strategi percepatan implementasi rencana induk

38
PROYEK PERUBAHAN STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK KEANTARIKSAAN INDONESIA TAHUN 2016-2040 DISUSUN OLEH: NAMA : PROF. DR. ERNA SRI ADININGSIH NDH : 24 INSTANSI : LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) PROGRAM PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XXXIX LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2018

Upload: others

Post on 01-Jun-2022

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

PROYEK PERUBAHAN

STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI

RENCANA INDUK KEANTARIKSAAN INDONESIA

TAHUN 2016-2040

DISUSUN OLEH:

NAMA : PROF. DR. ERNA SRI ADININGSIH

NDH : 24

INSTANSI : LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)

PROGRAM PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I

ANGKATAN XXXIX

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

2018

Page 2: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

i

KATA PENGANTAR

Gagasan proyek perubahan ini dirancang dan dilaksanakan dengan urgensi belum

efektifnya implementasi Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan Tahun 2016-2040 yang

merupakan sebagian dari amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang

Keantariksaan. Melalui proyek perubahan ini akan diusulkan kebijakan nasional untuk

penguatan stakeholder ownership atau dukungan pemangku kepentingan dan penguatan

kerjasama internasional dalam rangka implementasi Perpres Nomor 45 Tahun 2017 tentang

Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan Tahun 2016-2040, sehingga dalam menyusun

Prioritas Nasional Pembangunan Tahunan oleh Pemerintah menjadi salah satu acuan utama

dalam fokus pembangunan maupun alokasi anggarannya. Oleh sebab itu proyek perubahan ini

diberi judul “Strategi Percepatan Implementasi Rencana Induk Keantariksaan Indonesia Tahun

2016-2040”, dengan harapan implementasi capaian target dapat terwujud tepat waktu.

Segala puji dipanjatkan kepada Allah SWT, sehingga akhirnya proyek perubahan ini dapat

dilaksanakan dengan dukungan dari seluruh pihak terkait di LAPAN maupun Kementerian,

Lembaga, Pemerintah Daerah, dan perguruan tinggi. Penyusun menyampaikan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, selaku sponsor

proyek, dan Bapak Ir. Setia Budhy Algamar, MURP dari LAN selaku pembimbing dalam

penyusunan dan pelaksanaan proyek perubahan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr.

Muhammad Idris, selaku narasumber, atas masukan berharga untuk proyek perubahan.

Penyusun juga menyampaikan terimakasih kepada para pejabat di lingkungan LAPAN,

Kemenristekdikti, dan Bappenas yang telah memberikan dukungan penuh bagi proyek

perubahan ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Tim Efektif dari LAPAN yang ikut

melaksanakan kegiatan proyek perubahan. Terimakasih juga disampaikan kepada tim kecil yang

membantu penyelesaian laporan proyek perubahan, serta kepada seluruh pihak yang telah

membantu dan memberikan dukungan bagi proyek perubahan ini.

Jakarta, 19 Oktober 2018

Project Leader

Prof. Dr. Erna Sri Adiningsih

Page 3: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………….…… ii

EXECUTIVE SUMMARY (RINGKASAN) ……………………………………………………………………………. iv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………………………………… vii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………………………………………. viii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………………………. ix

BAB I GAGASAN PROYEK PERUBAHAN ……………………………………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………………………………. 1

1.2. Nama Gagasan Perubahan dan Deskripsi ……………………………………………… 3

1.3. Tujuan Proyek Perubahan ……………………………………………………………………… 4

1.4. Manfaat Perubahan ………………………………………………………………………………. 4

1.5. Ruang Lingkup Proyek Perubahan …………………………………………………………. 4

1.6. Output Kunci …………………………………………………………………………………………. 5

BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN ………………………………………………………………. 6

2.1. Roadmap/Milestones Proyek Perubahan ………………………………………………. 6

2.2. Tata Kelola Proyek ………………………………………………………………………………… 8

2.3. Identifikasi dan Analisis Stakeholders …………………………………………………… 9

2.3.1. Pemetaan Stakeholder ………………………………………………………………… 9

2.3.2. Strategi Komunikasi dengan Stakeholder ……………………………………. 12

2.4. Identifikasi Potensi Kendala/Masalah dan Strategi Mengatasinya ………. 13

2.5. Kriteria Keberhasilan ……………………………………………………………………….……. 14

2.6. Faktor Pendukung Keberhasilan ……………………………………………………………. 15

BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN ……………………………………………………………… 16

3.1. Capaian Proyek Perubahan ……………………………………………………………………. 16

3.2. Perubahan Peta Stakeholders Proyek Perubahan …………………………………… 18

3.3. Kendala Internal dan Eksternal ……………………………………………………………… 19

3.4. Upaya Mengatasi Kendala …………………………………………………………………….. 20

Page 4: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

iii

3.5. Instrumen Monitoring Untuk Pelaksanaan Proyek Perubahan ……………….. 21

BAB IV PENUTUP …….…………………………………………………………………………………………………… 22

4.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………..……………… 22

4.2. Lesson learned ………………………………………………………………………………………… 23

4.3. Rekomendasi/Saran ………………………………………………………………………………… 23

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………….. 25

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………………………………………… 26

Page 5: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

iv

EXECUTIVE SUMMARY (RINGKASAN)

Perkembangan teknologi keantariksaan berkembang makin pesat. Kemajuan teknologi

berbasis iptek keantariksaan telah dimanfaatkan dalam banyak sector pembangunan dan

kehidupan masyarakat sehari-hari seperti telekomunikasi, pemantauan sumberdaya alam,

kehutanan, pertanian, perikanan, pertambangan, perencanaan wilayah dan tataruang, serta

mitigasi bencana alam. Meskipun demikian, dari sisi penguasaan teknologi keantariksaan,

Indonesia masih tertinggal dibandingkan Negara berkembang lainnya seperti India dan Republik

Rakyat Tiongkok.

Sebagai amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan,

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2017 tentang

Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan Tahun 2016-2040 yang merupakan perencanaan

jangka panjang untuk mencapai kemandirian dalam iptek keantariksaan di Indonesia. Namun

hingga saat ini, implementasi Rencana Induk Keantariksaan belum efektif secara nasional, dan

sebagian target capaian berpotensi mengalami keterlambatan.

Gagasan perubahan ini bertujuan untuk: (1) Menyusun rencana aksi penguatan

berdasarkan hasil evaluasi implementasi Renduk Keantariksaan 2016-2040; (2) Mengusulkan

muatan Renduk Keantariksaan dalam RPJMN 2020-2024; (3) Meratifikasi kerjasama

internasional antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah India dalam bidang iptek

keantariksaan untuk maksud damai; serta (4) Membangun forum kerjasama dalam

pengembangan iptek keantariksaan.

Hasil evaluasi implementasi Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan yang

dilakukan terhadap capaian target periode paruh waktu 5 tahun pertama (2016-2020)

menunjukkan bahwa sebagian besar target dapat tercapai, kecuali untuk program teknologi

keantariksaan yang mengalami keterlambatan dalam capaian target. Hasil pertemuan dengan

K/L utama juga menyepakati diperlukan fokus pada percepatan program teknologi

keantariksaan dan mengusulkan INPRES sebagai landasan hukum yang mengikat bagi K/L untuk

mengimplementasikan Renduk Keantariksaan. Muatan Renduk Keantariksaan periode 5 tahun

pertama dan 5 tahun kedua (2016-2020 dan 2021-2025) perlu diusulkan menjadi landasan

Page 6: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

v

dalam penyusunan naskah teknokratik RPJMN 2020-2024. Sementara itu proses ratifikasi

kerjasama internasional antara Indonesia-India dalam bidang iptek keantariksaan telah

dilakukan dengan menyusun draft naskah ratifikasi. Percepatan proses ratifikasi sangat

didukung oleh pihak Pemerintah India, dan menyepakati penyelenggaraan Joint Commission

Meeting yang dijadwalkan pada akhir Oktober 2018 (tentatif) untuk melangkah pada

implementasi kerjasama. Forum kerjasama nasional dalam pengembangan iptek keantariksaan

telah diinisiasi dengan dukungan dari seluruh stakeholder utama, dan beberapa di antaranya

telah terwujud melalui Nota Kesepahaman (MoU) dalam pengembangan iptek penerbangan dan

antariksa.

