strategi pengembangan potensi pantai pasir putih …
TRANSCRIPT
1
STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PANTAI PASIR
PUTIH SEBAGAI WISATA BAHARI DI DESA PERASI
KECAMATAN KARANGASEM, KABUPATEN
KARANGASEM, BALI
OLEH :
I G.P.B SASRAWAN MANANDA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………….………….………………….. i Daftar Isi ……………………………………………………….…………………ii BAB I PENDAHULUAN ………...………………………………………….…. 1 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………..1 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………. 5 1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………...5 1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….5 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka…………………………………………………………7 2.2 Konsep Penelitian……………………………………………………...8 2.2.1 Tinjauan Tentang Potensi…………………………………... 9 2.2.2 Tinjauan Tentang Pantai …………………………………..10 2.2.3 Tinjauan Tentang Pengunjung/Wisatawan ………………..11 2.2.4 Tinjauan Tentang Wisata Bahari ………………………….12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian……………………………………………………..16 3.2 Jenis dan Sumber Data……………………………………………….18 3.2.1 Jenis Data…………………………………………………..18 3.2.2 Sumber Data………………………………………………..19 3.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………...19 3.3.1 Observasi…………………………………………………...19 3.3.2 Wawancara Berstruktur……………………………………19 3.3.3 Kuesioner ………………………………………………….19 3.3.3 Studi Kepustakaan………………………………………….20 3.4 Teknik Analisis Data ……..…………………………………………20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………………………………. 25 4.2 Potensi Pantai Pasir Putih sebagai Daya Tarik Wisata Bahari ……. 29 4.3 Analisis SWOT …………………………………………………….32 4.4 Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Pantai Pasir Putih…41 4.5 Persepsi Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pasir Putih ……… 45 4.6 Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Pasir Putih …………….50 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan …………………………………………………………..54 5.2 Saran-saran ………………………………………………………...55 DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia kini mengalami kemajuan yang sangat pesat di segala bidang
terlebih lagi bagi negara yang sedang berkembang kini mulai memantapkan
pendiriannya agar menjadi negara yang maju dengan segala kemajuan
teknologi yang ada agar mampu bersaing di tingkat internasional.
Perkembangan yang sangat pesat terjadi dalam bidang kepariwisataan,
transportasi serta komunikasi, yang di kenal dengan sebutan 3T yaitu (tourism,
transportasion, and tele-comunikasion). Perkembangan tersebut membuat arti
penting terhadap perkembangan perekonomian, kehidupan sosial-budaya dan
pendidikan baik skala nasional maupun global.
Industri kepariwisataan merupakan industri yang sangat menjanjikan
dalam penyediaan modal serta industri yang padat karya, oleh karena itu
banyak negara hampir di seluruh dunia yang mengandalkan industri pariwisata
tersebut menjadi penghasil devisa terbesar bagi Negara serta memberi
kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian, sosial dan budaya termasuk
Negara Indonesia pada khususnya.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 17.506 pulau
dengan pantai sepanjang 81.000 km dan laut seluas 5,8 juta km2, memiliki
potensi kelautan dan perikanan yang luar biasa dan nyaris tidak tertandingi.
Potensi tersebut seharusnya memberikan sumber penghidupan yang layak bagi
masyarakat yang menjadikannya sebagai mata pencaharian. Namun dalam
kenyataannya, kualitas hidup mereka justru masih sangat jauh jika
dibandingkan dengan masyarakat yang memanfaatkan potensi sumber daya
alam lainnya.
Sebesar 70% atau sekitar 20 juta orang nelayan dan masyarakat pesisir
masih terjebak dalam kemiskinan dengan pendapatan per kapita per bulan 7-
10 dollar AS. Mengingat potensi wilayah pesisir dan laut di atas, maka peran
4
pemerintah sangat dibutuhkan dalam menentukan arah pembangunan daerah.
Perencanaan hendaknya dilakukan secara integral dan holistik dengan
melibatkan masyarakat lokal sehingga sumber daya alam dapat terjaga
kelestariannya dan masyarakat mendapatkan manfaat di bidang ekonomi.
Salah satu sektor yang dapat menyelaraskan berbagai tujuan
pembangunan tersebut adalah pengembangan wisata bahari wilayah pesisir.
Jenis wisata ini merupakan salah satu bentuk pariwisata yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan. Pengembangan wisata bahari wilayah pesisir
membuka peluang bagi masyarakat pantai sehingga aktivitasnya tidak hanya
menangkap ikan, tetapi juga melakukan kegiatan yang terkait dengan
kunjungan wisatawan seperti penyediaan jasa transportasi perahu tradisional
(sailing), menyelam di permukaan air (snorkeling), menyelam (diving),
memancing (fishing), berjalan-jalan di laut dan sebagainya.
Disamping itu pula, Indonesia merupakan negara yang mempunyai
potensi besar baik budaya maupun alamnya. Negara Indonesia bertekad
mengembangkan pariwisata bahari sebagai salah satu sumber pendapatan dan
penyediaan lapangan pekerjaan yang penting. Realisasi fungsi kepariwisataan
itu didukung dengan berbagai usaha antara lain pendayagunaan potensi
sumber daya alam dan mengembangkan kebudayaan di daerah tujuan wisata
serta unsur pelayanan sarana dan prasarana yang makin meningkat. Pariwisata
juga sebagai salah satu sektor andalan penghasil devisa negara sekaligus
sebagai pencipta lapangan kerja yang sangat berguna bagi masyarakat banyak.
Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata internasional yang
sangat terkenal di dunia. Sektor kepariwisataan telah menjadi motor penggerak
perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu
kepariwisataan merupakan bagian yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan
lagi dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan di Bali. Keindahaan
alam, serta kebudayaan Bali yang unik dan beraneka ragam identik dengan
ritual-ritual agama hindu, adat istiadat, flora dan fauna, yang dituntun atau
berpedoman pada falsafah Hindu dan keindahan alam menjadi daya tarik
5
tersendiri bagi para wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun
wisatawan nusantara.
Bali mempunyai 8 kabupaten dan 1 Kotamadya, hal ini
mengindikasikan bahwa Bali yang berukuran kecil memiliki banyak
keragaman dari setiap kabupaten atau kotanya sendiri. Kabupaten yang
terdapat di provinsi Bali antara lain adalah Kabupaten Jembrana, Kabupaten
Tabanan, Kabupaten Singaraja, Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli,
Kabupaten Klungkung, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Denpasar
sebagai satu-satunya kota yang dimiliki Bali dan juga menjadi Ibu Kota dari
Provinsi Bali. Salah satu yang menjadi daya tarik wisata di Bali terdapat di
Kabupaten Karangasem, sesuai Perda No 8 Tahun 2003, yakni penetapan
kawasan Pariwisata Candidasa yang membentang dari Pantai Pasir Tugel
(Desa Padang Bai) ke arah timur sampai Pantai Perasi Kelod, sepanjang 24 km
dengan kedalaman 1 km dari garis pantai. Luas efektif kawasan Pariwisata
Candidasa adalah 2400 Ha. Potensi investasi di wilayah ini adalah Pantai
Padang Bai, Pantai Buitan-Sengkidu, Pantai Candidasa, Pantai Pasir Putih
Perasi.
Salah satu potensi yang ada di kawasan Pariwisata Candidasa adalah
pengembangan Pantai Pasir Putih. Pantai Pasir Putih adalah pantai yang
berpasir putih di Kabupaten Karangasem dan salah satu pantai yang
merupakan teluk di antara perbukitan kecil. Pantai yang berkombinasi dengan
kawasan perbukitan ini merupakan wilayah antara dua desa yaitu Desa Perasi
Kecamatan Karangasem, yang merupakan pangkalan jukung-jukung (Perahu
Tradisional) nelayan masyarakat setempat.
Dalam perkembangan Pantai Pasir Putih telah dikunjungi banyak
wisatawan mancanegara yang datang untuk menikmati keindahan alam bawah
laut dan ada pula yang berjemur di tepi pantai ataupun berjalan-jalan di
sepanjang pantai. Areal Pantai Pasir Putih dengan wilayah pengembangannya
memiliki tofografi yang sangat spesifik, di sebelah utara, barat dan selatan
6
pantai dengan pasir putih itu merupakan daerah perbukitan, sehingga Pantai
Pasir Putih seolah merupakan sebuah teluk perbukitan yang memberikan
suasana kehidupan yang tenang dan nyaman bagi penghuni lingkungan ini.
Lokasi ini merupakan daerah yang dilalui jalur mata rantai obyek
wisata yang sudah berkembang di Kabupaten Karangasem, yaitu Obyek
Wisata Padangbai-Tenganan-Candidasa-Bias Putih (pasir putih)-Tirtagangga-
Puri Agung Karangasem-Taman Ujung. Di sekitarnya merupakan desa-desa
tua yang memiliki ragam budaya dan adat istiadat yang merupakan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan mancanegara, ini merupakan faktor pendukung yang
memperkuat potensi wilayah pengembangan. Namun, meskipun pantai ini
memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan lebih
maksimal, tetapi hingga saat ini belum ada pengelola yang serius terhadap
Pantai Pasir Putih ini, baik oleh pemerintah daerah, desa adat maupun
investor. Melihat keadaan ini, sebenarnya masyarakat Desa Adat Perasi sangat
menanti-nantikan dikembangkannya Pantai Pasir Putih ini agar dapat
meningkatkan lapangan pekerjaan serta pendapatan ekonomi masyarakat
lokal.
Untuk itu penelitian ini memfokuskan penelitian tentang strategi
pengembangan potensi objek wisata Pantai Pasir Putih dalam meningkatkan
tingkat kunjungan wisatawan serta citra objek tersebut, Dengan semakin
banyaknya kunjungan wisatawan ke Pantai Pasir Putih Perasi maka berbagai
upaya dilakukan untuk meningkatkannya, baik melalui sistem pengelolaan
maupun peningkatan kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah
kabupaten serta peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka perlu di
rumuskan terlebih dulu permasalahannya untuk memudahkan dalam
pembahasan selanjutnya, serta menentukan arah dari penelitian serta batasan
penelitian dan diajukan permasalahan yang terangkum dalam rumusan
masalah.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan di
bahas dalam panelitian ini adalah : - Apakah potensi yang dimiliki objek wisata Pantai Pasir Putih
Perasi? - Bagaimanakah strategi pengembangan yang dapat diterapkan untuk
mengelola objek wisata Pantai Pasir Putih Perasi sebagai objek
wisata bahari?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh objek wisata Pantai
Pasir Putih sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat
dengan tetap melistarikan lingkungannya.
- Untuk mengetahui strategi alternatif pengembangan objek wisata
pantai pasir putih yang dapat diterapkan untuk mengelola objek
wisata bahari Pantai Pasir Putih agar lebih maju dan barkembang.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Akademis
Secara akademis bagi mahasiswa penelitian ini merupakan kesempatan
untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang didapat di bangku kuliah,
khususnya bidang kajian manajemen objek dan daya tarik wisata alam,
sebagai sarana mengidentifikasikan, menganalisis serta memecahkan masalah
yang ada dalam masyarakat selain menambah wawasan pengetahuan
mahasiswa tentang masalah yang dikaji.
8
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi
bagi pihak-pihak terkait dalam pengambilan kebijakan serta memberi masukan
bagi manajemen objek wisata bahari pantai pasir putih mengenai strategi dan
program pengembangan yang tepat dalam memasarkan objek wisata bahari
Pantai Pasir Putih Perasi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya
Dalam sub bab ini diuraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang
dianggap relevan dengan penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, akan dipaparkan
penelitian terdahulu sebagai pembanding dengan penelitian ini.
Penelitian Marhaeni (2001) tentang “Strategi Pengembangan Potensi
Pantai Suluban Sebagai Objek Wisata Surfing Desa Pecatu, Kecamatan Kuta
Selatan, Kabupaten Badung” dinyatakan bahwa objek wisata pantai suluban
memiliki potensi alam yang cocok untuk dikembangkan sebagai wisata surfing
yang mengandalkan alam yaitu ombaknya yang besar dan selalu konsisten
setiap bulannya sebagai daya tarik utama di Pantai Suluban. Penelitian ini
dikaji dari sudut pandang wisata surfing, dimana tujuan dan pengembangan
Pantai Suluban yaitu untuk mengelola potensi yang dimiliki oleh objek wisata
Pantai Suluban sebagai wisata surfing yang mengandalkan keindahan alam
dengan ombaknya yang besar.
