strategi pemasaran pariwisata tana toraja guna meningkatkan kunjungan wisatawan

147
1 MAKALAH PEMASARAN DESTINASI PARIWISATA II PENTINGNYA STRATEGI PEMASARAN YANG TEPAT GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN TORAJA DAN SEKITARNYA Disusun Oleh : NI MADE GANDHI SANJIWANI NIM.12112013 BUNGA KURNIA NIM.12112004 KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI JURUSAN KEPARIWISATAAN PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA 2014

Upload: bunga-kurnia

Post on 28-Dec-2015

1.202 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Title : Strategi Pemasaran Pariwisata Tana Toraja Guna Meningkatkan Kunjungan WisatawanPublished by : Bunga KurniaFormat file : .pdf (Portable Document Format)

TRANSCRIPT

1

MAKALAH PEMASARAN DESTINASI PARIWISATA II

PENTINGNYA STRATEGI PEMASARAN YANG TEPAT GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

KE KAWASAN TORAJA DAN SEKITARNYA

Disusun Oleh :

NI MADE GANDHI SANJIWANINIM.12112013

BUNGA KURNIANIM.12112004

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFSEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI

JURUSAN KEPARIWISATAANPROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA

2014

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan

rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul

“Pentingnya Strategi Pemasaran yang Tepat Guna Meningkatkan Kunjungan

Wisatawan ke Kawasan Toraja dan Sekitarnya” ini dengan baik tanpa hambatan yang

berat dan tepat waktu.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat guna memenuhi tanggung jawab dari

tugas yang telah diberikan dalam mata kuliah Bisnis Perhotelan.

Menghargai betapa banyak bantuan,bimbingan dan dukungan serta informasi-

informasi dari berbagai pihak dalam penyusunan makalah ini maka kami ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak, sebagai

berikut :

1. Hanugerah K.Liestiandre, S.ST .Par ., MM selaku dosen Mata Kuliah Pemasaran

Destinasi Pariwisata II

2. Pihak Karyawan Perpustakaan STP Nusa Dua-Bali,

3. Mahasiswa dan Mahasiswi STP Nusa Dua-Bali,

4. Seluruh pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyusunan makalah ini.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para

pembaca serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan makalah pengelolaan

pendapatan kamar hotel yang akan datang, diharapkan agar bisa lebih sempurna.

Kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan baik yang disengaja atau tidak

disengaja.

3

Sesuai pepatah “tak ada gading yang tak retak”,maka demi kesempurnaan makalah

ini kami menghargai saran dan masukan dari para pembaca yang budiman.

Nusa Dua-Bali, 1 April 2014

Penulis

4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i

Daftar Isi ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 16

1.3 Tujuan Studi ................................................................................................. 16

1.4 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 17

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 18

2.1 Definisi Pemasaran Kepariwisataan .............................................................. 18

2.2 Definisi Promosi Pariwisata .......................................................................... 23

2.3 Ruang Lingkup Perencanaan Pariwiwsata...................................................... 25

2.4 Strategi Pemasaran Pariwisata ...................................................................... 60

2.5 Strategi Menetapkan Target Pasar dan Posisi Daerah Tujuan Wisata.. ........... 64

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 65

3.1 Gambaran Umum serta Visi dan Misi atau Orientasi Destinasi Toraja dan Sekitarnya

...................................................................................................................... 65

3.2 Kondisi Aktual Destinasi Toraja dan Sekitarnya .......................................... 88

5

3.2.1 Product Analysis ........................................................................................... 88

3.2.2 Competitive Analysis ..................................................................................... 114

3.2.3 Market Analysis............................................................................................. 122

3.3 Strategi yang dilakukan untuk Mencapai Kondisi yang Diharapkan berkaitan dengan

Market Objectivesm dan Action Plan (Sales Program dan Promotion Tools) 135

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN-SARAN .............................................. 147

4.1 Simpulan ...................................................................................................... 147

4.2 Saran- Saran ................................................................................................. 147

Daftar Pustaka

6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Myrtha Soeroto (2003:85) dalam bukunya Toraja, wilayah Tana Toraja

memiliki keistimewaan, di mana segenap desa-desa tradisional dan masyarakatnya

memegang teguh kelangsungan adat dan kebudayaan lama. Desa tradisional asli dan utuh

adalah living monument yang dapat ditetapkan sebagai kawasan Cagar Budaya. Kete

Kesu’, Saddan Malimbongg, Pallawa, dan desa-desa lain merupakan kawasan wisata

yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Dengan sistem sosial budaya yang ada,

tidaklah sulit menetapkannya sebagai kawasan cagar budaya seutuhnya. Suatu kawasan

yang menggelar nuansa asli kehidupan tradisional. Bukan semata untuk kepentingan

pariwisata, melainkan terutama untuk mengembalikan tatanan kehidupan kolektif yang

harmonis dan seimbang bagi masyarakat pedesaan.

Berbagai bentuk kesenian pun masih mewarnai kehidupan masyarakatnya. Sejumlah

upacara adat tetap berlangsung den selalu dimeriahkan oleh seni tari dan musik

tradisional. Rambu Solo’ adalah upacara ritual paling megah dan sarat dengan tat cara

adat, tradiis, dan kepercayaan kuno. Sebagaimana upacara Ngaben di Bali, upacara sakral

Rambu Solo’ menjadi daya tarik utama kunjungan wisatawan Nusantara dan

mancanegara. Apa pun alasannya tidak salah ‘menjual’ kesenian sakral, asal dikemas

dengan baik dan dapat membawa kesejahteraan bagi warganya. Hanya saja kekhusyukan

upacara harus dipatuhi agar tidak kehilangan nilai-nilai hakiki dari proses ritual tersebut.

7

Kondisi kebudayaan yang utuh dan mantap semacam ini hanya dijumpai di wilayah

budaya Bali. Bali adalah Hindu, dan Toraja ialah Ur-Indonesia yang mewarisi

kebudayaan tertua Ur-Animisme. Oleh karena itu pola konservasi yang berhasil

melestarikan arsitektur Bali, kiranya dapat juga diterapkan di Tana Toraja dengan

penyesuaian adat dan budaya. Tentu saja dibutuhkan kerjasama antara para pemangku

adat, pemuka ajaran Alluk Todolo, serta pemerintah daerah untuk bersama-bersama

dengan masyarakat mengantiispasi kehadiran moderenisasi di setiap sisi kehidupan.

Hendaknya dikaji dan diseleksi tata nilai moderen yang mampu mengangkat peradaban

tanpa harus kehilangan nilai-nilai spiritual budaya lama.

Pesatnya pertumbuhan industri pariwisata di Tana Toraja ikut berperan dalam upaya

mengangkat potensi desa tradisional. Konsep pariwisata budaya terutama dimaksudkan

menyelamatkan segala bentuk kebudayaan lama dari kepunahan. Itu berarti desa

tradisional harus dipandang sebagai subjek dalam pengembangan pariwisata daerah.

Hanya dengan cara itu derajat kesejahteraan desa dan penduduknya dapat ikut terangkat

bersama tumbuhnya kegiatan pariwisata. Lebih jauh pariwisata diharapkan dapat

mengurangi tingkat kesenjangan sosial antara desa dan kota, sebagaimana tujuan luhur

dari ilmu pariwisata.

Kehadiran industri pariwisata mempengaruhi fungsi bangunan tradisional yang

sebagian dimanfaatkan untuk penginapan bagi wisatawan. Bagian kolong (sulluk)

direnovasi menjadi kamar mandi dan dapur. Ruang dalamnya ditata untuk ruang tidur dan

ruang dduk. Beberapa tongkonan lainnya digunakan sebagai toko atau kios cinderamata

yang menjual kain tenun, perhiasan, patung, dan ukir-ukiran khas Toraja. Perubahan

fungsi bangunan tentu mempengaruhi tata ruang dan konstruksi tongkonan, tetapi sama

sekali tidak mengubah wujud asli karya para arsitek tradisional (Tomanarang) yang tetap

lestari hingga kini. Sejak program Wisata Budaya (1976) Tana Toraja ramai dikunjungi

8

wisatawan yang membawa berkah bukan saja bagi para pengrajin, melainkan juga bagi

para ‘arsitek’ tradisional. Tongkonan dan Alang beralih fungsi menjadi komoditas ekspor

ke mancanegara. Ekonomi pedesaan secara nyata terangkat dengan berkembang industry

rumah adat, yang punya efek lanjutan (multiplier-effect) terbukanya peluang usaha

langsung memberikan andil besar bagi terpeliharanya kelestarian arsitektur tradisional.

Menurut sumber dmoindonesia.com disebutkan bahwa Destinasi Toraja merupakan

salah satu destinasi pariwisata yang kaya akan potensi budaya dan merupakan salah satu

destinasi pariwisata unggulan nasional. Destinasi ini mencakup dua kabupaten, yaitu

Kabupaten Tana Toraja - yang merupakan kabupaten induk, dan Kabupaten Toraja Utara

- hasil pemekaran di tahun 2008. Asal kata Toraja berawal dari bahasa Bugis Sidendreng

yaitu "to ri aja", yang berarti "orang pegunungan" atau "orang hulu sungai". Menurut

bahasa Makassar, Toraja berasal dari kata "tau" dan "maraya" yang berarti "orang dari

utara" atau "orang besar/bangsawan". Penambahan kata Tana, yang berarti negeri tempat

pemukiman suku Toraja, membuat wilayah Toraja kemudian lebih dikenal dengan

sebutan Tana Toraja. Toraja berada di daerah pegunungan, bukit, dan lembah sehingga

memiliki lansekap budaya (cultural landscape)yang unik. Keunikan budaya ini

menjadikan wilayah Toraja dinominasikan sebagai UNESCO World Heritage Sites pada

tahun 1995. Berbagai upacara adat, rumah tradisional (tongkonan), makam di gua/gunung

batu, kerajinan khas, alat-alat kesenian menjadi daya tarik utama wisatawan ke Toraja.

Toraja sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) memiliki obyek wisata dan pentas

budaya yang tidak kalah menariknya dibandingkan DTW lainnya seperti Bali, Bunaken,

Toba dan Jawa. Tana Toraja merupakan daerah tujuan wisata unggulan bagi Provinsi

Sulsel, karena daya tarik keindahan alam dan budayanya. Masyarakat Toraja dikenal ke

mancanega karena budayanya yang khas seperti rumah adat Tokonan serta upacara

pemakaman yang unik Tana Toraja telah berkembang (sejak konferensi Pata tahun 1974

9

saat itu wisata mancanegara mulai datang ke Toraja) menjadi daerah tujuan wisatawan

karena mempunyai kehidupan kebudayaan asli berupa rumah adat (Tongkonan), upacara

kematian (Rambu Solo), kuburan alam (Liang), tarian (Pagellu), pemandangan alam yang

indah dan alamiah.

Obyek-obyek wisata yang sudah sering dikunjungi oleh wisatawan luar negeri

(asing) dan wisatawan dalam negeri (domestik) yaitu Londa, Buntu Pare, Ke’te Kesu,

Siguntu yang masing-masing mempunyai daya tarik tersendiri seperti Tongkonan (rumah

adat), perkampungan lingkungan rumah adat, kuburan gantung, Liang (kuburan yg

dipahat di dinding batu) dan kuburan alam.

Sulawesi Selatan senantiasa mendapatkan kunjungan banyak wisatawan utamanya

pada waktu pemakaman jenazah di Tana Toraja. Jauh sebelum upacara pemakaman

dilaksanakan, biro perjalanan sudah sibuk mencari hotel untuk wisatawan yang akan

mengunjungi upacara pemakaman dan obyek-obyek wisata yang tersebar dalam wilayah

Tana Toraja.

Menurut Drs. Bambang Sunaryo. M.Sc.Ms dalam bukunya Kebijakan

Pembangunan Destinasi Pariwisata (2013:104) menyatakan bahwa Penyusunan Rencana

Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) sebagai tindak lanjut dari

mandat kewenangan penyelenggaraan kepariwisataan yang telah diberikan oleh UU No.

10 Th.2009 kepada Pemerintah telah berhasil diselesaikan oleh Pemerintah dan

ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Th.2011, Tenatng

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) yang

diundnagkan di Jakarta pada tanggal 2 Desember 2011. Dalam RIPPARNAS tersebut,

secara nasional telah ditetapkan bahwa di seluruh wilayah Indonesia terdapat 50 destinasi

pariwisata Nasional (DPN), 222 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN)

dan didalamnya telah ditetapkan ada 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Kawasan

10

Toraja dans ekitarnya masuk ke dalam Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional

(KPPN) yang merupakan bagian dari Destinasi Pariwisata Nasional Toraja-Lorelindu dan

sekitarnya.

Dalam Naskah Akademis penyusunan Rencana Induk Pembangunan

Kepariiwsataan Nasional (RIPPARNAS), untuk menetapkan 88 Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional (KSPN) telah digunakan indeks penetapan berdasarkan pada

beberapa criteria utama yaitu :

1. Jumlah kunjungan wisatawan pada lima tahun terkahir

2. Kelengkapan fasilitas kepariwisataan yang tersedia di kawasan tersebut

3. Dominasi sector kepariwisataan dalam pemanfaatan lahan di kawasan tersebut

4. Kontribusi pendapatan dari kepariwisataan terhadap Produk Domestik

Regional Bruto/PDRB di daerah tersebut, dan

5. Posisi strategis Kawasan tersebut utamanya dilihat dari pangsa pasar

pariwisata potensial baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang

Mendasarkan dari analisis tersebut, maka di dalam PP No.50 Th.2011,

Tentang RIPPARNAS sampai dengan saat ini telah ditetapkan 88 KSPN yang

tersebar di 33 Propinsi di Indonesia, yang mana Kawasan Toraja dan sekitarnya

masuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional tersebut. Dan di tahun 2013

telah ditetapkan 5 prioritas KSPN yaitu ,

1. Kawasan Bromo-Tengger-Semeru dan sekitarnya

2. Kawasan Komodo dan sekitarnya

3. Kawasan Wakatobi dans ekitarnya

4. Kawasan Toraja dan sekitarnya

5. Kawasan Kuta-Sanur-Nusa Dua dan sekitarnya

11

Ke-5 prioritas KSPN tersebut mengandung makna bahwa kawasan-kawasan

tersebut berada pada tahap evaluasi. Salah satu yang terpenting adalah Kawasan

Toraja dan sekitarnya.

Berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan tersebut jelas bahwa kini

pemerintah sudah mengadakan berbagai macam kegiatan untuk mengembangkan

destinasi tersebut dan berusaha meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi

tersebut dengan tetap memperhatikan aspek menjaga keberlanjutkan lingkungan

budaya, sosial, ekonomi sehingga pariwisata akan lebih hidup dan memberdayakan

masyarakat. Beberapa aksi pemerintah yang juga melibatkan masyarakat dalam

mempromosikan KSPN Toraja dan sekitarnya dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 1.1

Kegiatan yang Telah Diselenggarakan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mengembangkan Destinasi Toraja Hingga Tahun 2013

12

No. Nama Kegiatan Keterangan

1. Festival Toraja 2013

Dilaksanakan pada 1-31 Desember 2013. Pembukaan dilaksanakan

pada tanggal 29-30 Desember 2013. Beberapa musik khas Indonesia,

seperti kolintang asal Sulawesi Utara, rebana Betawi Jakarta, saleum

dari Aceh ditampilkan di World Camp Music Festival itu. Tari-tarian

khas Toraja seperti Manimbong dan Tari Kecak dari Bali juga

ditampilkan. kegiatan semacam festival ini bertujuan mengangkat

kembali nama Toraja di mata dunia yang sebelumnya sudah terkenal

dengan keindahan alam, kekayaan warisan budaya, adat, dan

kulinernya. Terkait dengan promosi, Menparekraf punya komitmen

tinggi untuk mempromosikan Toraja sebagai salah satu destinasi di

luar Bali dan harus didorong semua pihak, namun demikian

dikatakan bahwa infrastruktur di Toraja memerlukan perbaikan. Hal

ini merupakan tugas seluruh pihak terkait termasuk pemerintah

daerah Toraja dan Sulawesi Selatan. Titik perhatian tersebut juga

menjadi pertimbangan mengingat Toraja telah disepakati menjadi

Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, namun sejumlah kendala

infrastruktur seperti jalan menuju daerah wisata banyak rusak hingga

daerah kabupaten yang menghubungkan Toraja. Pihak pemerintah

telah mencanangkan pengembangan Toraja dengan baik serta

menjaga keberlanjutkan lingkungan budaya, sosial, ekonomi

sehingga pariwisata akan lebih hidup dan memberdayakan

masyarakat. Menurut Mari, Lovely December telah dilaksanakan

sebanyak enam kali, dan ini harus dikembangkan bagaimana terus

meriah setiap tahun, dan membuat banyak pengunjung yang datang

di Toraja. Selain itu, komitmen menjadikan Toraja di Sulawesi

Selatan sebagai destinasi kedua setelah Pulau Bali yang dapat

menjadi jualan pariwisata di internasional dengan mendatangkan

wisatawan domestik dan mancanegara. Festival ini diadakan untuk

menjaring wisatawan domestik khususnya masyarakat asal Toraja

yang berada di laur negeri dan wisatawan asing khusunya Eropa

yang mana tahun 2013 kemarin menjadi pasar utama.

2.

Pameran Kain Tenun

Toraja di Museum

Tekstil Jakarta

Menparekraf meninjau Pameran Kain Tenun Toraja "Untannun

Kameloan" yang berlangsung tanggal 19 - 29 September 2012 di

Museum Tekstil Jakarta.

13

3.Visit South Sulawesi

2012

Menyambut tahun kunjungan wisatawan (Visit South Sulawesi

2012), Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menggelar 12

event Pariwisata Internasional di lima kabupaten/kota. Yakni

Kota Makassar, Kabupaten Wajo, Tana Toraja, Maros dan

Bulukumba. Juga event bulanan yang dijadwalkan secara bergilir di

24 Kabupaten/kota se-Sulsel. Program tersebut telah di-launching

sejak 2009

4.Promosi ‘Tana

Toraja’ di Swiss

Swiss diketahui sangat potensial bagi promosi pariwisata nasional.

Tema promosi kali ini adalah ‘Postcards From A Wonderland, A

Remarkable Indonesia’, dimulai 1 Februari 2012 selama tiga bulan,

sebagaimana dinyatakan Pejabat Pensosbud KBRI Bern, Budiman

Wiriakusumah di London, Rabu. Dikatakan, selama tiga bulan akan

terpampang dengan indahnya ajakan untuk berlibur ke Indonesia,

untuk mengunjungi obyek wisata Bunaken, Raja Ampat, Tana

Toraja, Komodo, Flores, Borobudur, Lombok, Bangka Belitung dan

Bali.

5.

Indonesia Jaring

Wisatawan Eropa

Melalui WTM

London

Selain wisatawan domestik yang menjadi pangsa pasar utama Tana

Toraja dan sekitarnya. Pangsa pasar tertinggi selanjutnya adalah

Eropa menurut data kunjungan wisatawan yang diterbitkan oleh

Dinas Pariwisata Toraja lima tahun terkahir. Indonesia menjaring

wisatawan Eropa melalui pameran pariwisata terbesar di Inggris,

"World Travel Market" (WTM), di ExCel Exhibition Centre,

London, Inggris, mulai tanggal 4 sampai 7 November 2013. Inggris

merupakan pangsa pasar Indonesia di Eropa dalam kontribusi jumlah

wisatawan disusul Jerman, ujar Wakil Direktur promosi pariwisata

luar negeri khusus wilayah Eropa. Jumlah wisatawan Inggris yang

berkunjung ke Indonesia selama kurun Januari-Agustus tercatat

141.509, atau meningkat 7,41 persen dibandingkan periode yang

sama tahun 2012 sebanyak 131.741. Menurut Agustini Erahayu, hal

ini menggambarkan bahwa pasar Inggris adalah pasar penting yang

perlu digarap dan Indonesia perlu terus menancapkan eksistensinya

di mata dunia melalui berbagai aktivitas promosi. Menteri Pariwisata

dan Ekonomi Kreatif RI, Dr. Mari Pangestu diharapkan akan hadir

pada WTM yang akan mempromosikan strategi "16-16-7" bersama

Dubes RI London Hamzah Thayeb di Platinum Suite 5, ExCel

London. Menparekraf RI direncanakan juga dijadwalkan menghadiri

14

pembukaan resmi WTM World Responsible Tourism Day pada

tanggal 6 November serta mengadakan sejumlah pertemuan dalam

kerangka United Nations World Tourism Organisation (UNWTO).

Menurut Agustini Rahayu, strategi 16-16-7 berfokus pada 16 target

pasar regional untuk 16 destinasi dan 7 minat khusus. Indonesia kini

memang tengah mengembangkan 16 destinasi wisata potensial selain

Bali, yang tersebar dari Sumatera, Sulawesi hingga Papua.

Khususnya pula Kawasan Toraja dan sekitarnya

6.

Rencana Kegiatan

‘Tana Toraja’ di

Tahun 2014

Pada tahun 2014 juga akan diselenggarakan lagi festival

internasional sejenisnya utuk menjadikan Toraja sebagai tempat

pegelaran budaya dan seni berkelas internasional. Nantinya, akan ada

tujuh negara yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, antara lain:

Zimbabwe, Kanada, Prancis, Kazaktan, Italy, Senegal, Amerika dan

Indonesia. Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin

Limpo menyatakan bahwa Toraja patut dilihat oleh dunia

internasional karena memiliki keyaaan alam dan kearifan lokal.

Beliau mengutarakan harapannya agar tahun depan Presiden juga

berkesempatan menyaksikan acara ini secara langsung. Sedangkan,

persoalan infrastruktur bandara baru di Toraja harus digenjot dan

tidak dijadikan persoalan dalam hal pembebasan lahan. Masyarakat

dan Gubernur Sulawesi Selatan sangat menginginkan pesawat besar

bisa mendarat di bandara baru Toraja pada 2014 nanti. Bupati Tana

Toraja, Theofilus Allorerung menyatakan pemerintah Kabupaten

Tana Toraja siap bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah

Kabupaten Toraja Utara untuk menjadikan Toraja Festival sebagai

kalender pariwisata tahunan di Toraja. Kegiatan ini akan dimasukan

dalam calender of event, dan optimis Toraja Festival ini bisa

berdampak positif bagi masyarakat Toraja pada khususnya. Ibu

Maria Elka Pangestu selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

mengatakan akan memberikan bantuan sebanyak 2 Milliar untuk

revitalisasi lapangan Bakti mengingat lapangan ini akan digunakan

kedepannya sebagai tempat pertunjukkan wisata. Beliau

juga mendorong dibentukkan desa binaan dan desa wisata sebagai

langkah pemberdayaan masyarakat sekitar. Tugas besar Kemenparaf

kedepannya adalah mempromosikan lebih gencar lagi wisata-wisata

15

Indonesia termasuk Toraja ke dunia Internasional yang akan

diimbangai dengan pembenahan infrastrukturnya.

7.

Pembentukan dan

Aktivitas DMO

Toraja

Workshop DSRA DMO Toraja dilaksanakan di Hotel Pantan,

Makale pada tanggal 8 Mei 2013. Acara workshop selanjutnya

adalah diskusi dan kerja kelompok yang dibagi menjadi 4

kelompok kerja (pokja) yaitu (1) Pokja Daya Tarik Wisata, (2)

Pokja Sarana/prasarana, (3) Pokja SDM, serta (4) Pokja

Pemasaran dan Promosi. Masing-masing pokja mendiskusikan

isu strategis dan permasalahan yang dihadapi, dan kemudian

dirumuskan program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh

masing-masing stakeholder untuk 5 tahun ke depan.

Acara stakeholders meeting DMO Toraja tingkat kabupaten

dilaksanalan di Toraja Heritage Hotel, Rantepao tanggal 18 April

2013. Acara selanjutnya adalah paparan dari tiap SKPD tingkat

kabupaten yang dibarengi dengan diskusi dengan butir-butir

sebagai berikut:

Perlunya komitmen dari anggota KPT dan Pokja DMO

untuk betul-betul menjadi anggota yang serius

memikirkan kepariwisataan Toraja, jika perlu membuat

pernyataan tertulis.

DMO masih harus merapat dengan Bapeda/SKPD dan

juga menentukan program kegiatan yang harus

dilakukan, kapan, dan lokasinya dimana. Hal ini terkait

dengan penyusunan Grand Design Pariwisata Sulsel,

diharapkan Toraja juga menyiapkan konsep

pengembangan pariwisatanya untuk menjadi masukan ke

provinsi. Pengembangan sektor terkait lainnya perlu

mengacu pada lokasi yang ada di Rencana Tata Ruang

Wilayah kabupaten. Program dari Dinas/SKPD dan

stakeholders lainnya disusun pertahun supaya jelas,

termasuk dalam implementasinya.

Sangat penting untuk memiliki Roadmap DMO Toraja,

yang menjadi pedoman bagi semua stakeholders

kepariwisataan Toraja. Sinkronisasi antara DMO dan

SKPD ke depannya sangat penting.

SKPD yang diidentifikasikan untuk masuk dalam Pokja

16

DMO Toraja Tingkat kabupaten: (1) Bapeda, (2)

Disbudpar, (3) Dikbud, (4) Distarkim, (5) Dinas

Perhubungan, (6) Dinas PU, (7) Dinas Pertanian dan

Tanaman Pangan, (8) Dinas Kehutanan dan Perkebunan,

(9) Dinas Perindagkop dan UMKM, (10) Dinas

Peternakan, (11) Dinas Kesehatan, (12) Dispora, dan

(13) Bapedalda.

Sebagai kegiatan awal program DMO Toraja di tahun 2013 ini

dilaksanakan stakeholder meeting DMO Toraja tingkat provinsi.

Acara ini dilaksanakan di Hotel Sahid Jaya Makassar, tanggal 16

April 2013. Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama DMO

Toraja di tahun 2013, yang ditujukan untuk sinkronisasi program

DMO Toraja tahun 2013 dengan program lintas sektor tingkat

provinsi dalam mendukung pengembangan kepariwisataan

Toraja. Beberapa hal penting yang dimunculkan dalam

Stakeholder Meeting tingkat provinsi ini adalah :

SKPD dan Asosiasi terkait di tingkat provinsi

mendukung program pengembangan pariwisata

Toraja, termasuk program-program DMO. Diakui

memang belum seluruh stakeholders mengetahui

dan memahami secara jelas tentang program DMO

ini, penggantian personil yang in charge juga

menjadi kendala. Diharapkan ke depannya dapat

dibuatkan SK Gubernur untuk SKPD dan

stakeholders terkait di tingkat provinsi sebagai

anggota Pokja DMO Toraja.

Perlu sinkronisasi program dalam mendukung

kepariwisataan Toraja. SKPD pendukung pada

dasarnya mengharapkan masukan dari DMO Toraja

untuk lokasi kegiatan-kegiatan yang perlu didukung.

Perlu segera menyusun suatu grand design

pengembangan kepariwisataan Toraja sebagai bahan

bagi pemda Provinsi Sulsel dalam menyusun

RPJMD di bulan Juni ini. KPT akan menindaklanjuti

dalam pertemuan lanjutan tingkat kabupaten untuk

17

menyusun grand design tersebut.

8.

Direct Promotion

Pariwisata Sulawesi

di Batam

Persaingan merebut simpati para wisatawan begitu amat tinggi.

Terbukti sejumlah negara tetangga hingga kini semakin gencar dan

cerdas dalam melakukan promosi guna meraih wisatawan asing dan

wisatawan Indonesia. Bahkan paket-paket wisata/produk wisata luar

negeri yang ditawarkan amat bersaing dan relatif murah. Apalagi,

potensi wisatawan nusantara amat tinggi yakni sekitar 4,5 juta

penduduk Indonesia kerap perjalanan ke luar negeri (out going).

Untuk meraih potensi wisatawan itu Direktorat Promosi Pariwisata

Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(Kemenparekraf) akan menggelar direct promotion atau penjualan

langsung paket-paket wisata Sulawesi di Hotel Haris, Batam, Jumat

(22/11/2013).Pada ajang tersebut, pemerintah memfasilitasi

pertemuan antar industri pariwisata yang menjual paket wisata

Sulawesi pada industri pariwisata yang berminat membeli paket

wisata, atau business meeting/table top. Saat ini sudah ada 25 orang

(buyers) dari Singapura dan Johor, dan Batam yang berminat

membeli paket wisata Sulawesi. Sebagai sellers adalah industri dari

Sulawesi dan daerah lainnya yang menjual paket-paket wisata ke

daerah Sulawesi. Kedudukan Sulawesi dari sisi peta pariwisata

nasional amat strategis. Mengingat, kini Makassar di Sulawesi

Selatan telah menjadi gerbang dengan jaringan penerbangan udara

langsung yang menghubungkan kota-kota besar di Indonesia bahkan

penerbangan internasional. Dia mencontohkan di Sulawesi Selatan

ada Pantai Losari dan Tana Toraja. Lalu, Sulawesi Tenggara ada

Taman Nasional Wakatobi yang amat terkenal dengan keindahan

alam bawah laut. Kemudian, di Sulawesi Utara juga ada Taman Laut

Bunaken yang juga terkenal dengan keindahan alam bawah laut.

Trindiana berharap, direct promotion berupa table top tersebut dapat

mencuri minat 4,5 juta wisatawan dalam negeri yang kerap pergi ke

luar negeri dan wisatawan asing yang ada di Batam. Sehingga, bisa

mencapai target kunjungan wisatawan asing sebesar 8,6 juta pada

tahun ini. Apalagi, itu juga didukung oleh pertumbuhan out going

wisatawan dalam negeri yang terus meningkat cukup besar dan tarif

angkutan udara yang relatif murah (low cost carrier) dan juga libur

18

ganda. Ada libur sekolah dan libur akhir tahun. Tentu, ini potensi

pasar yang tinggi dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai

lebih 220 juta orang.

