partisipasi masyarakat dalam program arisan...

254
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN JAMBAN DI DESA KERTARAHARJA KECAMATAN SOBANG KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh: Ina Fitriana NIM 11140520000005 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN

JAMBAN DI DESA KERTARAHARJA KECAMATAN

SOBANG KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh:

Ina Fitriana

NIM 11140520000005

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur
Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur
Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur
Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

i

Abstrak Ina Fitriana, 11140520000005, Partisipasi Masyarakat dalam

Program Arisan Jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan

Sobang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, di bawah

Bimbingan Dr. M. Taufik Hidayatulloh, M.Si.

Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam

proses identifikasi masalah dan potensi dalam masyarakat, pemilihan

dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani

masalah dan keterlibatan masyarakat dalam proses evaluasi perubahan.

Rendahnya kepemilikan jamban membuat masyarakat di Desa

Kertaraharja sulit mengubah perilaku untuk tidak buang air besar ke

kebun dan rorah. Oleh karena itu, penyuluh agama melakukan kegiatan

penyuluhan agar masyarakat melakukan perilaku hidup bersih dan

sehat. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan

kualitatif deskriptif dengan model analisis interaktif Milles dan

Huberman.

Hasil dari penelitian ini mendapatkan: 1) partisipasi masyarakat

dalam bentuk partisipasi tenaga dan partisipasi materi/uang.

Kertelibatan dimulai dari tahap inisiasi, perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan program. Partisipasi masyarakat dalam kelompok arisan

jamban dipengaruhi oleh faktor internal yaitu: pengetahuan, usia,

pekerjaan dan kebutuhan. Dan faktor eksternal yaitu: adanya dukungan

keluarga, penghargaan, kebermanfaatan program dan dukungan

stakeholder. 2) Stakeholder yang terlibat dalam kegiatan penyuluhan

agama adalah LAZ HARFA melalui pendamping desanya, tokoh

agama dan aparatur pemerintah tingkat desa. Interaksi dan hubungan

antar anggota dan stakeholder yang terlibat dalam program arisan

jamban menunjukan adanya modal sosial. Strategi penguatan

kelembagaan penyuluhan agama dilakukan dengan meningkatkan

kemandirian dan sumberdaya manusia. 3) Penyuluhan agama dalam

pengelolaan arisan jamban melibatkan stakeholder lain sebagai sumber

informasi. Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya

jawab. Materi pokok yang disampaikan penyuluh kepada sasaran

adalah terkait thaharah dan pentingnya menjaga perilaku hidup bersih

dan sehat. Penyuluhan agama dalam program arisan jamban

menghasilkan perubahan dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.

Output/outcome penyuluhan agama dalam kelompok arisan jamban

dapat dilihat dari perubahan perilaku masyarakat, peningkatan

pengetahuan dan kesadaran masyarakat, kondisi lahan dan kebun lebih

produktif, mudahnya akses masyarakat, masyarakat lebih sejahtera

serta keamananannya lebih terjamin.

Kata kunci: Partisipasi, Kelembagaan, Penyuluhan Agama, Program

Arisan Jamban.

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

ii

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بســــــــــــــــــم الل الرAssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan kekuatan yang

diberikan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesesaikan skripsi dengan

judul “Partisipasi Masyarakat dalam Program Arisan Jamban di

Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang,

Provinsi Banten.”

Shalawat teriring salam semoga tercurakan kepada suri

tauladan kita Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wa sallam, kepada

keluarga, sahabat dan seluruh umat yang senantiasa mencintainya.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama pengerjaan skripsi ini peneliti dihadapkan dengan berbagai

cobaan, kesulitan, rintangan dan penuh perjuangan kesabaran yang

telah memberi banyak pelajaran hidup yang berarti bagi peneliti.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada kedua orangtua

yaitu Bapak (Sayadi) dan Ibu (Saiyah) atas doa, semangat, kasih

sayang, pengorbanan dan ketulusan dalam mendoakan penulis. Tidak

lupa kepada Kakak-kakak (Iwan Ridwanullah, Ati Nuriyawati dan Dini

Fazriani) yang selalu membantu, mendukung dan memberikan

semangat dalam penyelesaian skripsi ini. Serta kepada keponakan

penulis (Dian Natasyha Fadillah) yang selalu memberikan semangat

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

iii

dan keceriaan dalam hari-hari penulis menyelesaikan skripsi ini.

Kemudian, kepada Rudi Mulyadi, S.H. yang senantiasa membantu

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Selain itu, tentu

penulis juga sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam penelitian ini, diantaranya kepada:

1. Suparto, M.Ed, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Siti

Napsiyah, S.Ag. BSW, MSW. selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.A. selaku Wakil Dekan

Bidang Administrasi Umum, dan Cecep Castrawijaya, M.A.

selaku Wakil Dekan Bidang kemahasiswaan, Alumni dan

Kerjasama.

2. Ir. Noor Bekti Negoro, S.E., M. Si. dan Artiarini Puspita Arwan,

M.Psi, Psi. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. M. Taufik Hidayatulloh, M.Si. selaku dosen pembimbing

yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan penuh

kesabaran tanpa lelah untuk memberikan masukan dan arahan

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku dosen penasihat akademik

yang telah memberikan motivasi dan bimbingan selama penulis

menjalankan perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Kepada bapak dan ibu dosen Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam dan dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi juga seluruh civitas akademika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

iv

6. Seluruh staf dan relawan khususnya kepada manajer program

LAZ HARFA Provinsi Banten Bapak M. Mukri S.Pd.I, dan

pendamping desa LAZ HARFA Pak Yadi Supriadi yang telah

mempermudah penulis dalam penelitian di lapangan untuk

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas bantuan dan kerja-

samanya.

7. Seluruh jajaran aparatur pemerintah Desa Kertaraharja, para

tokoh, pemimpin, pengurus kelompok arisan jamban dan

masyarakat Kampung Bahbul, Desa Kertaraharja yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan BPI 2014 yang selalu memberikan

semangat, saran dan masukan kepada penulis. Terima kasih

untuk kebersamaannya selama ini.

9. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

penelitian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu, tanpa mengurangi rasa hormat penulis ucapkan terima-

kasih.

Penulis berharap semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa

memberikan kemudahan, kelancaran dan kesuksesan pada semua

pihak yang telah memberikan segala bantuan dan dukungannya

kepada penulis.

Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini masih banyak

keterbatasan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan bagi segenap

keluarga besar Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 21 November 2019

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK......................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................... v

DAFTAR TABEL............................................................................. viii

DAFTAR BAGAN............................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR......................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1

B. Batasan Masalah................................................................ 6

C. Rumusan Masalah............................................................. 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................... 7

1. Tujuan Penelitian....................................................... 7

2. Manfaat penelitian...................................................... 8

E. Tinjauan Kajian Terdahulu............................................... 9

F. Metode Penelitian.............................................................. 13

1. Pendekatan Penelitian................................................ 13

2. Jenis Penelitian........................................................... 14

3. Subjek Penelitian........................................................ 14

4. Objek Penelitian......................................................... 14

5. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................... 15

6. Penentuan Sumber Data............................................. 16

7. Teknik Pengumpulan Data......................................... 17

8. Teknik Pemilihan Informan....................................... 20

9. Fokus Analisis............................................................ 22

10. Asumsi Peneliti.......................................................... 23

11. Teknik Analisis Data.................................................. 23

12. Standar Validitas dan Reliabilitas Penelitian............. 26

G. Teknik Penulisan Skripsi................................................... 26

H. Sistematika Penulisan........................................................ 26

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Partisipasi Masyarakat...................................................... 29

1. Pengertian Partisipasi Masyarakat............................. 29

2. Bentuk Partisipasi Masyarakat................................... 33

3. Tahapan partisipasi Masyarakat................................. 36

4. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat.. 40

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

vi

B. Pemberdayaan Masyarakat................................................ 45

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat...................... 45

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat............................ 48

3. Tahapan pemberdayaan Masyarakat.......................... 52

4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat........................... 54

5. Pendampingan dalam Pemberdayaan Masyarakat..... 56

6. Advokasi dalam Pemberdayaan Masyarakat………. 60

C. Kelembagaan..................................................................... 63

1. Pengertian Kelembagaan........................................... 63

2. Tipe Kelembagaan..................................................... 64

3. Modal Sosial.............................................................. 65

4. Strategi Penguatan Kelembagaan............................... 69

D. Penyuluhan Agama........................................................... 73

1. Pengertian Penyuluhan Agama.................................. 73

2. Sasaran Penyuluhan Agama....................................... 75

3. Metode Penyuluhan Agama....................................... 76

4. Materi Penyuluhan Agama......................................... 79

E. Kerangka Berpikir Penelitian............................................ 80

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PETA SOSIAL DESA

KERTARAHARJA

A. Gambaran Umum Desa kertaraharja............................... 84

B. Gambaran dan Analisis Kependudukan.......................... 87

C. Gambaran dan Analisis Ekonomi Masyarakat................ 90

D. Analisis Struktur Komunitas........................................... 91

E. Lembaga Formal............................................................. 92

F. Lembaga Informal........................................................... 93

G. Sumber Daya Lokal........................................................ 96

H. Keterkaitan Hasil Pemetaan Sosial dengan Partisipasi

Masyarakat dalam Kelembagaan Penyuluhan Agama....

98

I. Ikhtisar Pemetaan Sosial dan Profil Kelompok Arisan

Jamban LAZ HARFA.....................................................

101

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Informan......................................................... 104

B. Profil Program Pemberdayaan masyarakat dan

Kelompok Arisan Jamban di Desa Kertaraharja.............

108

1. Tujuan dan Sasaran Kelompok Arisan Jamban...... 109

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

vii

2. Struktur Kelompok Arisan Jamban......................... 110

C. Cikal Bakal Penyuluhan di Desa Kertaraharja............... 111

D. Ikhtisar Program Pemberdayaan LAZ HARFA dan

Cikal Bakal Penyuluhan di Desa Kertaraharja...............

118

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subjek....................................................... 120

B. Partisipasi Masyarakat dalam Penyuluhan Agama pada

Program Arisan Jamban Di Desa Kertaraharja...............

121

1. Bentuk Partisipasi Masyarakat………………........ 121

2. Tahapan Partisipasi Masyarakat.............................. 130

3. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Masyarakat………………………………………..

149

C. Kelembagaan pada Program Arisan Jamban di Desa

Kertaraharja……………………………………………

167

1. Aturan Kelompok.................................................... 167

2. Pola Hubungan......................................................... 170

3. Strategi Penguatan Kelembagaan………………… 181

D. Input, Proses dan Output/Outcome Penyuluhan Agama

dalam Program Arisan Jamban di Desa Kertaraharja.....

187

1. Input Penyuluhan Agama dalam Program Arisan

Jamban di Desa Kertaraharja...................................

187

2. Proses Penyuluhan Agama dalam Program Arisan

Jamban di Desa Kertaraharja...................................

199

3. Output/Outcome Penyuluhan Agama dalam

Program Arisan Jamban di Desa Kertaraharja.........

207

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan......................................................................... 213

B. Implikasi......................................................................... 215

C. Saran............................................................................... 216

DAFTAR PUSTAKA........................................................................

218

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tinjauan Pustaka................................................. 10

Tabel 2. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data.... 20

Tabel 3. Setting dan Tipe Advokasi Sosial……………... 62

Tabel 4. Jumlah dan Persentase Penduduk Desa

Kertaraharja…………………………………….

81

Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk menurut Jenis

Mata Pencaharian/Pekerjaan…………………..

90

Tabel 6. Lembaga Formal di Desa Kertaraharja………... 92

Tabel 7. Lembaga Informal di Desa Kertaraharja………. 95

Tabel 8. Subjek Telaahan Pemetaan Sosial di Desa

Kertaraharja…………………………………….

101

Tabel 9. Identitas Subjek………………..………………. 121

Tabel 10. Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Program

Arisan Jamban di Desa Kertaraharja…………...

128

Tabel 11. Tahapan Partisipasi Masyarakat pada Program

Arisan Jamban di Desa Kertaraharja…………...

144

Tabel 12. Faktor Internal yang Mempengaruhi Partisipasi

Masyarakat pada Program Arisan Jamban di

Desa Kertaraharja………………………………

155

Tabel 13. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi

Partisipasi Masyarakat pada Program Arisan

Jamban di Desa Kertaraharja…………………….

161

Tabel 14. Pola Hubungan dalam Kelembagaan Arisan

Jamban di Desa Kertaraharja………………….

176

Tabel 15. Input Penyuluhan Agama dalam Program

Arisan Jamban di Desa Kertaraharja…………

194

Tabel 16 Proses Penyuluhan Agama dalam Program

Arisan Jamban di Desa Kertaraharja…………...

204

Tabel 17. Output/Outcome Penyuluhan Agama dalam

Program Arisan Jamban di Desa Kertaraharja…

210

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Intervensi untuk Meningkatkan Kemandirian…… 71

Bagan 2. Kerangka Berpikir Penelitian.................................... 81

Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban........................... 111

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Komunitas di Desa Kertaraharja............. 91

Gambar 2. Cikal Bakal Penyuluhan di Desa Kertaraharja...... 112

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan kemiskinan dipandang sebagai bagian dari

masalah dalam pembangunan yang keberadaannya ditandai dengan

adanya keterbelakangan dalam perilaku. Maka, pembahasan

kemiskinan mendapat tempat yang cukup penting.1 Dewasa ini,

kemiskinan masih menjadi beban dunia. Nampaknya, kemiskinan

akan terus menjadi fenomena yang tetap ada dan akan menjadi

kenyataan abadi. Dunia meresponnya dengan menyepakati suatu

pertemuan yang disebut SDGs (Sustainable development goals).

Rendahnya kualitas sanitasi dirumuskan dalam isu ke-6 dalam

agenda SDGs (Sustainable development goals) yaitu menjamin

ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua

orang. Demi mewujudkan kondisi lingkungan yang optimal didukung

dengan upaya-upaya yang dapat memberikan dampak positif bagi

penyehatan lingkungan. Upaya ini disebut dengan sanitasi dasar.

Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk

menyediakan lingkungan pemukiman sehat yang memenuhi syarat

kesehatan, meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran

manusia (jamban/wc), pembuangan air limbah dan pengelolaan

sampah (tempat sampah). 2

1 Eliyati, Upaya PNPM Mandiri dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat di Desa Kebuyutan Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang, (Jakarta:

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 1. 2 Rusni, Hubungan sanitasi dasar dengan insiden penyakit berbasis

Lingkungan di Perumaha ADB I Desa Rantau Panyang Timur Kecamatan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat, (Meulaboh: Universitas Teuku Umar, 2013), h. 2

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

2

Pencapaian sanitasi di Indonesia menunjukan peningkatan

namun jumlahnya masih sangat besar. Pemutakhiran data global

pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa 63 juta penduduk Indonesia

masih buang air besar sembarangan (BABS) di sungai, kali, danau,

laut atau di daratan. Mayoritas pelaku praktik buang air besar

sembarangan tinggal di desa-desa. Hanya 38,4% dari penduduk

pedesaan yang memiliki akses pada sanitasi yang layak. Akses

sanitasi di pedesaan tidak bertambah secara berarti pada 30 tahun

terakhir. Hal tersebut memperlihatkan bahwa sangat sedikit rumah

tangga di pedesaan yang benar-benar mempunyai akses ke jamban

sehat. 3

Kekurangan akses terhadap jamban yang dialami kelompok

miskin mencerminkan buruknya pelayanan sanitasi di Indonesia.4

Berdasarkan data Susenas Badan Pusat Statistik 2010-2014, di

Provinsi Banten memiliki akses sanitasi layak pada tahun 2014

mencapai 68,4%. Ini menujukan bahwa masih ada 31,6% lainnya

yang memiliki akses sanitasi yang tidak layak. Di Kabupaten

Pandeglang, indikator fasilitas rumah yang memiliki jamban/MCK

yaitu 54,48%. Sebanyak 45,52% tidak memiliki fasilitas

jamban/MCK. Ini dikarenakan faktor ekonomi yang rendah yang

dimiliki masyarakat.5 Penduduk miskin di Kabupaten pandeglang

berjumlah 115.900 jiwa atau 9,67 % dari total jumlah penduduk

sebesar 1.200.512 jiwa pada tahun 2016. Tingkat ekonomi sangat

mempengaruhi dalam kepemilikan jamban sehat karena masyarakat

3 Farah Nur Amalina, Nurjanah dan Massudi Suwandi, Perilaku BAB di Sungai

pada Warga di Kelurahan Sekayu Semarang Tahun 2014, (Semarang: Universitas Dian

Nuswantoro, 2014), h. 2-3. 4 Eri Trinurini Adhi, Pelayanan Sanitasi Buruk: Akar dari kemiskinan, Jurnal

Analisis Sosial, Vol 14, No 2, September 2009, h. 78-79. 5 Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Profil Kesehatan Provinsi Banten: Jadikan

desa Kita desa siaga aktif, (Banten: Dinas Kesehatan, 2011), h. 11.

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

3

dengan tingkat ekonomi yang lebih baik cenderung untuk memiliki

jamban sehat dibandingkan dengan tingkat ekonomi rendah.6

Selain itu, fasilitas/kepemilikan jamban juga merupakan hal

yang sangat penting dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

Berdasarkan laporan dan profil Puskesmas Kecamatan Sobang Tahun

2015 peneliti menemukan data bahwa sebelum program arisan

jamban yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa

berjalan yaitu 2014 fasilitas rumah di Desa Kertaraharja yang tidak

memiliki Jamban/WC yaitu 24,5%, dan tidak memiliki fasilitas air

bersih yaitu 7.4% (PDAM) dan 45.1% (Sumur gali/bor). Oleh karena

itu, perlu adanya fasilitas yang mencukupi sebagai usaha perubahan

perilaku masyarakat.

Dalam pandangan Islam, buang air besar sembarangan

merupakan sebuah perilaku yang dilarang, sebagaimana sabda Nabi

Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam dari Abu Hurairah

radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda:

اتقوا اللاعنين قالوا: وما اللاعنان؟ قال: »الذي يتخلى في طريق الناس أو في ظل هم«

رواه مسلم

Artinya, “Jauhilah dua hal yang dapat memancing keluarnya

kalian laknat! Sahabat bertanya: “Apakah dua hal itu?” Beliau

menjawab: “Buang air besar di tempat orang-orang berlalu lalang

dan di tempat mereka berteduh.” (HR Muslim)

Dalam upaya mengubah perilaku masyarakat, diperlukan

adanya program pemberdayaan masyarakat. Hal ini ditujukan untuk

6 Gandha Sunaryo Putra dan Selviana, Faktor-Faktor yang berhubungan

dengan Kepemilikan Jamban Sehat di Desa Empakan Kecamatan Kayan Hulu, Jurnal

Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa, Vol.4, No.3, Agustus tahun 2017, h. 241.

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

4

memberikan alternatif solusi bagi masyarakat yang terbiasa

melakukan BABS agar memiliki fasilitas jamban dan akhirnya dapat

berubah sikap dan perilakunya kearah yang lebih baik.

Penyuluh agama sebagai agent of change merupakan tokoh

yang dapat membantu dalam memberikan intervensi dalam upaya

perubahan perilaku masyarakat dengan metode dan materi yang

dinamis serta disesuaikan dengan kebutuhan sasaran. Oleh karena itu,

dalam ruang lingkup pengaplikasian thaharah dan pentingnya

memiliki jamban perlu adanya pendekatan penyuluhan agama untuk

dapat memberikan solusi kepada sasaran agar sasaran dapat

menolong dirinya sehingga mau melakukan perubahan perilaku.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an

Surat Ar-Ra’d Ayat 11:

ل يغي ر ما بقوم حتى أمر له معق بات من بين يديه ومن خلفه يحفظونه من إن الل يغي روا ما الل

بقوم سوءا فلا مرد له وما لهم من دون ه من وال بأنفسهم وإذا أراد الل

﴾۱۱﴿الرعد :

Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu

mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka

menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah

keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan

terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan

sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Q.S. Ar-

Ra’d:11)

Pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan partisipatif

merupakan metode yang cukup efektif untuk membantu mengatasi

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

5

masalah-masalah yang terjadi atau mencegah permasalahan yang

lebih besar terjadi pada masyarakat dengan cara melibatkan

masyarakat secara langsung sebagai pelaku pemberdayaan

masyarakat. Pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk mendorong

terciptanya kekuatan dan kemampuan lembaga masyarakat untuk

secara mandiri mampu mengelola dirinya sendiri berdasarkan

kebutuhan masyarakat itu sendiri, serta mampu mengatasi tantangan

persoalan di masa yang akan datang. 7

Konsep pemberdayaan merupakan program pelibatan dan

peningkatan partisipasi masyarakat yang berpangkal dan berbasis

masyarakat karena sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka.8

Partispasi masyarakat memiliki peranan penting dalam upaya

meningkatkan proses belajar masyarakat. Saat ini pembangunan

berbasis masyarakat banyak dilakukan oleh pemerintah, hal ini

dikarenakan pengaruh masyarakat yang cukup besar dalam

mensukseskan program-program tersebut.9

Partisipasi masyarakat merupakan tolak ukur suatu

pemberdayaan dapat berjalan. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat

menjadi sangat penting untuk ditinjau dalam sebuah kegiatan atau

program. Penelitian mengenai partisipasi ditujukan untuk

mengukur/menilai suatu program/proyek yang dimaksudkan untuk

menunjukkan dimana letak partisipasi masyarakat pada suatu

7 Oman Sukmana, Konsep Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan

Komunitas Berbasis Potensi Lokal (Studi di desa Wisata Bunga Sidomulyo, Kota Batu

Jawa Timur, Jurnal Humanity, Vol.6, No.1, September tahun 2010, h. 60. 8 Zuhrina Aidha, Analisis Implementasi Pemberdayaan Masyarakat dalam

Strategi Promosi Kesehatan dan Pengaruhnya terhadap Partisipasi Masyarakat dalam

Pencegahan Gizi Buruk pada Balita di Kecamatan Helvetia Medan, Jurnal Jumantik,

Vol. 2, No. 2, Tahun 2017, h. 37. 9 Reny Cahyani dan Dian Rahmawati, Peningkatan Partispasi Masyarakat

dalam Perbaikan Sanitasi Pemukiman Kelurahan Putat Jaya Kota Surabaya, Jurnal

Teknik ITS, Vol. 4, No.2, Tahun 2015, h. 144.

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

6

program atau proyek partisipasi masyarakat berada. Dengan

demikian, hal ini dapat digunakan untuk merumuskan strategi untuk

mendorong peningkatan partisipasi masyarakat pada proyek/program

tersebut. 10

Berdasarkan temuan-temuan di atas, peneliti merasakan

pentingnya mengangkat tema partisipasi masyarakat dalam program

arisan jamban, karena dengan mengetahui penyelesaian dari masalah

ini akan membawa dampak besar bagi para penyuluh sosial

keagaamaan dalam hal merencanakan strategi dan program

penyuluhan dengan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu,

peneliti mengambil judul “Partisipasi Masyarakat dalam Program

Arisan Jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.”

B. Batasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka peneliti

membatasi penelitian skripsi pada batasan berikut ini:

1. Partisipasi Masyarakat dilihat dari bentuk partisipasi tenaga,

tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat.

2. Program arisan jamban yang dimaksud peneliti adalah

kelembagaan pada kelompok arisan jamban yang diinisiasi oleh

Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa di Desa Kertaraharja.

10 Winny Astuti dan Ana Hardiana, Perencanaan Partisipatif pada Tingkat

Kelurahan sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan pada Pemukiman Kumuh

Perkotaan, Jurnal Perencanan Wilayah dan Kota, Vol. 20, No. 2, Agustus Tahun 2009,

h.152.

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

7

Amatan dibatasi pada pada pola hubungan dan strategi penguatan

kelembagaan.

3. Pelaksanaan penyuluhan agama diamati pada input, proses dan

output/outcome penyuluhan agama pada program arisan jamban

yang dilaksanakan pada tahun 2017-2018.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai

berikut:

1. Bagaimana partisipasi masyarakat pada program arisan jamban

di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten?

2. Bagaimana pola hubungan dan strategi penguatan kelembagaan

pada program arisan jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan

Sobang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?

3. Bagaimana input, proses dan output/outcome penyuluhan agama

dalam kelembagaan penyuluhan agama pada program arisan

jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana partisipasi

masyarakat dalam penyuluhan agama pada program arisan

jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pola hubungan dan

strategi penguatan kelembagaan pada program arisan jamban

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

8

di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis input, proses dan

output/outcome penyuluhan agama dalam program arisan

jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis/ Pengembangan Pendidikan

1. Manfaat penelitian ini diharapkan menjadi khazanah ilmu

pengetahuan sebagai partisipasi masyarakat dalam program

arisan jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten agar masalah-

masalah sosial dapat berkurang dan dihilangkan. Dan dapat

memberikan kontribusi akademis berupa pengembangan

teori-teori mata kuliah Program Studi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam khususnya Metode dan Teknik

Penyuluhan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memicu para akademisi

UIN Jakarta, khususnya Bimbingan dan Penyuluhan Islam

akan pentingnya mengkaji dan berperan aktif dalam

menanggulangi permasalahan sosial dengan pendekatan

partisipatif.

3. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi pemicu bagi

masyarakat Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, untuk

meningkatkan kesadaran dan berpartisipasi secara aktif

dalam program-program pemberdayaan masyarakat.

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

9

b. Manfaat Kelembagaan

Penelitian ini diharapkan mampu memicu stakeholder

dari berbagai pihak/lembaga untuk turut berperan dalam

membantu mengurangi permasalahan yang ada dalam

masyarakat.

c. Manfaat Praktis

Peneliti dapat memahami dan mendalami ilmu

pengetahuan di bidang Ilmu dakwah dan Komunikasi

khususnya dalam hal Bimbingan dan Penyuluhan Islam

mengenai partisipasi masyarakat dan kelembagaan

penyuluhan agama.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam menyusun penelitian ini, penulis telah mengadakan

tinjauan kepustakaan terhadap beberapa karya ilmiah seperti skripsi,

tesis dan jurnal penelitian yang memiliki kemiripan judul tentang

partisipasi masyarakat, hal ini dimaksudkan untuk menghindari

bentuk plagiat.

Tinjauan kajian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1 di bawah

ini

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

10

Tabel 1. Tinjauan Pustaka

No

Nama Peneliti

dan Judul

Penelitian

Indentitas

Tulisan

(Skripsi

Jurusan/

Fakultas/

Jurnal Vol,

No, Tahun)

Metode dan Hasil Penelitian

1 2 3 4

1 Hosea

Ocbrianto,

“Partisipasi

Masyarakat

terhadap

Posyandu dalam

Upaya Pelayanan

Kesehatan

Balita:Studi

Kasus pada

Posyandu Nusa

Indah II RW.11

Kelurahan

Meruyung

Kecamatan

Limo,Depok

Skripsi/201

2/Program

Studi

Ilmu

Kesejah-

teraan

Sosial/

Fakultas

Ilmu Sosial

dan Ilmu

Politik

Universitas

Indonesia

Penelitian ini menggunakan Metode penelitian

kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini adalah:

Bentuk partisipasi yang dilakukan oleh para ibu

dapat dibagi ke dalam beberapa bagian seperti berikut

ini: (1) partisipasi tenaga, (2) partisipasi uang/ materi,

dan (3) partisipasi pelaksanaan program. Bentuk-

bentuk partisipasi yang dilakukan oleh para ibu tersebut

dipengaruhi oelh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut

dapat terbagi menjadi dua, pertama dilihat dari faktor

internal dan yang kedua adalah faktor eksternal. Faktor

internal : pengetahuan, lama tinggal, usia, pekerjaan,

kebiasaan dan kebutuhan faktor eksternal: keluarga,

letak posyandu, pengalaman berorganisasi,

penghargaan, kebermanfaatan program dan dukungan

struktural.

2 Muhammad

Zaky Baridwan

“Peran

Pendampingan

dalam

Mendorong

Perkembangan

Usaha Anggota

BMT (Studi

pada KSU-BMT

UMJ)”

Skripsi/

2016/

Program

Studi

Muamalat

Fakultas

Syariah dan

Hukum/

UIN Jakarta

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif metode deskriptif. Hasil penelitian ini adalah:

Menurut Aslihan Burhan, ada 4 macam pola

pendampingan, diantaranya (1) motivasi, (2) pendidikan

dan pelatihan, (3) bimbingan dan konsultasi, dan (4)

monitoring dan evaluasi. Pendampingan adalah suatu

strategi (cara untuk mencapai tujuan) dimana hubungan

antara pendamping dengan yang didampingi adalah

hubungan diagonalis (saling mengisi) diantara dua

subjek. Peranan yang dilakukan oleh KSU-BMT UMJ

mempunyai peranan penting dalam mendorong

perkembangan usaha anggotanya.

3 Winny Astuti

dan Ana

Hardiana

“Perencanaan

Partisipatif pada

Tingkat

Kelurahan

sebagai Upaya

Pengentasan

Kemiskinan pada

Pemukiman

Kumuh

Perkotaan”

Jurnal

Perencanan

Wilayah dan

Kota, vol.

20, no. 2,

Agustus

tahun 2009,

h.146-154

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

tindak partisipatif (Participatory Action Research)

dengan menempatkan peneliti sebagai bagian dari yang

diteliti. Hasil penelitian ini adalah:

Community capacity (kapasitas masyarakat) akan

mennjadi tolak ukur yang menentukan kualitas

perencanaan pada level kelurahan. Untuk itu, diperlukan

pemberdayaan masyarakat pada tingkat kelurahan

terkait dukungan kepala kelurahan dan tokoh

masyarakat sangat diperlukan. Kegiatan-kegiatan yang

dapat digolongkan sebagai partisipasi masyarakat

adalah: mengajukan usul, bermusyawarah,

melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan keputusan.

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

11

1 2 3 4

4 Fikra Sutan

Purnama

“Partisipasi

Masyarakat

Kelurahan

Perigi Baru

Kecamatan

Pondok Aren

Kota

Tangerang

Selatan

terhadap

Program

Pemberdayaan

Kota Tanpa

Kumuh”

Skripsi/ 2017/

Program

Studi

Kesejah-

teraan Sosial

Fakultas Ilmu

Dakwah dan

Ilmu

Komunikasi/

UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif metode deskriptif. Hasil penelitian ini adalah:

Partisipasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan

program, indikatornya dapat dilihat pada keikutsertaan

anggota masyarakat dalam musyawarah, penentuan

program, identifikasi, dan masalah. Partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan program KOTAKU mempunyai bentuk

partisipasi fungsional. Partisipasi masyarakat dalam

pelembagaan yaitu masyarakat memiliki pengaruh terhadap

proses pengambilan keputusan partisipasi masyarakat

(kelompok masyarakat miskin/rentan Partispasi masyarakat

dalam Evaluasi dan Monitoring yaitu masyarakat ikut serta

mengawasi pelaksanaan program. Pada tahap evalausi dan

monitoring ini masyarakat masyarakat memiliki peran untuk

mengontrol dan mengawasi pelaksanaan keputusan-

keputusan.

5 Sri Yuniati,

Djoko Susilo

dan Fuat

Albayumi

“Penguatan

Kelembagaan

dalam Upaya

Meningkatkan

Kesejahteraan

Petani Tebu”

Prosiding

Seminar

Nasional dan

Call For

Paper

Ekonomi dan

Bisnis

(SNAPER-

EBIS 2017)

ISBN:978-

602-5617-01-

0,h. 498-505

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dan

dianalisis dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini

adalah:

Strategi penguatan kelembagaan tersebut meliputi: (a)

Penataan kapasitas kelembagaan. (b) Peningkatan kapasitas

sumberdaya kelembagaan Sumberdaya manusia memegang

peranan penting dalam pengembangan kelembagaan. Dalam

rangka meningkatkan kapabilitas sumberdaya manusia maka

dapat dilakukan melalui pelatihan, misalnya pelatihan

tentang manajemen dan teknologi informasi. (c)

Peningkatan kapasitas pelayanan. Langkah yang diperlukan

dalam meningkatkan kapasitas pelayanan diantaranya

melakukan inovasi pelayanan. (d) Memperluas jaringan

kerjasama atau kemitraan. Dalam upaya memperluas

jaringan kerjasama atau kemitraan dilakukan dengan

membangun kerjasama dengan lembaga atau institusi lain.

6 Indiah

Hudiyani

“Kelembagaan

Penyuluhan

Partisipatif

dalam

Pengelolaan

Hutan Rakyat

(Studi Kasus

Komunitas

Petani

Sertifikasi

percaban

Dusun

pegersengon,

Kelurahan

Selopuro,

Batuwarno,

Wonogiri,

JawaTengah)”

Tesis/2010/

Program

Studi

Penyuluhan

Pembangun-

an Sekolah

Pascasarja-

na/Institut

Pertanian

Bogor

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif dengan metode analisis kualitatif dan kuantitatif

dengan logika induktif. Hasil penelitian ini adalah:

Kelembagaan penyuluhan hutan rakyat di KPS

Percaban menggambarkan kuatnya pengaruh pemimpin

kelompok Stakeholder yang terlibat dalam kegiatan

penyuluhan hutan rakyat di KPS Percaban adalah pemimpin

kelompok, Perum perhutani, Dinas Kehutanan dan

Perkebunan melalui PKL-nya, LSM Persepsi, dan WWF.

Penyuluhan partisipatif dalam pengelolaan huutan rakyat

melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan hingga

evaluasi. Penyuluhan juga melibatkan pihak terkait.

Pelibatan masyarakat sebagai sasaran menyebabkan output

dari kegiatan penyuluhan sesuai target. Masyarakat yang

semula terllilit kemiskinan sekarang sudah mampu

meningkatkan kesejahteraannya, yang ditunjukan dengan

tercukupinya kebutuhan pangan, sandang, dan papan.

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

12

1 2 3 4

7 Endang

Widayati

“Partisipasi

Perempuan

dalam

Kelembagaan

Desa (Studi

Kasus pada

BKM Desa

Umbulmartani

dan Jogotirto)

Seminar

Nasional

Universitas

PGRI

Yogyakarta,

STIE

Pariwisata

Api

Yogyakarta,

No ISBN:

978-602-

73690-3-0, h.

566-578

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

metode deskriptif. Hasil penelitian ini adalah:

Dari profil aktivitas rerata partisipasi perempuan BKM Bina

Sejahtera 42%, BKM Umbul sejahtera 62%. Lebih besar dari target

yang ditetapkan yakni 30%. Kesadaran terhadap peran sebagai

wakil warga, cukup tinggi hal ini tercermin dari tingkat kehadiran

dan keterlibatan dalam penyusunan rencana, pelaksanaan kegiatan

maupun dalam monitoring. Lingkungan keluarga memiliki

pengaruh yang cukup besar bagi perempuan untuk berpartisipasi

dalam kegiatan di ranah publik. Selain dukungan lingkungan

keluarga, dukungan dari lingkungan luar pada umumnya juga

sebagai faktor pendukung peran perempuan dalam kelembagaan

desa (BKM).

8 Denok

Kurniasih,

Paulus Israan

Setyoko dan M.

Imron

“Kinerja

Kelembagaan

Program

Sanitasi

Lingkungan

Berbasis

Masyarakat

(SLBM)”

Jurnal

Masyarakat,

Kebudayaan

dan Politik,

vol. 29, no.1,

tahun 2016,

h.14-21

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

metode deskriptif. Hasil penelitian ini adalah:

Implementasi program SLBM memberi gambaran tentang

sistem kelembagaan yang menghubungkan berbagai aktor yang

terlibat. Hal ini kemudian menjadi kendala manakala masyarakat

belum memiliki kemampuan untuk membangun konsensus, baik

dengan sesama masyarakat, pemerintah dan pihak lain yang terlibat

dalam implementasi program.

Berdasarkan beberapa temuan lapangan, menunjukkan bahwa

terjadi kecenderungan minimnya tingkat partisipasi masyarakat

dalam implementasi program. Hal tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain organisasi yang mewadahi KSM dan

pemerintah belum memiliki strategi dan pendekatan yang efektif

untuk mendorong perubahan kesadaran masyarakat. Kemudian,

tidak efektifnya proses sosialisasi dan kampanye terhadap

masyarakat juga menjadi aspek lain yang menyebabkan minimnya

partisipasi masyarakat. Hal ini menyebabkan pemahaman akan

tujuan dan capaian program tidak sepenuhnya dipahami oleh

masyarakat.

9 Sapja Ananta-

nyu

“Kelembagaan

petani: Peran

dan Strategi

Pengembanga

n

Kapasitasnya”

Jurnal

SEPA,

Vol. 7,

No.2,

Februari

Tahun 2011,

h. 102-109

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif metode deskriptif. Hasil penelitian ini adalah:

Kelembagaan merupakan konsep yang berpadu dengan

struktur, artinya tidak saja melibatkan pola aktivitas yang

lahir dari segi sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia,

tetapi juga pola organisasi untuk melaksanakannya.

Pengembangan kapasitas kelembagaan merupakan suatu

proses perubahan sosial berencana yang dimaksud sebagai

sarana pendorong proses perubahan dan inovasi.

Peningkatan kapasitas kelembagaan petani dilakukan sejalan

dengan kegiatan penyuluhan pertanian dengan memotivasi

petani untuk berpartisipasi dalam kelembagaan petani

Penyuluhan perlu dirancang dengan memberikan muatan

(content area) pada penguatan kapasitas individu petani

sekaligus penguatan kapasitas kelembagaan petani. Upaya

yang sebaiknya dilakukan oleh pihak-pihak pemangku

kepentingan, terutama pemerintah adalah: meningkatkan

kapasitas para penyuluh lapangan, menggunakan pendekatan

partisipatif, dan (c) Memperkuat kelembagaan penyuluhan.

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

13

Dari semua kajian pustaka dalam tabel 1 di atas, penulis menyatakan

bahwa penelitian yang penulis laksanakan sangat berbeda dengan hasil

penelitian sebelumnya yakni sebagai berikut:

a. Sasaran penelitian yaitu masyarakat yang tergabung dalam kelompok

arisan jamban di desa binaan Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa

Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang,

Provinsi Banten. Dalam kajian pustaka yang peneliti gunakan di atas

belum ada yang meneliti tentang partisipasi masyarakat dalam

program pemberdayaan masyarakat pada kelompok arisan jamban.

b. Lokasi penelitian skripsi ini yaitu di Desa Kertaraharja, Kecamatan

Sobang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Lokasi penelitian

ini berbeda dengan kajian pustaka di atas.

c. Masalah penelitian dalam penulisan skripsi ini mengenai partisipasi

masyarakat dalam kelembagaan penyuluhan agama dalam program

arisan jamban Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa di Desa

Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi

Banten.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba

memahami fenomena dalam setting dan konteks naturalnya,

dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena

yang diamati.11 Tentang metode kualitatif, Creswell (dalam J. R.

Raco) mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan atau

11 Samiaji Sarosa, Dasar- Dasar Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Indeks,

2012), h. 7.

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

14

penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala

sentral.12

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode

kualitatif karena penelitian kualitatif merupakan sebuah metode

yang digunakan untuk menganalisis realitas sosial secara

mendalam. Selain itu, pada penelitian kualitatif peneliti dapat

lebih leluasa dalam menyusun dan menganalisis hasil temuan di

lapangan dan dapat mempelajari fenomena yang terjadi.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif. Penggunaan metode deskriptif ini

dimaksudkan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai partisipasi masyarakat dalam program arisan

jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah stakeholder

yang terlibat dalam program arisan jamban dan masyarakat Desa

Kertaraharja yang tergabung dalam kelompok arisan jamban.

4. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah partisipasi masyarakat

pada kelembagaam penyuluhan agama dalam program arisan

jamban, dengan melihat bagaimana bentuk partisipasi

masyarakat, tahapan partisipasi masyarakat, faktor yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat, pola hubungan dalam

program arisan jamban, strategi penguatan kelembagaan, input,

proses dan output/outcome penyuluhan agama dalam program

arisan jamban.

12 J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan

Keunggulannya, (Jakarta:Grasindo,2010), h.7.

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

15

5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dengan judul “Partisipasi

Masyarakat dalam Program Arisan Jamban di Desa Kertaraharja,

Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten”

bertempat di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten. Desa Kertaraharja merupakan desa

di sebelah selatan Kabupaten Pandeglang yang lahir pada tanggal

17 Juli 2007 yang merupakan bagian dari Kecamatan Sobang.

Dengan usia yang tergolong muda ini, Desa Kertaraharja

masih sangat membutuhkan bantuan dalam berbagai hal,

diantaranya fasilitas sanitasi atau jamban. Dan pada Tahun 2017

ini Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa melaksanakan program

pemberdayaan dalam bidang peningkatan kualitas sanitasi yaitu

arisan jamban. Ini merupakan program yang sangat dinantikan

masyarakat Desa Kertaraharja yang selama ini tingkat kesadaran

dan memiliki ekonomi yang lemah berdampak pada kepemilikan

sanitasi yang tidak memadai. Oleh karena itu, peneliti memilih

lokasi Desa Kertaraharja ini sebagai lokasi penelitian.

Adapun pemilihan titik lokasi binaan sudah melalui proses

identifikasi meliputi:

1. Penduduk dengan kepemilikan jamban paling sedikit.

2. Paling rentan akan perilaku buang air besar sembarangan

(BABS) karena lokasi perbatasan antara bukit dan

persawahan.

Setelah mengidentifikasi lokasi binaan tersebut, program

arisan jamban terfokus pada satu kampung/wilayah yaitu

Kampung Bahbul. Karena kampung ini merupakan kampung

yang sangat rentan dalam hal perilaku buang air besar

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

16

sembarangan dan tingkat kepemilikan jambannya sangat sedikit

dibandingkan kampung yang lain. Penelitian ini dilaksanakan

dalam jangka waktu kurang lebih 5 bulan terhitung dari bulan Juli

2018 sampai dengan bulan Desember 2018.

6. Penentuan Sumber Data

Pelaksanaan penelitian ini mengambil tempat di Desa

Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang

khususnya di Kampung Bahbul, dimana di desa tersebut telah dan

sedang dilaksanakan program arisan jamban. Pemilihan sumber

dilakukan dengan kriteria sumber yang terlibat langsung dan

memiliki informasi terkait program arisan jamban.

Sumber tersebut terdiri dari dua sumber yaitu sumber

primer dan sumber sekunder. Sumber primer yang dimaksud

adalah berupa observasi dan wawancara dengan informan. Data

primer ini diantaranya:

1. Stakeholders yang berperan dalam program pemberdayaan

masyarakat di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

2. Masyarakat Desa Kertaraharja yang terlibat langsung dengan

program arisan jamban.

Sedangkan sumber sekunder merupakan dokumen-

dokumen lain yang terkait dan bersentuhan dengan tema

penelitian yang dimaksud, yaitu berupa:

1. Data Puskesmas Kecamatan Sobang tentang perolehan

sanitasi di Desa Kertaraharja.

2. Data evaluasi program LAZ HARFA selama menjalankan

program arisan jamban.

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

17

3. Data kependudukan Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang,

Kabupaten pandeglang, Provinsi Banten.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini antara lain:

1. Studi literatur atau studi kepustakaan dilakukan dengan

mengumpulkan, menelaah berbagai tulisan, jurnal, buku,

artikel penelitian dan laporan kegiatan yang berkaitan dengan

partisipasi masyarakat dalam program arisan jamban.

2. Studi lapangan, yaitu mengumpulkan, menyeleksi dan

meneliti data yang diperoleh dilokasi penelitian dengan

teknik-teknik sebagai berikut:

a. Observasi (pengamatan)

Observasi merupakan pengamatan akan manusia

pada habitatnya, dalam hal ini adalah tempat kerja,

lingkungan tempat tinggal, atau lokasi lain dimana para

partisipan berada, hidup, berinteraksi dan beraktifitas.13

Burhan Bungin menegaskan bahwa observasi atau

pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu

utamanya selain panca indera lainnya seperti telinga,

penciuman, mulut dan kulit. Metode observasi adalah

metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menhimpun data penelitian melalui pengamatan dan

penginderaan. 14 Dalam observasi, peneliti melakukan

13 Samiaji Sarosa, Op. Cit., h. 56. 14 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2007), h. 118.

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

18

kunjungan langsung kepada masyarakat Desa Kertaraharja

yang terlibat dalam program arisan jamban.

b. Wawancara (interview)

Wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara

dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Dengan

wawancara peneliti dapat memperoleh banyak data yang

berguna bagi penelitiannya.15 Wawancara yang peneliti

lakukan yakni dengan stakeholder dalam program arisan

jamban dan dan masyarakat yang terlibat dalam progam

arisan jamban di Desa Kertaraharja.

c. Dokumentasi

Dokumen adalah segala sesuatu materi dalam

bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia. Dokumen yang

dimaskud adalah segala catatan baik berbentuk catatan

dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy).

Dokumen dapat berupa buku, artikel media massa, catatan

harian, undang-undang, notulen, blog, halaman web dan

foto.16 Burhan Bungin mengungkapkan bahwa metode

dokumenter atau dokumentasi adalah suatu metode

pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi

penelitian sosial. Pada intinya, metode dokumenter adalah

metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.17

Dokumentasi peneliti dapatkan dari data Puskesmas

Kecamatan Sobang tentang perolehan sanitasi di Desa

Kertaraharja, data evaluasi program LAZ Harapan Dhuafa

15 Samiaji Sarosa, Op. Cit., h. 45. 16 Samiaji Sarosa, Op. Cit., h. 61 17 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Op. Cit., h. 124.

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

19

selama menjalankan program arisan jamban dan data

kependudukan Desa Kertaraharja.

Tahapan pengumpulan data primer dilakukan dengan

beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Berkoordinasi dengan manajer program LAZ HARFA

untuk menjelaskan maksud penelitian dan menggali

informasi tentang program LAZ HARFA terkait arisan

jamban.

2. Bertemu dengan pendamping desa LAZ HARFA untuk

menjelaskan maksud penelitian dan teknis pelaksanaan

penelitian.

3. Melakukan wawancara dengan informan sambil melakukan

observasi.

Jenis data dalam penelitian diperoleh dari triangulasi

beberapa sumber data yang terdiri dari sumber data primer yaitu

informan penelitian dan sumber data sekunder yaitu dokumentasi

yang diperoleh dari dokumen lembaga yang terkait dengan

program pemberdayaan masyarakat di Desa Kertaraharja. Jenis

data dan teknik pengumpulan data disajikan pada tabel 2 di

bawah ini.

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

20

Tabel 2. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan

Data 1 Kondisi umum

wilayah

Masyarakat dan data

sekunder

Wawancara, observasi, dan

dokumentasi

2 Struktur

komunitas

Masyarakat dan data

sekunder

Wawancara dan observasi

3 Sejarah arisan

jamban

Pendamping desa dan

tokoh agama

Wawancara

4 Kondisi sanitasi Masyarakat dan

pendamping desa

Wawancara, observasi, dan

dokumentasi

5 Kelembagaan

arisan jamban

Pendampingdesa,penguru

s dan anggota arisan

jamban

Wawancara

6 Identifikasi

stakeholder

dalam program

arisan jamban

Pendamping desa,

pengurus dan anggota

arisan jamban

Wawancara

7 Partisipasi

stakeholder

dalam program

arisan jamban

Pendamping desa,

pengurus dan anggota

arisan jamban, aparatur

pemerintah desa dantokoh

agama

Wawancara

8 Kelembagaan

dalam kelompok

arisan jamban

Pendamping desa,

pengurus/anggota arisan

jamban, aparatur

pemerintah desa dan

tokoh agama

Wawancara dan observasi

9 Input, proses dan

output

penyuluhan

agama dalam

program arisan

jamban

Pendamping desa,

pengurus dan anggota

arisan jamban, tokoh

agama dan data sekunder

Wawancara, observasi dan

dokumentasi

Data sekunder diperoleh dengan melakukan studi

kepustakaan atau dokumentasi yang bersumber dari institusi-

institusi terkait yaitu Kantor Desa Kertaraharja, Kantor LAZ

HARFA Cabang Kabupaten Pandeglang dan Puskesmas

Kecamatan Sobang.

8. Teknik Pemilihan Informan

Pemilihan informan dilakukan dengan prosedur purposif

atau biasa dikenal dengan purposive sampling. Burhan Bungin

mengungkapkan bahwa prosedur purposif adalah salah satu

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

21

strategi menentukan informan yang paling umum di dalam

penelitian kualitatif, yaitu menentukan kelompok peserta yang

menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan

dengan masalah penelitian.18 Kriteria dalam penelitian ini yaitu

sumber yang terlibat langsung dalam kelompok arisan jamban,

memiliki informasi terkait program arisan jamban dan bersedia

memberikan informasi terkait permasalahan penelitian.

