gambaran umum tana toraja

47
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang memiliki keterkaitan dengan objek penelitian ini. Adapun hal-hal yang akan dikemukakan dalam bab ini terdiri dari keadaan geografis, keadaan demografi, dan batas-batas wilayah serta gambaran Dinas Kependududkan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Toraja. 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Tana Toraja 3.1.1. Letak Wilayah dan Luas Wilayah Kabupaten Tana Toraja yang beribukota di Makale, terletak antara 2º - 3º Lintang Selatan dan 119º - 120º Bujur Timur. Dengan batas wilayah : a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Toraja Utara dan Propinsi Sulawesi Barat, b. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang, 44

Upload: ghavi-yuda-sefaji

Post on 16-Sep-2015

82 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Deskripsi Kota

TRANSCRIPT

BAB IIIGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANPada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang memiliki keterkaitan dengan objek penelitian ini. Adapun hal-hal yang akan dikemukakan dalam bab ini terdiri dari keadaan geografis, keadaan demografi, dan batas-batas wilayah serta gambaran Dinas Kependududkan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Toraja.3.1. Gambaran Umum Kabupaten Tana Toraja3.1.1. Letak Wilayah dan Luas WilayahKabupaten Tana Toraja yang beribukota di Makale, terletak antara 2 - 3 Lintang Selatan dan 119 - 120 Bujur Timur. Dengan batas wilayah :a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Toraja Utara dan Propinsi Sulawesi Barat, b. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang, c. Sebelah Timur dengan Kabupaten Luwu.d. Sebelah Barat dengan Propinsi Sulawesi Barat.Kabupaten Tana Toraja dilewati oleh salah satu sungai terpanjang yang terdapat di Propinsi Sulawesi Selatan yaitu sungai Saddang. Jarak ibukota Kabupaten Tana Toraja dengan ibukota Propinsi Sulawesi Selatan mencapai 310 km yang melalui Kabupaten Enrekang, Kabupaten Sidrap, Kota Pare-pare, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Maros. Luas wilayah Kabupaten Tana Toraja tercatat 2.054,30 km yang meliputi 19 kecamatan. Kecamatan Malimbong Balepe dan Kecamatan Bonggakaradeng merupakan dua kecamatan terluas dengan luas masing-masing 211,47 km dan 206,76 km, atau luas kedua kecamatan tersebut merupakan 20,35 persen dari seluruh wilayah Tana Toraja.Tabel 3.1Banyaknya Desa/Lembang dan Kelurahan Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Tana Toraja 2011

KecamatanDesa/LembangKelurahan

Bonggakaradeng51

Simbuang51

Rano5-

Mappak51

Mengkendek134

Gandang Batu Sillanan93

Sangalla32

Sangalla Selatan41

Sangalla Utara42

Makale114

Makale Selatan44

Makale Utara-5

Saluputti81

Bittuang141

Rembon112

Masanda8-

Malimbong Balepe51

Rantetayo33

Kurra 51

Jumlah/total 201111247

Sumber : BPS Kabupaten Tana Toraja 2011Kabupaten Tana Toraja terdiri dari 19 Kecamatan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tana Toraja, tercatat bahwa pada tahun 2011 di Kabupaten Tana Toraja terdapat 112 desa/lembang dan 47 Kelurahan.3.1.2 Penduduk dan KetenagakerjaanPenduduk Kabupaten Tana Toraja berdasarkan Sensus Penduduk Nasional tahun 2010 berjumlah 221.081 jiwa yang tersebar di 19 Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 33.631 jiwa yang mendiami Kecamatan Makale. Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin perempuan, yang masing-masing 112.472 jiwa penduduk laki-laki dan 108.609 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Tana Toraja pada tahun 2010 telah mencapai 108 jiwa/km. Kecamatan terpadat terdapat di kecamatan Makale dengan tingkat kepadatan mencapai 849 jiwa/km, sedangkan Kecamatan yang tingkat kepadatannya paling rendah adalah Kecamatan Bonggakaradeng dan Simbuang yakni 32 dan 32 jiwa/km.

