struktur rangka bangunan alami arsiektur

Upload: wirawan-fawaza

Post on 17-Oct-2015

109 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas konsruksi bahan

TRANSCRIPT

STRUKTUR RANGKA BANGUNAN ALAMIStruktur bangunan adalah komponen penting dalam sebuah bangnan karena struktur inilah yang akan menerima dan menahan muatan-muatan yang terdapat dalam sebuah bangunan. Rangka bangunan dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian mendatar (balok) dan bagian vertikal (kolom). Keduanya sangat berkaitan erat untuk menunjang suatu bangunan.A) KAYUKayu memiliki berat jenis antara 0,2 (kayu baka) sampai 1,28 (kayu nani). Barat jenis merupakan suatu tolak ukur untuk mennetukan kekuatan kayu. Semakin besar berat jenis kayu, semakin kuat.

Warna kayu dipengaruhi oleh faktor kayu tersebut, seperti tempat di dalam batang, unsur pohon, dan kelembapan udara.

Kayu memiliki sifat higroskopik, yaitu suatu sifat yang dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembapan. Sifat ini berhubungan dengan sifat mengembang dan menyusutnya kayu. Kandungan air di dalam kayu biasanya sekitar 200% sampai 300%. Apabila kayu tersebut dikeringkan secara alami selama beberapa bulan, kandungan air akan menyusut menjadi 25% hingga 35%. Karena memerlukan waktu yang relatif lama dalam penegringannya, pekerja dapat menggunakan kiln (dapur pengering). Bahan kayu sebagai struktur kuda-kuda harus memiliki kandungan air kurang dari atau sama dengan 19%.

Tekstur kayu yaitu ukuran relaatif dari sel-sel kayu. Menurut teksturnya, kayu dibedakan menjadi: Kayu bertekstur halus:kayu giam, lara, kulim, dan sebagainya. Kayu bertekstur sadang:kayu kati, sonokeling, dan sebagainya. Kayu bertekstur kasar:kayu kempas, meranti, dan sebagainya.Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan berat jenis kayu. Kayu yang sangat keras yaitu kayu balau, giam, besi, dan sebagainya. Kayu keras yaitu kayu pilang, kulim, dan sebagainya. Kayu sedang yaitukayu mahoni, meranti, dan sebagainya. Kayu lunak yaitu kayu pinus, balsa, dan sebagainya.

Kapadatan kayu yaitu perbandingan antara berat kering kayu dengan isi (volume) dari sepotong kayu. Kepadatan kayu mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan kayu bergantung pada banyaknya dinding sel pada tiap satuan isi. Semakin banyak dinding selnya maka kayu tersebut memiliki kerapat yang tinggi sehingga semakin kuat.

Sifat mekanik kayu adalah sebagai berikut: Kuat tarik, kekuatan kayu yang dapat menahan gaya-gaya tarik. Kuat gaya tarik kayu yang sejajar serat akan lebih besar bila dibandingkan dengan kuat gaya tarik tegak lurus serat. Kuat tekan, kekutan kayu dalam menerima gaya tekan. Kuat gaya tekan kayu yang sejajar serat akan lebih besar bila dibandingkan dengan kuat gaya tarik tegak lurus serat. Kuat geser, kekuatan kayu untuk menahan gaya geser. Kuat lentur, kekuatan kayu utnuk menahan gaya lentur. Kuat belah, kekuatan kayu untuk menahan gaya yang akan membelah kayu.

