strategi penerapan brand activation star glam...

18
STRATEGI PENERAPAN BRAND ACTIVATION STAR GLAM MAGAZINE MELALUI EVENT MARKETING SUNDAY MORNING BANDUNG Desilya Bunga Arini¹, Drs.hadi Purnama², M.si ; Maylanny Christin S.sos.³ ¹Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom Abstrak Perkembangan ilmu telah mendorong terjadinya evolusi marketing sebanyak tiga tahap. Saat ini, marketing telah sampai pada era marketing 3.0 dengan berfokuskan pada human spirit. Konsumen pada era ini tidak hanya mencari pemenuhan fungsional dan emosional saja, namun juga pemenuhan spirit. Masyarakat sudah mulai jenuh terhadap iklan dan menginginkan suatu pengalaman yang dapat dirasa sebelum membeli produk atau jasa yang disediakan. Salah satu cara untuk mengimplementasikannya adalah dengan brand activation yang kemudian mendorong sebuah gagasan mengenai event marketing. Dengan menerapkan event marketing, pemasar dapat berinteraksi langsung serta dapat memberikan pengalaman kepada calon konsumen. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode riset studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, pengamatan langsung dan studi pustaka. Informan dalam penelitian ini berjumlah delapan orang informan. Hasil penelitian ini meliputi proses atau tahapan event marketing Sunday Morning oleh Star Glam Magazine, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berdasarkan hasil evaluasi, event Sunday Morning dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan brand awareness Star Glam Magazine. Kata kunci: Brand activation, event marketing dan brand awareness? Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2013 Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

Upload: phungtram

Post on 30-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

STRATEGI PENERAPAN BRAND ACTIVATION STAR GLAM MAGAZINEMELALUI EVENT MARKETING SUNDAY MORNING BANDUNG

Desilya Bunga Arini¹, Drs.hadi Purnama², M.si ; Maylanny Christin S.sos.³

¹Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom

AbstrakPerkembangan ilmu telah mendorong terjadinya evolusi marketing sebanyak tiga tahap. Saat ini,marketing telah sampai pada era marketing 3.0 dengan berfokuskan pada human spirit.Konsumen pada era ini tidak hanya mencari pemenuhan fungsional dan emosional saja, namunjuga pemenuhan spirit. Masyarakat sudah mulai jenuh terhadap iklan dan menginginkan suatupengalaman yang dapat dirasa sebelum membeli produk atau jasa yang disediakan. Salah satucara untuk mengimplementasikannya adalah dengan brand activation yang kemudian mendorongsebuah gagasan mengenai event marketing. Dengan menerapkan event marketing, pemasar dapatberinteraksi langsung serta dapat memberikan pengalaman kepada calon konsumen. Jenispenelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode riset studi kasus. Datadiperoleh melalui wawancara, pengamatan langsung dan studi pustaka. Informan dalampenelitian ini berjumlah delapan orang informan. Hasil penelitian ini meliputi proses atautahapan event marketing Sunday Morning oleh Star Glam Magazine, yaitu tahap perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi. Berdasarkan hasil evaluasi, event Sunday Morning dapat dikatakanberhasil dalam meningkatkan brand awareness Star Glam Magazine. Kata kunci: Brandactivation, event marketing dan brand awareness?

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

2

Era selanjutnya adalah era marketing 3.0 yang dimulai sejak

tahun 2010. Era ini berfokus pada human spirit dimana para pemasar

memandang konsumen sebagai seorang manusia seutuhnya yang

lengkap memiliki pikiran, hati dan spirit. Semakin banyak konsumen

yang berusaha mencari solusi terhadap kegelisahan mereka. Dalam

dunia yang penuh dengan kebingungan, konsumen mencari perusahaan

yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam mereka dalam bidang sosial,

ekonomi dan keadilan lingkungan pada misi, visi serta nilai-nilainya.

Seperti yang dikutip dari Kotler, Kartajaya dan Setiawan (2010:4),

“dalam produk atau jasa yang dipilih, konsumen tidak hanya mencari

pemenuhan fungsional dan emosional saja, namun juga pemenuhan

spirit”.

