strategi penertiban bangunan rumah masyarakat …

42
PROYEK PERUBAHAN STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI KARANG MUMUS DI KOTA SAMARINDA Disusun Oleh : Drs. H. MUHAMMAD DARHAM, M.Si NDH : 10 DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN XII TAHUN 2019 PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA SAMARINDA- KALIMANTAN TIMUR

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

PROYEK PERUBAHAN

STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKATBANTARAN SUNGAI KARANG MUMUS DI KOTA SAMARINDA

Disusun Oleh :

Drs. H. MUHAMMAD DARHAM, M.Si

NDH : 10

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IIANGKATAN XII TAHUN 2019

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIANDESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARASAMARINDA- KALIMANTAN TIMUR

Page 2: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Deskripsi..........................................................................................................................1B. Latar Belakang.................................................................................................................1

a. Urgensi.......................................................................................................................1b. Refrensi Sebelumnya.................................................................................................9

C. Tujuan dan Manfaat Untuk Organisasi Adaftif................................................................11a. Tujuan Proyek Perubahan..........................................................................................11b. Manfaat Proyek Perubahan........................................................................................14

D. Output dan Outcome........................................................................................................16E. Tahapan Perubahan Rencana Strategis............................................................................18F. Rencana Strategis Marketing...........................................................................................18

BAB II : PROYEK PERUBAHAN.....................................................................................20

A. Milestone / Tahapan .......................................................................................................20B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................................21C. Tata Kelola Proyek.........................................................................................................22

a. Tim Pengelola Administrasi.......................................................................................22b. Tim Pengelola Laporan..............................................................................................23

D. Identifikasi Stake Holder................................................................................................24E. Anggaran.........................................................................................................................24F. Identifikasi Potensi Kendala...........................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................25

Page 3: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Bangunan rumah masyarakat sekitar sungai karang mumus di kota samarinda........4

Tabel 2. Jumlah Keseluruhan Jumlah Banguan Sekitar Bantaran SKM .................................5

Tabel 3. Perbandingan produk proyek perubahan.................................................................10

Tabel 4. Indikator Peta Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman................................13

Tabel 5. Teknik Komparasi Penentu Keberhasilan Dengan Metode SWOT.........................14

Tabel 6. Stakeholder..............................................................................................................24

Page 4: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullaji Wa Barakatuh

Segala puji hanya Milik Allah SWT dan atas limpahan karunia-Nya, penulis sebagai

project leader dalam Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XII dapat

menyelesaikam tugas akhir berupa proyek perubahan dengan judul “ Strategi Penertiban

Bangunan Rumah Masyarakat Bantaran Sungai Karang Mumus di Kota Samarinda”. Proyek

perubahan ini merupakan salah satu syarat yang harus dilalui oleh para peserta untuk lulus

dalam pendidikan ini dan juga sebagai latihan kepemimpinan untuk menguji penguasaan

keilmuan dan keterampilan dalam membuat perubahan dan menggerakan stakeholder yang

terkait dengan pembuatan keputusan.

Selesai proyek perubahan ini tidak terlepas dari bimibingan, arahan, pendampingan

serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Dr. H. Sugeng Chairuddin, M.Si sebagai mentor yang telah menyetujui, mendukung

serta memberi arahan dan petunjuk teknis dan non teknis dalam rangka penyusunan

Rancangan Proyek Perubahan.

2. Prof. Dr. Sukisno S. Riadi, M.M. sebagai coach yang telah memberi bimbingan

danarahan yang baik yang berkenaan teknis penyusunan proyek perubahan maupun

wawasan kepemimpinan yang dapat memberi semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan proyek perubahan ini.

3. Seluruh Tim Efektif Proyek Perubahan dan Staf Satuan Polisi Pamong Praja yang

telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan proyek

perubahan ini.

4. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan proyek perubahan ini.

Penulisan proyek perubahan ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun

teknik penulisanya. Untuk itu penulis dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran yang

konstruktif dari berbagai pihak untuk perbaikan proyek perubahan ini.

Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Samarinda, Oktober 2019Project Leader

Page 5: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …
Page 6: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Judul :

“STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT

BANTARAN SUNGAI KARANG MUMUS DIKOTA SAMARINDA.”

A. DESKRIPSI

1. Merumuskan kebijakan penertiban bangunan rumah masyarakat di Bantaran Sungai

Karang Mumus Kota Samarinda untuk mendukung program nasional.

2. Menyajikan data dan informasi penertiban rumah masyarakat tanpa IMB di

Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda

3. Melakukan penanganan penertiban bangunan rumah masyarakat di Bantaran Sungai

Karang Mumus secara berkualitas dan terdokumentasi.

B. LATAR BELAKANG

a. Urgensi

Ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pusat dan Pemerintah Daerah, yang telah diganti dengan Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah, membawa

implikasi terbukanya peluang pembangunan dengan pendekatan yang lebih sesuai

dengan karakteristik wilayah. Pembangunan dengan pendekatan tersebut akan memberi

peluang pada percepatan pembangunan daerah termasuk pembangunan daerah yang

relatif masih terbelakang.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, melalui Pasal 10 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah dan Pasal 2 dan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah, Pemerintah daerah

berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,

pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan.

Page 7: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

2

Pembangunan terjadi menyeluruh diberbagai tempat hingga ke pelosok-pelosok

daerah. Kegiatan pembangunan diharapkan dapat menunjang perekonomian negara,

sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan umum. Dalam hal ini pemerintahlah yang

mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk mengusahakan kesejahteraan bagi warga

negaranya. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya itu, menyebabkan begitu

banyak keterlibatan negara (pemerintah) dalam kehidupan warga negaranya, tidak

sebatas berinteraksi, tetapi sekaligus masuk dalam kehidupan warganya. Pemerintah

melaksanakan tugas negara, sementara di sisi lain warga juga mempengaruhi pemerintah

dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.1

Kota selalu berkembang baik secara alamiah maupun melalui proses perencanaan

dan perancangan. Perencanaan dan perancangan merupakan tuntutan kebutuhan dari

tujuan pembangunan kota,walau sering didapati kondisi yang tidak "ideal”. Terdapat tiga

orientasi pembangunan yang seharusnya diperhatikan dalam melakukan proses

pembangunan, yakni; orientasi pada pengembangan fisik (development orientation);

orientasi pada komunitas (community orientation) dan orientasi pada konservasi

(conservation orientation). Kepentingan pembangunan menjadi hal yang sangat

menentukan dalam keberhasilan/kegagalan "intervensi fisik” pembangunan kota. Sebagai

suatu proses, pembangunan kota seharusnya disadari merupakan suatu tindakan

menambah, merubah dan atau yang lama untuk menghadirkan sesuatu yang "baru” untuk

"memperbaiki” kondisi sebelumnya2. Kawasan perkotaan khususnya Kota Samarinda

dari waktu ke waktu terus mengalami kemajuan mengingat Samarinda merupakan tempat

yang strategis bagi kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi dan sebagai destinasi wisata

dan pendidikan merupakan faktor pemikat pelaku bisnis properti lokal maupun luar

Samarinda.

Pemerintah Kota Samarinda melalui Satuan Polisi Pamong Praja(Satpol PP)

sebagai aparat Penegak Peraturan Daerah menertibkan daerahtersebut karena warga

bantaran Sungai Karang Mumuskarena tidak mempunyai ijinmendirikan bangunan di

atas tanah tersebut dan membuat tempat tersebutterlihat kumuh.

