strategi pengembangan tabungan kesehatan …...b. identifikasi masalah 6 c. pembatasan dan perumusan...

112
STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN MASYARAKAT (BUNGKESMAS) DI SOCIAL TRUST FUND (STF) UIN JAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah ( SE.Sy) Oleh FARIZ ABDUL ROHMAN NIM : 1110046100218 KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/ 1436 H

Upload: others

Post on 13-Jul-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN MASYARAKAT

(BUNGKESMAS) DI SOCIAL TRUST FUND (STF) UIN JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah ( SE.Sy)

Oleh

FARIZ ABDUL ROHMAN

NIM : 1110046100218

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/ 1436 H

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat
Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat
Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat
Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, Penguasa Alam semesta

Yang berkat segala limpahan rahmat, taufik, inayah dan hidayah-Nya, alhamdulillah

penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya. Semoga kita

mendapatkan syafaa’at nya di hari akhir nanti.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat dorongan semangat dan bantuan dari

berbagai pihak yang sangat penulis hargai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan

yang setinggi-tingginya terutama kepada :

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M. Hasan Ali., M.A. Ketua Program Studi Muamalat Fakultas

Syari’ah dan Hukum.

3. Bapak Abdurrauf, MA. Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas

Syari’ah dan Hukum.

4. Ibu Yuke Rahmawati, M.A. Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa

mengingatkan penulis selama mengikuti perkuliahan hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

ii

5. Dr. H. Abdurrahman Dahlan, M.A. Pembimbing skripsi yang telah

membimbing,, mengarahkan, mengoreksi, dan memberikan saran-saran yang

amat berharga kepada penulis selama menyusun dan menyelesaikan skripsi

ini.

6. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si sebagai Penguji skripsi penulis yang

telah memberikan bimbingan dan arahannya sehingga penulis bisa

menyelesaikan proses revisi skripsi.

7. Seluruh dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang amat bermakna selama penulis mengikuti perkuliahan di

FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda H.A.Rafe’i dan Ibunda Hj. Bai Supliah

yang selalu mendukung, memotivasi, dan mendo’akan tanpa kenal lelah

kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.

9. Kepada teteh Neng, Yanah, Tati, Khusnul. Empat kaka perempuan tercinta

penulis yang selalu memberikan dorongan, dukungan , dan motivasi kepada

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.

10. H. Endang Hamdani, dan Abanganda Ali Syamsudin. Dua kaka ipar yang

tanpa henti mendukung dan memberikan dukungan materi dan non materi

kepada penulis.

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

iii

11. Kepada Ayahanda Drs. H. Tumidjan Soepono, B.A M.Si dan Adinda Denayu

Swami Vevekananda yang telah mendukung dan memberikan dorongan dan

motivasi kepada penulis untuk lebih bersemangat menyelasaikan skripsi ini.

12. Kawan-kawan “HMI Cabang Ciputat” yang telah berjuang bersama, dan

memberikan kesempatan penulis dalam mengkader diri di organisasi ekstra

kampus. terkhusus kepada Kanda Ridho Akmal Nst, Kanda Asep Sholahuddin

dan Kanda Dhani Ramdhany

13. Kawan-kawan HMI Komisariat Fakultas Syariah dan Hukum Cabang Ciputat.

Tempat awal penulis mengkader diri dan diberi amanah untuk

mengembangakan potensi di luar kampus. Terkhusus kepada M. Rois, Ade

Septiawan Putra, S.Sy, M. Caesal Regia, M. Ibnu Taslim, S.Sy, dan MPKPK

HMI Komfaksy Humaedullah Irpan, Abiyudin, SH, Abdurrahman dan Kanda

Moh Tohir SE, Sy. Yakin Usaha Sampai!

14. Kawan-kawan IKDAR (Ikatan Keluarga Alumni Daarur Rahman) Ciputat

yang selalu mendukung dan tempat bertukar pikiran bersama penulis.

15. Kawan, sahabat, dan tempat bersandar penulis. A.Zakial Fajri Nas dan

Husnul Qari. Terimakasih dan selamat berjuang lagi kawan.

16. Kawan dan mentor skripsi penulis, Ismail, SE, Sy, Nisrina Mutiara Dewi

SE,Sy, Dea Hilyatul Aulia, SE, Sy, Sena Siti Arafiah. S.Sy dan Zaki Halim,

SE,Sy

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

iv

17. Untuk staf PF dan PU, terimakasih atas fasilitas dan referensi yang diberikan

kepada penulis sehingga mempermudah dalam menyelesaikaan skripsi ini.

18. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, terima

kasih atas segala bantuan dan sumbangsihnya, baik moril ataupun materil

dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak tersebut mendapat

balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 06 Oktober 2015

FARIZ ABDUL ROHMAN

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

v

ABSTRAK

Fariz Abdul Rohman NIM 1110046100218. Strategi Pengembangan Tabungan

Kesehatan Masyarakat di Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta, Program Studi

Muamalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 1436 H / 2015 M, vi + 82 halaman.

Penelitian ini menggunakkan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan, wawancara langsung, dan

studi dokumentasi di mana penulis melakukan pengidentifikasian secara sistematis

dari sumber yang berkaitan dengan objek kajian yaitu STF UIN Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk Strategi Pengembangan

Bungkesmas di STF UIN Jakarta dan merumuskan alternatif strategi yang tepat bagi

STF UIN Jakarta dalam mengembangkan Bungkesmas dengan analisis SWOT

(Strength, Weakness, Opportunity, Threats).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa STF UIN Jakarta masih kesulitan dalam

mengembangkan Bungkesmas. Maka STF UIN Jakarta harus mengambil langkah

strategi berupa penguatan visi dan misi lembaga, penguatan produk, peneterasi pasar,

dan pengembangan pasar.

Kata kunci : Strategi Pengembangan, Bungkesmas, STF UIN Jakarta, Analisis

SWOT.

Pembimbing :Dr. Abdurrahman Dahlan, M.A

Daftar pustaka :Tahun1985 s/d tahun 2015

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

ABSTRAK v

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 8

E. Kajian Pustaka (Review Studi terdahulu) 9

F. Kerangka Teori dan Konseptual 11

G. Metode Penelitian 14

H. Sistematika Penulisan 18

BAB II : KONSEP TABUNGAN PLUS KESEHATAN

A. Konsep Strategi Pengembangan

a. Strategi Pengembangan 22

b. Proses Pengembangan Produk Baru 25

B. Konsep Tabungan Plus Asuransi Kesehatan

a. Pengertian Tabungan 27

b. Pengertian Asuransi 30

c. Pengertian Ausransi Kesehatan 32

C. Konsep Analisis SWOT Sebagai Formulasi Strategi

a. Analisis Lingkungan 34

b. Perumusan Strategi 36

c. Implementasi Strategi 37

d. Evaluasi Strategi 39

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

BAB III : PROFIL LEMBAGA STF UIN JAKARTA

A. Gambaran Umum Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta

a. Sejarah Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta 41

b. Visi Misi STF UIN Jakarta 42

c. Fokus STF UIN Jakarta 43

d. Aktifitas STF UIN Jakarta 43

e. Struktur STF UIN Jakarta 43

f. Program STF UIN Jakarta 44

B. Konsep Bungkesmas STF UIN Jakarta 48

C. SOP Bungkesmas STF UIN Jakarta 50

D. Strategi STF UIN Jakarta dalam Mengembangkan Program Tabungan

Kesehatan Masyarakat 57

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Strategi Pengembangan Bungkesmas STF UIN Jakarta 59

B. Analisis Alternatif Strategi Dengan Menggunakan SWOT dalam

Pengembangan Bungkesmas STF UIN Jakarta 67

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan 80

B. Saran 81

DAFTAR PUSTAKA 83

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

Gambar 2.1 Tahap-Tahap Strategi 13

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 14

Gambar 2.3 Dana Talangan Pendidikan STF 45

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 LKM/BMT Provider Bungkesmas 49

Tabel 1.2 Syarat dan Ketentuan Bungkesmas 52

Tabel 1.3 Manfaat Jaminan Asuransi Bungkesmas 54

Tabel 1.4 Tambahan Manfaat Jaminan Asuransi Bungkesm 66

Tabel 1.5 Matriks Analisis SWOT 76

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia dalam melakoni hidup dan kehidupannya selalu

dihadapkan pada berbagai macam resiko, terutama resiko yang tak

disenangi dan bersifat merugikan (pure risk), seperti resiko bisnis, resiko

kecelakaan, dan resiko sakit, jika ketidakpastian yang mendatangkan

kerugian tersebut menimpa seseorang, misalnya meninggal dunia, ahli

waris akan kehilangan pendapatan. Atau orang yang terkena penyakit akan

kehilangan uang untuk biaya pengobatannya.1

Segala musibah dan bencana merupakan ketentuan (qadha dan

qadar) Allah SWT, namun manusia (muslim) wajib berikhtiar dalam

menghadapi resiko ini setiap manusia dapat berikhtiar dengan pilihan

alternatif menanggung sendiri, membagi resiko dengan pihak lain, atau

menyerahkan resiko sepenuhnya kepada pihak lain.

Bila sebuah resiko ditanggung sendiri, salah satu upayanya bisa

dengan menabung, namun ikhtiar ini seringkali tidak mencukupi, karena

resiko yang terjadi melebihi dari yang diperkirakan, atau resiko terjadi

namun dana tabungan tidak mencukupi. Sedangkan bila resiko tersebut

dibagi atau dialihkan, diharapkan pada saat terjadi musibah, maka

berkurangnya nilai ekonomi atau kesejahteraan keluarga dapat terjamin

1 Khoirul Anwar, Asuransi Syariah Halal dan Maslahat, (Jakarta: Tiga Serangkai 2007), h.

6

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

2

(tergantikan), begitu pula dengan hilangnya fungsi sebuah benda dapat

tergantikan juga.

Dalam konsep islam, asuransi islami bukanlah semata profit

oriented, tetapi ia mengandung nilai social oriented, jadi perpaduan antara

dua kepentingan inilah yang dibangun oleh asuransi syariah dalam

menjalankan roda bisnisnya.

Asuransi sebagai sebuah perlindungan merupakan langkah yang

tepat bagi seseorang dalam membagi atau mengalihkan suatu resiko,

karena asuransi menjawab kebutuhan rasa aman bagi setiap orang.2

Namun pada kenyataannya banyak sekali masyarakat Indonesia

khususnya masyrakyat miskin yang tidak mengerti tentang konsep

asuransi dan bagaimana cara menjadi peserta asuransi, hal ini juga

diperparah dengan kurang sadarnya masyarakat miskin untuk menyisihkan

uang nya untuk kejadian yang tidak diduga-duga seperti jatuh sakit.

Dalam hal kesehatan, ketika berhadapan dengan kemiskinan seperti

yang terjadi pada masa krisis ekonomi, reaksi masyarakat bermacam-

macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat jalan,

menunda pelayanan rumah sakit, menghindari penggunaan jasa spesialis

yang mahal, cenderung memperpendek rawat inap, membeli separuh atau

bahkan sepertiga obat yang diresepkan sihingga tidak menjalani

pengobatan total, mencari pengobatan lokal yang kadang-kadang dapat

menimbulkan efek berbahaya , para ibu cenderung melahirkan di rumah

2 Cacan S. Agis, Modul Pengetahuan Dasar Takaful (Jakarta: PT. Syarikat Takaful

Indonesia 2005), h. 9-10

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

3

dengan bantuan dukun yang memperbesar resiko persalinan, penyakit

menjadi kronis karena menghindari pengobatan yang mahal. Pasien gagal

ginjal cendrung menunda, membatalkan atau dibatalkan dari pengobatan,

pasien cenderung mengobati sendiri yang berakibat terjadi komplikasi,

tingkat pengguguran kandungan meningkat karena karena biaya dan

implikasi sosial ekonomi, pasien menolak atau menunda prosedur operasi

karena ketiadaan biaya.3

Untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat

pemerintah pemerintah di tahun 2014 menggulirkan program JKN

(Jaminan Kesehatan Nasional) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS). Program telah memberikan angin segar untuk masyarakat

Indonesia. Kemudian disempurnakan dengan adanya BPJS Kesehatan

yang dijalankan oleh BPJS. Dengan adanya program tersebut semua

masyarakat mendapaatkan pelayanan sosial kesehatan dari pemerintah.

Namun, pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang terkena

penyakit, apalagi tergolong penyakit berat yang menuntut stabilisasi yang

rutin atau biaya operasi yang sangat tinggi. Hal ini berpengaruh pada

penggunaan pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup pada

umumnya menjadi biaya perawatan di rumah sakit, obat-obatan, operasi,

dan lain-lain. Hal ini tentu menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri

sendiri maupun keluarga.Sehingga munculah istilah “SADIKIN”, sakit

sedikit jadi miskin.

3Soendoro T, Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan: Tindakan Strategis Untuk

Mengurangi Dampak Krisis di Sektor Kesehatan. Medika. Edisi Khusus September 1999

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

4

Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengembangkan sebuah program pelayanan kesehatan bagi masyarakat

tidak mampu.Program ini bertujuan untuk mendidik dan memberikan

pemahaman bahwa kesehatan merupakan elemen penting dalam

peningkatan produktifitas kerja dan pendapatan mereka. Program ini

didesain dengan memadukan tabungan dan asuransi kesehatan dan

kecelakaan.4

Sebagai program pemberdayaan dan advokasi masyarakat miskin,

Bungkesmas coba didisein untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat

yang sering diabaikan yaitu kesehatan. Karenanya ketika program ini

digulirkan, banyak masyarakat yang kemudian tertarik dan menganggap

program ini penting bagi mereka.

Bungkesmas mendorong masyarakat untuk dapat menyisihkan

pendapatan mereka untuk keperluan kesehatan melalui tabungan, dan

jaminan asuransi murah dan mandiri melalui jaminan asuransi kesehatan

dan kecelakaan. Dengan program Bungkesmas, masyarakat diharapkan

dapat bekerja lebih tenang karena memiliki dana cadangan kesehatan dan

jaminan asuransi kesehatan dan kecelakaan selama satu tahun penuh.

Program Bungkesmas ini dilaksanakan oleh Baitul Mal Wat-

Tamwil (BMT)/Koperasi atau lembaga sejenis sebagai provider utama.

Pemilihan BMT/Koperasi sendiri disasarkan karena lembaga keuangan ini

memang berorientasi pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat

4 Laporan Kegiatan Pengembangan Bungkesmas 2012-2013

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

5

miskin di mana BMT/koperasi fungsi sosial (maal) selain profit oriented

(tamwil).

Saat diinisiasi pada tahun 2010, Bungkesmas hanya

diimplimentasikan di wilayah Sulawesi Selatan, bekerjasama dengan 4

(empat) Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) dan hanya memilik 100 (seratus)

anggota. Dalam tiga tahun program Bungkesmas telah dikembangkan di

wilayah Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Jabodetabek, dengan

bekerja sama dengan 66 BMT dan memiliki 3000 anggota Bungkesmas5.

Dengan adanya penambahan wilayah pengembangan, pertambahan jumlah

BMT sebagai provider Bungkesmas dan penambahan jumlah peserta

menjadi bukti bahwa program ini diterima dengan baik oleh masyarakat

kecil.

Sebagai program pendukung dari program pemerintah,

Bungkesmas diharapkan dapat lebih berkembang pada masa yang akan

datang dimana manfaatnya dapat dirasakan tidak hanya pada masyarakat

petani, pedagang kecil tetapi juga kaum kaum pekerja, buruh pabrik, ibu

rumah tangga biasa dan lainnya. Karenanya, perlu ada sinergi dari banyak

pihak dalam menjalankan dan mengembangkian program Bungkesmas

ini.6

Dengan keunikan program Bungkesmas ditinjau dari manfaat dan

kegunaann serta karakteristiknya sebagai pelengkap jaminan kesehatan

milik pemerintah, serta masih kurang berkembangnya program

5Laporan Kegiatan Bungkesmas Tahun 2012-2013

6 Hasil Wawancara dengan Ibu Sri Hidayati, M.Ed pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

6

Bungkesmas, maka saya tertarik untuk meneliti tentang program Tabungan

Kesehaatan di Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta dengan judul

“Strategi Program Tabungan Kesehatan Masyarakat (Bungkesmas)

Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta”

A. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diidentifikasikan masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Strategi Pengembangan Bungkesmas yang sudah

dijalankan oleh STF UIN Jakarta ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Strategi Pengembangan

Bungkesmas di STF UIN Jakarta ?

3. Apa saja faktor-faktor pendukung dari Bungkesmas STF UIN

Jakarta?

4. Bagaimana tantangan dan kendala STF UIN Jakarta dalam

mengembangkan Program Bungkesmas?

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-

batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

7

masalah berguna untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang

tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.7

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, agar penelitian dalam

skripsi ini terfokus pada permasalahan yang ingin dibahas, penulis

membatasi masalah pada uraian yang telah dipaparkan pada

identifikasi masalah di atas, penulis merasa perlu untuk membatasi

permasalahan sebagai berikut:

a. Objek yang diteliti hanya Social Trust Fund (STF) Universitas

Islam Negeri (UIN) Jakarta.

b. Masalah yang diteliti pada masalah bagaimana strategi dan

kebijakan STF UIN Jakarta dalam pengembangan Program

Bungkesmas, ditinjau melalui perspekif formulasi strategi,

implementasi strategi, pengendalian strategi, dan melalui

perspektif strengths (kekuatan),weaknesses (kelemahan),

opportunities (peluang), dan threats (tantangan).

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, agar mempermudah

penulis menyusun skripsi ini, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

a. Bagaimanakah bentuk Strategi Pengembangan yang dilakukan

STF UIN Jakarta dalam program Bungkesmas?

7Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,

2006) h. 23

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

8

b. Bagaimanakah Alternatif Strategi yang tepat untuk dilakukan

oleh STF UIN Jakarta dengan menggunakan Analisis SWOT?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui strategi bisnis yang dijalankan STF UIN

Jakarta pada program Bungkesmas Jakarta melalui pendekatan

SWOT

b. Untuk mengetahui alternatif strategi yang tepat dalam

pengembangan program Bungkesmas

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Mendapat pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas

mengenai strategi pemasaran dan pengembangan program

asuransi plus jaminan kesehatan Bungkesmas STF UIN Jakarta

b. Bagi STF UIN Jakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif

strategi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

pengimplementasian program Bungkesmas STF UIN Jakarta.

c. Bagi Program Studi Muamalat/Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah khazanah ilmu

pengetahuan, melengkapi informasi yang berharga khsususnya

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

9

dalam pengenalan program-program jaminan dan asuransi

sosial.

d. Bagi Masyarakat Umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

atau masukan informasi tentang pentingnya tabungan kesehatan

bagi keberlangsungan hidup serta cara dan mekanisme

pengajuan menjadi peserta program Bungkesmas STF UIN

Jakarta di BMT-BMT yang sudah bekerja sama sebagai

provider.

D. KAJIAN PUSTAKA (REVIEW TERDAHULU)

1. Analisis SWOT Terhadap Produk Asuransi Unit Link (Studi Pada PT.

Asuransi Takaful Keluarga) oleh Siti Muyasarah, Konsentrasi Asuransi

Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syari‟ah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Dalam skripsi

ini membahas bagaimana perkembangan asuransi unit link pada Asuransi

Takaful Keluarga, dan bagaimana hasil prosedur analisis SWOT terhadap

produk unit link Asuransi Takaful Keluarga. Perbedaannya dengan skripsi

saya pada objek penelitian sebelumnya mengenai analisis SWOT produk

asuransi Unit Link yang merupakan pengembangan dari produk asuransi

konvensional dan asuransi syariah. Strategi pengembangan dan

pemasarannya, dan bagaimana produk asuransi Unit Link dianalisa

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

10

dengan SWOT. Namun yang peneliti lakukan lebih kepada Analisa SWOT

terhadap perkembangan Program Bungkesmas.

2. Strategi Pengembangan Binsis Waralaba Lembaga Pendidikan Primagama

oleh Dewi Irma Fitrianti, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi

Muamalat, Fakultas Syari‟ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2009. Dalam skripsi ini membahas bagaimana

strategi bisnis waralaba Primaraga dan pengembangannya, bagaimana

alternatif strategi untuk mengembangkan bisnis waralaba dengan

menggunakan SWOT, dan bagaimana tinjauan kesesuaian strategi

pengembangan bisnis waralaba dengan prinsip syariah. Perbedaannya

dengan skripsi saya ada pada objek penelitian sebelumnya mengenai

strategi pengembangan lembaga Primaraga yang merupakan bisnis

waralaba, sedangkan yang penulis lakukan lebih spesifik kepada

pengembangan produk/program Bungkesmas dengan analisis SWOT.

3. Pendekatan Analisis SWOT Terhadap Produk Tabungan Haji Arafah

(Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia) oleh Cipta Kurnia Aji,

Konsentrasi Perbankan Syari‟ah, Program Studi Muamalah, Fakultas

Syari‟ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2009. Skripsi ini membahas Analisis SWOT produk Tabungan Haji

Arafah, bagaimana rancangan strategi Bank Muamalat Indonesia

mengenai Tabungan Haji Arafah. Perbedaannya dengan skripsi saya

adalah hanya pada objek penelitiannya saja, penulis sebelumnya meneliti

produk Tabungan Haji Arafah di Bank Muamalat Indonesia dengan

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

11

Analisa SWOT, sedangkan saya meneliti pengembangan program

Bungkesmas di STF UIN Jakarta.

4. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Wakaf Uang oleh M. Nur Rianto Al-

Arif, Jurnal Asy-Syir‟ah Fakultas Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta 2010. Di dalam jurnal ini Menjadikan waqaf uang sebagai

instrumen alternatif pemberdayaan masyarkat, sehingga bisa menjadi daya

gerak ekonomi rakyat miskin. Sedangkan perbedaannya dengan skripsi

saya adalah pada instrumen yang dijadikan penulis sebagai alternatif

pemberdayaan masyarakat miskin. Saya fokus pada program Bungkesmas

yang merupakan instrumen bagi masyarakat miskin untuk lebih mandiri

bagi kesehatannya dan program pemberdayaan ekonomi masyarakat

miskin.

E. KERANGKA TEORI DAN KONSEPTUAL

1. Kerangka Teori.

Apapun bentuk organisasi itu ia memerlukan manajemen. Suatu

kelembagaan seperti institusi pemerintah atau perusahaan bahkan

rumah tangga sekalipun akan berjalan dengan baik jika dikelola

dengan baik (teratur, rapi, benar tertib, dan sistematis). 8.

Sistem manajemen yang dipilih untuk diterapkan harus mampu

melakukan proses transformasi yang efisien dan kompetitif dengan

organisasi lain yang mempunyai tujuan sejenis. Lebih jauh sistem

8 Didin Hafidhuddin-Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek, (Jakarta: Gema

Insani 2003) h.4

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

12

manajemen yang diterapkan oleh sebuah organisasi harus sedemikian

rupa sehingga organisasi responsif atau peka terhadap perubahan

lingkungan. Kepekaan sistem manajemen terhadap perubahan

lingkungan diharapkan dapat mengantisipasi tantangan dan ancaman,

melakukan penilaian pengaruh ancaman ancaman tadi terhadap

organisasi, mengambil keputusan langkah langkah yang akan diambil

dan melakukan implementasi terhadap keputusan yang diambil.

Karenanya, manajemen menghadapi dua masalah yang mendasar,

yaitu:

1. Setiap perusahaan atau organisasi perlu mengenal tantangan ,

ancaman dan peluang yang dimasa depan yang harus dihadapinya

2. Setiap perusahaan atau organisasi harus mampu merencanakan

serta mengimplementasikan reaksi terhadap tantangan yang secara

spesifik dihadapi setiap perusahaan.9

Untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan diperlukan

adanya strategi-strategi yang merupakan analisis langkah-langkah

terukur organisasi dalam mengembangkan produk atau jasa nya.

Dalam proses pengembangan, setiap produk/jasa yang dipasarkan

oleh perusahaan atau organisasi harus lah mempunyai landasan yang

kuat apakah langkah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan

pengembangan produk sudah sesuai dengan kemampuan yang dimiiki

oleh perusahaan atau organisasi ini sehingga perusahaan dapat

9 M. Ma’ruf Abdullah, Manajemen Berbasis Syaria’ah, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo

2013) h. 281

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

13

mengambil langkah strategi pengembangan yang benar-benar tepat

sasaran untuk produk/jasa nya.10

.

Pengarahan secara strategis meliputi mengenali peluang dan

ancaman dari lingkungan luar serta analisis yang tepat terhadap

kelemahan dan kekuatan dari sumber daya internal. Secara bersamaan

harus pula diperhitungkan dan dikembangkan keterlibatan dari

stakeholder, termasuk diantaranya pemasok, pelanggan, pemasok,

keuangan dan anggota masyarakat. Untuk dapat bertahan dalam

lingkungan yang sangat bersaing perusahaan atau organisasi harus

dapat membangun model manajemen strategis yang sesuai dengan

skala yang di hadapi, mengikuti model dasar seperti pada gambar di

bawah ini11

Gambar 2.1

Tahap-tahap Strategi

2. Kerangka Pemikiran Konseptual

10 Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),

Edisi-12. h. 257

11 Manajemen Strategi https://phia12.wordpress.com/tag/manajemen-strategi/ diakses

pada tanggal 10 Juni 2015

Evaluation And

Control

Strategy Implementation

Environmental Scanning

Strategy Formulation

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

14

Untuk menjabarkan kerangka teori dalam penelitian ini, maka perlu

kiranya dibuat kerangka pemikiran konseptual guna mempermudah

dan memperjelas alur penelitian penulis sebagai berikut :

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskritif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu jenis

Program Tabungan

Kesehatan Masyarakat

(Bungkesmas) STF UIN

Jakarta

Konsep, Manajemen, dan

Implementasi Program

Bungkesmas STF UIN

Jakarta

Strategi Pengembangan

Program Bungkesmas UIN

Jakarta

Analisis SWOT

Sebagai Bentuk Formulasi

Strategi

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

15

pendekatan penelitian yang menghasilkan deskritif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari fenomena yang dikaji.12

Penelitian deskriptif

adalah suatu penelitian yang meneliti status kelompok manusia, suatu

objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang.13

2. Data Penelitian

Adapun data yang digunakan penulis dalam skirpsi ini menggunakan

dua jenis sumber data, yaitu:

a. Data Primer

Data yang diporeleh langsung dari wawancara dengan pihak STF

UIN Jakarta, yaitu hasil pertanyaan yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti seperti bagaimana strategi program Bungkesmas

STF UIN Jakarta dikembangkan dengan metode analisis SWOT.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur-literatur

kepustakaan yang berkaitan dengan materi judul yang dibahas,

baik itu berupa buku, laporan kegiatan program Bungkesmas STF

UIN Jakarta, jurnal, Undang-Undang, surat kabar atau sumber-

sumber lain yang relevan dengan pokok permasalahan yang

diangkat penulis pada skripsi ini.

3. Teknik pengumpulan data

12

Subhana.Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h.26 13 Moh.Nazir.Metode penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h.54

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

16

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam skripsi ini, penulis

menggunakan jenis pengumpulan data berikut:

a. Wawancara

Wawancara mendalam dan terbuka dengan berpedoman dengan

pedoman wawancara yang penulis buat .Data yang diperoleh terdiri

dari kutipan langsung dari orang tentang pengalaman, pendapat,

perasaan dan pengetahuannya.14

Dalam Hal ini, penulis

mewawancarai Ibu Sri Hidayati, M.Ed selaku Maneger program

Bungkesmas STF UIN Jakarta.

b. Studi Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data berdasarkan data atau laporan tentang

laporan kegiatan program Bungkesmas STF UIN Jakarta.

c. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Penelitian kepustakaan ini, penulis mendapatkan dari literatur

berupa buku-buku tentang strategi pengembangan program.

manajemen strategik,, asuransi sosial, asuransi kesehatan, artikel,

internet yang membahas tentang strategi pemasaran dan

manajemen pemasaran dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan

judul skirpsi yaitu Strategi Pengembangan Tabungang Kesehatan

Masyarakat di Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta.

4. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta.

14

Suryanto.Bagong, dan Sutisna.Metode Penelitian Sosial: berbagai alternatif pendekatan Ed. Rev. Cet. VI. (Jakarta:Kencana,2011). h.186

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

17

5. Metode Analisis Data

Penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode kualitatif

dengan pendekatan analisis SWOT yaitu penelitian yang menghasilkan

deskripsi berupa kata-kata lisan dari fenomena yang diteliti dari orang

yang berkompeten di bidangnya. Penelitian ini bersifat deskriptif

analisis, yakni penelitian yang mengambarkan data- data informasi

yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan.

Analisis dari penelitian ini menggunakan Matriks SWOT dan tujuan

dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi dan alternatif

strategi STF UIN Jakarta dalam mengembangkan Program Tabungan

Kesehatan Masyarakat.

Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi perushaan dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliknya.15

Matriksini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif

strategis, yaitu:

a. Strategi SO (Strenght, Opportunity)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan dan manfaat peluang sebesar-

besarnya.16

Hal ini sejalan dengan Diagram Matriks SWOT milik

15Freddy Rangkuti, ANALISIS SWOT, Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Berorientasi Konsep

Perencanaan Strategi Untuk menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 20114), h.31

16Freddy Rangkuti, ANALISIS SWOT, Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Berorientasi Konsep

Perencanaan Strategi Untuk menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 20114), h.31

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

18

Kearns17

yang menjelaskan dalam matriknya Sel A berisikan Stategi

Comparative Advantage (Keunggulan Komparatif) yang berarti

pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga organisasi harus

segera memperkuatnya dengan perencanaan yang mampu

mendukungnya.

b. Strategi ST (Strenght, Threats)

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.Sedangkan dalam Matriks

SWOT Kualitatif Kearns dijelaskan bahwa Sel B dalamMatriks ini

berada pada isu stategis Mobilization (mobilisasi) yaitu kotak interaksi

dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasikan dengan

kekuatan organisasi.Di sini organisasi harus melakukan mobilisasi

sumber daya yang meryupakan kekuatan organisasi untuk

memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan jika mungkin

organisasi dapat mengubahnya menjadi peluang.18

c. Staregi WO (Weakness, Oportunity)

Strategi ini diterapkan beedasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara minimalkan kelemahan yang ada.Sedangkan dalam

Matriks SWOT Kualitatif Kearns dijelaskan bahwa Sel C

dalamMatriks ini berada pada isu stategis Investment atau

Divestmentyang memberikan pilihan pada isu yang kabur.Peluang

17Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis

Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 31 18

Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 33

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

19

yang tersedia sangat meyakinkan, namun organisasi tidak memiliki

kemampuan untuk menggarapnya.19

d. Strategi WT (Weakness, Threats)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindarkan

ancaman.sedangkan Kearns menjelaskan dalam Matriks SWOT

Kualitatif miliknya bahwa SEL D dalam matriks ini adalah kotak yang

paling lemah dari semua sel karena merupakan titik temu dua sisi yang

masing-masing lemah. Dan karenanya keputusan yang salah akan

membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah

Damage Control (mengendalikan kerugian) yang diderita sehingga

tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.20

6. Teknik Penulisan

Adapunteknik penulisan dalam skripsi ini menggunkan buku Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I: PENDAHULUAN

19Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis

Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 33 20

Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 33

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

20

Sebagaimana penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang biasa,

penulisan skripsi ini mempunyai prosedur yang baku sesuai pedoman

skripsi pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta 2012. Pada bab ini

akan dijelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka

teori dan konseptual, metode penelitian, dan sistematika penulisan sebagai

pengantar dan pembentukan kerangka penelitian skripsi ini.

BAB II: LANDASAN TEORI

Untuk memudahkan penulis dalam mengantarkan penelitian kepada pokok

penelitian, perlu kiranya penulis memaparkan teori dasar yang

menghantarkan variabel-variabel penelitian kepada pokok penelitian, maka

pada bab ini membahas tentang teori konsep strategi pengembangan,

konsep tabungan plus asuransi kesehatan, dan konsep analisis SWOT

sebagai formulasi strategi.

BAB III: METODE PENELITIAN

Setelah dipaparkan teori-teori dasar pengantar penelitian, perlu kiranya

penulis memaparkan gambaran umum objek yang akan diteliti yaitu

lembaga Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta. Maka pada bab ini

berisikan sejarah Social Trust Fund UIN Jakarta, Visi dan misi STF UIN

Jakarta, Fokus dan aktivitas STF UIN Jakarta, Struktur lembaga STF UIN

Jakarta, dan program-program yang dijalankan STF UIN Jakarta, Standart

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

21

Operational Procedure (SOP) Bungkesmas STF UIN Jakarta, dan Strategi

Pengembangan Bungkesmas oleh STF UIN Jakarta.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Setelah membahas objek yang akan diteliti, untuk menghasilkan jawaban

dari rumusan masalah sangat perlu kiranya menganalisis masalah yang

akan diteliti pada penelitian ini. Maka bab IV ini berisikan tentang analisis

data antara lain tentang analisis SWOT terhadap pengembangan program

Bungkesmas, dan juga rekomendasi alternatif strategi bagi STF UIN

Jakarta dalam pengembangan Program Bungkesmas.

BAB V : PENUTUP

Dalam penutup, setelah analisis dan pembahasan data telah diteliti, bab V

ini memuat kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban dari rumusan

permasalahan yang telah dibahas sebelumnya.

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

22

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. KONSEP STRATEGI PENGEMBANGAN

a. Strategi Pengembangan

Menurut Fred. R. David, strategi pengembangan menjadi bagian dalam

strategi intensif, yakni strategi yang terdiri atas penetrasi pasar, pengembangan

pasar dan pengembangan produk. Peneterasi pasar adalah strategi yang

mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di

pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar.21

Ada lima pedoman tentang kapan peneterasi pasar dapat menjadi sebuah

yang sangat efektif, yang pertama ketika pasar saat ini belum jenuh dengan

produk atau jasa tertentu, kedua ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini

dapat dinaikan secara signifikan, ketiga ketika pangsa pasar pesaing utama

menurun secara sementara total penjualan industri meningkat, keempat ketika

korelasi antara pengeluaran penjualan mata uang asing dan pemasaran nya

secara historis tinggi, dan yang kelima ketika meningkatnya skala ekonomi

memberikan keunggulan kompetitif yang besar.22

Adapun pengembangan pasar (market development strategy) adalah

merupakan cara yang digunakan dalam memperkenalkan produk atau jasa ke

21 Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),

Edisi-12. h. 257

22 Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),

Edisi-12. h. 258

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

23

wilayah baru. Enam pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat

menjadi strategi yang efektif adalah pertama ketika saluran-saluran distribusi

baru yang tersedia dapat diandalkan, kedua ketika organisasi sangat berhasil

dalam bisnis yang dijalankannnya, ketiga ketika pasar baru yang belum

dikembangakan dan belum jenuh muncul, keempat ketika organisasi

mempunyai modal dan sumber daya manusia yang cukup, ketika organisasi

memiliki kapasitas produksi yang berlebih, dan keenam ketika industri dasar

organisasi dengan cepat berkembang global dalam cakupannya.23

Selanjutnya strategi pengembangan produk (product development

strategy) yaitu strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan

cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Ada

lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi sebuah

strategi yang efektif. Pertama ketika organisasi memiliki produk berhasil yang

berada di tahap kematangan dari siklus hidup produk, kedua ketika organisasi

berkompetisi di industri yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang

cepat, ketiga ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik

dengan harga kompetitif, keempat ketika organisasi bersaing dalam industri

dengan tingkat pertumbuhan tinggi, dan kelima ketika organisasi memiliki

kapabilitas penelitian dan pengembangan yang sangat kuat.24

23 Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),

Edisi-12. h. 258

24 Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),

Edisi-12. h. 258

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

24

Strategi ini biasanya memerlukan penilitian yang luas dan tajam serta

membutuhkan biaya yang cukup besar. Jadi tujuan strategi ini adalah untuk

memperbaiki dan mengembangkan produk yang sudah ada. Hal ini dapat

dilakukan jika produk sudah berada pada tahapan jenuh, pesaing menawarkan

produk sejenis yang lebih baik dan lebih murah, memiliki kemampuan untuk

mengembangkan produk, dan berada pada industri yang tumbuh 25

Biasanya strategi ini dilaksanakan dengan jalan mengganti atau

memformulasi ulang produk yang sudah ada, atau memperluas lini produk.

