studi analisis metode hisab arah kiblat kh. ahmad...

117
STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari’ah Jurusan Ahwal al-Syakhsiyah Oleh: Purkon Nur Ramdhan 082111092 FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Upload: trinhdieu

Post on 03-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT

KH. AHMAD GHOZALI

DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari’ah

Jurusan Ahwal al-Syakhsiyah

Oleh:

Purkon Nur Ramdhan 082111092

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

ii

H. Tolkah, MA.

Karonsih Baru Raya No.87

RT 3/XII

Ngaliyan Semarang

Ahmad Syifaul Anam, SHI, MH

Perum Korpri No. 28

Jl. Tugurejo Timur RT 05/RW 05

Tugurejo Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eks

Hal : Naskah Skripsi

An. Sdr. Purkon Nur Ramdhan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari’ah

IAIN Walisongo

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Setelah saya mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

ini saya kirim naskah skripsi saudara :

Nama : Purkon Nur Ramdhan

NIM : 082111092

Judul Skripsi : Studi Analisis Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad

Ghozali dalam kitab Irsyaad al-Muriid

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera

dimunaqosyahkan.

Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

H. Tolkah MA Ahmad Syifaul Anam, SHI, MH

NIP. 19690571 99603 1005 NIP. 19800120 200312 1001

Page 3: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

iii

Page 4: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

iv

M O T T O

“Dan dari mana saja kamu ke luar, maka palingkanlah wajahmu

ke arah Masjidil Haram; sesungguhnya ketentuan itu benar-benar

sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak

lengah dari apa yang kamu kerjakan.”

(QS. Al Baqarah: 149)

Page 5: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini

Saya persembahkan untuk :

Kedua orangtuaku,

Bapakku Nana, Ibuku Ani Susyani

Adik-adikku tersayang Ira Hardianti, Afiatin Nur Saidah

Keluarga Besar Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut

Keluarga Besar Pondok Pesantren Daarun Najaah Tugu Semarang

Page 6: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

vi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung

jawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang telah

pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini

tidak berisi satupun pemikiran-

pemikiran orang lain, kecuali informasi

yang terdapat dalam referensi yang

dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 12 Juni 2012

DEKLARATOR

Purkon Nur Ramdhan

NIM: 082111092

Page 7: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

vii

ABSTRAK

Kitab Irsyâd al-Murîd ilâ Ma'rifati 'Ilmi al-Falak 'alâ al-Rashdi al-Jadîd

(Panduan Bagi Murid Tentang Ilmu Falak Dalam Tinjauan Baru), kitab karangan

KH. Ahmad Ghozali ini merupakan kitab yang dikategorikan ke dalam hisab

kontemporer. Kitab ini disusun sebagai penyempurnaan dari kitab-kitab

sebelumnya, karena buku (kitab) hisab KH. Ahmad Ghozali yang terdahulu

ternyata pada kenyataanya kurang presisi. Kitab-kitab tersebut masih

menggunakan sistem hisab hakiki takribi dan hakiki tahkiki, seperti kitab Taqyidat

al-Jaliyah, Faidl al-Karim, Bughyat al-Rafiq, Anfa' al-Wasilah, Tsamarat al-

Fikar.

Dalam penentuan arah kiblat, kitab tersebut menggunakan rumusan konsep

yang berbeda. Padahal kitab ini termasuk metode hisab kontemporer yang

menggunakan teori segitiga bola. Selain itu, hal yang menarik dari kitab ini adalah

bisa menghitung dua kali kemungkinan rashdul kiblat, yakni kemungkinan

pertama dan kemungkinan kedua. Kemungkinan pertama terjadi qabla zawal

(sebelum zawal) dan kemungkinan kedua terjadi ba'da zawal (sesudah zawal).

Sehingga timbul permasalahan sebetulnya bagaimana metode hisab arah kiblat

KH. Ahmad Ghozali dalam kitab Irsyâd al-Murîd dan bagaimana tingkat

keakurasiannya jika dikomparasikan dengan standar akurasi Ephemeris.

Penelitian ini adalah Library Research. Sumber data primer diperoleh dari

kitab Irsyâd al-Murîd. Sedangkan data sekunder yaitu berupa buku-buku dan

dokumen lainnya. Jenis analisis data menggunakan content analysis (analisis isi)

melalui teknik deskriptif (menjelaskan) dan komparatif (membandingkan).

Metode hisab arah kiblat dalam kitab Irsyâd al-Murîd karangan KH.

Ahmad Ghazali tergolong metode hisab kontemporer yang memiliki kesamaan

dan perbedaan dengan metode kontemporer lainnya (ephemeris). Persamaannya

adalah rumus yang digunakan dalam menghitung azimuth kiblat dan rashdul

merupakan turunan dari teori dasar segitiga bola dan perhitungannya pun harus

selalu menggunakan kalkulator. Sedangkan perbedaanya antara lain:

a) Rashdul kiblat dalam perhitungan kitab Irsyâd al-Murîd

menggunakan nilai absolut dan bisa memperhitungkan dua kali

kemungkinan terjadinya rashdul kiblat dalam sehari. Dan rashdul

kiblat terjadi dua kali ini berlaku bagi daerah tertentu.

b) Penggunaan data Matahari, baik itu deklinasi Matahari atau

equation of time yang berbeda.

c) Metode ini memiliki tingkat akurasi tinggi karena menggunakan

data yang tidak jauh berbeda dengan data ephemris

Kata kunci : (Irsyâd al-Murîd, KH. Ahmad Ghozali, Arah Kiblat, Rashdul

Kiblat dua kali dalam sehari).

Page 8: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah sang raja manusia yang maha pengasih dan

penyayang, bahwa atas taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW kekasih Allah sang pemberi syafa’at beserta seluruh keluarga,

sahabat dan para pengikutnya.

Skripsi yang berjudul “Studi Analisis Metode Hisab Arah Kiblat KH.

Ahmad Ghozali dalam Kitab Irsyâd al-Murîd”, ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas

Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak

mungkin terlaksana tanpa adanya bantuan baik moral maupun spiritual dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sedalamnya

terutama kepada :

1. DR. Imam Yahya, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini.dan memberikan

fasilitas belajar dari awal hingga akhir.

2. Drs. H. Tolkah MA selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ahmad Syifaul Anam, SHI, MH., selaku Pembimbing II atas bimbingan

dan pengarahan yang diberikan dengan sabar dan tulus ikhlas.

4. Ketua Jurusan dan sekretaris jurusan Ahwal Al-Syakhsiyah serta Para

Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, yang

telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi

5. Kepala Prodi Konsentrasi Ilmu Falak beserta para pengelola atas segala

perhatian, motivasi untuk selalu semangat belajar.

Page 9: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

ix

6. Pimpinan Perpustakaan Institut yang telah memberikan izin dan layanan

kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kedua orang tuaku beserta segenap keluarga, atas segala do’a, perhatian,

dukungan, kelembutan dan curahan kasih sayang yang tidak dapat penulis

ungkapkan dalam untaian kata-kata.

8. Keluarga Besar Pondok Pesantren Daarun Najaah Jerakah Tugu Semarang

Khususnya kepada KH. Sirodj Khudhori dan Dr. KH. Ahmad Izzuddin,

M.Ag yang telah menularkan banyak ilmunya kepada penulis.

9. Keluarga Besar PP Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan Sampang

Madura dan atas wawancaranya.

10. Semua teman-teman di Konsentrasi Ilmu Falak atas segala dukungan dan

persaudaraan yang terjalin.

11. Keluarga "Together 2008". Sebuah inspirasi, tempat bercerita, tempat

berbaur dalam suka-duka. Semua itu tak akan pernah terlupa, kalian adalah

bagian besar dalam hidupku. Akan selalu merindukan kalian.

12. Keluarga kecil Asemrowo (Ramdhani "Ebon", Ade "abah", Lukman

"anton", Alvian "kucrut", Zaenuddin "udin", Rifqi "maas", Tukin

"Masukin", Ashud "Samueliov", Alif "mas alip", Hendra " Mahoo"). Entah

kata apa yang pantas terucap, namun semua yang terjadi akan menjelma

sebagai sebuah memori terindah.

Harapan dan do’a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-

jasa dari semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya

skripsi ini diterima Allah SWT. serta mendapatkan balasan yang lebih baik

dan berlipat ganda.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh

karena itu penulis mengharap saran dan kritik konstruktif dari pembaca

demi sempurnanya skripsi ini.

Page 10: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

x

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat nyata bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Semarang, 12 Juni 2012

Penulis

Purkon Nur Ramdhan

Page 11: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

HALAMAN MOTTO . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv

HALAMAN PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v

HALAMAN DEKLARASI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi

HALAMAN ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii

HALAMAN KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix

HALAMAN DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

B. Permasalahan . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

C. Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

D. Telaah Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

E. Metode Penelitian . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

F. Sistematika Penulisan . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

BAB II : FIQH HISAB RUKYAT ARAH KIBLAT

A. Pengertian Kiblat dan Dasar Hukum Menghadap Kiblat . . . . . 17

B. Teori Perhitungan Arah Kiblat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27

BAB III : HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD GHOZALI DALAM

KITAB AL-IRSYÂD AL-MURÎD

A. Gambaran Umum Tentang Kitab Irsyâd al-Murîd. . . . . . . . . . . . 48

1. Biografi Pengarang Kitab Irsyâd al-Murîd . . . . . . . . . . . . . . . 48

2. Sistematika Kitab Irsyâd al-Murîd . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54

B. Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali Dalam Kitab

Irsyâd al-Murîd. .. . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57

1. Azimuth Kiblat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 58

Page 12: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

xii

2. Jam Rashdul Kiblat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59

BAB IV : STUDI ANALISIS TERHADAP HISAB ARAH KIBLAT KH.

AHMAD GHOZALI DALAM KITAB AL-IRSYÂD AL-MURÎD

A. Analisis Metode Hisab awal Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali

dalam Kitab al-Irsyâd al-Murîd . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 66

1. Teori Yang Dipakai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66

2. Sumber Data Yang Digunakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70

3. Analisis Metode Hisab Arah Kiblat Dalam Kitab Irsyâd al-

Murîd. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 73

4. Analisis Jam Rashdul Kiblat Dua Kali Dalam Sehari . . . . 78

B. Tingkat Akurasi Hasil Hisab Kitab Irsyâd al-Murîd . . . . . . . . . 82

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 91

B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 92

C. Penutup . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 92

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS

Page 13: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tidaklah ada perbedaan paham antara kaum muslim, bahwa

menghadap kiblat itu wajib untuk sahnya shalat1, maka shalat itu harus

terarah dan waktunya tertentu. Seluruh kaum muslim shalat menghadap

Mekah, kota kuno yang menjadi tempat bangunan suci umat Islam, yakni

Ka'bah. Hampir di seluruh masjid di dunia terdapat mihrab, atau ruang

shalat, yang menjadi petunjuk arah bagi semua jamaah untuk menghadap

ke Ka'bah atau Kiblat. Orientasi ini terlihat dalam pembangunan struktur

masjid2.

Banyak orang berselisih paham tentang arah kiblat masjid-masjid

di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

Indonesia telah melenceng kiblatnya dari Ka'bah, karena itu,

melaksanakan shalat di masjid tersebut tidak sah. Banyak kalangan yang

resah terutama pejabat Kementrian Agama, tokoh masyarakat, para takmir

masjid dan mushola3, bahkan ada yang mengusulkan untuk

1 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap), cet ke-37, Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2004, hal. 71

2 Howard R. Turner, Sains in Mediaeval Islam, An Illustrated Introduction (University of

Texas Press, Austin, 1997) , diterjemahkan oleh Zulfahmi Andri dengan judul Sains Islam yang

Mengagumkan: Sebuah catatan terhadap abad pertengahan, , Bandung: Nuansa, hal. 75

3 Ahmad Izzuddin, "Makalah Menyoal Fatwa MUI Tentang Arah Kiblat", disampaikan

pada Seminar Nasional Menggugat Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2010, pada tanggal 27 Mei M

yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Falak Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo Semarang. Hal. 1

Page 14: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

2

menghancurkan masjid-masjid tersebut dan selanjutnya dibangun kembali

dengan kondisi baru menghadap ke bangunan Ka'bah secara tepat4.

Untuk mendapatkan keyakinan dan kemantapan amal ibadah,

terutama dalam ibadah shalat, dengan ainul yaqin atau paling tidak yang

mendekatinya atau bahkan sampai pada haqqul yaqin, perlu adanya usaha

agar arah kiblat yang kita pergunakan mendekati persis ke Baitullah. Jika

arah tersebut telah kita temukan berdasarkan hasil ilmu pengetahuan

misalnya, maka wajib menggunakan arah tersebut selama belum

memperoleh hasil yang lebih teliti lagi5. Hal ini relevan dengan firman

Allah surat az-Zumar ayat 17-18:

Artinya: "dan orang-orang yang menjauhi Thaghut (yaitu) tidak

menyembah- nya6 dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita

gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-

Ku(17), yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang

paling baik di antaranya7. mereka Itulah orang-orang yang telah

diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang

mempunyai akal(18) 8

.

4 Ali Mustafa Yaqub, Kiblat Antara Bangunan dan Arah Ka'bah, Jakarta: Pustaka Darus

Sunnah, 2010, hal.14

5 Ahmad Izzuddin, Menentukan Arah Kiblat Praktis, Semarang: walisongo Press, 2010,

hal. 80

6 Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.

7 Maksudnya ialah mereka yang mendengarkan ajaran-ajaran Al Quran dan ajaran-ajaran

yang lain, tetapi yang diikutinya ialah ajaran-ajaran Al Quran karena ia adalah yang paling baik.

8 Yayasan Penyelengggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur'an Departemen Agama Republik

Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2009,

hal.460

Page 15: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

3

Persoalan arah kiblat erat kaitannya dengan letak geografis suatu

tempat, yakni berapa jarak suatu tempat dari khatulistiwa yang lebih

dikenal dengan istilah lintang dan berapa derajat letak suatu tempat dari

garis bujur kota Mekah9.

Oleh karena itu, dalam penentuan hisab arah kiblat, salah satu teori

yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan ilmu ukur segitiga

(Spherical Trigonometri)10

. Demi ketelitian hasil perhitungan yang

dilakukan, maka sebaiknya perhitungan yang dilakukan dibantu dengan

mesin hitung atau kalkulator11

.

Adapun rumus dalam mencari Azimuth Kiblat tersebut adalah12

:

Tan Q = tan LM x cos LT x cosec C - sin LT x cotan C

Ket : Q = Azimuth Kiblat

LM = Lintang Mekah 21o25'21,17"

LT = Lintang Tempat

` C = Selisih antara bujur Mekah dan bujur tempat

Disamping itu, suatu saat posisi Matahari berada di atas Ka'bah,

dan itu terjadi pada deklinasi Matahari sebesar lintang tempat Ka'bah

(21o25'25"LU) serta ketika Matahari berada pada titik kulminasi atas

dilihat dari Ka'bah (39o40'39"BT). Hal demikian terjadi pada setiap

tanggal 28 mei (jam11:57:16 LMT atau 09:17:56 GMT) dan pada tanggal

16 juli jam 16:26:43 WIB, semua bayangan benda yang berdiri tegak lurus

9 A. Jamil, Ilmu Falak (Teori dan Aplikasi Arah Kiblat, Awal Waktu Sholat dan Awal

Tahun Hisab Kontemporer), Jakarta: Amzah, 2009. hal.109

10

Ahmad Izzuddin, op. cit, hal. 23

11

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana Pustaka.

hal. 52

12

Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukyah Praktis dan Solusi

Permasalahannya), Semarang: Komala Grafika, 2006, Hal.37

Page 16: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

4

di permukaan bumi menunjukkan arah kiblat,karena ia berimpit dengan

jalur menuju Ka'bah, sehingga pada waktu itu baik sekali untuk mengecek

atau menentukan arah kiblat. Sedangkan Matahari yang berada di jalur

Ka'bah setiap hari bisa diperhitungkan kapan akan terjadinya13

.

Rumus dalam mencari rashdul kiblat yaitu14

:

Rumus I : Cot A = sin LT x cot Q

Rumus II : cos B = tan Deklinasi x cot LT X cos A = + A

Ket : B = jam rashdul Kiblat

Irsyâd al-Murîd Ilâ Ma'rifati 'Ilmi al-Falak 'Alâ AL-Rashdi al-

Jadîd (Panduan Bagi Murid Tentang Ilmu Falak Dalam Tinjauan Baru),

kitab karangan KH. Ahmad Ghozali ini merupakan kitab yang

dikategorikan ke dalam hisab kontemporer. Sebuah sistem atau metode

hisab dapat dikategorikan kedalam hisab kontemporer jika memenuhi

beberapa indikasi sebagai berikut15

:

(1) Perhitungan dilakukan dengan sangat cermat dan banyak proses

yang harus dilalui.

(2) Rumus-rumus yang digunakan lebih banyak menggunakan rumus

segitiga bola.

(3) menggunakan media komputerisasi dan peralatan canggih.

(4) Sistem koreksi lebih teliti dan kompleks.

13 Ibid. hal. 72

14

Ibid, hal. 33

15

http://paramujaddida.wordpress.com/2010/04/17/ensiklopedia-ilmu-falak-rumus-rumus-

hisab-falak/ diakses pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 7:43 WIB

Page 17: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

5

Dalam perkembangan ilmu falak di Indonesia, sistem hisab dapat

digolongkan menjadi beberapa generasi:16

1. Hisab Hakiki Takribi. Termasuk dalam generasi ini kitab Sullam al-

Nayyirain karya Mansur bin Abdul Hamid bin Muhammad Damiri el-

Betawi dan Kitab Fathu al-Rauf al-Mannan karya Abu Hamdan Abdul

Jalil.

2. Hisab Hakiki Tahkiki. Termasuk dalam kelompok ini, seperti kitab al-

Khulâshat al-Wafiyah karya KH. Zubaer Umar al-Jaelani Salatiga,

kitab Badi’at al-Mitsal karya K.H Ma’shum Jombang, dan Hisab

Hakiki karya KRT Wardan Diponingrat17

.

3. Hisab Hakiki Kontemporer. Termasuk dalam generasi ketiga ini,

seperti The New Comb, Astronomical Almanac,18

Islamic Calendar

karya Muhammad Ilyas, dan Mawaqit karya Dr. Ing. Khafid19

dan

kawan-kawan.

Irsyâd al-Murîd Ilâ Ma'rifati 'Ilmi al-Falaki 'Alâ al-Rashdi al-

Jadîd adalah salah satu kitab karya KH. Ahmad Ghozali Muhammad

16 Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak, cet I, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005, hal. 4

17

Muhammad Wardan adalah tokoh muslim Indonesia yang oleh banyak kalangan

disebut-sebut sebagai penggagas awal munculnya konsep wujudul hilal. Lihat dalam Susiknan

Azhari, Hisab & Rukyah “Wacana Untuk Membangun Kebersamaan di Tengah Perbedaan”,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, hal. 5.

18

Nautical Almanac adalah sejenis buku yang memuat daftar posisi Matahari, Bulan,

planit dan bintang-bintang penting pada saat-saat tertentu tiap hari dan malam sepanjang tahun.

Maksudnya ialah mempermudah posisi-posisi kapal. Dalam buku tersebut dimua pula, pukul

berapa G.M.T benda-benda langit itu mencapai Kulminasi atas, bagi setiap meridian bumi.

Deklinasi dan Ascension Recta benda-benda langit, perata waktu, koreksi sextant kearena

pembiasan sinar dank arena pengukuran kehorizon kodrat itu dimuat pula. Lihat P. Simamora,

Ilmu Falak (Kosmografi) “Teori, Perhitungan, Keterangan, dan Lukisan”, cet XXX (Jakarta: C.V

Pedjuang Bangsa, 1985), hal. 66.

19

Dr. Ing. Khafidz adalah seorang ahli geodesi yang sekarang aktif di

BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional).

Page 18: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

6

Fathullah yang disusun sebagai penyempurnaan dari kitab-kitab

sebelumnya. Karena buku (kitab) hisab KH. Ahmad Ghozali yang

terdahulu ternyata pada kenyataanya kurang presisi. Kitab-kitab tersebut

masih menggunakan sistem hisab hakiki takribi dan hakiki tahkiki, seperti

kitab Taqyidat al-Jaliyah, Faidl al-Karim, Bughyat al-Rafiq, Anfa' al-

Wasilah, Tsamarat al-Fikar.20

Disamping itu KH. Ahmad Ghozali juga mengungkapkan bahwa

penyusunan kitab Irsyâd al-Murîd ini juga berdasarkan keinginannya

untuk ikut memasyarakatkan ilmu falak di kalangan umat Islam pada

umumnya dan para santri pada khususnya. Oleh karena itu kitab Irsyâd al-

Murîd disusun dengan bahasa yang sederhana dan singkat sehingga mudah

dipahami serta dapat dikerjakan dengan alat hitung modern.21

Dalam penentuan arah kiblat, kitab tersebut menggunakan rumusan

konsep yang berbeda. Kitab ini termasuk metode hisab kontemporer. Kitab

Irsyâd al-Murîd telah memenuhi kriteria diatas sehingga dapat

digolongkan kedalam hisab kontemporer22

.

Rumus dalam menghitung azimuth kiblat adalah dengan

menggunakan rumus23

:

A = 360 - BM + BT

sin h = sin LT x sin LM + cos LT x cos LM x cos A

cos AQ = (sin LM - sin LT x sin h)/cos LT/cos h

20 Kitri Sulastri, Skrisis, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah Dalam Kitab Irsyâd

al-Murîd, Semarang: IAIN Walisongo, 2010, hal.46-47

21

Ibid

22

Ibid. hal.10-11

23

Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Irsyâd al-Murîd Ilâ Ma'rifati 'Ilmi al-Falaki

'alâ al-Rashdi al-Jadîd, Jember: Yayasan An-Nuriyah, 2005, hal. 20

Page 19: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

7

Sedangkan dalam rumus rasdhul kiblat menggunakan24

:

a = 90-deklinasi

b = 90- LT

Pa = cos b x tan AQ

P = tan-1

(1/(cos b x tan AQ))

Ca = Cos -1

(1/tan a x tan b x cos P)

Kemungkinan pertama : C = Ca - P

Ba = 12 + C/15

Kemungkinan Kedua : C = Ca + p

Ba = 12 + C/15

Ada dua kemungkinan rashdul kiblat yang bisa diperhitungkan

dalam kitab tersebut, yakni kemungkinan pertama dan kemungkinan

kedua. Kemungkinan pertama terjadi qabla zawal (sebelum zawal25

) dan

kemungkinan kedua terjadi ba'da zawal (sesudah zawal) mengikuti

pemahaman dari KH. Ahmad Ghozali sebagai berikut26

:

"Ketika Simtu Kiblat (azimuth kiblat) sama dengan Simtu 'Irtifa'

as-Syamsi (azimuth Matahari), maka kedudukan Matahari berada

dalam arah menuju kiblat. Dan jika selisih antara azimuth kiblat

dan azimuth Matahari itu sebesar 180o, maka bayangan Matahari

pada waktu tersebut menunjukkan arah kiblat.Azimuth Kiblat

dihitung dari titik utara sejati searah dengan jarum jam. Untuk titik

utara sebesar itu besarnya sekitar 0o - 360

o, titik timur besarnya 90

o,

titik selatan besarnya 180o, dan titik barat besarnya 270

o.Jika

Azimuth Ketinggian Matahari besarnya sekitar 0o - 180

o, maka

Matahari berada di sebelah timur, bisa disebut dengan Qabla

Zawal, dan jika azimuth ketinggian Matahari besarnya sekitar 180o

- 360o, maka Matahari berada di barat, dan disebut dengan Ba'da

Zawal."

