strategi peningkatan kinerja guru berbasis etos …

79
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS KERJA QUR’ANI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh HUSNAH AKBAR 105191102616 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2020 M

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS KERJA

QUR’ANI DI SMP MUHAMMADIYAH 1

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

HUSNAH AKBAR

105191102616

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

1442 H/2020 M

Page 2: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

iii

Page 3: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

iv

Page 4: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Husnah Akbar

NIM : 105191102616

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Agama Islam

Kelas : A

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini,

saya menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran

Makassar, 24 dzulqaidah 1441 H

15 Juli 2020 M

Yang Membuat Pernyataan

Husnah Akbar

NIM:105191102616

Page 5: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

vi

KATA PENGANTAR

حيى ٱنره ح ٱنره بسى ٱلله

Alhamdulillah segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah SWT.

Tuhan pencipta segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini dan seluruh isi alam

semesta yang telah memberikan kenikmatan kepada kita, baik itu secara jasmani

maupun rohani. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya pula, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tercurah kepada

pimpinan Islam yang telah membawa sinar kecemerlangan Islam yaitu Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah

membimbing umat kearah jalan yang benar.

Tentunya peneliti tidak terlepas dari dukungan dan sumbangan pemikiran

dari segenap pihak yang penulis rasakan selama ini atas jasa-jasanya yang

diberikan secara tulus ikhlas, baik material maupun spiritual dalam usaha mencari

kesempurnaan dan manfaat dari penulisan skripsi ini, tak lupa penulis ungkapkan

rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada.

1. Kedua orang tua tercinta Muh.Akbar dan Nursia, yang selalu memberikan

cinta dan kasih sayang, dorongan semangat dan motivasinya, setiap waktu

bersujud dan berdoa demi kelancaran penulisan skripsi ini hingga tercapainya

cita-cita penulis.

2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga

terselesainya skripsi ini.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 6: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

vii

4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama

Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Abdul Azis Muslimin M.Pd.I., M.Pd. dan Dr. Abdul Rahman Bahtiar

S.Ag., M.A selaku pembimbing I dan II yang dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan membimbing serta memberikan pengarahan, sehingga hasil

penelitian ini dapat tersusun.

6. Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Husain Abdullah Rahman,S.Pd.,M.Pd.I kepala sekolah SMP Muhammadiyah

1 Kota Makassar, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Guru SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar

9. Teman-teman seangkatan tahun 2016-2020 Prodi Pendidikan Agama Islam,

10. Terima kasih kepada para sahabat saya yang senantiasa membantu dan

mendoakan saya selama mengerjakan skripsi ini.

Peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak

yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan

berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca. Terutama bagi diri pribadi penulis.

Makassar, 24 dzulqaidah 1441 H

15 Juli 2020 M

Peneliti

Husnah Akbar

105191102616

Page 7: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

viii

ABSTRAK

HUSNAH AKBAR. 105191102616. 2020. Strategi Peningkatan Kinerja Guru Berbasis Etos Kerja Qur’ani di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar.

Dibimbing oleh Abdul Azis Muslimin dan Abdul Rahman Bahtiar.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi peningkatan

kinerja guru di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar, untuk mengetahui Konsep

yang berbasis etos kerja qurani di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar, dan

untuk mengetahui faktor penghambat peningkatan kinerja guru berbasis etos kerja

qurani di SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Sumber data

dalam penelitian adalah Kepala Sekolah dan Guru. Instrumen penelitian yang

digunakan yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik reduksi data, penyajian data, dan

verifikasi data.

Penelitian ini yaitu, strategi Peningkatan Kinerja Guru yaitu dengan memperbanyak mengikuti training atau pelatihan terkait dengan pengembangan

pembelajaran serta selalu memacu diri untuk terus berkontribusi dalam

melahirkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif khususnya mata

pelajaran penidikan agama islam. Konsep Etos Kerja Qurani dengan menerapkan

konsep belajar qurani dalam bentuk penerapan setiap hari. Dimulai sebelum

belajar diawali sholat dhuha dan membaca Alquran setiap pergantian mata

pelajaran yang di bimbing oleh guru mata pelajaran. Selain itu melaksanakan

sholat fardu secara berjamaah. Karena sejatinya sekolah islam tiada hari tanpa

mengaji. Faktor Penghambat Peningkatan Kinerja Guru Berbasis Etos Kerja

Qurani yaitu SDM (sumber daya manusia) yang belum optimal, pendidik belum

seimbang dengan kuantitas siswa dalam mengajar qurani, tidak dapat

memaksimalkan penggunaan teknologi, dan jarak antara sekolah dan rumah jauh.

Kata Kunci: Strategi Peningkatan Kinerja Guru, dan Etos Kerja Quran

Page 8: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ ii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ............................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. .......................................... v

KATA PENGANTAR. ...................................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

1. Pengertian Kinerja Guru .................................................... 7

2. Ruang Lingkup Kinerja Guru...... ...................................... 8

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru ............ 11

4. Indikator Peningkatan Kinerja Guru .................................. 14

5. Kinerja Guru Dalam Perspektif Islam ................................ 15

B. Etos Kerja .................................................................................. 18

1. Pengertian Etos Kerja ......................................................... 18

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja ................ 20

3. Peranan Etos Kerja ............................................................. 23

4. Indikator Etos Kerja Yang Baik ......................................... 24

5. Etos Kerja Dalam Perspektif Islam .................................... 26

Page 9: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

x

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 30

B. Lokasi Dan Objek Penelitian .................................................... 30

C. Fokus Penelitian ........................................................................ 31

D. Deskripsi Fokus Penelitian ........................................................ 31

E. Sumber Data .............................................................................. 32

F. Instrumen Penelitian.................................................................. 32

G. Teknik Pegumpulan Data .......................................................... 33

H. Teknik Analisis Data ................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 37

1. Sejarah Sekolah .................................................................. 37

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ........................................... 38

3. Identitas Sekolah ................................................................ 39

4. Fasilitas Sekolah ................................................................ 40

5. Keadaan Guru .................................................................... 40

6. Keadaan Peserta Didik ....................................................... 42

B. Pembahasan ............................................................................... 35

1. Strategi Peningkatan Kinerja Guru Berbasis Etos Kerja

Qur‟ani Di SMP Muhammadiyah 1 Kota Mkassar ............ 43

2. Konsep Etos Kerja Qur‟ani Di SMP Muhammadiyah 1 Kota

Makassar ............................................................................ 48

3. Faktor Penghambat Peningkatan Kinerja Guru Berbasis

Etos Kerja Qur‟ani Di SMP Muhammadiyah 1

Kota Makasar ..................................................................... 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 56

B. Saran .......................................................................................... 57

Page 10: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

xi

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 59

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ 61

LAMPIRAN ............................................................................................................ 62

Page 11: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha yang sengaja dilakukan untuk mengembangkan

potensi perserta didik melalui kegiatan pembelajaran sehingga ada perubahan ke

arah yang positif pada diri peserta didik tersebut. Sekolah merupakan salah satu

satuan pendidikan yang melakukan pendidikan formal. Di sekolah peserta didik

diajarkan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermanfaat

bagi kehidupannya dan juga berbagai ilmu pengetahuan lain yang bisa mengubah

tingkah lakunya ke arah yang lebih baik.

Tujuan pendidikan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta betanggung jawab.1

Proses pendidikan itu dapat berjalan dengan baik bila komponen yang

ada dalam sekolah tersebut digunakan semaksimal mungkin. Komponen sekolah

tersebut diantaranya kepala sekolah, pendidik, staf, kurikulum, sarana dan

prasarana serta komponen lain yang dapat menunjang berlangsungnya

pembelajaran. Salah satu komponen penting dalam sekolah adalah pendidik.

Karena guru merupakan tenaga pendidik yang akan mendidik peserta didik.

1Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Cet.7;

Jakarta; Sinar Grafika, 2016), h.7

Page 12: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

2

Berkaitan dengan tugas pendidik dalam proses pembelajaran, guru berperan

sebagai fasilitator, motivator dan stimulator proses pembelajaran yang

mengharuskan guru memegang peranan dan tanggung jawab yang penting dalam

pelaksanaan program pengajaran di sekolah. Guru merupakan pembimbing dan

contoh bagi siswa dalam pembentukan kepribadian siswa dan karena itu guru

mempunyai kinerja yang baik.

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam

pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh

teladan, bahkan menjadi tokoh identitas diri. 2 Maka dari itu seorang guru di

tuntut untuk melakukan profesinya dengan profesional disertai dengan memiliki

etos kerja yang tinggi dan kinerja yang baik tentunya akan berpengaruh pada mutu

dan kualitas pendidikan.

Etos kerja menurut Mochtar Buchori dapat diartikan sebagai sikap dan

pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara

kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa. Etos

kerja merupakan sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang

direfleksikan dalam dunia nyata. Akan tetapi jika etos kerja karyawan mengalami

penurunan maka hasil pekerjaan (kinerja) yang jadi tanggung jawabnya pun tidak

akan maksimal dan pencapaian tujuan organisasi tidak akan tercapai dengan

maksimal.

2 Cece wijaya, Kemampuan Dasar Guru Dlam Proses Proses Belajar-Mengajar (

Bandung: Rosdakarya, 2004 cet.4), h.1.

Page 13: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

3

Perkembangan zaman menuntut adanya perubahan dan pembaruan dari

segala bidang termasuk bidang pendidikan. Guru sebagai ujung tombak dituntut

peran profesinya untuk perbaikan dan peningkatan kinerja guru.

Berasal dari kata etos dikenal pula kata etika, yang hampir mendekati

pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik-buruk atau

moral, sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat

kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya

untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Dalam etos tersebut,

ada semacam semangat untuk menyempurnakan segala sesuatu dan menghindari

segala kerusakan atau fasad sehingga setiap pekerjaannya diarahkan untuk

mengurangi bahkan menghilangkan sama sekali cacat dari hasil pekerjaannya. 3.

Terdapat penelitian terdahulu yang menggunakan kerangka pikir teori

kinerja yang dikemukakan oleh Gibson. Menurut Gibson, kinerja guru

dipengaruhi oleh tiga kelompok variabel, yaitu: “pertama variabel individu, kedua

variabel organisasi dan ketiga variabel psikologis individu”. Dalam kaitan dengan

penelitian ini variabel individu meliputi: kemampuan dan keterampilan: mental

fisik (dalam hal ini kemampuan dan keterampilan dalam memahami kurikulum),

latar belakang: (keluarga, tingkat sosial, pengalaman), demografis (umur, etnis,

jenis kelamin). Variabel organisasi meliputi: sumber daya, kepemimpinan (dalam

hal ini pemberian layanan supervisi), imbalan, struktur, desain pekerjaan

(variabel-variabel ini akan memengaruhi dan menciptakan iklim kerja). Variabel

3 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta : Gema Insani Pers, 2002),

h.15

Page 14: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

4

psikologis meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi, kepuasan

kerja, iklim kerja.4

Penelitian tentang kinerja sering dilakukan atas kesetiaan, kejujuran,

prestasi kerja, loyalitas, dedikasi dan partisipasi. Kesetiaan dapat diartikan sebagai

kesediaan guru untuk mempertahankan nama baik, asas dan lambang negara,

sesuai dengan janji dan sumpah yang telah diucapkan. Konsekuensi dari

penerapan ini adalah kinerja guru dituntut untuk selalu taat, jujur, mampu bekerja

sama dengan tim, memiliki prakarsa dan bersifat kepemimpinan yang mengayomi

seluruh warga madrasah. Dengan demikian kinerja guru secara langsung mengacu

kepada perwujudan keadaan tingkat perilaku guru dengan sejumlah persyaratan.

