peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

37
Oleh Sugeng Budiharsono Disajikan pada Pelatihan Pembekalan TAR dan SDM Pendukung oleh Direktorat Perkotaan dan Perdesaan, BAPPENAS di Yogyakarta pada tanggal 26 Mei-1 Juni 2013

Upload: sugeng-budiharsono

Post on 23-Jan-2018

2.522 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Oleh

Sugeng Budiharsono

Disajikan pada Pelatihan Pembekalan TAR dan SDM Pendukung oleh Direktorat Perkotaan dan Perdesaan, BAPPENAS di Yogyakarta pada tanggal 26 Mei-1 Juni 2013

Page 2: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Competitiveness as the set of institutions, policies, and factors that determine the level of productivity of a country (Schwab and Porter, 2007)

Pendefinisian daya saing tergantung dimana lokasi daya saing tersebut didefinisikan, apakah di aras mikro atau di aras makro.

Diantara kedua konsep daya saing tersebut, muncul konsep daya saing daerah, yang mendapatkan perhatian yang besar pada beberapa tahun terakhir, hal ini disebabkan karena daerah merupakan kunci dalam organisasi dan tata kelola pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kesejahteraan.

Meyer-Stamer (2003), daya saing daerah didefinisikan sebagai kemampuan suatu wilayah untuk meningkatkan pendapatan yang tinggi dan penghidupan masyarakat yang ada dalam wilayah tersebut pada standar kehidupan yang tinggi. Sedangkan Huggins (2003) menyatakan bahwa daya saing daerah yang sejati hanya terjadi ketika pertumbuhan berkelanjutan dicapai pada tingkat tenaga kerja yang meningkatkan standar kehidupan.

2

Page 3: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 4: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Factor Driven

• Mengandalkan SDA & lingkungan alam

• Tenaga kerja yg murah & melimpah

Investment Driven

• Perusahaan fokus pada peningkatan investasi di bidang teknologi, pabrik, infrastruktur

Innovation Driven

• Penciptaan teknologi & metode terbaru

• Pengembangan industri dlm berinovasi

Wealth Driven

• Perusahaan mulai kehilangan daya saing kompetitifnya krn berbagai alasan (mis: tdk berinovasi krn terlalu fokus mempertahankan posisi perusahaan)

Porter (1990) membagi tahapan pembangunan baik negara maupun daerah berdasarkan keunggulan kompetitifnya ke dalam 4 fase:

Meningkat (advance) Menurun (decline)

Tiga tahap pertama melibatkan peningkatan keunggulan kompetitif suatu bangsa secara bertahap dan umumnya

berkaitan dg kemakmuran ekonomi yg semakin meningkat

Bangsa di tahap keempat mengandalkan kemakmurannya, yg pd akhirnya akan menurun

4

Page 5: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

5

Indeks Daya Saing Global

Sub Indeks Permintaan Dasar

Sub Indeks Peningkatan Efisiensi

Sub Indeks Inovasi dan Faktor Kecanggihan

Pilar 1. Lembaga

Pilar 2. Infrastruktur

Pilar 3. Lingkungan

Makroekonomi

Pilar 4. Kesehatan dan

Pendidikan Dasar

Pilar 5. Pendidikan Tinggi dan

Pelatihan

Pilar 6. Efisiensi Pasar Barang

Pilar 7. Efisiensi Pasar Tenaga

Kerja Pilar 8. Pengembangan

Pasar Keuangan

Pilar 9. Kesiapan Teknologi

Pilar 10. Ukuran Pasar

Pilar 11. Kecanggihan Bisnis

Pilar 12. Inovasi

Kunci untuk Ekonomi berbasis SDM (factor driven)

Kunci untuk Ekonomi berbasis industri (investment drive)

Kunci untuk Ekonomi berbasis inovasi (innovation driven)

Tahap 1 SDM (factor

driven)

Transisi dari tahap 1 ke

tahap 2

Tahap 2 Industri

(investment drive)

Transisi dari tahap 2 ke

tahap 3

Tahap 3 Inovasi

(innovation driven)

Posisi Indonesia

Page 6: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

6

Fase 1

• Ekonomi berbasis SDM (factor driven)

Fase 2

• Ekonomi berbasis industri (investment drive)