1) Sistem Suktur Bangunan dari Kayu.Hampir semua sistem struktur yang menggunakan kayu sebagaimaterial dasar dapat dikelompokkan ke dalam elemen linear yangmembentang dua arah.RANGKA RINGAN.Sistem struktur joists ringan pada Gambar 8.9(a) adalah konstruksikayu yang paling banyak digunakan pada saat ini. Sistem joists lantaterutama sangat berguna untuk beban hidup ringan yang terdistribusi meratadan untuk bentang yang tidak besar. Kondisi demikian umumnya dijumpaipada konstruksi rumah. Joists pada umumnya menggunakan tumpuansederhana karena untuk membuat tumpuan yang dapat menahan momendiperlukan konstruksi khusus. Pada umumnya, lantai dianggap tidak monolitdengan joists kecuali apabila digunakan konstruksi khusus yangmenyatukannya.Sistem tumpuan vertikal yang umum digunakan adalah dindingpemikul beban yang dapat terbuat dari bata atau dari susunan elemen kayu(plywood). Dalam hal yang terakhir ini, tahanan lateral pada susunanstruktur secara keseluruhan terhadap beban horizontal diperoleh denganmenyusun dinding berlapisan plywood yang berfungsi sebagai bidangbidanggeser. Struktur demikian pada umumnya dibatasi hanya sampai tigaatau empat lantai. Pembatasan ini tidak hanya karena alasan kapasitas pikulbebannya, tetapi juga karena persyaratan keamanan terhadap kebakaranyang umum diberikan pada peraturan-peraturan mengenai gedung.Karena setiap elemen pada sistem struktur ini diletakkan ditempatnya secara individual, maka banvak fleksibilitas dalam penggunaansistem tersebut, termasuk juga dalam merencanakan hubungan di antaraelemen-elemennya.

ELEMEN KULIT BERTEGANGAN (STRESSED SKIN ELEMENTS).Elemen kulit bertegangan tentu saja berkaitan dengan sistem joistsstandar [lihat Gambar 8.9(b)]. Pada elemen-elemen ini, kayu lapis disatukandengan balok memanjang sehingga sistem ini dapat. berlaku secara integraldalam molekul lentur. Dengan demikian, sistem yang diperoleh akan bersifatsebagai plat.Kekakuan sistem ini juga meningkat karena adanya penyatuantersebut. Dengan demikian, tinggi struktural akan lebih kecil dibandingkandengan sistem joist standar. Elemen kulit bertegangan ini pada umumnyadibuat tidak di lokasi, dan dibawa ke lokasi sebagai modul-modul.Kegunaannya akan semakin meningkat apabila modul-modul ini dapatdipakai secara berulang. Elemen demikian dapat digunakan pada berbagaistruktur, termasuk juga sistem plat lipat berbentang besar.

BALOK BOKS.Perilaku yang diberikan oleh kotak balok dari kayu lapis [lihatGambar 8.9(c)] memungkinkan penggunaannya untuk berbagai ukuranbentang dan kondisi pembebanan. Sistem yang demikian sangat bergunapada situasi bentang besar atau apabila ada kondisi beban yang khusus.Balok boks dapat secara efisien mempunyai bentang lebih besar daripadabalok homogen maupun balok berlapis.

KONSTRUKSI KAYU BERATSebelum sistem joists ringan banyak digunakan, sistem balok kayuberat dengan papan transversal telah banyak digunakan [lihat Gambar8.9(e)]. Balok kayu berlapisan sekarang banyak digunakan sebagai alternatifdari balok homogen. Sistem demikian dapat mempunyai kapasitas pikulbeban dan bentang lebih besar daripada sistem joist. Sebagai contoh,dengan balok berlapisan, bentang yang relatif besar adalah mungkin karenatinggi elemen struktur dapat dengan mudah kita peroleh dengan menambahlapisan. Elemen demikian umumnya bertumpuan sederhana, tetapi kitadapat juga memperoleh, tumpuan yang mampu memikul momen denganmenggunakan konstruksi khusus.

RANGKA BATANGRangka batang kayu merupakan sistem berbentang satu arah yangpaling banyak digunakan karena dapat dengan mudah menggunakanbanyak variasi dalam konfigurasi dan ukuran batang. Rangka batang dapatdibuat tidak secara besar-besaran, tetapi dapat dibuat secara khusus untukkondisi beban dan bentang tertentu. Sekalipun demikian, kita juga. membuatrangka batang secara besar-besaran (mass production). Rangka batangdemikian umumnya digunakan pada situasi bentang tidak besar dan bebanringan. Rangka batang tnissed rafter pada Gambar 8.9(g) misalnya, banyakdigunakan sebagai konstruksi atap pada bangunan rumah. Sistem yangterlihat pada Gambar 8.9(b) analog dengan balok baja web terbuka danberguna untuk situasi bentang besar (khususnya untuk atap).Sistem penumpu vertikal pada struktur ini umumnya berupa dindingbatu atau kolom kayu. Tahanan terhadap beban lateral pada struktur iniumumnya diperoleh dengan menggunakan dinding tersebut sebagai bidanggeser. Apabila bukan dinding, melainkan kolom yang digunakan, pengekang(bracing) dapat pula digunakan untuk meningkatkan kestabilan strukturterhadap beban lateral. Peningkatan kestabilan dengan menggunakan titikhubung kaku dapat saja digunakan untuk struktur rendah, tetapi hal inijarang dilakukan.

