strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · analisis data secara kualitatif...

149
Z/2rfbb STRATEGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN AYAM RAS PEOAGING OENGAN MENINGKATKAN PENOAPATAN PETERNAK MELALUI KEMITRAAN 01 KOTA PEKANBARU OLEH: NOVIAN SEKOLAH PASCASARJANA !NSTITUT PERTANIAN BOGaR BOG OR 2006

Upload: nguyenduong

Post on 03-Mar-2019

251 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

3~~)f Z/2rfbb STRATEGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

AYAM RAS PEOAGING OENGAN MENINGKATKAN

PENOAPATAN PETERNAK MELALUI KEMITRAAN

01 KOTA PEKANBARU

OLEH:

NOVIAN

SEKOLAH PASCASARJANA !NSTITUT PERTANIAN BOGaR

BOG OR 2006

Page 2: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

PERNYAT AAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Strategi Pengembangan Peternakan Ayam Ras Pedaging dengan Meningkatkan Pendapatan Peternak melalui Kemitraan di Kota Pekanbaru adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, Januari 2006

Novian NIM A. 153024565

Page 3: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

ABSTRAK

NOVIAN. Strategi Pengembangan Peternakan Ayam Ras Pedaging Oengan Meningkatkan Pendapatan Peternak Melalui Kemitraan Oi Kota Pekanbaru. Oibimbing oleh YUSMAN SYAUKAT sebagai ketua dan HARIANTO sebagai anggota komisi.

Peternakan ayam ras pedaging di Kota Pekanbaru merupakan salah satu usaha sektor pertanian sub sektor petemakan yang berkembang dengan baik. Model Kemitraan merupakan pili han peternakan dalam mengembangkan usahanya. Penelitian ini mencoba memberikan alternatif pilihan model kemitraan dan kriterianya yang menguntungkan bagi peternak dengan skala usaha yang berbeda.

Penelitian ini menggunakan metode sensus pad a plasma dan simple random sampling pada mitra, dengan mengelompokan peternak berdasarkan skala usaha yang ada. Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan komputer software excel. Perancangan program menggunakan metode Logical Framework Approach ..

Berbagai faktor yang menyebabkan peternak dan pengusaha terikat dalam model kemitraan, peternak mitra didorong oleh: 1) Pinjaman modal usaha, 2) Bimbingan usaha, 3) Jaminan pemasaran, 4) Sistem manajemen, dan 5) Sistem pembagian hasil. Sedangkan bagi perusahaan yang menyebabkan terikat dengan model kemitraan ini antara lain: 1) Pendapatan perusahaan, 2) Kelancaran usaha, 3) Menjaga nama perusahaan, dan 4) Mendukung peraturan pemerintah.

Secara keseluruhan terhadap model-model yang ada dilihat dari implementasi dan pendapatan peternak, itidak layak dilaksanakan karena berpotensi merugikan peternak. Model yang tepat dilaksanakan adalah ModeJ Kemitraan Subkontrak dalam organisasi "Gabungan Petemak Ayam Ras Pedaging". Oiperlukan intervensi kebijakan pemerintah agar dapat menjembatani agar model terbaik dapat diperoleh sehingga peternak dan perusahaan mitra akan saling menguntungkan, dan perkembangan usaha peternakan ayam ras pedaging di Kota Pekanbaru dapat ditingkatkan.

Page 4: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

© Hak Cipta milik Novian, Tahun 2006 Hak Cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak sebagian atau se/uruhnya da/am bentuk apapun, baik cetak, mikrofi/m, dan sebagainya tanpa izin tertu/is dari /nstitut Pertanian Bogar.

Page 5: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

STRATEGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

AYAM RAS PEOAGING OENGAN MENINGKATKAN

PENOAPATAN PETERNAK MELAlUI KEMITRAAN

01 KOTA PEKANBARU

NOVIAN

Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Profesional pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah

SEKOLAHPASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGaR

2006

Page 6: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Judul Tugas Akhir Strategi Pengembangan P.eternakan Ayam Ras Pedaging Dengan Meningkatkan Perldapatan Peternak Mejalui Kemitraan Di Kota Pekanbaru

Nama

NiM

NOVIAN

: A.153024565

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Dr.lr. Yusman Syaukat, M.Ec. Ketua

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah

Dr.lr. Yusman Syaukat. M.Ec.

Tanggal Ujian : 24 Januari 2006 Tanggal Lulus: _O_7_F_E_B_20_06_

Page 7: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

RIWAYAT HIDUP

Novian, dilahirkan di Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat pada tanggal

7 Nopember 1971, sebagai anak kedua dari lima bersaudara. Ayah bernama

Prof.lr.H.Fachruddin Usman dan ibu bernama Hj.Afsah.

Penulis memulai pendidikan dari kelas dua Sekolah Dasar pada tahun 1979.

Pada tahun 1984 penulis memasuki pendidikan SL TP dan pada tahun 1987

memasuki pendidikan SL T A.

Pendidikan Tinggi dimulai pad a tahun 1990 dan menamatkannya pad a tahun

1997 -eli Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Pekanbaru.

Memperoleh Ijazah Persamaan Akuntan Negara pada tahun 1998 dengan Register

Akuntan Negara Nomor D-19.964. Pad a tahun 2003/2004 berkesempatan mengikuti

pendidikan Magister di Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Manajemen

Pembangunan Daerah (MPD) dengan beasiswa dari Program Studi MPD Institut

Pertanian Bogor.

Penulis beke~a pada bidang pendidikan sebagai Dosen Luar biasa di

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau Pekanbaru sejak tahun

ajaran 2001/2002. Selain itu juga mengajar pada beberapa Perguruan Tinggi

Swasta di Kota Pekanbaru. Pada April 2005 dipercaya sebagai Direktur Administrasi

dan Keuangan pada PT Rumbai Jaya dan pada Desember 2005, bersama Dosen­

Dosen di Fakultas Pertanian Universitas Riau, mendirikan usaha konsultan

pertanian (saat ini masih dalam pengurusan izin) dan dipercaya sebagai Direktur

Utama.

Page 8: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

PRAKATA

Pertama-tama Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,

karena atas kehendak dan izin-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan Kajian

Pembangunan Daerah ini dengan judul "Strategi Pengembangan Petemakan

Ayam Ras Pedaging Oengan Meningkatkan Pendapatan Petemak Melalui

Kemitraan Oi Kota Pekanbaru".

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr.lr.Yusman Syaukat, M.Ec.

selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr.lr.Harianto, MS selaku Anggota

Komisi Pembimbing, dalam penyelesaian Kajian Pembangunan Daerah ini, yang

telah banyak memberikan konsep dan masukan. Ucapan terimakasih juga

penulis sampaikan kepada Ketua Program Studi, Dosen-Dosen, dan teman­

ternan di Program Magister Manajemen Pembangunan Daerah Institut Pertanian

Bogor Kelas Pekanbaru Angkatan II, serta semua pihak yang telah membantu

penyelesaian Kajian Pembangunan daerah ini.

Ucapan serupa juga penulis sampaikan kepada keluarga tercinta

terutama Ayahanda Prof.lr.H.Fachruddin Usman, Ibunda Hj. Afsah (Aim),

Kakanda Gusnita, S.Si.,Apt dan keluarga, Adinda Sri Yoseva, SP,MP dan

keluarga, Muharnes; SH., dan Jonny Fachruddin, SE yang telah banyak i

memberikan dorongan dalam penyelesaian studi ini.

Semoga tulisan kecil ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.

Bogor, Januari 2006

Hormat Penulis,

Page 9: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

DAFTAR lSI

Halaman

PRAKATA ...................................................................................................... . DAFTAR lSI .................................................................................................... ii DAFTAR TABEL .......................................................................... ,. ..... ............ iv DAFTAR GAM BAR ........... ........ ................. ...... ................. ....... ....... ....... ........ vi DAFTAR LAMPIRAN ......... ................................ ........ ......... ........... ..... ............ vii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ..................................... '" ..... ................. .... 7

1.3. Tujuan dan Manfaat Kajian ......... ..................... ........ .... ..... ...... .... 10 1.3.1. Tujuan Kajian .................................................................. 10 1.3.2. Manfaat Kajian ............... ....... ...... ....... ......... ............. ....... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembangunan Peternakan ....................... , ............. , ........ ...... .... 12

2.2. Kemitraan Peternakan Ayam Ras pedaging ........ ... ....... .... ....... 15

2.3. Keuntungan Peternak dalam Kemitraan .... ........... ........ ... .......... 25

III. METODOLOGI KAJIAN

3.1. Kerangka Pemikiran ............................................. i............. ...... ...... 30

3.2. Lokasi dan Waktu Kajian ............................................................... 34

3.3. Metode Penelitian .......................................................................... 34 3.3.1. Sasaran Penelitian dan Teknik Sampling ......................... 34 3.3.2. Metode Pengumpulan Data ............... ... ..... ................. ...... 35 3.3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................. 36

3.4. Metode Perancangan Program ....... ....... ....... ......... ........... ...... ... ... 41

IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian ...... .... ....... ... ............ ......... ..... 43 4.1.1. Keadaan Penduduk ........................................................... 44 4.1.2. Prasarana dan Sarana ................................................ ,. .... 46

4.2. Populasi dan Perkembangan Ternak di Kota Pekanbaru . ..... ...... 49

4.3. Karakteristik Responden .................................... ........................... 51 4.3.1. Umur.. ..... ............... ........... ...................... ..... .......... .... ... ..... 52 4.3.2. Tingkat Pendidikan Responden .......... ........................ ..... 53 4.3.3. Pengalaman Beternak dan Bermitra ................................. 54 4.3.4. Jenis Pekerjaan Pada Usaha Peternakan Ayam Ras

Pedaging ........................................................................... 56

ii

Page 10: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identifikasi dan Evaluasi Model-Model Kemitraan di Kota Pekanbaru ..................................................................................... 58 5.1.1. Implementasi Pola PT Charoen Phokpand . .......... ........ ... 58 5.1.2. Implementasi Pol a PT Confeed ........................................ 60 5.1.3. Implementasi Pola Ramah Tamah Indah ......................... 62 5.1.4. Implementasi Pola Makmur Jaya PS ........... ... .................. 64 5.1.5. Sentuk dan lsi Surat Perjanjian ......................... ......... ....... 66 5.1.6. Evaluasi Terhadap lsi Surat Perjanjian ......... , ...... , ............ 70

5.2. Analisis Tingkat Keberhasilan Usaha dan Pendapatan ........... .... 76 5.2.1. Analisis Siaya Per Satuan Hasil ........................ ....... ......... 77 5.2.2. Analisis Pendapatan .... ......................................... ............. 80 5.2.3. Analisis Efisiensi Penerimaan, Pendapatan dan

Siaya .................................................................................. 83

VI RANCAGAN PROGRAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING 01 KOTA PEKANBARU

6.1. Visi dan Misi Kota Pekanbaru ......... ...................... ..... ...... ............. 87 E?1.1. Visi Kota Pekanbaru . ..... .... ................ .......... ...... ............... 87 6.1.2. Misi Kota Pekanbaru ......................................................... 87

6.2. Identifikasi Masalah ......... ,. .......... .................................................. 88 6.2.1. Modal Usaha ............. ..... ..... ............... ............ .... ............... 88 6.2.2. Pascapanen. ..... .... .......... .............................. ...... ..... .......... 89 6.2.3. Harga Sapronak dan Hasil Produksi ................................. 90

6.3. Strategi Pengembangan Peternakan Ayam Ras Pedaging Melalui Kemitraan .... ,............... ........... .... ........ ... ............................ 90 6.3.1. Faktor Pendotong Kemitraan Ayam Ras Pedaging ......... 90 6.3.2. Kemitraan Sebagai Alternatif Pemberdayaan

Ekonomi Kerakyatan ............... .......................................... 97

6.4. Perancangan Program Pengembangan Petemakan Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru ........ ......................................... 100

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan .................................................. ............................... 107

7.2. Saran-saran ................................................................................ 108

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... ............................ 111

LAMPIRAN

iii

Page 11: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Populasi Dari Sam pel Penelitian............................................................. 35

2. Matrik SWOT Strategi Penerapan Model Kemitraan Peternakan Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru . ... ................. ......... .............. ... 41

3. Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2003 . .... ..... ............ ... ... ..... .............. .... 44

4. Jumlah Penduduk Produktif Kota Pekanbaru Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2003 .............................................. 45

5. Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kota Pekanbaru Tahun 2003 .......................................................................... 45

6. Sarana Pendidikan di Daerah Penelitian Tahun 2003 .......................... 48

7. Fasilitas Sarana Kesehatan di Kota Pekanbaru tahun 2003................. 49

8. Jumlah Produksi, Potensi dan Pemanfaatan Daging Dari Berbagai Jenis Ternak di Kota Pekanbaru Tahun 2003 ....................................... 50

9. Potensi Luas Lahan dan Peluang Peternakan di Kota Pekanbaru Tahun 2003 ............................................................................................ 51

10. Distribusi Umur Responden .................................................................. .

11. Tingkat dan Lamanya Pendidikan Responden ..................................... .

12. Pengalaman Responden Dalam Beternak dan Bermitra ..................... .

13. Distribusi Peternak Plasma Menurut Status Usaha Ternak Unggas

14. Deskripsi Implementasi Perjanjian Model Kemitraan Charoen Pokphand .............................................................................................. .

15. Deskripsi Implementasi Perjanjian Model Kemitraan Confeed ............ .

16. Deskripsi Implementasi Persyaratan Model Kemitraan RTI ................. .

17. Deskripsi Implementasi Persyaratan Model Kemitraan Makmur Jaya ....................................................................................................... .

18. Perbedaan Hak dan Kewajiban Perusahaan Inti dan Peternak Mitra Pad a 4 Model Kemitraan di Kota Pekanbaru .............................. .

19. Matrik Perbandingan Implementasi ke-4 Model Kemitraan Peternakan Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru ........................... .

20. Komposisi Rata-Rata Biaya Peternak Dalam Satu Periode Pacta Pola Kemitraan Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru Tahun 2005 .................................................................................................. .

iv

52

53

55

56

60

62

63

66

69

71

77

Page 12: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

21. Rataan Biaya Peternak Per Satuan Hasil Budidaya Ternak Ayam Ras Pedaging Dalam Satu Periode Pada Model Kemitraan di Pekanbaru Tahun 2005 ................................ ........................ .................. 78

22. Rataan Penerimaan Pemeliharaan, Penerimaan Kotoran dan Penerimaan Insentif Serta Total Penerimaan Dalam Satu Periode Produksi Tahun 2005 ............................................................................. 81

23. Perhitungan Rataan Efisiensi Penerimaan, Pendapatan dan Biaya Dalam Satu Periode Produksi Tahun 2005 .. .................... .......... ........... 84

24. Faktor-Faktor Pendorong Perusahaan Inti Membuat Model Kemitraan di Kota Pekanbaru ........ .............. .......................... ................ 91

25. Faktor Pendorong Peternak Ikut Dalam Model Kemitraan di Kota Pekanbaru .............................................................................................. 94

26. Alasan Peternak Ikut Kemitraan ............................................................ 98

27. Matriks Perencanaan Proyek Pembentukan Asosiasi Peternakan Unggas di kota Pekanbaru ..................................................................... 102

v

Page 13: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Konsep Pengembangan Pola Inti Rakyat ....... ..... ..... ...... ............ ............. 23

2. Bagan Alir Kerangka Pikir Strategi Pengembangan Peternakan Ayam Ras Pedaging Melalui Model Kemitraan di Kota Pekanbaru .. ...... 33

3. Diagram Bagan Alir Masalah, Strategi dan Kegiatan Meningkatkan Produksi Daging Ayam Ras Pedaging, dalam Pembentukan Gabungan Peternak Unggas dengan Model Kemitraan Subkontrak ... ... 99

vi

Page 14: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Kuisioner ........................................................................................ 113

2. Identitas Peternak Sampel Pada ke-4 Model Kemitraan ......................... 120

3. Biaya Produksi Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Model Kemitraan RTI .. .... ............. .... ................ ............................... ..................... 121

4. Biaya Produksi Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Model Kemitraan Makmur Jaya ........................................................................... 122

5. Biaya Produksi Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Model Kemitraan PT Confeed ............................................................................. 123

6. Biaya Produksi Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Model Kemitraan Charoen Pokphand ...... ........................................................... 124

7. Rataan Biaya Produksi ............................................................................. 125

8. Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging Model Kemitraan RTI ......... 126

9. Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging Model Kemitraan Makmur Jaya ............................................................................................ 127

10. Pendapatan Peternak Ayaril Ras Pedaging Model Kemitraan PT Confeed ..................................................................................................... 128

11. Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging Model Kett1itraan PT Charoen Pokphand ................................................................................... 129

12. Rataan Peternak Ayam Ras Pedaging Model Kemitraan ............... ......... 130

13. Rataan Pemeliharaan Berat Hidup per Ekor, Jumlah Produksi dan Rataan IP per Skala Produksi .................................................................. 131

14. Komponen Rataan Biaya Produksi Pada Saat Pemeliharaan ................. 132

15. Rataan Pendapatan Total per Satuan Hasil Pada Model Kemitraan ...... 133

16. Penerimaan, Pengeluaran dan Pendapatan Serta RIC Rasio ................ 134

vii

Page 15: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pada dasamya merupakan kebutuhan bagi setiap

masyarakat, bangsa dan negara, karena pembangunan tersebut mengandung

makna sebagai suatu perubahan keadaan menjadi yang lebih baik dari

sebelumnya. Perubahan-perubahan dimaksud, meliputi perubahan ekonomi,

politik, sosial, budaya dan perubahan-perubahan bidang kehidupan masyarakat

lainnya. Siagian (1989) mengemukakan bahwa pembangunan adalah suatu

usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan berencana yang

dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju

modemitas dalam rangka pembinaan bangsa.

Provinsi Riau berdasarkan pada Visi Pembangunan Provinsi,

berkeinginan untuk terwujudnya Provinsi Riau sebagai pusat perekonomian dan

kebudayaan melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir

dan bathin, di Asia Tenggara tahun 2020. Hal ini mengingat dukungan sumber

daya alam dan letak geografisnya yang sangat strategis. Untuk mengantisipasi

berbagai kendala yang dihadapi, pemerintah Provinsi Riau menetapkan "Lima

Pilar Pembangunan" yang diharapkan mampu menjadi pemicu berkembangnya

Provinsi Riau menjadi tujuan investasi, diantaranya membangkitkan ekonomi

yang berbasis kerakyatan dan ditujukan bagi usaha kecil dan menengah (UKM),

Peternakan merupakan subsektor pertanian yang pengembangannya

mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Perkembangan tersebut diperlukan

mengingat ternak dianggap sebagsi salah satu sarana untuk meningkatkan

pendapatan peternak kecil dan meningkatkan atau membuka lapangan kerja.

1

Page 16: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

2

Menurut Saragih (2001), masalah mencukupi kebutuhan protein hewani

dalam menu makanan rakyat masih perlu mendapatkan perhatian yang serius,

karena sebagian besar masyarakat, terutama penduduk pedesaan masih

menderita kekurangan gizi. Untuk itu perlu langkah-Iangkah dari pemerintah,

yaitu untuk mengembangkan peternakan khususnya unggas, pad a tingkat

masyarakat.

Berdasarkan data Dinas Peternakan tahun 2003, dapat diketahui bahwa

35% dari total hasil daging yang diproduksi oleh Provinsi Riau pad a tahun 1998

berasal dari ayam ras pedaging dan menunjukkan peningkatan pada tahun-tahun

berikutnya. Pada tahun 1999 dan 2000 hasil daging dari ayam ras pedaging

selalu menempati proporsi terbesar dari produksi daging Provinsi Riau secara

keseluruhan (46% dan 38%). Dengan demikian ternak ayam ras pedaging

merupakan sumber yang paling besar memberikan kontribusi terhadap

penyediaan daging di Provinsi Riau dan dapat diartikan pula bahwa temak ayam

ras pedaging mempunyai kedudukan sangat pentin'g dalam pengembangan

peternakan di Provinsi Riau. Untuk Kota Pekanbaru, menurut data Dinas

Peternakan Kota Pekanbaru, pad a tahun 2003 produksi ayam ras pedaging

mencapai 70,84% sedangkan produksi sapi potong hanya 11,76% dari total

produksi daging berbagai hewan ternak. Sebagai gambaran pada tahun 2001

jumlah produksi daging di Kota Pekanbaru be~umlah 9.662.246 kg, pada tahun

2002 berjumlah 9.927.468 kg dan tahun 2003 berjumlah 10.379.900 Kg. Dari

data ini menunjukan bahwa produksi daging mengalami peningkatan sebesar

2,74% dari tahun 2001 ke tahun 2002 dan sebesar 4,56% dari tahun 2002 ke

tahun 2003. Jumlah produksi daging tersebut terdiri dari: sapi potong 1.235.112

kg, keibau 394.685 kg, kambing 63.467 kg, babi 172.245 kg, ayam ras petelur

151.000 kg, ayam ras pedaging 7.288.141 kg, ayam buras 765.250 kg, itik

Page 17: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

3

310.000 kg. Sedangkan populasi temak di Kota Pekanbaru tahun 2002 adalah

9.677.955 ekor, yang terdiri dari sapi 2.349 ekor, kambing 3.132 ekor, kerbau

1.614 ekor, babi 8.121 ekor, ayam ras petelur 129.000 ekor, ayam ras pedaging

9.000.800 ekor, ayam buras 497.675 ekor dan itik 35.264 ekor (Dinas

Petemakan Kota Pekanbaru, 2003).

Berdasarkan data tersebut, maka Provinsi Riau pada umumnya dan Kota

Pekanbaru pada khususnya, sangat berpeluang untuk mengembangkan

komoditas petemakan, terutama sapi potong dan ayam ras pedaging. Apabila

melihat kontribusi terhadap penyediaan daging, maka sudah selayaknya

komoditas temak unggas menjadi komoditas andalan dalam pengembangan

usaha petemakan di masa mendatang.

Budidaya ayam ras pedaging merupakan salah satu upaya yang dapat

dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat, baik

sebagai petemak maupun pedagang yang merupakan salah satu bagian dari

sektor pertanian. Hal ini karena budidaya ayam ras pedaging dimaksudkan

untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri yang cendrung mengalami

peningkatan dari tahun ketahun.

Data Dinas Petemakan Provinsi Riau Tahun 200d menyatakan Provinsi

Riau memllUtuhkan daging untuk protein hewani sebanyak 42.634 ton per tahun

dengan asumsi tingkat kebutuhan daging sebesar 1 b, 1 kg/kapita/th. Hal ini

didasarkan pada jumlah penduduk Provinsi Riau pad a tahun 1999 sebanyak

4.221.078 jiwa, rata-rata kepadatan penduduk 49,29 jiwa setiap km2 dan laju

pertumbuhan 1,77% per tahun. Dari total kebutuhan tersebut produksi Provinsi

Riau baru mampu mencukupi sekitar 30%, sedangkan sisanya 70% didatangkan

dari luar Provinsi Riau (Mulva, 2001).

Page 18: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

4

Perkembangan jumlah produksi daging ayam ras pedaging di Kota

Pekanbaru dari tahun ke tahun mengalami peningkatan selama kurun waktu

1998-2003. Menurut data Dinas Peterna!<an Provinsi Riau (2004), pada tahun

1998 produksi daging ayam ras pedaging di Kota Pekanbaru sebesar 4.878.347

ekor dan meningkat menjadi 7.439.141 ekor pada tahun 2004 atau mengalami

peningkatan sebesar 52,49%. Kenaikan produksi tersebut menunjukkan

tingginya permintaan konsumen akan ayam ras pedaging di Kota Pekanbaru.

Dengan meningkatnya permintaan konsumen akan ayam ras pedaging

berarti masih terbuka kesempatan bagi peternak untuk berusaha kembali di

bidang peternakan ayam ras pedaging yang sempat lesu mengingat sejak

pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis moneter, yang

mengakibatkan banyak peternak gulung tikar. Untuk mengatasi masalah ini,

beberapa peternak mencoba membuat pakan sendiri dari bahan-bahan yang

dapat ditemui secara lokal, namun hal ini tidak banyak membantu.

Rakorbang Provinsi Riau Bidang Peternakan pad a tahun 2000

menyimpulkan bahwa kecilnya produksi hasil peternakan ini disebabkan oleh

beberapa hal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka rakorbang memutuskan

beberapa strategi pemecahan masalah dalam "6 Pilihan Strategi Pembangunan

Petemakan Provinsi Riau". Dari 6 pilihan strategi pembangunan petemakan

Provinsi Riau yang ditawarkan terse but, salah satunya yang telah dilaksanakan

adalah pengembangan kemitraan yang luas dan saling menguntungkan.

Model kemitraan ditetapkan sebagai kebijakan pemerintah untuk

pel1gembangan semua subsektor pertanian. Secara umum ada tiga hal penting

yang terkandung dalam konsep model kemitraan, yaitu; (i) prinsip bahwa yang

kuat (perusahaan inti) membantu pihak yang !enlah (petani plasma) dalam

Page 19: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

5

meningkatkan efisiensi dan efektivitas sumberdaya, modal dan tenagalkeahlian

dalam menerapkan teknologi budidaya dan manajemen secara optimal;

(ii) merupakan unit ekonomi yang utuh dan berkesinambungan, baik inti maupun

plasma harus merupakan satu kesatuan usaha yang tidak dapat dipisahkan; dan

(iii) inti dan plasma saling membutuhkan dan menguntungkan (Manu rung dan

Dja'far, 1988).

Pada awalnya industri budidaya ayam ras pedaging tumbuh dalam bentuk

peternakan dengan skala usaha yang relatif kecil yang dimulai pada dekade

60-an, sedangkan perhatian pemerintah untuk mengembangkannya baru dimulai

pada tahun 1971 dengan dicanangkannya pilot proyek bimas rakyat. Pemerintah

pada saat itu memberikan kemudahan untuk mengimpor sarana produksi

peternakan, obat-obatan, investasi untuk membangun perusahaan pabrik pakan

dan farmasi. Menurut Rasyaf (1995), justru kemudahan yang diberikan oleh

pemerintah tersebut be raki bat pad a menjamurnya para peternak marginal

(berskala kecil). Peternak mandiri berskala kecil memiliki keterbatasan dalam hal

pemasaran, tidak memiliki keterampilan, serta permodalan yang terbatas,

sehingga peternak tidak memiliki kemampuan bertahan bila terjadi perubahan

pasar yang tidak menguntungkan seperti; penurunan harga produksi, kenaikan

harga pak~n dan dominasi dari peternak besar. Hal ini juga karena telah

dikuasainya usaha peternakan tersebut dari hulu hingga hilir termasuk on farm

oleh satu badan usaha yang sama.

Setiap tahun harga pakan ayam ras pedaging mengalami kenaikan rata­

rata Rp50 !kg. Meningkatr.ya harga pakan teisebut terutama disebabkan oleh:

1. Bahan baku yang sebagian besar masih impor, karena bahan baku pakan

ternak domestik yang terdirj dari jagung, bungkil kedele, tepung ikan tidak

Page 20: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

6

mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan industri pakan ternak yang

tumbuh sebesar 10% - 15% setiap tahunnya.

2. Adanya indikasi bahwa industri pakan ternak oleh industriawan mengarah

pada struktur industri dan sistem ekonomi yang oligopolistik.

Para peternak berskala kecil tidak mempunyai kemampuan bersaing dan

sangat lemah bila berhadapan dengan para peternak besar yang umumnya

mempunyai jaringan kuat, permodalan memadai serta didukung kemampuan

teknis dan manajemen yang lebih baik. Dengan demikian banyak peternak

berskala kecil ini secara otomatis berusaha meningkatkan produksinya sehingga

akan terjadi persaingan harga, akibatnya harga ayam ras pedaging akan

mengalami penurunan dan peternak mengalami kerugian.

Untuk memulai suatu usaha peternakan tidak semudah yang

dibayangkan. 8anyak aspek yang harus dipertimbangkan yang salah satunya

adalah aspek teknis yakni aktivitas yang. mengarahkan agar ayam tetap hidup

dan mampu mengeluarkan kemampuan genetisnya. Selain itu aspek modal dan

pengadaan sapronak (sarana produksi ternak) juga menjadi kendala bagi

peternak kecil (Rasyaf, 1995). Guna mendorong pengembangan usaha

peternakan khususnya ayam ras pedaging, pemerintah telah menciptakan

beberapa kemudahan melalui pemanfaatan modal/skim kredit yang diantaranya

adalah model kemitraan.

Melihat dari hal tersebut, timbul pertanyaan pokok dalam kajian ini, yaitu

"Bagaimana strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging

sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak melalui model

kemitraan di Kota Pekanbaru?:'

Page 21: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

7

1.2. Perumusan Masalah

Konsep kemitraan yang umum dikenal adalah pengejawantahan peranan

perusahaan peternakan atau pertanian besar sebagai agent of development. Ini

berarti perusahaan pertanian atau peternakan besar (negara atau swasta)

memiliki kewajiban untuk membangun dan membina petani atau peternak

subsistem. Dengan model seperti ini diharapkan akan berlangsung proses

pengalihan teknologi, manajemen, modal, pasar dan informasi yang pad a

gilirannya usaha yang dimiliki petani peserta kemitraan akan dapat tumbuh

menjadi suatu usaha yang tangguh.

Dari observasi awal yang penulis lakukan, ada empat model kemitraan

peternakan ayam . ras pedaging di Kota Pekanbaru yaitu model kemitraan

Pokphand, model kemitraan Ramah Tamah Indah (RTI), model kemitraan

Confeed dan model kemitraan Makmur Jaya. Keempat model kemitraan ini

masing-masingnya mempunyai dasar usaha yang berbeda-beda namun sejalan

dengan usaha peternakan ayam ras pedaging.

Dari keempat model kemitraan yang ada di Pekanbaru, ada dua

perusahaan besar yaitu Charoen Pokphand dan Confeed yang telah memiliki

produksi anak ayam atau Day Old Chiken (DOC) sendiri di Provinsi Riau. Selain

itu, perusahaan ini juga memproduksi pakan sendiri. Dengan adanya model

kemitraan pad a kedua perusahaan ini pemasaran anak ayam dan pakan akan

lebih mudah karena dipakai untuk petemak plasma dalam kemitraan, sisanya

dijual ke Poultry Shop. Model yang dikembangkan oleh Makmur Jaya dan RTI

berbeda dengan pola sebelumnya. Makmur Jaya merupakan perusahflCJn yang , i

bergerq~ Hibidang Poultry Shop yang memasarkan anak ayam, pakan serta

perlengkapa,l peternakan lainnya. Sementara perusahaan RTI garis usahanya

Page 22: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

8

adalah sebagai pemasaran ayam, berupa pedagang pengecer dipasar dan juga

sebagai pemasok ayam hidup pada beberapa pedagang di beberapa pasar yang

ada di dalam Kota Pekanbaru maupun antar Provinsi. Oleh sebab itu muncul

suatu pertanyaan, bagaimana implementasi dari masing-masing model kemitraan

yang telah ada di Kota Pekanbaru?

Untuk mengembangkan usaha petemakan, tingkat penghasilan petemak

ikut menentukan. Berdasarkan hasil penef.itian Mulva (2001), pada perusahaan

kemitraan, pendapatan bersih petemak bisa mencapai sebesar Rp403

lekorlsiklus. Pad a model kemitraan RTI di Pekanbaru, petemak memperoleh

pendapatan bersih sebesar Rp500/kg/siklus produksi ayam ras pedaging

ditambah insentif yang jumlahnya bisa mencapai hingga Rp288/ekorlsiklus.

Berdasarkan kondisi ini pertanyaan yang timbul dalam kajian ini, adalah:

bagaimana perbedaan pendapatan petani petemak dari berbagai model

kemitraan dengan skala usaha yang berbeda?

Dari keempat model kemitraan yang ada di Kota Pekanbaru, masing­

masing badan usaha (inti) berkeinginan dapat merekrut peternak (plasma)

sebanyak-banyaknya dengan memberikan insentif pendapatan yang tinggi

ditambah variasi bonus pemeliharaan dan manajemen. Hal ini bagi petemak

akan menjadi pertimbangan tersendiri dalam menentukan pilihan inti. Muncul

pertanyaan tentang faktor-faktor apa yang mendorong peternak dan perusahaan

untuk bergabung melaksanakan model kemitraan pada petemakan ayam ras

pedaging dan apakah usaha kemitraan ayam r~s pedaging merupakan pilihan

yang tepat o!eh peternak?