Hasil penelitian Sudiartha (2000) tentang “Pengembangan Wisata
Bahari di Pantai Ped Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten
Klungkung” didapatkan hasil bahwa Pantai Ped memiliki potensi fisik dan non
fisik dimana pengembangan dan pengelolaan objek wisata Pantai Ped dengan
memperhatikan potensi yang dimiliki, memperlancar transportasi, penataan
lingkungan dan kebersihan pantai untuk memberi kenyamanan bagi
wisatawan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Marhaeni tentang Pantai
Suluban, meskipun objek penelitiannya sama yaitu Pantai namun arah
pengembangannya berbeda. Pada penelitian Marhaeni arah pengembangannya
objek wisata Pantai Suluban memiliki potensi alam yang cocok untuk
10
dikembangkan sebagai wisata Surfing yang mengandalkan alam dengan
ombaknya yang besar. Demikian juga pada penelitian yang dilakukan
Sudiartha objek penelitiannya yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh
Sudiartha objek penelitian dan arah pengembangannya adalah Pengembangan
Wisata Bahari di Pantai Ped Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten
Kelungkung.
2.2 Diskripsi Konsep
2.2.1 Tinjauan Tentang Strategi Pengembangan
Kata strategi sebenarnya mempunyai banyak pengertian. Strategi
berasal dari kata Strategos atau strategic yang berarti jendral. Jadi strategi
artinya seni para jendral atau suatu cara untuk menempatkan pasukan atau
tentara di medan perang agar musuh dapat dikalahkan (Yoeti,1990).
Di bidang manajemen strategi sering diartikan sebagai suatu upaya
yang dilakukan untuk mencapai tujuan, dalam hal ini keuntungan yang
maksimal. Sedangkan secara harfiah, menurut Kamus Besar Indonesia edisi
kedua (1991), strategi diartikan sebagai berikut :
1. Ilmu dan seni yang menggunakan semua sumber daya yang ada
untuk melaksanakan kebijakan tertentu, baik dalam situasi perang
dan damai.
2. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh
dalam perang, dengan kondisi yang menguntungkan.
3. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus.
4. Tempat yang baik menurut siasat perang.
Dengan kata lain, strategi diartikan sebagai :
1. Proses, cara dan perbuatan untuk mengembangkan.
2. Membuka lebar-lebar, membentangkan.
3. Menjadi besar, maju, baik, dan sempurna
11
4. Pengembangan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke
sasaran yang dikehendaki.
Jadi, berdasarkan pengertian di atas, konsep yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menurut Kamus Besar Indonesia edisi kedua (1991)
dimana yang dimaksud dengan strategi pengembangan objek wisata dalam
penelitian ini adalah sebagai usaha-usaha terencana yang disusun secara
sistematis yang dilakukan untuk mengembangkan segala potensi yang ada
dalam usaha meningkatkan dan memperbaiki objek wisata sehingga
keberadaan objek wisata ini tetap diminati wisatawan yang nantinya dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak.
2.2.2 Tinjauan Tentang Potensi
Potensi dalam kepariwisataan dapat diartikan sebagai modal atau aset
yang dimiliki suatu daerah wisata (DTW) dan eksploitasi untuk kepentingan
ekonomi yang secara ideal terangkum didalamnya perhatian terhadap aspek-
aspek sosial dan budaya. Dalam pustaka kepariwisataan diidentifikasikan
bahwa manifestasi dari potensi wisata adalah segala atraksi yang dimiliki oleh
suatu wilayah atau secara rilnya objek wisata. Jadi secara kongkritnya potensi
wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi andalan daya tarik wisatawan
untuk mengunjungi suatu tempat. Daya tarik inilah yang sengaja ditonjolkan
dan mempunyai makna yang dapat diambil bahwa potensi wisata tidak lebih
merupakan identifikasi atraksi wisata sehingga perlu kiranya diungkap tentang
pengertian atraksi wisata.
Secara umum atraksi wisata dapat dibagi menjadi 2 antara lain :
a. Site Attraction yaitu suatu tempat yang bisa dipakai atau dijadikan
objek wisata seperti pemandangan alam dan tempat tertentu yang
menarik.
b. Event Attraction yaitu suatu kejadian yang menarik untuk dijadikan
atraksi kepariwisataan seperti pesta kesenian, upacara-upacara
tradisional dan pameran (Yoeti,1983:158).
12
Dengan demikian, potensi wisata merupakan segala sesuatu yang
terdapat didaerah tujuan wisata (DTW) atau Tourism Resort. Daerah tujuan
wisata adalah daerah atau tempat yang karena atraksinya, situasinya dengan
hubungan lalulintas dan fasilitas kepariwisataan menyebabkan tempat atau
daerah tersebut menjadi objek kunjungan wisatawan (Pendit,1994;63). Jadi
yang dimaksud dengan potensi wisata dalam penelitian ini adalah segala
sesuatu yang terdapat di Pantai Pasir Putih Perasi yang dikembangkan menjadi
daya tarik wisata.
2.2.3 Tinjauan Tentang Pantai
Pantai adalah bagian daratan yang berbatasan dengan laut. Jenis pantai
ada dua yaitu pantai landai dan pantai terjal. Pantai landai adalah pantai yang
hampir datar sedangkan pantai terjal adalah pantai yang curam.
Berdasarkan Kamus Besar Indonesia edisi kedua balai pustaka Tim
Penyusun Kamus pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, pantai adalah :
1. Tepi laut atau pesisir.
2. Perbatasan antara daratan dengan laut atau masa air lainnya dan bagian
yang dapat berpengaruh dari air tersebut.
3. Daerah pasang surut di pantai antara pasang tertinggi dengan surut terendah.
Pantai adalah daratan yang terdekat dengan laut. Dalam pembangunan
pariwisata Bali tidak terlepas dari keberadaan pantai sebagai salah satu potensi
wisata. Pantai dapat dikembangkan untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan. Dalam buku Geografi dan Kependudukan disebutkan jenis-jenis
Pantai sebagi berikut :
1 Pantai Haff adalah bagian dari laut yang terpisah dari pantai sebagai
akibat adanya sebuah lidah tanah.
2 Pantai Mangrove adalah pantai yang rendah dan ditumbuhi pohon
bakau.
3 Pantai Bertebing adalah pantai yang terletak di daerah pegunungan
dimana ombak selalu menghancurkan pantai dan mengakibatkan
terbentuknya dinding yang terjal.
13
4 Pantai Ria adalah sungai yang turun dan digenangi air laut.
5 Pantai Berkarang adalah Pantai yang terdapat di daerah yang terdapat
banyak karangnya.
Dalam hal ini konsep yang digunakan mengacu pada buku Geografi
dan kependudukan tentang pantai dimana Pantai Pasir Putih Desa Perasi
termasuk pantai bertebing dimana pemandangan alam pegunungan menambah
keindahan alam dan keasrian dari pantai ini.
2.2.4 Tinjauan Tentang Objek dan Daya Tarik Wisata
Dalam literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek
wisata seperti yang biasa di kenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata
mereka lebih banyak menggunakan istilah “ Tourist Attraction”, yaitu segala
sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah
tertentu (Yoeti, 1993 : 158). Selanjutnya Marrioti juga menjelaskan bahwa ada
3 syarat yang harus dipenuhi suatu daerah atau objek wisat yaitu:
1. Something to see
Daerah atau tempat tersebut harus ada objek dan daya tarik wisata yang
berbeda dengan yang dimiliki oleh daerah lain atau daya tarik khusus untuk
dapat dilihat oleh wisatawan.
2. Something to do
Daerah atau tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan,
harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat mereka betah
tinggal lebih lama di tempat tersebut.
3. Something to buy
Daerah atau tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja, terutama
barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa
pulang ke tempat daerah masing-masing.
Sedangkan menurut Undang-Undang No 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan, Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
14
2.2.5 Tinjauan Tentang Pengunjung / Wisatawan
Menurut Komite Ahli Stastistik Persatuan Bangsa-Bangsa tahun 1937,
wisatawan asing adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara, dan
tinggal lebih dari 24 jam dalam negara tersebut. Orang-orang yang dianggap
sebagai wisatawan adalah sebagai berikut :
1. Seseorang yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan, alasan
keluarga, kesehatan dan sejenisnya.
2. Seseorang maupun kelompok atau sekelompok orang yang
mengadakan perjalanan untuk rapat, pertemuan dan sejenisnya
(riset, ketatausahaan, hubungan diplomatik, keagamaan dan lain
sebagainya).
3. Orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk alasan bisnis
4. Orang-orang yang tinggal dalam pelayaran, walaupun mereka
tinggal kurang dari 24 jam (Mc intosh & Goldner, 1986 : 6).
Sedangkan wisatawan domestik menurut tinjauan dari komisi Sumber
Daya Pariwisata Nasional yang diterbitkan tahun 1973, adalah :
“Wisatawan yang bepergian jauh dari rumah dengan jarak minimal 50
mil (satu arah) untuk bisnis, kesenangan, keperluan pribadi, atau berbagai
tujuan lain kecuali untuk tujuan bekerja baik menginap ataupun kembali pada
hari yang sama (Mc intosh & Goldner, 1986 :8). Dari beberapa pengertian
tersebut maka yang dimaksud dengan wisatawan adalah “orang maupun
sekelompok orang yang melaksanakan perjalanan dari satu tempat ketempat
lain, tidak untuk mencari nafkah atau mendapatkan pekerjaan ditempat yang
dikunjungi, bersifat sementara waktu dan tinggal sekurang-kurangnya 24 jam
di tempat yang dituju”.
2.2.6 Tinjauan Tentang Wisata Alam
Wisata alam dapat diartikan sebagai suatu bentuk rekreasi dan
pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan ekosistemnya,
baik dalam bentuk asli maupun setelah adanya perpaduan dengan data cipta
manusia. Sedangkan objek wisata alam adalah alam beserta ekosistemnya,
15
baik asli maupun setelah adanya perpaduan dengan daya cipta manusia, yang
mempunyai daya tarik untuk dilihat dan dikunjungi wisatawan.
Objek wisata alam dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu :
1. Objek wisata alam yang berada di dalam kawasan konservasi. Antara lain
yang berupa taman nasional, taman wisata, taman baru, taman laut dan taman
hutan raya, dimana objek-objek wisata alam dalam kawasan konservasi adalah
berada dalam wewenang direktorat jendral perlindungan hutan dan pelestarian
alam.
2. Objek wisata alam yang berada di luar kawasan konservasi. Antara lain
berupa wana wisata atau taman safari yang biasanya dikelola oleh suatu badan
usaha baik milik negara atau swasta (Yoeti,1990).
Objek-objek wisata alam yang berada di dalam kawasan konservasi
sumber daya hutan perlu dikelola dan dimanfaatkan dalam unit-unit
pengelolaan yang perlu dirancang dan ditentukan tujuannya sesuai dengan
sumber daya alam yang dimilikinya. Unit-unit pengelolaan kawasan
konservasi sumber daya alam hayati hutan berdasarkan Undang-undang No. 5
tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati yang dapat
dikemukakan sebagai berikut :
(1). Kawasan suaka alam adalah suatu kawasan dengan ciri khas tertentu,
baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem
penyangga kehidupan. Kawasan suaka alam dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Cagar Alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau
ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya
berlangsung secara alami.
2. Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri-
ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwa yang untuk
16
kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap
habitatnya.
3. Cagar Biosfer adalah suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli,
ekosistem unik dan ekosistem yang telah mengalami degradasi yang
keseluruhan sumber alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi
kepentingan penelitian dan pendidikan.
(2). Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu,
baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan
pelestarian alam dibagi menjadi 3 antara lain :
1. Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem Zonasi yang dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budi daya, pariwisata dan rekreasi.
2. Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan
koleksi tumbuhan dan satwa yang alami atau buatan, jenis asli atau
bukan asli, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan
rekreasi.
3. Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang
dimanfaatkan untuk tujuan pariwisata dan rekreasi.
