struktur masyarakat (tugas 1 sosped)

10
7 Struktur Masyarakat Desa Hangtuah - Riau Dalam memahami suatu masyarakat yang ada di pedesaan, terlebih dahulu kita harus mengetahui letak desa tersebut secara historis dan geografis. Setelah mengetahui hal tersebut, barulah kita dapat memahami karakteristik masyarakat di pedesaan tersebut. Untuk itu, sebelum memasuki lebih dalam tentang masyarakat yang ada di desa Hangtuah–Riau, ada baiknya saya paparkan terlebih dahulu keadaan desa hangtuah tersebut secara geografis, ekonomi, pendidikan serta historisnya. Desa Hangtuah merupakan desa yang namanya di ambil dari nama seorang laksamana (pahlawan) dari tanah melayu Riau. Secara astronomisnya, desa hangtuah yang berada di provinsi Riau terletak antara 01° 05’ 00” Lintang Selatan - 02° 25’ 00” Lintang Utara atau antara 100° 00’ 00” - 105° 05’ 00” Bujur Timur. Sedangkan secara Geografis, Desa Hangtuah terletak di provinsi Riau, pulau Sumatra, berdekatan dengan pulau Batam. Desa Hangtuah merupakan dataran rendah dan beriklim tropis, desa ini dilalui oleh sungai yang bernama sungai Kampar dengan kedalaman 6m sepanjang 400km. Desa hangtuah merupakan desa yang terletak di kecamatan Perhentian Raja, kabupaten Kampar, provinsi Riau. Sosiologi Pedesaan

Upload: pramidyar-arisha

Post on 25-Nov-2015

178 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sosped

TRANSCRIPT

Struktur Masyarakat Desa Hangtuah - RiauDalam memahami suatu masyarakat yang ada di pedesaan, terlebih dahulu kita harus mengetahui letak desa tersebut secara historis dan geografis. Setelah mengetahui hal tersebut, barulah kita dapat memahami karakteristik masyarakat di pedesaan tersebut. Untuk itu, sebelum memasuki lebih dalam tentang masyarakat yang ada di desa HangtuahRiau, ada baiknya saya paparkan terlebih dahulu keadaan desa hangtuah tersebut secara geografis, ekonomi, pendidikan serta historisnya.Desa Hangtuah merupakan desa yang namanya di ambil dari nama seorang laksamana (pahlawan) dari tanah melayu Riau. Secara astronomisnya, desa hangtuah yang berada di provinsi Riau terletak antara 01 05 00 Lintang Selatan - 02 25 00 Lintang Utara atau antara 100 00 00 - 105 05 00 Bujur Timur. Sedangkan secara Geografis, Desa Hangtuah terletak di provinsi Riau, pulau Sumatra, berdekatan dengan pulau Batam. Desa Hangtuah merupakan dataran rendah dan beriklim tropis, desa ini dilalui oleh sungai yang bernama sungai Kampar dengan kedalaman 6m sepanjang 400km. Desa hangtuah merupakan desa yang terletak di kecamatan Perhentian Raja, kabupaten Kampar, provinsi Riau. Jenis lahan di desa tersebut umumnya gambut dan solid merah-kuning. Sehingga pada umumnya desa tersebut sellu di tumbuhi oleh komoditi perkebunan seperti karet, kelapa sawit dan lain sebagainya. Untuk melihat keadaan desa tersebut tertinggal apa tidak, dapat dilihat dari beberapa indikator seperti kepadatan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang. Untuk mengembangkan potensinya perlu dilakukan mobilisasi penduduk agar ada peningkatan interaksi dan transaksi ekonomi. Maka dari itu, penduduk di desa ini pada umumnya merupakan orang jawa yang sering di sebut sebagai orang trans (transmigrasi).Bicara mengenai keadaannya (sosial) Desa Hangtuah tersebut sulit untuk ditingkatkan kesejahteraannya karena selain pembangunan yang selama ini distortif juga karena masyarakat pedesaan tersebut berada dalam posisi yang tidak menguntungkan; seperti pendidikan dan keterampilan yang rendah, tidak ada modal usaha, tidak punya tanah atau luasnya yang tidak layak dan lain-lain. Disamping itu masyarakat desa tersebut relatif terisolir dengan jumlah penduduk yang relatif jarang sehingga potensinya untuk berkembang menjadi terhambat.Keadaan desa yang terpencil, kurangnya sarana umum dan jauh dari pusat-pusat pertumbuhan mengakibatkan desa tersebut sulit mendapatkan akses ke pasar. Dengan penduduk yang terbatas kapasitas produksi dan permintaan juga menjadi terbatas. Pendidikan bisa juga terhambat karena tidak cukup murid untuk membuka sekolah yang lebih tinggi. Desa-desa seperti ini dapat ditingkatkan potensinya untuk berkembang dengan memindahkan atau menyatukan penduduk dari beberapa desa sehingga jumlah penduduk lebih banyak.

