studi eksperimental pemanen energi biomekanik prinsip ... · studi eksperimental pemanen energi...
TRANSCRIPT
STUDI EKSPERIMENTAL PEMANEN ENERGI BIOMEKANIK PRINSIP INJAKAN
KAKI MANUSIA PADA POSISI DUDUK
Nurlaili Izzaty
Jurusan Teknik Mesin, FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111,
Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Energi listrik merupakan salah satu jenis energi yang banyak digunakan dan tidak bisa
lepas dari kehidupan sehari-hari. Namun saat ini sumber daya energi, terutama bahan bakar
fosil, semakin menipis. Untuk mengatasinya, diperlukan sumber energi baru yang mudah
diperoleh dan tidak bersifat polutan. Salah satu sumber energi tersebut adalah gerakan manusia
dengan menggunakan prinsip energy harvesting. Gerakan manusia yang dimanfaatkan adalah
gerak injakan kaki, dengan gaya terbesar adalah gaya pada tumit kaki. Metode yang digunakan
untuk mengetahui energi yang dibangkitkan pada alat pemanen energy ini adalah uji
karakteristik melalui percobaan dan perhitungan. Melalui percobaan dapat diketahui voltase
dan arus bangkitan. Kemudian dari nilai voltase dan arus tersebut dapat diketahui daya yang
dibangkitkan melalui perhitungan. Adapaun variasi yang dilakukan berupa frekuensi eksitasi
dan posisi injak kaki manusia. Dari pengujian yang dilakukan diketahui bahwa besarnya
frekuensi injakan kaki mempengaruhi besarnya voltase yang dibangkitkan. Semakin besar
frekuensi injakan kaki maka semakin besar pula voltase yang dapat dibangkitkan. Selain itu,
variasi posisi injak kaki dalam menginjak juga mempengaruhi voltase bangkitan yang diperoleh.
Voltase bangkitan terbesar diperoleh pada saat posisi duduk dengan injakan pada telapak kaki
bagian depan. Voltase terbesar yang dapat dibangkitkan adalah 27,82 Volt dan voltase
terendahnya 7,80 Volt, yakni pada posisi duduk dengan injakan pada bagian tumit kaki dengan
frekuensi injakan 40 cycle per minute.
Kata kunci : energy harvesting, injakan kaki, energi bangkitan, frekuensi eksitasi, posisi tubuh
manusia.
Abstract
Electrical energy is a kind of energy which people need and use in their daily activities. But now,
the sources of many energy like natural liquid gas, oil, and any other fuel are decrease and
becomes empty someday. To solve it, world needs some new and pollutant free energy sources.
One of them is energy produced by human motion using energy harvesting principal. The energy
which will be harvested is energy on the foot surface when the foot touching down the ground.
There are some variations going to do in this experiment, frequency and human position. The
method which used for knowing the harvested energy in this harvesting energy mechanism is
experiment and calculating. In experiment, the voltage and current can be known. So then we
can know the harvested power by calculating known voltage and current we got from experiment
before. By those experiment that have done, we can see that induced voltage is depend on
frequency. Higher frequency used when experiment led to higher voltage. The variation of foot
position also affect amount of voltage. The highest voltage got when human in sit down position,
and the front of foot surface used to hit down the panel in harvesting energy mechanism. The
highest voltage was 27,82 Volt, and the lowest was 7,80 Volt.
Keywords : harvesting energy, force in foot surface, induced energy, frequency, human position.
1. Pendahuluan
Energi listrik merupakan salah satu
jenis energi yang banyak digunakan dan
tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-
hari. Namun saat ini sumber daya
energi, terutama bahan bakar fosil,
semakin menipis. Untuk mengatasinya,
diperlukan sumber energi baru yang
mudah diperoleh dan tidak bersifat
polutan. Dari penelitian terdahulu,
didapatkan fakta bahwa aktifitas sehari-
hari manusia dapat menghasilkan
energy yang nantinya dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energy.