Dari beberapa kesimpulan diatas maka pariwisata alam yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah merupakan salah satu jenis dari pariwisata, dimana
yang membedakan dengan jenis pariwisata lainnya adalah penekanannya
(pariwisata alamnya) yang lebih berorientasi kepada kegiatan wisata di alam
bebas. Objek biasanya berupa semua kekayaan alam ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa, dengan tujuan untuk mempelajari, menikmati, mendekatkan diri
serta mengagumi segala perwujudan dan kekayaan alam tersebut. Perwujudan
17
dari kekayaan alam tersebut yang berupa : keindahan vegentasi, keunikan
fauna, keadaan geografis, iklim, material dan sebagainya.
2.2.7 Tinjauan Tentang Wisata Bahari
Dalam UU RI Tahun 1990 tentang kepariwisataan pada pasal 1 ayat 6
dinyatakan pengertian objek dan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang
menjadi sasaran wisata . Sedangkan dalam pasal 4 dinyatakan objek dan daya
tarik wisata berdasarkan penciptaanya dikategorikan menjadi dua yaitu :
(1) Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan yang berwujud keadaan alam,
flora, fauna dan,
(2) Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berupa museum,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, wisata agro, wisata baru,
taman rekreasi, seni budaya, dan wisata tirta.
Wisata tirta adalah wisata yang memenfaatkan potensi perairan sebagai
daya tarik wisata. Secara umum, potensi perairan ini dikelola oleh manusia
dengan menggali potensi keindahan beserta flora dan fauna yang hidup
didalamnya, memanfaatkan tantangan yang digunakan dalam wisata tirta ini
adalah perairan yang memiliki daya tarik wisata seperti air sungai
(pemandangan air terjun, arung jeram), laut beserta pantainya (pemandangan,
watersport, pembuatan garam tradisional, terumbu karang), waduk (rekreasi,
watersport) dan danau (pemandangan, watersport).
Luasnya laut di Indonesia merupakan potensi yang sangat besar untuk
mendukung pariwisata yang menggunakan air sebagai daya tarik utama.
Wisata bahari adalah istilah yang digunakan untuk wisata yang khusus
menggunakan air laut sebagai daya tariknya.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Adapun Penelitian ini dilakukan di objek wisata Pantai Pasir Putih
yang berlokasi di Kabupaten Karangasem tepatnya di Desa Perasi, Kecamatan
Karangasem. Jarak dari pusat Kota Karangasem ke objek wisata Pantai Pasir
Putih berjarak ± 5 kilometer dari Kota Amlapura menuju ke arah barat, dan
kira-kira 75 kilometer dari Kota Denpasar dengan tenggang waktu ± 2 jam.
Lokasi ini merupakan daerah yang dilalui jalur mata rantai obyek
wisata yang sudah berkembang di Kabupaten Karangasem, yaitu obyek Wisata
Padangbai-Tenganan-Candidasa-Bias Putih (pasir putih)-Tirtagangga-Puri
Agung Karangasem-Taman Ujung. Di sekitarnya merupakan desa-desa tua
yang memiliki ragam budaya dan adat istiadat yang merupakan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan mancanegara, ini merupakan faktor pendukung yang
memperkuat potensi wilayah pengembangan.
3.2 Definisi Operational Variabel
Guna memperjelas dan membatasi masalah penelitian ini maka secara
operasional yang dimaksud dengan variabel dari masalah yang diteliti dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Potensi Pantai Pasir Putih
Potensi merupakan suatu aset yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan
wisata yang akan dieksploitasi untuk kepentingan ekonomi dengan tidak
mengesampingkan aspek sosial budaya. Potensi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah segala sesuatu yang terdapat di objek wisata Pantai Pasir
Putih atau Bias Putih di Desa Perasi baik itu potensi fisik maupun potensi non
fisik yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi salah satu objek dan
19
daya tarik wisata bahari sehingga dapat menarik wisatawan untuk
menjatuhkan pilihannya berwisata di Bali timur sehingga dapat menunjang
kepariwisataan di Kabupaten Karangasem pada umumnya serta dapat
meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan Desa Perasi pada khususnya.
Salah satu potensi yang ada di Kawasan Pariwisata Karangasem adalah
pengembangan Pantai Bias Putih. Pantai Bias Putih adalah salah suatu pantai
yang merupakan teluk di antara dua perbukitan kecil yang memiliki pasir
berwama putih. Pantai yang berkombinasi dengan kawasan perbukitan ini
merupakan wilayah Desa Perasi Kecamatan Karangasem, merupakan
pangkalan jukung - jukung (Perahu tradisional) nelayan masyarakat setempat.
Dalam perkembangannya Pantai Bias Putih telah dikunjungi banyak
wisatawan mancanegara yang datang hanya sekadar menikmati keindahan
alam bawah laut sambil berjemur di tepi pantai ataupun berjalan-jalan di
sepanjang pantai. Areal Pantai Bias Putih dengan wilayah pengembangannya
memiliki tofografi yang sangat spesifik, di sebelah utara, barat dan selatan
pantai dengan pasir putih itu merupakan daerah perbukitan, sehingga Pantai
Bias Putih seolah merupakan sebuah teluk perbukitan yang memberikan
suasana kehidupan yang tenang dan nyaman bagi penghuni lingkungan ini.
Selain wisatawan mancanegara, banyak pula wisatawan nusantara dan
masyarakat lokal yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pasir Putih, aktivitas
yang dapat dilakukan wisatawan lokal di objek wisata tersebut adalah jalan-
jalan menelusuri pesisir pantai, memancing, main sepak bola, main voli,
berenang dan lainnya.
1. Potensi fisik mencakup potensi alam berupa kondisi geografis, dan
keadaan alam Pantai Pasir Putih Desa Perasi, sarana dan prasarana
berupa akomodasi, restoran, dan aksesibilitas.
2. Potensi non fisik mencakup potensi sosial budaya yaitu potensi yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat yang berupa adat istiadat,
20
agama, kesenian dan kebiasaan serta cara hidup. Sedangkan potensi
ekonomi adalah mata pencaharian.
b. Strategi Pengembangan
Strategi pengembangan Pantai Pasir Putih menjadi objek wisata bahari
yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan suatu rencana, metode dan
proses yang dilakukan untuk mengembangkan dan memajukan potensi yang
telah ada. Dalam penelitian ini data tentang strategi pengembangan potensi
berupa faktor pengembangan (tingkat aksesibilitas, fasilitas-fasilitas yang
tersedia, sumber daya manusia yang ada di lokasi penelitian yang dilihat dari
segi kekuatan, kelemahan, peluang, dan juga ancaman). Dari hal tersebut akan
muncul program-program strategi pengembangan potensi Pantai Pasir Putih
sebagai wisata bahari.
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini
dibedakan menjadi :
1. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi-informasi yang
relevan dalam penelitian ini : data tentang gambaran lokasi penelitian,
serta potensi-potensi yang dimiliki objek wisata Pantai Pasir Putih.
2. Data kuantitatif yaitu data yang dapat diukur secara langsung berupa
angka-angka seperti : jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten
Karangasem, jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Pasir Putih,
jumlah penduduk Desa Perasi.
3.3.2 Sumber Data
Berdasarkan sumbernya data yang dipergunakan dalan penelitian ini
diklasifikasikan menjadi dua antara lain :
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasi
penelitian yang didapat melalui proses obsevasi lapangan, wawancara
21
langsung dengan pihak pengelola dan kepala desa, kuisioner yang
disebarkan kepada wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai
Pasir Putih dan masyarakat setempat.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak ketiga yang bukan
merupakan sumber pertama yang berupa arsip-arsip atau dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan meliputi :
data tentang kunjungan wisatawan ke Kabupaten Karangasem, jumlah
kunjungan wisatawan ke objek wisata Pantai Pasir Putih dan literatur-
literatur yang menunjung dalam penelitian ini.
3.4 Teknik dan Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
meliputi :
1.Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian secara sistematis
menggunakan panca indra dibantu dengan pencatatan dan dokumentasi untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti, aksesibilitas,
fasilitas dan juga pengelola objek wisata Pantai Pasir Putih.
2. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab
langsung kepada pihak-pihak yang relevan untuk mendapatkan informasi
dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Teknik wawancara terstruktur ditujukan kepada kepala desa dan
pengelola objek wisata yang akan diteliti.
3. Kuesioner
Kuesioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan kuesioner kepada responden dengan menentukan instrument
berupa kuesioner terstruktur. Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui
persepsi wisatawan terhadab keberadaan objek wisata Pantai Pasir Putih.
22
4. Studi Pustaka
Metode studi pustaka yaitu cara pengumpulan data baik itu yang
berbentuk konsep-konsep ataupun informasi-informasi yang diambil dari
artikel-artikel majalah yang memprofilkan Pantai Pasir Putih, laporan-laporan
penelitian sebelumnya, dan literatur-literatur yang menunjang atau memiliki
relevansi dengan permasalahan pengembangan wisata bahari.
3.5 Teknik Pengambilan / Penentuan Informan
Dalam penelitian ini teknik penentuan informan yang digunakan
adalah secara purposive sampling yaitu penentuan informan dalam hal ini
yang diambil atau dipilih secara sengaja adalah tokoh yang mampu
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan peneliti.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif yaitu gambaran dari data yang disusun secara sistematis,
aktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada. Dalam analisis ini juga
menggunakan pendekatan SWOT untuk mengkaji potensi yang dimiliki Pantai
Pasir Putih sebagai objek wisata bahari yaitu :
1. Strength atau kekuatan dalam penelitian ini adalah hal-hal yang
merupakan kelebihan Pantai Pasir Putih dan layak untuk
dikembangkan dan dikelola dengan memanfaatkan potensi yang ada. 2. Weakness atau kelemahan dalam penelitian ini adalah hal-hal yang
merupakan penghambat dalam pengembangan Pantai Pasir Putih
sebagai objek wisata bahari yang harus ditangani. 3. Opportunities atau peluang dalam penelitian ini adalah keadaan yang
mendapatkan keuntungan bila dapat memanfaatkannya. Peluang
tersebut dapat disebabkan oleh kondisi permintaan yang meningkat,
kemauan politik atau kebijakan pemerintah.
23
4. Threats atau tantangan dalam penelitian adalah keadaan yang apabila
dibiarkan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
ketidakberhasilan yang harus diwaspadai. Setelah diadakan analisis maka disusunlah strategi pengembangannya.
Proses penyusunan dimulai pada pengidentifikasian potensi dan masalah,
dalam penelitian ini diperoleh dari kegiatan observasi, wawancara yang
merupakan tanggapan atau persepsi informasi kunci seperti tokoh masyarakat
Desa Perasi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem. Potensi dan
masalah tersebut digunakan untuk mengetahui faktor internal dan faktor
eksternal atau permasalahan suatu daerah, sebagai latar belakang
dimunculkannya visi dan tujuan pengembangan.
Sasaran pengembangan diperjelas dengan pengadaan program
pengembangan yang berpijak pada persepsi responden penelitian dalam
menentukan arah rencana pengembangan. Proses penyusunan strategi
pengembangan disajikan dalam bagan pada Gambar 3.1.
24
Gambar 3.1
Proses Penyusunan Strategi Pengembangan
Identifikasi
Potensi Masalah
Faktor
Internal
Analisa
Situasi
Faktor Eksternal
Strenght Weakness Opportunities Thearts
Persepsi
Pokok Permasalahan
Visi
Tujuan
Asumsi Sasaran kebijakan
Program Pengembangan
Sumber : Hasil Modifikasi dari Proses Perencanaan Strategik (Rangkuti,
2002:18).
25
Setelah merumuskan sasaran pengembangan maka untuk membuat
program-program pengembangan mengacu pada metrik SWOT yang
berdasarkan pada hasil analisis SWOT terhadap potensi Pantai Pasir Putih
Perasi. Berikut dapat dilihat model dari matrik SWOT.
Tabel 3.1
Matrik SWOT
IFAS
EFAS
STRENGHT (S)
Tentukan faktor
kekuatan internal.
WEAKNESS (W)
Tentukan faktor
kelemahan internal.
OPPORTUNITIES (O)
Tentukan faktor peluang
eksternalnya.
STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang.
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
THREATHS (T)
Tentukan faktor ancaman
eksternalnya.
STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi
ancaman.
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman.
Sumber : Freddy Rangkuti, 2002
Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan
empat set kemungkinan alternatif strategis.
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perencana dan
pengelola objek wisata Pasir Putih Perasi yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-
besarnya.
