absolute .160

Positive .160

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z 1.175

Asymp. Sig. (2-tailed) .126

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 54: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

74

FACTOR /VARIABLES f1 f2 f3 f4 f5 f6 f7 /MISSING LISTWISE /ANALYSIS f1 f2 f3 f4 f5 f6

f7 /PRINT INITIAL KMO EXTRACTION /CRITERIA MINEIGEN(1) ITERATE(25)

/EXTRACTION PC /ROTATION NOROTATE /METHOD=CORRELATION.

Factor Analysis

Notes

Output Created 11-Apr-2018 19:37:33

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

54

Missing Value Handling Definition of Missing MISSING=EXCLUDE: User-defined

missing values are treated as missing.

Cases Used LISTWISE: Statistics are based on

cases with no missing values for any

variable used.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 55: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

75

Syntax FACTOR

/VARIABLES f1 f2 f3 f4 f5 f6 f7

/MISSING LISTWISE

/ANALYSIS f1 f2 f3 f4 f5 f6 f7

/PRINT INITIAL KMO EXTRACTION

/CRITERIA MINEIGEN(1)

ITERATE(25)

/EXTRACTION PC

/ROTATION NOROTATE

/METHOD=CORRELATION.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.079

Maximum Memory Required 7204 (7.035K) bytes

[DataSet0]

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure

of Sampling Adequacy.

.766

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 123.268

df 21

Sig. .000

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 56: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

76

Communalities

Initial Extraction

Emotion Regulation 1.000 .644

Impulse Control 1.000 .441

Optimism 1.000 .326

Casual Analysis 1.000 .612

Empathy 1.000 .527

Self-efficacy 1.000 .476

Reaching out 1.000 .448

Extraction Method: Principal Component

Analysis.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 57: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

77

Total Variance Explained

Compo

nent

Initial Eigenvalues

Total % of Variance Cumulative %

1 3.474 49.632

2 .891 12.723 62.355

3 .786 11.233 73.588

4 .633 9.044 82.631

5 .556 7.945 90.576

6 .432 6.169 96.745

7 .228 3.255 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

Compo

nent

Initial

Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 49.632 3.474 49.632 49.632

Extraction Method: Principal Component Analysis.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 58: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

78

Component Matrixa

Component

1

Emotion Regulation .802

Impulse Control .664

Optimism .571

Casual Analysis .782

Empathy .726

Self-efficacy .690

Reaching out .670

Extraction Method: Principal

Component Analysis.

a. 1 components extracted.

Lampiran. NAMA / INISIAL : USIA : JENIS KELAMIN : Berilah tanda ceklis pada kolom nilai SS,S,TS, STS untuk setiap pernyataan,yang paling sesuai dengan pendapat Anda. SS = sangat setuju S = setuju TS = tidak setuju STS = sangat tidak setuju

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 59: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

79

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

1) ketika mencoba memecahkan suatu masalah, saya percaya dengan firasat saya, dan memilih solusi yang pertama kali terpikir oleh saya.

SS S TS STS

2) ketika saya berdiskusi tentang agama dengan teman saya, saya masih bertindak emosional

SS S TS STS

3) saya khawatir dengan masa depan saya SS S TS STS

4) saya bisa mengalihkan hal-hal yang mengganggu pekerjaan saya SS S TS STS

5) jika solusi pertama saya tidak berhasil, saya masih bisa mencoba solusi yang lain sampai saya mendapatkan solusi atas masalah tersebut.

SS S TS STS

6) saya orang yang memiliki rasa ingin tahu SS S TS STS

7) saya tidak mampu memanfaatkan emosi positif untuk membantu saya fokus dalam menyelesaikan tugas

SS S TS STS

8) saya adalah tipe orang yang suka mencari tahu tentang ilmu agama SS S TS STS

9) saya lebih suka mempelajari tentang ilmu-ilmu yang saya fahami daripada tentang ilmu-ilmu yang sayang tidak fahami

SS S TS STS

10) dengan melihat ekspresi wajah seseorang, saya mengetahui perasaan orang tersebut

SS S TS STS

11) saya mudah menyerah ketika mendapatkan masalah SS S TS STS

12) ketika mendapatkan masalah, saya memberikan banyak solusi untuk menyelesaikannya

SS S TS STS

13) saya mampu mengontrol perasaan saya ketika mendapatkan kesulitan SS S TS STS

14) apa yang dipikirkan orang lain tentang diri saya, tidak mempengatuhi perilaku saya

SS S TS STS

15) ketika suatu masalah terjadi, saya tahu permasalahan tersebut akan muncul.

SS S TS STS

16) saya merasa lebih nyaman ketika saling sharing (berbagi cerita) bersama teman-teman saya

SS S TS STS

17) saya percaya bahwa setiap masalah pasti ada penyelesaiannya SS S TS STS

18) saya percaya bawa setiap masalah dapat diselesaikan SS S TS STS

19) ketika masalah muncul, saya memikirkan apa penyebabnya terlebih dahulu kemudian baru menyelesaikannya.