Pengembangan produk merupakan alternatif yang cocok untuk situasi dimana

perubahan kebutuhan dan selera mengakibatkan munculnya segmen baru atau

jika ada perubahan persaingan dan teknologi yang memotivasi perusahaan

untuk memodifikasi lini produk mereka.26

Sebelum membahas proses pengembangan produk baru, kita harus

mengupas konsep produk baru terlebih dahulu. Terdapat dua perspektif

konsep „baru‟ yaitu:

a. Baru bagi pasar (new to market) yang berarti belum ada perusahaan

yang memproduksi atau memasarkan produk tersebut.

b. Baru bagi perusahaan yang bersangkutan (new to the firm), artinya

perusahaan-perusahaan lain sudah memasarkan produk tersebut, tetapi

perusahaan yang bersangkutan belum memasarkannya.

25 Kotler dikutip dari http://elib.unikom.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni 2015 26

Kotler dikutip dari http://elib.unikom.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni 2015

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

25

Dengan demikian, istilah „baru‟ di sini masih mengandung pengertian

relative (a matter of degree). Secara garis besar, aktivitas perkembangan

produk baru dapat menghasilkan 5 macam tipe produk baru, yaitu :

a. Produk baru bagi dunia (new to the world products)

b. Lini produk baru (new product line)

c. Perluasan lini (Improvement to existing product)

d. Repositioning, yaitu pengembangan teknis yang memungkinkan

suatu produk menawarkan aplikasi baru dan melayani kebutuhan

baru.

e. Pengurangan biaya (cost reductions), yaitu versi dari produk yang

ada dan yang dapat memberikan kinerja setara tingkat harga yang

lebih murah.27

a. Proses Pengembangan Produk Baru

Kotler berpendapat organisasi atau perusahaan harus

mempertimbangkan apakah harus menciptakan produk baru dan

mengembangakan produk baru yang dapat memberikan keunggulan

potensial bagi pasar yang ada.28

Sebagian besar perusahaan memiliki sistem dan proses formal

untuk mengelola program pengembangan produk baru. Sequential model

berusaha untuk menekan resiko kegagalan produk dengan jalan melakukan

riset pasar ekstensif guna menyeleksi sejumlah besar ide menjadi menjadi

beberapa ide yang mungkin dianggap sukses. Secara umum, proses-proses

27 Kotler dikutip dari http://elib.unikom.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni 2015

28 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Indonesia: PT. Indeks 2009) h. 58

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

26

tersebut memiliki kesamaan dalam enam hal pokok,29

selaras dengan apa

yang dikemukakan oleh Kotler enam proses pengembangan produk baru

terdiri dari :30

Tahap I : Pemunculan Ide

Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai

gagasan produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis

usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling

logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.

Tahap II : Penyaringan Ide

Tujuan penyaringan ide adalah mengurangi banyaknya gagasan

dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.

Tahap III : Pengembangan Produk

Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu

menuju riset dan pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan

menjadi produk fisik. Bagian riset dan pengembangan membuat satu atau

beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar bisa menemukan

sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi

dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.

Tahap IV : Pengujian Pasar/Produk

Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program

pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik

29 Gregorius Chandra. Strategi Program Pemasaran, (Yogyakarta: ANDI 2002), h.123 30

Kotler (1987) dikutip dari dari http://kasusmanajemen.files.wordpress.com/2011/09/npd.png diakses pada tanggal 3 Juni 2015

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

27

untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola,

memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasarnya.

Tahap V : Analisis Bisnis

Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi

pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu.

Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk

menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah

memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.

Tahap VI : Komersialisasi

Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan

strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam

melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan,

dimana, pada siapa, dan bagaimana.

Jadi yang dimaksud dengan Analisis Strategi Pengembangan

produk menurut peneliti adalah suatu proses perencanaan dengan

menganalisa data-data dan informasi yang diperoleh untuk merancang

suatu strategi untuk mengembangkan suatu produk baru yang sesuai

dengan perubahan kebutuhan dan selera konsumen.

B. KONSEP TABUNGAN PLUS ASURANSI KESEHATAN

a. Pengertian Tabungan

Tabungan merupakan salah satu produk penghimpunan dana

masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

28

yang berlaku, bahwa sumber dana bank yang dihimpun dari masyarakat

teridiri dari simpanan giro, deposito, dan tabungan.31

Secara terminologi, tabungan atau saving adalah jumlah uang yang

ditanamkan seorang individu pada bank atau tempat lain.32

Adapun

pengertian tabungan menurut UU Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 5

tentang perbankan, adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat

ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan

dengan itu.33

Tabungan sebagai salah satu produk yang disediakan dalam suatu

lembaga keuangan dan sebagaimana produk yang lain, mempunyai

manfaat yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Manfaat suatu produk dapat dikategorikan dengan manfaat utilitarian

merupakan atribut produk finansial yang objektif. Sedangkan manfaat

hedonik mencakup respon emosional, kesenangan panca indera, mimpi

serta timbangan etetis.34

31Hal ini sejalan dengan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 6 ayat (a), yang

menyatakan bahwa usaha Bank Umum meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/ataubentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

32 Save M, Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan(Jakarta: Lembaga Pengkajian

Kebudayaan Nusantara, 1997) Cet Ke-2 , h. 1091 33 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,

2001), Cet. Ke-5, h.74 34

Faisal Basri, Indonesia Pasca Kritis: catatan positif dan ekonomi. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004), h. 270

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

29

Dengan demikian tabungan juga memberikan manfaat fungsional,

praktis serta emosional untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

nasabah.

Sedangkan menabung adalah tindakan yang dianjurkan dalam

islam,35

karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan

diri untuk pelaksanaan perencaan masa yang akan datang sekaligus untuk

menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan, dalam ayat al-Quran terdapat

ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin

untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, seperti dalam surat al-

Baqarah ayat 266:

“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun

kurma dan anggur yang mengalir di bawah nya sungai-sungai; Dia

mempunyai dalam kebunitu segala macam buah-buahan, kemudian

datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan

yang masih kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung

api, lalu terbakarlah. Demikiannlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya

kepada kamu supaya kamu memikirkannya”

Ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap siap dan

mengantisipasi masa depan keturunan , baik secara rohani (iman/taqwa)

maupun secara ekonomi, harus dipikirkan langkah-langkah

perencanaannya. Salah satu langkah perencanaan adalah dengan

menabung.

35

Muhamad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h. 153

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

30

b. Pengertian Asuransi

Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie, yang dalam

hukum Belanda disebut dengan Verzekering yang artinya pertanggungan.

Dari peristilahan assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi

penanggung, dan geassureerde bagi tertanggung.36

Banyak definisi tentang asuransi konvensional, salah satu definisi dari

asuransi adalah a device for reducing risk by combining a sufficient

number of exposure units to make their individual losses collectively

predictable. The predictable loss in then shared by or distributed

proportionately among all units in the combination (suatu alat untuk

mengurangi resiko untuk menggabungkan sejumlah unit-unit yang

beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi. Kerugian

yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara

proporsional di antara semua unit-unit dalam gabungan tersebut).37

Kemudian definisi asuransi selanjutnya adalah sebagai an economic

institution that reduces risk by combining under one management and

group of objects so situated that the aggregate accidental losses to which

the group is subject become predictable within narrow limits (institusi

ekonomi yang mengurangi resiko dengan menggabungkan di bawah satu

36KH. Alie Yafie, Asuransi Dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih Sosial,

(Bandung, Mizan 1994) h.205-206 37

Robert I Mehr dikutip oleh Muhammad Syakir Sula dalam buku Asuransi Syariah (Life And General), (Jakarta,Gema Insani Press, 2004) h.26

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

31

manajemen dan kelompok objek dalam satu kondisi sehingga kerugian

besar yang terjadi yang diderita oleh suatu kelompok tadi dapat diprediksi

dalam lingkup yang lebih kecil)38

Definisi asuransi sebetulnya bisa diberikan dari berbagai sudut

pandang ekonomi, hukum, bisnis, sosial, ataupun berdasarkan pengertian

matematika. Itu berarti bisa lima definisi bagi asuransi. Tidak ada satu

definisi yang bisa memenuhi masing-masing sudut pandang tersebut.

Asuransi merupakan bisnis yang unik, yang didalamnya terdapat kelima

aspek tersebut, yaitu aspek ekonomi, hukum, sosial, bisnis, dan aspek

matematika.39

Secara baku, definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha

Perasuransian “ Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua

pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan

penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau tanggung jawab hukum

kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul

dari suatu peristiwa yang tidak pasti; atau untuk memberikan suatu

38 Mark R. Greene dikutip oleh Muhammad Syakir Sula dalam buku Asuransi Syariah (Life

And General), (Jakarta, Gema Insani Press, 2004.) h.26-27 39

Herman Darmadi, Manajemen Asuransi, (Jakarta, Bumi Aksara, 2000), h. 2-3

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

32

pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang

yang dipertanggungkan”. 40

Sedangkan ruang lingkup usaha asuransi yaitu usaha jasa keuangan

yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi

asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai

jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu

peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup dan meninggalnya

seseorang.41

c. Pengertian Asuransi Kesehatan

Asuransi Kesehatan adalah suatu sistem pengelolaan dana yang

diperoleh dari uang iuran secara teratur oleh anggota, suatu bentuk

organisasi guna membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

anggota.42

Dari segi ekonomi, asuransi kesehatan juga merupakan usaha

bersama untuk menghindari adanya kesulitan ekonomi dari para

anggotanya apabila mereka sakit, atau suatu usaha untuk memungkinkan

seseorang membayar terlebih dahulu biaya kesehatannya atas dasar

spekulasi dari sebagian atau seluruh biaya kesehatannya yang mungkin

40 Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992

dan Peraturan Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, Edisi 2003, DAI. H. 2-3 41 Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992

dan Peraturan Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, Edisi 2003, DAI. H. 2-3 42 Wirjono Prodjodikoro, 1986, Hukum Asuransi di Indonesia, PT. Intermasa, Jakarta. h.

12.

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

33

terjadi pada masa yang akan datang.43

Sistem asuransi kesehatan bagi banyak negara merupakan bagian

dari sistem jaminan sosial yang semakin lama semakin berkembang.

Yang termasuk di dalam jangkauan asuransi sosial meliputi: Tabungan

hari tua, jaminan hari tua, jaminan kesehatan,jaminan kecelakaan, dan

jaminan kematian.44

Dengan demikian asuransi kesehatan ini dapat digolongkan sebagai

asuransi sosial. Pada asuransi kesehatan dikenal asas mempertimbangkan

kemampuan membayar premi dari para pesertaasuransi. Karena itu

dikenal azas yang kaya membayar yang lebih besar dari yang kurang

mampu (miskin). Biasanya dipakai presentase tertentu dari pendapatan

mereka. Sekaligus ini mencerminkan adanya sifat solidariras sosial atau

kegotong-royongan.45

Health Insurance Association of America (HIAA) atau Asosiasi

Asuransi Kesehatan Amerika mendefinisikan asuransi kesehatan sebagai

berikut : “Coverage that provide for payment of benefit as a result of

sickness or injury includes insurance for losses from accident medical

expense, disability or accidental death and dismemberment”.46

43 Wirjono Prodjodikoro, 1986, Hukum Asuransi di Indonesia, PT. Intermasa, Jakarta. h.

12. 44 Sri Rejeki Hartono, 1985, Asuransi dan Hukum Asuransi, IKIP Semarang Press.

Semarang. h. 35

45 Sri Rejeki Hartono, 1985, Asuransi dan Hukum Asuransi, IKIP Semarang Press.

Semarang. h. 35

46Harriet E. Jones dan Dani L. Long, Prinsip-prinsip Asuransi : Jiwa, Kesehatan dan

Anuitas. (Georgia, FLMI, 1999). h.213

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

34

(Cakupan/kumpulan yang menyediakan pembayaran manfaat sebagai

akibat dari sakit atau cedera termasuk asuransi kerugian dari kecelakaan ,

biaya pengobatan, cacat, atau meninggal karena kecelakaan dan

pemotongan)

Definisi HIAA ini menjelaskan bahwa asuransi kesehatan

memberikan jaminan manfaat karena terjadinya suatu penyakit atau

kecelakaan, serta kerugian-kerugianlain yang timbul menyertainya

misalnya biaya rumah sakit, disabilitas,kematian karena kecelakaan dan

cacat.

Asuransi kesehatan di dalam pelaksanaannya tetap berpedoman

pada azas-azas sebagai berikut:47

1) Azas usaha bersama berdasarkan kekeluargaan

2). Azas adil dan merata

3). Azas keseimbangan dan kepentingan

4). Azas berdaya guna dan hasil guna

5). Azas musyawarah dan mufakat

6). Azas percaya diri

7). Azas tidak mencari keuntungan semata.

a. KONSEP ANALISIS SWOT SEBAGAI FORMULASI STRATEGI

a. Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan merupakan proses awal dalam manajemen.

Tahapan ini berintikan pada analisis lingkungan internal dan analisis

47 Tarsis Tarmudi, Wawasan Perasuransian, (Semarang: IKIP Semarang Press 1990) h.

124

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

35

lingkungan eksternal. Aktivitas analisis ini kerap digabung dalam suatu

kesatuan aktivitas yang lebih dikenal sebagai Analisis SWOT (Strength,

Weakness, Oppurtunity and Treath). Hasil analisis SWOT akan

menunjukkan kualitas kuantifikasi posisi organisasi yang kemudian

memberikan rekomendasi berupa pilihan strategi generik serta kebutuhan

atau modifikasi sumberdaya organisasi.48

Berikut dijelaskan tentang analisis SWOT:

1) Strength (kekuatan) adalah kekuatan yang dapat diandalkan oleh

lembaga.Dengan adanya kekuatan ini suatu lembaga dapat memahami

danmengetahui cara tepat dalam menyusun rencana global

2) Weakness (kelemahan) adalah keterbatasan dan kekurangan yang

dimilikisebuah lembaga. Dengan mengetahui kelemahan, lembaga yang

diharapkandapat mengantisipasi agar kelemahan itu tidak menjadi

penghalang dalammencapai rencana global

3) Opportunity (peluang) adalah situasi yang menguntungkan

lembaga.Dengan mengetahui peluang lembaga diharapkan dapat

memanfaatkannya menjadi potensi yang dapat mengantarkan tujuan

utama.

4) Treath (ancaman) adalah suatu keadaan yang tidak menguntungkan

lembaga. Ancaman ini perlu diketahui oleh lembaga dengan baik.

48

Ismail Yusanto & M Karebet, Manjemen Strategis Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul

Bayan, 2003), h. 11 .

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

36

Denganmengetahui ancaman lembaga diharapkan dapat mengambil

langkah-langkah awal agar ancaman tersebut tidak menjadi kenyataan.49

Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan

eksternal suatu lembaga adalah mengidentifikasi peluang (opportunity)

yang harus segera mendapat perhatian serius dan pada saat yang sama

lembaga menentukan beberapa kendala dan ancaman yang perlu

diantisipasi50

Dari uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa dengan

analisis internal maupun eksternal, maka suatu lembaga akan mengetahui

aspek mana yang berpengaruh terhadap kemampuan lembaganya.

