studi fenomenologi pengalaman anggota … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam...

135
i STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN TERHADAP PENDERITA DIABETES MELLITUS (DM) DI POSYANDU LANSIA DESA PUCANGAN KARTASURA SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh: Kartika Sari Wahono NIM. ST13043 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: dangthu

Post on 06-Mar-2019

283 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

i

STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA

KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN

TERHADAP PENDERITA DIABETES MELLITUS

(DM) DI POSYANDU LANSIA DESA PUCANGAN

KARTASURA SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh:

Kartika Sari Wahono

NIM. ST13043

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA KELUARGA DALAM

MEMBERIKAN DUKUNGAN TERHADAP PENDERITA

DIABETES MELLITUS (DM) DI POSYANDU LANSIA

DESA PUCANGAN KARTASURA

SUKOHARJO

Oleh :

KARTIKA SARI WAHONO

NIM. ST13043

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 5 Agustus 2015 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

S.Dwi Sulisetyawati, S.Kep.,Ns., M.Kep

NIK: 200984041

Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns., M.Kep

NIK: 201279102

Penguji

Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep

NIK. 200679022

Surakarta, 5 Agustus 2015

Ketua Program Studi S-1 Keperawatan

Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIK: 201279102

Page 3: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : KARTIKA SARI WAHONO

NIM : ST13043

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1) Karya tulis skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada

Surakarta maupun di Perguruan Tinggi lain.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan

Tim Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat karya atau

pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara

tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan

disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Surakarta, Juli 2015

Yang membuat pernyataan,

(Kartika Sari Wahono)

NIM. ST13043

Page 4: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

limpahan taufik, hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi Penelitian

dengan judul Studi Fenomenologi Pengalaman Anggota Keluarga Dalam

Memberikan Dukungan Terhadap Penderita Diabetes Mellitus.

Penulisan hasil penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan

mencapai Sarjana Keperawatan. Penulisan hasil penelitian ini dapat penulis

selesaikan berkat bantuan banyak pihak. untuk itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.si selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta

2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi

S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta sekaligus

Pembimbing Pendamping yang telah memberikan masukan dan arahan

penyusunan penelitian ini.

3. S.Dwi Sulisetyawati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing Utama yang

telah memberikan masukan dan arahan penyusunan skripsi penelitian ini

4. Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji yang telah

memberikan masukan dan arahan untuk kesempurnaan penelitian ini.

5. Seluruh staf dan staf akademik Program studi S-1 Keperawatan STIKes

Kusuma Husada.

6. Posyandu Lansia Desa Pucangan Kartasura dan para kader yang telah

membantu dan memberi perijinan untuk penelitian dan pengarahan selama

proses penelitian.

7. Orang Tuaku tercinta, yang selalu memberi doa, dukungan dan motivasi

dalam penyusunan skripsi ini.

8. Suamiku Andi S yang selalu membantu, memberikan doa dan dukungan

dalam penyusunan skipsi ini.

9. Partisipan dari penelitian ini yang telah memberikan informasi dan

meluangkan waktu untuk memberikan data kepada peneliti.

Page 5: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

v

10. Rekan seperjuangan Dinkes. Wonogiri dan rekan-rekan angkatan transfer

2013 yang selalu memberi dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amalan yang akan mendapat

balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Selanjutnya skripsi penelitian ini

mengharapkan masukan, saran, kritik sehingga dapat digunakan untuk

pengembangan ilmu dan pelayanan keperawatan.

Surakarta, 31 Juli 2015

Peneliti

Page 6: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

SURAT PENGESAHAN ................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

ABSTRAK ....................................................................................................... xii

ABSTRACK ...................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

I.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 6

I.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

I.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORI ................................................................... 8

2.1.1 Pengalaman ...................................................................... 8

2.1.2 Konsep Keluarga .............................................................. 10

2.1.3 Konsep Dukungan Keluarga ............................................ 18

2.1.4 Diabetes Mellitus .............................................................. 23

Page 7: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

vii

2.2 Keaslian Penelitian .................................................................... 26

2.3 Kerangka Teori .......................................................................... 27

2.4 Fokus Penelitian ......................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 31

3.3 Populasi Dan Sampel ................................................................. 31

3.4 Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data .............................. 33

3.5 Analisa Data ............................................................................... 39

3.6 Keabsahan Data ......................................................................... 40

3.7 Etika Penelitian .......................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ...................................................... 44

4.2 Karakteristik Partisipan ............................................................... 44

4.3 Hasil Penelitian .......................................................................... 45

4.3.1 Pengetahuan keluarga ........................................................ 45

4.3.2 Empat Pilar DM ............................................................... 51

4.3.3 Dukungan Nyata Keluarga ................................................. 61

4.3.4 Dukungan Pengharapan .................................................... 70

4.3.5 Dukungan Informasi ......................................................... 77

4.3.6 Dukungan Emosional ........................................................ 82

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 86

Page 8: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

viii

5.1.1 Persepsi Keluarga Mengenai DM .......................................... 86

5.1.2 Empat Pilar (DM) ................................................................... 91

5.2.1 Dukungan Nyata Keluarga ..................................................... 97

5.3.1 Dukungan Pengharapan ......................................................... 102

5.4.1 Dukungan Informasi .............................................................. 107

5.5.1 Dukungan Emosional ............................................................. 112

BAB V PENUTUP

6.1 Kesimpulan .................................................................................. 117

6.2 Saran .............................................................................................. 118

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian 26

Page 10: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

1

2

Kerangka Teori

Fokus Penelitian

27

27

3 Bagan Tema Pertama 50

4 Bagan Tema Kedua 60

5 Bagan Tema Ketiga 68

6 Bagan Tema Keempat 75

7 Bagan Tema Kelima 80

8 Bagan Tema Keenam 84

Page 11: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran

1.

2.

3.

.

4

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17

Keterangan

Ijin Studi Pendahuluan

Pengajuan Ijin Penelitian Posyandu

Lansia Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo

Surat Balasan Ijin Ijin Tempat Penelitian Posyandu

Lansia Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo

Permohonan Studi Pendahuluan

Surat Balasan Studi Pendahuluan

Surat Pernyataan Menjadi Partisipan

Surat Pernyataan Persetujuan Informed Consent

Data Demografi Partisipan

Pedoman Wawancara Mendalam

Panduan Wawancara Mendalam

Data Demografi Partisipan 2

Transkrip Wawancara P2

Lembar Hasil Observasi

Analisa Tematik

Lembar Konsultasi

Dokumentasi Penelitian

Jadwal Penelitan (POA)

Page 12: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

xii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Kartika Sari Wahono

Studi Fenomenologi Pengalaman

Anggota Keluarga Dalam Memberikan Dukungan Terhadap Penderita

Diabetes Mellitus Di Posyandu Lansia Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo

Abstrak

Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik yang disebabkan oleh

ketidakmampuan organ pankreas untuk memproduksi hormon insulin dalam

jumlah yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang telah

dihasilkan oleh pankreas secara efektif. Penelitian bertujuan untuk

mengeksplorasi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan

terhadap keluarga yang menderita Diabetes Mellitus di Desa Pucangan

Kartasura sukoharjo.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi. Metode wawancara indepth interview dengan alat perekam

smartphone (voice notes recorder). Analisa data pada penelitian ini

menggunakan tehnik Collaizi. Dengan partisipan 4 orang lansia dengan DM.

Temuan hasil penelitian didapatkan enam tema yaitu 1) Pengetahuan keluarga

mengenai DM, 2) Upaya keluarga dalam menjaga kesehatan penderita, 3)

Manajemen terapi DM, 4) Respon psikologis penderita, 5) Memilih informasi

yang tepat, 6) koping penderita, kesimpulan dari penelitian adalah bahwa

keluarga belum maksimal dalam memberikan dukungan ke anggota

keluarganya yang sakit, hal ini dikarenakan pengetahuan keluarga dalam

memahami penderita masih dirasa kurang maksimal, dukungan keluarga untuk

penderita menjadi faktor penting dalam membantu memberikan perawatan.

Peran keluarga sangat penting dalam memberi dukungan keluarga,

diharapkan bagi keluarga agar memberi dukungan ke keluarganya yang sakit

dengan penuh kesabaran dan memberi perhatian yang khusus.

Kata Kunci : Pengalaman, Dukungan Keluarga, Diabetes Mellitus

Daftar Pustaka : 46 Literatur (2005-2015)

Page 13: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

xiii

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Kartika Sari Wahono

Phenomenological Study on Family Members’ Experience in Extending

Support to Diabetes Mellitus Patients at the Elderly Integrated Health Post

of Pucangan Vilage Kartasura Sukoharjo.

ABSTRACT

Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease caused by inherited and/ or

acquired deficiency in production of insulin by the pancreas, or by the

ineffectiveness of the insulin produced. The objective of the research is to explore

the family members’ experience in extending the supports to their family

members with diabetes mellitus in Pucangan Village, Kartasura Sub district,

Sukoharjo Regency.

The research used the qualitative method with the phenomenological

approach. The samples of research were 4 elderlies with DM. The data of research

were collected through in-depth interview aided with smart phone (phone voice

notes recorder) as the instrument.

The result of research shows that there were six themes, namely: (1) Family

members’ knowledge of DM; (2) Family members’’ efforts in maintaining the

patients’ health; (3) Management of DM therapy; (4) Patients’ psychological

response; (5) Proper choice of information; and (6) Patient coping. The result of

the research shows that the family members had not been maximal in extending

their supports to the patients due to their lack of understanding on the disease.

Thus, family members’ role is very important in giving support to the patient.

The families are expected to extend their supports to their ill family members with

full attention and great patience.

Keywords: Experience, family members’ supports, diabetes mellitus

References: 46 (2005-2015)

Page 14: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Diabetes berasal dari bahasa Yunani siphon yang berarti “mengalirkan

atau mengalihkan”. Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis

atau madu. Penyakit Diabetes Mellitus dapat diartikan individu yang

mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi.

Diabetes Mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan

ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel

terhadap insulin (Corwin, 2009). Diabetes Mellitus (DM), atau yang juga

dikenal sebagai penyakit kencing manis, adalah penyakit kronik yang

disebabkan oleh ketidakmampuan organ pankreas untuk memproduksi

hormon insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tidak dapat

menggunakan insulin yang telah dihasilkan oleh pankreas secara efektif, atau

gabungan dari kedua hal tersebut. Pada penderita Diabetes Mellitus yang

tidak terkontrol, akan terjadi peningkatan kadar glukosa (gula) darah yang

disebut hiperglikemia. Hiperglikemia yang berlangsung dalam waktu lama

akan menyebabkan kerusakan serius pada sistem tubuh kita, terutama pada

saraf dan pembuluh darah. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengontrol

kadar glukosa dalam darah pasien Diabetes Mellitus (Digiulio, Dona Jackson

& Jim Keogh, 2014).

Page 15: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

2

Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien diabetes melitus

akan menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang bersifat akut maupun

yang kronik. Diagnosis khas DM pada umumnya adalah bahwa terdapat

keluhan khas yaitu poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum),

polifagia (banyak makan) dan penurunan berat badan yang tidak jelas

penyebabnya. Penyakit DM bisa disebut juga penyakit“Long life” disebabkan

penyakit ini tidak dapat disembuhkan selama rentang hidup penderitanya

(Arsita Eka Prasetyani, 2013).

International Diabetes Foundation (IDF) pada tahun 2009 memprediksi

kenaikan jumlah penyandang DM dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12

juta pada tahun 2030. Dari laporan tersebut menunjukkan peningkatan

jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030 (PERKENI,

2011). Di Indonesia laporan dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementrian Kesehatan (RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan

terjadi peningkatan prevalensi pada penderita Diabetes Mellitus yang

diperoleh berdasarkan wawancara yaitu 1,1% pada tahun 2007 menjadi 1,5%

pada tahun 2013 sedangkan prevalensi Diabetes Mellitus berdasarkan

diagnosis dokter atau gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1% dengan

prevalensi terdiagnosis dokter tertinggi pada daerah Sulawesi Tengah (3,7%)

dan paling rendah pada daerah Jawa Barat (0,5%). Disebutkan Wilayah Jawa

Tengah terdapat (1,9%) penderita DM ( Riskesdas, 2013).

Berdasarkan data dari buku rekap bulanan pasien dari awal tahun 2013

hingga bulan September 2014 pasien Posyandu Lansia Desa Pucangan

Page 16: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

3

Kartasura Sukoharjo tercatat setiap bulannya mengalami peningkatan,

Posyandu yang berdiri awal tahun 2013 ini terdapat 96 penderita DM, dimana

peningkatan terjadi pada bulan Mei 2014, pada bulan tersebut terdapat

peningkatan kunjungan yaitu dari total penderita 67 orang bertambah menjadi

96 orang, penjabarannya pada bulan Mei bertambah 12 orang, Juni bertambah

7orang, Juli bertambah 4 orang, Agustus bertambah 6 orang dan total

penderita kini menjadi 96 penderita sampai Agustus 2014. Dengan angka 20

penderita pra Diabetes Mellitus dan 70 Penderita yang sudah terdiagnosis.

Studi pendahuluan dari 8 orang yang bersedia diwawancarai adalah

keluarga yang terlibat langsung dalam pemenuhan kebutuhan anggota

keluarganya yaitu merawat penderita DM pada tahap kronis dan jenuh kontrol

pada bulan Oktober 2014 yang lalu, mengatakan bahwa terkadang hidup

dengan anggota keluarga yang sudah terdiagnosa Diabetes lama, butuh waktu

untuk menelateni dan harus mempunyai kesabaran yang ekstra untuk

merawat. Saat dilakukan pendekatan, keluarga penderita mengatakan bahwa

untuk merawat penderita membutuhkan kesabaran yang tinggi untuk

mengingatkan dan memberikan pengertian dalam hal berkaitan dengan

sakitnya, keluarga juga mengatakan orang terdekat penderita sangat

diperlukan ketika penderita sudah putus asa menghadapi penyakitnya. Hal ini

menunjukkan bahwa keluarga adalah hal yang penting dalam memberikan

dukungan anggota keluarganya yang sakit, sebagai contoh dalam hal ini dapat

dilakukan dengan suatu tindakan dari keluarga antara lain perhatian,

Page 17: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

4

dukungan mental dan pendekatan rohani, dengan begitu penderita merasa

beban fikirannya berkurang (Friedman, Bowden & Jones, 2010).

Secara sosial penderita DM akan mengalami hambatan umumnya

berkaitan dengan pembatasan diet yang ketat, keterbatasan fisik karena

komplikasi yang muncul. Pada bidang ekonomi biaya perawatan penyakit

dalam jangka cukup panjang dan rutin merupakan masalah yang menjadi

beban tersendiri bagi penderita. Beban tersebut ditambah dengan adanya

penurunan produktifitas kerja yang berkaitan dengan perawatan ataupun

penyakitnya (Harmoko, 2012).

Adanya penyakit serius dan kronis pada salah satu anggota keluarga,

biasanya mempunyai dampak besar pada sistem keluarga, terutama pada

struktur peran dan pelaksanaan fungsi keluarga. Keluarga merupakan

penyedia pelayanan utama dan dukungan bagi pasien yang mengalami sakit

(Friedman, Bowden & Jones, 2010).

Dukungan sosial keluarga sangat diperlukan bagi penderita DM

terutama bagi penderita yang telah terdiagnosis DM lama, bahkan terkadang

menyebabkan anggota keluarga menjadi jenuh untuk memberi perhatian.

Hasil wawancara dari peneliti dengan para kader Posyandu Lansia di Desa

Pucangan Kartasura Sukoharjo mengatakan bahwa peran dukungan keluarga

sangat diperlukan terutama dalam hal treatment penderita DM, semakin lama

keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit tentu pengetahuan dan

pengalaman keluargapun seharusnya lebih meningkat, akan tetapi terkadang

dukungan keluarga masih dirasa kurang, karena kesibukan bekerja keluarga

Page 18: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

5

jarang bertemu dan berkomunikasi dengan anggota keluarganya yang sakit,

kurang pengetahuan mengenai pelayanan kesehatan maupun penyakit,

sehingga terkadang keluarga kurang ikut memberi dukungan.

Hasil penelitian yang dilakukan Siti Shofiyah dan Henni Kusuma pada

tahun 2014, menunjukkan semakin baik dukungan keluarga yang dimiliki

penderita DM maka akan meningkatkan kepatuhan penderita DM dalam

melakukan penatalaksanaan DM. Masalah kesehatan anggota keluarga saling

terkait dengan berbagai masalah anggota keluarga lainnya, jika ada satu

anggota keluarga yang bermasalah kesehatannya pasti akan mempengaruhi

pelaksanaan dari fungsi keluarga tersebut (Prosding PPNI, 2014).

Dukungan keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu

individu menyelesaikan masalah (Friedman, Bowden & Jones, 2010). Hal

tersebut disebabkan sifat mendasar dari keluarga, dimana keluarga selalu siap

memberikan bantuan dan pertolongan jika diperlukan anggota keluarga,

semakin baik dukungan yang diberikan keluarga, keluarga akan selalu

memberikan bantuan dan perhatian (Ferry Effendi dan Mahmudi, 2009).

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengeksplorasi

Pengalaman Anggota Keluarga dalam Memberikan Dukungan Terhadap

Penderita Diabetes Mellitus Di Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo.

Page 19: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

6

I.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut peneliti bermaksud untuk mengeksplorasi

bagaimana“Pengalaman Anggota Keluarga Dalam Memberikan Dukungan

Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo”

I.3 TUJUAN PENELITIAN

1. TUJUAN UMUM

Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin mengeksplorasi Pengalaman

keluarga dalam memberikan dukungan pada penderita Diabetes Mellitus.

2. TUJUAN KHUSUS

1. Mengidentifikasi persepsi keluarga mengenai Diabetes Mellitus.

2. Mengidentifikasi keluarga dalam memberi dukungan pengharapan

terhadap anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus.

3. Mengidentifikasi keluarga dalam memberi dukungan nyata terhadap

terhadap anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus.

4. Mengidentifikasi keluarga dalam memberikan dukungan informasi

terhadap anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus.

5. Mengidentifikasi keluarga dalam memberikan dukungan emosional

terhadap anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus.

Page 20: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

7

I.4 MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian ini di harap dapat memberikan manfaat

1. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan bagi keluarga dalam memberikan perawatan pada

anggota keluarganya yang menderita Diabetes Mellitus.

2. Bagi Institusi pendidikan

Sebagai bahan pertimbangan dalam usaha peningkatan kualitas mutu

pendidikan serta sebagai referensi untuk meningkatkan proses belajar

pada mahasiswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat menjadi data dasar bagi peneliti yang lain.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi pengalaman belajar dalam meningkatkan

pengetahuan peneliti dan ketrampilan keluarga khususnya dalam

keperawatan keluarga atau komunitas.

Page 21: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengalaman

2.1.1.1 Pengertian Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

(dijalani, dirasakan, ditanggung) (KBBI, 2005). Pengalaman

dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori

yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau

dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi

sebagai referensi otobiografi (Alwisol, 2012).

Pengalaman merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia sehari-harinya. Pengalaman juga sangat

berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat

diberikan kepada siapa saja untuk dugunakan dan menjadi

pedoman serta pembelajaran manusia (Daru Purnomo, 2014).

Pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana

seseorang mempersepsikan sesuatu yang dirasakan (diketahui,

dikerjakan dan dipersepsikan) juga merupakan kesadaran akan

suatu hal yang tertangkap oleh indera manusia, persepsi itu tidak

hanya di tentukan oleh stimulus (ransangan) secara objektif,

tetapi juga di pengaruhi oleh keadaan diri sang perseptor (Carol

wade dan Carol Tavris, 2008). Aktivitas di dalam diri atau

Page 22: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

9

pengalaman dari seseorang akan menghasilkan hasil persepsi

yang berbeda. Pendapat ini berarti bahwa objek-objek yang

mendapat tekanan dalam persepsi pada umumnya adalah objek-

objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan

persepsi, persepsi yang sering kita alami (konsisten) secara

berulang-ulang maka dengan sendirinya akan terekam didalam

memori kita dan menjadi sebuah pengalaman atau persepsi yang

akan di recall kembali apabila kita mengalami sensasi yang

sama dilain waktu (Yati Afiyanti dan Imami Nur Rachwati,

2014).