8antacut dkk (2001) menyatakan bahwa kemitraan dapat dini!ai strategis

untuk mengidentifikasi persoalan yang terjadi dar. menyusun suatu bentuk

Page 23: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

9

kerjasama yang harmonis dan sinergik diantara pelaku pembangunan nasional.

Dalam konteks bisnis, pola kemitraan diperlukan untuk meningkatkan efisiensi,

efektivitas dan produktivitas hubungan bisnis yang didukung oleh akses terhadap

pasar, modal dan teknologi, serta peningkatan kemampuan organisasi dan

manajemen.

Sutrisno dkk (2001) menyatakan, mengingat model kelembagaan sangat

beraneka ragam baik tingkat lokal maupun tingkat nasional, bersifat sosial

maupun ekonomi, maka perlu adanya pembatasan-pembatasan. Sehubungan

dengan pentingnya pengembangan kelembagaan, sebagian besar investasi yang

dilakukan lembaga donor internasional terfokus pada pengembangan

kelembagaan tingkat nasional dan sangat sedikit sekali yang memberikan

perhatian pada pengembangan kelembagaan lokal, padahal kelembagaan lokal

paling dekat dengan masyarakat yang menjadi sasaran pengembangan

kelembagaan itu sendiri. Oleh karenanya, pengembangan kelembagaan lokal

(local institutional development) menjadi sangat relevan dalam upaya

pengembangan ekonomi lokal. Bedasar pada pemyataan-pernyataan tersebut,

timbul pertanyaan lain sebagai pertanyaan pokok dalam kajian ini, yaitu:

bagaimanakah model kelembagaan kemitraan untuk pengembangan ekonomi

lokal, khususnya peternakan ayam ras pedaging di Kota Pekanbaru?

Sen1ua permasalahan tersebut terarah pada kriteria model kemitraan

yang bagaimanakah yang sebenarnya dianggap baik oleh peternak untuk

meningkatkan kesejahteraannya. Model yang dianggap lebih baik oleh peternak

tentulah akar. menjadi pilihan peternak dalam berusaha dan memperluas usaha.

Kemampuan untlJK menclJkupi kebutuhan akan. daging di Kota Pekanbarl! yang

baru terpenuhi 30% adalah pricritas dari pemerintah dalam pembangunan.

Page 24: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

1.3. Tujuan dan Manfaat Kajian

1.3.1. Tujuan Kajian

10

Secara umum tujuan dari kajian ini adalah merumuskan kriteria model

kemitraan yang tepat dalam strategi pengembangan peternakan dengan melihat

tingkat pendapatan peternak dalam model kemitraan peternakan ayam ras

pedaging di Kota Pekanbaru. Diharapkan dengan strategi yang baik akan dapat

meningkatkan jumlah peternakan ayam ras pedaging dalam usaha pemerintah

mencukupi kekurangan akan protein hewani di Kota Pekanbaru.

Tujuan spesifik kajian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi pola-pola kemitraan peternakan ayam ras

pedaging yang ada di Kota Pekanbaru dan faktor-faktor apa saja yang

mendorong peternak dan perusahaan melaksanakan model kemitraan

tersebut.

2. Mengetahui perbandingan tingkat pendapatCln petani peternak pada masing­

masing model kemitraan dengan skala usaha yang berbeda.

3. Memformulasikan model kemitraan pengembangan peternakan ayam ras

pedaging dalam konteks pembangunan ekonomi lokal berbasis peternakan di

Kota Pekanbaru.

1.3.2. Manfaat Kajian

Berdasarkan tujuan tersebut diharapkan hasil penelitian ini akan

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada pemerintah sebagai pembuat keputusan dan

pSi 19ambil kebijaksanaan guna kelanjutan dan pengembangan usaha

Page 25: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

11

peternakan ayam ras pedaging melalui model kemitraan di masa yang akan

datang.

2. Memberikan informasi bagi peserta atau bukan peserta kemitraan tentang

pelaksanaan kemitraan peternakan ayam ras pedaging dalam hubungannya

dengan pendapatan keluarga.

3. Memberikan informasi kepada para pemilik program kemitraan (swasta

sebagai inti) guna memperbaiki kinerjanya dalam meningkatkan kemampuan

pengembangan peternakan ayam ras pedaging sebagai usahanya dan

pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

Page 26: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembangunan Peternakan

Saragih (2001) menyatakan, pengertian pertanian dalam arti luas adalah

seluruh mata rantai proses pemanenan energi surya secara langsung dan tidak

langsung melalui proses fotosintesa dan proses pendukung lainnya untuk

kehidupan manusia yang mencakup aspek ilmu pengetahuan, teknologi dan

kemasyarakatan dan mencakup bidang tanaman pangan, holtikultura,

peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan.

Pada GBHN 1999-2004 yang ditetapkan oleh MPR dalam Tap. MPR No.

IVlMPRl1999 dijelaskan bahwa pembangunan lebih difokuskan pada agribisnis

rakyat yang dapat menimbulkan inisiatif dunia usaha untuk membangun

agribisnis dan membangun infrastruktur agribisnis nasional. Selain itu, salah satu

misi pembangunanpertanian menuju terwujudnya pertanian yang modern, i

tangguh, dan efisien menuju masyarakat Indonesia yang sejahtera adalah

memberdayakan masyarakat pertanian menuju wiraswasta agribisnis yang

mandiri, maju dan sejahtera sesuai dengan kebijaksanaan operasional yang

telah dirumuskan yakni pembangunan agribisnis dengan membangun

keunggulan komparatif sesuai dengan kompetisi dan produk unggulan setiap

daerah.

Menurut Mubyarto (1982), pembangunan pertanian merupakan suatu

proses perubahan fisik, ekonomi, sosial dan budaya yang dilakukan oleh

manusia secara berkesinambungan untuk mendapatkan hasil dari usaha

pertanian tanaman pangan, perkebunan besar, perkebunan ra kyat , kehutanan,

perikanan, dan peternakan.

12

Page 27: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

13

Menurut Saragih (2001), bahwa membangun pertanian saja hanya

menempatkan perekonomian Indonesia terlena menikmati keunggulan

komparatif seperti selama 30 tahun terakhir. Sedangkan membangun agribisnis

adalah membangun keunggulan bersaing diatas keunggulan komparatif yakni

melalui transformasi pembangunan kepada pembangunan yang digerakan olah

modal dan selanjutnya digerakan oleh inovasi.

Dalam kegiatan berproduksi dibidang pertanian, sering kali kita

mendengar adanya kesenjangan antara produktifitas yang seharusnya bisa

dilakukan dengan produktifitas yang dilakukan oleh petani. Dalam mempelajari

aspek tersebut secara mikro, Soekartawi (2002) menyatakan peranan hubungan

input (faktor produksi atau korbanan produksi) dan output (hasil atau produksi)

mendapat perhatian utama. Peranan input bukan saja dilihat dari segi macamnya

atau tersedianya dalam waktu yang tepat; tetapi dapat juga ditinjau dari segi

efisiensi penggunaan faktor produksi tersebut.

Efisiensi ekonomi dalam berproduksi dapat dicapai melalui kemitraan

karena masing-masing pihak yang bermitra menawarkan sisi keunggulan

masing-masil'lg. Lebih jauh Sumardjo dkk (2004) menyatakan:

Kemitraan bisnis memang bermanfaat dalam meningkatkan akses usaha

kecil ke pasar, modal dan teknologi serta mencegah terjadinya diseconomies of

scale sehingga mutu juga menjadi terjaga. Hal seperti ini dapat terjadi karena

adanya komitmen kedua belah pihak untuk bermitra. Pengusaha menengah

sampai dengan skala besar memiliki komitmen atau tanggung jawab moral dalam

membimbing dan mengembangkan pengusaha kecil supaya dapat

mengembangkan usahanya sehingga mampu menjadi mitra yang handa! untuk

meraih keuntungan bersama. Mereka yang bermitra perJu menyadari kekuatan

Page 28: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

14

dan kelemahan masing-masing untuk saling mengisi, saling melengkapi, saling

memperkuat, serta tidak saling mengekploitasi. Dalam kondisi ini akan tercipta

rasa saling percaya antar kedua belah pihak sehingga usahanya akan semakin

berkembang.

Efisiesi ekonomi dapat dicapai melalui kemitraan karena masing-masing

pihak yang bermitra menawarkan sisi keunggulan masing-masing. Melalui

kemitraan dapat dihindari kecendrungan monopoli. Monopoli menyebabkan

distorsi dalam pasar, sedangkan kemitraan memperkuat mekanisme pasar,

sekaligus menghilangkan persaingan yang tidak sehat dan saling mematikan.

Hakekat kemitraan dengan demikian tidak sarna bahkan berlawanan dengan sifat

kartel atau kerjasama lain untuk menguasai pasar yang menjurus kearah

monopoli dan oligopoli atau manopsoni dan oligopsoni (Kartasasmita, 1995).

Krisis ekonomi yang te~adi dalam beberapa tahun belakangan

menyebabkan turunnya nilai rupiah, sehingga mengakibatkan harga sarana

produksi naik terutama pakan dan obat-obatan, kareria sebagian besar bahan

dasar pakan dan obat-obatan tersebut masih diimpor dari luar negeri. Dengan

tingginya harga input banyak petani peternak yang gulung tikar karena tidak

mampu merrlbiayai proses produksi.

Pembangunan ekonomi lokal adalah suatu upaya untuk menciptakan

suasana berkembangnya potensi masyarakat, peningkatan akses masyarakat

terhadap sumberdaya ekonomi, mencegah te~adinya persaingan yang tidak

berimbang serta menciptakan kebersamaan dan kemitraan. Oleh karena itu,

pengembangan kemitraan antara usaha besar dan UKM dalam konteks

pengambangan ekof!omi lokal diharapkan dapat /11Anciptakan perekonomian

yang kuat karena berbasis sumberdaya lokal, perekonomian yang harmonis

Page 29: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

15

karena usaha besar dan UKM tumbuh bersama-sama serta memihak pada

masyarakat karena potensi masyarakat (pedesaan) menjadi sumberdaya

perekonomian nasional (Haeruman, 2001).

Sesuai dengan pengertian dari pernyataan-pernyataan tersebut diatas,

maka pembangunan kemitraan juga harus meliputi pembangunan kepada semua

subsektor perekonomian dan mata usaha/bisnis yang ada. Pembangunan

dimaksud menekankan pada pentingnya kemitraan dalam tataran alih teknologi,

manajemen, pemasaran dan pengembangan sumberdaya manusia. Dalam

pembangunan dimaksud, subsektor peternakan di Provinsi Riau merupakan

salah satu subsektor yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah

dalam usaha pencapaian pemenuhan akan kebutuhan protein hewani.

2.2. Kemitraan Peternakan Ayam Broiler

Pads dasarnya pembangunan peternakan dengan model kemitraan ini

memiliki tujuan yang diantaranya adalah penihgkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani, meningkatkan prod u ksi dan ekspor komoditi non migas,

serta mempercepat alih teknologi budidaya manajemen peternakan dari inti ke

plasma.

Menurut Sa'id (2001), ada beberapa sisi positif yang dapat diperoleh dari

kemitraan, yaitu:

1. Kemitraan dibentuk atas dasar saling membutuhkan. Industri membutuhkan

pasokan bahan baku yang berkesinambungan dari petani. Dilain pihak,

petani membutuhkan jaminan pemasaran hasil produksinya. Dengan

demikian, kedua belah pihak memiliki ikatan yang juat atas saling

memputuhkan.

Page 30: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

16

2. Kemitraan yang terbentuk didasarkan pada prinsip saling menguntungkan,

yakni perusahaan memiliki komitmen untuk membeli hasil produksi petani

sesuai dengan harga pasar dan dibayar dengan tunai. Dilain pihak, para

petani memiliki komitmen utnuk bersedia memasok hasil dan mengatur siklus

produksinya, sehingga pasokan ke perusahaan dapat berkesinambungan.

3. Kemitraan yang dibentuk didasarkan pada prinsip tumbuh dan berkembang

bersama, sehingga industri menyediakan kredit kepada petani tanpa bunga

dan tanpa agunan dengan masa tenggang selama satu tahun, dan

4. Kemitraan yang terbentuk didasarkan pada prinsip saling percaya, yakni

ketika petani memasok produksinya, langsung dibayar tunai oleh perusahaan

tanpa memotong sisa hutangnya. Dilain pihak, para petani membayar

hutangnya pada saat jatuh tempo dan dapat meminjam kembali.

Dasar pemikiran Kemitraan adalah setiap pelaku usaha mempunyai

potensi, kemampuan dan keistimewaan masing-masing dengan perbedaan

ukuran, jenis, sifat dan tempat usahanya. Dari pelaku usaha yang mempunyai

kelebihan dan kekurangan diharapkan dapat saling menutupi kekurangan

masing-masing dengan kondisi yang demikian akan timbul suatu kebutuhan

untuk bekerjasama dan menjalin hubungan ke~asama model kemitraan .

Berdasarkan arahan Departemen Pertanian (1985), maka Model Inti

Rakyat dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tujuan pembangunan dengan model inti rakyat yaitu membangun

masyarakat tani yang berwiraswasta, sejahtera dan selaras dengan

lingkungan yang dilaksanakan di suatu wilayah.

2. Model inti rakyat dilaksanakan dalam rangka membangun dan membina

usaha pertanian rakyat dengan teknologi baru agar mampu memperoleh

Page 31: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

17

pendapatan yang layak, dan keluar dan kemiskinan terkait dengan tujuan

untuk mampu berfungsi sebagai pusat pengembangan ekonomi yang

selanjutnya akan berperan sebagai penunjang dan pendorong

pengembangan wilayah.

3. Atas dasar disain tata ruang yang dihasilkan oleh studi kelayakan dibangun

juga tempat pemukiman dengan pengaturan terciptanya lingkungan

kehidupan yang serasi.

Dalam pelaksanaan kemitraan Wie (1992) mengungkapkan adanya

empat model hubungan kemitraan yang terjadi. Pertama, model dagang yaitu

suatu model hubungan kemitraan yang hanya terbatas pada hubungan dagang

antara penjual dan pembeli saja. Kedua, model vendor yaitu suatu hubungan

kemitraan yang mengharuskan pihak-pihak yang bermitra untuk memenuhi

kebutuhan bahan baku operasional perusahaan inti. Ketiga, model subkontrak,

terjadi apabila produk-produk yang dihasilkan oleh pihak yang bermitra masih

merupakan sistim produksi perusahaan inti sehingga untuk model kemitraan ini

anggota kemitraan harus dapat memenuhi persyaratan inti dalam melaksanakan

proses produksinya terutama mengenai skala produksi dan penggunaan

teknologi. Keempat, model pembinaan yang diarahkan untuk mendorong pihak­

pihak yang memiliki potensi untuk berproduksi. Pada umumnya produk yang

dihasilkan merupakan komoditi untuk ekspor.

Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian Repu'blik Indonesia

No.472/KpsITN.330/6/1996. Model umum kemitraan antara pengusaha dengan

psternak peserta kemitraan dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu;

a) Pola Inti Rakyat: yaitu perusahaan yang meiakukan fungsi perencanaan,

bimbingan dan pelayanan sarana produksi, kredit, pengolahan hasil dan

Page 32: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

18

pemasaran hasil bagi usahatani yang dibimbingnya (plasma), sambil

mengusahakan usahatani yang dimilikinya dan dikelolanya sendiri (inti).

b) Perusahaan pengelola: yaitu perusahaan yang melakukan fungsi

perencanaan, bimbingan dan pelayanan sarana produksi, kredit, pengolahan

dan pemasaran hasil bagi usahatani yang dibimbingnya, tetapi tidak

menyelenggarakan usahatani sendiri.

c) Perusahaan penghela: yaitu perusahaan yang melakukan fungsi

perencanaan, bimbingan dan menampung hasil tanpa melayani kredit sarana

produksi dan juga tidak mengusahakan usahataninya sendiri.

Dari tiga bentuk hubungan kemitraan antara inti dan plasma, satu

diantaranya yang telah banyak dikembangkan di Indonesia adalah kemitraan

dengan Pol a Inti Rakyat (PIR). PIR di Indonesia sebelumnya banyak

dikembangkan pada sektor perkebunan, dan komoditi yang menjadi primadona

untuk dikembangkan dengan Pola Inti Rakyat ini adalah karet dankelapa sawit.

Bila dilihat dari segi pelaku model kemitraan maka jenis kemitraan dapat

dibedakan menjadi dua tipe yaitu kemitraan vertikal dan kemitraan horizontal

Suharno (1999). Kemitraan vertikal terjadi apabila para peserta kemitraan

merupakan integrasi dari hulu hingga hilir, sedangkan kemitraan horizontal terjadi

apabila pelakunya melakukan usaha sejenis. Sumardjo (2001) juga menyatakan

bahwa kemitraan dapat bersifat horizontal atau vertikal berdasarkan posisi dalam

struktur produksi. Kemitraan horizontal adalah kerjasama antara peternak besar

dengan peternak kecil dalam rangka meningkatkan produksi untuk memenuhi

pasar, atau kerjasama antara peternak kecil yang membentuk koperasi dengan

tujuan mempero!eh bahsn baku lebih murah, sehingga level kelJntungan

peternak meningkat. Kemitraan vertikal meliputi beberapa lembaga yang

Page 33: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

19

berhubungan secara vertikal dan memberikan sumbangan dalam proses

produksi.

Inti selain membangun usahanya juga memberikan sumbangsih agar

usaha plasma juga dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan. Model

PIR pad a ayam ras secara resmi dimulai sejak terbitnya SK Menteri Pertanian

No. 406/KPTS/5/1984. Konsep PIR diilhami dengan adanya model kemitraan

Miranti-Mirama yang diperkenalkan pertama oleh Gabungan Perusahaan

Perunggasan IndonesialGAPPI (Suharno, 1999).

Hafsah (2001) menyatakan, kemitraan adalah jalinan ke~asama dari dua

atau lebih pelaku usaha yang saling menguntungkan. Kemitraan seperti yang

tercantum dalam Undang-Undang No.9 Tahun 1995 adalah ke~asama antara

usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai

pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan oleh usaha menengah atau

usaha besar. Kemitraan didasarkan atss prinsip saling memperkuat. Beberapa

aspek kerjasama adalah permodalan, manajemen, teknologi dan pemasaran.

Dari beberapa pengertian yang ada tersebut, pengusaha besar

mempunyai tanggung jawab moral untuk membimbing dan membina pengusaha

kecil mitranya agar mampu menjadi mitra yang handal untuk meraih keuntungan

dan kesejahteraan bersama. Mereka harus menyadari kekurangan masing­

masing dan mampu saling mengisi serta melengkapi kekurangan tersebut.

Sumardjo (2001) menyatakan, dalam sistem agribisnis terdapat lima

bentuk kemitraan antara petani dengan pengusaha besar. Kelima jenis kemitraan

tersebut adalah:

Page 34: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

20

1. Pola inti plasma.

Pola ini merupakan pola hubungan kemitraan antara petani/kelompok tani

atau kelompok mitra sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra

usaha. Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan

teknis dan manajemen serta menampung, mengolah dan memasarkan hasil

produksi. Perusahaan inti tetap memproduksi kebutuhan perusahaannya,

sedangkan kelompok mitra usaha memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai

dengan persyaratan yang telah disepakati.

2. Pola subkontrak.

Pol a ini merupakan pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan

kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan

perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya. Sentuk kemitraan

semacam ini biasanya ditandai dengan adanya kesepakatan tentang kontrak

bersama yang diantaranya mencakup volume, harga, mutu dan waktu. Pola

kemitraan ini dalam banyak kasus ditemukan sangat bermanfaat dan kondusif

bagi terciptanya alih teknologi, modal keterampilan dan produktifitas, serta

terjaminya pemasaran produk pada kelompok mitra.

3. Pola dagang umum.

Pola kemitraan dagang umum merupakan pola hubungan usaha dalam

pemasaran hasil antara pihak perusahaan pemasar dengan pihak kelompok

pemasok kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan pemasar. Pada

dasarnya pola kemitraan ini adalah hubungan jual-beli sehingga memerlukan

struktur pendanaan yang kuat dari pihak yang bermitra. baik perusahaan

besar maupun usaha kedl.

Page 35: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

21

4. Pola keagenan.

Merupakan bentuk kemitraan dengan peran pihak perusahaan atau besar

mitra memberi hak khusus untuk memasarkan barang atau jasa usaha

perusahaan atau usaha kecil mitra usaha. Perusahaan besar/menengah

bertanggung jawab atas mutu dan volume prod uk, sedangkan usaha kecil

mitranya berkewajiban memasarkan produk atau jasa tersebut. Diantara

pihak-pihak yang bermitra terdapat kesepakatan tentang target-target yang

harus dicapai dan besarnya fee atau komisi.

5. Kerjasama operasional agribisnis.

Pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis merupakan pol a hubungan

bisnis, dimana kelompok mitra menyediakan Ishan, sar-ana dan tenaga.

Sedangkan pihak perusahaan mitra menyediakan biaya, modal, manajemen

dan pengadaan sarana produksi untuk mengusahakan atau membudidayakan

suatu komoditi pertanian. Disamping itu, perusahaari mitra juga sering

berperan sebagai penjamin pasar prod uk, diantaranya juga mengolah produk

tersebut dan dikemas lebih lanjut untuk dipasarkan.

Model inti rakyat merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling

menguntungkan antara perusahaan besar dengan usaha ternak kecil

disekitarnya. PIR dilaksanakan dengan azas bahwa golon9an yang kuat wajib

membantu golongan lemah didalam usahanya untuk mencapai tujuan masing­

masing. Menurut Saragih (2001), untuk meningkatkan dayasaing produk

perunggasan nasional perlu dikembangkan kemitraan melalui integritas vertikal.

Melihat kondisi struktur peternakan nasional masih didominasi oleh peternakan

rakyat berskala kec:!.

Page 36: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

22

Pemerintah sangat memperhatikan dan mendorong perkembangan

industri budidaya ayam ras pedaging. Menurut Rahardi (2003), kebijakan

pemerintah dalam subsektor peternakan juga turut menentukan suksesnya

kegiatan peternakan. Pemberian fasilitas kredit dan izin usaha, misalnya,

merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah untuk pengembangan

peternakan.

Pad a tahun 1981 pemerintah mengeluarkan Keppres No.50/1981 yang

mengatur skala produksi untuk memacu pertumbuhan produksi ayam ras

pedaging dan memperluas peluang berusaha bagi peternak-peternak skala

keluarga, yakni maksimum 5.000 ekor untuk ayam petelur dan 750 ekor per

minggu untuk ayam ras pedaging. Kebijaksanaan ini diperkuat dengan

diperkenalkan model Pola Inti Rakyat (PIR) Unggas melalui SK Mentan

No.TN.330/Kpts/5/1984.

Pada tahun 1990 pemerintah mengeluarkan Keppres No.22/1990 sebagc:ii

pengganti Keppres No.50/1981. Dalam kebijaksanaan baru diatas, peternakan

skala kecil dikembangkan untuk melakukan kerjasama sistem kemitraan dengan

perusahaan besar (Deptan, 1996). Dengan adanya Keppres No.22/1990

tersebut diharapkan pertumbuhan produksi ayam ras pedaging dapat lebih

dipercepat tanpa mengabaikan proses pemerataan kesempatan berusaha bagi

peternak besar maupun peternak skala keeil. lsi Keppres No.22/1990 tersebut

diantaranya adalah membagi peternakan ayam ras menjadi dua kategori, yakni

peternakan rakyat dan perusahaan petemakan. Peternakan rakyat adalah usaha

peternakan yang menguasai maksimum 10.000 ekcr untuk s,am petelur dan

15.000 L!!1tl!k ayam ras pedag!ng, sedcmgkan perusanaan petemakan skala

usahanya berada diatas angka tersebut.

Page 37: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

23

Lahimya Kepres No.22190 membangkitkan kegairahan usaha peternakan

ayam ras. Perkembangan usaha ayam ras tampak sangat pesat. Pada sektor

budidaya terjadi pergeseran struktur usaha ayam ras. Kalau semula usaha ayam

ras hanya dikelola oleh para petemak, maka setelah Keppres tersebut

memunculkan perusahaan peternakan dalam hal kemitraan usaha. Suhamo

(1996) mengatakan, Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia/GAPPI

pad a tahun 1994 menyusun konsep ke~asama kemitraan antara pengusaha

yang bertindak sebagai inti dengan petemak sebagai plasma. Bentuk kemitraan

inidisebut Miranti-Mirama (mitra usaha inti - mitra usaha plasma).

Munculnya model kemitraan PIR Perunggasan di Kota Pekanbaru,

menurut Dinas Petemakan Tingkat I dimulai pada awal April 1998. Bertindak

sebagai pihak inti adalah PT Charoen Pokphand. Setelah itu baru menyusul

kemitraan yang dikembangkan oleh PT Indojaya Agrinusa atau lebih dikenal

dengan nama Confeed, Makmur Jaya dan RTI.

INTI

Memiliki - Modal - Teknologi - Manajemen - Pasar - Informasi

1----+/:: KERJASAMA I/<e-"----I

SASARAN

PLASMA

Memiliki - Lahan - Tenaga Kerja - Kandang - Peralatan

- Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak - Pemerataan pendapatan - Peningkatan produksi dan komoditi non migas - Mempercepat teknolcgi budidaya dan manajemen

petemakan dari inti ke plasma - Menciptakan kemampuan petemak plasma untuk mandiri I

Gambar 1. Konsep Pengembangan Model Inti Rakyat

Page 38: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

24

Dinas Peternakan Provinsi Riau (1999) menerangkan bahwa model

kemitraan PIR merupakan anjuran pemerintah lewat Direktorat Jendral

Peternakan. Model PIR bersifat kerjasama yang saling menguntungkan antara

inti (perusahaan) dengan plasma (peternak) dimana perusahaan selaku inti

memberikan bantuan kepada peternak (kredit jangka pendek) berupa DOC,

pakan, obat-obatan (variabel cost), bimbingan teknis serta adanya jaminan

pemasaran dan harga jual. Sedangkan peternak menyediakan kandang dan

keperluan lain berupa sarana dan prasarana yang diperlukan dan pengelolaan

usahaltenaga kerja.

Hal ini didasarkan atas keputusan Menteri Pertanian No : 472/KPTSfTN

330/6/96 pasal 8; perusahaan peternakan dan perusahaan dibidang peternakan

yang melakukan kemitraan dengan petemakan ayam ras menjamin mutu ayam

pedaging dan telur, harga dan pemasarannya sedemikian rupa sehingga

peternakan rakyat memperoleh pendapatan yang wajar.

Hal yang sarna disampaikan oleh Muchtar (1996) pada penelitian yang

dilakukan pada PIR Ophir di Pasaman pada tahun 1987. Dari penelitian ini

diketahui pendapatan petani model PIR naik sebesar 443% bila dibandingkan

dengan pendapatan petani non PIR.

Menurut Mulva (2002), dalam penelitiannya dibidang model PIR yang ada

di Riau membuktikan bahwa pendapatan petemak ayam broiler model PIR

dengan skala usaha 5.000 ekor per periode pemeliharaan mendapatkan

pendapatan bersih Rp2.017.048. Dengan melihat pendapatan per ekor dalam

peme!iharaan se!ama satu periode pemeliharaan peternak mendapatkan upah

Rp403 lekor Iperiode Sehingga dapat dikatakan bahwa PIR merupakan model

untuk mewujudkan perpaduan usaha dengan sasaran perbaikan keadaan sosial

Page 39: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

25

ekonomi peserta dan didukung oleh suatu sistim pengelolaan usaha dengan

memadukan berbagai kegiatan produksi, pengelolaan dan pemasaran dengan

menggunakan perusahaan besar sebagai inti dalam suatu sistim kerja sama

yang saling menguntungkan.

2.3. Keuntungan Peternak dalam Kemitraan

Salah satu perusahaan peternakan yang bergerak dalam model

kemitraan melalui PIR adalah perusahaan PT Charoen Pokphand yang

beroperasi di Pekanbaru sejak bulan April tahun 1998. Kemitraan dengan PIR

tersebut bersifat kerjasama yang saling menguntungkan antara inti (perusahaan )

dengan plasma (peternak). Pihak perusahaan selaku inti memberikan bantuan

berupa kredit jangka pendek yaitu anak ayam umur sehari (DOC), pakan dan

obat-obatan. Selain itu juga memberikan kredit jangka panjang berupa tempat

makanan, tempat minuman dan pemanas gas. Selain itu perusahan ini juga i

menjamin pemasaran hasil produksi dengan harga garansi dan bimbingan teknis

secara kontinyu serta pelatihan bagi peternak (Dinas Peternakan,1999).

Munculnya sejumlah peternakan komersil yang menjalin hubungan kerjasama

dengan peternak dalam status hubungan inti-plasma, cukup menimbulkan

harapan, sebgai titik awal yang baik dari pelaksanaan konsep pengembangan

industri peternakan rakyat.

Pemerintah sangat memperhatikan dan mendorong perkembangan

industri budidaya ayam ras pedaging. Menurut Taryoto (1993) perhatian tersebut

dilakukan oleh pemerintah karena teknologi, sifat dan manfaat daging ayam yang

sangat besar antara lain:

Page 40: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

26

1. Daging ayam ras mudah diterima dan dikonsumsi oleh seluruh lapisan

masyarakat.

2. Daging ayam ras mempunyai protein yang relatif lebih murah jika

dibandingkan dengan daging lainnya.

3. Budidaya ayam ras tidak memerlukan lahan yang luas.

4. Teknologi ayam ras mudah dikuasai.

5. Waktu produksi ayam ras relatif pendek (hanya 5-8 minggu).

Menurut Saragih (2001), agribisnis ayam ras pedaging menghadapi

prospek yang cerah dimasa yang akan datang, hal ini di dorong oleh faktor

jumlah penduduk yang besar, konsumsi daging broiler yang masih rendah, dan

kemungkinan pertumbuhan ekonomi nasional yang positif.

Menurut PT Charoen Pokphand (1999) tujuan pelaksanaan kemitraan

yaitu: 1) membantu menciptakan keadilan dan pemerataan pendapatan bagi

peternak (plasma), 2) menciptakan lapangan pekerjaan, 3) menciptakan harga

jual ayam yang ideal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein

hewani, dan 4) alih teknologi dibidang peternakan bagi para peternak (plasma).

Disamping sapronak dibutuhkan faktor produksi lain yang mendukung

usaha peternakan. Menurut Soekartawi (2002), faktor produksi adalah semua

korbanan yang diberikan pada usahatani ag~r mampu menghasilkan dengan

b;aik. F;aktor produksi ini sangat mempengaruhibesar kecilnya hasil yang akan

diperoleh. Faktor produksi lahan, modal, tenaga kerja dan aspek manajemen

merupakan faktor yang penting dalam usaha peternakan.

Salah satu usaha meningkatkan pendapatan petani adalah dengan

penerapan teknologi. Penerapan teknologi yang berubah dan beikembang

merupakan syarat pokok dalam pembangunan pertanian (Mosher, 1983).

Page 41: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

27

Mubyarto (1982), pada umumnya petani mengadakan perhitungan­

perhitungan ekonomi dalam keuangan menyangkut input (biaya) yang

dibutuhkan dan output (penerimaan) yang akan diperoleh nantinya, namun

perhitungan-perhitungan yang dilakukan hanyalah perhitungan yang sederhana.

Pendapatan kotor usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam

jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual, antara lain

meliputi: (1) yang dijual, (2) yang dikomsumsi dirumah tangga petani, (3) yang

digunakan dalam usahatani seperti bibit dan sebagainya, (4) yang digunakan

untuk pembayaran, dan (5) yang akan disimpan atau digudangkan sampai akhir

tahun. Sedangkan pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara

pendapatan kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani. Pengeluaran

total usahatani itu sendiri (Total Farm Expense) adalah nilai semua masukan

yang habis terpakai atau dikeluarkan dalam produksi, tetapi tidak termasuk

tenaga ke~a keluarga petani (Hernanto, 1979).