Sehingga lembaga tersebut dapat mengidentifikasi peluang-peluang yang

ada dengan begitu kelemahan yang dimiliki dapat menjadi kekuatan yang

dapat mengokohkan lembaga.

b. Perumusan Strategi

Perumusan strategi dalam hal ini adalah pengembangan tujuan,

mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan,

kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan

strategi alternatif dan memilih strategi tertentu yang akan dihasilkan.51

49 Mulia Nasution, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Djambatan, 1996), h. 30-31.

50Amirullah & Sri Budi Cantika, Manajemen Strrategik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002),

Cet. Ke-1, h. 127

51Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhard Lindo, 2002), h. 15

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

37

Kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau memilih suatu

strategi, yaitu:52

1. Strategi tersebut harus berkontribusi untuk kinerja perusahaan

yang lebih tinggi,

2. Strategi melibatkan keunggulan kompetitif,

3. Strategi harus sejalan dengan strategi yang lainnya yang

terdapat didalam organisasi,

4. Strategi menyediakan keluwesan yang tepat terhadap bisnis dan

organisasi strategi harus dengan misi organisasi dan tujuan

jangka panjang,

5. Strategi tersebut harus sesuai dengan keseluruhan situasi yang

ada. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa perumusan

strategi memiliki peran besar dalam suatu lembaga. Dengan

memiliki tujuan, maka lembaga dapat merefleksikan target

yang akan dicapai. Strategi yang dirumuskan hendaknya harus

melihat kearah depan terhadap suatu lembaga agar suatu

lembaga dapat mencapai tujuannya.

c. Implementasi Strategi

Setelah strategi ditentukan, maka strategi harus dipadukan ke

dalam kegiatan organisasi sehari-hari. Strategi yang paling canggih dan

kreatif sekalipun tidak dapat menguntungkan organisasi kecuali bila

52

Fana Jodie, Pentingnya Analisa Situasi untuk Perumusan Strategi, Jurnal diakses pada

tanggal 24 mei 2015 dari http://vibizmanagement.com/column/index/category/strategic_management/2313

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

38

dilaksanakan dengan baik. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi

dan pengorganisasian sumber daya manusia yang ditampakkan melalui

penetapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan yang dijalankan

berikut budaya perusahaan dan organisasi.53

Perumusan strategis yang berhasil tidak menjamin penerapan

strategis yang berhasuil juga. Melakukan sesuatu (implementasi strategi)

selalu lebih sulit dari pada mengatakan akan melakukan sesuatu

(perumusan strategi).54

Secara mendasar implementasi strategi berbeda dari perumusan

strategi. Perumusan dan implementasi strategi berbeda dalam hal-hal

berikut:55

1. Perumusan strategi memposisikan kekuatan sebum tindakan.

2. Implementasi strategi mengelola kekuatan selama tindakan.

3. Perumusan strategi berfokus pada keefektifan.

4. Perumusan strategi terutama merupakan proses intelektual.

5. Implementasi strategi terutama merupakan proses operasinal

6. Perumusan strategi membutuhkan keterampilan intuitif dan

analisis yang bagus.

53Ismail Yusanto dan M Kerebet Widjajakusuma, Mnajemen Straegis dalam Perspektif

Syariah, h. 92 54 Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),

Edisi-12. h. 386

55 Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),

Edisi-12. h. 386-387

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

39

7. Implementasi strategi membutuhkan keterampilan motivasi dan

kepemimpinan yang khusus

8. Perumusan strategi membutuhkan koordinasi antar beberapa

individu.

9. Implementasi strategi membutuhkan koordinasi antar banyak

individu

Oleh karenanya penulis menyimpulkan bahwa implementasi

strategi dibutuhkan untuk mempraktekkan strategi. Langkah implementasi

strategi sebagian tergantung pada tujuan dari strategi lembaga. Selain itu

implementasi juga tergantung pada struktur organisasi. Keberhasilan

implementasi dapat dihambat oleh kendala-kendala internal lembaga

seperti struktur lembaga yang kaku ataupun budaya organisasi tidak

sesuai. Hal ini dikarenakan budaya organisasi mempengaruhi interaksi

internal.

d. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap final dalam menejemen strategis.

Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan

seperti diharapkan; evaluasi srtategi adalah alat utama untuk mendapatkan

informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi dimasa datang karena

faktor internal dan eksternal secara konstan berubah. Tiga aktivitas dasar

evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

40

yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan (3)

mengambil tindakan korektif. 56

.

Evaluasi dibutuhkan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin

kesuksesan hari esok. Umpan balik yang memadai dan tepat waktu

merupakan batu pertama evaluasi strategi yang efektif.

56 Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),

Edisi-12. h. 500

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

41

BAB III

PROFIL LEMBAGA

A. Gambaran Umum Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta

a. Sejarah Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta57

Keinginan untuk mencontoh perguruan tinggi besar di dunia seperti

Harvard University membuat UIN Jakarta mempunyai mimpi besar yaitu

bagaimana UIN Jakarta bisa menjadi ikon kebanggaan umat Islam Indonesia.

Salah satu caranya adalah dengan memiliki dana abadi yang sangat besar.

Dana abadi itu bisa menopang biaya operasional dan pengembangan

pendidikan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. menjadi motivasi

tersendiri. Harvard, juga universitas besar lainnya di dunia, seperti Yale,

Stanford, Princeton, dan MIT, memiliki dana abadi (endowment) yang sangat

besar. Harvard misalnya, data terakhir yang dirilis pada tahun 2013

menyebutkan, dana abadi yang berhasil dihimpun sebesar USD 32,3 milyar.

Maka wajar, banyak mahasiswa di universitas-universitas tersebut yang

mendapat beasiswa. Lebih dari itu, kualitas pendidikan universitas itu juga

sangat tinggi. Peringkat mereka tak pernah keluar dari 10 universitas terbaik

dunia.

Mimpi besar itu kemudian dirajut melalui langkah-langkah sederhana,

menghimpun dan mengoptimalkan kedermawanan masyarakat. Potensi

kedermawanan yang sangat besar di masyarakat itu harus bisa didayagunakan

57

http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=mission diakses pada tanggal 05 April 2015

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

42

agar dapat membawa manfaat untuk masyarakat luas. Untuk tahap awal,

kolega terdekat dari dosen dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah diajak

untuk menyisihkan sebagian rezekinya melalui STF. Ada yang berdonasi Rp

50 ribu, Rp 100 ribu, dan seterusnya.

Agar pengelolaan dana dilakukan secara professional, transparan, dan

akuntabel, maka STF harus diresmikan melalui badan hukum resmi. Pada 20

Juli 2012, STF mendaftarkan diri sebagai lembaga sosial dan kemanusiaan

dengan bentuk yayasan melalui notaris. Tepat pada 15 Februari, Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia mengesahkan badan hukum STF. Eksistensi

STF juga diperkuat dengan SK Rektor bernomor Un.001/R/HK.00.5/47/2012,

sebagai lembaga non-struktural di bawah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Visi dan Misi STF UIN Jakarta

Dalam menjalankan aktivitas dan kegiatan kemanusiaan yang bersifat

filantropis, STF UIN Jakarta memiliki visi dan misi yang jelas sebagai acuan

dalam menjalankan aktifitas-aktifitasnya. Adapun visi dari STF UIN Jakarta

adalah: “Mewujdukan aktivitas filantropi demi terciptanya dunia yang lebih

baik bagi misi kemanusiaan”58

.

Sedangkan misi STF UIN Jakarta adalah sebagai berikut: (1) Menghimpun

dan mengelola dana sosial secara transparan dan akuntabel, (2) menyediakan

lebih banyak kesempatan bagi masyarakat miskin dan orang-orang yang

kurang beruntung, (3) mendukung peningkatan fasilitas dan kualitas

58

http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=mission diakses pada tanggal 05 April 2015

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

43

pendidikan, (4) mendukung segala bentuk inisiasi kemanusiaan, dan (5)

mempromosikan kesetaraan dan perbedaan59

c. Fokus STF UIN Jakarta

Untuk menerjemahkan aktifitas sosial dan kemanusiaan sebagaimana yang

diamanatkan dalam SK Rektor, STF UIN Jakarta mendedikasikan kerja nya

pada penguatan sektor pendidikaan, penguatan pesantren, pendidikan

kewirausahaan, dan penelitian.60

d. Aktifitas STF UIN Jakarta

Sebagai upaya pengejawantahan dari visi dan misi nya, STF UIN Jakarta

mencoba fokus pada empat pilar kegiatan besar, yaitu: (1) amal, (2) advokasi,

(3) riset dan penelitian, (4) dan wakaf. 61

e. Struktur62

STF UIN Jakarta memiliki struktur lembaga meliputi Dewan Pembina,

Dewan Pengawas, Direktur, Wakil Direktur, Program Manager, dan Manager

Program Bungkesmas.

Untuk Dewan Pembina STF UIN Jakarta adalah: Prof. Dr. Komarudin

Hidayat, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Prof Dr. Quraish Shihab, dan Drs.

59 http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=mission diakses pada

tanggal 05 April 2015 60 http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=mission diakses pada

tanggal 05 April 2015 61 http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=mission diakses pada

tanggal 05 April 2015 62

http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=structure dikses pada tanggal 06 April 2015

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

44

Ahmad Syadali. Kemudian untuk Dewan Pengawas STF UIN Jakarta adalah:

Prof. Dr. MK. Tajudin, SP. And, dan Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA.

Selanjutnya, dalam struktur operasional, Direktur STF UIN Jakarta adalah

Prof. Dr. Jamhari Makruf, MA. Sedangkan Wakil Direktur nya adalah Dr.

Amelia Fauzia, Program Manager STF UIN Jakarta adalah Emi Ilmiah, MA,

dan Manager Program Bungkesmas adalah Sri Hidayati, M.Ed.

f. Program STF UIN Jakarta

STF UIN Jakarta memiliki beberapa program yang sudah dijalankan,

antara lain : Beasiswa, Dana Talangan Pendidikan, Tabungan Kesehatan

Masyarakat (Bungkesmas), Charity Store, dan Endowment.

Program beasiswa adalah program yang bertujuan untuk memberikan

beasiswa bagi pelajar, santri dan mahasiswa dari berbagai latar belakang yang

sedang belajar di dalam maupun luar negeri terutama mereka yang tidak

mampu dan berprestasi. Selain memberikan beasiswa, kami juga melakukan

kegiatan pendampingan dan pemberdayaan bagi mereka.

Adapun jenis-jenis beasiswa yang dijalankan adalah :

1) Beasiswa Prestasi

2) Beasiswa Bagi Mereka Yang Kurang Beruntung

3) Beasiswa Bagi Pelajar di Daerah Terpencil

4) Beasiswa Calon Guru dan Da'i

5) Beasiswa Bagi Santri

6) Beasiswa Calon Dokter dan Perawat

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

45

7) Beasiswa Penggerak Pembangunan Desa63

Selanjutnya, program yang dilakukan oleh STF UIN Jakarta adalah Dana

Talangan Pendidikan. Dana Talangan Pendidikan ini dimaksudkan untuk

membantu mahasiswa yang tidak memiliki dana tunai akan tetapi memiliki

kemampuan untuk mengangsur biaya pendidikan. Dana talangan ini bebas

bunga dan biaya administrasi.

Pada Tahun 2014, total ada 30 mahasiswa yang mendapat fasilitas

pinjaman ini dengan nilai total Rp65.420.000. Dari 30 mahasiswa yang

mendapat dana talangan, 19 di antaranya telah melunasi pinjamaan, 5 orang

masih proses mencicil, dan 6 orang lainnya mengalami kemacetan. Total dana

yang telah kembali sebanyak Rp42.870.000, sedangkan dana yang masih

tertahan berjumlah Rp22.550.00064

Gambar 2.3

Dana Talangan Pendidikan STF UIN Jakarta

63 http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=mission diakses pada

tanggal 05 April 2015 64

http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=mission diakses pada tanggal 05 April 2015

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

46

Kemudian program selanjutnya adalah Tabungan kesehatan Masyarakat

(Bungkesmas). Bungkesmas STF UIN Jakarta adalah program advokasi dan

edukasi yang dilakukan Social Trust Fund (STF) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

kesehatan. Program ini didesain dengan memadukan unsur tabungan dan

asuransi kesehatan dalam satu paket produk. STF menggandeng Koperasi Jasa

Keuangan Syariah atau BMT sebagai mitra atau provider. Pemilihan BMT dan

koperasi sebagai pelaksana program ini karena lembaga ini bekerja di level

akar rumput.65

Melalui program ini masyarakat miskin diajarkan untuk menyisihkan

pendapatan sebagai cadangan jika sewaktu-waktu mengalami musibah, sakit,

atau kecelekaan. Cadangan tabungan ini penting, agar mereka tak perlu

menjual asset ekonomi karena musibah yang dialami. Dengan begitu mereka

bisa melwati masa-masa sulit dengan mengandalkan tabungan kesehatan yang

dimiliki.

Program ini memang menyasar masyarakat miskin, atau kelas ekonomi

rendah. Program ini digulirkan berangkat dari data bahwa sepertiga penduduk

Indonesia, atau 77 juta orang, tidak memiliki simpanan yang dapat diandalkan

apabila terkena musibah. Lebih-lebih masyarakat miskin yang bekerja di sektor

informal dan kondisi keuangannya sangat rentan. Program mikro asuransi

65

Laporan Kegiatan Bungkesmas 2012-2013

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

47

Bungkesmas ini adalah terobosan agar masyarakat miskin atau kelangan

ekonomi rendah dapat terproteksi.66

Program selanjutnya adalah Charity Store. Adalah layanan donasi yang

disiapkan bagi para donatur yang ingin mendermakan barang-barangnya, baik

berupa pakaian, aksesoris, elektronik, maupun perlengkapan hobi. Barang-

barang yang didonasikan ini akan dijual, dan hasilnya akan digunakan untuk

program beasiswa.67

Sejak diluncurkan pada Juni 2013, bertepatan dengan puncak perayaan

Milad UIN, pertumbuhan Charity Store bisa dibilang menggembirakan. Jumlah

barang donasi yang berhasil dihimpun Charity Store mencapai 2.269 pcs, yang

terdiri dari pakaian, aksesoris, buku, dan peralatan elektronik.68

Program yang terakhir adalah Endowment. Endowment adalah program

yang bertujuan untuk menggalang dana abadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan Endowment diharapkan universitas memiliki dana cadangan yang

digunakan sepenuhnya untuk peningkatan kualitas pendidikan Indonesia69

B. KONSEP TABUNGAN PLUS ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT

(BUNGKESMAS) STF UIN Jakarta.

66

http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=mission diakses pada tanggal 05 April 2015

67 http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=mission diakses pada

tanggal 05 April 2015 68 http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=mission diakses pada

tanggal 05 April 2015 69

http://www.socialtrustfund-uinjkt.org/index.php?module=mission diakses pada tanggal 05 April 2015

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

48

Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengembangkan

sebuah program pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu. Program

ini bertujuan untuk mendidik dan memberikan pemahaman bahwa kesehatan

merupakan elemen penting dalam peningkatan produktifitas kerja dan

pendapatan mereka. Program ini didesain dengan memadukan tabungan dan

asuransi kesehatan dan kecelakaan.

Program ini dibuat untuk masyarakat Indonesia khususnya pekerja formal

seperti pegawai swasta, pengusaha kecil, pedagang, asisten rumah tangga, guru honor,

buruh pabrik dan lain sebagainya.70

Melalui program ini masyarakat miskin diajarkan untuk menyisihkan

pendapatan mereka untuk kesehatan. Cadangan tabungan dan fasilitas asuransi

dalam program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat miskin untuk

menghindari mereka menjual aset ekonomi dikarenakan sakit atau mengalami

kecelakaan. Dengan begitu, mereka bisa melewati masa-masa sulit dengan

mengandalkan tabungan kesehatan yang mereka miliki. Oleh karenanya,

sangatlah perlu mengembangkan program yang langsung menyentuh akar

rumput khususnya rakyat miskin seperti Tabungan kesehatan Masyarakat

(Bungkesmas) ini.71

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya Bungkesmas adalah

gerakan advokasi dalam bentuk inovasi produk simpanan/tabungan kesehatan

masyarakat yang memadukan unsur tabungan kesehatan masyarakat yang

70Laporan Kegiatan Bungkesmas 2012-2013 71

Laporan Kegiatan Bungkesmas 2012-2013

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

49

memadukan unsur tabungan dan asuransi mikro yang dikelola melalui

Lembaga Keuangan Mikro (LKM)/BMT.72

Secara teknis, Bungkesmas terdiri dari dua komponen utama yaitu

Tabungan dan asuransi mikro. Tabungan dikelola oleh LKM/BMT sebagai

provider, sedangkan asuransi mikro dikelola oleh provider asuransi yang

difasilitasi oleh STF.

Berikut adalah daftar LKM/BMT provider Bungkesmas yang diambil

dari Laporan Kegiatan Bungkesmas STF UIN Jakarta:

NO Daerah Nama Lembaga

1 Kalimantan Selatan KSSU BMT Anjir Muara Sejahtera

2 Kalimantan Selatan KJKS BMT Rantau Badauh Sejahtera

3 Kalimantan Selatan LKM BMT Wanaraya Unit 100

4 Kalimantan Selatan KSSU BMT Sejahtera Kalsel

5 Kalimantan Selatan LKM BMT BKPRMI Tapin

6 Kalimantan Selatan LKM BMT Wanita Syariah

7 Kalimantan Selatan KJKS BMT Tapin Tengah Sejahtera

8 Kalimantan Selatan BMT Al-Falah

9 Kalimantan Selatan BMT Agro Buana

10 Kalimantan Selatan BMT Khoirul Ikhwan Martapura

11 Kalimantan Selatan BMT Khoirul Amin Martapura

12 Kalimantan Selatan BMT Amanah Banjarmasin

13 Sulawesi Selatan BMT KS 036 Makasar

14 Sulawesi Selatan BMT Ar-Rahmah

15 Sulawesi Selatan BMT Al-Birry

16 Sulawesi Selatan BMT Insan Madani

17 Sulawesi Selatan BMT Sinar Surya

18 Sulawesi Selatan BMT Al-Azhar

19 Sulawesi Selatan BMT Kube 033

20 Sulawesi Selatan BMT As‟adiyah Sengkang

21 Sulawesi Selatan BMT Amanah Ummat

22 Sulawesi Selatan BMT Fauzan Aziima

23 Sulawesi Selatan BMT Saadatul Birry

24 Sulawesi Selatan BMT Al-Amanah

72

Teknis Pengelolalaan Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed) pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

50

25 Sulawesi Selatan KJKS BMT Al-Markaz

26 Sulawesi Selatan BMT Fastabiqul Khairat

27 Sulawesi Selatan BMT Al-Amanah

28 Sulawesi Selatan BMT Sinergi Karya

29 Sulawesi Selatan BMT Mitra Sejahtera

30 Sulawesi Selatan BMT Asy Syabaab

31 Sulawesi Selatan KSP Global

32 Sulawesi Selatan BMT Al-Ikhlas

33 Sulawesi Selatan BMT Berkah Sakinah

34 Sulawesi Selatan BMT Sinar Surya

35 Sulawesi Selatan KSP Baji Gau Smada

36 Sulawesi Selatan BMT Insan Madani

37 Jabodetabek BMT Al-Fath IKMI Ciputat

38 Jabodetabek BMT Ibu Mandiri Serpong

39 Jabodetabek BMT Prima Syariah

40 Jabodetabek Kospin SMS Ciputat

41 Jabodetabek BMT RBMS

42 Jabodetabek BMT Taman Surga

43 Jabodetabek BMT UMJ

44 Jabodetabek Puskop Wanita Islam

45 Sulawesi Tenggara BMT Al-Syifa

46 Sulawesi Tenggara BMT Mandiri

47 Sulawesi Tenggara BMT Bonggoeya

48 Sulawesi Tenggara BMT Lapulu

49 Sulawesi Tenggara BMT Muamalah

50 Sulawesi Tenggara BMT Insan

51 Sulawesi Tenggara BMT Balaikota

52 Sulawesi Tenggara BMT Baruga

53 Sulawesi Tenggara BMT Kota

Tabel 1.1

Daftar LKM/BMT Provider Bungkesmas

C. STANDART OPERATING PROCEDURE (SOP) BUNGKEMAS STF UIN

JAKARTA73

Tabungan Kesehatan Masyarakat (Bungkesmas) STF UIN Jakarta adalah

simpanan plus asuransi kesehatan dan kecelakaan yang didisein khusus untuk

73

Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed) pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

51

BMT, Koperasi dan/atau lembaga sejenis. Adapun komponen Bungkesmas

terdiri dari: (1) Tabungan Kesehatan dan/atau pendidikan, dan (2) Asuransi

Kesehatan dan Kecelakaan.