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengalaman

Faktor yang membuat seorang memiliki pengalaman

adalah adanya suatu pengetahuan yang didapatkannya secara

kontinu, pengetahuan seorang ahli diperoleh melalui

pengalaman selama bertahun-tahun. Lebih lanjut dapat

dikatakan bahwa dalam rangka pencapaian keahlian, seorang

harus mempunyai pengetahuan yang tinggi. Pengalaman yang

lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih (Carol Wade

dan Carol Tavris, 2008).

Adanya keterlibatan langsung yang dilakukan seorang

individu dalam melakukan suatu kegiatan maupun prinsip

aktifitas yang dialaminya adalah faktor yang mempengaruhi

adanya suatu hal yang dapat menciptakan adanya pengalaman

Page 23: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

10

sehingga individu tersebut dapat menuangkannya kedalam suatu

informasi baik secara persepsi maupun ketrampilan yang

dimilikinya (Sardiman, 2007).

2.1.2 Konsep Keluarga

2.1.2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan (Harmoko, 2012).

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk

berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi

kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa

kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan

seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta

lingkungannya (Sudiharto, 2007).

2.1.2.2 Tipe Keluarga

Ada beberapa Tipe Keluarga (Harmoko, 2012) :

1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya

terdiri ayah ibu, dan anak yang diperoleh dari

keturunannya atau adopsi atau keduanya.

Page 24: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

11

2. Extended Family adalah Keluarga inti ditambah dengan

sanak saudara, misal nenek, kakek, keponakan, saudara

sepupu, paman/Bibi dsb.

3. Reconstituted Nuclear adalah pembentukan baru dari

keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,

tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-

anaknya.

4. Dyanic Nuclear adalah Suami istri yang sudah berumur

dan tidak mempunyai anak, keduanya/salah satunya

bekerja dirumah.

5. Dual Carier, Suami istri atau keduanya berkarir tanpa

anak

6. Three Generation, Tiga generasi atau lebih tinggal dalam

satu rumah

7. Cohobing Couple, Dua orang/ satu pasangan yang

tinggal bersama tanpa pernikahan.

Tipe keluarga Tradisional terdiri dari Zaidin Ali (2010). :

1. Keluarga Inti adalah suatu suatu rumah tangga yang

terdiri dari suami, istri, dan anak (kandung/angkat).

2. Keluarga Besar adalah keluarga inti ditambah keluarga

lain yang mempunyai hubungan darah misal kakak,

nenek, kakek, paman bibi.

Page 25: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

12

3. Single parent adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari

satu orang tua dengan anak (kandung/ angkat). Kondisi

ini dikarenakan adanya kematian/perceraian.

4. Singgle adult adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari

satu orang dewasa.

5. Keluarga lanjut usia terdiri dari suami istri lanjut usia.

2.1.2.3 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga antara lain (Harmoko, 2012) :

1. Fungsi afektif

Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal

keluarga yang merupakan basis kekuatan dari keluarga.

Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan

psikologis. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui

keluarga yang gembira dan bahagia.

2. Fungsi sosialisasi

Dimulai saat lahir dan akan diakhiri dengan

kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang

berlangsung seumur hidup, dimana individu secara

kontinu mengubah perilaku mereka sebagai respon

terhadap situasi yang terpola sosial yang dialami.

3. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan

keturunan dan menambah sumber daya manusia. Dengan

Page 26: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

13

adanya program keluarga berencana. Pada penderita

Diabetes Mellitus perlu dikaji riwayat kehamilannya

untuk mengetahui adanya tanda-tanda Diabetes Melitus

gestasional, karena diabetes gestasional terjadi pada saat

kehamilan.

4. Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti

makanan, pakaian dan rumah, mencari sumber-sumber

penghasilan untuk pemenuhan keluarga.

5. Fungsi Perawatan Keluarga/ Pemeliharaan Kesehatan

Fungsi Perawatan kesehatan meupakan pertimbangan

vital dalam pengkajian keluarga. Keluarga memberikan

perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara

bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit.

2.1.2.4 Tugas Keluarga

Tugas keluarga kesehatan keluarga antara lain

(friedman, Bowden & Jones, 2010) :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang

tidak boleh di abaikan, karena tanpa kesehatan segala

sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal

keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang

dialamioleh anggota keluarganya. Anggota keluarga yang

Page 27: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

14

menderita Diabetes Mellitus maka kemungkinan besar

memiliki riwayat dari turunan sebelumnya, kurangnya

pengetahuan keluarga tentang kesehatan dapat menjadi

masalah serius karena keluarga tidak dapat menjalankan

tugas keluarga dengan baik, misalnya keluarga tidak

mengerti apabila ada gangguan kesehatan pada anggota

keluarga yang mengarah ke DM, diagnosa dini DM akan

memberikan prognosis yang baik pada penderita.

2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan

keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara anggota

keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan

sebuah tindakan. Apabila penderita DM mengalami

komplikasi keluarga mampu memutuskan kemana sarana

pelayanan yang bisa dituju untuk melakukan perawatan

pada penderita, keluarga mengetahui pilihan tepat ketika

serangan muncul, bagaimana keluarga mengambil

keputusan apabila anggota keluarga terserang diabetes

mellitus. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

yang tepat akan mendukung kesembuhan.

3. Memberi Perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Page 28: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

15

Tugas keluarga dalam memberi perawatan pada

anggota yang sakit sering mengalami keterbatasan.

Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

perlu memperoleh tindak lanjut atau perawatan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi. Penderita diabetes

mellitus memerlukan perawatan yang khusus yaitu

mengenai pengaturan makannya. Jadi disini keluarga

perlu tahu manajemen penderita diabetes seperti

bagaimana cara pengaturan makan yang benar pada

diabetes mellitus. Keluarga mengevaluasi efektifnya

perencanaan makan.

Keluarga juga berperan untuk memberikan edukasi

kepada penderita dimana keluarga mencari informasi

tentang apa saja mengenai diabetes. Edukasi dapat

memotivasi penderita untuk mengontrol dan melakukan

hal-hal yang dapat mengurangi keluhan bagi

penderita. Keluarga yang memahami tentang bagaimana

perkembangan penyakit maupun hal-hal yang dibutuhkan

penderita, tahu faktor resikonya, menyadari tentang

adanya kemungkinan serangan komplikasi yang

kemungkinan terjadi, tentunya akan menjadi lebih

waspada (Yudi Garnadi, 2012).

Page 29: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

16

Aktifitas Fisik yang teratur bagi penderita sangat

diperlukan, keluarga dapat mendampingi penderita saat

melakukan latihan fisik, dengan latihan fisik yang teratur

dapat mengendalikan berat badan, kadar gula darah,

tekanan darah dan yang paling penting memicu

pengaktifan sel insulin dan mengurangi resiko penyakit

kardiovaskuler dan meningkatkan harapan hidup bagi

penderita. (Yudi Garnadi, 2012).

Penggunaan obat-obatan yang diberikan ke

penderita hendaknya keluarga mengetahui bagaimana

aturan pemberian seperti pemberian berupa suntikan

insulin maupun secara oral, dengan begitu penderita

merasa mendapat perhatian dan dukungan bila keluarga

mengetahui aturan pemberian, cara maupun menyediakan

yang telah diresepkan oleh dokter (Yudi Garnadi, 2012).

4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung

dan bersosialisasi bagi anggota keluarga, sehingga

anggota keluarga akan memiliki waktu lebih banyak

berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Pada

penderita DM fokus lingkungan rumah yang menjadi

perhatian adalah pada lantai, keluarga memperhatikan

kondisi lantai, apakah membahayakan penderita jika

Page 30: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

17

dilaluinya, penderita DM yang lama memiliki aliran

darah yang buruk dan kerusakan saraf sehingga keluarga

dapat memberi saran ke penderita untuk menggunakan

alas kaki yang nyaman, baik di dalam maupun diluar

rumah. Alas kaki tidak boleh kebesaran maupun

kekecilan karena dapat menyebabkan kaki lecet. Keluarga

memeriksa pada bagian dalam sepatu sebelum penderita

menggunakannya untuk memastikan tidak ada benda

tajam yang dapat melukai kaki penderita. Pada penderita

DM lama gangguan retinopati menyebabkan

pandanganny berkurang, sehingga keluarga berupaya

mengawasi penderita agar dijauhkan dari lantai yang

licin dan pencahayaan rumah yang tidak terlalu gelap

(Ferry Effendi dan Mahmudi, 2009).

5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

Apabila mengalami gangguan atau masalah yang

berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota

keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada di sekitarnya. Hal ini sangat penting untuk

keluarga yang mempunyai masalah Diabetes Mellitus.

Tujuannnya adalah agar penderita dapat memeriksakan

kesehatannya secara rutin. Upaya program perawatan

kaki pada penderita DM perlu melibatkan lingkungan

Page 31: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

18

keluarga, lingkungan keluarga bisa memberi pengaruh

positif, keluarga memanfaatkan adanya pelayanan

kesehatan di desa seperti Posyandu Lansia, kelompok

Persatuan Diabetes Indonesia, puskesmas pembantu,

bidan praktek ataupun mantri desa. Kelima tugas diatas

akan memberikan dampak positif bagi penderita DM

terutama pada keluarga, apabila keluarga telah

mengetahui jelas tentang penyakit Diabetes Mellitus

keluarga tentu pastinya dapat merawat secara adekuat

(Ferry Effendi dan Mahmudi, 2009).

2.1.3 Konsep Dukungan Keluarga

2.1.3.1 Definisi Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan

antara keluarga dengan lingkungan (Setiadi, 2008). Dukungan

keluarga didefinisikan sebagai informasi verbal atau non

verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang

diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam

lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang

dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh

pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang

merasa memperoleh dukungan secara emosional merasa lega

Page 32: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

19

karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang

menyenangkan pada dirinya (Zaidin Ali, 2010).

Komponen-komponen dukungan keluarga terdiri dari

(Harmoko, 2012). terdiri dari

1. Dukungan Pengharapan

Dukungan ini juga merupakan dukungan yang

terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap

individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat

diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui

ekspresi pengaharapan positif individu kepada individu

lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau

perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang

dengan orang lain, dukungan keluarga dapat membantu

meningkatkan strategi koping individu dengan strategi-

strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus

pada aspek-aspek yang positif. Dukungan sosial

pengharapan pada penderita DM berpengaruh secara

langsung terhadap optimisme, resiliensi, serta harga diri

penderita. Dengan kata lain, semakin tinggi dukungan sosial

pengharapan yang diterima pasien akan diikuti dengan

kenaikan optimisme, reseliensi, dan harga diri (Charles Fox

dan Anne Kilvert, 2010).

Page 33: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

20

2. Dukungan Nyata

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan

jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan material

berupa bantuan nyata(instrumental support dan material

support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan

membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di

dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi

atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari,

menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga

dan merawat saat sakit, yang dapat membantu memecahkan

masalah. Pada penderita DM perlu dilakukan pengontrolan

terhadap metabolik yang dapat mempengaruhi gaya hidup

penderita (dalam penggunaan insulin atau diabetic oral)

dimulainya diit 3J (Jadwal makan, Jumlah makanan, Jenis

makanan), memotivasi dan mendampingi ketika klien

berobat ataupun cek kesehatan, hal ini tentu tidak lepas dari

peran keluarga dalam mengawasi dan menyediakan segala

hal yang dibutuhkan penderita (Yudi Garnadi, 2012).

3. Dukungan Informasi

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan

tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya

memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat,

pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang

dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan

Page 34: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

21

informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang

baik bagi dirinya, dan tindakan spesifik bagi individu untuk

melawan stressor (harmoko, 2012). Pada dukungan

informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan

pemberi informasi. Pada penderita DM, keluarga

memberikan informasi mengenai pelayanan kesehatan yang

tepat, pelayanan kesehatan yang dapat dituju dengan

mudah (Posyandu Lansia, kelompok sosial dengan tujuan

sama) keluarga mendengarkan apa yang menjadi

penghambat dan penyemangat penderita, keluarga mencari

sumber pengobatan alternatif untuk penyembuhan penderita

(Arsita Eka Prasetyawati, 2011).

4. Dukungan Emosional

Dukungan emosional memberikan individu perasaan

nyaman, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa

percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya

merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga

mempunyai fungsi afektif, dimana cara mendapatkannya

dengan persepsi keluarga, fungsi afektif sendiri

berhubungan dengan fungsi internal keluarga untuk

memberikan perlindungan psikososial dan dukungan

dengan keluarganya sebab gangguan DM menimbulkan

gangguan psikologis bagi penderitanya, karena penderita

mempunyai persepsi penyakit DM tidak dapat disembuhkan

Page 35: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

22

sehingga mempunyai resiko komplikasi, pada kondisi

seperti ini dapat mempengaruhi seseorang dalam

mengendalikan emosi (Friedman, Bowden & Jones, 2010).

2.1.3.2 Sumber Dukungan Keluarga

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan

sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat

diakses atau diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau

tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial

keluarga dapat berupa dukungan sosial kelurga internal, seperti

dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari saudara

kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal

(Harmoko, 2012).

2.1.3.3 Manfaat Dukungan Keluarga

Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang

terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan

sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus

kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus

kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu

berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai

akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga

(Arsita Eka Prasetyawati, 2011).

Page 36: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

23

Friedman, Bowden & Jones (2010) menyimpulkan bahwa

baik efek-efek penyangga (dukungan sosial menahan efek-efek

negatif dari stres terhadap kesehatan) dan efek-efek utama

(dukungan sosial secara langsung mempengaruhi akibat-akibat

dari kesehatan) pun ditemukan. Sesungguhnya efek-efek

penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan

dan kesejahteraan boleh jadi berfungsi bersamaan. Secara

lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat

terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih

mudah sembuh darisakit dan dikalangan kaum tua, fungsi

kognitif, fisik dan kesehatan emosi (Arsita Eka Prasetyawati,

2011).

2.1.4 Diabetes Mellitus

2.1.4.1 Pengertian Diabetes Mellitus (DM)

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronik yang

kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat,

protein dan lemak, berkembangnya komplikasi makrovaskuler

dan neurologis (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2008). Diabetes

mellitus adalah penyakit sistemis, kronik dan multifaktorial

yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia

(Baradero Mary, 2009).

Diabetes (kencing manis) adalah penyakit di mana tubuh

penderitanya tidak bisa mengendalikan tingkat gula (glukosa)

Page 37: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

24

dalam darahnya. Jadi penderita mengalami gangguan

metabolisme dari distribusi gula oleh tubuh sehingga tubuh

tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau

tidak mampu menggunakan insulin secara efektif. Akibatnya,

terjadi kelebihan gula di dalam darah sehingga menjadi

racun bagi tubuh (Rachmawati, 2005).

2.1.4.2 Tipe Diabetes Mellitus

Tipe Diabetes Mellitus terdiri dari Diabetes Mellitus tipe

1 merupakan kondisi autoimun sel-sel beta pulau Langerhans

sehingga timbul defisiensi insulin. Individu yang memiliki

kecenderungan penyakit ini tampaknya menerima faktor

pemicu dari lingkungan. Sebagai contoh faktor pencetus yang

mungkin antara lain infeksi virus seperti gondongan

(mumps), rubella, dan sitomegalovirus (CMV) kronis.

Pajanan terhadap obat atau toksin tertentu juga diduga dapat

memicu serangan autoimun ini. Karena proses penyakit DM

tipe 1 terjadi dalam beberapa tahun, sering kali tidak ada

faktor pencetus yang pasti. Pada saat diagnosis DM tipe 1

ditegakkan, ditemukan antibodi terhadap sel-sel pulau

Langerhans pada sebagian besar pasien (Diguilio, 2014).

DM tipe 2 merupakan tipe DM yang paling sering

terjadi, mencakup sekitar 85% pasien DM. Keadaan ini

ditandai dengan resistensi insulin disertai defisiensi insulin

relatif. Individu yang mengidap DM tipe 2 tetap menghasilkan

Page 38: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

25

insulin. Tetapi sering terjadi keterlambatan awal dalam sekresi

dan penurunan jumlah total insulin yang dilepaskan. Hal ini

cenderung semakin parah seiring dengan pertambahan usia

pasien.

Page 39: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

26

2.2 Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dukungan keluarga pada

Penderita Diabetes Mellitus adalah :

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

Siti Shofiyah dan

Henni Kusuma

Tahun 2014

Hubungan antara

pengetahuan dan

dukungan

keluarga terhadap

kepatuhan

penderita diabetes

millitus (DM)

dalam

penatalaksanaan

di wilayah kerja

Puskesmas

Srondol

kecamatan

Banyumanik

Semarang

Teknik

kuantitatif

desain deskritif

korelatif dengan

desain cross-

sectional

Hasil dari

penelitian ini

adalah adanya

hubungan yang

signifikan antara

pengetahuan

dengan

kepatuhan

penderita dan ada

hubungan yang

signifikan antara

dukungan

keluarga dengan

kepatuhan

penderita.

Tri Purnomo dan

Supardi Tahun

2013

Hubungan

Dukungan

Keluarga Dengan

Motivasi Klien

Diabetes Mellitus

untuk Melakukan

Latihan Fisik Di

Dinas Kesehatan

Dan

Kesejahteraan

Sosial di

Kabupaten Klaten

korelatif dengan

rancangan cross-

sectional

terdapat

hubungan yang

signifikan antara

dukungan

keluarga dengan

motivasi klien

Diabetes Mellitus

untuk melakukan

latihan fisik

dengan motivasi

klien Diabetes

Mellitus untuk

melakukan

latihan fisik.

Page 40: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

27

2.3 Kerangka Teori

Gambar 1 Kerangka Teori

Sumber: Daru Purnomo, 2014 dan Harmoko, 2012

Faktor yang mempengaruhi

Pengalaman

Pengalaman Keluarga

Penderita Diabetes Mellitus

Dukungan Keluarga Terhadap Penderita

Diabetus Mellitus

Dukungan

Pengharapan

Dukungan

Nyata

Dukungan

Informasi

Dukungan

Emosional

Page 41: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

28

2.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah peneliti ingin mengeksplorasi lebih mendalam

mengenai fenomena dan persepsi keluarga, motivasi, hambatan dan bentuk

dukungan yang diberikan kepada anggota keluarganya yang menderita

Diabetes Mellitus.

Gambar 2 Fokus Penelitian

Dukungan

Keluarga

Penderita

DM

Page 42: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah

penelitian yang pada umumnya menjelaskan dan memberi pemahaman dan

intepretasi tentang berbagai perilaku dan pengalaman manusia (individu)

dalam berbagai bentuk. Salah satu cara memahami perilaku dan pengalaman

tersebut adalah memberikan intisari (essence) dari pengalaman hidup atau

fenomena yang dialami individu atau sekelompok individu dengan lebih

menekankan pada hubungan sebab-akibat dalam menjelaskan perilaku

individu tersebut (Yati Afiyanti dan Imami Nur Rachmawati, 2014).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi.

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengeksplorasi bagaimana pengalaman

keluarga penderita Diabetes Mellitus secara mendalam. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah desain study fenomenologi dengan

pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan, secara holistik dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah

(Moleong, 2014).

Page 43: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

30

Perspektif fenomenologi adalah cara pendekatan untuk memperoleh

informasi tentang sesuatu objek sebagaimana tampilnya dan menjadi

pengalaman kesadaran manusia. Penelitian fenomenologi digunakan untuk

mengungkap pengalaman manusia melalui deskripsi dari orang yang menjadi

partisipan penelitian, sehingga peneliti dapat memahami pengalaman hidup

partisipan (Djunaidi Chong dan Fauzan almanshur, 2014).