PLAT LIPAT DAN PANEL PELENGKUNGBanyak struktur plat lengkung atau plat datar yang umumnya berupaelemen berbentang satu, yang dapat dibuat dari kayu. Kebanyakan strukturtersebut menggunakan kayu lapis. Gambar 8.9(j) dan (k) mengilustrasikandua contoh struktur itu.

2) Ukuran Elemen Kayu untuk Konstruksi Ukuran ini dapat ditunjukkan oleh gambar 8.10. Bentang "maksimum" yang diperlihatkan padadiagram ini bukanlah bentang maksimum yang mungkin, melainkan batas bentang terbesar yang umum dijumpai. Batasan bentang minimummenunjukkan bentang terkecil yang masih ekonomis. Juga diperlihatkankira-kira batas-batas tinggi untuk berbagai bentang setiap sistem. Angkayang kecil menunjukkan tinggi minimum yang umum untuk sistem yangbersangkutan dan angka lainnya menunjukkan tinggi maksimumnya. Tinggisekitar L/20, misalnya, mengandung arti bahwa elemen struktur yangbentangnya 16 ft (4,9 m) harus mempunyai tinggi sekitar 16 ft/20 = 0,8 ft(0,24 m).Kolom kayu pada umumnya mempunyai perbandingan tebalterhadap tinggi (t/h) bervariasi antara 1: 25 untuk kolom yang dibebani tidakbesar dan relatif pendek, atau sekitar 1: 10 untuk kolom yang dibebanibesar pada gedung bertingkat, Dinding yang dibuat dari elemen-elemenkayu mempunyai perbandingan t/h bervariasi dari I: 30 sampai I: 15.

3) Alat Sambung KayuProduk untuk alat sambung kayu alah sebagai berikut:a) Paku Paku merupakan alat sambung yang umum dipakai dalam konstruksimaupun struktur kayu. Ini karena alat sambung ini cukup mudahpemasangannya. Paku tersedia dalam berbagai bentuk, dari paku poloshingga paku ulir. Spesifikasi produk paku dapat dikenali dari panjang pakudan diameter paku. Ilustrasi produk paku ditunjukkan pada Paku tahan terhadap karat dan noda karena adanya coating (pelapisan). Dengan begitu tampilan paku dapatdipertahankan. Namun adanya coating tersebut menyebabkan kuat cabutpaku berkurang karena kehalusan coating tersebut.

Ujung paku dengan bagian runcing yang relatifpanjang umumnya memiliki kuat cabut yang lebih besar. Namun ujung yangruncing bulat tersebut sering menyebabkan pecahnya kayu terpaku. Ujungyang tumpul dapat mengurangi pecah pada kayu, namun karena ujungtumpung tersebut merusak serat, maka kuat cabut paku pun akan berkurangpula.

Kepala paku badap berbentuk datar bulat, ovalmaupun kepala benam (counter sunk) umumnya cukup kuat menahantarikan langsung. Besar kepala paku ini umumnya sebanding dengandiameter paku. Paku kepala benam dimaksudkan untuk dipasang masuk terbenam dalam kayu.

Paku yang dibenam dengan arah tegak lurusserat akan memiliki kuat cabut yang lebih baik dari yang dibenam searahserat . Demikian halnya dengan pengaruh kelembaban. Setelah dibenamdan mengalami perubahan kelembaban, paku umumnya memiliki kuat cabutyang lebih besar dari pada dicabut langsung setelah pembenaman.

Jarak pemasangan paku. Jarak paku dengan ujung kayu, jarakantar kayu, dan jarak paku terhadap tepi kayu harus diselenggarakan untukmencegah pecahnya kayu. Secara umum, paku tak diperkenankan dipasangkurang dari setengah tebal kayu terhadap tepi kayu, dan tak boleh kurangdari tebal kayu terhadap ujung. Namun untuk paku yang lebih kecil dapatdipasang kurang dari jarak tersebut.