Keuntungan yang didapat dari program Bungkesmas ini dibagi

berdasarkan keuntungan bagi BMT/Koperasi dan/atau lembaga sejenis, dan

keuntungan bagi peserta.

Keuntungan Bungkesmas ditinjau dari BMT/Koperasi dan/atau lembaga

sejenis adalah: Tambahan anggota BMT/Koperasi baru, tambahan dana

tabungan, marketing fee, dapat meringankan dan mengamankan asset BMT

jika anggota mengalami musibah sakit dan/atau kecelakaan.74

Adapun keuntungan bagi peserta Bungkesamas adalah: Proses

pembukaan tabungan mudah dan cepat, tabungan dapat diantar dan dijemput

petugas, peserta memiliki dana cadangan kesehatan, peserta memiliki dana

cadangan pendidikan, peserta memiliki jaminan kesehatan dan kecelakaan

selama satu tahun penuh, premi sangat murah dan terjangkau, premi dapat

dicicil, tidak ada masa tunggu, jaminan asuransi Bungkesmas berlaku sesaat

setelah mendaftar, proses klaim mudah dan cepat, dan tidak memerlukan

medical check up.75

a) Ketentuan Pendaftaran Bungkesmas

74 Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed)

pada tanggal 06 Agustus 2015 75

Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed) pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

52

Ketentuan pendaftaran Bungkesmas dibagi menjadi dua, yaitu

Ketentuan bagi BMT/Koperasi dan/atau lembaga sejenis, dan ketentuan bagi

peserta. Adapun ketentuan bagi BMT/Koperasi dan/atau lembaga sejenisnya

adalah: Memiliki semangat pemberdayaan bagi masyarakat miskin, bersedia

mendorong peserta program Bungkesmas untuk menabung minimal Rp.

2.000/hari, bersedia menerima cicilan atau member pembiayaan pembelian

premi asuransi Bungkesmas jika peserta tidak mampu, berbadan hukum dan

terdaftar pada dinas terkait, dinilai sehat keuangan maupun menejemen,

bersedia menanggung segala resiko yang ditimbulkan, dan mentaati segala

peraturan yang ditetapkan oleh STF UIN Jakarta.76

Adapun ketentuan Bungkesmas bagi peserta antara lain: Warga Negara

Indonesia, anggota BMT, Koperasi dan sejenisnya, berusia 18-64 tahun

dan/atau 17 tahun jika sudah menikah, memiliki penghasilan, bersedia

menabung minimal Rp. 2.000/hari, bersedia membayar premi Rp.

100.000/tahun atau sebesar Rp. 165.000 untuk pasangan suami istri,

pembukaan rekening Rp. 20.000, menyerahkan dokumen yang diperlukan

dapat dilihat di tabel.

Tabel 1.2

Syarat dan Ketentuan Bungkesmas

Peserta Mengisi Formulir FC KTP FC KK FCSurat

Nikah

Perorangan

Pasangan

Suami-istri

76

Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed) pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

53

b) Ketentuan layanan77

Untuk layanan tabungan, secara umum ketentuannya adalah sebagai

berikut: Pertama peserta wajib menabung sesuai dengan ketentuan yang sudah

dibahas sebelumnya

Adapun untuk ketentuan penyetoran dan penarikan dana tabungan adalah

sebagai berikut: Pertama penarikan tabungan dapaat dilakukan langsung di

konter BMT setiap hari kerja selama kas buka atau dijemput oleh petugas

BMT, kedua setoran awal minimal Rp. 10.000,- dan setoran selanjutnya

minimal Rp. 2.000, ketiga peruntukan penarikan tabungan hanya untuk

transportasi berobat, obat-obatan dan laboratorium di luar tanggungan

Jamkesmas/Jamkesda, dan asuransi kesehatan penjamin, dan untuk biaya

dokter spesialis, keempat saldo yang tersisa pada saat penarikan dana tabungan

minimum Rp. 20.000 di luar dana dana Rp. 100.000 yang dibayarkan peserta,

dan yang kelima setiap penyetoran dan penarikan penabung wajib menunjukan

buku tabungan dan kartu identitas.78

b. Asuransi Bungkesmas79

Asuransi Bungkesmas adalah program asuransi kesehatan, kecelakaan,

dan meninggal dunia yang diperuntukan khusus bagi nasabah Bungkesmas.

77Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed)

pada tanggal 06 Agustus 2015 78 Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed)

pada tanggal 06 Agustus 2015 79

Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed) pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

54

Kemudian jenis manfaat dan jumlah uang pertanggungan yang akan

didapatkan oleh peserta asuransi Bungkesmas adalah sebagaimana yang tertulis

di tabel. 80

Tabel 1.3

Manfaat Jaminan Asuransi Bungkesmas

No Jenis Manfaat Nilai Pertanggungan

#1 Santunan harian rwat inap

rumah sakit *) akibat sakit

ataupun kecelakaan

Rp. 100.000/hari maksimum 90

hari/tahun

#2 Penggantian biaya

bedah/operasi, (akibat sakit

atau kecelakaan **)

Maksimum Rp. 2.500.000,-

dalam setahun

3 Santunan meninggl dunia

karena kecelakaan

Maksimum Rp. 5.000.000,-

4 Santunan cacat tetap karena

kecelakaan

5 Santunan pendapatan keluarga

jika Tertanggung meninggal

karena kecelakaan

Rp. 12.000.000,-

6 Santunan pemakaman akibat

kecelakaan

Rp. 2.500.000,-

Sekanjutnya usia masa kepesertaan peserta dalam asuransi Bungkesmas

adalah sebagai berikut: minimal usia peserta masuk kepesertaan 16 tahun jika

sudah menikah dan memiliki KTP, maksimal usia masuk kepesertaan 64 tahun,

dan masa kepesertaan peserta berlaku 1 tahun sejak menjadi nasabah

Bungkesmas.81

80Brosur Tabungan Kesehatan Masyarakat (diberikan ketika wawancara dengan Ibu Sri

Hidayati, M.Ed) pada tanggal 06 April 2015 81

Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed) pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

55

c. Ketentuan Asuransi Bungkesmas82

Ketentuan asuransi Bungkesmas adalah sebagai berikut (1) Tidak ada

masa tunggu (waiting periode) untuk klaim dana asuransi. Seketika peserta

dapat mendaftarkan namanya sebagai peserta Bungkesmas di BMT mereka

bisa mengajukan klaim meskipun namanya belum terdaftar. (2) Klaim diajukan

oleh tertanggung atau ahli warisnya tidak lebih dari 3 (tiga) bulan terhitung

sejak tanggal terjadinya resiko yang dijamin, (3 )Permohonan pengajuan klaim

harus melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai berikut:

a. Asli dari salinan informasi rekening nasabah.

b. Fotokopi bukti kepesertaan.

c. Asli formulir klaim

d. Serta kelengkapan yang sesuai dengan jenis klaim sebagai berikut:

Tabel 1.4

Tabel Permohonan Klaim

Jenis Santunan Kuitansi

RS

KTP

Pese

rta

Kuitansi

Operasi

Ket.

Kemat

ian

KTP

Pengaju

Klaim

Ket.

Dokter

Santunan rawat

inap rumah sakit

*)

Santunan

pembedahaan

akibat kecelakaan

dan penyakit

Santunan

menoinggal dunia

karena kecelakaan

Santunan cacat

tetap karena

kecelakaan

82

Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed) pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

56

Santunan

pendapatan

bulanan keluarga

karena meninggal

disebabkan oleh

kecelakaan

Santunan

pemakaman

karena kecelakaan

Adapun prosedur pengajuan klaim adalah sebagai berikut: (1) Nasabah

akan mengajukan klaim kepada petugas BMT, dengan mengisi Form

Pengajuan Klaim (form 003). (2) Petugas BMT akan memeriksa kelengkapan

dokumentasi pengajuan klaim sesuai dengan klaim yang diajukan. (3) Apabila

dokumen sudah lengkap, maka petugas BMT akan segera mengirimkan

pengajuan klaim tersebut kepada kantor perusahaan asuranis. (4) BMT akan

mengirimkan scan dokumen kelengkapan klaim melalui email ke perusahaan

asuransi, (5) Setelah petugas menerima klaim tersebut, petugas perushaan

asuransi akan memeriksa kembali dokumen yang ada, apabila belum lengkap,

maka petugas di BMT pengaju akan segera dihubungi, akan tetapi apabila

pengajuan klaim sudah lengkap dan benar, maka proses pembayaran premi

segera dilakukan. (6) Adapun prose pembayaran klaim tersebut akan ditransfer

ke rekening masing-masing BMT yang mengajukan. (7) BMT pengaju akan

mengkreditkan dana klaim ke rekening nasabah maksimum 14 hari.83

Selanjutnya dalam SOP ada beberapa resiko yang dikecualikan.

Asuransi kesehatan dan kecelakaan Bungkesmas tidak dapat menanggung

83

Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed) pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

57

resiko yang terjadi dalam situasi sebagai berikut: (1) Melukai diri sendiri

secara sengaja, bunuh diri atau percobaan bunuh diri, pada saat pikiran waras

atau tidak waras atau dengan sengaja membiarkan diri berada dalam keadaan

berbahaya (kecuali dalam usaha menyelamatkan jiwa manusia), (2)

Tertanggung terbunuh akibat dari percobaan kejahatan atau criminal yang

dilakukan oleh ahli waris Tertanggung. (3) Kehamilan, melahirkan atau

komplikasi lain daripadanya meskipun pristiwa tersebut mungkin dipercepat

atau disebabkan oleh suatu kecelakaan, (4) Terjadinya perang dimana perang

tersebut harus dideklarasikan oleh pemerintah Indonesia, dan (5) Penyakit yang

disebabkan oleh virus HIV84

D. STRATEGI STF UIN JAKARTA DALAM MENGEMBANGKAN

PROGRAM TABUNGAN KESEHATAN MASYARAKAT

Dalam mengembangkan Bungkesmas, STF UIN Jakarta telah melakukan

langkah-langkah strategis sebagai berikut:

1. Menjadikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) atau Baitul Maal Wa

Tamwil (BMT) sebagai Provider Bungkesmas.

2. Fundrising ke lembaga-lembaga sosial untuk pendanaan pengembangan

Bngkesmas

3. STF UIN Jakarta Mendorong LKM/BMT untuk memasarkan

Bungkesmas sesuai dengan konteks masyarakat dan daerah.

4. Melakukan training-training pengembangan program Bungkesmas

84

Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati M.Ed) pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

58

5. Sosialisasi Bungkesmas langsung ke masyarakat

6. Membantu BMT dengan menyediakan alat kampanye Bungkesmas.

7. Penelitian Kebutuhan Pengembangan Wilayah Bungkesmas (Need

Assessment)

8. Menambah Benefit Jaminan Bungkesmas85

85 Hasil Wawancara dengan Ibu Sri Hidayati, M. Ed pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

59

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. STRATEGI PENGEMBANGAN BUNGKESMAS DI STF UIN JAKARTA

Dalam mengembangkan program Bungkesmas STF UIN Jakarta

menerapkan strategi pengembangan, menurut Fred. R David Strategi

pengembangan adalah strategi intensif yang terdiri dari penetrasi pasar,

pengembangan pasar, dan pengembangan produk.86

Adapun upaya strategis yang dilakukan oleh STF UIN Jakarta yaitu

dengan pengembangan pasar dan pengembangan produk-produk. Dalam

pengembangan pasar, strategi yang dilakukan oleh STF UIN Jakarta yaitu:

1. Menjadikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) atau Baitul Maal Wa

Tamwil (BMT) sebagai Provider Bungkesmas

Sebagai upaya dalam mengembangkan pasar Bungkesmas, STF

UIN Jakarta menjalankan program Bungkesmas dengan dikerjasamakan

dengan LKM/BMT. Pemilihan LKM/BMT sebagai provider pelaksana

program ini didasarkan karena lembaga ini bekerja di level akar rumput

dan menurut visi dan misi nya memiliki orientasi dan semangat membela

kepentingan masyarakat miskin87

. Hal ini sejalan dengan fungsi dari BMT

86 Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),

Edisi-12. h. 257

87Laporan Kegiatan Bungkesmas Tahun 2012-2013 h. 2

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

60

selain memiliki fungsi maal (profit oriented) juga fungsi tamwil (social

oriented)88

2. Fundrising 89

ke lembaga-lembaga sosial untuk pendanaan pengembangan

Bngkesmas

Pada proses pengembangan Bungkesmas, STF UIN Jakarta banyak

melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan Bungkesmas yang

memerlukan anggaran untuk melakukannya, maka STF UIN Jakarta

sebagai lembaga sosial banyak melakukan pencarian dana (fundrising)

kepada lembaga-lembaga sosial lainnya demi mewujudkan pemberdayaan

ekonomi masyarakat kecil. Dari awal dibentuknya Program Bungkesmas

pada tahun 2010-sekarang,90

funding(penyandang dana) untuk kegiatan-

kegiatan pengembangan Bungkesmas adalah Ford Foundation91

3. Melakukan training-training pengembangan program Bungkesmas

Tentu untuk bisa mengajak kerjasama LKM/BMT menjadi

provider dari Bungkesmas tidak hanya dengan mengenalkan produk nya

saja tetapi STF UIN Jakarta juga harus memberikan pengayaan dulu

88 Wawancara dengan Ibu Sri Hidayati, M. Ed pada tanggal 06 Agustus 2015 89 Fundraising adalah kegiatan menghimpun dana dan sumber daya lainnya dari

masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya adalah untuk mencapai misi dan tujuan dari lembaga tersebut. Hendra Sutisna, Fundraising Database, (Depok: 2006) Cet 1, h. 1

90Hasil Wawancara dengan Ibu Sri Hidayati, M. Ed pada tanggal 06 Agustus 2015 91Ford Fundation adalah Lembaga Sosial yang bergerak untuk menciptakan kesempatan

ekonomi dan menawarkan akses serta partisipasi pada tingkat pemerintah local bagi kelompok masyarakat miskin dan komunitas yang secara sosial terpinggirkan.www.fordfoundation.org, diakses pada tanggal 25 Juli 2015

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

61

kepada mereka, pengayaan beupa aspek manajemen, manajerialnya.

Kemudian STF UIN Jakarta juga harus bisa meningkatkan kapasitas SDM

mereka, terutama dalam pengelolaan program ini. Kita juga berusaha

untuk mendukung misalnya kita memberikan training Bungkesmas dan

lain-lain.92

Artinya pengembangan pasar yang dilakukan oleh STF UIN

Jakarta harus diiringi dengan kapasitas dan kapabilitas Sumber daya

manusia nya.

Adapun training-training yang telah dilakukan oleh STF UIN

Jakarta untuk pengembangan Bungkesmas adalah:93

1) Training manajemen dan Strategi pemasaran Bungkesmas untuk

pemberdayaan masyarakat miskin. Training ini dilaksanakan pada

tanggal 4-5 Desember 2015 di Guest House Sultan Sulaiman

Martapura, Kalimantan Selatan. Peserta training tersebut sebanyak 24

orang.

2) Training Pengembangan Bungkesmas di Jabodetabek yang diadakan

pada tanggal 21 Februari 2013di UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

Dihadiri oleh 14 orang pengurus/pengeola BMT di Jabodetabek.

3) Training Pengembangan Bungkesmas di Sulawesi Selatan. Training

yang dihadiri oleh 22 orang peserta ini diadakan di BMT al-Azhar

Maros, Sulawesi Selatan pada tanggal 12 April 2013.