Besarnya penerimaan dari proses produksi dapat ditentukan dengan

mengalikan produk yang dihasilkan dengan harga produk tersebut. Secara umum

semakin besar produksi yang dihasilkan, akan menyebabkan semakin besar pula

penerimaan atau sebaliknya (Bishop dan Toussaint, 1979).

Menurut Suharjo dan Patong (1979), dalam usaha peternakan faktor yang

mempengaruhi pendapatan peternak ialah :

- Tingkat produksi yang dapat diukur dengan produktivitas skala usaha,

- Tingkat kombinasi cabang usahatani,

- Mutu hasil dan harga,

- Efisiensi tenaga ksrja c<Jn kemampuan pstar.i aalam mengelola panerimaan

maupun pengeluaran usahataninya.

Page 42: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

28

Pengelolaan usaha peternakan atau manajemen adalah pengorganisa­

sian/pengkoordiniran faktor produksi yang dikuasai sebaik-baiknya dan mampu

memberikan produksi peternakan sebagaimana yang diharapkan. Mosher (1983)

juga menjelaskan tujuan pengelolaan usaha adalah mencapai selisih palifl~ tinq9j

antara nilai hasil dan biaya usahatani secara keseluruhan.

Menurut Soekartawi (2002), pendapatan bersih usaha adalah selisih

antara penerimaan dan pengeluaran total. Penerimaan suatu usaha adalah

sebagai produk total suatu usaha dalam produk tertentu baik yang dijual maupun

yang tidak dijual. Penerimaan dihitung dengan mengalikan produk total dengan

harga yang berlaku. Sedangkan pengeluaran total suatu usaha adalah nilai

semua masukan yang habis dipakai atau dikeluarkan dalam proses produksi.

Pendapatan bersih dari suatu usaha mengukur imbalan yang diperoleh dari

penggunaan faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan.

Untuk mendapatkan keuntungan dari usaha ternak ayam ras pedaging

yang penting adalah kecepatan pertumbuhan, dan efisiensi penggunaan ransum

yang tinggi. Jadi jelaslah bahwa pertumbuhan pada ayam ras pedaging

merupakan salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dari peternak,

karena pemeliharaan pada saat pertumbuhan akan dapat menentukan hasil

produksinya kelak (Heuser, 1955).

Winter dan Funk (1962), menyatakan bahwa beberapa faktor yang

mempengaruhi keuntungan dalam petemakan ayam diantaranya adalah biaya

dan pengelolaan ransum, efisiensi tenaga ke~a, biaya pemasaran, harga DOC,

tingkat kematian dan besarnya skala usaha.

Hasii penelitian yang dilaporkan oleh Isbandi (1988), menunjukan bahwa

usaha ayam ras pedaging menguntungkan pad a skala lebih dari 750 ekor per

Page 43: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

29

periode. Faktor sosial tidak berpengaruh pad a tingkat pendapatan peternak,

sedangkan faktor ekonomi yang berpengaruh pada tingkat pendapatan peternak

adalah berat ayam, harga jual, jumlah ayam te~ual dan biaya pengeluaran ayam

ras pedaging.

Sigit (1990), mengatakan bahwa analisa "Break Even" adalah suatu cara

atau teknik untuk mengetahui kaitan antara volume produksi, volume penjualan,

harga jual, biaya produksi, biaya lainnya yang variabel atau yang tetap serta laba

rugi. Kegunaan-kegunaannya antara lain adalah :

1. Sebagai dasar untuk merencanakan kegiatan operasional dalam usaha

mencapai laba tertentu.

2. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang be~alan,

yaitu untuk pencocokan antara realisasi dengan angka-angka dalam

perhitungan BE atau dalam gambar (Chart) BE.

3. Sebagai bah an pertimbangan dalam harga jual setelah diketahui hasil

perhitungan menurut analisa BE dan laba yang ditargetkan.

4. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Page 44: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

III. METODOLOGI KAJIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Pemikiran strategi pengembangan petemakan melalui model kemitraan,

diawali dengan GBHN 1999-2004 yang ditetapkan oleh MPR dalam Tap. MPR

No.IV/MPRl1999, dimana dalam GBHN tersebut dijelaskan bahwa pembangunan

lebih difokuskan pada agribisnis rakyat yang dapat menimbulkan inisiatif dunia

usaha untuk membangun agribisnis dan membangun infrastruktur agribisnis

nasional. Selain itu berdasarkan pada Visi dan Misi Provinsi Riau, yang

berkeinginan untuk menjadi provinsi paling maju di Indonesia, sekaligus menjadi

pusat perekonomian dan pusat budaya melayu di Asia Tenggara pada tahun

2020, dengan "Lima Pilar Pembangunan". Untuk mewujudkan hal tersebut salah

satunya dengan membangkitkan ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan yang

ditujukan bagi usaha kecil dan menengah (UKM).

Rakorbang Provinsi Riau bidang petemakan, tahun 2000 menyimpulkan

bahwa kecilnya produksi hasil petemakan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1) masih lemahnya sumberdaya manusia pengelola petemakan, 2) pemanfaatan

sumberdaya alam yang masih belum optimal, 3) skala usaha yang relatif masih

kecil, 4) penyediaan dan mutu bibit yang terbatas, 5) penerapan teknologi yang

rendah, 6) keterbatasan modal, dan 7) lemahnya sistem pemasaran. Untuk

mengatasi masalah tersebut, rakorbang juga memutuskan beberapa strategi

pemecahan masalah yang dituangkan dalam "6 Pilihan Strategi Pembangunan

,oetemakan Daerah Riau". Strategi tersebut adalah; 1) Pengembangan wilayah

berdasarkan komoditas temak unggulan, 2) Pengembangan kelembagaan petani

petemak, 3) Peningkatan usaha dan industri petemakan, 4) Optimalisasi

30

Page 45: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

31

pemanfaatan dan pengamanan serta perlindungan terhadap sumberdaya alam

lokal, 5) Pengembangan kemitraan yang luas dan saling menguntungkan, dan

6) Mengembangkan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.

Sebagai kebijakan pemerintah untuk pengembangan semua sub sektor

pertanian ditetapkanlah model kemitraan. Pada dasamya diantara tujuan

pembangunan petemakan dengan model kemitraan ini adalah peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan petani, meningkatkan produksi dan ekspor

komoditi non migas, serta mempercepat alih teknologi budidaya manajemen'

peternakan dari inti ke plasma. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya tiga hal

penting yang terkandung dalam konsep model kemitraan, yaitu (i) prinsip bahwa

yar1g kuat (perusahaan inti) membantu pihak yang lemah (peternak plasma)

dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas sumberdaya, modal dan

tensgalkeahlian dalam menerapkan teknologi budidaya dan manajemen secara

optimal; (ii) merupakan unit ekonomi yang utuh dan berkesinambungan, baik inti

maupun plasma harus merupakan satu kesatuan usaha yang tidak dapat

dipisahkan; dan (iii) inti dan plasma saling membutuhkan dan menguntungkan.

Keppres Nomor 50/1981 yang dikeluarkan pemerintah pada tahun 1981,

mengatur skala produksi untuk memacu pertumbuhan produksi ayam ras

pedaging dan membuka kesempatan untuk memperluas peluang berusaha bagi

peternak-petemak skala keluarga. Kebijakan ini diperkuat dengan dikenalkannya

model PIR unggas melalui SK Menteri Pertanian Nomor TN.330/KPTS/5/1984.

Pada tahun 1990 pemerintah mengeluarkan Keppres Nomor 22/1990, sebagai

pengganti Keppres No. 50/1981. Dalam kebijaksanaan baru, peternakan skala

kecil dikembangkan untuk meiakukan ke~asama sistem kemitraan dengan

perusahaan besar (Deptan 1996). lsi Keppres tersebut diantaranya adalah

Page 46: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

32

membagi petemakan ayam ras menjadi dua kategori, yakni petemakan rakyat

dan perusahaan petemakan. Lahimya Kepres Nomor 22/90 membangkitkan

kegairahan usaha petemakan ayam ras. Kalau semula usaha ayam ras hanya

dikelola oleh para petemak, maka setelah Keppres tersebut bermunculan

perusahaan petemakan dalam kegiatan kemitraan usaha.

Di Kota Pekanbaru terdapat empat model model kemitraan petemakan

ayam ras pedaging yaitu model kemitraan Pokphand, model kemitraan RTI,

model kemitraan Confeed dan model kemitraan Makmur Jaya. Keempat model

ini masing-masingnya mempunyai dasar usaha yang berbeda-beda namun

masih sejalan dengan usaha petemakan ayam ras pedaging. Setiap model

kemitraan yang ada di Pekanbaru, berkeinginan untuk mendapatkan petemak

plasma sebanyak-banyaknya dengan memberikan berbagai insentif sehingga

pendapatan menjadi tinggi ditambah variasi bonus pemeliharaan dan manajemen

sehinggga bagi petemak akan menjadi pertimbangan tersendiri dalam

menentukan pemilihan perusahaan inti. Semua permasalahan terse but terarah

pad a bagaimanakah model kemitraan yang sebenamya dianggap terbaik oleh

petemak untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Page 47: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

33

Peraturan Pemerintah di Bidang Peternakan Visi dan Misi Riau 2020 1. Kepres No.50/1981 2. SK.Mentan

No. TN330/KPTS/5/1984 3. Kepres No.22/1990 Rakorbang Provinsi Riau 4. Tap.MPR Tahun 2000 Bidang

No.IV/MPRl1999 Peternakan

6 Pili han Strategi Pembangunan ~ Peternakan Daerah Riau

Pengembangan Kemitraan Yang Luas dan Saling Menguntungkan

~ 4 Model Kemitraan a. Charoen Pokphand b. Confeed c. RTI d. Makmur Jaya

~ ~ ~ Sistem Pengadaan I Sistem Pemasaran I Pendapatan Peternak

Sapronak dan Perusahaan

I

Logical Framework Approach J

~

Perumusan Strategi Pengembangan Peternakan Ayam Ras pedaging melalui Kemitraan di Kota Pekanbaru

~ ~ Pemenuhan Kebutuhan Daging Kesejahteraan Peternak

Ayam di Kota Pekanbaru Ayam Ras Pedaging

~ Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan r---J Gambar 2. Bagan Alir Kerangka Pikir Strategi Pengembangan Petemakan

Ayam Ras Pedaging Melalui Model Kemitraar. di Kota Pekanbaru

Page 48: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

34

3.2. Lokasi dan Waktu Kajian

Penelitian ini dilaksanakan di kota Pekanbaru. Lokasi ini dipilih dengan

alasan pada daerah inilah sentra produksi temak ayam ras pedaging. Pada

penelitian ini yang menjadi objek kajian adalah usaha petemakan ayam ras

pedaging yang mengimplementasikan model kemitraan. Ada 4 model kemitraan

yang diteliti, yaitu:

1. Model kemitraan Charoen Pokphand

2. Model kemitraan RTI

3. Model kemitraan Confeed

4. Model kemitraan Makmur Jaya

Penelitian ini berlangsung selama lima bulan, terhitung mulai bulan

Januari 2005 sampai dengan Mei 2005 dengan rangkaian kegiatan: turun

kelapangan, analisis data dan penulisan.

3.3. Metode PeneliHan

3.3.1. Sasaran Penelitian dan teknik Sampling

Sasaran dari kajian ini adalah usaha petemakan ayam ras pedaging yang

terlibat sebagai inti dan plasma dari model kemitraan petemak ras pedaging di

kota Pekanbaru. Munurut hasil observasi pendahuluan diketahui 4 perusahaan

inti dengan 86 plasma peternak ras pedaging.

Untuk perusahaan inti diambil seluruhnya menjadi objek penelitian.

Sedangkan untuk petemak plasma diambil sampel dengan prosedur sebagai

berikut.

Page 49: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

35

I. Setiap plasma pad a masing-masing inti (model) dikelompokkan berdasarkan

jumlah pemeliharaan ayam perperiode menjadi 3 kelompok yaitu :

a. Populasi ternak < 5.000 ekor Iperiode

b. Populasi ternak 5.000 - 10.000 ekor Iperiode

c. Populasi ternak > 10.000 ekor Iperiode

II. Pada masing-masing model ditiap kelompok diambil sampel metoda simple

random sampling.

III. Jumlah sampel peternak untuk masing-masing inti (Model) ditetapkan

sebanyak 9 peternak. dimana setiap kelompok masing-masing 3 peternak.

Dengan demikian populasi dari sam pel penelitian adalSh seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Populasi Dari Sampel Penelitian

No Inti Plasma

Kelompok Ternak Sampel

(orang) Plasma (orang)

1 Pokphand 16 < 5.000 ekor 3 5.000-10.000 ekor 3

> 10.000 ekor 3 2 Confeed 34 < 5.000 ekor 3

5.000-10.000 ekor 3 >10.000 ekor 3

3 RTI 25 < 5.000 ekor 3 5.000-10.000 ekor 3

>10.000 ekor 3 4 Makmur Jaya 11 < 5.000 ekor 3

5.000-10.000 ekor 3 >10.000 ekor 3

Total 4 86 3 kelompok 36

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Sementara data yang diambil. jenisnya primer dan sekunder. Data primer

diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan

Page 50: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

36

daftar pertanyaan (kuesioner), data primer yang diambil mengenai karakteristik

responden (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman betemak ayam)

penggunaan sarana produksi, biaya, pendapatan dan masalah dalam usaha

temak ayam ras pedaging baik dengan model kemitraan Pokphand, RTI,

Confeed atau Makmur Jaya. Data sekunder diperoleh dari instansi dan dinas

terkait serta perusahaan inti. Data sekunder ini seperti sistem dan mekanisme

model kemitraan serta populasi petemak pad a masing-masing inti.

3.3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data.

3.3.3.1. Mengidentifikasi dan M~ngevaluasi Pola-Pola Kemitraan

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis sesuai dengan

pertanyaan yang ingin di jawab serta untuk mencapai tLJjuan penelitian. Untuk itu

semua data baik data sekunder maupun data primer yang diperoleh dari

wawancara dan kuesioner, diorganisir dan disusun. Setelah tersusun kemudian

dilakukan penafsiran dan pembahasan terhadap data yang ditemukan tersebut.

Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi model-model kemitraan yang

ada dilakukan dengan pendekatan deskriktif kualitatif. Data diperoleh dari

perusahaan pelaksana model kemitraan dan melihat pelaksanaannya

dilapangan. Dengan mendeskripsikan pelaksanaan kemitraan peternakan ayam

ras pedaging akan diketahui mengenai bagaimanakah identifikasi dan evaluasi

dari pola-pola kemitraan yang ada di Kota Pekanbaru.

3.3.3.2. Perbandingan Tingkat Pendapatan Peternak

Dalam menganalisis data untuk mengetahui tingkat pendapatan petemak

pada masing-masing model kemitraan yang ada pada berbagai skala usaha yang

berbeda, dipakai model analisis untuk mengetahui perbedaan pendapatan bersih

Page 51: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

37

antara peternak model kemitraan Pokphand, RTI, Confeed dan Makmur Jaya

pad a usaha ternak ayam ras pedaging. Pengolahan data menggunakan

komputer dengan software microsoft excel.

Perbandingan antar suatu strata dalam model yang sarna dan antar

model dalam strata yang sarna maupun antar keseluruhan dilihat dari indikator:

1. Pendapatan

2. RIC Ratio dan B/C Ratio

Untuk menghitung pendapatan bersih peternak responden, digunakan

rumus yang dikemukakan oleh Soekartawi (2002):

Pd =TR -TC

Pd = Yi.Pyi- IXi.Pxi

Dimana:

Pd = Pendapatan bersih (Rupiahl Kgl proses produksi).

TR = Total Penerimaan (Rupiah I Kg I proses produksi).

TC = Total Biaya (Rupiahl Kgl proses produksi).

Yi = Jumlah Produksi Daging, Insentife dan Kotoran Ayam (Kg,

Rupiah, karungl proses produksi)

Pyi = Harga Produksi Daging, Insentife dan Kotoran Ayam (Rpl Kg,

Rupaihl ayam panen Rpl karungl proses produksi).

Pxi = Harga Faktor Produksi (ekor, Kg, Mg, HOK, karung, tabung, Kwh,

Rp/ proses produksi).

Xi = Jumlah Input (bibit, pakan, obat-obatan, tenaga kerja, serbuk

gergaji, gas, listrik, sewa tanah, sewa gudang, bunga modal dan

penyusutan alat dalam satuan unit! proses produksi).

Selain rumus diatas, Soekartawi (2002) juga mengemukakan rumus lain

dalam menghitung pendapatarr

Page 52: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

n

Kt = P.y - I wX - D

dimana:

i=!

Kt = Keuntungan (Rupiah)

P = Harga Produk (RP/kg)

y = Jumlah Produksi (Kg)

Wi = Harga Faktor Produksi ke i

X = Jumlah Faktor Produksi ke i

o = Biaya penyusutan alat (Rupiah)

= 1,2,3, ... ,n

38

Untuk mengetahui efisiensi dari usaha peternakan yang dilakukan oleh

peternak Pokphand, RTI, Confeed maupun Makmur Jaya dapat dilihat den~an

nilai RCR (Return Cost Ratib) dari masing-masing usaha yang diformulasikan

dengan (Soekartawi, 2002):

RCR= TR TC

RCR= Y.Py FC+VC

RCR = _____ y_.P-=-y ___ _ Xl.Pxl + X2.Px2 + Xn.Pxn + D

dimana:

RCR = Return Cost Ratio

TR = Total Penerimaan (Rupiah)

TC = Total Biaya (Rupiah)

y = Jumlah Produksi (Kg)

Py = Harga Produksi (Rp/kg)

PX1 ::: Harga Faktor Produksi (Rp/kg, ekor, dan lain-lain)

X1 = Jumlah input (faktor produksi) X1• X2 ,X3, •.•.•• Xn 0 = Biaya penyusutan alat (Rupiah)

Page 53: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

39

Untuk menguji berapa besar tingkat keuntungan (profitability test) yang

disumbangkan oleh peternak terhadap kegiatan usaha ternaknya yang dilakukan

oleh peternak sampel, digunakan uji Benefit Cost Ratio (BCR). Menurut Pearse

(1981), BCR digunakan untuk menghitung berapa besar nilai tambahan hasil

untuk tiap rupiah modal yang diinvestasikan, dengan rumus:

BCR= TR-TC TC

dimana:

BCR =

TR

TC

= =

Benefit Cost Ratio

Total Revenue

Total Cost

Untuk menghitung biaya penyusutan alat-alat yang dipakai peternak

digunakan metode penyusutan garis lurus (Staight Line Methode) yang

dikemukakan Niswonger (1997) yaitu:

D=_C_-_S_V UL

dimana:

o = Nilai penyusutan alat (RplTahun)

C = Harga perolehan (Rp/unit)

SV = Estimasi nilai residu (Rp/unit)

UL = Estimasi umur (tahun)

Menghitung besarnya insentif yang diterima peternak berdasarkan Indeks

Produksi (IP) yang ditetapkan oleh pihak inti dengan menggunakan rumus :

IP = % Avam hidupX Rata-rata berat badan (kg) X 100 % Rata-iata umur panen X FeR

Page 54: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Dimana:

IP

% Ayam hidup

Rata-rata berat badan

= Indeks Produksi

= Ayam keluar/ayam masuk

= Serat daging/jumlah ayam panen

(Kg/proses Produksi)

40

FCR ( Feed Convertion Ratio) = Jumlah pakan yang dikonsumsi/berat

daging

Menghitung insentif peternak, digunakan rumus yang juga telah

diberikan oleh pihak inti yaitu:

Insentif = Jumlah ayam keluar X Bonus berdasar IP

3.3.3.3. Formulasi Model Keh1itraan

Untuk menformulasikan model kemitraan yang bisa mengembangkan

peternakan ayam ras pedaging dalam konteks pengembangan ekonomi lokal

yang berbasis peternakan di Kota Pekanbaru, pada kajian ini dilakukan dengan

pendekatan deskritif kualitatif, dimana dari data diperoleh di lapangan akan

dikumpulkan faktor-faktor apa saja yang mer1dorong pengusaha untuk

melakukan kemitraan dengan peternak perunggasan terutama ayamras

pedaging di Provinsi Riau, sedangkan aspek peternak melihat juga faktor-faktor

apa yang mendorong untuk bermitra dengan masing-masing model kemitraan

yang dilaksanakan. Selanjutnya data-data tersebut dianalisis dengan Logical

Framework Approach (LFA) untuk dapat menentukan, model kemitraan yang

bagaimanakah yang sebenarnya diinginkan oleh petani dan dapat membantu

meningkatkan pendapatan mereka.

Metode pengolahan dan analisis data pada penelitian ini dapat dirangkum

seperti pad a Tabel 2.

Page 55: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Tabel 2. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pada Penelitian Strategi Pengembangan Peternakan Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru

41

Tujuan Data Yang Sumber Data Metode Analisis Dibutuhkan Data

Mengidentifikasi - Macam-macam - Perusahaan - Deskriptif dan Mengevaluasi model kemitraan pelaksana Pola-Pola' dan pesertanya. program Kemitraan - Implementasi kemitraan.

pelaksanaan - Peserta Program. kemitraan.

Perbandingan - Jumlah pendapatan - Peserta - BIC Ratio tingkat peserta kemitraan program - RIC Ratio pendapatan dalam satu periode kemitraan. peternak pada masing-

masing model kemitraan.

- Jumlah biaya yang dikeluarkan peserta kemitraan dalam satu periode pada masing-masing model kemitraan.

Formulasi model - Model kemitraan - Peserta - LFA kemitraan yang diinginkan program

oleh peternak. kemitraar. dan stakeholders.

3.4. Metode Perancangan Program

Setelah ditetapkan strategi pengembangan petemakan ayam ras

pedaging dalam model kemitraan di Kota Pekanbaru, selanjutnya disusun

rancangan program untuk direkomendasikan kepada pihak terkait. Perancangan

program dimaksud dilakukan dengan metoda Logical Framework Approach (LFA)

dan melibatkan stakeholders terkait.

Pemiiihal'1 metoda ini didasarkan pad a pemikiran bahwa mptoda in; bisa

digunakan untuk menganalisis masalah dimulai dari menentukan masalah OOK-ok

Page 56: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

42

dan menentukan masalah prioritas. Oalam hal ini metoda LFA lebih apJikatif

untuk dilaksanakan dalam upaya pengembangan peternakan ayam ras pedaging

di Kota Pekanbaru. Prosedur yang dilakukan dalam metoda ini :

1. Melakukan identifikasi komponen kemitraan peternakan ayam ras pedaging

yang memiliki peranan penting dalam pengembangan sub sektor peternakan.

2. Menghitung kontribusi pendapatan yang bisa diterima peternak jika

tergabung dalam suatu kemitraan.

3. Menghitung efisiensi usaha ternak bagi peternak yang tergabung dalam

kemitraan.

4. Mengukur implementasi pelaksanaan berbagai model kemitraan yang telah

ada agar bisa diambil suatu bentuk model kemitraan yang bisa diterima oleh

peternak dan perusahaan.

5. Mengadakan pendekatan dan komunikasi dengan stakeholders terkait

tentang hasil kajian.

6. Menganalisis informasi yang didapat dari stakeholders tersebut, kemudian

disusun suatu draft model kemitraan yang bisa didukung oleh pemerintah.

7. Melakukan sosialisasi terutama kepada kelompok sasaran, sehingga model

kemitraan dimaksud dapat dilaksanakan.

Page 57: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987, daerah Kota

Pekanbaru diperluas dari 446.50 km2 menjadi 632,26 km2 yang berarti luasnya

bertambah sekitar 185,76 km2. Untuk lebih menciptakan tertib pemerintahan dan

pembinaan, Kota Pekanbaru yang semula terdiri dari 8 kecamatan dan 45

kelurahan/desa, dengan keputusan Gubernur KDH Tingkat I Nomor 55 Tahun

1999 tanggal21 Oktober 1999 dibentuklah kelurahan baru menjadi 50 kelurahan.

Kota Pekanbaru keadaannya relatif datar dengan struktur tanah pada umumnya

terdiri dari jenis Alivial dan pasir, sedangkan daerah pinggiran kota terdiri dari

jenis tanah organorsol dan humus yang merupakan rawa-rawa dan memiliki sifat

asam.

Kota Pekanbaru beriklim tropis den§an suhu udara maksimum berkisar

antara 32,6 DC - 36,5 DC dan suhu minimum berkisar antara 19,2 DC - 22,0 DC.

Curah hujan 62,8 - 407,8 mm per tahun dengan keadaan musim berkisar; musim

hujan jatuh pada bulan September sampai Februari dan musim kemarau jatuh

pad a bulan Maret sampai dengan Agustus. Kelembaban maksimum antara 90% -

100% dan kelembaban minimum berkisar antara 41 % - 59% (Pekanbaru Dalam

Angka,2004).

Kota Pekanbaru berbatasan sebelah Utara dan Timur dengan Kabupaten

Siak, Selatan dan Barat dengan Kabupaten Kampar. Mengenai jarak kota

Pekanbaru dsngan kabupaten dan kota lainnya adalah 50 km ke Bangkinang.

131 km ke Bengkalis, 156 km ke Rengat, 186 km ke Dumai, 213 km ke

Tembilahan dan 287 km ke Batam (Pekanbaru Dalam Angka, 2004).

43

Page 58: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

44

4.1.1. Keadaan Penduduk

Dari pengolahan data Registrasi Penduduk tahun 2004 di peroleh angka

jumlah penduduk tahun 2003. Penduduk Kota Pekanbaru berjumlah 653.435

jiwa, dengan rincian penduduk laki-Iaki sebesar 328.626 jiwa dan penduduk

perempuan sebesar 324.809 jiwa yang mendiami wilayah 723,21 km2• Untuk

lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2003

Kelompok Umur Laki-Iaki Perempuan Jumlah Persentase (Tahun) (orang) (orang) (orang) (%)

0-14 103.866 106.797 210.663 32,24

15-55 208.141 201.805 409.946 62,73

di atas 55 16.618 16.208 32.826 5,03

Jumlah 328.626 324.809 653.435 100,00 Sumber: Pekanbaru Dalam Angka, 2004

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah p~nduduk Kota Pekanbaru yang

berada pad a usia produktif lebih tinggi, yaitu 409.946 jiwa (62,73%) dan 243.489

jiwa (32,24%) penduduk tergolong usia tidak produktif (penduduk yang belum

produktif dan penduduk yang tidak produktif). Persentase jumlah penduduk

tersebut menggambarkan bahwa Kota Pekanbaru telah memiliki potensi sumber

daya manusia kerja terutama tenaga kerja produktif yang diharapkan mampu

mengelola potensi sumber daya alam yang tersedia.

Dari Tabel 4 diketahui bahwa ketersediaan lapangan pekerjaan penduduk

kota Pekanbaru bervariasi dan yang paling besar adalah pada bidang

perdagangan yang berjumlah 164.212 jiwa (25,74%), sedangkan yang terkeciI

adalah pada bidang pertambangan dan penggalian yaitu 11.795 jiwa atau 1,65%.

Page 59: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

45

Tabel4. Jumlah Penduduk Produktif Kota Pekanbaru Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2003

No. Lapangan Pekerjaan Utama Jumlah Persentase

Penduduk (orang) (%)

1 Pertanian 16.348 2,11

2 Pertambangan dan Penggalian 11.795 1,65

3 Industri Pengolahan 40.981 5,30

4 Konstruksi 42.917 6,63

5 Perdagangan 164.212 25,74

6 Komunikasi dan Angkutan 29.695 4,43

7 Keuangan 14.656 2,83

8 Listrik, Gas dan Air 89.342 14,04

Jumlah 409.946 62,73

Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2004

Kota Pekanbaru terdiri dari 8 kecamatan, dimana penyebaran penduduk

masing-masing kecamatan tersebut berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kota Pekanbaru Tahun 2003

Luas Penduduk No Kecamatan km2 % Jumlah %

1 Tampan 199,79 27,63 155.543 24,18

2 Bukit Raya 299,08 41,35 194.125 29,56

3 Lima Puluh 4,04 0,56 46.774 7,12

4 Sail 3,26 0,45 24.333 3,71

5 Pekanbaru Kota 2,26 0,31 33.174 5,05

6 Sukajadi 5,10 0,71 69.217 10,54

7 Senapelan 6,65 0,92 39.339 5,99

8 Rumbai 203,03 28,07 90.931 13,85

Jumlah i

723,21 100,00 653.435 100,00 Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2004

Penyebaran penduduk berdasarkan kecamaian yang ada di kota

Pekanbaru tidak sama. Hal ini dapat dilihat pad a jumlah penduduk setiap

Page 60: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

46

kecamatan. Kecamatan Bukit Raya memiliki wilayah terluas yaitu 299,08 km2

atau 41,35% dari luas kota Pekanbaru. Sedangkan kecamatan Pekanbaru Kota

memiliki wilayah yang terkeciI yaitu 2,26 km2 (0,31%). Jumlah penduduk yang

terbesar terdapat di kecamatan Bukit Raya yaitu 194.125 jiwa, sedangkan

kecamatan Sail memiliki penduduk yang terkecil yaitu sebanyak 24.333 jiwa.

4.1.2. Prasarana dan Sarana

Dalam rangka menunjang pemanfaatan dan penggunaan potensi

sumberdaya pembangunan yang terdapat disuatu daerah secara optimal tidak

akan terlepas dari masalah ketersediaan sarana dan prasarana pendukung

sebagai berikut :

4.1.2.1. Transportasi dan Komunikasi

Trasportasi dan komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam

menunjang proses pembangunan ekonomi suatu wilayah. Penggerakan

pembangunan dan pemberdayaan ekonomi rakyat terutama yang berada pada

wilayah pinggiran kota, dengan adanya sarana transportasi dan komunikasi

memegang peranan yang sangat penting dan merupakan salah satu urat nadi

pembangunan. Sehingga perkembangan peternakan sangat membutuhkan

kelancaran dalam berkomunikasi dan kelancaran tranportasi.

Usaha peternakan kita ketahui banyak dilakukan jauh dari daerah

pinggiran kota. Pad a lokasi penelitian masih terlihat sarana transportasi belum

memadai, dimana kondisi jalan-jalan masih berada dalam kondisi belum diaspal,

ber!obang~!obang, campuran tanah dan pasir, sehingga apabila terjadi hujan

ja1an akan menjadi lie!n dan kendaran pemasok makamm dan pemasaran ayam

susah mencapai lokasi peternak.

Page 61: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

47

Dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan dalam usaha peternakan

ayam ras pedaging maka hal ini menjadi penghambat, karena ayam ras

pedaging mempunyai perhatian yang khusus baik dari segi makanan maupun

segi pengobatan dan pemasaran. Keterlambatan pasokan makanan dan obat­

obatan akan menjadi permasalahan terhadap kesehatan ayam sedangkan

keterlambatan pemasaran akan menambah biaya produksi.

Berkaitan dengan komunikasi didaerah penelitian, terlihat bahwa peternak

sudah dapat melakukan komunikasi dengan lancar baik komunikasi dengan

pihak perusahaan maupun dengan konsumen pemasaran dengan menggunakan

sarana handphone. Komunikasi lain yang didapat oleh masyarakat didaerah

penelitian berupa media masa yang umunya berasal dari riau sendiri dan juga

media nasional melalui radio dan televisi.

4.1.2.2. Kelistrikan dan Air Bersih

Didalam melakukan usaha peternakan ayam ras pedaging fasilitas listrik i

dan air bersih sangat dibutuhkan sekali. Dari: pengamatan dilapangan diketahui

bahwa peternak di Kota Pekanbaru telah memanfaatkan sarana penerangan

listrik. Dari responden diketahui bahwa ketersediaan sarana listrik sangat

membantu usaha peternakannya, terutama dalam aspek pemeliharaan maupun

dari segi keamanan. Dari segi biaya, peternak sangat terbantu apabila

dibandingkan dengan menggunakan lampu lain.

Untuk air bersih, ini berhubungan langsung dengan budidaya peternakan

ayam. Penggunaan air yang selalu dilakukan untuk minum, cuci peralatan

kandang dan pembersihan kandang setiap panen selesai. Dari pengamatan

dilapangan ketersediaan air bersih petemak didapat dari sumur pompa sendiri,

hal ini disebabkan air dari PDAM belum sampai kelokasi peternak.