Dari pelaksanaan proyek perubahan dalam jangka pendek diperoleh beberapa hal penting

yang menjadi pembelajaran, khususnya bagi LAPAN, yaitu bahwa proyek perubahan ini sangat

penting sebagai upaya sistematis untuk implementasi Rencana Induk Penyelenggaraan

Keantariksaan di Indonesia secara bertahap hingga tahun 2040. Target Renduk Keantariksaan

tidak dapat tercapai secara efektif tanpa dukungan penuh dan sinergi di antara seluruh

pemangku kepentingan, baik nasional maupun internasional, melalui kerjasama yang intensif

untuk mencapai tujuan akhir yaitu kemandirian dalam iptek keantariksaan. Diperlukan landasan

hukum yang lebih mengikat seluruh K/L kunci untuk mengimplementasikan Renduk

Keantariksaan. Landasan hukum yang mengikat bagi kerjasama internasional, sebagaimana

kerjasama Indonesia-India dalam iptek keantariksaan, perlu ditindak lanjuti dengan

implementasi kegiatan yang saling menguntungkan. Keberhasilan implementasi Renduk

Keantariksaan sangat memerlukan kepemimpinan kolaboratif.

Berdasarkan hasil analisis dan output yang telah dicapai selama pelaksanaan proyek

perubahan dalam jangka pendek dapat disusun rekomendasi sebagai berikut:

1. LAPAN perlu melanjutkan upaya sistematis dan berkesinambungan untuk

mengkoordinasikan stakeholder dalam rangka pencapaian target Rencana Induk

Penyelenggaraan Keantariksaan.

2. LAPAN perlu berupaya dengan intensif untuk menjadikan keantariksaan sebagai salah satu

sektor pembangunan nasional di dalam RPJMN dan RPJPN sebagaimana yang telah terjadi

di negara-negara berkembang dengan sektor keantariksaan yang telah maju.

Page 7: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

vi

3. LAPAN dan Kemenristekdikti perlu berperan lebih konkrit dalam mengupayakan kebijakan

Pemerintah (Presiden) untuk menetapkan keantariksaan sebagai salah satu prioritas

pembangunan nasional dalam RPJMN 2020-2024.

4. LAPAN perlu menginisiasi proses usulan INPRES Implementasi Renduk Keantariksaan

sebagai tindak lanjut dari kesepakatan dalam pertemuan antar K/L.

5. LAPAN perlumenyusun prioritas dan langkah konkrit dalam implementasi kerjasama

internasional, khususnya antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah India dalam iptek

keantariksaan, sebagai bagian dari percepatan capaian target Renduk Keantariksaan.

Page 8: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Roadmap/Milestones proyek perubahan jangka pendek …………………………… 6

Tabel 2.2. Roadmap/Milestones proyek perubahan jangka menengah …………………….. 7

Tabel 2.3. Roadmap/Milestones proyek perubahan jangka panjang ………………………… 7

Tabel 2.4. Potensi masalah dalam implementasi Renduk Keantariksaan dan

Strategi Pemecahannya………………………………………………………………………..…… 14

Tabel 3.1. Capaian proyek perubahan jangka pendek……….………………………………………. 16

Tabel 3.2. Percepatan capaian proyek perubahan jangka menengah menjadi

Jangka panjang…………………………………………………….……………………..……………. 17

Page 9: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur tata kelola proyek perubahan ………………….………………………………… 8

Gambar 2.2. Struktur Organisasi LAPAN ………………….……………………………………….…………. 10

Gambar 2.3. Pemetaan stakeholder proyek perubahan ………….…………………….………………. 11

Gambar 2.4. Strategi komunikasi dengan kelompok stakeholder proyek perubahan …… 12

Gambar 3.1. Peta stakeholder pasca proyek perubahan jangka panjang …………….…….. 19

Page 10: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Landasan Hukum

1. Perpres No 45 Tahun 2017 Tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan 2016-

2040

2. Draft Framework Agreement

Lampiran 2. Pembentukan Tim Efektif

1. Rapat 4 Juli 2018 (undangan, daftar hadir, notulen, foto)

2. Rapat 26 Juli 2018 (undangan, daftar hadir, notulen, foto)

3. SK Tim Efektif

Lampiran 3. Inisiasi Stakeholder Ownership

1. Koordinasi dengan Sekjen Kemenristekdikti (Screenshot Whatsapp, Foto, Narasi Video)

tanggal 2 Agustus 2018

2. Rapat Persiapan 2018 (Undangan, Daftar Hadir, Foto Kegiatan, terkait Renduk (10 Agustus

2018, Daftar Hadir, Notulensi), Mercure Hotel 13-16 Agustus Notulensi)

3. FGD Implementasi Rencana Induk Keantariksaan (27 September 2018) Park Hotel, Jakarta

(Undangan, Daftar Hadir, Foto Kegiatan, notulensi)

Lampiran 4. Inisiasi Forum Kerjasama IPTEK Keantariksaan

1. Kerjasama Dalam Negeri

A. MoU LAPAN – NIAS UTARA, tanggal 4 Juni 2018 (undangan, daftar hadir, artikel web,

foto)

B. MoU LAPAN-PT PLN, tanggal 23 Agustus 2018 (MoU)

C. MoU LAPAN-Universitas Prasteya Mulya, tanggal 5 Oktober 2018 (undangan,

Dokumen MoU, daftar hadir, foto)

D. Penandatanganan Prasasti Situs Observatorium Nasional Timau dan

Penandatanganan Berita Acara Serah Terima Tanah Tilong antara LAPAN -NTT, 9 s.d.

10 Juli 2018 (undangan, daftar hadir, artikel web, foto)

Page 11: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

x

E. Draft SK Menristekdikti tentang Tim Percepatan Pencapaian Renduk Keantariksaan

2018-2020 (Anggota: Kemenrsitekdikti, LAPAN, BAPPENAS, Kemenkeu, Kemenlu,

Kemenperin, Kemenhub, Kemenkominfo, Kemenhan, BPPT, LIPI)

F. MoU Kerjasama LAPAN dengan K/L, Pemda, universitas, dan BUMN Bulan Mei 2018

s.d 12 Oktober 2018

2. Kerjasama Luar Negeri

A. LAPAN – ISRO (Surat-surat dari Kedutaan India, undangan, daftar hadir, foto)

B. LAPAN – AUSTRADE (undangan, daftar hadir, foto)

C. LAPAN-Ethiopia (undangan, daftar hadir, foto)

Lampiran 5. Bahan Evaluasi Awal Capaian Renduk Keantariksaan

1. Rapat Persiapan tanggal 10 Agustus 2018 (undangan, daftar hadir, notulen, foto kegiatan)

2. Monev Renduk tanggal 13-16 Agustus 2018 (undangan, daftar hadir, notulen, hasil monev,

foto kegiatan)

Lampiran 6. Draft Naskah Urgensi Ratifikasi Framework Agreement Indonesia – India.

