strategi pt semen indonesia persero) tbk menjadi perusahaan persemenan terkemuka di indonesia dan...

58
KARYA TULIS Strategi PT Semen Indonesia Persero) Tbk Menjadi Perusahaan Persemenan Terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara: Kini dan Nanti Oleh: Dinar Ratih Tanjungsari 1) , 1) Faculty of Economics, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok 16424, Indonesia e-mail: [email protected] Vika Rosmala Maninda 2) 2) Faculty of Economic and Businesss, Universitas Airlangga, Kampus B UA, Aurabaya 16424, Indonesia e-mail: [email protected]

Upload: vikadin

Post on 31-Dec-2015

1.546 views

Category:

Documents


126 download

DESCRIPTION

Karya tulis mengenai Strategi PT Semen Indonesia Persero) TbkMenjadi Perusahaan Persemenan Terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara: Kini dan Nanti

TRANSCRIPT

KARYA TULIS

Strategi PT Semen Indonesia Persero) Tbk

Menjadi Perusahaan Persemenan Terkemuka di

Indonesia dan Asia Tenggara: Kini dan Nanti

Oleh:

Dinar Ratih Tanjungsari1),1)Faculty of Economics, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok 16424, Indonesia

e-mail:[email protected]

Vika Rosmala Maninda2)

2) Faculty of Economic and Businesss, Universitas Airlangga, Kampus B UA, Aurabaya 16424, Indonesiae-mail: [email protected]

LOMBA KARYA TULIS DAN FOTO JURNALISTIK

SEMEN INDONESIA

ADICIPTA MEDIATAMA 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdiri pada era dan tempat yang terus berubah secara dinamis, membuat suatu

organisasi atau perusahaan harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi eksternal

maupun internal. Hal ini sebagai keharusan dari perusahaan supaya keeksistensiannya

dapat terus diakui di era persaingan yang ketat dan selalu berubah. Keharusan ini juga

berlaku pada perusahaan semen yang utamanya memproduksi komoditi yang strategis

dan vital dalam mendukung pembangunan infrastruktur, seperti jalan, perumahan, pusat

perkantoran, dan sebagainya.

Industri konstruksi dan properti di Indonesia yang mendukung penjualan semen

juga menunjukan penjualan yang masih dalam tahap perkembangan dalam daur hidup

bisnis. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa industri industri semen di

Indonesia masih dapat mengoptimalkan utilitas dan potensinya untuk mencapai

penjualan yang lebih tinggi lagi. Pernyataan ini juga berlaku bagi Semen Gresik (yang

merupakan cikal bakal Semen Indonesia) yang terus mengalami peningkatan penjualan

dari tahun 20101. Prospek penjualan semen di Indonesia juga didukung oleh

peningkatan konsumsi dengan kinerja sektor konstruksi, yang pada dasarnya berkaitan

dengan laju pertumbuhan ekonomi.

Tahun 2012 adalah momentum bersejarah ketika PT Semen Gresik (Persero)

Tbk berganti nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan menjadikan

dirinya sebagai strategic holding company. Dengan PT Semen Gresik (SG) yang masih

dalam proses pembentukan, PT Semen Padang (SP), PT Semen Tonasa (ST) sebagai

operating company yang setara berada di bawah strategic holding company dan

bertugas untuk fokus pada operational excellencies. Pembentukan Semen Indonesia

(SI) bertujuan memperkuat fondasi bisnis dan sinergisitas di lingkungan Semen Gresik

Group. Transformasi perseroan ini juga sebagai upaya dalam peningkatan kinerja.

Selanjutnya, operating company harus bersaing dalam upaya melakukan efisiensi

1 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., Laporan Penjualan, http://www.semenindonesia.com/page/read/laporan-penjualan-14 , diakses 20 Januari 2014, jam 20.30 WIB.

produksi dan memaksimalkan utilisasi. Sedangkan strategic holding company bertugas

untuk mengelola logistic, kebijakan penetapan harga, peta persaingan, pengelolaan

capital expenditure (capex), dan pembangunan pabrik baru.

Dengan transformasi perseroan ini, SI mampu menguasai 42,23% dari seluruh

kapasitas domestik untuk produk semen. Dengan kemampuan SI tersebut, SI mampu

meningkatkan volume penjualan SI sebesar 18,3% dibandingkan dengan periode yang

sama pada tahun 20122. Peningkatan volume penjualan ini juga mendukung

meningkatnya laba bersih yang diraih SI pada semester pertama tahun 2013, yaitu

dengan laba bersih mencapai Rp2,58 triliun atau meningkat 22,9% dari periode yang

sama pada tahun 2012.

Dibalik peluang dan keunggulan tersebut, ada beberapa ancaman serius yang

harus dipertimbangkan lebih lanjut oleh SI. Ancaman-ancaman tersebut yaitu ancaman

dari beberapa kompetitor lokal dan global yang kini mulai mengembangkan

investasinya di nusantara, ancaman dari kinerja bursa saham, ancaman dari

fluktuatifnya nilai tukar rupiah, serta meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi yang

menyebabkan terjadinya inflasi hingga menyebabkan meningkatnya tarif dasar listrik.

Dari uraian tersebut, dibutuhkan manajemen strategis untuk mengetahui strategi

yang terbaik untuk membuat SI mampu melawan ancaman dan ancaman dengan

menggunakan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh SI. Lebih jauh lagi, strategi ini

diimplementasikan pada setiap manajemen untuk mencapai tujuan bisnis level

korporasi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat karya tulis berjudul

“Strategi PT Semen Indonesia Persero) Tbk Menjadi Perusahaan Persemenan

Terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara: Kini dan Nanti”.

1.2. Ruang Lingkup

Supaya penulisan tidak menyimpang terlalu jauh, penulis hanya membatasi

pengamatan dan penelitian terhadap SI dari tahun 2010 hingga saat ini serta melakukan

wawancara terhadap pegawai SI. Pengamatan dan penelitian juga dibatasi hanya

2 Dwi Soetjipto, Semen Indonesia sebagai "Center of Engineering & Research", http://www.beritasatu.com/figur/141255-semen-indonesia-sebagai-center-of-engineering-research.html , diakses 20 Januari 2014, jam 20.06 WIB.

sampai penentuan strategi terbaik untuk SI dalam pencapaian tujuan perusahaan kini

dan nanti.

1.3. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan permasalahan tersebut

sebagai berikut:

a. Apa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh SI?

b. Apa peluang dan ancaman yang dimiliki oleh SI?

c. Strategi apa yang sesuai dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

yang dimiliki oleh SI dan dapat mengembangkan bisnis dan proyek SI untuk saat

ini dan masa depan?

1.4. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Mengetahui kekuatan dan kelemahan dari faktor internal yang dimiliki oleh SI

untuk pencapaian tujuan SI kini dan nanti.

b. Mengetahui peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dimiliki oleh SI

untuk pencapaian tujuan SI kini dan nanti.

c. Mengetahui strategi yang sesuai dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman yang dimiliki oleh SI, serta dapat mengembangkan bisnis dan proyek

SI untuk saat ini dan masa depan.

1.5. Manfaat Penulisan

Hasil karya tulis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Perusahaan, memberikan masukan tentang strategi apa yang dapat digunakan

oleh setiap manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan kini dan nanti.

b. Investor, memberikan informasi tambahan dalam pertimbangan pemberian

keputusan innvestasi terhadap SI.

c. Akademis, dapat digunakan sebagai bahan informasi ilmiah yang yang dapat

dijadikan sebagai awal penelitian dalam kapasitas masalah yang sama.

d. Penulis, menerapkan ilmu manajemen strategi dengan melihat data aktual.