Kuat lateral pakuPada batang struktur, pemasangan paku umumnya dimaksudkanuntuk menerima beban beban tegak lurus/lateral terhadap panjang paku.Pemasangan alat sambung tersebut dapat dijumpai pada struktur kuda-kudapapan kayu.

b) Alat sambung sekerup Sekrup hampir memiliki fungsi sama dengan paku, tetapi karenamemiliki ulir maka memiliki kuat cabut yang lebih baik dari paku. Terdapattiga bentuk pokok sekerup yaitu sekerup kepala datar, sekerup kepala ovaldan sekerup kepala bundar. Dari tiga bentuk tersebut, sekerup kepaladatarlah yang paling banyak ada di pasaran. Sekerup kepala oval danbundar dipasang untuk maksud tampilanselera. Bagian utama sekerupterdiri dari kepala, bagian benam, bagian ulir dan inti ulir. Diameter inti ulirbiasanya adalah 2/3 dari diameter benam. Sekerup dapat dibuat dari baja,alloy, maupun kuningan diberi lapisan/coating nikel, krom atau cadmium. Ragam produk sekerup dapat ditunjukkan pada Gambar 8.12 berikut.

Sekerup Lag (Lag Screw)Sekerup lag, seperti sekerup namun memiliki ukuran yang lebih besar danberkepala segi delapan untuk engkol. Saat ini banyak dipakai karenakemudahan pemasangan pada batang struktur kayu dibanding dengansambungan bautmur. Umumnya sekerup lag ini berukuran diameter dari5.1 25.4 mm (0.2 1.0 inch) dan panjang dari 25.4 406 mm (1.0 16inchi).

Kuat Cabut Sekerup Lag.Kuat cabut sekerup lag dapat dihitung dengan formula sebagai berikut.P = 125.4 G3/2 D3/4L (Metric unit: Kg, cm )P = 8,100 G3/2 D3/4L (British unit: inchpound) (8.4)Dimana: P = Beban cabut sekerup (N, Lb)G = Berat jenis kayu pada kondisi kadar air 12% kering ovenD = Diameter sekerup terbenam / shank diameter (mm, in.)L = Panjang tanam (mm,in.)

4) Konstruksi Sambungan Kayua) Sambungan GigiWalaupun sambungan ini sebenarnya malah memperlemah kayu,namun karena kemudahannya, sambungan ini banyak diterapkan padakonstruksi kayu sederhana di Indonesia utamanya untuk rangka kuda-kudaatap. Kekuatan sambungan ini mengandalkan kekuatan geseran dan ataukuat tekan / tarik kayu pada penyelenggaraan sambungan.Kekuatan tarikan atau tekanan pada sambungan bibir lurus di atasditentukan oleh geseran dan kuat desak tampang sambungan gigi. Duakekuatan tersebut harus dipilih yang paling lemah untuk persyaratankekuatan struktur.

b) Sambungan Baut Hampir sama dengan sambungan gigi, sambungan baut tergantungdesak baut pada kayu, geser baut atau kayu. Desak baut sangatdipengaruhi oleh panjang kayu tersambung dan panjang baut. Denganpanjangnya, maka terjadi lenturan baut yang menyebabkan desakan batangbaut pada kayu tidak merata.

Masing kelas kayu tersebut di ambil harga terkecil untuk mendapatjumlah baut dalam satu sambungan. Untuk pemasangan baut, disyaratkanpula jarak antar baut dalam satu sambungan. Dengan memperhatikansketsa ilustrasi sambungan seperti Gambar 8.17, ketentuan jarak baututama yang sering digunakan dapat dikemukakan sebagai berikut. Ilustrasisecara lengkap diterakan dalam PKKI NI (1961)

Jarak antar baut searah gaya dan serat = 5 baut Jarak antar baut tegak lurus gaya dan serat = 3 baut Jarak baut denga tepi kayu tegak lurus gaya dan serat = 2 baut Jarak baut dengan ujung kayu searah gaya dan serat = 5 baut Jarak antar baut searah gaya tegak lurus serat = 3 baut

c) Sambungan dengan Cincin Belah Produk alat sambung ini merupakan alat sambung yang memiliki perilaku lebih baik dibanding alat sambung baut. Karenapemasangannya agak rumit dan memerlukan peralatan mesin, alatsambung ini jarang diselenggarakan di Indonesia. Produk sambung ini terdiridari cincin dan dirangkai dengan baut. Dalam penyambungan, alat ini mengandalkan kuat desak kayu kearah sejajar maupun arah tegak lurus serat. Seperti halnya alat sambungbaut, jenis kayu yang disambung akan memberikan kekuatan yang berbeda.Produk alat sambung ini memiliki sifat lebih baik dari padasambungan baut maupun paku. Ini karena alat sambung inimendistribusikan gaya baik tekan maupun tarik menjadi gaya desak kayuyang lebih merata dinading alat sambung baut dan alat sambung paku.