1. Rapat pembahasan naskah urgensi (undangan, daftar hadir, notulensi, foto kegiatan, draft

ratifikasi)

2. Empat (4) Rapat Internal (undangan, daftar hadir, notulensi, foto kegiatan,draft ratifikasi)

Lampiran 7. Sosialisasi Renduk Keantariksaan

1. Kegiatan SINAS KKPA Surabaya 6 Agustus, (undangan, daftar hadir, foto kegiatan, silde

presentasi ka LAPAN)

2. Sosialisasi Renduk Keantariksaan pada Aero Summit and ISAST (Artikel 25 September

2018)

3. Sosialisasi Kepala LAPAN di Park Hotel Jakarta tentang Implementasi Renduk

Keantariksaan tanggal 27 September 2018 (undangan, daftar hadir, foto kegiatan,

notulensi, bahan paparan Kepala LAPAN);

4. FGD Implementasi Rencana Induk Keantariksaan tanggal 27 September 2018 di Park

Hotel, Jakarta (Undangan, Daftar Hadir, Foto Kegiatan, notulensi)

Lampiran 8. Stakeholder Ownership

1. Rapat Koordinasi Sestama LAPAN dengan Sekjen Kemenristekdikti tanggal 2 Agustus 2018

2. 5 orang testimoni SINAS KKP di Surabaya pada tanggal 6 Agustus 2018

Page 12: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

xi

3. Pernyataan perwakilan K/L tentang Implementasi Renduk Keantariksaan pada tanggal 27

September 2018 (Kemenko Maritim, Kemenko PMK, Kemenko Perekonomian,

Kemenristekdikti, Kemenperin, Kemenhan, BAPPENAS, Kemendagri, Kemenkominfo,

Kementerian BUMN, PT.DI (BUMN), BPPT, dan LIPI

4. Pernyataan Wakil DUBES India

5. Pertemuan LAPAN dengan Dubes Ethiopia (Artikel 17 September 2018)

6. Pernyataan perwakilan unit teknis LAPAN

Lampiran 9. Evaluasi Capaian Target Renduk Keantariksaan 2016-2020 (fokus pada teknologi)

1. Rapat Evaluasi Renduk Eselon II (27 Agustus, Agustus undangan, daftar hadir, notulen,

foto kegiatan, PPT Agustus (Renkeu)

2. FGD Implementasi Rencana Induk Keantariksaan (fokus Teknologi) (27 September 2018)

3. Park Hotel, Jakarta (Undangan, Daftar Hadir, Foto Kegiatan, notulensi, PPT Sestama

LAPAN)

Lampiran 10. Naskah Ratifikasi Framework Agreement Indonesia – India dan surat izin prakarsa

Menristekdikti kepada Presiden RI.

1. Rapat penyusunan naskah ratifikasi Framework Agreement (24 Agustus, Undangan, Daftar

Hadir, Notulensi, Foto Kegiatan)

2. Surat Usulan dari LAPAN kepada Kemenristekdikti

3. Surat Menteri Ristekdikti Kepada Presiden (17 September 2018) Tentang Izin Prakarsa

Ratifikasi Framework Agreement (Lampiran : Naskah Urgensi dan Draft Rancangan Perpres

tentang Ratifikasi Framework Agreement )

Lampiran 11. Dokumentasi Bimbingan Dengan Mentor dan Coach

1. Bimbingan dengan mentor (Kepala LAPAN – Prof. Dr. Thomas Djamaluddin)

2. Bimbingan dengan coach (Ir. Setia Budhy Algamar, MURP (WI Utama, LAN)

Page 13: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

1

BAB I

GAGASAN PROYEK PERUBAHAN

1.1. Latar Belakang

Dalam dua dasawarsa terakhir, perkembangan teknologi keantariksaan berkembang

makin pesat. Kemajuan teknologi berbasis iptek keantariksaan telah dimanfaatkan dalam

banyak sektor pembangunan dan kehidupan masyarakat sehari-hari seperti telekomunikasi,

pemantauan sumber daya alam, kehutanan, pertanian, perikanan, pertambangan, perencanaan

wilayah dan tata ruang, serta mitigasi bencana alam. Meskipun demikian, dari sisi penguasaan

teknologi keantariksaan, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara berkembang lainnya

seperti India dan Republik Rakyat Tiongkok. Selain pemanfaatan teknologi keantariksaan,

Indonesia menunjukkan kemajuan dalam regulasinya. Hal ini ditunjukkan oleh komitmen

Pemerintah RI dan DPR RI dalam penyusunan regulasi nasional untuk mendorong kemajuan dan

penguasaan iptek keantariksaan serta pemanfaatannya di Indonesia secara sistematis.

Penetapan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan merupakan komitmen

yang sangat kuat untuk memberikan payung hukum nasional yang kokoh bagi penyelenggaraan

keantariksaan di Indonesia. Namun di sisi lain, Indonesia masih bergantung pada negara lain,

khususnya dalam penyediaan komponen-komponen teknologi keantariksaan dan jasa

peluncuran satelit.

Sebagai amanat dari Undang Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan,

khususnya Pasal 40, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) wajib menyusun

rencana induk sebagai pedoman nasional dalam Penyelenggaraan Keantariksaan. Rencana induk

disusun dengan mempertimbangkan modal dasar dan lingkungan strategis. Rencana induk

memuat: a. visi dan misi; b. kebijakan; c. strategi; dan d. peta rencana strategis jangka pendek,

menengah, dan panjang. Rencana induk disusun untuk jangka waktu 25 (dua puluh lima) tahun,

dan dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau sesuai dengan kebutuhan.

Sebagai hasilnya, pada tahun 2017 Pemerintah Indonesia telah menetapkan Peraturan Presiden

Nomor 45 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan Tahun 2016-

Page 14: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

2

2040 (Lampiran 1.1). Landasan hukum tersebut cukup kuat untuk menjadi pedoman secara

nasional dalam pembangunan iptek keantariksaan.

Pada kenyataannya, Rancangan Kerja Pemerintah tahun 2017 hingga 2018 yang disusun

tiap tahun belum mengacu pada Perpres tersebut. Hingga saat ini, Pemerintah menetapkan

Prioritas Nasional (PN) Pembangunan Tahunan hanya berdasarkan visi Presiden (Nawa Cita) dan

RPJMN 2015-2019, serta mengalami perubahan PN tiap tahun dalam tiga tahun terakhir. Hal

tersebut menunjukkan bahwa Perpres 45/2017 belum diimplementasikan secara efektif dalam

program prioritas nasional. Meskipun demikian, LAPAN telah menyusun Rencana Strategis

(Renstra) Tahun 2015-2019 telah melaksanakan program pengembangan sains dan teknologi

penerbangan dan antariksa, serta penginderaan jauh untuk mendukung pembangunan nasional.

Sebagian besar program tahunan yang disusun telah sesuai dengan target capaian Rencana

Induk Keantariksaan, namun belum seluruhnya dapat tercapai tepat waktu, khususnya dalam

penguasaan teknologi roket. Sementara itu, target yang diperoleh melalui program LAPAN

dalam sains antariksa dan atmosfer, pengembangan teknologi satelit mikro, pengembangan

teknologi aeronautika, dan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dapat tercapai tepat

waktu. Hal ini disebabkan implementasi Rencana Induk Keantariksaan sangat membutuhkan

sinergi dan harmoni dalam program yang dilaksanakan oleh para stakeholder.