Didalam kitab Irsyâd al-Murîd, dalam menghitung jam rashdul

kiblat untuk kota Surabaya dengan posisi -7o 15' LS dan 112

o 45' BT pada

tanggal 14 Oktober 2004, bisa dilihat rashdul kiblatnya pada kemungkinan

pertama yakni pada jam 11:4:51.67 WIB (Qabla Zawal), dan

24 Ibid. Hal. 23-24

25

Waktu kulminasi dalam bahasa inggris dikenal dengan Midday. Lihat Susiknan Azhari,

Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, Hal.244

26

Ahmad Ghazali Muhammad Fathulloh, op. cit., Hal. 21

Page 20: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

8

kemungkinan kedua pada jam 1:31:23.66 WIB (Qabla Zawal) 27

. Namun

untuk kemungkinan kedua tersebut tidaklah mungkin untuk bisa dilihat

jam rashdul kiblatnya karena Matahari berada di bawah ufuk.

Sedangkan kota Casablanca pada tangal 27 Mei 2004 dengan

posisi 39o 39' LU dan 7

o 35' BT, jam rashdul kiblatnya bisa dilihat dua kali

pada kemungkinan pertama pada Qobla Zawal yakni jam 9:17:15.32 WD

(Waktu Daerah) dan kemungkinan kedua pada Ba'da Zawal jam 16:31-

50.94 WD.28

Berangkat dari latar belakang yang telah penulis bahas

sebelumnya, maka penulis dengan kemampuan yang ada tertarik untuk

mengetahui dan menganalisa metode kitab Irsyâd al-Murîd dalam meng-

hisab arah kiblat. Studi tersebut penulis angkat dalam skripsi dengan

judul: “Studi Analisis Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali

dalam Kitab Irsyâd al-Murîd”.

B. Permasalahan

Rumusan masalah penelitian yang dilaporkan dalam bentuk skripsi

ini adalah sebagai berikut:

a) Bagaimana metode hisab arah kiblat yang dikemukakan oleh

KH.Ahmad Ghozali dalam kitab Irsyâd al-Murîd?

b) Bagaimana tingkat akurasi metode hisab arah kiblat KH.

Ahmad Ghozali dalam kitab Irsyâd al-Murîd?

27 Ibid, Hal. 26

28

Ibid, Hal. 27

Page 21: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

9

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) untuk mengetahui metode hisab arah kiblat yang digunakan oleh

KH. Ahmad Ghozali dalam menentukan arah kiblat.

2) untuk mengetahui tingkat akurasi penentuan metode hisab arah

kiblat KH. Ahmad Ghozali yang dibandingkan dengan metode

segitiga bola dan rashdul kiblat yang dianggap paling akurat

disaat ini dalam konteks perkembangan ilmu falak di Indonesia.

D. Telaah Pustaka

Sejauh penelusuran penulis, ditemukan tulisan yang membahas

kitab Irsyâd al-Murîd karya KH. Ahmad Ghazali yaitu skripsi Kitri

Sulastri dengan judul, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah Dalam

Kitab al-Irsyaad al-Muriid29

, namun fokusnya hanya pada seputar hisab

awal bulan kamariah saja bukan seputar hisab arah kiblat. Meski

demikian, penulis tetap menjadikannya sebagai salah satu telaah

pustaka karena skripsi itu juga meneliti objek yang sama namun

berbeda dalam fokus permasalahannya.

Penulis juga menemukan disertasi Ahmad Izzuddin dengan judul

Kajian Terhadap Metode-metode Penentuan Arah Kiblat Dan

Akurasinya30

. Disertasi tersebut meneliti tentang beberapa metode

29 Kitri Sulastri, Skripsi, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah Dalam Kitab Irsyâd

al-Murîd, Semarang: IAIN Walisongo, 2010.

30

Ahmad Izzuddin, Disertasi, Kajian Terhadap Metode-metode Penentuan Arah Kiblat

Dan Akurasinya, Semarang: IAIN Walisongo, 2011.

Page 22: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

10

penentuan arah kiblat yang ada di masa sekarang. Hasil dari penelitiannya

itu belum ada rumusan baku tentang definisi menghadap arah kiblat pada

masa para ulama madzhab. Selain itu aplikasi teori perhitungan arah yang

sesuai dengan definisi arah dalam penentuan arah menghadap kiblat adalah

arah yang memiliki acuan pada lingkaran besar (great circle) yang dipakai

dalam teori trigonometri bola dan teori geodesi, karena yang dikehendaki

dalam arah menghadap kiblat adalah arah menghadap, bukan arah

perjalanan bergerak menuju Mekah sebagaimana yang dihasilkan oleh

teori navigasi. Hasil terakhirnya adalah kerangka teoritik yang tepat dan

akurat dalam metode penentuan arah kiblat ialah teori geodesi karena

mempertimbangkan bentuk bumi yang sebenarnya dan teori trigonometri

bola dengan koreksi dari lintang geografik ke geosentris.

Skripsi Siti Muslifah31

yang berjudul “Sejarah Metode Penentuan

Arah Kiblat Masjid Agung At-Taqwa Bondowoso Jawa Timur” yang

membahas sejarah metode pengukuran arah kiblat Masjid Agung At

Taqwa Bondowoso dan akurasinya. Skripsi Mahya Laila32

yang berjudul

"Studi Komparasi Hisab Arah Kiblat Syekh Muhammad Thahir Jalaluddin

al-Minangkabawi dalam Kitab Pati Kiraan Pada Menentukan Waktu Yang

Lima dan Hala Kiblat dengan Logaritma dan K.H Zubair Umar al-Jailani

dalam Kitab al-Khulasah al-Wafiyyah", yang membahas tentang

31

Siti Muslifah, Skripsi, Sejarah Metode Penentuan Arah Kiblat Masjid Agung At Taqwa

Bondowoso Jawa Timur, Semarang: IAIN Walisongo, 2010.

32

Mahya Laila, Skripsi, Studi Komparasi Hisab Arah Kiblat Syekh Muhammad Thahir

Jalaluddin al-Minangkabawi dalam Kitab Pati Kiraan Pada Menentukan Waktu Yang Lima dan

Hala Kiblat dengan Logaritma dan K.H Zubair Umar al-Jailani dalam Kitab al-Khulasah al-

Wafiyyah, Semarang: IAIN Walisongo, 2010.

Page 23: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

11

perbandingan metode hisab arah kiblat dari kitab Pati Kiraan dan kitab al-

khulashoh al-wafiyah.

Juga skripsi Ismail Khudhori (2005) S. 1 Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang yang berjudul “Studi Tentang Pengecekan Arah

Kiblat Masjid Agung Surakarta”.33

Berbagai kepustakaan di atas menunjukkan bahwa penelitian-

penelitian terdahulu berbeda namun dalam ranah yang sama dengan

permasalahan yang akan diangkat penulis.

E. Metode Penelitian

Metode yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan oleh

penulis untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh adalah

memakai metode penelitian yang bersifat Library Research,

karena teknis penekanannya lebih mengutamakan pada kajian

kepustakaan.

2. Jenis Data

Dalam hal ini sumber data primer34

diperoleh dari kitab

Irsyâd al-Murîd35

. Sedangkan data sekunder36

yaitu berupa buku-

33

Ismail Khudhori, Skripsi: Studi Tentang Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung

Surakarta, Semarang: IAIN Walisongo, 2005.

34

Data yang langsung dikumpukan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Lihat Sumadi

Suryabrata, Metodologi Penelitian, Ed.1 Cet.9, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, hal.84

35

Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Loc.Cit.

Page 24: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

12

buku diantaranya buku "Menentukan Arah Kiblat Praktis" karya

Ahmad Izzuddin37

, "Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek" karya

Muhyiddin Khazin38

, yang memuat data tentang rumusan

perhitungan menentukan arah kiblat serta data-data berupa lintang,

bujur, deklinasi Matahari, dan perata waktu yang diperlukan dalam

menganalisis perhitungan. Skripsi Kitri Sulastri39

mengenai

sistematika kitab Irsyâd al-Murîd biografi pengarangnya serta hasil

wawancara terstruktur kepada informan yaitu bpk. Ismail Selaku

santri terdekat KH. Ahmad Ghozali yang juga menjabat sebagai

ketua Lajnah Falakiyah Al-Mubarok PP. Lanbulan. Buku

"Astronomi Geodesi" karya K.J. Villanueva40

, mengenai teori

dasar segitiga bola. Kamus yang berkaitan dengan kitab Irsyâd al-

Murîd, seperti kamus Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia karya

Ahmad Warson Munawir41

, "Kamus Ilmu Falak" karya Muhyiddin

Khazin42

, "Ensiklopedi Hisab Rukyah" karya Susiknan Azhari, dan

lain sebagainya.

36 Data sekunder biasanya tersusun dalam bentuk dokumen. Dalam hal ini peneliti tidak

banyak berbuat untuk menjamin mutunya. Dalam banyak hal peneliti akan harus menerima

menurut apa adanya. Lihat Sumadi Suryabata, op. cit.,hal. 85

37

Ahmad Izzuddin, Menentukan Arah Kiblat Praktis

38

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, Loc. Cit

39

Kitri Sulastri, Skripsi, Loc. Cit.

40

K.J. Villanueva, Astronomi Geodesi, Bandung: Departemen Geodesi Fakultas Tekhnik

Sipil dan Perencanaan ITB.

41

Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997, hlm. 1087-1088

42

Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak, cet I

Page 25: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

13

3. Metode Pengumpulan Data.

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka metode yang penulis pergunakan adalah

metode dokumentasi dan wawancara.

Dokumentasi43

, yakni pengumpulan data dan informasi

pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian, terutama

sumber utama yaitu kitab Irsyâd al-Murîd sebagai data primer.

Sedangkan data sekundernya adalah Interview

(wawancara) kepada informan yaitu Bpk. Islmail selaku santri

terdekat KH. Ahmad Ghazali dan ketua Lajnah Falakiyah Al-

Mubarok PP. Lanbulan. Hal terssebut dilakukan dalam rangka

pengumpulan data dan informasi yang berkitan dengan

penelitian ini.data sekunder yang berkaitan dengan penelitian

ini baik melalui studi kepustakaan (buku-buku dan karya ilmiah

lainnya), melalui penelusuran yang ada di situs-situs internet,

maupun hasil-hasil pertemuan-pertemuan ilmiah.

4. Metode Analisis Data.

Analisis yang digunakan penulis adalah content analysis

(analisis isi) melalui teknik deskriptif (menjelaskan) dan

komparatif (membandingkan).

Deskripsi, yaitu gambaran atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai metode data primer serta fenomena

43 Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung pada subjek

penelitian namun melalui dokumen. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya, Cet I Bogor: Ghalia Indonesia, 2002, hal. 87.

Page 26: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

14

atau hubungan antar fenomena yang diselidiki44

. Dengan rujukan

utama yaitu kitab Irsyâd al-Murîd.

Selanjutnya, dilihat dengan model analisis comparative

study. Melakukan studi komparatif adalah membandingkan

metode hisab arah kiblat dalam kitab Irsyâd al-Murîd dengan

metode kontemporer yang dianggap metode paling akurat dan

banyak digunakan oleh kalangan ahli falak dalam menghitung dan

menetapkan arah kiblat yakni metode ephemeris yang

menggunakan landasan teori trigonometri bola.

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan penelitian ini disusun per bab, yang

terdiri atas lima bab. Di dalam setiap babnya terdapat sub-sub

pembahasan.

BAB I : PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang “Latar

Belakang Masalah” penelitian ini dilakukan. Kemudian mengemukakan

“Tujuan Penelitian”, dan “Manfaat”. Berikutnya dibahas tentang

“Permasalahan Penelitian” yang berisi pembatasan masalah dan rumusan

masalah. Selanjutnya dikemukakan “Tinjauan Pustaka”. Metode penelitian

juga dikemukakan dalam bab ini, di mana dalam “Metode Penelitian” ini

44

Pelaksanaan metode-metode deskriptif dalam pengertian lain tidak terbatas hanya

sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang

arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif membandingkan

persamaan dan perbedaan fenomena tertentu, lalu mengambil bentuk studi komparatif,

menetapkan hubungan dan kedudukan (status) dengan unsur yang lain. Lihat Winarno Surakhmad,

Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metoda, dan Teknik (Bandung: Tarsito, 1985), Edisi ke-7,

hal. 139-141. Lihat juga Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Cet.

II Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2003, hal. 136-137.

Page 27: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

15

dijelaskan bagaimana teknis/cara dan analisis yang dilakukan dalam

penelitian. Terakhir, dikemukakan tentang “Sistematika Penulisan”.

BAB II : FIQH HISAB RUKYAT ARAH KIBLAT. Bab ini

memaparkan kerangka teori landasan keilmuan, dengan judul utama “Fiqh

Hisab Arah Kiblat” yang didalamnya membahas tentang “Pengertian dan

dasar hukum menghadap kiblat, pendapat para ulama tentang

menghadap kiblat serta konsep dan metode umum perhitungan azimuth

dan rashdul kiblat.

BAB III : METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD

GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. Bab ini menerangkan

metode hisab arah kiblat berupa teori azimuth kiblat dan rahsdul kiblat

dalam kitab Irsyâd al-Murîd. Dalam bab ini juga kami singgung

beberapa kajian yang berkaitan dengan KH. Ahmad Ghozali yang

terangkum dalam Sosio-Biografinya dan dan juga memaparkan gambaran

sistematika dari magnum opusnya kitab Irsyâd al-Murîd.

BAB IV : ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH.

AHMAD GHOZALI TENTANG METODE AZIMUTH DAN RASHDUL

KIBLAT DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. Bab ini merupakan

pokok dari pembahasan penulisan penelitian yang dilakukan, yakni

meliputi analisis terhadap metode hisab teori azimuth kiblat dan

rashdul kiblat dan bagaimana tingkat keakurasiannya dibandingkan

dengan metode kontemporer, yakni segitiga bola (spherical

trigonometri).

Page 28: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

16

BAB V : PENUTUP. Bab ini meliputi “Kesimpulan” dan “Saran”

serta kata penutup

Page 29: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

17

BAB II

FIQH HISAB RUKYAT ARAH KIBLAT

A. Pengertian Kiblat dan Dasar Hukum Menghadap Kiblat

1. Pengertian Kiblat

Secara etimologi, kata "kiblat" berasal dari bahasa Arab yaitu قبهة .

Kata ini adalah salah satu bentuk masdar dari قبهة –يقبم –قبم yang berarti

menghadap.1

Secara terminologi, ada beberapa pendapat mengenai kata "kiblat"

tersebut. Susiknan Azhari memahami "kiblat" sebagai arah yang

menghadap oleh muslim ketika melaksanakan shalat, yakni arah menuju

ke Ka'bah di Mekah2.

Muhyiddin Khazin, yang dimaksud dengan arah kiblat adalah arah

atau jarak terdekat sepanjang lingkaran besar yang melewati kota Mekah

(Ka'bah) dengan tempat kota yang bersangkutan3. Sedangakan Kementrian

Agama mengartikan kiblat sebagai suatu arah tertentu bagi kaum muslimin

untuk mengarahkan wajahnya dalam melakukan shalat4.

Slamet Hambali mendefinisikan arah kiblat sebagai arah menuju

Ka'bah (Mekah) melalui lingkaran besar (great circle) bola bumi.

1 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997, hlm. 1087-1088.

2 Susiknan Azhari, Ensiklopedia Hisab Rukyat,Yogyakarta: Pusataka Pelajar,2008,Cet II,

Hal.174-175

3Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana

Pustaka,cet IV, 2008, hal.48

4 Departemen Agama RI, Diretorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam

Proyek Peningkatan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Ensiklopedi Islam,

Jakarta: CV. Anda Utama, 1993, hal.629

Page 30: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

18

Lingkaran besar bola bumi yang dilalui arah kiblat dinamakan lingkaran

arah kiblat. Lingkaran arah kiblat dapat didefinisikan sebagai lingkaran

besar bola bumi yang melalui sumbu kiblat. Sedangkan sumbu kiblat

adalah sumbu bola bumi yang melalui/menghubungkan titik pusat Ka'bah

dengan titik kebalikan Ka'bah5. Sedangkan Ahmad Izzuddin, mengartikan

kiblat adalah Ka'bah atau paling tidak masjidil haram dengan

mempertimbangkan posisi lintang dan bujur Ka'bah6.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kiblat

adalah letak atau posisi Ka'bah yang dalam bentuk ain-nya itu berada (kota

Mekah), sedangkan arah kiblat menunjukkan posisi Ka'bah dilihat dari

arah mana kita berada. Dengan kata lain, Ka'bah disebut sebagai kiblat

karena ia menjadi arah yang kepadanya orang harus menghadap dalam

mengerjakan shalat7.

2. Dasar Hukum Menghadap Kiblat

Semua muslim di dunia sudah mengetahui bahwa menghadap ke

arah kiblat merupakan syarat syahnya shalat8, sebab Jumhur ulama sudah

sepakat bahwa mengahadap kiblat merupakan salah satu syarat syahnya

5 Slamet Hambali, "makalah Arah Kiblat Dalam Perspektif Nahdlatul Ulama,"

disampaikan pada seminar nasional Menggugat Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Arah

Kiblat, Semarang, 27 Mei 2010, hal.2

6 Ahmad Izzuddin, Menentukan Arah Kiblat Praktis, Semarang: Walisongo Press, 2010,

hal. 4

7 Al-Fairuzabadi, Al-Qamus al-Muhit , Beirut: Mu'assasad ar-Risalah, t.t. hal.1350. Lihat

juga Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman Hisab Muhammadiyah,

Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah,Cet. Ke-II. hal.26

8 Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Irsyâd al-Murîd ilâ Ma'rifati 'Ilmi al-Falaki 'alâ

al-Rashdi al-Jadîd, Jember: Yayasan An-Nuriyah, 1997, hal. 10

Page 31: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

19

shalat9. Muhammadiyah, sebagaimana ulama lain, berpandangan bahwa

menghadap kiblat adalah merupakan syarat syahnya shalat10

, kecuali shalat

yang dilakukan pada dua kondisi, pertama; ketika shalat syiddat al-khauf

(perang berkecamuk) dan kedua; shalat sunnah saat dalam perjalanan11

.

Sehingga jika dikaitkan dengan berbagai definisi mengenai kiblat diatas,

mengindikasikan bahwa jika seseorang melenceng dari arah kiblat ketika

shalat maka shalatnya menjadi tidak syah12

. Sebagimana kaidah ushul fiqh

yang menyebutkan "Mâ lâ yatimmu al-wajibu illa bihi fa huwa wâjib”

(Suatu perkara yang tidak sempurna tanpa terpenuhinya syarat maka syarat

itu menjadi wajib)13

. Dalam konteks ini maka makna menghadap kiblat

merupakan suatu perantara untuk dapat mendirikan shalat. Karena

mendirikan shalat hukumnya wajib, maka segala hal yang merupakan

perantara untuk bisa melaksanakan shalat hukumnya wajib untuk

dikerjakan14

.

Banyak dasar hukum berupa nash al-Qur'an ataupun Hadist yang

menegaskan tentang perintah menghadap ke arah kiblat, diantaranya:

a) Dasar hukum dalam Al-Quran tentang menghadap kiblat

1) QS. Al-Baqarah: 144

9 Ahmad Musonnif, Ilmu Falak (Metode Hisab Awal Waktu Shalat, Arah Kiblat, Hisab

Urfi dan Hisab Hakiki Awal Bulan,Yogyakarta: Teras, 2011, Hal.83

10

Ki Ageng AF. Wibisono, "makalah Arah Kiblat Dalam Perspektif Muhammadiyah",

disampaikan pada seminar nasional Menggugat Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Arah

Kiblat, Semarang, 27 mei 2010, hal. 6

11

Ali Mustafa Yaqub, Kiblat (Antara Bangunan dan Arah Ka'bah), Jakarta: Pustaka

Darus-sunnah, 2010, hal.16

12

Ahmad Izzuddin, loc. cit.

13

Ibnu Abu Bakar As-Suyuti, Abdurrahman, Al-Asybah Wa an-Nazair, Indonesia: Daar

Ihya' al-Kutub al-Arabiyah, t.t, hal.116

14

Ibid.

Page 32: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

20

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke

langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke

kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah

Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada,

palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya

orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab

(Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke

Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah

sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”

(QS. Al-Baqarah: 144)15

2) QS. Al-Baqarah: 149

“Dan dari mana saja kamu ke luar, maka palingkanlah

wajahmu ke arah Masjidil Haram; sesungguhnya ketentuan

itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah

sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (QS.

Al-Baqarah: 149)16

3) QS. Al-Baqarah: 150

"Dan dari mana saja kamu keluar, maka palingkanlah

wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu

(sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya,

agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-

15

Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Quran, Al-qur'an dan Terjemahnya,

Bandung: CV Penerbit Jumanatul Ali-Art (J-ART), 2005, hlm. 22 16

Ibid, hlm. 23

Page 33: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

21

orang yang lalim di antara mereka. Maka janganlah kamu

takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Dan agar

Kusempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu

mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah: 150)

17

b) Adapun dasar hukum dalam Hadits tentang menghadap kiblat:

1) Hadis dari Anas bin Malik RA. riwayat Bukhari Muslim18:

)

(

Bercerita Abu Bakar bin Abi Syaibah, bercerita Affan,

bercerita Hammad bin Salamah, dari Tsabit dari Anas:

“Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW (pada suatu hari)

sedang shalat dengan menghadap Baitul Maqdis, kemudian

turunlah ayat “Sesungguhnya Aku melihat mukamu sering

menengadah ke langit, maka sungguh kami palingkan

mukamu ke kiblat yang kamu kehendaki. Palingkanlah

mukamu ke arah Masjidil Haram”. Kemudian ada seseorang

dari Bani Salamah bepergian, menjumpai sekelompok

sahabat sedang ruku‟ pada shalat fajar. Lalu ia menyeru,

“Sesungguhnya kiblat telah berubah.” Lalu mereka

berpaling seperti kelompok nabi yakni ke arah kiblat.” (HR.

