studi evaluasi penerapan etika bisnis pada...
TRANSCRIPT
STUDI EVALUASI PENERAPAN ETIKA BISNIS
PADA BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMRAH
(STUDI KASUS PT. ARMINAREKA PERDANA)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
PRAMANA WIJAYA
NIM: 108046100076
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
ii
iii
v
ABSTRAK
Pramana Wijaya. NIM 108046100076. STUDI EVALUASI PENE-
RAPAN ETIKA BISNIS PADA BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMRAH
(STUDI PADA PT. ARMINAREKA PERDANA). Konsentrasi Perbankan
Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah & Hukum, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435 H/ 2014 M. 49 halaman + 150 halaman
lampiran.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui penerapan etika bisnis Islam pada
biro perjalanan haji dan umrah, karena pada saat ini masih banyak para pelaku
bisnis yang tidak mengetahui etika bisnis yang sesuai dengan etika bisnis Islam.
Pada penelitian ini penulis memilih lokus penelitian di PT. Arminareka Perdana di
Gedung Menara Salemba lantai 5, Jl. Salemba Raya No. 05, Jakarta Pusat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan kuesioner sebanyak 30 responden, di mana
informan atau responden yang dijadikan objek penelitian ini merupakan para
pengguna jasa PT. Arminareka Perdana di wilayah Jakarta. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 30 responden dengan
menanyakan seputar realisasi janji PT. Arminareka Perdana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Arminareka Perdana menepati
seluruh janji yang diberikan kepada konsumen dan telah memenuhi semua
aksioma dasar etika bisnis Islam.
Kata kunci: etika bisnis, biro perjalanan haji dan umrah
Pembimbing : Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, MA
Daftar pustaka : Tahun 1994 s.d. Tahun 2013
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT atas berjuta-juta barakah yang selalu
diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan
salah satu syarat dalam menempuh studi S- untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi
Muamalat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari karya ini tidak terlepas dari bantuan dan doa dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya atas bantuan dan doa kepada:
1. Ibu dan ayah penulis, ayahanda Maman Margasyah dan ibunda Indra
Widayati yang selalu mendoakan, mendukung, dan membantu.
2. H. JM. Muslimin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Jakarta.
3. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat, Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta.
4. Bapak Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, M.A. selaku dosen pembimbing
yang dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat
membantu penulis.
5. Ibu Dr. Siti Hamidah Rustiana , SE. AK, M.Si. selaku penguji atas
masukan yang bermanfaat.
6. Bapak Djaka Badranaya, ME selaku penguji atas saran yang membantu
penyelesaian skripsi ini.
7. Teman-teman perbankan syariah angkatan 2008.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu selesainya skripsi ini.
Selanjutnya dengan senang hati penulis menerima segala kritik dan saran
yang bersifat membangun dalam hubungannya dengan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
vii
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 12 Januari 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………………ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN …………………………………..iii
ABSTRAK............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR........................................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah................................................................. 7
D. Rumusan Masalah..................................................................... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 8
F. Metode Penelitian...................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan.............................................................. 11
BAB II HAJI, UMRAH, DAN ETIKA BISNIS ISLAM
A. Haji dan Umrah....................................................................... 13
1. Pengertian Haji dan Umrah............................................... 13
2. Landasan Hukum Haji dan Umrah.................................... 14
3. Macam Haji....................................................................... 17
B. Etika Bisnis............................................................................. 17
1. Pengertian Etika Bisnis Islam........................................... 17
2. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam...................................... 22
C. Aksioma Dasar Etika Bisnis Islam.......................................... 24
D. Kerangka Pemikiran................................................................ 29
E. Review Studi Terdahulu.......................................................... 29
BAB III PROFIL USAHA PT. ARMINAREKA PERDANA
A. Sejarah PT. Arminareka Perdana............................................ 32
ix
B. Visi dan Misi PT. Arminareka Perdana.................................. 32
C. Struktur Organisasi PT. Arminareka Perdana......................... 32
D. Status Hukum PT. Arminareka Perdana................................. 33
BAB IV EVALUASI PENERAPAN ETIKA BISNIS PADA BIRO
PERJALANAN HAJI DAN UMRAH PT. ARMINAREKA
PERDANA
A. Strategi Pemasaran dan Janji PT. Arminareka Perdana.......... 35
B. Respons Konsumen PT. Arminareka Perdana Terhadap Janji
PT. Arminareka Perdana......................................................... 43
C. Analisis Perbandingan Strategi Pemasaran dan Janji Biro
Perjalanan Haji dan Umrah dengan Konsumen PT. Arminareka
Perdana.................................................................................... 49
D. Analisis Kesesuaian dengan Etika Bisnis dalam Islam........... 53
E. Keterbatasan Penelitian........................................................... 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 56
B. Saran........................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bisnis secara literal dapat diartikan sebagai suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orang lain.1 Secara
etimologis, bisnis berarti keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.2 Bisnis biasanya berkaitan
erat dengan kegiatan marketing dan perdagangan. Dalam hal perdagangan, para
ekonom Barat berpendapat bahwa prinsip ekonomi perdagangan adalah
pengorbanan yang sekecil-kecilnya dengan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Islam sendiri mengatur dengan jelas permasalahan bisnis dengan jelas. Hal
ini dicontohkan langsung melalui Nabi yang bekerja sebagai pebisnis. Umumnya
bisnis tidak bisa dicampur adukkan dengan kegiatan agama. Kegiatan bisnis yang
mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya berbanding terbalik dengan
kegiatan agama yang mengutamakan kesejahteraan bersama. Pada dasarnya orang
Islam berbisnis adalah salah satu tindakan jihad, seperti yang diungkapkan oleh
K.H. Abdullah Gymnastiar atau yang biasa kita kenal sebagai Aa Gym.
Banyak yang berpendapat bahwa bisnis tidak dapat berjalan bersama
dengan agama. Hal ini tentu dapat dibantah karena Islam sendiri sudah membuat
kriteria berbisnis yang Islami. Pebisnis Islam harus memiliki sifat siddiq (benar),
1Buchari Alma, Dasar-DasarEtikaBisnisIslami, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), hlm. 90
2 Wikipedia, Bisnis. http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis. Diunduh pada 6 November 2013
2
amanah (terpercaya), tabligh (menyampaikan), fathanah (cerdas), dan syaja’ah
(berani). Namun dalam berbisnis seseorang yang tingkat religiusnya tinggi pun
bisa terperosok dalam jerat “dosa bisnis”.3 Hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman seorang muslim dalam hal berbisnis. Seorang Muslim bisa saja
memiliki tingkat religius yang tinggi ditandai dengan ibadah shalat lima waktu
yang tak pernah ditinggalkan, shalat malam dan duha yang selalu dijalani, hapalan
Alquran, dan lain-lain. Tetapi pada saat menjalankan bisnis, muslim tersebut
menggunakan prinsip pengorbanan sekecil mungkin untuk untung sebesar
mungkin. Biasanya hal-hal yang dilakukan adalah mengurangi kualitas barang
yang dijual, tujuannya agar menekan biaya untuk menghasilkan profit yang besar.
Dalam beberapa hal, etika bisnis seperti itu mungkin saja dilakukan
dengan syarat pebisnis harus menyampaikan kelebihan dan kekurangan barang
yang ditawarkan. Seperti menawarkan mobil dengan harga yang murah, penjual
harus memberitahu kekurangan dari mobil yang ditawarkan yang menyebabkan
harga jualnya rendah di samping memberitahukan kelebihan-kelebihan yang
didapatkan. Namun hal ini tidak bisa digunakan dalam bisnis yang berhubungan
dengan ibadah, karena selain dapat mengurangi kenyamanan dalam beribadah hal
ini berpotensi mengurangi nilai kekhusyukan dalam beribadah.
Seperti halnya kasus haji yang terjadi pada tahun 2012 Laporan
Pengawasan Haji Komisi VIII DPR menemukan bahwa terjadi pemadatan jamaah
di pemondokan. Hal ini juga diperkuat temuan Itjen Kemenag sendiri dalam
laporannya. Selain itu, fasilitas dasar jamaah sangat minimalis, lift tidak bekerja,
3 Buchari Alma. loc. Cit., hlm.29
3
air tidak memadai, tidak semua menyediakan AC, bahkan air minum juga tidak
terjamin. Dengan jumlah jamaah haji 200-250 ribu setahun seharusnya
pemerintah bisa mengusahakan pemondokan yang paling baik.4 Selain itu,
menurut laporan evaluasi penyelenggaraan haji tahun 2013 dalam
penyelenggaraan haji masih terdapat masalah yaitu pemondokan di Makkah
belum memenuhi standar kelayakan; Pelayanan katering dalam hal
pendistribusian masih tidak tepat waktu dan menu yang monoton; Pelayanan
transportasi belum dapat menjangkau pemondokan .5 Hal-hal seperti ini pasti
akan sangat mengganggu bagi para jamaah.
Bertolak belakang dengan apa yang didapatkan para jamaah haji, para
pebisnis travel haji dan umrah justru memperoleh profit yang luar biasa besar.
Seperti yang dialami oleh Hamimzar lewat label perusahaan PT. Pandi Kencana
Murni saat ini, omzetnya sudah mencapai Rp100 miliar per tahun dan laba Rp 5
miliar per tahun dengan jumlah karyawan 95 orang.6
Jika melihat pada kasus di atas, hal ini sangat bertolak belakang dengan
prinsip berbisnis yang dicontohkan oleh Nabi. Kasus seperti inilah yang sering
terjadi di dunia bisnis. Nabi sendiri memiliki doa saat memasuki pasar “Lâ ilâha
illallâh, wahdahû lâ syarîka lah, lahul mulku walahul hamdu yuhyî wa yumît, wa
huwa hayyun lâ yamût, biyadihil khayr, wa huwa 'alâ kulli syay’in qadîr”, yang
4 Republika, Pelayanan Haji Masih Mengecewakan, http://www.republika.co.id/berita/
dunia-islam/umrah-haji/12/02/01/lyp6ki-pelayanan-haji-masih-mengecewakan. Diunduh pada 6 November 2013
5 Kementrian Agama RI, LAPORAN EVALUASI PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN
1434H/2013M, http://haji.kemenag.go.id/v2/publikasi/laporan-pih. Diunduh pada 2 Mei 2014 6 SindoNews, Travel umrah dan haji hasilkan Rp 5 miliar/tahun, http://ekbis.sindonews.
com/read/2013/08/20/36/773390/travel-umrah-dan-haji-hasilkan-rp5-miliar-tahun. Diunduh pada 6 November 2013
4
artinya, “Tiada Ilah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang
Mematikan. Dia-lah Yang Hidup, tidak akan mati. Di tangan-Nya kebaikan. Dia-
lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Doa ini diambil dari Hadis riwayat at-
Tirmidzi. “Barangsiapa masuk pasar lalu ia mengucapkan, “Tidak Ilah kecuali
Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian.
Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dia-lah Yang Hidup, tidak
akan mati. Di tangan-Nya kebaikan. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu, niscaya Allah menuliskan baginya sejuta kebaikan dan menghapuskan
darinya sejuta kejelekan serta mengangkat derajatnya hingga sejuta derajat”."
(HR. At-Tirmidzi, dihasankan al-Albani).
Ada alasan mengapa Nabi sampai menganjurkan kita berdoa ketika masuk
pasar. Alasan tersebut dijelaskan dalam Hadis Nabi yang berbunyi, “Tempat yang
paling baik adalah masjid. Sedangkan tempat yang paling buruk adalah pasar”.
(HR. Ibnu Hibban, No. 1599). Syeikh Syuaib al-Arnauth mengatakan, “Hadis
Hasan”. Bukan tanpa alasan mengapa pasar dianggap tempat paling buruk, karena
di pasar-lah manusia berbuat kecurangan seperti mengurangi timbangan, menjual
barang cacat tanpa sepengetahuan pembeli, berbuat riba, berbohong, dan masih
banyak lagi kecurangan yang lain.
Kejadian yang sama juga bisa terjadi pada bisnis biro perjalan haji dan
umrah. Hal ini bisa terjadi karena tingkat pertumbuhan biro perjalanan haji dan
umrah yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data dari
Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada
5
tahun 2011 saja terdapat 220 biro penyelenggara haji yang resmi terdatar,
meningkat pada tahun 2012 menjadi 249 biro penyelenggara haji, dan bertambah
menjadi 252 biro penyelenggara haji pada tahun 2013. Semakin banyaknya
pemain dalam bisnis perjalan haji dan umrah ini membuat atmosfir persaingan
bisnis semakin panas dan keras. Bukan tidak mungkin para pemain di bisnis ini
menggunakan cara-cara di luar etika bisnis Islam.
Tabel 1.1
Tabel 1.2
6
Tabel 1.3
Bedasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti
lebih lanjut tentang persaingan bisnis di antara perusahaan bisnis biro perjalanan
haji dan umrah dengan judul “Studi Evaluasi Penerapan Etika Bisnis pada
Biro Perjalanan Haji dan Umrah (Studi Kasus PT. Arminreka Perdana)”.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh dari latar belakang masalah, timbul
beberapa masalah yang mungkin muncul, di antaranya:
1. Apakah bisa membisniskan ibadah?
2. Bagaimanakah pebisnis seharusnya bertindak agar sesuai dengan etika
bisnis Islam?
3. Bagaimana strategi pemasaran yang sesuai untuk membisniskan
ibadah?
4. Bagaimana proses pengurusan izin pelaksanaan haji dan umrah?
5. Berapa biaya pokok yang sebetulnya diperlukan bagi biro perjalanan
haji dan umrah?
6. Mengapa jumlah biro perjalanan haji dan umrah meningkat tiap
tahunnya?
7. Mengapa biro perjalanan haji dan umrah mampu meraup untung yang
besar?
8. Bagaimana realisasi janji yang diberikan biro perjalanan haji dan umrah
kepada para konsumen?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi masalah pada
pelaksanaan etika bisnis Islam pada biro perjalanan haji dan umrah dengan fokus
pembahasan masalah pada hal-hal yang dijanjikan dan realisasinya oleh biro
perjalanan haji dan umrah.
8
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis membuat rumusan
masalah, apakah biro perjalanan haji dan umrah PT. Arminareka Perdana sesuai
dengan etika bisnis Islam untuk menepati janji yang diberikan kepada konsumen?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengevaluasi penerapan etika bisnis
pada biro perjalanan haji dan umrah dengan studi yang dilakukan pada PT.
Arminareka Perdana. Adapun faktor yang digunakan untuk melaksanakan studi
evaluasi adalah aksioma dasar etika bisnis Islam antara lain: (1) Persatuan, (2)
Keseimbangan, (3) Kehendak Bebas, (4) Tanggung Jawab, dan (5) Ihsan.
Adapun manfaat teoretis dari penelitian ini adalah:
1. Bermanfaat bagi para peneliti untuk merumuskan batasan-batasan di
biro perjalanan haji dan umrah dalam strategi pemasaran mereka.
2. Bermanfaat untuk meneta pkan poin-poin yang harus dipenuhi untuk
membisniskan ibadah, khususnya ibadah haji dan umrah.
Selain manfaat teoretis, penelitian ini juga memiliki manfaat praktis sebagai
berikut:
1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat hal-hal yang rawan
diselewengkan oleh biro perjalanan haji dan umrah.
2. Memberikan pengetahuan bagi stakeholder untuk memberikan
pengawasan bagi poin-poin berbahaya dalam bisnis perjalanan haji dan
umrah.
9
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk
mengetahui fenomena apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi dan tujuan dari objek penelitian dalam mengambil suatu
keputusan. Dengan cara deskripsi menggunakan kata dan bahasa, hasil penelitian
ini dituangkan menjadi karya tulis ilmiah.
2. Sumber dan kriteria data penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis data primer untuk
mengetahui fenomena apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, dan tujuan dari objek penelitian dalam mengambil suatu
keputusan. Dalam hal ini data primer diperoleh dengan metode wawancara dengan
sumber yang berkaitan dengan pengambil kebijakan strategi pemasaran yang
dilaksanakan biro perjalanan haji dan umrah. Selain itu data primer juga diperoleh
melalui angket kepada pengguna jasa biro perjalanan haji dan umrah.
Data sekunder diperoleh dari bahan-bahan pendukung seperti tulisan-
tulisan dan buku yang membahas tentang haji dan umrah seperti: Etika Bisnis
Dalam Islam (Faisal Badrun), artikel, internet dan lain sebagainya. Langkah
dalam melaksanakan studi kepustakaan ini adalah dengan cara membaca,
mengutip untuk menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggap perlu dalam
memenuhi data dalam penelitian ini.
10
Pengumpulan data akan dilaksanakan dengan cara wawancara, survai dan
studi dokumenter.
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menghimpun data penelitian yang bersifat
non-perilaku. Teknik ini dimaksudkan untuk mengetahui fasilitas yang
diberikan oleh biro perjalanan haji dan umrah kepada konsumennya.
b. Survai
Survai dengan instrument angket digunakan untuk mendapatkan data
dari konsumen pengguna jasa biro perjalanan haji dan umrah.
Tujuannya untuk mengetahui realita fasilitas yang didapatkan selama
melaksanakan ibadah haji dan umrah.
c. Studi dokumenter
Teknik pengumpulan data studi dokumenter digunakan untuk
melengkapi data yang didapat dari teknik wawancara. Data yang
dihimpun melalui teknik studi dokumenter ini adalah data otentik yang
terhimpun dalam dokumentasi biro perjalanan haji dan umrah.
3. Teknik analisa data
Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan menganalisa data dengan
cara mengklasifikasikan atau mengkategorikan data berdasarkan beberapa
tema sesuai fokus penelitiannya. Selanjutnya data dianalisis secara induktif
yang dilakukan dengan ground research.7
7 Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group,2010), hlm.173
11
4. Subjek-objek penelitian
Dalam penelitian kali ini, peneliti menjadikan konsumen biro perjalanan
haji dan umrah sebagai objek penelitian. Jumlah konsumen yang dijadikan
sampel penelitian berjumlah 30 orang konsumen. Penarikan sampel dari objek
penelitian akan menggunakan teknik penarikan sampel secara snowball
sampling yang menggunakan 30 sampel dari seluruh data yang diperoleh.
5. Teknik penulisan
Teknik penulisan dalam pembuatan skripsi ini menggunakan "Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta".
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas beberapa bab yang
kesemuanya merupakan satu rangkaian terintegerasi dan saling mendukung secara
utuh. Adapun bab-bab dengan pokok pembahasannya adalah sebagai berikut: Bab
Pertama merupakan Pendahuluan. Bab ini terdiri atas: latar berlakang masalah,
identifikasi, pembatasan, dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab kedua menyajikan landasan teori. Dalam bab ini berisi tentang
pengertian haji dan umrah, landasan hukum haji dan umrah, pengertian etika
bisnis, landasan hukum etika bisnis dalam Islam, aksioma dasar etika bisnis,
kerangka pemikiran, review kajian terdahulu, serta hipotesis.
12
Bab ketiga, menampilkan profil usaha PT. Arminareka Perdana. Pada bab
ini membahas tentang profil perusahaan PT. Arminareka Perdana, mulai dari
sejarah berdiri, visi dan misi, struktur organisasi, hingga status hukum PT.
Arminareka Perdana.
Bab keempat menguraikan evaluasi penerapan etika bisnis pada biro
perjalanan haji dan umrah PT. Arminareka Perdana. Pada bab ini dijelaskan
mengenai strategi pemasaran biro perjalanan haji dan umrah, menganalisis
dampak dan hasil dari strategi pemasaran yang diterapkan, dan menyesuaikan
strategi bisnis yang diterapkan dengan etika bisnis dalam Islam. Membahas
tentang hasil penelitian yang didapat dan keterbatasan-keterbatasan hasil yang
diperoleh penelitian ini.
Laporan ini diakhiri dengan bab kelima sebagai penutup. Pada bab ini
berisikan tentang kesimpulan dari penambahan dan uraian yang telah penulis
jelaskan dan saran dari penulis kepada biro perjalanan haji dan umrah. []
13
BAB II
HAJI, UMRAH, DAN ETIKA BISNIS ISLAM
A. Haji dan Umrah
1. Pengertian Haji dan Umrah
Pengertian haji dan umrah sudah banyak dibahas di berbagai literatur.
