struktur artikel ilmiah i

61
STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH BAGIAN I Judul Baris Kepemilikan Abstrak Kata Kunci Pendahuluan Metode Manfaat Kajian Pustaka Kebahasaan Tim Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional 2015 Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti

Upload: elzi-lies-zulfiati

Post on 07-Jan-2017

1.032 views

Category:

Data & Analytics


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: struktur artikel ilmiah i

STRUKTUR ARTIKEL ILMIAHBAGIAN I

• Judul• Baris Kepemilikan• Abstrak• Kata Kunci• Pendahuluan• Metode• Manfaat Kajian Pustaka• Kebahasaan

Tim Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional 2015Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti

Page 2: struktur artikel ilmiah i

Karakteristik Artikel Ilmiah

• Merupakan hasil riset (research paper) atau review terhadap suatu konsep (review paper) yang memberikan informasi tentang temuan terbaru (novelty);

• Artikel ilmiah harus mampu memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu, bukan hanya berupa paparan ringkasan laporan hasil riset, deskripsi atas data/fenomena, atau opini penulis atas suatu fakta;

Page 3: struktur artikel ilmiah i

• Ditulis dengan format artikel ilmiah (scientific format);

• Ditulis dengan berpegang pada kaidah kencana (golden rule); Berketepatan tinggi (Accurate), singkat dan

padat (Brief), tak diragukan, tidak rancu dan tanpa penafsiran lain (Clear).

• Ditelaah oleh pakar sebidang; Menjamin artikel dapat dimengerti, diterima

dan digunakan oleh komunitas ilmiah.

Karakteristik Artikel Ilmiah

Page 4: struktur artikel ilmiah i

• Ditulis secara transparan dan tanpa emosi; Deskripsi tepat, tahapan lengkap, data benar,

logika transparan dan kesimpulan dinyatakan dengan jelas.

• Dapat diakses oleh publik;

• Ditulis dalam ungkapan bahasa yang tidak mengandung sesat pikir10 (cerminan dari keliru nalar dalam berbahasa tulis): sesat informasi, sesat diksi, sesat argumentasi,

sesat ambiguitas, sesat psikologis.

Karakteristik Artikel Ilmiah

Page 5: struktur artikel ilmiah i

* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015

Sesat informasi*

Pernyataan dalam brosur atau iklan perguruan tinggi, “kuliah di Universitas X sungguh nyaman dan aman”, misalnya, dapat dikategorikan sebagai pernyataan yang sesat informasi, karena makna “nyaman” dan “aman” lebih menginformasikan tentang lingkungan yang asri dan tenang, lepas dari hiruk-pikuk celoteh mahasiswa atau kebisingan lalu lintas, yang dengan demikian belum tentu benar-benar mewujud di lingkungan perguruan tinggi tersebut. Pertanyaan kritisnya, apakah si subjek penyaji iklan ini melambari diri dengan kebenaran etis?

Page 6: struktur artikel ilmiah i

* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015

Sesat diksi* Pernyataan yang juga sering kali timbul di dalam brosur atau iklan perguruan tinggi adalah “kuliah di Universitas X cukup murah”. Pernyataan ini mencerminkan keliru diksi (pilihan kata), karena kata “cukup murah” belumlah bermakna pasti. Contoh lain, pernyataan iklan menu baru hamburger buatan sebuah restoran cepat saji yang berbunyi, “Jangan Tunda yang Istimewa”, juga mencerminkan keliru diksi, karena yang “istimewa” dari menu baru tersebut apakah bermakna “khas”, “khusus”, “lain daripada yang lain”, ataukah “luar biasa”? Oleh karena itu, mesti dipertanyakan lagi secara kritis, apakah si subjek penyaji iklan-iklan semacam ini melambari diri dengan kebenaran etis?;

Page 7: struktur artikel ilmiah i

* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015

Sesat argumentasi* dipicu oleh keliru penalaran, yang bisa dipertalikan dengan hal-hal berikut ini:1. Jika alasan yang diberikan menghindari pokok

masalahnya. Contohnya, “Program Kartu Indonesia Sehat sebenarnya tidak perlu dijalankan, karena rata-rata masyarakat kita masih percaya pada pengobatan alternatif”;

2. Jika alasan yang diberikan bukan mengenai pokok masalahnya: Contohnya, “Kepemimpinan Profesor Jambarong sebagai rektor harus diragukan, karena selain masih menjadi fungsionaris partai, ia juga memiliki tiga mobil mewah, dua apartemen kelas atas, dan sebuah perusahaan penerbitan yang namanya cukup besar”;

Page 8: struktur artikel ilmiah i

* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015

3. Jika alasan yang diberikan tidak didasarkan pada pendapat pakarnya. Contohnya, “Bahasa Indonesia adalah bahasa yang masih berkembang. Oleh karena itu, menurut Vicky Prasetyo, janganlah pernah mencela bahasa Indonesia yang digunakannya, karena yang penting orang mengerti apa dimaksudkannya”;

4. Jika alasan yang diberikan berdasarkan pandangan yang apriori. Contohnya, “Melihat mimik wajahnya yang dingin seperti itu, pastilah pak Evert orang yang kejam dan tidak mau mengerti perasaan orang lain”.