Terkait dengan rumah masyarakat tanpa IMB,pemerintah telah mengatur dengan

dikeluarkannya PeraturanMenteriDalamNegeriRepublik IndonesiaNomor32Tahun 2010,

TentangPedomanPemberianIMB,yangmenyatakan bahwa izinmendirikan

bangunan,yang selanjutnyadisingkatIMB,adalah perizinan yangdiberikanoleh

1 Y. Sri Pudyatmoko, Perizinan Problem dan upaya Pembenahan,PT.Grasindo,Jakarta, 2009, hlm..2.2 Wikantyoso, Respati. 2009. Pembangunan versus Pelestarian suatu “Dilema” Pembangunan KotaMalang, respati.ucoz.com /blog/pembangunan/2009 -11 -03 -13

Page 8: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

3

pemerintahdaerah kepadapemohonuntuk membangunbaru,rehabilitasi/renovasi, danatau

memugar dalamrangka melestarikanbangunansesuai dengan persyaratan administratif

dan persyaratan teknis yang berlaku.3

Dwi menyatakan bahwa izin mendirikan bangunanatau yanglebihsering dikenal

IMB adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan mambangunyang dapat

diterbitkan apabila rencanabangunandinilai telahsesuaidengan ketentuanyang

meliputiaspek pertanahan,aspek planologis (perencanaan), aspekteknis,aspek kesehatan,

aspek kenyamanan,danaspeklingkungan.4

Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 5 Tahun 2006,

Tentang IMB dijelaskanbahwadengan adanyaIzin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah

izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan untuk

mendirikan bangunan sehingga yang dimaksud agar desain, pelaksanaan pembangunan

dan bangunan sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku, sesuai dengan koefisien

dasar bangunan (KDB),koefisien lantai bangunan (KLB), koefisien ketinggian bangunan

(KKB) yang ditetapkan dan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan bagi yang

menempati bangunan tersebut.5

Cara Pendirian bangunan/ hunian tersebut dilakukan tanpa ijin atau tanpa

sepengetahuan pejabat yang berwenang, hal tersebut sangat bertentangan dengan

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2006 tentang Izin Bangunan di Kota Samarinda.

Untuk menertibkan bangunan tanpa ijin atau yang sering disebut hunian liar tersebut

maka perlu menunjuk Satuan PolisiPamong Praja (Satpol PP) selaku penegak Peraturan

Daerah tersebut.

Dengan memperhatikan berbagai penjelasan di atas, maka diharapkan setiap

pembangunanyangdilaksanakanharus memiliki IMB dan benar-benar memanfaatkan

ruangyangamandannyamandalamrangkauntukmendukung terlaksananya

pembangunanperkotaan.Selanjutnya Izin MendirikanBangunan(IMB) berlakupula

untukbangunanrumahtinggallamayaitu bangunan rumahyangkeberadaannya secara

fisiktelahlamaberdiritanpaatau belum ber-IMB. Selainuntukrumahtinggal,izin

mendirikanbangunan jugaberlakuuntuk bangunan-bangunan dengan fungsi yang lain

seperti gedung perkantoran, gedung industri, dan bangunan fasilitas umum.

3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2010, TentangPedoman Pemberian IMB4 Dwi Yuni, Panduan Praktis Mengurus Izin Mendirikan Bangunan. Yogyakarta. (2008:11)5 Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 5 Tahun 2006, Tentang IMB

Page 9: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

4

Izin mendirikan bangunan memilikidasar hukum yang harusdipatuhisehingga

mutlakharus dimiliki setiap orang yang berniat mendirikan sebuah bangunan. Fenomena

banyaknya bangunan yang tidakmemiliki izinmendirikanbangunan di Kota

Samarinda,disebabkanoleh faktor-faktor seperti kurangnya pengetahuanmasyarakat

mengenai izin mendirikan bangunan, kesulitan dalam pengurusannya,juga biaya yang

dirasakan terlalu mahal untuk mengurus perizinannya.Halinitentunya menjadi masalah

yang sangat krusial, karenaapabila tidak memiliki izinmendirikanbangunan, maka

bangunan yang dibangun tidak akan memperhatikan ketentuan-ketentuanyang telah

ditetapkan dalam peraturan yang harus dipatuhidalam pelaksanaanpembangunan,

sehinggatidak sesuaidenganrencanatata ruangkotadan bangunan tersebutdapat

menimbulkanmasalah karenamengganggu kepentingan umum dan lingkungan sekitarnya

bahkan keselamatan pemilik bangunan tidak terjamin.

Banyaknya Rumah Masyarakat yang tidak ada IMB dalam waktu beberapa tahun

terakhir khususnya yang berada di Bantaran Sungai Karang Mumus dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 1Bangunan Rumah Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai Karang Mumus di

Kota Samarinda

No LOKASI Kelurahan Jumlah BangunanJembatan III Sungai Pinang Luar 137

Sidomulyo 66Jembatan IV Sungai Pinang Luar 187

Pelita 244Sidomulyo 295

Jembatan V Bandara 338Dadi Mulya 73Sidodadi 482

Jembatan VI Temindung Permai 140Jembatan VII Temindung Permai 299

Gunung Lingai 112Sempaja Utara 49

Jembatan VIII Sempaja Timur 68Jumlah Total 2.490

Sumber Dokumen :Keluarahan Terkait

Data pada tabel tersebut,jumlah bangunan yang berada di Bantaran Sungai

Karang Mumus Kota Samarinda akan dirinci berdasarkan Kelurahan, seperti pada tabel

berikut:

Tabel 2

Page 10: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

5

Jumlah Keseluruhan Jumlah Banguan Sekitar Bantaran Sungai Karang MumusDi Kota Samarinda

No Kelurahan Jumlah Bangunan1 Sungai Pinang Luar 3242 Sidomulyo 3613 Pelita 2444 Dadi Mulya 735 Bandara 3386 Sidodadi 4827 Gunung Lingai 1128 Sempaja Timur 689 Sempaja Utara 4910 Temindung Permai 439

Jumlah Total 2.490Sumber Dokumen :Keluarahan Terkait

Proyek perubahan ini dilakukan, mengingat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

merupakan hal penting sebagai syarat untuk berdirinya sebuah bangunan. Pemerintah

dengan Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung di Indonesia

diwajibkan untuk memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)6. Untuk bangunan dengan

fungsi khusus, IMB dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Dasar utama

penerbitan IMB adalah Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung.

Pengertian bangunan gedung dalam Undang-Undang tersebut adalah wujud fisik hasil

pekerjaan kontruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagai atau

seluruhnya berada di atas dan atau didalam tanah dan air, yang berfungsi sebagai tempat

manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal kegiatan

keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

Sebelum memulai mendirikan bangunan, sebuah rumah atau bangunan sebaiknya

memiliki kapasitas hukum atas kelayakan, kenyamanan, keamanan sesuai dengan

fungsinya. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) tidak hanya diperlukan untuk mendirikan

bangunan saja tetapi juga dibutuhkan untuk membongkar, merenovasi, menambah,

mengubah atau memperbaiki yang mengubah bentuk atau struktur bangunan. Tujuan

diperlukannya ijin mendirikan bangunan adalah untuk menjaga ketertiban, keselarasan,

kenyamanan, dan keamanan dari bangunan itu sendiri terhadap penghuninya maupun

lingkungan sekitarnya. Dalam pengurusan ijin mendirikan bangunan diperlukan

pengetahuan akan peraturan-peraturan sehingga dalam mengajukan ijin mendirikan

6 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung di Indonesia, Jakarta.

Page 11: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

6

bangunan, informasi mengenai peraturan tersebut sudah didapatkan sebelum pembuatan

gambar kerja arsitektur.