Sudah banyak pula ahli yang membahas soal pengertian haji dan umrah. Menurut
Departemen Agama RI, haji ialah berkunjung ke Baitullah (kakbah) untuk
melakukan beberapa amalan antara lain: wukuf, tawaf, sa’i, dan amalan lainnya
pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharapkan
ridha-Nya.8 Kemudian menurut Ali Shariati, haji adalah sebuah contoh simbolis
dari filsafat penciptaan Adam.9 Pengertian haji secara terminologi menurut
beberapa ahli sebagai berikut:
a. Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia menyebutkan dalam
bukunya bahwa haji ialah menuju ke Ka’bah untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tertentu. Dengan kata lain haji adalah
mengunjungi suatu tempat tertentu dengan melakukan pekerjaan
tertentu.10
8 Departemen Agama RI, BIMBINGAN MANASIK HAJI (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006),
hlm. 10 9 Ali Shariati, HAJI (Bandung: Penerbit Pustaka, 2002), hlm 1
10 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, hlm. 277
14
b. Aburrahman al-Zaziri juga berpendapat bahwa haji adalah amalan-
amalan tertentu dan cara tertentu pula.11
c. M. Bagir Al-hasby menyebutkan bahwa haji adalah mengunjungi
Ka’bah dan sekitarnya di kota Makkah untuk mengerjakan ibadah
thawaf, sai, wukuf di Arafah dan sebagainya, semata-mata demi
melaksanakan perintah Allah dan meraih keridhaan-Nya.12
Tidak hanya haji yang mempunyai banyak penjelasan tentangnya, umrah
pun banyak ahli yang memberikan pendapat tentang pengertiannya. Departemen
Agama RI menjelaskan umrah sebagai berkunjung ke Baitullah untuk melakukan
tawaf, sa’i dan bercukur demi mengharap ridha Allah.13
Secara etimologi sendiri
umrah diartikan sebagai ziarah dalam pengertian yang bersifat umum, sedangkan
secara terminologis adalah berziarah ke Baitullah dalam pengertian khusus.14
2. Landasan Hukum Haji dan Umrah
Ibadah haji merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim yang mampu.
Haji sendiri termasuk ke dalam rukun Islam yang ke-5 yang berbunyi “pergi haji
jika mampu”, dalam Al-Qur’an sendiri haji terdapat pada surah ke-22 ayat 27:
“Dan serulah manusia untuk melakukan Haji. Mereka akan datang
kepadamu dengan bertelanjang-kaki atau dengan menunggang unta yang
sudah lemah dan mereka akan datang kepadamu dari setiap padang pasir
11
Abdurrahman al-Zaziri, Fiqh Empat Mahzab Bagian Ibadah (Puasa, Zakat, Haji, Kurban), hlm. 177
12 M. Bagir Al-hasby, Fiqh Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), hlm. 377
13 Departemen Agama RI, loc. Cit.
14 Muhammad Jawad Mughniyah, FIQIH 5 MAZHAB (Jakarta: Lentera, 2008), hlm. 217
15
yang jauh letaknya.”
Selain pada surah Al-Hajj, perintah haji juga terdapat pada surah Ali-Imran ayat
97:
“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim.
Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara)
kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke
Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke
sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”
Menurut mayoritas ulama mahzab kecuali Malik berpendapat bahwa
Rahilah adalah kata (ungkapan) simbolik dari ongkos peralanan, dan pergi ke
Mekah, pulang pergi ke negaranya. Kata zad (bekal) adalah kebutuhan yang
berupa harta untuk pergi, makan, minum, sewa tempat, dan uang untuk mengurus
paspor, dan sebagainya dari beberapa hal yang dibutuhkan pada keadaan dan
kondisi tersebut, dengan syarat semuanya itu melebihi hutang-hutangnya dan
kebutuhan-kebutuhan keluarganya, serta kebutuhan-kebutuhan yang sangat
mendesak dari sumber mata pencahariannya, seperti bumi untuk pertanian, dan
alat-alat kerja bagi pekerja, dan modal untuk perdagangan. Bersama dengan itu
juga harus ada rasa aman baik untuk dirinya, hartanya maupun untuk
kehormatannya.15
15
Ibid., hlm.206
16
Menurut Ali Shariati, sebelum berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan
ibadah haji lunasilah hutang-hutangmu. Engkau harus bersih dari rasa benci dan
marah kepada sanak-keluarga atau sahabat-sahabatmu. Selanjutnya engkau pun
harus membuat surat wasiat. Semua ini merupakan persiapan sebelum mati (yang
akan menimpa setiap manusia) yang akan menjamin kesucian pribadi dan
financial serta melambangkan saat-saat perpisahan terakhir dan masa depan
manusia.16
Di dalam hadis, Nabi menjelaskan tentang haji seperti yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah dan Muslim:
“Dari Abu Hurairah, bahwa Rasullah saw telah bersabda, “Dari satu umrah
ke umrah lainnya adalah penebus dosa antara kedua itu; dan haji yang
mabrur ganjarannya pasti syurga.”
Pemerintah sendiri juga mengeluarkan peraturan guna mengatur
pelaksanaan haji dan umrah. Peraturan ini tertuang dalam undang-undang nomor
13 tahun 2008, selain itu undang-undang ini juga diperjelas oleh keputusan
menteri agama nomor 14 tahun 2012 tentang penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah.
16
Ali Shariati, op. cit., hlm. 9
17
3. Macam Haji
Ditinjau dari pelaksanaannya, ibadah haji dibedakan menjadi 3 jenis
berdasarkan tata cara pelaksanaannya.17
a. Haji Ifrad merupakan melaksanakan secara terpisah antara haji dan
umrah, di mana masing-masing dikerjakan sendiri, dalam waktu
berbeda tetapi tetap dalam waktu satu musim haji. Pelaksanaan
ibadah haji dilakukan terlebih dahulu, selanjutnya melakukan
umrah dalam satu musim haji untuk mengerjakan cara ini tidak
dikenakan denda (dam).
b. Haji Qiran merupakan melaksanakan ibadah haji dan umrah secara
bersamaan. Cara ini, berarti seluruh pekerjaan umrahnya sudah
tercakup dalam pekerjaan haji dan apabila menggunakan cara ini
dikenakan denda (dam).
c. Haji Tamattu yaitu melakukan umrah terlebih dahulu dan setelah
selesai baru melaksanakan haji. Banyak jamaah yang memilih haji
ini karena relatif lebih murah.
B. Etika Bisnis Islam
1. Pengertian Etika Bisni Islam
Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi kritis tentang moralitas dalam
kegiatan ekonomi dan bisnis.18
Menurut Richard De George etika bisnis
merupakan alat bagi para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis mereka dengan
17
Iwan Gayo, Buku Pintar Haji Dan Umrah, (Jakarta: Pustaka Warga Negara), hlm. 29 18
K. Bertens. Pengantar Etika Bisnis, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2000), hlm. 5
18
lebih bertanggung jawab secara moral. Para pemilik perusahaan mengharapkan
bahkan menuntut para karyawannya bekerja dengan baik sesuai dengan perjanjian
kerja yang telah disepakati, agar tidak merugikan perusahaan. Para pemilik
perusahaan juga mengharapkan agar relasi bisnis mereka tidak menipu dan
bekerja sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati.19
Menurut Faisal Badroen, etika bisnis didefinisikan sebagai seperangkat
nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada
prinsip-prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip
dan norma di mana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi,
berperilaku, dan berelasi guna mencapai “daratan” atau tujuan-tujuan bisnisnya
dengan selamat.20
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan juga
masyarakat. Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma,
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.21
Etika bisnis
kadang-kadang disebut pula etika manajemen ialah penerapan standar moral ke
dalam kegiatan bisnis. W.F Schoell menyatakan bahwa Some philosophers say
that behavior is ethical if it follows the will of God (Schoell, 1993:46)22
Secara sederhana mempelajari etika dalam bisnis berarti mempelajari
tentang mana yang baik/buruk, benar/salah dalam dunia bisnis beradasarkan
19
A. Sonny Keraf, Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1998), hlm. 17
20 Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006),
hlm. 13 21
Wikipedia. Etika Bisnis. http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis. Diunduh pada 23 Oktober 2013
22 Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islam, (Bandung: Alfabeta, 1993), hlm. 52
19
kepada prinsip-prinsip moralitas. Moralitas di sini, sebagaimana disinggung di
atas berarti: aspek baik/buruk, terpuji/tercela, benar/salah, wajar/tidak wajar,
pantas atau tidak pantas dari perilaku manusia. Kemudian dalam etika bisnis Islam
susunan adjective di atas ditambah dengan halal-haram (degrees of lawful and
lawful), sebagaimana yang disinyalir oleh Husein Sahatah, di mana beliau
memaparkan sejumlah perilaku etis bisnis (akhlaq al islamiyah) yang dibungkus
dengan dhawabith syariah (batasan syariah) atau general guideline menurut Rafik
Isaa Beekun.23
Menurut Amin Suma yang dimaksud etika bisnis Islam ialah konsep
tentang usaha ekonomi khususnya perdangangan dari sudut pandang baik dan
buruk serta benar dan salah menurut standar Islam.24
Etika bisnis Islam tidak
terlepas dari perilaku bisnis Islam, adapun perilaku bisnis Islami dapat diartikan
sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi
jumlah (kuantitas), kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun
dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan
haram). Islam mengkombinasikan nilai-nilai spiritual dan material dalam kesatuan
yang seimbang dengan tujuan menjadikan manusia hidup bahagia di dunia dan
akhirat.25
Nilai-nilai etika Islam yang dapat mendorong bertumbuhnya dan
suksesnya bisnis yaitu:
23
Fasial Baroen, op. cit., hlm 62 24
Dr. Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, (Jakarta: Kholam Publishing, 2008), hlm. 293
25 Faisal Badroen, op. cit., hlm. 3
20
a. Konsep ihsan
Ihsan adalah suatu usaha individu untuk sungguh-sungguh
bekerjam tanpa kenal menyerah dengan dedikasi penuh menuju pada
optimalisasi, sehingga memperoleh hasil maksimal. Ini tidak sama dengan
perfeksionisme melainkan optimalisme. Perfeksionalisme tidak dianjurkan
karena ini tidak mungkin dicapai oleh manusia. Kesempurnaan itu adalah
sifat Allah, kita hanya mungkin mendekatinyam tidak mungkin sampai
sempurna. Jadi kaum Muslimin harus mengerjakan setiap pekerjaannya
sebaik mungkin, semaksimal mungkin seperti misalnya kita beribadah,
lakukanlah sebaik mungkin, jika kita shalat maka salatlah se akan-akan
kita melihat Allah, jika kita tidak bias melihat Allah maka Allah pasti
melihat kita. Ini lah contoh bagaimana kita harus mengerjakan segala
sesuatu sebaik mungkin, tidak ada alasan.
b. Konsep Itqan
Itqan artinya membuat sesuatu dengan teliti dan teratur. Jadi harus
bias menjaga kualitas produk yang dihasilkan, adakan penelitian dan
pengawasan kualitas sehingga hasilnya maksimal.