1.6. Metode Penulisan

Dalam penulisan kali ini, penulis menggunakan metode pengamatan dan

penelitian serta melakukan wawancara dengan pegawai SI.

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan masalah yang akan dibahas, makalah ini

ditulis dengan sistematika sebagai berikut :

BAB  I :  PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, ruang lingkup, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB  II :  TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang semua uraian teoritis atas judul yang ada serta uraian

teoritis terhadap pembahasan pada bab III.

BAB III :  PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang analisa mengenai metode pelatihan, pengembangan,

dan evaluasi kinerja di lingkungan civitas akademika Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

BAB IV :  PENUTUP

Pada bab ini dijelaskan tentang bagian akhir dari makalah penulis yang berupa

kesimpulan dan pemberian saran yang penulis anggap perlu.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Strategi

Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana yang telah dikemukakan

oleh para ahli dalam buku karya mereka masing – masing. Kata strategi berasal dari

kata Strategos, dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari stratus atau tentara

dan ego atau pemimpin. Sesuai pula dengan pendapat Tjiptono (2002:3) yang

mengatakan bahwa strategi berasal dari Yunani yaitu Stretegia yang artinya seni atau

ilmu untuk menjadi seorang jenderal.

Menurut Hamel dan Prahalat (Rangkuti, 2002:3) , Strategi merupakan alat

untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,

program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Suatu strategi mempunyai

dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi

merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Menurut Morris (Umar, 2002:31), Strategi adalah suatu proses penentuan

rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang

organisasi, disertai penyusunan suatu upaya bagaimana agar tujuan dapat tercapai.

Selanjutnya Porter (2002:3) mengatakan bahwa strategi adalah alat yang sangat

penting untuk mencapai tujuan bersaing.

Menurut Ohmae (2003:4), Strategi adalah segala sesuatu yang menyangkut

strategi bisnis dan tujuan dari perencanaan strategi adalah memungkinkan sebuah

perusahaan untuk mendapatkan posisi yang lebih dari para pesaingnya.

Berdasarkan teori diatas maka strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana

yang disusun oleh sesorang atau perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Rencana ini meliputi : tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus dilakukan oleh

suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi dan menenangkan persaingan,

terutama perusahaan atau organisasi harus memiliki keunggulan kompetitif.

2.2. Level Strategi

Membuat strategi bukan semata – mata tugas eksekutif puncak. Manajer tingkat

menengah dan manajer tingkat bawah pun harus sejauh mungkin dilibatkan dalam

proses perencanaan strategis. Dan setiap level strategi ditentukan oleh setiap tingkatan

jabatan. Pada dasarnya level strategis ini terbagi menjadi tiga yaitu :

- Strategi Level Korporatif

Menurut Andrews (Rangkuti, 2002:11), Strategi level korporasi adalah strategi

yang disusun dalam bisnis, dimana perusahaan bersaing dengan cara mengubah

distinctive competitive menjadi competitive advantage. Dan level korporatif ini

diformulasikan oleh Dewan direksi dan CEO.

- Strategi Level Unit Bisnis (Strategic Business Unit)

Strategi level unit bisnis lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan operasi

bisnis tertentu. Pada dasarnya strategi level unit bisnis berupaya

menentukan pendekatan yang sebaiknya oleh suatu bisnis terhadap pasarnya

dan bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut dengan memanfaatkan

sumber daya yang ada dalam kondisi pasar tertentu. Dan level unit bisnis

diformulasikan oleh manajer-manajer tingkat divisi yang harus menerjemahkan

setiap strategi level korporatif ke dalam tugas divisinya.

- Strategi Fungsional

Strategi fungsional (functional strategy) merupakan suatu pendekatan terhadap

area fungsional untuk mencapai tujuan perusahaan dan unit bisnis dengan

memaksimumkan produktivitas sumber daya. Strategi ini dititikberatkan pada

pengembangan dan pemeliharaan suatu kompetensi khusus (distinctive

competency) untuk menghasilkan keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan atau

unit bisnis. Dan level fungsional diformulasikan oleh manajer tingkat departemen

sesuai dengan fungsinya di perusahaan.

2.3. Jenis – jenis Strategi

Strategi – strategi alternatif yang dapat dijalankan sebuah perusahaan yang

dikategorikan menjadi 11 tindakan.3

Jenis Strategi Pengertian

Integrasi Ke Depan Memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih

besar atas distributor atau peritel

Integrasi Ke Belakang Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih

besar atas pemasok perusahaan

Integrasi Horizontal Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih

besar atas pesaing

Penetrasi Pasar Mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk

atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui

upaya – upaya pemasaran yang lebih baik

Pengembangan Pasar Memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke

wilayah geografis baru

Pengembangan Produk Mengupayakan peningkatan penjualan melalui

perbaikan produk atau jasa saat ini atau

pengembangan produk atau jasa baru

Diversifikasi yang

Terkait

Menambah produk atau jasa yang baru namun masih

terkait

Diversifikasi yang

Tidak Terkait

Menambah produk atau jasa yang baru namun tidak

berkaitan

Penciutan Pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya

dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang

menurun

Divestasi Penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah

organisasi

Likuidasi Penjualan seluruh asset perusahaan, secara terpisah –

pisah, untuk kekayaan berwujudnya

3 Fred R. David, Manajemen Strategis, Salemba Empat, Jakarta, 2009, hlm.251.

Tabel 2.1: Alternatif-alternatif StrategiSumber: David, Fred R. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat, 2009 dan olahan sendiri)

2.4. Pengertian Manajemen Strategi

Pengertian manajemen strategis menurut J. David Hunger dan Thomas L.

Wheelen, Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial

yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Sedangkan menurut

Gregory G Dees dan Alex Miller, Manajemen Strategi adalah suatu proses kombinasi

antara tiga aktivitas yaitu analisis strategi, perumusan strategi dan implentasi strategi.

Manajemen strategi menurut Pearch dan Robinson (1997) dikatakan bahwa

manajemen strategi adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan

(formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk

mencapai sasaran-sasaran organisasi. Sedangkan Manajemen Strategi menurut

Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,XV), Manajemen

strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang

ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai.

2.5. Peluang dan Ancaman Eksternal

Peluang dan ancaman eksternal menunjuk pada berbagai tren dan kejadian

ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan hidup, politik, hukum, pemerintahan,

teknologi, dan kompetitif yang dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan

suatu organisasi di masa yang akan datang yang berada di luar kendali satu organisasi.

Revolusi nirkabel, bioteknologi, perubahan populasi, harga minyak dunia yang

melambung, perubahan nilai dan sikap kerja, isu – isu imigrasi illegal, dan

meningkatnya persaingan dari banyak perusahaan asing adalah contoh dari peluang

atau ancaman bagi perusahaan. Perubahan – perubahan ini menciptakan jenis

konsumen yang berbeda dan konsekuensinya kebutuhan akan tipe produk, jasa, dan

strategi yang juga berbeda. Peluang dan ancaman lain bisa jadi meliputi munculnya

aturan perundang – undangan yang baru, introduksi produk baru oleh pesaing, bencana

nasional, atau penurunan nilai dollar. Kekuatan pesaingpun dapat menjadi sebuah

ancaman atau ancaman.

Salah satu aspek utama dari manajemen strategis adalah bahwa perusahaan

perlu merumuskan berbagai strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang

eksternal dan menghindari atau meminimalkan dampak ancaman eksternal.