Agar didalam pelaksanaan pembangunan tidak menimbulkan masalah atau

hambatan perlu adanya sarana perangkat perizinan mendirikan bangunan dan rencana

tata ruang yang mantap. Rencana tata ruang yang mantap atau sudah operasional

merupakan sarana pengendali perkembangan fisik di dalam pelaksanaan pembangunan,

yang berarti bahwa rencana tersebut sudah diberikan landasan hukum pelaksanaannya

berupa peraturan daerah atau yang disingkat dengan PERDA. Sebagai syarat untuk

menjamin berfungsinya rencana tata ruang wilayah tersebut maka didalam proses

penyiapan, penyusunan, dan pelaksanaannya perlu dukungan dan instansi-instansi

vertikal atau dinas-dinas pemerintahan daerah Kota Samarinda maupun partisipasi

masyarakat didalam penanganannya.

Masalah yang muncul terkait Izin Mendirikan Bangunan (IMB), karena sebagian

masyarakat merasa prosedur perizinan cukup berbelit-belit serta ketiadaan biaya untuk

mengurus izin tersebut bagi masyarakat yang tidak mampu. Keresahan itu sebenarnya

berujung pada kurangnya sosialisasi tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang

dilakukan oleh instansi terkait, sehingga masyarakat belum memahami bahwa Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) adalah merupakan alat pengendali pemanfaatan ruang

serta berfungsi sebagai jaminan kepastian hukum atas bangunan tersebut.

Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan arti pentingnya memiliki IMB,

masih banyak dijumpai kegiatan pelanggaran pembangunan dan persoalan peruntukan

bangunan yang terjadi pada masyarakat, yaitu munculnya bangunan-bangunantanpa

IMB, Bangunan yang didirikan tidak sesuai dengan peruntukan dan tata ruang serta

bangunan bangunan liar di berbagai lokasi dan kawasan, yang akhirnya banyak terjadi

penggusuran bangunan secara paksa.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kebijakanIzin Mendirikan Bangunan (IMB)

di Kota Samarinda, diharapkan dapat memenuhi tujuan yang telah ditetapkan terutama

dalam hal penyederhanaan prosedur. Kepemilikan bangunan sering menjadi sengketa

publik yang berkepanjangan.

Permasalahan penertiban bangunan rumah masyarakat tanpa IMB yang dihadapi

saat ini tidak segera diantisipasi atau dicarikan solusinya, dihawatirkan akan berdampak

terhadap institusi dalam perumusan kebijakan. Faktor tersebut mempengaruhi efektif

atau tidaknya suatu peraturan hukum tidak efektif dapat ditemukan dalam kerangka

proses pengimplementasiannya oleh para pelaksana baik lembaga penerap sanksi

Page 12: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

7

maupun masyarakat pemegang peran. Dalam hal ini model bekerjanya peraturan hukum

menurut Robert B. Siedmen dalam Soemitro7 dapatlah dijadikan acuan, seperti

digambarkan sutu diagram berikut :

Gambar 1

Gambar 2.Pengaruh Kekuatan Sosial, Politik, dan Ekonomi

Berdasarkan skema tersebutterdapat berbagai macam faktor yang dapat

mempengaruhi bekerjanya suatu peraturan hukum dalam masyarakat, seperti pengaruh

kekuatan sosial, politik, dan ekonomi (faktor non hukum). Adapun pengaruh-pengaruh

non hukum tersebut tertuju pada para pelaksana peraturan hukumnya seperti lembaga

penerapan sanksi dan pemegang peranan. Di samping itu pula penerapan sanksi juga

akan sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan para pemegang peran (masyarakat).

Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas juga berpengaruh pada proses

bekerjanyastrategipenertiban bangunan rumah masyarakat tanpaIMB di Kota Samarinda.

Dengan bertolak pada model bekerjanya peraturan hukum dari Robert B. Siedmen.

Peraturan Daerah Kota Samarinda tentang IMB sebagai suatu bentuk peraturan

hukum tertulis dibuat untuk menegakkan perilaku dalam mendirikan bangunan hanya

dapat berfungsi secara efektif apabila apabila memenuhi tiga syarat yang menurut

Satjipto Rahardjo8adalah :

7 Ronny Hanitijo Soemitro, Politik, Kekuasaan, dan Hukum, Semarang : Badan PenerbitUniversitasDiponegoro, 1998, hal. 127.8 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung : Citra Aditya, Bakti, 2000), hal 20.

Page 13: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

8

1. Syarat filosofis, yaitu bahwa hukum dapat memberikan keadilan bagi masyarakat

yang dijadikan sasarannya. Tidak boleh suatu hukum menimbulkan diskriminasi

tehadap beberapa individu atau kelompok masyarakat tertentu.

2. Syarat yuridis lebih menekankan pada segi kepastiaan hukumnya. Kepastian hukum

merupakan suatu ukuran/derajat yang mementukan ketegasan atau kejelasan dari

suatu ketentuan hukum tentang hak dan kewajiban orang/badan hukum (subyek

hukum) dalam kehidupan masyarakat, tentang apa-apa tindakan yang dapat dilakukan

oleh aparat penegak hukum terhadap perbuatan yang melawan hukum dan terhadap

pelakunya, dan lan-lain. Adanya kepastian hukum tersebut dapat diukur dari ada atau

tidaknya peraturan hukum itu sendiri serta sinkronisasi dengan peraturan hukum yang

ada di atasnya.

3. Syarat sosiologis, yaitu bahwa suatu hukum dapat berfungsi apabila norma-norma

yang masihbersifat abstrak seperti yang termuat dalam pasal-pasalnya

diimplementasikan oleh para pelaksananya baik masyarakat maupun aparat penegak

hukumnya.

Dalam kaitanya dengan permasalahan pada strategi penertiban bangunan rumah

masyarakat di Bantaran Sungai Karang Mumus dan tidak efektifnya Peraturan daerah

dalam mendisiplinkan masyarakat untuk memohonkan ijin sebelum membangun

bangunan,ketiga syarat tersebut belum terpenuhi seluruhnya, khususnyadalam hal ini

syarat sosiologis.

Dalam hal syarat sosiologis, Peraturan Daerah Kota Samarinda berkaitan dengan

penertiban bangunan masyarakat di Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda

ternyata belum dapat diimplementasikan dengan baik oleh aparatpelaksananya dan

masyarakat Kota Samarinda itu sendiri. Penyebab utamanya adalah belum

tersosialisasinya mengenai penertiban bangunan masyarakat yang masuk jalur hijau

ataupun yang tanpa IMB kepada masyarakat dengan jelas dan tegas.

Satpol PP sebagaiSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur

penyelenggara pemerintahandaerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu

didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi

organisasi.Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang

merupakan serangkaian rencana tindakan dankegiatan mendasar yang dibuat untuk

diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Page 14: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

9

Satpol PP sebagai Lembaga Penegakan Hukum Perda IMB Belum Berfungsi

secara Optimal dalam melakukan penertiban bangunan masyarakat tanpa IMB dan

penerapan sanksi, begitu juga dalam pengawasan.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa setiap Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan menyusun rencana strategis yang

selanjutnya disebut Renstra SKPD.Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi,

kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya,

berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Sementara itu, Undang- Undang Nomor

25 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Renstra SKPD merupakandokumen perencanaan

SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.

b. Referensi Sebelumnya

Untuk menjamin originalitas dan menghindari terjadinya plagiarism proyek

perubahan, maka telah dilakukan penelitian kepustakaan di perpustakaan dan beberapa

sumber pustaka lainnya, khususnya terhadap proyek-proyek perubahan yang telah dibuat

sebelumnya. Adapun beberapa proyek perubahan yang ada relevansinya dengan proyek

perubahyan ini, antara lain :

1. Proyek Perubahan Karya Danu Waspodo, SIK pada tahun 2018, dengan judul

“Strategi Penerbitan Asplikasi Pelaporan Berbasis Teknologi Informasi Guna

Meningkatkan Pelayanan Publik di Dit Polairud Polda Kepri”.9

2. Proyek Perubahan karya Dr. Asep N. Mulyana pada tahun 2019, dengan judul

“Strategi Penyiapan Bahan Kebijakan Penegakan Hukum Berbasis Tenologi

Informasi”.10

Proyek perubahan tersebut di atas, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara

kedua proyek perubahan yang telah dibuat sebelumnya dengan Rancangan Proyek

Perubahan ini, antara lain :

1. Proyek Perubahan yang dibuat Danu Waspodo terkait dengan pelaporan pelayaran

dan aktivitas perairan di wilayah Provinsi Kepualauan Riau. Oleh karena aplikasi

pelaporan pelayaran berbasis teknologi yang dibuat dalam proyek perubahan

dimaksudkan untuk merespon laporan pengaduan masyarakat terkait kecelakaan

dan tindak pidana di laut.