Singarimbun dan Effendi (dalam Ferdian, dkk) memaknai

purposive sampling yaitu metode yang dilakukan dengan

menentukan siapa yang termasuk anggota sampel penelitiannya

dan peneliti harus benar-benar mengetahui bahwa responden yang

dipilihnya dapat memberikan informasi yang diinginkan sesuai

dengan permasalahan penelitian.19

Subjek dalam penelitian ini adalah stakeholder yang

terlibat dalam program arisan jamban dan masyarakat yang

tergabung dalam kelompok arisan jamban. Subjek secara khusus

terpilih menjadi informan melalui purposive sampling dengan

beberapa kriteria pemilihan yaitu sebagai berikut:

1. Subjek Stakeholder

a. Memiliki peran dalam pemberdayaan masyarakat di Desa

Kertaraharja.

b. Memiliki informasi terkait program pemberdayaan

masyarakat dari awal berdiri sampai sekarang.

18 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Op. Ciit., h. 107. 19 Fajar Ferdian, Ine Maulina dan Rosidah, Analisis Perminatan Ikan Lele

Dumbo (Clarias Gariepinus) Konsumsi di Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu,

Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol. 3, No.4, Desember Tahun 2012, h. 93-98.

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

22

2. Subjek Masyarakat

a. Berasal dari wilayah Desa Kertaraharja khususnya lokasi

pemberdayaan masyarakat di Kampung Bahbul.

b. Masyarakat yang terlibat secara langsung dalam program

pemberdayaan masyarakat.

c. Memiliki informasi terkait program pemberdayaan

masyarakat dari awal berdiri sampai dengan sekarang.

Dengan demikian, berdasarkan teknik pemilihan informan

di atas, peneliti melakukan penelitian dan penggalian informasi

pertama pada Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa khususnya

pada pendamping desa yang bertugas menjadi fasilitator di Desa

Kertaraharja, aparatur pemerintah desa dan tokoh agama.

Kemudian, peneliti menganalisis dan mengembangkan informasi

atas data yang diberikan oleh stakeholders tersebut. Selanjutnya,

peneliti menggali informasi kepada subjek sasaran yang akan

diteliti yaitu masyarakat Desa Kertaraharja yang tergabung dalam

kelompok arisan jamban.

Peneliti melakukan penggalian data tersebut dengan

melakukan observasi dan wawancara secara langsung. Kemudian

dikumpulkan lalu dianalisis sampai informasi yang didapat di

lapangan dianggap cukup dan dapat ditarik kesimpulan terhadap

kajian yang diteliti yaitu partisipasi masyarakat dalam program

arisan jamban.

9. Fokus Analisis

Pada penelitian ini, peneliti melakukan fokus analisis

pada:

1. Bentuk, tahapan dan faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat dalam program arisan jamban.

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

23

2. Pola hubungan dan strategi penguatan kelembagaan dalam

program arisan jamban.

3. Input, proses dan output/outcome penyuluhan agama pada

program arisan jamban

10. Asumsi Peneliti

Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa merupakan

inisiator dan agent of change dalam program pemberdayaan

masyarakat yang pertama kali melaksanakan program

pemberdayaan masyarakat di Desa Kertaraharja guna untuk

mengubah perilaku dan kebiasaan buang air besar sembarangan.

Dengan dilaksanakannya program Arisan Jamban tersebut,

peneliti menduga akan adanya peningkatan pengetahuan dan

kesadaran masyarakat untuk tidak lagi buang air besar

sembarangan dan akhirnya dapat melakukan perubahan perilaku

ke arah yang lebih baik.

Pendamping desa berperan sangat aktif dalam program

penyuluhan agama dalam hal pendampingan kepada masyarakat.

Sehingga program ini dapat terlaksana dengan baik. Output

penyuluhan agama dalam program arisan jamban ini memberikan

manfaat yang besar sehingga masyarakat yang memiliki

keterbatasan fasilitas dan pengetahuan dapat berdaya dan mampu

menolong dirinya sendiri.

11. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman langkah-langkah dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai

tuntas. 20 Tahap-tahap analisis interaktif menurut Miles dan

20 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2010), h.

218

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

24

Huberman, yaitu: Collection data, reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification. Tahap-tahap analsis data dalam

penelitian dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: 21

1. Data Collection ialah peneliti mengumpulkan data dari

sumber sebanyak mungkin mengenai partisipasi masyarakat

dalam program arisan jamban di Desa Kertaraharja,

Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

2. Data Reduction (Reduksi Data) yaitu setelah data koleksi

terkumpul dan dipaparkan apa adanya, sedangkan data yang

tidak relevan maka dianggap tidak pantas atau kurang valid

akan dihilangkan atau tidak dimasukkan ke dalam

pembahasan, data Reduction juga mempunyai arti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Sehingga data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas.

3. Data Display atau penyajian data, yaitu data yang didapat dari

penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam program

arisan jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dipaparkan secara

ilmiah oleh peneliti dengan tidak menutup-nutupi

kekurangannya, dan digunakan penyajian data berupa teks

deskriptif. Penyajian data ini akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut.

4. Conclusions Drawing/Verifying atau penarikan kesimpulan

dan verifikasi adalah melakukan dengan melihat kembali pada

21 Fajar Ferdian, Ine Maulina dan Rosidah, Op. Cit., h. 95.

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

25

reduksi data (pengurangan data) sehingga kesimpulan sebagai

jawaban rumusan masalah dengan melihat kembali gambaran

keseluruhan dari tema partisipasi masyarakat dalam program

arisan jamban

Dalam tahapan ini, analisis data kualitatif merupakan

upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi

menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai

rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. 22

Dalam penelitian kualitatif dikenal ada dua strategi

analisis data yang sering digunakan yaitu analisis deskriptif

kualitatif dan analisis verifikatif kualitatif.23 Penelitian ini

menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang merupakan

analisa data dengan menghimpun berbagai data dari suatu

penelitian sehingga mnejadi kesimpulan yang di klasifikasikan

lebih terperinci.

Menurut Burhan Bungin, penggunaan strategi deskriptif

kualitatif dimulai dari analisis data yang terhimpun dari suatu

penelitian, kemudian bergerak ke arah pembentukan kesimpulan

kategoris atau ciri-ciri umum tertentu. 24 Artinya, penelitian yang

menggunakan startegi deskriptif kualitatif harus mengecilkan

data-data yang didapat berdasarkan klasifikasi persamaan atau

22 Mattew B Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku

Sumber tentang Metode-Metode Baru, Jakarta: UI Press, 1992), h. 20. 23 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis

dan Metodologis ke arah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2007), h. 83. 24 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-format

Kuantitatif dan kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi,

Manajemen dan Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 280.

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

26

perbedaaannya. Setelah diklasifikasi maka selanjutnya data dapat

dijadikan kesimpulan.

12. Standar Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Sebagaimana penelitian kuantitatif, sebagai suatu

disciplined inquiry, penelitian kualitatif memiliki kriteria atau

standar validitas dan reliabilitas 25 Adapun standar validitas dan

reliabilitas dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan

triangulasi, baik triangulasi metode (menggunakan lintas metode

pengumpulan data), dan triangulasi sumber data (memilih

berbagai sumber data yang sesuai).

Triangulasi metode dan sumber data terdiri dari proses

observasi, wawancara dan dokumentasi dari berbagai sumber data

yaitu informan stakeholders dan masyarakat juga data sekunder

dari beberapa lembaga terkait.

G. Teknik Penulisan Skripsi

Pedoman dalam penulisan penelitian ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Thesis, Disertasi) yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta yang disusun dalam

Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Nomor 507

Tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,

Thesis, Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi diperlukan sistematika penulisan

yang baik dan benar melalui aturan atau tata cara penulisan. Untuk

25 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis

dan Metodologis ke arah Penguasaan Model Aplikasi, Loc. Cit., 59

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

27

dijadikan sebagai bahan acuan, maka peneliti memasukan sistematika

penulisan ke dalam bahasan. Adapun sistematika penulisan dalam

penelitian Partisipasi Masyarakat dalam program Arisan Jamban di

Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang,

Provinsi Banten terbagi dalam enam bab yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu,

metode penelitian, teknik penulisan skripsi serta

sistematika penulisan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan membahas mengenai landasan teoritis

dan kerangka berpikir penelitian

BAB III

:GAMBARAN UMUM DAN PETA SOSIAL

DESA KERTARAHARJA

Bab ini akan membahas mengenai gambaran umum

Desa Kertaraharja, gambaran dan analisis

kependudukan, gambaran dan analisis ekonomi

masyarakat, analisis struktur komunitas, lembaga

formal, lembaga informal dan sumber daya lokal

yang ada di Desa Kertaraharja.

BAB IV

: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini akan membahas data dan temuan penelitian

mengenai partisipasi masyarakat dalam program

arisan jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan

Sobang yang terdiri dari deskripsi informan, profil

program pemberdayaan masyarakat dan kelompok

arisan jamban di Desa Kertararja serta cikal bakal

penyuluhan di Desa Kertaraharja

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

28

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian hasil penelitian dan analisis

mengenai “Partisipasi Masyarakat dalam Program

Arisan Jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan

Sobang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.”

BAB VI

: SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang ditarik

dari batasan dan rumusan masalah penelitian,

implikasi penelitian, serta saran yang dapat

digunakan untuk penelitian selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

29

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Partisipasi Masyarakat

1. Pengertian Partisipasi Masyarakat

Secara etimologi arti kata partisipasi berasal dari bahasa

latin yaitu pars yang berarti bagian dan capare yang berarti

mengambil bagian atau dapat juga disebut peran serta atau

keikutsertaan. Partisipasi adalah keikutsertaan atau keterlibatan

secara sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang

ditentukannya sendiri (Supriadi dalam Wibowo). 26 Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, partisipasi merupakan kata lain

dari peran serta yang diartikan sebagai keterlibatan, keikutsertaan

dan/atau kebersamaan warga masyarakat dalam suatu kegiatan

tertentu. 27

Partisipasi diartikan sebagai “turut berperan serta dalam

suatu kegiatan, keikutsertaan atau peran serta.” 28 Partisipasi

diartikan pula sebagai suatu proses yang dinamis dan multi

dimensional dalam bentuk yang beragam serta mengalami

perubahan selama masa siklus proyek dan sesudahnya, menurut

kepentingan dan kebutuhan. 29 Secara luas, partisipasi dimaknai

26 Rudi Wibowo, Pendekatan Partisipatif Masyarakat terhadap Implementasi

Kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Jurnal

Administrasi Bisnis, Vol. 8, No.2, Januari Tahun 2011, h. 4. 27 Isti Andini, Keputusan Siapa? Partisipasi Komunal pada Pelaksanaan

Program Sanimas di Kelurahan Kadipiro, Kota Surakarta, Jurnal Perencanaan Wilayah

dan Kota, Vol. 25, No.2, Agustus 2014, h. 129. 28 Achmad Arief Budiman, Inovasi dan Partisipasi Pemberdayaan Zakat

(Studi atas Pemberdayaan Zakat di Badan Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah

Weleri), Jurnal Hukum Ekonomi Islam, Vol. 1, No.1, Mei Tahun 2017, h. 52. 29 Winny Astuti dan Ana Hardiana, Perencanaan Partisipatif pada Tingkat

Kelurahan sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan pada Pemukiman Kumuh

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

30

sebagai bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara

aktif dan sukarela, baik karena alasan dari dalam dirinya

(intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam

keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan. Partisipasi

masyarakat merupakan keikutsertaan masyarakat dalam proses

pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat,

pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi

untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi

masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi

perubahan yang terjadi. 30

Menurut Keith Davis yang dikutip oleh Widayati

menegaskan dalam bukunya “Human Relational Work”

mengatakan bahwa “participation is defined as mental and

emotional involment of a person in a group situation which

ecourages him to contribute to group goals and share

resposibility in them” (partisipasi dapat didefinisikan sebagai

keterlibatan mental dan emosi seseorang di dalam situasi

kelompok yang mendorong untuk memberikan sumbangan

kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut

bertanggungjawab terhadap usaha yang bersangkutan). 31

Partisipasi dari berbagai pihak merupakan salah satu kunci

keberhasilan suatu kegiatan atau program. Sumardjo yang dikutip

Perkotaan, Jurnal Perencanan Wilayah dan Kota, Vol. 20, No. 2, Agustus Tahun 2009,

h.152. 30 Eti Dewi Nopembereni, Model Partisipasi Masyarakat Pinggir Sungai

dalam Program Pengelolaan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas di

Kelurahan Pahandut Seberang Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah, Jurnal Ilmu

Pertanian: Agric, Vol. 29, No.1, Juli Tahun 2017, h. 45. 31 Endang Widayati, Partisipasi Perempuan dalam Kelembagaan Desa (Studi

Kasus pada BKM Desa Umbulmartani dan Jogotirto), (Yogyakarta : Seminar Nasional

Universitas PGRI Yogyakarta STIE Pariwisata Api Yogyakarta, 2015), h.569

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

31

oleh Fatimah menjelaskan bahwa terdapat beberapa makna

penting dari partisipasi, salah satunya adalah keikutsertaan

masyarakat dalam suatu kegiatan atau porgram yang meliputi

pengambilan keputusan, pelaksanaan, penilaian dan pemanfaatan

hasil. Partisipasi masyarakat tersebut merupakan hal yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang

mempengaruhi timbulnya partisipasi masyarakat adalah persepsi

masyarakat terhadap suatu kegiatan.32

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu proses

pembangunan masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam

prosesnya. Partispasi masyarakat memiliki peranan penting dalam

upaya meningkatkan proses belajar masyarakat. Saat ini

pembangunan berbasis masyarakat banyak dilakukan oleh

pemerintah, hal ini dikarenakan pengaruh masyarakat yang cukup

besar dalam mensukseskan program-program tersebut.33

Partisipasi masyarakat merupakan proses dimana seluruh

pihak masyarakat dapat membentuk dan terlibat dalam seluruh

inisiatif pembangunan. Partisipasi masyarakat merupakan suatu

keterlibatan masyarakat disemua tahapan proses perkembangan

yang ada di dalam suatu kelompok masyarakat, mulai dari

menganalisa situasi, membuat perencanaan, melaksanakan dan

mengelola, memonitor dan mengevaluasi, sampai menentukan

32 Winar Nur Aisyah Fatimah, Karanganyar Hijau sebagai Program

Pemberdayaan Masyarakat di Desa Karanganyar, Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan

Pemberdayaan (CARE), Vol.1, No.1, Juni 2016, h. 58. 33 Reny Cahyani dan Dian Rahmawati, Peningkatan Partispasi Masyarakat

dalam Perbaikan Sanitasi Pemukiman Kelurahan Putat Jaya Kota Surabaya, Jurnal

Teknik ITS, Vol. 4, No.2, Tahun 2015, h. 144.

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

32

pendistribusian manfaat dari pengembangan yang dilakukan

supaya ada kesetaraan. (Karianga dalam Haqqie) 34

Partisipasi anggota masyarakat adalah keterlibatan

anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan

dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi)

program/proyek pembangunan yang di kerjakan di dalam

masyarakat lokal. Berdasar pada pendapat ahli maka dapat

disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat merupakan suatu

keterlibatan kelompok atau masyarakat dalam suatu program

untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan mulai dari

perencanaan,pelaksanaan,evaluasi hingga menikmati hasil yang

diperoleh. (Adisasmita dalam Haqqie) 35

Pentingnya partisipasi masyarakat dalam suatu program

pembangunan dikarenakan anggota masyarakatlah yang

mengetahui sepenuhnya tentang permasalahan dan

kepentingannya atau kebutuhan mereka seperti: (1) mereka

memahami sesungguhnya tentang keadaan lingkungan sosial

ekonomi masyarakatnya, (2) mereka mampu menganalisis sebab

akibat dari berbagai kejadian yang terjadi dalam masyarakat, (3)

mereka mampu merumuskan solusi untuk mengatasi

permasalahan dan kendala yang dihadapi masyarakat, (4) mereka

mampu memanfaatkan sumber daya pembangunan (SDA, SDM,

dana, dan teknologi) yang dimiliki untuk meningkatkan produksi

dan produktifitas dalam rangka untuk meningkatkan

34 Shahnaz Natasya Yaumil Haqqie, Partisipasi Masyarakat dalam Program

Pemberdayaan (Studi Kasus Kegiatan Pembuatan Pupuk Organik di Desa Blagug,

Boyolali), (Semarang: Pendidikan Non Formal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang, 2016), h. 8. 35 Ibid., h. 8-9.

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

33

pembangunan masyarakat, (5) anggota masyarakat dengan upaya

meningkatkan kemauan dan kemampuan SDM-nya sehingga

dengan berlandaskan pada kepercayaan diri dan keswadayaan

yang kuat mampu menghilangkan sebagian besar ketergantungan

terhadap pihak luar. (Adisasmita dalam Haqqie) 36

Dari definisi mengenai partisipasi di atas, secara garis

besar dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah sebuah proses

dalam pemberdayaan masyarakat yang ditandai dengan

keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi sebuah kegiatan/program. Partisipasi merupakan bagian

yang sangat penting dalam proses pemberdayaan, karena dengan

partisipasi masyarakat yang tinggi artinya program pemberdayaan

dapat dikatakan sukses/berhasil.

2. Bentuk Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat adalah hal yang penting dalam

proses pemberdayaan masyarakat. Partisipasi masyarakat

diperlukan terutama untuk mengidentifikasi kebutuhan

masyarakat sehingga hasil penataan bisa tepat sasaran dan

berdampak positif. 37 Partisipasi adalah proses aktif, inisiatif

diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara

berfikir mereka sendiri dengan menggunakan sarana dan proses

(lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan

kontrol secara efektif. Menurut Purnama partisipasi dapat

dikategorikan ke dalam dua bentuk: pertama, warga dilibatkan

36 Ibid.,h. 9 37 Noegi Noegroho, Partisipasi Masyarakat dalam Penataan Pemukiman

Kumuh di Kawasan Perkotaan: Study Kasus Kegiatan PLP2K-BK di Kota Medan dan

Kota Payakumbuh, Jurnal ComTech, Vol. 3, No.1, Juni Tahun 2012, h.24.

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

34

dalam tindakan yang telah dipikirkan dan direncanakan oleh

orang lain dan dikontrol oleh orang lain. Kedua, partisipasi

pembentukan kekuatan untuk keluar dari masalah mereka sendiri.

38

Hamidjoyo yang dikutip dalam Sastropoetro membedakan

bentuk partisipasi dan membaginya ke dalam lima bentuk yaitu:

39

1. Partisipasi buah pikiran.

2. Partisipasi keterampilan.

3. Partisipasi tenaga.

4. Partisipasi harta benda.

5. Partisipasi uang.

Dalam hasil penelitian Hosea Ocbrianto mengenai

“Partisipasi Masyarakat terhadap Posyandu dalam Upaya

Pelayanan Kesehatan Balita (Studi Kasus pada Posyandu Nusa

Indah II RW. 11 Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo,

Depok)” ditemukan bahwa bentuk partisipasi yang dilakukan oleh

para ibu dapat dibagi ke dalam beberapa bagian seperti berikut

ini: 40

1. Partisipasi tenaga. Partisipasi jenis ini diberikan dalam bentuk

tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang

38 Fikra Sutan Purnama, Partisipasi Masyarakat Kelurahan Perigi Baru

Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan terhadap Program Pemberdayaan

Kota Tanpa Kumuh, (Jakarta: Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, 2017), h.52-53. 39 Santoso Sastropoetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam

Pembangunan Nasional, (Bandung:Alumni, 1986), h. 32. 40 Hosea Ocbrianto, Partisipasi Masyarakat terhadap Posyandu dalam Upaya

Pelayanan Kesehatan Balita (Studi Kasus pada Posyandu Nusa Indah II RW 11

Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok), (Depok: Program Studi Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,

2012), h.65-67.

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

35

keberhasilan dari suatu kegiatan. Dari temuan penelitiannya,

dapat disimpulkan bahwa partisipasi tenaga memang

dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan suatu kegiatan.

2. Partisipasi uang/materi. Sastroputro menuliskan bahwa

partisipasi ini adalah untuk memperlancar usaha-usaha bagi

pencapaian kebutuhan amsyarakat. Dari hasil temuan

lapangan, dapat diketahui terdapat seorang ibu yang rutin

memberikan materi/uangnya ke Posyandu .

3. Partisipasi buah pikiran. Partisipasi ini diwujudkan dengam

memberikan pengalaman dan pengetahuan guna

mengembangkan kegiatan yang diikutinya.

4. Partisipasi keterampilan. Jenis keterampilan ini adalah

memberikan dorongan melalui keterampiilan yang

dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang

membutuhkannya.

5. Partisipasi pelaksanaan program. Partisipasi pelaksanaan yaitu

keterlibatan informan dalam pelaksanaan program.

Daryono (dalam Sastropoetro) juga membagi bentuk-

bentuk partisipasi dalam tiga bentuk yaitu: 41

1. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan/atau

proses perencanaan.

2. Partisipasi dalam proses pelaksanaan program.

3. Partisipasi dalam proses monitoring dan evaluasi terhadap

program.

41 Santoso Sastropoetro, Op.Cit, h. 21

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

36

3. Tahapan Partisipasi Masyarakat

Cohen dan Uphoff yang dikutip dalam Nasdian

mengungkapkan bahwa partisipasi/keterlibatan masyarakat

dimulai dari tahap pembuatan keputusan, penerapan keputusan,

penikmat hasil, dan evaluasi. 42 Terdapat empat tahapan dalam

partisipasi, yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan,

pelembagaan, dan monitoring dan evaluasi program. Dari

keempat tahapan tersebut saling berurutan dan harus beraturan,

karena dalam tahapan masing-masing memiliki fungsi yang

berbeda.

1. Tahapan perencanaan. Partisipasi masyarakat dalam tahap ini,

indikatornya dapat dilihat pada keikutsertaan anggota

masyarakat dalam musyawarah penentuan program,

identifikasi dan masalah ataupun pembuatan formula kegiatan

atau program kemasyarakatan tersebut.

2. Tahapan pelaksanaan. Partisipasi pada tahap ini, anggota

masyarakat adalah ikut serta dalam pelaksanaan program yang

telah direncanakan. Rangkaian kegiatan dalam

pelaksanaannya diikuti secara seksama dan cermat. Warga

masyarakat aktif sebagai pelaksana maupun pemanfaat

program.

3. Tahapan pelembagaan. Partisipasi dalam tahap ini, anggota

masyarakat ikut serta merumuskan keberlanjutan atau

pelembagaan program. Langkah partisipasinya yaitu

masyarakat ikut serta dalam merumuskan dan membuat

model-model pendanaan program, pembuat lembaga-lembaga

42 Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Obor, 2015),

h. 91

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

37

pengelola program dan melakukan pengkaderan anggota

masyarakat sebagai pengatur SDM bagi program tersebut.

Partisipasi pada tahap ini memiliki makna penting karena

masyarakat yang akan melanjutkan program ini perlu

dipersiapkan agar mereka dapat berbuat, berkarya dan bekerja

bagi kesinambungan program tersebut. Dengan demikian,

masyarakat dapat terbiasa dan sudah memiliki kapasitas dan

jaringan dalam melakukan operasionalnya.

4. Tahapan monitoring dan evaluasi. Pada tahap ini, masyarakat

ikut serta mengawasi pelaksanaan program. Pengawasan ini

menjadi penting agar program tersebut dapat memiliki kinerja

administrasi, artinya tata pelaksanaan dapat

dipertanggungjawabkan dengan dokumen pelaporan yang

semestinya berlaku atau sesuai dengan perundang-undangan.

43

Sebagai suatu program, partisipasi dalam kegiatan

pemberdayaan masyarakat memiliki beberapa tahapan-tahapan

kegiatan mulai dari proses persiapan, identifikasi permasalahan

dan potensi yang dimiliki oleh warga sasaran, perumusan rencana

intervensi, implementasi monitoring dan evaluasi sampai dengan

terminasi. Dalam tahap persiapan, petugas yakni tenaga

community worker yang akan bertugas di wilayah sasaran untuk

memastikan mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan

yang memadai untuk melakukan program pemberdayaan

masyarakat di lapangan. Selain persiapan petugas juga dilakukan

43 Fikra Sutan Purnama, Partisipasi Masyarakat Kelurahan Perigi Baru

Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan terhadapa Program Pemberdayaan

Kota Tanpa Kumuh, (Jakarta: Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, 2017), h. 22-23.

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

38

persiapan lapangan, yakni melakukan studi kelayakan terhadap

wilayah yang akan dijadikan sasaran. Selanjutnya, petugas

berusaha untuk mendapatkan perizinan dari pihak terkait dan

pada tahap yang sama menjalin kontak dengan tokoh-tokoh

informal dan warga sasaran. Komunikasi yang baik pada tahap

awal akan mempengaruhi keterlibatan warga pada fase berikutnya

dimana pada fase ini dikenal dengan fase engangement dalam

suatu proses pemberdayaan masyarakat. untuk menjaga dan

mengembangkan kontak ini, petugas lapangan juga menawarkan

bentuk kegiatan yang dapat dirasakan masyarakat secara nyata. 44

Pada tahap berikutnya yakni tahap assesement, Adi yang

dikutip dalam Julius menyebutkan bahwa pada tahap ini

dilakukan proses identifikasi masalah baik kebutuhan yang

dirasakan (felt need) maupun kebutuhan yang diekspresikan

(expressed need). Pengkajian ini dapat dilakukan secara

individual maupun dalam kelompok. Pada tahap ini, petugas

selaku pelaku perubahan berusaha mengidentifikasi masalah dan

juga sumber daya yang dimiliki oleh warga sasaran. Dalam poin

assesement ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif agar

mereka dapat merasakan bahwa permasalahan yang sedang di

bicarakan benar-benar permasalahan yang keluar dari pandangan

mereka sendiri. Di samping itu, pada tahap ini petugas lapangan

juga memfasilitasi warga untuk menyusun prioritas dari

44 Hendi Julius, Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perkotaan: Studi Deskriptif

Program Pengembangan Wilayah (Area Development Program – ADP) Wahana Visi

Indonesia di Kelurahan Cilincing Jakarta Utara, (Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Program Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas

Indonesia,2012), h. 33-34

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

39

permasalahan yang akan ditindaklanjuti pada tahap berikutnya

yakni tahap perencanaan. 45

Selanjutnya pada tahap perencanaan, Adi yang dikutip

dalam Julius menyebutkan bahwa dalam tahap ini pelaku

perubahan secara partisipatif akan meminta warga untuk

memikirkan tentang masalah yang sedang mereka hadapi serta

bagaimana cara mengatasinya dengan mengidentifikasi beberapa

alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan.

Tahap berikutnya adalah tahap pemformulasian rencana aksi

dimana petugas lapangan akan membantu masing-masing

kelompok sasaran untuk merumuskan dan menentukan program

dan kegiatan yang akan mereka lakukan guna mengatasi

permasalahan yang ada. Dalam tahap pemformulasian rencana

aksi ini, diharapkan petugas lapangan dan masyarakat sudah

dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek dari

apa yang mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan

tersebut. 46

Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan program dan

kegiatan, dimana segala sesuatu yang sudah direncanakan akan

diimplementasikan di lapangan. Tahap ini merupakan tahap yang

penting dalam proses pemberdayaan masyarakat karena segala

sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik dapat melenceng

dari pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerjasama antar

pelaku perubahan yakni petugas lapangan dengan warga

masyarakat atau kerja sama antar warga. Proses pelaksanaan di

lapangan perlu diawasi baik oleh petugas lapangan maupun warga

45 Ibid., h. 34 46 Ibid., h. 34-35

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

40

sasaran yang disebut sebagai tahap evaluasi. Evaluasi ini perlu

dilakukan bersama-sama dengan warga sehingga dapat

membentuk sistem dalam komunitas untuk melakukan

pengawasan secara internal sehingga dalam jangka panjang

diharapkan dapat membentuk suatu sistem dalam masyarakat

yang lebih mandiri. 47

Sementara tahap terakhir adalah tahap terminasi dimana

sudah selesainya hubungan secara formal dengan komunitas

sasaran. Terminasi dapat terjadi karena proyek sudah memenuhi

jangka waktu yang ditetapkan ataupun anggaran yang tersedia

sudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang bersedia

melanjutkan. 48

4. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Bentuk-bentuk partisipasi dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Slamet yang dikutip dalam Ocbrianto menjelaskan faktor-

faktor yang mempengaruhi partisipasi sebagai berikut:49

a. Jenis kelamin

Jenis kelamin mepengaruhi seseorang dalam

berpartisipasi. Partisipasi yang dilakukan oleh seorang laki-

laki akan berbeda dengan partisipasi yang dilakukan oleh

seorang perempuan. Hal ini disebabkan karena adanya sistem

pelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat yang

membedakan kedudukan dan derajat laki-laki dan perempuan,

sehingga menimbulkan perbedaan-perbedaan hak dan

47 Ibid., h. 35. 48 Ibid., h. 35. 49 Hosea Ocbrianto Op.Cit., h. 22-24.

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

41

kewajiban. Pada umumnya, kaum laki-laki akan lebih sering

berpartisipasi dibandingkan dengan perempuan.

b. Tingkat pendidikan

Faktor pendidikan mempengaruhi dalam berpartisipasi

karena dengan latar belakang pendidikan yang diperoleh,

seseorang akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang luar

dan cepat tanggap untuk berinovasi dan mempunyai pikiran

yang kreatif. Hal ini juga terkait dengan seberapa besar

pengetahuan yang dimiliki seseorang dari latar belakang

pendidikan yang dimiliki.

c. Tingkat penghasilan

Tingkat penghasilan seseorang di dalam masyarakat

biasanya akan mempengaruhi dirinya dalam berpartisipasi.

Jika penghasilan seseorang di dalam masyarakat itu besar,

maka kemungkinan orang tersebut aktif berpartisipasi akan

semakin besar pula. Tingkat pendapatan ini mempengaruhi

kemampuan untuk melakukan investasi, sehingga bila tingkat

penghasilan seseorang dalam masyarakat tersebut rendah,

maka akan turut mempengaruhi peran sertanya dalam suatu

kegiatan, atau dengan kata lain tingkat partisipasinya akan

cenderung kecil.

d. Mata pencaharian/pekerjaan

Tingkat penghasilan seseorang tentunya berkaitan erat

dengan jenis pekerjaan orang tersebut. Jenis pekerjaan

seseorang akan berpengaruh terhadap banyaknya waktu luang

yang dimilikinya dalam turut serta dalam berbagai kegiatan di

dalam masyarakat.

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

42

e. Usia

Usia juga mempengaruhi seseorang dalam

berpartisipasi, hal ini terkait dengan perbedaan kedudukan

dan derajat atas dasar senioritas dalam masyarakat, sehingga

memunculkan golongan tua dan golongan muda yang

berbeda-beda dalam hal tertentu, misalnya menyalurkan

pendapat dan mengambil keputusan. Kecenderungannya

golongan usia yang lebih tua lebih banyak berpartisipasi

dibandingkan dengan golongan usia yang lebih muda.

f. Lama tinggal

Faktor lama tinggal juga dianggap mempengaruhi

seseorang dalam berpartisipasi, dimana seseorang yang lebih

lama tinggal dalam suatu masyarakat akan memiliki perasaaan

yang lebih besar daripada yang tinggal untuk sementara waktu

saja dalam lingkungan masyarakat tersebut.

Ife (dalam Ocbrianto) mengungkapkan faktor-faktor

yang mempengaruhi partisipasi antara lain:50

a. Penghargaan

Berbagai bentuk partisipasi harus diakui serta dihargai.

Ini akan semakin membuat masyarakat terdorong dalam

berpartisipasi.

b. Dukungan struktur masyarakat

Dalam proses partisipasi, struktur masyarakat di

lingkungan tersebut tidak mengucilkan setiap orang yang turut

berpartisipasi. Lingkungan masyarakat tersebut harus

mendukung kelemahan yang mungkin ada di dalam diri setiap

50 Hosea Ocbrianto, Op.Cit., h. 24

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

43

warganya, seperti ketidakpercayaan diri atau lemah dalam

berfikir atau berkata-kata.

c. Dukungan sarana

Seseorang dalam berpartisipasi harus juga didukung

dalam berpartisipasinya, seperti ada sarana transportasi.

Kemudian kemudahan untuk mengakses lokasi atau tempat

kegiatan harus diperhitungkan, begitu pula dengan waktu

pelaksanaan kegiatan.

d. Kebutuhan Masyarakat

Orang-orang akan berpartisipasi apabila mereka

merasakan isu atau aktifitas-aktifitas yang dilakukan

merupakan hal yang penting. Masyarakat akan merasa isu

tersebut penting ketika sesuai dengan kebutuhan yang

dirasakannya.

Faktor lain yang mempengaruhi partisipasi

diantaranya sebagai berikut: 51

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan salah satu unsur penting

dalam partisipasi. Dari pengetahuan yang dimiliki, maka akan

menumbuhkan kesadaran dan pada akhirnya akan terwujud

dalam perubahan sikap dan tingkah laku (Sastropoetro dalam

Ocbrianto)

b. Kebiasaan

Setiap individu pada umumnya akan bereaksi sesuai

dengan kebiasaannya. Kebiasaan merupakan salah satu hal

yang dapat mempengaruhi sikap. Dalam hal ini, kebiasaan

dapat menjadi penghambat partispasi maupun pendorong

51 Hosea Ocbrianto, Op.Cit., h. 25-26

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

44

partisipasi. Oleh karena itu, dalam melibatkan partisipasi

masyarakat, faktor kebiasaan mereka harus diperhatikan (Adi

dalam Ocbrianto)

c. Penerimaan orang luar

Terdapat sifat umum manusia, misalnya curiga

maupun terganggu dengan orang asing. Padahal seringkali

yang memberikan program pemberdayaan yaitu orang luar

sehingga tidak jarang masyarakat para pelaku perubahan

sebagai orang asing. Oleh karena itu, seringkali penolakan

terhadap orang luar (rejection of outsider) menjadi

penghambat partisipasi.

d. Keberadaan lembaga penyelenggara program

Kegiatan yang dilakukan oleh lembaga yang sudah

dikenal oleh masyarakat akan mempengaruhi partisipasi

masyarakat, dimana jika lembaga tersebut telah dikenal oleh

masyarakat, masyarakat terdorong untuk berpartisipasi

(Ndraha dalam Ocbrianto).

e. Kemampuan berorganisasi masyarakat

Kemampuan masyarakat dalam berorganisasi akan

mempengaruhi tingkat partisipasi. Warga masyarakat yang

tidak mempunyai kecakapan serta pengalaman dalam

berorganisasi umumnya tingkat partisipasinya rendah

(Gaventa dalam Ocbrianto).

f. Kebermanfaatan program

Semakin banyak manfaat program yang akan

diperoleh oleh suatu pihak dari pihak lain melalui kegiatan

tertentu, maka keterlibatan mereka dalam kegiatan tersebut

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

45

juga semakin besar (Balu dalam Ndraha yang dikutip oleh

Ocbrianto).

g. Keluarga

Terkait dengan partisipasi perempuan dalam program,

keluarga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

partisipasi perempuan. Seperti yang dikemukakan oleh

Muniarti (dalam Ocbrianto) bahwa dalam keluarga kedudukan

seorang istri bergantung pada suami, kedudukan anak

perempuan tergantung pada ayah. Tidak mengherankan bila

keikutsertaan perempuan dalam suatu kegiatan harus

mendapatkan izin terlebih dahulu dari keluarganya, sehingga

keluarga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi partisipasi

perempuan dalam suatu program.

B. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Mennurut Kebal dan Lele dalam Mulyono mendefinisikan

pemberdayaan secara etimologis yaitu pemberdayaan berasal

pada kata dasar "daya" yang berarti kekuatan atau kemampuan.

Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat

dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk

memperoleh daya/ kekuatan/kemampuan, dan atau proses

pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki

daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. 52

Pemberdayaan merupakan istilah yang dilahirkan dari bahasa

inggris yaitu empowerment yang mempunyai arti pemberdayaan,

52 Sungkono Edy Mulyono, Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat,

(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2017), h. 38.

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

46

dimana daya bermakna kekuatan (power). 53 Disamping itu,

pemberdayaan kerap pula disebut dengan istilah

“memberdayakan” (empower). Pemberdayaan menunjukan pada

kemampuan orang, khususya kelompok lemah, sehingga mereka

memiliki kemampuan atau keberdayaan dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya dan menjangkau sumber-sumber produktif. 54

Proses memberikan daya adalah sebuah proses membuat

orang lain berkembang dalam hal kemampuan dan kemandirian.

Menurut Sunartiningsih (dalam Sukmana), pemberdayaan

masyarakat diartikan sebagai upaya untuk membantu masyarakat

dalam mengembangkan kemampuan sendiri sehingga bebas dan

mampu untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan

secara mandiri.55 Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat

ditujukan untuk mendorong terciptanya kekuatan dan kemampuan

lembaga masyarakat untuk secara mandiri mampu mengelola

dirinya sendiri berdasarkan kebutuhan masyarakat itu sendiri,

serta mampu mengatasi tantangan persoalan di masa yang akan

datang.

Berkaitan dengan hal ini, Sumodiningrat yang dikutip oleh

Widjajanti menjelaskan bahwa keberdayaan masyarakat ditandai

adanya kemandirian dan dapat dicapai melalui proses

pemberdayaan masyarakat. Keberdayaan masyarakat dapat

53 I Wayan Edi Arsawan, Ni Made Kariati dan I Wayan Sukarta,

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Community Develompment (Studi Eksploratif di

Kawasan Wisata Sangeh), Jurnal Sosial dan Humaniora (Soshum), Vol. 6, No.3,

November Tahun 2016, h. 245. 54 Siti Afiyah, Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Desa,

Jurnal Humanis, Vol. 3, No. 1, Januari Tahun 2011, h.74. 55 Oman Sukmana, Konsep Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Pengembangan Komunitas Berbasis Potensi Lokal (Studi di desa Wisata Bunga

Sidomulyo, Kota Batu Jawa Timur, Jurnal Humanity, Vol.6, No.1, September Tahun

2010, h. 60.

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

47

diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi

dengan adanya pelaku pemberdayaan.56 Menurut Parson,

pemberdayaan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup

kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan

berbagai kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mana

mempengaruhi kehidupannya, pemberdayaan menekankan orang

memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang

cukup untuk mempengaruhi kehidupan orang lain yang menjadi

perhatiaanya. 57

Peningkatan pengetahuan, kemampuan dan kemandirian

adalah hal yang sangat penting bagi masyarakat lemah. Maka,

pemberdayaan dibutuhkan untuk menjadi motor penggerak bagi

terciptanya pembangunan pada kelompok lemah. Untuk

menggerakkan kembali kemandirian masyarakat dalam

pembangunan di komunitasnya, maka diperlukan dorongan-

dorongan atau gagasan awal untuk menyadarkan kembali peran

dan posisinya dalam kerangka untuk membangun masyarakat

madani. Proses penyadaran masyarakat tersebut dilakukan

melalui konsep-konsep pembangunan kapasitas. Pengembangan

kapasitas masyarakat pada hakikatnya merupakan usaha

meningkatkan kemampuan masyarakat itu sendiri. Apabila

masyarakat sebagai pihak yang paling berkepentingan belum

memahami secara betul makna dari pengembangan kapasitas itu

sendiri dan tidak memberikan tanggapan secara positif terhadap

upaya-upaya pengembangan kapasitas yang dilaksanakan maka

56 Kesi Widjajanti, Model Pemberdayaan Masyarakat, Jurnal Ekonomi

Pembangunan, Vol.12, No.1, Juni Tahun 2011, h.16. 57 Franklin, Pemberdayaan Masyarakat Perbatasan Desa Nawang Baru oleh

Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) di Kabupaten Malinau, E-jurnal Ilmu

Pemerintahan, Vol. 3, No.2, Tahun 2015, h. 1326.

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

48

bisa dipastikan upaya tersebut tidak akan berdaya guna dan

berhasil sesuai tujuan yang ingin dicapai. 58

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Merujuk

pada pendapat Shardlow yang diacu oleh Damara, menegaskan

bahwa sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian

kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan

kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu

yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka

pemberdayaan menunjukkan pada keadaan atau hasil yang ingin

dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat miskin

yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan

dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang

bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan diri, menyampaikan aspirasi, mempunyai mata

pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri

dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. 59

Kemandirian dalam tujuan pemberdayaan masyarakat

dapat dibagi menjadi dua, yaitu kemandirian secara sosial dan

kemandirian secara ekonomi. Damara dalam penelitian berjudul

“Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program

Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan di Kota Bandar Lampung”

menegaskan bahwa tujuan akhir dari proses pemberdayaan

58 Bambang Sugeng Dwiyanto dan Jemadi, Pemberdayaan Masyarakat dan

Pengembangan Kapasitas dalam Penanggulangan Kemiskinan melalui PNPM Mandiri

Perkotaan, Jurnal Maksipreneur, Vol.3, No.1, Desember Tahun 2013, h. 37. 59 Cherrya Damara, Dewangga Nikmatullah dan Indah Nurmayasari, Strategi

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

(PPMK) di Kota Bandar Lampung, Jurnal JIIA, Vol. 3, No.3, Juni Tahun 2015, h. 315-

316.

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

49

masyarakat adalah untuk memandirikan warga masyarakat agar

dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan mengoptimalkan

sumber daya yang dimilikinya. Secara sosial, masyarakat sekitar

kawasan hutan lindung sampai saat ini tetap teridentifikasi

sebagai masyarakat marginal dan tidak memiliki daya, kekuatan,

dan kemampuan yang dapat diandalkan, serta secara ekonomi,

masyarakat tidak memiliki modal yang memadai untuk bersaing

dengan masyarakat kapitalis atau masyarakat pengusaha yang

secara sosial dan politik memiliki daya, kekuatan, dan

kemampuan yang memadai. Ketidakberdayaan masyarakat secara

sosial dan ekonomi menjadi salah satu ganjalan bagi masyarakat

untuk berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan sesama

saudaranya yang telah berhasil. 60

Kelemahan dalam bidang sosial dan ekonomi ini

menuntut peran pemberdaya untuk meningkatkan pula

kompetensi masyarakat. Sejalan dengan hal itu, Ife yang dikutip

dalam Julius menyatakan bahwa pemberdayaan bertujuan untuk

meningkatkan daya dari kelompok atau individu yang kurang

beruntung sehingga menolong mereka untuk dapat berkompetisi

dengan pihak lainnya secara lebih efektif. 61

Menurut pendapat beberapa ahli, secara umum dapat

disimpulkan bahwa pemberdayaan memiliki tujuan, diantaranya:

1. Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang

dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari

perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata

60 Kesi Widjajanti , Op. Cit., h. 16. 61 Hendi Julius, Op. Cit., h.30.

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

50

lain, memberdayakan adalah memampukan dan

memandirikan masyarakat. (Kartasasmita dalam Franklin) 62

2. Membangun masyarakat diarahkan pada pembangunan fisik

dan perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Tingkat

kesejahteraan tersebut dapat dilihat dari tiga aspek yang

merupakan tolak ukur untuk melihat keberhasilan

pembangunan. Ketiga aspek tersebut adalah apek kesehatan,

pendidikan dan perumahan. 63

3. Pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk membantu klien

memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait

dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan

pribadi dan sosial. (Payne dalam Mustangin, dkk) 64

4. Proses pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk mengenali

potensi dan kemampuannya, mencari alternatif peluang dan

pemecahan masalah serta mampu mengambil keputusan untuk

memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dan

berkelanjutan sehingga tercapai kemandirian sekaligus

membuka kesempatan untuk meningkatkan pendapatan bagi

keluarga/kelompok secara berkesinambungan. 65

62 Franklin, Op. Cit., h. 1324-1325 63 Bhram Christanto, Pengaruh Keberhasilan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Tingkat Kesejahteraan di

Desa Gundi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan, Jurnal Ilmiah UNTAG

Semarang, Vol.4, No.3, Tahun 2015, h. 118. 64 Mustangin, Desy Kusniawati, Nufa Pramina Islami, Baruna Setyaningrum

dan Eni Prasetyawati, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Melalui

Program Desa Wisata di Desa Bumiaji, Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi,

Vol.2, No.1, Desember 2017, h. 63. 65 Novira Kusrini, Rini Sulistiawati, Imelda dan Yeni Hurriyani,

Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Sumber daya Lokal di desa Jeruju

Besar Kecamatan Sungai Kakap, Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, Vol.2, No.2, Tahun

2017, h. 141.

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

51

5. Pemberdayaan bertujuan menekan perasaan ketidak-

berdayaan masyarakat miskin bila berhadapan dengan struktur

sosial-politis. Pemberdayaan masyarakat miskin berdasarkan

konsep-konsep pemberdayaan intinya pemberdayaan

masyarakat bermakna peningkatan aset dan kapasitas manusia

dalam arti luas sehingga masyarakat berkemampuan

menentukan pilihan dan bertindak sesuai dengan pilihan

mereka dalam rangka memecahkan masalah hidupnya.

(Dewanta dalam Ahmadi) 66

6. Kegiatan pengembangan masyarakat merupakan kegiatan

yang bertujuan untuk mengembangkan suatu kelompok

tertentu di suatu daerah dan mewujudkan masyarakat yang

mandiri, mampu menggali dan memanfaatkan potensi-potensi

yang ada di daerahnya, dan membantu masyarakat untuk

terbebas dari keterbelakangan atau kemiskinan.

Pemberdayaan masyarakat tidak hanya menjadi tanggung

jawab pemerintah, karena yang menjadi subjek dari

pemberdayaan adalah masyarakat desa itu sendiri, sedangkan

pemerintah hanya sebagai fasilitator. 67

7. Pemberdayaan masyarakat merupakan cara yang dipakai

manusia untuk meningkatkan harga diri manusia terutama

mereka yang berada dalam lilitan kemiskinan dan ketidak

berdayaan. Jika seseorang berdaya berati dia telah berhasil

memandirikan dirinya. 68

66 Rulam Ahmadi, Pemberdayaan Masyarakat Miskin: Pendekatan Modal

Manusia, Jurnal Administrasi Publik, Vol. 10, No.2, Desember Tahun 2012, h.18-19. 67 Damara, Op. Cit., h. 316. 68 Rosnida Sari, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Usaha

Pariwisata (Meneropong Usaha Penginapan Masyarakat Lokal dan Mancanegara di

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

52

3. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses belajar

(learning process) yang akan berlangsung secara bertahap

melalui:

1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku

sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan

kapasitas diri.

2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan

pengetahuan, kecakapan-keterampilan agar terbuka wawasan

dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat

mengambil peran di dalam pembangunan.

3. Tahap peningkatan kemampuan/kapasitas intelektual dan

kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.69

Selanjutnya, konsep tahapan pemberdayaan menurut

Wrihatnolo dan Dwidjowijoto menjelaskan bahwa tahapan

pemberdayaan dimulai dari proses penyadaran, pengkapasitasan,

dan pengembangan kekuatan. Dijelaskan masing-masing secara

rinci sebagai berikut:

1. Tahap penyadaran dan tahap pembentukan perilaku menuju

perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan

kapasitas diri. Pada tahap ini, masyarakat dibuat mengerti

bahwa proses pemberdayaan itu harus berasal dari diri mereka

sendiri. Diupayakan pula agar komunitas ini mendapat cukup

informasi. Melalui informasi aktual dan akurat terjadi proses

Desa Mon Ikeun Lhoknga), Jurnal Al-Bayan, Vol. 22, No. 34, Juli-Desember Tahun

2016, h.56. 69 Sungkono Edy Mulyono, Op. Cit, h. 44.

Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

53

penyadaran secara alamiah. Proses ini dapat dipercepat dan

dirasionalkan hasilnya dengan hadirnya upaya pendampingan.

2. Tahap pengkapasitasan yaitu transformasi kemampuan berupa

wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka

wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat

mengambil peran di dalam pembangunan. Tahap ini

dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan, lokakarya

dan kegiatan sejenis yang bertujuan untuk meningkatkan life

skil.

3. Tahap pengembangan kemampuan intelektual, kecakapan

keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan

inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian. 70

Peningkatan kapasitas yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat miskin, sehingga mereka

memiliki keterampilan untuk mengelola peluang yang akan

diberikan. Tahap ini dilakukan dengan memberikan pelatihan-

pelatihan, lokakarya dan kegiatan sejenis yang bertujuan untuk

meningkatkan life skill dari masyarakat miskin. Pada tahap ini

diperkenalkan dan dibukakan akses terhadap sumber daya kunci

yang berada di luar komunitasnya sebagai jalan mewujudkan

harapan dan eksistensi dirinya. Selain meningkatkan kemampuan

masyarakat miskin baik secara individu maupun kelompok,

proses ini juga menyangkut organisasi dengan sistem nilai.