Muslim)

2) Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:19

17

Ibid 18

Maktabah Syamilah versi 2.11, Muslim Bin Hajjaj Abu Hasan Qusyairi An Naisabury,

Shahih Muslim, Mesir : Mauqi‟u Wazaratul Auqaf, t.t juz 3 hlm. 443 19

Maktabah Syamilah versi 2.11, Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughirah Al

Bukhari, Shahih Bukhari, Mesir : Mauqi‟u Wazaratul Auqaf, t.t juz 2 hlm. 193

Page 34: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

22

“Bercerita Muslim, bercerita Hisyam, bercerita Yahya bin

Abi Katsir dari Muhammad bin Abdurrahman dari Jabir

berkata: Ketika Rasulullah SAW shalat di atas kendaraan

(tunggangannya) beliau menghadap ke arah sekehendak

tunggangannya, dan ketika beliau hendak melakukan shalat

fardhu beliau turun kemudian menghadap kiblat.” (HR.

Bukhari).

Dari ayat-ayat dan hadits di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Para ulama sepakat, bahwa menghadap ke Baitullah hukumnya wajib

bagi orang yang melakukan shalat20

. Menghadap kiblat merupakan

suatu keharusan bagi orang yang melaksanakan shalat, sehingga para

ahli fiqh (Hukum Islam) bersepakat mengatakan bahwa menghadap

kiblat merupakan syarat syahnya shalat. Oleh karena itu tidak sah

seseorang tanpa menghadap kiblat21

b. Bila dalam keadaan bingung sehingga tidak mengetahui arah kiblat,

cukup menghadap kemana saja yang diyakini bahwa arah yang

demikian itu adalah arah kiblat22

.

c. Seharusnyalah kita mencari arah kiblat yang sebenarnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat

memungkinkan untuk menemukan arah kiblat dengan hasil yang lebih

akurat. Karena itu sebagai bagian dari berijtihad dalam agama,

20 Dalam Fiqh dinyatakan bahwa menghadap kiblat merupakan syarat syahnya shalat

yang tidak dapat ditawar-tawar, kecuali dalam beberapa hal. Selengkapnya baca Ibn Rusyd,

Bidâyat al-Mujtahid wa Nihâyat al-Muqtâsid, Beirut: Daar al-Fikr,t.t, hal.80, Lihat juga Majelis

Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah,op. cit., hal 29.

21

Muhyiddin Khazin,op. cit. Hal. 52

22

Ibid

Page 35: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

23

mempelajari sistem perhitungan dan pengukuran arah kiblat serta

berusaha untuk menerapkannya barangkali merupakan salh satu bagian

darinya23

.

3. Pendapat Ulama tentang Menghadap Kiblat

Semua ulama madzhab sepakat bahwa Ka'bah itu adalah kiblat

bagi orang yang dekat dan dapat melihatnya. Tetapi mereka berbeda

pendapat tentang kiblat bagi orang-orang yang jauh dan tidak dapat

meilhatnya.

Hanafi, Hanbali, Maliki dan sebagian kelompok dari

Imamiyah, berpendapat bahwa Kiblatnya orang yang jauh adalah arah

dimana letaknya Ka'bah berada, bukan Ka'bah itu sendiri24

.

Menurut mereka yang wajib adalah (cukup) jihhatul Ka'bah, jadi

bagi orang yang dapat menyaksikan Ka'bah secara langsung maka harus

menghadap pada ainul Ka'bah, jika ia berada jauh dari Mekah maka cukup

dengan menghadap ke arahnya saja (tidak mesti persis), jadi cukup

menurut persangkaannya (dzan)25

bahwa di sanalah kiblat, maka dia

menghadap ke arah tersebut (tidak mesti persis).

Hal di atas didasarkan pada firman Allah فىّل وجهك شطر انمسجد انحراو

bukan شطر انكعبة , sehingga jika ada orang yang melaksanakan shalat

dengan menghadap ke salah satu sisi bangunan Masjidil Haram maka ia

23 Ahmad Musonnif,op. cit. hal. 85

24

Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Madzhab : Ja'fari, Hanafi, Maliki, Syafi'i,

Hambali,Jakarta: Lentera,Cet Ke-6,2007, Hal.77 25

Seseorang yang berada jauh dari Ka'bah yaitu berada diluar Masjidil Haram atau di

sekitar tanah suci Mekkah sehingga tidak dapat melihat bangunan Ka'bah, mereka wajib

menghadap ke arah Masjidil Haram sebagai maksud menghadap ke arah Kiblat secara dzan atau

kiraan atau disebut sebagai “Jihatul Ka'bah”.

Page 36: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

24

telah memenuhi perintah dalam ayat tersebut, baik menghadapnya dapat

mengenai ke bangunan atau ainul Ka'bah atau tidak.26

Mereka juga mendasarkan pada surat Al-Baqarah ayat 144, yang

artinya “Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke

arahnya.” Kata arah syatrah dalam ayat ini ditafsirkan dengan arah

Ka'bah. Jadi tidak harus persis menghadap ke Ka'bah, namun cukup

menghadap ke arahnya. Mereka juga menggunakan dalil hadits nabi yang

diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Tirmidzi, yang artinya “Arah antara

timur dan barat adalah kiblat.”27

Adapun perhitungan (perkiraan)

menghadap ke jihatul Ka'bah yaitu menghadap salah satu bagian dari

adanya arah yang berhadapan dengan Ka'bah/kiblat.28

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa

mereka memiliki dalil dan dasar, dan kesemuanya dapat dijadikan

pedoman, hanya saja dalam hal penafsiran mereka berbeda. Hal ini terjadi

karena dasar yang digunakan tidak sama. Yang perlu diingat bahwa

kewajiban menghadap kiblat bagi orang yang akan melaksanakan shalat

berlaku selamanya, seseorang harus berijtihad untuk mencari kiblat. Hal

ini perlu diperhatikan karena kiblat sebagai lambang persatuan dan

kesatuan arah bagi umat Islam, maka kesatuan itu harus diusahakan

setepat-tepatnya.29

26

Muhammad Ali As-Shabuni, Tafsir Ayat Ahkam As-Shabuni, Surabaya: Bina Ilmu,

1983, hlm. 82 27

Ibid 28

Ibid 29

Syamsul Arifin, Ilmu Falak, Ponorogo: Lembaga Penerbitan dan Pengembangan

Ilmiyah STAIN Ponorogo, t.t, hlm. 19

Page 37: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

25

Syafi'i dan sebagian kelompok dari Imamiyah, berpendapat

bahwa Wajib menghadap Ka'bah itu sendiri, baik bagi orang yang dekat

maupun bagi orang yang jauh. Kalau dapat mengetahui arah Ka'bah itu

sendiri secara pasti (tepat), maka ia harus menghadapinya ke arah tersebut.

Tapi bila tidak, maka cukup dengan perkiaraan saja, yang jelas bahwa

orang yang jauh pasti tidak dapat membuktikan kebenaran pendapat ini

dengan tepat, karena ia merupakan perintah yang mustahil untuk

dilakukannya selama bentuk bumi ini bulat. Maka dari itu, kiblat bagi

orang yang jauh harus menghadap ke arahnya, bukan kepada Ka'bah itu

sendiri.

Menurut mereka, yang wajib adalah menghadap ke ainul Ka'bah.

Dalam artian bagi orang yang dapat menyaksikan Ka'bah secara langsung

maka baginya wajib menghadap Ka'bah. Jika tidak dapat melihat secara

langsung, baik karena faktor jarak yang jauh atau faktor geografis yang

menjadikannya tidak dapat melihat Ka'bah langsung, maka ia harus

menyengaja menghadap ke arah di mana Ka'bah berada walaupun pada

hakikatnya ia hanya menghadap jihat-nya saja (jurusan Ka'bah).

Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT فىّل وجهك شطر انمسجد

maksud dari kata syathral Masjidil Haram dalam potongan ayat di , انحراو

atas adalah arah dimana orang yang shalat menghadapnya dengan posisi

tubuh menghadap ke arah tersebut, yaitu arah Ka'bah. Maka seseorang

yang akan melaksanakan shalat harus menghadap tepat ke arah Ka'bah.30

30

Muhammad Ali As-Shabuni,op. cit, hlm. 81

Page 38: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

26

Hal ini dikuatkan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam

Muslim dari Usamah bin Zaid di atas bahwasannya Nabi SAW

melaksanakan shalat dua raka‟at di depan Ka'bah, lalu beliau bersabda, هذه

inilah kiblat”, dalam pernyataan tersebut menunjukkan batasan“ انقبهة

(ketentuan) kiblat. Sehingga yang dinamakan kiblat adalah „ain Ka'bah itu

sendiri, sebagaimana yang ditunjuk langsung oleh nabi seperti yang

diriwayatkan dalam hadits tersebut. Maka mereka mengatakan bahwa yang

dimaksud dengan surat Al-Baqarah di atas adalah perintah menghadap

tepat ke arah Ka'bah, tidak boleh menghadap ke arah lainnya.31

Demikianlah Allah menjadikan rumah suci itu untuk persatuan dan

kesatuan tempat menghadap bagi umat Islam. Seperti yang diungkap

Imam Syafi‟i dalam kitab Al-Um bahwa yang dimaksud masjid suci adalah

Ka'bah (Baitullah) dan wajib bagi setiap manusia untuk menghadap rumah

tersebut ketika mengerjakan shalat fardhu, sunnah, jenazah, dan setiap

orang yang sujud syukur dan tilawah. Maka, arah kiblat daerah di

Indonesia adalah arah barat dan bergeser 24 derajat ke utara, maka kita

harus menghadap ke arah tersebut. Tidak boleh miring ke arah kanan atau

kiri dari arah kiblat tersebut.32

Dari beberapa pendapat di atas, penulis lebih condong kepada

pendapat yang pertama. Hal ini karena pada zaman sekarang, teknologi

yang berkembang sudah demikian canggih, dan hal tersebut memudahkan

umat Islam dalam menentukan arah kiblat yang lebih akurat dengan

31

Ibid 32

Abi Abdullah Muhammad bin Idris Asy Syafi‟i, Al-Um, t.t hlm. 224

Page 39: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

27

bantuan teknologi yang ada. Demikian juga pengetahuan mengenai ilmu

hitungnya, cara perhitungan yang digunakan telah menggunakan prinsip

ilmu hitung bola (spherical trigonometry) dengan tidak mengabaikan

bentuk permukaan bumi yang bulat seperti bola. Juga alat hitungnya

dimana saat ini sudah dapat diperoleh dari sistem komputerisasi. Maka

apabila seseorang dapat menghadap kiblat dengan tepat, mengapa hal

tersebut tidak dipilih untuk meningkatkan keyakinan bahwa telah

menghadap kiblat dengan tepat.

B. Teori Perhitungan Arah Kiblat

1. Teori Penentuan Arah Kiblat

Cara atau metode penentuan arah kiblat mengalami perkembangan

yang cukup signfikan. Perkembangan penentuan arah kiblat itu dapat

dilihat dari alat-alat yang dipergunakan untuk mengukurnya, seperti

tongkat istiwa, rubu' mujayyab, kompas, dan theodolite. Selain itu, sistem

perhitungan yang digunakan juga mengalami perkembangan, baik

mengenai data koordinat maupun sistem ilmu ukurnya yang sangat

terbantu dengan alat perhitungan seperti kalkulator, kalkulator scientific

maupun alat bantu pencarian data koordinat yang semakin canggih seperti

GPS (Global Positioning System)33

.

Masalah kiblat adalah masalah mengenai arah. Arah yang

dimaksud adalah arah Ka'bah di Mekah. Arah ini dapat ditentukan dari

setiap titik atau tempat di permukaan bumi. Penentuan arah ini dapat

33 Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukyah Praktis dan Solusi

Permasalahannya), Semarang: Komala Grafika, 2006, hal.27

Page 40: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

28

dilakukan dengan melakukan perhitungan dan pengukuran. Perhitungan

tersebut merupakan perhitungan untuk mengetahui dan menetapkan ke

arah mana Ka'bah berada apabila dilihat pada suatu tempat di permukaan

bumi34

.

Maka untuk menentukan arah kiblat dapat dilakukan dengan

menggunakan ilmu ukur segitiga bola (spherical trigonometry). Hal ini

disebabkan bumi dianggap sebagai bola.35

Jika kita perhatikan sebuah bola maka kita akan tahu bahwa bola

(sphere) adalah benda tiga dimensi yang unik, dimana jarak antara setiap

titik di permukaan bola dengan titik pusatnya selalu sama. Permukaan bola

itu berdimensi dua. Karena bumi sangat mirip dengan bola, maka cara

menentukan arah dari satu tempat (misalnya masjid) ke tempat lain

(misalnya Ka'bah) dapat dilakukan dengan mengandaikan bumi seperti

bola. Posisi di permukaan bumi seperti posisi di permukaan bola.36

Gambar372.1

.

34

Muhyiddin Khazin,op. cit. hlm. 18, lihat juga Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat

Muhammadiyah,op. cit, hlm. 29 35

Departemen Agama RI,op. cit, hlm. 151-152 36

Ibid, lihat juga http://www.eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/segitiga-bola-dan-arah-

kiblat.htm, diakses tanggal 18 Maret 2012 pukul 14.00 WIB

37

Gambar bola langit

Page 41: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

29

Untuk mengenal ilmu ukur segitiga bola maka kita harus mengenal

beberapa definisi yang penting untuk diketahui. Pada gambar 2.1,

lingkaran ABCDA adalah lingkaran besar dimana yang dimaksud

lingkaran besar (great circle) adalah irisan bola yang melewati titik pusat

O.38

Dengan kata lain lingkaran besar adalah lingkaran yang titik

pusatnya melalui/ berimpit titik pusat bola. Jika irisan bola tidak melewati

titik pusat O atau tidak berimpit pada titik pusat bola disebut lingkaran

kecil (small circle). Dalam gambar tersebut yang termasuk dalam

lingkaran kecil adalah lingkaran EFGHE.39

Secara umum, segitiga bola didefinisikan sebagai daerah segitiga

yang sisi-sisinya merupakan busur-busur lingkaran besar. Maka apabila

salah satu sisinya merupakan lingkaran kecil, tidak bisa dinyatakan

sebagai segitiga bola.40

Sebagaimana konsep dasar ilmu ukur segitiga

bola41

yang menyatakan:

Jika tiga buah lingkaran besar pada permukaan sebuah bola saling

berpotongan, terjadilah sebuah segitiga bola. Ketiga titik potong

yang berbentuk merupakan titik sudut A, B, dan C. Sisi-sisinya

dinamakan berturut-turut a, b, dan c yaitu yang berhadapan dengan

sudut A, B, dan C.

38

http://www.eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/segitiga-bola-dan-arah-kiblat.htm,

diakses tanggal 18 Maret 2012 pukul 14.00 WIB 39

Ibid. 40

Departemen Agama RI, op. cit, hlm. 153 41

Ahmad Izzuddin, op. cit, hlm. 27

Page 42: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

30

Konsep tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

A

BCD

E

I

F

G

HGambar

42 2.2.

Segitiga Bola

Ketiga bagian lingkaran berpotongan di titik A,

B, dan C, adapun daerah yang dibatasi oleh

ketiga busur lingkaran besar itu dinamakan

segitiga ABC. Busur AB, BC, dan CA adalah

sisi-sisi segitiga bola ABC. Sedangkan sisi-sisi

segitiga bola dinyatakan dengan huruf a, b, dan c.

Sedangkan dalam perhitungan arah kiblat kita membutuhkan 3

titik, yaitu:

i. Titik A, yang terletak pada lokasi tempat yang akan ditentukan arah

kiblatnya.

ii. Titik B, terletak di Ka'bah (Mekah)

iii. Titik C, terletak di titik kutub utara.

Dua titik diantara ketiganya adalah titik yang tetap (tidak berubah-

ubah) yaitu titik B dan C, sedangkan titik A senantiasa berubah, tergantung

tempat yang akan ditentukan kiblatnya, baik di utara ekuator atau di

sebelah selatan. 43

Bila titik-titik tersebut dihubungkan dengan garis

lengkung pada lingkaran besar, maka terjadilah segitiga bola ABC.

Adapun busur garis yang berada di depan titik A adalah (90o – φ

k)

dan disebut sisi a, sedangkan busur garis di depan titik B adalah (90o – φ

x)

disebut sisi b, di mana φk dan φ

x adalah posisi lintang Ka'bah dan lokasi

yang dihitung. Sedangkan busur di depan sudut C disebut sisi c.

42 Gambar bola yang mennjukkan penjelasan tentang segitiga bola

43 Hafid, "makalah Penentuan Arah Kiblat', makalah disampaikan pada pelatihan

penentuan arah kiblat Jakarta 15 April 2007

a

b c

Page 43: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

31

Sehingga bisa dikatakan perhitungan arah kiblat adalah suatu

perhitungan untuk mengetahui berapa besar nilai sudut A (sudut kiblat),

yakni sudut yang diapit oleh sisi b dan sisi c. Maka rumus untuk

mengetahui nilai sudut A,44

yaitu :

)(cotan.sin)sin(

tancocotan mxx

mx

mxsB

Dalam menentukan jarak terdekat dari daerah lokasi ke Ka'bah,

maka kita harus mengetahui:

Jika λ = 00o 00‟ s.d 39

o 49‟ 34,56” BT, maka C = 39

o 49‟ 34,56” - λ

Jika λ = 39o 49‟ 34,56” s.d 180

o 00‟ BT, maka C = λ – 39

o 49‟ 34,56”

Jika λ = 00o 00‟ s.d 140

o 10‟ BB, maka C = λ + 39

o 49‟ 34,56”

Jika λ = 140o 10‟ s.d 180

o 00‟ BB,maka C = 320

o10‟ – λ

Selain itu ada juga teori Bayangan Kiblat. Dimana bayangan kiblat

akan terjadi pada saat posisi Matahari berada tepat di atas Ka'bah dan pada

saat posisi Matahari berada di jalur Ka'bah45

.

Posisi Matahari akan tepat berada di atas Ka'bah akan terjadi ketika

lintang Ka'bah (21o25'25" LU) sama dengan deklinasi Matahari serta pada

saat Matahari berkulminasi atas dilihat dari Ka'bah (39o49'39" BT)

46.

Kesempatan itu datang pada setiap tanggal 28 Mei (kadang-kadang terjadi

pada tanggal 27 Mei untuk tahun Kabisat) pukul 12.18 waktu Mekah atau

44

Ahmad Izzuddin, op. cit, hlm. 28

45

Muhyiddin Khazin, op. cit, hlm.72

46

Ibid.

Page 44: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

32

09.18 UT dan tanggal 16 Juli (tahun pendek) atau 15 Juli (tahun Kabisat)

pukul 12.27 waktu Mekah atau 09.27 UT47

.

Bila waktu Mekah dikonversi menjadi waktu Indoensia Bagian

Barat (WIB) maka harus dita,bah 4 jam sama dengan pukul16.18 dan

16.27 WIB. Oleh karena itu setiap tanggal 28 Mei (untuk tahun kabisat)

pukul 16.18 WIB arah kiblat dapat dicek dengan mengandalkan bayangan

Matahari yang tengah berada diatas Ka'bah. Begitu pula setiap tanggal 16

Juli (untuk tahun pendek) atau 15 Juli (untuk tahun kabisat) juga dapat

dilakukan pengecekan arah kiblat dengab metode tersebut48

.

Sedangkan Ketika Matahari berada di jalur Ka'bah bayangan

Matahari berimpit dengan arah yang menuju Ka'bah untuk suatu lokasi

atau tempat, sehingga pada waktu itu setiap benda yang berdiri tegak di

lokasi yang bersangkutan akan langsung menunjukkan arah kiblat. Posisi

Matahari seperti itu dapat diperhitungkan kapan terjadinya49

.

2. Metode Hisab Arah Kiblat

Berdasarkan teori yang disebutkan di atas, maka dalam metode

perhitungan arah kiblat tersebut, dapat diketahui dengan menghitung

azimuth kiblat dan penentuan posisi Matahari atau yang lebih dikenal

dengan rashdul kiblat.

Adapun kaidah atau metode yang digunakan dalam menentukan

arah kiblat disini terdapat dua metode yaitu dengan menghitung Azimuth

Kiblat dan dengan mengetahui posisi Matahari (rashdul kiblat).

47 Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, op. cit, Hal. 32

48

Ibid, hal. 33-34

49

Muhyiddin Khazin, op. cit. Hal. 73

Page 45: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

33

a) Menggunakan Azimuth Kiblat

Yang di maksud Azimuth Kiblat adalah busur lingkaran

horizon / ufuk dihitung dari titik Utara ke arah Timur ( searah

perputaran jarum jam ) sampai dengan titik Kiblat. Titik Utara

azimuthnya 00, titik Timur azimuthnya 90

0, titik Selatan azimuthnya

1800 dan titik Barat azimuthnya 270

0. Atau dengan kata lain azimuth

kiblat adalah arah atau garis yang menunjuk ke kiblat (Ka'bah).50

Untuk menentukan azimuth kiblat ini diperlukan beberapa data,

antara lain:

1) Lintang Tempat yang bersangkutan („Ardlul balad atau urdlul

balad)51

2) Bujur Tempat/ Thulul Balad daerah yang dikehendaki.

Bujur tempat atau thulul balad adalah jarak dari tempat yang

dikehendaki ke garis bujur yang melalui kota Greenwich dekat

London, barada di sebelah barat kota Greenwich sampai 180o disebut

Bujur Barat (BB) dan di sebelah timur kota Greenwich sampai 180o

disebut Bujur Timur (BT). Bujur Barat (BB) berhimpit dengan 180º

Bujur Timur yang melalui selat Bering Alaska, garis bujur 180º ini

50

Ahmad Izzuddin,op. cit. hlm. 31-33 51

Lintang tempat atau lintang geografi yaitu jarak sepanjang meridian bumi yang diukur

dari khatulistiwa bumi sampai tempat yang bersangkutan. Khatulistiwa atau ekuator bumi adalah

lintang 0o dan titik kutub bumi adalah lintang 90

o. Maka nilai lintang berkisar antara 0

o sampai

dengan 90o. Di sebelah selatan khatulistiwa disebut Lintang Selatan (LS) dengan tanda negatif (-)

dan di sebelah utara khatulistiwa disebut Lintang Utara (LU) diberi tanda positif (+). Dalam ilmu

astronomi disebut latitude dan menggunakan lambang ( φ ) phi. Lihat Muhyiddin Khazin, op.cit,

hlm. 4-5, lihat juga, Slamet Hambali, Ilmu Falak I (Tentang Penentuan Awal Waktu Shalat dan

Penentuan Arah Kiblat Di Seluruh Dunia), t.t, 1988, hlm. 49

Page 46: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

34

dijadikan pedoman pembuatan Garis Batas Tanggal Internasional

(International Date Line)52

.

