arisan 2 belajar menikmati waktu - ftp.unpad.ac.id · bumbu adegan rumpi ibu-ibu kelas menengah...

1
DINNY MUTIAH A DEGAN lm dibuka dengan obrolan an- tara dr Joy (Sarah Sechan), Ara (Atiqah Hasiholan), dan Yayuk Asmara (Ria Irawan). Mereka berkum- pul di ruang praktik Joy, dokter bedah plastik. Joy, entah sesuai prosedur medis atau tidak, dengan en- teng menyuntikkan botoks kepada pasiennya sembari me- ngobrol. Adegan yang seakan memberi gambaran tentang perjuangan manusia urban yang berkompetisi dengan waktu, bukannya menikmati waktu. Persis seperti disam- paikan Meimei (Cut Mini Theo) dalam kalimat pembuka lm. Meimei kali ini menjadi to- koh sentral. Ia meninggalkan Jakarta untuk tinggal sementara di Lombok bersama Talu, putra semata wayang Lita (Rachel Maryam). Meimei berangkat ke sana bukan untuk berlibur, melain- kan untuk berobat. Ia mengidap penyakit kanker hodgkins lym- phoma. Meimei lalu menemui Tom (Edward Gunawan) yang me- miliki kemampuan penyem- buhan melalui metode reiki. Alasan utama kepergiannya dari hiruk pikuk Jakarta ini tak pernah diketahui teman-teman satu gengnya, yakni Sakti (Tora Sudiro), Andien (Aida Nurma- la), Nino (Surya Saputra), dan Lita. Asumsi mereka berempat, Meimei sedang melepas penat sembari tetap memantau peker- jaannya di biro desain. Sementara itu Nino sibuk dengan kariernya sebagai sutra- dara. Ia baru saja merilis lm terbaru yang berkisah tentang kehidupan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) yang mengundang demonstrasi massa. Saat lm itu dirilis, Andien yang men- janda dan Lita hadir untuk memberi dukungan. Saat itu- lah, hadir tokoh baru bernama Octa (Rio Dewanto), pasangan baru Nino dengan usia jauh lebih muda. Sakti dan Nino memang memutuskan berpisah setelah sekian lama bersama. Sakti bahkan telah menjadi simpanan lelaki gaek yang memiliki istri dan anak bernama Gerry (Pong Harjatmo). Padahal sebenar- nya, baik Sakti maupun Nino, belum benar-benar saling me- lupakan. Semakin rumit Secara tidak sengaja, Sakti menemukan surat-surat tagih- an pengobatan kemoterapi yang dijalani Meimei. Ia me- nyadari, ada yang tak beres dengan kondisi kesehatan sa- habatnya itu. Segera saja ia me- ngontak Lita, Nino, dan Andien untuk bertemu dan membahas temuan tersebut. Untuk pertama kalinya, Nino dan Sakti kembali duduk ber- sama. Rasa canggung dan ke- sal yang terpancar dari wajah Sakti berusaha diredakan Lita dengan menggoda mereka berdua. Sesuai kesepakatan, Lita menghubungi Meimei. Nada suaranya dijaga supaya tetap tenang seolah tak mengeta- hui apa-apa tentang kondisi Meimei. Meimei pun berjanji untuk kembali ke Jakarta dalam beberapa hari mendatang. Keempat kawannya me- nyiapkan pesta penyambutan kecil-kecilan di rumah An- dien. Sakti bertugas menjemput Meimei dan Talu di bandara. Dalam perjalanan pulang, Talu tak sengaja mencetus- kan pernyataan soal penyakit Meimei. Anak kecil berambut keriting itu juga mencetus- kan nama Tom yang bertugas mengobati Meimei. Sakti semakin curiga akan kondisi kesehatan teman karib- nya itu. Namun, berulang kali Meimei menegaskan bahwa kesehatannya hanya terganggu sedikit. Esok harinya, saat diajak Andien untuk datang ke pesta lelang amal, Meimei memu- tuskan kabur ke Borobudur menemui Tom yang kebetulan di sana. Saat itu pula Sakti diberi tahu Andien soal latar belakang Ger- ry yang ternyata suami Joy. Hubungan mereka sema- kin rumit, persoalan semakin kompleks. Meimei pun se- makin jauh menghindar dari mereka. Sikap Meimei tersebut mendorong keempat sekawan ditambah Octa pergi ke tempat Meimei menyepi. Beberapa kekonyolan terjadi. Andien yang terbiasa men- dapat fasilitas mewah harus beradaptasi dengan keseder- hanaan di Lombok. Belum lagi tingkah Octa yang masih kekanakan dan butuh eksis mengundang tawa. Tapi, apa- kah keputusan mereka untuk datang ke Lombok tepat? Terlalu berbumbu Di menit-menit pertama, lm berdurasi 113 menit yang dirilis hari ini (Kamis, 1/12) sebenarnya cukup menghibur. Misalnya, aksi Sarah Sechan dengan tingkah kocaknya. Sayangnya, perlahan hiburan kocak ini jadi terasa membo- sankan. Untunglah, aksi Rachel Maryam yang sedang merintis karier menjadi politikus di- tambah koniknya dengan Rio Dewanto yang pertama kali menjadi berondong simpanan pria gay cukup membantu menjaga humor lm tersebut. Meski penuh dengan kali- mat-kalimat bijak nan kritis, lm ini terlalu penuh bumbu. Salah satunya adegan penjual gorengan yang memasukkan plastik pembungkus ke dalam minyak panas agar gorengan semakin garing. Meski hal itu nyata, adegan itu terasa agak dipaksakan untuk masuk cerita. Ada pula adegan saat Lita, Nino, dan Andien bertemu untuk mem- bahas rencana lelang amal. Bumbu adegan rumpi ibu-ibu kelas menengah atas yang tak punya banyak kerjaan terke- san sekadar memanjangkan durasi. Namun, gambar-gambar pe- mandangan alam di Lombok serta atraksi budaya dalam pe ra yaan Waisak di Candi Borobudur cukup memanja- kan mata. Nia Dinata, sang sutradara, mampu meramunya untuk memperkuat cerita. Secara keseluruhan, film ini cukup menghibur waktu santai sekaligus mengisi ruang kosong dari sekian banyak lm Indonesia yang bertema horor. Semoga lm ini bisa me- ningkatkan jumlah penonton lm Indonesia yang disebut- sebut menurun pada tahun ini.(M-3) [email protected] Arisan 2 BELAJAR MENIKMATI WAKTU DOK. INDONESIA FILM CENTER KAMIS, 1 DESEMBER 2011 11 P OP ESKAPISME EKSPRESIF: Tora Sudiro, yang berperan sebagai Sakti dalam film Arisan 2, bisa bermain ekspresif sebagai simpanan lelaki gaek Gerry (Pong Harjatmo) yang beristri dan mempunyai anak. Delapan tahun berlalu, lima sekawan yang terhubung lewat arisan kembali hadir. Mereka menunjukkan kematangan dengan cetusan kalimat-kalimat kritis khas, juga menggunakan format banyak cameo. DOK. INDONESIA FILM CENTER