Allah telah menjanjikan bahwa siapa saja yang bersungguh-
sungguh maka Dia akan menunjukkan jalan kepadanya, dalam mencapai
nilai yang setinggi-tingginya. Kembali kepada bangsa Barat dan Jepang
juga menerapkan konsep Itqan ini yang mereka lakukan dengan
melakukan TQC (Total Quality Control). Jadi ada pengawasan mutu
produksi, yang dilakukan oleh semua lapisan karyawan. Masing-masing
21
karyawan meneliti sendiri, apakah pekerjaan yang telah ia selesaikan
sudah baik sudah maksimal atau belum. Jika belum baik, bagaimana agar
bias lebih baik lagi.
c. Konsep Hemat
Sesuatu yang diunggulkan oleh Protestan ethics-nya Weber,
sebenarnya adalah konsep Islam, yang seak 14 abad yang lalu telah
diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya. Kita harus hemat, jangan
boros, pekerjaan memboros-boroskan harta adalah teman syaitan. Kita
harus hemat dengan harta, tapi tidak kikir dan tidak menggunakannya
kecuali untuk sesuatu yang benar-benar bermanfaat. Berperilaku hemat,
maka kita dapat menghemat sumber-sumber alam, kita menyimpan dan
menabung. Dana tabungan ini akan dapat digunakan sebagai sumber
investasi lebih lanjut, yang pada gilirannya digunakan untuk produksi.
Lingkaran ini akan menghasilkan tambahan harta bagi seseorang. Harta ini
sangat berguna sebagai dukungan ketaqwaan kepada Allah, dan
mengarahkan kita ke kehidupan beragama yang lebih bermakna.
d. Konsep Kejujuran dan Keadilan
Ini adalah konsep yang membuat ketenangan hati bagi orang yang
melaksanakannya. Kejuuran yang ada pada diri seseorang membuat orang
lain senang berteman dan berhubungan dengan dia. Di dalam bisnis
pemupukan relasi sangat mutlak diperlukan sebab relasi ini akan sangat
membantu kemajuan bisnis dalam jangka panjang. Sedangkan keadilan
perlu diterapkan misalnya terhadap para karyawan ada aturan yang jelas
22
dalam pemberian upah, dengan prinsip keadilan itu, tidak membedak-
bedakan manusia yang satu dengan yang lainnya.
e. Konsep Kerja Keras
Rasulullah sangat terkenal dengan pelaksanaan konsep ini. Kita
mengetahui bagaimana Rasulullah pada masa kecilnya telah mulai bekerja
keras menggembalakan domba orang-orang Makkah, dan beliau menerima
upah dari gembalaan itu. Setelah umur 12 tahun beliau bergadang bersama
kafilahnya dari satu kota ke kota lainnya. Sangat dianjurkan kerja keras itu
dilakukan sejak pagi hari. Setelah shalat subuh, janganlah kalian tidur, tapi
carilah rizki dari Rabmu. Symbol “tali dan kampak” adalah lambing kerja
keras, yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam menyuruh umatnya
bekerja keras, jangan hanya berpangku tangan dan minta belas kasihan
orang.26
2. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam
Pada dasarnya etika bisnis Islam berlandaskan pada al-Quran. Jadi al-
Quran mengatur semua aspek bisnis mulai dari produksi, konsumsi, dan distribusi.
Berikut ini adalah beberapa ayat al-Quran mengenai bisnis:27
a. Surat At-Taubah ayat 111: “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-
orang mukmin harta dan jiwa mereka. Siapakah yang lebih menepati
janjinya (selain) Allah maka bergembiralah dengan jual-beli yang kamu
lakukan. Dan itulah kemenangan yang besar.”
26 Buchari Alma. Op. Cit., hlm. 56
27 Akhmad Nur Zaroni, Bisnis Dalam Perspektif Islam (Telaah Aspek Keagamaan dalam
Kehidupan Ekonomi), MAHAZIB, Vol. IV, No. 2, Desember 2007
23
b. Tema Bay’ (jual-beli): pertama kali dapat ditemukan dalam surat al-
Baqarah ayat 254 yang mengatur tentang membelanjakan harta di jalan
Allah. Ada pula al-Baqarah ayat 275-281 yang mengatur tentang transaksi
yang mengandung riba.
c. Tema Tadayantum: terdapat pada al-Baqarah ayat 282. Ayat ini digunakan
untuk pengertian pencantatan muamalah seperti piutang, jual-beli, sewa-
menyewa, dll yang dilakukan secara tidak tunai.
d. Tema Tijarah: tema ini bermaksud membahas tentang perniagaan. Dalam
al-Quran, berniaga dibahas dalam beberapa ayat diantaranya: al-Baqarah
ayat 282, an-Nisa ayat 29, at-Taubah ayat 24, an-Nur ayat 37, Fatir ayat
29, as-Shaff ayat 10.
Tidak hanya al Quran yang mengatur tentang etika bisnis, hal ini juga
diperjelas oleh hadis-hadis Nabi SAW. Nabi SAW sendiri memberikan banyak
sekali contoh untuk diteladani. Meskipun tidak banyak dibahas dalam literature,
beliau adalah seorang pedagang yang sangat ahli dalam berdagang. Dalam
beberapa literatur mengenai masa muda Nabi SAW, prinsip beliau dalam
berdagang banyak menggunakan Al-amiiin dan Al-siddiiq.28
Beliau sendiri
berdagang kurang lebih selama 20 tahun, beliau juga sangat dikenal di Syiria,
Iraq, Yaman, Yordania, Busrah. Beliau juga selalu menerapkan sifat Siddiq,
Tabligh, Amanah, dan Fathanah dalam setiap melakukan perdagangan. Hal ini
bertujuan agar terbiasa melakukan kegiatan ekonomi yang telah dikonsepkan oleh
Islam. Melakukan kegiatan ekonomi yang berlandaskan al-Quran dan sunnah akan
28
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 13
24
membantu pembentukan sistem aplikasi manual dari mekanisme ekonomi
syariah.29
Nabi Muhammad SAW telah meletakkan dasar-dasar moral, manajemen,
dan etos dalam bekerja yang mendahului zamannya. Dasar-dasar etika dan
manajemen bisnis tersebut, telah mendapatkan legitimasi keagamaan setelah
beliau diangkat menjadi Nabi. Prinsip-prinsip etika bisnis yang diwariskan
semakin mendapat pembenaran akademis di penghujung abad ke-20 atau abad ke-
21. Prinsip bisnis modern, seperti tujuan pelanggan, pelayanan yang unggul,
kompetensi, efisiensi, transparansi, persaingan yang sehat dan kompetitif,
semuanya telah menjadi gambaran pribadi, dan etika bisnis Nabi Muhammad
SAW ketika beliau masih muda.30
C. Aksioma Dasar Etika Bisnis Islam
Etika bisnis dalam Islam dibagi menjadi lima konsep dasar yang terdiri
atas prinsip-prinsip dasar yang terhimpun menjadi satu-kesatuan yang terdiri atas
konsep keesaan (tauhid), keseimbangan (equilibrium), kebebasan (free will),
tanggung jawab (responsibility), dan kebajikan (ihsan).31
Untuk menentukan kaidah-kaidah perilaku ekonomi dalam masyarakat
Islam, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun sistem aksioma
dengan tepat agar mencerminkan pandangan Islam tentang etika. Pandangan ini
dapat membentuk dasar generalisasi ilmiah tentang suatu ekonomi Islam. Untuk
29
Faisal Badroen. Op. cit., hlm. 68 30
Prof Ali Yafie dkk, Fiqh Perdagangan Bebas, (Jakarta: Mizan, 2003), hlm. 68 31
Syeb Nawab Haider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, ter. M. Saiful Anam dan Muhammad Ufuqul Mubin (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 35
25
mengubahnya menjadi suatu alat operasional yang berupa analisis ilmiah, suatu
filsafat etika harus disusutkan menjadi sekumpulan aksioma yang kemudian dapat
berlaku sebagai suatu titik mula pembuatan kesimpulan logis mengenai kaidah-
kaidah sosial dan perilaku ekonomi yang secara Islami absah.32
Prinsip dasar etika bisnis Islam yang digambarkan secara tepat oleh kelima
aksioma akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Keesaan (tauhid)
Konsep tauhid (dimensi vertikal) berarti Allah sebagai Tuhan Yang
Maha Esa menetapkan batas-batas tertentu atas perilaku manusia sebagai
khalifah, untuk memberikan manfaat pada individu tanpa mengorbankan
hak-hak individu lainnya.33
Konsep ini merupakan dimensi vertical Islam
yang memadukan berbagai aspek dalam kehidupan manusia yaitu politik,
ekonomi, social, dan keagamaan serta menekankan gagasan mengenai
konsistensi dan keteraturan.34
Hal ini berarti pranata sosial, politik,
agama, moral dan hokum yang mengikat masyarakat berikut perangkat
institusionalnya disusun sedemikian rupa dalam sebuah unit bersistim
terpadu untuk mengarahkan setiap individu manusia, sehingga mereka
dapat secara baik melaksanakan, mengontrol serta mengawasi aturan-
aturan tersebut35
Integrasi aspek religius dengan aspek-aspek lainnya seperti ekonomi,
akan menimbulkan perasaan dalam diri manusia bahwa ia akan selalu
32
Ibid, hlm. 74 33
Faisal Badroen, op. cit., hlm. 76 34
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam, (Malang: Penerbit UIN-Malang Press, 2007), hlm. 9
35 Faisal Baroen, loc. cit., hlm. 77
26
merasa direkam segala aktivitas kehidupannya, termasuk dalam aktivitas
berekonomi sehingga dalam melakukan segala aktivitas bisnis tidak akan
mudah menyimpang dari segala ketentuan-Nya. Perhatian terus-menerus
untuk memenuhi kebutuhan etik dan dimotivasi oleh ketauhidan kepada
Tuhan Yang Maha Esa akan meningkatkan kesadaran individu mengenai
insting alutruistiknya, baik terhadap sesama maupun alam lingkungannya.
Ini berarti, konsep tauhid akan memiliki pengaruh yang paling mendalam
terhadap diri seorang muslim.
b. Keseimbangan (Equilibrium)
Pengertian adil dalam Islam diarahkan agar hak orang lain, hak
lingkungan sosial, hak alam semesta dan hak Allah dan Rasulnya berlaku
sebagai stakeholder dari perilaku adil seseorang. Semua hak tersebut harus
ditempatkan sebagaimana mestinya (sesuai aturan syariah). Tidak
mengakomodir salah sau hak di atas, dapat menempatkan seseorang
tersebut pada kedzaliman.36
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis,
Islam mengharuskan untuk berbuat adil kepada seluruh pihak tak
terkecuali kepada pihak yang tidak kita sukai. Islam mengharuskan
penganutnya untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan. Dalam perniagaan,
persyaratan adil yang paling mendasar adalah agar para pengusaha
muslim menyempurnakan takaran bila menakar dan menimbang dengan
alat timbangan yang benar, karena hal itu merupakan perilaku terbaik yang
akan mendekatkan pada ketaqwaan.
