strategi pengelolaan bahan kimia di laboratorium.docx

9
BAB I PENDAHULUAN Bahan kimia di laboratorium merupakan bahan yang bermanfaat untuk praktikum dan penelitian, tetapi sebagian berisiko merusak kesehatan manusia dan lingkungan apabila tidak ditangani pengelolaannya dengan baik (Hari Sutrino, 2012). Dari pernyataan ini jelas bagi kita bahwa setiap dampak negatif dari laboratorium itu diakibatkan oleh pengelolaan laboratorium yang tidak sesuai standar. Demi peningkatan pengetahuan, dampak negatif dari laboratorium harus diupayakan sekecil mungkin agar orang-orang yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung tetap mendukung aktivitas di laboratorium. Ada beberapa pengelolaan laboratorium yang cukup penting guna menjamin efektivitas dari kegiatan di dalamnya misalnya Pengelolaan Bahan Kimia di Gudang. Pengelolaan ini cukup penting karena sifat dari bahan kimia yang beragam. Keberagaman sifat bahan kimia ini dapat berubah semakin besar atau kecil tergantung bagaimana pengelolaan penyimpanannya sejalan dengan yang dikemukakan Robby Lasut, 2006 dalam tesisnya yakni “Iventori dan penyimpanan bahan kimia di laboratorium merupakan kegiatan penting yang harus mendapat perhatian khusus oleh karena sifat dan karakteristik dari bahan kimia tersebut sangat menentukan waktu dan lokasi tempat penyimpanan”. Misalnya sifat bahan oksidator akan semakin kuat jika disimpan di tempat yang terkena cahaya langsung dan

Upload: azhari-umar

Post on 29-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Pengelolaan Bahan Kimia di Laboratorium.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Bahan kimia di laboratorium merupakan bahan yang bermanfaat untuk praktikum dan

penelitian, tetapi sebagian berisiko merusak kesehatan manusia dan lingkungan apabila tidak

ditangani pengelolaannya dengan baik (Hari Sutrino, 2012). Dari pernyataan ini jelas bagi kita

bahwa setiap dampak negatif dari laboratorium itu diakibatkan oleh pengelolaan laboratorium

yang tidak sesuai standar. Demi peningkatan pengetahuan, dampak negatif dari laboratorium

harus diupayakan sekecil mungkin agar orang-orang yang berhubungan secara langsung

maupun tidak langsung tetap mendukung aktivitas di laboratorium.

Ada beberapa pengelolaan laboratorium yang cukup penting guna menjamin

efektivitas dari kegiatan di dalamnya misalnya Pengelolaan Bahan Kimia di Gudang.

Pengelolaan ini cukup penting karena sifat dari bahan kimia yang beragam. Keberagaman

sifat bahan kimia ini dapat berubah semakin besar atau kecil tergantung bagaimana

pengelolaan penyimpanannya sejalan dengan yang dikemukakan Robby Lasut, 2006 dalam

tesisnya yakni “Iventori dan penyimpanan bahan kimia di laboratorium merupakan kegiatan

penting yang harus mendapat perhatian khusus oleh karena sifat dan karakteristik dari bahan

kimia tersebut sangat menentukan waktu dan lokasi tempat penyimpanan”. Misalnya sifat

bahan oksidator akan semakin kuat jika disimpan di tempat yang terkena cahaya langsung dan

kemungkinan bersentuhan dengan udara secara langsung (lemari/wadah penyimpanan yang

terbuka). Peningkatan kekuatan sifatnya ini dapat mengakibatkan ledakan yang berarti

malapetaka bagi laboratorium.

Oleh karena itu, maka perlu dibahas mengenai pengelolaan penyimpanan bahan kimia

di gudang secara lebih lanjut untuk menambah pengetahuan yang lebih baik sebagai upaya

menjamin kebermanfaatan laboratorium kimia itu sendiri.

Page 2: Strategi Pengelolaan Bahan Kimia di Laboratorium.docx

BAB II

ISI

Orang yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan bahan kimia di gudang

adalah laboran karena umumnya mahasiswa ataupun pengguna laboratorium lainnya tidak

diperkenankan masuk ke gudang penyimpanan. Di beberapa lembaga, laboran dipisahkan dari

staf gudang. Akan tetapi, pada dasarnya seorang staf gudang maupun laboran harus memiliki

pengetahuan yang sama tentang pengelolaan penyimpanan bahan kimia. Hal ini sebagai

bentuk pertanggung jawaban dari sebuah lembaga, karena Lembaga harus mewujudkan

tempat kerja yang bebas kecelakaan dengan menetapkan tujuan bebas beragam risiko, baik

dari dalam maupun luar laboratorium. Beberapa risiko akan mungkin mempengaruhi

laboratorium itu sendiri, namun juga mungkin akan mempengaruhi lembaga yang lebih besar

dan bahkan masyarakat jika tidak ditangani dengan tepat (Hari Sutrino, 2012).