Tabel 3.2Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Tana Toraja 2010

KecamatanLaki-lakiPerempuanJumlah Kepadatan

Bonggakaradeng3.5363.1326.66832

Simbuang3.1393.0276.16632

Rano3.0922.9506.04268

Mappak2.9012.6085.50933

Mengkendek13.89113.45127.342139

Gandasil9.7069.53219.238178

Sangalla3.3483.2586.606183

Sangalla Selatan3.6983.6637.362154

Sangalla Utara3.6653.6627.327263

Makale16.77916.85233.631849

Makale Selatan6.3186.09712.415202

Makale Utara5.9275.87211.799545

Saluputti3.7733.6517.42485

Bittuang7.4406.80714.24788

Rembon9.3158.90418.219136

Masanda3.2792.9996.27847

Malimbong4.4874.4368.92342

Rantetayo5.4475.29010.737178

Kurra 2.7312.4185.14985

Jumlah112.472108.609221.081108

Sumber : BPS Kabupaten Tana Toraja 20103.1.3. Pertanian, Perternakan dan Perikanan1. Tanaman PanganProduksi padi di Kabupaten Tana Toraja tahun 2010 sebesar 97.359,94 ton yang dipanen dari areal seluas 18.713 ha atau menghasilkan rata-rata 5,2 ton per hektar. Produksi jagung di Kabupaten Tana Toraja pada tahun 2010 sebesar 21.167 ton dengan luas panen 4.378 ha atau menghasilkan rata-rata 4.83 ton per hektar. Produktivitas tanaman ini meningkat dibandingkan tahun 2009 yang berproduksi rata-rata 4,55 ton per hektar.2. Tanaman PerkebunanHasil tanaman perkebunan yang dominan di Kabupaten Tana Toraja adalah tanaman kopi Arabika dan coklat yang masing-masing berproduksi sebesar 2.816 ton dan 2.200 ton pada panen 2010.3. Peternakan Populasi ternak besar yang terdiri dari sapi dan kerbau pada tahun 2010 masing-masing tercatat 6.110 ekor dan 27.093 ekor, sedangkan populasi ternak kecil dan unggas pada tahun 2010 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Populasi ternak kecil yang meliputi babi dan kambing masing-masing 253.726 ekor dan 6.701 ekor. Populasi unggas terdiri dari ayam buras dan itik masing-masing tercatat 431.887 ekor dan 55.061 ekor. 4. PerikananIkan merupakan salah satu bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak banyak terdapat di Kabupaten Tana Toraja. Produksi perikanan di Kabupaten Tana Toraja tahun 2010 sebesar 1.345,46 ton dengan volume masing-masing 14,86 ton yang didapat dari sungai, 7,30 ton yang dipelihara di kolam dan 1.323,30 ton yang dipelihara di sawah.