36
Ibid., hlm. 78
27
c. Kehendak Bebas (Free Will)
Manusia memiliki kencenderungan untuk berkompetensi dalam
segala hal, tak terkecuali kebebasan dalam melakukan kontrak di pasar.
Oleh sebab itu, pasar seharusnya menjadi cerminan dari berlakunya hukum
penawaran dan permintaan yang direpresentasikan oleh harga, pasar tidak
terdistorsi oleh tangan-tangan yang sengaja mempermainkannya. Bagi
Smith bila setiap individu diperbolehkan mengejar kepentingannya sendiri
tanpa adanya campur tangan pihak pemerintah, maka ia seakan-akan
dibimbing oleh tangan yang tak Nampak (the invisible hand), untuk
mencapai yang terbaik pada masyarakat.37
Pasar yang Islami harus bisa menjamin adanya kebebasan pada
keluar masuknya sebuah komoditas di pasar, berikut perangkat
produksinya. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin adanya pendistribusian
kekuatan ekonomi dalam sebuah mekanisme yang proporsional.
d. Tanggung Jawab (Responsibility)
Aksioma tanggung jawab individu begitu mendasar dalam ajaran-
ajaran Islam. Terutama jika dikaitkan dengan kebebasan ekonomi.
Penerimaan pada prinsip tanggung jawab individu ini berarti setiap orang
akan diadili secara personal.38
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh
manusia karena tidak menuntut adanya pertanggung jawaban.39
37
Ibid., hlm 80 38
Ibid., hlm, 85 39
Raafik Isa Beekun, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 40
28
Prinsip pertanggung jawaban ini secara mendasar akan mengubah
perhitungan ekonomi dan bisnis karena segala sesuatunya harus mengacu
pada keadilan. Hal ini diimplementasikan paling tidak pada 3 hal; pertama,
dalam menghitung margin. Kedua economic return, bagi pemilik pinjaman
modal harus dihitung berdasarkan pengertian yang tegas bahwa besarnya
keuntungan tidak dapat diramalkan dengan probabilitas kesalahan nol dan
tidak dapat lebih dahulu ditetapkan. Ketiga, Islam melarang semua
transaksi alegotoris semisal gharar atau sistem ijon yang dikenal
masyarakat Indonesia.40
e. Ihsan (Benevolence)
Keihsanan adalah tindakan yang terpuji yang dapat mempengaruhi
hamper setiap aspek dalam hidup, keihsanan adalah atribut yang selalu
mempunyai tempat terbaik di sisi Allah.41
Dalam sebuah kerajaan bisnis,
Ahmad (1995) menggaris bawahi sejumlah perbuatan yang dapat
mensupport pelaksanaan axioma ihsan dalam bisnis, yaitu: (1) kemurahan
hati (leniency); (2) motif pelayanan (service motives); dan (3) kesadaran
akan adanya Allah dan aturan yang berkaitan dengan pelaksanaa yang
menjadi prioritas (consciousness of Allah and of His prescribe priorites).
40 Lukman fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al Qur’an, IQTISHAD Journal Of
Hikmah, No. IV, Juli-Oktober, 1992 41
Faisal Badroen, loc. cit., hlm 87
29
D. Kerangka Pemikiran
Keterangan:
1. Aksioma persatuan, menilai tentang persatuan pengguna jasa travel haji dan umrah
selepas ibadah haji dan umrah.
2. Aksioma keseimbangan, menilai tentang menghargai hak orang lain dan kejujuran.
3. Aksioma kehendak bebas, menilai persaingan sehat antara travel haji dan umrah.
4. Aksioma tanggung jawab, menilai janji yang diberikan dan pelaksanaannya di
lapangan.
5. Aksioma ihsan, menilai tentang kemurahan hati dan motif pelayanan.
E. Review Studi Terdahulu
Berdasarkan penulusuran yang telah dilakukan penulis terhadap beberapa
sumber kepustakaan, penelitian maupun lingkup akademisi kampus, kajian dan
penelitian terkait dengan etika bisnis biro perjalanan haji dan umrah, tidak
banyak literatur yang mengangkat tema serupa. Penulis hanya mendapatkan satu
30
skripsi terdahulu yang sejalan dengan yang diteliti penulis pada skripsi ini. Skripsi
terdahulu tersebut dijadikan sebagai referensi bagi penulis agar dapat
membedakan masalah yang diangkat, objek, dan tujuan penelitian. Adapun
perbedaan dengan para peneliti tersebut adalah sebagai berikut:
No. Aspek Perbandingan Studi Terdahulu Rencana Skripsi
1.
a. Judul
Balqib, Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2008. Strategi Pemasaran
Biro Perjalanan Haji
Dalam Meningkatkan
Jumlah Jamaah.
Etika Bisnis Biro
Perjalanan Haji
dan Umrah
b. Fokus Pada skripsi ini penulis
lebih menekankan
strategi yang diterapkan
biro perjalanan haji.
Penelitian terfokus
pada keseuaian
strategi yang
diterapkan biro
perjalanan haji
dan umrah dengan
etika bisnis Islam.
Terutama soal
pendaftaran calon
jamaah haji.
c. Metode Penelitian Menggunakan penelitian
dengan menggunakan
data primer yaitu
wawancara langsung ke
objek yang diteliti.
Karya tulis ini
menggunakan data
primer dengan
cara wawancara
terhadap objek
yang diteliti dan
menggunakan
metode analisis
data kualitatif
dalam mengolah
data yang
didapatkan.
2.
a. Judul
Hafiz Juliansyah,
Fakultas Syariah dan
Etika Bisnis Biro
Perjalanan Haji
31
Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2011. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Etika
Bisnis Islam Pedagang
Pasar Ciputat.
dan Umrah
b. Fokus Pada skripsi ini penulis
lebih menekankan pada
faktor-faktor yang
mempengaruhi penerapan
etika bisnis Islam
pedagang pasar Ciputat.
Penelitian meneliti
penerapan etika
bisnis Islam dalam
biro perjalanan
haji dan umrah.
c. Metode Penelitian Penelitian ini
menggunakan data primer
melalui kuesioner kepada
84 responden dan
menganalisis data dengan
metode analisis faktor
untuk menemukan
hubungan antar variable.
Karya tulis ini
menggunakan
wawancara
langsung untuk
mendapatkan data
yang dibutuhkan.
BAB III
PROFIL USAHA PT ARMINAREKA PERDANA
A. Sejarah PT. Arminareka Perdana
PT. Arminareka Perdana berdiri pada tanggal 9 Februari 1990 di Jakarta
oleh Gurril Mz dan Corry Mundzakkar. Bergerak dibidang travel perjalanan
ibadah haji plus dan umrah juga dibidang ketenagakerjaan wanita (TKW) untuk
berbagai Negara. Pada tanggal 13 Mei 2008 PT. Arminareka Perdana
membentuk divisi marketing yaitu PT. Armina Utama Sukses. Divisi marketing
ini lah yang menciptakan sebuah program solusi “jalan mudah menuju baitullah
tanpa kendala biaya insyaallah bisa gratis”. Sejak program ini diluncurkan,
jamaah yang bergabung dengan PT. Arminareka Perdana naik hingga 400%.
B. Visi dan Misi PT. Arminareka Perdana
1. Mengajak masyarakat untuk melaksanakan badah umrah dan haji
2. Meningkatkan taraf hidup keluarga dan masyarakat
3. Memberi solusi
C. Struktur Organisasi PT. Arminareka Perdana
Sebagai suatu biro perjalanan haji dan umrah, PT. Arminareka Perdana
mempunyai susunan dewan komisaris dan direksi serta karyawan yang tidak
33
berbeda dengan biro perjalanan lainnya. Adapun susunan organisasi PT.
Arminareka Perdana adalah sebagai berikut:
Dir. Utama : Ir. Hj. Darnelly Guril, MSc
Dir. Marketing : H. Subaebasni, SE
Komisaris : H. Heru Syam
Adm. Keuangan : Hj. Iin Ismeini
Fitri Nurul Aini
IT : M. Sultomi
Irwan Saputra
Adm. Komisi/Asuransi : Siska Nurfianti
Adm. Umrah & Haji : Hj. Wiwi Sobasari
Data Entry : Khumaedi Priyo Leksono
Kasir : Diana Manifestari
Logistik : Budi Mulyanto
OB : Andi Dirgantara
D. Status Hukum PT. Arminareka Perdana
i. Nama perusahaan : PT. Arminareka Perdana
ii. Nama dagang : Arminareka Perdana
iii. SIUP : 21/BPU/II/90
iv. NPWP : 01.342.510.3-432.000
v. Ijin umrah : D/146 Tahun 2012
vi. Ijin haji khusus : D/230 Tahun 2012
34
vii. Asosiasi : 075/AMPHURI/2008
viii. ITUP : 56020-1.858.23
ix. Kementrian agama : Dj.VII.I/4/HJ.09/1332/2008
BAB IV
STUDI EVALUASI PENERAPAN ETIKA BISNIS
PADA PT. ARMINAREKA PERDANA
A. Strategi Pemasaran dan Janji PT. Arminareka Perdana
1. Strategi produk
Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar.
Sasaran dan memberi manfaat serta kepuasan dalam bentuk barang, jasa,
organisasi, tempat, orang, ide, dan segalanya. Produk merupakan segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau
kebutuhan.
