struktur sedimen

10
Struktur Sedimen Laminasi Laminasi adalah perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm. Terbentuk bila pola pengendapannya disertai dengan energi yang konstan (homogen), dan biasanya terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis. Gambar 2.9 Kenampakan struktur laminasi pada batupasir

Upload: amril-mutiala

Post on 22-Dec-2015

73 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

struktur sedimen

TRANSCRIPT

Struktur Sedimen

Laminasi

Laminasi adalah perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang

dari 1 cm. Terbentuk bila pola pengendapannya disertai dengan energi yang konstan

(homogen), dan biasanya terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis.

Gambar 2.9 Kenampakan struktur laminasi pada batupasir

Gambar 2.10. Struktur Sedimen Laminasi

3.Silang siur atau cross bedding

Sebenarnya silang siur ini terbagi menjadi 2 jenis, antara lain cross lamination

dancross bedding itu sendiri.

a. Cross lamination

Secara umum digunakan untuk lapisan miring dengan ketebalan kurang dari 5 cm,

dengan faraset ketebalannya kurang dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi tunggal

yang terdiri dari urut-urutan sistematik, perlapisan dalam disebut faraset bedding yang

miring terhadap permukaan umum sedimentasi. Terbentuk karena perpindahan riple atau

gelombang-gelombang pori yang masing-masing urut berukuran kurang dari 5 cm.

b. Silang siur atau Cross bedding

Secara fisik, kenampakan cross bedding sama dengan cross lamination, perbedaannya

terletak pada ketebalannyaa. Silang siur atau cross bedding memiliki ketebalan lebih dari

5 cm sedangkan cross lamination kurang dari 5 cm. Silang siur atau cross bedding

dihasilkan dari migrasi riple yang cukup besar atau oleh gelombang-gelombang yang

membawa pori dimana masing-masing lapisan berukuran lebih dari 5 cm. Perlapisan ini

membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang di atas atau di bawahnya dipisahkan oleh

bidang erosi, terbentuk akibat dari intensitas arus yang berubah-ubah.

Gambar 2.11. Struktur Sedimen Perlapisan Silang Siur (Cross Bedding)

Gambar 2.12. Macam-macam bidang perlapisan

Gradasi

Struktur gradasi pada sedimen terlihat apabila terjadi perubahan yang granual dari

ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan bagian atasnya semakin halus.

Gradasi ini disebut dengan normal grading. Sebaliknya, apabila dari bawah ke atas

ukuran butir penyusun batuan semakin mengkasar, disebut inverse grading.

Normal graded bedding terjadi karena pengendapan yang terjadi secara bertahap

sesuai penenangan energi transportasi. Sedangkan inverse graded beding terjadi jika

pengendapan berlangsung pada fase regresi. Gradasi dapat digunakan sebagai penunjuk

batas lapisan atas dan batas lapisan bawah batuan.

Gambar 2.13.Graded Bedding

Convolute bedding and convolute lamination, struktur ini membentuk pola laminasi

atau perlapisan contorted dan terbentuk akibat proses konvolusi pada sedimen berbutir

halus (silt, pasir halus), hal ini terjadi karena berbagai macam mekanisme bisa likuifaksi

(liquifaction) akibat goncangan dan air keluar dari dalam tubuh material sedimen yang

terendapkan, overloading diferensial akibat gerusan sedimen diatas tubuh sedimen yang

lebih halus dan menghasilkan konvolusi (deformasi pada sedimen lunak halus), atau

deformasi plastis sesaat saat sedimen diendapkan, serta dapat juga terjadi karena

breaking waves (dirusak gelombang ombak). Arah kemiringan perlipatan (konvolusi)

dapat menunjukan arah arus purba. umum dijumpai pada daerah river floodplain, delta,

point bar, dan intertidal-flat. umum juga dijumpai pada suksesi turbidit.

Gambar 2.14.Convolute bedding

Gambar 2.15. Struktur Sedimen Convulate Lamination

Struktur flame, membentuk suatu struktur menyerupai flame (kobaran api)

menunjukan proses drag movement atau sediment loading dimana sedimen halus

(lempung, silt atau pasir sangat halus) yang belum kompak membuncah (squeezing)

keatas akibat adanya atau datangnya sedimen baru umumnya lebih kasar (pasir) jatuh

diatasnya dan dia muncrat (squeezed) dan karena berada dalam kolom air dia

terperangkap dalam tubuh sedimen yang datang (lempung yang muncrat tadi)

terbentuklah struktur menyerupai kobaran api (flame structure)

Gambar 2.16. Struktur Flame

Gambar 2.17. Ilustrasi struktur flame

Ball and pillow structures, struktur membentuk bantal dan bola bola ini hadir pada

bagian dasar dari lapisan batupasir, dan tidak umum pada batugamping yang menutupi

shale (lempung). struktur ini menyerupai ginjal atau bola bola hemisperikal dari massa

batupasir atau batugamping dan dibagian internalnya menunjukan strutkur laminasi. Bola

bola ini berada dalam tubuh lempung yang berada dibawahnya diketahui terbentuk akibat

proses breakup atau foundering (rubuhnya) pasir yang masih terkonsolidasi semi

(semiconsolidated sand) masuk ke dalam lapisan lanau atau lempung yang lebih lunak

dibawahnya akibat goncangan (shock bisa jadi karena earthquake), sementara bentuk

hemisperikal dari pasir atau sedimen gampiingan terjadi akibat lithifikasi.

Struktur Permukaan

Massive (Structureless)

Bila dalam tubuh batuan sedimen tidak terlihat struktur sedimen.

Ripple Marks/Current Ripple

Bentuk permukaan yang bergelombang karena adanya arus.

Gambar 2.19. Ripple Marks/Current Ripple

Mud Cracks

Bentuk retakan pada lapisan lumpur biasanya berbentuk polygonal.

Gambar 2.20. Mud Cracks

Gambar 2.18 Struktur Ball & Pillow

Rain Marks

Kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan.

Gambar 2.21. Rain Marks

Load Cast

Lekukan pada permukaan lapisan akibat gaya tekan dari beban di atasnya.

Gambar 2.22. Load Cast

Flute Cast

Bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktifitas arus.

Gambar 2.23. Flute Cast

Groove Cast

Gambar 2.24. Groove Cast