Peningkatan kapasitas organisasi melalui restrukturisasi

organisasi pelaksana sedangkan peningkatan kapasitas sistem

nilai terkait dengan aturan main yang akan digunakan dalam

70 Ilmi Usrotin Choiriyah , Op. Cit., h. 68-69.

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

54

mengelola peluang. 71 Sedangkan Wilson menjelaskan empat

tahapan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu tahap

penyadaran, tahap pemahaman, tahap pemanfaatan dan tahap

pembiasaan.72

4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Kertasasmita menyatakan bahwa pemberdayaan

masyarakat harus dilakukan melalui tiga strategi, yakni melalui:

enabling, empowering dan protection.

1. Enabling, yaitu menciptakan iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang.

2. Empowering, yaitu penguatan potensi dan daya yang dimiliki

oleh masyarakat.

3. Protection, yaitu pemberdayaan bermakna melindungi dan

keberpihakan terutama terhadap kelompok masyarakat miskin

atau yang kurang berdaya bagaimana pun juga sebagai

sumber daya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat bukan

hanya terbatas dan langka, melainkan ada problem struktural

dalam bentuk ketimpangan, dominasi, hegemoni yang

menimbulkan pembagian sumber daya secara tidak merata. 73

71 Martua Hasiholan Bancin, Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan (Studi

Kasus: Bandung Barat), Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 22, No.3,

Desember Tahun 2011, h.182. 72 Bambang Sugeng Dwiyanto dan Jemadi, Pemberdayaan Masyarakat dan

Pengembangan Kapasitas dalam Penanggulangan Kemiskinan melalui PNPM Mandiri

Perkotaan, Jurnal Maksipreneur, Vol.3, No.1, Desember Tahun 2013, h. 37. 73 Siti Afiyah, Op. Cit., h. 76.

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

55

Proses dalam strategi pemberdayaan masyarakat tersebut

kemudian diaplikasikan dalam sebuah aktivitas pemberdayaan.

Aktivitas-aktivitas tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Pembentukan kelompok, artinya masyarakat miskin atau

lemah diberi kebebasan untuk membentuk dan beraktivitas

dalam kelompok yang diinginkan.

2. Pendampingan, fungsi pendampingan sangat krusial dalam

membina aktivitas kelompok. Pendamping bertugas menyertai

proses pembentukan dan penyelenggaraan kelompok sebagai

fasilitator (pemandu), komunikator (penghubung), ataupun

dinamisator (penggerak).

3. Perencanaan kegiatan, tahap perencanaan kegiatan

melengkapi tahap-tahap sebelumnya yang mementingkan

peran aktif anggota kelompok untuk dapat meningkatkan taraf

hidupnya melalui kemampuannya. 74

Selain mengembangkan teknik pemberdayaan yang

bersifat inovatif dan praktis, pemberdayaan masyarakat juga

diharapkan mampu menanggulangi kemiskinan. Penanggulangan

kemsikinan dalam pengembangan potensi masyarakat tersebut

memerlukan suatu strategi, yaitu:

1. Penciptaaan kesempatan berkaitan dengan sasaran pemulihan

ekonomi makro, perwujudan pemerintahan yang baik, dan

peningkatan pelayanan umum.

74 Satrya Wulan Darmayanti, Studi Deskripsi tentang Strategi Pemberdayaan

oleh Dinas Pertanian Kota Surabaya dalam Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Sasaran Penerima Program Urban Farming Budidaya Lele di Kelurahan Pakis, Jurnal

Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 3, No. 1, Januari-April 2015, h. 3.

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

56

2. Pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan penyediaan akses

masyarakat miskin ke sumber daya ekonomi dan keterlibatan

mereka dalam mengambil keputusan.

3. Peningkatan kemampuan berkaitan dengan sasaran

peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, pangan,

perumahan agar masyarakat memiliki produktivitas.

4. Perlindungan sosial berkaitan dengan sasaran pemberian

jaminan kehidupan bagi masyarakat yang mengalami cacat

fisik, fakir miskin, dan kehilangan pekerjaan sehingga

berpotensi menjadi miskin.75

Terdapat dua komponen penting pemberdayaan yaitu

sebagai berikut:

1. Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan kemandirian

memperkuat posisi (bergaining position) terhadap setiap

keputusan atau kebijakan pemerintah.

2. Sebagai proses memfasilitasi masyarakat dalam memperoleh

akses terhadap sumber daya, memberi ruang gerak dan

memberi dorongan untuk tumbuh dan berkembangnya kreasi,

partisipasi dalam menghadapi masalah yang dihadapi. 76

5. Pendampingan dalam Pemberdayaan Masyarakat

a. Pengertian Pendampingan

Pendampingan adalah suatu strategi (cara untuk

mencapai tujuan) dimana hubungan antara pendamping

dengan yang didampingi adalah hubungan diagonalis (saling

75 Cherrya Damara, Dewangga Nikmatullah dan Indah Nurmayasari, Op. Cit.,

h. 315-316 76 Siti Afiyah, Op. Cit., h. 74-75.

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

57

mengisi) diantara dua subjek. Diawali dengan memahami

realitas masyarakat dan memperbaharui kualitas realitas ke

arah yang lebih baik. Berdasarkan pengertian tersebut,

Bambang (dalam Baridwan, 2016) mengatakan bahwa

pendamping adalah orang yang bertugas untuk mewujudkan

kelompok swadaya masyarakat yang sukses dalam

meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan

anggota, menghidupkan dinamika kelompok dan usaha

produktif anggota. 77

b. Prinsip dan Fungsi Pendampingan

Tanggungjawab seorang pendamping sangat

dipengaruhi oleh pengetahuannya terhadap tujuan dan fungsi

pendampingan, adapun fungsi pendampingan ialah tergantung

kepada tujuan yang ingin dicapai. Wiryasaputra merumuskan

fungsi pendampingan sebagai berikut:

1. Fungsi healing (penyembuhan), fungsi ini dipakai

pendamping ketika melihat keadaan yang perlu

dikembalikan ke keadaan semula atau mendekati keadaan

semula. Fungsi ini biasa untuk membantu orang yang

didampingi menghilangkan gejala-gejala dan tingkah laku

yang disfungsional dan dapat berfungsi kembali secara

normal sama seperti sebelum menghadapi krisis.

2. Fungsi membimbing (guiding), fungsi membimbing ini

dilakukan pada waktu orang harus mengambil keputusan

tertentu tentang masa depannya.

77 Muhammad Zaky Baridwan, Peran Pendampingan dalam Mendorong

Perkembangan Usaha Anggota BMT (Studi pada KSU-BMT UMJ), (Jakarta:

Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 63.

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

58

3. Fungsi menopang (sustaining), fungsi ini dilakukan bila

klien tidak mungkin kembali ke keadaan semula.

4. Fungsi memperbaiki hubungan (reconciling), fungsi ini

dipakai untuk membantu klien bila mengalami konflik

batin dengan pihak lain yang mengakibatkan putus dan

rusaknya hubungan relasi.

5. Fungsi membebaskan (liberating, empowering, capacity

building), fungsi ini dapat pula disebut membebaskan

(liberating) atau memampukan (empowering), dan

memperkuat (capacity building).78

Untuk melakukan pemberdayaan masyarakat, secara

umum dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip-prinsip

dasar pendampingan masyarakat sebagai berikut:

1. Belajar dari masyarakat. Prinsip yang paling mendasar

adalah prinsip bahwa untuk melakukan pemberdayaan

masyarakat adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ini

berarti, dibangun pada pengakuan serta kepercayaan akan

nilai dan relevansi pengetahuan tradisional masyarakat

serta kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah-

masalah sendiri.

2. Pendamping sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai

pelaku. Konsekuensi dari prinsip pertama adalah perlunya

pendamping menyadari perannya sebagai fasilitator dan

bukannya sebagai pelaku atau guru. Untuk itu, perlu sikap

rendah hati serta kesediaan belajar dari masyarakat dan

menempatkan warga masyarakat sebagai narasumber

78 Ibid., h. 17-19

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

59

utama dalam memahami keadaan masyarakat itu sendiri.

Bahkan dalam penerapannya masyarakat dibiarkan

mendominasi kegiatan.

3. Saling belajar dan saling berbagi pengalaman. 79

Tujuan pendampingan adalah pemberdayaan dan

penguatan, namun untuk lebih spesifik dipecah ke dalam

beberapa bagian, yaitu:

1. Meningkatkan kemampuan dari orang dalam memecahkan

masalah dan mencontohkannya.

2. Menghubungkan orang dengan sistem yang menyediakan

mereka sumber-sumber, pelayanan-pelayanan dan

kesempatan-kesempatan.

3. Meningkatkan keefektifan dan kemudahan pelaksanaan

dari sistem tersebut.

4. Memberikan sumbangan pada pembangunan kebijakan

sosial dan memperbaiki kebijakan sosial. 80

c. Peran Pendampingan

Peran pendampingan dikemukakan oleh ife (dalam

Modana), yaitu sebagai berikut :

1. Peran-peran fasilitatif, yaitu peran-peran yang diarahkan

pada mengupayakan dan mendukung pengembangan

masyarakat, diantaranya: mediasi dan negosiasi, pemberi

79 Ravik Karsidi, Pemberdayaan Masyarakat untuk Usaha Kecil dan Mikro

(Pengalaman Empiris di Wilayah Surakarta Jawa Tengah), Jurnal Penyuluhan, Vol. 3,

No. 2, September Tahun 2007, h. 137-138. 80 Muhammad Zaky Baridwan, Op. Cit., h. 63.

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

60

dukungan, fasilitasi kelompok pemanfaatan sumber daya,

keterampilan, dan mengorganisir.

2. Peran edukasional, yaitu peran yang sejalan dengan ide

bahwa community development sebagai “on-going process

of learning” yang memberikan keterampilan baru, cara

berfikir yang baru, cara pandang dan cara berinteraksi yang

baru, diantaranya dapat dilakukan dengan cara

membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan

informasi dan pelatihan.

3. Berperan sebagai evaluator. program pelayanan sosial, juga

harus siap untuk memberikan dasar pemikiran untuk

pendekatan yang dipilih di dalam program. 81

Sehubungan dengan peran yang menjadi kewajiban dan

tanggungjawab setiap penyuluh/fasilitator, Levin yang dikutip

dalam Mardikanto mengenalkan adanya tiga macam peran

penyuluh yang terdiri atas kegiatan-kegiatan: 82

a) Pencairan diri dengan masyarakat sasaran.

b) Menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan.

c) Pemantapan hubungan dengan masyarakat sasaran.

6. Advokasi dalam Pemberdayaan Masyarakat

Pendekatan advokasi menekankan pada pendamping dan

kelompok masyarakat dan membantu mereka untuk membuka

81 Rahadian Riza Modana, Santoso Tri Raharjo dan Nandang Mulyana, 23

Evaluasi Program Penguatan Kelompok (KUMM) Kelompok Usaha Mandiri

Masyarakat “Lancar Jaya” oleh Divisi Ekonomi Lembaga Kemanusiaan Nasional

PKPU di Kampung Pedurenan Kelurahan Jatiluhur Kecamatan Jatiasih Bekasi, Jurnal

Prosiding KS: Riset & PKM, Vol. 3, No.2, (Tahun Tidak Ada), h.172. 82 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat

dalam Perspektif Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 140.

Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

61

akses kepada pelaku-pelaku pembangunan lainnya. Membantu

mereka mengorganisasikan diri, menggalang dan memobilisasi

sumberdaya yang dapat dikuasai agar dapat meningkatkan posisi

tawar (bargaining position) dari kelompok masyarakat tersebut. 83

Notoadmodjo yang dikutip dalam Zulyadi mengemukakan

definisi advokasi yaitu sebagai upaya pendekatan (approaches)

terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap

keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. 84

Makinuddin dan Sasonko dalam Zulyadi menulis

advokasi sebagai proses litigasi dan alat untuk melakukan

perubahan kebijakan, beberapa kalangan juga menggunakan dan

mengartikan advokasi sebagai pemihakan, pengorganisasian,

pendidikan, pendampingan, pemberdayaan, penguatan,

penyadaran, pencerahan, dan sebagainya. 85

Sheafor dan Horejsi, DuBois dan Miley dalam Edi

Suharto yang dikutip dalam Zulyadi mengelompokkan advokasi

ke dalam dua jenis, yaitu: advokasi kasus (case advocacy) dan

advokasi kelas (class advocacy).

1. Advokasi kasus adalah kegiatan yang dilakukan seorang

untuk membantu klien agar mampu menjangkau sumber

atau pelayanan sosial yang telah menjadi haknya.

Alasannya: terjadi diskriminasi atau ketidakadilan yang

dilakukan oleh lembaga, dunia bisnis atau kelompok

profesional terhadap klien dan klien sendiri tidak mampu

merespon situasi tersebut dengan baik.

83 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Op. Cit., h. 164 84 Teuku Zulyadi, Advokasi Sosial, Jurnal Al-Bayyan, Vol. 21, No. 30, Juli –

Desember Tahun 2014, h. 64. 85 Ibid., h.65

Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

62

2. Advokasi kelas menunjuk pada kegiatan-kegiatan atas nama

kelas atau sekelompok orang untuk menjamin terpenuhinya

hak-hak warga dalam menjangkau sumber atau memperoleh

kesempatan-kesempatan. Fokus advokasi kelas adalah

mempengaruhi atau melakukan perubahan-perubahan

hukum dan kebijakan publik pada tingkat lokal maupun

nasional. 86

Strategi advokasi terbagi dalam tiga setting yaitu mikro,

mezzo dan makro sebagaimana digambarkan dalam tabel 3 di

bawah ini.

Tabel 3. Setting dan Tipe Advokasi Sosial

ASPEK SETTING

MIKRO MEZZO MAKRO

Tipe

advokasi

Advokasi

kasus

Advokasi

kelas

Advokasi

kelas

Legislatif

advokasi

Sasaran/

Klien

Individu &

keluarga

Advokasi

kelas

kelompok

formal &

organisasi

Advokasi

kelas

masyarakat

lokal &

nasional

Anggota

legislatif

Peran Broker Mediator Aktivis dan

analis

kebijakan

Aktivis &

analis

kebijakan

Teknik

Utama

Manajemen

kasus (case

management

)

Jejaring

(networking)

Aksi sosial

dan analisis

kebijakan

Aktivis &

analis

kebijakan

Sumber: dikembangkan dari DuBois dan Miley dalam Edi

Suharto (2009) dalam Zulyadi (2014)

Melakukan advokasi berarti bertindak sebagai seorang

perantara, penengah, atau pembela yang akan bertindak sebagai

penghubung antara masyarakat dengan berbagai lembaga dan

pihak-pihak yang terkait. Hal ini dilakukan untuk membantu

86 Teuku Zulyadi, Op. Cit., h. 66-67.

Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

63

pemecahan masalah ataupun pemenuhan berbagai kebutuhan

dasarn masyarakat, dengan melakukan kontak dan berbagai

pendekatan dengan berbagai instansi pemerintah di semua

tindakan. 87

C. Kelembagaan

1. Pengertian Kelembagaan

Kelembagaan merupakan sebuah istilah yang

menggambarkan praktik untuk mengelola interaksi sosial. Dalam

arti yang lebih luas kelembagaan bisa merupakan kegiatan, nilai,

norma, struktur sosial dan sistem peran yang ada dalam

masyarakat (John W. Mohr & Harrison C. White dalam Kurniasih

dkk). Asumsi yang dibangun dari pendapat tersebut adalah bahwa

kelembagaan sosial tidak hanya merupakan sub aspek organisasi

berupa struktur, tetapi juga mencakup sistem nilai, norma dan

peran. Sub aspek dalam kelembagaan saling terhubung satu

dengan lainnya, termasuk para aktor yang terhubung bersama-

sama membentuk hubungan dan sistem aturan. 88

Kelembagaan merupakan bentuk hubungan antara dua

orang atau lebih, dua kelompok orang (masyarakat) atau

hubungan orang dengan kelompok masyarakat dalam penggunaan

sumber daya yang langka (mempunyai ciri khusus) dan distribusi

(adanya unsur pelayanan). Kelembagaan dalam arti institusi

mengandung empat unsur pokok yaitu: aturan main, pengaturan

hak dan kewajiban, batasan ikatan dan adanya sanksi (hukuman).

87 Teuku Zulyadi, Op. Cit., h. 68 88 Denok Kurniasih, Paulus Israwan Setyoko dan M. Imron, Kinerja

Kelembagaan Program Sanitasi Lingkungan Berbasi asyarakat SLBM), Jurnal

Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, Vol. 29, No.1, Tahun 2016, h.16.

Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

64

Sedangkan kelembagaan dalam pengertian organisasi di samping

adanya empat unsur di atas juga dicirikan dengan adanya struktur

(pengurus kelompok), tujuan yang jelas, mempunyai partisipan,

teknologi dan sumber daya. 89

Kelembagaan merupakan keseluruhan pola-pola ideal,

organisasi, dan aktivitas yang berpusat di sekeliling kebutuhan

dasar. Kelembagaan merupakan konsep yang berpadu dengan

struktur, artinya tidak saja melibatkan pola aktivitas yang lahir

dari segi sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi juga

pola organisasi untuk melaksanakannya.90

2. Tipe Kelembagaan

Gilin dan Gilin dalam Sukanto yang dikutip oleh Rianto

dalam Hudiyani mengklasifikasikan lembaga kemasyarakatan

dari berbagai sudut pandang sebagai berikut: 91

a. Dari sudut perkembangannya terdapat: a) crescive instituton,

yaitu kelembagaan yang tidak sengaja tumbuh dari adat-

istiadat masyarakat, dan b) enacted institution, kelembagaan

yang dengan sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan

tertentu.

b. Dari sudut penerimaan masyarakat, terdiri dari: a) approved

atau social sanctioned institution, yaitu kelembagaan yang

89 Murjani, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penguatan Kelembagaan

dalam mewujudkan Pmebangunan Perikanan (Studi Kasus Desa Kambitin dan ambitin

Raya Kecamatan Tanjung), E-Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis, Vol.

2, No.1, Maret Tahun 2017, h. 84. 90 Sapja Anantanyu, Kelembagaan petani: Peran dan Strategi Pengembangan

Kapasitasnya, Jurnal SEPA, Vol. 7, No.2, Februari Tahun 2011, h. 103-104. 91 Indiah Hudiyani, Kelembagaan Penyuluhan Partisipatif dalam Pengelolaan

Hutan Rakyat (Studi Kasus Komunitas Petani Sertifikasi Percaban Dusun pegersengon

Keluruahan Sukopuro Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa

Tengah), (Bogor: Sekolah pascasarjana Intitut Pertanian Bogor, 2010), h. 15.

Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

65

diterima oleh masyarakat, dan b) unsanctioned institution,

yaitu kelembagaan yang ditolak oleh masyarakat, walau

terkadang masyarakat tidak berhasil memberantasnya.

3. Modal Sosial

Suharto mendefinisikan modal sosial sebagai sumber

(resource) yang timbul dari adanya interaksi antara orang-orang

dalam suatu komunitas. Modal sosial dapat dijelaskan sebagai

produk relasi manusia satu sama lain, khususnya relasi yang intim

dan konsisten. Modal sosial menunjuk pada jaringan, norma dan

kepercayaan yang berpotensi pada produktivitas masyarakat. 92

Dalam berbagai referensi dapat ditemukan definisi tentang

modal sosial, salah satunya dikemukakan oleh Uphoff (dalam

Dasgupita dan Serageldin) yang dikutip dalam Soetomo. Menurut

pendapatnya, modal sosial dapat dibedakan dalam dua kategori

yaitu fenomena kognitif dan struktural. Dalam fenomena kognitif,

modal sosial tumbuh dari proses mental dan hasil pemikiran yang

diperkuat oleh budaya termasuk nilai dan norma. Pada tingkat

yang abstrak perwujudannya dapat berbentuk gagasan (ideas).

Apabila gagasan tersebut diterima oleh kalangan luas masyarakat,

misalnya karena disadari manfaatnya, maka kemudian akan

menjadi acuan dalam pola pikir dan pola tindak masyarakatnya

termasuk dalam merespon masalah sosial. Dalam bentuk yang

lebih operasional ideas ini dapat diturunkan dalam bentuk ideal

yang merupakan harapan dan kepentingan bersama dalam

masyarakat. Bentuk modal sosial ini dapat mendorong tindakan

92 Edi Suharto, Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik, (Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 97-98.

Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

66

bersama masyarakat dan kepedulian sosial bagi sesama warga

masyarakat. 93

Dimensi struktural fenomena modal sosial terkait dengan

organisasi sosial dan institusi sosial yang di dalamnya terkandung

peranan, aturan dan prosedur yang dapat membentuk jaringan

yang luas dalam mendorong kerja sama. Dalam banyak hal,

modal sosial yang berbentuk fenomena stuktural ini dapat

berfungsi memfasilitasi ideas dan ideal agar dapat teraktualisasi

melalui berbagai bentuk tindakan bersama warga masyarakat. 94

Merujuk pada Ridell dalam Suharto, ada tiga parameter

modal sosial, yaitu kepercayaan (trust), norma-norma (norms)

dan jaringan-jaringan (networks). Parameter modal sosial tersebut

dijelaskan dalam uraian sebagai berikut: 95

a. Kepercayaan

Sebagaimana dijelaskan Fukuyama, kepercayaan

adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat

yang ditunjukan oleh adanya perilaku jujur, teratur dan

kerjasama, berdasarkan norma-norma yang dianut bersama.

Kepercayaan sosial merupakan penerapan terhadap

pemahaman ini. Cox kemudian mencatat bahwa dalam

masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan-

aturan sosial cenderung bersifat positif, hubungan-hubungan

juga bersifat kerjasama. Menurutnya, ‘We expect others to

manifest good will, we trust our fellow human beings. We tend

to work cooperatively, to collaborate with others in collegial

93 Soetomo, Masalah Sosial dan upaya Pemecahannya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2008) h. 268. 94 Ibid., h. 268-269. 95 Edi Suharto, Op. Cit., h. 98-99.

Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

67

relationships. Kepercayaan sosial pada dasarnya merupakan

produk dari modal sosial yang baik. Adanya modal sosial

yang baik ditandai oleh adanya lembaga-lembaga sosial yang

kokoh.

b. Norma

Putnam dalam Fuyukama yang dikutip dalam Suharto

mengungkapkan bahwa norma terdiri dari pemahaman-

pemahaman, nilai-nilai, harapan-harapan dan tujuan-tujuan

yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang.

Norma-norma dapat bersumber dari agama, panduan moral,

maupun standar-standar sekuler seperti halnya kode etik

profesional. Norma-norma dibangun dan berkembang

berdasarkan sejarah kerjasama di masa lalu dan diterapkan

untuk mendukung iklim kerjasama.

c. Jaringan

Putnam mengungkapkan bahwa infrastruktur dinamis

dari modal sosial berwujud jaringan-jaringan kerja sama antar

manusia. Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya

komunikasi dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya

kepercayaan dan memperkuat kerja sama. Masyarakat yang

sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang

kokoh. Jaringan-jaringan sosial yang erat akan memperkuat

perasaan kerjasama para anggotanya serta manfaat-manfaat

dari partisipasinya itu.

Menurut Colletta dan Cullen, modal sosial didefinisikan

sebagai suatu sistem yang mengacu kepada hasil dari organisasi

sosial atau ekonomi, seperti pandangan umum (world-view),

Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

68

kepercayaan (trust), pertukaran timbal balik (reciprocity),

pertukaran ekonomi dan informasi (informational and economic

exchange), kelompok-kelompok formal dan informal (formal and

informal groups), serta asosiasi-asosiasi yang melengkapi modal-

modal lainnya (fisik, manusiawi, budaya) sehingga memudahkan

terjadinya tindakan kolektif, pertumbuhan ekonomi, dan

pembangunan. 96

Woolcock dalam Colleta dan Cullen yang dikutip dalam

Hudiyani menggolongkan modal sosial menjadi empat tipe

utama, yaitu: 97

1. Tipe ikatan solidaritas (bounded solidarity), dimana modal

sosial menciptakan mekanisme kohesi kelompok dalam

situasi yang merugikan kelompok.

2. Tipe pertukaran timbal-balik (reciprocity transaction), yaitu

pranata yang melahirkan pertukaran antar para pelaku

3. Tipe nilai luhur (value interjection), yakni gagasan dan nilai,

moral yang luhur, dan komitmen melalui hubungan-hubungan

kontraktual dan menyampaikan tujuan –tujuan individu

dibalik tujuan-tujuan instrumental, dan

4. Tipe membina kepercayaan (enforceable trust), bahwa

institusi formal dan kelompok-kelompok partikelir

menggunakan mekanisme yang berbeda untuk menjamin

pemenuhan kebutuhan berdasarkan kesepakatan terdahulu

dengan menggunakan mekanisme rasional.

Nasdian membagi modal sosial menjadi empat dimensi.

Pertama, adalah integrasi (integration), yaitu ikatan yang kuat

96 Fredian Tonny Nasdian, Op. Cit., h. 211. 97 Indiah Hudiyani, Op. Cit., h. 15-16.

Page 83: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

69

antar anggota keluaga, dan keluarga dengan tetangga sekitar.

Contohnya, ikatan-ikatan berdasarkan kekerabatan, etnik, dan

agama. Kedua, pertalian (linkage), yaitu ikatan dengan komunitas

lain di luar komunitas asal. Contohnya, jejaring (network) dan

asosiasi-asosiasi bersifat kewargaan (civic associations), yang

menembus perbedaan kekerabatan, etnik dan agama. Ketiga,

integritas organisasional (organizational integrity), yaitu

keefektifan dan kemampuan institusi negara untuk menjalankan

fungsinya, termasuk menciptakan kepastian hukum dan

menegakkan peraturan. Keempat, sinergi (synergy), yaitu relasi

antara pemimpin dan institusi pemerintahan dengan komunitas

(state-community relations). Fokus perhatian dalam sinergi ini

adalah apakah negara memberikan ruang yang luas atau tidak

bagi partisipasi warganya. Dimensi pertama dan kedua berada

pada tingkat horizontal, sedangkan dmensi ketiga dan keempat,

ditambah dnegan pasar (market), berada pada tingkat vertikal. 98

4. Strategi Penguatan Kelembagaan

Strategi penguatan kelembagaan dapat dilakukan dengan

melakukan perbaikan terhadap aspek-aspek kelembagaan.

Penguatan kelembagaan juga membutuhkan dukungan dari

institusi lain agar kelembagaan mampu berperan dalam

mendorong masyarakat mencapai kemandirian dan keberdayaan.

Anantanyu menuliskan bahwa kemandirian berasal dari

kata self-reliant (adj): not dependent on others: having

confidence in and excercising one’s own powers or judgement

98 Fredian Tonny Nasdian, Op.Cit., h. 211-212.

Page 84: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

70

(tidak tergantung pada orang lain: mempunyai kepercayaan dan

pengambilan kekuasaan dan keputusan sendiri) atau self-reliance

(noun): reliance upon one’s own efforts, judgement or abiity

(mandiri pada usaha-usaha, pertimbangan atau kemampuan

sendiri). 99

Verhagen dalam Anantanyu mengemukakan bahwa

kemandirian (self-reliance) adalah suatu suasana atau kondisi

tertentu yang membuat seorang individu atau sekelompok

manusia yang telah mencapai kondisi itu tidak lagi tergantung

pada bantuan atau kedermawanan pihak ketiga untuk

mengamankan kepentingan individu atau kelompok. 100

Berkenaan dengan masalah lembaga sosial yang

diharapkan dapat menjalankan fungsi kemandirian ini secara garis

besar tersedia dua alternatif. Memilih jenis lembaga lokal yang

sudah ada dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan baru

atau menanam cangkokan lembaga baru yang dibina sampai

berakar dalam masyarakat dan dapat terus hidup atas kekuatan

sendiri. 101

Berikut merupakan gambaran pola intervensi untuk

meningkatkan kemandirian masyarakat yang dikembangkan oleh

Honadle and vant Sant, 1985 (dalam Soetomo, 1995).

99 Sapja Anantanyu , Op. Cit., h. 104. 100 Sapja Anantanyu , Op. Cit., h. 104. 101 Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,

1995), h. 185-186.

Page 85: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

71

Bagan 1. Intervensi untuk Meningkatkan Kemandirian

--- --- ---

Keterangan :

--------------- : Garis Intervensi

: Garis Siklus Kemandirian

Dari bagan tersebut tampak bahwa tujuan akhir dari

intervensi yang dilakukan baik dalam bentuk pelayanan, maupun

bantuan materiil adalah tumbuhnya aktivitas masyarakat yang

mandiri. Untuk mencapai maksud tersebut dalam masyarakat

dibutuhkan lembaga kemasyarakatan yang mencerminkan pola

perilaku yang mandiri. Apabila lembaga-lembaga

kemasyarakatan tersebut dapat menjalankan fungsi kemandirian,

maka akan dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi

kelanjutan pembangunan. Hal ini disebabkan karena dengan

fungsi kemandirian tersebut berarti kompetensi masyarakat telah

tumbuh, sehingga ada atau tidak ada instruksi atau program dari

luar, proses pembangunan dari masyarakat dapat terus

berlangsung. 102

102 Ibid., h. 186-187.

Kombinasi

sumber daya

internal dan

eksternal

Hasil materiil

dan pelayanan

baru

Bantuan materi

dan pelayanan

Aktivitas

lokal

Pengembang-

an sumber

daya manusia

material dan

organisasi

Page 86: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

72

Dengan demikian, perlu dirumuskan strategi penguatan

kelembagaan. Strategi penguatan kelembagaan tersebut meliputi:

103

a. Penataan kapasitas kelembagaan. Langkah yang diperlukan

terkait penataan kapasitas kelembagaan adalah perbaikan

manajemen kelembagaan diantaranya struktur kelembagaan,

pola kepemimpinan, dan transparansi. Kelembagaan

umumnya dijalankan atas dasar kesepakatan antar

anggotanya. Padahal kelembagaan atau organisasi selayaknya

dijalankan dengan mendasarkan pada fungsi manajemen yaitu

planning, organizing, actuating, dan controlling. Pola

kepemimpinan dalam kelembagaan dari yang semula bersifat

top down menjadi model bottom up dalam membangun pola

komunikasi dan aspirasi di dalam kelembagaan. Model

bottom up akan mengurangi dominasi sekaligus

memaksimalkan berbagai modal sosial yang ada di wilayah

pedesaan. Langkah lainnya terkait dengan penataan kapasitas

kelembagaan adalah penerapan teknologi komunikasi dan

informasi untuk membangun transparansi pengelolaan

kelembagaan.

b. Peningkatan kapasitas sumberdaya kelembagaan. Sumberdaya

manusia memegang peranan penting dalam pengembangan

kelembagaan. Dalam rangka meningkatkan kapabilitas

sumberdaya manusia maka dapat dilakukan melalui pelatihan,

misalnya pelatihan tentang manajemen dan teknologi

103Sri Yuniati, Djoko Susilo, Fuat Albayumi, Penguatan Kelembagaan dalam

Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Petani Tebu, (Prosiding Seminar Nasional dan

Call For Paper Ekonomi dan Bisnis (SNAPER- EBIS 2017) Jember, 27-28 Oktober

2017 ), h. 503.

Page 87: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

73

informasi. Pelatihan harus didukung dengan pendampingan

dan pembinaan dengan melibatkan pemerintah maupun

lembaga pendidikan tinggi. Hal ini dapat dilakukan secara

berkelanjutan untuk menjamin kompetensi dan kapabilitas

sumberdaya yang terlibat dalam kelembagaan.

c. Peningkatan kapasitas pelayanan. Langkah yang diperlukan

dalam meningkatkan kapasitas pelayanan diantaranya

melakukan inovasi pelayanan. Untuk meningkatkan kapasitas

pelayanan lembaga diperlukan kreativitas pengelola untuk

menciptakan inovasi baru terkait pelayanan.

d. Memperluas jaringan kerja sama atau kemitraan. Dalam

upaya memperluas jaringan kerja sama atau kemitraan

dilakukan dengan membangun kerja sama dengan lembaga

atau institusi lain baik lembaga finansial maupun non

finansial.

D. Penyuluhan Agama

1. Pengertian Penyuluhan Agama

Mubarok dalam Arifin memberikan definisi penyuluhan

secara umum, yaitu kegiatan pemberian keterangan pada

masyarakat, baik oleh lembaga pemerintah maupun oleh lembaga

non-pemerintah. Istilah ini diambil dari kata dasar suluh yang

searti dengan obor dan berfungsi sebagai penerangan. Arti

penyuluhan secara khusus adalah suatu proses pemberian bantuan

kepada individu atau kelompok dengan menggunakan metode-

metode psikologis agar yang bersangkutan dapat keluar dari

Page 88: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

74

masalahnya dengan kekuatan sendiri, baik bersifat preventif,

kuratif korektif maupun development. 104

Menurut Van Den Ban dan Hawkins yang dikutip dalam

Febriana mendefinisikan penyuluhan sebagai keterlibatan

seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar

dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat

sehingga bisa membuat keputusan yang benar. 105 Febriana juga

mengemukakan definisi mengenai penyuluhan yaitu proses

mempengaruhi seseorang dalam memecahkan berbagai masalah

kehidupan dengan membagi ilmu pengetahuan yang diharapkan

terjadinya proses perubahan tingkah laku yang merupakan

perwujudan dari pengetahuan yang didapat. 106

Menurut Hudiyani penyuluhan merupakan sistem

pendidikan orang dewasa di luar sekolah untuk sasaran dan

keluarganya dengan tujuan mengubah perilaku (pengetahuan,

sikap dan keterampilan) sehingga usahanya menjadi lebih baik

dengan falsafah “help people to help them self” (membantu orang

agar orang tersebut dapat menolong dirinya sendiri). 107

Fadli mendefinisikan penyuluhan agama islam yaitu

serangkaian kegiatan dakwah dalam rangka membantu sesama

untuk kembali pada ketentuan Allah SWT dan sunah Rasulullah

Saw supaya mendapat pengetahuan, selamat dan menjadi insan

104 Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam: Pengembangan Dakwah

melalui Psikoterapi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo persada, 2009), h. 49-50. 105 Anyda Dyah Surya Febriana, Penyusunan Desain program Penyuluhan

Anti Narkoba dan Zat Adiktif lainnya di Sekolah Menengah Se – Kota Yogyakarta

(Studi di Badan Narkotika Yogyakarta), (Yogyakarta: Program Studi pendidikan Luar

Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 18. 106 Ibid., h. 19 107 Indiah Hudiyani, Op. Cit., h. 20

Page 89: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

75

yang bertaqwa. 108 Selain itu, berdasarkan petunjuk teknis jabatan

fungsional penyuluh agama islam penyuluh agama adalah

Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan

wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk

melakukan kegiatan bimbingan keagamaan dan penyuluhan

pembangunan melalui bahasa agama. 109

M. Arifin yang dikutip dalam Amin mendefinisikan

penyuluhan agama sebagai yang dilakukan oleh seseorang dalam

rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami

kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar

orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul

kesadaran dan penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang

Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya

harapan kebahagiaan hidup masa sekarang dan masa depannya.

110

2. Sasaran Penyuluhan Agama

Sasaran dalam kegiatan penyuluhan adalah orang dewasa,

yaitu orang yang mampu mengambil keputusan, mampu memikul

tanggung jawab, dan sadar terhadap tugas serta perannya. Ciri-ciri

orang dewasa adalah sebagai berikut: secara biologis umurnya

sudah mencukupi, secara pskologis memiliki banyak pengalaman,

secara sosial sudah mempunyai kepribadian/konsep diri, dan

108 Ma’luf Fadli, Metode Penyuluhan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak

Narapidana di LP Wanita Klas II A Semarang, (Semarang: Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam Negeri

Walisongo, 2015) h. 29. 109 Syamsuddin, Petunjuk Teknik Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Islam,

(Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kelembagaan

Agama Islam Bagian Proyek Peningkatan tenaga Keagamaan Penyuluh Agama, 2002),

h.2. 110 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah,

2010), h. 19.

Page 90: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

76

secara fungsional memiliki kemandirian kebutuhan, sipa untuk

belajar, mampu mengambil keputusan, dan mampu mengambil

keputusan, dan mampu melakukan perbaikan kualitas diri.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka orang dewasa adalah adalah

seseorang yang dari segi umur mencukupi, dan memiliki

pengalaman yang membentuk konsep diri, sehingga mandiri dan

mampu mengambil keputusan dari beberapa alternatif yang ada

dalam upaya peningkatan kualitas diri. 111

3. Metode Penyuluhan Agama

Metode komunikasi penyuluhan agama yang digunakan

yaitu: 112

a. Konseling Komunikasi Langsung (Direct Counseling)

1. Individu

- Bentuk aktivitas: konseling individu, home visit, dan lain-

lain.

- Profesional pelaksana: konselor atau yang memiliki life

skill konselor (volunteer), guru, dokter, psikiater,

psikolog.

2. Kelompok Kecil atau Besar (Terbatas)

- Bentuk aktivitas: studium general (ceramah), diskusi

kelompok, group teaching, sosio/psikodrama, dan

karyawisata.

- Pelaksana dan disiplin keilmuan sama seperti di atas,

kecuali untuk ceramah perlu ilmu retorika, baik ceramah

langsung maupun dengan media elektronik.

111 Indiah Hudiyani, Op. Cit., h. 21. 112 Isep Zainal Arifin, Op. Cit., h. 50-51.

Page 91: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

77

b. Konseling Komunikasi Tidak Langsung (Non Direct

Counseling)

1. Individu

- Bentuk aktivitas: percakapan pribadi tidak langsung

dalam bentuk surat, telepon, menjawab pertanyaan

individu dalam kolom khusus surat kabar/majalah,

interaktif media elektronik.

2. Kelompok Kecil atau Besar (Tidak Terbatas)

- Biasanya melibatkan media massa : cetak dan elektronik;

- Cetak: brosur, surat kabar, majalah, komik, pamflet,

papan penyuluhan, dan lain lain;

- Elektonik: radio, film, internet, dan lain-lain.

Notoatmodjo dalam Febriana juga mengemukakan beberapa

metde penyuluhan, yaitu: 113

a. Metode penyuluhan perorangan (individual)

Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru yaitu

seseorang yang telah mulai tertarik pada perubahan / inovasi.

Dasar digunakan pendekatan individual karena setiap orang

mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda

sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.

Bentuk pendekatan ini antara lain:

1) Bimbingan dan penyuluhan, dengan cara kontak antara

klien dengan penyuluh lebih intensif. Setiap masalah

yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu

penyelesaiannya.

113 Anyda Dyah Surya Febriana, Op. Cit., h. 19-23.

Page 92: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

78

2) Wawancara merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Wawancara antara penyuluh dengan klien

untuk menggali informasi mengapa ia belum menerima

perubahan, ia tertarik atau belum pada perubahan, untuk

mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan

diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran

yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang

lebih mendalam lagi.

b. Metode penyuluhan kelompok

Metode penyuluhan kelompok mempertimbangkan

besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal

pada sasaran. Kelompok besar metodenya akan berbeda

dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan

tergantung pada besarnya sasaran penyuluhan. Bentuk metode

kelompok berdasarkan jumlah sasaran yaitu sebagai berikut:

1) Kelompok besar yaitu apabila peserta penyuluhan lebih

dari 15 orang. Metode yang baik digunakan adalah

ceramah dan seminar.

2) Kelompok kecil yaitu apabila peserta penyuluhan

kurangd ari 15 orang. Metode yang baik digunakan dalam

kelompok kecil adalah diskusi kelompok, curah pendapat,

bola salju, memainkan peran, permainan simulasi.

c. Metode penyuluhan massa

Penyampaian informasi dalam penggunaan metode ini

ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik,

karena sasaran bersifat umum. Maksudnya tidak membedakan

golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi,

tingkat pendidikan dan sebagainya. Maka pesan yang

Page 93: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

79

disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

ditangkap oleh peserta penyuluhan tersebut. Pada umumnya

bentuk pendekatan massa ini tidak langsung, biasanya

menggunakan media massa. Contoh dari metode ini yaitu

ceramah umum, pidato melalui media massa, simulasi, dialog

antar penyuluh dan peserta penyuluhan, tulisan di media

cetak, spanduk, poster, tayangan di televise dan lain

sebagainya.

4. Materi Penyuluhan Agama

Menurut Fadli, materi penyuluhan adalah segala sesuatu

yang disampaikan dalam bentuk kegiatan penyuluhan baik

menyangkut ilmu maupun yang lainnya. Adapun materi yang

baik dalam penyuluhan adalah yang sesuai dengan kebutuhan

sasaran. Kartasapurta yang dikutip dalam Fadli mengemukakan

materi penyuluhan supaya dapat diterima, dimanfaatkan dan

diaplikasikan oleh sasaran penyuluhan dengan baik, antara lain

harus: 114

a) Sesuai tingkat kemampuan sasaran penyuluhan.

b) Tidak bertentangan atau sesuai/selaras dengan adat atau

kepercayaan yang berkembang di daerah setempat.

c) Mampu mendatangkan keuntungan.

d) Bersifat praktis, mudah dipahami dan diaplikasikan sesuai

tingkat pengetahuan.

e) Mengesankan dan dapat dimanfaatkan dengan hasil nyata dan

segera dapat dinikmati.

114 Ma’luf Fadli, Op. Cit., h. 37.

Page 94: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

80

E. Kerangka Berpikir Penelitian

Berdasarkan hasil observasi, Desa Kertaraharja memiliki

fasilitas sanitasi yang kurang memadai, hal tersebut dapat dilihat

dalam persentase kepemilikan jamban yang rendah. Oleh karena itu,

diperlukan adanya program pemberdayaan yang dapat membantu

masyarakat untuk dapat menyelesaikan masalahnya secara mandiri

sesuai dengan prinsip ‘membantu orang lain agar orang tersebut

dapat menolong dirinya sendiri.’

Program pemberdayaan yang ada di Desa Kertaraharja ialah

program arisan jamban yang diinisiasi oleh Lembaga Amil Zakat

Harapan Dhuafa melalui pendamping desanya. Program arisan

jamban bertujuan untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat.

Salah satu faktor penting bagi program arisan jamban adalah

partisipasi masyarakat pada kelembagaan penyuluhan agama dalam

program tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang

partisipasi masyarakat pada kelembagaan penyuluhan agama dalam

program arisan jamban.

Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa

Kertaraharja dilatarbelakangi oleh tidak adanya program pemerintah

maupun swasta yang fokus dalam menangani permasalahan di Desa

Kertaraharja. Program ini dibuat dengan tujuan membantu

masyarakat keluar dari kondisi yang belum/tidak berdaya menjadi

memiliki kemampuan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Aspek yang ingin dicapai oleh penyuluh dalam program ini

adalah tumbuhnya kemandirian dan perubahan perilaku dalam

masyarakat. Sebagaimana definisi penyuluhan yang diungkapkan

oleh Mubarak (2000) yang dikutip dalam Arifin (2009) bahwa

penyuluhan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu

Page 95: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

81

atau kelompok dengan menggunakan metode-metode psikologis agar

yang bersangkutan dapat keluar dari masalahnya dengan kekuatan

sendiri, baik bersifat preventif, kuratif korektif maupun development.

Secara singkat kerangka berpikir penelitian akan digambarkan

pada bagan 2 di bawah ini.

Bagan 2. Kerangka Berpikir Penelitian

• Kondisi Desa Kertaraharja:

• Kepemilikan Jamban

rendah

• Tidak ada program

pemberdayaan

masyarakat terkait

sanitasi/jamban

Aspek yang ingin dicapai:

- Kemandirian

- Perubahan perilaku

Masalah yang muncul:

• Masyarakat terbiasa

BABS ke kebun dan

rorah

• Kesadaran dan

pengamalan thaharah

rendah

• Perilaku masyarakat sulit

diubah

Pemberdayaan Masyarakat

(Program Arisan Jamban)

Partisipasi Masyarakat Kelembagaan Penyuluhan Agama

➢ Bentuk partisipasi

masyarakat

➢ Tahapan partisipasi

masyarakat

➢ Faktor yang

mempengaruhi

partisipasi

masyarakat

➢ Pola hubungan

➢ Strategi

penguatan

kelembagaan

➢ Input

➢ Proses

➢ Output/Outcome

Tujuan Pemberdayaan

Masyarakat:

Membantu masyarakat keluar

dari masalah yang dihadapi

Page 96: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

82

Perubahan perilaku dan kemandirian merupakan tujuan

penyuluhan agama yang diharapkan oleh penyuluh dalam

menjalankan program. Hudiyani (2010) memberikan definisi

mengenai penyuluhan yang merupakan sistem pendidikan orang

dewasa di luar sekolah untuk sasaran dan keluarganya dengan tujuan

mengubah perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) sehingga

usahanya menjadi lebih baik dengan falsafah “help people to help

them self” (membantu orang agar orang tersebut dapat menolong

dirinya sendiri).

Nasdian (2015) mengungkapkan bahwa partisipasi dapat

mendukung masyarakat untuk mulai “sadar” akan situasi dan masalah

yang dihadapinya serta berupaya mencari jalan keluar yang dapat

dipakai untuk mengatasi masalah mereka. Oleh karenanya, partisipasi

dipandang sebagai aspek penting dalam program pemberdayaan

masyarakat yang keberadaannya dapat menentukan keberhasilan

sebuah program. Hal ini disebabkan karena anggota masyarakatlah

yang sepenuhnya mengetahui permasalahan dan kepentingan atau

kebutuhan mereka.

Dengan demikian, melalui partisipasi yang dilakukan

masyarakat, penyuluh akan lebih efektif dan mudah mengidentifikasi

kebutuhan terkait input berupa metode dan teknik penyuluhan bagi

masyarakat dan proses penyuluhan yang akan dilakukan karena

program penyuluhan yang dijalankan melibatkan masyarakat secara

langsung mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi. Dalam

proses perencanaan sampai dengan evaluasi program penyuluhan

tidak hanya melibatkan satu pihak saja, namun juga melibatkan

beberapa stakeholder yang turut berperan dan membantu jalannya

penyuluhan agama di Desa Kertaraharja. Keberadaan stakeholder ini

Page 97: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

83

membuat interaksi dan hubungan antar lembaga masyarakat menjadi

lebih luas. Stakeholder yang terlibat dalam program penyuluhan

agama di Desa Kertaraharja berasal dari pemimpin, baik pemimpin

formal maupun informal serta lembaga sosial yang berfokus pada

pemberdayaan masyarakat. Stakeholder tersebut yaitu LAZ HARFA

melalui pendamping desanya, aparatur pemerintah desa, tokoh agama

dan masyarakat yang merupakan inti dari program penyuluhan.

Keterlibatan banyak pihak membuat kelembagaan dalam

program arisan jamban memiliki kekuatan dalam mengembangkan

kelompok ke arah yang lebih baik karena masyarakat menerima

informasi dan pengalaman dari berbagai sumber yang berbeda.

Dengan demikian, strategi penguatan kelembagaan arisan jamban

akan terus berkembang dan kemandirian serta perubahan perilaku

akan tercapai dengan baik. Strategi penguatan kelembagaan dapat

dilakukan dengan melakukan perbaikan terhadap aspek-aspek

kelembagaan. Penguatan kelembagaan juga membutuhkan dukungan

dari institusi lain agar kelembagaan mampu berperan dalam

mendorong masyarakat mencapai kemandirian dan keberdayaan.

Pada bagian akhir penelitian, hasil dan dampak program

penyuluhan agama menjadi sebuah acuan yang perlu diketahui

sebagai gambaran dan ukuran keberhasilan program yang telah

dilaksanakan di Desa Kertaraharja. Hasil ini dibedakan dalam hasil

jangka pendek berupa perubahan kognitif dan afektif serta perubahan

perilaku jangka panjang yang merupakan perubahan psikomotorik

yang diwujudkan dengan penerimaan masyarakat dengan

mengaplikasikan inovasi dari penyuluh dalam kehidupan sehari-hari

yang diharapkan akan terus berkenjutan secara mandiri tanpa

dampingan dan intervensi dari pihak lain.

