struktur dan konstruksi bangunan tinggi sistem top and down
DESCRIPTION
teknik sipilTRANSCRIPT
DAil
BANGUIIAII TI NGGISISTEM
LYJ
istri tercinta (i-{j" f lly Rusn'riyati), anak-anak tersayang
{Eirny Meinard Dwianty, Ermy Zalbia Febrirna, Rusistra Zaniariega
serta rnereka para pakar teknik sipil dan teman-teman seprofesi
Pradipta),
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
isi di luar tanggung jawab percetakan.
Ketentuan pidana pasal 72 UU No. 1 9 tahun 2002
1 . Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat(i ) atau pasal 49 ayat (1 ) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling sinEkat1 {satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rpl.000.000,00 (satujuta rupiah) atau pidana penjara palinglama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatuCiptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau HakTerkait sebagaimana dimaksud pada ayat ( l ),dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyakRp500.000.C00,00 (lima ratus juta rupiahi.
PTNYUSUH
Mistra
ILUSTBASI
Mistra
PENERBIT
Griya Kreasl (Penebar Swadaya Grup)Wisma Hijau, Jl. Raya Bogor Km. 3biVekaruri, Cimanggis, Depok
,l6952
lelp. 021- 8729060 {administrasi dan peniualan bukul021- 8728170 {redaksi}
Faks. 021- 877i12i7
lVebglte: www.penebar-swadap.eomE"maiL ps @penebar-swadaya.comBlog: vrnanru.penebar-swadaya.con/penebar
B funebar Swaoaya Grup f,f @penebar_swadaya
PEM'ISARAiINiaga SwadayaJl. Gunung Sahari llll7, Jakarra 106.l0Telp. (021 1 42A44A2, 4255ti4Faks. (021) 4Z14BZ1
CfTAKA}I .
l. Jakarta, November 2012
GBAfIS DAN TAIA LETAKfupr TriAtmojo, Hafidh
,DE$A|I{ $Al[Pt t ',, | '
Tim Artisflk PS
rsBN {13} 978-979 661-?06_2rsBN {10} 979-661.20&2
SMO23GK238.A025:1112 , '
esss
g7
0v
a$tt15
t7
PrakataBab 1. TENTANG SISTEM KONVENSIONAL (DOWN-UP)
A. Tahapan Sistem Konvensio nal (Down - tJp)
B. Kelemahan Sistem Konvensional (Down - Up)
Bab 2. SISTEM MODERN ffo? AND DOWN)
A. Sistem Top and Down
B. Sistem tJp and Down
C. Perbedaan Sistem Modern dengan Sistem
Konvensional
Bab 3. FAKTOR KERUNTUHAN DINDING GALIAN TANAH
Bab4. RETAININGWALL
A. Retaining WallPlle Beruntun
B. Pola Pemasangan Retaining Wall
Bab 5. DINDING DIAPHRAGMA
A. Pola Kerja Dinding Diaphragma
B. Pemakaian Dinding Diaphragma
94, l
:6 ]3ol
f,hra ld,1, l
sElt*z
f
tgl
&e66
7t
rB8&
Sg
B{}53
m8
ss
assg.{}g
Bab 6. KING POST
A. Penanaman King Post
Bab 7. LUMPUR BENTONITE
Bab 8. PEMBUATAN EASEMENf
Bab 9.
Bab 10.
Bab 1 1.
Bab 1 2.
A.
B.
Proses Pekerjaan Struktur Basement
Pelat dan Balok Bosement
SISTEM DE-WATERING
PONDASI BARRETTE PILE
MASALAH PONDASI TIANG BOR
METODA PENGEBORAN
Referensi
Tentang Penulis
t.; l ,griyakr"easi
iL &,,- I
,:':lll,lli * ialih, rtudah, murah, a m1 n, dan
'':i l,..,'a*pat
catam pqhkanaan, pemban$uhirl
gedung tinggi. Metode inidinamai sistem
top ond down yang berarti pelaksanaan
,.:li l$*;*u*a*,,*auuos tinssi secqra.l':.,:.i ti;::tii:l:r:i:a:tra.i,r : . I i:. ,.r':r, i:, . ,. rpr - ,r':.. . .
:':l __--_--/:_'-"_-- I lirlla::ilii.:,.;i_,:.i:7;--:ra::::iii:..!:ry;-.-:t;rriarl...-a:.i.1ir,:-r-'.:l
di negara-negara j OiUiaang konstruki banEunan tinggi
ini:mnka pehulis n.:buku
ini,Memaqg blrku .in|trd6k rref,ukirka*,,,
teknik pembangunannya secara rinci. lni
disebabkan oleh keterbatasan mhteri dan
daya pikir penpl!$ ynlg hqnya bellatar r
belakang pendidikan STM-Bangunan.
Sumber penulisan lebih banyak diambil
dari referensi hasil-hasil penelitian dan
artikel para pakar teknik sipil. Tulisan-
sebabnya penulis merasa referensinya
masih sangat kurang dan terbatas
sehingga dapat menyebabkan hasil tulisan
belum komplit. Keterbatasan tulisan ilmiah
dan artikel terkadang berupa tulisan yang
tidak lengkap karena hanya berupa kliping
ilmiah. Namun, keterbatasan itu menjadi
sebuah informasi yang sangat berharga
bagi penulis untuk terus menyelesaikan
buku ini.
Selain dari kliping ilmiah, penulis juga
mendapat dukungan materi dari teman-
teman yang pernah mengikuti seminar
mengenai konstruksi toP and down.
Hasilnya, buku ini pun hadir dengan
hanya menggambarkan secara sederhana
mengenai cara kerja kontruksi top and
down. Harapan penulis, buku ini dapat
menjadi tambahan khasanah konstruksi
bangunan di negeri ini.
Dalam penulisan buku ini terkadang
penulis membuat sendiri istilah-istilah
tekniknya, demikian juga dengan
gambar-gambar sketsa atau penjelasan
detailnya sesuai penafsiran penulis.
Tujuannya agar pembaca dapat dengan
mudah menyerap maksud darisketsa
gambar tersebut karena seperti itulah
yang penulis pahami. Dalam hal ini
penulis tidak mempunyai maksud untuk
menggurui para ahli teknik sipil, tetapi
hanya semata-mata karena penulis gemar
menulis buku.
Sekali lagi, keterbatasan dan
kekurangan dari sisi segi materi serta
mungkin juga adanya kekeliruan
penjabaran tulisannya, penulis memohon
hal itu dapat dimengerti dan dimaafkan
oleh pembaca. Akhir kata, semoga buku
ini bermanfaat bagi pembaca.
Juli2012Jakarta,
ebelum mempelajari sistem
top and down, terlebih dahulu
akan diulas mengenai sistem
pembangunan konvensional. Penulis
mengambil istilah down-up untuk
menyebut sistem pembangunan struktur
ban gunan tinggi secara konvensional
yang banyak dilaksanakan di lndonesia.
Sistem down-up umumnya
dimulai dari pembuatan pondasi atau
penggalian tanah (dengan kedalaman
yang direncanaka n) untuk kebutuhan
pembuatan lanlai bosement gedung
bertingkat. Tahapan dilanjutkan dengan
pekeiaan pondasi, seperti pemancangan
pondasi tiang (bisa memakai tiang
pancang ata u:,bqreQ pqi:14 yang diteruskan
dengan pembuaian balok pondasi, pelat
basement, dan kolom. Pekeriaan tipikal
untukkolom; balok, dan pelatakan I '
menerus ke atai,hingga pelat atap. lnilah
yang disebut dengan istilah dawn-up,
yaitu mulaidari bagian paling bawah
(basement) lalu naik hingga atap.
Berikut ini disajikan tahapan lengkap
pem bangunan stru ktur bang unan
tinggi dengan sistem down-u p beserta
beberapa kelemahannya.
griya kreasi ] S
SAMPAIATAP
LT.4
LT.3
LI.2
START
PEKERJAAN
6 I griya kreasi
A. TAHAPAN 51sTEM
KONVENSIONALOOWN.UP)
Secara umum, pembangunan
struktur bangunan tinggi dengan sistem
down-up terbagi menjadi sembilan
tahapan sebagai berikut.
1. Pembuatan dinding penahan tanah
(retaining walfi yang terdiri dari bore
pile dan dikombinasikan dengan
bentonite bore pile.
2. Pengerjaan dewatering system
(manajemen pengelolaan
pengurasan air tanah) yang
dilakukan selama 24 jam penuh
sampai mencapai batas terbawah
dari lantai basement.
3. Penggalian tanah sesuai kedalaman
basement yang direncanakan.
4. Pemasangan angkur tanah (ground
anchorage) pada bore plle sekunder.
5. Pemasangan tiang pondasi (tiang
pancang atau bore pile).
Pemasanga n pile cap bersamaan
dengan tiebeam dan pelat basement.
Pembuatan dinding basement.
Pembuatan balok dan lantai
bosement diatasnya.
6.
7.
8.
2.
9. Pekerjaan lanjutan sesuai schedule
kerja hingga berakhir di lantai atap
dan dilanjutkan dengan ritual toping
off.
B. KELEMAHAN SISTEM
KO NVE NSI O NAL (DOW N. U P)
Sistem down-up mempunyai
beberapa kelemahan yang juga dapat
disebut kerugian. Adapun kelemahan
atau kerugian yang dimaksud tersebut
sebagai berikut.
1. Time schedule pelaksanaan
pembangunan menjadi panjang.
Ada beberapa tahap awal
pekerjaan yang tidak dapat
dilakukan sehubungan dengan
adanya proses galian tanah karena
harus menunggu sampai seluruh
pekerjaan galian tanah selesai.
Proses galian inilah yang akan
membuat schedule pelaksanaan
menjadi bertambah panjang.
Adanya biaya tambahan untuk
pemasangan angkur tanah. Hal ini
terjadi akibat kedalaman galian
langsung mencapai dasar pile cap
sehingga faktor keruntuhan tanah
griya kreasi I I
MUKA
#',/ ,/ / '/ ,/ -/ /. -,/ /, '/ ,/ /.'t ,/ I/ / /,et4.{ /.'t ,//. l,//',././/,/ / ', ,t,/ /,'t ,/., ./ /.6as.{,/ /, './ ,.//
",/,/,/.'/,/',/,///'/'///,/. /t'fiASA///t'.
i{a<#pi*,GALIAN 8A5.1
BAS.1
#/;f;",,4rii4i?/.//.BAS,I/
"./,..///, /.//'tt'r',/,///, l/ /,/. ) ,4N!e.t't 1/.. ',, ,/ /t',, /,/ /,'./.', // /.-1,/l,/,/ 4KSE / /_/t t
GALIAN BAS.2
BAS.l
BAS.2
BA5.3
BAS.4
GALIAN BAS.5
S I griYa kreasi
4.
dari sisi luar akan semakin besar.
Langkah pengamanan yang umum
dilakukan berupa pemasangan
angkur tanah (ground anchoraged)
untuk meminimalkan runtuhnya
tanah dari sisi luar.
Dapat atau tidaknya pemasangan
angkur tanah tergantung pada
luas areal proyek dan kondisi di
sekitarnya. Bila di sekitar proyek
sudah terdapat gedung lain,
tentunya angkur tanah tidak akan
dapat dipasang.
Pekerjaan penyelesaian proyek
bergerak secara vertikal, mulai dari
bawah sampai atap (down-up). lnilah
yang disebut menghabiskan waktu
pelaksanaan.
Proses dewatering system akan
mengakibatkan turunnya muka
air tanah secara drastis. Berlarinya
air tanah (drain) dapat berakibat
turunnya bangunan di sekitar
proyek. Oleh karena itu, tidak
tertutup kemungkinan adanya
penurunan bangunan gedung tinggi
di sebelahnya (settlement) akibat
pengerjaan sistem ini. Sistem inijuga
dapat berdampak keringnya sumur
milik warga di sekitar lokasi proyek.
Untuk mendeteksi penurunan
permukaan tanah di bagian
yang sudah ada gedung tinggi,
biasanya akan dipasang sebuah alat
pemantau penurunan muka tanah
yang dinam akan settlement probe.
Bila terjadi penurunan muka tanah
sampai pada tingkat membahayakan
maka pengurasan air tanah akan
dihentikan.
Adanya biaya tambahan untuk
pembuatan dinding basement
sebagai finishing.
Luas area kerja untuk sementara
berkurang karena adanya
penggalian tanah.
Setelah selesai pekerjaan dinding
basement, secara pasti luas ruangan
di basement akan berkurang sesuai
ketebalan dinding basement yang
digunakan.
Pelaksanaan pekerjaan pelat
lantai dan balokbasement banyak
membutuhkan perancah (bekesting).
Akibatnya, biaya menjadi lebih
mahal.
5.
6.
7.
B.
9.
10.
griya kreasi I g
embangun bangunan tinggiyang dilakukan secara
bersamaan ke bawah dan ke
atas dinamakan top and down. Secara
sederhana metoda konstruksi top and
down dapatdidefi nisikan sebagai suatu
faktor konstruksi basement yang pada
saat pelaksanaan nya, urutan pekerjaan
tidak dimulai dari lantai basement paling
bawah (dasar galian). Tepatnya, titikawal pekerjaan dimulaidari pelat lantai
salu (ground level atau muka tanah).
Kemudian, galian mengarah ke bawah
yang secara bersamaan juga dilakukan
pekerjaan struktur atas. Dalam hal ini
terjadi proses pekerjaan ganda, yaitu ke
bawah dan ke atas.