Fase 3

• Ekonomi berbasis inovasi (innovation driven)

Modal (capital)

• Investasi & alokasi modal

• Terutama dibutuhkan untuk percepatan pembangunan infrastruktur

• Proporsi belanja infrastruktur masih dibawah 5% dari PDB

• Kebijakan: Percepatan pembangunan infrastruktur (Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur) & MP3EI untuk mewujudkan konektivitas

SDM (human capital)

• Kebijakan pasar tenaga kerja, undang-undang, peraturan dan kebijakan

Page 7: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

7

Peningkatan Kemampuan Ekonomi

Ekonomi Berbasis SDA

Factor Driven

Ekonomi Berbasis Industri

Investment Driven

Ekonomi Berbasis Inovasi

Innovation Driven

Kekayaan Negara

Sumber Daya Alam

(Labor Intensive)

Modal dan Teknologi

(Skilled Labor Intensive)

Innovasi

(Human Capital

Intensive)

Keunggulan Negara

Kompetitif

Komparatif

Warisan Ciptaan

Page 8: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Negara/ Perekonomian

Peringkat/144 Nilai (1-7) Peringkat GCI 2011-

2012

Swiss 1 5,72 1

Singapura 2 5,67 2

Finlandia 3 5,55 4

Swedia 4 5,53 3

Belanda 5 5,5 7

Malaysia 25 5,06 21

Brunei Darussalam 28 4,87 28

Thailand 38 4,52 39

Indonesia 50 4,4 46

India 59 4,32 56

Filipina 65 4,23 75

Vietnam 75 4,11 65

Kamboja 85 4,01 97

Timor Leste 136 3,27 131 8

Page 9: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 10: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Factor Conditions Kondisi faktor produksi dibagi menjadi 2 : biasa & terspesialisasi. Biasa : faktor-faktor produksi diwarisi secara alami seperti kekayaan sumber daya alam (SDA), tanah, dan tenaga kerja yang belum terlatih. Terspesialisasi : tidak terdapat secara alami, harus diciptakan terlebih dahulu seperti teknologi & tenaga kerja yang terlatih

Demand Conditions Semakin besar/tinggi tuntutan pelanggan/konsumen akan membuat tekanan bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya melalui inovasi, kualitas produk, dsb

Related and Supporting Industries Kedekatan spasial antara industrI hulu dan hilir dapat memfasilitasi pertukaran informasi dan meningkatkan pertukaran inovasi dan ide)

Firm Strategy, Structure, and Rivalry Dunia didominasi oleh kondisi dinamis dan kompetisilah yang memaksa perusahaan untuk berkerja meningkatkan produktivitas dan inovasi)

Page 11: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Pemerintah berperan sebagai katalisator dan penantang. Pemerintah mendorong/memaksa perusahaan untuk meningkatkan cita-citanya dan bergeser menuju level performa daya saing yang lebih tinggi. Pemerintah berperan untuk menstimulasi permintaan terhadap produk berkualitas tinggi, berfokus pada penciptaan factor yang terspesialisasi, dan persaingan lokal.

Change Perkembangan tdk terkontrol diluar pemerintah dan perusahaan yg memungkinkan pemain baru masuk untuk memanfaatkan peluang dari restrukturisasi industri yg terjadi Contoh: inovasi radikal, kenaikan harga minyak yg tdk diharapkan, revolusi, perang

Page 12: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 13: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Tujuan dan

Sasaran

Kategori Dasar

Faktor Pembangunan

Penentu Keberhasilan

• Kategori Dasar (mengukur daya saing) : indikator ex-post seperti pendapatan, produktivitas tenaga kerja, ketenagakerjaan, ekonomi terbuka

• Faktor Pembangunan (meningkatkan daya saing) : faktor dengan dampak langsung terhadap basic categories

• Penentu Keberhasilan (menjelaskan daya saing) : dampak tidak langusng terhadap basic categories dan development factors