Sumber : kemenparekraf.go.id, Dmoindonesia.com, travel.kompas.com, investor.co.id, jnguide.wordpress.com

Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat dijelaskan bahwa pemerintah sudah berusaha

dalam memantapkan destinasi Toraja dan sekitarnya agar menjadi destinasi berdaya saing

internasional kedepannya. Langkah awal adalah dengan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Hal ini Salah satunya tentu dilakukan dengan mengkomunikasikan keberagaman atraksi

wisata dan keunikan Toraja di mata Nasional dan Internasional melalui kegiatan pemasaran.

Sehingga dibutuhkan suatu strategi pemasaran yang tepat untuk meraih hati wisatawan agar

mau berkunjung ke destinasi Toraja.

Menurut sumber http://issuu.com/moeslov/docs/edisi34/14, Majalah Pariwisata yang

diterbitkan oleh Kemenparekraf, selain hal tersebut, beberapa tantangan yang kini dihadapi

Toraja pun harus segera dibenahi untuk menanamkan citra positif tentang Toraja di benak

wisatawan. Seperti perbaikan infrastruktur Toraja. Dengan lama perjalanan 8-10 jam tempat-

tempat pesinggahan di sepanjang Makassar-Toraja dirasa perlu mengupdate restoran lokal,

sajian makanannya hingga sanitasinya. Di setiap kabupaten semestinya ada rumah makan dan

punya toilet umum yang baik. Yakin Tandirerung menyatakan bahwa kelemahan Toraja

adalah amat kurangnya aktivitas pendukung di obyek wisata. Rantepao sebagai kota wisata

internasional di Toraja Utara dan menjadi starting point untuk tur setempat sudah saatnya

dibenahi dan dipercantik. Yang sebaiknya dilkaukan oleh Destination Management

Organization (DMO) dibentuk sebagai mitra pendamping pemda untuk mengembangkan

pariwisata di daerahnya. DMO lah yang merancang program dan memasarkannya. DMO

Toraja yang bari dilantik pada 13 Mei 2012 ini mengelola dari sudut etnisnya, bukan wilayah

administratifnya. Jadi, meliputu semua wilayah etnis Toraja. Saat ini baru berjalan dengan

dua kabupaten, Tana Toraja dan Toraja Utara. Ini wadah bagi masyarakat peduli pariwisata

19

terdiri dari tokoh masyarakat, ketua adat, tokoh pendidikan, tokoh agama, tokoh industry

pariwisata (ASITA,PHRI,HPI,PUTRI). Untuk mempromosikan dan menjual destinasi yang

dahulu disiapkan adalah masyarakatnya, obyeknya, aktivitasnya, dan industrinya. Industri

harus menyiapkan akomodasi , restoran dan sumber daya manusianya. Obyek-obyek di

Toraja hampir sama satu sama lain karena itu yang harus disiapkan adalah obyeknya.

Meskipun tujuan utama hendak melihat obyek kuburan di Ketekesu, Londa, dan sebagainya,

di obyek itu juga baik dipersiapkan rumah adatnya, cinderamata, dan seterusnya. Pemerintah

daerah bersama pelaku industry harus memikirkan secara kreatif pengemasannya. Setelah itu

siap akses internet nasional melalui bandara akan mengikuti dengan sendirinya. Artinya jika

obyek sudah siap maka orang akan datang. Permintaan aksesibilitas pun akan semakin

meningkat. Beberapa tantangan lain yang kini sedang dihadapi oleh pariwisata Toraja

diantaranya :

Toraja Utara (Torut)

Sebagian besar obyek wisata di Toraja berada di Toraja Utara. Kota Rantepao perlu

membenahi kotanya sekarang, mempersiapkan kembali hotel-hotelnya restorannya dengan

mempersiapkan mutu produknya yaitu pelayanan.

Obyek-obyek wisata yang sudah berada disana sejak beradbad-abad atau berates

tahun lalu harus bisa mempertahankan orisinalitasnya sekaligus menciptakan inovasi-inovasi

baru.

Ketua DMO Toraja Luther Barrung menyatakan bahwa di Toraja Utara, sebagai

wisata budaya, obyeknya sudah siap, fasilitasnya juga sudah siap. Tapi kualitas pelayanannya

amsih harus ditingkatnya.

20

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara mengemukakakn bahwa

kedepannya akan terus diadakan pertunjukan hidup kesenian, tempat kulinari, karena itulah

yang menghidupkan tempat pariwisata.

Tana Toraja (Tator)

Berbeda dengan yang dihadapi Kabupaten Tana Toraja. Daerah ini masih harus

menentukan fokus pariwisatanya.

Cruise Ship Tourist

Wisatawan dari kapal pesiar ke Toraja masih terbatas. Sudah bisa mencapai 100-an orang

wisatawan turun dari satu kapal. Kendalanya kendaraan bis atau minibus yang dipakai untuk

menjemput dan mengantar wisatawan tersebut pada umumnya berusia tua. Itu malah akan

mengurangi citra Toraja sebagai destinasi wisata

Agustinus Lamba menggambarkan rute tur saat menangani tamu dari kapal pesiar

seperti ini: Kapal datang dengan rute Kalimantan-Polewali, Sulawesi Barat menginap sehari

di sana, kemudian dilanjutkan ke Pare-Pare, menginap semalam di atas kapal lalu dijemput

keesokan paginya pukul 06.30 atau 7.00 dan langsun dibawa menuju Toraja. Dari Pare-Pare

menuju Toraja memrlukan waktu 4 jam perjalanan, tiba sekitar pukul 12.00, langsung

dilanjutkan tur setengah hari bermalam di Toraja, biasanya di Hotel Heritage. Keesokannya

tur setengah hari lagi hingga pukul 13.00 atau 14.00 kembali ke Pare-Pare , naik kapal lalu

berlayar menuju Makassar.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis memilih judul makalah “ Pentingnya

Strategi Pemasaran yang Tepat Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan ke

Kawasan Toraja dan Sekitarnya”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada Latar Belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini

adalah,

21

1. Bagaimana Gambaran Umum serta Visi dan Misi atau orientasi destinasi Toraja

dan sekitarnya ?

2. Bagaimana kondisi aktual destinasi Toraja dan sekitarnya ?

3. Apa yang semestinya dilakukan untuk mencapai kondisi yang diharapkan ?

1.3 Tujuan Studi

Sesuai dengan Rumusan Masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mampu menjelaskan Gambaran Umum Serta Visi dan Misi atau orientasi destinasi

Toraja dan sekitarnya

2. Mampu menjelaskan kondisi aktual destinasi Toraja dan sekitarnya berkaitan dengan

analisis produk destinasi tersebut, analisis kompetitor destinasi tersebut, dan analisis

segmen pasar destinasi tersebut..

3. Mampu strategi pemasaran yang semestinya dilakukan guna mencapai kondisi yang

diharapkan melalui marketing objective, sales program, dan promotion tools

(marketing mix).

1.4 Jenis dan Sumber Data

Sumber data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber primer,

yakni yang asli, informasi,dari tangan pertama atau responden. Sumber Data Sekunder adalah

informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari responden tetapi dari pihak ketiga..

Jenis data yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan makalah ini yaitu data

sekunder. Data sekunder diperoleh dari buku – buku dan juga internet yang kemudian

disesuaikan sehingga dapat menjadi sebuah makalah yang utuh.

22

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pemasaran Kepariwisataan

Menurut Drs. Bambang Sunaryo. M.Sc. MS.(2013:178) menyatakan bahwa

berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, diberikan batasan

mengenai pemasaran kepariwisataan Indonesia, sebagai :

“Pemasaran Pariwisata bersama, terpadu dan berkesinambungan dengan melibatkan

seluruh pemangku kepentingan serta pemasaran bertanggung jawab dalam membangun

Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang berdaya saing.”

Sedangkan Kotler (1996), telah memberikan pengertian yang bersifat umum tentang

pemasaran (marketing) sebagai :

“A social and managerial process by which individuals and groups obtain what they

need and want through creating and exchanging products and value with others.”

Mendasarkan pada pengertian pemasaran di tas dapat diartikan bahwa pemasaran

adalah fungsi manajemen yang mengatur dan mengarahkan semua kegiatan usaha

23

berdasarkan hasil penilaian terhadap kebutuhan pembeli dan mneysuaikan daya beli mereka

untuk menjadi permintaan yang efektif terhadap suatu produk atau jasa, serta mengalirkan

produk atau jasa tersebut ke konsumen atau pengguna akhir dalam mencapai target

keuntungan atau tujuan lain yang ditetapkan perusahaan atau organisasi.

Merujuk pada definisi umum pemasaran yang diberikan oleh Philip Kotler tadi,

manakala diterapkan pada aspek kepariwisataan, maka kegiatan-kegiatan pokok yang harus

dilakukan dalam program pemasaran pariwisata paling tidak akan meliputi :

a. Memahami kebutuhan pasar wisatawan dengan baik.

b. Mengembangkan produk wisata yang mempunyai nilai superior dimata pasar

wisatawan tadi.

c. Mendistribusikan informasi produk wisata ke wisatawan secara tepat dan menarik.

d. Mempromosikan produk wisata dengan efektif.

Dalam kerangka pemahaman pemasaran pariwisata seperti diuraikan di atas; Pada

dasarnya keseluruhan produk wisata yang dikembangkan hendaknya dilihat dalam kaitannya

dengan keinginan dan harapan wisatawan. Sebagai pembeli, wisatawan harus dapat

memahami keseluruhan produk wisata yang ada di destinasi.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa esensi pemahaman dari pemasaran pariwisata

adalah suatu proses pertukaran, yang secara industrial merupakan sebuah sistem yang di

dalamnya mencakup proses untuk mencapai pertukaran antara dua pelaku (pihak) yang

berbeda, yaitu, antara :

1. Konsumen atau wisatawan yang membeli atau menggunakan produk wisata yang

ada di destinasi.

2. Destinasi (Otoritas organisasi produksi) yang memasok dan menjual produk

wisata kepada wisatawan.

24

Dari sisi cara pandang pasar, pemasaran pariwisata akan berkaitan erat dengan upaya

untuk:

1. Memahami kebutuhan fan keinginan wisatawan.

2. Mengetahui produk wisata apa yang akan dipilih, kapan, bagaimana, seberapa

banyak, pada tingkat harga beberapa, dan perkiraan seberapa sering mereka

membeli.

3. Mengetahui lokasi dimana mereka mmebeli

4. Mengetahui perasaan mereka setelah melakukan pembelian dan menikmati produk

wisata yang dibelinya.

Sedangkan dari sisi cara pandnag destinasi sebagai produsen pemasaran, pemasaran

pariwisata akan berkaitan erat dengan upaya-upaya untuk:

1. Mengetahui produk wisata apa yang akan dikembangkan dan ditawarkan kepada

wisatawan serta mengapa produk wisata tersebut akan dikembangkan.

2. Mengetahui seberapa besar skala produk wisata tadi harus dikembangkan.

3. Mengetahui pada tingkat harga berapa produk wisata tadi akan dijual.

4. Mengetahui kapan dan kepada segmen wisatawan mana produk wisata tersebut

akan dipasarkan.

Orientasi pemasaran pariwisata pada intinya adalah upaya untuk melihat keluar

terhadap kebutuhan pasar wisatawn dan berbagai dampak dari adanya perubahan lingkungan

terhadap destinasi. Dapat diartikan pula bahwa, orientasi pemasaran pariwisata adalah

merupakan upaya untuk menanggapi lingkungan persaingan yang sangat ketat serta

mengakomodasikan kelebihan dari kapasitas yang dimiliki oleh sebuah destinasi untuk

memenuhi berbagai jenis dan tingkatan permintaan pasar wisatawan. Berikut adalah gambar

bagan sistem pemasaran pariwisata:

25

Sebagai sebuah sistem, pemasaran berada dalam sebuah dinamika lingkungan yang

berinteraksi secara timbale balik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberi

pengaruh pada tingkat keberhasilannya dalam melakukan implementasi program-program

pemasarannya.

Lingkungan pemasaran pariwisata yang bersifat dinamis tadi secara umum dapat

dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro sebagai

berikut:

Sosial-ekonomi/ politik eksternal dan lingkungan fisikPelangggan dan pelanggan potensial

Pesaing

Bisnis korporat dan strategi pemasaran

Perencanaan Pemasaran

Produksi / kapasitas

SistemImventori / reservasi

Distribusi / akses

Transaksi pertukaran

Konsumsi produk

Perasaan paska pembelian

Promosipelanggan

Promosisales

Rencana Kampanye

(Marketing mix dan anggaran)

Objektif Taktik

Strategi bisnis dan Rencana Pemasaran

Rencana kampanyedan anggaran belanja

Riset pemasarandan analisis

Program Aksi

EvaluasiMonitoring

dan Kontrol (riset)

LingkunganBisnis

KeputusanOrganisasi

Keputusan Organisasi

Keputusan Pelanggan

Diagram Sistem Pemasaran PariwisataAdaptasi dari Marketing Travel and Tourism, V.T.C. Middleton, 1994

26

1) Lingkungan Mikro (micro-environment), yaitu para pelaku dan berbagai kekuatan

yang terkait dengan unit organisasi dan bisnis kepariwisataan di destinasi tadi,

yang dapat mempengaruhi kemmapuannya dalam memenuhi atau melayani

kebutuhan serta permintaan wisatawan.

2) Lingkungan Makro ( macro-environment), yaitu berbagai kekuatan sosial yang

lebih besar yang dapat mempengaruhi keseluruhan lingkungan mikro, seperti

struktur demografi, ekonomi, budaya, alam, teknologi, politik, dan kekuatan para

pesaing.

Menurut C.M. Lingga Purnama, MM (2004:1), pemasaran adalah proses perencanaan

dan pelaksanaan konsep-konsep pemberian harga,promosi, dan pendistribusian ide, barang,

dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.

Perkembangan selanjutnya terhadap definisi dan konsep pemasaran adalah bagaimana

memahami pemasaran sebagai budaya, yaitu seperangkat nilai dan kepercayaan mendasar

tentang pentingnya konsumen bagi organisasi. Ini penting untuk mengembangkan strategi

pemasaran yang menyangkut strategi bisnis dan keunggulan kompetitif perusahaan. Strategi

pemasaran didefinisikan sebagai analisis strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan

dalam strategi penentuan pasar sasaran bagi produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan

pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran,

penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.

Menurut Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA ( 2005:1), pemasaran pariwisata sangat

kompleks sifatnya dibandingkan dengan pemasaran barang-barang yang dihasilkan

perusahaan manufaktur yang biasa kita kenal. Produk yanag ingin dipasarkan sangat terikat

dengan supplier yang menghasilkannya, instansi, organisasi atau lembaga pariwisata yang

mengelolanya. Untuk memasarkan produk industri pariwisata bukan saja diperlukan

koordinasi, tetapi diperlukan kerjasama yang baik antara orgnisasi yang bertanggung jawab

27

dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan berkaitan dengan

kegiatan pariwisata. Dapat dikatakan, keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang

kepariwisataan sangat ditentukan oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan

pariwisata bagi pembangunan daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan

harus ada komitmen dari semua unsure terkait bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi

yang bersifat quick yielding dana merupakan agent of development bagi daerah itu.

J. Krippendorf, dalam bukunya Marketing Et Tourism merumuskan pemasaran

pariwisata sebagai berikut :

“Marketing in tourism to be understood as the systematic and coordinated execution of

business policy by tourist undertaking whether private or state owned at local, regional,

national or international level to achieve the optimal of satisfaction of the needs of

identifiable consumers group and in doing so to achieve and appropriate return”. Yang

dimaksudkan dengan pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus

dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industry pariwisata,

baik milik swasta atau pemerintah dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional atau

internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang

wajar.

2.2 Definisi Promosi Pariwisata

Menurut Drs. Bambang Sunaryo. M.Sc. MS.(2013:177) menyatakan bahwa promosi

(promotion) merupakan bagian dari proses pemasaran ysng termasuk dalam salah satu aspek

bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran pada dasarnya merupakan koordinasi

interakso dari empat komponen yang sering disebut dengan 4P yaitu produk (product), harga

(price), lokasi distribusi (place), dan promosi (promotion). Aktivitas promosi kepariwisataan

secara prinsip merupakan kegiatan komunikasi, yang dilakukan oleh organisasi

28

penyelenggara pariwisata (destinasi) yang berusaha mempengaruhi khalayak atau pasar

wisatawan yang merupakan tumpuan atau sasaran dari penjualan produk wisatanya. Tahapan

promosi pariwisata biasanya diawali dengan melakukan analisis pasar yang kegiatannya

melipuri paling tidak tahapan-tahapan aktivitas sebagai berikut :

a. Penentapan tujuan promosi kepariwisataan.

b. Menetapkan beberapa statemen alternatif berkaitan dengan pebedaan strategi bauran

promosikepariwisataan yang memungkinkan untuk mencapai tujuan.

c. Tahap tadi harus mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya menganalisis seluruh

kemungkinan metode promosi pariwisata yang tersedia, biaya yang tersedia, posisi

kompetitif destinasi dan produk wisata yang ada, evaluasi dari program promosi

wisata sebelumnya sikap dan prilaku wisatawan terhadap produk wisata yang kan

dijual serta asumsi mengenai kegiatan promosi apa yang paling efektif.

d. Membuat solusi dalam bentuk serangkaian tujuan promosi pariiwsata yang terukur

dengan memperhitungkan target audiens/pasar yang spesifik, hal pokok yang akan

dikomunikasikan, tugas dan tanggung jawab, dan periode waktu yang dipergunakan

untuk prmosi.

e. Penilaian dari rencana promosi wisata agar sesuai dengan angggaran yang tersedia,

sumber daya manusia yang ada, dan waktu yang diperlukan.

f. Jika perlu, tujuan promosi wisata dan alternative pencapaiannya bisa ditinjau kembali.

29

2.3 Ruang Lingkup Perencanaan Pemasaran

Menurut Dr.Alma Buchari (2002:110) menyatakan sebagai berikut;

2.3.1 Ruang Lingkup Rencana Pemasaran (Marketing Plan)

Sebelum menyusun marketing plan maka perlu mengetahui seluk beluk atau

konsep-konsep pemasaran dan segala informasi telah dikumpulkan, maka seorang

wirausaha baru menulis marketing planya.

Untuk menyusun marketing plan maka perlu dijawab tiga pertanyaan berikut :

1) Where have we been ?

2) Where do we want to go ?

3) How do we get there? (Hisrich-Peters, 1905: 139)

Pertanyaan diatas perlu diidentifikasi dan dijawab dari mana kita berangkat , untuk

itu harus diperhatikan latar belakang perusahaan, kekuatan dan kelemahan perusahaan,

bagaimana keadaan persaingan, serta bagaimana peluang dan kendala yang dihadapi.

Kemudian kearah mana arah yang dituju ? disini perlu ditetapkan sasaran marketing

untuk masa yang akan datang.

Lalu bagaimana mencapai sasaran itu ? disinilah perlu ditetapkan strategi pemasaran.

Mungkin juga perlu dilakukan penelitian pemasaran. Anggaran belanja perlu disiapkan

untuk pelaksanaan rencana ini.

Apa yang dimaksud dengan marketing plan ? the marketing plan in cludes a situation

analysis that in large part comprises a market opportunity analysis and an assessment of

30

the existing or potential business “strength, weakness, threat, and opportunities in the

marketplaces”. (Bygrave, 1994:73)

Marketing plan adalah merupakan bagian dari business plan. Perencanaan yang harus

dipersiapkan seperti dijelaskan oleh Bygrave adalah analisis situasi perusahaan dan

lingkunganya analisa dan penilaian peluang, kekuatan, kelemahan, kendala yang dihadapi

di pasar. Juga harus digambarkan sasaran konsumen dan setrategi pemasaran yang

digunakan. Jadi inti kegiatan dari marketing plan ini adalah :

1. Analisa situasi lingkungan dan peluang besar

2. Mengembangkan sasaran pemasaran

3. Menetapkan strategi pemasaran

4. Menciptakan tindakan atau taktik pelaksanaan

Karakteristik dari sebuah marketing plan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria

yaitu :

1. Harus didasarkan pada fakta dan asumsi yang benar tentang siapa

target market, dimana lokasi mereka, berapa besar daya serapnya.

2. Bagaimana teknik promosi yang efektif.

3. Bagaimana perubahan harga dipasar.

4. Bagaimana saluran distribusi.

5. Bagaimana keadaan saingan.

6. Bagaimana SWOT dari perusahaan.

7. Siapkan sumber-sumber yang diperlukan seperti : sumber daya

manusia, keuangan, fasilitas perawatan dan sebagainya.

31

Seperti diketahui bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang amat penting dalam

operasional suatu bisnis. Tidak peduli apakah bisnis anda bergerak dalam sector industry

kecil, tingkat menengah, apalagi industry besar. Atau anda bergerak dalam bidang

perdagangan besar, perdagangan eceran, pertokoan, atau mungkin pula anda begerak

dalam bidang penjualan jasa, transportasi, penginapan, biro perjalanan, kegiatan rekreasi,

dan sebagainya, pemasaran menempati posisi utama. Lihatlah bagaimana perkembangan

posisi bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan mulai sejak berdiri sampai perusahaan

menjadi besar.

Pada tahap perusahaan baru didirikan posisi bagian produksi, keuangan, personalia, dan

pemasaran kira-kira sama pentingnya. Akan tetapi, begitu perusahaan mengalami

kemajuan, maka porsi perhatian lebih besar diberikan kepada bagian pemasaran, dan lebih

khusus lagi fokusnya ialah “langganan”. Ini bukan berarti bagian-bagian lain didalam

perusahaan tidak penting, semua bagian adalah penting, tetapi perhatian utamanya ialah

pemasaran yang akan berhadapan langsung dengan publik, yang sangat mennetukan

keberhasilan atau kegagalan suatu usaha.

2.3.2 Konsep A I D A + S

Didalam setiap kegiatan bisnis harus diusahakan agar wirausahawan memperhatikan

konsep A I D A + S, yang merupakan singkatan dari :

A = attention

I = Interest

D = Desire

32

A = Action

S = Satisfaction

Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bisnis yang dapat

menarik hati konsumen / langganan. Misalnya kegiatan membuat suatu produk yang

memuaskan konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah pertokoan atau

kegiatan-kegiatan lainya.

Pertama kali konsumen berhubungan dengan perusahaan tentu muncul lebih dulu

perhatian ( attention) misalnya pada saat konsumen lewat didepan sebuah toko. Konsumen

tersebut memperhatikan satu jenis barang yang dipajangkan di etalase depan toko.

Kemudian konsumen tersebut timbul minatnya (interest), lalu dia masuk kedalam toko.

Setelah masuk kedalam toko dia mencari pelayan dan minta diambilkan barang yang dia

ingikan. Ini berarti keinginanya (desire) makin meningkat. Kemudian dia menanyakan

berapa harganya, lalu tawar menawar, cocok harga, lansung di bayar di kasir (action).

Setelah barang dibawa pulang kerumah lalu dipakai (seandainya dalam bentuk pakaian

atau dimakan kalau bentuk makanan). Setelah barang tersebut dikonsumsi maka muncul

dua kemungkinan konsumen tersebut merasa puas atau tidak puas.

Tujuan dari setiap pemasaran ialah menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika

konsumen puas terhadap barang tersebut atau terhadap pelayanan toko tersebut maka

konsumen akan melakukan pembelian ulang. Jika kosumen tidak puas maka ia tidak akan

melakukan pembelian ulang dan akan memberikan reaksi negatif serta menginformasikan

reaksi negative itu kepada keluarganya, sahabatnya, sehingga pemasaran produk tersebut

tidak mencapai sasaran. Hal ini dapat menimbulkan kegagalan bagi perusahaan.

2.3.3 Konsep Pemasaran

33

a. Konsep produk

Pada saat barang masih langka di pasar,maka produsen memusatkan perhatian pada

teknis pembuatan produk saja. Produsen belum memperhatikan selera konsumen.

Produsen hanya membuat barang dengan to please oneself, hanya menuruti bagaimana

selera produsen sendiri.Produsen hanya melihat ke cermin, tidak melihat jendela.Orang

melihat cermin hanya memperhatikan wajah saja, yaitu ia membuat barang yang cocok

dengan kemauannya. Lain hannya melihat jendela,berarti melihat orang yang berada di

luar/dijalan,produsen memperhatikan orang lain.

b. Orientasi Penjualan

Disini produsen membuat barang,kemudian harus membuat barang itu, dengan berbagai

teknik promosi. Hal yang penting disini ialah adanya kegiatan promosi secara

maksimal. Paham dari konsep ini ialah, konsumen pasti akan mau membeli barang, bila

mereka dirangsangkan untuk membeli. Promosi besar-besaran adalah merupakan cirri

khas dari selling concept.

Premis yang mendasari konsep penjualan ialah :

Konsumen cenderung menolak membeli barang yang tidak penting oleh sebab itu

merek harus didorong untuk membeli.

Konsumen dapat di pengaruhi melalui stimulasi promosi.

Tugas produsen ialah mendorong penjualan.

c. Orientasi Pasar

disini produsen tidak sekedar membuat barang, tidak pula asal meluncurkan promosi.

Akan tetapi, produsen memusatkan perhatian pada selera konsumen, produsen

memperhatikan needs dan wants dari konsumen. Dalam hal ini produsen tidak lagi

34

melihat cermin tetapi melihat jendela. Dengan melihat jendela berarti dia

memperhatikan orang yang berada diluar bagaimana gerak-gerik, perilaku, kebiasaan-

kebiasaan, selera konsumen. Jadi produsen tidak hanya memperhatikan kebutuhan

konsumen, tetapi juga memperhatikan apa keinginan konsumen. Konsumen tidak hanya

membeli fisik barang, tetapi yang mengharapkan sesuatu dari barang itu, ini yang

disebut dengan wants, yaitu suatu yang lain yang diharapkan setelah membeli barang

tersebut. Jika ini dapat dipuaskan, maka kegiatan marketing perusahaan akan mencapai

sukses.

Premis yang mendasari konsep pemasaran ini adalah :

Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan needs dan wantsnya.

Konsumen dapat dikelompokan berdasarkan needs dan wantsnya.

Tugas organisasi ialah meneliti dan menetapkan segmentasi dan memilih pasar serta

mengembangkan pemasaran yang efektif.

Keinginan produsen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam arti

ingin memberi kepuasan dapat dibaca dari semboyan promosi yang dilancarkan oleh

produsen yang berbunyi antara lain :

Kepuasan anda dambaan kami,

Jika anda puas beri tahu teman, jika anda tidak puas beri tahu kami,

Semboyan kami adalah kepuasan langganan,

Kami ada karena anda.

d. Orientasi Pada Rasa Tanggung Jawab =Pemasaran Berwawasan Sosial

Tingkat orientasi pada rasa tanggung jawab sosial dan kemanusiaan. Karena banyak

kritik dan sorotan dari luar perusahaan, baik yang datang dari pemerintah, maupun dari

35

masyarakat melalui lembaga konsumen, maka perusahaan haris memiliki rasa tanggung

jawab mora,untuk melayani masyarakat sebaik –baiknya. Tanggung jawab sosial ini

dalam arti luas, harus menghasilkan barang yang baik tidak merusak kesehatan

masyarakat. Menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab,selalu menjaga

kebersihan air dan udara dari ancaman polusi,mengurangi kebisingan oleh mesin

pabrik. Semua ini harus dalam rangka menciptakan suasana kehidupan yang baik dan

tentram dengan penuh rasa tanggung jawab tidak mementingkan keuntungan

perusahaan semata.

Premis yang mendasari pemikiran produsen untuk mengembangkan responsibility ini:

o Gejala konsumerisme (Gejala protes dari konsumen terhadap ketidak puasan yang

dilakukan oleh perdusen atau oleh penjual) akan muncul apa bila masyarakat

memperoleh barang yang tidak baik dan mendapat layanan memuaskan.

o Masyarakat selalu menuntut tanggung jawab organisasi,begitu mereka mendapat

perlakuan yang kurang baik dan bila ekosistem mereka terganggu.

o Anggota mastarakat selalu menghendaki jaminan keselamatan terutama terhadap

komodit yang mereka beli.

Pada tingkat ke-4 ini manajemen pemasaran, harus memusatkan kegiatannya pada

nbagaimana menciptakan,dan menawarkan barang untuk perbaikan mutu kehidupan,

bukan hanya sekedar menawarkan barang yang memenuhi selera konsumen.

Dalam hal ini seakan-akan terdapat dua hal yang berbeda kepentingannya, yaitu:

keinginan produsen untuk memenhi selera konsumen yang beraneka ragam di suatu

pihak,dan dilain pihak ingin menjaga kelestarian lingkungan.Beberapa contoh dapat dilihat

penggunaan sampul-sampul plastik yang praktis,enteng,indah yang sangat disenangi oleh

konsumen akan tetapi sangat nencenari lingkungan.Barabg-barang plastic tidak dapat

36

hancur dialam terbuka sehingga menyebabkan penumpukan sampah yang merusak

kesuburan tanah,menyumbat resapan air atau menyubat saluran air sehingga

menimbulkan kebanjiran.Juga makanan fast food,yang rasanya enak,cepat saji,lezat,

namun tidak sehat kaeran kandungan lemaknya tinggi.Industri minuman menggunakan

botol-botol plastik sekalu pakai.Padahal duluny minuman menggunakan botol yang dapat

digunakan beberapa kali pakai.Penggunaan botol plastic yang begitu banyak sangat

mengotori lingkungan sekitarnya.

Contoh lain misalnya serbuk detergen yang sangat digmeari oleh ibu-ibu rumah

tangga untuk mencuci lebih cepat dan lebih bersih.Akan tetapi,produk itu sangat digemari

aliran sungai yang dapat mematikan ikan-ikan didalam sungai .

2.3.4 Mengutamakan Pelanggan

Pada saat ini perusahaan saling bersaing memperebutkan para pelanggan . dalam

situasi buyers market perusahaan harus berjuan untuk mencari dan memelihara

langgananya. Untuk memelihara langganan harus Memperoleh kepuasan melalui nilai

lebih yang diterimanya dibandingkan dengan uang yang dia keluarkan untuk memperoleh

suatu barang.