26
2. Strategi ST
Strategi ini adalah dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perencana.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan ynag bersifat defensive
dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan ini akan menguraikan tentang gambaran umum
daerah penelitian. Dilanjutkan uraian tentang pengembangan objek wisata
Pantai Pasir Putih serta potensi, kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman objek
wisata Pantai Pasir Putih Perasi, selain itu juga diuraikan tentang strategi
pengembangan yang dapat diterapkan pada objek wisata Pantai Pasir Putih
Perasi untuk dijadikan sebagai wisata bahari.
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pantai Pasir Putih Perasi adalah salah satu pantai yang merupakan
teluk diantara dua perbukitan kecil dan merupakan pantai yang berpasir putih
di Kabupaten Karangasem. Pantai yang berkombinasi dengan kawasan
perbukitan ini merupakan wilayah Desa Perasi, Kecamatan Karangasem, yang
merupakan pangkalan jukung-jukung (Perahu tradisional) nelayan masyarakat
setempat.
Lokasi ini merupakan daerah yang dilalui jalur mata rantai obyek
wisata yang sudah berkembang di Kabupaten Karangasem, yaitu Obyek
Wisata Padangbai-Tenganan-Candidasa-Bias Putih (pasir putih)-Tirtagangga-
Puri Agung Karangasem-Taman Ujung. Di sekitarnya merupakan desa-desa
tua yang memiliki ragam budaya dan adat istiadat yang merupakan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan mancanegara, ini merupakan faktor pendukung yang
memperkuat potensi wilayah pengembangan.
4.1.1 Letak Geografis Desa Perasi
Desa Perasi terletak di Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem. Lokasi ini dapat dicapai melalui jalan darat dengan jarak dari
pusat kota Karangasem ke objek wisata Pantai Pasir Putih berjarak ± 5
kilometer dari Kota Amlapura menuju ke arah barat, dan kira-kira 75
kilometer dari Kota Denpasar dengan tenggang waktu ± 2 jam.
28
Batas-batas Desa Perasi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Adat Timrah.
Sebelah Timur : Desa Adat Jasri.
Sebelah Selatan : Selat Lombok
Sebelah Barat : Desa Adat Bugbug
4.1.2 Keadaan Alam Desa Perasi
Wilayah Desa Perasi sebagian besar adalah wilayah persawahan dan
hanya sebagian kecil merupakan wilayah perumahan penduduk. Dari data ada
luas wilayah Desa perasi adalah 497.372 Ha, yang meliputi tanah tegalan
65.935 Ha, tanah perbukitan 49.000 Ha, tanah persawahan 212.893 Ha, dan
tanah perumahan 17.505 Ha. Keadaan iklim di Desa Perasi pada umumnya
dipengaruhi oleh iklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau yang silih berganti sepanjang tahun, dimana temperatur pada
musim kemarau dan musim hujan tidak jauh berbeda dengan dengan curah
hujan rata-rata 2.400 mm per tahun.
4.1.3 Keadaan Demografi
Berdasarkan profil Desa Adat Perasi tahun 2008 dapat diketahui bahwa
jumlah penduduk keseluruhan adalah 2.572 orang dengan 657 Kepala
Keluarga (KK) yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.299 orang dan
perempuan sebanyak 1.273 orang. Lebih jelasnya akan diuraikan secara rinci
penduduk Desa Perasi Berdasarkan usia, mata pencaharian dan tingkat
pendidikan.
a. Keadaan Penduduk berdasarkan usia
Penduduk yang terdata berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Penduduk Desa Perasi
Berdasarkan Golongan Usia
NO Golongan
Usia (Tahun)
Ket Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 00-05 Balita 203 7,9
29
2 06-12 Anak-anak 116 4,5
3 13-17 Remaja 198 7,7
4 18-59 Dewasa 896 34,8
5 60-keatas Lansia 1.159 45,1
Jumlah 2.572 100
Sumber : Monografi Desa Perasi 2015
Berdasarkan Tabel 4.1 penduduk Desa Perasi berdasarkan golongan
usia yang paling banyak adalah golongan usia 60-keatas atau disebut dengan
lansia dengan jumlah 1.159 orang dengan persentase 45,1%, Dewasa 896
orang dengan persentase 34,8%, Balita 203 orang dengan persentase 7,9%,
Remaja 198 orang dengan persentase 7,7%, dan Anak-anak 116 orang dengan
persentase 4,5%.
b. Keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian Penduduk yang terdata berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat
pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Penduduk Desa Perasi
Berdasarkan Mata Pencaharian
NO Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Presentase (%)
1 Pegawai Negeri Sipil 42 1,6
2 ABRI 28 1,1
3 Swasta 166 6,5
4 Pedagang 164 6,4
5 Pertukangan 142 5,5
6 Buruh tani 550 21,4
7 Petani 1.317 51,2
8 Nelayan 25 1,0
9 Pengangguran 138 5,3
Jumlah 2.572 100
Sumber : Monografi Desa Perasi, 2015
30
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas sebagaian besar memiliki mata
pencaharian sebagai petani 1.317 orang dengan persentase 51,2%, Buruh 550
orang dengan persentase 21,4%, Swasta 166 orang dengan persentase 6,5%,
Pedagang 164 orang dengan persentase 6,4%, Pertukangan 142 orang dengan
persentase 5,5%, Pengangguran 138 orang dengan persentase 5,3%, PNS 42
orang dengan persentase 1,6%, ABRI 28 orang dengan persentase 1,1%,
Nelayan 25 orang dengan persentase 1,0%.
c. Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Penduduk yang terdata berdasarkan atas tingkat pendidikannya dapat
dilihat pada table 4.3.
Tabel 4.3
Penduduk Desa Perasi
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 SD 650 25,3
2 SLTP 704 27,4
3 SMU 164 6,4
4 Akademi/Diploma 98 3,8
5 Sarjana 97 3,8
6 Tidak sekolah 859 33,3
Jumlah 2.572 100
Sumber : Monografi Desa Perasi, 2015
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas tingkat pendidikan penduduk Desa Perasi
yang paling dominan adalah tidak sekolah 859 orang dengan persentase
33,3%, SLTP 704 orang dengan persentase 27,4%, SD 650 orang dengan
persentase 25,3%, SMU 164 orang dengan persentase 6,4%,
Akademi/Diploma 98 orang dengan persentase 3,8%, Sarjana 97 orang dengan
persentase 3,8%.
31
4.2 Potensi Pantai Pasir Putih Sebagai Objek Wisata Bahari
Pantai Pasir Putih memiliki daya tarik wisata tersendiri di antara
pantai-pantai yang terdapat di Kabupaten Karangasem. Keunikan bawah laut
dan ombaknya yang tenang menjadi kekuatan (Strenght) dalam menarik
wisatawan untuk Snorkeling. Pantai Pasir Putih sangat cocok dikembangkan
menjadi objek wisata bahari karena Pantai Pasir Putih memiliki potensi bawah
laut yang masih alami dengan ombaknya yang tenang.
4.2.1 Potensi Fisik
1. Ombak yang tenang
Ombak menjadi persyaratan utama dalam melakukan aktivitas
snorkeling dan wisata bahari lainnya. ombak di Pantai Pasir Putih relative
tenang sehingga memungkinkan untuk dikembangkannya sebagai wisata
bahari. Di samping ombak yang tenang tersebut, terdapat juga pemandangan
bawah laut yang unik dan menarik dimana di bawah laut ini terdapat ikan hias
yang berukuran kecil dengan warna yang beranekaragam dan ditambah pula
kerang laut yang terdapat di dalamnya sehingga masih kelihatan alami.
1. Pasir yang berwarna putih.
Pantai Pasir Putih Merupakan pantai yang sangat indah yang
dikelilingi perbukitan dan tebing yang masih alami. Pantai Pasir Putih perasi
ini memiliki ciri khas yang jarang ada di pantai lainnya di belahan bumi yaitu
berupa batu karang yang bentuknya menyerupai kumpulan patung yang berada
di tebing sebelah kanan dan kiri. Disamping itu pula Pantai Pasir Putih Perasi
merupakan pantai yang pasirnya berwarna putih di Kabupaten Karangasem.
2. Tempat pangkalan perahu tradisional (Jukung) nelayan setempat
Sebagai pantai yang merupakan pangkalan perahu jukung tradisional
nelayan setempat merupakan daya tarik tersendiri bagi Pantai Pasir Putih
Perasi. Hal ini dapat memberikan nilai lebih dari pantai ini sendiri karena
pemandangan perahu berjajar yang sedang beristirahat di bibir pantai
merupakan daya tarik sendiri bagi pengunjung. Perahu jukung tradisional para
nelayan ini juga dapat disewa para pengunjung apabila ingin mengunjungi satu
32
pulau kecil yang berada di dekat pantai ini. Pulau ini memiliki keunikan yaitu
apabila dilihat dari kejauhan hanya ditumbuhi satu jenis pohon di puncak
pulau ini. Selain dapat disewa, para pengunjung yang ingin membeli ikan
segar juga dapat melakukannya langsung kepada para nelayan yang baru saja
pulang dari mencari ikan. Dengan membeli langsung pada para nelayan, selain
mendapatkan ikan yang masih segar, para pengunjung juga bisa mendapatkan
ikan dengan harga yang lebih murah.
3. Berdekatan dengan objek wisata lainnya
Pantai Pasir Putih Perasi merupakan daerah yang dilalui jalur mata
rantai obyek wisata yang sudah berkembang di Kabupaten Karangasem, yaitu
Obyek Wisata Padangbai-Tenganan-Candidasa-Bias Putih (pasir putih)-
Tirtagangga-Puri Agung Karangasem-Taman Ujung. Di sekitarnya merupakan
desa-desa tua yang memiliki ragam budaya dan adat istiadat yang merupakan
daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara, ini merupakan faktor
pendukung yang memperkuat potensi wilayah pengembangan. Disamping itu
pula dapat memudahkan wisatawan yang berkunjung melalui satu jalur mata
rantai, kondisi seperti ini sangat cocok dikembangkan menjadi paket wisata.
4.2.2 Potensi Non Fisik
1. Sikap masyarakat
Masyarakat Desa Perasi pada umumnya bersikap ramah tamah dan
terbuka menerima siapa saja yang ingin berkunjung ke objek wisata Pantai
Pasir Putih Perasi. Bahkan mereka sangat mendukung rencana pengembangan
potensi Pantai Pasir Putih Perasi sebagai objek wisata bahari. Hal ini dapat
dilihat dari uraian tentang persepsi masyarakat terhadap pengembangan Pantai
Pasir Putih Perasi sebagai objek wisata bahari.
2. Kegiatan yang dilakukan sehari-hari
Pada umumnya mata pencaharian penduduk Desa Perasi sebagian
besar adalah petani. Selain menjadi petani masyarakat Desa Perasi juga
bekerja sebagai peternak sapi tradisional dan nelayan. Kegiatan mereka sehari-
hari sebagai petani dan nelayan dapat menjadi daya tarik tersendiri yang dapat
33
dijual kepada para pengunjung. Selain itu pengunjung juga dapat dilibatkan
dalam kegiatan tersebut sehingga dapat menjadi suatu pengalaman bagi
wisatawan yang berkunjung.
4.2.3 Sarana dan Prasarana
Suatu objek wisata dapat berkembang apabila didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai. Sampai saat ini objek wisata Pantai Pasir Putih
Perasi didukung oleh fasilitas berupa areal parkir, warung makan dan kursi
santai yang disediakan untuk para pengunjung yang ingin melihat
pemandangan Pantai Pasir Putih tersebut.
4.2.4 Aksesibilitas
Tingkat aksesibilitas atau kemudahan dalam menjangkau objek wisata
merupakan hal yang sangat vital dalam dunia pariwisata. Kondisi aksesibilitas
tersebut dapat dilihat dari faktor berikut ini :
1. Jalan menuju objek wisata
Kondisi jalan yang menghubungkan objek wisata Pantai Pasir Putih
Perasi dengan daerah luar kawasan objek terdiri dari dua jenis jalan yaitu jalan
raya, dan jalan tanah. Jalan raya yang menghubungkan Pantai Pasir Putih
Perasi dengan objek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Karangasem sudah
dalam kondisi aspal yang baik namun jalan yang menghubungkan Pantai Pasir
Putih Perasi dengan jalan raya masih berupa jalan yang sebagian sudah diaspal
dan sisanya masih jalan tanah.