Lintang dan Bujur Tempat Ka'bah, besarnya data Lintang

Ka'bah adalah 21º 25‟ 21,17" LU dan Bujur Ka'bah adalah 39º 49‟

34,56” BT.53

b) Rashdul Kiblat

Rashdul kiblat adalah ketentuan waktu dimana bayangan benda

yang terkena sinar Matahari menunjuk arah kiblat. Kesempatan

tersebut datang pada tanggal 28 / 27 Mei dan tanggal 15 / 16 Juli pada

tiap-tiap tahun sebagai “Yaumu Rashdil Kiblat”.54

Bila waktu Mekah

dikonversi menjadi Waktu Indonesia Barat (WIB) maka harus

ditambah dengan 4 jam jadi sama dengan pkl. 16.18 WIB dan 16.27

WIB. Oleh karena itu, setiap tanggal 28 Mei atau 27 Mei (untuk tahun

Kabisat) pukul 16.18 WIB arah kiblat dapat dicek dengan

mengandalkan bayangan Matahari yang tengah berada di atas Ka'bah.

Begitu pula untuk tanggal 16 Juli atau 15 Juli (untuk tahun Kabisat)

juga dapat dilakukan pengecekan arah kiblat dengan metode Rashdul

Kiblat tersebut.55

Perlu diketahui bahwa jam rashdul kiblat setiap harinya

mengalami perubahan, hal tersebut karena terpengaruh oleh deklinasi

52 Ahmad Izzuddin, op. cit, hlm. 28

53 Ibid.

54 Dengan cara mengamati matahari tepat berada di atas Ka'bah. Di mana menurut

perhitungan setiap Tanggal 28 Mei atau 27 Mei ( untuk tahun kabisat) pada pukul 2.18 waktu

mekkah atau 09.18 UT, dan juga pada Tanggal 15 Juli (untuk tahun kabisat) atau 16 Juli (untuk

tahun pendek) pada pukul 12.27 waktu mekkah atau 09.27 UT. 55

Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah,op. cit, hlm 34

Page 47: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

35

Matahari. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menentukan

jam Rashdul Kiblat56

:

1) Menentukan Bujur Matahari / Thul as-Syamsi (jarak yang dihitung

dari 0 buruj 00 sampai dengan Matahari melalui lingkarang

ekliptika menurut arah berlawanan dengan putaran jarum jam

dengan alternatif rumus :

Rumus I. Menentukan buruj :

Untuk Bulan 4 s.d. Bulan 12 dengan rumus (min) – 4 buruj.

Untuk Bulan 1 s.d. Bulan 3 dengan rumus (plus) + 8 buruj

.

Rumus II. Menentukan derajat :

Untuk Bulan 2 s.d. Bulan 7 dengan rumus (plus) + 90

Untuk Bulan 8 s.d. Bulan 1 dengan rumus (plus) + 80.

Contoh perhitungan :

Menentukan BM pada tgl 28 Mei 5buruj

280

- 4 +9

2buruj

70

Jadi BM untuk tanggal 28 Mei 2buruj

70

2) Menentukan Selisih Bujur Matahari (SBM) yakni jarak yang

dihitung dari Matahari sampai dengan buruj katulistiwa (buruj 0

atau buruj 6 dengan pertimbangan yang terdekat). Dengan rumus :

- Jika BM antara 10 s.d 180° maka SBM positip ( + )

- Jika BM antara 181° s.d. 360

° maka SBM negatip ( - )

56 Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (Metode HIsab-Rukyah Praktis dan Solusi

Permasalahannya), hal. 42-48

Page 48: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

36

Contoh perhitungan :

Menentukan SBM pada tanggal 28 Mei

BM : 2 buruj

2 x 30 = 60° plus 07 = 67

° (sehingga masuk rumus ke 1.)

3) Menentukan Deklinasi Matahari (Mail Awwal li al-syamsi) yakni

jarak posisi Matahari dengan ekuator / katulistiwa langit diukur

sepanjang lingkaran deklinasi atau lingkaran waktu. Deklinasi

sebelah utara ekuator diberi tanda positif (+) dan sebelah selatan

ekuator diberi tanda negatif (-). Ketika Matahari melintasi

katulistiwa deklinasinya adalah 0°, hal ini terjadi sekitar tanggal

21 Maret dan 23 September. Setelah melintasi katulistiwa pada

tanggal 21 Maret Matahari bergeser ke utara hingga mencapai garis

balik utara (deklinasi + 23° 27‟) sekitar tanggal 21 Juni, kemudian

kembali bergeser ke arah selatan sampai pada katulistiwa lagi

sekitar pada tanggal 23 September, setelah itu bergeser terus ke

arah selatan hingga mencapai titik balik selatan (deklinasi – 23°

27‟) sekitar tanggal 22 Desember, kemudian kembali bergeser ke

arah utara hingga mencapai katulistiwa lagi sekitar tanggal 21

Maret demikian seterusnya. Dengan Rumus deklinasi57

:

Sin Deklinasi = sin SBM x sin Deklinasi terjauh ( 23° 27„ )

Keterangan : SBM : Selisih Bujur Matahari

57 AHmad Izzuddin,op. cit.,Hal. 44

Page 49: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

37

Dengan ketentuan deklinasi positif ( + ) jika deklinasi

sebelah utara ekuator yakni BM pada 0 buruj

sampai 5 buruj

dan

deklinasi negatif ( - ) jika deklinasi sebelah selatan ekuator yakni

BM pada 6 buruj

sampai 11 buruj

.

Contoh perhitungan untuk tanggal 28 Mei

Sin 67 0 x Sin 23 0 27‟ 0 = 21 0 29‟ 18.42 ”

Menentukan rashdul qiblat dengan rumus58

:

Rumus I : Cotg A = Sin LT x Cotg AQ

Rumus II: Cos B= Tan Dekl x Cotg LT x Cos A = + A

Rumus III : RQ = (A + B) : 15 + 12

Keterangan :

LT : Lintang Tempat

AQ : Azimuth Qiblat

B : Jika nilai A positif maka nilai B negatif (-), akan

tetapi jika nilai A adalah negatif maka nilai B negatif.

4) Menjadikan Waktu Daerah : Indonesia sekarang terbagi dalam tiga

waktu daerah yakni Waktu Indonesia Barat (WIB) bujur daerahnya

adalah 1050, Waktu Indonesia Tengah (WITA) bujur daerahnya

adalah 1200, dan Waktu Indonesia Timur (WIT) bujur daerahnya

adalah 1350. Rumus untuk mencari waktu daerah adalah sebagai

berikut59

:

58 Ibid, Hal. 45

59

Ibid. Hal. 46

Page 50: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

38

Penentuan rashdul qiblat juga bisa mengunakan rumus :

Cotan U = Tan B x Sin Ф

Cos (t-U) = Tan δm

x Cos U : Ф

t = ((t-U) + U) : 15

WH = pk. 12 + t (jika B = UB / SB) atau

pk. 12 – t (jika B = UT / ST)

WD = WH – e + (BTd

− BTx

) : 15

( t – U ) = Ada dua kemungkinan, yaitu positif atau negatif. Jika

nilau U adalah negatif maka nilai dari t – U adalah positif, sedangkan jika

nilai dari U adalah positif maka nilai dari t – U adalah negatif.

U = adalah sudut bantu (Proses)

t = adalah sudut waktu Matahari

δm

= adalah deklinasi Matahari

WH = Waktu hakiki, yaitu waktu yang didasarkan pada peredaran

Matahari

WD = Waktu daerah atau juga bisa disebut LMT (Local Mean Time),

yaitu waktu pertengahan. Untuk wilayah indonesia dibagi menjadi 3 yaitu

WIB, WITA, WIT.

e = adalah equation of Time (perata waktu / ta'dil Al-Zaman)

d = adalah bujur daerah, WIB = 105°, WITA = 120°, WIT = 135°.

Rumus : Waktu Daerah : WH – PW (e) + ( d – x ) : 15

Page 51: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

39

Kemudian langkah berikutnya yang harus ditempuh dalam

rangka penerapan waktu rashdul qiblat adalah :

a. Tongkat atau benda apa saja yang bayang-bayangnya dijadikan

pedoman hendaknya betul-betul berdiri tegak lurus pada

pelataran. Ukurlah dengan mempergunakan lot atau lot itu

sendiri dijadikan fungsi sebagai tongkat dengan cara digantung

pada jangka berkaki tiga (tripod) atau dibuatkan tiang

sedemikian rupa sehingga benang lot itu dapat diam dan

bayangannya mengenai pelataran, tidak terhalang benda-benda

lain.

b. Semakin tinggi atau panjang tongkat tersebut, hasil yang

dicapai semakin teliti.

c. Pelataran harus betul-betul datar. Ukurlah pakai timbangan air

(waterpas).

d. Pelataran hendaknya putih bersih agar bayang-bayang tongkat

terlihat jelas. Sehingga bayang-bayang yang terbentuk pada

jam 16. 24. 46.05 WIB adalah rashdul kiblat.

Matahari

Tegak lurus

Bumi Gambar IV. Shof

Page 52: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

40

Namun perlu diingat bahwa setiap metode memiliki kelemahan.

Kelemahan dari metode ini diantaranya hanya dapat dilakukan dalam

waktu yang sangat terbatas selama beberapa hari saja. Selain itu, apabila

cuaca mendung, maka metode ini tidak dapat dilakukan. Apalagi didukung

oleh letak geografis Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa sehingga

menyebabkan Indonesia beriklim tropis yang mempunyai curah hujan

yang cukup tinggi.

Sehingga aplikasi metode tersebut tidak dapat dilakukan jika

Matahari terhalang mendung atau hujan. Namun apabila hari itu gagal

karena mendung tadi maka masih diberi toleransi yaitu penentuan arah

kiblat dapat dilakukan pada H+1 atau H+2.

3. Alat Pengukur Arah Kiblat

Alat pengukur arah kiblat pada prinsipnya adalah alat yang dapat

mengetahui arah mata angin. Terdapat beberapa jenis alat yang biasa

digunakan untuk mengukur arah kiblat misalnya:

a) Rubu’ Mujayyab

Rubu mujayyab adalah alat perangkat hitung astronomis untuk

memecahkan permasalahan astronomi bola60

. Alat ini terbuat dari

kayu/papan berbentuk seperempat lingkaran, salah satu mukanya

biasanya ditempeli kertas yang sudah diberi gambar seperempat

60 Hendro Setyanto, RUBU, Bandung: Pudak Scientific, 2001, hal.3

Page 53: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

41

lingkaran dan garis-garis derajat serta garis-garis lainya. Dalam istilah

geneometri alat ini disebut “Kwadran”.61

Sebelum melakukan perhitungan dengan menggunakan Rubu'

sangatlah penting untuk mengetahui bagian-bagian Rubu' secara

terperinci sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan cepat. Adapun

bentuk rubu‟ dan bagian-bagian rubu‟ mujayyab62

.

1) Markaz, merupakan titik pusat Rubu'. Pada markaz tersebut

dipasang seutas benang yang disebut Khaith.

2) Qaus al-irtifa', dalah busur utama Rubu' dibagi dalam 90 skala.

Ketelitian pembacaan skala tersebut sebesar 0.125o

3) Jaib at-Tamâm (cosinus) yaitu garis lurus yang ditarik dari Markaz

ke awwal qous. Jaib at-Tamam ini dibagi menjadi 60

9sexagesimal) skala per jaib sama besar dan dari setiap skala

ditarik garis lurus ke arah qous irtifa' yang disebut Juyub al-

Mabsuth.

4) Awwalul Qaus (permulaan busur) yaitu bagian busur yang

berimpit dengan sisi Jaib Tamam. Akhirul Qaus yaitu bagian busur

yang berimpit dengan sisi jaib. Dari Awwalul Qaus sampai Akhirul

Qaus dibagi-bagi dengan skala dari 0 derajat sampai dengan 90

derajat.

61

Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, Proyek

Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Jakarta: 1981, hlm.132.

62

Hendro Setyanto,op. cit, hal.3-5

Page 54: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

42

5) Hadafah (sasaran) yaitu lubang kecil sepanjang sisi jaib yang

berfungsi sebagai teropong untuk mengincar suatu benda langit

atau sasaran lainnya.

6) Muri yaitu simpulan benang kecil yang dapat digeser.

7) Syaqul yaitu ujung tali yang diberi beban yang terbuat dari metal.

Apabila seseorang mengincar suatu benda langit maka syaqul itu

bergerak mengikuti gaya tarik bumi, dan terbentuklah sebuah sudut

yang dapat terbaca pada qaus, berapa tingginya benda langit

tersebut.

Adapun penggunaan rubu‟ mujayyab63

, diantaranya ketika akan

mengukur ketinggian suatu benda langit yang sudah jelas terlihat di

atas horizon. Mula-mula incar benda langit tersebut melalui lubang

Hadafah dari arah Qaus. Jadi posisi Rubu‟ adalah sebagai berikut:

Markaz benda yang paling atas, sisi Jaib Tamam berada paling depan

dari arah kita dan sisi Qaus berada paling bawah. Setelah sasaran kena,

lihatlah letak benang bersyaqul pada posisi Qaus, kemudian kita lihat

skala yang dimulai dari Awwalul Qaus (sisi Jaib Tamam). Angka

tersebut menunjukkan ketinggian benda langit.

Untuk memperoleh harga sinus dari ketinggian benda langit

tersebut di atas, lihat garis Juyub Mankusah yang melalui angka

ketinggian benda langit memotong sisi Jaib. Angka pada sisi Jaib yang

dihitung mulai dari Markaz itulah yang menunjukkan harga sinus.

63

Badan Hisab Dan Rukyat Departemen Agama, Op cit, hlm 133-134

Page 55: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

43

Lalu untuk memperoleh harga cosinus dari ketinggian benda

langit tersebut di atas, lihat garis Juyub Mabsuthoh yang mulai angka

ketinggian benda langit memotong sisi Jaib Tamam. Angka pada sisi

Jaib Tamam yang dihitung mulai Markaz itulah yang menunjukkan

harga cosinus.

Dalam menentukan arah kiblat menggunakan rubu‟, cukup

dengan meletakan rubu‟ ke posisi arah kiblat dari hasil perhitungan.

Namun yang perlu diperhatikan dalam penggunaan rubu‟ mujayyab

adalah data yang disajikan tidak mencapai satuan detik, sehingga data

yang dihasilkan dinilai masih kasar dan kurang akurat.64

Maka

penggunaan alat ini harus sangat hati-hati untuk mendapatkan hasil

yang maksimal.

b) Tongkat Istiwa’.

Tongkat istiwa‟ dalah sebuah tongkat yang ditancapkan tegak

lurus pada bidang datar dan diletakkan pada tempat terbuka, sehingga

Matahari dapat menyinarinya dengan bebas. Pada zaman dahulu

tongkat ini dikenal dengan nama “GNOMON”.65 Di Mesir, orang bisa

menggunakan obelisk sebagai pengganti tongkat. Sampai sekarang pun

masih banyak orang yang mempergunakan Tongkat Istiwa‟ ini sebagai

alat untuk mencocokan Waktu Istiwa (Waktu Matahari Pertengahan

Seperempat Atau Local Mean Time) dan untuk menentukan waktu-

waktu shalat.

64

Ahmad Izzuddin, op. cit, hlm. 57 65

Ibid hlm. 135.

Page 56: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

44

c) Busur Derajat66

Busur Derajat atau yang sering dikenal dengan nama busur saja

merupakan alat pengukur sudut yang berbentuk setengah lingkaran.

Karena itulah busur mempunyai sudut sebesar 180o. Cara menggunakan

busur hampir sama dengan rubu'. Cukup meletakkan pusat busur pada

titik perpotongan garis utara-selatan dan barat-timur. Kemudian tandai

berapa derajat sudut yang dihasilkan dari rumus perhitungan arah kiblat.

Cara seperti ini dianggap kurang akurat karena busur derajat tidak

memiliki ketelitian pembacaan sudut hingga menit dan detik, sehingga

hasil yang ditunjukkan masih sangat kasar.

d) Kompas

Kompas67

merupakan alat navigasi yang berupa jarum magnetis

dimana disesuaikan dengan medan magnet bumi untuk menunjukkan

arah mata angin.68

Penandaan arah kiblat dengan kompas banyak

diamalkan di kalangan masyarakat Islam masa kini.

Arah yang ditunjukkan oleh kompas adalah arah yang merujuk

kepada arah utara magnet. Arah utara magnet ternyata tidak mesti sama

dengan arah utara sebenarnya. Perbedaan arah utara ini disebut sebagai

66 Ahmad Izzuddin, Menentukan Arah Kiblat Praktis, hal. 53

67 Kompas adalah alat penunjuk arah mata angin. Jarum kompas yang terdapat pada

kompas ini terbuat dari logam magnetis yang dipasang sedemikian rupa sehingga mudah bergerak

menunjukkan arah utara. Hanya saja arah utara yang ditunjukkan bukan arah utara sejati (titik

kutub utara), tapi menunjukkan arah utara magnet bumi, yang posisinya selalu berubah-ubah dan

tidak berhimpit dengan kutub bumi. 68

Arah mata angin yang dapat ditunjukkan oleh jarum kompas, diantaranya Utara/North

(disingkat U atau N), Barat/West (disingkat B atau W), Timur/East (disingkat T atau E),

Selatan/South (disingkat S), Barat laut/North-West (antara barat dan utara, disingkat NW), Timur

laut/North-East (antara timur dan utara, disingkat NE), Barat daya/South-West (antara barat dan

selatan, disingkat SW), Tenggara/South-East (antara timur dan selatan, disingkat SE).

Page 57: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

45

sudut serong magnet atau deklinasi yang juga berbeda di setiap tempat

dan selalu berubah sepanjang tahun.

Selain itu masalah yang bisa timbul dari menggunakan kompas

ialah tarikan gravitasi setempat dimana ia terpengaruh oleh bahan-

bahan logam atau arus listrik di sekeliling kompas yang digunakan dan

skala derajat yang ada pada kompas sangat kecil, sehingga dalam

penentuan titik derajat menit dan detiknya akan agak kesulitan.

Sehingga tingkat akurasi pengukuran arah dengan kompas masih

rendah. Namun ia dapat digunakan sebagai alat alternatif sekiranya alat

yang lebih teliti tidak ada.

Adapun cara menggunakan kompas yaitu:69

1) Letakkan kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum

kompas tidak bergerak maka jarum tersebut dan menunjukkan arah

utara magnet.

2) Bidik sasaran melalui visir70

, melalui celah pada kaca pembesar,

setelah itu miringkan kaca pembesar kira-kira bersudut 50o dengan

kaca dial71

. Kaca pembesar tersebut berfungsi membidik sasaran

dan mengintai derajat kompas pada dial.

3) Apabila visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca

pembesar, luruskan garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir,

searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui kaca

pembesar.

69

www.pramadewa.com, diakses tanggal 22 September 2011 pukul 10.30 WIB 70

Visir adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran 71

Dial adalah permukaan kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.

Page 58: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

46

Apabila sasaran bidik 40o maka bidiklah ke arah 40

o. Sebelum

menuju sasaran, tetapkan terlebih dahulu titik sasaran sepanjang jalur

40o. Carilah sebuah benda yang menonjol/tinggi diantara benda lain

disekitarnya, sebab route ke 40o tidak selalu datar atau kering, kadang-

kadang berbencah-bencah. Di tempat itu kita melambung (keluar dari

route) dengan tidak kehilangan jalur menuju 40o

e) Theodolit, GPS dan waterpass

Teodolit merupakan alat termodern yang dapat digunakan oleh

kebanyakan pihak yang melakukan kerja menentukan arah kiblat.

Theodolit dapat digunakan untuk mengukur sudut secara mendatar dan

tegak, dan juga memberi memiliki akurasi atau ketelitian yang cukup

tinggi dan tepat. Untuk mengendalikan alat ini diperlukan operator yang

terlatih dan menguasai teknik penggunaan theodolit secara benar.

Theodolit terdiri dari sebuah teleskop kecil yang terpasang pada

sebuah dudukan. Saat teleskop kecil ini diarahkan maka angka

kedudukan vertikal dan horintal akan berubah sesuai perubahan sudut

pergerakannya. Setelah theodolit berskala analog maka kini banyak

diproduksi theodolit dengan menggunakan teknologi digital sehingga

pembacaan skala jauh lebih mudah.

Selain itu, alat ini juga dapat dipergunakan untuk mengukur

tanah dan mengukur ketinggiannya. Alat ini penting untuk pelaksanaan

Hisab dan Rukyah, sebab dalam rukyah yang diperhitungkan adalah

posisi hilal dari ufuq mar‟i dan azmuth hilal dari salah satu arah mata

Page 59: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

47

angin (utara atau barat), dan hal tersebut bisa diukur dengan

mempergunakan alat Theodolit.72

Sejauh ini theodolit dianggap sebagai alat yang paling akurat.

Dimana penggunaannya tidak lepas dari adanya GPS dan waterpass.

GPS digunakan untuk menampilkan data lintang, data bujur dan waktu

secara tepat, karena GPS menggunakan bantuan satelit. Dalam peralatan

GPS, posisi pengamat (bujur, lintang dan ketinggian) dapat ditentukan

dengan akurasi yang sangat tinggi. Sedangkan waterpass digunakan

untuk mempermudah memposisikan theodolit agar datar, dan tegak

lurus terhadap titik pusat bumi.73

.

72

Ibid, Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, Proyek

Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Jakarta: 1981, hlm 134-135

73

Ahmad Izzuddin, op. cit, hal.55

Page 60: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

48

BAB III

HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD GHOZALI

DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD

A. Gambaran Umum Tentang Kitab Irsyâd al-Murîd

1. Biografi Pengarang Kitab Irsyâd al-Murîd

Nama lengkap KH. Ahmad Ghozali, sang pengarang kitab Irsyâd

al-Murîd, adalah KH. Ahmad Ghozali bin Muhammad bin Fathullah bin

Sa'idah al-Samfani al-Maduri.

Ia dilahirkan pada tanggal 7 Januari 1962 M di sebuah kampung

bernama LanBulan Desa Baturasang Kec. Tambelangan Kab. Sampang,

Jawa Timur.

Ia merupakan salah satu putra dari pasangan KH. Muhammad

Fathullah dan Ibu Nyai. Hj. Zainab Khoiruddin. Ayahnya, Syaikhina Al-

lamah Syaikh Muhammad Fathulah yang merupakan Muassis (perintis

pertama) berdirinya Pondok Pesantren Al-Mubarok LanBulan. Sedangkan

silsilahnya seperti yang telah diuraikan oleh Syaikhina Ahmad Ghozali

dalam kitabnya "Tuhfat ar-Rawy" sebagai berikut1 :

1 Hasil wawancara dengan Bpk. Ismail, selaku ketua Lajnah Falakiyah Al-Mubarok

Pondok Pesantren Lanbulan, yang juga merupakan santri terdekat dari KH. Ahmad Ghozali

melalui email pada tanggal 28 April 2012 pukul 20.30 WIB

Page 61: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

49

silsilah KH. Ahmad Ghozali2

Pondok Pesantren Al-Mubarok LanBulan yang terletak di daerah

Pulau Garam desa Baturasang, Sampang, Madura perbatasan Bangkalan

dan Sampang, diasuh oleh ulama tiga generasi, antara lain KH. Fathullah,

2 Gambar diambil dari hasil wawancara dengan santri KH. Ahmad Ghozali via email

Page 62: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

50

yang dilanjutkan oleh KH. Muhammad Fathullah dan yang terakhir oleh

KH. Barizi Muhammad Fathullah sampai sekarang3.