Nilai yang diterima oleh pelanggan adalah selisih dari total customer value

dikurangi dengan total customer cost. TVC berarti sejumlah manfaat yang diperoleh oleh

pelanggan dari suatu produk atau jasa yang dibelinya sedangkan TCC adalah sejumlah

uang atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau

jasa tertentu.

37

Misalnya seseorang berbelanja barang kesuatu toko tertentu. Dia mengharapkan

sejumlah nilai yang akan diperoleh yaitu berupa mutu barang tersebut, harga murah,

layanan toko memuaskan, kemudahan mencari dan memilih barang di toko tersebut

kemudahan dan rasa aman parkir kendaraan, rasa nyaman didalam toko, dan dia

mengeluarkan sejumlah uang untuk memperoleh nilai-nilai tersebut. Jika dibandingkan

antara total nilai yang dia peroleh dengan total uang yang dia keluarkan lebih

menguntungkan maka dia akan memperoleh kepuasan.

Kepuasan yang dimaksud adalah satisfaction is a person’s feeling of pleasure or

disappointment resulting from comparing a product’s perceived performance in relation

to his or her expectation. (Philip Kotler, 1997:40).

Untuk menjaga kepuasan langganan tersebut maka perusahaan mencoba

melakukan apa yang disebut dengan integrated marketing (pemasaran terpadu). Philip

Kotler, (1997:23) menyatakan bahwa : when the all company’s department work together

to serve the customer’s interest, the result is integrated marketing. Jadi integrated

marketing ini berarti suatu keterpaduan diantara para karyawan secara bersama-sama

memberikan pelayanan memuaskan kepada konsumen. Oleh sebab itu seorang pemimpin

perusahaan harus membenahi, mendidik para karyawanya agar semua mempunyai arah,

sikap, sasaran untuk memuaskan konsumen. Misalnya bagian produksi harus membuat

barang sebaik mungkin, menghindari cacat yang ada pada produk yang dihasilkan,

demikian pula karyawan yang ada dibagian depan yang berhubungan dengan pelanggan

harus memberikan pelayanan sehingga menimbulkan kesan sebaik mungkin.

Contoh pemasaran terpadu ini dapat dilihat pada pemasaran jasa. Pemasaran jasa tidak

hanya membutuhkan pemasaran eksternal tapi juga internal dan interaktif.

38

Pemasaran eksternal berarti kegiatan yang dilakukan perusahaan yang

menyiapkan, member harga, mendistribusikan dan mempromosikan produknya dan

jasanya ke konsumen. Pemasaran internal berarti pekerjaan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk melatih dan mendorong karyawanya agar dapat melayani konsumen

sebaik-baiknya. Pemasaran interaktif berarti keterampilan karyawan untuk melayani

langganan.

Contoh pemasaran interaktif ialah jasa seorang dokter ahli bedah. Secara teknis

pasien mengharapkan pembedahan tersebut berjalan sukses akan tetapi pasien juga

mengharapkan hal-hal lain, misalnya keramahan, perhatian, dan penampilan yang

meyakinkan dari dokter bedah tersebut sehingga menyenangkan hati pasien. Jadi dalam

hal ini sangat penting pelayanan dalam benyuk high touch yang sama baiknya dengan

high tech, berate penggunaan perangkat teknologi canggih sedangkan high touch

sentuhan-senyuhan professional yang diberikan oleh pelayanan terhadap pelanggan.

2.3.5 Pertanyaan Pokok Dalam Pemasaran

Sebelum anda menyusun rencana pemasaran maka seorang wirausaha harus

memahami lebih dulu tentang seluk-beluk, konsep dan ruang lingkup pemasaran untuk

mengetahui semua ini maka perlu dijawab tiga pertanyaan dasar dalam pemasaran yaitu :

What ?

Who ?

How ?

Apa yang dipasarkan yaitu barang atau jasa?

39

Siapa yang memasarkan yaitu lembaga-lembaga atau individu-individu perantara dalam

distribusi barang dan jasa?

Bagaimana memasarkan yaitu melalui kegiatan fungsi-fungsi pemasaran?

Guna pembahasan lebih lanjut maka dalam marketing kita kenal tiga pendekatan

sebagai lanjutan dari tiga pertanyaan dia atas .

1. Community Approach

Dalam hal ini diselidiki aliran barang (flow of goods) dari masing-masing barang.

Misalnya flow of goods dari barang-barang mewah. Kita ambil saja contoh,

sejumlah barang elektronik,bagaimana cara marketingnya. Dalam mempelajari in

kita harus mengetahui barang dimana barang itu dihasilkan, siapa yang

menghasilkan, siapa yang menjual dan membelinya, bagaimana diangkutnya, dan

bagaimana pula masalah reklamenya, permodalanya dan penggudanganya. Dengan

mengulangi prosedur penyelidikan ini untuk segala macam barang, maka kita akan

mendapat gambaran dari seluruh kegiatan marketingnya.

2. Institusional Approach

Yang dipelajari disin ialah melalui bermacam-macam lembaga marketing yang ada

yang merupakan channels of distribution apakah posisi mereka, apakah peranan

mereka dan apakah jasa-jasanya di dalam flow of goods itu. Institusi it misalnya

grosir, pedagang dan sebagainya. Kita coba meneliti apa peran mereka dalam

pemasaran barang-barang.

3. Functional Approach

Disini diadakan pendekatan dengan membuat klasifikasi dari kegiatan-kegiatan

marketing. Misalnya dalam marketing barang-barang kelontong, ada kegiatan

dimana seseorang harus membeli, dan yang lain menjualnya, ada yang mengangkut

40

ada yang menyimpan dan sebagainya. Dengan menyelidiki masing-masing fungsi

ini, maka kita akan dapat mengetahui apa peranan marketing melalui berbagai fungsi

tersebut.

2.3.6 Siapa yang Memasarkan

Disini dibahas berbagai lembaga atau organisasi dan individu yang terlibat

didalam memasarkan barang dan jasa. Pemasaran barang dari produsen sampai konsumen

ada beberapa cara :

Penyaluran langsung dari produsen ke konsumen seperti kerajinan rumah tangga

langsung menjual produknya kepada konsumen.

Penyaluran semi langsung disini digunakan satu perantara misalnya menggunakan

saluran perdagangan eceran.

Penyaluran tidak langsung yaitu melalui lebih dari satu perantara, misalnya melalui

agen, pedagang besar, pedagang eceran dan baru ke konsumen.

Berbagai macam bentuk perdagangan besar (grosir) dan berbagai jenis

perdagangan eceran sebagai institusi yang turut memasarkan komoditi.

2.3.7 Bagaimana Memasarkan

Bagaimana memasarkan suatu komoditi adalah melalui fungsi-fungsi yang

terdapat di marketing. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat didaam marketing secara garis

besar meliputi tiga fungsi yaitu :

Fungsi yang melakukan pertukaran, seperti fungsi penjualan dan fungsi pembelian.

Fungsi yang melakukan kegiatan fisik barang seperti menggudangkan barang dan

mengangkut barang.

41

Fungsi yang memberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan seperti member

permodalan, menanggung resiko dan sebagainya.

Lebih rinci ada yang mengemukakan fungsi ini terdiri atas :

Merchandising yaitu usaha mendekatkan barang dari produsen ke konsumen. Artinya

barang tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dan

harus dipromosikan.

Fungsi Buying melakukan pembelian lebih dulu. Artinya barang yang akan dipasarkan

harus di beli lebih dulu ke sumber-sumber pemasok baru dijual dengan mengambil

keuntungan yang tidak terlalu tinggi.

Fungsi Selling ini merupakan fungsi yang sangat penting didalam marketing yaitu

melakukan penjualan yang menghasilkan kepuasan bagi konsumen. Penjualan ini

dilakukan dengan berbagai teknik, promosi agar barang yang dijual dapat dikenal oleh

konsumen.

Fungsi Grading and standartation fungsi ini bertugas untuk memilah-milah barang

agar di himpun menjadi satu kelompok yang memenuhi standar tertentu. Misalnya

pedagang buah-buahan memisahkan buah yang besar dan bagus menjadi buah special

yang harganya lebih mahal dari buah yang kecil-kecil.

Fungsi Storage and Warehousing yaitu fungsi penyimpanan dan penggudangan.

Barang tersebut ada kalanya perlu dimasukan gudang menunggu masa penjualan

ataupun perlu disimpan ditempat-tempat pendingin agar tidak cepat busuk.

Fungsi pengangkutan, dalam hal ini barang yang akan dipasarkan perlu diangkut ke

tempat lain. Untuk itu seorang wirausaha harus menyewa atu membeli alat transport

guna memudahkan pengangkutan komoditi yang dibeli ataupun yang dijualnya.

Fungsi pembelanjaan, dalam hal ini wirausaha perlu untuk menggerakan usahanya.

Oleh sebab itu dia membutuhkan permodalan dari pinjaman-pinjaman melalui

42

perbankan ataupun dia dapat memperoleh barang-barang secara kredit dari pemasok.

Demikian pula dia dapat memberikan kredit kepada wirausaha lain yang membeli

produknya.

Fungsi Komunikasi, ini adalah fungsi untuk melancarkan kegiatan bisnis. Perlu dijalin

komunikasi yang baik antara perusahaan dengan langganan dan juga komunikasi yang

baik sesame karyawan didalam perusahaan sendiri.

Fungsi pengambilan resiko, didalam kegiatan usaha selalu saja terjadi kemungkinan

adanya resiko, seperti resiko kebakaran , pencurian, dan sebagainya. Seorang

wirausaha dapat mengambil asuransi untuk berbagai resiko yang dipertanggungkan

2.3.8 Strategi Pemasaran

Adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan sasaran, maksud

dan tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk

pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dicapai.

Setelah mengetahui rumusan strategi perusahaan secara umum maka

selanjutnya akan kita lihat pengertian strategi pemasaran.

Definisi strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran

yang merupakan suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh perusahaan dan

menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar

sasaran tersebut.

Dunia pemasaran diibaratkan sebagai suatu medan tempur bagi para produsen

dan para pedagang yang bergerak dalam komoditi yang sama maka perlu sekali

diciptakan suatu strategi pemasaran, agar dapat memenangkan peprangan tersebut.

43

Perusahaan perlu menetapkan strategi dasar atau disebut grand strategy atau

strategi inti. Jika strategi inti ini sudah benar maka diharapkan perusahaan akan

berhasil mencapai sasaran tersebut.

Perusahaan perlu menetapkan inti strategi atau strategi dasar, karena apabila

sudah benar maka diharapkan perusahaan akan berhasil mencapai sasaran tersebut.

Diharapkan perusahaan akan mampu menguasai market share yang luas ataupun

market position yang mantap. Market share atau pangsa pasar artinya penguasaan luas

pasar. Sedangkan market position ialah kedudukan yang kokoh dari suatu produk

pada suatu pasar. Misalnya mobil-mobil buatan Jepang memiliki pangsa pasar yang

luas sedangkan mobil-mobil buatan Jerman memiliki market position yang tidak

tergoyahkan.

Dalam menyusun strategi pemasaran ada dua variable utama yang perlu

dipertimbangkan, yaitu :

2.3.8.1 Variabel yang Tidak Dapat Dikontrol oleh Pengusaha Adalah :

Market Segmentation

Market budget

Timing

Marketing mix

2.3.8.1.1 Market Segmentation

Disini pengusaha harus menetapkan strategi arah sasaran dari

pemasaranya. Apakah sasaran pemasaranya ditujukan keseluruh lapisan

masyarakat konsumen, atau hanya menetapkan segmen pasar tertentu saja.

44

Kedua jenis strategi ini mempunyai kebaikan dan kelemahan. Pengusaha

yang menguasai seluruh segmen pasar, jika berhasil tentu akan memperoleh

keuntungan besar. Namun sekarang ini para produsen sudah mulai memilih

segmen tertentu, yang sifatnya lebih khusus, misalnya pasta gigi, sudah mulai

diarahkan apakah konsumen tingkat tinggi, dengan harga mahal, atau untuk

seluruh lapisan masyarakat.

Dalam masa spesialisasi sekarang ini, orang sukar untuk mengarahkan

pemasaranya ke semua jenis konsumen. Taktik ingin menguasai semua kelompok

onsumen, malah dapat berakibat sebaliknya, akan mematikan usaha tersebut,

karena tidak terjadi omzet penjualan yang memadai seperti diungkapkan berikut :

If you try to sell to everybody, you’ll end up with selling to nobody. Jadi

jika perusahaan ingin menjangkau semua segmen pasar, maka sasaran target

pasarnya tidak akan tercapai, karena sekarang muncul spesialisasi barang tertentu

untuk segmen tertentu pula.

Alasan kenapa harus diadakan segmen pasar ini dinyatakan oleh Philip Kotler

(1997:250)

A company that practices segment marketing recognizes that buyers differ in

their wants, purchasing power, geographical locations, buying attitudes, and buying

habits. (artinya sebuah perusahaan melaksanakan market segmentasi pasar karena

adanya perbedaan keinginan, daya beli, lokasi, sikap dan kebiasaan pembeli. Jadi

dalam hal ini perusahaan tidak mau melayani semua konsumen dalm bentuk mass

marketing atau melayani individu dalam bentuk individual marketing).

45

Mass marketing artinya produsen membuat produk secara masal, distribusi

secara masal dan juga promosi besar-besaran dari satu jenis produk untuk semua

orang sedangkan individual marketing berate pemasaran yang melayani orang

perorangan misalnya membuat pakaian untuk orang tertentu.

Ada berbagai cara untuk menyusun segmen pasar, antara lain :

1) Berdasarkan Geografis

Dalam hal ini pasar dapat dipilah-pilah berdasarkan kebangsaan, propinsi, kota dan

sebagainya. Produsen bsa masuk ke semua pasar atau dibagi-bagi menurut kemauan

produsen. Untuk mencapai sasaran geografis tersebut maka disusunlah iklan, promosi,

dan usaha penjualan lainya yang mengarah pada lokasi tertentu.

2) Berdasarkan Demografis

Dalam hal ini pasar dibagi atas variabel-variabel jenis kelamin, umur, jumlah anggota

keluarga,pendapatan, jabatan,pendidikan, agama, suku, dan sebagainya. Faktor

demografis ini sangat banyak digunakan dalam menyusun segmentasi pasar. Alasan

banyak digunakan segmentasi ini ialah kebutuhan dan keinginan konsumen sangat

erat kaitanya dengan demografis. Lagi pula unsure demografis ini lebih mudah diukur

jumlahnya.

James F.Engel, Warshow dan Kinnear (1979:136) menyatakan : the mose

useful dimension of demographic classification are : 1 age, 2 income, 3 geografic

location, 4 lifecycle, 5 social class, 6 occupation, 7 home ownership, 8 education.

3) Berdasarkan Psikografis

Dalam hal ini pasar dipilah-pilah berdasarkan kelompok-kelompok kelas social, gaya

hidup, dan kepribadian. Walaupun konsumen berasal dari unsure demografis yang

46

sama namun dalam psikografis dapat berbeda. Kelas sosial akan membuat konsumen

yang kuat dan yang lemah. Konsumen yang kuat akan berbeda dalam pemilihan

mobil, pakaian, perabot, kegiatan mengisi waktu luang, kebiasaan membaca dan

tempat berbelanja. Demikian pula gaya hidup membuat konsumen berbeda dalam

mengkonsumsi barang. Misalnya konsumsi makanan dan minuman, dirangsang oleh

berbagai bentuk advertising (iklan) yang membuat citra-citra tertentu kepada

kelompok konsumen. Mengenai bacaan juga ada perbedaan kecenderungan

berlangganan surat kabar dan majalah-majalah tertentu. Segmentasi yang menyangkut

kepribadian misalnya dilakukan oleh produk kosmetik, rokok, asuransi, dan minuman.

James F. Engel et. Al (1979:136) menyatakan psychographics focus on the

Consumer’s Activities, Interests, and Opinion using what are now known as AIO

measures.

Jadi istilah psikografis memusatkan perhatian terhadap gejala kegiatan (perilaku),

minat dan opini konsumen, ini terkenal dengan AIO.

Contoh komoditi yang memiliki psikografis ialah makanan fast food, franchise dari

Amerika seperti Mc Donald, Wendy, Kentucky, pakaian jeans, dan sebagainya.

4) Berdasarkan Perilaku

Segmentasi ini berdasarkan atas pengetahuan, sikap, pemakaian atau tanggapan

konsumen terhadap suatu produk untuk membentuk segmentasi perilaku ini maka

perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut :

Kejadian

Maksudnya kapan terjadi permintaan terhadap sesuatu misalnya permintaan

terhadap rekreasi, transportasi akan meningkat kejadianya pada saat liburan.

47

Manfaat

Segmentasi dibuat berdasarkan suatu penelitian tentang manfaat masyarakat

membeli suatu produk misalnya manfaat dari perjalanan bagi banyak orang

berbeda-beda ada yang memanfaatkan perjalanan untuk berlibur untuk bertualang

atau untuk mencari kesenangan.

Status pemakai

Disini segmentasi berdasarkan pemakai pertama kali, pemakai tetap atau pemakai

potensial dari suatu produk. Para produsen akan berusaha memusatkan perhatian

pada pemakai potensial agar menjadi pemakai yang efektif.

Tigkat pemakaian

Dalam hal ini pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok pemakai ringan,

sedang, dan pemakai berat.

Kesetiaan

Pasar dapat disegmentasi menurut kesetiaan kelompok masyarakat tertentu

terhadap merk tertentu. Sifat kesetiaan ini harus diciptakan oleh para pengusaha.

2.3.8.1.2 Market Budget

Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing sangat mempengaruhi

keberhasilan pemasaran. Pada umumnya bila dana bertambah untuk kegiatan marketing

maka jumlah penjualan meningkat. Namun tidak selalu demikian, bahwa peningkatan

dana kegiatan marketing tidak otomatis akan meningkatkan jumlah penjualan. Jika

demikian halnya, maka seluruh produsen akan sukses, semua barang akan laku, hanya

dengan menambah anggaran belanja marketing.

Berapa besarnya jumlah anggaran belanja marketing, sangat tergantung pada

barang yang dipasarkan, dan sesuai pula dengan pengalaman pengusaha. Umumnya untuk

48

barang-barang lux akan lebih banyak anggaran belanja pemsaran, dibandingkan dengan

barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, ikan, daging, dan sebagainya. Barang-barang

lux membutuhkan banyak biaya marketing, untuk biaya promosi, berupa iklan di surat

kabar, radio, spanduk, poster, hadiah, dan sebagainya. Juga biaya personal selling untuk

melayani konsumen yang besarnya dapat mencapai 50-60% dari harga jual.

2.3.8.1.3 Timing

Di sini para pengusaha harus menjaga waktu, kapan ia harus mulai melancarkan

pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko atau restoran harus dibuka. Jika

sebuah restoran mulai dibuka pada hari-hari dimana orang akan berpuasa, maka ini ialah

strategi yang kurang bijaksana, sebab pada bulan puasa jumlah penjualan restoran akan

menurun drastis. Atau sebuah toko buku, sebaliknya mulai dibuka dan dilengkapi isi

bukunya, sebelum tahun ajaran baru. Dengan menjaga ketepatan waktu ini, maka

perusahaan akan mendapat keuntugan berlipat ganda, di samping keuntugan berupa

materi, juga keuntungan berupa pengalaman, dan cepat dikenal konsumen. Di sinilah

letaknya ungkapan Time is Money, waktu itu ialah uang, siapa dulu ia dapat. Jika kita

sudah mulai, kita tidak boleh lengah terhadapa kemungkinan masuknya saingan baru,

dengan cara selalu menjaga mutu barang, pelayanan, dan sebagainya.

2.3.8.1.4 Marketing Mix

Marketing Mix berarti bauran pemasaran yaitu kegiatan mengkombinasikan

berbagai kegiatan marketing agar dicapai kombinasi maksimal dan hasil yang paling

49

memuaskan ada empat elemen yang tercakup dalam bauran pemasaran ini yang dikenal

dengan elemen 4P

P1 = Product P3 = Place

P2 = Price P4 = Promotion

Mengenai marketing mix akan diuraikan dalam sub tersendiri.

Para pengusaha yang kreatif akan selalu menciptakan kombinasi yang terbaik dari

elemen-elemen 4P yang menjadi komponen marketing mix. Mereka harus menciptakan

dari masing-masing elemen P yang mana yang paling banyak digunakan dalam strategi

pemasarannya. Masing-masing elemen tersebut ialah:

P1 = Product

Produk ialah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Semua kegiatan

marketing lainnya digunakan untuk menunjang pemasaran produk. Satu hal yang perlu

diingat ialah bagaimana pun hebatnya usaha promosi distribusi dan harga yang baik jika tidak

diikuti oleh produk yang bermutu dan disenangi oleh konsumen maka kegiatan marketing

mix ini tidak akan berhasil. Oleh sebab itu perlu diteliti produk apa yang Anda pasarkan

bagaimana selera konsumen masa kini perlu mendapat perhatian yang serius.

P2 = Price

Masalah kebijaksanaan harga turut menentukan keberhasilan pemasaran produk.

Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap level lembaga yaitu kebijaksanaan harga

oleh produsen, grosir dan retailer.

Harga di sini bukan berarti harga yang murah saja ataupun harga tinggi akan

tetapi yang dimaksudkan ialah harga yang tepat. Bagaimana menentukan harga yang tepat

sangat tergantung kepada berbagai faktor misalnya faktor harga pokok barang, kualitas

barang, daya beli masyarakat, keadaan persaingan konsumen yang dituju dan sebagainya.

50

Kaum produsen dapat menetapkan harga dalam dua bentuk:

- Harga setinggi mungkin (skiming price)

Harga tinggi ini dapat dilakukan karena belum ada saingan, produk ini dipasarkan

untuk orang kaya. Juga produsen mengharapkan laba yang besar untuk menutup

biaya-biaya laboratorium untuk menciptakan barang baru tersebut.

- Produsen juga bisa menetapkan harga srendah mungkin yang disebut dengan

penetration price. Tujuan penetapan harga rendah ini ialah untuk meneroboskan

produk masuk pasar.

Kebijaksanaan harga grosir

Grosir atau pedagang besar dapat membuat kebijaksanaan harga dengan memberikan

diskon.

Diskon yang diberikan oleh grosir kepada retailer dapat berbentuk potongan

pembayaran tunai, membeli dalam jumlah banyak atau melihat jauh dekatnya jarak

lokasi pedangan eceran tersebut. Ini berarti grosir mempertimbangkan biaya

transportasi dalam pengangkutan barang.

Kebijaksanaan harga retailer

Ada beberapa macam kebijaksanaan harga yang dilakukan oleh retailer yaitu sebagai

berikut:

1. Margin Pricing

Penetapan harga di sini berdasarkan kira-kira, asal sudah ada untung maka

produknya langsung dijual. Kebijaksanaan harga ini banyak digunakan oleh

pedagang kaki lima. Mereka menawarkan harga tertentu, kemudian ditawar oleh

pembeli, jika sudah ada untungnya maka barang tersebut langsung dijual.

2. Price Lining

51

Penetapan harga ini banyak dilakukan oleh toko yang menjual baju kaos, sepatu dan

sandal. Contohnya kaos dari berbagai merek dan ukuran ditumpuk dalam suatu

kotak dan diberi harga sama. Para pembeli tinggal memilih barang yang dia sukai

namun harganya sama.

3. Competitors Price

Untuk memperoleh reputasi sebagai toko murah adakalanya toko memasang harga

murah untuk barang-barang yang dikenal oleh umum. Bahkan ada kalanya orang

menjual rugi barang-barang yang dikenal umum ini sebagai cara menarik

pelanggan.

4. Judgement Pricing

Dasar penetapan harga disini berdasarkan perkiraan. Biasanya dalam satu kodi atau

satu lusin barang ada satu – dua potong yang bagus. Barang yang bagus ini diberi

haraga lebih tinggi dari pada yang lainnya. Dan ditempatkan di pojok tokok dekat

barang-barang yang harga mahal. Barang yang harga mahal ini kadang-kadang

lebih cepat laku dibandingkan dengan harga barang yang lebih murah.

5. Customary Prices

Dalam jangka panjang harga suatu barang tetap stabil tidak ada perubahan. Apabila

harga bahan baku meningkat maka harga pokok pun meningkat. Akan tetapi

produsen tidak mau menaikkan harga jualnya. Mereka menetapkan harga jual tidak

dinaikkan, namun kuantitas atau kualitas produk diturunkan. Misalnya harga kertas

satu rim isi 500 lembar harganya Rp. 20.000,- karena harga kertas naik, namun

harga jual tetap Rp.20.000,-/rim (tapi isinya hanya 400 lembar).

6. Odd Prices

Penetapan harga ini biasa dipakai di super market yaitu berupa harga ganjil.

Misalnya harga Rp.49.950,- atau harga Rp.2.975,-.

52

7. Combination Offers

Dalam hal ini diadakan penwaran kombinasi antara dua jenis barang misalnya

penwaran sisir dengan minyak rambut, sikat gigi dengan odol. Harganya dipasang

satu macam. Kosumen yang membutuhkan barang tersebut merasa membeli murah

karena membayar satu macam harga untuk dua macam barang.

P3 = Place = Saluran distribusi

Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan tentang

pola distribusi yang akan dilakukan. Di sini penting sekali perantara dan pemilihan saluran

distribusinya. Perantara ini ialah sangat penting karena dalam segala hal mereka berhubungan

dengan konsumen. Kita dapat bayangkan, betapa sulitnya pasaran produk jika tidak ada orang

yang menjajakan, tidak ada kios, toko, supermarket dan sebagainya. Dalam sebuah ungkapan

dikatakan: You can eliminate the middle men, but you cannot eliminate their functions.

Artinya: anda dapat meniadakan perantara, akan tetapi tidak bisa menghilangkan fungsinya.

Perantara dapat menjadi agen pembelian yang baik bagi para konsumen, dan dapat pula

menjadi penjual yang ahli bagi produsen.

Produsen dapat mengadakan lomba pajang rak toko diantara para retailer guna

meningkatkan penjualan. Toko mana yang paling baik pajangannya akan diberi hadiah. Atau

produsen tidak mengadakan perlombaan, tapi hanya meminjam rak toko dari suatu toko

selama sekian bulan, kemudian diberi hadiah, sebagai sewa pajangannya.

Distributor ini harus dipilih secara berhati-hati, sebab dalam dunia bisnis banyak

kemungkinan terjadi ketidakjujuran. Padahal sudah ditekankan bahwa bisnis yang berhasil

dan bisa hidup kontinu ialah bisnis yang dijalankan atas dasar etika kejujuran, artinya

berprilaku jujur dalam segala hal, seperti jujur dalam membayar utang, menepati janji, dan

sebagainya.

53

Ada ungkapan Choose your distribution channel like choosing your wife, because

when you get trouble it’s difficult to set it right. (Alex Triyana, 1985: 55).

Produsen juga dapat melaksanakan strategi push dan pull. Push Strategy berati

mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih banyak produk ke konsumen, karena

distributor akan memperoleh hadiah dari penjualan tiap unit. Sedangkan pull strategy ialah

usaha menarik barang dari dalam toko ke tangan konsumen dengan mengandalkan promosi di

media massa.

Jadi untuk mendorong penjualan melalui saluran distribusi dapat dilakukan

dengan memberikan diskon khusus, bonus, kontes, dan periklanan.

P4 = Promotion

Antara promosi dan produk, tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling

berangkulan untuk suksesnya pemasaran. Di sini harus ada keseimbangan, produk baik,

sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat

membantu suksesnya usaha marketing.

Termasuk di dalam kombinasi promosi ini ialah kegiatan-kegiatan advertising,

personal selling, promosi penjualan, publicity, yang kesemuanya oleh perusahaan

dipergunakan untuk meningkatkan penjualan.

Advertising berarti berita tentang barang dan jasa. Pengertian yang lebih lengkap

tentang advertising ialah bentuk presentasi atau penyajian dan promosi mengenai ide, barang-

barang, atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu. Dalam kegiatan ini termasuk bentuk-

bentuk iklan di media massa cetak atau elektronik, papan reklame, spanduk, poster dan

sebagainya.

Personal Selling ialah presentasi melalui percakapan satu atau dua orang penjual

untuk tujuan melakukan penjualan. Personal selling ini dapata terjadi di toko, di rumah-

rumanh atau di tempat-tempat perusahaan yang dikunjungi oleh agen-agen penjual.

54

Sales Promotion berarti promosi penjualan yaitu memberi dorongan kepada

pembeli hanya mau membeli suatu produk dengan imbalan akan mendapat hadiah atau bonus

tertentu. Biasanya sales promotion dilakukan pada periode tertentu. Hadiah-hadiah yang

diberikan dapat dilakukan melalui undian, korting, atau jual obral. Tujuan diadakan sales

promotion:

- Menarik para pembeli baru

- Memberi penghargaan kepada pembeli lama

- Meningkatkan daya beli

- Menghindarkan konsumen lari ke merek lain

- Meningkatkan jumlah penjualan jangka pendek

Public Relations atau Publicity. Tujuan dari publicity ini ialah memberikan citra

yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan. Melalui publicity dapat dibentuk pandangan

baik dan mencegah berita-berita negatif terhadap perusahaan. Contoh publicity ialah

mengundang para wartawan berkunjung ke perusahaan, memberikan wawancara kemudian

memuat berita-berita perusahaan di surat kabar tanpa pembayaran.

2.3.8.2 Variabel yang Tidak Dapat Dikontrol oleh Pengusaha:

❃ Keadaan persaingan.

Ialah sulit bagi seorang pengusaha meramalkan kapan akan muncul saingan baru

dalam produk yang sama. Oleh sebab itu pengusaha tidak boleh lengah dan harus

selalu berusaha memperbaiki produk atau pelayanan usahanya agar tidak tersingkir

oleh saingan baru.