Jumlah alat sambung yang dibutuhkan dalam satu sambungan dapatdihitung dengan membagi kekuatan satu alat sambung pada jenis kayutertentu.

d) Sambungan dengan Plat Logam Alat sambung ini sering disebut sebagai alat sambung rangka batang(truss). Alat sambung ini menjadi populer untuk maksud menyambungstruktur batang pada rangka batang, rangka usuk (rafter) atau sambunganbatang struktur berupa papan kayu. Plat sambung umumnya berupa platbaja ringan yang digalvanis untuk menahan karat, dengan lebar/luasantertentu sehingga dapat menahan beban pada kayu tersambung.

Prinsip alat sambungan ini memindahkan beban melalui gerigi,tonjolan (plug) dan paku yang ada pada plat. Jenis produk ini ditunjukkanpada Gambar 8.21. Untuk pemasangan plat, menanam gerigi dalam kayutersambung, memerlukan alat penekan hidrolis atau penekan lain yangmenghasilkan gaya besar.

5) Konstruksi Kolom Kayu Pemasangan kolom kayu selain memerlukan jangkar (anchor) kepondasi diperlukan penyekat resapan dari tanah, baik berupa beton kedapatau pelat baja agar kayu terhindar dari penyebab lapuk/busuk. Jikadipasang plat kaki keliling, harus terdapat lubang pengering, untuk menjagaadanya air tertangkap pada kaki kolom tersebut. Terlebih jika kolom tersebutberada diluar bangunan yang dapat terekspose dengan hujan dan/ataukelembaban yang berlebihan. Kaki kolom sederhana dengan penahanhanya di dua sisi seperti pada Gambar 8.23 sangat disarankan untukmemungkinkan adanya drainase pada kaki kolom. Kolom kayu dapat berupa kolom tunggal, kolom gabungan dan kolomdari produk kayu laminasi seperti ditunjukkan pada Gambar 8.24. Kolomgabungan dapat disusun dari dua batang kayu atau berupa papan yangmembentuk bangun persegi. Bentuk lain adalah berupa kolom dari kayulaminasi. Kayu Laminasi merupakan kayu buatan yang tersusun dandirekatkan dari kayu tipis.

Batang struktur kolom dapat menerima beban dari balok, balokloteng, maupun beban rangka atap. Untuk dapat menahan beban di atasnyadan terhindar dari tekuk sangat disarankan dan sebisa mungkin menghindaripengurangan tampang efektif kolom.Sambungan gigi umumnya mengurangi tampang efektif kolom yangrelatif besar sehingga tidak disarankan penggunaannya. Penggunaan klossambung mungkin akan cukup baik, namun akan menjadi mahal karena menambah volume kayu yang tidak sedikit. Penyelenggaraan sambunganyang mendekati ideal dapat menggunakan pelat sambung seperti yangditunjukkan pada Gambar 8.25. Dengan penggunaaan alat sambung kolomdengan balok tersebut, pengurangan tampang kolom yang terjadi hanyaakibat lubang baut.

6) Konstukrsi Balok Kayu Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok lotengbalok atap, maupun gording. Struktur balok kayu dapat berupa kayu solidgergajian, kayu laminasi, atau bentuk kayu buatan lainnya. Untukpenyambungan, batang balok dengan balok perlu menghindari sambunganyang menerima momen yang relatif besar. Karenanya sambungan balokumumnya dilakukan tepat di atas struktur dudukan atau mendekati titikdudukan. Dengan begitu momen yang terjadi pada sambungan relatif kecil.