2.6. Kekuatan dan Kelemahan Internal

Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu

organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Mereka muncul

dalam manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan

pengembangan, dan aktivitas sistem informasi manajemen suatu bisnis.

Mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasional dalam

wilayah – wilayah fungsional suatu bisnis merupakan sebuah aktivitas manajemen

strategis yang esensial. Kekuatan dan kelemahan ditentukan relative terhadap para

pesaing. Kekurangan atau keunggulan relative adalah informasi yang penting. Selain

itu dapat pula ditentukan oleh elemen – elemen keberadaan daripada kinerja. Kekuatan

dan kelemahan juga ditentukan relative terhadap tujuan perusahaan sendiri.

2.7. Tahap Perumusan Strategi

Teknik – teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam

kerangka pengambilan keputusan tiga tahap, yaitu :

1. Tahap Input

Alat – alat input mendorong para penyusun strategi untuk mengukur subjektivitas

selama tahap awal proses perumusan strategi.

a. Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI)

Matriks IFE adalah alat analisa strategi yang dapat digunakan untuk faktor

internal dengan meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal

perusahaan. Tahap membuat matriks ini4 :

1) Buat daftar factor – factor iksternal utama. Factor – factor tersebut berupa

kekuatan maupun kelemahan organisasi. Daftar terlebih dahulu

kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat sespesifik mungkin dengan

menggunakan persentase, rasio dan perbandingan jika dimungkinkan

2) Berilah pada setiap factor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak

penting) sampai 1,0 (sangat penting). Terlepas dari apakah factor – factor

utama itu adalah kekuatan atau kelemahan internal, factor – factor yang

4 Fred R. David, Manajemen Strategis, Salemba Empat, Jakarta, 2009, hlm.158.

dianggap memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja organisasional

harus diberi bobot tertinggi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada

factor itu harus sama dengan 1,0.

3) Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap factor internal utama

untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam

merespon factor tersebut, dimana responnya

4 = sangat kuat

3 = kuat

2 = lemah

1 = sangat lemah

Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan

kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Oleh karenanya, peringkat

berbasis perusahaan, sementara bobot di langkah 2 berbasis industry.

4) Kalikan bobot setiap factor dengan peringkatnya untuk menentukan skor

bobot

5) Jumlahkan skor rata – rata untuk setiap variable guna menentukan skor

bobot total untuk organisasi

b. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Matriks EFE adalah alat analisa strategi yang dapat digunakan untuk menilai

respon perusahaan terhadap peluang dan ancaman. Tahap membuat matriks

ini5 :

1) Buat daftar factor – factor eksternal utama. Factor – factor tersebut berupa

peluang dan ancaman, yang memengaruhi perusahaan dan industrinya.

Daftar terlebih dahulu peluangnya, kemudian ancamannya. Buat

sespesifik mungkin dengan menggunakan persentase, rasio dan

perbandingan jika dimungkinkan

2) Berilah pada setiap factor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak

penting) sampai 1,0 (sangat penting). Peluang seringkali mendapat bobot

yang lebih tinggi dibandingkan dengan ancaman, tetapi ancaman bisa

diberi bobot tinggi terutama jika mereka sangat parah atau mengancam.

5 Fred R. David, Manajemen Strategis, Salemba Empat, Jakarta, 2009, hlm.230.

Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada factor itu harus sama dengan

1,0.

3) Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap factor eksternal utama

untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam

merespon factor tersebut, dimana responnya

4 = sangat bagus

3 = di atas rata – rata

2 = rata – rata

1 = di bawah rata – rata

Peringkat tersebut berbeda antarperusahaan, sementara bobot di langkah

nomor 2 berbasis industry. Penting untuk diperhatikan bahwa peluang

maupun ancaman dapat menerima peringkat 1, 2, 3, atau 4.

4) Kalikan bobot setiap factor dengan peringkatnya untuk menentukan skor

bobot

5) Jumlahkan skor rata – rata untuk setiap variable guna menentukan skor

bobot total untuk organisasi

c. Matriks Profil Kompetitif (CPM)

Matriks ini mengidentifikasi pesaing – pesaing utama suatu perusahaan serta

kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalamhubungannya dengan posisi

strategis perusahaan sampel. Bobot dan skor bobot total, baik dalam CPM atau

EFE memiliki arti yang sama. CPM mencakup baik isu- isu internal maupun

eksternal, karenanya peringkatnya mengacu pada kekuatan dan kelemahan

dimana, 4 = sangat kuat, 3 = kuat, 2 = lemah, dan 1 = sangat lemah.

2. Tahap Pencocokan

Strategi sering kali didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat suatu organisasi

antara sumber daya dan ketrampilan internalnya serta peluang dan risiko yang

diciptakan oleh factor – factor eksternal.

a. Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT)

Matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu

para manajer mengembangkan empat jenis strategi :

- Strategi SO (kekuatan-peluang)

- Strategi WO (kelemahan-peluang)

- Strategi ST (kekuatan-ancaman)

- Strategi WT (kelemahan-ancaman)

Terdapat delapan langkah dalam membuat matriks SWOT6 :

1. Buat daftar peluang – peluang eksternal utama perusahaan

2. Buat daftar ancaman – ancaman eksternal utama perusahaan

3. Buat daftar kekuatan – kekuatan eksternal utama perusahaan

4. Buat daftar kelemahan – kelemahan eksternal utama perusahaan

5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya

pada sel Strategi SO

6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat

hasilnya pada sel Strategi WO

7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya

pada sel Strategi ST

8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat

hasilnya pada sel Strategi WT

b. Matriks Internal-Ekstenal (IE)

Matriks ini memosisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan

sembilan sel.

6 Fred R. David, Manajemen Strategis, Salemba Empat, Jakarta, 2009, hlm.330.

Gambar 2.1: Matriks Internal-EksternalSumber: David, Fred R. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat, 2009 dan olahan sendiri)

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: skor bobot IFE total pada

sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Matriks IE dapat dibagi

menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda –

beda, yakni :

1) Divisi – divisi yang masuk dalam sel I, II, IV, dapat digambarkan sebagai

tumbuh dan membangun. Alternatif strateginya :

- Integrasi Ke Belakang, Integrasi Ke Depan, atau Integrasi Horizontal

- Penetrasi Pasar

- Pengembangan Pasar

- Pengembangan Produk

2) Divisi – divisi yang masuk dalam sel III, V, VII, dapat digambarkan

sebagai menjaga dan mempertahankan. Alternatif strateginya :

- Penetrasi Pasar

- Pengembangan Produk

3) Divisi – divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, IX, dapat digambarkan

sebagai panen atau divestasi. Alternatif strateginya :

- Penciutan

- Divestasi

c. Matriks Strategi Besar (Grand Strategy)

Matriks Strategi Besar didasarkan pada dua dimensi evaluative: posisi

kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri).

Gambar 2.2: Matriks Strategi BesarSumber: David, Fred R. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat, 2009 dan olahan sendiri)

3. Tahap Keputusan

Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan

strategi. Teknik pencocokan yang baru saja dibahas memaparkan berbagai

alternative strategi yang bisa ditempuh. Tahap dalam pengambilan keputusan ini

dapat dengan menggunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM).