Page 98: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

84

BAB III

GAMBARAN UMUM DAN PETA SOSIAL DESA

KERTARAHARJA

A. Gambaran Umum Desa Kertarharja

Desa Kertaraharja merupakan sebuah desa yang berada di

Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Serang di utara,

Kabupaten Lebak di Timur, Serta Samudera Indonesia di barat dan

selatan. Wilayahnya juga mencakup Pulau Panaitan (di sebelah Barat,

dipisahkan dengan Selat Panaitan), serta sejumlah pulau-pulau kecil

di Samudera Hindia, termasuk Pulau Deli dan Pulau Tinjil.

Semenanjung ujung kulon merupakan ujung paling barat Pulau Jawa,

di mana terdapat suaka margasatwa tempat perlindungan hewan

badak bercula satu yang kini hampir punah.

Desa Kertaraharja dapat diakses melalui jalur darat sekitar 4-5

jam dari ibukota Kabupaten Pandeglang dengan menggunakan

kendaraan roda dua ataupun roda empat. Desa Kertaraharja dapat

dijangkau menggunakan minibus dengan tarif sekitar Rp. 40.000,00,-

hingga pertigaan jalan raya sobang. Setelah sampai di wilayah

Sobang, tidak ada kendaraan umum yang melewati Desa

Kertaraharja, perjalanan harus dilanjutkan dengan menggunakan ojek

hingga Desa Kertaraharja dengan tarif sekitar Rp. 50.000,00.

Perjalanan menuju Kecamatan Sobang tidak mengalami

kendala yang berarti, karena jalan dalam kondisi baik dan kendaraan

mudah melewatinya. Namun, akses menuju Desa Kertaraharja cukup

melelahkan karena kondisi jalan menuju lokasi penelitian di

Kampung Bahbul ini masih tanah berbatu dan belum diaspal

Page 99: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

85

sehingga pengemudi harus sangat berhati-hati ketika berkendara.

Sepanjang perjalanan dari Kecamatan Sobang menuju Desa

Kertaraharja tampak pemandangan sawah terbentang dan udara yang

masih sangat asri. Menandakan bahwa mayoritas masyarakat Desa

Kertaraharja bekerja pada sektor pertanian.

Secara geologi, wilayah Desa Kertaraharja, Kecamatan

Sobang termasuk ke dalam zona bogor yang merupakan jalur

perbukitan. Sedangkan jika dilihat dari topografi Desa Kertaraharja

memiliki ketinggian 245 m di atas permukaan laut dengan bentuk

topografi daratan dengan batas wilayah sebagai berikut.

Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Bojen Wetan

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Perhutani Kecamatan

Sobang

Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Padaherang dan

Pada Mulya Kecamatan Angsana

Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Kutamekar

Luas wilayah Desa Kertarahraja yaitu 9,87 km2. Desa

Kertaraharja secara administratif terbagi menjadi 18 rukun tetangga

dan 9 rukun warga.115 Desa Kertaraharja memiliki 9

kampung/wilayah, diantaranya: Depok I, Depok II, Bahbul, Sumur

Waru, Cilongkrang, Pancal, Cipeuti, Pamatang Nangka dan Angkat.

116

Desa Kertaraharja memiliki tanah bengkok seluas 0.27 ha

yang terdiri dari kantor dan fasilitas desa seluas 10 x 8 m2, sawah

seluas 2.500 m2 dan embung seluas 15 x 9 m2. Embung Desa

115 Tjahjo Purnomo, dkk, Statistik Daerah Kecamatan Sobang,

(Pandeglang:Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang, 2016), h.11 116 Hasil Wawancara peneliti dengan Pak Endang Ma’mun selaku pihak Desa

bagian Pengawasan pada Rabu, 25 Juli 2018 pukul 11.00 – 12.30 WIB di Kantor Desa

kertaraharja Kecamatan Sobang

Page 100: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

86

Kertaraharja memiliki kondisi yang kurang baik dengan tidak adanya

air yang muncul setelah dibor. Sumber daya lahan di Desa

Kertaraharja dari segi penguasaannya dibagi menjadi tiga, yaitu

hutan Perhutani yang dikelola oleh Perum Perhutani Kecamatan

Sobang, tanah milik rakyat yang dikembangkan dan dikuasai oleh

masyarakat yang digunakan untuk pemukiman, perkebunan dan

sawah pribadi, dan tanah bengkok yang terdiri dari fasilitas

desa/kantor desa, sawah dan embung desa.

Lahan pemukiman warga digunakan untuk sarana umum,

rumah warga, sumber air (pompa), rorah, sawah, dan kebun. Luas

sawah tadah hujan di Kecamatan Sobang adalah 3.510 ha. Luasan

lahan pertanian bukan sawah di Kecamatan Sobang digunakan untuk

ladang, huma, tegal dan kebun seluas 5.615 ha, perkebunan seluas

520 ha, pekarangan, lahan bangunan dan halaman seluas 1.950 ha,

hutan rakyat 28 ha dan rawa, tambak, kolom dan empang seluas 521

ha.

Desa Kertaraharja merupakan wilayah yang dikelilingi oleh

kebun dan sawah yang terdapat pula aliran air yang disebut rorah

(selokan kecil untuk pembuangan air dan limbah rumah tangga).

Rorah sebelumnya juga kerap digunakan oleh masyarakat untuk

buang air besar. Hal ini dilakukan karena di Desa Kertaraharja

khususnya Kampung Bahbul memiliki fasilitas jamban yang kurang.

Selain di rorah masyarakat juga membuang hajatnya ke kebun yang

seharusnya digunakan untuk bercocok tanam.

Pada tahun 2017 masyarakat yang memiliki jamban hanya

sekitar 30% yaitu dengan rincian 44 WC permanen dan 61 cubluk.

Hal ini membuat masyarakat yang tidak memiliki jamban terbiasa

buang air besar sembarangan ke kebun atau rorah karena tidak

Page 101: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

87

adanya fasilitas jamban pribadi ataupun bersama serta tidak ada

penyadaran dari pihak terkait ataupun pemberdayaan di Desa

Kertaraharja.

B. Gambaran dan Analisis Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Kertaraharja pada tahun 2018 yaitu

2,963 jiwa yang merupakan jumlah penduduk paling sedikit

dibanding desa lainnya. Jumlah penduduk Kecamatan Sobang dari 8

desa yaitu Desa Sobang, Kutamekar, Bojen, Pangkalan, Teluklada,

Cimanis, Bojen Wetan dan Kertaraharja adalah sebesar 35,229 jiwa.

117

Jumlah rumah tangga di Desa Kertaraharja sebanyak 1.076

KK. Dengan total Kepala Keluarga Perempuan sebanyak 120 orang.

Untuk lebih jelas mengenai jumlah penduduk di Desa Kertaraharja

dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Kertaraharja

No Nama Kampung/Wilayah

Jumlah

Penduduk

(jiwa)

Persentase

(%)

1 Depok 1 297 10

2 Depok 2 318 11

3 Bahbul 350 12

4 Sumur Waru 310 10

5 Cilongkrang 372 13

6 Pancal 186 6

7 Cipeuti 293 10

8 Pamatang Nangka 266 9

9 Angkat 143 5

Desa Kertaraharja 2.963 100

Sumber: Data LAZ Harapan Dhuafa Kabupaten Pandeglang

Tahun 2018

117 Laporan Statistik Desa kertaraharja Kecamatan sobang Kabupaten

Pandeglang tahun 2017, h.1

Page 102: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

88

Tabel di atas menunnjukan bahwa jumlah penduduk di Desa

Kertaraharja berjumlah 2.963 jiwa. Kampung/wilayah yang memiliki

jumlah penduduk paling banyak yaitu Kampung Cilongkrang

sebanyak 372 jiwa, sedangkan kampung yang memiliki jumlah

penduduk paling sedikit adalah Kampung Angkat yaitu sebanyak 143

jiwa. Jumlah penduduk Desa Kertaraharja berdasarkan jenis kelamin

yaitu laki-laki berjumlah 1.455 jiwa dan perempuan sebanyak 1.508

jiwa. Jumlah total penduduk Desa Kertaraharja adalah 2.963 jiwa.

Penduduk wilayah Desa Kertaraharja lebih banyak perempuan

dibandingkan laki-laki yaitu sebanyak 1.508 jiwa (4,31%).

Sedangkan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.455 jiwa (4,11%).

Desa Kertaraharja merupakan desa dengan jumlah penduduk paling

sedikit yaitu sebanyak 2.963 jiwa (8.42%) dengan sex ratio 100,2%.

Ini berarti bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 102

orang penduduk laki-laki atau jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan hampir sama.

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi perilaku dan usaha

dalam memperoleh pekerjaan. Data yang diperoleh dari pemetaan

sosial menunjukan bahwa sebanyak 538 orang atau 18.5% tamat

SD, sebanyak 132 orang atau 4.45% tamat SLTP dan sebanyak 671

orang atau 22.64% tamat SLTA. Untuk tingkat pendidikan umumnya

berpendidikan rendah yaitu tamat Sekolah Dasar (SD) sampai

Sekolah Menengah Pertama (SLTP), sedangkan pendidikan tertinggi

yaitu SLTA (SMA/MA). Hal ini sangat berpengaruh pada jenis mata

pencaharian masyarakat. Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki

masyarakat menyebabkan sebagian besar masyarakat Desa

Kertaraharja bekerja sebagai petani.

Page 103: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

89

Sebagian masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan

formal dan hanya tamat sekolah dasar merupakan penduduk generasi

tua sedangkan penduduk generasi muda dapat dikatakan semuanya

mengikuti jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi, bahkan ada

diantaranya yang masuk ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini

disebabkan perbedaan pandangan antara orangtua zaman dulu dengan

orangtua zaman sekarang, orangtua zaman dulu berpandangan bahwa

sekolah itu tidak diperlukan karena akhirnya juga tidak akan menjadi

apa-apa. Namun lain halnya dengan pandangan orang tua zaman

sekarang yang berkeinginan agar anaknya tidak menjadi seperti

orangtuanya yang hanya menjadi seorang petani. Hal ini mendorong

masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang

lebih tinggi dan akhirnya mendapat pekerjaan yang lebih baik dari

kedua orangtuanya.

Masyarakat Desa Kertaraharja merupakan masyarakat yang

relatif homogen karena di Desa Kertaraharja penduduk setempat

memiliki latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang relatif sama.

Adapun perbedaan bahasa tidak menjadi sebuah hambatan dalam

bermasyarakat. Bahasa jawa menjadi bahasa yang dominan di Desa

Kertaraharja dan digunakan menjadi bahasa sehari-hari. Kerukunan

antar kultur dan bahasa antara sunda dan jawa ini tidak menjadi

perbedaan dan konflik diantara masyarakat. Keduanya hidup rukun

berdampingan dan saling menghormati satu sama lain.

Terdapat budaya dan adat istiadat yang masih dilaksanakan

secara turun temurun oleh masyarakat Desa Kertaraharja yaitu

sedekah bumi/hajat bumi. Sedekah bumi atau hajat bumi merupakan

sebuah tradisi berkumpul di sawah-sawah dengan membawa berbagai

macam makanan dan dilakukan doa bersama agar turun hujan

Page 104: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

90

sehingga masyarakat dapat kembali bercocok tanam di sawahnya

masing-masing. Tradisi ini dilakukan pada saat sebelum musim

tanam tiba atau saat kemarau berkepanjangan. Secara dominan,

masyarakat Desa Kertaraharja menganut agama islam dengan tradisi

keagamaan nahdlatul ulama (NU) dan masih membudayakan yasinan

malam jum’at, maulidan, ruwahan, tujuh harian dan haul apabila ada

yang meninggal dunia.

C. Gambaran dan Analisis Ekonomi Masyarakat

Sebagian besar penduduk Desa Kertaraharja bekerja pada

sektor pertanian yaitu petani sawah dan palawija. Pekerjaan ini setiap

hari dilakukan dari pagi sampai sore hari dan menjadi pekerjaan

utama masyarakat. Hasil pertanian merupakan prioritas utama

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Pada

masyarakat Desa Kertaraharja beras juga masih dipakai sebagai alat

tukar pada saat pembelian. Untuk lebih jelas mengenai jumlah dan

persentase penduduk menurut jenis mata pencaharian/pekerjaan di

Desa Kertaraharja dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Jenis Mata

Pencaharian/Pekerjaan

No Mata Pencaharian Jumlah

(orang) Persentase (%)

1 Pertanian, peternakan, perikanan 1.925 65

2 Tambang dan penggalian 148 5

3 Industri dan kerajinan 148 5

4 Perdagangan, hotel dan restoran 148 5

5 Transportasi dan komunikasi 237 8

6 Jasa 207 7

7 Lainnya 89 3

Jumlah 2.963 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang (Kecamatan Sobang

dalam Angka) tahun 2018

Page 105: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

91

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar

penduduk Desa Kertaraharja hidup dari bidang pertanian, peternakan

dan perikanan yaitu sebanyak 65% atau 1.926 orang. Sedangkan 35%

atau 1.037 orang lainnya bekerja pada sektor tambang, industri,

transportasi, jasa dan lainnya.

D. Analisis Struktur Komunitas

Kehidupan bermasyarakat di Desa Kertaraharja memiliki

beberapa lapisan, pemimpin memegang peranan tertinggi dan

menjadi lapisan paling atas dalam masyarakat. Pemimpin tersebut

yaitu pemimpin formal (kepala desa, kepala RT/RW) dan pemimpin

informal (tokoh agama dan tokoh masyarakat). Lapisan selanjutnya

ditempati oleh masyarakat yang aktif dalam kegiatan desa. Lapisan

berikutnya ditempati oleh masyarakat yang berasal dari golongan

kaya dan berperan sebagai bos, baik sebagai pengepul beras, kacang

dan hasil panen lainnya. Lapisan paling bawah ditempati oleh

masyarakat masyarakat pada umumnya. Di samping itu, masyarakat

di Desa Kertaraharja membudayakan budaya pahendep-hendep,

artinya bahwa masyarakat yang memiliki harta berlebih tidak

menyombongkan diri dan merasa sama dengan golongan lainnya.

Gambar 1. Struktur Komunitas di Desa Kertaraharja

Sumber: Hasil wawancara dengan informan pada tahun 2018

Pemimpin

Aktivis desa

Golongan kaya/bos

Masyarakat biasa

Page 106: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

92

Tokoh yang paling disegani di Desa Kertaraharja adalah

pemimpin, baik pemimpin formal maupun informal. Pemimpin

formal di Desa Kertaraharja yaitu kepala desa, kepala RT, RW.

Adapun pemimpin informal yaitu tokoh agama. Kerjasama antar

pemimpin formal dan informal di Desa Kertaraharja berjalan dengan

baik. Satu sama lain saling mendukung dan memberi masukan untuk

kesejahteraan di Desa Kertaraharja seperti sapu lidi yang hanya bisa

bekerja secara maksimal apabila bersama-sama dan saling kerja sama

satu dengan lainnya. Kerja sama yang baik ditunjukan dengan adanya

pasrtisipasi masyarakat dalam mengubah perilaku dari buang air

besar sembarangan (BABS) menjadi berpindah ke jamban sehat.

E. Lembaga Formal

Lembaga formal merupakan kumpulan dua orang atau lebih

yang memiliki hubungan kerja rasional dan mempunyai tujuan

bersama dan memiliki struktur yang jelas. Lembaga formal yang

berkembang di Desa Kertaraharja digambarkan dalam tabel 6 di

bawah ini.

Tabel 6. Lembaga Formal di Desa Kertaraharja

No Nama Lembaga Jadwal

Pertemuan Tujuan

1 Lembaga

Pemberdayaan

Masyarakat(LPM)

Bulanan Membahas mengenai pembangunan

di Desa Kertaraharja

2 Karang Taruna Triwulan Membahas mengenai program

kepemudaan

3 Badan

Permusyawaratan

Desa (BPD)

Bulanan Membahas mengenai aspirasi

masyarakat untuk selanjutnya

dibahas kepada instansi pemerintah

desa

4 Pemberdayaan

dan Kesejahteraan

Keluarga (PKK)

Triwulan Membahas program PKK di tingkat

desa ataupun kecamatan

Sumber: Hasil observasi dan wawancara dengan aparatur pemerintah

desa di kantor Desa Kertaraharja pada tahun 2018

Page 107: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

93

Lembaga formal yang ada di wilayah Desa Kertaraharja

diantaranya sebagai berikut:

1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yaitu lembaga yang

membahas mengenai pembangunan di Desa Kertaraharja.

2. Karang Taruna merupakan wadah atau perkumpulan untuk

pemuda yang membahas mengenai masalah kepemudaan.

3. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan wadah yang

berperan dalam menggali aspirasi masyarakat.

4. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yaitu wadah

yang bertujuan untuk memberdayaan wanita.

F. Lembaga Informal

North (1990) dalam Hidayat (2007) yang dikutip dalam Azis,

dkk (2011) mengungkapkan bahwa kelembagaan informal adalah

kelembagaan yang keberadaannya di masyarakat umumnya tidak

tertulis. Kelembagaan informal yang terdapat dalam masyarakat

berawal dari kebutuhan setiap individu yang mulai diatur dalam suatu

norma kemasyarakatan.

Lembaga informal yang paling berperan dalam pengelolaan

sanitasi di Desa Kertaraharja adalah kelompok arisan jamban yang

diinisiasi oleh Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa (LAZ HARFA).

Kelompok arisan jamban ini beranggotakan 72 orang yang aktif

sampai dengan sekarang. Pengurus dan anggota kelompok arisan

jamban ini berkumpul setiap bulan untuk melakukan pengocokan

arisan dan pendamping desa memberikan penyuluhan mengenai

pentingnya memiliki jamban dan materi lainnya. Di Desa

Page 108: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

94

Kertaraharja terdapat dua kelompok arisan jamban yaitu di Kampung

Bahbul dan Kampung Depok 2.

Lembaga informal lain yang berkembang di Desa

Kertaraharja adalah:

1. Kelompok Arisan Jamban merupakan sebuah kelompok

pengelolaan sanitasi dan pembangunan jamban di Desa

Kertaraharja. Kelompok ini diinisiasi oleh LAZ HARFA dengan

melalukan musyawarah dan kesepakatan bersama masyarakat

dalam setiap pelaksanaan programnya.

2. Kelompok Keuangan Mikro (KKM) Sejahtera yang merupakan

koperasi masyarakat sebagai wadah untuk menabung dan

berwirausaha. Kelompok ini diinisiasi oleh LAZ HARFA dan

terdapat beberapa kesepakatan di dalam KKM yaitu simpanan

wajib, pokok, sukarela, pinjaman pada saat mendesak dan adanya

pertemuan rutin setiap bulan untuk membahas mengenai koperasi.

3. Kelompok Ternak Domba yang merupakan program peningkatan

ekonomi kaum dhuafa. Kelompok ini diinisiasi oleh LAZ

HARFA dengan memberikan 22 ekor domba kepada 15 orang

masyarakat yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 7 orang wanita

yang berasal dari masyarakat miskin di Desa Kertaraharja.

4. Kelompok Pemanfaatan Lahan Pekarangan yaitu kelompok yang

diinisiasi oleh LAZ HARFA dalam rangka memanfaatkan lahan

pekarangan agar lebih produktif. Tanaman yang ditanam

diantaranya cabai, tomat, kangkung, dan terong. Lokasi program

Kelompok Pemanfaatan Lahan Pekarangan ini yaitu di Kampung

Pamatang nangka dan Kampung Bahbul Desa Kertaraharja.

Page 109: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

95

Lembaga informal yang berkembang di wilayah Desa

Kertaraharja, Kecamatan Sobang digambarkan dalam tabel 7 di

bawah ini.

Tabel 7. Lembaga Informal di Desa Kertaraharja

No Nama

Lembaga

Jadwal

Pertemuan Tujuan

1 Kelompok

Arisan Jamban

Bulanan Melakukan pengocokan arisan dan

membahas pengelolaan sanitasi di Desa

Kertaraharja

2 Kelompok

Keuangan

Mikro (KKM)

Sejahtera

Bulanan Membahas mengenai program koperasi

3 Kelompok

Ternak Domba

Temporer Membahas mengenai perkembangan

hewan ternak dan pemanfaatan kotoran

domba untuk digunakan pupuk

tanaman

4 Kelompok

Pemanfaatan

Lahan

Pekarangan

Temporer Membahas mengenai cara pengelolaan

tanaman dan pembuatan kompos

(pupuk organik padat) dan pupuk

organik cair (MOL/mikro organisme

lokal)

5. Gorol (Gotong

Royong)

2 mingguan Kerja bakti membersihkan jalan atau

membangun rumah

Sumber: hasil wawancara dan dokumentasi pada tahun 2018

Lembaga informal yang juga memegang peranan penting

dalam membangun solidaritas dan kekompakan masyarakat Desa

Kertaraharja adalah gorol (gotong royong atau kerja bakti). Gorol

merupakan sebuah kegiatan yang mempertemukan masyarakat satu

sama lain yang bertujuan untuk membersihkan jalan atau

membangun rumah. Gorol dilaksanakan setiap dua minggu sekali

atau sesuai kebutuhan. Gorol merupakan lembaga informal yang

wajib dilaksanakan masyarakat dan dijadikan wadah untuk saling

bersilaturahmi satu sama lain. Pekerjaan pun tidak menjadi hambatan

untuk masyarakat datang pada kegiatan gorol ini dan masyarakat

tetap menyempatkan waktu untuk datang dan melakukan gotong

Page 110: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

96

royong. Selain itu, dalam kegiatan gorol ini masyarakat sendiri yang

menyediakan makanan dan saling berbagi satu sama lain.

G. Sumber Daya Lokal

Masyarakat Desa Kertaraharja masih memiliki

ketergantungan yang tinggi terhadap alam. Hal ini ditunjukan dengan

banyaknya masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian. Musim

tanam di Desa Kertaraharja terdapat tiga musim yaitu rendeng,

nyadon dan palawijo. Rendeng adalah musim tanam utama saat

curah hujan tinggi atau musim penghujan. Nyadon adalah musim

tanam kedua saat peralihan dari musim penghujan menuju musim

kemarau. Palawijo adalah musim tanam saat curah hujan sangat

sedikit bahkan tidak ada atau saat musim kemarau. Masyarakat Desa

Kertaraharja biasa menanam kacang hijau, kacang kedelai, jagung,

cabai, timun dan semangka.

Kondisi lahan yang subur sangat mendukung masyarakat

untuk mendapatkan hasil yang bagus pada saat musim panen tiba.

Pada 1 hektar sawah yang ditanami, padi yang dihasilkan bisa

mencapai 50 karung atau lebih ketika musim penghujan. Sedangkan

pada saat musim kemarau padi yang dihasilkan sekitar 30 karung

beras. Lahan yang tergolong subur di Desa Kertaraharja juga

membuat pohon-pohon tumbuh dan menjadi sumber daya yang bisa

bermanfaat untuk masyarakat. Pohon yang banyak tumbuh di Desa

Kertaraharja yaitu pohon kelapa, mahoni, dan jati. Pohon ini dipanen

untuk memenuhi kebutuhan yang lebih besar seperti untuk bahan

baku pembuatan rumah atau dijual untuk kebutuhan yang

membutuhkan biaya besar seperti hajatan atau acara lainnya.

Page 111: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

97

Sumberdaya air di Desa Kertaraharja berasal dari sumur

pompa dan sumur bor. Sektor pertanian pun hanya mengandalkan

tadah hujan saja karena tidak ada aliran air dari pegunungan atau

sumber lainnya. Kurangnya sumber air di Desa Kertaraharja

membuat masyarakat berharap betul terhadap bantuan pihak terkait

agar ada sumber air yang mengalir ke setiap rumah-rumah warga. Air

yang berasal dari sumur pompa atau bor ini digunakan masyarakat

untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan minum.

Sedangkan untuk kebutuhan buang air besar, masyarakat yang tidak

memiliki jamban terbiasa buang air besar ke kebun atau rorah.

Sarana dan prasarana jamban bersama juga sangat minim di Desa

Kertaraharja. Hal ini sangat mempengaruhi perilaku masyarakat

untuk buang air besar sembarangan (BABS).

Sumber daya manusia di Desa Kertaraharja mengalami

peningkatan. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya generasi muda

yang melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Orang tua

di Desa Kertaraharja selalu berusaha untuk memprioritaskan

pendidikan anaknya sampai ke tingkat yang lebih tinggi dan tidak

mau tertinggal dalam hal pendidikan karena tidak ingin anak-anaknya

menjadi seperti orang tuanya dan ingin menjadi lebih baik.

Sarana dan prasarana yang dimiliki Desa Kertaraharja juga

sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Kondisi jalan

yang belum dibangun dan masih dalam kondisi tanah merah yang

berbatu membuat akses masyarakat menjadi sulit. Ditambah tidak

adanya angkutan desa yang melewati Desa Kertaraharja membuat

masyarakat kesulitan menjangkau kecamatan, Puskesmas dan pasar

tradisional di Kecamatan Sobang dan hanya dapat diakses dengan

kendaraan pribadi atau ojek. Dengan kondisi jalan yang sulit

Page 112: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

98

ditempuh, harga beras pun memiliki harga jual yang sangat rendah.

Di Desa Kertaraharja satu liter beras dihargai Rp. 5.000,00 - Rp.

6.000,00. Selain itu, sulitnya aksesibiltas jalan membuat masyarakat

kesulitan dalam membeli kebutuhan pokok untuk makan sehari-hari

seperti lauk-pauk, karena pedagang yang berjualan keliling hanya

sedikit. Masyarakat berharap adanya perbaikan terhadap fasilitas

jalan agar kehidupan ekonomi masyarakat menjadi lebih baik.

H. Keterkaitan Hasil Pemetaan Sosial dengan Partisipasi

Masyarakat dalam Kelembagaan Penyuluhan Agama

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Kertaraharja tergolong

rendah dan terjadi pada generasi tua. Rendahnya tingkat pendidikan

menyebabkan masyarakat Desa Kertaraharja sebagian besar bekerja

sebagai petani. Kondisi alam di Desa Kertaraharja yang subur

membuat hasil panen cukup banyak ketika musim penghujan, akan

tetapi harga jual masih sangat rendah karena kondisi jalan yang sulit

ditempuh yaitu tanah dan berbatu. Kondisi jalan yang belum diaspal

dan sulit dilalui ketika hujan tidak menghalangi masyarakat untuk

menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Orangtua di

Desa Kertaraharja bertekad untuk menjadikan kehidupan anak-

anaknya kelak lebih baik dari keadaan mereka saat ini dan meningkat

kualitas hidupnya. Namun demikian, disamping memiliki lahan

subur, Desa Kertaraharja memiliki kualitas jamban yang kurang dan

masyarakat terbiasa buang air besar sembarangan ke kebun dan rorah

(aliran pembuangan air).

Hal ini membuat LAZ HARFA ingin mengubah perilaku

masyarakat ke arah yang lebih baik. Setelah dilakukan peninjauan

dan sosialisasi maka dibentuklah kelompok arisan jamban sebagai

Page 113: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

99

alternatif agar masyarakat memiliki fasilitas jamban di rumahnya

masing-masing. Masyarakat menyambut baik program ini dan

akhirnya memiliki kesadaran akan pentingnya memiliki jamban dan

berperilaku hidup bersih dan sehat. Dan pada tahun 2018 di Desa

Kertaraharja sudah mendeklarasikan ODF (Open Defecation Free)

yaitu deklarasi bahwa Desa Kertaraharja khususnya Kampung

Bahbul sudah terbebas dari perilaku buang air besar sembarangan.

Struktur komunitas di Desa Kertaraharja menempatkan

pemimpin sebagai orang yang paling dihormati. Pemimpin

merupakan orang paling berperan dan berpengaruh di masyarakat.

Pemimpin adalah orang yang didengarkan dan menjadi panutan bagi

masyarakat. Pemimpin adalah orang yang biasa memberikan nasihat

dan mengingatkan masyarakat terhadap kegiatan dan memberi solusi

apabila terjadi permasalahan di tengah masyarakat. Pemimpin pula

yang menjadi jembatan bagi LAZ HARFA untuk menginisiasi

kegiatan arisan jamban. Salah satu faktor yang mendorong partisipasi

masyarakat dalam mengubah perilaku buang air besar sembarangan

dengan membuat kelompok arisan jamban adalah ajakan dari

pemimpin yang disertai dengan pemberian teladan oleh pemimpin

tersebut.

Kelompok arisan jamban merupakan wadah yang digunakan

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan jamban di Desa

Kertaraharja dan menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang

lebih baik. Melalui kelompok arisan jamban masyarakat berkumpul

dan diberikan penyuluhan mengenai pentingnya memiliki jamban dan

mengubah perilaku untuk tidak buang air besar sembarangan

(BABS). Ketua kelompok dipilih melalui musyawarah dan

kesepakatan bersama. Masyarakat yang tergabung dalam kelompok

Page 114: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

100

arian jamban diwajibkan membayar uang sebesar Rp. 20.000,00,-

setiap bulan kepada pengurus dan pada jum’at ke empat setiap

bulannya seluruh anggota berkumpul untuk melakukan pengocokan

dan membahas mengenai pengelolaan jamban di Desa Kertaraharja.

Kelompok arisan jamban diinisiasi oleh Lembaga Amil Zakat

Harapan Dhuafa (LAZ HARFA). LAZ HARFA menempatkan

pendamping desa di Desa Kertaraharja yang bertugas mendampingi

dan memberdayakan masyarakat. Pendamping desa LAZ HARFA

inilah yang menginisiasi dan menampung aspirasi masyarakat untuk

meningkatkan kualitas jamban di Desa Kertaraharja. Keberadaan

pendamping desa LAZ HARFA mendorong masyarakat untuk

berpartisipasi aktif dan mau mengubah perilaku Buang Air Besar

Sembarangan (BABS). Melalui arisan jamban diharapkan masyarakat

tidak lagi buang air besar sembarangan dan berhasil mengubah

perilakunya.

Gorol (gotong royong/kerja bakti) merupakan lembaga

informal yang berkembang di Desa Kertaraharja. Melalui gorol ini

masyarakat bertemu dan saling bersilaturahmi satu sama lain. Gorol

membuat masyarakat terlibat aktif dan berpartisipasi pada setiap

pertemuan yang dilaksanakan minimal dua minggu sekali. Gotong

royong setiap dua minggu sekali ini digunakan masyarakat untuk

membersihkan jalan dan membangun rumah. Solidaritas dan

kepercayaan masyarakat satu sama lain sangat tinggi, hal ini terlihat

dari antusiasnya warga mengikuti gotong royong walaupun

berbenturan dengan aktifitas pekerjaan seperti bertani ke sawah. Hal

ini tidak menjadi hambatan untuk masyarakat Desa Kertraraharja

mengikuti gotong royong.

Page 115: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

101

Sarana dan prasarana seperti jalan dan jamban bersama yang

dimiliki Desa Kertaraharja juga sangat berpengaruh terhadap

kehidupan masyarakat. Jalan yang masih tanah dan berbatu membuat

aksesibilitas masyarakat rendah dan membuat masyarakat kesulitan

menjangkau kota serta perputaran informasi menjadi sulit. Sarana

jamban bersama yang tidak tersedia di wilayah Kampung Bahbul,

Desa Kertaraharja membuat perilaku buang air besar sembarangan

tidak terelakan. Hal ini membuat masyarakat ingin meningkatkan

kualitas jamban di Desa Kertaraharja dengan adanya kelompok arisan

jamban.

I. Ikhtisar Pemetaan Sosial

Hasil pemetaan sosial menjadi gambaran akan kondisi Desa

Kertaraharja secara administratif maupun secara kelembagaan. Hasil

pemetaan sosial tersebut dapat disimpulkan sebagaimana tabel 8 di

bawah ini.

Tabel 8. Subjek Telaahan Pemetaan Sosial di Desa Kertaraharja

No Subjek yang ditelaah Keterangan

1 Lokasi Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

2 Penduduk Heterogen dari bahasa, homogen dari segi

mata pencaharian dan tingkat pendidikan.

3 Perekonomian Sebagian besar bekerja pada sektor

pertanian padi dan palawija.

4 Lembaga Formal:, LPM, Karang Taruna, BPD, PKK

Informal: kelompok arisan jamban, KKM

sejahtera, kelompok ternak domba,

kelompok pemanfaatan lahan pekarangan

dan gorol (gotong royong)

5 Sumber daya lokal Lahan subur dan sesuai untuk tanaman

pertanian dengan sawah tadah hujan,

sumber air dari sumur bor, sarana jalan

yang masih tanah berbatu, sumber daya

manusia mulai meningkat.

Sumber: Hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat dan

aparatur pemerintah Desa Kertaraharja pada tahun 2018

Page 116: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

102

Hasil pemetaan sosial menunjukan bahwa masyarakat Desa

Kertaraharja dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah

menyebabkan tingkat perekonomian juga rendah. Kondisi alam yang

subur membuat sektor pertanian sangat cocok di daerah ini. Hanya

saja kondisi jalan rusak membuat harga jual panen menjadi sangat

murah. Kurangnya fasilitas jamban di Desa Kertaraharja membuat

perilaku buang air besar sembarangan menjadi kebiasaan masyarakat

Desa Kertaraharja. Kebiasaan buang air besar sembarangan yang

terus dilakukan bertahun-tahun membuat kesadaran untuk mengubah

perilaku menjadi rendah. Pendamping desa LAZ HARFA melihat

bahwa perlu dilakukan perubahan perilaku masyarakat agar tidak lagi

buang air besar sembarangan ke kebun dan rorah. Dengan melakukan

pendekatan dan advokasi bersama pemimpin di Desa Kertaraharja

maka dibentuklah kelompok arisan jamban yang bertujuan untuk

meningatkan kualitas jamban di Desa Kertaraharja.

Berbagai lembaga formal maupun informal dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk bertemu dan bersilaturahmi dan membahas

persoalan yang ada dalam masyarakat khususnya dalam peningkatan

kualitas jamban di Desa Kertaraharja. Melalui lembaga-lembaga ini

masyarakat mencari solusi terhadap peningkatan kualitas jamban di

Desa Kertaraharja. Selain memberikan solusi, lembaga-lembaga ini

berperan dalam peningkatan dan pengembangan kelompok di Desa

Kertaraharja. Pemimpin formal dan informal memegang peranan

penting dalam memberikan teladan serta mengajak masyarakat untuk

berpartisipasi aktif dalam peningkatan kualitas jamban di Desa

Kertaraharja. Masyarakat sangat menghormati pemimpin sehingga

struktur sosial tertinggi ditempati oleh pemimpin.

Page 117: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

103

Partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas jamban

di Desa Kertaraharja cukup tinggi karena masyarakat merasa bahwa

dengan adanya pemberdayaan dan peningkatan kualitas jamban

memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan fasilitas

jamban sehingga kesadaran masyarakat pun turut meningkat dan

tidak melakukan buang air besar sembarangan (BABS) dan beralih ke

jamban sehat. Selain peningkatan fasilitas dan perubahan perilaku

masyarakat dari buang air besar sembarangan (BABS) menjadi buang

air besar di jamban sehat, manfaat lain yang tak kalah penting dan

dirasakan masyarakat adalah perbaikan lingkungan. Masyarakat

dapat memanfaatkan lahan kebunnya dengan maksimal karena tidak

ada lagi kotoran yang berserakan di kebun milik masyarakat. Selain

itu tercipta pula lingkungan yang bersih dan sehat serta terhindar dari

berbagai penyakit dan terhindar dari berbagai bahaya seperti dipatuk

ular dan gangguan asusila.

Page 118: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

104

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Informan

Sebelum membahas mengenai partisipasi masyarakat dalam

program arisan jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, terlebih dahulu akan

dijelaskan mengenai informan yang terbagi menjadi dua sumber.

Pertama yaitu informan yang merupakan stakeholder dalam program

arisan jamban dan informan yang merupakan masyarakat yang

tergabung dalam kelompok arisan jamban.

1. Stakeholder Program Pemberdayaan Masyarakat

a. Pendamping Desa LAZ HARFA

Pak Yadi Supriadi atau akrab disapa masyarakat

dengan panggilan Pak Yadi. Beliau berusia 25 tahun yang

merupakan seorang mahasiswa jurusan manajemen di

Universitas Mathla’ul Anwar Banten dan saat ini menginjak

di semester 7. Pak Yadi menjabat sebagai pendamping desa

LAZ HARFA di Desa Kertaraharja sejak tahun 2017. Sebagai

pendamping desa, Pak Yadi sangat aktif memberikan

penyuluhan dan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Pak

Yadi mulai menjadi pendamping desa di Kertaraharja sejak

tahun 2017. Saat ini Pak Yadi bertempat tinggal di rumah

salah satu tokoh agama di Desa Kertaraharja tepatnya di

Kampung Bahbul. Kampung Bahbul adalah salah satu

wilayah yang menjadi lokasi pemberdayaan masyarakat yang

diinisiasi LAZ HARFA. Ketertarikannya dalam bidang

kerelawanan sejak lama membuat Pak Yadi aktif dan

Page 119: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

105

menggeluti bidang ini sampai dengan sekarang. Pak Yadi

menekuni bidang ini karena dengan menjadi relawan ia dapat

memberikan sedikit kontribusi yang ia miliki kepada

masyarakat. Selain itu, ia dapat berbagi tentang kebaikan,

melakukan hal positif serta belajar bersama dengan

masyarakat, karena prinsip Pak Yadi adalah “sebaik-baik

manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.” Pak

Yadi dikenal masyarakat sebagai orang yang sangat ramah,

mudah bergaul dan beradaptasi dengan masyarakat sekitar

yang notabene usianya jauh lebih tua di atas Pak Yadi. Tidak

heran masyarakat menjadi antusias dan mau berpartisipasi

dalam program arisan jamban, salah satunya dikarenakan

peran pendamping desa yang melakukan pendampingan dan

pendekatan dengan sungguh-sungguh kepada masyarakat.

b. Tokoh Agama

Pak Ustadz Wirna atau yang biasa disapa dengan abah

Wir adalah salah seorang ustadz sekaligus menjadi tokoh

masyarakat di Desa Kertaraharja. Beliau saat ini berusia 73

tahun. Abah Wir adalah sosok yang bersahaja, bijaksana dan

sangat ramah terhadap pengunjung/orang asing. Di kediaman

Abah Wir lah pendamping desa tinggal. Banyak pendatang

lain seperi stakeholder yayasan yang memberikan bantuan

sosial kepada masyarakat pun singgah di kediaman abah Wir.

Beliau sangat terbuka dan memperlakukan tamu dengan

sangat baik. Perannya di masyarakat dalam bidang agama

juga memberikan dampak bagi partisipasi masyarakat

terhadap program pemberdayaan. Abah Wir memberikan

motivasi dan nasihat-nasihat kepada masyarakat untuk

Page 120: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

106

mengaplikasikan ajaran islam tidak hanya sebatas teori,

namun dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Aparatur Pemerintah Desa

Pak Asep Ginanjar atau yang akrab disapa Pak Asep

merupakan salah satu stakeholder yang juga terlibat dalam

program pemberdayaan masyarakat di Desa Kertaraharja.

Beliau saat ini berusia 27 tahun dan menjabat sebagai

sekretais Desa Kertaraharja. Beliau tinggal di Kampung

Depok yang merupakan salah satu wilayah Desa Kertaraharja.

Pihak desa sendiri sebetulnya memiliki program

pemberdayaan masyarakat yang secara mandiri dilaksanakan

dan dimotori oleh pemerintah desa yaitu program produk

unggulan. Program ini merupakan salah satu kegiatan yang

bertujuan meningkatkan profuktifitas masyarakat Desa

Kertaraharja. Selian itu, peran aparatur pemerintahan tingkat

desa dalam program arisan jamban di Desa Kertaraharja

adalah dalam bentuk koordinasi dengan pihak LAZ HARFA.

Selama ini, pihak desa selalu mendukung baik secara moril

dan materiil demi kemajuan Desa Kertaraharja.

2. Masyarakat (Pengurus/Anggota Kelompok Arisan Jamban)

a. Ketua Kelompok Arisan Jamban

Ibu Eti adalah salah satu masyarakat yang

berpartisipasi dalam kelompok arisan jamban. Ia merupakan

seorang ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai

petani. Usianya saat ini adalah 51 tahun. Selain beraktifitas

sebagai ibu rumah tangga dan bertani, Ibu Eti juga menjabat

sebagai ketua kelompok arisan jamban dan salah satu kader

posyandu di Desa Kertaraharja. Di usianya yang memasuki

Page 121: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

107

setengah abad ini, peran serta Ibu Eti masih sangat besar

dalam program pemberdayaan masyarakat. Keinginan yang

kuat untuk belajar dan aktif dalam berbagai kegiatan membuat

masyarakat mempercayakan amanah sebagai ketua kelompok

arisan jamban kepada Ibu Eti. Ibu Eti dikenal oleh masyarakat

sebagai sosok yang sederhana dan apa adanya. Meskipun

memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, hal itu tidak

mengikiskan semangat beliau untuk memajukan desa sesuai

dengan kemampuannya. Setelah dua tahun menjabat sebagai

ketua arisan jamban, Ibu Eti menyimpan harapan yang besar

agar masyarakat dapat terus berpartisipasi dalam berbagai

program pemberdayaan masyarakat di Desa Kertaraharja.

b. Anggota Kelompok Arisan Jamban

Ibu Yayat adalah informan terakhir yang berasal dari

unsur masyarakat khususnya sebagai anggota kelompok

arisan jamban. Ibu Yayat merupakan seorang ibu rumah

tangga dan juga seorang petani. Saat ini usianya 40 tahun dan

memiliki tiga orang anak. Semangat Ibu Yayat untuk

menyekolahkan anak-anaknya sangat tinggi. Saat ini, anak-

anak Ibu Yayat masih duduk dibangku SLTP dan SLTA.

Sebagai anggota arisan jamban yang mengikuti program dari

awal pemberdayaan LAZ HARFA dimulai di Desa

Kertaraharja, Ibu Yayat sangat terkesan dan merasakan

manfaat yang besar dar program arisan jamban dan program

pemberdayaan lainnya. Oleh karena itu, Ibu Yayat selalu

mengikuti program apapun yang diadakan selama kegiatan

tersebut adalah untuk kemajuan bersama.

Page 122: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

108

B. Profil Program Pemberdayaan LAZ HARFA dan Kelompok

Arisan Jamban di Desa Kertaraharja

Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa (LAZ HARFA) adalah

lembaga amil zakat skala provinsi yang menghimpun zakat, infaq,

sodaqoh, wakaf dan fidyah (ZISWAF) serta dana hibah dan CSR dari

muzaki atau donatur baik perorangan, komunitas maupun perusahaan

yang dikelola untuk pemberdayaan kaum dhuafa. LAZ HARFA

merupakan lembaga resmi yang terdaftar dengan SK Dirjen Bimas

Kemenag RI DJ III/651 Tahun 2016 sebagai Lembaga Amil Zakat

resmi tingkat provinsi.

Semua program LAZ HARFA diarahkan untuk mendorong

kemandirian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan

hidupnya. Untuk mencapai tujuan ini, LAZ HARFA memiliki tiga

pilar program, yaitu edukasi, advokasi, rehabilitasi dan recovery.

Sejalan dengan tiga pilar program tersebut, LAZ HARFA

menjalankan beberapa program-program pemberdayaan seperti aksi

peduli cerdas yang mencakup Tahfidz Qur’an, HARFA Skill Center

(HSC), beasiswa prestasi yatim dan Khadijah Islamic School (KIS),

program aksi peduli ekonomi yang mencakup pemberdayaan

kelompok tani, pedagang kerupuk, peternak itik telur, peternak

domba, peternak ayam, pedagang dagangan kecil dan NGABACA

(ngaji bareng abang becak).

Selain itu, terdapat pula program aksi peduli kemanusiaan

yaitu program tanggap darurat bencana, program aksi peduli sehat

yang mencakup sekolah hijau sehat untuk mewujudkan sekolah yang

sehat dan asri, Community Lead Total Sanitation (CLTS) yang fokus

dengan pembuatan jamban tanpa subsidi, cuci tangan pakai sabun,

promosi kesehatan (PROMKES), bantuan sarana air bersih dan

Page 123: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

109

kesehatan lingkungan. Program aksi peduli sosial yang mencakup

tebar hewan qurban dan aqiqah, dan program Environmental Services

Program (ESP) yaitu program pelayanan lingkungan.

1. Tujuan dan Sasaran Kelompok Arisan Jamban

LAZ HARFA memulai kegiatan pemberdayaan

masyarakat di wilayah Desa Kertaraharja sejak tahun 2015

dengan nama program Community Lead Total Sanitation (CLTS)

yang memiliki fokus pada pembuatan jamban tanpa subsidi.

Program ini diwujudkan melalui pembentukan kelompok arisan

jamban oleh masyarakat Desa Kertaraharja yang didampingi oleh

pendamping desa LAZ HARFA yang berperan sebagai fasilitator.

Kelompok arisan jamban dibentuk dan mulai berjalan pada 22

November 2017 dengan Pak Yadi sebagai pendamping desa.

Sejak tahun 2015, Desa Kertaraharja sudah memiliki 3

orang pendamping desa dan program arisan jamban ini bukan

merupakan program pertama yang dilaksanakan di Desa

Kertaraharja. Kegiatan pemberdayaan berlangsung sekitar 3 tahun

sampai desa binaan tersebut dapat mandiri dan bisa memiliki

kemampuan tanpa harus didampingi oleh pendamping desa.

Upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan

pendamping desa melalui kelompok arisan jamban memiliki

tujuan untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat dan

menimbulkan kesadaran untuk tidak lagi buang air besar

sembarangan di kebun dan rorah, serta terjadinya peningkatan

kepemilikan jamban sehat di Desa Kertaraharja. Tujuan ini

dicapai melalui upaya penyadaran secara terus menerus oleh

Page 124: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

110

pendamping desa dengan bekerja sama dengan tokoh masyarakat,

RT, RW dan pihak terkait.

Yang menjadi sasaran utama pada arisan jamban adalah

masyarakat Kampung Bahbul yang merupakan wilayah/kampung

yang memiliki fasilitas jamban paling rendah/sedikit

dibandingkan dengan wilayah/kampung yang lain. Anggota

kelompok arisan jamban ini dispesifikasikan dengan ibu-ibu atau

orang dewasa yang berusia 25 tahun ke atas yang menjadi

perwakilan dari setiap kepala keluarga.

Mengingat tujuan utama kegiatan arisan jamban adalah

mendorong perubahan perilaku masyarakat dan menimbulkan

kesadaran untuk tidak lagi buang air besar sembarangan, serta

terjadinya peningkatan kepemilikan jamban sehat di Desa

Kertaraharja, maka dalam pelaksanaan kegiatannya pendamping

desa bekerja sama erat dengan berbagai pemangku kepentingan

seperti aparat pemerintah setempat baik dari tingkat RT, RW,

tokoh agama dan tokoh masyarakat.

2. Struktur Kelompok Arisan Jamban

Sebagai lembaga informal yang dibentuk dengan

musyawarah dan kesepakatan bersama, kelompok arisan jamban

masih memliki sturktur yang sangat sederhana. Namun demikian,

struktur ini dapat mewakili tugas pokok dan fungsi kelompok

arisan jamban yang berfokus pada pengelolaan sanitasi dan

peningkatan kepemilikan jamban di Desa Kertaraharja. Struktur

kelompok arisan jamban dapat dilihat pada bagan 3 di bawah ini.

Page 125: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

111

Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban

Sumber: Hasil wawancara dengan informan pada tahun 2018

Struktur kelompok arisan jamban terdiri dari ketua

kelompok, sekretaris dan bendahara. Ketua kelompok arisan

jamban adalah ibu Eti, sedangkan sekretarisnya adalah Ibu Rina

dan bendahara adalah Ibu Pinah. Pemilihan pengurus didasarkan

pada hasil kesepakatan dan musyawarah kelompok pada saat

pertemuan bersama masyarakat. Ketiga pengurus dipilih

berdasarkan perwakilan dari blok bawah, tengah dan atas di

wilayah Desa Kertaraharja khususnya Kampung Bahbul.