Page 62: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

48

4.1.2.3. Lembaga Keuangan

Majunya dunia usaha berkaitan erat hubungannya dengan keberadaan

lembaga keuangan dilokasi tersebut. Pad a saat sekarang kondisi masyarakat

usaha kecil mengharapkan sekali bantuan permodalan, hal ini dikarenakan

usaha kecil masih dihadapi oleh kendala kekurangan modal usaha.

Lebaga keuangan yang ada di Kota Pekanbaru didominasi oleh Bank-

Bank, baik dari swasta maupun dari pemerintah. Dari pengamatan dilapangan

peternak sudah terikat dengan Bank yang sarna dengan perusahaan inti. Hal ini

sangat membantu peternak dan perusahaan berhubungan keuangan dengan

menggunakan jasa Bank yang sarna untuk mentransfer dana dari inti ke peternak

atau sebaliknya dari peternak ke inti.

4.1.2.4. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor sarana yang dibutuhkan dalam

upaya menggerakkan ekonomi kerakyatan. di Kota Pekanbaru sarana pendidikan i

ini sudah cukup memadai yang dlkelola oleh pihak swasta dan pemerintah mulai

dari TK sampai Perguruan Tinggi. Seperti terlihat dalam Tabel 6.

Tabel6. Sarana Pendidikan di Daerah Penelitian Tahun 2003

No. Jenis Sekolah Jumlah (unit)

1. Taman Kanak-Kanak/Play Group 114 2. Sekolah Dasar 233 3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 625 4. Sekolah Menengah Atas 32 5. Sekolah Menengah Kejuruan 22 6. Perguruan Tinggi 21

Total 1.047 , Sumber . PeKanbaru Dalam Angka, 2004

Page 63: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

49

4.1.2.5. Kesehatan.

Di daerah penelitian fasilitas kesehatan sudah cukup memadai, seperti

terdapat rumah sakit swasta dan pemerintah serta balai-balai pengobatan yang

tersebar merata di daearah penelitian. Dari fasilitas yang tersedia menunjukkan

tingkat kesehatan masyarakat cukup diperhatikan, seperti terlihat pad a Tabel7.

Tabel7. Fasilitas Sarana Kesehatan di Kota Pekanbaru Tahun 2003

No. Sarana Kesehatan Jumlah (unit)

1. Rumah sakit umum 11

2. Rumah Sakit Bersalin 41

3. Balai Pengobatan 51

4. Puskesmas 14

5. Puskesmas Pembantu 30

6. Rumah bersalin 17 Total 164

Sumber: Pekanbaru Dalam Angka, 2004

4.1.2.6. sarana Lain i

Prasarana lain yang penting bagi peternak yaitu pasar. Pasar merupakan

salah satu sarana yang harus ada jika roda ekonomi kerakyatan akan digerakkan

sebab pasar merupakan tempat dimana para produsen seperti peternak

memperoleh uang dari hasii produksi peternakannya. Pasar di Kota Pekanbaru

cukup mendukung untuk pemasaran produk ayam ras pedaging, terbukti dengan

terdapat pasar tradisional ditiap kecamatan dan tersebarnya pusat perbelanjaan.

4.2. Populasi dan Perkembangan Ternak di Kota Pekanbaru

SumbSi daya alam cukup mendukung dalam pengembangan peternakan

terutama di Kota Pekanbaru. Sebagai gambaran pad a tahun 2001 jumlah

Page 64: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

50

produksi daging di Kota Pekanbaru berjumlah 9.662.246 kg, pada tahun 2002

berjumlah 9.927.468 kg dan tahun 2003 berjumlah 10.500.900 Kg. Data ini

menunjukan bahwa produksi daging mengalami peningkatan sebesar 2,74% dari

tahun 2001 ke tahun 2002 dan sebesar 5,46% dari tahun 2002 ke tahun 2003.

Berdasarkan kesesuaian/kecocokan kondisi agroklimat dan agroekosistim

terlihat adanya dukungan prospek serta potensi peternakan yang dapat

dikembangkan pada lahan kosong. Dari data tersebut terlihat bahwa komoditas

yang terbesar untuk dikembangkan adalah ternak ayam ras pedaging yaitu

sebesar 11.094.768 ekor dan baru dimanfaatkan sebanyak 9.360.823 ekor

sehingga potensi tersedia sebesar 1.733.945 ekor. Jumlah populasi ternak,

potensi dan pemanfaatan daging berbagai jenis ternak di Kota pekanbaru pada

tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Produksi, Potensi dan Pemanfaatan Daging Dari Berbagai Jenis Ternak di Kota Pekanbaru Tahun 2003

No. Komoditi i Produksi Potensi Pemanfaatan (kg) (ekor) (ekor)

1. Sapi Potong 1.235.112 26.326 24.422 2. Kerbau 394.685 1.792 1.678 3. Kambing 63.467 66.296 3.257 4. Babi 172.245 54.786 8.445 5. Ayam Ras Petelur 151.000 892.634 141.410 6. Ayam Ras Pedaging 7.439.141 11.094.768 9.360.823 7. Ayam Buras 910.000 780.110 517.582 8. Itik 135.250 115.764 36.674

Jumlah 10.500.900 13.032.476 10.094.291

Sumber: Dlnas Peternakan Kota Pekanbaru, 2004

Potensi inilah yang mejadi sasaran kemitraan yang ada ditambah dengan

peternak musiman/peternak mandiri untuk dapat memenuhi peiuang yang ada.

Peluang peternakan di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel9.

Page 65: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

51

Tabel9. Potensi Luas Lahan dan Peluang Peternakan di Kota Pekanbaru Tahun 2003

Potensi Potensi

Pemanfa-Peluang

No Komoditi Luas Lahan atan

(Ha) (ekor)

(ekor) (ekor)

1. Sapi Potong 206,70 6.326 4.422 1.904

2. Sa pi Perah - - - -3. Kerbau 112,24 1.792 1.678 114

4. Kambing 165,74 66.296 3.257 63.039

5. Babi 146,96 54.786 8.445 46.341

6. Ayam Ras Petelur 337,40 892.634 141.410 751.224

7. Ayam Ras Pedaging 551,10 11.094.768 9.360.823 1.733.945

8. Ayam Buras 338,70 780.110 517.582 262.528

9. Itik 118,30 115.764 36.674 79.090

Jumlah 1.977,14 13.012.476 10.074.291 2.938.185

Sumber : Dlnas Peternakan Kota Pekanbaru, 2005

4.3. Karakteristik Responden

Responden yang dijadikan sam pel dalam penelitian ini terdiri dari

peternak ayam ras pedaging yang melakukan hubungan kemitraan dengan

perusahaan/inti yang berbeda dengan model yang berbeda pula, yaitu Model PIR

Charoen Pokphand, Model PIR Confeed, Model PIR Ramah Tamah Indah dan

Model PIR Makmur Jaya. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini

sebanyak 36 responden petemak, dimana masing-masing perusahaan inti

diwakili oleh 9 responden yeng terbagi kepada 3 strata. Karakteristik responden

yang diamati adalah umur, tingkat pendidikan, jenis peke~aan utama, dan

pengalaman beternak.

Page 66: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

52

4.3.1. Umur

Umur dapat menggambarkan tingkat kematangan setiap individu peternak

dalam mengambil tindakan maupun resiko yang akan diperolehnya dikemudian

hari. Disamping itu, umur peternak juga dapat dijadikan sebagai patokan utama

dalam melakukan usaha budidaya temak ayam ras pedaging yang dapat

mempengaruhi tingkat keseriusan usaha yang digelutinya. Pada umumnya

indikator umur sering dikaitkan dengan angkatan ke~a, baik produktif maupun

yang non produktif.

Kisaran umur responden yang diteliti berkisar antara 20 tahun sampai

dengan 50 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar peternak

ayam ras pedaging merupakan angkatan kerja yang digolongkan produktif. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel1 o.

Tabel10. Distribusi Umur Responden

No Umur Peternak (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) I

1. 20-29 6 16,67 2. 30-39 18 50,00 3. 40-49 10 27,78 4. ;::: 50 2 5,55

Jumlah 36 100,00

Dari Tabel 10 terlihat bahwa distribusi umur responden yang terbesar

berada pada kelompok umur 30-39 tahun yaitu sebanyak 18 orang atau 50%.

Dilain pihak kelompok umur antara 40 sampai dengan 49 berjumlah 10 orang

atau 27,78% yang menduduki urutan ke dua dan kelompok umur antara 20

sampai dengan 29 sebanyClk 6 orang atau 16,67% yang mendl!c!uki !.Jrl!tan ke

tiga dan kelompok umur di atas 50 tahun sebar.yak 2 orang atau 5,55%.

Page 67: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

53

Dari sebaran kelompok tersebut menunjukkan bahwa dalam melakukan

usaha budidaya ternak ayam ras pedaging lebih banyak dilakukan oleh peternak

yang memiliki umur yang berkisar antara 30 sampai dengan 39 tahun atau

dengan kata lain bahwa pad a kelompok tersebut merupakan kelompok umur

produktif yang paling dominan dari responden.

4.3.2. Tingkat Pendidikan Responden

Dari hasil pengumpulan data dilapangan, para peternak ayam ras

pedaging memiliki tingkat pendidikan yang relatif bervariasi yaitu dari tingkat

Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Dari kondisi tersebut diperoleh

gambaran bahwa seluruh peternak ayam ras pedaging yang diambil sebagai

responden dapat menyelesaikan pendidikan formalnya sesuai dengan tingkatan

masing-masing. Pada Tabel 11 disajikan data tentang tingkat pendidikan serta

lamanya pendidikan yang pernah ditempuh oleh responden.

Tabel 11. Tingkat dan Lamanya Pendidikan Responden

No Til1~kat Lama Pendidikan Jumlah Persentase PendiCtikan (Tahun) (orang) (%)

1. SO 6 8 22.22 2. SLTP 9 6 16.67 3. SLTA 12 12 33.33 4. PT ~ 13 10 27.78

Jumlah 36 100,00

Tabel 11 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh

peternak responden di lokasi penelitian umumnya didominasi oleh pendidikan

tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Pendidikan Tinggi yaitu masing-

masing be~umlah 12 orang atau 33.33% dari jumlah responden. Sedangkan

peternak yang memiliki tingkat pendidikan Perguruan Tinggi berada pada jumlah

Page 68: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

54

kedua yaitu berjumlah 10 orang atau 27.78%. Adapun perternak yang memiliki

pendidikan tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama berada pada urutan ke

tiga yaitu sebanyak 6 orang atau 16.67% dari jumlah responden. Sedangkan

tingkat pendidikan yang terendah yaitu Sekolah Dasar berada pada urutan

empat sebanyak 8 orang atau 22.22%.

4.3.3 Pengalaman 8eternak dan 8ermitra.

Dalam melakukan aktivitasnya usaha budidaya ternak ayam ras pedaging

pengalaman berusaha yang dimiliki para peternak relatif bervariasi yaitu berkisar

satu hingga sepuluh tahun. Sedangkan pengalaman bermitra peternak juga

bervariasi dari satu tahun hingga lima tahun. Hal ini menampakan bahwa

peternak sudah melakukan usaha ternaknya sebelum melakukan kerjasama

bermitra. Pengalaman usaha ini erat kaitannya dengan tingkat keterampHan dan

kemampuan setiap individu dalam beternak. Semakin lama pengalaman

melakukan usaha budidaya ternak ayam ras pedaging maka akan semakin baik

pula hasil yang bakal diperoleh dan begitu juga sebaliknya, semakin sedikit

pengalaman usahanya, maka semakin rendah hasH yang diperoleh oleh peternak

yang bersangkutan.

Dari gambaran umum pengalaman usaha ternak ayam ras pedaging

masing-masing model (Tabel 12), menggambarkan bahwa peternak sudah

mempunyai pen gala man yang cukup dalam bermitra. Hal ini dapat dilihat dari

pengalaman bermitra yang sedah mencapai rata-rata tiga tahun. Selain itu

peternak juga sudah mendapatkan pengalaman bermitra dengan perusahaan

kemitraan lain. Dari data tersebut menunjukkan adanya terjadi perpindahan

peternak dari model yang satu kemodel yang lain.

Page 69: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

55

Tabel12. Pengalaman Responden Dalam Beternak dan Bermitra

No Inti/Prsh

1. RTI

2. Makmur

3. Confeed

i

4. Pokphand

Keterangan : * -***-

Strata Beternak (thn) RTI

1 4,0 1,0*** 2,0 1,0** 3,0 1,5**

2 4,0 1,5** 5,0 1,0*** 3,0 1 5**

3 8,0 2,5*** 9,0 1,0*** 5,0 1,5***

1 5,0 . -1,0 -2,0 -

2 5,0 -3,0 -3,0 -

3 6,0 -8,0 -4,0 -

1 3,0 -1,0 -4,0 -

2 5,0 -2,0 -5,0 -

3 10,0 -8,0 -5,0 -

1 4,0 -4,5 -6,0 -

2 3,0 -6,0 -5,0 -

3 7,0 -5,0 -6,0 -

kemitraan pertama diikuti kemitraan ketiga dilKuti

Lama Dalam Kemitraan (thn) MJ Confeed Pokphand Total - 1,5** 0,5* 3,0 - - 0,5* 1,5 - - 1,5* 2,0 - 0,5* - 2,0 - 2,5** 1,5* 5,0 - - 1,0* 2,5 - 2,0** 2,0* 6,5 - 3,5** 2,5* 7,0 - 2,5** 1,0* 5,0

1,5*** 2,0* 0,5** 4,0 0,5** 0,5* - 1,0 0,5** 1,5* - 2,0 3,0** - 1,0* 4,0 1,0*** 1,5* 0,5** 3,0 1,0*** 1,0** 1,0* 3,0 1,0** 3,0* - 4,0 1,5*** 1,5** 1,0* 4,0 3,0* - - 3,0

- 2,0** 1,0* -- 1,0* - 1,0 - 1,0** 2,0* 3,0 - 2,0** 3,0* 5,0 - 1,0** 1,0* 2,0 - 2,0** 2,0* 4,0 - 2,0** 3,0* 5,0 - 2,0** 2,0* 4,0 - 2,0** 2,0* 4,0 - - 2,0* 2,0 - 1,5* 2,5** 4,0 - - 5,0* 5,0 - - 2,5* 2,5 - 2,0* 3,0** 5,0 - 1,0* 3,0** 4,0 - 1,0* 3,0** 4,0 - - 4,0* 4,0 - 1,0* 3,0** 4,0

** = kemitraan kedua diikuti

Dengan adanya pengalaman bermitra dengan yang lain berarti peternak

sudah mendapatkan cara beternak dan dapat membandingka~ manajemen

Page 70: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

56

beternak dari model yang pernah diikutkannya. Dari data juga dapat dilihat

bahwa peternak yang bermitra dengan model kemitraan RTI dan Makmur Jaya

merupakan peternak yang sudah bermitra sebelumnya dengan perusahaan

besar kemitraan yaitu model Charoen Pokphand atau model Confeed.

4.3.4 Jenis Pekerjaan Pada Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging

Jenis peke~aan utama yang dimiliki peternak akan mempengaruhi tingkat

keseriusan peternak dalam menjalankan usahanya. Untuk dapat melihat jenis

pekerjaan peternak pada usaha peternakan ayam ras pedaging pada Tabel 13.

Tabel13. Distribusi Peternak Plasma Menurut Status Usaha Ternak Unggas.

Status usaha ternak ayam Jumlah (orang) Persentase (%) I Utama 24 67

Sampingan 12 33

Total 36 100

bari Tabel 13 tergambar bahwa sebagian besar peternak, yakni 67%

menjadikan usaha peternakan ayam ini sebagai usaha utama dan 33% lagi

menjadikan usaha peternakan pekerjaan sampingan. Bagi peternak yang

menjadikan usaha peternakan ayam sebagai usaha jenis mata pencarian utama,

mereka lebih serius dalam melakukakan usaha dan mengelola peternakannya,

apalagi bagi peternak yang tak mempunyai pekerjaan sampingan. Keseriusan ini

juga berkaitan dengan investasi yang cukup besar pad a usaha peternakan ayam

ras pedaging ini.

Bagi peternak yang menjadikan usaha ini sebagai usaha sampingan,

terbagi atas beberapa kelompok pula, Pertama peternak yang memiliki kandang

disekitar rumah peternak, maka peternak ikut beke~a dalam peternakannya

Page 71: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

57

walaupun pekerjaan tersebut sekedar membantu dalam fungsi kontrol saja,

sedangkan pekerjaan utama dilakukan oleh tenaga kerja luar keluarga atau yang

disebut juga dengan istilah anak kandang. Kedua peternak yang hanya memiliki

usaha peternakan namun sedikitpun tidak ikut dalam kegiatan pekerjaan

produksi. Pekerjaan sepenuhnya diserahkan kepada tenaga ke~a luar keluarga

yang dianggap telah bisa mengelola usaha peternakan dan merupakan orang

yang betul-betul bisa dipercaya oleh si pemilik.

Page 72: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

v. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Indetifikasi dan Evaluasi Model-Model Kemitraan di Kota Pekanbaru

5.1.1. Implementasi model PT Charoen Pokphand

Perusahaan ini merupakan perusahaan besar yang berpusat di Thailand.

di Indonesia perusahaan ini berpusat di Jakarta, sedangkan untuk wilayah

Sumatera dibagi atas dua, yaitu berpusat di Palembang untuk daerah Jambi,

Bengkulu dan Lampung. Daerah Sumatera lainnya seperti Sumatera Sarat,

Sumatera Utara, Aceh dan Riau berpusat di Medan.

Perusahaan ini bergerak dibidang agribisnis peternakan yang mengelola

banyak lini produk peternakan mulai dari produk hulu sampai produk hilir

peternakan. Produk yang dihasilkan terdiri dari (1) Pembuatan pakan ternak

(2) Peternakan ayam petelur, (3) Pembibitan DOC petelur dan pedaging,

(4) Breeding Farm atau penetasan telur, (5) Peternakan ayam ras pedaging,

(6) Kemitraan model PIR, dan (7) Pengolahan hasil peternakan.

Pad a usaha kemitraan di Pekanbaru perusahaan ini membuat anak

perusahaan dengan nama PT Nusantara Unggas Jaya. Perusahaan ini berdiri

pada tahun 1998 sesuai dengan Akta Notaris Nomor 3 Tanggal 2 Juni Tahun

1998. Dalam mengelola kemitraan pad a awalnya perusahaan menjalin hubungan

dengan peternak-peternak yang mengalami masalah akibat resesi ekonomi,

banyak peternak yang gulung tikar saat itu. Resesi yang dirasakan sekali adalah

banyaknya peternak yang tidak sanggup lagi menyediakan modal untuk beternak

karena mahalnya harga pakan dan bibit serta keterbatasan modal dimiliki.

Dengan adanya perusahaan in! peternak dapat lagi berusaha dengan

bekerjasama yang sifatnya saling menguntungkan melalui model PIR ayam ras

58

Page 73: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

59

pedaging. Sekarang, kemitraan ini sudah semakin berkembang dengan

melebarkan sayapnya dengan membuka lokasi-Iokasi baru diluar Kota

Pekanbaru. Selain itu manajemen kemitraan juga sudah melakukan penyaringan

dan seleksi bagi peternak yang akan ikut bermitra dengan memberikan

persyaratan-persyaratan yang menjamin kelangsungan keamanan perusahaan.

Persyaratan ini berupa surat berharga yang mempunyai nilai apabila terjadi

kerugian pad a peternak plasma.

Dilihat dari aktivitasnya selama 5 (lima) tahun, model kemitraan Charoen

Pokphand sudah memiliki sebanyak 16 peternak plasma untuk Kota Pekanbaru.

Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan upaya pemerintah untuk membantu

mengurangi kemiskinan dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi

masyarakat setempat khususnya peternak.

Deskripsi perjanjian dan persyaratan pada model kemitraan Charoen

Pokphand (Tabel 14), terlihat bahwa umumnya peternak dapat menerima isi

surat perjanjian model kemitraan Charoen Pokphand. Dari hasil penelitian

terhadap penentuan harga jual hasil produksi, harga sapronak dan jaminan tidak

disetujui oleh peternak, karena penentuan harga-harga seharusnya ditentukan

secara bersama namun pelaksanaanya hanya oleh perusahaan inti saja, akan

tetapi peternak tetap mau bekerjasama dengan pihak inti.

Page 74: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

60

Tabel14. Deskripsi Implementasi Perjanjian Model Kemitraan Charoen Pokphand

Implementasi Inti Peternak

Kewajiban - Menyediakan sapronak - Menyediakan kandang. secara kredit. - Menyediakan

- Menyediakan peralatan perlengkapan kandang. secara kredit. - Menyediakan tenaga

- Memasarkan hasil produksi. kerja. - Memberikan bimbingan teknis - Mengikuti petunjuk

kepada peternak. bimbingan teknis. - Menghentikan perjanjian - Mengembalikan kredit

kerjasama secara sepihak jika sapronak. petemak melakukan - Hanya memakai sapronak penyimpangan. dari inti.

- Menjual hasil panen hanya kepada inti.

Hak - Menentukan harga sapronak. - Memperoleh kredit - Menentukan harga jual hasil sapronak.

panen. - Memperoleh bimbingan - Menentukan jadwal teknis.

pengiriman sapronak. - Menerima sisa hasil - Menentukan jumlah kredit produksi.

sapronak. - Menentukan harga-harga - Memperoleh hasil panen. secara bersama - Melakukan pemotongan hasil

panen untuk pembayaran kredit sapronak.

Ketentuan - Menerima jaminan berupa - Menyediakan jaminan Lain uang tunai atau surat tanah kredit sapronak.

(tidak tertulis).

5.1.2. Implementasi model PT Confeed

Perusahaan ini juga merupakan perusaaan besar di bidang peternakan.

Perusahaan ini adalah perusahaan multinasional yang menyebar di tanah air. di

Sumatera, perusahaan berpusat di Medan untuk wilayah kerja Provinsi Aceh,

Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau sedangkan pusat Lampung untuk

wilayah Lampung. Bp.nglculu, Palembang dan .. Iambi.

Page 75: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

61

Pada awalnya perusahaan ini di Riau melakukan usaha pembibitan ayam

ras pedaging, yang mesuplai kebutuhan Poultry Shop baik DOC maupun pakan

ayam. Pada tahun 1999 perusahaan ini melakukan usaha kemitraan dengan

peternak plasma yang adadi Pekanbaru. Pad a awal kemitraan peternak plasma

perusahaan ini berasal dari plasma perusahaan lain yang pindah karena adanya

ketidaksesuaian dan juga berasal dari peternak mandiri. Sejak akhir tahun 2004

perusahaan banyak menerima peternak plasma yang belum mempunyai

pengalaman beternak atau peternak baru yang termotifasi setelah melihat

manfaat yang diterima oleh peternak lain yang telah bergabung dalam kemitraan.

Dengan banyaknya peternak yang berminat untuk bergabung, pihak manajemen

membuat persyaratan atau seleksi yang lebih ketat terhadap peternak plasma.

Salah satu jaminan yang harus diberikan peternak kepada perusahaan adalah

uang tunai sebesar Rp2.000 lekor ayam masuk. Hal ini bertujuan untuk menjaga

kerugian perusahaan, apabila dalam proses pemeliharaan terjadi kerugian.

Deskripsi mengenai perjanjian dan persyaratan pada model kemitraan

Confeed (Tabel 15), terlihat bahwa umumnya peternak dapat ~enerima isi surat

perjanjian model kemitraan Confeed. Namun terhadap penentuan harga jual hasil

produksi, harga sapronak dan jaminan tidak disetujui oleh peternak. Selain itu

terhadap masa pembayaran sisa hasil produksi yang seharusnya dilakukan oleh

perusahaan paling lama 14 hari setelah masa pan en selesai, perusahaan

terkadang tidak dapat memenuhinya, karena pembayaran sering dilakukan

melewati masa tersebut bahkan bisa mencapai 30 hari.

Page 76: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

62

Tabel 15. Deskripsi Implementasi Perjanjian Model Kemitraan Confeed

Implementasi Inti Peternak

Kewajiban - Menyediakan sapronak - Menyediakan kandang secara kredit. berbentuk panggung

- Menyediakan peralatan dengan perlengkapannya secara kredit. - Menyediakan tenaga kerja.

- Memasarkan hasil produksi. - Mengikuti petunjuk - Memberikan bimbingan bimbingan teknis.

teknis kepada peternak. - Mengembalikan kredit - Menghentikan perjanjian sapronak.

kerjasama secara sepihak - Hanya memakai sapronak jika peternak melakukan dari inti. penyimpangan. - Menjual hasil panen hanya

- Membayarkan sisa hasil kepada inti. produksi paling lambat 14 - Menjamin keamanan dan hari setelah selesai panen. masalah-masalah sosial.

- KaQasitas 5.000 ekor. Hak - Menentukan harga sapronak. - Memperoleh kredit

- Menentukan -harga jual hasil sapronak. panen. - Memperoleh bimbingan

- Menentukan jadwal teknis. pengiriman sapronak. - Menerima sisa hasil

- Menentukan jumlah kredit produksi sapronak. - Secara bersama

- Memperoleh hasil panen. menentukan harga-harga - Melakukan pemotongan hasil

panen untuk pembayaran kredit sapronak.

Ketentuan - Menerima jaminan berupa - Menyediakan jaminan Lain uang tunai sebesar Rp2.000 kredit sapronak.

per ekor. - Menyediakan prasarana jalan.

5.1.3. Implementasi model Ramah Tamah Indah (RTI)

Ramah Tamah Indah berdiri sejak tahun 1983 di kota Pekanbaru. Sejak

berdirinya RTI mempunyai dasar usaha sebagai pedagang ayam di Pasar Sail

kota Pekanbaru. Karena kondisi pemasaran yang mendukung, perusahaan ini

menambah popu!asi ayamnya dengan rnembuat guda!1g dan me!!jlJa! ayamnya

kepada pedagang, baik langsung diantar kepasar maupun pedagang yang

Page 77: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

63

datang menjemput kegudangnya. Selain itu perusahaan ini juga sebagai

pedagang besar yang menyuplai kebutuhan ayam di kabupaten-kabupaten yang

ada di Riau maupun Provinsi tetangga Riau. Dengan pasar yang luas dan

kebutuhan yang cukup banyak maka pihak manajemen mengambil langkah

untuk merangkul peternak-peternak untuk diajak beke~asama dengan konsep

saling menguntungkan dari kedua belah pihak.

Tabel 16. Deskripsi Implementasi Persyaratan Model Kemitraan RTI

Implementasi Inti Peternak

Kewajiban - Menyediakan sapronak - Menyediakan kandang. secara kredit. - Menyediakan

- Menyediakan peralatan perlengkapan kandang. secara kredit. - Menyediakan tenaga

- Memasarkan hasil produksi. kerja. - Memberikan bimbingan teknis - Mengikuti petunjuk

kepada peternak. bimbingan teknis. - Menghentikan pe~anjian - Mengembalikan kredit

kerjasama secara sepihak jika sapronak. peternak melakukan - Hanya memakai sapronak penyimpangan. dari inti.

- Menjual hasil panen hanya kepada inti.

Hak - Menentukan harga sapronak. - Memperoleh kredit - Menentukan harga jual hasil sapronak.

panen. - Memperoleh bimbingan - Menentukan jadwal teknis.

pengiriman sapronak. - Menerima sisa hasil - Menentukan jumlah kredit produksi

sapronak. - Memperoleh hasil panen. - Melakukan pemotongan hasil

panen untuk pembayaran kredit sapronak.

Ketentuan 1- Peternak diizinkan melakukan - Tidak ada I

Lain I

peminjaman dalam bentuk I uang tunai

Page 78: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

64

Dari hasil pengamatan dilapangan terlihat bahwa peternak dalam

kemitraan RTI ini adalah peternak plasma yang telah keluar dari kemitraan

Pokphand dan Confeed ditambah dengan peternak mandiri. Sehingga dilihat dari

pengalaman beternak dan be rmitra, sudah mempunyai pengalaman yang cukup

lama. Hal ini sangat mendukung manajemen perusahaan dari peternak yang

mempunyai disiplin kerja untuk dapat menghasilkan produktivitas yang baik.

Deskripsi mengenai perjanjian dan persyaratan pada model kemitraan

RTI (Tabel 16), memperlihatkan bahwa umumnya peternak dapat menerima

perjanjian model kemitraan RTI yang dilakukan secara lisan (tidak tertulis)

walaupun sebenarnya peternak menginginkan pe~anjian tersebut dalam bentuk

tertulis. Namun terhadap kontinuitas pengiriman sapronak, peternak sering

mengeluhkan akan hal ini. Penyebabnya karena perusahaan memang

tergantung dengan pabrik yang merupakan pemasok sapronak bagi perusahaan,

demikian juga halnya dengan bantuan perusahaan dalam bimbingan teknis.

Sedangkan penentuan harga jual hasil produksi dan harga sapronak tidak

disetujui oleh peternak.

5.1.4. Implementasi model Makmur Jaya PS

Perusahaan Makmur Jaya PS berdiri pad a tahun 1982. Pada awal

berdirinya perusahaan Makmur Jaya ini merupakan pedagang sarana kebutuhan

ternak atau Poultry Shop. Perusahaan ini merupakan pedagang besar yang

pemasarannya mencakup daerah Riau daratan dan Riau Kepulauan. Pada tahun

2002 pemasaran DOC, pakan dan obat-obatan mengalami kemacetan, hal ini

disebabkan banyaknya peternak binaannya yang tak sanggup lagi beternak

akibat kondisi ekonomi dan sebagian lagi telah pindah pada model-modei

kemitraan lain yang telah ada. Selain itu sebagai pedagang besar sarana

Page 79: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

65

ternak, perusahaan ini juga dituntut oleh sistem sebagai distributor tetap yang

harus mendistribusikan DOC, pakan dan obat-obatan dalam target tertentu.

Dengan permasalahan itu pihak manajemen perusahaan berusaha memenuhi

target dengan merangkul peternak sebanyak-banyaknya untuk dapat beke~a

sarna yang saling menguntungkan kedua belah pihak dengan sistem kemitraan

model PIR.

Model PIR Makmur Jaya adalah model PIR yang terakhir berdiri di

Pekanbaru. Petemak plasmanya merupakan peternak lama yang juga

pelanggannya pada masa lalu. Selain itu peternak plasma yang bergabung juga

berasal dari perpindahan model PIR lain yang sudah ada sebelumnya, terutama

dari perusahaan besar seperti Charoen Pokphand dan Confeed. Hal ini

disebabkan pihak manajemen model PIR Makmur Jaya tidak terlalu kaku, selain

itu juga tidak menuntut adanya jaminan berupa dana tunai atau surat berharga

lainnya. Untuk lebih lanjut mengenai pe~anjian dan persyaratan pad a model

kemitraan Makmur Jaya, seperti dideskripsikan pad a Tabel17.

Pada Tabel 17, terlihat bahwa umumnya peternak dapat menerima isi

perjanjian model kemitraan Makmur Jaya. Pada model kemitraan Makmur Jaya

ini, pe~anjian antara peternak dan perusahaan juga tidak dibuat secara tertulis.

Pada kemitraan Makmur Jaya, kontinuitas pengiriman sapronak, sering

dikeluhkan peternak, hal ini karena perusahaan sangat tergantung dengan pabrik

yang merupakan pemasok sapronak bagi perusahaan. Selain hal tersebut,

bantuan perusahaan dalam bimbingan teknis yang dirasakan peternak sangat

kurang, sedangkan penentuan harga jual hasil produksi dan harga sapronak

tidak disetujni oleh peternak.

Page 80: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

66

Tabel17. Deskripsi Implementasi Persyaratan Model Kemitraan Makmur Jaya

Implementasi Inti Peternak

Kewajiban - Menyediakan sapronak - Menyediakan kandang. secara kredit. - Menyediakan

- Menyediakan peralatan perlengkapan kandang. kandang secara kredit. - Menyediakan tenaga

- Memasarkan hasil produksi. kerja. - Memberikan bimbingan teknis - Mengikuti petunjuk

kepada peternak. bimbingan teknis. - Menghentikan perjanjian - Mengembalikan kredit

kerjasama secara sepihak jika sapronak. peternak melakukan - Hanya memakai sapronak penyimpangan. dari inti.