Pada sistem konvensional (down-
up), model pekerjaan seperti itu tidakmungkin dapat dilakukan. Untuk
sistem down-up, urutan pekerjaan
sangat standar, yaitu dimulai dari lantai
bosement paling bawah dilanjutkan ke
atas, misalnya basement lantai 5, lalu
basement lantai4, basement lantai 3, dan
seterusnya hingga pekerjaan lantai atap.
Hal itu tentu saja merupakan sebuah
rangkaian pekerjaan panjang yang jauh
berbeda dengan sistem modern. Sistem
modern terbagi menjadidua metoda,
yaitu top and down maupun up and down.
Antara sistem top and down dengan up
and down terdapat perbedaan yang
terletak pada pola penggalian tanah.
A SISTEM TOP AND DOWN
Pada sistem top and down,
penggalian tanah dilakukan selapis demi
selapis ke arah bawah. Perencanaan
tinggi antar lantai basement harus
sesuai dengan kebebasan gerak
alat penggali tanah (backhoe atau
eksacavator) dan kendaraan angkutan
material. ltulah sebabnya ketinggian
antarlantai basement menjadi lebih
besar. Di sini terdapat penghematan
biaya bekesting untuk pelat dan balok
basement. Seluruh struktur pelat dan
balok di-supporf oleh permukaan tanah
yang belum digali. Proses penggalian
tanah basemenf dikerjakan pada setiap
lantai hingga lantai basement terbawah
yang merupakan pondasi bangunan
keseluruhan.
Berikut ini diuraikan step by step
pelaksanaan pembangunan dengan
sistem top and down Ada dua tahapan
pekerjaan, yaitu pekerjaan tahap awal
dan pekerjaan tahap konstruksi.
griya kreasi I tt
Pekerjaan Tahap Awal
1. Seluruh pekerjaan pemasangan
dinding diaphragma sudah selesai.
2. Pengeboran tanah sampaididasar
lapisan tanah yang keras sesuai
data dari laboratorium tanah.
Prosedur pengerjaan pengeboran
menggunakan lumpur bentonite.
3. Pekerjaan semua kolom penunjang
sementara (king post) telah siap.
Setiap sebuah lubang bor galian
selesai dibuat, beton cor struktur yang
sesuai dengan perencanaan mulai
dimasukkan ke dasar galian hingga
mendekati rencana pemasangan pile
cap (la ntai ba se m ent terbawah).
Lumpur bentonite masih tetap di
dalam lubang sambil menunggu
mengerasnya beton cor yang ada di
bawah.
4.
5.
SAMPAIATAP
Konsep struKur sislem top and down
12 | SriYa hreati
6. Sementara itu, pergerakan
pengeboran terus berlangsung.
7. Ketika beton di dasar lubang
sudah mencapai kekerasan yang
dikehendaki, king post mulai
dimasukkan ke dalam lubang galian
hingga seluruh king post terpasang.
Pekerjaan Tahap Konstru ksi
1. Lakukan pekerjaan struktur lantai
satu.
2. Lakukan juga penggalian untuk
pekerjaan stru ktur basement lanlai
satu.
Pekerjaan pengurasarr air tanah (de-
wateri ng sistem) sudah diberlakukan
untuk memuluskan pekerjaan galian.
Setelah galian ruang basement lantai
satu selesai, lakukan penyetingan
bekesting untu k pelat basement dan
pengupasan jelly lumpur bentonite
untuk pemasangan besi kolom
struktur utama.
Selanjutnya pengecoran adonan
beton dilakukan.
3.
4.
5.
MUKA
TANAH COR. LT. DASAR
Gambaran galian tanah sistem lop and dlwn. Galian basenenldilakukan per
lantai mulai dari atas
LANTAl DASAR
(0R. LT.8A5.1 l
LANTAI DASAR
,.,ll;lll
griya kr*asi I tt
6. Tahap berikutnya sesuaijadwal,
dilakukan penggalian tanah untuk
ruang basement lantaidua dengan
langkah-langkah yang merupakan
pengulangan untuk pekerjaan pada
konsep pembuata n basement lantai
satu. Pekerjaan ini dilanjutkan hingga
ke lapisan basement terbawah.
UPPER STRUCTURE 12 5/D ROOF
TANTAI 8 S/D I1
griya kreasi
Skema kerja sislem top and down
B. SISTEM UP AND DOWN
Pada sistem up and down, metoda
penggalian tanah sedikit berbeda
dengan sistem top and down,yaitu
sebagai berikut.
1. Ketinggian antarlantai basement
didesain terbatas untuk menghemat
biaya pembuatan konstruksi
basement. Hal ini mengakibatkan
pergerakan alat penggali menjadi
tidak leluasa.
2. Agar pergerakan alat penggali
leluasa maka penggalian dilakukan
dua lapis basement sekaligus.
Sebagai contoh, untuk pekerjaan
basement lantai satu, penggalian
dilakukan hingga basement lantai
tiga.
3. Oleh karena terbatasnya ketinggian
antarlantai maka biaya tidak
bisa dikatakan lebih irit. Hal ini
disebabkan adanya pekerjaan
penunjang struktur, yaitu pemakaian
perancah. Menggali dua galian
bosement sekaligus akan menambah
lagi satu rangkaian perancah antara
MUKA
TANAH
PENGGALIANBAS.l&2
Konsep galian sistem up
COR
BASEMENT 1*****rmCOR
BASEMENT 2
PENGGALIAN BAS.3&4PENGECORANBAS.l&2
LANTAI DASAR LANIAI DASAR
PENGGALIAN BAS.5
PENGECORAN BAS.3 & 4
/ /,'t / / /,'1 ./,/,/ / ', Ll /.'.t,'., MSElltENl * /' ./ '
7'*/'f/'/:"7'1t./ /,'.t / / /r'/ I
and dlwn, Dua lapis galian basementdikeriakan sekaligus
griya krei:si I tS
UPPER STRUCTURE 7 S/D ROOF
LANTAI M 5/D 4
Skema kerja sislem up and down
dua basemenf tersebut. Kondisi
ini berbeda dengan sistem toP
and down yang tidak memerlukan
perancah.
4. Langkah-langkah pekerjaan
selanjutnya sama dengan tahapan
pekerjaan pada sistem top and down.
Perbedaan hanya pada metode
galian (dua lapis basement sekaligus).
16 | eriYa kreas'
C PERBEDAAN SISTEM
MODERN DENGAN SISTEM
KONVENSIONAL
Jika dibandingkan dengan sistem
konvension al (down-up), penggunaan
sistem top and down secara keseluruhan
tidak ada kerugiannya. Penggunaan
sistem top and down justru lebih
menghemat biaya dan memangkas
waktu pelaksanaan. Penghematan ini
tentu akan menyebabkan turunnya
biaya tenaga kerja serta biaya-biaya
lain yang muncul di setiap pelaksanaan
pembangunan sebuah bangunan tinggi.
Faktor hemat waktu dan biaya
memungkinkan sistem top and down
akan berkembang cepat dan menjadi
pilihan para pekerja struktur. Sementara
pembangunan gedung bertingkat tinggi
dengan sistem konvension al (down-up)
akan ditinggalkan.
Australia telah melakukan studi
perbandingan untuk pembangunan
tower 30lantai. Secara analisis dinyatakan
bahwa pembangunan dengan sistem top
and down hanya membutuhkan biaya
sebesar 49 juta dolar Australia. Sementara
pembangunan dengan sistem down-
up akan membutuhkan biaya sebesar
51 ,5 juta dolar Australia. Berdasarkan
analisis biaya tersebut terdapat selisih
penghematan sebesar 2,5 juta dolar
Australia. Skala perbedaan timeschedule
pada sistem top and down lebih pendek.
Faktor inilah yang menyebabkan adanya
penghematan biaya dan waktu.
Penggunaan sistem top and down
dalam pembangunan bangunan tinggi
memiliki banyak keuntungan. Beberapa
keuntungan tersebut di antaranya
sebagai berikut.
1. Waktu pelaksanaan (time schedule)
da pat d i persi ng ka t 1 O-20o/o
dibanding sistem konvensional.
2. Biaya pelaksanaan pembangunan
dapat diperkecil.
3. Lahan kerja (luas tanah)yang
terbatas tidak menjadi halangan
terlambatnya proses pekerjaan.
4. Pekerjaan awal dapat dimulaisecara
bersamaan tanpa saling menunggu
sehingga tidak ada pekerjaan tunda.
Artinya, saat proses galian berjalan,
pekerjaan struktur juga dapat
bergerak bersamaan.
griya ,<r ',a: l tl
TOP AND DOWN DOWN TOP
qBULAN
0 0 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50 60
JUN
JUL I IAGST I :SEPT
:OKT
NOV IDES I I
JAN :FEB I :
MAR IAPR lr :[,4AY
I--JUNI
:]U LI I
AGST :5 EPT IOKT
INOV I :DE5
JAN
FEB t T
MAR
--: InATK
MAY
JUNt
]ULI
AGST:
SEPT
OKT
TOTAL BIAYA 49.000.000 51 .500.000
Skala perbandingan panjang waktu dan biaya pekerjaan
griya kreasil8 I
7.
Pekerjaan galian tanah dilakukan
secara bertahap ke arah bawah
sesuai pelaksanaan ditiap lantai
basement.
Tidak diperlukan tambahan dinding
bosement untuk finishing seperti
pada sistem retaining wall.
Tidak perlu adanya pekerjaan ground
anchorage sehingga menjadi low cost
bosement.
Penu runan gedung (settlement)
di sebelahnya diperkecil sehingga
pekerjaan berjalan lebih aman.
Faktor rusaknya rumah penduduk
akibat pengurasan air tanah dapat
diminimalkan.
Melalui faktor top ond down,
masalah-masalah yang berkaitan dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
panjang dan biaya yang tinggi dapat
teratasi. Sangat menarik bila dapat
mengerjakan pembangunan sebuah
gedung tinggi memakaicara ini. Banyak
tantangan dan hal-halyang baru dalam
pelaksanaan pekerjaannya. Namun,
aplikasi sistem ini masih terkendala oleh
kurangnya sumber daya manusia. Masih
sedikit ahli yang berpengalaman untuk
pekerjaan dengan pekerjaan sistem top
ond down ini. Oleh karena itu, tuntutan
akan sumber daya manusia yang
berkualitas sangat diperlukan.
9.
griya kreasi I tS
endala yang akan dihadapi
pada waktu memulai pekerjaan
galian basement adalah faktor
runtuhnya dinding galian tanah
vertikal. Runtuhnya dinding galian
tanah ini bisa terjadi bila kedalaman
galian lebih dari2 m. Sebagaicontoh,
jumlah basement yang di kehendaki
hanya 3 lantaisehingga kedalaman
galian tanah paling tidak 11 m. Faktor
keruntuhan dinding untuk galian
sedalam 11 mtentu sangatlah besar.
Bila di sekitarnya sudah ada bangunan,
runtuhnya galian tanah akan membawa
bangunan di sekelilingnya. Runtuhnya
galian disebabkan oleh beban atau
berat bangunan yang menekan tanah di
sekelilingnya akibat adanya lubang yang
besar. Keadaan ini tentu tidak diinginkan
oleh setiap perencana struktur.
Sebelum ditemukan sistem
pengamanan galian tanah, secara
konvensional galian tanah akan melebar
ke empat penjuru (bentuk dasar segi
Keruntuhan tanah dapat membawa bangunan di sekitar galian akibat beban bangunan
yang menekan tanah
BIDANG RUNTUH
{i, ,r/
/*
griya kreasi I Zt
Secara konvensional, galian tanah harus miring 45 derajat dari batas galian
Secara modern, sebelum penggalian tanah, dilakukan pemasangan retaining wall
2?. I griYa kreasi
RETAINING WALL
Pen g gal ian tanah d i laku kan selebn retu i n i n g w a I I lerpasang
empat) dengan kemiringan galian
45 derajat dimulai dari batas galian.
Akibatnya, bidang galian menjadi
melebar dan sudah dipastikan biaya
untuk menggali dan mengurug kembali
akan sangat mahal.
Pada akhirnya metode galian tanah
telah berubah. Cara konvensional tidak
lagi dipakai untuk pembuatan bosement.
Sekarang pengamanan galian dilakukan
dengan terlebih dahulu memasang
retaining ural/ sebelum eksekusi galian
dilaku ka n. Retai ni ng wall adalah d ind ing
penahan runtuhan yang dipasang di
tepi galian tanah. Retaining wallini akan
dibahas lebih lengkap di Bab 4.
griya kreasi I Zt
etaini ng wal/ merupakan
sebuah keharusan untuk
wajib dilakukan adalah pembongkaran
gedung miring tersebut.
pembangunan sebuah gedung
bertingkat banyak dengan jumlah
basement lebih dari dua lapis. Tanpa
ada nya retoi n i n g wal l, pelaksanaa n nya
niscaya akan menghadapi berbagai
kesulitan. Kondisi tanah yang dalam
keadaan tidak ada beban bangunan di
sekitarnya saja sudah labil, apalagi di
sekitarnya sudah ada banyak gedung
tinggi. Bila ada bangunan disekitar
areal, pemasangan retaining woll
menjadi solusinya.
Munculnya galian tanah basement
akan membuat perubahan struktur
tanah di sekitarnya. Risiko yang
paling awaladalah runtuhnya tanah
di sekitar lokasi galian sehingga akan
ada pergerakan gedung di sebelahnya.