Page 14: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

• Kualitas

Kehidupan •Standar

Kehidupan

Kinerja Wilayah PDRB

Produktivitas Tenaga kerja

Laju penyerapan tenaga kerja

Penelitian dan Pengembangan

Teknologi

Infrastruktur dan modal manusia

Investasi asing

lansung

UMKM Kelembagaan

dan modal sosial

Struktur Ekonomi

Struktur Sosial

Kegiatan Inovatif

Pusat Pengambilan

Keputusan

Aksesibilitas wilayah

Ketrampilan angkatan kerja

Lingkungan Identitas Wilayah

Tujuan dan Sasaran

Kategori Dasar

Faktor Pembangunan

Penentu Keberha-silan

Page 15: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

PELD Berkelanjutan

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Kinerja Wilayah Kesenjangan antar wilayah

PDRB

Produktivitas Tenaga kerja

Laju penyerapan tenaga kerja

Penelitian dan

Pengembangan Teknologi

Infrastruktur dan modal manusia

Investasi UMKM Kelembagaan

dan modal sosial

Struktur Ekonomi

Struktur Sosial

Kegiatan Inovatif

Pusat Pengambilan

Keputusan

Aksesibilitas wilayah

Ketrampilan angkatan kerja

Lingkungan Identitas Wilayah

Tujuan dan Sasaran

Kategori Dasar

Faktor Pembangunan

Penentu Keberha-silan

Sumber daya alam

Modifikasi Piramida

Daya Saing Daerah

Page 16: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Tahap Pembangunan

Tin

gk

at

Pe

nd

ap

ata

n D

ae

rah

Innovation Driven (unique value) Knowledge Creation Region

Investment Driven (Efficiency) Knowledge Transfer Region

Factor driven (input cost) Neofordist Region

Imre Lengyel

Page 17: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

REGIONAL TRANSFERS

NILAI TAMBAH BRUTO NON-PASAR

NILAI TAMBAH BRUTO-PASAR

Jumlah Upah Jumlah Keuntungan

Pasar Lokal Pasar Ekspor

Perusahaan A

Perusahaan B

Sektor x

Sektor y

Sektor z

Input Wilayah • Komposisi sektoral • Spesialisasi • Distribusi Perusahaan • Kepemilikan (FDI)

Output Wilayah • Produktifitas wilayah • Unit labour cost • Keuntungan • Market shares

Outcome Wilayah PDRB/Tenaga Kerja Jumlah orang yang bekerja

Modal

Tenaga Kerja Lahan

Infrastruktur dasar dan Aksesibilitas

Lingkungan Kualitas tempat

Sumber Daya Manusia

Lingkungan Produktif Kelembagaan

Teknologi

Keinovasian

Kewirausahaan

Internasionalisasi

Modal sosial

Insfrastruktur pengetahuan Penduduk dan

migrasi

Budaya

Page 18: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

PERSPEKTIF TEORI - MAKRO

PERSPEKTIF TEORI -KOMPLEMENTER

Keunggulan Komparatif dan Mutlak

Faktor bawaan/ Teori lokasi

Wilayah berbasis ekspor/

multipliers

Spesialisasi Regional Teori FDI

Wilayah sebagai lokasi ekspor

Ekonomi Klasik

Ekonomi Neo-Klasik

Ekonomi Keysian

Ekonomi Pembangunan

Teori Pertumbuhan

Endogen

Teori Perdagangan

Baru

Konsep Dasar tentang

Daya Saing Daerah

Marshallian Industrial

district

Lokasi Ekonomi

Biaya transaksi

Penyebab Kumulatif

Pertumbuhan wilayah endogen

Ekonomi Aglomerasi

Wilayah sebagai sumber

peningkatan keuntungan

Wilayah sebagai pusat pengetahuan

Sosiologi Ekonomi Kelembagaan

Ekonomi Strategi Usaha

Schumpeterian/Ekonomi Evolusioner

Teori Pertumbuhan Perkotaan

Ekonomi Urbanisasi

Kelembagaan dan regulasi

Teori Kluster dari

Porter

Learning regions

Local innovative

milieu

Page 19: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Keterampilan Perusahaan

Inovasi/Kreatifitas Persaingan

Investasi H. M. Treasury. 2004

Masuknya perusahaan baru akan meningkatkan persaingan

Meningkatnya pesaingan akan memberikan insentif untuk investasi usaha

Investasi modal fisik akan meningkatkan kapasitas inovasi perusahaan

Keterampilan akan meningkatkan kapasitas perusahaan dalam mengembangkan dan menggunakan teknologi baru