9Danus Waspodo, Strategi Penerbitan Asplikasi Pelaporan Berbasis Teknologi Informasi GunaMeningkatkan Pelayanan Publik di Dit Polairud Polda Kepri, Jakarta : Penyetaraan Alumni PelatihanReform Leader Academy Angkatan I, Lembaga Administrasi Negara, 2018.10Asep N. Mulyana, Strategi Penyiapan Bahan Kebijakan Penegakan Hukum Berbasis TenologiInformasi. Jakarta : Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan III, LembagaAdministrasi Negara, 2019.

Page 15: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

10

2. Proyek perubahan yang dibuat oleh Asep N. Mulyana terkait dengan pelaporan

kebijakan penegakan hukum di Kejaksaaan RI. Oleh karenanya pelaporan penyiapan

kebijakan berbasis teknologi yang dibuat dalam proyek perubahan dimaksudkan

untuk menjamin percepatan dan ketepatan dalam setiap menjalankan bussiness

process.

Sementara Rancangan Proyek Perubahan yang dibuat penulis terkait dengan

strategiPenertiban Bangunan Rumah Masyarakat Bantaran Sungai Karang Mumus di

Kota Samarinda, yang tidak saja meliputi penyajian data dan informasi penertiban

rumah masyarakat tanpa IMB melainkan juga merumuskan langkah-langkah

penanganan Bangunan Rumah Masyarakat tanpa IMB, agar tidak menimbulkan

permasalahan dalam penangannya. Upaya yang dapat dilakukan melalui peningkatan

pengawasan aparat Satpol PP, penerapan pola pembinaan yang tepat dan berdaya guna,

dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.Berikut perbandingan Produk

Proyek Perubahan sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3Perbandingan Produk Proyek Perubahan

N

o

PROJECT LEADER JUDUL POPULER LOKUS & SUBSTANSI

1Danu Waspodo, SIK,

2018

Strategi Penerbitan Asplikasi Pelaporan

Berbasis Teknologi Informasi Guna

Meningkatkan Pelayanan Publik di Dit

Polairud Polda Kepri

Aplikasi Pelaporan Pelayaran di Kepri

2 Dr. Asep Mulyana, 2019

Strategi Penyiapan Bahan Kebijakan

Penegakan Hukum Berbasis Tenologi

Informasi

Bussiness Process, bank data dan template bahan

kebijakan Gakum terpadu Bidang Polhukam

3Drs. H. Muhammad

Darham, M.Si

Strategi Penertiban Bangunan Rumah

Masyarakat Bantaran Sungai Karang

Mumus di Kota Samarinda

peningkatan pengawasan aparat Satpol PP, penerapan

pola pembinaan yang tepat dan berdaya guna, dan

peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat

C. TUJUAN DAN MANFAAT UNTUK ORGANISASI ADAFTIPA.Tujuan Proyek Perubahan

Proyek perubahan ini bertujuan :

1. Menertibkanbangunan rumah masyarakat di Bantaran Sungai Karang Mumus

baik yang tidak memiliki IMB maupun yang memiliki IMB, karena wilayah

Page 16: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

11

tersebut merupakan proyek nasional. Dengan penertiban itu diharapkan

bangunan yang ada sesuai denganfungsinya danmemenuhi persyaratan teknis.

2. Membangun, mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai

dengan kondisi dan potensi daerah dalam pelaksanaan pembangunan.

3. Mengharmonisasikandan mensinergikan kebijakanyang tertuang dalam

ketentuanatau peraturan perundang-undanganyang dibuat oleh pemerintah

sehingga memiliki sifat yang mengikat dan memaksa.

Mengingat bahwa pertambahan penduduk akan berpengaruh pada meningkatnya

kebutuhan ruang bagi tempat tinggal dan melakukan aktivitas lainnya, secara nyata juga

pertambahan serta perkembangan penduduk itu akan sangat mempengaruhi laju

pekerjaan pemerintahan Kota Samarinda. Ini akan terlihat jika peningkatan kebutuhan

ruang bagi penduduk akan terwujud pada penambahan jumlah bangunan yang akan

didirikan.

Beberapa bangunan yang didirikan tersebut akan membentuk sebuah lingkungan

dan kawasan-kawasan. Selanjutnya kawasan tersebut akan selalu berkembang sehingga

memerlukan penataan yang baik bagi kehidupan kedepan. Dan disinilah letak tugas

Satpol PP Kota Samarinda dalam mengawasi peruntukan bangunan dan yang tidak

memiliki IMB yang ada di Kota Samarinda. Dimana satu sisi Satpol PP ini diharapkan

mampu mengawasi bangunan yang tidak sesuai dengan peruntukannya dalam rangka

menciptakan kota yang nyaman, teratur, terarah dan serasi. Berdasarkan hal tersebut

diatas maka sudah selayaknya Satpol PP Kota Samarinda menjadi sebuah institusi formal

yang mengawasi bangunan tanpa izin dengan senantiasa mempertimbangkan dan

memperhatikan akses-akses yang dihasilkan dari penataan yang ada dengan tampilan

Kota Samarinda secara umum.

Pasal 255 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pemerintah

Daerah telah menjelaskan bahwa pembentukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

ini dengan tujuan untuk penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah,

melakukan penertiban umum dan ketentraman serta melindungi masyarakat. Satpol PP

merupakan jabatan fungsional pegawai negeri sipil yang ketetapannya telah dilakukan

sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Kewenangan Satpol PP yaitu melakukan tindakan penertiban, tindakan

penyelidikan kepada masyarakat maupun badan hukum yang telah melakukan

pelanggaran pada Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.Penyidikan untuk

pelanggaran Peraturan Daerah dilakukan oleh pejabat penyidik atau dapat menunjuk

Page 17: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

12

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk selanjutnya hasil penyidikan ini dilaporkan

kepada penuntut umum dan berkoordinasi dengan penyidik kepolisian setempat.

Penegakan hukum terhadap pelanggaran Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di

Kota Samarinda dalam bidang perizinan di Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPTSP) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) telah berjalan cukup efektif sesuai

dengan Undang-Undang dan Peraturan Daerah yang berlaku. Kedua dinas di Kota

Samarinda ini, telah menangani masalah Izin Mendirikan Bangunan sesuai dengan tugas

dan wewenangnya masing-masing, dimulai dari pelayanan, proses penerbitan, penertiban

izin, penanganan pengaduan secara langsung dan tidak langsung, surat peringatan jika

tidak memiliki IMB, surat penyegelan sampai pembongkaran maupun upaya lain yang

menyangkut tentang pelaksanaan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran Izin

Mendirikan Bangunan dan peruntukan bangunan.