Rancangan fenomenologi ini dilaksanakan dengan berpedoman pada

tahapan fenomenologi deskriptif yaitu tahapan intuitif, analisis dan deskriptif

(Moleong, 2014). Pada tahapan intuitif, peneliti bergabung secara total

dengan fenomena yang ada, untuk mengeksplorasi pengalaman anggota

keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita Diabetes Mellitus

di Posyandu Lansia Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo. Peneliti

menghindari sikap kritis dan evaluatif terhadap semua informasi yang

diberikan oleh partisipan dengan cara tidak menghakimi dan membatasi

pengetahuan yang diketahui peneliti tentang fenomena. Pada tahap analisis,

peneliti mulai mengidentifikasi tema, arti dan makna tentang pengalaman

anggota keluarga dalam memberikan dukungan berdasarkan data

dari transkrip wawancara dengan partisipan guna menjamin keakuratan dan

kemurnian hasil penelitian. Bertolak dari hasil tahap analisis ini, pada tahap

deskripsi peneliti kemudian membuat narasi yang luas dan mendalam tentang

fenomena.

Page 44: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah keluarga penderita yang termasuk

anggota rutin datang di Posyandu Lansia Desa Pucangan Kartasura pada

bulan Februari sampai bulan Maret Tahun 2015.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek, subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Daru Purnomo, 2014). Pada penelitian

kualitatif, pengambilan sampel pada umumnya dilakukan melalui

seleksi secara acak, memiliki formulasi tertentu dan wajib ditentukan

oleh peneliti pada tahap pembuatan proposal penelitian. Pada studi

fenomenologi (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini

menggunakan populasi seluruh anggota keluarga penderita Diabetes

Mellitus di Posyandu Lansia Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo.

3.3.2 Sampel

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,

teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sampel yang dipilih

Page 45: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

32

berorientasi pada tujuan penelitian. Individu diseleksi atau dipilih

secara sengaja karena memiliki pengalaman yang sesuai dengan

fenomena yang diteliti (Sugiyono, 2011). Pengambilan sampel

diarahkan dengan penemuan individu-individu yang memiliki

pengalaman yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Sampel ini

menetapkan terlebih dahulu kriteria-kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. Kriteria partisipan yang telah ditentukan yaitu:

1. Anggota Keluarga yang bertindak langsung dalam merawat dan

memberi dukungan ke penderita diabetes mellitus.

2. Anggota Keluarga yang memiliki keluarga penderita diabetes

melitus dan rutin mengontrol di Posyandu Lansia Desa Pucangan

Kartasura Sukoharjo.

3. Merupakan anggota keluarga inti yang telah lama tinggal bersama

dengan penderita minimal 3 tahun dan mempunyai pengalaman

merawat semenjak awal penderita terdiagnosis.

4. Berusia 40-60 tahun

5. Anggota keluarga yang kooperatif dan bersedia menjadi partisipan.

Sampel penelitian kualitatif pada umumnya tidak ditentukan pada

tahap usulan penelitian. Dalam mengumpulkan data rentang partisipan

1-4 orang partisipan apabila dengan melihat apakah data sudah

tersaturasi atau kejenuhan data apabila sampel kurang dari 4 sudah

mencapai titik saturasi maka peneliti menghentikan pencarian sampel.

Hal ini disebabkan karena ukuran sampel yang diperlukan pada studi

Page 46: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

33

kualitatif disesuaikan dengan ketercapaian kelengkapan informasi atau

data yang diperlukan peneliti atau dengan kata lain telah tercapai

kejenuhan (saturasi) pada data yang diperlukan atau tidak terdapat

informasi baru yang ditemukan apabila dirasa belum mencapai saturasi

partisipan ditambah (Yati Afiyanti dan Imami Nur Rachmawati, 2014).

3.4 Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data

3.4.1 Instrumen Pengumpul Data

1. Instrumen Inti

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen inti atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus

“divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode

penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang

diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara

akademik maupun logikanya (Sugiyono, 2011).

Instrumen dalam pengumpulan data penelitian kualitatif adalah

manusia berfungsi sebagai instrumen utama pada penelitian meskipun

nantinya pada pelaksanaan peneliti dibantu oleh pedoman pengumpul

data yang lainnya (Anis Fuad dan Kandung Sapto Nugroho, 2014).

2. Instrumen Pendukung

Instrumen pendukung dalam penelitian ini menggunakan alat

perekam yang menghasilkan berupa rekaman, dalam hal ini peneliti

menggunakan alat perekam dalam bentuk handphone dan transkrip atau

Page 47: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

34

pedoman wawancara yang sudah dibuat, catatan lapangan (nama

partisipan, alamat dan usia) dengan dokumentasi alat tulis dan catatan

pengambilan data berupa memo (Anis Fuad dan Kandung Sapto

Nugroho, 2014). Peneliti akan mengajukan pertanyaan mengenai

definisi, etiologi, tanda gejala dan penatalaksanaan dari diabetes

mellitus. Peneliti akan mengajukan pertanyaan yang berkaitan

dengan dukungan dan pengalaman keluarga dalam memberikan

dukungan pada penderita, seperti dukungan pengharapan, dukungan

nyata, dukungan informasi dan emosi.

3.4.2 Prosedur Pengumpulan Data

1. Cara Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif yang

digunakan pada penelitian keperawatan Yati Afiyanti dan Imami

Nur Rachmawati, 2014). :

a. Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang paling

sering digunakan dalam penelitian kualitatif, wawancara juga

merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi

atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam

(in dept interview). Wawancara mendalam (in dept interview)

Page 48: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

35

dalam hal ini adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara

pewawancara dengan partisipan dengan atau tanpa pedoman dan

partisipan terlibat dalam keadaan sosial yang relatif lama. Dalam

hal ini peneliti melakukan wawancara dan menggunakan alat

perekam untuk menyimpan percakapan hasil wawancara dengan

partisipan, tujuan untuk merekam informasi verbal dari partisipan.

Pedoman wawancara pada penelitian ini dibuat sesuai indikator-

indikator pada anggota keluarga penderita DM.

b. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan data

mengenai hal-hal yang dapat dinilai secara obyektif dari partisipan.

Dari penelitian ini pengumpulan data observasi dilakukan untuk

mengetahui indikator-indikator seperti penghambat, penyulit dan

peran dukungan anggota keluarga. Observasi yang dilakukan

peneliti yaitu peneliti menggunakan catatan lapangan dan lembar

Obsevasi, adapun teknik yang digunakan adalah observasi

partisipatif dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber

data penelitian. Sambil melakukan pengamatan peneliti ikut

melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut

merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka

data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai

Page 49: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

36

mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak

(Sugiyono, 2011)

c. Studi Dokumentasi

Peneliti menggunakan pengumpulan data dengan metode

studi dokumen karena dokumen memberi informasi tentang

situasi yang tidak dapat diperoleh lansung melalui observasi

langsung atau wawancara. Sejumlah besar data yang tersimpan

dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Dalam penelitian ini

mengambil sumber data dari buku rekap penyakit tidak menular

pada dokumentasi arsip Posyandu Lansia Desa Pucangan untuk

mengetahui daftar penderita diabetes mellitus.

2. Tahap Pengumpulan Data

a. Tahap Orientasi

Peneliti melakukan pengumpulan data dan dilakukan setelah

peneliti memperoleh izin dari Ketua RT dan Ketua Posyandu

Lansia Desa Pucangan Kartasura untuk selanjutnya peneliti melihat

data identitas partisipan pada buku rekapan arsip bulanan

penyakit tidak menular. Setelah itu meminta pertimbangan dengan

ketua dan para kader untuk menentukan partisipan yang sesuai

kriteria dan kooperatif. Peneliti berkunjung ke rumah partisipan

untuk menjelaskan tujuan penelitian, manfaat penelitian, prosedur

penelitian, kotrak waktu, lama dan tempat wawancara yang

disepakati kemudian dalam penelitian partisipan akan mendapatkan

Page 50: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

37

penjelasan mengenai perjanjian yang telah desepakati dengan

menggunakan Informed Consent, apa yang diungkapkan akan

dirahasiakan (confidentiality) dan pemberi informasinya

(anonymity) hak-hak partisipan serta peran partisipan dalam

penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Setelah peneliti melakukan informed consent dengan calon

partisipan yaitu dengan menandatangani surat persetujuan,

selanjutnya adalah proses wawancara in dept interview

(wawancara mendalam). Peneliti memberikan pertanyaan kepada

partisipan yang telah disesuaikan dengan pedoman wawancara

yang telah dibuat pada saat persiapan sebelum penelitian

dilakukan. Setelah wawancara selesai, peneliti segera melakukan

rekapan hasil wawancara.

Wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara yang

tidak mengesankan menyudutkan akan tetapi diusahakan

wawancara yang luwes dan fokus, karena pertanyaan dapat

berkembang sesuai dengan proses yang berlangsung selama

wawancara, dengan tidak meninggalkan teori yang telah

ditetapkan. Hal ini mempunyai tujuan agar memungkinkan peneliti

mendapatkan respon yang luas dari partisipan. Informasi yang

disampaikan partisipan terbebas dari pengaruh orang lain, baik

keluarganya atau orang terdekat.

Page 51: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

38

Jumlah pertemuan antar peneliti dengan partisipan berbeda-

beda antara satu hingga dua kali pertemuan, peneliti hendaknya

mengingatkan bila ingin melakukan pertemuan berikutnya dengan

melihat situasi dan kondisi partisipan, apabila pertemuan pertama

belum tercapai maka dapat membuat kesepakatan untuk pertemuan

berikutnya. Wawancara kedua dilakukan setelah semua data dari

hasil wawancara pertama telah dibuat dalam satu transkrip dan

telah ditetapkan kata kunci, makna dan tema sementara dari

berbagai pengalaman yang didiskripsikan dan dipersepsikan oleh

partisipan. Ketika wawancara, partisipan diminta mengkonfirmasi

tema-tema yang sementara dihasilkan berhubungan dengan

pengalaman mereka mengenai pengalaman anggota keluarga

berdasarkan intepretasi data yang telah dibuat oleh peneliti.

Pada wawancara kedua ini juga penting dilakukan untuk

memberi kesempatan pada partisipan melakukan konfirmasi,

memperluas dan menambah deskripsi mereka dari pengalaman-

pengalaman mereka mengenai dampak positif yang dirasakan

partisipan dengan memberikan dukungan terhadap penderita DM.

Setelah selesai dilakukan wawancara, segera membuat transkrip

hasil wawancara sesegera mungkin. Setelah itu dilakukan analisis

dengan cara membuat kategorisasi.

Page 52: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

39

c. Tahap Terminasi

Peneliti memvalidasi data pada semua partisipan dengan

melakukan klarifikasi transkrip wawancara. Partisipan menyetujui

semua data yang ditulis oleh peneliti, namun partisipan berhak

mengubah pernyataan yang tidak sesuai, menambah pernyataan

yang kurang, atau mengurangi informasi yang disampaikan.

3.5 Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data

Colaizzi. Langkah-langkah analisis data kualitatif dari Colaizzi adalah sebagai

berikut (Polit & Back, 2006). :

1. Peneliti menggambarkan fenomena dari pengalaman hidup partisipan

yang diteliti yaitu memberikan dukungan terhadap penderita DM

2. Peneliti mengumpulkan gambaran fenomena partisipan berupa

pengalaman dari anggota keluarga yang memberi dukungan terhadap

penderita DM

3. Peneliti membaca semua protokol atau transkrip untuk mendapatkan

perasaan yang sesuai dari partisipan. Kemudian mengidentifikasi

pernyataan partisipan yang relevan. Serta membaca transkrip secara

berulang – ulang hingga ditemukan kata kunci dari pernyataan –

pernyataan

4. Kemudian peneliti mencari makna dan dirumuskan ke dalam tema.

Setelah tema dianalisa, merujuk kelompok tema kedalam transkrip dan

protokol asli untuk memvalidasi.

Page 53: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

40

5. Peneliti mengintegrasikan hasil kedalam deskripsi lengkap dari

fenomena yang diteliti mengenai pengalaman anggota keluarga yang

memberikan dukungan terhadap penderita DM.

6. Merumuskan deskripsi lengkap dari fenomena yang diteliti sebagai

pernyataan tegas dan diidentifikasi kembali.

7. Kembali kepada partisipan untuk langkah validasi akhir/verifikasi tema –

tema segera setelah proses verifikasi dilakukan dan peneliti tidak

mendapatkan data tambahan baru pengalaman anggota keluarga yang

memberikan dukungan terhadap penderita DM.

3.6 Keabsahan Data

Validitas dalam penelitian kualitatif adalah kepercayaan dari data yang

diperoleh dan analisis yang dilakukan peneliti secara akurat

mempresentasikan dunia sosial di lapangan (Daru Purnomo, 2014).Cara

menilai keabsahan validitas data pada penelitian kualitatif meliputi

creadibility, transferability, dependabilitas, konfirmabilitas (Yati Afiyanti

dan Imami Nur Rachmawati, 2014).

1. Keterpercayaan Data (Creadibility)

Kreadibilitas data atau ketepatan dan keakurasian suatu data yang

dihasilkan dari study kualitatif menjelaskan derajat atau nilai kebenaran

dari data yang dihasilkan termasuk proses analisis penelitian yang

dilakukan. Pada uji kreadibilitas penelitian ini menggunakan Triangulasi.

Triangulasi adalah melakukan pendekatan berbeda atau menggunakan

wawancara sekaligus obsevasi partisipan yang memastikan bahwa

Page 54: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

41

temuan tersebut sesuai dengan pengalamannya (Sugiyono, 2011).

Teknik Triangulasi dibagi menjadi tiga yaitu yang pertama Triangulasi

Sumber yang mana digunakan untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber. Yang kedua Triangulasi Teknik yang mana ini

digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Yang

ketiga Triangulasi Waktu, karena waktu juga sering mempengaruhi

kredibilitas data. Data yang dikumpulkan di pagi hari pada saat nara

sumber masih segar belum banyak masalah, akan memberikan data

yang lebih valid sehingga data yang diterima lebih kredibel. Pada tahap

ini peneliti menggunakan Triangulasi sumber.

2. Keteralihan Data (Transferability)

Seberapa mampu suatu hasil penelitian kualitatif dapat diaplikasikan

dan dialihkan pada keadaan atau konteks lain atau kelompok atau

partisipan lainnya merupakan pertanyaan untuk menilai kualitas

tingkat keteralihan atau transferabilitas. Transferability pada penelitian

kualitatif merupakan tipe generalisasi analitik dan teoritis, artinya aspek

generalisasi ini diyakini peneliti untuk memahami suatu fenomena atau

situasi kehidupan manusia secara mendalam.

3. Ketergantungan (Dependability)

Dependability atau ketergantungan adalah bagaimana studi yang

sama dapat diulang atau direplikasi pada saat yang berbeda dengan

Page 55: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

42

menggunakan metode yang sama dalam konteks yang sama. Dengan

kata lain peneliti meyakini untuk memperoleh hasil yang sama. Untuk

mendapatkan data yang konsisten maka dilakukan suatu analisis data

yang terstruktur dan mengupayakan untuk hasil studi yang benar,

sehingga diharapkan pembaca dapat membuat kesimpulan yang sama

dalam menggunakan perspektif, data mentah dan dokumen analisis

studi yang sering dilakukan. Bila pembaca laporan penelitian

memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya ”semacam apa” suatu

penelitian dapat diberlakukan maka laporan tersebut memenuhi standar

transferability (Sugiyono, 2011)

4. Confirmability

Confirmability merupakan aspek obyektifitas pada penelitian

kualitatif, yaitu adanya kesediaan peneliti mengungkap secara terbuka

proses dan elemen-elemen penelitiannya. Dalam hal ini peneliti meyakini

bahwa untuk mengontrol hasil penelitiannya adalah dengan

merefleksikannya pada jurnal terkait, konsultasi dengan peneliti ahli dan

melakukan konfirmasi informasi dengan partisipan

3.7 Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah peneliti meminta izin kepada pihak Stikes

Kusuma Husada Surakarta dan pengambilan data penelitian dilakukan setelah

peneliti mendapat izin dari pihak ketua Posyandu Lansia Desa Pucangan

Page 56: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

43

Kartasura Sukoharjo. Dalam melakukan penelitian, peneliti memperhatikan

masalah - masalah etika penelitian yang meliputi:

1. Informed Consent

Informed consent merupakan lembar bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent akan diberikan kepada responden sebelum penelitian

dilakukan dengan cara mendatangi rumah responden. Tujuan

informedconsent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, dan mengetahui dampaknya.

2. Tanpa nama (anonymity)

Saat memberikan informed consent, peneliti sekaligus memberikan

penjelasan kepada responden saat tentang jaminan dalam penggunaan

subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan

nama responden pada lembar atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Saat memberikan informed consent, Peneliti juga memberikan

penjelasan tentang jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun data-data yang diperoleh selama penelitian. Semua informasi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok

datatertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Creswell, 2010).

Page 57: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini peneliti menyajikan mengenai hasil penelitian mengenai Studi

Fenomenologi Pengalaman Anggota Keluarga Dalam Memberikan dukungan

terhadap penderita Diabetes Mellitus (DM). Hasil penelitian diuraikan menjadi

dua bagian, bagian yang pertama menjelaskan karakteristik partisipan yang

terlibat dalam penelitian secara singkat, bagian kedua menguraikan hasil tematik

tentang pengalaman partisipan.

4. 1 Gambaran Lokasi Penelitian

Posyandu lansia Desa Pucangan Kartasura merupakan salah satu

Posyandu yang melayani dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan

meliputi satu kelurahan Pucangan, Posyandu ini berdiri pada awal tahun

2013 yang terletak di Jl. Pandawa Rt 02 RW 01 Pucangan Kartasura

Sukoharjo Jumlah penderita 136 orang

4. 2 Karakteristik Partisipan

4.2.1 Partisipan 1

Partisipan 1 yaitu anggota keluarga dari penderita DM dengan usia 42

tahun dan tinggal serumah dengan penderita, partisipan 1 adalah anak ketiga

yang merawat dan menyiapkan semua keperluan penderita dan bekerja

meneruskan usaha toko penderita, karena anggota keluarga penderita

banyak yang merantau keluar daerah.

Page 58: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

45

4.2.2 Partisipan 2

Partisipan 2 yaitu keluarga penderita DM yang berusia 62 tahun,

partisipan 2 adalah istri dari penderita DM dan pensiunan PNS yang

merawat dan menyiapkan semua keperluan penderita dibantu dengan anak

ragil (paling kecil/akhir).

4.2.3 Partisipan 3

Partisipan 3 adalah anggota keluarga penderita DM berusia 40 tahun,

partisipan 3 adalah anak ke dua dari penderita dana bekerja sebagai guru

PAUD di dekat rumah penderita, partisipan 3 tinggal serumah dan sekaligus

yang merawat dan menyiapkan keperluan penderita semenjak sakit dan

dibantu oleh suami penderita.

4.2.4 Partisipan 4

Partisipan ke 4 adalah keluarga penderita DM berusia 54 tahun,

partisipan ke 4 adalah istri dari penderita yang bekerja sebagai ibu rumah

tangga, partisipan adalah orang yang berperan langsung dalam menyiapkan

semua kebutuhan dan merawat penderita langsung.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Pengetahuan keluarga

a. Definisi Diabetes Mellitus (DM)

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema bahwa

definisi DM yaitu: 1. Kadar gula darah lebih dari 200 mg/dl seperti

pernyataan berikut:

Page 59: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

46

1) Kadar gula darah tinggi lebih dari 200 mg/dl

Kategori definisi DM muncul kata kunci kadar gula tinggi. Hal ini

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“ya niku mbak gendes gulanya tinggi...geh 200mg/dl niku mbak dhuwur...