Salah satu permasalahan dalam implementasi Rencana Induk Keantariksaan yang dapat

diidentifikasi adalah belum adanya stakeholder ownership (rasa kepemilikan diantara para

pemangku kepentingan) dalam mengimplementasikan Perpres tersebut. Selain itu,

pembangunan iptek keantariksaan sangat high tech, high cost, high risk, sehingga untuk

mencapai target teknologi keantariksaan tertentu, misalnya teknologi roket dan teknologi

satelit, diperlukan kerjasama yang mutualistik di tingkat nasional maupun internasional. Pada

bulan Mei 2018 Pemerintah Indonesia dan Pemerintah India menyepakati kerjasama di bidang

keantariksaan. LAPAN telah menandatangani kerjasama dengan Indian Space Research

Organization (ISRO) dalam sains dan teknologi keantariksaan melalui Framework Agreement

between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of

India on Cooperation in the Exploration and Uses of Outer Space for Peaceful Purposes atau

selanjutnya disebut Framework Agreement yang telah ditandatangani pada bulan Mei 2018

(Lampiran 1.2). Kerjasama ini merupakan kelanjutan dari kerjasama yang telah dirintis sejak 20

Page 15: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

3

tahun yang lalu antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah India. Namun kerjasama ini belum

banyak memberikan manfaat dalam penguatan iptek keantariksaan di Indonesia. Penguatan

implementasi pemanfaatan kerjasama internasional menjadi salah satu permasalahan yang

perlu diperbaiki dalam kerjasama bilateral tersebut.

Melalui proyek perubahan ini akan diusulkan kebijakan nasional untuk penguatan

stakeholder ownership atau dukungan pemangku kepentingan dan penguatan kerjasama

internasional dalam rangka implementasi Perpres Nomor 45 Tahun 2017 tentang Rencana Induk

Penyelenggaraan Keantariksaan Tahun 2016-2040, sehingga dalam menyusun Prioritas Nasional

Pembangunan Tahunan oleh Pemerintah menjadi salah satu acuan utama dalam fokus

pembangunan maupun alokasi anggarannya.

1.2. Nama Gagasan Perubahan dan Deskripsi

Judul gagasan perubahan:

Strategi Percepatan Implementasi Rencana Induk Keantariksaan Indonesia Tahun 2016-

2040.

Deskripsi:

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 45 tentang Rencana Induk

Penyelengaraan Kegiatan Keantariksaan Periode 2016-2040. Landasan hukum tersebut cukup

kuat untuk menjadi pedoman secara nasional. Namun pada kenyataannya, Rancangan Kerja

Pemerintah tahun 2017 hingga 2018 yang disusun tiap tahun belum mengacu pada Perpres

tersebut. Hingga saat ini, Pemerintah menetapkan Prioritas Nasional (PN) Pembangunan

Tahunan hanya berdasarkan visi Presiden (Nawa Cita) dan RPJMN 2015-2019. Sementara itu

lingkup dan jumlah Prioritas Nasional mengalami perubahan setiap tahun dalam tiga tahun

terakhir. Namun penyusunan dan penetapan PN belum mempertimbangkan Rencana Induk

tersebut. Dengan demikian Perpres 45/2017 belum diimplementasikan secara efektif dalam

program prioritas nasional. Melalui proyek perubahan ini akan diusulkan kebijakan nasional

yang fokus utamanya adalah untuk penguatan stakeholder ownership serta penguatan

kerjasama nasional dan internasional dalam rangka implementasi Rencana Induk Keantariksaan.

Page 16: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

4

1.3. Tujuan Proyek Perubahan

Tujuan dari proyek perubahan ini adalah:

a. Menyusun rencana aksi penguatanberdasarkan hasil evaluasi implementasi Renduk

Keantariksaan 2016-2040;

b. Mengusulkan muatan Renduk Keantariksaan dalam RPJMN 2020-2024;

c. Meratifikasi kerjasama internasional antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah India

dalam bidang iptek keantariksaan untuk maksud damai;

d. Membangun forum kerjasama dalam pengembangan iptek keantariksaan.

1.4. Manfaat Perubahan

Proyek perubahan ini diharapkan memberikan manfaat untuk:

a. Mempercepat capaian Rencana Induk Keantariksaan menuju kemandirian dalam iptek

keantariksaan;

b. Meningkatkan manfaat kerjasama, khususnya kerjasama internasional bagi Indonesia

untuk mendukung akselerasi implementasi Rencana Induk Keantariksaan.

1.5. Ruang Lingkup Proyek Perubahan

Ruang lingkup kegiatan yang dilaksanakan dalam proyek perubahan meliputi:

a. Melakukan upaya-upaya intensif untuk membangun dan meningkatkan stakeholder

ownership implementasi Rencana Induk (Renduk) Keantariksaan;

b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Induk Keantariksaan;

c. Menyusun naskah ratifikasi Framework Agreement antara Indonesia dan India di bidang

iptek keantariksaan;

Page 17: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

5

d. Melakukan upaya-upaya intensif untuk memasukkan muatan Rencana Induk

Keantariksaan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2020-2024;

e. Memperkuat dan mengembangkan kerjasama nasional dan internasional dalam bidang

iptek keantariksaan.

1.6. Output Kunci

Output kunci dari proyek perubahan, khususnya dalam jangka pendek, meliputi:

a. Draft Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tentang Tim Percepatan

Implementasi Rencana Induk Keantariksaan;

b. Draft naskah Ratifikasi Framework Agreement kerjasama keantariksaan antara Pemerintah

Indonesia dengan Pemerintah India.

c. Bahan evaluasi pelaksanaan Renduk Keantariksaan.

Page 18: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

6

BAB II

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

2.1. Roadmap/Milestones Proyek Perubahan

Sesuai dengan gagasan inovasi dan perubahan yang diusulkan, proyek perubahan

dirancang untuk mencapai target pada tiga tahap, yaitu jangka pendek selama mengikuti

Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I (PKN-1), jangka menengah yaitu setelah PKN-1

selesai hingga akhir Desember 2018, dan jangka panjang yaitu tahun 2019 hingga 2020.

Roadmap dan milestones telah disusun untuk ketiga jangka waktu tersebut sebagaimana

disajikan pada Tabel 2.1, Tabel 2.2., dan Tabel 2.3.

Tabel 2.1. Roadmap/Milestones Proyek Perubahan Jangka Pendek

No Uraian Kegiatan Output Utama Jadwal Rencana

Pelaksanaan Peran Project

Leader

1. Pembentukan Tim Efektif SK Tim Efektif M4 Juli -M1Agustus 2018

Penanggung Jawab

2. Inisiasi stakeholder ownership

Dukungan stakeholder dalam implementasi Rencana Induk (Renduk) Keantariksaan

M2-M3 Agustus 2018

Koordinator

3. Inisiasi Forum Kerjasama Nasional Iptek Keantariksaan

a. Draft SK Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)tentang Tim Percepatan Implementasi Renduk Keantariksaan

M-4 Agustus 2018 Koordinator

b. Nota Kesepahaman (MoU) antara LAPAN dengan stakeholdernasional

M1 Juli – M4 September 2018

Koordinator

4. Penyiapan bahan evaluasi awal capaian Renduk Keantariksaan

Bahan awal evaluasi capaian Renduk Keantariksaan periode paruh waktu 2016-2020 yang dibahas dengan stakeholder internal