a. Struktur SosialSebenarnya desa telah memiliki ha katas wilayahnya sendiri atau yang sering kita kenal dengan istilah otonomi desa. Akan tetapi pada realitasnya, negara melalui peraturan perundangan yang ada tidak mengakui secara ekplisit bahwa desa memiliki otonomi. Bahkan terdapat kecenderungan kuat memaknakan otonomi desa sebagai bagian dari otonomi daerah. Pemahaman ini terus berjalan dan berakibat pada perlakuan pemerintah pada desa. Pemerintah daerah (kabupaten) memandang desa hanya merupakan bagian dari pemerintah daerah, dimana kekusaan membuat kebijakan maupun implementasi yang berkaitan dengan desa ada pada Bupati, sehingga makna otonomi desa semakin kabur. Pada umumnya, pemerintah menempatkan kepala desa sebagai penguasa tunggal, yaitu sebagai ketua umum Lembaga Musyawarah Desa (LMD) dan juga umum Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Namun, tak jarang juga dalam wilayah desa dapat dibentuk Dusun atau sebutan lain yang merupakan bagian wilayah kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa.Begitupula dengan desa Hangtuah, desa Hangtuah memiliki struktur sosial yang bentuknya sudah di pertahankan dari sejak lama. Dalam desa tersebut terdapat ketua yang sering di panggil dengan sebutan kepala desa. Pemuka masyarakat tersebut memegang peran penting dalam kaitannya dengan kegiatan perkebunan di lingkungan etnisnya.Pemimpin atau ketua kelembagaan sering-sering dibantu oleh kelembagaan sesepuh lokal seperti: dewan kelembagaan desa, lembaga ketahanan desa, dan lain sebagainya yang berperan penting dalam mengalirkan informasi dari atas hingga ke bawah. Lembaga ini memainkan peran signifikan dalam proses pengambilan keputusan secara kolektif sebelum kepala desa. Dalam desa Hangtuah ini, tidak terdapat kepala suku, adat dan sejenisnya. Hal ini dikarenakan mereka merupakan penduduk transmigrasi, bukan penduduk lokal. Kelembagaan dan pelaku usaha perkebunan lainnya adalah organisasi yang anggotanya dibentuk oleh mereka, baik formal maupun non formal. Kelembagaan pelaku utama beranggotakan pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, serta masyarakat di dalam dan di sekitar hutan yang dibentuk oleh pelaku utama, baik formal maupun nonformal. Masyarakat desa Hangtuah sering kali hidup berkelompok berdasarakan satu usaha perkebunan, satu daerah asal transmigrasi ataupun di karenakan letak rumah mereka yang berdekatan. Walaupun demikian, mereka memiliki kepala desa sebagai orang yang di tuakan dalam mengatasi masalah yang ada di desa tersebut. Setelah kedudukan kepala desa, biasanya mereka lebih menuakan juga kaum intelligent yang ada di desa mereka. Misalnya orang yang memiliki gelar kuliah tertinggi ataupun memiliki pengalaman yang banyak hingga ke pulau seberang. Bagi mereka orang seperti itu memiliki wawasan yang luas dan mampu memberikan mereka pelajaran hidup serta pengalaman. Karena pada umumnya mereka minim akan pendidikan, pengetahuan serta pengalaman kerja di bidang perkebunan.Sebenarnya tidak ada struktur yang jelas, namun beberapa posisi dalam masyarakat selalu dan harus di isi dari turun temurun. Seperti, dalam desa Hangtuah harus terdapat pemuka agama. Maka untuk memudahkan penyelesaian dalam urusan agama, mereka secara otomatis akan memilih orang yang mereka anggap pantas untuk menduduki posisi sebagai pemuka agama di desa Hangtuah.Diluar dari pemuka pemuka yang posisinya tergolong formal tersebut, diperlukan pemimpin goongan dalam bentuk informal. Kepemimpinan dalam kelompok informal mencakup dua hal, yakni tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok, termasuk apa yang harus dilakukan oleh pemimpin, serta hubungan dengan anggota, termasuk karakter yang diperlukan oleh seorang pemimpin. Dimana diharapkan dengan adanya pemimpin informal ini dapat lebih menyatukan aspirasi kelompoknya dan mempermudah pegambilan suara ketika dimintai pendapat.Pembentukan kelompok Kelembagaan mempunyai fungsi sebagai wadah proses pembelajaran, wahana kerja sama, unit penyedia sarana dan prasarana produksi, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran, serta unit jasa penunjang. Dimana menurut masyarakat di pedesaan Hangtuah, dengan adanya kelompok mereka mendapatkan kelebihan seperti:1. Kelas Belajar, wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera. 2. Wahana Kerjasama, untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan pihak lain. sehingga usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, 3. Unit Produksi, Usahatani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas. 4. Kelembagaan difasilitasi dan diberdayakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah agar tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang kuat dan mandiri sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan para anggotanya.