Bahayanya adalah, gedung akan
bergeser atau bahkan bisa miring ke
arah lubang galian. Pergerakan gedung
di sekitar lokasi galian biasanya terlihat
dari adanya retakan tanah di sekitar
gedung (terutama yang paling dekat
dengan lokasi galian). Selanjutnya
akan dikuti dengan miringnya gedung
tersebut. Bila sudah seperti ini,
terjadilah evakuasi seluruh penghuni
bangunan. Penanganan utama yang
Kejadian seperti itu tentrrlah tidak
dikehendaki oleh para perencana struktur
bangunan. Untuk mengantisipasi faktor
tersebut dan demi kelancaran pekerjaan
proyek maka dibuatlah dinding penahan
tanah atau retaining wall.
Ada dua jenis dinding penahan
tanah, yaitu retaining wall pile beruntun
dan dinding diafragma. Pada bab ini
akan dibahas tentang retoining wall pile
beruntun, sedangkan dinding diafragma
akan dibahas pada bab tersendiri.
RENCANA
TOWER 3
TOWER 2
Perencanaan pembuatan gedung baru di sekitar gedung
yang sudah ada
griya kreasi ] ZS
A RETAINING WALL PILE
BERUNTUN
Retaining walljenis ini dikatakan
be runtu n karena jarak antar-pi le
berdempetan sedemikian rupa untuk
mendapatkan daya tahan terhadap
tekanan tanah (gaya lateral). Bisa juga
disebut dengan istilah secant pile karena
memang pi le ini saling bersinggungan
satu sama lainnya.
Dua jenis pileyang dipakai
mempunyai karakteristik yang berbeda.
Hal ini disebabkan fungsi kedua pile yang
tidak sama. Salah satu pile disebut pile
sekunder yang terbuat dari campuran
semen dan bentonite (mutu beton antara
K-175 sampai k225). Pile sekunder harus
mudah dipotong oleh mesin bor. Oleh
karena itu, tidak boleh ada pemasangan
besi sama sekali pada pileini. Pile
sekunder mempunyai diameter lebih
kecil. Bila diperlukan, bisa juga digunakan
pile dengan diameter yang sama dengan
pile struktur.
)enis pile berikutnya disebut pile
primer yang merupakan rangka struktur
utama dinding penahan tanah. Plle
primer wajib mempunyai rangka besi dan
mutu beton diatas K-225. Bila diameter
dan pembesiannya dirasa kurang aman,
diperlukan support kekuatan berupa
pemasangan angkur tanah (groung
anchorage).
Retaining walltipe plle beruntun
mempunyai banyak ragam cara
dalam pelaksanaannya. Material yang
digunakan untuk pembuatan pile ada
dua jenis.
. PILESECUNDER berbahan semen
bentonite dengan mutu beton
K-l 7 5 sa m pa i K-225. )ar ak antar - p i I e
ditentukan sesuai dengan besaran
diameter p/e primer. Pile secunder
inijustru dikerjakan lebih dahulu
sampai selesai keseluruhannya sesuai
kebutuhan yang direncanakan.. PILE PRIMER merupakan inti dari
retaining wall dengan konstruksi
beton bertulang. Mutu beton paling
tidak K-300 atau bisa lebih sesuai
hasil analisis struktur.
Proses pengerjaan tahap awal
adalah memotong dua dinding p/esecunder dengan mesin bor. Nantinya
setiap sisi-sisi dari pile secunder ini akan
terkikis. Pengikisan ini lebih tepatnya
merupakan pembuatan (pengeboran)
untuk penempatan pile primer. Setelah
tahapan pengikisan selesai (pengeboran),
mulailah dilakukan pemasangan pile
primer dan sekaligus pengecoran.
20 | griYa kreasi
r
Agar lebih jelas, akan diuraikan satu per satu cara pekerjaan yang sudah
dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.
1. Pite beruntun bersilang dengan dua sumbu kerja (as). Diameter pile primer dan
pile sekunder sama besarnya. Penutup permukaan pile primer dengan cor dinding
beton bertulang.
PILE PRIMER
.--. SUMBU2
PILE SfCUNDER
Dtl'tBttt6 BETot'l
4. Retaining wall pile beruntun dengan satu sumbu kerja mempunyai perbedaan
diameter pile, dengan penutup permukaan dinding beton.
PITE PRlMER
PILE PRIMTR
PILT 5T(UNDTR
SUMBU
(PITE BENTONITE}
2[ | griya kreasi
SUMBU
Retoiningwallpile beruntun dengan satu sumbu kerja mempunyaidiameter pile
yang sama, dengan penutup permukaan dinding beton.
PILE PRIMER PItE ST(UNDER
Untuk retaining walls sistem Pile
beruntun mulai nomor t hingga 3 kurang
disukai untuk dilaksanakan di lndonesia.
Kebanyakan para desainer struktur lebih
suka memakai retaining wall nomor 4
hingga 6.
Pemakaian retaining wall pile
beruntun dengan sedikit atau bahkan
tidak memperhitungkan beban vertikal
adalah beban samping (latera[) akibat
tekanan tanah dan gedung yang ada
di sekitarnya. Diameternya disesuaikan
dengan kebutuhan. Retaining wall ini
dikombinasikan dengan bentonite pile.
Secara otomatis pertemuan antara
Pemasangan
retaining wallyang
menggunakan guide
wallienis balok beton
30 J griYa kreasi
adonan semen pondasi tiang bor dengan
bentonite pile akan menghasilkan struktur
kedap air. Setelah selesai, akan terlihat
paduan yang kukuh antara bored pile
dengan bentonite pile untuk menahan
gaya lateral.
B POLA PEMASANGAN RETA'V'VG
WALL
Tentunya akan ada pertanyaan,
bagaimana cara pengeborannya
agar presisi sehingga terhindar dari
adanya penyimpangan titik bor? Hal
ini mengingat pekerjaan pengeboran
dilakukan pada sekeliling proyek
guide wollsesuai diameter tiang bor
ditambah 5 cm agar mata mesin bor
dapat masuk. Cara ini akan memaksa alat
bor tetap dijalurnya. Metode ini tepatnya
digunakan untuk pekerjaan pembuatan
dinding diophragma.
Selain menggunakan guide wal I jenis
balok beton, terkadang ada juga yang
memakai pelat baja dengan balok beton
yang dibentuk sesuai ukuran diameter
pileyang akan dibuat (patron). Cara ini
akan membuat pengeboran menjadi
lebih akurat.
Patron pemasangan
retaining wallyang
menggunakan pelat baia
dengan balok beton yang
dibentuk sesuai diameter
pile
yang membentuk semacam pagar.
Pengeboran bergerak menyamping
sehingga bisa saja terjadi missing titikbor. Akibatnya, jarak antargalian dapat
berbeda. Dalam hal inisebagian besar
pekerja yang sudah berpengalaman
telah membuat cara untuk melakukan
pengeboran secara presisi. Sebelum
melakukan pengeboran, mereka telah
terlebih dahulu membuat patron
yang berupa guide woll. Balokbeton
memanjang dengan pembesian yang
tingginya dapat mencapai 1,2 m dan
dibuat dua buah dengan jarak antara
griya kreasi I tt
+15
Gambaran keperluan penambahan
angkur tanah pada setiap retaining
walljenistiang bor
Seluruh tiang bor dan bentonite pile
harus masuk ke dalam lapisan tanah yang
kedap air. Model ini lebih pasnya dipakai
untuk pembuatan retaining walltipe pile
beruntun. Seterusnya, setelah seluruh
pem buata n retai n i ng wa I I selesai,secara
100 kn/m3
*lff siltyGAY
medium deilsg SAf{il
remented 5l[T
bertahap dilakukan penggalian tanah.
Adakalanya retaining wall pile beruntun
masih memerlukan ekstra perkuatan.
Penambahan ekstra perkuatan lebih
banyak memakai angkur tanah (ground
anchoroged). Bila sampai pada level pelat
+8.00t-
32 | griYa kreasi
GUIDE WALLS
RETAINING WALL
basement, dilakukan pengeboran untukpemasa nga n grou nd o nchoraged. Paling
atas merupakan pengeboran yang paling
panjang, selanjutnya semakin ke bawah
akan semakin pendek pengeborannya.
lnidisebabkan semakin ke bawah akan
semakin kecil tekanan tanahnya.
Sekarang bagaimana proses
pemasangan angkur tanah dapat
dilaksanakan jika yang dibor untukpemasangan merupaka n bentonite pi le
Konsep guide wallbelon pemasangan
angkur tanah secara bertahap sesuai
pekerjaan galian
sehingga tentunya ada banyak risiko.
Bentonite pile tidak dapat dipasangi
angkur tanah karena pileini merupakan
jenis beton ringan. Umumnya yang dibor
untuk pemasangan angkur tanah adalah
bore pile struktur. Hal ini mengingat
untukpi/e struktur tentu akan penuh
dengan pembesian yang rapat dan
berdiameter besar di dalamnya. Bila
asal dibor saja, bisa-bisa mata bor rusak
atau pembesian pile rusak. Hal initidak
griya n:.ersi I tt
boleh terjadi. Aplikasidi lapangan untuk
mempermudah pemasangan angkur
tanah pada p/e struktur menggunakan
media sterofoam.Terlebih bahulu sudah
diketahui kedalaman p/e, posisi setiap
lantai basement, dan sudut kemiringan
angkur tanah. Titik-titik angkur tanah
TITIK UNTUK
PENGEBORAN
ANGKUR TANAH
ditandai. Barulah waktu rangkaian besi
tiang bor dimasukkan ke dalam lubang.
Pada bagian yang akan dipasangi angkur
tanah, pembesiannya ditambah dengan
perkuatan karena besidi bagian ini
terputus. Sebagai penanda biasanya
diberi sterofoam.
TIIIK UNTUK
PENGEBORAN
ANGKURTANAH
DENGAN PENAMBAHAN BESI
EKSTRA PERKUATAN
Titik lokasi untuk pemasangan angkur tanah
pada pondasi tiang bor
34 | SriYa kreasi
Penurunan pembesian tiang bor dan
pengec0ran
CASING
AIR TANAH
griya kreasi I tS
llustrasi titik lokasi untuk
pengeboran angkur tanah di halaman 34
menggambarkan dinding penahan tanah
atau retaining wallyang terlihat bahwa
setiap tiang sudah terpasang angkur
tanah hingg a basement terbawah.
Gambar di atas menunjukkan bahwa
seluruh tepi dinding retaining wall dalam
keadaan belum terlihat baik (permukaan
retai ni n g wa I I tidak rata). Rencana
selanjutnya adalah membuat dinding
basement dengan ketebalan tertentu,
sehingga otomatis luas areal basement
akan berkurang dengan adanya dinding
basement.
Pekerjaan pemasangan retaining wah memakai sistem p/e beruntun yang telah selesai
' 'fu,,' rltqi;' **+**
36 | griYa kreasi
GIUDE WAILS
BASEMENT 1
BASEMENT 2
RETAINING WALL
DINDING BASEMENT
BASEMENT 3
BASEMENT 4
BASEMENT 5
Konsep lrnlshrng stru ktu r
untuk menutup retaining
wall sislem pile beruntun
griyatrrarr ] U
inding diaphrogma atau
dinding sekat adalah sebuah
membran buatan dengan
ketebalan (sesuai tebal alat penggali
bernama grabber) dan kedalaman
tertentu. Dinding ini merupakan dindingpenahan tanah atau retoining wall
yang dipasang sebagai sebuah sistem
pengembangan lebih lanjut dari sistem
tiang bor beruntun atau secant pile
dan juga contiguous pile. Penggunaan
sistem dinding diaphragma sangat
ekonomis karena ada banyak faktor
menguntungkan bila dibandingkan
dengan sistem retainning rzol/ beruntun.
Dinding diaphragma memenuhi
beberapa fungsi yang merupakan
keuntungannya, yaitu sebagai berikut.
1. Pemikulan atau penahanan tekanan
tanah dan tekanan hidrostatis
horizontal besar, termasuk waktu
9empa.2. Paling tidak sebagian beban vertikal
tetap (beban gravitasi) dapat dipikul.
3. Lapisan-lapisan pembawa air akan
tertutupi sehingga mengalirnya
tanah ke dalam lubang galian dapat
dicegah, karena dinding diaphragma
memakai lapisan kedap air untuk
lornt antardinding yang dipasang
woter stop.
5.
Pada kondisi tanah labil, casing
tidak diperlukan.
Radius penurunan muka air
tanah pada bangunan sekitarnya
berkurang akibat adanya de-
watering system dengan panjang
dinding diaphragma harus sampai
di lapisan tanah yang kedap air,
sama dengan sistem retainingwall
pile beruntun.
Tidak terjadi kerusakan lingkungan
akibat larinya air tanah sehingga
otomatis tidak terjadi kerusakan
rumah penduduk di sekitarnya dan
tidak menuai protes.
Tidak banyak mengurangi luas
tanah karena memaksimalkan luas
ruangan bosement sekitar 60 cm
keliling arealgalian.
Pelaksanaannya tidak
menimbulkan kebisingan dan
sedikit getaran.
Dinding diaphragma sangat
cocok untuk dikombinasikan
dengan konstruksi sistem top and
down, tanpa harus memasang
angkur tanah sehingga biaya
tambahan untuk pekerjaan
angkur tanah berkurang (angkur
tanah akan sangat diperlukan bila
menggunakan sistem down-up).
7.
9.
griya kreasi I tS
3.
Ada keuntungan tentu juga ada
kerugiannya. Beberapa kerugian pada
di nding diaphragma sebagai berikut.
1. Casing tidak dapat dipakai karena
bentuknya memanjang dan rentan
terhadap kemungkinan terjadinYa
kelongsoran pada tanah galian'
2. Bila keadaan tanah buruk dengan
kondisi muka air tanah tinggi,
kemungkinan terjadinya kelongsoran
dinding tanah akan lebih besar.