Lanbulan diambil dari kata Bulan nisbat dari mimpi KH. Fathullah.

KH. Fathullah bermimpi di Desa Baturasang Tambelangan ada Bulan

jatuh bersinar di sekitar desa tersebut setelah dihampiri maka di sana

(tempat jatuhnya Bulan) ada seorang guru berkata : "Dirikanlah pesantren

di sini dan berilah nama LANBULAN. Dengan hati tulus dan penuh

takdim, maka didirikanlah Pondok Pesantren LanBulan"4.

KH. Ahmad Ghozali mempunyai istri bernama Hj. Asma binti

Abul Karim pada tahun 1990 M. Usia pernikahannya terbilang sangat

lama, hingga dikaruniai sembilan orang anak (5 putra dan 4 putri),

diantaranya Nurul Bashiroh, Afiyah, Aly, Yahya, Salman, Muhammad,

Kholil, A'isyah, dan Sofiyah. Berikut daftar silsilah KH. Ahmad Ghozali:

Sejak kecil ia dididik oleh orangtuanya dengan ilmu agama,

sehingga KH. Ahmad Ghozali memiliki minat yang tinggi dalam

memperdalam ilmu agama. Sejak kecil ia selalu tekun belajar. Walaupun

ia pernah mengenyam pendidikan formal hingga kelas 3 SD, tapi dia tetap

melanjutkan pendidikan agamanya di Pondok Pesantren Al-Mubarok

Lanbulan yang diasuh oleh ayahnya sendiri.

Di pondok itulah ia menjadi santri yang taat dan patuh. Ia berguru

kepada KH. Muhammad Fathullah, selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-

Mubarok yang juga merupakan ayahanda dari K.H. Ahmad Ghazali. Ia

3 http://syakurasymuny.webs.com/pplanbulan.htm diakses pada hari Senin tanggal 14

Mei 2012 pada pukul 22.24 WIB

4 Ibid

Page 63: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

51

juga pernah berguru kepada kedua kakaknya, KH. Kurdi Muhammad

(alm) dan KH. Barizi Muhammad.

Tidak mudah menjadi orang alim, sukses, dan terkenal. Semuanya

membutuhkan kegigihan, semangat yang tinggi dan ketekunan dalam

belajar. Itulah yang dilakukannya dalam menuntut ilmu. Begitulah yang

dilakukan oleh KH. Ahmad Ghozali dalam menuntut ilmu.

Pada tahun 1977, KH. Ahmad Ghozali berguru kepada KH.

Maimun Zubair Sarang Rembang selama Bulan Ramadhan. Hal tersebut

dilakukan setiap tahun selama 3 tahun berturut-turut sampai tahun 1980.

Selain itu, ia juga menyempatkan diri untuk berguru kepada KH. Hasan

Iraqi (alm) di Kota Sampang setiap Hari Selasa dan Sabtu. Pada tahun

1981 M.

Dalam pengembaraannya menuntut ilmu, KH. Ahmad Ghozali

setelah mengenyam pendidikan di pondoknya sendiri di bawah didikan

ayahandanya. KH. Ahmad Ghozali menyempurnakanya dengan

melanjutkan studinya ke negri sebrang yaitu di Makkah al-Mukarromah

kurang lebih selama 15 tahun tepatnya di Pondok Pesantren " As-

Shulatiyah " selama tujuh tahun. Di sana ia belajar pada para ulama yang

otoritas keilmuannya tidak diragukan lagi seperti Syaikh Isma'il Ustman

Zain al-Yamany Al-Makky5, Syaikh Abdullah Al-Lahjy, Syaikh Yasin bin

Isa Al-Fadany dan ulama'-ulama' lainnya.

5Syekh Ismail al-Yamani, termasuk salah satu ulama’ yang ‘Alim sekaligus ‘Allamah pada

zamannya. Kemasyhuran dan kebesarannya di mata para ulama begitu tinggi dan terkenal sampai

ke Mesir, Yaman, Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia, sehingga tak ayal lagi kalau

banyak santri dan muridnya menjadi ulama’ besar, sebagai penerus perjuangannya yang tidak lain

Page 64: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

52

KH. Ahmad Ghozali belajar ilmu falak kepada para guru besar,

seperti Syekh Mukhtaruddin al-Flimbani (alm) di Mekah, KH. Nasir

Syuja'i (alm) di Prajjen Sampang, KH. Kamil Hayyan (alm), KH. Hasan

Basri Sa'id (alm), kemudian pada KH. Zubair Bungah Gresik6.

KH. Ahmad Ghozali menjadi Wakil Pengasuh Pondok Pesantren

Al-Mubarok LanBulan. Sedangkan dalam organisasi, ia pernah menjabat

sebagai Wakil Ketua Syuriyah NU di Kab. Sampang, Ketua Syuriyah NU

di Kec. Tambelangan. Penasehat LFNU Jatim, Anggota BHR Jatim7.

KH. Ahmad Ghozali berperan dalam organisasi kemasyarakatan

selain aktif memberikan kajian kitab para alumni dan simpatisan setiap

minggunya sering diundang dalam acara masyarakat seperti walimatul urs,

selamatan, dan yang lainnya. Disamping itu, KH. Ahmad Ghozali menjadi

rujukan masyarakat ketika mereka tidak menemukan solusi lagi.

Begitu banyak pengalaman KH. Ahmad Ghozali dalam hal

menimba ilmu, terutama ilmu falak. sehingga K.H Ahmad Ghazali

berusaha agar ilmunya bermanfaat bagi umat Islam dengan memberikan

sumbangan dengan produktif mengajar dan mengarang karya tulis berupa

kitab-kitab. Namun kebanyakan dari kitabnya (khususnya kitab falak)

hanya untuk Izz al- Islam Wa al-Muslimien. Salah satu muridnya yaitu Syekh Ahmad Ghozali,

Syekh Ahmad Kurdi dan Syekh Ahmad Barizi dari Sampang. diakses dari

http://khoirunnada.blogspot.com/2011/01/biografi-syekh-ismail-utsman-zein-al.html pada hari

Selasa tanggal 15 Mei 2012 pukul 4.52 WIB 6Hasil wawancara melalui email pada tanggal 28 April 2012 dengan Bpk. Ismail, selaku

ketua Lajnah Falakiyah Al-Mubarok Pondok Pesantren Lanbulan, yang juga merupakan santri

terdekat dari KH. Ahmad Ghozali.

7 Ibid

Page 65: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

53

hanya dicetak untuk kalangan sendiri, yaitu untuk materi pembelajaran di

Pondok Pesantren al-Mubarok LanBulan, Baturasang, Sampang, Madura.

Kitab-kitab lain karya KH. Ahmad Ghozali antara lain8:

1. Azhar al-Bustan (Fiqh),

2. An-Nujum an-Nayyirah (Hadits),

3. Dlaw'u al-Badr (Jawaban Mas'alah Fiqh),

4. Az-Zahrat al-Wardiyah (Fara'id),

5. Bughyat al-Wildan (Tajwid),

6. Al- Qawl al-Mukhtashor (Mustolah Hadits),

7. Tuhfat ar-Rawy (Tarajim),

8. Tuhfat al-Arib (Tarajim),

9. At- Taqyidat al-Jaliyah (Falak),

10. Faidl al-karîm (Falak),

11. Bughyat ar-Rafîq (Falak),

12. Anfa' al-Washilah (Falak),

13. Tsamarat al-Fikar (Falak),

14. Irsyâd al-Murîd (Falak),

15. Al- Futuhat ar-Rabbaniyyah (Mada'ih Nabawiyah),

16. Al- Fawakih asy-Syahiyyah (Khutbah Minbariyah),

17. Bughyat al-Ahbab (Fî al-Awrad Wa al-Ahzab),

18. Majma' al-Fadla'il (Fî Ad'iyyah Wan Nawafil),

8 Ibid

Page 66: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

54

19. Irsyâd al-Ibad (Fî al-Awrad) dan masih banyak lagi yang belum

dicetak.

Beberapa kitab tersebut memiliki konsen pembahasan yang

berbeda serta menggunakan metode hisab yang berbeda pula, seperti kitab

Tsamarat al-Fikar. Kitab tersebut membahas tentang waktu shalat, hilal,

dan gerhana dengan metode hisab hakiki tahkiki.

Kitab Irsyâd al-Murîd disusun sebagai penyempurnaan dari kitab-

kitab sebelumnya. Karena buku (kitab) hisab KH. Ahmad Ghozali yang

terdahulu ternyata pada kenyataanya kurang presisi. Kitab-kitab tersebut

masih menggunakan sistem hisab hakiki takribi dan hakiki tahkiki, seperti

kitab Taqyidat al-Jaliyah, Faidl al-Karim, Bughyat al-Rafiq, Anfa' al-

Wasilah, Tsamarat al-Fikar9.

2. Sistematika Kitab Irsyâd al-Murîd

Kitab Irsyâd al-Murîd pertama kali dipublikasikan pada Pelatihan

Aplikasi Hisab Falak yang diadakan oleh Forum Lajnah Falakiyah UIN

Malang10

.

Kitab Irsyâd al-Murîd ini disusun menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah dipahami oleh banyak orang. Dengan tujuan supaya

pemahaman tentang ilmu falak lebih berkembang baik di kalangan umat

Islam pada umumnya dan para santri pada khususnya11

.

9 Kitri Sulastri, skripsi, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Al-

Irsyaad Al-Muriid, IAIN WALISONGO Semarang 2011. hal. 47

10

Ibid..

11

Ibid.

Page 67: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

55

Secara global dapat diterangkan bahwa kitab Irsyâd al-Murîd yang

tebalnya 238 halaman ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian utama dan

bagian lampiran. Dalam bagian Kitab Irsyâd al-Murîd berisikan :

A. Pengantar

B. Pendahuluan

C. Bagian Pertama : Kiblat

1) Hukum mempelajari dalil-dalil tentang kiblat

2) Hukum menghadap kiblat

3) Hukum diperbolehkan tidak menghadap kiblat

4) Arah kiblat

5) Jam rashdul kiblat

D. Bagian kedua : Waktu shalat

1) Waktu dzuhur

2) Waktu ashar

3) Waktu maghrib

4) Waktu isya'

5) Waktu shubuh

6) Waktu imsak

7) Waktu terbit

8) Perhitungan waktu-waktu shalat

E. Bagian ketiga: Penanggalan

1) Pendahuluan

2) Penanggalan masehi

Page 68: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

56

3) Penanggalan hijriyah

4) Bulan-Bulan penanggalan hijriyah

5) Hari dan pasaran

6) Tahwil penanggalan hijriyah-masehi secara urfi

7) Tahwil penanggalan masehi-hijriyah secara urfi

F. Bagian keempat : Pembahasan tentang hilal

1) Hukum melihat hilal (Ru'yat al-Hilal)

2) Ru'yatul hilal yang diterima (al-Mu'tabarah)

3) Hilal tidak terlihat namun hisab menetapkan awal Bulan

berdasarkan rukyah

4) Ikhbar dalam rukyatul hilal

5) Memberikan ikhbar rukyatul hilal

6) Penolakan kesaksian rukyatul hilal

7) Hisab hakiki dan hisab isthilahi

8) Kewajiban syariat untuk memberi penetapan hukum terhadap

rukyatul hilal

9) Batasan Imkan ar-Rukyah

10) Tahun-tahun dimana Rasulullah saw berpuasa

11) Tabel-tabel data observasi wujudul hilal

12) Langkah-langkah dalam perhitungan ijtima'

13) Langkah-langkah perhitungan hilal

14) Perhitungan terbenam Bulan dan Matahari secara tahkiki

Page 69: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

57

G. Bagian kelima: Gerhana Bulan dan Matahari

1) Kata Khusuf dan Kusuf dari ayat al-Quran

2) Hukum mempelajari gerhana Bulan dan Matahari

3) Hal-hal yang disunahkan ketika terjadi gerhana

4) Sholat khusufaini

5) Gerhana Bulan dan Matahari pada masa Rasulullah saw

6) Perhitungan gerhana Bulan dan Matahari

Rumus yang digunakan kitab Irsyâd al-Murîd sudah sangat

modern. Hal tersebut memang wajar karena diantara rujukan kitab al-

Irsyâd al-Murîd adalah Astronomical Formula For Calculator,

Astronomical Algorithms, Astronomy With Personal Computer dan lain-

lain yang diramu dengan sedemikian rupa oleh KH. Ahmad Ghozali

sehingga menjadi rumus yang mudah digunakan oleh para pengguna kitab

Irsyâd al-Murîd12

.

B. Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam Kitab Irsyâd al-

Murîd

Di dalam kitab Irsyâd al-Murîd ini, ada dua macam metode hisab arah

kiblat, yaitu dengan سمت القبلة (azimuth kiblat) dan ساعة رصدالقبلة (jam rashdul

kiblat).

12

Dalam mencari data deklinasi matahari, salah satu rumus yang diramu oleh KH Ghozali

adalah rumus untuk mencari gerak matahari yang terdapat dalam buku Astronomical Algorithms.

Berikut ini rumusnya M = 357.52910 + 35999.05030 x T maka dalam kitab al-Irsyaad al-Muriid

menjadi m = Frac ((357.52910 + 35999.05030 x T) / 360) x 360. Jean Meeus, Astronomical

Algorithms, (Virginia: Willman–Bell, Inc, 1991), hlm. 151. Lihat juga Kitri Sulastri, Op. Cit.,

Hal.50

Page 70: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

58

1) Azimuth Kiblat

Azimuth kiblat adalah arah atau garis yang menunjuk ke

arah kiblat (Ka'bah). Sebelum melakukan perhitungan, diperlukan

data-data terlebih dahulu seperti halnya dalan spherical

trigonometri, antara lain:

a) Mencari lintang tempat/ Ardh al-Balad

b) Bujur tempat/Thûl al-Balad,

c) Mengetahui lintang Mekah yakni 21o 25' 14,7" LU

13

d) Mengetahui bujur Mekah yakni 39o 49' 40" BT

14

Langkah-langkah hisab dalam kitab Irsyâd al-Murîd15

:

i. Kurangkan lintang Mekah dari 360 derajat dan

tambahkanlah dengan lintang tempat kota yang dicari

tersebut. Kemudian jika hasilnya lebih dari 360 derajat,

maka kurangilsh hasil tersebut dengan 360 derajat. Lalu

simpanlah hasil akhir tersebut dengan simbol A .

ii. Kalikan Jaib (sin) lintang tempat dengan sin lintang Mekah

dan tambahkan cos (tamaam Jaib) Lintang tempat yang

dikalikan dengan cos (tamaam jaib) lintang Mekah yang

dikalikan pula dengan hasil A. Kemudian Arc-kan hasil

tersebut dengan bentuk sin. Hasil akhirnya disebut dengan

h.

13 Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Irsyâd al-Murîd ilâ ma'rifati 'ilmi al-falaki 'alâ

al-rashdi al-jadîd, Jember: Yayasan An-Nuriyah, 2005, hal. 19

14

Ibid.

15

Ibid. hal.19-20

Page 71: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

59

iii. Kurangkan sin lintang tempat yang dikalikan dengan sin h

dari sin lintang mekah. Kemudian bagilah hasilnya dengan

cos lintang tempat yang sudah dibagi dengan cos h.

Kemudian Arc-kan hasilnya dengan bentuk cos, dan

simpanlah dengan sebutan Az.

iv. Lihatlah hasil A, jika lebih dari 180 maka hasilnya Az

tersebut adalah azimuth kiblatnya. Dan jika tidak, maka

kurangkan hasil akhir tersebut dengan 360 derajat, dan

hasilnya yg terakhir itulah azimuth kiblatnya dari titik utara

sejati sampai titik yang paling dekat dengannya.

Rumus mencari azimuth kiblat dalam kitab Irsyâd al-Murîd

adalah sebagai berikut16

:

A17

= 360o - LT + BT

h = sin-1

(sin LT x sin LM + cos LT x cos LM x cos A

Az = cos-1

((sin LM - sin LT x sin h) : cos LT : cos h )

AQ18

= Az

2) Jam Rashdul Kiblat

Ketika azimuth Matahari sama dengan azimuth kiblat,

maka kedudukan Matahari pada saat itu bisa menunjukkan arah

16 Ibid, Hal. 20

17

(jika hasilnya lebih dari 360, maka kurangilah dengan 360)

18

( jika A lebih dari 180o, dan jika kurang dari 180

o, maka AQ = 360-Az)

Page 72: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

60

kiblat., dan jika selisih antara azimuth kiblat dan azimuth Matahari

itu sekitar 180o, maka kedudukan bayangan Matahari ketika itu

mengarah ke kiblat.

Azimuth kiblat dihitung dari titik utara sejati searah jarum

jam, untuk titik utara besarnya sekitar 0o-360

o, titik timur besarnya

90o, titik selatan besarnya 180

o, dan titik barat besarnya 270

o.

Jika Azimuth Matahari besarnya sekitar 0o - 180

o, maka

Matahari berada di sebelah timur, bisa disebut dengan Qabla

Zawal (sebelum Meridian Pass), dan jika azimuth Matahari

besarnya sekitar 180o - 360

o, maka Matahari berada di barat, dan

disebut dengan Ba'da Zawal (sesudah Meridian Pass).

Contoh:

Diketahui bahwa azimuth kiblat untuk kota Surabaya

adalah 294o 1' 55.33" dari titik Utara (24

o 1' 55.33" B-U) maka

ketinggian Matahari bisa menjadi azimuth yang mengarah ke kiblat

jika kedudukannya berada di sebelah utara dari lintang tempat

Surabaya, dan pada waktu itu terjadi Ba'da Zawal (Sesudah

Meridian Pass) .

Dan adapun kebalikannya (yakni kebalikan dari azimuth

Matahari untuk azimuth kiblat Surabaya dengan besar sudut 180o,

ketika Matahari berada di titik Selatan dari Lintang Tempat

Surabaya, dan pada waktu itu kebalikannya disebut jam rashdul

Page 73: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

61

kiblat dimana bayangan Matahari itu mengarah ke kiblat dan

terjadi Qabla Zawal (Sebelum Meridian Pass).

a) Sebelum melakukan perhitungan hendaknya diketahui terlebih

dahulu data-data yang diperlukan , antara lain:AQ = Azimuth

Kiblat, yakni besarnya sudut yang dihitung dari titik utara ke

arah barat atau timur sampai garis yang menuju ke arah kiblat.

b) a, yaitu jarak antara kutub utara dengan deklinasi Matahari

diukur sepanjang lingkaran deklinasi. Harga a ini dihitung

dengan rumus 90 - δ = a

c) b, yaitu jarak antara kutub utara langit dengan zenith (besarnya

zenith=besarnya lintang tempat). Harga b ini dihitung dengan

rumus 90 - ϕ = b

d) P = sudut pembantu. Jika nilai ini negatif, maka harus di

absolutkan. Bgitu juga dengan nilai dari Ca, nilainya

diabsolutkan.

e) C = Sudut waktu Matahari, yakni busur pada garis edar harian

Matahari antara lingkaran meridian dengan titik pusat Matahari

yang sedang membuat bayang-bayang menuju arah kiblat. C

ditambah 12 jika dikategorikan Ba'da Zawal dan dikurangi 12

jika Qabla Zawal.