Material Safety Data Sheet (MSDS) bahan merupakan informasi mengenai

karakteristik dan sifat utama bahan kimia serta potensi bahaya yang dimiliki oleh bahan

kimia. Dokumen ini yang menjadi standar internasional bagi setiap lembaga dalam

penanganan bahan kimia di laboratorium termasuk penyimpanannya.

Penyimpanan bahan kimia di gudang adalah pengetahuan tentang ketidaksesuaian

(incompatible) antara bahan kimia yang satu dengan yang lain. Tabel berikut menyatakan

ketidaksesuaian antara bahan kimia yang satu dengan yang lain dan dipergunakan sebagai

dasar pengaturan penyimpanan bahan kimia di gudang.

Tabel Bahan Kimia yang Tidak Boleh Bercampur (Incompatible chemicals)

Chemicals Incompatible with

Perchloric Acid Acetic anhydride, bismuth and its alloys, alchohol, paper, wood, grease, oils

Peroxides, organic Acids (organic or inorganic), avoid friction, store coldPhosphorus (white) Air, oxygen, alkalis, reducing agents Potassium Carbon tetrachloride, carbon dioxide, water Potassium chlorate Sulfuric and other acids Potassium perchlorate see also chlorates

Sulfuric and other acids

Potassium permanganate Glycerol, ethylene glycol, benzaldehyde, sulfuric acid Selenides Reducing agents

SilverAcetylene, oxalic acid, tartaric acid, ammonium compounds, fulminic acid

Sodium Carbon tetrachloride, carbon dioxide, waterSodium nitrite Ammonium nitrate and other ammonium salts

Page 3: Strategi Pengelolaan Bahan Kimia di Laboratorium.docx

Sodium peroxide

Ethyl or methyl alcohol, glacial acetic acid,acetic anhydride, benzaldehyde, carbondisulfide, glycerin, ethylene glycol, ethylacetate, methyl acetate, furfural

Sulfides Acids

Sulfuric acid Potassium chlorate, potassium perchlorate,potassium permanganate (similar compoundsof light metals, such as sodium, lithium)

Tellurides Reducing AgentsSumber : Prudent Practices in the Laboratory, 2nd edition

Sebagai dasar dalam melakukan penyimpanan bahan kimia di gudang diberikan

beberapa aturan dasar sebagai berikut:

Persediaan bahan kimia harus dijaga sekecil mungkin.

Jalur perlintasan, termasuk pintu, jendela atau lantai tidak boleh jadi tempat

penyimpanan.

Label dari setiap bahan harus selalu tersedia, jika sampai rusak atau hilang harus

segera diganti termasuk juga label dari lemari, atau rak bagian bahan.

Bahan yang lama, kadaluarsa, atau bahan kimia yang tidak terpakai harus segera

dibuang dengan benar.

Bahan padatan harus dipisahkan dengan cairan.

Penyimpanan bahan harus digolongkan ke dalam beberapa tingkat bahaya dengan

perlakuan masing-masing golongan dipisahkan dalam ruang/lemari/wadah pelindung

yang berbeda.

Penggolongannya yaitu: 1. Bahan mudah terbakar; 2. Asam dibagi atas asam organik

dan anorganik; 3. Basa dibagi atas basa organik dan anorganik; 4. Pengoksidasi/

oksidator; 5. Bahan reaktif; 6. Bahan beracun serta 7. Bahan tidak berbahaya.

Rak penyimpanan maksimum setinggi bahu orang dewasa. Jika pada bahan tidak

berbahaya mungkin lebih tinggi maksimum 1, 7 meter.

Karena bahan kimia berupa cairan lebih mudah bereaksi daripada padatan kering maka

padatan harus berada di bagian atas dari rak penyimpanan jika ada keterbatasan

fasilitas sehingga padatan harus bercampur dengan cairan jika tidak maka padatan dan

cairan harus dipisahkan.

Jumlah maksimum cairan yang mudah terbakar disimpan di laboratorium harus 60 gal

(227L).

Bahan mudah terbakar dan asam organik sebisa mungkin dengan fasilitas pendingin

namun jika harus berada pada satu tempat harus ada wadah yang benar-benar bisa

memisahkannya.

Page 4: Strategi Pengelolaan Bahan Kimia di Laboratorium.docx

Bahan peroksida harus punya wadah yang benar-benar tertutup rapat, gelap dan

memiliki keterangan jadwal terkena dengan udara luar dan lamanya penyimpanan

karena bahan ini harus dibuang setelah 12 bulan.

Bahan beracun/karsinogen dan reaktif harus mencantumkan peringatan dengan jelas

atas akibat yang ditimbulkan atau pembatasan akses terhadap pengguna.

Selain berbagai hal di atas, perlu diketahui pula sumber-sumber penyebab kerusakan

bahan-bahan kimia di dalam lingkungannya yang dapat digolongkan menjadi tujuh golongan,

yaitu sebagai berikut:

1. Udara

Udara pada dasarnya mengandung oksigen dan uap air. Bahan-bahan kimia yang

sifatnya higroskopis harus disimpan di dalam botol yang dapat ditutup rapat jika

menyimpannya tidak benar, maka akan berair, bahkan dapat berubah menjadi larutan.