PT. Arminareka Perdana menetapkan beberapa strategi produk
yang berujuan memberikan kepuasan pada jamaahnya, mencakup:
a. Merek dagang (brand)
Merek adalah nama, istilah, tanda atau lambang kombinasi dari atau
lebih unsur tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan
produk dari penjual atau sekelompok penjual dan membedakan dari
produk lainnya. Adapun merek yang digunakan oleh PT. Arminareka
Perdana adalah logo dengan unsur lingkaran biru dipadu huruf ARP
ditengah lingkaran dan tulisan PT. Arminareka Perdana di bawah
lingkaran. Merek ini bertujuan agar memberikan identifikasi terhadap
36
perusahaan sehingga para jamaah bisa membedakannya dengan
perusahaan travel lainnya, dan juga untuk menarik calon jamaah.
b. Kemasan (packing)
Kemasan atau pembungkus mempunyai arti penting karena kemasan
tidak hanya digunakan untuk dapat menyenagkan dan menarik. Dengan
memperbaiki bentuk luar dari produk seperti pembungkus, warna, dan
lain-lain agar menarik para konsumen serta dapat memberi kesan bahwa
produk tersebut bermutu, adapun kemasan produk jasa yang dilakukan
PT. Arminareka Perdana untuk menarik calon jamaah adalah membuat
buku yang menarik dan enak dilihat yang di dalamnya berisi daftar
harga paket haji khusus, persyaratan, fasilitas, kelengkapan haji, dan
jadwal rencana perjalanan haji yang detail sehingga jika calon jamaah
membacanya akan sangat mengerti dan paham.
c. Produk (product)
Adapun layanan jasa yang ditawarkan oleh PT. Arminareka Perdana
adalaha sebagai berikut:
1) Paket perjalanan haji & haji plus
Gambar 1.1
37
2) Paket perjalanan umrah
Gambar 1.2
3) Paket kemitraan
Gambar 1.3
4) Dokumen perjalanan
38
d. Pelayanan (service)
Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula oleh baik
buruknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam
memasarkan produknya. Pelayanan yang baik pasti sangat dijaga oleh
PT. Arminareka Perdana, mulai dari informasi yang jelas kepada
jamaah, persyaratan yang mudah, pemberangkatan sampai pulang
kembali ke tanah air. Pelayanan yang diberikan oleh PT. Arminareka
Perdana antara lain adalah:
1) Tiket pesawat pulang pergi
2) Transportasi bus AC
3) Makan 3 kali dengan menu Indonesia
4) Muthawwif / guide
5) Air zam-zam 10 liter
6) Visa
7) Travelling bag
8) Buku manasik
9) Mukena dan bergo
10) Kain ihram + ikat pinggang bahan batik
11) Asuransi perjalanan dan asuransi jiwa
12) Hotel bintang 4 dan 5 berdekatan dengan masjid
13) Tausiah rutin di tanah suci
14) Mendapat hak usaha travel haji dan umrah
15) Voucher $ 350
39
16) Kartu identitas
2. Strategi harga
Dalam menetapkan harga jasa, PT. Arminareka Perdana mengacu pada
AMPHURI (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji Umrah Republik
Indonesia). Maka harga yang ditetapkan PT. Arminareka Perdana tidak
berbeda dengan travel haji & umrah lain yang menjadi anggota AMPHURI.
3. Strategi Promosi
Promosi ada alat pemasaran, meliputi semua kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya
kepada pasar sasaran atau masyarakat luas. Strategi promosi adalah
tindakan perencanaan, implementasi dan pengendalian komunikasi dari
perisahaan kepada pelanggan dan target sasaran lainnya. Strategi promosi
mengkombinasikan periklanan, penjualan personal, promosi penjualan,
publisitas dalam hubungan masyarakat, dan hubungan langsung dalam
program terkoordinasi untuk berkomunikasi dengan pembeli dan pihak
lainnya yang mempengaruhi keputusan pembelian. Adapun kegiatan
promosi yang dilakukan oleh PT. Arminareka Perdana dalam memasarkan
jasanya antara lain:
a. Periklanan
PT. Arminareka Perdana menggunakan website untuk memasarkan jasa
yang ditawarkan di www.arminareka.info dan www.arminareka.net
b. Kemitraan usaha
40
Pada PT. Arminareka Perdana selain mendapatkan fasilitas umrah &
haji, nasabah juga mendapatkan fasilitas kemitraan usaha yang berlaku
seumur hidup. Hal ini melibatkan langsung para jamaah untuk
mempromosikan dan menjaringorang lain untuk menjadi jamaah di PT.
Arminareka Perdana. Berikut ini daftar tabel bagi hasil kemitraan di
PT. Arminareka Perdana:
Tabel 2.1
Bagi hasil PT. Arminareka Perdana
Keterangan Jamaah umrah Jamaah Haji
Mengajak 1 orang Rp 1.500.000 Rp 2.500.000
Mengajak 2 orang Rp 3.500.000 Rp 5.500.000
Mengajak 3 orang Rp 5.500.000 Rp 8.500.000
Mengajak 4 orang Rp 7.000.000 Rp 11.000.000
Mengajak 5 orang Rp 9.500.000 Rp 14.000.000
Mengajak 6 orang Rp 12.000.000 Rp 18.000.000
Mengajak 7 orang Rp 14.000.000 Rp 21.000.000
Mengajak 8 orang Rp 16.000.000 Rp 24.000.000
Mengajak 9 orang Rp 19.000.000 Rp 28.000.000
Mengajak 10 orang Rp 21.000.000 Rp 31.000.000
41
Selain kemitraan secara personal, PT. Arminareka Perdana juga
menawarkan kemitraan perwakilan. Berikut gambar perwakilan PT.
Arminareka Perdana:
Gambar 2.1
Paket 13 PT. Arminareka Perdana
Gambar 2.2
Paket 22 PT. Arminareka Perdana
Gambar 3.3
Paket 40 PT. Arminareka Perdana
42
Untuk menjadi mitra usaha dari PT. Arminareka Perdana sangat mudah,
hanya perlu melengkapi beberapa syarat yang diajukan. Syarat yang
diminta antara lain:
1) Datang ke kantor pusat atau kirim data lewat fax / email
2) Isi formulir
3) Copy KTP
4) Bayar Rp 19.500.000
5) Pembayaran dapat ditransfer ke nomor rekenin bank PT.
Arminareka Perdana, setelah itu bukti dikirimkan melalui fax
Setelah syarat dilengkapi, mitra usaha PT. Arminareka Perdana akan
mendapatkan fasilitas yang disiapkan antara lain:
1) Surat penunjukan perwakilan
2) MoU dari PT. Arminareka Perdana
3) 13 voucher umrah senilai @ $ 350
4) 13 asuransi dari megalife syariah
5) 13 ID card dan starterkit
6) 13 souvenir mukena/baju koko
7) 13 hak usaha keagenan
8) Jas/blazer armina
9) Spanduk atau banner
10) Marketing plan 50 lembar
11) Brosur 100 lembar
12) Formulir 1 buku
13) Mendapat fee Rp 35.000/formulir
43
B. Respons Konsumen PT. Arminareka Perdana Terhadap Janji PT.
Arminareka Perdana
Untuk mendapatkan data primer dilakukan penyebaran kuesioner kepada
jamaah haji dan umrah PT. Arminareka Perdana sebanyak 30 responden yang
dianggap dapat mewakili berbagai golongan kelas sosial. Sebelum kuesioner
diberikan kepada 30 responden, penulis melakukan uji coba pra survey
terhadap 10 responden dengan memberikan 20 pertanyaan.
1. Deskripsi data responden penelitian
Dari hasil analisis mengenai profil responden diperoleh data mengenai
responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
a. Usia
Usia responden 30-39 tahun sebesar 30%, usia 40-49 tahun sebesar
30%, dan usia lebih dari 50 tahun sebesar 40%.
b. Jenis kelamin
Mayoritas responden adalah perempuan yaitu sebanyak 21 orang atau
70% dan sisanya responden laki-laki sebanyak 9 orang atau 30%.
c. Status pernikahan
Dari seluruh kuesioner yang disebarkan kepada 30 responden, 7
responden menyatakan belum menikah dan sebanyak 23 responden
sudah menikah.
2. Deskripsi kuesioner penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dioleh maka diperoleh data
responden sebagai berikut:
44
a. Aksioma tanggung jawab (responsibility)
Tabel 3.1
NO PERTANYAAN YA TIDAK
TIDAK
TAHU
1 Travel melaksanakan berbagai
aktivitas pelayanan kepada para
jamaah sesuai dengan rencana
28 2 0
2 Travel melaksanakan manasik haji
selama di tanah air
30 0 0
3 Travel melaksanakan bimbingan
haji selama di tanah suci
30 0 0
4 Travel menyediakan pelayanan
yang baik dan sesuai janji yang
diberikan
29 0 1
5 Travel memberikan perlengkapan
yang baik (seperti: kain ihram,
mukena, dll)
24 4 2
6 Sarana (seperti: hotel, transportasi,
dll) yang disediakan travel sesuai
dengan harapan jamaah
29 1 0
7 Travel melaksanakan ziarah ke
tempat bersejarah yang berada di
tanah suci
30 0 0
45
Total 95.2% 3.3% 1.4%
Dari tabel 3.1 menghasilkan kesimpulan bahwa 95.2% responden
menyatakan bahwa pihak travel PT. Arminareka Perdana
melaksanakan aksioma tanggung jawab. 3.3% responden menyatakan
pihak travel tidak melaksanakan aksioma tanggung jawab dengan
alasan keterlambatan penerbangan, perlengkapan yang diberikan tidak
baik karena rusak tidak lama setelah ibadah selesai, dan transportasi
bus tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
b. Aksioma keseimbangan (equilibrium)
Tabel 3.2
NO PERTANYAAN YA TIDAK TIDAK
TAHU
1 Travel memberikan perhatian
terhadap jamaah yang
mengalami kesulitan atau
masalah
30 0 0
2 Travel memberikan pelayanan
khusus terhadap jamaah
berkebutuhan khusus yang
mengalami kesulitan atau
masalah
28 0 2
3 Travel memberikan informasi 30 0 0
46
dengan jelas tentang pelayanan
yang akan diberikan selama di
tanah air
4 Travel memberikan informasi
dengan jelas tentang pelayanan
yang akan diberikan selama di
tanah suci
30 0 0
5 Travel memberikan layanan
yang dibutuhkan oleh jamaah
secara cepat
29 0 1
6 Pegawai travel selalu bersedia
membantu kesulitan yang
dihadapi jamaah
29 1 0
7 Buku manasik yang diberikan
travel sangat lengkap doa-
doanya
27 2 1
Total 96.6% 1.4% 1.9%
Dari tabel 3.2 didapatkan hasil bahwa 96.6% responden menyatakan
bahwa PT. Arminareka Perdana telah memenuhi aksioma
keseimbangan. Sebanyak 1.4% responden menyatakan PT. Arminareka
Perdana tidak menjalankan aksioma keseimbangan karena merasa
“dicuekin” oleh pihak travel pada saat memerlukan bantuan dan buku
47
doa-doa yang diberikan kurang lengkap karena ada doa yang tidak
tercantum. 1.9% responden menyatakan tidak tahu apakah travel
memenuhi aksioma keseimbangan dengan alasan tidak melihat adanya
jamaah yang berkebutuhan khusus.
c. Aksioma kehendak bebas (free will)
Tabel 3.3
NO PERTANYAAN YA TIDAK TIDAK
TAHU
1 Harga yang ditetapkan pihak
travel terlalu mahal
0 28 2
2 Promosi yang dilakukan pihak
travel dirasa terlalu
mengintimidasi/berlebihan
0 30 0
Total 0% 96.6% 6.6%
Pada tabel 3.3 96.6% responden menyatakan bahwa pihak travel sudah
memenuhi aksioma kehendak bebas dengan menetapkan harga yang
tidak mahal dan promosi yang tidak mengintimidasi. Sebanyak 6.6%
responden tidak tahu dengan alasan tidak mengetahui harga pasaran
biaya haji plus dan umrah dan dibiayai oleh keluarga.