Akan terbentuk pembengkakan
(bulging) pada saat Pengecoran
akibat jeleknya kondisi tanah. Bila
terjadi bulging, pemasangan dinding
berikutnya akan sulit.
Tidak ada casing untuk menahan
keruntuhan tanah.
Terdapat beberapa masalah
pembesian yang rumit, Yaitu
rangka struktur (pembesian) sangat
panjang, melebihi batas Panjang
besi beton,
sangat berat diangkat untuk
pemasangan di lubang galian,
memerlukan mobil crane untuk
mengangkat besi dari temPat
perakitan menuju lubang,
bisa terjadi perubahan (deformasi)
rangkaian karena pembesian
sangat panjang dan sangat berat.
Kondisi kerugian yang seperti
dijelaskan tersebut membuat dinding
diaphragma mempunyai kelemahan
yang cukup serius.
4.
5.
f-1ffirl \.,/ (I iL r v r r
r::)ii:.,iir: I. r. i.r.l. .::f'r, i
Rangka pembesian *isdW-#Apr .:trli:..,':1,'-l:i, :r,:,r' .
a
\
40 | griya krn'rli
I
j
$fRElfiF0*$&lEl[T,(fi6f
,,,,,,,.,,,,,,,Fl4(l[l$$F.STOP-fI{DTUBE .
-(i.*oupxrylqgH::.efi6{lsEw.*tt
griya kreasi | +t
GUIDE WALL
Penurunan air tanah bila
memakai dinding diap h rag ma
pada proses de-watering
MUI(A TANAH
BATAS PENURUNAN
AIRTANAH DI
LANTAI DASAR
BASEMENT
Sistem pelaksanaan pembuatan
dinding diaphragma hampir sama
dengan sistem pembuatan retainning
wall pile beruntun, di antaranya ialah
1. memakai guidewall,
2. terkadang dalam keadaan tertentu
masih memakai perkuatan angkur
tanah,
3. penggalian lubang memakaimesin
yang bekerja seperti game Packman
yang disebut grabber,
4. memakailumpur bentonite untuk
pengamanan dinding galian,
42 | griya kreasi
DINDING
DIAPHRAGMABASEMENT 3
BASEMENT 5
n' *- *- *
* {rRTAr{Ar{-
*
5. memakai tremy dua buah untuk
media mempercepat penurunan
adonan beton dan lumpur bentonite,
6. tetap memakai de-watering system,
7. memakai craneyang lebih panjang
untuk penurunan besi struktur
Pekerjaan basement sistem down-
up selalu akan menggalitanah terlebih
dahulu sampai kedalaman yang
direncanakan. Setelah seluruh dinding
diaphragmo tertanam, barulah proses
penggalian mulai dikerjakan. Mengingat
faktor gaya lateral cukup besar, setiap
MUKA AIR TANAH
-_r--*l\:***..*:**,:-:rytT{Nl{
selesai penggalian pada setiap /evel
bosement, pemasangan angkur tanah
mulai dikerjakan. Pekerjaan ini akan
terus berlangsung hingga tahap akhir
penggalian selesai. Tentunya dari segi
pengeluaran biaya akan bertambah
cukup besar.
A POLA KERJA DINDING
DIAPHRAGMA
Dinding dioph ragma mempu nyai
perbedaan dalam aplikasi di lapangan
dibandingkan dengan sistem retoinning
GUIDE WALL
MUKA TANAH
MUKA AIR TANAH
wall pile beruntun. Perbedaan ini tidak
dapat dihindari karena kerumitan
pekerjaannya.
Penggalian tanah memakai mesin
grabber lebar 2 m dengan ketebalan
bervariasi sesuai kebutuhan rencana.
Ukuran panjang lubang galian antara
4-6 meter. Penggalian tidak boleh
sebelah-menyebelah atau saling
berdekatan, melainkan harus selang-
seling. Bila dilakukan tanpa selang-
seling, besar kemungkinan akan terjadi
keruntuhan tepi lubang galian.lni
LANTAI DASAR
BASEMENT 1
BASEMENT 2
DINDING
DIAPHRAGMA BASEMENT 3
BASEMENT 4
BASEMENT 5BATAS PTNURUNAN
AIR TANAH DI
BASEMENT
Konsep
pemasangan angkur
tanah
griya kreasi I At
SETIAP
TIANG SUDAH
TERPASANG
ANGKUR TANAH
Hasil akhir
pemasangan
angkur tanah
0.50 ].20
0.60 2.20
0.70 2.20
0.80 2.20
0.q) 2.20
2^05 038
2.05 0.38
r.05 03s
2.05 0.38
2.05 0,J8
2.00 I3s
2.00 3.00
2.00 ,,3:15
2.00 3.30
200 3.45
]4
nntAl
Spesifikasi alat gali dinding
diaphragma (grabbefl
I,BI
44 | griya kre*si
disebabkan sifat tanah dalam keadaan
labil, ditambah lagi adanya pengaruh
getaran tanah akibat proses galian. Guna
menghindari rusaknya dinding galian
yang lain, dilakukan metoda galian
sepertisketsa di bawah ini.
Saat dimulai satu sisi lubang galian,
bersamaan dengan itu pula adonan
lumpur bentonite dimasukkan untuk
menjaga kestabilan tanah galian.
Setelah satu unit galian selesai, mulailah
pemasukan rangka struktur pembesian
dinding diaphrogma ke dalam lubang
galian.
DENAH RENCANA SEGMENT GATIAN
GATIAN PERIAI\,IA GALIAN KEDUA
Denah rencana pembuatan dinding diaphragma
7
8
9
10
Konsep perencanaan galian
untuk dinding diaphragma
GALIAN 4 GALIAN 5
PROSES GALIAN PER LUBANG
griya kreasi | +S
,*#ili,
Proses galian per lubang LANGKAH 1 LANGKAH 2 LANGKAH 3
-[:ffiItfl*Jffiffi*dSELESAI
WPENT,ETORAN
SELESAI
WPEMASUKAN BETON
IREivlY
PEMASUKAN IREMY
2 BUAH
Tahap penurunan rangka
pembesian dan saat
pengecoran adonan betonPEI'/A5UKAN BE5I
5TRUKTUR
Panel tiap ujung dinding diaphragma
ada dua tipe, yaitu tipe betina dan tipe
jantan. Paduan keduanya akan membuat
antarpanel saling mengikat. Sewaktu
akan melakukan pengecoran bersamaan
dengan penurunan kerangka besi
dinding, panel stop )uga diturunkan
pada dua ujung paneldinding
diophrag ma. Ponel stop adalah media
untuk membentuk kedua ujung dinding
diaphragma (bisa bentuk jantan atau
betina dengan berbagai variasi model
joint). Bagian yang akan disambung
dengan dinding panel berikutnya, selain
diberi pa nel stop, iuga di pasang ka n water
stop untuk membuat dinding menjadi
kedap air. Mengingat besarnya lubang
galian dinding diophragma, pengecoran
beton harus menggunakan dua buah
tremy.fu)uan nya u ntu k mem percepat
pelaksanaan pengecoran. Bila hanya
memakai satu buah tremy,waktu
pekerjaan bisa lebih lama dan dapat
berakibat buruk terhadap permukaan
dinding galian. Sangat diperlukan
perhatian dalam proses pengecoran,
40 | griya kreasi
karena tremy harus digerak-gerakan
agar adonan beton masuk ke dalam
lubang dengan sempurna. Getaran dan
beban muatan kendaraan ready mix
di permukaan tanah dapat menekan
dinding tanah galian. Akibatnya, akan
mungkin terjadi keruntuhan tanah
bercampur adonan beton. Hal ini tidak
dikehendaki karena akan berakibat
rusaknya mutu beton serta sulit untuk
diperbaiki. Jadi, sangat diperlukan
ketelitian dan perencanaan yang matang
untuk pola pengecoran.
Model sambungan antarpanel (panel
stop) ada banyak coraknya, antara lain
tampak pada gambar berikut.
Lm*,[*mL ll t
PANEL BETINA PANEL]ANTAN
TIPE PANEL
WATER STOP
JOINT SISTEM
Sistem lolnt pada dinding
diaphragma
PANEL STOP
WATER STOP
V JOINTS PANEL STRAIGHTJOINTS PANEL PROTIL JOINTS PANEL
PROTIL JOINTS PANEL
WATER STOP
WATER SIOP
WATER STOP
KEYJOINTS PANEL
Corak sistem lolnt antarpanel dinding diaphragma
griya kreasi | +i
B PEMAKAIAN DINDING
DIAPHRAGMA
Penggunaan dinding diaphrogmo
untuk pekerjaan ini menjadi pilihan
utama melihat banyaknya penurunan
biaya pembuatan basement Adapun
tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan tidak
berbeda jauh dengan sistem pembuatan
basement memakai retainning wall. Pada
perencanaan struktur bangunan harus
mempertimbangkan beberapa masalah
sebagai berikut.
1. Penetapan jarak lantai ke lantai
basement yang tidak menimbul kan
gangguan kebebasan gerak alat gali
(backhoe).
2. Penetapan jarak antarkolom yang
efisien agar manuver backhoe dalam
proses galian juga tidak terganggu.
3. Penetapan lubang-lubang core,
tangga, atau lubang-lubang lainnya
agar pada saat pelaksanaan tidak
mempersulit upaya mendapatkan
suatu diaphragm actions dari lantai
beton yang ada (7olnf antara pelat
lantai basement dengan dinding
dioprhagma).
4. Dimensikolom basementyang
cukup longgar agar dapat
mengakomodasi profi I yang tepat
untuk king post.
48 i griYa kreasi
5. Kelonggaran dimensi kolom
juga berfungsi untuk mengatasi
kemung kinan keku rangtepatan
posisi pada saat penanaman king
post.
Jika sudah dihendaki memakai
konstruksi bangunan sistem ini maka
titik pusat terlaksananya metoda ini
tergantung pada tiga hal berikut ini.
1. Dinding penahan tanah yang
aman dan mampu bekerja optimal
menjaga kestabilan tebing galian
ranah basement.
2. Pemasangan struktur king post
sebagai penyangga utama beban di
atasnya.
3. Sistem struktur pelat lantai basement
harus mampu menahan beban
extreme di atasnya, seperti. pekerja dan beban material
bangunan yang akan diletakkan
di setiap lantai,
. beban kendaraan pengangkut
material dan alat berat yang
akan parkir di atasnya.
saat pembuatan rangka
besi dinding diaphragma, telah
diperhitungkan posisi setiap lantai
bosement. Pada titik-titik tersebut
telah dipasang stek pembesian untuk
menyambungkan pembesian lantai
basement. Besi stek ditekuk agak mepet
dengan dinding diaphragma. Apabila
penggalian tanah dimulai maka besistek
akan terlihat. Begitu pembesian pelat
basement dipasang maka besi stek bisa
diluruskan agar bertemu dengan besi
pelat.
GUIDEWALL LANTAI 1
D. DIAPHRAGMA
Konsep pemasangan
starter Dar (stek) untuk
ybrntdengan pelat lantai
basement
STEK PEMBESIAN
LANTAI BASEMENT
griya kre*si | jn
ing post merupakan langkah
kerja setelah seluruh pekerjaan
pemasangan dinding
diaphragma selesai. Umumnya bagian
tengah setiap gedung bertingkat tinggi
akan terdapat sentral gedung (tower
oreo).Di bagian inijuga terdapat semua
fasilitas gedung seperti /ift, tangga, dan
utilitas lain-lain. Secara sistem struktur
dinamakan core.Wilayah ini merupakan
bagian yang sistem pembebanannya
paling berat. Tidak heran bila di sekitar
PONDASI TG. BOR TOWER ARTA
CORE AREA
Konsep blocking area pondasi
tower area dan core akan terdapat banyak
titik pondasi tiang bor.
Di setiap lantai basement harus
disediakan area untuk keluar-masuk
kendaraan yang membawa material.
Daerah ini diberi rdrnp sementara.
Nantinya jika sudah selesai, akan ada
pilihan, apakah ramp dipertahankan atau
dibuat yang baru sesuai perencanaan
ramp design awal untuk penyesuaian
keluar-masuk kendaraan penghuni
gedung.
Di setiap lantai basement, harus disediakan
daerah rampsementara
griya kreasi I St
King post merupakan bagian dari
tiang pondasi pada posisi segaris dengan
kolom basement. King postterbuat dari
besi baja H-beam atau IWF atau bisa juga
pipa baja. King post berfungsi untuk
1. memegang pelat lantai dan
menyalurkan beban yang bekerja
pada pelat lantai bosement ke
tiang pondasi di tempat king post
tertanam;
2. sebagai kolom sementara yang
pada bagian mencuat dari lantai
dasar bisa diteruskan menjadi kolom
permanen sehingga memungkinkan
dilaksanakan serentak ke arah atas
dan bawah (top and down).
Sesaat setelah penggalian lubang
bor selesai, dilanjutkan dengan
pengecoran beton struktur hingga
mencapai ketinggian bawah rencana
pile cap. Diameter tiang bor dapat
lebih dari 1,5 meter. Pondasiininanti
akan dimasukkan tiang penyangga
bangunan king post. Bila batas ketinggian
pengecoran sudah didapat, pengecoran
berpindah ke lubang bor lainnya.
Penanaman king post belum bisa
dikerjakan bila kekerasan beton yang ada
di dalam lubang belum mencapai target
yang direncanakan.
52 | griya kreasi
PERMUKAAN
TANAH
BENTONITE RENTANA LI BAS.