(kadar gulanya tinggi..ya 200 mg/dl an itu mbak tinggi)” (P.1)

“ ....kadar gulanya tinggi mbak, kalo patokannya di posyandu lebih dari

200 mg/dl an mbak” (P.2)

“...kalau cek gula darahnya tinggi, darah hasilnya lebih dari 200mg/dl

mbak”(P.3)

“....cek gulo niko hasile tinggi mbak lebih dari 200 mg/dl”(cek gula

darahnya tinggi (P.4)

Analisa dari partisipan menghasilkan bahwa partisipan

menyatakan kadar gula darah tinggi lebih dari 200 mg/dl. Dalam hal ini

beberapa partisipan ketika ditemui dan diwawancarai mengatakan definisi

yang serupa bahwasanya penyakit DM memiliki angka gula normal bila

puasa tidak lebih dari 120 mg/dl, sewaktu tidak lebih dari 140mg/dl dan

2jam lepas makan tidak lebih dari 180-200mg/dl. Dari hasil observasi

realitas, partisipan menunjukkan hasil dari catatan medis kesehatan cek

rutin kadar gula darah lebih banyak menunjukkan angka diatas 200 mg/dl.

b. Tanda gejala

Hasil wawancara keempat partisipan didapatkan sub tema bahwa

pengetahuan keluarga mengenai tanda gejala yaitu : 1) Penurunan berat

badan badan seara drastis, 2) Luka lama sembuhnya, 3) Sering kencing, 4)

Mudah haus.

Page 60: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

47

1) Badan gemuk menjadi kurus

Kategori tanda gejala DM muncul kata kunci badan gemuk

menjadi kurus. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai

berikut:

“....Awal-awalnya dulu bapak badannya gemuk padet gagah sekarang

jadi kurus...” (P.1)

“....Badannya ga gemuk-gemuk, malah terakhir beratnya 60 kg

padahal sebelumnya 95kg mbak....” (P.2)

“....Saya liat badannya ibuk berangsur-angsur cenderung

kuruspadahal ga diet atau pantang makan...”(P.3)

“...Semakin lama badannya bapak habis padahal makanannya ga ada

yang dipantang...” (P.4)

Analisa dari keempat partisipan menghasilkan bahwa partisipan

menyatakan Badan gemuk menjadi kurus. Hal tersebut salah satu

bentuk dari tanda gejala penyakit DM . Dari hasil observasi realitas,

keluarga partisipan menunjukkan dokumentasi berupa foto baik yang

dipajang di didinding rumah maupun berupa album foto dan

interviewer mengetahui riwayat kesehatan penderita dengan

mengobservasi keseharian karena jarak rumah yang berdekatan

dengan beberapa penderita.

2) Luka lama sembuhnya

Kategori tanda gejala DM muncul kata kunci luka lama

sembuhnya. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai

berikut:

“....ada lecet di lutut ma dekat jempol kukunya lepas mbak...lha pas

itu kok ketahuan lukanya ga sembuh2....” (P.1)

Page 61: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

48

“....Babak mantune dangu sanget (luka lama sekali sembuhnya....”

(P.2)

“....Pernah kena paku di kaki lukanya lama sembuh mbak....”(P3)

“....Lha pas keberet niko mboten cepet mari malah dangu nanahen

niko....” (waktu keberet dulu tidak cepat sembuh, sembuhnya malah

lama jadi nanahan) (P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa partisipan

menyatakan kena luka tidak sembuh-sembuh. Hal tersebut merupakan

tanda gejala penyakit DM. Dari hasil pengamatan realitas, beberapa

penderita saat menunjukkan anggota badannya tidak tampak luka

ulcus basah maupun sayatan luka, akan tetapi tampak bekas luka

yang terlihat sepeti luka bekas operasi debridemen dan warna kulit

yang menghitam bekas luka lama yang mengering beberapa

diantaranya ada keloid yang cukup membesar di sekitar tulang ekor

penderita karena pernah lama mondok dengan gula darah tinggi.

3) Sering kencing

Kategori tanda gejala DM muncul kata kunci sering kencing.

Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“.... sering gampang niku(itu) mbak pipis....”(P.1)

“.... kok sering kencing setiap malam....” (P.2)

“ ....pipisnya sering banget pas malam....” (P.3)

“....wira wiri ten(ke) kamar mandi pipis terus mbak....” (P.4)

Hasil wawancara keempat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan mengatakan penderita sering merasa mudah kencing. Hal

tersebut merupakan tanda gejala dari DM yang sangat khas. Dari hasil

Page 62: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

49

observasi realitas, beberapa penderita menyiapakan diapers dan pispot

dewasa supaya penderita tidak mengompol.

4) Mudah haus

Kategori tanda gejala DM muncul kata kunci mudah haus.

Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“....gampang haus....”(P.1)

“....mudah ngelak’an (haus) mbak....” (P.2)

“....minum bolak-balik mudah haus...” (P.4)

Analisis dari keempat partisipan, tiga partisipan menghasilkan

bahwa partisipan menyatakan mudah haus. Hal tersebut merupakan

tanda dan gejala khas penyakit DM. Dari hasil observasi realitas

anggota keluarga menyediakan minum dikamar penderita, dan

sebagian partisipan membuatkan minuman khusus bagi penderita

supaya penderita tidak bolak-balik ke dapur belakang karena lantai

yang licin.

c. Riwayat keturunan DM

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema riwayat

keturunan penyakit DM yaitu: 1) ibu dari penderita, 2) Ayah dan ibu

penderita, 3) Nenek. Seperti pernyataan partisipan berikut:

Page 63: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

50

1) Ibu dari penderita

Kategori riwayat keturunan DM muncul kata kunci ibu dari

penderita. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai

berikut:

“...ibuknya bapak itu mbak...”(P.1)

“...sepertinya dari ibuknya bapak mbak...” (P.2)

Analisis dari dua partisipan menghasilkan bahwa partisipan

menyatakan keturunan gula adalah ibu dari penderita. Hal tersebut

merupakan salah satu bentuk dari khas dari riwayat keturunan

penyakit DM dari observasi realitas, di keluarga partisipan ada yang

membenarkan bahwa keluarganya ada yang terkena DM karena ada

riwayat sebelumnya dari anggota keluarga sebelumnya.

2) Ayah dan ibu dari penderita

Kategori riwayat keturunan DM muncul kata kunci Ayah dan

ibu dari penderita. Hal ini ditemukan pada ungkapan partisipan

sebagai berikut:

“...ayah dan ibu orang tua sibu dulu kayaknya ada mbak..”(P.3)

“...bapakipun bapak kaleh sibu niko lak sami gendis..(bapak sama

ibu sama-sama gula)”(P.4)

Analisis dari dua partisipan menghasilkan bahwa partisipan

menyatakan keturunan gula kedua orang tua dari penderita . Hal

tersebut diungkapkan partisipan karena dengan mengetahui riwayat

sebelumnya keluarga ikut serta dalam upaya pencegahan ke anggota

keluarga sekarang maupun selanjutnya.

Page 64: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

51

3) Nenek dari penderita

Kategori riwayat keturunan DM muncul kata kunci nenek. Hal

ini ditemukan pada ungkapan partisipan sebagai berikut:

“...niku ten keluargane bapak saking buyut ke uti...(di keluarganya

bapak ada dari nenek ke ibunya bapak mbak)”(P.4)

Analisa dari satu partisipan menghasilkan bahwa riwayat

keturunan DM adalah nenek dari penderita. Hal tersebut

disampaikan partispan dan beberapa anggota keluarga partisipan

juga membenarkan dan menceritakan bahwasannya dulu karena

rumah nenek dari penderi jauh dari pelayanan kesehatan dan hanya

bisa berobat di dukun, sehingga pelayanan dan pengetahuannya

sangat minim mengenai penyakit.

Komponen Persepsi Partisipan dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3 Bagan Tema Pertama

Kadar gula darah

> 200 mg/dl

Badan gemuk

menjadi kurus

Luka Lama

Sembuh

Sering kencing

Mudah Haus

Definisi

Tanda

Gejala

Riwayat

Ibu

Penderita

Persepsi Pengetahuan

Bapak

Ibu

Penderita

Nenek

Page 65: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

52

4.3.2 Empat Pilar DM

a. Upaya keluarga dalam mengatur pola diet

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

upaya keluarga dalam mengatur pola diet yaitu: 1) Menggunakan

gula khusus diabet, 2) Menerapkan 3J (jumlah, jam, jenis makanan

yang diberikan), 3) Mengurangi konsumsi gula dan lemak seperti

pernyataan partisipan sebagai berikut:

1) Menggunakan gula khusus diabet

Kategori upaya mengatur pola diet muncul kata kunci

menggunakan gula khusus diabet. Hal ini ditemukan dalam

ungkapan partisipan sebagai berikut:

“...menggunakan gula khusus diabet...” (P.1)

“...tidak memakai gula biasa, memakai gula khusus diabet...”

(P.2)

“...memakai gula jagung mbak...” (gula khusus diabet) (P.3)

“...memakai gula jagung...”(gula khusus diabet)(P.4)

Analisa dari keempat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menggunakan gula khusus diabet. Pernyataan

partisipan tersebut merupakan hal yang digunakan untuk

mencegah terjadinya kenaikan gula darah secara cepat.

2) Menerapkan 3J

Kategori upaya mengatur pola diet muncul kata kunci

menerapkan 3J. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan

sebagai berikut:

“...3J kalau diterapin ke bapak masih sulit mbak...” (P.1)

“...kalau diet sendirit untuk 3J susah diterapin mbak....” (P.2)

Page 66: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

53

“...kalau diet 3J susah diterapin mbak...” (P.3)

“...Ya masih sulit diterapin mbak...” (P.4)

Analisa dari keempat partisipan menghasilkan bahwa

menerapkan program 3J partisipan masih mengalami kesulitan,

hal tersebut dikarenakan sebagian keluarga masih beranggapan

bahwa bila ada anggota keluarga yang sakit haruslah makan

yang banyak dan enak, karena takut kondisinya menjadi lemas,

kesulitan dalam menerapkan 3J juga dikarenakan ketidak

pahaman keluarga mengenai hal yang telah diberikan melalui

penyuluhan merasa enggan dan takut akan salah dalam

menyiapkan hidangan, terutama bila melihat berat badan

penderita yang cenderung berkurang, sehingga membuat berat

psikis partisipan dalam menyiapkan diet penderita sehingga

keluarga mempunyai keharusan untuk menyiapkannya.

3) Mengurangi gula dan lemak

Kategori upaya keluarga dalam penerapan mengatur pola

diet muncul kata kunci mengurangi gula dan lemak. Hal ini

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“...cuma ngurangin gula sama lemak-lemakan gitu...” (P.2)

“...ngurangin manis2 sama lemak...” (P.3)

“...konsumsi gula sama lemak dibatasi...”(P.4)

Analisis dari ketiga partisipan menyatakan mengurangi

gula dan lemak. Hal ini adalah cara supaya kadar gula darah

tidak menjadi tinggi, dan penderita DM bisa mengontrol kondisi

tubuhnya supaya tetap stabil.

Page 67: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

54

b. Keluarga mendapat informasi

Hasil wawancara dengan kempat partisipan didapatkan sub

tema dari keluarga mendapat informasi yaitu: 1) Posyandu Lansia,

2) Puskesmas, 3) Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia) seperti

pernyataan partisipan sebagai berikut:

1) Posyandu Lansia

Kategori keluarga mendapat informasi muncul kata kunci

Posyandu Lansia. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan

sebagai berikut:

“paling sering pas ada penyuluhan di lansia mbak, niko ada

kegiatan kaya senam kaki DM... ”(P.1)

“di lansia mbak mengenai DM, dietnya, komplikasi sama

perawatan kaki DM...”(P.2)

“...di lansia juga hampir sama perawatan kaki DM..”(P.3)

“...di lansia kaya perawatan kaki DM, pentingnya menjaga gula

darah...”(P.4)

Analisis dari keempat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan informasi didapatkan dari Posyandu

lansia. Hal ini memperlihatkan bahwa keluarga tersebut sangat

berpartisipasi kegiatan lansia, karena informasi kesehatan bisa

didapat juga partisipan mengetahui bagaimana merawat

penderita DM.

2) Puskesmas

Kategori keluarga mendapat informasi muncul kata kunci

Puskesmas. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan

sebagai berikut:

Page 68: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

55

“...di puskesmas biasanya pakai kertas isinya tentang DM”

...(P.1)

“...di puskesmas penyuluhan program kesehatan kaya senam

osteo,senam kaki diabet...” (P.2)

“...di puskesmas ada dokter diberi penyuluhan tentang penyakit

DM, tanda gejala, dietnya apa ja,harus sering olahraga...”

(P.3) “...dari posyandu biasanya mendatangkan dari puskesmas

mbak misalnya mengenai senam diabet, diit kagem penderita

DM...” (P.4)

Analisis dari keempat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan Informasi didapat dari puskesmas. Hal

ini dikarenakan puskesmas adalah pusat kesehatan rujukan

pertama dan lansia adalah binaan puskesmas sehingga

masyarakat mudah menjangkaunya.

3) Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia)

Kategori keluarga mendapat informasi muncul kata

kunci Persadia. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan

sebagai berikut:

“...persadia motivasi menjaga gula darah...” (P.1)

“...persadia motivasi menjaga gula darah...”(P.4)

Analisis dari dua partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan Persadia. Hal ini adalah salah satu

organisasi masyarakat yang bergerak dengan adanya penderita

penyakit DM, dimana para penderita bisa mendapat informasi

banyak dalam kegiatan perkumpulan tersebut seperti halnya

informasi mengenai motivasi menjaga gula darah, kelompok

mengingatkan akan adanya penyuluhan dan cara mengkonsumsi

makanan yang rendah gula dan kalori.

Page 69: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

56

c. Alternatif Pengobatan

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

alternatif pengobatan yaitu: 1) Daun insulin, 2) Bekam, 3) Madu.

Seperti pernyataan partisipan sebagai berikut:

1) Daun Insulin

Kategori alternatif pengobatan muncul kata kunci daun

insulin. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai

berikut:

“...suka minum daun insulin yang direbus” (P.1)

“...rebusan daun insulin...” (P.2)

“...rebusan daun insulin sebagai selingan mbak...” (P.3)

Analisis dari ketiga partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan bahwa minum rebusan daun insulin. Hal

tersebut merupakan cara pengobatan secara herbal selain

pengobatan menggunakan resep dokter. Dari hasil observasi

realitas interviewer menyaksikan sediaan rebusan daun insulin

yang disiapkan untuk diminum penderita.

2) Bekam

Kategori alternatif pengobatan muncul kata kunci

Bekam. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai

berikut:

“...sama suka bekam”(P.1)

“...kadang ya sama bekam itu”(P.2)

Analisis dari dua partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan bekam. Hal ini adalah alternatif apabila

Page 70: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

57

dengan pengobatan dokter keluhan kecapean penderita belum

berkurang menggunakan alternatif dibekam pada bagian yang

nyeri atau sakit. Dari hasil observasi penderita melakukan

bekam supaya nyeri atau capeknya mereda dengan

ditemukannya bekas merah pada bagian tubuh partisipan yang

3) Madu

Kategori alternatif pengobatan muncul kata kunci madu

pahit. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai

berikut:

“...sama madu hitam khusus diabet” (P.2)

“...itu mbak madu pahit” (p.4)

Analisis dari dua partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan madu. Hal ini adalah upaya partisipan

untuk menjaga kesehatan penderita. Dari hasil observasi realitas

partisipan menyediakan madu tersebut sebagai selingan obat

yang berasal dari resep dokter.

d. Aktifitas fisik yang dilakukan

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

aktifitas fisik yang dilakukan yaitu: 1) jalan-jalan, 2) sepeda santai,

3) Badminton. Seperti pernyataan partisipan berikut:

Page 71: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

58

1) Jalan-jalan

Kategori aktifitas fisik yang dilakukan didapatkan sub

tema jalan-jalan. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan

sebagai berikut:

“...setiap pagi jalan-jalan sekitar jalan aspal di kampung...”

(P.1)

“...setiap pagi jalan-jalan ajak cucu keliling jalan aspal...”(P.2)

“...olahraga jalan kaki muterin jalan aspal di desa...” (P.3)

“ ...alan-jalan setiap pagi muterin komplek...”(P.4)

Analisis dari keempat partisipan menghasilkan

bahwa partisipan menyatakan jalan-jalan . Hal ini adalah jenis

olahraga ringan yang dapat dilakukan penderita DM supaya

asupan gizi yang dikonsumsi tidak menumpuk menjadi gula

darah dan mampu menjaga kestabilan gula darah penderita.

2) Sepeda santai

Kategori aktifitas fisik yang dilakukan didapatkan sub

tema sepeda santai. Hal ini ditemukan dalam ungkapan

partisipan sebagai berikut:

“...hari jumat sama minggu sepeda santai sama teman

komunitas sepeda santai itu mbak...”(P.1)

“...sepeda santai setiap hari minggu...”(P.2)

“...setiap minggu sepeda santai komunitas sepeda kebo” (P.3)

Analisis dari tiga partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan sepeda santai. Hal ini adalah aktifitas

fisik yang ringan untuk menjaga gula darah stabil.

Page 72: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

59

3) badminton

Kategori aktifitas fisik yang dilakukan didapatkan

subtema Badminton. Hal ini ditemukan dalam ungkapan

partisipan sebagai berikut:

“...Selasa sore Badminton mbak...(P.2)

“...Badminton kaleh tiyange ten PKP saben jumat pagi

mbak..(P.4)

Analisis dari keempat partisipan didapat dua partisipan

sub tema badminton. Hal ini merupakan salah satu aktifitas

olahraga yang cukup menggunakan energi, namun saat

diwawancarai kedua partisipan, keluarganya tidak terlalu

bermain sampai seperti pertandingan, jadi kalau sudah lelah

penderita berhenti, karena peserta olahraga tersebut juga para

lansia yang hanya menyalurkan hobinya.

e. Pengobatan yang selama ini ditempuh

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

pengobatan yang selama ini ditempuh yaitu: 1. Rutin kontrol

posyandu lansia seperti pernyataan partisipan berikut:

1) Rutin kontrol di Puskesmas

Kategori pengobatan yang selama ini ditempuh muncul

kata kunci pengobatan rutin kontrol ke posyandu lansia. hal ini

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

Page 73: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

60

“ kalau rutinnya di posyandu lansia...”(P.1)

“kalau selama ini bapak rutin ikut kegiatan lansia sama kontrol

disana...“(P.2)

“...sama posyandu lansia mbak...” (P.3)

“...kalau bapak cek gula rutin sama berobat mbak ke posyandu

lansia...”(P.4)

Analisa dari keempat partisipan menyatakan bahwa

partisipan menyatakan rutin kontrol ke posyandu lansia. Hal ini

adalah sarana kesehatan yang mudah dijangkau penderita dalam

mengontrolkan sakitnya, karena posyandu lansia di desa

pucangan terdapat bidan dan mantri dari puskesmas yang

praktek dsana, sehingga bila membuka layanan pengobatan

beberapa orang yang memiliki keluhan bisa berobat kesana.

2) Rutin Kontrol ke Posyandu Lansia

Kategori pengobatan yang selama ini ditempuh muncul kata

kunci pengobatan rutin kontrol ke Puskesmas. hal ini ditemukan

dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

...”mbak kalau tidak ada obatnya nanti disuruh ke

puskesmas”(P.1)

...”kalau berobat tidak ada lansia ya ke puskesmas mbak”(P.2)

...” ibuk rutin ke puskesmas”(P.3)

...”nanti dirujuk ke puskesmas dulu nant di follow up...”(P.4)

Analisa dari keempat partisipan menyatakan bahwa

partisipan menyatakan rutin kontrol ke Puskesmas, hal ini

dikarenakan pelayanan dan jarak ke fasilitas kesehatan milik

pemerintah tingkat pratama adalah puskesmas.