Matriks ini merupakan teknik analitis dalam literatur yang dirancang untuk

menentukan daya tarik relative dari berbagai tindakan alternative. Teknik ini secara

objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. QSPM adalah alat yang

memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternative

secara objektif, berdasarkan factor – factor keberhasilan penting eksternal dan

internal yang diidentifikasi sebelumnya. Perlu diperhatikan bahwa kolom kiri dari

QSPM mencakup factor – factor eksternal dan internal utama (dari matriks IFE dan

EFE). Baris teratas mencakup strategi – strategi alternative yang masuk akal (dari

matriks SWOT, matriks IE dan matriks strategi besar). Dan langkah – langkah

dalam mengembangkan QSPM adalah7 :

1. Buatlah daftar berbagai peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan

internal utama di kolom kiri QSPM

2. Berilah bobot pada setiap factor eksternal dan internal utama tersebut

3. Cermatilah matriks – matriks Tahap 2 (Pencocokan), dan mengidentifikasi

berbagai strategi alternative yang harus dipertimbangkan y=untuk diterapkan

oleh organisasi

4. Tentukanlah Skor Daya Tarik (AS), yaitu nilai numeric yang mengindikasikan

daya tarik relative dari setiap strategi di rangkaian alternative tertentu

5. Hitunglah Skor Daya Tarik Total (TAS), yang merupakan hasil kali antara

bobot dengan Skor Daya Tarik (AS)

6. Hitunglah Jumlah keseluruhan Daya Tarik Total. Jumlah ini menunjukkan

strategi yang paling menarik di setiap rangkaian alternative. Skor yang lebih

tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik.

7 Fred R. David, Manajemen Strategis, Salemba Empat, Jakarta, 2009, hlm.352.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Profil Perusahaan

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan SI

Perusahaan diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus1957 oleh Presiden

RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada tanggal 8

Juli 1991 saham Perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa EfekSurabaya

(kini menjadi Bursa Efek Indonesia) serta merupakan BUMN pertama yang go public

dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang

saham pada saat itu: Negara RI 73% dan masyarakat 27%.

Setelah mengalami perubahan porsi kepemilikan, pada akhir Maret 2010,

komposisi pemegang saham Perseroan terakhir berubah hingga kini menjadi

Pemerintah 51,0% dan publik 48,9%.

Tanggal 18 Desember 2012 adalah momentum bersejarah ketika Perseroan

melakukan penandatanganan transaksi final akuisisi 70 persen saham Thang Long

Cement, perusahaan semen terkemuka Vietnam yang memiliki kapasitas produksi 2,3

juta ton/tahun. Akuisisi Thang Long Cement Company ini sekaligus menjadikan

Perseroan sebagai BUMN pertama yang berstatus multi national corporation.

Sekaligus mengukuhkan posisi Perseroan sebagai perusahaan semen terbesar di Asia

Tenggara dengan kapasitas sampai tahun 2012 sebesar 28,5 juta ton per tahun.

Pada akhir tahun 2012, perusahaan telah mengalami momentum penting yang

berpengaruh dalam kegiatan operasionalnya, yaitu:

Menyelesaikan pembangunan  unit pabrik semen

Akuisisi Thang Long Cement Joint stock Company (TLCC), di Vietnam.

Menjadi Strategic Holding Company dan merubah nama menjadi PT Semen

Indonesia (Persero) Tbk.

Pada tahun 2012, Perseroan semakin mengintensifkan upaya membentuk

strategic holding company yang lebih menjamin terlaksananya sinergi pada seluruh

aspek operasional dari perusahaan yang bernaung dibawah grup perusahaan. Melalui

pembentukan strategic holding ini, Perseroan meyakini seluruh potensi dan

kompetensi perusahaan dalam group baik dalam bidang operasional, produksi dan

terutama pemasaran, dapat disatu padukan dengan semakin baik untuk memberikan

kinerja optimal. Melalui penerapan strategic holding, maka posisi “holding” terhadap

anak usaha (yakni perusahaan semen dan anak perusahaan yang akan datang) menjadi

sangat jelas, yakni:

HoldCo menentukan arah group

Di masa yang datang, setiap OpCo tambahan akan berada di tingkat yang sama

dengan OpCo yang ada

Dengan kedudukan dan fungsi yang jelas tersebut, maka akan diperoleh

berbagai manfaat utama, meliputi:

1. Pemisahan jelas antara peran HoldCo vs OpCo dengan pemisahan yang jelas

mengenai peran dan tanggung jawab di bawah entitas hukum yang terpisah.

Memungkinkan HoldCo untuk beroperasi sebagai HoldCo “murni” untuk

mengelola semua anak perusahaan OpCo.

2. Dalam jangka pendek: Potensi manfaat sinergi yang lebih tinggi akan dapat

dihasilkan dari hubungan yanglebih baik dan meningkatnya kerjasama antar OpCo.

Gambar 3.1: Transformasi Perseroan(sumber: http://www.semenindonesia.com/page/get/profil-perusahaan-9 diakses 24 Januari 2014 jam 13.30 WIB)

3. Dalam jangka panjang:

a. Mendukung pertumbuhan masa depan Perseroan dalam penerapan strategi

ekspansi regional dan internasional melalui akuisisi perusahaan semen lain.

b. Maksimalisasi pengetahuan dan kemampuan grup dalam berbagai bidang

operasional, mencakup: pemasaran, pengadaan, Litbang, untuk mendorong

perbaikan operasional dan optimalisasi kinerja melalui penerapan best

practices pada masing-masing bidang tersebut.

Semen Indonesia, Nama yang Menyatukan Seluruh Potensi Group

Pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan, resmi mengganti nama dari PT Semen Gresik

(Persero) Tbk, menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama

tersebut, sekaligus merupakan langkah awal dari upaya merealisasikan terbentuknya

Strategic Holding Group yang ditargetkan dan diyakini mampu mensinergikan seluruh

kegiatan operasional dan memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki untuk

menjamin dicapainya kinerja operasional maupun keuangan yang optimal.

Setelah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, pada tanggal 7 Januari

2013 ditetapkan sebagai hari lahir PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Perseroan menggunakan nama Semen Indonesia dengan mempertimbangkan

berbagai aspek yang krusial, mencakup:

1. Nama tersebut bisa merefleksikan ambisi dari grup.

2. Merangkul karakteristik nasional dari perusahaan yang mencakup ketiga OpCo

3. Melalui nama tersebut sejarah dan tradisi tetap dihormati

4. Melalui nama Semen Indonesia, seluruh Opco tetap dapat menggunakan

keberadaan merek eksisting secara optimal, mengingat pengenalan merek baru

akan sangat menyita waktu dan biaya. Perseroan juga telah mempertimbangkan

bahwa nama Semen Indonesia sangat sejalan dengan sasaran pembentukan

Holding dari berbagai aspek, mencakup:

5. Kemampuan untuk meningkatkan Sinergi:

a. Sesuai dengan positioning anak-anak perusahaan yang bergerak dalam bidang

persemenan.

b. Merefleksikan Holding yang lebih besar dan melambangkan ke- Indonesiaan.

c. Dapat memayungi anak-anak perusahaan persemenan yang berada di lokasi

geografis yang berbeda (Gresik, Tonasa, dan Padang)

d. Dapat diterima dengan mudah di lingkup Internasional ataupun Dalam negeri

6. Kemudahan Implementasi:

a. Tidak menimbulkan perubahan berarti yang mungkin mempengaruhi tahapan-

tahapan pembentukan strategic holding.

b. Mencerminkan gerakan perubahan ke arah strategic holding sebagai gerakan

nasional / Indonesia.