M3-M4 September 2018

Koordinator

5. Penyiapan Draft Naskah Urgensi Ratifikasi Framework Agreement kerjasama keantariksaan Indonesia dan India

Draft naskah urgensi ratifikasi M4 Juli – M1Agustus 2018

Penanggung Jawab

Page 19: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

7

Tabel 2.2. Roadmap/Milestones Proyek Perubahan Jangka Menengah

No Uraian Kegiatan Output Utama Jadwal Rencana Pelaksanaan

Peran Project Leader

1. Sosialisasi Renduk Keantariksaan;

Penyelenggaraan sosialisasi di berbagai forum

Oktober - November 2018

Koordinator

2. Stakeholder Ownership;

Dukungan stakeholder dalam implementasi Renduk Keantariksaan

November 2018 Koordinator

3. Penetapan Forum Kerjasama Iptek Keantariksaan;

a. SK Menristekdikti tentang Tim Percepatan Implementasi Renduk Keantariksaan

Desember 2018 Pengusul

b. MoU antara LAPAN dengan stakeholder nasional

Oktober – Desember 2018

Koordinator

4. Evaluasi Capaian Target Renduk Keantariksaan;

Bahan evaluasi capaian Renduk Keantariksaan periode 2016-2020 yang dipaparkan kepada stakeholder eksternal

Desember 2018 Koordinator

5. Naskah Ratifikasi Framework Agreement Indonesia – India.

Ratifikasi Framework Agreementkerjasama keantariksaan oleh Pemerintah Indonesia

Januari – Februari 2019

Koordinator

Tabel 2.3. Roadmap/Milestones Proyek Perubahan Jangka Panjang

No Uraian Kegiatan Output Utama Jadwal Rencana Pelaksanaan

PeranProject Leader

1. Laporan Evaluasi Capaian Target Renduk Keantariksaan 2016-2020 dari LAPAN kepada Presiden

Laporan pelaksanaan Renduk Keantariksaan Periode 2016-2020

2019 - 2020 Koordinator

2. Pengusulan muatan materi Renduk Keantariksaan untuk naskah teknokratik RPJMN 2020-2024

Draft muatan Renduk Keantariksaan dalam naskah teknokratik RPJMN 2020 - 2024

Januari – Desember 2019

Pengusul

3. Pelaksanaan Forum Kerjasama Stakeholder Iptek Keantariksaan;

Penyelenggaraan pertemuan berkala Tim Percepatan Implementasi Renduk Keantariksaan

2019 - 2020 Koordinator

4. Implementasi Framework AgreementIndonesia dan India

Draft Implementing Arrangements sebagai turunan dari Framework Agreement

2019 - 2020 Koordinator

Page 20: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

8

2.2. Tata Kelola Proyek

Proyek perubahan ini diusulkan dan dilaksanakan oleh Prof. Dr. Ir. Erna Sri Adiningsih,

M.Si. sebagai project leader atau koordinator. Dalam proses perancangan hingga

pelaksanaannya, proyek perubahan disponsori dan diarahkan oleh Prof. Dr. Thomas

Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Selain itu, project leader

dibimbing oleh coach yaitu Bapak Ir. Setia Budhy Algamar, MURP dari Lembaga Administrasi

Nasional dalam perancangan hingga penyusunan laporan.

Proyek perubahan ini dilaksanakan dengan dukungan Tim Efektif yang terdiri dari dua

kelompok kerja, yaitu (1) Kelompok Kerja (Pokja) Penyusunan Kebijakan Implementasi Rencana

Induk Keantariksaan 2016-2040 yang dipimpin oleh Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

LAPAN serta anggota meliputi seluruh kepala satuan kerja setingkat eselon 2 di LAPAN; (2)

Kelompok Kerja (Pokja) Penguatan Kerjasama Nasional dan Internasional di bidang

Keantariksaan yang dipimpin oleh Kepala Biro Kerjasama, Humas, dan Umum (KSHU) serta

anggota meliputi seluruh kepala satuan kerja setingkat eselon 2 di LAPAN. Struktur tata kelola

proyek disajikan pada Gambar 2.1. Tim Efektif yang terdiri dari dua Pokja tersebut bekerja tidak

hanya terbatas pada pelaksanaan proyek jangka pendek, namun juga dalam pelaksanaan

kegiatan proyek jangka menengah hingga akhir tahun 2018.

Gambar 2.1. Struktur Tata Kelola Proyek Perubahan

Page 21: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

9

2.3. Identifikasi dan Analisis Stakeholders

2.3.1. Pemetaan Stakeholder

Dalam rancangan proyek perubahan telah diidentifikasi para pemangku kepentingan

(stakeholders) kunci yang diharapkan memiliki peran penting dalam penguatan implementasi

Renduk Keantariksaan dalam jangka panjang. Stakeholder yang telah diidentifikasi pada awal

rancangan proyek ini terdiri dari stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Stakeholder

internal adalah seluruh pejabat di LAPAN yang meliputi Kepala LAPAN sebagai sponsor proyek,

serta kepala satuan kerja teknis (satker) di lingkungan LAPAN yang merupakan pelaksana

program pengembangan dan penguasaan iptek keantariksaan. Dalam hal ini terdapat 7 (tujuh)

satker teknis yaitu (1) Pusat Sains Antariksa (Pussainsa); (2) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer

(PSTA); (3) Pusat Teknologi Roket (Pustekroket); (4) Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat); (5) Pusat

Teknologi Penerbangan (Pustekbang); (6) Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh

(Pustekdata); (7) Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja); (8) Pusat Kajian Kebijakan

Penerbangan dan Antariksa (Pus KKPA); (9) Pusat Inovasi dan Standar Penerbangan dan

Antariksa (Pusispan); (10) Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Penerbangan dan Antariksa

(Pustikpan). Struktur organisasi LAPAN disajikan pada Gambar 2.2. Struktur organisasi LAPAN

mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang organisasi dan tata

laksana LAPAN, termasuk dengan memperhatikan amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun

2013 tentang Keantariksaan serta turunannya.

Stakeholder eksternal yang telah diidentifikasi pada tahap rancangan proyek meliputi

pemangku kepentingan dalam lingkup nasional dan internasional. Pada lingkup nasional,

pemangku kepentingan yang utama antara lain Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(Bappenas), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti),

Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Hukum

dan HAM (Kemenkumham), Kementerian Pertahanan (Kemhan), Dewan Ketahanan Nasional

(Wantanas), Kementerian Sekretariat Negara (Setneg), Kementerian Perindustrian

(Kemenperin), Kementerian BUMN, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) di bawah

koordinasi Kemenristekdikti, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Perguruan Tinggi(PT).

Adapun stakeholder internasional yang utama adalah Kedutaan Besar India di Jakarta dan ISRO.

Page 22: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

10

Gambar 2.2. Struktur Organisasi LAPAN

Hasil identifikasi stakeholder tersebut kemudian dianalisis dan dipetakan berdasarkan

tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap proyek perubahan ini. Hasil analisis pada tahap

perancangan proyek menyimpulkan bahwa seluruh stakeholder tersebut dapat dipetakan ke

dalam empat kelompok sesuai dengan pengaruh dan kepentingannya, yaitu:

(1) Promoters (kepentingan tinggi dan pengaruh tinggi): Kepala LAPAN, Kemenristekdikti, dan

Bappenas;

(2) Latents (kepentingan tinggi dan pengaruh rendah): Pustekroket, Pusteksat, Pustekbang,

Pustekdata, Pusfatja, Pussainsa, PSTA, PusKKPA, Pusispan, dan Pustikpan yang merupakan

unit kerja teknis di LAPAN;

Page 23: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

11

(3) Defenders (kepentingan rendah dan pengaruh tinggi): Kemenlu, Kemenkeu,

Kemenkumham, Kemenhan, Wantanas, Setneg, Dubes India di Jakarta, dan ISRO;

(4) Apathetics (kepentingan rendah dan pengaruh rendah): Kemenperin, LPNK di bawah

koordinasi Kemenristekdikti antara lain LIPI dan BPPT, BUMN antara lain PT Dirgantara

Indonesia, PT Dahana, PT Krakatau Steel, dan PT Inti, sertaPerguruan Tinggi.