Masyarakat mulai jenuh terhadap iklan yang diberikan oleh

perusahaan secara gencar dan terus-menerus. Selain itu, dikenal pula

sistem demokrasi yang terjadi dalam dunia bisnis, dimana produsen

dan konsumen memiliki kebebasan, mandiri dan memiliki kewajiban

serta hak yang setara (Josep, 2011:42). Maka, muncul strategi

pemasaran yang mencantumkan konsumen sebagai pihak penentu

kebijakan pemasarannya dimulai dari urusan pembuatan produk hingga

penyampaian produk. Masyarakat juga sudah mulai peduli dengan isu-

isu global, sehingga mempengaruhi pola konsumen masyarakat seperti

lebih memilih produk yang ramah lingkungan. Hal-hal tersebutlah yang

merupakan elemen-elemen pembentuk marketing 3.0.

Era marketing 3.0 membawa para pemasar dituntut untuk

menguasai tiga hal dari konsumennya, yakni mind (pikiran), heart

(hati), dan spirit (semangat). Pemasar juga dipicu untuk dapat

memberikan pengalaman kepada konsumen, dan akan lebih baik lagi

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

3

jika pengalaman tersebut dapat dirasakan oleh konsumen sebelum

membeli produknya (Josep, 2011:29). Salah satu cara aplikasi era

marketing 3.0 yakni dengan menyelenggarakan brand activation.

Kepercayaan telah menjadi salah satu faktor kunci dalam

menciptakan loyalitas konsumen terhadap merek. Untuk itu, dalam

mempertahankan konsumen agar dapat terus mengkonsumsi produk

atau jasa dari sebuah perusahaan, maka dibutuhkan menciptakan

kepercayaan antara pelanggan, masyarakat dan brand (perusahaan) itu

sendiri. Seperti yang dikutip dari majalah Mix Marketing edisi Febuari

2013, secara tradisional, brand activation didefinisikan sebagai suatu

proses yang memungkinkan keterlibatan pelanggan dengan merek dan

juga membangun keterlibatan antara pelanggan dengan pengalaman

merek, sehingga merek tersebut menjadi aktif dibenak pelanggan

(http://mix.co.id/brand-activation/brand-activation-1-effective-brand-

activation/).

Dalam masyarakat postmodern, pemasar yang menawarkan

produk atau jasanya dengan mengandalkan fitur serta tingkatan

fungsional atau emosional saja dinilai tidaklah cukup. Penerapan brand

activation diharapkan agar konsumen dapat memahami merek secara

lebih baik dan menerimanya sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Oleh sebab itu, brand activation harus dapat mengaktifkan permintaan

terhadap merek atau penjualan; membangun hubungan emosional

antara konsumen dan merek di waktu yang tepat, di tempat yang tepat,

dan dengan cara yang benar sehingga dapat memotivasi konsumen; dan

mengubah pengetahuan mendalam mengenai merek kedalam tindakan,

terbangunnya kepercayaan konsumen terhadap merek sehingga

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

4

komitmen untuk membeli menjadi lebih menjanjikan (Shimp,

2003:264).

Gagasan mengenai brand activation tersebut kemudian

melahirkan gagasan mengenai pentingnya marketing event. Sebagai

alternatif dari promosi tradisional seperti periklanan dan publisitas,

event kini berperan penting dalam komunikasi pemasaran. Event

merupakan alat marketing yang fokus pada pengalaman konsumen

(experientaial) dan mendorong terjadi proses konsumsi secara

emosional dan rasional sebagai pengalaman holistik, sebab seperti

diketahui, pengalaman sering melibatkan aspek sensorik, emosional,

kognitif, perilaku dan nilai-nilai relasional yang menggantikan nilai-

nilai fungsional (Schimitt, 1999:26).

Menggunakan event marketing, perusahaan dapat menjaring

consumer dan potential customer serta menyampaikan pesan brand

perusahaan dengan baik. Event marketing adalah salah satu bentuk

promosi merek yang mendekatkan dan membangun interaksi merek

dengan penggunanya melalui aktivitas pertandingan olahraga, hiburan,

kebudayaan, sosial, atau aktivitas publik lainnya yang menarik

perhatian (Shimp, 2003:263).