Balok sering dibebani penggantung plafon atau komponen konstruksilain di bawahnya. Agar pembebanan tersebut tidak merusak struktur,pengantung dipasang di atas separoh tinggi balok untuk menghindari sobekbatang balok akibat pembebanan tersebut. Penyelenggaraan beugel untukpenggantung sangat disarankan untuk maksud tersebut.

P

Pada dudukan dan sambungan antar balok secara tegak lurus,hindarkan pengurangan tampang, sehingga bahaya sobek pada balok kayutidak terjadi. Gambar 8.30 merupakan contoh sambungan antara balok,balok anak lantai disambungkan pada balok utama/induk dari kayu laminasi.Penyambung pada balok diletakkan di bagian atas untuk menghindari sobek

Kayu merupakan bahan yang higroskopis, mudah mengembang ataumenyusut oleh kadar air. Pada pembuatan sambungan dengan bahan lain,misal plat baja, hindarkan sobek batang struktur akibat sifat kembang dansusut kayu. Hal ini karena angka muai baja dan kayu saling berkebalikan.Salah satu cara menghindari sobek akibat kembang dan susut kayu adalahdengan cara memisah/memecah plat baja seperti yang ditunjukkan Gambar8.31. Cara lain adalah dengan membiarkan tampang bagian atas tidakterkekang, yakni dengan menggunakan plat sadel seperti Gambar 8.32.

SELUBUNG BANGUNAN ALAMISelubung bangunan adalah beberapa elemen tidak struktural yang menjadi bagian dalam sebuah bangunan. Selubung bangunan meliputi plafon, lantai, dinding, pintu, dan jendela. Selubung bangunan alami adalah selubung bagunan yang terbuat dari bahan alami. Penggunaannya sangat dibutuhkan namun bnayak ditinggalkan pada saat ini. Hal ini karena kondisi ekonomi dan bahan tersebut.A) DindingDinding pada bagunan dapat berfungsi secara struktural dan tidak struktural. Dinding pada bagian luar (eksterior) pada umumnya menggunakan dinding yang permanen, sedangkan pada bagian dalam dapat menggunakan antara permanen dan tidak permanen.1) Dinding Kayu Dinding kayu dibagi menjadi dua menurut susunannya, yaitu:a) Dinding kayu batang melintangKonstruksi batang tersusun untuk dinding dari kayu merupakan cara yang paling tua, yang sarnpai sekarang masih dipergunakan, Hanya bentuknya berlainan. Karena kayu mempunyai daya isolasi yang tinggi maka di Skandinavia dan Eropa Timur konstruksi batang tersusun banyak digunakan. Di daerah hutan di Eropa rumah-rumah kediaman dan sebagainya dibangun dengan konstruksi batang tersusunKonstruksi rangka tersusun disusun setingkat-setingkat. Kuda- kuda penopang di sudut-sudut rumah pada umumnya diatur, sehingga beban angin langsung disalurkan dari sudut ke bantalan. Penyusutan konstruksi rangka tersusun di bagian-bagian konstruksi yang melintang tidak beraturan, bantalan-bantalan, balok lantai dan balok loteng penyusutannya besar. Di bagian konstruksi yang tegak yang berupa tiang-tiang penyusutannya kecil. Dengan memperhatikan perbedaan dalam penyusutan tersebut di atas, maka lapisan yang tegak tidak boieh dipasang langsung lebih tinggi dari satu tingkat. Untuk bagian-bagian konstruksi yang melintang penyusutan sama seperti di konstruksi batang tersusun, yaitu 3 cm per meter tinggi. Pada konstruksi rangka tersusun yang terbuka seperti telah disebut di atas, maka untuk kayu bantalan disarankan agar memakai kayu Ulin atau Jati, karena mempunyai daya tahan terhadap hujan dan panas yang lebih daripada kayu yang lain. Dalam konstruksi rangka tersusun tempat-tempat yang terbuka antara tiang-tiang, palang-palang dan sebagainya diisi dengan tembok dari bata. Jarak antar tiang pada umumnya sekitar 80 cm.