Kinerja seseorang, kelompok atau organisasi tidak sama, satu dengan yang lain

tergantung dengan tugas dan tanggung jawab secara profesional.

Dengan demikian, guru madrasah berhubungan dengan peran sebagai

pelatih yang akan memfasilitasi seluruh aktivitas organisasi. Kinerja guru juga

dapat ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi-kompetensi yang

diprasyaratkan dipenuhi. “kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional”.

Berdasarkan dari latar belakang maka peneliti terdorong untuk meneliti

tentang “Strategi peningkatan kinerja guru berbasis etos kerja Qur‟ani”. Peneliti

berharap bahwa hasil yang diperoleh dapat memberikan informasi yang penting

dalam dunia pendidikan khususnya dalam hal etos kerja guru agar dapat

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

4 Supardi. Kinerja guru. (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.19.

Page 15: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

5

B. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

diperoleh rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi peningkatan kinerja guru di SMP Muhammadiyah 1 Kota

Makassar ?

2. Bagaimana konsep yang berbasis etos kerja Qur‟ani di SMP Muhammadiyah

1 Kota Makassar?

3. Apa faktor penghambat peningkatan kinerja guru berbasis etos kerja Qur‟ani

di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini

mempunyai tujuan sebagai berkut:

1. Untuk mengetahui strategi peningkatan kinerja guru di SMP Muhammadiyah

1 Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui konsep yang berbasis etos kerja Qur‟ani di SMP

Muhammadiyah 1 Kota Makassar.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat peningkatan kinerja guru berbasis etos

kerja Qur‟ani di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berharap hasil penelitian dapat memberikan

manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat yang akan diperoleh antara lain:

Page 16: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

6

a. Bagi peneliti, menambah wawasan dan dapat menambah informasi baru

mengenai etos kerja dan kinerja guru yang harus dimiliki guru. Dengan

demikian dapat memberikan masukan dan pembekalan untuk kedepan.

b. Bagi Lembaga Pendidikan, diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk

meningkatkan kualitas di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar.

c. Bagi peneliti lain, penelitian ini berguna sebagai salah satu masukan dan

bahan yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian yang berkenaan dengan

etos kerja dan kinerja guru di sekolah

Page 17: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru

Setiap individu yang diberi wewenang, tugas atau kepercayaan untuk

bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan

kinerja (performance) yang memuaskan dan memberikan kontribusi yang

maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Dilihat dari arti kata kinerja berasal dari kata performance . Kata

performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau

melaksanakan. Performance berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja,

pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja. Namun, sebenarnya

kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hasil kerja saja, tetapi

termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. 5 Jadi kinerja merupakan

prestasi atau hasil dari perbuatan seseorang dalam melaksanakan

pekerjaannya.”. 6

Menurut Suryo Subroto :

yang dimaksudkan dengan kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah “kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan

suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang

mencakup suasana kognitif, efektif dan psikomotorik sebagai upaya

mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap

evaluasi dan tindak lajut agar tercapai tujuan pengajaran.7

5 Bernawai dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional,Jogjakarta: AR-Ruzz

Media, 2012, h. 11. 6 E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2003), h.136. 7 Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.8.

Page 18: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

8

Muwahid Shulhan Menjelaskan bahwa kinerja dapat berupa kemampuan

individu dalam melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan menurut standar

tertentu.8 Kinerja adalah merupakan implementasi dari rencana yang telah di

susun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang

memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan.9

Kinerja sangat terkait erat dengan produktivitas, karena kinerja

merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat

produktivitas yang lebih tinggi dalam suatu organisasi.

Penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan kinerja guru adalah segala

upaya guru dalam mengembangkan kegiatan yang ada di sekolah menjadi

kegiatan yang lebih baik, sehinga tujuan pendidikan yang telah ditetepkan dapat

dicapai dengan baik pula melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

oleh pendidik sesuai dengan target serta tujuan yang telah ditetapkan.

2. Ruang Lingkup Kinerja Guru

Kinerja guru merupakan suatu kemampuan kerja guru dalam

melaksanakaan tugasnya. Kemampuan tersebut sebagai salah satu faktor

keberhasilan dan profesionalisme guru dilingkungan sekolah dan diluar

lingkungan sekolah. Kompetensi guru meliputi:

1) Kompetensi Pedagogik.

Kemampuan pedagogik adalah kemampuan dalam mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

8 Muwahid Shulhan, Model Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan

Kinerja Guru,Yokyakarta: Sukses Offset, 2013, h. 98. 9 Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013, h. 4

Page 19: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

9

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengambangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

2) Kompetensi Personal (kepribadian).

Kemampuan personal adalah suatu kemampan pribadi yang dimiliki oleh seorang

pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Cece Wijaya dan Tabani

Rusyan merinci kemampauan pribadi yang meliputi:

a) Ketetapan dan integrasi pribadi

b) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan

c) Berfikir alternatif

d) Adil dan jujur

e) Disiplin dalam melaksanakan tugas

f) Ulet dan tekun belajar

g) Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya

h) Simpatik, menarik dan bijaksana serta sederhana dalam bertindak

i) Berwibawa. 10

Kemampuan pribadi menjadikan guru dapat mengelola dan berinteraksi

secara baik serta dapat mengelola proses belajar mengajar secara profesional.

Selain itu juga pendidik harus mempunyai kepribadian yang utuh, karena

bagaimanapun guru merupakan suri tauladan yang baik bagi anak didik.

3) Kompetensi Sosial.

Kemampuan sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk

partisipasi sosial seorang pendidik dalam kehidupan seharai-hari di masyarakat

10

Cece Wijaya, A. Tabrani Rustan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.21.

Page 20: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

10

tempat ia bekerja baik secara formal maupun informal. Kemampuan sosial yang

harus dimiliki seorang pendidik adalah sebagai berikut:

a) Terampil berkomunikasi dengan siswa

b) Bersifat simpatik

c) Dapat bekerja sama

d) Pandai bergaul dengan kawan sejawat dan mitra pendidikan11

4) Kompetensi Profesional.

Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik (mata

pelajaran) yang diajarkan dan terpadu dengan kemapuan mengajarnya sekaligus,

sehingga pendidik itu perlu memiliki wibawa akademis. Kemampuan profesional

meliputi:

a) Kemampuan menguasai bahan

b) Kemampuan mengelola program belajar mengajar

c) Kemampuan mengelola kelas

d) Kemampuan menggunakan media

e) Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan

f) Kemampuan menilai prestasi siswa

g) Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan

h) Kemampuan mengenal fungsi dan menyelenggarakan administrasi

sekolah

i) Kemampuan memahami prinsip-prinsip guna keperluan pengajaran.12

11

Ibid, h.181

Page 21: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

11

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa

kompetensi guru adalah kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap

seorang guru yang dilakukan secara sadar untuk melakukan tugas secara nyata di

lingkungan sekolah terhadap warga sekolah dan di masyarakat dengan

memberikan teladan yang baik.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Kemampuan guru dalam mengajar tidak dapat dipisahkan dari faktor-

faktor pendukung dan pemecahan masalah yang mengakibatkan terhambatnya

KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) secara baik dalam rangka pencapaian tujuan

yang diharapkan pendidik dalam mengajar.

Adapun faktor yang mendukung kinerja guru dapat digolongkan ke

dalam dua macam yaitu:

a) Faktor dari dalam sendiri (intern) yang meliputi:

1. Kecerdasan Kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan

pelaksanaan tugas-tugas seorang pendidik dalam proses pembelaajran.

Semakin rumit dan makmur tugas-tugas yang diemban makin tinggi

kecerdasan yang diperlukan. Seseorang yang cerdas jika diberikan tugas

yang sederhana dan monoton mungkin akan terasa jenuh dan akan

berakibat pada penurunan kinerjanya.

12

Ibid, h.25-30

Page 22: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

12

2. Keterampilan dan kecakapan; Keterampilan dan kecakapan orang berbeda-

beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dari berbagai pengalaman dan

latihan.

3. Bakat Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat menjadikan

seseorang bekarja dengan pilihan dan keahliannya.

4. Kemampuan dan minat Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi

seseorang adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya.

Kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi dapat menunjang

pekerjaan yang telah ditekuni.

5. Motif Motif yang dimiliki dapat mendorong meningkatkannya kerja

seseorang.

6. Kesehatan Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang sampai

selesai. Jika kesehatan terganggu maka pekerjaan terganggu pula.

7. Kepribadian Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral

tinggi kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan interaksi dengan rekan

kerja yang akan meningkatkan kerjanya.

8. Cita-cita dan tujuan dalam bekerja Jika pekerjaan yang diemban seseorang

sesuai dengan cita-cita maka tujuan yang hendak dicapai dapat

terlaksanakan karena ia bekerja secara sungguh-sungguh, rajin, dan

bekerja dengan sepenuh hati.

b) Faktor dari luar diri sendiri (ekstern) Yang termasuk faktor dari luar diri

sendiri (ekstern) diantaranya:

Page 23: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

13

1. Lingkungan keluarga Keadaan lingkungan keluarga dapat

mempengaruhi kinerja seseorang. Ketegangan dalam kehidupan

keluarga dapat menurunkan gairah kerja.

2. Lingkungan kerja Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong

seseorang bekerja secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan

kegagalan dialami seseorang di tempat ia bekerja. Lingkungan kerja

yang dimaksud di sini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang

memadai, kesempatan untuk mengembangan karir, dan rekan kerja

yang kologial.

3. Komunikasi dengan kepala sekolah Komunikasi yang baik di sekolah

adalah komunikasi yang efektif. Tidak adanya komunikasi yang

efektif dapat mengakibatkan timbulnya salah pengertian.

4. Sarana dan prasarana Adanya sarana dan prasarana yang memadai

membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama kinerja

dalam proses mengajar mengajar.

5. Kegiatan guru di kelas Peningkatan dan perbaikan pendidikan harus

dilakukan secara bertahap. Dinamika guru dalam pengembangan

program pembelajaran tidak akan bermakna bagi perbaikan proses dan

hasil belajar siswa, jika manajemen sekolahnya tidak memberi

peluang tumbuh dan berkembangnya kreatifitas guru. Demikian juga

penambahan sumber belajar berupa perpustakaan dan laboratorium

tidak akan bermakna jika manajemen sekolahnya tidak memberikan

Page 24: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

14

perhatian serius dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar

tersebut dalam proses belajar mengajar.

Jadi kesimpulannya adalah baik dan buruknya kinerja guru dalam proses

belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari dalam diri

sendiri (intern) dan faktor dari luar diri sendiri (ekstern)13

4. Indikator Peningkatan Kinerja Guru

Menurut Mulyasa, dalam peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009, mengemukakan

tentang penilaian kinerja guru dilakukan setiap tahun yang menyoroti 14 (empat

belas) kompetensi bagi guru dalam proses pembelajaran. Penilaian kinerja guru

yang dikemukakan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini.