Salah satu contoh keberhasilan event marketing pernah

dirasakan oleh Bill Veeck, seorang pengusaha dan pemilik tunggal dari

Cleveland Indians, Chicago White Sox, St. Louis Browns dan dua tim

liga. Di tahun 1930 dan 1940-an, negara sedang dilanda depresi karena

perang dunia dan memerlukan sesuatu yang menghibur, menarik dan

berkesan. Veeck melihat hal tersebut sebagai peluang bisnis dan akan

dibayar mahal oleh masyarakat yang membutuhkannya. Veeck

melakukan riset pasar dengan mengobrol pada para penonton di stadion

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

5

dan menemukan bahwa banyak orang di Chicago yang bekerja di sore

hari sampai dengan malam, sehingga beliau menjadwalkan

pertandingan bola dimulai pada jam 08.30 pagi. Selain itu, untuk lebih

menarik banyak penonton, Veeck memberikan secangkir kopi dan

kripik jagung kepada penonton yang datang awal. Penonton juga selalu

diberikan kejutan-kejutan, antara lain pertunjukan musik dan tari yang

ditayangkan secara langsung, mendapatkan souvenir setelah menonton

pertandingan, papan skor yang menarik, permainan kembang api,

bahkan Veeck menanam tanaman merambat pada dinding stadionnya

yang sampai sekarang menjadi landmark. Cara-cara tersebut

merupakan cara pemasaran yang unik serta memenuhi kriteria sebagai

event yang menarik. Lima puluh tahun kemudian, ini tetap menjadi

event yang menarik dan selalu dikenang oleh penggemar olahraga di

mana pun. Hingga saat ini, beliau dikenal sebagai pionir dalam

pemasaran event (Hoyle, 2006:4).

Keberhasilan dalam menyelenggarakan event marketing juga

dirasakan oleh pemasar lain seperti Jay Lurye, PT. Barnum dan The

Ringling Brothers, serta George Preston Marshall melakukan hal yang

serupa. Keberhasilan tersebut telah mendorong perusahaan lainnya

untuk aktif dalam menyelenggarakan event marketing yang menarik.

Di Indonesia juga telah banyak perusahaan yang melakukan event

marketing, seperti Beuty Class oleh Wardah Cosmetic, Flashmob yang

dilakukan oleh Mizone, Dance Like Agnes yang diselenggarakan oleh

Simpati, dan sebagainya. Bahkan, beberapa event tidak hanya

dilakukan pada saat moment tertentu saja, tetapi sudah menjadi acara

tahuan (annual), seperti Rumah Cantik Citra yang diselenggarakan

oleh perusahaan hand body lotion dibawah naungan Unilever, Festival

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

6

Jajanan Bango oleh Unilever, dan Djarum Superliga Badminton oleh

PT. Djarum. Salah satu event terbesar di Indonesia adalah Pekan Raya

Jakarta (PRJ). Acara ini berlangsung selama satu bulan penuh dari

pertengahan Juni hingga pertengahan Juli dalam rangka memperingati

hari ulang tahun kota Jakarta. PRJ pertama kali diadakan pada tahun

1968 hingga saat ini, penyelenggaraannya tidak pernah terputus. PRJ

dijadikan sebagai ajang promosi dan branding bagi perusahaan-

perusahaan yang ikut dalam pameran. Seperti yang dikutip dari

www.megapolitasn.kompas.com, “Nilai transaksi PRJ tahun 2012

selama 32 hari (14 Juni – 15 Juli 2012) menyentuh angka sekitar Rp.

4,2 triliun. Sementara jumlah pengunjung PRJ mencapai 4.501.000

orang. Total transaksi itu berdasarkan hasil survei dari Departemen

MICE D-3 UI bekerja sama dengan JIexpo sebagai penyelenggara

PRJ” (sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/

15/23231441/Target.Transaksi.Rp.4.Triliun.dan.4.5.juta.pengunjung.T

ercapai).