7. Meningkatkan potensi pemasaran dan pertumbuhan

a. Masing-masing merk eksiting (Semen Gresik, Semen Tonasa dan Semen

Padang) tetap tumbuh dan eksis sebagai merk yang kuat di Indonesia.

b. Pada masa mendatang, nama Semen Indonesia dapat menciptakan kebanggaan

nasionalis; menghilangkan asosiasi dengan spesifik daerah.

c. Kemungkinan lebih bisa diterima oleh potensial target merger dan akusisi

(perusahaan Semen BUMN lainnya).

d. Komplemen dari struktur strategic holding

e. Menambah keberadaan di pasar regional dan internasional

f. Selaras dengan aspirasi menjadi pemain regional kelas atas Pembentukan

Semen Indonesia sebagai Strategic Holding, akan memberikan keleluasaan

dalam merealisasikan berbagai aksi korporasi, menyangkut: akuisisi,

financing, pengembangan bisnis terintegrasi dengan industri semen, akuisisi

lahan dalam rangka persiapan pembangunan pabrik baru dan sebagainya.

Keunggulan Perseroan

Perseroan memiliki berbagai keunggulan lain yang mampu meningkatkan

daya saing ditengah kompetisi industri semen yang semakin ketat. Keunggulan

Perseroan mencakup antara lain :

Jangkauan Distribusi, keunggulan jaringan distribusi Perseroan didukung oleh

30 unit gudang penyangga, pengoperasian 20 packing plant di lokasi yang

strategik dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia serta didukung oleh 361

distributor nasional untuk menjamin kelancaran pasokan semen ke seluruh

penjuru Nusantara.

Bahan Baku, Area-area tambang Perseroan memiliki cadangan bahan baku

dengan kualitas terbaik dan dalam jumlah besar, sehingga menjamin

kelangsungan produksi semen di seluruh pabrik Perseroan dalam jangka panjang.

Brand Image, perseroan memiliki empat merk yang lekat di hati konsumen, yaitu

Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa dan Thang Long Cement.

Perseroan menguasai pangsa pasar domestik terbesar yang mencapai sekitar 42 %,

menunjukkan keunggulan reputasi yang mencerminkan kekuatan corporate dan

brand image Perseroan.

Fundamental Keuangan, perseroan berhasil mengelola fundamental keuangan

yang tetap kuat, sehingga memberikan kesempatan lebih luas bagi Perseroan

untuk melakukan perluasan kapasitas produksi sertaekspansi usaha terkait

lainnya.

Sumber Daya Manusia, perseroan telah menerapkan Human Capital Master

Plan (HCMP) tahap ketiga yang disebut excellent performance. Perseroan

menekankan pengelolaan Human Capital (HC) pada pengembangan kompetensi,

karakter dan integritas. Ketiganya merujuk pada satu tujuan, yakni tersedianya

HC yang berkompetensi tinggi, berkarakter kuat dan berintegritas untuk

mendukung pencapaian visi dan misi Perseroan. Perseroan semakin intensif dalam

mengimplementasikan HRIS (Human Resource Information System), Reward

Management dan menjalankan hasil rumusan ManpowerPlanning serta aktif

melakukan internalisasi Budaya Korporasi yang disebut CHAMPS. CHAMPS

merupakan akronim dari Budaya Korporasi dengan nilainilai dasar: Compete With

a Clear & Synergized Vision, Have a High Spirit for Continuous Learning, Act

with High Accountability, Meet Customer Expectation, Perform ethically with

high Integrity, dan Strengthening Teamwork.

3.1.2. Visi dan Misi SI

VISI

Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara

MISI

1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang

berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi ramah

lingkungan.

2. Mewujudkan manajemen berstandar internasional dengan menjunjung tinggi

etika bisnis dan semangat kebersamaan dan inovatif.

3. Meningkatkan keunggulan bersaing di domestic dan internasional.

4. Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki untuk

meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.

5. Memberikan kontribusi dalam peningkatan para pemangku kepentingan

(stakeholders).

3.1.3. Analisis Persaingan Model 5 Kekuatan Porter pada SI

a. Kompetitor di Indonesia dan Asia Tenggara

Untuk pasar persemenan di Indonesia, SI masih menjadi penguasa pasar

dengan menguasai 42,23% dari seluruh kapasitas domestik. Adapun pesaing SI

di Indonesia dengan masing-masing kapasitasnya adalah sebagai berikut:

Berdasarkan artikel berita semen di worldcement.com, pasar semen di Asia

Tenggara dikuasai oleh Indonesia, Thailand dan Vietnam yang terhitung

menguasai ¾ dari jumlah konsumsi semen di Asia Tenggara. Di Vietnam sendiri,

perusahaan yang paling unggul dalam produksi semen yaitu Vietnam Cement

Gambar 3.2: Skema Porter’s 5 Forces Model untuk SI (sumber: olahan sendiri)

Gambar 3.3: Domestic Capacity (2013)(sumber: Presentasi PT Semen Indonesia“THE PROSPECTS OF INDONESIA CEMENT INDUSTRY”)

Industry Corporation (Vicem). Sedangkan di Thailand, industri didominasi oleh

tiga produser (Siam Cement, Siam City Cement, dan TPI Polene) yang

memegang 85% dari pasar di Thailand.

b. Ancaman dari produsen semen baru

Walaupun banyaknya modal yang diperlukan mendisinsentif produsen baru

untuk memasuki pasar semen, namun realitanya banyak pemain baru yang

bermunculan di pasar semen di Indonesia, seperti Wilmar dengan merk semen

merah putih,  Siam Cement Thailang yang sedang membangun pabrik di Jawa

Barat, Anhui dari China dan lainnya. Sehingga ancaman ini cukup tinggi.

c. Daya tawar pembeli semen di Indonesia dan Asia Tenggara

Dengan peningkatan PDB per kapita untuk Negara-negara di Asia

Tenggara, membuat terjadinya peningkatan jumlah yang signifikan dalam

investasi yang akan dibangun dan dalam mengimprovisasi infrastruktur. Seiring

dengan meningkatnya kesejahteraan yang digambarkan dari meningkatnya PDB

per kapita, membuat permintaan akan housing projects meningkat. Hal ini

mengindikasikan tingginya jumlah pembelian terhadap semen. Di Indonesia,

sendiri, permintaan terhadap semen sangat tinggi bahkan Indonesia mengalami

kekurangan pasokan semen untuk memenui kebutuhan pembangunan. Namun di

lain sisi, banyaknya merek semen di Asia Tenggara membuat ancaman bagi SI.

Sehingga dalam poin ini, daya tawar pembeli semen di Indonesia rendah,

sedangkan daya tawar pembeli di Asia Tenggara sedang (moderate).

d. Ancaman dari barang substitusi dari semen

Hingga kini, masih belum ditemukan barang substitusi dari semen,

sehingga ancaman dari barang substitusi ini kecil.

e. Daya tawar supplier untuk memproduksi semen

Semen terdiri dari dua jenis, yaitu semen portland dan semen pusolan.

Semen pusolan dibuat dengan mencampurkan batu gamping, lempung, dan

silika. Sedangkan semen pusolan, dibuat dari campuran gamping halus dan

batuan gunungapi (tufa silikaan, abu gunungapi). Jika dilihat dari komposisinya,

produksi semen bergantung secara langsung pada alam. Terdapat beberapa lokasi

di Indonesia Timur yang mempunyai potensi bahan baku semen. Uraian

mengenai lokasi bahan baku adalah sebagai berikut :

Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur (batu gamping)

Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur (batu gamping)

Kabupaten Gorontalo, Gorontalo (batu gamping)

Kabupaten Manokwari, Papua Barat (batu gamping, pasir kuarsa)

Kabupaten Fak-fak, Papua Barat (batu gamping)

Namun, di wilayah-wilayah tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai zonasi

kawasan karst terlebih dahulu. Untuk daya tawar supplier, bahan baku mungkin

bukan permasalahan utama. Permasalahan utama ada pada modal pembuatan

pabrik baru yang membutuhkan investasi dana sebesar US$138 per ton. Jika

setiap tahun konsumsi naik 10%, maka Indonesia akan mengalami krisis semen

yang juga disebabkan karena semakin terkurasnya ketersediaan alam akan bahan

baku pembuatan semen. Sehingga ancaman dari daya tawar supplier cukup

tinggi.