Indikator kinerja tersebut adalah:14

1) Pedagogik

a) Mengenal karakteristik peserta didik

b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik

c) Pengembangan kurikulum

d) Komunikasi dengan peserta didik

e) Penilaian dan evaluasi

2) Kepribadian

13Jurnal Idaarah, VOL. I, NO. 1, Konsep penilaian kinerja guru juni 2017 14 E. Mulyasa. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru.(Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013) hlm. 226-252

Page 25: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

15

a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan

kebudayaan nasional

b) Menunjukan pribadi yang dewasa dan teladan

c) Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi

pendidik

3) Sosial

a) Bersifat inklusif, bertindak objektif, serta tidak deskriminatif.

b) Komunikasi dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua, peserta didik, dan masyarakat.

4) Profesional

a) Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran.

b) Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.

Dari penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa kinerja guru

merupakan proses pembelajaran sebagai upaya mengembangkan kegiatan yang

ada menjadi kegiatan yang yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan dicapai dengan baik melalui suatu kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan tujuan.

5. Kinerja Guru Dalam Perspektif Islam

Manusia diciptakan dunia untuk bekerja dan beribadah agar dapat

memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Bekerja adalah kewajiban setiap

orang yang sudah mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri

Page 26: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

16

maupun keluarga, apalagi jika dalam bekerja itu diniatkan untuk beribadah kepada

Allah SWT maka nilainya adalah sama dengan ibadah.

Bekerja menurut islam, adalah wajib hukumnya. Kemuliaan bekerja

adalah sama dengan melakukan ibadah-ibadah yang lain, misalnya, sholat. Orang

yang sibuk bekerja akan mendapatkan kedudukan yang tinggi disisi Allah SWT.

Kinerja dalam pandangan islam adalah orang yang memberikan jiwa

serta tenaganya untuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat dan instansi/perusahaan

akan memperoleh hasil yang baik di dunia dan akhirat. Disebutkan tentang kinerja

dalam Alquran surat Al-An‟am [6] : 135

ن تك ي ف تعه يكبتكى إي عبيم فس ها عه و اع قم يب ق

ي ه انلهبن اا إه عبق انله

Terjemahnya:

“Katakanlah: Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,

Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui,

siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia

ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan

keberuntungan” 15

Dalam islam setiap manusia yang bekerja akan mendapatkan balasan

yang sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Seperti Allah SWT akan menaikkan

derajat bagi mereka yang bekerja. Oleh karena itu orang-orang yang pencapaian

kerjanya baik patut utuk diberi perhatian dan reward yang setimpal. Dalam hadits

Rasulullah SAW disebutkan:

15 Al-Qur’an dan Terjemahan, (Yogyakarta: Grmasurya, 2016), h. 145

Page 27: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

17

خبنل ب ا ع ث يس ع يس أخ رب عيس ب يى ب ثب إبرا حله

سههى عهي صهه الله اسل الله ع ع قلاو اضي الله ع ان يعلا

ه يه إ م يل ع ي م ي أ ا ي ب ق ط خيرم قبل ال يب أ م أحل عبيم

م يل ع ي م ي انسه و ب عهي ا الله

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah

mengabarkan kepada kami ['Isa bin Yunus] dari [Tsaur] dari [Khalid bin

Ma'dan] dari [Al Miqdam radliallahu 'anhu] dari Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seorang yang memakan satu

makananpun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya sendiri.

Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud AS memakan makanan dari hasil

usahanya sendiri".16

Hadits di atas menerangkan bahwa begitu banyaknya keutamaan dari

bekerja mencari nafkah yang halal dan berusaha mencukupi kebutuhan diri dan

keluarga dengan usahanya sendiri. Bahkan hal ini termasuk sifat-sifat yang akan

kita temui di setiap para Nabi „alaihimussalam dan orang-orang yang shaleh.

Seseorang berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara

bekerja keras menggunakan tangannya sendiri, memeras keringat dan energi dari

badannya kemudian memakan hasilnya, sudah tentu lebih baik dari makanan hasil

dari yang bersumber peninggalan warisan, pemberian atas kemurahan seseorang

atau sedekah yang diberikan kepadanya karena belas kasihan. Karena usaha

seseorang mencari nafkah dengan memeras tenaga, mencucurkan keringat itu

akan berfaedah sehingga kalau ia makan apa yang dimakannya menjadi terasa

enak, dan makanan itu dicerna dengan cepat dan mudah oleh pencernaan sehingga

berguna bagi kesehatan tubuh.

16

Hadits Al Bukhori Nomor 1930

Page 28: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

18

Dalam Alquran surat At-Taubah [9] : 105 dijelaskan tentang Kinerja

عبنى إن ستر ط ؤي ان اسن هكى ع ها فسير الله قم اع

ه تى تع ب انشهب ة في ئكى ب انغيب

Terjemahnya:

“Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta

orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang

nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” 17

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan

kepada umat manusia untuk bekerja. Allah SWT melihat apa yang dilakukan

oleh manusia dan nanti manusia akan diberitahu apa yang sudah dilakukan.

Islam menuntut manusia untuk bekerja keras dan beribadah hingga ke

tahap kewajiban agama agar memperoleh hasil yang baik. Oleh sebab itu manusia

harus melakukan kegiatan bekerja dengan niat ibadah. Allah pasti akan membalas

setiap amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan.

Artinya, jika seseorang melakukan pekerjaan dengan baik dan menunjukkan

kinerja yang baik pula dari kerjaannya dan akan memberikan keuntungan dan

kepuasan bagi diri kita sendiri.

B. Konsep Etos

1. Pengertian Etos Kerja

Ethos berasal dari bahasa Yunani yang beratri sikap, kepribadian, watak,

karaketer, serta keyakinanatas sesuatu. Sikap tidak hanya dimiliki oleh individu,

tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Ethos dibentuk oleh berbagai

17 Al-Qur’an dan Terjemahan, (Yogyakarta: Grmasurya, 2 016), h. 203

Page 29: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

19

kebiasaan, pengaruh, budaya serta system yang di yakininya. Dalam etos

terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu

secara optimal lebih baik dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja

yang sesempurna mungkin.18

Kerja adalah aktivitas manusia yang mendapat dukungan sosial dan

individu itu sendiri. Dukungan sosial ini dapat berupa penghargaan masyarakat

terhadap aktivitas kerja yang ditekuni. Sedangkan dukungan individu dapat

berupa kebutuhan-kebutuhan yang melatarbelakangi aktivitas kerja.19

Etos kerja adalah norma-norma yang bersifat mengikat dan ditetapkan

secara eksplinsit serta praktik-praktik yang diterima dan diakui sebagai kebiasaan

yang wajar untuk dipertahankan dalam kehidupan kekaryaan para anggota

organisasi.20

Etos kerja dapat diartikan sebagai pandangan bagaimana melakukan

kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai kesuksesan. Islam

memandang bahwa bekerja adalah bagian dari kewajiban dalam kehidupannya,

dengan bekerja manusia dapat mengambil manfaat dari kehidupan dan dari

masyarakat.

Sejumlah definisi dan penjelasan di atas, meski beragam, namun dapat

ditangkap maksud yang berujung pada pemahaman bahwa etos kerja merupakan

karakter dan kebiasaaan dalam bekerja yang terpancar dari sikap hidup manusia

yang mendasar terhadapnya. Lalu selanjutnya dimengerti bahwa timbulnya kerja

18

Abdullah dan Safarina. 2015. Etika Pendidikan “ Keluarga, Sekolah dan

Masyarakat“, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), h. 73. 19

Ali Hasan. 2009. Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar),h. 71. 20

Edy Sutrisna. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kemcana), h.105.

Page 30: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

20

dalam konteks ini adalah karena termotivasi oleh sikap hidup mendasar itu. Etos

kerja dapat berada pada individu dan masyarakat.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja

Seseorang akan sulit melaksanakan tugas/pekerjaannya dengan tekun dan

memiliki komitmen jika pekerjaan itu kurang bermakna baginya dan tidak

bersangkutan dengan tujuan hidupnya yang lebih tinggi, baik secara langsung

ataupun tidak langsung. Cara kerja seseorang yang memandang pekerjaannya

sebagai kegiatan untuk mencari nafkah semata atau hanya untuk memperoleh

salary (gaji) dan sandang pangan demi survival fisik jangka pendek. Akan

berbeda dengan cara kerja seseorang yang memandang tugas/pekerjaanya sebagai

calling profession dan amanah yang hendak dipertanggung jawabkan di hadapan

Tuhan.

Menurut Panji Anoraga dalam buku Psikologi Kerja yang dikutip oleh

Ahmad Bisri Mustofa, bahwa etos kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya sebagai berikut:

a. Agama Etos kerja yang rendah secara tidak langsung dipengaruhi oleh

rendahnya kualitas keagamaan dan orientasi nilai budaya yang konservatif

turut menambah kokohnya tingkat etos kerja yang rendah.

b. Budaya Kualitas etos kerja dipengaruhi oleh sistem orientasi nilai budaya

masyarakat yang bersangkuta. Masyarakat yang memiliki sistem nilai

budaya akan memiliki etos kerja yang tinggi dan sebaliknya, masyarakat

yang memiliki sistem budaya yang konservatif akan memiliki etos kerja

yang renda, bahkan bisa sama sekali tidak memiliki etos kerja.

Page 31: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

21

c. Kondisi Lingkungan dan Geografis Etos kerja dapat muncul dikarenakan

faktor kondisi geografis. Lingkungan alam yang mendukung

mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk

dapat mengelola dan mengambil manfaat dan bahkan dapat mengundang

pendatang untuk turut mencari penghidupan dilingkungan tersebut.

d. Pendidikan Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya

manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang

mempunyai etos kerja keras.

e. Struktur ekonomi Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat

dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi yang mampu

memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras dan

menikamati hasil kerja keras mereka dengan penuh.

f. Motivasi intrinsik Individu Individu yang memiliki etos kerja yang tinggi

adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu

pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini

seseorang.keyakinan inilah yang menjadi suatu motivasi kerja, maka etos

kerja juga dipengaruhi oleh motivasi seseorang yang bukan bersumber dari

luar diri, tetapi yang tertanam dalam diri sendiri, yang sering disebut

dengan motivasi intrinsik.21

21

Ahmad Bisri Mustofa, Etos Kerja Islam dalam Lembaga Keuangan Syariah (Jawa

Tengah: BMT Istiqomah Karangrejo), 2015

Page 32: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

22

Etos kerja juga sangat erat kaitannya dengan sistem pendidikan dan

budaya yang ada di lingkungan seseorang.22

Contoh nilai-nilai keyakinan, budaya,

dan beberapa kebiasaan yang dapat menghambat etos kerja seseorang.

Uraian di atas menggaris bawahi adanya faktor internal, antara lain

sistem kepercayaan yang menjadi pandangan hidup seseorang, yang sering kali

mempengaruhi dan ikut membentuk etos kerja seseorang, sehingga latar belakang

terbentuknya etos kerja seorang guru, antara lain dapat dipantau dari sudut

pandang tersebut. Hanya saja, suatu kenyataan empiris biasanya tidak selalu

berdiri sendiri, akan tetapi merupakan akibat dari beberapa faktor. Penjelasan

tentang terbentuknya etos kerja seseorang (termasuk guru) juga tidak dapat hanya

dilihat dari satu sudut pandang, seperti sistem kepercayaan sebagaimana uraian

tersebut di atas, karena bisa jadi faktor tersebut tidak mendukungnya, justru

terdapat faktor-faktor lain yang lebih dominan.