PERl\4UKAAN PONDASI
(PILEGP)
COR BEION
STRU KTU R
Konsep struktur pondasi
King postyang terdiri dari rangkaian
profil baja IWF ditanam ditengah-tengah bore pile yang berisi lumpur(jelly) bentonife. Pemasan gan king post
harus diusahakan tepat pada titik berat
penampang kolom yang akan dibuat
nantinya. Bagian ini berupa bahan semen
bentonite yang kelak akan dihancurkan
IWF/H BEAM
BRACING STEEL
PROFIL SIKU
BRACING STEEL
IL SIKU
BENTONITE
BORE PItEr{(Urooo,,
POTONGAN A
BENTONITE
A
BENTONITE
COR BETON
5TRU KTU R
RENCANA LANTAI
BAS TERAKHIR
PILE CAP
LAPISAN TANAH
KERAS
Konsep struKur king post
untuk pemasangan besi kolom basement.
Sambungan besi kolom biasanya ada di
tengah bentangan (tinggi) kolom atau
seperempat tinggi kolom.
A PENANAMAN K'VG POST
King post merupakan komponen
utama darisebuah sistem pekerjaan
top and down atau up ond down.fanpa
adanya king post, rasanya mustahildapat
terlaksana sebuah sistem pelaksanaan
bangunan yang mempunyai banyak
keuntungan darisudut biaya dan waktu.
Sekarang akan dijelaskan secara singkat
proses penanaman sebuah king post.
Kedalaman lubang bor bisa
mencapai40 meter dari muka tanah.
Setiap memulai proses pengeboran,
IWFiH. BEAM
',/t
?*lw/ :1(
'l:fW{t/,
griya kreasr I Si
BRATING STEEL
PROFIL SIKU
BRATING STEET
PROFIL SIKU
JOINT SISTEM RANGKAPENGIKAT: BAUT ATAU tAS
BRA(ING SIEEL/ pRorIL SIKU
RANGKA KING POST
Material dan sistem jointpada king post
selalu dibarengi pemasukan lumpur
bentonite. Adonan beton struktur
(kaitannya dengan mutu beton yang
direncanakan) dimasukkan dengan
kedalaman sesuai rencana struktur.
Sketsa yang dibuat ini adalah rencana
kedalaman lubang bor sampai di lapisan
tanah keras adalah 42 m. Sementara
untuk rencana kedalaman pile cap
mencapai 18 meter. Dengan demikian,
sisa ke dalam coran beton struktur di
bawah pile cap adalah 24 meter. Bagian
ini hanya digunakan untuk penanaman
king post. Pekerjaan ini berulang-ulang
dilakukan di banyak lubang bor.
HB/IWI
54 | griYa kreasi
Jr
Lubang bore pile untuk penanaman king post
KING POST
}, LUBANG BORE PILE
N/lUKA TANAH
'/BASEIVENT ] 2
BASEI\4ENT 2 II
BASEMENT 3 11
7.
rf/.*;
2t1:Z
BASEI\4INT 5 Z(PItE IAP) KK
\*r\tr\-\
",1
BASEMENT 1 2{BASEI,IENT 2 :
BASEMENT 3 :
BASEMENT 4 iBASEMENT5 2
(PILE CAP)
N4U KA TANAH
D DIAPHRAGMA
APISAN TANAH
KEDAP AIR
Pemasangan king postpada lubang bor
PILE
ilBORE
TANA
22m
I
I
---+2m
griya hreasi I St
MUKA TANAH
BASEMENi 1
BASEMENT 2
BASEMENT 3
BASEMENT 4
BASEMENT 5(PILE CAP)
D. DIAPHRAGMA
uGP0sr
LUBANG BORE PILE
'1!;7rAIR TANAH
Yffi,221//t,
Pengecoran tahap pertama
untuk mengisi lubang bor di
bawah pile cap
Ketika kekerasan beton didalam
lubang mencapai 100o/o, rangka
penunjang king post dimasukkan ke
dalam lubang bon King post harus
mencapai muka atas beton struktur
'i4
TANAH
P AIR
yang berada didalam lubang (rencana
pile cap). Artinya, permukaan atas beton
struktur menjadi tumpuan bagi king post
setelah seluruh king post berada di semua
lubang bor yang ada.
,l,/,r)"t/.t
Ns"\'\
w
BETON
STRU KTU R
56 | griYa kreasi
PIPA
DE-WATERING
.;3,t:rG 30RE PiLE
KING POST
MUKA AIRTANAH
DINDING
DIAPHRAGMA
RENIANA
TEBAL PONDASI(PI LE CAP)
llustrasi yang menggambarkan semua pekerlaan penanaman
krng posttelah selesai
Sketsa ketika seluruh king post sudah tertanam di setiap lubang bor,
pekerjaan penggalian sudah bisa dimulai. Pada saat itu, pola sistem de-watering
secara bersamaan juga bisa dilakukan.***
griya kreasi I Si
agian ini yang menjadi sangat
penting karena tanpa adanya
lumpur bentonite,seluruh
pekerjaan yang berkaitan dengan
pengeboran tidak akan pernah sukses.
Banyak manfaat yang didapat dari sifat-
sifat lumpur ini, di antaranya sebagai
berikut.
1. Lumpur bentonite mempunyaiBD(berat jenis) lebih besar dibanding BD
air. BD lumpur bentonite sebesar 1,10
ton/m3, sedangkan BD air 1,0 ton/m3.
2. BD lumpur bentonite sebesar 1,10
ton/m3 akan menekan dindinggalian tanah ke segala arah sehingga
dengan sendirinya akan mampu
mencegah longsoran tanah galian.
Hal ini berarti akan menstabilkan
dinding galian hingga nantinya
lubang galian tersebut dicor.
3. Perbedaan antara BD lumpur
bentonite dengan BD air tersebut akan
memaksa air tanah keluar dari lubang
Lumpur Bentonite
galian (meluap) sehingga isi lubang
galian yang semula berupa air tanah
akan digantikan dengan lumpur
bentonite.
Lumpur bentonite, bila dicampur
dengan air, akan menjadi kental (gel).
Sifat gel inilah yang menimbulkan
tekanan pada dinding galian.
Tekanan tinggi dari lumpur bentonite
secara perlahan akan memaksa air
tanah merembes ke dalam pori-pori
dan mengendapkan partikel-partikel
koloid didalamnya yang kemudian
terjadi lapisan lempung tipis kedap
air sehingga tekanan lumpur dapat
bekerja maksimal.
Lumpur bentonite bersifat mudah
menjadiair kembali (encefl bila
diaduk,lalu akan kembali menjadi
gel lumpur bila didiamkan.
Lumpur bentonite dalam
pelaksanaan dapat dipakai kembali
(recycling).
4.
7.
Sifat
Viskositas
rKuat,Oeset',L;;,;;:;,,1 :,y:,:,,;
;;::: :; :'.
1H0., mi*,r,qet *t r*ibtfdl
pH pH lndicator Paper Strips9,5-1.2
griya kreasi I lS
8. Lumpur inijuga termasuk bahan
yang ramah lingkungan karena
dapat dibuang tanpa harus merusak
lingkungan.
Cara kerja lumpur bentonite dalam
sebuah proyek seperti digambarkan
berikut ini.
1. Dibuat terlebih dahulu adonan
lumpur bentonite dengan komposisi
1 .000 liter alr,,60-70 kg bentonite, dan
300 kg semen. Bentonite dicamPur
dengan 850 liter air, kemudian
didiamkan beberapa jam. Lalu,
semen sebanyak 300 kg dicampur
150 liter air sambil diaduk merata.
POMPA II]I\,4PI]R
I\4UKA AIRTANAH
PIPA LUMPUR
Ketika galian telah mencapai
kedalaman tertentu dan menyentuh
air tanah, mulailah adonan semen
bentonite dimasukkan bertahap ke
dalam lubang galian memakaipompa
slurry. Selama proses galian belum
mencapai kedalaman rencana, adonan
bentonite terus dimasukkan dan
dihentikan bila rencana kedalaman
tercapai.
Selama proses penggalian terus
berlangsung, lumpur terus dimasukkan
ke dalam lubang galian. Air tanah yang
kotor akan terdesak oleh bentonlfe, lalu
meluap hingga ke permukaan tanah.
AIR TANAH
TFRD()R()NG NAIK
lllUKA TANAH
Tahapan proses pemasukan
lumpur bentoniteke
lubang galian. Air di dalam
lubang terdorong naik ke
permukaan tanah
2.
TAHAP SELESAI GAL]ANTAHAP PENGI5lAN LUMPUR
IVUKA TANAH
I\,,1UKA ALRTANAH
4. Luapan air tanah terus terdesak
sampai habis sehingga lubang
galian akan dipenuhi lumpur
bentonite dan ketinggian lumpur
harus lebih tinggidari muka air
tanah, minimal 1,2 m.lni untuk
menam ba h kan pressu re terhada p
dinding galian.
{- {, TEKANAN LUMPUR
PADA DINDING TANAH
Reaksi lumpur be nto n ite lerhadap
dinding galian
Penurunan rangka besi struktur tiang bor dan
sistem pengeco ran memakai tre my
TAHAP LiIEMASUKAN
RANGKA PF[IBFSIAN
TAHAP I I]BANG
PENUH LU[,1PUR
TAHAP l\4EI\4ASUKAN
TREI\,,1Y
IVI]KA AIRTANAl-]::;::-==
griya kreasi I nt
5. Setelah pengeboran mencapai
kedalaman yang direncanakan,
rangka besi bore pile dimasukkan
ke dalam lubang galian. Bagian
ujung bawah besi bore pile harus
bergantung (paling tidak digantung
30 cm), tidak boleh diletakkan di
dasar lubang galian.
Tremy (pipa penyalur adonan beton)
diturunkan. Ujung pipa tremy
biasanya diberi media penahan
air berupa kantong plastik berisi
adonan beton. Ujung plastik diikat
dengan kawat beton, lalu dilepaskan
bersamaan saat adonan beton
dimasukkan ke dalam pipa. Berat
adonan beton yang jatuh drastis ke
bawah akan memaksa air di dalam
pipa tertekan ke bawah dan meluap.
Kantong plastik yang berisi adonan
beton dengan sendirinya akan
menutup diameter tepi pipa bagian
dalam sehingga kedap air. Adonan
beton yang masuk ke dalam lubang
tidak bercampur dengan material
lumpur atau air tanah. lni adalah
cara sederhana, tetapi sangat efektif
menjaga kemurnian adonan beton.
TORONG TREMY
KANTONG PLASTIK
BERISI (ORAN BETON
CORONG TREMY
KAWAT BEION
02 | griYa kreasl
Sketsa proses pekerjaan pengecoran lubang pondasi bor dengan muka air tanah yang tinggi
7. Ujung pipa tremy yang sudah
menyentuh dasar tanah galian
diangkat setinggi 30 cm. Adonan
beton dimasukkan melalui
corong pipa tremy sambil divibrasi(digoyang-goyang ke atas dan ke
bawah memakai mesin). Adonan
beton terus dimasukkan ke dalam
lubang dan ujung tremy harus tetapberada di dalam adonan beton
sepanjang 1 meter. Metode iniakan
menjaga kebersihan coran beton
dan tidak mungkin tercampur
dengan material lain.Volume beton
yang terus bertambah akan bergerak
LUMPUR BENTONITE
dari dasar galian dan naik ke atas,
lni membuat lumpur bentonite dan
air terdesak naik ke atas permukaan
tanah. Lumpur bentonite yang meluap
inidialirkan melalui sebuah parit ke
penampungan. Di sini lumpur diproses
(recycling) untuk dipakai kembali
asalkan BD lumpur tidak melebihi
1,2 ton/m3.Bila BD melebihi batas
tersebut, semen bentonite sudah tidak
dapat dipakai lagi. Kadar tanah dan
pasir melebihi batas sehingga bila
dipaksakan dapat bercampur dengan
adonan beton. Akibatnya, mutu beton
dapat turun drastis.
63
iREI\4Y
Pen gecoran memakai tremyBentonite memenuhi lubang galian
griya xre:
osement adalah bagian
dari sarana sebuah
gedung bertingkat
tinggi. Tidak mungkin sebuah
gedung tinggidibangun
tanpa adanya basement.
Adanya basement tentunya
akan ada penggalian tanah.
Bagian iniyang biasa terjadi
dan merupakan langkah awal
berdirinya sebuah gedung
tinggi. Umumnya luas lantai
basement menghabiskan
areal tanah yang ada.
La ntai basement biasanya
dimanfaatkan untuk
1. balancing gedung di
atasnya,
2. ruang parkir kendaraan,
3. ruang pengelola,
4. pendukung utilitas
gedung seperti
penempatan ruang panel,
reservoir, dan kebutuhan
lain.
griya kreasi I nl
Semakin dalam adanya tanah
keras maka akan semakin mahaljenis
pekerjaan pondasi tiangnya.
A PROSES PEKERJAAN STRUKTUR
BASEMENT
Ketika semua pekerjaan awalsudah
selesai, dilanjutkan dengan pekerjaan
struktu r bosement, yaitu penggalian
tanah sesuai kebutuhan untuk dimensi
level dasar pelat struktur. Lumpur
bentonite dibongkar sepanjang tinggi
PIPA
DE-WATERING
kolom dibagi4. Pembesian kolom akan
dimasukkan ke lubang bekas bore yang
telah digali. Permukaan tanah dipadatkan
dan diratakan dengan tujuan agar
papan multipleks tidak goyang atau
berubah bila dipasang. Pemasangan
papan multipleks dilakukan setelah
diberi lumuran solar atau oli bekas. Dapat
saja digunakan multipleks yang sudah
mempunyai lapisan permukaan licin.