Page 74: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

61

Komponen Empat Pilar dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 4 Bagan Tema Kedua

4.3.3 Dukungan Nyata Keluarga

a. Upaya keluarga mengontrolkan kesehatan penderita, bila enggan

berobat

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan empat sub tema

bahwa upaya keluarga mengontrolkan kesehatan penderita, bila enggan

Menerapkan 3 J

Persadia

Mengurangi

Gula dan Lemak

Manajemen

Terapi DM

Daun Insulin

Posyandu Lansia

Badminton

Puskesmas

Bekam

Jalan

Sepeda santai

Diet

Penyuluhan

Aktifitas

Jasmani

Alternatif

Pengobatan

Madu Pengobatan

Rutin ke

Puskesmas

s

Rutin Kontrol

Ke Posyandu

Menggunakan Gula

Khusus Diabet

Empat Pilar

Page 75: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

62

berobat yaitu : 1) Memberi Pengetian dan 2) Memotivasi. Seperti

pernyataan partisipan berikut:

1) Memberi Pengertian

Kategori upaya keluarga mengontrolkan kesehatan

penderita muncul kata kunci 1) Memberi pengertian. Hal ini

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“... ya diberi pengertian kalau hidup sehat bisa panjang

umurnya...” (P.1)

“ya dari keluarga memberi pengertian,...“(P.2)

“...Pasti ibu merasa diperhatikn...”(P.3)

“ya diberi pengertian mbak, disemangati supaya bisa menjaga

kesehatannya...” (P.4)

Analisis dari partisipan menghasilkan bahwa partisipan

menyatakan Memberi pengertian . Partisipan menyatakan diberi

Memberi Pengertian. Partisipan menyatakan hal tersebut supaya

penderita melunak hatinya dan mau memeriksaan kondisi

kesehatannya.

2) Memotivasi

Kategori upaya keluarga mengontrolkan kesehatan penderita

muncul kata kunci Memotivasi

“...di motivasi...”(P.1)

“...di motivasi mbak...” (P.2)

“...”ya memberi semangat mbak, di kasih tau supaya kesehatan ibu

terjaga...” (P.3)

“..ya diberi semangat supaya bisa menjaga kesehatan...”(P.4)

Analisa dari keempat partisipan menyatakan Memotivasi.

Dalam Hal ini motivasi keluarga dianggap merupakan paling

utama, karena dengan begitu partisipan sebagai orang yang masih

Page 76: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

63

dibutuhkan sehingga penderita merasa bahwa kesembuhan dan

keberadaannya dirindukan lingkungan ataupun orang-orang yang

dekat dengannya.

b. Upaya keluarga supaya penderita mau mengontrolkan penyakitnya.

Hasil wawancara empat partisipan didapat sub tema dari

upaya keluarga supaya penderita mau mengontrolkan penyakitnya

yaitu: 1) Mengingatkan dan 2) Memperhatian. Seperti pernyataan

partisipan berikut ini

1) Mengingatkan

Kategori upaya keluarga supaya penderita mau mengontrolkan

penyakitnya muncul kata kunci 1) Mengingat Seperti

pernyataan partisipan sebagai berikut:

“...diwelengke (diingatkan) sehat niku bentuk nikmat, (P.1)

“...diingatkan kalau sehat itu bentuk nikmat dari Alloh biar bisa

aktifitas” (P.2)

“Saling mengingatkan waktu kontrol, diberi semangat mbak

kalau bisa keluarga ikut...P.3)

“...anggota keluarga harus saling mengingatkan mbak, ...”

(P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan Mengingatkan. Partisipan menyatakan

hal tersebut karena terkadang penderita DM tidak merasakan

keluhannya dan tidak mengetahui bila terkadang kadar gula

darah naek ataupun tiba-tiba turun karena tidak minum obat

Page 77: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

64

maupun kontrol sehingga dalam hal ini perhatian keluarga

sangat penting.

1) Memperhatikan

Kategori upaya keluarga supaya penderita mengontrolkan

penyakitnya muncul kata kunci 1) Memperhatikan Seperti

pernyataan partisipan sebagai berikut:

... kan perhatian keluarga itu yang paling penting untuk

kesehatan bapak”(P.1)

...supaya perhatian ke bapak lebih maksimal”(P2)

... menemani..pasti ibu merasa diperhatikan dan mau kontrol”

(P.3)

... dengan begitu bapak kan lebih merasa diperhatikan”(P.4)

Analisis dari partisipan menghasilkan bahwa partisipan

menyatakan memperhatikan. Hal ini dikarenakan perhatian dari

keluarga sangat penting bagi penderita DM dengan merasa

diperhatikan maka penderita merasa percaya diri.

c. Bentuk dukungan nyata keluarga yang diberikan

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

bentuk dukungan nyata yang diberikan yaitu: 1) Transportasi dari

keluarga, 2) 3J tidak terlalu ditekankan, 3) Mengurangi gula dan

lemak, 4) Semua kebutuhan tanggung jawab keluarga. Seperti

pernyataan sebagai berikut:

Page 78: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

65

1) Transportasi dari keluarga

Kategori bentuk dukungan nyata keluarga yang diberikan

muncul kata kunci transportasi dari keluarga. Hal ini ditemukan

dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“untuk transport sendiri dari putra-putrine bapak sedoyo siap

bantu mbak, mangkeh siap sedoyo ngebantu...” (P.1)

“.transport kami keluarga sendiri mbak...” (P.2)

“...transportasi kami sekeluarga siap sedia mbak...” (P.3)

”kalau transportasi kami sekeluarga sudah siapkan mbak...”

(P.4)

Analisa dari empat partisipan menghasilkan bahwa

sumber transportasi dari bentuk dukungan nyata keluarga

dari keluarga sendiri. Hal ini dikarenakan bila penderita

memerluakan tindakan cepat berkaitan dengan sakitnya maka

keluarga tidak kesulitan menuju pelayanan kesehatan yang bisa

dituju. Dari hasil observasi partisipan dan keluarga sudah

menyiapakn kendaraan yang digunakan khusus untuk mengantar

penderita.

2) Menjalankan 3J (Jenis diit, Jumlah Porsi dan Jam Pemberian)

Kategori bentuk dukungan nyata keluarga yang diberikan

muncul kata kunci 3J belum sepenuhnya jalan. Hal ini

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“...diitnya ga terlalu saya tekankan mbak 3J soalnya kadang

bapak niku cepet bosenan...” (P.1)

“...kalau untuk program 3J niko yang pernah disampaikan bu

kader, jalan walau kadang mungkin masih ga sepenuhnya

mbak...” (P.2)

“...3J hampir diterapkan tapi masih belum sempurna

mbak...”(P.3)

Page 79: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

66

“...meniko kalau 3J belum maksimal mbak kalau DM gampil

laper terus...” (P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan 3J belum sepenuhnya jalan. Partisipan

menyatakan tersebut karena beberapa keluarga jawa memiliki

rasa ketidaktegaan bila ada anggota keluarganya menyantap

menu yang tak sama dengan anggota keluarga yang lain dan

mengira membedakan dan dua partisipan mengatakan bila

terlalu ditekankan penderita mudah bosan dan stress.

3) Mengurangi gula dan lemak

Kategori bentuk dukungan nyata keluarga yang diberikan

muncul mengurangi gula dan lemak. Hal ini ditemukan dalam

ungkapan partisipan sebagai berikut:

“... intinya mengurangi manis sama kolestrol” (P.1)

“...yang penting ga manis mbak prinsipnya itu sama ga banyak

minyak- minyak itu mbak geh ngoten...” (P.2)

“... intinya sudah ngurangin yang manis-manis sama ngurangin

lemak-lemak apalagi karbo...” (P.3)

“utamakan penting bapak mboten katah konsumsi gula, garam,

lemak-lemak geh pun dikurangi mbak” (P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan mengurangi gula dan lemak, partisipan

menyatakan hal tersebut dikarenakan dengan mengurangi itu,

gula darah penderita tetap stabil dan mengurangi resiko

kenaikan yang drastis.

Page 80: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

67

4) Kebutuhan tanggung jawab keluarga

Kategori bentuk dukungan nyata keluarga yang diberikan

muncul semua kebutuhan menjadi tanggung jawab keluarga. Hal

ini ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“segala kebutuhan bapak sampun jadi tanggung jawab

keluarga, pokoknya keluarga siap sedia mbak”.(P.2)

“kebutuhan ibuk yang sering menyiapkan saya mbak, kalau

semisal ibuk kesulitan kami sekeluarga siap membantu

mbak”(P.3)

Analisis dari dua partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan kebutuhan menjadi tanggung jawab

keluarga. Hal ini dikarenakan dukungan keluarga sangat penting

untuk membantu proses kesembuhan anggota keluarganya yang

lain dengan segala kebutuhan ditanggung keluarga sendiri

beban fikiran mengenai pengobatan maupun kebutuhan keluarga

menjadi ringan.

d. Sumber biaya yang didapat untuk perawatan kesehatan

hasil wawancara empat partisipan didapat sub tema sumber

biaya yang didapat untuk perawatan kesehatan yaitu: 1. Ikut

asuransi kesehatan.seperti pernyataan sebagai berikut:

1) Ikut asuransi kesehatan

Kategori sumberbiaya yang didapat untuk perawatan

kesehatan muncul kata kunci ikut asuransi kesehatan. Hal ini

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

Page 81: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

68

“Bapak nderek BPJS mbak. sama diikutkan asuransi

kesehatan...” (P.1)

“...bapak diikutkan Jamkesmas yang BPJS mbak...”(P.2)

“...ibuk punya kartu ASKES mbak” (P.3)

“...sumber biaya bapak ada asuransi kesehatan pribadi

mbak...” (P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan ikut asuransi kesehatan, partisipan

menyatakan hal tersebut karena dengan asuransi kesehatan

masalah biaya kesehatan tidak terlalu mahal dan meringankan

beban berobat. Dari hasil observasi realitas partisipan

menunjukkan beberapa klaim dari asuransi kesehatan dan kartu

keanggotaan.

e. Keterlibatan keluarga dalam mengontrolkan penyakit penderita.

Hasil wawancara empat partisipan didapat sub tema dari

keterlibatan keluarga dalam mengontrolkan penyakit penderita yaitu:

Yang dekat dengan penderita. Seperti pernyataan partisipan berikut:

1) Keluarga Dekat

Kategori keterlibatan keluarga dalam mengontrolkan

penyakit penderita didapatkan sub tema yang tinggal bersama

dengan penderita. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan

sebagai berikut:

“...ya saya mbak yang diberi tanggung jawab karena saya ikut

bapak...” (P.1)

“...saya sama ibu sering mendampingi, karena saya rumahnya

berdempetan sama rumah orang tua saya mbak...”(P.2)

“... karena saya yang serumah“ (P.3)

Page 82: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

69

“...biasanya kalau kontrol saya mbak yang nemenin kan saya

yang serumah sama bapak...” (P.4)

Analisa dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan yang dekat dengan penderita. Partisipan

menyatakan hal tersebut karena orang yang paling dekat

jangkauan maupun tinggal dengan penderita paling mengerti apa

yang diperlukan dan tau perkembangan kesehatan penderita.

Komponen Dukungan Nyata dapat diihat pada gambar berikut:

Gambar 5 Bagan Tema Ketiga

Memberi pengertian

Memberi Motivasi

Mengingatkan

Membatasi Gula

Dan Lemak

3J tidak terlalu

ditekankann

Memperhatikan

Sumber Biaya

Transportasi Sendiri

Semua Kebutuhan

Menjadi

Tanggung Jawab

keluarga

Asuransi kesehatan

Keluarga Dekat Keterlibatan

Keluarga

Bentuk

Dukungan

Mencapai

Kesehatan

Mengontrolkan

Bila Enggan

Upaya

Keluarga

Dukungan

Nyata

Page 83: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

70

4.3.4 Dukungan Pengharapan

a. Faktor penyulit dalam memberi dukungan

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

faktor penyulit dalam memberi dukungan yaitu: 1) Cepat putus asa, 2)

Keras kepala. Seperti pernyataan partisipan berikut:

1) Cepat putus asa

Kategori faktor penyulit dalam memberi dukungan muncul

kata kunci cepat putus asa. Hal ini ditemukan dalam ungkapan

partisipan sebagai berikut:

“...minum obat, gulanya ga turun2, trus bapak cepet marah

mbak kalo pas kondisi tertentu, mgkn putus asa ntah

pripun(gimana) ya mbak...” (P.1)

“...minum obat bosenn, kalau kondisi kecapean atau gulanya ga

turun maunya diem ajah mbak nyerah berobat...”(P.2)

“...selalu mengatakan aku sehat, jadi kadang sok g diminum

obatnya mbak, trus sok bilang mik obat sama suntik yo ra

mudun mudun gulane nyerah sama obatnya...”(P.3)

“kadang tidak merasakan keluhannya ...sudah disiapkan

obatnya ga diminum, katanya juga ga akan turun

gulanya...”(P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa partisipan

menyatakan cepat putus asa. Hal ini adalah dampak dari faktor

sakit yang diderita sudah lama yang terkadang membuat

penderita menjadi cepat putus asa menghadapi penyakitnya yang

tak kunjung berkurang keluhannnya.

Page 84: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

71

2) Keras kepala

Kategori faktor penyulit dalam memberi dukungan muncul

kata kunci Ngeyel (keras kepala). Hal ini ditemukan dalam

ungkapan partisipan sebagai berikut:

“...ngeyele niku mbak sek angel...” (P.1)

“Ya itu mbak ngeyel...” (P.2)

“...jadi malah kayak debat mbak ngeyele dulu istilahnya...”(P.3)

“...mangkeh yen diparingi pangertian ngueeyellle niku lho, jadi

kadang serba bingung” (P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan ngeyel (keras kepala). Hal ini adalah

sering muncul pada penderita diabet apabila sudah mengalami

putus asa dalam pengobatan penderita terkadang tidak mau

menggambarkan keluhannnya karena penderita terkadang merasa

keluhannya tidak akan berkurang dan cepat sembuh dari sakitnya

atau diakibatkan bahwa nantinya akan membuat beban fikiran.

b. Motivasi dalam memberikan dukungan ke penderita

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

motivasi dalam memberikan dukungan ke penderita yaitu: 1)

Motivasi spiritual, 2) Memahami kemauan penderita. Seperti

pernyataan partisipan berikut:

1) Motivasi Spiritual

Kategori motivasi dalam memberikan dukungan ke penderita

muncul kata kunci motivasi spiritual. Hal ini ditemukan

dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

Page 85: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

72

“...lebih mendekatkan diri ke gusti Alloh, minta diberi

kesehatan...” (P.1)

“....ya sama agamanya yang utama mbak mbak , yang

memberi kesehatan Alloh kan mbak...” (P.2)

“yang utama spiritualnya dikuatkan...”(P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan bahwa motivasi spiritual sangat

penting. Hal tersebut merupakan salah satu pendukung agar

manusia mendapat pemikiran yang positif mengenai

kehidupan yang dialaminya saat ini, dengan lebih berpasrah

diri diharapkan mampu membuat ketenangan batin penderita

mengurangi beban fikiran mengenai sakitnya.

2) Memahami Penderita

Kategori motivasi dalam memberikan dukungan ke

penderita muncul kata kunci memahami kemauan. Hal ini

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“ ya ditanya apa yang jadi kemauannya, didengar gimana ya

gitu mbak...” (P.1)

“...motivasi itu disesuaikan sama yang jadi kemauanya bapak

gimana mbak...”(P2)

“...ya kita mengetahui kemauannya ibu dulu apa

mbak...”(P.3)

“...didengerin apa yang dimauin, biar bisa nentuin kedepan

gimana...”(P.4)

Analisa dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan memahami kemauan. Dalam hal ini

penderita terkadang mempunyai suatu keinginan yang

menyebabkan beban fikiran, sehingga psikis penderita

semakin turun dan menghambat penyembuhan.

Page 86: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

73

c. Dampak adanya dukungan

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

dampak adanya dukungan keluarga didapatkan sub tema yaitu: 1.

Semangat untuk sehat. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan

sebagai berikut:

1) Semangat untuk sehat

Kategori dampak adanya dukungan didapat muncul kata

kunci semangat untuk sehat. Hal ini ditemukan dalam ungkapan

partisipan sebagai berikut:

“...dados semangat sembuh” (P.1)

“...bapaknya lebih semangat buat sehat no mbak...”(P.2)

“...sibu jadi semangat dalam menjga kesehatan mbak...”(P.3)

“...mangkeh dadi semangat sehat geh mbak...” (P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan dampak adanya dukungan. Hal tersebut

merupakan dampak pada penderita yang merasakan adanya

perhatian dan keikutsertaan keluarga dalam merawat maupun

menemani dan mendukung upaya kesembuhan bagi kesehatannya

agar lebih membaik.

d. Yang diharapkan adanya dukungan keluarga

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema

dari yang diharapkan adanya dukungan keluarga yaitu: 1)

Diperhatikan, 2) Tidak ingin menjadi beban. Seperti pernyataan

partisipan berikut:

Page 87: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

74

1) Diperhatikan

Kategori yang diharapkan adanya dukungan keluarga

muncul kata kunci diperhatikan. Hal ini ditemukan dalam

ungkapan partisipan berikut:

“...ingin ditemani mbak, intinya jangan ditinggal

sendiri...”(P.1)

“intinya perhatian dari keluarga ke bapak jangan sampai

tidak...”(P.2)

“...perhatian saking anak2 sama cucu jangan sampe ndak biar

lebih erat dengan begitu beliau kan merasa disayang...”(P.4)

Analisis dari tiga partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan diperhatikan. Hal ini merupakan faktor

yang dapat meningkatkan kepercayaan diri penderita, karena

merasa hidupnya sangat berguna bagi keluarganya, bahwa

kehadirannya sangat dibutuhkan keluarganya dengan adanya

perhatian dari keluarga penderitapun semangat akan menjaga

status kesehatannya.

2) Tidak ingin menjadi beban

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema

tidak ingin menjadi beban. Hal ini ditemukan dalam ungkapan

partisipan sebagai berikut:

“...harapannya pokoknya pengen sehat biar g jadi beban

keluarga” (P.1)

“...yang penting bapak itu ga mau sakitnya bikin beban ke

anak2 sama saya”(P.2)

“...ibuk ga pengen sakitnya bikin kepikiran ndak marai

susah(buat susah) katanya mbak “(P.3)

“...bapak juga ga mau sakitnya jadi beban pikiran anak-anak

maupun keluarga besarnya, pengen awak e bakoh

ngoten(badannya kuat seperti itu) mbak”(P.4)

Page 88: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

75

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan tidak ingin menjadi beban. Partisipan

menyatakan hal tersebut karena penderita pada umumnya ingin

dianggap bahwa tubuhnya tidak sakit dan sehat, dan penderita

ingin membahagiakan keluarganya, penderita ingin hidupnya

berarti bagi keluarga dan orang-orang disekitarnya.

e. Yang meningkatkan optimisme sembuh

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

yang meningkatkan optimisme sembuh yaitu: 1. Perhatian dari

keluarga akan. Seperti pernyataan partisipan berikut:

1) Perhatian dari keluarga

Kategori yang meningkatkan optimisme sembuh muncul

kata kunci perhatian dari keluarga. Hal ini ditemukan dalam

ungkapan partisipan sebagai berikut:

“...pilihan pengobatan yang tepat sama perhatian dari anggota

keluarga...” (P.1)

“...yang utama mestinya dari perhatian orang terdekat mbak”

...(P.2)

“...kita antar keluaga sama anak--anak harus saling

memperhatikan apa yang jadi kebutuhan kesehatan ibuk...”

(P.3)

“ya perhatian dari keluarga tentang keluhan bapak, setiap

kontrol selalu menunjukkan yang baik mengenai kesehatan

bapak...”(P.4)

Analisis dari empat partisipan menhasilkan bahwa

partisipan menyatakan perhatian dari keluarga . Partisipan

menyatakan hal tersebut karena dengan adanya perhatian,

penderita merasa dirinyasangat dibutuhkan kehadirannya serta

Page 89: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

76

perannya dalam keluarga. Dengan merasa diperhatikan penderita

merasa hidupnya akan berharga dan penderita akan berusaha

menjaga kesehatannya.