Dari pendapat tersebut tampaknya terdapat titik temu dalam menjelaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja seseorang. Jika dikaitkan dengan etos

kerja guru di sekolah, maka ada dua aspek esensial dalam menjelaskan faktor-

faktor tersebut, yaitu faktor pertimbangan internal, yang menyangkut ajaran yang

diyakini atau sistem budaya, agama, dan kepercayaan, serta semangat untuk

menggali informasi dan menjalin komunikasi dan faktor pertimbangan eksternal,

yang menyangkut latar belakang pendidikan, sistem sosial dimana seseorang itu

hidup, dan lingkungan alam yang lainnya, seperti lingkungan kerja seseorang.

3. Peranan Etos Kerja

22 Toto Tasmara, Etos Kerja Islami op.cit., hlm. 125.

Page 33: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

23

Etos kerja sangat penting bagi perusahaan sebab dengan etos kerja yang

tinggi diharapkan pekerja akan bekerja enggan efektif dan efisien. Semangat kerja

yang rendah dapat dilihat dari sikap karyawan sebagai berikut:

1) Karyawan tidak menghargai dan menghormati atasannya

2) Produktivitasnya rendah

3) Banyak keluhan

4) Banyak karyawan yang keluar masuk (tingkat perputaran tenaga kerja

yang tinggi dalam satu periode)23

Adapun terjadi rendahnya etos kerja atau semangat kerja itu ditimbulkan oleh:

1) Tidak adanya kepuasan dalam bekerja, yang dikarenakan pekerja itu

sendiri tidak sesuai dengan hati kecilnya

2) Pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan keahliannya

3) Imbalan yang diterima tidak sesuai dengan beratnya pekerjaan yang

dibebankannya

4) Adanya tekanan dari atasan atau teman dalam pekerjaan

5) Tekanan dari luar lingkungan perusahaan.

Etos atau semangat rendah inilah yang harus kita hilangkan agar tidak

mempengaruhi lingkungan pekerjaan. Karena dampak yang ditimbulkan dari etos

kerja atau semangat kerja yang rendah ini besar sekali terhadap tingkat

produktivitas kerja karyawan24

. Individu atau kelompok dapat dikatakan memiliki

etos kerja yang tinggi apabila menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

1) Memiliki penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia

23 Alek.S.Nitisemito, Manajemen Personalia, (Ghalia Indonesia: Jakarta: 2001), h.68

24 Ibid, h..72

Page 34: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

24

2) Menempatkan pandangan tentang kerja sebagai suatu hal yang sangat

luhur bagi eksistensi manusia.

3) Kerja yang dilakukan sebagai aktifitas bermakna bagi manusia.

4) Kerja dihayati sebagai proses yang membutuhkan ketekunan dan

sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita

5) Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah

Dari penjelasan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa etos atau

karakter haruslah dikembangkan untuk mencari potensi diri yang dijadikan dalam

etos kerja, karena baik buruknya pekerjaan tergantung dari niat. Kerja keras

adalah faktor yang sangat penting dalam etos kerja dan setiap pekerjaan yang kita

lakukan selalu berpegangan pada Alquran dan hadis.

4. Indikator Etos Kerja yang Baik

Menurut Eko Jalu Santoso terdapat tujuh etos kerja terbaik dan mulia

yang dapat digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini untuk mengukur

etos kerja. Indikator etos kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:25

1) Jujur dan berintegritas

a) Berani bekerja jujur itu cerdas dan mulia

b) Meraih sukses melalui kejujuran

c) Bekerja dengan integritas tinggi

25 Eko Jalu Santoso. Good Ethos, 7 Etos Kerja Terbaik dan Mulia. (Jakarta: PT Alex

Media Komputindo, 2012), h.27-238.

Page 35: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

25

2) Cerdas memiliki kreativitas

a) Menerapkan rumus bekerja cerdas

b) Mengoptimalkan kecerdasan emosi dalam bekerja

c) Pekerja berpengetahuan

d) Berani berfikir kreatif dan diluar kotak

3) Empati penuh peduli

a) Bekerja sebagai laedang amal kebaikan

b) Memiliki mentalitas melayani dengan hati

c) Bekerja dengan empati penuh peduli

4) Ikhlas penuh kecintaan

a) Menjadikan kerja bernilai ibadah

b) Bekerja dengan moralitas bersih dan ikhlas

c) Pandai bersyukur dan berterima kasih

d) Bekerja dengan kecintaan sepenuh hati

5) Berpikiran maju atau visioner

a) Bekerja berorientasi masa depan

b) Memiliki semangat perubahan

c) Memiliki jiwa kepemimpinan

6) Mengutamakan kerja sama atau sinergisme

a) Bekerja bersama adalah kesuksesan

b) Mampu bekerja sama dalam tim berkinerja tinggi

c) Keterampilan membangun jaringan silaturahmi

7) Disiplin penuh tanggung jawab

Page 36: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

26

a) Kerja sebagai bentuk eksistensi diri

b) Membudayakan disiplin dalam diri

c) Bekerja benar dengan penuh tanggung jawab

d) Pandai menghargai waktu dalam bekerja

Dari penjelasan mengenai indikator etos kerja yang baik maka peneliti

menyimpulkan bahwa etos kerja ada keterkaitan individu terhadap Allah sehingga

menuntut individu untuk bersikap cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja,

berusaha keras memperoleh keridhaan Allah, mempunyai hubungan baik dengan

relasinya dan profesionalisme dalam setiap pekerjaan.

5. Etos Kerja Dalam Perspektif Islam

Fungsi etos kerja bagi seorang yang bekerja sama seperti nafsu bagi diri

seseorang. Nafsu oleh sementara ahli dimaknai sebagai potensi rohaniah yang

berfungsi mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Dengan demikian, perbuatan apapun yang dilakukan seseorang, baik terpuji

maupun tercela adalah dorongan oleh nafsu, sehingga posisi nafsu dalam hal ini

sebagaimana etos adalah netral. Suatu pekerjaan tanpa adanya etos sama saja

seperti hidup tanpa daya atau semangat hidup, dengan adanya etos, pekerjaan akan

lebih bermanfaat dan berkualitas hasilnya, karena didasari akan rasa suka pada

pekerjaan tersebut. Dari sebuah etos yang ada dalam diri seseorang maka akan

muncul suatu pekerjaan yang sangat memuaskan hasilnya, dan bisa memberikan

lapangan pekerjaan buat orang lain. Namun jika sebuah etos itu dimiliki seseorang

tanpa adanya rasa iman maka sama saja hasilnya tidak akan memuaskannya, jadi

seseorang yang bekerja harus mempunyai etos yang tinggi dan beriman hanya

Page 37: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

27

kepada Allah pengabdian itu ditujukan. Etos kerja yang tinggi dan sesuai dengan

Alquran dan sunnah atau sesuai dengan ajaran Islam tidak akan hanya memuaskan

diri sendiri saja, namun bisa bermanfaat dan barokah. Dengan etos kerja

seseorang akan memiliki sikap jujur, tawadhu‟, dan ikhlas melakukan apa pun,

untuk masyarakat disekelilingnya. Etos disini tidak hanya berfungsi sebagai

motivasi atau penggerak saja namun bisa dijadikan acuan atau landasan dalam

melakukan pekerjaan. Sebagaimana firman-Nya dalam Alquran Surah At-Taubah

[9] 119

لقي ا ي انل ايا اتهقا الله ب انه ي ي يط

Terjemahnya:

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar."

Perintah Allah dalam ayat di atas, agar manusia bertakwa dan bersama

orang-orang jujur. Kata jujur disini bisa diartikan, bahwa Allah menginginkan

agar semua manusia berlaku jujur dalam segala sendi kehidupan dalam berbicara,

bersikap, bekerja dan lain sebagainya. Apalagi seseorang yang memiliki etos kerja

maka akan melakukan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang ada, tidak akan

bersikap bohong atau sombong, karena takut akan adanya Allah sang maha

pencipta. Dengan demikian, etos kerja akan membentuk seorang pribadi muslim

yang kuat, kreatif, inovatif namun tetap bersikap tawadhu‟, patuh, dan taat,

sehingga senantiasa memelihara dirinya dari perilaku-perilaku atau pekerjaan-

pekerjaan yang bisa menjatuhkan harkat martabatnya sendiri. Ia juga menjauhkan

dirinya dari hal-hal yang diharamkan Allah dengan kemuliaan dan lapang dada.

Page 38: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

28

Saat bekerja, ada 3 hal yang harus selalu kita ingat dan kita aplikasikan.

Yaitu, kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Yang dimaksud dengan kerja

keras disini adalah kita saat bekerja haruslah kerja dengan sungguh-sungguh

dengan harapan hasil kerja kita ini membuahkan hasil. Namun, kerja keras juga

masihlah belum cukup. Karena diluar sana ternyata banyak yang sudah kerja keras

membanting tulang dengan bercucuran keringat yang mana keringatnya keluar

layaknya seseorang yang barusan mandi.

Akan tetapi, hasilnya tidak terlalu memuaskan. Dan bahkan kerja keras

mereka itu tidak mendapatkan hasil. Contoh orang-orang yang bekerja keras itu

adalah para penambang emas. Pengumpul batu yang sudah bekerja seharian untuk

mencari batu memecahkannya, namun ternyata tidak ada yang membeli batunya

hari ini. Untuk itu, selain kerja keras yang harus kita lakukan. Kita juga harus

kerja cerdas. Kerja cerdas adalah bekerja dengan dengan menggunakan akal dan

biasanya system bekerja ini didominasi oleh kaum intelektual dan cendikiawan

atau ilmuan.

Jadi, kerja keras harus diimbangi dengan kerja cerdas, yakni harus tahu

bagaimana suatu pekerjaan membuahkan hasil yang maksimal dalam waktu yang

relative efektif. Demikian sebelaiknya, kerja cerdas memerlukan kerja keras. Jika

suatu pekerjaan tidak dilaksanakan dengan semangat kerja kerja keras, hasilnya

tidak akan maksimal. Kerja cerdas ini dapat kita peroleh jika kita mau menuntut

ilmu alias belajar, belajar dan belajar hingga akhir hayat kita. Perlu diketahui

bahwa sekalipun kita sudah bekerja keras dan bekerja cerdas adakalanya kita

belum mendapatkan hasil, karena ternyata takdir Tuhan berkata lain. Maka kita

Page 39: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

29

selain bekerja keras, bekerja cerdas, harus bekerja ikhlas. Sebagaimana firman-

Nya dalam Alquran Q.S. An-Nisa [4]: 125

يى حي مب اته يهه إبرا يحس ج لله أسهى ه يمب ي أحس ي

يى خهي م إبرا اته الله

Terjemahnya:

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas

menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan

kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah

mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.”