❃ Perkembangan teknologi.

Kapan akan muncul teknologi baru yang membuat proses produksi lebih efisien dan

lebih bagus juga sulit diduga. Untuk mengatasi hal ini pengusaha harus mencoba

menggunakan teknologi baru lebih cepat dari saingannya.

55

❃ Perubahan demografi.

Kecenderungan perubahan penduduk juga sulit diantisipasi karena data perubahan

penduduk ini sulit diperoleh. Walaupun sebenarnya untuk generasi yang akan datang

bisa juga dilihat kecenderungan perkembangannya berdasarkan usia generasi anak-

anak sekarang ini.

❃ Kebijaksanaan politik dan ekonomi pemerintah.

Perubahan-perubahan peraturan pemerintah juga sulit diantisipasi oleh para

pengusaha. Terutama yang menyangkut masalah kredit bank naik turunnya suku

bunga perubahan politik luar negeri, penggantian pejabat dan sebagainya.

❃ Sumber daya alam.

Ialah sulit meramalkan kapan sumber daya alam akan habis atau kapan ditemukan

sumber daya alam yang baru.

Walaupun variabel-variabel di atas dianggap sebagai variabel yang tidak dapat

diawasi, namun dalam beberapa aspek sebenarnya bisa diramalkan atau dirasakan

oleh pengusaha berdasarkan pengalaman-pengalamannya dalam dunia bisnis selama

ini.

2.3.9 Pengembangan Produk

Apa yang dimaksud dengan produk ialah A product that are anything that can be

offered to a market to satisfy awant or need. (Phillip Kotler, 1997: 430). Artinya: produk

ialah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen.

Mengenai istilah segala sesuatu ini ialah segala sesuatu yang melekat pada suatu

barang sehingga memberi ciri khas terhadap barang tersebut.

Definisi yang lebih lengkap tentang produk ialah sebagai berikut: A Product is a

set of tangible ang intangible attributes, including packaging, color, proce,

56

manufacturer;s prestige, and manufacturer’s and retailer’s service, which the buyer may

accept as offering want – satisfaction. (W.J Stanton, 1981:192). Artinya: yang dikatakan

produk ialah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di

dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual

(pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli

guna memuaskan keinginannya.

Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja seperti

makanan, pakaian, dan sebagainya, namun juga sesuatu yang tidak berwujud seperti

pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan dan keinginan (needs

and wants) dari konsumen. Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan

kebutuhan (need), tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan (wants). Misalnya

membeli sepatu, tidak hanya asal sepatu saja, tetapi juga dipentingkan bentuk sepatu,

gaya, warna, merek, dan harga yang menimbulkan/mengangkat prestise.

Jika digambarkan suatu produk maka akan di jumpai beberapa lapis produk:

❃ Lapis yang paling inti dari produk disebut manfaat. Konsumen membeli produk ini

karena mengharapkan manfaat atau kegunaan dari produk tersebut untuk memenuhi

kebutuhannya.

❃ Lapis kedua ialah bentuk produk formal yaitu produk yang ditampilkan oleh berbagai

ciri warna, merek, pembungkus, model, mutu ini disebut produk formal. Konsumen

mempertimbangkan produk formal ini guna mengambil keputusan membeli atau tidak.

❃ Lapis yang ketiga ialah kelengkapan produk yaitu tersedianya suku cadang, keringanan

pembayaran, garansi, pengiriman barang sampai ke rumah, dan pelayanan yang

memuaskan. Lapis yang ketiga ini menjadi bahan pendorong konsumen untuk

memutuskan membeli suatu produk.

57

Pengembangan produk pada suatu perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai

tahap. Tahap-tahap yang biasanya diikuti dalam pengembangan produk ialah adanya

suatu ide, pengembangan ide, pembuatan percobaan, analisis usaha, percobaan

penjualan di pasar. Jika ini berhasil baru di produksi secara massal.

Tujuan mengadakan pengembangan produk antara lain, ialah:

❃ Memenuhi keinginan konsumen

❃ Memenangkan persaingan

❃ Meningkatkan jumlah penjualan

❃ Mendayagunakan sumber-sumber produksi

❃ Mencegah kebosanan konsumen

Siklus Kehidupan Produk dan Strategi Pemasarannya

Siklus kehidupan produk berarti tahap kehidupan produk mulai sejak produk

diciptakan, diperkenalkan sampai produk tersebut mengalami kejenuhan.

Siklus kehidupan produk ini terdiri atas 5 tingkatan.

1. Tahap introduksi (introduction)

2. Tahap pengembangan (growth)

3. Tahap kematangan (maturity)

4. Tahapa menurun (decline)

5. Tahap ditinggalkan (abandonment)

Jangka waktu tiap tahap ini berbeda-beda setiap macam barang, dapat \diukur dengan

mingguan, ataupun bulanan, tahunan atau puluhan tahun. Seperti model pakaian, yang

dinamakan fad (model yang tidak tahan lama) dengan cepat akan hilang dari pasar. Tapi

model mobil ada yang sanggup bertahan lama.

58

Pada permulaan produk diperkenalkan ke pasar, penjualan masih rendah karena pasar

belum mengenal barang tersebut. Di sini perlu dilancarkan promosi. Lebih rinci pada tahap

introduksi ini dapat dilakukan strategi anatara lain:

1. Berusaha selalu memperbaiki penampilan produknya.

2. Menyebarkan barang sebanyak-banyaknya ke seluruh toko di seluruh daerah. Tindakan

ini disebut melakukan sell-in ke sebanyak mungkin toko jika perlu dilakukan

perlombaan di antara para penjual siapa yang terbanyak mengunjungi toko untuk diisi

maka tenaga penjual ini diberi hadiah.

3. Kemudian dilakukan sell-out dengan cara melancarkan promosi di media massa secar

gencar.

Kemudian setelah konsumen kenal maka akan banyak orang membeli, pasaran makin

luas, omzet meningkat cepat sekali (growth). Dalam keadaan ini, pengusaha harus menyebar

luaskan barang-barangnya, dan mengisi semua toko yang mungkin dapat menjual produknya.

Strategi yang digunakan dalam masa pertumbuhan ini ialah:

1. Usahakan terus mencari segmen baru, menambah jumlah tenaga penjual, menambah

armada pengangkutan.

2. Selalu memperbaiki mutu produk dengan penampilan dan kualitas yang prima.

3. Pertimbangkan strategi menurunkan harga untuk barang-barang yang harganya tinggi.

Namun kemudian pasar menjadi jenuh dan timbul masa maturity. Konsumen mulai

merasa bosan, dan menunggu produk baru lagi. Dalam keadaan ini, strategi yang dapat

dilancarkan ialah:

1. Berusaha mencari segmen-segmen kecil yang belum terisi dengan harapan dapat

menarik konsumen baru.

59

2. Menciptakan produk dengan kemasan besar sehingga jumlah penjualan tetap meningkat

seperti minuman coca cola menciptakan botol berisi 1 liter. Minyak goreng

menciptakan kemasan 5 kilogram, odol menciptakan ukuran besar.

3. Memperbaiki penampilan produk dengan sesuatu yang baru dengan sedikit perbaikan.

Pengusaha harus mencoba merubah product design (gatra produk), dan merubah desain

pembungkus atau memperbaiki mutu produk menjadi produk yang lebih super, lebih

putih, lebih bermutu, agar konsumen tidak jenuh. Jika strategi ini tidak berhasil, maka

akan timbul masa penurunan (decline), omzet penjualan mulai menurun. Strategi yang

digunakan dalam masa decline ini ialah:

1) Jika gejalanya sudah parah, anggaran produksi harus di stop.

2) Pusatkan perhatian pada pasar yang masih ada harapan sedangkan pasar lainnya

dihentikan.

3) Strategi terakhir ialah menghentikan pasaran produk secara menyeluruh dan

menciptakan produk baru untuk memulai masa introduksi kembali.

Akhirnya jika semua tidak dapat diatasi maka produk tersebut akan ditinggalkan

oleh konsumen dan produknya hilang dari pasaran.

2.3.10 Menyusun Marketing Plan

Setelah wirausahawan memahami beberapa konsep pemasaran, maka selanjutnya

dapat disusun marketing plan. Plan berarti merencanakan. Esensi planning tidak lain

adalah decision making. Eksekutif marketing harus mampu menyusun core strategy

(strategi inti) perushaan untuk tahun yang akan datang.

Manajer pemasaran jangan meniru saja, mengulang kembali strategi tahun yang

lalu. Akan tetapi, harus mau memikirkan strategi lain yang mungkin lebih baik. Namun,

60

tidak pula berarti strategi yang lalu harus diganti. Jika memang cocok teruskan, tetapi

harus mau memikirkan modifikasi strategi baru agar ada perbandingan sebagai alternatif.

❃ Format Marketing Plan

Format marketing plan tentu tidak sama pada semua perusahaan, karena kegiatan

usahanya berbeda. Akan tetapi, yang penting adalah core strategy-nya, sedangkan format

berikut ini adalah sebagai rambu-rambu saja.

Marketing plan memuat hal-hal bsebagai berikut:

1. Analisa situasi (S.W.O.T)

2. Tujuan Pemasaran (Marketing Objectives)

3. Strategi inti (Core Strategy)

4. Jadual Pelaksanaan (Action Plan)

5. Anggaran Pemasaran (Marketing Budget)

6. Kontrol (Control)

(Alex D. Triana, 1985: 75)

ad.1.

Wirausaha harus menganalisa keadaan intern dan ekstern perusahaannya. Keadaan

intern meliputi gambaran penjualan tahun terakhir serta analisis jumlah yang diperoleh.

Kemudian juga dianalisa sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang ada

dalam perusahaan. Mengenai keadaan ekstern perlu diperhatikan keadaan makro yang

berhubungan dengan kepentingan perusahaan. Analisis makro ini meliputi keadaan

politik, ekonomi, sosial, budaya. Analisis intern dan ekstern tersebut dilengkapi lagi

dengan analisis kekuatan, kelemahan, peluang,dan ancaman-ancaman atau kendala

yang mempengaruhi kehidupan perusahaan.

ad.2.

61

Tujuan pemasaran perusahan tentu beraneka ragam sesuai dengan kepentingan

perusahaan masing-masing. Sebagai contoh dapat dikemukakan tujuan pemasaran,

memperhatikan posisi perusahaan sebagai market leader, atau memperluas penguasaan

market share sampai dengan 30%.

Tujuan pemasaran juga bisa menetapkan volume penjualan total sekian Rp Milyar

setahun, yang dapat dibagi berdasarkan masing-masing item barang yang diproduksi.

Ada perbedaan antara tujuan pemasaran dengan strategi pemasaran. Jika tujuan

pemasaran dinyatakan untuk mengembangkan produk atau meningkatkan marketing

budget, ini adalah merupakan strategi bukan tujuan. Jadi, tujuan adalah hasil akhir yang

ingin dicapai. Sedangkan strategi merupakan policyuntuk mencapai hasil tersebut.

ad.3.

Strategi inti merupakan alternatif strategi yang terpilih dalam decision making. Untuk

menghasilkan strategi inti ini dibutuhkan pemikiran mendalam didukung oleh data dan

fakta sehingga bisa dirumuskan secara tajam.

Misalnya, menguasai pasar di daerah Sumatera dengan mengutamakan penggunaan

price policy tertentu. Strategi inti ini biasanya tidak terlalu panjang, paling banyak

cukup satu halaman.

ad.4.

Jadual pelaksanan atau action plan lebih banyak, sebab di sini strategi inti dielaborasi

lebih rinci. Jika misalnya strategi inti yang ingin dilaksanakan beruupa pengembangan

produk, maka harus dijabarkan model, bahan, mutu, kemasan, dan sebagainya.

Action plan harus menjawab beberapa pertanyaan:

- What, apa tugas yang harus dilakukan?

- Who, siapa orang yang harus bertugas dan bertanggung jawab?

- When, kapan pekerjaan harus dilaksanakan dan harus selesai?

62

- Where, jika diperlukan di mana percobaan pasar akan dilakukan?

- How, bagaimana cara melaksanakan tugas tersebut?

Semua kegiatan di atas bertitik tolak dari strategi inti yang telah ditetapkan.

ad.5.

Di dalam marketing budget dengan jelas harus dinyatakan besar biaya yang diperlukan

jenis kegiatan pemasaran untuk berbagai teknik promosi, melakukan riset pemasaran,

dan sebagainya.

Jika diperlukan, rincian biaya disusun untuk masing-masing item produksi.

ad.6.

Untuk semua implementasi marketing plan harus dilakukan pengawasan. Pengawasan

dilakukan dengan membaca laporan-laporan tertulis dari pelaksana ataupun hasil

observasi. Jika terjadi penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan, maka harus

segera diambil tindakan perbaikan.

benar bagaimana konsep pemasaran tersebut.

Apabila wirausaha telah memahami konsep pemasaran seperti yang telah dijabarkan

tersebut, maka akan lebih mudah dilakukannya kewirausahaan yang efektif dan efesien.

Tujuan yang ingin dicapai pun akan dapat dicapai dengan maksimal.

2.4 Strategi Pemasaran Pariwisata

Menurut Drs.H.A.Oka Yoeti, MBA (2005:26) menyatakan bahwa,

1. Analisis Situasi

Dalam merancang perencanaan strategis pemasaran pariwisata komponen pertama

yang perlu dilakukan adalah melakukan analisis situasi yang dalam hal ini dapat

dibagi atas dua bagian penting yaitu analisis lingkungan dan analisis sumber daya.

63

Langkah pertama suatu perencanaan strategis pemasaran pariwisata adalah

melakukan analisis lingkungan di mana suatu daerah tujuan wisata (DTW) itu

berbeda.. Dengan cara ini dapat diketahui kecenderungan yang relevan dan

implikasinya terhadap DTW atau perusahaan-perusahaan yang termasuk

kelompok industri pariwisata. Dengan melakukan analisis lingkungan ini

diaharapkan kita dapat mengetahui peluang-peluang dan kendala atau ancaman

yang perlu di antisipasi. Hal ini diperlukan karena, perubahan sering terjadi sangat

jauh sehingga dapat dikatakan perencanaan strategis: adalah bagaimana suatu

organisasi atau lembaga secara periodik mengetahui atau dapat menilai kekuatan,

kelemahan, peluang, ancaman, bila terjadi perubahan lingkungan usahanya.

Analisis lingkungan dapat dibagi menjadi: Lingkungan Makro, Lingkungan

Persaingan, Lingkungan Pasar. Analisis lingkungan biasanya dapat diikuti dengan

sauatu analisis yang dilakukan terhadap sumber daya organisasi pariwisata yang

terdapat pada suatu DTW tertentu. Tujuan analisis ini tidak lain adalah untuk

mengetahui dan mengidentifikasi sumber daya utama, terutama mengenai

kekuatan dan kelemahan organisasi atau lembaga yang bertanggung jawab

terhadap pengembangan pariwisata di DTW itu. Sehingga dapat diketahui mana

yang diandalkan dan mana yang merupakan kelemahan atau tidak

menguntungkan.

2. Perumusan Strategi Daerah

Seperti kita ketahui, analisis lingkungan dan analisis sumber daya dapat

memberikan informasi tentang latar belakang dan dorongan terhadap organisasi

atau lembaga pariwisata yang bertanggung jawab dengan pengembangan

pariwisata pada suatu DTW, terutama untuk merumuskan misi, sasaran, dan

tujuan dasarnya. Dalam hal ini, bila lingkungan mengalami perubahan, maka

64

sudah seharusnya orgnisasi atau lembaga pariwisata di DTW itu meninjau atau

mengkaji ulang kembali misi, sasaran, dan tujuan yang pernah ditetapkan.

3. Perumusan Strategi DTW

Philip Kotler dan Fox (1985:78) mengingatkan perumusan suatu strategi itu harus

berdasarkan dan berpedoman kepada : Environment Analysis, Resources Analysis,

dan Goals Formulation Steps. Dalam perumusan strategi suatu DTW, dianjurkan

dilakukan melalui tiga tingkatan yaitu,

Melakukan analisis terhadap perusahaan-perusahaan kelompok industri

pariwisata yang terdapat di DTW tersebut.

Penyusunan strategis yang menyangkut kebijakan pemerintah daerah

tentang pengembangan pariwisata.

Strategi pengembangan pariwisata secara regional menyangkut

aksesibilitas, fasilitas, objek, dan atraksi wisata dan sarana pendukung

lainnya.

4. Rancangan Organisasi Regional

Suatu persyaratan yang dianggap paling efektif dalam pendekatan untuk

melaksanakan suatu perencanaan pemasaran strategis dalam bidang pariwisata,

dituntut bahwa organisasi atau lembaga pariwisata yang bertanggung jawab dalam

pengembangan pariwisata pada suatu DTW itu untuk mampu melaksanakan

strategi yang telah dirumuskan. Penggunaan kerangka organisasi ini terhadap

organisasi pariwisata di daerah atau DTW sangat dianjurkan untuk menggunakan

perencanaan pemasaran yang dinamis atau pro-aktif, tujuannya untuk

mensinkronisasikan dengan perencanaan pemasaran strategis yang sedang

dilakukan. Untuk semuanya mungkin diperlukan penggantian tenaga-tenaga yang

lebih tepat dan profesional, mengubah gaya manajemen, meningkatkan

65

keterampilan tenaga pelaksana, mengubah sistem dan prosedur yang lebih efesien

dan efektif, dan kebiasaan nilai budaya kerja yang selama ini dianut. Melkaukan

perubahan ini mungkin merupakan suatu kerja besar, tetapi kalau memang

dianggap penting harus dilakukan agar organisasi berhasil seperti yang

diharapkan.

5. Sistem Pendukung Manajemen

Suatu langkah penting dalam perencanaan strategis pemasaran adalah

mengembangkan sistem yang diperlukan organisasi untuk melaksanakan strategi-

strategi yang akan digunakan untuk mencapai sasaran dalam lingkungan yang

hampir selalu berubah dan dinamis. Kotler dan Fox mengatakan bahwa informasi

pemasaran, sistem perencanaan pemasaran, dan sistem konrol atau pengawasan

pemasaran sebagai tiga sistem pendukung manajemen utama yang diperlukan

untuk keberhasilan implementasi atau pelaksanaan perencanaan strategis

pemasaran.

2.5 Strategi Menetapkan Target Pasar dan Posisi Daerah Tujuan Wisata

Menurut Drs.H.A.Oka Yoeti, MBA (2005:74), dua komponen yang dianggap cukup

penting dalam perencanaan pemasaran strategis, yaitu target pasar dan strategi

memposisikan DTW.

Segmentasi Pasar

Secara sederhana pengertian segmentasi pasar tidak lain adalah membagi-bagi

pasar sesuai dengan sifat dan karakteristik pasar. Manfaat segmentasi pasar

dalam kegiatan pemasaran adalah :

- untuk merubah pasar yang heterogen mejadi homogen, artinya kelompok

mana yang memerlukan produk yang kita hasilkan.

66

- untuk menentukan potensi penjualan dan profit.

- untuk menentukan intensitas persaingan.

Ada 4 kategori besar dalam melakukan segmentasi pasar di bidang pariwisata

yaitu: segmentasi geografi, segmentasi sosio-ekonomi dan demografi,

segmentasi psikografi, segmentasi prilaku.

Target Pasar

Sekali segmentasi pasar diidentifikasi dan profilnya terbentuk, segera dapat

ditentukan satu segmen atau beberapa segmen yang akan diambil dan

dipersiapkan pelayanannya. Ini merupakan komponen utama dari perencanaan

pemasaran strategis sebagaimana dikatakan oleh Cravens dan Lamb,

keputusan tentang target pasar adalah merupakan bagian dari strategi

pemasaran , yang memberikan dasar untuk menentukan tujuan dan

pengembangan’positioning strategy’.

Positioning Strategy

Setelah kita menempatkan target pasar, langkah berikutnya yang perlu

dilakukan adalah memposisikan DTW itu pada target pasar yang diharapkan

datang berkunjung. Kata positioning dapat diartikan sebagai usaha

menciptakan image. Positioning dapat dikatakan sebagai usaha menyelaraskan

suatu produk terhadap gaya hidup konsumen, hal inidapat dilakukan dengan

memilih salah satu kegiatan di bawah ini :

- Menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan suatu

kelompok konsumen tertentu.

- Melakukan identifikasi dan mengiklankan karakteristik suatu produk yang

memenuhi kebutuhan dan keinginan suatu kelompok konsumen.

67

Pada dasarnya positioning dapat diartikan sebagai cara pandang terhadap suatu

produk dengan menggunakan ‘kaca mata’ konsumen.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum serta Visi dan Misi atau orientasi Destinasi Toraja dan

Sekitarnya

Menurut sebuah situs http://www.tanatorajakab.go.id/, memasuki Tana Toraja melalui

jalur sisi Barat jalan arteri dari Makassar, Parepare, Rappang, Enrekang, Makale hingga

Rantepao merupakan perjalanan panjang yang dipenuhi sensasi pemandangan alam nan

memukau. Perjalanan selama kira-kira 7 jam menempuh jarak sejauh 328 kilometer menjadi

sebuah pengalaman yang akan menjadi kenangan. Sampai di Makale, ibukota Kabupaten

Tana Toraja yang merupakan gerbang menuju wilayah ini, wisatawan akan disambut oleh

hamparan bentang alam bukit-bukit hijau dengan latar belakang pegunungan Quarles dan

birunya langit. Pada beberapa tempat terlihat deretan titik-titik yang merupakan permukiman

penduduk. Diperlukan sinergi, kerja keras dan kesungguhan dari semua pemangku

kepentingan untuk menerima tantangan bagi upaya pembangunan yang sejalan dengan

pelestariannya. Kabupaten Tana Toraja, adalah salah satu bagian wilayah Provinsi Sulawesi

Selatan yang terletak di bagian utara pada 119O sampai 120O Bujur Timur dengan luas

wilayah sekitar 3.205,17 km2 (320.500 Ha) . Tata guna lahannya terdiri dari 290.500 Ha

68

(91%) berupa perkebunan/lahan kering, 24.500 Ha berupa lahan sawah, 2.500 Ha berupa

perikanan dan sisanya sekitar 3.000 Ha untuk hutan dan permukiman.

Wilayah Toraja berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Mamuju Utara dan Kabupaten Luwu Utara

Sebelah Timur : Kabupaten Luwu dan Kota Palopo

Sebelah Selatan : Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang

Sebelah Barat : Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Mamuju

Berikut adalah peta lokasi Tana Toraja,

Peta 3.1.Peta Lokasi Kawasan Toraja dan Sekitarnya

69

Secara umum keadaan topografi wilayah Kabupaten Tana Toraja berbukit dan

bergunung-gunung dengan ketinggian lahan + 300 m sampai dengan 2.889 m di atas

permukaan laut. Sebagian besar wilayah, sekitar 143.319 Ha (+ 44,70%) berada pada

ketinggian antara 500—1.100 m (dpl) dengan dominasi kelerengan antara 26% hingga >

40%. Iklim wilayah Kabupaten Tana Toraja tergolong dalam iklim tropis dengan suhu udara

antara 140C – 260C dan kelembaban udara antara 82% - 86%. Curah hujan rata-rata tahunan

antara 1.500 mm – 3.500 mm dengan jumlah bulan basah (8 bulan) dan bulan kering (4

bulan). Perpaduan antara topografi pegunungan dan iklim yang sejuk serta corak adat -

istiadat dan budaya masyarakat Toraja yang unik menjadikan daerah ini sebagai salah satu

tujuan wisata Nasional dan Internasional. Jumlah penduduk Kabupaten Tana Tonaja tercatat

sebanyak 468.035 jiwa (2007) yang tersebar pada 40 (empat puluh) kecamatan. Kepadatan

penduduk tertinggi ada pada Kecamatan Rantepao, Makale dan Sanggalangi. Ditinjau dari

aspek sosial kependidikan dapat dilihat dari tingkat rasio jumlah murid/sekolah menunjukkan

angka 175 (SD), 251 (SLTP), 369 (SLTA) sedangkan rasio jumlah murid/guru menunjukkan

angka 21 (SD), 16 (SLTP), 15 (SLTA).

Sejalan dengan era otonomi daerah, dalam kurun waktu yang relatif singkat dari

tahun 2004 sampai tahun 2006 Kabupaten Tana Toraja mengalami perubahan yang sangat

penting terutama dari aspek struktural administrasi pemerintahan. Pada awal tahun 2004

wilayah Kabupaten Tana Toraja terbagi atas 15 wilayah kecamatan yang kemudian saat ini

telah mekar menjadi 40 wilayah kecamatan. Hal ini akan membawa suatu konsekuensi yang

cukup besar dan berdampak luas terhadap berbagai aspek lainnya yaitu: Fisik lingkungan,

Sosial, Ekonomi, Budaya serta Prasarana dan sarana wilayah. Pemekaran wilayah kecamatan

ini merupakan inisiasi untuk pemekaran wilayah kabupaten menjadi 2 kabupaten yaitu:

Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.

70

Pemekaran kabupaten ini terwujud melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008

Tentang Pembentukan Kabupaten Toraja Utara Di Provinsi Sulawesi Selatan. Pada UU ini

dinyatakan pembagian wilayah untuk masing-masing kabupaten. Kabupaten Toraja Utara,

terdiri atas 21 (dua puluh satu) kecamatan, 108 Desa/Lembang, 44 Kelurahan, dengan luas

wilayah keseluruhan ± 1.216 km2 (± 38%) dengan jumlah penduduk ± 219.428 jiwa pada

tahun 2007. Sedangkan wilayah Kabupaten Tana Toraja jumlah kecamatannya berkurang

hingga menjadi 19 (sembilan belas) kecamatan, 112 Desa/Lembang, 43 Kelurahan, dengan

luas wilayah keseluruhan ± 1.989 km2 (± 62%) dengan jumlah penduduk ± 248.607 jiwa

pada tahun 2007. Dalam konteks Nasional kawasan Toraja dan sekitarnya ditetapkan sebagai

Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan sudut kepentingan sosial budaya melalui

kebijakan yang dituangkan dalam PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang nasional

(RTRWN). Dalam kebijakan ini juga ditegaskan bahwa tahapan pengembangan untuk

Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan Toraja dan sekitarnya direncanakan pada prioritas I (2010-

2014). Adapun institusi pelaksana untuk pengembangannya merupakan kewenangan

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Dalam situs http://www.tanatorajakab.go.id/, pengembangan kepariwisataan di

Kabupaten Tana Toraja ditunjukkan pada peningkatan kemampuan untuk menggalakkan

kegiatan ekonomi yang melibatkan berbagai sektor. Kegiatan pariwisata diharapkan mampu

membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan bagi pemerintah dan masyarakat di

daerah wisata serta penerimaan devisa bagi negara. Pariwisata Tana Toraja memang memiliki

daya tarik yang unik. Peninggalan budaya yang sudah ada sejak jaman megalitikum,

memberikan warna dan makna tersendiri bagi siapa saja yang mengunjungi daerah ini.

Penduduk yang ramah, budaya yang asli dan lestari menjadikan Tana Toraja menjadi salah

satu dari 15 daerah tujuan wisata Indonesia sekaligus menjadi salah satu ikon Pariwisata

Indonesia tahun 2010.

71

Pengelolaan potensi pariwisata di daerah ini menjadi perhatian khusus pemerintah

daerah, hal ini tercermin dalam arah kebijakan (visi) pemerintah bahwa tujuan utama

pembangunan pariwisata adalah menjadikan Tana Toraja sebagai destinasi kedua setelah

Bali. Di sisi lain, dukungan masyarakat Tana Toraja sangat positif memberikan respon

pengembangan pariwisata. Banyak masyarakat yang tergantung dari hasil penjualan hasil

karya budaya (kain tenun, ukiran).

Sebagai daerah wisata yang cukup terkenal, Kabupaten Tana Toraja memiliki sedikitnya

8 objek wisata unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan. Masing-masing obyek

wisata mimiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri, kedelapan obyek wisata unggulan tersebut

adalah panorama Buntu Burake, Tongkonan Tumbang Datu-Bebo, Agro Pango-Pango, air

terjun Sarambu Assing, dinding pahat Lemo, wisata Sirope, pemandian alam Tilangnga’, dan

perumahan adat Sillanan. Sebagian besar objek wisata tersebut adalah objek wisata alam, dan

beberapa di antaranya sudah dikenal oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Selain kedelapan obyek wisata unggulan yang sangat potensial dikembangkan tersebut, masih

ada beberapa tradisi, adat dan budaya yang merupakan ikon pariwisata di daerah ini yang

sudah dikenal hingga ke mancanegara. Kuncinya adalah obyek wisata di Kabupaten Tana

Toraja harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius oleh semua pihak karena

Tana Toraja telah dinominasikan sebagai salah satu dari 23 situs dalam daftar World Heritage

Culture oleh Unesco.

Dalam sebuah sumber http://www.sulsel.go.id Visi dan Misi Kabupaten Toraja adalah

sebagai berikut :

VISI

72

1. Terwujudnya Pemerintahan yang kompeten mengelola pembangunan menuju

terciptanya masyarakat religius, sejahtera, berkeadilan sesuai karakteristik ekologis,

sosial, ekonomi, dan budaya Tana Toraja.

MISI

1. Revitalisasi fungsi birokrasi dan meningkatkan kinerja tata kelola pemerintahan dalam

rangka efektifitas pelaksanaan pembangunan serta distribusi layanan publik yang bersih,

transparan, dan akuntabel.

2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan mutu pendidikan dan

layanan kesehatan. Penguatan kapasitas peran institusi keagamaan, sosial kemasyarakatan,

kepemudaan, dan perempuan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk serta

pengendalian pertumbuhan penduduk dalam rangka terciptanya ketahanan serta

kesetiakawanan sosial.

3. Peningkatan ekonomi kerakyatan melalui pendayagunaan dan pengembangan potensi

sumber daya pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan serta pengembangan usaha

kecil menengah dengan mengandalkan partisipasi seluruh elemen masyarakat dan dunia

usaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.