Gerakan yang menghasilkan energy
cukup besar diantaranya adalah gerakan
kaki (berjalan, berlari, dan sebagainya).
Selain untuk menghasilkan energy,
gerakan tubuh, dalam hal ini kaki, juga
diperlukan untuk menjaga kesehatan
badan. Dengan kegiatan kerja yang
cukup padat, kebanyakan orang tidak
lagi punya waktu untuk berolahraga.
Untuk itu dibuatlah suatu peralatan
yang bisa memfasilitasi olahraga ringan
disela-sela waktu kerja, yang nantinya
juga bisa digunakan untuk
menghasilkan energy.
2. Metode Penelitian
Ada beberapa metode untuk
membangkitkan energi listrik dari
gerakan manusia, salah satunya adalah
dengan metode induksi
elektromagnetik. Induksi
Elektromagnetik merupakan
penggabungan antara listrik dan
magnet. Listrik dan magnet adalah dua
hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap
ada listrik tentu ada magnet dan
sebaliknya. Jika magnet batang
digerakkan mendekati kumparan, maka
garis-garis gaya yang masuk kumparan
bertambah, sehingga pada kumparan
akan timbul arus. Adanya arus ini
ditunjukkan oleh gerakan jarum
galvanometer dan jika magnet batang
tidak digerakkan, maka jumlah garis-
garis gaya didalam kumparan tetap.
Sedangkan jika magnet batang
digerakkan menjauhi kumparan , maka
jarum galvanometer akan bergerak
kearah berlawanan dengan arah gerak
semula (ketika magnet didekatkan),
sehingga garis-garis gaya yang masuk
kumparan menjadi berkurang. Arus
dan gaya gerak listrik yang timbul
disebut arus dan gaya gerak listrik
induksi, sedangkan gejalanya disebut
induksi elektromagnetik.
3. Hasil dan Pembahasan
Gambar 1. Alat Pemanen Energi
Pada pengambilan data pertama,
responden duduk pada kursi dan
meletakkan telapak kakinya pada tuas
penginjak dan tumit digunakan sebagai
penggerak tuas. Pengambilan data ini
dilakukan pada 3 variasi frekuensi
injakan, yaitu frekuensi 40 CPM, 60
CPM dan 80 CPM. Masing-masing
variasi dilakukan selama 1 menit.
Setelah pengujian selesai, grafik
voltase bangkitan dan data nilai voltase
bangkitan dapat dilihat pada
oscilloscope yang terhubung dengan
generator pada alat pemanen energi.
Pengambilan data kedua dilakukan
pada posisi duduk dengan injakan pada
telapak kaki bagian depan dengan tiga
variasi frekuensi, yaitu 40 CPM, 60
CPM dan 80 CPM.Sedangkan
pengambilan data ketiga dilakukan
pada posisi yang sama, yakni duduk
dengan injakan pada telapak kaki
bagian depan, namun diinjak secara
bergantian.
Dari pengujian yang telah dilakukan,
didapat data voltase dan arus bangkitan
sebagai berikut:
Tabel 1. Data Voltase Bangkitan
Tabel 2. Data Arus Bangkitan
Tabel 3. Data Daya Bangkitan
Dari keseluruhan data yang telah
didapat, dapat dilihat dan disimpulkan
bahwa voltase bangkitan terbesar
diperoleh pada posisi duduk dengan
injakan pada telapak kaki bagian
depan. Voltase bangkitan terbesar
berikutnya diperoleh pada posisi duduk
dengan tumpuan pada telapak kaki
bagian depan yang diinjak secara
bergantian, dan voltase bangkitan
terendah didapat pada posisi duduk
dengan injakan pada kaki bagian tumit.
Selain itu, meskipun alat pemanen
energi ini dirancang sama dan
menggunakan komponen yang sama,
hasil voltase bangkitan yang diperoleh
pada channel 1 dan 2 mengalami
perbedaan.