Firman diatas adalah contoh seorang hamba Allah (Nabi) yang bekerja

ikhlas. Karena Nabi Ibrahim rela mengorbankan harta kekayaan dan status

sosialnya sebagai bangsawan hanya untuk mencari ridha Allah. Dan kita sebagai

umat muslim sudah seharusnya meneladani beliau bahwa selain bekerja keras,

bekerja cerdas harus dibarengi juga dengan bekerja ikhlas. Bekerja ikhlas yang

semata-mata hanya mengharap Ridha dari Allah. Sehingga ketika kerja keras dan

kerja cerdas namun belum juga mendapatkan hasil, kita tidak down dan tetap

semangat untuk bekerjanya.

Kerja ikhlas disini adalah kerja hati. Perlu diketahui bahwa kerja keras,

kerja cerdas belum tentu mampu bekerja ikhlas. Maka dari itu, kita juga harus

melati diri kita untuk bekerja ikhlas, supaya hari-hari penuh dengan ibadah.

Page 40: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,

kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.26 Tujuan

penelitian kualitatif ada dua, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkapkan (to

describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describeand

explain).27 Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif, tipe penelitian

ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-

fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.28

Dari penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian

kualitatif bertujuan untuk memahami realitas sosial, yang melihat dunia dari apa

adanya, bukan dunia yang seharusnya. Maka seorang peneliti kualitatif haruslah

orang yang memiliki sifat open minded . Karenanya melakukan penelitian kualitatif

dengan baik dan benar berarti telah memiliki jendela untuk memahami realitas sosial.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Muahammadiyah 1 Kota Makassar

tepatnya di Jl. Maccini Sawah I No.12, Kecamatan Makassar, Kota Makassar.

26

Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan

NVivo (ed. I, cet. I, Jakarta: Kencana, Juli 2010), h. 1 27

Ibid h. 2 28

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (ed. I, cet. 4, Jakarta: Kencana

2009), h. 67

Page 41: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

31

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru pendidikan

agama islam di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar.

C. Fokus Penelitian

a. Strategi peningkatan kinerja guru

b. Etos kerja Qurani

D. Deskripsi Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian yaitu :

1. Strategi peningkatan kinerja guru merupakan cara untuk mencapai tingkat

keberhasilan guru terhadap prestasi kerja guru yang berkaitan dengan kualitas

kerja, tanggung jawab, kejujuran dan kerja sama berdasarkan standar kinerja

guru yang telah ditetapkan.

2. Etos kerja Qur‟ani dapat diartikan sebagai akhlak seseorang dalam bekerja

sesuai dengan nilai-nilai islam sehingga dalam melaksanakannya tidak perlu

lagi di pikir-pikir karena jiwanya sudah meyakini sebagai sesuatu yang baik

dan benar. Secara garis besar, alquran memerintahkan manusia agar

memanfaatkan waktu semaksimal mungkin. Bahkan alquran tidak hanya

memerintahkan asal kerja, melainkan harus bekerja dengan sungguh-sungguh

dan sepenuh hati.29

Dari penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa kinerja guru

dinilai dari bagaimana seorang guru mampu melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik, yaitu dengan melihat kurikulum yang digunakan.

29

J-PAI : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 2 No. 2 Januari-Juni 2016

Page 42: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

32

E. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Data primer menurut Sugiyono adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data.30

Berdasarkan pengertian di atas maka

dapat disimpulkan bahwa data primer merupakan data yang didapatkan langsung

dari yang diteliti dan menjadi tangan pertama yang menerimanya. Data primer

dalam penelitian ini yaitu melakukan wawancara dengan tujuan untuk

memperoleh data dari informan yaitu kepala sekolah, guru dan siswa di SMP

Muhamaadiyah 1 Makassar.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder menurut Sugiyono adalah data yang tidak langsung

memberikan data kepada peneliti, misalnya peneliti harus melalui orang lain atau

mencari melalui dokumen data itu diperoleh dengan menggunakan literature yang

dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang

berhubungan dengan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah

penelitian yang dihasilkan dari hasil objek yang mendukung statement data primer

yaitu melalui serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian di

SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati. Dalam penelitian kualitatif,

30 Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta, 2006). h.105

Page 43: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

33

yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.31

Dalam

penelitian ini menggunakan instrumen pedoman wawancara dan catatan

dokumentasi yang digunakan sebagai pendukung dan mempermudah

terlaksananya penelitian.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian

merupakan alat bantu yang digunakan dalam metode pengambilan data oleh

peneliti untuk menganalisa hasil penelitian yang dilakukan pada langkah

penelitian selanjutnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk

mengungkap dan menjaring informasi kualitatif dari responden sesuai lingkup

penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut

1. Observasi

Observasi, adalah aktifitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara

sistematis, dimana jenis penelitian yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang

yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan

atau aktifitas yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak

menutupi dirinya sebagai peneliti. 32

Dalam hal ini, peneliti akan menggunakan

teknik observasi partisipasi, yaitu peneliti akan ikut terlibat dalam kegiatan yang

diamatinya, atau dapat dikatakan peneliti ikut serta sebagai pemain.

31

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, h. 305

32 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (cet. 2, Jakarta: Kencana, 2007), h. 120

Page 44: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

34

2. Wawancara

Wawancara, adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.33

Wawancara ini merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencatat semua data secara langsung dari referensi

yang membahas tentang objek penelitian. 34

Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti

monografi, catatan- catatan serta buku-buku peraturan yang ada. Dokumen

sebagai metode pengumpulan data adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun

oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis

data adalah rangkaian kegiatan penelaan data, agar sebuah fenomena memiliki

nilai sosial, akademis dan ilmiah.35 Tujuan analisis data adalah untuk

menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan di

implementasikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pendekatan

deskripsi kualitatif yang merupakan suatu proses menggambarkan keadaan

sasaran yang sebenarnya. Pada analisis data kualitatif kata-kata dibangun dari

33

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (cet. I, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2001), h. 180 34

Burhan Bungin,op.cit. h.121 35

Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (cet. I, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 191

Page 45: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

35

hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang dibutuhkan untuk

dirangkum. Adapun analisis data dalam penelitian ini meliputi tiga alur kegiatan,

yaitu:36

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data diartikana sebagai proses penelitian, pemusatan pada

penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis

dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang

memejamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data untuk tidak perlu

untuk menghasilkan data yang potensial untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian.

Reduksi data adalah suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhaan, pengabdian, transformasi, data mentah atau data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan, redaksi data berlangsung secara

terus- menerus selama pengumpulan data berlangsung.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data display yaitu mendeksripsikan sekumpulan informasi

tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatifdisajikan dalam bentuk yang padu

dan mudah dipahami. Sehubungan dengan data yang diperoleh terdiri dari kata-

kata, kalimat-kalimat, paraghraf, maka penyajian data yang paling sering

digunakan adanya berbentuk uraian naratif yang panjang dan terpencaar-pencar

36

V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, h. 35

Page 46: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

36

bagian demi bagian, tersusun kurang baik, maka dari itu informasi bersikap

kompleks, disusun kedalam suatu kesatuan bentuk yang lebih sederhana dan

selektif, sehingga mudah dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/ Verification)

Penarikan kesimpulan atau verification merupakan bagian akhir dari

analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interprestasi, yang

menemukan makna data yang telah disajikan. Cara yang digunakan bervariasi,

dapat menggunakan perbandingan kontras, menemukan pola dan tema,

pengelompokkan, dan menghubung-hubungkan satu sama lain. Makna yang

ditemukan peneliti harus diuji kebenarannya dan kecocokannya.

Page 47: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Sekolah

SMP Muhammadiyah Satu atau yang lebih dikenal akronimnya

'SPEMSA' berdiri sejak tahun 1948 beralamat di Jl. Muhammadiyah dan kini

pindah di Jalan Urip Sumoharjo Lr. 81/12. Sejak tahun 50-an sekolah ini terkenal

dengan nama "SMP Muhammadiyah Bersubsidi". Setelah berlaku sistem

akreditasi tahun 1985, sekolah ini berubah status menjadi "SMP Muhammadiyah

1 Disamakan". Dengan status tersebut, pemerintah mempercayakan menjadi

Ketua Sub. Rayon/ Koordinator EBTANAS / UAN sejak tahun 1988 sampai

tahun pelajaran 2007 / 2008, yang mewadahi 13 SMP Swasata, namun pada tahun

2008 / 2009 tidak menjadi lagi Ketua Subra karena kebijakan dari pemerintah

bahwa Sekolah negeri yang diprioritaskan sebagai ketua Subra. Kini SMP

Muhammadiyah 1 berstatus Akreditasi Type 'A' setara dengan 11 SMP Negeri di

Kota Makassar.

Sekolah yang sudah berusia 57 tahun ini tetap diminati masyarakat

hingga hari ini, karena kualitas dan pendidikan agamanya yang sudah menjadi

kebanggaan masyarakat, sehingga sejumlah alumninya memilih memasukkan

anak atau cucunya di sekolah ini. Tidak heran jika sekolah ini dipadati pendaftar

setiap tahun.

Page 48: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

38

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi

Visi SMP Muhammadiyah 1 Makassar adalah Islami, Unggul dan

Berwawasan Global

b. Misi

1. Menanamkan nilai Akhlakul karimah

2. Menumbuhkan dan memelihara suasana Islami

3. Meningkatkan kualitas pendidikan dan tenaga pendidik secara

berkesinambungan

4. Menerapkan manajemen berbasis sekolah yang demokratis, transparan

dan akuntabel

5. Menumbuhkan semangat keunggulan

6. Menciptakan budaya dan lingkungan sekolah yang kondusi

7. Mengembangkan intelektual siswa melalui pembelajaran yang kreatif

inovatif, efektif, dan menyenangkan

8. Mengembangkan potensi siswa dalam menghadapi era globalisasi

melalui pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi

c. Tujuan Sekolah

Membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,

cakap, percaya diri sendiri, berdisiplin, bertanggungjawab, cinta tanah air,

memajukan serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, beramal

Page 49: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

39

menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah

SWT.