C. Cikal Bakal Penyuluhan di Desa Kertaraharja

Sebelum tahun 2015 pada saat LAZ HARFA belum

mengadakan program peningkatan kepemilikan jamban, kondisi Desa

Kertaraharja cukup memprihatinkan. Lahan kebun yang seharusnya

dipakai untuk menanam pohon dan rorah/selokan air yang

seharusnya digunakan untuk pembuangan malah digunakan oleh

warga untuk buang air besar. Kondisi ini menyebabkan lahan kebun

tidak bisa berfungsi secara maksimal, munculnya penyakit diare,

serta banyaknya kotoran yang berserakan di rorah dan kebun dan

KetuaEti

AnggotaMasyarakat Desa Kertaraharja

SekretarisRina

BendaharaPinah

Page 126: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

112

Masyarakat memiliki fasilitas jamban yang

kurang memadai

Rendahnya kesadaran masyarakat

LAZ HARFA merasa perlu adanya peningkatan

sanitasi/jamban di Desa Kertaraharja

Pendamping desa dan stakeholder mengajak

masyarakat untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih baik

Dilakukan home visit, penyadaran, pendekatan, sosialisasi dan pemicuan

kepada masyarakat

Bersepakat untuk membentuk arisan jamban

di Desa Kertaraharja

Masyarakat merasakan manfaat dari program

Masyarakat sadar dan terjadi

perubahan perilaku

menimbulkan bau tidak sedap. Selain itu, perilaku buang air besar

sembarangan ini dilakukan masyarakat bertahun-tahun sampai

menjadi kebiasaan yang sulit diubah.

Masyarakat tidak menyadari akan bahayanya apabila aktivitas

ini dibiarkan berlarut-larut. Potensi bahaya tersebut dapat berupa

gigitan ular atau binatang buas ketika buang air besar di rorah/kebun

yang tak mengenal waktu baik siang maupun malam hari, keamanan

menjadi terganggu karena khawatir terlihat oleh orang lain dan dapat

menyebabkan pelecehan seksual, serta mental masyarakat dapat

terganggu karena merasa malu bila terlihat oleh orang lain.

Secara ringkas cikal bakal penyuluhan dalam program arisan

jamban di Desa Kertaraharja disajikan pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Cikal Bakal Penyuluhan melalui Program Arisan

Jamban di Desa Kertaraharja

Sumber: Hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, diolah

dan diinterpretasikan oleh peneliti

Kondisi ini mendorong LAZ HARFA untuk mencari alternatif

guna mengubah perilaku dan meningkatkan kesadaran masyarakat

Page 127: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

113

untuk tidak lagi buang air besar sembarangan (BABS). Karena dalam

ajaran islam buang air besar sembarangan merupakan perbuatan yang

buruk, sebagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda

yang artinya, “Jauhilah dua hal yang dapat memancing keluarnya

kalian laknat! Sahabat bertanya: “Apakah dua hal itu?” Beliau

menjawab: “Buang air besar di tempat orang-orang berlalu lalang

dan di tempat mereka berteduh.” (HR Muslim). Dalam hadits lain

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda, “jangan buang

air di lubang binatang, di jalan tempat orang lewat, di tempat

berteduh, di sumber air, di tempat pemandian, di bawah pohon yang

berbuah, atau di air mengalir kea rah orang-orang yang sedang

mandi atau mencuci.” (H.R. Muslim, Tirmidzi).

Melalui pengamatan yang panjang, LAZ HARFA melihat

bahwa masyarakat dapat berubah apabila ada pihak yang fokus dalam

memberikan intervensi pada masyarakat terkait jamban, dan pihak

tersebut dekat secara emosional dengan masyarakat. Melalui home

visit dan pembicaraan-pembicaraan dengan tokoh agama, tokoh

masyarakat dan aparatur pemerintah desa tingkat RT, RW sampai

kepala desa, LAZ HARFA mengajak masyarakat untuk mau berubah

dan sadar bahwa memiliki jamban pribadi adalah hal yang penting.

Dalam proses pengajakan ini LAZ HARFA menggandeng tokoh

agama dan stakeholder lainnya agar masyarakat semakin yakin

terhadap program yang dicanangkan sehingga pada akhirnya

masyarakat sadar dan mau mengubah perilakunya. Ajakan ini

disambut antusias oleh masyarakat Desa Kertaraharja dan tidak ada

penolakan. Bahkan pada awal program dilaksanakan, masyarakat

berbondong-bondong membuat cubluk di rumahnya masing-masing

Page 128: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

114

selama menunggu mendapatkan arisan dan membangun jamban/WC

permanen.

Kelompok arisan jamban muncul karena masyarakat

mengeluhkan tidak adanya biaya untuk membangun jamban. Oleh

karena itu, kelompok arisan jamban dibentuk untuk meringankan

beban biaya dan masyarakat dapat bersama-sama dalam membangun

jamban. Masyarakat mampu merasakan manfaat dari arisan jamban

ini dengan cepat dengan membayar uang arisan sejumlah Rp. 20.000

per bulan. Karena setiap bulan pada saat pengocokan, terdapat dua

orang yang mendapatkan arisan. Uang arisan tersebut dibelanjakan

oleh masyarakat/pendamping desa lalu kemudian dibagi dua kepada

pemenang arisan untuk pembangunan jamban.

Desa Kertaraharja sebagai wilayah yang dikelilingi kebun dan

sawah saat ini jauh berbeda dengan kondisi sebelum adanya

pemberdayaan. Saat ini sudah tidak ditemukan lagi masyarakat yang

buang air besar sembarangan ke rorah atau kebun, karena masyarakat

yang tidak memiliki jamban sudah menumpang ke tetangga atau

saudaranya yang memiliki jamban. Kondisi lahan kebun dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menanam pohon. Serta

keamanan dan kesejahteraan masyarakat lebih meningkat dengan

adanya program arisan jamban yang diinisiasi oleh LAZ HARFA.

Penyuluhan merupakan ilmu sosial yang mempelajari sistem

dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat

terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.

Prinsip penyuluhan adalah pengembangan perilaku masyarakat

melalui pendekatan pendidikan non formal untuk membantu

menyediakan pilihan-pilihan agar mereka dapat menyelesaikan

masalah yang dihadapi secara mandiri. Penyuluhan diartikan pula

Page 129: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

115

sebagai program pendidikan luar sekolah yang bertujuan untuk

memberdayakan sasaran dan meningkatkan kejehateraan sasaran

secara mandiri.

Perubahan perilaku ini diharapkan dapat berkelanjutan dan

dapat menguntungkan masyarakat. Demikian pula yang terjadi di

Desa Kertaraharja. Desa Kertaraharja yang sudah berhasil dalam

mengubah perilaku untuk tidak lagi buang air besar sembarangan

(BABS) telah melalui proses panjang sampai dapat seperti sekarang

ini.

Upaya yang dilakukan LAZ HARFA dan stakeholder yang

terlibat dalam meningkatan kesadaran dalam pembangunan jamban di

Desa Kertaraharja merupakan suatu kegiatan penyuluhan, karena

merupakan sebuah sistem pendidikan di luar sekolah yang bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada awal program

arisan jamban akan dimulai, pendamping desa memberikan

penyuluhan dengan melakukan home visit sembari memberikan

pemicuan bahwa memiliki jamban adalah hal yang penting.

Prayitno (dalam Kusnawan, 2011) menjelaskan bahwa

penyuluhan agama islam adalah suatu aktifitas memberikan pelajaran

dan pedoman kepada pikirannya, kejiwannya, keimanan dan

keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan

kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri dan berpegang

teguh kepada al-qur’an dan sunnah rasulullah shalallahu ‘alaihi

wasallam. Demikian halnya dengan program arisan jamban di Desa

Kertaraharja juga merupakan bentuk penyuluhan agama islam, karena

pendamping desa memberikan pelajaran dan pedoman kepada

masyarakat dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat

secara mandiri sehingga permasalahan jamban dapat teratasi.

Page 130: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

116

Pendamping desa yang telah melakukan pengamatan dan

observasi langsung kepada masyarakat merasakan bahwa kebutuhan

akan fasilitas jamban merupakan hal paling dasar yang dibutuhkan

masyarakat apabila ingin terjadi perubahan perilaku ke arah yang

lebih baik. Akan tetapi, masyarakat terkendala dalam biaya

pembangunan jamban itu sendiri. Oleh karenanya, pendamping desa

melihat bahwa perlu adanya sebuah kelompok yang dapat bekerja

sama dan saling membantu agar permasalahan biaya dapat teratasi

dan jamban dapat dibangun oleh masyarakat. Hal ini lah yang

melatarbelakangi terbentuknya kelompok arisan jamban di Desa

Kertaraharja.

Setelah mengenali wilayah dan kultur masyarakat Desa

Kertaraharja melalui pengamatan, physical dan sosial mapping,

program arisan jamban dimulai dengan melakukan pendekatan

kepada stakeholder yaitu aparatur pemerintah desa dari tingkat RT,

RW dan tokoh agama serta tokoh masyarakat Desa Kertaraharja.

Pendekatan ini dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari pihak

terkait agar dapat memberikan motivasi kepada masyarakat untuk

berpartisipasi secara aktif dalam program arisan jamban.

Setelah berhasil menggandeng tokoh agama dan stakeholder

lainnya, pendamping desa membuat sebuah agenda sosialisasi terkait

program. Sosialisasi dilakukan secara bertahap. Sosialisasi pertama

dihadiri oleh kepala keluarga dan sosialisasi kedua dihadiri oleh ibu-

ibu. Hal ini dimaksudkan agar program ini dapat diterima dan

didukung oleh kepala keluarga terlebih dahulu untuk dijelaskan

bahwa nantinya akan ada program arisan jamban dan setiap keluarga

diwajibkan membayar arisan. Sosialisasi kepada kepala keluarga

dilakukan sebagai transparansi pengeluaran selama program

Page 131: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

117

berlangsung dan pada akhirnya meminta persetujuan kepala keluarga

terkait arisan jamban tersebut.

Dalam sosialisasi kedua, masyarakat yang notabene berasal

dari golongan ibu-ibu diberikan pemicuan mengenai pentingnya

memiliki jamban dan sebagai muslim dianjurkan untuk

mengaplikasikan thaharah (bersuci) dan tidak buang air besar

sembarangan. Karena hal itu memunculkan potensi bahaya seperti

gigitan binatang, terpeleset ketika hujan, khawatir aurat terlihat non-

mahrom dan kemanaan menjadi terganggu.

Setelah pertemuan tersebut, pendamping desa bersama

masyarakat menyepakati dibentuknya kelompok arisan jamban di

Desa Kertaraharja. Kelompok arisan jamban ini digunakan

masyarakat sebagai wadah untuk berkumpul dan membicarakan

persoalan jamban di Desa Kertaraharja. Pada setiap kesempatan

berkumpul dengan masyarakat, baik dalam pertemuan kelompok

arisan jamban ataupun pertemuan lainnya, pendamping desa selalu

memberikan penyadaran dan pendekatan kepada masyarakat.

Penyadaran dilakukan dengan tanpa paksaan dan secara terus-

menerus mendampingi masyarakat. Pendamping desa selalu

menanyakan bagaimana progres pembangunan jamban dan terus

dipicu agar masyarakat mau berubah ke arah yang lebih baik.

Proses penyadaran yang dilakukan pendamping desa dan

stakeholder yang terlibat dalam program arisan jamban membuahkan

hasil yang baik. Hal ini tampak dari penerimaan masyarakat dan

langsung ikut mendaftarkan diri dalam program arisan jamban tanpa

penolakan serta antusiasnya masyarakat membangun cubluk sehingga

tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar ke rorah atau kebun.

Masyarakat yang awalnya belum membangun cubluk semakin

Page 132: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

118

termotivasi karena melihat masyarakat yang lain antusias dan

bersama-sama membangun cubluk sebelum mendapatkan arisan

untuk pembangunan jamban permanen.

D. Ikhtisar Program Pemberdayaan LAZ HARFA dan Cikal Bakal

Penyuluhan di Desa Kertaraharja

LAZ HARFA merupakan lembaga zakat yang bergerak di

bidang sosial kemanusiaan yang mulai berdiri pada tahun 2004 di

provinsi Banten. Program yang dilaksanakan di Desa Kertaraharja

yang dimulai pada tahun 2015 adalah Community Lead Total

Sanitation (CLTS) yang memiliki fokus pada pembuatan jamban

tanpa subsidi. Program ini diwujudkan melalui pembentukan

kelompok arisan jamban pada tahun 2017. Tujuan dari program ini

adalah untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat dan

menimbulkan kesadaran untuk tidak lagi buang air besar

sembarangan (BABS). Sasaran utama program ini adalah masyarakat

Kampung Bahbul yang merupakan satu wilayah di Desa Kertaraharja

yang memiliki fasilitas jamban paling sedikit dari wilayah lain di

Desa Kertaraharja. Sampai dengan tahun 2018 program ini berjalan,

kelompok arisan jamban sudah memiliki 72 orang anggota aktif yang

terdiri dari tiga orang pengurus inti dan 69 anggota.

Desa Kertaraharja merupakan wilayah yang dikelilingi oleh

sawah dan kebun. Sumber air yang digunakan masyarakat untuk

kebutuhan mandi dan mencuci berasal dari air pompa atau bor. Tidak

ada sumber mata air yang mengalir dari pegunungan di Desa

Kertaraharja. Sawah pun hanya mengandalkan tadah hujan saja

dalam pengairannya. Pemenuhan kebutuhan buang air besar di Desa

Kertaraharja khususnya Kampung Bahbul pun masih terbiasa buang

Page 133: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

119

air besar ke rorah (selokan pembuangan) dan kebun. Hal ini terjadi

karena masih kurangnya fasilitas jamban yang dimiliki masyarakat.

Perilaku ini dilakukan bertahun-tahun dan menjadi perilaku

yang sudah biasa bagi masyarakat. Kondisi ini mendorong LAZ

HARFA untuk mencari jalan keluar atas permasalahan rendahnya

kesadaran masyarakat dan minimnya fasilitas jamban di Desa

Kertaraharja. Untuk itu, LAZ HARFA segera mengirimkan

pendamping desa untuk mendampingi dan memfasilitasi masyarakat

agar muncul kesadaran dan perubahan perilaku serta meningkatnya

kepemilikan jamban di Desa Kertaraharja.

Setelah melakukan pengamatan, physical dan social mapping

serta beradaptasi langsung kepada masyarakat, pendamping desa

mulai menyusun agenda sosialisai dan pemicuan sebagai langkah

awal program. Dalam sosialisai ini pendamping desa bekerja sama

dengan tokoh agama dan stakeholder lainnya demi mendapat

dukungan dan membantu mengajak dan memberikan teladan kepada

masyarakat untuk mau mengubah perilakunya ke arah yang lebih

baik. Sosialisasi yang dilakukan pendamping desa dan stakeholder

disambut antusias oleh masyarakat Desa Kertaraharja dan terjadilah

kesepakatan untuk dibentuknya kelompok arisan jamban yang dapat

membantu masyarakat berkumpul dan bersama-sama membangun

jamban melalui system arisan. Kelompok arisan jamban mulai

berjalan pada November 2017 sampai dengan sekarang. Program

arisan jamban ini sangat bermanfaat untuk masyarakat dan

diharapkan terjadi perubahan perilaku dan tidak ada lagi masyarakat

yang buang air besar ke kebun dan rorah.

Page 134: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

120

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah stakeholder yang

terlibat dalam program arisan jamban dan masyarakat yang

tergabung dalam kelompok arisan jamban. Subjek secara khusus

terpilih menjadi informan melalui prosedur purposif atau

purposive sampling dengan beberapa kriteria pemilihan sebagai

berikut.

1. Subjek Stakeholder

a. Memiliki peran dalam pemberdayaan masyarakat di Desa

Kertaraharja.

b. Memiliki informasi terkait program pemberdayaan

masyarakat dari awal berdiri sampai sekarang.

2. Subjek Masyarakat

a. Berasal dari wilayah Desa Kertaraharja khususnya lokasi

pemberdayaan masyarakat di Kampung Bahbul.

b. Masyarakat yang terlibat secara langsung dengan program

pemberdayaan masyarakat.

c. Memiliki informasi terkait program pemberdayaan

masyarakat dari awal berdiri sampai sekarang.

Tabel mengenai gambaran umum mengenai informan

akan dijelaskan dalam tabel 9 di bawah ini.

Page 135: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

121

Tabel 9. Identitas Subjek

Kode Nama Inisial Usia Keterangan

YS.A Yadi

Supriadi

Y 25 tahun Pendamping desa LAZ

HARFA

WS.B Wirna W 73 tahun Tokoh Agama

AS.C Asep A 27 tahun Aparatur pemerintah desa

EM.A Eti E

51 tahun Ketua kelompok arisan

jamban

YM.B Yayat Y 40 tahun Anggota kelompok arisan

jamban

Keterangan :

YS.A = Kode untuk subjek (Yadi stakeholder ke 1)

WS.B = Kode untuk subjek (Wirna stakeholder ke 2)

AS.C = Kode untuk subjek (Asep stakeholder ke 3)

EM.A = Kode untuk subjek (Eti masyarakat ke 1)

YM.B = Kode untuk subjek (Yayat masyarakat ke 2)

Dari beberapa kriteria pemilihan informan, subjek dalam

tabel di atas terpilih sebagai subjek penelitian dikarenakan

memiliki representasi dalam partisipasi masyarakat dalam

program arisan jamban LAZ HARFA di Desa Kertaraharja,

Kecamatan Sobang, Kabupaten pandeglang, Provinsi Banten.

B. Partisipasi Masyarakat dalam Penyuluhan Agama pada

Program Arisan Jamban di Desa Kertaraharja

1. Bentuk Partisipasi Masyarakat

a) Partisipasi Tenaga

Bentuk partisipasi masyarakat yang ditunjukan

oleh masyarakat dalam program arisan jamban di Desa

Kertaraharja cukup beragam. Menurut narasumber,

Page 136: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

122

partisipasi masyarakat sangat ditentukan oleh sikap

pendamping desa dalam mendampingi dan mengajak

masyarakat, apabila pendamping desa bersikap pasif maka

respon masyarakat pun akan enggan mengikuti kegiatan.

Hal ini dapat dilihat dari pernyataan yang diutarakan oleh

Pak Yadi berikut:

“Tergantung FF (Field Facilitator) nya sendiri.

Kalo kita nya diem, masyarakat juga enggan.

Sejauh ini bagus dan banyak yang mau sih

alhamdulillah.” (YS.A) 118

Narasumber menunjukan partisipasi tenaga dengan

bergotong royong membangun cubluk bersama sebagai

bentuk dukungan terhadap program pemberdayaan

masyarakat. Secara dominan, seluruh narasumber

menyatakan bahwa mereka senang dan mendukung

program tanpa keraguan sedikitpun.

“Kan sebulan (pertama) itu kompak membuat

cubluk. Kompak itu suruh bikin cubluk. Ya

sebenarnya masyarakat disini mah Bu kalau

masalah kekompakan selalu kompak, apalagi

untuk kebaikan. Katanya kan selama itu untuk

kemajuan desa, untuk kemajuan kampung itu pasti

didukung. Apalagi ada yang ngajak gini.” (EM.A) 119

118 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 119 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 137: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

123

“Iya banyak yang senang (dengan program ini).

Langsung banyak yang ikut.”(EM.A) 120

“Sejauh ini gaada keraguan sih. Karena jelas gitu

tuh. Ini uang teh jelas dimana di simpennya siapa

ketuanya bendaharanya jadi jelas gaada

keraguan. Buat apa nanti kalo menang. Jelas. Jadi

bukan buat kami atau segala macem.”(YS.A) 121

Selain para anggota dan pengurus aktif dan

antusias dalam mengelola kelompok dan hadir dalam

pertemuan, bentuk partisipasi tenaga juga ditunjukan

dengan adanya anggota yang turut aktif memberitahu dan

mengajak masyarakat yang lain untuk berkumpul apabila

ada pertemuan rutin meskipun beliau bukan pengurus inti.

Beliau adalah Ibu Y. Ibu Y adalah anggota kelompok

arisan jamban yang mulai bergabung saat pertama kali

kelompok arisan jamban dibentuk pada tahun 2017.

Narasumber mengungkapkan bahwa beliau sangat

semangat apabila ada pertemuan di masyarakat dan rajin

memberitahu masyarakat yang lain untuk hadir dalam

pertemuan sebagai bentuk dukungan sehingga program

dapat berjalan dengan baik dan berjalan sampai

seterusnya. Bentuk partisipasi yang dilakukan oleh

masyarakat Desa Kertaraharja dapat dikategorikan sebagai

partisipasi tenaga. Bentuk partisipasi ini jelas terlihat dari

masyarakat yang menjadi anggota dan pengurus arisan

120 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 121 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 138: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

124

jamban seperti ibu Eti dan Ibu Yayat yang sudah menjadi

anggota dan pengurus aktif mulai dari awal dibentuknya

kelompok arisan jamban pada November 2017 sampai

dengan sekarang. Partisipasi tenaga yang ditunjukan

masyarakat yaitu dengan melibatkan diri mereka sebagai

anggota aktif dalam mengelola kelompok dan selalu hadir

dalam setiap pertemuan dengan antusias dan semangat

yang tinggi.

“Iya mendukung kalo ada program-program gitu.

Iya semangat, kalau katanya, “Bapak-bapak

kumpul di masjid, Ibu-ibu di RT atau RK, kompak

saling memberitahu, sms nelpon gitu yah, “bener

ga katanya kita kumpul di sana di Pak RT di Pak

Ustad Wirna? Kata masyarakat sebelah sana, kata

Bu Eti di pak Ustadz Wirna gitu yah, iya datang

kesana gitu Bu, musim hujan musim apa aja tetep

datang aja. Biarin gitu kita sepertinya cuma punya

air putih, yang penting datang, gak melihat kesana

gitu. Jadi iya mendukung aja. Syukur-syukur gitu

bisa seterusnya gitu doain aja.”(YM.B) 122

“Kompak gitu. Saling mendukung gitu, jadi saling

membantu kalau kata orangmah. Kita mau jatuh,

sudah jatuh sepertinya, gimana caranya pengen

bangkit? Dibangkitkan sama kita, alhamdulillah

itu iya alhamdulillah.”(YM.B) 123

“Kalau sebetulnya yang lebih besar

keterlibatannya itu ibu-ibunya sendiri sih

sebetulnya. Yang lebih berperan ya ibu-ibunya

sendiri. Kelompok arisan jambannya.” (YS.A) 124

122 Wawancara pribadi dengan Ibu Yayat di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 123 Ibid., 124 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 139: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

125

b) Partisipasi Uang

Program arisan jamban LAZ HARFA merupakan

program swadaya masyarakat yang tidak menggunakan

dana/anggaran LAZ HARFA. Adapun dana yang

dikeluarkan LAZ HARFA tidak digunakan untuk program

arisan jamban secara langsung namun untuk program

pemberdayaan masyarakat yang lainnya seperti

penyediaan bibit dalam program pemanfaatan lahan

pekarangan. Hal ini mendorong partisipasi masyarakat

untuk berpartisipasi dengan memberikan iuran setiap

bulannya untuk keberlanjutan program pembangunan

jamban. Bahkan ketika dana arisan jamban ternyata

kurang, masyarakatlah yang menambahkan dana tersebut

untuk pembangunan jamban.

“Masyarakat berkontribusi, kalo kurangkan dari

mereka. Kan itumah bukan kontribusi-kontribusi

lagi. Full dari mereka semuanya. Swadaya kan

itumah. Toh kita mah nggak menggunakan uang

HARFA seribu rupiah pun. Serupiah pun enggak,

sangat antusias warga itu.” (YS.A)125

Partisipasi berbentuk materi/uang adalah hal yang

yang jelas terlihat dari masyarakat yang menjadi anggota

kelompok arisan jamban. Berdasarkan hasil wawancara,

dapat diketahui bahwa masyarakat secara rutin

memberikan iuran arisan setiap bulannya dan

menambahkan dana pembangunan jamban untuk

125 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 140: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

126

kelancaran program pemberdayaan masyarakat di Desa

Kertaraharja.

“…...Trus kan kalau segitu itu tidak cukup itu

Nanti kalau sudah punya bata, punya pasir nanti

abisnya semuanya 1.215.000 kira-kira. Paling

juga ditambahin atau ditunda gitu…..Tapi iya

Alhamdulillah karena adanya Pak Yadi ngajak

tadinya kan kebanyakan disini mah buang air nya

ke rorah. Alhamdulillah sekarangmah yang

gapunya WC membuat cubluk jadi deket

gitu.”(EM.A) 126

c) Partisipasi Materi

Kelompok arisan jamban merupakan salah satu

bentuk lembaga yang diselenggarakan dari, oleh dan

untuk masyarakat yang dibentuk dengan dukungan

stakeholder yaitu LAZ HARFA, tokoh agama dan

aparatur pemerintah tingkat desa. Kelompok arisan

jamban adalah kelompok dengan struktur sederhana yang

dibentuk dengan tujuan memberdayakan anggota yang

lemah dalam hal ini lemah dalam kepemilikan jamban

yang sangat minim dan memiliki kesadaran yang rendah

terhadap pentingnya kepemilikan jamban sehingga

diharapkan mendapat kemampuan dan kemandirian

menyelesaikan masalahnya secara mandiri.

Kelompok arisan jamban merupakan lembaga

nonformal yang berhubungan secara langsung dengan

masyarakat, oleh karena itu kelompok arisan jamban

diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi

126 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 141: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

127

masyarakat untuk turut serta dan berpartisipasi aktif dalam

mengelola jamban di Desa Kertaraharja. Apabila

kelompok arisan jamban dikelola dengan maksimal, maka

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh

karena itu, sebagai suatu lembaga yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan, partisipasi masyarakat

sangat diperlukan. Bentuk partisipasi yang ditunjukan

oleh masyarakat salah satunya adalah pada bentuk

pemberian materi berupa makanan yang dimilikinya.

Masyarakat mendukung kegiatan penyuluhan

dengan membawa makanan untuk dihidangkan dalam

kegiatan. Sebagaimana pernyataan narasumber bahwa

dalam pertemuan narasumber ada yang membawa

rengginang, bobongko dan makanan lainnya yang

dihidangkan dalam kegiatan pertemuan rutin. Penyataan

narasumber tersebut adalah sebagai berikut.

“Alhamdulillah gitu, ada yang punya ranginang

(makanan dari beras yang dikeringkan kemudian

dogoreng), ada yang punya apa dibawa gitu, yang

mau bikin bobongko (makanan ringan berupa

kukusan pisang atau lainnya) yang mau apa bawa

kita, iya tidak menolak gitu. Saling mendukung,

jadi saling menolong gitu kata orang

mah.”(YM.B) 127

Secara singkat, bentuk partisipasi masyarakat

dapat dilihat dalam tabel 10 di bawah ini.

127 Wawancara pribadi dengan Ibu Yayat di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 142: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

128

Tabel 10. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Penyuluhan

Agama pada Program Arisan Jamban

di Desa Kertaraharja

No

Jenis

Partisi-

pasi

Bentuk Keterangan

1 Tenaga Gotong

royong

Bentuk tindakan konkret secara fisik yang

dilakukan oleh masyarakat adalah dengan

membangun cubluk/ jamban bersama-sama

yang dilaksanakan setiap bulan setelah

pengocokan arisan jamban.

Saling

mengajak

Tindakan mempengaruhi warga untuk

bertindak melalui komunikasi persuasif

dilakukan agar banyak masyarakat

menghadiri pertemuan.

Saling

menghu-

bungi

Tindakan mengingatkan warga lain tentang

komitmen untuk berpartisipasi dalam

program yang semula disetujui masyarakat

merupakan bentuk partisipasi.

2 Uang Masyara-

kat secara

rutin

memberi-

kan iuran

wajib

Bentuk tindakan konkret secara materiil

yang dilakukan oleh masyarakat juga

merupakan bentuk kepatuhan kepada

peraturan dan komitmen awal untuk

membayar iuran wajib arisan setiap

bulannya

Masyara-

kat rutin

memberi-

kan iuran

kas

Bentuk sumbangan materiil yang dilakukan

masyarakat setiap bulannya dilakukan

dengan sukarela oleh anggota kelompok

arisan jamban. Kas digunakan untuk

kepentingan kelompok

Menam-

bahkan

dana

pemba-

ngunan

jamban

Bentuk sumbangan sukarela secara materiil

diberikan masyarakat untuk pembangunan

jamban menjadi salah satu bentuk

partisipasi yang ditunjukan oleh masyarakat

dalam kelompok arisan jamban

3 Materi Membawa

makanan

untuk

kegiatan

penyuluh-

an

Bentuk sumbangan makanan diberikan

masyarakat secara sukarela untuk

mendukung program yang dilaksanakan

Sumber: hasil wawancara dan observasi dengan informan dan

diinterpretasikan oleh peneliti

Partisipasi tenaga menjadi bentuk partisipasi yang

dominan terlihat dalam program arisan jamban di Desa

Kertaraharja. Beberapa bentuk partisipasi tenaga ini

ditunjukan dengan gotong royong, saling mengajak dan

Page 143: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

129

saling memberitahu satu sama lain ketika ada pertemuan.

Pembuatan cubluk/jamban secara gotong royong oleh

masyarakat merupakan bentuk tindakan konkret secara

fisik yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kertaraharja,

saling mengajak merupakan tindakan mempengaruhi

warga lain untuk bertindak melalui komunikasi persuasif

serta saling memberitahu merupakan tindakan

mengingatkan tentang komitmen untuk berpartisipasi

dalam program yang semula disetujui masyarakat dan

akhirnya banyak masyarakat yang terlibat dalam program

arisan jamban. Pernyataan narasumber ini menunjukan

bahwa dengan tenaga yang diberikan diharapkan dapat

memberikan kemajuan bagi Desa Kertaraharja yang lebih

baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ocbrianto

(2012) bahwa partisipasi tenaga adalah salah satu hal yang

dapat menunjang keberhasilan program. Oleh karena itu,

partisipasi tenaga sangat dibutuhkan untuk keberhasilan

program arisan jamban di Desa Kertaraharja.

Uang/materi merupakan bentuk kontribusi secara

materiil bagi keberlangsungan pengelolaan jamban. Dan

bahkan ketika dana pembangunan jamban kurang dan

tidak mencukupi untuk membeli alat pembangunan

jamban, maka masyarakat sendiri lah yang menambahkan

dana tersebut. Selain itu, dalam kegiatan penyuluhan,

masyarakat juga membawa makanan untuk dihidangkan

dalam kegiatan. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat

selalu berupaya berpartisipasi dalam bentuk uang ataupun

materi yang dimilikinya demi terwujudnya tujuan

Page 144: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

130

kelompok arisan jamban. Pernyataan narasumber ini

sesuai dengan pendapat Hamidjoyo, dalam Sastropoetro

(1986) bahwa partisipasi uang/materi adalah untuk

memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan

masyarakat. Selain itu, hal ini juga sejalan dengan

pendapat Surbakti (dalam Astuti dan Hardiana, 2009)

yang mengatakan bahwa kegiatan yang dapat digolongkan

sebagai partisipasi adalah ikut serta dalam memberikan

iuran atau sumbangan materiil. Hal yang dilakukan oleh

masyarakat dengan memberikan iuran arisan wajib dan

iuran kas serta menambahkan dana arisan tersebut ketika

kurang adalah bentuk partisipasi dalam bentuk bentuk

uang/materi serta menyumbangkan makanan untuk

dihidangkan dalam kegiatan penyuluhan.

2. Tahapan Partisipasi Masyarakat

Program arisan jamban yang berlangsung dalam waktu

satu tahun ini terbagi menjadi beberapa tahap yaitu: tahap

persiapan inisiasi program, tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan dan tahap evaluasi Tahapan partisipasi

masyarakat tersebut dapat digambarkan dalam uraian berikut.

a) Tahap Inisiasi Program

Pada tahap awal program pemberdayaan

masyarakat, pendamping desa LAZ HARFA melakukan

perizinan kepada pihak terkait yaitu kepala Desa

Kertaraharja. Pada pertemuan tersebut, pendamping desa

memberikan penjelasan mengenai gambaran program dan

intervensi yang akan dilaksanakan selama melakukan

Page 145: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

131

kegiatan pemberdayaan masyarakat. Setelah perizinan

dilakukan dilanjutkan dengan proses physical mapping

dan social mapping (pemetaan fisik dan sosial) pada bulan

Agustus 2017. Hasil pemetaan fisik dan sosial tersebut

menjadi rujukan dalam proses pengkajian masalah dan

potensi yang ada di Desa Kertaraharja. Setelah melakukan

physical dan social mapping dan melihat langsung kondisi

masyarakat, akhirnya ditentukan beberapa wilayah di

Desa Kertaraharja yang akan menjadi lokasi

pemberdayaan masyarakat. Wilayah yang menjadi fokus

pemberdayaan terkait peningkatan kepemilikan jamban

adalah wilayah Kampung Bahbul.

“Ada izin ke desa. Ke kepala desa. Ada jelas

itumah, kita ada namanya Lintas Sektoral Tingkat

Desa (LINSEKDES). Entah itu siapa dan

tujuannya apa. HARFA masuk pasti izin dulu ke

desa. Dan nanti mereka juga nanti tahu emang

apa aja dijelasin. Gini-gini-gini.”(YS.A) 128

Dalam program pemberdayaan ini, pendamping

desa juga melakukan advokasi dengan tokoh masyarakat,

tokoh agama, ketua RT, RW setempat yang diharapkan

dapat membangun jaringan dalam mendukung dan

bekerjasama dalam program pemberdayaan masyarakat.

Setelah mendapatkan dukungan dari beberapa pihak,

pendamping desa melakukan penyadaran dan sosialisasi

kepada masyarakat. Penyadaran dilakukan dengan proses

128 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 146: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

132

home visit yaitu mendatangi rumah-rumah warga untuk

berdiskusi dan mengajak untuk berpartisipasi dalam

program pemberdayaan yang akan dilaksanakan.

“Awal prosesnya home visit dulu kunjungan

rumah, yah kitakan silaturahim dulu ngetok-

ngetok dulu. Ya kalo pertama datang ya udah jelas

pasti yang dicari pertama siapa tokohnya, RT RW

nya, siapa tokoh yang berpengaruh disini, nanyain

terkait dengan ustadz disini, disitu kan kita terus

home visit ke rumah-rumah warga gitu tuh

nanyain tokohnya juga sama. Intinya

memperkenalkan kita itu siapa disini. Kita kan

disini belajar dari masyarakat tidak menggurui

sedikitpun tapi bareng-bareng. Intinya mah dari

home visit, dari keuntungan kedekatan kita dengan

masyarakat gitu.”(YS.A) 129

Narasumber mengatakan bahwa dalam satu hari

pendamping desa harus melakukan home visit sebanyak

10 rumah. Dengan rutinnya kegiatan home visit,

masyarakat semakin mengenal program yang akan

dilaksanakan dan semakin dekat dengan pendamping

desa. Kemudian, setelah masyarakat mengetahui

gambaran program melalui kegiatan home visit, pada

tahap selanjutnya dilaksanakan penyuluhan agama secara

kelompok.

“Proses penyadaran dilakukan dengan home visit

dengan terus mendatangi rumah warga untuk

dilakukan penyadaran secara terus menerus.

Home visit dilakukan dengan cara mendatangi

129 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 147: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

133

rumah-rumah warga secara langsung, kalo ada

ibu-ibu tiga orang didatengin, misalkan ibu-ibu

lagi ngumpul lagi ngobrol didatengin, diajakin

ngobrol gitu.” (YS.A) 130

“Kalo kita kan kalo ngedatanginnya sih beberapa

kali sebetulnya karena kita diwajibkan satu hari

itu 10 rumah yang harus didatangi. Di awal itu

home visit dulu aja terus gitu sambil

memperkenalkan diri dan mengajak masyarakat

sambil diajak ngobrol gitu.” (YS.A)131

b) Tahap Perencanaan Program

Langkah pertama yang dilakukan oleh

pendamping desa pada tahap perencanaan adalah

melakukan sosialisasi dan pemicuan kepada masyarakat.

Kegiatan sosialisasi dan pemicuan ini dilaksanakan oleh

LAZ HARFA untuk memberikan gambaran mengenai

program pengelolaan jamban di Desa Kertaraharja. Dalam

proses sosialisasi, pendamping desa menjelaskan

mengenai pentingnya memiliki jamban dan terus memicu

masyarakat untuk sadar bahwa ketika usia semakin tua

akan mendapat kesulitan jika terus menerus buang air

besar ke kebun atau rorah.

“Pertama dikumpulkan dulu kemudian di

sosialisasikan, mengumpulkan masyarakat

memicu gitu ya ke masyarakat, tentang pentingnya

memiliki sanitasi trus ya kalau misalkan tentang

kesehatan itu penting. Ya kalau udah tua kan

susah (BAB ke rorah/kebun), kalau masih muda

130 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 131 Ibid.,

Page 148: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

134

mah masih bisa ke kebun lah, kalo udah tua kan

udha gabisa jalan.” (YS.A)132

Sosialisasi dan pemicuan dilaksanakan dalam dua

kali pertemuan. Sosialisasi dan pemicuan pertama dihadiri

oleh kepala keluarga, ketua RT dan RW di wilayah Desa

Kertaraharja. Pertemuan ini bertujuan untuk

menggambarkan program pemberdayaan dan menggalang

dukungan masyarakat demi terwujudnya program

pemberdayaan di Desa Kertaraharja. Sosialisasi dan

pemicuan pertama mendapatkan respon positif dari para

kepala keluarga serta ketua RT dan RW setempat. Seluruh

masyarakat pada saat itu kompak membuat cubluk di

rumahnya masing-masing sebagai bentuk partisipasi aktif

dalam menyambut program arisan jamban.

Sosialisasi dan pemicuan pertama menghasilkan

respon positif dari masyarakat. seluruh kepala keluarga

yang digerakan oleh ketua RT dan RW membangun

cubluk secara serentak. Hal ini merupakan bentuk

kekompakan masyarakat demi kemajuan Desa

Kertaraharja.

“Kan sebulan (pertama) itu kompak membuat

cubluk. Kompak itu suruh bikin cubluk. Ya

sebenarnya masyarakat disini mah Bu kalau

masalah kekompakan selalu kompak, apalagi

untuk kebaikan. Katanya kan selama itu untuk

kemajuan desa, untuk kemajuan kampung itu pasti

132 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 149: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

135

didukung. Apalagi ada yang ngajak gini).”(EM.A) 133

Kemudian dalam sosialisasi kedua dihadiri oleh

ibu-ibu yang menjadi sasaran program. Pembagian waktu

sosialisasasi menjadi dua ini dimaksudkan untuk

menggalang dukungan dari kepala keluarga, RT dan RW

terlebih dahulu agar memudahkan perizinan arisan jamban

yang mengharuskan anggota kelompok mengeluarkan

uang Rp. 20.000,00,- setiap bulannya.

“Waktu itu ada ibu-ibu, ibu-ibu posyandu, ibu-ibu

majlis ta’lim, kader-kader, masyarakat disini aja.

Dan sebelumnya juga dilakukan sosialisasi ke

Bapak-bapaknya dulu “gimana nih kalau misalkan

ana ngadain arisan jamban, bapak-bapak

keberatan tidak ibunya dikasih uang 20ribu

perbulan?”. Jadi FF masuk ke semua lini sih, ke

bapak-bapak juga harus masuk, takutnya khawatir

uang untuk apa jadi kalau misalkan udah ada

bahasa biasanya ibu-ibu tuh “gimana suami aja

pak yang nyari uang kan suami saya”, tapi ketika

kita udah ke bapak-bapaknya kan enak, “udah ibu

gausah mikirin lagi Bapakmah udah ngizinin”,

jadi kitanya lebih enak.” (YS.A)

Kegiatan sosialisasi dan pemicuan kedua ini

dilaksanakan oleh LAZ HARFA untuk memberikan

gambaran dan tindak lanjut mengenai perencanaan

program pengelolaan jamban di Desa Kertaraharja. Dalam

proses sosialisasi, pendamping desa dan masyarakat yang

hadir berdiskusi dan saling memberikan ide dan gagasan

133 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 150: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

136

terkait program yang akan dilaksanakan. Dari hasil

wawancara, ditemukan bahwa dalam proses sosialisasi

dan musyawarah, masyarakat turut merumuskan visi misi

dan tujuan bersama melalui musyawarah mufakat. Visi

misi dan tujuan bersama dirumuskan dan disepakati tanpa

ada paksaan dari pendamping desa. Pendamping desa

senantiasa memberikan pilihan-pilihan dan

mengembalikan keputusan kepada masyarakat sebagai

pelaku pemberdayaan.

“Ya kalau tujuan pembuatannya masyarakat

bersama. Jadi kan mereka juga udah sadar ‘oh ini

penting sanitasi, ayo kita buat aja bareng-bareng.’

Kan gak mungkin kalo misalkan saya maksa ‘Bu,

mau dibuat engga?’ Jadi kita balikkan lagi ke

mereka gitu kita gabisa, ’Bu, udah kita buat aja

ayo,’ gak bisa maksa kaya gitu. Jadi inimah udah

kerja sama sama mereka ayo buat aja bareng-

bareng.” (YS.A) 134

Narasumber mengungkapkan bahwa pada awal

pembentukan arisan jamban, gagasan/ide berasal dari

pendamping desa LAZ HARFA setelah mengamati dan

mendengar keluhan masyarakat terkait fasilitas jamban

yang sangat kurang namun terkendala oleh biaya

pembangunan, kemudian setelah pendamping desa dan

masyarakat bermusyawarah terkait pembentukan

kelompok arisan jamban masyarakat pun menyetujui dan

134 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 151: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

137

merasa bahwa program arisan jamban merupakan solusi

terbaik bagi kebaikan masyarakat ke depannya.

“Prosesnya itu ngajuin. Kan disini tidak ada WC

awalnya ya, jarang gitu yang tidak mampu mah.

Ya kalau mau membuat WC itung-itung saling

membantu gitu ngadain arisan jamban soalnya

tidak ada biayanya gitu.”(EM.A)135

“Bareng-bareng gitu. Awalnya Pak Yadi ngajak ke

masyarakat ‘Ayo, gitu’, trus sama masyarakat

‘Ayo, gitu’, masyarakat kan ayo aja selama

terbaik gitu. Kalau masyarakat kan selama mampu

ya ayo gitu.”(EM.A)136

Hasil sosialisasi dan pemicuan kedua ini

menghasilkan kesepakatan pembentukan kelompok arisan

jamban. Masyarakat yang hadir saat itu tanpa keraguan

sedikitpun bersemangat mendaftarkan diri untuk

bergabung ke dalam kelompok arisan jamban. Sosialisasi

dan pemicuan kedua yang dihadiri ibu-ibu kader

posyandu, majlis ta’lim dan masyarakat sekitar

mendapatkan respon yang luar biasa. Masyarakat tidak

merasa ragu terhadap program yang akan dilaksanakan

dan langsung bersedia ikut dan berpartisipasi dalam

program arisan jamban.

“Langsung ikut gitu. Kalau koperasi iya mungkin

mikir-mikir kan kendalanya kata saya juga

uangnya yang susah. Kalau koperasi iya yang

135 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 136 Ibid.,

Page 152: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

138

ikutnya sedikit gitu. Kalau jamban mah langsung

masyarakat itu langsung aja semangat gitu mau.

Kan sebulan sekali 20.000 mikirnya terjangkau,

tapi kalau koperasi kan agak besar ya tidak

terjangkau, kan kalau mikirnya bayar koperasi,

bayar jamban, untuk jajan anak, gimana katanya,

nanti ditunda dulu gitu kebanyakan.” (EM.A)137

c) Tahap Pelaksanaan Program

Pertemuan rutin adalah agenda bulanan yang

dilaksanakan oleh kelompok arisan jamban. Pertemuan

rutin ini dilaksanakan pada setiap jum’at ke empat.

Agenda kegiatan ini diisi dengan pengocokan arisan dan

penyuluhan dengan tema yang berbeda-beda sesuai

kebutuhan masyarakat. berdasarakan hasil wawancara,

pertemuan rutin ini juga dijadikan sebagai wadah untuk

berkumpul dan bertukar informasi serta pengalaman

antara anggota, pengurus dan pendamping desa LAZ

HARFA.

“Sebetulnya pertemuan setiap hari jum’at. Kalo

misalkan udah empat jum’at. Empat minggu

sekali ngocok gitu tuh. Tanggal bisa kerubah tapi

biasanya hari tetep jum’at itu pastinya.” (YS.A)138

“Iya setiap empat jum’at kumpul semua.”

(EM.A)139

137 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 138 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 139 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 153: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

139

Selain sebagai wadah untuk bersilaturahmi dan

melaksanakan rutinitas arisan seperti pengocokan,

pertemuan ini juga diisi dengan kegiatan penyuluhan

kepada masyarakat dengan materi sesuai kebutuhan

masyarakat. Narasumber mengutarakan bahwa materi

yang disampaikan oleh pendamping desa adalah seputar

thaharah, cara mendidik anak dan menjaga kebersihan.

Materi yang disampaikan oleh pendamping desa dikemas

dalam konsep pengajian. Didalamnya berisi pembukaan,

tadarus, isi dan penutup. Pendamping desa berpendapat

bahwa dalam program pemberdayaan yang dilaksanakan

LAZ HARFA harus diimbangi dengan pendekatan

keagamaan agar lebih menyentuh emosional dan perasaan

masyarakat. Dalam pelaksanaan pengajian ini, masyarakat

terlibat menjadi pembawa acara, qori’ah dan pembaca

doa. Keterlibatan ini menjadi bentuk partisipasi aktif

masyarakat dan wujud kemandirian masyarakat untuk

tidak selalu tergantung kepada pendamping desa.

“Suka ada pengajian gitu. Kadang kumpulnya

sore gitu atau kadang abis isya gitu. Ada yang

pembukaannya, ada yang ngajinya. Membahasnya

ya tentang anak, menjaga anak, menjaga

kebersihan, thaharah gitu.” (EM.A)140

“Kita sebelum itu juga ada tadarrus biasa, jadi

intinya itu lebih ke emosionalnya udah dapet ya

itu tadi ya keagamaannya juga itu ga kosong,

diseimbangi. Biasanya pembukaan trus

140 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 154: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

140

penutupnya juga istighfar. Minimal mereka udah

tau gitu.” (YS.A) 141

Selain itu, dalam pertemuan juga diisi dengan

kegiatan olah raga seperti senam bersama. Tujuan senam

bersama ini adalah untuk menambah keakraban antar

pengurus, anggota dan pendamping desa LAZ HARFA.

Masyarakat yang didominasi oleh ibu-ibu pun mengikuti

kegiatan olahraga ini dengan semangat dan antusias.

“Tapi ini sebab ada Pak Mukri ada lurah baru

alhamdulillah ditambah ada Pak Yadi sepertinya

ada kegiatan ibu-ibu. Kegiatan olah raga.

Sebelum Pak Yadi pulang senam gitu Bu

sepertinya.”(YM.B) 142

Hal serupa juga diutarakan Ibu E bahwa ada

kegiatan olahraga yaitu senam bersama dan dilanjutkan

dengan berkumpul untuk membahas hal yang perlu di

musyawarahkan.

“Iya kadang kalau ibu-ibu nya ga sibuk ada

kegiatan senam gitu. Kadang ada kumpul-kumpul

kalau ada yang mau dimusyawarahkan gitu

kumpul sama Pak Yadi.” (EM.A)143

Pada tahap pelaksanaan program, masyarakat yang

tergabung dalam anggota dan pengurus arisan jamban

141 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 142 Wawancara pribadi dengan Ibu Yayat di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 143 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 155: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

141

diberikan wewenang untuk mengelola kelompok sehingga

muncul kemandirian dalam pengelolaan program.

“Awalnya Cuma ide arisan jamban dari ana

langsung. Pas pembentukan ini ‘Bu arisannya kita

buat jamban full’ jadi gaboleh dipake buat yang

lain selain untuk membangun jamban. Jadi

masyarakat juga menyambut ide ini dan

masyarakat ikut merencanakan gimana ke

depannya. Dan tetep dibalikin lagi ke masyarakat.

Ibu-ibu siap atau tidak, ibu-ibu mampu atau tidak.

Kalau misalkan ‘pak, saya mampu Pak,’ jadi

langsung dilakukan kesepakatan saat itu.” (YS.A) 144

“Pak Yadi yang memberikan usulan awalnya. Trus

kata masyarakat ‘ayo gitu’. Masyarakat kan ayo

aja selama terbaik gitu. Kalau masyarakat selama

mampu ya ayo gitu.”(EM.A) 145

Dalam pengelolaan kelompok arisan jamban,

masyarakat diberikan wewenang dalam menjalankan

tugas dan fungsi kelompok secara mandiri seperti rencana

pembangunan jamban, jadwal pertemuan, dan laporan

keuangan. Hal ini diharapkan agar masyarakat mampu

menjalankan kelembagaan arisan jamban secara mandiri

tanpa perlu didampingi oleh pendamping desa.