Upload: lecong

Post on 13-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Arisan 2 BELAJAR MENIKMATI WAKTU - ftp.unpad.ac.id · Bumbu adegan rumpi ibu-ibu kelas menengah atas yang tak punya banyak kerjaan terke-san sekadar memanjangkan durasi. Namun, gambar-gambar

DINNY MUTIAH

ADEGAN fi lm dibuka dengan obrol an an-tara dr Joy (Sarah Sechan), Ara (Atiqah

Hasiholan), dan Yayuk Asmara (Ria Irawan). Mereka berkum-pul di ruang praktik Joy, dokter bedah plastik.

Joy, entah sesuai prosedur medis atau tidak, dengan en-teng menyuntikkan botoks kepada pasiennya sembari me-ngobrol. Adegan yang seakan memberi gambaran tentang perjuangan manusia urban yang berkompetisi dengan waktu, bukannya menikmati waktu. Persis seperti disam-paikan Meimei (Cut Mini Theo) dalam kalimat pembuka fi lm.

Meimei kali ini menjadi to-koh sentral. Ia meninggalkan Jakarta untuk tinggal sementara di Lombok bersama Talu, putra semata wayang Lita (Rachel Maryam).

Meimei berangkat ke sana bukan untuk berlibur, melain-

kan untuk berobat. Ia mengidap penyakit kanker hodgkins lym-phoma.

Meimei lalu menemui Tom (Edward Gunawan) yang me-miliki kemampuan penyem-buhan melalui metode reiki. Alasan utama kepergiannya dari hiruk pikuk Jakarta ini tak pernah diketahui teman-teman satu gengnya, yakni Sakti (Tora Sudiro), Andien (Aida Nurma-la), Nino (Surya Saputra), dan Lita. Asumsi mereka berempat, Meimei sedang melepas penat sembari tetap memantau peker-jaannya di biro desain.

Sementara itu Nino sibuk dengan kariernya sebagai sutra-dara. Ia baru saja merilis fi lm terbaru yang berkisah tentang kehidupan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) yang mengundang demonstrasi massa. Saat fi lm itu dirilis, Andien yang men-janda dan Lita hadir untuk memberi dukungan. Saat itu-lah, hadir tokoh baru bernama Octa (Rio Dewanto), pasangan

baru Nino dengan usia jauh lebih muda.

Sakti dan Nino memang memutuskan berpisah setelah sekian lama bersama. Sakti bahkan telah menjadi simpanan lelaki gaek yang memiliki istri dan anak bernama Gerry (Pong Harjatmo). Padahal sebenar-nya, baik Sakti maupun Nino, belum benar-benar saling me-lupakan.

