strategi penerapan nanda.docx
TRANSCRIPT
Strategi Penerapan NANDA, NOC, NIC di Rumah Sakit
An oil lamp, the symbol of nursing in many countries (Photo credit: Wikipedia)
Menarik !!! , kata itu yang terlontar bila kita melihat fenomena perkembangan dan animo masyarakat
keperawatan Indonesia terhadap salah satu Standardized Nursing Language yang terkenal di dunia : NANDA-
I, NOC, dan NIC.
Betapa tidak semenjak diworkshopkan pertama kali di Indonesia pada tahun 2005 oleh PSIK UGM, meskipun
di negara aslinya sono di belahan Amerika Utara sudah lama berkembang semenjak tahun 1973 mula
berdirinya NANDA dan 19 …. mulai dikembangkannya NOC, NIC, dan workshop komputerisasi
NANDA,NOC,NIC oleh RSUD Banyumas sudah dilakukan pada tahun 2006, akan tetapi… rasa penasaran
akan penerapan Triple N ini seakan tidak ada matinya di negeri tercinta ini.
Lalu mengapa NNN khususnya NANDA mempunyai daya tarik tersendiri di negeri kita ???
Sebenarnya nursing diagnosis versi NANDA sudah lama dikenal di Indonesia , bahkan sejak dikenalkannya
asuhan keperawatan atau yang pada masa lalu lebih dikenal sebagai “renpra” akronim dari rencana
keperawatan yang merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggric Nursing Care Plan alias NCP.
Ada banyak buku diagnosis keperawatan yang sudah menggunakan NANDA, kita tentunya mengenal beberapa
buku diagnosis keperawatan tulisan dari penulis terkenal misalnya Linda Jual Carpenito, Doengoes
Mourhouse.
Berdasarkan penerapan NNN di rumah sakit kami ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan
penggunaan NNN, antara lain :
1. NANDA-I, NOC, NIC menggunakan bahasa yang terstandar dan terstruktur sehingga link antara
ketiganya memudahkan untuk penggunaan bagi perawat.
2. Bahasa yang digunakan dalam NANDA-I, NOC, dan NIC memungkinkan untuk dibuat aplikasi
komputer dalam bentuk sofware sehingga memudahkan dalam aplikasi di lapangan.
Dengan komputerisasi juga banyak kemudahan yang bisa kita peroleh :
1. Dengan data mining yang ada kita bisa mengetahui apa masalah pasien yang sering muncul dilihat dari
Diagnosis Keperawatan terbanyak, apa sebenarnya fokus atau out come dari intervensi yang dilakukan
oleh perawat, dan apa saja yang dilakukan oleh perawat yang tercermin dalam Nursing
Intervension.Data-data tersebut tentunya sulit kita peroleh apabila kita masih belum menggunakan
bahasa yang sama dan masih menggunakan manual
2. Data-data tersebut tentunya sangat berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajer keperawaan
untuk perencanaan standar peralatan, perencanaan SDM, perencanaan pembiayaan dan yang paling
penting data tersebut semakin memperjelas peran perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
3. Data nursing intervensi dapat digunakan untuk penghitungan jasa perawat
4. Dengan komputerisasi SIMKep berbasis NANDA,NOC,NIC outcome atau dampak asuhan keperawatan
menjadi lebih jelas.
5. Saat ini pendokumentasian Asuhan Keperawatan sudah dilakukan menggunakan komputer sehingga
memungkinkan interaksi perawat pasien lebih banyak dan mengurangi waktu pendokumentasian
Asuhan Keperawatan bila dibandingkan manual
Strategi pengembangan NNN di rumahsakit secara garis besar sebagai berikut :
1. Pengenalan dan pemahana konsep NANDA, NOC, NIC dalam dokumentasi asuhan keperawatan di
rumah sakit melalui sosialisasi dan pelatihan yang intensif merupakan modal utama
2. Perlu adanya dukungan dari manajemen untuk penerapan NANDA,NOC,NIC di rumah sakit
3. Penyiapan SDM lebih utama untuk penerapan NANDA,NOC,NIC
4. Komputerisasi akan memudahkan penerapan NANDA,NOC,NIC akan tetapi tidak bersifat mutlak
dan disesuaikan dengan kondisi rumah sakit
5. Perlu adanya tim inti / tim pengembangan yang solid dan profesional
6. Buat tim “Densus 3N”
7. Identifikasi masalah keperawatan/diagnosis keperawatan yg sering muncul
8. Identifikasi NOC dan NIC yang sesuai dg dx keperawatan
9. Susun format aplikasi yang sesuai dg kondisi rs : pengkajian,diagnosis, perencanaan, implementasi,
evaluasi
10. Lakukan uji coba di klinik
11. Buat kesepakatan à protap / panduan
12. Susun modul pelatihan
13. Lakukan pelatihan
14. Buat pilot projek di beberapa ruangan
15. Pendampingan di lapangan
16. Monitoring dan evaluasi
17. Membuat kebijakan / penetapan penggunaan NNN