4. Mengoptimalkan pembangunan infrastruktur desa-kota untuk membuka isolasi wilayah

khususnya daerah terpencil guna mendukung kelancaran akses layanan publik, arus barang

dan jasa, pengembangan dan diversifikasi potensi pariwisata serta berbagai potensi usaha

produktif masyarakat.

73

5. Menjadikan Tana Toraja sebagai kabupaten terdepan dalam pengembangan program "

Gerakan Hijau (Go Green) serta pariwisata berbasis Budaya dan Lingkungan ( Eco-Culture

Tourism ) di Sulawesi Selatan.

Visi Kabupaten Tana Toraja “Terwujudnya Tana Toraja sebagai daerah idaman yang

paling indah tempat tinggal masyarakat yang beriman dan mandiri, kreatif, dinamis, sejahtera

dan penuh kasih persahabatan”. Misi Kabupaten Tana Toraja

1. Meningkatkan mutu manusia dalam berbagai eksistensi masyarakat Tana Toraja.

2. mengoptimalkan penataan ruang dan pelestarian lingkungan.

3. Membangun prasarana perhubungan dan sarana perekonomian.

4. Meningkatkan kualitas pendidik an dengan restrukturisasi sistem dan

penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang.

5. mengoptimalkan otonomisasi daerah melalui peningkatan kualitas pemerintahan

daerah.

6. menata dan membangun kembali kelembagaan sosial, ekonomi dan bisnis termasuk

koperasi.

7. Mengoptimalkan pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Pariwisata.

8. Mendorong para pengusaha Kecil dan Menengah agar dapat mengembangkan

usahanya secara mandiri, profesional.

9. Membangun ekonomi kerakyatan Tana Toraja yang bertumpu pada sektor pertanian

dan pariwisata.

Menurut sumber http://visittanatoraja.org, berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah

Nomor 49 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Kerja Dinas Daerah Kabupaten Toraja

Utara, yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Daerah Kabupaten Toraja

Utara Nomor Tahun 2011, Dinas Kebudayaan, Pariwisata sebagai SKPD yang bertanggung

74

jawab merumuskan kebijakan teknis, pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan

umum, pembinaan teknis, pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang kebudayaan

dan pariwisata, pengelolaan ketatausahaan Dinas, pelaksanaan tugas lain di bidang kebudayaan,

pariwisata yang diberikan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pernyataan Visi

Berdasarkan latar belakang dan landasan pemikiran yang telah dikemukan, maka telah

tergambar keinginan dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan yang

merupakan berbagai dasar pemikiran yang dirumuskan sebagai rambu-rambu didalam

Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Toraja Utara pada masa

mendatang yang penuh dengan harapan dan tantangan, dimana harus dipedomani oleh

insan kebudayaan dan kepariwisataan untuk lebih berperan dalam melaksanakan

pembangunan daerah yang terencana dan berkesinambungan, Untuk itu Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata merumuskan Visi sebagai berikut: TERWUJUIDNYA

DAERAH WISATA BUDAYA DENGAN KREATIFITAS PENGELOLAAN

UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.

Pernyataan Misi

Dalam mengimplementasikan visi pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan

tersebut diatas, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan berpedoman pada tugas pokok

dan fungsi sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan kebudayaan dan

kepariwisataan yang transparan, akuntabel dan mengutamakan kepentingan masyarakat,

yang mempunyai misi sebagai berikut adalah:

1. Melakukan pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang berlandaskan nilai

luhur.

2. Mendukung pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata yang berdaya saing

global.

75

3. Melakukan pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata.

4. Menciptakan ketatalaksanaan yang bersih dan akuntabel serta layanan publik yang

ramah.

5. Melakukan pembinaan dan kerjasama pengembangan seni budaya dan kerajinan untuk

meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

Tujuan

Berdasarkan visi dan misi maka ditetapkan tujuan pembangunan kebudayaan

dan kepariwisataan tahun 2010 - 2016 sebagai berikut:

1. Meningkatnya kualitas masyarakat yang berbudi pekerti luhur beserta hasil

karyanya.

2. Meningkatnya kemandirian dan daya saing dalam perekonomian daerah.

3. Meningkatnya pemerataan pembangunan objek wisata pada setiap wilayah.

4. Meningkatnya perlindungan, pelestarian dan pengembangan keragaman budaya

Toraja Utara dengan produk pariwisata yang inovatif

5. Meningkatnya persatuan dan cinta tanah air serta kerjasama provinsi dan

nasional dalam bidang pengembangan kebudayaan dan pariwisata Toraja Utara.

Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara adalah

sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat

a. Sub Bagian Program dan Keuangan;

b. Sub Bagian Umum;

c. Sub Bagian Kepegawaian.

76

3. Bidang Pemasaran

a. Seksi Promosi;

b. Seksi Hubungan Lembaga Wisata dan MICE;

c. Seksi Analisa Pasar dan Investor.

4. Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Peran Serta Masyarakat:

a. Seksi Penyuluhan, Pemberdayaan Peran Serta dan Peningkatan

Kesadaran Masyarakat.

b. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia.

c. Seksi Pembinaan Event dan Daya Tarik Wisasta.

5. Bidang Aneka jasa Pariwisata dan ODTW

a. Seksi Aneka Sarana Wisata;

b. Seksi ODTW;

c. Seksi Usaha pariwisata.

6. Bidang Kebudayaan dan Kesenian

a. Seksi Sejarah dan Nilai Tradisional;

b. Seksi Kesenian;

c. Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman.

7. Unit Pelaksanaan Tehnis Dinas (UPTD)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Dalam Peraturan Daerah tersebut, disebutkan pula bahwa Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Toraja Utara mempunyai tugas melaksanakan tugas pembantuan di

bidang Kebudayaan dan Pariwisata.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Toraja Utara menyelenggarakan fungsi

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang Kebudayaan dan Pariwisata

77

2) Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang Kebudayaan dan

Pariwisata

3) Pembinaan teknis di bidang Kebudayaan dan Pariwisata

4) Pengelolaan ketatausahaan Dinas.

5) Pelaksanaan tugas lain di bidang Kebudayaan dan Pariwisata yang diberikan oleh

Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata dibantu oleh seorang Sekretaris dan 4 (empat) Kepala Bidang masing-masing

Bidang Kebudayaan, Bidang Pemasaran, Bidang Pengembangan Sumber Daya & Peran

Serta Masyarakat dan Bidang Usaha Jasa Pariwisata.

Tujuan

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang sesuatu yang perlu dilakukan untuk

mencapai Visi, melaksanakan Misi dengab Menjawab Isu-Isu Strategis daerah dan

permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam

penyusunan pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan

tersebut. Tujuan pembangunan dalam RPJMD 2010-2015 dikelompokan dalam setiap Misi

sebagai berikut :

Misi I : Revitalisasi fungsi birokrasi dan meningkatkan kinerja tata-kelola

pemerintahan dalam rangka efektifitas pelaksanaan pembangunan serta distribusi

layanan publik yang bersih, transparan dan akuntabel

Tujuan :

1. Menciptakan Tata Pemerintahan yang baik

2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik

78

Misi II : Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan Mutu

Pendidikan, dan Layanan Kesehatan, Penguatan kapasitas peran institusi ke-Agamaan,

Sosial Kemasyarakatan, Kepemudaan, dan Perempuan dalam rangka terciptanya

ketahanan serta kesetiakawanan sosial

Tujuan :

1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia.

2. Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Gizi Masyarakat

3. Pembinaan Keagamaan

4. Pembinaan Pemuda, Olah Raga, Seni dan Budaya berdayaan Perempuan

Misi III : Pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan dan pengembangan

sumber daya ekonomi lokal dengan mengandalkan partisipasi seluruh elemen

masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutan.

Tujuan :

1. Memberdayakan dan mendayagunakan Sumber Daya Ekonomi Lokal Masyarakat.

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasinya

pada pembangunan.

Misi IV : Mengoptimalkan pembangunan infrastruktur desa – kota untuk membuka

isolasi wilayah khususnya daerah terpencil guna mendukung kelancaran akses layanan

publik, arus barang dan jasa, pengembangan dan diversifikasi potensi pariwisata serta

berbagai potensi usaha produktif masyarakat.

Tujuan :

1. Peningkatan infrastuktur lembaga dan kota.

Misi V : Menjadikan Tana Toraja sebagai kabupaten terdepan dalam pengembangan

program “Gerakan Hijau” (Go Green) serta pariwisata berbasis budaya dan

lingkungan (Eco-Culture Tourism) di Sulawesi Selatan.

79

Tujuan :

1. Peningkatan daya dukung lingkungan, budaya dan pariwisata

Sasaran

Sasaran adalah hasil yang diharapakan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara

terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat dilaksanakan daSlam jangka waktu 5

(lima) tahun kedepan.

Misi III, dimana Tujuan yang telah ditetapkan pada Misi III selanjutnya dijabarkan

dalam beberapa sasaran sebagai berikut :

1. Pengembangan petanian, perkebunan, peternakan, perikanan air tawar, kehutanan,

pertambangan sesuai Klasterisasi Wilayah berdasarkan komoditas unggulan dan kelayakan

teknologi dalam rangka pengembangan kawasan Agropolitan Dataran Tinggi sekaligus

mendukung program Go Green dan Eco-Culture Tourism

2. Pemberdayaan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan melalui pengembangan

Koperasi, UKM dan Industri Kecil berbasis masyarakat

3. Pengembangan industri rumah tangga (Home Industry) dengan mengandalkan peran

perempuan sebagai sektor alternatif yang selaras dengan pengembangan pariwisata serta

pendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja

4. Program permodalan untuk usaha-usaha produktif masyarakat dengan sistem kredit

lunak dan atau dana bergulir

5. Program revitalisasi pasar tradisional dan pengembangan pusat pelayanan informasi

pasar komoditas dalam rangka penyediaan kemudahan dan perluasan akses pasar di tingkat

lokal, regional, nasional dan internasional

6. Peningkatan ketrampilan/wirausaha mandiri & pengembangan usaha produktif bagi

pemuda-pemudi putus sekolah usia produktif serta para sarjana yang belum bekerja.

80

7. Perlindungan dan Pelestarian kawasan hutan lindung

8. Pelestarian (bio-diversity) sumber daya hayati lokal/asli Tana Toraja

9. Pengembangan Hutan Rakyat, Hutan Tongkonan, dan Hutan Produksi

10. Perlindungan sumber-sumber mata air

11. Konservasi Daerah Aliran Sungai

12. Penanggulangan lahan kritis dan kawasan penyanggah dengan teknologi ramah

lingkungan

13. Mitigasi, pengurangan resiko bencana, penanggulangan bencana alam dan tanggap

darurat bencana.

14. Pemanfaatan sumber daya pertambangan dan energi

Misi IV, dimana Tujuan yang telah ditetapkan pada Misi IV selanjutnya dijabarkan

dalam beberapa sasaran sebagai berikut :

1. Pembangunan jalan, drainase dan jembatan pada wilayah tertinggal khususnya

wilayah bagian barat dan utara, serta wilayah-wilayah tertinggal lainnya di bagian timur dan

selatan

2. Pembangunan jalan dan perbaikan sarana/prasana penunjang antar kecamatan dan

Lembang/kelurahan utamanya pada sentra-sentra wilayah pengembangan Agropolitan

Dataran Tinggi dan Eco-Culture Tourism

3. Pembangunan jalan pertanian serta jalan perkebunan/kehutanan utamanya pada

sentra-sentra wilayah pengembangan Agropolitan Dataran Tinggi, Obyek-obyek wisata

tradisional, dan Eco-Culture Tourism

4. Perbaikan dan pembangunan jaringan air minum sehat dan jaringan drainase

perkotaan dan Lembang

5. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi untuk pengembangan pertanian

tanaman pangan

81

6. Pengembangan, pemanfaatan ruang dan Penataan Ruang Pemukiman.

7. Penyelesaian Bandara Tana Toraja

8. Pemamfaatan Teknologi Lokal

Misi V, dimana Tujuan yang telah ditetapkan pada Misi V selanjutnya dijabarkan

dalam beberapa sasaran sebagai berikut :

1. Pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur budaya dan pariwisata.

2. Revitalisasi obyek-obyek budaya dam wisata tradisional dan wisata alam.

3. Pelestarian situs-situs purbakala dan peninggalan sejarah.

4. Revitalisasi seni-budaya tradisional.

5. Promosi dan pemasaran Eco-Culture Tourism dengan melibatkan partisipasi dunia

usaha dan masyarakat

6. Go Green berbasis wisata.

7. Pengelolaan kawasan Agropolitan dataran Tinggi dalam rangka Eco – Tourism.

8. Sadar wisata lingkungan dan budaya bagi murid-murid sekolah tingkat SD, SMP, dan

SMA.

❃ Budaya Suku Toraja Sistem Religi, Organisasi Sosial dan Kepemimpinan Suku Toraja

Masyarakat Toraja memiliki kepercayaan yang disebut Aluk Todolo. Aluk berarti

aturan dan Todolo berarti nenek moyang. Hakikat Aluk Todolo adalah pandangan terhadap

alam dan pandangan terhadap leluhur yang diimplementasikan dalam aturan-aturan dan

upacara-upacara adat. Sampai saat ini masyarakat Toraja masih memegang teguh aturan

upacara-upacara adat seperti Aluk Rambu Tuka’ / Aluk Rampe Matallo yaitu aturan upacara

pengucapan syukur untuk kehidupan dan keselamatan serta Aluk Rambu Solo’ / Aluk Rampe

Matampu’ yaitu aturan upacara kematian dan pemakaman. Masyarakat Toraja juga

mengenal Liang atau kuburan adapt Toraja. Menurut ajaran Aluk Todolo, seperti halnya

semasa hidup, pada waktu mati pun manusia berkumpul dalam satu tongkonan

82

(Tangdilingtin, 1974). Tulang belulang dan jasad tubuh dikumpulkan dalam satu tempat yang

disebut Liang atau Tongkonan Tang Merambu (tongkonan tidak berasap).

Liang merupakan pasangan dari tongkonan dan dinyatakan sebagai warisan dan

pusaka dari satu keluarga. Selain dalam hal upacara, adat juga menentukan dalam kehidupan

perekonomian masyarakat Toraja. Hampir semua lahan persawahan, perkebunan dan tegalan

yang dimiliki oleh masyarakat berada dibawah kuasa hukum adat. Pengaturan, pengendalian

dan pemanfaatan ruang dan lahan termasuk didalamnya pembangunan prasarana jalan, sistem

dan distribusi air yang berasal dari mata air pegunungan untuk saluran irigasi persawahan dan

sebagainya ditentukan oleh penguasa dan hokum adat. Masyarakat Toraja memiliki lembaga

dan organisasi sosial yang mengelola kehidupan di lingkungan permukiman pedesaan. Setiap

daerah adat besar terdiri dari beberapa kelompok adat yang dikuasai oleh satu badan

musyawarah adat yang disebut Kombongan Ada’. Setiap Kombongan Ada’ memiliki

beberapa penguasa adat kecil disebut Lembang. Di daerah lembang masih terdapat penguada

adapt wilayah yang disebutBua’.

❃ Tongkonan Sebagai Sumber Kebudayaan Masyarakat Suku Toraja

Tongkonan berarti tempat penguasa adat untuk mendengarkan, membicarakan dan

menyelesaikan masalah-masalah penting dalam membina persatuan kehidupan dan harta

warisan keluarga menurut tradisi masyarakat Toraja. Tongkonan sangat berperan dan

berfungsi membentuk kepribadian, tradisi dan budaya Toraja dengan dasar kesatuan

kekeluargaan dan gotong royong dalam hidup dan kehidupan sosial ekonomi dan budaya.

Masyarakat Toraja membedakan antara Tongkonan sebagai rumah adat keluarga Toraja,

sumber kekuasaan adat dan pemerintahan adat Toraja dengan Banua barang-barang yaitu

rumah atau tempat tinggal pribadi orang Toraja. Tongkonan merupakan sumber budaya

tradisional Toraja, seperti yang tercermin dalam ungkapan-ungkapan berikut :

83

Tongkonan ditimba uainna artinya : uai berarti air dan ditimba artinya ditimba,

yang mengandung makna Tongkonan sebagai sumber bahan makanan bagi warganya.

Tongkonan dikalette’ tanananna : dikalet te’artinya dipetik dan tanananna berarti

tanaman yang mengandung makna bahwa Tongkonan sebagai sumber bahan makanan

bagi warganya

Tongkonan dire’tok kayunna : artinya tanah milik tongkonan pemanfaatannya

berfungsi sosial dalam arti kata seluas-luasnya

Tongkonan dikumba’ litakna : litakna artinya tanah milik tongkonan

pemanfaatannya berfungsi sosial dalam arti kata seluas-luasnya.

Tongkonan dipoada’ ada’na, dipoaluk alukna : artinya adat istiadat, aluk artinya

agama (religius) yang mengandung makna bahwa segala tindakan, tata kelakuan, pola

hubungan sosial, norma-norma dan aturan-aturan dalam kehidupan bersama

bersumber dari Tongkonan yang dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan.

❃ Permukiman Perdesaan

Kondisi desa dan perdesaan di Tana Toraja mempunyai ciri yang hampir sama

walaupun ada sedikit perbedaan, baik ditinjau dari sudut lokasi geografis, etnologis/silsilah

dan sosial budayanya ataupun mata pencahariannya. Desa-desa tradisional Toraja pada

umumnya memiliki ciri umum yaitu dengan kelompok rumah-rumah adat untuk tempat

tinggal keluarga sedikitnya antara 5 - 10 keluarga dan disesuaikan dengan kondisi topografis

serta lokasinya menyebar di lereng pegunungan. Setiap kelompok rumah-rumah penduduk

memiliki tongkonan dan alang atau lumbung padi untuk kegiatan sosial ekonomi dan

kehidupan tradisi dan budaya mereka. Tongkonan biasanya secara turun temurun dilengkapi

dengan ladang dan sawah untuk bertani, serta binatang ternak dengan memelihara kerbau dan

babi. Secara umum kondisi lingkungan permukiman di pedesaan Toraja tidak kekurangan

rumah, tetapi kualitas lingkungannya tidak memadai.

84

Hal tersebut antara lain disebabkan oleh masih rendahnya tingkat penghasilan maupun

tingkat sosial budaya masyarakatnya. Dikalangan masyarakat tertentu, karena adanya

kepercayaan melindungi gangguan dari luar serta serangan terhadap penyakit, sehingga masih

terdapat rumah tanpa bukaan untuk jendela dan lantai dari tanah yang lembab. Kondisi air

bersih pedesaan dan saluran buangan limbah pada umumnya menunjukkan kualitas yang

rendah. Kandang ternak kerbau dan babi pada umumnya sangat berdekatan atau menyatu

dengan tempat tinggal di rumah adat atau tongkongan. Rumah adat dapat dipastikan

menghadap ke utara. Posisi ini mengandung pengertian bahwa jendela yang menghadap timur

secara filosofi melambangkan kehidupan karena timur adalah arah masuknya sinar matahari.

Rumah adat kepemilikannya secara turun temurun dan bersifat komunal.

Dengan pola ini maka tidak ada pembagian warisan khususnya untuk wiilayah Toraja

Selatan. Sementara wilayah utara ada sebagian yang dibagi sehingga ada sebagian bidang

tanah yang beralih kepemilikannya. Tongkonan diseluruh Tana Toraja secara adat dan tidak

tertulis terbagi menjadi 32 wilayah adat, disini terdapat suatu aturan tidak tertulis bahwa

antara satu wilayah adat dengan wilayah adat lainnya tidak boleh saling mengintervensi. Di

Tana Toraja tak ada bengkok seperti di daerah lain, dengan adanya bangunan tongkonan

dengan segala sarananya (ladang, sawah, dan lain lainnya) dengan sendirinya wilayah Tana

Toraja sudah terbagi habis dengan keberadaan tongkonan.

❃ Tata Letak Bangunan Pada Perkampungan/Desa Adat Tua Desa Adat Ke’te Kesu’

Desa Ke’te kesu’ terletak ± 4 Km sebelah tenggara

Kota Rantepao. Desa ini merupakan salah satu obyek

unggulan di Tana Toraja. Terkenal karena terdapat

perkampungan adapt tua, lumbung-lumbung padi dan batu

85

menhir yang terletak di antara areal persawahan juga kompleks pemakaman bagi kaum

bangsawan beberapa meter di bagianbelakang rumah. Disini ditemukan kuburan purba

tergantung dari atas dinding-dinding batu disertai patung-patung (tau-tau). Di lokasi ini

terdapat pengukir dan pematung yang cakap membuat barang-barang kerajinan. Pada Desa

Ke’te Kesu’ ini juga terdapat museum yang merupakan sarana penunjang aktivitas pariwisata

yang ada di Desa Ke’te Kesu’ ini. Mata pencaharian utama masyarakatnya adalah pertanian.

Hal ini terlihat dari banyaknya penggarap lahan yang ada. Pariwisata merupakan usaha

sampingan, bukan merupakan Kerajinan adalah usaha sampingan bagi masyarakatnya, namun

lebih banyak bersifat pemasaran/distribusi saja, karena hanya beberapa masyarakat yang

membuat kerajinan, sebagian besar barang dagangan dibuat oleh masyarakat dari luar ke’te

kesu’ , bahkan ada yang berasal dari luar Desa Ke’te Kesu’ sebagai contoh songket bali

lombok yang berasal dari Jogya dan lainnya. Sebagian besar rumah Tongkonan yang ada di

Ke’te Kesu’ tidak dihuni karena masyarakatnya banyak yang bekerja di luar namun masih

ada sanak famili perwakilan dari masingmasing tongkonan yang membangun rumah batu

sendiri di sekitar Ke’te Kesu’. Sebagian lumbung masih terpakai meski tidak effektif. Hal ini

terlihat ketika musim panen melimpah, padi hanya diletakkan di bawah kemudian ditutupi

dengan terpal, sehingga tidak dinaikkan ke atas lumbung.

Desa Adat Palawa

Desa Palawa terletak ± 12 Km dari

Kota Rantepao yang merupakan salah satu

obyek unggulan wisata dimana terdapat

perkampungan adat tua. Mata pencaharian

utama masyarakatnya tetap bertani namun

sebagian masyarakatnya ada juga yang menjadi pegawai negeri atau swasta. Kondisi saat

ini tongkonan cenderung kosong dan tidak dihuni karena masyarakat sudah membuat

86

rumah batu sendiri di belakang atau disekitar tongkonan keluarga mereka, alasannya

selain karena tongkonan di Pallawa ini sudah dijadikan cagar budaya juga karena

Tongkonan kurang praktis untuk digunakan sebagai tempat tinggal karena tidak bisa

dimiliki perseorangan (milik keluarga besar) sehingga orang cenderung membuat rumah

batu yang hak dan kenyamanannya lebih terjamin.

Desa Adat Siguntu

Desa ini terletak ± 4 Km dari Rantepao. Di Desa Siguntu ini terdapat beberapa rumah

adat tongkonan dan lumbunglumbung padi. Situs ini adalah milik bangsawan bernama Pong

Tandi Bulaan. Pekerjaan masyarakat Siguntu yaitu bertani dengan dengan sawah yang berada

di daerah bawah namun tidak digarap sendiri karena jumlah masyarakat Siguntu yang sedikit,

sebagian besar keturunan mereka berada di luar Tana Toraja, pembagian hasil 50 % untuk

pemilik sawah dan 50 % untuk penggarap, namun hasil panen disimpan di bawah sehingga

lumbung yang ada di atas lebih sering kosong dan banyak berfungsi hanya ketika upacara

adat saja sebagai tempat menerima tamu. Disamping bertani padi sawah masyarakat Siguntu

juga memiliki usaha penggemukan kerbau serta petani Kebun Kopi yang ada di Pendek. Dulu

terdapat aktivitas pariwisata di Siguntu namun sekarang tidak ada karena kalah pamor

dibandingkan dengan Pallawa dan Ke’te’ Kesu’. Rumah Tongkonan yang ada di Desa

Siguntu ini sebagaimana halnya Tongkonan yang ada di Tana Toraja tidak dikenai PBB dan

tidak disertifikatkan, namun rumah batu yang dibangun di sekitarnya dikenai PBB.

Desa Adat Baruppu’

Bangunan tongkonan di desa ini masih ditinggali

dan masih alami meskipun ada beberapa perubahan kecil

yaitu misalnya penambahan dinding pada bangunan

bawah tongkonan, pembuatan kamar mandi, serta

87

kandang babi ada di belakang rumah. Sudah ada tempat ternak hewan bersama namun sejauh

ini belum terdapat banyak ternaknya. Mata pencaharian masyarakat disini mayoritas petani

padi sawah dan petani kopi, ada juga yang berkebun alpokat dan markisa, bertambak ikan,

pengelola turbin air, ternak babi dan kerbau serta ayam.

Kegiatan para wanita, membantu suami di sawah dan kebun, namun demikian masih

banyak waktu luang karena sawah dan kebun tidak digarap setiapm hari. Sawah hanya

digarap ketika tanam dan panen yang berlangsung 2 kali dalam setahun demikian juga

dengan kopi.

Desa Rante Karrasik, Londa, Buntupune dan Sakdan

Disamping desa-desa adat yang telah

digambarkan di depan sesungguhnya Tana

Toraja secara keseluruhan adalah hamparan

semesta yang sarat dengan warisan

budaya yang berwujud material dan non

material. Warisan berwujud material seperti

bangunan dan situs-situs dan non material

berupa legenda-legenda dan keyakinan yang

menyatu dalam kehidupan keseharian

masyarakatnya. Beberapa desa yang

menonjol warisan budayanya antara lain

Desa Sa’dan, Rante Karassik, Londa dan Buntupune. Sa’dan adalah desa yang merupakan

hulu sungai Sa’dan yang mengairi desadesa dibawahnya. Desa ini memiliki kekayaan alam

yang indah dan kerajinan kain tenun yang ditenun oleh tangan-tangan terampil mulai tahun.

88

Desa Rante Karassik memiliki peninggalan berupa situs megalitik yang terletak pada

lembah dengan latar belakang gunung. Namun disayangkan tidak ada informasi khusus

tentang sejarah dari situsnya. Buntupune dan londa mirip desa adat lainnya namun disini

banyak peninggalan berupa pekuburan pada tebing-tebing yang tinggi dan ditandai dengan

patung-patung diri nenek moyang.

Masyarakat Toraja

o Bentang alam hijau, pegunungan dan iklim yang nyaman ditunjang pola berkebun dan

bertani menciptakan harmoni alam yang khas Tana Toraja.

o Masyarakat Tana Toraja memiliki budaya khas dan spesifik yang memiliki kekuatan

dan keutuhan dalam membentuk pola kehidupan masyarakatnya. Nilai, norma dan

tradisi warisan nenek moyang ini masih eksis sampai saat ini dan menjadi pegangan

dan orientasi nilai nilai kehidupan keseharian masyarakatnya.

o Warisan budaya yang berupa Arsitektur tradisional dan pola tata letak massa

bangunan di permukiman perdesaan relative terpelihara dengan baik.

89

o Kepercayaan Aluk Todolo yaitu pandangan untuk kelestarian atau harmonisasi

kehidupan duniawi terhadap alam dan pandangan terhadap leluhur diimplementasikan

dalam aturan dan upacara adat yang dipatuhi hingga saat ini.

o Akses pendukung kawasan berupa infrastruktur jalan penghubung antar kawasan,

relatif baik dengan kondisi jalan datar serta berada dekat dengan Pusat kota Rantepao.

3.2 Kondisi Aktual Destinasi Toraja dan Sekitarnya

3.2.1 Product Analysis

Menurut sumber Justine Vaisutis (2007:687) memaparkan sebagai berikut,

Atraksi Wisata

Tana toraja adalah salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sungguh unik, kepulauan

budaya yang di kelilingi oleh pegunungan, Toraja mempercayai bahwa ada kehidupan setelah

kematian dengan berbagai upacara mereka yang sangat rumit dan nyaris sama dengan

keindahan adat Bali, rumah orang Batak di Sumatra dan budaya megalitik Sumba. Kuburan

batu, kuburan gantung , tau tau (manusia kerdil) .

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi

Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya

masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten

Mamasa.[1] Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian

menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah

Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.

Terlindung aman di luar gunung tinggi dan tebing batu granit, inilah tempat dimana

masyarakat Toraja tinggal, di sebuah lembah subur dengan terasering sawah menghijau dan

perkebunan kopi yang subur. Inilah salah satu tempat terindah di Indonesia yang menyimpan

daya magis dalam kultur extravaganza Tana Toraja serta bebatuan megalitik Lore Lindu.

90

Pesonanya terkuak ketika tengkorak-tengkorak manusia menunjukan

kemisteriusannya kepada wisatawan juga puluhan kerbau dan babi yang pasrah disembelih

untuk upacara kematian demi sebuah ritus ‘Orang Mati yang Hidup’ .

Di sinilah wisatawan dapat melihat situs makam pahat di Lemo, makam goa purba di

Londa, menhir di Rante Karassik, dan perkampungan Kete Kesu unik. Semuanya

terpeliharanya dalam bingkai adat budaya karena masyarakatnya sangat menghormati leluhur

dengan tetap menjaga eksistensi pekuburannya. Menurut sumber

http://www.sulsel.go.id/wisata, selengkapnya berikut adalah penjabran sebaran atraksi wisata

yang terdapat di Toraja dan sekitarnya :

1. Pallawa

Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja.

Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian

tongkonan menggunakan atap seng). Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian

dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan digunakan juga sebagai tempat

untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-

sama). Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial

Masyarakat Toraja). Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-

tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (bangah) saat ini sebagian sudah

91

dicor. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan

matahari, yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara. Tongkonan Pallawa adalah

salah satu tongkonan yang berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan

tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah

adat. Terletak sekitar 12 Km ke arah utara dari Rantepao.