b) Dinding kayu batang melintangGording merupakan bagian atas penutup atap, yang mendukung seluruh beban atap. Pada bangunan yang bertingkat gording berperan juga mendukung dinding atasnya. Tinggi gording disesuaikan dengan beban dan jarak tiang, akan tetapi minimal 12cm. Sambungan seperti pada bantalan, hanya pada sambungan panjangnya dengan sambungan serong bertingkat, ditambah dengan dua baut untuk menahan gaya tarik. Bantalan ke bawah membatasi dinding dan menumpunya. Bebannya akan disalurkan pada kaki pondasi atau kepala balok. Oleh sabab itu bantalan harus seluruhnya bertumpu dan cukup kuat. Bantalan pada dinding bata atau beton harus dikuatkan letaknya dengan baut angkur yang dimasukkan di dalam dinding, dan pada kepala balok disambung dengan baut. Kalau bantalan itu tidak cukup panjang untuk seluruh dinding, maka bisa disambung. Sambungan dengan ditakik separuh, lihat. Bantalan sebaiknya dibuat dari kayu Ulin atau kayu Jati, untuk menghindarkan kerusakan oleh kelembaban. Palang berfungsi membagi bidang antara dua tiang atau kuda penopang dalam bidang yang lebih kecil. Dengan demikian, palang akan memperkuat dinding juga. Melihat tinggi dinding maka digunakan 2 sampai3 palang. Palang disambungkan pada tiang dan kuda penopang dengan pen biasa. Palang pintu bagian atas dan palang jendela disambungkan dengan pen bergigi tunggal. Kedua macam palang ini berukuran seperti tiang palang antara biasanya 2 cm lebih rendah.

2) BambuBambu adalah bahan alami yang dapat ditemukan di alam. Kekuatan bambu sangat kuat, bahkan melebihi kekuatan bambu. Namun, penggunaan bambu sebagai struktur bangunan dikurangi akhir-akhir ini.

Beberapa pertimbangan penting yang saat ini membatasi penggunaan bambu sebagai bahan konstruksi bangunan secara umum antara lain adalah: Daya Tahan: bambu rentan terhadap serangan jamur dan serangga. Dengan alas an tersebut maka jika tidak diobati, struktur bambu dipandang sebagai struktur bangunan sementara dengan umur tidak lebih dari lima tahun. Konstruksi sambungan: meskipun banyak jenis sambungan tradisional yang ada, namun efisiensi strukturalnya rendah (Herbert et al. 1979). Banyak penelitian telah diarahkan pada pengembangan lebih efektif metode sambungan. Mudah terbakar: struktur bambu tidak berperilaku baik dalam kebakaran. Kurangnya bimbingan desain dan standarisasi: desain rekayasa struktur bambu belum sepenuhnya ditangani.

1) Jenis Bambu yang DigunakanBanyak jenis bambu yang terdapat di Indonesia, kurang lebih ada 75 jenis bambu namun yang mempunyai nilai ekonomis hanya sekitar 10 jenis saja (Sutiyono, 2006). Jenis-jenis bambu yang sering digunakan untuk konstruksi bangunan di Indonesia, antara lain bambu wulung, bambu legi, bambu petung, bambu ampel, Gambar 1 di bawah ini menampilkan beberapa jenis bambu yang mempunyai nilai ekonomis yang sering digunakan tersebut. a) Bambu wulung. b) Bambu ampel. c) Bambu petung d) Bambu legi

B) PlafonC) JendelaD) PintuPENUTUP ATAP BUATANMerupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material, factor keawetan terhadap cuaca (angin, panas, hujan). Faktor lain adalah kecocokan atau keindahan terhadap desain rumah. A) Genteng BetonGenteng ini terbentuk dari campuran pasir, semen, bahan pengikat dan zat aditif berupa penguat dan pewarna. Bahan genteng beton yang baik menggunakan pasir yang bebas dari campuran biji besi besi karena biji besi dapat berkarat dan akhirnya menbuat genteng rapuh.Terdapat 4 jenis genteng beton. Antara lain : genteng beton bergelombang, genteng beton bergelombang dengan motif dot, genteng beton datar dengan tekstur, genteng beton berwarna. Kelebihan : Berat genteng beton per m2 nya lebih ringan dibangkan dengan genteng keramik Kekurangan: Mudah berlumut, karena sifatnya yang mudah menyerap air1) Genteng beton bergelombang dan genteng beton berwarna.panjang : 420 mm lebar : 330 mmjarak reng: 35 cmpemakaian : 9 buah per m2 sudut kemiringan : 17,5-30 derajat 2) Genteng beton datar dengan tekstur.panjang : 380 mmlebar : 230 mmjarak reng : 31 cm pemakaian : 9 buah/m2sudut kemiringan : 17,5 - 30 derajat

B) Genteng MetalGenteng metal terbuat dari plat baja dan aluminium yang diberi lapisan galvanis (zink).