Masyarakat yang membentuk kelompok arisan jamban

sudah mulai menunjukan kesadaran tentang pentingnya

berpartisipasi dalam permberdayaan masyarakat. Hal ini

144 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 145 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 156: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

142

dibuktikan dengan pengaruh masyarakat yang tinggi

dalam pengelolaan jamban di Desa Kertaraharja dalam hal

pelaksanaan tugas dan fungsi kelompok.

“Iya masyarakat antusias. Pembukuan itu dari

mereka semua, uang apapun itu pokoknya gak

megang. Paling ketemuan pak hayu kapan kesini

hayu. Jadi mulai mereka yang meminta ‘Pak ini

kumpulan nih mau ngocok arisan jamban,’ paling

saya ngehadirin untuk pengocokan,

mendampingi.” (YS.A) 146

d) Tahap Pengawasan Program

Proses pengawasan dalam program arisan jamban

dilakukan secara berkala oleh pendamping desa kepada

pengurus arisan jamban setiap bulannya. Selain itu, setiap

pertemuan bendahara selalu mengumumkan laporan

keuangan kepada seluruh anggota yang hadir pada

pertemuan rutin.

“Paling ke pengurusnya kalo ana monev-nya.

Kalo misalkan bulan juli siapa aja yang udah

bayar. Centang atau ceklis. Kalo udah dikocok

brati udah kan. Misalkan agustus centang lagi.

Masyarakatmah ikut aja karena udah percaya aja

gak mungkin ilang. Biasanya di akhir suka

diceritain, diumumin sama keuangan, ‘Bu uang

kas kita segini misalkan.’ Jadi pengawasan itu

berjalan setiap akhir bulan pas

pengocokan.”(YS.A) 147

146 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 147 Ibid.,

Page 157: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

143

“Pembukuan itu dari mereka semua, uang apapun

itu ga megang.”(YS.A) 148

“Kalau soal laporan pembukuan mah yang sudah

bayar belum nya nanti diketahui oleh semuanya

kalau sudah berkumpul. Kalau sudah mau

berkumpul kan nanti diumumkan kalau dari saya

yang bayar ke saya sekian orang yang bayar, ke

Ibu Pinah sekian orang. Kan dikumpulin gitu nanti

dicatat lagi ke buku besar, terus nanti itu brati

tinggal segini lagi misalkan ada yang nunggak, oh

tingal seginni lagi yang belum bayar gitu. Itumah

tau semuanya pokoknya anggota yang hadir

pengocokan.”(EM.A) 149

Selain itu, pengawasan program diwujudkan dalam

bentuk laporan semesteran pada setiap semester (per enam

bulan) dalam program pemberdayaan masyarakat,

pendamping desa membuat laporan semesteran yang

dilaporkan kepada pihak LAZ HARFA sebagai acuan dan

evaluasi untuk proses pemberdayaan masyarakat

selanjutnya. Laporan semesteran tersebut berisi capaian

dalam setiap program pemberdayaan masyarakat yang

telah dilaksanakan. Secara singkat, tahapan partisipasi

masyarakat dirangkum dalam tabel 11 dibawah ini:

148 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 149 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 158: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

144

Tabel 11. Tahapan Partisipasi Masyarakat pada

Program Arisan Jamban di Desa Kertaraharja

No Tahapan

Partisi-

pasi Bentuk Tujuan

1 2 3 4

1 Inisiasi

Program

Perizinan Perizinan dilakukan sebagai pembuka jalan

dalam mengembangkan kontak dengan pihak

terkait yang diharapkan dapat berperan

dalam proses pemberdayaan masyarakat.

Physical

dan social

mapping

Sebagai bentuk persiapan program, physical

dan social mapping dilakukan untuk

mengidentifikasi dan menggali potensi dari

berbagai sumberdaya yang ada pada

masyarakat dan sangat berpengaruh bagi

proses pemilihan metode dan pendekatan

dalam program

Advokasi Kegiatan advokasi dilakukan kepada

pemimpin formal maupun informal

merupakan upaya pendekatan terhadap tokoh

yang dianggap dapat berpengaruh terhadap

keberhasilan program pemberdayaan

masyarakat.

Home visit Pendekatan secara individu atau kelompok

kecil dapat membangun hubungan yang lebih

dekat antara stakeholder pendamping desa

dengan masyarakat sebagai sasaran program.

2 Perenca-

naan

Program

Sosialisasi

Pemicuan

& musya-

warah

Kegiatan ini merupakan bentuk assesement

dan komunikasi yang dibangun oleh

stakeholder kepada masyarakat yang

ditujukan agar masyarakat dapat merasakan

bahwa permasalahan yang sedang di

bicarakan benar-benar permasalahan yang

keluar dari pandangan mereka

Merumus-

kan visi,

misi dan

tujuan

Masyarakat terlibat dalam menyumbangkan

ide/gagasan dalam perencanaan secara

langsung bersama stakeholder

3 Pelak-

sanaan

Program

Penyuluh-

an agama

Pelaksanaan penyuluhan agama diberikan

sebagai sarana untuk memberikan

pengetahuan bagi masyarakat mengenai

materi-materi yang diberikan oleh penyuluh.

Pengelola-

an jamban

Masyarakat difasilitasi agar memiiliki

kapasitas dalam mengelola program secara

mandiri yang diwujudkan dengan pemberian

wewenang dalam mengatur jadwal

pertemuan dan melaksanakan pembangunan

jamban

Page 159: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

145

1 2 3 4

4 Penga-

wasan

Program

Laporan

keuangan

kelompok

arisan

jamban

Masyarakat ikut serta mengawasi dan mengontrol

pelaksanaan program. Selain itu, pengurus

bertanggung jawab melaporakan laporan keuangan

dan laporan kegiatan arisan jamban kepada

pendamping desa dan anggota kelompok setiap

bulannya.

Laporan

semester-

an per-

enam

bulan

Laporan berkala merupakan bentuk pengawasan

pihak LAZ HARFA atas program pemberdayaan

yang dilaksanakan pendamping desa. Laporan ini

memuat hasil dan output yang berhasil

dilaksanakan selama program berlangsung selama

6 bulan.

Sumber: hasil wawancara dan observasi dengan

informan dan diinterpretasikan oleh peneliti

LAZ HARFA mengawali programnya ketika

mendapatkan izin dari kepala Desa Kertaraharja. setelah

proses perizinan selesai, persiapan program dilanjutkan

dengan melakukan physical dan social mapping (pemetaan

fisik dan sosial) untuk mengidentifikasi dan menggali potensi

sumberdaya yang dimiliki masyarakat. Physical dan social

mapping sangat penting dilakukan untuk mengetahui latar

belakang pendidikan, perekonomian, mata pencaharian,

lembaga dan data-data lapangan yang dibutuhkan sebagai

acuan dalam menentukan pendekatan yang tepat digunakan

pada proses pemberdayaan masyarakat.

Dalam kegiatan physical dan social mapping,

pendamping desa menjalin hubungan dengan para pemimpin

formal maupun informal seperti kepala desa, tokoh agama,

tokoh masyarakat, ketua RT dan RW. Advokasi yang

dilakukan pendamping desa sebagai perantara masyarakat

kepada pemimpin setempat ini merupakan bentuk upaya

pendekatan (approaches) terhadap tokoh yang dianggap dapat

berpengaruh terhadap keberhasilan program pemberdayaan

masyarakat di Desa Kertaraharja.

Page 160: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

146

Pendekatan yang dilakukan pendamping desa kepada

masyarakat pada tahap inisiasi program dilakukan mulai dari

pendekatan individu sampai dengan kelompok. Setelah

mendapatkan dukungan dari beberapa pihak terkait,

pendamping desa melakukan pendekatan individu melalui

kegiatan home visit. Kegiatan home visit dilakukan pada awal

program sebagai sarana untuk memperkenalkan diri dan

memberikan gambaran terkait program yang akan

dilaksanakan serta mengajak masyarakat untuk turut

berpartisipasi dalam program pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan sosialisasi, pemicuan dan musyawarah

merupakan bentuk assesement yang dilakukan pendamping

desa kepada masyarakat. Assesement dilakukan secara

kelompok yang bertujuan mengidentifikasi masalah dan

kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat. Adi (2008) yang

dikutip dalam Julius (2012) menyebutkan bahwa pada tahap

ini petugas selaku pelaku perubahan berusaha

mengidentifikasi masalah dan juga sumberdaya yang dimiliki

oleh warga sasaran. Dalam proses ini masyarakat dilibatkan

dalam diskusi dan pembicaraan agar pembicaraan yang

muncul merupakan hal yang memang dirasakan oleh

masyarakat. Narasumber menyebutkan bahwa pada tahap

assesement masyarakat mengungkapkan keluhan akan

terbatasnya fasilitas jamban namun terkendala masalah biaya

pembangunannya. Oleh karena itu, dibentuklah kelompok

arisan jamban sebagai wadah untuk menningkatkan

kepemilikan jamban di Desa Kertaraharja.

Page 161: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

147

Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan

memiliki beberapa indikator, yaitu keikutsertaan masyarakat

dalam musyawarah penentuan program, identifikasi dan

masalah ataupun pembuatan formula kegiatan. Dari segi

keikutsertaan dalam musyawarah penentuan program,

masyarakat secara aktif mengikuti dan turut merumuskan visi

misi dan tujuan bersama dalam program pemberdayaan

masyarakat secara musyawarah mufakat. Narasumber

menyatakan bahwa tujuan pembentukan arisan jamban ini

dibuat bersama masyarakat tanpa paksaan sedikitpun.

Perencanaan dilakukan setelah masyarakat menyadari bahwa

memiliki jamban merupakan hal yang sangat penting dan

perlu kerja sama antar individu untuk mewujudkannya. Dalam

tahap perencanaan ini, pendamping desa juga memberikan

wewenang kepada masyarakat untuk menentukan program

yang disepakati bersama.

Selain itu, masyarakat juga turut mengajukan gagasan

terkait terbatasnya fasilitas sanitasi di Desa Kertaraharja

namun terkendala masalah biaya pembangunan. Oleh

karenanya, pendamping desa dan masyarakat bersepakat

untuk bersama-sama membentuk kelompok arisan jamban

sebagai solusi bagi permasalahan di Desa Kertaraharja dan

sebagai sarana untuk saling membantu satu sama lain. Hal ini

merupakan bentuk keikutsertaan masyarakat dalam

perencanaan program dan sesuai dengan pendapat Nasdian

(dalam Purnama, 2017) yang menyatakan bahwa kategori

partisipasi adalah warga komunitas dilibatkan dalam tindakan

yang telah dipikirkan atau direncanakan oleh orang lain dan

Page 162: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

148

dikontrol oleh orang lain dan partisipasi merupakan

pembentukan kekuatan untuk keluar dari masalah mereka

sendiri.

Terdapat aspek penting dalam partisipasi pada tahap

pelaksanaan yaitu keaktifan masyarakat sebagai pelaksana

dan pengambil manfaat dari program pemberdayaan. Program

arisan jamban di Desa Kertaraharja dalam pelaksanaan

program arisan jamban dirasa sudah mampu menerapkan

aspek tersebut dalam pelaksanaannya, dan hal tersebut sesuai

dengan pendapat Hermansyah (dalam Purnama, 2017) yang

menyatakan bahwa partisipasi pada tahap pelaksanaan yaitu

masyarakat ikut serta dalam pelaksanaan program sebagai

pelaksana maupun pemanfaat program. Hal ini dibuktikan

dengan masyarakat mendapat manfaat-manfaat positif dari

program-program arisan jamban yaitu menambah

pengetahuan dan kapasitas dalam mengelola kelompok,

difasilitasi agar memiiliki kapasitas dalam mengelola program

secara mandiri dengan pemberian wewenang dalam mengatur

jadwal pertemuan, rencana pembangunan jamban dan

melaksanakan pembangunan jamban secara mandiri dan

terjalinnya keakraban dan solidaritas kelompok.

Tahap pengawasan adalah hal yang penting dalam

proses pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya

pengawasan, program pemberdayaan masyarakat dapat

memiliki kinerja administrasi sehingga dapat

dipertanggungjawabkan dengan dokumen-dokumen pelaporan

yang semestinya berlaku sesuai dengan perundang-undangan.

Pada tahap pengawasan, anggota kelompok arisan jamban

Page 163: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

149

memiliki peran untuk mengontrol dan mengawasi pelaporan

keuangan kelompok arisan jamban yaitu laporan uang kas dan

iuran wajib arisan jamban. Pendamping desa juga mengontrol

dan menerima laporan keuangan dari pengurus arisan jamban.

Seperti yang dikatakan narasumber bahwa setiap pertemuan

rutin bendahara selalu mengumumkan laporan keuangan

arisan jamban baik uang kas anggota maupun iuran wajib

arisan. Hal ini dimaksudkan untuk transparansi keuangan dan

bentuk tanggung jawab pengurus kepada anggota arisan

jamban dan pendamping desa LAZ HARFA.

Selain itu, bentuk evaluasi program arisan jamban

adalah dalam bentuk laporan semesteran. Laporan ini berisi

perkembangan dan hasil pemberdayaan yang dilaksanakan,

dampak program bagi masyarakat Desa Kertaraharja, kendala

selama menjalankan program dan respon masyarakat setelah

menerima program arisan jamban. Laporan semesteran ini

ditujukan kepada pihak LAZ HARFA. Dengan demikian,

masyarakat Desa Kertaraharja pada tahap monitoring dan

evaluasi memiliki peran yang cukup besar dalam mengontrol

dan mengawasi program yang mereka bina dengan

mengetahui laporan keuangan dan mengevaluasi program

secara berkala melalui laporan semesteran per enam bulan

yang ditujukan kepada pihak LAZ HARFA.

3. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut

terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Page 164: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

150

a. Faktor Internal

1. Pengetahuan

Pengetahuan masyarakat mengenai thaharah dan

pentingnya menjaga kebersihan serta larangan buang air

besar sembarangan memiliki jawaban yang berbeda namun

intinya tetap sama yaitu thaharah adalah hal yang penting

dan perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat juga mendefinisikan thaharah dengan

senantiasa menjaga kebersihan dan tidak hanya secara

teori, namun harus dipraktikan dengan cara menjaga

kebersihan diri yang dilaksanakan dengan memiliki jamban

dan air bersih. Di sisi lain, meskipun masyarakat

mengetahui definisi dan pengetahuan mengenai thaharah

namun karena keadaan dan fasilitas yang tidak memadai

mereka terbiasa buang air besar ke kebun/rorah.

“Iya tahu gitu hidup bersih sehat itu penting

thaharah itu harus menjaga kebersihan dan

kesehatan jangan BAB ke rorah atau kebun gitu.

Tapi karena keadaannya gini.”(EM.A)150

“Cuma mengetahui thaharah-thaharah aja kan,

kan pelaksanaannya dalam suatu thaharah itu

selemah-lemahnya iman, terus kita bersih kata

orang mah membuat WC, membuat ini apa buat air

bersih.”(WS.B)151

150 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang,

25 Oktober 2018 151 Wawancara pribadi dengan Pak Wirna di Desa Kertaraharja, Pandeglang,

25 Oktober 2018

Page 165: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

151

2. Usia

Faktor internal selanjutnya yang mempengaruhi

partisipasi masyarakat adalah usia. Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa usia tidak menjadi penghalang bagi

masyarakat untuk berpartisipasi pada berbagai program

arisan jamban. Disamping itu, masyarakat juga sangat

menghargai pendamping desa yang telah mengadakan

program pemberdayaan di Desa Kertaraharja meskipun

secara usia jauh lebih muda daripada usia masyarakat yang

menjadi sasaran program.

“Kenapa ikutnya? Karena mendukung, karena

menghargai ke Pak yadi gitu karena menghargai

kan, bukan karena apa-apa gitu tua muda juga

yang pentingmah kita menghargai gitu, kata Pak

Yadi jadi semangat karena gitu juga, kan jadi

seneng, jadi seneng sepertinya tamu juga. Itu juga

kata Yayat biarin itu ikut ikut kaya gitu.”(YM.B) 152

“Iya katanya malu ibu-ibu mah katanya udah tua-

tua padahalmah gitu, tapi karena mau banget kita

ikut.” (YM.B)153

3. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian, selama program

arisan jamban berjalan sampai dengan sekarang,

masyarakat yang berprofesi sebagai petani, pedagang, guru

dan ibu rumah tangga mengaku tidak merasa waktu dan

aktifitas pekerjaan mereka terganggu karena adanya

program. Narasumber mengutarakan bahwa mereka dapat

152 Wawancara pribadi dengan Ibu Yayat di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 153 Ibid.,

Page 166: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

152

menyempatkan waktu apabila ada kesibukan pekerjaan

yang harus dijalani dan tetap hadir dalam pelaksanaan

program arisan jamban. Selain itu, narasumber juga

mengungkapkan bahwa selama program arisan jamban

tidak mengganggu agenda/kegiatan yang lain, maka

masyarakat akan berpartisipasi dalam program. Hal ini

menunjukan bahwa masyarakat Desa Kertaraharja

memiliki kepedulian yang tinggi terhadap program

pemberdayaan di Desa kertaraharja dan tetap

menyempatkan untuk hadir disela waktu kesibukan

menjalani aktifitasnya sebagai petani, pedagang, guru

ataupun ibu rumah tangga. .

“Luar biasa kompak. Kesibukan ga menghalangi

dan bisa meninggalkan seumpama ke pertanian

sibuk, pasti menyempatkan waktu.”(AS.C) 154

Hal berbeda diungkapkan narasumber lain bahwa

pertemuan dalam arisan jamban menyesuaikan waktu

senggang masyarakat asal tidak mengganggu kegiatan

pengajian.

“Kalau tidak salah hari Rabu itu ada

pengumuman mau kumpulan. Setujunya kapan

ibu-ibu hari apa kumpulnya? Kata Pak Yadi hari

Minggu. Kata saya gini, ‘Pak kalau mau kumpul-

kumpul arisan kata saya maaf tolong jangan

sampai mengganggu ke kegiatan pengajian,

154 Wawancara pribadi dengan Pak Asep di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 167: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

153

pengajian hari minggu gitu. Undur aja kalau gitu’,

Oh katanya ‘kapan?’ Jum’at aja gitu.”(EM.A)155

4. Kebutuhan

Seseorang akan berpartisipasi dalam sebuah

program apabila ia merasa hal tersebut merupakan

sebuah kebutuhan baginya. Berdasarkan hasil

wawancara, faktor yang mendorong partisipasi

masyarakat dalam program arisan jamban adalah

karena masyarakat sangat membutuhkan fasilitas

jamban namun terkendala oleh biaya pembangunannya.

Oleh karena itu, masyarakat berpartisipasi agar dapat

saling membantu dalam meringankan biaya pembuatan

jamban satu sama lain dengan sistem arisan.

“Mereka sangat butuh ya karena kurang

fasilitas dan itu tadi agar bisa bareng-bareng

gitu bangun jamban. Karena yang jadi masalah

mereka itu gak ada biaya. Coba kita liat kalau

udah dikumpulin, kali sekian orang mereka

langsung mikir, oh iya saya bisa bangun

jamban.”(YS.A) 156

“….Kan disini tidak ada WC awalnya ya, sama

sekali, bukan sama sekali, jaranglah, yang

tidak mampu mah. Ya kalau mau membuat WC

itung-itung saling membantu jadi mengadakan

arisna jamban. karena tidak ada biayanya gitu.

155 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 156 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 168: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

154

Kalau waktu Pak Yadi tidak ada, disini mah

tidak ada yang punya, jarang gitu.” (EM.A) 157

Selain itu, narasumber lain mengungkapkan

bahwa kebutuhan dasar (jamban) adalah hal yang

sangat penting baginya. Dan khawatir jika setiap hari

harus ke kebun atau rorah karena berbahaya jika hujan

atau malam hari karena dikhawatirkan ada ular atau

binatang buas lainnya. Sebagaimana pernyataan

narasumber berikut ini.

“Gimana kalau kita lagi pengen BAB, kalau

hujan bawa-bawa payung, bawa senter Bu.

Namanya juga ibaratnya kebutuhan gitu, jadi,

jangankan 200 ribu biarin 500 ribu juga Bu

kalau untuk kebutuhan mah Bu. Kebutuhan

kebutuhan seumur hidup kan Bu itu kita

sepertinya kalau adamah kitanya (uangnya).

Gak hujan gak angina mau gimana lagi kita,

siang malem. Mikirinnya kalau malem doang

takut ada ular takut ada apa. Sekarang gimana

caranya katanya kata Pak Mukri?, ‘Ayo kita

niat aja Pak’, mau aja gitu kapan kapan juga.

Alhamdulillah sekarang ini pelan-pelan

bertahap semuanya dari jamban. Pak Yadi

sama Pak Mukri itu jangan dipakai untuk apa-

apa maunya buat jamban aja. Jadi kalau

dipake untuk jamban (arisan) gak kepake gitu

(uangnya). “(YM.B) 158

Ringkasan mengenai faktor internal yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat dapat dilihat

dalam tabel 12 di bawah ini.

157 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 158 Wawancara pribadi dengan Ibu Yayat di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 169: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

155

Tabel 12. Faktor Internal yang Mempengaruhi Partisipasi

Masyarakat pada Program Arisan Jamban di Desa

Kertaraharja

No Sub

Faktor Bentuk Implikasi

1 Pengeta-

huan

Masyarakat

mendefinisikan

thaharah dengan

senantiasa

menjaga

kebersihan tidak

hanya secara teori

namun juga secara

praktik

Pengetahuan yang baik

mengenai thaharah dan

larangan BABS kemudian

adanya kesadaran dapat

mendorong masyarakat untuk

berpartisipasi dalam program

arisan jamban.

2 Usia Terdapat

perbedaan usia

yang cukup

beragam dalam

kelompok arisna

jamban

Dalam perbedaan usia yang

beragam, kecenderungan yang

muncul adalah perasaan

saling mengahargai dan

menghormati satu sama lain.

3 Pekerjaan Masyarakat yang

berprofesi sebagai

petani, pedagang,

guru dan ibu

rumah tangga

Jenis pekerjaan seseorang

akan berpengaruh terhadap

banyaknya waktu luang yang

dimilikinya dalam turut serta

dalam berbagai kegiatan di

dalam masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan

penyuluhan selalu mengikuti

dan menyesuaikan waktu

yang dimiliki masyarakat.

4 Kebutuh-

an

Masyarakat

sangat

membutuhkan

fasilitas jamban

namun terkendala

masalah biaya

pembangunannya

Kebutuhan masyarakat akan

jamban merupakan hal yang

sangat mempengaruhi

keterlibatan masyarakat

dalam program arisan jamban.

Oleh karena itu, program

arisan jamban mendapat

banyak dukungan dari

masyarakat karena dinilai

sangat dibutuhkan

masyarakat.

Sumber: hasil wawancara dan observasi dengan

informan dan diinterpretasikan oleh peneliti

Tabel di atas menggambarkan bahwa secara garis

besar faktor internal yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat pada program arisan jamban di Desa Kertaraharja

dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, usia, pekerjaan, dan

kebutuhan.

Page 170: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

156

b. Faktor eksternal

1. Keluarga

Tak bisa dipungkiri bahwa mayoritas anggota dan

pengurus yang tergabung dalam program arisan jamban

adalah perempuan. Terkait partisipasi perempuan, keluarga

memegang peranan penting dan berpengaruh terhadap

partisipasi perempuan dalam program pemberdayaan

masyarakat. Hal ini membuat pendamping desa sebagai

penggerak program melakukan sosialisasi dan menggalang

dukungan para kepala keluarga/suami untuk mengizinkan

istrinya untuk berpartisipasi dalam program arisan jamban.

“..…dilakukan sosialisasi ke bapak-bapaknya dulu

‘gimana nih kalau misalkan ana ngadain arisan

jamban, bapak-bapak keberatan tidak ibunya

dikasih uang 20ribu perbulan?.’ Jadi FF masuk ke

semua lini sih, ke bapak-bapak juga harus masuk,

takutnya khawatir uang untuk apa jadi kalau

misalkan udah ada bahasa biasanya ibu-ibu tuh

‘gimana suami aja pak yang nyari uang kan suami

saya.’ tapi ketika kita udah ke bapak-bapaknya kan

enak, ‘udah ibu gausah mikirin lagi Bapakmah

udah ngizinin,’ jadi kitanya lebih enak.” (YS.A) 159

Dari hasil penelitian juga terlihat bahwa seluruh

kepala keluarga mendukung dan mengizinkan istrinya

untuk bergabung dalam program arisan jamban. Seperti

diungkapkan narasumber bahwa suaminya mengizinkan

beliau untuk mengikuti program arisan jamban setelah

mendapatkan sosialisasi dari pendamping desa.

159 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 171: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

157

Kemudian, bentuk dukungan penuh dari para

suami atau kepala keluarga adalah dengan bersama-sama

membuat cubluk di rumahnya masing-masing pada saat

awal program arisan jamban dimulai. Hal ini dikarenakan

dengan menggunakan cubluk kebersihannya lebih terjaga

dan tidak menimbulkan bau tidak sedap karena bisa

ditutup, lain halnya dengan rorah yang dapat

menimbulkan bau tidak sedap ketika musim kemarau.

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat dalam program arisan jamban.

“Iya itu dibilangin ke ibu-ibu. Trus kan mungkin

bisa dirasakan mungkin sama masyarakat ya

gimana kebersihannya kan biasa nya kalau di

rorah kalau tidak ada hujan kan bau, kalau pakai

cubluk kan bisa ditutup. Iya abis gitu bapak-bapak

nya itu yang bikin itu bukan ibu-

ibunya.”(EM.A)160

“Iya saling mendukung gitu. Sampai-sampai

bapak-bapaknya juga turun tangan membangun

cubluk gitu.”(EM.A)161

2. Penghargaan

Bentuk penghargaan dalam program

pemberdayaan masyarakat dapat mempengaruhi

partisipasi masyarakat. Narasumber mengakui bahwa

mereka merasa semangat dalam mengikuti program arisan

jamban di Desa Kertaraharja karena pendamping desa

160 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 161 Ibid.,

Page 172: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

158

LAZ HARFA mengapresiasi hasil pembangunan jamban

masyarakat dengan memberikan sertifikat jamban terbaik

dan mengadakan lomba cubluk terbaik.

Penghargaan/apresiasi tersebut diberikan dalam bentuk

hadiah seperti alat kebutuhan rumah tangga. Hal ini

membuat masyarakat merasa dihargai dan menambah

semangat dalam mengikuti program arisan jamban.

“Ada jamban terbaik. Ibu Pinah, Ibu Rina itu dari

arisan jamban sama Bu Eti. Kalau Bu Eti karena

emang belum dapet dia. Kalau yang dua itu udah.

Bu Eti pernah dapet dari ketua sih sebagai ketua

dapet sertifikat gitu. Ketua Bendahara dan

sekretaris.” (YS.A) 162

“..…Tapi kan memberi semangat nya gini tahun

kemarin juga, ‘Bapak-bapak lomba yang paling

bagus membuat cubluk, nanti dikasih hadiah.’ Iya

hadiahnya alakadarnya kaya sabun, tapi semangat

masyarakat dikasih sabun doang juga. Suka ada

hadiahnya jadi pada semangat.”(EM.A) 163

3. Kebermanfaatan program

Manfaat yang dirasakan dengan adanya program

arisan jamban satunya adalah masyarakat sudah menyadari

pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan, lahan

menjadi lebih bersih dan lingkungan menjadi lebih sehat

karena tidak lagi ada lagi bau kotoran manusia yang

menyebar.

162 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 163 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 173: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

159

Selain itu, masyarakat lebih mudah untuk buang air

besar dan tidak lagi harus ke kebun atau rorah karena

sudah memiliki jamban sendiri di rumahnya. Dari

pernyataan para narasumber, dapat disimpulkan bahwa

masyarakat mau berpartisipasi dalam program arisan

jamban salah satunya dikarenakan telah merasakan

langsung manfaat dari program pemberdayaan masyarakat.

“Kalau gak ada HARFA mah atuh siapa lagi yang

membantu. Alhamdulillah lebih baik sekarangmah

ada perubahan. Lahannya sekarangmah bersih

bisa dipakai menanam apa aja…..Atuh banyak

manfaatnya itu, kata saya juga sekarangmah tidak

menyebarkan bau, tidak menyebarkan penyakit,

tidak susah kalau mau ke jamban gitu, jadi

terbantu iya sama adanya arisan jamban.”(EM.A) 164

“Sekarang mah tidak ada, sudah 100% di Bahbul

mah tidak ada (BABS). Yang tidak punya WC juga

kan punya cubluk.”(EM.A) 165

“Untuk HARFA pribadi saya mengakui saya

sering ngobrol sama pak lurah, saya salut gitu ya

sama HARFA. Karena melihat kondisi masyarakat

juga ada peningkatannya gitu.” (AS.C) 166

“Ya kondisinya lebih enak gitu kita mau ke kebun

juga gak ada bau, gak ada ranjau lagi gitu

khawatir keinjek. Trus bisa dipake buat nanem-

nanem. Jadi bisa lebih produktif lah intinya. Jadi

164 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 165 Ibid., 166 Wawancara pribadi dengan Pak Asep di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 174: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

160

yang ngambil kelapapun gak khawatir kelapanya

jatuh ke kotoran.” (YS.A)167

“Keadaannya lebih baik. Banyak yang tadinya, ‘Bu

mau kemana? ke belakang (rorah).’ Tapi

sekarangmah udah ada WC gitu ya. Udah ada

paralon sepiteng di belakang alhamdulillah.”

(YS.A) 168

4. Dukungan Stakeholders

Dukungan stakeholders yang berada di lingkungan

Desa Kertaraharja menjadi salah satu faktor eksternal

yang juga mempengaruhi partisipasi masyarakat.

Stakeholders yang mendukung progam pemberdayaan di

Desa Kertaraharja ini adalah LAZ HARFA, aparatur

pemerintah tingkat desa, dan tokoh agama. Narasumber

menjelaskan bahwa dengan dukungan ini masyarakat

mendapatkan wewenang yang besar dalam mengelola

program pemberdayaan sehingga yang tadinya bukan

siapa-siapa dapat berkembang kemampuannya dalam

mengelola kelompok.

“Kalau stakeholder nya sih menurut ana sendiri

dari masyarakatnya sendiri. Jadi yang awalnya

tidak jadi ketua, jadi ketua gitu tuh. Yang awalnya

tidak megang uang, jadi memegang uang.

Awalnya kan mereka tidak ikut, tidak pernah

melakukan itu. Kalo dari stakeholder lain kaya

aparatur desa kepala desa, mereka berperan kalo

167 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 168 Ibid.,

Page 175: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

161

RT RW, tokoh agama gitu kaya abah, semuanya

mendukung.”(YS.A) 169

Narasumber juga menyampaikan bahwa dukungan

moril selalu diberikan oleh aparatur pemerintah Desa

terhadap kegiatan arisan jamban dan pemberdayaan

masyarakat di Desa Kertaraharja.

“Kalo untuk dukungan moril, fasilitas, perizinan,

dukungan kegiatan selalu didukung. Kalo

koordinasi komunikasi dari pak Yadi luar biasa

Pak Yadi sering komunikasi. Waktu itu ada

pengeboran di Bahbul juga koordinasi ke kita.”

(AS.C) 170

Ringkasan mengenai faktor eksternal yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat dapat dilihat dalam

tabel 13 di bawah ini.

Tabel 13. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Partisipasi

Masyarakat pada Program Arisan Jamban

di Desa Kertaraharja

No Sub

Faktor Bentuk Implikasi

1 2 3 4 1 Keluarga Dukungan

para kepala

keluarga

Kepala keluarga mengizinkan istrinya

terlibat dan bergabung dalam program

arisan jamban.

2 Penghar-

gaan

Sertifikat

jamban

terbaik/ lomba

cubluk terbaik

Adanya penghargaan seperti jamban

dan cubluk terbaik membuat

masyarakat merasa senang dan lebih

terdorong dalam berpartisipasi dalam

program arisan jamban

3 Keber-

manfaatan

program

Kondisi lahan

yang lebih

bersih dan

produktif

Manfaat arisan jamban dilihat dari dari

kebermanfaatannya terhadap

lingkungan yang lebih baik.

169 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 170 Wawancara pribadi dengan Pak Asep di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 176: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

162

1 2 3 4

Tidak ada lagi

masyarakat

yang BABS

Manfaat program arisan jamban juga

dirasakan dalam bentuk perilaku yang

mulai berubah yang awalnya BABS

menjadi BAB di jamban sehat.

4 Dukungan

stake-

holder

LAZ HARFA

melalui

pendamping

desa

Dukungan pendamping desa sebagai

fasilitator program membuat

masyarakat terlibat secara langsung

dalam perencanaan sampai evaluasi.

Aparatur

pemerintah

desa

Masyarakat mendapatkan wewenang

dan ruang yang besar dalam mengelola

program

Tokoh agama Tokoh agama memberikan motivasi

yang membuat masyarakat lebih

semangat dan aktif dalam mengelola

program arisan jamban.

Sumber: hasil wawancara dan observasi dengan informan

dan diinterpretasikan oleh peneliti

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi

partisipasi masyarakat adalah pengetahuan. Narasumber

memiliki pengetahuan yang baik mengenai thaharah dan

larangan buang air besar sembarangan. Berbekal pengetahuan

awal tersebut, kemudian adanya kesadaran bahwa perilaku

yang dilakukannya merupakan kebiasaan yang buruk dapat

mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam program

arisan jamban. Hal ini sesuai dengan pendapat Sasroputro

(dalam Ocbrianto, 2012) yang mengatakan bahwa

pengetahuan merupakan satu unsur penting dalam partisipasi

dari pengetahuan yang dimiliki, maka akan menumbuhkan

kesadaran dan pada akhirnya akan terwujud dalam perubahan

sikap dan tingkah laku. Dalam hal ini terlihat dari masyarakat

yang sadar bahwa perilaku buang air besar sembaranagn

adalah salah.

Page 177: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

163

Faktor internal kedua yang juga mempengaruhi

partisipasi masyarakat adalah usia. Perbedaan kedudukan

antar golongan tua dan muda tidak dibedakan dalam

kelompok arisan jamban. Kecenderungan yang muncul adalah

perasaan saling mengahargai dan menghormati satu sama lain.

Narasumber menyatakan bahwa usia tidak menjadi

penghalang bagi mereka untuk menjalin hubungan antar

anggota kelompok. Dengan usia sekarang ini, narasumber

tetap semangat dan antusias mengikuti berbagai kegiatan

pemberdayaan khususnya arisan jamban. Seperti halnya Ibu E

yang saat ini berusia 51 tahun yang masih aktif dan menjadi

ketua kelompok arisan jamban. Narasumber lainnya seperti

ibu Y yang berusia 40 tahun tetap berpartisipasi dan saling

menghargai satu sama lain yang berbeda usia. Selain itu,

perbedaan usia dengan pendamping desa juga tidak menjadi

penghalang bagi masyarakat untuk berpartisipasi. Masyarakat

menghargai pendamping desa meskipun memiliki perbedaan

usia yang cukup jauh.

Disamping itu, keterlibatan masyarakat golongan usia

produktif lebih besar dibandingkan dengan usia lanjut. Hal ini

ditunjukan dengan kehadiran masyarakat pada kegiatan

pertemuan lebih didominasi pada usia ≤ 55 tahun.

Jenis pekerjaan seseorang akan berpengaruh terhadap

banyaknya waktu luang yang dimilikinya dalam turut serta

dalam berbagai kegiatan di dalam masyarakat. Dalam hal ini,

pelaksanaan kegiatan penyuluhan di Desa Kertaraharja selalu

mengikuti dan menyesuaikan waktu yang dimiliki

masyarakat. Hal ini membuat keterlibatan masyarakat lebih

Page 178: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

164

besar karena waktu yang dipilih dalam pertemuan merupakan

waktu senggang masyarakat seperti sore atau malam hari.

Faktor kebutuhan adalah salah satu faktor penting

yang mempengaruhi partisipasi masyarakat Desa

Kertaraharja. Secara dominan, narasumber mengungkapkan

bahwa kebutuhan akan fasilitas jamban adalah hal yang

melatarbelakangi narasumber dalam berpartisipasi aktif dalam

program arisan jamban. Narasumber mengungkapkan bahwa

masyarakat sangat membutuhkan fasilitas jamban namun

terkendala masalah biaya pembangunannya. Oleh karena itu,

masyarakat berpartisipasi agar dapat saling membantu

memenuhi kebutuhan dan dapat saling meringankan biaya

pembuatan jamban satu sama lain dengan sistem arisan. Hal

ini sejalan dengan pendapat Ife (dalam Ocbrianto, 2012) yang

menegaskan bahwa seseorang akan berpartisipasi apabila

mereka merasakan isu atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan

merupakan hal yang penting dan masyarakat akan merasa isu

tersebut penting ketika sesuai dengan kebutuhan yang

dirasakannya.

Faktor ekternal juga menjadi hal yang harus

diperhatikan dalam pembahasan mengenai faktor yang

mempengaruhi partisipasi. Faktor eksternal yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah keluarga. Faktor

keluarga menjadi salah satu faktor eksternal karena mayoritas

anggota kelompok arisan jamban berasal dari golongan ibu-

ibu atau para istri yang merupakan bagian penting dalam

keluarganya.

Page 179: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

165

Muniarti (dalam Ocbrianto, 2012) mengungkapkan

bahwa dalam keluarga, kedudukan istri bergantung pada

suami, kedudukan anak perempuan tergantung pada ayah.

Tidak mengherankan bahwa keikutsertaan perempuan dalam

suatu kegiatan harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari

keluarganya, sehingga keluarga dapat menjadi faktor yang

mempengaruhi partisipasi perempuan dalam suatu program.

Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa keluarga para

narasumber seluruhnya selalu mendukung para istri untuk

berpartisipasi dalam program arisan jamban dan turut

membantu dalam proses pembangunan jamban sebagai bentuk

dukungan terhadap program

Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat

adalah adanya bentuk penghargaan dalam program

pemberdayaan masyarakat. Apresiasi pendamping desa LAZ

HARFA berupa pemberian sertifikat jamban dan pengadaan

lomba cubluk terbaik kepada masyarakat yang berpartisipasi

merupakan hal yang dapat mendorong tingginya partisipasi

masyarakat dalam program. Dengan demikian,

penghargaan/apresiasi menjadi hal yang cukup penting dalam

mempengaruhi partisipasi masyarakat. Hal ini sejalan dengan

pendapat Ife (dalam Ocbrianto, 2012) yang menyatakan

bahwa berbagai bentuk partisipasi harus diakui serta dihargai.

Ini akan membuat masyarakat terdorong dalam berpartisipasi.

Kemudian, faktor kebermanfaatan program arisan

jamban menjadi hal yang penting bagi pelaku pemberdayaan

masyarakat. Karena semakin banyak manfaat yang dirasakan,

semakin besar pula partisipasi masyarakat terhadap program

Page 180: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

166

pemberdayaan masyarakat. manfaat program arisan jamban

dirasakan langsung oleh masyarakat Desa Kertaraharja.

Manfaat program dirasakan dalam beberapa jenis

kebermanfaatan yaitu manfaat terhadap perubahan

lingkungan, perubahan perilaku dan kebermanfaatan fasilitas

jamban yang memudahkan akses masyarakat.

Narasumber mengutarakan bahwa kondisi Desa

Kertaraharja jauh berbeda dengan sebelum adanya program

pemberdayaan dari LAZ HARFA. Perubahan terjadi pada

kondisi lahan yang lebih bersih dan bisa digunakan untuk

menanam tanaman. Selain itu, sudah tidak ada lagi

masyarakat yang buang air besar sembarangan ke

kebun/rorah serta masyarakat dimudakan dengan adanya

fasilitas jamban di rumahnya masing-masing.

Dalam proses partisipasi, dukungan stakeholder

merupakan salah satu hal penting dalam mendorong

partisipasi masyarakat. Struktur masyarakat yang mendukung

warganya akan mendorong partisipasi yang dilakukan

masyarakat. Dalam penelitian ini, masyarakat Desa

Kertaraharja diberikan motivasi dan ruang serta wewenang

seluas-luasnya oleh stakeholder dalam mengelola program

pemberdayaan sehingga yang tadinya bukan siapa-siapa dapat

berkembang kemampuannya dalam mengelola kelompok.

Sebagaimana pendapat Ife bahwa lingkungan/struktur

masyarakat tersebut harus mendukung kelemahan yang

mungkin ada di dalam diri setiap warganya. Dengan demikian

akan menjadikan masyarakat terdorong untuk terus

berpartisipasi.

Page 181: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

167

C. Kelembagaan pada Program Arisan Jamban di Desa

Kertaraharja

1. Aturan Kelompok

Jumlah anggota kelompok arisan jamban saat ini

adalah 72 orang yang mencakup 90% KK yang berada di

lingkungan Kampung Bahbul, Desa Kertaraharja. Semua

anggota kelompok memiliki hak dan kewajiban yang sama

dan harus dipatuhi oleh setiap anggota. Masyarakat yang

menjadi anggota kelompok arisan jamban adalah ibu-ibu, baik

yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, petani, pedagang

dan guru. Pengurus kelompok arisan jamban merupakan

orang-orang yang dipilih anggota melalui musyawarah dan

kesepakatan kelompok. Para pengurus dipilih karena

merupakan orang yang paling dipercaya oleh masyarakat.

“Itu karena percaya aja kalau Bu Eti jadi

ketuanya.”(YM.B) 171

Mulai kelompok dibentuk sampai dengan saat ini, baru

terjadi satu kali pemilihan ketua kelompok dan belum ada

pergantian sampai dengan sekarang. Saat ini, kelompok arisan

jamban dipimpin oleh Ibu Eti. Struktur kelompok terdiri dari

ketua, sekretaris dan bendahara. Tugas ketua dalam kelompok

arisan jamban adalah mengkoordinir anggota dan

berkoordinasi dengan pendamping desa, sekretaris dan

bendahara. Sekretaris memiliki tugas dalam pembukuan

arisan.

171 Wawancara pribadi dengan Ibu Yayat di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 182: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

168

Selain menjalankan tugas dalam pembukuan,

sekretaris juga berkoordinasi dengan pendamping desa

mewakili ketua arisan jamban. Dan tugas bendahara adalah

mengurus keuangan arisan dan melakukan penagihan kepada

anggota kelompok. Tugas penagihan ini juga dibantu oleh

ketua dan sekretaris. Hal ini dilakukan agar proses

pengumpulan uang lebih cepat dan memudahkan tugas

bendahara.

Kelompok arisan jamban sebagai wadah yang

menaungi 72 orang anggota memiliki aturan yang telah

disepakati bersama. Dari hasil wawancara diketahui bahwa

aturan kelompok yang merupakan hasil dari musyawarah ini

dilaksanakan pada saat pembentukan pengurus arisan jamban.

Aturan ini dilaksanakan dan dipatuhi oleh seluruh anggota

meskipun aturan tersebut tidak tertuang dalam tulisan.

“Peraturan ini tidak tertulis dan sesuai kesepakatan

saja. Kesepakatn ini disepakati berbarengan saat

pembentukan ketua, sekretaris dan bendahara.

Sekalian kita sepakati peraturannya. Pokoknya di

masyarakatmah semua atas unsur kesepakatan

musyawarah mufakat gitu.” (YS.A) 172

Aturan yang mengikat seluruh kelompok arisan

jamban meliputi:

a) Setiap masyarakat yang mendapatkan arisan wajib

menggunakan uangnya untuk membangun jamban,

172 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 183: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

169

apabila sudah memiliki jamban, uang dapat digunakan

untuk kebutuhan pokok lainnya.

b) Setelah mendapatkan arisan dan uang diterima anggota

kelompok harus langsung membelanjakan uang tersebut

untuk kebutuhan pembangunan jamban.

Berdasarkan hasil penelitian, selama kelompok

arisan jamban berjalan sampai dengan saat ini masyarakat

dominan menaati aturan dalam kelompok. Adapun

pelanggaran yang pernah terjadi tidak menjadi hambatan

dan dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah.

“Selama ini berjalan sesuai kesepakatan saja dari

awal sampai dengan sekarang. Kalau pelanggaran

sih paling ada yang telat bayar, ada laporan seperti

itu tapi sekarangmah udah bayar lagi. Kalo

sekarangmah udah gak ada sih. Ada juga kadang

disuruh bikin jamban tapi tidak dibikin jamban.

Karena itu tadi mungkin ada masalah keluarga. Ada

yang kaya gitu kalo di masyarakatmah. Kalo FF

sendiri menyikapi yang kaya gitu tidak ada sanksi,

tinggal kita paling musyawarahkan, oh silahkan ibu

kalau misalnya emang tidak bisa buat jamban tapi

nanti setelah kebutuhannya itu terpenuhi mungkin

bisa dibuat jamban di akhir. Ya tetep mereka juga

bikin kesepakatan untuk ngomong.” (YS.A) 173

Pemilihan pengurus dilakukan dengan cara

musyawarah dan bakal calon pengurus diajukan langsung

oleh masyarakat. Setelah nama sudah ada, maka dilakukan

voting untuk menentukan siapa ketua, sekretaris dan

bendahara kelompok arisan jamban.

173 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 184: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

170

“Sebetulnya kita juga voting ya. siapa yang mau

jadi ketuanya. Jadi ada voting juga Diajukan dulu

sebelumnya. Kan masyarakat juga lebih tau. Tanya

aja langsung. Terus abis itu disepakati hasil

votingnya”(YS.A) 174

Secara umum, seluruh anggota arisan jamban merasa

puas dan percaya terhadap kinerja pengurus arisan

jamban. Hal tersebut dikarenakan pengurus arisan jamban

juga mewakili blok masing-masing wilayah sehingga

memudahkan anggota ketika berkoordinasi dengan

pengurus arisan jamban.

2. Pola Hubungan

Kelompok arisan jamban dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya tidak terlepas dari hubungan dengan lingkungan

hidupnya. Pola hubungan kelompok arisan jamban yang

terjalin di dalam kelompok secara internal dan dengan

stakeholder dapat dilihat dalam uraian berikut.

a) Hubungan di dalam kelompok

Kelompok arisan jamban adalah kelompok yang

memiliki struktur sederhana. Hubungan antar anggota dan

pengurus pun sudah seperti keluarga. Koordinasi yang

dilakukan juga sangat mudah dan tidak ada jarak antara

pengurus dengan anggota begitupun dengan pendamping desa

LAZ HARFA. Anggota dan pengurus saling membantu dan

bekerja sama satu sama lain demi mencapai tujuan bersama.

Pertemuan rutin dan kegiatan kelompok seperti gorol (gotong

174 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 185: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

171

royong), senam bersama dan pengocokan arisan yang

dilakukan anggota dan pengurus semakin meningkatkan

kedekatan diantara pengurus dan anggota arisan jamban.

“Hubungannya baik. Jadi itu bareng-bareng aja. Jadi

kalau kita ada kegiatan apa, ada kegiatan gorol

(gotong royong), bareng gitu ke sebelah mana dulu,

kalaupun sunda atau jawa sama aja bareng bareng

aja.”(YM.B) 175

“Sangat dekat udah kaya keluarga aja gitu. Kalau ada

salah satu anggota tidak hadir ditanyain terus kalo ada

kabar sakit dijenguk gitu. “(YS.A)176

“Bukan hanya kelompok lagi itumah semuanya aja.

Yang deket yang jauh biasanya sekampung Bu. apalagi

kalau pas hujan kendaraan susah, kalau tidak bisa

pakai motor biasanya digotong kesana. Alhamdulillah

sama sekampung yang tahu mah.”(EM.A) 177

“Hubungannya sangat akrab. Lebih ke kekeluargaan

sih. Jadi ana berhadapan langsung dengan anggota

dan anggota juga bisa langsung koordinasi gitu. Terus

kalo ketemu sosialisasi gitu. Tapi sekarangmah udah

akrab udah tahu. Tiap rumah juga udah pada tahu.

Jadi hubungannya sangat dekat udah kaya keluarga

aja gitu. Kalau ada satu anggota tidak hadir ditanyain,

terus kalau ada kabar sakit dijenguk gitu.” (YS.A) 178

Tingkat kepercayaan di dalam kelompok arisan jamban

juga terjalin dengan baik karena sudah mengenal satu sama

175 Wawancara pribadi dengan Ibu Yayat di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 176 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 177 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 178 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 186: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

172

lalin. Hal ini dibuktikan dengan kepercayaan masyarakat

dalam pengelolaan dana/uang dalam kelompok arisan jamban.