48
d. Aksioma ihsan (benevolence)
Tabel 3.4
NO PERTANYAAN YA TIDAK TIDAK
TAHU
1 Apakah anda pernah melihat
travel melaksanakan kegiatan
sosial?
11 11 8
2 Apakah ada jamaah yang
diberangkatkan secara gratis
oleh pihak travel?
20 0 10
Total 51.6% 18.3% 30%
Tabel 3.4 pihak PT. Arminareka Perdana telah melaksanakan aksioma
ihsan, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil kuesioner sebanyak 51.6%
responden menyatakan PT. Arminareka Perdana melaksanakan
kegiatan sosial dengan sistem sedekah umroh. 30% responden
menyatakan tidak mengetahui jika pihak travel mempunyai kegiatan
sosial.
e. Aksioma persatuan (unity)
Tabel 3.5
NO PERTANYAAN YA TIDAK TIDAK
TAHU
1 Travel melaksanakan kegiatan 25 4 1
49
pasca ibadah haji/umrah
2 Kegiatan pasca ibadah haji &
umrah dilakukan secara rutin
14 11 5
Total 65% 25% 10%
Pada tabel 3.5 aksioma persatuan sudah dipenuhi oleh PT. Arminareka
Perdana. Terbukti dari hasil kuesioer 65% responden menyatakan PT.
Arminareka Perdana melakukan kegiatan pasca ibadah haji/umrayang
bertujuan sebagai ajang silahturahmi para jamaah. Kegiatan pasca
ibadah yang diadakan PT. Arminareka Perdana berupa kegiatan
seminar kemitraan maupun pengajian.
C. Analisis Perbandingan Strategi Pemasaran dan Janji PT. Arminareka
Perdana dengan Konsumen PT. Arminareka Perdana
Pada sub-bab ini penulis mencoba membandingkan janji PT. Arminareka
Perdana dengan konsumen PT. Arminareka Perdana. Untuk membandingkan
janji PT. Arminareka Perdana dengan konsumen PT. Arminareka Perdana,
penulis menggunakan aksioma tanggung jawab (responsibility) yang terdapat
pada kuesioner yang disebarkan kepada konsumen PT. Arminareka Perdana
sebagai pedoman. Berikut ini deskripsi perbandingan janji PT. Arminareka
Perdana dengan konsumen PT. Arminareka Perdana:
1. Travel melaksanakan berbagai aktivitas pelayanan kepada para jamaah
sesuai dengan rencana.
50
Mengacu pada tabel 3.1 point pertama, sebanyak 28 jamaah
menyatakan pihak travel telah melaksanakan aktivitas pelayanan haji
dan umrah sesuai dengan rencana yang diberikan sebelumnya. Hanya 2
jamaah yang menyatakan tidak sesuai dengan rencana karena
terkendala penerbangan sehingga perlu adanya penyesuaian rencana.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pihak travel telah
melaksanakan seluruh rencana yang dijanjikan kepada jamaah.
2. Travel melaksanakan manasih haji selama di tanah air.
Pada point kedua seluruh responden menyatakan pihak travel
mengadakan manasik haji yang dilaksanakan pada hari sabtu minggu
ke-2 dan minggu ke-4. Kegiatan manasik haji ini dilaksanakan di
asrama haji. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pihak travel
telah menepati janji melaksanakan manasik haji selama di tanah air.
3. Travel melaksanakan bimbingan di tanah suci.
Pada point ketiga seluruh responden menyatakan pihak travel
melaksanakan bimbingan haji selama di tanah suci. Seluruh jamaah
mendapat bimbingan untuk mempermudah dalam menjalankan semua
kegiatan, terutama di Mekkah, Arofah, Mudzdalifa, dan Mina pada
hari Tarwiyah. Pada point ini dapat disimpulkan bahwa PT.
Arminareka Perdana telah menepati janji yaitu melaksanakan
bimbingan di tanah suci.
4. Travel menyediakan pelayanan yang baik dan sesuai janji yang
diberikan.
51
Point keempat sebanyak 29 responden menyatakan bahwa pihak travel
sudah menyediakan pelayanan yang baik dan hanya 1 orang yang
menyatakan tidak tahu karena tidak mencek fasilitas dan rencana yang
diberikan pihak travel. Point keempat ini dapat disimpulkan bahwa
pihak travel telah menepati janji yaitu menyediakan pelayanan yang
baik.
5. Travel memberikan perlengkapan yang baik (seperti: kain ihram,
mukena, dll).
Pada point kelima ini sebanyak 24 responden menyatakan
perlengkapan yang diberikan pihak travel berkualitas baik. Sebanyak 4
responden menyatakan kualitas perlengkapan yang diberikan tidak
baik karena tidak tahan lama dan 2 responden menyatakan tidak tahu
standar kualitas perlengkapan haji yang baik. Dapat disimpulkan
bahwa pihak PT. Arminareka Perdana telah menepati janji
memberikan perlengkapan yang baik.
6. Sarana (seperti: hotel, transportasi, dll) yang disediakan travel sesuai
dengan harapan.
Sebanyak 29 responden menyatakan bahwa sarana yang diberikan
pihak travel sudah sesuai harapan, terutama hotel dan makanan.
Mereka mengaku puas dengan sarana yang diberikan. Kesimpulan
pada point ini PT. Arminareka Perdana sudah menepati janji dengan
memberikan sarana sesuai dengan janji yang diberikan.
52
7. Travel melaksanakan ziarah ke tempat bersejarah yang berada di tanah
suci.
Seluruh jamaah menyatakan pihak travel melakukan ziarah ke tempat
bersejarah di tanah suci. Ziarah yang dilakukan antara lain Jabal Tsur,
Arafah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur, Ji’ronah, Tan’im, Maulid Nabi,
Al Muasim, Jabal Uhud, Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Al Khandaq,
Masjid Jum’at Al-Baqi, Pasar Kurma, Jabal Magnet, Al Balad/Cornish,
Laut Merah, Maqam Siti Hawa, Masjid Terapung, Blue Mosque,
Topkapi Place (peninggalan Rasulullah SAW), Masjid Sulaiman,
Masjid Ayyub Al-Anshari, Shopia St (peninggalan arsitek terbaik
zaman Byzantium), Grand Bazaar, Sungai Tigris yang membatasi
benua Asia dan Eropa, Masjid Aqsha, Qubah Al-Shahrah (Batu
tergantung tempat telapak kaki nabi kala Mi’raj), Tembok Tatapan
(Yahudi), Church Of Holy Spelchre (Tempat kenaikan Nabi Isa AS),
Hebron (Makam Nabi Ibrahim dan Istrinya Sarah, Ishak, Nabi Yaqub,
Nabi Yusuf), Nabi Daud, Nabi Musa, Makam Salman Al-Farisi,
Rabi’ah El Adawiyah, Pyramid, Spinx, Museum Cairo (terdapat
mummy raja-raja Fir’aun), Ramses II, Universitas Al-Azhar, Masjid
Husein, Masjid Makam Imam Syafe’i, Masjid Rifa’i dan lain-lain. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa pihak travel telah menepati
janji dengan berziarah ke tempat bersejarah.
53
D. Analisis Kesesuaian dengan Etika Bisnis dalam Islam
PT. Arminareka Perdana dalam melakukan strategi pemasaran dengan
memegang aksioma etika bisnis Islam yaitu tanggung jawab, keseimbangan,
kehendak bebas, ihsan, dan persatuan.
PT. Arminareka Perdana dalam melaksanakan bisnis travel haji dan umrah
tidak ada unsur penipuan, karena yang dipromosikan oleh pihak travel sesuai
dengan aplikasi di lapangan dalam melayani para jamaah. Ini dapat dibuktikan
dari hasil kuesioner yang diisi oleh para jamaah PT. Arminareka Perdana.
Selain melakukan promosi tentang haji dan umrah, PT. Arminareka
Perdana juga melakukan konsep kemitraan usaha kepada semua jamaahnya.
Hal ini bertujuan agar semua masyarakat Indonesia dapat merasakan ibadah di
tanah suci. Sehingga menghilangkan anggapan bahwa ibadah haji dan umrah
hanya untuk orang kaya. Program ini juga bertujuan membantu ekonomi
jamaah PT. Arminareka Perdana agar para jamaah mendapatkan kehidupan
ekonomi yang lebih baik setelah bergabung dengan PT. Arminareka Perdana.
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis dapat mengatakan bahwa PT.
Arminareka Perdana telah sesuai dengan etika bisnis Islam dengan memenuhi
aksioma etika bisnis Islam.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan semaksimal mungkin dan berharap bahwa
penelitian ini dapat tercapai sesuai yang direncakan. Walaupun demikian,
peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan dalam penelitian ini.
54
Keterbatasan penelitian ini kesulitan mendapatkan responden yang bersedia
untuk mengisi kuesioner penelitian. []
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa PT. Arminareka Perdana telah melaksanakan seluruh janji
yang ditawarkan kepada jamaah. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner yang
diberikan kepada para jamaah PT. Arminareka Perdana yang hasilnya
menunjukkan mayoritas jamaah PT. Arminareka Perdana menjawab bahwa PT.
Arminareka Perdana telah memenuhi semua penawaran yang ditawarkan baik di
tanah air maupun di tanah suci.
PT. Arminareka Perdana juga telah memenuhi seluruh aksioma dasar
Islam. Dapat dibuktikan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh PT. Arminareka
Perdana mulai dari penetapan harga, persaingan usaha, tanggung jawab terhadap
konsumen, hingga kegiatan pasca ibadah haji dan umrah.
B. Saran
PT. Arminareka Perdana hendaknya mempertahankan strategi yang sudah
dilakukan dan terus mengembangkan strategi yang sudah dilakukan. PT.
Arminareka perdana juga hendakanya menyesuaikan dengan fatwa-fatwa yang di
keluarkan oleh MUI mengenai pelaksanaan travel haji dan umrah. Travel lainnya
bisa mencontoh kebijakan pemasaran yang dilakukan oleh PT. Arminareka
56
Perdana dengan mempermudah pembayaran biaya pelaksanaan haji dan umrah,
sehingga masyarakat bisa lebih tertarik mengikuti program haji dan umrah. []
57
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hasby, M. Bagir. Fiqh Praktis. Bandung: Mizan, 1999.