2. Biaya
Biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung yang ingin berkunjung ke
objek wisata Pantai Pasir Putih tergolong sangat murah. Pengunjung hanya
harus membayar biaya parkir kendaraan sebesar Rp. 1.000 untuk kendaraan
roda dua, sedangkan pengunjung yang menggunakan kendaraan roda empat
dikenakan biaya sebesar Rp.2.000.
34
4.3 Analisis SWOT Strategi Pengembangan Potensi Pantai Pasir Putih
Perasi Sebagai Objek Wisata Bahari
Untuk mengkaji kondisi dan keadaan Pantai Pasir Putih Perasi sebagai
objek wisata bahari dipergunakan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, and Thretment). Analisis ini akan melihat segi kekuatan,
kelemahan, tantangan, dan peluang yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan di Pantai Pasir Putih Perasi. Berikut ini akan disajikan hasil
dari analisis tersebut.
4.3.1 Kekuatan ( Strength )
Kekuatan yang dimaksud adalah daya tarik dan segala sesuatu yang
dimiliki oleh Pantai Pasir Putih Perasi yang dapat dikembangkan sehingga
nantinya dapat bertahan dan bersaing dengan objek wisata lainnya yang
memiliki kesamaan. Kekuatan yang dimiliki oleh Pantai Pasir Putih Perasi
sebagai objek wisata bahari antara lain :
1. Potensi Fisik
Potensi fisik yang dimiliki Pantai Pasir Putih Perasi yaitu memiliki
ombak yang tenang, air laut yang jernih, pantai yang pasirnya putih di
Kabupaten Karangasem, memiliki bawah laut yang indah dan masih alami
serta terdapat ikan hias dan terumbu karang yang beranekaragam. Selain itu
objek wisata ini juga berdekatan dengan objek wisata lainnya di kawasan
objek wisata Candidasa yang sangat terkenal.
2. Potensi Non Fisik
Potensi non fisik yang terdapat di Pantai Pasir Putih Perasi berupa
masyarakat yang ramah tamah serta terbuka bagi pengunjung. Masyarakat
disini juga memiliki kegiatan sehari-hari yang cukup menarik untuk
ditawarkan kepada para pengunjung untuk terlibat didalamnya. Disamping itu
pula kondisi iklim di pantai ini cukup sejuk karna masih banyak pohon kelapa
disekitarnya sehingga sangat nyaman untuk bersantai dan menghilangkan
kesumpekan.
35
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan wisata di Pantai
Pasir Putih Perasi adalah berupa tempat parkir, warung makan dan minuman,
serta kursi santai untuk para pengunjung.
4. Aksesibilitas
Pantai Pasir Putih Perasi berada dalam mata rantai kawasan wisata
Candidasa, sehingga jalur menuju pantai ini sudah di aspal dengan baik
ditambah lagi adanya jalan By Pass Ida Bagus Mantra yang semakin
memudahkan pengunjung yang berasal dari Kota Denpasar untuk mencapai
Pantai Pasir Putih Perasi ini.
5. Sumber Daya Manusia
Penduduk Desa Perasi memiliki angkatan dan semangat kerja yang
tinggi sehingga bisa diberdayakan untuk bekerja di sektor pariwisata seperti
pramuwisata, pramusaji atau yang lainnya untuk mendukung objek wisata
Pantai Pasir Putih Perasi.
4.3.2 Kelemahan ( Weakness )
1. Potensi Fisik
Lokasi objek wisata yang berada di perbukitan dan sebagian jalan dari
jalan raya menuju pantai yang belum diaspal membuat jalan menjadi sedikit
berbahaya untuk dilalui pada musim hujan karena licin dan berlumpur. Hal ini
membuat pengunjung batal ke objek wisata Pantai Pasir Putih Perasi.
2. Potensi Non Fisik
Kegiatan masyarakat seperti bertani dan mengembalakan ternak masih
belum ada pembinaan sehingga masih perlu banyak pembinaan dan
pengaturan untuk bias menjadi suatu paket wisata. Disamping itu kegiatan
para nelayan yang tidak mengenal waktu dalam menangkap ikan dapat
mengganggu kenyamanan wisatawan yang berkunjung.
3. Sarana dan Prasarana
Kurangnya fasilitas untuk menyelam atau snorkeling, sehingga
wisatawan yang datang harus membawa alat snorkeling sendiri-sendiri.
36
Disamping itu tata letak warung-warung yang kurang teratur di pinggiran
pantai sehingga wisatawan yang berkunjung merasa kurang nyaman dan
kurangnya fasilitas seperti toilet umum, serta jaringan listrik yang belum
menjangkau Pantai Pasir Putih Perasi ini.
4. Aksesibilitas
Meskipun jalan dari pusat Kota Denpasar menuju Kota Karangasem
sudah cukup lebar dengan kondisi aspal yang cukup baik, namun jalan menuju
pantai dari jalan raya masih sebagian yang sudah diaspal, dan sebagian lain
masih berupa jalan tanah sehingga licin dan berlumpur pada waktu musim
hujan.
5. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia penduduk Desa Perasi sebagian besar masih
kurang memiliki ketrampilan di bidang pariwisata dan masih banyak yang
berpendidikan rendah, hal ini dapat membuat kompetensinya kalah dengan
tenaga kerja luar.
4.3.3 Peluang ( Opportunities )
1. Potensi Fisik
Dalam perjalanan menuju Pantai Pasir Putih Perasi dapat dijumpai
pemandangan alam perbukitan, pedesaan, pemandangan bawah laut yang
masih alami dan pantai yang memiliki pasir yang berwarna putih di Kabupaten
Karangasem. Semua potensi yang dimiliki oleh objek wisata Pantai Pasir Putih
Perasi ini dapat disiarkan melalui stasiun Bali TV, melalui internet dan
beberapa media massa berupa majalah-majalah pariwisata sebagai media
untuk mendukung usaha promosi. Selain itu di Bali terdapat banyak
perusahaan perjalanan yang dapat dijadikan mitra dalam mempromosikan
objek wisata Pantai Pasir Putih Perasi sebagai paket wisata bahari.
2. Potensi Non Fisik
Dengan berkembangnya objek wisata Pantai Pasir Putih Perasi maka
dapat diharapkan dapat memacu masyarakat untuk melestarikan lingkungan
dan mempertahankan adat istiadat dan budaya yang merupakan penunjang
37
kegiatan pariwisata di Pantai Pasir Putih Perasi. Selain itu saat ini ada
kecendrungan masyarakat dunia dalam gerakan ”back to nature” menjadi
pendukung berkembangnya wisata bahari, hal ini menjadi peluang Pantai Pasir
Putih Perasi untuk menjaring wisatawan jenis ini.
3. Sarana dan Prasarana
Dengan berkembangnya objek wisata ini maka jalan dari jalan raya
menuju pantai pasti akan diperbaiki atau diaspal oleh Pemda Kabupaten
Karangasem. Selain itu objek wisata Pantai Pasir Putih Perasi lokasinya dekat
dengan objek wisata Candidasa yang telah berkembang lebih dahulu, sehingga
disana telah terdapat banyak hotel, restoran, pasar lokal dan lain sebagainya
yang dapat menunjang kegiatan wisata di Pantai Pasir Putih Perasi.
4. Aksesibilitas
Pembangunan jalan bebas hambatan atau disebut By Pass dengan jalur
dari Kota Denpasar menuju Kabupaten Karangasem merupakan peluang baru
bagi objek wisata di Kabupaten Karangasem agar lebih berkembang, salah
satunya yaitu Pantai Pasir Putih Perasi.
5. Sumber Daya Manusia
Meskipun tidak banyak penduduk Desa Perasi yang memiliki dan
menguasai ilmu pariwisata, namun seiring dengan berkembangnya
perekonomian penduduk Desa Perasi telah mampu untuk mengirim putra-putri
daerah mereka menempuh pendidikan pariwisata di Kota Denpasar. Hal ini
tentu akan memunculkan intelektual muda di Desa Perasi yang mampu
memenuhi kebutuhan desa ini akan tenaga kerja menguasai bidang
kepariwisataan.
4.3.4 Tantangan ( Threats )
1. Potensi Fisik
Usaha promosi yang masih kurang dilakukan dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Karangasem menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan
Pantai Pasir Putih Perasi sebagai objek wisata bahari.
38
2. Potensi Non Fisik
Apabila objek wisata Pantai Pasir Putih Perasi berkembang pesat dan
tidak ada pembinaan terhadap masyarakat, maka akan ada kecendrungan
masyarakat sekitar akan beralih mata pencaharian. Dari masyarakar yang
dulunya bercocok tanam sebagai petani atau peternak sapi akan beralih ke
sektor pariwisata yang dianggap lebih menguntungkan.
3. Sarana dan Prasarana
Seiring dengan berkembangnya Pantai Pasir Putih Perasi sebagai objek
wisata, maka akan berkembang dan bertambah pula jumlah warung-warung
yang berada di pinggiran pantai. Dengan bertambahnya warung-warung ini
tanpa diimbangi usaha pembinaan, maka posisi dan limbah yang dihasilkan
akan dapat merusak Pantai Pasir Putih Perasi itu sendiri.
4. Aksesibilitas
Jalanan yang menghubungkan jalan raya dengan Pantai Pasir Putih ini
masih berupa jalan tanah dan sebagian telah diaspal namun dengan kualitas
yang rendah. Jalanan ini telah rusak dan berlubang di beberapa bagian
sehingga mengganggu dan membahayakan pengunjung. Terlebih lagi pada
musim hujan, jalan ini menjadi berlumpur dan berlubang menjadi tidak
terlihat. Hal ini dikhawatirkan akan membuat pengunjung enggan untuk
berkunjung ke Pantai Pasir Putih Perasi.
5. Sumber Daya Manusia
Berkembangnya Pantai Pasir Putih Perasi akan memicu masuknya
tenaga kerja dari luar ke Desa Perasi untuk mencari pekerjaan dan tentu saja
hal ini akan mengancam tenaga kerja lokal.
Secara garis besar hasil analisis SWOT terhadap strategi
pengembangan potensi Pantai Pasir Putih sebagai objek wisata bahari, dapat
dilihat pada Tabel 4.4
39
Tabel 4.4
Analisis SWOT Strategi Pengembangan Potensi Pantai Pasir Putih Perasi
Matrik Analisis
SWOT
Strength (S)
Weakness (W)
IFAS
EFAS
1. Ombak tenang dan air
laut jernih
2. Pemandangan bawah
laut masih alami
3. Dekat dengan objek
wisata lainnya
4. Pantai dengan pasir
yang berwarna putih
5. Pantai yang di kelilingi
bukit dan tebing
6. Tersedia areal parkir
dan warung makan
1. Belum dikembangkan
dan dikelola oleh
pemerintah
2. Jalan licin pada musim
hujan
3. Tidak ada penyewaan
alat snorkeling
4. Kurangnya modal
5. Mutu SDM rendah
6. Penginapan tidak
berada di lokasi Pantai
Pasir Putih Perasi
7. Tidak terdapat jaringan
telepon, listrik dan
toilet umum
40
Opportunities (O)
a. Promosi melalui TV
lokal, majalah
pariwisata dan internet
b. Pembangunan jalan
bebas hambatan dan
sarana lainnya
c. Kerjasama dengan
agen perjalanan
d. Gaya hidup back to
nature sedang marak
Strategi S-O
a. Mempromosikan Pantai
Pasir Putih Perasi
melalui media stasiun
televisi daerah yaitu
Bali TV dan Dewata
TV serta melalui
internet dan majalah
pariwisata (1,2,3,5-
a,b,c)
b. Mengajak agen
perjalanan, restoran,
hotel dan lainnya untuk
ikut mempromosikan
(1,2,4,5,6-c,d)
Strategi W-O
a.Membuat variasi jenis
kegiatan wisata bahari
dan dipromosikan
melalui media yang
ada (4-a,c)
b.Pembangunan sarana
dan prasarana umum
(2,3,4,6,7-b,c)
c.Mendorong
masyarakat agar
rumahnya dijadikan
home stay (1,6-d)
d.Membina masyarakat
setempat akan
pentingnya pendidikan
(1,4-c)
Threats (T)
a. Terdapat objek wisata
lain yang lebih mudah
dijangkau
b. Tenaga kerja lokal
kalah bersaing dengan
tenaga kerja dari luar
c. Jalan menuju pantai
rusak dan licin pada
musim hujan
d. Kurang perhatian dari
pemerintah
e. Kecendrungan berganti
mata pencaharian
Strategi S-T
a. Membuat papan
penunjuk jalan serta
penunjuk objek wisata
Pantai Pasir Putih
Perasi (3,4-a,c)
b. Memperlebar dan
memperbaiki jalan
menuju pantai (6-c)
c. Menonjolkan kelebihan
Pantai Pasir Putih
Perasi yang memiliki
ombak tenang dengan
air jernih, serta pasir
yang berwarna putih
(1,2,4,5-b,d,e)
Strategi W-T
a. Melakukan pembinaan
masyarakat menjadi
pemandu wisata dan
wawasan
kepariwisataan (1,4,5-
b,d,e)
b. Membangun jaringan
listrik, telepon dan
toilet umum (1,4,7-d)
c. Membuat peta lokasi
atau papan denah
lokasi pantai dengan
informasi yang
lengkap (4,5-d)
d. Memperbaiki jalanan
41
yang rusak (1,4-c,d)
Sumber : Data diolah dari hasil penelitian 2009
4.4 Strategi Pengembangan Pantai Pasir Putih Perasi
Berdasarkan analisis SWOT di atas diketahui beberapa strategi yang
dapat dilakukan dalam pengembangan potensi Pantai Pasir Putih Perasi
terhadap peluang dan ancaman eksternal yang sedang dihadapi yang
dikeluarkan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki oleh
Pantai Pasir Putih Perasi sebagai berikut :
4.4.1 Strategi SO
Strategi ini dipakai dengan cara menggunakan kekuatan yang dimiliki
Pantai Pasir Putih Perasi untuk memanfaatkan peluang yang ada.