“Masyarakatmah ikut aja karena udah percaya aja gak

mungkin hilang.”(YS.A)179

“Tidak Ibu-ibu mah percaya aja. Namanya juga

sekampung ini sudah kenal semuanya.”(EM.A)180

b) Hubungan Horisontal

Program pengelolaan jamban yang diwujudkan

melalui kelompok arisan jamban terdapat di tiga wilayah di

Desa Kertaraharja yaitu di Kampung Bahbul, Kampung

Depok 1 dan Kampung Depok 2. Ketiga kelompok ini

menjalankan visi dan misi yang sama yaitu meningkatkan

kepemilikan jamban di wilayahnya masing-masing

sehingga dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat

ke arah yang lebih baik. Namun demikian, ketiga

kelompok arisan jamban ini tidak memiliki jalur koordinasi

dan hanya sekedar mengetahui bahwa di wilayah tersebut

juga dibentuk arisan jamban. Tidak pernah ada pertemuan

antar kelompok sehingga tidak terjalin pertukaran

informasi dan pengalaman antar kelompok arisan jamban

yang diinisiasi oleh lembaga yang sama yaitu LAZ

HARFA.

179 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 180 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 187: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

173

c) Hubungan Vertikal

Kelompok arisan jamban menjalin hubungan

dengan pendamping desa LAZ HARFA. Pendamping desa

merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

terwujudnya program pemberdayaan masyarakat di Desa

Kertaraharja. Saat ini hubungan kelompok arisan jamban

dengan pendamping desa LAZ HARFA sangat harmonis.

Kelompok arisan jamban mendapatkan informasi yang

dibutuhkan dari pendamping desa LAZ HARFA dalam

mengelola jamban di Desa Kertaraharja. Pendamping desa

juga berperan sebagai fasilitator yang membantu dan

mendampingi masyarakat untuk berperan aktif dalam

kelembagaan pengelolaan jamban di Desa Kertaraharja.

“Paling HARFA ke masyarakat langsung biar

lebih berperan aktif di arisan jamban ini. Ana ikut

kalo ada pertemuan sama kelompok arisan

jamban pas pengocokan trus ngasih sosialisasi

gitu. Ana juga koordinasi sama

pengurusnya…....yang dapet arisan langsung saya

belanjakan ke matrial saya kasih notanya, bonnya

ke mereka jadi barang langsung dikirim.”

(YS.A)181

“Ya untuk di Kampung Bahbul ini sendiri

sebetulnya lembaga swadaya masyarakat ya,

harapan dhuafa (HARFA) gitu, trus yang

didiukung juga oleh tetep ya dari desa juga sama

kaya mereka hanya mendukung aja kalau full

sosialisasinya itu dari HARFA. Struktur

pemerintah desa yang mendukung paling RT RW

paling yang kaya gitu. Kita juga sebetulnya kerja

181 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 188: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

174

sama sama Tokoh agama juga termasuk ustadz-

ustadz itu.”(YS.A) 182

Pertemuan rutin satu bulan sekali yang

dilaksanakan kelompok arisan jamban dengan

Pendamping Desa LAZ HARFA dimanfaatkan untuk

bertukar informasi dan pengalaman dan belajar bersama

tentang suatu topik baik membahas pentingnya

kepemilikan jamban atau hal lain yang dibutuhkan

masyarakat. Pendamping desa memberikan penyuluhan

dan informasi yang tidak bersifat menggurui, namun

bersama-sama saling belajar dan berbagi dalam

pengelolaan jamban.

“..….Dan kita itu ya intinya belajar bareng-

bareng. Gak ada yang beda. Saya bukan jadi guru

buat mereka tapi bareng-bareng gitu….....Kita kan

disini belajar dari masyarakat tidak menggurui

sedikitpun tapi bareng-bareng.” (YS.A)183

Hubungan vertikal lain yang dilakukan oleh

Kelompok Arisan Jamban adalah dengan aparatur

pemerintah desa yaitu kepala Desa Kertaraharja.

kelompok arisan jamban melakukan koordinasi dengan

dengan kepala desa terkait perizinan dan laporan adanya

182 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 183 Ibid.,

Page 189: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

175

program pemberdayaan di Desa Kertaraharja terkait

pengelolaan jamban yang diinisiasi oleh LAZ HARFA.

“Ada izin ke kepala desa. Ada jelas itumah. Kita

ada namanya Lintas Sektoral Tingkat Desa

(Linsekdes). Entah itu siapa dan tujuannya apa

pasti izin dulu ke desa. Dan nanti mereka tau

kegiatannya apa aja di jelasin gini gini gini Jadi

kita laporan ke desa.”(YS.A) 184

“Kalau untuk dukungan moril, fasilitas, perizinan,

dukungan kegiatan selalu didukung. Kalo

koordinasi komunikasi dari Pak Yadi luar biasa

Pak Yadi sering komunikasi. Waktu itu ada

pengeboran di Bahbul juga koordinasi ke kita.”

(AS.C) 185

Kelompok arisan jamban juga menjalin hubungan

dengan tokoh agama di Desa Kertaraharja. Tokoh agama

berperan memberikan teladan dan semangat kepada

masyarakat untuk mengubah perilakunya. Tokoh agama

menilai bahwa adanya program pengelolaan jamban di

Desa Kertaraharja yang diinisiasi oleh LAZ HARFA

dapat menunjang dan membantu tokoh agama dalam

memberikan penjelasakan kepada masyarakat. Tokoh

agama dan LAZ HARFA dapat saling bekerja sama dan

saling mendukung untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di Desa Kertaraharja.

184 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 185 Wawancara pribadi dengan Pak Asep di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 190: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

176

“Karena adanya HARFA disini alhamdulillah

saling menunjang. Terus karena keadaannya

begitu karena datangnya HARFA disini jadi

menambah jalan bagi tokoh agama untuk

memberikan penjelasan kepada masyarakat, itu

sebenarnya saling menguntungkan karena kita

sebagai tokoh awalnya memberikan

penjelasan………Itu sebagai sarana menunjang

masyarakat sekarang (untuk mengaplikasikan bab

thaharah).”(WS.B) 186

Secara singkat, pola hubungan dalam kelembagaan

arisan jamban dirangkum dalam tabel 14 di bawah ini.

Tabel 14. Pola Hubungan dalam Kelembagaan Arisan

Jamban di Desa Kertaraharja

No Pola

Hubungan Bentuk Keterangan

1 Hubungan

di dalam

kelompok

Koordi-

nasi

Koordinasi dilakukan dengan asas kekeluargaan

dan terjalin sangat akrab. Anggota dan pengurus

saling membantu dan bekerja sama satu sama lain

Akomo-

dasi

Hubungan yang terjadi dalam kelompok berjalan

berdasarkan nilai dan norma yang berlaku dalam

kelompok seperti gotong royong dan musyawarah mufakat

2 Hubungan

di luar kelompok

Koordi-

nasi

Kelompok arisan jamban menjalin hubungan

dengan aparatur pemerintah desa yaitu kepala desa Kertaraharja. Kelompok Arisan Jamban

melalui fasilitator melakukan koordinasi dengan

kepala desa terkait perizinan dan laporan program pemberdayaan masyarakat

Kerja-

sama

Pendamping desa juga berperan sebagai

fasilitator kelembagaan pengelolaan jamban.

Selain itu, kelompok arisan jamban juga berhubungan dengan tokoh agama yang berperan

memberikan teladan dan semangat kepada

masyarakat keduanya saling bekerja sama dalam

program.

Sumber: hasil wawancara dan observasi dengan informan

dan diinterpretasikan oleh peneliti

Interaksi antar anggota dan pengurus kelompok

arisan jamban terjalin sangat dekat dan akrab satu sama

lain. Kegiatan-kegiatan kelompok arisan jamban yang

186 Wawancara pribadi dengan Pak Wirna di Desa Kertaraharja, Pandeglang,

25 Oktober 2018

Page 191: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

177

rutin dilaksanakan seperti penyuluhan, senam bersama

dan pengocokan arisan jamban menambah keakraban dan

solidaritas antar pengurus dan anggota arisan jamban.

Hubungan dalam kelembagaan kelompok arisan jamban di

Desa Kertaraharja menggambarkan adanya modal sosial.

Modal sosial merupakan cerminan sejauh mana

masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang

bersifat unik mampu mengembangkan hubungan interaksi

dan transaksi sosial sehingga terwujud struktur sosial.

Adanya modal sosial dalam kelompok arisan jamban

dibuktikan dengan adanya ikatan solidaritas yang tinggi.

Narasumber mengutarakan bahwa hubungan didalam

kelompok arisan jamban sudah seperti keluarga. Apabila

ada salah satu anggota/pengurus sakit, maka anggota

kelompok yang lain akan memberikan bantuan dengan

mengantarnya ke rumah sakit/puskesmas terdekat. Di

dalam kelompok juga terdapat uang kas setiap bulannya

yang digunakan untuk menjenguk anggota kelompok yang

sakit dan untuk membeli makanan untuk disediakan pada

saat pertemuan rutin.

Adanya solidaritas dalam kelompok arisan jamban

merupakan bentuk modal sosial yang sesuai dengan

pendapat Woolcock (1998) dalam Colleta dan Cullen

(2000) dalam Hudiyani (2010) bahwa modal sosial

memiliki tipe ikatan solidaritas (bounded solidarity) yaitu

menciptakan mekanisme kohesi kelompok dalam situasi

yang merugikan kelompok. Hal ini dapat dilihat dari

solidaritas yang tinggi dalam kelompok arisan jamban

Page 192: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

178

dengan memberikan bantuan dana dan tenaga untuk

mengantarkan anggota kelompok yang sakit.

Tipe modal sosial selanjutnya yang digambarkan

dalam kelompok arisan jamban adalah adanya nilai luhur

(value introjection). Nilai luhur (value interjection) yaitu

gagasan dan nilai, moral yang luhur dan komitmen

melalui hubungan-hubungan kontraktual dan

menyampaikan tujuan-tujuan individu di balik tujuan-

tujuan instrumental.

Nilai luhur yang dikembangkan dalam kelompok

arisan jamban adalah kebersamaan, gotong royong dan

musyawarah mufakat. Kebersamaan yang ada pada

kelompok arisan jamban tergambar dalam kesamaan hak

dan kewajiban dalam kelompok. Narasumber mengatakan

bahwa dalam kegiatan arisan jamban masyarakat selalu

bersama-sama dan tidak membeda-bedakan satu sama lain

meskipun terdapat dua suku dan bahasa yang berbeda

yaitu sunda dan jawa. Hal ini tidak menjadi perbedaan dan

hambatan bagi kelompok, semuanya tetap bersama-sama

untuk mewujudkan tujuan kelompok. Kebersamaan dalam

kelompok ini mengajarkan bahwa semua memiliki derajat

yang sama satu sama lain.

Gotong royong adalah nilai yang sangat

bermanfaat bagi pengelolaan kelompok arisan jamban.

Dengan prinsip gotong royong kelompok arisan jamban

mengelola kelompok bersama-sama dan saling membantu

satu sama lain. Gotong royong mengajarkan untuk saling

membantu dan ikut merasakan peran yang sama dengan

Page 193: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

179

yang lainnya. Dalam kelompok arisan jamban prinsip ini

sangat penting untuk dilaksanakan karena apabila dalam

kelompok tidak saling membantu dan gotong royong,

maka akan menjadi kendala bagi keberlangsungan

program arisan jamban. Musyawarah mufakat adalah nilai

luhur yang juga penting bagi kelompok arisan jamban

karena setiap permasalahan, gagasan, kesepakatan atau

keputusan lainnya selalu dibicarakan dengan kelompok

melalui musyawarah.

Membina kepercayaan (enforceable trust) adalah

bentuk adanya modal sosial dalam kelompok arisan

jamban. Dalam aktifitasnya, kelompok arisan jamban

berhubungan dan menjalin koordinasi dan kerjasama

dengan stakeholder yang berperan dalam pengelolaan

program pemberdayaan masyarakat. Stakeholder

pendamping desa memegang peranan dalam mengelola

pengadaan alat pembangunan jamban dengan

membelanjakan uang arisan milik masyarakat. Hal ini

merupakan bentuk kepercayaan masyarakat kepada

pendamping desa untuk membantu proses pembangunan

jamban masyarakat. Selain itu, dalam internal kelompok

arisan jamban juga berkembang kepercayaan yang tinggi

dalam pengelolaan dana arisan. Narasumber mengatakan

bahwa karena sudah saling mengenal satu sama lain

akhirnya mereka sudah percaya kepada pengelolaan dana

arisan dan tidak mungkin hilang.

Pada tingkat hubungan vertikal, kelompok arisan

jamban menjalin hubungan dengan beberapa stakeholder

Page 194: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

180

yang berperan penting dalam pembentukan kelompok

arisan jamban. Dimensi modal sosial yang digambarkan

dalam kelompok arisan jamban dalam hubungan vertikal

adalah adanya integritas organisasional (organizational

integrity) dan sinergi (synergy). Berdasarkan hasil

penelitian, LAZ HARFA dan tokoh agama Desa

Kertaraharja mampu secara efektif menjalankan tugas dan

fungsinya sebagai pihak yang mendorong perubahan

perilaku masyarakat dalam kelompok arisan jamban.

Hal ini dibuktikan dengan peran-peran penting

yang dijalankan pendamping desa LAZ HARFA dan

tokoh agama yaitu dengan memberikan informasi dan

pengalaman yang dibutuhkan anggota dan pengurus arisan

jamban terkait thaharah dan pentingnya menjaga

kebersihan dan kesehatan serta menjalankan peran sebagai

pendamping masyarakat.

Sehubungan dengan peran yang menjadi

kewajiban dan tanggung jawab pendamping desa. Dalam

menjalankan perannya, pendamping desa melaksanakan

kegiatan home visit yang bertujuan untuk

memperkenalkan diri dan beradaptasi dengan masyarakat

dan sebagai wadah untuk mengenalkan program LAZ

HARFA. Selanjutnya pendamping desa mengadakan

sosialisasi dan pemicuan yang ditujukan untuk mengajak

masyarakat untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih

baik. Kemudian, pendamping desa menggalang dukungan

dari berbagai stakeholder untuk terlibat dalam

kelembagaan kelompok arisan jamban di Desa

Page 195: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

181

Kertaraharja. Stakeholder tersebut adalah aparatur

pemerintah tingkat desa dan tokoh agama Desa

Kertaraharja.

Peran-peran pendamping desa tersebut sesuai

dengan pendapat Levin (1943) yang dikutip dalam buku

“Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan

Publik” karya Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato

(2013) yang mengenalkan adanya tiga peran penyuluh

yang terdiri atas kegiatan-kegiatan pencairan diri dengan

masyarakat sasaran, menggerakan masyarakat untuk

melakukan perubahan dan pemantapan hubungan dengan

masyarakat sasaran.

Pada tingkat hubungan vertikal, relasi antara para

stakeholder yang terlibat dalam program dengan

kelompok arisan jamban terjalin dengan harmonis.

Stakeholder aparatur pemerintah tingkat desa juga selalu

memberikan dukungan dan ruang bagi masyarakat Desa

Kertaraharja dalam berpartisipasi pada program

pemberdayaan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan

pihak desa selalu mendukung baik secara moril dan

fasilitas serta memberikan izin kepada pihak LAZ

HARFA menjalankan program arisan jamban di Desa

Kertaraharja.

3. Strategi Penguatan Kelembagaan

Strategi penguatan kelembagaan arisan jamban yang

dilaksanakan di Desa Kertaraharja diantaranya:

Page 196: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

182

a. Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui

kelembagaan arisan jamban

Anantanyu (2011) menuliskan bahwa kemandirian

berasal dari kata self-reliant (adj): not dependent on others:

having confidence in and excercising one’s own powers or

judgement (tidak tergantung pada orang lain: mempunyai

kepercayaan dan pengambilan kekuasaan dan keputusan

sendiri) atau self-reliance (noun): reliance upon one’s own

efforts, judgement or abiity (mandiri pada usaha-usaha,

pertimbangan atau kemampuan sendiri).

Dalam meningkatkan kemandirian masyarakat, perlu

adanya pembagian peran dan wewenang yang lebih besar

pada lembaga untuk memutuskan dan menjalankan

kelembagaan berdasarkan keputusan kelompok. Berdasarkan

hasil penelitian, kemandirian yang dijadikan strategi

penguatan kelembagaan arisan jamban adalah dengan

melibatkan masyarakat secara langsung dalam pengelolaan

jamban, sehingga dapat memberikan ruang dan wewenang

yang lebih luas bagi kelompok untuk mandiri dan sekalipun

sudah tidak lagi didampingi oleh pendamping desa kelompok

arisan jamban tetap berjalan.

Melibatkan masyarakat secara langsung dalam

pengelolaan jamban akan memberikan posisi yang lebih luas

bagi masyarakat untuk berdaya. Program penyuluhan dapat

dikatakan berhasil apabila masyarakat sudah mampu mandiri

dalam menjalankan program tanpa didampingi oleh

pendamping desa. Oleh karena itu, dalam menjalankan

program ini pendamping desa memberikan ruang dan

Page 197: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

183

wewenang yang lebih besar kepada masyararakat untuk ikut

mengelola program jamban di Desa Kertaraharja. Hal ini

sangat penting dilakukan agar dapat terbangun kerja sama

yang baik antar masyarakat yang berada dalam kelompok

arisan jamban.

“Jadi, ya proses pemberdayaan di HARFA sendiri

maksudnya teh segala sesuatu itu sukses jika mereka

sendiri yang melakukan, sekalipun kita udah

tinggalkan arisannya tetep ada kan tetep

jalan...…masyarakat juga antusias. Jadi mulai mereka

semua yang meminta dan mengusulkan ada kegiatan.

Memberikan informasi kapan kumpulan, mau ngocok

arisan, paling saya mah ngehadirindan ngedampingin

gitu.” (YS.A) 187

Selain itu, penguatan kelompok secara internal juga

dilakukan dengan saling membantu dalam menjalankan tugas

secara sukarela. Dalam hasil penelitian, pelaksanaan tugas

bendahara yaitu penagihan uang arisan, dibantu oleh ketiga

orang pengurus (ketua, sekretaris dan bendahara). Hal ini

dapat meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dalam

kelembagaan arisan jamban dan juga dapat memicu

kekompakan dan keharmonisan antar pengurus arisan jamban.

“Bersama-sama aja itumah. Kan wilayah sini ke saya

mengumpulkan uang (arisan) nya. Kalau ada kegiatan

apa-apa harus kumpul-kumpul, saya yang

memberitahu masyarakat sebelah sini. Blok tengah,

blok bawah lain lagi gitu. Bagi-bagi tugas aja aja

saling (membantu) gitu semuanya.”(EM.A) 188

187 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 188 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 198: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

184

Penyataan dari Ibu E menunjukan bahwa masyarakat

memiliki peran yang besar dalam pengelolaan arisan jamban

di Desa kertaraharja. Hal ini menunjukan bahwa kemandirian

terbangun dengan baik dan tidak lagi tergantung pada

fasilitator/pendamping desa. Hal ini sesuai dengan pendapat

Verhagen (1996) yang dikutip dalam Anantanyu (2011)

mengungkapkan bahwa kemandirian (self-reliance) adalah

suatu suasana atau kondisi tertentu yang membuat seorang

individu atau sekelompok manusia yang telah mencapai

kondisi itu tidak lagi tergantung pada pada bantuan atau

kedermawanan pihak ketiga untuk mengamankan kepentingan

individu atau kelompok.

Dijelaskan oleh Verhagen (1996) yang dikutip dalam

Anantanyu (2011) sarana untuk mencapai kemandirian adalah

adanya keswadayaan. Swadaya adalah setiap tindakan

sukarela yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok

manusia yang bertujuan untuk pemuasan kebutuhan-

kebutuhan atau aspirasi-aspirasi individual atau kolektif.

b. Meningkatkan sumberdaya manusia pada kelembagaan

arisan jamban

Dalam proses meningkatkan kapasitas sumberdaya

manusia, pemberian pemahaman dilakukan dengan

penyuluhan agama. Penyuluhan ini bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat

akan pentingnya memiliki sanitasi (jamban). Disamping itu,

stakeholder juga menyediakan sumber-sumber belajar

termasuk informasi yang diperlukan oleh masyarakat.

Page 199: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

185

“Iya kalo dari buang air besar sembarangan itu kan

udah jelas ya bab thaharahnya tidak boleh gitu. Kita

juga kan kaya sebenernya tujuan HARFA sendiri tuh

dakwah sebetulnya. Jadi, kalo misalkan orang ini

membuat jamban itukan udah suatu kebaikan, ngerasa

nyaman gitu dengan adanya jamban, itu udah jadi

ladang pahala untuk kita. Jadi, ditegasin juga ke

mereka, kalo misalkan ibu menerapkan ini, tetangga

ibu juga dikasih tau sama ibu, sampai menerapkannya

itu tuh udah kebaikan. Sedangkan, tetangga ibu itu

ngasih tau lagi, itu udah berapa kebaikan. Jadi terus

mengenalkan mereka.” (YS.A) 189

“Kalo lagi pertemuan atau kumpul dikasih tau cara

bangun jambannya juga. Masyarakat sebenernya mah

sudah tau kalo pembangunan jamban kaya gimana

yah. Paling dikasih tau harus dua meter dari sumber

air. Dan ini dijelasin ketika dapet arisan dibelanjain

barang kemudian dijelasin ke masyarakat.” (YS.A)190

Peningkatan kapasitas sumberdaya kelembagaan

merupakan hal yang penting dilakukan bagi pengembangan

kelembagaan. Kelembagaan arisan jamban masih memiliki

kapasitas sumberdaya yang terbatas pada informasi dan tata

kelola lembaga. Oleh karena itu, sumber belajar dan informasi

sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kapasitas sumberdaya

manusia. Berdasarkan hasil penelitian, stakeholder LAZ

HARFA dan tokoh agama menyediakan sumber-sumber

belajar termasuk informasi yang diperlukan oleh masyarakat

terkait pemahaman terkait thaharah, pentingnya sanitasi dan

teknik pembuatan jamban.

189 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 190 Ibid.,

Page 200: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

186

Strategi lain yang dapat dilakukan dalam

meningkatkan kapasitas kelembagaan yaitu dengan cara

memperluas jaringan kemitraan dengan stakeholder lain.

Upaya ini dapat dilaksanakan dengan membangun hubungan

dengan kelembagaan arisan jamban pada tingkat horizontal

yaitu dengan kelompok arisan jamban Kampung Depok. Hal

ini dilakukan sebagai sarana meningkatkan kapasitas

kelembagaan dengan berbagi informasi dan pengalaman

dengan kelompok arisan jamban yang memiliki visi dan

tujuan yang sama. Selain itu, pada tingkat vertikal dapat

diperluas dengan membangun jaringan dengan aparatur

pemerintah tingkat Kecamatan Sobang. Hubungan dengan

aparatur pemerintah tingkat kecamatan dapat membuka akses

lebih luas pada kelompok arisan jamban untuk berkembang

dan menjadi salah satu program unggulan di Kecamatan

Sobang.

Dalam strategi penguatan kelembagaan di atas, aspek

yang ingin dicapai adalah aspek sosial. Aspek sosial disini

merupakan keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam

keseluruhan proses pemberdayaan. Dengan besarnya peran

yang dimiliki masyarakat dalam program, akan memicu

perkembangan dan potensi yang ada pada masyarakat. Potensi

tersebut ditunjukan dengan tumbuhnya kompetensi dan

kemandirian masyarakat sehingga tidak lagi bergantung pada

program-program pemerintah dan hanya menunggu instruksi.

Soetomo (1987) mengemukakan dalam penelitian

mengenai kompetisi desa sebagai sarana menggerakkan

partisipasi masyarakat, menunjukan bahwa apabila kompetisi

Page 201: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

187

desa dapat menumbuhkan kompetensi masyarakat terhadap

proses pembangunan, maka dapat mempertahankan partisipasi

masyarakat pada pasca evaluasi. Sebaliknya, apabila tidak

dapat menumbuhkan kompetensi masyarakat, maka

partisipasi hanya akan muncul pada saat kompetisi

berlangsung, dan menjadi surut secara perlahan pada periode

pasca evaluasi.

Oleh karena itu, pada kondisi ini dibutuhkan lembaga

dan stakeholder yang dapat memberikan dampak positif bagi

kemandirian masyarakat dan tumbuhnya kompetensi

masyarakat di Desa Kertaraharja, sehingga program

pemberdayaan dapat terus berlangsung secara berkelanjutan

tanpa bergantung pada fasilitator atau stakeholder yang

terlibat dalam program.

D. Input, Proses dan Output/Outcome Penyuluhan Agama dalam

Program Arisan Jamban di Desa Kertaraharja

1. Input Penyuluhan Agama dalam Program Arisan Jamban

di Desa Kertaraharja

Penyuluhan agama yang dilaksanakan oleh LAZ

HARFA sejak bulan November tahun 2017 memberikan

manfaat untuk masyarakat Desa Kertaraharja. Kegiatan yang

dilaksanakan berupa sosialisasi dan pemicuan serta

pendampingan oleh pendamping desa pada masyarakat yang

tergabung dalam kelompok arisan jamban di Kampung

Bahbul Desa Kertaraharja. Berdasarkan hasil penelitian,

penyuluhan agama di Desa Kertaraharja memunculkan

kesadaran masyarakat tentang pelaksanaan thaharah dan

Page 202: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

188

pentingnya memiliki jamban. Kegiatan penyuluhan agama

yang dilaksanakan LAZ HARFA sejak tahun 2017 bertujuan

untuk memberikan penyadaran dan mengubah perilaku

masyarakat agar mengetahui pentingnya mengaplikasikan

thaharah dengan memiliki jamban sehat dirumahnya. Oleh

karena itu, dalam pelaksanaannya LAZ HARFA memiliki

sasaran, metode, materi, saran dan prasarana yang dijadikan

acuan dalam melaksanakan penyuluhan agama. Sasaran pada

kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Desa Kertaraharja

adalah masyarakat Kampung Bahbul yang tergabung dalam

kelompok arisan jamban.

“Dari ibu-ibu…...unsur petani, pedagang, PNS juga.

Jadi dari warga sini aja. Cakupannya yang terdekat

dengan FF di bahbul.”(YS.A) 191

Komponen input yang pertama adalah melihat sasaran

dalam penyuluhan agama. Berdasarkan hasil penelitian,

sasaran dalam kegiatan penyuluhan agama adalah masyarakat

Desa Kertaraharja khususnya Kampung Bahbul yang

tergabung dalam kelompok arisan jamban. Berdasarkan hasil

wawancara, sasaran dalam kegiatan penyuluhan terdiri dari

unsur petani, pedagang, PNS dan ibu rumah tangga.

Dalam melaksanakan penyuluhan agama, penyuluh

membutuhkan persiapan materi. Persiapan ini dilakukan agar

memudahkan penyuluh dalam menyampaikan maksud

penyuluhan yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian,

191 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 203: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

189

materi penyuluhan yang disampaikan beragam yaitu

mengenai thaharah, pentingnya menjaga perilaku hidup

bersih dan sehat serta tidak buang air besar sembarangan.

Selain itu pendamping desa juga menyampaikan mengenai

ajakan untuk menabung, memanfaatkan lahan pekarangan,

cara bersyukur, gender, pola asuh dan perlindungan anak.

“Sebetulnya pertemuan setiap jum’at. Kalau misalkan

udah empat jum’at kumpul gitu, ngocok. Tanggal bisa

keubah tapi kalo hari tetep hari jum’at…...Kalo

materi dari BAB sendiri itu kan udah jelas ya bab

thaharah nya gitu (yang disampaikan).” (YS.A) 192

“Jadi ke masyarakat tetep memicu masyarakat untuk

mengajak untuk menabung, memanfaatkan lahan

pekarangan, tetep ada target yang harus disampaikan

terkait jamban, bahas gender, pokonya terkait SDGs.

Banyak sebetulnya program HARFA itu kalo

disekaligusin nanti mereka mental.” (YS.A) 193

“.…..Membahas tentang itu aja tentang anak,

menjaga anak, menjaga kebersihan, thaharah

gitu.…....Paling cara kita bersyukur, thaharah,

maksudnya teh disini kan banyak masyarakat yang

ngeluh, jadi merendahkan diri gitu tuh. Jadi kaya

merasa gak ikhhlas hidup di dunia teh. Jadi intinya

lebih diingetin ke hla-hal nikmat sehat itu lebih besar

dari apapun. Ketika kita bersyukur semuanya selesai.

Jadi lebih ke bab-bab yang memang menguatkan

mereka lah intinya, kepada mereka sebetulnya

menguatkan kepada diri kita juga. Itu sih dua tema

yang sering ana angkat. Sama tujuan

hidupnya.“(EM.A, YS.A) 194

192 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 193 Ibid., 194 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti dan Pak Yadi di Desa Kertaraharja,

Pandeglang, 24 dan 25 Oktober 2018

Page 204: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

190

Tujuan dari disampaikannya materi penyuluhan oleh

pendamping desa diharapkan masyarakat benar-benar

menyadari bahwa thaharah itu penting dan pengetahuan

masyarakat meningkat setelah adanya materi thaharah

sehingga akhirnya mereka mau berubah dari BABS ke

jamban.

“Ya kalo yang diharapkan itu mereka benar-benar

menyadari bahwa ya bersuci itu memang penting, dan

ketika kita mau bertemu dengan Allah itu kan ya

maksudnya harus kitanya suci gutu posisinya. Jadi

pengetahuannya meningkat lah setelah adanya materi

thaharah ini dan sikapnya terhadap BABS juga

berubah, jadi segan, yang tadinya dosa-dosa kecilnya

itu dikit nih, dikit-dikit jadi banyak. Dan mereka mau

berubah dari BABS ke minimal cubluk dari yang

tadinya kebun kan. “(YS.A) 195

Dalam menyampaikan materi, pendamping desa

sebelumnya diberikan pelatihan kerelawanan sebagai acuan

dalam mendampingi dan melaksanakan penyuluhan kepada

masyarakat. Selanjutnya pendamping desa mengungkapkan

bahwa materi yang telah diberikan dalam penyuluhan disusun

dan disampaikan kepada masyarakat.

“Ditentukan materinya sama FF. Materi yang

maksudnya mau disampaikan pasti ditentukan dari

kita jelas. Disusun aja sih materinya karena kita kan

juga udah pelatihan yah. Jadi tinggal susun aja apa

yang emang mau disampein ada soft copy-nya. Kita

bawa pemicunya…..Pokoknya yg disusun aja itumah

195 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 205: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

191

bekal dari pelatihan relawan dan harus

menyampaikan itu.”(YS.A) 196

Tenaga penyuluh dalam kegiatan penyuluhan agama

adalah pendamping desa LAZ HARFA dan tokoh agama Desa

Kertaraharja. Pendamping desa mulai melaksanakan program

di Desa Kertaraharja pada tahun 2017 sampai dengan

sekarang. Narasumber mengungkapkan bahwa dalam

melaksanakan program, pendamping desa diberikan

kebebasan untuk berkreasi dalam melakukan intervensi

kepada masyarakat dengan diberikan pelatihan kerelawanan

sebelumnya. Selain itu, tenaga penyuluh yang juga

menyampaikan materi penyuluhan adalah tokoh agama Desa

Kertaraharja. Selain menyampaikan materi, tokoh agama juga

berperan memberikan motivasi dan semangat kepada

masyarakat untuk mengubah perilakunya ke arah yang lebih

baik.

“Dari HARFA sendiri. Mulai pemberdayaan pada

tahun 2017 bulan November. Jadi FF (Field

Facilitator) masuk kesini itu ya tergantung orangnya.

Kita tetep emang dulu itu itu seperti apa success story

nya gitu ya. jadi itumah FF masuk kesini sok

berkreasi sebaik mungkin tapi mereka juga dilatih

kapasitasnya.” (YS.A)197

Selain itu, ada stakehoder lainnya yang mendukung

kegiatan penyuluhan yaitu tokoh agama di Desa Kertaraharja.

Tokoh agama sebagai sumber informasi bagi masyarakat

menjadi salah satu stakeholder yang penting dalam mencapai

perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

196 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 197 Ibid.,

Page 206: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

192

“Itu kalau di masyarakat biasa mengingatkan gitu,

kalau kata kitamah, ‘Ibu-ibu harus ikut pengajian ke

ustadz, ibu-ibu harus begini-begitu’…..Jadi memberi

jalan (solusi) ke kehidupan kita gitu.” (YM.B)198

Berdasarkan hasil penelitian, penyuluh menyampaikan

pesan dengan metode ceramah kepada sasaran dengan

susunan pembukaan, isi dan penutup. Metode tanya jawab

juga digunakan untuk lebih memperjelas mengenai materi-

materi yang disampaikan oleh penyuluh kepada masyarakat.

Durasi yang digunakan adalah maksimal 1 jam. Selain itu,

penyampaian materi diselingi dengan game santai yang

ditujukan untuk mencairkan suasana dan menanyakan kabar

sasaran penyuluhan. Sebagaimana pernyataan narasumber

berikut ini.

“Nonformal sih itu mah fleksibel waktunya.

Tempatnya juga tentatif Kalo jadwal sama

masyarakat tergantung ana sih ya datangnya. Kalo

jum’at jum’at kalo senin senin. Ada Rabu rabu.

Waktunya paling 30 menit sampai 1 jam. Ada

pengajian masuk.”(YS.A)199

“Setiap pertemuan sih sebetulnya. Ya sebetulnya

religiusnya itu sendiri sebenernya kita itu yang

nyiptain bukan mereka. Kalo mereka mah toh kalo

misalkan gak ini juga bisa, cuman kan plus

pemberdayaan itu kan MC nya, mulai tadarusnya

bukan dari ana ya, biar mereka yang pegang. Seperti

itu. Ya itu tadi tujuannya, dakwah.”(YS.A)200

198 Wawancara pribadi dengan Ibu Yayat di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 199 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 200 Ibid.,

Page 207: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

193

“Biasa aja pake game santai tanya gimana

kabarnya?…....Jadi kita picu mereka biar intinya

sadar dalam artian mau gitu bangun jamban.”(YS.A) 201

Tempat dan waktu juga disesuaikan dengan jadwal

dan waktu luang masyarakat. Penyuluhan agama dilaksanakan

di rumah ketua RW Kampung Bahbul. Tempat ini dipilih

karena lokasinya strategis yaitu berada di tengah kampung

sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar. Waktu

juga disesuaikan dengan waktu luang masyarakat dan

penyuluh.

“Kita sih sebenernya ikut waktu masyarakat…..

mereka abis maghrib free nya. Kosong abis isya. Ya

kalo untuk tempatmah dimana aja.” (YS.A)202

“Tempat kumpulnya itu dirumah pak RW dideket

gardu. Jadi sengaja ditempat ini karena yang atas

deket yang bawah juga deket gitu tengah-

tengah…..Dekat Bu Pinah di tengah ya. darimana-

mana deket mudah kan jadi RW sekalian lah kumpul

masyarakat disana.” (YS.A dan EM.A) 203

Dalam hal sumber dana, LAZ HARFA tidak

memperuntukan dana secara langsung kepada program arisan

jamban, namun digunakan untuk program pemberdayaan

masyarakat yang lainnya seperti pemanfaatan lahan

pekarangan. Dana LAZ HARFA tersebut digunakan untuk

pemenuhan kebutuhan pupuk dan lain-lain. Sumber dana yang

digunakan dalam pemenuhan kebutuhan penyuluhan agama

201 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 202 Ibid., 203 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi dan Ibu Eti di Desa Kertaraharja,

Pandeglang, 24 dan 25 Oktober 2018

Page 208: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

194

adalah murni swadaya masyarakat. Dalam pemenuhan

kebutuhan kegiatan penyuluhan agama, masyarakat

menggunakan uang kas bulanan yang dapat digunakan untuk

membeli makanan yang disajikan dalam pertemuan rutin

setiap bulannya.

“…....Kalo kurang kan mereka. Kan itumah

sebetulnya bukan kontribusi-kontribusi lagi. Full dari

mereka semuanya. Swadaya kan itumah. Toh kita mah

nggak menggunakan uang HARFA seribu rupiah

pun......Ada yang bawa makanan ranginang, ada yang

punya apa dibawa gitu, yang mau bawa makanan

bobongko. Yang mau apa, bawa kita. Iya sih tidak

menolak, saling mendukung gitu, saling menolong

kalau kata orangmah. “(YS.A dan YM.B)204

Secara singkat, ringkasan mengenai input penyuluhan

agama dalam program arisan jamban di Desa Kertaraharja

dapat dilihat dalam tabel 15 di bawah ini.

Tabel 15. Input Penyuluhan Agama Dalam Program Arisan

Jamban Di Desa Kertaraharja

No Unsur

Input Bentuk Keterangan

1 2 3 4

1 Sasaran Masyarakat

Kampung

Bahbul yang

tergabung

dalam

kelompok arisan

jamban

Sasaran dalam penyuluhan agama

merupakan sebuah kelompok besar

dengan usia produktif, yaitu orang yang

mampu mengambil keputusan, mampu

bertanggung jawab, dan sadar akan tugas

serta perannya

2 Materi Materi pokok Materi pokok yang bertema agama adalah

terkait tharahah Dan materi pokok

lainnya adalah terkait PHBS

Materi

pendukung

Materi yang disampaikan adalah materi

terkait gender dan perlindungan anak,

ajakan menabung, pola asuh,

pemanfaatan lahan dan syukur nikmat.

204 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi dan Ibu Yayat di Desa Kertaraharja,

Pandeglang, 24 dan 25 Oktober 2018

Page 209: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

195

1 2 3 4

3 Tenaga / Penyuluh

Pendamping

desa LAZ

HARFA

Pendamping desa memberikan materi

paling dominan dengan menyampaikan

materi pokok dan materi pendukung

Tokoh agama

Tokoh agama berperan sebagai sumber

informasi bagi masyarakat terkait

thaharah dan PHBS.

4 Metode Ceramah Metode ini dipilih untuk membuat

kegiatan penyuluhan menjadi lebih

efisien karena dapat memperhemat waktu

serta menjangkau kelompok dalam

jumlah yang banyak.

Tanya jawab Metode ini digunakan untuk mendorong

partisipasi dan keaktifan masyarakat serta

sebagai salah satu acuan apakah

masyarakat mengerti dan mendengarkan

materi yang telah disampaikan

5 Sumber

dana

LAZ HARFA Dana yang digunakan LAZ HARFA

diperuntukan bukan untuk program

jamban secara langsung namun untuk

kegiatan pemberdayaan masyarakat

lainnya

Swadaya

masyarakat

Masyarakat memiliki kas yang digunakan

untuk membeli makanan yang disajikan

dalam pertemuan.

Sumber: hasil wawancara dan observasi dengan informan

dan diinterpretasikan oleh peneliti

Sasaran penyuluhan adalah orang dewasa, yaitu orang

yang mampu mengambil keputusan, mampu memikul

tanggung jawab, dan sadar terhadap tugas serta perannya.

Dalam penelitian ini, sasaran yang menjadi subjek dalam

penyuluhan agama yang dilaksanakan di Desa Kertaraharja

merupakan sebuah kelompok besar (terbatas) yang merupakan

anggota kelompok arisan jamban dan berasal dari berbagai

profesi seperti petani, pedagang, guru dan ibu rumah tangga.

Sasaran penyuluhan terdiri dari usia produktif yaitu antara

usia ≥ 30 tahun sampai ≤ 70 tahun. Hudiyani (2010)

mengungkapkan bahwa sasaran penyuluhan adalah orang

dewasa, yaitu orang yang mampu mengambil keputusan,

Page 210: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

196

mampu memikul tanggung jawab, dan sadar terhadap tugas

serta perannya. Hal ini menunjukan bahwa pemilihan sasaran

penyuluhan menentukan proses penerimaan pesan yang

diberikan oleh penyuluh. Sebagai orang dewasa yang cukup

secara umur dan pengalaman akan mampu mengambil

keputusan secara mandiri dari beberapa alternatif yang

diberikan oleh penyuluh.

Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang

disampaikan dalam bentuk kegiatan penyuluhan baik

menyangkut ilmu maupun yang lainnya. Adapun materi yang

baik dalam penyuluhan adalah yang sesuai dengan kebutuhan

sasaran. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan agama

merupakan materi yang didapat dari pelatihan kerelawanan

yang dilaksanakan oleh LAZ HARFA untuk para relawan

yang akan mendampingi dan berhadapan langsung dengan

masyarakat. Materi ini disusun dan disampaikan secara

bertahap kepada masyarakat.

Materi yang disampaikan penyuluh diantaranya: (1)

Thaharah, (2) pentingnya menjaga perilaku hidup bersih dan

sehat (tidak buang air besar sembarangan), (3) ajakan untuk

menabung, (4) pemanfaatan lahan pekarangan, (5) syukur

nikmat, (6) gender, (7) pola asuh, dan (8) perlindungan anak.

Materi pokok yang menjadi bahasan utama dalam penyuluhan

agama yaitu mengenai thaharah dan PHBS, sedangkan enam

materi lainnya (menabung, pemanfaatan lahan pekarangan,

syukur nikmat, gender, pola asuh dan perlindungan anak)

merupakan materi pendukung yang disampaikan sesuai

kebutuhan masyarakat.

Page 211: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

197

Materi pokok disampaikan pada awal-awal program

arisan jamban berjalan sebagai sebagai bentuk penyadaran

kepada masyarakat terkait permasalahan jamban di Desa

Kertaraharja. Materi disampaikan sampai masyarakat dirasa

cukup baik dalam segi kognitif dan afektif dalam memahami

materi yang diberikan oleh penyuluh.

Tenaga/penyuluh yang terlibat dalam proses

penyuluhan agama yaitu pendamping desa LAZ HARFA dan

tokoh agama Desa Kertaraharja. Pendamping desa berperan

memberikan materi penyuluhan serta mendampingi program

arisan jamban dari awal pembentukan sampai dengan

sekarang. Tokoh agama berperan memberikan motivasi

kepada masyarakat untuk mencapai perubahan perilaku ke

arah yang lebih baik dan juga sebagai sumber informasi bagi

masyarakat terkait thaharah dan PHBS. Penyuluh yang

memberikan materi paling dominan adalah pendamping desa

LAZ HARFA karena menyampaikan seluruh materi pokok

dan pendukung kepada masyarakat sesuai kebutuhannya.

Metode adalah unsur penting dalam kegiatan

penyuluhan agama. Metode adalah cara menyampaikan materi

(isi pesan) kepada sasaran agar mereka tahu, mau dan mampu

mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

penyuluhan dikenal dengan cara menyampaikan materi (isi

pesan) kepada sasaran. Dalam penelitian ini, metode ceramah

dan tanya jawab dipilih penyuluh sebagai metode dalam

menyampaikan materi penyuluhan. Metode ceramah

merupakan metode yang baik digunakan pada kelompok besar

(terbatas).

Page 212: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

198

Kelompok besar yaitu apabila peserta penyuluhan

lebih dari 15 orang. Metode ini dipilih untuk membuat

kegiatan penyuluhan menjadi lebih efisien karena dapat

memperhemat waktu dan menjangkau kelompok dengan

jumlah yang banyak. Selain itu, metode tanya jawab

digunakan agar masyarakat termotivasi untuk aktif dalam

kegiatan penyuluhan dengan bertanya atau menjawab

pertanyaan dari penyuluh serta dapat digunakan sebagaia cuan

apakah masyarakat memahami apa yang dibicarakan dalam

kegiatan penyuluhan.

Sumber dana yang digunakan dalam proses

penyuluhan agama berasal dari LAZ HARFA dan swadaya

masyarakat. Penyuluhan agama yang dilakukan di Desa

Kertaraharja tidak memerlukan dana yang besar karena

konsep kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan masih sangat

sederhana yaitu kegiatan nonformal, masyarakat dan penyuluh

duduk bersama atau dengan bentuk lingkaran kemudian

berdiskusi membahas tema yang telah ditentukan oleh

penyuluh sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan penyuluhan

agama seperti makanan yang disajikan dalam penyuluhan

berasal dari uang kas bulanan kelompok arisan jamban.

Adapun dana LAZ HARFA tidak diperuntukan untuk

kegiatan arisan jamban secara langsung, namun digunakan

untuk program pemberdayaan masyaarakat yang lainnya

seperti program pemanfaatan lahan pekarangan yang

memerlukan pupuk dan lain-lain.

Page 213: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

199

2. Proses Penyuluhan Agama dalam Program Arisan

Jamban di Desa Kertaraharja

Proses adalah urutan pelaksanaan yang menentukan

output dari penyuluhan. Proses penyuluhan agama dikatakan

berhasil apabila sesuai dengan perencanaan. Proses

penyuluhan agama dilaksanakan dengan urutan pembukaan,

isi dan penutup dengan durasi maksimal 1 jam. Dalam

pembukaan dilakukan tadarrus bersama, kemudian proses

yang kedua yaitu penyampaian isi/materi penyuluhan oleh

pendamping desa atau tokoh masyarakat. Dan terakhir

diakhiri dengan membaca istighfar bersama. Tadarrus dan

istighfar dilaksanakan dalam proses penyuluhan agama agar

menciptakan suasana agamis pada masyarakat dengan tujuan

dakwah.

“Iya jelas. Kita sebelum itu juga ada tadarrus biasa,

jadi intinya itu lebih emosionalnya udah dapet ya itu

tadi ya keagamaannya juga itu ga begitu kosong

diseimbangi. Biasanya pembukaan itu kan penutup

nya juga istigfar. Berapa kali gitu sebanyak-

banyaknya. Seperti itu sih masuknya. Dan akhirnya

menghasilkan perubahan perilaku pada masyarakat.

Minimal mereka udah tahu gitu.”(YS.A) 205

“Ya sebetulnya religiusnya itu sendiri sebenernya kita

itu yang nyiptain bukan mereka. Kalo mereka mah toh

kalo misalkan gak gini juga bisa. Cuman kan plus

pemberdayaan itu kan semua dari masyarakat, MC

nya, mulai tadarusnya bukan dari ana ya, biar mereka

yang pegang, seperti itu. Ya itu tadi tujuannya

dakwah.” (YS.A)206

205 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 206 Ibid.,

Page 214: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

200

Hal serupa juga disampaikan narasumber bahwa dalam

kegiatan penyuluhan ada proses pembukaan, tadarrus dan

penyampaian materi terkait thaharah, menjaga kebersihan,

dan tentang menjaga anak/pola asuh. Pernyataan narasumber

yaitu sebagai berikut.

“Suka ada gitu pengajian iya, ngebahasnya pak Yadi

aja itumah. Ada yang pembukaannya, ada yang

ngajinya. Ngebahasnya inimah Bu tentang anak,

menjaga anak, menjaga kebersihan, thaharah

gitu.”(EM.A) 207

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan jadwal

yang sangat fleksibel dan mengikuti waktu luang masyarakat.

Pendamping desa pun sudah mengetahui kapan waktu luang

masyarakat untuk bisa diajak berkumpul bersama.

Pelaksanaan penyuluhan bisa dilakukan dimana saja sesuai

kesepakatan masyarakat.

“Kita sih sebenernya ikut waktu masyarakat. Tidak

memaksakan “Bu jam sekian!” gabisa kaya gitu.

Kecuali kalo memang mereka free kan mereka abis

maghrib free nya. kosong abis isya misalkan. Kalau

tempat mah dimana aja mangga. Kalau kitamah

dimana pun jadi. Nonformal sih itumah fleksibel

waktunya. Tempatnya juga dimana aja.” (YS.A)208

Kemudian, pendamping desa mengutarakan bahwa

biasanya penyuluhan dilaksanakan 30 menit sampai dengan 1

jam.

207 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 208 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 215: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

201

“Kalo jadwal sama masyarakat tergantung ya.

Waktunya paling 30 menit sampai satu jam.”(YS.A)209

Dalam proses penyuluhan tentu membutuhkan strategi

agar proses lebih menyenangkan dan masyarakat merasa

senang dengan adanya penyuluhan. Strategi yang digunakan

penyuluh dalam proses penyuluhan agama adalah dengan

membuat game sederhana dan menanyakan kabar agar

terjalin kedekatan emosional antara penyuluh dan masyarakat.

Selain itu, narasumber mengungkapkan bahwa dalam proses

penyuluhan, penyuluh tidak menempatkan diri sebagai guru

bagi masyarakat, namun antara penyuluh dan masyarakat

dapat saling bertukar informasi dan pengalaman satu sama

lain. Hal ini membuat kedekatan antara penyuluh dan

masyarakat semakin terjalin dan suasana penyuluhan menjadi

menyenangkan.