3.2. Tahap Pengumpulan Data

3.2.1. Evaluasi Faktor Internal

Tabel 4.1: Faktor Kekuatan Internal (sumber: www.semenindonesia.com dan olahan sendiri)

Faktor Kekuatan SIKODE FAKTOR KETERANGAN TAMBAHANS1 Jangkauan distribusi SI memiliki 13 distributor dan memiliki area

manager yang menjamin kelancaran pasokan semen ke seluruh penjuru Nusantara.

S2 Bahan baku Area tambang Perseroan memiliki cadangan bahan baku dengan kualitas terbaik dan dalam jumlah besar, sehingga menjamin kelangsungan produksi semen di seluruh pabrik Perseroan dalam jangka panjang.

S4 Fundamental keuangan Pengelolaan fundamental keuangan yang kuat, memberikan peluang bagi SI untuk melakukan perluasan ekspansi ke seluruh wilayah Asia Tenggara.

S5 SDM yang kompetitif dan berkualitas

Kemampuan SDM perusahaan yang luar biasa dengan kemampuannya membangun pabrik Semen Tuban IV dan Semen Tonasa V secara swakelola menunjukkan SDM yang mumpuni, dan akan menjadi salah satu faktor bagi perseroan untuk memenangkan persaingan.

S6 Kapasitas terbesar di Asia Tenggara

Keberhasilan pembangunan pabrik Tuban IV dan Tonasa V, serta akuisisi perusahaan semen Vietnam Thang Long Cement Company pada akhir tahun 2012, maka pada awal tahun 2013 perseroan memiliki kapasitas terpasang sebesar 28,5 ton/tahun dan telah menjadi perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara berdasarkan kapasitas terpasang.

S7 Bentuk perusahaan yang BUMN

Bentuk perusahaan yang BUMN memungkinkan perusahaan mendapatkan suntikan dana dari pemerintah untuk membantu melancarkan kegiatan operasional. Selain itu, perusahaan juga lebih mudah untuk mendapatkan peluang kerjasama dengan negara lain.

Tabel 4.2: Faktor Kelemahan Internal (sumber: www.semenindonesia.com dan olahan sendiri)

Faktor Kelemahan SIKODE FAKTOR KETERANGAN TAMBAHAN

W1 Brand image di Asia Tenggara SI memang telah familiar bagi warga Indonesia, namun SI masih belum terlalu familiar di Asia Tenggara. Hsl tersebut disebabkan banyaknya brand selain SG, SPT, ST di Asia Tenggara

W2 Pendistribusian belum menguasai Asia Tenggara

Pendistribuan kini hanya ditangani oleh 13 distributor dan area manajer yang semuanya ada di Indonesia.

3.2.2. Evaluasi Faktor Eksternal

Tabel 4.3: Faktor Peluang Eksternal (sumber: www.semenindonesia.com dan olahan sendiri)

Faktor Peluang SIKODE FAKTOR KETERANGAN TAMBAHANO1 Adanya program Master Plan

Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Program ini akan mengakselerasi kebutuhan semen di Indonesia.

O2 Segmen pasar yang berasal dari berbagai kalangan

Segmen pasar SI yang tidak terlalu spesifik meningkatkan kemungkinan konsumsi atas semen di Indonesia.

Tabel 4.4: Faktor Ancaman Eksternal (sumber: www.semenindonesia.com dan olahan sendiri)

Faktor Ancaman SIKODE FAKTOR KETERANGAN TAMBAHANT1 AEC 2015: Liberalisasi

perdagangan antar NegaraMomen ini mengindikasikan persaingan industri semen di Asia Tenggara yang tanpa batas. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan munculnya pesaing baru di Nusantara.

T2 Konsumsi rata-rata semen per kapita di Indonesia

konsumsi rata-rata semen per kapita di Indonesia yang berkisar 225 kg/kapita/th masih jauh dibawah konsumsi di Vietnam, Malaysia ataupun Thalinad yang berada pada kisaran 400-600 kg/kapita/th.

T3 Ketersediaan bahan baku Ketersediaan batu kapur yang terbatas di alam sangat berpengaruh atas pemenuhan kebutuhan semen di Indonesia.

T4 Munculnya pemain baru di industri semen Nusantara

Pesaing baru tersebut antara lain Wilmar dengan merk semen merah putih, Siam Cement Thailang yang sedang membangun pabrik di Jawa Barat, Anhui dari China dan lainnya.

3.3. Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal

Berikut ini adalah bobot EFE dan EFI yang didapat dari hasil wawancara dengan

pegawai SI.

Tabel 4.5: Evaluasi Faktor Internal (EFI) (sumber: olahan sendiri)

KODE FAKTOR BOBOTKEKUATANS1 Jangkauan distribusi 0.15S2 Bahan baku 0.15S4 Fundamental keuangan 0.15S5 SDM yang kompetitif dan berkualitas 0.15S6 Bentuk perusahaan yang BUMN 0.15

KELEMAHAN

W1 Brand image di Asia Tenggara 0.15W2 Pendistribusian belum menguasai Asia

Tenggara 0.10TOTAL 1.00

Tabel 4.6: Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) (sumber: olahan sendiri)

KODE FAKTOR BOBOTPELUANG

O1 Adanya program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 0.20

O2 Segmen pasar yang berasal dari berbagai kalangan 0.20

ANCAMAN

T1 AEC 2015: Liberalisasi perdagangan antar negara 0.15

T2 Konsumsi rata-rata semen per kapita di Indonesia 0.15

T3 Ketersediaan bahan baku 0.15

T4 Munculnya pemain baru di industri semen Nusantara 0.15

TOTAL 1.00

3.4. Tahap Masukan

3.4.1. Matriks Evaluasi Faktor Internal

Berikut nilai EFE dan EFI yang didapat dari hasil wawancara dengan pegawai SI.

Tabel 4.7: Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI)(sumber: olahan sendiri)

KODE FAKTOR BOBOT NILAIBOBOT x

NILAIKEKUATAN

S1 Jangkauan distribusi 0.15 4.00 0.60S2 Bahan baku 0.15 4.00 0.60S4 Fundamental keuangan 0.15 4.00 0.60

S5SDM yang kompetitif dan berkualitas

0.15 3.00 0.45

S6Bentuk perusahaan yang BUMN

0.15 4.00 0.60

KELEMAHAN

W1 Brand image di Asia Tenggara

0.15 2.00 0.30

W2Pendistribusian belum menguasai Asia Tenggara

0.10 1.00 0.10

TOTAL 1.00 3.25

Nilai EFI yang bernilai 3.25 menunjukan kondisi internal SI yang kuat. Nilai ini

mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menggunakan kekuatannya untuk mengatasi

kelemahan internalnya.

3.4.2. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

Tabel 4.8: Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)(sumber: olahan sendiri)

KODE FAKTOR BOBOT NILAIBOBOT x

NILAI

PELUANG

O1

Adanya program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

0.20 4.00 0.80

O2Segmen pasar yang berasal dari berbagai kalangan

0.20 3.00 0.60

ANCAMAN

T1 AEC 2015: Liberalisasi perdagangan antar negara

0.15 3.00 0.45

T2 Konsumsi rata-rata semen per kapita di Indonesia

0.15 2.00 0.30

T3 Ketersediaan bahan baku 0.15 2.00 0.30

T4Munculnya pemain baru di industri semen Nusantara

0.15 3.00 0.45

TOTAL 1.00 2.90

Nilai EFE yang bernilai 2.90 menunjukan kondisi eksternal SI yang cukup kuat.