3.1.4. Sosial1. PendidikanPembangunan bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) suatu negara akan menentukan karakter dari pembangunan ekonomi dan sosial, karena manusia adalah pelaku aktif dari seluruh kegiatan tersebut. Dari tahun ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia pendidikan di Kabupaten Tana Toraja semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan berbagai program pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk lebih meningkatkan kesempatan masyarakat dalam mengenyam bangku pendidikan. Peningkatan partisipasi pendidikan utnuk mencapai bangku pendidikan tertentu harus diikuti dengan berbagai penigkatan penyediaan sarana fisik pendidikan dan tenaga pendidik yang baik. 2. KesehatanSampai tahun 2010, di Kabupaten Tana Toraja terdapat dua rumah sakit, yang terdiri dari 1 Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) dan 1 Rumah sakit Swasta. Fasilitas kesehatan lainnya terdapat 20 puskesmas, 30 puskesmas pembantu dan 44 polindes. Disamping sarana kesehatan, sumber daya manusia di bidang kesehatan juga sangat menentukan keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Secara umum jumlah tenaga kesehatan cenderung meningkat selama tahun 2005 - 2010. Tenaga kesehatan pada tahun 2005 berjumlah 215.889 orang dan meningkat menjadi 269.649 orang pada tahun 2010.3. AgamaPerkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari besarnya sarana peribadatan masing-masing agama. Pada tahun 2009 tempat peribadatan agama Kristen yang terdiri dari Kristen protestan dan Katolik masing-masing berjumlah 676 unit dan 145 unit. Ditinjau dari jumlah pemeluk agama, pada tahun 2009 di Kabupaten Tana Toraja tercatat 155.966 Umat Kristen Protestan, 44.483 Umat Katolik, 31.164 Umat Islam dan 8.616 Umat Hindu. 4. Sistem KepercayaanBerbicara mengenai sistem kepercayaan tidak terlepas dari masalah-masalah dan konsepsi-konsepsi tentang dewa-dewa, roh-roh yang baik, juga hantu-hantu lain yang sejenisnya. Mengenai konsepsi tentang dewa tertinggi dan pencipta alam, konsepsi tentang kematian, atau tentang dunia roh dan akhirat.Sebelum masuknya agama Islam ke Tana Toraja sekitar abad XIX (1880), suku Toraja telah menganut agama dari nenek moyang yang mereka warisi secara turun-temurun. Warisan inilah yang mereka anggap sebagai agama dan kepercayaan asli mereka yang dikenal dengan kepercayaan Aluk Todolo, dan pada zaman ini lebih dikenal dengan sebutan Alukta. Orang Toraja beranggapan bahwa Alukta ini sama tuanya dengan diciptakannya nenek manusia pertama (menurut kepercayaan suku Toraja) yaitu Datu La Ukku.Ajaran Aluk Todolo mengemukakan bahwa di luar diri manusia terdapat tiga unsur kekuatan dan wajib dipercayai akan kekuatan dan kebesarannya serta kuasanya. Ketiga unsur tersebut yaitu : a. Puang Matua (Sang Pencipta)Puang Matua merupakan suatu unsur kekuatan yang paling tinggi sebagai pencipta yang menciptakan segala isi bumi. Menurut ajaran Aluk Todolo, Puang Matua-lah yang menciptakan segala isi dunia ini, diantaranya manusia pertama yang dinamai La Ukku. Nenek manusia yang pertama yaitu Datu La Ukku ditugaskan oleh Puang Matua untuk memberikan suatu aturan yang dalam bahasa Toraja disebut Aluk. Aturan ini mengandung ajaran kepada manusia untuk menjalankan kewajiban utama didalam mengadakan persembahan.Ajaran Aluk Todolo ini mengajarkan bahwa Puang Matua memberikan kesenangan dan kebahagiaan sesuai dengan amal atau kebaikan serta kejahatan. Bilamana lalai dalam melakukan pemujaan, maka akan dikutuk oleh Puang Matua dan sebaliknya apabila selalu patuh, maka Puang Matua akan memberikan kebahagiaan dan keselamatan. b. Deata-deata (Sang Pemelihara)Setelah Puang menurunkan sukuran Aluk kepada nenek manusia pertama, Puang Matua memberikan kekuasaan kepada deata-deata untuk pemeliharaan dan penguasaan terhadap bumi ini. Hal ini bertujuan agar manusia dapat mendiami dan menggunakan bumi ini untuk menyembah dan menempatkan Puang Matua pada tempat yang mulia dan terhormat. Menurut kepercayaaan Aluk Todolo, Puang Matua membagi alam ini menjadi tiga bagian yang merupakan kekuasaan tiga deata utama yaitu :1) Deata Tangngana Langi (Sang Pemelihara di Langit), yaitu deata yang bertugas menguasai dan memelihara seluruh isi langit dan cakrawala.2) Deata Kapadanganna (Sang Pemelihara pada permukaan bumi), yaitu deata yang bertugas memelihara dan menguasai seluruh isi permukaan bumi ini.3) Deata Tangngana Padang (Sang Pemelihara isi dari pada Tana/tengah bumi), yaitu deata yang bertugas menguasai dan memelihara segala isi tanah, sungai, laut serta seluruh isi bumi.Bagi kelancaran tugas dari ketiga deata utama di atas, maka ketiganya bertugas membawahi sejumlah deata-deata yang bertugas khusus mengkoordinir tempat-tempat tertentu seperti deata sungai, hutan, angin dan sebagainya.c. To Membali Puang (Leluhur sebagai Pengawas Manusia turunannya)Setelah membicarakan