Sebenarnya, pada bagian kaki
manusia yang memiliki gaya paling
besar adalah bagian tumit (38,24
kg). Namun saat posisi duduk
dengan injakan pada telapak kaki
bagian depan, gaya yang dihasilkan
lebih besar daripada gaya pada
tumit. Gaya pada telapak kaki ini
merupakan penjumlahan dari gaya
pada MPJ (1st MPJ, 2
nd MPJ dan 3-
5th MPJ) sebesar 45,41 kg. Hal ini
yang menyebabkan voltase
bangkitan pada posisi duduk
dengan injakan pada telapak kaki
bagian depan menghasilkan voltase
bangkitan yang paling besar.
Selain itu, dapat dilihat bahwa
semakin meningkatnya frekuensi
injak mengakibatkan semakin
besarnya voltase bangkitan, yang
sesuai dengan perumusan,
Εmax = N B A ω
Dimana nilai ω sendiri merupakan
perkalian dari frekuensi eksitasi
dengan 2 kali phi (ω= 2πf). Untuk nilai
N, B, dan A yang sama, pada beberapa
variasi frekuensi yang diberikan, nilai
voltase bangkitan akan berbanding
lurus dengan variasi frekuensi eksitasi
yang dalam hal ini merupakan
frekuensi injak kaki pada tuas alat
pemanen energi. Semakin tingginya
frekuensi mengakibatkan semakin
tingginya putaran poros yang
kemudian memutar kumparan di dalam
generator. Kumparan yang berputar ini
memotong medan magnet dan
menimbulkan voltase.
Adanya perbedaan hasil antara alat
pada kaki kanan dan kaki kiri (channel
1 dan channel 2) disebabkan karena
beberapa hal, seperti misalnya nilai
gesekan yang besarnya diabaikan
dalam penelitian ini, performa
generator yang berbeda meskipun
digunakan tipe dan spesifikasi
generator yang sama, serta kesesuaian
dalam pengaturan komponen pada
perakitan alat yang tidak persis sama
karena kekurangan manusia. Hal lain
yang mempengaruhi adalah kekuatan
otot kaki dalam menginjak, yang
tentunya berbeda tidak hanya pada
orang yang berbeda namun juga pada
bagian kaki yang berbeda. Aktifitas
harian dari responden penguji terhadap
kekuatan otot kakinya akan
mempengaruhi kekuatannya.
4. Kesimpulan
Dari pengujian yang dilakukan
diketahui bahwa besarnya frekuensi
injakan kaki mempengaruhi besarnya
voltase yang dibangkitkan. Semakin
besar frekuensi injakan kaki maka
semakin besar pula voltase yang dapat
dibangkitkan. Selain itu, variasi posisi
injak kaki dalam menginjak juga
mempengaruhi voltase bangkitan yang
diperoleh. Voltase bangkitan terbesar
diperoleh pada saat posisi duduk
dengan injakan pada telapak kaki
bagian depan. Voltase terbesar yang
dapat dibangkitkan adalah 27,82 Volt
dan voltase terendahnya 7,80 Volt,
yakni pada posisi duduk dengan
injakan pada bagian tumit kaki dengan
frekuensi injakan 40 cycle per menit.
5. Pustaka
Scott, Genevieve and friends. 2007.
“Biomechanics Research”.
Universitas La Trobe, Victoria,
Australia.
Novacheck, Tom F., 1998, “The
Biomechanics of Running”, Gait and
Posture 7, 75 – 95
Racic, V dkk. 2009, “Experimental
identification and analytical
modelling of human walking forces:
Literature review”. Department of
Civil & Structural Engineering,
University of Sheffield.
Huston, L.Ronalds. “Principle of
Biomechanics”. CRC Press Taylor and
Francis Group.
Matsch, Leander W. 1977.
“Electromagnetic &
Electromechanical Machines”, 2nd
edition.
http://basicsphysics.blogspot.com/2008/12
/energi-kinetik.html