Nilai ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon peluang dan ancaman dari

eksternal secara cepat dan tepat.

3.4.3. Competitive Profile Matrix (CPM)

Tabel 4.9: Matriks CPMSumber: Olahan sendiri

Faktor - faktor Keberhasilan Penting

Bobot

Semen Indonesia

Indocement TP Holcim Indonesia

Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor

Iklan 0.1 2 0.2 2 0.2 2 0.2Kualitas Produk 0.16 3 0.48 2 0.32 1 0.16Daya Saing Harga 0.1 3 0.3 1 0.1 2 0.2Ekspansi Global 0.15 3 0.45 1 0.15 1 0.15Pangsa Pasar di Indonesia 0.12 4 0.48 3 0.36 2 0.24Distribusi Penjualan 0.12 3 0.36 2 0.24 1 0.12Kapasitas Produksi 0.15 3 0.45 3 0.45 2 0.3Manajemen 0.1 2 0.2 2 0.2 2 0.2Total 1 2.92 2.02 1.57

Nilai CPM SI yang paling unggul di antara kedua pesaing utamanya di Indonesia,

menunjukan bahwa SI masih menguasai factor-faktor keberhasilan industri semen di

Indonesia.

3.5. Tahap Pencocokan

3.4.1. Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)

Tabel 4.10: Matriks SWOTSumber Olahan Sendiri

KEKUATAN (Strengths) - S

KELEMAHAN (Weaknesses) – W

S1 Jangkauan distribusi

W1 Brand image di Asia Tenggara

S2 Bahan baku W2 Pendistribusian belum menguasai Asia Tenggara

S4 Fundamental keuangan

S5 SDM yang kompetitif dan berkualitas

S6 Bentuk perusahaan yang BUMN

PELUANG

(Opportunities) - O Strategi SO Strategi WO

O1 Adanya program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Mencari sumber bahan baku untuk memenuhi kebutuhan semen (S2, O1)

O2 Segmen pasar yang berasal dari berbagai kalangan

Bekerjasama dengan Pemerintahan untuk menjadikan SI sebagai supplier utama MP3EI dalam kebutuhan akan semen (S6, O1)

Penetrasi pasar untuk wilayah Asia Tenggara (W1, O2)

ANCAMAN (Threats) - T Strategi ST Strategi WT

T1 AEC 2015: Liberalisasi perdagangan antar negara

Membuka perwakilan distributor di setiap negara (W1, W2, T1)

T2 Konsumsi rata-rata semen per kapita di Indonesia

Melakukan strategi Integrasi horizontal yaitu mengakuisisi produsen semen yang berskala se-Asia Tenggara (T2, W1, W2)

T3 Ketersediaan bahan baku

Melakukan survey ke beberapa daerah di Asia Tenggara dalam rangka pemenuhan bahan baku kapur (S2, T3)

T4 Munculnya pemain baru di industri semen Nusantara

Penetrasi pasar untuk wilayah Indonesia maupun di Asia Tenggara (W1,T2, T4)

3.4.2. Matriks IE (Internal-Eksternal)

Skor pada Matriks EFI menunjukkan nilai sebesar 3,25 dan Matriks EFE sebesar

2,9. Sehingga dapat ditarik kesimpulan SI berada di posisi ruang IV. Hal ini

mengindikasikan SI sebaiknya menerapkan strategi “Tumbuh dan membangun” dengan

alternative – alternative strategi sebagai berikut :

- Integrasi ke belakang, Integrasi ke depan, Integrasi horizontal

- Penetrasi pasar

- Pengembangan pasar

- Pengembangan produk

3.4.3. Matriks Grand Strategy

Gambar 3.4: Posisi Semen Indonesia dalam Matriks IESumber: David, Fred R. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat, 2009 dan olahan sendiri)

Laporan Tahunan Indocement pada Tahun 2011 menunjukkan adanya

pertumbuhan pasar yang signifikan, di mana hal tersebut dilatarbelakangi oleh

peningkatan permintaan semen, beton siap-pakai (ready-mix concrete/”RMC”) dan

agregat secara signifikan sejak tahun 2011. Investasi infrastruktur yang begitu luas di

Indonesia serta makin tingginya belanja sektor swasta di tahun mendatang juga akan

memberikan dampak berganda pada peningkatan permintaan semen domestik yang

berkesinambungan. Peningkatan pendapatan per kapita memicu pembelanjaan sektor

swasta termasuk pembangunan pemukiman baru. Dan konsumsi semen nasional sepanjang

Januari-Februari 2013 sudah mencapai 9,04 juta ton. Angka itu tumbuh 11,3%

dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 8,12 juta ton. Selain itu, total penjualan

produsen semen di dalam negeri mencapai 9,06 juta ton, atau tumbuh 10% selama Januari-

Februari 2013 dibandingkan periode sama tahun lalu 8,24 juta ton. Dari angka itu, ekspor

semen sebanyak 23.337 ton, naik 14,6% dari periode sama 2012 sebanyak 20.371 ton dan

Gambar 3.5: MAtriks Grand StrategySumber: David, Fred R. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat, 2009 dan olahan sendiri)

tidak ada ekspor semen setengah jadi8. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan pasar

semen tiap tahunnya akan cepat meningkat.

Dari nilai CPM yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa SI memiliki daya saing

yang paling tinggi yaitu dengan nilai 2.92 dibandingkan dengan dua pesaing utama di

dalam negeri yaitu Indocement TP dengan nilai 2.02 dan Holcim Indonesia dengan nilai

1.57.

Uraian di atas menunjukkan bahwa SI berada di kuadran I dimana memberikan

implikasi strategi yang baik adalah :

- Pengembangan pasar

- Penetrasi pasar

- Pengembangan produk

- Integrasi ke depan

- Integrasi ke belakang

- Integrasi horizontal

- Diversifikasi terkait

3.5. Tahap Keputusan

3.5.1. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Tabel 4.11: Resume Strategi Rekomendasi untuk Semen IndonesiaSumber: Olahan sendiri

Kategori Matrix SWOT Matrix IE Grand Strategy

Pasar

Pengembangan pasar

Pengembangan pasar

8 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., 2015, Produksi Semen Mencapai 78 Juta Ton, http://www.semenindonesia.com/page/search, diakses 25 Januari 2014, jam 17.32 WIB.

Penetrasi pasar untuk wilayah Asia Tenggara (W1, O2); Penetrasi pasar untuk wilayah Indonesia maupun di Asia Tenggara (W1,T2, T4)

Penetrasi pasar Penetrasi pasar

Produk

Pengembangan produk

Pengembangan produk

  Diversifikasi terkait

DistribusiMembuka perwakilan distributor di setiap negara (W1, W2, T1)

Integrasi ke depan

Integrasi ke depan

Pasokan

Melakukan survey ke beberapa daerah di Asia Tenggara dalam rangka pemenuhan bahan baku kapur (S2, T3); Mencari sumber bahan baku untuk memenuhi kebutuhan semen (S2, O1)

Integrasi ke belakang

Integrasi ke belakang

Kerjasama horizontal

Integrasi horizontal

Integrasi horizontal

Dan lain-lain

Bekerjasama dengan Pemerintahan untuk menjadikan SI sebagai supplier utama MP3EI dalam kebutuhan akan semen (S6, O1)

1. Kategori pasar

Untuk kali ini, SI harus fokus terlebih dahulu terhadap pasarnya di Asia

Tenggara yang belum terkuasai. Sehingga tidak memungkinkan bagi perusahaan

untuk menarget pasar baru.