“Intinya memperkenalkan kita itu siapa disini. Kita

kan disini belajar dari masyarakat tidak menggurui

sedikitpun tapi bareng-bareng.”(YS.A) 210

“Jadi kita itu bukan guru kita itu murid. Jadi mereka

itu tidak akan digurui, emang berat sih sebenernya

mereka udah dari lahir biasa ke rorah kita ubah biar

ga ke rorah, memang berat, ya itu tadi yah kalau kita

nya intens datang lagi dating lagi insyaallah. Dan

pendekatan emosional tadi yang paling penting yang

bisa buat mereka berubah. Kenapa bisa berubah

karena pendekatan agamanya juga”(YS.A) 211

Selain itu, kedekatan emosional juga menjadi hal

penting dalam proses penyuluhan di Desa Kertaraharja.

209 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 210 Ibid., 211 Ibid.,

Page 216: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

202

Pendamping desa mengungkapkan bahwa dalam

melaksanakan penyuluhan tidak hanya untuk menggugurkan

kewajiban saja, namun lebih dari itu harus menggunakan hati

dan serius dalam menjalankan peran sebagai pendamping

desa sehingga masyarakat dapat yakin dan mau bersama-sama

mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik.

“Jadi karena kedekatan emosional sebetulnya gabisa

diganggu gugat. Jadi harus deket dulu dengan

masyarakat biar bisa kita intervensi. Gabisa kita kalo

misalkan nyuruh ‘Bu kumpul, ayo.’ Cuma sekedar kita

menggugurkan kewajiban. Pemberdayaan menurut

ana gabisa. Jadi bener-bener kita itu harus pakai hati

kalau sama mereka. Jadi kalo bener-bener kita, kalo

misalkan kita ‘ah yang pentingmah kerja’ gak bakalan

mau mereka gabakal mau nurut. Kalo misalkan

merekanya dan nurut disini bukan artian kesini,

kesini, bukan kaya gitu, cuman kita advokasi lagi

sama mereka ini ya baik tidak? kalo misalkan tidak ya

gausah ikut. Toh tidak ada pemaksaan disini.”(YS.A) 212

Selain itu, pola penyadaran yang dilakukan oleh

pendmaping desa adalah dengan sering berinteraksi dengan

masyarakat. Interaksi yang dilakukan akan membuat

hubungan antara stakeholder dan masyrakat semakin dekat.

Selain itu, pendekatan keagamaan juga dilakukan agar proses

penyuluhan menjadi seimbang dan akhirnya terjadi perubahan

perilaku.

“Jadi, pola penyadarannya lebih ke pendekatan

emosional dan sering berinteraksi juga didatengin

terus ke masyarakat. Jadi masyarakat sampai mau

212 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 217: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

203

mengubah perilaku berati orang yang sudah dipecaya

dan orang yang dekat dengan masyarakat.”(YS.A) 213

“Jadi intinya itu lebih emosionalnya udah dapet ya itu

tadi ya keagamaannya juga itu ga begitu kosong

diseimbangi. Dan akhirnya menghasilkan perubahan

perilaku pada masyarakat.”(YS.A)214

Narasumber lain juga mengungkapkan bahwa

pendamping desa sungguh-sungguh dalam mendampingi

masyarakat dan memiliki kepribadian yang ramah kepada

masyarakat.

“Kalau HARFA ada aja sebelumnya juga tapi tidak

seperti Pak Yadi pendekatan ke masyarakatnya. Harus

pokoknya Pak Yadi mah. Tapi tidak dipaksa gitu. Tapi

kan memberi semangat.”(EM.A) 215

“Kalau Pak Yadi mah sudah terbilang akrab sama

orang sini mah orang bahbul depok mah mungkin.

Sudah kaya orang sini aja. Ramah ga malu-malu,

tidak menjauh gitu biasa.”(EM.A)216

Secara singkat, proses penyuluhan agama dalam

program arisan jamban di Desa Kertaraharja dirangkum dalam

tabel 16 di bawah ini.

213 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 214 Ibid., 215 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018 216 Ibid.,

Page 218: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

204

Tabel 16. Proses Penyuluhan Agama dalam

Program Arisan Jamban di Desa Kertaraharja

No Unsur

Proses Bentuk Tujuan Keterangan

1

Susun-

an

kegiat-

an

Pembu-

kaan

Tadarrus

dilaksanakan agar

prosespenyuluhan

agama memiliki

muatan dakwah dan

dapat diterima oleh

masyarakat.

Proses pembukaan

memiliki suasana

keagaamaan yang kental

&melekat pada

masyarakat dengan

pelaksanaan tadarrus

bersama. Isi Pesan disampaikan

dengan bahasa yang

digunakan masyarakat

agar lebih mudah

dimengerti

masyarakat

Penyuluh yang memberikan

materi penyuluhan agama

yaitu pendamping desa dan

tokoh agama. Materi yang

disampaikan merupakan

materi pokok dan

pendukung.

Penutup Doa dan istighfar

dilakukan agar pesan

yang disampaikan

dapat direnungkan

dan diaplikasikan

dalam kehidupan.

Sebagai bentuk refleksi diri,

penutupan penyuluhan

dilakukan sesi istighfar dan

doa bersama.

2 Durasi ± 1 jam

(60

menit)

Durasi yang singkat

bertujuan agar materi

mudah diingat oleh

masyarakat yang

berusia dewasa

sampai dengan lansia.

Dengan penyampaian

materi yabg tidak terlalu

lama membuat pesan yang

disampaikan lebih padat

dan pokok pembahasan

dapat dipahami oleh

masyarakat

3 Tempat

dan

waktu

kegiatan

Rumah

ketua RW (waktu:

Novem-

ber

2017-

Novem-

ber

2018)

Tempat ini dipilih

karena memiliki

lokasi yang strategis

dan mudah dijangkau

oleh masyarakat

sekitar.

Waktu disesuaikan dengan

waktu luang masyarakat.

Biasanya penyuluhan

dilaksanakan setiap hari

jum’at ke empat setiap

bulannya yang dilaksanakan

setelah shalat isya/ sore

hari.

Sumber: hasil wawancara dan observasi dengan informan dan

diinterpretasikan oleh peneliti

Proses penyuluhan agama diawali dengan pembukaan

oleh pembawa acara. Dalam sesi pembukan, masyarakat

melaksanakan tadarrus bersama untuk menciptakan suasana

keagamaan yang biasa dilakukan masyarakat dalam kegiatan

Page 219: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

205

pengajian. Hal ini dutujukan agar proses penyuluhan agama

memiliki muatan dakwah dan dapat diterima oleh masyarakat.

Dilanjutkan dengan kegiatan tadarrus bersama. Kemudian

dilanjutkan dengan acara inti yaitu penyampaian materi oleh

penyuluh (pendamping desa/tokoh agama). Proses

penyampaian pesan dilakukan dengan bahasa yang digunakan

masyarakat sehari-hari agar lebih mudah dimengerti dan

masyarakat memahami apa yang disampaikan oleh penyuluh

agama.

Penyuluh yang memberikan materi penyuluhan agama

yaitu stakeholder pendamping desa dan tokoh agama.

Pendamping desa memberikan materi pokok dan pendukung

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. materi pokok yang

disampaikan oleh pendamping desa adalah thaharah dan

PHBS. Materi pendukung yang disampaikan oleh pendamping

desa yaitu terkait isu-isu dalam SDGs yaitu gender dan

perlindungan anak serta materi lainnya yaitu ajakan untuk

menabung, pemanfaatan lahan pekarangan, syukur nikmat dan

pola asuh. Selain pendamping desa, tokoh agama juga

menjadi sumber informasi bagi masyarakat dalam

menyampaikan materi pokok yaitu thaharah kepada

masyarakat.

Proses penyuluhan agama diakhiri dengan membaca

istighfar dan pembacaan doa. Dalam proses penyuluhan

agama, masyarakat diberikan wewenang untuk menjalankan

dan mengatur jalannya kegiatan penyuluhan. Hal ini

dilakukan sebagai sarana belajar menyusun dan menjalankan

sebuah kegiatan penyuluhan agama secara mandiri.

Page 220: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

206

Durasi yang digunakan tidak memakan waktu yang

terlalu lama yaitu sekitar 1 jam sebagai bentuk penyesuaian

waktu yang dimiliki masyarakat dan mengingat kesibukan

masyarakat yang mayoritas mengurus rumah tangga. Selain

itu, durasi yang cukup singkat dapat membuat pesan yang

disampaikan lebih padat materi dan mudah diingat oleh

masyarakat yang berusia dewasa sampai dengan lansia.

Penyuluhan agama dilaksanakan mulai pada bulan

November 2017 sampai dengan bulan November 2018 pada

setiap hari jum’at ke empat setiap bulannya. Kegiatan ini

dilaksanakan di rumah ketua RW yaitu Pak Narja. Pemilihan

tempat penyuluhan berdasarkan kesepakatan masyarakat.

rumah ketua RW dipilih karena memiliki lokasi yang strategis

dan berada di tengah wilayah Desa Kertaraharja khususnya

Kampung Bahbul sehingga aksesnya mudah dijangkau dan

tidak terlalu jauh. Waktu penyuluhan disesuaikan dengan

waktu luang masyarakat. Pada setiap bulannya waktu

penyuluhan agama bisa berubah menyesuaikan waktu dan

kondisi yang dimiliki masyarakat. Biasanya penyuluhan

dilaksanakan setiap hari senin, rabu atau jum’at setelah shalat

isya atau sore hari.

Selain itu, narasumber mengungkapkan bahwa

kedekatan emosional adalah kunci keberhasilan penyuluhan

agama di Desa Kertaraharja. Penyuluhan tidak dapat berjalan

maksimal apabila penyuluh hanya sekedar menggugurkan

kewajiban dan tidak sungguh-sungguh dalam melakukan

pendekatan kepada masyarakat. Kemudian, narasumber juga

mengungkapkan bahwa kedekatan emosional ini dapat

Page 221: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

207

muncul dengan adanya interaksi yang rutin antara penyuluh

dan masyarakat. Semakin banyak interaksi yang dilakukan

maka masyarakat akan lebih yakin dan mau menjalankan

inovasi yang disampaikan oleh penyuluh.

3. Output/Outcome Penyuluhan Agama dalam Program

Arisan Jamban di Desa Kertaraharja

Output merupakan hasil jangka pendek dari

pelaksanaan program penyuluhan. Sedangkan outcome adalah

dampak, manfaat, dan harapan perubahan yang terjadi setelah

adanya penyuluhan agama. Dampak dari kegiatan penyuluhan

agama dalam program arisan jamban di Desa Kertaraharja

salah satunya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

keamanan masyarakat lebih terjamin.

“Jelas lebih sejahtera. Karena ketika hujan mereka

kan gaharus ke kebun lagi, khawatir ular gitu kan dan

lain sebagainya. Trus udah memutus mata rantai

kemiskinan meraka.. Karena itu tadi udah punya

jamban itu mennurut saya itu kalo pandangan ana

gitu ya maksudnya baik. Kalo kesejahteraan sih itu

berat harus dispesifikasikan dulu kesejahteraan dalam

segi apa. Kalo misalkan dari kesehatan mah udah

jelas sejahtera mereka. Gausah lagi bangunin

suaminya lagi tidur.”(YS.A) 217

Dampak dari penyuluhan yang dilaksanakan di Desa

Kertaraharja membuahkan hasil yang positif. Hal ini dapat

dilihat dari perubahan perilaku masyarakat yang sudah sadar

akan pentingnya kepemilikan jamban dan mau melaksanakan

217 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018

Page 222: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

208

program arisan jamban. narasumber mengungkapkan bahwa

tujuan dari adanya arisan adalah pembangunan jamban, ketika

masayrakat mau melaksanakan dan berhasil membangun

jamban artinya program tersebut berhasil dengan baik.

“Kalo menurut ana sih berhasil. Karena mereka udah

mau bikin jambannya. Kita arisan jamban untuk bikin

jamban kan maksudnya enggak ada yang lain. Dan

mereka mau gitu tuh. Itu udah sangat luar biasa. Dan

yang tadinya berserakan sampai sekarang udah

deklarasi ODF (Open Defecation Free) udah

Alhamdulillah menurut saya. “(YS.A) 218

“Udah efektif dan menghasilkan dan gak ada kendala

berarti sih karena pas pengocokan pertama itu

langsung yang kebetulan belum punya. Yang ke 1, 2,

3, 4 itu belum punya semuanya yang dapet. Jadi

langsung dibelanjain langsung terbentuknya jamban.

Jadi, arisan jamban, langsung gitu jamban itu

langsung jadi. Gitu ya mennurut saya tidak ada

hambatan dan itupun menurut saya itu sukses.” (YS.A) 219

Penyuluhan yang dilaksanakan di Desa Kertaraharja

juga menghasilkan perubahan perilaku dengan tidak adanya

lagi masyarakat yang buang air besar sembarangan ke kebun

atau rorah. Masyarakat yang belum memiliki jamban pun

sudah otomatis diarahkan untuk menumpang ke rumah

saudara yang sudah memiliki jamban.

“Kalo misalkan sampai saat ini sih gak ada. Yang

belum punya jamban paling numpang ke anaknya atau

218 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 219 Ibid.,

Page 223: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

209

yang sudah punya. Kalo sekarang kan udah otomatis

kalau tidak ada numpang ke sodaranya. Atau

kalaupun gaada dibelakang masih ada cubluk gitu

tuh. Jadi udah dibilangin kalau sekarang udah harus

terbebas BABS kalau mau BAB ya kalau gak punya

numpang ke tetangga.” (YS.A) 220

Kondisi lahan di kebun yang biasa digunakan

masyarakat untuk buang air besar juga akhirnya dapat

dimanfaatkan untuk menanam tanaman dan bisa lebih

produktif.

“Ya kondisinya lebih enak gitu kalo kita mau ke kebun

juga gak ada ranjau (kotoran) lagi gitu khawatir

keinjek. Trus bisa dipake buat nanem-nanem. Jadi

bisa lebih produktif lah intinya. Jadi yang ngambil

kelapa pun ga khawatir kelapanya jatoh ke

kotoran.”(YS.A) 221

“Ada sih perubahan lebih baik alhamdulillah iya ini

mah lahannya sekarangmah bersih, dipake menanam

apa-apa gitu.” (EM.A)222

Hal serupa juga disampaikan Ibu E bahwa manfaat

adanya program adalah tidak lagi menyebarkan bau dan

penyakit, dan masyarakat terbantu dan akses menuju jamban

lebih mudah karena sudah memiliki di rumahnya masing-

masing.

220 Wawancara pribadi dengan Pak Yadi di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 24

Oktober 2018 221 Ibid., 222 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 224: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

210

“Banyak manfaatnya kata saya juga sekarangmah

tidak menyebarkan bau, tidak menyebarkan penyakit,

tidak susah kalau mau ke jamban gitu. Jadi kebantu

sama adanya arisan jamban.” (EM.A) 223

Secara singkat, output/outcome penyuluhan agama

dalam program arisan jamban di Desa Kertaraharja dapat

dilihat dalam tabel 17 di bawah ini.

Tabel 17. Output/Outcome Penyuluhan Agama Dalam

Program Arisan Jamban di Desa Kertaraharja

No Unsur Bentuk Keterangan

1 Output Masyarakat memiliki

pengetahuan terkait

thaharah dan PHBS

Penyuluhan agama berdampak dari

segi kognitif yaitu peningkatan

pengetahuan masyarakat.

Menumbuhkan kesadaran

bahwa perilaku BABS harus

diubah.

Penyuluhan agama dapat membuat

sikap (afeksi) masyarakat terhadap

perilaku BABS dapat berubah

2

Outco-

me

Tidak ada lagi masyarakat

yang buang air besar

sembarangan dengan

terlaksananya deklarasi ODF

(Open Defecation Free)

Perubahan perilaku ada pada tahap

psikomotorik, artinya masyarakat

dapat mengaplikasikan dan

mengubah perilaku ke arah yang

lebih baik.

Kondisi lahan kebun lebih

produktif dan dapat

dimanfaatkan untuk

menanam tanaman

Perubahan lingkungan yang

didapatkan dari program arisan

jamban dirasakan secara langsung

oleh masyarakat sehingga lahan dapat

digunakan lebih produktif

Masyarakat dimudahkan

dengan adanya fasiilitas

jamban dirumahnya.

Kepemilikan jamban membuat akses

masyarakat tidak terlalu jauh dan

lebih mudah dalam pemenuhan

kebutuhan membuang hajat.

Meningkatkan kesejahteraan

dan keamanan masyarakat

Dampak secara mental juga dirasakan

dengan melindungi mental diri dan

keluarganya dari rasa malu serta

keselamatannya terjaga karena

terhindar dari bahaya terjatuh dan

gigitan/terkaman binatang buas pada

malam hari.

Sumber: hasil wawancara dan observasi dengan informan

dan diinterpretasikan oleh peneliti

223 Wawancara pribadi dengan Ibu Eti di Desa Kertaraharja, Pandeglang, 25

Oktober 2018

Page 225: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

211

Hasil dari penyuluhan agama yang dilaksanakan di

Desa Kertaraharja yaitu masyarakat memiliki pengetahuan

terkait thaharah, pentingnya menjaga perilaku hidup bersih

dan sehat serta tidak buang air besar sembarangan. Setelah

pengetahuan masyarakat bertambah, diharapkan tumbuh

kesadaran bahwa perilaku buang air besar sembarangan

adalah perilaku yang harus diubah.

Dengan demikian, output dari penyuluhan agama

berada pada tahap kognitif dan afektif yaitu agar masyarakat

mengetahui dan memahami apa yang disampaikan oleh

penyuluh dan sikap terhadap perilaku buang air besar

sembarangan dapat berubah dan menyadari perilaku tersebut

dapat merugikan diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Dampak penyuluhan agama salah satunya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu masyarakat

dimudahkan dalam akses menuju jamban karena tidak harus

ke kebun/rorah karena khawatir binatang buas dan bahaya

lainnya sehingga keamanannya lebih terjamin.

Selain itu, dampak dari penyuluhan agama yang

dilaksanakan di Desa Kertaraharja yaitu masyarakat mampu

mengaplikasikan inovasi yang diberikan oleh penyuluh

dengan membangun jamban dengan sistem arisan dan saling

membantu satu sama lain. Dampak ini merupakan tahap

psikomotorik dari adanya penyuluhan agama di Desa

Kertaraharja.

Page 226: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

212

Secara singkat dampak yang muncul setelah adanya

penyuluhan agama yaitu:

a. Tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar

sembarangan dan terlaksananya deklarasi ODF (Open

Defecation Free), yaitu deklarasi yang menyatakan

bahwa Desa Kertaraharja khususnya Kampung Bahbul

telah terbebas dari perilaku buang air besar sembarangan.

b. Kondisi lahan kebun lebih produktif dan dapat

dimanfaatkan untuk menanam tanaman.

c. Masyarakat dimudahkan dengan adanya fasiilitas jamban

dirumahnya.

d. Meningkatkan kesejahteraan dan keamanan masyarakat

karena tidak harus ke kebun/rorah karena khawatir

binatang buas dan bahaya lainnya.

Page 227: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

213

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan hasil penelitian yang penulis

teliti tentang partisipasi masyarakat pada kelembagaan

penyuluhan agama dalam program arisan jamban di Desa

Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang,

Provinsi Banten, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat pada kelompok arisan jamban

diwujudkan dalam bentuk partisipasi tenaga yang ditunjukan

dengan saling membantu serta bergotong royong dalam

pembangunan jamban, saling memberi tahu dan mengajak

satu sama lain dalam setiap kegiatan arisan jamban, partisipasi

materi/uang ditunjukan oleh masyarakat dengan secara rutin

memberikan iuran arisan setiap bulannya serta

menyumbangkan makanan dalam kegiatan pertemuan rutin.

Kertelibatan tersebut mulai dari tahap inisiasi, perencanaan,

pelaksaaan dan pengawasan program. Partisipasi masyarakat

dalam kelompok arisan jamban juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang terbagi menjadi faktor internal dan

eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat yaitu pengetahuan, usia, pekerjaan dan kebutuhan.

Sedangkan, faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat yaitu adanya dukungan keluarga,

penghargaan/apresiasi, kebermanfaatan program dan

dukungan stakeholder.

Page 228: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

214

2. Kelembagaan pada kelompok arisan jamban menggambarkan

adanya pengaruh yang besar dari stakeholder yang terlibat

dalam tumbuh dan berkembangnya kelompok arisan jamban

di Desa Kertaraharja. Stakeholder yang terlibat dalam

kegiatan penyuluhan agama dalam kelompok arisan jamban

adalah LAZ HARFA melalui pendamping desanya, tokoh

agama dan aparatur pemerintah tingkat desa. Interaksi dan

hubungan antar anggota dan stakeholder yang terlibat dalam

kegiatan penyuluhan agama dalam kelompok arisan jamban

menunjukan adanya modal sosial yaitu dengan adanya ikatan

solidaritas (bounded solidarity), nilai luhur (value

interjection), dan adanya kepercayaan (trust). Strategi

penguatan kelembagaan penyuluhan agama dalam program

arisan jamban dilakukan dengan meningkatkan kemandirian

dan sumberdaya manusia.

3. Penyuluhan agama dalam pengelolaan arisan jamban

melibatkan stakeholder lain sebagai sumber informasi. Selain

LAZ HARFA melalui pendamping desanya, tokoh agama

juga menjadi sumber informasi bagi masyarakat. Dengan

memperhatikan jumlah sasaran penyuluhan yang terdiri dari

kelompok besar dalam masyarakat, metode yang digunakan

dalam kegiatan penyuluhan agama adalah metode ceramah

dan tanya jawab. Urutan pelaksanaannya terdiri dari

pembukaan, isi dan penutup. Materi pokok yang disampaikan

penyuluh kepada sasaran adalah terkait dengan thaharah,

pentingnya menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Selain

itu, pendamping desa juga menyampaikan materi pendukung

mengenai ajakan untuk menabung, memanfaatkan lahan

Page 229: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

215

pekarangan, cara bersyukur, gender dan perlindungan anak.

Dalam hal sumber dana, dalam kegiatan penyuluhan agama

ini adalah murni swadaya masyarakat. Proses pelaksanaan

penyuluhan disesuaikan dengan waktu luang sasaran

penyuluhan. Dengan demikian, tempat dan waktu penyuluhan

pun dapat dilaksanakan secara fleksibel. Penyuluhan agama

dalam program arisan jamban menghasilkan perubahan dari

segi kognitif, afektif dan psikomotor. Masyarakat yang

semula terbiasa dengan buang air besar sembarangan, setelah

diberikan penyuluhan agama, pengetahuannya semakin

meningkat dan sikap terhadap perilaku buang air besar

sembarangan menjadi berubah dan akhirnya mampu

mengaplikasikan inovasi yang diberikan oleh penyuluh

dengan membangun jamban dengan sistem arisan dan saling

membantu satu sama lain. Output/outcome penyuluhan agama

dalam kelompok arisan jamban dapat dilihat dari perubahan

perilaku masyarakat yang tidak lagi buang air besar

smebarangan, kondisi lingkungan yang lebih produktif,

masyarakat dimudahkan dengan adanya fasiilitas jamban

dirumahnya, dan masyarakat lebih sejahtera dan kemananan

lebih terjamin dengan adanya fasilitas jamban dirumahnya.

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian tentang partisipasi masyarakat

pada kelembagaan penyuluhan agama dalam program arisan

jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten adalah:

Page 230: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

216

1. Penelitian ini menemukan bahwa penyuluhan agama dengan

melibatkan masyarakat dalam kelembagaan sosial akan

mendapatkan hasil yang lebih baik yaitu perubahan perilaku

pada sasaran penyuluhan. Oleh karena itu, dalam bidang

penyuluhan penelitian ini dapat digunakan para penyuluh

dalam memilih metode dan pendekatan partisipastif dalam

kegiatan penyuluhan.

2. Pelibatan stakeholders dalam kegiatan penyuluhan agama

merupakan salah satu bagian penting yang ditemukan dalam

penelitian ini. Dengan banyaknya stakeholder yang terlibat

dalam kegiatan penyuluhan agama, maka sumber informasi

tidak akan terbatas pada satu pihak tertentu.

C. Saran

Dari hasil penelitian terkait “Partisipasi Masyarakat dalam

Program Arisan Jamban di Desa Kertaraharja, Kecamatan

Sobang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten,” penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk stakeholders agar lebih mengembangkan program pada

tingkat dan cakupan yang lebih besar agar manfaat dapat

dirasakan oleh banyak sasaran penyuluhan di tempat lain.

2. Untuk Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam dan

juga Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, agar hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan

tentang pentingnya mengembangkan partisipasi dengan

kelembagaan penyuluhan agama sebagai instrumen penelitian

dalam memadukan antara ilmu sosial dengan ilmu agama,

sehingga penyuluh dapat memberikan inovasi-inovasi yang

Page 231: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

217

dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses

inisiasi, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan

penyuluhan.

3. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat

dijadikan kontribusi dan referensi mengenai partisipasi

masyarakat pada kelembagaan penyuluhan agama dalam

program pemberdayaan masyarakat. Penulis menyarankan

agar peneliti selanjutnya mengkaji kembali mengenai

kelembagaan penyuluhan agama serta faktor pendorong dan

penghambat kelembagaan yang mempengaruhinya sehingga

penyuluh dapat mengenali potensi, kekuatan serta kelemahan

sasaran sebagai dasar pembuatan strategi penyuluhan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.

Page 232: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

218

DAFTAR PUSTAKA

Buku, Laporan dan Dokumen Lembaga:

Amin, Samsul Munir. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam.

Jakarta: Amzah.

Arifin, Isep Zainal. 2009. Bimbingan Penyuluhan Islam:

Pengembangan Dakwah melalui Psikoterapi Islam. Jakarta:

RajaGrafindo persada.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pandeglang

dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang. 2011.

Pandeglang: Bappeda dan BPS Kabupaten Pandeglang.

Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif:

Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke arah Penguasaan

Model Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

_______________. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

_______________. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi:

Format-format Kuantitatif dan kualitatif untuk Studi Sosiologi,

Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen dan Pemasaran,

Jakarta: Kencana.

Page 233: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

219

Dinas Kesehatan Provinsi Banten. 2011. Profil Kesehatan Provinsi

Banten: Jadikan Jadikan Desa Kita Desa Siaga Aktif. Serang:

Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

Divisi Humas Puskesmas Sobang. 2016. Profil Puskesmas Sobang Tahun

2015. Sobang: Divisi Humas Puskesmas Sobang.

Nasdian, Fredian Tonny. 2015. Pengembangan Masyarakat, Jakarta:

Obor.

Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato. 2013. Pemberdayaan

Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik, Bandung:

Alfabeta.

Milles, Mattew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data

Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta:

UI Press.

Mulyono, Sungkono Edy. 2017. Kemiskinan dan Pemberdayaan

Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Purnomo, Tjahjo., dkk. 2016. Statistik Daerah Kecamatan Sobang,

Pandeglang:Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang.

Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan

Keunggulannya, Jakarta:Grasindo.

Page 234: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

220

Sarosa, Samiaji. 2012. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT

Indeks.

Sastropoetro, Santoso. 1986. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan

Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Soetomo. 1995. Masalah Sosial dan Pembangunan. Jakarta: Dunia

Pustaka Jaya

________. 2008. Masalah Sosial dan upaya Pemecahannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2013. Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik.

Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin. 2002. Petunjuk Teknik Jabatan Fungsional Penyuluh

Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Bagian Proyek

Peningkatan tenaga Keagamaan Penyuluh Agama.

Page 235: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

221

Jurnal, Artikel, Skripsi dan Tesis:

Adhi, Eri Trinurini. 2009. Pelayanan Sanitasi Buruk: Akar dari

kemiskinan. Jurnal Analisis Sosial. Vol.14.No 02. H. 78 -79

Afdloluddin. 2015. Analisis Pendistribusian Dana Zakat Bagi

Pemberdayaan Masyarakat (Studi pada Lembaga Amil Zakat

Dompet Dhuafa Cabang Jawa Tengah), (Skripsi), Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo

Semarang.

Afiyah, Siti. 2011. Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam

Pembangunan Desa. Jurnal Humanis. Vol.3. No.1. H.71-79.

Ahmadi, Rulam. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Miskin: Pendekatan

Modal Manusia. Jurnal Administrasi Publik. Vol. 10. No.2.

h.16-31.

Aidha, Zuhrina. 2017. Analisis Implementasi Pemberdayaan Masyarakat

dalam Strategi Promosi Kesehatan dan Pengaruhnya terhadap

Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Gizi Buruk pada

Balita di Kecamatan Helvetia Medan, Jurnal Jumantik. Vol.2,

No.2. H. 31-41.

Amalina, Farah Nur., Nurjanah dan Massudi Suwandi. 2014. Perilaku

BAB di Sungai pada Warga di Kelurahan Sekayu Semarang

Tahun 2014. (Artikel Ilmiah). Universitas Dian Nuswantoro

Semarang.

Page 236: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

222

Anantanyu, Sapja. 2011. Kelembagaan petani: Peran dan Strategi

Pengembangan Kapasitasnya. Jurnal SEPA. Vol. 7. No.2. H.

102-109.

Andini, Isti. 2014. Keputusan Siapa? Partisipasi Komunal pada

Pelaksanaan Program Sanimas di Kelurahan Kadipiro, Kota

Surakarta. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol. 25.

No.2. H. 126-136.

Arsawan, I Wayan Edi., Ni Made Kariati dan I Wayan Sukarta. 2016.

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Community Develompment

(Studi Eksploratif di Kawasan Wisata Sangeh). Jurnal Sosial

dan Humaniora (Soshum). Vol.6. No.3.H. 238-248.

Astuti, Winny., dan Ana Hardiana. 2009. Perencanaan Partisipatif pada

Tingkat Kelurahan Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan

pada Pemukiman Kumuh Perkotaan, Jurnal Perencanan

Wilayah dan Kota. Vol.20. No.2. H.146-154.

Bancin, Martua Hasiholan. 2011. Peningkatan Partisipasi Masyarakat

dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Pedesaan (Studi Kasus: Bandung Barat). Jurnal

Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol. 22. No.3. H.179-194.

Page 237: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

223

Baridwan, Muhammad Zaky. 2016. Peran Pendampingan dalam

Mendorong Perkembangan Usaha Anggota BMT (Studi pada

KSU-BMT UMJ). (Skripsi). Konsentrasi Perbankan Syariah

Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta.

Budiman, Achmad Arief. 2017. Inovasi dan Partisipasi Pemberdayaan

Zakat (Studi atas Pemberdayaan Zakat di Badan Urusan Zakat

Amwal Muhammadiyah Weleri). Jurnal Hukum Ekonomi Islam.

Vol.1. No.1. H. 45-81.

Cahyani, Reny., dan Dian Rahmawati. 2015. Peningkatan Partispasi

Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Pemukiman Kelurahan

Putat Jaya Kota Surabaya. Jurnal Teknik ITS. Vol.4. No.2. H.

144-149.

Christanto, Bhram. 2015. Pengaruh Keberhasilan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap

Tingkat Kesejahteraan di Desa Gundi Kecamatan Godong

Kabupaten Grobogan. Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang. Vol.4.

No.3. H. 118-134.

Damara, Cherrya., Dewangga Nikmatullah dan Indah Nurmayasari.

2015. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program

Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota

Bandar Lampung. Jurnal JIIA. Vol.3. No.3. H.315-321.

Page 238: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

224

Darmayanti, Satrya Wulan. 2015. Studi Deskripsi tentang Strategi

Pemberdayaan oleh Dinas Pertanian Kota Surabaya dalam

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Sasaran Penerima

Program Urban Farming Budidaya Lele di Kelurahan Pakis.

Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik. Vol. 3. No. 1. H. 1-8.

Dwiyanto, Bambang Sugeng., dan Jemadi. 2013. Pemberdayaan

Masyarakat dan Pengembangan Kapasitas dalam

Penanggulangan Kemiskinan melalui PNPM Mandiri

Perkotaan. Jurnal Maksipreneur. Vol.3. No.1. H. 36-61.

Eliyati. 2012. Upaya PNPM Mandiri dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Desa Kebuyutan Kecamatan

Tirtayasa Kabupaten Serang. (Skripsi). Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatulloh Jakarta.

Fadli, Ma’luf. 2015. Metode Penyuluhan Agama Islam dalam Pembinaan

Akhlak Narapidana di LP Wanita Klas II A Semarang.

(Skripsi). Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam Negeri

Walisongo Semarang.

Fatimah, Winar Nur Aisyah. 2016. Karanganyar Hijau sebagai Program

Pemberdayaan Masyarakat di Desa Karanganyar. Jurnal

Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE). Vol.1.

No.1. H. 57-67.

Page 239: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

225

Febriana, Anyda Dyah Surya. 2014. Penyusunan Desain program

Penyuluhan Anti Narkoba dan Zat Adiktif lainnya di Sekolah

Menengah Se – Kota Yogyakarta (Studi di Badan Narkotika

Yogyakarta). (Skripsi). Program Studi pendidikan Luar Sekolah

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Ferdian, Fajar., Ine Maulina dan Rosidah. 2012. Analisis Perminatan

Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) Konsumsi di Kecamatan

Losarang Kabupaten Indramayu. Jurnal Perikanan dan

Kelautan. Vol. 3. No.4. H. 93-98.

Franklin. 2015. Pemberdayaan Masyarakat Perbatasan Desa Nawang

Baru oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) di

Kabupaten Malinau. E-jurnal Ilmu Pemerintahan.Vol.3. No.2.

H. 1324-1338.

Halimah, Lely. 2008. Pemberdayaan Lingkungan sebagai sumber

belajar dalam upaya Meningkatkan kompetensi Berbahasa

Indonesia Siswa Kelas 4 SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru.

Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. Tidak ada, No.10. H. 1-7.

Hudiyani, Indiah. 2010. Kelembagaan Penyuluhan Partisipatif dalam

Pengelolaan Hutan Rakyat (Studi Kasus Komunitas Petani

Sertifikasi Percaban Dusun persengon Keluruahan Sukopuro

Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa

Tengah). (Tesis). Sekolah pascasarjana Intitut Pertanian Bogor.

Page 240: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

226

Julius, Hendi. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perkotaan: Studi

Deskriptif Program Pengembangan Wilayah (Area

Development Program – ADP) Wahana Visi Indonesia di

Kelurahan Cilincing Jakarta Utara. (Tesis). Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Program Pascasarjana Ilmu

Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia.

Karsidi, Ravik. 2001. Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam

Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Mediator. Vol. 2, No.1.

H.115-125.

Kurniasih, Denok., Paulus Israwan Setyoko dan M. Imron. 2016. Kinerja

Kelembagaan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis

Masyarakat (SLBM). Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan

Politik. Vol. 29. No.1. H.14 - 21.

Kusrini, Novira., Rini Sulistiawati, Imelda dan Yeni Hurriyani. 2017.

Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Sumber daya

Lokal di Desa Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap. Jurnal

Pemberdayaan Masyarakat. Vol. 2. No.2. H. 139-150.

Modana, Rahadian Riza., Santoso Tri Raharjo dan Nandang Mulyana.

(Tidak Ada Tahun). 23 Evaluasi Program Penguatan Kelompok

(KUMM) Kelompok Usaha Mandiri Masyarakat “Lancar

Jaya”oleh Divisi Ekonomi Lembaga Kemanusiaan Nasional

PKPU di Kampung Pedurenan Kelurahan Jatiluhur Kecamatan

Jatiasih Bekasi. Jurnal Prosiding KS: Riset & PKM. Vol. 3.

No.2. H.115-291.

Page 241: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

227

Murjani. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penguatan

Kelembagaan dalam mewujudkan Pembangunan Perikanan

(Studi Kasus Desa Kambitin dan ambitin Raya Kecamatan

Tanjung). Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis.

Vol. 2. No.1. H. 80-90.

Mustangin., dkk. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi

Lokal Melalui Program Desa Wisata di Desa Bumiaji. Jurnal

Pemikiran dan Penelitian Sosiologi. Vol. 2. No.1. H. 59-72.

Noegroho, Noegi. 2012. Partisipasi Masyarakat dalam Penataan

Pemukiman Kumuh di Kawasan Perkotaan: Studi Kasus

Kegiatan PLP2K-BK di Kota Medan dan Kota Payakumbuh.

Jurnal ComTech. Vol. 3. No.1. H.23-33.

Nopembereni, Eti Dewi. 2017. Model Partisipasi Masyarakat Pinggir

Sungai Dalam Program Pengelolaan Lingkungan Pemukiman

Berbasis Komunitas di Kelurahan Pahandut Seberang Kota

Palangkaraya Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Pertanian:Agric.

Vol. 29. No.1. H. 43-54.

Ocbrianto, Hosea. 2012. Partisipasi Masyarakat terhadap Posyandu

dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Balita (Studi Kasus pada

Posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan Meruyung,

Kecamatan Limo, Depok). (Skripsi). Program Studi Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Indonesia.

Page 242: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

228

Purnama, Fikra Sutan. 2017. Partisipasi Masyarakat Kelurahan Perigi

Baru Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan

terhadapa Program Pemberdayaan Kota Tanpa Kumuh.

(Skripsi). Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta.

Putra, Gandha Sunaryo., dan Selviana. 2017. Faktor-Faktor yang

berhubungan Dengan Kepemilikan Jamban Sehat di Desa

Empakan Kecamatan Kayan Hulu. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Khatulistiwa. Vol. 4. No.3. H. 238 – 243

Rohman, Abdul., Alizar Isna P. Israwan Setyoko dan Pawrtha Dharma.

2004. Studi tentang Pemberdayaan Masyarakat Petani Miskin

di Desa Gerduren Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas.

Jurnal Pembangunan Pedesaan. Vol.4. No.2. H.144-155.

Rusni. 2013. Hubungan sanitasi dasar dengan insiden penyakit berbasis

lingkungan di Perumahan ADB I Desa Rantau Panyang Timur

Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. (Skripsi).

Universitas Teuku Umar.

Sari, Rosnida. 2016. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan

Usaha Pariwisata (Meneropong Usaha Penginapan Masyarakat

Lokal dan Mancanegara di Desa Mon Ikeun Lhoknga). Jurnal

Al-Bayan. Vol. 22. No. 34. H.53-64.

Page 243: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

229

Sukmana, Oman. 2010. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Pengembangan Komunitas Berbasis Potensi Lokal (Studi di

desa Wisata Bunga Sidomulyo, Kota Batu Jawa Timur. Jurnal

Humanity. Vol.6. No.1. H. 59-64.

Wibowo, Rudi. 2011. Pendekatan Partisipatif Masyarkata terhadap

Implementasi Kebijakan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.

8. No.2. H.1-8.

Widayati, Endang. 2015. Partisipasi Perempuan dalam Kelembagaan

Desa (Studi Kasus Pada BKM Desa Umbulmartani dan

Jogotirto). (Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta).

STIE Pariwisata Api Yogyakarta.

Widjajanti, Kesi. 2011. Model Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal

Ekonomi Pembangunan.Vol.12. No.1. H.15-27.

Yuniati, Sri., Djoko Susilo, Fuat Albayumi. 2017. Penguatan

Kelembagaan dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan

Petani Tebu. (Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper

Ekonomi dan Bisnis (SNAPER- EBIS 2017) Jember, 27-28

Oktober 2017). Universitas Jember. H. 498 - 505.

Zulyadi, Teuku. 2014. Advokasi Sosial. Jurnal Al-Bayyan. Vol. 21. No.

30. H. 63-76.

Page 244: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

LAMPIRAN

Page 245: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur
Page 246: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur
Page 247: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur
Page 248: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur
Page 249: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur
Page 250: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

Dokumentasi

Wawancara dengan pendamping desa LAZ HARFA Wawancara dengan tokoh agama

Wawancara dengan aparatur pemerintah desa Wawancara dengan ketua kelompok arisan jamban

Wawancara dengan anggota kelompok arisan

jamban

Foto bersama kelompok arisan jamban

Page 251: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

Daftar Pertanyaan Penelitian Skripsi

Sub Bab Indikator Pertanyaan

1 2 3

Partisipasi

Masyarakat

pada program

Arisan Jamban

Bentuk, tahapan

dan faktor yang

mempengaruhi

partisipasi

masyarakat

- Bagaimana tahapan terwujudnya program pemberdayaan

masyarakat?

- Apakah masyarakat ikut serta dalam memberikan ide/gagasan

dalam perencanaan program?

- Siapa pencetus ide pembuatan kelompok arisan jamban?

- Bagaimana mewujudkan misi bersama masyarakat?

- Apakah masyarakat antusias dalam mengelola kelompok arisan

jamban?

- Kapan saja pertemuan rutin dalam kelompok dilaksanakan?

- Apa saja yang dibahas dalam kegiatan pertemuan tersebut?

- Bagaimana pelaksanaan proses sosialisasi tentang program

pemberdayaan masyarakat melalui program arisan jamban?

- Siapa saja yang mengikuti sosialisasi?

- Apakah ada kendala/hambatan dalam pelaksanaan program

arisan jamban?

- Apakah setiap keputusan selalu dimusyawarahkan dengan

kelompok arisan jamban?

- Apakah masyarakat berperan dalam pengawasan program?

Seperti apa peran serta masyarakat dalam pengawasan?

- Apakah masyarakat mengetahui pentingnya thaharah dan

menjaga kebersihan/kesehatan?

- Adakah penghargaan terhadap pengurus/anggota kelompok

arisan jamban?

- Apakah para suami mengizinkan untuk mengikuti program?

- apakah masyarakat sangat membutuhkan program ini?

- Apakah masyarakat ikut berkontribusi dalam peningkatan

kualitas jamban di Desa Kertaraharja?

- Apakah pernah ada bantuan terkait sanitasi di Desa

Kertaraharja? dan bagaimana dukungan pemerintah desa dalam

program pemberdayaan masyarakat?

- Apakah masyarakat antusias untuk menyambut program ini?

- Apakah warga langsung mau ikut saat itu atau masih setengah-

setengah?

- Bagaimana bentuk dukungan keluarga terhadap program arisan

jamban?

Kelembagaan

Penyuluhan

Agama dalam

Program Arisan

jamban

Anggota dan

pengurus

- Kapan kelompok arisan jamban mulai dibentuk dan siapa

inisiatornya?

- Apa yang melatarbelakangi pembentukan kelompok arisan

jamban?

- Berapa jumlah anggota arisan jamban dari awal pembentukan?

- Siapa saja dan dari unsur apa saja anggota kelompok?

- Siapa pengurusnya? Bagaimana kriteria pengurus?

- Bagaimana pemilihan ketua atau pengurus?

- Apa saja struktur dan bagaimana TUPOKSI pengurus arisan

jamban?

- Siapakah orang paling berpengaruh terhadap anggota lainnya?

Page 252: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

1 2 3

Aturan

Kelompok

- Apakah ada aturan dalam kelompok?

- Apakah aturan tersebut tertulis atau tidak tertulis?

- Adakah pernah ada pelanggaran terhadap aturan?

- Adakah sanksi bagi yang pernah melakukan pelanggaran?

- Apakah aturan ini mampu mengontrol kelompok arisan

jamban?

- Bagaimana tingkat kepuasan anggota kepada pengurus?

- Apakah kelompok ini menjadi kelompok unggulan di Desa

Kertaraharja?

Pola Hubungan - Lembaga apa saja yang berperan dalam program arisan

jamban?

- Bagaimana hubungan antar anggota dan stakeholders?

- Apakah ada jarak antar anggota?

- Apakah anggota saling membantu satu sama lain?

- Bagaimana kedekatan antar anggota dalam kelompok?

- Apakah antar anggota sangat dekat dan sangat akrab?

- Apakah ada sumbangan apabila ada anggota yang sakit atau

terkena musibah?

- Apakah pernah terjadi konflik antar anggota?

- Bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana

program arisan jamban?

- Apakah anggota arisan jamban ini solid antar sesama?

- Bagaimana penerimaan masyarakat terhadap orang luar?

- Apakah anggota saling mempercayai satu sama lain?

- Bagaimana peran lembaga-lembaga dan bagaimana

hubungannya?

- Siapa saja stakeholder yang terlibat dalam program

pemberdayaan masyarakat?

- Apakah ada perizinan dari stakeholder lain dalam

penyelenggaraan program?

- Sejak kapan stakeholder tersebut terlibat dalam program?

- Bagaimana peran stakeholder terhadap program pemberdayaan

masyarakat?

- Bagaimana bentuk dukungan stakeholder terhadap program?

Input, Proses

dan Output

Penyuluhan

agama pada

kelembagaan

penyuluhan

agama dalam

program arisan

jamban

Proses

terwujudnya

program,

pendekatan,

penentuan

tujuan, sasaran,

metode dan

materi, dampak

dan capaian

penyuluhan

agama dalam

program arisan

jamban

- Bagaimana cikal bakal adanya program arisan jamban di Desa

Kertaraharja?

- Apa masalah yg pertama kali ditemukan saat dimulainya

program?

- Bagaimana proses penyuluhan dilaksanakan?

- Bagaimana keadaan sanitasi di Desa Kertaraharja sebelum

program berjalan?

- Kemana warga biasanya buang air besar?

- Bagaimana akses menuju tempat BABS?

- Apakah ada penyakit yang terjangkit saat sebelum adanya

program arisan jamban?

- Dengan kondisi sanitasi yang kurang memadai, siapa yang

berinisiatif untuk meningkatkan sanitasi di Desa Kertaraharja?

Page 253: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

1 2 3

- Apa yang membuat masyarakat ingin berubah?

- Apakah ada penolakan saat inisiatif untuk meningkatkan

sanitasi muncul?

- Bagaimana kondisi arisan jamban pertama kali dimulai?

- Apakah saat pertama kali dimulai arisan jamban ini berjalan

efektif dan menghasilkan?

- Berapa anggota saat arisan jamban ini dimulai?

- Siapa orang yang pertama kali bergabung?

- Setelah terbentuk kelompok arisan jamban, berapa lama

jamban mulai dibangun?

- Apakah setelah banyak pembangunan jamban banyak warga

lainnya ikut bergabung?

- Adakah keraguan saat diawal pertama kali ikut bergabung

dalam program?

- Bagaiman arisan jamban ini tumbuh dan berjalan sampai

dengan sekarang?

- Apakah arisan jamban ini membuat masyarakat sejahtera?

- Masih adakah yang ragu setelah berjalan kegiatan penyuluhan?

- Apakah dampak arisan jamban bagi keluarga?

- Apa yang dirasakan inisiator saat melihat kondisi Desa

Kertaraharja sebelum adanya program ini?

- Bagaimana penyadaran dilakukan kepada masyarakat?

- Bagaimana pola penyadaran dan cara meyakinkan masyarakat?

- Apakah ada paksaan saat melakukan penyuluhan?

- Kapan penyadaran dilakukan kepada masyarakat?

- Apakah penyadaran dilakukan secara bertahap?

- Apakah pendamping desa adalah orang berpengaruh di Desa

Kertaraharja?

- Apa saja yang dibahas dalam kegiatan penyuluhan?

- Bagaimana proses kegiatan penyuluhan agama?

- Apakah pendamping desa menjelaskan cara membangun

jamban?

- Apakah kesadaran masyarakat semakin meningkat setelah

adanya program ini?

- Bagaimana pendekatan dilakukan kepada masyarakat?

- Bagaimana peran pendamping desa?

- Apakah materi penyuluhan ditentukan sebelumnya?

- Materi apa saja yang disampaikan kepada masyarakat?

- Apakah masyarakat dilibatkan dalam menentukan materi?

- Apakah masyarakat diberi pilihan memilih materi?

- Apakah masyarakat menyumbangkan ide untuk materi yang

akan dibahas?

- Kapan penyuluhan dilaksanakan? Apakah waktunya sudah

disesuaika atau sesuai kebutuhan dan waktu masyarakat?

- Apakah penyuluhan dilaksanakan dengan bahasa agama?

- Apakah penyadaran tersebut menghasilkan perubahan

perilaku?

Page 254: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM ARISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Bagan 3. Struktur Kelompok Arisan Jamban..... 111 . x DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur

1 2 3

- Apakah pemberian penyuluhan agama dilakukan saat awal

sosialisasi, di tengah (proses pemberdayaan), atau diakhir?

- Masalah agama seperti apa yang sering diangkat dalam materi

penyuluhan agama?

- Dan apakah tujuan yang diharapkan tercapai dalam materi

tersebut?

- Berhasilkan program arisan jamban di Desa Kertaraharja ?

- Apakah manfaat program arisan jamban bagi masyarakat?

- Adakah kendala selama kegiatan penyuluhan dan bagaimana

solusi penyelesaiannya?

- Masih adakah masyarakat yang melakukan buang air besar

sembarangan (BABS)?

- Bagaimana kondisi tanah atau pekarangan masyarakat setelah

tidak ada lagi BABS?