b. KebudayaanSelain struktur masyarakat pedesaan beserta fungsinya di atas, pada tugas kali ini saya juga akan menjelaskan mengenai unsur kebudayaan yang mereka lakukan selama ini. Masyarakat pedesaan sangat kental dengan kegiatan kebudayaan dan dimana biasanya yang menyelenggarakan acara tersebut paling mewah maka dia merupakan saudagar termakmur di desa tersebut.Salah satu budaya yang sering mereka lakukan adalah khitanan, dimana acara khitan di laksanakan pada liburan anak sekolah dan acara tersebut menjadi hiburan khusus bagi masyarakat di desa Hangtuah. Biasanya, si anak laki-laki yang di khitan akan di arak keliling desa. Kemudian di adakan acara acara seperti adu ayam. Dan anehnya, acara khitan ini bahkan lebih meriah di bandingkan acara pernikahan yang di laksanakan di desa Hangtuah ini.Selain itu, pada tiap beberapa bulan, mereka akan mengadakan pertemuan dalam cakupan desa Hangtuah untuk membahas mengenai pemasaran, penyimpanan ataupun pengolahaan hasil panen. Mereka akan saling memberikan saran, mengenalkan dengan pihak-pihak yang bisa membantu dalam proses panen ataupun pemasaran tersebut. Dengan banyaknya diskusi, maka mereka dapat dengan mudah memasarkan serta mulai mempelajari strategi dalam memasang harga dan memasarkan.Budaya ataupun kebiasaan tersebut dilakukan selain karena nilai tradisi, juga merupakan satu-satunya media bertemu yang dapat mempererat silaturahmi antar penduduk desa Hangtuah. Melalui acara-acara yang dilaksanakan secara berkala tersebut, masyarakat desa Hangtuah bersemangat dalam berinovasi dan memperbarui acara-acara tersebut sehingga dengan begitu terciptalah kekompakan serta keakraban dalam masyarakat.c. Aturan, Norma dan perilakuBagi penduduk setempat, hingga kini tidak ada aturan yang tertulis sebagai pedoman mereka berperilaku. Karena menurut mereka apabila terdapat aturan dalam berprilaku dimana konteks yang dimaksud yang bukan termasuk dalam tatakrama, maka akan tercipta suatu kekakuan yang akan membuat sulit saling interaksi dan lebih akrab. Karenanya, hingga kini dalam berperilaku mereka selalu melakukan apa yang di anggap baik yang mana kita kenal dengan sebutan nilai serta norma.Masyarakat desa Hangtuah seringkali menganggap jika tamu adalah raja. Dimana, setiap kapan saja mereka mendapatkan tamu, maka mereka akan dengan ikhlas menyajikan hidangan buat tamunya. Hal ini memberikan gambaran bahwa perilaku mereka akan dipertahankan karena adanya pemuka adat ataupun agama yang mengatakan bahwa tamu adalah raja (seperti hadis rasul).Selain itu, kerap kali mereka mendidik anak perempuan mereka sedini mungkin, karena bagi mereka bagaimanapun anak perempuan pasti akan bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga. Maka dari itu, tidak ada anak perempuan dari mereka yang pada umur 13 tahun tidak bisa memasak, mengerjakan pekerjaan rumah ataupun berkebun. Namun, bagi mereka bila anak perempuan umur 21 tahun belum menikah, itu sudah dapat di golongkan tidak laku karena usia menikah bagi mereka adalah 16-20 tahun.Pandangan pandangan di atas selalu di anut oleh masyarakat desa Hangtuah. Pola berfikir demikian tidak dapat langsung di ubah, melainkan harus ad pemuka desa yang membuat gebrakan baru bagi kebiasaan di desa tersebut. Adanya masukan masukan dari luar tidak selamanya langsung di ikuti oleh masyarakat desa Hangtuah, mereka cenderung akan lebih mengikuti para pemuka desa. Untuk itu, bila desa tersebut menginginkan perubahan, maka kebiasaan tersebut di awali dahulu oleh para pemuka desa ataupun kaum intelektual terlebih dahulu sehingga mereka yakin dengan perubahan kebiasaan yang akan mereka jalani.Demikianlah mengenai desa hangtuah, yang terletak di provinsi Riau. Dimana komoditi dan penghasilan utama dari desa tersebut adalah berkebun, yaitu kelapa sawit, karet, durian dan sebagainya. Dengan lingkungan perkebunan seperti itu, akses dari desa ke pusat kota memang sangat jauh. Terkadang, terdapat rumah-rumah mewah disana namun belum berlistrik. Dan pada umumnya mereka terdiri dari penduduk jawa yang mengikuti program transmigrasi. Desa hangtuah merupakan desa tempat pengembangan lahan sawit PTPN V. wilayah mereka memiliki potensi yang baik, namun untuk pengembangannya mereka memerlukan pengkordinator lahan serta bantuan pemerintah.Sosiologi Pedesaan