Sesat argumentasi* (lanjutan)

Page 9: struktur artikel ilmiah i

* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015

Sesat ambiguitas*

Andai menjumpai pernyataan “Isteri rektor Universitas X yang baru” atau “Isteri pak lurah yang muda”, pernyataan ini dapat kita kategorikan sebagai pernyataan yang sesat karena ambiguitas. Perhatikanlah, siapa yang baru (“isteri rektor” atau “rektor universitas X”) dan siapakah yang muda (“isteri lurah” atau “pak lurah”)? Pertanyaan kritisnya, kebenaran etis yang bagaimana yang hendak disodorkan si subjek penyaji ungkapan semacam ini?;

Page 10: struktur artikel ilmiah i

* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015

Sesat psikologis*

Supaya berkesan metaforistis, ada kalanya pernyataan dimunculkan melalui gaya semacam ini, “Pemerintah kita telah gagal total”, “Pemerintah berjalan seperti siput”, atau “Negara tidak pernah hadir dalam kasus-kasus tertentu”. Inilah sesat psikologis, karena membuat simpulan secara serampangan. Pernyataan ini biasanya dimaksudkan untuk memancing emosi pembacanya, sehingga patut dipertanyakan adakah kebenaran etis di baliknya?;

Page 11: struktur artikel ilmiah i

• Penyampaian hasil-hasil temuan ilmiah kepada komunitas ilmiah akan lebih efektif jika dilakukan dengan cara yang seragam.

• Cara yang seragam tersebut hadir dalam bentuk dan urutan yang disepakati oleh komunitas ilmiah sebagai scientific format.

• Manfaat penyampaian dengan scientific format agar artikel ilmiah dapat dibaca dan disitasi oleh komunitas ilmiah dalam berbagai tingkatan.

Format Artikel Ilmiah

Page 12: struktur artikel ilmiah i

• Judul;• Baris Kepemilikan;• Abstrak;• Kata Kunci;• Isi atau Tubuh Teks • Persantunan• Bibliografi• Lampiran

Secara umum artikel ilmiah mengandung:

Umumnya tercantum pada halaman pertama artikel

mengikuti pola IMRD dengan pelbagai variasi dan penamaan

Format Artikel Ilmiah

Page 13: struktur artikel ilmiah i

• Judul dan Abstrak (Title & Abstract)• Kata kunci (Keywords)• Pendahuluan (Introduction)• Metode (Methods)*• Hasil (Results)• Pembahasan (Discussion)• Kesimpulan (Conclusion)• Daftar Acuan (References)

Struktur IMRD

Lampiran (Appendices) jika adaUcapan Terima Kasih (Acknowledgment) jika ada

* Bergantung pada karakteristik penelitian yang dilakukan dan ketentuan dari terbitan berkala ilmiah (jurnal): Material dan Metode atau Data dan Metode atau Eksperimental atau Pemodelan atau Pendekatan dll.

Format Artikel Ilmiah

Page 14: struktur artikel ilmiah i

Isi atau tubuh teks yang mengikuti pola IMRD ditulis dengan pelbagai variasi dan penamaan yang dimodifikasi sesuai tradisi bidang ilmunya dengan proporsi:

• Pendahuluan (Introduction): tidak melebihi 10 % naskah;

• Metode (Methods): kira-kira 15% panjang naskah;• Hasil (Results): sekitar 35 % dari keseluruhan naskah;• Pembahasan (Discussion): lebih-kurang 35 % naskah;• Acuan (References): sekitar 5 % ruangan naskah.

Format Artikel Ilmiah

Page 15: struktur artikel ilmiah i

• Judul• Abstrak• Pendahuluan (Introduction)• Material dan Metode (Materials &

Methods)• Hasil (Results)• Pembahasan (Discussion)• Kesimpulan (Conclusion)• Daftar Acuan (References)

Urutan artikel ilmiah yang telah dipublikasikan

Urutan menulis artikel ilmiah

Urutan Menulis Artikel Ilmiah

• Metode (Methods)• Hasil (Results)• Pembahasan (Discussion)• Kesimpulan (Conclusion)• Pendahuluan (Introduction)• Daftar Acuan (References)• Abstrak• Judul

Page 16: struktur artikel ilmiah i

• merupakan jiwa, semangat, esensi, inti, dan citra keseluruhan isi sebuah artikel ilmiah;

• merupakan kalimat pertama yang dibaca oleh peminat artikel ilmiah dan menjadi bagian artikel ilmiah yang paling banyak dibaca orang;

• merupakan iklan yang bermanfaat dalam upaya menangkap minat dan memikat perhatian semua orang yang berpotensi menjadi pembaca dan pengguna artikel ilmiah;

• sangat menentukan nasib suatu artikel ilmiah selanjutnya: apakah artikel ilmiah akan ditelaah, dan diacu serta

dimanfaatkan, atau tak diacuhkan, tidak dipedulikan dan dilewati begitu saja

Judul Artikel Ilmiah

Page 17: struktur artikel ilmiah i

Oleh karena itu penulis artikel ilmiah harus menyediakan waktu khusus untuk memikirkan dan menyiapkan informasi judul dengan sebaik-baiknya agar dapat:• mengungkapkan isi keseluruhan artikel selengkapnya;• langsung dimengerti isi, segera dipahami maksud, cepat

ditangkap kepentingan makna artikelnya saat sekali dibaca sepintas;

• menarik perhatian calon pembaca artikel ilmiah dan merangsang minatnya serta meningkatkan keingintahuan para pencari informasi;

• mampu menunjukkan kekhasan/spesifikasi/keunikan dan tidak generik serta mampu menunjukkan adanya sumbangan bagi ilmu pengetahuan di bidangnya.