Penerapan event marketing, merek dapat berkomunikasi dengan

peserta dan memberikan nilai tambah pengalaman dalam

mengkonsumsi serta memberikan kesempatan kepada konsumen untuk

berinteraksi secara langsung dengan perusahaan, merek dan komunitas.

Interaksi menimbulkan kesan, baik positif maupun negatif, salah

satunya tergantung apakah brand tersebut memberikan sesuatu nilai

tambah seperti yang diharapkan. Nilai tambah dapat bersifat rasional

atau emosional yang ditangkap memalui enam indera manusia (aroma,

penglihatan, rasa, sentuhan, pendengaran dan perasaan).

Riset mengenai event marketing pernah dilakukan oleh Yayasan

Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (PPM Manajemen) pada tahun

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

7

2008 dengan melakukan wawancara kepada 41 Marketing Manager

dari berbagai perusahaan di Jakarta. Dari hasil survei tersebut

didapatkan bahwa penggunaan event marketing bagi para responden

ternyata bukan hal baru. 95% perusahaan telah menggunakan event

marketing dan 78% mengatakan bahwa event marketing dinilai efektif

dalam kegiatan pemasaran.

Gambar 1.1 Awareness & Efektivitas

Event Marketing

(Sumber: Divisi Riset PPM Manajemen)

Hasil riset menunjukan bahwa alasan event marketing dinilai

efektif tertinggi yakni sebanyak 17,1 % perusahaan mengatakan bahwa

event marketing dinilai efektif untuk meningkatkan awareness. Event

marketing juga efektif untuk meningkatkan product image dan

meningkatkan sales (masing-masing 14,6%), berkomunikasi dengan

target market, menambah jumlah pelanggan baru (masing-masing

12,2%), dan lainnya dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

8

Gambar 1.2 Alasan Event Markting Dinilai Efektif

(Sumber: Divisi Riset PPM Manajemen)

Berdasarkan hasil riset tersebut, sehingga dapat disimpulkan

bahwasannya penggunaan event marketing secara maksimal dapat

memberikan manfaat yang tinggi bagi perusahaan. Dalam menjalankan

event marketing dibutuhkan strategi yang matang agar acara tersebut

berjalan sesuai dengan target perusahaan. Untuk itu, “brand activation

dengan event marketing sebagai cara mengaplikasikannya, sudah

seharusnya digunakan oleh semua perusahaan”, sebagaimana yang

dikutip dari majalah Mix Marketing edisi Febuari 2013. Hal ini

menjadikan fenomena baru yang patut untuk diteliti. Dalam

menyelenggarakan event marketing, perusahaan tentu harus

mengetahui strategi apa yang harus digunakan dan bagaimana tahapan

dalam melaksanakannya, dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan,

hingga tahap evaluasi agar acara dapat berjalan dengan baik.

Melihat keberhasilan-keberhasilan yang pernah dirasakan

perusahaan lain, Star Glam Magazine sebagai perusahaan yang sedang

berkembang juga turut mengaplikasikan kegiatan event marketing

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

  174

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dianalisa

pada BAB IV, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

kegiatan event marketing Sunday Morning yang dilakukan oleh Star

Glam Magazine sebagai bentuk implementasi dari strategi brand

activation dapat dikatakan berhasil. Berikut uraian hasil penelitian

sesuai dengan fokus penelitian:

1. Penerapan brand activation yang dilakukan oleh Star Glam

Magazine merupakan salah satu strategi pemasaran perusahaan.

Tujuan dari penerapan brand activatioan adalah untuk

membangun brand awareness dibenak masyarakat dan branding

perusahaan. Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan juga dukungan

aktivitas pemasarn lainnya, seperti iklan, sales promotion, dan

personal selling.