3. Identitas Sekolah

1) Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 1 Makassar

2) Akreditasi : A

3) Status Kepemilikan : Yayasan

4) SK Pendirian Sekolah : 1002/II-27/Sw.S- /1978

5) Tanggal SK Pendirian : 1952-12-24

6) SK Izin Operasional : 421.2/5345/DPK/XII/2015

7) Tanggal SK Izin Operasional : 2015-12-07

8) NPSN : 40312911

9) Nomor Telepon : 0411 453356

10) Situs : spemsamakassar.webs.com

11) Jenjang : SMP

12) Status : Swasta

13) Alamat Sekolah

a. Jalan : Jl. Maccini Sawah 1 No.12

b. Kota : Makassar

c. Provinsi : Sulawesi Selatan

d. Kecamatan : Makassar

e. Kelurahan : Maccini

14) Kode Pos : 90144

Page 50: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

40

4. Fasilitas Sekolah

Fasilitas pembelajaran yang dimiliki SMP Muhammadiyah 1 Makassar

terdiri dari :

1. Ruang belajar sebanyak 15 kelas dilengkapi dengan kipas angin

2. Laboratorium IPA, laboratorium komputer dan perpustaakan

3. Ruang perkantoran meliputi : Ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang

tata usaha, ruang BK,

4. Musholla

5. Kantin

6. Kamar mandi guru dan peserta didik

7. Lapangan

8. Tempat parkir

5. Keadaan Guru

Keadaan Guru dan Karyawan di SMP Muhammadiyah 1 Makassar

Tahun Ajaran 2019/2020 Sebanyak 34 Orang Dengan Perincian Sebagai Berikut :

a. Kepala Sekolah : 1

b. Guru Bidang Studi : 29

c. Operator : 1

d. Pegawai tata usaha : 2

e. Cleaning Service : 1

Adapun keadaan guru dan karyawan pada saat ini di SMP

Muhammadiyah 1 Makassar adalah sebanyak 30 orang. Untuk lebih jelasnya

Page 51: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

41

keadaan guru dan karyawan di SMP Muhammadiyah 1 Makassar pada tahun

ajaran 2019/2020 sebagai berikut :

Tabel 1 : Data Guru

NO NAMA JABATAN GURU MAPEL

1 Husain Abdullah

Rahman, S.Pd., M.Pd.I

Kepala Sekolah

2 Abdi Akhiruddin Irsa,

S.Pd

Wakasek Bidang

Kesiswaan

Bahasa Inggris

3 Hj. Harmina S.Pd Wakasek Bidang

Kurikulum

4 Lukman Malik, S.Sos Wakasek Bidang

Sarana dan Prasarana

Matematika

5 Adimuliadi Guru Bimbingan

Kkonseling

6 Reski Amalia Rahmat

S.Pd

Guru Bahasa Indonesia

7 Nurfahmi Sahapa .Pd

M.Pd

Guru Bahasa Inggris

8 Sandi Pratama S.Pd.I Guru PAI &

Kemuhammadiyaan

9 Rosmiati S.Ag Guru PAI &

Kemuhammadiyaan

10 Miftahul Masitah

S.Pd.I

Guru Bahasa Arab

11 Ir. Mukhlida Hubungan Masyarakat IPA & Seni Budaya

12 Armina S.Pd Guru Matematika

13 Irma Widiany S.Pd Guru Matematika

14 St. Fatimah S.Pd Guru Bahasa Indonesia

15 Fakhirah S.Pd Guru Bahasa Indonesia

Page 52: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

42

16 Supardi S.Pd Guru Bahasa Inggris

17 Awaluddi, S.Pd Guru Bahasa Inggris

18 Dra.Sumarni Guru IPA

19 Nurbinah S.Pd Guru IPA & Seni Budaya

20 Djumriah, S.Pd., M.Pd Guru IPA

21 Hj. Nursyam S.Pd Guru IPS

22 Dra. Hj. A Simpursiah Guru IPS

23 Kaharuddin S.Pd.I Guru PAI

24 Muh. Zul Imam SS Guru Bahasa Arab

25 Sabri Gunawan S.Pd.I Guru Bahasa Arab

26 St. Saleha S.Pd Guru Seni Budaya

27 Hj.Tarmini S.Pd Guru Prakarya

28 Suardi S.Pd Guru Penjaskes

29 Sulaiman S.Pd Guru Penjaskes

30 Drs. Muhammad Anas Guru Penjaskes

Sumber Data : Aplikasi Play Store SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar,

Tahun ajaran 2019-2020

6. Keadaan Peserta Didik

Peserta didik yang bersekolah di SMP Muahammadiyah 1 Kota Makassar

kebanyakan bertempat tinggal disekitar lokasi sekolah, sehingga tidak

menyulitkan mereka dari segi jarak untuk kesekolah.

Jumlah rombongan belajar adalah 10 kelas, kelas VII A berjumlah 38

peserta didik, kelas VII B 37 peserta didik, kelas VII C berjumlah 36 peserta

didik, kelas VII D berjumlah 38 peserta didik, kelas VIII A berjumlah 35 peserta

didik, kelas VIII B berjumlah 35 peserta didik, kelas VIII C berjumlah 37 peserta

Page 53: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

43

didik, kelas IX A berjumlah 35 peserta didik, kelas IX B berjumlah 36 peserta

didik, kelas IX C berjumlah 35 peserta didik

Table 2 : Data Siswa

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kelas VII A 17 21 38

2 Kelas VII B 17 20 37

3 Kelas VII C 16 20 36

4 Kelas VII D 19 19 38

5 Kelas VIII A 15 20 35

6 Kelas VIII B 18 17 35

7 Kelas VIII C 19 18 37

8 Kelas IX A 18 17 35

9 Kelas IX B 18 18 36

10 Kelas IX C 19 16 35

Sumber Data : Aplikasi Play Store SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar,

Tahun ajaran 2019-2020

B. Pembahasan

1. Strategi Peningkatan Kinerja Guru di SMP Muhammadiyah 1 Kota

Makassar

Dalam menganalisis ini di awali dengan mengungkap makna strategi

sebagai cara yang diterapkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan yang di

inginkan. jika dicermati secara seksama bahwa secara bahasa, strategi

memberikan pemahaman sebagai siasat, kiat, trik, cara. Strategi suatu garis besar

haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Husain, kepala sekolah di

SMP Muhammadiyah 1 Makassar mengatakan bahwa:

Page 54: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

44

“Kinerja guru merupakan suatu kemampuan kerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Kemampuan tersebut sebagai salah satu

faktor keberhasilan dan profesionalisme guru dilingkungan sekolah dan diluar sekolah. Hal tersebut menjadi tolak ukur pada suatu

lembaga pendidikan begitupun pada lembaga pendidikan SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Guru yang berhasil yaitu guru yang

dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan kinerja ketercapaiannya menjadi maksimal”.

37

Adapun kebijakan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru yang

ada di SMP Muhammadiyah 1 Makassar yaitu dengan melaksanakan pertemuan

untuk mengevaluasi kinerja guru yang dilaksanakan dua kali selama satu bulan.

Dalam pertemuan tersebut guru melaporkan bagaimana perkembangan siswa serta

masalah yang di hadapi selama dua pekan dan mencari solusinya secara bersama.

Dalam wawancara tersebut juga diperlihatkan tentang 4 kompetensi guru

sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa Setiap guru

harus memiliki empat kemampuan yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Hal tersebut dapat

diartikan bahwa kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan,

kemampuan dan penerapan dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja.

dipertegas dari wawancara dengan Bapak Sandi Pratama, guru

Pendidikan agama Islam mengatakan bahwa:

“Untuk meningkatkan kinerja guru yaitu dengan memperbanyak

mengikuti training atau pelatihan terkait dengan pengembangan

pembelajaran serta selalu memacu diri untuk terus berkontribusi dalam

melahirkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif khususnya

mata pelajaran pendidikan agama Islam” 38

37

Husain Abdullah Rahman, S.Pd., M.Pd.I (kepala sekolah) wawancara langsung di

SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar 6 juli 2020 38

Sandi Pratama S.Pd.I M.Pd (guru pendidikan agama islam) wawancara daring 7 juli

2020

Page 55: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

45

Dalam bekerja tentu seseorang itu butuh yang namanya hubungan relasi,

dengan adanya hubungan yang kuat antar pekerja tentu akan meningkatkan

kinerja dirinya dan juga pekerja lainnya. Selain itu faktor motivasi juga

berpengaruh terhadap kinerja diri,karena pada umumnya motivasi yang tinggi

akan menghasilkan kinerja diri yang tinggi juga,sebaliknya motivasi yang rendah

juga akan menghasilkan kinerja diri yang buruk pula.

Pendidikan dan pelatihan ini bertujuan memupuk para guru untuk

meningkatkan kualitas diri dalam rangka melaksanakan tugas-tugas yang

berhubungan dengan proses pembelajaran. Seorang atau beberapa siswa akan

berhasil dalam pembelajaraannya bilamana seorang guru telah memiliki kualitas

pengajaran yang baik. Kecenderungan yang kini berlangsung adalah, bahwa

seorang guru dituntut memiliki pengetahuan baru , yang sesuai dinamika

perubahan yang tengah berlangsung.

Dari kedua wawancara tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa

pelatihan merupakan suatu kebutuhan yang harus sering diikuti seorang guru

dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan meningkatkan kinerjanya dalam

mengajar. Pelatihan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja guru

dan memberikan implikasi bahwa semakin sering guru mengikuti pelatihan yang

relevan, maka akan semakin baik pula kinerja guru. Guru yang memiliki kinerja

tinggi akan berusaha meningkatkan kompetensinya, baik dalam kaitannya dengan

perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran, sehingga diperoleh

hasil kerja yang optimal.

Page 56: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

46

Di tambahkan dengan hasil wawancara Ibu Rosmiati, guru Pendidikan

agama Islam mengatakan bahwa :

“Kerja adalah ibadah dan tanggung jawab. Maka ketika memotivasi diri

bahwa apapun yang di lakukan adalah ibadah terhadap Allah maka

dengan melakukannya akan ringan. Dan ketika menganggap bahwa

pekerjaan adalah tanggung jawab di hadapan Allah maka tentu apapun

akan di lakukan dengan tidak mengabaikan apa yang di berikan oleh

pimpinan dan kebijakan dari sekolah yang di percayakan tentu akan

menjadi tanggung jawab penuh jika melihat bahwa itu merupakan

amanah. Dari hal itu maka timbul motivasi untuk bergerak tanpa di

gerakkan oleh siapa pun. Selain itu guru perlu mengetahui profesinya

sebagai pendidik dengan mengikuti pelatihan.39

Hasil wawancara dengan ibu rosmiati sama halnya yang di dikatakan

oleh bapak sandi pratama dalam meningkatkan kinerja guru yaitu dengan

melakukan pelatihan dan menindak lanjuti pelatihan yang telah di dapatkan

dengan cara mengaplikasikannya dalam praktek kerja.

Dari wawancara tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa bekerja

dilakukan dengan niat tidak hanya mencari kelimpahan materi tetapi juga untuk

mencari keridhoan Allah. Niat bekerja tidak hanya untuk mengejar kekayaan

dunia tetapi juga untuk mencapai kebahagiaan di akhirat kelak.

dipertegas dengan hasil wawancara dengan Bapak Kaharuddin, guru

Pendidikan agama Islam mengatakan bahwa :

“Kinerja merupakan unjuk kerja seseorang dalam melaksanakan tugas-

tugas yang telah dipercayakan kepadanya baik secara kualitas maupun

kuantitas sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. Untuk meningkatkan

kinerja yaitu dengan cara mengembangkan kebiasaan tepat waktu,

mengembangkan profesionalisme, dan memupuk disiplin”40

.

39 Rosmiati S.Pd.I (guru pendidikan agama islam) wawancara langsung di SMP

Muhammadiyah 1 Makassar pada 8 juli 2020 40

Kaharuddin S.Pd.I (guru pendidikan agama islam) wawancara daring melalui google

form pada 10 juli 2020

Page 57: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

47

Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan

tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran,

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru

yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan profesional selama

melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah. Guru dituntut memiliki kinerja

yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak

terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam

membina anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat

dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja

guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara

umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja

yang ditunjukkan guru.

Dari ke empat wawancara tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa

guru merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah sistem mulai dari input,

proses dan output, dalam upaya pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan.

Oleh karena itu, peningkatan kinerja guru dari segi profesionalisme sebagai tenaga

pendidik mutlak diperlukan.