2. Londa

Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas

Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam

dimana peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan

terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Londa terletak de Desa Sendan Uai,

Kecamatan Sanggalai, sekitar 5 Km ke arah selatan dari Rantepao, Tana Toraja.

3. Ke'te Kesu

92

Ke’te Kesu berarti pusat kegiatan, dimana terdapatnya

perkampungan, tempat kerajinan ukiran, dan kuburan. Pusat kegiatannya adalah berupa

deretan rumah adat yang disebut Tongkonan, yang merupakan obyek yang mempesona di

desa ini. Selain Tongkonan, disini juga terdapat lumbung padi dan bangunan megalith di

sekitarnya. Sekitar 100 meter di belakang perkampungan ini terdapat situs pekuburan tebing

dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini

memperlihatkan penampilan pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan

keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat yang bagus

untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 Km dari tenggara Rantepao.

4. Batu Tumonga

93

Gambar Batu Tumonga

Di kawasan ini anda dapat menemukan sekitar 56 batu menhir dalam satu lingkaran

dengan 4 pohon di bagian tengah. Kebanyakan batu menhir memiliki ketinggian sekitar 2 – 3

meter. Dari tempat ini anda dapat melihat keindahan Rantepao dan lembah sekitarnya.

Terletak di daerah Sesean dengan ketinggai 1300 Meter dari permukaan laut.

5. Lemo

Lemo merupakan sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. Bukit ini dinamakan

Lemo karena bentuknya bulat menyerupai buah jeruk (limau). Di bukit ini terdapat sekitar 75

lubang kuburan dan tiap lubangnya merupakan kuburan satu keluarga dengan ukuran 3 X 5

M. Untuk membuat lubang ini diperlukan waktu 6 bulan hingga 1 tahun dengan biaya sekitar

Rp. 30 juta. Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo anda

dapat melihat mayat yang disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan yang curam.

Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada

waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma

Nene. Kuburan Batu Lemo ini terletak di sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja.

94

Gambar Kuburan di Bukit Batu Lemo

6. Kuburan Bayi Kambira

Di kuburan ini, bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam

sebuah lubang yang dibuat di pohon Tarra’. Bayi ini dianggap masih masih suci. Pohon

Tarra’ dipilih sebagai tempat penguburan bayi, karena pohon ini memiliki banyak getah yang

dianggap sebagai pengganti air susu ibu. Dengan menguburkan di pohon ini, orang-orang

Toraja menganggap bayi ini seperti dikembalikan ke rahim ibunya dan mereka berharap

pengembalian bayi ini ke rahim ibunya akan menyelamatkan bayi-bayi yang akan lahir

kemudian.

Pohon Tarra’ memiliki diameter sekitar 80 – 100 cm dan lubang yang dipakai untuk

menguburkan bayi ditutup dengan ijuk dari pohon enau. Pemakaman seperti ini dilakukan

oleh orang Toraja pengikut ajaran kepercayaan kepada leluhur. Upacara penguburan ini

dilaksanakan secara sederhana dan bayi yang dikuburkan tidak dibungkus dengan kain,

sehingga bayi seperti masih berada di rahim ibunya. Kuburan ini terletak di Desa Kambira,

tidak jauh dari Makale, Tana Toraja.

95

Gambar Kuburan Bayi Kambira

7. Arung Jeram Sungai Sa’dan

Sungai Sa’dan memiliki panjang sekitar 182 km dan

lebar rata-rata 80 meter serta memiliki anak sungai sebanyak 294. Di sepanjang Sungai ini

terdapat beberapa jeram dengan tingkat kesulitan yang berbeda, seperti jeram Puru’ dengan

kategori tingkat kesulitan III; jeram Pembuangan Seba dengan kategori tingkat kesulitan IV,

yaitupermukaan air di pinggir sungai yang lebar dan tiba-tiba menyempit dengan cepat; jeram

Fitri dengan kategori tingkat kesulitan V, yaitu berupa patahan dan arus sungai yang

menabrak batu besar yang dapat menyebabkan perahu menempel di batu dan terjebak

diantaranya. Selain itu, topografi daerah ini juga sangat menarik dengan keindahan alam dan

udara yang sejuk di sepanjang perjalanan. Lokasi Sungai Sa’dan ini dimulai dari jembatan

gantung di Desa Buah Kayu kabupaten Tana Toraja dan berakhir di jembatan Pappi

96

Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

8. Upacara Adat Rambu Solo

Rambu Solo dalah upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja yang bertujuan

untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh,

yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah tempat

peristirahatan. Upacara ini sering juga disebut upacara penyempurnaan kematian karena

orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah seluruh prosesi upacara

ini digenapi. Jika belum, maka orang yang meninggal tersebut hanya dianggap sebagai orang

“sakit” atau “lemah”, sehingga ia tetap diperlakukan seperti halnya orang hidup, yaitu

dibaringkan di tempat tidur dan diberi hidangan makanan dan minuman bahkan selalu diajak

berbicara.

Gambar Upacara Adat Rambu Solo’

97

Puncak dari upacara Rambu solo ini dilaksanakan disebuah

lapangan khusus. Dalam upacara ini terdapat beberapa rangkaian ritual, seperti proses

pembungkusan jenazah, pembubuhan ornament dari benang emas dan perak pada peti

jenazah, penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan, dan proses pengusungan

jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.

Selain itu, dalam upacara adat ini terdapat berbagai atraksi budaya yang

dipertontonkan, diantaranya adu kerbau, kerbau-kerbau yang akan dikorbankan di adu

terlebih dahulu sebelum disembelih, dan adu kaki. Ada juga pementasan beberapa musik dan

beberapa tarian Toraja.

Kerbau yang disembelih dengan cara menebas leher kerbau hanya dengan sekali

tebasan, ini merupakan ciri khas masyarakat Tana Toraja. Kerbau yang akan disembelih

bukan hanya sekedar kerbau biasa, tetapi kerbau bule “Tedong Bonga” yang harganya

berkisar antara 10 – 50 juta per ekornya. Upacara adat ini biasanya dilaksanakan di Kampung

Bonoran, Desa Ke’te’ Kesu’, Kecamatan Kesu’, Tana Toraja.

9. Buntu Burake

Buntu Burake terletak kurang lebih 2 km dari kota Makale di Kecamatan Makale. Dari

ketinggian bukit ini, kita dapat menikmati pemandangan yanga sangat indah ke kota Makale.

Lokasi ini akan dikembangkan menjadi land mark dari kota Makale yakni alam terbuka,

bersih dan lingkungan yang sehat. Sementara itu, untuk wisata kuliner tanaman pagi, atau

98

kluwek merupakan tanaman endemic dimana dari kulit hingga isinya tetap dimakan.

Utamanya isi paling dalam bersama pammarrasan diyakini sebagai makanan yang sangat

least bila dimasak bersama dengan sayur, daging atau ikan. Makanan ini juga menjadi bahan

dari salah satu makanan tradisional yang sangat terkenal dari Tanah Toraja yakni pantollo

pamarrasan. Disini juga dijumpai penyedap tuak dari pohon ijuk. Jenis minuman ini sangat

dibutuhkan untuk keperluan upacara adat.

10. Makula

Makula terletak ± 12 km dari Makale di Kecamatan Sangalla’ Selatan. Ada mata air

panas dengan kolam untuk berendam. Menurut kepercayaan masyarakat, airnya bias

menyembuhkan penyakit kulit. Juga tersedia kamar – kamar untuk bermalam.

11. Sillanan

Sillanan adalah sebuah perkampungan tradisional di Kecamatan Gandangbatu Sillanan.

Terletak kira – kira 10 km arah selatan Makale. Di sini kita dapat melihat beberapa rumah

adat tongkonan yang dijadikan pusat pemerintahan adat pada masa lampau. Setiap rumah

tongkonan memiliki fungsi yang berbeda – beda dalam pemerintahan adat tersebut. Lokasi ini

menawarkan pemandangan alam yang indah karena berada di atas bukit. Terdapat juga kamar

– kamar sederhana dirumah – rumah tamben untuk bermalam.

12. Tumbang Datu-Debo

Tumbang Datu Bebo’ adalah salah satu perkampungan adat terletak di Kecamatan

Sangalla’ Utara. ± 7 km dari Makele. Disini terdapat banyak rumah adat tongkonan, lokasi

upacara adat, mata air, pemakaman purba, kuburan bayi di pohon, benteng pertahanan purba,

dan lain – lain. Masyarakat masih sangat memegang teguh tradisi Tidak jauh dari lokasi

diatas puncak bukit, terdapat sebuah pohon cendana sebagai peringatan terhadap perjanjian

antar suku bernama Basse Kasalle. Pada tahun 1683 terjadilah sebuah peperangan besar

99

dipimpin Toraja dari setiap wilayah. Salah seorang anggotanya adalah Tumbang Datu dari

Balik. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dangan semboyan : Misa’ kada dipotuo,

pantan kada sipomate artinya bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Akhirnya, peperangan

dimenagkan

13. Tumakke

Tumakke adalah sebuah kampong kecil di Kecamatan Rembon, terletak ± 10 km arah

barat Makale. Diobjek ini kita jumpai sebuah rumah adat yang unik. Rumah tongkonan ini

memiliki atap yang terbuat dari batu yang dalam bahasa Toraja disebuat “ papa batu “ Untuk

memasuki rumah tersebut. Seseorang harus mengetukkan kepala selama 3 kali. Di tempat ini

pula dapat ditemukan pengrajin tulang sebagai cindera mata.

14. Tampang Allo

Tampang Allo terletak di Kecamatan Sangalla’ jaraknya ± 12 km dari Makale. Obyek

ini adalah merupakan goa alam dengan peti mati kuno dan patung-patung milik bangsawan

setempat yakni Puang Manturino dengan istrinya Rangga Bulaan dan keturunannya. Ada

kuburan bayi di sebuah pohon yang hidup yang sama dengan di Kambira. jAda juga sebuah

jalan setapak ke obyek wisata Suaya jaraknya +- 300 meter.

15. Tilangnga

Tilangnga’ terletak ± 11 km arah timur Makale di kecamatan Sangalla’ Pemakaman

kerajaan ditebing – tebing batu dengan beberapa patung – batung ( tau – tau ) serta ..peti mati

berukir purba dan kayu disebut erong dapat ditemukan disini. Makam batu ini

dipersembahkan untuk puang Tamboro Langi’ danketurunannya. Berdekatan disana kita juga

bisa mendapati pemakaman ini merupakan milik raja – raja Sangalla.

16. Air Terjun Sarambun Assing

100

Sarambu Assing terletak kira-kira 35 km dari Makale di Kecamatan Bittuang. Air

terjun dengan aliran air yang sangat jerni mengalir dan hutan. Objek ini sangat berpotensi

untuk dijadikan lokasi kemping. Kita bias mengikuti jalaln-jalan setapak didalam kawasan

hutan pinus untuk mencapai lokasi.

17. Sillanan

Sillanan adalah sebuah perkampungan tradisional di Kecamatan Gandangbatu

Sillanan. Terletak kira-kira 18 km arah selatan Makale. Di sini kita dapat melihat beberapa

rumah adat tongkonan yang dijadikan pusat pemerintahan adat pada masa lampau. Setiap

rumah tongkonan memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam pemerintahan adat tersebut.

Lokasi ini menawarkan pemandangan alam yang indah karena berada di atas bukit. Terdapat

juga kamar-kamar sederhana di rumah-rumah tamben untuk bermalam.

18. Wisata Memancing Barereng

Pemerintah membuka objek wisata baru, jenis minat khusus, yakni memancing di

Barereng, lembang Limbong Sangpolo, kecamatan Kurra. Pemerintah sudah membuka akses

jalan baru dari jalan poros Kurra-Awan menuju ke lokasi objek, yang berjarak sekitar 9

kilometer. Akses jalan yang dibangun itu cukup bagus dan sudah bisa dilewati kendaraan

roda dua maupun roda empat. Hanya butuh perbaikan di beberapa titik, berupa jembatan dan

dua tanjakan yang terlalu berat untuk didaki. Selain membangun jalan, beberapa kolam alam

yang sudah ada sebelumnya di lokasi objek, juga dibenahi. Di lokasi objek wisata

memancing Barereng ini memang tersedia sumber air alam yang cukup dengan debit yang

cukup besar pula. Bentuk kontur bumi yang ada di sekitar situ juga sangat memungkinkan

untuk dikembangkan objek wisata jenis ini.

19. Pango-Pango

101

Pango-Pango terletak ± 7 km dari kota Makale di Kecamatan Makale Selatan.

Terletak ± 1100 m dpl dengan hawa yang dingin dan lingkungan alam yang alami ditanami

berbagai macam tanaman lokal seperti kopi, coklat, enau, tamarillo, kacang tanah, jagung dan

beragam sayuran serta lainnya pada wilayah ini. Pemandangan ke dataran rendah dimana

kota Makale dapat disaksikan dan bahkan sekeliling Toraja. Selain alam yang indah,

pemerintah juga sedang merencanakan destinasi buatan seperti kolam renang, area berkuda,

ekoturism, trekking dan outbound.

20. Suaya/Sangalla

Suaya terletak ± 9 km arah timur Makale di Kecamatan Sangalla’. Pemakaman kerajaan

di tebing-tebing batu dengan beberapa patung-patung (tau-tau) serta peti mati beruba dari

kayu disebut erong dapat ditemukan disini. Makam batu ini dipersembahkan untuk Puang

Tamboro Langi’ dan keturunannya. Berdekatan disana kita juga bias mendapati Pemakaman

ini merupakan milikraja-raja Sangalla’.

Serta terdapat 12 objek dan daya tarik wisata di Toraja Utara yang didapatkan kabar-

toraja.com dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara :

1.Nama Objek Wisata: Londa

Daya Tarik Wisata Utama: 'Liang Lo'ko', Erong (peti mati kuno), Tau-tau (replika atau tiruan

dari orang Toraja yang sudah meninggal), Kuburan Tergantung

Jenis Wisata: Budaya dan Alam

2.Nama Objek Wisata: Rante Karassik

Daya Tarik Wisata Utama: Rante, Simbuang (Batu Menhir), Arena Adu Kerbau

Di Kelurahan/Lembang: Rinding Batu

102

3.Nama Objek Wisata: Ta'pa Langkan

Daya Tarik Wisata Utama: Liang Paa'

Jenis Wisata: Budaya

4.Nama Objek Wisata: Sarambu Sikore

Daya Tarik Wisata Utama: Air Terjun

Jenis Wisata: Alam

5.Daya Tarik Wisata Utama: Tongkonan (rumah adat Toraja), Panorama

Jenis Wisata: Budaya dan Alam

6.Nama Objek Wisata: Buntu Pune

Daya Tarik Wisata Utama: Tongkonan, Liang Paa’, Patane

Jenis Wisata: Budaya

7.Nama Objek Wisata: Tongka

Daya Tarik Wisata Utama: Gua Alam, Sumur Alam, Tongkonan, Rante (menhir), Kuburan

bayi, Panorama, Gua Benteng, Patung dan kuburan.

Jenis Wisata: Budaya dan Alam

8.Nama Objek Wisata: Ranteallo

Daya Tarik Wisata Utama: Tongkonan

Jenis Wisata: Budaya

9.Nama Objek Wisata: Pasar Hewan Bolu

Daya Tarik Wisata Utama: Pasar Hewan (kerbau &Babi), Wisata Agro

Jenis Wisata: Agro Wisata

10.Nama Objek Wisata: Museum Landorundun

Daya Tarik Wisata Utama: Museum

Jenis Wisata: Museum

11.Nama Objek Wisata: Gua Bunda Maria

103

Jenis Wisata: Religi

12.Nama Objek Wisata: To’ Barana’

Daya Tarik Wisata Utama: Pusat Pertenunan Tradisional, Panorama tepi sungai

Jenis Wisata: Budaya dan Alam

Tahun 2004, berkat kekayaan budayanya, Tana Toraja dimasukkan dalam daftar

sementara warisan budaya dunia oleh UNESCO (Inscription World Heritage-C1038).

Menyambut hal ini masyarakat Toraja menggelar upacara Pesta Toraja (Toraja Fiesta) di

pasar seni Rantepao, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Acara tersebut menyuguhkan

serangkaian tarian dan atraksi dari 15 kecamatan di Tana Toraja. Toraja Fiesta adalah salah

satu perwujudan Rambu Tuka’, ungkapan kegembiraan

Ketika wisatawan pergi ke dataran tinggi Tanah Toraja maka bersiaplah terpesona

keindahan alamnya yang menakjubkan. Di saat yang sama ada daya tarik dari masyarakatnya

telah mempertahankan kepercayaan dan tradisi mereka dalam siklus kehidupan yang kekal

dan kematian di Bumi.

Jalan dari Makassar ke Toraja sepanjang pantai sekitar 130 km kemudian berakhir di

pegunungan. Setelah masuk ke Tana Toraja di pasar Mebali maka Anda akan memasuki

pemandangan luar biasa berupa batu granit abu-abu dan pegunungan biru. Keindahan ini

sempurna dalam balutan kontras tumbuhan hijau.

Di sini, bangsawan Toraja diyakini keturunan dewa yang turun dengan tangga

surgawi untuk tinggal di Bumi dengan alamnya yang indah ini.

Untuk menjaga kekuatan tanah dan rakyatnya, masyarakat Toraja percaya bahwa

tanah ini harus dipertahankan melalui ritual untuk merayakan mereka hidup dan yang telah

mati, melekat saat musim taman. Di Toraja kehidupan secara ketat dipisahkan dari upacara

kematian.

104

Toraja terkenal dengan upacara kematian yang dapat berlangsung selama berhari-hari

melibatkan seluruh penduduk desa. Tidak hanya pada saat berkabung tetapi juga untuk acara

hiburan dan persaudaraan komunitas yang ada.

Upacara kematian, diadakan setelah musim panen selesai. Biasanya antara bulan Juli

dan September. Sementara upacara kehidupan digelar saat musim tanam di bulan Oktober.

Saat itu penguburan tidak di lakukan dengan segera tetapi ditunda selama beberapa bulan

bahkan kadang bertahun-tahun, disimpan di rumah khusus hingga waktu yang tepat dan

tersedianya dana.

Festival Toraja

Bulan Desember 2013 merupakan momen yang ditunggu-tunggu masyarakat Tana

Toraja. Bagaimana tidak, di bulan tersebut diadakan dua event pariwisata dan budaya

berskala Internasional yaitu Toraja Festival dan Lovely Desember 2013.

Toraja Festival dan Lovely Desember merupakan program pariwisata yang

dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatiff, Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara untuk

mengangkat kembali Toraja kepada dunia internasional. Event pariwisata ini dijadikan

sebagai event pariwisata tahunan di Sulawesi Selatan. Toraja Festival diyakini akan

mengembalikan kejayaan pariwisata Toraja dan dunia bisa mengenal kembali pariwisata

Toraja. Sebuah semangat baru bagi Toraja untuk memperkenalkan keunikan berbagai budaya,

dan seni lokal, khususnya Megalithic Culture yang di miliki m Adapun Susunan Kegiatan di

Festival Toraja dan Lovely Desember yaitu:

1.Moto track wisata

2.Lomba penulisan blog pariwisata toraja

105

3. Lomba lampu hias dan pohon natal

4. Permainan rakyat

5. Pameran seni sandarupa

6. Festifal musik bambu dan drumband

7. Toraja art

8. Parade/ festival musik

9. Lomba fox hunting wisata

10. Cross country sepeda wisata

11. Toraja night festifal

12. Tarian massal

13. Karnaval budaya

14. Puncak acara lovely

15. Kembang api

16. Toraja opera

17. Arsitektur conference

18. Ke’te arts dan culinaru fair

19. Photography workshop dan exhibition

20. Textile conference dan exhibition

Bahasa Masyarakat Toraja

Keluarga adalah kelompok sosial dan politik utama dalam suku Toraja. Setiap desa

adalah suatu keluarga besar. Setiap tongkonan memiliki nama yang dijadikan sebagai nama

106

desa. Keluarga ikut memelihara persatuan desa. Pernikahan dengan sepupu jauh (sepupu

keempat dan seterusnya) adalah praktek umum yang memperkuat hubungan kekerabatan.

Suku Toraja melarang pernikahan dengan sepupu dekat (sampai dengan sepupu ketiga)

kecuali untuk bangsawan, untuk mencegah penyebaran harta. Hubungan kekerabatan

berlangsung secara timbal balik, dalam artian bahwa keluarga besar saling menolong dalam

pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan utang.

Setiap orang menjadi anggota dari keluarga ibu dan ayahnya. Anak, dengan demikian,

mewarisi berbagai hal dari ibu dan ayahnya, termasuk tanah dan bahkan utang keluarga.

Nama anak diberikan atas dasar kekerabatan, dan biasanya dipilih berdasarkan nama kerabat

yang telah meninggal. Nama bibi, paman dan sepupu yang biasanya disebut atas nama ibu,

ayah dan saudara kandung.

Sebelum adanya pemerintahan resmi oleh pemerintah kabupaten Tana Toraja, masing-

masing desa melakukan pemerintahannya sendiri. Dalam situasi tertentu, ketika satu keluarga

Toraja tidak bisa menangani masalah mereka sendiri, beberapa desa biasanya membentuk

kelompok; kadang-kadang, beberapa desa akan bersatu melawan desa-desa lain. Hubungan

antara keluarga diungkapkan melalui darah, perkawinan, dan berbagi rumah leluhur

(tongkonan), secara praktis ditandai oleh pertukaran kerbau dan babi dalam ritual. Pertukaran

tersebut tidak hanya membangun hubungan politik dan budaya antar keluarga tetapi juga

menempatkan masing-masing orang dalam hierarki sosial: siapa yang menuangkan tuak,

siapa yang membungkus mayat dan menyiapkan persembahan, tempat setiap orang boleh

atau tidak boleh duduk, piring apa yang harus digunakan atau dihindari, dan bahkan potongan

daging yang diperbolehkan untuk masing-masing orang.

Bahasa Toraja

107

Keragaman dalam Bahasa Toraja

DenominasiISO 639-3

Populasi (pada tahun)

Dialek

Kalumpang kli 12,000 (1991) Karataun, Mablei, Mangki (E'da), Bone Hau (Ta'da).

Mamasa mqj100,000 (1991)

Mamasa Utara, Mamasa tengah, Pattae' (Mamasa Selatan, Patta' Binuang, Binuang, Tae', Binuang-Paki-Batetanga-Anteapi)

Ta'e rob250,000 (1992)

Rongkong, Luwu Timur Laut, Luwu Selatan, Bua.

Talondo' tln 500 (1986)

Toala' tlz 30,000 (1983) Toala', Palili'.

Torajan-Sa'dan

sda500,000 (1990)

Makale (Tallulembangna), Rantepao (Kesu'), Toraja Barat (Toraja Barat, Mappa-Pana).

Sumber: Gordon (2005).[30]

Aktivitas yang Dapat Dilakukan Wisatawan

Berkelilinglah ke Londa, Lemo dan Tampang Allo dimana wisatawan dapat melihat

pemakaman yang telah terkenal ke dunia internasional, sebuah pemakaman di dinding

berbatu dan gua-gua yang dipenuhi peti mati dan tulang-belulang manusia. Wisatawan tidak

perlu takut untuk masuk ke dalam, asal tidak sekali-sekali wisatawan ada keinginan untuk

mengambil tulang belulang mereka.

Datanglah di bulan Juni, Juli, atau Desember untuk menjadi saksi penyembelihan puluhan

kerbau dan babi secara kolosal oleh para penjagal. Wisatawan akan melihat bagaimana unik

dan sakralnya adat-istiadat di tempat ini. Kerbau bagi masyarakat Toraja merupakan hewan

kurban saat upacara kematian, di samping babi. Menurut kepercayaan, arwah kerbau menjadi

108

sarana transportasi bagi arwah yang meninggal untuk menuju puya, yaitu tempat

peristirahatan yang terletak di selatan tempat tinggal manusia.

Upacara adat kematian Rambu Solo' adalah upacara kematian dimana keluarga yang

ditinggalkan membuat pesta sebagai tanda penghormatan kepada yang meninggal. Pesta ini

mulai berlangsung satu malam bahkan hingga tujuh malam dengan menyembelih berpuluh-

puluh ekor kerbau dan babi bergantung strata sosial dalam masyarakat Toraja.

Untuk melihat tempat tinggal orang Toraja, kunjungilah Desa Ke'te Kesu’. Wisaatwan

akan menemukan deretan Tongkonan dihias dengan indahnya dan lumbung padi. Tongkonan

adalah rumah khas Toraja dengan atap mirip pelana atau mengingatkan kita pada tanduk

kerbau. Atapnya terbuat dari bambu yang dibelah dan disusun bertumpuk, namun saat ini

banyak juga yang menggunakan seng. Tongkonan memiliki strata sesuai derajat

kebangsawanan masyarakat seperti strata emas, perunggu, besi dan kuningan. Dinding rumah

tradisional ini dihiasi pola abstrak dan geometris dengan warna hitam alami, merah, dan

putih. Ke'te Kesu juga dikenal dengan ukiran bambu dan kerajinan tradisional.

Di Lemo terdapat kuburan yang menggantung di dinding khusus bagi bangsawan.

Kawasan pekuburan batu ini disebut Lemo karena gua batu terbesarnya berbentuk bundar,

menyerupai buah jeruk, dan liang-liang kuburannya seakan membentuk bintik-bintik pada

buah jeruk tersebut.

Konon, kuburan yang tertua di Lemo ini adalah kuburan seorang tetua adat bernama

Songgi Patalo yang berumur 500 tahun. Di Suaya ada makam keluarga raja, sedangkan di

dekat Sangala ada kuburan pohon bayi. Kepercayaan Toraja kuno meyakini bahwa bayi dan

anak-anak yang mati harus dikubur di sebuah pohon, dimana pohon akan tumbuh di sekitar

mayat.

Kunjungi juga Palawa, yaitu pusat tenun Toraja dan desa adat untuk melihat rumah

tradisional Tongkonan dan kawasan penguburan sekaligus tempat untuk melakukan upacara

109

dan festival

selanjutnya perjalanan ke Batu Tumonga di lereng Gunung Sesean sekitar 25km dari

Rantepao. Di sini wisatawan akan menemukan panorama terasering sawah yang indah hijau

berkilauan tersebar bersama batu-batu megalitik besar. Sejumlah batu-batu ini telah berubah

menjadi kuburan gua Sa’ dan sampai ke ‘Barana’ adalah pusat anyaman tradisional, berada di

Sesean sekitar 16 km sebelah utara Rantepao. Daerah ini dikenal memilki tenun ikat

tradisional khas Toraja.

Kuliner

Menu khas makanan Toraja yang dapat dicicipi adalah pakpiong ayam, sayur daun ubi

yang di tumbuk, sate keong, puding labu dan banyak menu khas lainnya yang khas dengan

menggunakan media alas daun pisang.

Pa'piong yaitu masakan tradisional Toraja yang dimasukkan ke dalam bambu berisi

daging babi, daging kerbau, daging ikan mas. Namun, dagingnya tidak dicampur satu dengan

yang lain tetapi dicampur dengan sayur dan bumbu. Sayurnya (utan bulunangko) atau sayur

mayana yang kadang menggunakan buah nangka muda atau batang pisang. Bumbu sayur

dicampur dengan garam, jahe, daun bawang dan cabe. Kadang juga daging babi, daging

ayam, ikan mas atau daging kerbau ditambahkan darahnya dicampur baik daging yang sudah

di potong kecil, sayur, dan bumbu. Setelah semuanya tercampur rata, lalu dimasukkan ke

dalam tabung-tabung bambu muda yang sudah dipotong sepanjang ruasnya. Selanjutnya,

bambu ditutup remasan daun pisang lalu dibakar langsung di atas perapian dengan kayu yang

agak sulit terbakar dibentangkan melintang dan kedua ujungnya ditopang untuk

menyandarkan bambu tersebut.

Tak lengkap jika berkunjung ke Tana Toraja tanpa menikmati kopi toraja. Kopi toraja

adalah satu minuman yang dicari oleh setiap orang yang berkunjung ke Toraja. Kopi Toraja

sangat terkenal dan telah mendunia dikalangan pecinta kopi. Kopi toraja merupakan jenis

110

kopi arabika (Cofeea arabica) yang dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 700 - 1.700 m

dpl, dengan suhu rata-rata 16 - 20 °C beriklim kering selama 3 bulan per tahun berturut-turut.

Berbelanja

Ada banyak toko souvenir di Rantepao di mana wisatawan dapat membeli barang khas

Tanah Toraja seperti pakaian, tas, dompet, dan kerajinan lainnya.

Di Rantepao, Anda dapat mengunjungi pasar tradisional Bolu dan mendapatkan biji kopi

Toraja berkualitas tinggi seperti Robusta dan Arabika. Di sini wisatawan juga dapat

menemukan kalung manik-manik antik nan cantik. Pada saat pasar mingguan upayakanlah

untuk melihat transaksi kerbau dan babi yang sedang dilelang. Kerbau atau tedong dan babi,

banyak diperjualbelikan bahkan bisa mencapai lebih dari 500 ekor kerbau dan babi dijual di

pasar ini.

Di Lemo wisatawan dapat membeli berbagai cenderamata untuk oleh-oleh seperti kaos

bergambar tongkonan, kain tenun khas Tana Toraja, peralatan rumah tangga dari kayu

dengan ukiran khas Tana Toraja, dan masih banyak lagi.

Di beberapa di pasar tradisional setempat dapat wisatawan temukan buah-buahan seperti

tamarella atau terong belanda dan ikan mas.

Peraturan dan Akses

- Anda yang berkunjung ke tempat ini diharapkan berpakaian adat serta menghargai

aturan adat istiadat masyarakat Toraja.

- Perhatikan kepala Anda saat masuk ke rumah tradisional Tongkonan karena lorong-

lorongnya yang rendah. Anda dapat membawa hadiah untuk mereka seperti rokok

ketika memasuki Tongkonan.