Pemerintah daerah Kota Samarinda dalam pelaksanaannya telah melakukan

sosialisasi untuk menyebarluaskan informasi terkait dengan pentingnya Izin Mendirikan

Bangunan dan wilayah yang masuk jalur hijau secara langsung maupun tidak langsung

seperti lewat media elektronik dan media cetak.Dalam melakukan penyebaran informasi

ini merupakan salah satu harapan pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

terkait dengan IMB dan membangun rumah pada tanah yang sesuai dengan

peruntukannya.Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Samarinda (DPTSP) telah

mengadakan agenda khusus yang dinamakan rapat mingguan yaitu sosialisasi ke

kecamatan dan desa.DPTSP Kota Samarinda juga telah berkerjasama dengan Babinsa

dan Bhabinkamtibnas dalam melakukan pengawasan terkait Izin Mendirikan Bangunan.

Berbeda dengan DPTSP, Satpol PP dalam melakukan sosialisasinya mereka lebih

mendekatkan diri dengan masyarakat secara informal, seperti pada saat ada kegiatan

lingkungan sekitar RT atau RW maupun desa, pihak Satpol PP ikut bergabung dengan

tujuan untuk mendekatkan diri dengan masyarkat dan mensosialisasikan terkait dengan

IMB.

Untuk mencapai tujuan proyek perubahan, perlu penyusunan strategi bagi suatu

Institusi dilandaskan pada suatu metode analisis atau metode pendekatan, sehingga

dalam melakukan penertiban bangunan rumah masyarakat bantaran Sungai Karang

Mumus tidak mengalami hambatan.

Jika kita membicarakan topik ini maka sebagian orang akan membayangkan

tentang “bagaimana” penyusunan strategi bagi suatu organisasi dalam melakukan metode

analisis. Dalam perkembangannya metode analisis yang dapat dipergunakan dalam

Page 18: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

13

perencanaan strategi, yang salah satunya adalah Instrumen analisis SWOT. Analisis

SWOT adalah model langsung yang menganalisis strength (kekuatan), weakness

(kelemahan), opportunity (peluang) dan threat (ancaman) organisasi untuk menciptakan

fondasi strategi marketing. Untuk melakukannya, perlu diperhitungkan apa yang

organisasi tidak dapat lakukan serta kondisi potensial, baik yang menguntungkan

maupun yang tidak menguntungkan.

Untuk dapat menetapkan faktor kunci keberhasilan dalam rangka menentukan

strategi penertiban bangunan rumah masyarakat di Bantaran Sungai Karang Mumus Kota

Samarinda dilakukan analisis faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal

dengan pendekatan SWOT. Indikator faktor kunci lingkungan internal maupun eksternal

tersebut berupa peta kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4Indikator Peta Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Dalam rangkaStrategiPenertiban Rumah Masyarakat di Bantaran Sungai Karang Mumus

Kekuatan (S) Kelemahan (W)a. a.b. b.C CDst Dst

Peluang (O) Ancaman (T)a. a.b. b.C CDst Dst

Analisis kekuatan faktor internal dan eksternal dengan menggunakan teknik

komparasi yaitu dengan membandingkan tiap faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

dan faktor eksternal (peluang dan ancaman), mana yang lebih kuat diparioritaskan.

Adapun tabulasi teknik komparasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5Teknik Komparasi Penentu Keberhasilan dengan Metode SWOT

Internal

Eksternal

Kekuatan (S) Kelemahan (W)a.b.c.dst

a.b.c.dst

Peluang (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O)

Page 19: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

14

a.b.c.

dst

Ancaman (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)a.b.c.

dst

Sedangkan analisis ekonomi dan sosial budaya dalam proyek perubahan ini, model

analisis data yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif.Model analisis ini dimaksudkan

untuk melakukan penggambaran dan pemahaman secara utuh, kontekstual dan aktual

apa yang dilakukan, dikatakan, diyakini dan diharapkan oleh masyarakat (publik) dan

pemerintah terkait dengan Strategi Penertiban Bangunan Rumah Masyarakat Bantaran

Sungai Karang Mumus di Kota Samarinda. Konsekuensi logis dari model dari analisis

ini adalah data wawancara dan pengamatan termasuk juga data yang tertulis yang

menjadi basis analisis.

B. Manfaat Proyek Perubahan

Sacara praktis, proyek perubahan ini memberi manfaat dalam merespon secara

tepat mengenai pelanggaran aturan yang memerlukan penanganan kebijakan secara

terpadu danmelakukan langkah-langkah strategis dalam pelaksanaan tugasnya dengan

berbagai program dan kegiatan di bidang Penataan Ruang dan Perumahan, salah satunya

adalah strategipenertiban bangunan rumah masyarakatBantaran Sungai Karang Mumus

diKota Samarinda baik yang tidak memiliki IMB maupun yang memiliki IMB, karena

wilayah tersebut merupakan program secara nasional, agar menjaga kelangsungan fungsi

sungai dan bangunan sungai.

Selain manfaat praktis, proyek perubahan ini juga dapat memberikan manfaat

padaPenegakan hukum administrasi terhadap pelanggaran ketentuan IMB yaitu:

a. Bersifat Preventif

Penegakan hukum yang bersifat preventif ini adalah penegakan hukum yang bersifat

mencegah, berikut penegakan hukumnya:

1) Dilakukannya sosialisasi tentang Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 15

Tahun 2016 Tentang IMB.

2) Melakukan tindakan persuatif, pengawasan secara terpadu dengan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD). Dalam melakukan pengawasan pada bangunan

Page 20: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

15

gedung, Satuan Polisi Pamong Praja bekerja sama dengan BABINSA dan

BHABINKAMTIBMAS untuk terjun langsung dilapangan dengan cara menemui

bangunan gedung yang terlihat sedang dalam tahap pembangunan dan

menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan IMB.

3) Satuan polisi Pamong Praja Kota Samarinda melakukan tindakan tegasdengan cara

memberikan sanksi administrasi apabila diketahuiadanya suatu pelanggaran.

b. Bersifat Represif

Penegakan hukum yang bersifat represif ini adalah penegakanhukum yang

dilakukan setelah terjaadinya pelanggaran hukum, berikutpenegakan hukumnya:

1) Pembinaan Persuatif

Dalam penegakan hukumnya pembinaan persuatif inibertujuan agar perilaku

seseorang dapat berperilaku dengan sesuaiyang diperintahkan.

2) Surat Peringatan

Pemilik bangunan yang melakukan pelanggaran maka akandiberikan surat

peringatan sebagai sarana pembinaan dari SatpolPP. Sebagaimana diatur dalam

Peraturan DaerahNo 5 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Samarinda.Dalam melakukan pembinaan terhadap pelanggar IMB

dilakukandengan cara memberikan tiga kali surat peringatan, suratperingatan pertama

dengan tenggang waktu tujuh hari sementarasurat teguran kedua dan ketiga dengan

tenggang waktu tiga hari.Tiga kali pemberian surat peringatan dilakukan apabila

pelanggartelah mengabaikan surat pertama, kemudian dilakukan penegasanterhadap

surat peringatan pertama dengan cara memberikan suratkedua, apabila pelanggar

masih mengabaikannya maka akan diberikan surat peringatan ketiga yang memuat

tentang penegasan dalam surat peringatan pertama dan kedua.

Dalam penertiban bangunan rumah masyarakat di Bantaran Sungai Karang

Mumus Kota Samarinda melibatkan stakehoulders yang terdiri dari tim efektif, seperti

DPTSP, PUPR, PERKIM, DLH, KODIM, POLRES, CAMAT dan LURAH.

Sedangkan tim Eksternal melibatkan Ormas-Ormas dan Pemerhati Lingkungan.