Setiap guru adalah merupakan pribadi yang berkembang. Bila

perkembangan ini dilayani, sudah tentu dapat lebih terarah dan mempercepat laju

perkembangan itu sendiri, yang pada akhirnya memberikan kepuasan kepada

guru-guru dalam bekerja di sekolah sehingga sebagai pekerja, guru harus

berkemampuan yang meliputi unjuk kerja, penguasaan materi pelajaran,

Page 58: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

48

penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara

menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya.

2. Konsep Etos Kerja Qur’ani Di SMP Muhammadiyah 1 Kota

Makassar

Manusia adalah makhluk pekerja. Dengan bekerja manusia akan mampu

memenuhi segala kebutuhannya agar tetap bertahan. Karena itu, bekerja adalah

kehidupan. Sebab melalui pekerjaan itulah, sesungguhnya hidup manusia bisa

lebih berarti. Manusia harus bekerja dan berusaha sebagai manifestasi kesejatian

hidupnya demi menggapai kesuksesan dan kebahagiaan hakiki, baik jasmaniah

maupun rohaniah, dunia dan akhirat. Namun bekerja tanpa dilandasi dengan

semangat untuk mencapai tujuan tentu saja akan sia-sia atau tidak bernilai, inilah

yang disebut dengan etos kerja.

Dalam ajaran Islam etos kerja bertujuan untuk menciptakan manusia

yang mempunyai semangat kerja yang tinggi untuk meraih sukses. Sukses secara

duniawi maupun akhirat. Ciri utama etos kerja dalam Islam adalah terpenuhinya

empat syarat yaitu : harus mencari kekayaan dunia dengan halal, tidak meminta-

minta untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga, dan karena ada belas kasihan

pada tetangga atau dalam arti luas untuk membangun masayarakat.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Husain, kepala sekolah di

SMP Muhammadiyah 1 Makassar mengatakan bahwa:

“Etos kerja adalah paradigma seseorang terhadap bekerja. Menjadi guru yang profesional harus dilandasai dengan etos kerja yang tinggi

karena dengan begitu guru mampu melaksanakan tugas sebagai guru

dengan baik dan benar. Dengan memiliki etos kerja guru akan

memiliki penilaian yang positif terhadap hasil kerjanya sehingga hasil

Page 59: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

49

kerjanya dapat dikatakan berhasil. Etos kerja dapat membuat seorang

guru menempatkan pandangan tentang kerja sebagai suatu hal yang penting dalam eksistensi bekerja dengan begitu sesorang akan

menganggap pekerjaan yang dilakukan adalah hal yang bermakna dan

bermanfaat bagi orang lain di lingkungannya baik organisasi,

masyarakat, teman sejawat dan siswa. Dengan etos kerja yang tinggi seseorang akan memiliki ketekunan dan dapat digunakan sebagai

sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita diri sendiri,

organisasi dan masyarakat”. 41

Bapak Husain Abdullah selaku kepala sekolah juga menjelaskan bahwa

etos kerja qurani yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar kegiatan

pelaksaan evaluasi kerja dirangkaikan dengan pengajian guru dan karyawan.

Sebelum memulai pengajian guru melaksakan tadarrusan terlebih dahulu agar

dapat melihat sejauh mana kelancaran bacaan Alquran guru dan para karyawan.

Dan kegiatan ini juga di aplikasikan sebelum proses pembelajaran di mulai.

Dari wawancara tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa dengan

kegiatan ini guru dan para karyawan sekolah diharapkan bisa mengaji Al Quran,

memberi ketentraman bagi siswa dan gurunya, juga bisa menghindari kebringasan

siswa untuk tawuran dan tidak terpuji lainnya. Karena mereka sudah dibekali

dengan kegiatan keagamaan dan nilai-nilai kesopanan.

dipertegas dari dengan hasil wawancara Bapak Sandi Pratama, guru

Pendidikan agama Islam mengatakan bahwa:

“SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar menerapkan konsep belajar

qur‟ani dengan bentuk penerapan setiap hari. Dimulai sebelum belajar

diawali dengan sholat dhuha dan membaca Alquran di musholla, yang

dimana setiap pergantian mata pelajaran mewajibkan siswa membaca

Alquran khusus surah yang telah dipilih. Sholat duhur dan ashar pun juga

41

Husain Abdullah Rahman, S.Pd., M.Pd.I (kepala sekolah) wawancara langsung di SMP

Muhammadiyah 1 Kota Makassar 6 juli 2020

Page 60: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

50

seperti itu, diawali dengan membaca alquran. Karena sejatinya sekolah

islam tiada hari tanpa mengaji”42

SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar menerapkan shalat dhuha

sebelum kegiatan belajar mengajar. Shalat dhuha tersebut dilaksanakan di

musholla sekolah dengan diberi kesempatan waktu sekitar tiga puluh menit .

Pelaksanaannya tidak dipantau oleh seorang guru, namun adanya kesadaran dari

siswa. Satu persatu siswa atau siswi datang dan segera berwudhu yang kemudian

dilanjutkan shalat dhuha dua rakaat, terkadang ada juga yang sampai delapan

rakaat. Setelah selesai shalat dhuha, adakalanya mereka taddarrus sebelum

memasuki kelas.

Di tambahkan dengan hasil wawancara yang dilakukan ibu Rosmiati,

guru pendidikan agama islam mengatakan bahwa:

“Konsep etos kerja qurani di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar

sebelum melakukan aktivitas proses belajar mengajar siswa melakukan

tadarrusan yang dimana tidak hanya siwa saja tetapi guru juga turut andil

dalam itu, dengan cara membaca, mendengarkan dan memperbaiki ketika

ada kesalahan. Hal ini dilakukan setiap pergantian mata pelajaran” 43

Fungsi pendidikan Alquran terhadap perkembangan kognitif dan afektif

anak secara umum ialah meningkatkan perkembangan moral anak dan

kemampuan anak untuk mendengarkan dan menghafalakan ayat Alquran,

sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan mengembangkan daya ingatnya

dan pemahamannya serta meningkatkan daya pikirnya untuk mampu memecahkan

suatu persoalan yang dihadapi baik secara akademik dan non akademik, selain itu

juga mendorong kepada anak-anak untuk mempelajari Alquran.

42

Sandi Pratama S.Pd.I M.Pd (guru pendidikan agama islam) wawancara daring 7 juli

2020 43

Rosmiati S.Pd.I (guru pendidikan agama islam) wawancara langsung di SMP Kota

Muhammadiyah 1 Makassar pada 8 juli 2020

Page 61: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

51

dipertegas dengan hasil wawancara oleh Bapak Kaharuddin, guru

Pendidikan agama Islam mengatakan bahwa :

“Konsep etos kerja qurani yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Makassar

yaitu menanamkan nilai quraniyah dan memberikan pemahaman kepada

masyarakat SMP Muhammadiyah 1 Makassar bahwa semua kegiatan

berdasar kepada tuntunan dan petunjuk Alquran”44

Tujuan pendidikan dalam kaitannya dengan karakter qurani adalah usaha

untuk menjadikan anak didik sebagai manusia yang berkarakter qurani dengan

hasil yang ingin dicapai adalah anak didik yang beradab yang mampu beradaptasi

dan berdialog dengan zaman tanpa harus melepaskan identitas ketauhidannya.

Pendidikan qurani adalah pendidikan Islam sebab sama-sama bersumber

dari alquran. Pendidikan karakter qurani adalah usaha atau bimbingan yang

dilakukan oleh orangtua, guru atau orang dewasa untuk membangkitkan sifat-

sifat kebaikan yang bersumber dari alquran dan Sunnah Rasulullah saw dengan

menyeimbangkan antara ilmu, iman, akhlaq dan amal dalam kepribadian anak

yang diperuntukkan untuk kemaslahan kehidupan manusia.

Dari ke empat wawancara terebut peneliti menyimpulkan bahwa konsep

etos kerja yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar yaitu sebelum

melakukan aktifitas di sekolah, siswa melaksanakan sholat dhuha terlebih dahulu

dan tadarrusan sebelum memasuki pembelajaran. Hal itu dilakukan karena adanya

kesadaran sendiri yang timbul dalam diri siswa dan tidak hanya dilakukan

disekolah saja tetapi mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

44 Kaharuddin S.Pd.I (guru pendidikan agama islam) wawancara daring melalui google

form pada 10 juli 2020

Page 62: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

52

3. Faktor Penghambat Peningkatan Kinerja Guru Berbasis Etos Kerja

Qurani Di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar

Hasil wawancara dengan Bapak Husain, Kepala Sekolah mengatakan

bahwa:

“Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses membimbing

peserta didiknya yaitu: (1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; (2)

mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan (3)

mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif; (4)

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi

dan mengembangkan profesinya sebagai guru; (5) disiplin waktu. Jadi

tidak hanya siswa yang ditekankan untuk tidak terlambat tetapi guru juga

harus disiplin.

Jabatan guru adalah suatu jabatan profesi, dimana harus bekerja secara

profesional. Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi-kompetensi

yang dituntut agar mampu melaksanakan tugasnya secara baik dalam

melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah. Agar kualifikasi guru terpenuhi sebagai

tenaga pendidik yang profesional maka pemerintah membuat peraturan terkait hal

tersebut. 45

Di tambahkan dengan hasil wawancara Bapak Sandi Pratama, guru

pendikakan agama islam mengatakan bahwa:

1. SDM (sumber daya manusia) yang belum optimal. Artinya hanya

terdapat 3 guru pendidikan agama islam yang menangani banyak kelas

sehingga biasanya guru menjadi kewalahan.

2. Pendidik belum seimbang dengan kuantitas siswa dalam mengajar

qur‟ani. Artinya tidak semua guru saja memiliki kemampuan mengajar

qur‟ani.

45

Sandi Pratama S.Pd.I M.Pd (guru pendidikan agama islam) wawancara daring 7 juli

2020

Page 63: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

53

Jumlah siswa dan guru hendaknya seimbang. Sekolah yang jumlah

gurunya tidak seimbang ikut mempengaruhi kualitas dari siswa, apalagi guru-guru

yang mengajar kurang memiliki pengetahuan. Kekurangan guru dalam suatu

sekolah mengakibatkan kurangnya perhatian yang ditujukan kepada siswa. Siswa

yang ada di sekolah tidak lagi diberikan perhatian secara penuh dari pihak guru.

Pengembangan sumber daya manusia pada dasarnya adalah peningkatan

prestasi kerja guru yang mencerminkan kemampuan seseorang dalam bekerja,

artinya prestasi masing-masing guru dinilai dan diukur menurut kriteria yang

sudah ditentukan. Pada sisi inilah prestasi individu menjadi jaminan bagi guru

bahwa guru akan tetap mampu menjawab setiap tantangan perubahan dan bahkan

menjangkau setiap kemungkinan perubahan pada masa yang akan datang.

dipertegas dengan hasil wawancara Ibu Rosmiati, guru pendidikan agama

islam mengatakan bahwa:

“Faktor penghambat untuk meningkatkan kinerja adalah ketika kita

melihat sekarang di era globalisasi ini yang menjadi faktor utama adalah

teknologi. Kemampuan yang dimiliki masih sangat terbatas mengenai

pemanfaatan teknologi. Ada hal-hal yang seharusnya sebagai pendidik itu

mahir dalam hal seperti itu, namun saya pribadi belum bisa

memaksimalkannya. Terlebih di tengah pandemi covid-19 kegiatan

pembelajaran yang harus dilakukan melalui daring. Hal itu membuat

kurang maksimalnya penyampaian materi kepada siswa. Namun yang

berhubungan teknologi tetap belajar kepada guru yang lebih mampu

memaksimalkannya.46

Dalam dunia pendidikan penyampaian informasi dengan menggunakan

IT (Information teknology) sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam

proses pembelajaran dan penilaian dapat melakukan teknologi misalnya

menggunakan computer, laptop dan HP. Lewat media ini maka proses

46 Rosmiati S.Pd.I (guru pendidikan agama islam) wawancara langsung di SMP

Muhammadiyah 1 Makassar pada 8 juli 2020

Page 64: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

54

pembelajaran menjadi lebih menarik dan penilaian menjadi lebih efisien dalam

penggunaan kertas.