Peningkatan persaingan mendorong persaingan

Ketrampilan manajemen akan meningkatkan kewirausahaan dan keunggulan bisnis. Perusahaan baru akan meningkatkan permintaan terhadap keterampilan

Page 20: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 21: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

No Kreatifitas Inovasi

1. Intuitif/Imaginatif Rasional, percobaan,

2. Individualistik Kolektif

3. Lebih berhubungan dengan estitika dan bakat (talenta)

Lebih berkaitan dengan penciptaan/penemuan

4. Alat untuk inovasi/disruptive Sering berasosiasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Susah mengukurnya (copyright) Mudah mengukurnya (paten, kerja yang terpublikasi)

Assimilated to progress

6, Lebih spontan Metode, spesifikasi dan prosee, evaluasi

7. Ekspresi dari nilai-nilai dan human spirit

Page 22: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Kreatifitas merupakan inti dari industri kreatif

Sejak pertama dicetuskan oleh para penggagas ekonomi kreatif seperti Richard Florida, Daniel Pink, John Howkin sampai kepada John Hartley, ekonomi kreatif telah membangunkan negara-negara di seluruh benua untuk menggali dan mengembangkan potensi kreativitas yang dimilikinya.

Industri Kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan dengan menghasilkan dan mengekspoitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Ekonomi Kreatif adalah sistem kegiatan manusia yang berkaitan dengan produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi barang dan jasa hasil industri kreatif.

Page 23: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Industri Kreatif merupakan jantung Ekonomi Kreatif.

Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi yang input dan outputnya adalah GAGASAN.

Pengembangan Ekonomi Kreatif mulai marak diperbincangkang sejak tahun 2006, dan semakin menjadi fokus perhatian setelah Pemerintahan SBY membentuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada akhir tahun 2011.

Akar Ekonomi Kreatif bermula dari ekonomi berbasi ilmu pengetahuan kemampuan SDM.

Ekonomi kreatif telah didaulat sebagai gelombang ekonomi keempat setelah era ekonomi informasi (lihat gambar berikut)

Page 24: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

WAKTU

Ke

seja

hte

raa

n, T

ek

no

log

i d

an

Glo

ba

lisa

si

ABAD 18 ABAD 19 ABAD 20 ABAD 21

Era Pertanian

Era Industrial

Era Informasi

Era Konsep dan Kreatif

GELOMBANG EKONOMI DUNIA

Daniel H. Pink. 2005. A Whole New Mind. Penguin Group, NY.

Page 25: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Bagi daerah yang tidak terlalu diberkahi SDA yang berlimpah namun memiliki SDM yang cukup baik kualitasnya, maka industri kreatif dapat dikembangkan. Banyak perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang seharusnya dapat mendukung pengembangan industri kreatif. PEL berbasis Industri Kreatif akan melibatkan banyak stakeholder dan kelompok sasaran. Sebagian besar kelompok sasaran adalah UMKM. PEL berbasis industri kreatif yang berbasis ekosistem akan menjamin keberlanjutan pembangunan.

Page 26: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 27: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 28: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 29: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 30: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 31: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 32: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

WAKTU

Kes

ejah

tera

an, T

ekn

olo

gi d

anG

lob

alis

asi

ABAD 18 ABAD 19 ABAD 20 ABAD 21

Era Pertanian

Era Industrial

Era Informasi

Era Konsep dan Kreatif

Jawa, Bali

dan

sebagian

Sumatera

dan

sebagian

Sulawesi Jawa, Bali,

Sumatera,

Kalimantan,

Sulawesi,

Nusa

Tenggara,

Maluku,

Papua

Jawa, Bali

dan

sebagian

Sumatera

dan

sebagian

Sulawesi

Jawa, Bali

dan

sebagian

NTB

Page 33: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 34: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 35: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas
Page 36: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas

Identifikasi kreatifitas untuk komoditas unggulan di daerah bapak/ibu.

Kreatifitas dilihat dari segi proses dan produk.

Gambarkan dan uraikan kreatifitasnya yang dapat dilakukan.

Page 37: Peningkatan daya saing daerah berbasis kreatifitas