D. OUTPUT DAN OUTCOME

Output dari proyek perubahan ini adalah :

Page 21: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

16

(1). Dipahaminya secara benar tentang pengertian,tujuan, manfaat penertiban bangunan

rumah masyarakat bantaran Sungai Karang Mumus di Kota Samarinda.

(2).Terluruskannya stigma negative terkaitpenertiban bangunan rumah masyarakat di

Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda

(3). Dipahaminya secara benar dan tepat tentang proses penertiban bangunan masyarakat

sesuai peraturan yang ada

(4). Dipahaminya konsekuensi dari setiap tahapan proses penertiban bangunan rumah

masyarakat

5). Termotivasinya masyarakat untuk membongkar rumahnya dalam rangka mendukung

program nasional

(7) Dipahaminya peran strategis masyarakat dan pemerintah terkait penataan bangunan

dan tata ruang Kota Samarinda untuk mendukung visi Kota Tepian.

Setelah dihasil output dari proyek perubahan tersebut, maka diharapkan akan

memberikan outcome11 berupapenataan kembali penggunaan tanah secara jelas sehingga

penggunaan tanah akan betul–betul diarahkan pemanfaatannya secara optimal guna

kesejahteraan rakyat. Menata penggunaan tanah adalah bermaksud agar supaya jangan

sampai terjadi sebidang tanah dimanfaatkan tidak sesuai dengan fungsi dan nilai dari

adanya penentuan lokasi pembangunan secara tidak konstan dari pihak penguasa

setempat yang kadang-kadang harus diiringi dengan penggusuran- penggusuran atau

pembebasan tanah yang sering menimbulkan keresahan dikalangan masyarakat. Hal ini

dikarenakan pentingnya penataan kota yang lebih baik, mengingat perkembangan kota

Samarinda yang sangat dinamis, sehingga harus tetap diperhitungkan dan dalam

merancang sebuah pola tata ruang kedepannya.

Dalam rangka menumbuhkan peran serta masyarakat dalam pembangunan

nasional, maka masyarakat diikut sertakan dalam kegiatan pembangunan, eksploitasi dan

pemeliharaan sungai, penanggulangan bahaya banjir, maupun pengamanan sungai,

sehingga dapat merasa ikut memiliki dan dengan demikian ikut merasa

bertanggungjawab, misalnya dengan memikul sebagian tanggungjawab pembiayaan

pembangunan, eksploitasi dan pemeliharaan.

Kondisi sungai dan daerah di sepanjang bantaran sungai yang termasuk dalam

wilayah garis sempadan dewasa ini sudah sangat memprihatikan, bangunan-bangunan

11Outcome adalah dampak, manfaat atau harapan dari suatu program. Dengan kata lain outputadalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek, sedangkan outcome adalah hasil yang dicapaisetelah kegiatan jangka pendek.

Page 22: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

17

yang didirikan tanpa izin pejabat pemerintah yang berwenang menyebabkan terjadinya

perubahan bentuk dan kondisi sungai, yang dapat menyebabkan bencana banjir,

khususnya di daerah bantaran Sungai Karang MumusKota Samarinda yang dipadati

dengan hunian liar.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka PemerintahKota Samarinda

memandang perlu diadakan normalisasi kondisilingkungan sungai yang sudah tidak

sesuai dengan manfaatnya sertauntuk mencegah adanya bencana banjir yang disebabkan

perubahankondisi sungai. Bersama dengan adanya normalisasi kondisi sungaitersebut,

Pemerintah Kota Samarinda sekaligus mengadakan penertibanhunian/ bangunan liar/

tanpa izin yang berada di bantaran sungai yangtermasuk dalam wilayah garis sempadan.

Sebagai salah satu sungai, Bantaran Karang Mumus sering menimbulkan banjir

akibat meluapnya debit air sungai. Sungai Karang Mumus telah terjadi penyempitan

aliran sungai yang disebabkan oleh banyaknya perumahan ilegal yang berdiri di bantaran

sungai Karang Mumus. Banyaknya permasalahan yang terdapat pada sungai Karang

Mumus ini turut berdampak pada kesejahteraan warga Kota Samarinda pada umumnya.

Untuk itu, perlu adanya upaya perbaikan kualitas sungai Karang Mumus, baik untuk

kualitas sungainya itu sendiri maupun kualitas lingkungan sekitar. Banyaknya

perumahan ilegal di bantaran Sungai Karang Mumus perlu dilakukan penataan lebih

lanjut. Hal ini dapat dilakukan melalui penataan kota yang lebih baik diharapkan

kawasan permukiman kumuh dapat diperbaiki untukdapat meningkatkan kualitas hidup

masyarakat sehingga dapat membantu memberantas kemiskinan kota12

E. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

Dalam jangka pendek, proyek perubahan ini akan merumuskan strategi

penertiban bangunan masyarakat tanpa IMB di Kota Samarinda. Strategi merupakan alat

untuk mencapai tujuan, dalam pengembangannya konsep mengenai strategi harus terus

memiliki perkembangan.Strategi sangatlah di butuhkan untuk pencapaian visi dan misi

12 Christy Vidiyanti, Strategi Penataan Kembali Kawasan Bantaran Sungai (ITB,Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, 2014)

Page 23: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

18

yang sudah di terapkan oleh organisasi, maupun untuk pencapaian sasaran atau tujuan,

baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

Perumusan strategi, dilakukan melalui:

a. Pengembangan Visi dan Misi

b. Identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi

c. Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal

d. Penetapan tujuan jangka panjang

e. Pencarian strategi-strategi aternatif

F. RENCANA STRATEGIS MARKETING

Strategi marketing dalam proyek perubahan ini adalah strategi yang berupaya

meningkatkan dan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa yang sudah

ada.Pengembangan produk biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan

pengembangan. Strategi sudah menjadi istilah yang sering digunakan oleh masyarakat

untuk menggambarkan berbagai makna seperti suatu rencana, taktik atau cara untuk

mencapai apa yang diinginkan. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning)

dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.Tetapi, untuk mencapai

tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah

saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,

mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan

gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai

tujuan secara efektif. Jadi perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan

bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan

dukungan yang optimal dari sumberdaya yang ada.

Untuk itu diperlukan strategi komunikasi berfungsi sebagai pematangan rencana

agar komunikasi yang dilakukan menjadi efektif. Tujuannya adalah:

Page 24: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

19

1. Memberitahu (Announcing)

Strategi bertujuan untuk memberitahukan informasi inti dari pesan yang ingin

disampaikan guna menarik sasaran, yang nantinya akan memunculkan informasi-

informasi pendukung lainnya ke permukaan.

2. Memotivasi (Motivating)

Sesorang melakukan tindakan dimulai dari motivasi yang ia ciptakan, maka dari

itu strategi bertujuan untuk memotivasi seseorang agar melakuan hal berkaitan dengan

tujuan atau isi pesan yang hendak disampaikan.

3. Mendidik (Educating)

Lebih dari sekedar memberitahu, strategi bertujuan untuk mendidik melalui pesan

yang disampaikan sehingga masyarakat dapat menilai baik buruk atau perlu tidaknya

menerima pesan yang kita sampaikan.

4. Menyebarkan informasi (Informing)

Untuk mengefektifkan komunikasi, strategi bertujuan untuk menyebarkan

informasi secara spesifik sesuai dengan sasaran atau target komunikan yang telah

ditentukan.

5. Mendukung pembuatan keputusan (Supporting decision making)

Strategi marketing yang digunakan dalam proyek perubahan ini adalah

customer, product, price, place dan promotion13 atau menggunakan formula 1C + 4 P.

Adapun yang menjadi produk dari business processproyek perubahan ini adalah

terlaksananya gagasan dan pelaksanaan proyek perubahan ini, maka akan dilakukan

sosialisasi melalui media massa/online, media sosial maupun media promosi lainnya.