- Menjual hasil panen hanya kepada inti.

Hak - Menentukan harga sapronak. - Memperoleh kredit - Menentukan harga jual hasil sapronak.

panen. - Memperoleh bimbingan - Menentukan jadwal teknis.

pengiriman sapronak. - Menerima sisa hasil - Menentukan jumlah kredit produksi

sapronak. - Memperoleh hasil panen. - Melakukan pemotongan hasil

panen untuk pembayaran kredit sapronak.

Ketentuan - Peternak diizinkan melakukan - Tidak ada Lain peminjaman uang tunai.

5.1.5. 8entuk dan lsi Surat Perjanjian

Dalam mengawali pelaksanaan ke~asama antara peternak ayam ras

pedaging sebagai plasma dengan perusahaan sebagai inti, implementasi

awalnya adalah dengan menyusun anal isis kebutuhan serta perencanaan

kesepakatan pe~anjian ke~asama. Proses penyusunan pe~anjian kerjasama

Page 81: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

67

dimulai dengan membicarakan pertimbangan-pertimbangan kebutuhan yang

diperlukan oleh petemak, disesuaikan dengan kemungkinan dan harapan yang

akan diperoleh petemak dari perusahaan.

lsi dari pe~anjian tertulis kerjasama tersebut terdiri dari sebelas pasal

yang menetapkan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan

ikatan yang diatur dalam pasal-pasal pe~anjian terse but. Dalam perjanjian

tersebut dapat diketahui hak dan kewajiban dari masing-masing pihak

(perusahaan sebagai inti dan petemak sebagai plasma/calon mitra).

Secara umum hak dan kewajiban dari masing-masing pihak tersebut

adalah sebagai berikut :

Hak Peternak sebagai Mitra

1. Memperoleh kredit modal ke~a dalam bentuk bibit ayam (DOC), pakan, obat­

obatan dan vaksin serta peralatan kandang.

2. Mendapatkan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan dari dokter

hewan perusahaan secara berkala.

3. Menerima pembayaran hasil produksi/panen secara tunai setelah hasil panen

diterima oleh perusahaan.

Kewajiban Peternak Mitra.

1. Menyediakan kandang-kandang ayam disertai dengan perlengkapan serta

tenaga ke~a yang diperlukan dalam pemeliharaan ayam.

2. Selama pe~anjian terse but berlangsung, petemak mitra tidak diperkenankan

untuk memelihara ayam atau memakai sapronak dari pihak lain.

3. Menyerahkan jaminan kredit modal kerja berupa surat tanah dan sejumlah

dana kepada pihak perusahaan.

Page 82: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

68

4. Mengikuti seluruh petunjuk dan bimbingan teknis yang diberikan oleh pihak

perusahaan.

5. Menjual hasil panen kepada pihak perusahaan.

6. Mengembalikan pinjaman kredit sapronak kepada perusahaan setelah

panen.

Hak Perusahaan

1.· Menentukan penggunaan kredit sapronak yang disalurkan kepada peternak

mitra.

2. Menerima jaminan kredit modal ke~a berupa surat tanah dan sejumlah dana

dari peternak mitra.

3. Memperoleh pasokan panenan ayam ras pedaging dari seluruh peternak

mitra.

4. Melakukan pemotongan pembayaran hasil panen peternak mitra untuk

melunasi kredit sapronak.

Kewajiban Perusahaan

1. Menyediakan sarana produksi berupa bibit ayam (DOC), pakan, obat-obatan

dan peralatan kelokasi peternak mitra.

2. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis secara berkala kepada peternak

mitra.

3. Menerima dan menjamin pemasaran hasil panen peternak mitra.

4. Membayar secara tunai hasil penjualan produksi peternak mitra setelah hasil

pa!1enan tersebut c!iterima pihak perusahaan.

Page 83: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

69

Selain hak dan kewajiban dari masing-masing pihak tersebut, secara

khusus ada beberapa perbedaan dari kewajiban dan hak masing-masing pihak

yang bermitra, seperti terlihat pada Tabel18.

Tabel 18. Perbedaan Hak dan Kewajiban Perusahaan Inti dan Peternak Mitra Pada 4 Model Kemitraan di Kota Pekanbaru

Model Hak Kewajiban Hak Peternak Kewajiban

Perusahaan Perusahaan Pete rn ak

Pokphand - Menerima - Memberikan - Menerima - Memberikan jaminan dari jaminan jaminan jaminan pada peternak tersediannya ketersediaan perusahaan berupa surat sarana sarana berupa surat tanah/uang. produksi produksi tanah/uang.

Confeed - Menerima - Memberikan - Jaminan - Memberikan jaminan jaminan ketersediaan jaminan pada berupa uang tersedianya sarana perusahaan tunai sapronak produksi berupa uang Rp2.000/ekor ayam masuk

RTI - Hanya - Memberikan - Tidak - Mengenal memilih jaminan memberikan perusahaan peternak ketersediaan Jaminan yang sapronak dikenalnya secara baik

Makmur - Hanya - Memberikan - Tidak - Mengenal Jaya memilih jaminan memberikan perusahaan

peternak yang ketersediaan jaminan dikenalnya sapronak secara baik

Dari ketentuan-ketentuan yang terdapat pad a isi surat perjanjian tersebut

mengatur mekanisme kerjasama yang harus dipatuhi bersama oleh kedua belah

pihak yang bermitra dan mengandung konsekwensi-konsekwensi dalam

pe!aksanafln perjanjian tersebut. Apabila da/am pelaksanaan kerjasama teisebut

dapat berlangsung dengan baik maka kedua belah pihak dapat melanjutkan

Page 84: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

70

perjanjian tersebut secara otomatis selama 7 (tujuh) periode pemeliharaan.

Sebaliknya apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak akan ditempuh

cara musyawarah. Namun jika salah satu pihak tidak dapat menerima

kesepakatan hasil musyawarah tersebut, maka dapat ditempuh jalan hukum

hingga ke pengadilan.

Dalam penetapan pe~anjian ke~asama seperti dalam isi surat perjanjian,

maka pihak ketiga selaku pembina (fasilitator) sudah terlibat sejak awal terutama

Dinas Peternakan setempat, namun dalam pelaksanaan di lapangan,

peranannya belum dirasa memuaskan bagi peternak mitra. Disamping pihak

pemerintah yang terlibat, dalam penandatanganan pe~anjian tersebut juga

melibatkan pihak Notaris, sebagai pihak yang menguatkan isi perjanjian agar

dapat lebih dipertanggung jawabkan ke absahannya.

5.1.6. Evaluasi Terhadap lsi Surat Perjanjian

Evaluasi terhadap isi surat perjanjian kerjasama, bertujuan un~uk

mengetahui sampai sejauh mana isi surat pe~anjian tersebut dapat dijalankan

oleh kedua belah pihak yang melakukan hubungan kerjasama kemitraan. Surat

perjanjian yang sekaligus dapat dijadikan surat keterangan kontrak tersebut

mengatur tatacara yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang bermitra. Ada hak

yang harus diterima oleh perusahaan sebagai inti disamping kewajiban yang

harus dijalankannya. Demikian pula terhadap peternak, ada hak yang akan

diterimanya dan ada kewajiban yang harus dijalankannya sebagai plasma. Lebih

lanjut tentang evaluasi kesepakatan kemitraan sebagai tabel perbandingan dari

implementasi beberapa model kemitraan ini dapat dilihat pad a Tabel 19.

Page 85: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Tabel20. Matrik Perbandingan Implementasi ke-4 Model Kemitraan Peternakan Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru

Charoen Pokphand Keterangan f--- Ketentuan Realisasi

~-----~.-Surat I KesHpakatan pe- Ada Perjanjian rusanaan dengan

peternak. (T)

Jenis kandang Jumlah produksi minimal Jaminan peternak Jadwal pengiriman sapronak Sapronak

Harga sapronak

-Bantuan teknis

Panggung (L) 5.1)00 ekor (L)

Surat tanah (L)

Kontinuitas sesuai program (L)

Harus dari perusaan (Tl Kesepakatan perusahaan dengan peternak. (T)

Rutin dilakukan _: .--.---.--___ t-r:,:p~erusahaan (T) Jadwal panen Kesepakatan

Hargajual

Penghitungan bagi hasil Pengambilan Hasil Produksi T = Tertuhs

porusahaan dengan peternak (L)

Kesepakatan 1= erusahaan dengan peternak. (T)

fKg + insentiv

Setelah panen (T)

L = Lisan

Tercapai Tidak tercapai

Tercapai

Tidak tercapai

Tercapai

Tidak tercapai

Tercapai

Tidak tercapai

Tidak tercapai

Tercapai

Tercapai

Confeed Ketentuan

Kesepakatan perusahaan dengan peternak. (Tl Panggung (T) 5.000 ekor (T)

Rp.2.000 fekor (T) Kontinuitas sesuai program (L) Harus dari Rerusaan (T) Kesepakatan perusahaan dengan peternak. (T) Rutin dilakukan perusahaan (T) Kesepakatan perusahaan dengan peternak (L) Kesepakatan perusahaan dengan peternak. (T) IKg + insentiv

14 hari setelah panen (T)

Realisasi Ada

Tercapai Tidak tercapai

Tercapai

Tidak tercapai

Tercapai

Tidak tercapai

Tercapai

Tidak tercapai

Tidak tercapai

Tercapai

Tidak tercapai

Ketentuan Kesepakatan perusahaan dengan peternak·1L) Panggung (L) 3.000 ekor (L)

Tidak ada

RTI

Kontinuitas se­suai program (L)

Harus dari perusaan(L) Kesepakatan perusahaan dengan peternak. (L) Rutin dilakukan perusahaan (L) Kesepakatan perusahaan de­ngan peternak (L) Kesepakatan perusahaan dengan peternak. (L) fekor + insentiv

Setelah panen (L)

Realisasi Tidak ada

Tercapai Tercapai

Tidak tercapai

Tercapai

Tercapai

Tidak tercapai Tidak tercapai

Tercapai

Tercapai

Tercapai

MakmurJaya Ketentuan Realisasi

Kesepakatan Tidak ada perusahaan dengan peternak. (L) Panggung (L) 3.000 ekor (L)

Tidakada

Kontinuitas se­suai program (L)

Harus dari perusaan (L) Kesepakatan perusahaan dengan peternak. (L) Rutin dilakukan perusahaan (L) Kesepakatan perusahaan de­ngan peternak (L) Kesepakatan perusahaan dengan peternak. (L) fekor + insentiv

Setelah panen (L)

Tercapai Tercapai

Tidak tercapai

Tercapai

Tercapai

Tidak tercapai Tidak tercapai

Tercapai

Tercapai

Tercapai

Page 86: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

72

Pad a Tabel 19, terlihat bahwa sebenarnya banyak dari ketentuan­

ketentuan pe~anjian antara perusahaan dengan peternak yang tidak dapat

direalisasikan, walaupun sebagian besar yang merupakan keharusan peternak

telah direalisasikan oleh peternak. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut :

1. Surat pe~anjian yang merupakan suatu keharusan dalam bekerjasama

antara perusahaan sebagai pihak pertama dan peternak sebagai pihak

kedua, pada model kemitraan Pokphand dan Confeed telah ada, namun

pad a model kemitraan RTI dan Makmur Jaya hal ini tidak ditemukan.

Perjanjian antara kedua pihak hanya diikat oleh suatu bentuk kepercayaan

pad a pe~anjian lisan.

2. Terhadap jenis kandang, semua peternak telah memenuhinya, hal ini sesuai

dengan hasil penelitian, dimana kandang yang dimiliki oleh peternak adalah

kandang berbentuk panggung.

3. Jumlah produksi minimal yang diminta oleh perusahaan, masih banyak yang

tidak dapat dipenuhi oleh peternak. Produksi minimal untuk kemitraan

Pokphand dan Confeed adalah 5.000 ekor, namun dari hasil penelitian,

masih adanya petemak yang memiliki ka~asitas produksi kurang dclri pad a

itu. Hal ini disebabkan oleh kebijaksanaah perusahaan yang menyesuaikan

dengan kondisi pasar dan keinginan peternak dalam menjaga kesehatan

ayam ras pedaging peternakannya. Sedangkan untuk model kemitraan RTI

dan Makmur Jaya, kapasitas produksi minimal yang diminta perusahaan

adalah 3.000 ekor, dan telah dapat dipenuhi oleh peternak mitranya.

4. Secara tidak tertulis, Pokphand meminta peternak mitra untuk membsiikan

su~tu surat tanah yang akan dijadikan perusahaan sebagai jaminan, jika

peternak mengalami kerugian diluar yang mungkin timbul dalam keadaan

Page 87: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

73

memaksa (seperti bencana alam), jika sipeternak tidak mampu untuk

memberikan uang tunai sebagai jaminan. Hal yang sarna juga dilakukan oleh

Confeed, namun perusahaan hanya meminta uang tunai sebagai jaminan.

Sesuai dengan hasil penelitian, jumlah yang diminta oleh perusahaan

(Confeed) adalah Rp2.000 per ekor DOC yang ditargetkan. Jaminan yang

diwajibkan oleh kedua perusahaan dirasa oleh peternak plasma sangat

memberatkan. Pada model kemitraan RTI dan Makmur Jaya hal ini tidak

ditemui, bahkan perusahaan cenderung untuk memberikan pinjaman uang

kepada peternak yang sangat memerlukan, dan nantinya harus dibayar

dengan cara memotong hasil panen. Hal ini juga merupakan salah satu faktor

penyebab mulai banyaknya peternak yang beralih ke kemitraan RTI dan

Makmur Jaya.

5. Dalam hal jadwal pengiriman sapronak, perusahaan tidak mampu untuk

memenuhi janjinya, yang paling sering ditemui oleh peternak adalah

keterlambatan yang dilakukan oleh perusahaan. Sesuai dengan isi surat

perjanjian, seharusnya perusahaan mengirimkan sapronak DOC pada 14 hari

setelah satu periode produksi (panen selesai). Berdasarkan hasil penelitian,

perusahaan sering melakukan pengiriman sapronak mencapai 20 hari

bahkan bisa mencapai 60 hari. Hal ini membuat peternak plasma merasa

dirugikan. Kerugian terutama dirasakan pad a saat kandang peternak kosong

untuk waktu yang lama, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan

kandang dan biaya tenaga kerja tetap harus dikeluarkan oleh peternak.

6. Keharusan membeli sapronak dari perusahaaii inti dalam satu masa

perjanjian (sekitar 7 ka!i periode produksi) c!eh peternak tidak merasa perl ...

dipermasalahkan.

Page 88: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

74

7. Harga sapronak yang ditentukan secara sepihak oleh perusahaan terasa

memberatkan dalam kesepakatan yang seharusnya dibuat secara bersama­

sarna. Menurut hasil penelitian, peternak selalu melakukan perbandingan

kondisi ini dengan kondisi harga pasaran sapronak diluar kemitraan. Harga

sapronak akan sangat berpengaruh secara lang sung terhadap pendapatan

peternak plasma khusunya peternak pada model kemitraan Pokphand dan

Confeed. Pad a model kemitraan RTI dan Makmur jaya hal ini kurang

dirasakan pengaruhnya oleh peternak, karena pendapatan peternak dari awal

sudah diukur dengan jumlah produksi ayam per ekor yang keluar dalam satu

periode.

8. Bantuan teknis perusahaan yang seharusnya dilakukan secara rutin di

lapangan, oleh kemitraan Pokphand dan Confeed telah dapat dipenuhi, hal

ini karena perusahaan memang memiliki dokter dan tenaga ahli yang terlibat

langsung sebagai karyawan pada masing-masing pola tersebut. Pad a model

kemitraan RTI dan Makmur Jaya, bantuan teknis pada peternak sangat

dirasakan sangat kurang, bahkan cenderung tidak berpengaruh, sebab

kebanyakan jika peternak menemui hal-hal yang tidak diketahui maka

peternaklah yang datang menemui pihak perusahaan untuk bertanya.

9. Penentuan jadwal panen yang terkadang berada diluar kesepakatan sering

membingungkan peternak, apalagi bagi mereka yang berpendidikan rendah

dan kurang pengalaman. Pada dasarnya, perusahaan menjanjikan akan

mengurangi jumlah ternak pada saat kandang dirasakan mulai sempit,

terutama pada model kemitraan Pokphand dan Confeed. Ideal pengukuran

meraka adaiah pada saat ternak memiliki rata-rata berat 1,3 Kg sehar:.Jsnya

telah mulai dipaner. sebahagian untuk mengurangi kepadatan kandang,

Page 89: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

75

perusahaan tidak melakukan hal ini padahal kepadatan kandang yang tidak

terkendali akan mengganggu kesehatan ayam. Oleh peternak seringnya

kondisi ini terjadi membuat mereka berfikir untuk tidak mau menerima jumlah

bibit ayam yang masuk sesuai dengan kesepakatan.

10. Tidak tecapainya realisasi harga jual yang dirasakan peternak, disebabkan

harga jual yang berlaku dipasaran cenderung lebih tinggi dari harga dasar

yang ditetapkan perusahaan. Dari penelitian yang dilakukan, hal ini terjadi

pada model kemitraan Pokphand dan Confeed saja. Petemak merasakan

bahwa perusahaan selalu memberikan penghitungan harga terendah dipasar,

sehingga pendapatan peternak menjadi rendah. Diperlukan suatu bentuk lain

sistem penghitungan pembagian hasil. Pada model kemitraan RTI dan

Makmur Jaya tidak ada masalah, sebab perusahaan telah menetapkan suatu

harga yang berpedoman pada jumlah ayam yang dipanen pada suatu

kandang dalam satu periode produksi.

11. Penerapan sistem penghitungan bagi hasil yang dilakukan oleh perusahaan

tidak dirasakan memberatkan oleh petemak, walaupun sebenarnya peternak

masih mendapatkan sisa hasil produksi yang masih dibawah harga pasar.

Selain itu berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa peternak belum tahu

persis tentang sistem pembagian keuntungan yang dilakukan oleh inti model

kemitraan lain yang menggunakan sistem per ekor ayam keluar (model

kemitraan RTI dan Makmur jaya).

12. Pada model kemitraan Confeed, pengambilan sisa hasil panen dilakukan 14

hari setelah semU3 ternak produksi da!am satu periode selesai dipanen.

Namun yang dirasakan petemak pembayara!"! yang di!akukan o!eh

perusahaan cenderung tidak tercapai, bahkan yang sering dijumpai lebih dari

Page 90: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

76

15 hari setelah panen selesai. Sedangkan peternak untuk model kemitraan

RTI dan Makmur Jaya, sistem pemberian upah Rp500 per ekor dirasakan

sangat membantu.

Dari Tabel 19, dapat juga diketahui secara keseluruhan dari implementasi

pelaksanaan kesepakatan perjanjian kemitraan, belum sepenuhnya dapat

dilakukan sesuai dengan isi kesepakatan bersama.

Jika dilihat dari bentuk dan isi surat perjanjian kerjasama kemitraan serta

aplikasinya dilapangan, ternyata kegiatan kemitraan yang ada belum

sepenuhnya melibatkan pihak ketiga selaku fasilitator atau konsultan yang netral.

Pihak pemerintah dalam hal ini hanya sebatas mengetahui isi perjanjian tanpa

ikut bersama menyusun dan menjembatani antara pihak-pihak yang bermitra.

Pemerintah atau pihak lembaga swadaya masyarakat diharapkan berperan aktif

sebagai pembina dan pengontrol dalam kegiatan kemitraan. Disamping itu

dengan adanya pihak ketiga diharapkan dapat mengeliminer kemungkinan

terjadinya eksploitasi salah satu pihak terhadap pihak lainnya.

5.2. Analisis Tingkat Keberhasilan Usaha dan Pendapatan.

Analisis yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap tingkat

keberhasilan usaha ternak ayam ras pedaging adalah dengan melakukan

perhitungan analisis biaya per satuan hasil dan perhitungan analisis efisiensi

usaha dengan biaya yang dikeluarkan terhadap usaha tersebut, sedangkan

untuk menganalisis tingkat pendapatan di!akukan dengan menghitung total

penerimaan dikurangi dengan total pengeluaran. Perhitungan lebih lanjut

diuraikan pada bagian berikut.

Page 91: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

77

5.2.1. Analisis Biaya Per Satuan Hasil

Dalam melakukan analisis biaya persatuan hasil, dilakukan perhitungan

terhadap total pengeluaran yang dikeluarkan peternak plasma dikalikan dengan

harga masing-masing input, kemudian dibagi dengan total produksi (kg). Input

biaya-biaya produksi yang diperhitungkan meliputi biaya untuk penerangan, gas

atau minyak tanah, solar, oli, formalin, serbuk, transport dan tenaga kerja.

Hasil perhitungan analisis biaya pada usaha budidaya ternak ayam ras

pedaging masing-masing model kemitraan dapat dilihat pada Lampiran 2 sfd 6.

Untuk komposisi biaya-biaya yang dikeluarkan peternak plasma dalam model

kemitraan ayam ras pedaging ini terlihat pada Tabel20.

Tabel20. Komposisi Rata-Rata Biaya Peternak Dalam Satu Periode Pada Model Kemitraan Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru Tahun 2005

Biaya Produksi Petemak (%) Inti Pene Gas/m For- ser- Trans Peny Solar Oli TK Total rang tnh malin buk port alat

RTI 1,89 9,66 3,59 2,99 2,64 4,37 0,62 48,04 26,19 100

MJ 0,00 18,75 6,21 1,02 0,50 2,18 0,77 55,11 15,46 100

Confeed 3,88 15,02 9,16 0,44 3,29 3,90 0,68 39,89 23,73 100

Pokphand 2,89 15,66 5,77 1,16 3,17 4,14 0,66 44,81 21,74 100

Dari Tabel 20, terlihat bahwa biaya tenaga kerja pad a Model Kemitraan

Makmur Jaya merupakan persentase yang terbesar, yaitu sebesar 55,11 %.

Biaya tenaga kerja ini menjadi besar karena biaya ini menuntut jumlah tenaga

yang besar sesuai dengan jumlah populasi ternak. Selain itu tingginya biaya

tenaga kerja ini karena pekerjaannya menuntut ketelitian dan kedisiplinan dari

pekerja, sehingga tingkat upah pekerja menjadi tinggi. Pada model kemitraan

Makmur Jays didapat rata-rata upah tenaga ke~a sebesar Rp2S0,581 fekor

DOC.

Page 92: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

78

Persentase terendah dari komponen-komponen biaya, terdapat pada

model kemitraan Makmur Jaya pada komponen penerangan, yaitu sebesar

0,00%. Hal ini karena pada Model Kemitraan Makmur Jaya tidak ada peternak

yang menggunakan sarana penerangan listrik PLN. Untuk kebutuhan

penerangan, para peternak pada model kemitraan ini mempergunakan mesin

penerangan sendiri.

Rataan perhitungan analisis biaya persatuan hasil terhadap masing-

masing model kemitraan dapat dilihat pad a Tabel 21.

Tabel 21. Rataan Biaya Peternak Per Satuan Hasil Budidaya Ternak Ayam Ras Pedaging Dalam Satu Periode Pad a Model Kemitraan di Pekanbaru Tahun 2005

Stra Total Total Produksi Rata-rata Biaya (Rp) No Inti/Prsh Pengeluaran ta

(Rp) Kg Ekor Kg Ekor 1. RTI 1 1.555.021 4.734,6 3.893 328,4 399,4

2 3.259.669 9.984,0 8.542 326,5 381,6 3 6.658.782 25.417,0 20.157 262,0 330,3

2. Makmur 1 1.733.913 3.893,5 3.267 445,3 530,7 2 4.106.752 9.518,7 7.059 431,4 581,8 3 5.874.864 15.974,3 10.942 367,8 536,9

3. Confeed 1 2.101.293 6.385,6 3.235 329,1 649,6 2 4.168.967 11.353,0 6.010 367,2 693,7 3 5.313.649 19.741,6 10.444 269,2 508,8

4. Pokphand 1 1.393.307 6.389,3 3.816 218,1 365,2 2 2.114.132 10.145,9 6.112 208,4 345,9 3 7.442.567 28.751,2 16.244 274,3 485,6

Dari hasil perhitungan pada Tabel 21, diperoleh rataan biaya per satuan

hasil masing-masing model kemitraan yaitu untuk Strata 1 biaya terendah

didapat pada model kemitraan Pokphand sebesar Rp218,1 fkg atau Rp365,2

fekor sedangkan biaya tertinggi didapat pada modei iviakmur Jaya sebesai

Rp445,3 Ikg atau Rp530,7 fekoi. Untuk Stara 2 biaya terendah didapat pada

model Pokphand sebesar Rp367,2 fkg atau Rp345,9 fekor sedangkan tertinggi

Page 93: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

79

didapat pada model Makmur Jaya sebesar Rp431,4 Ikg atau Rp581,8 lekor.

Strata 3 biaya terendah didapat pada model kemitraan Confeed sebesar Rp262,0

Ikg atau Rp330,3 lekor sedangkan tertinggi didapat pad a model makmur Jaya

sebesar Rp367,8/kg atau Rp536,9/ekor. Keadaan tersebut manunjukkan bahwa

biaya rataan terbesar terdapat pad a Stara 1 dan biaya rataan terendah terdapat

pad a stara 3, berarti pad a populasi yang besar biaya lebih efisien. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian dari Adnani (1993), bahwa biaya produksi per Kg bobot

hidup berdasarkan skala pemeliharaan didapat biaya untuk skala III (diatas 6.000

ekor pemeliharaan) lebih kecil jika dibandingkan dengan skala II (3.000 - 6.000

ekor pemeliharaan) dan skala I (dibawah 3.000 ekor pemeliharaan).

Terlihat bahwa berdasarkan skala pemeliharaan, ternyata bertambah

besarnya jumlah pemeliharaan, maka biaya produksi semakin keci!. Hal ini

sesuai dengan pendapat Clayton (1967), semakin besar skala usaha semakin

kecil biaya yang diperlukan untuk menghasilkan out-put.

Pada Tabel 21 tersebut, juga terlihat bahwa biaya terendah per Kg

terdapat pada model Pokphand Strata 2, yaitu sebesar Rp208,4. Hal ini

disebabkan karena perusahaan ini berorientasi pad a produksi ayam besar

dengan rata-rata be rat 1,7 Kg/ekor selain itu tenaga kerja yang dipakai

sipeternak dalam pengelolaan usaha peternakan ini yang banyak adalah tenaga

kerja yang berasal dari si pemilik usaha atau tenaga kerja dalam keluarga

(Lampiran 5). Sedangkan untuk biaya terbesar per Kg adalah Makmur Jaya

Strata 1. Hal ini disebabkan karena total produksi rata-rata per ekor ayam adalah

1,33 Kg dengan populasi pemeliharaan iata-iata 3.367 ekor ayam.

Pada Tabei 21, juga terlihat !.mtuk penge!!.Jaran der.g::m perhit:.mgar.

perekor, yang terendah adalah model kemitraan RTI strata 3, yaitu sebesar

Page 94: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

80

Rp330,3 lekor. Hal ini disebabkan karena model kemitraan RTI berorientasi pada

produksi ayam kecil, sehingga waktu pemeliharaan menjadi lebih sing kat dan

populasi pad a strata 3 RTI ini rata-rata 20.867 ekor, sehingga biaya variabel

yang dikeluarkan menjadi semakin kecil. Adapun untuk biaya terbesar terdapat

pada model Confeed pada strata 2, yaitu sebesar Rp693,7/ekor dengan populasi

rata-rata 6.200 ekor. Hal ini juga dikarenakan pada model kemitraan Confeed

strata 2, dari sam pel yang diambil, biaya untuk tenaga ke~a khususnya tenaga

kerja dalam keluarga cukup tinggi (lampiran 4).

5.2.2. Analisis Pendapatan

Pendapatan yang diterima oleh masing-masing peternak model kemitraan

merupakan imbalan jasa dari keseluruhan aktivitas dalam proses budidaya

ternak ayam ras pedaging. Keuntungan yang diperoleh merupakan selisish

antara total nilai produksi yang merupakan hasil perkalian produksi ayam ras

pedaging dengan harga jual terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan selama

proses produksi. Sernakin besar nilai produksi dihasilkan dan serna kin sedikit

total nilai biaya yang dikeluarkan, maka akan menghasilkan jumlah keuntungan

yang besar. Demikian sebaliknya, semakin sedikit jumlah nilai produksi yang

diterima dan semakin besar total input yang digunakan, maka akan

menghasilkan keuntungan yang keci!.

Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejurnlah hasil panen

ayam ras pedaging yang dapat diukur dengan kilogram dan jumlah ekor panen,

sedangkan harga adalah nilai rupiah dari setiap kilogram dan ekor ayam

panenan. Sedangkan biaya-biaya yang dikeluarkan selama piOses produksi

adalah seluruh biaya pembelian sarana produksi yang meliputi; serbuk, obat

furnugasi, pemanas, penerangan dan tenaga ke~a. Hasil perhitungan untuk

Page 95: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

81

masing-masing model kemitraan selama satu periode produksi dalam skala yang

berbeda dapat dilihat pada Lampiran 7 sId 11, Sedangkan rataan keuntungan

yang diterima oleh peternak masing-masing model kemitraan dengan skala yang

berbeda dapat dilihat pada Tabel 22.

No

1.

2.

3.

4.

Tabel22. Rataan Penerimaan Pemeliharaan, Penerimaan Kotoran dan Penerimaan Insentif Serta Total Penerimaan Dalam Satu Periode Produksi

Tahun 2005.

Rataan Penerimaan (Rp) Total Inti/Prsh Strata Penerimaan

Pemeliharaan Kotoran Insentif (Rp)

RTI 1 1.946.667 410.000 1.270.760 3.627.427

2 4.271.000 1.015.500 1.948.893 7.235.393

3 10.078.500 2.351.667 6.152.917 18.583.083

Makmur 1 1.633.667 270.000 2.613.867 4.517.533

2 3.526.333 728.000 2.794.873 7.049.207

3 5.471.000 1.199.833 4.379.080 11.049.913

Confeed 1 1.746.425 307.000 1.406.800 3.460.225

2 2.434.083 743.333 2.692.783 5.870.200

3 5.377.221 1.340.000 4.700.267 11.417.488

Pokphand 1 1.555.560 288.333 513.583 2.357.476

2 3.005.343 625.000 790.920 4.421.263

3 7.287.465 1.016.667 2.193.667 10.497.798

Dari hasil perhitungan pada Tabel 22, terlihat bahwa rataan pendapatan

yang diperoleh peternak berbeda dari masing-masing model kemitraan dan

strata yang berbeda pula. Secara keseluruhan terlihat bahwa Strata 3

menghasilkan pendapatan yang terbesar dibandingkan dengan strata 1, hal ini

disebabkan oleh perbedaan populasi pemeliharaan masing-masing peternak

modAl k,:omitraan Konrfic::i terc::,:obllt m,..nunilikk~!1 .... ~h\A/~ nonl,I<:oC'; ,",""",,",""Iih"'raan .0. - .. _... .,.. ..-...... ._- - .......... J-'" "-' __ 1'._- t"" ,...--""''''''. t'vlll"'.IIIU ,

sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh, semakin besar

Page 96: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

82

populasi pemeliharaan akan mendapatkan pendapatan yang besar dan populasi

pemeliharaan yang kecil akan menghasilkan pendapatan yang keci!'

Pada tingkatan masing-mastng strata secara keseluruhan dapat juga

dilihat bahwa strata 1, model kemitraan Makmur Jaya lebih besar pendapatanya

dibandingkan dengan model kemitraan lain dengan strata yang sarna yaitu

sebesar Rp2.783.621. Pada strata 2 model kemitraan RTI menghasilkan

pendapatan terbesar dibandingkan dengan strata yang sarna model kemitraan

lain, yaitu sebesar Rp4.182.393. Sedangkan untuk strata 3, pendapatan terbesar

didapat oleh model RTI dibandingkan dengan model yang lain dengan strata

yang sarna yaitu sebesar Rp11.924.305.