Rumus mencari jam rashdul kiblat :

i. a = 90 - δ

Page 74: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

62

ii. b = 90 - ϕ

iii. Pa = cos b x tan AQ

iv. P = tan-1 (1/Pa)

v. Ca = cos-1

(1/tan a x tan b x cos P)

vi. Kemungkinan pertama : C = Ca - P

BQ = 12 + C/15

vii. Kemungkinan kedua : C = Ca + P

BQ = 12 + C/15

Keterangan:

BQ= Bayangan Kiblat/ jam rashdul kiblat

Contoh Aplikasi Perhitungan Azimuth dan Jam Rashdul

Kiblat untuk Kota Casablanca, Maroko, Pada Hari Selasa Tanggal 26

Juni 2012

A. Metode Hisab Arah Kiblat dalam Kitab Irsyaad al-Muriid :

1) Azimuth Kiblat

Data-data yang diperlukan :

Lintang Mekah : 21o 25' 14.7" LU

Bujur Mekah : 39o 49' 40" BT

Lintang Tempat : 33o 39' 00" LS

Bujur Tempat : -7o 35' 00" BB

a) Mencari Fadhlu Thulain (Selisih antara Bujur Mekah dan

Bujur Tempat) dengan rumusan sebagai berikut

A = 360 - BM + BT

Page 75: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

63

= 360 - 39o 49' 40" + -7

o 35' 00"

= 312o 35' 20"

b) Mencara nilai h, dengan menggunakan rumusan sebagai

berikut:

sin h = sin LT x sin LM + cos LT x cos LM x cos A

= sin 33o 39' 00" x sin 21

o 25' 14.7" + cos 33

o 39'

00" x cos 21o 25'14.7" x cos 312

o 35' 20"

h = 46o 37' 6.68"

c) Mencari nilai Az, dan AQ, rumusannya sebagai berikut:

Az = cos -1

[(sin LM - sin LT x sin h) : cos LT : cos h]

= 93o 45' 44.22" (Dari titik utara ke arah timur / UTSB)

2) Rashdul Kiblat:

a) Mencari Unsur-unsur yang diperlukan, antara lain :

Menghitung deklinasi Matahari dan equation of time pada

tanggal 26 Juni 2012 :

NO Simbol Rumus Hasil

1 Y

2012

2 M

6

3 D

26

2 JD Int(365.25 x (Y+4716)) + Int(30.6001 x (M + 1)) + D - 1524.5 2456104.5

3 T (JD - 2451545) : 36525 0⁰07'29''

4 S Frac((280.4665 + 36000.76983 x T) : 360 ) x 360 0⁰00'00''

5 M Frac((357.52910 + 35999.05030 x T) : 360) x 360 171⁰22'25''

Page 76: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

64

6 N Frac((125.04 - 1934136 xT) : 360) x 360 243⁰35'50''

7 K1 (17.264 : 3600) x sin N + (0.206 : 3600) x sin 2N -0⁰00'15''

8 K2 (-1.264 : 3600) x sin 2S -0⁰00'01''

9 R1 (9.23 : 3600)x cos N - (0.090 : 3600) x cos 2N -0⁰00'15''

10 R2 (0.548 : 3600) x cos 2S -0⁰00'01''

11 Q1 23.43929111 + R1 + R2 - (46.8150/3600) x T 23⁰26'11''

12 E (6898.06 : 3600) x sin m + (72.095 : 3600) x sin 2m + (0.966 : 3600) x sin 3m 0⁰16'54''

13 S1 S + E + K1 + K2 - 20.47" 94⁰47'50''

14 Deklinasi Shift Sin (sin S1 x sinQ1) 23⁰20'58''

15 PT Shift tan (tan S1 x cos Q1) 95⁰13'35''

16 E (S - PT) : 15 -0⁰02'48''

b) Mengetahui unsur-unsur yang diperlukan, antara lain:

a = 90 - deklinasi Matahari

= 90 - 23⁰20'58''

= 66o 39' 02"

b = 90 - LT

= 90 - 33o 39' 00"

= 56o 21' 00"

AQ = 93o 45' 44.22" (UTSB)

c) Menghitung nilai P, dimana P adalah sudut pembantu dengan

rumus sebagai berikut:

Pa = Abs(cos b x tan AQ)

= cos 56o 21' 00" x tan 93

o 45' 44.22"

Page 77: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

65

= 8o 25' 35.5"

P = Abs(tan-1

(1/Pa))

= 6o 46' 4.08"

c) Menghitung nilai Ca, dengan rumus sebagai berikut:

Ca = Abs (cos -1

(1/tan a x tan b x cos P))

= 49o 54' 28.61"

d) Mencari jam rasdhul kiblat dengan dua kemungkinan:

i. Kemungkinan pertama:

C = Ca - P = 49o 54' 28.61" - 6

o 46' 4.08"

= 43o 08' 24.53"

BQ = 12 - C/15 = 12 - 43o 08' 24.53" : 15

= 9o 07' 26.36" WIS

= 8o 39' 54.36" WD

ii. Kemungkinan kedua:

C = Ca + P = 49o 54' 28.61" + 6

o 46' 4.08"

= 56o 40' 32.69"

BQ = 12 + C/15 = 12 + 56o 40' 32.69":15

= 15o 46' 42.18" WIS

= 15o 19' 10.18" WD

Jadi azimuth kiblat untuk kota Casablanca adalah 93o 45'

44.22" (UTSB) dan rashdul kiblatnya pada tanggal 26 Juni

2012 terjadi dua kali pada pukul 8:39:54.36 WD dan pukul

15:19:10.18 WD

Page 78: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

66

BAB IV

STUDI ANALISIS TERHADAP HISAB ARAH KIBLAT KH AHMAD

GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD

A. Analisis Metode Hisab Arah Kiblat Dalam Kitab Irsyâd al-Murîd

1. Teori Yang Dipakai

Perhitungan posisi Bulan dan Matahari dalam kitab Irsyâd al-

Murîd melakukan koreksi-koreksi hingga beberapa kali berdasarkan gerak

Bulan dan Matahari yang tidak rata1. Begitu pula dalam metode hisab

azimuth kiblat dan rashdul kiblat yang digunakan oleh KH. Ahmad

Ghazali adalah rumus-rumus yang memakai konsep segitiga bola

(Spherical trigonometri. Perhitungan tersebut berpangkal pada teori yang

dikemukakan oleh Copernicus (1473-1543) yakni teori Heliosentris.2

bahkan telah menyerap Hukum Keppler3, yang menganggap bahwa bentuk

lintasan orbit bumi adalah elips.

Sebuah sistem atau metode hisab dapat dikategorikan kedalam

hisab kontemporer jika memenuhi beberapa indikasi sebagai berikut4:

1 Kitri Sulastri, Skripsi, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah Dalam Kitab Irsyaad

Al-Muriid, Semarang: IAIN Walisongo, 2010, hal. 58 2 Teori heliosentris merupakan teori yang menempatkan Matahari sebagai pusat tatasurya.

Lihat dalam Susiknan Azhari, Ilmu Falak "Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern",

(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007), hlm.15-16. 3Penemu hukum ini yaitu John Kepler. Lihat dalam P. Simamora. Ilmu Falak

(Kosmografi) “Teori, Perhitungan, Keterangan, dan Lukisan”, cet XXX, (Jakarta: C.V Pedjuang

Bangsa, 1985), hlm. 46. Lihat juga M.S.L. Toruan, Pokok-Pokok Ilmu Falak (kosmografi), Cet IV,

(Semarang: Banteng Timur, tt.), hlm. 104.

4http://paramujaddida.wordpress.com/2010/04/17/ensiklopedia-ilmu-falak-rumus-rumus-

hisab-falak/ diakses pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 7:43 WIB

Page 79: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

67

a) Perhitungan dilakukan dengan sangat cermat dan banyak proses

yang harus dilalui.

b) Rumus-rumus yang digunakan lebih banyak menggunakan rumus

segitiga bola.

c) Data yang digunakan merupakan hasil penelitian terakhir dan

menggunakan matematika yang telah dikembangkan.

d) Sistem koreksi lebih teliti dan kompleks.

Dalam perkembangan ilmu falak di Indonesia, sistem hisab dapat

digolongkan menjadi beberapa generasi:5

1. Hisab Hakiki Takribi. Termasuk dalam generasi ini kitab Sullam al-

Nayyirain karya Mansur bin Abdul Hamid bin Muhammad Damiri el-

Betawi dan Kitab Fathu al-Rauf al-Mannan karya Abu Hamdan Abdul

Jalil.

2. Hisab Hakiki Tahkiki. Termasuk dalam kelompok ini, seperti kitab

Khulashat al-Wafiyah karya KH. Zubaer Umar al-Jaelani Salatiga,

kitab Badi‟ah al-Mitsal karya K.H Ma’shum Jombang, dan Hisab

Hakiki karya KRT Wardan Diponingrat6.

3. Hisab Hakiki Kontemporer. Termasuk dalam generasi ketiga ini,

seperti The New Comb, Astronomical Almanac,7 Islamic Calendar

5 Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak, cet I, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005, hal. 4

6 Muhammad Wardan adalah tokoh muslim Indonesia yang oleh banyak kalangan

disebut-sebut sebagai penggagas awal munculnya konsep wujudul hilal. Lihat dalam Susiknan

Azhari, Hisab dan Rukyat "Wacana Untuk Membangun Kebersamaan di Tengah Perbedaan",

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 hal. 5

7 Astronomical Almanac (Nautical Almanac) adalah sejenis buku yang memuat daftar

posisi Matahari, Bulan, planit dan bintang-bintang penting pada saat-saat tertentu tiap hari dan

malam sepanjang tahun. Maksudnya ialah mempermudah posisi-posisi kapal. Dalam buku tersebut

Page 80: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

68

karya Muhammad Ilyas, dan Mawaqit karya Dr. Ing. Khafid8 dan

kawan-kawan.

Kitab Irsyâd al-Murîd merupakan kitab yang tergolong

menggunakan metode kontemporer.9 Perhitungan yang didasarkan pada

metode tersebut memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi daripada

metode hakiki tahkiki. Namun, sampai saat ini pun belum ada kitab yang

menggunakan metode kontemporer selain kitab Irsyâd al-Murîd. Meski

demikian, di Indonesia sudah dikenal beberapa metode perhitungan yang

menggunakan metode kontemporer.

Metode kontemporer (ephemeris) itu lebih dahulu muncul pada

tahun 1993 dari pada kitab Irsyâd al-Murîd yang muncul pada tahun 2005,

akan tetapi rumus yang digunakan dalam kitab tersebut bukan merupakan

temuan KH. Ahmad Ghozali tetapi penjabaran rumus-rumus yang merujuk

pada referensi Astronomical Algorithms/ Jean Meeus terutama dalam

perhitungan rashdul kiblat dan data deklinasi Matahari.

Metode ephemeris melakukan perhitungan dengan menggunakan

data Matahari dan data Bulan yang disajikan setiap jam. Buku ini memuat

data astronomis Matahari dan Bulanpada setiap jam pada setiap tahun.

dimua pula, pukul berapa G.M.T benda-benda langit itu mencapai Kulminasi atas, bagi setiap

meridian bumi. Deklinasi dan Ascension Recta benda-benda langit, perata waktu, koreksi sextant

kearena pembiasan sinar dank arena pengukuran kehorizon kodrat itu dimuat pula. Lihat P.

Simamora, Ilmu Falak (Kosmografi) “Teori, Perhitungan, Keterangan, dan Lukisan”, cet XXX

(Jakarta: C.V Pedjuang Bangsa, 1985), hal. 66.

8 Dr. Ing. Khafidz adalah seorang ahli geodesi yang sekarang aktif di BAKOSURTANAL

(Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional). 9 Sistem hisab ini menggunakan hasil penelitian terakhir dan menggunakan matematika

yang telah dikembangkan. Metodenya sama dengan metode hisab hakiki tahkiki, hanya saja

sistem koreksinya lebih teliti dan kompleks, sesuai dengan kemajuan sains dan teknologi.

Selengkapnya lihat Taufik, "Perkembangan Ilmu Hisab di Indonesia", hlm 22. Lihat juga Susiknan

Azhari, op. cit.,, hlm. 4.

Page 81: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

69

Data astronomis ini dapat pula dilihat dan dicetak melalui software

program winhisab10

. Buku tersebut diterbitkan setiap tahun sejak tahun

1993 oleh Direktorat Pembinaan Badan Peradlian Agama Islam

Departemen Agama RI. Data ini diprogram secara komputerisasi oleh

alumni ITB (Institut Teknologi Bandung) jurusan Astronomi, atas biaya

proyek pembinaan Peradilan Agama Republik Indonesia11

.

Berbeda dengan kitab Irsyâd al-Murîd yang muncul pada tahun

2005. Sebagaimana telah penulis ungkapkan pada pembahasan

sebelumnya bahwa kitab Irsyâd al-Murîd disusun guna menyempurnakan

kitab-kitab KH. Ghozali sebelumnya. Rumus yang digunakan kitab Irsyâd

al-Murîd sudah sangat modern dan bukanlah merupakan rumus yang

ditemukan oleh KH. Ahmad Ghozali, akan tetapi merupakan penjabaran

ke dalam bentuk rumus baru yang berpijak dari rumus dasar segitiga bola

tetapi esensi dari hasil perhitungannya itu tetap sama. Hal tersebut

memang wajar karena diantara rujukan kitab Irsyâd al-Murîd adalah

Astronomical Algorithms/ Jean Meeus yang muncul pada tahun 199112

.

Pembuktian bahwa kitab tersebut berpijak pada Astronomical

Algorithms/Jean Meeus . Salah satu rumus yang diramu oleh Kyai Ghozali

adalah rumus untuk mencari gerak Matahari yang terdapat dalam buku

Astronomical Algorithms. Berikut ini rumusnya M = 357.52910 +

10 Muhyiddin Khazin, op. cit., hal.152-153

11

Moh. Murtadlo, Ilmu Falak Praktis, Malang: UIN Malang Press, 2008. Hal. 235

12

Hasil wawancara dengan Bpk. Ismail selaku santri terdekat KH. Ahmad Ghozali yang

juga menjabat sebagai Ketua Lajnah Falakiyah Al-Mubarok PP. Lanbulan Sampang Madura

Page 82: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

70

35999.05030 x T maka dalam kitab Irsyâd al-Murîd menjadi m = Frac

((357.52910 + 35999.05030 x T) / 360) x 36013

2. Sumber Data Yang Digunakan

Perhitungan dalam kitab Irsyâd al-Murîd menggunakan bahasa

yang sederhana sehingga memudahkan bagi kita untuk memahami

perhitungan-perhitungan yang disajikan dalam kitab tersebut.

Dalam perhitungan kitab ini, banyak istilah matematika yang

menggunakan bahasa arab dengan istilah yang bermacam-macam, antara

lain:

سمت القبلة = azimuth kiblat

طول البلد = bujur tempat

عرض البلد = lintang tempat

جيب = sinus14

, perbandingan antara tinggi sebuah segitiga siku-

siku denganpanjang sisi miringnya.

ام جيبتم = cos, perbandingan proyeksi sisi miring dengan sisi itu

sendiri dalam sebuah segitiga siku-siku15

.

الظل = tangen, perbandingan jaib dengan jaib at-tamam (sinus

dibagi cosinus). Kebalikannya, cotangen ( Dhil at-tamam). Besar dhil,

jaib, maupun jaib al-tamam menentukan besar sudut. Dalam ilmu

falak, hal itu sangat penting untuk menentukan benda langit, bahkan

13 Kitri Sulastri, Op.Cit.,hal. 50

14

Susiknan Azhari, Ensiklopedia Hisab Rukyah, Hal.109

15

Ibid, Hal. 200

Page 83: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

71

perhitungan-perhitungan lanjutan misalnya perkiraan jarak benda

langit16

.

Data lintang-bujur Makkah terbaru yaitu 21˚ 25' 14.7" LU dan

Makkah 39˚ 49' 40" BT17

. Sedangkan kitab Irsyâd al-Murîd telah

menggunakan data Lintang-Bujur Makkah terbaru tersebut yakni ф

21˚ 25' 14.7" dan λ 39˚ 49' 40"18

.

Beberapa varian data titik koordinat Ka'bah yang lain, yaitu

sebagai berikut19

:

No Sumber Data Lintang Bujur

1 Atlas PR Bos 38 21o 31' LU 39

o 58' BT

2 Mohammad Ilyas 21o

LU 40o BT

3 Sa'aduddin Djambek (1) 21o 20' LU 39

o 50' BT

4 Sa'aduddin Djambek (2) 21o 25' LU 39

o 50' BT

5 Nabhan Masputra 21o 25' 14.7" LU 39

o 49' 40" BT

6 Ma'shum Bin Ali 21o 50' LU 40

o 13' BT

7 Google Earth (1) 21o 25' 23.2" LU 39

o 49' 34"BT

8 Google Earth (2) 21o 25' 21.4" LU 39

o 49' 34.05"BT

9 Monzur Ahmed 21o 25' 18" LU 39

o 49' 30" BT

16 Ibid, Hal. 56

17Berdasarkan hasil penelitian Nabhan Saputra pada tahun 1994 dengan menggunakan

Global Positioning System (GPS). Sedangkan hasil penelitian Sa'adoeddin Djambek adalah 21˚ 25'

LU 39˚ 50' BT. Lihat juga Kitri Sulastri, op. cit., hal. 68

18

Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Irsyâd al-Murîd Ilâ Ma'rifati 'Ilmi al-Falaki

'Alâ al-Rashdi al-Jadîd, Jember: Yayasan An-Nuriyah, 2005, Hal. 19

19

Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern,

Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2004, hal.206. Lihat Juga, Anisah Budiwati, Skripsi, Sistem

Hisab Arah Kiblat DR. Ing. Khafid Dalam Program Mawaqit, Semarang: IAIN WALISONGO,

2010, hal.81

Page 84: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

72

10 Ali Alhadad 21o 25' 21.4" LU 39

o 49' 38" BT

11 Gerhard Kaufmann 21o 25' 21.4" LU 39

o 49' 34" BT

12 S. Kamal Abdali 21o 25' 24" LU 39

o 24' 24" LU

13 Moh. Basil At-ta'i 21o 26' LU 39

o 49' BT

14 Muhammad Odeh 21o 25' 22" LU 39

o 49' 31" BT

15 Prof. Hasanuddin 21o 25' 22" LU 39

o 49' 34.56"BT

16 Dr. Ahmad Izzuddin,

M.Ag

21o 25' 21.17" LU 39

o 49' 34.56"BT

Begitu juga untuk data koordinat kota-kota yang tercantum

dalam kitab Irsyâd al-Murîd ini sama dengan tabel data dari buku

"Almanak Jamiliyah" yang disusun oleh Sa'adoedin Djambek , seperti

data Semarang dengan lintang -7o

00' 00" LS dan bujur 110o 24' 00"

BT20

. begitu juga dalam Kitab Irsyâd al-Murîd data Semarang dengan

lintang -7o00'00" LS dan bujur 110

o 24'00" BT

21.

Namun terdapat hal yang berbeda dalam hisab rashdul kiblat,

yakni pengambilan data deklinasi Matahari dan equation of time

(perata waktu). Metode kontemporer (ephemeris) mengambil data

deklinasi Matahari dan equation of time berdasarkan tabel ephemeris

yang sudah tersedia. Tetapi hisab rashdul kiblat dalam kitab Irsyâd al-

Murîd harus melakukan beberapa tahapan dalam menghitung deklinasi

Matahari, karena dalam kitab tersebut tidak tersedia tabel deklinasi

20 Ahmad Musonnif, op. cit., hal.85

21

Ahmad Ghazali, op.cit., Hal. 226

Page 85: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

73

Matahari dan equation of time. Di sinilah adanya ke-khasan dalam

hisab rashdul kiblat pada kitab Irsyâd al-Murîd, selain bisa

memperhitungkan dua kali terjadinya rashdul kiblat pada hari yang

sama dan juga terdapat rumus yang secara khusus menghitung

deklinasi Matahari dan equation of time.

3. Analisis metode Hisab Arah Kiblat dalam kitab Irsyâd al-Murîd

a) Azimuth Kiblat

Untuk rumus azimuth kiblat dalam kontemporer

(ephemeris), sebetulnya diperoleh dari penjabaran rumus segitiga

bola seperti pada gambar berikut22

:

A = posisi yang akan dicari arah kiblatnya

B= Kota Mekah (Ka'bah)

C= Kutub Utara

a = (90- LM) jarak antara titik kutub utara sampai garis lintang

yang melewati tempat/kota yang dihitung arah kiblatnya

b= (90-LT) jarak antara Kutub Utara sampai garis lintang yang

melewati Ka'bah

Berdasarkan gambar di atas, dapatlah diketahui bahwa yang

dimaksud dengan perhitungan arah kiblat adalah suatu perhitungan

untuk mengetahui berapa besar nilai sudut A, yakni sudut yang

diapit oleh sisi b dan sisi c.

22http://moeidzahid.site90.net/hisab/menghitung_arah_qiblat_menentukannya.htm.Diakse

s pada tanggal 10 Mei 2012 pukul 19:30 WIB

Page 86: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

74

Untuk mencari besarnya sudut A tersebut, yakni azimuth

kiblat A, maka digunakanlah rumus segitiga bola (spherical

trigonometri) sebagai berikut23

:

Tan Q = tan LM x cos LT x cosec C - sin LT x cotan C

Rumus segitiga bola tersebut, pada dasarnya berasal dari

dalil sin dan dalil cos, turunannya sebagai berikut24

:

Dalil sin :

Dalil Cos :

Cos a = cos b x cos c + sin b sin c cos

A........................................(1)

Cos b = cos a x cos c + sin a sin c cos B

Cos c = cos a x cos b + sin a sin b cos

C........................................(2)

Cos A = cos B x cos C + sin B sin C cos a

Cos B = cos A x cos C + sin A sin C cos b

Cos C = cos A x cos B + sin A sin B cos c

Untuk dalil cosinus, persamaan (2) disubstitusikan ke

pesamaan (1), sehingga diperoleh:

Cos a = cos b x (cos a x cos b + sin a sin b cos C) + sin b sin c cos

A

Cos a = cos a cos2 b + cos b sin a sin b cos C + sin b sin c cos A

23 Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukyah Praktis dan Solusi

Permasalahannya), Semarang: Komala Grafika, 2006, Hal.37

24

W.M.Smart, Texboook On Spherical Astronomy, New York: Cambridge University

Press, 1997, hal.4-5

Page 87: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

75

Cos a = cos a (1-sin2 b) + cosb sin a sinb cosC + sinb sinc

cosA............(3)

Selanjutnya persamaan (3) mengeliminasi cos a, sehingga

kedua ruas dibagi dengan cos a, maka diperoleh:

Cos a = cos a (1-sin2 b) + cos b sin a sin b cos C+sinb sinc cosA

cos a cos a cos a cos a

1 = (1-sin2 b) + cos b sin a sin b cos C + sin b sin c cos A

cos a cos a

sin2 b = cos b sin a sin b cos C + sin b sin c cos A

cos a cos a

cos a sin2 b = cos b sin a sin b cos C+sinb sinc

cosA.......................(4)

Untuk persamaan (4), kedua ruas dibagi dengan sin a sin b,

maka diperoleh:

cos a sin2 b = cos b sin a sin b cos C + sin b sin c cos A

sin a sin b sin a sin b sin a sin b

cotan a sin b = cos b cos C + sinc

cosA..................................................(5)

sin a

Selanjutnya untuk persamaan (5), menstubtitusikan dalil

sinus ke dalam persamaan tersebut, sin c = sin a sin C, sehingga

diperoleh : sin A

cotan a sin b = cos b cos C + sin a sin C cos A

sin a sin A

cotan a sin b = cos b cos C + sin C cotan A

cos b cos C = cotan a sin b - sin C

cotanA...........................................(6)

Page 88: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

76

Untuk persamaan (6), mengeliminasi sin C, maka untuk

kedua ruas dibagi dengan sin C, sehingga menjadi:

cos b cos C = cotan a sin b - sin C cotan A

sin C sin C

cos b cotan C = cotan a sin b - cotan A

sin C

cotan A = cotan a sin b - cos b cotan C

sin C

Karena a = 90-LM, dan b = 90-LT, serta C=SBMD, maka

cotan A = cotan (90-LM) sin (90-LT) - cos (90-LT) cotanC

sin C

cotan A = tan LM cos LT - sin LT cotan C (U-B)

sin C

atau tan A = tan LM cos LT - sin LT cotan C (B-U)

sin C

Berdasarkan penjabaran di atas, terbukti bahwa rumus

dalam menentukan azimuth kiblat yang digunakan dalam metode

kontemporer (ephemeris) berasal dari dalil sinus dan dalil cosinus

yang merupakan konsep dasar segitiga bola.

Begitu juga rumus hisab azimuth kiblat dalam kitab Irsyâd

al-Murîd yang merupakan hasil olah penjabaran oleh KH. Ahmad

Ghozali yang juga berpijak pada Astronomical Algorithms dari

teori dasar segitiga bola25

. Untuk pembuktiannya seperti

penjabaran berikut:

A = 360 - BM + BT

25 Hasil wawancara dengan Bpk. Ismail selaku santri terdekat KH. Ahmad Ghozali yang

juga menjabat sebagai Ketua Lajnah Falakiyah Al-Mubarok PP. Lanbulan Sampang Madura

Page 89: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

77

sin h = sin LT x sin LM + cos LT x cos LM x cos A

cos Az = [(sin LM - sin LT x sin h) : cos LT : cos h]

A adalah besarnya selisih antara bujur Ka'bah dan bujur

tempat, sehingga bisa disebut dengan C. Sedangkan yang dimaksud

dengan h adalah 90-c.

sin h = sin LT x sin LM + cos LT x cos LM x cos A

sin h = sin (90-a) x sin (90-b) + cos (90-b) x cos (90-a) x cos C

sin h = cos a x cos b + sin b x sin a x cos C

sin h = cos c

sin h = sin (90-c)

sehingga h = 90-c

Kemudian untuk azimuth kiblatnya:

cos Az = [(sin LM - sin LT x sin h) : cos LT : cos h]

cos Az = [(sin (90-a) - sin (90-b) x sin (90-c)) : cos (90-b) : cos

(90-c)]

cos Az = (cos a - cos b x cos c) : sin b : sin c

cos Az x sin b x sin c = cos a - cos b x cos c

cos Az x sin b x sin c + cos b x cos c = cos a

cos a = cos b x cos c + sin b x sin c cos Az

Penjabaran di atas membuktikan bahwa rumus hisab

azimuth kiblat juga berasal dari dalil sinus dan cosinus (cos a = cos

b x cos c+ sin b x sin c cos A) dalam konsep dasar segitiga bola

(spherical trigonometri).