a. Mempromosikan Pantai Pasir Putih Perasi melalui media stasiun televisi
daerah yaitu Bali TV dan Dewata TV serta melalui internet dan majalah
pariwisata.
b. Mengajak agen perjalanan, restoran, hotel dan lainnya untuk ikut
mempromosikan Pantai Pasir Putih Perasi. Usaha promosi akan lebih
berhasil apabila dibantu oleh berbagai pihak dalam menjaring pengunjung
atau wisatawan.
4.4.2 Strategi ST
Strategi ST adalah strategi yang digunakan untuk menghadapi
ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki.
a. Membuat papan penunjuk jalan serta penunjuk objek wisata Pantai Pasir
Putih Perasi. Selain itu juga diperlukan papan nama objek wisata Pantai
Pasir Putih Perasi yang lebih jelas dan lebih besar di pinggir jalan raya
sebelum jalan masuk menuju pantai. Hal ini diperlukan untuk membantu
para pengunjung yang belum pernah dating ke Pantai Pasir Putih Perasi.
b. Memperlebar dan memperbaiki jalan menuju Pantai Pasir Putih Perasi.
Rute menuju Pantai Pasir Putih Perasi dari jalan raya memiliki ruas jalan
42
yang sempit dan cukup susuh untuk dilalui kendaraan besar sehingga perlu
diperlebar untuk memudahkan aksesnya dan jalan-jalan yang rusak perlu
diperbaiki.
c. Menonjolkan kelebihan Pantai Pasir Putih Perasi yang memiliki ombak
tenang dengan air jernih, serta pasir yang berwarna putih.
4.4.3 Strategi WO
a. Membuat variasi jenis kegiatan wisata bahari dan dipromosikan melalui
media yang ada sehingga semakin banyak wisatawan eko atau wisatawan
bergaya “Back To Nature” tertarik untuk datang mengunjungi Pantai Pasir
Putih Perasi.
b. Pembangunan sarana dan prasarana umum berupa toilet, tempat duduk,
tempat sampah serta mengatur areal parkir perlu dilakukan agar objek
wisata ini terlihat lebih teratur, rapi dan bersih.
c. Mendorong masyarakat agar rumahnya dijadikan home stay sehingga ada
fasilitas penginapan bagi wisatawan yang tidak ingin tinggal di hotel yang
berada di sekitar kawasan wisata Candidasa yang lokasinya tidak begitu
dekat dengan pantai ini.
d. Membina masyarakat setempat akan pentingnya pendidikan. Hal ini
diharapkan meningkatkan sadar pendidikan masyarakat sehingga dapat
meningkatkan kualitas SDM masyarakat Desa Perasi.
4.4.4 Strategi WT
a. Melakukan pembinaan masyarakat menjadi pemandu wisata serta
wawasan kepariwisataan bagi penduduk lokal. Pelatihan perlu dilakukan
agar penduduk lokal dapat terserap bekerja di bidang pariwisata dan
meningkatkan daya saing mereka terhadap tenaga kerja dari luar.
b. Membangun jaringan listrik, telepon dan toilet umum di lokasi Pantai Pasir
Putih Perasi untuk memperlancar aktifitas wisata serta memudahkan
komunikasi.
43
c. Membuat peta lokasi atau papan denah lokasi pantai dengan informasi
yang lengkap dengan tujuan untuk memudahkan wisatawan yang
berkunjung.
d. Memperbaiki jalanan yang rusak dengan tujuan agar wisatawan yang
berkunjung merasa nyaman.
4.5 Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Pantai Pasir Putih
Perasi Sebagai Objek Wisata Bahari
Pengembangan berbagai bentuk pariwisata tidak akan berhasil jika
hanya mengandalkan potensi-potensi yang ada di daerah tersebut. Dalam hal
ini, peran dan dukungan dari pemerintah, swasta dan masyarakat setempat
sebagai pihak yang terkena dampak langsung dari usaha pengembangan
tersebut sangatlah penting. Selain itu, persepsi wisatawan yang mengunjungi
daerah itu juga harus menjadi pertimbangan karena wisatawan tersebut
merupakan konsumen dari jasa dan produk wisata yang ditawarkan. Melalui
persepsi tersebut akan diketahui sejauh mana kepuasan wisatawan terhadap
jasa dan produk yang ditawarkan serta identifikasi produk wisata yang belum
tersedia.
1. Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Pantai Pasir Putih
Perasi Sebagai Objek Wisata Bahari.
Masyarakat Desa Perasi sangat mengharapkan pembangunan Pantai
Pasir Putih Perasi segera direalisasikan, sehingga dengan demikian
pengembangan Pantai Pasir Putih Perasi dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat dan meningkatkan kondisi ekonomi mereka. Berikut ini adalah
tabel mengenai persepsi masyarakat terhadap pengembangan Pantai Pasir
Putih Perasi sebagai objek wisata bahari.
Tabel 4.5
Persepsi Masyarakat terhadap Pengembangan
Pantai Pasir Putih Perasi sebagai Objek Wisata Bahari
No Kategori Sikap Jumlah (Orang) Presentase (%)
44
1. Sangat Setuju 28 56,00
2. Setuju 22 44,00
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak Setuju - -
5. Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 50 100
Sumber : diolah dari hasil penelitian, 2015
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas terlihat bahwa sebanyak 28 responden
(56,00%) menyatakan sangat setuju dan 22 responden (44,00%) menyatakan
setuju terhadap pengembangan Pantai Pasir Putih Perasi sebagai objek wisata
bahari. Sedangkan yang menyatakan ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada. Sikap ini didasari keinginan mereka untuk dapat
meningkatkan taraf hidup mereka dengan adanya pengembangan objek wisata
tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat sangat menerima
pengembangan Pantai Pasir Putih Perasi sebagai daya tarik wisata bahari.
2. Persepsi Masyarakat Terhadap Perkembangan Pariwisata
Memberikan Manfaat Ekonomis Dalam Meningkatkan Pembangunan
di Desa Perasi
Pengembangan suatu daerah untuk dijadikan tujuan wisata harus
mempunyai program yang harus dilaksanakan baik itu dari pemerintah, swasta
dan masyarakat. Tabel 4.6 berikut menggambarkan persepsi masyarakat
terhadap perkembangan pariwisata memberikan manfaat ekonomis dalam
meningkatkan pembangunan Desa Perasi.
Tabel 4.6
Persepsi Masyarakat terhadap Perkembangan Pariwisata Memberikan
Manfaat Ekonomis dalam Meningkatkan Pembangunan di Desa Perasi
No Kategori Sikap Jumlah (Orang) Presentase (%)
1. Sangat Setuju 34 68,00
2. Setuju 16 32,00
45
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak Setuju - -
5. Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 50 100
Sumber : diolah dari hasil penelitian, 2015
Dari tabel di atas terlihat bahwa 34 responden (68,00%) menyatakan
sangat setuju, 16 responden (32,00%) menyatakan setuju terhadap
perkembangan pariwisata Pantai Pasir Putih memberi manfaat ekonomis
dalam meningkatkan pembangunan di Desa Perasi. Sedangkan yang
menyatakan ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Sehingga
dapat disimpulkan masyarakat setuju terhadap perkembangan pariwisata
memberikan manfaat ekonomis dalam meningkatkan pembangunan Desa Adat
Perasi.
3. Persepsi Masyarakat Terhadap Pariwisata Dapat Memberikan
Kesempatan Berusaha Bagi Masyarakat Desa Perasi
Pariwisata dapat memberikan berbagai manfaat ekonomi dimana salah
satunya dapat memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat Desa Perasi.
Untuk mengetahui persepsi masyarakat dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Persepsi Masyarakat terhadap Pariwisata dapat
Memberikan Kesempatan Berusaha bagi Masyarakat Desa Perasi
No Kategori Sikap Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Setuju 37 74,00
2. Setuju 13 26,00
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak Setuju - -
5. Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 50 100
Sumber : diolah dari hasil penelitian, 2015
46
Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa 37 responden (74,00%)
menyatakan sangat setuju, 13 responden (26,00%) menyatakan setuju terhadap
pariwisata dapat memberikan kesempatan berusaha bagi Desa Perasi.
Sedangkan yang menyatakan ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju
tidak ada. Sehingga dapat disimpulkan masyarakat setuju terhadap pariwisata
dapat memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat Desa Perasi.
4. Persepsi Masyarakat Terhadap Program Pendidikan dan Pelatihan
Pariwisata Kepada Masyarakat Desa Perasi
Industri pariwisata menuntut profesionalisme dalam pelayanannya
sehingga perlu disiapkan tenaga kerja yang berkualitas dalam bidang
pariwisata. Tabel 4.8 menyajikan persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan
program pendidikan dan pelatihan di bidang pariwisata.
Tabel 4.8 Persepsi Masyarakat terhadap Program Pendidikan
dan Pelatihan Pariwisata kepada Masyarakat Desa Perasi
No Kategori Sikap Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Setuju 40 80,00
2. Setuju 10 20,00
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak Setuju - -
5. Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 50 100
Sumber : diolah dari hasil penelitian, 2015
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa 40 responden (80,00%)
menyatakan sangat setuju, 10 responden (20,00%) menyatakan setuju terhadap
Program Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata kepada Masyarakat Desa Perasi.
Sedangkan yang menyatakan ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju
tidak ada. Sehingga dapat disimpulkan masyarakat setuju terhadap Program
Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata kepada Masyarakat Desa Perasi.
47
5. Persepsi Masyarakat Apabila dibangun Artshop Souvenir Bagi
Wisatawan yang Berkunjung ke Pantai Pasir Putih Perasi
Syarat suatu objek wisata yang baik adalah something to see,
something to do, dan something to buy. Untuk itu perlu dibangun artshop
souvenir sebagai cendramata bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pasir
Putih Perasi. Tabel 4.9 menyajikan persepsi masyarakat apabila dibangun
artshop souvenir bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pasir Putih
Perasi.
Tabel 4.9
Persepsi Masyarakat Apabila dibangun Artshop Souvenir
bagi Wisatawan yang Berkunjung ke Pantai Pasir Putih Perasi
No Kategori Sikap Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Setuju 45 90,00
2. Setuju 5 10,00
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak Setuju - -
5. Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 50 100
Sumber : diolah dari hasil penelitian, 2015
Dari tabel di atas terlihat bahwa 45 responden (90,00%) menyatakan
sangat setuju, 5 responden (10,00%) menyatakan setuju apabila dibangun
Artshop Souvenir bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pasir Putih
Perasi. Sedangkan yang menyatakan ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada. Sehingga dapat disimpulkan masyarakat setuju apabila
dibangun Artshop Souvenir bagi Wisatawan yang Berkunjung ke Pantai Pasir
Putih Perasi.