Hasil pemetaan stakeholder disajikan secara ringkas pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Pemetaan stakeholder proyek perubahan

2.3.2. Strategi Komunikasi dengan Stakeholder

Oleh karena proyek perubahan ini bertujuan antara lain membangun stakeholder

ownership, maka salah satu komponen penting dalam proyek ini adalah menyusun strategi

komunikasi dengan keempat kelompok stakeholder tersebut. Strategi komunikasi diperlukan

agar proyek perubahan memperoleh dukungan penuh dari seluruh stakeholder utama.

Strategi komunikasi yang dibangun untuk mempengaruhi seluruh stakeholder berdasarkan

kelompok kepentingan dan pengaruhnya meliputi:

(1) Komunikasi dengan kelompok Promoters (kepentingan tinggi dan pengaruh tinggi)

melalui(a). Komunikasi langsung; (b). Menyampaikan laporan kemajuan rutin; (c).

Mengevaluasi bersama kemajuan kegiatan; (d). Koordinasi; (e). Konsultasi; (f). Membuka

Page 24: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

12

jalur komunikasi, dengan tujuan untuk memperoleh dukungan penuh dalam pelaksanaan

proyek perubahan.

(2) Komunikasi dengan kelompok Latents (kepentingan tinggi dan pengaruh rendah) dengan

cara (a). Konsultasi secara intensif, (b). Komunikasi kegiatan proyek perubahan, dengan

tujuan untuk menggalang dukungan dan meningkatkan menjadi promoters;

(3) Komunikasi dengan kelompok Defenders (kepentingan rendah dan pengaruh tinggi)

dengan cara (a). Informasi kemajuan kegiatan, (b). Mendiskusikan kegiatan, (c).

Pertemuan atau rapat rutin, dengan tujuan untuk mempertahankan minat stakeholder

terhadap proyek perubahan;

(4) Komunikasi dengan kelompok Apathetics (kepentingan rendah dan pengaruh rendah)

dengan cara (a) memberikan informasi kegiatan proyek perubahan, (b) sosialisasi, dan (c).

komunikasi satu arah, dengan tujuan untuk meningkatkan perhatian dan minat terhadap

proyek perubahan.

Strategi komunikasi dengan kelompok stakeholderstersebut disajikan secara ringkas pada

Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Strategi komunikasi dengan kelompok stakeholder proyek perubahan

Page 25: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

13

2.4. Identifikasi Potensi Kendala/Masalah dan Strategi Mengatasinya

Pada tahap rancangan proyek perubahan, project leader telah mengidentifikasi sejumlah

potensi kendala atau masalah yang dapat menjadi penghambat dalam pelaksanaan proyek.

Berdasarkan identifikasi potensi masalah tersebut, telah disusun rencana untuk strategi dalam

mengatasi potensi masalah, sebagaimana disajikan pada Tabel 2.4.

Potensi masalah yang pertama adalah rendahnya pemahaman para pemangku

kepentingan tentang keberadaan Renduk Keantariksaan karena masih kurangnya sosialisasi.

Strategi untuk mengatasi masalah tersebut adalah memperbanyak sosialisasi tentang Renduk

Keantariksaan di berbagai forum atau event yang diselenggarakan oleh LAPAN maupun berbagai

instansi yang dihadiri perwakilan LAPAN. Potensi Masalah kedua adalah bahwa hingga saat ini,

target yang tertuang dalam Renduk Keantariksaan belum menjadi pertimbangan dalam

penetapan prioritas pembangunan nasional yang disusun setiap tahun oleh Pemerintah

Indonesia hingga 2018. Strategi penyelesaian masalah adalah LAPAN akan mengusulkan kepada

Menristekdikti untuk membentuk Tim Percepatan Implementasi Rencana Induk Keantariksaan

untuk bekerja dalam dua tahun (2018-2020). Tim tersebut diharapkan dapat merumuskan

rekomendasi target capaian Renduk Keantariksaan menjadi bagian dari salah satu prioritas

nasional. Selain itu, dalam jangka panjang, Tim tersebut diharapkan mampu menyusun bahan

masukan berisi target capaian Renduk Keantariksaan untuk menjadi salah satu muatan dalam

naskah teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Potensi masalah lainnya adalah belum optimalnya manfaat kerjasama internasional Indonesia

dan India dalam pengembangan iptek keantariksaan secara nasional. Dalam sejarah kerjasama

keantariksaan antara Indonesia dan India sejak tahun 1990an, Pemerintah India melalui Indian

Space Research Organization (ISRO) telah membangun fasilitas telemetry, tracking, and

command (TT&C) di LAPAN Biak. Dalam perjalanannya, fasilitas TT&C tersebut semestinya

diserahkan kepada LAPAN setelah MoU berakhir dalam 5 (lima) tahun setelah

diimplementasikan. Namun hingga saat ini fasilitas tersebut masih dioperasikan oleh ISRO dan

belum diserahkan ke LAPAN. Selain itu, LAPAN belum mengambil manfaat optimal dari

kerjasama bilateral dengan ISRO. Oleh sebab itu, strategi pemecahan masalah adalah dengan

memperkuat muatan perjanjian kerjasama internasional dan percepatan implementasinya untuk

Page 26: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

14

sinergi dengan program nasional melalui negosiasi bilateral dengan ISRO maupun Kedutaan

Besar India di Jakarta.

Tabel 2.4. Potensi Masalah dalam Implementasi Renduk Keantariksaan dan Strategi Pemecahannya

No POTENSI MASALAH STRATEGI

1 Masih kurangnya sosialisasi tentang Peraturan

Presiden Nomor 45 Tahun 2017 tentang

Rencana Induk Penyelenggaraan

Keantariksaan Tahun 2016-2040.

Melakukan intensifikasi dalam sosialisasi

Perpres kepada K/L dan pemangku kepentingan

terkait.

2 Belum digunakannya Perpres 45/2017 tentang

Rencana Induk Keantariksaan 2016-2040

sebagai acuan dalam penetapan prioritas

nasional.

Mengusulkan kepada Menristekdikti tentang

pembentukanTim Percepatan Implementasi

Renduk Keantariksaandan

mengkoordinirpertemuan tim untuk

merumuskan rekomendasi prioritas nasional.

3 Belum optimalnya manfaat kerjasama

internasional Indonesia dan India dalam

pengembangan iptek keantariksaan secara

nasional.

Memperkuat muatan perjanjian kerjasama

internasional dan percepatan implementasinya

untuk sinergi dengan program nasional melalui

negosiasi bilteral.

2.5. Kriteria Keberhasilan

Keberhasilan proyek perubahan ini dapat dinilai berdasarkan kriteria yang disusun untuk

memudahkan project leader dalam melakukan monitoring dan evaluasi (monev). Kriteria

keberhasilan proyek perubahan meliputi:

(1) Terimplementasikannya Rencana Induk Keantariksaan 2016-2040 melalui forum

koordinasi pembangunan iptek keantariksaan nasional; dan

(2) Terwujudnya satu naskah implementasi kerjasama internasional keantariksaan antara

Indonesia dan India (LAPAN-ISRO) yang efektif dan menguntungkan bagi Indonesia.

Page 27: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

15

2.6. Faktor Pendukung Keberhasilan

Selain faktor kendala, project leader telah mengidentifikasi beberapa faktor yang

mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan proyek perubahan ini. Beberapa faktor

pendukung keberhasilan bagi proyek perubahan yang telah dimiliki LAPAN adalah sebagai

berikut:

(1) Jejaring yang telah ada di antara K/L dalam bentuk Forum Sekjen/Sesmen/Sestama; dan

(2) Komunikasi yang sangat baik dan intensif dengan ISRO melalui kerjasama pengoperasian

stasiun telemetry, tracking & command (TT&C) yang sudah berjalan lama.