Alma, Buchari. Dasar-Dasar Etika Bisnis Islami. Bandung: Penerbit Alfabeta
Bandung, 1994.
Badroen, Faisal dkk. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Beekun, Raafik Isa. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Bertens. K. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2000.
Departemen Agama RI. Bimbingan Manasik Haji. Jakarta: Departemen Agama
RI, 2006.
Djakfar, Muhammad. Etika Busnis dalan Perspektif Islam. Malang: Penerbit UIN-
Malang Press, 2007.
Fauroni, Lukman. “Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al-Quran”. Iqtishad
Journal of Hikmah. No. IV Juli-Oktober. 1992
Heraf A. Sonny. Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 1998.
Karim, Adiwarman. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007.
Laporan Akhir Evaluasi Kebijakan Pemerintah Terkait Dengan Persaingan
Usaha Dalam Rancangan Perubahan Undang-Undang No. 17/1999
Kementerian Agama RI. Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun
1434H/2013M, diakses pada 2 Mei 2014
http://haji.kemenag.go.id/v2/publikasi/laporan-pih
58
Mughniyah, Muhammad Jawad. Fiqih Lima Mazhab. Terjemahan. Jakarta:
Lentera, 2008.
Naqvi, Syeb Nawab Haider. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam. Ter. M. Saiful
Anam dan Muhammad Ufuqul Mubin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Republika, “Pelayanan Haji Masih Mengecewakan”, Diakses pada 6 November
2013 dari http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/umrah-haji/12/02/
01/lyp6ki-pelayanan-haji-masih-mengecewakan.
Shariati, Ali. Haji. Bandung: Penerbit Pustaka, 2002.
SindoNews, “Travel umrah dan haji hasilkan Rp 5 miliar/tahun”, diakses pada 6
November 2013 dari http://ekbis.sindonews.com/read/2013/08/20/36/
773390/travel-umrah-dan-haji-hasilkan-rp5-miliar-tahun.
Suma, Muhammad Amin. Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan
Keuangan Islam. Jakarta: Kholam Publishing, 2008.
Suryanto, Bagong. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Tentang Penyelenggaraan Haji diakses pada 7 Mei 2013 dari www.kppu.go.id/
docs/Positioning_Paper/haji.pdf
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999
Wikipedia. Etika Bisnis. Diakses pada 23 Oktober 2013 dari http://id.wikipedia.
org/wiki/Etika_bisnis.
Yafie, Ali, dkk. Fiqh Perdagangan Bebas. Jakarta: Mizan, 2003.
Zaroni, Akhmad Nur. “Bisnis Dalam Perspektif Islam (Telaah Aspek Keagamaan
dalam Kehidupan Ekonomi)”. Vol. IV. No. 2 (Desember 2007).
59
Daftar pertanyaan untuk biro perjalanan haji dan umroh. Pertanyaan ini dibuat
berdasarkan aksioma etika bisnis Islam dan profil usaha.
1. Profil usaha
a. Pertanyaan: Kapan PT. Travel Haji & Umroh Baitussalam dan
PT. Arminareka Perdana berdiri?
Jawaban: untuk lebih jelasnya bisa dibaca di buku ini ya mas.
Singkatnya, PT. Arminareka Perdana didirikan pada 9 Februari
1990. Lalu pada 13 Mei 2008 dibentuk divisi marketing yaitu PT.
Armina Utama Sukses.
b. Pertanyaan: Bagaimana struktur organisasi PT. Arminareka
Perdana?
Jawaban: Bisa di cek nanti di website kami di
www.arminareka.info atau www.arminareka.net
c. Pertanyaan: Bagaimana status hukum PT. Arminareka Perdana?
Jawaban: Bisa dilihat sendiri mas di sini ada semua izin
perusahaan kami. Terutama di sini ada fatwa DSN tentang
penjualan langsung berjenjang syariah yang kami jalankan.
d. Pertanyaan: Apa saja produk jasa yang ditawarkan PT.
Arminareka Perdana?
Jawaban: Kami menawarkan paket haji plus dan umroh. Untuk
lebih jelas bisa dilihat di brosur. Dan di dalam paket ibadah umroh
dan haji plus terdapat paket kemitraan yang tadi sudah dijelaskan
oleh ibu Inkris.
60
2. Aksioma persatuan (unity)
a. Pertanyaan: Apakah travel PT. Travel Arminareka Perdana
bergabung dengan komunitas yang berhubungan dengan biro
perjalanan?
Jawaban: Ya betul. Kami tergabung dalam AMPHURI.
b. Pertanyaan: Bagaimana pelayanan pasca ibadah haji dan umroh?
Jawaban: Kami ada kegiatan pasca ibadah. Biasanya dilakukan
per leader. Kegiatannya biasanya ada pengajian, yang sering itu ya
seminar untuk kemitraan.
3. Aksioma keseimbangan (equilibrium)
a. Pertanyaan: Bagaimana pandangan perusahaan terhadap
perusahaan travel haji lain?
Jawaban: Ga begitu masalah yaa.. Kami yakin setiap orang punya
rejekinya masing-masing. Gitu juga perusahaan.
4. Aksioma kehendak bebas (free will)
a. Pertanyaan: Bagaimana menerapkan harga kepada jamaah?
Jawaban: Kita cuma ikut aja dari standar harga yang ditetapkan
AMPHURI. Jadi ga beda jauh dengan travel lain.
b. Pertanyaan: Bagaimana promosi yang dilakukan PT. Arminareka
Perdana?
Jawaban: Perusahaan mengalokasikan biaya promosi perusahaan
untuk program kemitraan. Jadi kalo anda melihat ada yang
mendapat reward, ya itu alokasi dari biaya promosi perusahaan.
61
5. Aksioma tanggung jawab (responsibility)
a. Pertanyaan: Apa fasilitas yang diberikan kepada jamaah PT.
Arminareka Perdana?
Jawaban: Bisa dicek di brosur. Lengkap di sana.
b. Jawaban: Apakah PT. Arminareka Perdana memiliki program
bimbingan haji selama di tanah suci?
Pertanyaan: Ya pasti punya.
c. Pertanyaan: Apakah PT. Arminareka Perdana memiliki program
manasik haji selama di tanah air?
Jawaban: Ya, setiap 2 minggu sekali.
6. Ihsan (benevolence)
a. Pertanyaan: Bagaimana follow up PT. Arminareka Perdana
terhadap calon konsumen?
Jawaban: Untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan langsung nanti ke
ibu Inkris selaku pelaku lapangan.. hahahahaha..
62
No. Angket :
Assalamu’alaikum, Wr, Wb.
KUESIONER
Untuk Pengguna Jasa Biro Perjalanan Haji & Umroh PT. Arminareka Perdana
PENGANTAR
Kuesioner ini ditujukan untuk memperoleh data dan informasi yang terkait dengan
permasalahan yang diteliti dalam bentuk skripsi dengan judul “Studi Evaluasi
Penerapan Etika Bisnis Pada Biro Perjalanan Haji & Umroh. Studi pada PT.
Arminareka Perdana”. Peneliti berharap kepada responden terpilih sebagai
responden dalam penelitian ini dapat bekerja sama dalam memberikan informasi
serta jawaban atas pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner ini secara benar,
jujur dan objektif.
Atas bantuan dan kerjasamanya, peneliti mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.
Jakarta, Januari 2014
Pramana Wijaya
63
A. IDENTITAS RESPONDEN
Pada bagian ini Anda dimohon untuk memberikan tanda silang (X) pada
jawaban yang paling sesuai dengan Anda.
1. Nama Responden/Inisial: _______________________
2. Usia
a. ≤ 24 tahun
b. 25-29 tahun
c. 30-39 tahun
d. 40-49 tahun
e. ≥ 50 tahun
3. Jenis Kelamin:
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Status Pernikahan:
a. Belum Menikah
b. Menikah
Petunjuk Pengisian
Jawab pertanyaan dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang
telah tersedia
NO PERTANYAAN YA TIDAK TIDAK
TAHU
1. Saya pernah pergi haji/umroh √
B. AKSIOMA TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY)
NO PERTANYAAN YA TIDAK TIDAK
TAHU
1 Travel melaksanakan berbagai aktivitas
pelayanan kepada para jamaah sesuai dengan
rencana
2 Travel melaksanakan manasik haji selama di
tanah air
64
3 Travel melaksanakan bimbingan haji selama
di tanah suci
4 Travel menyediakan pelayanan yang baik dan
sesuai janji yang diberikan
5 Travel memberikan perlengkapan yang baik
(seperti: kain ihram, mukena, dll)
6 Sarana (seperti: hotel, transportasi, dll) yang
disediakan travel sesuai dengan harapan
jamaah
7 Travel melaksanakan ziarah ke tempat
bersejarah yang berada di tanah suci
C. AKSIOMA KESEIMBANGAN (EQUILIBRIUM)
NO PERTANYAAN YA TIDAK TIDAK
TAHU
1 Travel memberikan perhatian terhadap
jamaah yang mengalami kesulitan atau
masalah
2 Travel memberikan pelayanan khusus
terhadap jamaah berkebutuhan khusus yang
mengalami kesulitan atau masalah
3 Travel memberikan informasi dengan jelas
tentang pelayanan yang akan diberikan
selama di tanah air
4 Travel memberikan informasi dengan jelas
tentang pelayanan yang akan diberikan
selama di tanah suci
5 Travel memberikan layanan yang dibutuhkan
oleh jamaah secara cepat
6 Pegawai travel selalu bersedia membantu
kesulitan yang dihadapi jamaah
7 Buku manasik yang diberikan travel sangat
lengkap doa-doanya
D. AKSIOMA KEHENDAK BEBAS (FREE WILL)
NO PERTANYAAN YA TIDAK TIDAK
TAHU
1 Harga yang ditetapkan pihak travel terlalu
mahal
2 Promosi yang dilakukan pihak travel dirasa
terlalu mengintimidasi/berlebihan
65
E. AKSIOMA IHSAN (BENEVOLENCE)
NO PERTANYAAN YA TIDAK TIDAK
TAHU
1 Apakah anda pernah melihat travel
melaksanakan kegiatan sosial?
2 Apakah ada jamaah yang diberangkatkan
secara gratis oleh pihak travel?
F. AKSIOMA PERSATUAN (UNITY)
NO PERTANYAAN YA TIDAK TIDAK
TAHU
1 Travel melaksanakan kegiatan pasca ibadah
haji/umroh
2 Kegiatan pasca ibadah haji & umroh
dilakukan secara rutin