4.6 Persepsi Wisatawan yang Berkunjung ke Pantai Pasir Putih Perasi
Wisatawan merupakan konsumen yang akan menggunakan segala
fasilitas, baik yang sudah ada maupun yang akan dibuat sehubungan dengan
48
pengembangan objek wisata bahari. Persepsi wisatawan dapat digunakan
sebagai acuan dalam penyediaan fasilitas pendukung untuk lebih memberikan
kepuasan bagi wisatawan. Mayoritas wisatawan yang datang ke Pantai Pasir
Putih Perasi adalah wisatawan nusantara dan hanya sebagian kecil wisatawan
mancanegara. Jumlah wisatawan yang dijadikan responden dalam penelitian
ini sebanyak 30 orang.
1. Persepsi Wisatawan Terhadap Pengembangan Pantai Pasir Putih
Perasi sebagai Objek Wisata Bahari
Ombak yang tenang, pemandangan bawah laut yang masih alami,
suasana yang aman dan nyaman merupakan salah satu faktor pendukung di
kembangkannya Pantai Pasir Putih Perasi sebagai objek wisata bahari.
Persepsi wisatawan terhadap pengembangan Pantai Pasir Putih Perasi sebagai
objek wisata bahari dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10
Persepsi Wisatawan Terhadap Pengembangan
Pantai Pasir Putih Perasi sebagai Objek Wisata Bahari
No Kategori Sikap Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Setuju 23 76,67
2. Setuju 7 23,33
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak Setuju - -
5. Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 30 100
Sumber : diolah dari hasil penelitian, 2015
Dari Tabel 4.10 menunjukkan 23 responden (76,67%) menyatakan
sangat setuju, 7 responden (23,33%) menyatakan setuju terhadap
Pengembangan Pantai Pasir Putih Perasi sebagai Objek Wisata Bahari di Desa
Perasi. Sedangkan yang menyatakan ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada. Sehingga dapat disimpulkan wisatawan yang berkunjung
49
setuju terhadap Pengembangan Pantai Pasir Putih Perasi sebagai objek wisata
bahari di Desa Perasi.
2. Persepsi Wisatawan Terhadap Pemandangan Alam Pantai Pasir Putih
Perasi
Keindahan Pemandangan alam, tebing-tebing yang ada di Pantai Pasir
Putih Perasi serta ombaknya yang tenang sangat mendukung objek ini menjadi
objek wisata alam. Persepsi wisatawan terhadap keindahan alam di sekitar
Pantai Pasir Putih Perasi dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11
Persepsi Wisatawan Terhadap Pemandangan Alam
Pantai Pasir Putih Perasi
No Kategori Sikap Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Indah 25 83,33
2. Indah 5 16,67
3. Cukup Indah - -
4. Tidak Indah - -
5. Sangat Tidak Indah - -
Jumlah 30 100
Sumber : diolah dari hasil penelitian, 2015
Dari Tabel 4.11 menunjukkan 25 responden (83,33%) menyatakan
sangat indah, 5 responden (16,67%) menyatakan indah terhadap Pemandangan
alam Pantai Pasir Putih Perasi. Sedangkan yang menyatakan cukup indah,
tidak indah dan sangat tidak indah tidak ada. Sehingga dapat disimpulkan
wisatawan yang berkunjung menyatakan sangat indah terhadap Pemandangan
alam Pantai Pasir Putih Perasi.
3. Persepsi Wisatawan Terhadap Fasilitas Yang Ada di Pantai Pasir Putih
Perasi
Fasilitas yang tersedia di suatu objek wisata khususnya Pantai Pasir
Putih Perasi sangat mendukung terhadap kemajuan objek wisata itu sendiri.
50
Fasilitas yang lengkap akan memberikan kepuasan kepada wisatawan. Pada
tabel 4.12 menguraikan persepsi wisatawan terhadap fasilitas yang tersedia.
Tabel 4.12
Persepsi Wisatawan Terhadap Fasilitas
yang ada di Pantai Pasir Putih Perasi
No Kategori Sikap Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Memadai - -
2. Memadai 5 16,67
3. Cukup Memadai 10 33,33
4. Tidak Memadai 15 50,00
5. Sangat Tidak Memadai - -
Jumlah 30 100
Sumber : diolah dari hasil penelitian, 2015
Dari Tabel 4.12 menunjukkan 5 responden (16,67%) menyatakan
memadai, 10 responden (33,33%) menyatakan cukup memadai, 15 responden
(50,00%) menyatakan tidak memadai terhadap fasilitas yang ada di Pantai
Pasir Putih Perasi. Sedangkan yang menyatakan sangat memadai, dan sangat
tidak memadai tidak ada. Sehingga dapat disimpulkan wisatawan yang
berkunjung menyatakan tidak memadai terhadap fasilitas yang ada di Pantai
Pasir Putih Perasi.
4. Persepsi Wisatawan Terhadap Kebersihan di Pantai Pasir Putih Perasi
Kebersihan merupakan hal penting dalam menilai suatu daya tarik
wisata, kebersihan juga mencerminkan kepribadian seseorang. Lingkungan
yang bersih akan memberikan suasana nyaman dan segar serta erat
hubungannya dengan kesehatan. Kesehatan merupakan hal yang sangat vital
bagi wisatawan untuk menikmati segala bentuk wisata yang ada. Persepsi
wisatawan terhadap kebersihan di Pantai Pasir Putih Perasi dapat dilihat pada
Tabel 4.13.
51
Tabel 4.13
Persepsi Wisatawan Terhadap
Kebersihan di Pantai Pasir Putih Perasi
No Kategori Sikap Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Bersih - -
2. Bersih 17 56,67
3. Cukup Bersih 13 43,33
4. Tidak Bersih - -
5. Sangat Tidak Bersih - -
Jumlah 30 100
Sumber : diolah dari hasil penelitian, 2015
Dari Tabel 4.13 menunjukkan 17 responden (56,67%) menyatakan
bersih, 13 responden (43,33%) menyatakan cukup bersih, terhadap Kebersihan
di Pantai Pasir Putih Perasi. Sedangkan yang menyatakan sangat bersih, tidak
bersih dan sangat tidak bersih tidak ada. Sehingga dapat disimpulkan
wisatawan yang berkunjung menyatakan bersih terhadap kebersihan di Pantai
Pasir Putih Perasi.
5. Persepsi Wisatawan Terhadap Keamanan di Pantai Pasir Putih Perasi
Keamanan merupakan komponen vital dalam industri pariwisata.
Keamanan itu bukan hanya tugas dari petugas keamanan tetapi juga usaha
sadar dari masyarakat sehingga wisatawan merasa aman dan nyaman. Tabel
4.14 menunjukkan persepsi wisatawan terhadap keamanan di Pantai Pasir
Putih Perasi.
Tabel 4.14
Persepsi Wisatawan Terhadap
Keamanan di Pantai Pasir Putih Perasi
No Kategori Sikap Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Aman 22 73,33
52
2. Aman 8 26,67
3. Cukup Aman - -
4. Tidak Aman - -
5. Sangat Tidak Aman - -
Jumlah 30 100
Sumber : diolah dari hasil penelitian, 2015
Dari tabel 4.11 menunjukkan 22 responden (73,33%) menyatakan
sangat aman, 8 responden (26,67%) menyatakan aman terhadap keamanan
Pantai Pasir Putih Perasi. Sedangkan yang menyatakan cukup aman, tidak
aman dan sangat tidak aman tidak ada. Sehingga dapat disimpulkan wisatawan
yang berkunjung menyatakan sangat aman terhadap keamanan di Pantai Pasir
Putih Perasi.
4.7 Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Pasir Putih Perasi
Dengan melihat pendekatan SWOT tentang pengembangan objek
wisata Pantai Pasir Putih Perasi dan dengan mempertimbangkan persepsi
masyarakat dan wisatawan serta program-program terhadap objek wisata
Pantai Pasir Putih Perasi, maka di susun strategi pengembangan objek wisata
Pantai Pasir Putih Perasi sebagai berikut :
4.7.1 Visi Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Pasir Putih Perasi
Berdasarkan pendekatan SWOT maka visi pengembangan daya tarik
wisata bahari Pantai Pasir Putih Perasi adalah pengembangan objek wisata
alam Pantai Pasir Putih Perasi sebagai wisata bahari yang mengandalkan
keindahan alam, ombak yang tenang, pemandangan bawah laut yang masih
alami dan Pasir yang berwarna putih sebagai daya tarik utama dengan tetap
memperhatikan dan memberdayakan masyarakat setempat. Visi ini
mengharapkan kepemimpinan di Desa Adat Perasi dapat berkembang dengan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi Desa dan Masyarakat.
53
4.7.2 Tujuan Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Pasir Putih
Perasi
Tujuan pengembangan daya tarik wisata Pantai Pasir Putih Perasi
adalah “mengelola potensi yang dimiliki objek wisata Pantai Pasir Putih
Perasi secara optimal dan menjaga kesinambungannya untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah”. Potensi wisata harus tetap
terjaga sehingga dapat menjadi daya tarik utama dalam jangka panjang,
sedangkan masyarakat dapat memperoleh penghasilan tambahan seperti
menjual souvenir, makanan dan minuman, menyewakan peralatan snorkeling
dan diving, baju anti air, memberikan jasa massage, dan bekerja di lembaga
pengelola objek wisata.
4.7.3 Sasaran Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Pasir Putih
Perasi
Berhubungan dengan permasalahan pengembangan seperti yang telah
diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa sasaran dalam pengembangan daya
tarik wisata Pantai Pasir Putih Perasi sebagai wisata bahari, yaitu :
1. Mengelola daya tarik wisata Pantai Pasir Putih Perasi secara Profesional
dengan memperhatikan potensi dan lingkungan sekitarnya serta
meningkatkan sumber daya manusia di bidang pariwisata.
2. Menyediakan sarana informasi dan komunikasi yang efektif bagi
wisatawan.
3. Menyediakan fasilitas pariwisata yang mendukung berkembangnya objek
wisata bahari.
4. Membuat suasana aman, nyaman, bersih dan tetap lestari di lingkungan
Pantai Pasir Putih Perasi.
4.7.4 Program Pengembangan Data Tarik Wisata Pantai Pasir Putih
Perasi
Sebagai tindak lanjut dari strategi yang disusun, untuk mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditentukan, maka dibuat program-program untuk
54
masing-masing sasaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.15
berikut.
Tabel 4.15
Program Pengembangan Pantai
Pasir Putih Perasi Sebagai Wisata Bahari
Sasaran Program
1.Mengelola Pantai
Pasir Putih Perasi
secara professional
dengan
memperhatikan
potensi dan
lingkungan
sekitarnya serta
meningkatkan
sumber daya
manusia di bidang
pariwisata
a. Membentuk lembaga pengelolaan objek wisata
b. Pelatihan manajemen pengelolaan
c. Pengadaan registrasi pengunjung
d. Program pelatihan bagi masyarakat yang terlibat
dalam melayani wisatawan yang berkunjung ke
Pantai Pasir Putih Perasi.
2.Menyediakan sarana
informasi dan
komunikasi yang
efektif bagi
wisatawan
a. Pengadaan promosi, terutama promosi objek
wisata bahari di Pantai Pasir Putih Perasi
b. Pengadaan Tourist information Center di sekitar
objek wisata candidasa
c. Pengadaan brosur dan majalah tentang objek
wisata Pantai Pasir Putih Perasi sebagai wisata
bahari
d. Penyediaan telepon umum dan toilet umum
3. Menyediakan dan
memelihara sarana
prasarana penunjang
pariwisata
a. Pembuatan dan perbaikan jalan tanah menuju
pantai
b. Pemanfaatan dan perbaikan rumah penduduk
sebagai home stay sebagai sarana akomodasi
55
c. Penyediaan alat untuk snorkeling, diving dan
kegiatan bahari lainnya.