- Sebagian jalan tidak diaspal jadi gunakan mobil yang tepat, bahkan ketika cuaca baik

antara bulan Mei dan Oktober.

111

- Enrekang, Makale di Dataran Tinggi Toraja dikelilingi tebing batu vulkanik yang

menakjubkan. Jangan lewatkan untuk mengambil gambarnya

Informasi (Akses Internet dan Pos)

- Kantor pos(Jl Ahmad yani)

- Wrnet petra(Jl Andi Mappanyukki 46) pusat internet di Rantepao

Akomodasi

Wisatawan yang ingin tinggal di pusat kota tersedia beragam hotel besar maupun

kecil yang dapat dipesan melalui agen perjalanan. Apabila Anda memiliki jiwa petualang

mengapa tidak untuk mencoba menginap di rumah pedesaan.

Berikut ini sejumlah daftar hotel-hotel di Tana Toraja.

- Hotel Heritage Toraja dan Toraja Prince Hotel adalah hotel bintang tiga di Rantepao

- Hotel Misilian Toraja Hotel di jalan Jurusan Makele, Rantepao

- Hotel Marante Toraja di Jalan Jurusan Palopo, P.O Box 52, Rantepao

- Hotel Marannu di jalan Pongtiku 116-118, Makale, Tana Toraja

- Hotel Indra Toraja di jalan Landrorundun 63, Rantepao.

- Bungalow Sallebayu dan Restoran Bonoran-Ke’te’/kesu- Rantepao, Tana Toraja,

yang mengoprasikan 8 bungalow lengkap dengan pendingin ruangan dan fasilitas

lain.

Aksesibilitas

Untuk sampai ke Tana Toraja wisatawan harus terbang ke Bandara Sultan

Hasanuddin di Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan sebagai pusat aktivitas di

Indonesia Timur. Ada banyak maskapai penerbangan terbang ke dan dari Makassar baik

dari Jakarta, Bali, Manado, dan kota-kota lain. Dari Bandara Hasanuddin, terdapat dua

112

pilihan transportasi yang dapat membawa wisatwan ke Tana Toraja yaitu menggunakan

pesawat kecil berkapasitas 24 orang atau menyewa mobil melalui jalan darat.

Menggunakan pesawat, wisatawan akan sampai di Bandara Pong Tiku, terletak di

Rantetayo, Tana Toraja, dalam waktu 45 menit, sedangkan jika menempuh jalan darat,

baru 8 jam kemudian tiba di Tana Toraja. Pesawat ke Tana Toraja hanya terbang dua kali

dalam seminggu, yaitu pada hari Selasa dan Jumat. Ada banyak bus ke Rantepao dari

Makassar setiap hari. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 8 jam, termasuk untuk

berhenti makan. Tiket harus dibeli di kota dan berangkat dari terminal bus DAYA sekitar

20 menit perjalanan dengan menggunakan Bemo. Jadwal keberangkatannya yaitu pagi

hari (pukul 7:00), tengah hari (pukul 13:00) dan malam hari (pukul 19:00).

Beberapa perusahaan di Rantepao mengoperasikan bus ke Makassar. Jumlah bus

setiap hari tergantung jumlah penumpangnya. Akan lebih baik dan mudah untuk Anda

meminta bantuan agen perjalanan berpengalaman dalam menyusun dan mengurus

perjalanan ke Toraja.

Kondisi Aktual Komersialisasi Pariwisata Toraja

Sebelum tahun 1970-an, Toraja hampir tidak dikenal oleh wisatawan barat. Pada

tahun 1971, sekitar 50 orang Eropa mengunjungi Tana Toraja. Pada 1972, sedikitnya 400

orang turis menghadiri upacara pemakaman Puang dari Sangalla, bangsawan tertinggi di

Tana Toraja dan bangsawan Toraja terakhir yang berdarah murni. Peristiwa tersebut

didokumentasikan oleh National Geographic dan disiarkan di beberapa negara

Eropa.[2] Pada 1976, sekitar 12,000 wisatawan mengunjungi Toraja dan pada 1981, seni

patung Toraja dipamerkan di banyak museum di Amerika Utara. "Tanah raja-raja surgawi

di Toraja", seperti yang tertulis di brosur pameran, telah menarik minat dunia luar.

Pada tahun 1984, Kementerian Pariwisata Indonesia menyatakan Kabupaten

Toraja sebagai primadona Sulawesi Selatan. Tana Toraja dipromosikan sebagai

113

"perhentian kedua setelah Bali. Pariwisata menjadi sangat meningkat: menjelang tahun

1985, terdapat 150.000 wisatawan asing yang mengunjungi Tana Toraja (selain 80.000

turis domestik),[4] dan jumlah pengunjung asing tahunan tercatat sebanyak 40.000 orang

pada tahun 1989.[2]Suvenir dijual di Rantepao, pusat kebudayaan Toraja, banyak hotel

dan restoran wisata yang dibuka, selain itu dibuat sebuah lapangan udara baru pada tahun

1981.

Para pengembang pariwisata menjadikan Toraja sebagai daerah petualangan yang

eksotis, memiliki kekayaan budaya dan terpencil. Wisatawan Barat dianjurkan untuk

mengunjungi desa zaman batu dan pemakaman purbakala. Toraja adalah tempat bagi

wisatawan yang telah mengunjungi Bali dan ingin melihat pulau-pulau lain yang liar dan

"belum tersentuh". Tetapi suku Toraja merasa bahwa tongkonan dan berbagai ritual

Toraja lainnya telah dijadikan sarana mengeruk keuntungan, dan mengeluh bahwa hal

tersebut terlalu dikomersilkan. Hal ini berakibat pada beberapa bentrokan antara

masyarakat Toraja dan pengembang pariwisata, yang dianggap sebagai orang luar oleh

suku Toraja.

Bentrokan antara para pemimpin lokal Toraja dan pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan (sebagai pengembang wisata) terjadi pada tahun 1985. Pemerintah menjadikan 18

desa Toraja dan tempat pemakaman tradisional sebagai "objek wisata". Akibatnya,

beberapa pembatasan diterapkan pada daerah-daerah tersebut, misalnya orang Toraja

dilarang mengubah tongkonan dan tempat pemakaman mereka. Hal tersebut ditentang

oleh beberapa pemuka masyarakat Toraja, karena mereka merasa bahwa ritual dan tradisi

mereka telah ditentukan oleh pihak luar. Akibatnya, pada tahun 1987 desaKete Kesu dan

beberapa desa lainnya yang ditunjuk sebagai "objek wisata" menutup pintu mereka dari

wisatawan. Namun penutupan ini hanya berlangsung beberapa hari saja karena penduduk

desa merasa sulit bertahan hidup tanpa pendapatan dari penjualan suvenir.

114

Pariwisata juga turut mengubah masyarakat Toraja. Dahulu terdapat sebuah ritual

yang memungkinkan rakyat biasa untuk menikahi bangsawan (Puang), dan dengan

demikian anak mereka akan mendapatkan gelar bangsawan. Namun, citra masyarakat

Toraja yang diciptakan untuk para wisatawan telah mengikis hirarki tradisionalnya yang

ketat,[5] sehingga status kehormatan tidak lagi dipandang seperti sebelumnya. Banyak

laki-laki biasa dapat saja menyatakan diri dan anak-anak mereka sebagai bangsawan,

dengan cara memperoleh kekayaan yang cukup lalu menikahi perempuan bangsawan.

Permasalahan Pengembangan

Peran serta pemerintah, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya masih

belum optimal dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan warisan budaya.

Beberapa Tongkonan yang telah diambil alih Pemda tidak lagi dihuni oleh pemiliknya

sehingga terkesan seperti museum. Tongkonan yang masih dihuni sudah terdapat

banyak perubahan sehingga bangunan memberi kesan tidak asli.

Warga desa merasakan adanya konflik batin, dimana ada perasaan ingin berubah

sejalan dengan modernisasi jaman tapi mereka tetap patuh untuk mempertahankan

nilai-nilai budaya.

Kepemilikan tanah yang hampir seluruhnya dikuasai hukum adat. Kondisi ini

menyebabkan penataan ruang dalam kaidah normatif sulit dilaksanakan.

3.2.2 Competitive Analysis

Berikut adalah tabel perbandingan analisis destinasi Toraja dengan 2 destinasi

kompetitornya :

115

Destinasi yang Dibandingkan

Aspek Perbandingan

Tana Toraja

(Indonesia)

Suku Malagasy

(Madagascar)

Egypt

(Mesir)

116

Keunggulan atraksi

wisata

Culture, nature

landscape,

agritourism.

Adventure and discovery tourism,

seaside tourism, wild animal tourism,

green tourism.

Culture, historical

heritage, nature (sea and

oasis).

Toraja memiliki kesamaaan atraksi wisata budaya seperti peninggalan pemakanaman dari

leluhur sekitar ratusan tahun yang lalu seperti kuburan batu dan kuburan goa. Ini memiliki

kemiripan dengan atraksi yang terdapat di Mesir berupa peninggalan pemakaman seperti

piramida, luxor, dan sebagainya yang juga peninggalahan pemakaman dari leluhur bangsa

mereka. Sedangkan jika dibandingkan dengan suku Malagasy di Madagaskar atraksi

budaya berupa ritual pemakaman yang bernama ritual Famadihana. Kemiripannya terletak

pada mummi yang memiliki hubungan kekerabatan diangkat kembali dari pemakaman dan

dibuatkan suatu ritual perayaan untuk memperingati kerabat mereka yang telah meninggal.

Kelebihan dan

kekurangan

aksesbilitas

Aksesbiltas, sarana dan

prasarana di Toraja kurang

memadai. Di Tana Toraja

sendiri, untuk mencapai

daerah tersebut terdapat jalur

penerbangan domestik

Makassar-Tana Toraja yang

saat ini hanya sekali seminggu

dan memakai pesawat kecil

berpenumpang delapan orang,

yang memakan waktu 45

menit dari Bandara

Hassanuddin Makassar. Jika

lewat darat, perjalanan dapat

Karena sebuah pulau

Madagaskar, satu-satunya

cara untuk mendapatkan

akses yaitu dengan kapal

atau pesawat terbang.

Untungnya, ada banyak link

transportasi mudah ke darah

ini. Cara terbaik untuk

mendapatkan ke

Madagaskar tidak diragukan

lagi dengan pesawat: ada

banyak penerbangan yang

pergi ke Madagaskar dari

berbagai belahan dunia.

Terdapat 13 banadara di Mesir :

Bandar Udara Abu Simbel, Bandar Udara Assiut, Bandar Udara Internasional Luxor, Bandar Udara Internasional Marsa Alam, Bandar Udara Borg El Arab, Bandar Udara Daraw, Bandar Udara Internasional El Arish, Bandar Udara Iskandariyah, Bandar Udara Internasional HurghadaBandar Udara Internasional Kairo. Tidak sulit untuk mencapai destinasi ini karena aksessibiltasnya sudah memadai.

117

ditempuh hingga memakan

waktu 7 hingga 10 jam dengan

kondisi jalan yang tidak selalu

rata. Hal inilah yang

menyebabkan dunia

pariwisata Tana Toraja

berjalan ditempat.

Sebagai contoh, udara

Madagaskar, di Pulau

Maskapai mengoperasikan

empat penerbangan

langsung antara Paris CDG

dan Antananarivo setiap

minggu, dan itu sangatlah

mudah untuk mendapatkan

penerbangan saat bepergian

dari Inggris.

Madagaskar cukup besar

sehingga, bahkan dalam

pulau, dengan pesawat

mungkin adalah pilihan

terbaik, terutama untuk jarak

jauh. Udara Madagaskar

menyajikan 29 bandara

domestik yang terletak di

seluruh pulau.

Untuk melakukan perjalanan

menggunakan kereta api,

Madagaskar memiliki tiga

jalur rel, yang tidak dapat

diandalkan. Saat ini hanya

dua dari jalur kereta api

aktif: ini adalah dari

118

Antananarivo Antsirabe, dan

Fianarantsoa untuk

Manakara. Hal ini perlu

diingat, bagaimanapun,

bahwa karena jaringan

cukup lama, kerusakan

sering. Umumnya, kereta

tidak sangat efisien atau

nyaman, tetapi relatif murah

dan merupakan cara yang

bagus untuk menikmati

pemandangan alam

Madagaskar. Umumnya

masyarakat lokal di seluruh

daerah menggunakan taksi.

Kelebihan dan

kekurangan fasilitas

wisata

Akomodasi: satu-satunya daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki hotel berbintang.

Akomodasi: Penginapan kadang-kadang sangat sederhana bagi tur yang terorganisir.

Transportasi: Pilihan perjalanan yang bervarisasi, penjelajahan dengan kapal pesiar mewah atau hanya menggunakan felucca, menghabiskan waktu di Laut Merah, atau melakukan trekking di gurun. Beberapa karang yang paling spektakuler di planet ini.

Segmen pasar utama

dan potensial

Urutan segmen pasar pariwisata Tana Toraja:

1. Europa (Eropa dalah segmen pasar yang sangat mendominasi segmen pasar pariwisata Tana Toraja

Urutan segmen pasar

pariwisata Madagascar:

1. Europa (French adalah salah satu negara di

Urutan segmen pasar

pariwisata Egypt:

1. Europa (tiga negara Europa yang

119

yang presentasenya mencapai 95% dan selebihnya diikuti oleh segmen-segmen pasar lainnya, yaitu:

2. America

3. Asia Pasitic

4. Australia 5. Asean/Timur Tengah

Eropa yang terhitung sebagai visitor/wisatawan tertinggi di Madagaskar)

2. North America (the United States dan Canada)

3. Japan

4. Australia

5. Indian Ocean and South Africa

mencapai angka kunjungan tertinggi adalah Britain, Germany dan Italy.

2. Arab

3. Saudi Arabia

Urutan kunjungan wisatawannya dari yang tertinggi ke yang terendah :

1. Mesir

2. Madagaskar (Malagasy)

3. Toraja

Hal ini dikarenakan akses ke Toraja masih kalah jauh dengan dua kompetitornya, selain itu Toraja adalah sebuah suku kecil sementara kompetitor lainnya adalah sebuah negara.

Alasan wisatawan

menyukai destinasi

tersebut

Atraksi yang menjadi lasan

utama wisatawan berkunjung

adalah ritual rambu solo’ dan

rambu tuka’ dan mengunjungi

beberapa destinasi uatam

seperti

Londa,Lemo,Kete’Kesu

Pallawa, yang terkenal dengan

tradisi dan peninggalan

pemakaman (kuburan batu).

Festival Toraja Mamali

(Desember, dan Lovely

December).

Madagaskar lebih

memfokuskan pariwisatanya

pada ecotourism. Namun

salah satu suku yaitu suku

Malagsy memfokuskan pada

atraksi budaya. Suku

Malagasy menjual produk

wisatanya ini mellaui

festival tahunan yang

disebut Famadihana

(September). Tahun baru di

Malagasy (Maret).

Alasan utama wisatawan

berkunjung ke mesir

adalah pyramid dan phinx

yang merupakan sejarah

peradaban tertua di dunia.

Selain itu juga ada

beberapa festival seperti

Festival Matahari Terbit

di Abu Simbel (Februari

dan Oktober), Maraton

Luxor (Senin pertama

setelah paskah Koptik,

Festival Musim Semi

(Juli dan Agustus akhir)

120

Ramadhan, Festival

Musik Arab di Kairo

(November)

Kelebihan dan

kekurangan promosi

masing-masing

destinasi

Toraja kini sudah mulai aktif

dalam melakukan promosi

yang kini mulai difokuskan

pada pengadaan festival dan

berbagai ritual yang sudah

ditetapkan jadwalnya.

Promosi secara langsung juga

dilkaukan ke negara segmen

pasar Toraja. Sayangnya

promosi online melalui

teknologi masih jarang

diterapkan bahkan sangat

minim, padahal FIT di Toraja

jauh lebih tinggi beberapa

tahun belakangan.

Dari survey yang telah

dilakukan membuktikan

bahwa prmosi melalui

mulut ke mulut atau

WOM (Word of Mouth)

adalah cara yang paling

sering dilakukan setelah

wisatawan mengunjungi

destinasi ini dan

merekomendasikannya ke

teman serta keluarga

mereka mengenai citra

positif yang didapatkan

setelah berkunjung ke

Madagaskar khususnya

Malagasy. Mengingat

tidak adanya upaya

pemasaran dan promosi

oleh Madagaskar, kepada

wisatawan yang

mengunjungi Madagaskar.

Pertumbuhan pengaruh

Mesir mempromosikan

pariwisata sebagian besar

dalam bentuk festival

seperti sama’a for

Religious and spiritual

Music Festival yang

diselenggarakan pada

beberapa negara seperti

Zambia, Bosnia, India,

Pakistan, France, Spain,

USA, Malaysia, Turkey,

United Arab Emirates,

Yemen, Tunisia,

Morocco, dan Armenia.

121

Internet dalam

mempengaruhi keputusan-

keputusan perjalanan

membantu memperluas

pengetahuan tentang

Madagaskar.

Kelebihan dan

kekurangan

masyarakatnya

terhadap kedatangan

wisatawan dan

dampak pariwisata

Masyarakat Toraja sudah

terbuka terhadap pengaruh

kedatangan wisatawan.

Wisatawan yang datang

disambut dengan sangat

ramah. Walaupun sempat

terjadi permasalahan

Tongkonaan yang

dikembangkan akibat dampak

pariwisata sempat tidak boleh

dihuni penduduk hal ini

menimbulkan pertentangan

sehingga peninggalan tersebut

tidak dijaga kelestariannya.

Selain itu masyarakatnya

masih sulit untuk

membebaskan lahan mereka

yang diperuntukan bagi

kepentingan umum pariwisata.

Masayarakat Toraja juga

Masyarakat lokal

Madagaskar yang terbagi

atas beberapa suku

menyambut baik kedatangan

wisatawan sebagai

contohnya mereka

merayakan dan mengundang

wisatawan dalam beberapa

festival dan tradisi seperti

tradisi Famadihana.

Karakteristik masyarakat

di sekitar Mesir sangat

tetrutup, kurang ramah

terhadap wisatawan yang

berkunjung, tingkat

kriminalitas dan

keamanan juga tidak

terjaga dengan baik,

inilah sebab kunjungan

wisatawan ke Mesir

menurun.

122

Sumber : Robert Pailness, Buku 100 Countries 5000 Ideas Tempat Eksotis Dunia yang Wajib Dikunjungi

3.2.3 Market Analysis

Dalam sebuah tulisan pada sumber universitashasanuddinmakassar.com menyatakan

bahwa sebelumnya, pariwisata Toraja pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1996

dengan angka kunjungan mencapai 385.000 wisatawan. Namun, angka kunjungan wisatawan

domestik dan asing terus mengalami kemerosotan sejak krisis ekonomi 1998. Selain itu,

masih belum bisa

meningkatkan mutu pelayanan

kepada wisatawan.

Kelebihan dan

kekurangan destinasi

keseluruhan

Kelebihan :

Toraja memiliki atraksi budaya yang begitu etnik dan beragam dan fokus kepada peninggalan pemakaman yang jarang dijumpai di negara lain.

Masyarakatnya sudah terbuka pada pengaruh pariwisata. Sangat ramah terhadap kedatangan wisatawan.

Kekurangan :

Infrastruktur yang belum tertata, aksesibilitas yang masih belum memadai

Kurangnya fasilitas wisata yang sesuai standar yang semestinya.

Kurangnya aktivitas pendukung atraksi wisata yang ada di Toraja.

Kelebihan :

Pengaruh fauna dan flora, jika ingin melihat spesies-speises yang unik dan langka, Madagaskar adalah tujuan papan atas. Setelah mengalami krisis politik, suasana damai telah pulih.

Masyarakat Malagasy sangat ramah pada kedatangan wisatawan.

Kekurangan :

Penginapan kadang-kadang sangat sederhana bagi tur yang terorganisir.

Kemananan : Di sisni jarang dijumpai pelancong yang pergi seorang diri .

Kelebihan :

Pilihan perjalanan perjalanan yang bervariasi, penjelajahan dengan kapal pesiar mewah atau hanay menggunakan felucca, menghabiskan waktu di Laut Merah, atau melkaukan trekking di gurun. Beberapa karang yang paling spektakuler di planet ini.

Kekurangan :

Keberadaan polisi pengawal dan wajib perjalanan dengan konvoi di beberapa wilayah Mesir.

123

peristiwa Bom Bali 2002 dan 2005 membuat turis dari mancanegara menurun ke Toraja

hingga sekitar 30.000 orang per tahun. rangkaian kegiatan tahunan gerakan pulang kampung

untuk perantau Toraja yang berada di luar Provinsi Sulsel melalui gerakan ‘Toraja Mamali’

(rindu kampung halaman Toraja) yang digelar tiap tahun sebab mayoritas warga Toraja yang

beragama Nasrani pulang mudik merayakan Natal bersama keluarganya di Toraja. Kegiatan

utamanya adalah kegiatan spiritual dipadu dengan pertunjukan budaya tradisional setempat.

Bapak Frederik Batti Sorring selaku Bupati Toraja Utara memaparkan bahwa kunjungan

wisatawan sudah mencapai 90.000 per September 2013 dibandingkan kunjungan wisatawan

pada 2012 hanya 40.000. Harapannya bisa mencapai 100.000 sampai akhir tahun 2013. Saat

ini pariwisata di Toraja mulai menunjukkan perkembangan, tetapi masalah infrastruktur

masih menjadi kendala dan pembangunan bandara baru Pongtiku yang terganjal soal

pembebasan lahan. Infrastruktur jalan masih rusak di sejumlah tempat wisata di Toraja, dan

hal ini bisa mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung ke Toraja

Menurut sumber http://issuu.com/moeslov/docs/edisi34/14 yang merupakan majalah

pariwisata yang diterbitkan oleh kemenparekraf, tahun 1991-1996 dicatat masa booming

pariwisata di Toraja . Kemudian tahun 1997-1999 mulai menurun. Thaun 200-2006 grafik

pariwisata di Toraja berada di lembah, artinya kedatangan wisatawan minus. Tapi keadaan ini

mulai berubah sejak tahun 2007 hingga sekarang . Angka kunjungan wisatawan sudah mulai

naik lagi.

Berikut Tabel Kunjungan Wisatawan ke Sulsel dan DTOW Toraja 2007-2011 :

Tabel Kunjungan Wisatawan ke Sulsel dan DTOW Toraja 2007-2011

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011Sulsel 24,531 31,215 35,712 42,371 51,749Toraja 12,266 15,608 17,856 21,186 25,875Sumber Data Kunjungan Wisman Disbudpar Provinsi Sulsel . Data Wisman ke Toraja dengan Asumsi

Rata-Rata 50% dari Wisman ke Sulsel

124

Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) PHRI Toraja mengatakan hal serupa bahwa

Memang dari tahun sebelumnya , wisatawan asing sudah mulai naik meskipun sedikit sekali.

Tapi ada tren kenaikan mulai kembali pelan-pelan. Sedangkan Biro Perjalanan dari Makasar

Iramasuka melihat jumlah kedatangan jatuh lebih dari 50% disebabkan oleh isu keamanan,

terutama setelah peristiwa Bom Bali dan terorisme.

Managing Director Iramasuka Tours and Travel , menjelaskan bahwa dulu kami

masih bisa mendapatlan 35 grup setahun dari 1 agen. Dari Jerman kami bisa mendapatkan 25

grup per agen . Jadi dengan 2 operator saja sudah cukup untuk membiyayai perusahaan.

Sampai saat ini Iramasuka masih menerima grup dari Belanda saja.

Luther Barrung Ketua DMO Toraja menjelaskan seperti ini : Ketika peristiwa Bom

Bali pertama terjadi , kunjungan wisatawan ke Toraja tidak terpengaruh ,tapi setelah

peristiwa di Poso , itu sangat mempengaruhi wisman ke Toraja.

Pasar utama Toraja adalah Eropa . Ketika peristiwa Poso terjadi mereka berpikir

peristiwa tersebut ada di Toraja . Padahal sebenarnya letak Poso itu jauh, sekitar 8 jam

perjalanan dari Toraja. Sekarang ini sudah membaik dan tidak ada lagi masalah keamanan.

Kerukunan antarumat beragama di Toraja sangat baik. Dalam sebuah rumah bisa ada 3-4

kepercayaan berbeda yang dianut oleh anggota keluarga. Tapi waspada tetap dilakukan.

Setelah itu datang krisis di Eropa. Serial grup biasanya dipegang oleh pihak asuransi.

Nasabah Life Insurance yang sudah memasuki usia pension bisa memilih destinasi wisata

apapun di seluruh dunia. Itu banyak dilakukan di negara-negara Eropa, terutama di Prancis

dan Jerman. Pihak asuransi akan membayar kea gen di sana , dan agen tersebut akan

membayar pada agen lokal di Indonesia. Yang masih berjalan sampai saat ini adalah serial

grup dari Belanda meskipun volumenya sudah jauh berkurang. Serial grup seperti ini dari

Prancis dan Jerman nyaris tidak ada.

125

Bagaimanapun Kota Makasar menjadi pintu gerbang utama menuju Toraja hingga

saat ini. Namun perjalanan darat menuju Toraja menghabiskan waktu tempuh yang panjang

karena perbaikan jalan dari Makasar ke Toraja di beberapa ruas belum rampung, perjalanan

di malam hari waktu tempuhnya sudah hampir mendekati sebelumnya sekitar 8 jam. Tapi

perjalanan di siang hari bertambah 2-2,5 jam. Kendaraan semakin banyak di jalan seiring

kesejahteraan rakyat Sulsel meningkat dengan pertumbuhan ekonomi relative tinggi.

Yakin Tandirerung, Kepala Dinas Pariwisata Toraja Utara mengakui bahwa salah satu

kendala Toraja adalah terlalu jauh dari Makasar. “Kita sudah mengusulkan agar bisa

memotong jalur secepatnya dengana mengoperasikan sebuah bandara. Rencana bandara itu

nanti akan dibangun di Makale. Pembangunannya dimulai pada tahun 2014. Bandara yanga

da sekarang masih dianggap kecil sehingga tidak biosa didarati pesawat-pesawat besar.

Ketika penerbangan pernah beroperasi di Toraja menggunakan bandara yang

sekarang, masalahnya bukan pada landasannya, tapi pada kapasitas pesawat yang dianggap

tidak compatible. Kapasitas tempat duduknya terbatas. Kedepannya bandara diharapkan bisa

menampung pesawat yang bisa membawa 50-60 penumpang. Sekarang ini moda angkutan

udara terlihat tidak menjanjikan karena jadwal pesawatnya tidak pasti. Itu tidak

menguntungkan. Penerbangan internasional ke Makasar dari Kuala Lumpur oleh Airasia

misalnya masih tetap berjalan. Tapi sistem pembelian tiket melalui LCC tidak

memungkinkan untuk dipakai serial booking. Penerbangan dari Singapura ke Makasar

sekarang melalui Balikpapan. Tadinya sampai dengan tahun 2011 lalu, penerbangan

langsung beroperasi langsung dari Singapura ke Makasar. Masalahnya kemudia Load Factor

yang ditargetkan airlines tidak terpenuhi makanya lalu rutenya diubah.

126

Bachtiar Manaba, dari Iramasuka memang mengakui bahwa tadinya agen-agen kami

sangat sennag saat diberitahukan ada direct flight dari Singapura ke Makasar sehingga

dibuatkan program-program paket tur. Begitu diubah itu menjadi tidak efektif lagi.

Dia juga mencatat wisman yang datang ke Toraja kebanyakan merupakan extension

dari Bali. Yang melalui Jakarta jumlahnya tidak seberapa . Jadi menurutnya Sulsel harus

berani mempromosikan jembatan udara dari Bali ke Toraja untuk merangsang mereka

terbang langsung. Maklum Bali itu tempat berkumpulnya wisman dari seluruh dunia.

Sekarang ini tersedia direct flight dari Bali ke Makasar dilayani oleh Garuda sehari

sekali. Jadwalnya berangkat dari Denpasar pukul 07.00 dan tiba di Makasar pukul 08.20

pagi. Terbetik kabar bahwa Garuda akan menambah penerbangan ke Makasar dari Bali

menjadi dua kali sehari. Fenomena di lapangan hingga akhir September, para backpacker dari

Eropa antara lain Prancis dan Jerman menggunakan maskapai penerbangan dari negara-

negara teluk sperti Etihad atau Qatar Airways karena harga tiketnya lebih murah terutama jika

memesan satu bulan di muka. Setelah transit di Abu Dhabi mereka menuju Kuala Lumpur

untuk connecting dengan airasia yang langsung menuju ke Makasar mereka akan melakukan

rute yang sama saat pulang.

Wisman yang datang ke Toraja sekarang sudah sangat berbeda dengan wisman yang

datang pada saat puncak pariwisata Toraja 1995-2000.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Toraja Utara mengatakan bahwa angka-

nagka dalam data menunjukan kenaikan signiifikan sejak tahun 2009. Kenaikan itu dirasakan

dari wisman maupun wisnus.

Di tahun 2010 sempat naik sampai 60%. Memang kenaikan wisman tidak terlalu

mencolok dan kenaikan wisnus sangat signifikan terutama di tahun 2011 lalu. Even Lovely

127

December menjadi salah satu pendongkrak kunjungan wisnus. Meskipun even itu ditunjukan

terutama bagi orang Toraja yang pulang kampong tapi ternyata itu juga merangsang wisnus

dari daerah lain untuk datang.

Dulu wisman yang berkunjung terorganisasi dengan mengambil paket-paket dari biro

perjalanan, ketika itu FIT (Free Individual Tourist) masih sedikit. Sekarang kondisinya

terbalik. Yang melaui biro perjalanan lebih sedikit ketimbang FIT. Bisa jadi disebabkan

perkembangan teknologi informasi via internet di mana wisatawan bisa mengatur sendiri

perjalannnya.

Selama peak season , terutama di Bulan Juli-Agustus 2012,terasa kenaikan wisatawan

dibandingkan tahun lalu. Di bulan September mulai turun tapi masih termasuk high season .