Judul Artikel Ilmiah

Page 18: struktur artikel ilmiah i

• pilihlah kata-kata yang kuat, positif, penting, dan bersifat informatif dengan khazanah kosakata umum beserta peristilahan yang sesuai dengan bidang ilmunya;

• memuat kata-kata spesifik dari penemuan riset atau kata-kata kunci, dan mencerminkan output/outcome dari riset yang dilakukan;

• bersahaja dan ringkas dengan menanggalkan sebanyak mungkin kata-kata yang tak diperlukan;

• merupakan modifikasi dari judul riset yang sudah dilakukan (modifikasi dari judul proposal dan judul laporan hasil riset);

• perlu disiapkan terjemahannya dalam bahasa Inggris;• perlu disiapkan judul pelari berupa singkatan judul yang terdiri

atas 3-5 kata untuk dicantumkan di sisi atas halaman artikel;

Judul Artikel Ilmiah

Page 19: struktur artikel ilmiah i

• panjang judul antara 12-15 kata dengan tak ada metafora seperti puisi, peribahasa, tidak mengandung kata kerja dan tidak ada singkatan, rumus, jargon, nama dagang, nama ilmiah mahluk yang sudah sangat terkenal;

• hindari penggunaan subjudul kecuali dalam artikel yang berseri;

• hindari penggunaan kata-kata klise berikut: • Identifikasi .. . . • Pemetaan terhadap .....• Pengamatan awal atas . . . • Penelitian pendahuluan tentang . . . • Studi perbandingan antara....• Pengaruh variabel. . .• Hubungan antara…

Judul Artikel Ilmiah

Page 20: struktur artikel ilmiah i

• memuat nama-nama penulis artikel ilmiah dan lembaga tempat dilaksanakan riset yang dilaporkan dalam artikel ilmiah;

• merupakan bagian integral suatu artikel ilmiah, dan merujuk pada hak kepengarangan (authorship – yang berada di tangan penulis artikel) dan hak kepemilikan (ownership – kepunyaan dari lembaga, tempat dilakukannya kegiatan riset yang dilaporkan dalam artikel ilmiah);

sedangkan untuk pemegang hak cipta (copyright holder) atau hak untuk memerbanyak dan menyebarluaskan (serta menjual) suatu artikel ilmiah berada pada jurnal ilmiah tempat diterbitkannya artikel ilmiah dimaksud;

Baris Kepemilikan (By Line)

Page 21: struktur artikel ilmiah i

Nama-nama PenulisKonvensi Vancouver 1996 mensyaratkan bahwa hak kepengarangan atas suatu artikel hendaklah diberikan pada orang yang mengerjakan semua kegiatan berikut:

• sumbangan substantif yang bermakna dan nyata pada konsepsi, rancangan, pemerolehan data, analisis dan interpretasi data dan informasi (sehingga meliputi sintesis, penyimpulan, dan perampatan yang dihasilkan kegiatan studi/penelitian);

• penulisan buram naskah, perevisian kritis, dan penyempurnaan kecendekiaan penting pada substansi isinya;

• penyuntingan akhir dan persetujuan final pada versi yang akan diterbitkan.

Page 22: struktur artikel ilmiah i

Nama-nama Penulis• memunyai implikasi akademik, sosial, dan finansial, sehingga

diperlukan konvensi dan pertimbangan etika untuk penetapan orang-orang yang mempunyai hak kepengarangan atas suatu artikel ilmiah;

• sumbangan kecendekiaan seseorang pada sebuah artikel ilmiah dapat berupa sumbangan: intelektual, fisik, pemrosesan data, kepakaran, keahlian dan kesastraan. Keenamnya dapat diskor seperti pada lampiran (merupakan hasil modifikasi dari Nature 352: 187 terbitan 18 Juli 1991);

• Jika dua orang penulis meraih skor yang sama, maka urutan alfabet nama seyogianya dipakai, dengan catatan bahwa pencetus gagasan memunyai kelebihan untuk didahulukan;

Page 23: struktur artikel ilmiah i

Nama-nama Penulis• Setiap penulis bertanggung wajib (accountability) dan

bertanggung jawab (responsibility) terhadap publik atas artikel ilmiah yang mencantumkan namanya;

• Urutan nama-nama penulis artikel ilmiah merupakan hasil kesepakatan bersama dan sebaiknya ditetapkan sebelum penelitian dimulai, jika perlu dituangkan dalam bentuk tertulis dan tidak ada batasan jumlah penulis;

• Penetapan penulis korespondensi perlu dilakukan dan disepakati, diberi tanda dan dicantumkan alamat emailnya;