Demikian pula dengan bahan-bahan yang mudah dioksidasi, dengan adanya oksigen di udara

akan mengalami oksidasi. Misalnya bahan kimia kristal besi(II) sulfat yang berwarna hijau

muda, akan segera berubah menjadi besi(III) sulfat kristal berwarna coklat muda.

2. Cairan

Cairan berupa air hampir sama pengaruhnya layaknya uap air terhadap bahan kimia

seperti yang dikatakan di atas. Namun zat-zat lain yang bereaksi dengan air secara hebat,

seperti asam sulfat pekat, logam halide anhidrat, oksida non logam halida harus dijauhkan dari

air atau disimpan dalam ruangan yang kering dan bebas kebocoran di waktu hujan. Kebakaran

akibat zat-zat di atas tak dapat dipadamkan dengan penyiraman air.

Cairan yang bersifat asam mempunyai daya merusak lebih hebat dari air. Asam yang

sifatnya gas, misalnya asam klorida lebih berbahaya lagi. Sebab bersama udara akan mudah

berpindah dari tempat asalnya. Cara yang paling baik adalah dengan mengisolir asam itu

sendiri yakni dengan menempatkan botol asam yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam

lemari khusus, atau di lemari asam.

3. Panas

Pengaruh temperatur akan menyebabkan reaksi atau perubahan kimia terjadi, dan juga

mempercepat reaksi. Panas yang cukup tinggi dapat memacu terjadinya reaksi oksidasi.

Keadaan temperatur yang terlalu rendah juga mempunyai akibat yang serupa. Untungnya

Indonesia beriklim tropis, sehingga penyebab kerusakan akibat panas tinggi dan terlalu rendah

jarang terjadi di laboratorium kita

4. Mekanik

Page 5: Strategi Pengelolaan Bahan Kimia di Laboratorium.docx

Bahan-bahan kimia yang harus dahindarkan dari benturan maupun tekanan yang besar

adalah bahan kimia yang mudah meledak, seperti ammonium nitrat, nitrogliserin,

trinitrotoluene (TNT).

5. Sinar

Sinar, terutama sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi bahan-bahan kimia.

Sebagai contoh larutan kalium permanganat, apabila terkena sinar UV akan mengalami

reduksi, sehingga akan merubah sifat larutan itu. Oleh karena itu untuk menyimpan larutan

kalium permanganat dianjurkan menggunakan botol yang berwarna coklat. Kristal perak nitrat

juga akan rusak jika terkena sinar UV, oleh sebab itu dalam penyimpanan harus dihindarkan

dari pengaruh sinar UV.

6. Api

Api/kebakaran dapat terjadi bila tiga komponen berada bersama-sama pada suatu saat,

dikenal dengan “segitiga api” yakni oksigen, panas dan bahan bakar. Sehubungan di udara

selalu terdapat oksigen maka untuk mencegah menjadi uap dan tercapainya titik api bahan

yang sifatnya mudah terbakar harus dimasukkan dalam lemari pendingin.

7. Sifatnya sendiri

Setiap bahan kimia memiliki sifat yang spesifik oleh karena itu bahan kimia ini harus

disimpan pada tempat yang berbeda sesuai sifat spesifiknya.

Page 6: Strategi Pengelolaan Bahan Kimia di Laboratorium.docx

BAB III

SIMPULAN

Kebermanfaatan bahan kimia akan sangat dirasakan bila telah menghasilkan sebuah

temuan baru yang dapat membantu dalam mensejahterakan manusia. Namun, sifat bahan

kimia itu sendiri pada kondisi tertentu akan sangat membahayakan, bisa saja menimbulkan

ledakan, kebakaran, keracunan, dan yang paling berbahaya adalah radiasi. Oleh karena itu,

rasa tanggungjawab terhadap suatu bahan mutlak sangat dibutuhkan baik itu lembaga,

manajemen maupun personel laboratorium.

Aksi nyata dari rasa tanggung jawab ini adalah tersedianya gudang penyimpanan

dengan fasilitas yang memadai, sikap yang profesional dari setiap manajemen laboratorium

dan keseriusan/tidak anggap remeh seorang laboran/staf gudang terhadap benda mati/bahan

yang mungkin setiap hari diurusinya. Walaupun seorang laboran/staf gudang sudah merasa

sangat mengenal akan bahan-bahan yang diurusinya akan tetapi, hal-hal kecil seperti; label

yang rusak, pintu yang tidak tertutup rapat, bahan yang tidak pada tempatnya, bahan

kadaluarsa yang masih dipakai dapat memberikan akibat yang sangat fatal.

Jadi, di dalam laboratorium ada potensi positif yang sangat besar manfaatnya bagi

kehidupan manusia tetapi juga, terdapat sumber bahaya yang mengakibatkan kehancuran

ataupun bahkan kematian yang dalam jumlah sangat besar. Sikap profesional merupakan

jawaban kunci atas apa yang akan terjadi pada sebuah laboratorium.