Komponen Dukungan Pengharapan dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 6 Bagan Tema Keempat

Cepat Putus

Asa Keras

Berdasar Kemauan

Penderita

Memahami

Penderita

Motivasi Spiritual

Faktor

Penyulit

Tidak Ingin

Menjadi Beban

Keluarga

Mendapat

Perhatian

Semangat Sehat Dampak

Dukungan

Pengharapan

Perhatian dari

Keluarga

Pengharapan

Motivasi

Yang

Meningkatkan

Optimisme

Respon

Psikologis

Penderita

Page 90: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

77

4.3.5 Dukungan Informasi

a. Bentuk informasi yang diberikan dan keluarga mendapatkannya

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

bentuk informasi dan dari mana keluarga mendapatkan yaitu :

1) Penyuluhan dari pelayanan kesehatan, 2) Browsing internet.

Seperti pernyataan sebagai berikut:

1) Penyuluhan dari pelayanan kesehatan

Kategori bentuk informasi yang diberikan dan keluarga

mendapatkannya muncul kata kunci penyuluhan dari pelayanan

kesehatan. Hal ini ditemukan dalam ungkapan partisipan berikut:

“Ya biasanya kalo dari puskesmas ada kegiatan untuk lansia

banyak penyuluhannnya sama cek darah gratis mbak, kadang

dari kegiatan posyandu ada mbak diit gula pakai demostrasi

sama aplikasi...” (P.1)

“Dari Posyandu lansia sering diberikan penyuluhan dari

puskesmas mbak, biasanya ada program-program khusus bagi

penderita seper ti hipertensi, asam urat, kalau diabetes sendiri di

puskesmas ada senam kaki diabetes mbak...” (P.2)

“informasinya itu disampaikan langsung dari petugas

kesehatan baik saat di puskesmas ataupun di posyandu lansia

mbak...”(P.3)

“info geh biasanya di lansia ada penyuluhan mengenai cara

mengontrol gula darah, kalau tidak di puskesmas itu ada juga

mbak senam gt, atau penyuluhan tentang diit gula...” (P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa partisipan

menyatakan penyuluhan dari pelayanan kesehatan. Hal ini karena

puskesmas dan lansia adalah pusat pelayanan kesehatan yang

mudah dijangkau oleh masyarakat selain itu lansia apabila

melakukan kegiatan menyertakan petugas puskesmas untuk bekerja

Page 91: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

78

sama dalam hal menyampaikan informasi kesehatan beserta dengan

kegiatannya.

2) Browsing internet

Kategori bentuk informasi yang diberikan dan keluarga

mendapatkannya muncul kata kunci browsing internet. Seperti

pernyataan sebagai berikut:

“...biasanya sama buka internet mbak infonya kan up to date”

(P.1)

“...browsing internet katah up to date infonya”(P.2)

“...info yang banyak di internet itu banyak mbak ulasan tanya

jawab dokter” (P.3)

“...browsing internet anak2 nanti yang menyampaikan mbak”

(P.4)

Analisis dari empat partisipan didapat bahwa partisipan

menyatakan browsing internet. Hal ini dikarenakan internet

adalah sarana informasi multimedia yang dapat di aplikasi semua

orang untuk mendapat informasi terkini, termasuk mengenai

informasi kesehatan, sehingga keluarga dapat mengakses

informasi mengenai kesehatan dengan menggunakan internet.

b. Upaya keluarga menyikapi bila penderita enggan berobat, merasa

tidak sembuh dari sakitnya.

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

upaya keluarga menyikapi bila penderita enggan berobat, merasa

tidak sembuh dari sakitnya yaitu: 1. Keluarga memberi nasehat

2.Orang yang dituangkan, seperti pernyataan partisipan berikut:

Page 92: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

79

1) Keluarga memberi nasehat

Kategori upaya keluarga menyikapi bila penderita

enggan berobat, merasa tidak sembuh dari sakitnya. Hal ini

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“...biasanya ibuk mbak yang terus ngasih nasehat sama

nyemangati bapak...” (P.1)

“kami memberi semangat sama lebih memberi pengertian

mbak...” (P.2)

“ya kita memberi masukan sama pengertian ke ibuk

mbak...” (P.3)

“...kalau dari keluarga biasanya ya memberi semangat sama

mengarahkan mbak...” (P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

keluarga memberi nasehat. Hal tersebut merupakan salah satu

hal yang terpenting karena keluargalah yang dekat dan

bertanggung jawab langsung mengenai kesehatan penderita

dan keluargalah yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan

anggota keluarganya sendiri.

2) Melibatkan Orang Yang Dihormati

Kategori upaya keluarga menyikapi bila penderita enggan

berobat, merasa tidak sembuh dari sakitnya. Hal ini ditemukan

dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“...melibatkan keluarga besar, misal orang yang dituakan

bapak, atau orang yang dihormati bapak begitu untuk

menasehati...” (P.1)

“...minta bantuan kakak dari bapak mbak, soalnya bapak itu

saudaranya ya tinggal mbakyu itu mbak, bapak manut kalau

sudah diomongin mbakyu...”(P. 2)

“...minta tolong ke saudara yang dituakan mbak biasanya

nasehatnya bisa membantu mengurangi beban fikiran

bapak...”(P.3)

Page 93: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

80

Analisis tiga partisipan menghasilkan bahwa partisipan

menyatakan bila enggan minta toling orang yang dituakan.

Yang dimaksud partisipan dalam hal ini adalah meminta

pertimbangan kepada saudar yang sangat dekat ke penderita,

dengan maksud dengan adanya nasehat atau masukan dari

orang yang paling dihormati maupun dituakan akan memberi

pengaruh penderita mau mengontrolkan kesehatannya dan

memberi pertimbangan supaya penderita mau memeriksakan

kesehatnnya.

c. Cara keluarga menyampaikan informasi ke penderita.

Hasil wawancara empat partisipan pada Bagaimana keluarga

menyampaikan informasi ke penderita muncul kata kunci: 1.

Memilih ketepatan informasi. Seperti pernyataan partisipan berikut:

1) Memilih ketepatan Informasi

Kategori keluarga menyampaikan informasi ke penderita

muncul kata kunci memilih ketepatan informasii.Hal ini

ditemukan dalam ungkapan

“..tapi ya sedikit memfilter mbak dalam menyampaikan

diminimalkan kata-kata yang membuat takut atau menyinggung

perasaan mengenai penyakit bapak...” (P.1)

“...kalau bisa itu ada kata2 yang membuat pikiran sedikit

disaring, pinter2 yang ngomong mbak...” (P.2)

“...didampingi saat penyampaiannya mbak kadang kita harus

menyaring dulu kata-kata yang bikin ibuk bikin ngedrop

mbak...” (P.3)

“...misalnya dalam menyampaikan ada istilah yang membuat

takut bapak ya kami saring mbak, harus ada pendampingan biar

ga salah persepsi mbak...” (P.4)

Page 94: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

81

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan memilih ketepatan informasi, partisipan

menyatakan hal tersebut dikarenakan terkadang penderita

diabetes masih belum siap menerima informasi mengenai

kesehatan sehingga keluarga sebaiknya ikut menemani untuk

mendampingi setiap informasi yang didapat dan dapat

mengingatkan, maupun bertukar fikiran dari setiap informasi

yang didapat.

Komponen Dukungan Informasi dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 7 Bagan Tema Kelima

Dukungan Informasi

Cara Keluarga

Menyampaikan

Informasi ke

Penderita

Informasi Yang Tepat

Keluarga

Memberi Nasehat

Penyuluhan

dari Petugas

Kesehatan Melibatkan Orang

Yang dihormati

Penyampaian

Informasi ke

Penderita

Upaya Keluarga

Menyikapi Bila

Penderita Enggan

Berobat

Bentuk

Informasi Yang

diberikan

Memilih

Ketepatan

Informasi

Browsing

Internet

Page 95: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

82

4.3.6 Dukungan Emosional

a. Yang dilakukan keluarga agar penderita tidak stress

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema yang

dilakukan keluarga agar penderita tidak stress yaitu: 1. Diarahkan ke

religi atau keagamaan. Seperti pernyataan partisipan berikut:

1) Diarahkan ke religi atau keagamaan

Kategoriyang dilakukan keluarga agar penderita tidak

stres muncul kata kunci diarahkan ke religi atau keagamaan. Hal

ini ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“...lebih di arahkan ke agama saja mbak...” (P.1)

“...diarahkan lebih berpasrah diri sama Tuhan supaya,

diringankan dosanya, diangkat penyakitnya” (P.2)

“...lebih di arahkan khusyu sama ibadahnya mbak supaya

lebih positif pemikirannya mbak”(P.3)

“...diarahkan lebih mendekatkan diri pada Alloh mbak supaya

lebih kearah positif”(P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan mengarahkan penderita ke religi atau keagamaan. Hal

ini dikarenakan dengan aktifitas religi setiap pribadi penderita

dalam menerima segala hal yang berkaitan dengan

kehidupannya, dengan lebih mendekatkan diri ke agama

penderita lebih tenang dan menerima segala apa yang terjadi

dalam hidupnya, dan dengan memohon khusyu kepada sang

pencipta, partisipan berharap keluhan yang dialami keluarganya

diangkat atau diringankan.

Page 96: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

83

b. Perubahan psikis pada penderita pada saat menderita

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari

perubahan psikis pada penderita dengan dan sebelum sakit yaitu:

1. Mudah Sensitif. Seperti pernyataan partisipan berikut:

1) Mudah Sensitif

Kategori perubahan psikis pada penderita dengan dan

sebelum sakit muncul kata kunci mudah emosi. Hal ini

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“sekarang bapak mudah emosi sama marah2 kalau kondisi

kecapean”(P.1)

“sedikit-sedikit cepat marah”(P.2)

“ya mungkin sedikit agak sensi ya mbak sama tiba2 diem ga

ngrespon “(P.3)

“...gampang mikir dalem mbak kalo pas gulanya kadang ga

turun2, sensitif perasaan mbak...” (P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan penderita mudah sensitif. Hal ini

dikarenkan pada penderita diabetes memiliki keinginan

melakukan aktifitas yang maksimal tapi dikarenakan kondisi

gula yang mudah naik turun menyebabkan kondisi

metabolisme penderita diabetes tidak seimbang, bila aktifitas

berlebihan akan menyebabkan hipoglikemi akan tetapi bila

jarang beraktifitas maka penderita merasa cepat lelah.

Perubahan itulah yang menyebabkan kondisi psikis penderita

mudah berubah dikarenakan keluhan kesehatan yang ia

rasakan.

Page 97: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

84

c. Bentuk kesiapan keluarga apabila Penderita sulit mengendalikan

perasaan mengenai resiko penyakit

Hasil wawancara empat partisipan didapatkan subtema dari

kesiapan keluarga apabila penderita sulit mengendalikan perasaan

mengenai resiko penyakit yaitu: 1. Diberi pengertian 2. Keluarga

saling menguatkan.

1) Diberi pengertian

Kategori bentuk kesiapan keluarga apabila penderita sulit

mengendalikan perasaan mengenai resiko penyakit muncul kata

kunci diberi pengertian. Hal ini ditemukan dalam ungkapan

partisipan sebagai berikut:

“...tetep diberi pengertian mbak, jangan ditinggal sendiri

mbak” (P.1)

“...diberi pengertian mbak, jangan ditinggal sendiri” (P.2)

“...apapun yang terjadi di kemudian hari semua kami

serahkan kepada allah, latian sabar memberi pengertian” (P.3)

“...lebih memberi pengertian ke bapak untuk lebih

mendekatkan diri”(P.4)

Analsis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan diberi pengertian. Partisipan menyatakan

hal tersebut karena dengan memberi pengertian ke penderita

maka penderita akan mengerti untuk lebih menenangkan fikiran

serta mampu mengontrol amarah dan mengendalikan emosinya.

2) Keluarga saling menguatkan

Kategori bentuk kesiapan keluarga apabila penderita sulit

mengendalikan perasaan mengenai resiko penyakit muncul

Page 98: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

85

kata kunci: keluarga saling menguatkan. Hal ini ditemukan

dalam ungkapan partisipan sebagai berikut:

“...keluarga harus saling menguatkan”(P.1)

“...saling menguatkan satu sama lain mbak” (P.2)

“...saling menguatkan supaya ibu tidak berat mikir sakitnya

mbak” (P.3)

“...keluarga harus saling menguatkan supaya bapak ga

merasa sendiri”(P.4)

Analisis dari empat partisipan menghasilkan bahwa

partisipan menyatakan keluarga saling menguatkan.

Partisipan menyatakan hal tersebut karena dengan keluarga

saling menguatkan maka beban fikiran penderita akan

berkurang dan penderita merasa hidupnya lebih berharga.

Komponen Dukungan Informasi dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 8 Bagan Tema Keenam

Dukungan Emosional

Koping Penderita

Perubahan

Psikis

Penderita

Keluarga

Saling

Menguatkan

Yang dilakukan

Keluarga agar

Penderita Tidak Stres

Bentuk Kesiapan bila

Penderita Sulit

Mengendalikan Perasaan

Diberi

peringatan

Mudah

Sensitif

Diarahkan Ke

Religi atau

Keagamaan

Dukungan Informasi

Page 99: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

86

BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang pembahasan hasil penelitian yang diperoleh,

keterbatasan penelitian, dan implikasi penelitian bagi keperawatan. Pada bagian

pembahasan , penulis akan mengintepretasikan hasil penelitian dengan cara

membandingkan hasil penelitian dengan teori dan berbagai penelitian sebelumnya

yang terkait dengan topik penelitian. Pada bagian keterbatasan penelitian, peneliti

mengemukakan berbagai keterbatasan dengan membandingkan proses selama

penelitian dilakukan dengan proses yang seharusnya dilakukan sesuai rencana atau

konsep dan teori.

5.1 Pembahasan Hasil Penelitian

5.1.1 Persepsi Keluarga Mengenai DM

5.1.1.1 Pengetahuan Keluarga Mengenai Penyakit DM

Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu:

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoadmodjo 2010).

Tujuan khusus yang pertama pada penelitian ini, tergambar

dengan tema yaitu pengetahuan keluarga mengenai penyakit DM

Page 100: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

87

a. Definisi Diabetes Melitus(DM)

Definisi Diabetes Mellitus adalah Diabetes mellitus

adalah penyakit yang paling menonjol yang disebabkan

oleh gagalnya pengaturan gula darah, klasifikasi gula

darah 200 mg/dl dikategorikan sangat tinggi dalam

metabolisme gula dalam tubuh (Elmon, Monica, kreviuck,

2010).

Pada penelitian ini 4 partisipan yang diwawancarai

memiliki pengetahuan definisi dari DM yaitu kadar gula

darah tinggi lebih dari 200 mg/dl dari partisipan 1 hingga

partisipan 4 mengatakan kesamaan definisi. Hal ini

menandakan dari total sampel memiliki pandangan yang

sama

Menurut penelitian Laurentia Mihardja (2009)

menyebutkan bahwa prevalensi penderita DM (responden

dengan riwayat DM) meningkat sesuai usia, meningkat

tajam pada kelompok usia 35 tahun ke atas, tertinggi pada

kelompok usia 55-64 tahun, hal ini dikarenakan kurangnya

pemahaman pengetahuan dari penyakit DM itu sendiri.

Penelitian yang membahas mengenai pengetahuan

kadar gula darah seperti yag dilakukan oleh Masfufah,

Veni Hadju, Nurhaedar Jafar (2014) Penelitian yang

berjudul Pengetahuan, Kadar Glukosa Darah Penderita

Page 101: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

88

Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan Di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Makasar dengan metode pengumpulan

data metode diskriptif exhaustif sampling dengan sampel 36

orang, penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan yang baik tentang Diabetes Melitus akan

dimungkinkan mempunyai persepsi yang benar terhadap

resiko komplikasi pada diabetes dan selanjutnya

berpengaruh pada tindakan yang akan dilakukan untuk

upaya pencegahanan.

b. Tanda Gejala Diabetes Mellitus (DM)

Tanda gejala DM adalah Gejala klasik penyakit

Diabetes Mellitus dikenal dengan istilah trio P, yaitu

meliputi polyuria (peningkatan berkemih), polypagia (rasa

lapar berlebihan), polydipsia (rasa haus), rasa letih yang

tidak jelas sebabnya, rasa gatal, peradangan kulit yang

menahun, pada penderita kronis timbul gejala lain seperti

penurunan berat badan, kesemutan, luka sukar sembuh dan

peningkatan kadar gula darah diatas 200mg/dl ( Manaf,

2009).

Pada penelitian ini keempat partisipan menyebutkan

tanda gejala dari DM antara lain: Penurunan berat badan

secara drastis, Luka lama sembuhnya, sering kencing dan

Page 102: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

89

mudah haus. Hal ini menandakan bahwa keempat partisipan

mempunyai persepsi yang sama.

Menurut Dimas Saifunurmazah (2013) menjelaskan

bahwa gejala DM diakibatkan antara lain adanya rasa haus

berlebih, sering kencing terutama malam hari dan berat

badan turun dengan cepat.

Kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jaringan tangan

dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah

seks menurun, dan luka sukar sembuh.

Hal ini serupa dengan pendapat Sunita (2007) tanda

dan gejala khas pada penderita DM bila ditemukannya

adanya gejala klasik berupa poliuri, polidipsi, dan polifagi

serta adanya penurunan berat badan yang tidak dapat

dijelaskan sebabnya.

c. Riwayat Diabetes Mellitus (DM)

Menurut Singht (2011) bahwa Diabetes Melitus

bersifat poligenik yaitu bukan hanya satu gen saja yang

berperan tetapi interaksi berbagai gen. Faktor genetik

berperan penting dalam penyakit DM, terutama pada jenis

DM tipe2 dengan melibatkan berbagai gen yang terlibat

dalam sekresi insulin dan kerja insulin. Gangguan kerja

insulin dapat disebabkan oleh aktivitas elektrik sel beta

Page 103: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

90

pankreas yang kurang adekuat sebagai respon terhadap

glukosa (Hartini, 2009)

Pada penelitian ini tiga dari partisipan mengatakan

bahwa sakit yang diderita anggota keluarganya dikarenakan

ada riwayat keturunan dari ibu penderita, satu dari keempat

partisipan menyatakan bahwa sakit yang diderita anggota

keluarganya disebabkan dari faktor kedua orangtua. Hal ini

menandakan bahwa lebih dari setengah total sampel

menyampaikan kesamaan pendapat.

Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau

diwariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita

DM memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini

dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita

DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan

penyakit yang terpaut kromosom seks. Biasanya kaum laki-

laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum

perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk

diwariskan kepada anak-anaknya (Maulana, 2008). Faktor

keturunan merupakan faktor presdidposisi terjadinya DM

(Sugiyono, 2006).

Page 104: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

91

5.1.2 Empat Pilar DM

5.1.2.1 Manajemen Terapi DM

Terkendalinya kadar gula darah yang baik dan optimal

diperlukan untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi kronik,

untuk menyatakan kadar glukosa darah yang terkendali tidak

hanya tergantung pada hilangnya gejala diabetes saja, tetapi juga

pemeriksaan kadar glukosa darah. Kadar gula darah puasa

merupakan prediktor dari kualitas hidup pada domain kondisi

lingkungan. Semakin tinggi kadar gula darah puasa maka skor

domain kesehatan lingkungan akan semakin menurun secara

bermakna. Kontrol gula darah merupakan salah satu indikator

kualitas hidup individu dengan diabetes karena kontrol gula darah

pusat kesehatan maupun mandiri yang baik menjadi salah satu

parameter kesuksesan penyesuaian pada pola hidup (Delameter,

2008).Hal tersebut dapat dilakukan untuk penderita dalam

mengontrolkan kesehatannya melalui Empat Pilar (Fox&Kilvert,

2010).

a. Perencanaan Makan (Diet)

Perencanaan makan merupakan salah satu pilar pengelolan

diabetes, meski sampai saat ini tidak ada satu pun perencanaan

makan yang sesuai untuk semua pasien. Perencanaan makan harus

disesuaikan menurut kebiasaan masing-masing individu. Yang

Page 105: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

92

dimaksud dengan karbohidrat adalah gula, tepung, serat (Adip,

2011).