Manfaat teknologi dalam menyampaikan materi pembelajaran adalah

materi yang akan kita sampaikan menjadi lebih interaktif dan kreatif. Siswa pun

akan menjadi lebih senang pada mata pelajaran yang disampaikan. Dalam dunia

pendidikan guru diharapkan mampu menguasai teknologi. IT (Information

teknology) itu merupakan hal yang sangat penting dikuasai guru di Zaman Era

Digital. Guru yang belum menguasai teknologi hendaknya sering mengikuti

pelatihan-pelatihan di bidang IT (Information teknology) dari pelatihan tersebut

sedikit demi sedikit guru akan meguasai teknologi.

Di tambahkan dengan hasil wawancara Bapak Kaharuddin selaku guru

pendidikan agama islam mengatakan bahwa:

1. Yang menjadi faktor penghambat untuk peningkatan kinerja yaitu jarak

rumah dengan tempat kerja cukup jauh, dimana juga jalan yang dilalui

menuju sekolah macet, sehingga mempengaruhi kedisiplinan dalam

mengajar.

2. Tidak dapat memaksimalkan pemanfaatan teknologi47

Tempat tinggal merupakan faktor tantangan yang harus di hadapi oleh

guru, kerena apabila tempat rumah jauh dengan sekolah akan mengurahi

kekonsetrasian asat mengajar karena stamina berkuarang, dan juga keberadaan

rumah sangat berpengaruh pada ketepatan waktu seorang pendidik datang di

sekolah. seorang pendidik yang profesional harus mempu menunjukkan tauladan

47

Kaharuddin S.Pd.I (guru pendidikan agama islam) wawancara daring melalui google

form pada 10 juli 2020

Page 65: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

55

yang baik pada siswanya dengan datang tepat waktu, bersemangat saat mengajar

sehingga dapat dicontoh oleh siswanya.

Guru sebagai pelaku utama pendidikan tidak hanya melakukan transfer

ilmu kepada peserta didik, melainkan juga transfer kepribadian. Untuk mencapai

tujuan pendidikan guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian,

profesional dan sosial. Untuk meningkatkan empat kompetensi tersebut, guru

dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada.

Dari ke empat wawancara tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

hampir semua guru merasakan hal yang sama. Yang menjadi faktor penghambat

untuk meningkatkan kinerja yaitu tidak sepenuhnya mampu mengaplikasikan

teknologi. Namun ketika kita melihat di era globalisasi ini guru harus mampu

menguasai teknologi karena proses pembelajaran akan lebih mudah tersampaikan

dengan menggunakan teknologi. Dengan menguasai teknologi maka akan

membuat siswa untuk semangat belajar dan tidak bosan ketika melaksanakan

proses pembelajaran didalam kelas. Jadi, untuk itu guru harus mampu

mengaplikasikan teknologi.

Page 66: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Strategi Peningkatan Kinerja Guru

Berbasis Etos Kerja Qur‟ani Di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar”, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Strategi Peningkatan Kinerja Guru yaitu dengan memperbanyak mengikuti

training atau pelatihan terkait dengan pengembangan pembelajaran serta

selalu memacu diri untuk terus berkontribusi dalam melahirkan metode

pembelajaran yang kreatif dan inovatif khususnya mata pelajaran penidikan

agama islam.

2. Konsep Etos Kerja Qur‟ani dengan menerapkan konsep belajar qurani dalam

bentuk penerapan setiap hari. Dimulai sebelum belajar diawali sholat dhuha

dan membaca Alquran setiap pergantian mata pelajaran yang di bimbing oleh

guru mata pelajaran. Selain itu melaksanakan sholat fardu secara berjamaah.

Karena sejatinya sekolah islam tiada hari tanpa mengaji.

3. Faktor Penghambat Peningkatan Kinerja Guru Berbasis Etos Kerja Qur‟ani

(1) SDM (sumber daya manusia) yang belum optimal, (2) Pendidik belum

seimbang dengan kuantitas siswa dalam mengajar qur‟ani, (3) tidak dapat

memaksimalkan penggunaan teknologi, dan (4) Jarak antara sekolah dan

rumah jauh.

Page 67: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

57

B. Saran

Melihat hasil penelitian diatas, peneliti memberikan beberpa saran yang

diharapkan akan dijadikan bahan pertimbangan bagi SMP Muhammadiyah 1 Kota

Makassar dalam upaya meningkatkan etos kerja dan kinerja yang dimiliki para

guru dalam bekerja, yaitu:

1. Bagi Kepala Sekolah, untuk meningkatkan etos kerja dan kinerja tidak hanya

dilakukan oleh guru melainkan seluruh pihak yang terkait serta kepala

sekolah menambah wawasan agar di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar

memiliki kualitas yang lebih baik.

2. Bagi Guru, selalu meningkatkan profesionalitas dalam bekerja dengan

meningkatkan etos kerja sehingga kinerja yang dihasilkan tinggi dan mampu

mendidik dengan baik, karena pendidikan adalah daktor penting bagi

peningkatan kualitas sumber daya manusia demi terciptanya pembangunan

nasional.

3. Bagi Lembaga Pendidikan, selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas

lembaga dengan melakukan evaluasi secara berkala mengenai kemajuan atau

progres lembaga pendidikan sehingga mampu menghasilkan output yang

berkualitas.

4. Bagi peneliti lain, semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

acua untuk menambah referensi pengetahuan peneliti tentang pengaruh etos

kerja terhadap kinerja guru dan sebagai bahan acuan serta referensi pada

penelitian sejei yang dilakukan di masa yang akan datang.

Page 68: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

58

5. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan menambah informasi mengenai

etos kerja dan kinerja guru yang harus dimiliki guru. Dengan demikian dapat

memberikan masukan dan pembekalan untuk kedepan saat terjun menjadi

tenaga kependidikan.

Page 69: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

59

DAFTAR PUSTAKA

Alquran al karim dan Terjemahnya

Arikunto Suharismi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bernawai dan Arifin Mohammad, 2012. Kinerja Guru Profesional,Jogjakarta:

AR-Ruzz Media.

Bungin Burhan, 2007. Penelitian Kualitatif , Jakarta: Kencana.

Departemen Penidikan Nasional, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka.

Ghony Junaidi dan Almanshur Fauzan, 2012. Metodologi Penelitian

Kualitatif Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Hasan Ali, 2009, Manajemen Bisnis Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

J-PAI : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 2 No. 2 Januari-Juni 2016

Jurnal Idaarah, VOL. I, NO. 1, Konsep penilaian kinerja guru juni 2017

Kriyanto Rachmat, 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi , Jakarta: Kencana

Mulyasa E, 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. .

---------------2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya.

Mulyana Deddy , 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Mustofa Bisri Ahmad, 2015. Etos Kerja Islam dalam Lembaga Keuangan Syariah,

Karangrejo.

Misbahuddin, 2013, Analisis Data penelitian dengan Statistik, Bumi Aksara,

Jakarta

Nitisemito Alek,, 2001. Manajemen Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purhantara Wahyu, 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis Yogyakarta:

Graha Ilmu

Page 70: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

60

Safarina dan Abdullah, 2015. Etika Pendidikan “Keluarga, Sekolah dan

Masyarakat“, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Santoso Jalu Eko, 2012. Good Ethos, 7 Etos Kerja Terbaik dan Mulia, Jakarta:

PT Alex Media Komputindo.

Sutrisna Edy, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kemcana.

Sutopo Hadi Aristo dan Arief Adrianus , 2010. Terampil Mengolah Data

Kualitatif dengan Nvivo, Jakarta: Kencana

Supardi, 2013a. Kinerja Guru,Jakarta: Raja Grafindo Persada.

----------, 2014b. Kinerja guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Subroto Suryo, 2009. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

-------------2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif.

Kualitatif. Research and Development. Bandung Alfabeta

Shulhan Muwahid, 2013. Model Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam

Meningkatkan Kinerja Guru,Yokyakarta: Sukses Offset.

Tasmara Toto, 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta : Gema Insani

Pers.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2016. Cet.7; Jakarta; Sinar Grafika

Wijaya Cece, A. Tabrani Rustan, 2004. Kemampuan Dasar Guru Dalam

Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 71: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

61

RIWAYAT HIDUP

Husnah Akbar. Ujung Pandang, 14 Oktober 1998 yang

merupakan anak tunggal dari pasangan Muh. Akbar dan

Nursia. Sebelum masuk kejenjang perguruan tinggi, peneliti

menempuh pendidikan di SD Inpres Panaikang 1/2

kemudian masuk ke jenjang pendidikan menengah pertama

di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar dan melanjutkan pendidikan menengah

atas di MAN 2 Makassar Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Makassar

pada tahun 2016, Peneliti melanjutkan Pendidikan Program S-1 di Universitas

Muhammadiyah Makassar dan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam. Peneliti telah menyelesaikan Skripsi dengan judul “

Strategi Peningkatan Kinerja Guru Berbasis Etos Kerja Qurani di SMP

Muhammadiyah 1 Kota Maakassar”.

Page 72: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

62

L A M P I R A N

Page 73: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

63

INSTRUMEN PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA

Kepala Sekolah & Guru

1. Bagaimana Bapak/Ibu meningkatkan kualitasnya dalam bekerja ?

2. Bagaimana proses Bapak/ibu melakukan evaluasi/penilaian dalam

bekerja?

3. Apa kebijakan Bapak dalam peningkatan kinerja Guru ?

4. Bagaimana etos kerja qurani di SMP Muhammadiyah 1 Kota Makassar ?

5. Bagaimana pengaplikasian etos kerja qurani yang dimiliki dalam diri

Bapak/Ibu ?

6. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam peningkatan kinerja ?

Page 74: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

64

DOKUMENTASI WAWANCARA

Gambar 1 : Wawancara Langsung Dengan Bapak Husain Abdullah

Rahman, S.Pd., M.Pd.I, Kepala Sekolah. (6 Juli 2020)

Gambar 2 : Wawancara Langsung Dengan Ibu Rosmiati S.Ag, Guru

Pendidikan Agama Islam (8 Juli 2020)

Page 75: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

65

Gambar 3 : Wawancara Daring Melalui Google Form Dengan Bapak

Sandi Pratama, S.Pd.I., M.Pd, Guru Pendidikan Agama Islam (7 Juli 2020)

Page 76: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …

66

Gambar 3 : Wawancara Daring Melalui Google Form Dengan Bapak Kaharuddin

S.Pd.I , Guru Pendidikan Agama Islam (10 Juli 2020)

Page 77: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …
Page 78: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …
Page 79: STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU BERBASIS ETOS …