Masih lumayan wisatawan yang datang.

PHRI Toraja mempunyai data seperti ini: Thaun 2010-2011 tingkat okupansi wisman

di hotel bintang 3 ke atas meningkat sekitar 3% daripada periode sebelumnya. Okupansi

wisman di hotel bintang 1 dan 2 juga tumbuh sekitar 3%. Tapi pertumbuhan okupansi

wisman di hotel melati selama setahun lalu smapai memasuki tahun 2012, atau selama 2010-

2011 kenaikannya sekitar 26%. Di hotel-hotel melati inilah yang menerima wisman

backpacker. Seperti yang disajikan oleh tabel berikut :

Jumlah Hotel/Kamar Anggota PHRI Toraja

KlasifikasiJumlah Hotel

Jumlah Kamar Tersedia

JumlahKamar Terisi Tamu

Menginap2010 2011 2010 2011

Bintang 3 dan 4 6 514 27,948 26,979 54,588 53,074Bintang 1 dan 2 8 225 15,193 14,709 29,817 28,136

Melati 22 270 9,467 11,980 20,091 24,958Jumlah 36 1009 52,608 53,668 104,496 106,168

128

Ini mestinya menjadi perhatian Pemda di Toraja. Hotel-hotel berbintang akan

memberikan pendapatan lebih banyak kepada daerah karena wisatawan akan membayar lebih

tinggi yang berrati pajak yang dibayarkan juga lebih tinggi. Tapi tetaplah kontribusi hotel

melati dan backpacker tidak bisa diabaikan. Hotel-hotel tersebut memang jumlah kamar dan

karyawannya lebih sedikit dibandingkan dengan hotel besar yang memiliki jumlah kamar dan

memperkerjakan karyawan lebih banyak.

Harapan semua pihak tentunya wisman akan menginap di hotel-hotel berbintang.

Masalahnya orang berbujet relative tinggi tidak mau pergi jika tidak tersedia sarana dan

prasarana akesesibilitas yang menyennagkan. Jadi tidak bermasalah di kelas hotel melati tapi

justru bermasalah di kelas hotel berbintang.

Manakala dialami musim paceklik wisman hingga sekarang, wisnuslah yang mengisi

kamar di hotel,berbintang maupun non-bintang, dan memberikan pemasukan di obyek-obyek

wisata. Jumlah wisnus di Toraja bisa dikatakan stabil, trennya cenderung menaik. Tapi yang

diharapkan tentunya devisa. Sesuai kata Ibu Mari Elka Pangestu Menparekraf RI bahwa

Toraja selama ini lebih dihidupi oleh wisnus sesuai data kunjungan wisatawan selama 5 tahun

terakhir yang dapat dilihat dari tabel berikut :

129

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Dan Data Wisatawan Nusantara

Yang Berkunjung Ke Tana Toraja

Tahun 2009-2013

NO URAIANTAHUN

2009 2010 2011 2012 2013

1 Wisatawan Mancanegara

1. Asia Pasifik 256 328 34 1,347 40

2. Eropa 4,478 4,921 8,002 8,209 11,989

3. Amerika 112 180 71 1,690 388

4. Timur tengah/Asean 62 - 14 346 342

5. Australia 156 180 51 407 193

6. Lainnya 543 25 833 1,533 6,372

2 Jumlah Wisman 5,607 5,634 9,005 13,532 19,324

3 Wisatawan Nusantara/Domestik 5,449 12,631 14,651 20,836 42,319

rara-rata 11,056 29,321 41,921 58,024 96,011

4 Jumlah Total 11,056 18,265 23,656 34,368 61,643Sumber Data : Check Point pintu masuk salubarani dan data dari obyek wisataCatatan : Data 2013 dari Januari-Desember

Tabel tersebut menjelaskan bahwa segmen pasar yang mmeiliki kunjungan tetringgi ke Toraja

adalah wisatawan nusantara dan disusul oleh wisman asal Eropa.

Bisa saja data di hotel besar terjadi penurunan okupansi. Itu berkait wisman yang

datang kebanyakan backpacker yang menginap di hotel-hotel kecil sedangkan biro perjalanan

tidak menyukainya karena margin profitnya kecil. Tapi masih ada wisatawan yang tinggal di

hotel berbintang baik di Rantepao maupun di Makale. Keduanya baik backpacker, maupun

high expenditure, bisa digarap disini.

130

Wisatawan dari kapal pesiar juga berkunjung ke Toraja biasanya di akhir bulan

September dan Oktober, dua kapalm pesiar akan menurunkan tamu-tamunya ke Toraja.

‘Indo’sella’ menangani dua kali tamu dari kapal pesiar di tahun 2011, di bulan Februari dan

September. Tahun ini akan menangani tiga kali, pertama bulan Februari lalu, kemudia di

akhir bulan September dan Oktober. Periode tahun depan rencananya akan berkunjung lagi

dan diharapkan begitu seterusnya. Untuk meningkatkan volume turis , ditentukan oleh kinerja

pelayanan travel, pelayanan di lapangan, dan penyambutan dari pemda setempat.

Dari pengalaman menangani kapal pesiar sejak 2011, wisman ke Toraja, antara FIT

dan grup, jumlahnya hampir seimbang. Yang ditangani oleh ‘Indo’sella’ lebih banyak FIT,

sekitar 60% dari tamu yang turun dari kapal dan sisa 40% nya adalah grup.

Pangsa Pasar Toraja

Pasar utama Toraja tetaplah Eropa, dan ingin dipertahankan. Segmen pasar

dominannya berganti terus di antara Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, atau Belanda.

Wisman Belanda dan Prancis tercatat paling banyak. Ketika peak season tahun kemarin,

yang terbanyaka dalah dari Prancis. Sekarang ini kunjungan wisman Belanda dan Jerman

Paling stabil.

Belakangan ini mulai terjadi diversifikasi pasar. Dari Rusia sudah mulai masuk.

Memang masih dalam grup kecil, tapi bisa mencapai 15 grup setahun.

Mereka datang di musim summer holiday, umumnnya merupakan extension dari

kunjungan ke Bali. Jika melalui Jakarta mereka menginap semalam dulu bari connecting

dengan penerbangan esok harinya, untuk melanjutkan perjalanan langsung ke Toraja

tanpa menginap di Makassar. Saat perjalanan pulang mereka menginap semalam,

melakukan city tour, keesokan harinya melakukan perjalanan ke Bali.

Bagaimana menarik pasar wisman dari Jepang, Cina, Korea, dan Taiwan? Ada

beberapa kendala. Mereka kurang suka dengan tampilan yang berkaitan dengan dukacita

131

atau kematian. Sedangkan pasar di ASEAN, Singapura masih memungkinkan. Tapi

Malaysia tidak mungkin karena terbaikt dengan aspek makanan halal.

Alasan Wisatawan Mengunjungi Toraja

Dua upacara adat utama di Toraja , Rambu Tuka dan Rambu Solok. Warga

Toraja menyebutnya pesta. Selama upacara tidak ada tamu yang datang tanpa

disuguhi makan dan minum. Tamu pun ada yang membawa rokok, gula, atau tuak

(minuman alcohol dari aren).

Rambu Tuka artinya asap yang naik ke atas, sifatnya bergembira, Rambu Solok

artinya asap yang turun, sifatnya berduka. Pesta untuk merayakan rumah adat, panen padi

itu namanya Rambu Tuka karena asapnya naik.

Orang yang meninggal, orang yang berduka asapnya turun, makanya disebut

Rambu Solo. Sebenarnya memang tidak ada asap mengepul, itu hanya penamaan saja.

Meskipun tidak dipromosikan sesungguhnya setiap bulan Juli-September dipastikan ada

Rambu Tuka dan Rambu Solo. Rambu Tuka semacam syukuran atas hasil panen, biasanya

dilkasanakan terlebih dahulu. Pesta ini dipegaruhi musim tanam di Toraja, 2 kali setahun.

Rambu Tuka baru akan dilaksankan setelah semua orang dikampung selesai memanen

padi.

Masalahnya sekarang dengan adanya sistem tanam 3 kali, waktu-waktu pesta

itu menjadi tentatif. Biro perjalanan pun tidak bisa membuat jadwal upacara adat yang

pasti.Inilah yang sulit bagi biro perjalanan dalam menjual paket-paket wisata Toraja.

Syukuranya masukan berupa keluhan ini disampaikan ke Kantor Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Toraja Utara, maka kini jadwal upacara-upacara adat yang sudah pasti hendak

diselenggarakan oleh warga, dimumkan di papan tourist information center yang berada

di halaman depan kantor Dinas Budaya dan Pariwisata Toraja Utara di Jalan A.Yani,

Rantepao.

132

Bachtiar Manaba menggambarkan rute yang biasa dijalankan wisman yang

diorganisasi oleh perusahaannya. Setidaknya dalam sehari wisatawan bisa masuk ke dua

obyek di Toraja.

Obyek-obyek wisata utama terdiri dari Ketekesu, Lemo, Londa, dan Pallawa.

Di Ketekesu bisa melihat Tongkonan dan kuburan keluarga berupa kuburan liang dan

kuburan rumah. Dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar Kuburan di Ketekesu Toaraja

Di Lemo bisa melihat kuburan batu yang dipahat, untuk membuat liang di

dinding tebing batu, lalu dibuatkan pintu untuk memasukkan mayatnya. Di bagian luarnya

berdiameter sekitar 1 meter untuk pintu tapi ke dalamnya dipahat hingga bisa menyimpan

mayat mulai dari nenek sampai cucu-cucunya. Dapat dilihat dari gambar berikut,

133

Gambar Kuburan Batu di Lemo

Di Londa bisa melihat kuburan gua atau liang besar dimana banyak jenazah

disimpan,ada pula kuburan bayiditempatkan dalam lubang di pohon yang tumbuh di atas

batu. Dapat dilihat dari gambar berikut,

Kuburan Gua Batu di Londa

Di Pallawa wisatawan dapat melihat kampong adat dengan Tongkonan-

Tongkonan asli yang masih bagus. Dapat dilihat dari gambar berikut,

134

Tongkonan di Pallawa

Menikmati pemandangan indah di Batutumonga, dalam perjalanan menuju Rantepao

dari Batutumonga melewati Bor Parinding untuk melihat batu simbuang, sebutan orang

Toraja untuk batu megalitik, yang dipahat dari sebuah batu besar, didirikan tegak dan

berfungsi sebagai batu peringatan.

Obyek-obyek di Toraja hampir sama satu sama lain karena itu yang harus disiapkan

adalah obyeknya. Meskipun tujuan utama hendak melihat obyek kuburan di Ketekesu, Londa,

dan sebagainya, di obyek itu juga baik dipersiapkan rumah adatnya, cinderamata, dan

seterusnya. Pemerintah daerah bersama pelaku industri harus memikirkan secara kreatif

pengemasannya. Setelah itu siap akses internet nasional melalui bandara akan mengikuti

dengan sendirinya. Artinya jika obyek sudah siap maka orang akan datang. Permintaan

aksesibilitas pun akan semakin meningkat.

3.3 Strategi yang Dilakukan Untuk Mencapai Kondisi yang Diharapkan berkaitan

dengan Market Objective dan Action Plan (Sales Program dan Promotion Tools)

A.

Market Objective :

135

Menjadikan Toraja sebagai destinasi populer berbasis pariwisata budaya yang yang

tetap melestarikan lingkungan fisik(green tourism), ekonomi, dan sosial-budaya

setelah Bali (Ide Penulis)

Action Plan :

- Memfokuskan pengembangan DTW Toraja berbasis pariwisata budaya dan

lingkungan (Eco-Culture Tourism) yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan

aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat.

- Promosi dan pemasaran Eco-Culture Tourism dengan melibatkan partisipasi dunia

usaha dan masyarakat. Jalur pemasaran salah satunya dapat dilkaukan di Bali, sebagai

jembatan wisatawan ke Toraja.

- Menjaga hubungan baik dan kerjasama dengan pihak stakeholder pariwisata di Bali ,

saling bersinergi meningkatkan kunjungan wisatawan sesuai segmen pasar yang

diharapkan Toraja.

- Mengupayakan direct flight dari Singapura -Makasar kembali, mengadakan

kerjasama dengan pihak airlines agar penerbangan Bali-Makassar lebih rutin dalam

satu minggu. (mempromosikan jembatan udara Bali-Toraja)

- Bekerjasama denganpihak hotel-hotel besar di Bali dengan menyebarkan brosur

keindahan alam Toraja dan Budaya Toraja yang etnik disertai dengan jadwal even

besar di Toraja. Kemudian membuat perjanjian dan kerjasama mmeutarkan video

tentang resume produk destinasi Toraja dan een besar di Toraja selama beberapa

bulan mendatang dalam setahun.

- Di Bandara Ngurah Rai Bali sebagai pintu masuk internasional wisatawan dibuatkan

banner dan baliho tentang festival dan even besar di Toraja beberapa bulan

mendatang.

136

- Pada setiap festival yang ada di Bali Toraja diajak atau pihak pemerintah bekerjasama

agar festival besar di Bali melibatkan kesenian Toraja .

- Memperhatikan dan mengontrol pembangunan di Toraja agar menerapkan 60% ruang

hijau terbuka dan 40% ruang bangunan.

- Pembangunan pariwisata Toraja harus memiliki dampak yang positif terhadap

lingkungan fisik. Dengan menerapkan pengelolaan limbah ramah lingkungan,

memperhatikan pemanfaatan lahan yang semestinya, menggunakan energi alternatif

ramah lingkungan.

- Perencanaan pariwisata di Toraja tidak boleh menganggu nilai-nilai sosial budaya

yang sudah berlangsung turun temurun terutama yang bersifat sakral untuk

menghindari dari kepunahan akibat pengaruh pariwisata.

- Pengelolaan kawasan Agropolitan dataran Tinggi dalam rangka Eco – Tourism.

- Revitalisasi obyek-obyek budaya dalam wisata tradisional dan wisata alam.

Menambah aktivitas pendukung di obyek wisata alam dan budaya yang tidak

merusak nilai budaya sosial dan mengancam kelestarian lingkunan.

- Meningkatnya perlindungan, pelestarian dan pengembangan keragaman budaya

Toraja Utara dengan produk pariwisata yang inovatif .

(Ide Penulis)

B.

Market Objective :

Mengembangkan Toraja sesuai dengan ‘citra pariwisata nasional’ yang bertaraf

internasional sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50

Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun

2010-2025 (Kebijakan Pemerintah)

Toraja – Lorelindu dan sekitarnya

137

a) There is A Life After Death

b) The World’s Most Unique Funeral Culture

Action Plan :

- Menetapkan acara sejenis festival tahunan bertaraf Internasional sebagai senjata

promosi utama, karena festival ini dinilai sangat efektif. Dan terus mengembangkan

ide dan konsep untuk menghindari kejenuhan wisatawan.

- Persiapan festival harus dilakukan 3-4 tahun sebelumnya dan melibatkan Para ahli

serta akademisi termasuk institute kesenian Jakarta yang memiliki kompetensi bidang

seni budaya daerah merancang konsep yang akan membangun festival budaya jangka

pondek , menengah, dan panjang.

- Mengkonsep setiap festival yang akan diadakan dengan tema sesuai dengan citra

pariwisata nasional. Tahun sebelumnya sudah dilaksanakan Festival Toraja dengan

penamaan dan tema :

*Toraja International Festival 2013 (Celebrate in Living Megalithic Culture in

TORAJA). (Sudah Terlaksana)

*Toraja Music, Art, and Spirit Festival (Last of The Great Montain Kingdoms of

Austronesia) (Sudah Terlaksana)

- Festival selanjutnya yang akan dilaksanakan di Tahun 2014 dan tahun mendatang

diusahakan tetap mengambil tema sesuai citra pariwisata nasional yang telah

dilekatkan pada destinasi Toraja dan sekitarnya. Agar Toraja menjadi destinasi

dengan pencitraan yang jelas dan pasti di benak wisatawan. Seperti misalnya :

*Toraja Tongkonan Art Festival ( By your Imagine Back to Toraja Noble

Civilization)

138

*Toraja Funeral Culture Festival ( Be the First Who Know The Mysteries of

EveryToraja Civilization)

*Toraja Fashion Treasure Festival ( Toraja Save a Million Wonders in Its Culture)

(Ide Penulis)

C.

Market Objective :

Mengembalikan kepercayan wisatawan atas stabilitas keamanan di Bali , Poso, dan

daerah lain yang berpengaruh terhadap pariwisata Toraja. (Ide Penulis)

Action Plan :

- Mengadakan kerjasama dengan pihak biro perjalanan untuk terus menyebarkan isu

bahwa kini Toraja adalah tempat yang sangat aman, berbagai agama mendiami Toraja

namun tetap rukun karena masyarakatnya sudah banyak yang berpendiidkan dan sadar

akan pariwisata.

- Mengadakan kerjasama dengan pihak media cetak dan elektronik seperti majalah

pariwisata internasional dan majalah internasional lainnya, memuat berita bahwa Toraja

adalah destinasi yang aman, ramah, dan tentram. Memuat berbagai tulisan di website

ternama yang sering diakses traveller tentang Toraja yang aman, ramah dan tentram.

-Memberikan penyuluhan kepada masyarakat pentingnya menciptakan stabilitas keamanan

di sekitar destinasi Toraja, untuk menjaga rasa aman dan nyaman wisatawan berkunjung.

139

-Memberikan pendidikan kepada para remaja pentingnya menjaga kerukunan antar umar

beragama. (Ide Penulis)

D.

Market Objective :

Meningkatkan kunjungan wisatawan sesuai segmen pasar utama Toraja yaitu

Eropa dan wisnus serta pasar potensial Toraja yaitu Rusia, Asia Pasifik, ASEAN,

dan Amerika. (Ide Penulis)

Action Plan :

- Lebih aktif dan gencar dalam memberikan penyuluhan pentingnya promosi online

(mengingat menurut data statistic pangsa pasar FIT meningkat signifikan

- Memfokuskan promosi secara langsung melalui pertemuan dan organisasi

internasional di negara-negara yang menjadi pangsa pasar Toraja , dan secara tidak

langsung melalui Bali.

- Memfokuskan promosi kepada pangsa pasar utama yaitu Eropa (Jerman, Prnacis,

Belanda) Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, atau Belanda . khususnya berkaitan

dengan nilai devisa, dan tetap fokus juga pada pasar wisnus sebagai pasar \yang

selama ini menghidupi Toraja. Belanda dan prancis paling banyak.

- Mulai aktif melakukan promosi dan pengenalan DTW Toraja kepada pasar potensial

seperti Rusia

- Mengadakan hubungan kerjasama dengan pihak asuransi di Prancis dan Jerman

- Seluruh pihak harus disadarkan pentingnya membuat blog atau website untuk

mempromosikan Toraja, tentunya dgn informasi yang sellau update serta berkualitas .

Diharapkan pemerintah memiliki suatu sistem penyaringan khuus untuk

140

mengkoordinasikan seluruh media online dalam kaitannya dengan prmosi Toraja

menjadi satu manajemen sehingga wisatawan akan semakin memudahkan wisatawan

dalam mengakses informasi serta informasi yang didapatkan pun valid dan terpercaya.

- Memperbaiki jaringan dan Akses internet di Toraja dan akses internet nasional

melalui bandara harus mengikuti dengan sendirinya. Menjamin kelancaran akses

internet terutama di bulan yang tinggi kunjungan wisatawannya.

- Menjual paket wisata Toraja ke beberapa daerah seperti Batam dan titik yang

strategis. Terus mengkomunikasikan Toraja sebagai DTW budaya unggulan di ajang

pariwisata internasional seperti ITB Berlin. Dan mnegumumkan pada setiap

pertemuan skala internasional tertentu jadwal fix even di Toraja. (Ide Penulis)

E.

Market Objective :

Segera melakukan perbaikan infrastruktur dan mempermudah akses wisatawan (Ide

Penulis dan Kebijakan Pemerintah)

Action Plan :

- Dengan lama perjalanan 8-10 jam tempat-tempat pesinggahan di sepanjang Makassar-

Toraja dirasa perlu mengupdate restoran lokal, sajian makanannya hingga sanitasinya. Di

setiap kabupaten semestinya ada rumah makan dan punya toilet umum yang baik (Kebijakan

Pemda)

-Pembangunan bandara di Toraja rencananya akan mulai digarap pada tahun 2014 ini dengan

anggaran smenetara sebesar 2 miliar (Kebijakan Kemenparekraf)

- Merencanakan public transport untuk mempermudah wisatawan dari kapal pesiar yang

singgah di Toraja (Ide Penulis)

141

F.

Market Objective :

Menjadikan produk DTW Toraja sebagai produk unggulan yang memiliki identitas

dan image khas di benak wisatawan (Ide Penulis)

Action Plan :

- Memastikan semua jadwal ritual atau upacara adat yang ada di Toraja untuk memudahkan

wisatawan dalam mengingat kunjungannya ke Toraja.

- Mengemas atraksi budaya yang menjadi alasan utama wisatawan ke Toraja seperti ritual

Rambu Tuka dan Rambu Solok. Dan mengemas obyek wisata yang populer yang menjadi

alsan

wisatawan berkunjung ke Toraja seperti Obyek-obyek wisata utama terdiri dari Ketekesu,

Lemo, Londa, dan Pallawa. Kemudian melalui alasan utama tersebut mulai diperkenalkan

daya tarik wisata lainnya yang belum terjamah.

- Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan [ada setiap fasilitas pariwisata dan utamanya

pelayanan yang diberikan pemda setempat.

- Obyek-obyek wisata yang sudah berada di Toraja Utara sejak beradbad-abad atau beratus

tahun lalu harus bisa mempertahankan orisinalitasnya sekaligus menciptakan inovasi-inovasi

baru.

-Tana Toraja harus menentukan fokus pariwisatanya. (Ide Penulis)

G.

Market Objective :

Menjadikan Toraja sebagai ‘Kampung Halaman’ Tercinta bagi semua orang (Ide Penulis)

142

Action Plan :

- Menyelenggarakan serangkaian kegiatan tahunan gerakan pulang kampung untuk

perantau Toraja yang berada di luar Provinsi Sulsel melalui gerakan ‘Toraja Mamali’

(rindu kampung halaman Toraja) yang digelar tiap tahun sebab mayoritas warga

Toraja yang beragama Nasrani pulang mudik merayakan Natal bersama keluarganya

di Toraja. Kegiatan utamanya adalah kegiatan spiritual dipadu dengan pertunjukan

budaya tradisional setempat Loveley desember terlaksana sudah 4 kali sejak 2009

diperuntukan bagi warga toraja pulang kampong dari perantauan (Kebijakan

Pemerintah)

- DMO Toraja mengadakan diaspora khusus etnis Toraja (Kebijakan Pemerintah)

Berikut adalah Tabel Sales Program yang disusun sesuai dengan tanggal-tanggal

penting di Toraja :

Tabel Sales Program dan Promotion Tools

Tgl Sales Program

NamaBulan

1-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31

Januari *Merancang brosur pamphlet , dan paket wisata yang menonjolkan keunikan obyek-obyek wisata utama terdiri dari Ketekesu, Lemo, Londa, dan Pallawa. Dan destinasi lain yang ada di

*Mematangkan konsep dibuatberkonsultasi dengan para akademisi

*Mencetak brosur, paket wisata dan pamphlet tersebut. Tetap memantau promosi online

*Merancang video promosi destinasi di Toraja serta even besarnya. Tetap emmantau promosi online

*Mematangkan konsep video tersebut.Tetap emmantau promosi online.

*Mengadakan pertemuan kepada beberapa pihak Biro Perjalanan di Bali dan Toraja.Tetap emmantau promosi online

Menyebar brosur, pamphlet , paket wisata dan video pada Biro Perjalanan Wisata di Toraja dan di Bali serta mempublish nya

143

Toraja. Serta mencantumkan kalender event beberapa ritual besar seperti Rambu Tuka dan Solo serta Festival tahunan.Dan promosi melalui media internet mengupdate informasi terbaru

pada media elektronik

Februari *Melanjutkan penyebaran

*Melanjutkan penyebara

*Mempersiapkan penyambutan, pelayanan, dan produk

*Mempersiapkan penyambutan, pelayanan, dan produk

*Mengevaluasi rencana sebelumnya

*Mengevaluasi rencana sebelumnya

*Membuat pencatatan keseluruhan rencana

Maret *Menganalisis diadakannya ritual rambu solo dan rambu tuka di bulan ini hingga bulan Mei

AprilMei *Memfokuskan

promosi pada Biro Perjalnan wisata di Bali , hotel ternama dan dtw ternama di Bali, menaruh media promosi seperti paket wisata ke Toraja brosur, pamphlet, video pada tempat tersebut. Terutama lebih gencar mempromosikan ritual Rambu solo dan rambu tuka yang akan digelar Juni-Agustus

*Mengadakan pertemuan lebih rutin dan intensif dengan stakeholder di Bali serta di Toraja menyambung bulan high season

*Mempersiapkan kedatangan wisatawan mengecek semua kelengkapan fasilitas dan hal-hal yang akan dibutuhkan wisatawan. Termasukpula memberikan pentuluhan kepada masyarakat sekitar.

Juni Menyambut keadatangan wisatawan atas persiapan yang

*Meningkatkan mutu pelayanan secara rutin

*Sambil melakukan persiapan

*Sambil melakukan persiapan terhadap

*Sambil melakukan persiapan terhadap

*Mengevaluasi kegiatan yang telah

*Mencatat keseluruhan

144

telah dilakukan dan memonitoring jalnnya aktivitas wisatawan di Toraja

terhadap festival yang akan diselenggarakan bulan Agustus dan Desember

festival yang akan diselenggarakan bulan Agustus dan Desember

festival yang akan diselenggarakan bulan Agustus dan Desember

terlaksana perencanaan yang telah dilkasankan

Juli Sambil persiapan festival

Sambil persiapan festival

Sambil persiapan festival

Sambil persiapan festival

Sambil persiapan festival

Sambil persiapan festival

Sambil persiapan festival

Agustus Sambil persiapan festival

Sambil persiapan festival

Sambil persiapan festival

Sambil persiapan festival

Saat Music, Art , and spirit Festival terselenggara tetap memonitoring jalannya acara mencata SWOT nya

September Dari terselenggaranya even ritual Juni-Agustus dan Festival pertama , ditingkatkan yang semestinya ditambah mauapaun yang dikurangi untuk mempersiapkan festival agung pada Desember

Sambil persiapan festival bulan Desember

Sambil persiapan festival bulan Desember

Sambil persiapan festival bulan Desember

Sambil persiapan festival bulan Desember

Sambil persiapan festival bulan Desember

Sambilpersiapan festival bulan Desember

Oktober Sambil persiapan festival bulan Desember

Sambil persiapan festival bulan Desember

Sambil persiapan festival bulan Desember

Sambil persiapan festival bulan Desember

Sambil persiapan festival bulan Desember

Sambil persiapan festival bulan Desember

Sambil persiapan festival bulan Desember

November Memantapkan dan menghubungi pihak-pihak yang telah diajak bekerjasama sebelumnya dalam penyebaran produk Toraja melalui media promosi tersebut

Mencatatprogress dariHasilpenyebaran promosi yang telah dilkakukan untuk lebih mempersiapkan kedatangan wisatawan pada bulan

Memantapkan dan terus memonitoring perkembangan

145

DesemberDesember Mengadakan

pertemuan rutin dengan masayarakat dan terus memonitoring pihak stakeholder yang diajak bekerjasama.

Memonitoring jalannya persiapan dan terus mengecek seberapa jauh perispan gagal dan berhasil

Mengevaluasi dan mencatat keseluruhan perencanaan yang telah dilakukan

Keterangan Tanggal Penting Sesuai Sales Program :

High season Juni Juli, Agustus, Sepetember (Summer Holiday)

Februari,September, Oktober (transit kapal pesiar) trutama FIT karena 60% dari FIT

Juni-Agustus Rambu Solok dan Tuka rencana juga akan digelar

desember(dipertimbangkan digelar pada Januari- Februari -Maret –April- Mei untuk

menghindari kekurangan kamar wisatawan) (Ide Penulis)

Festival Toraja dan Lovely Desember (Desember) perayaan umat nasrani (28-30

Desember 2013)

Toraja Music, Art, and Spirit Festival (22-24 Agustus)

146

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN-SARAN

4.1 Simpulan

Dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan :

1. Toraja adalah sebuah destinasi yang memiliki potensi sangat luar biasa,

pengenmabangan pariwisata berbasis budaya dan mengkombinaskian dengan

alam sangat tepat diterapkan untuk melestarikan keberagaman budaya yanga

da di Toraja.

2. Pengembangan destinasi Toraja sudah terus ditingkatkan, pemerintah pun

terus berusaha memperbaiki kekurangan Toraja salah satunya dengan

memperbaiki infrastruktur Toraja dan semakin gencar melakukan kegiatan

pemasaran

3. Pemerintah daerah , masyarakat lokal, dan pihak stakeholder Toraja sudah

semakin paham dan menerima pengaruh pariwisata ke arah yang positif.

4. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pihak pemerintah sudah cukup baik

dari sebelumnya, hanya saja tidak demikian dengan pihak swasta.

5. Produk wisata yang ditawarkan Toraja cukup beragam, hanya saja perlu

ditambah aktivitas pendukungnya.

4.2 Saran-Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan ulasan tersebut :

1. Pemerintah pusat dan daerah bersama-sama meningkatkan kualitas dan mutu

SDM di Toraja khususnya mengenai pariwisata.

147

2. Pemerintah pusat segera merampungkan pembangunan bandara di Toraja 2014

ini.

3. Setelah bandara dirampungkan diharapkan pihak stakeholder pariwisata semakin

bersinergi untuk mengontrol dan mengatur segmen pasar Toraja.

4. Sebaiknya melibatkan para akademisi dan ahli-ahli yang profesional dalam

pengembangan destinasi Toraja agar pengembangannya dapat mencapai harapan

yang diinginkan.