• Penulisan nama lengkap penulis, khususnya mereka yang tidak memiliki nama keluarga, dilakukan dengan taat asas;

• Semua nama penulis ditulis tanpa gelar (akademis, keahlian, bangsawan, keagamaan dll.);

Page 24: struktur artikel ilmiah i

Nama & Alamat Lembaga Pemilik Artikel Ilmiah

• Penulisan format alamat lembaga disesuaikan dengan petunjuk bagi penulis dari jurnal ilmiah tujuan (departemen, pusat studi, atau universitas);

• Nama dan alamat pos lembaga tempat dikerjakannya riset yang dilaporkan dalam artikel ilmiah merupakan pemilik hasil riset dengan demikian harus dilekatkan pada nama penulis utama;

• Nama(-nama) dan alamat lembaga semua penulis yang tercantum harus dilekatkan pada nama orang yang bersangkutan, biasanya ditandai dengan huruf/angka/simbol superscript (a, b, 1, 2, *, ** );

Page 25: struktur artikel ilmiah i

Nama & Alamat Lembaga Pemilik Artikel Ilmiah

• Jika penulis utama bekerja pada lembaga yang berbeda maka yang dicantumkan tetap alamat lembaga pemilik hasil kegiatan riset bukan alamat lembaga tempatnya bekerja. Namun jika dikehendaki, alamat lembaga tempatnya bekerja dapat ditambahkan dengan meletakkannya dalam kurung atau melalui catatan kaki;

• Beberapa terbitan berkala ilmiah tidak hanya meminta alamat lengkap lembaga tetapi juga alamat e-mail penulis korespondensi, sehingga pembaca artikel ilmiah dapat berkomunikasi dengan penulis korespondensi untuk menanyakan informasi lebih lanjut ;

Page 26: struktur artikel ilmiah i

Nama & Alamat Lembaga Pemilik Artikel Ilmiah

• Untuk penulis berstatus dosen yang sedang studi lanjut pada institusi yang berbeda dengan tempatnya bekerja maka lembaga tempat studi yang dituliskan dalam baris kepemilikan. Institusi tempat bekerja yang bersangkutan baru dapat dicantumkan juga dalam baris kepemilikan atas ijin dan perkenan institusi tempat studi dilakukan;

• Tidak mencantumkan status (mahasiswa/staf pengajar/dosen/alumni dll.) dan jabatan (dekan, kepala lembaga dll.) dari penulis (-penulis) artikel ilmiah pada baris kepemilikan.

Page 27: struktur artikel ilmiah i

Informasi Bertanggal• disebut juga genesis artikel ilmiah, yang menunjukkan catatan

tanggal-tanggal tahapan dalam pemrosesan artikel, antara lain berupa tanggal artikel tiba di meja redaksi, tanggal revisi/perbaikan artikel, tanggal diterima dan disetujui untuk diterbitkan;

• diperlukan dalam kasus-kasus sengketa di kemudian hari tentang siapa yang lebih dahulu melakukan penemuan atas sesuatu yang baru, yang dilaporkan dalam artikel ilmiah;

• tanggal-tanggal tersebut melindungi penulis apabila terjadi penundaan penerbitan artikel ilmiah oleh pengelola terbitan berkala ilmiah.

Page 28: struktur artikel ilmiah i

Abstrak• merupakan penyajian singkat keseluruhan artikel ilmiah;

• merupakan bagian kedua dari artikel ilmiah yang paling banyak dibaca orang setelah judul sehingga abstrak ikut menentukan nasib artikel ilmiah selanjutnya: apakah akan terus ditelaah secara keseluruhan atau

dianggap tidak perlu sehingga ditinggalkan oleh pembaca dan pencari informasi;

• panjang yang direkomendasikan oleh Unesco tidak lebih dari 200 kata;

• ditulis dalam satu paragraf, kecuali terbitan berkala ilmiah menentukan dibuat dalam beberapa subjudul/paragraf (untuk bidang kedokteran/kesehatan);

• memuat tujuan riset, pendekatan atau metode yang digunakan, temuan penting dan simpulan yang dicapai.

Page 29: struktur artikel ilmiah i

Abstrak• terbitan berkala ilmiah nasional mengharuskan abstrak

disajikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang baik dan benar. Fitur-fitur dari aplikasi pengolah kata dapat membantu koreksi abstrak berbahasa Inggris;

• jangan lagi mengulang judul dalam abstrak atau membuat abstrak “berbau” pendahuluan dan tidak diperlukan pengantar yang berlebihan di awal abstrak;

• tidak ada pengacuan ke tabel, ilustrasi dan rujukan;• jika ada singkatan maka harus diberikan kepanjangannya, atau

jika singkatan tidak digunakan lagi dalam abstrak maka tidak perlu diperkenalkan;

• lihat dan pelajari hal-hal yang dimuat dalam abstrak dari artikel-artikel yang telah diterbitkan pada terbitan berkala ilmiah tujuan.