92

Hasil wawancara dengan Ibu Sri Hiayati, M.Ed pada tanggal 06 Agustus 2015 93Laporan kegiatan Bungkesmas Tahun 2012-2013 h. 4

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

62

4) Training Bungkesmas pada Unit Pemberdayaan Keuangan (UPK)

Jombang, Jawa Timur. Diadakan di Jombang pada tanggal 31 Maret

2013, dengan jumlah peserta sebanyak 17 orang.

5) Training Pengembangan Bungkesmas di Sulawesi Tenggara diadakan

di Balai Kota Kendari Sulawesi Selatan pada tanggal 19 Juni 2013.

Acara ini dihadiri oleh 23 orang.

6) Training pengembangan Bungkesmas di Sulawesi Tenggara pada

tanggal 9-10 Oktober 2013. Training yang dilaksanakan di Hotel

Aden, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Training lainnya adalah Training Pengayaan untuk pengurus/pengelola

BMT/Koperasi yang ingin merefresh pengetahuaannya tentang

Bungkesmas serta mencharge motivasi mereka untuk pengembangan

Bungkesmas. Dua Training tersebut adalah:

b. Refereshing Training Bungkesmas yang dilaksanakan pada tanggal

20 Maret 2013 di BMT Al-Azhar Maros, Sulawesi Tenggara yang

dihadiri oleh 30 orang peserta

c. Bungkesmas Sharing and Learning Meeting (BSLM), yang

diadakan di Jakarta pada tanggal 28-30 Oktober 2013 yang khusus

dihadiri oleh 21 orang pimpinan BMT

d. BSLM lanjutan akan diadakan di Jakarta Oktober 2015 ini di

Jakarta.94

e.

4. Sosialisasi Bungkesmas langsung ke masyarakat

94

Hasil Wawancara dengan Ibu Sri Hidayati, M.Ed pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

63

STF UIN Jakarta melakukan kegiatan sosialisasi dengan beragam

pendekatan. STF UIN Jakarta mencoba menjajaki dan memperkenalkan

program Bungkesmas di wilayah baru Yaitu Sulawesi Tenggara,

Kalimantan Selatan, Jabodetabek, DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Kegiatan di willayah ini meliputi sosialisasi langsung ke masyarakat

berupa pertemuan dengan masyarakat di sekitar pasar atau mendatangi

komunitas-komunitas baik sifatnya keagamaan maupun

paguyuban95

.Kegiatan sosialisasi ini tidak hanya dilakukan oleh STF tetapi

juga oleh BMT langsung yang turun ke masyarakat.96

5. Membantu BMT dengan menyediakan alat kampanye Bungkesmas.

Untuk membantu BMT menyebarluaskan informasi Bungkesmas

dan memudahkan mereka mengimplementasikannya, STF telah

menyediakan alat-alat kampanye produk atau media campaignseperti

brosur, banner, pulpen berlogo, famplet, serta logistik Bungkesmas berupa

buku tabungan dan buku panduannya.97

Selain itu untuk menyebarluaskan program Bungkesmas dan

memudahkan masyarakat maupun BMT mengakses informasi tentang

95Paguyuban adalah perkumpulan yang bersifat kekeluargaan, didirikan orang-orang

yang sepaham (sedarah) untuk membina persatuan (kerukunan) diantara para anggotanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia Android Girfa eSuite 2015

96Laporan kegaiatan Bungkesmas Tahun 2012-2013 h. 61 97

Laporan Kegiatan Pengembangan Bungkesmas 2012-2013 h. 5

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

64

program ini digunakan juga media sosial sebagai media campaign seperti

Facebook, blog dan Whatsapp.98

6. Penelitian Kebutuhan Pengembangan Wilayah Bungkesmas (Need

Assessment)

Kegiatan Need Assessment merupakan bagian utama dalam

pengembangan Bungkesmas di wilayah baru.Mulai akhir 2012, wilayah

baru yang ditargetkan untuk pengembangan Bungkesmas adalah Sulawesi

Tenggara dan Kalimantan Selatan. Kegiatan need assessment ingin

memotret kultur masyarakat setempat, sebaran BMT dan

perkembangannya (kondisi fisik, asset, dan manajemennya), mengetahui

ada tidaknya asuransi jiwa dan kesehatan gratis bagi keluarga dengan

pendapatan rendah. Metode yang dilakukan dalam need assessment

tersebut adalah wawancara mendalam, dan observasi langsung ke

lapangan, dimana tim STF UIN Jakarta mendatangi langsung wilayah-

wilayah tersebut.99

Kegiatan Need Assessment yang sudah dilakukan antara lain :

1. Need Assessment pada tanggal 28 November – 01 Desember

2012, dilakukan di wilayah Kalimantan Selatan.

2. Need Assessment pada tanggal 10-11 April 2013, dilakukan di

Sulawesi Tenggara.

98Laporan Kegiatan Pengembangan Bungkesmas 2012-2013 h. 73 99

Laporan Kegiatan Pengembangan Bungkesmas 2012-2013 h.6

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

65

Hasil dari penelitian kebutuhan pengembangan wilayah

Bungkesmas ini biasanya menjadi acuan untuk STF UIN Jakarta dalam

upaya melakukan strategi peenetrasi pasar dan strategi pengembangan

pasar.

Adapun strategi pengembangan produk yang sudah dilkakukan

oleh STF UIN Jakarta dalam mengembangkan Bungkesmas adalah

sebagai berikut:

7. STF UIN Jakarta Mendorong LKM/BMT untuk memasarkan Bungkesmas

sesuai dengan konteks masyarakat dan daerah.

Strategi yang dilakukan dalam pengembangan Bungkesmas itu

berbeda-beda di setiap LKM/BMT, hal ini dikarenakan kebutuhan dan

corak masyarakat daerah masing-masing yang juga berbeda satu dengan

lainnya.

Pada perjalanannya, banyak sekali contoh kasus LKM/BMT

mensiasti dengan strategi yang unik. Seperti melibatkan tokoh masyarakat

dan agama sekitar yang dilakukan di Sulawesi Tenggara100

dan menjual

Bungkesmas dengan Kombinasi skema permodalan, peminjaman, atau

pembiyaan di daerah lain.101

8. Menambah Benefit Jaminan Bungkesmas

100Laporan Kegiatan Bungkesmas Tahun 2012-2013 h. 122 101

Hasil wawancara dengan Ibu Sri Hidayati, M.Ed pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

66

Benefit jaminan bungkesmas yang ditambah oleh STF UIN Jakarta untuk

peserta Bungkesmas adalah santunan meninggal karena sebab apapun

sebesar Rp. 2.500.000,- yang sebelumnya hanya ada jaminan meninggal

karena kecelakaan102

.

Tabel 1.4

Tambahan Manfaat Jaminan Asurasnis Bungkesmas

No Jenis Manfaat Nilai Pertanggungan

#1 Santunan harian rwat inap

rumah sakit akibat sakit

ataupun kecelakaan

Rp. 100.000/hari maksimum 90

hari/tahun

#2 Penggantian biaya

bedah/operasi, (akibat sakit

atau kecelakaan)

Maksimum Rp. 2.500.000,-

dalam setahun

3 Santunan cacat tetap Total Rp. 7.500.000,-

4 Santunan meninggal dunia

karena kecelakaan

Rp. 20.000.000,-

5 Santunan meninggal dunia

sebab apapun

Rp. 2,500.000,-

Sumber : Brosur Tabungan Kesehatan Masyarakat (Bungkesmas) yang

baru

Penulis menilai penambahan benefit pada jaminan Bungkesmas

berupa santunan meninggal karena sebab apapun ini merupakan suatu daya

tarik dan upaya penyempurnaan produk dengan menambahkan pelayanan

kepada peserta Bungkesmas. Hal ini dapat dinilai positif oleh pasar

sehingga dapat meningkatkan penjualan Bungkesmas.

9. Meringankan harga premi asuransi mikro Bungkesmas

Dengan biaya asuransi Bungkesmas yang hanya Rp.100.000

per/tahun dan atau Rp.165.000 untuk suami-istri per/tahun maka

102

Hasil wawancara dengan Ibu Sri Hidayati, M. Ed pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

67

menunjukan bahwa STF UIN Jakarta telah melakukan upaya pengurangan

biaya (cost reductions), yaitu memodifikasi versi dari produk yang ada dan

yang dapat memberikan kinerja setara tingkat harga yang lebih murah.

Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa strategi yang

dilakukan oleh STF UIN Jakarta dalam pengembangan Bungkesmas sudah

sesuai dengan teori Fred. R David tentang strategi pengembangan, yaitu

terciptanya strategi dengan melalui proses fornulasi strategi, implementasi

strategi dengan melakukan kegiatan dan training dengan steakholder

Bungkesmas, dan megevaluasi strategi dengan melakukak kegiatan

monitor dan evaluasi (Monev)

B. ANALISIS ALTERNATIF STRATEGI DENGAN MENGGUNAKAN

SWOT DALAM PENGEMBANGAN BUNGKESMAS

a. Analisis SWOT dan Matriks Analisis Kualitatif Peluang Bisnis.

Kekuatan (Strenght)

Penulis mengidentifikasi kekuatan (strength) dari program Bungkesmas

adalah sebagai berikut: (1) Program untuk pemberdayaan masyarakat miskin, (2)

Program yang mensinergikan pemberdayaan ekonomi melalui program edukasi

menabung dan perlindungan sosial keksehatan berupa asuransi mikro, (3)

Asuransi mikro yang ditawarkan sangat murah dan terjangkau, (4) Memiliki

banyak benefit dalam jaminan kesehatan, (5) Melengkapi program yang dimiliki

pemerintah (BPJS/Jamkesmas/jamkesda), (6) Pemberdayaan koperasi, dan (7)

Peningkatan kapasitas koperasi

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

68

Kelemahan (Weakness)

Sedangkan untuk kelemahan dari program Bungkesmas adalah sebagai

berikut: (1) Kurang dikenal masyarakat, (2) Belum mempunyai hak paten produk,

(3) STF bukan lembaga/perusahaan asuransi, (4) Steakholder untuk Asuransi

Mikro Bungkesmas tidak tetap, (5) SDM STF masih sangat kurang, (6) SDM

Koperasi/BMT kurang percaya diri dalam memasarkan program Bungkesmas

karena Produk baru, (7) SDM Koperasi dan BMT kurang cakap teknologi., (8)

Modal sedikit sekali untuk operasional

Peluang (Opportunity)

Selanjutnya penulis mengidentifikasi peluang bagi program Bungkesmas

adalah sebagai berikut: (1) Masih Tingginya angka kemiskinan di Indonesia, (2)

Indonesia merupakan Negara berkembang, (3) Adanya Funding tetap dari Ford

Foundation, (4) Sinergitas dengan Pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat

miskin, (5) Peluang pasar yang besar di Provinsi Sulawesi, (6) Kepercayaan

masyarakat terhadap BMT/Koperasi semakin kuat, dan (6) Jaringan

Ancaman (Threats)

Sedangkan ancaman yang harus diwaspadai oleh program Bungkesmas adalah

sebagai berikut: (1) Perekonomian Indonesia yang sedang buruk, (2) Ketatnya

aturan OJK dalam mengembangkan Program seperti Bungkesmas, (3)

Kompetensi dengan produk lain yang serupa, (4) Masyarakat Ekonomi Asean, (5)

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

69

Resistensi masyarakat terhadap Asuransi karena pengalaman buruk, (6) Doktrin

Agama terkait larangan asuransi.103

Setelah pemetaan Kondisi Internal perusahaan (kekuatan pengan kelemahan)

dan juga kondisi internal perusahaan (peluang dan tantangan). Kemudian penulis

akan menganalisa strategi yang tepat berdasarkan kondisi internal dan eksternal

Program Bungkesmas di STF UIN Jakarta menggunakan Matriks SWOT

Kualitatif.

Berdasarkan data hasil analisis wawancara, dokumen, dan pengamatan penulis

tentang kekuatan, kelemahan, pelung dan tantangan Program Bungkesmas, maka

STF UIN Jakarta dapat mengambil empat strategi berikut:

1) Strategi SO (Strenght, Opportunity)

Stategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang.104

Adapun

kekuatan program Bungkesmas di STF UIN Jakarta adalah: (1) Program untuk

pemberdayaan masyarakat miskin, (2) Program yang mensinergikan

pemberdayaan ekonomi melalui program edukasi menabung dan perlindungan

sosial keksehatan berupa asuransi mikro, (3) Asuransi mikro yang ditawarkan

sangat murah dan terjangkau, (4) Melengkapi program yang dimiliki

pemerintah (BPJS/Jamkesmas/jamkesda), (5) Pemberdayaan Koperasi, (6)

103Sayid Sabiq, Abdullah Al-Qalafid, dan Muhammad Yusuf Qardawi adalah sebagian

ulama yang mengharamkan segala bentuk asuransi. Baik asuransi jiwa maupun asuransi kerugian. Lihat : Asuransi Syariah Halal &Maslahat (Tiga Serangkai 2010)

104

Freddy Rangkuti, ANALISIS SWOT, Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Berorientasi Konsep Perencanaan Strategi Untuk menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 20114), h.34

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

70

Peningkatan kapasitas Koperasi, (7) Memiliki banyak benefit dalam jaminan

kesehatan.

Adapun peluang dari pada Bungkesmas ini adalah: (1) Masih Tingginya

angka kemiskinan di Indonesia, (2) Indonesia merupakan Negara berkembang,

(3) Adanya Funding tetap dari Ford Foundation, (4) Sinergitas dengan

Pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat miskin, (4) Peluang pasar yang

besar di Jawa dan Jabodetabek. (5) Kepercayaan masyarakat terhadap

BMT/Koperasi semakin kuat, (6) Jaringan. Untuk itu STF UIN Jakarta bisa

mengambil strategi:

1. Penguatan jaringan dan dukungan Steakholder selain Ford

Foundation sebagai funding.

Hal ini diperlukan untuk menambah modal operasional yang dapat

digunakan oleh STF UIN Jakarta dalam mengembangkan program

Bungkesmas.

2. Penguatan pangsa pasar Bungkesmas di daerah lain khususnya

Jawa dan Jabodetabek.

Dengan melihat peluang pasar yang besar di Jawa dan

Jabodetabek, dan semakin tingginya kepercayaan masyarakat

terhadap BMT/Koperasi, perlu kiranya bungkesmas mulai

dikembangkan di Jawa dan Jabodetabek dengan catatan dapat

menyeleksi BMT/Koperasi yang akan dijadikan provider

Bungkesmas.

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

71

3. Berafiliasi pemerintah sebagai partner.

Dengan corak Bungkesmas yang hampir sama dengan program

BPJS Kesehatan milik pemerintah, perlu kiranya STF UIN Jakarta

mencoba mendekatkan diri kepada pemerintah atau instansi terkait

agar mendapatkan bantuan berupa materi dan non materi untuk

pengembangan Bungkesmas.

2) Stategi ST (Strength, Threats)

Ini adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

dengan cara menghindari ancaman105

.Adapun kekuatan program Bungkesmas

di STF UIN Jakarta adalah: (1) Program untuk pemberdayaan masyarakat

miskin, (2) Program yang mensinergikan pemberdayaan ekonomi melalui

program edukasi menabung dan perlindungan sosial keksehatan berupa

asuransi mikro, (3) Asuransi mikro yang ditawarkan sangat murah dan

terjangkau, (4) Melengkapi program yang dimiliki pemerintah

(BPJS/Jamkesmas/jamkesda), (5) Pemberdayaan Koperasi, (6) Peningkatan

kapasitas Koperasi, (7) Memiliki banyak benefit dalam jaminan kesehatan.

Sedangkan ancaman dari pada program Bungkesmas adalah: (1)

Perekonomian Indonesia yang sedang buruk, (2) Ketatnya aturan OJK dalam

mengembangkan Program seperti Bungkesmas, (3) Kompetensi dengan

produk lain yang serupa, (4) Masyarakat Ekonomi Asean, (5) Resistensi

105Freddy Rangkuti, ANALISIS SWOT, Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Berorientasi

Konsep Perencanaan Strategi Untuk menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 20114), h.34

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

72

masyarakat terhadap Asuransi karena pengalaman buruk, (6) Doktrin Agama

terkait larangan asuransi. Dari urian di atas, STF UIN Jakarta dapat

mengambil langkah strategis sebagai berikut:

1. Penguatan SDM Koperasi/BMT Sebagai Provider utama. Sumber

daya manusia yang baik adalah keharusan dalam sebuah organisasi

profit dan non profit, sehingga baik atau buruk kinerja sebuah

organisasi banyak bergantung kepada kualitas SDM nya, maka

perlu kiranya STF UIN Jakarta lebih konsisrten dalam

mengedukasi dan mengadvokasi SDM BMT/Koperasi dengan

kegiatan-kegiatan.

2. Marketing berorientasi konteks lokal daerah.

Dengan banyaknya pengalaman buruk masyarakat terhadap

asuransi, maka perlu kiranya STF UIN sJakarta memakai strategi

pemasaran berdasarkan konteks lokal daerah masing-masing.

3. Mengupayakan Bungkesmas lebih bercorak syariah.

Dengan masih banyaknya stigma agama tentang asuransi, maka

STF UIN Jakarta harus mengupayakan Bungkesmas lebih bercorak

syariah lagi, minimal mensiasati dengan melakukan pendekatan

pemasaran dengan melibatkan okoh agama.

3) Strategi WO (Weakness, Opportunity)

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

73

Straegi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada,

dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki106

. Program

Bungkesmas di STF UIN Jakarta memiliki kelemahan-kelemahan sebagai

berikut: (1) Kurang dikenal masyarakat, (2) Belum mempunyai hak paten

produk, (3) STF bukan lembaga/perusahaan asuransi, (4) Steakholder

untuk Asuransi Mikro Bungkesmas tidak tetap, (5) SDM STF masih

sangat kurang, (6) SDM Koperasi/BMT kurang percaya diri dalam

memasarkan program Bungkesmas karena Produk baru, (7) SDM

Koperasi dan BMT kurang cakap teknologi, (8) Modal sedikit sekali untuk

operasional.