Tujuannya agar bekestingnya mudah
dilepaskan dan pembongkarannya tidak
PASANG BEKESTING
LANTAI DASAR
IVUKA TANAI-]
DINDING
DIAPHRAGMA
Proses pekerjaan awal
66 | griya ,r i ,:1
mengalami kesukaran. Dalam hal ini
umumnya di setiap pekerjaan struktur
pada tanah akan ada pekerjaan awal
seperti pemasangan pasir urug dan
pembuatan lantai kerja (adonan struktur
ringan 1 : 3 :6). Sistem top and down
tidak memerlukan tahapan pekerjaan
seperti itu. lni terjadi karena pada saat
pembongkaran bekesting, muka bawah
lantai basement sudah merupakan
beton struktural yang diupayakan dalam
keadaan 99,9o/o mulus.
Rangka struktur kolom dipasang
hingga setinggi 1 / 4 bagian dari tinggi
kolom rencana. Tahap selanjutnya ialah
rangka struktur pelat lantai dan balok
dikerjakan bersamaan. Beton B-0 (<K-125)
dimasukkan hingga ke batas cut of level,
batas pemotongan beton bentonite
sepanjang 40 x diameter besi kolom.
Artinya, bila dipakai besi diameter 32
mm maka panjangnya adalah 1.280 mm.
Setelah itu, dilakukan pengecoran beton
struktur sesuai rencana, dari atas cut of/evel sampai permukaan lantai satu.
Proses selanjutnya ialah penggalian
tanah setelah beton mencapai umur yang
disyaratkan. Tahap penggalian tanah ini
dilakukan hingga batas aman dan dalam
jangkauan gerak kerja. Saat ini bekesting
mulai dilepas. Pelepasan bekesting tidak
sulit karena saat pemasangannya
tidak sekukuh pemasangan bekesting
cor yang menggunakan sistem
konvensional. Setelah bersih, bongkar
beton bentonite dan bongkar beton B-0
sepanjang 1.280 mm.
Bila pemasangan struktur lantai
satu sudah selesai, penggalian tanah
untuk ruang basement lantai satu
bisa tuntas dilakukan, termasuk
pembentu ka n pelat baseme nt lanlai
satu.
Selanjutnya struktur besi kolom
penyambung dipasang. Ada dua cara
pemasangan besi kolom. Cara pertama
dipasang mulai dari cut of levelhingga
cut of level basement lantai satu.
Cara kedua ialah mema sang starter
bar (besi stek kolom) di basement lantai
satu dan pembesian kolom pada kedua
starter bor, lalu diteruskan dengan
pemasangan bekesting dan dicor.
Bila pemasangan bekesting untuk
kolom sudah selesai, pengecoran
kolom dilakukan hingga bagian atas.
Bagian yang tidak dapat dicor, terutama
pertemuan beton atas dengan beton
baru, nantinya akan dilakukan grouting
sehingga secara keseluruhan struktur
kolom selesai sempurna. Prosedur
pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang
griya k"easj I ni
?/rt'rlllm l//l;
,,L 't:#:rr/r,
rffirli
ffiKonsep pemasangan pembesian
kolom struktur
hingga bosement lantai empat selesai. Dimensi kolom basement tentunya disesuaikandengan perencanaan struktur. Adapun bentuknya dapat berupa kubus ataupun burat.Model ini tentunya berkaitan dengan pihak arsitektur sebagai desainer.
68 | griya kreasi
SUDAH DITOR
-f ,r**BETON B-O
LANTAI 1
BONGKAR
BEKESTI NG
SEBAGIAN TANAH
SUDAH DIGALI
'##//&'{##*
iliiiill,iiiiilitTahap pekerjaan
pembongkaran bekesting
setelah galian di bawah
selesai dikerjakan BENTONIIE CUT OF LEVEL
griya kreas'i | 0g
CU] OF LEVEL i109
BENTONITE
TANAH SUDAH DIGALI
TANAH BAWAH
Tahapan pemasangan struKur
bagian bawah
Total galian lanah basement lelah
selesai untuk dilanjutkan dengan
pekerjaan tahap bawah
RENIANA
KOLOM
PASANG STRUKTUR
KOLOM BAWAH
BASEMENT 1
'{,tr/r*
SIAP DICOR
TANAH SUDAH DIGALI
"lllffiTUT OF LEVEL
70 | griya kreasi
BENTONITE
w,#,,eIUT OF LEVEL
5-l,,i i;R(0r0[4 ATAS
SUDAH DICOR
PASANG STRUKTUR
KOLOM TENGAH
RENTANA
KOLOM
PASANG STRUKTUR
KOLOM BAWAH
BASEMENT 1
SIAP DICOR
BENTONIiE
Tahap pemasangan besi kolom struKur
membungkus king post
B. PELAT DAN BALOKBASEMENT
Fungsi dari pelat lantai basement
dalam sistem struktur top and down
sangat penting. Lantai basement, selain
berfungsi sebagai lantai untuk menahan
beban gravitasi yang bekerja padanya,
MODEL KOLOM
PERSEGI 4
MODEL KOLOM
BULAT
Kolom struKur. Dapat berbentuk kubus
ataupun lingkaran
pada saat pelaksanaan galian tanah,
pelat ini berperan sebagai stut atau
bekesting penahan. Tentunya stut ini
harus kuat menahan deformasi lateral
daridinding penahan tanah yang ada
(dinding diophragma). Perencanaan pelat
'{ff&
griya kreasi I lt
dan balok basement akan dibuat
rata, tidak seperti umumnya
bangunan bertingkat yang
terlihat balok-balok lantainya
berukuran besar dan kukuh.
Sistem pembalokan dinamakan
flat slabs, wafel slab. Balok ini
dipasang dengan ketebalan
sama dengan ketebalan pelat
basement atau sedikit lebih
tebal untuk mendapatkan
kekakuan yang optimal.
Agar dapat mencapai tinggimaksimal yang efektif, sistem
Conloh flat slabs yang sudah jadi di sebuah
gedung tinggi
.-.:-/ *_*r':_.{L__i*.1..+*-i L+_-l
__J_I
ttl
-.i.**..i-iri--i--,
r*t-*tl*irL.-*--:
i
LANTAI BA5.
FLAT SLABS
12 | griya kreasi
Model balok flat slabs
WAFEL SLABS
Model balok wafelslabs
PEMBESIAN
PLAT BAS
WAFEL SLABS
FLAT SLABS
BENT BEAI\4
PEMBESIAN PELAT BEAM
Model bent beam pada lantai basement
griya kreas
balok struktur menggunakan model flot
slabs atau bent beam. Model balok ini
tipis melebar berbentuk segi empat atau
lingkaran.
Pada kondisitertentu, di saat
lendutan pelat bosemenf sulit diperkecil,
opsinya adalah memasang bent
beam (balok peng h u bung). Ketebala n
maksimal bent beam sama dengan
ketebalan flat slabs. Bila memungkinkan,
ketebalannya lebih tipis lagi.
Ketinggian antarlantai diprioritaskan
agar sangat efektif, yaitu tidak terlalu
tinggi dan juga tidak terlalu rendah.
Jika ketinggian menyamai tinggi lantai
antar-towe r, suda h da pat d i katakan
biaya untuk pekerjaan basement akan
sangat mahal sehingga mungkin saja
tidak efisien lagi. Sebaliknya, jika terlalu
rendah, manfaat lantai basement menjadi
terbatas. Akibatnya, penggunaan
basement sebagai media utilitas
menjadi tidak maksimal. Sebagai dasar
penentuan, diperlukan lebar bersih
ideal agar kendaraan boks roda empat
dapat masuk tanpa harus terbentur
lantai atau balok basemenf. Sementara
untuk truk atau mobil boks roda enam
atau lebih tidak dapat masuk ke area
basement. I ni disebabkan ketinggiannya
tidak memenuhi ruang parkir. Umumnya
ketinggian yang berlaku berada pada
kisaran + 2,4 meter.
Bagian bosement, selain untuk
ka ntor manage m ent bui ldi ng, )ugauntuk parkir penghuni gedung. Oleh
karena itu, ketebalan pelat lantaidasar
adalah 20 cm dan lantai basement satu
adalah 40 cm. Ketebalan tersebut hanya
contoh, tetapi variasinya tidak terlalu
jauh berbeda. Di sini digambarkan
sedemikian tebal. Permasalahannya ialah
pada lantai inilah semua materialdan
kendaraan proyek berada, termasuk alat
gali tanah untuk kegiatan sementara.
Sela njutnya, ketebala n pelat bosement
lantai dua hingga lantai empat adalah
25 cm. Ketebalannya memang lebih
tipis dari basement lantai satu karena
kegiatan pada lantai-lantai tersebut
sudah banyak berkurang. Untuk lantai
terbawah dari basement adalah lantai
lima bila jumlah lantai basement-nya
hanya lima lapis lantai. Bila hanya empat
atau tiga lapis lantai saja, tentu ketebalan
pelat. basement dasar tidak sebesar itu.
Semuanya tentu harus diperhitungkan
berat total dari bangunan di atasnya.
Pada pelat basement terbawah,
ketebalannya bisa mencapai 1,5 m.
Sementara ketebalan pelat bagian core
dapat mencapai3 m.
14 | griYa kreasi
FLAT SLABS
8A5.3 = 25 cm
BAS.4 = 25 cm
BAS.5: 150 cm
ffiEd,fiftffi.ffiffi
tl DASAR = 20 cm
ir,1" r,{r${*,,i*$:
W W&W
Sketsa potongan baseme nt secara
keseluruhan
'1,/.
TANAH BAWAH
griya kreasi I lS
Lantai dasar bosement (base floor)yang menjadi pondasi utama dariseluruhbangunan dibuat berbeda dengan lantaibasement lainnya. Hal ini disebabkanpada bagian ini merupakan lokasiadanyapile cap, pondasi tiang bor, dan kolomstruktur utama.
Kerja sama yang padu bagisernuaI tim kerja yang terlibat dalam pekerjaan
ini sangat diutamakan. Faktor efisiensidalam segala hal, keamanan dalampekerjaan, dan koordinasi semua pihakakan membuahkan hasilyang sangatbaik.
8A5.4=25cm KING PO5T
PILE(AP=3m
8A5.5 = 1,5 m
Konsep beton struktur pada lantai dasar
basement
76 | Briya kreasi
u'l; il; I
t!;,t
tI;:a
IN
;tI:iI&
:Itr&:,, rrl:S,,.. l
;iilll&..,.:
1,,,il$ry
f,, ffiIrytI -ryr
ifriryr:trriw.rryry'
,,,ffi.-'m.,
"'#r',,,ffi
t
*ffiTjtrt
:t::i::
l,,rl
r3r;tr'*r..
br&
rTx'i
tII?
$
ttT
T*
*$.?
t*$
ll!;t,r",, !,r,',. -{.,,lrr:,!|
,,*,,!
,*,, -!,,t tr,,r,f
,.u,,,,I
,:*, !.il
'r;tt1tt;t,;t,tQ;{;!*l[,il
!r;*
i'
Pekerjaan yang baik akan
membuahkan hasil kerja yang
baik juga
griya kreasi I lt
elaksanaan pembangunan sebuah
gedung tinggi tidak akan pernah
lepas dari sistem de-watering.
Tujuannya adalah untuk pengurasan
air tanah yang dapat dikontrol secara
tepat dan mengurangi akibat buruk
dari adanya pekerjaan ini. Adanya faktor
pem buata n lantai baseme nt yang da pat
mencapai lima lantai, tingginya muka
air tanah, terutama di kota Jakarta,
akan memaksa digunakan sistem ini.
Umumnya sebelum proses pekerjaan
de-watering dimulai, akan dilakukan uji
pemompaan dengan tujuan
1. untuk mengetahui besarnya volume
air tanah (debit air tanah) yang akan
mengalir ke dalam lubang galian;
2. untuk mengetahui kecepatan proses
kembalinya air tanah yang dikuras
(recovery);
3. untuk mengetahui banyaknya
pompa air yang dibutuhkan setelah
didapat besarnya debit air tanah;
5P = SUMUR P0MPA
Pl - P5 = SUMUR PEMANTAU
untuk melihat arah aliran air di
dalam tanah mengalir;
untuk mengetahui luasnya
pengaruh radius penurunan
muka air (Bila jumlah lapisan
basement hanya sekitar 2-3 lantai,
tentu radiusnya tidak terlalu luas.
Namun, bila lapisan basement-nya
sebanyak lima lantai atau bahkan
lebih maka radius penurunan muka
air tentu akan melebar lebih luas);
untuk mengetahui kerucut
penurunan air tanah;
untuk mengetahui besar
pengaruhnya terhadap gedung
atau bangunan lain (rumah
penduduk) di sekitarnya yang
sudah ada;
untuk mengetahui pada
kedalaman berapa meter dapat
ditemukan lapisan tanah yang
kedap air atau lapisan yang banyak
terdapat air (data dari soll test).
Sketsa denah lubang bor
griya kreasi
4.
5.
6.
7.
8.
79
Sketsa lengkung penurunan muka air tanah
Turun atau naiknya permukaan air
tanah dalam setiap sumur pemompaan
dibaca dengan menggunakan alat
pengukur elektronik yang disebut
electronic water level meter atau dip meter.
Alat inidipasang pada sumur pemantau.
Bila proses pekerjaan struktur bosement
dimulai, pemompaan akan terus
berlangsung. Melalui sumur pemantau,
bila ketinggian muka air dalam
batas aman, pemomPaan sementara
dihentikan. Bila dari sumurpemantau
terdeteksi adanya muka air yang
mulai naik mendekati batas ambang
yang diizinkan, pemompaan kembali
dilanjutkan untuk menurunkan batas
ketinggian muka air sampai pada batas
aman untuk bekerja.