Dari hasil pendapatan yang diperoleh pad a strata 1, model kemitraan

Makmur Jaya memberikan pendapatan terbesar yang didapat dari hasil

pemeliharaan dengan sistem pendapatan pemeliharaan dalam bentuk per ekor

yaitu sebesar 500 fekor ditambah dengan insentif, dengan menilai dari tingkatan

index prestasi pemeliharaa~ peternak, mencapai nilai rataan sebesar 274

dengan bonus Rp800 fekor panen dan juga tambahan dari kotoran ayamfperiode

panen. Sedangkan pada model kemitraan RTI untuk strata 2 dan strata 3

merupakan model kemitraan yang memperoleh pendapatan peternak yang

terbesar. Pada model kemitraan RTI ini juga menggunakan sistem perolehan

pendapatan dari jumlah ayam masuk sebesar 500fekor ditambah dengan sistem

insentif dari Indeks Prestasi pemeliharaan peternak mencapai nilai rataan

sebesar 225 dengan bonus Rp220 fekorfpanen untuk strata 2, pada strata 3

Indeks Prestasi sebesar 250 dengan bonus Rp288 fekor panen ditambah dengan

kotoran ayamfperiode panen. Jadi dapat di katakan model kemitraan Makmur

Jaya memberikan pendapatan terbesar bagi petemak pada strata 1 dibandingkan

Page 97: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

83

dengan model lain. Sedangkan model kemitraan RTI untuk strata 2 dan strata 3

merupakan model kemitraan yang dapat memberikan pendapatan terbesar

dibandingkan dengan model kemitraan lain. Selain itu model kemitraan Makmur

Jaya dan RTI dapat memberikan pendapatan terbesar kepada peternal< dengan

menggunakan sistem pemeliharan dalam hitungan ekor pendapatan ayam

masuk sebesar Rp500 fekor dan Bonus IP fekor ayam keluar.

5.2.3. Analisis Efisiensi Penerimaan, Pendapatan dan Biaya

Untuk menganalisis efisiensi pendapatan dan biaya sering disebut pula

dengan konsep produktivitas total. Alat yang digunakan untuk mengukur efisiensi

pendapatan dan biaya adalah melalui nilai total penerimaan kemudian dibagi

dengan total pengeluaran. Produktivitas sangat dipengaruhi oleh penggunaan

input, dimana kondisi tersebut dapat berakibat pada tiga hal yaitu, terjadi

peningkatan, tetap atau malah terjadi penurunan produktivitas. Namun demikian

dalam efisiensi usaha tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat produktivitas yang i

tinggi saja, tetapi juga dipengaruhi puia penerimaan total peternak kemitraan.

Hasil perhitungan analisis efisiensi usaha dan biaya pad a usaha budidaya

ternak ayam ras pedaging dari masing-masing model kemitraan, dapat dilihat

pad a lampiran 13 sfd 15. Perhitungan rataan efisiensi usaha dan biaya dapat

dilihat pada Tabel23.

Dari hasil perhitungan pad a Tabel 23, rataan efisiensi usaha dan biaya

usaha budidaya ternak ayam ras pedaging model kemitraan pada strata 1 yang

terbesar pada model Makmur Jaya sebesar 2,61, starta 2 terbesar pad a model

kemitraan RTl sebesar 2,22, sedangkan efisiensi usaha terbesar pada stiata 3

didapat pad a model kemitraan RTlsebesar 2,79. Kondisi ini memberikan indikasi

bahwa tingkat produktivitas pada strata 1 didapat dari model kemitraan Makmur

Page 98: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

84

Jaya, untuk model kemitraan strata 2 didapat pada model kemitraan RTI,

sedangkan model kemitraan strata 3 juga didapat dari model kemitraan RTI.

Tabel23. Perhitungan Rataan Efisiensi Penerimaan, Pendapatan dan Biaya Dalam Satu Periode Produksi Tahun 2005.

Penerimaan Pengeluaran Pendapatan RIC SIC No Inti/Prsh Strata (Rp) (Rp) (Rp) Ratio Ratio

1. RTI 1 3.627.427 1.555.021 2.072.406 2,33 1,33

2 7.235.393 3.259.669 3.975.725 2,22 1,22

3 18.583.083 6.658.782 11.924.302 2,79 1,79

2. Makmur 1 4.517.533 1.733.913 2.783.621 2,61 1,61

2 7.049.207 4.106.752 2.942.454 1,72 0,72

3 11.049.913 5.874.864 5.175.049 1,88 0,88

3. Confeed 1 3.460.225 2.101.293 1.358.932 1,65 0,65

2 5.870.200 4.168.967 1.701.232 1,41 0,41

3 11.417.488 5.313.649 6.103.838 2,15 1,15

4. Pokphand 1 2.357.476 1.393.307 964.170 1,69 0,69

2 4.421.263 2.114.132 2.307.132 2,09 1,09

3 10.497.798 7.442.567 3.055.231 1,41 0,41

Pada strata 1, dilihat dari indikator RCR, terlihat bahwa Makmur Jaya

memiliki Rasio yang lebih besar dibandingkan yang lain, yaitu 2,61. Sedangkan

untuk strata 1 ini, BCR terbesar juga diperoleh pada model kemitraan Makmur

Jaya yaitu 1,61. Hal ini berarti model kemitraan Makmur Jaya pada strata 1 lebih

layak dilaksanakan. Sesuai dengan hasil penelitian, hal ini disebabkan oleh

insentif yang diberikan perusahaan pada model kemitraan Makmur Jaya strata 1

jauh lebih besar jika dibandingkan dengan model kemitraan lainnya walaupun

jumlah produksi pad a model kemitraan ini merupakan jumlah yang terkecil

dibandingkan dengan model kemitraan lainnya yaitu rata-rata 3.367 ekor ayam.

Besarnya perhitungan insentif ini didukung oleh penerapan sistem penghitungan

Page 99: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

85

insentif yang diberlakukan perusahaan dari faktor bonus. Dibandingkan dengan

dua perusahaan inti yang lain (RTI dan Confeed) yang juga menerapkan

perhitungan bonus, terlihat bahwa pada strata 1 modet kemitraan Makmur Jaya

peternak plasma bisa mendapatkan perhitungan terbesar yaitu sebesar Rp800

lekor panen. Jika dilihat dari rataan biaya IKg yang dikekJarkan, walaupun pada

model kemitraan Makmur Jaya ini memiliki angka yang terbesar, namun hal ini

tidak dirasakan memberatkan oleh peternak plasma, sebab pendapatan peternak

telah diukur dengan satuan rupiah terhadap jumlah ayam yang dipanen yaitu

Rp500 per ekor ayam masuk ditambah bonus iP pada saat panen, sedangkan

waktu pemeliharaan relatif sing kat karena pada model kemitraan ini berorientasi

kepada ayam kecil.

Pada strata 2, dilihat dari indikator RCR terlihat model kemitraan RTI

memiliki angka terbesar yaitu 2,22 untuk RCR. Sedangkan untuk nilai BCR pada

strata 2 terbesar berada pada model kemitraan RTI, yaitu 1,22. Hal ini

menunjukan bahwa model kemitraan RTI untuk str~ta 2 lebih layak dilaksanakan.

Sesuai dengan hasil penelitian, rata-rata produksi terbesar untuk strata 2 adalah

model kemitraan RTI, yaitu 8.667 ekor. Dengan jumlah produksi yang besar dan

waktu pemeliharaan yang lebih singkat, karena perusahaan berorientasi pada

ayam kecil, serta didukung oleh sistem pembayaran Rp500 per ekor ayam

panen, maka untuk strata 2 angka pendapatan terbesar berada pada model

kemitraan RTI.

Untuk strata 3, dari indikator RCR juga terlihat bahwa RTI memang

berada pada rasio terbesar dimana RCR-nya adalah 2,79. Perhitungan nilai BCR

pada strata 3, RT! msmiliki nilai yang tertinggi yaitu 1,79. Nil~; 8CR ini

menunjukkan bahwa model kemitraan RTI untuk strata 3 lebih layak

Page 100: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

86

dilaksanakan dibandingkan dengan model lainnya. Sesuai dengan hasil

penelitian, pada model kemitraan RTI strata 3 memiliki rata-rata produksi

terbesar yaitu 20.867 ekor. Dengan jumlah produksi sebesar itu dan perusahaan

berorientasi pada ayam kecil maka waktu pemeliharaan menjadi lebih singkat

serta didukung oleh sistem pembayaran RpSOO per ekor ayam panen, maka

untuk strata 3 pendapatan terbesar berada pad a model kemitraan RTI.

Besamya jumlah produksi juga memberikan keuntungan tersendiri bagi

peternak dalam hal penghitungan insentif, sebab semakin besar jumlah produksi

(ekor) maka akan semakin besar pula insentif bonus terhadap IP yang diberikan

perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Bishop dan Toussaint (1979),

mengatakan secara umum semakin besar produksi yang dihasilkan akan

menyebabkan semakin besar pula penerimaan atau sebaliknya.

Selain itu sesuai dengan Tabel 23, nilai BCR pada model kemitraan RTI

secara keseluruhan mempunyai nilai diatas 1,00. Ini menunjukan bahwa model

kemitraan RTf secara keseluruhan strata dapat dilaksanakan. Sedangkan Model­

Model kemitraan lainnya, terhadap nilai BCR masih didapat nilai dibawah 1,00.

Hal ini menunjukan bahwa tidak semua strata layak untuk dilaksanakan.

Page 101: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

VI. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN AYAM RAS PEOAGING 01 KOTA PEKANBARU

6.1. Visi dan Misi Kota Pekanbaru

6.1.1. Visi Kota Pekanbaru

Terwujudnya Kota Pekanbaru sebagai pusat perdagangan dan jasa,

pendidikan serta pusat kebudayaan melayu, menuju masyarakat sejahtera

yang berlandaskan Iman dan Taqwa tahun 2021.

6.1.2. Misi Kota Pekanbaru

1. Menciptakan dan menumbuhkembangkan iklim usaha yang kondusif berbasis

ekonomi kerakyatan

2. Menyediakan sekolah dan lembaga pendidikan yang unggul didukung tenaga

profesional, sehingga dapat menghasilkan sumberdaya ya'1g berkualitas, I

mandiri, kreatif dan inovatif

3. Terpenuhinya kebutuhan hidup dan kehidupan masyarakat

4. Melestarikan, membina dan mengembangkan kebudayaan melayu yang

mampu mengikuti perkembangan jaman dengan tetap mempertahankan

jatidiri sehingga tercipta masyarakat maju, mandiri dan mampu bersaing

5. Menciptakan masyarakat yang beriman dan bertakwa melalui pendidikan

agama dan rnemfungsikan lembaga-Iembaga keagamaan sebagai wadah

pernbinaan urnat

87

Page 102: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

88

6.2. Identifikasi masalah

Dari beberapa hal yang ditemui dilapangan, dapat disusun strategi

program untuk pengembangan petemakan ayam ras pedaging di Kota

Pekanbaru. Penyusunan program ini menggunakan metode Logjcal Framework

Approach (LFA). Langkah pertama yang dilakukan adalah me~akukan identifikasi

masalah. Permasalahan mendasar yang dijumpai adalah a) modal usaha, b)

pascapanen, dan c) harga sapronak dan hasil produksi.

6.2.1. Modal Usaha

Usaha peternakan ayam ras pedaging membutuhkan modal yang besar.

8esarnya kebutuhan tergantung pada besarnya skala usaha yang dibuat. Dalam

hal modal usaha, beberapa masalah yang dijumpai petemak menyangkut pad a

harga sapronak yang cenderung meningkat. Peningkatan harga sapronak

umumnya terjadi karena meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan produsen.

Peningkatan jumlah biaya ini juga disebabkan masih banyaknya komponen impor i

dalam bahan yang diproses. Selain itu saluran distribusi juga mempengaruhi

harga jual dari sarana produksi ternak.

Ketersediaan modal akan membuat kemudahan akses terhadap faktor

produksi dan menuntut penguasaan teknologi yang lebih baik lagi terutama

dalam hal pemeliharaan. Teknologi yang tepat dan up to date akan memberikan

hasil yang maksimal, sehingga usaha yang dilakukan dapat lebih efektif. Selain

itu persaingan dari banyaknya jumlah peternak juga mempengaruhi modal yang

akan dikeluarkan terutama terhadap kualitas sumberdaya manusia pengusaha

petemakan.

Terhadap proses produksi, semakin besar modal yang dimiliki maka

semakin baik jalannya usaha yang dilakukan. Proses produksi tidak akan

Page 103: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

89

terganggu jika suatu usaha peternakan memiliki modal yang kuat. Ketersediaan

modal akan membuat usaha peternakan dapat memenuhi segala kebutuhan

dalam waktu cepat. Proses produksi yang efektif dan efisien akan membuat

pasar dapat menerima hasil produksi dengan mudah.

6.2.2. Pascapanen

Kondisi pascapanen merupakan masalah tersendiri bagi peternak.

Banyaknya pasar lokal dan pedagang pengumpul serta menjamurnya peternak

mandiri berskala kecil yang mencoba usaha peternakan ini, akan menimbulkan

persaingan. Pengaruh utama akibat persaingan ini pad a harga hasil produksi.

Penyakit yang diderita oleh ternak juga mempengaruhi kondisi

pascapanen. Jika peternak mandiri berskala kecil melihat ternaknya menderita

suatu penyakit, maka tanpa ragu mereka akan segera menjua! ayamnya dengan

harapan tidak merugi. Selain itu berkembangnya informasi ditengah masyarakat

mengenai penyakit unggas juga berdampak negatif terhadap harga ayam ras

pedaging di pasar. Rendahnya harga di pasar

Kondisi pasca panen menjadi lebih parah lagi dengan kemudahan akses

dari daerah sekitar/daerah tetangga. Masuknya ternak dari luar daerah,

mengindikasikan bahwa harga hasil produksi di daerah lain lebih rendah, ini

merupakan persaingan dalam dunia peternakan. Keadaan ini membuat peternak

mandiri segera melakukan penjualan ayam mereka, dengan resiko persaingan

harga jual dan kecilnya keuntungan. Persaingan juga berasal dari komoditas

hewan lain yang terdapat didaerah. Turunnya harga jual ternak lain akan

mengakibatkan harga jual ternak ayam ras pedaging juga menurun, dan

berpengaruh terhadap turunnya jumlah pendapatan peternak.

Page 104: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

90

6.2.3. Harga Sapronak dan Hasil Produksi

Faldor harga juga merupakan masalah utama dalam usaha peternakan

ayam ras pedaging. Harga sapronak secara khusus akan mempengaruhi

besarnya biaya yang harus dikeluarkan, sedangkan harga hasil produksi akan

mempengaruhi jumlah pendapatan yang bisa diterima. Harga sapronak yang

tinggi jika tidak didukung oleh harga hasil produksi tinggi akan mengakibatkan

peternak menerima pendapatan dalam jumlah yang rendah dari hasil usaha

bahkan bisa mendatangkan kerugian. Harga hasil produksi dipengaruhi oleh

penyakit yang diderita ternak, persaingan dari komoditas daging lain dan hasil

produksi daerah lain serta penyakit yang diderita ternak.

6.3. Strategi Pengembangan Petemakan Ayam Ras Pedaging Melalui Kemitraan

6.3.1. Faktor Pendorong Kemitraan Ayam Ras Pedaging

Kota Pekanbaru merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya bisnis

peternakan dibawah naungan perusahaan-perusahaan besar peternakan. Hal ini

terlihat dari banyaknya berdiri Breading Farm dan pabrik penetasan DOC oleh

perusahaan besar di Pekanbaru. Dengan berdirinya perusahaan-perusahaan

pendukung dalam usaha peternakan hal ini dapat mendorong kelancaran usaha

petrnakan tersebut. Selain faldor-faktor pendukung lainnya yang paling utama

adalah faktor bagaimana usaha peternakan ini dapat meningkatkan pendapatan

petemak itu sandiri. Dengan adanya model kemitraan yang dipelopori oleh

perusahaan besar dengan tingkat efisiensi tinggi yang di dukung oleh pabrik-

...... hn·k da'" "''''n' ,,,,i~,,,,, lainn\l"" ""!,""'" "''''pl:rl m""mhoriir!!:lln niiai m""nr"aat ya"'" lobl·h tJ Q .., I II ,..,'" ....... JU.I~ ...... 1""" -'''_11 _;;I _ ••• - I. __ ii.,_. 10.. ..... ii~ ...... I

Page 105: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

91

bagi kedua belah pihak baik pihak perusahaan peternakan sebagai inti maupun

peternak rakyat sebagai plasma.

Di tinjau dari segi manfaat bagi perusahaan besar sebagai inti model

kemitraan yang kemudian dijadikan sebagai faktor pendorong perusahaan untuk

dapat melaksanakan model kemitraan di Kota Pekanbaru. Berdasarkan

pertanyaaan yang diajukan kepada pihak perusahaan inti, maka diperoleh

jawaban faktor-faktor perusahaan yang mendorong untuk melaksanakan model

kemitraan, seperti terlihat pad a Tabel24.

Tabel24. Faktor-Faktor Pendorong Perusahaan Inti Membuat Model Kemitraan di Kota Pekanbaru.

No Faktor Pendorong Pokphand Confeed Makmur RTI Jay_a

1 Meningkatkan pendapatan V V V V perusahaan

2 Menjaga kelancaran usaha V V V V perusahaan

3 Menjaga nama perusahaan V V V V 4 Mendukung peraturan V V X X

pemerintah i

V= ada x = tldak ada

Dari Tabel 24, dapat diketahui ada em pat faktor yang mendorong

perusahaan peternakan dalam melakukan usaha kemitraan;

Pertama, keinginan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.

Dalam pelaksanaannya perusahaan besar dapat melakukan efisiensi usaha,

dimana perusahaan inti seperti Charoen Pokphand dan Confeed merupakan

perusahaan peternakan yang mengusahakan lebih dari satu produk peternakan.

Perusahaan ini mengelola usahanya dan hulu sampai ke hilir. Pengelolaan yang

dilakukan perusahaan ini adalah: 1) Pembuatan pakan ternak, 2) Peternakan

ayam petelur (Breeding Farm), 3) Pabrik penetasan DOC yang berfungsi sebagai

Page 106: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

92

penghasil bibit ayam, 4) Kandang sendiri yang berkapasitas cukup besar, 5)

Membuat produk olahan yang berbahan dasar ayam sehingga menghasilkan

produk-produk agribisnis dengan berbagai macam variasi. Sedangkan

perusahaan kemitraan Makmur Jaya dan RTI mempunyai dasar usaha

perdagangan (Poultry Shop) dan pemasaran ayam. Dengan demikian

perusahaan-perusahaan kemitraan ini akan mendapatkan keuntungan tambahan

disamping keuntungan utama perusahaan.

Pendapatan perusahaan-perusahaan kemitraan akan meningkat apabila

sarana produksi dalam model kemitraan sepenuhnya menggunakan produk dari

perusahaan utamanya. Melalui model kemitraan hal ini dapat diwujudkan dimana

dalam pelaksanaannya perusahaan inti selalu memakai peralatan dan sarana

produksi yang berasal dari perusahaan itu sendiri. Misalnya pakan, bibit, obat­

obatan dan peralatan lainnya.

Dengan menggunakan produk sendiri, maka perusahaan dapat menekan

biaya produksi. Ini akan lebih menguntungkan dibandingkan jika menggunakan

sarana produksi dari perusahaan lain. Dengan adanya efisiensi biaya, maka

perusahaan dapat lebih kompetitif dalam memasarkan hasil produksinya,

sehingga perusahaan akan mempunyai kekuatan dalam persaingan di pasaran.

Seperti yang terlihat sekarang ini, perusahaan-perusahaan model kemitraan

yang mampu berproduksi dengan biaya rendah dan hasil produksi yang

berkesinambungan akan dapat menentukan harga pasar (market leader).

Kedua, Sustainability atau keberlanjutan jalannya perusahaan. Selain

mendapat keringanan dalam hal biaya produksi, perusahaan secara keseluruhan

Juga akan lebih terjamin keberlanjutannya karena perusahaan kem!traan sebagai

Page 107: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

93

anak perusahaan secara langsung akan mendukung perusahaan utamanya,

seperti penggunaan sarana produksi berupa DOC dan pakan ternak.

Ketiga, adanya rasa tanggung jawab perusahaan inti yang pada

gilirannya akan berusaha memberikan citra positif bagi perusahaan baik itu dari

masyarakat ataupun dari pemerintah. Disamping mencari keuntungan,

perusahaan peternakan besar yang berperan sebagai inti juga memiliki tujuan

lain dalam pelaksanaan kemitraan perunggasan di Kota Pekanbaru yaitu

meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui usaha peternakan ayam ras

pedaging. Ini akan menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap semua

produk perusahaan tersebut sehingga menjadi sarana promosi yang tepat bagi

perusahaan.

Keempat, adanya Peraturan Pemerintah yang mewajibkan kepada

perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dibidang petemakan agar dapat

menjalin kerjasama dengan peternakan rakyat dengan menggunakan konsep

saling menguntungkan. Model kemitraan Pokphand dan Confeed, dalam hal

kerjasama, mewajibkan kepada peternak mitra untuk menyerahkan anggunan

kepada perusahaan berupa surat tanah atau uang tunaL

Peternakan ayam ras pedaging di Kota Pekanbaru sekarang ini

didominasi oleh peternakan model kemitraan yang dikuasai oleh perusahaan­

perusahaan besar. Namun demikian pertumbuhan peternak plasma juga

semakin meningkat. Ini dikarenakan petemak merasa memperoleh manfaat yang

besar beke~a sarna dengan perusahaan-perusahaan besar tersebut. Adapun

faktor-faktor yang mendorong petemak bergabung dengan model kemitraan

petemE!!<a!1 ayam ras pedag!!"!9 dapat d!!!hat pada Tabel25.

Page 108: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Tabel25. Faktor Pendorong Peternak Ikut Dalam Model Kemitraan di Kota Pekanbaru.

Faktor Pendorong Pokphand Confeed Makmur RTI

Jaya

Pinjaman modal usaha V V V V

Pembinaan usaha V V V V

Jaminan pemasaran V V V V

Sistem manajemen V V X X

Sistem pembagian hasil V V V V V= ada x = tidak ada

94

Pada Tabel25 tersebut, terlihat bahwa pinjaman modal usaha telah dapat

dipenuhi oleh semua perusahaan. Sesuai dengan hasil penelitian, pinjaman

modal usaha menurut peternak adalah faktor pendorong yang utama untuk

bermitra. Hal ini didukung oleh kondisi peternak yang rata-rata hanya bisa

menyediakan sarana prod u ksi sedangkan modal usaha untuk sapronak tidak

mampu. Pinjaman modal usaha, baik pinjaman jangka pendek maupun pinjaman

.jangka panjang. Pinjaman jangka pendek didapat dari pinjaman berupa DOC,

pakan dan obat-obatan sedangkan pinjaman jangka panjang didapat dari

pinjaman peralatan sarana penunjang budidaya ternak ayam. Dalam pinjaman

berupa kredit jangka pendek, petemak plasma harus dapat melunasi

pinjamannya setelah penjualan hasil produksinya. Sedangkan pinjaman jangka

panjang, pengembaliannya dapat diansur setiap kali panen. Permasalahan

permodalan sangat menentukan petemak plasma untuk ikut dalam model

kemitraan. Hal ini disebabkan oleh peternak sampel yang telah merasakan

kondisi krisis yang megakibatkan peternak tidak sanggup lagi beternak secara

mandiri. Munculnya model kemitraan di kota Pekanbaru, membuat peternak

merasa terbantu dalam mengelola peternakannya sehingga dapat

Page 109: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

95

mengembangkan usaha petemakannya untuk mencapai pendapatan yang lebih

optimal.

Pad a pembinaan usaha, petemak terdorong ikut model kemitraan kerena

adanya pembinaan dalam mengelola usaha petemakan ayam. Pembinaan ini

akan lebih dibutuhkan lagi bagi petemak yang baru mengikuti model kemitraan,

karena petemak yang baru umunya belum mengetahui cara betemak yang baik

dan belum dapat menggunakan teknologi petemakan moderen. Kesemuanya ini

sangat berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ayam yang rawan akan penyakit

dan pencapaian tingkat produktivitas yang optimal. Sedangkan petemak yang

sudah lama ikut model kemitraan sudah mendapatkan binaan dan pelatihan dari

perusahaan agar memperoleh hasil produksi yang bermutu tinggi sehingga pad a

saat dipasarkan dapat diterima oleh konsumen mana saja.

Terhadap jaminan pemasaran, dari hasil penelitian ditemui bahwa

keinginan petemak ikut dalam program kemitraan adalah untuk lebih

berkonsentrasi pada pembudidayaa~ ayam ras pedaging saja, tanpa perlu

memikirkan pascapanen. Pemasaran produksi sudah menjadi permasalahan

yang berkepanjangan bagi petemak yang sudah mengalami sebagai petemak

mandiri. Oengan adanya jaminan pemasaran dan harga digaransi sangat

membantu menghilangkan permasalahan selama menjadi petemak mandiri.

Selain itu didalam model kemitraan ini pihak perusahaan inti menentukan waktu

kapan produksi ayam akan dipanen, sehingga petemak dapat mengefisienkan

anggaran biaya pemeliharaan.

Oalam hal sistem manajemen, dari hasil penelitian terdapat perbedaan

antars Pokphand dan Confeed dengan Makmur Jaya d~n RT!. Pada mode!

kemitraan Pokphand dan Confeed, perusahaan menerapkan sistem manajemen

Page 110: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

96

yang formal. Dimana semua urusan yang menyangkut pelaksanaan kegiatan

kemitraan diatur dengan ketentuan-ketentuan tertulis yang benar-benar harus

dipenuhi sehingga petemak merasa memiliki pegangan yang kuat secara hukum.

Sedangkan pada model kemitraan Makmur Jaya dan RTI, segala bentuk

peraturan tidak tertulis. Menurut petemak hal ini sangat menguntungkan, karena

kondisi lokasi petemak yang jauh dari perusahaan sehingga petemak tidak harus

datang ke kantor perusahaan jika ada keluhan komunikasi antara petemak

dengan perusahan bisa dilakukan secara lisan melalui media komunikasi yang

ada.

Terhadap sistem pembagian hasil, dari hasil penelitian didapat bahwa

petemak ikut program kemitraan karena merasa diuntungkan. Keuntungan ini

memang berbeda antara masing-masing model kemitraan, dimana model

Pokphand menetapkan harga pasar sebagai dasar penghitungan harga jual

produksi yang kemudian baru dikurangi dengan jumlah pinjaman modal

sapronak. Me~urut petemak, hal ini memberikan pelajaran terhadap cara

berusaha temak mandiri. Pada model kemitraan Confeed menetapkan harga

produksi panenan berdasarkan sistem harga garansi yang merupakan harga

pasti perusahaan kepada petemak. Selain itu pad a model kemitraan Pokphand

dan Confeed ini, juga memberikan insentif pemeliharaan berdasarkan bonus

terhadap IP. Sedangkan pada model kemitraan Makmur Jaya dan RTI, petemak

merasa diuntungkan dengan sistem pembagian hasil berdasarkan tingkat upah

per ekor produksi ayam. Pada model kemitraan Makmur Jaya dan RTI ini,

perusahaan juga memberikan insentif kepada petemak berupa bonus terhadap

IP

Page 111: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

97

6.3.2. Kemitraan Sebagai Alternatif Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan

Banyak kebijakan pemerintah yang mendorong terciptanya ekonomi

kerakyatan dengan menggalakkan usaha kecil dan menengah (UKM) di berbagai

bidang dan sektor kehidupan masyarakat. Kondisi tersebut harus dapat

dimanfaatkan oleh pelaku ekonomi terutama usaha kecil dan menengah untuk

mengambil peluang yang disediakan oleh pemerintah dengan memberikan

kemudahan, kebebasan dan fasilitas terutama kemudahan dalam mendapatkan

kredit lunak, kemudahan memperoleh izin usaha dan fasilitas sarana pendukung

lainnya.

Diantara kebijakan pemerintah yang menggalakkan usaha kemitraan

adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan

dengan tujuan terwujudnya kemitraan usaha yang kokoh, terutama antara usaha

besar dan usaha menengah dengan usaha kecil, dan lebih memberdayakan

usaha kecil agar dapat tumbuh dan berkembang semakin kuat dan

memantapkan struktur perekonomian nasional yang semakin seimbang serta

meningkatkan kemandirian dan daya saing perekonomian nasional.

Menurut Firdausy (1997), langkah-Iangkah konkrit strategi pemberdayaan

ekonomi kerakyatan meliputi:

-1. Memotivasi masyarakat untuk menciptakan kegiatan ekonomi rumah tangga

dengan maksud untuk konsumsi dan peningkatan pendapatan,

2. Akses masyarakat terhadap pasar dan fasilitas pemasaran,

3. Akses terhadap fasilitas pembiayaan usaha,

4. Membentuk ke~asama ekonomi da!am bentuk kcperasi dan kemitraan,

5. Akses terhadap fasilitas non ekonomi,

6. Pembinaan manajerial dan latihan kewirausahaan,

Page 112: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

98

7. Adanya keterkaitan investasi pada kegiatan ekonomi masyarakat desa

dengan lapangan ke~a.

Berdasarkan langkah-Iangkah kongkrit dalam strategi pemberdayaan

ekonomi kerakyatan terutama terhadap pengembangan peternakan ayam ras

pedaging, maka dari pengamatan dilapangan dapat dinyatakan bahwa: Satu,

umumnya peternak bergabung dengan kemitraan termotivasi untuk menciptakan

kegiatan peningkatan ekonomi rumah tangga. Alasan yang menyebabkan

peternak plasma termotivasi untuk ikut kemitraan dapat dilihat pada Tabel26 ..

Tabel26. Alasan Peternak Ikut Kemitraan

Alasan Peternak Jumlah

Orang %

Adanya tambahan pendapatan 22 61,11 Fasilitas pembiayaan 6 16,67 Jaminan pemasaran 2 5,55 Bimbingan manajemen usaha 6 16,67

i Jumlah 36 100,00

Dari Tabel 26 dapat diketahui bahwa umumnya peternak plasma

termotivasi untuk bergabung karena alasan adanya tambahan pendapatan yaitu

sebanyak 22 orang atau 61,11%, termotivasi karena adanya fasilitas pembiayaan

sebanyak 6 orang atau 16,67%, termotivasi karena adanya jaminan pemasaran

sebanyak 2 orang atau 5,55% dan termotivasi karena adanya bimbingan

manajemen usaha sebanyak 6 orang atau 16,67% peternak.

Rumusan masalah, strategi, dan kegiatan yang harus dilakukan terhadap

pengembangan peterm:jl(an ayam ras ped~ging me!all!i kemitraar. di Kota

Pekanbaru dapat dilihat pada bagan alir Gambar 3.

Page 113: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

MASALAH

r--------------------- Harga Hasil

Produksi -----..

STRATEGI KEGIATAN

• Meningkatkan Jumlah Produksi Peternak Marginal

-.,.. • Pengawasan Pasar Produksi ,----------------------~

Pemasaran Hasil Produksi

• Efisiensi dan l----" '-'Efektifitas Produksi

• Pasar Hasil Produksi • Pelatihan Stakeholders Terkait

+---1 Proses -P,'oduksi I

Produksi Daerah Tetangga

/

Tentang Pembinaan Peternak dan

r-

__________ ~VL..----p-e-n-g-a-d-O-p-s-ia-n----~~r--p-e-n-g-a-w-a-sa_n __ p_a_sa_r_H __ as_i_IP_r_o_d_u_kS_i __ ~ Teknologi Peternakan • Pembinaan Peternak

Teknologi Pemeliharaan /~ • Pelatihan Peternakan dan

Penggunaan Faktor Stakeholders Terkait

~ ________ ~I ~L-__ p_r_od_u_k_S_iy_a_n_g_L_a_b_ih __ ~~r----------------------------~ Harga ~ . Efisien • Penyediaan Modal Ker]' a

Ketersediaan +- Modal ~ Sapronak / • Pengawasan Pasar Sapronak

'---____ -y--____ ----' • Menyediakan '----.. ______________________ -,

J Sumberdaya Manusia .. r------....... --.- Jumlah -----+ Peternakan Berkualitas Membuka Peluang-peluang Usaha di

Sumberdaya ~L--__ p_e_te_r_n_ak __ ----, • Membuka Kesempatan Bidang Peternakan Ayam Ras Manusia Kerja Pedaging

L--__________ _

Harga Komoditas Daging Lain

'-----------_.-

I

Penyakit Unggas

Pesaing I

Pemberantasan Penyakit T ernak

Mengatur Pasar Konsumen

• Pengawasan dan Pemberantasan ~ Penyakit Ternak \ l. Pengobatan Ternak Secara Masal

~ Menjaga Akses Pasar dan Daerah L-______________ -F---~r ~---------------------~

Gambar 3. Diagram Bagan Alir Masalah, Strategi dan Kegiatan Meningkatkan Produksi Daging Ayam Ras Pedaging, dalam Pembentukan Gabungan Peternak Unggas dengan Model Kemitraan Subkontrak.

co co

Page 114: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

100

6.4. Perancangan Program Pengembangan Peternakan Ayam Ras Pedaging di Kota Pekanbaru

Untuk mendukung Visi dan Misi Kota Pekanbaru, maka dari uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa motivasi peternak plasma ikut bermitra timbul

diakibatkan oleh beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh petemak plasma.