2. Kategori produk

SI dapat mengembangkan produknya dengan menambah lini produk baru

(disesuaikan dengan kondisi pasar dan permintaan konsumen).

3. Kategori distribusi

SI selama ini memiliki 13 distributor di Indonesia dan beberapa area manajer

yang ada di Indonesia juga. Sehingga dibutuhkan kantor distributor baru sebagai

perwakilan tiap negara di Asia Tenggara.

4. Kategori pasokan

Karena bahan baku utama untuk semen adalah batu gamping, kapur, dan

sebagainya yang tersedia hanya dari alam secara terbatas, sehingga tidak mungkin

bagi perusahaan untuk melakukan integrasi ke belakang. Namun, perusahaan bisa

menambah pasokannya dengan melakukan survey di seluruh area Asia Tenggara

untuk menemukan potensi bahan baku yang baru.

5. Kategori kerjasama horizontal

Kategori ini sangat mungkin dilakukan oleh SI dengan mengakuisisi pesaing

yang ada di kelas regional karena dapat meningkatkan pasarnya di Asia Tenggara

dengan meningkatkan kapasitas produksinya.

6. Dan lain-lain

Strategi sangat mungkin dilakukan oleh SI untuk memenuhi kebutuhan

pembangunan di Indonesia, seperti pembangunan jembatan selat sunda dan kawasan

pendukungnya.

Tabel 4.12: QSPM Semen IndonesiaSumber: Olahan sendiri

BOBOT

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4

Pengembangan produk

Membuka distributor

di Asia Tenggara

Integrasi horizontal

Pemanfaatan program MP3EI

KEKUATAN   AS TAS AS TAS AS TAS AS TASS1 Jangkauan distribusi 0.15 1 0.15 4 0.6 3 0.45 1 0.15S2 Bahan baku 0.15 4 0.6 2 0.3 3 0.45 3 0.45S4 Fundamental keuangan 0.15 3 0.45 3 0.45 4 0.6 3 0.45S5 SDM yang kompetitif dan berkualitas 0.15 3 0.45 4 0.6 3 0.45 3 0.45S6 Bentuk perusahaan yang BUMN 0.15 1 0.15 2 0.3 2 0.3 4 0.6KELEMAHAN     W1 Brand image di Asia Tenggara 0.15 2 0.3 4 0.6 3 0.45 1 0.15W2 Pendistribusian belum menguasai Asia Tenggara

0.10 2 0.2 4 0.4 3 0.3 1 0.1TOTAL 1.00 2.3 3.25 3 2.35

PELUANG O1 Adanya program Master Plan Percepatan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 0.20 1 0.2 1 0.2 1 0.2 4 0.8O2 Segmen pasar yang berasal dari berbagai kalangan 0.20 3 0.6 2 0.4 1 0.2 1 0.2ANCAMAN     T1 AEC 2015: Liberalisasi perdagangan antar negara 0.15 3 0.45 3 0.45 3 0.45 1 0.15T2 Konsumsi rata-rata semen per kapita di Indonesia 0.15 1 0.15 1 0.15 1 0.15 2 0.3T3 Ketersediaan bahan baku 0.15 4 0.6 2 0.3 3 0.45 3 0.45T4 Munculnya pemain baru di industri semen

Nusantara 0.15 3 0.45 1 0.15 2 0.3 4 0.6TOTAL 1.00 2.45 1.65 1.75 2.5

TOTAL NILAI STRATEGI 4.75 4.9 4.75 4.85

Strategi yang memiliki nilai tertinggi terletak pada strategi 2, yaitu membuka

distributor di Asia Tenggara dengan total nilai strategi sebesar 4.9 ,diikuti dengan

strategi 4 (pemanfaatan program MP3EI) dengan total nilai strategi 4.85 , serta strategi

1 (pengembangan produk) dan 3 (Integrasi horizontal) dengan total nilai strategi

sebesar 4.75.

Angka ini menunjukkan bahwa strategi 2 sangat menarik untuk diterapkan oleh

SI dengan kaitannya dalam pencapaian visi perusahaan.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1. SIMPULAN

1. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh factor internal SI:

a. Kekuatannya meliputi jangkauan distribusi, bahan baku yang berkualitas,

fundamental keuangan yang kuat, SDM yang kompetitif dan berkualitas serta

bentuk perusahaan yang BUMN.

b. Kelemahannya meliputi brand image di Asia Tenggara yang masih belum

familiar dan pendistribusian produk yang belum menguasai Asia Tenggara

2. Peluang dan ancaman yang dimiliki oleh factor eksternal SI:

a. Peluangnya meliputi adanya program MP3EI dan segmen pasar yang berasal

dari berbagai kalangan

b. Ancamannya meliputi adanya AEC (ASEAN Economic Community) 2015

yang menyebabkan liberalisasi perdagangan antar Negara di kawasan Asia

Tenggara, konsumsi rata – rata semen per kapita di Indonesia yang masih

rendah dibandingkan dengan Negara tetangga, ketersedian bahan baku yang

terbatas dari alam, dan munculnya pemain baru di industri semen Nusantara.

3. Rekomendasi/usulan strategi bisnis yang sebaiknya dilakukan oleh SI agar dapat

bersaing di kancah nasional maupun regional Asia Tenggara adalah membuka

distributor sebagai perwakilan tiap Negara di Asia Tenggara

4.2. SARAN

1. Meningkatkan distribusi di Asia Tenggara

2. Melatih SDM utamanya untuk meningkatkan Bahasa Inggris dan keahlian sesuai

di bidangnya

3. Memperkuat keuangan untuk melakukan manajemen distribusi melalui

pemesanan online

4. Melakukan pemasaran yang gencar baik di tingkat nasional maupun di regional

DAFTAR PUSTAKA

Worldcement.com. Evolution of the Southeast Asian cement market. http://www.worldcement.com/news/cement/articles/Cement_supply_and_demand_southeast_asia.aspx#.UuIZXLT-LIU (diakses 24 Januari 2014, jam 15.53 WIB)

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Profil Perusahaan. http://www.semenindonesia.com/page/get/profil-perusahaan-9 (diakses 22 januari, jam 20.00 WIB).

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Semen Indonesia Harus Menjadi Kebanggaan Indonesia. http://www.semenindonesia.com/page/read/semen-indonesia-harus-menjadi-kebanggaan-indonesia-2322 (diakses 22 januari, jam 20.00 WIB).

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Distributor. http://www.semenindonesia.com/page/read/distributor-17 (diakses 22 januari, jam 20.00 WIB).

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Area Manager. http://www.semenindonesia.com/page/read/area-manager-18 (diakses 22 januari, jam 20.00 WIB).

Berita Satu. Semen Indonesia sebagai "Center of Engineering & Research". http://www.beritasatu.com/figur/141255-semen-indonesia-sebagai-center-of-engineering-research.html (diakses 22 januari, jam 20.00 WIB).

Presentasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. The Prospect of Indonesia Cement Industry. Jakarta: Semen Indonesa, 2013.

P., Dimas Ragil Kinayungan. Skripsi: Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Rasio Keuangan, Economic Value Added (EVA) Dan Market Value Added (MVA) - (Studi Pada Perusahaan Semen Yang Go Public). Malamg: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, 2007.

Nofrian, Debby. Skripsi: Analisis Strategi Pemasaran Semen pada PT. Semen Padang di Wilayah Sumatera Barat. Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, 2009.

David, Fred R. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat, 2009.