Page 30: struktur artikel ilmiah i

Kata Kunci• merupakan sepilihan kata-kata bermakna dari sebuah dokumen

yang dapat dipakai untuk mengindeks kandungan isinya;• jika dipilih dengan tepat maka dapat membantu keteraksesan

artikel ilmiah yang diterbitkan untuk ditampilkan oleh mesin pencari dari database riset yang ada;

• terdiri atas 3-5 kata-kata dan biasanya diletakkan setelah abstrak;• perhatikan ketentuan jumlah kata kunci dari terbitan berkala

ilmiah tujuan dan persiapkan dalam bahasa Inggris jika diperlukan;• beberapa terbitan berkala ilmiah sudah mengurutkan dan

membuat daftar kata-kata kunci untuk artikel-artikel yang diterbitkan dalam terbitan berkala ilmiah tersebut sehingga cukup dipilih yang paling mendekati/sesuai dengan artikel ilmiah yang akan diterbitkan.

Page 31: struktur artikel ilmiah i

Pendahuluan• dituntut untuk dituliskan secara langsung pada topik, menarik,

ringkas dan jelas dengan kalimat laras ilmiah;• merupakan satu kesatuan utuh yang mencakup latar belakang,

masalah, hipotesis (kalau ada), rujukan terkini (state of the art), tujuan,dan kajian pustaka;

• manfaat penelitian tidak perlu lagi dituliskan seperti pada format proposal penelitian;

• hanya memuat perkembangan yang relevan untuk membentuk fondasi bagi riset yang dilakukan;

• dapat menggambarkan kekuatan dan kelemahan pencapaian dari riset-riset sebelumnya;

• memuat cara pendekatan atau pemecahan masalah (tidak semua masalah yang akan diatasi);

Page 32: struktur artikel ilmiah i

• perkembangan terkini menuntut artikel ilmiah yang semakin sederhana sehingga kajian pustaka tidak dituliskan sebagai bagian terpisah namun dimasukkan dalam Pendahuluan, Metode dan Pembahasan;

• pustaka yang diacu harus dicantumkan dalam Daftar Pustaka/Daftar Acuan;

• biasanya dituliskan dalam 3-4 paragraf (sekitar 2 halaman 1 kolom dengan spasi ganda);

Pendahuluan

Page 33: struktur artikel ilmiah i

Pendahuluan bukan sarana untuk menunjukkan seberapa luas dan dalamnya pengetahuan Anda dalam lingkup riset yang Anda lakukan;

Pembaca artikel ilmiah Anda bukan orang baru dalam lingkup riset yang Anda lakukan sehingga Anda tidak perlu memandu tentang keseluruhan riset dari sejak eksperimen pertama dilakukan (dari A s.d Z);

Penelaah (reviewer) artikel Anda adalah peneliti-peneliti dalam lingkup riset Anda sehingga Anda perlu cermat dan bijaksana dalam mendokumentasi perkembangan terkini dari lingkup riset yang Anda lakukan;

Hindari munculnya parade acuan yang berlebihan yang tidak memperlihatkan keterkaitan secara langsung dengan substansi artikel ilmiah.

Pendahuluan

Page 34: struktur artikel ilmiah i

• Hasil-hasil yang akan Anda paparkan dapat berupa hasil dari pengujian yang Anda lakukan untuk membuktikan hipotesis, namun hasil dapat juga berupa “keberuntungan” dari pengujian yang Anda lakukan untuk sasaran yang benar-benar berbeda dari yang direncanakan;

• Untuk hasil berupa “keberuntungan” tersebut, Anda bukan membahas secara mendalam tentang apa yang diharapkan dapat diperoleh saat Anda memulai studi, namun yang diperlukan adalah menyitasi hasil-hasil studi yang menempatkan hasil “tak terduga” tersebut dalam konteks yang tepat.

Pendahuluan

Page 35: struktur artikel ilmiah i

• awali dengan hal yang umum diketahui dari permasalahan di bidang riset Anda;

• berikan deskripsi hal tersebut dalam lingkup spesifik menyangkut permasalahan riset yang Anda teliti;

• arahkan pembaca pada celah/ruang kosong pada database riset yang ada;

• berikan referensi cukup agar pembaca dapat terarah oleh literatur ilmiah dan mengerti dengan

sendirinya tentang adanya celah/ ruang kosong tersebut;

• sampaikan bagaimana Anda akan mengisi celah/ruang kosong tersebut dengan penelitian Anda.

Pendahuluan

Page 36: struktur artikel ilmiah i

Kriteria sumber-sumber pustaka yang perlu dirujuk dalam artikel untuk terbitan berkala ilmiah:• Primer yakni dari hasil-hasil riset, khususnya yang telah

dipublikasikan dalam terbitan berkala ilmiah bereputasi;

• Mutakhir yakni hasil-hasil riset yang terbaru, pada dasarnya rentang 10 tahun terakhir atau bisa saja kurang dari rentang tersebut tergantung lingkup riset;

• Relevan yakni hasil-hasil riset yang terkait langsung dengan riset yang dilakukan.

Pendahuluan: Manfaat Pengacuan

Page 37: struktur artikel ilmiah i

Penempatan substansi pustaka yang dirujuk dalam teks dapat berupa:• Pengutipan langsung yakni menyalin apa adanya dari

pustaka yang dirujuk;• Parafrase yakni menyebutkan isi pustaka yang dirujuk

dengan menggunakan rangkaian kata dari penulis sendiri yang berbeda dengan rangkaian kata dari pustaka yang dirujuk;

• Menyebutkan hasil penelitian tanpa mengutip langsung ataupun parafrase yakni menyebutkan dalam teks tentang adanya penelitian yang telah dipublikasikan tentang pustaka yang dirujuk.