SELOKAN / DRAINASEDRAINASE
Peta situasi penempatan dan jumlah pompa
pengurasan di lokasi
RETAINING WALLPOMPA AIR
Pl - P8 = POMPA PENGURASAN
PPl, PP2 = BAK PANAMPANG AIR
PEMBUANGAN KE SALURAN KOTA
Kondisi tanah sebelum
dilakukan galian
MUKA TANAH
griya kreasi I gt
SELOKAN
PANAMPUNG AIR
POMPAAIR 1
RETAINING WALL
MUKA TANAH
Posisi air tanah yang dikehendaki untuk proses pekerjaan
lanlai basemenlterbawah (pekerjaan pondasi)
MUKA AIR TANAH
BATAS BEBAS AIR
BATAS KETINGGIAN AIR
SELAMA PEKERJAAN
MUKA TANAH
POMPAAIR 2
POMPA POMPAAIR 3 AIR 4BATAS KETINGGIAN
AIRYANG DIBERIKANSELAMA PEKERJAAN
MUKA AIR TANAH
lm,.,-,;,IMUKAAIRYANG I
I orxrurruoRxl IL __+,KEADAAN MUKA AIR I,, "SETELAHDE-WATERING ll'
Sketsa penurunan muka air tanah akibal de-watering
82 | griya kreasi
RETAINING WALL
DASAR GALIAN
BAGIAN YANG
MENGALAMIKEKOSONGAN AIR
Banyak pakar teknik sipil yang
mengkhawatirkan sebuah penggalian
tanah untuk basement dapat berakibat
turunnya bangunan tinggi di sebelahnya.
Hal inidisebabkan adanya pelarian
air tanah (drain) pada saat dilakukan
pekerjaan pondasi. Kekhawatiran ini
sangatlah beralasan karena pada saat
pekerjaan dimulai, akan dilanjutkan
dengan de-watering. Akibat yang
muncul adalah pori-pori tanah tidak lagi
menyimpan air. Semua air akan tersedot
dan masuk ke dalam sumur galian.
Tanpa dikehendaki lagi, lapisan tanah
akan keropos dan tidak ada lagi air yang
menahan atau menjaga kepadatan tanah.
Risikonya, beban yang ada di permukaan
akan menekan tanah ke bawah dan
mengalami penurunan. Besar penurunan
tergantung pada sisa daya dukung tanah
yang ada. Jika parah, bangunan amblas
cukup dalam. Jika tidak terlalu parah,
dinding bangunan akan retak-retak.
Umumnya yang terkena dampak dari
sistem de-watering ini adalah perumahan
penduduk di sekitarnya. Amblasnya
pondasi bangunan akibat hilangnya
daya dukung tanah membuat dinding
pecah atau retak dan patah. Mau tidak
mau pemborong atau bahkan pemilik
proyek wajib bertanggung jawab untuk
melakukan ganti rugi.
MUKA TANAH
MUKA AIR TANAH
Efek pelarian air tanah pada areal sekitar proyek akibat sistem de-watering
griya kreasr I gt
Contoh kerusakan bangunan rumah penduduk di sekitar proyek akibat pengurasan air tanah (de-wateinfi
0'lm
I I muxnmnlnAda juga beberapa
anggapan bahwa jenis pondasi
yang dipakai merupakan faktor
penurunan tanah. Misalnya
pondasi bore pile, untuk beban
vertikal yang diterima bila
sangat besar, tentunya diameter
pondasi bor juga akan lebih
besar. Ataupun bila yang dipakai
pondasi bore berdiameter 1
meter dengan kedalaman
sampai di tanah keras sedalam
40 meter, pondasi inidapat
menimbulkan penurunan
bangunan di sekitarnya.
MUKA AIR TANAH
AIR TANAHMASUK KE DALAMLOBANG GALIAN
AIR TANAHMASUK KE DALAMLOBANG GA[IAN
84 | griYa kreasi
Air tanah mengalir menuju lubang galian
Saat air masih memenuhi partikel
tanah maka kondisitanah dalam keadaan
solid. Namun, ketika terjadi proses
pengeboran, muncullah lubang di dalam
tanah. Lubang ini akan membuat air di
sekitar galian mengalir untuk mengisi
PARTIKEL TANAH
AIR TANAH
Air tanah masih memenuhi ruang di dalam tanah
kekosongan tanah. Mengalirnya atau
larinya air tanah ini dapat menimbulkan
keroposnya tanah yang ada di sekitar
proyek. Faktor inilah yang diprediksi
sebagai penyebab dari penurunan
bangunan di sekitarnya.
Ketika sebagian air tanah telah berkurang dan
meninggalkan lubang di dalam tanah
PARTIKEL TANAH
griya kreasi i gS
idak mungkin kita membahas
pembangunan sebuah gedung
bertingkat banyak tanpa juga
membahas permasalahan pembuatan
pondasinya. Sampai saat ini pilihan
pondasi untuk gedung tinggi masih
dipegang oleh pondasi tiang bore pile.
Diameneternya sampai saat ini sudah
ada yang membuatnya sampai lebih
dari 1,5meter. Diameter bore pileyang
sedemikian besarnya akan membuat
pondasi tipe ini mempunyai daya
dukung yang lebih besar (end bearing).
Semakin tinggi tingkat gedung yang
akan dibangun tentu akan semakin besar
diameter bore pile yang diperlukan. Bila
memakai diameter yang kecil, tentu akan
banyak membutuhkan bore pile.
Memang ada pilihan lain yang
lebih baik untuk jenis pondasi gedung
pencakar langit yang akan dibangun.
Jenis pondasi tersebut adalah barrette
pile. Bentuknya empat persegi panjang,
misalnya 1,0 m x 2,0 m atau lebih
dari ukuran tersebut. Semakin besar
ukurannya maka daya dukungnya akan
semakin bertambah besar. lni tentunya
dapat menyebabkan biaya pembuatan
pondasi jenis ini semakin ekonomis,
terutama untuk beban total kolom
yang harus ditampung relatif besar.
Kekurangan atau kelebihannya relatif
sama dengan dinding diaphragma.
Selain itu, pondasi barrette pile sulit
dilakukan uji pembebanan (loading test)
karena bentuknya yang sedemikian
besar. Tidak ada alat loading yang dapat
melakukan penetrasi terhadap pile jenis
barrette. Sayangnya pondasi jenis ini
belum pernah dilaksanakan di lndonesia.
Namun demikian, harapan untuk
dilaksanakan di lndonesia pastiada di
tahaun-tahun mendatang. Desainer
struktur negeri ini lebih senang memakai
pondasi tiang bor untuk bangunan
bertingkat banyak, walaupun masih ada
juga yang memakaijenis pondasi tiang
pancan9.
Berbicara mengenai keuntungan
pilihan jenis pondasi maka jenis pondasi
yang ideal adalah pondasijenis bore.
Selain memang sudah terbiasa, faktor
pelaksanaan pondasi inijuga tidak
banyak menemui kesulitan.
griya kreasi I gi
I
f--4,0m
l__
1,5 - 0,9 mI
KETEBALAN DINDING = 0,5 - 0,9 m
-TI
I
't,5 -
I
I
Berbagai bentuk dan jenis pondasi barrette pile
88 | griYa kr*asi
ondasi tiang bor tidak selalu
mudah dalam pelaksanaannya.
Terkadang sering dijumpai
banyak kendala dalam pelaksanaannya.
Seluruh kendala yang muncul dalam
pembuatan pondasi jenis ini umumnya
sudah menjadi masalah biasa dan
dapat diselesaikan dengan baik
tanpa mengurangi fungsi peruntukan
pondasi itu sendiri. Adapun beberapa
permasalahan yang sering muncul dalampekerjaan pondasi tiang bor antara lain
sebagai berikut.
1. Tepi lubang galian berguguran akibat
kondisi tanah yang lembek di bagian
dalam. Gugurnya tepi lubang galian
ini menyebabkan melebarnya lubang
di bagian tertentu. Akibatnya, jumlah
MUKA AIR TANAH
RAH TONGSORAN
CASING
MUKA AIR TANAH
DAERAH LONGSORAN
TUMPUKAN TANAH
DINDING GATIAN TONGSOR PEMASANGAN CASING
Pemasangan casingunluk menjaga kestabilan dinding galian untuk pondasitiang bor
MUKA TANAH
'l/1,
,nO
Itl
W'',,/,/i
Tii
MUKA TANAH
r:1,{1,; w:
DAE
aI
#Y{//PEMASANGAN (ASING
$0 | griya kre*ri
adonan beton dapat bertambah
banyak. Selain itu, runtuhan
tanah tepi galian itu pun akan
menumpuk di dasar galian. Hal
ini dapat berakibat buruk pada
pondasi tiang bor. Mengantisipasi
kondisi seperti ini di lapangan
adalah dengan memasang casing
(pipa baja berdiamater sama
dengan lubang galian) pada galian
yang bermasalah.
2. Didalam lubang galian terdaPat
banyak lapisan tanah lembek
yang berbaris ke bawah. Proses
penggalian dipasang full casing
(dari atas sampai dasar galian).
Ketika galian selesai, Pengecoran
segera dilakukan. Namun, setelah
pengecoran memenuhi lubang
dan casing diangkat, terjadilah
penurunan Permukaan beton akibat
volume beton yang berat menekan
ADONAN BETON TURUN
VOLUME BETON BERKURANG
MUKA TANAH
MUKA AIR TANAH
KAN (ELAH
DAERAH LEMBEK
MUKA TANAH
MUKA AIR TANAH
DAERAH LEMBEK
TSING CASING DIANGKAT
Sifat tanah lembek yang ada di bagian-bagian tertentu
FULt CASING
griya kreasl I gt
3.
dinding galian sehingga lapisan
tanah lembek terdesak ke dalam dan
membentuk cekungan berisi adonan
beton. Kondisi ini terlihat dari lubang
yang membesar.
Kasus lain berikutnya merupakan
kebalikan dari kasus nomor 2. Pada
kasus ini terjadi tekanan yang kuat
daridalam tanah. Dinding lubang
bor tercekik sehingga menyempit
berbentuk cembu ng. Penyempitan
FULT CASING
ini berakibat adonan beton naik
ke atas (meluap)dan banyak
adonan beton yang terbuang.
Keadaan ini mungkin saja terjadi
karena misalnya adonan beton dipondasi sumur sebelahnya telah
selesai dicor dan berat volume
beton tersebut akhirnya menekan
tanah yang labil. Terjadilah tekanan
pada dinding pondasi tiang
bor yang baru. Bahayanya ialah
VOLUME BETON BERKURANG
MUKA TANAH
MUKA AIR TANAH
TANAH TIDAK
STABIL
CASING DIANGKAT
,,.f.$,
T1't "/,,iiii
,{/Awf{fi
s2 Igriya kreasi
Sifat tanah labil menyebabkan tekanan pada tepi lubang galian
iit I
ii;;'X
::iii-a
,;"':{
k,,,ilal'.-ll
(,
+
*
a
F','.'ulI ,l'{l[*:i
.
'"* r o,
, *-1, '*
[ ,l*il'.';'&'l"i
I
lt
t
t
t
I
BESI TERBUNGKUS
TANAH
MUKA TANAH
Sketsa kerusakan pembesian pada jangka
lama yang menyebabkan karatan
Kondisi muka air dalam lubang galian lebih rendah dibanding muka airtanah yang ada
TEKANAN AIRTANAH
MUKA AIR TANAH
MUKA AIR
DALAM LUBANG
MUKA TANAH
griya kreasi I gt
pembesian tiang bor pada bagian
yang menyempit menjadi tidak
terbungkus oleh adonan beton.
Dalam jangka panjang, akan terjadi
proses karat pada pembesian tiang
bor yang tidak terbungkus adonan.
Kondisi inilah yang menjadi bagian
paling rumit untuk diatasi karena
diperlukan pola pengeboran yang
terarah untuk menghindari keadaan
ini. Secara kejadian, hal seperti ini
sangat jarang terjadi.
4. Runtuhnya dinding galian lubang
bor yang disebabkan oleh
permukaan air di dalam lubang
bor lebih rendah dibanding muka
air tanah di sekitarnya. Perbedaan
ketinggian air ini menyebabkan
air di sekitar lubang bor memberi
pressure terhadap dinding galian di
bawahnya. Akibatnya, sedikit demi
sedikit tanah di sekitar lubang galian
berjatuhan. Keadaan seperti ini
sangat diperlukan pompa air yang
terus-menerus mengisi lubang bor
agar permukaan air di dalam galian
menjadi lebih tinggi. Perbedaan
tinggi muka air iniakan membuat
lubang dinding menjadistabil dan
mampu bekerja menahan runtuhnya
dinding galian.
94 | griya kreasi
5. Melembeknya dasar tanah galian
akibat lambatnya pengecoran
beton struktur. Seharusnya sel uruh
persiapan pengecoran lubang bor
saat selesai penggalian dan material
harus sudah ready di lokasi. lni
disebabkan air di dalam lubang
galian akan membuat permukaan
tanah di dasar galian m enjadi
seperti bubur. Saat dituangkan beton
struktur, bagian yang lembek ini
akan tertindih dalam keadaan masih
lembek. Saat bore pile belum bekerja
secara maksimal menerima beban,
permukaan pile masih tetap tidak
berubah. Celakanya, bila nanti bore
pile sudah bekerja maksimal, pondasi
akan drop karena di bawahnya tanah
lembek. Tentu kondisi ini sangat
riskan. Upayakan agar dihindari kasus
pen undaan pekerjaan pengecoran
beton struktur.