SS S TS STS

20) saya tidak yakin pada kemampuan sayang dalam memecahkan masalah SS S TS STS

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 60: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

80

21) saya tidak menghabiskan waktu untuk memikirkan hal-hal yang berada diluar kemampuan saya

SS S TS STS

22) saya tidak yakin bahwa saya bisa menyelesaikan sebuah masalah SS S TS STS

23) saya tidak mampu mengontrol perasaan saya SS S TS STS

24) sulit bagi saya untuk memahami perasaan teman-teman saya SS S TS STS

25) saya mampu mengidentifikasi apa yang saya pikirkan dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi suasana hati saya

SS S TS STS

26) jika seseorang melakukan sesuatu yang membuat saya marah, saya mampu bersabar sehingga saya cukup tenang, kemudian mendiskusikannya/membahasnya

SS S TS STS

27) ketika seseorang bereaksi berlebihan terhadap suatu masalah, menurut saya itu hal yang wajar, karena mereka sedang dalam suasana hati yang buruk

SS S TS STS

28) saya yakin saya akan menjadi seorang pemimpin yang bijaksana SS S TS STS

29) teman-teman saya sering mencari saya untuk msmbantu mereka menyelesaikan masalahnya

SS S TS STS

30) saya merasa bingung untuk memahami perilaku teman-teman saya SS S TS STS

31) emosi saya mempengaruhi kemampuan saya untuk tetap fokus pada apa yang sedang saya lakukan

SS S TS STS

32) kerja keras selalu terbayar (memiliki hasil yang memuaskan) SS S TS STS

33) setelah menyelesaikan suatu tugas, saya khawatir tugas saya akan dinilai negative

SS S TS STS

34) saya bisa merasakan kesedihan yang dialami orang lain SS S TS STS

35) saya tidak bisa berfikir bila ada dibawah tekanan orang lain SS S TS STS

36) saya tidak terfikirkan masa depan saya akan seperti apa SS S TS STS

37) bila seseorang sedang kesulitan, saya akan mudah memposisikan diri sebagai orang tersebut

SS S TS STS

38) kesabaran saya akan hilang bila kesalahan yang terjadi terulang-ulang SS S TS STS

39) saya tidak yakin bahwa segala kebaikan yang saya lakukan akan membuahkan hasil yang baik

SS S TS STS

40) saya melihat tantangan sebagai cara untuk belajar dan memperbaiki diri

SS S TS STS

41) ketika ada masalah disekitar saya, saya akan bingung memikirkan apa SS S TS STS

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 61: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

81

penyebabnya

42) jika seseorang marah kepada saya, saya mendengarkan apa yang dia katakan sebelum saya bertindak

SS S TS STS

43) ketika ditanya nengenai istiqomah, saya merasa sulit untuk bisa seperti itu

SS S TS STS

44) saya langsung mengambil kesimpulan dari permasalahan yang muncul SS S TS STS

45) saya lebih nyaman membantu daripada dibantu SS S TS STS

46) mudah bagi saya “larut” bila mendengarkan kisah yang menyentuh SS S TS STS

47) saya percaya pepatah “mencegah lebih baik daripada mengobati” SS S TS STS

48) saya percaya saya dapat mengidentifikasi penyebab dari suatu masalah SS S TS STS

49) saya percaya saya mempunyai kemampuan memecahkan dan menghadapi tantangan/masalah

SS S TS STS

50) teman-teman dekat saya mengatakan bahwa saya tidak memahami mereka

SS S TS STS

51) saya akan memendam masalah saya dan tidak diceritakan kepada orang lain

SS S TS STS

52) menurut saya penting untuk menyelesaikan masalah secepat mungkin, meskipun membutuhkan pengorbanan untuk menyelesaikannya

SS S TS STS

53) ketika dihadapkan pada situasi yang sulit, saya yakin bahwa hal tersebut akan berjalan dengan baik

SS S TS STS

54) teman-teman saya mengatakan bahwa saya tidak mendengarkan apa yang mereka katakana

SS S TS STS

55) jika saya ingin mencapai sesuatu, saya akan segera mewujudkannya SS S TS STS

56) ketika saya membahas shatu masalah dengan teman atau anggota keluarga saya, saya mampu menjaga emosi saya

SS S TS STS

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 62: STUDI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESILIENSI ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9301/1/Mohammad...Studi Identifikasi Faktor-faktor Resiliensi pada Dewasa Awal yang Hijrah di

82

Pengelompokan item-item Resilience Quotient Test

Faktor Favorablde Unfavorable

1. Emotion Regulation 13,25,26,56 2,7,23,31

2. Impulse Control 4,15,42,47 11,35,38,55

3.Empathy 10,34,37,46 24,30,50,54

4.Optimism 18,27,32,53 3,33,39,43

5.Casual Analysis 12,19,21,48 1,41,44,52

6.Self-Efficacy 5,28,29,49 9,17,20,22

7.Reaching Out 6,8,14,49 16,35,45,51

UNIVERSITAS MEDAN AREA