kedua unsur tersebut di atas, maka unsur yang ketiga menurut ajaran Aluk Todolo adalah arwah para leluhur yang telah menjelma jadi dewa yang dikenal dengan sebutan To Membali Puang. To Membali Puang didalam kepercayaan Aluk Todolo bahwa Puang Matua memberikan kekuasaan sepenuhnya kepadanya untuk mengawasi perbuatan dan perilaku serta memberikan berkah kepada manusia turunannya. Puang Matua mewajibkan pula menusia memuja dan menyembah kepada to membali puang bersama Puang Matua dan kepada deata-deata.Keyakinan yang demikian menyebabkan penganut ajaran Aluk Todolo masing-masing mempunyai kewajiban guna diperlihatkan sebagai tanda bukti ketaatan pada leluhurnya. Ketaatan ini senantiasa dalam bentuk kebaktian dan persembahaan yang berupa sesajian, yang berarti seluruh keluarga dan keturunannya mempunyai harapan-harapan berkah dan keberuntungan yang akan diperolehnya dari arwah nenek moyangnya. Sebaliknya apabila mereka lupa dan lalai mengerjakan sesuatu untuk persembahan dalam upacara-upacara yang telah ditentukan oleh ajaran Alukta ini, maka biasanya kesusahan hidup akan melanda dan akan tertimpa malapetaka bagi keluarga yang bersangkutan. Ketiga unsur diatas dipercaya sebagai tiga kekuatan gaib yang harus disembah oleh manusia yang dilakukan dengan cara mempersembahkan sesajian dan kurban-kurban yang terdiri atas hewan-hewan seperti kerbau, babi, atau ayam. Biasanya persembahan-persembahan dilakukan secara terpisah dalam waktu yang berbeda-beda dan dalam cara yang berbeda pula. Dalam pelaksanaan sajian kurban pemujaan terhadap ketiga unsur tersebut di atas, diklasifikasikan menurut ketentuan-ketentuan hewan kurban yang dapat dipotong, yakni sebagai berikut :1. Ditujukan pemujaan kepada Puang Matua sebagai upacara pemujaan yang paling tinggi. Dalam pelaksanaan ini dikurbankan kerbau, babi dan ayam.2. Ditujukan pemujaan kepada deata-deata. Sebagai persembahan untuk dijadikan kurban yaitu babi dan ayam. 3. Ditujukan persembahan kepada to membali puang sebagai upacara yang rendah, harus dilakukan dengan kurban sebagai persembahan berupa babi dan ayam.Klasifikasi pengurbanan ini berdasarkan tingkatan untuk ketiga unsur kekuatan gaib ini. Selain dari itu, tempat-tempat pelaksanaan upacara juga berbeda tempat dan dapat diuraikan sebagai berikut :1. Puang Matua yang bersemayam di langit, dipuja dan disembah dengan upacara yang diadakan di depan rumah Tongkonan.2. Deata-deata disembah dan dipuja dengan mengadakan upacara yang dilaksanakan di bagian sebelah timur rumah Tongkonan.3. To membali puang dipuja dan disembah dengan upacara yang dilaksanakan di sebelah barat Tongkonan atau liang kubur dimana jenazah leluhur disimpan.Dengan demikian unsur tempat dan lokasi upacara mempunyai arti yaitu berkisar pada tongkonan yang semuanya harus ditafsirkan menurut kedudukan upacara.Pandangan KosmologiPandangan kosmologi dalam Aluk Todolo, dikenal dengan pengklasifikasian alam yaitu :1. Pembagian Timur Barat atau mata Allo MatampukMata allo adalah tempat terbitnya matahari yang dianggap mewakili terang, kebahagiaan, kesukaan dan sumber kehidupan, sedangkan Matampuk adalah tempat terbenamnya matahari yang dianggap mewakili unsur gelap, kedukaan , kematian dan semua mendatangkan kesusahan. Klasifikasi timur barat selalu dihubungkan dengan fase-fase kehidupan, bahwa manusia itu mulai lahir sama dengan matahari terbit di timur memancarkan sinarnya dan secara perlahan-lahan bergerak naik sampai mencapai puncaknya dan akhirnya menurun sampai tenggelam sehingga terjadi peralihan dari terang ke gelap. Pergerakan matahari dianalogikan sebagai pergerakan siklus kehidupan manusia, dari kehidupan di dunia ke kehidupan di alam arwah (puya). Klasifikasi timur barat berdasarkan peredaran matahari, kemudian dianggap sebagai simbol kosmos yang harus menjadi pedoman manusia dalam kehidupannya di dunia.2. Berdasarkan arah Utara Selatan atau Ulunna Lino-Pollokna LinoUlunna Lino berarti kepala, bagian depan atau bagian atas bumi yang dianggap sebagai tempat orang yang dihormati, tempat suci dan tempat bersemayam para leluhur yang telah mencapai tingkat Deata dan Puang Mtua. Pollokna Lino berarti bagian pantat, bawah atau belakang bumi yang dianggap sebagai tempat para bawahan, pengikut, tempat kotor, tempat bersemayam para arwah leluhur yang tidak mencapai kesempurnaan. Upacara yang berkaitan dengan pemujaan terhadap Puang Matua atau Deata diadakan di sebelah utara (depan) rumah dan pemujaan terhadap kesempurnaan (bombo) diadakan di sebelah selatan (belakang) rumah.3. Kosmos berdasarkan tingkatan yaitu alam atas (Langi), alam tengah (Lino) dan alam bawah (Tana). Alam atas dianggap sebagai personifikasi dari laki-laki, alam bawah sebagai personifikasi dari perempuan dan alam tengah sebagai pertemuan kedua alam tersebut merupakan personifikasi dari kehidupan duniawi.Konsep Tentang Hidup dan MatiKonsep tentang hidup dan