Kesemua pelaksanaan proyek perubahan ini membutuhkan biaya yang tidak hanya

berupa anggaran yang bersifat moneter, namun juga berupa non moneter dalam bentuk

social reward and puishment.

BAB II

PROYEK PERUBAHAN

A. Milestone / Tahapan13Menurut Serrat (2010:3) yang dimaksud pemasaran sektor publik adalah serangkaian aktivitas danproses yang saling berhubungan untuk mengidentifikasi, menciptakan, berkomunikasi dalam rangkamelayani kebutuhan dan kepentingan masyarakat pada umumnya. Dalam hal setidaknya terdapat 5(lima) elemen dalam pemasaran sektor publik, yaitu :customer, product, price, place dan promotion.Anonim, Marketing Sektor Publik, Jakarta : Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II, 2019, hlm.4-5.

Page 25: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

20

1. Membangun Komitmen Bersama ( Juli s/d September ).a. Membangun Komitmen Bersama.b. Konsultasi dengan Sekretaris Daerah Kota Samarinda.c. Konsultasi dan Persetujuanh Mentor ( Assisten 1 ).d. Konsultasi / Dukungan Kepala Bappeda Kota Samarinda.e. Konsultasi / Dukungan Kepala PUPR Kota Samarinda.f. Konsultasi / Dukungan Kepala Disperkim Kota Samarinda.g. Dukungan Kepala Dinas Kominfo Tentang Penyebarluasan Informasi Sebelum

Pelaksanaan Penertiban Bangunan Rumah Masyarakat Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda.

h. Dukungan Kepala Dinas Pariwisata Tentang destinasi Sungai Karang Mumus.i. Dukungan Balai Wilayah Sungai Kalimantan III PUPR Provinsi kalimantan Timur.

2. Membentuk Tim Efektif ( Juli 2019 ).

a. Rapat Membentuk Tim Kerja.b. Penerbitan SK Tim Efektif .

3. Penyusunan draft SK Walikota tentang Rumah Masyarakat Bantaran Sungai

Karang Mumus. ( Agustus s/d Oktober 2019 ).a. Rapat persiapan dan Masukan Materi-Materi SK Bersama Tim Efektif.b. Rapat dan masukan-masukan dari beberapa Stakeholder tentang rumah masyarakat

bantaran sungai karang mumus.c. Perumusan draft SK Walikota oleh tim efektif dengan bagian hukum Pemerintah

Kota Samarinda.

4. Jangka Menengah ( Oktober s/d Desember 2019 ).a. Sosialisasi SK Walikota di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda dan Instansi

terkait.

5. Jangka Panjang ( Januari 2020 s/d 2022 ).

a. Sosialisasi SK Walikota tentang pemukiman rumah masyarakat di bantaran sungai karang mumus ke warga yang masih menempati rumah tersebut.

b. Implementasi SK Walikota terhadap warga yang bermukim di bantaran sungai karang mumus.

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Uraian kegiatanWAKTU

OUTPUTJuli Agustus September oktober

Page 26: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

21

1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1Membentuk Komitmen Bersama(jangka pendek, Juli s/d September 2019)

XUndangan, Notulen, Absensi Kehadiran dan Dokumentasi

2Konsultasi dengan Sekretaris Daerah Kota Samarinda.

X Konsultasi Judul

3Konsultasi dan Persetujuan Judul RPP ke Mentor

Surat Persetujuan Mentor

4 Rapat Pembentukan Tim Efektif XUndangan, Notulen, Absensi Kehadiran dan Dokumentasi

5Penertiban Surat Keputusan TimEfektif

XSurat Keputusan Tim Efektif

6Konsultasi dan Dukungan Kepala Bappeda Kota Samarinda

√ √ X

7Konsultasi/Dukungan Kepala PUPR Kota Samarinda

X

8Konsultasi/Dukungan Kepala Disperkim Kota Samarinda

X

9Konsultasi/Dukungan Kepala Diskominfo Kota Samarinda

X

10Konsultasi/Dukungan Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda

X

11

Konsultasi/Dukungan Balai Wilayah SungaiKalimantan III PUPR Provinsi Kalimantan Timur

X

12Konsultasi/Dukungan dari Bagian Hukum Setda kota Samarinda

X

13Rapat Persiapan dan Masukan-Masukan materi SK bersama Tim Efektif

XUndangan, Notulen, Absensi Kehadiran dan Dokumentasi

14

Rapat dan masukan materi dari beberapa Stakeholder tentang rumah masyarakat bantaran sungai karang mumus

XUndangan, Notulen, Absensi Kehadiran dan Dokumentasi

15

Rapat dan masukan materi dari beberapa Stakeholder tentang rumah masyarakat bantaran sungai karang mumus

XUndangan, Notulen, Absensi Kehadiran dan Dokumentasi

16

Penelaahan materi-materi dari hasil rapat dengan Stakeholder dengan tim efektif oleh bagian hukum sekretariat Kota Samarinda

X X X X

Surat keputusan Walikota Tentang Rumah Masyarakat Bantaran Sungai Karang Mumus

Page 27: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

22

17Pembuatan SK Walikota tentangRumah Masyarakat bantaran sungai karang mumus.

X

No Uraian kegiatan

WAKTUOUTPUT

Oktober Nopember Desember

3 4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

18

Sosialiasi SK Walikota tentang rumah bangunan masyarakat bantaran sungai karang mumus di Kota Samarinda

X X X X X X X X X X ASN dan Warga

19

Sosialisasi dan Implementasi SKWalikota tentang rumah masyarakat bantaran sungai karang mumus Kota Samarinda

2020 s/d 2022

Warga yang masih tinggal di bantaran sungai karang mumus

C. TATA KELOLA PROYEK

Dalam menyusun Proyek Perubahan Strategi Penertiban Rumah Masyarakat

Bantaran Sungai Karang Mumus di Kota Samarinda, dibentuk beberapa tim sesusai

dengan kebutuhan dalam penyusunan kebijakan Walikota berupa Surat keputusan

terdiri dari :

a. Tim Pengelola Administrasi

1. Mentor

a.1. Memberikan dukungan penuh kepada peserta dalam mengimplementasikan

Proyek Perubahan, karena mentor juga bertindak sebagai user dan sebagai

atasan alangsung memberikan kesepakatan dan persetujuan atas dokumen

Proyek Perubahan.

a.2. Berperan sebagai instrumen bagi peserta diklat dalam melakukan inovasi-

inovasi yang deiperlukan.

a.3. memantau setiap perkembangan Proyek Perubahan dengan meminta ProgresReport setiap minggunya.

a.4. Memantau capaian yang didapat peserta sesuai dengan milestone yang telahditetapkan oleh peserta dalam Proyek Perubahan.

2. Coach

b.1. Memberikan dorongan dan motivasi kepada peserta.

Page 28: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

23

b.2. Memberikan masukan pada peserta terkait usulan Proyek Perubahan yang

sedang dirumuskan selama tahap Ownership.

b.3. Melakukan monitoring kegiatan peserta selama tahap Taking Ownership.

3. Project Leaderc.1. Mengambil inisiatif dalam dialog dengan mentor.c.2. Menggalang komunikasi dan kesepakatan dengan para Stakeholeder

(Internal/Eksternal).c.3. Mempersiapkan atau merencanakan (dokumen/instrumen) waktu yang

diperlukan dengan baik sebelum pertemuan dengan mentor.c.4. Menggerakan seluruh elemen Stakeholder baik dari internal maupun

eksternal dalam mendukung keseluruhan tahap Implementasi ProyekPerubahan.

c.5. Mengembangkan Instrumen Monitoring dan melakukan perekamanterhadap setiap progres yang dihasilkan dalam proses Implementasi ProyekPerubahan.

b. Tim Pengelola Laporan

1. Memberikan masukan dalam proses penyusunan Proyek Perubahan.

2. Menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan pembagian pekerjaan masing-masing

sehingga pengumpulan data dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan target.