Pada penelitian ini keempat partisipan telah memulai

persiapan makan atau diet dengan mengganti gula yang biasa

dikonsumsi dengan gula khusus DM, adapun dalam hal diet,

partisipan mengungkapkan bahwa dimulainya diet 3J untuk

anggota keluarganya yang sakit, telah mengetahui namun untuk

menerapkan pada penderita dirasa masih kurang maksimal dan

cara untuk mengurangi kadar glukosa darah yang berlebih

partisipan konsumsi gula dan lemak.

Melakukan pola disesuaikan dengan status gizi DM.

Prinsip diit diabetes mellitus adalah tepat jumlah, jadwal dan

jenis (Tjokroprawiro, 2006). Diet tepat jumlah, jadwal dan jenis

yang dimaksud adalah jumlah kalori yang diberikan harus habis,

jangan dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan, jadwal

diit harus sesuai dengan intervalnya yang dibagi menjadi 6 waktu

makan, yaitu 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan,

jenis makanan yang manis harus dihindari karena dapat

meningkatkan jumlah kadar gula darah. Melalui cara demikian

diharapkan insiden diabetes mellitus dapat ditekan serendah

mungkin. Namun demikian pada kenyataannya hingga saat ini

harapan tersebut belum dapat tercapai karena terbukti angka

Page 106: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

93

kejadian diabetes mellitus masih tetap tinggi. (Sastroasmoro,

2008).

Pemanis buatan atau yang disebut juga dengan pengganti

gula, memiliki kandungan kalori dalam jumlah kecil dan dapat

memberikan rasa manis yang lebih besar dibanding dengan gula

biasa, sehingga penggunaannya pun jauh lebih sedikit (Pranandji,

2012)

Menurut Penelitan Qurataeni (2009) dengan hasil Faktor

yang berpengaruh pada respon glikemik makanan adalah cara

memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk makan serta

komposisi makanan (karbohidrat, gula, lemak, dan protein).

Tujuan diet penyakit diabetes mellitus adalah membantu

pasien memperbaiki kebiasaan makan menghindari konsumsi

gula, karbohidrat dan lemak yang tak diperlukan kemudian

olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik

(Almatsier, 2010).

b. Edukasi (Penyuluhan)

Keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan

partisipasi aktif pasien, keluarga, dan masyarakat. Tim kesehatan

harus mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku.

Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan

edukasi yang komprehensif, pengembangan keterampilan dan

motivasi (Pranandji, 2008)

Page 107: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

94

Pada penelitian ini diungkapkan dari empat partisipan

bahwasanya partisipan mendapat edukasi mengenai DM dari

Posyandu Lansia, Puskesmas dan Persadia. Hal ini menandakan

bahwa dari semua sampel mempunyai kesamaan persepsi.

Dalam hal penyuluhan menurut penelitian Rita Sari (2013)

Hasil penelitian menunjukkan menurut seluruh informan bahwa

dengan adanya penyuluhan banyak memberikan mereka

pengetahuan bagaimana mengatur menu makanan pasien dan

bagaimana memantau pasien dalam meminum obat serta

mengetahui olahraga yang dapat membantu menurunkan kadar

gula darah.

c. Aktifitas Fisik

Manfaat latihan jasmani yang teratur pada diabetes adalah

memperbaiki metabolisme atau menormalkan kadar glukosa

darah dan lipid darah, meningkatkan kerja insulin, membantu

menurunkan berat badan, meningkatkan kesegaran jasmani dan

rasa percaya diri, mengurangi risiko kardiovaskuler (Manaf,

2013)

Pada penelitian ini empat partisipan mengungkapkan bahwa

penderita melakukan olahraga rutin ringan seperti jalan-jalan

setiap paginya, partisipan juga mengungkapkan bahwa partisipan

juga melakukan olahraga sepeda dan badminton, hal ini dilakukan

penderita bila merasa kondisinya baik, agar ketika olahraga tidak

Page 108: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

95

terlalu terforsir sehingga terkadang gula menjadii cepat naik

namun juga mudah turun. Penderita dengan gula darah lebih dari

280 mg/dl, tidak disarankan melakukan aktifitas fisik berlebih, hal

ini akan menyebabkan kenaikan gula darah yang berlebih karena

metabolisme yang berlebihan yang memaksa insulin bekerja

untuk memecah gula menjadi energi yang maksimal (Sudoyo,

2006)

Menurut penelitian Rita Sari (2013) Hasil penelitian

menunjukkan, menurut seluruh informan bahwa dengan adanya

penyuluhan banyak memberikan mereka pengetahuan bagaimana

mengatur menu makanan pasien dan bagaimana memantau pasien

dalam meminum obat serta mengetahui olahraga yang dapat

membantu menurunkan kadar gula darah.

d. Pengobatan

Apabila pengendalian diabetesnya tidak berhasil dengan

pengaturan diet dan gerak badan barulah diberikan obat

hipoglikemik oral atau suntikan dengan indikasi (PERKENI,

2011). Pengobatan akan dapat berjalan dengan baik jika diberikan

bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya

hidup sehat). Namun masih banyak penderita penyakit Diabetes

Melitus yang tidak rutin dalam mengonsumsi obat-obatan yang

diberikan oleh dokter. Kebanyakan para penderita Diabetes

Melitus mengonsumsi obat-obatan apabila merasakan keluhan

Page 109: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

96

saja. Hal tersebut bisa dimungkinkan karena berbagai faktor

seperti penderita kurang mendapat informasi tentang upaya

pengendalian glukosa darah yang lengkap dan kepatuhan

responden dalam melaksanakan anjuran yang diberikan dokter

(Fox&Kilvert, 2010).

Pada penelitian ini terdapat empat partisipan yang

mengatakan bahwa anggota keluarganya rutin kontrol di

Posyandu lansia dan Puskesmas, hal tersebut diungkapakan

partisipan satu hingga empat, dengan hal tersebut keempat

partisipan memiliki pandangan yang sama.

Adapun alternatif yang ditempuh beberapa partisipan

adalah mengkonsumsi herbal atau yang berasal dari bahan alami,

hal ini terdapat dalam ungkapan partisipan bila penderita

mengkonsumsi rebusan insulin, madu dan rebusan daun salam.

Menurut penelitian Nurlaili Haida Putri dan Muhammad

Atoillah Isfandiari (2015). menunjukkan bahwa alasan pasien

diabetes melitus berobat ke pengobatan tradisional karena biaya

yang lebih murah dibandingkan pengobatan konvensional,

ketakuan akan efek samping karena obat konvensional yang juga

termasuk mahal.

Mengenai bekam menurut penelitian Kamaluddin (2010)

yang menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

proses pengambilan keputusan memilih terapi bekam salah

Page 110: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

97

satunya adalah faktor sosial yakni adanya dukungan keluarga dan

diskusi dengan keluarga. Dalam penelitian ini anggota keluarga

yang mendukung adalah Suami/Istri, Anak dan Orang tua.

5.2.1 Dukungan Nyata Keluarga

5.2.1.1 Upaya Keluarga Menjaga Kesehatan Penderita

a. Mengontrolkan Bila Penderita Enggan Berobat

Dukungan keluarga merupakan dukungan sosial yang

dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat

diakses atau diadakan untuk keluarga, adapun fungsi dukungan

nyata ini adalah meningkatkan motivasi penderita dalam

mengontrolkan sakitnya (Romadhani Tri P dan Supardi, 2008)

Menurut pendapat partisipan dari keempat partisipan untuk

memberisemangat penderita, keluarga memberikan perhatian dan

juga memotivasi, Hal ini diungkapkan keempat partisipan dengan

pandangan yang sama.

Dalam hal memberi semangat dan motivasi, keluarga sangat

berperan penting , sebagaimana yang telah diungkapkan Friedman,

Bowden & Jones (2010) bahwa salah satu fungsi keluarga atau

peran keluarga diantaranya adalah fungsi perawatan kesehatan dan

salah satu tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga

diantaranya adalah memberikan perawatan kepada anggota

keluarganya, sehingga keluarga yang merupakan orang dekat dan

Page 111: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

98

berinteraksi dengan individu senantiasa berusaha agar individu

tersebut yang merupakan bagian dari keluarga terjaga

kesehatannya diantaranya melalui perhatian yang merupakan wujud

dukungan keluarga

motivasi terkuat yang mendasari diabetesi adalah harapan

untuk menormalkan gula darah yang didapat dari dukungan nyata

dan motivasi diabetesi dirasakan bertambah kuat karena ditunjang

dngan dukungan keluarga dalam bentuk perhatian dan informasi

mengenai pengendalian gula darah (Prasetyani,2011).

b. Mencapai Kesehatan dengan kontrol

Dukungan sosial sebagai interaksi sosial atau hubungan

yang memberikan individu-individu suatu bantuan nyata atau

menempatkan individu individu dalam suatu sistem sosial yang

dipercaya dapat memberikan cinta, perhatian atau sense of

attachment terhadap suatu kelompok sosial atau pasangan (Spring,

2006).

Empat partisipan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa

cara mencapai kesehatan dengan cara kemauan penderita

mengontrolkan sakitnya yaitu engan cara mengingatkan dan

memberi perhatian. Dalam hal ini seluruh sampel mempunyai

pandangan yang sama.

Bahwa dukungan sosial realta perhatian keluarga sebagai

suatu hubungan sosial positif yang dapat membantu

Page 112: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

99

mempertahankan serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan

individu (Hustabarat, 2008).

Penelitian menurut Bayu agusta Yulianto dan RA retno

kumolohadi (2008) dengan hasil Penderita diabetes mellitus

memerlukan bantuan agar dapat menjalani tritmen, karena kesehatan

fisik erat kaitannya dengan motivasi, emosional dan mental

seseorang. Bantuan dalam bentuk-bentuk dukungan informatif,

dukungan emosional dan dukungan penilaian atau penghargaan serta

dukungan instrumental dari keluarga disebut dengan dukungan

sosial keluarga

c. Bentuk Dukungan Nyata Keluarga

Dukungan keluarga adalah proses yang terjadi sepanjang

hidup, dimana sumber dan jenis dukungan keluarga berpengaruh

terhadap tahap lingkaran kehidupan keluarga (Friedman,

Bowden&Jones, 2010).

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah

seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan

nyata (instrumental support,material support) suatu kondisi dimana

benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis,

termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang

memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-

hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan

Page 113: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

100

merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat

membantu memecahkan masalah,

Memulai diet 3J (Jadwal makan, Jumlah makanan, Jenis

makanan), memotivasi dan mendampingi ketika klien berobat

ataupun cek kesehatan, hal ini tentu tidak lepas dari peran keluarga

dalam mengawasi dan menyediakan segala hal yang dibutuhkan

penderita (Yudi Garnadi, 2012).

Pada saat wawancara keempat partisipan menyatakan

bahwa transportasi, perencanaan diet 3J yang belum maksimal

dan semua kebutuhan penderita menjadi tanggung jawab keluarga,

hal ini berati bahwa seluruh sampel memiliki kesamaan pandangan

meskipun dalam ungkapan yang berbeda.

Penelitian menurut Rosita Saragih (2010) dengan hasil bahwa

dengan adanya bahwa dukungan keluarga adalah suatu keadaan

atau proses hubungan antara keluarga yang memberi manfaat

kepada orang lain.

d. Keterlibatan Keluarga dalam mengontrolkan

Pemberi layanan dalam melakukan aktifitas tidak hanya

berfungsi sebagai pemberi layanan pada penderita DM, tetapi juga

sebagai anggota keluarga dan mempunyai tugas dan tanggung

jawab, hal ini dapat menimbulkan konflik karena adanya beban

tugas (Meiner dan Lueckonette, 2006).

Page 114: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

101

Berdasarkan wawancara keempat partisipan menyatakan

bahwa yang terlibat dalam mengontrolkan penderita adalah

menjadi tanggung jawab keluarga yang dekat, pernyataan ini

dikemukakan keempat partisipan dengan persepsi yang sama.

Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Gusti (2013) peran aktif

yang dilakukan keluarga penderita merupakan aktivitas keluarga

yang dapat diartikan sebagai keikutsertaan, keterlibatan, dan

kebersamaan anggota keluarga, dalam suatu kegiatan tertentu, baik

secara langsung maupun tidak langsung, sejak dari gagasan sampai

dengan pengambilan keputusan. Peranan anggota keluarga secara

langsung berarti keluarga tersebut ikut memberikan bantuan tenaga,

keuangan, pikiran dan material yang diperlukan.

e. Sumber Biaya

Menurut Rita (2010) mendapatkan jaminan kesehatan dari

pemerintah seperti JAMKESMAS, ataupun asuransi kesehatan non

pemerintah menjadi sumber finansial yang membantu keluarga.

Berdasarkan wawancara dengan keempat partisipan, dua

partisipan menggunakan BPJS, satu diantaranya menggunakan

ASKES dan satu partisipan menggunakan Asuransi swasta AXA,

dalam hal ini meskipun partisipan mendaftarkan penderita dengan

layanan asuransi yang berbeda-beda namun semua hal tersebut

merupakan layanan finansial kesehatan, dan hal tersebut

merupakan kesamaan pandangan dalam keikut sertaan asuransi

Page 115: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

102

Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan

kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini

diselenggarakan secara nasional agar terjadi silang dalam rangka

mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi

masyarakat (Bungin, 2008).

5.3.1 Dukungan Pengharapan

5.3.1.1 Respon Psikologis Penderita

a. Faktor Penyulit

Dukungan pengharapan meliputi pertolongan pada individu

untuk memahami kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi

dan strategi koping yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor.

Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi

penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai

seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi

melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada individu lain,

penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan

perbandingan positif seseorang dengan orang lain (Yudi Garnadi,

2012).

Berdasarkan wawancara empat partisipan yang ditemui dan

diwawancarai pada partisipan satu, partisipan dua,tiga dan empat

mengatakan bahwa penderita mudah putus asa, dan keempat partisipan

juga mengungkapkan bahwa penderita keras kepala.

Page 116: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

103

Bila ada penyulit dari partisipan dalam merawat anggota

keluarganya yang sakit maka dengan perhatian dan kasih sayang

diharapkan penderita lebih memahami agar mampu perhatian dari

keluarga menjadi maksimal bagi penderita. Orientasi subjek yang

memperlihatkan bahwa dukungan sosial pengharapan terdiri atas

informasi yang menuntun seorang mempunyai dukungan pengharapan

akan kasih sayang meyakini bahwa ia diurus dan disayangi. Dukungan

sosial mengacu pada kesenangan yang dirasakan, mempunyai harapan

yang bisa terkabul, penghargaan akan kepedulian, atau membantu

seseorang menerima orang atau kelompok lain (Mary B, 2009).

Hal senada juga diungkapkan Efendi, F. & Makhfudli (2009)

mengatakan perubahan sikap penderita diabetes mellitus dalam

pengobatan ditandai dengan perubahan kepatuhan berobat,

mengabaikan anjuran dokter, minum obat sembarangan, dan melanggar

diet. Perlu diwaspadai jika terdapat kekambuhan berulang terhadap

pengobatan penyakit kronis yang dideritanya meski terapi sudah

optimal, motivasi dan tingkat partisipasi yang rendah, kehilangan minat

terhadap aktivitas yang disukai, gangguan tidur, selera makan menurun,

perubahan sifat dan perilaku.

b. Motivasi dalam Memberikan Dukungan ke Penderita

Motivasi memiliki peranan yang penting dalam pembentukan

perilaku, termasuk perilaku untuk menjalani tritmen. Hal ini dapat

dijelaskan bahwa motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan

Page 117: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

104

seseorang menyadari kebutuhan yang mendorongnya melakukan

suatu kegiatan (Andi dan Djendoko,2007). Kondisi tersebut dapat

bersifat intrinsik yang disebut dengan motivasi intrinsik dan dapat

bersifat ekstrinsik yang disebut dengan motivasi ekskrinsik Motivasi

instrinsik merupakan motif yang berasal dari dalam diri individu yang

berupa kebutuhan-kebutuhan fisiologis, misalnya dorongan untuk

makan, minum dan bernafas serta kebutuahan-kebutuhan umum

misalnya dorongan kasih sayang, ingin tahu dan berusaha. Motivasi

ekstrinsik merupakan motif yang berasal dari luar individu terutama

secara sosial, misalnya dorongan ingin merasa diterima, dihargai dan

merasa aman (Setiadi,2008).

Berdasarkan hasil wawancara empat partisipan, partisipan satu

hingga partisipan empat mengatakan bahwa motivasi spritual adalah

yang dibutuhkan bagi penderita, dan partisipan satu hingga empat juga

menyatakan bahwa memahami penderita juga sangat diperlukan supaya

penderita semangat dalam berobat. Sehingga dalam hal ini seluruh

partisipan mempunyai pandangan yang sama.

Hasil penelitian Yanti Ariyani (2011) menyimpulkan perhatian

ke penderita mempunyai semangat dalam berobat, memiliki harapan

bahwa kehadirannya sangat diperlukan keluarganya, partisipan

mengarahkan keluarganya untuk lebih memberi motivasi spiritual ke

keluarganya yang sakit dengan harapan bahwa sakitnya adalah ujian

yang harus dilewati dengan ikhlas, dikarenakan oleh keluarga

Page 118: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

105

mempunyai semangat dan yakin terhadap Tuhan mereka, sehingga

penderita mampu mengontrol ketidak stabilan psikisnya, status mental

dan persepsi terhadap yang terjadi pada dirinya adalah yang terbaik

untuknya

c. Dampak Adanya Dukungan Keluarga

Keluarga memiliki pengaruh yang penting sekali terhadap

pembentukan identitas seorang individu dan perasaan harga diri.

Keluarga memainkan suatu peran yang bersifat mendukung selama

masa penyembuhan dan pemulihan pasien. Apabila dukungan semacam

ini tidak ada, maka keberhasilan penyembuhan/pemulihan (rehabilitasi)

sangat berkurang (Friedman, Bowden&Jones, 2010). Dampak positif

dari dukungan keluarga adalah meningkatkan penyesuaian diri

seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan.

Berdasarkan hasil wawancara keempat partisipan menyatakan

penderita menjadi semangat sembuh, dan hal tersebut diungkapkan

sama dari partisipan satu hingga empat. Dalam hal ini keempat

partisipan memiliki pandangan yang sama

Hal ini juga dibuktikan oleh Yusra (2010) yang menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang kuat dan bermakna antara dukungan

keluarga dengan kualitas hidup pasien DM, sehingga penderita

memiliki motivasi dirinya untuk sehat.

Page 119: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

106

d. Yang Diharapkan Dengan Adanya Dukungan Keluarga

Soegondo (2006) berpendapat bahwa keluarga mempunyai

pengaruh kepada sikap dan kebutuhan belajar bagi penderita

DM dengan cara menolak atau memberikan dukungan baik secara

fisik, psikologis, emosional, dan sosial. Pasien DM akan memiliki

sikap lebih positif untuk mempelajarii DM apabila keluarga

memberikan dukungan dan berpartisipasi dalam pendidikan

kesehatan mengenai DM.

Berdasarkan hasil wawancara ke empat partisipan di

dapatkan tiga partisipan yang menyatakan bahwa penderita ingin

diperhatikan, dan partisipan satu hingga empat menyatakan penderita

tidak ingin sakitnya menjadi beban keluarga.

Dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh seseorang yang

menderita suatau penyakit, misalnya diabetes mellitus. Dukungan

sosial keluarga juga dibutuhkan oleh penderita suatu penyakit yang

membutuhkan pengobatan yang lama, sehingga perhatian yang

utama adalah berasal dari keluarga itu sendiri (Setiadi, 2008).

Dukungan sosial pada individu dapat diperoleh dari anggota

keluarga, baik saudara kandung atau keluarga besar, teman dan

tetangga, hal ini dapat berupa perhatian sebagai upaya positif

kesembuhan maupun sebagai penyemangat agar penderita merasa

berharga akan kehidupannya sekarang (Setiadi, 2008).