mati merupakan suatu kesinambungan kehidupan dari alam fana ke alam arwah menurut ajaran Aluk Todolo, tetapi tidak dalam pengertian adanya kelahiran kembali. Antara hidup dan mati tidak ada batas yang jelas, mati hanyalah merupakan peralihan bentuk, alam dan wujud. Hidup di dunia adalah jembatan emas untuk sampai pada alam gaib, dimana arwah tetap dapat mengadakan hubungan dengan kehidupan manusia di alam fana (nyata). Apa yang dimiliki dalam kehidupan fana akan mencerminkan pula kehidupan di dunia arwah (puya), yang disertakan pada waktu mati berupa pengorbanan dalam berbagai tahap upacara kematian dan berupa bekal kubur. Kesempurnaan tahapan-tahapan upacara kematian dan status sosial pada masa hidupnya akan menentukan dimana posisi arwah, apkaah sebagai bombo, to membali puang, atau deata.5. Struktur Sosiala. Klasifikasi berdasarkan darah/keturunanMenurut kepercayaan Aluk Todolo yang dikenal juga sebagai cikal bakal kebudayaan Toraja, bahwa Tana atau pelapisan adalah merupakan pemisah sosial dalam masyarakat Toraja yang bersumber dari mitos kejadian manusia.Menurut mitos atas kejadian manusia adalah melalui empat tahapan yang diciptakan oleh Puang Matua masing-masing sebagai berikut :1) Kelahiran yang pertama adalah diciptakannya Datu La Ukku melalui Sauna Sibarrung dengan menerima gelar dan jabatannya sebagai pemangku sukaran aluk yaitu agama atau aturan-aturan hidup.2) Kelahiran kedua adalah keberadaan Puang Adang dari perkawinan Banggae Rante dengan Telloq Mangkakalena atau suruhan Puang Matua dengan menerima jabatan sebagai pemangku Maluangan Batatang yaitu kepemimpinan yang dititikberatkan pada penilaian kecerdasan.3) Kelahiran ketiga yaitu keberadaan Pande Pong Kambune Lang maih melalui Sauan Sibarrung pula yang menerima gelar dan jabatan sebagai pemangku Pande yang meliputi keahlian tukang-tukang dan keterampilan. 4) Kelahiran keempat ialah keberadaan Patto-Kalembang sebagai neneknya manusia yang terakhir di atas langit dengan menerima jabatan sebagai pemangku matutu inaa atau sebagai pengabdi.Kejadian tahapan-tahapan kelahiran manusia tentang adanya manusia lahir tersebut di atas menjadi dasar atau patokan pelapisan sosial dalam masyarakat suku Toraja yang dikenal dengan nama Tana. Tingkatan ini sampai sekarang sangat mempengaruhi pertumbuhan masyarakat dan kebudayaan Toraja. Tana sebagai pelapisan sosial masyarakat Toraja terdiri atas empat tingkatan yaitu :a. Tana Bulaan, adalah lapisan bangsawan tinggi sebagai pewaris yang dapat menerima sukaran aluk atau dapat dipercayakan mengatur aturan hidup dan memimpin agama.b. Tana Bassi, adalah lapisan bangsawan menengah sebagai pewaris yang dapat menerima Maluangan Batang atau ditugaskan mengatur kepemimpinan dan melakukan pencerdasan terhadap rakyat.c. Tana Karurung, adalah lapisan rakyat kebanyakan yang merdeka, tidak pernah diperintah langsung dan juga merupakan pewaris yang dapat menerima sebagai Pande, yakni tukang-tukang dan orang terampil.d. Tana; Kua-kua, adalah lapisan rakyat yang paling bawah (hamba) yang dapat menerima tanggung jawab sebagai pengabdi atau biasa disebut Matutu Inaa.Telah diuraikan dengan jelas bahwa keempat tingkatan lapisan serta pembagian tugas-tugas dan kewajiban masing-masing merupakan dasar serta patokan dan juga merupakan pandangan permulaan dari kebudayaan Toraja. Berbicara tentang Tana yang sekaligus merupakan perwujudan dari lapisan masyarakat, dijadikan sebagai sendi kehidupan dalam perkembangan dan penyusunan kebudayaan Toraja serta sangat dominan dalam menentukan kehidupan masyarakat terutama dalam pergaulan sehari-hari. Misalnya dalam menghadapi pesta perkawinan, upacara pemakaman, juga dalam hal pengangkatan penguasa atau pemerintah adat.b. Sistem kekerabatanSistem kekerabatan yang dikenal di Tana Toraja mempunyai perbedaan dengan sistem kekerabatan yang dianut oleh beberapa daerah di Indonesia. Sistem kekerabatan yang dimaksud adalah hubungan keluarga yang bilateral dan bilinial.Setiap warga Tongkonan mempunyai kesamaan dalam hal kewajiban apabila diadakan suatu pesta (upacara adat). Akibat dari pengaruh pola hubungan yang demikian, maka hubungan kekerabatan dalam suatu keluarga terjaga dengan harmonis dan sampai saat ini masih dipegang teguh oleh orang Toraja, baik yang berada diperantauan maupun yang bermukim di tanah kelahirannya sendiri.Secara singkat dikemukakan bahwa Tongkonan merupakan pusat kekerabatan orang Toraja. Hal ini disebabkan oleh karena setiap orang yang bertemu dan ingin saling berkenalan, maka Tongkonan merupakan dasar tentang bagaimana silsilah dan urutan hubungan mereka. Orang tua menurunkan Tongkonan bagi anak-anaknya supaya dapat mempengaruhi sikap yang dapat menjaga nama baik keluarga dan dalam hal ini orang tua juga berusaha untuk menurunkan cerita-cerita berupa asala usul Tongkonannya, sehingga mempertebal rasa percaya diri anaknya terhadap Tongkonannya.