2. Event Sunday Morning merupakan bentuk implementasi dari

strategi brand activation Star Glam Magazine. Dalam

pelaksanaannya, terdapat proses atau tahapan dari

penyelenggaraan event Sunday Morning yang meliputi tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Dalam tahap

perencanaan, perusahaan melakukan target audience reach,

compability with the compay’s or brand positioning, message

capacity, dan elemen-elemen event marketing yakni: 3E

(Entertainment, Enterprise, dan Excitement), 5P (Product, Price,

Place, Public Relations, dan Positioning), 5W (Why, Where, Who,

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

  175

What, dan When). Dalam tahap pelaksanaan, hal-hal yang

diperhatikan oleh Star Glam adalah faktor penentu keberhasilan

dan hambatan, serta tahapan terakhir yaitu evaluasi atau

pengukuran keberhasilan event.

3. Hasil evaluasi berdasarkan aspek positive brand emotions, positive

event emotions, brand involvement, event involvement, brand

attitude, fit between event and brand, buying intention, jumlah

penjualan atau transaksi, jumlah audiens, kepuasan audiens atau

feedback, awareness brand dan produk, jumlah pelanggan baru,

kelancaran event dan hubungan dengan pelanggan menghasilkan

bahwa event Sunday Morning dapat dikategorikan sebagai event

marketing yang berhasil dilakukan karena telah memenuhi aspek-

aspek tersebut. Selain itu, event Sunday Morning juga

menghasilkan peningkatan brand awareness sesuai dengan tujuan

Star Glam dalam menyelenggarakan event marketing Sunday

Morning.

5.2 Saran

Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus mampu dalam

memberikan sesuatu yang berguna bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, instansi, atau lembaga serta pihak yang terkait dengan

penelitian ini. Berikut adalah saran-saran yang dapat peneliti berikan

setelah melakukan penelitian ini:

1. Star Glam Magazine perlu melakukan sosialisasi atas

pemahaman brand activation dan event marketing secara

mendalam agar tujuan yang ingin dicapai menjadi maksimal.

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

  176

2. Kegiatan event Sunday Morning merupakan kegiatan annual,

tetapi tidak ada kepastian waktu kapan akan dilaksanakan.

Akan lebih baik jika event ini dibuat dengan jadwal tetap,

yakni setiap hari Minggu, agar pengunjung tetap dapat terus

menyaksikan event Sunday Morning.

3. Event Sunday Morning bersifat terbuka untuk umum, tidak

hanya untuk member saja. Perlu diadakan event lain yang

dikhususkan untuk member saja, agar member merasa

mendapat keuntungan lebih. Misalnya seperti seminar, kelas

memasak, beauty and hijab class, dan sebaginya.

4. Pelaksanaan event Sunday Morning hendaknya memperhatikan

norma-norma yang berlaku, seperti norma kesopanan, dimana

pakaian talent saat tampil diberikan batasan. Hal tersebut

dikarena event ini juga dihadiri oleh anak-anak.

5. Event Sunday Morning dilaksanakan pada saat car free day

berlangsung. Waktu tersebut adalah saat yang tepat bagi

keluarga untuk refreshing. Akan lebih baik jika Star Glam

menyediakan arena bermain anak-anak dalam event tersebut,

mengingat banyak pengunjung yang membawa anak mereka

ketika menghadiri event Sunday Morning.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

DAFTAR PUSTAKA Allan, J. (2002). Topic Detection and Tracking: Event Based

Information Organization. Springer.

Alma, Buchari. (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Bandung: Alfabeta.

Ardianto, Elvinaro. (2009). Komunikasi Massa Suatu Pengantar.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Craig, James C. dan Robert M. Grant. (2003). Manajemen Strategi.

Jakarta: Mediator.

Creswell, John W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design:

Choosing Among Five Approach. London: SAGE Publications.

Denzin, N.K dan Y.S Lincoln. (2009). Handbook of Qualitative

Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ducan, Tom. (2005). The Principles of Advertising and IMC.

McGraw-Hill.

Effendy, Onong Uchjana. (2006). Teori dan Praktik Ilmu Komunikasi.

Bandung: Rosdakarya.

Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian

Kebudayaan. Sleman: Pustaka Widyatama.

Hamidi. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.

Handoko, T. Hani. (2003). Manajemen (edisi 2). Yogyakarta: BPFE.

Hasson, Bruno. (2008). Fashion Branding: 7 Jurus Sukses Branding

Bisnis MLM Fashion. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hoyle, Jr, Leonard. (2006). Event Marketing. Jakarta: PPM.