Page 28: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

16

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

3.1. Capaian Proyek Perubahan

Seluruh kegiatan jangka pendek yang direncanakan dalam proyek perubahan dapat

dilaksanakan dengan capaian yang sesuai harapan, meskipun tanggal atau jadwal pelaksanaan

mengalami perubahan atau penyesuaian. Selain itu, sebagian dari kegiatan yang direncanakan

untuk jangka menengah (pertengahan Oktober 2018 hingga Desember 2018) dapat

dilaksanakan lebih cepat, sehingga dapat dicapai pada jangka pendek. Capaian target kegiatan

jangka menengah yang lebih cepat dari jadwal disebabkan dukungan yang sangat kuat dari

sebagian besar stakeholder kunci, antara lain Kedutaan Besar India dan seluruh unit kerja

(pusat) teknis di LAPAN. Pelaksanaan kegiatan dan capaian proyek perubahan jangka pendek

disajikan pada Tabel 3.1, sedangkan capaian proyek perubahan jangka menengah yang dapat

dipercepat menjadi jangka pendek disajikan pada Tabel 3.2. Adapun bukti-bukti (evidence) yang

diperoleh selama pelaksanaan proyek perubahan dalam jangka pendek hingga tanggal 12

Oktober 2018 disajikan secara rinci pada Lampiran 2 sampai dengan Lampiran 11.

Tabel 3.1. Capaian Proyek Perubahan Jangka Pendek

No Uraian Kegiatan Output Jadwal Peran Project Leader Rencana Pelaksanaan

1. Pembentukan Tim Efektif: a. Rapat-rapat; b. Penyusunan SK

SK Tim Efektif M4 Juli – M1Agustus 2018

4 Juli 2018, 26 Juli 2018 3 Agustus 2018

Penanggung Jawab

2. Inisiasi stakeholder ownership: a. Seminar KKPA di

Unair Surabaya; b. FGD Implementasi

Renduk Keantariksaan di Jakarta

Dukungan stakeholder dalam implementasi Rencana Induk (Renduk) Keantariksaan

M2-M3 Agustus 2018

06 Agustus 2018 27 September 2018

Koordinator

Page 29: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

17

3. Inisiasi Forum Kerjasama Nasional Iptek Keantariksaan

a. Draft SK Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) tentang Tim Percepatan Implementasi Renduk Keantariksaan

M-4 Agustus 2018

12 Oktober 2018

Koordinator

b. Nota Kesepahaman (MoU) antara LAPAN dengan Kab. Nias Utara, dan PT PLN, serta Penandatanganan BAST dengan Prof. NTT Kab. Kupang

M1 Juli – M4 September 2018

4 Juli 2018, 23 Agustus 2018, dan 19 September 2018, 10 Juli 2018

Koordinator

4. Penyiapan bahan evaluasi awal capaian Renduk Keantariksaan

Bahan awal evaluasi capaian Renduk Keantariksaan periode paruh waktu 2016-2020 yang dibahas dengan stakeholder internal

M3-M4 September 2018

13-16 Agustus 2018

Koordinator

5. Penyiapan Draft Naskah Urgensi Ratifikasi Framework Agreement kerjasama keantariksaan Indonesia dan India

Draft naskah urgensi ratifikasi

M4 Juli – M1Agustus 2018

31 Juli 2018 1 Agustus 2018 13 Agustus 2018 24 Agustus 2018

Penanggung Jawab

Tabel 3.2. Percepatan Capaian Proyek Perubahan Jangka Menengah Menjadi Jangka Pendek

No Uraian Kegiatan Output Jadwal Peran Project Leader

Rencana Pelaksanaan

1. Sosialisasi Renduk Keantariksaan:

a. Seminar KKPA di Unair Surabaya,

b. Aerosummit& ISAST di Hotel Kartika Chandra Jakarta

Penyelenggaraan sosialisasi di berbagai forum

Oktober - November 2018

06 Agustus 2018,

25 September 2018,

Koordinator

Page 30: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

18

c. FGD Implementasi Renduk di Park Hotel Jakarta

27 September 2018,

2. Stakeholder Ownership:

Seminar KKPA di Unair Surabaya,

FGD Implementasi Renduk Keantariksaan di Park Hotel Cawang

Dukungan stakeholder dalam implementasi Renduk Keantariksaan

November 2018

06 Agustus 2018,

27 September 2018

Koordinator

3. Forum Kerjasama Nasional Iptek Keantariksaan:

MoU antara LAPAN dengan Universitas Prasetya Mulya

Oktober – Desember 2018

5 Oktober 2018 Koordinator

4. Evaluasi Capaian Target Renduk Keantariksaan:

Evaluasi target capaian Renduk periode 2016-2020 (focus teknologi) pada FGD di Park Hotel Jakarta

Bahan evaluasi capaian Renduk Keantariksaan periode 2016-2020 yang dipaparkan kepada stakeholder eksternal

Desember 2018

27 September 2018

Koordinator

5. Naskah Ratifikasi Framework Agreement Indonesia – India:

Permohonan izin prakarsa Menristekdikti ke Presiden RI

Ratifikasi Framework Agreement kerjasama keantariksaan oleh Pemerintah Indonesia

Januari – Februari 2019

17 September 2018

Koordinator

3.2. Perubahan Peta Stakeholders Proyek Perubahan

Melalui strategi komunikasi dengan para pemangku kepentingan selama pelaksanaan

proyek, sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab II, telah diperoleh tanggapan/respon yang

positif dan sekaligus dukungan dari seluruh pemangku kepentingan kunci. Dukungan utama

diperoleh dari Kepala LAPAN yang sekaligus merupakan sponsor proyek. Selain itu dukungan

juga diperoleh dari Kemenristekdikti, Bappenas, Wantanas, Kemenhan, Kemenperin, BUMN,

perguruan tinggi/universitas, Pemerintah India, dan ISRO. Pemetaan stakeholders pasca proyek

perubahan, khususnya pada jangka pendek disajikan pada Gambar 3.1.

Page 31: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

19

Jika peta stakeholders pada Gambar 3.1 dibandingkan dengan peta stakeholders pada

Gambar 2.3 terlihat adanya perubahan yang cukup signifikan. Melalui strategi komunikasi yang

diterapkan selama pelaksanaan proyek perubahan jangka pendek, seluruh stakeholder pada

kelompok latents dan apathetics berubah menjadi promoters karena memberikan dukungan

penuh bagi implementasi Renduk Keantariksaan. Demikian pula sebagian dari stakeholder pada

kelompok defenders berubah menjadi promoters dengan memberikan dukungan penuh bagi

pelaksanaan Renduk Keantariksaan. Dukungan diberikan melalui pernyataan dalam pertemuan

terutama pada saat penyelenggaraan Seminar Nasional Kajian Kebijakan Penerbangan dan

Antariksa (KKPA) di Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 6 Agustus 2018, dan

penyelenggaraan FGD di Park Hotel Jakarta pada tanggal 27 September 2018. Dukungan juga

diperoleh melalui pertemuan khusus, misalnya dalam kunjungan Wakil Dubes India di kantor

LAPAN.

Gambar 3.1 Peta stakeholder pasca proyek perubahan jangka pendek.

3.3. Kendala Internal dan Eksternal

Selama pelaksanaan proyek perubahan, khususnya dalam jangka pendek hingga

pertengahan Oktober 2018, dihadapi beberapa kendala internal maupun eksternal.