4. Membuat suasana
aman, nyaman,
bersih dan lestari
a. Membentuk petugas keamanan untuk parkir dan
petugas retribusi masuk ke Pantai Pasir Putih
Perasi
b. Penempatan dan pembuangan sampah diatur
pada tempat yang aman
c. Pembangunan yang dilakukan disekitar pantai
tidak merusak dan mencemari pantai itu sendiri
56
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari bab-bab terdahulu adalah sebagai
berikut :
1. Daya tarik wisata Pantai Pasir Putih Perasi memiliki potensi alam yang
berupa pemandangan bawah laut yang masih alami, pemandangan sawah,
pebukitan dan tebing serta ombak yang tenang dengan air yang jernih, dan
pantai yang berpasir putih di Kabupaten Karangasem. Disepanjang jalan
menuju Pantai Pasir Putih Perasi terlihat suasana persawahan yang masih
alami. Disamping itu masyarakat setempat juga menambah nilai akan
potensi objek wisata ini dengan keterbukaan mereka serta kehidupan
masyarakat sebagai petani dan nelayan.
2. Dengan melihat pendekatan SWOT tentang pengembangan objek wisata
Pantai Pasir Putih Perasi dan dengan mempertimbangkan persepsi
masyarakat dan wisatawan serta program-program terhadap objek wisata
Pantai Pasir Putih Perasi, maka di susun strategi pengembangan objek
wisata Pantai Pasir Putih Perasi sebagai berikut :
a. visi pengembangan daya tarik wisata bahari Pantai Pasir Putih Perasi adalah
pengembangan objek wisata alam Pantai Pasir Putih Perasi sebagai wisata
bahari yang mengandalkan keindahan alam, ombak yang tenang,
pemandangan bawah laut yang masih alami dan Pasir yang berwarna putih
sebagai daya tarik utama dengan tetap memperhatikan dan memberdayakan
masyarakat setempat.
b. Tujuan pengembangan daya tarik wisata Pantai Pasir Putih Perasi adalah
mengelola potensi yang dimiliki objek wisata Pantai Pasir Putih Perasi
secara optimal dan menjaga kesinambungannya untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah.
c. sasaran dalam pengembangan daya tarik wisata Pantai Pasir Putih Perasi
sebagai wisata bahari, yaitu : Mengelola objek wisata Pantai Pasir Putih
57
Perasi secara Profesional dengan memperhatikan potensi dan lingkungan
sekitarnya serta meningkatkan sumber daya manusia di bidang pariwisata,
menyediakan sarana informasi dan komunikasi yang efektif bagi wisatawan,
menyediakan fasilitas pariwisata yang mendukung berkembangnya daya
tarik wisata bahari, membuat suasana aman, nyaman, bersih dan tetap lestari
di lingkungan Pantai Pasir Putih Perasi.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk pengembangan Pantai Pasir
Putih Perasi sebagai objek wisata bahari adalah sebagai berikut :
1. Lembaga pengelola objek wisata hendaknya melibatkan masyarakat
setempat yaitu Desa Adat Perasi dan tokoh masyarakat sehingga aspirasi
masyarakat dapat terwujud. sehingga membantu pengembangan objek
wisata dalam menjaga kelestarian alam, namun tetap dibina dan diawasi
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem.
2. Menyediakan fasilitas pariwisata yang mendukung pengembangan Pantai
Pasir Putih Perasi sebagai objek wisata bahari. Penataan tempat
penyediaan alat snorkeling dan baju tahan air perlu ditata kembali agar
tidak kelihatan kumuh dan kotor.
3. Sampah-sampah plastik yang berasal dari rumah makan sebaiknya
dikumpulkan dan dibuang pada tempatnya, dan jangan sampai dibuang ke
pantai atau ditanam di pasir. Hal ini akan membuat pencemaran pantai.
4. Perlu dibuat papan nama atau papan penyambutan atau gerbang di dekat
jalan masuk menuju pantai sebab papan petunjuk yang ada dirasa terlalu
kecil dan kurang maksimal serta tempatnya kurang strategis sehingga tidak
tarlihat oleh pengunjung ataupun pengguna jalan yang lain serta
memperbaiki sepanjang jalan dimulai dari jalan masuk dimulai dari jalan
masuk setelah jalan raya.
5. Mempromosikan Pantai Pasir Putih Perasi melalui stasiun televisi lokal
yaitu Dewata TV dan Bali TV dan melalui majalah-majalah pariwisata
58
serta mengajak pihak-pihak lain seperti hotel, restoran, biro perjalanan dan
usaha wisata lain.
6. Melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap masyarakat setempat
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata, serta
membuat kebijakan yang mengatur tetang persentase perekrutan tenaga
kerja lokal dengan tenaga kerja dari luar daerah.
59
DAFTAR PUSTAKA
Darsoprajitno, H. Soewarno. 2002. “ Ekologi Pariwisata : Tata laksana
Objek dan Daya Tarik Wisata” . Bandung : Angkasa.
Yoeti, Oka A. 1983. “Pengantar Ilmu Kepariwisata”. Bandung: Angkasa.
Yoeti, Oka A. 1993 “Pengantar Ilmu Pariwisata”. Bandung: Angkasa.
Yoeti, Oka A. 1996 “ Anatomi Pariwisata”. Bandung : Angkasa.
Anonim, 1992. UU NO 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya.
Bagus, I Gusti Ngurah.2002. Masalah Budaya dan Pariwisata Dalam
Pembangunan. (Sebuah Tesis S2). Denpasar : Program Studi
Magister (S2) Kajian Budaya Universitas Udayana.
Rangkuti, Freddy. 2002. Analisis SWOT Teknik membedah kasus Bisnis.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka utama.
Marhaeni, Ni Made. 2001. “Strategi Pengembangan Potensi Pantai Suluban
Sebagai Objek Wisata Surfing di Desa Pecatu Kecamatan Kuta
Kabupaten Badung”. (Sebuah Laporan Akhir). Denpasar :
program Studi Pariwisata Universitas Udayana.
Sudiartha.2001. “Strategi Pengembangan Wisata Bahari di Pantai DEsa Ped
Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung”. (Sebuah
Laporan Akhir). Denpasar : program Studi Pariwisata Universitas
Udayana.
Anonim, 2008. Monografi Desa Perasi.
Anonim. UU RI No.10 tahun 2009 tenteng kepariwisataan.
Internet :
www. Kabupaten Karangasem. Com
www. Pantai Pasir Putih Perasi. Com
60
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK
MASYARAKAT DESA ADAT PERASI
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/ Saudara
Dengan Hormat,
Pada kesempatan ini saya mohon kesediaan dan partisipasi
Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi daftar pertanyaan yang telah disediakan.
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pendapat atau persepsi
Bapak/Ibu/Saudara terhadap pengembangan potensi Pantai Pasir Putih Perasi
sebagai objek wisata bahari. Hasil penelitian ini akan dipergunakan sebagai
tugas wisata karya III.
IDENTITAS
Nama : ……………………………..
Umur : ……………………………..
Pekerjaan : ……………………………..
Pendidikan : ……………………………..
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Saudara terhadap pengembangan potensi
Pantai Pasir Putih Perasi sebagai objek wisata bahari?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
Alasan : …………………………………..
61
2. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Saudara terhadap perkembangan pariwisata
di Desa Adat Perasi dapat memberikan manfaat ekonomis dalam
meningkatkan pembangunan Desa Adat Perasi?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
Alasan : …………………………………..
3. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Saudara terhadap pariwisata juga dapat
memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat Desa Adat Perasi?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
Alasan : …………………………………..
4. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Saudara terhadap program pendidikan dan
pelatihan pariwisata kepada masyarakat Desa Adat Perasi?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
Alasan : …………………………………..
5. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Saudara apabila dibuat artshop-artshop
souvenir bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pasir Putih Perasi?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
Alasan : …………………………………..
Saran-saran :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
62
LAMPIRAN 2
TOURISM FACULTY
UDAYANA UNIVERSITY
Dear visitor,
Pasir putih beach is one of tourist object that located in perasi village,
karangasem regency. I would like to enclose a questionnaire regarding your
impression during your visit here. I would like highly appreciated if you could
fill them. The result of this survey will be used to complete my final report. I
do thank you for your help and corporation.
QUESTIONNAIRES
IDENTITY
Name : ……………………………………..
Age : ……………………………………..
Sex : ……………………………………..
Nationality : ……………………………………..
1. How do you thing about development Pasir Putih Beach as marine tourism?
a. Very good c. Fair e. Very bad
b. Good d. Bad
2. How do you thing about nature view in Pasir Putih Perasi Beach?
a. Very good c. Fair e. Very bad
b. Good d. Bad
3. How do you thing about facility in Pasir Putih Perasi Beach?
a. Very good c. Fair e. Very bad
b. Good d. Bad
63
4. How do you thing about cleanes in Pasir Putih Perasi Beach?
a. Very good c. Fair e. Very bad
b. Good d. Bad
5. How do you thing about security in Pasir Putih Perasi Beach?
a. Very good c. Fair e. Very bad
b. Good d. Bad
64
LAMPIRAN 3
DAFTAR RESPONDEN
(MASYARAKAT)
NO NAMA PEKERJAAN
1. I Komang Suryawan PNS
2. I Wayan Hendra PNS
3. Made Yude PNS
4. I Wayan Sudarsana PNS
5. I Kadek Hendra PNS
6. I Nyoman Mudia PNS
7. Ni Wayan Ladip PNS
8. I Wayan Widiarta PNS
9. I Komang Lodri PNS
10. I Made Sudiana PNS
11. Ni Komang Nodia Pelajar
12. Ni Ketut Artini Pelajar
13. Ni Komang Sugiantari Pelajar
14. Ni Wayan Indrawati Pelajar
15. I Nyoman Buja Pelajar
16. I Made Warge Pelajar
17. Ari Budiasa Pelajar
18. I Nengah Supada Pelajar
19. Wayan Suardana Nelayan
20. I Made Darpa Nelayan
21. I Ketut Taman Nelayan
22. I Made Roni Nelayan
23. I Ketut Cenik Nelayan
24. I Ketut Arsa Nelayan
25. I Gusti Ngurah Susila Swasta
65
26. I Made Warsa Swasta
27. I Ketut Windu Swasta
28. I Ketut Wardana Swasta
29. I Gede Arya Swasta
30. I Komang Olo Swasta
31. I Nyoman Darta Swasta
32. I Wayan Genep Swasta
33. I Nyoman Dauh Swasta
34. I Komang Oka Swasta
35. I Nyoman Seroni Swasta
36. I Kadek Astanggi Swasta
37. Ayu Made Kanti Swasta
38. Budiyasa Gunadi Tukang
39. I Dewa Ketut Brata Tukang
40. I Nyoman Gunawan Tukang
41. Ketut Wira Tukang
42. Ketut Warsika Tukang
43. I Wayan Muliada Petani
44. I Made Suja Petani
45. I Wayan Sregep Petani
46. I Wayan Darmawan Petani
47. I Ketut Sukada Petani
48. I Made Anom Petani
49. I Made Widia Petani
50. I Made Subagia Petani
66
LAMPIRAN 4
DAFTAR RESPONDEN
(WISATAWAN)
NO NAME AGE SEX NATIONALITY
1. Nakomi 22 Female Jepang
2. Midori 24 Female Jepang
3. Takashi 31 Male Jepang
4. Yasko 42 Male Jepang
5. Jason Bamforith 56 Male Australia
6. Anrew Chatwin 20 Male Australia
7. Tony Heart 17 Male Australia
8. Mr. Smith 19 Male Australia
9. Mark Gair 35 Male Australia
10. Sam Heaton 40 Male Australia
11. Prile 52 Female Inggris
12. John Everit 27 Male Inggris
13. Daniel Murley 49 Male Inggris
14. Mr. Reed 21 Male Inggris
15. Jeremy Booth 26 Male Inggris
16. Search 38 Male Inggris
17. Campbell 47 Male Inggris
18. Segtais 32 Female Inggris
19. Bruno 51 Male Inggris
20. Mr. Warren 54 Male Inggris
21. Billy Armstrong 18 Male Inggris
22. Lampbell 19 Male Inggris
23. D. Mellins 29 Female Belanda
24. Van Djong 26 Male Belanda
25. Gueney 30 Male Belanda
67
26. Van Andreas 43 Male Belanda
27. Keith Jonhson 46 Male Jerman
28. John Trusth 36 Male Jerman
29. Gianne 34 Female Jerman
30. Claire 47 Female Jerman