3.1.5. Transportasi, Seni Budaya, Dan Pariwisataa. TransportasiJalan merupakan prasarana angkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan yang makin meningkat menuntut adanya transportasi untuk menunjang mobilitas penduduk dan kelancaran distribusi barang dari dan ke suatu daerah.Adapun angkutan udara arus penumpang yang keluar masuk Kabupaten Tana Toraja beberapa tahun terakhir sesuai dengan jumlah kunjungan wisatawan yang masuk ke Toraja. Tahun 2008 jumlahnya meningkat, kemudian turun jumlahnya turun pada tahun 2009 dan di tahun berikutnya meningkat lagi.b. Seni TorajaTana Toraja mengenal ritual Rambu Tuka (aluk rampe matallo) dan Rambu Solo (aluk rampe matampu). Kebiasaan-kebiasaan rambu tuka dan rambu solo yang terpelihara secara turun-temurun disebut adat istiadat. Lakon ritual Aluk Todolo dalam menunaikan aturan keagamaan yang berwujud pada pemujaan terhadap Puang Matua, Deata, dan To Membali Puang, banyak dimanifestasikan dalam bentuk seni tradisional seperti seni tari, seni musik, seni suara, seni sastra tutur, seni ukir dan seni pahat. Pada upacara rambu tuka, misalnya diikuti oleh seni tari seperti pagellu, paboneballa, gellu tungga. ondo samalele, padao bulan, paburake, memanna, maluya, patirra dan panimbong. Seni musik yaitu papompang, pabarrung, papelle. Seni musik dan tari yang ditampilkan pada upacara rambu solo tidak boleh (tabu) ditampilkan pada upacara rambu tuka. Ada juga kesenian yang boleh di pentaskan baik pada ritual rambu tuka maupun rambu solo. Jenis kesenian tersebut disebut Ada Basse Bubung, yaitu kesenian yang boleh dipentaskan pada upacara kegembiraan (Aluk Rampe Matallo) maupun pada upacara kedukaan (Aluk Rampe Matampu). Hampir semua ragam seni yang dipentaskan merupakan perpaduan beberapa ragam seni, seperti perpaduan antara seni suara dengan seni tari, seni tari dengan seni musik, atau seni suara dengan seni musik. c. Budaya TorajaAdat istiadat yang telah diwarisi masyarakat Toraja secara turun-temurun dalam bentuk rambu tuka maupun rambu solo, mewajibkan keluarga yang ditinggal menyelenggarakan sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi selamanya (aluk rampe matampu atau mammaram mata).d. PariwisataAdat masyarakat Toraja dari dulu hingga kini yakni menyimpan jenazah pada tebing (liang batu). Hal ini merupakan kekayaan budaya yang begitu menarik untuk disimak lebih dalam. Kawasan pemakaman yang telah menjadi objek wisata seperti londa, lemo, buntu pune, liang tondon, todoyan, tampang allo, patane pong masangka, bori kalimbuang, dan lain sebagainya.Jumlah wisatawan domestik pada tahun 2007 tercatat 13.102 orang dan turun menjadi 12.041 orang pada tahun 2008. Sama dengan wisatawan mancanegara menunjukkan penurunan pada tahun itu.