Adapun peluang-peluang yang dimiliki oleh STF dalam

mengembangkan program Bungkesmas adalah: (1) Masih Tingginya

angka kemiskinan di Indonesia, (2) Indonesia merupakan Negara

berkembang, (3) Adanya Funding tetap dari Ford Foundation, (4)

Sinergitas dengan Pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat miskin,

(4) Peluang pasar yang besar di Provinsi Sulawesi.(5) Kepercayaan

masyarakat terhadap BMT/Koperasi semakin kuat, (6) Jaringan.

Dari pertemuan antara kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang dari

Program Bungkesmas, maka STF UIN Jakarta dapat mengambil langkah

strategis sebagai berikut:

106 Freddy Rangkuti, ANALISIS SWOT, Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Berorientasi

Konsep Perencanaan Strategi Untuk menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 20114), h.34

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

74

1. STF UIN Jakarta Membuat BMT atau LKM lainnya sebagai

lembaga pusat pengelolaan Bungkesmas secara bisnis

Bungkesmas dengan keunikannya yang memadukan antara

tabungan kesehatan dan asuransi mikro dapat lebih dikembangkan

oleh STF UIN Jakarta dengan membuat BMT/LKM mandiri di

bawah STF. Karena STF hanya memiliki badan hukum yayasan

yang tidak berhak mengadakan aktivitas bisnis.

2. Membuat Hak Paten Produk.

Dana funding dari ford foundation dan dari lembaga lain dapat

digunakan untuk membuat hak paten produk Bungkesmas. Hal ini

harus dilakukan untuk mengantisipasi ada perusahaan lain yang

meniru produk Bungkesmas STF UIN Jakarta.107

3. Penguatan modal Bungkesmas dari pemerintah dan swasta sebagai

funding.

Dengan melihat peluang yang masih sangat besar untuk

mengembangkan Bungkesmas dan kondisi pendanaan yang hanya

dari Ford Foundation, maka perlu kiranya STF UIN Jakarta

melakukan fundrising kepada lembaga swasta lain dan pemerintah

dalam mengembangkan Bungkesmas.

4) Strategi WT (Weakness, Threats)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif yang

ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang adaserta menghindari

ancaman. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa program

107 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Hidayati, M. Ed pada tanggal 06 Agustus 2015

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

75

Bungkesmas di STF UIN Jakarta memiliki kelemahan-kelemahan sebagai

berikut: (1) Kurang dikenal masyarakat, (2) Belum mempunyai hak paten

produk, (3) STF bukan lembaga/perusahaan asuransi, (4) Steakholder

untuk Asuransi Mikro Bungkesmas tidak tetap, (5) SDM STF masih

sangat kurang, (6) SDM Koperasi/BMT kurang percaya diri dalam

memasarkan program Bungkesmas karena Produk baru, (7) SDM

Koperasi dan BMT kurang cakap teknologi, (8) Modal sedikit sekali untuk

operasional. Sedangkan ancaman-ancaman untuk program Bungkesmas

adalah: (1) Perekonomian Indonesia yang sedang buruk, (2) Ketatnya

aturan OJK dalam mengembangkan Program seperti Bungkesmas, (3)

Kompetensi dengan produk lain yang serupa, (4) Masyarakat Ekonomi

Asean, (5) Resistensi masyarakat terhadap Asuransi karena pengalaman

buruk, (6) Doktrin Agama terkait larangan asuransi. Maka strategi defensif

yang dapat diambil oleh STF adalah:

1. Efesiensi modal dari funding.

Efisiensi modal untuk pengembangan Bungkesmas adalah

keniscayaan yang harus dilakukan oleh STF UIN Jakarta demi

kelangsungan Bungkesmas.

2. Lebih memudahkan persyaratan menjadi peserta Bungkesmas.

Dengan masih banyaknya kelemahan pada program Bungkesmas,

perlu kiranya STF UIN Jakarta selalu berinovasi salah satunya

dengan lebih memudahkan persyaratan Bungkesmas.

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

76

Setelah diidentifikasikan kondisi internal dan kondisi eksternal

Bungkesmas maka, penulis mencoba memetakan dalam matriks kualitatif

SWOT sebagai berikut:

Tabel 1.5

Matriks Analisis SWOT

INTERNAL

EKSTERNAL

STRENGTHS (S)

- Program untuk

pemberdayaan

masyarakat miskin

- Program yang

mensinergikan

pemberdayaan

ekonomi melalui

program edukasi

menabung dan

perlindungan

sosial keksehatan

berupa asuransi

mikro.

- Asuransi mikro

yang ditawarkan

sangat murah dan

terjangkau

- Memiliki banyak

benefit dalam

jaminan kesehatan

- Melengkapi

program yang

dimiliki

pemerintah

(BPJS/Jamkesmas/

jamkesda)

- Pemberdayaan

koperasi juga.

- Peningkatan

kapasitas koperasi

WEAKNESSES (W)

- Kurang dikenal

masyarakat

- Belum

mempunyai hak

paten produk

- Database Peserta

Bungkesmas

belum baik.

- STF bukan

lembaga/perusaha

an asuransi.

- Steakholder untuk

Asuransi Mikro

Bungkesmas tidak

tetap

- SDM STF masih

sangat kurang

- SDM

Koperasi/BMT

kurang percaya

diri dalam

memasarkan

program

Bungkesmas

karena Produk

baru.

- SDM Koperasi

dan BMT kurang

cakap teknologi.

- Modal sedikit

sekali untuk

operasional

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

77

- Masih Tingginya

angka kemiskinan di

Indonesia

- Indonesia

merupakan Negara

berkembang

- Adanya Funding

tetap dari Ford

Foundation

- Sinergitas dengan

Pemerintah dalam

pemberdayaan

masyarakat miskin

- Peluang pasar yang

besar di Provinsi

Sulawesi.

- Kepercayaan

masyarakat terhadap

BMT/Koperasi

semakin kuat

- Jaringan

- Penguatan jaringan

dan dukungan

Steakholder selain

Ford Foundation

sebagai funding

- Penguatan Partner

lokal

pemberdayaan

peserta dari

pemerintah yaitu

PINBUK (Pusat

Inkubasi Bisnis

Usaha Kecil)

- Penguatan Market

Share Bungkesmas

di daerah lain

khususnya Jawa

dan Jabodetabek.

- Berafiliasi

pemerintah

sebagai partner.

- Membuat

BMT/LKM di

bawah STF UIN

Jakarta

- Membuat Hak

Paten Produk

- Penguatan modal

Bungkesmas dari

pemerintah dan

swasta sebagai

funding

THREATS (T)

- Perekonomian

Indonesia yang

sedang buruk.

- Ketatnya aturan OJK

dalam

mengembangkan

Program seperti

Bungkesmas

- Kompetensi dengan

produk lain yang

serupa

- Resistensi

masyarakat terhadap

asuransi karena

pengalaman buruk

- Doktrin Agama

terkait larangan

asuransi.

STRATEGI ST

- Penguatan SDM

Koperasi/BMT

Sebagai Provider

utama

- Marketing

berorientasi

konteks lokal

daerah

- Mengupayakan

Bungkesmas lebih

bercorak syariah.

STRATEGI WT

- Efesiensi modal

dari funding

- Lebih

memudahkan

persyaratan

menjadi peserta

Bungkesmas

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

78

Berdasarkan pendekatan analisis SWOT Kualitatif tersebut, dapat

ditentukan langkah alternatif strategis yang dapat diambil oleh STF UIN Jakarta

dalam pengembangan program Bungkesmas, penulis menganalisis sebaga berikut:

1. Mempertahankan Visi dan Misi STF sebagai lembaga sosial non profit

dalam pemberdayaan masyarakat melalui program Bungkesmas.

Visi dan misi STF UIN Jakarta sebagai lembaga sosial non profit harus

terus dipertahankan untuk terus mendapatkan kepercayaan, funding,

provider dan tentunya masyarakat dalam pengembangan Bungkesmas.

2. Menguatkan pangsa pasar (market share) di daerah yang sudah sukses

dalam mengembangkan Bungkesmas.

Ini adalah langkah dan upaya dari penetrasi pasar dengan terus

melakukan inovasi dan penguatan pangsa pasar yang sudah

berkembang.

3. Pengembangan pasar Bungkesmas di Jawa dan Jabodetabek, karena

peluang pasar masih besar.

Salah satu langkah yang harus dilakukan adalah pengembangan pasar

di Jawa dan Jabodetabek dengan melihat peluang disana dengan cara

memperkenalkan produk ke wilayah baru dengan diikut dengan

penguatan produk.

4. Melakukan promosi, edukasi, dan advokasi dengan memanfaatkan

sosial media karena tidak memerlukan biaya yang banyak.

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

79

STF UIN Jakarta adalah lembaga non profit yang tidak mempunyai

funding jelas, sehingga aktifitas pemasaran dan promosi harus lebih

efektif dan tepat sasaran guna meminimalisir kerugian finansial.

5. Memasarkan program Bungkesmas dengan memperbaiki,

memodifikasi, atau melakukan inovasi sesuai dengan strategi

pemasaran LKM masing-masing dan kondisi masyarakat daerah

tertentu.

Hal ini harus dilakuakan mengingat kondisi sosial, budaya, dan agama

yang berbeda pada daerah masing-masing. Dengan begitu proses

pengembangan Bungkesmas akan maksimal dan minim hambatan.

6. Penguatan jaringan steakholder Bungkesmas melalui swasta dan

pemerintah sebagai funding

STF UIN Jakarta harus sudah mencoba melakukan fundrising ke

lembaga swast lain dan pemerintah. Ini didukung dengan manfaat

Bungkesmas sebagai produk pemberdayaan masyarakat miskin.

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

80

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dan pembahasan serta uraian-uraian sebelumnya

mengenai strategi pengembangan Bungkesmasdi STF UIN Jakarta. Maka penulis

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Strategi Pengembangan STF UIN Jakarta dalam mengembangakan Program

Bungkesmas adalah:

1) Menjadikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) atau Baitul Maal Wa

Tamwil (BMT) sebagai Provider Bungkesmas.

2) Fundrising ke lembaga-lembaga sosial untuk pendanaan

pengembangan Bngkesmas

3) STF UIN Jakarta Mendorong LKM/BMT untuk memasarkan

Bungkesmas sesuai dengan konteks masyarakat dan daerah.

4) Melakukan training-training pengembangan program Bungkesmas

5) Sosialisasi Bungkesmas langsung ke masyarakat

6) Membantu BMT dengan menyediakan alat kampanye Bungkesmas.

7) Penelitian Kebutuhan Pengembangan Wilayah Bungkesmas (Need

Assessment)

8) Menambah Benefit Jaminan Bungkesmas

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

81

b. Alternatif Strategi Pengembangan program Bungkesmas Berdasarkan

analisis SWOT

Berdasarkan metode analisis SWOT, dapat ditentukan langkah alternatf

strategis yang dapat diambil oleh STF UIN Jakarta dalam pengembangan

program Bungkesmas, Penulis menganalisis sebagai berikut:

1. Mempertahankan Visi dan Misi STF sebagai lembaga sosial non profit

dalam pemberdayaan masyarakat melalui program Bungkesmas.

2. Menguatkan pangsa pasar (market share) di daerah yang sudah sukses

dalam mengembangkan Bungkesmas.

3. Peneterasi pasar Bungkesmas di Jawa dan Jabodetabek, karena peluang

pasar masih besar.

4. Melakukan promosi, edukasi, dan advokasi dengan memanfaatkan sosial

media karena tidak memerlukan biaya yang banyak.

5. Memasarkan program Bungkesmas dengan memperbaiki, memodifikasi,

atau melakukan inovasi sesuai dengan strategi pemasaran LKM masing-

masing dan kondisi masyarakat daerah tertentu.

6. Penguatan jaringan steakholder Bungkesmas melalui swasta dan

pemerintah sebagai funding

7. Penguatan pengawasan LKM dalam pengimplementasian Bungkesmas

B. SARAN

Pengembangan Bungkesmas memang baru dilakukan mulai tahun 2011-

2015. Proses pengembangan produk baru sebaiknya dilakukan oleh STF UIN

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

82

Jakarta dengan konsisten dan efisien. Maka dengan itu penulis memberikan

saran kepada STF UIN Jakarta dalam pengembangan Bungkesmas sebagai

berikut:

1. Membuat LKM/BMT di bawah STF UIN Jakarta sebagai pusat

pengelolaan Bungkesmas.

2. Melakukan peneterasi pasar yang sudah sukses dikembangkan Bugkesmas

3. Melakukan perluasan pasar yang masih memiliki peluang besar.

4. Melakukan pengembangan produk Bungkesmas dengan inovasi-inovasi.

Page 95: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

83

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdullah, M. Ma‟ruf, 2013, Manajemen Berbasis Syaria’ah, Yogyakarta: Aswaja

Pressindo.

Agis, Cacan S, 2005, Modul Pengetahuan Dasar Takaful, Jakarta: PT. Syarikat

Takaful Indonesia.

Antonio, Syafi‟i, Muhammad, 2002, Bank Syariah dari Teori ke Praktik,, Jakarta:

Gema Insani Press.

Anwar, Khoirul, 2007, Asuransi Syariah Halal dan Maslahat, Jakarta: Tiga

Serangkai.

Basri, Faisal, 2004, Indonesia Pasca Kritis: catatan positif dan ekonomi, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Brosur Tabungan Kesehatan Masyarakat (diberikan ketika wawancara dengan Ibu

Sri Hidayati, M.Ed) pada tanggal 06 April 2015

Cantika, Sri Budi, dan Amirullah, 2002, Manajemen Strrategik, Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Chandra, Gregorius, 2002, Strategi Program Pemasaran, Yogyakarta: ANDI.

Dagun, Save M, 1997 Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga

Pengkajian Kebudayaan Nusantara.

Darmadi, Herman, 2000, Manajemen Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara.

David, Fred R, 2012, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, Jakarta: Salemba

Empat.

Page 96: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

84

Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

1992 dan Peraturan Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, Edisi 2003.

Hartono, Rejeki, Sri, 1985, Asuransi dan Hukum Asuransi, Semarang: IKIP

Semarang Press.

http://elib.unikom.ac.id\

http://kasusmanajemen.files.wordpress.com/2011/09/npd.png

http://www.socialtrustfund-uinjkt.org.

https://phia12.wordpress.com/tag/manajemen-strategi/

Jodie, Fana, Pentingnya Analisa Situasi untuk Perumusan Strategi, Jurnal

diaksesdarihttp://vibizmanagement.com/column/index/category/strategic_m

anagement/2313

Jurnal, Artikel, Website, dan lainnya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015, Android Girfa eSuite.

Karebet Widjadjakusuma, Muhammad, Yusanto, Muhammad, 2003, Manajemen

Strategis Perspektif Syariah, Jakarta: Khairul Bayaan.

Kasmir, 2001 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Kotler, Philip, 2004, Marketing Insight From A to Z, Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip, 2009, Manajemen Pemasaran, Indonesia: PT Indeks.

L. Long, Dani, dan E. Jones Harriet, 1999, Prinsip-prinsip Asuransi : Jiwa,

Kesehatan dan Anuitas. Georgia: FLMI.

Laporan Kegiatan Pengembangan Bungkesmas 2012-2013

Nasution, Mulia, 1996, Pengantar Manajemen, Jakarta: Djambatan.

Page 97: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

85

Nazir, Moh, 2005, .Metode penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia.

Panduan Teknis Bungkesmas (didapat dari wawancara dengan IBu Sri Hidayati

M.Ed) pada tanggal 06 Agustus 2015

Prodjodikoro, Wirjono, 1986, Hukum Asuransi di Indonesia, Jakarta: PT.

Intermasa.

Rangkuti, Freddy, 2006, ANALISIS SWOT, Tekhnik Membedah Kasus Bisnis

Berorientasi Konsep Perencanaan Strategi Untuk menghadapi Abad 21,

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Setiady, Purnomo, Usman, Husaini, 2003, Metodologi Sosial, Jakarta: Bumi

Aksara.

Subhana, 2005, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia.

Sula, Syakir, Muhammad, 2004, Asuransi Syariah (Life And General), Jakarta:

Gema Insani Press.

Sutisna, Bagong Suyanto, 2011.Metode Penelitian Sosial: berbagai alternatif

pendekatan, Jakarta:Kencana.

Sutisna, Hendra, 2006, Fundraising Database, Depok.

T, Soendoro, 1999, Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan: Tindakan

Strategis Untuk Mengurangi Dampak Krisis di Sektor Kesehatan. Medika,

Edisi Khusus.

Tanjung, Hendri, Hafidhuddin, Didin, 2003, Manajemen Syariah dalam Praktek,,

Jakarta: Gema Insani.

Tarmudi, Tarsis, 1990, Wawasan Perasuransian, Semarang: IKIP Semarang

Press.

Page 98: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

86

www.fordfoundation.org,

Yafie, Alie, 1994, Asuransi Dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih

Sosial, Bandung: Mizan.