Berdasarkan hasil metode Logical Framework Approach dapat diambil langkah-

langkah pengembangan petemakan ayam ras pedaging.

Dari Gambar 4, dapat dubuat suatu strategi untuk pengembangan

peternakan ayam ras pedaging di Kota Pekanbaru. Strategi tersebut adalah

membentuk satu organisasi Gabungan Petemak Unggas dengan po/a

kemitraan subkontrak. Strategi ini dipilih karena melihat rumusan penyelesaian

masalah yang ada pada saat ini. Organisasi tersebut harus dapat menaungi

semua kegiatan peternakan ayam ras pedaging, baik peternak mandiri ataupun

yang telah tergabung dalam kemitraan.

Gabungan Peternak yang dibentuk beranggotakan peternak bukan

anggota kemitraan lain yang mau bergabung. Pengurus Gabungan Peternak

adalah orang-orang yang dipilih dari wakil setiap anggota dan bertanggung jawab

terhadap operasional organisasi. Gabungan Peternak ini harus dapat menjadi

jembatan antara peternak anggota Gabungan Peternak dengan perusahaan

peternakan besar sebagai penyedia sapronak dan pasar sebagai penampung

hasil produksi juga dengan insansi-instansi terkait.

Pembentukan organisasi Gabungan Peternak dimaksud dapat dilakukan

melalui lanjutan metode pendekatan secara visualisasi (Logical Framework

Approach). Dalam kegiatan ini dibentuk suatu forum yang menghadirkan para

peternak dan stakeholders yang terkait. Forum ini memulai pembuatan strategi

dari pengumpulan berbagai masalah yang dihadapi, baik oleh peternak ataupun

Page 115: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

101

oleh stakeholders. Masalah-masalah tersebut kemudian harus dirumuskan

menjadi suatu masalah inti dan merupakan prioritas, terutama terhadap

pengembangan petemakan dan peningkatan pendapatan peternak. Dalam hal ini

masalah inti yang muncul adalah tidak adanya jaminan terhadap jumlah

pendapatan peternak, sehingga peternak takut untuk melakukan usaha

peternakan secara mandiri.

Setelah analisis masalah selesai, lakukan pembentukan tujuan yang

sekaligus merupakan suatu gagasan, dimana pad a gagasan tersebut tercermin

suatu tindakan yang cukup operasional. Analsisis tujuan ini akan memberikan

suatu rumusan operasinal dari berbagai alternatif pad a lembaga-Iembaga terkait

dan fungsi internalnya. Analisis dari berbagai lembaga terkait dengan alternatif

kegiatan termasuk internalnya akan memberikan gambaran kekuatan dan

keterbatasan lembaga tersebut, sehingga akan bisa dirumuskan berbagai upaya

untuk peningkatan peranan lembaga dimaksud.

Tahapan selanjutnya adalah membuat perencanaan operasional

organisasi Gabungan Peternak sebagai suatu proyek dalam sebuah matrik. Pada

matrik tersebut tercantum strategi proyek, indikator, sumber pembuktian dan

asumsi-asumsi penting. Selanjutnya dapat disusun anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga Gabungan Peternak, dan hak serta kewajiban masing­

masing pihak. Pada kegiatan pembentukan Gabungan Peternak ini dapat dilihat

matrik perencanaan pada Tabel27.

Page 116: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

102

Tabe127. Matrik Strategi Pengembangan Peternakan Ayam Ras Pedaging Melalui Pembentukan Gabungan Petemak Unggas di Kota Pekanbaru

Strategi Proyek Indikator Sumber Asumsi Penting

Pembuktian Sasaran Proyek - Pemenuhan - Terpenuhinya - Ketersediaan - Kebutuhan akan

kebutuhan permintaan akan daging ayam di daging akan daging ayam di konsumsi daging pasar (data dinas memenuhi Kota Pekanbaru ayam petemakan) kebutuhan asupan

- Peningkatan - T ercukupinya - Tidak didapati lagi gizi terutama protein kesejahteraan kebutuhan hidup petemak ayam hewani petemak petemak ayam yang berada - Kesejahteraan

- Pemberdayaan - Dapat menekan dalam kelompok petemak merupakan ekonomi angka tingkat masysrakat faktor kunci usaha kerakyatan kemiskinan dan miskin (data petemakan

pengangguran kependudukan) - Ekonomi kerakyatan - Data BPS merupakan salah

satu sasaran pembanaunan

Maksud Proyek - Pengembangan - Meningkatnya - Data Dinas - Petemakan ayam ras

petemakan populasi temak Petemakan pedaging memiliki ayam ras ayam ras peluang yang cukup pedaging di Kota pedaging besar dalam Pekanbaru pembangunan

petemakan di Kota Pekanbaru

Hasil Kerja Proyek - Terbentuknya - Terbentuknya - Data Dinas - Gabungan Petemak

Gabungan Gabungan Petemakan petemak ayam ras Petemak Ayam Petemak Ayam pedaging diharapkan Ras Pedaging di Ras Pedaging di dapat membantu Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru petemak

Kegiatan Proyek - Menaungi - Terpenuhinya - Data Dinas - Sistem pengadaan

petemak ayam sapronak yang Petemakan dan sapronak, sistem ras pedaging dibutuhkan para administrasi pemasaran dan dalam petemak organisasi pendapatan petemak memenuhi - Lancarnya Gabungan serta Gabungan pengadaan pemasaran hasil Petemak Petemak merupakan sapronak, produksi faktor pendorong pengawasan - Meningkatnya kegiatan beternak sistem pendapatan dan bermitra pemasaran dan peternak bahkan memberikan skala usaha pendapatan petemakan yang optimal - Adanya bagi petemak keuntungan yang khususnya dan

I didapat oieh

I org3nisasi organi!;asi Gabungan Gabungan Petemak pada Peternak umumnya

r

I

Page 117: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

103

Dalam pembentukan organisasi Gabungan Petemak dengan pola

kemitraan subkontrak ini harus memiliki delapan kriteria sebagai berikut:

Periama, Adanya manfaat dari; 1) Fasilitas pembiayaan usaha bagi peternak

yang bergabung dalam kemitraan dapat meningkatkan pertumbuhan dan skala

usaha peternakan, 2) Bimbingan manajemen usaha yang diberikan oleh pihak

inti kepada peternak plasma secara kontinyu akan meningkatkan pengetahuan

beternak sehingga menimbulkan rasa percaya diri dalam berproduksi sehingga

akan mengurangi tingkat resiko beternak, 3) Jaminan pemasaran terhadap

produksi sehingga peternak merasa lebih am an akan pemasaran produksinya.

Dari ketiga manfaat di atas, kesemuanya harus bermuara kepada peningkatan

pendapatan peternak yang mempunyai tingkat motivasi beternak tertinggi.

Dua, Jaminan terhadap harga, baik faktor input seperti sapronak atau

faktor output seperti harga jual hasil produksi. Harga merupakan faktor penting

dalam suatu usaha karena memberikan pengaruh yang besar terhadap jumlah

pendapatan yang bisa didapat. Harga faktor input akan mempengaruhi biaya

yang dipakai dalam usaha yang dilakukan sedangkan harga faktor output akan

mempengaruhi besarnya penerimaan. Semakin tinggi harga faktor input akan

membuat biaya produksi semakin tinggi. Rendahnya harga faktor output akan

membuat total penerimaan menjadi ked!.

Tiga, Akses terhadap pasar dan fasilitas pemasaran. Pada umumnya

peternak rakyat kurang mertliliki informasi terhadap pasar karena peternak lebih

berkonsentrasi terhadap budidaya ternaknya saja di kandang. Kondisi ini akan

membuat peternak rakyat berada pada posisi penawaran yang !emah. Dengan

adanya model kemitraan ini peternak plasma tidak lagi memikirkar. pemRsaran

Page 118: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

104

ternaknya karena adanya jaminan pemasaran dari perusahaan inti. Hal ini

merupakan salah satu daya tarik peternak untuk ikut model kemitraan.

Empat, Akses terhadap fasilitas pembiayaan. Dalam melakukan aktivitas

peternakan, peternak rakyat sering mendapatkan masalah dan hambatan yang

serius berupa kekurangan modal bagi kalangan peternak kecil yang jumlahnya

cukup banyak. Modal memegang peranan penting dalam melakukan setiap

aktivitas di bidang usaha budidaya ternak ayam ras pedaging. Tanpa modal,

peternak rakyat sulit untuk dapat memulai usahanya. Dalam melakukan

kerjasama kemitraan dengan perusahaan inti, peternak mitra diwajibkan

menyediakan kandang dan peralatan-peralatan penunjang lainnya dalam

beternak di samping juga uang jaminan. Sedangkan pembiayaan terbesar dari

peternak kemitraan dalam budidaya ternak sepenuhnya ditanggung oleh

perusahaan inti.

Lima, Kerjasama dalam bentuk kemitraan yang sebenarnya. Sejak

dikeluarkannya kebijaksanaan pemerintah tentang kemitraan melalui PP Nomor

44/1997 yang bertujuan untuk mewujudkan usaha kemitraan yang kokoh,

terutama antara usaha besar dan usaha menengah dengan usaha kecil yang

akan lebih memberdayakan usaha kecil sehingga dapat tumbuh dan berkembang

menjadi semakin kuat dan memantapkan struktur perekonomian nasional yang

semakin seimbang serta meningkatkan kemandirian dan daya saing

perekonomian nasiona!.

Pad a organisasi peternakan dengan model kemitraan ini dikenal peternak

sebagai plasma dan perusahaan sebagai inti dimana pert!sahaan berfungsi

melakukan pembinaan, penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis dan

pemasaran. Sedangkan peternak plasma melakukan fungsi produksi.

Page 119: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

105

Enam, Akses terhadap fasilitas non ekonomi. Pada prinsipnya peternak

plasma telah mendapatkan pendidikan, kesehatan dan legalitas usaha yang

dinilai telah berjalan jauh sebelum petemak bergabung dengan perusahaan inti.

Hal ini dapat diketahui dari tingkat pendidikan, pengalaman dan ekonomi

peternak yang umumnya berada pada tingkat menengah. Tingkat ekonomi

peternak yang dinilai mapan ini dapat diketahui dari modal awal peternak untuk

membangun usaha peternakan ayam yang relatif besar. Sedangkan tingkat

pendidikan rata-rata peternak telah mendapat pendidikan minimal tingkat sekolah

dasardan banyak yang telah mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi. di

tingkat pengalaman beternak, peternak sebelum bermitra sebagiannya telah

mempunyai pengalaman melakukan usaha ternak ayam ras pedaging (peternak

rakyat).

Tujuh, Akses terhadap pembinaan manajerial dan kewirausahaan.

Prawirokusumo (2001), menyatakan memasyarakatkan kewirausahaan adalah

suatu upaya yang konsepsional, sistematis, masal dan berkesinambungan

kepada atau oleh masyarakat melalui proses pengenalan, peningkatan

pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kewirausahaan di dalam

masyarakat. Sedangkan membudayakan kewirausahaan adalah upaya

konsepsional, sistematis dan berkesinambungan melalui proses pemeliharaan,

peningkatan, pengembangan kewirausahaan.

Melalui kemitraan bukan saja keterkaitan usaha yang akan di bangun,

melainkan dibarengi pula dengan pembinaan yang kontiniu kepada peternak

plasma sehingga peternak akan mendapatkan pend!dikan, penga!aman dan

pematangan jiwa kewirausahaar.. Kemitraan pada hakikatnya harus dipahami

bukanlah sebagai belas kasihan, melainkan sebagai ajang untuk belajar dan

Page 120: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

106

mengembangkan diri serta menimba kelebihan-kelebihan pengalaman dan

pengetahuan yang dimiliki mitra usaha yang besar dan kuat.

Delapan, Adanya keterkaitan investasi pada kegiatan ekonomi

masyarakat dengan penciptaan lapangan kerja. Dengan adanya investasi yang

ditanamkan, kegiatan ekonomi dapat dijalankan sehingga dapat menciptakan

lapangan ke~a. Adanya peningkatan investasi pada model kemitraan ini, dapat

meningkatkan skala usaha pad a model kemitraan sehingga akan memperluas

lapangan kerja untuk peternakan.

Page 121: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang penulis laksanakan untuk menganalisa secara

komparatif beberapa model kemitraan yang ada di Kota Pekanbaru, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan :

1. Konsep kemitraan pada usaha pemeliharaan ayam broiler di Kota Pekanbaru

yang dilakukan oleh perusahaan inti kepada peternak plasma mempunyai

konsep yang sama. Namun dalam implementasinya dilapangan ternyata

kegiatan kemitraan tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan, sehingga

peternak plasma banyak dirugikan terutama dalam penentuan harga-harga

sapronak dan produksi.

2. Model kerr.itraan dan skala usaha memberikan perbedaan pendapatan dalam i

pemeliharaan ayam broiler. Pendapatan tertinggi didapatkan pada model

kemitraan yang dilakukan oleh kemitraan RTI, untuk skala usaha > 10.000

ekor per siklus pemeliharaan. Sedangkan bila dibandingkan untuk skala yang

sama maka skala < 5.000 ekor pendapatan bersih per periode peternak

terbesar didapat pada model kemitraan Makmur Jaya dibandingkan dengan

model kemitraan lain. Pada populasi skala 5.000 sampai 10.000 ekor,

pendapatan bersih peternak plasma terbesar didapat pada model kemitraan

RTI dibandingkan dengan skala yang sama model kerniiraan lain. Sedangkan

untuk populasi skala> 10.000 ekor, pendapatan teibesar didapat oleh model

RTI dibandingkan dengan model kemitraan yang lain dengan skala yang

sama.

107

Page 122: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

108

3. Berbagai faktor yang menyebabkan petemak dan pengusaha terikat dalam

model kemitraan untuk usaha pemeliharaan broiler di Kota Pekanbaru bagi

peternak plasma bermitra didorong oleh, antara lain: 1) Pinjaman modal

usaha, 2) Bimbingan usaha 3) Jaminan pemasaran 4) Sistim Manajemen

5) Sistim pembagian hasil. Sedangkan bagi perusahaan yang menyebabkan

terikat dengan model kemitraan antara lain: 1) Pendapatan perusahaan

2) Kelancaran usaha 3) Menjaga nama perusahaan 4) Mendukung peraturan

pemerintah.

7.2. Saran-Saran

Selain beberapa kesimpulan, penulis juga memberikan beberapa saran

dari hal-hal yang ditunjukan dalam penelitian ini :

1. Keharusan semua pihak yang terikat dalam hubungan kemitraan (ke~asama)

mematuhi ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam perjanjian/kontrak

kerjasama, untuk itu pe~anjian/kontrak ke~asama harus dirumuskan secara

jelas/transparan sehingga tidak menimbulkan tafsir ganda, terutama dalam

menentukan harga-harga. Sedangkan dalam implementasinya kedua belah

pihak harus dapat menerapkan sesuai dengan konsep.

2. Untuk dapat meningkatkan pendapatan peternak, sebaiknya model-model

kemitraan yang ada ataupun yang akan dibentuk merujuk model RTI dalam

pembagian keuntungan, sehingga pendapatan peternak dapat ditingkatkan.

Dengan meningkatnya pendapatan peternak yang tergabung dalam

kemitraan diharapkan mendorong petemak untuk bergabung dalam model

kemitraan dimaksud.

Page 123: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

109

3. Agar dapat meningkatkan ekonomi rakyat, khususnya peternakan rakyat kecil

disarankan pada perusahaan inti model kemitraan agar tidak membebani

calon peternak plasma dengan menetapkan jaminan baik berupa surat

berharga maupun uang tunai. Hal ini merupakan beban tambahan bagi

peternak setelah mereka menginvestasikan dana untuk pembuatan kandang

dan peralatannya.

4. Untuk memperkokoh posisi peternakan rakyat dan mendorong ditaatinya

prinsip kemitraan usaha, maka a). kinerja petemakan kecil harus ditingkatkan

melalui kegiatan secara kelompok, disertai dengan upaya meningkatkan daya

nalar dan keterampilan peternak, b). adanya pengawasan dari instansi

pembina dan dukungan organisasi petemak, c). adanya mekanisme sanksi

yang dikaitkan dengan perizinan usaha, d). bersatunya peternak unggas

dalam satu kesatuan sistim perunggasan nasional melalui suatu organisasi

yang terkoordinir.

Berdasarkan model kemitraan yang sudah ada di Kota Pekanbaru,

masing-masing model kemitraan mempunyai kelemahan dan kelebihannya.

Namun secara keseluruhan terhadap model-model yang ada dilihat dari

implementasi dan pendapatan peternak, maka model-model kemitraan yang ada

di Kota Pekanbaru tidak layak dilaksanakan karena berpotensi merugikan

peternak.

Model yang tepat dilaksanakan adalah Model Kemitraan Subkontrak

dalam organisasi "Gabungan Peternak Ayam Ras Pedagfng" , sehingga petemak

sebagai anggota kemitraan mempunyai hak untuk mendapatkan pinjaman baik

skala kecil maupun skala besar. Sedangkan secara bersama-sama dapat

Page 124: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

110

menentukan harga pasar serta juga dapat memproduksi sapronak terutama

pakan, bibit dan obat-obatan sehingga akan membuat kekuatan dan

mendapatkan biaya produksi yang efisien, disamping itu petemak sebagai

anggota organisasi dapat betemak secara mandiri. Selain itu organisasi ini

diharapkan mampu mengatur sistem pemasaran sehingga dapat mengangkat

tingkat pendapatan dan skala usaha petemak, juga mamberikan pendapatan

bagi organisasi.

Page 125: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahyari, A. 2002. Manajemen Produksi, Perencanaan Sistem Produksi. Edisi 4. Buku 1. Yogyakarta: BPFE-UGM.

Bishop, C.E. dan W.o. Toussaint. 1979. Pengantar Analisis Ekonomi Pertanian. Jakarta: Mutiara.

Charoen Pokphand Indonesia, PT. 1999. Laporan Tahunan. Pekanbaru: Charoen Pokphand Indonesia.

Clayton, E.S. 1967. The Economics of The Poultry Industry. Longmans, Green and Sons, Inc. New York. London. Sydney. Toronto.

Dajan, A. 1983. Pengantar Metoda Statistik. Jakarta: LP3ES.

Data Base Peternakan Provinsi Riau. 2004. Proyek Pengembangan Produksi Sarana dan Prasarana Petemakan Riau Tahun Anggaran 2004. Pekanbaru: Dinas Perternakan Provinsi Riau.

Dinas Pertanian Sub Sektor Petemakan Provinsi Riau. 1985. Laporan Evaluasi Temak ayam Tahun 1983/1984. Pekanbaru: Dinas Petrenakan Provinsi Riau.

Dinas Peternakan Provinsi Riau. 2000. Kemitraan Ayam Ras Pedaging Daerah Riau Tahun 2000. Pekanbaru: Dinas Petrenakan Provinsi Riau.

i Haeruman, H. dan Eriyatno. 2001. Kemitraan Dalam Pengembangan Ekonomi

Lokal. Jakarta: Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota dan Business Innovation Center of Indonesia.

Hernanto,F. 1979. IImu Usahatani. Departemen IImu Sosial Ekonomi Pertanian Bogor: IPB ..

Isbandi. 1988. Beberapa faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Petemak Ayam Broiler di Kotamadya Semarang dan Ayam Petelur di Kabupaten Boyolali. Proceding. Seminar Nasional Peternakan dan Forum Peternakan "Unggas dan Aneka Ternak" II. Bogor: Balai Penelitian Ternak.

Kartasasmita, G. 1995. Peran Birokrasi Dalam Pengembangan Kemitraan Usaha. Jakarta: Harian Bisnis Indonesia.

Keputusan Mentri Partanian Nomor : 472 I KPTS !TN 330 I 6 I 96. Petunjuk Pelaksaan Pembinaan Usaha Petemakan Ayam Ras. Jakarta: Departemen Pertanian.

Machmur, M. 1995. Pengembangan Kemitraan Usaha Agribisnis. Departemen Pertanian Agribisnis. Jakarta: Badan Agribisnis.

111

Page 126: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

112

Manurung, A. dan Djafar. 1988. Analisa Usaha Tani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani. Medan: Pusat Kegiatan Perkebunan.

Mubyarto. 1982. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.

Mulva T. D, 2001. Pelaksanaan Po/a Inti Rakyat sebagai Strategi Pembangunan Pertanian da/am Upaya Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, Tesis Pasca Sarjana. Padang: UNAND.

Niswonger, Rollin C. Fess Philip E. dan Warren Carl S. Suryadi Saat (editor). 1997. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Edisi keenambelas. Jilid 1. Alih Bahasa Hyginus Ruswinarto dan Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.

Rahardi, F. dan Hartono R. 2003. Agribisnis Petemakan. Edisi Revisi. Jakarta, Penebar Swadaya.

Rasyaf, M. 1992. Pengelo/aan Petemakan Unggas Pedaging. Jakarta: Kanisius.

Rasyaf, M. 1995. Manajemen Petemakan Ayam Broiler. Jakarta: Penebar Swadaya.

Saragih, B. 2001. Suara Dari Bogor: Membangun Sistim Agribisnis. Edisi Milenium. Bogor: Sucofindo.

Soeharjo, A dan D. Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok IImu Usaha Tani. Bogor: IPB.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasinya. Edisi : Revisi. Jakarta, Raja Grafindo Persada. I

Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Jakarta, UIPress.

Soekartawi. 1991. Prinsip dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia.

Suharno. B. 1999. Kiat Sukses Berbisnis Ayam. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sumardjo, Jaka S. Wahyu, AD. 2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Jakarta: Penebar Swadaya.

Taryoto. 1999. Trubus edisi juli 1999 Tahun XXX. Jakarta

Wie. T.K. 1992. Dialog Kemitraan dan Keterkaitan antara Usaha Besar dan Kecil dalam Sektor Industri Pengolahan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Winter, A.R. and E.M. Funk. 1962. Poultry Science and Practice. 5th Ed. Chicago. Philadelpia. New York. J.B. Lippincott Co.

Page 127: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

LAMPIRAN

Page 128: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

113 1

I 'Lampiran 1. Kuesioner

j Kuesioner Petemak

PENGEMBANGAN PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DENGAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK

MELALUI KEMITRAAN DI KOTA PEKANBARU

Untuk Melengkapi Kebutuhan Data dalam Penyusunan Kajian Pembangunan Daerah

Sampel No.: __ _

Nama

Alamat

Inti

Hari/Tanggal Wawancara

Pe)Vawancara

Pemeriksa

e· -.-. ~, ,~ . .

SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2005

NOVIAN (A.153024565) INSTITUT PERTANIAN BOGOR

JI. Kamper, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Phone. (0251) 627-793 Fax.(0251) 629-344 Email: [email protected]

Page 129: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

114

Identitas Peternak

O. Nama

Alamat

_____________________________ (UP)

Umur

Pendidikan

____ tahun

______ (I-__ tahun)

Peke~aanpokok: ________________________________ _

O. Jumlah anggota keluarga :

Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket

O. Kapan usaha ini pertama didirikan? Tgl ___ , Bin _____ , Thn ___ _

O. Kapan mulai bermitra? Charoen Pokphand Confeed . Ramah Tamah Indah MakmurJaya

TglIBlnlThn TglIBlnlThn TglIBlnlThn TglIBlnlThn

O. Skala usaha ekor Kecil « 5.000 ekor) Menengah (5.000 sId 10.000 ekor) Sesar (> 10.000 ekor)

O. Modal investasi (diluar tanah) < Rp.20 juta Rp.20 juta sId Rp.30.000 > Rp.30 juta (sebutkan Rp. _____________ )

O. Ukuran kandang : Kandang I ____ m X ____ m Kandang !l ___ m X m Kandang !V ____ m X ____ m Kandang V ____ m X ___ m Kandang VI ____ m X ___ m

Page 130: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

8. Jumlah tenaga kerja g. Dalam keluarga h. Luar keluarga

___ orang ___ orang

II. Biaya Produksi da/am satu periode

9. Suplai perusahaan (inti)

No. Nama bahan Kuantitas

1 DOC masuk

2 Pakan

3 Obat-obatan

4

10. Biaya operasional peternak (plasma)

a. Tunai

No Nama bahan Unit

1 Penerangan/Listrik

2 Pemanasan (Gas/M.Tanah)

3 Solar

4 Oli

5 Formalin

6 Serbuk

7 Transportasi

8 TK. Luar Keluarga

a. DOC Masuk

b. Pakan

9

I

115

Harga I Total Sumber

unit (produsen)

Harga lunit Total Sumber (produsen)

t

Page 131: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

116

b. Tidak Tunai

No. Namabahan Unit Harga Total Sumber lunit (produsen)

1 TK. Dalam Keluarga

a. Pemeliharaan

b.Panen

2 Penyusutan

3

4

Penyusutan

Jenis Unit

@Harga Jumlah UE Penyusutan Penyusutan Peralatan (Rp) (Rp) (Tahun) (Rp/tahun) (Rp/periode)

Kandang T.makan T. minum Piringan Lampu Kompor Terpal Sapu lidi Cangkul Sekop Tali (gulung) Gerobak Pipa (btng) Tank air Ember Baskom Senter Selang (mtr) Bros tangkai Gembok Sanyo Solo Timbangan Kabel (gulung)

Tota! ~ I I r--- ~-I-----r I D_"'_~

Page 132: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

117

Pendapatan da/am satu periode

o. Pendapatan dari produksi

No. Item Keterangan

1 Jumlah ayam besar (ekor)

2 Ayam keluar (ekor)

3 Total berat (Kg)

4 Rata-rata berat (Kg)

5 Umur (hari)

6 Harga garansi Rp.

7 Harga pasar Rp.

8 Selisih harga Rp.

Jumlah Rp.

O. Pendapatan Lainnya

No. Item Keterangan

1 Kotoran

a. Jumlah (karung)

b. Harga / karung Rp.

Jumlah Rp.

2 Insentive

a. Bonus I Aktual

b. IP I Standar

Jumlah Rp.

I To~1 Rp. I

Page 133: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

118

Alasan ikut kemitraan

No Alasan Manfaat diperoleh

Keterangan 8aik Cukup Kurang

1 2 3 4 5 6

1 Produksi

2 Pemasaran

3 Perawatan

4

5

Keluhan dalam bermitra

1 lsi perjanjian

2 Pelaksanaan

lsi perjanjian

3 Pembayaran

4

5 I I I

Page 134: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

119

Saran terhadap bentuk kemitraan yang diharapkan

No. Bidang Saran

1.

-

2 I

3

4

5

Page 135: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Lampiran 2. ldentitas Peternak Sampel Pada Ke-4 Model Kemitraan.

E[nti/Perusahaan Umur ._ .. Pendidil<an Pekerjaan

Strata Sampel1 Sampel2 Sampel3 SO SMP SMU PT Pokok Sampingan

1. RTI 1 28 32 40 0 1 2 0 2 1 2 29 22 38 0 0 1 2 2 1 3 48 40 33 0 1 0 2 3 0

2. Makmur Jaya 1 38 28 25 1 0 2 0 3 0 2 44 42 30 2 1 0 0 3 0 -3 43 49 40 2 0 1 0 2 1

3. Confeed 1 35 32 27 1 0 0 2 1 2 2 30 40 42 1 1 0 1 2 1 3 38 39 38 0 0 1 2 2 1

4. Charoen Pokphand 1 31 42 30 0 1 1 1 2 1 2 34 41 50 0 0 2 1 1 2 3 43 42 56 0 1 0 2 1 2

Page 136: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Lampiran 3. Biaya Operasional Usaha Ternak Ayam Ras Pedagihg Model Kemitraan RTI

Strata 1 « 5.000)

No. Biaya Operasional Peternak

Total Biaya Penerang Gas/M. Tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Peny. Alat

1 - 144,000 80,000 60,000 30,000 50,000 20,000 857,840 265,480 1,507,320 2 - 170,000 100,000 90,000 40,000 70,000 15,000 687,760 209,792 1,382,552 3 - 250,000 90,000 90,000 40,000 70,000 19,000 819,600 396,590 1,775,190 ~ - 564,000 270,000 240,000 110,000 190,000 54,000 2,365,200 871,862 4,665,062

- 188,000 90,000 80,000 36,667 63,333 18,000 788,400 290,621 1,555,021 % 0.00 12.09 5.79 5.14 2.36 4.07 1.16 50.70 18.69 100.00

Strata 2 (5.000 sid 10.000))

No. Biaya Operasional peternak

Total Biaya Penerang Gas/M. Tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Peny. Alat

1 - 300,000 180,000 170,000 60,000 115,000 15,000 1,204,020 761,844 2,805,864 2 - 400,000 250,000 220,000 80,000 180,000 30,000 1,688,300 971,119 3,819,419 3 350,000 210,000 - - 100,000 100,000 25,000 1,518,400 850,323 3,153,723 ~ 350,000 910,000 430,000 390,000 240,000 395,000 70,000 4,410,720 2,583,286 9,779,006

116,667 303,333 143,333 130,000 80,000 131,667 23,333 1,470,240 861,095 3,259,669 p.!o 3.58 9.31 4.40 3.99 2.45 4.04 0.72 45.10 26.42 100.00

Strata 3 (> 10.000)

No. -- Biaya Operasional Peternak Total Biaya

Penerang Gas/M. Tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Peny. Alat 1 - 600,000 260,000 200,000 180,000 320,000 30,000 2,887,720 2,058,339 6,536,059 2 300,000 600,000 - - 180,000 300,000 30,000 3,605,640 1,720,603 6,736,243 3 - 650,000 275,000 200,000 200,000 300,000 30,000 3,266,866 1,782,177 6,704,043 ~ :300,000 1,850,000 535,000 400,000 560,000 920,000 90,000 9,760,226 5,561,119 19,976,345

100,000 616,667 178,333 133,333 186,667 306,667 30,000 3,253,409 1,853,706 6,658,782 % 1.50 9.26 2.68 2.00 2.80 4.61 0.45 48.86 27.84 100.00

Page 137: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Lampiran 4. Biaya Operasional Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Model Kemitraan Makmur Jaya

. Strata 1 « 5.000)

-No.