3.2. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Toraja

Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabup[aten Tana Toraja yaitu: TERBENTUKNYA PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN YANG PRIMA.Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Toraja dapat diuraikan secara ringkas seperti berikut ini, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Thaun 2008 tentang Administrasi Kependudukan, pengertian dari:1. pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pihak yang dilayani (pelanggan).2. Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan pendataan dan penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi dan administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.3. Pelayanan prima adalah pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku yang mampu atau dapat memuaskan pihak yang dilayani (pelanggan) yang dilaksanakan oleh instansi yang memberikan pelayanan.Misi guna visi tersebut, terdapat misi yang harus dilaksanakan yaitu:1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kepemilikan dokumen penduduk menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006.2. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan yang prima kepada masyarakat.3. Meningkatkan kemampuan/keahlian sumber daya aparatur.Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, terdapat tujuan misi yang harus dicapai yaitu, Terwujudnya kepuasan masyarakat dalam pengurusan dan pembuatan dokumen penduduk, dengan Motto: Kami melayani bukan dilayani.Berdasarkan tujuan misi dan motto tersebut di atas maka Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Toraja berusaha seoptimal mungkin untuk memberikan kulitas pelayanan kepada masyarakat dengan menetapkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Toraja nomor 474-026/DKC/I/2001 Tahun 2001 tentang standar pelayanan publik Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Toraja. 3.2.1. Susunan Organisasi Untuk pelaksanaan tugas dan fungsinya, susunan organisasi Dinas Kependudukan dan dan Catatan Sipil terdiri dari :a. Kepala Dinasb. Sekretariat:1. Sub bagian penyusunan program2. Sub bagian keuangan3. Sub bagian umum dan kepegawaianc. Bidang Pendaftaran Penduduk, terdiri dari:1. Seksi identitas penduduk2. Seksi perpindahan penduduk3. Seksi penduduk rentand. Bidang Pencatatan Sipil, terdiri dari :1. Seksi pencatatan kelahiran dan kematian2. Seksi pencatatan perkawinan dan perceraian3. Seksi pencatatan perubahan dan mutasi data pada aktae. Bidang Akta Pengolahan Data dan Dokumen penduduk terdiri dari :1. Seksi dukungan teknis2. Seksi pengembangan aplikasi3. Seksi analisa data dan pelayanan informasif. Bidang penyuluhan, Pengawasan, Pengusutan dan Pengelolaan Dokumen, terdiri dari:1. Seksi penyuluhan2. Seksi pengawasan dan pengusutan3. Seksi pengolahan dokumen