STRUKTUR TIM EFEKTIF PROYEK PERUBAHAN

D. INDENTIFIKASI STAKEHOLDER

Page 29: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

24

Project Leader selain membagi Stakeholder Internal dan eksternal, Project

Leader juga membagi kekuatan berdasarkan penekanan strategi.

Tabel 6Stakeholder

Yang terjadilangsung

1. Project Leader2. Tim Efektif

Internal

1. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Samarinda2. Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja Kota Samarinda3. Kepala Bidang Satuan Polisi Pamong Praja Kota Samarinda4. Kasi dan Staff Satuan Polisi Pamong Praja Kota Samarinda

Eksternal

1. Walikota Samarinda2. Wakil Walikota Samarinda3. Sekretaris Daerah kota Samarinda4. Assisten 1 Sekretariat Kota Samarinda5. Coach (Prof. Dr. Sukisno S. Riadi, MM)6. OPD Terkait di Lingkungan Pemerintah Kota Samarinda7. Kecamatan dan Kelurahan8. Organisasi Masyarakat (Pemerhati Lingkungan)9. Masyarakat

E. ANGGARAN

Dalam Proyek Perubahan Strategi Penertiban Bangunan Rumah Masyarakat

Bantaran Sungai Karang Mumus di Kota Samarinda untuk pendanaan dalam jangka

pendek dan menengah di usulkan melalui anggaran murni tahun 2020 sedangkan

jangka panjang sampai dengan 2022.

F. IDENTIFIKASI POTENSI KENDALA

Hambatan dan Resiko1. Pembiayaan Rencana Proyek Perubahan.2. Waktu Rencana Proyek Perubahan yang Sekitar 6 Bulan.3. Banyak SK dan Perwali yang belum selesai sesuai dengan urutan. Strategi1. Membentuk tim yang solid dalam persiapan SK Walikota.2. Konsultasi yang terus menerus dengan Walikota, Sekretaris Daerah dan Assisten 13. Konsultasi komunikasi dengan pihak terkait baik bagian hukum, dan organisasi

perangkat daerah terkait.4. Memantau usulan anggaran dan berkomunikasi dengan pihak Bappeda.

Page 30: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

25

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN.

Dari hasil Implementasi Proyek Perubahan Strategi Penertiban Bangunan Rumah

Masyarakat Bantaran Sungai Karang Mumus di Kota Samarinda. dapat disimpulkan

bahwa :

1. Dalam rangka menumbuhkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan,

eksploitasi dan pemeliharaan sungai, penanggulangan banjir, maupun pengamanan

sungai, sehingga dapat merasa ikut memiliki dan ikut merasa bertanggung jawab.

2. Kondisi sungai dan daerah bantaran sungai yang termasuk dalam wilayah garis

sepadan sudah sangat memprihatikan, bangunan-bangunan yang didirikan tampa ijin

pejabat pemerintah yang berwenang menyebabkan perubahan bentuk dan kondisi

sungai yang dapat menyebabkan banjir, khususnya didaerah bantaran sungai karang

mumus Kota Samarinda yang dipadati dengan hunian liar.

3. Keperdulian dan kesadaran masyarakat akan pungsi sungai dan tempat peruntukan

untuk pemukiman sangat diharapkan serta taat terhadap aturan yang ada .

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang ada maka disarankan sebagai berikut :

1. Pemerintah Kota Samarinda memandang perlu diadakan normalisasi kondisi

lingkungan sungai yang sudah tidak sesuai lagi dengan manfaatnya.

2. Perlu mengadakan penertiban hunian / bangunan liar / tampa ijin yang berada di

banataran sungai yang termasuk garis sepadan.

3. Perlunya dibentuk tim terpadu dalam menangani masalah sosial masyarakat yang

bermukim disepanjang bantaran sungai khususnya sungai karang mumus di Kota

Samarinda.

Page 31: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

26

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung di Indonesia,Jakarta. 2003.

Anonim, Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 5 Tahun 2006, Tentang IMB.Samarinda.

Anonim, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun2010, Tentang Pedoman Pemberian IMB. Jakarta.

Anonim, Marketing Sektor Publik, Jakarta : Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II,2019, hlm. 4-5.

Asep N. Mulyana, Strategi Penyiapan Bahan Kebijakan Penegakan Hukum BerbasisTenologi Informasi. Jakarta : Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat IIAngkatan III, Lembaga Administrasi Negara, 2019.

Christy Vidiyanti, Strategi Penataan Kembali Kawasan Bantaran Sungai (ITB, SekolahArsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan), 2014.

Danus Waspodo, Strategi Penerbitan Asplikasi Pelaporan Berbasis Teknologi InformasiGuna Meningkatkan Pelayanan Publik di Dit Polairud Polda Kepri, Jakarta :Penyetaraan Alumni Pelatihan. Reform Leader Academy Angkatan I, LembagaAdministrasi Negara, 2018.

Dwi Yuni. 2008. Panduan Praktis Mengurus Izin Mendirikan Bangunan. Yogyakarta.

Pudyatmoko, Y. Sri, Perizinan Problem dan upaya Pembenahan, PT. Grasindo,Jakarta,2009.

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung : Citra Aditya, Bakti, 2000.

Soemitro, Ronny Hanitijo, Politik, Kekuasaan, dan Hukum, Semarang : Badan PenerbitUniversitas Diponegoro, 1998.

Wikantyoso, Respati. 2009. Pembangunan versus Pelestarian suatu “Dilema”Pembangunan Kota Malang, respati.ucoz.com /blog/pembangunan/2009 -11 -03 -13

Page 32: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

27

Page 33: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

LAMPIRAN KEGIATAN

Gambar / Foto 1Konsultasi Rancangan Proyek Perubahan dengan Sekretaris Daerah Kota Samarinda

Page 34: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

LAMPIRAN KEGIATAN

Gambar / Foto 2Konsultasi / Dukungan Rancangan Proyek Perubahan dengan Assisten I Sekretariat

Kota Samarinda

Page 35: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

LAMPIRAN KEGIATAN

Gambar / Foto 3Konsultasi / Dukungan Proyek Perubahan dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Kota Samarinda

Page 36: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

LAMPIRAN KEGIATAN

Gambar / Foto 4Konsultasi / Dukungan Proyek Perubahan dengan Sekretaris Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Samarinda

Page 37: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

LAMPIRAN KEGIATAN

Gambar / Foto 5Konsultasi / Dukungan Proyek Perubahan dengan Kepala Dinas Pariwisata

Kota Samarinda

Page 38: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

LAMPIRAN KEGIATAN

Gambar / Foto 6Konsultasi / Dukungan Proyek Perubahan dengan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika

Kota Samarinda

Page 39: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

LAMPIRAN KEGIATAN

Gambar / Foto 7Konsultasi / Dukungan Balai Wilayah Sungai Kalimantan III

Provinsi Kalimantan Timur

Page 40: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

LAMPIRAN KEGIATAN

Gambar / Foto 8Konsultasi / Dukungan PLT Kabag Hukum Sekretariat daerah Kota Samarinda

Page 41: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

LAMPIRAN KEGIATAN

Gambar / Foto 9Konsultasi dan Dukungan dengan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Samarinda

Page 42: STRATEGI PENERTIBAN BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT …

LAMPIRAN KEGIATAN

Gambar / Foto 10Penandatanganan Berkas Proyek Perubahan dan Dukungan Walikota Samarinda