Page 99: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat
Page 100: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat
Page 101: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

Pedoman Wawanara

Faktor Internal

- Strenght

- Weakness

1. Bagaimana bentuk produk?

2. Bagaimana mengenai keahlian SDM yang ada?

3. Bagaimana profil perusahaan?

4. Bagaimana posisi pasar berdasakan produk?

Faktor Eksternal

- Opportunity

- Treats

1. Bagaimana kondisi persaingan yang ada?

2. Bagaimana keahlian manajemen yang dimiliki?

3. Bagaimana perencanaan, pengendalian, dan sistem yang dimiliki?

4. Bagaimana dengan masalah yang dihadapi?

Page 102: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

Wawancara : Ibu Sri Hidayati, M.Ed

Jabatan : Direktur Program Bungkesmas

Hari dan Tanggal : Kamis, 06 Agustus 2015

Waktu : 15.00 WIB

Daftar Pertanyaan Wawancara Analisis Pengembangan Program Tabungan Kesehatan

Masyarakat:

1. Mohon jelaskan apa yang dimaksud dengan Program Tabungan Kesehatan

Masyarakat (Bungkesmas) di STF UIN Jakarta dan apa kegunaannya ?

Jawab: Bungkesmas adalah sebuah inovasi produk simpanan/tabungan kesehatan

masyarakat yang memadukan unsur tabungan dan asuransi mikro melalui LKM

(Lembaga Keuangan Mikro)

2. Kapan Program Bungkesmas Mulai disosialisasikan ?

Jawab: Diinisiasi sejak 2010, mulai disosialisasikan 2011

3. Apa yang melatarbelakangi Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta bisa membuat

Program Bungkesmas?

Jawab:

- Jumlah masyarakat miskin masih tinggi

- lingkaran keimiskinan di Indoensia seputar pendidikan, ekonomi dan kesehatan.

“STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN MASYARAKAT

(BUNGKESMAS) DI STF UIN JAKARTA”

Page 103: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

- Banyak masyarakat miskin yang sulit mendapatkan akses ke kesehatan, belum banyak

yang belum mendapatkan perlindungan sosial.

-STF ingin berkontribusi dalam penyelesaian probelm kemiskinan. Utamanya di bidang

kesehatan dan peningkatan ekonomi.

4. Siapa saja Stakeholder yang bertanggung jawab dalam Program Bungkesmas?

Jawab:

Program Bungeksmas melibatkan 3 stakehokders utama, yaitu STF UIN jakarta,

Koperasi/BMT/instistusi keuangan mikro lainnya, dan lembaga/perusahaan asuransi.

5. Bagaimana Program Bungkesmas disosialisasikan dan dipasarkan oleh STF UIN

Jakarta?

Jawab:

STF disosialisasikan melalui koperasi atau lembaga sejenisnya. Bungkesmas didesain

untuk menjadi produk tambahan koperasi yang akan dipasarkan oleh koperasi ke

anggotanya atau masyarakat. Maka langkah pertama yang dilakukan adalah mencari

koperasi yang dapat menjadi mitra/provider bungkesmas. Setelah itu dibuat kerjasama.

Koperasi atau lembaga sejenis diberi pembekalan berupa training bungkesmas (SOP dan

strategi pemasaran) terlebuh dahulu. Setelah itu mereka akan bergerak sendiri untuk

mendapatkan peserta.

6. Apa syarat-syarat untuk dapat menjadi peserta Program Bungkesmas?

Jawab:

Page 104: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

1. Berusia 17-64 tahun

2. Bersedia menabung minimal Rp. 2.000/hari

3. Bersedia membayar mengikuti program asuransi

4. Bersedia membayar administrasi sesuai ketentuan di masing-masing

Koperasi/BMT

5. Menyerahkan dokumen yang diperlukan

7. Kriteria masyarakat seperti apa yang bisa menjadi peserta Program Bungkesmas?

Jawab:

- Kriteria utama adalah masyarakat miskin. Target peserta adalah: masyarakat miksin

tapi produktif. Mereka yang memiliki pekerjaan dan usaha. Seperti pedagang kecil/kaki

lima, buruh/karyawan/ pekerja informal seperti PRT, guru honorer dll

8. Bagaimanakah mekanisme operasional Program Bungkesmas?

Jawab:

Lihat ppt

9. Bagaimanakah bentuk strategi bisnis dan proses pengembangan yang dilakukan STF

UIN Jakarta dalam program Bungkesmas? Mohon jelaskan langkah-langkahnya?

Berkaca pada pengalaman pilot project di Sulawesi Selatn, program pengembangan

Bungkesmas harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan memperhatikan konteks

local. Mulai dari persiapan (perencanaan), penyeleksian wilayah, Provider, dan lain2.

Maka dari itu, STF mempunyai Srategi untuk mengawal perkembangan Program

Bungkesmas dengan membuat kegiatan-kegiatan yang didisein dan dimaksudkan

untuk program pengembangan Program Bungkesmas. Diantaranya adalah

1. Training Bungkesmas

Page 105: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

- Training manajemen dan Strategi pemasaran Bungkesmas untuk

pemberdayaan masyarakat miskin. Training ini dilaksanakan pada

tanggal 4-5 Desember 2015 di Guest House Sultan Sulaiman

Martapura, Kalimantan Selatan. Peserta training tersebut sebanyak

24 orang.

- Training Pengembangan Bungkesmas di Jabodetabek yang diadakan

pada tanggal 21 Februari 2013di UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

Dihadiri oleh 14 orang pengurus/pengeola BMT di Jabodetabek.

- Training Pengembangan Bungkesmas di Sulawesi Selatan. Training

yang dihadiri oleh 22 orang peserta ini diadakan di BMT al-Azhar

Maros, Sulawesi Selatan pada tanggal 12 April 2013.

- Training Bungkesmas pada Unit Pemberdayaan Keuangan (UPK)

Jombang, Jawa Timur. Diadakan di Jombang pada tanggal 31 Maret

2013, dengan jumlah peserta sebanyak 17 orang.

- Training Pengembangan Bungkesmas di Sulawesi Tenggara diadakan

di Balai Kota Kendari Sulawesi Selatan pada tanggal 19 Juni 2013.

Acara ini dihadiri oleh 23 orang.

- Training pengembangan Bungkesmas di Sulawesi Tenggara pada

tanggal 9-10 Oktober 2013. Training yang dilaksanakan di Hotel

Aden, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Dua Training lainnya adalah Training Pengayaan untuk pengurus/pengelola

BMT/Koperasi yang ingin merefresh pengetahuaannya tentang Bungkesmas

serta mencharge motivasi mereka untuk pengembangan Bungkesmas. Dua

Training tersebut adalah:

Page 106: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

- Refereshing Training Bungkesmas yang dilaksanakan pada tanggal 20

Maret 2013 di BMT Al-Azhar Maros, Sulawesi Tenggara yang

dihadiri oleh 30 orang peserta

- Bungkesmas Sharing and Learning Meeting (BSLM), yang diadakan di

Jakarta pada tanggal 28-30 Oktober 2013 yang khusus dihadiri oleh

21 orang pimpinan BMT

- BSLM lanjutan akan diadakan di Jakarta Oktober 2015 ini di Jakarta.

2. Implementasi Pengembangan Program Bungkesmas; yang merupakan

kegiatan sosialisasi yang dilakukan dengan beragam pendekatan. Sejak

sosialisasi Bungkesmas periode Grant ke-2 dimulai, yaitu Desember 2012.

STF UIN Jakarta mencoba menjajaki dan memperkenalkan program

Bungkesmas di wilayah baru Yaitu Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan,

Jabodetabek, DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kegiatan di willayah ini

meliputi sosialisasi langsung ke masyarakat berupa pertemuan dengan

masyarakat di sekitar pasar atau mendatangi komunitas-komunitas baik

sifatnya keagamaan maupun paguyuban Kegiatan sosialisasi ini tidak hanya

dilakukan oleh STF tetapi juga oleh BMT langsung yang turun ke masyarakat.

Sementara itu, untuk membantu BMT menyebarluaskan informasi

Bungkesmas dan memudahkan mereka mengimplementasikannya, STF telah

menyediakan alat-alat kampanye produk atau media campaign seperti brosur,

banner, pulpen berlogo, famplet, serta logistik Bungkesmas berupa buku

tabungan dan buku panduannya.

Selain itu untuk menyebarluaskan program Bungkesmas dan

memudahkan masyarakat maupun BMT mengakses informasi tentang

Page 107: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

program ini digunakan juga media sosial sebagai media campaign seperti

Facebook, blog dan Whatsapp.

3. Monitoring dan Evaluasi Program Bungkesmas

Monitoring dan Evaluasi (Monev) pada program Bungkesmas adalah

kegiatan yang dilakukan di akhir program. Kegiatan ini bertujuan untuk

mengidentifikasi, memetakan dan mengukur keberhasilan program

Bungkesmas serta melihat kendala dan tantangan yang dihadapi di lapangan1

Hasil dari monitoring ini penting untuk menentukan langkah

pengembangan program Bungkesmas ke depan. Dari kegiatan ini diharapkan

munculnya inovasi-inovasi yang diperlukan untuk promosi pemasaran produk

ini, beberapa kebjakan perlu untuk ditambah atau dikurangi disesuaikan

dengan kebutuhan lapangan, sistem koordinasi juga penting untuk dievaluasi

dan dimodifikasi untuk efisiensi dan kemudahan prosedur operasional

Bungkesmas.Monitoring dan Evaluasi ini seluruhnya menggunakan metode

Focus Grup Discussion (FGD).

Kegiatan Monev yang sudah dilakukan adalah:

1. MONEV pada tanggal 27-28 Agustus 2013, di kantor PINBUK Sulawesi

Selatan dan BMT Al-Azhar Maros. Diikuti oleh 44 peserta.

2. MONEV pada tanggal 17 Desember 2013, diadakan di Hotel Horison

Kendari Sulawesi Tenggara. Peserta yang hadir sebanyak 17 orang.

3. MONEV dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2012 di Hotel Rodhita

Banjarmasin dengan jumlah peserta sebanyak 19 peserta.

4. Need Assessment

1 Hal ini sejalan dengan uraian tentang konsep manajemen ………

Page 108: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

Kegiatan Need Assessment merupakan bagian utama dalam pengembangan

Bungkesmas di wilayah baru. Mulai akhir 2012, wilayah baru yang ditargetkan

untuk pengembangan Bungkesmas adalah Sulawesi Tenggara dan Kalimantan

Selatan. Kegiatan need assessment ingin memotret kultur masyarakat setempat,

sebaran BMT dan perkembangannya (kondisi fisik, asset, dan manajemennya),

mengetahui ada tidaknya asuransi jiwa dan kesehatan gratis bagi keluarga dengan

pendapatan rendah. Metode yang dilakukan dalam need assessment tersebut

adalah wawancara mendalam, dan observasi langsung ke lapangan, dimana tim

STF UIN Jakarta mendatangi langsung wilayah-wilayah tersebut.

Kegiatan Need Assessment yang sudah dilakukan antara lain :

1. Need Assessment pada tanggal 28 November – 01 Desember 2012,

dilakukan di wilayah Kalimantan Selatan.

2. Need Assessment pada tanggal 10-11 April 2013, dilakukan di Sulawesi

Tenggara.

5. Coordinatotion Meeting

Kegiatan ini dilakukan untuk melihat komitmen dan kesiapan BMT dalam

melaksanakan program Bungkesmas. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak dua kali,

antara lain :

1. Coordination meeting tanggal 03 Desember 2013 di Guest Hotel Sultan

Sulaiman, Martapura, Kalimantan Selatan.

2. Coordination Meeting pada tanggal 18 Juni 2013 yang dilaksanakan di Balai

Pelatihan Kesehatan Kendari, Sulawesi Tenggara..

Tidak hanya untuk mengukur komitmen BMT dalam melaksanakan program

Bungkesmas, kegiatan Coordination meeting juga untuk membahas persoalan atau

Page 109: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

kendala-kendala yang muncul selama proses implementasi Bungkesmas di

masyarakat dan solusinya.

Sementara untuk strategi-strategi setiap BMT itu macam-macam ya, ada yang

misalnya mereka itu mengkombine Bungkesmas dengan skema permodalan dan

peminjaman dan pembiayaan misalnya. Kalo ada yang mau pinjam modal harus

ikut jadi peserta Bungkesmas. Karena apa? Karena missal mereka sakit dan tidak

bisa mengembalikan pinjaman, bisa dikover dari dana yang diklaim dari

Bungkesmas itu.

10. Bagaimana perkembangan Program Bungkesmas dari tahun ke tahun di setiap daerah

Bu?

Jawab: Perkembangan Program :

- 6.000 orang menjadi nasabah dengan jumlah tabungan mencapai Rp.

510.000.000,00

- 72 Koperasi dan BMT aktif sebagai Provider di 16 Kota 6 Provinsi di

Indonesia.

- 500 Staff BMT sudah menjalani Training Bungkesmas.

- 20.000 orang miskin sudah di edukasi terkait program pemberdayaan

ini.

Wilayah :

TAHUN JANGKAUAN WILAYAH

2010-2011 Sulawesi Selatan

2011-2012 Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat

2012-2015

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,

Kalimantan Selatan, JABODETABEK,

Maluku Tengah, Seram Bag. Barat,

Ambon

Sosialisasi: Jawa Timur, Jawa Tengah,

Jawa Barat, Aceh, Yogyakarta,

Jabodetabek

Page 110: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

Capaian Bungkesmas:

Tahun LKM Peserta Tabungan Klaim

2010-2011 4 100 7.000.000 1

2011-2012 23 225 81.000.000 4

2012-2013 71 3.313 326.492.098 22

April 2015 72 6.000 ±510.000.000 98

11. Apa faktor pendukung dan penghambat dari program Bungkesmas ini ?

Jawab:

Faktor Pendukung :

1. Produk seperti Bungkesmas yang menyatukan unsur tabungan dengan asuransi

mikro kesehatan belum ada di Indonesia

2. Harga asuransi yang murah, dengan hanya 100 ribu per tahun, peserta bisa

mendapatkan yang banyak sekali.

3. Support penuh dari Lembaga Ford Foundation untuk pengembangan Program

Bungkesmas.

4. Mempunyai tujuan untuk pemberdayaan masyarakat miskin dan menyadarkan

untuk terbiasa menabung untuk kesehatan mereka dan pengembangan

ekonomi.

5. Kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap STF untuk mengelola Program

Bungkesmas

6. Koperasi/BMT lembaga keuangan dan sosial yang mempunyai prinsi

kekluargaan dan gotong royong dengan anggotanya, sehingga walaupun SDM

sedikit bisa solid.

7. Keuntungan dari Dana Tabungan dan Asuransi kembali kepada Anggota

Koperasi/BMT itu sendiri.

Page 111: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

Faktor Penghambat :

1. Sulitnya deal dengan Perusahaan Asuransi yang bisa setuju dengan benefit

yang STF pinta.

2. Mempuyai kasus “Bad Story” dengan Perusahaan Asuransi Takaful

3. Sedikit nya Lembaga Asuransi yang bergerak di bidang asuransi mikro.

4. Kompetensi dengan provider lain yang menawarkan asuransi yang sama.

5. Jaringan Bungkesmas adalah Koperasi/BMT yang Frejal, yaitu tergantung

kekuatan dan kelemahan anggotanya, dan SDM nya masih minim.

6. Banyak Koperasi/BMT yang kolaps dan tidak komitmen dalam menjalankan

Program Bungkesmas

7. Resistensi masyarakat terhadap asuransi.

8. Doktrin larangan agama terhadap asuransi.

9. Sulitnya memetakan Koperasi/BMT yang sehat karena ukurannya tidak jelas.

10. Kondisi Koperasi/BMT cendrung up and down.

11. Sedikitnya modal Koperasi/BMT dalam menjalankan program Bungkesmas

12. Ketergantungan yang sangat tinggi Koperasi/BMT terhadap STF untuk

mensupport Koperasi/BMT.

13. Banyak yang hanya tertarik dengan asuransi nya saja, tidak dengan

tabungannya.

12. Bagaimana pendapat ibu tentang prospek perkembangan Program Bungkesmas sejak

diadakan sampai saat ini?

- Bungeksmas punya prosepek besar.

13. BPJS Kesehatan milik pemerintah telah dikritik Majelis Ulama Indonesia (MUI)

karena tidak sesuai syariah, bagaimana pendapat ibu?

Page 112: STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN …...B. Identifikasi Masalah 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6 ... macam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat

- sudah tidak ada masalah lagi sekarang di MUI

14. Apakah Program Bungkesmas menurut ibu sudah sesuai dengan prinsip syariah?

Mohon jelaskan analisis ibu?

Jawab:

Awalnya pengelolaan Bungkesmas kita kombinasikan dengan prinsip filontropi islam

berupa zakat kepada peserta, tetapi akhirnya kita rubah karena itu menimbulkan

ketergantungan kepada peserta. Dan STF pun agak kesulitan mencari dana CSR untuk

peserta Bungkesmas. Dan diawal perjalanannya STF juga mengembangkan Bungkesmas

dengan memakai Provider PT Takaful yang merupakan perusahaan asuransi syariah, tapi

karena ada “bad story” yaitu keterlambatan pembayaran klaim untuk peserta akhirnya kita

stop.

Kemudian, terkait dana tabungan Bungkesmas itu sepenuhnya dikelola oleh

Koperasi/BMT yang keuntungannya kembali lagi untuk kebutuhan dan kesejahteraan

anggota. Apalagi BMT memang memakai cara-cara operasional yang sesuai syariah

dalam mengelola dana, yaitu dengan akad Mudharabah.

Kalau dari unsur syariahnya mungkin secara nyata tidak terlihat jelas. Tetapi secara

simbolis bisa dilihat dari kesukarelaan, saya kira itu sudah syar’i ya meskipun tidak

tertulis secara akad. Kemudian bahwa program in tidak merugikan masyarakat, bahkan

menguntungkan untuk membantu mereka, dan mereka juga menabung dan berasuransi

berdasarkan kesadaran dan kerelaan saya kira itu sudah syar’i.

Hormat Saya,

Fariz Abdul Rohman