Jefkins, Frank. (2004). Public Relations. Jakarta: Erlangga.

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

Josep, Thomas. (2011). Apps The Spirit of Digital Marketing 3.0.

Jakarta: Elex Media Computindo.

Kartajaya, Hermawan. (2004). Positioning, Diferensiasi, dan Brand.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kasali, Rhenald. (2008). Manajemen Public Relations: Konsep dan

Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Kasmir. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta:

Grafindo Persada.

Kitchen, Philip J. dan Patrick De Pelsmacker. (2004). Integrated

Marketing Communication. London & New York: Routledge.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2004). Dasar-Dasar Pemasaran,

Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks.

Kotler et al. (2010). Marketing 3.0: Mulai dari Produk ke Pelanggan

ke Human Spirit. Jakarta: Erlangga.

Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Rosdakarya.

Muhadjir. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Yake

Sarasin.

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.

Bandung: Rosdakarya.

Nicolino, Patricia F. (2004). Brand Management: The Complete Ideal’s

Guides. Jakarta: Prenada Media.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Peter, J. Paul dan James H. Donnelly Jr. (2011). A Preface To

Marketing Management. New York: Mc Graw Hill.

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

Pride et al. (2009). Pemasaran: Teori dan Praktek Sehari-hari. Jakarta:

Binarupa Aksara.

Rachman, Maman. (1999). Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian.

Semarang: IKP Semarang.

Rahman, Arief. (2010). Strategi Dahsyat Marketing Mix For Small

Business. Jakarta: Trans Media Pustaka.

Reiner, G.J. (1997) Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Rossiter, John R. dan Larry Percy. (1998). Advertising Communication

and Promotion Management. McGraw-Hill.

Salaladin, Djaslim. (2001). Manajemen Strategi dan Kebijakan

Perusahaan. Bandung: Mandar Maju.

Sastradipoera, Komaruddin. (2003). Manajemen Marketing. Bandung:

Kappa Sigma.

Schimitt, Bernd H. (1999). Experiential Marketing. New York: The

Free Press.

Sendjaja, Djuarsa. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Simamora, Henry. (2000). Manajemen Pemasaran Internasional, Jilid

I. Jakarta: Salemba Empat.

Shimp, Terence A. (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan

Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I (edisi 5). Jakarta:

Erlangga.

Santoso, Slamet. (2006). Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Steiner, George Albert dan John B. Miner. (1997). Management Policy

and Strategy. Mcmillan: Michigan.

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprapto, Tommy. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta:

CAPS.

Suryadi, Didih. (2011). Promosi Efektif: Menggunakan Minat &

Loyalitas Pelanggan. Jakarta: Suka Buku.

Sutopo, H.B. (2006). Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan

Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas

Maret.

Tjiptono, Fandy. (2002). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi.

Umar, Husein. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

West, Richard dan Lynn H. Turner. (2008). Pengantar Ilmu

Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Ward, John & Joe Peppard. (2002). Strategic Planning for Information

System. New York: John Wiley and Sons.

Wheelen, Thomas L dan J. David Hunger. (2000). Strategic

Management & Business Policy. Pretince Hall.

Yin, Robert K. (2006) Studi Kasus (Desain & Metode. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

Sumber lain:

Alberts, Paul G. (2011). “Brand Activation – A Brandbase Initiative”.

www.brandactivation.nl. ((diakses tanggal 7 Mei 2013, pukul

20:17 WIB).

Aruman, Edhy. (2013). “Brand Activation (1) – Effective Brand

Activation”. www.mix.co.id (tanggal akses 14 Maret 2013, pukul

21.05 WIB).

Carrillat, Francois A. dan Alain d’Astous. (2009). The Sponsorship-

Advertising Interface: Is Less Better for Sponsors?

www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 24 April 2013, pukul

20.04 WIB).

Christiani, Natalia Devy. (2011). Efektivitas Konsep Brand Activation

Beauty Buzz Vivantaztic Terhadap Tingkat Respon Konsumen

Viva White Clean & Mask Refreshner Di Surabaya.

http://digilib.petra.ac.id/ (diakses tanggal 20 April 2013, pukul

20.11 WIB).

Dewi, Kurnia. (2011). Mara Advertising dan Strategi Brand Activation

Metro Beringharjo di Yogyakarta. www.repository.upnyk.ac.id

(diakses tanggal 20 April 2013, pukul 23.15 WIB).