Pendahuluan: Manfaat Pengacuan

Page 38: struktur artikel ilmiah i

Pendahuluan: Manfaat Pengacuan• Menunjukkan garis depan perkembangan keilmuan

dalam bidang riset Anda sebagai hasil akumulasi dari temuan-temuan sebelumnya;

• Menunjukkan adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian terdahulu dalam lingkup riset yang Anda teliti sehingga menjadi sumber inspirasi Anda dalam merumuskan masalah penelitian;

• Mengakui adanya penelitian terdahulu yang serupa sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembanding;

• Mendukung ide dan argumentasi Anda. Oleh karena itu kutipan dari sumber yang dirujuk ditempatkan setelah paparan ide atau argumentasi Anda.

Page 39: struktur artikel ilmiah i

Pendahuluan: Manfaat Pengacuan• Memanfaatkan ide atau bahan dalam bentuk apa

saja yang masih menjadi milik orang lain (yang belum menjadi pengetahuan umum atau milik publik) untuk kepentingan penulisan artikel ilmiah;

• Merujuk pustaka, khususnya untuk tujuan ini, dan menyebutkan sumbernya secara memadai sagat penting agar terhindar dari perbuatan plagiat yang tak disengaja;

Definisi plagiat:Plagiarism is using others’ ideas and words without clearly acknowledging the source of that information. (Indiana University, 2004)

Page 40: struktur artikel ilmiah i

Definisi Plagiat (Permendiknas No.17 tahun 2010)

Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada :– mengacu dan/atau mengutip kata dan/atau kalimat dari suatu

sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;

– mengacu dan/atau mengutip secara acak kata dan/atau kalimat dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;

– menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;

– merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;

– menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.

Page 41: struktur artikel ilmiah i

Bagaimana Menghindari PlagiatSebutkan sumbernya jika menggunakan:• ide, pendapat, atau teori penulis lain; • fakta, statistik, grafik, gambar—pendeknya informasi

apapun—yang bukan pengetahuan umum;• tulisan atau kata-kata yang dihasilkan oleh orang lain;• parafrase tulisan atau kata-kata orang lain. (Indiana

University, 2004);• memarafrase tulisan atau kata-kata orang lain dengan

mencerna maknanya dulu, baru menuliskannya dengan bahasa sendiri tanpa melihat sumber aslinya (tutup teksnya). Baru setelah itu dicek apakah maknanya sama dengan aslinya.

Page 42: struktur artikel ilmiah i

• format untuk mengacu hasil-hasil riset dari peneliti lain ditentukan secara spesifik dalam Petunjuk bagi Penulis (Instructions to Authors) dari terbitan berkala ilmiah tujuan;

• beberapa terbitan berkala ilmiah menggunakan nama-tahun atau menggunakan angka dalam tanda kurung seperti (1), (1,2) atau (1,2,3), atau ada terbitan berkala ilmiah yang menggunakan angka dengan bentuk superscripts “ …. oleh Smart and Gifted 1,2,3 atau dengan format-format lainnya;

• memeriksa detil dari cara mengacu dalam teks dari artikel-artikel yang sudah diterbitkan dalam terbitan berkala ilmiah tujuan perlu dilakukan;

Pendahuluan: Manfaat Pengacuan

Page 43: struktur artikel ilmiah i

Metode• berhubungan dengan validitas dan reabilitas dari hasil

penelitian yang diperoleh dan dilaporkan dalam artikel ilmiah;

• merupakan sarana pembaca (penelaah) untuk menilai apakah metode (dan data/material/peralatan/model/pendekatan) yang digunakan sudah tepat untuk mendapatkan hasil riset yang valid;

• merupakan sarana pembaca (peneliti lain dalam lingkup riset) untuk mengevaluasi hasil secara kritis atau melakukan kembali sebagian atau keseluruhan riset yang dilaporkan dalam artikel ilmiah dengan cara persis seperti yang dituangkan dalam Metode yang dituliskan;

“If you follow my recipe, then you will get my results”

Page 44: struktur artikel ilmiah i

Metode• Informasi yang diberikan harus cukup namun tidak berlebihan;• memuat uraian terperinci tentang data-data, cara

memperolehnya dan cara menganalisisnya;• metode baru perlu dideskripsikan dengan detil, sedangkan

yang telah dipublikasi dapat disitasi, namun deskripsinya tidak perlu sedetil seperti yang ada di skripsi/tesis/disertasi;

• jika metode mengacu pada prosedur standar maka standar yang digunakan perlu dituliskan;

• jika ada rumus yang bersifat umum, sebaiknya dijelaskan seperlunya, namun dalam beberapa artikel tertentu, rumus ditulis secara detil proses dan asal-usulnya;

• hindari menggunakan kalimat perintah dan gunakan istilah dan singkatan yang sudah standar;

Page 45: struktur artikel ilmiah i

Metode• hal-hal yang sudah diketahui oleh pelaku riset dalam lingkup

riset tertentu tidak perlu lagi dituliskan, demikian pula perlengkapan dan peralatan umum yang digunakan;

• hal-hal yang dimuat secara spesifik dan detil bergantung pada karakteristik riset yang dilakukan:- Riset teori analitik;- Riset teori pemodelan;- Riset teori dan simulasi;- Riset eksperimental: melibatkan mahluk hidup dan tidak

melibatkan mahluk hidup sebagai obyek riset;- Riset lapangan dll.

• pelajari hal-hal yang dimuat dalam bagian Metode dari artikel-artikel yang telah diterbitkan pada terbitan berkala ilmiah tujuan.

Page 46: struktur artikel ilmiah i

Metode: Riset Ekonomi dan Bisnis• Pemaparan pada bagian Metode ditulis secara ringkas

dengan berorientasi terhadap target temuan penelitian;• Sebagian besar artikel pada terbitan berkala ilmiah

bereputasi tidak lagi menuliskan hipotesis. Pengujian hipotesis bersifat konfirmasi teori sehingga dapat berpotensi mengesampingkan temuan yang bermakna dari riset yang dilakukan terhadap sumbangan ilmu;

• Pilihan metode penelitian yang digunakan dapat disebutkan jenisnya dengan penjelasan garis besarnya saja. Misalnya: regresi, kausalitas, SEM, eksperimen, AHP, etnografi, hermeunitika dsb. Uraian secara rinci dapat dilakukan untuk pengembangan model, definisi variabel dan karakteristik data;

Page 47: struktur artikel ilmiah i

Metode: Riset Ekonomi dan Bisnis• konsep-konsep populasi, sampel termasuk tahap-tahap

penentuan populasi, penarikan sampel dsb. tidak perlu lagi dijelaskan secara rinci, demikian pula rumus-rumus statistik yang bersifat umum tidak perlu diuraikan secara rinci. Kriteria responden dapat dijelaskan secara singkat jika diperlukan;

• Dalam artikel ekonomi/bisnis biasa ditemukan metode analisis dijelaskan secara detil karena pada bagian inilah novelty mulai dirancang

Page 48: struktur artikel ilmiah i

• obyek eksperimen dan bahan habis pakai yang digunakan serta perlakukan yang diberikan,

• detil yang tepat dari disain eksperimen meliputi pengukuran yang dilakukan, peralatan dan teknik yang digunakan, variasi parameter, jumlah sampel, perulangan, lokasi dll.,

• prosedur dilakukannya eksperimen meliputi pengambilan data/perhitungan/simulasi dll.,

• detil dari pengolahan dan analisis data, teknik dan perangkat lunak yang digunakan dll.;

• untuk obyek riset yang melibatkan mahluk hidup harus dilampirkan dengan berkas persetujuan etik dari komisi etik dan obyek riset.

Metode: Riset Eksperimental Lab

Page 49: struktur artikel ilmiah i

Metode: Obyek Mahluk Hidup• Perlindungan terhadap obyek riset berupa mahluk hidup

mendapat prioritas yang sangat tinggi:- Setiap lembar dokumen harus termuat pernyataan

perlindungan terhadap obyek riset;- Menjaga privasi obyek riset terkait identitas untuk

memastikan anonimitas (dalam tulisan, tabel, foto dll.) • Banyak terbitan berkala ilmiah saat ini yang menolak untuk

memuat hasil-hasil riset yang melibatkan mahluk hidup tanpa persetujuan etik dari komisi etik dan atau tanpa persetujuan obyek riset;

• Jika riset yang dilakukan dipandang tidak perlu penilaian etik maka penjelasan atas pengecualian ini harus dilakukan oleh pihak yang kompeten dan tidak memiliki kepentingan atas riset tersebut;

Page 50: struktur artikel ilmiah i

Metode: Riset Eksperimental Lab• prosedur atau langkah-langkah peroleh hasil perlu

disampaikan secara berurutan, jika rumit maka dapat digunakan bagan, tabel atau diagram alir;

• peralatan dan metode yang sudah standar tidak perlu lagi dideskripsikan prosedurnya karena peneliti lain sudah mengetahuinya;

• bahan kimia yang umum ada di laboratorium juga tidak perlu lagi disebutkan sumbernya;

• berikan detil yang cukup untuk bahan kimia non-standard, berbahaya dan beresiko, peralatan analitis dan laboratorium khusus;

Page 51: struktur artikel ilmiah i

Metode: Riset Lapangan• untuk jenis penelitian lapangan (field study) maka tempat

penelitian perlu disebutkan, berikut deskripsi fisik dan biologi serta lokasinya;

• posisi koordinat (lintang dan bujurnya) dan peta dari lokasi penelitian perlu diberikan jika diperlukan. Beberapa penelitian perlu dilengkapi tanggal dan waktu dilakukannya studi;

• penelitian tentang epidemiologi atau masalah lingkungan, perlu diberikan beberapa informasi tentang lokasi namun diterapkan prinsip kehati-hatian dalam menuliskannya terkait konsekuensi yang ditimbulkan.