Kendala internal yang dihadapi adalah:

a. Intensitas kegiatan Tim Efektif dalam tugas-tugas rutin kantor;

Page 32: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

20

b. Kesulitan menyesuaikan jadwal dalam beberapa kegiatan utama; dan

c. Kesadaran yang masih kurang di antara unit-unit kerja teknis tentang pentingnya

implementasi Renduk Keantariksaan.

Kendala eksternal yang dihadapi adalah:

a. Stakeholder Kementerian/Lembaga pada umumnya mengirimkan wakil setingkat eselon 2

dalam kegiatan utama seperti Focused Group Discussion, sedangkan yang diharapkan

hadir adalah pejabat setingkat eselon 1;

b. Pengetahuan atau pemahaman yang masih rendah di antara stakeholders K/L tentang

adanya Renduk Keantariksaan; dan

c. Kesulitan dalam penjadwalan pertemuan dengan ISRO.

3.4. Upaya Mengatasi Kendala

Upaya yang telah dilakukan dan cukup efektif dalam mengatasi kendala internal tersebut

adalah melalui:

a. Penjadwalan ulang kegiatan tim efektif dalam tugas-tugas rutin kantor agar selaras

dengan kegiatan proyek perubahan;

b. Melakukan komunikasi intensif dengan tim efektif melalui WAGroup;

c. Pendelegasian koordinasi komponen kegiatan kepada tim efektif atau Pokja; dan

d. Rapat kerja intensif dengan unit-unit kerja teknis tentang implementasi Renduk

Keantariksaan.

Sementara itu, upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala eksternal adalah dengan

cara:

a. Berkomunikasi intensif dengan pejabat setingkat eselon 1, khususnya di Kemenristekdikti;

b. Melakukan sosialisasi Renduk Keantariksaan kepada stakeholders K/L dan perguruan

tinggi; dan

c. Melakukan komunikasi dengan media elektronik dan koordinasi dengan Dubes India di

Jakarta.

Page 33: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

21

3.5. Instrumen Monitoring Untuk Pelaksanaan Proyek Perubahan

Dalam rangka pencapaian target proyek perubahan, project leader melakukan monitoring

dalam pelaksanaan kegiatan dengan memanfaatkan beberapa instrumen, antara lain:

1. Pertemuan berkala tim efektif sekurang-kurangnya tiap bulan sekali;

2. Pelaporan berkala tim efektif dalam setiap tahapan untuk mencapai output kunci;

3. Komunikasi intensif dengan tim efektif melalui WAG;

4. Diskusi dan komunikasi secara langsung maupun secara elektronikantara project leader

dengan mentor dan coach; dan

5. Komunikasi dan/atau pertemuan intensif dengan stakeholder eksternal kunci (Sekjen

Kemenristekdikti, Asdep Bappenas, dan Wakil Dubes India).

Page 34: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

22

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Hasil evaluasi implementasi Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan yang

dilakukan terhadap capaian target periode paruh waktu 5 tahun pertama (2016-2020)

menunjukkan bahwa sebagian besar target dapat tercapai, kecuali untuk program

teknologi keantariksaan yang mengalami keterlambatan dalam capaian target.

2. Hasil pertemuan dengan K/L utama menyepakati diperlukan fokus pada percepatan

program teknologi keantariksaan dan mengusulkan INPRES sebagai landasan hukum yang

mengikat bagi K/L untuk mengimplementasikan Renduk Keantariksaan.

3. Muatan Renduk Keantariksaan periode 5 tahun pertama dan 5 tahun kedua (2016-2020

dan 2021-2025) perlu diusulkan menjadi landasan dalam penyusunan naskah teknokratik

RPJMN 2020-2024.

4. Proses ratifikasi kerjasama internasional antara Indonesia-India dalam bidang iptek

keantariksaan telah dilakukan dengan menyusun draft naskah ratifikasi. Percepatan

proses ratifikasi sangat didukung oleh pihak Pemerintah India, dan menyepakati

penyelenggaraan Joint Commission Meeting yang dijadwalkan pada akhir Oktober 2018

(tentative) untuk melangkah pada implementasi kerjasama.

5. Inisiasi forum kerjasama nasional dalam pengembangan iptek keantariksaan dengan

dukungan dari seluruh stakeholder utama, dan beberapa di antaranya telah terwujud

melalui Nota Kesepahaman (MoU) dalam pengembangan iptek penerbangan dan

antariksa.

Page 35: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

23

4.2. Lesson Learned

Dari pelaksanaan proyek perubahan dalam jangka pendek diperoleh beberapa hal penting

yang menjadi pembelajaran, khususnya bagi LAPAN, yaitu:

1. Proyek perubahan ini sangat penting sebagai upaya sistematis untuk implementasi

Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan di Indonesia secara bertahap hingga tahun

2040.

2. Target Renduk Keantariksaan tidak dapat tercapai secara efektif tanpa dukungan penuh

dan sinergi di antara seluruh pemangku kepentingan, baik nasional maupun internasional,

melalui kerjasama yang intensif untuk mencapai tujuan akhir yaitu kemandirian dalam

iptek keantariksaan.

3. Diperlukan landasan hukum yang lebih mengikat seluruh K/L kunci untuk

mengimplementasikan Renduk Keantariksaan.

4. Landasan hukum yang mengikat bagi kerjasama internasional, sebagaimana kerjasama

Indonesia-India dalam iptek keantariksaan, perlu ditindaklanjuti dengan implementasi

kegiatan yang saling menguntungkan.

5. Prinsip kepemimpinan kolaboratif yang dipelajari selama pelaksanaan PKN Tingkat I sangat

relevan dan bermanfaat bagi project leader dalam melaksanakan proyek perubahan

4.3. Rekomendasi/Saran

Berdasarkan hasil analisis dan output yang telah dicapai selama pelaksanaan proyek

perubahan dalam jangka pendek dapat disusun rekomendasi sebagai berikut:

1. LAPAN perlu melanjutkan upaya sistematis dan berkesinambungan untuk

mengkoordinasikan stakeholder dalam rangka pencapaian target Rencana Induk

Penyelenggaraan Keantariksaan.

2. LAPAN perlu berupaya dengan intensif untuk menjadikan keantariksaan sebagai salah satu

sektor pembangunan nasional di dalam RPJMN dan RPJPN sebagaimana yang telah terjadi

di negara-negara berkembang dengan sektor keantariksaan yang telah maju.

Page 36: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

24

3. LAPAN dan Kemenristekdikti perlu berperan lebih konkrit dalam mengupayakan kebijakan

Pemerintah (Presiden) untuk menetapkan keantariksaan sebagai salah satu prioritas

pembangunan nasional dalam RPJMN 2020-2024.

4. LAPAN perlu menginisiasi proses usulan INPRES Implementasi Renduk Keantariksaan

sebagai tindak lanjut dari kesepakatan dalam pertemuan antar K/L.

5. LAPAN perlu menyusun prioritas dan langkah konkrit dalam implementasi kerjasama

internasional, khususnya antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah India dalam iptek

keantariksaan, sebagai bagian dari percepatan capaian target Renduk Keantariksaan.

Page 37: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

25

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan

Penginderaan Jauh.

3. Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa

Nasional.

4. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Penyelenggaraan

Keantariksaan Tahun 2016-2040.

5. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 3 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Lembaga

Penerbangan dan Antariksa Nasional Tahun 2015-2019. Lembaga Penerbangan dan

Antariksa Nasional, Jakarta.

6. Framework Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the

Government of the Republic of India on Cooperation in the Exploration and Uses of Outer

Space for Peaceful Purposes. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Jakarta.

Page 38: STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI RENCANA INDUK

26

LAMPIRAN

(Evidence)