Ada dua model genteng metal di pasaran yaitu : a. Genteng metal berlapis campuran pasir alam b. Genteng metal tidak berpasir Spesifikasi : 1 lembar : 4 sayap 1 m : 1 lembar panjang : 1100 mm lebar : 410 mm sudut kemiringan : 10 - 90 derajat

Keuntungan : Bobot ringan dan anti bocor pemasangan cepat Mempunyai banyak variasi warna Tidak mudah terbakar Kekurangan: Karena terbuat dari metal jadi dibawahnya terasa panas Harga mahal

C) Genteng KacaGenteng kaca terbuat dari bahan kaca dengan ketebalan sekitar 5mm. Dimanfaatkan pada ruang yang membutuhkan cahaya alami atau yang perlu disinari dengan sinar matahari. Kaca yang dipilih adalah kaca pengaman (safety glass) seperti kaca sepuhan, kaca bertulang, kaca lapis, atau kaca polikarbonat. Di daerah iklim tropis genteng kaca membutuhkan peneduh khusus untuk siang hari (pada malam hari berfungsi sebagai pendingin) dan pengudaraan yang memadai.

Macam Genteng Kaca a. Genteng kaca untuk seukuran genteng tanah liat atau keramik Ukuran kecil (25x20) dan ukuran sedang (30x25)b. Genteng kaca untuk seukuran genteng beton Ukuran besar ( 30x30) Kelebihan : Berfungsi sebagai pencahayaan

Kekurangan : Mudah pecah Tidak sesuai bila memakai plafond Tidak tahan cuaca

D) SengSeng merupakan bahan penutup atap yang yang bahan dasarnya terbuat dari baja dan kemudian dilapasi dengan seng (Zn) Seng dibagi menjadi dua yaitu :a. Seng bergelombang Berupa lembaran yang bergelombang dan biasanya untuk atap b. Seng datar Berupa lembaran dan biasanya digunakan untuk talang

Kelebihan : Ringan Pemasangan cepat dan mudah Penggunaan rangka atap sedikit Kekurangan : Menyerap panas maka ruangan dibawahnya menjadi terasa panas Mudah penyok Mudah berkarat Bila Hujan berisik

E) AsbesAtap genteng asbes berasal dari campuran semen dan bahan serat yang dipadatkan. Bentuknya berupa lembaran-lembaran yang bergelombang. Penamaan atap ini berdasarkan jumlah gelombang perlembarnya. Panjangnya sangat beragam, sedangkan lebarnya relatif sama, yaitu 1m.

Kelebihan : Pemasangan mudah dan cepat Tidak memerlukan usuk dan reng/menggunakan balok gording Cocok untuk bentang besar (pabrik/bengkel kerja)

Kekurangan : Menyerap panas maka ruangan dibawahnya menjadi terasa panas Dapat mengganggu pernapasan

F) PolikarbonatPenerapan polikarbonat umumnya digunakan untuk pergola dan teras, atap halte, jembatan penyeberangan. Polikarbonat adalah bahan penutup atap dari plastik yang terkuat saat ini. Ada 2 tipe polikarbonat :a. Tipe solidAtap polikarbonat tipe ini tidak tembus cahaya b. Tipe semitransparan Atap polikarbonat tipe ini tembus cahaya. Ukuran: lebar 80 cm, tebal 8 10 mm.

Kelebihan : Lebih lentur Tidak berserat Tahan terhadap benturan Kekurangan : Terasa panas bila berada di bawahnya

G) Onduline Lembaran onduline Ukuran lembaran : 200 x 95 cm Berat : 6,4 Kg Ukuran gelombang : 9.5 x 3, 8 cm Ketebalan 0.3 cm Warna: Merah, Coklat, Hijau, Hitam

Kelebihan Onduline Fleksibel, Kuat, Meredam suara, Tahan bocor, Ringan, Tahan angin.

Kelemahan Onduline Harganya relatif mahal, umurnya tidak lama hanya 10- 15 tahun