Semakin rumitSecara tidak sengaja, Sakti

menemukan surat-surat tagih-an pengobatan kemoterapi yang dijalani Meimei. Ia me-nyadari, ada yang tak beres dengan kondisi kesehatan sa-habatnya itu. Segera saja ia me-ngontak Lita, Nino, dan Andien untuk bertemu dan membahas temuan tersebut.

Untuk pertama kalinya, Nino dan Sakti kembali duduk ber-sama. Rasa canggung dan ke-sal yang terpancar dari wajah Sakti berusaha diredakan Lita dengan menggoda mereka

berdua.Sesuai kesepakatan, Lita

menghubungi Meimei. Nada suaranya dijaga supaya tetap tenang seolah tak mengeta-hui apa-apa tentang kondisi Meimei. Meimei pun berjanji untuk kembali ke Jakarta dalam beberapa hari mendatang.

Keempat kawannya me-nyiapkan pesta penyambutan kecil-kecilan di rumah An-dien. Sakti bertugas menjemput Meimei dan Talu di bandara.

Dalam perjalanan pulang, Talu tak sengaja mencetus-kan pernyataan soal penyakit Meimei. Anak kecil berambut

keriting itu juga mencetus-kan nama Tom yang bertugas mengobati Meimei.

Sakti semakin curiga akan kondisi kesehatan teman karib-nya itu. Namun, berulang kali Meimei menegaskan bahwa kesehatannya hanya terganggu sedikit.

Esok harinya, saat diajak Andien untuk datang ke pesta lelang amal, Meimei memu-tuskan kabur ke Borobudur menemui Tom yang kebetulan di sana.

Saat itu pula Sakti diberi tahu Andien soal latar belakang Ger-ry yang ternyata suami Joy.

Hubungan mereka sema-kin rumit, persoalan semakin kompleks. Meimei pun se-makin jauh menghindar dari mereka. Sikap Meimei tersebut mendorong keempat sekawan ditambah Octa pergi ke tempat Meimei menyepi.

Beberapa kekonyolan terjadi. Andien yang terbiasa men-dapat fasilitas mewah harus beradaptasi dengan keseder-hanaan di Lombok. Belum lagi tingkah Octa yang masih kekanakan dan butuh eksis mengundang tawa. Tapi, apa-kah keputusan mereka untuk datang ke Lombok tepat?

Terlalu berbumbuDi menit-menit pertama,

fi lm berdurasi 113 menit yang dirilis hari ini (Kamis, 1/12) sebenarnya cukup menghibur. Misalnya, aksi Sarah Sechan dengan tingkah kocaknya. Sayangnya, perlahan hiburan kocak ini jadi terasa membo-sankan.

Untunglah, aksi Rachel Maryam yang sedang merintis karier menjadi politikus di-tambah konfl iknya dengan Rio Dewanto yang pertama kali menjadi berondong simpanan pria gay cukup membantu menjaga humor fi lm tersebut.

Meski penuh dengan kali-mat-kalimat bijak nan kritis, fi lm ini terlalu penuh bumbu. Salah satunya adegan penjual gorengan yang memasukkan plastik pembungkus ke dalam minyak panas agar gorengan semakin garing.

Meski hal itu nyata, adegan itu terasa agak dipaksakan untuk masuk cerita. Ada pula adegan saat Lita, Nino, dan Andien bertemu untuk mem-bahas rencana lelang amal. Bumbu adegan rumpi ibu-ibu kelas menengah atas yang tak punya banyak kerjaan terke-san sekadar memanjangkan durasi.

Namun, gambar-gambar pe-mandangan alam di Lombok serta atraksi budaya dalam pe ra yaan Waisak di Candi Borobudur cukup memanja-kan mata. Nia Dinata, sang sutradara, mampu meramunya untuk memperkuat cerita.

Secara keseluruhan, film ini cukup menghibur waktu santai sekaligus mengisi ruang kosong dari sekian banyak fi lm Indonesia yang bertema horor. Semoga fi lm ini bisa me-ningkatkan jumlah penonton fi lm Indonesia yang disebut-sebut menurun pada tahun ini.(M-3)

[email protected]

A r i s a n 2

BELAJAR MENIKMATI WAKTU

DOK. INDONESIA FILM CENTER

KAMIS, 1 DESEMBER 2011 11POP ESKAPISME

EKSPRESIF: Tora Sudiro, yang berperan sebagai Sakti dalam film Arisan 2, bisa bermain ekspresif sebagai simpanan lelaki gaek Gerry (Pong Harjatmo) yang beristri dan mempunyai anak.

Delapan tahun berlalu, lima sekawan yang terhubung lewat arisan kembali hadir. Mereka menunjukkan kematangan dengan cetusan kalimat-kalimat kritis khas, juga menggunakan format banyak cameo.DOK. INDONESIA FILM CENTER