Biaya Operasional Peternak Total Biaya

Penerang Gas/M. Tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Peny. Alat 1 375,000 202,500 40,000 10,000 85,000 20,000 472,500 340,500 1,545,500 2 525,000 195,000 40,000 10,000 85,000 20,000 594,625 299,466 1,769,091 3 525,000 210,000 40,000 10,000 85,000 20,000 609,125 388,022 1,887,147

L - 1,425,000 607,500 120,000 30,000 255,000 60,000 1,676,250 1,027,988 5,201,738 - 475,000 202,500 40,000 10,000 85,000 20,000 558,750 342,663 1,733,913

% 0.00 27.39 11.68 2.31 0.58 4.90 1.15 32.22 19.76 100.00

Strata 2 (5.001 sId 10.000)

No. Biaya Operasional Peternak

Total Biaya Pener~ Gas/M. Tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Peny. Alat

1 900,000 217,500 40,000 20,000 85,000 35,000 1,993,750 663,905 3,955,155 2 900,000 202,500 40,000 15,000 85,000 35,000 1,691,500 619,822 3,588,822 3 740,000 367,000 40,000 30,000 85,000 35,000 2,679,500 799,780 4,776,280 L .. 2,540,000 787,000 120,000 65,000 255,000 105,000 6,364,750 2,083,507 12,320,257

- 846,667 262,333 40,000 21,667 85,000 35,000 2,121,583 694,502 4,106,752 % 0.00 20.62 6.39 0.97 0.53 2.07 0.85 51.66 16.91 100.00

I Strata 3 (> 10.000)

No. Biaya Operasional Peternak

Total Biaya Penerang Gas/M. Tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Peny. Alat

1 900,000 262,500 40,000 20,000 85,000 35,000 3,672,000 545,578 5,560,078 2 825,000 284,100 40,000 30,000 85,000 35,000 3,633,000 994,522 5,926,622 3 900,000 240,100 40,000 30,000 85,000 35,000 4,025,025 782,767 6,137,892

L - 2,625,000 786,700 120,000 80,000 255,000 105,000 11,330,025 2,322,867 17,624,592 - 875,000 262,233 40,000 26,667 85,000 35,000 3,776,675 774,289 5,874,864

% 0.00 14.89 4.46 0.68 0.45 1.45 0.60 64.29 13.18 100.00

Page 138: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Lampiran 5. Biaya Operasional Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Model Kemitraan Confeed

Strata 1 « 5.000)

No Biaya Operasional Peternak

Total Biaya Penera.ng Gas/M. Tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Peny. Alat

1 250,000 250,000 - - 50,000 90,000 20,000 700,000 413,356 1,773,356 2 - 300,000 460,000 38,000 45,000 80,000 15,000 726,000 494,478 2,158,478 3 250,000 400,000 - - 80,000 150,000 20,000 878,000 594,044 2,372,044 ~ 500,000 950,000 460,000 38,000 175,000 320,000 55,000 2,304,000 1,501,878 6,303,878

166,667 316,667 153,333 12,667 58,333 106,667 18,333 768,000 500,626 2,101,293 % 7.9'3 15.07 7.30 0.60 2.78 5.08 0.87 36.55 23.82 100.00

Strata 2 (5.000 sid 10.000)

No Biaya Operasional Peternak

Total Biaya Peneran!J Gas/M. Tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Peny. Alat

1 400,000 630,000 - - 120,000 150,000 35,000 1,469,000 810,340 3,614,340 2 - 600,000 680,000 40,000 150,000 150,000 35,000 1,731,000 883,629 4,269,629 3 - 588,000 693,000 20,000 170,000 126,000 25,000 1,995,400 1,005,533 4,622,933 ~ 400,000 1,818,000 1,373,000 60,000 440,000 426,000 95,000 5,195,400 2,699,502 12,506,902

133,333 606,000 457,667 20,000 146,667 142,000 31,667 1,731,800 899,834 4,168,967 % 3.20 14.54 10.98 0.48 3.52 3.41 0.76 41.54 21.58 100.00

rtrata 3 (> 10.000)

No Biaya Operasional Peternak

Total Biaya Peneran!J Gas/M. Tnh Solar Oli Formalin Serb uk Transport TK Peny. Alat

1 - 840,000 720,000 25,000 160,000 200,000 25,000 2,290,000 1,335,911 5,595,911 2 450-"000 770,000 - - 170,000 210,000 30,000 1,776,600 1,330,615 4,737,215 3 - 840,000 630,000 30,000 200,000 200,000 30,000 2,298,000 1,379,822 5,607,822

~ 450.000 2,450,000 1,350,000 55,000 530,000 610,000 85,000 6,364,600 4,046,348 15,940,948 150,000 816,667 450,000 18,333 176,667 203,333 28,333 2,121,533 1,348,783 5,313,649

% 2.82 15.37 8.47 0.35 3.32 3.83 0.53 39.93 25.38 100.00

Page 139: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Lampiran 6. Biaya OperClsional Pad a Peternakan Ayam Ras Pedaging Model Kemitraan Charoen Pokphand

Strata 1 « 5.000)

No. Biaya Poduksi Perusahaan (Pembudidayaan) Biaya Poduksi Peternak

Total Biaya DOC in Sibit Pakan Obat Penerang Gas/M.Tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Peny. Alat

1 4,000 8,200,000 21,546,000 81,500 - 170,000 100,000 90,000 40,000 75,000 15,000 687,760 209,792 1,387,552 2 4,000 6,000,000 17,115,000 65,000 - 180,000 70,000 65,000 30,000 45,000 25,000 656,000 393,627 1,464,627 3 4,000 6,000,000 17,409,600 59,800 - 180,000 65,000 60,000 30,000 40,000 17,000 647,140 288,601 1,327,741 I: 12,000 20,200,000 56,070,600 206,300 - 530,000 235,000 215,000 100,000 160,000 57,000 1,990,900 892,020 4,179,920

4,000 6,7;33,333 18,690,200 68,767 - 176,667 78,333 71,667 33,333 53,333 19,000 663,633 297,340 1,393,307 % 0.00 12.68 5.62 5.14 2.39 3.83 1.36 47.63 21.34 100.00

1,683 Strata 2 (5.001 sid 10.000)

No. Biaya Poduksi Perusahaan (Pembudidayaan) Biaya Poduksi Peternak

Total Biaya DOC in Bibit Pakan Obal Penerang Gas/M.Tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Peny. Alat

1 6,000 10,250,000 19,321,143 1,080,600 250,000 225,000 - - 60000 80,000 30,000 828,920 381,184 1,855,104 2 5,025 10,250,000 26,700,533 910,400 - 380,000 150,000 120,000 50,000 90,000 35,000 855,520 519,890 2,200,410 3 I 8,000 12,9:30,000 30,692,169 800,400 200,000 190,000 - - 70,000 120,000 20,000 1,110,900 575,981 2,286,881 ry- 19,025 ~~3,450,000 76,713,845 2,791,400 450,000 795,000 150,000 120,000 180,000 290,000 85,000 2,795,340 1,477,055 6,342,395

6,342 11,150,000 25,571,282 930,467 150,000 265,000 50,000 40,000 60,000 96,667 28,333 931,780 492,352 2,114,132 % 7.10 12.53 2.37 1.89 2.84 4.57 1.34 44.07 23.29 100.00

Strata 3 (> 10.000)

No. Biaya PodlJksi Perusahaan (Pembudidayaan) Biaya Poduksi Peternak

Tolal Biaya DOC in Bibil Pakan Obat Penerang Gas/M.Tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Peny. Alat

1 10,050 25,500,000 79,202,000 2,322,837 - 840,000 720,000 25,000 160,000 200,000 25,000 2,290,000 1,335,911 5,595,911 2 15,000 37,500,000 114,780,000 2,000,592 - 980,000 792,000 20,000 200,000 300,000 35,000 2,558,000 1,863,511 6,748,511 3 25,000 62,500,000 161,918,000 3,141,270 500,000 2,000,000 - - 400,000 410,000 15,000 5,084,800 2,909,391 11,319,191 L 50,050 125,500,000 355,900,000 7,464,699 500,000 3,820,000 1,512,000 45,000 760,000 910,000 75,000 9,932,800 6,108,814 23,663,614

16,683 41,833,333 118,633,333 2,488,233 166,667 1,273,333 504,000 15,000 253,333 303,333 25,000 3,310,933 2,036,271 7,887,871 % 2.11 16.14 6.39 0.19 3.21 3.85 0.32 41.97 25.82 100.00

Page 140: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Lampiran 7. Rataan Biaya Produksi

I Inti I Strata Biaya Operasional Peternak Ttl Biaya

PeneranQ Gas/m tnh Solar Oli Formalin Serbuk Transport TK Penvalat

RTI 1 - 188,000 90,000 80,000 36,667 63,333 18,000 788,400 290,621 2,343,421 2 116,667 303,333 143,333 130,000 80,000 131,667 23,333 1,470,240 861,095 4,729,909 3 100,000 616,667 178,333 133,333 186,667 306,667 30,000 3,253,409 1,853,706 9,912,190 ~ 216,667 1,108,000 411,667 343,333 303,333 501,667 71,333 5,512,049 3,005,422 16,985,520

-I 72,222 369,333 137,222 114,444 101,111 167,222 23,778 1,837,350 1,001,807 5,661,840

MJ 1 - 475,000 202,500 40,000 10,000 85,000 20,000 558,750 342,663 2,292,663 :2 - 846,667 262,333 40,000 21,667 85,000 35,000 2,121,583 694,502 6,228,336 3 -' 875,000 262,233 40,000 26,667 85,000 35,000 3,776,675 774,289 9,651,539 I: - 2,196,667 727,067 120,000 58,333 255,000 90,000 6,457,008 1,811,454 18,172,537

- 732,222 242,356 40,000 19,444 85,000 30,000 2,152,336 603,818 6,057,512

Confeed 1 166,667 316,667 153,333 12,667 58,333 106,667 18,333 768,000 500,626 2,869,293 2 133,333 606,000 457,667 20,000 146,667 142,000 31,667 1,731,800 899,834 5,900,767 3 150,000 816,667 450,000 18,333 176,667 203,333 28,333 2,121,533 1,348,783 7,435,183 I: 450,000 1,739,333 1,061,000 51,000 381,667 452,000 78,333 4,621,333 2,749,243 16,205,243

150,000 579,778 353,667 17,000 127,222 150,667 26,111 1,540,444 916,414 5,401,748

Pokphand 1 - 176,667 78,333 71,667 33,333 53,333 19,000 663,633 297,340 2,056,940 2 150,000 265,000 50,000 40,000 60,000 96,667 28,333 931,780 492,352 3,045,912 3 166,667 1,273,333 504,000 15,000 253,333 303,333 25,000 3,310,933 1,590,967 7,442,567 I: 316,667 1,715,000 632,333 126,667 346,667 453,333 72,333 4,906,347 2,380,659 12,545,419

105,556 571,667 210,778 42,222 115,556 151,111 24,111 1,635,449 793,553 4,181,806

Page 141: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Lampiran 8: Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan RTI

Strata 1 « 5.000)

Jumlah Ayam Total

Rata Umur Penjualan Pembelian

Pendapatan Total No Ayam Keluar Berat Pemeliha- Kotoran Insentive Pendapatan

(ekor) (,ekor) Berat (Kg)

(KQ) (hari) Rp/ekor (Rp)

raan Jlh (krQ) HarQa Jumlah Bonus IP Jumlah (Rp)

1 3,100 2,E'52 3,610.2 1.3 29 500 21,390,000 1,426,000 53 5,000 265,000 470 250 1,340,440 3,031,440 2 4,100 4,038 4,845.6 1.2 27 500 26,247,000 2,019,000 70 4,500 315,000 280 235 1,130,640 3,464,640

~oo 4nm 5748.0 1.2 33 500 28740000 2395000 130 5000 650000 280 235 1 341 200

4~ 00 11,680 14,203.8 3.7 89 1,500 76,377,000 5,840,000 253 14,500 1,230,000 1,030 720 3,812,280 10, 7 3893 4734.6 1.2 30 500 25459000 1946667 84 4833 410000 343 240 1270760 36274

Strata 2 (5.000 std 10.000)

Jumlah Aynm Total

Rata Umur Penjualan Pembelian

PendaRatan , Total

No Ayam Keluar

Berat (Kg) Berat

(hari) Rp/ekor (Rp) Pemeliha- Kotoran Insentive Pendapatan

(ekor) (ekcm (Kg) raan Jlh (krg) Harga Jumlah Bonus IP Jumlah (Rp)

1 7,000 6,EoOO 7,005.0 1.0 30 500 45,672,600 3,400,500 165 4,500 742,500 180 221 1,224,180 5,367,180 2 10,000 9,800 12,915.0 1.3 32 500 80,718,750 4,967,500 243 5,000 1,215,000 340 236 3,377,900 9,560,400 3 9,000 8,B90 10,032.0 1.1 31 500 70,567,400 4,445,000 242 4,500 1089000 140 218 1,244,600 6778600

0 25590 29,952.0 3.5 93 1,500 196,958,750 12,813,000 650 14,000 3,046,500 660 675 5,846,680 21,706,180 ,667 8,£,30 9,984.0 1.2 31 500 65,652,917 4,271,000 217 4,667 1,015,500 220 225 1,948,893 7,235,393

Strata 3 (> 10.000)

-Jumlah Aynm

Total Rata

Umur Penjualan Pembelian Pendapatan Total

No Ayam Keluar

Berat (Kg) Berat

(hari) Rp/ekor (Rp) Pemeliha- Kotoran InsEmtive Pendapatan

(ekor) (ek()r) (Kg) raan Jlh (krQ) HarQa Jumlah Bonus IP Jumlah (Rp)

1 21,300 20,696 26,103.0 1.3 32 500 144,547,100 10,348,000 490 4,500 2,205,000 400 243 8,278,400 20,831,400 2 21,100 20,642 25,864.0 1.4 33 500 171,958,500 10,321,000 486 5,000 2,430,000 233 280 5,779,760 18,530,760 3 20,200 19,153 24,384.0 1.3 37 500 159,567,640 9,566,500 484 5,000 2420000 230 226 4,400,590 16387090 1: 62,600 60,~·91 76,351.0 3.9 102 1,500 476,073,240 30,235,500 1,460 14,500 7,055,000 863 749 18,458,750 55,749,250

20,867 20,164 25,450.3 1.3 34 500 158,691,080 10,078,500 487 4,833 2,351,667 288 250 6,152,917 18,583,083

Page 142: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Lampiran 9: Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan Makmur Jaya

Strata 1 « 5.000)

Jumlah AI;am Total

Rata Umur Penjualan Pembelian

Pendapatan Total No Ayam Keluar Serat Pemeliha- Kotoran Insentive Pendapatan

(ekor) (ei<o~) Serat (Kg)

(Kg) (hari) Rp/ekor (Rp)

raan Jlh (kro' Haroa Jumlah Bonus IP Jumlah (Rp)

1 3,030 2.924 3,513.0 1.2 27 500 21,175,390 1,462,000 52 6,500 338,000 800 271 2,339,200 4,139,200 2 3,535 3,465 3,711.8 1.1 26 500 22,790,959 1,732,500 60 4,000 240,000 800 268 2,772,000 4,744,500 3 3,535 3413 4,455.8 1.3 28 500 26,293,037 1,706,500 58 4,000 232,000 800 283 2,730,400 4,668,900

L 10,100 9.802 11,680.6 3.6 81 1,500 70,259,386 4,901,000 170 14,500 810,000 2,400 822 7,841,600 13,552,600 3,367 3.267 3,893.5 1.2 27 500 23,419,795 1,633,667 57 4,833 270,000 800 274 2,613,867 4,517,533

Strata 2 (5.000 sId 10.000)

Jumlah !>,yam Total

Rata Umur Penjualan Pembelian

Pendapatan Total No Ayam Keluar Berat Pemeliha- Kotoran Insentive Pendapatan

(ekor) (e~or) Serat (Kg)

(Kg) (hari) Rp/ekor (Rp)

raan Jlh (kro) Haroa Jumlah Sonus IP Jumlah (Rp)

1 7,070 6,584 9,955.2 1.5 29 500 59,215,929 3,292,000 163 4,000 652,000 800 280 5,267,200 9,211,200 2 6,060 5.773 6,701.7 1.2 27 500 41,252,720 2,886,500 144 4,000 576,000 540 254 3,117,420 6,579,920 3 9,090 8,819 11,899.2 1.4 35 500 78,439,423 4,400,500 239 4,000 956,000 - 196 - 5,356,500

L I 22,220 21,176 28,556.1 4.0 91 1,500 178,908,072 10,579,000 546 12,000 2,184,000 1,340 730 8,384,620 21,147,620 7,407 7059 9,518.7 1.3 30 500 59,636,024 3,526,333 182 4,000 728,000 447 243 2,794,873 7,049,207

Strata 3 (> 10.000)

Jumlah A:lam Total

Rata Umur Penjualari Pembelian

Pendapatan Total No Ayam Keluar Berat Pemeliha- Kotoran Insentive Pendapatan

(ekori J.e'sQ!1 Serat (Kg)

(Kg) (hari) Rp/ekor (Rp)

raan Jlh (krg) Harga Jumlah Bonus IP Jumlah (Rp)

1 12,120 11.424 18,017.4 1.6 34 500 112,441,480 5,712,000 254 4,000 1,016,000 400 244 4,569,600 11,297,600 2 12,120 11607 16,393.8 1.4 32 500 96,292,760 5,803,500 251 4,000 1,004,000 620 259 7,196,340 14,003,840 3 10,100 979E 13,511.8 1.4 32 500 87,662,486 4,897,500 243 6,500 1,579,500 140 218 1,371,300 7,848,300

L 34,340 32,826 47,923.0 4.4 98 1,500 296,396,726 16,413,000 748 14,500 3,599,500 1,160 721 13,137,240 33,149,740 11,447 10942 15,974.3 1.5 33 500 98,798,909 5,471,000 249 4,833 1,199,833 387 240 4,379,080 11,049,913

Page 143: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Lampiran 10 : Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan Confeed

Strata 1 « 5.000)

Jumlah AY::.G Total

Rata Umur

Harga Harga Selisih Pendapatan Total No Ayam ~:~~~r Berat (Kg)

Berat (hari)

Garansi Pasar Harga Pemeliha- Kotoran Insentive Pendapatan (ekor) (Kg) (Rp.lKg) (Rp.lKg) (Rp) raan Jlh (krg' Harga Jumlah Bonus IP Jumlah (Rp)

1 3,000 2,880 5,857.2 1.9 37 6,500 6,610 110 1,244,292 60 5,000 300,000 500 287 1,440,000 2,984,292 2 3,000 2,904 5,734.8 1.8 37 6,534 6,600 66 978,497 58 4,500 261,000 350 258 1,016,400 2,255,897 3 4,000 3,920 7,564.8 1.7 36 6,507 6,800 293 3,016,486 80 4,500 360,000 450 272 1,764,000 5,140,486

~ 10,000 9,704 19,'156.8 5.4 110 19,541 20,010 469 5,239,275 198 14,000 921,000 1,300 817 4,220,400 10,380,675 3,333 3,:235 6,385.6 1.8 37 6,514 6,670 156 1,746,425 66 4,667 307,000 433 272 1,406,800 3,460,225 -

Strata 2 (5.000 sId '10.000)

....

Jumlah Ayam Total

Rata Umur

Harga Harga Selisih Pendapatan Total No Ayam Keluar

Berat (Kg) Berat

(hari) Garansi Pasar Harga Pemeliha- Kotoran Insentive Pendapatan

(ekori l~or) (Ka) ~~p.lKg). (~p.lKg) (Rp) raan Jlh (krg] Harga Jumlah Bonus IP Jumlah (RpL 1 6,000 5,384 10,319.0 1.7 39 6,545 6,700 155 2,799,445 140 4,500 630,000 500 300 2,992,000 6,421,445 2 6,000 5,804 11,904.8 2.1 38 6,509 6,600 91 2,283,337 150 5,000 750,000 500 306 2,902,000 5,935,337 3 6,600 6,241 11,835.1 1.9 40 6,504 6,580 76 2,219,468 170 5,000 850,000 350 260 2,184,350 5,253,818

I~ 18,600 18,029 34,058.9 5.7 117 19,558 19,880 322 7,302,249 460 14,500 2,230,000 1,350 866 8,078,350 17,610 6,200 6,:>10 11,353.0 1.9 39 6,519 6,627 107 2,434,083 153 4,833 743,333 450 289 2,692,783 5,870,

Strata 3 (> 10.000)

Jumlah Ayarn Total

Rata Umur

Harga Harga Selisih Pendapatan Total No Ayam Keluar Berat Garansi Pasar Harga Pemeliha- Kotoran Insentive Pendapatan

(ekor) (ekor) Berat (Kg)

(Ka) (hari)

~RJ>JKg) _(Rp.lKg) lRp) raan Jlh (kra) Haraa Jumlah Bonus IP Jumlah (RpL 1 10,200 9,854 19,830.8 1.9 38 6,508 6,600 92 3,864,434 270 4,500 1,215,000 450 298 4,434,300 9,513,734 2 11,000 10,753 19,758.1 1.8 37 6,534 6,800 266 7,455,655 300 5,000 1,500,000 500 287 5,376,500 14,332,155 3 11,000 10,725 19,635.9 1.8 38 6,537 6,670 133 4,811,575 290 4,500 1,305,000 400 271 4,290,000 10,406,575

~ 32,200 31,332 59,224.8 5.6 113 19,579 20,070 491 16,131,663 860 14,000 4,020,000 1,350 856 14,100,800 34,252,463 10,733 10,444 19,741.6 1.9 38 6,526 6,690 164 5,377,221 287 4,667 1,340,000 450 285 4,700,267 11,417,488

Page 144: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Lampiran 11 : Pend.apatan Peternak Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan Charoen Pokphand

Strata 1 « 5.000)

Jumlah Ayarn Total Rata Umur Penjualan Pembelian

Pendapatan Total No Ayam Keluar Serat Serat Penjualan (Rp.) Pemeliha- Kotoran Insentive Pendapatan

(ekor) (ekorl (Kgl .(Kg) (hari) Rp/Kg (Rp)

raan Jlh (krg) Harga Jumlah Act. Stdr Oif (Rp) ..

1 4,000 3,~31 5,991 1.5 35 5,720 33,373,583 34,267,376 892,629 60 5,000 300,000 2 2 589,650 1,782,279 2 4,000 31990 6678 1.7 37 5,950 37,864567 39732910 1869784 50 5,000 250,000 2 2 598,500 2718,284 3 4000 l..526 6499 1.8 41 6325 39202027 41 107440 1904266 70 4500 315000 2 2 352600 2571866 L 12,000 11,447 19,168 5.0 113 17,995 110,440,177 115,107,726 4,666,679 180 14,500 865,000 5 6 1,540,750 7,072,429

4000 3816 6389 1.7 38 5998 36813392 38369242 1555560 60 4833 288333 2 2 513583 2357476

Strata 2 (5.000 s/o 10.000)

Jumlah Ayam Total Rata Umur Penjualan Pembelian

Pendapatan Total No Ayam Keluar Serat Berat Penjualan (Rp.) Pemeliha- Kotoran Insentive Pendapatan

(ekor) (ekor) (Kg) (Kg) (hari) Rp/Kg (Rp)

raan Jlh (krQ\ HarQa Jumlah Act. Stdr Oi' (Rp) 1 6,000 5,870 8,335 1.4 35 5,540 43,865,295 46,160,465 2,295,170 139 4,500 625,000 2 2 730,800 3,650,970 2 5,025 4868 9,866 2.0 42 5810 53155941 57,322,622 4163536 100 5000 500,000 2 2 730,200 5393736 3 8000 2.598 12236 1.6 36 6050 71464911 74027800 2557324 150 5000 750000 2 2 911760 4219084 L 19,025 18,336 30,438 5.1 113 17,400 168,486,147 177,510,887 9,016,030 389 14,500 1,875,000 5 6 2,372,760 13,263,790

6342 6112 10146 1.7 38 5800 56162049 59170296 3005343 130 4833 625000 2 2 790920 4421263

Strata 3 (> 10.000)

Jumlah Ayam Total Rata Umur Penjualan Pembelian

Pendapatan Total No Ayam Keluar Serat Serat Penjualan (Rp.) Pemeliha- Kotoran Insentive Pendapatan

(ekor) (eke&. _(K9L (Kg) (hari) Rp/Kg (Rp)

raan Jlh (krg) Harga Jumlah Act. Stdr. Oif (Rp) 1 10,050 9,862 18,539 1.9 39 5,825 103,080,690 107.990.257.5 4,912,862 200 5,000 1,000,000 2 2 1,479,300 7,392,162

~ ~5 000 14,576 24,114 1.7 38 6,257 143054,668 150881298 7837,050 256 4500 1 150000 2 2 1,457600 10444,650 3 -:25000 24 ;~94 43600 1.8 38 5810 244184955 253318324 9112484 200 4500 900000 2 2 3644100 13656584

~ 50,050 48,732 86,254 5.3 115 17,892 490,320,313 404,199,622 21,862,395 656 14,000 3,050,000 5 6 6,581,000 31,493,395 I 16683 16244 28751 1.8 38 5964 163440104 134733207 7287465 219 4667 1016667 2 2 2193667 10497798

Page 145: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

Lampiran 12, Rataan PencJapatan Peternak Ayam Ras Pedaging Pada Ke-4 Pola Kemitraan

= Pendapatan

Jumlah AY;3m Total Rata Umur Penjualan Pembelian Selisih

Kotoran Insentive Total Total Inti Strata Ayam Keluar Berat Berat

(hari) Rp/ekor IHarga Pasar Hargal Pemeliha-

Pendapatan Penerimaan (ekor) (ekor) (Kg) (Kg) (Garansi) (Rp.lKg) Penjualan raan Jlh

Harga Jumlah Bonus IP Jumlah (Rp) (krg)

RTI 1 4,067 3,393 4,735 1 30 500 25,459,000 0 1,946,667 84 4,833 410,000 343 240 1,270,760 3,627,427 29,086,427 2 8,667 B/;30 9,984 1 31 500 65,652,917 0 4,271,000 217 4,667 1,015,500 220 225 1,948,893 7,235,393 72,888,310 3 20,867 20,'164 25,450 1 34 500 158,691,080 0 10,078,500 487 4,833 2,351,667 288 250 6,152,917 18,583,083 177,274,163 1: 33,600 32,:387 40,169 4 94 1,500 249,802,997 0 16,296,167 788 14,333 3,777,167 851 715 9,372,570 29,445,903 279,248,900

11,200 10,862 13,390 1 31 500 83,267,666 0 5,432,056 263 4,778 1,259,056 284 238 3,124,190 9,815,301 93,082,967

Makmur 1 3,367 :3,267 3,894 1 27 500 23,419,795 0 1,633,667 57 4,833 270,000 800 274 2,613,867 4,517,533 27,937,329 Jaya 2 7,407 7,059 9,519 1 30 500 59,636,024 0 3,526,333 182 4,000 728,000 447 243 2,794,873 7,049,207 66,685,231

3 11,447 10,94.2 15,974 1 33 500 98,798,909 0 5,471,000 249 4,833 1,199,833 387 240 4,379,080 11,049,913 109,848,822 1: 22,220 21,268 29,387 4 90 1,500 181,854,728 0 10,631,000 488 13,667 2,197,833 1,633 758 9,787,820 22,616,653 204,471,381

7,407 1,089 9,796 1 30 500 60,618,243 0 3,543667 163 4,556 732,611 544 253 3,262,607 7,538,884 68,157,127

Confeed 1 3,333 3,235 6,386 2 37 6,514 6,670 156 1,746,425 66 4,667 307,000 433 272 1,406,800 3,460,225 3,466,895 2 6,200 (3,010 11,353 2 39 6,519 6,627 107 2,434,083 153 4,833 743,333 450 289 2,692,783 5,870,200 5,876,826 3 10,733 10,444 19,742 2 38 6,526 6,690 164 5,377,221 287 4,667 1,340,000 450 285 4,700,267 11,417,488 11,424,178 1: 20,267 1~8 37,480 6 113 19,559 19,987 427 9,557,729 506 14,167 2,390,333 1,333 846 8,799,850 20,747,913 20,767,899

6,756 6,563 12,493 2 38 6,520 6,662 142 3,185,910 169 4,722 796,778 444 282 2,933,283 6,915,971 6,922,633

Pokphand 1 1 4,000 3,816 6,389 2 38 5,998 36,813,392 38,369,242 1,555,560 60 4,833 288,333 2 2 513,583 2,357,476 39,170,869 ~I 6,342 6,112 10,146 2 38 5,800 56,162,049 59,170,296 3,005,343 130 4,833 625,000 2 2 .790,920 4,421,263 60,583,312

3 16,683 16,244 28,751 2 38 5,964 163,440,104 134,733,207 7,287,465 219 4,667 1,016,667 2 2 2,193,667 10,497,798 173,937,903 1: 27,025 26,172 45,286 5 114 17,762 256,415,546 232,272,745 11,848,368 408 14,333 1,930,000 5 6 3,498,170 17,276,538 273,692,084

9,008 3,724 15,095 2 38 5,921 85,471,849 77,424,248 3,949,456 136 4,778 643,333 2 2 1,166,057 5,758,846 91,230,695

Page 146: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

131

Lampiran 13. Rataan Pemeliharaan Berat Hidup per Ekor, Jumlah Produksi

dan Rataan IP per Skala Produksi

Rataan No. Inti/Prsh Strata Serat Jumlah Produksi IP

Hidup (Kg) Kq Ekor

1 RTI 1 1.2 4,734.6 3,893 240 2 1.2 9,984.0 8,542 225 3 1.3 25,417.0 20,157 250

2 Makmur 1 1.2 3,893.5 3,267 274 Jaya 2 1.3 9,518.7 7,059 243

3 1.5 15,974.3 10,942 240

3. Confeed 1 1.8 6,385.6 3,235 272 2 1.9 11,353.0 6,010 289 3 1.9 19,741.6 10,444 275

4. Charoen 1 1.7 6,389.3 3,816 > standar Pokphand 2 1.7 10,145.9 6,112 > standar

3 1.8 28,751.2 16,244 > standar

Page 147: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

132

Lampiran 14. Komponen Rataan Biaya Produksi Pad a Saat Penelitian.

No. Inti/Prsh Strata Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel

Total Biaya (Rp) (Rp)

1. RTI 1 290,621 1,264,401 1,555,022 2 861,095 2,398,575 3,259,671 3 1,853,706 4,805,078 6,658,785

2. Makmur 1 342,663 1,391,251 1,733,914 Jaya 2 694,502 3,412,252 4,106,754

3 774,289 5,100,578 5,874,867

3. Confeed 1 500,626 1,600,668 2,101,294 2 899,834 3,269,135 4,168,969 3 1,348,783 3,964,870 5,313,652

4. Charoen 1 297,340 1,095,968 1,393,308 Pokphand 2 492,352 1,621,782 2,114,134

3 1,590,967 5,851,603 7,442,570

Page 148: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

133

Lampiran 15. Rataan Pendapatan Total per Satuan Hasil Pada Model Kemitraan

Total Total Produksi Pendapatan No. Inti/Prsh Strata Pendapatan

(Rp.) Berat (Kg) Ekor Rp/Kg Rp/Ekor

1. RTI 1 5,308,187 4,734.6 3,893 1,121.1 1,363.4 2 10,199,787 9,984.0 8,542 1,021.6 1,194.1 3 27,087,667 25,417.0 20,157 1,065.7 1,343.8

2. Makmur 1 4,517,532 3,893.5 3,267 1,160.3 1,382.6 Jaya 2 7,049,206 9,518.7 7,059 740.6 998.7

3 11,049,913 15,974.3 10,942 691.7 1,009.9

3. Confeed 1 3,460,225 6,385.6 3,235 541.9 1,069.7 2 5,870,200 11,353.0 6,010 517.1 976.8 3 11,417,487 19.741.6 10,444 578.3 1,093.2

4. Charoen 1 2,357,766 6,389.3 3,816 369.0 617.9 Pokphan< 2 4,424,167 10,145.9 6,112 436.1 723.8

3 10,500,189 28,751.2 16,244 365.2 646.4

Page 149: Strategi pengembangan peternakan ayam ras pedaging dengan ... · Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan ... Visi dan Misi Kota Pekanbaru ... Provinsi Riau berdasarkan

134

Lampiran 16 : Penerimaan, Pengeluaran dan Pendapatan Serta RIC Rasio.

No Perusaha

Strata Penerimaan Pengeluaran Pendapatan

RIC Ratio an (Inti) (Rp) (Rp) (Rp)

1. RTI 1 3,627,427 1,555,021 2,072,406 2.33 2 7,235,393 3,259,669 3,975,725 2.22 3 18,583,083 6,658,782 11,924,302 2.79

2. Makmur 1 4,517,533 1,733,913 2,783,621 2.61 2 7,049,207 4,106,752 2,942,454 1.72 3 11,049,913 5,874,864 5,175,049 1.88

3. Confeed 1 3,460,225 2,101,293 1,358,932 1.65 2 5,870,200 4,168967 1,701,232 1.41 3 11,417,488 5,313,649 6,103,838 2.15

4. Pokphan 1 2,357,476 1,393,307 964,170 1.69 2 4,421,263 2,114,132 2,307,132 2.09 3 10497798 7442567 3055231 1.41