Page 52: struktur artikel ilmiah i

Metode: Riset Lab & Lapangan• Jika institusi Anda tidak mempunyai komisi etik, ikuti dan

rujuk petunjuk World Medical Association’s “Helsinki Declaration” http://www.wma.net/e/policy/b3.htm.

• kebanyakan jurnal menetapkan sistem ukuran SI (International System of Units) yang dapat diperoleh pada situs http://physics.nist.gov/cuu/Units/;

• untuk menyatakan “per” gunakan simbol yang jelas dan sederhana, antara lain menggunakan tanda (/) seperti “g/L” atau superscript seperti “g L-1”, untuk menggantikan bentuk “grams per liter”;

• satuan geochronologic dan chronostratigraphic dapat mengacu pada situs terminologi stratigrafi http://www.agibweb.org/nacsn/JSP_commentary.htm

Page 53: struktur artikel ilmiah i

DAFTAR PUSTAKA1. AM Koerner, Guide to publishing a scientific paper, Routledge, London,

2008.2. Editorial, Style matters. Ethnicity, race and culture: guideline for research,

audit, and publication, BMJ Vol.312, 1996.3. J Bauchner, J Sharfstein. Failure to report ethical approval in child health

research: review of published papers. BMJ Vol.323, 2001, pp.318–319.4. J Peat, E Elliott, L Baur, V Keena, Scientific writing easy when you know

how, BMJ Books, London, 2002.5. J-L Lebrun, Scientific Writing: A Reader And Writer’s Guide, World

Scientific, Singapore, 2007.6. JT Yang, An Outline for Scientific Writing, World Scientific, Singapore,

1995.7. MJ Katz, From Research to Manuscript: A Guide to Scientific Writing,

Springer, Dordrecht, 2006.8. R Goldbort, Writing for Science, Yale University Press, New Haven, 2006.9. Editorial, Plagiarism: What It is and How to Recognize and Avoid It,

Indiana University, 2004

Page 54: struktur artikel ilmiah i

DAFTAR PUSTAKA10. Wahyu Wibowo, Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015.11. Mien A Rifai, Judul, Baris Kepemilikan, Abstrak dan Kata Kunci untuk

Artikel Ilmiah, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014.

12. Suminar S Achmadi, Swasunting Artikel Ilmiah dan Daftar Cek, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014.

13. A Latief Wiyata, Pendahuluan dan Pendekatan, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014.

14. Ali Saukah, Mengapa Rujukan Pustaka Diperlukan, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014.

15. Jaka Sriyana, Pendahuluan dan Metode, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014.

16. Lusitra Munisa, Material, Metode dan Pendahuluan, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014.

Page 55: struktur artikel ilmiah i

Sistem skor penentuan hak kepengarangan bersama sebuah karya tulis ilmiah

LAMPIRAN

Page 56: struktur artikel ilmiah i

1. Masukan intelektual(identifikasi masalah, gagasan pendekatan, perencanaan, perancangan)

• Tidak ada sumbangan secara berarti 0• Dua tiga kali diskusi 5• Beberapa kali diskusi terinci 10• Pertemuan dan pembicaraan berlama-lama 15• Pembahasan mendalam terus-menerus 20

LAMPIRAN

Page 57: struktur artikel ilmiah i

• Tidak pernah terlibat secara berarti 0• Terlibat tidak langsung, hanya dua tiga kali 5• Keterlibatan langsung, beberapa kali 10• Keterlibatan berkali-kali, tak terhitung 15• Terlibat secara penuh dan terus-menerus 20

2. Masukan fisik(penataan peranti, serta pengamatan, pengumpulan, perekaman, dan penyarian data)

LAMPIRAN

Page 58: struktur artikel ilmiah i

• Tidak ada sumbangan secara berarti 0• Keterlibatan pendek, dua tiga kali 5• Beberapa kali terlibat 10• Ikut cukup lama 15• Terlibat terus-menerus dari awal sampai akhir 20

3. Masukan pengolahan data(pengorganisasian, pemerosesan, analisis, sintesis)

LAMPIRAN

Page 59: struktur artikel ilmiah i

• Tidak ada sumbangan secara berarti 0• Nasihat pendek merutin 5• Pandangan cukup bermakna 10• Bantuan pemikiran yang khusus dipersiapkan 15• Pendapat yang mendasari pendekatan dan

penyimpulan 20

4. Masukan kepakaran(konsultasi, nasihat, pandangan, pemikiran, pendapat dari bidang lain)

LAMPIRAN

Page 60: struktur artikel ilmiah i

• Tidak ada sumbangan secara berarti 0• Penyimpulan bagian-bagian tertentu 5• Pengikhtisaran sebagian besar hasil 10• Perampatan menyeluruh 15• Pencetusan teori umum 20

5. Masukan keahlian(penyimpulan, pengikhtisaran, perampatan, pencetusan teori)

LAMPIRAN

Page 61: struktur artikel ilmiah i

• Tidak ada sumbangan secara berarti 0• Membaca dan memerbaiki sumbangan

orang lain 5• Membantu menulis buram dua tiga bagian naskah 10• Ikut menulis buram sebagian besar naskah 15• Menulis buram hampir keseluruhan naskah 20

6. Masukan kesastraan(sumbangan terhadap buram naskah lengkap pertama)

LAMPIRAN