Page 90: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

78

b) Rashdul Kiblat

Rumus yang digunakan kitab Irsyâd al-Murîd dalam

mencari rashdul kiblat sebetulnya tidak jauh berbeda dengan

metode kontemporer (ephemeris) bahkan bisa dikatakan sama.

Dikatakan sama karena rumus yang ada merupakan olahan saja

kedalam bentuk lain. Tetapi dalam menggunakan data Matahari

seperti deklinasi dan equation of time yang berbeda, sebab dalam

kitab Irsyâd al-Murîd harus mencari nilai deklinasi dan equation of

time dengan menggunakan rumus dan melalui tahapan yang

panjang. Selain itu rumusnya berbeda karena adanya penambahan

rumus tentang pencarian rashdul kiblat yang dimungkinkan bisa

terjadi dua kali. Sehingga langkah-langkah dalam penggunaan

rumus tersebut menjadi lebih banyak. Dengan logika yang

digunakan oleh KH. Ahmad Ghozali sehingga bisa mengolah

rumus rashdul kiblat menjadi perhitungan yang bisa

memprediksikan terjadi rashdul kiblat dua kali dalam sehari.

4. Analisis Jam Rashdul Kiblat dua kali dalam sehari

Hal yang menarik dari hisab rashdul kiblat dalam kitab Irsyâd al-

Murîd ini adalah bisa memperhitungkan kemungkinan dua kali terjadinya

rashdul kiblat dalam sehari. Dan inilah yang tidak ada pada metode

kontemporer (ephemeris)

Konsep rumusan yang digunakan dalam perhitungan rashdul kiblat

dua kali dalam sehari, itu merupakan logika yang digunakan oleh KH.

Page 91: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

79

Ahmad Ghozali. Logika dengan memperhitungkan kebalikan dari azimuth

kiblat suatu tempat, artinya bahwa metode tersebut memperhitungkan

azimuth tempat yang sebenarnya dan kebalikannya sengan selisih 180o.

Misalnya azimuth kiblat suatu tempat adalah 93o maka kebalikannya

adalah 180o + 93

o = 273

o.

Sehingga unsur perhitungan dalam metode tersebut menggunakan

dua azimuth dan bisa dihitung kemungkinan dua kali terjadinya rashdul

kiblat tersebut. Berbeda dengan metode kontemporer (ephemris), hanya

bisa memperhitungkan satu kali terjadinya rashdul kiblat, karena hanya

memperhitungkan satu kali azimuth tempat tersebut.

Pada awalnya memang tidaklah mungkin bagi Indoenesia bisa

melihat rashdul kiblat harian dua kali pada hari yang sama. Karena

menurut Prof. Thomas Djamaluddin26

, " tidak mungkin, karena dalam

satu hari Matahari berada di satu deklinasi. Jadi hanya mungkin pagi atau

sore saja. Dan itu berlaku bagi kota-kota yang ada di Indonesia saja.".

Namun seperti yang sudah disinggung dalam pembahsan BAB III,

bahwa jam rashdul kiblat bisa terjadi dua kali kemungkinan untuk dilihat

dalam sehari.

26 Wawancara dengan Prof. Thomas Djamaluddin, via facebook pada hari Kamis tanggal

10 Mei 2012 pukul 16.30 WIB

Page 92: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

80

Menurut Mohammad Odeh27

, bahwa pada hari tertentu dan pada

lokasi tertentu, akan sangat dimungkinakan terjadinya rashdul kiblat dua

kali pada hari yang sama.

Dan hal itu terjadi pada hasil perhitungan untuk kota Casablanca,

Maroko. Pertama pada jam 09o 17' 15.32" WD Qobla Zawal, dan yang

kedua pada jam 16o 31' 50.94" WD Ba'da Zawal.

Kota tersebut berada berada pada koordinat 39o 39' LU dan bujur

7o 35' BB. Dimana selisih lintangnya tidak jauh berbeda dengan lintang

Ka'bah, sehingga kasarannya bisa dikatakan posisinya itu selintang

dengan Ka'bah. Dan azimuth kiblatnya adalah sekitar 93o (nilai kasaran)

dan kebalikannya 270o (nilai kasaran) Sehingga dimungkinkan terjadi

rashdul kiblat dua kali pada hari yang sama.

Menurut AR Sugeng Riyadi28

, sehari bisa dua kali, logika ini

benar, akan tetapi berlaku hanya bagi daerah yang selintang dengan

Ka'bah, yang lainnya hanya bisa sekali saja. Selintang itu angka kasar,

untuk lebih validnya seperti kasus kota Casablanca tersebut dengan

azimuth kiblatnya sekitar 93o dan kebalikannya adalah 270

o. Sangat

mungkin terjadi dua kali rashdul kiblat pada hari yang sama, sebab selisih

azimuth kiblat nya mendekati nilai 270o dan 90

o dengan batas hanya

sampai interval 10 derajat saja.

27 Mohammad Odeh adalah orang yang telah membuat program "Accurate Times 5.1".

Program yang bisa menghitung arah kiblat, rashdul kiblat, waktu shalat, awal bulan hijriah dan

gerhana.

28

Wawancara dengan AR Sugeng Riyadi melalui via facebook pada hari Jum'at tanggal

11 Mei 2012 pukul 16.45 WIB

Page 93: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

81

Tabel berikut menunjukkan rashdul kiblat yang terjadi dua kali

dalam sehari pada tanggal 26 Juni 2012 yang hanya berlaku bagi daerah

yang azimuth kiblatnya mendekati nilai 270o dan mendekati 90

o dengan

batas 10 derajat.

azimuth kiblat lintang Bujur rashdul 1 rashdul 2

79.560955 20 -7 X x

83.752478 24 -7 12:55 10:05

84.818389 25 -7 13:25 9:59

85.889523 26 -7 13:51 9:55

86.964835 27 -7 14:16 9:52

88.043259 28 -7 14:39 9:49

90.2051 30 -7 15:20 9:45

99.801407 39 -7 17:29 9:35

100.833717 40 -7 X 9:35

291.731728 15 60 17:43 x

283.32538 24 110 12:00 x

279.149463 45 120 17:14 8:33

277.409585 24 90 15:43 12:41

266.288077 24 60 12:35 10:14

263.359862 25 60 12:49 9:10

262.837462 39 90 16:11 8:22

260.468737 26 60 X 8:19

249.540804 30 60 13:09 x

Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis berkesimpulan

bahwa memang rashdul kiblat harian bisa terjadi dua kali dalam sehari.

Terjadinya rashdul kiblat dua kali pada hari yang sama itu berlaku bagi

daerah yang azimuth kiblatnya mendekati nilai 90o atau 270

o, dan ketika

Matahari berada di deklinasi utara. Seperti pada contoh perhitungan di

atas, untuk kota Casablanca pada tanggal 27 Mei 2004, deklinasi

Mataharinya utara. Sebaliknya, jika Matahari itu berada di deklinasi

Page 94: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

82

selatan, maka bagi daerah-daerah yang se-lintang dengan Mekah itu tidak

bisa melihat rashdul kiblat sama sekali.

Untuk kota-kota di Indonesia hanya bisa satu hari rashdul kiblat

saja. Walaupun pada kenyataanya dua kali sebab kemungkinan yang

lainnya itu berada di bawah ufuk (ghurub), sehingga tidak mungkin untuk

bisa mengamati rashdul kiblat dua kali di Indonesia.

B. Tingkat Akurasi Hasil Hisab Arah Kiblat Dalam Kitab Irsyâd al-Murîd

Tingkat keakurasian dari berbagai metode memang masih belum bisa

dibuktikan. Dalam menganalisis tingkat akurasi Hisab Arah Kiblat Irsyâd al-

Murîd maka penulis akan membandingkannya dengan metode kontemporer

(ephemeris) yang dianggap modern dan dianggap memiliki keakurasian

tinggi, karena perhitungannya menggunakan data-data yang dibantu oleh alat

canggih seperti kalkulator, GPS, kompas, satelit, dan lain-lain, yang

memiliki tingkat kesalahan kecil. Oleh karena itu, penulis akan

membandingkan hasil perhitungan azimuth kiblat dalam kitab tersebut

dengan metode kontemporer (ephemeris).

Meskipun masalah penentuan kiblat merupakan masalah geografis

matematis, namun penyelesaianya setara dengan permasalahan astronomi

dalam hal menentukan azimuth atau arah benda angkasa dengan deklinasi

dengan sudut jam tertentu. Dan hal itu biasa dilakukan oleh para astronom

Page 95: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

83

abad pertengahan. Memang, masalah kiblat dapat diubah menjadi gambaran

angkasa dengan mempertimbangkan puncak Mekah29

.

Harga lintang dan bujur suatu tempat dapat diperoleh dari Almanak,

Atlas, dan referensi lainnya. Untuk kota-kota di ebrbagai negara, harga

lintang dan bujur dapat diperoleh, antara lain: dari "Atlas Der Gehele Aarde"

yang disusun oleh Pr Bos-Jf Meyer Jb, Wolter Groningen. Untuk kota-kota di

Indonesia bisa diperoleh dari "Almanak Jamiliyah" yang disusun oleh

Sa'adoeddin Djambek atau bisa juga dilacak melalui software google earth di

internet30

.

Ada tiga teori yang dapat digunakan dalam perhitungan arah kiblat

suatu tempat di permukaan bumi, yaitu teori trigonometri bola, teori geodesi

dan teori navigasi, Tiga teori ini merupakan suatu tawaran dalam perhitungan

menentukan arah kiblat31

. Namun, sampai saat ini ilmu yang paling

mendekati yang sebenarnya adalah dengan trigonometri bola. Sebagaimana

pengukuran kiblat di MAJT (Masjid Agung Jawa Tengah) juga dengan

trigonometri bola, ketika dibuktikan lewat Google Earth ia benar mengarah

Kiblat32

.

Penulis mengomparasikan metode hisab arah kiblat kitab Irsyâd al-

Murîd dengan metode hisab arah kiblat kontemporer (Ephemeris) karena

29 David A. King, Astronomy In The Service Of Islam, Great Britain,USA: VARIORIUM,

1993, hal.3

30

Ahmad Musonnif, Ilmu Falak (Metode HIsab Awal Waktu Shalat, Arah Kiblat, Hisab

Urfi dan Hisab Hakiki Awal Bulan), Yogyakarta: TERAS, 2011, hal. 35

31

Ahmad Izzuddin, Disertasi, Kajian Terhadap Metode-metode Penentuan Hisab Arah

Kiblat Dan Akurasinya , Semarang: IAIN Walisongo, 2011, hal.177

32

Ahmad Izuddin, disampaikan dalam Acara Sosialisasi Rashdul Kiblat di Kantor

Kementrian Agama Semarang pada tanggal 27 Mei 2010.

Page 96: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

84

metode tersebut berdasarkan kepada trigonometri bola. Seperti yang

digunakan oleh metode Ephemeris yang digunakan oleh Muhyiddin Khazin

dalam karyanya Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek.

I. Metode Hisab Arah Kiblat dalam Kitab Irsyâd al-Murîd :

a) Azimuth Kiblat

Data-data yang diperlukan :

Lintang Mekah : 21o 25' 14.7" LU

Bujur Mekah : 39o 49' 40" BT

Markas : Jakarta

Lintang Tempat : -06o 10' 00" LU

Bujur Tempat : 106o 49' 00" BT

1. A = 360 - BM + BT

= 360 - 39o 49' 40" + 106

o 49' 00"

= 426o 59' 20" - 360

= 66o 59' 00"

2. sin h = sin LT x sin LM + cos LT x cos LM x cos A

= sin -06o 10' 00" x sin 21

o 25' 14.7" + cos -06

o 10'

00" x cos 21o 25'14.7" x cos 66

o 59' 00"

h = 18o 49' 06.24"

3. Mencari nilai Az, dan AQ, rumusannya sebagai berikut:

Az = cos -1

[(sin LM - sin LT x sin h) : cos LT : cos h]

= cos -1

[(sin 21o 25' 14.7" - sin -06

o 10' 00" x sin18

o 49'

06.24") : cos -06o 10' 00" : cos 18

o 49' 06.24"]

Page 97: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

85

= 64o 51' 19.28"

AQ33

= 295o 08' 40" (Dari titik utara searah jarum jam/UTSB)

b) Rashdul Kiblat:

1. Mencari Unsur-unsur yang diperlukan, antara lain :

Menghitung deklinasi Matahari dan equation of time pada

tanggal 26 Juni 2012 dengan melaui tahapan seperti pada tabel

berikut34

:

NO Simbol Rumus Hasil

1 Y

2012

2 M

6

3 D

26

2 JD

Int(365.25 x (Y+4716)) + Int(30.6001 x (M + 1)) + D -

1524.5 2456104.5

3 T (JD - 2451545) : 36525 0⁰07'29''

4 S Frac((280.4665 + 36000.76983 x T) : 360 ) x 360 0⁰00'00''

5 M Frac((357.52910 + 35999.05030 x T) : 360) x 360 171⁰22'25''

6 N Frac((125.04 - 1934136 xT) : 360) x 360 243⁰35'50''

7 K1 (17.264 : 3600) x sin N + (0.206 : 3600) x sin 2N -0⁰00'15''

8 K2 (-1.264 : 3600) x sin 2S -0⁰00'01''

9 R1 (9.23 : 3600)x cos N - (0.090 : 3600) x cos 2N -0⁰00'15''

33 Jika A nilainya lebih besar dari 180

o maka untuk AQ = Az, dan jika kurang dari 180

o,

maka AQ=360- Az

34

Ahmad Ghazali, op.cit., Hal. 159-160

Page 98: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

86

10 R2 (0.548 : 3600) x cos 2S -0⁰00'01''

11 Q1 23.43929111 + R1 + R2 - (46.8150/3600) x T 23⁰26'11''

12 E

(6898.06 : 3600) x sin m + (72.095 : 3600) x sin 2m +

(0.966 : 3600) x sin 3m 0⁰16'54''

13 S1 S + E + K1 + K2 - 20.47" 94⁰47'50''

14 Deklinasi Shift Sin (sin S1 x sinQ1) 23⁰20'58''

15 PT Shift tan (tan S1 x cos Q1) 95⁰13'35''

16 E (S - PT) : 15 -0⁰02'48''

2. Mengetahui unsur-unsur yang diperlukan, antara lain:

a = 90 - deklinasi Matahari

= 90 - 23⁰20'58''

= 66o 39' 02"

b = 90 - LT

= 90 - -06o 10' 00"

= 96o 10' 00"

AQ = 295o 08' 40" (UTSB)

3. Pa = cos b x tan AQ

= cos 96o 10' 00" x tan 295

o 08' 40"

= 00o 13' 43.88"

P = Abs(tan-1

(1/Pa))

= 77o 06' 34.3"

4. Ca = Abs(cos -1

(1/tan a x tan b x cos P))

Page 99: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

87

=Abs(cos -1

(1/ tan 66o 39' 02" x tan 96

o 10' 00" x cos 77

o

06' 34.3"))

= 153o 02' 28"

5. Kemungkinan pertama:

C = Ca - P = 153o 02' 28" - 77

o 06' 34.3"

= 75o 55' 53.7"

BQ = 12 - C/1535

= 12 + 75o 55' 53.7":15

= 17o 03' 43.58" WIS

= 17o 02' 31.58" WIB

Kemungkinan kedua:

C = Ca + P = 153o 02' 28" + 77

o 06' 34.3"

= 230o 09' 02.3"

= 360 - 230o 09' 02.3"

= 129o 50' 57.7"

BQ = 12 + C/1536

= 12 + 129o 50' 57.7" : 15

= 20o 39' 23.85" WIS

= 20o 22' 11.85" WIB

Berdasarkan perhitungan di atas bahwa kota Jakarta memiliki azimuth

kiblat 295o 08' 40" (UTSB) dan rashdul kiblat pada tanggal 26 Juni 2012

terjadi satu kali kemungkinan yang bisa dilihat pada jam 17o 02' 31.58" WIB.

35 Dikurangkan dengan 12 karena dikategorikan sebagai Qabla Zawal

36

Ditambahkan dengan 12 karena dikategorikan sebagai Ba'da Zawal.

Page 100: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

88

Selanjutnya penulis akan menghitung azimuth kiblat dan rashdul

kiblat pada tanggal 26 Juni 2012 untuk kota Jakarta dengan metode

Ephemeris, sebagai berikut:

1. Perhitungan Azimuth Kiblat untuk kota Jakarta

Rumus :

Tan Q = tan LM x cos LT x cosec SBMD – sin LT x cotg SBMD

Keterangan :

LM : Lintang Makkah

LT : Lintang Tempat

SBMD : Selisih Bujur Makkah Daerah

Perhitungan :

Jakarta -06º 10’ LS dan 106º 49 ‘ BT

Langkah I : cari SBMD 106º 49 ‘ – 39º 49’ 39” = 66º 59’ 21”

Langkah berikutnya masukkan ke rumus :

Tan Q = tan 21º 25’ 25” x cos -06º 10’ x cosec 66º 59’ 21” – sin -06º 10’

x cotg 66º 59’ 21”

25º 08’ 50.99”.(dari arah barat ke utara)

Jadi Azimuth Kiblat untuk Jakarta adalah 25º 08’ 50.99” dari titik barat ke

utara atau 295º 08’ 50.99” UTSB.37

37

Lihat juga contoh perhitungan azimuth kiblat dalam Ahmad Izzuddin, Hisab Praktis

Arah Kiblat dalam Materi Pelatihan Hisab Rukyah Pimpinan Wilayah Lajnah Falakiyyah NU

Jawa Tengah, Semarang, Kamis s.d Sabtu 28 s.d 30 Maret 2002, hlm. 1-2.

Page 101: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

89

Untuk mengfungsikan hasil hisab azimuth kiblat tersebut kita dapat

menggunakan kompas, tongkat istiwa atau theodolite untuk menentukan arah

kiblat.38

2. Perhitungan Rashdul Kiblat untuk kota Jakarta ( tanggal 26 Juni 2012)

Rumus I : Sin LT x Cotag AQ = Cotg A

Rumus II : Tan Dekl x Cotg LT x Cos A = Cos B+A

Keterangan : LT = Lintang Tempat

AQ = Azimuth Kiblat

Lintang Tempat Jakarta : -06º 10’ LS

Azimuth Kiblat Jakarta : 25º 08’ 50.99”

Deklinasi tanggal 26 Juni 2012 : +23º 20’ 52”.

equation of time : -00º 02’ 50”

Rumus I :

sin -06º 10’ x Cotg 25º 08’ 50.99” = Cotg A

- 77º 06’ 40.25”

Rumus II :

tan +23º 20’ 52” x cotg -06º 10’ x cos - 77º 06’ 40.25” = cos B + A

jam 17 : 03 : 37.67 WH

38

Lihat dalam Ibid. Lihat dalam Ahmad Izzuddin, Hisab Praktis Arah Kiblat dalam

Materi Pelatihan Hisab Rukyah Tingkat Nasional Ma‟had „Aly, Benda, Sirampog, Brebes, Sabtu

s.d Rabu, tanggal 07 s.d 11 Mei 2005. Lihat juga dalam Ahmad Izzuddin, Cara Pengukuran Kiblat

Dengan Theodolite dalam Materi Diklat Nasional Hisab Rukyah Tingkat II, PPLFNU di INISNU

Jepara, Selasa s.d Jum’at, tanggal 06 s.d 09 Agustus 2002. Lihat juga dalam Slamet Hambali,

Menentukan Arah Kiblat Berdasarkan Posisi Matahari Dengan Alat Bantu Theodolite dalam

Materi Orientasi Hisab Rukyah Kanwil Departemen Agama Jawa Tengah Tahun 2005, Semarang,

Senin-Kamis 20-23 Juni 2005.

Page 102: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

90

jam 16 : 59 : 11.67 WIB

Jadi pada jam 16:59:11.67 WIB bayang-bayang benda dari sinar

matahari menunjukkan arah Kiblat.

Hasil perhitungan azimuth dan rashdul kiblat untuk kota Jakarta pada

tanggal 26 Juni 2012 dari dua metode di atas adalah sebagai berikut :

Azimuth Rashdul Kiblat

Irsyâd al-Murîd 295o 08' 40" 17

o 02' 31.58" WIB

Ephemeris 295º 08’ 50.99” 16:59:11.67" WIB

Dari hasil perhitungan di atas, dapatlah diketahui bahwa tingkat

keakurasian metode hisab arah kiblat dalam Irsyâd al-Murîd ini cukup akurat.

Terbukti pada tabel diatas, yang dibandingkan dengan standar keakurasian

yakni metode ephemris, tidak terlalu signifikan dengan azimuth kiblat yang

hanya selisih satuan detik dan rashdul kiblat dengan selisih sekitar 4 menit.

Perbedaan tersebut terjadi karena data yang dipakai kedua metode

tersebut berbeda, kitab Irsyâd al-Murîd menggunakan data Matahari dengan

menghitungnya secara manual melalui tahapan rumus yang sangat panjang,

sedangkan kontemporer (ephemeris) hanya menggunakan data Matahari dari

tabel-tabel ephemeris yang sudah ada.

Sehingga tidak diragukan, metode hisab arah kiblat dalam kitab

tersebut memiliki tingkat akurasi tinggi, karena memang metode dalam kitab

tersebut mengadopsi konsep segitiga bola sehingga rumus-rumusnya pun

menggunakan olahan konsep dasar segitiga bola.

Page 103: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan analisis yang telah dilakukan pada beberapa bab

yang terdahulu, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai jawaban akhir

dari pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Metode hisab arah kiblat dalam kitab Irsyâd al-Murîd karangan KH.

Ahmad Ghazali tergolong metode hisab kontemporer, karena data-data

yang digunakan sama dengan data kontemporer Ephemeris dan juga

rumusnya pun merupakan bentuk dari turunan segitiga bola dimana

perhitungannya harus selalu menggunakan kalkulator. Selain itu metode

hisab arah kiblat dalam kitab Irsyâd al-Murîd juga bisa

memperhitungkan terjadinya dua kali rashdul kiblat dalam sehari, dan

inilah yang menurut penulis anggap sebagai kelebihan dari metode ini.