3.2.2. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Tana TorajaBerdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Nomor : 10 Tahun 2008 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tana Toraja, mempunyai tugas:1. Melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang kependudukan dan catatan sipil.Adapun fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten TanaToraja adalah:1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan catatan sipil;2. Pengelolaan urusan ketatausahaan dinas.Selanjutnya tugas pokok tersebut dijabar fungsi tersebut dijabarkan lagi Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Stuktural pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Toraja. Disebutkan bahwa Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, mempunyai tugas:1. Merumuskan konsep sasaran, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, membina, mengarahkan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah bidang kependudukan dan catatan sipil berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantu sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan berdasarkan ketentuan yang berlaku.Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana yang dimaksud di atas maka Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai fungsi:1. Perumusan kebijakan teknisn dinas serta pengembangan kegiatan bidang pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.2. Penyelenggaraan pelayanan dan penerbitan dokumen pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil penduduk rentan;3. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan, program dan kegiatan di atas;4. Penyelenggaraan evaluasi program kegiatan dinas;5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.Berdasarkan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai instansi pelaksana pelayanan dokumen kependudukan meliputi:1. Pelayanan pendaftaran penduduka. Kartu Keluarga (KK)b. Kartu Tanda Penduduk (KTP)c. Surat Keterangan Pindah Penduduk d. Surat Keteragan Kelahirane. Surat Keterangan Lahir Matif. Surat Keterangan Kematiang. Surat Keterangan Dokumen Kependudukan lainnya.2. Pelayanan Pencatatan Sipil;a. Kutipan Akta Kelahiranb. Kutipan Akta Perkawinanc. Kutipan Akta Perceraiand. Kutipan Akta Kematiane. Akta Pengakuan anakf. Pencatatan Perubahan Nama 1. Kepala dinasDinas Kependudukan dan Catatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas merumuskan konsep sasaran, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, membina, mengarahkan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang kependudukan dan catatan sipil berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan yang berlaku.Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai fungsi :a. perumusan kebijakan teknis dinasb. penyusunan rencana strategik dinasc.penyelenggaraan pelayanan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang kependudukan dan catatan sipil.d.pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan dinase. penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan dinasf. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.2. SekretariatSekretariat dimpimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi ketatalaksanaan, surat menyurat, meliputi Sub Bagian Penyusunan Program, Sub bagian Keuangan dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Sekretaris mempunyai fungsi:a. Penyusunan kebijakan teknis administrasi, penyusunan program administrasi keuangan, administrasi umum dan kepegawaian;b. Penyelenggaraan kebijakan administrasi penyusunan program, administrasi keuangan, administrasi umum dan kepegawaian.c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan sub-sub bagian.d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan sub-sub bagian.3. Bidang Pendaftaran PendudukBidang pendaftaran penduduk dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas pendaftaran penduduk.Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, kepala Bidang mempunyai fungsi:a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang Identitas penduduk, Perpindahan Penduduk dan Penduduk Rentan.b. Penyelenggaraan Program dan kegiatan di biadang Identitas penduduk, Perpindahan Penduduk dan Penduduk Rentan.c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian , pengawasan program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non stuktural dalam lingkup Identitas penduduk, Perpindahan Penduduk dan penduduk Rentan,d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan, pengawasan program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non stuktural dalam lingkup Identitas penduduk, Perpindahan Penduduk dan penduduk Rentan4. Bidang Catatan SipilBidang Catatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan pencatatan Sipil, menyusun rencana kegiatan, program-program di bidang pencatatan sipil sesuai skala prioritas untuk dijadikan acuan pelaksanaan tugas dalam meningkatkan pola maksimal.Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kepala Bidang mempunyai tugas:a. Penyusunan kebijakan teknis Bidang Pencatatan Sipilb. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang pencatatan Sipilc. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non stuktural dalam lingkup bidang pencatatan sipil.d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non stuktural dalam lingkup Bidang Pencatatan Sipil.5. Bidang Akta Pengelolaan Data dan Dokumen PendudukBidang Akta Pengelolaan Data Dan Dokumen Penduduk dipimpin oleh seorang kepala Bidang, mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan penyelenggaraan tugas di Bidang Akta Pengelolaan Data dan Dokumen Penduduk.Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kepala Bidang mempunyai fungsi:a. Penyusunan kebijakan teknis Bidang Akta Pengelolaan Data Dan Dokumen Penduduk;b. Penyelenggraan program dan kegiatan Bidang Akta Pengelolaan Data Dan Dokumen Penduduk;c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non stuktural dalam lingkup Bidang Akta Pengelolaan Data Dan Dokumen Penduduk;d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non stuktural dalam lingkup Bidang Akta Pengelolaan Data Dan Dokumen Penduduk.6. Bidang Penyuluhan, Pengawasan, Pengusutan dan Dokumen Bidang Penyuluhan, Pengawasan, Pengusutan dan Dokumen dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas merencanakan kegiatan, memberi petunjuk, memberi tugas, membimbing, memeriksa/mengecek, dan membuat laporan pelaksanaan tugas di Bidang Penyuluhan, Pengawasan, Pengusutan dan Dokumen.Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana yang tersebut di atas, Kepala Bidang mempunyai tugas:a. Penyusunan kebijakan teknis Bidang Penyuluhan, Pengawasan, Pengusutan dan Dokumen;b. Penyelenggaraan progam dan kegiatan Bidang Penyuluhan, Pengawasan, Pengusutan dan Dokumen;c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian , pengawasan program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non stuktural dalam ligkup Bidang Penyuluhan, Pengawasan, Pengusutan dan Dokumen;d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non stuktural dalam lingkup Bidang Penyuluhan, Pengawasan, Pengusutan dan Dokumen;F. Jenis-jenis Layanan pada Dinas Kependudukan fan Catatan Sipila. Kartu Keluargab. Kartu Tanda Penduduk (KTP)c. Surat Keterangan Kelahirand. Surat Keterangan Kematiane. Akta Kelahiranf. Akta kematiang. Akta perkawinanh. Akta Perceraiani. Akta Kematianj. Akta Pengakuan dan Pengesahan anakk. Akta Ganti NamaG. Akta Kelahiran1) Persyaratana. Penduduk WNI Surat keterangan kelahiran dari dokter/bidan atau lainnya Nama identitas saksi foto copy KK dan KTP orang tua foto copy kutipan Akta Nikah Orang Tua Berita acara pemeriksaan kepolisian bagi anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang tuanya. TMT 01-01-2012 lebih dari 60 hari -1 tahun dengan persetujuan Kepala Dinas. Lebih dari 1 tahun harus melalui Keputusan Pengadilan Negeri.b. Penduduk WNA Surat keterangan kelahiran dari dokter/bidan atau lainnya Kutipan Akta Nikah KK dan KTP orang tua pemegang izin tinggal tetap Surat keterangan tempat tinggal orang tua bagi pemegang izin tinggal terbatas Paspor bagi pemegang izin kunjungan2). Prosedura. Di Lembang/Kelurahan Mengisi formulir surat keterangan kelahiran yang ditandatangani pemohon dan diketahui oleh Kepala Lembang/Kelurahan. Petugas/pemohon meneruskan permohonan beserta persyaratan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil disertai 2 (dua) orang saksi.b. di Dinas Kependudukan dan Catatan Pemohon menyerahkan formulir permohonan beserta persyaratannya melalui loket. Petugas pencatatan sipil menerima dan melakukan verifikasi dan validasi data pemohon. Petugas pencatatan sipil mencatat dalam buku register akta kelahiran. Petugas menerbitkan kutipan akta kelahiran. Kutipan akta kelahiran diserahkan kepada Kepala Dinas untuk ditandatangani. Pemohon menerima kutipan akta kelahiran di loket pengambilan.3) Biaya pembuatan Akta KelahiranPengurusan akta kelahiran disesuaikan dengan peraturan daerah dan SK Dinas Kependudukan dan catatan sipil.4) Waktu PenyelesaianWaktu penyelesaian akta kelahiran : 7 hari kerja5). Waktu Pelayanan Senin-kamis: pukul 08.15-13.45 Jumat: pukul 08.15-11.15 Sabtu: pukul 08.15-12.156). Pengaduan Pelayanan Pengaduan pelayanan dialamatkan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kanupaten Tana Toraja, jl Sultan Hasanuddin No. 3 Makale Telp/Fax (0423)22553.44