Casing tertinggal didalam lubang
bor yang mungkin disebabkan okeh
putusnya tali penggantung atau
terjepit beton yang mulai mengeras.
Kerangka besi beton jatuh ke
dasar galian akibat putusnya tali
penggantung. Kasus inisama persis
dengan jatuhnya cosing ke dalam
lubang bor.
6.
7.
B. Pipatremy terjepit dan tidak dapat
dicabut atau patah dan tertinggal di
dalam adonan beton akibat beton
di dalam lubang mengeras.lni
terjadi karena beton cor tidak segera
tersedia. Padahal tremy adalah
satu-satunya alat untuk mengirim
adonan beton di dasar galian tanpa
tercampur dengan air lumpur kotor
sehingga kemurnian beton tetap
dapat dijaga. Putusnya PiPa tremY
akan menyebabkan beton menjadi
rusak bercampur air kotor. Namun
demikian, pengecoran harus terus
dilanjutkan dengan menurunkan
tremyyang baru. Repotnya, beton baru
tidak dapat menyatu dengan beton
lama yang ada didalam lubang.lni
disebabkan permukaan beton lama
sudah terdapat endapan lumPur dan
tidak mungkin dibersihkan. Lapisan
lumpur yang ada di permukaan beton
lama akan menjadi media pemisah
antara beton baru dengan beton lama.
llustrasi kondisi bila pola kerja tidak
terencana dengan baik
MUKA AIR
DALAM LUBANG
MUKA AIR TANAH
BETON BARU
ENDAPAN
BETON LAMA
MUKA TANAH
griya kreasi I gS
TREMY
9.
MUKA TANAH
MUKA AIR DALAM LUBANG
MUKA AIR TANAH
1-1,5m
BETON
Pada sistem pengecoran memakai
tremy, ujung tremytetap berada di
dalam permukaan beton. Ujung pipa
masuk sedikitnya 1-1,5 m dari atas
beton sambil digoyang-goyangkan
dengan mesin untuk pemadatan
beton didalam lubang bor.
Akhir penyelesaian pengecoran
pondasi tiang bor tentu harus
terdapat cutof level. Bagian ini
nantinya akan dihancurkan agar
dapat masuk ke dalam pile cap.
Beton yang digunakan untuk media
ini biasanya B-0. Lubang galian
Pipa tremywajib tertanam dalam
adonan beton
bekas pengeboran cukup dalam
bila level dasar pile cap jauh berada
di bawah permukaan tanah asli.
Apalagi diameter lubang galian
berukuran sebesar sumur yang
ada di perumahan penduduk.
Bila dibiarkan, hal iniakan sangat
mengganggu kelancaran pergerakan
kendaraan dan alat bor serta faktor
keselamatan kerja. Tidak dapat
dibayangkan bila ada pekerja
yang terperosok ke dalam lubang
galian. Sesudah pengecoran
dengan beton B-0, sisa lubang di
10.
96 | SriYa kreasi
SISA LUBANGDIURUG PASIR
urug dengan tanah bekas galian dan
dipadatkan. Pemadatan berfungsi
untuk menghindari terjebaknya
kendaraan di bekas lubang galian.
Bila pemasangan pile cap nantinya
akan dimulai, permukaan tanah akan
dikupas hingga mencapai kedalaman
yang direncanakan. Beton B-0 juga
mudah dihancurkan.
Proteksi lubang galian
yang terlalu dalam
MUKA TANAH
'ii{i!r;i/iil!i:#i*:!;ililt!,
Pekerjaan cut of levelpondasi tiang bor sudah selesai
grlya
Pile capyang begitu besar dimensinya sehingga pekerja yang berada di dalamnya seperti sedang masuk ke dalam
sangkar. Bagian yang bulat merupakan kolom utama.
1 1. Sistem pengecoran menggunakan
tremy terkadang ada kendala di
lapangan. Bisa saja suatu waktu
pipa tremy terlepas dari alurnya
dan terjatuh ke dalam lubang bor.
Bila masih bisa diangkat, pipa wajib
diangkat. Namun, bila tidak dapat
diangkat karena terjepit adonan
beton yang mulai mengeras, pipa
terpaksa dibiarkan dan dicor dengan
beton. Untuk hal ini tentu harus
melalui konsultasi dengan konsultan
pola pengecoran.
98 | griya xreasl
da dua cara atau sistem
pengeboran untuk pondasi
tiang bor, yaitu sistem dry drilling
dan sistem wash boring .
1. Pengeboran dengan sistem dry
drilling menggunakan mesin bor
dengan mata bor spiral. Setiap
pengeboran, mata bornya berputar
menggali tanah. Sampai pada
kedalaman tertentu, bor diangkat
dan tanah galian ikut terangkat ke
atas. Pelepasan tanah galian dari
mata bor dilakukan di permukaan
tanah. Cara ini dilakukan berulang-
ulang hinghga didapatkan
kedalaman lubang yang dikehendaki
sesuai perencanaan.
2. Pengeboran dengan sistem rrosh
drilling atau juga disebut sebagai
circulation d ri I li ng menggu nakan
alat pengebor yang memiliki
mata bor yang disebut cross bit.
Mata bor ini berputar dengan
kecepatan 37,5 rpm pada tekanan
sekitar 200 kg. Bersamaan dengan
saat pengeboran, air dialirkan
dari mata bor. Pengaliran air ini
dibantu dengan pompa sentrifugal
berukuran 3 inci. Cara pengeboran
seperti ini akan menghancurkan
tanah dengan lembut dan
mengeluarkannya dari dasar lubang.
Pengeboran dapat dihentikan bila
kedalaman pengeboran sudah
mencapai dasar yang direncanakan.
Sirkulasi air dari setiap mata bor
yang keluar tetap berlangsung.
Langkah ini disebut pembersihan
awal. Setelah mata bor diangkat
dari lubang galian, kegiatan
dilanjutkan dengan pengecekan
dasar lubang apakah sudah benar-
benar bersih dari sisa endapan
lumpur galian. Pekerjaan kontrol
pun dilakukan. Bila kondisi tanah
berbutir halus maka tanah bersifat
lengket atau kohesif sehingga
pembersihannya menggu nakan
alat spiral pembersih. Sementara
kondisi tanah yang berbutir kasar,
berpasir, dan berkerikil, pembersihan
menggunakan alat clinning bucket.
Bila semua dinyatakan selesai, tahap
selanjutnya adalah melakukan
penurunan kerangka besi tiang bor
dan dilanjutkan dengan pengecoran
beton sesuai mutu perencanaan.
1(l0 I griYa kreast
TentangPenulisH. Mistra, lahir di Banjarmasin
tanggal, 28 Agustus 1951. la lulusan STM
Jurusan Bangunan Gedung tahun 1 970
di Jakarta.Tahun 2002 ia berhenti bekerja
sebagai pegawai tetap di PT Perentjana
Djaja (divisi struktur) dan terjun sebagai
tenaga freelance
dalam pekerjaan
masalah teknik
bangunan (design
struktur, konsultan
materialrumah
tinggal, pelaksanaan,
supervisi) hingga
sekarang. Ditahun
1 970-an pada
saat buku komik
sedang booming, ;
ia pun membuat
buku-buku komik. Di bidang bangunan,
ia telah membuat buku-buku teknik
bangunan, terutama pembuatan
rumah tinggal. Buku yang telah terbit di
antaranya Panduan Membangun Rumah,
Membangun Rumah Tahan Gempa,
Antisipasi Rumah di Daerah Rawan Banjir,
9 Teknik Meningkat Rumah. Sebelumnya,
ia telah menulis buku kesehatan, yaitu 3
Jurus Melawan Diabetes Mellitus (sudah
102 | griya kre;isi
dicetak ulang 7X). Buku ini diterbitkan
berdasarkan pengalaman pribadi sebagai
seorang penderita penyakit diabetes
sejak tahun 1 979 hingga sekarang,
tanpa komplikasiapa pun dan bebas
makan-minum tanpa diet. Di komunitas
pengajian, ia secara
rutin menulis artikel
atau bulletin kesehatan.
Dengan latar belakang
pendidikan sebagai
seorang teknik bangunan,
menulis tentang
kesehatan, sepertinya
"tidak nyambung ". hanya
sekadar hobi. Hanya
harapannya semoga
bermanfaat bagisemua
orang. Waktu luang
dimanfaatkan untukmelukis cat minyak (oilpainting). Buku ini
dibuat untuk menambah khasanah buku
teknik sipil di negeri ini.
Terima kasih.
P6d. korsultan PT Perentiana Diaja di Jakarta P€riode f 9?C*r97Aseb.goiDraftGrstluktur .'.i I,.,.
'I Hotel Horison
2 Wisma Metropolitan I
3 Wisma Metropolitan ll
4 Wisma PEDE
5 Wsma lndocement
6 Wisma BCA
'.', .7 $s{q19 fLN Exp Xlt Gambir'
8 RS. Harapan Kita Ged. Kebidanan
9 Shop House - Pondok lndah
10 Gedung Mako AKABRI Magelang
.:1. t l Geduag8ursa Effek r- -'
12 Gedung Garuda lndonesia
Periode 1981 - 1992 Sebagai ChiefDrafter
'I Hotel Horison Ancol ll
2 Hotel Horison Bandung
3 Hotel Horison Bekasi
4 Hotel Horison Hanoi
5 Hotel Bintang 4 Malang
6 Gedung BRI Pusat
7 Gedung Perkantoran
8 Gedung Bank Danamon
9 Gedung BDN Semarang
10 Gedunq BNI Kramat
1 I Gedung Permata Plaza
12 Gedung BNI HQ Sudirman
13 GedungkantorMayoralndah
14 Hotel Kartika Chandra
'15 Hotel Menara Batavia l
16 Hotel Batavia City
't7 Xotel nrcirdia
18 ApartemenPondokVilas
19 Apartemen Park Royal I
20 Apartemen ParkRoyal ll
21 ApanemenParkRoyallll
22 GedungWordTrade Centre I
23 G€dunEelNJatilegarg
24 Gedung PLN KramatJati
, Ancoltjakatt+:,r,,.r
Jl. Jend. Sudirman
Jli Je!di:$rdir..ndltr
Mt. Haryono
.,Jl.Jend;5*d.uql:4,:.
Jl. Jend. Sudirman
" . qerhl ,,'.,', .
Slipi
po ,....i
dah;i,.,
Magelang
ivteaan *rterddka.sela'uir
Medan Merdeka Selatan
?.
19
l9
5
24
23
12
9
5
5
.5
20
10
9
8
18
8
18
,8,
14
&:
14
36
t0
12
3i8
9l
9
17
24
2\
5
5
,, .:,,41!d,'!akatta,,tJl. Mas Kumambang Bdg
.;.: . Bekasi
Hanoi Viet Sel
, lffiah8E-Jatim
Jl.lend. Sudirman
. ..,.r'.;tlip_ajakafta .. .]i
Kota Jakarta Barat
r, .: ,':'' r: lgnjidttg t, r i r; ..
Jl. Kramat Raya. Jak-Pus
r rrl:Jf,i*!H,:l!$}rir r',' lJl. Jend. 5udirman
r , 1smpftg16161si.:,,
Jl. Jend. Catot Subroto
. Jlil(h;MalMansyu{.:,lr.
Kota Jakarta Barat
.Il;Wahidrl"*$yiEi i
Jl. Arteri Simatupang
'1.*na,eat*t sutir*o:
Jl. Jend. Gatot Subroto
JLJCrid. Gatot Subr{ito
Jl. Jend. Sudirman
,,jJ,Jafiqlg.rra ;,Jl. Kramat Jati
Periode 1 992-2fi)2 Sebagai nAB, qS, Supervisi & Asst. Srruktur Eng
1 T6rra{e Apariern€.! I r. .
t ,,:
2 Terace Apartemen ll
3 Apartemen Sunter I
4 Apartemen Subter ll
5 Apartemen Golf Pondok Indah I
6 Apartemen Golf Pondok lndah ll
7 Mirage Condominium A
8 Mirage Condomjnium B
9 Mirage Condominium C
10 Mirage Condominium D
1 1 Gedung Citra Land Centre
12 Gedung Citra Land Centre Podiuln
l3 Gedung WTC ll
14 GedungKampusTrisakti
1 Designstfukturberbagairumahtinggal & masjid
2 Design Struktur RT. Di Pondok lndah
3 Design Struktur & Supervisi Masiidll. Moh. Kahfi
4 Design struktur ruko di JelambarSelatan
5 Design struktur ruko di Cipinang
6 Design struktur hotel di Bandung
7 Design slruldur rnaiiid Puri Mutiarn
8 Design struktur masjid Jami'NurulHuda
9 Design struktur Show roomToyotaAstra - Medan
'10 DrafterApartemen SalembaTowerl
1'l Drafter Apartemen Salemba Tower ll
12 Drafter& BOQ Ged. BP.Kebakaran.
DKI JakTim
13 Stadium / GOR - Kedirl, Jawa Timur
Pcndok Indah
Pondok lndah
Sunter
Sunter
Pondck lndah
Pondok lndah
. Ancol
Ancol
Ancol
Ancol
Jl. Jend. S. Parman
Jl. Jend. S. Parman
Jl. Jefid. Sudirman
../1. Dl Panjaitan.
Sangunan dibawah 5.lintai tidak.dtcafitumkan
19
19
17
17
21
21
20
t5
20
20
T8
9
24
12
3,s
4,
4
3
2
z
30
30
10
a
3
3
PI ECI
PT, ECI
PT- Arsi Wastuadi
. PT.Andela
Peiiodr 2602 :..IO1'l Fite Lanre
l04rl' eriya kr*asi