Rashdul kiblat terjadi dua kali dalam sehari itu berlaku bagi tempat

yang memiliki nilai azimuth mendekati 90o atau 270

o, dan bisa berlaku

ketika deklinasi utara. Rumusan dalam menghitung rashdul kiblat harus

selalu menggunakan nilai absolute. Sedangkan untuk kelemahan dari

metode hisab arah kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam kitab Irsyâd al-

Murîd adalah menggunakan data deklinasi dan equation of time yang

harus dihitung terlebih dahulu melalui tahapan yang sangat panjang.

Page 104: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

92

2. Tingkat akurasi metode hisab arah kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam

kitab Irsyâd al-Murîd ini tergolong cukup akurat dengan terpaut selisih

detik untuk azimuth kiblatnya dan terpaut sekitar 4 menit untuk rashdul

kiblatnya dengan standar akurasi hisab ephemeris.

B. Saran

1. Menjadi suatu hal yang sempurna jika kitab Irsyâd al-Murîd dibuatkan

sebuah program (software) yang bisa menghitung arah kiblat

berdasarkan konsep kitab tersebut. Sehingga bisa mempermudah dalam

perhitungan yang terkesan sulit.

2. Kepada KH. Ahmad Ghozali sebagai penulis kitab Irsyâd al-Murîd

hendaknya memunculkan kitab yang konsep penentuan arah kiblatnya

dengan menggunakan pendekatan ilmu geodesi karena pendekatan ini

bisa memperhitungkan arah kiblat dengan proyeksi bumi yang

sebenarnya (elipsoid).

C. Penutup

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT

yang telah melimpahkan kesehatan, dan juga karunia kepada penulis.

penulis ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur karena telah menyelesaikan

skripsi ini. Meskipun telah berupaya dengan optimal, penulis yakin masih

ada kekurangan dan kelemahan skripsi ini dari berbagai sisi. Namun

demikian, penulis berdo’a dan berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Page 105: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

93

Atas saran dan kritik yang bersifat konstruktif untuk kebaikan dan

kesempurnaan tulisan ini, penulis ucapkan terima kasih.

Wallahu a’lam bi al-shawab

Page 106: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

DAFTAR PUSTAKA

Al-Fairuzabadi, al-Qamus al-Muhit , Beirut: Mu'assasad ar-Risalah, t.t.

Arifin, Syamsul, Ilmu Falak, Ponorogo: Lembaga Penerbitan dan Pengembangan

Ilmiyah STAIN Ponorogo, t.t

As-Shabuni, Muhammad Ali, Tafsir Ayat Ahkam As-Shabuni, Surabaya: Bina

Ilmu, 1983

Asy Syafi’i, Abi Abdullah Muhammad bin Idris, Al-Um, t.t

Azhari, Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008

_____________ Ilmu Falak "Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern",

Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007

Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, Proyek

Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Jakarta: 1981

Budiwati, Anisah, Skripsi, Sistem Hisab Arah Kiblat DR. Ing. Khafid Dalam

Program Mawaqit, Semarang: IAIN WALISONGO, 2010

Departemen Agama RI, Diretorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam

Proyek Peningkatan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi

Agama/IAIN, Ensiklopedi Islam, Jakarta: CV. Anda Utama, 1993

Fathullah, Ahmad Ghazali Muhammad, Irsyâd al-Murîd ilâ ma'rifati 'ilmi al-

falaki 'alâ al-rashdi al-jadîd, Jember: Yayasan An-Nuriyah, 2005

Hafid, „Penentuan Arah Kiblat‟, makalah disampaikan pada pelatihan penentuan

arah kiblat Jakarta 15 April 2007

Hambali, Slamet, Arah Kiblat Dalam Perspektif Nahdlatul Ulama, makalah yang

disampaikan pada seminar nasional "Menggugat Fatwa MUI

Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Arah Kiblat", Semarang, 27 Mei

2010, hal.2

____________, Ilmu Falak I (Tentang Penentuan Awal Waktu Shalat dan

Penentuan Arah Kiblat Di Seluruh Dunia), t.t, 1988

Hasan, Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Cet I

Bogor: Ghalia Indonesia, 2002

Page 107: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

Izzuddin, Ahmad, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukyah Praktis dan Solusi

Permasalahannya), Semarang: Komala Grafika, 2006

______________, Menentukan Arah Kiblat Praktis, Semarang: walisongo Press,

2010

______________, Makalah, Menyoal Fatwa MUI Tentang Arah Kiblat,

disampaikan pada Seminar Nasional " Menggugat Fatwa

MUINomor 3 Tahun 2010, pada tanggal 27 Mei M yang

diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Falak Fakultas Syari'ah IAIN

Walisongo Semarang.

Jaelani, Ahmad, Skripsi, Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel

Surabaya Jawa Timur. Semarang: IAIN Walisongo, 2010

Jamil, A., Ilmu Falak (Teori dan Aplikasi Arah Kiblat, Awal Waktu Sholat dan

Awal Tahun Hisab Kontemporer),Jakarta: Amzah, 2009

Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana

Pustaka. hal. 52

_____________, Kamus Ilmu Falak, cet I, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005

Khudhori, Ismail, Skripsi: Studi Tentang Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung

Surakarta, Semarang: IAIN Walisongo, 2005.

King, David A., Astronomy In The Service Of Islam, Great Britain,USA:

VARIORIUM, 1993, hal.3

Laila, Mahya, Skripsi, Studi Komparasi Hisab Arah Kiblat Syekh Muhammad

Thahir Jalaluddin al-Minangkabawi dalam Kitab Pati Kiraan

Pada Menentukan Waktu Yang Lima dan Hala Kiblat dengan

Logaritma dan K.H Zubair Umar al-Jailani dalam Kitab al-

Khulasah al-Wafiyyah, Semarang: IAIN Walisongo, 2010

Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman Hisab

Muhammadiyah, Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid PP

Muhammadiyah,Cet. Ke-II

Meeus, Jean, Astronomical Algorithms, (Virginia: Willman–Bell, Inc, 1991

Mughniyah, Muhammad Jawad, Fiqih Kima Madzhab : Ja'fari, Hanafi, Maliki,

Syafi'i, Hambali,Jakarta: Lentera,Cet Ke-6,2007

Munawir, Ahmad Warson Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997

Page 108: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

Murtadlo, Moh., Ilmu Falak Praktis, Malang: UIN Malang Press, 2008

Muslifah, Siti, Skripsi, Sejarah Metode Penentuan Arah Kiblat Masjid Agung At

Taqwa Bondowoso Jawa Timur, Semarang: IAIN Walisongo, 2010

Musonnif, Ahmad, Ilmu Falak (Metode Hisab Awal Waktu Shalat, Arah Kiblat,

Hisab Urfi dan Hisab Hakiki Awal Bulan,Yogyakarta: Teras, 2011

Putri, Hasna Tuddar Skripsi, Pergulatan Mitos Dan Sains Dalam Penentuan Arah

Kiblat ( Studi Kasus Pelurusan Arah Kiblat Mesjid Agung Demak),

Semarang: IAIN Walisongo, 2010

Rasjid, H. Sulaiman FIQH ISLAM (Hukum Fiqh Lengkap), cet ke-37, Bandung:

Sinar Baru Algensindo, 2004

Rusyd, Ibn, Bidâyat al-Mujtahid wa Nihâyah al-Muqtâsid, Beirut: Daar al-Fikr,t.t

Setyanto, Hendro, RUBU, Bandung: Pudak Scientific, 2001

Simamora, P., Ilmu Falak (Kosmografi) “Teori, Perhitungan, Keterangan, dan

Lukisan”, cet XXX (Jakarta: C.V Pedjuang Bangsa, 1985

Smart, W.M., Texboook On Spherical Astronomy, New York: Cambridge

University Press, 1997

Sulastri, Kitri, skripsi, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab

Al-Irsyaad Al-Muriid, IAIN WALISONGO Semarang 2010

Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Cet. II

Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2003

Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metoda, dan Teknik ,

Edisi ke-7,Bandung: Tarsito, 1985

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Ed.1 Cet.9, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1995

Toruan, M.S.L., Pokok-Pokok Ilmu Falak (kosmografi), Cet IV, (Semarang:

Banteng Timur, tt.

Turner, Howard R., Sains in Mediaeval Islam, An Illustrated Introduction

(University of Texas Press, Austin, 1997) diterjemahkan oleh

Zulfahmi Andri dengan judul Sains Islam yang Mengagumkan:

Sebuah catatan terhadap abad pertengahan, diterjemahkan dari,

Bandung: Nuansa 2004

Page 109: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

Villanueva, K.J., Astronomi Geodesi, Bandung: Departemen Geodesi Fakultas

Tekhnik Sipil dan Perencanaan ITB

Wibisono, Ki Ageng AF., Arah Kiblat Dalam Perspektif Muhammadiyah,

makalah yang disampaikan pada seminar nasional "Menggugat

Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Arah Kiblat",

Semarang, 27 mei 2010

Yaqub, Ali Mustafa, Kiblat Antara Bangunan dan Arah Ka'bah, Jakarta: Pustaka

Darus Sunnah, 2010

Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Quran, Al-qur'an dan

Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit Jumanatul Ali-Art (J-ART),

2005

____________, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: PT Sygma Examedia

Arkanleema, 2009

Wawancara

Wawancara dengan Bpk. Ismail, selaku ketua Lajnah Falakiyah Al-Mubarok

Pondok Pesantren Lanbulan, yang juga merupakan santri terdekat

dari KH. Ahmad Ghozali melalui email pada tanggal 28 April 2012

pukul 20.30 WIB

Wawancara dengan Prof. Thomas Djamaluddin, via facebook pada hari Kamis

tanggal 10 Mei 2012 pukul 16.30 WIB

Wawancara dengan AR Sugeng Riyadi melalui via facebook pada hari Jum'at

tanggal 11 Mei 2012 pukul 16.45 WIB

Maktabah Syamilah versi 2.11,

Al Bukhari, Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughirah, Shahih Bukhari,

Mesir : Mauqi’u Wazaratul Auqaf, t.t juz 2

An-Naisabury, Muslim Bin Hajjaj Abu Hasan Qusyairi, Shahih Muslim, Mesir :

Mauqi’u Wazaratul Auqaf, t.t juz 3

Page 110: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

Website

http://khoirunnada.blogspot.com/2011/01/biografi-syekh-ismail-utsman-zein-

al.html pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2012 pukul 4.52 WIB

http://moeidzahid.site90.net/hisab/menghitung_arah_qiblat_menentukannya.htm.

Diakses pada tanggal 10 Mei 2012 pukul 19:30 WIB

http://syakurasymuny.webs.com/pplanbulan.htm diakses pada hari Senin tanggal

14 Mei 2012 pada pukul 22.24 WIB

http://www.eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/segitiga-bola-dan-arah-kiblat.htm,

diakses tanggal 18 Maret 2012 pukul 14.00 WIB

http://www.eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/segitiga-bola-dan-arah-kiblat.htm,

diakses tanggal 18 Maret 2012 pukul 14.00 WIB

http://www.islamicfinder.org/sunQiblah.php? diakses pada hari Sabtu tanggal 12

Mei 2012 pukul 15.56 WIB

www.pramadewa.com, diakses tanggal 22 September 2011 pukul 10.30 WIB

Page 111: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

Lampiran I

Wawancara Seputar Kitab Irsyâd al-Murîd

1. Siapakah nama lengkap Kyai Ghozali?

Nama lengkap beliau Syaikhina Allamah Al-Mutafannin Al-Falaky

Syaikh Ahmad Ghozali Muhammad Fathillah

2. Kapan dan dimanakah beliau lahir?

Beliau di lahirkan di kampung Lanbulan desa Baturasang

kecamatan Tambelangan Kabupaten Sampang Madura, pada tanggal 07-

01-1962 M.

3. Kapan dan dimana beliau menikah? Siapa nama istri?

Mengenai pernikahanya beliau menikah pada tahun 1990 di

Lanbulan, Sedangkan nama istri beliau ialah Nyai Asma'.

4. Berapakah putra beliau? Siapa saja nama putra-putra beliau?

Putra-putri beliau sampai saat ini ada Sembilan diantaranya :

1. Nyai Nurul Bashiroh

2. Nyai 'Afiyah

3. Lora Ali

4. Lora Yahya

5. Lora Salman

6. Lora Muhammad

7. Lora Kholil

8. Neng 'Aisyah

9. Neng Shofiyah

5. Siapakah nama orangtua beliau? Silsilah keluarga ?

Nama orang tua beliau ialah Syaikhina al-Lamah Syaikh

Muhammad Fathullah beliau adalah Muassis (perintis pertama) berdirinya

Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan, sedangkan silsilahnya seperti

yang telah diuraikan oleh Syaikhina Ahmad Ghozali dalam kitabnya

"Tuhfatur Rowy".

6. Apakah orangtua beliau juga menguasai ilmu falak?

Menurut sepengetahuan kami, mulai kami mondok di Pesantren ini

yaitu selama tiga tahun lebih sebelum wafatnya beliau dan berita dari para

alumni terdahulu tidak tercatat beliau mengusai ilmu falak, bahkan

Syaikhona Ahmah Ghozali sendiri pernah menceritakan ketika kami

disuruh untuk menyebarkan maklumat tentang gerhana bulan. Beliau

pertama kali menyebarkan maklumat gerhana bulan orang tua beliau

(Syaikh Muhammad F) menyuruh salah satu santrinya supaya melihat

bulan apakah benar gerhana seperti yang diutarakan putranya (Syaikh

Ahmad Ghozali) atau melenceng. Tapi kenyataanya bulan benar-benar

gerhana seperti apa yang telah diprediksikan oleh putranya.

Page 112: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

7. Apa saja jenjang pendidikan yang telah beliau lalui?baik itu formal

maupun non-formal?

Untuk jenjang pendidikan yang beliau tempuh hanya pendidikan

non-formal saja sedangkan formal kelas 3 SD saja beliau tidak lulus.

8. Apakah beliau pernah mondok di berbagai tempat? Dimana saja?

Ya, Dalam pengemberaanya menuntut ilmu beliau setelah

mengenyam pendidikan di Pondoknya sendiri dibawah didikan

ayahandanya beliau menyempurnakanya dengan melanjutkan studinya ke

negri sebrang yaitu di Makkah tul Mukarromah tepatnya di Pondok

Pesantren " As-Shulatiyah " selam tujuh tahun. Di sana beliau belajar pada

para ulama' alimyang stabilitas keilmuanya tidak diragukan lagi seperti

Syaikh Isma'il Ustman Zain al-Yamany Al-Makky, Syaikh Abdulloh Al-

Lahjy, Syaikh Yasin bin Isa Al-Fadany dan ulama'-ulama' lainya.

9. Ilmu apa saja yang beliau tekuni?

Kalau dilihat dari karyanya hampir semua macam-macam disiplin

ilmu beliau kuasai mulai dari fiqh, fara'id, sejarah, mustholahul hadits

(ulumul hadits), sampai dengan ilmu falak.

10. Kepada siapa saja beliau menuntut ilmu falak ?

Menurut sepengetahuan kami baik dari beliau ataupun dari para

ustad kami beliau belajar ilmu falak pertama kalinya pada KH. Nazir di

Prajjen Sampang, kemudian pada KH. Zubair Bungah Gresik sedangkan

yang di Mekkah beliau belajar pada Syaikh Mukhtaruddin Al-Falambany.

11. Menurut anda, seberapa pentingkah mempelajari dan mengamalkan ilmu

falak?

Masalah penting dan tidaknya mempelajari sekaligus

pengamalanya ilmu falak tentunya dikembalikan pada masing-masing,

disamping belajarnya membutuhkan waktu toh hasil ilmu falak dapat

diperoleh dengan sangat murah sekali yaitu cukup lima belas ribuan

kalender, waktu sholat, arah qiblat, dan yang lainya dapat diperoleh. Tapi

yang perlu dipertanyakan puas kah mereka dengan hasil tersebut ?

Tahukah maksud dari hasil ilmu falak tersebut ? Tentunya yang bisa

menjawab pertanyaan ini adalah para ahli falak yang semata-mata mencari

keridhoan Alloh swt.

12. Apa saja peran beliau dalam organisasi kemasyarakatan?

Peran beliau dalam organisasi kemasyarakat selain aktif

memberikan kajian kitab para alumni dan simpatisan setiap minggunya

beliau sering diundang dalam acara masyarakat seperti walimatul urs,

selamatan, dan yang lainya. Disamping itu beliau menjadi rujukan

masyarakat ketika mereka tidak menemukan solusi lagi.

13. Apa saja jabatan yang pernah diamanatkan kepada beliau?

Page 113: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

Yang kami ketahui bahwa beliau di Pondok Pesantren menjadi

Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan, sedangkan

dalam organisasi beliau menjabat penasehat falak PWNU Jawa Timur,

Anggota Falak PBNU.

14. Apa saja karya-karya beliau (baik yang dicetak atau tidak)?

Karya-karya beliau yang di cetak :

a) Kitab Falak : Irsyadul Murid, Tsamarotul Fikar, Bulughul

Wathor, Bughyatur Rofiq, Anfa'ul Wasilah, Faidlul Karim,

Taqyidatul Jaliyah.

b) Kitab Faro'id : Zahrotul Wardiyah

c) Kitab Sejarah : Tuhfatur Rowi, Sejarah Syaikh Khotib Assirbiny

d) Kitab Ulumul Hadist : Mukhtashor

e) Kitab Mau'idho : An-Nujumun Nayyiroh, Al-Fawaidus

Sahiyyah,

Karya beliau belum dicetak atau dalam tahap pengoreksian diantaranya : untuk

ilmu falak Kitab Zadur Rofiq sedangkan kitab-kitab yang lain masih banyak tapi

masih dalam tahap penyelesaian.

Page 114: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

Lampiran II

Aplikasi Perhitungan Azimuth dan Jam Rashdul Kiblat

untuk Kota Semarang Pada Hari Selasa Tanggal 26 Juni 2012

A. Metode Hisab Arah Kiblat dalam Kitab Irsyaad al-Muriid :

1) Azimuth Kiblat

Data-data yang diperlukan :

Lintang Mekah : 21o 25' 14.7" LU

Bujur Mekah : 39o 49' 40" BT

Lintang Tempat : -7o 00' 00" LS

Bujur Tempat : 110o 24' 00" BB

a) Mencari Fadhlu Thulain (Selisih antara Bujur Mekah dan Bujur Tempat) dengan

rumusan sebagai berikut

A = 360 - BM + BT

= 360 - 39o 49' 40" + 110

o 24' 00"

= 430o 34' 20" - 360

o = 70

o 34' 20"

b) Mencara nilai h, dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:

sin h = sin LT x sin LM + cos LT x cos LM x cos A

= sin -7o 00' 00" x sin 21

o 25' 14.7" + cos -7

o 00' 00"

x cos 21o 25'14.7" x cos 70

o 34' 20"

h = 15o 14' 16.11"

c) Mencari nilai Az, dan AQ, rumusannya sebagai berikut:

Az = cos -1

[(sin LM - sin LT x sin h) : cos LT : cos h]

= cos -1

[(sin 21o 25' 14.7" - sin -7

o 00' 00" x sin 15

o 14' 16.11") : cos -

7o 00' 00" : cos 15

o 14' 16.11"]

= 65o 29' 33.31"

AQ1 = 360 - Az

= 360 - 65o 29' 33.31"

= 294o 30' 26" (Dari titik utara ke arah timur / UTSB)

2) Rashdul Kiblat:

a) Mencari Unsur-unsur yang diperlukan, antara lain :

Menghitung deklinasi Matahari dan equation of time pada tanggal 26 Juni 2012 :

1 Jika A nilainya lebih besar dari 180

o maka untuk AQ = Az, dan jika kurang dari 180

o,

maka AQ=360- Az

Page 115: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

NO Simbol Rumus Hasil

1 Y

2012

2 M

6

3 D

26

2 JD

Int(365.25 x (Y+4716)) + Int(30.6001 x (M + 1)) + D -

1524.5 2456104.5

3 T (JD - 2451545) : 36525 0⁰07'29''

4 S Frac((280.4665 + 36000.76983 x T) : 360 ) x 360 0⁰00'00''

5 M Frac((357.52910 + 35999.05030 x T) : 360) x 360 171⁰22'25''

6 N Frac((125.04 - 1934136 xT) : 360) x 360 243⁰35'50''

7 K1 (17.264 : 3600) x sin N + (0.206 : 3600) x sin 2N -0⁰00'15''

8 K2 (-1.264 : 3600) x sin 2S -0⁰00'01''

9 R1 (9.23 : 3600)x cos N - (0.090 : 3600) x cos 2N -0⁰00'15''

10 R2 (0.548 : 3600) x cos 2S -0⁰00'01''

11 Q1 23.43929111 + R1 + R2 - (46.8150/3600) x T 23⁰26'11''

12 E

(6898.06 : 3600) x sin m + (72.095 : 3600) x sin 2m +

(0.966 : 3600) x sin 3m 0⁰16'54''

13 S1 S + E + K1 + K2 - 20.47" 94⁰47'50''

14 Deklinasi Shift Sin (sin S1 x sinQ1) 23⁰20'58''

15 PT Shift tan (tan S1 x cos Q1) 95⁰13'35''

16 E (S - PT) : 15 -0⁰02'48''

b) Mengetahui unsur-unsur yang diperlukan, antara lain:

a = 90 - deklinasi Matahari

= 90 - 23⁰20'58''

= 66o 39' 02"

b = 90 - LT

Page 116: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di

= 90 - -07o 00' 00"

= 97o 00' 00"

AQ = 294o 30' 26" (UTSB)

c) Menghitung nilai P, dimana P adalah sudut pembantu dengan

rumus sebagai berikut:

Pa = cos b x tan AQ

= cos 97o 00' 00" x tan 294

o 30' 26"

= 00o 16' 02.38"

P = Abs(tan-1

(1/Pa))

= 75o 01' 59.61"

c) Menghitung nilai Ca, dengan rumus sebagai berikut:

Ca = Abs (cos -1

(1/tan a x tan b x cos P))

= 155o 13' 48"

d) Mencari jam rasdhul kiblat dengan dua kemungkinan:

i. Kemungkinan pertama:

C = Ca - P = 155o 13' 48" - 75

o 01' 59.61"

= 80o 11' 48.39"

BQ = 12 + C/15 = 12 + 80o 11' 48.39" : 15

= 17o 20' 47.23" WIS

= 17o 01' 59.23" WIB

ii. Kemungkinan kedua:

C = Ca + P = 155o 13' 48" + 75

o 01' 59.61"

= 230o 15' 47"

= 360 - 230o 15' 47"

= 129o 44' 13"

BQ = 12 + C/15 = 12 + 129o 44' 13":15

= 20o 38' 56.87" WIS

= 20o 20' 08.87" WIB

Jadi azimuth kiblat untuk kota Semarang adalah 294o 30' 26" dan rashdul

kiblatnya pada tanggal 26 Juni 2012 adalah 17o 01' 59.23" WIB.

Page 117: STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di