Page 120: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

107

e. Optimisme Penderita Sembuh

Dalam hal optimisme dukungan sosial keluarga sebagai suatu

keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari anggota-

anggota keluarganya. Dengan demikian individu menjadi tahu

bahwa keluarga memperhatikan, menghargai, dan mencintai dirinya

(Alwisol, 2012)

Pada wawancara dengan keempat partisipan mengatakan perhatian

dari keluarga penderita meningkatkan penderita optimis sembuh. Hal

ini diutarakan keempat partisipan dengan persamaan pandangan

Seperti hal yang diungkapkan Soegondo (2009) dukungan sosial

keluarga mempengaruhi kondisi psikologis dan kesehatan orang yang

menderita suatu penyakit, termasuk juga penderita diabetes mellitus.

Bila orang yang menderita suatu penyakit mendapat dukungan sosial

keluarga yang tinggi untuk berobat maka akan timbul optimisme

penderita diabetes mellitus untuk mejalani rangkaian penyembuhan

kesehatan.

5.4.1 Dukungan Informasi

5.4.1.1 Memilih Informasi yang Tepat

a. Bentuk Informasi dan Asal Keluarga Mendapatkan

Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal

dan atau nonverbal,bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan

oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan

Page 121: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

108

mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak

penerima ( Smet, 2009).

Berdasarkan wawancara dari keempat partisipan didapatkan

bahwa semua partisipan telah mendapat informasi berupa

penyuluhan, penyuluhan didapat dari pelayanan kesehatan,

keluarga juga mencari informasi melalui media internet dengan

cara browsing, Dari partisipan satu hingga empat mempunyai

pendapat yang sama dengan begitu keempat partisipan mempunyai

pandangan yang sama.

Penyuluhan mengenai edukasi penderita DM adalah upaya

pencegahan terhadap komplikasi yang terjadi akibat penyakit DM.

Edukasi merupakan salah satu bentuk dukungan informasi, dalam

hal ini partisipan mengatakan bahwa informasi paling sering

didapatkan melalui penyuluhan pada saat kegiatan lansia, dan

setiap kali ada informasi keluarga yang selalu menyampaikan

informasi tersebut, hal ini keluarga juga merupakan penyebar

informasi yang dapat diwujudkan dengan pemberian dukungan

semangat,dimana dalam penelitian ini partisipan juga

mengungkapkan keluarga seperti anak, istri, orang tua maupun

orang terdekat memberi nasehat serta memberi pengawasan

terhadap pola kegiatan sehari-hari. Keluarga berfungsi sebagai

sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang

dunia, menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi

Page 122: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

109

yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Informasi

itu bisa didpat melalui jaringan internet. Manfaat dari dukungan ini

adalah dapat menekan munculnya suatu stressor apabila penderita

atau keluarga yang sakit merasa tidak akan sembuh dari sakitnya,

karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi

sugesti yang khusus pada individu (Harmoko, 2012).

Dengan memberikan pendidikan kesehatan dapat

meningkatkan pengetahuan penderita. Pengetahuan merupakan

hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai enam tahapan yaitu: tahu,

memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian kembali. Untuk

dapat menjalani perilaku yang diinginkan seseorang harus

melampui semua tahap tersebut. Enam tahap tersebut merupakan

suatu proses yang memerlukan waktu, dan lama proses tersebut

tidak sama untuk setiap orang (Sugondo, 2008)

b. Penderita Enggan Berobat Merasa Tidak Sembuh Dari Sakitnya

Bahwa dukungan sosial adalah informasi dan umpan balik

dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan

diperhatikan, dihargai, dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan

komunikasi dan kewajiban yang timbal balik (Saifudin, 2010)

Page 123: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

110

Hasil wawancara dari empat partisipan mengatakan bahwa

untuk memberi nasehat adalah hal yang dilakukan keluarga apabila

penderita enggan berobat karena putus asa pengobatan atau merasa

tidak sembuh, hal ini keluarga memberikan masukan dan

pengertian supaya anggota keluarganya bisa tertolong dari

komplikasi, Hal yang dilakukan keluarga yang dilakukan partisipan

satu hingga empat adalah meminta bantuan orang yang dituakan

supaya penderita bisaterbujuk unuk memeriksakan sakitnya. Dalam

Hal ini keempat partisipan memiliki kesamaan pandangan.

Dalam hal meminta pertimbangan dengan orang yang di

hormati menurut Zahtamal, Suyanto&Restuastuti (2007)

mengatakan bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan

oleh orang-orang yang akrab atau orang yang dituakan atau

dihormati dengan individu di dalam lingkungan sosialnya atau

berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan

emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan secara

emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau

kesan yang menyenangkan pada dirinya.

Dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh seseorang yang

menderita suatau penyakit, misalnya diabetes mellitus. Dukungan

sosial keluarga juga dibutuhkan oleh penderita suatu penyakit yang

membutuhkan pengobatan yang lama, sehingga perhatian dan

Page 124: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

111

masukan-masukan yang dapat membangkitkan semangat bagi

keluarganya dan yang utama adalah berasal dari keluarga itu

sendiri (Setiadi, 2008).

c.. Cara Keluarga Menyampaikan Informasi ke Penderita

Ada berbagai skema untuk mengelola dan memberikan

prioritas dari berbagai infromasi yang harus diajarkan kepada

diabetesi. Di samping itu banyak pelayanan kesehatan yang

mencatat dan mengevaluasi hasil pengajaran tentang diabetes.

Pendekatan umum untuk mengelola pendidikan diabetes adalah

dengan membagi informasi dan keterampilan menjadi dua tipe

utama yaitu keterampilan serta informasi yang bersifat dasar

(basic), awal (initial) atau bertahan (survival) dan pendidikan

tingkat lanjut (advanced or continuing education) (Garnadi, 2012)

Berdasarkan wawancara dari keempat partisipan

menyatakan bahwa partisipan satu dan dua menyatakan bahwa

informasi yang didapat haruslah tepat yang akan diberikan ke

keluarganya yang sakit hal ini dikarenakan terkadang informasi

yang tidak sesuai dengan yang diperlukan justru akan

menyebabkan pemahaman yang keliru dan justru menyebabkan

beban fikiran (Saifudin,2010).

Hasil wawancara dari keempat partisipan memiliki

kesamaan pandangan, dalam hal memilih informasi yang tepat

adapun aspek-aspeknya meliputi nasehat, usulan, saran, petunjuk

Page 125: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

112

dan pemberian informasi. Dukungan informasi adalah dukungan

berupa pemberian informasi yang dibutuhkan oleh individu

(Hanifah, 2011).

5.5.1 Dukungan Emosional

5.5.1.1 Koping Penderita DM

a.Hal Yang Dilakukan Keluarga Agar Penderita Tidak Stress

Penderita diabetes mellitus akan mengalami kendala

terhadap dirinya sendiri yang setiap saat akan merasa putus asa

dan takut karena penyakit tidak dapat disembuhkan, sehingga

dalam hal ini diperlukan peran keluarga yang memberikan

dukungan emosoinal sebagai tempat pasien mengatakan isi

hatinya, apa yang dia rasakan dan keluarga memberikan

dukungan bahwa pasien harus percaya akan dapat membaik,

dengan tipe mekanisme dukungan emosionalnya, dimana dengan

memberikan dukungan emosional dapat memberikan parasaan

bahwa kita dicintai oleh orang lain sehingga tidak ada merasa

rendah diri maupun stress, sehingga dukungan tersebut dapat

mengembangkan hubungan personal yang relatif (Adib, 2011).

Hasil wawancara dengan empat partisipan mengatakan

dengan motivasi spritual maka akan mengurangi penderita

berfikiran negatif ataupun strezz, dalam hal ini partisipan satu

hingga empat memiliki pandangan yang sama.

Page 126: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

113

Partisipan mengarahkan keluarganya untuk lebih memberi

motivasi spiritual ke keluarganya yang sakit dengan harapan

bahwa sakitnya adalah ujian yang harus dilewati dengan ikhlas.

Menurut penelitian ya dikarenakan oleh keluarga mempunyai

semangat dan yakin terhadap Tuhan mereka, sehingga penderita

mampu mengontrol ketidak stabilan psikisnya, status mental dan

persepsi terhadap yang terjadi pada dirinya adalah yang terbaik

untuknya dan bahwa beranggapan bahwa sakitnya adalah cara

untuk menghapus dosa-dosa yang telah diperbuat (Yanti Ariyani,

2011).

b. Perubahan Psikis Penderita Pada Saat Menderita

Menurut Hensarling (2009). Penyandang diabetes mellitus

merasa hidupnya terganggu atau tertekan. Penderita merasa

dicabut kebebasannya akibat banyaknya larangan dan keharusan

yang menyangkut kehidupan sehari-harinya sebagai penyandang

diabetes mellitus dapat mengakibatkannya menjadi stres dan

munurunkan motivasinya untuk menjalani tritmen. Penderita

diabetes mellitus tidak dapat lagi makan makanan sesukanya

kalau lingkungannya kurang mendukung. Keluarga selalu

mengawasi makanannya, olahraganya, kadar gula darahnya. Jadi

rasanya tidak nyaman. Dokter dan perawat, teman dan terutama

keluarga sering manjadi target kemarahan karena dianggap selalu

memberi perintah dan larangan. Sebagian penderita merasa

Page 127: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

114

frustrasi dan menyerah dengan kadar gula darah yang tetap saja

tinggi, walaupun rasanya sudah berusaha mengendalikannya

dengan menjalani tritmen secara teratur. Hampir setiap pasien

mengalami rasa cemas terhadap semua yang berhubungan dengan

diabetes mellitusnya.

Hasil wawancara keempat partisipan menyatakan bahwa

perubahan psikis yang nampak pada penderita adalah mudah

sensitiy, dari partisipan 1 Hingga partisipan 4 Mengatakan hal

yang serupa sehingga total sampel pada hal ini memiliki

kesamaan pandangan.

Hal ini juga disampaikan Alwisol (2012) menyatakan

Diabetes adalah gangguan psikosomatik seumur hidup, faktor

psikologis berperan penting terhadap terjadinya, perkembangan,

khasiat dan prognosis penyakit. Suasana hati seperti cemas,

frustrasi, depresi, mudah marah bisa memperburuk diabetes

sehingga menyebabkan berbagai komplikasi. Dan diabetes juga

dapat memperparah gangguan psikologis, interaksi antara

keduanya, membentuk sirkulasi buruk.

c. Bentuk Kesiapan Keluarga Bila Penderita Sulit Mengendalikan

Perasaan

Kesulitan-kesulitan dalam mengubah gaya hidup, dapat

melahirkan perilaku-perilaku yang tidak direncanakan. Perubahan

sikap penderita diabetesmellitus dalam pengobatan ditandai

Page 128: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

115

dengan perubahan kepatuhan berobat, mengabaikan anjuran

dokter, minum obat sembarangan, dan melanggar diet. Perlu

diwaspadai jika terdapat kekambuhan berulang terhadap

pengobatan penyakit kronis yang dideritanya meski terapi sudah

optimal, motivasi dan tingkat partisipasi yang rendah, kehilangan

minat terhadap aktivitas yang disukai, gangguan tidur, selera

makan menurun, perubahan sifat dan perilaku (Dharmono, 2008).

Hasil wawancara keempat partisipan menyatakan bahwa

dalam menghadapi resiko penderita yang mengalami perubahan

sifat dan sikap keluarga memberikan pengertian, dan dalam

bentuk kesiapan bila nanti penderita sulit mengendalikan adalah

dengan menguatkan penderita.

Penderita yang tidak mau menerima kenyataan sebagai

penyandang diabetes sering bertindak seperti diluar biasanya

dengan alasan yang sama. Cara mengatasi hal ini adalah dengan

mengubah rasa tidak berdaya tersebut menjadi rasa percaya diri

(Alwisol,2012) . Perilaku-perilaku tersebut dapat menyebabkan

kontrol gula darah dapat memburuk. Kontrol yang memburuk

memperparah penyakit diabetes mellitus. Kesulitan-kesulitan

tersebut dapat berkonsekuensi menurunnya motivasi untuk

melakukan perawatan kesehatan DM .

Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga yang penuh

pengertian dan kooperatif dengan pihak perawatan dan

Page 129: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

116

memberikan dorongan moril penuh kepada penderita, akan

banyak membantu dalam penatalaksanaan penderita dengan tipe

mekanisme dukungan emosionalnya diharap keluarga bisa

menjadi menjadi pusat pengendali dimana dengan memberikan

dukungan emosional dapat memberikan parasaan bahwa kita

dicintai, menguatkan satu sama lain oleh orang lain sehingga

tidak ada merasa rendah iri maupun stress sehingga dukungan

tersebut dapat mengembangkan hubungan personal yang relatif

(Friedman, Bowden&Jones).

Page 130: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

117

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Persepsi keluarga mengenai Diabetes Mellitus didapatkan tema

pengetahuan keluarga mengenai Definisi, Tanda Gejala dan Riwayat

penyakit

2. Komponen empat pilar didapat tema manajemen terapi DM pada lansia

penderita diabetes mellitus di desa Pucangan Kartasura masih terkendala

pada menerapkan 3J hal ini disebabkan keluarga beranggapan bahwa

orang sakit masih memerlukan asupan makanan yang enak sehingga

keluarga masih menghidangkan makanan yang seharusnya perlu dibatasi.

3. Dukungan nyata didapat tema upaya keluarga dalam menjaga kesehatan

penderita hal tersebut telah diberikan keluarga dalam bentuk bantuan

finansial dan material (instrumental support material support)

4. Dukungan pengharapan didapat tema respon psikologi penderita hal ini

dikarenakan orientasi subjek memperlihatkan bahwa keluarga berupaya

memberi kasih sayang supaya penderita tidak merasakan sendiri dan

psikologis penderita tidak mengalami gangguan.

5. Dukungan informasi didapat tema memilih ketepatan informasi dalam hal

ini keluarga berusaha mencari informasi yang tepat untuk disampaikan ke

anggota keluarganya yang sakit.

Page 131: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

118

6. Dukungan emosional didapat tema koping penderita DM. Keluarga

berusaha memberikan penguatan berupa motivasi spritual sehingga dapat

mengembangkan hubungan personal dan pemikiran positif penderita.

6.2 Saran

1. Peran keluarga sangat penting dalam memberi dukungan keluarga,

diharapkan bagi keluarga agar memberi dukungan ke keluarganya yang

sakit dengan penuh kesabaran dan memberi perhatian yang khusus dengan

adanya dukungan sangat membantu, untuk meningkatkan keyakinan akan

kemampuan penderita untuk bisa mandiri dalam merawat diri.

2. Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan hendaknya bisa mengembangkan

ilmu komunitas keluarga sehingga dalam hal memberi dukungan sosial

keluarga, sudah mengetahui hal yang akan dilakukan langsung ke lahan

komunitas

3. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat melanjutkan penelitian ini mengenai

hubungan perubahan psikis terhadap adanya dukungan keluarga ataupun

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penderita

Diabetes Mellitus.

Page 132: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

119

4. Bagi Kader lansia hendaknya senantiasa meningkatkan pengetahuan

mengenai dukungan keluarga, sehingga kader lansia mampu memberikan

motivasi keluarga untuk kesembuhan penderita.

Page 133: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y & Rachmawati, I.N. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam

Riset Keperawatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Adib, M. 2011. Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit Mematikan yang Paling

Sering Menyerang Kita. Jogjakarta: Buku Biru

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Almatsier, Sunita.( 2007). Penuntun Diet Penderita DM. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama

Alwisol. (2012). Psikologi Kepribadian. Malang: Ummi Press

Bungin, B. (2008). Penelitian Kualitatif: Kominikasi, Ekonomi. Kebijakan Politik

dan Ilmu Sosial. Jakarta: Prenada Media Group

Chong, D & Almanshur, F. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

AR-Ruzz Media

Corwin, E.J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Creswell, J.W (2010). Research Desaign Kuantitatif, Kualitatif and mixed.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Digiulio, Mary Jackson, Dona & Keogh, Jim. (2014). Keperawatan Medikal

Bedah. Edisi 1. Yogyakarta: Rapha Publising

Effendy, F & Mahmudi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta:

Salemba Medika

Elmon S, Monika Vendousa & Kreviuk Wagendeght. (2010). Diabetes and

kardiovaskular risk adults, Norwege: Assay the ranco bernado study

.

Fox, C & Kilvert, A. (2010). Bersahabat dengan Diabetes Tipe 2. Jakarta: Niaga

Swadaya

Friedman, M.M Bowden, V R. & Jones, E.G. (2010). Buku Ajar Keperawatan

Keluarga. Edisi 5. Jakarta: EGC

Fuad, A & Nugroho, K.S. (2014). Panduan Praktis Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Garnadi, Y. (2012). Hidup Nyaman dengan Diabetes Melitus. Jakarta: Agromedia

Pustaka

Page 134: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

Haida, N. dan Atoilah, M I.(2015).Hubungan Empat Pilar Pengendalian DM

Tipe2 Dengan Rerata Gula Darah.UNAIR:Surabaya:JATIM.

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hensarling, J. (2009). Development and Psychometric Testing of Hensarling’s

Diabetes Family Support Scale. Texas: Proquest, UMI Dissertation Publishing

Laurentia Mihardja.(2009).Fakor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula

Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Perkotaan

Indonesia.BPPKes Jakarta

Manaf, A.(2013).Insulin:Mekanisme Sekresi dalam Aspek Metabolisme. Dalam:

Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi IV .Jakarta: FKUI

Moleong, J.L (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya

Mary, B. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC

Maulana, M. (2008). Mengenal Diabetes Melitus: Panduan Praktis Mengenai

Penyakit Kencing Manis. Jogjakarta: Katahati.

Notoatmodjo, S.(2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

.......Perkeni.(2011).Persatuan Endokrin Indonesia.

Prasetyani, A.E. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Kebidanan Holistik.

Yogyakarta: Nuha Medika

Purnomo, D. (2014). Statistik Sosial & Aplikom. Edisi II. Salatiga: Widya Sari

Qurotaeni.(2009).Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terkendalinya Gula

Darah di RS.FATMAWATI Jakarta

Rachmawati. (2005). Manajemen Diabetes Melitus. Jakarta: Salemba Medika

.......Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Litbangkes

Departemen Kesehatan RI

Rita Sari.(2013).Hubungan Penyuluhan dan Psikologi Penderita DM di

RS.Sanglah:Denpasar

Riyadi,S & Sukarmin. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan

Gangguan Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu

Saifudin.(2010). Dukungan Sosial Pada Penyakit Kronis.Jakarta:Tim Egans

Page 135: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA … · i studi fenomenologi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap penderita diabetes mellitus (dm) di posyandu lansia

Sarwono, J. (2014). Metodologi Penelitian Kuaantitatif & Kualitatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Saryono & Dwi anggraini, Mekar. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif dalam bidang kesehatan. Yogyakarta: Alfabeta

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Surabaya: Graha

Ilmu

Shofiyah, S & Kusuma, H (2014). Hubungan Antara Pengetahuan Dan

Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus

(DM) Dalam Penatalaksanaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Srondol

Kecamatan Banyumanik Semarang. Prosding Konferensi Nasional II

PPNI. Jateng

Smet, B.(2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam

Lingkup sosial.Jakarta:PT.Gramedia

Delamater, A.L. (2006). Improving adherence. Clinical Diabetes. Norwegee

Alexandria:Spring

Soegondo, S. (2009). Panduan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Bagi Dokter

dan Edukator Diabetes: Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu.

Jakarta: Balai Pustaka FKUI

Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan

Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC

Sugiyono. (2011).Memahami Penelitian Kuantitatf dan Kualitatif. Bandung:

Alfabeta

Sugondo, S. (2008). Penyuluhan Sebagai Komponen Terapi Diabetes Dan

Penatalaksanaan Terpadu, Editor: Sidartawan Sogondo, Pradana

Suwondo, Iman Subekti, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia Pusat. (2005). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Yusra, A. (2011). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit

Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Tesis: Universitas Indonesia

Zahtamal, Chandra, F., Suyanto, dan Restuastuti, T. 2007. Faktor-Faktor Risiko Pasien

Diabetes Melitus. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 3. Hal. 142-147.