Dewinta. (2012). Analisis Event Marketing Kompas MuDa (Studi pada

MuDa Creativity 4th Anniversary, It’s About Us: Air Untuk Masa

Depan). Perpustakaan Universitas Padjajaran.

Geders, Dave & Bart van Zuilen. (2011). City Events: Short and Serial

Reproduction Effects on The City’s Image?

www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 24 April 2013, pukul

15.21 WIB).

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

Helsop, A. Louise et al. (2009). China and The Olympics: Viewsof

Insiders and Outsiders. www.emeraldinsight.com (diakses

tanggal 24 April 2013, pukul 08.57 WIB).

Johnson, Cindy. (2008). Decision ’08: Event Marketing or Product

Sampling?. www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 23 April

2013, pukul 12.10 WIB).

Kamus Besar Bahasa Indonesia http://badanbahasa.kemdiknas.go.id

/kbbi/ (diakses tanggal 25 Mei 2013, pukul 12.01 WIB).

Lima Kunci Perspektif Komunikasi. www.komunikasi-indonesia.org

(diakses tanggal 12 Maret 2013, pukul 13.25 WIB).

Ozal, Dimasyq. (2012). “Target Transaksi Rp 4 Triliun dan 4,5 juta

Pengunjung Tercapai”. http://megapolitan.kompas.com/ diakses

tanggal 21 Maret 2013, pukul 11.48 WIB).

Proses Komunikasi Teori Harrold Laswell.www.communication-

theory.org (diakses tanggal 15 Maret 2013, pukul 22.45 WIB).

Rosenbaum, Mark S. & Wong, IpKin Anthony. (2009). Value Equity in

Event Planning: A Case Study of Macau.

www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 24 April 2013, pukul

10.26 WIB).

Setiono, Indri. (2011). Kegaiatn Brand Activation Tupperware Melalui

Program Tupperware Home dalam Usaha Menjaga Loyalitas.

www.library.upnvj.ac.id (diakses tanggal 21 April 2013, pukul

17.00 WIB).

Sitorus, Ropesta. (2010). Event Marketing Rumah Cantik Citra dan

Brand Equity (Studi Korelasional Efektifitas Event Marketing

Rumah Cantik Citra Pada Peningkatan Brand Equity

Pengunjung Rumah Cantik Citra di Kota Medan).

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/-18242 (diakses

tanggal 20 April 2013, pukul 19.24 WIB).

Suryajaya, Cheryl Anlingria. (2010). Analisa Efektifitas Konsep Brand

Activation SBO TV Dengan Tema “SBO Teen Superstar” di

Surabaya. www.digilib.petra.ac.id (diakses tanggal 20 April

2013, pukul 21.33 WIB).

Syefudin, Gandhy Nur. (2012). Brand Activation Klub Merby “Happy-

Happy Holiday Merby One Day Course”. www.ejournal-

s1.undip.ac.id (diakses tanggal 21 April 2013, pukul 01.09 WIB).

Thaniah, Wan Sena. (2009). Analisis Hubungan Antara Customer

Experience dan Brand Activation Terhadap Customer Loyalty

Harley-Davidson (Studi Kasus: PT. Mabua Harley-Davidson

Iskandarsyah). www.library.binus.ac.id (diakses tanggal 21 April

2013, pukul 19.20 WIB).

Wibisono, Mardinata. (2011). Analisa Konsep Brand Activation

Terhadap Tabloid Nyata. www.digilib.petra.ac.id (diakses

tanggal 21 April 2013, pukul 15.22 WIB).

Vila-Lopez, Natalia & Carmen Rodriguez-Molina. (2011). Event

Brand Transfer in an Entertainment Service: Experiental

Marketing. www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 23 April

2013, pukul 08.45 WIB).

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2013

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi